potret kehidupan ekonomi masyarakat pesisir di sasur

16
Potret Kehidupan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Sasur, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara Agnes Kuadang, Daniel Daud Kameo, Wilson M.A. Therik 173 Potret Kehidupan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Sasur, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara Agnes Kuadang, Daniel Daud Kameo, Wilson M.A. Therik Abstraksi Desa Sasur merupakan salah satu desa pesisir di Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara yang kehidupan ekonomi masyarakatnya sangat bergantung pada sumber daya kelautan dan perikanan tangkap namun ketika musim paceklik tiba maka tidak ada pilihan lain selain beralih profesi menjadi petani cengkeh dengan memanfaatkan lahan yang ada di wilayah pesisir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif- kualitatif. Temuan penelitian menunjukkan bahwa laut adalah sumber penghidupan utama bagi masyarakat desa Sasur namun dengan tingkat pendidikan masyarakat desa Sasur yang rendah berdampak pada peningkatan kemampuan sebagai nelayan terutama dalam beradaptasi dengan teknologi penangkapan ikan, kesulitan mendapatkan bantuan modal usaha dari sektor perbankan serta masih mengandalkan peralatan tangkap tradisional. Perlu intervensi dari pemerintah dengan memberi bantuan modal usaha, bantuan peralatan tangkap dengan teknologi modern serta pelatihan menjadi nelayan professional agar mampu bersaing dalam memenuhi kebutuhan pasokan ikan pada aras nasional maupun dalam perdagangan internasional selain untuk memenuhi pasar lokal dan konsumsi rumah tangga. Tanpa sentuhan tangan pemerintah maka pembangunan di desa Sasur tidak akan berkelanjutan. Article submitted 2019-09-23 Rini Darmastuti Editor decision submitted 2019-12-18

Upload: others

Post on 25-May-2022

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Potret Kehidupan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Sasur

Potret Kehidupan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Sasur, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara

Agnes Kuadang, Daniel Daud Kameo, Wilson M.A. Therik

173

PotretKehidupanEkonomiMasyarakatPesisirdiSasur,KabupatenHalmaheraBarat,

ProvinsiMalukuUtara

AgnesKuadang,DanielDaudKameo,WilsonM.A.Therik

AbstraksiDesa Sasur merupakan salah satu desa pesisir diKabupaten Halmahera Barat ProvinsiMaluku Utarayang kehidupan ekonomi masyarakatnya sangatbergantung pada sumber daya kelautan danperikanantangkapnamunketikamusimpacekliktibamaka tidak ada pilihan lain selain beralih profesimenjadipetanicengkehdenganmemanfaatkanlahanyangadadiwilayahpesisir.Metodeyangdigunakandalam penelitian ini adalah metode deskriptif-kualitatif. Temuan penelitian menunjukkan bahwalaut adalah sumber penghidupan utama bagimasyarakat desa Sasur namun dengan tingkatpendidikan masyarakat desa Sasur yang rendahberdampak pada peningkatan kemampuan sebagainelayan terutama dalam beradaptasi denganteknologipenangkapanikan,kesulitanmendapatkanbantuan modal usaha dari sektor perbankan sertamasihmengandalkanperalatan tangkap tradisional.Perlu intervensi dari pemerintah dengan memberibantuan modal usaha, bantuan peralatan tangkapdengan teknologi modern serta pelatihan menjadinelayan professional agar mampu bersaing dalammemenuhi kebutuhan pasokan ikan pada arasnasional maupun dalam perdagangan internasionalselain untuk memenuhi pasar lokal dan konsumsirumah tangga. Tanpa sentuhan tangan pemerintahmaka pembangunan di desa Sasur tidak akanberkelanjutan.

Articlesubmitted2019-09-23

RiniDarmastutiEditordecisionsubmitted2019-12-18

Page 2: Potret Kehidupan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Sasur

Vol.VI,No.2,Juli-Desember2019

Halaman:173-188

174

AbstractSasur Village is one of the Coastal villages in WestHalmaheraRegency,NorthMalukuProvince,wheretheeconomiclifeofthecommunityishighlydependentonmarine resources and capture �isheries, but acompilationofabadseasonarrives,sothereisnootherchoicesenttoclovefarmersusingfundsintheCoastalregion.Themethodusedinthisresearchisdescriptive-qualitativemethod.Theresearch�indingsshowthattheseaisthemainsourceoflivelihoodforSasurvillagersbutwiththelowlevelofeducationofSasurvillagersinincreasingdemandas�ishermenimproveinrelationto�ishing technology, dif�iculties in obtaining venturecapital assistance from the banking sector and stillrequirestraditional�ishingequipment.Needhelpfromthe government by providing venture capitalassistance, �ishingequipmentassistancewithmoderntechnology and training to become professional�ishermentobeabletocompeteinmeetingtheneedsof�ish supply at the national level and in internationaltrade in addition to meeting local markets andhousehold consumption. Without letting go of thegovernment'shand,developmentinSasurvillagewillnotbesustainable.

Keywords:Coastal,Fisherman,Sasur,TheSea

PendahuluanIndonesiaadalahnegarakepulauanterbesardidunia,memilikiluaslautsebesar

2 25,8jutakm yangterdiridarilautteritorialdenganluas0,8jutakm ,lautnusantara2,32 2jutakm danzonaekonomieksklusif2,7jutakm ,disampingituIndonesiamemiliki

pulausebanyak17.480pulaudangarispantaisepanjang95.181Km.(DewanKelautanIndonesia, 2008). ProvinsiMaluku Utara adalah salah satu provinsi kepulauan diIndonesiadenganjumlahpulausebanyak805dimana82pulaudiantaranyadihuniolehmanusia.Dariberbagailiteraturyangditelusuriolehpenulis,penelitiantentangmasyarakat (desa) pesisir di Provinsi Maluku Utara masih tergolong sedikitjumlahnya,inilahyangmenjadisalahsatualasanutamapenulismemilihmelakukanpenelitiantentangkehidupansosialekonomimasyarakatpesisirdiProvinsiMalukuUtara.

