analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user ANALISIS KONSUMSI DAN PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN ENERGI BAHAN BAKAR MINYAK UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI SURAKARTA Skripsi SUKMA HENDRA WAHYUDI S I 0306077 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: hoangxuyen

Post on 11-Jan-2017

234 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ANALISIS KONSUMSI DAN PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN ENERGI BAHAN BAKAR MINYAK

UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI SURAKARTA

Skripsi

SUKMA HENDRA WAHYUDI S

I 0306077

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

Page 2: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

ABSTRAK

Sukma Hendra Wahyudi S, NIM : I0306077. ANALISIS KONSUMSI DAN PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN ENERGI BAHAN BAKAR MINYAK UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI SURAKARTA. Skripsi. Surakarta : Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Oktober 2010.

Masyarakat di Indonesia, khususnya masyarakat Kota Surakarta

membutuhkan energi yang berasal dari minyak bumi untuk kendaraan bermotor yang digunakan sebagai penunjang dalam melakukan aktivitas kerja. Pada tahun 2008, Kota Surakarta mengalami kekurangan energi bahan bakar minyak jenis premium. Hal ini disebabkan salah satunya karena tingginya pertumbuhan kendaraan bermotor di Surakarta. Tingginya pertumbuhan kendaraan bermotor ini, diikuti dengan peningkatan konsumsi masyarakat akan bahan bakar minyak jenis premium.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku masyarakat dalam menggunakan energi dari bahan bakar minyak jenis premium serta mengetahui jumlah indeks konsumsi masyarakat di Surakarta. Penelitian ini dilakukan dalam empat tahap. Tahap pertama adalah menentukan sampel. Dalam penentuan sampel penelitian metode yang digunakan yaitu area sampling dan purposive sampling. Sedangkan jumlah responden ditentukan dengan rumus dari Taro Yamane sebanyak 400 responden. Tahap kedua menyusun kuesioner, semua variabel, atribut, dan pertanyaan diadaptasikan dari model perilaku konsumen Kotler (1997). Tahap ketiga melakukan analisis cluster. Data diolah dengan menggunakan metode analisis cluster dan dilakukan profiling cluster hingga diperoleh karaktistik masyarakat Surakarta. Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah menghitung indeks konsumsi masyarakat Surakarta akan bahan bakar minyak jenis premium.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik masyarakat di Kota Surakarta dibagi menjadi tiga cluster. Cluster pertama mempunyai karakteristik usia, pendapatan, dan jumlah anggota keluarga berada di atas rata-rata populasi. Dimana responden kebanyakan adalah pria dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta. Cluster kedua mempunyai karakteristik usia dan pendapatan berada di bawah rata-rata populasi, dengan jumlah anggota keluarga berada di atas rata-rata populasi. Jenis kelamin kebanyakan respondennya wanita, dengan pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa. Sedangkan cluster ketiga mempunyai karakterisik usia berada di atas rata-rata populasi, sedangkan untuk pendapatan dan jumlah anggota keluarga berada di bawah rata-rata populasi. Jenis kelamin responden kebanyakan pria, dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta. Indeks konsumsi masyarakat Surakarta dari penelitian ini sebesar 23 liter/bulan untuk tiap-tiap individu sedangkan indeks konsumsi per keluarga sebesar 95 liter/bulan.

Kata kunci: indeks konsumsi, BBM, uji validitas, uji reliabilitas, uji outlier, dan

analisis cluster. xviii + 96 halaman; 18 tabel; 58 gambar; 6 lampiran; daftar pustaka: 17 (1992-2010)

Page 3: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

ABSTRACT Sukma Hendra Wahyudi S, NIM : I0306077. ANALYSIS OF CONSUMPTION AND CONSUMER BEHAVIOR IN THE USE OF ENERGY FUEL FOR MOTOR VEHICLES IN SURAKARTA. Thesis. Surakarta : Industrial Engineering Department, Engineering Faculty, Sebelas Maret University, October 2010.

People in Indonesia, especially the city of Surakarta requires energy derived from petroleum for motor vehicles which are used as support in performing work activities. In 2008, the city of Surakarta experiencing an energy shortage of premium fuel. This is due to one of them because of the high growth of motor vehicles in Surakarta. The high growth of these vehicles, followed by an increase in private consumption will fuel the premium type.

This study ains to determine people’s behavior in using the energy from fuel oil to know the amount of premium as well as private consumption index in Surakarta. This research was conducted in four stages. The first stage is to determine the sample. In determining the research sample, the method used is the area sampling and purposive sampling. While the number of respondents is determine by the formula Taro Yamane of 400 respondents. The second phase of preparing the questionnaire, all variables, attributes, and questions adapted from the model of consumer behavior Kotler (1997). The third stage cluster analysis and cluster profiling done to achieve the characteristics of Surakarta community. The last step in research is to calculate the index consumption Surakarta.

The result of this type of research shows that characteristic of the people in the city of Surakarta is devided into three clusters. The first cluster has the characteristics of age, income, and family size is above the average population. When respondents were mostly men with a job as private employees. The second cluster has the characteristic of age and income is below the average population, with the number of family members is above the average population. The sex of the respondents mostly women, with employment as a student. While the third cluster has the characteristic age is above the population average, while for income and family size is below the average population. The sex of the respondents mostly men, with jobs as private employees. Surakarta index consumption of this study of 23 liters per month for each individual while the index of consumption per family of 95 liters/month.

Keywords : consumption index, BBM, test validity, reliability test, outlier test, and

cluster analysis. xviii + 96 pages; 18 tables; 58 pictures; 6 appendices; bibliography: 17(1992-

2010)

Page 4: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan beberapa hal pokok mengenai penelitian ini, yaitu

latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

batasan masalah dan asumsi, serta sistematika pembahasan.

1.1 Latar Belakang

Energi merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat dunia

salah satunya masyarakat di Indonesia. Hampir semua sektor kehidupan (industri,

rumah tangga, transportasi, jasa, dan lain-lain) tidak bisa dipisahkan dari sektor

energi (Nuryanti, 2007). Tiap-tiap sektor kehidupan yang ada tidak lepas dari

sumber energi yang berasal dari minyak bumi, khususnya sektor transportasi.

Selain itu, minyak bumi juga berperan besar dalam penghasil penerimaan devisa

negara. Ketergantungan akan minyak bumi inilah yang manyebabkan Indonesia

menjadi negara yang boros dalam pengkonsumsian energi.

Negara yang boros energi memiliki tingkat keelastisitasan energi yang

tinggi. Elastisitas energi adalah perbandingan antara pertumbuhan konsumsi

energi dengan pertumbuhan ekonomi. Di tingkat elastisitasnya Indonesia berada

pada kisaran 1,84 pada 2003. Tebilang sangat boros energi dibandingkan

Malaysia yang hanya 1,69, Thailand 1,16 dan Singapura 0,73, Amerika Serikat

0,26, Kanada 0,17 dan Jepang 0,10. Sementara itu indeks intensitas energi

Indonesia di atas 400, dibandingkan dengan Thailand hanya sekitar 350 dan

Amerika Utara tidak sampai 300, bahkan Jepang hanya memiliki intensitas energi

100 atau sekitar seperempat kali intensitas energi Indonesia (Riaukita, 2005).

Keborosan yang ada di Indonesia ini dipicu karena adanya pola

masyarakat Indonesia yang selalu mengkonsumsi hal-hal yang bersifat baru. Pola

konsumtif di Indonesia tahun demi tahun semakin meningkat. Pola konsumsi akan

hal baru ini terbukti dengan bertambah banyaknya masyarakat Indonesia yang

terpancing untuk membeli barang baru yang ada di media-media. Salah satu

contoh fenomena ini adalah fenomena pembelian kendaraan bermotor. Badan

Pusat Statistik Indonesia mencatat pada tahun 2008 jumlah kendaraan bermotor

Page 5: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-2

mengalami kenaikan 13% dari tahun sebelumnya yaitu dari 57.769.449 menjadi

65.273.451. Perincian kenaikan jumlah kendaraan bermotor pada tahun 2008

antara lain, 994.965 untuk jumlah mobil, 479.747 untuk jumlah bis, 300.737

untuk jumlah truk, sedangkan untuk sepeda motor mengalami kenaikan yang pesat

sebesar 5.728.553 (BPS Nasional, 2008).

Pembelian kendaraan bermotor yang meningkat ini sangat mudah terlihat

di kota-kota besar di Indonesia salah satunya kota Surakarta. Kota Surakarta

sendiri memiliki masyarakat yang berasal dari berbagai tipe golongan kerja. Mulai

dari pedagang, buruh pabrik, sampai pekerja kantoran. Berbagai macam tipe

pekerja di kota Surakarta, menjadikan kota ini selalu padat dengan penduduk yang

melakukan aktivitas kerja. Sehingga menjadikan masyarakat Surakarta banyak

yang membeli kendaraan bermotor ini sebagai penunjang dalam melakukan

aktivitas kerja. Adanya kendaraan bermotor yang digunakan untuk menunjang

aktivitas kerja masyarakat kota Surakarta, membuat kota ini memiliki peluang

penggunaan energi yang kurang terkontrol khususnya energi minyak atau sering

disebut dengan Bahan Bakar Minyak (BBM).

BBM di kota Surakarta sendiri juga pernah mengalami kekurangan persediaan

pada tahun 2008. Sejumlah SPBU di Solo kehabisan cadangan bensin.

Kelangkaan bensin ini terjadi lantaran lonjakan konsumsi dari masyarakat terus

berlanjut. Sementara Pertamina tidak menambah jumlah armada pengiriman

premium ke SPBU-SPBU (www.solopos.com). Sehingga terjadi banyak antrean di

tiap-tiap SPBU, dan antrean itu terjadi hanya pada SPBU yang memiliki stok

premium bukan yang stok yang lainnya.

Stok premium yang ada mengalami penipisan karena tingginya pertumbuhan

kendaraan bermotor di Surakarta. Tingginya pertumbuhan kendaraan bermotor ini

telah mendorong peningkatan konsumsi premium sebesar 4-5% setiap bulannya

(www.detik.com). Berdasarkan dari uraian diatas maka dapat dilakukan sebuah

riset tentang bagaimana perilaku dan indeks konsumsi masyarakat dalam

menggunakan BBM khususnya premium dengan judul “Analisis Konsumsi dan

Perilaku Konsumen Dalam Penggunaan Energi Bahan Bakar Minyak untuk

Kendaraan Bermotor di Surakarta”.

Page 6: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-3

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana perilaku masyarakat

dalam mengkonsumsi energi bahan bakar minyak khususnya premium

untuk kendaraan bermotor di wilayah Kota Surakarta.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Mengetahui perilaku masyarakat dalam mengkonsumsi/menggunakan

energi bahan bakar minyak khususnya premium untuk kendaraan

bermotor di wilayah Kota Surakarta.

2. Mengetahui indeks konsumsi masyarakat dalam menggunakan energi

dari bahan bakar minyak khususnya premium untuk kendaraan

bermotor di wilayah Kota Surakarta.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah mendapatkan bahan pertimbangan dalam membuat

kebijakan-kebijakan tentang pengendalian persediaan sumber daya

energi terhadap konsumsi energi dari bahan bakar minyak beberapa

tahun kedepan.

2. Pemerintah mendapatkan bahan evaluasi tentang tingkat konsumsi

bahan bakar minyak masyarakat sehingga pemerintah dapat menjaga

keseimbangan antara supply dan demand dari bahan bakar minyak.

3. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi para penyedia

layanan pengisian bahan bakar minyak dalam menentukan jumlah

persediaan bahan bakar minyak bagi konsumen.

1.5 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini dibuat batasan-batasan sebagai berikut :

Responden yang diambil berdasarkan data demografi yaitu jumlah

kepala keluarga di wilayah Kota Surakarta yang menggunakan bahan

bakar minyak khususnya premium.

Page 7: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-4

1.6 Asumsi-asumsi

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Interpretasi responden terhadap pertanyaan dalam kuisioner adalah

sama dengan yang dimaksud peneliti.

2. Segala sesuatu yang dinyatakan responden (berupa jawaban yang

diberikan dalam kuesioner) merupakan cerminan pendapat mereka

yang sesungguhnya tanpa ada maksud tertentu.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang permasalahan,

perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

pembatasan masalah, asumsi-asumsi, dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang teori-teori, konsep dan fakta

yang menjadi landasan berpikir untuk menganalisis dan

membahas permasalahan yang ada. Tinjauan pustaka

diambil dari berbagai sumber yang berkaitan langsung

dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang tahap-tahap dan prosedur

penelitian untuk menggambarkan bagaimana penelitian

dilakukan dan kerangka berpikir yang digunakan untuk

mengkaji masalah. Langkah-langkah tersebut tersusun

dalam bentuk flowchart.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini menjelaskan tentang pengumpulan data yang

diperoleh dari kuisioner yang diisi oleh responden. Data

yang telah terkumpul, selanjutnya diuji proporsi dan

pengolahan data dengan menggunakan Microsoft Excel.

Page 8: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

I-5

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Bab ini menyajikan analisis dan interpretasi dari hasil

pengolahan data yang telah dilakukan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari analisis dan

interpretasi hasil penelitian mengacu pada penelitian serta

memberikan saran berupa masukan bagi perusahaan dan

penelitian lanjutan.

Page 9: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas tentang konsep, teori dan fakta yang digunakan dalam

penelitian sebagai landasan dan dasar pemikiran untuk menganalisa permasalahan

yang ada serta penelitian sejenis yang pernah dilakukan.

2.1 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen telah banyak didefinisikan oleh beberapa ahli dalam

bidang perilaku konsumen. Kotler (2000) menyatakan bahwa perilaku konsumen

adalah bagaimana konsumen memilih, membeli dan memanfaatkan barang atau

jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

Perilaku konsumen merupakan hal kompleks dan dipengaruhi banyak

faktor. Pendekatan pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan harus benar-

benar dirancang dengan baik dengan memperhatikan faktor-faktor perilaku

konsumen tersebut (Kotler, 1997).

2.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Dalam menganalisis setiap perilaku konsumen di dalam masyarakat tidak

mudah, hal ini dikarenakan terdapat bebagai macam faktor yang memperngaruhi

setiap perilaku konsumen tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen

dalam mengambil keputusan membeli dan mengkonsumsi suatu produk tertentu

adalah kebudayaan, sosial, personal dan psikologikal (Kotler, 1997), yang dapat

dilihat pada gambar 2.3.

Budaya

Budaya Sosial

Kelompok referensi

Pribadi Usia Psikologis

Subbudaya Keluarga Tahap siklus hidup Motivasi Pekerjaan Persepsi Situasi Ekonomi Pembelajaran Pembeli

Kelas sosial

Peran dan status

Gaya hidup Kepercayaan Kepribadian Sikap Konsep diri

Sumber: Kotler, 1997

Gambar 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Page 10: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-2

Setiap peran yang yang ada dalam faktor-faktor tersebut sangat berbeda

untuk setiap jenis produk yang berbeda pula. Perbedaan ini dipengaruhi oleh

adanya faktor yang dominan pada setiap pembelian produk yang berbeda tersebut.

Contoh, pilihan wanita terhadap lipstik kurang dipengaruhi oleh keluarga, yang

mungkin berpengaruh adalah faktor sosial lain, misalnya lingkungan pergaulan.

Contoh lain, dalam menentukan tempat kuliah, faktor keluargalah yang paling

berpengaruh. Faktor kebudayaan kecil pengaruhnya (Simamora, 2002).

A. Faktor Kebudayaan

Kebudayaan merupakan faktor yang berpengaruh paling luas pada seorang

konsumen. Yang termasuk ke dalam faktor kebudayaan adalah budaya (suatu

simbol dan fakta yang kompleks yang diciptakan manusia dan diturunkan dari

generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur perilaku manusia dalam

masyarakat yang ada), sub budaya (ciri sosialisasi yang khas bagi masing-

masing anggotanya yaitu bangsa, ras, geografi), dan kelas sosial (kelas

dimana orang tersebut berada), dimana kesemuanya turut mempengaruhi

perilaku konsumen.

1. Budaya

Budaya adalah faktor penentu paling pokok dari keingginan dan perilaku

seseorang. Makhluk paling rendah biasanya dituntun oleh naluri.

Sedangkan manusia, perilaku biasanya dipelajari dri lingkungan

sekitarnya. Sehingga nilai, persepsi, preferensi dan perilaku antara

seseorang yang tinggal pada daerah tertentu dapat berbeda dengan orang

lain yang berada dilingkungan yang lain pula. Sehingga pemasar sangat

berkepentingan untuk melihat pergeseran budaya tersebut agar dapat

menyediakan produk-produk baru yang diinginkan konsumen.

2. Sub Budaya

Tiap budaya memiliki subbudaya yang lebih kecil, atau sekelompok orang

dengan sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup

yang sama. Seperti kelompok kebangsaan yang bertempat tinggal disuatu

daerah mempunyai cita rasa dan minat etnik yang khas. Demikian pula

halnya dengan kelompok keagamaan. Daerah geografi adalah daerah

subbudaya tersendiri. Banyaknya subbudaya ini merupakan segmen yang

Page 11: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-3

penting dan pemasar sering menemukan manfaat dengan merancang

produk yang disesuaikan dengan kebutuhan subbudaya tersebut.

3. Kelas Sosial

Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dan teratur dalam suatu

masyarakat yang anggotanya memiliki nilai, minat dan perilaku yang

sama. Kelas sosial tidak ditentukan oleh faktor tunggal seperti pekerjaan,

pendapatan, pendidikan, kekayaan, dan variable lainya. Kelas sosial

memperlihatkan preferensi produk dan merk yang berbeda.

B. Faktor Sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial seperti referensi

(kelompok-kelompok yang secara langsung atau tidak langsung

mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain), keluarga, peranan, dan status

(posisi seseorang dalam masing-masing kelompok).

1. Kelompok referensi

Perilaku sesorang banyak dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil.

Kelompok yang berpengaruh langsung dan di mana seseorang menjadi

anggota yang disebut kelompok keanggotaan. Ada yang disebut kelompok

primer, dimana angotanya berinteraksi secara tidak formal seperti

keluarga, teman dan sebagainya. Ada pula yang disebut kelompok

sekunder, yaitu seseorang berinteraksi secara formal tetapi tidak regular.

Contohnya adalah organisasi. Kelompok rujukan adalah kelompok yang

merupakan titik perbandingan atau tatap muka atau tak langsung dalam

pembentukan sikap seseorang. Orang sering dipengaruhi oleh kelompok

rujukan dimana ia tidak menjadi anggotanya. Pemasar dalam hal ini

berupaya mengidentifikasikan kelompok rujukan dari pasar sasarannya.

Kelompok ini dapat mempengaruhi orang pada perilaku dan gaya hidup.

Mereka dapat mempengaruhi pilihan produk dan merk yang akan dipilih

seseorang

2. Keluarga

Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap

perilaku pembeli. Keluarga orientasi adalah keluarga yang terdiri dari

Page 12: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-4

orang tua yang memberikan arah dalam hal tuntutan agama, politik

ekonomi dan harga diri.

3. Peran dan status

Seseorang dapat menjadi bagian dari beberapa kelompok selama hidupnya

seperti dalam keluarga dan organisasi. Posisi seseorang dalam masing-

masing kelompok disebut peran dan status. Setiap peran merupakan

kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan seseorang, seperti peran orang tua

dalam keluarga atau peran direktur dalam perusahaan. Setiap peran

memiliki status yang mencerminkan penghargaan umum terhadap peran

tersebutdalam masyarakat atau kelompok secara langsung. Setiap peran

dan status tidak hanya mempengaruhi perilaku secara umum tetapi juga

mempengaruhi perilaku pembelian seseorang

C. Faktor Personal

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor personal seperti umur dan

siklus hidup, pekerjaan, kondisi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan

konsep diri.

1. Umur dan siklus hidup

Orang akan mengubah barang atau jasa yang mereka beli sepanjang

kehidupan meraka. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai

dengan usia. Pembelian dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga. Sehingga

pemasar hendaknya memperhatikan perubahan minat pembelian yang

terjadi yang berhubungan dengan daur hidup manusia.

2. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya.

Dengan demikian pemasar dapat mengidentifikasikan kelompok yang

berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat di atas rata-rata

terhadap produk mereka.

3. Kondisi ekonomi

Keadaan ekonomi mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang

produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan seksama

memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan

tingkat bunga. Jadi jika indikator-indikator ekonomi tersebut menunjukkan

Page 13: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-5

adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan untuk menetapkan posisi

produknya.

4. Gaya hidup

Orang yang bersal dari subbudaya, kelas sosial dan pekerjaan yang sama

dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang

menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin

dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya. Konsep gaya hidup apabila

digunakan oleh pemasar secara cermat, dapat membantu untuk memahami

nilai-nilai konsumen yang terus berubah dan bagaimana nilai-nilai tersebut

mempengaruhi perilaku konsumen.

5. Kepribadian dan konsep diri

Tiap orang yang mempunyai kepribadian yang khas dan ini akan

mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu pada

karakteristik psikologis yang unik yang menimbulkan tanggapan relatif

konstan terhadap lingkungannya sendiri. Kepribadian sangat bermanfaat

untuk menganalisis perilaku konsumen bagi beberapa pilihan produk atau

merk.

D. Faktor Psikologis

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti motivasi,

persepsi, proses belajar, sikap dan kepercayaan.

