perbedaan artikel penelitian dan non penelitian

14
Kata Pengantar Daftar Isi BAB I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Permasalahan 1.3. Tinjauan BAB II. Pembahasan BAB III. Penutup 3.1. Kesimpulan 3.2 Saran Daftar Pustaka

Upload: uci-evrent

Post on 06-Jul-2015

4.709 views

Category:

Data & Analytics


300 download

DESCRIPTION

Perbedaan Artikel Penelitian dan Non Penelitian

TRANSCRIPT

Page 1: Perbedaan artikel penelitian dan non penelitian

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang 1.2. Permasalahan 1.3. Tinjauan

BAB II. Pembahasan

BAB III. Penutup

3.1. Kesimpulan

3.2 Saran

Daftar Pustaka

Page 2: Perbedaan artikel penelitian dan non penelitian

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu masalah berdasarkan penyelidikan, pengamatan, pengumpulan data yang didapat dari suatu penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium, ataupun kajian pustaka yang didasarkan pada pemikiran (metode) ilmiah yang logis dan empiris.

Menurut Jacob (bahan kuliah Ilmu Menulis, Strata-2 Ilmu Kedokteran Dasar, Fakultas Kedokteran Gadjah Mada, 1991, tidak dipublikasikan) karya ilmiah mempunyai beberapa kategori, diantaranya:

1) Laporan Penelitian adalah laporan yang ditulis berdasarkan penelitian. Misalnya laporan penelitian yang didanai olah Fakultas dan Universitas, laporan arkeologis yang dibiayai oleh Departemen Kebudayaan dan sebagainya.

2) Skripsi adalah tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata satu (S1). 3) Tesis adalah tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akadmik strata dua (S2), yaitu Master. 4) Disertasi adalah tulisan ilmiah untuk mendapatkan glar akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor. 5) Surat Pembaca adalah surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan ilmiah. 6) Laporan Kasus adalah tulisan mengnai kasus-kasus yang ada dilandasi dengan teori. 7) Laporan Tinjauan adalah tulisan yang berisi tinjauan karya ilmiah dalam kurun waktu tertentu. 8) Resensi adalah tanggapan terhadap suatu karangan atau buku yang memaparkan manfaat

karangan atau buku tersbut bagi pembaca. 9) Monograf adalah karya asli menyeluruh dari suatu masalah. Monograf ini dapat juga berupa tesis

ataupun disertasi. 10) Raferat adalah tinjauan mengenai karangan sendiri dan karangan orang lain. 11) Kabilitasi adalah karangan-karangan penting yang dikerjakan sarjana Departemen Pendidikan

Nasional untuk bahan kuliah.

1.2. Permasalahan a) Perbedaan Karya Tulis Penelitian dan Non Penelitian; b) Karya Tulis Penelitian; dan c) Teknik Penulisan Karya Tulis Penelitian.

1.3. Tujuan a) Mengetahui Perbedaan Karya Tulis Peneltian dan Non Penelitian; b) Mengetahui Pengertian dari Karya Tulis Penelitian; dan c) Mengetahui Penulisan Karya Tulis Penelitian.

Page 3: Perbedaan artikel penelitian dan non penelitian

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PERBEDAAN KARYA TULIS PENELITIAN DAN NON PENELITIAN

A. KARYA TULIS PENELITIAN Berikut beberapa perbedaan antara Karya Tulis Penelitian dan Non Penelitian jika dipandang

dalam beberapa aspek, diantaranya:

1. Ciri Pokok Laporan dalam bentuk artikel ilmiah dibedakan dengan laporan teknik dalam tiga segi, yaitu bahan, sistematika, dan prosedur penulisan.

a) Bahan, Perbedaan yang pertama terletak pada bahan yang ditulis dalam sebuah artikel ilmiah. Artikel hasil penelitian untuk jurnal berisi hal-hal yang bersifat penting seperti temuan penelitian, pembahasan hasil/ temuan, dan kesimpulan kemudian disajikan dalam bentuk serba singkat dan seperlunya.

b) Sistematika, Ciri pokok kedua yang membedakan artikel hasil penelitian dengan non penelitian adalah sistematika penulisan yang digunakan. Pada laporan penelitian terdiri bab dan subab, sedangkan artikel dan makalah terdiri atas bagian dan subbagian yang dapat diberi judul dan dapat juga tidak.

c) Prosedur Penulisan, Ada tiga kemungkinan prosedur penulisan artikel hasil penelitian, diantaranya:

(1) Artikel hasil penelitian ditulis sebelum laporan penelitian teknik resmi secara lengkap dibuat. Tujuannya untuk menjaring masukan-masukan dari pembaca sebelum peneliti menyelesaikan tulisan lengkapnya dalam bentuk laporan penelitian teknis resmi. Masukan itu diharapkan meningkatkan kualitas hasil temuan penelitiannya.

(2) Artikl hasil untuk jurnal ditulis setelah laporan teknis merupakan kewajiban, sdangkan penulisan artikelnya hanya bersifat anjuran.

(3) Artikel penelitian yang diterbitkan dijurnal merupakan satu-satunya tulisan yang dibuat peneliti.

Alternatif ketiga ini lazim dilakukan oleh peneliti yang mendanai penelitiannya sendiri.

