perbedaan antara obesitas sentral dan non …

62
PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON OBESITAS SENTRAL TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI PADA KELOMPOK USIA 35-64 TAHUN DI KELURAHAN CIBUBUR, JAKARTA TIMUR TAHUN 2014 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Oleh: Hasya Layalia Lahino 1111103000073 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/ 2014 M

Upload: others

Post on 06-Nov-2021

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN

NON OBESITAS SENTRAL TERHADAP KEJADIAN

HIPERTENSI PADA KELOMPOK USIA 35-64 TAHUN

DI KELURAHAN CIBUBUR, JAKARTA TIMUR

TAHUN 2014

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Oleh:

Hasya Layalia Lahino

1111103000073

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/ 2014 M

Page 2: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …
Page 3: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …
Page 4: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …
Page 5: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmannirrahim.

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat, rahmat,

serta karunia-Nya yang mengizinkan peneliti untuk belajar hingga tepat pada

waktunya peneliti harus menuliskan laporan penelitian ini. Kami menyadari

bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak maka sulit untuk

menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini kami

ingin menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih kepada:

1. Prof. Dr (hc). dr. M. K. Tadjudin, Sp.And selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Witri Ardini, M.Gizi, Sp.GK selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Fika Ekayanti, M.Med.Ed dan dr. Lady C.C Koesoema, Sp.KK selaku

dosen pembimbing yang telah bersedia menyediakan waktu, tenaga dan

ilmu untuk mengarahkan kami dalam menyusun penelitian ini.

4. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku penanggung jawab Modul Riset PSPD

2011.

5. Ibu Alfiah M.Ag selaku dosen Pembimbing Akademik.

6. Pengurus Kelurahan Cibubur Jakarta Timur yang telah mengizinkan kami

untuk melakukan penelitian ini.

7. Kedua orang tua kami yang telah mencurahkan kasih sayang serta

mendukung setiap langkah kami dan mendoakan kami agar sukses dan

selamat dunia akhirat.

8. Kedua adik kami yang senantiasa memberikan semangat dan mengirimkan

doa.

9. Keluarga besar kami yang selalu memberikan dukungan dan doa dalam

perjalanan kami mencari ilmu.

10. Teman-teman seperjuangan riset yang telah menjadi teman diskusi selama

proses penelitian.

Page 6: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

vi

11. Teman-teman Pendidikan Dokter angkatan 2011 yang selalu berbagi ilmu

sehingga membantu selama proses penelitian.

Kami menyadari penyusunan laporan penelitian ini terdapat kekurangan dan

masih jauh dari kesempurnaan. Kami mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari semua pihak demi kesempurnaan penelitian ini di masa

mendatang.

Penyusun

Page 7: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

vii

ABSTRAK

Hasya Layalia Lahino. Pendidikan Dokter. Perbedaan Antara Obesitas Sentral dan

Non Obesitas Sentral Terhadap Kejadian Hipertensi pada Kelompok Usia 35-64

Tahun di Kelurahan Cibubur, Jakarta Timur Tahun 2014. 2014

Obesitas sentral merupakan salah satu faktor risiko penyebab hipertensi.

Penelitian ini bertujuan untuk mencari perbedaan antara obesitas sentral dan non

obesitas sentral terhadap kejadian hipertensi di Kelurahan Cibubur. Penelitian ini

menggunakan analitik komparatif cross sectional dengan teknik pengambilan

sampel purposive sampling. Sampel terdiri dari masing-masing 78 responden

obesitas sentral dan tidak obesitas sentral. Lingkar pinggang digolongkan

bedasarkan WHO Asia dan tekanan darah bedasarkan JNC VII. Untuk mencari

hubungan antara obesitas sentral dan non obesitas sentral dengan hipertensi

digunakan uji Chi-Square. Pada sampel obesitas sentral didapatkan 82% angka

hipertensi dan pada sampel non obesitas sentral didapatkan 42% angka hipertensi.

Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat angka kejadian hipertensi yang

signifikan antara obesitas sentral dan non obesitas sentral (p = 0.000).

Kata Kunci: obesitas sentral, non obesitas sentral, hipertensi, usia 35-64 tahun

ABSTRACT

Hasya Layalia Lahino. Medical Study Programme. Comparation of Central

Obesity and Non Central Obesity with Hypertension within Group of 35-64 Years

Old in Cibubur, East Jakarta 2014. 2014

Central obesity known as one of the risk factors in hypertension. The aim

of this study to compare the central obesity and non central obesity with

hypertension. Design of this study is using cross sectional comparative analysis

and population based with purposive sampling of 78 sample with central obesity

and 78 sample without central obesity aged 35-64 years living in Cibubur. Waist

circumference based on WHO Asia to define central obesity and blood pressure

based on JNC VII. To find the relation of central obsity and hypertension using

Chi-Square test. Result of sample with central obesity there is 82% with

hypertension and in sample without central obesity there is 42% with

hypertension. This study proved there is a significant difference of hypertension

within central obesity and non central obesity (p= 0.000).

Key words: central obesity, non central obesity, hypertension, aged 35-64 years.

Page 8: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA............................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING..................................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN.................................................................... iv

KATA PENGANTAR....................................................................................... v

ABSTRAK......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL.............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xi

DAFTAR BAGAN......................... .................................................................. xi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1

1.2.Rumusan Masalah ....................................................................... 2

1.3.Hipotesis ..................................................................................... 2

1.4.Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

1.5.Manfaat Penelitian ...................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Obesitas .................................................................................................. 5

2.1.1. Definisi dan Epidemiologi .............................................................. 5

2.1.2 Etiologi ............................................................................................ 6

2.1.3 Faktor Risiko ................................................................................... 6

2.1.4 Patofisiologi .................................................................................... 8

2.1.5 Komplikasi Obesitas ....................................................................... 12

2.2 Hipertensi ............................................................................................... 14

2.2.1 Definisi dan Epidemiologi .............................................................. 14

2.2.2 Faktor Risiko ................................................................................... 14

2.2.3 Etiologi dan Patogenesis ................................................................. 15

2.2.4 Mekanisme Hipertensi ..................................................................... 18

2.2.5 Hipetensi Primer .............................................................................. 19

2.2.6 Hipertensi Sekunder ........................................................................ 21

2.3 Hubungan Obesitas Sentral dan Hipertensi............................................. 23

2.4 Kerangka Teori......................................................................................... 26

2.5 Kerangka Konsep .................................................................................... 27

2.6 Definisi Operasional ............................................................................... 28

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian .................................................................................... 29

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 29

3.2.1 Timeline Penelitian ........................................................................... 29

3.3. Populasi dan Sampel .............................................................................. 30

3.4 Jumlah Sampel ........................................................................................ 30

3.5 Kriteria Sampel ....................................................................................... 31

Page 9: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

ix

3.6 Cara Kerja Penelitian .............................................................................. 32

3.7 Variabel yang Diteliti .............................................................................. 33

3.8 Manajemen Data

3.8.1 Pengumpulan Data ............................................................................ 33

3.8.2 Pengolahan Data ............................................................................... 33

3.8.3 Analisis Data .................................................................................... 33

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan .......................................................... 34

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................. 34

4.1.1.1 Letak Geografis ......................................................................... 34

4.1.1.2 Kependudukan ........................................................................... 34

4.1.2 Analisis Data Penelitian .................................................................... 35

4.2 Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 42

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ................................................................................................ 43

5.2 Saran ....................................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 44

LAMPIRAN ..................................................................................................... 48

Page 10: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.1 Definisi Obesitas oleh WHO.................................................................. 5

Tabel 2.1.2 Neurotransmitter dan Hormon yang Mempengaruhi Pusat Makan dan

Kenyang di Hipotalamus............................................................................................ 9

