perhitungan cadangan1

16
1. PENDAHULUAN Penyelidikan eksplorasi merupakan dasar dari setiap aktivitas penambangan. Pekerjaan ini dilakukan dalam tiga tahap dan harus disertai dengan design yang tepat. Peningkatan dari tahap yang satu ke tahap yang berikutnya disertai dengan adanya peningkatan ketelitian data yang sangat dibutuhkan dalam evaluasi Teknis Ekonomis suatu endapan untuk penambangan dan pengolahan. Hal ini penting oleh karena cadangan yang ada harus dapat membayar kembali semua investasi kapital yang ditanam dan meraih keuntungan. Tahap-tahap eksplorasi tersebut adalah sebagai berikut : - Eksplorasi pendahuluan - Eksplorasi detail - Eksplorasi eksploitasi Dalam eksplorasi pendahuluan skala peta yang dipakai adalah 1 : 5000 sampai 1 : 2000. Untuk eksplorasi detail skala peta adalah 1 : 2000 sampai 1 : 500 dan untuk tahap terakhir yakni eksplorasi eksploitasi skala peta yang dibutuhkan adalah 1 : 500 sampai 1 : 100. Hal ini bergantung pada ukuran, bentuk, posisi dan juga kualitas endapan. Dalam penyelidikan ini, ketelitian pengambilan dan pengolahan conto merupakan faktor yang sangat penting. Teori Dasar Eksplorasi - 1

Upload: noviangie

Post on 14-Dec-2014

48 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERHITUNGAN CADANGAN1

1. PENDAHULUAN

Penyelidikan eksplorasi merupakan dasar dari setiap aktivitas penambangan.

Pekerjaan ini dilakukan dalam tiga tahap dan harus disertai dengan design

yang tepat.

Peningkatan dari tahap yang satu ke tahap yang berikutnya disertai dengan

adanya peningkatan ketelitian data yang sangat dibutuhkan dalam evaluasi

Teknis Ekonomis suatu endapan untuk penambangan dan pengolahan. Hal

ini penting oleh karena cadangan yang ada harus dapat membayar kembali

semua investasi kapital yang ditanam dan meraih keuntungan.

Tahap-tahap eksplorasi tersebut adalah sebagai berikut :

- Eksplorasi pendahuluan

- Eksplorasi detail

- Eksplorasi eksploitasi

Dalam eksplorasi pendahuluan skala peta yang dipakai adalah 1 : 5000

sampai 1 : 2000. Untuk eksplorasi detail skala peta adalah 1 : 2000 sampai 1

: 500 dan untuk tahap terakhir yakni eksplorasi eksploitasi skala peta yang

dibutuhkan adalah 1 : 500 sampai 1 : 100. Hal ini bergantung pada ukuran,

bentuk, posisi dan juga kualitas endapan.

Dalam penyelidikan ini, ketelitian pengambilan dan pengolahan conto

merupakan faktor yang sangat penting.

Teori Dasar Eksplorasi - 1

Page 2: PERHITUNGAN CADANGAN1

2. DESIGN EKSPLORASI

2.1. MACAM-MACAM POLA DASAR EKSPLORASI

Untuk melaksanakan pekerjaan eksplorasi di lapangan dibutuhkan suatu

design yang tepat. Di dalam hal ini kita mulai dengan pola-pola dasar tertentu

yang disesuaikan dengan kondisi genesa endapan dan keadaan morfologi

daerah setempat.

Bentuk-bentuk pola dasar tersebut adalah sebagai berikut :

1. a

a bujur sangkar / square pattern

2. a

b empat persegi panjang

3.

segitiga

4.

rhomboid

Teori Dasar Eksplorasi - 2

Page 3: PERHITUNGAN CADANGAN1

2.2. SYARAT-SYARAT PENGGUNAAN MASING-MASING POLA

Faktor-faktor yang penting di dalam pemilihan pola dasar eksplorasi adalah

sebagai berikut :

a. Keadaan permukaan (surface)

b. Keadaan bawah tanah (sub surface)

(1) Pola bujur sangkar

Pola ini dipakai untuk kondisi seperti berikut :

- Keadaan permukaan (topografi) datar

- Kondisi mineralisasi homogen (teratur)

(2) Pola empat persegi panjang

Pola ini digunakan bila keadaan topografi datar dan kondisi mineralisasi

homogen ke salah satu arah tertentu tetapi dalam arah yang tegak lurus

dengan arah yang pertama memiliki variabilitas yang tinggi.

