perilaku konsumsi wisatawan domestik …/perilaku... · ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang...

94
PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK DALAM WISATA BUDAYA DI KOTA SOLO SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat – syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Sosiologi Disusun Oleh : Istiqomah D.0305042) FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: vuque

Post on 10-Jun-2018

233 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK

DALAM WISATA BUDAYA DI KOTA SOLO

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat – syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Sosiologi

Disusun Oleh :

Istiqomah

D.0305042)

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, pariwisata telah menjadi salah satu industri andalan utama

dalam menghasilkan devisa di berbagai negara. Pariwisata memang cukup

menjanjikan sebagai primadona ekspor karena beberapa ciri positifnya. Misalnya

saja, meskipun terjadi kelesuan perdagangan komoditas, ternyata pariwisata tetap

mampu menunjukkan keberadaannya yang kian meningkat. Sangatlah beralasan

jika Indonesia menaruh harapan yang besar pada pariwisata sebagai komoditas

ekspor yang mampu menggantikan peran migas, karena Indonesia memiliki

potensi pariwisata yang begitu besar, baik dari segi alam ataupun sosial budaya.

Dengan mempertimbangkan potensi pariwisata Indonesia yang terbentang

dari Barat sampai Timur, maka pemerintah berusaha meningkatkan dan

mengembangkan sektor pariwisata sebagai salah satu pemasukan devisa Negara.

Salah satu usaha pemerintah dalam hal tersebut adalah pembuatan UU No. 9 Th

1990, dijelaskan bahwa modal berupa sumber daya alami atau buatan yang

dimiliki bangsa Indonesia perlu dimanfaatkan secara optimal melalui

penyelenggaraan kepariwisataan yang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan

Page 3: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

3

nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat,

memperluas dan meratakan kesempatan berusaha dan lapangan pekerjaan,

mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan, dan mendayagunakan obyek

dan daya tarik wisata Indonesia, serta memupuk rasa cinta tanah air dan

mempererat persahabatan antar bangsa. Pariwisata bukanlah suatu kegiatan yang

beroperasi dalam ruang hampa. Pariwisata sangat terkait dengan masalah sosial,

politik, okonomi, keamanan, ketertiban, keramahtamahan, kebudayaan, dan

seterusnya termasuk berbagai institusi sosial yang mengaturnya ( Nyoman S.

Pendit, 1990 ).

Meskipun pariwisata bukanlah suatu fenomena baru, dan telah banyak

disadari bahwa pariwisata merupakan fenomena kemasyarakatan yang

menyangkut manusia, masyarakat, kelompok, organisasi, kebudayaan, interaksi,

dan sebagainya yang merupakan obyek kajian sosiologi, tapi sosiologi belum

begitu lama mengkaji terhadap pariwisata. Hal ini terkait dengan kenyataan

bahwa pada awalnya pariwisata dipandang sebagai kegiatan ekonomi dan tujuan

utama pengembangan pariwisata adalah mendapat keuntungan bagi masyarakat

ataupun pemerintah dan hal ini merupakan obyek kajian ekonomi. Belakangan,

aspek sosial budaya mulai diperhatikan karena berbagai alasan. Di kalangan ahli

pembangunan, mulai muncul wacana bahwa pembangunan tersebut sesungguhnya

adalah untuk manusia sebagai suatu proses belajar ( social learning process ) dan

dalam hal ini manusia merupakan pusat dan penggerak, sekaligus untuk siapa

Page 4: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

4

pembangunan itu dilakukan sesuai konsep people centred development (Korten,

1987 ). Jadi manusia bukan sekedar faktor produksi. Seringkali pariwisata

mempertemukan dua atau lebih kebudayaan yang berbeda dalam norma, nilai,

kepercayaan, kebiasaan, dan sebagainya. Pertemuan manusia dengan latar sosial

budaya yang berbeda akan menghasilkan berbagai proses akulturasi, dominasi,

asimilasi, adopsi, adaptasi, dan seterusnya dalam kajian hubungan antar budaya

yang tentu saja merupakan salah satu isu sentral dalam sosiologi. Pariwisata

bersifat sangat dinamis, sehingga setiap saat memerlukan analisa dan kajian yang

lebih mendalam. Sebagai suatu aktifitas yang dinamis, sehingga pembangunan

pariwisata memerlukan kajian terus menerus, yang dinamis juga sehingga bisa

memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat sekitar (

Pitana dan Gayatri, 2005: 5 ).

Dari waktu ke waktu, aspek sosiologis dalam pembangunan pariwisata

semakin mendapat perhatian karena semakin meningkatnya kesadaran bahwa

pembangunan pariwisata tanpa pertimbangan yang matang dari aspek sosial justru

akan membawa malapetaka bagi masyarakat, khususnya daerah pariwisata.

Sehingga harus seimbang antara pembangunan material dan non material (Pendit,

1990 ).

Seorang wisatawan yang merasa puas akan kembali ke daerah asalnya

dengan sebuah kenangan manis dari perjalanannya, dan membawa pulang citra

yang baik dari daerah yang dikunjunginya ( Deparpostel, 1989 ). Sementara itu,

Page 5: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

5

pelayanan yang tidak profesional dan berakibat pada batalnya kunjungan biasanya

menjadi alasan wisatawan kecewa. Wisatawan asing biasa rawan penipuan,

kurang diperhatikan, salah urus, dibanding dengan wisatawan domestik. Jaminan

kepuasan hanya dapat diperoleh apabila pelayanan yang diterima memang sesuai

dengan apa yang dijanjikan dan standar yang diharapkan.

Umumnya, dalam usaha peningkatan kepariwisataan terdapat unsur

penting yang perlu di perhatikan yaitu perlunya mengetahui selera atau keinginan

wisatawan sepanjang tidak bertentangan dengan kepribadian bangsa atau daerah.

Faktor penunjang untuk memenuhi selera wisatawan selain menyediakan fasilitas-

fasilitas yang memadai seperti: akomodasi yang baik, restaurant, angkutan wisata

( transportation ), atraksi atau obyek wisata hal lain yang tak kalah pentingnya

adalah: keramah - tamahan masyarakat, kebersihan lingkungan, keamanan dan

keselamatan wisatawan perlu diperhatikan (Gromang, 2003: 17 )

Solo yang telah diresmikan menjadi Kota Budaya menjadi semakin ramai

dikunjungi wisatawan, baik domestik ataupun manca. Dengan slogan barunya,

yakni “ The Spirit of Java “, Kota Solo gencar melakukan pemasaran obyek

wisatanya. Dengan menggelar berbagai event bertajuk pengenalan budaya yang

dimiliki, Kota Solo terus memperbaiki berbagai sarana dan prasarana untuk

wisatawan yang berkunjung ( Analisis Pasar Pariwisata Soloraya, 5 Juni 2007 ).

Bentuk riil budaya yang hampir hilang dimakan zaman misalnya saja batik, kini

Page 6: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

6

mulai popular lagi. Tulisan huruf Jawa dipakai dalam penulisan nama tempat –

tempat kantor pemerintah ataupun tempat umum lainnya.

Meskipun bukan ibukota provinsi, namun Solo berstatus sebagai kota

besar dan menjadi salah satu kota budaya di Indonesia. Hal ini dikarenakan

masyarakatnya mempunyai karakter yang kuat, yaitu lembut dalam bahasa,

tingkah laku, serta tutur kata di samping masih mempertahankan kehidupan

tradisinya. Penduduk Solo juga mengadopsi kehidupan modern, seperti

banyaknya hotel berbintang, kafe, pub, bar, dan diskotik ( Visit Solo YEAR 2008 ).

Seiring adanya kehidupan modern, di Kota Solo juga terdapat bangunan kuno

peninggalan sejarah yang menambah kaya asset budaya. Maka dari itu tidak

berlebihan jka Kota Solo disebut sebagai “Kota Budaya”

Tabel 1.

Jumlah Wisatawan Domestik yang Berkunjung di Kota Solo

TAHUN Jumlah

Wisatawan Domestik yang

Berkunjung ke Solo

2006 915.610

2007 1.006.989

2008 1.029.003

( Sumber: Badan Pusat Statistik, Disparsenibud Solo 2008 )

Page 7: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

7

Melihat tabel di atas, setelah tahun 2006 wisatawan yang datang ke Solo

terlihat meningkat. Hal ini memperlihatkan bahwa Kota Solo semakin mendapat

prioritas wisatawan untuk dikunjungi. Dalam harian Suara Merdeka 19 Maret

2009, Walikota Solo, Joko Widodo mengatakan bahwa Kota Solo tidak

mempunyai sumber daya alam sebagai dasar pertumbuhan pariwisata, tapi Kota

Solo mempunyai potensi besar dalam bidang budaya untuk membangkitkan

pariwisata di Kota Solo.

Dengan berdasarkan pada jurnal internasional yang berisi :

“The spaces of tourism are constructed, more or less consciously, to fulfil or attempt to fulfil, such expextation tgrough representations and consumption of goods and services as well as the cultural assets and activities to be found at a destination or en route (Journal of Tourism Consumption and Practice, 2009).”

Dimana mempunyai arti kurang lebih :

“ Ruang lingkup kepariwisataan dibangun secara sadar supaya memenuhi atau usaha untuk memenuhi seperti harapan yang kuat akan gambaran dan konsumsi barang dan jasa sebaik kekayaan budaya dan kegiatan yang ditemukan ditempat tujuan dalam suatu perjalanan”.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini yang menarik untuk dikaji adalah “ Perilaku

Konsumsi Wisatawan Domestik dalam Wisata Budaya di Kota Solo “.

Page 8: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

8

B. Perumusan Masalah :

Dari latar belakang yang telah dikemukakantersebut, didapat perumusan

masalah sebagai berikut :

1. Apa saja motivasi Perilaku Konsumsi Wisatawan Domestik dalam Wisata

Budaya di Kota Solo ?

2. Bagaimana Perilaku Konsumsi Wisatawan Domestik dalam Wisata Budaya di

Kota Solo ?

C. Tujuan Penelitian :

Tujuan penelitian diarahkan untuk mendapatkan jawaban dari perumusan

masalah yang diambil. Adapun penelitian ini mempunyai tujuan, antara lain :

1. Untuk syarat kelulusan study S1 Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Untuk mengetahui motivasi Perilaku Konsumsi Wisatawan Domestik dalam

Wisata Budaya di Kota Solo.

3. Untuk mengetahui perilaku konsumsi wisatawan domestik dalam wisata

budaya di Kota Solo.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian merupakan ungkapan peneliti terhadap hasil penelitian.

Penelitian ini mempunyai manfaat untuk:

1. Menerapkan teori sosiologi konsumsi ke dalam kehidupan nyata.

Page 9: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

9

2. Menambah pengetahuan tentang motivasi dan perilaku konsumsi wisatawan

domestik dalam wisata budaya di Kota Solo.

E. Landasan Teori :

1. Batasan Konsep

a. Pariwisata

Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari

interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah, tuan rumah, serta masyarakat tuan

rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan – wisatawan serta

pengunjung lainnya ( Robert McIntosh dan Shasikant dalam Tourism,

Principles, Practices, Philosophies, 1980 ). Menurut Tim Penyusun Kamus

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, pariwisata merupakan sesuatu

yang berhubungan dengan perjalanan untuk rekreasi ; pelancongan.

Pariwisata juga diartikan sebagai perpindahan orang untuk sementara dan

dalam jangka waktu yang pendek ke tujuan di luar tempat dimana mereka

biasa hidup, dan bekerja dan kegiatan mereka selama tinggal di tempat

tujuan itu ( oleh AJ. Burkat, dan S.Medlik dalam Tourism, Past, Present,

and Future ).

b. Konsumsi

Konsumsi adalah kebutuhan manusia yang membawanya menuju pada

obyek yang memberinya kepuasan ( Ritzer dan Baudrillard,dalam

Page 10: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

10

Masyarakat Konsumsi, 2006: 73 ). Menurut Smelser dalam Sosiologi

Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari

pemakaian barang atau jasa.

c. Perilaku

Perilaku dapat didefinisikan secara singkat berupa suatu keadaan

jiwa atau berfikir dan sebagainya dari seseorang untuk memberikan respon

atau tanggapan terhadap situasi di luar subyek tersebut. Respon atau

tanggapan ini ada dua macam, yaitu perilaku aktif yang dilakukan dengan

tindakan, dan perilaku pasif yang tak terlihat, dan bukan merupakan

tindakan (Soekanto 1990: 7 ).

Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk

dibatasi, karena perilaku merupakan resultansi dari berbagai faktor, baik

internal atau eksternal dari individu. Pada garis besarnya, perilaku manusia

dapat dilihat dari 3 aspek, yakni : fisik, psikis, dan sosial. Akan tetapi, dari

aspek – aspek tersebut sulit untuk ditarik garis lurus yang tegas dalam

mempengaruhi perilaku manusia. Secara lebih terperinci, perilaku manusia

sebenarnya refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, seperti pengetahuan,

keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap, dan sebagainya.

Namun demikian, pada realitasnya sulit dibedakan gejala yang menentukan

perilaku seseorang. Apabila ditelusuri lebih lanjut, gejala tersebut

dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: pengalaman, keyakinan,

Page 11: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

11

sarana fisik, sosio – budaya, dan sebagainya sehingga proses terbentuknya

perilaku ini dapat diilustrasikan seperti bagan berikut :

Bagan 1.

Bagan Terbentuknya Perilaku

( Sumber : Snehandu, 1983 )

Bentuk operasional dari perilaku dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis

tindakan, yaitu:

1. Perilaku dalam bentuk pengetahuan, yakni mengetahui adanya situasi dan

rangsangan dari luar.

2. Perilaku dalam bentuk sikap, yakni tantangan batin terhadap keadaan atau

rangsangan dari luar.

3. Perilaku dalam bentuk praktek atau tindakan, yakni perbuatan yang jelas

terhadap adanya rangsangan dari luar. (Notoatmojo, 1990:1 ).

Pengalaman

Keyakinan

Fasilitas

Sosio -

budaya

Pengetahuan

Persepsi

Sikap

Keinginan

Kehendak

Motivasi

Perilaku

Page 12: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

12

Menurut Purwodarminto dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

perilaku adalah perbuatan atau tingkah laku. Di samping itu, Soekidjo

Notoatmojo mengartikan perilaku sebagai suatu keadaan jiwa atau berpikir

dari seseorang untuk memberi respon atau tanggapan terhadap situasi di luar

obyek tersebut.

Tidak mudah untuk menguraikan timbulnya perilaku yang ada pada

diri individu, karena faktor yang mempengaruhi sangat banyak, setiap

perilaku yang memperlihatkan individu ada maknanya sehingga dalam

rangka menampilkan apa yang diinginkannya individu akan berperilaku

tertentu. Dalam kehidupan sehari – hari, tidak semua arti atau makna yang

terkandung dalam perilaku tersebut dapat dimengerti oleh semua pihak.

Perilaku tertentu sebenarnya terdapat motif tertentu pada diri seseorang, atau

rangsangan atau pembangkit bagi terjadinya suatu perilaku tersebut dalam

rangka memenuhi kebutuhan tertentu yang ada pada individu tersebut

(Notoatmojo, 1990:1 ).

d. Wisatawan

Orang yang melakukan perjalanan wisata disebut wisatawan (tourist).

Batasan terhadap wisatawan juga sangat beragam. United Nation

Conference on Travel and Tourism di Roma ( 1963 ) memberikan batasan

yang lebih umum, tetapi dengan menggunakan istilah pengunjung ( visitor ),

yakni:

Page 13: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

13

“ Setiap orang yang mengunjungi daerah yang bukan merupakan tempat tinggalnya untuk berbagai tujuan, tetapi bukan untuk mencari pekerjaan atau penghidupan dari daerah yang dikunjungi” ( Pitana dan Gayatri, 2005 ).

Menurut Smith ( 1977 ), wisatawan adalah orang yang sedang tidak

bekerja, atau sedang berlibur, dan secara sukarela mengunjungi daerah lain

untuk mendapatkan sesuatu yang lain.

e. Perilaku Wisatawan

Adanya pariwisata karena wisatawan, sehingga kajian terhadap

wisatawan merupakan salah satu fokus dalam sosiologi pariwisata.

Pembahasan mengenai wisatawan ditinjau dari aspek sosiologis meliputi

motivasi wisatawan, ciri social ekonomi, tujuan kunjungan, lama tinggal

aktivitas yang dilakukan di daerah tujuan wisatawan, perilaku wisatawan,

tingkat kepuasan dan sebagainya.

Berdasarkan perilaku wisatawan pada suatu daerah tujuan wisata,

Gray ( 1970 ) membedakan wisatawan menjadi dua, yaitu :

1. Sunlust tourist, yakni wisatawan yang berkunjung di suatu daerah

dengan tujuan utama untuk istirahat atau relaksasi. Wisatawan tipe

ini umumnya memilih daerah tujuan wisata yang mempunyai

kategori multiple “ S “ ( Sun, Sea, Sand ). Selain itu, juga

mengharapkan keadaan suasana, fasilitas, makanan, dan lainnya

yang standar dengan daerah asalnya.