1. Motivasi

Kebanyakan kebutuhan-kebutuhan yang ada tidak cukup kuat untuk

memotivasi seseorang untuk bertindak terhadap hal tertentu. Suatu

kebutuhan akan berubah menjadi suatu motif apabila kebutuhan itu telah

mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup

menekan seseorang untuk mengejar kepuasan.

2. Persepsi

Seseorang yang termotivasi akan siap bereaksi. Bagaimana seseorang itu

akan bertindak dipengaruhi oleh persepsi mengenai situasi. Dua orang

dalam kondisi motivasi yang sama dan tujuan situasi yang sama mungkin

bertindak secara berbeda karena perbedaan persepsi meraka terhadap

situasi ini. Persepsi menurut Kotler diartikan sebagai: proses dimana

Page 14: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-6

individu memilih, merumuskan dan menafsirkan masukan informasi untuk

menciptakan suatu gambaran yang berarti mengenai dunia.

3. Proses belajar

Proses belajar menjelaskan perubahan alam perilaku seseorang yang

timbul dari pengalaman dan kebanyakan perilaku manusia adalah hasil

proses belajar. Secara teori pembelajaran seseorang dihasilkan melalui

dorongan, rangsangan, isyarat, tanggapan, dan penguatan. Para pemasar

dapat membangun permintaan akan produk dengan menghubungkannya

dengan dorongan yang kuat, dengan menggunakan isyarat motivasi dan

memberikan penguatan positif.

4. Sikap dan kepercayaan

Dengan melalui proses belajar, seseorang akan mempunyai sikap dan

kepercayaan tertentu. Sikap adalah kesiapan mental yang diorganisasikan

melalui pengalaman dan memiliki pengaruh tertentu pada tanggapan

seseorang terhadap suatu objek dan situasi yang berhubungan dengannya.

Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk akan terbentuk melalui

sikap positif terhadap produk, yang didukung dengan adanya pengenalan

dan pemahaman yang baik terhadap produk tersebut. Selain itu,

kepercayaan terhadap produk juga dipengaruhi oleh faktor kepuasan yang

diperoleh konsumen. Kepercayaan terhadap produk akan membawa

konsumen tetap membeli atau menggunakan produk tersebut (Simamora,

2002).

2.2 Bahan Bakar Minyak

Bahan bakar adalah bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan proses

pembakaran dengan sendirinya, disertai pengeluaran karbon (Chemeng.UI, 2009).

Sedangkan bahan bakar minyak merupakan bahan yang berbentuk cair yang

apabila dibakar dapat meneruskan proses pembakaran denagn sendirinya dimana

juga disertai adanya pengeluaran karbon.

Bahan bakar minyak memiliki berbagai macam jenis dan bentuk. Menurut

Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (2010) bahan bakar minyak yang ada

dapat digolongkan menjadi beberapa jenis bahan bakar minyak, yaitu:

Page 15: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-7

1. Avgas ( Aviation Gasoline)

Bahan bakar minyak ini merupakan BBM jenis khusus yang dihasilkan dari

fraksi minyak bumi. Avgas didisain untuk bahan bakar pesawat udara dengan

tipe mesin sistem pembakaran dalam (internal combution), mesin piston

dengan sistem pengapian. Performa BBM ini ditentukan dengan nilai octane

number antara nilai dibawah 100 dan juga diatas nilai 100 . Nilai octane jenis

Avgas yang beredar di Indonesia memiliki nilai 100/130.

2. Avtur (Aviation Turbine)

Bahan bakar minyak ini merupakan BBM jenis khusus yang dihasilkan dari

fraksi minyak bumi. Avtur didisain untuk bahan bakar pesawat udara dengan

tipe mesin turbin (external combution). performa atau nilai mutu jenis bahan

bakar avtur ditentukan oleh karakteristik kemurnian bahan bakar, model

pembakaran turbin dan daya tahan struktur pada suhu yang rendah.

3. Bensin

Jenis bahan bakar minyak Bensin merupakan nama umum untuk beberapa

jenis BBM yang diperuntukkan untuk mesin dengan pembakaran dengan

pengapian. Di Indonesia terdapat beberapa jenis bahan bakar jenis bensin

yang memiliki nilai mutu pembakaran berbeda. Nilai mutu jenis BBM bensin

ini dihitung berdasarkan nilai RON (Randon Otcane Number). Berdasarkan

RON tersebut maka BBM bensin dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:

- Premium (RON 88) : Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat

berwarna kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat

pewarna tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk

bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda

motor, motor tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor

gasoline atau petrol.

- Pertamax (RON 92) : ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan

penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal (unleaded).

Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas

tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan

electronic fuel injection dan catalytic converters.

Page 16: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-8

- Pertamax Plus (RON 95) : Jenis BBM ini telah memenuhi standar

performance International World Wide Fuel Charter (WWFC). Ditujukan

untuk kendaraan yang berteknologi mutakhir yang mempersyaratkan

penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan. Pertamax

Plus sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio

> 10,5 dan juga yang menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI),

Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), (VTI), Turbochargers dan

catalytic converters.

4. Minyak Tanah (Kerosene)

Minyak tanah atau kerosene merupakan bagian dari minyak mentah yang

memiliki titik didih antara 150 °C dan 300 °C dan tidak berwarna. Digunakan

selama bertahun-tahun sebagai alat bantu penerangan, memasak, water

heating, dll. Umumnya merupakan pemakaian domestik (rumahan), usaha

kecil.

5. Minyak Solar (HSD)

High Speed Diesel (HSD) merupakan BBM jenis solar yang memiliki angka

performa cetane number 45, jenis BBM ini umumnya digunakan untuk mesin

trasportasi mesin diesel yang umum dipakai dengan sistem injeksi pompa

mekanik (injection pump) dan electronic injection, jenis BBM ini

diperuntukkan untuk jenis kendaraan bermotor trasportasi dan mesin industri.

6. Minyak Diesel (MDF)

Minyak Diesel adalah hasil penyulingan minyak yang berwarna hitam yang

berbentuk cair pada temperatur rendah. Biasanya memiliki kandungan sulfur

yang rendah dan dapat diterima oleh Medium Speed Diesel Engine di sektor

industri. Oleh karena itulah, diesel oil disebut juga Industrial Diesel Oil

(IDO) atau Marine Diesel Fuel (MDF).

7. Minyak Bakar (MFO)

Minyak bakar bukan merupakan produk hasil destilasi tetapi hasil dari jenis

residu yang berwarna hitam. Minyak jenis ini memiliki tingkat kekentalan

yang tinggi dibandingkan minyak diesel. Pemakaian BBM jenis ini umumnya

untuk pembakaran langsung pada industri besar dan digunakan sebagai bahan

bakar untuk steam power station dan beberapa penggunaan yang dari segi

Page 17: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-9

ekonomi lebih murah dengan penggunaan minyak bakar. Minyak Bakar tidak

jauh berbeda dengan Marine Fuel Oil (MFO).

8. Biodiesel

Jenis bahan bakar ini merupakan alternatif bagi bahan bakar diesel berdasar-

petroleum dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak nebati atau

hewan. Secara kimia, ia merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran

mono-alkyl ester dari rantai panjang asam lemak. Jenis Produk yang

dipasarkan saat ini merupakan produk biodiesel dengan campuran 95 persen

diesel petrolium dan mengandung 5 persenCPO yang telah dibentuk menjadi

Fatty Acid Methyl Ester (FAME).

9. Pertamina Dex

Merupakan bahan bakar mesin diesel modern yang telah memenuhi dan

mencapai standar emisi gas buang EURO 2, memiliki angka performa tinggi

dengan cetane number 53 keatas, memiliki kualitas tinggi dengan kandungan

sulfur di bawah 300 ppm, jenis BBM ini direkomendasikan untuk mesin

diesel teknologi injeksi terbaru (Diesel Common Rail System), sehingga

pemakaian bahan bakarnya lebih irit dan ekonomis serta menghasilkan tenaga

yang lebih besar.

2.3 Indeks Konsumsi

Menurut kamus bahasa Indonesia, indeks adalah daftar harga sekarang

dibandingkan dengan harga sebelumnya menurut persentase untuk mengetahui

turun naiknya harga barang atau rasio antara dua unsur kebahasaan tertentu yg

mungkin menjadi ukuran suatu ciri tertentu. Sedangkan konsumsi mempunyai

pengertian pemakaian hasil produksi atau barang-barang yang langsung

memenuhi kebutuhan hidup kita (KBI Online, 2010).

Dari kedua pengertian diatas dapat diketahui bahwa indeks konsumsi

merupakan sebuah rasio dengan ukuran tertentu yang digunakan untuk

mengetahui berapa besar pemakaian hasil produksi yang digunakan dalam

memenuhi kebutuhan hidup manusia. Jadi dapat diketahui juga bahwa indeks

konsumsi akan bahan bakar minyak adalah rasio yang tujuannya untuk

Page 18: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-10

mengetahui seberapa besar pemakaian barang hasil produksi (bahan bakar

minyak) yang digunakan oleh manusia.

2.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam setiap melakukan penelitian dapat

dikumpulkan dengan beberapa cara, dengan cara dan sumber yang berbeda.

Metode pengumpulan data terdiri dari:

2.4.1 Observasi

Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan cara melakukan

pencacatan secara cermat dan teliti. Secara umum observasi dapat dilaksanakan

dengan cara, sebagai berikut:

1. Dengan partisipasi

Dalam observasi jenis ini, pengamat ikut menjadi partisipan.

2. Tanpa partisipasi

Observasi jenis ini, pengamat bertindak sebagai non partisipan.

2.4.2 Wawancara

Wawancara merupakan sebuah metode pengumpulan data dengan cara

bertanya langsung (berkomunikasi langsung) dengan responden. Dalam

wawancara terdapat proses interaksi antara pewawancara dengan responden.

Pewawancara merupakan orang yang memegang kunci keberhasilan wawancara.

Wawancara memerlukan keterampilan tertentu dalam mengajukan pertanyaan dan

menangkap jawaban responden.

2.4.3 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya. Analisa data kuantitatif didasarkan pada hasil kuesioner

tersebut. Sekaran (2000) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan

kuesioner, yaitu: prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik.

1. Prinsip Penulisan Kuesioner

a. Isi dan tujuan pertanyaan

Page 19: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-11

Yang dimaksud di sini adalah, apakah isi pertanyaan tersebut merupakan

bentuk pengukuran atau bukan?, kalau berbentuk pengukuran, maka dalam

membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus skala pengukuran

dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.

b. Bahasa yang digunakan

Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuesioner harus disesuaikan

dengan kemampuan berbahasa responden.

c. Tipe dan bentuk pertanyaan

Tipe pertanyaan dalam kuesioner dapat terbuka atau tertutup dan bentuknya

dapat menggunakan kalimat positif atau negatif. Berdasarkan jenis

pertanyaannya, kuesioner dibedakan menjadi empat macam (Aaker, 1995),

yaitu:

1. Pertanyaan tertutup

Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang telah disertai pilihan

jawabannya. Responden tinggal memilih salah satu jawaban yang

tersedia, dan tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lain.

2. Pertanyaan terbuka

Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban

bebas dari responden.

3. Pertanyaan kombinasi tertutup dan terbuka

Pertanyaan kombinasi tertutup dan terbuka adalah pertanyaan yang

telah disediakan jawabannya tetapi kemudian diberi pertanyaan terbuka.

4. Pertanyaan semi terbuka

Pertanyaan semi terbuka adalah pertanyaan yang disediakan pilihan

jawabannya tetapi kemudian masih ada kemungkinan bagi responden

untuk memberikan tambahan jawaban.

d. Pertanyaan tidak mendua

Setiap pertanyaan dalam kuesioner jangan mendua sehingga menyulitkan

responden untuk memberikan jawaban. Contoh: bagaimana pendapat anda

tentang kualitas dan harga barang tersebut?

Page 20: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-12

e. Tidak menanyakan yang sudah lupa

Setiap pertanyaan dalam kuesioner, sebaiknya juga tidak menanyakan hal-

hal yang sekiranya responden sudah lupa.

f. Pertanyaan tidak menggiring

Pertanyaan dalam kuesioner sebaiknya tidak menggiring ke jawaban yang

baik saja atau ke yang jelek saja.

g. Panjang pertanyaan

Pertanyaan dalam kuesioner sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan

membuat jenuh responden dalam mengisi.

h. Urutan pertanyaan

Urutan pertanyaan dalam kuesioner, dimulai dari yang umum menuju ke hal

yang spesifik, atau dari yang mudah menuju ke hal yang sulit, atau diacak.

2. Prinsip Pengukuran

Kuesioner yang diberikan kepada responden merupakan instrumen penelitian

yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu

instrumen kuesioner tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan data

yang valid dan reliabel tentang variabel yang diukur. Maka kuesioner perlu

diuji validitas dan reliabilitasnya.

3. Penampilan Fisik Kuesioner

Penampilan fisik kuesioner sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi

respon atau keseriusan responden dalam mengisi kuesioner.

2.5 Skala

Setiap pertanyaan dalam wawancara atau pernyataan dalam kuesioner

mewakili satu variabel (atau satu descriptor) dan masing-masing pertanyaan atau

pernyataan mewakili satu aspek/karakteristik/atribut dari suatu objek yang ingin

dinilai. Setiap variabel selalu diukur/dinilai dari suatu objek yang ingin dinilai.

Setiap variabel selalu diukur/ dinilai dengan menggunakan skala. Menurut Hair

(1988) ada empat macam skala yang dapat digunakan, sebagai berikut:

1. Skala nominal/kategori

Yaitu skala yang nilai-nilainya hanya berupa atribut atau kategori yang tidak

dapat dibandingkan.

Page 21: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-13

2. Skala ordinal

Yaitu skala yang nilai-nilainya dapat diurutkan atau dapat dibandingkan dalam

pengertian lebih besar atau lebih kecil tetapi jarak antara dua nilai tidak dapat

diukur/diartikan.

3. Skala interval

Yaitu skala yang nilai-nilainya dapat diurutkan atau dibandingkan dalam

pengertian lebih besar atau lebih kecil dan juga jarak antara dua nilainya dapat

diukur/diartikan. Tetapi skala interval memiliki titik nol (zero point) yang tidak

tetap/sembarang. Perbedaan antara skala interval dan skala ratio hanya pada

zero point saja, yaitu skala ratio memiliki zero point yang absolut (tetap).

4. Skala ratio

Yaitu skala yang paling kuantitatif atau paling presisi dalam melakukan

pengukuran karena memiliki nilai titik nol absolute. Skala ini banyak dipakai

untuk variabel-variabel eksak yang nilainya memiliki satuan uang, waktu,

berat, dan jarak.

5. Skala nominal dan skala ordinal termasuk dalam skala nonmetrik (kualitatif),

sedangkan skala interval dan skala ratio termasuk dalam skala metrik

(kuantitatif).

2.6 Metode Sampling

Ada 2 macam metode pengambilan sampel (Suliyanto, 2006) yaitu

pengambilan sampel secara acak (probability sampling) dan pengambilan sampel

secara tidak acak (nonprobability sampling).

2.6.1 Pengambilan Sampel Secara Acak

Pengambilan sampel secara acak (probability sampling) adalah metode

sampling yang setiap anggota populasinya memiliki peluang yang spesifik dan

bukan nol untuk terpilih sebagai sampel. Peluang setiap anggota populasi tersebut

dapat sama, dapat juga tidak. Pengambilan sampel secara acak, terdiri dari:

1. Pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling), adalah suatu

teknik pengambilan sampel dimana setiap anggota populasi memiliki

probabilitas terpilih yang sama.

Page 22: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-14

2. Pengambilan sampel acak sistematis (systematic sampling), adalah suatu

teknik pengambilan sampel dimana titik mula pengambilan sampel dipilih

secara random dan kemudian setiap nomor dengan interval tertentu dari daftar

populasi dipilih sebagai sampel.

3. Pengambilan sampel acak terstratifikasi (stratified sampling), adalah suatu

teknik pengambilan sampel dimana terlebih dahulu dilakukan pembagian

anggota populasi ke dalam kelompok-kelompok kemudian sampel diambil

dari setiap kelompok tersebut secara acak. Stratifikasi atau pembagian ini

dapat dilakukan berdasarkan ciri/karakteristik tertentu dari populasi yang

sesuai dengan tujuan penelitian.

4. Pengambilan sampel kelompok (cluster sampling), adalah suatu teknik

pengambilan sampel dimana sampling unitnya bukan individual melainkan

kelompok individual (cluster) berdasar ciri/karakteristik tertentu. Selanjutnya

dari cluster-cluster yang ada, dipilih satu cluster secara acak, kemudian

diambil sampel secara acak dari cluster terpilih ini. Hal ini dimungkinkan

karena masing-masing cluster dianggap homogen sehingga tidak diperlukan

dilakukan pengambilan sampel pada semua cluster.

5. Pengambilan sampel secara bertahap (double sampling), adalah suatu teknik

pengambilan sampel yang dilakukan secara bertahap. Tahap pertama

dilakukan untuk mendapatkan informasi awal. Tahap selanjutnya dilakukan

wawancara ulang dengan tambahan untuk mendapatkan informasi yang lebih

detail.

2.6.2 Pengambilan Sampel Secara Tidak Acak

Pengambilan sampel secara tidak acak (non probability sampling) adalah

metode sampling yang setiap anggota populasinya tidak memiliki peluang yang

sama untuk dipilih sebagai sampel, bahkan probabilitas anggota populasi tertentu

untuk terpilih tidak diketahui. Pengambilan sampel secara tidak acak terdiri dari:

1. Accidental Sampling (Convenience Sampling), adalah suatu teknik

pengambilan sampel dimana sampel yang diambil merupakan sampel yang

paling mudah diperoleh atau dijumpai.

2. Purposive Sampling (Judgmental Sampling), adalah suatu teknik pengambilan

sampel dimana pemilihan sampel dilakukan dengan memilih orang-orang

Page 23: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-15

yang terseleksi oleh peneliti berdasarkan ciri-ciri khusus yang dimiliki sampel

tersebut yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri

atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

3. Quota Sampling, adalah suatu teknik pengambilan sampel dimana sampel

diambil dari suatu sub populasi yang mempunyai karakteristik-karakteristik

tertentu dalam batasan jumlah atau kuota tertentu yang diinginkan.

4. Snowball Sampling, adalah suatu teknik pengambilan sampel yang sangat

sesuai digunakan untuk mengetahui populasi dengan ciri-ciri khusus yang sulit

dijangkau. Pemilihan pertama dilakukan secara acak, kemudian setiap

responden yang ditemui diminta untuk memberikan informasi mengenai

rekan-rekan lain yang mempunyai kesamaan karakteristik yang dibutuhkan.

2.7 Pengujian Data

Penelitian merupakan sebuah proses yang dilakukan secara sistematis

dan terencana untuk memecahkan dan mencari setiap jawaban terhadap sebuah

permasalahan tertentu. Beberapa tahap uji yang dilakukan sebelum melakukan

pengolahn data dalam melakukan sebuah penelitian meliputi:

2.7.1 Uji validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu instrumen ukur dalam melakukan fungsi ukurnya

(Azwar, S.,1997). Validitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen ukur itu

dapat mengukur apa yang ingin diukur. Suatu tes atau instrumen ukur dapat

dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan

fungsi alat ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud

dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak

relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas

rendah.

Validitas alat pengumpul data dapat digolongkan dalam beberapa jenis,

yaitu:

A. Validitas Isi (Content)

Validitas isi suatu instrumen ukur ditentukan oleh sejauh mana isi

instrumen ukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek

Page 24: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-16

kerangka konsep. Dalam penelitian, seringkali peneliti hanya mengukur suatu

konsep berdasar satu aspek saja.

B. Validitas Kriteria (Criterion-Related)

Validitas kriteria terdiri dari validitas konkuren (concurrent) dan prediktif

(predictive). Validitas konkuren adalah validitas yang diperoleh dengan cara

mengkorelasikan instrumen ukur baru dengan tolok ukur lain yang sudah teruji

kevaliditasannya. Sedangkan validitas prediktif adalah validitas instrumen ukur

yang dibuat oleh peneliti untuk memprediksikan apa yang akan terjadi di masa

yang akan datang.

C. Validitas Rupa

Validitas rupa adalah jenis validitas yang berbeda dengan validitas lainnya

karena validitas rupa tidak menunjukkan apakah instrumen ukur mengukur apa

yang ingin diukur, tetapi hanya menunjukkan bahwa dari segi ‘rupa’, suatu

instrumen ukur tampaknya dapat mengukur apa yang ingin diukur.

D. Validitas Konstruk (Construct)

Konstruk adalah kerangka dari suatu konsep. Dengan mengetahui

kerangka konsepnya, seorang peneliti dapat menyusun tolok ukur operasional

konsep tersebut.

Langkah-langkah pengujian validitas konstruk meliputi (Husein, Umar,

1989):

1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur

2. Melakukan uji coba skala pengukuran tersebut pada responden yang

berjumlah minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini maka

distribusi nilai akan lebih mendekati kurva normal.

3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban

4. Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total,

dengan salah satu cara adalah menggunakan rumus teknik korelasi product

moment.

Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan korelasi adalah:

( ) ( ) ( )( )[ ] ( )[ ]2

Y2YN2

X2XN

YXXYNr

S-S×S-S

S×S-S= .................................................. (2. 1)

Page 25: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-17

Dimana :

r = koefisien korelasi item dengan total pertanyaan

N = jumlah responden

X = skor pertanyaan

Y = skor total sampel

Nilai r yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai r pada tabel r

product moment yang dapat dilihat pada lampiran. Pernyataan-pernyataan tersebut

dapat dianggap valid bila memiliki konsistensi internal, yaitu mengukur aspek

yang sama. Apabila dalam perhitungan ditemukan pernyataan yang tidak valid,

kemungkinan pernyataan tersebut kurang baik susunan katanya atau kalimatnya,

karena kalimat yang kurang baik dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda.

2.7.2 Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu instrumen

ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun, 1989). Bila suatu

instrumen ukur dipakai dua kali – untuk mengukur konsep yang sama dan hasil

pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka instrumen ukur tersebut

reliabel. Reliabilitas diartikan sebagai tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran

(Azwar, 1997).

Secara teoritis, besarnya koefisien korelasi/reliabilitas berkisar antara

0.00 – 1.00. Namun pada kenyataannya, koefisien 0.00 dan 1.00 tidak pernah

tercapai dalam pengukuran, karena konsistensi (maupun ketidakkonsistensian)

yang sempurna tidak dapat terjadi dalam pengukuran aspek-aspek psikologis dan

sosial yang menggunakan manusia sebagai subjeknya, dimana dalam diri manusia

terdapat berbagai sumber eror yang sangat mempengaruhi kecermatan hasil

pengukuran.

Reliabilitas dapat dilakukan dengan menghitung koefisien Cronbach’s

Alpha. Rumus untuk menghitung koefisien Cronbach’s Alpha adalah dengan

persamaan :

÷÷ø

öççè

æ S-

-=

tviv

n

n1

1a

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.2)

Page 26: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-18

Dimana:

n = jumlah variabel/atribut

vi = varians variabel/atribut

vt = varians nilai total

2.7.3 Uji outlier

Outlier adalah nilai ekstrim yang diperoleh untuk suatu variabel pada case

tertentu. Pengertian ekstrim bukan merupakan ekstrim absolut tetapi ekstrim

relatif terhadap sebagian besar nilai-nilai lainnya untuk variabel yang sama.

Outlier dapat dikelompokkan menjadi 4 tipe, yaitu:

1. Outlier tipe 1, outlier yang terjadi karena kesalahan prosedur seperti kesalahan

memasukkan data/coding. Outlier tipe 1 sedapat mungkin harus dihilangkan.

2. Outlier tipe 2, adalah outlier yang terjadi karena kejadian yan luar biasa, yaitu

secara kebetulan terpilih nilai ekstrim. Outlier tipe 2 dapat dikeluarkan dari

sampel jika tidak diinginkan ada nilai ekstrim, tentunya dengan pertimbangan

yang logis.

3. Outlier tipe 3, outlier yang terjadi karena kejadian yang luar biasa dimana nilai

ekstrim tersebut tidak dapat dijelaskan atau secara nalar mesnya nilai akstrim

tersebut tidak pernah mucul (bukan bagian populasi). Outlier tipe 3 harus

segera dikeluarkan dari sampel karena tidak logis.

4. Outlier tipe 4, outlier dimana nilainya sendiri tidak ekstrim tetapi

kombinasinya dengan nilai variabel-variabel lain menjadi aneh atau tidak

lumrah (outlier multivariat). Jika kombinasi ini dipandang tidak wajar atau

tidak logis, maka outlier tersebut harus dikeluarkan dari sampel, tetapi jika

dianggap sebagai bagian dari populasi , maka outlier tersebut sebaiknya tetap

diikutkan dalam sampel (Hair, 1998).

Setelah mendapatkan deskritif dari data penelitian, langkah selanjutnya adalah

melakukan standarisasi data (z score), yang dirumuskan, sebagai berikut:

s

Xxz

-= . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.3)

N

xxxxX N++++=

- ....321 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.4)

Page 27: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-19

( )

1

2

1

-

-= å

N

xxs . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.5)

Keterangan:

z = nilai z score data

X = nilai rata-rata

σ = standar deviasi

x = nilai data

N = jumlah data

Jika sebuah data outlier maka nilai z yng didapat lebih besar dari angka +2,5

dan lebih kecil dari angka -2,5.

2.8 Analisis Multivariat

Analisis multivariat adalah semua metode statistic yang secara simultan

menganalisis lebih dari dua variabel. Metode-metode analisis multivariat

dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu:

1. Metode dependence

Metode dependence adalah metode analisis multivariat yang jelas-jelas

memisahkan antara variabel dependen dan variabel independen. Dalam

kelompok pertama ini, satu atau beberapa variabel diperlakukan sebagai

variabel dependen sedangkan sisanya sebagai variabel independen. Yang

termasuk dalam kelompok dependen adalah multiple regression analysis,

multiple discriminant analysis, logistic regression, multivariat analysis of

variance (MANOVA), canonical correlation analysis dan structural equation

modeling (LISRELL).

2. Metode interdependence

Metode interdependence adalah metode-metode analisis multivariat yang tidak

memisahkan variabel-variabel menjadi variabel independen dan variabel

dependen. Dalam kelompok ini tidak ada istilah variabel independen dan

variabel dependen. Diantaranya adalah analisis faktor, cluster dan

multidimentional scalling.

Page 28: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-20

2.9 Analisis Cluster

Analisis cluster merupakan teknik multivariate yang tujuan utamanya

adalah untuk mengelompokkan objek-objek berdasarkan kesamaan karakteristik

yang dimiliki masing-masing objek (Hair et al, 1998). Berdasarkan kriteria

tertentu, analisis cluster mengklarisifikasikan objek (dapat berupa responden,

produk, atau entity) sehingga setiap objek yang berada dalam satu grup akan

bersifat saling memiliki kemiripan (homogen/similar), sedangkan objek-objek

antar grup akan bersifat heterogen. Berdasarkan hal ini, analisis cluster akan

berusaha meminimumkan variansi di dalam cluster (within-cluster) dan

memaksimumkan variansi antar grup (between-cluster). Seperti halnya analisis

faktor, pada analisis cluster tidak ada variable yang didefinisikan bebas atau

tergantung, semua variable diperhitungkan secara simultan.

Salah satu sifat analisa cluster adalah ‘more an art than a science’ (Hair et

al, 1998) sehingga dapat dengan mudah mengalami salah terap (misapplied).

Ukuran kesamaan atau logaritma yang berbeda dapat mempengaruhi hasil. Untuk

mengatasi hal ini, harus dilakukan analisis cluster berulang-ulang dengan

menggunakan metode yang berbeda-beda sehingga dapat menemukan pola

tersembunyi dalam pengelompokan objek-objek yang ada. Menurut Hair (1998)

langkah-langkah analisis cluster dapat dibagi dalam enam tahap, yaitu:

1. Penentuan tujuan analisis

Tujuan analisis cluster ada tiga, yaitu taxonomy description yang merupakan

analisis cluster dilakukan dengan tujuan eksplorasi (exploratory purpose), yaitu

untuk mengklasifikasikan objek-objek kedalam beberapa grup. Data

simplification adalah analisis cluster yang dilakukan untuk menyederhanakan

data, yaitu dengan mereduksi jumlah observasi bagi keperluan analisis

selanjutnya. Relationship identification yaitu analisis cluster yang dilakukan

untuk mengidentifikasi hubungan kemiripan (similarity) dan perbedaan

(differences)

2. Penyusunan desain riset analisis

Desain riset analisis cluster meliputi pendeteksian outlier, pengukuran

kemiripan objek dan penstandarisasian data. Dalam pendeteksian outlier,

outlier dapat merubah struktur asli dan menghasilkan cluster yang tidak

Page 29: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-21

representatif terhadap struktur populasi yang sesungguhnya, oleh karena itu

pendeteksian terhadap outlier sangat diperlukan. Outlier dapat dideteksi dengan

menggunakn grafik, dimana dari grafik tersebut dapat diketahui adanya objek-

objek yang mempunyai profil yang berbeda, yang ditunjukkan dari nilai yang

sangat ekstrim pada satu atau beberapa variable.

Pada analisis cluster, konsep kemiripan adalah sangat mendasar. Kemiripan

interobjek adalah pengukuran kesesuaian atau kemiripan antara objek yang

akan dikelompokkan. Kemiripan interobjek dapat dilihat dari tiga ukuran, yaitu

korelasi dan jarak untuk data metrik, serta asosiasi untuk data nonmetrik.

Untuk mengetahui kemiripan dapat dilihat dari koefisien korelasi antara

pasangan objek. Korelasi yang tinggi mengindikasikan kemiripan, dan

sebaliknya korelasi yang rendah mengindikasikan perbedaan. Tetapi,

pengukuran korelasi ini sangat jarang digunakan karena penekanan aplikasi

analisis cluster adalah pada jarak objek bukan pola nilainya.

Pengukuran jarak berdasar kemiripan yang mewakili kemiripan sebagai

kedekatan observasi dengan yang lain. Pengukuran jarak sesungguhnya adalah

pengukuran terhadap perbedaan, dimana semakin besar nilainya menunjukkan

semakin kurang kemiripannya. Jarak dikonversikan sebagai pengukuran

kemiripan dengan menggunakan hubungan kebalikan. Pengukuran asosiasi

berdasar kemiripan digunakan untuk membandingkan objek yang termasuk

data nonmetrik (nominal dan ordinal). Pengukuran ini dapat menilai tingkat

kepercayaan atau kesesuaian antara pasangan responden.

Sebelum proses penstandarisasian data dimulai, perlu ditentukan lebih

dahulu apakah data perlu distandarisasikan atau tidak. Pertimbangan antara lain

kebanyakan pengukuran jarak sangat peka terhadap perbedaan skala atau

besarnya variable. Variable dengan standar deviasi yang besar mempunyai

pengaruh yang lebih terhadap nilai akhir kemiripan dan bila dilihat melalui

grafik, tidak akan terlihat adanya perbedaan pada dimensi sehubungan dengan

letaknya. Proses standarisasi dapat terbagi menjadi dua, yaitu standarisasi

variable dan standarisasi observasi/objek. Standarisasi variable adalah

perubahan dari setiap variabel menjadi skor standar (Z score) dengan

mengurangi mean dan membaginya dengan standar deviasi setiap variabel.

Page 30: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-22

Standarisasi observasi dilakukan terhadap responden atau objek. Standarisasi

ini sangat diperlukan, jika clustering dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi

kepentingan relatif suatu variabel terhadap variabel lainnya.

Menurut Dillon dalam proses clustering, teknik yang dapat dilakukan untuk

pengukuran jarak, antara lain:

a. Interval

1. Euclidian Distance

D(X,Y) = ( )2å - ii YX . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.6)

2. Squared Euclidian Distance

D(X,Y) = ( )2å - ii YX . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.7)

b. Frekuensi

1. Chi Square

D(X,Y) = ( )( )

( )( )( )

( ) ÷÷ø

öççè

æ -+

- ååi

ii

i

ii

YE

YEY

XE

XEX 22

. . . . . . . . . . . . . . (2.8)

c. Biner

1. Squared Euclidian Distance

D(X,Y) = b + c . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.9)

2. Euclidian Distance

D(X,Y) = cb + . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.10)

3. Pengujian asumsi

Analisis cluster tidak termasuk teknis statistik inferensia, dimana parameter

analisis ini adalah seberapa besar sampel dapat mewakili populasi. Analisis

cluster mempunyai sifat matematik dan bukan dasar statistik. Syarat

kenormalan, linieritas dan homogenitas tidak begitu penting karena

memberikan pengaruh yang kecil sehingga tidak perlu diuji. Adapun hal-hal

yang perlu diuji adalah kerepresentatifan sampel dan mltikolonieritas. Dalam

kepresentatifan sampel, sampel dikumpulkan dan cluster diperoleh dengan

harapan dapat mewakili struktur populasi. Baik atau tidaknya analisis cluster

sangat tergantung pada seberapa representatif sampel, sehingga sampel harus

diuji kerepresentatifannya terlebih dahulu. Sementara itu, dalam

Page 31: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-23

multikolonieritasan, variabel-variabel yang bersifat multikolonier secara

implisit mempunyai bobot lebih besar. Multikolinieritasan bertindak ebagai

proses pembobotan yang berpengaruh pada analisis, sehingga variabel-variabel

yang digunakan terlebih dahulu harus diuji tingkat multikolinieritasannya.

4. Pembentukan cluster (partisi) dan penilaian overall fit

Proses partisi (partitioning) dan penilaian overall fit dimulai setelah

variabel-variabel yang digunakan dipilih dan matriks korelasi dibentuk.

Sebelum proses dimulai, harus dilakukan pemilihan algoritma pembentukan

cluster yang akan digunakan, dan penentuan berapa jumlah cluster yang akan

dibentuk. Algoritma pembentukan cluster terdiri dari prosedur hirarki

(hierarchical procedures) dan prosedur non hirarki (nonhierarchical

procedures).

Teknik hirarki adalah teknik clustering yang membentuk konstruksi hirarki

atau berdasarkan tingkatan tertentu seperti struktur pohon. Jadi proses

pengelompokkan dilakukan secara bertingkat atau bertahap. Teknik hirarki

terbagi menjadi dua, yaitu metode agglomeratif (agglomerative methods) dan

metode divisive (divisive methods). Metode agglomeratif dimulai dengan

pernyataan bahwa setiap objek membentuk clusternya masing-masing. Dua

objek dengan jarak terdekat bergbung, selanjutnya objek ketiga akan bergabung

dengan cluster yang ada atau bersama objek yang lain membentuk cluster yang

lain membentuk cluster baru. Hal ini dilakukan dengan tetap memperhitungkan

jarak kedekatan antar objek. Proses akan terus berlanjut hingga akhirnya

terbentuk satu cluster yang terdiri dari keseluruhan objek. Sementara itu,

metode divisif berlawanan dengan metode agglomeratif. Metode dimulai

dengan satu cluster besar yang mencakup semua observasi (objek), kemudian

objek yang memiliki ketidakmiripan besar dipisahkan sehingga membentuk

cluster yang lebih kecil, dan seterusnya untuk objek-objek yang tidak mirip

lainnya. Proses pemisahan terus berlanjut hingga setiap obsevasi adalah cluster

bagi dirinya sendiri.

Sementara itu, prosedur nonhirarki tidak melibatkan proses pembentukan

kontruksi struktur pohon. Dimulai dengan memilih sejumlah nilai cluster awal

sesuai dengan jumlah yang diinginkan kemudian objek digabungkan ke dalam

Page 32: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-24

cluster-cluster tersebut. Metode nonhirarki yang digunakan adalah K-Means

Clustering.

5. Interpretasi hasil

Pada tahap ini yang perlu diperhatikan adalah karakteristik apa yang

membedakan masing-masing cluster kemudian sesuai dengan tujuan,

pemberian nama dilakukan berdasar apa yang dapat diberikan oleh objek

pembentuk kepada masing-masing cluster tersebut. Tentunya terlebih dahulu

perlu ditentukan spesifikasi/kriteria yang mendasari cluster-cluster yang telah

terbentuk. Disamping itu, interpretasi dari hasil clustering dapat dilakukan

terhadap grafik dendogram maupun analisis nilai koefisien agglomeratif. Jarak

antar pengelompokkan sebenarnya merupakan interpretasi dari beberapa nilai

kedekatan dalam menggabungkan objek dalam cluster.

Interpretasi cluster menghasilkan lebih dari hanya suatu deskripsi.

Interpretasi cluster memberikan penilaian kesesuaian cluster yang terbentuk

berdasar teori prioritas atau pengalaman praktek. Dalam konfirmatori, analisis

cluster memberikan pengertian secara langsung terhadap penilaian kesesuaian.

Cluster juga memberikan langkah-langkah untuk membuat suatu penilaian dari

segi signifikansi prakteknya.

6. Profiling cluster

Tahap profiling meliputi penggambaran karakteristik dari setiap cluster

untuk menjelaskan bahwa masing-masing cluster adalah berbeda berdasar

dimensi-dimensi tertentu. Analisis profil tidak memfokuskan pada apa yang

secara langsung menentukan cluster tapi karakteristik cluster setelah proses

identifikasi. Lebih lanjut, adanya penegasan bahwa karakteristik adalah

berbeda secara signifikan terhadap cluster dan dapat memprediksi anggota-

anggota cluster secara lebih spesifik.

Page 33: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-25

2.10 Penelitian Sebelumnya

Penelitian yang digunakan sebagai acuan atau landasan dalam teori ini

adalah penelitian yang dilakukan oleh Titik Hirdayanti (2004) yang berjudul

“Analisis Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Koran Harian Lokal di

Kotamadya Surakarta”. Penelitian ini mengambil studi kasus Koran harian lokal

di kotamadya Surakarta dengan memakai model faktor-faktor yang

memperngaruhi perilaku pembelian konsumen. Penelitian ini menggunakan

metode pengolahan data yang sama dengan penulis lakukan yaitu analisis cluster

dalam menentukan karakteristik konsumen, namun berbeda dalam pengambilan

studi kasus serta model yang diterapkan. Secara detail perbedaan penelitian

tersebut disajikan pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Perbedaan dengan penelitian terdahulu

Penulis Titik HirdayantiStudi Kasus BBM jenis premium di

SurakartaKoran harian lokal di Surakarta

Kedalaman Materi

Global Global

Pengambilan Model

Model faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen (Kotler) dan dikembangkan dengan model tingkat konsumsi konsumen.

Model faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen (Kotler)

Menggunakan faktor dan variabel-variabel penemu perilaku konsumen yang sama (Kotler)

Pengolahan Data

Analisis cluster , dan analisis konsumsi

Analisis cluster dan analisis chi-square

Menggunakan analisis cluster yang sama dalam menentukan karakteristik

Bagian KeteranganPerbedaan

Page 34: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian dapat dilihat pada

Gambar. 3.1.

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian

Page 35: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-2

Langkah-langkah penyelesaian masalah pada Gambar 3.1, diuraikan

sebagai berikut :

3.2 Tahap Identifikasi Masalah

Tahap ini diawali dengan studi literatur, studi lapangan, perumusan

masalah, penentuan tujuan penelitian dan menentukan manfaat penelitian.

Langkah-langkah yang ada pada tahap identifikasi masalah tersebut dijelaskan

pada subbab berikut ini.

3.2.1 Studi Literatur

Studi literatur dilakukan untuk mendukung proses identifikasi penelitian

mengenai besarnya jumlah konsumsi konsumen akan energi yang berasal dari

BBM. Pencarian informasi ini dilakukan dengan melalui internet, dan

perpustakaan sehingga diperoleh referensi yang dapat digunakan untuk

mendukung pembahasan mengenai penelitian ini.

3.2.2 Studi Lapangan

Studi lapangan dilakukan sebagai observasi awal untuk mengetahui lebih

jelas permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Observasi awal dilakukan

melalui pengamatan langsung ke masyarakat Surakarta. Dari masyarakat

diperoleh informasi mengenai berbagai opini terhadap penggunaan bahan bakar

minyak untuk kendaraan bermotor. Perolehan informasi dari masyarakat adalah

dengan menggunakan metode wawancara dan pengamatan langsung ke

masyarakat Surakarta. Wawancara ini dilakukan pada para warga (kepala

keluarga) yang berada disekitar kampus dan beberapa mahasiswa yang

menggunakan kendaraan bermotor. Selain itu diperoleh juga data sekunder dari

perusahaan berupa data penjualan. Data yang diperoleh ini kemudian digunakan

sebagai pendukung dalam menentukan konsumsi dan perilaku masyarakat dalam

penggunaan energi bahan bakar minyak khususnya premium untuk kendaraan

bermotor.

Page 36: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-3

3.2.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan, kemudian disusun

sebuah rumusan masalah. Perumusan masalah dilakukan dengan menetapkan

sasaran-sasaran yang akan dibahas untuk kemudian dicari solusi pemecahan

masalahnya. Perumusan masalah juga dilakukan agar dapat fokus dalam

membahas permasalahan yang dihadapi. Adapun permasalahan yang akan dibahas

lebih lanjut adalah bagaimana mengetahui konsumsi dan perilaku masyarakat

dalam penggunaan energi bahan bakar minyak khususnya premium untuk

kendaraan bermotor di wilayah Kota Surakarta.

3.2.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ditetapkan agar penelitian yang dilakukan dapat

menjawab dan menyelesaikan rumusan masalah yang dihadapi. Adapun tujuan

penelitian yang ditetapkan dari hasil perumusan masalah adalah mengetahui

perilaku masyarakat dan indeks konsumsi masyarakat dalam penggunaan energy

bahan bakar minyak khususnya premium untuk kendaraan bermotor di wilayah

Kota Surakarta.

3.2.5 Pembatasan Masalah

Agar pembahasan masalah lebih terarah, penelitian dilakukan dengan

pembatasan bahwa setiap dilakukan berdasarkan data dan informasi yang

diperoleh melalui hasil studi literatur dan kuesioner yang disebar berdarsarkan

data demografi yaitu jumlah kepala keluarga di wilayah Kota Surakarta yang

menggunakan bahan bakar minyak khususnya premium.

3.2.6 Menentukan Model Penelitian

Model penelitian yang digunakan diadaptasikan dari model Kotler (1997).

Keputusan pembeli dalam melakukan pembelian dipengaruhi oleh adanya

rangsangan pembelian. Rangsangan-rangsangan tersebut merupakan rangsangan

pemasaran yang terdiri dari product, price, place, dan promotion atau biasa

disebut 4-P. Sedangkan rangsangan lain yang mendukung adanya proses

Page 37: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-4

pembelian adalah rangsangan yang berupa ekonomi, teknologi, politik, dan

budaya.