2. Isi dan Sistematika a) Judul

Judul artikel hasil penelitian diharapkan dapat dengan cepat memberikan gambaran mengenai penelitian yang telah dilakukan. Oleh karena itu judul artikel hendaknya informatif, lengkap, tidak terlalu panjang/pendk, antara 5-15 kata. Judul artikel memuat variabel-variabel yang diteliti atau kata kunci yang menggambar masalah yang diteliti. Variabel-variabel penelitian penlitian dan hubungan antar variabel serta informasi lain yang dianggap penting hendaknya terlihat dalam judul artikel.

b) Nama Penulis Untuk menghindari bias terhadap senioritas dan wibawa atau inferioritas penulis,

nama penulis artikel tanpa disertai gelar akademik atau gelar profesional yang lain. Jika dikehendaki gelar kebangsawanan atau keagamaan boleh disertakan. Nama lembaga tempat penulis bekerja ditulis sebagai catatan kaki di halaman pertama. Jika penulis lebih dari 2 orang, hanya nama penulis utama saja yang dicantumkan di bawah judul disertai tambahan dkk. (dan kawan-kawan). Nama penulis lain ditulis dalam catatan kaki atau di dalam catatan akhir jika tempat pada catatan kaki tidak mencukupi.

Page 4: Perbedaan artikel penelitian dan non penelitian

c) Sponsor Nama sponsor penelitian ditulis sebagai catatan kaki pada halaman pertama,

diletakkan di atas nama lembaga asal peneliti. d) Abstrak dan Kata Kunci

Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang ide-ide yang paling penting.Dalam artikel hasil penelitian abstrak secara ringkas memuat uraian mengenai masalah dan tujuan penelitian, metode yang digunakan, prosedur penelitian (untuk penelitian kualitatif termasuk diskripsi tentang subjek yang diteliti), dan hasil penelitian (bila dianggap perlu, juga kesimpulan dan implikasi). Tekanan utama diberikan kepada hasil penelitian. Hal-hal lain seperti hipotesis, pembahasan, dan saran tidak disajikan. Panjang abstrak 50 – 75 kata dan ditulis dalam satu paragraf. Abstrak diketik dengan spasi tunggal dengan menggunakan format yang lebih sempit dari teks utama (margin kanan dan kiri menjorok masuk 1,2 cm).

Kata kunci adalah kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang diteliti(ranah masalah yang diteliti) atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan dalam karangan asli, berupa kata tunggal atau gabungan kata. Masalah yang diteliti ini sering tercermin dalam variabel-variabel penelitian dan hubungan antara variabel-variabel tersebut. Walaupun demikian, tidak ada keharusan kata-kata kunci diambil dari veriabel-variabel penelitian atau dari kata-kata yang tercantum di dalam judul artikel. Jumlah kata kunci antara 3 – 5 buah. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat ditemukan judul-judul penelitian beserta abstraknya dengan mudah.

e) Pendahuluan Pendahuluan tidak diberi judul, ditulis langsung setelah abstrak dan kata kunci.

Bagian ini menyajikan kajian pustaka yang berisi paling sedikit tiga gagasan: (1) latar belakang atau rasional penelitian, (2) masalah dan wawasan rencana pemecahan masalah, (3) rumusan tujuan penelitian (dan harapan tentang manfaat hasil penelitian).

Bagian kajian pustaka harus disertai rujukan yang bisa dijamin otoritas penulisnya. Jumlah rujukan harus proporsional. Pembahasan kepustakaan harus disajikan secara ringkas, padat, dan langsung mengenai masalah yang diteliti. Aspek yang dibahas dapat mencakup landasan teorinya, segi historisnya, atau segi lainnya. Penyajian latar belakang atau rasional penelitian hendaknya sedemikian rupa sehingga mengarahkan pembaca ke rumusan masalah penelitian yang dilengkapi dengan rencana pemecahan masalah dan akhirnya ke rumusan tujuan. Untuk penelitian kualitatif di bagian ini dijelaskan juga fokus penelitian dan uraian konsep yang berkaitan dengan fokus penelitian.

Banyak jurnal tidak mencantumkan subjudul untuk pendahuluan. Bagian ini terutama berisi paparan tentang permasalahan penelitian, wawasan, dan rencana penulis dalam kaitannya dengan upaya pemecahan masalah, tujuan penelitian, dan rangkluman kajian teoritik yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Kadang-kadang juga dimuat harapan akan hasil dan manfaat penelitian.

Penyajian bagian pendahuluan dilakukan secara naratif, dan tidak perlu pemisahan (visi) dari suatu subbagian ke subbagian lain. Pemisahan dilakukan hanya dengan pergantian paragraf

f) Metode Bagian ini menyajikan bagaimana penelitian itu dilakukan. Uraian disajikan dalam

beberapa paragraf tanpa subbagian atau dipilah-pilah menjadi beberapa beberapa subbagian. Hanya hal-hal yang pokok saja yang disajikan. Uraian rinci tentang rancangan penelitian tidak perlu diberikan.

Materi pokok bagian ini adalah rancangan atau desain penelitian (bagaimana data dikumpulkan), sasaran atau target penelitian (populasi dan sampel) atau siapa sumber data, teknik pengumpulan data dan pengembangan instrumen, dan teknik analisis data (bagaimana data dianalisis). Apabila uraian ini disajikan dalam subbagian, maka subbagian itu antara lain berisi keterangan tentang populasi dari sampel atau subjek,

Page 5: Perbedaan artikel penelitian dan non penelitian

instrumen pengumpulan data, rancangan penelitian (terutama jika digunakan rancangan yang cukup kompleks seperti rancangan eksperimantal), dan teknik analisis data. Sub-subbagian tersebut umumnya (sebaiknya) disampaikan dalam format essei dan sesedikit mungkin menggunakan format enumeratif.