Tabel 2.2.1 Klasifikasi Tekanan Darah pada Dewasa JNC-VII................................. 15

Tabel 2.2.2. Beberapa Penyebab Hipertensi............................................................... 21

Tabel 3.2.1 Lini Masa Penelitian ............................................................................... 29

Tabel 4.1.1.1. Jumlah Penduduk di Kelurahan Cibubur............................................. 35

Tabel 4.1.2.1. Karakteristik Subjek Penelitian............................................................ 36

Tabel 4.1.2.2. Distribusi Lingkar Pinggang Sampel Berdasarkan Usia...................... 37

Tabel 4.1.2.3. Distribusi Tekanan Darah Berdasarkan Usia....................................... 38

Tabel 4.1.2.4. Distribusi Obesitas Sentral Sampel Laki-Laki..................................... 38

Tabel 4.1.2.5. Distribusi Obesitas Sentral Sampel Perempuan................................... 38

Tabel 4.1.2.6. Distribusi Tekanan Darah Sampel Laki-laki........................................ 39

Tabel 4.1.2.7. Distribusi Tekanan Darah Sampel Perempuan.................................... 39

Tabel 4.1.2.8 Distribusi Aktivitas Fisik Bedasarkan Lingkar Pinggang..................... 40

Tabel 4.1.2.9 Distribusi Pola Makan Berdasarkan Lingkar Pinggang ....................... 40

Tabel 4.1.2.10. Tabel 4.1.2.10. Perbedaan Obesitas Sentral dan Non Obesitas

Sentral dengan Hipertensi .......................................................................................... 41

Page 11: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.1. Regulasi Hormonal pada Hipotalamus.......................................... 8

Gambar 2.1.2. Mekanisme Umpan Balik Regulasi Asupan Makanan.................. 10

Gambar 2.1.3. Jalur Utama Leptin Regulasi Nafsu Makan dan Berat Badan....... 11

Gambar 2.2.1. Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron.......................................... 19

Gambar 2.2.2. Abnormalitas Primer pada Hipertensi Esensial............................. 20

Gambar 2.3.1. Mekanisme Patogenesis Obesitas Menyebabkan Hipertensi........ 23

Page 12: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

xii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1.1. Keseimbangan Energi dan Etiologi Obesitas................. 12

Bagan 2.2.1 Regulasi dari Tekanan Darah Sistemik........................... 15

Bagan 2.2.2 Faktor-Faktor yang Meregulasi Tekanan Darah............. 16

Page 13: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Noncommunicable diseases (NCDs) merupakan penyebab kematian

terbesar di seluruh dunia. Lebih dari 36 juta penduduk meninggal setiap

tahunnya akibat NCDs (63% dari kematian secara global). Hal ini terutama

terjadi di negara dengan pendapatan rendah ataupun menengah. 1

NCDs yang merupakan penyebab kematian tertinggi di antaranya adalah

penyakit kardiovaskular (48%), kanker (21%), penyakit paru kronis (12%) dan

diabetes (3,5%). 1 Penyakit kardiovaskular seperti infark miokard, stroke,

gagal jantung, atrial fibrilasi dan penyakit arteri periferal dapat di akibatkan

oleh hipertensi. 2

Di Indonesia prevalensi hipertensi pada penduduk usia > 18 tahun yaitu

29,8 %. 3 Berdasarkan data laporan rumah sakit melalui Sistem Informasi

Rumah Sakit (SIRS) 2010, hipetensi esensial merupakan penyebab terbesar

penyakit rawat jalan pada kelompok usia 45-54 tahun (4,02 %) dan > 65 tahun

(5,17 %) . 4

Hipertensi merupakan suatu kondisi ketika tekanan darah 140/90 mmHg

atau lebih. 2 Menurut JNC-VII, terdapat beberapa klasifikasi hipertensi yang

tergolong dalam pre-hipertensi, hipertensi grade I dan grade II. 5

Banyak faktor risiko yang berkontribusi pada hipertensi berupa faktor

genetik maupun faktor lingkungan. Di mana salah satu faktornya yaitu

obesitas yang merupakan faktor independen kuat untuk hipertensi. 5

Obesitas terbagi dua yaitu obesitas secara umum dan obesitas sentral.