Page 14: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

14

2. Wanderlust tourist, yakni wisatawan yang perjalanan wisatanya

didorong oleh motivasi untuk mendapatkan pengalaman baru, atau

kebudayaan baru, juga mengagumi keindahan alam yang belum

pernah dilihat. Wisatawan seperti ini lebih tertarik pada daerah

tujuan wisata yang mampu menawarkan keunikan budaya atau

pemandangan alam yang mempunyai nilai pembelajaran yang tinggi.

Dari pengertian yang telah dijelaskan di atas, maka penulis menyimpulkan

bahwa perilaku wisatawan adalah perbuatan atau tingkah laku setiap orang

yang mengunjungi daerah yang bukan merupakan tempat tinggalnya untuk

berbagai tujuan, tetapi bukan untuk mencari pekerjaan atau penghidupan dari

daerah yang dikunjungi.

f. Konsumsi Wisatawan

Konsumsi wisatawan diartikan sebagai kepuasan yang didapat oleh

setiap orang yang mengunjungi daerah yang bukan merupakan tempat

tinggalnya untuk berbagai tujuan, tetapi bukan untuk mencari pekerjaan atau

penghidupan dari daerah yang dikunjungi dengan pemakaian barang ataupun

jasa yang dapat memenuhi kebutuhannya.

g. Wisata Budaya

Pada dasarnya, wisata budaya merupakan bentuk kegiatan pariwisata

yang memanfaatkan kekayaan budaya yang potensial untuk dikembangkan.

Page 15: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

15

Keyes dan Van Berghe ( 1984 ) dalam Kabut Institut, Kamis 16 April 2009

mengatakan bahwa, “ Wisata budaya adalah wisata dengan atraksi primer,

yakni keeksotisan budaya penduduk kota dengan berbagai artefak ( pakaian,

arsitektur, bangunan, teater, musik, tari, dan seni ).

h. Perilaku Konsumsi Wisatawan Domestik

Perilaku konsumsi wisatawan domestik merupakan perbuatan atau

tingkah laku setiap orang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam

melakukan perjalanan pariwisata yang memanfaatkan kekayaan budaya yang

potensial untuk dikembangkan.

2. Tinjauan Pustaka

“ Tourism is an industry build on distinctions between strangers and friends, with inherent potentials for both oppression and empowerment. Critical cosmopolitan theory offers ideas that give us hope for the progressive potential of tourism to transform differences into equity” (Byrne Swain, Margaret. 2009)

Kurang lebih mempunyai arti sebagai berikut :

“ Pariwisata merupakan industri yang dibangun pada perbedaan antara asing dan familier, dengan potensi dasar untuk penindasan dan pemberdayaan. Kritik teori kosmopolitan menawarkan gagasan yang memberi kita harapan untuk peningkatan potensi pariwisata utuk mengubah perbedaan menuju persamaan “.

Pariwisata yang dilakukan oleh wisatawan yang satu berbeda

dengan wisatawan yang lain. Tetapi pada dasarnya wisatawan tersebut

mempunyai persamaan tujuan yakni mencari kesenangan dalam waktu luang

Page 16: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

16

yang dimiliki. Berbagai macam jenis pariwisata, salah satunya adalah

pariwisata budaya. Pariwisata budaya pada dasarnya merupakan bentuk

kegiatan pariwisata yang memanfaatkan kekayaan budaya yang potensial

untuk dikembangkan (Kristiani, 2007). Perjalanan wisata menjadi sumber

pengalaman, menghasilkan rekaman tentang berbagai hal atau peristiwa

yang unik, menggembirakan, membahagiakan, dan semua hal yang

menyentuh perasaan wisatawan yang tesimpan dan terkenang di dalam

hatinya. Semua yang dirasakan dibagi juga pada keluarga, kerabat, teman,

dan kelompok masyarakatnya ( dalam Journal of Tourism Research, 1996,

Vol. I, 1 ). Wisatawan yang datang berkunjung di suatu daerah membuat

peremintaan akan hasil daerah setempat meningkat. Misalnya saja

permintaan akan barang kerajinan, handicraft, souvenir, serta barang yang

khas dari daerah tersebut, seperti kain tenun, sulaman, minuman ataupun

makanan khas daerah tersebut.

Sebagaimana telah diungkapkan, pariwisata merupakan fenomena

perjalanan orang – orang dari tempat asalnya ke tempat lain dengan tujuan

bersenang – senang ( pleasure ), dan untuk memanfaatkan waktu luang

(leisure), memerlukan layanan yang dapat menggantikan apa yang biasa

dinikmati di tempat tinggal mereka kesehariannya ( Suradnya, 2006 ). Dari

sinilah awal perilaku konsumsi wisatawan muncul. Perilaku konsumsi

wisatawan terletak pada kegiatan atau aktivitas yang dilakukannya. Dalam

Page 17: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

17

konteks ini, perilaku wisatawan adalah kebutuhan manusia yang sedang

dalam perjalanan mencari kesenangan, jauh dari tempat tinggalnya, dan

semata- mata sebagai konsumen di daerah tujuan wisata yang

dikunjunginya.

Secara umum, kebutuhan manusia itu bertingkat, dimulai dari

tingkat yang paling rendah hingga tingkat yang paling tinggi, dan selalu

tidak ada batas serta bersifat sangat relatif. Dan disinilah kompleksnya

melayani atau menyediakan kebutuhan konsumsi wisatawan. Bertolak dari

asumsi dasar bahwa wisatawan adalah orang asing yang sedang melakukan

perjalanan nikmat, maka secara garis besar, konsumsi wisatawan adalah :

a. Konsumsi informasi. Informasi merupakan pintu utama wisatawan masuk

ke daerah tujuan wisata.

b. Konsumsi jasa transportasi

c. Konsumsi akan makan dan minum ( foods and beverages )

d. Konsumsi akan sesuatu yang unik, spesifik, indah, menyejukkan, belum

pernah dilihat ataupun dirasakan ditempat lain.

e. Konsumsi belanja. Selain tempat yang memadai, transaksi harus dalam

kondisi yang berdasarkan tanpa paksaan. Disamping itu, barang yang

dijual juga harus sesuai antara harga dan kualitasnya, sehingga konsumen

tidak merasa tertipu dan kecewa.

Page 18: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

18

d. Konsumsi akan kesan yang menyenangkan, sehingga mendorong

wisatawan untuk mengabadikannya, baik dalam bentuk fotografi, video,

atau yang lain (Prabowo, 2003).

3. Landasan Teori

Menurut George Ritzer, dalam upaya menganalisis perkembangan

sosiologi dan perspektif paradigma, ia merumuskan paradigma sebagai

pandangan yang mendasar dari ilmuan tentang apa yang menjadi pokok

persoalan yang semestinya dipelajari oleh suatu cabang ilmu pengetahuan.

Dalam suatu paradigma tertentu terdapat persamaan pandanngan tentang apa

yang menjadi pokok persoalan dari cabang ilmu itu dan kesamaan metode

serta alat yang digunakan untuk analisis.

Paradigma merupakan konsensus terluas yang terdapat pada cabang

ilmu pengetahuan yang membedakan antara komunitas ilmuwan atau sub

komunitas satu dengan yang lainnya. Paradigma membagi, merumuskan dan

menghubungkan eksemplar, teori, metode serta seluruh pengmatan yang

terdapat dalam metode itu (Ritzer, 192 : 1-11 ).

Klasifikasi paradigma menurut George Ritzer:

a. Paradigma Fakta sosial, yang mempunyai empat teori yaitu: Teori

Fungsional struktural, Teori Konflik, Teori Sistem, dan teori Sosiologi

Makro.

Page 19: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

19

b. Paradigma Definisi social, yang mempunyai tiga teori, yaitu:Teori Aksi,

Teori interaksionisme Simbolik, Teori Fenomenologi.

c. Paradigma Perilaku social, yang mempunyai dua teori, yaitu: Teori

Behavioral Sociology, Teori Exchange.

Di dalam penelitian ini, mendasarkan pada paradigma perilaku sosial.

Paradigma ini memusatkan perhatian pada tingkah laku individu yang

berlangsung dalam lingkungan dimana menimbulkan akibat atau perubahan

pada tingkah laku berikutnya. Jadi terdapat hubungan fungsional antara

tingkah laku dengan perubahan yang terjadi dalam lingkungan actor

(George Ritzer, 1992:84).

Sedangkan teori yang digunakan berdasar Paradigma Perilaku Sosial

adalah Teori Behavioral Sociology. Teori ini memusatkan perhatiannya

kepada hubungan antara akibat dari tingkah laku yang terjadi di dalam

lingkunngan aktor dengan tingkah laku aktor. Teori ini berusaha

menerangkan tingkah laku yang terjadi itu melalui akibat-akibat yang

mengikutinya kemudian. Dimana akibat dari tingkah laku masa lalu

mempengaruhi tingkah laku di masa sekarang. Perubahan perilaku yang

terjadi pada diri individu disebabkan karena adanya pengaruh dari

lingkungan sekitar individu ( Ritzer, 1992 : 86 ).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori perilaku sosial.

Teori ini memusatkan perhatian pada hubungan antar individu dengan

Page 20: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

20

lingkungan. Menurut penganut teori perilaku sosial ( BF. Skiner ), obyek

sosiologi yang konkrit realitas adalah perilaku manusia yang tampak, serta

kemungkinan pengulangannya ( Behavior man and contingencies of

reinforcement ) (Ritzer, 1985 : 82 ). Teori perilaku sosial (behavioral social)

dibangun dalam rangka menerapkan prinsip – prinsip psikologi perilaku ke

dalam sosiologi.

Kajian mengenai perilaku wisatawan dapat dilihat dari motivasi

wisatawan melakukan perjalanan pariwisata. Motivasi merupakan hal yang

mendasar dalam studi tentang wisatawan, dan pariwisata, karena motivasi

merupakan penggerak dalam proses perjalanan wisata, meskipun motivasi

seringkali tidak disadari sepenuhnya oleh wisatawan itu sendiri (

Sharpley, 1994: Wahab, 1975 ).

Perilaku konsumsi wisatawan dikaji dengan berdasarkan pada teori

sosiologi konsumsi. Baudrillard menjelaskan bahwa dalam sebuah dunia

yang dikontrol oleh kode, persoalan konsumsi memiliki sesuatu yang

berkenaan dengan kepuasan atas apa yang umumnya dikenal sebagai

“kebutuhan“. Kebutuhan diciptakan berasal dari pembagian subyek dan

obyek. Ide kebutuhan tersebut diciptakan untuk menghubungkan mereka.

Sehingga, pergulatan - pergulatan berdasarkan penegasan satu sama lain

subyek dan obyek ( Ritzer, 2003 : 238 ).

Page 21: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

21

Baudrillard berusaha mendekonstruksikan subyek obyek yang lebih

umum lagi dengan konsep konsumsi. Seseorang tidak membeli apa yang ia

butuhkan, tapi membeli apa yang kode sampaikan padanya. Di dalam

konsumsi yang dilandasi oleh nilai tanda dan citra daripada nilai guna

(utilitas), logika yang mendasarinya bukan lagi logika kebutuhan ( need )

melainkan logika hasrat ( desire ).

Obyek adalah tanda, ia lebih sebagai tanda ( sign value ) daripada

nilai guna atau nilai tukar. Sesuatu dibeli sebagai gaya ekspresi dan tanda,

prestise, kemewahan, serta kekuasaan ( Kellner,1994;4 ). Konsumsi dalam

masyarakat modern bukan mencari kenikmatan, bukan pula kenikmatan

memperoleh dan menggunakan obyek yang dicari, tapi lebih pada

perbedaan.

Dalam kajian ekonomi, perilaku konsumsi individu dikaji dari segi

pilihan rasional dengan asumsi dasar bahwa setiap perilaku individu

diarahkan oleh perhitungan yang sadar untuk meminimalkan pengorbanan

dan memaksimalkan keuntungan. Menurut J.S Smelser ( 1987;53 ),

sosiologi membahas berbagai perilaku dalam spektrum yang luas, sehingga

dalam sosiologi dipelajari faktor – faktor non ekonomi yang termasuk dalam

aspek non rasional. Bagi orang awam, dunia konsumsi kelihatannya pada

permulaannya benar – benar sebuah kebebasan. Bagaimanapun, jika

Page 22: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

22

memiliki uang, dapat membeli apa yang diinginkan, baik itu karena

motivasi kebutuhan, kondisi keuangan, dan juga gaya hidup.

F. Kerangka Berfikir

Bagan 2. Bagan Kerangka Berfikir

Karakter Informan

Analisa

Motivasi Perilaku Konsumsi

Perilaku Konsumsi Wisatawan :

a. Konsumsi informasi

b. Konsumsi jasa transportasi

c. Konsumsi akan makan dan minum ( foods and beverages )

d. Konsumsi jasa akomodasi

e. Konsumsi akan sesuatu yang unik (souvenir)

f. Konsumsi akan kesan yang menyenangkan (memory)

Page 23: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

23

Pariwisata merupakan fenomena perjalanan orang – orang dari tempat asalnya

ke tempat lain dengan tujuan bersenang – senang (pleasure), dan untuk

memanfaatkan waktu luang (leisure), memerlukan layanan yang dapat menggantikan

apa yang biasa dinikmati di tempat tinggal mereka kesehariannya (Suradnya, 2006).

Dari sinilah awal perilaku konsumsi wisatawan muncul. Perilaku konsumsi

wisatawan terletak pada kegiatan atau aktivitas yang dilakukannya. Dalam konteks

ini, perilaku wisatawan adalah kebutuhan manusia yang sedang dalam perjalanan

mencari kesenangan, jauh dari tempat tinggalnya, dan semata- mata sebagai

konsumen di daerah tujuan wisata yang dikunjunginya.

Perilaku konsumsi wisatawan dikaji dengan berdasarkan pada teori sosiologi

konsumsi. Baudrillard menjelaskan bahwa dalam sebuah dunia yang dikontrol oleh

kode, persoalan konsumsi memiliki sesuatu yang berkenaan dengan kepuasan atas

apa yang umumnya dikenal sebagai “ kebutuhan “. Kebutuhan diciptakan berasal dari

pembagian subyek dan obyek palsu. Ide kebutukan tersebut diciptakan untuk

menghubungkan mereka. Sehingga, pergulatan - pergulatan berdasarkan penegasan

satu sama lain subyek dan obyek ( Ritzer, 2003 : 238 ).

Secara umum, kebutuhan manusia itu bertingkat, dimulai dari tingkat yang

paling rendah hingga tingkat yang paling tinggi, dan selalu tidak ada batas serta

bersifat sangat relatif. Dan disinilah kompleksnya melayani atau menyediakan

kebutuhan konsumsi wisatawan. Bertolak dari asumsi dasar bahwa wisatawan adalah

Page 24: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

24

orang asing yang sedang melakukan perjalanan nikmat, maka secara garis besar,

Konsumsi wisatawan adalah :

a. Konsumsi informasi.

b. Konsumsi jasa transportasi dan akomodasi.

c. Konsumsi akan makan dan minum ( foods and beverages )

d. Konsumsi akan sesuatu yang unik, spesifik, indah, menyejukkan, belum

pernah dilihat ataupun dirasakan ditempat lain.

e. Konsumsi belanja.

f. Konsumsi akan kesan yang menyenangkan, sehingga mendorong

wisatawan untuk mengabadikannya.

G. Definisi Konseptual

Pariwisata diartikan sebagai perpindahan orang untuk sementara dan

dalam jangka waktu yang pendek ke tujuan di luar tempat dimana mereka

biasa hidup, dan bekerja dan kegiatan mereka selama tinggal di tempat tujuan

itu. Konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian

barang atau jasa. Perilaku dapat didefinisikan secara singkat berupa suatu

keadaan jiwa atau berfikir dan sebagainya dari seseorang untuk memberikan

respon atau tanggapan terhadap situasi di luar subyek tersebut. Perilaku

wisatawan adalah perbuatan atau tingkah laku setiap orang yang mengunjungi

daerah yang bukan merupakan tempat tinggalnya untuk berbagai tujuan, tetapi

Page 25: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

25

bukan untuk mencari pekerjaan atau penghidupan dari daerah yang

dikunjungi.

Perilaku konsumsi wisatawan domestik dalam wisata budaya di Kota

Solo merupakan perbuatan atau tingkah laku setiap orang dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya ketika melakukan kegiatan pariwisata dengan

memanfaatkan kekayaan budaya yang ada di Kota Solo.