Penelitian yang menggunakan alat dan bahan perlu ditulis spesifikasi alat dan bahannya. Spesifikasi alat menggambarkan tingkat kecangguhan alat yang digunakan, sedangkan spesifikasi bahan juga perlu diberikan karena penelitian ulang dapat berbeda dari penelitian perdana apabila spesifikasi bahan yang digunakan berbeda.

Untuk penelitian kualitatif perlu ditambahkan perian mengenai kehadiran peneliti, subjek penelitian, dan informan beserta cara-cara menggali data penelilitan, lokasi penelitian, dan lama penelitian. Selain itu juga diberikan uraian mengenai pengecekan keabsahan hasil penelitian.

g) Hasil Bagian ini merupakan bagian utama artikel ilmiah, dan oleh karena itu biasanya

merupakan bagian terpanjang. Bagian ini memuat hasil penelitian, tepatnya hasil analisis data. Hasil yang disajikan adalah hasil bersih. Proses analisis data (seperti perhitungan statistik) tidak perlu disajikan. Proses pengujian hipotesis pun tidak perlu disajikan, termasuk perbandingan antara koefisien yang ditemukan dalam analisis dan hasil pengujian hipotesis.

Penyampaian hasil penelitian dapat dibantu dengan penggunaan tabel dan grafik (atau bentuk/format komunikasi yang lain). Tabel atau grafik harus diberi komentar atau dibahas dalam tubuh artikel. Pembahasan tidak harus dilakukan per tabel atau grafik. Tabel atau grafik digunakan untuk memperjelas penyajian hasil secara verbal.

Penyajian hasi yang cukup panjang dapat dibagi dalam beberapa subbagian.Apabila hasil yang disajikan cukup panjang, penyajian harus dilakukan dengan memilah-milah menjadi subbagian-subbagian sesuai dengan penjabaran masalah penelitian. Apabila bagian ini pendek, bisa digabung dengan bagian pembahasan. Untuk penelitian kualitatif, bagian hasil memuat bagian-bagian rinci dalam bentuk subtopik-subtopik yang berkaitan langsung dengan fokus penelitian

h) Pembahasan Bagian ini adalah bagian terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah. Penulis artikel

dalam bagian ini menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian dan menunjukkan bagaimana temuan-temuan tersebut diperoleh, menginterpretasikan temuan, mengaitkan temuan penelitian dengan struktur pengetahuan yang telah mapan dan memunculkan ”temuan-temuan” baru atau modifikasi teori yang telah ada. Tujuan pembahasan adalah: (1) menjawab masalah penelitian atau menunjukkan bagaimana tujuan penelitian itu

dicapai, (2) menafsirkan temuan-temuan, (3) mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah

mapan, dan (4) menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang ada.

Dalam menjawab masalah penelitian atau tujuan penelitian, harus disimpulkan hasil-

hasil penelitian secara eksplisit. Misalnya dinyatakan bahwa penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan kognitif anak sampai umur 5 tahun, maka dalam bagian pembahasan haruslah diuraikan pertumbuhan kognitif anak itu sesuai dengan hasil penelitian.

Penafsiran terhadap temuan dilakukan dengan menggunakan logika dan teori-teori yang ada. Misalnya ditemukan adanya korelasi antara kematangan berpikir dengan lingkungan anak, Hal ini dapat ditafsirkan bahwa lingkungan dapat memberikan masukan untuk mematangkan proses kognitif anak. Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar anak, termasuk sekolah sebagai tempat belajar.

Temuan diintegrasikan ke dalam kumpulan pengetahuan yang sudah ada dengan jalan membandingkan temuan itu dengan temuan penelitian sebelumnya, atau dengan teori

Page 6: Perbedaan artikel penelitian dan non penelitian

yang ada, atau dengan kenyataan di lapangan. Perbandingan tersebut harus disertai rujukan.

Jika penelitian ini menelaah teori (penelitian dasar), teori yang lama bisa dikonfirmasi atau ditolak, sebagian atau seluruhnya. Penolakan terhadap sebagian teori harus disertai dengan modifikasi teori, sedangkan penolakan terhadap seluruh teori haruslah disertai dengan rumusan teori baru.

Untuk penelitian kualitatif, bagian ini dapat pula memuat ide-ide peneliti, keterkaitan antara kategori-kategori dan dimensi-dimensi serta posisi temuan atau penelitian terhadap temuan dan teori sebelumnya.

i) Kesimpulan dan Saran Kesimpulan menyajikan ringkasan dari uraian mengenai hasil penelitian dan

pembahasan. Dari kedua hal ini dikembangkan pokok-pokok pikiran (baru) yang merupakan esensi dari temuan penelitian. Kesimpulan disajikan dalam bentuk essei, bukan dalam bentuk numerikal.

Saran hendaknya dikembangkan berdasarkan temuan penelitian atau disusun berdasarkan kesimpulan yang telah ditarik. Saran dapat mengacu pada tindakan praktis, pengembangan teori baru, dan penelitian lanjutan. Bagian saran bisa berdiri sendiri.

j) Daftar Rujukan Bagian rujukan harus lengkap dan sesuai dengan rujukan yang disajikan dalam batang

tubuh artikel ilmiah. Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam batang tubuh artikel. Demikian pula semua rujukan yang disebutkan dalam batang tubuh harus disajikan dalam daftar rujukan

B. ARTIKEL NONPENELITIAN/ARTIKEL HASIL PEMIKIRAN

Artikel hasil pemikiran adalah hasil pemikiran penulis atas suatu permasalah, yang

dituangkan dalam bentuk tulisan. Dalam upaya untuk menghasilkan artikel jenis ini penulis

terlebih dahulu mengkaji sumber-sumber yang relevan dengan permasalahannya, baik yang

sejalan maupun yang bertentangan dengan apa yang dipikirkannya. Sumber-sumber yang

dianjurkan untuk dirujuk dalam rangka menghasilkan artikel hasil pemikiran adalah juga artikel-

artikel hasil pemikiran yang relevan, hasil-hasil penelitian terdahulu, di samping teori-teori yang

dapat digali dari buku-buku teks.