Selain itu didalam memutuskan untuk membeli, para konsumen selalu

menggunakan proses yang sama. Proses pengambilan keputusan pembelian

dirangkum menjadi lima tahap, yaitu pengenalan masalah/kebutuhan, pencarian

informasi mengenai kebutuhan akan sesuatu yang diinginkan, evaluasi alternative

produk, kemudian melakukan keputusan pembelian dan melakukan perilaku

setelah pembelian (Gambar 3.2). Perilaku setelah pembelian didasarkan pada

faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk

membeli sebuah produk atau jasa antara lain faktor kebudayaan, sosial, personal,

dan psikologis.

Gambar 3.2 Model Penelitian

Masing-masing faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan

konsumen tersebut memiliki atribut-atribut yang mendukung faktor-faktor yang

ada. Faktor budaya terdiri dari tiga atibut, yaitu: budaya, subbudaya, dan kelas

sosial. Faktor sosial terdiri dari tiga atribut yaitu: kelompok referensi, keluarga,

Page 38: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-5

peran dan status sosial. Faktor personal terdiri dari tujuh atribut, yaitu: usia, tahap

daur hidup, jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri.

Faktor psikologis terdiri dari lima atribut yaitu: motivasi, persepsi, pembelajaran,

kepercayaan dan sikap (Gambar 3.3).

Budaya

Budaya Sosial

Kelompok referensi

Pribadi Usia Psikologis

Subbudaya Keluarga Tahap siklus hidup Motivasi Pekerjaan Persepsi Situasi Ekonomi Pembelajaran Pembeli

Kelas sosial

Peran dan status

Gaya hidup Kepercayaan Kepribadian Sikap Konsep diri

Gambar 3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen Sumber: Kotler, 1997

Rangsangan-rangsangan pembelian, proses keputusan, hingga faktor-

faktor yang mempengaruhi adanya atau terjadinya keputusan konsumen untuk

membeli dijadikan satu/diproses menjadi satu dalam kotak hitam pembeli, dimana

tujuannya untuk mengobservasi semua faktor pembelian menjadi sebuah respon

dari pembeli. Respon pembeli merupakan hasil dari setiap perilaku konsumen

yang akan memutuskan untuk melakukan sebuah pembelian produk/jasa. Respon

pembeli hasil dari keputusan pembelian dapat berupa tanggapan pembeli terhadap

pemilihan pemilihan produk, merek, penyalur, waktu membeli, hingga jumlah

barang /jasa yang akan dibeli sesuai dengan faktor dan rangsangan pembelian.

Kemudian setelah mengetahui bagaimana respon dan tanggapan pembeli

akan suatu produk maka dapat ditentukan bagaimana tingkat atau jumlah

konsumsi produk konsumen terhadap kebutuhan akan barang/jasa. Seperti proses

dalam memutuskan untuk membeli barang/jasa, pengeluaran atau tingkat

konsumsi dari konsumen-konsumen dipengaruhi oleh profil dan perilaku

konsumen itu. Faktor profil dan perilaku konsumen merupakan pengaruh utama

bagaimana indeks pemakaian konsumsi tiap-tiap konsumen. Pengaruh dari tingkat

Page 39: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-6

pemakaian konsumsi ini akan digunakan sebagai pendukung dalam mencari

jumlah besar pemakaian individu atau per orang. Berikut ini adalah gambar model

utuh dari penelitian.

Setelah model penelitian yang diadaptasikan dari Kotler (1997) ditentukan,

maka selanjutnya yang dapat dilakukan adalah menyusun sebuah kuesioner

dimana atribut-atributnya berasal dari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

konsumen Kotler (1997). Atribut-atribut yang ada, diobservasi kembali

berdasarkan kondisi nyata, dimana digunakan untuk menentukan variabel-variabel

yang umum diperoleh di masyarakat. Kemudian setelah atribut dan variabel

ditentukan, penyususnan pertanyaan-pertanyaan kuesioner dibuat. Pertanyaan-

pertanyaan yang akan dibuat didasarkan dan disesuaikan kembali dengan kondisi

responden atau keadaan yang sering terjadi dimasyarakat. Pertanyaan-pertanyaan

pada penelitian ini diperoleh dari penelitian sebelumnya oleh Titik Hirdayanti, ST

tahun 2004.

Tabel 3.1 Korelasi Antara Atribut dan Variabel No. Atribut Variabel Keterangan

1 Budaya Kepercayaan, Kebiasaan, dan Nilai

Rasa kebiasaan akan muncul apabila dilandasi rasa percaya, sehingga orang akan menjadi biasa dalam menggunakan sesuatu. Orang sudah terbiasa dalam menggunakan sesuatu (BBM) karena harga atau nilai dari barang/jasa tersebut murah.

Kewarganegaraan Mengacu pada tempat sesorang dilahirkan.

Agama Berhubungan dengan kepercayaan.

Suku Secara jelas mengacu terhadap berbagai macam budaya Indonesia

Umur Ditentukan menurut keproduktivitasan setiap orang.

Jenis KelaminPekerjaan Menentukan tingkat kehidupan

antara satu dengan lainnya.Pendapatan Mengacu kepada tinggi

rendahnya tingkat penggunaan.Pendidikan Semakin tinggi ilmu yang

dimiliki maka dianggap semakain mengerti.

Penggunaan Mengacu pada alat bantu yang dipakai beraktivitas.

4 Kultur Rujukan

Orang/kelompok yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku konsumen.

Mengacu pada lingkungan (orang lain/kelompok) yang memberikan sumbangsi terhadap apa yang akan dilakukan.

2 Sub Budaya (Kultur)

3 Kelas Sosial

Page 40: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-7

Tabel 3.1 Korelasi Antara Atribut dan Variabel

(Lanjutan)

No. Atribut Variabel Keterangan5 Keluarga Posisi dalam

keluarga, Pengambil keputusan, Jumlah anggota keluarga.

Mengacu pada semua hal yang terdapat pada sebuah keluarga.

6 Peran dan Status Sosial

Peran dalam pekerjaan dan masyarakat.

Semua hal yang menentukan bagaimana seseorang dipandang atau dianggap dalam pekerjaan/masyarakat.

7 Usia dan Tahap daur hidup

Umur Ditentukan menurut keproduktivitasan setiap orang.

8 Gaya Hidup Gaya Hidup (hobby,suka berpergian (travelling ), belanja, membaca, menabung, dll)

Berhubungan dengan bagaimana gaya hidup seseorang.

9 Kepribadian dan Konsep diri

Kebiasaan sehari-hari yang berhubungan BBM

Mengacu pada tempat beli, frekuensi, jenis, kesesuaian dengan alat transportasi.

10 Motivasi Hierarki Maslow Manusia cenderung berusaha memenuhi kebutuhan diatasnya, apabila kebutuhan dibawahnya sudah terpenuhi.

11 Presepsi Stimuli Perusahaan (7P)

product, promotion, price, place, people, phisical environment, process.

12 Proses Belajar Proses pengetahuan/pengalaman

Bersangkutan dalam mengetahui bagaimana seseorang belajar dari pengalamannya.

13 Kepercayaan dan Sikap

Keyakinan,evaluasi, keyakinan normatif

Cenderung menunjukkan sebuah kekonsistenan dengan sesuatu yang diyakini.

Page 41: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-8

Penjelasan mengenai variabel-variabel pemasaran yang ada pada model penelitian diatas akan lebih dijelaskan dalam

pembuatan kuesioner yang menunjang penelitian ini terangkum dalam Tabel 3.2, antara lain:

Tabel 3.2 Kuesioner Variabel-Variabel Pemasaran

No Set Atribut Maksud Tujuan Variabel Skala Pertanyaan Jawaban 1 Budaya Keseluruhan kepercayaan-

kepercayaan dipelajari, nilai-nilai dan kebiasaan-kebiasaan yang disediakan oleh perilaku konsumen secara langsung dari anggota masyarakat tertentu.

Mengetahui perilaku konsumen dalam pengkonsumsian bahan bakar minyak di Surakarta dari sisi budaya.

Kepercayaan Nominal Apakah Saudara/ i sudah merasa peduli terhadap bahan bakar yang digunakan pada saat ini ?

□ Sangat Peduli □ Cukup Peduli

Nilai □ Peduli Kebiasaan □ Kurang Peduli

□ Tidak Peduli 2 Subkultur Kelompok budaya yang

berbeda yang ada sebagai segmen yang dapat dikenali/diidentifikasi di dalam masyarakat yang lebih dalam, lebih kompleks/rumit.

Mengetahui pengaruh dari subkultur terhadap pengguna bahan bakar minyak di Surakarta.

Kewarganegaraan

Nominal Tempat lahir? □ Eks Karisidenan Surakarta □ Jawa selain Eks Karisidenan Surakarta □ Sumatra □ Indonesia Tengah □ Indonesia Timur

Agama Nominal Agama yang dianut? □ Islam □ Kristen □ Khatolik □ Hindu □ Budha □ Kong Hu Chu

Suku Nominal Apakah suku atau etnis? □ Jawa □ Batak □ Sunda □ Minang □ Arab □ Cina □ Lain-Lain, Sebutkan :

Page 42: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-9

No Set Atribut Maksud Tujuan Variabel Skala Pertanyaan Jawaban

Umur Interval

Usia Saudara/i saat ini? □ 17 -23 tahun

□ 24-30 tahun □ 31-40 tahun □ 41-50 tahun □ 51-65 tahun

Gender Nominal Jenis Kelamin ? □ Pria □ Wanita

3

Kelas Sosial

Sebagai bagian dari anggota masyarakat yang terdiri dari suatu hierarki kelas status yang berbeda, sehingga setiap anggota dari tiap kelas mempunyai status yang hampir sama dan anggota dari semua kelas lain mempunyai status yang lebih sedikit.

Mengetahui perilaku konsumen dalam pengkonsumsian bahan bakar minyak di Surakarta dari sisi kelas sosial.

Pekerjaan Nominal Apakah pekerjaan Saudara/i saat ini?

□ PNS

□ Pelajar/Mahasiswa □ Wiraswasta □ Pegawai Swasta □ Lain-lain,Sebutka……………

Banyaknya Pendapatan

Interval Berapa rata-rata pendapatan Saudara/i sebulan (jika Saudara/i pelajar/mahasiswa maka yang dimaksud adalah uang saku)?

□ <Rp 1.000.000 □ Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000

□ Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000 □ Rp 2.000.000 – Rp 2.500.000 □ > Rp 2.500.000

Pendidikan Nominal Pendidikan terakhir Saudara/i?

□ Belum tamat SD □ Tamat SD dan sederajat

□ Tamat SLTP dan sederajat □ Tamat SLTA dan sederajat □ Tamat PT/ Sederajat Akademia

Penggunaan

Nominal

Kemana tujuan menggunakan kendaraan bermotor untuk aktivitas keseharian?

□ Kantor □ Sekolah/Kampus □ Toko/Warung □ Mall/Swalayan

Page 43: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-10

No Set Atribut Maksud Tujuan Variabel Skala Pertanyaan Jawaban 4 Kultur

Rujukan

Adalah setiap orang atau kelompok yang memberikan/bertindak sebagai titik perbandingan (atau sebagai acuan) individu dalam pembentukan salah satu yang umum atau khusus (nilai-nilai, sikap atau perilaku).

Mengetahui perilaku konsumen dalam pengkonsumsian bahan bakar minyak di Surakarta dari sisi kultur rujukan.

Orang atau kelompok yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku konsumen (penggunaan bahan bakar minyak)

Ordinal

Adakah pihak yang selalu memberi pengaruh dalam menggunakan BBM , jika ada siapa ?

□ Ada □ Tidak Ada

□ Diri sendiri

□ Keluarga □ Teman □ Tetangga/Masyarakat □ Pimpinan Kantor/Negara □ Pemuka Agama □ Artis/Pakar

Nominal Apakah Saudara/i memiliki atau mengikuti aktivitas sosial tertentu , jika ya sebutkan (boleh lebih dari satu) ?

□ Ada □ Tidak Ada

□ PKK □ Karang Taruna □ Sosial □ Bersifat dengan Hobby

Nominal Apakah kegiatan tersebut mempunyai kontribusi dalam penggunaan BBM , jika ya seberapa berpengaruh ?

□ Ada □ Tidak Ada

□ Sangat Berpengaruh □ Cukup Berpengaruh □ Berpengaruh □ Kurang Berpengaruh □ Tidak Berpengaruh

5

Keluarga

Dua orang atau lebih yang dihubungkan oleh darah, perkawinan, atau adopsi yang tinggal bersama-sama.

Mengetahui faktor-faktor dan pihak-pihak yang dominan dalam penggunaan /pemakaian terhadap bahan bakar minyak di Surakarta.

Posisi dalam keluarga

Ordinal Posisi/peran Saudara/i dalam keluarga (relatif terhadap Kepala Keluarga Saudara/i)?

□ Suami

□ Istri □ Anak

□ Saudara

Pengambil keputusan

Ordinal

Siapakah yang menentukan batasan atau keputusan dalam penmakaian kendaraan bermotor di keluarga Saudara/i?

□ Saya

□ Ayah

□ Ibu □ Anak

Page 44: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-11

No Set Atribut Maksud Tujuan Variabel Skala Pertanyaan Jawaban

Nominal Adakah pihak yang membatasi konsumsi atau belanja BBM di keluarga Saudara/i , jika ada siapa ?

□ Ada □ Tidak Ada

□ Suami

□ Istri □ Anak

□ Saudara

Jumlah Anggota Keluarga

Ordinal Berapakah jumlah anggota keluarga Saudara/i ?

□ 2

□ 3 □ 4

□ >5

Dikotomi Apakah Saudara/i masih dibiayai Orang tua ?

□ Ya □ Tidak

6 Peran dan Strata Sosial

Posisi seseorang dalam tiap kelompok dimana peran akan menentukan status seseorang dalam kelompok tersebut.

Mengetahui perilaku konsumen dalam pengkonsumsian bahan bakar minyak di Surakarta dari sisi peran dan strata sosial.

Peran dalam pekerjaan

Ordinal Posisi atau jabatan Saudara/i dalam pekerjaan ?

□ Karyawan/Staff

□ Pemilik □ Pimpinan

□ Lain-lain, Sebutkan:

Peran dalam masyarakat

Ordinal Status Saudara/i dalam masyarakat?

□ Warga biasa

□ Ketua RT/RW/Kelurahan □ Pemuka masyarakat

□ Pemuka agama 7 Usia dan Tahap

daur hidup

Menunjukkan umur responden pada saat dilakukan penelitian.

Mengetahui perilaku konsumen dalam pengkonsumsian bahan bakar minyak di Surakarta dari sisi usia dan tahap daur hidup.

Usia Responden Inteval Usia Saudara/i saat ini?

□ 17 -23 tahun

□ 24-30 tahun

□ 31-40 tahun

□ 41-50 tahun □ 51-65 tahun

Page 45: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-12

No Set Atribut Maksud Tujuan Variabel Skala Pertanyaan Jawaban

8 Gaya Hidup Karakteristik pribadi dari responden yang membedakan antara responden yang satu dengan yang lain.

Mengetahui perilaku konsumen dalam pengkonsumsian bahan bakar minyak di Surakarta dari sisi gaya hidup.

Gaya hidup (hobby, suka berpergian, belanja, membaca, menabung, dll)

Nominal Frekuensi Saudara/i melakukan travelling dalam kurun waktu satu tahun ?

□ 1 Kali 1 Minggu □ 1 Kali 4 Minggu □ 1 Kali 3 Bulan □ 1 Kali 6 Bulan □ 1 Kali 12 Bulan

Nominal Moda transportasi yang biasanya Saudara/i gunakan untuk travelling ?

□ Kendaraan Sendiri

□ Angkutan Umum (bis, tr avel,dll) □ Roda 2 + Angkutan Umum

□ Mobil Pribadi + Angkutan Umum

Nominal Tempat yang paling favorit sebagai tujuan travelling ?

□ Rumah Saudara □ Tempat Rekreasi □ Mall/Swalayan □ Lain-lain ,Sebutkan:

Ordinal Jumlah motor (kendaraan roda 2) Saudara/i ?

□ Tidak Ada □ 1 □ 2 □ 3 □ >3

Ordinal Jumlah mobil (kendaraan roda 4) Saudara/i ?

□ Tidak Ada □ 1 □ 2 □ >2

Nominal Berapa besar anggaran/alokasi dana untuk pembelian BBM selama 1 bulan ?

Rp.

Page 46: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-13

No Set Atribut Maksud Tujuan Variabel Skala Pertanyaan Jawaban

9 Kepribadian dan Konsep Diri

Karakteristik psikologis bagian dalam yang kedua-duanyamenentukan dan mencerminkan bagaimana seseoreng bereaksi terhadap lingkungannya.

Mengetahui perilaku konsumen dalam pengkonsumsian bahan bakar minyak di Surakarta dari sisi kepribadian dan konsep diri.

Kebiasaan sehari-hari yang berhubungan dengan penggunaan bahan bakar minyak.

Nominal Dimanakah Saudara/i membeli bahan bakar minyak untuk kendaraan ?

□ SPBU Pasti Pas

□ SPBU

□ Eceran/Pinggir Jalan

Nominal Frekuensi Saudara/i membeli bahan bakar minyak?

□ Setiap Hari □ Seminggu Sekali □ Seminggu 2 Sekali □ Sebulan Sekali

Nominal Jenis BBM yang paling sering Saudara/i beli (boleh lebih dari satu pilihan) ?

□ Premium

□ Solar □ Pertamax/Premix/Super TT/ Performance Solar

Nominal Apakah menurut Saudara/i BBM sudah sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan Saudara/I?

□ Sangat Sesuai □ Cukup Sesuai □ Sesuai □ Kurang Sesuai □ Tidak Sesuai

Nominal Alat transportasi yang Saudara/i gunakan untuk kegiatan sehari-hari ?

□ Roda 2 □ Mobil Pribadi □ Angkutan Umum □ Roda 2 dan Angkutan Umum □ Mobil dan Angkutan Umum

10 Motivasi Daya penggerak di dalam individu yang mendorong mereka ke tindakan.

Mengetahui perilaku konsumen dalam pengkonsumsian bahan bakar minyak di Surakarta dari sisi motivasi penggunaannya.

Hierarki Maslow Nominal Alasan Saudara/i menggunakan kendaraan bermotor untuk kegiatan sehari-hari ?

□ Gengsi/Prestise □ Kenyamanan □ Waktu Tempuh □ Keselamatan

□ Kepraktisan

Page 47: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-14

No Set Atribut Maksud Tujuan Variabel Skala Pertanyaan Jawaban 11 Persepsi Proses yang dengannya

individu menyeleksi, mengorganisir, dan menginterpretasikan rangsangan ke dalam suatu gambaran yang bermakna dan saling berkaitan menyangkut (tentang) dunia.

Mengetahui perilaku konsumen dalam penggunaan bahan bakar minyak yang sesuai dengan tingkat kepuasan individu di Surakarta.

Stimuli Perusahaan (7P)

Ordinal (Likert) Harga bahan bakarminyak yang Saudara/i beli apakah sesuai dengan kualitasnya?

□ Sangat Sesuai

□ Cukup Sesuai

□ Sesuai

□ Kurang Sesuai

□ Tidak Sesuai

12 Proses Belajar (Learning)

Proses dimana individu memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang pembelian dan konsumsi yang kemudian mereka terapkan pada perilaku yang saling terkait di masa depan.

Mengetahui perilaku konsumen dalam pengkonsumsian bahan bakar minyak di Surakarta dari sisi proses belajar (learning).

Proses pengetahuan atau pengalaman.

Nominal Apakah jenis BBM yang saat ini Saudara/i gunakan akan terjamin ketersediaannya serta akan dapat di subsitusikan dengan BBM lain ?

□ Tidak Ada

□ Premium

□ Solar

□ Pertamax/Premix/Super TT/ Performance Solar

13 Kepercayaan dan Sikap

Kecenderungan yang dipelajari yang menunjukkan kekonsistenan suatu jalan yang baik atau tidak baik berkenaan dengan obyek yang ditentukan.

Mengetahui perilaku konsumen dalam pengkonsumsian bahan bakar minyak di Surakarta dari sisi kepercayaan dan sikap.

Keyakinan, evaluasi, keyakinan normatif (pengaruh orang lain), motivasi

Nominal Apakah menurut Saudara/i perilaku dalam penggunaan BBM sudah sesuai dengan kebutuhan ?

□ Sangat Sesuai

□ Cukup Sesuai

□ Sesuai

□ Berlebihan

□ Sangat Berlebihan

Page 48: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-15

3.3 Tahap Pengumpulan Data

Pengumpulan data terdiri dari dua langkah yaitu menentukan desain

sampling dan riset serta menyusun dan menyebarkan kuesioner awal dan akhir.

Adapun penjelasan masing-masing langkah yang ada pada proses pengumpulan

data adalah sebagai berikut:

3.3.1 Penyusunan Kuesioner

Kuesioner adalah alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yang

bertujuan untuk menganalisis apakah faktor-faktor perilaku konsumen dalam

keputusan pembelian yang meliputi faktor budaya, sosial, personal, dan psikologi

dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam penggunaan bahan bakar

minyak, serta untuk mengidentifikasi faktor-faktor apakah yang paling

berpengaruh terhadap keputusan menggunakan bahan bakar minyak.