H. Metode Penelitian :

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini memilih lokasi atau tempat penelitian di Kota Solo. Hal

ini dilakukan dengan alasan sebagai berikut :

a. Kota Solo sebagai Kota Budaya

b. Banyaknya wisatawan yang datang di Kota Solo

c. Penulis dapat memperoleh data dan bahan yang dibutuhkan untuk

penelitian di daerah tersebut.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini memakai jenis penelitian deskriptif kualitatif dimana

menggambarkan situasi sebenarnya yang terdapat di lapangan ( Sutopo,

2002) dalam penelitian ini, yakni menggambarkan perilaku konsumsi

wisatawan domestik dalam wisata budaya di kota Solo, dan memberikan

Page 26: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

26

uraian gejala sosial yang terjadi dan tampak pada masalah yang telah

diambil.

Dengan menghasilkan data deskriptif yang berupa kata – kata, gambar,

tanda, simbol, dan lain sebagainya yang diperlukan peneliti. Dimana jenis

penelitian ini akan dapat menangkap berbagai informasi kualitatif secara

deskripsi yang lebih bermakna daripada sekedar pernyataan jumlah ataupun

frekuensi dalam bentuk angka.

3. Sumber Data

Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji

dalam penelitian ini sebagian besar berupa data kualitatif. Data tersebut

meliputi :

a. Data Primer adalah informasi yang diperoleh peneliti langsung dari sumber

– sumber primer, yakni dari informan. Informan atau narasumber dalam

penelitian ini adalah para wisatawan lokal yang berkunjung di Kota Solo,

petugas yang ada di obyek wisata di Solo, para pedagang yang berjualan di

sekitar obyek wisata di Solo.

b. Data Sekunder adalah data yang mendukung, menjelaskan, serta

mempunyai hubungan erat dengan data primer. Data sekunder diambil

dari hasil pengamatan peneliti selama penelitian. Data sekunder terdiri

dari : Dokumen, dan Referensi, serta data – data yang berkaitan dengan

perilaku konsumsi wisatawan domestik dalam wisata budaya di Kota Solo.

Page 27: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

27

Dalam penelitian ini data sekunder didapat dari BPS (Badan Pusat

Statistik), Dinas Pariwisata Seni dan Budaya (Disparsenibud) Kota Solo,

dan juga data dari beberapa Hotel di Kota Solo. Data sekunder dipakai

dalam penelitian ini karena dapat membantu peneliti dalam menghemat

waktu dan tenaga.

4. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel dari penelitian ini yakni Wisatawan domestik, para pedagang

di daerah tujuan wisata, petugas di obyek wisata, dan Dinas terkait. Teknik

Pengambilan Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah Convenience

Sampling ( Moleong, 1997 ). Pengambilan sampel yang dilakukan semata –

mata dengan cara memilih siapa saja yang dapat diraih pada saat penelitian

diadakan untuk dijadikan respondennya.

5. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif, maka teknik pengumpulan

data yang digunakan adalah :

a. Wawancara Mendalam ( Indepth Interview )

Teknik atau metode wawancara adalah cara yang dipakai untuk

memperoleh informasi melalui kegiatan interaksi sosial antara peneliti

dengan informan. Di dalam interaksi sosial itu, peneliti berusaha

mengungkap gejala yang sedang diteliti melalui tanya jawab. Dalam

penelitian ini, penulis melakukan wawancara dengan wisatawan dan para

Page 28: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

28

pelaku wisata, yang telah diambil secara sampling. Dalam penelitian ini,

dipakai metode wawancara mendalam ( indepth interview ), dimana selain

menyusun pedoman wawancara, penulis mengembangkan lagi pertanyaan

kepada para informan agar peneliti mendapat data untuk menulis hasil

penelitian dengan tepat sasaran pada perilaku konsumsi wisatawan domestik

dalam wisata budaya di Kota Solo.

b. Observasi Langsung

Dalam observasi langsung ini, peneliti sebagai pengamat yang hadir ke

lokasi penelitian untuk mengamati berbagai kegiatan dan peristiwa yang

terjadi di lokasi penelitian.

c. Dokumen

Dokumen dalam penelitian ini berarti pengambilan data dari

dokumen atau catatan yang berhubungan dengan penelitian.

Peneliti mengumpulkan data situasi atau keadaan di lokasi

penelitian dari pihak yang bersangkutan.

6. Validitas Data

Setelah memperoleh data dari lapangan, penulis mengumpulkan, dan

mencatatnya dalam kegiatan penelitian. Tidak hanya kedalaman, dan

kemantapan data, tetapi juga harus diperhatikan kebenarannya. Oleh karena

itu, peneliti memakai teknik trianggulasi untuk kebenaran data yang telah

diperoleh. Penulis memakai teknik trianggulasi sumber, dimana data yang

Page 29: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

29

sama digali dari berbagai sumber. Selain itu, trianggulasi metode yang

berarti data yang sama dicari dengan metode yang berbeda untuk validitas

data penelitian ini.

Bagan 3. Bagan Teknik Trianggulasi

Teknik Trianggulasi Sumber

Data Interview Narasumber I

Narasumber II

Narasumber III

Teknik Trianggulasi Metode

Wawancara Narasumber

Data Observasi Kegiatan

Dokumentasi

( Sutopo, 2002 : 78-80 )

7. Teknik Analisa Data

Peneliti memakai teknik analisis penelitian kualitatif yang bersifat

induktif, dimana semua kesimpulan diambil dari data yang diperoleh di

lapangan. Peneliti melakukan analisis bersamaan dengan pengumpulan

data. Setiap data yang diperoleh dikomparasikan untuk melihat

Page 30: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

30

keterkaitanya sesuai dengan tujuan peneli

tian. Untuk lebih rincinya :

a. Reduksi Data

Reduksi berlangsung terus – menerus selama penelitian

berlangsung di lapangan. Kegiatan awalnya berupa proses pemilihan,

pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan.

b. Penyajian Data

Setelah penelitian berlangsung, dan menghasilkan sejumlah

data, kemudian data tersebut diedit lagi supaya penyajiannya lebih

praktis, dan mudah diterima khalayak.

c. Menarik Kesimpulan ( verifikasi )

Dalam menarik kesimpulan, dapat juga diverifikasi selama

penelitian berlangsung. Dengan merefleksi kembali apa yang telah

kembali ditemukan serta bertukar pikiran untuk memperoleh

kebenaran intersubjektif, sehingga makna – makna yang muncul dari

data dapat diuji kebenaran, dan kekokohannya yang merupakan

validitasnya.

Page 31: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

31

Bagan 4.

TEKNIK ANALISA DATA MODEL INTERAKTIF

Pengumpulan Data

Reduksi Data Penyajian Data

Penarikan Kesimpulan / Verivikasi

Sumber : Sutopo, 1996 : 87

Page 32: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

32

BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Keadaan Umum Kota Surakarta

1. Sejarah Kota Surakarta

Sejarah kelahiran Kota Surakarta (Solo) dimulai pada masa

pemerintahan Raja Paku Buwono II di Kraton Kartosuro. Pada masa itu

terjadi pemberontakan Mas Garendi (Sunan Kuning) dibantu kerabat-kerabat

Keraton yang tidak setuju dengan sikap Paku Buwono II yang mengadakan

kerjasama dengan Belanda. Salah satu pendukung pemberontakan ini adalah

Pangeran Sambernyowo (RM Said) yang merasa kecewa karena daerah

Sukowati yang dulu diberikan oleh keraton Kartosuro kepada ayahandanya

dipangkas. Karena terdesak, Paku Buwono mengungsi ke daerah Jawa Timur

(Pacitan dan Ponorogo). Dengan bantuan pasukan Kumpeni dibawah

pimpinan Mayor Baron Van Hohendrof serta Adipati Bagus Suroto dari

Ponorogo pemberontakan berhasil dipadamkan. Setelah tahu Keraton

Kartosuro dihancurkan Paku Buwono II lalu memerintahkan Tumenggung

Tirtowiguno, Tumenggung Honggowongso, dan Pangeran Wijil untuk

mencari lokasi ibu kota Kerajaan yang baru.

Pada tahun 1745, dengan berbagai pertimbangan fisik dan

supranatural, Paku Buwono II memilih desa Sala sebuah desa di tepi sungai

Page 33: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

33

Bengawan Solo- sebagai daerah yang terasa tepat untuk membangun istana

yang baru. Sejak saat itulah, desa sala segera berubah menjadi Surakarta

Hadiningrat.

Melihat perjalanan sejarah tersebut, nampak jelas bahwa

perkembangan dan dinamika Surakarta (Solo) pada masa dahulu sangat

dipengaruhi selain oleh Pusat Pemerintahan dan Budaya Keraton

(Kasunanan dan Mangkunegaran), juga oleh kolonialisme Belanda (Benteng

Verstenburg). Sedangkan pertumbuhan dan persebaran ekonomi melalui Pasar

Gedhe (Hardjonagoro) (www.wisata solo.com).

Tanggal 16 Juni merupakan hari jadi pemerintahan Kota Surakarta.

Secara de facto tanggal 16 Juni 1946 terbentuk Pemerintah Daerah Kota

Surakarta yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya

sendirisekaligus menghapus kekuasaan Kerajaan Kasunanan dan

Mangkunegaran. Secara yuridis Kota Surakarta terbentuk berdasarkan

ketetapan Pemerintah tahun 1946 Nomor 16/SD, yang diumumkan pada

tanggal 15 Juli. Dengan berbagai pertimbangan faktor historis sebelumnya,

tanggal 16 Juni 1946 ditetapkan sebagai hari jadi Pemerintah Kota Surakarta

(www.surakarta.co.id)

2. Keadaan Alam Kota Surakarta

Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan “Kota Solo“ merupakan

dataran rendah dengan ketinggian sekitar 92 m dari permukaan air laut, dan

Page 34: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

34

dilalui oleh Sungai Pepe, Sungai Anyar, dan Sungai Jenes yang semuanya

bermuara di Bengawan Solo. Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di

Pulau Jawa sehingga Bengawan Solo adalah salah satu kebanggaan yang

dimiliki oleh Kota Solo.

Kota Surakarta terletak di daerah Provinsi Jawa Tengah bagian selatan

dan merupakan penghubung antara daerah Provinsi Jawa Tengah bagian

Timur dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Wilayah ini berbatasan

dengan daerah – daerah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Boyolali

Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar

Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo

Sebelah Barat : Kabupaten Sukoharjo

Secara astronomi, Kota Surakarta terletak antara 110 0 45 ‘ 15 “ dan

110 0 45 ‘ 35 “ BT. Dan 7 0 36 ‘ dan 7 0 56 ‘LS. Kota Surakarta yang

merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah, juga menjadi penunjang

kota – kota lain, seperti Semarang atau Yogyakarta tepatnya terletak sekitar

65 km timur laut Yogyakarta dan 100 km tenggara Semarang. Lokasi kota

ini berada di dataran rendah yang diapit Gunung Merapi di barat dan Gunung

Lawu di timur. Agak jauh di selatan terbentang Pegunungan Sewu. Di sebelah

timur mengalir Bengawan Solo dan di bagian utara mengalir Kali Pepe yang

merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai Solo. Tanah di Solo bersifat

Page 35: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

35

pasiran dengan komposisi mineral muda yang tinggi sebagai akibat aktivitas

vulkanik kedua gunung api yang telah disebutkan di atas.

3. Luas Kota Surakarta

Kota Surakarta memiliki luas sekitar 44 km2 atau kurang lebih

4.404,06 ha. Dengan luas sebesar itu, kota ini terbagi dalam lima (5)

kecamatan, yaitu : Banjarsari, Laweyan, Serengan, Pasar Kliwon, dan Jebres.

Karena wilayah kota Surakarta adalah perkotaan, maka sebagian besar

wilayahnya diperuntukkan untuk perumahan, perusahaan, dan jasa. Sekitar

61% luas wilayahnya digunakan untuk perumahan, 10% wilayahnya

digunakan untuk usaha di bidang jasa, serta 7% untuk kawasan perusahaan.

Sisa wilayah yang ada sekitar 22 % diperuntukkan untuk taman kota sebesar

1%, lapangan olah raga 1 %, area pemakaman 2 %, sawah 4 %, tegalan 2 %,

lahan kosong 1 %, industri 2 %, lain – lain kurang lebih 9 %.

Daerah pemukiman memiliki pola pemukiman mengelompok.

Keadaan ini ditandai antara lain dengan rumah atau tempat tinggal penduduk

yang sangat berdekatan. Rumah – rumah di Kota Surakarta sebagian besar

dipakai sebagai tempat usaha yang sangat menunjang kegiatan pariwisata,

misalnya saja tempat penginapan, rumah makan, toko cinderamata, tempat

penukaran uang, agen perjalanan, dan lain lain. Kondisi jalan di Kota

Surakarta hampir semuanya sudah diperkeras dengan aspal.

Page 36: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

36

B. Keadaan Demografi Penduduk Kota Surakarta

Penduduk merupakan faktor yang sangat menentukan bagi kemajuan suatu

daerah. Pengetahuan mengenai kondisi dan potensi penduduk di suatu daerah

bermanfaat sebagai bahan dalam pertimbangan pengambilan kebijakan oleh

pemerintah kota sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat Jumlah penduduk

yang besar apabila dimanfaatkan secara optimal akan bermanfaat bagi

pembangunan suatu daerah. Namun sebaliknya, apabila penduduk yang berjumlah

besar itu kurang dimanfaatkan dan mempunyai kualitas yang rendah, maka akan

menimbulkan berbagai kendala di daerah tersebut.

Tabel 2. Jumlah Jumlah Penduduk Kota Surakarta

Sumber : BPS Kota Surakarta ( diolah dari hasil Susenas 2007 )

Menurut Data BPS yang diolah dari hasil Susenas 2007, jumlah penduduk

Kota Surakarta di tahun 2003 adalah 497.234 dengan penduduk laki-laki

sebanyak 242.951 dan perempuan 254.643. Rasio jenis kelamin sebesar 95,27. Ini

Tahun Jenis Kelamin Jumlah Rasio Jenis Laki-laki Perempuan Kelamin

2003 242.591 48,79

254.643 51,21

497.234 95,27

2004 249.278 48,80

261.433 51,20

510.711 95,35

2005 250.868 46,93

283.672 53,07

534.540 88,44

2006 254.259 49,57

258.639 50,43

512.898 98,31

2007 246.132 47,75 269.240 52,25 515.372 91,42

Page 37: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

37

berarti bahwa stiap 100 orang perempuan terdapat 95 orang pria. Penduduk Kota

Surakarta tersebar dalam 5 (lima) kecamatan, yakni :

1.Kecamatan Banjarsari

2.Kecamatan Serengan

3.Kecamatan Jebres

4.Kecamatan Laweyan

5.Kecamatan Pasar Kliwon

Menurut Surakarta Dalam Angka 2007 ( BPS Kota Surakarta ), penduduk

Kota Surakarta di tahun 2007 mencapai 515.372. Ini berarti ada pertumbuhan

penduduk sebanyak 18.138 terhitung dari tahun 2003.

C. Keadaan Sosial – Ekonomi Kota Surakarta

1. Sosial

Sebagian besar penduduk Kota Surakarta adalah penduduk asli

setempat. Juga terdapat pendatang – pendatang yang pada akhirnya menetap

di Kota Surakarta, namun demikian ada beberapa warga Kota Surakarta yang

pindah ke kota lain. Sebagian besar penduduk Kota Surakarta beragama Islam

dan sebagian penduduk lainnya beragama Kristen, Khatolik, Hindu dan

Budha. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya masjid sebagai tempat ibadah

umat Islam. Dari pengamatan di lapangan terlihat bahwa aktivitas sehari –

hari di antara penduduknya berjalan tanpa halangan agama, karena penduduk

Page 38: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

38

di wilayah ini masih mempertahankan rasa toleransi, saling menghargai dan

menghormati satu sama lain.

Dari hasil pengamatan, dapat dijelaskan bahwa masih banyak anggota

masyarakat yang masih mempertahankan semangat gotong royong, dan

kegiatan selamatan. Gotong royong merupakan aktivitas kerjasama yang

sifatnya spontan, suka rela, dan tanpa pamrih. Hal ini dilaksanakan dengan

sendirinya atas kesadaran individu. Kegiatan selamatan diadakan untuk

memperingati putaran kehidupan seseorang, misalnya saja acara “mitoni“

diadakan utuk selamatan bulan ke-tujuh usia kandungan seseorang. Setelah

lahir, diperingati upacara sepasar, untuk lima (5) hari setelah kelahiran bayi

yang dikandung.

2. Ekonomi

Kota Surakarta merupakan salah satu kota yang sedang berkembang.

