analisis konsumsi dan perilaku konsumen dalam penggunaan
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANALISIS KONSUMSI DAN PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN ENERGI BAHAN BAKAR MINYAK
UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI SURAKARTA
Skripsi
SUKMA HENDRA WAHYUDI S
I 0306077
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
ABSTRAK
Sukma Hendra Wahyudi S, NIM : I0306077. ANALISIS KONSUMSI DAN PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN ENERGI BAHAN BAKAR MINYAK UNTUK KENDARAAN BERMOTOR DI SURAKARTA. Skripsi. Surakarta : Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Oktober 2010.
Masyarakat di Indonesia, khususnya masyarakat Kota Surakarta
membutuhkan energi yang berasal dari minyak bumi untuk kendaraan bermotor yang digunakan sebagai penunjang dalam melakukan aktivitas kerja. Pada tahun 2008, Kota Surakarta mengalami kekurangan energi bahan bakar minyak jenis premium. Hal ini disebabkan salah satunya karena tingginya pertumbuhan kendaraan bermotor di Surakarta. Tingginya pertumbuhan kendaraan bermotor ini, diikuti dengan peningkatan konsumsi masyarakat akan bahan bakar minyak jenis premium.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku masyarakat dalam menggunakan energi dari bahan bakar minyak jenis premium serta mengetahui jumlah indeks konsumsi masyarakat di Surakarta. Penelitian ini dilakukan dalam empat tahap. Tahap pertama adalah menentukan sampel. Dalam penentuan sampel penelitian metode yang digunakan yaitu area sampling dan purposive sampling. Sedangkan jumlah responden ditentukan dengan rumus dari Taro Yamane sebanyak 400 responden. Tahap kedua menyusun kuesioner, semua variabel, atribut, dan pertanyaan diadaptasikan dari model perilaku konsumen Kotler (1997). Tahap ketiga melakukan analisis cluster. Data diolah dengan menggunakan metode analisis cluster dan dilakukan profiling cluster hingga diperoleh karaktistik masyarakat Surakarta. Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah menghitung indeks konsumsi masyarakat Surakarta akan bahan bakar minyak jenis premium.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakteristik masyarakat di Kota Surakarta dibagi menjadi tiga cluster. Cluster pertama mempunyai karakteristik usia, pendapatan, dan jumlah anggota keluarga berada di atas rata-rata populasi. Dimana responden kebanyakan adalah pria dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta. Cluster kedua mempunyai karakteristik usia dan pendapatan berada di bawah rata-rata populasi, dengan jumlah anggota keluarga berada di atas rata-rata populasi. Jenis kelamin kebanyakan respondennya wanita, dengan pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa. Sedangkan cluster ketiga mempunyai karakterisik usia berada di atas rata-rata populasi, sedangkan untuk pendapatan dan jumlah anggota keluarga berada di bawah rata-rata populasi. Jenis kelamin responden kebanyakan pria, dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta. Indeks konsumsi masyarakat Surakarta dari penelitian ini sebesar 23 liter/bulan untuk tiap-tiap individu sedangkan indeks konsumsi per keluarga sebesar 95 liter/bulan.
Kata kunci: indeks konsumsi, BBM, uji validitas, uji reliabilitas, uji outlier, dan
analisis cluster. xviii + 96 halaman; 18 tabel; 58 gambar; 6 lampiran; daftar pustaka: 17 (1992-2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
ABSTRACT Sukma Hendra Wahyudi S, NIM : I0306077. ANALYSIS OF CONSUMPTION AND CONSUMER BEHAVIOR IN THE USE OF ENERGY FUEL FOR MOTOR VEHICLES IN SURAKARTA. Thesis. Surakarta : Industrial Engineering Department, Engineering Faculty, Sebelas Maret University, October 2010.
People in Indonesia, especially the city of Surakarta requires energy derived from petroleum for motor vehicles which are used as support in performing work activities. In 2008, the city of Surakarta experiencing an energy shortage of premium fuel. This is due to one of them because of the high growth of motor vehicles in Surakarta. The high growth of these vehicles, followed by an increase in private consumption will fuel the premium type.
This study ains to determine people’s behavior in using the energy from fuel oil to know the amount of premium as well as private consumption index in Surakarta. This research was conducted in four stages. The first stage is to determine the sample. In determining the research sample, the method used is the area sampling and purposive sampling. While the number of respondents is determine by the formula Taro Yamane of 400 respondents. The second phase of preparing the questionnaire, all variables, attributes, and questions adapted from the model of consumer behavior Kotler (1997). The third stage cluster analysis and cluster profiling done to achieve the characteristics of Surakarta community. The last step in research is to calculate the index consumption Surakarta.
The result of this type of research shows that characteristic of the people in the city of Surakarta is devided into three clusters. The first cluster has the characteristics of age, income, and family size is above the average population. When respondents were mostly men with a job as private employees. The second cluster has the characteristic of age and income is below the average population, with the number of family members is above the average population. The sex of the respondents mostly women, with employment as a student. While the third cluster has the characteristic age is above the population average, while for income and family size is below the average population. The sex of the respondents mostly men, with jobs as private employees. Surakarta index consumption of this study of 23 liters per month for each individual while the index of consumption per family of 95 liters/month.
Keywords : consumption index, BBM, test validity, reliability test, outlier test, and
cluster analysis. xviii + 96 pages; 18 tables; 58 pictures; 6 appendices; bibliography: 17(1992-
2010)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan beberapa hal pokok mengenai penelitian ini, yaitu
latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
batasan masalah dan asumsi, serta sistematika pembahasan.
1.1 Latar Belakang
Energi merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat dunia
salah satunya masyarakat di Indonesia. Hampir semua sektor kehidupan (industri,
rumah tangga, transportasi, jasa, dan lain-lain) tidak bisa dipisahkan dari sektor
energi (Nuryanti, 2007). Tiap-tiap sektor kehidupan yang ada tidak lepas dari
sumber energi yang berasal dari minyak bumi, khususnya sektor transportasi.
Selain itu, minyak bumi juga berperan besar dalam penghasil penerimaan devisa
negara. Ketergantungan akan minyak bumi inilah yang manyebabkan Indonesia
menjadi negara yang boros dalam pengkonsumsian energi.
Negara yang boros energi memiliki tingkat keelastisitasan energi yang
tinggi. Elastisitas energi adalah perbandingan antara pertumbuhan konsumsi
energi dengan pertumbuhan ekonomi. Di tingkat elastisitasnya Indonesia berada
pada kisaran 1,84 pada 2003. Tebilang sangat boros energi dibandingkan
Malaysia yang hanya 1,69, Thailand 1,16 dan Singapura 0,73, Amerika Serikat
0,26, Kanada 0,17 dan Jepang 0,10. Sementara itu indeks intensitas energi
Indonesia di atas 400, dibandingkan dengan Thailand hanya sekitar 350 dan
Amerika Utara tidak sampai 300, bahkan Jepang hanya memiliki intensitas energi
100 atau sekitar seperempat kali intensitas energi Indonesia (Riaukita, 2005).
Keborosan yang ada di Indonesia ini dipicu karena adanya pola
masyarakat Indonesia yang selalu mengkonsumsi hal-hal yang bersifat baru. Pola
konsumtif di Indonesia tahun demi tahun semakin meningkat. Pola konsumsi akan
hal baru ini terbukti dengan bertambah banyaknya masyarakat Indonesia yang
terpancing untuk membeli barang baru yang ada di media-media. Salah satu
contoh fenomena ini adalah fenomena pembelian kendaraan bermotor. Badan
Pusat Statistik Indonesia mencatat pada tahun 2008 jumlah kendaraan bermotor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-2
mengalami kenaikan 13% dari tahun sebelumnya yaitu dari 57.769.449 menjadi
65.273.451. Perincian kenaikan jumlah kendaraan bermotor pada tahun 2008
antara lain, 994.965 untuk jumlah mobil, 479.747 untuk jumlah bis, 300.737
untuk jumlah truk, sedangkan untuk sepeda motor mengalami kenaikan yang pesat
sebesar 5.728.553 (BPS Nasional, 2008).
Pembelian kendaraan bermotor yang meningkat ini sangat mudah terlihat
di kota-kota besar di Indonesia salah satunya kota Surakarta. Kota Surakarta
sendiri memiliki masyarakat yang berasal dari berbagai tipe golongan kerja. Mulai
dari pedagang, buruh pabrik, sampai pekerja kantoran. Berbagai macam tipe
pekerja di kota Surakarta, menjadikan kota ini selalu padat dengan penduduk yang
melakukan aktivitas kerja. Sehingga menjadikan masyarakat Surakarta banyak
yang membeli kendaraan bermotor ini sebagai penunjang dalam melakukan
aktivitas kerja. Adanya kendaraan bermotor yang digunakan untuk menunjang
aktivitas kerja masyarakat kota Surakarta, membuat kota ini memiliki peluang
penggunaan energi yang kurang terkontrol khususnya energi minyak atau sering
disebut dengan Bahan Bakar Minyak (BBM).
BBM di kota Surakarta sendiri juga pernah mengalami kekurangan persediaan
pada tahun 2008. Sejumlah SPBU di Solo kehabisan cadangan bensin.
Kelangkaan bensin ini terjadi lantaran lonjakan konsumsi dari masyarakat terus
berlanjut. Sementara Pertamina tidak menambah jumlah armada pengiriman
premium ke SPBU-SPBU (www.solopos.com). Sehingga terjadi banyak antrean di
tiap-tiap SPBU, dan antrean itu terjadi hanya pada SPBU yang memiliki stok
premium bukan yang stok yang lainnya.
Stok premium yang ada mengalami penipisan karena tingginya pertumbuhan
kendaraan bermotor di Surakarta. Tingginya pertumbuhan kendaraan bermotor ini
telah mendorong peningkatan konsumsi premium sebesar 4-5% setiap bulannya
(www.detik.com). Berdasarkan dari uraian diatas maka dapat dilakukan sebuah
riset tentang bagaimana perilaku dan indeks konsumsi masyarakat dalam
menggunakan BBM khususnya premium dengan judul “Analisis Konsumsi dan
Perilaku Konsumen Dalam Penggunaan Energi Bahan Bakar Minyak untuk
Kendaraan Bermotor di Surakarta”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-3
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana perilaku masyarakat
dalam mengkonsumsi energi bahan bakar minyak khususnya premium
untuk kendaraan bermotor di wilayah Kota Surakarta.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui perilaku masyarakat dalam mengkonsumsi/menggunakan
energi bahan bakar minyak khususnya premium untuk kendaraan
bermotor di wilayah Kota Surakarta.
2. Mengetahui indeks konsumsi masyarakat dalam menggunakan energi
dari bahan bakar minyak khususnya premium untuk kendaraan
bermotor di wilayah Kota Surakarta.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah mendapatkan bahan pertimbangan dalam membuat
kebijakan-kebijakan tentang pengendalian persediaan sumber daya
energi terhadap konsumsi energi dari bahan bakar minyak beberapa
tahun kedepan.
2. Pemerintah mendapatkan bahan evaluasi tentang tingkat konsumsi
bahan bakar minyak masyarakat sehingga pemerintah dapat menjaga
keseimbangan antara supply dan demand dari bahan bakar minyak.
3. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi para penyedia
layanan pengisian bahan bakar minyak dalam menentukan jumlah
persediaan bahan bakar minyak bagi konsumen.
1.5 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini dibuat batasan-batasan sebagai berikut :
Responden yang diambil berdasarkan data demografi yaitu jumlah
kepala keluarga di wilayah Kota Surakarta yang menggunakan bahan
bakar minyak khususnya premium.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-4
1.6 Asumsi-asumsi
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Interpretasi responden terhadap pertanyaan dalam kuisioner adalah
sama dengan yang dimaksud peneliti.
2. Segala sesuatu yang dinyatakan responden (berupa jawaban yang
diberikan dalam kuesioner) merupakan cerminan pendapat mereka
yang sesungguhnya tanpa ada maksud tertentu.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang permasalahan,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
pembatasan masalah, asumsi-asumsi, dan sistematika
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan tentang teori-teori, konsep dan fakta
yang menjadi landasan berpikir untuk menganalisis dan
membahas permasalahan yang ada. Tinjauan pustaka
diambil dari berbagai sumber yang berkaitan langsung
dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang tahap-tahap dan prosedur
penelitian untuk menggambarkan bagaimana penelitian
dilakukan dan kerangka berpikir yang digunakan untuk
mengkaji masalah. Langkah-langkah tersebut tersusun
dalam bentuk flowchart.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini menjelaskan tentang pengumpulan data yang
diperoleh dari kuisioner yang diisi oleh responden. Data
yang telah terkumpul, selanjutnya diuji proporsi dan
pengolahan data dengan menggunakan Microsoft Excel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-5
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Bab ini menyajikan analisis dan interpretasi dari hasil
pengolahan data yang telah dilakukan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari analisis dan
interpretasi hasil penelitian mengacu pada penelitian serta
memberikan saran berupa masukan bagi perusahaan dan
penelitian lanjutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang konsep, teori dan fakta yang digunakan dalam
penelitian sebagai landasan dan dasar pemikiran untuk menganalisa permasalahan
yang ada serta penelitian sejenis yang pernah dilakukan.
2.1 Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen telah banyak didefinisikan oleh beberapa ahli dalam
bidang perilaku konsumen. Kotler (2000) menyatakan bahwa perilaku konsumen
adalah bagaimana konsumen memilih, membeli dan memanfaatkan barang atau
jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
Perilaku konsumen merupakan hal kompleks dan dipengaruhi banyak
faktor. Pendekatan pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan harus benar-
benar dirancang dengan baik dengan memperhatikan faktor-faktor perilaku
konsumen tersebut (Kotler, 1997).
2.1.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Dalam menganalisis setiap perilaku konsumen di dalam masyarakat tidak
mudah, hal ini dikarenakan terdapat bebagai macam faktor yang memperngaruhi
setiap perilaku konsumen tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen
dalam mengambil keputusan membeli dan mengkonsumsi suatu produk tertentu
adalah kebudayaan, sosial, personal dan psikologikal (Kotler, 1997), yang dapat
dilihat pada gambar 2.3.
Budaya
Budaya Sosial
Kelompok referensi
Pribadi Usia Psikologis
Subbudaya Keluarga Tahap siklus hidup Motivasi Pekerjaan Persepsi Situasi Ekonomi Pembelajaran Pembeli
Kelas sosial
Peran dan status
Gaya hidup Kepercayaan Kepribadian Sikap Konsep diri
Sumber: Kotler, 1997
Gambar 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-2
Setiap peran yang yang ada dalam faktor-faktor tersebut sangat berbeda
untuk setiap jenis produk yang berbeda pula. Perbedaan ini dipengaruhi oleh
adanya faktor yang dominan pada setiap pembelian produk yang berbeda tersebut.
Contoh, pilihan wanita terhadap lipstik kurang dipengaruhi oleh keluarga, yang
mungkin berpengaruh adalah faktor sosial lain, misalnya lingkungan pergaulan.
Contoh lain, dalam menentukan tempat kuliah, faktor keluargalah yang paling
berpengaruh. Faktor kebudayaan kecil pengaruhnya (Simamora, 2002).
A. Faktor Kebudayaan
Kebudayaan merupakan faktor yang berpengaruh paling luas pada seorang
konsumen. Yang termasuk ke dalam faktor kebudayaan adalah budaya (suatu
simbol dan fakta yang kompleks yang diciptakan manusia dan diturunkan dari
generasi ke generasi sebagai penentu dan pengatur perilaku manusia dalam
masyarakat yang ada), sub budaya (ciri sosialisasi yang khas bagi masing-
masing anggotanya yaitu bangsa, ras, geografi), dan kelas sosial (kelas
dimana orang tersebut berada), dimana kesemuanya turut mempengaruhi
perilaku konsumen.
1. Budaya
Budaya adalah faktor penentu paling pokok dari keingginan dan perilaku
seseorang. Makhluk paling rendah biasanya dituntun oleh naluri.
Sedangkan manusia, perilaku biasanya dipelajari dri lingkungan
sekitarnya. Sehingga nilai, persepsi, preferensi dan perilaku antara
seseorang yang tinggal pada daerah tertentu dapat berbeda dengan orang
lain yang berada dilingkungan yang lain pula. Sehingga pemasar sangat
berkepentingan untuk melihat pergeseran budaya tersebut agar dapat
menyediakan produk-produk baru yang diinginkan konsumen.
2. Sub Budaya
Tiap budaya memiliki subbudaya yang lebih kecil, atau sekelompok orang
dengan sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup
yang sama. Seperti kelompok kebangsaan yang bertempat tinggal disuatu
daerah mempunyai cita rasa dan minat etnik yang khas. Demikian pula
halnya dengan kelompok keagamaan. Daerah geografi adalah daerah
subbudaya tersendiri. Banyaknya subbudaya ini merupakan segmen yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-3
penting dan pemasar sering menemukan manfaat dengan merancang
produk yang disesuaikan dengan kebutuhan subbudaya tersebut.
3. Kelas Sosial
Kelas sosial adalah susunan yang relatif permanen dan teratur dalam suatu
masyarakat yang anggotanya memiliki nilai, minat dan perilaku yang
sama. Kelas sosial tidak ditentukan oleh faktor tunggal seperti pekerjaan,
pendapatan, pendidikan, kekayaan, dan variable lainya. Kelas sosial
memperlihatkan preferensi produk dan merk yang berbeda.
B. Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial seperti referensi
(kelompok-kelompok yang secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain), keluarga, peranan, dan status
(posisi seseorang dalam masing-masing kelompok).
1. Kelompok referensi
Perilaku sesorang banyak dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil.
Kelompok yang berpengaruh langsung dan di mana seseorang menjadi
anggota yang disebut kelompok keanggotaan. Ada yang disebut kelompok
primer, dimana angotanya berinteraksi secara tidak formal seperti
keluarga, teman dan sebagainya. Ada pula yang disebut kelompok
sekunder, yaitu seseorang berinteraksi secara formal tetapi tidak regular.
Contohnya adalah organisasi. Kelompok rujukan adalah kelompok yang
merupakan titik perbandingan atau tatap muka atau tak langsung dalam
pembentukan sikap seseorang. Orang sering dipengaruhi oleh kelompok
rujukan dimana ia tidak menjadi anggotanya. Pemasar dalam hal ini
berupaya mengidentifikasikan kelompok rujukan dari pasar sasarannya.
Kelompok ini dapat mempengaruhi orang pada perilaku dan gaya hidup.
Mereka dapat mempengaruhi pilihan produk dan merk yang akan dipilih
seseorang
2. Keluarga
Anggota keluarga pembeli dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap
perilaku pembeli. Keluarga orientasi adalah keluarga yang terdiri dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-4
orang tua yang memberikan arah dalam hal tuntutan agama, politik
ekonomi dan harga diri.
3. Peran dan status
Seseorang dapat menjadi bagian dari beberapa kelompok selama hidupnya
seperti dalam keluarga dan organisasi. Posisi seseorang dalam masing-
masing kelompok disebut peran dan status. Setiap peran merupakan
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan seseorang, seperti peran orang tua
dalam keluarga atau peran direktur dalam perusahaan. Setiap peran
memiliki status yang mencerminkan penghargaan umum terhadap peran
tersebutdalam masyarakat atau kelompok secara langsung. Setiap peran
dan status tidak hanya mempengaruhi perilaku secara umum tetapi juga
mempengaruhi perilaku pembelian seseorang
C. Faktor Personal
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor personal seperti umur dan
siklus hidup, pekerjaan, kondisi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan
konsep diri.
1. Umur dan siklus hidup
Orang akan mengubah barang atau jasa yang mereka beli sepanjang
kehidupan meraka. Kebutuhan dan selera seseorang akan berubah sesuai
dengan usia. Pembelian dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga. Sehingga
pemasar hendaknya memperhatikan perubahan minat pembelian yang
terjadi yang berhubungan dengan daur hidup manusia.
2. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya.
Dengan demikian pemasar dapat mengidentifikasikan kelompok yang
berhubungan dengan jabatan yang mempunyai minat di atas rata-rata
terhadap produk mereka.
3. Kondisi ekonomi
Keadaan ekonomi mempengaruhi pilihan produk. Pemasar yang
produknya peka terhadap pendapatan dapat dengan seksama
memperhatikan kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan
tingkat bunga. Jadi jika indikator-indikator ekonomi tersebut menunjukkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-5
adanya resesi, pemasar dapat mencari jalan untuk menetapkan posisi
produknya.
4. Gaya hidup
Orang yang bersal dari subbudaya, kelas sosial dan pekerjaan yang sama
dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang
menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin
dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya. Konsep gaya hidup apabila
digunakan oleh pemasar secara cermat, dapat membantu untuk memahami
nilai-nilai konsumen yang terus berubah dan bagaimana nilai-nilai tersebut
mempengaruhi perilaku konsumen.
5. Kepribadian dan konsep diri
Tiap orang yang mempunyai kepribadian yang khas dan ini akan
mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu pada
karakteristik psikologis yang unik yang menimbulkan tanggapan relatif
konstan terhadap lingkungannya sendiri. Kepribadian sangat bermanfaat
untuk menganalisis perilaku konsumen bagi beberapa pilihan produk atau
merk.
D. Faktor Psikologis
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor psikologis seperti motivasi,
persepsi, proses belajar, sikap dan kepercayaan.
