potret kemiskinan

37
Create By: Andi Didik Wira Putra Anita Tata Griyana Binsar Yan Indra Sitinjak Rahmat Ramdani Rika Prastika Potret Kemiskinan

Upload: andi-didik-wira-putra

Post on 27-Jun-2015

476 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Potret Kemiskinan

Create By:

Andi Didik Wira PutraAnita Tata Griyana Binsar Yan Indra Sitinjak Rahmat RamdaniRika Prastika

Potret Kemiskinan

Page 2: Potret Kemiskinan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

Rahmat dan Karunia-Nya. Sehingga, kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam

rangka memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Kewarganegaraan.

Pada kesempatan kali ini, tidak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih

kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan kerjasamanya dalam

penyusunan tugas makalah ini.

Dalam makalah ini saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan

kesalahan maka dari itu kami mohon kepada pembaca maupun semua pihak yang

membantu penyusunan makalah ini untuk memberikan kritik dan saran yang

membangun, sehingga kesalahan maupun kekurangan dalam makala ini bisa kami

perbaiki pada tugas berikutnya.

Bandung, 15 Desember 2010

Penulis

TELKOM POLITECHNIK Page 2

Page 3: Potret Kemiskinan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

DAFTAR ISI..........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang....................................................................................................4

1.2 Identifikasi Masalah............................................................................................5

1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................5

1.4 Metode Penelitian..............................................................................................6

BAB II LANDASAN TEORI.....................................................................................................7

2.1 Kemiskinan.........................................................................................................7

2.2 Pembagian Tinggkat Kemiskinan........................................................................8

2.3 Masyarakat.........................................................................................................9

BAB III OBJEK PENELITIAN................................................................................................11

3.1 Objek yang Diteliti............................................................................................11

BAB IV ANALISIS...............................................................................................................21

4.1 Kriteria Kemiskinan..........................................................................................21

4.2 Faktor Penyebab Kemiskinan...........................................................................21

4.3 Undang-Undang yang Mengatur Mengenai Kemiskinan..................................24

4.4 Starategi Pengentasan Kemiskinan..................................................................25

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................................................27

5.1 Keimpulan........................................................................................................27

5.2 Saran................................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................28

TELKOM POLITECHNIK Page 3

Page 4: Potret Kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Enampuluh lima Tahun Negeri Indonesia ini merdeka dan terlepas dari jajahan

dan Indonesia pun kini menjadi sebuah negara yang mandiri dan mancoba bangkit

menjadi negara yang aman dan sejahtera. Pemerintahan pun terbentuk untuk mengatur

tata negara agar negara ini menjadi sebuah negara maju dan dapat mensejahterakan

rakyatnya.

Enampuluh lima Tahun Indonesia ini berdiri tapi masih banyak rakyatnya yang

masih merasa belum merdeka, sebab adanya kemiskinan yang dialami oleh sebagian

dari mereka. Sesuai dengan UUD 1945 yang ingin mensejahterakan rakyat Indonesia

ternyata masi belum dapat dikatakan berhasil. Segala bentuk strategipun dilakukan

mulai dari beberapa program diantaranya BLT, PNPM Mandiri, KUR, dan lain-lain telah

dilakukan pemerintah tapi belum dapat menekan angka kemiskinan.

Angka kemiskinan pada tahun 2010 ini yang dikutip pada situs depertemen

menkokesra Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan di Maret 2010

turun ke angka 31,02 juta jiwa atau sekitar 13,33 persen dari total penduduk Indonesia.

Namun, penurunannya jauh lebih kecil daripada penurunan angka kemiskinan antara

Maret 2008 ke Maret 2009.

Dalam kutipan tersebut dijelaskan pada Maret 2009 jumlah penduduk miskin

mencapai 32,53 juta jiwa. Sementara di Maret 2008 mencapai 34,96 juta jiwa.

Perbandingan penurunan angka kemiskinan dari Maret 2008 dan Maret 2009 mencapai

2,43 persen.

Dari kutipan diatas telah diketahui angka kemiskinan saat ini yang terjadi dari

segala cara program yang pemerintah berikan, ternyata hanya dapat menekan sebagian

kecil jumlah kemiskinan yang ada di Indonesia ini. Dan kami mencoba untuk mengetahui

penyebab dan permasalahan yang terjadi didalamnya yang menyebapkan angka

kemiskinan saat ini masih cukup tinggi.

