pergeseran paradigma neoliberal asep mulyana

4
Asep Mulyana pemikiran, renungan, dan kesaksian s tay updated via rss Pergeseran Paradigma Neoliberal Posted: May 9, 2012 in Pembangunan Tags: Bank Dunia, ekonomi politik, IMF, kebijakan propoor, krisis ekonomi , mekanisme pasar, Neoliberal , Neoliberalisme, Orde Baru, pembangunan, penyesuaian struktural , Propoor 1 Oleh Asep Mulyana Penataan Ekonomi Nasional yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh paradigma ekonomi mainstream dan hegemonik yang mendasari pembangunan di negara- negara bangsa di dunia. Sulit untuk membantah bahwa paradigma ekonomi neoliberal yang diinjeksi oleh lembaga-lembaga keuangan internasional, utamanya Bank Dunia dan IMF, telah menjadi landas pijak tata kelola ekonomi yang dijalankan pemerintah Indonesia selama puluhan tahun. Namun neoliberalisme sendiri sebetulnya tidak berwajah tunggal. Neoliberalisme telah mengalami tiga kali pergeseran secara paradigmatik. Saad-Filho (2010) mencatat tiga kelompok pandangan utama dalam neoliberalisme, yaitu paradigma Neoliberal pra-Konsensus Washington, Neoliberal Konsensus Washington, dan Neoliberal Paska-Konsensus Washington (PKW). Bagian berikut menguraikan tentang tiga pergeseran paradigma ekonomi neoliberal—sebuah paradigma ekonomi hegemonik yang telah menjadi landasan berpikir dan praktik dalam tata kelola ekonomi dan sosial negara-negara bangsa di dunia. Generasi I: Neoliberal Pra-Konsensus Washington Pandangan Neoliberal Pra-Konsesus Washington ditandai oleh dominasi gagasan modernisasi dan teori pembangunan. Gagasan ini meyakini bahwa ketimpangan di tingkat global disebabkan oleh mengakarnya kemiskinan di belahan dunia Selatan. Menurut gagasan ini, masalah kemiskinan dan keterbelakangan di Dunia Ketiga dapat diatasi jika negara-negara di Dunia Ketiga melakukan transisi melalui modernisasi ke tipe ideal kapitalisme maju dengan lima tahapan yang dipopulerkan oleh Rostow (1960). Para pendukung pandangan ini percaya bahwa kemiskinan di Dunia Ketiga disebabkan oleh buruknya modal (mesin, infrastruktur, dan uang). Pembangunan sebagai proses transformasi sistematis—melalui modernisasi, industrialisasi, dan akumulasi modal dan konsumsi domestik—diyakini mampu menyelesaikan masalah kemiskinan dan keterbelakangan di Dunia Ketiga. Pembangunan dan industrialisasi sebagai salah satu tahap modernisasi dijalankan dengan melembagakan kebijakan ekonomi di bawah koordinasi negara atas proyek-proyek investasi berskala besar—termasuk kepemilikan publik atas sektor-sektor kunci—untuk membangun infrastruktur ekonomi yang penting bagi industrialisasi yang dipimpin oleh sektor swasta. Pendekatan “big push” ini diasumsikan akan Pergeseran Paradigma Neoliberal | Asep Mulyana https://asep234.wordpress.com/2012/05/09/paradigma-neoliberal/ 1 of 4 4/16/2013 2:51 PM

Upload: ahmad-zainul-ihsan-arif

Post on 27-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

hjjj

TRANSCRIPT

Page 1: Pergeseran Paradigma Neoliberal Asep Mulyana

Asep Mulyana

pemikiran, renungan, dan kesaksian

stay updated via rss

Pergeseran Paradigma Neoliberal

Posted: May 9, 2012 in Pembangunan

Tags: Bank Dunia, ekonomi politik, IMF, kebijakan propoor, krisis ekonomi, mekanisme pasar,Neoliberal, Neoliberalisme, Orde Baru, pembangunan, penyesuaian struktural, Propoor

1

Oleh Asep Mulyana

Penataan Ekonomi Nasional yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia tidak dapat melepaskan diri daripengaruh paradigma ekonomi mainstream dan hegemonik yang mendasari pembangunan di negara-negara bangsa di dunia. Sulit untuk membantah bahwa paradigma ekonomi neoliberal yang diinjeksi olehlembaga-lembaga keuangan internasional, utamanya Bank Dunia dan IMF, telah menjadi landas pijak tatakelola ekonomi yang dijalankan pemerintah Indonesia selama puluhan tahun.