Bagian paling vital dari artikel hasil penelitian adalah pendapat atau pendirian penulis tentang

hal yang dibahas, yang dikembangkan dari analisis terhadap pikiran-pikiran mengenai masalah

yang sama yang telah dipublikasikan sebelumnya dan pikiran baru penulis tentang hal yang perlu

dikaji jika memang ada. Jadi, artikel hasil pemikiran nukanlah sekadar kulase atau tempelan

cuplikan dari sejumlah artikel, apalagi pemindahan tulisan dari sejumlah sumber, tetapi adalah

hasil pemikiran analitis dan kritis penulisnya.

Ketentuan untuk penulisan artikel nonpenelitian pada dasarnya berlaku juga untuk penulisan

makalah pendek (yaitu makalah yang panjangnya tidak lebih dari 20 halaman), kecuali dalam

makalah pendek abstrak dan kata-kata kunci tidak harus ada.

Istilah artikel nonpenelitian mengacu kepada semua jenis artikel ilmiah yang bukan

merupakan laporan hasil penelitian. Artikel yang termasuk kategori artikel nonpenelitian antara

lain berupa artikel yang menelaah suatu teori, konsep, atau prinsip, mengembangkan suatu model,

mendiskripsikan fakta atau fenomena tertentu, menilai suatu produk, dan masih banyak jenis yang

lain. Karena beragamnya jenis artikel ini, maka cara penyajiannya di dalam jurnal sangat

bervariasi

1. Isi dan Sistematika Sebuah artikel nonpenelitian berisi hal-hal yang sangat esensial; karena itu biasanya

jumlah halaman yang disediakan tidak banyak (antara 10 – 20 halaman). Unsur pokok yang

harus ada dalam artikel nonpenelitian dan sistematikanya adalah: (1) judul artikel, (2) nama

Page 7: Perbedaan artikel penelitian dan non penelitian

penulis, (3) abstrak dan kata kunci, (4) pendahuluan, (5) bagian inti, (6 penutup, dan (7) daftar

rujukan.

a) Judul

Judul artikel sebagai label yang mencerminkan secara tepat inti isi yang terkandung

dalam artikel. Untuk itu, pemilihan kata yang dipakai dalam judul artikel hendaknya

dilakukan secara cermat. Di samping aspek ketepatannya, pilihan kata untuk judul perlu

juga mempertimbangkan pengaruhnya terhadap daya tarik judul bagi pembaca. Judul

artikel sebaiknya terdiri atas 5 – 15 kata.

Judul artikel hasil pemikiran hendaknya mencerminkan dengan tepat masalah yang

dibahas. Pilihan kata-kata harus tepat, mengandung unsu-unsur utama maslah, jelas, dan

setelah disusun dalm bentuk judul harus memiliki daya tarik yang cukup kuat bagi calon

pembaca. Judul dapat ditulis dalam bentuk berita atau kalimat tanya. Salah satu ciri

penting judul artike hasil pemikiran adalah ”provokatif”, dalam arti merangsang pembaca

untuk membaca artikel yang bersangkutan. Hal ini penting karena artikel hasil pemikiran

pada dasarnya bertujuan untuk membuka wacana diskusi argumentasi, analisis, dan

sintesis pendapat-pendapat para ahli atau pemerhati bidang tertentu.

Perhatikan judul-judul artikel di bawah ini, dan lakukan evaluasi terhadap judul-judul

tersebut untuk melihat apakah kriteria yang tersebut di atas terpenuhi.

Membangun Teori melalui Pendekatan Kualitatif (Forum Penelitian Kependidikan

Tahun 7, No. 1)

Repelita IV: Cautious Development Plan for Steady Growth (Kaleidoscope

International Vol. IX No.1)

Interpreting Student’s and Teacher’s Discourse in Science Classes: An Underestimated Problem? ( Journal of Research in Science Teaching Vol. 33, No. 2 ).

Di dalam contoh-contoh judul di atas seharusnya tercermin ciri-ciri yang diharapkan

ditunjukkan oleh artikel hasil pemikiran seperti provokatif, argumentatif, dan analitik.

b) Nama Penulis

Untuk menghindari bias terhadap senioritas dan wibawa atau inferioritas penulis,

nama penulis artikel tanpa disertai gelar akademik atau gelar profesional yang lain. Jika

dikehendaki gelar kebangsawanan atau keagamaan boleh disertakan. Nama lembaga

tempat penulis bekerja ditulis sebagai catatan kaki di halaman pertama. Jika penulis lebih

dari 2 orang, hanya nama penulis utama saja yang dicantumkan di bawah judul disertai

tambahan dkk. (dan kawan-kawan). Nama penulis lain ditulis dalam catatan kaki atau di

dalam catatan akhir jika tempat pada catatan kaki tidak mencukupi.

c) Abstrak dan Kata Kunci

Untuk artikel nonpenelitian, abstrak berisi ringkasan dan isi artikel yang dituangkan

secara padat, bukan komentar atau pengantar dari penyunting atau redaksi. Panjang

abstrak 50 – 75 kata dan ditulis dalam satu paragraf. Abstrak diketik dengan spasi tunggal

dengan menggunakan format yang lebih sempit dari teks utama (margin kanan dan kiri

menjorok masuk 1,2 cm).