TELKOM POLITECHNIK Page 4

Page 5: Potret Kemiskinan

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini kami mencoba mengidentifikasi permasalahan mengenai

kemiskinan :

Apakah definisi dari kemiskinan?

Apakah definisi kemiskinan menurut para ahlih

Apa saja faktor ± faktor penyebab kemiskinan di Indonesia?

Apakah dampak yang ditimbulkan dari kemiskinan?

Kemiskinan dalam UUD

Bagaimana strategi pengentasan kemiskinan yang dilakukan

pemerintah?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari dilakukannya penelitian ini antara lain :

Untuk mengetahui lebih lanjut definisi dari kemiskinan

Untuk mengetahui definisi kemiskinan menurut para ahli.

Untuk mengetahui faktor - faktor penyebab kemiskinan.

Untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kemiskinan.

Untuk mengetahui posisi kemiskinan dalam konteks UUD

Untuk mengetahui strategi yang digunakan dalam pengentasan kemiskinan

Selain itu makalah ini digunkan sebagai salah satu syarat memperoleh nilai pada

mata kuliah Kewarganegaraan

TELKOM POLITECHNIK Page 5

Page 6: Potret Kemiskinan

1.4 Metode Penelitian

Mentode yang kami lakukan dalam penelitian ini yaitu dengan mengabungkan

beberapa metode berupa, peninjauan di lapangan, wawacara dari beberapa sample

orang miskin , serta mengumpulkan berbagai teori baik dari buku maupun media

internet.

TELKOM POLITECHNIK Page 6

Page 7: Potret Kemiskinan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk

dipunyai seperti makanan , pakaian , tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini

berhubungan erat dengan kualitas hidup . Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya

akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan

dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara. Kemiskinan

merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan

komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang

lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Istilah "negara

berkembang" biasanya digunakan untuk merujuk kepada negara-negara yang "miskin".

Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:

Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari,

sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami

sebagai situasi kelangkaan barang- barang dan pelayanan dasar.

Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,

ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini

termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari

kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak

dibatasi pada bidang ekonomi.

Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna

"memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di

seluruh dunia.

Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan relatif,

kemiskinan kultural dan kemiskinan absolut. Seseorang yang tergolong miskin relatif

sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah

kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap

seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat

TELKOM POLITECHNIK Page 7

Page 8: Potret Kemiskinan

kehidupannya sekalipun ada usaha dari fihak lain yang membantunya. Kemiskinan

Absolut adalah sejumlah penduduk yang tidak mampu mendapatkan sumberdaya yang

cukup untuk memenuhi kebutuha dasar. Mereka hidup dibawah tingkat pendapatan riil

minimum tertentu atau dibawah garis kemiskinan internasional´.Garis tersebut tidak

mengenal tapal batas anatar negara, tidak tergantung pada tingkat pendapatan per

kapita di sutau negara ,dan juga memperhitungkan perbedaan tingkat harga antar

negara dengan mengukur penduduk miskin sebagai orang yang hidup kurang dari Rp

10.000,- perhari. (Todaro, 2006)

2.2 Pembagian Tinggkat Kemiskinan

Biro Pusat Statistik (BPS) membagi tingkat kemiskinan didasarkan pada jumlah

rupiah konsumsi berupa makanan yaitu kurang dari 2100 kalori per orang per hari (dari

52 jenis komoditi yang dianggap mewakili pola konsumsi penduduk yang berada di

lapisan bawah), dan konsumsi non makanan (dari 45 jenis komoditi makanan sesuai

kesepakatan nasional dan tidak dibedakan antara wilayah pedesaan dan perkotaan).

Patokan kecukupan 2100 kalori ini berlaku untuk susunan umur, jenis kelamin, dan

perkiraan tingkat kegiatan fisik, berat badan, serta perkiraan status fisiologis penduduk.

Tingkat kemiskinan didasarkan jumlah rupiah pengeluaran rumah tangga yang

disetarakan dengan jumlah kilogram konsumsi beras per orang per tahun dan dibagi

wilayah pedesaan dan perkotaan.