Langkah-langkah dalam menyusun kuesioner adalah sebagai

berikut:

1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.

2. Mengidentifikasi variabel-variabel yang akan dijadikan sasaran

kuesioner.

3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub variabel yang lebih spesifik

dan tunggal.

4. Menentukan jenis data yang akan ditentukan sekaligus untuk

menentukan analisanya.

Kuesioner dilakukan dengan tujuan untuk mendapat masukan

dan validasi terhadap butir-butir pertanyaan beserta jawaban yang dibuat

agar pertanyaan dan jawaban tidak menimbulkan presepsi ganda kepada

responden.

3.3.2 Responden

Responden adalah orang yang berdomisili di wilayah kotamadya

Surakarta. Jumlah reponden diperoleh dari data populasi jumlah kepala keluarga.

Berdasarkan data statistik dari Badan Pusat Statistik Surakarta tahun 2008, jumlah

populasi kepala keluarga di wilayah Surakarta, sebagai berikut:

Page 49: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-16

Tabel 3.3 Data populasi jumlah kepala keluarga di wilayah Surakarta Kecamatan KK

Pasar Kliwon 20709 Banjarsari 43196 Serengan 13679 Jebres 30292 Laweyan 25019 Jumlah 132895

Sumber: BPS kota Surakarta, 2008

1. Metode sampling

Responden diambil dari data jumlah kepala keluarga dikecamatan yang

ada di wilayah Surakarta, selanjutnya metode yang digunakan adalah area

sampling. Area sampling digunakan dengan tujuan supaya sampel yang

diperoleh dapat mewakili masyarakat Kota Surakarta. Pengambilannya

respondennya yaitu diambil dari tiap-tiap kecamatan, kemudian responden

diambil dari kelurahan berdasarkan area, yaitu kelurahan yang berada

didaerah urban atau area yang dekat dengan pusat kota dan kelurahan yang

berada di pinggiran kota. Keurbanan pada penelitian ini ditentukan dengan

melihat seberapa dekatnya sebuah kelurahan dari pusat Kota Surakarta.

Dalam penelitian ini kawasan urban dan pinggiran ditentukan dengan

menggunakan software map Surakarta dengan menghitung jarak dari masing-

masing kelurahan menuju pusat kota Surakarta (Balai Kota Surakarta).

Selain itu juga memperhatikan dengan pusat Kota Surakarta, keurbanan

sebuah kelurahan juga memperhatikan cepatnya sebuah informasi yang

berasal dari pusat kota sampai kepada kelurahan tersebut. Selanjutnya

pemilihan area disetiap kelurahan dilakukan secara random. Jumlah

responden dilakukan secara proposional. Metode terakhir yang digunakan

adalah purposive sampling dimana responden dipilih dengan maksud dan

tujuan tertentu atau responden diambil karena dianggap responden memiliki

informasi yang diperlukan dalam penelitian. Langkah pengambilan responden

dapat dilihat pada gambar 3.7.

Page 50: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-17

Data populasi jumlah keluarga

Rumus

Taro Yamane

1. 2 +=

dN

Nn

Jumlah responden se-Surakarta

Metode area sampling

Pengambilan responden di kelurahan berdasarkan area sampling

Metode purposive sampling

Gambar 3.4 Langkah pengambilan responden 2. Ukuran responden

Penentuan jumlah responden menggunakan rumus Taro Yamane.

1. 2 +=

dN

Nn

...................................................................................... (3.1)

1)05,0.(132895

1328952 +

=n

n = 398,8 = 400 orang

Keterangan: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d = level signifikansi yang diinginkan maka jumlah sampel yang digunakan sebanyak 400 responden dengan

proporsi disetiap kecamatannya, sebagai berikut:

Page 51: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-18

Tabel 3.4 Jumlah responden di setiap kecamatan di wilayah Surakarta

Kecamatan KK Jumlah responden Pasar Kliwon 20709 62 Banjarsari 43196 130 Serengan 13679 41 Jebres 30292 91 Laweyan 25019 75 Jumlah 132895 399

Sumber: BPS kota Surakarta, 2008

400 responden ini diperoleh dari 5 kecamatan yang ada disurakarta,

selanjutnya pengambilan responden di setiap kecamatan dilakukan

berdasarkan lokasi kelurahan dari pusat kota Surakarta (daerah urban dan

pinggiran kota). Hasil penentuan lokasi dan pengambilan responden dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.5 Jumlah responden di setiap kelurahan di wilayah Surakarta KECAMATAN KELURAHAN JML.RESPONDEN JUMLAH

Joyosuran 50Kampung Baru 12Kadipiro 119Keprabon 11Joyotakan 25Kemlayan 16Pucang Sawit 21Mojosongo 70Laweyan 24Sriwedari 51

399

BANJARSARI

SERENGAN

JEBRES

LAWEYAN

62

130

PASAR KLIWON

41

91

75

JUMLAH Sumber: Pengolahan Data,2010

3.3.3 Pengujian Data

Setelah kuesioner disebarkan kepada konsumen, maka perlu dilakukan

pengujian terhadap kuesioner agar informasi yang diperoleh akurat. Pengujian

kuesioner meliputi pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. Hasil penelitian

yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Uji validitas dilakukan dengan

menggunakan rumus teknik korelasi “product moment”.

Kemudian menguji taraf signifikan korelasi yaitu menguji signifikan r

sebagai berikut:

r hasil ≥ r tabel, maka pertanyaan valid

r hasil ≤ r tabel, maka pertanyaan tidak valid

Page 52: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-19

Sedangkan uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui adanya

konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu. Reliabilitas

berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya. Pengujian

reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha.

Kuesioner dikatakan reliabel jika r hasil lebih besar dari r tabel (r hasil >

r tabel). Semakin besar nilai alpha Cronbach, maka semakin tinggi tingkat

reliabilitas penelitian yang dilakukan.

Setelah uji validitas dan uji realibilitas dilakukan, pengujian selanjutnya

adalah pengujian pada kuesioner yang menyangkut dalam pengolahan data yaitu

uji outliers. Uji Outliers dilakukan dengan tujuan untuk melihat sebjumlah apa

data pengganggu sebelum melakukan analisis cluster. Outliers merupakan data

yang memiliki jumlah diatas rata-rata atau sebaliknya. Langkah-langkah

menentukan outliers adalah sebagai berikut:

1). Membuat deskriptif dari data penelitian.

2). Melakukan standarisasi data (zscore)

3). Menentukan outliers

3.4 Pengolahan Data

3.4.1 Profil dan Perilaku Konsumen dalam Penggunaan BBM

Prosentase karakteristik atau profil responden dan perilaku konsumen

dalam penggunaan bahan bakar minyak dihitung. Formulasi untuk menghitung

prosentase tersebut adalah sebagai berikut:

%100xNnl

Al = ...................................................................................................(3.2)

dimana:

Al = presentase responden dengan ciri atau perilaku tertentu atau

perilaku konsumen dalam penggunaan bahan bakar minyak.

nl = jumlah responden dengan ciri atau perilaku tertentu.

N = total jumlah responden.

Page 53: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-20

3.4.2 Analisis Cluster

Proses analisis cluster dilakukan untuk mengelompokkan objek-objek

berdasarkan kesamaan karakteristik di antara objek-objek tersebut, sehingga

objek-objek yang berada dalam satu cluster akan memepeunyai kedekatan

hubungan satu dengan lainnya. Proses pengolahan data analisis cluster sebagai

berikut:

1. Menentukan Tujuan

Analisis cluster dilakukan dengan tujuan mengelompokkan atau

mengklasifikasikan objek-objek ke dalam beberapa group sedemikian

sehingga objek-objek yang berada dalam satu group akan bersifat

homogen/similar (berdasarkan kriteria tertentu), sementara objek-objek

antar group bersifat heterogen. Cluster-cluster yang terbentuk merupakan

gambaran kelompok-kelompok yang mempunyai pendapat yang sama

tentang faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian mereka.

2. Menentukan Desain Riset

Pengukuran kemiripan interobjek adalah pengukuran kesesuaian atau

kemiripan antar objek yang akan dikelompokkan. Kemiripan interobjek

dapat dilihat dari tiga ukuran, yaitu korelasi dan jarak untuk data metrik,

serta asosiasi untuk data nonmetrik.

Sebelumnya perlu dilakukan proses standardisasi yaitu dengan

mengubah satuan variabel ke Z-score apabila terdapat perbedaan satuan

yang mencolok antar dua atau lebih variabel, sehingga perhitungan

korelasi, jarak atau asosiasi yang telah dilakukan memberikan hasil yang

valid. Dalam penelitian ini, kemiripan interobjek diukur dengan jarak

euclidian distance.

Menurut Dillon dalam proses clustering, teknik yang dapat dilakukan

untuk penentuan jarak, antara lain:

a) Interval

- Euclidian Distance

å -= )(2

),( YiXiYXD ..........................................(3.5)

Page 54: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-21

- Squared Ecluidian Distance

å= - )(2

),( YiXiYXD ..............................................(3.6)

b) Frekuensi

- Chi Square

÷÷÷

ø

ö

ççç

è

æ+÷÷÷

ø

ö

ççç

è

æ=

å -å -)()(

),())()())((

22

YiEXiEYXD

YiEYiXiEXi ............................(3.7)

c) Biner

- Squared Euclidian Distance

cbYXD +=),( ........................................................................(3.8)

- Euclidian Distance

cbYXD +=),( ......................................................................(3.9)

3. Membuat Pembentukan cluster

Pembentukan cluster pada intinya adalah penggabungan responden

ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kedekatan hubungan.

4. Melakukan Interpretasi cluster

Pada tahap ini, interpretasi cluster menekankan pada karakteristik

apa yang membedakan masing-masing cluster, kemudian dilakukan

pemberian nama berdasar objek pembentukan masing-masing cluster

tersebut.

5. Melakukan profiling cluster

Profiling dilakukan pada cluster yang terbentuk untuk menjelaskan

karakteristik setiap cluster berdasar profil tertentu.

Page 55: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

III-22

3.5 Tahap Analisis

Pada tahap ini dilakukan analisis dan interpretasi hasil terhadap

pengumpulan dan pengolahan data sebelumnya.

3.6 Tahap Kesimpulan dan Saran

Pada tahap ini akan membahas kesimpulan dari hasil pengolahan data

dengan memperhatikan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian dan kemudian

memberikan saran perbaikan yang mungkin dilakukan untuk penelitian

selanjutnya.

Page 56: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-1

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab ini membahas tentang proses pengumpulan data berikut data responden

dan identifikasi variabel penelitian serta proses pengolahan data yang terdiri dari

pengujian validitas-reliabilitas, dan analisis multivariat yang relevan terhadap

penelitian yaitu analisis cluster.

4. 1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada

responden yang relevan dalam penelitian. Responden diambil dari data jumlah

kepala keluarga dikecamatan yang ada di wilayah Surakarta, selanjutnya metode

yang digunakan adalah area sampling, dimana dari setiap kecamatan, responden

diambil dari kelurahan berdasarkan area, yaitu kelurahan yang berada didaerah

urban atau area yang dekat dengan pusat kota dan kelurahan yang berada di

pinggiran kota, selanjutnya pemilihan area disetiap kelurahan dilakukan secara

random. Jumlah responden dilakukan secara proposional. Metode terakhir yang

digunakan adalah purposive sampling dimana responden yang dipilih mempunyai

informasi-informasi yang diharapkan oleh peneliti.

Kuesioner yang disebarkan terbagi menjadi tiga bagian. Bagian I berisi

tentang profil responden yang meliputi data demografi, keluarga, dan pekerjaan,

bagian II berisi tentang perilaku konsumen dalam penggunaan bahan bakar

minyak yang terdiri dari 18 pertanyaan, dan bagian III berisi tentang faktor yang

mempengaruhi perilaku dalam penggunaan bahan bakar minyak responden yang

terdiri dari 11 pertanyaan. Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang

menggunakan bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor pada tanggal 28

Juni 2010 – 26 Juli 2010.

Kuesioner yang disebarkan sebanyak 650 buah dan kuesioner yang

kembali sebanyak 512 buah. Kuesioner yang dipakai dalam pengolahan sebanyak

400 buah dan yang tidak dipakai sebanyak 112 buah karena ada satu atau lebih

dari pertanyaan kuesioner yang tidak dijawab.

Page 57: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-2

4. 2 Data Penelitian

Data penelitian mengalami proses editing dan tabularing agar dapat diolah.

Hasil dari penelitian bagian I berisi tentang profil konsumen bahan bakar minyak

untuk kendaraan bermotor yang terdiri dari jenis kelamin, tempat lahir, agama,

suku/etnis, usia, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, dan posisi/peran. Hasil

penelitian bagian II berisi tentang perilaku konsumen dalam penggunaan bahan

bakar minyak yang terdiri dari tempat beraktivitas, pemberi pengaruh, pengaruh

aktivitas social, pengambil keputusan, orang tua masih membiayai, frekuensi

travelling, alat transportasi, tempat travelling, jumlah motor dan mobil, frekuensi

beli bahan bakar minyak, tempat beli, jenis bahan bakar minyak, alasan

menggunakan kendaraan, dan keseuaian bahan bakar minyak dengan kendaraan.

Sedangkan untuk bagian III berisi mengenai faktor yang mempengaruhi perilaku

penggunaan bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor yang berisi mengenai

opini yang terdiri dai faktor budaya, social, personal, dan psikologi. Rekap hasil

penelitian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 – Tabel 4.3.

Tabel 4.1 Rekap kuesioner bagian I tentang profil konsumen

Profil Konsumen N Min Max Mean Std. DevJenis Kelamin 400 1,00 2,00 1,414573 0,492900728Tempat Lahir 400 1,00 5,00 1,364322 0,744638312Agama 400 1,00 4,00 1,429648 0,570576589Suku/Etnis 400 1,00 6,00 1,20603 0,971214778Usia 400 1,00 5,00 2,74623 1,41194Status (masy) 400 1,00 4,00 1,24121 0,82103Pekerjaan 400 1,00 5,00 3,218593 1,865756245Status (kerja) 400 1,00 2,00 1,376884 0,489872368Posisi Pekerjaan 400 1,00 4,00 1,753247 1,138935161Pendidikan 400 1,00 5,00 3,276382 0,806847263Pendapatan 400 1,00 5,00 1,886935 1,058099208Pembatas BBM 400 1,00 2,00 1,854271 0,352541791Pembatasnya 400 1,00 4,00 2,559322 1,380544451Status (kel) 400 1,00 4,00 2,123116 0,996859102Jumlah Anggota 400 1,00 4,00 3,168342 0,966143666Valid N 400 Sumber : data primer yang telah diolah, 2010

Page 58: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-3

Tabel 4.2 Rekap kuesioner bagian II tentang perilaku konsumen dalam penggunaan BBM

Perilaku Penggunaan BBM N Min Max Mean Std. DevTempat Beraktivitas 400 1,00 123,00 4,087533 8,253712Pemberi Pengaruh 400 1,00 1234,00 19,59877 136,9482Aktivitas Sosial 400 1,00 234,00 9,55034 35,89491Pengaruh Aktivitas Sosial 400 1,00 6,00 2,568627 1,86526Pengambil Keputusan 400 1,00 23,00 1,396985 1,971978Ortu Masih Membiayai 400 1,00 2,00 1,721106 0,450779Frekuensi Travelling 400 1,00 5,00 2,899497 1,556937Alat/Moda Transportasi (trav) 400 1,00 13,00 1,40201 1,399964Tempat Travelling 400 1,00 123,00 5,464824 16,35287Jumlah Motor 400 1,00 5,00 2,763819 0,872742Jumlah Mobil 400 1,00 4,00 1,427136 0,66449Frekuensi Beli BBM 400 1,00 4,00 2,142857 1,262851Tempat Beli BBM 400 1,00 123,00 2,589286 10,76512Jenis BBM 400 1,00 13,00 1,259542 1,520267Alat/Moda Transportasi (sehari) 400 1,00 15,00 1,886935 2,467573Alasan Menggunakan Kendaraan 400 1,00 23456,00 388,7462 2641,319Cara Mengenal BBM pertama 400 1,00 4,00 1,810127 0,614589Tingkat Kesesuaian Kualitas BBM 400 1,00 5,00 2,5625 0,66498Kesesuaian BBM dengan Kendaraan 400 1,00 5,00 3,2975 0,71433Valid N 400 Sumber : data primer yang telah diolah, 2010

Tabel 4.3 Rekap kuesioner bagian III tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku konsumen dalam penggunaan BBM

PsikologiValid 400 400 400 400 400 400 400 400 400

Hilang 0 0 0 0 0 0 0 0 0Mean 3,5225 2,8475 2,8875 2,7775 3,2425 2,72 3,5775 2,0275 2,405

Standart Deviasi 0,878306 1,276054 1,215952 1,308539 0,82486 1,179014 1,107728 1,340237 1,284562Minimum 1 1 1 1 1 1 1 1 1Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5

N

Statistik KeteranganFaktor yang mempengaruhi konsumsi BBM

Budaya Sosial Personal

Sumber : data primer yang telah diolah, 2010

4. 3 Pengujian Data

Pengujian data meliputi uji validitas dan uji reliabilitas, diolah dengan

bantuan software excel.

4.3.1 Uji Validitas

Dalam sebuah penelitian, suatu angket dikatakan valid apabila pertanyaan

– pertanyaannya mampu mengungkapkan semua yang akan diukur oleh angket

tersebut. Sehingga apabila angket yang sebagai alat ukur valid maka data yang

diperoleh juga valid.

Pengujian validitas yang dilakukan adalah uji validitas konstruk dengan

tujuan untuk mengetahui hasil pengukuran suatu kriteria berdasarkan respon

individu yang berbeda. Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan

Page 59: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-4

skor setiap item pertanyaan dengan skor keseluruhan. Uji validitas dilakukan

dengan menggunakan data seluruh responden yaitu sebanyak 400 responden.

Pertanyaan yang diuji adalah pertanyaan bagian III sebanyak 11 butir

pertanyaan karena pertanyaan-pertanyaan tersebut mempunyai skala likert sedang

pertanyaan yang lain mempunyai skala nominal dan interval.

Tabel 4.4 Rekapitulasi hasil uji validitas

variabel ∑X ∑Y (∑X)2 ∑(Y2) ∑XY ∑(X2) (∑Y)2 n r hitung r tabel Ket

1 1409 12901 1985281 431059 46204 5271 166435801 400 0,354166452 0,098 valid2 1179 12901 1390041 431059 38251 3721 166435801 400 0,117431699 0,098 valid3 1297 12901 1682209 431059 42346 4477 166435801 400 0,255223805 0,098 valid4 1319 12901 1739761 431059 42913 4553 166435801 400 0,213057904 0,098 valid5 1139 12901 1297321 431059 38662 3893 166435801 400 0,61771454 0,098 valid6 1155 12901 1334025 431059 39321 3925 166435801 400 0,696353819 0,098 valid7 1111 12901 1234321 431059 37847 3769 166435801 400 0,62991884 0,098 valid8 1088 12901 1183744 431059 36696 3514 166435801 400 0,557110816 0,098 valid9 1431 12901 2047761 431059 47619 5609 166435801 400 0,541394367 0,098 valid10 811 12901 657721 431059 28108 2361 166435801 400 0,595710479 0,098 valid11 962 12901 925444 431059 33092 2972 166435801 400 0,657801427 0,098 valid

Sumber : data primer yang telah diolah, 2010

Dalam tabel 4.4 setelah diperoleh angka korelasi masing-masing variable

(r-hitung) maka nilai r-hitung dibandingkan dengan nilai r-tabel (0,098). Apabila

nilai r-hitung lebih besar dari r-tabel, maka hipotesa dapat diterima dan

disimpulkan bahwa pertanyaan tersebut mempunyai korelasi positif dengan skor

total. Begitu pula sebaliknya.

Diperoleh hasil bahwa kesemua skor korelasi lebih besar dai skor tabel,

maka hipotesa dapat diterima sehingga variabel/atribut berkorelasi positif atau

telah valid. Setelah melakukan uji validitas, pengolahan data dilanjutkan dengan

uji reliabilitas.

4.3.2 Uji Realibilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi suatu

instrumen ukur di dalam mengukur variabel penelitian. Pengujian reliabilitas

dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha.

Dengan mengunakan persamaan 2.2 diatas, berikut ini diberikan contoh

perhitungan reliabilitas kuesioner. Ada tiga langkah dalam menghitung nilai alpha

Cronbach, yaitu menghitung varian butir, menghitung varian total, dan

menghitung nilai Alpha Cronbach.

Page 60: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-5

· Menghitung varian butir variabel pertama

( )

769494,0400

4001985281

52712

2

2

2

=-

=

-=å å

b

bn

n

XX

s

s

· Menghitung varian total

42374,37400

400)12901(

431059

)(

2

2

22

2

=-

=

-=å å

t

tn

n

yy

s

s

· Menghitung Alpha Cronbach

705,042371,3742732,13

11011

11

11

2

2

11

=úû

ùêë

é-=

úúû

ù

êêë

é-

-= å

r

t

b

kk

rss

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai korelasi hitung sebesar 0,705. Nilai

r tabel adalah 0,098 sehingga nilai r hitung lebih besar dari r tabel (r11 > rtabel). Hal

ini menunjukkan bahwa kuesioner reliabel.