(3) Pola dasar segitiga

Pola segitiga digunakan untuk topografi yang bergelombang dan keadaan

mineralisasi yang tidak homogen.

(4) Pola dasar rhomboid

Pola ini digunakan bila keadaan topografi dan mineralisasi berada di antara

pola bujur sangkar dan empat persegi panjang.

Teori Dasar Eksplorasi - 3

Page 4: PERHITUNGAN CADANGAN1

3. TEORI PENGAMBILAN CONTO

Di dalam eksplorasi, pengambilan conto (sampling) merupakan suatu

pekerjaan yang sangat penting.

Yang disebut sampling adalah suatu proses untuk (mendapatkan sebagian

kecil dari suatu massa yang besar (endapan) yang cukup representatif untuk

mewakili massa tersebut.

Persoalan yang dihadapi di dalam hal ini adalah bagaimana supaya dicapai

suatu hasil yang representatif dengan cara yang seekonomis mungkin.

Pengambilan conto penting untuk :

1. Mengetahui kadar dari bijih dan penyebarannya.

2. Menghitung besarnya cadangan.

3. Perencanaan dan operasi penambangan yang sesuai.

4. Menentukan metoda pengolahan yang cocok.

Metoda dan jumlah dari conto sangat bergantung pada tipe endapan dan

derajat ketelitian yang dikehendaki.

3.1. PROSEDUR PENGAMBILAN CONTO

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

1. Penentuan metoda pengambilan conto.

2. Jumlah conto yang harus diambil. Hal ini bergantung pada :

a. Keteraturan (dari distribusi mineral).

b. Ukuran dari endapan (ore body).

c. Keadaan keuangan dan waktu yang tersedia.

d. Derajat ketelitian yang dibutuhkan.

3. Ukuran sample.

Teori Dasar Eksplorasi - 4

Page 5: PERHITUNGAN CADANGAN1

4. Penentuan lokasi yang tepat.

5. Conto diambil pada permukaan yang bersih dan segar.

6. Kantong-kantong conto harus bersih dan diberi nomor yang sesuai.

Sumber-sumber kesalahan di dalam sampling adalah :

1. Salting.

2. Jumlah conto yang tidak mencukupi.

3. Pemberian lokasi yang salah pada sample yang diambil.

4. Kesalahan pada analisa-analisa kimia.

5. Cara weighting yang salah.

3.2. GRID DENSITY

So = Sn

SO = grid density

S = luas dari endapan bijih

n = jumlah lubang bor/sumur uji yang memotong endapan

Grid density perlu dirubah untuk mendapatkan gambaran yang sebenarnya

dari keadaan mineralisasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan grid density adalah antara lain :

- Bentuk endapan bijih yang tidak teratur.

- Struktur geologi yang kompleks.

Untuk pola dasar bujur sangkar andaikan keadaannya adalah sebagai

berikut :

Teori Dasar Eksplorasi - 5

Page 6: PERHITUNGAN CADANGAN1

aO a1

aO

aO aO

a2S1

S2

A B

Keterangan : = penyelidikan tahap I

= penyelidikan tahap II

= penyelidikan tahap III

SO = aO2

a1 = ao2

; S1 = ao2

4

a2 = ao4

; S2 = ao16

t = SO : S1 = S1 : S2 = 4

Gambar A memperlihatkan kondisi awal sebelum grid density dirubah.

Gambar B memperlihatkan kondisi sesudah grid density dirubah.

Dari contoh ini dapat dilihat bahwa grid density berubah tetapi bentuk pola

dasar eksplorasi tetap (bujur sangkar).

Bisa saja terjadi bahwa dengan adanya perubahan grid density, bentuk pola

dasar eksplorasi ikut berubah. Hal ini bergantung pada genesa endapan dan

struktur geologi daerah penelitian.

Teori Dasar Eksplorasi - 6

Page 7: PERHITUNGAN CADANGAN1

Perubahan grid density yang disertai dengan perubahan bentuk pola dasar

eksplorasi adalah sebagai berikut :

aO a1

1/2aO

aO aO

Di dalam contoh ini, bentuk pola dasar bujur sangkar sebagai bentuk awal

berubah menjadi empat persegi panjang.