Daerah Pedesaan :

a) Miskin : Bila pengeluaran keluarga lebih kecil daripada 320 kg nilai tukar

beras per orang per tahun.

b) Miskin sekali: bila pengeluaran keluarga lebih kecil daripada 240 kg nilai tukar

beras per orang per tahun.

c) Paling miskin: bila pengeluaran keluarga lebih kecil daripada 180 kg nilai tukar

beras per orang pertahun

Daerah perkotaan:

a) Miskin: bila pengeluaran keluarga lebih kecil daripada 480 kg nilai tukar beras

per orang per tahun.

b) Miskin sekali: bila pengeluaran keluarga lebih kecil daripada 380 kg nilai tukar

TELKOM POLITECHNIK Page 8

Page 9: Potret Kemiskinan

beras per orang per tahun.

c) Paling miskin: bila pengeluaran keluarga lebih kecil daripada 270 kg nilai tukar

beras per orang per tahun.

Bank Dunia mengukur garis kemiskinan berdasarkan pada pendapatan

seseorang kurang dari US$1 per hari. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN): mengukur kemiskinan berdasarkan kriteria Keluarga Pra Sejahtera (Pra KS) dan

Keluarga Sejahterara I (KS 1). Kriteria Keluarga Pra KS yaitu keluarga yang tidak

mempunyai kemampuan untuk menjalankan perintah agama dengan baik, minimum

makan dua kali sehari, membeli lebih dari satu stel pakaian per orang per tahun, lantai

rumah bersemen lebih dari 80%, dan berobat ke Puskesmas bila sakit. Kriteria Keluarga

Sejahtera 1 (KS 1) yaitu keluarga yang tidak berkemampuan untuk melaksanakan

perintah agama dengan baik, minimal satu kali per minggu makan daging/telor/ikan,

membeli pakaian satu stel per tahun, rata-rata luas lantai rumah 8 m2 per anggota

keluarga, tidak ada anggota keluarga umur 10 sampai 60 tahun yang buta huruf, semua

anak berumur antara 5 sampai 15 tahun bersekolah, satu dari anggota keluarga

mempunyai penghasilan rutin atau tetap, dan tidak ada yang sakit selama tiga bulan.

2.3 Masyarakat

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang

membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar

interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata

"masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya,

sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas.

Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama

lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang

hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata

pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu,

masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat agrikultural

intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar menganggap

masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari

masyarakat agrikultural tradisional.

TELKOM POLITECHNIK Page 9

Page 10: Potret Kemiskinan

Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya:

berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom,

dan masyarakat negara.

Kata society berasal dari bahasa latin, societas, yang berarti hubungan

persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari kata socius yang berarti teman,

sehingga arti society berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society

mengandung makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan

yang sama dalam mencapai tujuan bersama.

TELKOM POLITECHNIK Page 10

Page 11: Potret Kemiskinan

BAB III OBJEK PENELITIAN

3.1 Objek yang Diteliti

Dalam makalah ini, yang menjadi objek penelitiannya adalah orang-orang yang

kurang mampu (miskin) yang ada di sekitaran Kawasan Pendidikan Telkom.

a. Daftar Pertanyaan

Berikut adalah daftar pertanyaan yang diajukan kepada setiap sampel dalam

wawancara :

1. Berapa banyak jumlah anggota keluarga yang tinggal di dalam rumah

ibu/bapak?

2. Apakah pekerjaan ibu/bapak sehari-hari ?

3. Apakah alasan ibu/bapak menjalani pekerjaan tersebut ?

4. Berapakah penghasilan yang dihasilkan dalam sehari atau sebulan dari

pekerjaan tersebut ?

5. Apakah pendidikan terakhir dari ibu/bapak ?

6. Apakah pendidikan anggota keluarga/anak dari ibu/bapak ?

7. Apakah harapan ibu/bapak terhadap pihak kampus yang ada di sekitar tempat

tinggal ibu/bapak ?

b. Hasil Wawancara dari Sampel

Berikut ini adalah hasil wawancara dari sampel yang kami wawancarai di

sekitaran Kawasan Pendidikan Telkom.