Namun neoliberalisme sendiri sebetulnya tidak berwajah tunggal. Neoliberalisme telah mengalami tigakali pergeseran secara paradigmatik. Saad-Filho (2010) mencatat tiga kelompok pandangan utama dalamneoliberalisme, yaitu paradigma Neoliberal pra-Konsensus Washington, Neoliberal KonsensusWashington, dan Neoliberal Paska-Konsensus Washington (PKW). Bagian berikut menguraikan tentangtiga pergeseran paradigma ekonomi neoliberal—sebuah paradigma ekonomi hegemonik yang telahmenjadi landasan berpikir dan praktik dalam tata kelola ekonomi dan sosial negara-negara bangsa didunia.

Generasi I: Neoliberal Pra-Konsensus Washington

Pandangan Neoliberal Pra-Konsesus Washington ditandai oleh dominasi gagasan modernisasi dan teoripembangunan. Gagasan ini meyakini bahwa ketimpangan di tingkat global disebabkan oleh mengakarnyakemiskinan di belahan dunia Selatan. Menurut gagasan ini, masalah kemiskinan dan keterbelakangan diDunia Ketiga dapat diatasi jika negara-negara di Dunia Ketiga melakukan transisi melalui modernisasi ketipe ideal kapitalisme maju dengan lima tahapan yang dipopulerkan oleh Rostow (1960). Para pendukungpandangan ini percaya bahwa kemiskinan di Dunia Ketiga disebabkan oleh buruknya modal (mesin,infrastruktur, dan uang). Pembangunan sebagai proses transformasi sistematis—melalui modernisasi,industrialisasi, dan akumulasi modal dan konsumsi domestik—diyakini mampu menyelesaikan masalahkemiskinan dan keterbelakangan di Dunia Ketiga.

Pembangunan dan industrialisasi sebagai salah satu tahap modernisasi dijalankan dengan melembagakankebijakan ekonomi di bawah koordinasi negara atas proyek-proyek investasi berskala besar—termasukkepemilikan publik atas sektor-sektor kunci—untuk membangun infrastruktur ekonomi yang penting bagiindustrialisasi yang dipimpin oleh sektor swasta. Pendekatan “big push” ini diasumsikan akan

Pergeseran Paradigma Neoliberal | Asep Mulyana https://asep234.wordpress.com/2012/05/09/paradigma-neoliberal/

1 of 4 4/16/2013 2:51 PM

Page 2: Pergeseran Paradigma Neoliberal Asep Mulyana

mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang cepat yang merangsang penciptaan kesempatan kerja, stabilitasmakroekonomi, dan keseimbangan pembayaran berkelanjutan, yang pada gilirannya akan mampumenghapus kemiskinan melalui “tetesan ke bawah” (trickle down effect). (Saad-Filho 2000).

Pandangan ini banyak menuai kritik setelah didapati kenyataan bahwa pertumbuhan ekonomi tidakmenghasilkan kesetaraan dalam ekonomi global dan gagal menghapus kemiskinan dan ketimpangandomestik. Paradigma ini justru melahirkan rejim-rejim pembangunan yang otoriter secara politik.Paradigma pembangunan ini dilembagakan dalam proses pembangunan di negara-negara berkembang,tidak terkecuali Indonesia pada era Soeharto (Mas’oed 1989). Pendekatan kaum moneterian kemudianmengoreksi pandangan ini dengan memberikan tekanan pada deregulasi dan privatisasi untuk membatasipencari rente, korupsi, dan menekan kebijakan distribusi (Saad-Filho 2000).