1. Motivasi
Kebanyakan kebutuhan-kebutuhan yang ada tidak cukup kuat untuk
memotivasi seseorang untuk bertindak terhadap hal tertentu. Suatu
kebutuhan akan berubah menjadi suatu motif apabila kebutuhan itu telah
mencapai tingkat tertentu. Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup
menekan seseorang untuk mengejar kepuasan.
2. Persepsi
Seseorang yang termotivasi akan siap bereaksi. Bagaimana seseorang itu
akan bertindak dipengaruhi oleh persepsi mengenai situasi. Dua orang
dalam kondisi motivasi yang sama dan tujuan situasi yang sama mungkin
bertindak secara berbeda karena perbedaan persepsi meraka terhadap
situasi ini. Persepsi menurut Kotler diartikan sebagai: proses dimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-6
individu memilih, merumuskan dan menafsirkan masukan informasi untuk
menciptakan suatu gambaran yang berarti mengenai dunia.
3. Proses belajar
Proses belajar menjelaskan perubahan alam perilaku seseorang yang
timbul dari pengalaman dan kebanyakan perilaku manusia adalah hasil
proses belajar. Secara teori pembelajaran seseorang dihasilkan melalui
dorongan, rangsangan, isyarat, tanggapan, dan penguatan. Para pemasar
dapat membangun permintaan akan produk dengan menghubungkannya
dengan dorongan yang kuat, dengan menggunakan isyarat motivasi dan
memberikan penguatan positif.
4. Sikap dan kepercayaan
Dengan melalui proses belajar, seseorang akan mempunyai sikap dan
kepercayaan tertentu. Sikap adalah kesiapan mental yang diorganisasikan
melalui pengalaman dan memiliki pengaruh tertentu pada tanggapan
seseorang terhadap suatu objek dan situasi yang berhubungan dengannya.
Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk akan terbentuk melalui
sikap positif terhadap produk, yang didukung dengan adanya pengenalan
dan pemahaman yang baik terhadap produk tersebut. Selain itu,
kepercayaan terhadap produk juga dipengaruhi oleh faktor kepuasan yang
diperoleh konsumen. Kepercayaan terhadap produk akan membawa
konsumen tetap membeli atau menggunakan produk tersebut (Simamora,
2002).
2.2 Bahan Bakar Minyak
Bahan bakar adalah bahan yang apabila dibakar dapat meneruskan proses
pembakaran dengan sendirinya, disertai pengeluaran karbon (Chemeng.UI, 2009).
Sedangkan bahan bakar minyak merupakan bahan yang berbentuk cair yang
apabila dibakar dapat meneruskan proses pembakaran denagn sendirinya dimana
juga disertai adanya pengeluaran karbon.
Bahan bakar minyak memiliki berbagai macam jenis dan bentuk. Menurut
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (2010) bahan bakar minyak yang ada
dapat digolongkan menjadi beberapa jenis bahan bakar minyak, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-7
1. Avgas ( Aviation Gasoline)
Bahan bakar minyak ini merupakan BBM jenis khusus yang dihasilkan dari
fraksi minyak bumi. Avgas didisain untuk bahan bakar pesawat udara dengan
tipe mesin sistem pembakaran dalam (internal combution), mesin piston
dengan sistem pengapian. Performa BBM ini ditentukan dengan nilai octane
number antara nilai dibawah 100 dan juga diatas nilai 100 . Nilai octane jenis
Avgas yang beredar di Indonesia memiliki nilai 100/130.
2. Avtur (Aviation Turbine)
Bahan bakar minyak ini merupakan BBM jenis khusus yang dihasilkan dari
fraksi minyak bumi. Avtur didisain untuk bahan bakar pesawat udara dengan
tipe mesin turbin (external combution). performa atau nilai mutu jenis bahan
bakar avtur ditentukan oleh karakteristik kemurnian bahan bakar, model
pembakaran turbin dan daya tahan struktur pada suhu yang rendah.
3. Bensin
Jenis bahan bakar minyak Bensin merupakan nama umum untuk beberapa
jenis BBM yang diperuntukkan untuk mesin dengan pembakaran dengan
pengapian. Di Indonesia terdapat beberapa jenis bahan bakar jenis bensin
yang memiliki nilai mutu pembakaran berbeda. Nilai mutu jenis BBM bensin
ini dihitung berdasarkan nilai RON (Randon Otcane Number). Berdasarkan
RON tersebut maka BBM bensin dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
- Premium (RON 88) : Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat
berwarna kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat
pewarna tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk
bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda
motor, motor tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor
gasoline atau petrol.
- Pertamax (RON 92) : ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan
penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal (unleaded).
Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas
tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan
electronic fuel injection dan catalytic converters.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-8
- Pertamax Plus (RON 95) : Jenis BBM ini telah memenuhi standar
performance International World Wide Fuel Charter (WWFC). Ditujukan
untuk kendaraan yang berteknologi mutakhir yang mempersyaratkan
penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan. Pertamax
Plus sangat direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio
> 10,5 dan juga yang menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI),
Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), (VTI), Turbochargers dan
catalytic converters.
4. Minyak Tanah (Kerosene)
Minyak tanah atau kerosene merupakan bagian dari minyak mentah yang
memiliki titik didih antara 150 °C dan 300 °C dan tidak berwarna. Digunakan
selama bertahun-tahun sebagai alat bantu penerangan, memasak, water
heating, dll. Umumnya merupakan pemakaian domestik (rumahan), usaha
kecil.
5. Minyak Solar (HSD)
High Speed Diesel (HSD) merupakan BBM jenis solar yang memiliki angka
performa cetane number 45, jenis BBM ini umumnya digunakan untuk mesin
trasportasi mesin diesel yang umum dipakai dengan sistem injeksi pompa
mekanik (injection pump) dan electronic injection, jenis BBM ini
diperuntukkan untuk jenis kendaraan bermotor trasportasi dan mesin industri.
6. Minyak Diesel (MDF)
Minyak Diesel adalah hasil penyulingan minyak yang berwarna hitam yang
berbentuk cair pada temperatur rendah. Biasanya memiliki kandungan sulfur
yang rendah dan dapat diterima oleh Medium Speed Diesel Engine di sektor
industri. Oleh karena itulah, diesel oil disebut juga Industrial Diesel Oil
(IDO) atau Marine Diesel Fuel (MDF).
7. Minyak Bakar (MFO)
Minyak bakar bukan merupakan produk hasil destilasi tetapi hasil dari jenis
residu yang berwarna hitam. Minyak jenis ini memiliki tingkat kekentalan
yang tinggi dibandingkan minyak diesel. Pemakaian BBM jenis ini umumnya
untuk pembakaran langsung pada industri besar dan digunakan sebagai bahan
bakar untuk steam power station dan beberapa penggunaan yang dari segi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-9
ekonomi lebih murah dengan penggunaan minyak bakar. Minyak Bakar tidak
jauh berbeda dengan Marine Fuel Oil (MFO).
8. Biodiesel
Jenis bahan bakar ini merupakan alternatif bagi bahan bakar diesel berdasar-
petroleum dan terbuat dari sumber terbaharui seperti minyak nebati atau
hewan. Secara kimia, ia merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran
mono-alkyl ester dari rantai panjang asam lemak. Jenis Produk yang
dipasarkan saat ini merupakan produk biodiesel dengan campuran 95 persen
diesel petrolium dan mengandung 5 persenCPO yang telah dibentuk menjadi
Fatty Acid Methyl Ester (FAME).
9. Pertamina Dex
Merupakan bahan bakar mesin diesel modern yang telah memenuhi dan
mencapai standar emisi gas buang EURO 2, memiliki angka performa tinggi
dengan cetane number 53 keatas, memiliki kualitas tinggi dengan kandungan
sulfur di bawah 300 ppm, jenis BBM ini direkomendasikan untuk mesin
diesel teknologi injeksi terbaru (Diesel Common Rail System), sehingga
pemakaian bahan bakarnya lebih irit dan ekonomis serta menghasilkan tenaga
yang lebih besar.
2.3 Indeks Konsumsi
Menurut kamus bahasa Indonesia, indeks adalah daftar harga sekarang
dibandingkan dengan harga sebelumnya menurut persentase untuk mengetahui
turun naiknya harga barang atau rasio antara dua unsur kebahasaan tertentu yg
mungkin menjadi ukuran suatu ciri tertentu. Sedangkan konsumsi mempunyai
pengertian pemakaian hasil produksi atau barang-barang yang langsung
memenuhi kebutuhan hidup kita (KBI Online, 2010).
Dari kedua pengertian diatas dapat diketahui bahwa indeks konsumsi
merupakan sebuah rasio dengan ukuran tertentu yang digunakan untuk
mengetahui berapa besar pemakaian hasil produksi yang digunakan dalam
memenuhi kebutuhan hidup manusia. Jadi dapat diketahui juga bahwa indeks
konsumsi akan bahan bakar minyak adalah rasio yang tujuannya untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-10
mengetahui seberapa besar pemakaian barang hasil produksi (bahan bakar
minyak) yang digunakan oleh manusia.
2.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam setiap melakukan penelitian dapat
dikumpulkan dengan beberapa cara, dengan cara dan sumber yang berbeda.
Metode pengumpulan data terdiri dari:
2.4.1 Observasi
Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan cara melakukan
pencacatan secara cermat dan teliti. Secara umum observasi dapat dilaksanakan
dengan cara, sebagai berikut:
1. Dengan partisipasi
Dalam observasi jenis ini, pengamat ikut menjadi partisipan.
2. Tanpa partisipasi
Observasi jenis ini, pengamat bertindak sebagai non partisipan.
2.4.2 Wawancara
Wawancara merupakan sebuah metode pengumpulan data dengan cara
bertanya langsung (berkomunikasi langsung) dengan responden. Dalam
wawancara terdapat proses interaksi antara pewawancara dengan responden.
Pewawancara merupakan orang yang memegang kunci keberhasilan wawancara.
Wawancara memerlukan keterampilan tertentu dalam mengajukan pertanyaan dan
menangkap jawaban responden.
2.4.3 Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya. Analisa data kuantitatif didasarkan pada hasil kuesioner
tersebut. Sekaran (2000) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan
kuesioner, yaitu: prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik.
1. Prinsip Penulisan Kuesioner
a. Isi dan tujuan pertanyaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-11
Yang dimaksud di sini adalah, apakah isi pertanyaan tersebut merupakan
bentuk pengukuran atau bukan?, kalau berbentuk pengukuran, maka dalam
membuat pertanyaan harus teliti, setiap pertanyaan harus skala pengukuran
dan jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
b. Bahasa yang digunakan
Bahasa yang digunakan dalam penulisan kuesioner harus disesuaikan
dengan kemampuan berbahasa responden.
c. Tipe dan bentuk pertanyaan
Tipe pertanyaan dalam kuesioner dapat terbuka atau tertutup dan bentuknya
dapat menggunakan kalimat positif atau negatif. Berdasarkan jenis
pertanyaannya, kuesioner dibedakan menjadi empat macam (Aaker, 1995),
yaitu:
1. Pertanyaan tertutup
Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang telah disertai pilihan
jawabannya. Responden tinggal memilih salah satu jawaban yang
tersedia, dan tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lain.
2. Pertanyaan terbuka
Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang membutuhkan jawaban
bebas dari responden.
3. Pertanyaan kombinasi tertutup dan terbuka
Pertanyaan kombinasi tertutup dan terbuka adalah pertanyaan yang
telah disediakan jawabannya tetapi kemudian diberi pertanyaan terbuka.
4. Pertanyaan semi terbuka
Pertanyaan semi terbuka adalah pertanyaan yang disediakan pilihan
jawabannya tetapi kemudian masih ada kemungkinan bagi responden
untuk memberikan tambahan jawaban.
d. Pertanyaan tidak mendua
Setiap pertanyaan dalam kuesioner jangan mendua sehingga menyulitkan
responden untuk memberikan jawaban. Contoh: bagaimana pendapat anda
tentang kualitas dan harga barang tersebut?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-12
e. Tidak menanyakan yang sudah lupa
Setiap pertanyaan dalam kuesioner, sebaiknya juga tidak menanyakan hal-
hal yang sekiranya responden sudah lupa.
f. Pertanyaan tidak menggiring
Pertanyaan dalam kuesioner sebaiknya tidak menggiring ke jawaban yang
baik saja atau ke yang jelek saja.
g. Panjang pertanyaan
Pertanyaan dalam kuesioner sebaiknya tidak terlalu panjang, sehingga akan
membuat jenuh responden dalam mengisi.
h. Urutan pertanyaan
Urutan pertanyaan dalam kuesioner, dimulai dari yang umum menuju ke hal
yang spesifik, atau dari yang mudah menuju ke hal yang sulit, atau diacak.
2. Prinsip Pengukuran
Kuesioner yang diberikan kepada responden merupakan instrumen penelitian
yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu
instrumen kuesioner tersebut harus dapat digunakan untuk mendapatkan data
yang valid dan reliabel tentang variabel yang diukur. Maka kuesioner perlu
diuji validitas dan reliabilitasnya.
3. Penampilan Fisik Kuesioner
Penampilan fisik kuesioner sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi
respon atau keseriusan responden dalam mengisi kuesioner.
2.5 Skala
Setiap pertanyaan dalam wawancara atau pernyataan dalam kuesioner
mewakili satu variabel (atau satu descriptor) dan masing-masing pertanyaan atau
pernyataan mewakili satu aspek/karakteristik/atribut dari suatu objek yang ingin
dinilai. Setiap variabel selalu diukur/dinilai dari suatu objek yang ingin dinilai.
Setiap variabel selalu diukur/ dinilai dengan menggunakan skala. Menurut Hair
(1988) ada empat macam skala yang dapat digunakan, sebagai berikut:
1. Skala nominal/kategori
Yaitu skala yang nilai-nilainya hanya berupa atribut atau kategori yang tidak
dapat dibandingkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-13
2. Skala ordinal
Yaitu skala yang nilai-nilainya dapat diurutkan atau dapat dibandingkan dalam
pengertian lebih besar atau lebih kecil tetapi jarak antara dua nilai tidak dapat
diukur/diartikan.
3. Skala interval
Yaitu skala yang nilai-nilainya dapat diurutkan atau dibandingkan dalam
pengertian lebih besar atau lebih kecil dan juga jarak antara dua nilainya dapat
diukur/diartikan. Tetapi skala interval memiliki titik nol (zero point) yang tidak
tetap/sembarang. Perbedaan antara skala interval dan skala ratio hanya pada
zero point saja, yaitu skala ratio memiliki zero point yang absolut (tetap).
4. Skala ratio
Yaitu skala yang paling kuantitatif atau paling presisi dalam melakukan
pengukuran karena memiliki nilai titik nol absolute. Skala ini banyak dipakai
untuk variabel-variabel eksak yang nilainya memiliki satuan uang, waktu,
berat, dan jarak.
5. Skala nominal dan skala ordinal termasuk dalam skala nonmetrik (kualitatif),
sedangkan skala interval dan skala ratio termasuk dalam skala metrik
(kuantitatif).
2.6 Metode Sampling
Ada 2 macam metode pengambilan sampel (Suliyanto, 2006) yaitu
pengambilan sampel secara acak (probability sampling) dan pengambilan sampel
secara tidak acak (nonprobability sampling).
2.6.1 Pengambilan Sampel Secara Acak
Pengambilan sampel secara acak (probability sampling) adalah metode
sampling yang setiap anggota populasinya memiliki peluang yang spesifik dan
bukan nol untuk terpilih sebagai sampel. Peluang setiap anggota populasi tersebut
dapat sama, dapat juga tidak. Pengambilan sampel secara acak, terdiri dari:
1. Pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling), adalah suatu
teknik pengambilan sampel dimana setiap anggota populasi memiliki
probabilitas terpilih yang sama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-14
2. Pengambilan sampel acak sistematis (systematic sampling), adalah suatu
teknik pengambilan sampel dimana titik mula pengambilan sampel dipilih
secara random dan kemudian setiap nomor dengan interval tertentu dari daftar
populasi dipilih sebagai sampel.
3. Pengambilan sampel acak terstratifikasi (stratified sampling), adalah suatu
teknik pengambilan sampel dimana terlebih dahulu dilakukan pembagian
anggota populasi ke dalam kelompok-kelompok kemudian sampel diambil
dari setiap kelompok tersebut secara acak. Stratifikasi atau pembagian ini
dapat dilakukan berdasarkan ciri/karakteristik tertentu dari populasi yang
sesuai dengan tujuan penelitian.
4. Pengambilan sampel kelompok (cluster sampling), adalah suatu teknik
pengambilan sampel dimana sampling unitnya bukan individual melainkan
kelompok individual (cluster) berdasar ciri/karakteristik tertentu. Selanjutnya
dari cluster-cluster yang ada, dipilih satu cluster secara acak, kemudian
diambil sampel secara acak dari cluster terpilih ini. Hal ini dimungkinkan
karena masing-masing cluster dianggap homogen sehingga tidak diperlukan
dilakukan pengambilan sampel pada semua cluster.
5. Pengambilan sampel secara bertahap (double sampling), adalah suatu teknik
pengambilan sampel yang dilakukan secara bertahap. Tahap pertama
dilakukan untuk mendapatkan informasi awal. Tahap selanjutnya dilakukan
wawancara ulang dengan tambahan untuk mendapatkan informasi yang lebih
detail.
2.6.2 Pengambilan Sampel Secara Tidak Acak
Pengambilan sampel secara tidak acak (non probability sampling) adalah
metode sampling yang setiap anggota populasinya tidak memiliki peluang yang
sama untuk dipilih sebagai sampel, bahkan probabilitas anggota populasi tertentu
untuk terpilih tidak diketahui. Pengambilan sampel secara tidak acak terdiri dari:
1. Accidental Sampling (Convenience Sampling), adalah suatu teknik
pengambilan sampel dimana sampel yang diambil merupakan sampel yang
paling mudah diperoleh atau dijumpai.
2. Purposive Sampling (Judgmental Sampling), adalah suatu teknik pengambilan
sampel dimana pemilihan sampel dilakukan dengan memilih orang-orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-15
yang terseleksi oleh peneliti berdasarkan ciri-ciri khusus yang dimiliki sampel
tersebut yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri
atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
3. Quota Sampling, adalah suatu teknik pengambilan sampel dimana sampel
diambil dari suatu sub populasi yang mempunyai karakteristik-karakteristik
tertentu dalam batasan jumlah atau kuota tertentu yang diinginkan.
4. Snowball Sampling, adalah suatu teknik pengambilan sampel yang sangat
sesuai digunakan untuk mengetahui populasi dengan ciri-ciri khusus yang sulit
dijangkau. Pemilihan pertama dilakukan secara acak, kemudian setiap
responden yang ditemui diminta untuk memberikan informasi mengenai
rekan-rekan lain yang mempunyai kesamaan karakteristik yang dibutuhkan.
2.7 Pengujian Data
Penelitian merupakan sebuah proses yang dilakukan secara sistematis
dan terencana untuk memecahkan dan mencari setiap jawaban terhadap sebuah
permasalahan tertentu. Beberapa tahap uji yang dilakukan sebelum melakukan
pengolahn data dalam melakukan sebuah penelitian meliputi:
2.7.1 Uji validitas
Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu instrumen ukur dalam melakukan fungsi ukurnya
(Azwar, S.,1997). Validitas menunjukkan sejauh mana suatu instrumen ukur itu
dapat mengukur apa yang ingin diukur. Suatu tes atau instrumen ukur dapat
dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan
fungsi alat ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak
relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas
rendah.
Validitas alat pengumpul data dapat digolongkan dalam beberapa jenis,
yaitu:
A. Validitas Isi (Content)
Validitas isi suatu instrumen ukur ditentukan oleh sejauh mana isi
instrumen ukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-16
kerangka konsep. Dalam penelitian, seringkali peneliti hanya mengukur suatu
konsep berdasar satu aspek saja.
B. Validitas Kriteria (Criterion-Related)
Validitas kriteria terdiri dari validitas konkuren (concurrent) dan prediktif
(predictive). Validitas konkuren adalah validitas yang diperoleh dengan cara
mengkorelasikan instrumen ukur baru dengan tolok ukur lain yang sudah teruji
kevaliditasannya. Sedangkan validitas prediktif adalah validitas instrumen ukur
yang dibuat oleh peneliti untuk memprediksikan apa yang akan terjadi di masa
yang akan datang.
C. Validitas Rupa
Validitas rupa adalah jenis validitas yang berbeda dengan validitas lainnya
karena validitas rupa tidak menunjukkan apakah instrumen ukur mengukur apa
yang ingin diukur, tetapi hanya menunjukkan bahwa dari segi ‘rupa’, suatu
instrumen ukur tampaknya dapat mengukur apa yang ingin diukur.
D. Validitas Konstruk (Construct)
Konstruk adalah kerangka dari suatu konsep. Dengan mengetahui
kerangka konsepnya, seorang peneliti dapat menyusun tolok ukur operasional
konsep tersebut.
Langkah-langkah pengujian validitas konstruk meliputi (Husein, Umar,
1989):
1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur
2. Melakukan uji coba skala pengukuran tersebut pada responden yang
berjumlah minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini maka
distribusi nilai akan lebih mendekati kurva normal.