Desa pesisir memiliki keberagaman potensi sumber daya alam yang tinggisehinggadapatmemberikanmanfaatsecaraoptimalbagipengembanganekonomidan sosial budaya masyarakat. Secara geogra�is, masyarakat nelayan adalahmasyarakat yanghidup, tumbuh, danberkembangdi kawasanpesisir yakni suatukawasan transisi antarawilayahdarat dan laut. Sebagai suatu sistem,masyarakatnelayan terdiri atas kategori-kategori sosial yang membentuk kesatuan sosial.Masyarakatpesisirjugamemilikisistemnilaidansimbol-simbolkebudayaansebagai

Page 3: Potret Kehidupan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Sasur

Potret Kehidupan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Sasur, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara

Agnes Kuadang, Daniel Daud Kameo, Wilson M.A. Therik

175

referensi perilaku mereka sehari-hari. Faktor kebudayaan ini menjadi pembedamasyarakatnelayandarikelompoksosial lainnya.Untukmenjagakeutuhanhidupmanusia,setiapindividumenyadaribetapapentingnyakehidupanberkelompokyangdilakukanmanusiamerupakanperistiwasadaryangdilakukansetiapindividukarenamemilikivisidantujuanyangsama.Peristiwasadarhidupberkelompokterlihatjelaspadakomunitasmanusiayangmasihhidupdalamtradisibudayayangsangatkental.Misalnya dalammemenuhi kebutuhan sehari-hari,merekamelakukan kerja samameramu hasil laut dan hasil hutan untuk dikonsumsi bersama-sama, melakukantradisi dan upacara-upacara ritual untuk tujuan kebutuhan rohani, semuanya itudilakukansecarakolektif/gotongroyong.

Sebagai individu sosial, relasi manusia tidak hanya sebatas pada salingmembutuhkanmanusiayanglain, tetapi jugadenganalamsekitar.Manusiasangatmenaruhmasadepannyapadaalamsekitardimanadiahidupdanbersosialisasi.Ketergantunganmanusiapada lautdanalamsekitarnya tidakhanya sebataspadapemenuhankebutuhanjasmani,tetapifaktorterpentinglainnyaadalahmelaluilautdanalamsekitarnyamanusiadapatmenyalurkanhasratrohaninyapadakekuatanlaut dan alam itu sendiri. Dengan demikian melalu alam orang dapat membacaperilakumanusiasekitartentangsiapamereka,apayangmenjadikebutuhanmerekadankepadasiapamerekaberharap.OlehkarenaitupengaruhalamsangatpentingbagimasyarakatPesisir.

Dalam konteks masyarakat Sasur pengaruh alam terhadap nelayan perludiperhitungkansecaramatang.Sebabnyaadalahketergantunganterhadaplautdalamhal ini pemenuhan kebutuhan �isik dan psikis telah menyatu berabad-abad yanglampau.HaltersebutterlintasjelaspadaperilakumasyarakatSasuryanghidupsesuaidenganapayangmerekadapatkandanrasakansebagaimasyarakatpesisir.Denganpengetahuanyangterbatasdanketidaktahuanakanlautmasyarakatmemanfaatkanlauthanyasebatasuntukkebutuhankonsumsisemata.

Untuk mengelola potensi sumber daya laut masyarakat Sasur mengalamikesulitandalampelbagaihal.Ketersediaanalattangkapmenjadifaktorpentingbagiparanelayanuntukberaktivitasselayaknyaseorangnelayan.Alattangkapsangatsulitdan tidak mudah untuk diperoleh sehingga sebagian nelayan memilih untukmenggunakan alat tangkap tradisional.Demimemenuhi kebutuhan rumah tanggamereka dan membiayai pendidikan anak. Fenomena ini mengakibatkan sebagianbesarmasyarakatyangawalnyaberprofesisebagainelayanmerekaharusberpindahprofesimenjadi seorangpetani. Sampai saat inimasyarakat Sasurmemilikiperangandabaikdilautmaupundidarat.

Kesulitan mengenai masalah ekonomi masyarakat di desa ini menjadikanmasyarakatnelayanharusmenanggungbebankehidupanyangtidakdapatdipastikankapanmasaberakhirnya.Kerawanandibidangsosial-ekonomidapatmenjadilahansubur bagi timbulnya kerawanan-kerawanan dibidang kehidupan sosial lainnya,(Kusnadi,2006:1).Padaumumnya,masalahsosialekonomiditafsirkansebagaisuatukondisi yang tidak diinginkan oleh sebagian besar warga masyarakat. Hal itudisebabkan karena gejala tersebut merupakan kondisi yang tidak sesuai denganharapanatautidaksesuaidengannilaimoraldanstandarsosialyangberlaku.

Penelitian ini sesungguhnya hendak mengungkapkan aktivitas kehidupan

Page 4: Potret Kehidupan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Sasur

Vol.VI,No.2,Juli-Desember2019

Halaman:173-188

176

ekonomimasyarakat di desa Sasur, KabupatenHalmaheraBarat, ProvinsiMalukuUtara.

MetodePenelitianPenelitianinimenggunakanmetodekualitatif,teknikpengumpulandatadiambil

daridatasekunderyangtersediadidesaSasurdariTahun2015selaindatadariBadanPusat Statistik, untuk data penunjang lainnya dilakukan melalui observasi,wawancara,dokumentasirekamandancatataninformasi.Teknikanalisisdatayangdigunakanadalahanalisisdatamodelkualitatifdenganmendeskripsikanfenomena,mengklasi�ikasikandanmelihatkonsep-konsepyangsalingberkaitan,penyajiandatauntukmenghasilkan suatu data yang dianalisis padamasyarakat Sasur (Creswell,2016).

Selama penelitian dilakukan, informan yang dilibatkan sebanyak 16 orangsecara individual. Sumber informasi lainnya berasal dari kepala desa, tokoh adat,tokohmasyarakatdanpemangku-pemangkuadatlainyadenganklasi�ikasiumuryanglebihtuamulaidari60tahunsampaidengan70tahunkeatas.PenentuaninformandilakukandenganTekniksnowball(Creswell,2016).

LokasidanwaktupenelitianPenelitian inidilaksanakandidesaSasuryangsecaraadministratif termasuk

dalamWilayahKecamatanSahuKabupatenHalmaheraBaratProvinsiMalukuUtara.SasurmenjadiduadesayaituDesaSasurdanDesaSasurPantai.PenelitianlapangandilakukanpadabulanJunisampaidenganSeptember2017.

HasilPenelitianPro�ilSosialEkonomiMasyarakatSasur

DesaSasuradalahsalahsatukawasanpemukimanpesisiryangmasyarakatnyabermata pencaharian sebagai petani kelapa, pala, dan cengkah. Awal kehidupanmasyarakat Sasur berasal dari pedalaman. Mereka bermigrasi dari pedalamanmenujukepesisirdengantujuanmerekaadalahuntukmencaritempatyangbaru,banyak makanan dan hewan yang dapat diburu, di situlah awal terbentuknyamasyarakatSasur.Kehidupanmasyarakatdalammembangunrelasisosialantarasatudenganyanglainterlihatsangaterat.Sebagaimasyarakatpesisirhubunganmerekadenganalamsekitarsangatkentalhaliniditandaidengancarameramuhasilalamdansistembagihasilmasihberlakudalamsetiapkeluarga.Jumlahpendudukpadasaatitukuranglebih30jiwa.Untukmemanfaatkanataumengolahhasilburuanyangdidapatsaat meramu, masyarakat masih mengolah hasi buruan dengan cara-cara yangsederhana.Misalnya,melakukanprosessasaranpadahasilyangdidapatsehinggatidakmembusuk.Kebiasaaninimasihterusdilakukansampaisekarang.