Generasi II: Neoliberal Konsensus Washington

Pandangan Neoliberal Konsensus Washington muncul pada 1980-an dan akhir 1990-an. Pandangan inimelekat pada ideologi neoliberal universal dengan komitmen absolut pada pasar bebas danmembayangkan bahwa negara merupakan sumber korupsi dan inefisiensi. Hal ini setidaknya tampakdalam birokrasi yang berwatak pencari rente. Menurut Saad-Filho (2010), KW mengandung empat unsur,yaitu:

1. Hegemoni teori neoklasik modern yang mengandaikan pasar sebagai ”efisien” dan negara sebagai”tidak efisien”. Pasar, dan bukan negara, yang seharusnya berperan dalam pembangunan ekonomi,pertumbuhan industri, penciptaan kesempatan kerja, dan penyetaraan kompetisi internasional. Mobilitasmodal dan globalisasi dipandang bagus bagi ekonomi dunia dan semua individu. Investasi asing dilihatsebagai instrumen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang dapat dilakukan dengan dukungankebijakan domestik. Teori ini memprioritaskan kebijakan moneter di atas kebijakan fiskal dan tingkatbunga. Teori ini percaya tingkat bunga yang benar dapat mewujudkan keseimbangan pembayaran, inflasiyang rendah, level keberlanjutan konsumsi dan investasi, meningkatkan alokasi sumber daya, dan tingkatpertumbuhan tinggi dan panjang.

2. Kebijakan ekonomi neoklasik. KW memandang bahwa suatu negara akan tetap miskin karena konsepyang salah tentang intervensi negara, korupsi, inefisiensi, dan insentif ekonomi. Negara miskin akanmengejar ketinggalan dan mengambil bentuk ideal seperti negara maju jika negara tersebutmemprioritaskan pengetatan anggaran, privatisasi, penghapusan intervensi negara dalam harga,fleksibilitas pasar buruh dan perdagangan, keuangan, dan liberalisasi modal.

3. Intervensi negara dalam bentuk penyediaan lembaga dan fungsi yang bertujuan untuk menjaminkebebasan dan kemurnian pasar. Intervensi negara diperbolehkan sepanjang dilakukan dalam kontekspromosi sistematik pada kapitalisme global. Tidak mengherankan jika kebijakan KW sering diasosiasikandengan otoritarianisme meski dalam retorikanya mendukung demokrasi politik. Ilustrasi tentang Chili danIndonesia di bawah Orde Baru mengonfirmasi proposisi ini.

4. Standar ortodoksi dalam ekonomi pembangunan dan penguatan kebijakan yang dipaksakan kepadanegara-negara miskin yang menghadapi krisis keseimbangan pembayaran, anggaran, dan keuangan.

Di samping empat elemen itu, deregulasi dan privatisasi menjadi dua kata kunci penataan kemurnianpasar. Neoliberalisme di bawah KW juga merupakan label yang merujuk pada proyek politik khusus(Thatcherisme dan Reaganomics) dan dipakai secara lebih luas dalam gagasan rasionalisme ekonomi,moneterisme, neokonservatisme, manajerialisme, dan kontraktualisme (Wendy Larner 2000).

Pandangan KW mengundang kritik sebagai berikut: 1. Pada semua kasus ditemukan bahwa negara telah

Pergeseran Paradigma Neoliberal | Asep Mulyana https://asep234.wordpress.com/2012/05/09/paradigma-neoliberal/

2 of 4 4/16/2013 2:51 PM

Page 3: Pergeseran Paradigma Neoliberal Asep Mulyana

melanggar semua prinsip KW melalui perencanaan jangka panjang, proteksionisme, keuangan langsung,dan penyimpangan lainnya dari pasar bebas; 2. Di bawah koordinasi KW, kemiskinan makin meruyakakibat proses penyesuaian struktural dan stabilisasi, terutama terjadi di Amerika Latin pasca-ProgramPenyesuaian Struktural ala IMF; 3. Kebijakan ekonomi KW melahirkan resistensi dari komunitas politikmayoritas karena menjadikan politik domestik menjadi tidak ramah terhadap politik demokratik.

Generasi III: Neoliberal Pasca-Konsensus Washington (PKW)

Pandangan Neoliberal PKW dikembangkan dari teori ekonomi institusional baru yang dipopulerkan olehStiglitz—seorang pejabat teras Bank Dunia. PKW menggeser fokus analisis dari penekanan neoklasik padakompetisi dan pasar menuju seDing kelembagaan aktivitas ekonomi, signifikansi ketidaksempurnaanpasar, dan dampak potensial perbedaan atau perubahan dalam lembaga. Inti proses kebijakan beradadalam pergeseran hubungan sosial, distribusi hak milik, jaminan sosial, dan pengurangan kemiskinan.Paradigma ini bertujuan memperluas pasar dalam kehidupan sosial, namun mengabaikan isu hubungankekuasaan di dalam pasar. PKW membangun sebuah pendekatan manajerial-teknokratik ke dalam politikyang berdampak pada depolitisasi konflik dan perjuangan kelas dalam pembangunan (Carroll 2007).