3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban
4. Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total,
dengan salah satu cara adalah menggunakan rumus teknik korelasi product
moment.
Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan korelasi adalah:
( ) ( ) ( )( )[ ] ( )[ ]2
Y2YN2
X2XN
YXXYNr
S-S×S-S
S×S-S= .................................................. (2. 1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-17
Dimana :
r = koefisien korelasi item dengan total pertanyaan
N = jumlah responden
X = skor pertanyaan
Y = skor total sampel
Nilai r yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai r pada tabel r
product moment yang dapat dilihat pada lampiran. Pernyataan-pernyataan tersebut
dapat dianggap valid bila memiliki konsistensi internal, yaitu mengukur aspek
yang sama. Apabila dalam perhitungan ditemukan pernyataan yang tidak valid,
kemungkinan pernyataan tersebut kurang baik susunan katanya atau kalimatnya,
karena kalimat yang kurang baik dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda.
2.7.2 Uji reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu instrumen
ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Singarimbun, 1989). Bila suatu
instrumen ukur dipakai dua kali – untuk mengukur konsep yang sama dan hasil
pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka instrumen ukur tersebut
reliabel. Reliabilitas diartikan sebagai tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran
(Azwar, 1997).
Secara teoritis, besarnya koefisien korelasi/reliabilitas berkisar antara
0.00 – 1.00. Namun pada kenyataannya, koefisien 0.00 dan 1.00 tidak pernah
tercapai dalam pengukuran, karena konsistensi (maupun ketidakkonsistensian)
yang sempurna tidak dapat terjadi dalam pengukuran aspek-aspek psikologis dan
sosial yang menggunakan manusia sebagai subjeknya, dimana dalam diri manusia
terdapat berbagai sumber eror yang sangat mempengaruhi kecermatan hasil
pengukuran.
Reliabilitas dapat dilakukan dengan menghitung koefisien Cronbach’s
Alpha. Rumus untuk menghitung koefisien Cronbach’s Alpha adalah dengan
persamaan :
÷÷ø
öççè
æ S-
-=
tviv
n
n1
1a
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-18
Dimana:
n = jumlah variabel/atribut
vi = varians variabel/atribut
vt = varians nilai total
2.7.3 Uji outlier
Outlier adalah nilai ekstrim yang diperoleh untuk suatu variabel pada case
tertentu. Pengertian ekstrim bukan merupakan ekstrim absolut tetapi ekstrim
relatif terhadap sebagian besar nilai-nilai lainnya untuk variabel yang sama.
Outlier dapat dikelompokkan menjadi 4 tipe, yaitu:
1. Outlier tipe 1, outlier yang terjadi karena kesalahan prosedur seperti kesalahan
memasukkan data/coding. Outlier tipe 1 sedapat mungkin harus dihilangkan.
2. Outlier tipe 2, adalah outlier yang terjadi karena kejadian yan luar biasa, yaitu
secara kebetulan terpilih nilai ekstrim. Outlier tipe 2 dapat dikeluarkan dari
sampel jika tidak diinginkan ada nilai ekstrim, tentunya dengan pertimbangan
yang logis.
3. Outlier tipe 3, outlier yang terjadi karena kejadian yang luar biasa dimana nilai
ekstrim tersebut tidak dapat dijelaskan atau secara nalar mesnya nilai akstrim
tersebut tidak pernah mucul (bukan bagian populasi). Outlier tipe 3 harus
segera dikeluarkan dari sampel karena tidak logis.
4. Outlier tipe 4, outlier dimana nilainya sendiri tidak ekstrim tetapi
kombinasinya dengan nilai variabel-variabel lain menjadi aneh atau tidak
lumrah (outlier multivariat). Jika kombinasi ini dipandang tidak wajar atau
tidak logis, maka outlier tersebut harus dikeluarkan dari sampel, tetapi jika
dianggap sebagai bagian dari populasi , maka outlier tersebut sebaiknya tetap
diikutkan dalam sampel (Hair, 1998).
Setelah mendapatkan deskritif dari data penelitian, langkah selanjutnya adalah
melakukan standarisasi data (z score), yang dirumuskan, sebagai berikut:
s
Xxz
-= . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.3)
N
xxxxX N++++=
- ....321 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-19
( )
1
2
1
-
-= å
N
xxs . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.5)
Keterangan:
z = nilai z score data
X = nilai rata-rata
σ = standar deviasi
x = nilai data
N = jumlah data
Jika sebuah data outlier maka nilai z yng didapat lebih besar dari angka +2,5
dan lebih kecil dari angka -2,5.
2.8 Analisis Multivariat
Analisis multivariat adalah semua metode statistic yang secara simultan
menganalisis lebih dari dua variabel. Metode-metode analisis multivariat
dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu:
1. Metode dependence
Metode dependence adalah metode analisis multivariat yang jelas-jelas
memisahkan antara variabel dependen dan variabel independen. Dalam
kelompok pertama ini, satu atau beberapa variabel diperlakukan sebagai
variabel dependen sedangkan sisanya sebagai variabel independen. Yang
termasuk dalam kelompok dependen adalah multiple regression analysis,
multiple discriminant analysis, logistic regression, multivariat analysis of
variance (MANOVA), canonical correlation analysis dan structural equation
modeling (LISRELL).
2. Metode interdependence
Metode interdependence adalah metode-metode analisis multivariat yang tidak
memisahkan variabel-variabel menjadi variabel independen dan variabel
dependen. Dalam kelompok ini tidak ada istilah variabel independen dan
variabel dependen. Diantaranya adalah analisis faktor, cluster dan
multidimentional scalling.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-20
2.9 Analisis Cluster
Analisis cluster merupakan teknik multivariate yang tujuan utamanya
adalah untuk mengelompokkan objek-objek berdasarkan kesamaan karakteristik
yang dimiliki masing-masing objek (Hair et al, 1998). Berdasarkan kriteria
tertentu, analisis cluster mengklarisifikasikan objek (dapat berupa responden,
produk, atau entity) sehingga setiap objek yang berada dalam satu grup akan
bersifat saling memiliki kemiripan (homogen/similar), sedangkan objek-objek
antar grup akan bersifat heterogen. Berdasarkan hal ini, analisis cluster akan
berusaha meminimumkan variansi di dalam cluster (within-cluster) dan
memaksimumkan variansi antar grup (between-cluster). Seperti halnya analisis
faktor, pada analisis cluster tidak ada variable yang didefinisikan bebas atau
tergantung, semua variable diperhitungkan secara simultan.
Salah satu sifat analisa cluster adalah ‘more an art than a science’ (Hair et
al, 1998) sehingga dapat dengan mudah mengalami salah terap (misapplied).
Ukuran kesamaan atau logaritma yang berbeda dapat mempengaruhi hasil. Untuk
mengatasi hal ini, harus dilakukan analisis cluster berulang-ulang dengan
menggunakan metode yang berbeda-beda sehingga dapat menemukan pola
tersembunyi dalam pengelompokan objek-objek yang ada. Menurut Hair (1998)
langkah-langkah analisis cluster dapat dibagi dalam enam tahap, yaitu:
1. Penentuan tujuan analisis
Tujuan analisis cluster ada tiga, yaitu taxonomy description yang merupakan
analisis cluster dilakukan dengan tujuan eksplorasi (exploratory purpose), yaitu
untuk mengklasifikasikan objek-objek kedalam beberapa grup. Data
simplification adalah analisis cluster yang dilakukan untuk menyederhanakan
data, yaitu dengan mereduksi jumlah observasi bagi keperluan analisis
selanjutnya. Relationship identification yaitu analisis cluster yang dilakukan
untuk mengidentifikasi hubungan kemiripan (similarity) dan perbedaan
(differences)
2. Penyusunan desain riset analisis
Desain riset analisis cluster meliputi pendeteksian outlier, pengukuran
kemiripan objek dan penstandarisasian data. Dalam pendeteksian outlier,
outlier dapat merubah struktur asli dan menghasilkan cluster yang tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-21
representatif terhadap struktur populasi yang sesungguhnya, oleh karena itu
pendeteksian terhadap outlier sangat diperlukan. Outlier dapat dideteksi dengan
menggunakn grafik, dimana dari grafik tersebut dapat diketahui adanya objek-
objek yang mempunyai profil yang berbeda, yang ditunjukkan dari nilai yang
sangat ekstrim pada satu atau beberapa variable.
Pada analisis cluster, konsep kemiripan adalah sangat mendasar. Kemiripan
interobjek adalah pengukuran kesesuaian atau kemiripan antara objek yang
akan dikelompokkan. Kemiripan interobjek dapat dilihat dari tiga ukuran, yaitu
korelasi dan jarak untuk data metrik, serta asosiasi untuk data nonmetrik.
Untuk mengetahui kemiripan dapat dilihat dari koefisien korelasi antara
pasangan objek. Korelasi yang tinggi mengindikasikan kemiripan, dan
sebaliknya korelasi yang rendah mengindikasikan perbedaan. Tetapi,
pengukuran korelasi ini sangat jarang digunakan karena penekanan aplikasi
analisis cluster adalah pada jarak objek bukan pola nilainya.
Pengukuran jarak berdasar kemiripan yang mewakili kemiripan sebagai
kedekatan observasi dengan yang lain. Pengukuran jarak sesungguhnya adalah
pengukuran terhadap perbedaan, dimana semakin besar nilainya menunjukkan
semakin kurang kemiripannya. Jarak dikonversikan sebagai pengukuran
kemiripan dengan menggunakan hubungan kebalikan. Pengukuran asosiasi
berdasar kemiripan digunakan untuk membandingkan objek yang termasuk
data nonmetrik (nominal dan ordinal). Pengukuran ini dapat menilai tingkat
kepercayaan atau kesesuaian antara pasangan responden.
Sebelum proses penstandarisasian data dimulai, perlu ditentukan lebih
dahulu apakah data perlu distandarisasikan atau tidak. Pertimbangan antara lain
kebanyakan pengukuran jarak sangat peka terhadap perbedaan skala atau
besarnya variable. Variable dengan standar deviasi yang besar mempunyai
pengaruh yang lebih terhadap nilai akhir kemiripan dan bila dilihat melalui
grafik, tidak akan terlihat adanya perbedaan pada dimensi sehubungan dengan
letaknya. Proses standarisasi dapat terbagi menjadi dua, yaitu standarisasi
variable dan standarisasi observasi/objek. Standarisasi variable adalah
perubahan dari setiap variabel menjadi skor standar (Z score) dengan
mengurangi mean dan membaginya dengan standar deviasi setiap variabel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-22
Standarisasi observasi dilakukan terhadap responden atau objek. Standarisasi
ini sangat diperlukan, jika clustering dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi
kepentingan relatif suatu variabel terhadap variabel lainnya.
Menurut Dillon dalam proses clustering, teknik yang dapat dilakukan untuk
pengukuran jarak, antara lain:
a. Interval
1. Euclidian Distance
D(X,Y) = ( )2å - ii YX . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.6)
2. Squared Euclidian Distance
D(X,Y) = ( )2å - ii YX . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.7)
b. Frekuensi
1. Chi Square
D(X,Y) = ( )( )
( )( )( )
( ) ÷÷ø
öççè
æ -+
- ååi
ii
i
ii
YE
YEY
XE
XEX 22
. . . . . . . . . . . . . . (2.8)
c. Biner
1. Squared Euclidian Distance
D(X,Y) = b + c . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (2.9)
2. Euclidian Distance
D(X,Y) = cb + . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.10)
3. Pengujian asumsi
Analisis cluster tidak termasuk teknis statistik inferensia, dimana parameter
analisis ini adalah seberapa besar sampel dapat mewakili populasi. Analisis
cluster mempunyai sifat matematik dan bukan dasar statistik. Syarat
kenormalan, linieritas dan homogenitas tidak begitu penting karena
memberikan pengaruh yang kecil sehingga tidak perlu diuji. Adapun hal-hal
yang perlu diuji adalah kerepresentatifan sampel dan mltikolonieritas. Dalam
kepresentatifan sampel, sampel dikumpulkan dan cluster diperoleh dengan
harapan dapat mewakili struktur populasi. Baik atau tidaknya analisis cluster
sangat tergantung pada seberapa representatif sampel, sehingga sampel harus
diuji kerepresentatifannya terlebih dahulu. Sementara itu, dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-23
multikolonieritasan, variabel-variabel yang bersifat multikolonier secara
implisit mempunyai bobot lebih besar. Multikolinieritasan bertindak ebagai
proses pembobotan yang berpengaruh pada analisis, sehingga variabel-variabel
yang digunakan terlebih dahulu harus diuji tingkat multikolinieritasannya.
4. Pembentukan cluster (partisi) dan penilaian overall fit
Proses partisi (partitioning) dan penilaian overall fit dimulai setelah
variabel-variabel yang digunakan dipilih dan matriks korelasi dibentuk.
Sebelum proses dimulai, harus dilakukan pemilihan algoritma pembentukan
cluster yang akan digunakan, dan penentuan berapa jumlah cluster yang akan
dibentuk. Algoritma pembentukan cluster terdiri dari prosedur hirarki
(hierarchical procedures) dan prosedur non hirarki (nonhierarchical
procedures).
Teknik hirarki adalah teknik clustering yang membentuk konstruksi hirarki
atau berdasarkan tingkatan tertentu seperti struktur pohon. Jadi proses
pengelompokkan dilakukan secara bertingkat atau bertahap. Teknik hirarki
terbagi menjadi dua, yaitu metode agglomeratif (agglomerative methods) dan
metode divisive (divisive methods). Metode agglomeratif dimulai dengan
pernyataan bahwa setiap objek membentuk clusternya masing-masing. Dua
objek dengan jarak terdekat bergbung, selanjutnya objek ketiga akan bergabung
dengan cluster yang ada atau bersama objek yang lain membentuk cluster yang
lain membentuk cluster baru. Hal ini dilakukan dengan tetap memperhitungkan
jarak kedekatan antar objek. Proses akan terus berlanjut hingga akhirnya
terbentuk satu cluster yang terdiri dari keseluruhan objek. Sementara itu,
metode divisif berlawanan dengan metode agglomeratif. Metode dimulai
dengan satu cluster besar yang mencakup semua observasi (objek), kemudian
objek yang memiliki ketidakmiripan besar dipisahkan sehingga membentuk
cluster yang lebih kecil, dan seterusnya untuk objek-objek yang tidak mirip
lainnya. Proses pemisahan terus berlanjut hingga setiap obsevasi adalah cluster
bagi dirinya sendiri.
Sementara itu, prosedur nonhirarki tidak melibatkan proses pembentukan
kontruksi struktur pohon. Dimulai dengan memilih sejumlah nilai cluster awal
sesuai dengan jumlah yang diinginkan kemudian objek digabungkan ke dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-24
cluster-cluster tersebut. Metode nonhirarki yang digunakan adalah K-Means
Clustering.
5. Interpretasi hasil
Pada tahap ini yang perlu diperhatikan adalah karakteristik apa yang
membedakan masing-masing cluster kemudian sesuai dengan tujuan,
pemberian nama dilakukan berdasar apa yang dapat diberikan oleh objek
pembentuk kepada masing-masing cluster tersebut. Tentunya terlebih dahulu
perlu ditentukan spesifikasi/kriteria yang mendasari cluster-cluster yang telah
terbentuk. Disamping itu, interpretasi dari hasil clustering dapat dilakukan
terhadap grafik dendogram maupun analisis nilai koefisien agglomeratif. Jarak
antar pengelompokkan sebenarnya merupakan interpretasi dari beberapa nilai
kedekatan dalam menggabungkan objek dalam cluster.
Interpretasi cluster menghasilkan lebih dari hanya suatu deskripsi.
Interpretasi cluster memberikan penilaian kesesuaian cluster yang terbentuk
berdasar teori prioritas atau pengalaman praktek. Dalam konfirmatori, analisis
cluster memberikan pengertian secara langsung terhadap penilaian kesesuaian.
Cluster juga memberikan langkah-langkah untuk membuat suatu penilaian dari
segi signifikansi prakteknya.
6. Profiling cluster
Tahap profiling meliputi penggambaran karakteristik dari setiap cluster
untuk menjelaskan bahwa masing-masing cluster adalah berbeda berdasar
dimensi-dimensi tertentu. Analisis profil tidak memfokuskan pada apa yang
secara langsung menentukan cluster tapi karakteristik cluster setelah proses
identifikasi. Lebih lanjut, adanya penegasan bahwa karakteristik adalah
berbeda secara signifikan terhadap cluster dan dapat memprediksi anggota-
anggota cluster secara lebih spesifik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II-25
2.10 Penelitian Sebelumnya
Penelitian yang digunakan sebagai acuan atau landasan dalam teori ini
adalah penelitian yang dilakukan oleh Titik Hirdayanti (2004) yang berjudul
“Analisis Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Koran Harian Lokal di
Kotamadya Surakarta”. Penelitian ini mengambil studi kasus Koran harian lokal
di kotamadya Surakarta dengan memakai model faktor-faktor yang
memperngaruhi perilaku pembelian konsumen. Penelitian ini menggunakan
metode pengolahan data yang sama dengan penulis lakukan yaitu analisis cluster
dalam menentukan karakteristik konsumen, namun berbeda dalam pengambilan
studi kasus serta model yang diterapkan. Secara detail perbedaan penelitian
tersebut disajikan pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Perbedaan dengan penelitian terdahulu
Penulis Titik HirdayantiStudi Kasus BBM jenis premium di
SurakartaKoran harian lokal di Surakarta
Kedalaman Materi
Global Global
Pengambilan Model
Model faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen (Kotler) dan dikembangkan dengan model tingkat konsumsi konsumen.
Model faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen (Kotler)
Menggunakan faktor dan variabel-variabel penemu perilaku konsumen yang sama (Kotler)
Pengolahan Data
Analisis cluster , dan analisis konsumsi
Analisis cluster dan analisis chi-square
Menggunakan analisis cluster yang sama dalam menentukan karakteristik
Bagian KeteranganPerbedaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-1
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metodologi Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian dapat dilihat pada
Gambar. 3.1.
Gambar 3.1 Metodologi Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-2
Langkah-langkah penyelesaian masalah pada Gambar 3.1, diuraikan
sebagai berikut :
3.2 Tahap Identifikasi Masalah
Tahap ini diawali dengan studi literatur, studi lapangan, perumusan
masalah, penentuan tujuan penelitian dan menentukan manfaat penelitian.
Langkah-langkah yang ada pada tahap identifikasi masalah tersebut dijelaskan
pada subbab berikut ini.
3.2.1 Studi Literatur
Studi literatur dilakukan untuk mendukung proses identifikasi penelitian
mengenai besarnya jumlah konsumsi konsumen akan energi yang berasal dari
BBM. Pencarian informasi ini dilakukan dengan melalui internet, dan
perpustakaan sehingga diperoleh referensi yang dapat digunakan untuk
mendukung pembahasan mengenai penelitian ini.
3.2.2 Studi Lapangan
Studi lapangan dilakukan sebagai observasi awal untuk mengetahui lebih
jelas permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Observasi awal dilakukan
melalui pengamatan langsung ke masyarakat Surakarta. Dari masyarakat
diperoleh informasi mengenai berbagai opini terhadap penggunaan bahan bakar
minyak untuk kendaraan bermotor. Perolehan informasi dari masyarakat adalah
dengan menggunakan metode wawancara dan pengamatan langsung ke
masyarakat Surakarta. Wawancara ini dilakukan pada para warga (kepala
keluarga) yang berada disekitar kampus dan beberapa mahasiswa yang
menggunakan kendaraan bermotor. Selain itu diperoleh juga data sekunder dari
perusahaan berupa data penjualan. Data yang diperoleh ini kemudian digunakan
sebagai pendukung dalam menentukan konsumsi dan perilaku masyarakat dalam
penggunaan energi bahan bakar minyak khususnya premium untuk kendaraan
bermotor.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-3
3.2.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan, kemudian disusun
sebuah rumusan masalah. Perumusan masalah dilakukan dengan menetapkan
sasaran-sasaran yang akan dibahas untuk kemudian dicari solusi pemecahan
masalahnya. Perumusan masalah juga dilakukan agar dapat fokus dalam
membahas permasalahan yang dihadapi. Adapun permasalahan yang akan dibahas
lebih lanjut adalah bagaimana mengetahui konsumsi dan perilaku masyarakat
dalam penggunaan energi bahan bakar minyak khususnya premium untuk
kendaraan bermotor di wilayah Kota Surakarta.
3.2.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ditetapkan agar penelitian yang dilakukan dapat
menjawab dan menyelesaikan rumusan masalah yang dihadapi. Adapun tujuan
penelitian yang ditetapkan dari hasil perumusan masalah adalah mengetahui
perilaku masyarakat dan indeks konsumsi masyarakat dalam penggunaan energy
bahan bakar minyak khususnya premium untuk kendaraan bermotor di wilayah
Kota Surakarta.
3.2.5 Pembatasan Masalah
Agar pembahasan masalah lebih terarah, penelitian dilakukan dengan
pembatasan bahwa setiap dilakukan berdasarkan data dan informasi yang
diperoleh melalui hasil studi literatur dan kuesioner yang disebar berdarsarkan
data demografi yaitu jumlah kepala keluarga di wilayah Kota Surakarta yang
menggunakan bahan bakar minyak khususnya premium.
3.2.6 Menentukan Model Penelitian
Model penelitian yang digunakan diadaptasikan dari model Kotler (1997).