PenelitianinidiarahkanpadadinamikakehidupansosialekonomimasyarakatSasurdalammemanfaatkanhasillaut.SasurterdiridariduaDesa(DesaSasurdanDesaSasurPantai),yangdimekarkanpadaTahun2013.MasyarakatSasurmerupakanWilayahpesisirdiKecamatanSahuKabupatenHalmaheraBarat.Salahsatudari10Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku Utara, Kabupaten Halmahera Barat. Jumlahpenduduk Sasur (Dua Desa) sebanyak 1.343 jiwa, yang terdiri dari 275 Kepala

Page 5: Potret Kehidupan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Sasur

Potret Kehidupan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Sasur, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara

Agnes Kuadang, Daniel Daud Kameo, Wilson M.A. Therik

177

Keluarga(KK).Denganjumlahperempuansebanyak697danlaki-lakisebanyak646jumlah rumah yang ditempati Masyarakat Sasur sebanyak 238 di setiap rumahmemilikiduasampaitigakepalakeluarga.Luaswilayahkeduadesatersebutsebesar24.000Ha.

Ditinjau dari sisi kesehatan dan kebersihan lingkungan (termasuk sanitasi),1masyarakatSasur memanfaatkanpotensialamuntukmembuatMCK(Mandi,Cuci,

Kakus). Walaupun jauh dari standar kesehatan, namun upaya masyarakat untukmembuatfasilitaspendukungMCKtelahdiupayakan.Misalnya,untukkamarmandimerekagunakanbambu,batangkelapalalumembuatkamarmandidenganukuran1meter panjang x 1m lebar danmenggunakan atap seng bekas. Kamarmandi inidibangunterpisahdarirumahtinggal.Selaindimanfaatkanuntukmandi,dapatjugadifungsikan sebagai tempat mencuci pakaian. Ada juga beberapa rumah yangdibangundilengkapidenganMCKdalamrumah,sedangkanuntukrumahyangtidakdilengkapi dengan MCK, aktivitas MCK dilakukan secara terbuka denganmemanfaatkanlingkungansekitar.

Tingkat keragaman (heterogenitas) kelompok-kelompok sosial yang adadipengaruhioleh tingkatperkembangandesa-desapesisir,ataudesa-desanelayanyangsudahberkembanglebihmaju.Halinimemungkinkanterjadinyadiversi�ikasidalamkegiatanekonomiyangmengacupadatingkatkeragamankelompok-kelompoksosialnyalebihkompleksdaripadadesa-desapesisiryangbelumberkembangatauyang terisolasi secara geogra�is. Di desa-desa pesisir yang sudah berkembangbiasanya dinamika sosial berlangsung secara intensif. Masyarakat Sasur dalammenghadapiberbagaikeragamandanperkembanganyangadasaatinimerekaberadadalamsatulingkunganyangsangatmembutuhkansuatuperubahanuntukmerubahkondisimerekaagarmenjadilebihmaju.

DalampenelitiantentangnelayandalamjebakanjurangannelayantradisionalSukuBajodipulauRoteoleh(Therik&nDoen.2007),mengatakanbahwaTanjungPasirdiPapela sebagai salah satukawasanpemukiman tradisionaldipulauRote.Namunfenomenayangterjadiorangaslitidaklagimenjadituanditanahnyasendiri,perkampunganTanjungPasir-Papelayangsemulamerupakanwilayahorang lokal(Nelayan Rote) kini telah bergesermenjadiwilayah pendatang (nelayanmigran).Dalampenelitian inimenunjukanbahwaorangaslimenjadikulididaerahsendiri.BerbedadenganmasyarakatSasurmerekahidupdalamsatukomunitasyangbelumtergabung dengan masyarakat lain atau suku dari desa lain. Hal ini sangatmempermudahbagi nelayan Sasur untukmelakukan aktivitas nelayan. Alasannyayaitumerekatidakperlubersaingataumerasaterganggudenganadanyamasyarakatpendatang.

KemudianPenelitianyang dilakukandiFilipinamenganalisasituasiyangadadalamkaitannyadenganpendekatan-pendekatanbarugunamengelolapesisiryangsedangdilaksanakanmelaluiproyekPengelolaanSumberdayaPesisirCRMP(CoastalResourceManagementProject)yangdidukungolehUSAID(UnitedStatesAgencyforInternationalDevelopment)danditerapkanolehKementrianLingkunganHidupdanSumberDayaAlamRepublikFilipina.Proyekinidenganmengambilpelajaranyangdihimpun dari pengalaman-pengalaman terdahulu hingga sekarang adalahmenekankanpendekatan terpadudalampengelolaan terhadap fokus yang sempit

Page 6: Potret Kehidupan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Sasur

Vol.VI,No.2,Juli-Desember2019

Halaman:173-188

178

dari pengelolaan industri perikanan dan upaya-upaya perlindungan habitat.(Courtney&Alan.1999).DalampendekatanterpadubagimasyarakatSasurbelumadaataupernahdilakukankarenaaksesibilitasdaripemerintahbelummenyentuhsampaikemasyarakatpesisir,khususnyamasyarakatnelayanyangadadidesaSasur.

Penelitian selanjutnya yang dilakukan di wilayah pesisir Pulau Mapur,khususnyanelayanpadaumumnyatergantungpadapemanfaatansumberdayaalamdengan menggunakan teknologi dan modal yang terbatas. Untuk meningkatkankualitas sumber daya manusia dan mengurangi kemiskinan di wilayah pesisirberbagaiprogrampemberdayaanekonomimasyarakattelahdilakukan.Penelitianinibertujuan untuk mengkaji capaian program pemberdayaan masyarakat dantantanganyangdihadapidalamupayameningkatkankualitassumberdayamanusiadiPulauMapur,salahsatuwilayahpesisirdiKabupatenBintan(Widayatun,2016).Untukmemanfaatkansuberdayaalamdenganmenggunakanteknologidanmodalyang cukup bagi masyarakat Sasur masih sangat terbatas. Kondisi ini membuatnelayan Sasur selalu tinggal landas untuk bersaing dengan nelayan-nelayan lokalyangadadidesatetangga.Denganmodalyangpas-pasanmerekaharusberusahamenggantikanmodalawaldenganmenjualhasilperkebunansepertikopradanpalamenjadi pengganti modal. Karena modal yang sebelumnya tidak mencukupikebutuhankeluarga.