Di sini tampak ada pergeseran paradigma dari paradigma Neoliberal KW ke paradigma Neoliberal PKW.Paradigma pertama menekankan pada bentuk baru tata kelola ekonomi politik yang didasarkan padapremis ortodoks tentang perluasan hubungan pasar dan preferensi negara minimal (Wendy Larner 2000).Sementara penghampiran kedua menekankan pada proyek yang memperluas disiplin pasar ke dalamkehidupan sosial dengan mengusung kebijakan berdimensi sosial, utamanya pengurangan kemiskinan danketimpangan, dalam tata kelola pemerintahan (Carroll 2000, Jayasuriya 2006).

Perbedaan paradigma kebijakan itu tidak berarti Neoliberal PKW dan Neoliberal KW saling bertentangansatu sama lain. Neoliberal PKW justru berposisi sebagai pelengkap yang menyempurnakan proposisiNeoliberal KW tentang penyesuaian struktural. Neoliberal PKW memberi perhatian pada pembuatankebijakan yang membuat pasar bekerja dengan baik. Stiglitz menekankan pentingnya elemen, sepertiregulasi, kompetisi, dan transparansi—sesuatu yang absen dalam Neoliberal KW. Paradigma inimenekankan langkah terbaik untuk memperluas pasar liberal dan meraih efisiensi pasar liberal denganpengaturan kapitalisme dan peran negara yang lebih aktif dalam kebijakan ekonomi berdimensi sosial.Kebijakan pro-poor dan pelibatan warga (miskin) dalam perencanaan penganggaran pembangunanmerupakan bentuk-bentuk kebijakan yang didorong kuat oleh para penganut paradigma neoliberal PKW.===========================BIBLIOGRAFI

Carroll, T. 2007. The Politics of The World Bank’s Socio-Institutional Neoliberalism. Murdoch University

Jayasuriya, K. 2006. StatecraI, Welfare, and the Politics of Inclusion. New York: Palgrave Macmillan.Critical Asian Studies 36 (4).

Larner, W. 2000. “Neoliberalism: Policy, Ideology, Govermentality”. Studies in Political Economy 63

Roberts, K. 1995. “Neoliberalisme and the Transformation of Populism in Latin America: the Peruviancase”. World Politics 48 (1): 82—116

Rostow, WW. 1960. The Stages of Economic Growth: A Non-Communist Manifesto. Cambridge:Cambridge University Press.

Saad-Filho. 2010. “Growth, Poverty and Inequality: From Washington Consensus to Inclusive Growth”DESA Working Paper No. 100. ST/ESA/2010/DWP/100

Pergeseran Paradigma Neoliberal | Asep Mulyana https://asep234.wordpress.com/2012/05/09/paradigma-neoliberal/

3 of 4 4/16/2013 2:51 PM

Page 4: Pergeseran Paradigma Neoliberal Asep Mulyana

Stiglitz. J. 2004. “The Post Washington Consensus Consensus”. Initiative for Policy Dialogue. ColumbiaUniversity.

Weyland, K. 1996. “Neopopulism and Neoliberalism in Latin America: Unexpected Affinities”. Studies inComparative International Development 32 (3): 3—31.

Weyland, K. 2003. “Neopopulism and Neoliberalism in Latin America: how much affinity?” Third WorldQuarterly. Vol 24 No 6 pp 1095–1115.

CommentsAnonymous says:May 17, 2012 at 11:19 pm

gagasan neo lib, sudah mulai dr tahun 40-an mas, setelah adanya great depresiion ekonomi dunia,pelopornya sollow-swan, keynes, marshall..baru kekiniannya itu rostow..

Blog at WordPress.com. | Theme: Greyzed by The Forge Web Creations.Follow

Follow “Asep Mulyana”

Powered by WordPress.com

Pergeseran Paradigma Neoliberal | Asep Mulyana https://asep234.wordpress.com/2012/05/09/paradigma-neoliberal/

4 of 4 4/16/2013 2:51 PM