Dengan membaca abstrak diharapkan calon pembaca segera memperoleh gambara

umum dari masalah yang dibahas dalam artikel. Ciri-ciri umum hasil pemikiran seperti

kritis dan provokatif hendaknya juga sudah terlihat dalam abstrak ini sehingga calon

pembaca tertarik untuk meneruskan pembacannya.

Abstrak hendaknya juga disertai dengan 3-5 kata kunci, yaitu istilah-istilah yang

mewakili ide-ide atau konsep-konsep dasar yang terkait dengan ranah permasalahan yang

Page 8: Perbedaan artikel penelitian dan non penelitian

dibahas dalam artikel, atau kata pokok yang menggambarkan daerah masalah yang diteliti

atau istilah-istilah yang merupakan dasar pemikiran gagasan dalam karangan asli, berupa

kata tunggal atau gabungan kata. Jumlah kata kunci antara 3 – 5 buah. Jika dapat

diperoleh, kata-kata kunci hendaknya diambil dari tesaurus bidang ilmu terkait. Perlu

dicatat bahwa kata-kata kunci tidak hanya dapat dipetik dari judul artikel, tetapi juga dari

tubuh artikel walaupun ide-ide atau konsep-konsep yang diwakili tidak secara eksplisit

dinyatakan atau dipaparkan di dalam judul atu tubuh artikel. Kata kunci diperlukan untuk

komputerisasi sistem informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat ditemukan judul-judul

penelitian beserta abstraknya dengan mudah.

d) Pendahuluan

Bagian pendahuluan artikel nonpenelitian berisi uraian yang mengantarkan pembaca

kepada topik utama yang akan dibahas. Bagian ini menguraikan hal-hal yang dapat

menarik perhatian pembaca dan memberikan acuan (konteks) bagi permasalahan yang

akan dibahas misalnya dengan menonjolkan hal-hal yang kontroversial atau belum tuntas

dalam pembahasan permasalahan terkait dalam artikel-artikel atau naskah-naskah lain

yang telah dipublikasikan terdahulu. Oleh karena itu, is bagian pendahuluan menguraikan

hal-hal yang mampu menarik pembaca sehingga mereka ”tergiring” untuk mendalami

bagian selanjutnya. Selain itu, bagian pendahuluan hendaknya diakhiri dengan rumusan

singkat (1 – 2 kalimat) tentang hal-hal pokok yang akan dibahas. Bagian pendahuluan

tidak diberi judul.

e) Bagian Inti

Judul, judul bagian, dan isi bagian inti sebuah artikel nonpenelitian sangat

bervariasi, lazimnya berisi kupasan, analisis, argumentasi, komparasi, keputusan, dan

pendirian atau sikap penulis mengenai masalah yang dibicarakan, tergantung pada topik

yang dibahas. Hal yang perlu mendapat perhatian pada bagian inti adalah

pengorganisasian isinya. Uraian yang lebih rinci mengenai cara pengorganisasian isi

dibahas pada paparan berikutnya.

Banyaknya subbagian juga tidak ditentukan, tergantung kepada kecukupan kebutuhan

penulis untuk menyampaikan pikiran-pikirannya. Di antara sifat-sifat artikel terpenting

yang seharusnya ditampilkan di dalam bagian ini adalah kupasan yang argumentatif,

analitik, dan kritis dengan sistematika yang runtut dan logis, sejauh mungkin dengan

berciri komparatif dan menjauhi sifat tertutup dan instruktif. Walaupun demikian perlu

dijaga agar tampilan bagian ini tidak terlalu panjang dan menjadi bersifat enumeratif

seperti diktat. Penggunaan subbagian-subbagian yang terlalu banyak juga akan

menyebabkan artikel tampil seperti diktat.

f) Penutup

Istilah penutup dipakai sebagai judul bagian akhir dari sebuah artikel nonpenelitian,

jika isinya hanya berupa catatan akhir atau yang sejenisnya. Jika uraian pada bagian akhir

berisi kesimpulan hasil pembahasan pada bagian sebelumnya, perlu dimasukkan pada

bagian kesimpulan. Kebanyakan artikel nonpenelitian membutuhkan kesimpulan. Ada

beberapa artikel nonpenelitian yang dilengkapi dengan saran. Sebaiknya saran

ditempatkan dalam bagian tersendiri.

Penutup biasanya diisi dengan simpulan atau penegasan pendirian penulis atau

masalah yang dibahs pada bagian sebelumnya. Banyak juga penulis yang berusaha

menampilkan segala apa yang telah dibahas dibagian terdahulu, secara ringkas. Sebagian

penulis mnyertakan saran-saran atau pendirian alternatif. Jika memang dianggap tepat

bagian terakhir ini dapat disajikan dalam subbagian tersendiri.

Page 9: Perbedaan artikel penelitian dan non penelitian

g) Daftar Rujukan

Bahan rujukan yang dimasukkan dalam daftar rujukan hanya yang benar-benar

dirujuk di dalam tubuh artikel. Jadi, bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan

harus sudah disebutkan dalam batang tubuh artikel. Karena itu, Daftar rujukan harus

lengkap, mencakup semua bahan pustaka yang telah disebutkan dalam batang tubuh

artikel.

Sebaliknya, semua rujukan yang telah disebutkan dalam tubuh artikel harus tercatat di

dalam daftar rujukan. Penulisan daftar rujukan dilakukan pada halaman terakhir artikel,

tidak pada halaman baru. Tata aturan penulisan daftar rujukan bervariasi, tergantung gaya

selingkung yang dianut. Walaupun demikian, harus senantiasa diperhatikan bahwa tata

aturan ini secara konsisten didiikuti dalam setiap nomor penerbitan.