AdapunpenelitianyangdilakukanpadamasyarakatpesisirdidesaSarawandoriKosiwo Kabupaten Kepulauan Yapen Papua. Penelitian tentang ProgramPemberdayaan Masyarakat pesisir dapat membantu meningkatkan pendapatannelayan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidenti�ikasi dan mengevaluasipelaksanaan program pemberdayaan penelitian menunjukkan bahwa ada limakegiatan program pemberdayaan masyarakat pesisir di desa Sarawandori yaitu:Pengembangankapasitasaparatkampung,Pelatihanbudidayarumputlautdanikan(Keramba),MetodePenangkapanikan,Pemasaranhasilperikanan,Metodebantuansarana budidaya ikan yang sudah berjalan dari tahun 2007 sampai sekarang.PelaksanaanprogramyangprioritasdidesaSarawandoriyaitupemanfaatansumberlaut untukmeningkatkan kehidupanmasyarakat nelayan (Karubaba,et al, 2014).Fenomena yang ada pada masyarakat Papua berbeda dengan masyarakat Sasur.Keramba ikan yang telah diupayakan oleh nelayan Sasur bekerja sama denganbeberapapemudadesa.Namunketikamusimombakkerambaikantersebutputusdanhilang.Sehinggamembuatnelayansangatsulituntukmendapatkanikanyangbanyakkarenatidakadatempatpembudidayaanikan.

KarakteristikSosialMasyarakatPesisirSecarasosiologiskarakteristikmasyarakatnelayanberbedadenganmasyarakat

petanidalamhalpengelolaandanpemanfaatan lahan.Nelayan sangat tergantungdengankondisialamdengantingkatrisikopekerjaanyang tidakdapatdiprediksi.Karakteristikmasyarakat nelayan terbentukmengikuti sifat dinamis sumberdayayang digarapnya, sehingga untuk mendapatkan hasil tangkapan yang maksimal,nelayanharusberpindah-pindah.Selainitu,resikousahayangtinggimenyebabkanmasyarakat nelayan hidup dalam suasana alam yang keras yang selalu diliputiketidakpastiandalammenjalankanusahanya(Sebenan,2007;Vibriyanti,2014).

Page 7: Potret Kehidupan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Sasur

Potret Kehidupan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Sasur, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara

Agnes Kuadang, Daniel Daud Kameo, Wilson M.A. Therik

179

KarakteristikmasyarakatyangdijelaskanHartonoetal(1991)mende�inisikanmasyarakat sebagai sekumpulanmanusia yang secara relatifmandiri, yang hidupbersama-sama cukup lama, mendiami suatu wilayah tertentu dan memilikikebudayaanyangsama,danmelakukankegiatandalamkelompoktersebut.HalinijugadilakukanolehmasyarakatSasurdimanamerekamemilikikebudayaandanadatistiadatyang sama.ParanelayanSasurmasihmempercayaihal-halmagis sebagaipeganganagartangkapanyangdihasilkandapatmemenuhikebutuhan.

Masyarakatpesisiradalahmasyarakatyangmendiamiwilayahsekitaranpesisirdan biasanya menggantungkan hidupnya pada laut sebagai sumber mencaripenghasilan(Kartika,2018).Masyarakatpesisir jugamengalamiperubahansosialterutama pada aspek sosial ekonomi dan aspek sosial ekologi khususnya padaperubahaniklimdanbencanaalam(Rahayu,2017).

Masyarakat pesisir sebagai representasi masyarakat desa pantai dan desaterisolasiolehKoentjaraningrat(2002)disebutsebagaimasyarakatyangmemilikisistem pengetahuan, sistem kepercayaan, peran perempuan, struktur sosial, danposisi sosial nelayan. Pengetahun teknik penangkapan ikan yang diwariskan olehorang tua dengan menggunakan alat tangkap tradisional sering digunakan olehnelayan.Menggunakan janur pohon enau,menggunakan buluh ayam sebagai alattangkapwarisanmoyang.BerbedadenganDesaKirdowono,Juwono(1998)merekamenggunakandugo-dugoyakniseutastalidenganbatupemberatuntukmengetahuiarah dan kekuatan aliran arus seskaligus kedalaman laut. Keprcayaan sertapengetahun yang didapatkan menjadi pelajaran penting bagi nelayan yangmenggunakanalattangkapsepetibom.Selainmerusakterumbukarangikanyangkecilikutmati.

Untuk sistemkepercayaan, paranelayanmasihmemiliki kepercayaanmagis.Adaritual-ritualkhususuntukmelakukanaktivitaspenangkapanikan.NelayanSasurmemiliki jimat ataumustika yangdidapatkandalamperut ikan.Mustika tersebutberbentuk seperti rahang gigi manusia. Ada beberapa nelayan Sasur yangmenggunakanhaltersebut.Caramenggunakannyayaitumustikatersebutdirendamdalamairsatutempayanlaludidiamkanselamasatumalam.Airrendamankemudiandipakaiuntukmembasuhtangan,kaki,danperalatantangkap.Halitudipercayadapatmembuathasiltangkapanmelimpah.

Dalam konsep ini perempuan nelayan turut berperan aktif dalam aktivitaspenjualanhasillautdemimeningkatkanekonomirumahtangganelayan.Peralatanyangdisediakansepertiemberdantempayansudahmenunggudibibirpantai.HasilikantersebutdibawajualberkelilingDesa.Denganteriakanyanglantangagarikantersebut habis dibeli. Hal ini dilakukan karena desa Sasur tidak ada pasar ikanmaupun pasar tradisional. Apabila ikan tidak habis terjual maka dilakukanpengasapan,namunhalinitidakbertahanlama,cukupsatusampaiduahari.Karenacaramengolahikanasapsebatasyangmerekaketahui.

Istrinelayanpadaumumnyahanyamenjalankanfungsidomestikdanekonomi(Kusnadi,2000).Tidaksampaipadawilayahsosialpolitik.Namunkalaudicermatisebenarnya istri nelayan juga berperan aktif dalammenciptakan pranata-pranatasosialyangpentingbagistabilitassosialpadakomunitasnelayan.Yangjugamemilikimaknapenting dalammembantumengatasi ketidakpastianpenghasilan ekonomi.

Page 8: Potret Kehidupan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Sasur

Vol.VI,No.2,Juli-Desember2019

Halaman:173-188

180

HalinijugatergambarparaperempuannelayanSasur. Membangunjaringansosialdenganibu-ibunelayanlainnya.Namunterkadangmenjadikendalaapabilamusimombakmakasemuanelayanberhentimelautdanmemilihmenjadipetani.Nilaisosialyangdibangunterputussehinggamerekaharusmencarina�kahmasing-masing.

DaribeberapatipekarakteristikyangdigambarkanSatria(2015)adasatuaspekkehidupan masyarakat yang belum disadari oleh masyarakat Sasur yaitupengetahuan tentang cara pengelolaan dan manfaat hasil laut yang dapatmenghasilkan pendapat ekonomi rumah tangga nelayan. Hal ini juga terkendaladenganaksesibilitasjikapasarbisadijangkaudenganmudahmakanelayanpesisirsesungguhnyaakanlebihberkembangdaripadadesa-desalainyangadadipesisir.TingkatpendidikanparanelayansangatrendahparanelayanhanyasebatasijazahSD.Saranapendidikandapatditempuhapabilaharuskeluardaridesa,jarakantaradesadengan Kecamatan membuat semua hal menjadi sulit untuk dicapai pendidikan,kesehatan,pasar,danlain-lain.