Keputusan pembeli dalam melakukan pembelian dipengaruhi oleh adanya
rangsangan pembelian. Rangsangan-rangsangan tersebut merupakan rangsangan
pemasaran yang terdiri dari product, price, place, dan promotion atau biasa
disebut 4-P. Sedangkan rangsangan lain yang mendukung adanya proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-4
pembelian adalah rangsangan yang berupa ekonomi, teknologi, politik, dan
budaya.
Selain itu didalam memutuskan untuk membeli, para konsumen selalu
menggunakan proses yang sama. Proses pengambilan keputusan pembelian
dirangkum menjadi lima tahap, yaitu pengenalan masalah/kebutuhan, pencarian
informasi mengenai kebutuhan akan sesuatu yang diinginkan, evaluasi alternative
produk, kemudian melakukan keputusan pembelian dan melakukan perilaku
setelah pembelian (Gambar 3.2). Perilaku setelah pembelian didasarkan pada
faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk
membeli sebuah produk atau jasa antara lain faktor kebudayaan, sosial, personal,
dan psikologis.
Gambar 3.2 Model Penelitian
Masing-masing faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan
konsumen tersebut memiliki atribut-atribut yang mendukung faktor-faktor yang
ada. Faktor budaya terdiri dari tiga atibut, yaitu: budaya, subbudaya, dan kelas
sosial. Faktor sosial terdiri dari tiga atribut yaitu: kelompok referensi, keluarga,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-5
peran dan status sosial. Faktor personal terdiri dari tujuh atribut, yaitu: usia, tahap
daur hidup, jabatan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri.
Faktor psikologis terdiri dari lima atribut yaitu: motivasi, persepsi, pembelajaran,
kepercayaan dan sikap (Gambar 3.3).
Budaya
Budaya Sosial
Kelompok referensi
Pribadi Usia Psikologis
Subbudaya Keluarga Tahap siklus hidup Motivasi Pekerjaan Persepsi Situasi Ekonomi Pembelajaran Pembeli
Kelas sosial
Peran dan status
Gaya hidup Kepercayaan Kepribadian Sikap Konsep diri
Gambar 3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen Sumber: Kotler, 1997
Rangsangan-rangsangan pembelian, proses keputusan, hingga faktor-
faktor yang mempengaruhi adanya atau terjadinya keputusan konsumen untuk
membeli dijadikan satu/diproses menjadi satu dalam kotak hitam pembeli, dimana
tujuannya untuk mengobservasi semua faktor pembelian menjadi sebuah respon
dari pembeli. Respon pembeli merupakan hasil dari setiap perilaku konsumen
yang akan memutuskan untuk melakukan sebuah pembelian produk/jasa. Respon
pembeli hasil dari keputusan pembelian dapat berupa tanggapan pembeli terhadap
pemilihan pemilihan produk, merek, penyalur, waktu membeli, hingga jumlah
barang /jasa yang akan dibeli sesuai dengan faktor dan rangsangan pembelian.
Kemudian setelah mengetahui bagaimana respon dan tanggapan pembeli
akan suatu produk maka dapat ditentukan bagaimana tingkat atau jumlah
konsumsi produk konsumen terhadap kebutuhan akan barang/jasa. Seperti proses
dalam memutuskan untuk membeli barang/jasa, pengeluaran atau tingkat
konsumsi dari konsumen-konsumen dipengaruhi oleh profil dan perilaku
konsumen itu. Faktor profil dan perilaku konsumen merupakan pengaruh utama
bagaimana indeks pemakaian konsumsi tiap-tiap konsumen. Pengaruh dari tingkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-6
pemakaian konsumsi ini akan digunakan sebagai pendukung dalam mencari
jumlah besar pemakaian individu atau per orang. Berikut ini adalah gambar model
utuh dari penelitian.
Setelah model penelitian yang diadaptasikan dari Kotler (1997) ditentukan,
maka selanjutnya yang dapat dilakukan adalah menyusun sebuah kuesioner
dimana atribut-atributnya berasal dari faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen Kotler (1997). Atribut-atribut yang ada, diobservasi kembali
berdasarkan kondisi nyata, dimana digunakan untuk menentukan variabel-variabel
yang umum diperoleh di masyarakat. Kemudian setelah atribut dan variabel
ditentukan, penyususnan pertanyaan-pertanyaan kuesioner dibuat. Pertanyaan-
pertanyaan yang akan dibuat didasarkan dan disesuaikan kembali dengan kondisi
responden atau keadaan yang sering terjadi dimasyarakat. Pertanyaan-pertanyaan
pada penelitian ini diperoleh dari penelitian sebelumnya oleh Titik Hirdayanti, ST
tahun 2004.
Tabel 3.1 Korelasi Antara Atribut dan Variabel No. Atribut Variabel Keterangan
1 Budaya Kepercayaan, Kebiasaan, dan Nilai
Rasa kebiasaan akan muncul apabila dilandasi rasa percaya, sehingga orang akan menjadi biasa dalam menggunakan sesuatu. Orang sudah terbiasa dalam menggunakan sesuatu (BBM) karena harga atau nilai dari barang/jasa tersebut murah.
Kewarganegaraan Mengacu pada tempat sesorang dilahirkan.
Agama Berhubungan dengan kepercayaan.
Suku Secara jelas mengacu terhadap berbagai macam budaya Indonesia
Umur Ditentukan menurut keproduktivitasan setiap orang.
Jenis KelaminPekerjaan Menentukan tingkat kehidupan
antara satu dengan lainnya.Pendapatan Mengacu kepada tinggi
rendahnya tingkat penggunaan.Pendidikan Semakin tinggi ilmu yang
dimiliki maka dianggap semakain mengerti.
Penggunaan Mengacu pada alat bantu yang dipakai beraktivitas.
4 Kultur Rujukan
Orang/kelompok yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku konsumen.
Mengacu pada lingkungan (orang lain/kelompok) yang memberikan sumbangsi terhadap apa yang akan dilakukan.
2 Sub Budaya (Kultur)
3 Kelas Sosial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-7
Tabel 3.1 Korelasi Antara Atribut dan Variabel
(Lanjutan)
No. Atribut Variabel Keterangan5 Keluarga Posisi dalam
keluarga, Pengambil keputusan, Jumlah anggota keluarga.
Mengacu pada semua hal yang terdapat pada sebuah keluarga.
6 Peran dan Status Sosial
Peran dalam pekerjaan dan masyarakat.
Semua hal yang menentukan bagaimana seseorang dipandang atau dianggap dalam pekerjaan/masyarakat.
7 Usia dan Tahap daur hidup
Umur Ditentukan menurut keproduktivitasan setiap orang.
8 Gaya Hidup Gaya Hidup (hobby,suka berpergian (travelling ), belanja, membaca, menabung, dll)
Berhubungan dengan bagaimana gaya hidup seseorang.
9 Kepribadian dan Konsep diri
Kebiasaan sehari-hari yang berhubungan BBM
Mengacu pada tempat beli, frekuensi, jenis, kesesuaian dengan alat transportasi.
10 Motivasi Hierarki Maslow Manusia cenderung berusaha memenuhi kebutuhan diatasnya, apabila kebutuhan dibawahnya sudah terpenuhi.
11 Presepsi Stimuli Perusahaan (7P)
product, promotion, price, place, people, phisical environment, process.
12 Proses Belajar Proses pengetahuan/pengalaman
Bersangkutan dalam mengetahui bagaimana seseorang belajar dari pengalamannya.
13 Kepercayaan dan Sikap
Keyakinan,evaluasi, keyakinan normatif
Cenderung menunjukkan sebuah kekonsistenan dengan sesuatu yang diyakini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-8
Penjelasan mengenai variabel-variabel pemasaran yang ada pada model penelitian diatas akan lebih dijelaskan dalam
pembuatan kuesioner yang menunjang penelitian ini terangkum dalam Tabel 3.2, antara lain:
Tabel 3.2 Kuesioner Variabel-Variabel Pemasaran
No Set Atribut Maksud Tujuan Variabel Skala Pertanyaan Jawaban 1 Budaya Keseluruhan kepercayaan-
kepercayaan dipelajari, nilai-nilai dan kebiasaan-kebiasaan yang disediakan oleh perilaku konsumen secara langsung dari anggota masyarakat tertentu.
Mengetahui perilaku konsumen dalam pengkonsumsian bahan bakar minyak di Surakarta dari sisi budaya.
Kepercayaan Nominal Apakah Saudara/ i sudah merasa peduli terhadap bahan bakar yang digunakan pada saat ini ?
□ Sangat Peduli □ Cukup Peduli
Nilai □ Peduli Kebiasaan □ Kurang Peduli
□ Tidak Peduli 2 Subkultur Kelompok budaya yang
berbeda yang ada sebagai segmen yang dapat dikenali/diidentifikasi di dalam masyarakat yang lebih dalam, lebih kompleks/rumit.
Mengetahui pengaruh dari subkultur terhadap pengguna bahan bakar minyak di Surakarta.
Kewarganegaraan
Nominal Tempat lahir? □ Eks Karisidenan Surakarta □ Jawa selain Eks Karisidenan Surakarta □ Sumatra □ Indonesia Tengah □ Indonesia Timur
Agama Nominal Agama yang dianut? □ Islam □ Kristen □ Khatolik □ Hindu □ Budha □ Kong Hu Chu
Suku Nominal Apakah suku atau etnis? □ Jawa □ Batak □ Sunda □ Minang □ Arab □ Cina □ Lain-Lain, Sebutkan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-9
No Set Atribut Maksud Tujuan Variabel Skala Pertanyaan Jawaban
Umur Interval
Usia Saudara/i saat ini? □ 17 -23 tahun
□ 24-30 tahun □ 31-40 tahun □ 41-50 tahun □ 51-65 tahun
Gender Nominal Jenis Kelamin ? □ Pria □ Wanita
3
Kelas Sosial
Sebagai bagian dari anggota masyarakat yang terdiri dari suatu hierarki kelas status yang berbeda, sehingga setiap anggota dari tiap kelas mempunyai status yang hampir sama dan anggota dari semua kelas lain mempunyai status yang lebih sedikit.
Mengetahui perilaku konsumen dalam pengkonsumsian bahan bakar minyak di Surakarta dari sisi kelas sosial.
Pekerjaan Nominal Apakah pekerjaan Saudara/i saat ini?
□ PNS
□ Pelajar/Mahasiswa □ Wiraswasta □ Pegawai Swasta □ Lain-lain,Sebutka……………
Banyaknya Pendapatan
Interval Berapa rata-rata pendapatan Saudara/i sebulan (jika Saudara/i pelajar/mahasiswa maka yang dimaksud adalah uang saku)?
□ <Rp 1.000.000 □ Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000
□ Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000 □ Rp 2.000.000 – Rp 2.500.000 □ > Rp 2.500.000
Pendidikan Nominal Pendidikan terakhir Saudara/i?
□ Belum tamat SD □ Tamat SD dan sederajat
□ Tamat SLTP dan sederajat □ Tamat SLTA dan sederajat □ Tamat PT/ Sederajat Akademia
Penggunaan
Nominal
Kemana tujuan menggunakan kendaraan bermotor untuk aktivitas keseharian?
□ Kantor □ Sekolah/Kampus □ Toko/Warung □ Mall/Swalayan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-10
No Set Atribut Maksud Tujuan Variabel Skala Pertanyaan Jawaban 4 Kultur
Rujukan
Adalah setiap orang atau kelompok yang memberikan/bertindak sebagai titik perbandingan (atau sebagai acuan) individu dalam pembentukan salah satu yang umum atau khusus (nilai-nilai, sikap atau perilaku).
Mengetahui perilaku konsumen dalam pengkonsumsian bahan bakar minyak di Surakarta dari sisi kultur rujukan.
Orang atau kelompok yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku konsumen (penggunaan bahan bakar minyak)
Ordinal
Adakah pihak yang selalu memberi pengaruh dalam menggunakan BBM , jika ada siapa ?
□ Ada □ Tidak Ada
□ Diri sendiri
□ Keluarga □ Teman □ Tetangga/Masyarakat □ Pimpinan Kantor/Negara □ Pemuka Agama □ Artis/Pakar
Nominal Apakah Saudara/i memiliki atau mengikuti aktivitas sosial tertentu , jika ya sebutkan (boleh lebih dari satu) ?
□ Ada □ Tidak Ada
□ PKK □ Karang Taruna □ Sosial □ Bersifat dengan Hobby
Nominal Apakah kegiatan tersebut mempunyai kontribusi dalam penggunaan BBM , jika ya seberapa berpengaruh ?
□ Ada □ Tidak Ada
□ Sangat Berpengaruh □ Cukup Berpengaruh □ Berpengaruh □ Kurang Berpengaruh □ Tidak Berpengaruh
5
Keluarga
Dua orang atau lebih yang dihubungkan oleh darah, perkawinan, atau adopsi yang tinggal bersama-sama.
Mengetahui faktor-faktor dan pihak-pihak yang dominan dalam penggunaan /pemakaian terhadap bahan bakar minyak di Surakarta.
Posisi dalam keluarga
Ordinal Posisi/peran Saudara/i dalam keluarga (relatif terhadap Kepala Keluarga Saudara/i)?
□ Suami
□ Istri □ Anak
□ Saudara
Pengambil keputusan
Ordinal
Siapakah yang menentukan batasan atau keputusan dalam penmakaian kendaraan bermotor di keluarga Saudara/i?
□ Saya
□ Ayah
□ Ibu □ Anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-11
No Set Atribut Maksud Tujuan Variabel Skala Pertanyaan Jawaban
Nominal Adakah pihak yang membatasi konsumsi atau belanja BBM di keluarga Saudara/i , jika ada siapa ?
□ Ada □ Tidak Ada
□ Suami
□ Istri □ Anak
□ Saudara
Jumlah Anggota Keluarga
Ordinal Berapakah jumlah anggota keluarga Saudara/i ?
□ 2
□ 3 □ 4
□ >5
Dikotomi Apakah Saudara/i masih dibiayai Orang tua ?
□ Ya □ Tidak
6 Peran dan Strata Sosial
Posisi seseorang dalam tiap kelompok dimana peran akan menentukan status seseorang dalam kelompok tersebut.
Mengetahui perilaku konsumen dalam pengkonsumsian bahan bakar minyak di Surakarta dari sisi peran dan strata sosial.
Peran dalam pekerjaan
Ordinal Posisi atau jabatan Saudara/i dalam pekerjaan ?
□ Karyawan/Staff
□ Pemilik □ Pimpinan
□ Lain-lain, Sebutkan:
Peran dalam masyarakat
Ordinal Status Saudara/i dalam masyarakat?
□ Warga biasa
□ Ketua RT/RW/Kelurahan □ Pemuka masyarakat
□ Pemuka agama 7 Usia dan Tahap
daur hidup
Menunjukkan umur responden pada saat dilakukan penelitian.
Mengetahui perilaku konsumen dalam pengkonsumsian bahan bakar minyak di Surakarta dari sisi usia dan tahap daur hidup.
Usia Responden Inteval Usia Saudara/i saat ini?
□ 17 -23 tahun
□ 24-30 tahun
□ 31-40 tahun
□ 41-50 tahun □ 51-65 tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-12
No Set Atribut Maksud Tujuan Variabel Skala Pertanyaan Jawaban
8 Gaya Hidup Karakteristik pribadi dari responden yang membedakan antara responden yang satu dengan yang lain.
Mengetahui perilaku konsumen dalam pengkonsumsian bahan bakar minyak di Surakarta dari sisi gaya hidup.
Gaya hidup (hobby, suka berpergian, belanja, membaca, menabung, dll)
Nominal Frekuensi Saudara/i melakukan travelling dalam kurun waktu satu tahun ?
□ 1 Kali 1 Minggu □ 1 Kali 4 Minggu □ 1 Kali 3 Bulan □ 1 Kali 6 Bulan □ 1 Kali 12 Bulan
Nominal Moda transportasi yang biasanya Saudara/i gunakan untuk travelling ?
□ Kendaraan Sendiri
□ Angkutan Umum (bis, tr avel,dll) □ Roda 2 + Angkutan Umum
□ Mobil Pribadi + Angkutan Umum
Nominal Tempat yang paling favorit sebagai tujuan travelling ?
□ Rumah Saudara □ Tempat Rekreasi □ Mall/Swalayan □ Lain-lain ,Sebutkan:
Ordinal Jumlah motor (kendaraan roda 2) Saudara/i ?
□ Tidak Ada □ 1 □ 2 □ 3 □ >3
Ordinal Jumlah mobil (kendaraan roda 4) Saudara/i ?
□ Tidak Ada □ 1 □ 2 □ >2
Nominal Berapa besar anggaran/alokasi dana untuk pembelian BBM selama 1 bulan ?
Rp.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-13
No Set Atribut Maksud Tujuan Variabel Skala Pertanyaan Jawaban
9 Kepribadian dan Konsep Diri
Karakteristik psikologis bagian dalam yang kedua-duanyamenentukan dan mencerminkan bagaimana seseoreng bereaksi terhadap lingkungannya.
Mengetahui perilaku konsumen dalam pengkonsumsian bahan bakar minyak di Surakarta dari sisi kepribadian dan konsep diri.
Kebiasaan sehari-hari yang berhubungan dengan penggunaan bahan bakar minyak.
Nominal Dimanakah Saudara/i membeli bahan bakar minyak untuk kendaraan ?
□ SPBU Pasti Pas
□ SPBU
□ Eceran/Pinggir Jalan
Nominal Frekuensi Saudara/i membeli bahan bakar minyak?
□ Setiap Hari □ Seminggu Sekali □ Seminggu 2 Sekali □ Sebulan Sekali
Nominal Jenis BBM yang paling sering Saudara/i beli (boleh lebih dari satu pilihan) ?
□ Premium
□ Solar □ Pertamax/Premix/Super TT/ Performance Solar
Nominal Apakah menurut Saudara/i BBM sudah sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan Saudara/I?
□ Sangat Sesuai □ Cukup Sesuai □ Sesuai □ Kurang Sesuai □ Tidak Sesuai
Nominal Alat transportasi yang Saudara/i gunakan untuk kegiatan sehari-hari ?
□ Roda 2 □ Mobil Pribadi □ Angkutan Umum □ Roda 2 dan Angkutan Umum □ Mobil dan Angkutan Umum
10 Motivasi Daya penggerak di dalam individu yang mendorong mereka ke tindakan.
Mengetahui perilaku konsumen dalam pengkonsumsian bahan bakar minyak di Surakarta dari sisi motivasi penggunaannya.
Hierarki Maslow Nominal Alasan Saudara/i menggunakan kendaraan bermotor untuk kegiatan sehari-hari ?
□ Gengsi/Prestise □ Kenyamanan □ Waktu Tempuh □ Keselamatan
□ Kepraktisan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-14
No Set Atribut Maksud Tujuan Variabel Skala Pertanyaan Jawaban 11 Persepsi Proses yang dengannya
individu menyeleksi, mengorganisir, dan menginterpretasikan rangsangan ke dalam suatu gambaran yang bermakna dan saling berkaitan menyangkut (tentang) dunia.
Mengetahui perilaku konsumen dalam penggunaan bahan bakar minyak yang sesuai dengan tingkat kepuasan individu di Surakarta.
Stimuli Perusahaan (7P)
Ordinal (Likert) Harga bahan bakarminyak yang Saudara/i beli apakah sesuai dengan kualitasnya?
□ Sangat Sesuai
□ Cukup Sesuai
□ Sesuai
□ Kurang Sesuai
□ Tidak Sesuai
12 Proses Belajar (Learning)
Proses dimana individu memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang pembelian dan konsumsi yang kemudian mereka terapkan pada perilaku yang saling terkait di masa depan.
Mengetahui perilaku konsumen dalam pengkonsumsian bahan bakar minyak di Surakarta dari sisi proses belajar (learning).
Proses pengetahuan atau pengalaman.
Nominal Apakah jenis BBM yang saat ini Saudara/i gunakan akan terjamin ketersediaannya serta akan dapat di subsitusikan dengan BBM lain ?
□ Tidak Ada
□ Premium
□ Solar
□ Pertamax/Premix/Super TT/ Performance Solar
13 Kepercayaan dan Sikap
Kecenderungan yang dipelajari yang menunjukkan kekonsistenan suatu jalan yang baik atau tidak baik berkenaan dengan obyek yang ditentukan.
Mengetahui perilaku konsumen dalam pengkonsumsian bahan bakar minyak di Surakarta dari sisi kepercayaan dan sikap.
Keyakinan, evaluasi, keyakinan normatif (pengaruh orang lain), motivasi
Nominal Apakah menurut Saudara/i perilaku dalam penggunaan BBM sudah sesuai dengan kebutuhan ?
□ Sangat Sesuai
□ Cukup Sesuai
□ Sesuai
□ Berlebihan
□ Sangat Berlebihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-15
3.3 Tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data terdiri dari dua langkah yaitu menentukan desain
sampling dan riset serta menyusun dan menyebarkan kuesioner awal dan akhir.
Adapun penjelasan masing-masing langkah yang ada pada proses pengumpulan
data adalah sebagai berikut:
3.3.1 Penyusunan Kuesioner
Kuesioner adalah alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yang
bertujuan untuk menganalisis apakah faktor-faktor perilaku konsumen dalam
keputusan pembelian yang meliputi faktor budaya, sosial, personal, dan psikologi
dapat mempengaruhi keputusan konsumen dalam penggunaan bahan bakar
minyak, serta untuk mengidentifikasi faktor-faktor apakah yang paling
berpengaruh terhadap keputusan menggunakan bahan bakar minyak.