Prevalensi obesitas umum secara nasional adalah 19,1% (8,8% berat badan

lebih dan 10,3% obesitas). Menurut RISKESDAS 2007 DKI Jakarta

merupakan salah satu dari 5 provinsi dengan obesitas umum terbesar di

Indonesia (15%). 3 Perbandingan presentase lebih tinggi pada wanita (30,7 %)

dibandingkan pria (22,7 %). 3

Page 14: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

2

Obesitas sentral turut berpengaruh pada kejadian hipertensi. Obesitas

sentral merupakan pada peningkatan cadangan lemak viseral, di ukur dari

lingkar pinggang ( > 90 cm untuk laki-laki dan > 80 cm untuk perempuan). 9

Di DKI Jakarta prevalensi obesitas sentral sebesar 27,9 % dan cenderung

meningkat sejak kelompok usia 35- 44 tahun hingga usia 55-64 tahun dan

puncaknya pada kelompok usia 45-54 tahun (26,1 %) kemudian selanjutnya

menurun kembali. 3 Dari data RISKESDAS 2007 turut disebutkan bahwa

wanita memiliki prevalensi obesitas sentral lebih besar (29%) dibandingkan

dengan pria (7,7%). Faktor pekerjaan pun mempengaruhi prevalensi seperti

Ibu Rumah Tangga dengan prevalensi sekitar 36,3 %. 3 Obesitas sentral

merupakan prediktor kuat untuk penyakit NCD seperti diabetes tipe 2 dan

infark miokardium di bandingkan dengan obesitas secara umum. 10

Penelitian sebelumnya oleh Manampiring di Manado pada tahun 2008

membuktikan adanya hubungan yang bermakna antara status gizi dan tekanan

darah pada penduduk di atas usia 45 tahun. 6 Pada penelitian ini tidak

diberikan data mengenai hubungan hipertensi dengan obesitas sentral pada

populasi tersebut.

Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai

perbedaan antara obesitas sentral dan non obesitas sentral terhadap kejadian

hipertensi.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat perbedaan antara obesitas sentral dan non obesitas sentral

terhadap kejadian hipertensi pada kelompok usia 35-64 tahun di kelurahan

Cibubur, Jakarta Timur?

1.3 Hipotesis

Terdapat perbedaan antara obesitas sentral dan non obesitas sentral

terhadap kejadian hipertensi pada kelompok usia 35-64 tahun di kelurahan

Cibubur, Jakarta Timur.

Page 15: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

3

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan antara obesitas sentral dan non obesitas sentral

terhadap kejadian hipertensi pada kelompok usia 35-64 tahun di kelurahan

Cibubur, Jakarta Timur.

1.4.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran karakteristik obesitas sentral pada penduduk

dengan kelompok usia 35-64 tahun di kelurahan Cibubur, Jakarta Timur.

2. Mengetahui gambaran karakteristik obesitas sentral pada penduduk

menurut jenis kelamin di kelurahan Cibubur, Jakarta Timur

3. Mengetahui gambaran karakteristik hipertensi pada penduduk dengan

kelompok usia 35-64 tahun di kelurahan Cibubur, Jakarta Timur.

4. Mengetahui gambaran karakteristik hipertensi pada penduduk menurut

jenis kelamin di kelurahan Cibubur, Jakarta Timur.