Untuk itu laut menjadi sangat penting bagi kehidupan masyarakat Sasur.Menurutceritarakyat,masyarakatSasurpernahdiserangpenyakitkulityangtidakbisadihilangkan.Namunsalahseorangwargadengantidaksengajamengambilpasirlalu membersihkan seluruh tubuhnya dengan pasir sehingga luka dan bekasnyahilang.KemudiandiajaksemuawargayangterkenapenyakitagardapatmembasuhbadanmerekakelauthalinimasihmenjadikepercayaanmasyarakatSasurbahwa

2lautadalahobatpenyembuhanpenyakitkulit .Laut sebagai sumberpenghidupan3

tidak terlepas dari aktivitas kehidupan masyarakat pesisir . Aktivitas yangdimaksudkandi sini laut tidakhanya sebagaipemberi kesehatan, tetapi juga lautsebagai pengganti garam pada zaman dahulu sejak masyarakat Sasur tinggal dipesisir. Selain itumasyarakat jugamemanfaatkan laut sebagai jalur transportasi.Menempuhjalurlautadalahkegiatanmerekasetiaphari,tanpamenggunakanalatpelampung.Darilautpulamerekamemperolehikanuntukdikonsumsisehari-hari.Lautjugamenghasilkanbatu,pasirdankerikilyangbisadigunakanuntukbangunanrumahtembok.Rumahyangmerekatinggalisebagianbesarsudahberbentuktembokkarena mereka memanfaatkan batu pasir dan kerikil yang masih sangat mudahdidapatkan.

Hasilmeramudanbercocoktanamadalahaktivitasmerekayangtidakterlepasdari hutan. Tanaman seperti pisang, umbi-umbian, dan sayuran dimanfaatkansebagaisumbermakanan.Sedangkanhasilburuanbinatanghutansepertibabi,rusa,kus-kus dan burung sebagai pengganti ikan. Walaupun mereka hidup di pesisirpantai, mereka jarang sekalimengkonsumsi ikan karena kebiasaanmereka lebihsering berburu ke hutan dibandingkan menjadi menangkap ikan. Kebiasaan inikemudian terbawa sampai sekarang. Untuk sumber air, masyarakat Sasurmemperolehnyadaricela-celagunungdengancarapemasanganpipaparalonyangdisambung hingga ke rumah-rumahmasyarakat. Sementara untukmasyarakat diDesaSasurPantai,merekamengambilairtawardimataairdekatdibelakangrumahdenganmenggunakanjerigenplastik.Terdapattigabuahsumurboryangdifungsikanuntukmencucidanmandidankebutuhansehari-hari.

Untukprosesmengolahmakanan,masyarakat Sasurmenggunakan kayu apiyangdiambildarihutansekitar.HanyaterdapatbeberapaKepalaKeluargasajayang

Page 9: Potret Kehidupan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Sasur

Potret Kehidupan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Sasur, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara

Agnes Kuadang, Daniel Daud Kameo, Wilson M.A. Therik

181

sudahmenggunakankomporminyaktanah.SesungguhnyaalasanmasyarakatSasurmemilihmenggunakankayubakarkarenahargaminyaktanahyangterlalumahal.Sehingga ongkos yang dikeluarkan jauh lebih besar dibandingkan denganmenggunakan kayu api. Alasan lainnya ialah minyak tanah disiapkan untukkebutuhanpelitadimalamhari.

PotensiekonomimasyarakatpesisirSasurPantaisesungguhnyajauhlebihbesardaripadapotensimasyarakatSasuryangberadadibagiangunung.Artinya,dalammengelolapotensisumberdayalaut,sangatjauhberbedadenganpotensihasilhutanseperti kelapa, pala dan cengkeh yang dimilikimasyarakat Sasur yang berada dibagiangunung.Sebagaiseorangnelayan,hasilikanyangdidapatbisalangsungdijual,sementarauntukseorangpetanikelapa,paladancengkehhasilyangdiambilbutuhprosesolahlanjut,dijemurhinggakeringdanselanjutnyabarulahdijual.Olehkarenaitu,seharusnyakehidupanekonomiparanelayanjikadiberdayakansecarabaik,dapatberdampakpositifsehinggaekonomikeluargasemakinmembaik.

Akses jalan satu-satunya bagi masyarakat Sasur adalah laut. Denganperkembanganzamanmasyarakatmulaimengenalhal-halbaru.Merekasudahmulaimengenalpendidikandankebutuhanlainnya.Bahanperasasepertigaramsudahbisadinikmatidandidapatkandenganmudah.Kesehatansudahbisadiaksesmeskipunharusmenempuhperjalananberkilo-kilo.Merekatetapberusahanamunterkadangkarena jarak tempuh yang terlalu jauh membuat di tengah perjalanan ada yangmeninggal.Dengandemikianalattransportasiberperanpenting.Tetapijalansatu-satunya yang bisa menghubungkan masyarakat Sasur dengan beberapa desatermasukhubungankewilayahKecamatandanIbuKotaKabupatensampaiProvinsisemuanyadilakukanmelaluilaut.

Transportasimenggunakanperahukecilyanghanyabisamengangkut3(tiga)orang. Perahu dibuat secara gotong royong untuk mempermudah akses danperjalananpanjang.Padasaatitu,orangyangmemilikiperahutergolongorangyangkayadanberpenghasilancukup.Perahuyangberukurankecilselainmenampungtigaorangjugabisadimanfaatkanuntukmengangkutbarang-baranghasilpanenuntukdibawa ke Kota. Ukuran ini digunakan agar ketika perjalanan jauh mereka bisabergantianmendayungkarena saat itu belumadamesin sehingga tenagamerekamenjadi penggantinya. Kota Ternatemenjadi tujuan hasil panen bagimasyarakatpesisirdanMasyarakatDesaSasur.AlasanmerekakeKotaTernatekarenabanyakpembelidanjugabanyakyangbisadibeliatauditukardengansembako.

AktivitasmasyarakatSasuryangdilakukansangat sulitnamun inilahpilihanmereka.Harusmenempuhjaraktersebutdemikebutuhanhidupmerekasetiaphari,dalamperjalananterkadangmerekaharusbertemudenganombakdananginyangkencang tapi sudahmenjdi kebiasaan jika tidak dilewatimakamereka tidak bisamenjual hasil pertanian mereka. Kenapa alasan mereka hanya menjual hasilpertanian danperkebunan.Karena jarak yang ditempuh tidakmenentu jika hasiltangkapandijualkeKotaakanlebihcepatmembusuk.