Langkah-langkah dalam menyusun kuesioner adalah sebagai
berikut:
1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner.
2. Mengidentifikasi variabel-variabel yang akan dijadikan sasaran
kuesioner.
3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub variabel yang lebih spesifik
dan tunggal.
4. Menentukan jenis data yang akan ditentukan sekaligus untuk
menentukan analisanya.
Kuesioner dilakukan dengan tujuan untuk mendapat masukan
dan validasi terhadap butir-butir pertanyaan beserta jawaban yang dibuat
agar pertanyaan dan jawaban tidak menimbulkan presepsi ganda kepada
responden.
3.3.2 Responden
Responden adalah orang yang berdomisili di wilayah kotamadya
Surakarta. Jumlah reponden diperoleh dari data populasi jumlah kepala keluarga.
Berdasarkan data statistik dari Badan Pusat Statistik Surakarta tahun 2008, jumlah
populasi kepala keluarga di wilayah Surakarta, sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-16
Tabel 3.3 Data populasi jumlah kepala keluarga di wilayah Surakarta Kecamatan KK
Pasar Kliwon 20709 Banjarsari 43196 Serengan 13679 Jebres 30292 Laweyan 25019 Jumlah 132895
Sumber: BPS kota Surakarta, 2008
1. Metode sampling
Responden diambil dari data jumlah kepala keluarga dikecamatan yang
ada di wilayah Surakarta, selanjutnya metode yang digunakan adalah area
sampling. Area sampling digunakan dengan tujuan supaya sampel yang
diperoleh dapat mewakili masyarakat Kota Surakarta. Pengambilannya
respondennya yaitu diambil dari tiap-tiap kecamatan, kemudian responden
diambil dari kelurahan berdasarkan area, yaitu kelurahan yang berada
didaerah urban atau area yang dekat dengan pusat kota dan kelurahan yang
berada di pinggiran kota. Keurbanan pada penelitian ini ditentukan dengan
melihat seberapa dekatnya sebuah kelurahan dari pusat Kota Surakarta.
Dalam penelitian ini kawasan urban dan pinggiran ditentukan dengan
menggunakan software map Surakarta dengan menghitung jarak dari masing-
masing kelurahan menuju pusat kota Surakarta (Balai Kota Surakarta).
Selain itu juga memperhatikan dengan pusat Kota Surakarta, keurbanan
sebuah kelurahan juga memperhatikan cepatnya sebuah informasi yang
berasal dari pusat kota sampai kepada kelurahan tersebut. Selanjutnya
pemilihan area disetiap kelurahan dilakukan secara random. Jumlah
responden dilakukan secara proposional. Metode terakhir yang digunakan
adalah purposive sampling dimana responden dipilih dengan maksud dan
tujuan tertentu atau responden diambil karena dianggap responden memiliki
informasi yang diperlukan dalam penelitian. Langkah pengambilan responden
dapat dilihat pada gambar 3.7.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-17
Data populasi jumlah keluarga
Rumus
Taro Yamane
1. 2 +=
dN
Nn
Jumlah responden se-Surakarta
Metode area sampling
Pengambilan responden di kelurahan berdasarkan area sampling
Metode purposive sampling
Gambar 3.4 Langkah pengambilan responden 2. Ukuran responden
Penentuan jumlah responden menggunakan rumus Taro Yamane.
1. 2 +=
dN
Nn
...................................................................................... (3.1)
1)05,0.(132895
1328952 +
=n
n = 398,8 = 400 orang
Keterangan: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d = level signifikansi yang diinginkan maka jumlah sampel yang digunakan sebanyak 400 responden dengan
proporsi disetiap kecamatannya, sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-18
Tabel 3.4 Jumlah responden di setiap kecamatan di wilayah Surakarta
Kecamatan KK Jumlah responden Pasar Kliwon 20709 62 Banjarsari 43196 130 Serengan 13679 41 Jebres 30292 91 Laweyan 25019 75 Jumlah 132895 399
Sumber: BPS kota Surakarta, 2008
400 responden ini diperoleh dari 5 kecamatan yang ada disurakarta,
selanjutnya pengambilan responden di setiap kecamatan dilakukan
berdasarkan lokasi kelurahan dari pusat kota Surakarta (daerah urban dan
pinggiran kota). Hasil penentuan lokasi dan pengambilan responden dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.5 Jumlah responden di setiap kelurahan di wilayah Surakarta KECAMATAN KELURAHAN JML.RESPONDEN JUMLAH
Joyosuran 50Kampung Baru 12Kadipiro 119Keprabon 11Joyotakan 25Kemlayan 16Pucang Sawit 21Mojosongo 70Laweyan 24Sriwedari 51
399
BANJARSARI
SERENGAN
JEBRES
LAWEYAN
62
130
PASAR KLIWON
41
91
75
JUMLAH Sumber: Pengolahan Data,2010
3.3.3 Pengujian Data
Setelah kuesioner disebarkan kepada konsumen, maka perlu dilakukan
pengujian terhadap kuesioner agar informasi yang diperoleh akurat. Pengujian
kuesioner meliputi pengujian validitas dan pengujian reliabilitas. Hasil penelitian
yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Uji validitas dilakukan dengan
menggunakan rumus teknik korelasi “product moment”.
Kemudian menguji taraf signifikan korelasi yaitu menguji signifikan r
sebagai berikut:
r hasil ≥ r tabel, maka pertanyaan valid
r hasil ≤ r tabel, maka pertanyaan tidak valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-19
Sedangkan uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui adanya
konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu. Reliabilitas
berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya. Pengujian
reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha.
Kuesioner dikatakan reliabel jika r hasil lebih besar dari r tabel (r hasil >
r tabel). Semakin besar nilai alpha Cronbach, maka semakin tinggi tingkat
reliabilitas penelitian yang dilakukan.
Setelah uji validitas dan uji realibilitas dilakukan, pengujian selanjutnya
adalah pengujian pada kuesioner yang menyangkut dalam pengolahan data yaitu
uji outliers. Uji Outliers dilakukan dengan tujuan untuk melihat sebjumlah apa
data pengganggu sebelum melakukan analisis cluster. Outliers merupakan data
yang memiliki jumlah diatas rata-rata atau sebaliknya. Langkah-langkah
menentukan outliers adalah sebagai berikut:
1). Membuat deskriptif dari data penelitian.
2). Melakukan standarisasi data (zscore)
3). Menentukan outliers
3.4 Pengolahan Data
3.4.1 Profil dan Perilaku Konsumen dalam Penggunaan BBM
Prosentase karakteristik atau profil responden dan perilaku konsumen
dalam penggunaan bahan bakar minyak dihitung. Formulasi untuk menghitung
prosentase tersebut adalah sebagai berikut:
%100xNnl
Al = ...................................................................................................(3.2)
dimana:
Al = presentase responden dengan ciri atau perilaku tertentu atau
perilaku konsumen dalam penggunaan bahan bakar minyak.
nl = jumlah responden dengan ciri atau perilaku tertentu.
N = total jumlah responden.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-20
3.4.2 Analisis Cluster
Proses analisis cluster dilakukan untuk mengelompokkan objek-objek
berdasarkan kesamaan karakteristik di antara objek-objek tersebut, sehingga
objek-objek yang berada dalam satu cluster akan memepeunyai kedekatan
hubungan satu dengan lainnya. Proses pengolahan data analisis cluster sebagai
berikut:
1. Menentukan Tujuan
Analisis cluster dilakukan dengan tujuan mengelompokkan atau
mengklasifikasikan objek-objek ke dalam beberapa group sedemikian
sehingga objek-objek yang berada dalam satu group akan bersifat
homogen/similar (berdasarkan kriteria tertentu), sementara objek-objek
antar group bersifat heterogen. Cluster-cluster yang terbentuk merupakan
gambaran kelompok-kelompok yang mempunyai pendapat yang sama
tentang faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian mereka.
2. Menentukan Desain Riset
Pengukuran kemiripan interobjek adalah pengukuran kesesuaian atau
kemiripan antar objek yang akan dikelompokkan. Kemiripan interobjek
dapat dilihat dari tiga ukuran, yaitu korelasi dan jarak untuk data metrik,
serta asosiasi untuk data nonmetrik.
Sebelumnya perlu dilakukan proses standardisasi yaitu dengan
mengubah satuan variabel ke Z-score apabila terdapat perbedaan satuan
yang mencolok antar dua atau lebih variabel, sehingga perhitungan
korelasi, jarak atau asosiasi yang telah dilakukan memberikan hasil yang
valid. Dalam penelitian ini, kemiripan interobjek diukur dengan jarak
euclidian distance.
Menurut Dillon dalam proses clustering, teknik yang dapat dilakukan
untuk penentuan jarak, antara lain:
a) Interval
- Euclidian Distance
å -= )(2
),( YiXiYXD ..........................................(3.5)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-21
- Squared Ecluidian Distance
å= - )(2
),( YiXiYXD ..............................................(3.6)
b) Frekuensi
- Chi Square
÷÷÷
ø
ö
ççç
è
æ+÷÷÷
ø
ö
ççç
è
æ=
å -å -)()(
),())()())((
22
YiEXiEYXD
YiEYiXiEXi ............................(3.7)
c) Biner
- Squared Euclidian Distance
cbYXD +=),( ........................................................................(3.8)
- Euclidian Distance
cbYXD +=),( ......................................................................(3.9)
3. Membuat Pembentukan cluster
Pembentukan cluster pada intinya adalah penggabungan responden
ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kedekatan hubungan.
4. Melakukan Interpretasi cluster
Pada tahap ini, interpretasi cluster menekankan pada karakteristik
apa yang membedakan masing-masing cluster, kemudian dilakukan
pemberian nama berdasar objek pembentukan masing-masing cluster
tersebut.
5. Melakukan profiling cluster
Profiling dilakukan pada cluster yang terbentuk untuk menjelaskan
karakteristik setiap cluster berdasar profil tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-22
3.5 Tahap Analisis
Pada tahap ini dilakukan analisis dan interpretasi hasil terhadap
pengumpulan dan pengolahan data sebelumnya.
3.6 Tahap Kesimpulan dan Saran
Pada tahap ini akan membahas kesimpulan dari hasil pengolahan data
dengan memperhatikan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian dan kemudian
memberikan saran perbaikan yang mungkin dilakukan untuk penelitian
selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-1
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini membahas tentang proses pengumpulan data berikut data responden
dan identifikasi variabel penelitian serta proses pengolahan data yang terdiri dari
pengujian validitas-reliabilitas, dan analisis multivariat yang relevan terhadap
penelitian yaitu analisis cluster.
4. 1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada
responden yang relevan dalam penelitian. Responden diambil dari data jumlah
kepala keluarga dikecamatan yang ada di wilayah Surakarta, selanjutnya metode
yang digunakan adalah area sampling, dimana dari setiap kecamatan, responden
diambil dari kelurahan berdasarkan area, yaitu kelurahan yang berada didaerah
urban atau area yang dekat dengan pusat kota dan kelurahan yang berada di
pinggiran kota, selanjutnya pemilihan area disetiap kelurahan dilakukan secara
random. Jumlah responden dilakukan secara proposional. Metode terakhir yang
digunakan adalah purposive sampling dimana responden yang dipilih mempunyai
informasi-informasi yang diharapkan oleh peneliti.
Kuesioner yang disebarkan terbagi menjadi tiga bagian. Bagian I berisi
tentang profil responden yang meliputi data demografi, keluarga, dan pekerjaan,
bagian II berisi tentang perilaku konsumen dalam penggunaan bahan bakar
minyak yang terdiri dari 18 pertanyaan, dan bagian III berisi tentang faktor yang
mempengaruhi perilaku dalam penggunaan bahan bakar minyak responden yang
terdiri dari 11 pertanyaan. Kuesioner tersebut disebarkan kepada responden yang
menggunakan bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor pada tanggal 28
Juni 2010 – 26 Juli 2010.
Kuesioner yang disebarkan sebanyak 650 buah dan kuesioner yang
kembali sebanyak 512 buah. Kuesioner yang dipakai dalam pengolahan sebanyak
400 buah dan yang tidak dipakai sebanyak 112 buah karena ada satu atau lebih
dari pertanyaan kuesioner yang tidak dijawab.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-2
4. 2 Data Penelitian
Data penelitian mengalami proses editing dan tabularing agar dapat diolah.
Hasil dari penelitian bagian I berisi tentang profil konsumen bahan bakar minyak
untuk kendaraan bermotor yang terdiri dari jenis kelamin, tempat lahir, agama,
suku/etnis, usia, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, dan posisi/peran. Hasil
penelitian bagian II berisi tentang perilaku konsumen dalam penggunaan bahan
bakar minyak yang terdiri dari tempat beraktivitas, pemberi pengaruh, pengaruh
aktivitas social, pengambil keputusan, orang tua masih membiayai, frekuensi
travelling, alat transportasi, tempat travelling, jumlah motor dan mobil, frekuensi
beli bahan bakar minyak, tempat beli, jenis bahan bakar minyak, alasan
menggunakan kendaraan, dan keseuaian bahan bakar minyak dengan kendaraan.
Sedangkan untuk bagian III berisi mengenai faktor yang mempengaruhi perilaku
penggunaan bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor yang berisi mengenai
opini yang terdiri dai faktor budaya, social, personal, dan psikologi. Rekap hasil
penelitian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 – Tabel 4.3.
Tabel 4.1 Rekap kuesioner bagian I tentang profil konsumen
Profil Konsumen N Min Max Mean Std. DevJenis Kelamin 400 1,00 2,00 1,414573 0,492900728Tempat Lahir 400 1,00 5,00 1,364322 0,744638312Agama 400 1,00 4,00 1,429648 0,570576589Suku/Etnis 400 1,00 6,00 1,20603 0,971214778Usia 400 1,00 5,00 2,74623 1,41194Status (masy) 400 1,00 4,00 1,24121 0,82103Pekerjaan 400 1,00 5,00 3,218593 1,865756245Status (kerja) 400 1,00 2,00 1,376884 0,489872368Posisi Pekerjaan 400 1,00 4,00 1,753247 1,138935161Pendidikan 400 1,00 5,00 3,276382 0,806847263Pendapatan 400 1,00 5,00 1,886935 1,058099208Pembatas BBM 400 1,00 2,00 1,854271 0,352541791Pembatasnya 400 1,00 4,00 2,559322 1,380544451Status (kel) 400 1,00 4,00 2,123116 0,996859102Jumlah Anggota 400 1,00 4,00 3,168342 0,966143666Valid N 400 Sumber : data primer yang telah diolah, 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-3
Tabel 4.2 Rekap kuesioner bagian II tentang perilaku konsumen dalam penggunaan BBM
Perilaku Penggunaan BBM N Min Max Mean Std. DevTempat Beraktivitas 400 1,00 123,00 4,087533 8,253712Pemberi Pengaruh 400 1,00 1234,00 19,59877 136,9482Aktivitas Sosial 400 1,00 234,00 9,55034 35,89491Pengaruh Aktivitas Sosial 400 1,00 6,00 2,568627 1,86526Pengambil Keputusan 400 1,00 23,00 1,396985 1,971978Ortu Masih Membiayai 400 1,00 2,00 1,721106 0,450779Frekuensi Travelling 400 1,00 5,00 2,899497 1,556937Alat/Moda Transportasi (trav) 400 1,00 13,00 1,40201 1,399964Tempat Travelling 400 1,00 123,00 5,464824 16,35287Jumlah Motor 400 1,00 5,00 2,763819 0,872742Jumlah Mobil 400 1,00 4,00 1,427136 0,66449Frekuensi Beli BBM 400 1,00 4,00 2,142857 1,262851Tempat Beli BBM 400 1,00 123,00 2,589286 10,76512Jenis BBM 400 1,00 13,00 1,259542 1,520267Alat/Moda Transportasi (sehari) 400 1,00 15,00 1,886935 2,467573Alasan Menggunakan Kendaraan 400 1,00 23456,00 388,7462 2641,319Cara Mengenal BBM pertama 400 1,00 4,00 1,810127 0,614589Tingkat Kesesuaian Kualitas BBM 400 1,00 5,00 2,5625 0,66498Kesesuaian BBM dengan Kendaraan 400 1,00 5,00 3,2975 0,71433Valid N 400 Sumber : data primer yang telah diolah, 2010
Tabel 4.3 Rekap kuesioner bagian III tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen dalam penggunaan BBM
PsikologiValid 400 400 400 400 400 400 400 400 400
Hilang 0 0 0 0 0 0 0 0 0Mean 3,5225 2,8475 2,8875 2,7775 3,2425 2,72 3,5775 2,0275 2,405
Standart Deviasi 0,878306 1,276054 1,215952 1,308539 0,82486 1,179014 1,107728 1,340237 1,284562Minimum 1 1 1 1 1 1 1 1 1Maximum 5 5 5 5 5 5 5 5 5
N
Statistik KeteranganFaktor yang mempengaruhi konsumsi BBM
Budaya Sosial Personal
Sumber : data primer yang telah diolah, 2010
4. 3 Pengujian Data
Pengujian data meliputi uji validitas dan uji reliabilitas, diolah dengan
bantuan software excel.
4.3.1 Uji Validitas
Dalam sebuah penelitian, suatu angket dikatakan valid apabila pertanyaan
– pertanyaannya mampu mengungkapkan semua yang akan diukur oleh angket
tersebut. Sehingga apabila angket yang sebagai alat ukur valid maka data yang
diperoleh juga valid.
Pengujian validitas yang dilakukan adalah uji validitas konstruk dengan
tujuan untuk mengetahui hasil pengukuran suatu kriteria berdasarkan respon
individu yang berbeda. Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-4
skor setiap item pertanyaan dengan skor keseluruhan. Uji validitas dilakukan
dengan menggunakan data seluruh responden yaitu sebanyak 400 responden.
Pertanyaan yang diuji adalah pertanyaan bagian III sebanyak 11 butir
pertanyaan karena pertanyaan-pertanyaan tersebut mempunyai skala likert sedang
pertanyaan yang lain mempunyai skala nominal dan interval.
Tabel 4.4 Rekapitulasi hasil uji validitas
variabel ∑X ∑Y (∑X)2 ∑(Y2) ∑XY ∑(X2) (∑Y)2 n r hitung r tabel Ket
1 1409 12901 1985281 431059 46204 5271 166435801 400 0,354166452 0,098 valid2 1179 12901 1390041 431059 38251 3721 166435801 400 0,117431699 0,098 valid3 1297 12901 1682209 431059 42346 4477 166435801 400 0,255223805 0,098 valid4 1319 12901 1739761 431059 42913 4553 166435801 400 0,213057904 0,098 valid5 1139 12901 1297321 431059 38662 3893 166435801 400 0,61771454 0,098 valid6 1155 12901 1334025 431059 39321 3925 166435801 400 0,696353819 0,098 valid7 1111 12901 1234321 431059 37847 3769 166435801 400 0,62991884 0,098 valid8 1088 12901 1183744 431059 36696 3514 166435801 400 0,557110816 0,098 valid9 1431 12901 2047761 431059 47619 5609 166435801 400 0,541394367 0,098 valid10 811 12901 657721 431059 28108 2361 166435801 400 0,595710479 0,098 valid11 962 12901 925444 431059 33092 2972 166435801 400 0,657801427 0,098 valid
Sumber : data primer yang telah diolah, 2010
Dalam tabel 4.4 setelah diperoleh angka korelasi masing-masing variable
(r-hitung) maka nilai r-hitung dibandingkan dengan nilai r-tabel (0,098). Apabila
nilai r-hitung lebih besar dari r-tabel, maka hipotesa dapat diterima dan
disimpulkan bahwa pertanyaan tersebut mempunyai korelasi positif dengan skor
total. Begitu pula sebaliknya.
Diperoleh hasil bahwa kesemua skor korelasi lebih besar dai skor tabel,
maka hipotesa dapat diterima sehingga variabel/atribut berkorelasi positif atau
telah valid. Setelah melakukan uji validitas, pengolahan data dilanjutkan dengan
uji reliabilitas.
4.3.2 Uji Realibilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi suatu
instrumen ukur di dalam mengukur variabel penelitian. Pengujian reliabilitas
dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha.
Dengan mengunakan persamaan 2.2 diatas, berikut ini diberikan contoh
perhitungan reliabilitas kuesioner. Ada tiga langkah dalam menghitung nilai alpha
Cronbach, yaitu menghitung varian butir, menghitung varian total, dan
menghitung nilai Alpha Cronbach.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-5
· Menghitung varian butir variabel pertama
( )
769494,0400
4001985281
52712
2
2
2
=-
=
-=å å
b
bn
n
XX
s
s
· Menghitung varian total
42374,37400
400)12901(
431059
)(
2
2
22
2
=-
=
-=å å
t
tn
n
yy
s
s
· Menghitung Alpha Cronbach
705,042371,3742732,13
11011
11
11
2
2
11
=úû
ùêë
é-=
úúû
ù
êêë
é-
-= å
r
t
b
kk
rss
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai korelasi hitung sebesar 0,705. Nilai
r tabel adalah 0,098 sehingga nilai r hitung lebih besar dari r tabel (r11 > rtabel). Hal
ini menunjukkan bahwa kuesioner reliabel.