Hasil perhitungan reliabilitas kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.5 di

bawah ini :

Tabel 4.5 Rekapitulasi hasil uji reliabilitas Nilai Korelasi Hitung Nilai Korelasi Tabel Keterangan

0,705 0,098 reliabel Sumber : data primer yang telah diolah, 2010

Diperoleh hasil bahwa angka Cronbanch’s Alpha lebih besar dari skor

tabel, maka hipotesa dapat diterima, serta dapat disimpulkan bahwa skor masing-

masing variabel/atribut mempunyai korelasi positif atau dapat dikatakan bahwa

data telah reliabel.

Page 61: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-6

4.3.3 Uji Outlier

Data outlier dapat terjadi karena kesalahan dalam memasukkan data

mentah, kesalahan pada pengambilan sampel, atau adanya data ekstrim yang ada

dalam pencarian dan perekapan data. Tujuan dari uji outlier ini adalah untuk

melihat ada atau tidaknya data ekstrim atau data yang berbeda dengan data lain.

Uji outlier ini dilakukan dengan bantuan software SPSS 17.

Langkah-langkah dalam melakukan uji outlier adalah sebagai berikut:

1. Standarisasi data

Deteksi data dengan standarisasi prinsipnya mengubah nilai data semula

menjadi dalam bentuk zscore, kemudian menafsirkan nilai dari zscore tersebut.

2. Pendeteksian outlier

Apabila sebuah data dikatakan outlier, maka nilai z yang diperoleh lebih besar

dari angka +2,5 atau lebih kecil dari – 2,5.

Dari hasil pengolahan melalui software SPSS nilai z dapat dilihat di sebelah kanan

input dan melalui pendeteksian outliernya dapat diketahui bahwa tidak ada data

yang mengalami outlier. Rekapitulasi uji outlier dapat dilihat pada lampiran 5.

4. 4 Profil Konsumen dan Perilaku Konsumen Bahan Bakar Minyak

Prosentase profil konsumen bahan bakar minyak di Kota Surakarta yang

berisi tentang jenis kelamin, tempat lahir, agama, dan suku/etnis disajikan pada

gambar diagram lingkaran 4.1 – 4.4. Sedangkan prosporsi pada masing-masing

kelurahan dapat dilihat pada tabel 4.7.

Gambar 4.1 Rataan Jenis Kelamin Gambar 4.2 Rataan Tempat Lahir

Page 62: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-7

Gambar 4.3 Rataan Agama Gambar 4.4 Rataan Suku/Etnis

Prosentase profil konsumen bahan bakar minyak di Kota Surakarta yang

berisi tentang usia, status dalam masyarakat, pekerjaan, dan posisi atau peran

dalam pekerjaan disajikan pada gambar diagram lingkaran 4.5 – 4.8.

Gambar 4.5 Usia Warga Surakarta Gambar 4.6 Status Masyarakat

Gambar 4.7 Rataan Pekerjaan Gambar 4.8 Posisi Pekerjaan

Page 63: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-8

Prosentase profil konsumen bahan bakar minyak di Kota Surakarta yang

berisi tentang pendidikan, pendapatan, pemberi batasan dalam menggunakan

bahan bakar minyak keluarga, peran dalam keluarga, serta jumlah anggota

keluarga disajikan pada gambar diagram lingkaran 4.9 – 4.13.

Gambar 4.9 Pendidikan Terakhir Gambar 4.10 Pendapatan

Gambar 4.11 Pembatas Keluarga Gambar 4.12 Peran Keluarga

Gambar 4.13 Jumlah Anggota Keluarga

Page 64: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-9

Tabel 4.7 Profil responden bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor di kota Surakarta

Pucang Sawit Mojosongo Laweyan Sriwedari Jototakan Kemlayan Kadipiro Keprabon Joyosuran Kampung BaruJenis Kelamin1. Pria 60,87 55,32 60,98 47,37 43,48 68,18 69,7 56,06 69,57 502. Wanita 39,13 44,68 39,02 52,63 56,52 31,82 30,3 43,94 30,43 50Tempat Lahir1. Eks-Karisidenan Surakarta 65,22 74,47 78,05 73,68 78,26 77,27 69,7 74,24 56,52 89,292. Jawa Selain Eks-Karisidenan Surakarta 30,43 21,28 17,07 21,05 13,04 13,64 25,76 18,18 26,09 10,713. Sumatra 2,17 2,13 4,88 0 0 0 4,55 1,52 0 04. Indonesia Tengah 0 0 0 5,26 8,7 9,09 0 6,06 8,7 05. Indonesia Timur 2,17 2,13 0 0 0 0 0 0 8,7 0Agama yang Dianut1. Islam 63,04 78,72 65,85 60,53 66,22 50 69,7 51,52 30,43 53,572. Kristen 34,78 17,02 24,39 39,47 34,78 50 24,24 46,97 69,57 46,433. Khatolik 2,17 4,26 4,88 0 0 0 4,55 1,52 0,00 04. Hindu 0 0 2,44 0 0 0 1,52 0,00 0,00 05. Budha 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 06. Kong Hu Chu 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0Suku/Etnis1. Jawa 93,48 93,62 95,12 94,74 95,65 95,45 93,94 96,97 91,30 96,432. Batak 0 0 2,44 0 0 0 1,52 0,00 0,00 03. Sunda 2,17 2,13 0 0 0 4,55 1,52 0,00 0,00 04. Minang 2,17 0 0 0 0 0 1,52 0,00 0,00 05. Arab 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 06. Cina 2,17 2,13 2,44 5,26 4,35 0 1,52 0,00 0,00 3,577. Lain-lain 0 2,13 0 0 0 0 0 3,03 8,70 0Usia1. 17-23 Tahun 39,13 29,79 24,39 21,05 17,39 40,91 36,36 16,67 39,13 17,862. 24-30 Tahun 17,39 23,4 21,95 21,05 26,09 27,27 16,67 19,70 13,04 21,433. 31-40 Tahun 10,87 14,89 14,63 7,89 13,04 9,09 13,64 12,12 13,04 28,574. 41-50 Tahun 23,91 25,53 21,95 36,84 30,43 18,18 22,73 31,82 26,09 21,435. 51-60 Tahun 8,7 4,26 17,07 10,53 13,04 9,09 10,61 19,70 8,70 10,71Status dalam Masyarakat1. Warga Biasa 82,61 91,49 95,12 94,74 86,96 90,91 8,48 95,45 95,65 96,432. Ketua RT/RW/Kelurahan 2,17 2,13 2,44 2,63 4,35 4,55 3,03 1,52 0,00 0,003. Pemuka Masyarakat 0 4,26 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,004. Pemuka Agama 15,22 2,13 2,44 2,63 8,7 4,55 12,12 3,03 4,35 3,57Pekerjaan1. PNS 6,52 12,77 9,76 10,53 13,04 4,55 9,09 12,12 13,04 14,292. Pelajar/Mhs 32,61 31,91 26,83 21,05 17,39 36,36 31,82 16,67 34,78 3,573. Wiraswata 10,87 25,53 29,27 21,05 17,39 18,18 13,64 24,24 13,04 17,864. Pegawai Swasta 36,96 21,28 24,39 26,32 30,43 18,18 33,33 28,79 39,13 60,715. Lain-lain 13,04 8,51 9,76 21,05 21,74 22,73 12,12 18,18 0,00 17,86Status Pekerjaan1. Ya 80,43 55,32 53,66 57,89 52,17 50 63,64 66,67 52,17 85,712. Tidak 19,57 44,68 46,34 42,11 47,83 50 36,36 33,33 47,83 14,29Posisi/Peran dalam Pekerjaan1. Karyawan/Staff 36,96 36,17 34,15 47,37 39,13 22,73 30,3 42,42 43,48 53,572. Pemilik 6,52 12,77 2,44 2,63 13,04 4,55 6,06 6,06 8,70 10,713. Pimpinan 6,52 0 9,76 7,89 4,35 4,55 3,03 9,09 0,00 7,144. Lain-lain 23,91 10,64 0 0 0 9,09 15,15 4,55 0,00 14,29

Profil RespondenKelurahan Di Surakarta

Jebres Laweyan Serengan Banjarsari Pasar Kliwon

Sumber: data primer yang telah diolah, 2010

Page 65: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-10

Tabel 4.7 Profil responden bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor di kota Surakarta (lanjutan)

Pucang Sawit Mojosongo Laweyan Sriwedari Jototakan Kemlayan Kadipiro Keprabon Joyosuran Kampung BaruPendidikan Terakhir1. SD/Sederajat 0 10,64 7,32 5,26 4,35 0 1,52 4,55 4,35 0,002. SLTP/Sederajat 4,35 4,26 7,32 13,16 13,04 4,55 4,55 10,61 4,35 0,003. SLTA/Sederajat 45,65 40,43 56,1 50 30,43 59,09 54,55 50,00 39,13 46,434. Akademia/Sarjana/Sederajat 43,48 36,17 29,27 26,32 47,83 36,36 36,36 31,82 52,17 46,435. Pasca Sarjana 4,35 4,26 0 5,26 4,35 0 1,52 3,03 0,00 7,14Pendapatan1. < Rp.1.000.000 54,35 42,55 43,9 50 47,83 63,64 50 37,88 39,13 46,432. Rp1.000.000 - Rp.2.000.000 21,74 29,78 39,02 31,58 30,43 36,36 27,27 33,33 34,78 0,003. Rp.2.000.000 - Rp.3.000.000 8,7 12,77 9,76 10,53 8,7 0 9,09 19,70 17,39 17,864. Rp.3.000.000 - Rp.5.000.000 8,7 8,51 4,88 7,89 8,7 0 7,58 9,09 8,70 3,575. > Rp.5.000.000 6,53 6,38 2,44 0 4,35 0 4,55 0,00 0,00 0,00Status Pembatas BBM1. Ada 10,87 19,15 14,63 13,16 13,04 9,09 16,67 12,12 17,39 17,862. Tidak Ada 89,13 80,85 85,37 86,84 86,96 90,91 83,33 87,88 82,61 0,00Pembatas BBM Keluarga1. Suami 4,35 8,51 7,32 0 0 0 9,09 4,55 8,70 3,572. Istri. 0 4,26 0 5,26 8,7 0 0 1,52 4,35 7,143. Anak 0 6,38 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,004. Saudara 6,52 2,13 7,32 7,89 4,35 9,09 6,06 6,06 4,35 7,14Peran dalam Keluarga1. Suami 34,78 36,17 36,59 34,21 47,83 27,27 42,42 36,36 26,09 28,572. Istri. 15,22 19,15 24,39 39,47 26,09 13,64 10,61 34,85 21,74 28,573. Anak 43,48 38,3 26,83 15,79 13,04 45,45 37,88 21,21 52,17 42,864. Saudara 4,35 6,38 12,2 10,53 13,04 13,64 9,09 7,58 0,00 0,00Jumlah Anggota Keluarga1. 2 6,52 8,51 7,32 13,16 13,04 9,09 6,06 10,61 4,35 3,572. 3 19,57 6,38 14,63 5,26 8,7 18,18 15,15 16,67 21,74 10,713. 4 37,78 27,66 36,59 34,21 21,74 27,27 31,82 31,82 30,43 25,004. >5 39,13 55,32 41,46 47,37 56,52 45,45 46,97 40,91 43,48 60,71

Profil RespondenKelurahan Di Surakarta

Jebres Laweyan Serengan Banjarsari Pasar Kliwon

Sumber : data primer yang telah diolah, 2010

Dalam Tabel 4.7 ini pembagiannya disesuaikan dengan keadaan demografi

di kota Surakarta. Profil konsumen diprosentasekan menurut dengan wilayah

kelurahan-kelurahan yang ada di kota Surakarta sesuai dengan tingkat

keurbanannya. Sedangkan prosentase perilaku konsemen dalam menggunakan

bahan bakar minyak di Kota Surakarta baik tempat aktivitas harian, pemberi

pengaruh, dan jenis aktivitas sosial disajikan pada diagam lingkaran 4.14 – 4.17.

Gambar 4.14 Tempat Aktivitas Harian Gambar 4.15 Pemberi Pengaruh

Page 66: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-11

Gambar 4.16 Jenis Aktivitas Sosial Gambar 4.17 Persen Pengaruhnya

Prosentase perilaku konsemen dalam menggunakan bahan bakar minyak di

Kota Surakarta untuk pengambil keputusan dalam keluarga, frekuensi travelling,

alat transportasi untuk travelling, tempat favorit sebagai tujuan travelling

disajikan pada diagam lingkaran 4.18 – 4.21.

Gambar 4.18 Pengambil Kep. Keluarga Gambar 4.19 Frekuensi Travelling

Gambar 4.20 Alat Trans. Travelling Gambar 4.21 Tempat Favorit Trav.

Page 67: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-12

Prosentase perilaku konsemen dalam menggunakan bahan bakar minyak di

Kota Surakarta jumlah kendaraan bermotor, frekuensi membeli bahan bakar

minyak, tempat membeli bahan bakar minyak, jenis bahan bakar minyak yang

banyak dibeli, dan alat transportasi yang digunakan untuk aktivitas harian

disajikan pada diagam lingkaran 4.22 – 4.27.

Gambar 4.22 Prosentase Jumlah Motor Gambar 4.23 Prosentase Jumlah Mobil

Gambar 4.24 Frekuensi Beli BBM Gambar 4.25 Tempat Membeli BBM

Gambar 4.26 Jenis BBM Gambar 4.27 Alat Trans. Harian

Page 68: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-13

Prosentase perilaku konsemen dalam menggunakan bahan bakar minyak di

Kota Surakarta baik tempat aktivitas harian, pemberi pengaruh, dan jenis aktivitas

sosial disajikan pada diagam lingkaran 4.14 – 4.17. Sedangkan untuk proporsi

perilaku konsumen bahan bakar minyak per kelurahan terdapat pada tabel 4.8.

Gambar 4.28 Alasan Menggunakan BBM Gambar 4.29 BBM Pertama kali

Gambar 4.30 BBM dengan Kualitasnya Gambar 4.31 BBM dengan Kebutuhan

Page 69: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-14

Tabel 4.8 Perilaku konsumen dalam penggunaan bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor di kota Surakarta.

Pucang Sawit Mojosongo Laweyan Sriwedari Jototakan Kemlayan Kadipiro Keprabon Joyosuran Kampung BaruApakah Menggunakan Kendaraan ?1. Ya 100 93,62 90,24 97,37 95,65 81,82 93,94 95,45 91,3 96,432. Tidak 6,36 9,76 2,63 4,35 18,18 6,06 4,55 6,7 3,57Tempat Aktivitas Harian1. Tempat Kerja 43,48 36,17 41,46 42,11 43,48 31,82 45,45 51,52 39,13 53,372. Sekolah/Kampus 28,26 23,4 9,76 13,16 13,04 22,73 24,24 7,55 17,39 3,573. Tempat Belanja (Mall, Toko, dan Pasar) 8,7 14,89 17,07 15,79 13,04 9,09 10,61 13,64 13,04 21,744. Lain-lain 4,35 8,51 9,76 18,42 17,39 4,55 4,55 10,61 4,35 8,7Memilih pilihan 1 dan 2. 2,13 2,44 1,52Memilih pilihan 1 dan 3. 10,87 4,35 2,63 8,7 9,09 6,06 3,03 8,7 10,71Memilih pilihan 1 dan 4. 2,13 3,58Memilih pilihan 2 dan 3. 2,17 2,13 7,23 5,26 4,55 3,03 7,58 4,35Memilih pilihan 2 dan 4. 4,35Memilih pilihan 3 dan 4. 2,17Memilih pilihan 1,2, dan 3. 2,17Adakah yang Mempengaruhi ?1. Ada 32,61 55,32 34,15 42,11 52,17 63,64 34,85 31,82 47,83 28,572. Tidak Ada 67,39 44,68 68,85 57,89 47,83 36,36 65,15 68,18 52,17 71,43Pemberi Pengaruh1. Diri Sendiri 21,74 21,28 17,07 10,53 17,39 27,27 21,21 12,12 30,43 10,712. Keluarga 13,04 17,02 7,32 18,42 21,74 18,18 9,09 18,18 6,06 17,863. Teman 2,17 2,13 4,88 5,26 8,7 4,55 3,03 3,034. Tetangga/Masyarakat5. Pimpinan Kantor6. Pemuka Agama7. Artis/Pakar8. Pemerintah 4,26 1,52Memilih pilihan 1 dan 2. 4,26 2,44 7,89 4,35 4,55 4,55Memilih pilihan 1 dan 3.Memilih pilihan 1 dan 4.Memilih pilihan 2 dan 7. 2,13Memilih pilihan 1,2, dan 7. 2,13 4,55Memilih pilihan 1,2,3, dan 4. 2,13 4,55Memilih pilihan 2 dan 3. 2,44 1,52

Perilaku KonsumenKelurahan Di Surakarta

Jebres Laweyan Serengan Banjarsari Pasar Kliwon

Tabel 4.8 Perilaku konsumen dalam penggunaan bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor di kota Surakarta (lanjutan)

Pucang Sawit Mojosongo Laweyan Sriwedari Jototakan Kemlayan Kadipiro Keprabon Joyosuran Kampung BaruApakah Memiliki Aktivitas Tertentu ?1. Ya 56,52 80,85 75,61 92,11 78,26 78,26 62,12 86,36 78,26 60,712. Tidak 43,48 19,15 24,39 7,89 21,74 17,39 37,88 13,64 21,74 39,29Jenis Aktivitas sosial1. PKK 8,7 18,15 17,07 31,58 26,09 13,64 12,12 24,24 13,04 10,712. Karang Taruna 13,04 25,53 7,32 5,26 13,04 4,55 16,67 7,55 8,7 7,143. Sosial 15,22 8,51 24,39 28,95 17,39 13,64 13,64 31,82 26,09 14,294. Bersifat dengan hobby 13,04 21,28 17,07 17,86 17,39 36,36 13,64 12,12 21,74 21,43Memilih pilihan 1 dan 2.Memilih pilihan 1 dan 3. 2,17 2,13 2,44 2,63 4,35 4,55 1,52 4,55 4,35 7,14Memilih pilihan 1dan 4.Memilih pilihan 2 dan 3. 2,44 2,63 3,03Memilih pilihan 2 dan 4. 2,13 2,44 4,55 1,52Memilih pilihan 3 dan 4. 4,35Memilih pilihan 1,2, dan 3.Memilih pilihan 1,3, dan 4. 2,17Memilih pilihan 2,3. dan 4. 2,17 2,13 2,44 2,63 1,52 3,03

Apakah Memiliki Kontribusi ?1. Ya 41,3 59,57 43,9 63,16 47,83 54,55 40,91 53,03 65,22 53,572. Tidak 58,7 40,43 56,1 36,84 52,17 45,45 59,09 46,97 34,78 46,43Berapa Persen Pengaruh1. Tidak Signifikan / <10% 19,57 31,91 24,39 28,95 21,74 13,64 21,21 25,76 21,74 28,572. >10% 4,35 4,26 4,88 5,26 9,09 6,06 33,33 13,04 3,573. 20% 8,7 10,54 7,32 5,26 4,35 9,09 6,06 10,61 8,7 3,574. 30% 2,17 4,26 4,88 5,26 4,35 3,03 4,55 8,7 7,145. 40% 2,13 2,44 2,63 4,55 3,03 8,76. ≤50% 6,52 8,51 15,79 17,39 18,18 4,55 6,06 4,35 10,71Pengambil Keputusan dalam Keluarga1. Diri Sendiri 73,91 82,98 90,24 84,21 86,96 86,36 75,76 90,91 78,26 89,292. Ayah 8,7 12,77 7,32 10,53 13,04 13,64 10,61 6,06 8,7 7,143. Ibu 13,04 4,26 2,44 5,26 10,61 3,03 8,7 3,574 Anak 2,17 1,52Memilih pilihan 2 dan 3. 2,17 1,52 4,35Apakah Masih Dibiayai Orang Tua1. Ya 39,13 34,04 26,83 21,05 17,39 45,45 34,85 16,67 34,78 14,292. Tidak 60,87 65,96 73,17 78,95 82,61 54,55 65,15 83,33 65,22 85,71Frekuensi Travelling dalam Setahun1. 1 Kali 1 Minggu 39,13 21,28 21,95 15,79 21,74 13,64 27,27 27,27 8,7 14,292. 1 Kali 4 Minggu 15,22 23,4 34,15 21,05 21,74 13,64 18,18 27,27 39,13 28,573. 1 Kali 3 Bulan 13,04 27,66 12,2 21,05 26,09 27,27 18,18 10,61 4,35 7,144. 1 Kali 6 Bulan 23,91 12,77 7,32 13,16 8,7 13,64 18,18 15,15 17,39 14,295. 1 Kali 12 Bulan 8,7 14,89 24,39 28,95 21,74 31,82 18,18 19,7 30,43 35,71

Perilaku KonsumenKelurahan Di Surakarta

Jebres Laweyan Serengan Banjarsari Pasar Kliwon

Page 70: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-15

Tabel 4.8 Perilaku konsumen dalam penggunaan bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor di kota Surakarta (lanjutan)