Laut yang selama inimenjadi jalur transportasi utama seringkali ditemukanberbagai kendala. Hal ini mendorong pemerintah desa untuk berupaya untukpembuatan jalur darat. Pada tahun 2006 upaya pembuatan badan jalan sudahdilakukanolehkepaladesayangadadiwilayahpesisir.Upayainidilakukandengan

Page 10: Potret Kehidupan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Sasur

Vol.VI,No.2,Juli-Desember2019

Halaman:173-188

182

tujuanagarmasyarakatdapatmengaksesjalandarat.Anggaranyangdigunakanyaitudarimasing-masingdesasebanyakRp2.500,000sertabantuandanadarikompensasiBahanBakarMinyak(BBM).Setelahdilakukanmasyarakatdapatmenikmatiaksesjalansegalasesuatumenjadimudahwalaupungelombangbesardilautmasyarakatdapatkeluardaridesauntukmenjualhasilpanendanmembelisembakokuranglebihenam bulan dinikmati. Namun tidak ada peningkatan baik dari desa maupunPemerintahDaerahsehinggabadanjalantidakbisadigunakanlagi.Padatahun2017sudahadaupayapeningkatanbadanjalantetapihanyasampaikedesatetangga(DesaPeot)sementarauntukDesaSasurmasihdalampergumulanmasyarakat.

Jumlah penduduk semakin bertambahmembuat uang semakin susah dicari.Kebutuhanpunturutmeningkat.Dulunyacukupmakanpisangsekarangharusmakannasi. Perubahan ini yang menuntut masyarakat harus lebih berusaha untukmendapatkanstandarhidupyanglayak.Padahaljikadilihat,samasajapisangjugamakanan. Masyarakat yang dulunya hanya berprofesi sebagai petani perkebunansekarang sudah banyak yang beralih profesi sebagai nelayan. Hal tersebutdikarenakan tuntutan hidup yang semakin keras dan butuh perjuangan untukmendapatkanuang.

Uang(doi)bagimasyarakatDesaSasuradamusimnya.Jikamemasukimusimpanencengkeh,merekabisamemperolehuangmerahdanbiruartinyauangpecahanRp100.000;danRp50.000;Haltersebutberlakubagihampersemuakelompokumur,dariyangberusia6tahunsampaidenganyangsudahdewasa.Bagianak-anakyangberusia6tahunmerekabisamemungutbuahcengkehyangjatuhdibawahpohondanhasilnyadijualkekios-kioskecilsehargasatucupak(kalengsusucapnona)sehargaRp5.000.Sedangkanuntukorangdewasa,merekapanendengancarayangberbedayaitu para pria memanjat pohon, baik itu sendiri-sendiri maupun berkelompok.Sementaraparawanitabertugasuntukmemisahkanbuahcengkehdaritangkainyakemudiandijemursampaiberubahwarnakehitaman.Hasiltersebutkemudiandijualkepengepulyangadadidesa.Setiapkilogramdihargaisebesar45.000.HaltersebutitudilakukansetiapharisepanjangpohoncengkehmemberiberkatbagimasyarakatSasur.

Adabeberapanelayanyangtelahmengolahhasillautsebagaipotensiekonomikeluarga,kemudiandimanfaatkansebagaisumberusahaekonomitetap.Namun,yangmenjadi kendala bagi para nelayan masyarakat Sasur adalah keterbatasan alattangkapyangantaralain:perahu,alatpancing,danjaring.Selainitu,adahalyangtidakbisadikesampingkanyangberhubunganyakniedukasisoal teknikmengolahhasiltangkapan.KarenabanyakmasyarakatSasuryangberprofesisebagainelayan,namunhal itu hanya sebatas pada usahamelaut untukmencukupi kebutuhan konsumsikeluarga.

Berdasarkandatayangditemukansaatmelakukanpenelitian,telahterbentukkelompoknelayandenganjumlahanggotasebanyakdelapanorangyangdiberinamakelompok nelayan “Tanjung Rurai” pada tahun 2013. Masalah yang dihadapikelompoknelayan“TanjungRurai”,selainketerbatasanalattangkapadalahmasalahpendidikanmenjadipersoalan seriusyangperludiberiperhatiankhusus.TingkatpendidikansebatasSD(SekolahDasar)danSMP(SekolahMenengahPertama),akanmenjadi hambatan tersendiri yang berhubungan secara langsung pada usahamengelola organisasi kelompok nelayan ”Tanjung Rurai”. Dalam konteks ini,

Page 11: Potret Kehidupan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Sasur

pemerintahmemilikitanggungjawabuntukmembenahikekurang-kekuranganyangdimiliki oleh masyarakat nelayan Masyarakat Sasur. Ketika pemerintah tidakmemberiperhatianserius terhadappersoalan ini,makapotensi lautyangdimilikimasyarakat Sasur hanya dilihat sebagai sumber pelengkap penderita. Ikan dankekayaan laut lainnyahanya sebagai pelengkapmenumakandimejamakan. JikadilakukanevaluasipemanfaatanlautolehmasyarakatSasurmakalautanyangluasdengankekayaansumberdayanyahanyadimanfaatkansebagaiaksespenghubungantardesa, denganKecamatandan antardesadenganProvinsi. Pemanfaatan lautsebagaiaksestransportasi,olehmasyarakatSasurPantai,bermodalkanmesintempel

4(Jhonzon)frekuensi10PK(Paardenkracht) ,merekadapatmenggunakannyauntukpergipulangDesadanKecamatandalamrangkapengobatandankebutuhanekonomilainnya.

CaraNelayanMelautDalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Sasur sangat bergantung pada

kondisilaut.Jikakondisilautmembaik,aktivitasberjalanlancartetapijikakondisilaut bergelombang, segala aktivitas menjadi terhambat. Masyarakat Sasur yangberprofesisebagainelayan,sangatmemahamikondisidanmusimuntukberaktivitas.AdaduamusimyangdijalaniolehMasyarakatSasur.Duamusimmelaut tersebut,mulai dari bulan Januari-Juli, masyarakat nelayan Sasur beraktivitas sepertiselayaknyaseorangnelayan,karenapadabulantersebutcuacalautdankondisialamsangatbersahabat.SedangkanpadabulanAgustus-Desember,musimombakanginbadaimelumpuhkanakti�itasmasyarakat.Tidaksajamelumpuhkankegiatannelayan,pelayanankesehatanjugatidaktersedia.Sehinggamasyarakatharuslebihproaktifmengambilsikapuntukpergikepusatpemerintahankecamatanyangtersediasaranakesehatan berupa Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Hal ini pun turutmelumpuhkankegiatanekonomi,misalnyamasyarakatinginmenjualhasilkebundipusatkecamatan,justrumengalamikesulitankarenasituasiombakdanangin.