2. Pengorganisasian Isi Pengorganisasian isi mengacu kepada cara penataan urutan isi yang akan dipaparkan

dalam artikel. Isi yang dimaksud dapat berupa fakta, konsep, prosedur, atau prinsip. Tipe isi

yang berbeda memerlukan penataan urutan yang berbeda, tergantung pada struktur isinya.

Berikut ini adalah langkah yang perlu dilewati untuk menghasilkan pengiorganisasian

isi artikel yang baik:

(1) mengidentifikasi tipe isi yang akan dideskripsikan dalam artikel,

(2) menetapkan struktur isi,

(3) menata isi ke dalam strukturnya,

(4) menata urutan isi, dan

(5) mendeskripsikan isi mengikuti urutan yang telah ditetapkan.

Mengidentifikasi tipe isi yang akan dideskripsikan dalam artikel merupakan langkah

paling awal. Isi yang dimaksud perlu dikaji secara cermat apakah berupa konsep,

prosedur, atau prinsip. Tipe isi dikatakan konsep apabila menekankan uraian tentang

”apanya”, tipe isi prosedur menekankan ”bagaimana”, dan tipe isi dikatakan prinsip apabila

menekankan ”mengapa”.

Menetapkan struktur isi merupakan langkah lanjutan setelah penetapan tipe isi.

Struktur isi mengacu kepada kaitan antarisi. Penataan isi artikel perlu memperhatian struktur

isinya. Dari struktur isi akan dapat diketahui isi mana yang selayaknya diuraikan lebih dulu

dan isi mana yang diuraikan kemudian, serta seberapa dalam setiap isi perlu diuraikan.

Tipe isi yang berbeda menuntut struktur isi yang berbeda. Apabila isi yang akan

diuraikan dalam artikel berupa konsep-konsep, maka isi ini sebaiknya ditata ke dalam struktur

konseptual. Apabila isi yang akan diuraikan berupa prosedur, maka penataannya menuntut

penggunaan struktur prosedural. Apabila isi yang akan diuraikan berupa prinsip, tatanan

prinsip-prinsip itu ditata ke dalam struktur teoretik.

Langkah ketiga adalah menata isinya ke dalam strukturnya. Apabila hasil langkah

kedua ternyata mengarah ke pembuatan struktur konseptual, maka langkah berikutnya adalah

memilih semua konsep penting yang akan diuraikan dan manatanya menjadi suatu struktur

yang bermakna, yang secara jelas menunjukkan keterkaitan antarkonsep itu.

Langkah keempat adalah menata urutan isi. Penataan ini dilakukan berpijak pada

struktur yang telah dibuat pada langkah ketiga. Pada langkah ini semua konsep atau prosedur,

atau prinsip yang telah dimasukkan dalam strukturnya ditata urutan pemaparannya. Beberapa

ketentuan penataan urutan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.

Pertama, paparkan struktur isi, sedapat mungkin pada bagian paling awal dari artikel.

Struktur isi yang memuat bagian-bagian penting artikel dan kaitan-kaitan antarbagian itu

perlu dipaparkan pada bagian awal untuk dijadikan kerangka acuan paparan isi yang lebih

rinci.

Kedua, Paparkan bagian isi terpenting di bagian pertama. Pada tahap pemaparan isi

yang diambil dari suatu struktur, upayakan memaparkan isi yang paling penting pertama kali.

Page 10: Perbedaan artikel penelitian dan non penelitian

Penting tidaknya bagian isi ditentukan oleh sumbangannya untuk memahami keseluruhan isi

artikel. Misalnya, jika konsepkonsep yang akan dipaparkan memiliki hubungan prasyarat

belajar, maka konsep-konsep yang mempersyarati sebaiknya dipaparkan terlebih dulu.

Ketiga, sajikan isi secara bertahap dari umum ke rinci. Isi yang lebih umum

sebaiknya disajikan mendahului isi yang lebih rinci. Selain itu, setiap paparan suatu bagian isi

sebaiknya selalu ditunjukkan kaitannya dengan bagian isi yang lain.

Setelah melewati keempat langkah tersebut, penulis artikel tinggal membuat paparan

isi sesuai dengan urutan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam memaparkan isi upayakan

menggunakan tahapan tingkat umum ke rinci secara bertahap. Dengan cara ini, tingkat sajian

yang lebih umum akan menjadi pijakan bagian sajian isi yang lebih rinci.

2.2. KARYA TULIS PENELITIAN

Karya tulis ilmiah penelitian yang diprioritaskan bagi guru adalah penelitian yang

terkait langsung dengan tugas pokok dan fungsinya serta berdampak langsung terhadap peningkatan kualitas pembelajaran. Dalam hal ini terdapat dua macam penelitian yang dapat dilakukan sesuai tujuan tersebut yaitu: (a) penelitian eksperimen, dan (b) penelitian tindakan kelas (PTK). Beberapa permasalahan yang dapat dijadikan topik penelitian eksperimen maupun PTK antara lain: 1) Masalah pembelajaran, antara lain masalah pengelolaan kelas, prosedur pebelajaran,

model pembelajaran, pendekatan dan metode mengajar yang inovatif dan spesifik sesuai dengan karakteristik bidang studinya (subject specific paedagogy), serta interaksi dalam pembelajaran untuk mengatasi masalah belajar siswa seperti kesalahan-kesalahan belajar dan miskonsepsi.