1. Keluarga Bapak Dadang dan Ibu Garsini

TELKOM POLITECHNIK Page 11

Page 12: Potret Kemiskinan

Keluarga ini mempunyai 4 anggota keluarga, yaitu bapak, ibu dan dua orang

anak. Bapak Dadang bekerja serabutan, terkadang bekerja sebagai kuli bangunan

sedangkan Ibu Garsini bekerja sebagai ibu rumah tangga, mengurus anak-anak dan

mengurus rumah. Anak pertama Bapak Dadang masih bersekolah kelas 2 SD sedangkan

anak bungsunya masih belum sekolah (4 tahun).

Alasan Bapak Dadang melakukan pekerjaan tersebut karena sulit untuk mencari

pekerjaan sedangkan beliau tidak mempunya keahlian yang memadai apalagi beliau

hanya tamatan SD sehingga semakin sulit untuk beliau untuk mendapatkan pekerjaan

yang layak. Sedangkan penghasilan rata-rata perhari beliau adalah kurang lebih Rp.

20,000. Penghasilan tersebut terkadang tidak cukup untuk menghidupi keluarga sehari-

hari.

Rumah yang mereka tempati sangat sederhana dan bukan merupakan rumah

mereka sendiri, melainkan rumah orangtua Bapak Dadang, meskipun rumah mereka

terpisah dari rumah orangtua nya yang kebetulan rumahnya berhadap-hadapan. Mereka

telah tinggal di rumah tersebut selama, kurang lebih 4 tahun. Karena rumah mereka

berada di pinggir kali, maka seringkali ketika hujan rumah mereka terendam banjir.

Harapan dari keluarga Bapak Dadang dan Ibu Garsini adalah mereka berharap

agar ada pihak yang membantu mereka. Mereka berharap mendapatkan pekerjaan dan

rumah yang lebih layak, yang tidak terkena banjir ketika hujan besar. Selain itu, mereka

juga berharap ada pihak yang membantu untuk menyekolahkan kedua anak mereka.

TELKOM POLITECHNIK Page 12

Page 13: Potret Kemiskinan

Keluarga Bapak Dadang dan Ibu Garsini

TELKOM POLITECHNIK Page 13

Page 14: Potret Kemiskinan

2. Keluarga Ibu Ani

Keluarga ini mempunyai 5 orang anggota keluarga, yang terdiri dari Bapak, Ibu

dan 3 orang anak. Pekerjaan sang bapak adalah satpam di sebuah kos-kosan mahasiswa

dan pekerjaan sang ibu, selain mengurus rumah tangga juga sebagai tukang cuci yang

biasa menerima layanan cuci baju untuk mahasiswa. Anak pertama mereka sudah lulus

SMA dan berniat untuk mencari pekerjaan, anak yang kedua dan ketiga masih

bersekolah, kelas 6 SD dan kelas 2 SD.

Alasan bapak dan ibu melakukan pekerjaan tersebut karena sulitnya mencari

pekerjaan yang sesuai dengan keahlian mereka. Meskipun sang bapak berpendidikan

STM tetapi sepertinya masih sulit mencari pekerjaan yang sesuai dengan tingkat

pendidikannya, sedangkan Ibu Ani sendiri berpendidikan hanya tamatan SD. Penghasilan

Ibu Ani perbulan, kira-kira sebesar Rp.500,000, yang terdiri dari hasil mencuci pakaian

mahasiswa yang dikenakan biaya Rp.50,000/bulan untuk setiap mahasiswa, sedangkan

penghasilan sang bapak kurang lebih Rp.750,000/bulan dari pekerjaan beliau sebagai

satpam.

Rumah mereka sekeluarga sangat sederhana, meskipun halamannya cukup luas.

Rumah mereka terletak di pinggir sawah yang hanya dibatasi oleh tembok beton.

Mereka tinggal di rumah tersebut sudah cukup lama, sekitar 8 tahun.

Keluarga Ibu Ani sangat berharap agar pihak kampus dan para mahasiswa yang

ada disekitar mereka lebih peduli kepada masyarakat yang kurang mampu seperti

mereka. Mereka juga berharap agar para mahasiswa bisa lebih bersikap baik, sopan dan

ramah kepada warga sekitar.