Hal ini tampak pada perkembangan ekonomi kearah yang lebih maju dengan

segala macam dampak sosial yang menyertainya. Kota Surakarta yang dikenal

sebagai Kota Budaya berdiri sebelum kemerdekaan Indonesia yang saat itu

masih menggunakan system kerajaan sebagai sistem pemerintahannya. Sistem

pemerintahan kerajaan tersebut sampai saat ini masih memberikan pengaruh

dalam tata kehidupan masyarakat Kota Surakarta baik secara langsung

ataupun tidak langsung. Kebudayaan feodalisme masih dianut oleh sebagian

masyarakat.

Page 39: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

39

D. Keadaan Pariwisata Budaya Kota Surakarta

Kota Surakarta yang sangat dikenal dengan sebutan Kota Solo merupakan

sebuah kota yang menjadi jantung budaya Jawa. Sosok Keraton yang menjadi

simbol budaya Jawa, saat ini masih kokoh, dan eksis baik secara fisik, komunitas

maupun ritualnya. Pariwisata Kota Solo banyak berkaitan dengan sejarah, budaya,

serta ritual Keraton. Solo yang telah diresmikan menjadi Kota Budaya menjadi

semakin ramai dikunjungi wisatawan, baik domestik ataupun manca. Dengan

slogan barunya, yakni “ The Spirit of Java “, Kota Solo gencar melakukan

pemasaran obyek wisatanya. Dengan menggelar berbagai event bertajuk

pengenalan budaya yang dimiliki, Kota Solo terus memperbaiki berbagai sarana

dan prasarana untuk wisatawan yang berkunjung ( Analisis Pasar Pariwisata

Soloraya, 5 Juni 2007 ). Bentuk riil budaya yang hampir hilang dimakan zaman

misalnya saja batik, kini mulai popular lagi. Tulisan huruf Jawa dipakai dalam

penulisan nama tempat – tempat kantor pemerintah ataupun tempat umum

lainnya.

Dengan adanya perkembangan pariwisata yang begitu pesat tersebut,

timbullah berbagai fasilitas pariwisata untuk menunjang eksistensi pariwisata di

Kota Surakarta. Faktor penunjang industri pariwisata yang ada di Kota Surakarta

meliputi : hotel, restoran, biro perjalanan ( travel agent ), toko cinderamata (

souvenir shop ), dan jasa pemandu ( guide ).

1. Hotel

Page 40: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

40

Hotel merupakan salah satu hal penting dalam dunia kepariwisataan

yang menjadi pelengkap khususnya dalam hal menyediakan tempat sementara

bagi wisatawan smelakukan perjalanan wisata yang diinginkan. Tak jarang

pula fasilitas hotel menjadi faktor penarik bagi wisatawan dan mempunyai

pern yang cukup besar dalam meningkatkan jumlah tamu yang berkunjung.

TabeBanyaknya Tamu yang Menginap di Hotel di Surakarta

tahun 2007

No Klasifikasi Hotel 20

Wisman

05

Wisnus

20

Wisman

06

Wisnus

20

Wisman

07

Wisnus

1.

2. 3. 4 5 6 7 8 9 10

Bintang Lima

Bintang Empat

Bintang Tiga

Bintang Dua

Bintang Satu

Melati Tiga

Melati Dua

Melati Satu

Tak Terklasifikasi

Pondok Wisata

JUMLAH

-

8.830

738

0

370

97

38

2

6.114

-

16.189

-

151.190

39.653

12.658

20.898

164.264

253.133

173.612

1.337

-

816.745

-

23.232

807

0

1.179

48

1.891

0

6.353

-

33.692

-

178.445

50.424

26.228

48.206

239.040

235.078

166.203

1.429

-

945.053

-

15.080

2.280

0

822

0

120

87

4.706

-

23.095

-

147.508

7.995

7.200

30.211

163.520

336.978

207.507

6.302

-

907.221

( Sumber : BPS Kota Surakarta, Surakarta dalam Angka Tahun 2008 )

Page 41: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

41

Menurut tabel tersebut, baik wisatawan domestik ataupun manca tidak

menggunakan jasa hotel kelas bintang lima, dan pondok wisata. Sebagian

besar wisatawan menghuni hotel bintang kelas empat (4).

2. Restoran

Hadirnya restoran, tempat makan, ataupun kafe menjadi pelengkap

dalam pelayanan terhadap wisatawan yang berkunjung. Rumah makan

ataupun restoran di kota – kota biasanya tidak diselenggarakan khusus untuk

wisatawan. Bahkan sebagian besar konsumennya adalah masyarakat setempat.

Sangat menarik jika restoran tersebut menyajikan menu khusus andalan

masing – masing restoran atau paling tidak menyajikan makanan khas daerah

tersebut. Adapun restoran yang ada di Kota Surakarta juga banyak yang

menyediakan jenis makanan dan minuman asing, juga minuman luar dengan

berbagai merk, baik itu minuman biasa ataupun minuman keras. Pada

umumnya, di sekitar daerah tujuan wisata terdapat restoran atau tempat makan

yang sengaja menyediakan menu khas dari daerah tersebut. Misalnya saja di

sebelah barat kawasan Puro Mangkunegaran ada penjual minuman khas Kota

Solo, yakni “Wedang Dongo”. Atau ketika sore menjelang malam di sekitar

depan Puro Mangkunegaran, daerah Keprabon tepatnya berjajar penjual nasi

Liwet dan Gudeg yang memang makanan khas Solo. Namun bayak juga hotel

atau penginapan yang juga telah menyediakan restoran.

Page 42: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

42

3. Biro perjalanan ( travel agent )

Suatu daerah yang berkembang menjadi daerah industri pariwisata

memerlukan pelayanan transportasi yang terorganisir dengan pengelolaan

yang teratur, disiplin, serta dengan sistem yang dapat dipertanggungjawabkan.

Tuntutan seperti ini mendorong munculnya biro perjalanan yang khusus

berfungsi melayani wisatawan dalam perjalanan menuju daerah tujuan wisata

yang diinginkan.

Biro perjalanan ( travel agent ) ini mempunyai fungsi antara lain,

penjualan tiket, sarana pengangkutan ( darat, laut, dan udara ) dan karcis

hiburan lainnya, serta malakukan pemesanan ( reservation ) kamar hotel,

pertunjukkan, atraksi wisata atau hiburan lainnya ( A, Yoeti, 1983 : 226 )

4. Toko cinderamata ( souvenir shop )

Cinderamata biasa dipakai orang – orang sebagai kenang – kenangan

bahwa ia telah melakukan perjalanan ke tempat tertentu. Toko cinderamata

merupakan tempat yang memudahkan wisatawan mendapatkan barang yang

dapat digunakan sebagai cinderamata. Kota Surakarta juga menyediakan

sarana wisata tersebut, antara lain menyediakan kerajinan perak, ukir – ukiran,

dan kerajinan kayu, uang zaman dulu, barang –barang antik yang terdapat di

Pasar Tri Windu, yang kini berganti nama menjadi Pasar Windu Jenar.

Adapun Pasar Klewer yang menjual berbagai macam kerajinan batik mulai

dari baju santai, baju formal, tas, dompet, sampai sandal.

Page 43: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

43

5. Jasa pemandu ( guide )

Salah satu bidang jasa yang sangat mendukung guna melayani wisatawan

adalah jasa pemandu ( guide ). Maka dari itu, dalam melayani wisatawan,

pemandu harus memiliki kemampuan, dan pengetahuan yang memadai,

terutama tentang keadaan, sejarah, dan lokasi daerah tujuan wisata tersebut.

Kota Surakarta terapat beberapa macam pemandu wisata, baik yang

mempunyai licensi, atau legal, dan ada juga pemandu liar yang berkeliaran di

daerah tujuan wisata. Jasa pemandu ( guide ) yang beroperasi di Kota

Surakarta mestinya juga memiliki pengetahuan budaya, terutama budaya

Jawa. Misalnya pemandu wisata yang ada di Keraton Kasunanan Surakarta

telah mengenal betul sifat, dan karakter budaya Jawa, Solo khususnya.

6. Obyek Wisata

Meskipun bukan ibukota provinsi, namun Solo berstatus sebagai kota

besar dan menjadi salah satu kota budaya di Indonesia. Hal ini dikarenakan

masyarakatnya mempunyai karakter yang kuat, yaitu lembut dalam bahasa,

tingkah laku, serta tutur kata di samping masih mempertahankan kehidupan

tradisinya. Penduduk Solo juga mengadopsi kehidupan modern, seperti

banyaknya hotel berbintang, kafe, pub, bar, dan diskotik ( Visit Solo YEAR

2008 ). Banyaknya bangunan peninggalan sejarah yang saat ini masih berdiri

di atas Kota Solo ini menambah alasan Kota Solo disebut sebagai Kota

Page 44: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

44

Budaya. Selain itu, berbagai acara yang menonjolkan budaya memperkuat

sebutan itu.

Bentuk Warisan Budaya :

a. Keraton Kasunanan Surakarta

Keraton Kasunanan Surakarta dibangun oleh Paku Buwono II pada

tahun 1745M. Sebelumnya, ibukota keraton berada di Kartosuro, yang

berjarak kurang lebih 12km arah barat kota Surakarta. Secara fisik,

bangunan keraton Kasunanan Surakarta terdiri dari bangunan inti dan

lingkungan pendukungnya seperti Gapura ( pintu gerbang ) yang disebut

Gladag pada bagian utara dan Pamurakan pada bagian selatan. Kemudian

ada dua alun – alun di sebelah utara dan sebelah selatan Keraton

Kasunanan. Juga terdapat Masjid Agung dan Pasar Batik yang terkenal,

yaitu Pasar Klewer.

Di Keraton Kasunanan Surakarta terdapat Art Gallery yang

menyimpan berbagai macam benda bersejarah yang mempunyai nilai seni

dan sejarah yang tinggi. Beberapa koleksi yang ada antara lain Kereta

Kencana, Senjata – senjata peninggalan sejarah, wayang kulit, dan

beberapa peninggalan zaman dulu.

Hingga sekarang Keraton Surakarta telah berubah fungsi menjadi

pusat kebudayaan sesuai dengan tuntutan zaman. Bahkan saat ini Keraton

Surakarta merupakan salah satu obyek wisata yang sangat menarik minat

Page 45: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

45

wisatawan, baik wisatawan mancanegara ataupun wisatawan domestik

(wisatawan nusantara).

Apabila memasuki kompleks Keraton dari arah utara melalui

Alun-alun Utara, maka akan menjumpai beberapa bagian bangunan, yakni

:

1. Pintu gerbang Kori Brojonolo. Di sini terdapat bangsal kecil, seperti

bangsal Brojonolo, dan bangsal Wisomarto. Di sini juga terdapat ruang

tempat lonceng serta dua (2) buah gedung yang membujur utara –

selatan, tempat penjagaan prajurit berkuda (Ngebrak).

2. Pintu Gerbang Kori Kamandungan, Bangsal Kamandungan, lukisan

lambing Kerajaan Jawa Sri Makuta Raja, Baleroto (tempat berhenti

kendaraan), sebuah cermin besar, bangunan Jawa Semorokoto, dan

Narcukunda.

3. Pintu Gerbang Kori Srimanganti, meliputi “Pancaosan Panewu”

(ruang jaga mantra dan bawahannya dari golongan Keparak), sebuah

cermin besar untuk memeriksa diri sebelum menghadap Susuhunan.

Panggung Sanggabuwono yang berbentun segi delapan (hasto wolu).

Panggung Songgobuwono, terutama bagian atas yang dikenal untuk

tempat bermeditasi, sesaji, dan untuk bertemu dengan badan halus

(sukma karira).

Page 46: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

46

Ketika memasuki pelataran Kedhaton melewati Kori Simanganti,

terdapat sebuah “Kedhaton Jawa” lengkap. Ke arah barat terlihat

bangunan Jawa berbentuk Limasan Jubang yang disebut Maligi, yakni

tempat untuk mengkhitankan putera Susuhunan. Pendopo besar berbentuk

Joglo Pengrawit yang disebut Sasonosewoko, bangsal Paningrat, Sasono

Ponosedya (ruang duduk Susuhunan saat menyaksikan pertunjukkan

wayang kulit dan latihan Bedoyo Serimpi), dan Sasono Hondrowino,

tempat menerima tamu-tamu penting atau acara jamuan makan bersama.

Selain itu, masih ada lagi sebuah serambi yangdigunakan sebagai tempat

berkumpul atau Paseban para Pangeran Putra, Pangeran Sentono, dan

Riyo Nginggil menantikan Miyos dalem. Di sebelah Timur Kedhaton

terdapat tiga buah bangunan yaitu bangunan menbujur utara selatan

berbentuk limas an “kelabang anyander jubangan”. Kedua bangunan

lainnya adalah bangsal Pradonggo (tempat gamelan), dan Bangsal Bujono

(tempat menjamu para pendamping tamu agung).

Di Keraton Kasunanan Surakarta terdapat Art Gallery yang

menyimpan berbagai macam benda bersejarah yang mempunyai nilai seni

dan sejarah yang tinggi. Beberapa koleksi yang ada antara lain Kereta

Kencana, senjata – senjata peninggalan sejarah, wayang kulit, dan

beberapa peninggalan zaman dulu.

Page 47: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

47

b. Puro Mangkunegaran

Puro Mangkunegaran dibangun pada tahun 1757 oleh Rden Mas

Said yang lebih dikenal sebagaiPangeran Samber Nyawa, setelah

penandatanganan Perundingan Salatiga pada 13 Maret 1757. Raden Mas

Said kemudian menjadi Pangeran Mangkunegoro I.

Seiring dengan perjalan waktu, Puro Mangkunegaran telah

berubah fungsi, dari Pusat pemerintahan Kerajaan menjadi pusat budaya.

Kini, Puro Mangkunegaran menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang

menarik di Kota Solo. Istana Mangkunegaran mulai dibuka untuk umum

sebagai obyek wisata sejak tahun 1968. Bagi para wisatawan yang ingin

menginap di lingkungan Istana, sejak tahun 1975 telah dibangun sebuah

hotel persisi di sebelah barat daya Istana, yang bernama Mangkunegaran

Palace Hotel. . Wisatawan yang menginap di hotel itu dapat menyaksikan

pentas kesenian di pendapa yang berlangsung setiap malam. Arsitektur

Istana Mangkunegaran bangunannya seperti model rumah atau bangunan

tradisional Jawa. Bangunan Istana Mangkunegaran sendiri sesungguhnya

terdiri dari dua bagian utama, yakni :

1. Pendopo

Pendopo adalah Joglo dengan empat saka guru (tiang utama)

yang digunakan untuk resepsi dan pementasan tari tradisional Jawa.

Ada seperangkat gamelan yang diberi nama Kyai Kanyut Mesem.

Page 48: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

48

Gamelan pusaka tersebut berusia kurang lebih 200 tahun dimainkan

pada hari – hari tertentu untuk mengiringi latihan tari tradisional.

Selain itu, terdapat gamelan “Upacara, Munggang, Cerobalen, dan

Kodok Ngorek”, yang sering ditabuh pada upacara-upacara tertentu.

Upacara itu adalah penobatan, perkawinan, khitanan, dan kedatangan

tamu-tamu penting.

2. Dalem Agung

Dalem Agung berbentuk limasan dengan delapan buah saka

guru, tidak ditutup plafond sebagai simbol matahari digunakan untuk

memajang berbagai koleksi barang peninggalan berharga yang bernilai

seni dan sejarah yang tinggi. Terdapat koleksi topeng – topeng

tradisional dari berbagai daerah di Indonesia. Ada juga koleksi

berbagai perhiasan emas dan koleksi beberapa potret Mangkunegoro.

Di dalam Dalem terdapat Pringgitan, ruang di mana keluarga

menerima pejabat. Ruangan ini juga digunakan untuk mementaskan

wayang kulit. Di dalam Pringgitan, ada beberapa lukisan karya Basuki

Abdullah, pelukis Solo. Puro Mangkunegaran juga memiliki

perpustakaan yang disebut Rekso Pustoko. Hal yang menarik adalah

keseluruhan Istana yang dibuat dari kayu jati yang bulat atau utuh.

Page 49: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

49

c. Kampung Batik Kauman

Kauman yang dahulu disebut Pakauman merupakan kampoeng

kuno yang mempunyai seni dan kebudayaan yang khas seperti seni batik,

seni hadrah, dan seni gamelan. Dengan rumah – rumah kuno yang

berasrsitektur Jawa ( Joglo ) maupun kolonial Belanda bahkan gabungan

arsitektur antara bentuk rumah Jawa - Belanda menjadikan Kauman

sebagai salah satu daerah tujuan wisata ( DTW ) budaya di Kota Solo

yang unik.

