rencana perhitungan
TRANSCRIPT
LAMPIRAN A. PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN
A.1 Data
A.1.1 Mencari masa jenis
a. Menentukan volume jerami
Volume jerami ditentukan dengan memasukan sebatang jerami kedalam
suatu gelas ukur yang berisi air, sebelum jerami dimasukan kedalam gelas ukur,
volume air ditandai, dan setelah jerami dimasukkan maka volume air akan ada
kenaikan, sehingga besarnya kenaikan volume air tersebut identik dengan volume
jerami. Volume jerami = 75 cc = 75.10-6 m3.
b. Menentukan masa jenis jerami
Dalam menentukan berat jerami dilakukan dengan cara menimbang secara
bersama-sama 200 batang jerami yang diambil secara acak. Berat 200 jerami
= 0,57 kg, maka masa jenis jerami ( ) adalah: 38 kg/m3.
=
=
A.1.2 Menghitung luas penampang (A) pada batang jerami
- Diasumsikan bentuk penampang jerami menyerupai lingkaran dengan
diameter 4 mm = 0,004 m
A =
=
= 0,00251 m2 Jadi luas permukaannya adalah: 0,00251 m2
A.1.3 Kecepatan (v)
Diameter drum yang direncanakan 60 cm = 600 mm, dengan
menggunakan putaran yang diinginkan sebesar 550 rpm, maka diketahui
kecepatan (v) sebesar: 17,37 m/dt.
m/dt
A.2 Perancangan Elemen Mesin
A.2.1 Perencanaan daya
Daya yang dibutuhkan untuk menggerakkan mesin adalah:
a. Putaran poros roller (Sularso, 2002):
= 550 rpm
Keterangan:
n1 = Putaran poros penggerak (rpm)
n2 = Putaran poros roller (rpm)
d1 = Diameter pulley penggerak (mm)
d2 = Diameter pulley roller (mm)
b. Mencari koefisian gesek jerami (Sularso, 2002):
Diketahui:
W = 0,57 kg
T = 0,093 kg
= 45o maka
N = W . sin 45o
= 0,57 . 0,7071
= 0,4 kg
Gambar A.1 Mencari Gaya Gesek Jerami Pada Pelat
T + f = W . sin
f = . N
. N = W sin 45o – T
. 0,4 = 0,57 . 0,7071 – 0,093
=
= 0,775
Keterangan:
T = Tegangan tali (kg)
f = Gaya gesek (kg)
N = Gaya Normal (kg)
W = Beban (kg)
= Koefisian gesek
α 450
Jerami
Neraca pegas
Bidang miring
T
W
N f
Fp cos
Fs cos
Fp
Fs
Fp sin Fs sin
Y
X
Tutup Ruang Pemotong Jerami
Pisau
Jerami
T
Gambar A.2. Analisa Gaya Pada Pemotong Jerami
Keterangan:
Fp = Gaya potong (kg)
Fs = Gaya gesek (kg)
Fgesek = . N
= 0,775 . 0,4
= 0,31 kg
= 3,1 N
Tgesek = Fgesek . rtutup
= 3,1 N . 0,3 m
= 0,93 Nm
Fpotong = njerami . N . npisau
= 200 . 0,4 . 12
= 960 kg = 9600 N
Tpotong = Fpotong . rutup
= 9600 N . 0,3 m
= 2880 Nm
T1 = Tpotong + Tgesek
= 2880 + 0,93
= 1880,93 Nm
T2 = Tgesek
= 0,93 Nm
Maka torsi yang dipakai adalah torsi terbesar yaitu T1 = 1880,93 Nm
1,8 kW
Pd = fc . P
= 1,5 . 1,8 kW
= 2,7 kW
= 3,67 HP
Maka motor penggerak yang digunakan adalah motor diesel 3,67 HP dengan
putaran 2200 rpm.