TELKOM POLITECHNIK Page 14

Page 15: Potret Kemiskinan

TELKOM POLITECHNIK Page 15

Page 16: Potret Kemiskinan

Keadaan rumah keluarga Ibu Ani

TELKOM POLITECHNIK Page 16

Page 17: Potret Kemiskinan

3. Keluarga Ibu Iis

Keluarga Ibu Iis hanya terdiri dari 2 orang anggota keluarga, yaitu Ibu Iis sendiri

dan seorang putranya. Putra Ibu Iis berusia 23 tahun dan pendidikan terakhirnya hanya

sampai kelas 2 SMP. Hal itu terjadi karena Ibu Iis tidak sanggup membiayai sekolah

putranya. Sebenarnya Ibu Iis mempunyai 3 anak, namun 2 anak lainnya dibawa serta

bersama dengan bapaknya karena Ibu Iis dan suaminya telah bercerai.

Pekerjaan Ibu Iis sendiri adalah seorang tukang cuci keliling dari rumah ke

rumah, terkadang membantu pekerjaan orang lain sebagai pembantu. Pendapatan

perhari yang di dapatkan Ibu Iis dari pekerjaannya kurang lebih berkisar dari Rp.25,000 –

Rp.30,000. Pendidikan terakhir Ibu Iis adalah tamatan SD, sehingga beliau sulit

mendapatkan pekerjaan karena beliau tidak mempunyai keahlian yang memadai.

Rumah beliau berada di pinggir sawah, sangat sederhana, dan tidak terlalu luas.

Beliau sendiri sudah tinggal disitu kurang lebih selama 5 tahun dan merupakan pindahan

dari kota asalnya, yaitu kota Garut.

Harapan Ibu Iis ke depannya adalah beliau berharap agar mendapatkan

pekerjaan tetap untuk memperbaiki kehidupannya dan berharap agar anaknya dapat

segera mendapat pekerjaan karena sudah lama anaknya mencari pekerjaan tetapi

belum ada yang menerimanya bekerja.

TELKOM POLITECHNIK Page 17

Page 18: Potret Kemiskinan

Keadaan rumah Ibu Iis

TELKOM POLITECHNIK Page 18

Page 19: Potret Kemiskinan

4. Keluarga Bapak Maman

Keluarga ini terdiri dari 2 anggota keluarga, yaitu Bapak Maman sendiri dan

istrinya. Keduanya sudah berusia lanjut. Pekerjaan mereka sehari-hari adalah memungut

dan mengumpulkan sampah dan barang-barang bekas untuk dijual kembali.

Pendapatan perhari mereka berkisar antara Rp.5,000 – Rp.20,000. Tetapi

terkadang, dalam sehari mereka tidak mendapat uang sama sekali. Mereka melakukan

pekerjaan ini karena mereka tidak mempunyai anak untuk membantu pekerjaan

mereka. Selain itu, mereka juga tidak mempunyai keahlian. Apalagi mereka berdua

hanya tamatan SD. Bapak Maman dan istrinya terpaksa masih bekerja untuk memenuhi

kebutuhan mereka sehari-hari.

Rumah mereka sangat sederhana sekali dan mereka sering berpindah-pindah

tempat tinggal. Hal itu mereka lakukan karena terkadang mereka tergusur ataupun

kontrak rumah mereka sudah habis dan tidak sanggup membayar.

Pada usia mereka yang senja, Bapak Maman berharap agar pemerintah lebih

memperhatikan nasib rakyat yang kurang mampu dan sudah lanjut usia seperti mereka,

sebab sebenarnya mereka sudah tidak mampu lagi untuk mencari penghasilan bagi

kehidupan mereka.

5. Keluarga Ibu Saidah

Keluarga Ibu Saidah terdiri dari 4 anggota keluarga, yaitu bapak, ibu dan 2 orang

anak. Pekerjaan sang bapak adalah pemulung dan Ibu Saidah sendiri merupakan seorang

pembantu rumah tangga. Anak pertama mereka berusia 17 tahun masih bersekolah di

SMA dan yang terakhir masih kelas 1 SMP.

Bapak dan Ibu Saidah melakukan pekerjaan mereka, yaitu pemulung dan

pembantu rumah tangga karena hanya itulah keahlian yang mereka punyai. Mereka

berdua hanya tamatan SD sehingga tidak mempunyai keahlian yang lain lagi.

Pendapatan suami Ibu Saidah perharinya kurang lebih sekitar Rp.30,000 dan pendapatan

TELKOM POLITECHNIK Page 19

Page 20: Potret Kemiskinan

Ibu Saidah perbulan yaitu Rp.500,000. Meskipun hanya berpenghasilan pas-pasan tapi

mereka berusaha untuk tetap menyekolahkan anak-anak mereka.