2) Pengembangan bahan ajar seperti modul, computer assisted learning, dan alat bantu/media pembelajaran seperti pengembangan alat peraga dan multimedia.

3) Pemanfaatan sumber belajar, antara lain pemanfaatan perpustakaan baik cetak maupun elektronik, pemanfaatan internet, atau sumber belajar lain di luar kelas,

4) Evaluasi proses dan hasil belajar, antara lain evaluasi otentik termasuk penilaian portofolio, evaluasi diagnostik siswa dengan tindakan pembelajarannya, serta pengembangan instrumen dan penggunaannya.

Penelitian eksperimen dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang akibat

dari adanya suatu treatment atau perlakuan. Penelitian eksperimen dilakukan untuk mengetes

suatu hipotesis dengan ciri khusus:

1) adanya variabel bebas yang dimanipulasi,

2) adanya pengendalian atau pengontrolan terhadap semua variabel lain kecuali variabel

bebas yang dimanipulasi, dan

3) adanya pengamatan dan pengukuran terhadap variabel terikat sebagai akibat dari tindakan

manipulasi variabel bebas.

Beberapa desain penelitian eksperimen dalam bidang pendidikan yang dapat dipilih dan

disesuaikan dengan kondisi kelas sebagiamana terlihat dalam Gambar 2.1.

Page 11: Perbedaan artikel penelitian dan non penelitian

Gambar 2.1. Beberapa Macam Desain Penelitian Eksperimen

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan

memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Tujuan utama PTK adalah untuk

memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas, dan mencari jawaban ilmiah

bagaimana hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. Pada intinya PTK

bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam peningkatan mutu

pembelajaran di kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang

sedang belajar.

Umumnya laporan PTK menggunakan kerangka isi yang terdiri dari bagian awal,

bagian isi, dan bagian penunjang. Secara rinci kerangka tersebut adalah sebagai berikut:

(1) Bagian Awal terdiri dari: (a) halaman judul; (b) lembaran persetujuan dan pernyataan

dari kepala sekolah yang menyatakan keaslian tulisan dari si penulis; (c) pernyataan dari

perpustakaan yang menyatakan bahwa makalah tersebut telah disimpan

diperpustakannya, (d) pernyataan keaslian tulisan yang dibuat dan ditandatangi oleh

penulis, (e) kata pengantar; (f) daftar isi, (bila ada : daftar label, daftar gambar dan daftar

lampiran), serta (g) abstrak atau ringkasan.

(2) Bagian Isi terdiri dari beberapa bab yakni: (Bab I) Pendahuluan yang menjelaskan

tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah dan Cara Pemecahan Masalah

melalui rencana tindakan yang akan dilakukan, Tujuan dan Kemanfaatan Hasil Penelitian;

(Bab II) Kajian /Tinjauan Pustaka yang berisi uraian tentang kajian teori dan pustaka

yang menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan; (Bab

III) Metode Penelitian atau Metodologi Penelitian yang menjelaskan tentang prosedur

penelitian; (Bab IV) Hasil penelitian dan pembahasan serta mengemukakan gambaran

tentang pelaksanaan tindakan, dimulai dari setting atau pengaturan siswa, penjelasan

umum jalannya pembelajaran diikuti penjelasan siklus demi siklus; dan (Bab V)

Simpulan dan Saran-Saran.

Desain

Eksperimen

Pre-Experimental

True-

Experimental

Factorial

Experimental

Quasi

Experimental

One-shot Case Studi

One Group Pretest-Posttest

Intec- Group Comparison

Pretest- Post test Control Group

Design

Post test Only Control Design

Time-Series Design

Nonequivalent Control Group

Design

Page 12: Perbedaan artikel penelitian dan non penelitian

(3) Bagian Penunjang yang pada umumnya terdiri dari sajian daftar pustaka dan lampiran-

lampiran yang diperlukan untuk menunjang isi laporan. Lampiran utama yang harus

disertakan adalah (a) semua instrumen yang digunakan dalam penelitian, terutama lembar

pengamatan, b) contohcontoh hasil kerja dalam pengisian/ pengerjaan instrumen baik

oleh guru maupun siswa, (c) dokumen pelaksanaan penelitian yang lain seperti foto-foto

kegiatan, daftar hadir, dan lain-lain.

Disamping disajikan dalam bentuk laporan, hasil penelitian dapat pula disajikan

dalam bentuk artikel yang dapat dimuat dalam jurnal ilmiah. Berikut adalah contoh

sistematika artikel hasil penelitian tindakan kelas yang akan dimuat di jurnal ilmiah:

(1) Judul Artikel

Judul artikel penelitian ditulis secara informatif, memuat kata-kata kunci yang

menggambarkan upaya perbaikan atau peningkatan kualitas pembelajaran.

(2) Nama Penulis

Nama penulis dicantumkan tanpa disertai gelar akademik. Nama dengan gelar akademik

lengkap dituliskan pada catatan kaki di halaman pertama.

(3) Abstrak

Abstrak ditulis dalam satu paragraf, panjangnya tidak lebih dari 200 kata diketik dengan

spasi tunggal dan format lebih sempit dari teks utama. Abstrak berisi uraian singkat

tentang permasalahan, tujuan, metodologi penelitian dan temuan penelitian.

(4) Pendahuluan

Pendahuluan tidak harus diberi judul, ditulis langsung setelah abstrak. Bagian ini

menyajikan secara singkat rasional penelitian, masalah dan tindakan pemecahan masalah,

serta tujuan penelitian. Pada bagian ini dicantumkan landasan teori secara ringkas yang

langsung menangani masalah yang diteliti, disertai rujukan pustaka yang terjamin otoritas

penulisnya.