Kampung Kauman dahulu adalah pemasok batik di Kota Solo,

terutama Keraton dan meluas hingga ke seluruh tanah air. Hal ini bisa

dilihat dari sisa bentuk rumah – rumah sekarang yang mempunyai tempat

untuk memproduksi batik (pabrik) dan toko – toko untuk memajang hasil

produksinya. Produk batik khas Solo adalah batik tulis klasik motif kuno

atau pakem. Namun sekarang produk batiknya berupa multi produk tapi

masih didominasi batik tulis klasik yang dimodifikasi.

d. Kampung Batik Laweyan

Laweyan merupakan kawasan sentra industri batik yang sudah ada

sejak zaman Kerajaan Pajang tahun 1546 M. Karya seni tradisional batik

terus ditekuni masyarakart Laweyan sampai sekarang. Suasana kegiatan

membatik di Laweyan tempo dulu banyak didominasi oleh keberadaan

para juragan batik sebagai pemilik usaha batik. Sebagai langkah strategis

Page 50: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

50

untuk melestarikan seni batik, dalam era kakinian Kampung Laweyan

didesain sebagai kampoeng Batik terpadu dengan memanfaatkan lahan

seluas kurang lebih 24 Ha yang terdiri dari tiga (3) blok. Konsep

pengembangan terpadu dimaksudkan untuk memunculkan nuansa batik

dominan yang secara langsung akan mengantarkan para pengunjung pada

keindahan seni batik. Di antara ratusan motif batik yang dapat ditemukan

di Kampung Batik Laweyan, misalnya jarik dengan motif Tirto Tejo, dan

Truntun merupakan ciri khas utama batik Laweyan. Spray dan garment

dengan motif warna abstrak adalah seni pendukung yang melengkapi

koleksi batik Laweyan. Kampung batik Laweyan juga dilengkapi dengan

fasilitas untuk memberikan pendidikan dan pelatihan untuk belajar

membatik tanpa batasan jumlah orang yang belajar, dan asih bersifat

sosial. Pengelolaan kampung batik Laweyan diorientasikan untuk

menciptakan suasana wisata dengan konsep “rumahku adalah galeriku”.

Artinya rumah memiliki fungsi ganda sebagai showroom sekaligus rumah

produksi.

Keroncong, karawitan, dan rebana merupakan jenis kesenian

tradisional yang banyak ditemukan di masyarakat Laweyan. Selain itu,

Makam Kyai Ageng Anis (tokoh yang menurunkan Raja-raja Mataram),

bekas rumah Kyai Ageng Anis, dan Sutowijoyo (Panembahan Senopati),

bekas pasar Laweyan, bekas Bandar Kabanaran, Makam Jayengrana

Page 51: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

51

(Prajurut Untung Suropati), Langgar Merdeka, Langgar Makmoer, dan

rumah H. Samanhudi (pendiri Sarekat Dagang Islam) dapat ditemukan di

wilayah Laweyan. Laweyan juga terkenal dengan bentuk bangunan

khususnya arsitektur rumah para juragan batik yang dipengaruhi arsitektur

tradisional Jawa, Eropa, Cina, dan Islam. Bangunan – banguna tersebut

dilengkapi dengan pagar tinggi atau “beteng” yang menyebabkan

terbentuknya gang-gang sempit yang spesifik seperti kawasan Town

Space. Kelangkapan khasanah seni dan budaya Kampung batik Laweyan

tersebut menjadi sebab tingginya frekuensi kunjungan wisatawan dari

dinas, dan institusi pendidikan, swasta, dan juga mancanegara.

e. Gedung Wayang Orang Sriwedari

Gedung Wayang Orang (GWO) Sriwedari merupakan suatu

bangunan gedung yang dipakai untuk mementaskan wayang orang.

Wayang orang adalah salah satu bentuk seni pertunjukkan tradisional yang

diperankan oleh pemain yang piawai memainkan berbagai tokoh cerita.

Menyajikan cerita wayang berdasarkan pada kisah Mahabarata dan

Ramayana yang mengandung pesan moral dan tertanam dalam jiwa

masyarakat lokal. Dengan setting panggung yang eksotis, suasana

pertunjukkan yang unik seakan membawa kembali penonton ke zaman

dulu. Gedung ini terletak di kawasan Taman Hiburan Rakyat (THR)

Sriwedari.

Page 52: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

52

f. Museum Radya Pustaka

Museum Radya Pustaka merupakan suatu museum yang berisi

peninggalan sejarah masa lalu Yang terletak di sebelah timur Kawasan

Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari, tepatnya di depan Gedung

kantor Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Surakarta. Di Museum

terdapat barang – barang yang dulunya dipakai para kerabat Keraton.

Misalnya saja meja makan beserta alat makan, senjata, lesung atau alat

penumbuk padi, dan juga buku-buku zaman sejarah. Adapun koleksi

wayang kulit dan arca peninggalan sejarah masa lampau yang kini masih

dirawat. Dalam gedung museum terdapat perpustakaan yang menyimpan

buku – buku kasusastraan baik dalam bahasa Jawa Kuno ataupun Bahasa

Belanda. dimana pengunjung dapat menambah pengetahuan tentang hasil

karya pujangga zaman sejarah, dan referensi tentang museum ini.

g. Taman Hiburan Rakyat (THR) Sriwedari

Kota Solo menyimpan ratusan sebutan, antara lain sebagai pusat

Budaya Jawa, Kota Batik, Kota Bengawan, Kota yang tak pernah tidur,

dan sebagainya. Solo yang berada pada poros jalan yang menghubungkan

beberapa kota besar, seperti Surabaya, Denpasar (Bali), Semarang,

Bandung, Jakarta, dan Yogyakarta. Bagi wisatawan, Kota Solo bukanlah

kota yang asing, karena Kota Solo menyimpan sejuta daerah tujuan wisata

yang menarik. Salah satunya adalah Taman Hiburan Rakyat (THR)

Page 53: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

53

Sriwedari. Lokasinya yang berada di tengah-tengah Kota Solo,

berdampingan dengan Museum Radya Pustaka membuat daerah tujuan

wisata satu ini mudah dicapai dengan berbagai angkutan, baik tradisional

ataupun modern.

Menurut sejarah, THR Sriwedari dulunya adalah taman rekreasi

keluarga Istana Raja Kasunanan. Tapi, sekarang taman ini telah

mengalami perubahan yang cukup besar, sehingga menjadi lokasi hiburan

yang terbuka untuk umum, yang disesuaikan dengan kemajuan zaman. Di

sekitar taman ini dibangun gedung bioskop, rumah makan, arena

permainan anak, serta toko-toko souvenir (souvenir shop). Meskipun telah

ditambah dengan fasilitas hiburan modern, namun Sriwedari tak mau

meninggalkan sosok tradisionalnya. Di sana masih tampak keberadaan

Gedung Wayang Orang (GWO) Sriwedari yang menampilkan pementasan

wayang orang, drama, nyanyian, dan tari tradisional setiap malamnya.

Pementasan ini juga bermaksud menyampaikan ajaran tradisi leluhur,

terutama tentang Mahabarata, dan Ramayana.

Ketika memasuki area Taman Hiburan Rakyat Sriwedari,

pengunjung terlebih dulu memalui loket THR Sriwedari, untuk membeli

karcis. Pengunjung dapat memilih menggunakan karcis paket atau bukan.

Karcis paket dapat digunakan untuk semua permainan, tapi yang bukan

pengunjung dikenai biaya setiap kali ikut permainan.

Page 54: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

54

h. Monumen Pers

Dalam sejarah, nama Solo cukup dikenal sebagai salah satu basis

perjuangan pemuda, dan seluruh rakyat Indonesia yang menentang

kehadiran kaum Kolonialis di bumi nusantara. Barangkali Solo sebagai

pusat dua buah kerajaan di Jawa, yakni Kasunanan Surakarta Hadiningrat,

dan Puro Mangkunegaran, menjadikan lebih memiliki basis masa

dibandingkan dengan Yogyakarta yang juga pusat Kerajaan Kasultanan

Ngayogyakarta Hadiningrat, dan Puro Pakualaman. Kota Solo masih kalah

peran, terutama dalam hal perjuangan fisik. Akan tetapi eksistensi dan

kehidupan Kota Solo tetap tidak dapat dipisahkan dari sejarah. Solo

ternyata telah menghasilkan banyak catatan sejarah, baik perjuangan fisik,

ataupun nonfisik. Salah satu peristiwa sejarah adalah, bahwa Solo adalah

kota kelahiran Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Monumen Pers Nasional terdiri dari tiga (3) unit gedung dengan

tambahan lantai atas pada bangunan induk. Sebagai monument yang

sekaligus berfungsi sebagai museum, gedung ini banyak menyimpan, dan

mengoleksi benda-benda bersejarah peninggalan wartawan pejuang tempo

dulu. Ada mesin ketik kuno, foto tustel kuno, penerbit-penerbit kuno,

Pemancar radio saat perang kemerdekaan, koleksi foto, kkoran, majalah,

pengabdian wartawan, dan lain-lain. Dewasa ini, sesuai dengan fungsinya,

Monumen Pers Nasional Solo setiap hari selalu menerima kiriman berupa

Page 55: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

55

Koran harian, Mingguan, majalah, dan bulletin dari penerbit-penerbit.

Untuk menanganinya, di Monumen Pers Nasional kini telah ada seksi

khusus, yaitu seksi laboratorium, dan seksi dokumentasi. Di sana pula

dapat dijumpai ruang perpustakaan yang menyimpan ribuan buku, dan

juga surat kabar. Pengelolaan Monumen Pers Nasional Solo beserta segala

isinya ditangani oleh Yayasan Pengelola Sarana Pers Nasional dengan

Departemen Penerangan RI sebagai instansi penanggung jawab.

i. Taman Satwa Taru Jurug

Sebuah taman rekreasi yang terletak di tepi Sungai Bengawan Solo

selain margasatwa, terdapat pula taman Gesang sebagai penghargaan atas

Seniman Gesang yang telah menciptakan lagu Bengawan Solo. Adapun

taman ini dilengkapi juga dengan fasilitas hiburan. Bengawan Solo

merupakan sungai terbesar, dan terpanjang, serta melegenda di Pulau

Jawa. Sungai yang berdasarkan pantauan perangkat Global Positioning

System (GPS) terhitung sepanjang 527 km ini membentang dari Jawa

Tengah sampai Jawa Timur, dan mengalir melalui 11(sebelas)

Kota/kabupaten. Pada zaman dulu, sungai ini menjadi urat nadi

perdagangan, dan sarat dengan pesona wisata. Tak heran jika seniman

Gesang sampai menciptakan sebuah lagu yang kemudian menjadi sangat

popular, dan menjadi icon tentang Kota Solo. Sampai saat ini, Bengawan

Solo masih memberikan kontribusi untuk kehidupan masyarakat sekitar.

Page 56: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

56

Misalnya saja pasir, dan lumpurnya untuk bahan bangunan, dan

pembuatan batu bata. Sementara airnya dijadikan sebagai bahan baku

sejumlah instansi perusahaan daerah air minum. Di sekitar pinggir

Bengawan Solo inilah Taman Satwa Taru Jurug berada.

Taman Satwa Taru Jurug sebagai satu-satunya kebun binatang di

Kota Solo ini mempunyai beragam koleksi aneka binatang dan tanaman.

Misalnya Burung Cendrawasih, Kakaktua, Panda, Badak bercula, gajah,

dan juga binatang lainnya. Setelah melewati loket, pengunjung dapat

langsung menyaksikan berbagai koleksi tersebut. Adapun pengunjung

juga dapat berfoto bersama koleksi binatang yang ada atau menggunakan

jasa andong yang ada di dalam obyek wisata tersebut. Terkadang, di taman

ini juga menyajikan hiburan sirkus.

j. Malam 1 Suro

Setiap 1 Syuro diadakan kirab pusaka di Puro Mangkunegaran

yang dimulai pukul 19.00. Sedangkan di Kraton Surakarta kirab pusaka

dimulai pada pukul 24.00. Barisan terdepan kirab di Kraton Kasunanan

adalah kerbau bule keramat yang disebut Kyai Slamet, yang kemudian

diikuti oleh abdi dalem dan prajurit Keraton. Kirab ini berlangsung

khidmat dan menjadi tontonan wisata yang sangat menarik

Page 57: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

57

k. Sekaten

Sekaten adalah upacara tradisional yang diselenggarakan tiap

tahun pada bulan Maulud untuk memperingati hari lahir Nabi Muhammad.

Sejarah Sekaten dimulai sejak lebih 500 tahun yang lalu, untuk pertama

kalinya pada tahun 1478 pada masa pemerintahan kerajaan Demak.

Puncak acara dari perayaan Sekaten adalah keluarnya sepasang gunungan

dari Masjid Agung seusai didoakan oleh ulama keraton. Banyak orang

percaya bahwa siapapun yang mendapatkan gunungan, biarpun sedikit

akan dikarunai kemakmuran dan kebahagiaan. Beberapa hari menjelang

dibukanya Sekaten, dilaksanakan pesta rakyat yang berlangsung selama

dua minggu.

Page 58: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

58

Berbagai warisan budaya yang berupa bangunan, ataupun acara-acara

yang masih menonjolkan nilai budaya dan tradisi tersebut menarik wisatawan

untuk berkunjung ke Kota Solo. Baik wisatawan asing ataupun wisatawan

domestik, mereka ingin melihat keadaan Kota Solo ini.

Tabel 4.

Banyaknya Pengunjung Obyek Wisata di Kota Surakarta

( Sumber : Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Surakarta Tahun 2008 )

)* Data belum tersedia

Obyek Wisata 20

Wisman

05

Wisnus

20

Wisman

06

Wisnus

20

Wisman

07

Wisnus

Keraton Surakarta

Mangkunegaran

Radya Pustaka

Taman Sriwedari

GWO Sriwedari

THR Sriwedari

Monumen Pers

Satwataru Jurug

Balekambang

1.352

6.883

793

291

229

84

17

0

0

33.285

8.803

7.591

35.381

6.174

321.930

10.753

326.668

9.490

2.727

7.365

804

260

210

92

19

0

0

37.654

9.063

7.948

71.280

8.252

309.052

7.764

427.420

25.700

1.433

7.795

602

202

414

108

0)*

0

0

45.410

9.916

8.583

61.405

15.927

479.499

0)*

375.939

10.310

Page 59: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

59

Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota

Surakarta tahun 2007, wisatawan asing paling banyak berminat

mengunjungi Puro Mangkunegaran, jika wisatawan domestik (wisatawan

nusantara) lebih berminat mengunjungi THR Sriwedari, dan Taman Satwa

Taru Jurug. Akan tetapi, peningkatan wisatawan domestik yang

berkunjung ke Keraton Surakarta semenjak tahun 2005 menandakan

tingginya respon masyarakat tentang bangkitnya kembali wisata budaya di

Kota Solo ini.

Page 60: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

60

BAB III

PEMBAHASAN

Kota Solo yang semakin ramai dengan wisatawan yang berkunjung maka

gencar pula melakukan berbagai event yang yang bertajuk pengenalan budaya yang

dimiliki. Meskipun tidak mempunyai potensi alam yang dapat diandalkan, namun

Kota Solo mempunyai warisan budaya yang masih terjaga. Nilai budaya yang masih

melekat terlihat dengan banyaknya daerah tujuan wisata (DTW) budaya yang

dimiliki, dan juga masih ada kesenian dan budaya yang dapat dipertontonkan. Karena

itulah, jenis wisata yang ada di Kota Solo adalah wisata budaya.

Setiap wisatawan yang berkunjung mempunyai kebutuhan hidup yang harus

dipenuhi ketika berada di Daerah Tujuan Wisata ( DTW ) tersebut. Kebutuhan hidup

yang berbeda manjadi hal yang menarik untuk dibahas. Seseorang yang berperilaku

tentunya mempunyai motivasi sendiri untuk melakukannya. Hal ini yang menjadi

latar belakang perilaku konsumsi wisatawan domestik dalam wisata budaya di Kota

Solo.

A. Profil Responden

1. Topan Triawan (24 th)

Seorang mahasiswa Universitas Tarumanegara, mendapatkan uang saku

lebih dari Rp 2.000.000 tiap bulannya, berkunjung ke Kota Solo untuk singgah

Page 61: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

61

dan menikmati suasana Solo dalam perjalanannya dari Jakarta ke Madiun, Jawa

Timur. Memakai Hotel RIO untuk memenuhi kebutuhan akomodasinya karena

selain dekat dengan Pura Mangkunegaran, ia juga pernah ke sana sebelumnya.

Mengetahui daerah Tujuan Wisata yang ada di Kota Solo dari pamphlet yang

diberikan pihak hotel. Membeli souvenir yang menjadi ciri khas Kota Solo.

2. Tutik Suwarno ( 46 th )

Seorang pekerja swasta, berasal dari Ujung Pandang dengan pendapatan rata

– rata Rp 3.500.000,00 tiap bulan. Berkunjung ke Kota Solo bersama suami, anak,

dan pembantu rumah tangganya dalam rangka menjenguk kekuarga besar, dan

untuk refreshing. Memakai Hotel Mawar Indah untuk memenuhi kebutuhan

akomodasinya. Menggunakan mobil rental yang disediakan hotel untuk sarana

transportasi. Mengetahui daerah Tujuan Wisata yang ada di Kota Solo dari

saudara, orang tua, dan teman yang pernah berkunjung ke Kota Solo.