A.2.2 Perencanaan Poros dan Pasak
A.2.2.1 Perencanaan Poros
Gaya yang terjadi
qmerata =
=
= 471,15 N
= 0,47 kN
qterpusat =
=
= 0,345 kN
Fv = Berat Pulley
= 0,06 kN
Gaya Pada Arah Vertikal
MA = 0
-0,06 . (0,14) + 0,345 . (0,68) – RB . (0,68 + 0,68) = 0
RB . 1,36 = 0,2346 - 0,0084
RB =
= 0,1664 kN
MB = 0
- 0,06 . (0,14 + 0,68 + 0,68) + RA . (0,68 + 0,68) – 0,345 . (0,68) =
0
RA . 1,36 = 0,2346 + 0,09
RA =
= 0,2386 kN
0,68 m
Fv = 0,06 kN
q = 0,345 kN
0,14 m 0,68 m
RARB
Perhitungan Bidang Datar
Potongan I
0 x 0,68
Fy (x1) = 0
-Fx1 + RB = 0
-Fx1 + 0,1664 kN = 0
-Fx1 = 0,1664 kN
Potongan II
0 x 0,68
Fy(x2) = 0
- Fx2 – 0,345 kN + RB = 0
- Fx2 = - 0,345 kN + 0,1664
- Fx2 = - 0,1786 kN
Potongan III
0 x 0,14
Fy(x3) = 0
- Fx3 + RA - 0,345 + RB = 0
- Fx3 + 0,2386 kN – 0,345 kN + 0,1664 kN = 0
- Fx3 = 0,06 kN
Perhitungan Bidang Momen
Potongan I
RB = 0,1664x1
F = 0,345 kN
RB = 0,1664x2 0,68
0,68 m
Fv = 0,06 kN
q = 0,345 kN
x3 0,68 mRA = 0,2386 kN
RB = 0,1664 kN
0 x 0,68
Fy(x1) = 0
Fx1 = RB . x1
x1 = 0,1664 . x1
x1 = 0 M0 = 0 kN
x1 = 0,17 M0 = 0,0282 kN
x1 = 0,34 M0 = 0,0574 kN
x1 = 0,51 M0 = 0,0848 kN
x1 = 0,68 M0 = 0,1131 kN
Potongan II
0 x 0,68
Fy(x2) = 0
Fx2 = 0,1664(0,68 + x2) - 0,345 . x2
= 0,113152 + (0,1664 x2) - 0,345 . x2
= 0,113152 - 0,1786 . x2
x2 = 0 M0 = 0,113152 kN
x2 = 0,17 M0,17 = 0,082790kN
x2 = 0,34 M0,34 = 0,052428 kN
x2 = 0,51 M0,51 = 0,022066kN
x2 = 0,68 M0,68 = -0,008322 kN
Potongan III
0 x 0,14
RB = 0,1664x1
F = 0,345 kN
RB = 0,1664x2 0,68
Fy(x3) = 0
Fx3 = 0,1664(1,36 + x3) - 0,345(0,68 + x3) + 0,2386 . x3
= 0,2264 + 0,1664 x3 – 0,2346 - 0,345 x3 + 0,2386 x3
= -0,008322 + 0,06 x3
x3 = 0 M0 = -0,008322 kN
x3 = 0,07 M0,07 = -0,004122kN
x3 = 0,14 M0,14 = 0 kN
0,68 m
Fv = 0,06 kN
q = 0,345 kN
x3 0,68 mRA = 0,2386 kN
RB = 0,1664 kN
+
_
Gambar,A.3 Gaya Pada Arah Vertikal
Momen terbesar
M = 0,1131 kN
-0,008322
0.1131
0,1664
-0,1787
0,68 m
Fv = 0,06 kN
q = 0,345 kN
x3 0,68 mRA = 0,2386 kN
RB = 0,1664 kN
0
0
0,06
+
+
-
M = 1131 kg
Momen puntir rencana
T2 = 9,74 . 105
= 9,74 . 105
= 47814,5 kg.mm
Bahan Poros
Bahan poros yang dipilih adalah S40C dengan spesifikasi:
-Kekuatan tarik ( ) = 55 kg/mm2
-Faktor keamanan (Sf1) = 6
-Faktor keamanan (Sf2) = 1,5
-Faktor lenturan (Km) = 2
-Faktor puntiran (Kt) = 1,5
Tegangan lentur yang diijinkan
=
= = 6,1 kg/mm2
Diameter Poros
ds
ds
ds
ds 39,54 mm
Jadi diameter mimimal poros adalah 39,54 mm dan diameter poros yang
dipergunakan adalah 50 mm.
Defleksi puntiran
0,25o
0,25o
0,001o 0,25o, maka poros tersebut aman untuk digunakan.
A.2.2.2 Perencanaan Pasak
Gaya tangensial
F =
F = = 1912,58 kg
Ukuran pasak yang dipergunakan
Dari diameter poros, maka dapat dilihat pada tabel pemilihan pasak
(Sularso, 1997)adalah sebagai berikut:
- Lebar (b) = 14 dan tinggi (h) = 9
- Kedalaman alur pasak poros, t1 = 5,5 mm
- Kedalaman alur pasak naf, t2 = 3,8 mm
- Bahan pasak yang digunakan ST 37 dengan ( ) = 37 kg.mm2
- Sfk1 = 6
- Sfk2 = 1,5 (terjadi tumbukan ringan)
Tegangan geser yang diijinkan ( )
=
= = 4,1 kg/mm2
Panjang pasak dari tekanan permukaan yang diijinkan
11,43 mm
Panjang pasak yang direncanakan menurut tabel (Sularso, 1997) 25 mm
Jadi ukuran pasak yang dipakai 14 x 9 dengan panjang 25 mm.
A.2.3 Perencanaan Pulley dan V-belt
A.2.3.1 Perencanaan pulley
Pulley yang dipergunakan adalah pulley 40-B dengan satu jalur sabuk-V
yang memiliki spesifikasi:
- = 38o - W = 16,29
- e = 19 mm - Lo = 12,5 mm
- f = 12,5 mm - K = 5,5 mm
- Ko = 9,5
a. Perbandingan reduksi
b. Diameter pulley yang digerakkan
Dp = dp . I = 100 . 4 = 400 mm
c. Diameter luar pulley penggerak
dk = dp + 2K = 100 + (2 . 5,5) = 210 mm
d. Diameter luar pulley yang digerakkan
Dk = Dp + 2K = 400 + (2 . 5,5) = 510 mm
e. Lebar sisi luar pulley
B = (n –1)e + 2f = (1-1)19 + 2 . 12,5 = 25 mm
f. Berat pulley
- Berat pulley 1 : 0,50 kg
- Berat pulley 2 : 6 kg
A.2.3.2 Perhitungan Sabuk-V
V-Belt tipe B, dengan diameter pulley penggerak (dp) 100mm dan
diameter pulley loller (Dp) 400mm.