5. Menguji hubungan antara obesitas sentral dan non obesitas sentral dengan

hipertensi pada penduduk dengan kelompok usia 35-64 tahun di kelurahan

Cibubur, Jakarta Timur.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat bagi peneliti:

Manfaat berupa penelitian ini dapat memberikan pengalaman melakukan

penelitian dan sebagai syarat kelulusan pendidikan pre-klinik Program Studi

Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

1.5.2 Manfaat bagi masyarakat

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan bagi

masyarakat mengenai obesitas sentral dengan kejadian hipertensi.

Page 16: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

4

1.5.3 Manfaat bagi Institusi

Hasil penelitian dapat menjadi masukan bagi peneliti dalam melakukan

penelitian selanjutnya.

Page 17: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Obesitas

2.1.1 Definisi dan Epidemiologi

Obesitas merupakan penyakit kompleks, multifaktorial yang berkembang

faktor gen dan faktor lingkungan. Pada dekade ini persentase penduduk dengan

obesitas meningkat di berbagai negara. Hal ini di observasi di negara-negara

Eropa, Amerika Utara, Afrika Selatan dan Asia.7 Pada tahun 2008 didapatkan

prevalensi obesitas di Asia (selain India, Bangladesh, Pakistan) sekitar 12,5 %

untuk laki-laki dan 8,8% untuk perempuan. 8 Di Indonesia prevalensi obesitas

umum berkisar 19,1 %. 3

Definisi obesitas yaitu berdasarkan index masa tubuh (IMT) dan dikatakan

obesitas bila memiliki IMT 30 atau lebih.

IMT = Berat Badan (kg)

Tinggi Badan (m)2

Secara umum laki-laki memiliki IMT lebih tinggi daripada perempuan, IMT

tidak merepresentasikan jumlah lemak atau otot seseorang, maupun distribusi

lemak pada tubuh. Inilah salah satu kekurangan pengukuran IMT dalam

merelasikan dengan penyakit terkait obesitas.

Tabel 2.1.1. Definisi Obesitas oleh WHO.

Sumber: WHO, 2008.

Klasifikasi IMT (kg/m2)

Normal 18.5 ± 24.9

Overweight 25 ± 29.9

Obesity, Grade I 30 ± 34.9

Obesity, Grade II 35 ± 39.9

Obesity, Grade III 40 ±

Page 18: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

6

Risiko untuk menderita penyakit terkait obesitas lebih besar bila terdapat

akumulasi dalam jumlah tinggi jaringan lemak di abdomen, terutama jaringan

lemak viseral (intraabdominal). Lingkar pinggang merupakan pengukuran yang

mudah dan informatif yang menggambarkan jumlah lemak total pada abdomen. 7

Lingkar pinggang yang dapat menimbulkan risiko penyakit terkait obesitas, untuk

Asia, yaitu apabila lingkar pinggang untuk laki-laki > 90 cm dan >80 cm untuk

perempuan 9

yang disebut sebagai obesitas sentral.

2.1.2 Etiologi

Obesitas merupakan hasil dari pemasukan energi yang terlalu banyak atau

penggunaan energi yang terlalu sedikit, atau kombinasi dari keduanya.

2.1.2.1. Pemasukan Energi

Energi merupakan turunan dari makanan dan minuman berupa lemak,

karbohidrat dan protein. Karbohidrat dan protein memiliki energi lebih

sedikit per-unit nya di bandingkan dengan lemak. Mekanisme regulasi tubuh

terhadap karbohidrat dan protein relatif terbatas, sedangkan lemak dapat

disimpan tubuh dalam jumlah yang besar. 7

Beberapa negara dengan banyak penduduk obesitas, presentase lemak

pada makanan sehari-hari nya cukup tinggi, terhitung kurang lebih 40%

pemasukan energi. Alasan manusia lebih memilih makanan dengan

kandungan lemak tinggi di sebabkan oleh rasanya yang lebih gurih.7

Kelebihan pemasukan energi sebesar 9.3 kalori, disimpan oleh tubuh sebagai

lemak kurang lebih 1 gram.11

Selain lemak, alkohol memiliki kandungan energi yang cukup tinggi.