Dalam melakukan aktivitas sebagai nelayan, kelengkapan yang digunakansangatbervariasi.Adanelayanmemilikijenisperahu�iberkecildenganmesintempelmerek Yamaha dengan kecepatan 10 pk, 25 pk dan 40pk, bahkan ada yangmenggunakanperahumotorketintin.Waktumelaut,seringkalidimulaidaripukul02:00subuhhinggapukul16:00.Kuranglebih15jammerekaberadadilaut,daerahtangkapan nelayan disekitar perairan antara Masyarakat Sasur dan Desa Peot,berhadapan dengan laut lepas samudra Pasi�ik.Merekamemilih tempat tersebutkarenasudahtersediakerambahapungyangdimilikiolehmasyarakatDesaLoloda,sehingganelayanpesisir termasuknelayandariMasyarakat Sasurmerekamelautbersamadisekitarkerambahtersebut.

PeralatanTangkapNelayanSasurdikategorikansebagainelayanpantaiyangmelakukankegiatan

melautsecaraharian.Alattangkapyangdigunakansangattradisionalmenggunakankail(gumala)yangdimulaidarinomor9-10,senarpancing(nyilon)darinomor30-50.Sasarantangkapanyangdicarihanyaberkisarpadaduajenisikan,yaituikantongkol(ikankomo)danikancakalang. Dariduajenisikanini,hasiltangkapanyangsangat

Potret Kehidupan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Sasur, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara

Agnes Kuadang, Daniel Daud Kameo, Wilson M.A. Therik

183

Page 12: Potret Kehidupan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Sasur

kerusakan,makaparanelayankembalibekerjasebagaipetanikebun.Biayaperbaikantidakdicantumkandalamdaftarpengeluaranolehjuraganapabilaalattangkapatauperahumotorrusak(Bocor)paranelayanberhentimelautsehinggatidakterciptanyakeberlanjutanbagimasyarakatSasur.Biayapendidikananaktidakpernahdisiapkansehinggabanyakanakyangputussekolah.Adakeinginananakuntuksekolahnamunorang tua tidak mampu membiayai anggaran pendidikan, pendapatan yangdidapatkanlebihdiprioritaskankepadamakandanminum.

Sumberpendapatanutamarumahtanggaberasaldarikegiatanmasyarakatdibidangpertanian.Sumberpendapatanrumahtanggasampingansepertiberdagangdan hasil perkebunan. Peluang usaha tersebut memberikan kontribusi terhadappendapatan rumah tangga. Jika sebelumnya para ibu hanya mengandalkanpendapatan suamidarihasil tangkapan,denganadanyausahaperdagangandapatmemperolehpenghasilansendiriyangbisamenambahpendapatan rumah tangga.Selainitu,tumbuhnyapeluangkerjadibidangtransportasi.Parasuamitidakhanyabekerjasebagainelayan.HariSenin,RabudanSabtuadalahharitransportasimenujukecamatan di sini para suami bekerja berkontribusimengantarMasyarakat Sasuryang memiliki kepentingan ke kecamatan atau berbelanja. Sedangkan para istrimereka membawa hasil dagang seperti pisang dan sayuran untuk dijual ke kotasebagaipendapatansampingan.

Masyarakat yang bekerja sebagai nelayan, padamusim paceklik (gelombangkuat) sebagian besar tidak bisa melaut. Selama tidak melaut untuk menutupikebutuhan rumah tangga para nelayan berhutang pada “tengkulak”. Namun kinidengan adanya peluang kerja di bidang non - kenelayanan (transportasi danpertanian)sepertimenjaditukangbatuketikaadaprogramdesayangdiberikanolehpemerintah desa untuk swakelola. Dengan adanya pekerjaan sampinganmaka dimasapacekliksebagiannelayanberalihpekerjaanmenjadipekerjalepasburuhhariandibidangjasatransportasilaut.

PeluangPasarDaerahpesisirsangatjauhdariperkotaanmasyarakatyangberprofesisebagai

nelayan.Karenaitu,kesulitandalammengakseshasiltangkapanmasihsangatsulituntukmendistribusikan hasil ke pasar. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa hasiltangkapanhanyadijualdiSasur.Dalampengambilandata,penulismendapatdata,kalau kebutuhan pasar untuk menampung mata pencaharian masyarakat SasurbelumdibicarakandalamsaatpelaksanaanMusyawarahPerencanaanPembangunandi tingkat desa. Kondisi mengakibatkan tidak ada pemerataan pembangunan diKecamatanSahu.UntukmendapatkanalattangkapyangdigunakannelayandiSasur,hasil jual kopra, pala, cengkeh dan coklat dikumpulkan sehinggamerekamampumembeli alat tangkap. Hal ini berbeda dengan nelayan di desa-desa lain yangmendapatbantuanalattangkapdaripemerintah.

Meramu hasil hutan, semua itu dilakukan oleh masyarakat Sasur untukmemenuhikebutuhanhidupmerekasetiaphari.Aktivitasmelautdifokuskanpadatangkapan ikan tongkol sedangkanmenyelam(jubi ikan)menjadi alternatif keduaapabila hasilmelaut tidakmembuahkan hasil, untukmenambah pendapatan baginelayan.Segalasesuatuyangmerekadapatkandilaut,akandipasarkanmenjadiuang

Vol.VI,No.2,Juli-Desember2019

Halaman:173-188

184

Page 13: Potret Kehidupan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Sasur

banyakdidapatadalah jenis ikan tongkol,kerenaperairanMasyarakatSasur lebihdidominasiolehjenisikantersebut.Sementarajenisikancakalang,arealnyasangatjauhdanmembutuhkanwaktuyangcukuplamauntuktibapadalokasiikancakalang.DarihasiltangkapandijualperekorRp10.000;hasiltangkapansangattidakmenentu,terkadangbisabanyak,bisajugatidakterlalubanyakyangdidapat.

Kalaupunhasiltangkapanbisadiusahakanlebihbanyak,ketiadaanlampulistrikpadaMasyarakat Sasurmenyebabkan para nelayan enggan untukmengupayakankarenaketiadaanalatpengawetan(frizer)untukmengawetikanselamakurunwaktubeberapahariuntukdipasarkanpadawilayahpasar.Karenaitu,hasiltangkapandijualpadaMasyarakatSasurdandesasekitar(DesaTetangga).Kemudiansisaikanyangtidak terjual diawetkan denganmelakukanmetode pengasapan lalu dijual di luarSasur.Setelahdiasar(ikanyangtidaklangsungdijualtetapidisimpandilemaries),ikan dapat dijual kembali dengan harga per ekor Rp 15.000; namun cara yangdigunakanpunterkadangtidakmembuahkanhasildanikanmenjadibusuk.Peranjualikanasarinibiasanyadilakoniolehistriparanelayan.