Contoh yang lain adalah sebagai berikut :

Keterangan : = penyelidikan tahap I

= penyelidikan tahap II

Perubahan pola rhomboid menjadi pola empat persegi panjang.

Teori Dasar Eksplorasi - 7

Page 8: PERHITUNGAN CADANGAN1

Berdasarkan apa yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa, design

eksplorasi yang tepat bergantung sepenuhnya pada keadaan yang ada di

lapangan.

4. METODA-METODA PENGAMBILAN CONTO

4.1. CHIP SAMPLING

Metoda ini dipakai untuk mengambil conto dari suatu singkapan. Alat-alat

yang dipakai adalah palu dan pahat. Conto diambil pada permukaan yang

segar dan bersih. Cara ini dipakai hanya dalam suatu penyelidikan

preliminer. Hasilnya tidak representatif untuk mewakili keadaan mineralisasi

yang sebenarnya.

Chip sampling di dalam tambang bawah tanah :

titik pengambilanconto

a ) b ) Conto diambil pada titik-titik yang didesign sesuai dengan pola eksplorasi

tertentu. Lihat gambar a) dan b).

Pada a) pola yang dipakai - bujur sangkar

b) pola yang dipakai - rhomboid

Teori Dasar Eksplorasi - 8

Page 9: PERHITUNGAN CADANGAN1

4.2. GRAB SAMPLING

Metoda ini dapat digunakan pada suatu stope sesudah peledakan dilakukan

atau pada suatu mine car dalam transportasi bijih. Pekerjaan ini lebih cepat

dibandingkan dengan chip sampling. Sample diambil secara random. Cara ini

pun tidak memberikan gambaran yang teliti yang dapat mewakili endapan

bijih yang ada.

4.3. BULK SAMPLING

Dalam bulk sampling, conto diambil dalam jumlah yang besar. Conto bisa

berupa inti bor yang berukuran besar, atau sejumlah material tertentu yang

diambil dari suatu trench dengan mempergunakan buldoser.

4.4. CHANNEL SAMPLING

Metoda ini dapat digunakan pada endapan yang terdapat di permukaan dan

juga di dalam suatu tambang bawah tanah. Untuk endapan yang dangkal,

metoda ini dipakai dalam suatu sumur uji. Alur (channel) dibuat pada sisi

sumur uji. Pada suatu endapan hidrotermal yang ditambang dengan sistem

tambang bawah tanah, channel dibuat dari hanging wall ke foot wall.

Aplikasi dari metoda-metoda yang ada harus disertai pula dengan suatu

design yang tepat. Beberapa contoh mengenai chip sampling dan channel

sampling dalam penerapan di lapangan adalah sebagai berikut :

Teori Dasar Eksplorasi - 9

Page 10: PERHITUNGAN CADANGAN1

4.4.1. Channel sampling dalam sumur uji

Dipakai untuk endapan permukaan.

permukaan

overburden

bodyore

bed rock

sumur uji

a )

bed rock

dasar sumur uji

b )

channel ore body

Pada Gambar a) Sumur uji dibuat menembus ore body yang mempunyai

posisi yang horisontal.

Gambar b) Posisi channel yang vertikal pada dinding sumur uji.

Untuk suatu endapan permukaan yang tidak homogen, maka channel dibagi

menjadi beberapa sub channels sesuai kondisi mineralisasi.

t1

t2

t3

t4

K1

K2

K3

K4

zonemineralisasi

bed rock

channel

Keterangan : t = tebal lapisan K = kadar bijih

Teori Dasar Eksplorasi - 10

Page 11: PERHITUNGAN CADANGAN1

4.4.2. Channel sampling dalam tambang bawah tanah

Channel sampling pada drift.

A BCa

bc

vein.................................................

............................

....................................

...................................... .......... ...............

Channel dibagi oleh karena bentuk

geometri yang kompleks dari drift

top. Keadaan mineralisasi homogen.

A B Cab

c..............................

............................

hanging

wall

foot wall/ / / / /

/ / / / /

/ / / / // / / / // / / / /

/ / / / /

/ / / / /

/ / / /

/ /

/ / / / // / / / /

/ / / / // /........

Channel dibagi oleh karena keadaan

mineralisasi yang berbeda-beda

antara A, B, C.