Alkohol memiliki kandungan energi lebih rendah daripada lemak namun dua

kali lebih banyak daripada protein dan karbohidrat. Telah terdokumentasi

bahwa konsumsi alkohol menyebabkan obesitas maupun obesitas sentral.7

Konten energi per gram:

- Karbohidrat = 17 kJ/4 kcal

- Lemak = 38 kJ/ 9 kcal

- Alkohol = 29 kJ/ 7 kcal

Page 19: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

7

2.1.2.2. Penggunaan Energi

Energi digunakan melalui generasi panas tubuh yang berasal dari

metabolisme dan melalui aktivitas fisik. Produksi panas normalnya melebihi

yang diperlukan untuk menjaga panas tubuh. Aktivitas fisik tingkat rendah

(berjalan) menggunakan energi 50% lebih besar daripada duduk diam atau

istirahat, sedangkan untuk aktivitas tinggi seperti jogging menggunakan

energi tiga atau empat kali lebih tinggi daripada duduk atau istirahat.

Aktivitas fisik memiliki efek mengurangi nafsu makan dan membentuk

kondisi yang lebih baik untuk meregulasi pemasukan makanan. Maka dari

itu aktivitas fisik dapat mencegah insiden obesitas dengan menurunkan

angka IMT. 7

2.1.3. Faktor Risiko

Seperti yang telah dibahas di atas bahwa obesitas merupakan penyakit

multifaktorial yang di antaranya dipengaruhi oleh genetik maupun lingkungan.

Kombinasi antara akses untuk mendapatkan makanan dan gaya hidup sedentari

turut berkontribusi dalam peningkatan insidensi obesitas.

Variasi adiposit tubuh dipengaruhi oleh gen. Peran gen yaitu dalam

regulasi hipotalamus terhadap perilaku makan, termasuk gen leptin, gen pro-

opiomelanocortin (POMC) dan gen melanocortin-4-receptor (MC4R). 10

Obesitas

menurun di keluarga, berkaitan dengan mutasi genetik maupun asupan makan dan

pola olah raga yang sama. 20-25% data penelitian menyatakan bahwa obesitas

disebabkan oleh faktor genetik. 11

Faktor penting lain yang berpengaruh pada obesitas yaitu faktor budaya,

hal ini berkaitan dengan ketersediaan dan komposisi dari makanan dan perubahan

tingkat aktivitas fisik. 5

Pada lingkungan industri misalnya, obesitas banyak

terdapat pada wanita dengan golongan ekonomi menengah ke bawah, sedangkan

di negara yang belum berkembang, obesitas banyak dijumpai pada wanita yang

sosial ekonominya menengah keatas. Sedangkan pada anak-anak obesitas

berhubungan dengan intensitas anak menonton televisi. Faktor risiko lain yaitu

waktu tidur. Berkurangnya waktu tidur dapat menyebabkan peningkatan obesitas.

5

Page 20: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

8

2.1.4. Patofisiologi

2.1.4.1.Regulasi Neuronal

Pusat pengaturan asupan makan ada pada hipotalamus. Nukleus lateral

dari hipotalamus sebagai pusat makan dan nukleus ventromedial merupakan

pusat kenyang. Nukleus paraventrikular, dorsomedial, dan arkuata juga turut

berpengaruh pada regulasi makan.