Cinderamata untuk oleh – oleh yang dicari adalah sesuatu yang khas kota Solo.

3. Pardi Hendrawan ( 55 th )

Seorang wiraswasta, berasal dari Kudus, Jawa Tengah dengan pendapatan

rata – rata di atas Rp 3.000.000,00 tiap bulannya. Berkunjung ke Kota Solo

bersama istri, dan kedua anaknya untuk melihat – lihat suasana Kota Solo, dan

refreshing. Hotel Grand Setya Kawan dipilih untuk bermalam karena letak yang

Page 62: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

62

strategis, dan harga terjangkau. Dari pengalaman pribadinya saat berkunjung ke

Solo sebelumnya, dan dari acara yang ditayangkan di televisi, ia mengetahui

daerah tujuan wisata yang ada. Ia memilih memakai mobil pribadi sebagai sarana

transportasi karena masih akan melanjutkan perjalanannya ke kawasan

Tawangmangu. Belum mempunyai rencana untuk kembali mengunjungi Kota

Solo karena keterbatasan waktu luang yang dimiliki.

4. Sriyatun (42 th )

Seorang pegawai Dinas Perhubungan di Jakarta Timur dengan pendapatan

rata – rata Rp 2.000.000,00 tiap bulan. Berkunjung ke Kota Solo bersama suami

dan kedua orang anaknya untuk mengisi liburan dan mengunjungi saudara yang

tingal di Solo. Ia memilih menginap di rumah saudaranya, karena selain

menghemat pengeluaran, ia juga mempunyai banyak saudara yang tinggal di

Solo. Untuk sarana transportasi, ia membawa mobil pribadi dari rumah, dan

menyewa sopir supaya dapat bepergian tanpa terpancang waktu. Mengetahui

daerah Tujuan Wisata yang ada di Kota Solo dari orang tua, dan juga saudara –

saudara.

5. Sulastri ( 24 th )

Seorang karyawan swasta yang berasal dari Karanganyar dengan

pendapatan Rp 1.000.000,00 tiap bulan. Berkunjung ke Kota Solo bersama

Page 63: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

63

temannya untuk melihat Solo International Performing Art (SIPA), suatu

pertunjukkan seni dan budaya yang digelar di Halaman Puro Mangkunegaran.

Untuk sarana transportasi, ia mengendarai kendaraan pribadi. Ia tidak

menggunakan jasa akomodasi karena memang tidak bermalam di Kota Solo.

Membeli souvenir yang berhubungan dengan acara itu (SIPA), dan mengabadikan

moment itu dengan HP miliknya. Selain itu, dia juga sering berkunjung ke Kota

Solo untuk berwisata belanja di Pusat Grosir Solo ( PGS ) dan juga Pasar Klewer.

Dia mengetahui tempat tersebut setelah membaca Harian Solopos di kolom Lensa

Bisnis.

B. Profil Informan

1. Budi Purwadi, staf Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Kota Solo

2. Tia, pegawai Hotel Grand Setya Kawan Jl. Jend. Ahmad Yani 290, Manahan

3. Riyadi, pegawai Hotel RIO, Kebalen

Page 64: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

64

C. MOTIVASI PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK

DALAM KUNJUNGANNYA KE KOTA SOLO

Dalam melakukan sebuah perilaku, seseorang mempunya hal yang

melatarbelakanginya. Dalam hal ini, wisatawan domestik mempunyai hal yang

melatarbelakangi sehingga ia melakukan perilaku konsumsi dalam hal ini, hal –

hal yang menjadi latar belakang tersebut menjadi motivasi. Dalam melakukan

perilaku konsumsi, wisatawan domestik dalam melakukan wisata budaya di Kota

Solo mempunyai motivasi yang mendukung, antara lain :

1. Kebutuhan

Kebutuhan merupakan faktor penyebab yang mendasari lahirnya

perilaku seseorang, dalam hal ini wisatawan. Kebutuhan yang paling kuat

pada saat tertentu akan menjadi pendorong atau motivator yang

menggerakkan seseorang untuk berperilaku kearah tercapainya tujuan. Sama

halnya dengan individu pada umumnya, makan dan minum merupakan

kebutuhan wisatawan yang paling utama. Hal ini dapat dilihat bahwa di

beberapa daerah sampai beberapa Negara, pengeluaran wisatawan terbesar

jatuh ke sektor ini (Wahab, 1992).

Pemenuhan kebutuhan individu umumnya dilaksanakan berdasarkan

tingkat prioritasnya. Jika kebutuhan pokok pertama telah terpenuhi, maka

individu akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan pokok selanjutnya.

Page 65: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

65

Tempat tinggal merupakan kebutuhan pokok setelah makan dan minum.

Bepergian jauh dari tempat tinggalnya sehari – hari memaksa wisatawan

untuk memenuhi kebutuhan ini dengan memanfaatkan jasa penginapan, hotel

atau yang lain. Seperti yang dikatakan Topan Triawan :

“ Karna tadi nyampe Solo sudah siang, jadi nginep semalem di Hotel RIO, besok pagi baru berangkat ke Madiun.”

Hal senada juga diungkapkan Pardi Hendrawan :

“ Saya sekeluarga menginap di Hotel ini memang karena kebutuhan. Saya sendiri tidak kuat jika harus menyetir mobil jarak jauh. “

Berbeda dengan wisatawan yang tidak membutuhkan hotel untuk

memenuhi kebutuhan tempat tinggal sementara, mereka menginap di tempat

saudara atau kerabat yang tinggal di Solo. Seperti yang dialami Sriyatun :

“ Menginap di rumah saudara, karna selain untuk menghemat pengeluaran banyak juga saudara yang tinggal di Solo. “

Lain halnya dengan wisatawan yang tidak menggunakan jasa

akomodasi karena wisatawan tersebut memang tidak bermalam dalam

perjalanan pariwisatanya. Misalnya saja Sulastri, yang ditemui di keramaian

pertunjukkan SIPA beberapa waktu lalu :

“ Di Solo cuma sehari, tu aja habis pertunjukkan ni langsung pulang, jadi ya ga pake nginep.”

Dari kutipan tersebut dapat terlihat bahwa kebutuhanlah yang menjadi

motivasi wisatawan dalam melakukan perilaku konsumsi jasa akomodasi.

Kebutuhan akan akomodasi, juga merupakan hal yang sangat mendukung

Page 66: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

66

berkembangnya jasa pariwisata, khususnya bagi para wisatawan yang datang

dari luar daerah. Beragamnya tempat wisata di solo, membuat wisatawan

memerlukan banyak waktu untuk dapat menikmati pesona wisata Solo secara

keseluruhan. Hal tersebut tentunya membutuhkan waktu yang tidak sedikit.

Pesona Wisata Solo yang dapat dinikmati dari mulai pagi hingga malam,

mampu menghadirkan sesuatu yang khas dan dapat menarik perhatian

wisatawan untuk tinggal lebih lama di Solo. Dari hal tersebut, tentunya jasa

akomodasi berupa penginapan atau hotel beserta fasilitas lainnya yang

disediakan merupakan jasa pendukung yang juga sangat penting bagi

berkembanya potensi pariwisata di kota Solo.

2. Kondisi Keuangan

Individu bertindak atau berperilaku untuk mencapai tujuan tertentu.

Tujuan tersebut antara lain untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Jadi

tujuan yang hendak dicapai individu merupakan landasan dari segenap

perilakunya. Untuk mencapai tujuan tersebut, dapat diupayakan dengan

bekerja. Perilaku konsumsi individu dikaji dari segi pilihan – pilihan

rasional dengan asumsi dasar bahwa setiap perilaku individu diarahkan oleh

perhitungan yang sadar untuk meminimalkan pengorbanan, dan

memaksimalkan manfaat yang diperoleh (Damsar, 1997:13). Seperti yang di

uraikan Sriyatun :

Page 67: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

67

“ Menginap di rumah saudara, karna selain untuk menghemat pengeluaran banyak juga saudara yang tinggal di Solo. “

Hal senada juga disampaikan Pardi Hendrawan :

“ ………. Harga yang tidak terlalu mahal dengan melihat fasilitas yang diberikan, serta lokasi di pinggir jalan raya tidak membuat kami repot mencari tempat penginapan. “

Karena hanya mereka sendiri yang mengetahui kemampuan mereka dalam

mengkonsumsi sesuatu, informan juga melihat kondisi keuangan mereka

masing – masing. Sehingga motivasi perilaku konsumsi yang mereka

lakukan itu adalah berdasar pada kondisi keuangan.

3. Gaya Hidup

Masyarakat kelas atas mengekspresikan identitas mereka dengan

mengkonsumsi barang atau jasa yang dapat membedakan mereka dengan

masyarakat kelas bawah. Mereka mengkonsumsi sesuatu yang mempunyai

merk tertentu. Pernyataan ini didukung pernyataan Sriyatun :

“ Belum sempat cari souvenir lagi, tapi kami sekeluarga sudah memesan pakaian sarimbit dari Batik Danar Hadi, karna coraknya yang bagus, bahannya nyaman dipakai, dan juga merk yang sudah terkenal berkelas dari dulu, jadi ga perlu ragu lagi sama kualitasnya.”

Dari pernyataan di atas, diketahui bahwa responden tersebut

mengkonsumsi merk terkenal karena memang sudah percaya pada kualitas

merk tersebut. Ini juga dapat menunjukkan statusnya sebagai seorang kelas

atas. Kebangkitan budaya konsumen dicirikan dengan gaya hidup (lifestyle).

Page 68: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

68

Gaya hidup yang menunjuk pada kepekaan konsumen baru diidentifikasi

sebagai karakter konsumsi modern. Melalui gaya hidup, para konsumen

dianggap membawa kesadaran atau kepekaan yang lebih tinggi terhadap

konsumsi.

Selain kepuasan terhadap keunikan wisata solo, keragaman kuliner,

serta berbagai jenis wisata belanja, ternyata ada satu hal yang menunjukkan

stratifikasi wisatawan, yaitu gaya hidup. Hal tersebut menjadi suatu

pengaruh yang besar bagi wisatawan untuk menentukan tempat wisata yang

sesuai dengan kemampuan mereka. Namun keragaman strata tersebut,

bukanlah menjadi suatu masalah bagi jasa wisata di Solo, karena Solo

memiliki keragaman, yang dapat memenuhi kebutuhan semua strata

wisatawan.

Gaya hidup yang berbeda juga terlihat dari cara seseorang mengisi

waktu luangnya. Seperti dikatakan Pardi Hendrawan :

“ Kami sekeluarga masih ingin melakukan perjalanan kesini lagi jika ada waktu longgar. Susah mencari waktu luang yang bersamaan, Karena kami sibuk dengan urusan masing – masing. “

Dalam kehidupan sehari – hari, individu dihadapi dengan rutinitas

yang monoton. Meskipun mereka mempunyai waktu luang, tapi bagaimana

cara mempergunakan waktu luang tersebut menjadi gaya hidup yang

berbeda tiap individu.

Page 69: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

69

D. PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN

Menghayati arti pariwisata kiranya akan menjadi lebih dalam dan luas jika

elemen waktunya yakni waktu senggang ( leisure time ) juga diperhatikan. Waktu

senggang dan pariwisata merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan

satu sama lain. Pariwisata merupakan elemen aktivitas atau kegiatan, sedangkan

waktu senggang adalah elemen waktunya. Pariwisata hanya dilakukan dalam

waktu senggang. Sebagaimana diungkapkan sebelumnya, pariwisata merupakan

fenomena perjalanan orang – orang dari tempat asalnya ke tempat lain untuk

bersenang – senang ( pleasure ), dan untuk memanfaatkan waktu luang ( leisure ).

Dampak dari pengertian tersebut adalah bahwa orang – orang yang sedang

melakukan perjalanan tersebut memerlukan layanan yang dapat menggantikan

apa yang biasa mereka nikmati dalam kehidupan sehari – hari. Dari sinilah awal

perilaku konsumsi wisatawan muncul.

Perilaku konsumsi wisatawan terletak pada aktivitas atau kegiatan yang

dilakukannya. Dalam uraian ini, perilaku wisatawan adalah kebutuhan manusia

yang sedang dalam perjalanan mencari kesenangan, jauh dari tempat tinggalnya,

dan semata – mata sebagai konsumen di daerah tujuan wisata yang

dikunjunginya. Kebutuhan manusia yang bertingkat dimulai dari tingkat yang

paling rendah hingga tingkat yang paling tinggi selalu tidak ada batasnya bersifat

relatif. Di sinilah kompleksnya perilaku konsumsi wisatawan. Berdasarkan pada

Page 70: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

70

pengertian dasar perilaku konsumsi wisatawan di atas, maka secara garis besar

perilaku konsumsi wisatawan meliputi :

1. Konsumsi informasi.

Kebutuhan akan informasi ini harus dipenuhi dengan tingkat akurasi

yang baik, dan terpercaya, karena informasi merupakan pintu utama

wisatawan dalam berkunjung ke daerah tujuan wisata (DTW) pilihannya.

Seperti yang diungkapkan Topan Triawan (24 th), ia mendapatkan informasi

kawasan Night Market Ngarsopuro dari hotel yang ia tempati.

“ Dari leaflet yang disediakan hotel, saya jadi mengetahui kalau sekarang di Kota Solo ada Night Market di depan Puro Mangkunegaran yang menjual barang – barang khas Solo, misalnya ja, batik-batik, wayang hiasan dinding, hiasan kolam yang unik, miniature alat transportasi yang terbuat dari kayu, dan masih banyak lagi………”

Wisatawan yang menginap di hotel bisa mendapatkan informasi mengenai

tempat – tempat yang ada di kota Solo dengan media berupa leaflet yang

disediakan hotel, misalnya saja tempat-tempat penginapan di wilayah Solo,

rumah makan, daerah tujuan wisata ( DTW ), kantor polisi, sampai rumah

sakit, semua tercantum dalam katalog yang disediakan pihak hotel.

Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan dari pihak hotel, yaitu Riyadi :

“ Sesuai dengan standart hotel, kami menyediakan katalog Kota Solo yang berisi tentang : daerah tujuan wisata (DTW), nama dan alamat hotel, restoran. Selain itu, pihak sponsor dalam hal ini Mie Pasar Baru juga menyediakan peta Kota Solo. “

Page 71: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

71

Konsumsi informasi yang dimaksud juga dapat diperoleh wisatawan

melalui beberapa media lain yang mudah didapatkan. Media tersebut dapat

diperoleh dari media massa daerah, seperti di Koran Solopos. Pada kolom

lensa bisnis dan juga pada kolom Soloraya hari ini, pembaca dapat

mengetahui tempat belanja, dan juga event yang digelar di Kota Solo. Pada

surat kebar tersebut, memaparkan berbagai tempat wisata di Solo baik itu

wisata belanja maupun wisata yang berhubungan dengan seni daerah. Hal

tersebut seperti pernyataan dari Sulastri, salah satu informan berikut ini :

“Saya mengetahui PGS setelah membaca Koran Solopos di kolom Lensa Bisnis. Saya biasanya ke Solo beli baju – baju batik di PGS atau Klewer. Soalnya kan pusatnya batik-batik murah disana, jadi mendingan saya carinya langsung ke Solo. Kalau perjalanan naik motor kan tidak sampai satu jam juga sudah sampe. Kadang saya juga sama temen atau keluarga, sekalian main “.

Media lain yang bisa didapat dengan mudah adalah televisi yang

menjadi sarana wisatawan untuk mendapatkan informasi. Hal ini sesuai

dengan pernyataan informan, yaitu Pardi Hendrawan yang berasal dari Kudus

:

“ Dari pengalaman pribadi, juga dari salah satu acara televisi, tepatnya kapan saya lupa, menayangkan seluk beluk Kota Solo. Dari situlah saya ajak keluarga coba mengenal Kota Solo ini.”

Terkait dengan informasi tentang daerah tujuan wisata (DTW) Kota

Solo, pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ( Disbudpar ) Kota Solo ikut

serta ambil bagian. Media yang digunakan hampir sama dengan media yang

disediakan oleh pihak hotel di Solo yaitu berupa berupa Leaflet, hal tersebut

Page 72: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

72

seperti yang diungkapkan Bapak Budi Purwadi, salah satu staf Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota Solo :

“ Kami bekerja sama dengan Badan Informasi dan Komunikasi, Pemkot Kota Solo menyediakan leaflet – leaflet yang menyajikan seluk-beluk daerah tujuan wisata (DTW) Kota Solo.”