Hasil perhitungan reliabilitas kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.5 di
bawah ini :
Tabel 4.5 Rekapitulasi hasil uji reliabilitas Nilai Korelasi Hitung Nilai Korelasi Tabel Keterangan
0,705 0,098 reliabel Sumber : data primer yang telah diolah, 2010
Diperoleh hasil bahwa angka Cronbanch’s Alpha lebih besar dari skor
tabel, maka hipotesa dapat diterima, serta dapat disimpulkan bahwa skor masing-
masing variabel/atribut mempunyai korelasi positif atau dapat dikatakan bahwa
data telah reliabel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-6
4.3.3 Uji Outlier
Data outlier dapat terjadi karena kesalahan dalam memasukkan data
mentah, kesalahan pada pengambilan sampel, atau adanya data ekstrim yang ada
dalam pencarian dan perekapan data. Tujuan dari uji outlier ini adalah untuk
melihat ada atau tidaknya data ekstrim atau data yang berbeda dengan data lain.
Uji outlier ini dilakukan dengan bantuan software SPSS 17.
Langkah-langkah dalam melakukan uji outlier adalah sebagai berikut:
1. Standarisasi data
Deteksi data dengan standarisasi prinsipnya mengubah nilai data semula
menjadi dalam bentuk zscore, kemudian menafsirkan nilai dari zscore tersebut.
2. Pendeteksian outlier
Apabila sebuah data dikatakan outlier, maka nilai z yang diperoleh lebih besar
dari angka +2,5 atau lebih kecil dari – 2,5.
Dari hasil pengolahan melalui software SPSS nilai z dapat dilihat di sebelah kanan
input dan melalui pendeteksian outliernya dapat diketahui bahwa tidak ada data
yang mengalami outlier. Rekapitulasi uji outlier dapat dilihat pada lampiran 5.
4. 4 Profil Konsumen dan Perilaku Konsumen Bahan Bakar Minyak
Prosentase profil konsumen bahan bakar minyak di Kota Surakarta yang
berisi tentang jenis kelamin, tempat lahir, agama, dan suku/etnis disajikan pada
gambar diagram lingkaran 4.1 – 4.4. Sedangkan prosporsi pada masing-masing
kelurahan dapat dilihat pada tabel 4.7.
Gambar 4.1 Rataan Jenis Kelamin Gambar 4.2 Rataan Tempat Lahir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-7
Gambar 4.3 Rataan Agama Gambar 4.4 Rataan Suku/Etnis
Prosentase profil konsumen bahan bakar minyak di Kota Surakarta yang
berisi tentang usia, status dalam masyarakat, pekerjaan, dan posisi atau peran
dalam pekerjaan disajikan pada gambar diagram lingkaran 4.5 – 4.8.
Gambar 4.5 Usia Warga Surakarta Gambar 4.6 Status Masyarakat
Gambar 4.7 Rataan Pekerjaan Gambar 4.8 Posisi Pekerjaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-8
Prosentase profil konsumen bahan bakar minyak di Kota Surakarta yang
berisi tentang pendidikan, pendapatan, pemberi batasan dalam menggunakan
bahan bakar minyak keluarga, peran dalam keluarga, serta jumlah anggota
keluarga disajikan pada gambar diagram lingkaran 4.9 – 4.13.
Gambar 4.9 Pendidikan Terakhir Gambar 4.10 Pendapatan
Gambar 4.11 Pembatas Keluarga Gambar 4.12 Peran Keluarga
Gambar 4.13 Jumlah Anggota Keluarga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-9
Tabel 4.7 Profil responden bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor di kota Surakarta
Pucang Sawit Mojosongo Laweyan Sriwedari Jototakan Kemlayan Kadipiro Keprabon Joyosuran Kampung BaruJenis Kelamin1. Pria 60,87 55,32 60,98 47,37 43,48 68,18 69,7 56,06 69,57 502. Wanita 39,13 44,68 39,02 52,63 56,52 31,82 30,3 43,94 30,43 50Tempat Lahir1. Eks-Karisidenan Surakarta 65,22 74,47 78,05 73,68 78,26 77,27 69,7 74,24 56,52 89,292. Jawa Selain Eks-Karisidenan Surakarta 30,43 21,28 17,07 21,05 13,04 13,64 25,76 18,18 26,09 10,713. Sumatra 2,17 2,13 4,88 0 0 0 4,55 1,52 0 04. Indonesia Tengah 0 0 0 5,26 8,7 9,09 0 6,06 8,7 05. Indonesia Timur 2,17 2,13 0 0 0 0 0 0 8,7 0Agama yang Dianut1. Islam 63,04 78,72 65,85 60,53 66,22 50 69,7 51,52 30,43 53,572. Kristen 34,78 17,02 24,39 39,47 34,78 50 24,24 46,97 69,57 46,433. Khatolik 2,17 4,26 4,88 0 0 0 4,55 1,52 0,00 04. Hindu 0 0 2,44 0 0 0 1,52 0,00 0,00 05. Budha 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 06. Kong Hu Chu 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0Suku/Etnis1. Jawa 93,48 93,62 95,12 94,74 95,65 95,45 93,94 96,97 91,30 96,432. Batak 0 0 2,44 0 0 0 1,52 0,00 0,00 03. Sunda 2,17 2,13 0 0 0 4,55 1,52 0,00 0,00 04. Minang 2,17 0 0 0 0 0 1,52 0,00 0,00 05. Arab 0 0 0 0 0 0 0 0,00 0,00 06. Cina 2,17 2,13 2,44 5,26 4,35 0 1,52 0,00 0,00 3,577. Lain-lain 0 2,13 0 0 0 0 0 3,03 8,70 0Usia1. 17-23 Tahun 39,13 29,79 24,39 21,05 17,39 40,91 36,36 16,67 39,13 17,862. 24-30 Tahun 17,39 23,4 21,95 21,05 26,09 27,27 16,67 19,70 13,04 21,433. 31-40 Tahun 10,87 14,89 14,63 7,89 13,04 9,09 13,64 12,12 13,04 28,574. 41-50 Tahun 23,91 25,53 21,95 36,84 30,43 18,18 22,73 31,82 26,09 21,435. 51-60 Tahun 8,7 4,26 17,07 10,53 13,04 9,09 10,61 19,70 8,70 10,71Status dalam Masyarakat1. Warga Biasa 82,61 91,49 95,12 94,74 86,96 90,91 8,48 95,45 95,65 96,432. Ketua RT/RW/Kelurahan 2,17 2,13 2,44 2,63 4,35 4,55 3,03 1,52 0,00 0,003. Pemuka Masyarakat 0 4,26 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,004. Pemuka Agama 15,22 2,13 2,44 2,63 8,7 4,55 12,12 3,03 4,35 3,57Pekerjaan1. PNS 6,52 12,77 9,76 10,53 13,04 4,55 9,09 12,12 13,04 14,292. Pelajar/Mhs 32,61 31,91 26,83 21,05 17,39 36,36 31,82 16,67 34,78 3,573. Wiraswata 10,87 25,53 29,27 21,05 17,39 18,18 13,64 24,24 13,04 17,864. Pegawai Swasta 36,96 21,28 24,39 26,32 30,43 18,18 33,33 28,79 39,13 60,715. Lain-lain 13,04 8,51 9,76 21,05 21,74 22,73 12,12 18,18 0,00 17,86Status Pekerjaan1. Ya 80,43 55,32 53,66 57,89 52,17 50 63,64 66,67 52,17 85,712. Tidak 19,57 44,68 46,34 42,11 47,83 50 36,36 33,33 47,83 14,29Posisi/Peran dalam Pekerjaan1. Karyawan/Staff 36,96 36,17 34,15 47,37 39,13 22,73 30,3 42,42 43,48 53,572. Pemilik 6,52 12,77 2,44 2,63 13,04 4,55 6,06 6,06 8,70 10,713. Pimpinan 6,52 0 9,76 7,89 4,35 4,55 3,03 9,09 0,00 7,144. Lain-lain 23,91 10,64 0 0 0 9,09 15,15 4,55 0,00 14,29
Profil RespondenKelurahan Di Surakarta
Jebres Laweyan Serengan Banjarsari Pasar Kliwon
Sumber: data primer yang telah diolah, 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-10
Tabel 4.7 Profil responden bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor di kota Surakarta (lanjutan)
Pucang Sawit Mojosongo Laweyan Sriwedari Jototakan Kemlayan Kadipiro Keprabon Joyosuran Kampung BaruPendidikan Terakhir1. SD/Sederajat 0 10,64 7,32 5,26 4,35 0 1,52 4,55 4,35 0,002. SLTP/Sederajat 4,35 4,26 7,32 13,16 13,04 4,55 4,55 10,61 4,35 0,003. SLTA/Sederajat 45,65 40,43 56,1 50 30,43 59,09 54,55 50,00 39,13 46,434. Akademia/Sarjana/Sederajat 43,48 36,17 29,27 26,32 47,83 36,36 36,36 31,82 52,17 46,435. Pasca Sarjana 4,35 4,26 0 5,26 4,35 0 1,52 3,03 0,00 7,14Pendapatan1. < Rp.1.000.000 54,35 42,55 43,9 50 47,83 63,64 50 37,88 39,13 46,432. Rp1.000.000 - Rp.2.000.000 21,74 29,78 39,02 31,58 30,43 36,36 27,27 33,33 34,78 0,003. Rp.2.000.000 - Rp.3.000.000 8,7 12,77 9,76 10,53 8,7 0 9,09 19,70 17,39 17,864. Rp.3.000.000 - Rp.5.000.000 8,7 8,51 4,88 7,89 8,7 0 7,58 9,09 8,70 3,575. > Rp.5.000.000 6,53 6,38 2,44 0 4,35 0 4,55 0,00 0,00 0,00Status Pembatas BBM1. Ada 10,87 19,15 14,63 13,16 13,04 9,09 16,67 12,12 17,39 17,862. Tidak Ada 89,13 80,85 85,37 86,84 86,96 90,91 83,33 87,88 82,61 0,00Pembatas BBM Keluarga1. Suami 4,35 8,51 7,32 0 0 0 9,09 4,55 8,70 3,572. Istri. 0 4,26 0 5,26 8,7 0 0 1,52 4,35 7,143. Anak 0 6,38 0 0 0 0 0 0,00 0,00 0,004. Saudara 6,52 2,13 7,32 7,89 4,35 9,09 6,06 6,06 4,35 7,14Peran dalam Keluarga1. Suami 34,78 36,17 36,59 34,21 47,83 27,27 42,42 36,36 26,09 28,572. Istri. 15,22 19,15 24,39 39,47 26,09 13,64 10,61 34,85 21,74 28,573. Anak 43,48 38,3 26,83 15,79 13,04 45,45 37,88 21,21 52,17 42,864. Saudara 4,35 6,38 12,2 10,53 13,04 13,64 9,09 7,58 0,00 0,00Jumlah Anggota Keluarga1. 2 6,52 8,51 7,32 13,16 13,04 9,09 6,06 10,61 4,35 3,572. 3 19,57 6,38 14,63 5,26 8,7 18,18 15,15 16,67 21,74 10,713. 4 37,78 27,66 36,59 34,21 21,74 27,27 31,82 31,82 30,43 25,004. >5 39,13 55,32 41,46 47,37 56,52 45,45 46,97 40,91 43,48 60,71
Profil RespondenKelurahan Di Surakarta
Jebres Laweyan Serengan Banjarsari Pasar Kliwon
Sumber : data primer yang telah diolah, 2010
Dalam Tabel 4.7 ini pembagiannya disesuaikan dengan keadaan demografi
di kota Surakarta. Profil konsumen diprosentasekan menurut dengan wilayah
kelurahan-kelurahan yang ada di kota Surakarta sesuai dengan tingkat
keurbanannya. Sedangkan prosentase perilaku konsemen dalam menggunakan
bahan bakar minyak di Kota Surakarta baik tempat aktivitas harian, pemberi
pengaruh, dan jenis aktivitas sosial disajikan pada diagam lingkaran 4.14 – 4.17.
Gambar 4.14 Tempat Aktivitas Harian Gambar 4.15 Pemberi Pengaruh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-11
Gambar 4.16 Jenis Aktivitas Sosial Gambar 4.17 Persen Pengaruhnya
Prosentase perilaku konsemen dalam menggunakan bahan bakar minyak di
Kota Surakarta untuk pengambil keputusan dalam keluarga, frekuensi travelling,
alat transportasi untuk travelling, tempat favorit sebagai tujuan travelling
disajikan pada diagam lingkaran 4.18 – 4.21.
Gambar 4.18 Pengambil Kep. Keluarga Gambar 4.19 Frekuensi Travelling
Gambar 4.20 Alat Trans. Travelling Gambar 4.21 Tempat Favorit Trav.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-12
Prosentase perilaku konsemen dalam menggunakan bahan bakar minyak di
Kota Surakarta jumlah kendaraan bermotor, frekuensi membeli bahan bakar
minyak, tempat membeli bahan bakar minyak, jenis bahan bakar minyak yang
banyak dibeli, dan alat transportasi yang digunakan untuk aktivitas harian
disajikan pada diagam lingkaran 4.22 – 4.27.
Gambar 4.22 Prosentase Jumlah Motor Gambar 4.23 Prosentase Jumlah Mobil
Gambar 4.24 Frekuensi Beli BBM Gambar 4.25 Tempat Membeli BBM
Gambar 4.26 Jenis BBM Gambar 4.27 Alat Trans. Harian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-13
Prosentase perilaku konsemen dalam menggunakan bahan bakar minyak di
Kota Surakarta baik tempat aktivitas harian, pemberi pengaruh, dan jenis aktivitas
sosial disajikan pada diagam lingkaran 4.14 – 4.17. Sedangkan untuk proporsi
perilaku konsumen bahan bakar minyak per kelurahan terdapat pada tabel 4.8.
Gambar 4.28 Alasan Menggunakan BBM Gambar 4.29 BBM Pertama kali
Gambar 4.30 BBM dengan Kualitasnya Gambar 4.31 BBM dengan Kebutuhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-14
Tabel 4.8 Perilaku konsumen dalam penggunaan bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor di kota Surakarta.
Pucang Sawit Mojosongo Laweyan Sriwedari Jototakan Kemlayan Kadipiro Keprabon Joyosuran Kampung BaruApakah Menggunakan Kendaraan ?1. Ya 100 93,62 90,24 97,37 95,65 81,82 93,94 95,45 91,3 96,432. Tidak 6,36 9,76 2,63 4,35 18,18 6,06 4,55 6,7 3,57Tempat Aktivitas Harian1. Tempat Kerja 43,48 36,17 41,46 42,11 43,48 31,82 45,45 51,52 39,13 53,372. Sekolah/Kampus 28,26 23,4 9,76 13,16 13,04 22,73 24,24 7,55 17,39 3,573. Tempat Belanja (Mall, Toko, dan Pasar) 8,7 14,89 17,07 15,79 13,04 9,09 10,61 13,64 13,04 21,744. Lain-lain 4,35 8,51 9,76 18,42 17,39 4,55 4,55 10,61 4,35 8,7Memilih pilihan 1 dan 2. 2,13 2,44 1,52Memilih pilihan 1 dan 3. 10,87 4,35 2,63 8,7 9,09 6,06 3,03 8,7 10,71Memilih pilihan 1 dan 4. 2,13 3,58Memilih pilihan 2 dan 3. 2,17 2,13 7,23 5,26 4,55 3,03 7,58 4,35Memilih pilihan 2 dan 4. 4,35Memilih pilihan 3 dan 4. 2,17Memilih pilihan 1,2, dan 3. 2,17Adakah yang Mempengaruhi ?1. Ada 32,61 55,32 34,15 42,11 52,17 63,64 34,85 31,82 47,83 28,572. Tidak Ada 67,39 44,68 68,85 57,89 47,83 36,36 65,15 68,18 52,17 71,43Pemberi Pengaruh1. Diri Sendiri 21,74 21,28 17,07 10,53 17,39 27,27 21,21 12,12 30,43 10,712. Keluarga 13,04 17,02 7,32 18,42 21,74 18,18 9,09 18,18 6,06 17,863. Teman 2,17 2,13 4,88 5,26 8,7 4,55 3,03 3,034. Tetangga/Masyarakat5. Pimpinan Kantor6. Pemuka Agama7. Artis/Pakar8. Pemerintah 4,26 1,52Memilih pilihan 1 dan 2. 4,26 2,44 7,89 4,35 4,55 4,55Memilih pilihan 1 dan 3.Memilih pilihan 1 dan 4.Memilih pilihan 2 dan 7. 2,13Memilih pilihan 1,2, dan 7. 2,13 4,55Memilih pilihan 1,2,3, dan 4. 2,13 4,55Memilih pilihan 2 dan 3. 2,44 1,52
Perilaku KonsumenKelurahan Di Surakarta
Jebres Laweyan Serengan Banjarsari Pasar Kliwon
Tabel 4.8 Perilaku konsumen dalam penggunaan bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor di kota Surakarta (lanjutan)
Pucang Sawit Mojosongo Laweyan Sriwedari Jototakan Kemlayan Kadipiro Keprabon Joyosuran Kampung BaruApakah Memiliki Aktivitas Tertentu ?1. Ya 56,52 80,85 75,61 92,11 78,26 78,26 62,12 86,36 78,26 60,712. Tidak 43,48 19,15 24,39 7,89 21,74 17,39 37,88 13,64 21,74 39,29Jenis Aktivitas sosial1. PKK 8,7 18,15 17,07 31,58 26,09 13,64 12,12 24,24 13,04 10,712. Karang Taruna 13,04 25,53 7,32 5,26 13,04 4,55 16,67 7,55 8,7 7,143. Sosial 15,22 8,51 24,39 28,95 17,39 13,64 13,64 31,82 26,09 14,294. Bersifat dengan hobby 13,04 21,28 17,07 17,86 17,39 36,36 13,64 12,12 21,74 21,43Memilih pilihan 1 dan 2.Memilih pilihan 1 dan 3. 2,17 2,13 2,44 2,63 4,35 4,55 1,52 4,55 4,35 7,14Memilih pilihan 1dan 4.Memilih pilihan 2 dan 3. 2,44 2,63 3,03Memilih pilihan 2 dan 4. 2,13 2,44 4,55 1,52Memilih pilihan 3 dan 4. 4,35Memilih pilihan 1,2, dan 3.Memilih pilihan 1,3, dan 4. 2,17Memilih pilihan 2,3. dan 4. 2,17 2,13 2,44 2,63 1,52 3,03
Apakah Memiliki Kontribusi ?1. Ya 41,3 59,57 43,9 63,16 47,83 54,55 40,91 53,03 65,22 53,572. Tidak 58,7 40,43 56,1 36,84 52,17 45,45 59,09 46,97 34,78 46,43Berapa Persen Pengaruh1. Tidak Signifikan / <10% 19,57 31,91 24,39 28,95 21,74 13,64 21,21 25,76 21,74 28,572. >10% 4,35 4,26 4,88 5,26 9,09 6,06 33,33 13,04 3,573. 20% 8,7 10,54 7,32 5,26 4,35 9,09 6,06 10,61 8,7 3,574. 30% 2,17 4,26 4,88 5,26 4,35 3,03 4,55 8,7 7,145. 40% 2,13 2,44 2,63 4,55 3,03 8,76. ≤50% 6,52 8,51 15,79 17,39 18,18 4,55 6,06 4,35 10,71Pengambil Keputusan dalam Keluarga1. Diri Sendiri 73,91 82,98 90,24 84,21 86,96 86,36 75,76 90,91 78,26 89,292. Ayah 8,7 12,77 7,32 10,53 13,04 13,64 10,61 6,06 8,7 7,143. Ibu 13,04 4,26 2,44 5,26 10,61 3,03 8,7 3,574 Anak 2,17 1,52Memilih pilihan 2 dan 3. 2,17 1,52 4,35Apakah Masih Dibiayai Orang Tua1. Ya 39,13 34,04 26,83 21,05 17,39 45,45 34,85 16,67 34,78 14,292. Tidak 60,87 65,96 73,17 78,95 82,61 54,55 65,15 83,33 65,22 85,71Frekuensi Travelling dalam Setahun1. 1 Kali 1 Minggu 39,13 21,28 21,95 15,79 21,74 13,64 27,27 27,27 8,7 14,292. 1 Kali 4 Minggu 15,22 23,4 34,15 21,05 21,74 13,64 18,18 27,27 39,13 28,573. 1 Kali 3 Bulan 13,04 27,66 12,2 21,05 26,09 27,27 18,18 10,61 4,35 7,144. 1 Kali 6 Bulan 23,91 12,77 7,32 13,16 8,7 13,64 18,18 15,15 17,39 14,295. 1 Kali 12 Bulan 8,7 14,89 24,39 28,95 21,74 31,82 18,18 19,7 30,43 35,71
Perilaku KonsumenKelurahan Di Surakarta
Jebres Laweyan Serengan Banjarsari Pasar Kliwon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-15
Tabel 4.8 Perilaku konsumen dalam penggunaan bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor di kota Surakarta (lanjutan)