Pucang Sawit Mojosongo Laweyan Sriwedari Jototakan Kemlayan Kadipiro Keprabon Joyosuran Kampung BaruModa/Alat Transportasi untuk Travelling1. Kendaraan Sendiri 73,91 70,21 73,17 78,95 78,26 72,73 66,67 84,86 86,96 78,572. Angkutan Umum (bis, travell, dll) 23,91 25,53 2,39 21,05 21,74 22,73 31,82 13,64 13,04 17,863. Pesawat 2,44 1,524. Kapal LautMemilih pilihan 1 dan 2. 2,17 2,13 4,55 1,52 3,57Memilih pilihan 1 dan 3. 2,13Tempat Favorit Travelling1. Rumah Saudara 13,04 31,91 31,71 39,47 39,133 36,36 25,76 27,27 8,7 28,572. Tempat Rekreasi 45,65 42,55 43,9 34,21 43,48 45,45 37,88 42,42 52,17 32,143. Mall/Swalayan 26,09 10,64 17,07 7,89 4,35 22,73 15,15 17,39 254. Lain-lain 6,52 2,13 4,88 6,06 3,03 4,35Memilih pilihan 1 dan 2. 6,38 7,89 8,7 13,64 4,55 8,7 7,14Memilih pilihan 1 dan 3. 7,89 4,35 4,55 3,03 8,7Memilih pilihan 1 dan 4. 2,13 3,57Memilih pilihan 2 dan 3. 6,52 2,13 4,55 1,52 3,57Memilih pilihan 2 dan 4. 2,17 1,52Memilih pilihan 3 dan 4.Memilih pilihan 1,2, dan 3. 2,13 2,44 2,63 1,52 4,55Jumlah Motor1. Tidak Ada 8,7 4,26 7,32 9,09 10,61 3,03 4,35 3,572. 1 21,74 23,4 43,9 36,84 43,48 40,91 28,79 42,42 21,74 10,713. 2 54,35 46,81 31,71 50 47,83 45,45 42,42 42,42 43,45 71,434. 3 13,04 17,02 12,2 10,53 8,7 4,55 15,15 7,58 30,43 10,715. >3 2,17 6,38 4,88 2,63 4,55 3,03 3,03 3,57Jumlah Mobil1. Tidak Ada 58,7 57,45 78,05 71,05 60,87 63,64 60,61 72,73 47,83 71,432. 1 30,43 29,79 14,63 28,95 39,13 22,73 27,27 27,27 47,83 253. 2 8,7 6,38 7,31 13,64 9,09 4,35 3,574. >2 2,17 6,38 3,03Frekuensi Beli BBM1. Setiap Hari 39,13 23,4 21,95 18,42 13,04 13,64 33,33 30,3 17,39 21,432. Seminggu Sekali 36,96 44,68 41,46 55,26 60,87 45,45 43,94 37,88 56,52 39,293. Seminggu 2 Kali 23,91 27,66 31,71 26,32 26,09 27,27 19,7 30,3 21,74 39,294. Sebulan Sekali 24,26 9,09 1,52 1,52Tempat Membeli BBM1. SPBU Pasti Pas 69,57 74,47 56,1 57,89 73,91 59,09 66,67 60,61 73,91 57,142. SPBU 26,09 19,15 36,59 42,11 26,09 18,18 27,27 40,91 17,39 253. Eceran/Pinggir Jalan 2,17 2,13 2,44 4,55 1,52 1,52 3,57Memilih pilihan 1 dan 2. 2,17 4,55Memilih pilihan 1 dan 3. 2,17 4,55 1,52 4,35 10,71Memilih pilihan 2 dan 3. 3,57Memilih pilihan 1,2, dan 3. 2,17 4,55 3,57Jenis BBM1. Premium 91,3 89,36 92,68 97,37 95,65 90,91 87,88 98,48 95,65 96,432. Solar 4,35 2,13 37,5 4,35 3,033. Pertamax/Premix/Super TT/Performance Solar 2,17 2,13 2,44 4,55 3,03 1,52 4,5Memilih pilihan 1 dan 2. 4,26 3,03Memilih pilihan 1 dan 3. 2,17 2,13 3,57

Perilaku KonsumenKelurahan Di Surakarta

Jebres Laweyan Serengan Banjarsari Pasar Kliwon

Sumber: data primer yang telah diolah, 2010

Page 71: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-16

Tabel 4.8 Perilaku konsumen dalam penggunaan bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor di kota Surakarta (lanjutan)

Pucang Sawit Mojosongo Laweyan Sriwedari Jototakan Kemlayan Kadipiro Keprabon Joyosuran Kampung BaruModa/Alat Transportasi untuk Sehari-hari1. Roda 2 Pribadi 69,57 70,21 75,61 78,95 78,26 72,73 69,7 83,33 78,26 96,432. Mobil Pribadi 8,7 14,89 7,32 10,53 13,04 9,09 10,61 7,58 4,353. Angkutan Umum Saja (KA,Bis,Angkot) 2,13 4,88 9,09 3,034. Roda 2 + Angkutan Umum 13,04 6,38 9,76 5,26 4,35 9,09 13,64 4,55 3,575. Mobil Pribadi + Angkutan Umum 2,17 1,52Memilih pilihan 1 dan 2. 6,52 4,26 2,63 4,35 1,52 1,52 17,39Memilih pilihan 1 dan 3.Memilih pilihan 1 dan 4.Memilih pilihan 1 dan 5. 2,44 2,63 3,03Alasan Menggunakan Kendaraan Bermotor1. Gengsi/Prestise 4,35 2,13 2,44 3,03 4,352. Kenyamanan 15,22 23,4 9,76 15,79 26,09 27,27 13,64 16,67 4,35 14,293. Waktu Tempuh 23,91 14,89 19,51 7,89 8,7 4,55 27,27 9,09 26,09 17,864. Keselamatan 2,13 4,355. Kepraktisan 30,43 31,91 39,02 57,89 52,17 40,91 31,82 45,45 43,45 46,436. Lebih Murah 6,52 10,64 17,07 10,53 26,09 22,73 10,61 15,15 4,35 14,29Memilih pilihan 2 dan 3. 2,13Memilih pilihan 2 dan 4. 2,17 1,52Memilih pilihan 4 dan 5. 2,13Memilih pilihan 4 dan 6. 2,17 1,52Memilih pilihan 5 dan 6. 2,17 2,13 4,88 5,26 1,52 6,06 4,35Memilih pilihan 2,3, dan 4. 2,17 1,52 1,52Memilih pilihan 2,3, dan 5. 2,17 1,52Memilih pilihan 2,4, dan 6. 2,13Memilih pilihan 2,5, dan 6. 2,17Memilih pilihan 2,3,4, dan 5. 4,35 2,13 3,03 1,52Memilih pilihan 2,3,4,5, dan 6. 2,17 4,26 4,55 1,52Memilih pilihan '3,4,5, dan 6. 2,44 2,63 3,03Memilih pilihan 2 dan 5. 2,44 1,52Memilih pilihan 3 dan 5. 2,44 1,52Memilih pilihan 3,5, dan 6. 4,35 4,35Memilih pilihan 2,3,5, dan 6. 4,35 4,35Jenis BBM yang Pertama Kali Digunakan1. Tidak Ada 30,43 23,4 17,07 34,21 13,04 22,73 24,24 24,24 43,48 35,712. Premium 63,04 76,6 78,05 63,16 78,26 68,18 65,15 77,27 56,52 64,293. Solar 2,13 2,63 8,7 4,55 1,524. Pertamax/Premix/Super TT/Performance Solar 4,35 6,38 2,44 4,55Harga BBM dengan Kualitasnya1. Sangat Sesuai 2,17 2,13 4,88 2,63 8,7 4,55 4,55 48,48 4,35 39,292. Cukup Sesuai 54,35 44,68 36,59 42,11 34,78 45,45 39,39 45,45 15,15 57,143. Sesuai 41,3 38,3 51,22 55,26 56,52 45,45 54,55 6,06 52,17 3,574. Kurang Sesuai 4,35 6,38 2,44 4,55 1,525. Tidak Sesuai 6,38 2,44BBM Sesuai dengan Kebutuhan Konsumen1. Sangat Sesuai 4,35 4,26 2,44 2,63 4,35 60,87 3,03 3,03 4,35 3,572. Cukup Sesuai 60,87 6,38 2,44 65,79 69,57 31,82 3,03 4,55 24,24 25,763. Sesuai 32,61 63,83 60,98 21,05 17,39 4,55 56,06 71,21 6,06 21,434. Kurang Sesuai 4,35 21,28 26,83 10,53 8,7 31,82 19,7 3,03 14,295. Tidak Sesuai 2,13 7,32 7,32 7,32 6,06 1,52

Perilaku KonsumenKelurahan Di Surakarta

Jebres Laweyan Serengan Banjarsari Pasar Kliwon

Sumber: data primer yang telah diolah, 2010 4. 5 Analisis Cluster

Analisis Cluster dilakukan untuk mengelompokkan objek-objek

berdasarkan kesamaan karakteristik yang dimiliki masing-masing objek. Dalam

penelitian ini, analisis cluster dilakukan untuk mengelompokkan konsumen bahan

bakar minyak untuk kendaraan bermotor berdasarkan kelurahan-kelurahan yang

telah ditentukan, sehingga dapat memberi masukan dalam pembuatan strategi

pemasaran yang berbeda-beda untuk tiap kelompok (segmen).

Tahap analisis cluster diawali dengan mengidentifikasi adanya outlier.

Selanjutnya adalah pembentukan cluster dengan prosedur nonhirarki karena

metode ini memproses semua objek secara sekaligus dengan titik acuan cluster

centers sehingga distribusi objek (responden) sebagai anggota masing-masing

Page 72: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-17

cluster lebih merata. Metode non-hirarki yang digunakan adalah metode K-Means

Clustering yang dikembangkan oleh MacQueen (Johnson, 1988), yang memiliki

algoritma sebagai berikut:

1. Tentukan centroid awal (seed point) untuk setiap cluster dari k cluster yang

dibentuk.

2. Tempatkan satu orang responden ke dalam cluster yang terdekat dengan

ukuran jarak euclidian distance. Kemudian menghitung titik centroid baru

untuk cluster yang mendapat tambahan anggota dan cluster yang kehilangan

anggota.

3. Ulangi langkah ke-2 hingga tidak terjadi lagi perpindahan responden.

Jumlah cluster ditetapkan antara 2 hingga 4 cluster karena apabila jumlah

cluster yang dibentuk terlalu banyak, akan menyulitkan interpretasi segmen-

segmen pasar yang terbentuk. Adapun tampilan pertama (initial) proses clustering

data dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel ini berisi penilaian responden pada

masing-masing cluster yang telah ditransformasikan ke distribusi normal baku

dengan rataan 0 dan variansi 1. Lebih lanjut diketahui bahwa nilai positif (> 0)

pada tabel mempunyai makna di atas rata-rata, yang berarti bahwa sikap

responden pada suatu cluster terhadap faktor tertentu adalah cenderung

positif/baik. Sedangkan nilai negatif (< 0) mempunyai makna di bawah rata-rata,

yang berarti bahwa sikap responden pada suatu cluster terhadap faktor tertentu

adalah cenderung negatif/buruk. Tabel initial proses cluster untuk kelurahan

lainnya terdapat pada lampiran.

Tabel 4. 9 Initial Cluster Centers untuk wilayah Kota Surakarta

1 2 3Zscore (Usia) 0.89416 -1.23058 1.60240Zscore (Pendapatan) 294.396 -0.83641 -0.83641Zscore (Jml_Keluarga) -0.17596 0.58909 -2.24604

Cluster

Sumber : Pengolahan data, 2010

Sedangkan tabel akhir dari proses clustering wilayah Kota Surakarta dapat

dilihat pada Tabel 4.10

Tabel 4. 10 Final Cluster Centers untuk wilayah Kota Surakarta

Page 73: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-18

1 2 3Zscore (Usia) 0.76329 -079389 0.72172Zscore (Pendapatan) 1.43387 -0.63563 -0.08033Zscore (Jml_Keluarga) 0.63408 0.37106 -1.13000

Cluster

Sumber : Pengolahan data, 2010

Tafsiran untuk setiap cluster pada tiga cluster responden untuk wilayah

kelurahan Pucang Sawit adalah sebagai berikut:

1. Cluster 1

Berisi responden yang mempunyai usia di atas rata-rata populasi, mempunyai

pendapatan di atas rata-rata, dan mempunyai jumlah anggota keluarga diatas

populasi.

2. Cluster 2

Berisi responden yang mempunyai usia di bawah rata-rata populasi,

mempunyai pendapatan di bawah rata-rata populasi, dan mempunyai jumlah

anggota keluarga di atas rata-rata populasi.

3. Cluster 3

Berisi responden yang mempunyai usia di atas rata-rata populasi, mempunyai

pendapatan di bawah rata-rata populasi, dan mempunyai jumlah anggota

keluarga di bawah rata-rata populasi.

Setelah terbentuk cluster, distribusi jumlah objek (responden) pada masing-

masing cluster dapat dilihat pada Tabel 4.11. Dari tabel tersebut dapat diketahui

bahwa dari 46 responden, cluster 1 berjumlah 30 responden, cluster 2 berjumlah

11 responden, dan cluster 3 berjumlah 5 responden.

Tabel 4. 11 Jumlah Anggota Tiap Cluster untuk wilayah Kota Surakarta 1 922 1933 115

400

Cluster

Valid Sumber : Pengolahan data, 2010

Kemudian perlu juga diketahui apakah faktor-faktor yang telah membentuk

cluster tersebut mempunyai perbedaan pada tiap cluster. Hal ini dapat dilihat pada

Tabel 4.12 , sedang untuk hasil kelurahan lainnya terdapat pada lampiran..

Page 74: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-19

Tabel 4. 12 Analysis of Variance Perbedaan Faktor pada tiap Cluster di wilayah Kota Surakarta

Mean Square df

Mean Square df

Zscore(Usia) 117,570 2 ,413 397 284,848 ,000

Zscore(Pendapatan) 133,935 2 ,330 397 405,492 ,000

Zscore(Jml_keluarga) 105,202 2 ,475 397 221,455 ,000

Cluster Error

F Sig.

Sumber : Pengolahan data, 2010

Kolom Cluster menunjukkan besaran between cluster mean dan kolom Error

menunjukkan besaran within cluster mean, sehingga F dapat dihitung

menggunakan persamaan sebagai berikut:

sWithinMean

nsBetweenMeaF =

Semakin besar nilai F pada suatu faktor dan angka signifikansinya di bawah

0.05, maka semakin besar pula perbedaan faktor tersebut pada cluster-cluster yang

terbentuk. Dapat dilihat pula bahwa hasil dari tiap-tiap tabel mempunyai nilai F

besar dan angka signifikansinya di bawah 0,05.

4. 6 Profiling Cluster

Tahap selanjutnya adalah profiling cluster untuk menjelaskan karakteristik

setiap cluster berdasar profil tertentu. Adapun karakteristik yang digunakan

sebagai pembanding diambil dari data demografi dan perilaku responden dalam

penggunaan bahan bakar minyak yang terdiri dari jenis kelamin, peran/status,

pekerjaan, pendidikan, pihak yang membatasi belanja bahan bakar minyak, tempat

aaktivitas harian, pemberi pengaruh, pengambil keputusan, frekuensi travelling,

alat transportasi travelling, frekuensi pembelian bahan bakar minyak, tempat

membeli bahan bakar minyak, alat transportasi harian, serta alasan dalam

menggunakan kendaraan bermotor (kuesioner bagian I berisi tentang profil

konsumen dan kuesioner bagian II yang berisi tentang perilaku konsumen). Proses

profiling cluster selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.

Dalam profiling cluster tersebut dapat diketahui beberapa karakteristik tiap

cluster dari wilayah Kota Surakarta. Setelah diketahui karakteristik cluster dari

Page 75: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-20

tiap-tiap wilayah kelurahan yang diteliti maka ciri-ciri cluster juga dapat

diketahui. Ciri-ciri cluster dari Kota Surakarta dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Page 76: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-20

Tabel 4. 13 Karakteristik cluster Kota Surakarta

Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3

1. Usia Di atas rata-rata populasi Di bawah rata-rata populasi Di atas rata-rata populasi

2. Pendapatan Di atas rata-rata populasi

3. Jumlah Anggota Keluarga Di bawah rata-rata populasi

4. Jenis Kelamin Pria Wanita Pria

5. Status Dalam Masyarakat

6. Pekerjaan Pegawai Swasta Pelajar/Mahasiswa Pegawai Swsta

7. Pendidikan Akademia/Sarjana/Sederajat

8. Pihak yang Membatasi Belanja BBM Suami Saudara Istri

9. Aktivitas Harian Tempat Kerja Sekolah/Kampus Tempat Kerja

10. Peran Dalam Keluarga Suami Anak Suami

11. Pemberi Pengaruh Diri Sendiri Keluarga Diri Sendiri

12. Pengambil Keputusan Ibu Anak Ibu

13. Frekuensi Travelling 1 Kali 1 Minggu 1 Kali 4 Minggu 1 Kali 1 Minggu

14. Transportasi Travelling

15. Tempat Travelling Rumah Saudara Tempat Rekreasi Seimbang (40 Rumah Saudara dan 40 Tempat Rekreasi)

16. Frekuensi Membeli BBM Seminggu Sekali

17. Tempat Membeli BBM

18. Alat Transportasi Harian

19. Alasan Menggunakan Kendaraan Bermotor

20. Masih Dibiayai Orang Tua

Seminggu 2 Kali

SPBU Pasti Pas

Roda 2 Pribadi

Kepraktisan

Tidak

Karakteristik RespondenCluster Kota Surakarta

Di bawah rata-rata populasi

Di atas rata-rata populasi

Warga Biasa

SLTA/Sederajat

Kendaraan Sendiri

Sumber : Pengolahan data, 2010

Page 77: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-21

4. 7 Penentuan Indeks Konsumsi

Penentuan indeks konsumsi bahan bakar minyak untuk kendaraan

bermotor di Surakarta di dasarkan pada model tingkat konsumsi (gambar 3.5).

Indeks konsumsi bahan bakar minyak dipengaruhi oleh banyaknya jumlah

anggota keluarga dan besarnya pengeluaran perbulan untuk membeli bahan bakar

minyak.

Sehingga dari faktor-faktor yang mempengaruhi indeks konsumsi bahan

bakar minyak tersebut, maka dapat diperoleh persamaan sebagai berikut:

· Consumsi = . . . . . . . . . . . . (4.3)

· Indeks Per Orang = . . . . . . (4.4)

Sedangkan indeks konsumsi untuk keluarga didapat persamaan sebagai

berikut:

· Consumsi = . . . . . . . . . . . . .(4.5)

· Indeks Per Keluarga = . . . . . . (4.6)

Dengan mengunakan persamaan diatas, berikut ini diberikan contoh

perhitungan indeks konsumsi. Masing-masing ada 2 langkah dalam menghitung

nilai indeks konsumsi, yaitu menghitung konsumsi, menghitung indeks konsumsi.

Page 78: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

IV-22

· Consumsi =

=

= Rp.102122,8176

· Indeks Per Orang =

=

= 22,69395946 23 Liter

· Consumsi =

=

= Rp. 424065

· Indeks Per Keluarga =

=

= 94,23666667 95 Liter

Perhitungan untuk mencari indeks konsumsi per orangan dapat diketahui

bahwa konsumsi masyarakat Surakarta sebesar Rp 102.122,8176 dan nilai indeks

konsumsi bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotornya sebanyak 23 liter per

orang. Sedangkan untuk mencari indeks konsumsi per keluarga masyarakat

Surakarta dapat diketahui pula bahwa jumlah konsumsi keluarganya sebesar

Rp 424.065 dengan jumlah indeks konsumsi bahan bakar minyak sebesar 95 liter

per keluarga.

Page 79: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-1

BAB V

ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Bab ini akan menjelaskan analisis profil dan perilaku konsumen

masyarakat dalam menggunakan bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor

di Surakarta dan juga hasil dari pengolahan dengan menggunakan analisis cluster

dan analisis indeks konsumsi.

5.1 Analisis Perilaku Konsumen dalam Penggunaan BBM di Surakarta

Perilaku konsumen dalam pengguanaan bahan bakar minyak untuk

kendaraan bermotor di Surakarta dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan dapat dianalisis

sebagai berikut:

· Tempat Aktivitas Harian

Gambar 5.1 Diagram lingkaran tempat aktivitas harian masyarakat

Surakarta

Dari gambar 5.1, dapat dilihat bahwa responden banyak melakukan

akivitas harian mereka di tempat kerja. Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua

penduduk Surakarta menggunakan bahan bakar minyaknya utuk melakukan

aktivitas berangkat dan pulang dari tempat kerjanya saja.

Page 80: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-2

· Pemberi Pengaruh

Gambar 5.2 Diagram lingkaran pemberi pengaruh dalam menggunakan

BBM masyarakat Surakarta

Pemberi pengaruh dalam penggunaan bahan bakar minyak yang paling

besar dari masyarakat Surakarta adalah diri sendiri dan keluarga, sedangkan yang

lain pengaruhnya kurang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga

merupakan rujukan bagi responden dalam penggunaan bahan bakar minyak dan

keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam berbagai aktivitas manusia (diri

sendiri) dalam memilih dan menggunakan bahan bakar minyak untuk kendaraan

motornya.