a. Kecepatan sabuk
V =
V = = 11,51 m/s < 20 m/s (baik)
b. Panjang sabuk ( L )
L = 2c + (Dp + dp) + (Dp – dp)2
= 2 . 360 + (400 + 100) + (400 – 100)2
= 1567,5 mm 1575 mm 62 inch
c. Sudut kontak antara sabuk-V dan pulley
= 180o – 57
= 180o – 57
= 132,5o
Menurut tabel (Sularso, 1997) maka besarnya Faktor koreksi (K0) = 0,87
Harga tambahan untuk 2200 (rpm)
=
=
200x – 36 = 16
200x = 52
x = 0,26
P0 = 2,7 + 0,26
= 2,96 kW
d. Jumlah sabuk
N =
N = = 1,048 1 buah sabuk-V
A.2.4 Perencanaan Bantalan
Beban yang terjadi pada bantalan
a. Beban radial
RA= 0,2386 kN = 2386 kg
RB = 0,1664 kN = 1664 kg
jadi beban radial (Fr) diambil yang terbesar = 2386 kg
b. Beban aksial
Dikarenakan tidak terjadi beban aksial maka besarnya Fa = 0
Maka besarnya faktor-faktor X,V dan Y (Sularso, 1997):
X = 1 untuk Fa / V Fr e
V = 1 (beban putar pada cincin dalam)
Y = 0,78 untuk Fa / V Fr e
c. Karena bantalan yang digunakan adalah bantalan radial maka beban
ekivalen bantalan:
P = X . V . Fr + Y . Fa
P = 1 . 1 . 2386 + 0,78 . 0
= 2386 kg
Faktor kecepatan ( Fn )
fn =
fn =
= 0,3927
Umur Bantalan
a. Faktor umur (fh)
fh =
fh =
= 1,55
b. Umur nominal bantalan (Lh)
Lh = 500 . fh3
Lh = 500 . (1,55)3
= 1862
c. Faktor keandalan umur bantalan (Ln)
a1 = 1 (Faktor keandalan 90%)
a2 = 3 (Bahan baja)
a3 = 1 (diambil 1 karena tidak adanya kondisi tertentu yang tidak
menguntungkan umur bantalan)
Ln = a1 . a2 . a3 . Lh
= 1 . 3 . 1 . 1862
= 5586 jam = 232 hari
Maka bantalan yang digunakan adalah bantalan bola sudut dalam keadaan
terpasang dengan tipe 7310 A DB, dengan spesifikasi :
- d = 50 mm
- C = 9400 kg
- D = 110 mm
- Co = 9700 kg
- B = 54 mm
- r = 3 mm
A.3 Proses Perakitan Elemen Mesin
Setelah selesai proses perencanaan elemen mesin dan diketahui dimensi
dan jenis dari elemen mesin yang diperlukan untuk pembuatan mesin pemotong
jerami sebagai bahan baku pupuk kompos, kemudian mempersiapkan elemen
mesin tersebut dengan cara membeli atau dengan cara membuat sendiri
menggunakan proses permesinan. Setelah elemen mesin yang diperlukan sudah
siap maka dilakukan proses perakitan elemen mesin sebagai berikut:
a. Pasang roller pada poros transmisi dengan menggunakan las SMAW.
Perhatikan ukuran dan posisi roller pada poros, agar posisi roller sesuai
dengan perencanaan;
b. Pasang pisau potong pada roller dengan menggunakan las, perhatikan arah
mata pisau pastikan tidak terbalik;
c. Pasang pisau diam pada dinding drum sesuai dengan jarak dan posisi yang
telah dirancanakan dengan menggunakan las;
d. Pasang alur pembawa pada dinding drum, pastikan kemiringan dan jarak dan
dimensi sesuai perencanaan;
e. Masukkan poros transmisi pada lubang bantalan, hingga bantalan berada pada
posisi yang direncanakan. Buat lubang baut dengan menggunakan bor pada
dudukan bantalan setelah itu agar bantalan tidak bergerak kencangkan
bantalan ke rangka dengan menggunakan mur dan baut;
f. Setelah itu masukkan pulley pada poros, kemudian sesuaikan posisi pulley
sejajar terhadap pulley pada motor penggerak, setelah itu kencangkan pulley
dengan menggunakan baut pengunci agar posisi pulley tidak bergeser;
g. Pasang sabuk-V pada kedua pulley, pastikan sabuk-V berada pada posisi yang
benar dan sesuai dengan yang direncanakan;
h. Pasang tutup drum dan kencangkan dengan menggunakan baut.
A.4 Hasil Uji Coba dan Kerja Mesin Pemotong Jerami Sebagai Bahan
Dasar Pembuatan Pupuk Kompos
Setelah selesai dibuat maka dilakukan pengujian untuk mengetahui
keberhasilan dari perancangan dan pembuatan mesin pemotong jerami sebagai
bahan dasar pembuatan pupuk kompos.