Nukleus arkuata memiliki dua macam neuron yang penting dalam nafsu

makan dan penggunaan energi yaitu: (1) neuron pro-opiomelanocortin

(POMC) yang memproduksi α-melanocyte stimulating hormone (α-MSH) dan

cocaine-and-amphetamine transcript (CART) dan (2) neuron yang

memproduksi orexigenic substance neuropeptide Y (NPY) dan agouti-related

protein (AGRP). 4

Gambar 2.1.1. Regulasi Hormonal pada Hipotalamus

Sumber: Guyton, 2006. P 869

Page 21: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

9

Tabel 2.1.2 Neurotransmitter dan Hormon yang Mempengaruhi Pusat Makan dan

Kenyang di Hipotalamus

Mengurangi asupan makan

(anorexigenik)

Meningkatkan asupan makan

(orexigenik)

Melanocyte-stimulating hormone (α-

MSH)

Neuropeptida Y (NPY)

Leptin Agouti-related Protein (AGRP)

Serotonin Melanin-concentrating hormone

(MCH)

Norepinefrin Orexin A dan B

Corticotropin releasing hormone Endorfin

Insulin Galanin (GAL)

Kolesistokinin (CCK) Asam amino (glutamate)

Glucagon-like peptide (GLP) Kortisol

Cocaine and amphetamine regulated

transcript (CART)

Ghrelin

Peptide YY (PYY)

Sumber : Guyton, 2006. P 869

Regulasi kuantitas asupan makan dapat di bagi menjadi regulasi jangka

pendek yang mencegah makan berlebihan setiap kali makan dan regulasi jangka

panjang yang menjaga kuantitas dari energi yang di simpan di dalam tubuh.

Regulasi jangka pendek di inisiasi ketika traktus digestif terutama

lambung dan duodenum terdistensi yang akan mengirimkan sinyal inhibisi ke

pusat makan. Salah satu contohnya ialah kolesistokinin (CCK) yang berespon

ketika lemak memasuki duodenum dan memberi sinyal untuk menekan asupan

makan. Regulasi jangka panjang berupa pelepasan hormon peptida dari adiposit,

leptin. Ketika jumlah adiposit banyak, makan pelepasan leptin pun akan banyak.

Leptin yang bersirkulasi ke otak dan melewati sawar darah otak dan bertemu

reseptor dari neuron POMC. 5

Stimulasi ini akan menimbulkan beberapa efek yaitu :

1. Penurunan produksi stimulator nafsu makan seperti NPY dan AGRP di

hipotalamus

2. Aktivasi neuron POMC yang akan melepaskan α-MSH dan aktivasi

reseptor melanokortin

3. Peningkatan produksi CRH di hipotalamus yang dapat menurunkan

nafsu makan

Page 22: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

10

4. Peningkatan aktivitas saraf simpatis yang akan meningkatkan laju

metabolism dan penggunaan energi

5. Penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas, di mana akan

menurunkan penyimpanan energi.

Maka dari itu leptin memiliki peranan penting dalam pengaturan asupan

makanan. 5

Gambar 2.1.2 Mekanisme Umpan Balik Regulasi Asupan Makanan.

Sumber: Guyton, 2006. p 868.

2.1.4.2.Genetik

Pembahasan sebelumnya menyatakan bahwa faktor genetik berperan

dalam insiden obesitas, contohnya dalam keluarga. Kontribusi faktor genetik

pada obesitas yaitu dengan menyebabkan abnormalitas pada (1) satu atau lebih

jalur yang meregulasi pusat makan (2) penggunaan energi dan penyimpanan

lemak.

Selain itu dapat juga terjadi mutasi monogenik pada gen yang meregulasi

asupan makan seperti : (1) mutasi pada MCR-4 (paling sering ditemukan) (2)

defisiensi leptin kongenital yang disebabkan oleh mutasi gen leptin (jarang

ditemukan) dan (3) mutasi pada reseptor leptin (sangat jarang). 5,11

Page 23: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

11

Gambar 2.1.3. Jalur Utama Leptin Regulasi Nafsu Makan dan Berat Badan

Sumber: Fauci, 2008. page 466.

2.1.4.3.Adiposit

Jaringan adiposa memiliki peranan penting dalam perkembangan menjadi

obesitas maupun komplikasi metabolik, berfungsi sebagai penyimpanan energi

dan sebagai organ endokrin. Adiposit merupakan penyusun utama dari

jaringan adiposa yang juga tersusun dari sel prekursor adiposit, sel stroma-

vaskular, sel imun dan sel saraf.