· Jenis Aktivitas Harian

Gambar 5.3 Diagram lingkaran jenis aktivitas sosial masyarakat Surakarta

Dari Gambar 5.3 diatas, dapat dilihat bahwa penyebaran aktivitas yang

dipilih responden sangat bermacam dan merata. Mulai dari PKK, Karang Taruna,

Sosial, hingga yang bersifat hobby ada yang memilih. Sehingga dapat diketahui

Page 81: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-3

bahwa para responden menggunakan kendaraan bermotornya bukan hanya untuk

aktivitas kerja saja melainkan juga untuk aktivitas yang bersifat lebih mensosial

dengan prosentase yang hampir seimbang pula.

· Pengambil keputusan Keluarga

Gambar 5.4 Diagram lingkaran pengambil keputusan dalam keluarga

masyarakat Surakarta

Pengambil keputusan keluarga dalam penggunaan bahan bakar minyak di

Surakarta didominasi oleh diri sendiri, sedangkan ayah, ibu, dan anak mempunyai

prosentasi yang kecil. Hal ini dikarenakan bahwa dalam setiap melakukan

aktivitas setiap orang tidak selalu diputuskan oleh pihak tertentu melainkan diri

sendirilah yang mengambil keputusan.

· Frekuensi Travelling Setahun

Gambar 5.5 Diagaram lingkaran frekuensi travelling dalam setahun

masyarakat Surakarta

Page 82: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-4

Frekuensi responden untuk melakukan travelling dalam kurun waktu

setahun sangatlah merata mulai dari sekali dalam seminggu hingga sekali setahun.

Hal ini juga akan mempengaruhi jumlah penggunaan bahan bakar minyak yang

digunakan.

· Moda / Alat Transportasi dalam Travelling

Gambar 5.6 Diagram lingkaran alat transportasi masyarakat Surakarta

dalam berpergian

Gambar 5.6 menjelaskan bahwa hampir semua masyarakat memilih

kendaraan sendiri sebagai alat transportasi mereka dalam melakukan

travelling/berpergian. Hal ini menunjukkan bahwa mereka lebih nyaman

menggunakan kendaraan sendiri dibandingkan menggunakan pilihan yang

lainnya.

· Tempat Favorit Travelling

Gambar 5.7 Diagram lingkaran tempat favorit masyarakat Surakarta

dalam berpergian

Page 83: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-5

Tempat favorit yang sering dipilih oleh para responden dalam melakukan

travelling secara berurutan adalah tempat rekreasi kemudian rumah saudara, dan

Mall/swalayan. Sedangkan pilihan lain-lain dan campuran tidak signifikan.

· Jumlah Motor

Gambar 5.8 Diagram lingkaran jumlah motor para responden di Surakarta

Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa kebanyakan jumlah kendaraan

bermotor warga Surakarta berjumlah antara satu hingga dua buah motor. Dengan

demikian, maka kebanyakan warga Surakarta lebih sering menggunakan motor

secara bergantian, dan membuat semakin banyaknya bahan bakar minyak yang

diperlukan. Sedangkan yang memiliki jumlah motor lebih dari dua buah memiliki

prosentase yang kecil dan tidak terlalu signifikan.

· Jumlah Mobil

Gambar 5.9 Diagram lingkaran jumlah mobil para responden di Surakarta

Berbeda dengan jumlah motor, pilihan para responden tentang jumlah

mobil yang dimiliki hanya didominasi oleh dua jawaban saja yaitu tidak memiliki

Page 84: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-6

mobil dan memiliki hanya satu buah mobil saja, sedang jawaban yang lainnya

tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di Surakarta hanya

sedikit yang menggunakan bahan bakar minyak untuk mobil.

· Frekuensi Beli BBM

Gambar 5.10 Diagram lingkaran frekuensi beli BBM warga Surakarta

Dari diagram lingkaran diatas dapat diketahui bahwa frekuensi responden

kota Surakarta dalam membeli BBM sangat merata mulai dari Setiap hari hingga

Sebulan sekali. Frekuensi beli BBM ini dipengaruhi seberapa seringnya responden

menggunakan kendaraan bermotornya.

· Tempat Membeli BBM

Gambar 5.11 Diagram lingkaran tempat membeli BBM masyarakat

Surakarta

Diagram diatas menunjukkan bahwa masyarakat Surakarta lebih sering

membeli BBM di SPBU yang berlogo Pasti Pas dan SPBU. Sedangkan untuk

pilihan yang lain tidaklah signifikan. Responden yang memilih membeli BBM di

tempat eceran atau pinggir jalan biasanya terjadi saat para responden kehabisan

Page 85: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-7

BBM dalam kendaraan mereka dan tempat untuk menuju SPBU sangat tidak

mencukupi untuk ditempuh.

· Jenis BBM

Gambar 5.12 Diagram lingkaran jenis BBM yang dipilih warga Surakarta

Gambar 5.12 diatas menunjukkan bahwa jenis bahan bakar minyak yang

sering dipilih oleh responden dalam mengisi kendaraan motor mereka adalah

Premium, sedangkan pilihan jenis yang lain kurang signifikan.

· Alat Transportasi Harian

Gambar 5.13 Diagram lingkaran alat transportasi harian masyarakat

Surakarta

Para responden di kelurahan-kelurahan yang ada di Surakarta dalam

melakukan aktivitas harian mereka, lebih sering menggunakan roda dua pribadi

atau sepeda motor mereka dibandingkan yang lainnya.

Page 86: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-8

· Alasan Menggunakan Kendaraan Bermotor

Gambar 5.14 Diagram lingkaran alasan menggunakan kendaraan

bermotor

Pada gambar 5.15 diatas, dapat dilihat bahwa alasan masyarakat Surakarta

lebih memilih menggunakan kendaraan bermotornya adalah karena kepraktisan.

Selain itu jawaban lain yang juga menjadi alasan masyarakat Surakarta adalah

waktu tempuh serta kenyamanan.

· Jenis BBM yang pertama kali dibeli

Gambar 5.15 Diagram lingkaran jenis BBM pertama kali dibeli responden

Dari gambar 5.15 dapat diketahui bahwa kebanyakan masyarakat

Surakarta lebih memilih membeli premium. Hal ini menunjukkan sebuah proses

belajar yang secara langsung mengerti bahwa bahan bakar yang digunakan

Page 87: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-9

masyarakat adalah premium. Pemilihan ini dipengaruhi oleh adanya faktor

pengaruh dalam membeli BBM sebelumnya.

· Harga BBM sesuai dengan Kualitas

Gambar 5.16 Diagram lingkaran kesesuaian harga BBM dengan

kualitasnya

Pada diagram diatas menunjukkan bahwa responden atau masyarakat

Surakarta lebih memilih jawaban cukup sesuai dan sesuai saat diberi pertanyaan

mengenai kesesuaian harga BBM dengan kualitasnya. Sedang jawaban yang lain

kurang signifikan.

· BBM sesuai dengan kebutuhan konsumen

Gambar 5.17 Diagram lingkaran kesesuaian BBM dengan kebutuhan

konsumen Surakarta

Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa banyak responden menjawab

Sesuai dan Cukup sesuai. Sedangkan jawaban yang lain memiliki prosentase yang

kecil sehingga tidak signifikan.

Page 88: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-10

5.2 Karakteristik Penduduk Surakarta

Karakteristik penduduk Surakarta ini merupakan hasil dari analisis cluster

pengguna bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor yang diteliti.

Karakteristik ini terdiri dari tiga macam cluster,antara lain:

a. Cluster 1

Cluster 1 mempunyai karakteristik usia, pendapatan, dan jumlah anggota

keluarga berada di atas rata-rata populasi. Dimana jenis kelamin kebanyakan

responden adalah pria dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta, dengan

posisi dalam keluarga sebagai suami. Dengan jumlah konsumsi bahan bakar

minyak (premium) sebanyak 2116 liter per bulan.

Pada cluster pertama ini, karakteristik penduduk pengguna bahan bakar

minyak di Surakarta mempunyai pendapatan yang berada di atas rata-rata

populasi. Sehingga dengan melihat jumlah pendapatan yang diatas rata-rata

ini dapat dikategorikan sebagai orang yang mempunyai ekonomi yang sudah

mapan selain itu posisi atau peran dalam keluarganya dalam cluster ini adalah

sebagai suami atau kepala keluarga. Pengambil keputusan dalam cluster ini

adalah seorang ibu, dimana seorang ibu dirasa lebih mampu menimbang baik

atau buruknya dalam mengambil sebuah jalan keputusan bagi keluarganya,

tetapi tetap melihat kembali pemberi batasan keluarga adalah seorang ayah

atau seorang suami.

Pada cluster pertama ini dalam melakukan travelling lebih senang

menggunakan kendaraan sendiri. Tujuan atau tempat favorit dalam

melakukan travelling pada cluster pertama ini adalah rumah saudara.

Sedangkan dalam melakukan aktivitas hariannya, cluster pertama ini lebih

menyoroti atau lebih mengutamakan menggunakan kendaraan sendiri berupa

sepeda motor (roda dua pribadi) dengan alasan kepraktisan.

Dengan karakteristik masyarakat seperti pada cluster pertama ini, maka

hal yang dapat dilakukan pemerintah adalah merealisasikan program

pengurangan subsidi untuk bahan bakar minyak. Sedangkan bagi pihak

penyedia atau perusahaan dapat memperbanyak supply bahan bakar minyak

non-subsidi seperti pertamax di Surakarta.

Page 89: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-11

b. Cluster 2

Cluster 2 mempunyai karakteristik usia dan pendapatan berada di bawah

rata-rata populasi, sedangkan jumlah anggota keluarganya berada di atas

rata-rata populasi. Jenis kelamin kebanyakan respondennya wanita, dengan

pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa. Posisi dalam keluarga adalah sebagai

anak. Dengan tingkat konsumsi bahan bakar minyak sebanyak 4439 liter per

bulannya.

Karakteristik cluster kedua ini seluruh pengguna bahan bakar minyak di

Surakarta memiliki usia dan pendapatan di bawah rata-rata dengan jumlah

anggota keluarga di atas rata-rata dari populasi. Dilihat dari jumlah anggota

keluarga yang di atas rata-rata populasi maka dapat disimpulkan bahwa dalam

memenuhi kebutuhan akan bahan bakar minyak untuk kendaraan

bermotornya akan sedikit mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan setiap

anggota keluarga juga akan membutuhkan sebuah pengeluaran (uang) dalam

memperoleh bahan bakar minyak tersebut. Selain itu pada cluster kedua ini

mayoritas adalah seorang pelajar atau mahasiswa yang belum mempunyai

pekerjaan, sehingga pengeluaran dalam tiap-tiap keluarga juga dipengaruhi

oleh hal tersebut.

Pada cluster kedua ini, dalam melakukan kegiatan travelling maupun

kegiatan sehari-hari mereka lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi

(sepeda motor). Penggunaan akan kendaraan pribadi ini didasarkan pada

alasan kepraktisan dalam berkendara.

Masyarakat pada cluster kedua ini memiliki ciri bahwa hampir semua

sebagai pelajar atau mahasiswa, dengan demikian sebaiknya pemerintah tetap

memberikan subsidi bagi masyarakat dengan karakteristik seperti cluster

kedua ini. Pemberian subsidi ini dapat dilakukan sementara, hal ini karena

masyarakat pada cluster kedua tidak selamanya menjadi pengguna bahan

bakar minyak bersubsidi, tetapi bisa jadi masyarakat pada cluster kedua

merupakan calon penghuni cluster pertama. Sedangkan bagi pihak penyedia

atau perusahaan sebaiknya tetap melakukan pengiriman bahan bakar minyak

bersubsidi sesuai dengan stok yang diperlukan oleh warga Surakarta.

Page 90: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-12

c. Cluster 3

Cluster 3 mempunyai karakteristik usia berada di atas rata-rata populasi,

sedangkan untuk pendapatan dan jumlah anggota keluarga berada di bawah

rata-rata populasi. Jenis kelamin responden kebanyakan pria, dengan

pekerjaan sebagai pegawai swasta. Peran atau posisi dalam keluarga adalah

suami. Dengan konsumsi bahan bakar minyak selama satu bulan sebanyak

2645 liter.

Hampir sama dengan cluster kedua, cluster ketiga memiliki karakteristik

pendapatan berada di bawah rata-rata populasi. Tetapi yang membedakan

adalah pada cluster ketiga ini jumlah anggota keluarganya berada di bawah

rata-rata polulasi yang ada. Dalam cluster ketiga ini peran istri sebgai

pembatas belanja bahan bakar minyak dan suami yang memiliki sebagian

besar peran dalam keluarga. Hal ini dapat dikatakan bahwa keluarga dengan

ciri cluster ketiga ini mempunyai pembatas belanja yang kuat, karena peran

seorang istri dalam mengatur keadaan belanja keluarga sebagian besar akan

menghasilkan keadaan yang baik bagi keadaan keseimbangan perekonomian

dalam keluarga meskipun pendapatan dari keluarga berada di bawah rata-rata

populasi.

Dengan adanya tipe karakteristik masyarakat seperti pada cluster ketiga,

program pengurangan bahan bakar minyak bersubsidi ini dapat dilakukan

dengan cara yang bertahap oleh pemerintah. Pengurangan bahan bakar

minyak ini dapat dilakukan melalui distribusi bahan bakar minyak bersubsidi

secara tertutup untuk golongan pengguna tertentu atau pola subsidi langsung

(www.suryaonline.com).

Sedangkan dari segi penyedia atau perusahaan dengan tipe karakteristik

seperti pada cluster ketiga, perusahaan dapat tetap menjalankan distribusi ke

wilayah Surakarta sesuai dengan program pemerintah mengenai

pendistribusian bahan bakar minyak secara tertutup.

Dari hasil analisis cluster karakteristik diatas, maka karakteristik

masyarakat yang sesuai dalam penggunaan bahan bakar minyak di Kota Surakarta

adalah cluster pertama, karena dengan karakteristik seperti ini keseimbangan akan

Page 91: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-13

supply dan demand bahan bakar miyak dapat terjaga. Selain itu dengan ciri

pendapatan diatas rata-rata populasi ini, maka program pengurangan subsidi

bahan bakar minyak dapat terlaksana.

Sedangkan untuk cluster kedua dan cluster ketiga dapat dijadikan sebagai

acuan pembelajaran dalam membuat segmentasi pasar yang baik. Dengan

karakteristik masyarakat cluster kedua dan cluster ketiga, pihak perusahaan dapat

memperhitungkan kebutuhan bahan bakar minyak di wilayah Kota Surakarta.

5.3 Analisis Indeks Konsumsi

Penentuan indeks konsumsi bahan bakar minyak untuk kendaraan

bermotor di Surakarta di dasarkan pada model tingkat konsumsi (gambar 3.5).

Indeks konsumsi bahan bakar minyak dipengaruhi oleh banyaknya jumlah

anggota keluarga dan besarnya pengeluaran perbulan untuk membeli bahan bakar

minyak. Kemudian dari faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi bahan

bakar minyak Kota Surakarta dilakukan perhitungan yang menghasilkan indeks

dari penggunaan bahan bakar minyak tersebut.

Setelah melakukan perhitungan yang melibatkan faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat konsumsi bahan bakar minyak, maka diperoleh indeks

konsumsi per orangan bahwa konsumsi masyarakat Surakarta sebesar Rp

102.122,8176 dan nilai indeks konsumsi bahan bakar minyak untuk kendaraan

bermotornya sebanyak 23 liter per orang. Sedangkan indeks konsumsi per

keluarga masyarakat Surakarta dapat diketahui dengan jumlah konsumsi

keluarganya sebesar Rp 424.065 dan jumlah indeks konsumsi bahan bakar minyak

sebesar 95 liter per keluarga.

Dengan pengeluaran per orang sebanyak 23 liter perbulan atau 95 liter

perbulan untuk satu keluarga, maka kebutuhan bahan bakar minyak jenis premium

tiap bulannya sangat besar jika dikalikan dengan jumlah penduduk Surakarta. Hal

ini dapat diketahui apabila dibandingkan dengan stok bahan bakar jenis premium

PT.Pertamina tiap bulannya.

Page 92: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

V-14

Gambar 5.18 Perbandingan Hasil dengan Data Penjualan

Hal demikian terjadi karena didalam perhitungan pada penelitian ini hanya

mengitung pengeluaran per orang secara global. Dalam dunia nyata, pengeluaran

untuk keluarga tidak selalu 95 liter per bulan dengan komposisi jumlah

penggunaan per anggota keluarga sebanyak 23 liter per bulan. Tetapi 95 liter per

bulan dengan tingkat rasio penggunaan antara suami, istri, dan anak berbeda.

Dimana rasio tiap-tiap anggota keluarga ini adalah tingkat penggunaan kendaraan

bermotor yang disesuaikan dengan banyaknya aktivitas dari masing-masing

anggota keluarga dengan kendaraan bermotor. Selain dipengaruhi oleh rasio dari

anggota keluarga yang berbeda, 95 liter pada masing-masing keluarga di

Surakarta tidak sepenuhnya utuh menggunakan bahan bakar minyak jenis

Premium saja melainkan juga menggunakan bahan bakar minyak jenis Solar atau

Biosolar.

Gambar 5.19 Perbandingan dengan Data Penjualan

Page 93: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

VI-1

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini membahas kesimpulan dari analisa dan interpretasi hasil penelitian

yang mengacu pada tujuan penelitian yang telah dilakukan serta saran-saran untuk

mengimplementasikan manfaat yang dapat diberikan sebagai hasil dari penelitian

ini.

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah

sebagai berikut :

1. Perilaku konsumen dalam penggunaan bahan bakar minyak untuk kendaraan

bermotor di Surakarta adalah sebagai berikut:

- Pengambil keputusan dalam menggunakan bahan bakar minyak dalam

keluarga mayoritasnya adalah diri sendiri (80%).

- Dalam melakukan travelling dalam satu tahun persebarannya sangat

merata mulai sekali dalam empat minggu (24%), sekali dalam setahun

(23%), sekali dalam seminggu (21%), sekali dalam tiga bulan (17%), dan

sekali dalam enam bulan. Dimana dengan tujuan favorit dalam

berpergian adalah tempat rekreasi (36%) dan rumah saudara (24%).

Sedangkan kendaraan yang sering digunakan dalam berpergian ini adalah

kendaraan pribadi (74%).

- Frekuensi konsumen membeli bahan bakar minyak pada penelitian ini

adalah seminggu sekali (44%) kemudian seminggu dua kali dan setiap

hari (26% dan 22%).

- Umumnya para konsumen bahan bakar minyak di Surakarta membeli

BBM di SPBU dengan logo Pasti Pas (59%) dan SPBU biasa (25%).

Dengan jenis BBM yang dibeli adalah Premium (83%).

- Dalam penelitian ini para responden pengguna bahan bakar minyak untuk

kendaraan bermotor di Surakarta dalam beraktivitas harian selalu

menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor (71%).

Page 94: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

VI-2

- Menurut responden, 38% setuju dengan pernyataaan bahwa kualitas

bahan bakar minyak sesuai dengan harganya dan 41% responden

menyatakan cukup sesuai dengan pernyataan tersebut.

2. Karakteristik pengguna bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor di

Surakarta dapat dilihat dalam Tabel 4.13, dimana cluster yang terbentuk ada

tiga cluster.

- Cluster pertama memiliki ciri karakteristik, usia, pendapatan, dan jumlah

anggota keluarga berada di atas rata-rata populasi. Dimana jenis kelamin

kebanyakan responden adalah pria dengan pekerjaan sebagai pegawai

swasta, dengan posisi dalam keluarga sebagai suami. Dengan jumlah

konsumsi bahan bakar minyak (premium) sebanyak 2116 liter per bulan.

- Cluster kedua memiliki karakteristik, usia dan pendapatan berada di

bawah rata-rata populasi, sedangkan jumlah anggota keluarganya

berada di atas rata-rata populasi. Jenis kelamin kebanyakan respondennya

wanita, dengan pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa. Posisi dalam

keluarga adalah sebagai anak. Dengan tingkat konsumsi bahan bakar

minyak sebanyak 4439 liter per bulannya.

- Cluster ketiga memiliki karakteristik, usia berada di atas rata-rata

populasi, sedangkan untuk pendapatan dan jumlah anggota keluarga

berada di bawah rata-rata populasi. Jenis kelamin responden kebanyakan

pria, dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta. Peran atau posisi dalam

keluarga adalah suami. Dengan konsumsi bahan bakar minyak selama

satu bulan sebanyak 2645 liter.

3. Indeks konsumsi bahan bakar minyak masyarakat Surakarta dipengaruhi

oleh banyaknya jumlah anggota keluarga dan besarnya pengeluaran

perbulan dalam membeli bahan bakar minyak. Indeks konsumsi per orang

masyarakat Surakarta sebesar Rp. 102.122,8176 sekitar 23 liter per orang.

Sedangkan untuk per keluarga sebesar Rp. 424.065 atau sekitar 95 liter per

keluarga.

Page 95: analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

VI-3

6.2 Saran

Saran untuk penelitian berikutnya adalah sebagai berikut :

1. Untuk penelitian berikutnya, sebaiknya tidak hanya bahan bakar minyak

jenis premium saja yang di teliti, tetapi lebih kepada jenis bahan bakar

minyak yang bersubsidi lainnya seperti solar dan bahan bakar minya non-

subsidi seperti pertamax dan lainnya

2. Untuk penelitian berikutnya, sebaiknya dalam menentukan perhitungan

indeks konsumsi dalam keluarga mempertimbangkan rasio aktivitas yang

berbeda antara ayah, ibu, dan anak. Sehingga total perhitungan konsumsi

bahan bakar minyak masyarakat Surakarta lebih akurat.