A.4.1 Perlengkapan
Perlengkapan alat transmisi terdiri dari beberapa elemen pendukung
operasional, yaitu:
a. Motor diesel 6 Hp.
b. Jerami.
c. Penggaris.
d. Plastik sampel.
e. Karung penampung hasil potongan.
Tujuan dilakukannya pengujian mesin pemotong jerami sebagai bahan
dasar pembuatan pupuk kompos adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui keberhasilan perencanaan elemen mesin (bagian dinamis);
b. Mengtahui panjang hasil dari potongan jerami;
c. Mengetahui tingkat persentase keberhasilan hasil potongan jerami.
A.4.2 Prosedur Pengujian
Sebelum melakukan proses pemotongan jerami, ada beberapa persiapan
yang perlu dilakukan sebelum melakukan pengujian, persiapan itu meliputi:
a. Mempersiapkan jerami yang akan dipotong;
b. Memeriksa perlengkapan mesin pemotong jerami;
c. Memasang mesin penggerak (mesin diesel 6 Hp) pada dudukan mesin dan
pastikan mesin terikat kuat oleh baut pengikat;
d. Memasang sabuk-V pada pulley roller dan mesin, pastikan kelurusan
posisi sabuk-V;
e. Menyiapkan tempat hasil potongan;
f. Menghidupkan motor penggerak;
g. Memasukkan jerami kedalam lubang pemasukkan;
h. Setelah proses pemotongan selesai, bersihkan bersihkan drum dan pisau
dari sisa jerami.
A.5 Hasil Pengujian Mesin Pemotong Jerami Sebagai Bahan Dasar
Pembuatan Pupuk Kompos
Dalam pengujian mesin pemotong jerami sebagai bahan dasar pembuatan
pupuk kompos dapat disajikan data pengujian panjang ukuran potongan jerami
dan persentase kwalitas kerja mesin sebagai berikut:
A.5.1 Hasil Pengujian Pertama
Pada pengujian pertama data yang diambil adalah hasil panjang potongan
jerami. Pada pengujiian pertama diambil dua sampel, disetiap sampel diambil 400
hasil panjang potongan jerami yang dibagi dalam 20 kelompok (n).
Tabel A.1: Pengujian hasil panjang potongan jerami.
HASIL PENGUKURAN PANJANG POTONGAN JERAMI SAMPEL 1 (UJI ALAT 1)
Panjang Potongan Jerami l (mm)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 13 2 14 23 36 37 23 12 16 28 24 38 53 23 72 51 12 13 23 52 31 16 64 32 38 27 24 13 14 12 35 83 12 52 63 11 3 42 2 5
(n)
Sam
pel
3 4 14 11 18 14 36 13 12 16 22 2 42 23 27 2 32 35 28 58 1
4 21 24 21 38 3 32 41 33 24 15 32 3 24 22 24 5 57 22 24 13
5 3 12 34 25 12 13 44 1 128 42 55 54 65 24 44 23 28 2 43 73
6 53 54 11 22 45 46 47 3 12 22 33 44 55 33 42 3 13 22 23 2
7 25 104 54 43 32 22 11 23 55 12 28 107 77 79 4 54 28 32 12 39
8 35 24 44 15 23 23 14 02 103 6 38 43 33 4 13 14 17 1 53 2
9 13 2 14 56 43 44 13 56 24 33 109 44 65 23 4 92 32 4 32 39
10 3 53 12 32 33 14 5 56 2 23 43 32 3 32 35 12 29 43 12 39
11 12 103 45 2 83 5 46 23 5 84 23 34 33 29 12 12 43 32 57 13
12 46 1 12 1 3 22 33 44 25 12 13 44 55 33 42 32 35 28 58 1
13 2 3 12 3 8 12 28 107 22 45 46 107 77 79 4 5 57 22 24 13
14 5 23 55 23 2 6 38 43 43 32 22 43 33 4 13 23 28 2 43 73
15 3 2 35 6 4 15 1 15 15 23 23 44 65 23 4 3 13 22 23 2
16 15 1 2 1 25 25 3 25 56 43 44 32 3 32 35 54 28 32 12 39
17 13 2 14 23 38 27 24 13 16 28 24 38 12 52 63 11 35 28 58 1
18 31 16 64 32 14 36 13 12 14 12 35 83 23 27 2 32 57 22 24 13
19 4 14 11 18 3 32 41 33 16 22 2 42 24 22 24 5 28 2 43 73
20 21 24 21 38 12 13 44 1 24 15 32 3 65 24 44 23 13 22 23 2
Tabel A.2: Kwalitas persentase hasil potongan jerami berdasarkan panjang hasil
potongan jerami pada tabel A.1 dengan panjang maksimal potongan
jerami (l 50 mm).
Persentase hasil potongan jerami (l ) sampel 1 Uji Alat 1
n l 50 mm l > 50 mm (%) l 50 mm (%) l > 50 mm1 17 3 85 152 17 3 85 153 19 1 95 54 19 1 95 5
5 15 5 75 256 17 3 85 157 13 7 65 358 19 1 95 59 15 5 75 2510 18 2 90 1011 16 4 80 2012 18 2 90 1013 14 6 70 3014 17 3 85 1515 18 2 90 1016 18 2 90 1017 17 3 85 1518 18 2 90 1019 19 1 95 520 19 1 95 5
Total () 343 57 1715 285
(%) 85,75 % 14,25 %
Dari data di atas dapat diketahui bahwa dari 400 hasil potongan jerami,
343 hasil potongan atau 85,75 % hasil potongan memenuhi syarat sebagai bahan
dasar pupuk kompos (l 50 mm) dan hanya 57 potongan atau 14,25 % potongan
yang tidak memenuhi syarat (l > 50 mm).