Ibu Saidah sangat berharap agar biaya sekolah anak-anak tidak dibebani oleh

biaya-biaya yang tidak penting dan berharap agar pemerintah semakin meningkatkan

program Sekolah Gratis agar anak-anak mereka dapat terus melanjutkan sekolahnya.

TELKOM POLITECHNIK Page 20

Page 21: Potret Kemiskinan

BAB IV ANALISIS

4.1 Kriteria Kemiskinan

Menurut sifatnya kemiskinan dapat dibedakan menjadi kemiskinan sementara

dan kemiskinan kronis Penduduk miskin sementara adalah mereka yang menjadi miskin

karena gejolak perekonomian atau bencana Bila kondisi perekonomian membaik

mereka dapat segera keluar dari kemiskinan Indikasi adanya kemiskinan sementara

terlihat pada kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada saat krisis

ekonomi dan pada saat kenaikan harga BBM.

4.2 Faktor Penyebab Kemiskinan

Pada umumnya di negara Indonesia penyebab-penyebab kemiskinan adalah

sebagai berikut:

a. Laju Pertumbuhan Penduduk.

Pertumbuhan penduduk Indonesia terus meningkat di setiap 10 tahun

menurut hasil sensus penduduk. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) di tahun

1990 Indonesia memiliki 179 juta lebih penduduk. Kemudian di sensus penduduk

tahun 2000 penduduk meningkat sebesar 27 juta penduduk atau menjadi 206 juta

jiwa. dapat diringkaskan pertambahan penduduk Indonesia persatuan waktu adalah

sebesar setiap tahun bertambah 2,04 juta orang pertahun atau, 170 ribu orang

perbulan atau 5.577 orang perhari atau 232 orang perjam atau 4 orang permenit.

Banyaknya jumlah penduduk ini membawa Indonesia menjadi negara ke-4

terbanyak penduduknya setelah China, India dan Amerika.

Meningkatnya jumlah penduduk membuat Indonesiasemakin terpuruk

dengan keadaan ekonomi yang belum mapan. Jumlah penduduk yang bekerja tidak

sebanding dengan jumlah beban ketergantungan. Penghasilan yang minim ditambah

dengan banyaknya beban ketergantungan yang harus ditanggung membuat

penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.

TELKOM POLITECHNIK Page 21

Page 22: Potret Kemiskinan

b. Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran.

Secara garis besar penduduk suatu negara dibagi menjadi dua yaitu

tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Yang tergolong sebagi tenaga kerja ialah

penduduk yang berumur didalam batas usia kerja. Batasan usia kerja berbeda-beda

disetiap negara yang satu dengan yang lain. Batas usia kerja yang dianut oleh

Indonesia ialah minimum 10 tahun tanpa batas umur maksimum. Jadi setiap orang

atausemua penduduk berumur 10 tahun tergolong sebagai tenaga kerja.

Sisanya merupakan bukan tenaga kerja yang selanjutnya dapat dimasukan

dalam katergori bebabn ketergantungan. Tenaga kerja (manpower) dipilih pula

kedalam dua kelompok yaitu angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja.

Yang termasuk angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja

yang bekerja atau mempunyai pekerjaan namun untuk sementara tidak bekerja, dan

yang mencari pekerjaan. Seangkan yang termasuk sebagai bukan angkatan kerja

adalah tenaga kerja dalam usia kerja yang tidak sedang bekerja, tidak mempunyai

pekerjaan dan tidak sedang mencari pekerjaan, yakni orang-orang yang kegiatannya

bersekolah, mengurus rumah tangga, serta orang yang menerima pendapatan tapi

bukan merupakan imbalan langsung atas jasa kerjanya.

Selanjutnya angkatan kerja dibedakan pula menjadi dua subkelompok yaitu

pekerja dan penganggur. Yang dimaksud dengan pekerja adalah orang-orang yang

mempunyai pekerjaan, mencakup orang-orang yang mempunyai pekerjaan dan

memang sedang bekerja maupun orang yang memilki pekerjaan namun sedang

tidak bekerja. Adapun yang dimaksud dengan pengangguran adalah orang yang

ridak mempunyai pekerjaan, lengkapnya orang yang tidak bekerja dan mencari

pekerjaan. Pengangguran semacam ini oleh BPS dikatergorikan sebgai pengangguran

terbuka. (Dumairy, 1996)

c. Distribusi Pendapatan dan Pemerataan Pembangunan.