(5) Metode Penelitian

Dalam bagian ini disebutkan: rancangan penelitian, subjek dan objek penelitian,

instrumen, analisis/pengolahan data. Uraian disajikan secara singkat dalam beberapa

paragraf.

(6) Hasil dan Pembahasannya

Bagian ini merupakan bagian yang paling penting dalam artikel, yang menyajikan hasil

penelitian dan pembahasannya. Uraian berisi temuan penelitian dan penjelasannya, baik

yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, didukung dengan tabel, grafik, gambar,

skema, atau foto. Temuan penelitian harus berkaitan dengan masalah penelitian dan

merupakan dasar untuk mengambil simpulan dan membuat saran.

(7) Simpulan dan Saran

Simpulan disusun berdasarkan temuan dan sesuai dengan masalah. Simpulan merupakan

jawaban singkat atas masalah penelitian. Saran disusun berdasarkan simpulan dan

sebaiknya mengacu kepada tindakan praktis atau pengembangan penelitian lanjutan

sebagai refleksi dari kegiatan pembelajaran untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

(8) Daftar Pustaka

Bagian ini berisikan semua sumber pustaka yang digunakan dan diacu dalam badan

artikel. Daftar pustaka ditulis sesuai dengan format tata tulis ilmiah dan diurutkan secara

alfabetis menurut nama pengarangnya.

Page 13: Perbedaan artikel penelitian dan non penelitian

C. TEKNIK PENULISAN KARYA TULIS PENELITIAN

Menulis laporan hasil penelitian, tidak berbeda dengan menyusun tulisan ilmiah populer lainnya.

Secara teknis, bedanya pada kerangka tulisan. Tulisan ilmiah hasil penelitian harus ditulis berdasarkan

kerangka yang sudah baku. Kerangka laporan hasil penelitian terdiri atas, Pendahuluan, Kajian Teori,

Metodologi Penelitian, Hasil Penelitian dan Pembahasan, serta Simpulan dan Saran, yang ditambah

dengan lampiran-lampiran bukti hasil penelitian. Untuk lebih jelasnya, kerangka tulisan ilmiah, kita

uraikan sebagai berikut:

1. Pendahuluan

Bab Pendahuluan adalah bab yang mengantarkan isi naskah, yaitu bab yang berisi hal-hal umum

yang dijadikan landasan kerja penyusun. Pendahuluan dalam karya ilmiah biasanya terdiri atas:

a) Latar Belakang Masalah, merupakan uraian hal-hal yang menyebabkan perlunya dilakukan

penelitian terhadap suatu masalah atau problematika yang muncul, dapat ditulis dalam

bentukan uraian paparan atau poin-poin saja.

b) Identifikasi Masalah, merupakan kumpulan masalah yang berhasil diurai.

c) Pembatasan Masalah, merupakan bagian-bagian identifikasi masalah yang akan diteliti.

d) Tujuan Penelitian, merupakan lanjutan batasan masalah. Jika salah satu batasan masalah yang

dirumuskan dalam kalimat tanya itu, berbunyi, “Bagaimana hasil belajar dengan menerapkan

metode tanya jawab, maka tujuan penelitiannya ialah mengetahui hasil pembelajaran dengan

menggunakan metode tanya jawab.

e) Manfaat Penelitian, merupakan tulisan yang mngkaji tentang manfaat untuk si peneliti atau

guru, lembaganya dan bagi dunia pndidikan pada umumnya.

2. Kajian Teori

Kajian teori atau kerangka teori berisi prinsip-prinsip teori yang memengaruhi dalam

pembahasan. Prinsip-prinsip teori itu berguna untuk membantu gambaran langkah dan arah kerja.

Kerangka teori akan membantu penulis dalam membahas masalah yang sedang diteliti. Artinya,

kerangkateori harus bisa memberikangambaran tata kerja teori itu. Misalnya, kerangka teori untuk

menganalisis kesalahan (Anakes) kebahasaan kita menggunakan teori yang berhubungan dengan

itu, misalnya dengan membuat rujukan buku karya Henry Guntur Tarigan, Pengajaran Analisis

Kesalahan Berbahasa, Penerbit Angkasa, Bandung.

3. Metodologi Penelitian

Penelitian ilmiah harus menggunakan metodeatau teknik penelitian. Menurut Wiradi (1998;9)

metode adalah seperangkat langkah yang tersusun secara sistematis. Metode penelitian seperti

deskriptif, komparatif, eksperimen, sensus, survai, kepustakaan, dan metode penelitian tindakan

kelas (PTK).

4. Analisis atau Pembahasan

Bab analisis ini merupakan bab yang terpenting dalam penelitian ilmiah. Dalam bab ini akan

dilakukan kegiatan analisis, sintesis pembahasan, interpretasi, jalan keluar dan beberapa

pengolahan data secara tuntas.

5. Simpulan dan Saran

Pada bagian ini berisi simpulan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan. Simpulan yang

dimaksud adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis yang sudah

dikemukakan. Simpulan ini diperoleh dari uraian analisis, interpretasi, dan deskripsi yang tertera

pada bab analisis. Selanjutnya, saran-saran penulis tentang metodologi penelitian lanjutan,

penerapan hasil penelitian, dan beberapa saran yang mempunyai relevansi dengan hambatan yang

dialami selama penelitian.

BAB III

Page 14: Perbedaan artikel penelitian dan non penelitian

PENUTUP

3. 1. Kesimpulan

3. 2. Saran