Tabel A.3: Pengujian hasil panjang potongan jerami.
HASIL PENGUKURAN PANJANG POTONGAN JERAMI SAMPEL 2 (UJI ALAT 1)
Panjang Potongan Jerami l (mm)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 12 93 45 2 83 5 46 23 5 84 12 10 45 2 83 5 46 23 5 842 46 1 12 1 3 22 33 44 25 12 46 1 12 1 3 22 33 44 25 12
(n)
Sam
pel
3 2 3 12 3 8 12 28 98 22 45 2 3 12 3 8 12 28 97 22 45
4 5 23 55 23 2 6 38 43 43 32 5 23 55 23 2 6 38 43 43 32
5 3 2 35 6 4 15 1 15 15 23 3 2 35 6 4 15 1 15 15 23
6 15 1 2 1 25 25 3 25 56 43 15 1 2 1 25 25 3 25 56 43
7 13 2 14 23 38 27 24 13 16 28 13 2 14 23 38 27 24 13 16 28
8 31 16 64 32 14 36 13 12 14 12 31 16 64 32 14 36 13 12 14 12
9 4 14 11 18 3 32 41 33 16 52 4 14 11 18 3 32 41 33 16 22
10 21 24 21 68 12 13 44 51 24 15 21 24 21 38 12 13 44 1 24 15
11 24 38 53 23 72 51 12 13 23 5 13 2 14 23 36 37 23 12 16 28
12 35 83 12 52 63 11 3 42 2 5 31 16 64 32 38 27 24 13 14 12
13 2 42 23 27 2 32 35 28 58 1 4 14 11 18 14 36 13 12 16 22
14 32 3 24 22 24 5 57 22 24 13 21 24 21 38 3 32 41 33 24 15
15 55 54 65 24 44 23 28 2 43 73 3 12 34 25 12 13 44 1 12 42
16 33 44 55 33 42 3 13 22 23 2 53 54 11 22 45 46 47 3 12 22
17 28 97 77 79 4 54 28 32 12 39 25 98 54 43 32 22 11 23 55 12
18 38 43 33 4 13 14 17 1 53 2 35 24 44 15 23 23 14 02 93 6
19 99 44 65 23 4 92 32 4 32 39 13 2 14 56 43 44 13 56 24 33
20 43 32 3 32 35 12 29 43 12 39 3 53 12 32 33 14 5 56 2 23
Tabel A.4: Kwalitas persentase hasil potongan jerami berdasarkan panjang hasil
potongan jerami pada tabel A.3 dengan panjang maksimal potongan
jerami (l 50 mm).
Persentase hasil potongan jerami (l ) sampel 2 Uji Alat 1
n l 50 mm l > 50 mm (%) l 50 mm (%) l > 50 mm1 14 6 70 302 18 2 90 103 16 4 80 204 18 2 90 105 18 2 90 106 18 2 90 10
7 20 0 100 08 18 2 90 109 19 1 95 510 18 2 90 1011 17 3 85 1512 16 4 80 2013 19 1 95 514 19 1 95 515 16 4 80 2016 17 3 85 1517 13 7 65 3518 18 2 90 1019 15 5 75 2520 18 2 90 10
Total () 345 55 1725 275
(%) 86,25 % 13,75 %
Dari data di atas dapat diketahui bahwa dari 400 hasil potongan jerami,
345 hasil potongan atau 86,25 % hasil potongan memenuhi syarat sebagai bahan
dasar pupuk kompos (l 50 mm) dan hanya 55 potongan atau 13,75 % potongan
yang tidak memenuhi syarat (l > 50 mm).
A.5.2 Hasil Pengujian Kedua
Tabel A.5: Pengujian hasil panjang potongan jerami.