Distribusi pendapatan nasional mencerminkan merata atau timpangnya

pembagian hasil pembangunan suatu negara di kalangan penduduknya. Kriteria

TELKOM POLITECHNIK Page 22

Page 23: Potret Kemiskinan

ketidakmerataan versi Bank Dunia didasarkan atas porsi pendapatan nasional yang

dinikmati oleh tiga lapisan penduduk, yakni 40% penduduk berpendapatan rendah

(penduduk miskin); 40% penduduk berpendapatan menengah; serta 20% penduduk

berpemdapatan tertinggi (penduduk terkaya). Ketimpangan dan ketidakmerataan

distribusi dinyatakan parah apabila 40% penduduk berpendapatan rendah

menikmati kurang dari 12 persen pendapatan nasional. Ketidakmerataan dianggap

sedang atau moderat bila 40% penduduk berpendapatan rendah menikmati 12

hingga 17 persen pendapatan nasional. Sedangkan jika 40% penduduk miskin

menikmati lebih dari 17 persen pendapatan nasional makan ketimpangan

kesenjangan dikatakan lunak, distribusi pendapatan nasional dikatakan cukup

merata. (Dumairy, 1996)

Pendapatan penduduk yang didapatkan dari hasil pekerjaan yang mereka

lakukan relatif tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari sedangkan ada

sebagian penduduk di Indonesia mempunyai pendapatan yang berlebih. Ini disebut

juga sebagai ketimpangan. Ketimpangan pendapatan yang ekstrem dapat

menyebabkan inefisiensi ekonomi. Penyebabnya sebagian adalah pada tingkat

pendapatan rata - rata bearapa pun, ketimpangan yang semakin tinggi akan

menyebabkan semakin kecilnya bagian populasi yang memenuhi syarat untuk

mendapatkan pinjaman atau sumber kredit. Selain itu ketimpangan dapat

menyebabkan alokasi aset yang tidak efisien. Ketimpangan yang tinggi

menyebabkan penekanan yang terlalu tinggi pada pendidikan tinggi dengan

mengorbankan kualitas universal pendidikan dasar, dan kemudian menyebabkan

kesenjangan pendapatan yang semakin melebar. (Todaro, 2006)

c. Tingkat pendidikan yang rendah.

Rendahnya kualitas penduduk juga merupakansalah satu penyebab

kemiskinan di suatu negara. Ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan

dan tingkat pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya perkembangan ekonomi

terutama industry, jelas sekali dibuthkan lebih banyak teanga kerja yang mempunyai

skill atau paling tidak dapat membaca dan menulis. Menurut Schumaker pendidikan

merupakan sumber daya yang terbesar manfaatnya dibandingkan faktor-faktor

produksi lain. ( Irawan, 1999)

TELKOM POLITECHNIK Page 23

Page 24: Potret Kemiskinan

e. Kurangnya perhatian dari pemerintah.

Pemerintah yang kurang peka terhadap laju pertumbuhan masyarakat

miskin dapat menjadi salah satu faktor kemiskinan. Pemerintah tidak

dapatmemutuskan kebijakan yang mampu mengendalikan tingkat kemiskinan di

negaranya.

4.3 Undang-Undang yang Mengatur Mengenai Kemiskinan

Dalam UUD 1945 terdapat banyak pasal yang mengatur mengenai kemiskinan.

Pasal-pasal tersebut diantaranya adalah :

a. Pasal 34 ayat 1,2 dan 3 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa:

1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.

2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan

memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan

martabat kemanusiaan.

3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan

dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

b. Pasal 28C UUD 1945 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa:

1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan

dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari

ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan

kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan

haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan

negaranya.

c. Pasal 28H UUD 1945 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa::

1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,

dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak

memperoleh pelayanan kesehatan.

2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk

memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai

TELKOM POLITECHNIK Page 24

Page 25: Potret Kemiskinan

persamaan dan keadilan.