4.5. PEMBORAN

Metoda-metoda pemboran yang dapat dipakai di dalam proses pengambilan

conto bergantung pada bermacam-macam faktor, antara lain :

- genesa endapan

- kedalaman

- tipe batuan

Untuk endapan alluvial, pengambilan conto dapat dilakukan dengan bor

Bangka (timah alluvial di Bangka, Billiton, dan Singkep). Pemboran dilakukan

secara manual dan sample diambil dengan mempergunakan bailer.

Teori Dasar Eksplorasi - 11

Page 12: PERHITUNGAN CADANGAN1

Untuk suatu endapan primer yang terletak jauh di bawah permukaan,

sampling dilakukan dengan memakai pemboran inti (diamond drilling). Conto

yang diperoleh berupa inti (core) dan sludge. Inti sebagai conto yang tidak

terganggu terdapat dalam core barrel ; sludge ditampung di permukaan di

dalam sludge tank.

5. PREPARASI CONTO DAN PENGOLAHAN DATA

Conto yang dibawa dari lapangan dalam jumlah yang besar perlu diolah

dalam rangka analisa kimia untuk penentuan kadar.

Hal-hal yang perlu dilakukan adalah crushing, grinding, sieving, coning, dan

quartering.

1 2

3 4

Coning dan quartering

Teori Dasar Eksplorasi - 12

Page 13: PERHITUNGAN CADANGAN1

Bagian 1 dan 4 diambil untuk analisis kimia, sedangkan bagian 2 dan 3

disimpan sebagai arsip.

Data hasil analisa kimia kemudian diplot pada suatu grafik (sample

histogram). Sample histogram ini sangat bermanfaat untuk menginterpretasi

keadaan mineralisasi di lapangan.

7,0

6,0

5,0

4,0

3,0

2,0

1,0

Kada

r (%

)

Jarak Jarak

Grafik penyebaran kadar

Teori Dasar Eksplorasi - 13

Page 14: PERHITUNGAN CADANGAN1

SOAL-SOAL

1. Berikan penjelasan Saudara mengenai penggunaan pola bujur sangkar

sebagai pola dasar di dalam eksplorasi.

2. Pada kondisi yang bagaimanakah pola rhomboid digunakan ? Jelaskan.

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan grid density ?

4. Bila grid density diperbesar apa pengaruhnya terhadap bentuk pola

dasar ?

5. Diketahui suatu endapan pasir besi (beach placer). Jelaskan bagaimana

penyelidikan eksplorasi dilakukan pada endapan ini, mulai dari

perencanaan pola dasar sampai dengan metoda pengambilan contonya.

6. Andaikan pengambilan conto dilakukan dengan mempergunakan

pemboran inti, faktor-faktor apa saja yang harus dipertimbangkan ?

Teori Dasar Eksplorasi - 14

Page 15: PERHITUNGAN CADANGAN1

7. Dari suatu endapan bijih diketahui bahwa mineralisasi dimulai dari

permukaan. Penyelidikan eksplorasi dilakukan dengan mempergunakan

sumur uji dan pengambilan conto dilakukan dengan channel sampling.

Jelaskan cara bekerja Saudara dengan ketentuan bahwa mineralisasi

terdiri dari beberapa zone yang berbeda-beda.

8. Diketahui suatu endapan bijih Cu yang terbentuk secara hidrotermal.

Sistem penambangan-bawah tanah (underground). Andaikan channel

dibuat pada dasar drift dari dinding ke dinding untuk mengambil conto,

bagaimanakah tanggapan Saudara mengenai hal ini ?

DAFTAR PUSTAKA

Teori Dasar Eksplorasi - 15

Page 16: PERHITUNGAN CADANGAN1

1. Jean, Bernard Chaussier and Jean Morer, Mineral Prospecting Manual,

1987.

2. Kenneth F. Lane, The Economic Definition of Ore Cut Off Grades in

Theory and Practice, 1991

3. Popoff, Constantine C., Computing Reserves of Mineral Deposits :

Principles and Conventional Methods, United States Department

of the Interior, Bureau of Mines, 1986.

4. Reedman J.H., Techniques in Mineral Exploration, 1979.

5. Spero Carras, Sampling Evaluation and Basic Principles of Ore Reserve

Estimation.

6. William C. Peters, Exploration and Mining Geology, 1978.

Teori Dasar Eksplorasi - 16