Peran perempuan dalam hal ini sangat penting. Hal itu terlihat mulai daripersiapankeberangkatansuamiuntukmelaut,makananuntukperbekalandisiapkanhinggapakaiankerjadisiapkansecarasempurna.Ketikaparanelayankembalidarimelautparaistrisudahmenunggudipinggirpantaiuntukmenjualhasiltangkapanyangdidapatkan.Hasiltangkapansetelahdijual,pendapatanrata-ratabisamencapaiRp200.000-Rp300.000,-sekalimelaut.Setelahdijualsemuahasilsebagaipendapatanlaludiadakanpembagian.Dilakukanyaitupembuatanbiayalogistik(OngkosBBM)setelahitubatudibagiduakepemilikPerahu(pemilikmodal).

Tabel:1Rata-RataPendapatanDanPengeluaranRumahTanggaPerBulan.

(DataDiolahPenulisDariHasilWawancaraTahun2017)

Jumlah tangkapan oleh keluarga nelayan dikeluarkan untuk memenuhikebutuhan rumah tangganya. Untuk mengetahui pengeluaran keluarga per bulanterhadap rata-rata pendapatan, untuk biayamakanan dalam satu bulan sebanyak3,000,000;sedangkancicilanutangdapatdibayarkandenganhasil tangkapanikan(barter)setiapkalimelautdipatokdenganharga15,000;Biayakesehatanbagimerekatidakterlalupentingkarenajarakpuskesmassangatjauhdaridesa.Jikasakitmerekamembeliobatdikios-kiosterdekattanparesepdokter.Sisapendapatanmenjadinolkarenaterkadanguangmakanpuntidakmencukupikeluargarumahtangganelayan.Hasil jual tangkapan para nelayan terkadang tidak cukup membiayai harga BBMkarena itu, untuk kegiatanmelaut berikutnyamereka harusmencari modal baruuntukmembeliBBM.Biayaperbaikanperahutidakdiperhitungkanketikamengalami

Potret Kehidupan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Sasur, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara

Agnes Kuadang, Daniel Daud Kameo, Wilson M.A. Therik

185

Page 14: Potret Kehidupan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Sasur

Vol.VI,No.2,Juli-Desember2019

Halaman:173-188

186

dipasar/tempat-tempattertentu.Halinitelahmenjadirutinitasyangselalumerekalakukansetiapharisebagainelayantradisionaluntukmemenuhikebutuhanmerekanamunpekerjaanyangmerekalakukanhanyasebataskonsumsi.

Dalam menggumuli aktivitas melaut masyarakat terkadang diperhadapkandengankondisialamdancuacalautyangsulit,sedangkanuntukpemanfaatanikandanpembudidayaanikan,halitumasihsangatlemah,polapikirmasyarakathanyapada konsumsi semata. Mewujudkan konsep pemberdayaan Masyarakat pesisiradalahsalahsatucarauntukmeubahpolapikirMasyarakatSasuruntukmemenuhikebutuhanhidupsebagainelayankarenaberalihprosesdaribertanimenjadinelayanituhalyang tidakmudah.MasyarakatSasurdari tingkatpendidikanmasihsangatrendah, mereka tidak menikmati pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi.Kondisimembentukprinsipmasyarakat“yangpentingsudahbisabaca”.Karenaitu,untuk membentuk tatanan hidup masyarakat Sasur, dibutuhkan pemberdayaan,karenahalitudapatmengubahcaraberpikir,polahidupdanmemberiarahlebihjelas.SemuahalyangdilakukanolehmasyarakatSasurmenjadibaik,jikaPemerintahDesaikutambilbagian.Dalammemberikanpemahamansertapengembanganmanusia,halitumemilikitujuanagarnelayandapatmenjalankanprofesisebagainelayanuntukhidupyanglayakdanberkelanjutan.

KesimpulandanSaranDari seluruh rangkaian proses penelitian di bagian sebelumnya,maka dapat

ditarik sebuah kesimpulan bahwa Laut sangat penting bagi peningkatan ekonomimasyarakatDesaSasur.Darilautmerekadapatmemperolehpenghasilan,makanan,danlautmenjadijalurtransportasiuntukakseskeluarmasukdesa.Adapulabeberapakendala yang dialami oleh masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan. Sepertikekuranganperalatan tangkap, jarakyangdi tempuhmenujukepasarcukup jauhpengetahuandalammengolahhasiltangkapanyangterbatas.BeberaparekomendasiyangdapatpenuliskemukakanadalahPertama:perluadanyapemahamantentangbagaimana menjadi nelayan yang profesional, karena masyarakat Sasur sebagianbesardarisisipendidikansangatlemah,sehinggapemahamanyangmerekadapatkansebatasyangmerekatahu.Kedua,sistempemberdayaanharusditingkatkandenganmemanfaatkanmasyarakatdanupayapembentukankelompoknelayan,Ketiga,pasarmenjadisalahsatutempatyangperludisiapkanolehpemerintahdaerahbekerjasamadengan pemerintah desa untuk meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir yangbersumber dari hasil tangkapan di laut Keempat, penyediaan alat tangkap danpembuatankerambaikanuntukpembangunanberkelanjutanbagigenerasiyangakandatangterutamadidesaSasur.

DaftarpustakaCourtneyCatherine,&AlanT.White,1999.IntegratedCoastalManagementInThe

Philippines:TestingNewParadigms.JurnalPesisirdanLautanVol2,No.1.[5April2 0 1 7 ] D i u n d u h d a r i h t t p s : / /www. c r c . u r i . e d u / d own l o a d /Journal_Pesisir_Lautan_Vol2_1.pdf

CreswellJW.2016.ResearchDesign:PendekatanMetode Kualitatif, Kuantitatif dan

Page 15: Potret Kehidupan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Sasur

4. Paardenkracht dalam Bahasa Belanda yang berarti Daya Kuda/Tenaga Kuda.

Endnotes

1. Data wawancara Tahun 2016.2. Hasil wawancara dengan bapak Wari Hila tanggal 28 juni 2017.3. Hasil wawancara dengan Bapak Randus tanggal 21 Juni 2017.4. Paardenkracht dalam Bahasa Belanda yang berarti Daya Kuda/Tenaga Kuda.

Agnes Kuadang, Alumnus Program Studi Magister Studi Pembangunan Fakultas Pascasarjana Interdisiplin Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Tahun 2018.

Daniel Daud Kameo, Guru Besar dalam Ilmu Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Pascasarjana Interdisiplin Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Wilson M.A. Therik, Ketua Program Studi S2 Studi Pembangunan Fakultas Pascasarjana Interdisiplin Universitas Kristen Satya Wacana. E-mail:[email protected]

Potret Kehidupan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Sasur, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara

Agnes Kuadang, Daniel Daud Kameo, Wilson M.A. Therik

187

Page 16: Potret Kehidupan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Sasur

Vol.VI,No.2,Juli-Desember2019

Halaman:173-188

188