Merupakan hal yang penting bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

memiliki staf yang professional untuk menjalin kerjasama dengan media masa

tidak hanya pada waktu tertentu saja, tapi juga untuk jangka panjang sehingga

mendapat dukungan dan perhatian media masa. Menginformasikan segala

sesuatu yang terkait dengan pariwisata tidak hanya menjadi tugas bagi dinas

atau pihak terkait, masyarakat juga merupakan media terluas yang dapat

menyampaikan informasi baik kepada saudara, teman, kerabat, sampai pada

orang lain. Karena umumnya wisatawan mendapat informasi tentang Kota

Solo dari orang tua, saudara, teman, atau kerabat mereka, seperti yang

dikatakan Tutik Suwarno :

“ Saya mendapat info – info tentang Kawasan wisata yang Kota Solo dari orang tua saya, saudara, dan juga teman yang pernah berkunjung ke sini. Dari cerita – cerita mereka menjadi referensi bagi kami dalam kunjungan kali ini.”

Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh Sriyatun, :

“ Sudah lama juga kami mengenal Kota Solo ini. Kami mengenal tempat – tempat wisata yang ada di Kota Solo ini dari kerabat saya yang tinggal di sini. “

Page 73: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

73

Informasi yang didapat wisatawan menjadi pegangan dalam berkunjung di

suatu daerah. Karena itulah informasi tentang keadaan suatu daerah sangat

penting diketahui seseorang dalam perjalanannya di suatu daerah .

2. Konsumsi belanja akan sesuatu yang unik

Semakin lama wisatawan menikmati suatu obyek wisata, berarti

kepuasannya pada tempat yang dikunjunginya akan semakin besar, dan itulah

yang dicarinya. Ketika wisatawan tersebut kembali ke tempat asalnya, bahkan

saat mereka sudah mulai kembali pada rutinitasnya, kesan tersebut hendaknya

dapat tetap bertahan sehingga dalam angan – angan mereka dapat merasakan

lagi pesona obyek wisata yang pernah ia kunjungi. Hal seperti ini dapat

dicapai dengan selalu mengingatkan wisatawan kepada apa yang telah

disaksikan dan dinikmatinya. Salah satu caranya adalah mengikatkan kesan

itu pada obyek – obyek yang dapat dibawa pulang, dan tidak cepat rusak.

Sehingga setiap kali ia melihat benda itu, ia akan teringat kembali kepada apa

yang pernah disaksikan, dan dinikmatinya. Inilah yang biasanya disebut

dengan cinderamata atau souvenir. Seperti yang dikatakan Sulastri :

“ Membeli kaos dan pin SIPA, biar inget pernah meliat pertunjukkan seperti ini. Tadi dah liat – liat ke Ngarsopuro, tapi ntar mau ke sana lagi buat beli batik, dan hiasan dinding.Kalau diluar acara kayak gini, ya saya biasanya malah cari kebutuhan batik di PGS, saya suka belanja di Solo, Batiknya beragam. Modelnya juga bagus-bagus. Kalau ke Solo, saya pasti belanja khasnya Kota Solo.”

Page 74: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

74

Konsumsi belanja akan sesuatu yang unik bisa didapatkan di tempat-

tempat tertentu yang memang dikhususkan untuk menarik minat para

wisatawan. Di Solo ada beberapa tempat yang menjual beragam barang

kerajinan Solo yang tentunya unik dan memiliki kesan khas daerah. Tempat

tersebut antara lain Night Market Ngarsopuro, yang tepatnya terletak di

sepanjang Jalan Diponegoro Solo. Berikut pernyataan dari Topan Triawan

salah satu informan yang pernah mengunjungi tempat wisata tersebut :

“ ………… Night Market di depan Puro Mangkunegaran yang menjual barang – barang khas Solo, misalnya saja, batik-batik, wayang hiasan dinding, hiasan kolam yang unik, miniature alat transportasi yang terbuat dari kayu, dan masih banyak lagi, barang-barangnya menonjolkan nilai budaya asli Kota Solo, seperti yang sudah saya beli ini, miniature andong dari kayu. “

Syarat cinderamata yang baik adalah tidak cepat rusak, sedapat mungkin

selalu tampak. Selain itu, cinderamata juga harus dapat mewakili Daerah

Tujuan Wisata (DTW) asal, dan dapat membawa kenangan tersendiri tentang

daerah tujuan wisata tesebut. Seperti yang diungkapkan Pardi Hendrawan :

“ Di Ngarsopuro, kami membeli souvenir khas Solo. Batik, dan wayang kulit hiasan dinding buat oleh – oleh biar selalu mengingat Kota Solo. Nanti mau mampir ke daerah Pasar Gede mencari makanan khas Kota Solo untuk oleh – oleh. ”

Begitu juga yang dikatakan Tutik Suwarno, :

“ Di showroom Kencana Ungu membeli baju – baju batik buat mertua dan kerabat di rumah. Rencana juga mau ke Kawasan Ngarsopuro, inginnya mencari barang – barang khas Kota Solo, tapi tunggu hari Sabtu dulu. “

Page 75: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

75

Dari hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa wisatawan yang

berkunjung ke Kota Solo mengkonsumsi sesuatu yang unik dengan membeli

sesuatu yang khas, dengan tujuan untuk mengingatkannya pada Kota Solo.

3. Konsumsi jasa transportasi.

Fasilitas pengangkutan (transportation facilities) merupakan sarana dan

prasarana yang dipergunakan orang untuk mencapai tempat tujuan.

Wisatawan akan dengan mudah mencapai Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang

diinginkan dengan memakai atau mengkonsumsi jasa transportasi. Seperti

yang dikatakan Tutik Suwarno :

“ Dengan mobil rental yang disediakan hotel, kami tidak perlu memakai jasa travel. Kami juga membawa anak kecil, jadi pasti ribet kalo menggunakan jasa travel. “

Lain halnya dengan Sriyatun, wisatawan asal Jakarta Timur ini sama

sekali tidak menggunakan jasa transportasi, karena ia sekeluarga membawa

mobil pribadi, dan hanya menyewa sopir.

“ ..........Kalau untuk transportasi, kami menggunakan mobil pribadi dari rumah, biar mudah kalo mau ke mana – mana. Tapi karna bapak tidak bisa bawa mobil buat jarak jauh, kami memakai jasa sopir. “

Untuk perjalanan pariwisata dengan menggunakan mobil pribadi ada

untung dan ruginya jika dibandingkan dengan menggunakan kendaraan

umum. Perjalanan dengan mobil pribadi lebih banyak membutuhkan jasa

Page 76: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

76

pendukung yang berupa : pom bensin, rumah makan, penginapan, dan lain

sebagainya. Akan tetapi, perjalanan tersebut akan lebih fleksibel karena waktu

pemberangkatan dan pemberhentian yang lebih luwes, dan menurut selera

wisatawan, di mana mereka dapat mengaturnya sendiri. Dengan tersedianya

fasilitas jasa transportasi ke lokasi wisata, akan mendorong wisatawan lebih

banyak menikmati komponen produk wisata yang tersedia, karena wisatawan

akan lebih leluasa melakukan perjalanan di daerah atau kota tujuannya.

Seperti yang dikatakan Pardi Hendrawan :

“ Meskipun tidak kuat nyetir jarak jauh, kami memakai mobil pribadi biar lebih bebas kalau mau kemana – mana. “

Jasa transportasi merupakan pendukung utama bagi kegiatan wisata.

Tempat wisata akan banyak dikunjungi wisatawan, jika terdapat kemudahan

untuk menuju tempet wisata tersebut. Jasa transportasi yang memadahi, tentu

akan sangat mendukung berkembangnya daerah wisata. Semakin banyak

kemudahan yang ditemukan para wisatawan menuju tempat wisata yang

mereka inginkan, maka hal tersebut juga akan membawa keuntungan bagi

tempat wisata tersebut. Hasil yang dapat diperoleh adalah, tempat wisata

semakin banyak dikenal orang, dan mampu menarik minat pengunjung untuk

mendatangi lagi tempat wisata tersebut, karena kemudahan akses transportasi.

Page 77: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

77

4. Konsumsi akan kesan yang menyenangkan.

Seakan telah menjadi budaya wisata, segala sesuatu yang didapat dan

dinikmati diabadikan oleh wisatawan yang bersangkutan untuk dibawa pulang

sebagai kenangan atau memory tersendiri. Kebutuhan akan konsumsi kesan

yang menyenangkan tersebut mendorong wisatawan mengabadikannya baik

dalam bentuk fotografi, ataupun video. Salah satu informan, yakni Sruyatun

mengkonsumsi kesan yang menyenangkan dari perjalanan wisatanya dengan

bentuk fotografi dan video, seperti yang dikatakannya :

“ Selain dengan handy cam, anak saya juga mengambil foto dengan HP. Lagian sayang juga kalau dilewatkan gitu saja. “

Semakin canggihnya teknologi saat ini tampaknya juga dimanfaatkan

wisatawan untuk mengabadikan moment yang menyenangkan saat mereka

melakukan perjalanan wisata. Selain Sriyatun, perilaku mengkonsumsi kesan

yang menyenangkan ini juga tampak pada Sulastri (24 th), salah satu

wisatawan yang berkunjung ke Kota Solo untuk mengunjungi Keraton

Mangkunegaran dan menyaksikan SIPA ( Solo International Perfomance Art

) :

“ Ambil video dan foto - foto dengan HP, buat dokumentasi pribadi.” Pernyataan serupa juga diungkapkan Pardi Hendrawan, :

“ Anak – anak saya itu suka foto – foto, jadi mereka juga membawa peralatan foto sendiri untuk mengambil gambar dalam perjalanan wisata ini. “

Page 78: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

78

Seorang wisatawan yang merasa puas akan kembali ke daerah asalnya

dengan suatu kenangan manis dari perjalanannya dan membawa pulang citra

yang baik dari daerah yang dikunjunginya. Perjalanan wisata menjadi sumber

pengalaman, menghasilkan rekaman tentang berbagai hal atau peristiwa yang

unik, menggembirakan, membahagiakan, dan semua hal yang menyentuh

perasaan wisatawan yang tersimpan dan dikenang dalam hatinya. Semua yang

dirasakan dibagi juga pada keluarga, teman-teman, dan kelompok

masyarakatnya. Sementara itu, pelayanan yang tidak profesional dan berakibat

pada batalnya kunjungan, umumnya menjadi alasan wisatawan kecewa.

Jaminan kepuasan hanya dapat diperoleh apabila pelayanan yang diterima

memang sesuai dengan apa yang dijanjikan dan standart yang diharapkan.

Sehingga wisatawan menginginkan mendapat kesan yang menyenangkan

untuk dibawa pulang.

5. Konsumsi jasa akomodasi

Industri akomodasi meliputi semua hal komersial yang bergerak di bidang

jasa akomodasi mulai dari bentuk penginapan yang paling sederhana sampai

penginapan yang mewah. Wisatawan akan memerlukan tempat tinggal untuk

sementara selama dalam perjalanan wisatanya di mana ia dapat beristirahat.

Seperti yang dikatakan Topan Triawan, :

Page 79: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

79

“ Setiap mau pulang ke Madiun, memang sengaja dari Jakarta naik kereta jurusan Solo, istirahat sehari semalam di kota Solo, sekalian menikmati suasana malam di kota ini. “

Pernyataan tersebut menujukkan bahwa wisatawan mengunakan jasa

akomodasi untuk singgah dan menikmati Kota Solo. Hal serupa juga

diungkapkan Pardi Hendrawan, :

“ Kami menginap di Hotel Grand Setya Kawan, karena Harga yang tidak terlalu mahal dengan melihat fasilitas yang diberikan, serta lokasi di pinggir jalan raya tidak membuat kami repot mencari tempat penginapan.”

Selain menyediakan jasa penginapan, mayoritas hotel juga menyediakan

jasa transportasi dan makan, serta minum bagi tamunya. Seperti pernyataan

Tutik Suwarno :

“ Dengan mobil rental yang disediakan hotel, kami tidak perlu memakai jasa travel. Kami juga membawa anak kecil, jadi pasti ribet kalo menggunakan jasa travel. “

Dan juga seperti yang dikatakan Tia, salah satu pegawai Hotel Grand Setya

Kawan :

“ ………. Tarif segitu sudah termasuk makan pagi dan malam bagi semua jenis kelas kamar (moderate, superrior, dan deluxe).”

Disamping fasilitas yang diberikan, letak yang strategis perlu

diperhatikan pihak hotel. Hotel yang terletak di sepanjang jalan raya atau jalan

poros kota dengan sendirinya akan dilalui wisatawan, sehingga wisatawan

tidak akan kesulitan untuk mencari tempat beristirahat. Seperti yang dialami

Pardi Hendrawan :

Page 80: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

80

“ ………. Harga yang tidak terlalu mahal dengan melihat fasilitas yang diberikan, serta lokasi di pinggir jalan raya tidak membuat kami repot mencari tempat penginapan. “

Kebutuhan akan konsumsi jasa akomodasi menambah ramainya industri

pariwisata di Kota Solo.

6. Konsumsi makan dan minum

Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, banyak hotel yang

menyediakan jasa untuk memenuhi kebutuhan wisatawan akan makan dan

minum. Akan tetepi, jasa untuk menyediakan makan dan minum juga banyak

disediakan di luar hotel, baik dalam bentuk warung makan, kedai makan,

rumah makan, restoran ataupun yang lainnya. Rumah makan ataupun restoran

merupakan suatu aktivitas usaha pelayanan makan dan minum yang ditujukan

untuk umum. Usaha ini mempunyai kedudukan yang mempunyai peran yang

penting dalam pariwisata. Hal ini dapat dilihat bahwa di beberapa daerah

sampai negara, peneluaran wisatawan terbesar jatuh ke sektor ini (Wahab,

1992).

Rumah makan di kota – kota umumnya tidak disediakan khusus untuk

wisatawan, bahkan kebanyakan pendapatannya berasal dari penduduk

setempat. Kota Solo yang mempunyai berbagai jenis makanan khas. Ragam

kuliner yang tersedia di solo bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi

wisatawan. Selain memiliki rasa dan jenis yang khas, kuliner masakan khas

Page 81: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

81

Solo juga memiliki rasa yang tak kalah enaknya dengan ragam kuliner daerah

lain. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Sriyatun, salah satu informan

berikut :

“ Kemarin udah dari Timlo Sastro, tadi pagi nasi liwet di daerah Solo Baru itu, kalo ke Solo kami sengaja makan makanan yang khas sini. Makanan Solo yang beragam dan juga enak. “

Pernyataan serupa juga diungkapkan Sulastri, :

“ Tadi siang makan di kawasan stadion Manahan, trus tadi juga mampir di warung wedang dongo di daerah pojok Mangkunegaran sana. “

Tapi ada juga rumah makan atau resto yang khusus memberikan jasanya

kepada orang yang dalam perjalanannya terletak di tepi jalur lalu lintas yang

penting. Khususnya untuk pariwisata, rumah makan atau resto harus mudah

ditemukan dan dicapai dari tempat – tempat di mana wisatawan masuk atau

menginap. Hal ini termasuk syarat aksebilitas. Seperti yang dikatakan Pardi

Hendrawan,:

“ Kami menggunakan fasilitas yang diberikan hotel, yaitu makan pagi, tapi karna cuma dapat dua porsi, kami tambah lagi dua porsi. Tapi meski dari Hotel dapat makan pagi dan malam, untuk malamnya kami makan di Galabo, di sana makanannya lengkap, tempatnya nyaman, dan ramai.”

Mengenai syarat sentralitas, restoran harus berdekatan dengan tempat di mana

banyak terdapat wisatawan. Kemudahan akses serta kenyamanan tempat dapat

memberi kesan tersendiri bagi wisatawan untuk kembali mengunjungi Solo

sebagai Daerah Tujuan Wisata yang memiliki ragam kuliner istimewa.

Page 82: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

82

D.ANALISIS PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK

DALAM WISATA BUDAYA DI KOTA SOLO

Solo yang telah diresmikan menjadi Kota Budaya menjadi semakin

ramai dikunjungi wisatawan, baik domestik ataupun manca. Dengan slogan

barunya, yakni “ The Spirit of Java “, Kota Solo gencar melakukan

pemasaran obyek wisatanya. Dengan menggelar berbagai event bertajuk

pengenalan budaya yang dimiliki, Kota Solo terus memperbaiki berbagai

sarana dan prasarana untuk wisatawan yang berkunjung. Meskipun bukan

ibukota provinsi, namun Solo berstatus sebagai kota besar dan menjadi salah

satu kota budaya di Indonesia. Hal ini dikarenakan masyarakatnya

mempunyai karakter yang kuat, yaitu lembut dalam bahasa, tingkah laku, serta

tutur kata di samping masih mempertahankan kehidupan tradisinya. Penduduk

Solo juga mengadopsi kehidupan modern, seperti banyaknya hotel berbintang,

kafe, pub, bar, dan diskotik.