HASIL PENGUKURAN PANJANG POTONGAN JERAMI SAMPEL 1 (UJI ALAT 2)
Panjang Potongan Jerami l (mm)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 13 2 14 23 36 37 23 12 16 28 24 38 53 23 72 51 12 13 23 52 31 16 64 32 38 27 2.4 1.3 1.4 1.2 35 83 12 52 63 11 3 42 2 5
(n)
Sam
pel
3 4 14 11 18 14 36 13 12 16 22 2 42 23 27 2 32 35 28 58 1
4 21 24 21 38 3 32 41 33 24 15 32 3 24 22 24 5 57 22 24 13
5 3 12 34 25 12 13 44 1 128 42 55 54 65 24 44 23 28 2 43 73
6 53 54 11 22 45 46 47 3 12 22 33 44 55 33 42 3 13 22 23 2
7 25 104 54 43 32 22 11 23 55 12 28 107 77 79 4 54 28 32 12 39
8 35 24 44 15 23 23 14 02 103 6 38 43 33 4 13 14 17 1 53 2
9 13 2 14 56 43 44 13 56 24 33 109 44 65 23 4 92 32 4 32 39
10 3 53 12 32 33 14 5 56 2 23 43 32 3 32 35 12 29 43 12 39
11 12 103 45 2 83 5 46 23 5 84 23 34 33 29 12 12 43 32 57 13
12 46 1 12 1 3 22 33 44 25 12 13 44 55 33 42 32 35 28 58 1
13 2 3 12 3 8 12 28 107 22 45 46 107 77 79 4 5 57 22 24 13
14 5 23 55 23 2 6 38 43 43 32 22 43 33 4 13 23 28 2 43 73
15 3 2 35 6 4 15 1 15 15 23 23 44 65 23 4 3 13 22 23 2
16 15 1 2 1 25 25 3 25 56 43 44 32 3 32 35 54 28 32 12 39
17 13 2 14 23 38 27 2.4 1.3 16 28 24 38 12 52 63 11 35 28 58 1
18 31 16 64 32 14 36 13 12 1.4 1.2 35 83 23 27 2 32 57 22 24 13
19 4 14 11 18 3 32 41 33 16 22 2 42 24 22 24 5 28 2 43 73
20 21 24 21 38 12 13 44 1 24 15 32 3 65 24 44 23 13 22 23 2
Tabel A.6: Kwalitas persentase hasil potongan jerami berdasarkan panjang hasil
potongan jerami pada tabel A.5 dengan panjang maksimal potongan
jerami (l 50 mm).
Persentase hasil potongan l Uji Alat 2
n l 50 mml > 50 mm (%) l 50 mm
(%) l > 50 mm
1 17 3 85 152 16 4 80 203 17 3 85 154 18 2 90 105 15 5 75 256 17 3 85 15
7 16 4 80 208 19 1 95 59 19 1 95 510 16 4 80 2011 17 3 85 1512 13 7 65 3513 17 3 85 1514 15 5 75 2515 18 2 90 1016 16 4 80 2017 17 3 85 1518 15 5 75 2519 18 2 90 1020 18 2 90 10
Total () 334 66 1670 330
(%) 83,5 %
16,5 %
Dari data di atas dapat diketahui bahwa dari 400 hasil potongan jerami,
334 hasil potongan atau 83,5 % hasil potongan memenuhi syarat sebagai bahan
dasar pupuk kompos (l 50 mm) dan hanya 66 potongan atau 16,5 % potongan
yang tidak memenuhi syarat (l > 50 mm).
A.6 Analisis Hasil Pengujian
Berdasarkan data yang telah diperolah, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
a. Motor penggerak bekerja dengan baik dan mampu menggerakkan poros
dengan putaran yang diinginkan, hal ini menandakan daya motor
memenuhi dengan daya minimal mesin;
b. Pulley penggerak dan digerakkan dapat dapat berputar dengan baik dan
tidak terjadi slip antara pulley dan sabuk-V, hal ini menandakan posisi
pulley dan jarak pulley serta tegangan sabuk-V baik;
c. Poros digerakkan dapat berputar dengan baik dan tidak terjadi pergeseran
selama melakukan kerja, hal ini menandakan bahwa dimensi poros yang
digunakan mampu menahan gaya-gaya yang bekerja;
d. Bantalan
gelinding
yang
digunakan untuk menumpu poros berfungsi dengan sempurna dan halus,
hal ini menandakan ukuran dan jenis bantalan tersebut sesuai dengan
keperluan;
e. Rangka mengalami sedikit getaran akibat adanya getaran dari mesin
penggerak;
f. Hasil potongan dapat keluar dari lubang keluaran dengan baik dan tidak
terjadi stock (tersangkut), hal ini menandakan bahwa dimensi alur yang
digunakan dan kipas pelempar berfungsi dengan baik;
g. Tutup drum tidak bergetar dan bergerak pada saat proses pemotongan, hal
ini menandakan bahwa baut pengikat dapat mengikat tutup drum dengan
baik;
h. Dari persentase hasil panjang potongan jerami yang diperoleh dari
pengukuran sampel 1,2&3 diperoleh tingkat persentase 85,75 %, 86,25 %,
83,5 %.