Pucang Sawit Mojosongo Laweyan Sriwedari Jototakan Kemlayan Kadipiro Keprabon Joyosuran Kampung BaruModa/Alat Transportasi untuk Travelling1. Kendaraan Sendiri 73,91 70,21 73,17 78,95 78,26 72,73 66,67 84,86 86,96 78,572. Angkutan Umum (bis, travell, dll) 23,91 25,53 2,39 21,05 21,74 22,73 31,82 13,64 13,04 17,863. Pesawat 2,44 1,524. Kapal LautMemilih pilihan 1 dan 2. 2,17 2,13 4,55 1,52 3,57Memilih pilihan 1 dan 3. 2,13Tempat Favorit Travelling1. Rumah Saudara 13,04 31,91 31,71 39,47 39,133 36,36 25,76 27,27 8,7 28,572. Tempat Rekreasi 45,65 42,55 43,9 34,21 43,48 45,45 37,88 42,42 52,17 32,143. Mall/Swalayan 26,09 10,64 17,07 7,89 4,35 22,73 15,15 17,39 254. Lain-lain 6,52 2,13 4,88 6,06 3,03 4,35Memilih pilihan 1 dan 2. 6,38 7,89 8,7 13,64 4,55 8,7 7,14Memilih pilihan 1 dan 3. 7,89 4,35 4,55 3,03 8,7Memilih pilihan 1 dan 4. 2,13 3,57Memilih pilihan 2 dan 3. 6,52 2,13 4,55 1,52 3,57Memilih pilihan 2 dan 4. 2,17 1,52Memilih pilihan 3 dan 4.Memilih pilihan 1,2, dan 3. 2,13 2,44 2,63 1,52 4,55Jumlah Motor1. Tidak Ada 8,7 4,26 7,32 9,09 10,61 3,03 4,35 3,572. 1 21,74 23,4 43,9 36,84 43,48 40,91 28,79 42,42 21,74 10,713. 2 54,35 46,81 31,71 50 47,83 45,45 42,42 42,42 43,45 71,434. 3 13,04 17,02 12,2 10,53 8,7 4,55 15,15 7,58 30,43 10,715. >3 2,17 6,38 4,88 2,63 4,55 3,03 3,03 3,57Jumlah Mobil1. Tidak Ada 58,7 57,45 78,05 71,05 60,87 63,64 60,61 72,73 47,83 71,432. 1 30,43 29,79 14,63 28,95 39,13 22,73 27,27 27,27 47,83 253. 2 8,7 6,38 7,31 13,64 9,09 4,35 3,574. >2 2,17 6,38 3,03Frekuensi Beli BBM1. Setiap Hari 39,13 23,4 21,95 18,42 13,04 13,64 33,33 30,3 17,39 21,432. Seminggu Sekali 36,96 44,68 41,46 55,26 60,87 45,45 43,94 37,88 56,52 39,293. Seminggu 2 Kali 23,91 27,66 31,71 26,32 26,09 27,27 19,7 30,3 21,74 39,294. Sebulan Sekali 24,26 9,09 1,52 1,52Tempat Membeli BBM1. SPBU Pasti Pas 69,57 74,47 56,1 57,89 73,91 59,09 66,67 60,61 73,91 57,142. SPBU 26,09 19,15 36,59 42,11 26,09 18,18 27,27 40,91 17,39 253. Eceran/Pinggir Jalan 2,17 2,13 2,44 4,55 1,52 1,52 3,57Memilih pilihan 1 dan 2. 2,17 4,55Memilih pilihan 1 dan 3. 2,17 4,55 1,52 4,35 10,71Memilih pilihan 2 dan 3. 3,57Memilih pilihan 1,2, dan 3. 2,17 4,55 3,57Jenis BBM1. Premium 91,3 89,36 92,68 97,37 95,65 90,91 87,88 98,48 95,65 96,432. Solar 4,35 2,13 37,5 4,35 3,033. Pertamax/Premix/Super TT/Performance Solar 2,17 2,13 2,44 4,55 3,03 1,52 4,5Memilih pilihan 1 dan 2. 4,26 3,03Memilih pilihan 1 dan 3. 2,17 2,13 3,57
Perilaku KonsumenKelurahan Di Surakarta
Jebres Laweyan Serengan Banjarsari Pasar Kliwon
Sumber: data primer yang telah diolah, 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-16
Tabel 4.8 Perilaku konsumen dalam penggunaan bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor di kota Surakarta (lanjutan)
Pucang Sawit Mojosongo Laweyan Sriwedari Jototakan Kemlayan Kadipiro Keprabon Joyosuran Kampung BaruModa/Alat Transportasi untuk Sehari-hari1. Roda 2 Pribadi 69,57 70,21 75,61 78,95 78,26 72,73 69,7 83,33 78,26 96,432. Mobil Pribadi 8,7 14,89 7,32 10,53 13,04 9,09 10,61 7,58 4,353. Angkutan Umum Saja (KA,Bis,Angkot) 2,13 4,88 9,09 3,034. Roda 2 + Angkutan Umum 13,04 6,38 9,76 5,26 4,35 9,09 13,64 4,55 3,575. Mobil Pribadi + Angkutan Umum 2,17 1,52Memilih pilihan 1 dan 2. 6,52 4,26 2,63 4,35 1,52 1,52 17,39Memilih pilihan 1 dan 3.Memilih pilihan 1 dan 4.Memilih pilihan 1 dan 5. 2,44 2,63 3,03Alasan Menggunakan Kendaraan Bermotor1. Gengsi/Prestise 4,35 2,13 2,44 3,03 4,352. Kenyamanan 15,22 23,4 9,76 15,79 26,09 27,27 13,64 16,67 4,35 14,293. Waktu Tempuh 23,91 14,89 19,51 7,89 8,7 4,55 27,27 9,09 26,09 17,864. Keselamatan 2,13 4,355. Kepraktisan 30,43 31,91 39,02 57,89 52,17 40,91 31,82 45,45 43,45 46,436. Lebih Murah 6,52 10,64 17,07 10,53 26,09 22,73 10,61 15,15 4,35 14,29Memilih pilihan 2 dan 3. 2,13Memilih pilihan 2 dan 4. 2,17 1,52Memilih pilihan 4 dan 5. 2,13Memilih pilihan 4 dan 6. 2,17 1,52Memilih pilihan 5 dan 6. 2,17 2,13 4,88 5,26 1,52 6,06 4,35Memilih pilihan 2,3, dan 4. 2,17 1,52 1,52Memilih pilihan 2,3, dan 5. 2,17 1,52Memilih pilihan 2,4, dan 6. 2,13Memilih pilihan 2,5, dan 6. 2,17Memilih pilihan 2,3,4, dan 5. 4,35 2,13 3,03 1,52Memilih pilihan 2,3,4,5, dan 6. 2,17 4,26 4,55 1,52Memilih pilihan '3,4,5, dan 6. 2,44 2,63 3,03Memilih pilihan 2 dan 5. 2,44 1,52Memilih pilihan 3 dan 5. 2,44 1,52Memilih pilihan 3,5, dan 6. 4,35 4,35Memilih pilihan 2,3,5, dan 6. 4,35 4,35Jenis BBM yang Pertama Kali Digunakan1. Tidak Ada 30,43 23,4 17,07 34,21 13,04 22,73 24,24 24,24 43,48 35,712. Premium 63,04 76,6 78,05 63,16 78,26 68,18 65,15 77,27 56,52 64,293. Solar 2,13 2,63 8,7 4,55 1,524. Pertamax/Premix/Super TT/Performance Solar 4,35 6,38 2,44 4,55Harga BBM dengan Kualitasnya1. Sangat Sesuai 2,17 2,13 4,88 2,63 8,7 4,55 4,55 48,48 4,35 39,292. Cukup Sesuai 54,35 44,68 36,59 42,11 34,78 45,45 39,39 45,45 15,15 57,143. Sesuai 41,3 38,3 51,22 55,26 56,52 45,45 54,55 6,06 52,17 3,574. Kurang Sesuai 4,35 6,38 2,44 4,55 1,525. Tidak Sesuai 6,38 2,44BBM Sesuai dengan Kebutuhan Konsumen1. Sangat Sesuai 4,35 4,26 2,44 2,63 4,35 60,87 3,03 3,03 4,35 3,572. Cukup Sesuai 60,87 6,38 2,44 65,79 69,57 31,82 3,03 4,55 24,24 25,763. Sesuai 32,61 63,83 60,98 21,05 17,39 4,55 56,06 71,21 6,06 21,434. Kurang Sesuai 4,35 21,28 26,83 10,53 8,7 31,82 19,7 3,03 14,295. Tidak Sesuai 2,13 7,32 7,32 7,32 6,06 1,52
Perilaku KonsumenKelurahan Di Surakarta
Jebres Laweyan Serengan Banjarsari Pasar Kliwon
Sumber: data primer yang telah diolah, 2010 4. 5 Analisis Cluster
Analisis Cluster dilakukan untuk mengelompokkan objek-objek
berdasarkan kesamaan karakteristik yang dimiliki masing-masing objek. Dalam
penelitian ini, analisis cluster dilakukan untuk mengelompokkan konsumen bahan
bakar minyak untuk kendaraan bermotor berdasarkan kelurahan-kelurahan yang
telah ditentukan, sehingga dapat memberi masukan dalam pembuatan strategi
pemasaran yang berbeda-beda untuk tiap kelompok (segmen).
Tahap analisis cluster diawali dengan mengidentifikasi adanya outlier.
Selanjutnya adalah pembentukan cluster dengan prosedur nonhirarki karena
metode ini memproses semua objek secara sekaligus dengan titik acuan cluster
centers sehingga distribusi objek (responden) sebagai anggota masing-masing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-17
cluster lebih merata. Metode non-hirarki yang digunakan adalah metode K-Means
Clustering yang dikembangkan oleh MacQueen (Johnson, 1988), yang memiliki
algoritma sebagai berikut:
1. Tentukan centroid awal (seed point) untuk setiap cluster dari k cluster yang
dibentuk.
2. Tempatkan satu orang responden ke dalam cluster yang terdekat dengan
ukuran jarak euclidian distance. Kemudian menghitung titik centroid baru
untuk cluster yang mendapat tambahan anggota dan cluster yang kehilangan
anggota.
3. Ulangi langkah ke-2 hingga tidak terjadi lagi perpindahan responden.
Jumlah cluster ditetapkan antara 2 hingga 4 cluster karena apabila jumlah
cluster yang dibentuk terlalu banyak, akan menyulitkan interpretasi segmen-
segmen pasar yang terbentuk. Adapun tampilan pertama (initial) proses clustering
data dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel ini berisi penilaian responden pada
masing-masing cluster yang telah ditransformasikan ke distribusi normal baku
dengan rataan 0 dan variansi 1. Lebih lanjut diketahui bahwa nilai positif (> 0)
pada tabel mempunyai makna di atas rata-rata, yang berarti bahwa sikap
responden pada suatu cluster terhadap faktor tertentu adalah cenderung
positif/baik. Sedangkan nilai negatif (< 0) mempunyai makna di bawah rata-rata,
yang berarti bahwa sikap responden pada suatu cluster terhadap faktor tertentu
adalah cenderung negatif/buruk. Tabel initial proses cluster untuk kelurahan
lainnya terdapat pada lampiran.
Tabel 4. 9 Initial Cluster Centers untuk wilayah Kota Surakarta
1 2 3Zscore (Usia) 0.89416 -1.23058 1.60240Zscore (Pendapatan) 294.396 -0.83641 -0.83641Zscore (Jml_Keluarga) -0.17596 0.58909 -2.24604
Cluster
Sumber : Pengolahan data, 2010
Sedangkan tabel akhir dari proses clustering wilayah Kota Surakarta dapat
dilihat pada Tabel 4.10
Tabel 4. 10 Final Cluster Centers untuk wilayah Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-18
1 2 3Zscore (Usia) 0.76329 -079389 0.72172Zscore (Pendapatan) 1.43387 -0.63563 -0.08033Zscore (Jml_Keluarga) 0.63408 0.37106 -1.13000
Cluster
Sumber : Pengolahan data, 2010
Tafsiran untuk setiap cluster pada tiga cluster responden untuk wilayah
kelurahan Pucang Sawit adalah sebagai berikut:
1. Cluster 1
Berisi responden yang mempunyai usia di atas rata-rata populasi, mempunyai
pendapatan di atas rata-rata, dan mempunyai jumlah anggota keluarga diatas
populasi.
2. Cluster 2
Berisi responden yang mempunyai usia di bawah rata-rata populasi,
mempunyai pendapatan di bawah rata-rata populasi, dan mempunyai jumlah
anggota keluarga di atas rata-rata populasi.
3. Cluster 3
Berisi responden yang mempunyai usia di atas rata-rata populasi, mempunyai
pendapatan di bawah rata-rata populasi, dan mempunyai jumlah anggota
keluarga di bawah rata-rata populasi.
Setelah terbentuk cluster, distribusi jumlah objek (responden) pada masing-
masing cluster dapat dilihat pada Tabel 4.11. Dari tabel tersebut dapat diketahui
bahwa dari 46 responden, cluster 1 berjumlah 30 responden, cluster 2 berjumlah
11 responden, dan cluster 3 berjumlah 5 responden.
Tabel 4. 11 Jumlah Anggota Tiap Cluster untuk wilayah Kota Surakarta 1 922 1933 115
400
Cluster
Valid Sumber : Pengolahan data, 2010
Kemudian perlu juga diketahui apakah faktor-faktor yang telah membentuk
cluster tersebut mempunyai perbedaan pada tiap cluster. Hal ini dapat dilihat pada
Tabel 4.12 , sedang untuk hasil kelurahan lainnya terdapat pada lampiran..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-19
Tabel 4. 12 Analysis of Variance Perbedaan Faktor pada tiap Cluster di wilayah Kota Surakarta
Mean Square df
Mean Square df
Zscore(Usia) 117,570 2 ,413 397 284,848 ,000
Zscore(Pendapatan) 133,935 2 ,330 397 405,492 ,000
Zscore(Jml_keluarga) 105,202 2 ,475 397 221,455 ,000
Cluster Error
F Sig.
Sumber : Pengolahan data, 2010
Kolom Cluster menunjukkan besaran between cluster mean dan kolom Error
menunjukkan besaran within cluster mean, sehingga F dapat dihitung
menggunakan persamaan sebagai berikut:
sWithinMean
nsBetweenMeaF =
Semakin besar nilai F pada suatu faktor dan angka signifikansinya di bawah
0.05, maka semakin besar pula perbedaan faktor tersebut pada cluster-cluster yang
terbentuk. Dapat dilihat pula bahwa hasil dari tiap-tiap tabel mempunyai nilai F
besar dan angka signifikansinya di bawah 0,05.
4. 6 Profiling Cluster
Tahap selanjutnya adalah profiling cluster untuk menjelaskan karakteristik
setiap cluster berdasar profil tertentu. Adapun karakteristik yang digunakan
sebagai pembanding diambil dari data demografi dan perilaku responden dalam
penggunaan bahan bakar minyak yang terdiri dari jenis kelamin, peran/status,
pekerjaan, pendidikan, pihak yang membatasi belanja bahan bakar minyak, tempat
aaktivitas harian, pemberi pengaruh, pengambil keputusan, frekuensi travelling,
alat transportasi travelling, frekuensi pembelian bahan bakar minyak, tempat
membeli bahan bakar minyak, alat transportasi harian, serta alasan dalam
menggunakan kendaraan bermotor (kuesioner bagian I berisi tentang profil
konsumen dan kuesioner bagian II yang berisi tentang perilaku konsumen). Proses
profiling cluster selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.
Dalam profiling cluster tersebut dapat diketahui beberapa karakteristik tiap
cluster dari wilayah Kota Surakarta. Setelah diketahui karakteristik cluster dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-20
tiap-tiap wilayah kelurahan yang diteliti maka ciri-ciri cluster juga dapat
diketahui. Ciri-ciri cluster dari Kota Surakarta dapat dilihat pada Tabel 4.13.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-20
Tabel 4. 13 Karakteristik cluster Kota Surakarta
Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3
1. Usia Di atas rata-rata populasi Di bawah rata-rata populasi Di atas rata-rata populasi
2. Pendapatan Di atas rata-rata populasi
3. Jumlah Anggota Keluarga Di bawah rata-rata populasi
4. Jenis Kelamin Pria Wanita Pria
5. Status Dalam Masyarakat
6. Pekerjaan Pegawai Swasta Pelajar/Mahasiswa Pegawai Swsta
7. Pendidikan Akademia/Sarjana/Sederajat
8. Pihak yang Membatasi Belanja BBM Suami Saudara Istri
9. Aktivitas Harian Tempat Kerja Sekolah/Kampus Tempat Kerja
10. Peran Dalam Keluarga Suami Anak Suami
11. Pemberi Pengaruh Diri Sendiri Keluarga Diri Sendiri
12. Pengambil Keputusan Ibu Anak Ibu
13. Frekuensi Travelling 1 Kali 1 Minggu 1 Kali 4 Minggu 1 Kali 1 Minggu
14. Transportasi Travelling
15. Tempat Travelling Rumah Saudara Tempat Rekreasi Seimbang (40 Rumah Saudara dan 40 Tempat Rekreasi)
16. Frekuensi Membeli BBM Seminggu Sekali
17. Tempat Membeli BBM
18. Alat Transportasi Harian
19. Alasan Menggunakan Kendaraan Bermotor
20. Masih Dibiayai Orang Tua
Seminggu 2 Kali
SPBU Pasti Pas
Roda 2 Pribadi
Kepraktisan
Tidak
Karakteristik RespondenCluster Kota Surakarta
Di bawah rata-rata populasi
Di atas rata-rata populasi
Warga Biasa
SLTA/Sederajat
Kendaraan Sendiri
Sumber : Pengolahan data, 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-21
4. 7 Penentuan Indeks Konsumsi
Penentuan indeks konsumsi bahan bakar minyak untuk kendaraan
bermotor di Surakarta di dasarkan pada model tingkat konsumsi (gambar 3.5).
Indeks konsumsi bahan bakar minyak dipengaruhi oleh banyaknya jumlah
anggota keluarga dan besarnya pengeluaran perbulan untuk membeli bahan bakar
minyak.
Sehingga dari faktor-faktor yang mempengaruhi indeks konsumsi bahan
bakar minyak tersebut, maka dapat diperoleh persamaan sebagai berikut:
· Consumsi = . . . . . . . . . . . . (4.3)
· Indeks Per Orang = . . . . . . (4.4)
Sedangkan indeks konsumsi untuk keluarga didapat persamaan sebagai
berikut:
· Consumsi = . . . . . . . . . . . . .(4.5)
· Indeks Per Keluarga = . . . . . . (4.6)
Dengan mengunakan persamaan diatas, berikut ini diberikan contoh
perhitungan indeks konsumsi. Masing-masing ada 2 langkah dalam menghitung
nilai indeks konsumsi, yaitu menghitung konsumsi, menghitung indeks konsumsi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-22
· Consumsi =
=
= Rp.102122,8176
· Indeks Per Orang =
=
= 22,69395946 23 Liter
· Consumsi =
=
= Rp. 424065
· Indeks Per Keluarga =
=
= 94,23666667 95 Liter
Perhitungan untuk mencari indeks konsumsi per orangan dapat diketahui
bahwa konsumsi masyarakat Surakarta sebesar Rp 102.122,8176 dan nilai indeks
konsumsi bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotornya sebanyak 23 liter per
orang. Sedangkan untuk mencari indeks konsumsi per keluarga masyarakat
Surakarta dapat diketahui pula bahwa jumlah konsumsi keluarganya sebesar
Rp 424.065 dengan jumlah indeks konsumsi bahan bakar minyak sebesar 95 liter
per keluarga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-1
BAB V
ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
Bab ini akan menjelaskan analisis profil dan perilaku konsumen
masyarakat dalam menggunakan bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor
di Surakarta dan juga hasil dari pengolahan dengan menggunakan analisis cluster
dan analisis indeks konsumsi.
5.1 Analisis Perilaku Konsumen dalam Penggunaan BBM di Surakarta
Perilaku konsumen dalam pengguanaan bahan bakar minyak untuk
kendaraan bermotor di Surakarta dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan dapat dianalisis
sebagai berikut:
· Tempat Aktivitas Harian
Gambar 5.1 Diagram lingkaran tempat aktivitas harian masyarakat
Surakarta
Dari gambar 5.1, dapat dilihat bahwa responden banyak melakukan
akivitas harian mereka di tempat kerja. Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua
penduduk Surakarta menggunakan bahan bakar minyaknya utuk melakukan
aktivitas berangkat dan pulang dari tempat kerjanya saja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-2
· Pemberi Pengaruh
Gambar 5.2 Diagram lingkaran pemberi pengaruh dalam menggunakan
BBM masyarakat Surakarta
Pemberi pengaruh dalam penggunaan bahan bakar minyak yang paling
besar dari masyarakat Surakarta adalah diri sendiri dan keluarga, sedangkan yang
lain pengaruhnya kurang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga
merupakan rujukan bagi responden dalam penggunaan bahan bakar minyak dan
keluarga mempunyai pengaruh yang besar dalam berbagai aktivitas manusia (diri
sendiri) dalam memilih dan menggunakan bahan bakar minyak untuk kendaraan
motornya.