Kota Solo yang tidak mempunyai sumber daya alam sebagai dasar

pertumbuhan pariwisata, tapi Kota Solo mempunyai potensi besar dalam

bidang budaya untuk membangkitkan pariwisata di Kota Solo. Pariwisata

merupakan fenomena perjalanan orang – orang dari tempat asalnya ke tempat

lain untuk bersenang – senang ( pleasure ), dan untuk memanfaatkan waktu

luang ( leisure ). Dampak dari pengertian tersebut adalah bahwa orang – orang

yang sedang melakukan perjalanan tersebut memerlukan layanan yang dapat

Page 83: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

83

menggantikan apa yang biasa mereka nikmati dalam kehidupan sehari – hari.

Dari sinilah awal perilaku konsumsi wisatawan muncul.

Perilaku konsumsi wisatawan dikaji dengan berdasarkan pada teori

sosiologi konsumsi. Baudrillard menjelaskan bahwa dalam sebuah dunia yang

dikontrol oleh kode, persoalan konsumsi memiliki sesuatu yang berkenaan

dengan kepuasan atas apa yang umumnya dikenal sebagai “ kebutuhan “.

Kebutuhan diciptakan berasal dari pembagian subyek dan obyek palsu. Ide

kebutukan tersebut diciptakan untuk menghubungkan mereka. Sehingga,

pergulatan - pergulatan berdasarkan penegasan satu sama lain subyek dan

obyek. Baudrillard berusaha mendekonstruksikan subyek obyek yang lebih

umum lagi dengan konsep konsumsi. Seseorang tidak membeli apa yang ia

butuhkan, tapi membeli apa yang kode sampaikan padanya. Di dalam

konsumsi yang dilandasi oleh nilai tanda dan citra daripada nilai guna (

utilitas ), logika yang mendasarinya bukan lagi logika kebutuhan ( need )

melainkan logika hasrat ( desire ).

Kajian mengenai perilaku konsumsi wisatawan dapat dilihat dari

motivasi wisatawan tersebut mengkonsumsi barang ataupun jasa ketika

melakukan perjalanan pariwisatanya. Motivasi merupakan hal mendasar

dalam studi ini, karena motivasi merupakan penggerak dalam proses

perjalanan wisata, meskipun motivasi seringkali tidak disadari sepenuhnya

oleh wisatawan itu sendiri. Perilaku konsumsi wisatawan terletak pada

Page 84: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

84

aktivitas atau kegiatan yang dilakukannya. Dalam uraian ini, perilaku

konsumsi wisatawan adalah kebutuhan manusia yang sedang dalam

perjalanan mencari kesenangan, jauh dari tempat tinggalnya, dan semata –

mata sebagai konsumen di daerah tujuan wisata yang dikunjunginya.

Hal lain yang membuktikan bahwa kegiatan konsumsi yang dilakukan

para informan dalam penelitian ini adalah wisatawan domestik yang

berkunjung di kota Solo didasari atas faktor kebutuhan dan nilai guna (use

value). Wisatawan mengkonsumsi sesuatu karena memang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhannya selama melakukan perjalanan wisata. Sama halnya

dengan individu pada umumnya, wisatawan juga mempunyai kebutuhan

hidup yang harus dipenuhi. Dari kebutuhan makan dan minum, tempat

tinggal, sampai kesan yang menyenangkan merupakan kompleksnya

kebutuhan wisatawan.

Namun, budaya konsumen mengungkapkan bahwa perilaku konsumsi

tidak dapat begitu saja dinamakan matrealistis. Perencanaan, pembelian,

peragaan, dan perawatan komoditas tentu saja banyak membutuhkan

perhitungan. Kondisi keuangan menjadi faktor penentu seseorang

mengkonsumsi sesuatu. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, perilaku

konsumsi individu dikaji dari segi pilihan – pilihan rasional dengan asumsi

dasar bahwa setiap perilaku individu diarahkan oleh perhitungan yang sadar

untuk meminimalkan pengorbanan dan mendapat hasil maksimal.

Page 85: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

85

Mengkonsumsi pada hakekatnya merupakan kepuasan yang tidak ada

habisnya. Namun, akhir dari kegiatan konsumsi adalah ketidakpuasan. Seperti

yang telah diketahui. Selain alasan kebutuhan, dan kondisi keuangan, motivasi

yang mendasari perilaku konsumsi wisatawan adalah gaya hidup. Sebagai

dampak dari pengertian pariwisata, wisatawan termasuk ke dalam “kelas

pemilik waktu” dan “menikmati waktu senggang”. Dan mereka yang pemilik

waktu, dan dan dapat menikmati waktu senggangnya, dapat menempati kelas

tertentu dalam komunitasnya.

Karena itu, dalam budaya konsumen masa kini, gaya hidup mendapat

kedudukan yang istimewa. Dalam penelitian ini, perilaku konsumsi wisatawan

yang didasari atas gaya hidup juga tampak pada seorang wisatawan yang

membeli merk tertentu (branded) yang sudah terkenal karena selain kualitas

yang terjamin, ia juga mengaku lebih berkelas jika memakai merk tersebut.

Gaya hidup tidak hanya terbatas pada konsumsi merk saja. Cara seseorang

mengisi waktu luangnya juga menjadi gaya hidup tersendiri bagi masyarakat

sekarang ini. Setiap orang mempunyai waktu luang. Tetapi, sebagian dari

mereka tidak dapat mengisi waktu luang tersebut dengan maksimal. Mengisi

waktu luang dengan melakukan perjalanan pariwisata menjadi gaya hidup

masyarakat yang tiap harinya dilalui dengan aktivitas dan rutinitas yang

membosankan.

Page 86: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

86

MATRIKS 2. TEMUAN PENELITIAN

PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK

DALAM WISATA BUDAYA DI KOTA SOLO

NO. ASPEK KETERANGAN

1

Motivasi

a. Kebutuhan.

Keinginan memenuhi kebutuhan hidup dalam perjalanan

wisata menjadi motivasi wisatawan dalam perilaku

konsumsi.

b. Kondisi keuangan.

Wisatawan melakukan perilaku konsumsi dengan

melihat kondisi keuangan masing – masing.

c. Gaya hidup (life style).

Gaya hidup merupakan pola dimana orang hidup dan

menggunakan waktu dan uangnya. Termasuk

didalamnya nilai, tanda, dan citra.

2.. Perilaku Konsumsi a. Berdasarkan kebutuhan :

- Konsumsi Informasi. Informasi merupakan pintu

utama wisatawan berkunjung ke daerah tujuan

wisata pilihannya.

Page 87: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

87

- Konsumsi jasa transportasi. Wisatawan dapat dengan

mudah mencapai daerah tujuan wisata yang

diinginkan dengan sarana transportasi.

- Konsumsi makan dan minum ( food and beverages ).

Salah satu kebutuhan utama individu dimanapun

berada adalah makan dan minum.

b. Berdasarkan kondisi keuangan

- Konsumsi jasa akomodasi. Jasa akomodasi

menyediakan tempat tinggal sementara atau

penginapan, dan juga meliputi penyediaan makan

dan minum.

c. Berdasarkan gaya hidup (life style) :

- Konsumsi sesuatu yang unik (souvenir). Souvenir

berupa sesuatu yang unik dan khas daerah setempat

sebagai tanda mata daerah tersebut.

- Konsumsi belanja. Wisatawan memilih merk tertentu

yang terkenal dan berkelas.

- Konsumsi sesuatu yang menyenangkan (memory).

Kenangan indah dalam perjalanan wisata yang

diabadikan wisatawan sebagai tanda mereka telah

melakukan pariwisata.

Page 88: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

88

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Perilaku konsumsi wisatawan terletak pada aktivitas atau kegiatan

yang dilakukannya. Dalam penelitian ini, perilaku wisatawan adalah

kebutuhan manusia yang sedang dalam perjalanan mencari kesenangan, jauh

dari tempat tinggalnya, dan semata – mata sebagai konsumen di daerah tujuan

wisata yang dikunjunginya. Kebutuhan manusia yang bertingkat dimulai dari

tingkat yang paling rendah hingga tingkat yang paling tinggi, tidak ada

batasnya, dan berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya. Di

sinilah kompleksnya perilaku konsumsi wisatawan.

B. IMPLIKASI

1. Implikasi Empiris

Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa perilaku konsumsi

wisatawan merupakan kegiatan atau aktivitas wisatawan menggunakan

nilai guna suatu barang atau jasa dalam rangka untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Seperti halnya individu pada umumnya, wisatawan

juga berusaha untuk memenuhi kebuutuhan hidupnya selama dalam

perjalanan wisatanya. Motivasi yang mendasari perilaku konsumsi

wisatawan domestik dalam melakukan wisata budaya di kota Solo berbeda

Page 89: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

89

tiap orangnya. Atas dasar pemenuhan kebutuhan, wisatawan

mengkonsumsi barang atau jasa yang disediakan industri jasa di Kota

Solo. Hal – hal yang melatarbelakangi seorang wisatawan dalam

melakukan perilaku konsumsinya menjadi motivasi perilaku konsumsi.

Dari peneliitian terlihat bahwa semakin tingginya pendapatan atau

penghasilan rata – rata tiap bulan, semakin besar pula pengeluaran uang

mereka untuk mengkonsumsi barang atau jasa selama perjalanan

wisatanya. Di samping motivasi akan kebutuhan dan kondisi keuangan,

wisatawan itu juga berdasar atas gaya hidupnya. Dilihat dari motivasi

kebutuhan, wisatawan melakukan konsumsi makan dan minum, konsumsi

informasi, dan transportasi. Wisatawan mengkonsumsi konsumsi jasa

akomodasi atas dasar kondisi keuangan. Gaya hidup diwujudkan

wisatawan dalam mengkonsumsi sesuatu yang unik (souvenir), dan

sesuatu yang menyenangkan (memory).

2. Implikasi Metodologis

Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian ini mengungkapkan perilkau konsumsi wisatawan domestic

dalam wisata budaya di kota Solo. Dengan mengamati komponen yang

yang terlibat dalam industri pariwisata yang meliputi : wisatawan

domestic yang berkunjung di kota Solo, penyedia barang atau jasa industri

Page 90: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

90

pariwisata, dan dinas terkait. Informan dipilih berdasarkan metode

convenience sampling, dimana pengambilan informan yang dilakukan

semata – mata dengan cara memilih siapa saja yang dapat diraih pada saat

penelitian.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan

wawancara mendalam ( indepth interview ), observasi, dan dokumentasi.

Indepth interview dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara

dengan informan selain dengan menggunakan pedoman wawancara,

peneliti juga mengembangkan lagi pertanyaan tersebut supaya dapat

menjawab perumusan masalah penelitian. Data yang terkumpul berupa

catatan hasil wawancara direduksi secara terus - menerus sebelum

disajikan dalam bentuk laporan penelitian. Tidak hanya keluasan data, tapi

juga memperhatikan kebenaran data yang diperoleh.

Penulis menggunakan triagulasi sumber, dimana data yang sama digali

dari berbagai sumber. Disamping itu, triagulasi metode juga yang berearti

data yang sama dicari dengan metode yang berbeda dalam penelitian ini,

selaim wawancara mendalam, peneliti juga melakukan observasi dan

dokumentasi. Observasi dilakukan peneliti dengan cara datang langsung di

tempat obyek wisata, penyedia jasa atau barang industri pariwisata untuk

mengetahui keadaan dan juga situasi dan kondisi serta peristiwa yang ada.

Page 91: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

91

Selain itu, dokumentasi juga dilakukan peneliti untuk sumber data berupa

gambar.

Selama proses penelitian, peneliti juga mengalami beberapa kendala,

antara lain : belum pastinya pengunjung hotel adalah wisatawan yang

ingin menikmati kota Solo. Sebagian dari mereka datang ke kota Solo

dalam perjalanan bisnisnya. Memerlukan waktu yang cukup lama bagi

peneiliti untuk untuk mendapatkan wisatawan domestik yang

mengkonsumsi jasa akomodasi. Selaen itu, terbatasnya waktu yang

dimiliki wisatawan membuat peneliti tidak maksimal dalam penelitian.

.3. Implikasi Teoritis

Dalam penelitian ini, penulis menggonakan teori sosiologi konsumsi

yang dikemukakan oleh Baudrillard. Baudrillard menjelaskan bahwa

dalam suatu dunia yang dikontrol oleh kode, persoalan konsumsi memiliki

sesuatu yang berkenaan dengan kepuasan atas apa yang umumnya dikenal

sebagai “kebutuhan”. Seseorang tidak membeli apa yang ia butuhkan,

tetapi ia membeli apa yang kode sampaikan padanya. Di dalam konsumsi

yang didasari nilai, tanda, dan citra daripada nilai guna, logika yang

mendasarinya bukan lagi logika kebutuhan, melainkan logika hasrat.

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa wisatawan domestik yang

berkunjung di Kota Solo mempunyai beberapa faktor yang menjadi

Page 92: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

92

motivasi mereka dalam perilaku konsumsinya. Dalam perjalanan

pariwisatanya, wisatawan juga merupakan individu yang tetap mempunyai

kebutuhan hidup. Selama perjalanannya, wisatawaan tersebut dapat

dikatan melakukan perilaku konsumsi untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Dalam hal ini, pendapat Baudrillard di atas kurang tepat adanya, karena

Baudrillard mengesampingkan kebutuhan dalam konsumsi. Pendapat

Baudrillard tidak sepenuhnya ditolak dalam penelitian ini/ Karena pada

penelitian di lapangan ditemukan bahwa motivasi lain yang mendasari

wisatawan domestik dalam perilaku konsumsinya adalah gaya hidup.

Seseorang mengkonsumsi sesuatu atas dasar gaya hidup semata. Perilaku

konsumsi yang didasari nilai, tanda, dan citra tampak pada wisatawan

yang mengkonsumsi suatu barang dengan melihat merk (brand) terlebih

dulu. Ia merasa lebih berkelas dan telah percaya pada merk tersebut.

Dalam hal ini ia menomorduakan kebutuhan.

C. SARAN

Setelah melakukan penelitian, peneliti melihat adanya beberapa hal

yang perlu diperhatikan oleh berbagai pihak supaya industri pariwisata

dapat tetap terus berkembang atau paling tidak dapat tetap bertahan. Oleh

karena itu, dalam penelitian ini, penulis memberikan beberapa masukan

yang berupa pemikiran dalam bentuk saran, antara lain :

Page 93: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

93

1. Untuk Pemerintah

Melihat kenyataan yang ada di lapangan yakni bagaimana perilaku

konsumsi wisatawan domestik dalam wisata budaya di Kota Solo, maka

pemerintah Kota Solo dan juga pihak terkait hendaknya :

a Memberikan fasilitas pelayanan umum yang memadai di setiap tempat

tujuan wisata, misalnya : toilet, tempat duduk, souvenir shop

b. Melakukan penataan yang lebih baik lagi untuk pedagang, dan juga

tempat parkir yang nyaman bagi pengunjung.

c. Menjaga asset budaya peninggalan sejarah yang ada di kota Solo

supaya dapat dapat mempertshsnksn dan juga meningkatkan jumlah

wisatawan ynag mengunjungi Kota Solo.

2. Untuk Pihak Penyedia Jasa Akomodasi ( Hotel )

a. Lebih maksimal dalam melakukan promosi sehingga pengunjung

mengetahui keberadaan Hotel tersebut.

b. Ikut serta memelihara kebersihan dan kerapian di lingkungan sekitar

daerah tujuan wisata (DTW).

c. Memberikan pelayanan dan keramahan kepada wisatawan dan atau

konsumen yang berkunjung.

3. Untuk Peneliti :

a. Sebaiknya lebih banyak mencari referensi guna menambah

pengetahuan dan kreativitas dalam menyusun laporan penelitian.

Page 94: PERILAKU KONSUMSI WISATAWAN DOMESTIK …/Perilaku... · Ekonomi, konsumsi adalah kepuasan yang didapat oleh konsumen dari pemakaian ... Bagan 1. Bagan Terbentuknya Perilaku ( Sumber

94

b. Sebaiknya peneliti lebih teliti dan rinci dalam menyusun pedoman

wawancara supaya dapat dengan mudah menperoleh data yang

lengkap.

c. Hendaknya peneliti lebih meningkatkan kepekaan terhadap situasi dan

kondisi, serta peristiwa yang ada dan terjadi di lokasi penelitian

4. Untuk Wisatawan domestik yang berkunjung di Kota Solo

a. Disarankan ikut menjaga kebersihan, kenyamanan, dan ketertiban di

lingkungan sekitar daerah tujuan wisata ( DTW )

b. Disarankan kepada wisatawan yang telah berkunjung di Kota Solo

dapat memberi informasi kepada orang lain tentang keberadaan daerah

tujuan wisata (DTW) di Kota Solo, sehingga memungkinkan untuk

meningkatkan jumlah pengunjung Kota Solo.