LAMPIRAN B. TABEL
Tabel B.1 Faktor-Faktor Koreksi Daya Yang Akan Ditransmisikan, fc
Daya yang akan ditransmisikan fc
Daya rata-rata yang diperlukan
Daya maksimum yang diperlukan
Daya normal
1,2 – 2,0
0,8 – 1,2
1,0 – 1,5
Sumber : Sularso,2002,Perancangan Elemen Mesin ,Pradnya Paramita, Jakarta
Tabel B.2 Ukuran Puli-V
Penampang Sabuk V
Diameter Lingkaran Jarak
Bagi (dp)α (o) W* Lo K Ko e f
A
71 – 100
101 – 125
126 atau lebih
34
36
38
11,95
12,12
12,30
9,2 4,5 8,0 15,0 10,0
B
125 – 160
161 – 200
201 atau lebih
34
36
38
15,86
16,07
16,29
12,5 5,5 9,5 19,0 12,5
C
200 – 250
251 – 315
316 atau lebih
34
36
38
21,18
21,45
21,72
16,9 7,0 12,0 25,5 17,0
D355 – 450
451 atau lebih
36
38
30,77
31,1424,6 9,5 15,5 37,0 24,0
E500 – 630
631 atau lebih
36
38
36,95
37,4528,7 12,7 19,3 44,5 29,0
Sumber : Sularso, Dasar-dasar Perencanaan dan Pemilihan Mesin* Harga dalam kolom W menyatakan ukuran standar
Tabel B.3 Panjang Sabuk-V Standart
Nomor nominal
Nomor nominal
Nomor nominal
Nomor nominal
(inch) (mm) (inch) (mm) (inch) (mm) (inch) (mm)101112
254279305
454647
114311681194
808182
203220572083
115116117
292129462972
1314151617181920212223242526272829303132333435363738394041424344
33035638140643245748350853355958461063566068671173776278781383886488991494096599110161041106710921118
4849505152535455565758596061626364656667686970717273747576777879
12191245127012951321134613721397142214481473149915241549157516001626165116761702172717531778180318291854188019051930195619812007
8384858687888990919293949596979899100101102103104105106107108109110111112113114
21082134215921842210223522612286231123372362238824132438246424892515254025652591261626422667269227182743276927942819284528702896
118119120121122123124125126127128129130131132133134135136137138139140141142143144145146147148149
29973023304830733099312431503175320032263251327733023327335333783404342934543480350535313556358136073632365836833708373437593785
Sumber : Sularso, Dasar-dasar Perencanaan dan Pemilihan Mesin
Tabel B.4 Faktor Koreksi Ko
Sudut Kontak Pulley Kecil θ (o)
Faktor Koreksi Kθ
0,00
0,10
0,20
0,30
180
174
169
163
1,00
0,99
0,97
0,96
0,40
0,50
0,60
0,70
0,80
0,90
1,00
1,10
1,20
1,30
1,40
1,50
157
151
145
139
133
127
120
113
106
99
91
83
0,94
0,93
0,91
0,89
0,87
0,85
0,82
0,80
0,77
0,73
0,70
0,65
Sumber : Sularso, Dasar-dasar Perencanaan dan Pemilihan Mesin
Tabel B.5 Kapasitas Daya yang Ditransmisikan untuk Sabuk Tunggal Po
(kW)
Putaran
Pulley
Kecil (rpm)
Penampang A Penampang B
Merk Merah
Standar Harga Tambahan Karena
Perbandingan Putaran
Merk Merah
Standar Harga Tambahan Karena
Perbandingan Putaran
67 (mm)
100 (mm)
67 (mm)
100 (mm)
1,25 – 1,34
1,35 – 1,51
1,52 – 1,99
2,00 –
118 (mm)
150 (mm)
118 (mm)
150 (mm)
1,25 – 1,34
1,35 – 1,51
1,52 – 1,99
2,00 –
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
0,15
0,26
0,35
0,44
0,52
0,59
0,66
0,72
0,31
0,55
0,77
0,98
1,18
1,37
1,54
1,71
0,12
0,21
0,27
0,33
0,39
0,43
0,48
0,51
0,26
0,48
0,67
0,84
1,00
1,16
1,31
1,43
0,01
0,04
0,05
0,07
0,08
0,10
0,12
0,13
0,02
0,04
0,06
0,08
0,10
0,12
0,13
0,15
0,02
0,04
0,07
0,09
0,11
0,13
0,15
0,18
0,02
0,05
0,07
0,10
0,12
0,15
0,18
2,00
0,51
0,90
1,24
1,56
1,85
2,11
2,35
2,67
0,77
1,38
1,93
2,43
2,91
3,35
3,75
4,12
0,43
0,74
1,00
1,25
1,46
1,65
1,83
1,98
0,67
1,18
1,64
2,07
2,46
2,82
3,14
3,42
0,04
0,09
0,13
0,18
0,22
0,26
0,31
0,35
0,05
0,10
0,15
0,20
0,26
0,31
0,36
0,41
0,06
0,12
0,18
0,23
0,30
0,35
0,41
0,47
0,07
0,13
0,20
0,26
0,33
0,40
0,46
0,53
Sumber : Sularso, Dasar-dasar Perencanaan dan Pemilihan Mesin
Tabel B.6 Daerah Penyetelan Jarak antar Sumbu Poros
(Satuan : mm)
Nomor Nominal Sabuk
Panjang Keliling Sabuk
Ke Sebelah Dalam Dari Letak Standar (ΔCi)
Ke Sebekah Luar Dari Letak Standar
(ΔCt)A B C D E
11 – 38
38 – 60
60 – 90
90 – 120
120 – 158
280 – 970
970 – 1500
1500 – 2200
2200 – 3000
3000 – 4000
20
20
20
25
25
25
25
35
35
35
40
40
40
40 50
25
40
50
65
75
Sumber : Sularso, Dasar-dasar Perencanaan dan Pemilihan Mesin
Tabel B.7 Baja Karbon untuk Konstruksi Mesin dan Baja Batang yang
difinis Dingin untuk Poros.