· Jenis Aktivitas Harian
Gambar 5.3 Diagram lingkaran jenis aktivitas sosial masyarakat Surakarta
Dari Gambar 5.3 diatas, dapat dilihat bahwa penyebaran aktivitas yang
dipilih responden sangat bermacam dan merata. Mulai dari PKK, Karang Taruna,
Sosial, hingga yang bersifat hobby ada yang memilih. Sehingga dapat diketahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-3
bahwa para responden menggunakan kendaraan bermotornya bukan hanya untuk
aktivitas kerja saja melainkan juga untuk aktivitas yang bersifat lebih mensosial
dengan prosentase yang hampir seimbang pula.
· Pengambil keputusan Keluarga
Gambar 5.4 Diagram lingkaran pengambil keputusan dalam keluarga
masyarakat Surakarta
Pengambil keputusan keluarga dalam penggunaan bahan bakar minyak di
Surakarta didominasi oleh diri sendiri, sedangkan ayah, ibu, dan anak mempunyai
prosentasi yang kecil. Hal ini dikarenakan bahwa dalam setiap melakukan
aktivitas setiap orang tidak selalu diputuskan oleh pihak tertentu melainkan diri
sendirilah yang mengambil keputusan.
· Frekuensi Travelling Setahun
Gambar 5.5 Diagaram lingkaran frekuensi travelling dalam setahun
masyarakat Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-4
Frekuensi responden untuk melakukan travelling dalam kurun waktu
setahun sangatlah merata mulai dari sekali dalam seminggu hingga sekali setahun.
Hal ini juga akan mempengaruhi jumlah penggunaan bahan bakar minyak yang
digunakan.
· Moda / Alat Transportasi dalam Travelling
Gambar 5.6 Diagram lingkaran alat transportasi masyarakat Surakarta
dalam berpergian
Gambar 5.6 menjelaskan bahwa hampir semua masyarakat memilih
kendaraan sendiri sebagai alat transportasi mereka dalam melakukan
travelling/berpergian. Hal ini menunjukkan bahwa mereka lebih nyaman
menggunakan kendaraan sendiri dibandingkan menggunakan pilihan yang
lainnya.
· Tempat Favorit Travelling
Gambar 5.7 Diagram lingkaran tempat favorit masyarakat Surakarta
dalam berpergian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-5
Tempat favorit yang sering dipilih oleh para responden dalam melakukan
travelling secara berurutan adalah tempat rekreasi kemudian rumah saudara, dan
Mall/swalayan. Sedangkan pilihan lain-lain dan campuran tidak signifikan.
· Jumlah Motor
Gambar 5.8 Diagram lingkaran jumlah motor para responden di Surakarta
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa kebanyakan jumlah kendaraan
bermotor warga Surakarta berjumlah antara satu hingga dua buah motor. Dengan
demikian, maka kebanyakan warga Surakarta lebih sering menggunakan motor
secara bergantian, dan membuat semakin banyaknya bahan bakar minyak yang
diperlukan. Sedangkan yang memiliki jumlah motor lebih dari dua buah memiliki
prosentase yang kecil dan tidak terlalu signifikan.
· Jumlah Mobil
Gambar 5.9 Diagram lingkaran jumlah mobil para responden di Surakarta
Berbeda dengan jumlah motor, pilihan para responden tentang jumlah
mobil yang dimiliki hanya didominasi oleh dua jawaban saja yaitu tidak memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-6
mobil dan memiliki hanya satu buah mobil saja, sedang jawaban yang lainnya
tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di Surakarta hanya
sedikit yang menggunakan bahan bakar minyak untuk mobil.
· Frekuensi Beli BBM
Gambar 5.10 Diagram lingkaran frekuensi beli BBM warga Surakarta
Dari diagram lingkaran diatas dapat diketahui bahwa frekuensi responden
kota Surakarta dalam membeli BBM sangat merata mulai dari Setiap hari hingga
Sebulan sekali. Frekuensi beli BBM ini dipengaruhi seberapa seringnya responden
menggunakan kendaraan bermotornya.
· Tempat Membeli BBM
Gambar 5.11 Diagram lingkaran tempat membeli BBM masyarakat
Surakarta
Diagram diatas menunjukkan bahwa masyarakat Surakarta lebih sering
membeli BBM di SPBU yang berlogo Pasti Pas dan SPBU. Sedangkan untuk
pilihan yang lain tidaklah signifikan. Responden yang memilih membeli BBM di
tempat eceran atau pinggir jalan biasanya terjadi saat para responden kehabisan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-7
BBM dalam kendaraan mereka dan tempat untuk menuju SPBU sangat tidak
mencukupi untuk ditempuh.
· Jenis BBM
Gambar 5.12 Diagram lingkaran jenis BBM yang dipilih warga Surakarta
Gambar 5.12 diatas menunjukkan bahwa jenis bahan bakar minyak yang
sering dipilih oleh responden dalam mengisi kendaraan motor mereka adalah
Premium, sedangkan pilihan jenis yang lain kurang signifikan.
· Alat Transportasi Harian
Gambar 5.13 Diagram lingkaran alat transportasi harian masyarakat
Surakarta
Para responden di kelurahan-kelurahan yang ada di Surakarta dalam
melakukan aktivitas harian mereka, lebih sering menggunakan roda dua pribadi
atau sepeda motor mereka dibandingkan yang lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-8
· Alasan Menggunakan Kendaraan Bermotor
Gambar 5.14 Diagram lingkaran alasan menggunakan kendaraan
bermotor
Pada gambar 5.15 diatas, dapat dilihat bahwa alasan masyarakat Surakarta
lebih memilih menggunakan kendaraan bermotornya adalah karena kepraktisan.
Selain itu jawaban lain yang juga menjadi alasan masyarakat Surakarta adalah
waktu tempuh serta kenyamanan.
· Jenis BBM yang pertama kali dibeli
Gambar 5.15 Diagram lingkaran jenis BBM pertama kali dibeli responden
Dari gambar 5.15 dapat diketahui bahwa kebanyakan masyarakat
Surakarta lebih memilih membeli premium. Hal ini menunjukkan sebuah proses
belajar yang secara langsung mengerti bahwa bahan bakar yang digunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-9
masyarakat adalah premium. Pemilihan ini dipengaruhi oleh adanya faktor
pengaruh dalam membeli BBM sebelumnya.
· Harga BBM sesuai dengan Kualitas
Gambar 5.16 Diagram lingkaran kesesuaian harga BBM dengan
kualitasnya
Pada diagram diatas menunjukkan bahwa responden atau masyarakat
Surakarta lebih memilih jawaban cukup sesuai dan sesuai saat diberi pertanyaan
mengenai kesesuaian harga BBM dengan kualitasnya. Sedang jawaban yang lain
kurang signifikan.
· BBM sesuai dengan kebutuhan konsumen
Gambar 5.17 Diagram lingkaran kesesuaian BBM dengan kebutuhan
konsumen Surakarta
Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa banyak responden menjawab
Sesuai dan Cukup sesuai. Sedangkan jawaban yang lain memiliki prosentase yang
kecil sehingga tidak signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-10
5.2 Karakteristik Penduduk Surakarta
Karakteristik penduduk Surakarta ini merupakan hasil dari analisis cluster
pengguna bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor yang diteliti.
Karakteristik ini terdiri dari tiga macam cluster,antara lain:
a. Cluster 1
Cluster 1 mempunyai karakteristik usia, pendapatan, dan jumlah anggota
keluarga berada di atas rata-rata populasi. Dimana jenis kelamin kebanyakan
responden adalah pria dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta, dengan
posisi dalam keluarga sebagai suami. Dengan jumlah konsumsi bahan bakar
minyak (premium) sebanyak 2116 liter per bulan.
Pada cluster pertama ini, karakteristik penduduk pengguna bahan bakar
minyak di Surakarta mempunyai pendapatan yang berada di atas rata-rata
populasi. Sehingga dengan melihat jumlah pendapatan yang diatas rata-rata
ini dapat dikategorikan sebagai orang yang mempunyai ekonomi yang sudah
mapan selain itu posisi atau peran dalam keluarganya dalam cluster ini adalah
sebagai suami atau kepala keluarga. Pengambil keputusan dalam cluster ini
adalah seorang ibu, dimana seorang ibu dirasa lebih mampu menimbang baik
atau buruknya dalam mengambil sebuah jalan keputusan bagi keluarganya,
tetapi tetap melihat kembali pemberi batasan keluarga adalah seorang ayah
atau seorang suami.
Pada cluster pertama ini dalam melakukan travelling lebih senang
menggunakan kendaraan sendiri. Tujuan atau tempat favorit dalam
melakukan travelling pada cluster pertama ini adalah rumah saudara.
Sedangkan dalam melakukan aktivitas hariannya, cluster pertama ini lebih
menyoroti atau lebih mengutamakan menggunakan kendaraan sendiri berupa
sepeda motor (roda dua pribadi) dengan alasan kepraktisan.
Dengan karakteristik masyarakat seperti pada cluster pertama ini, maka
hal yang dapat dilakukan pemerintah adalah merealisasikan program
pengurangan subsidi untuk bahan bakar minyak. Sedangkan bagi pihak
penyedia atau perusahaan dapat memperbanyak supply bahan bakar minyak
non-subsidi seperti pertamax di Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-11
b. Cluster 2
Cluster 2 mempunyai karakteristik usia dan pendapatan berada di bawah
rata-rata populasi, sedangkan jumlah anggota keluarganya berada di atas
rata-rata populasi. Jenis kelamin kebanyakan respondennya wanita, dengan
pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa. Posisi dalam keluarga adalah sebagai
anak. Dengan tingkat konsumsi bahan bakar minyak sebanyak 4439 liter per
bulannya.
Karakteristik cluster kedua ini seluruh pengguna bahan bakar minyak di
Surakarta memiliki usia dan pendapatan di bawah rata-rata dengan jumlah
anggota keluarga di atas rata-rata dari populasi. Dilihat dari jumlah anggota
keluarga yang di atas rata-rata populasi maka dapat disimpulkan bahwa dalam
memenuhi kebutuhan akan bahan bakar minyak untuk kendaraan
bermotornya akan sedikit mengalami kesulitan. Hal ini dikarenakan setiap
anggota keluarga juga akan membutuhkan sebuah pengeluaran (uang) dalam
memperoleh bahan bakar minyak tersebut. Selain itu pada cluster kedua ini
mayoritas adalah seorang pelajar atau mahasiswa yang belum mempunyai
pekerjaan, sehingga pengeluaran dalam tiap-tiap keluarga juga dipengaruhi
oleh hal tersebut.
Pada cluster kedua ini, dalam melakukan kegiatan travelling maupun
kegiatan sehari-hari mereka lebih banyak menggunakan kendaraan pribadi
(sepeda motor). Penggunaan akan kendaraan pribadi ini didasarkan pada
alasan kepraktisan dalam berkendara.
Masyarakat pada cluster kedua ini memiliki ciri bahwa hampir semua
sebagai pelajar atau mahasiswa, dengan demikian sebaiknya pemerintah tetap
memberikan subsidi bagi masyarakat dengan karakteristik seperti cluster
kedua ini. Pemberian subsidi ini dapat dilakukan sementara, hal ini karena
masyarakat pada cluster kedua tidak selamanya menjadi pengguna bahan
bakar minyak bersubsidi, tetapi bisa jadi masyarakat pada cluster kedua
merupakan calon penghuni cluster pertama. Sedangkan bagi pihak penyedia
atau perusahaan sebaiknya tetap melakukan pengiriman bahan bakar minyak
bersubsidi sesuai dengan stok yang diperlukan oleh warga Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-12
c. Cluster 3
Cluster 3 mempunyai karakteristik usia berada di atas rata-rata populasi,
sedangkan untuk pendapatan dan jumlah anggota keluarga berada di bawah
rata-rata populasi. Jenis kelamin responden kebanyakan pria, dengan
pekerjaan sebagai pegawai swasta. Peran atau posisi dalam keluarga adalah
suami. Dengan konsumsi bahan bakar minyak selama satu bulan sebanyak
2645 liter.
Hampir sama dengan cluster kedua, cluster ketiga memiliki karakteristik
pendapatan berada di bawah rata-rata populasi. Tetapi yang membedakan
adalah pada cluster ketiga ini jumlah anggota keluarganya berada di bawah
rata-rata polulasi yang ada. Dalam cluster ketiga ini peran istri sebgai
pembatas belanja bahan bakar minyak dan suami yang memiliki sebagian
besar peran dalam keluarga. Hal ini dapat dikatakan bahwa keluarga dengan
ciri cluster ketiga ini mempunyai pembatas belanja yang kuat, karena peran
seorang istri dalam mengatur keadaan belanja keluarga sebagian besar akan
menghasilkan keadaan yang baik bagi keadaan keseimbangan perekonomian
dalam keluarga meskipun pendapatan dari keluarga berada di bawah rata-rata
populasi.
Dengan adanya tipe karakteristik masyarakat seperti pada cluster ketiga,
program pengurangan bahan bakar minyak bersubsidi ini dapat dilakukan
dengan cara yang bertahap oleh pemerintah. Pengurangan bahan bakar
minyak ini dapat dilakukan melalui distribusi bahan bakar minyak bersubsidi
secara tertutup untuk golongan pengguna tertentu atau pola subsidi langsung
(www.suryaonline.com).
Sedangkan dari segi penyedia atau perusahaan dengan tipe karakteristik
seperti pada cluster ketiga, perusahaan dapat tetap menjalankan distribusi ke
wilayah Surakarta sesuai dengan program pemerintah mengenai
pendistribusian bahan bakar minyak secara tertutup.
Dari hasil analisis cluster karakteristik diatas, maka karakteristik
masyarakat yang sesuai dalam penggunaan bahan bakar minyak di Kota Surakarta
adalah cluster pertama, karena dengan karakteristik seperti ini keseimbangan akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-13
supply dan demand bahan bakar miyak dapat terjaga. Selain itu dengan ciri
pendapatan diatas rata-rata populasi ini, maka program pengurangan subsidi
bahan bakar minyak dapat terlaksana.
Sedangkan untuk cluster kedua dan cluster ketiga dapat dijadikan sebagai
acuan pembelajaran dalam membuat segmentasi pasar yang baik. Dengan
karakteristik masyarakat cluster kedua dan cluster ketiga, pihak perusahaan dapat
memperhitungkan kebutuhan bahan bakar minyak di wilayah Kota Surakarta.
5.3 Analisis Indeks Konsumsi
Penentuan indeks konsumsi bahan bakar minyak untuk kendaraan
bermotor di Surakarta di dasarkan pada model tingkat konsumsi (gambar 3.5).
Indeks konsumsi bahan bakar minyak dipengaruhi oleh banyaknya jumlah
anggota keluarga dan besarnya pengeluaran perbulan untuk membeli bahan bakar
minyak. Kemudian dari faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi bahan
bakar minyak Kota Surakarta dilakukan perhitungan yang menghasilkan indeks
dari penggunaan bahan bakar minyak tersebut.
Setelah melakukan perhitungan yang melibatkan faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat konsumsi bahan bakar minyak, maka diperoleh indeks
konsumsi per orangan bahwa konsumsi masyarakat Surakarta sebesar Rp
102.122,8176 dan nilai indeks konsumsi bahan bakar minyak untuk kendaraan
bermotornya sebanyak 23 liter per orang. Sedangkan indeks konsumsi per
keluarga masyarakat Surakarta dapat diketahui dengan jumlah konsumsi
keluarganya sebesar Rp 424.065 dan jumlah indeks konsumsi bahan bakar minyak
sebesar 95 liter per keluarga.
Dengan pengeluaran per orang sebanyak 23 liter perbulan atau 95 liter
perbulan untuk satu keluarga, maka kebutuhan bahan bakar minyak jenis premium
tiap bulannya sangat besar jika dikalikan dengan jumlah penduduk Surakarta. Hal
ini dapat diketahui apabila dibandingkan dengan stok bahan bakar jenis premium
PT.Pertamina tiap bulannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-14
Gambar 5.18 Perbandingan Hasil dengan Data Penjualan
Hal demikian terjadi karena didalam perhitungan pada penelitian ini hanya
mengitung pengeluaran per orang secara global. Dalam dunia nyata, pengeluaran
untuk keluarga tidak selalu 95 liter per bulan dengan komposisi jumlah
penggunaan per anggota keluarga sebanyak 23 liter per bulan. Tetapi 95 liter per
bulan dengan tingkat rasio penggunaan antara suami, istri, dan anak berbeda.
Dimana rasio tiap-tiap anggota keluarga ini adalah tingkat penggunaan kendaraan
bermotor yang disesuaikan dengan banyaknya aktivitas dari masing-masing
anggota keluarga dengan kendaraan bermotor. Selain dipengaruhi oleh rasio dari
anggota keluarga yang berbeda, 95 liter pada masing-masing keluarga di
Surakarta tidak sepenuhnya utuh menggunakan bahan bakar minyak jenis
Premium saja melainkan juga menggunakan bahan bakar minyak jenis Solar atau
Biosolar.
Gambar 5.19 Perbandingan dengan Data Penjualan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-1
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas kesimpulan dari analisa dan interpretasi hasil penelitian
yang mengacu pada tujuan penelitian yang telah dilakukan serta saran-saran untuk
mengimplementasikan manfaat yang dapat diberikan sebagai hasil dari penelitian
ini.
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Perilaku konsumen dalam penggunaan bahan bakar minyak untuk kendaraan
bermotor di Surakarta adalah sebagai berikut:
- Pengambil keputusan dalam menggunakan bahan bakar minyak dalam
keluarga mayoritasnya adalah diri sendiri (80%).
- Dalam melakukan travelling dalam satu tahun persebarannya sangat
merata mulai sekali dalam empat minggu (24%), sekali dalam setahun
(23%), sekali dalam seminggu (21%), sekali dalam tiga bulan (17%), dan
sekali dalam enam bulan. Dimana dengan tujuan favorit dalam
berpergian adalah tempat rekreasi (36%) dan rumah saudara (24%).
Sedangkan kendaraan yang sering digunakan dalam berpergian ini adalah
kendaraan pribadi (74%).
- Frekuensi konsumen membeli bahan bakar minyak pada penelitian ini
adalah seminggu sekali (44%) kemudian seminggu dua kali dan setiap
hari (26% dan 22%).
- Umumnya para konsumen bahan bakar minyak di Surakarta membeli
BBM di SPBU dengan logo Pasti Pas (59%) dan SPBU biasa (25%).
Dengan jenis BBM yang dibeli adalah Premium (83%).
- Dalam penelitian ini para responden pengguna bahan bakar minyak untuk
kendaraan bermotor di Surakarta dalam beraktivitas harian selalu
menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor (71%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-2
- Menurut responden, 38% setuju dengan pernyataaan bahwa kualitas
bahan bakar minyak sesuai dengan harganya dan 41% responden
menyatakan cukup sesuai dengan pernyataan tersebut.
2. Karakteristik pengguna bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor di
Surakarta dapat dilihat dalam Tabel 4.13, dimana cluster yang terbentuk ada
tiga cluster.
- Cluster pertama memiliki ciri karakteristik, usia, pendapatan, dan jumlah
anggota keluarga berada di atas rata-rata populasi. Dimana jenis kelamin
kebanyakan responden adalah pria dengan pekerjaan sebagai pegawai
swasta, dengan posisi dalam keluarga sebagai suami. Dengan jumlah
konsumsi bahan bakar minyak (premium) sebanyak 2116 liter per bulan.
- Cluster kedua memiliki karakteristik, usia dan pendapatan berada di
bawah rata-rata populasi, sedangkan jumlah anggota keluarganya
berada di atas rata-rata populasi. Jenis kelamin kebanyakan respondennya
wanita, dengan pekerjaan sebagai pelajar/mahasiswa. Posisi dalam
keluarga adalah sebagai anak. Dengan tingkat konsumsi bahan bakar
minyak sebanyak 4439 liter per bulannya.
- Cluster ketiga memiliki karakteristik, usia berada di atas rata-rata
populasi, sedangkan untuk pendapatan dan jumlah anggota keluarga
berada di bawah rata-rata populasi. Jenis kelamin responden kebanyakan
pria, dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta. Peran atau posisi dalam
keluarga adalah suami. Dengan konsumsi bahan bakar minyak selama
satu bulan sebanyak 2645 liter.
3. Indeks konsumsi bahan bakar minyak masyarakat Surakarta dipengaruhi
oleh banyaknya jumlah anggota keluarga dan besarnya pengeluaran
perbulan dalam membeli bahan bakar minyak. Indeks konsumsi per orang
masyarakat Surakarta sebesar Rp. 102.122,8176 sekitar 23 liter per orang.
Sedangkan untuk per keluarga sebesar Rp. 424.065 atau sekitar 95 liter per
keluarga.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-3
6.2 Saran
Saran untuk penelitian berikutnya adalah sebagai berikut :
1. Untuk penelitian berikutnya, sebaiknya tidak hanya bahan bakar minyak
jenis premium saja yang di teliti, tetapi lebih kepada jenis bahan bakar
minyak yang bersubsidi lainnya seperti solar dan bahan bakar minya non-
subsidi seperti pertamax dan lainnya
2. Untuk penelitian berikutnya, sebaiknya dalam menentukan perhitungan
indeks konsumsi dalam keluarga mempertimbangkan rasio aktivitas yang
berbeda antara ayah, ibu, dan anak. Sehingga total perhitungan konsumsi
bahan bakar minyak masyarakat Surakarta lebih akurat.