3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan

pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.

d. Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 yang menyebutkan bahwa : Tiap-tiap warga negara

berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

e. Pasal 31 UUD 1945 yang UUD 1945 yang menyebutkan bahwa: :

1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.

2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah

wajib membiayainya.

Dari beberapa pasal yang menjerat mengenai kemiskinan, jelas terisi kandungan

amanah yang seharusnya di laksanakan oleh pemerintah, namun nyatanya kemiskinan

masi saja menjadi bagian hidup dari sebagian masyarakat Indonesia. Dalam Undang-

Undang dasar jelas bahwa pemerintah di haruskan untuk memelihara fakir miskin dan

menghilangkan kemiskinan, namun nyatanya pemerintah sampai saat ini masi belum

mampu melaksanakan amanah yang tertauang dalam Undang-Undang Dasar Indonesia.

4.4 Starategi Pengentasan Kemiskinan

Pada dasarnya ada dua faktor penting yang dapat menyebabkan kegagalan

program penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Pertama, program- program

penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada upaya penyaluran

bantuan sosial untuk orang miskin.Hal itu, antara lain, berupa beras untuk rakyat miskin

dan program jaring pengaman sosial (JPS) untuk orang miskin. Upaya seperti ini akan

sulit menyelesaikan persoalan kemiskinan yang ada karena sifat bantuan tidaklah untuk

pemberdayaan, bahkan dapat menimbulkan ketergantungan.

Program-program bantuan yang berorientasi pada kedermawanan pemerintah

ini justru dapat memperburuk moral dan perilaku masyarakat miskin. Program bantuan

untuk orang miskin seharusnya lebih difokuskan untuk menumbuhkan budaya ekonomi

produktif dan mampu membebaskan ketergantungan penduduk yang bersifat

TELKOM POLITECHNIK Page 25

Page 26: Potret Kemiskinan

permanen. Di lain pihak, program-program bantuan sosial ini juga dapat menimbulkan

korupsi dalam penyalurannya.

Alangkah lebih baik apabila dana-dana bantuan tersebut langsung digunakan

untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), seperti dibebaskannya biaya

sekolah, seperti sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP), serta

dibebaskannya biaya- biaya pengobatan di pusat kesehatan masyarakat

(puskesmas),pelatihan keterampilan masyarakat dan lain sebagainya.

TELKOM POLITECHNIK Page 26

Page 27: Potret Kemiskinan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Keimpulan

Kemiskinan terjadi disebapkan oleh beberapa factor antara lain:

Tingkat pendidikan yang rendah

Tidak mempunyai keahlian khusus

Perhatian pemerintah yang kurang

Laju pertumbuhan penduduk

Distribusi Pendapatan dan Pemerataan Pembangunan

Angkatan Kerja, Penduduk yang Bekerja dan Pengangguran.

5.2 Saran

Untuk mengatasi kemiskinan ini kami sarankan kepada pihak yang terkait untuk dapat member solusi dari factor penyebap kemiskinan tersebut. Dimana diketahui bahwa banyak UUD kemiskinan yang tidak berjalan dengan semestinya.

Beberapa saran yang dapat kami berikan yaitu :

Memberikan Sekolah gratis bagi orang miskin hingga tinggkat SMU

Memberikan keterampilan khusus yang bersifat dapat menghasilkan benefit kepada mereka yang tingkat pendidikan mereka rendah.

Mencipatakan lapangan kerja baru yang dapat menyerap para pengganguran

Pemberantasan korupsi yang dapat merugikan orang banyak dan pemerintah.

TELKOM POLITECHNIK Page 27

Page 28: Potret Kemiskinan

DAFTAR PUSTAKA

Andi Blog. Kemiskinan. Online :

(http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2043096-pe1ngertian-

miskin-dari-berbagai-sumber/) [2008]. 12/12/2010.

Wikipedia. Masyarakat. Online : (http://id.wikipedia.org/wiki/Masyarakat ) [2000].

12/12/2010.

Depertemen Badan Statistik. Tingkat Kemiskinan. Online :

(http://www.depertemenstatistik.gov) [2010]. 12/12/2010.

Revan Hukum Blog. UUD45. Online : (http://revan-

hukum.blogger.com/hukum/UUD-45) [2010]. 12/12/2010

TELKOM POLITECHNIK Page 28