Standar dan Macam Lambang Kekuatan Tarik
(kg/mm2)
Baja karbon konstruksi mesin
(JIS G 4501)
S30C
S35CS40CS45CS50CS55C
485255586266
Baja batang yang difinis dingin
S35C-DS45C-DS55C-D
536072
Sumber : Sularso, Dasar-dasar Perencanaan dan Pemilihan Mesin
Tabel B.8 Ukuran Pasak dan Alur Pasak(Satuan : mm)
Ukuran Nominal
Pasak (b h)
Radius Sisi Pasak
(C)
Radius Sisi Alur Pasak
(r)
Panjang Pasak
(l)*
Ukuran Standar Referensi Diameter
Poros (ds)(t1) (t2)
2 2
0,16 – 0,25 0,08 – 0,16
6 – 20 1,2 1,0 Lebih dari 6 – 8
3 3 6 – 36 1,8 1,4 Lebih dari 8 – 10
4 4 8 – 45 2,5 1,8 Lebih dari 10 – 12
5 5
0,25 – 0,40 0,16 – 0,25
10 – 56 3,0 2,3 Lebih dari 12 – 17
6 6 14 – 70 3,5 2,8 Lebih dari 17 – 22
7 7 16 – 80 4,0 3,0 Lebih dari 20 – 25
8 7 18 – 90 4,0 3,3 Lebih dari 22 – 30
10 8
0,40 – 0,60 0,25 – 0,40
22 – 110 5,0 3,3 Lebih dari 30 – 38
12 8 28 – 140 5,0 3,3 Lebih dari 38 – 44
14 9 36 – 160 5,5 3,8 Lebih dari 44 – 50
15 10 40 – 180 5,0 5,0 Lebih dari 50 – 55
16 10 45 – 180 6,0 4,3 Lebih dari 50 – 58
18 11 50 – 200 7,0 4,4 Lebih dari 58 – 65
20 12
0,60 – 0,80 0,40 – 0,60
56 – 220 7,5 4,9 Lebih dari 65 – 75
22 14 63 – 250 9,0 5,4 Lebih dari 75 – 85
24 16 70 – 280 8,0 8,0 Lebih dari 80 – 90
25 14 70 – 280 9,0 5,4 Lebih dari 85 – 95
28 16 80 – 320 10,0 6,4 Lebih dari 95 – 110
32 18 90 – 360 11,0 7,4 Lebih dari 110 – 130
Sumber : Sularso, Dasar-dasar Perencanaan dan Pemilihan Mesin
B.9 Faktor-faktor V, X, Y, dan Xo, Yo.
Jenis Bantalan
Beban Putar Pada
Cincin Dalam
Beban Putar Pada
Cincin Luar
Baris Tunggal
Baris Ganda
e
Baris Tunggal
Baris Ganda
Bantalan Bola Alur
Dalam
V X Y X Y X Y Xo Yo Xo Yo
0,0140,0280,0560,0840,1100,1700,2800,4200,560
1,0 1,2 0,56
2,301,991,711,551,451,311,151,041,00
1,0 0,0 0,56
2,301,901,711,551,451,311,151,041,00
0,190,220,260,280,300,340,380,420,44
0,6 0,5 0,6 0,5
Bantalan Bola Sudut
Α V X Y X Y X Y e Xo Yo Xo Yo
20o
25o
30o
35o
40o
1,0 1,2
0,430,410,390,370,35
1,000,870,760,660,57
1,0
1,090,920,780,660,55
0,700,670,630,600,57
1,631,411,241,070,93
0,570,680,800,951,14
0,5
0,420,380,330,290,26
1,0
0,840,760,660,580,52
Sumber : Sularso, Dasar-dasar Perencanaan dan Pemilihan Mesin
Tabel B.10 Dimensi Bantalan Bola
Nomor Bantalan Ukuran luar (mm) Kapasitas nominalJenis
terbukaDua sekat Dua sekat
tanpa kontak d D B rDinamis
spesifik C (kg)
Statis spesifik Co
(kg)60006001600260036004600560066007600860096010
6001ZZ02ZZ
6003ZZ04ZZ05ZZ
6006ZZ07ZZ08ZZ
6009ZZ10ZZ
6001VV02VV
6003VV04VV05VV
6006VV07VV08VV
6009VV10VV
1012151720253035404550
2628323542475562687580
8891012121314151616
0,50,50,50,511
1,51,51,51,51,5
36040044047073579010301250131016401710
196229263296465530740915101013201430
62006201620262036204620562066207620862096210
6200ZZ01ZZ02ZZ
6203ZZ04ZZ05ZZ
6206ZZ07ZZ08ZZ
6209ZZ10ZZ
6200VV01VV02VV
6203VV04VV05VV
6206VV07VV08VV
6209VV10VV
1012151720253035404550
3032354047526272808590
910111214151617181920
1111
1,51,51,52222
4005356007501000110015302010238025702750
23630536046063573010501430165018802100
63006301630263036304630563066307630863096310
6300ZZ01ZZ02ZZ
6303ZZ04ZZ05ZZ
6306ZZ07ZZ08ZZ
6309ZZ10ZZ
6300VV01VV02VV
6303VV04VV05VV
6306VV07VV08VV
6309VV10VV
1012151720253035404550
353742475062728090100110
1112131415171920232527
11,51,51,5222
2,52,52,53
6357608951070125161020902620320041504850
365450545660785108014401840230031003650
LAMPIRAN C.
C.1 DOKUMENTASI
Foto C.1 Mesin Pemotong Jerami Sebagai Bahan Dasar Pembuatan
Pupuk Kompos
Foto C.2 Panjang Rata-rata Jerami Foto C.3 Panjang Hasil Potongan Jerami