Pada mamalia terdapat dua macam jaringan adiposa yaitu: jaringan

adiposa putih yang fungsi utamanya berupa jaringan penyimpan energi dan

jaringan adiposa coklat yang memilki berbagai macam droplet terutama

berbentuk kecil dari lipid dan terdapat banyak mitokondria. Fungsi utama dari

adiposit putih yaitu untuk menyimpan kelebihan energi dan menyediakan

energi bagi jaringan lain selama periode kesetimbangan negatif energi, yaitu

dengan melepaskan asam lemak dan gliserol yang berasal dari lipolisis

trigliserida yang tersimpan di droplet lemak adiposit.

Ketika kapasitas penyimpanan dari jaringan adiposa berlebihan atau ketika

jaringan adiposa tidak berfungsi secara normal, maka terjadi peningkatan

asam lemak di sirkulasi serta akumulasi trigliserida pada organ seperti hati,

otot, jantung dan sel beta pankreas. Gangguan pada lipolisis (mengubah

trigliserida menjadi asam lemak dan gliserol) dapat menyebabkan penurunan

kapasitas adiposit dalam menjauhkan lipid dari sirkulasi dan jaringan perifer.

Di mana enzim penting dalam lipolisis adiposit yaitu hormon sensitif lipase

dan adiposa trigliserida lipase serta hormon regulator utama, katekolamin dan

insulin.

Page 24: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

12

2.1.4.4.Obesitas Viseral

Obesitas viseral merupakan prediktor kuat untuk diabetes mellitus tipe 2,

faktor risiko penyakit kardiovaskular dan infark miokardium daripada obesitas

umum. Lemak abdominal dalam hal ini termasuk lemak subkutan, dan lemak

viseral yang melingkupi organ interna. 10

Jaringan adiposa viseral memiliki kandungan yang berbeda dari jaringan

lemak subkutan. Salah satu contohnya lipolisis terjadi lebih banyak pada

penyimpanan lemak viseral dibandingkan dengan lemak subkutan akibat

adanya letak variasi dari reseptor insulin, katekolamin dan adenosin.

Perbedaan lainnya yaitu pada lemak viseral terdapat jaringan limfoid seperti

nodus limfatik pada jaringan lemak mesenterik dan milky spot pada omentum.

Selain itu pada jaringan adiposa viseral memiliki lebih banyak sitokin,

immunoglobulin dan faktor komplemen yang menunjukkan peran aktif dari

sistem imun. Adiposit omentum dan mesenteri berinteraksi kuat dengan sel

imun seperti sel dendritik dan makrofag. 10

Bagan 2.1.1. Keseimbangan Energi dan Etiologi Obesitas.

Sumber: Gurevich, 2009.

2.1.5 Komplikasi Obesitas

Permasalahan utama dari obesitas adalah obesitas bukanlah merupakan

variasi jinak, namun memiiki komplikasi sejumlah penyakit akibat dari obesitas.

Hubungan ini di temukan dari banyaknya perubahan metabolik dan hormonal

Faktor Lingkungan:

Ketersediaan makanan

Gaya hidup sedentari

Trauma hipotalamus

Penyakit endokrin

Obat-obatan

Faktor Genetik:

Mutasi leptin/reseptor

Ekspresi berlebih dari NPY

Mutasi gen MCR-4

Pemakaian Energi: Aktivitas fisik

Thermogenesis

Laju metabolik

OBESITAS

Penyimpanan energi

Keseimbangan

Energi

Pemasukan

Asupan

Makan

Page 25: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

13

yang berkontribusi atau merupakan turunan dari kelebihan jaringan lemak.

Sebagai contoh yaitu rendahnya kesanggupan sistem kardiorespirasi yang dapat

menjadi prediktor dari penyakit kardiovaskular dan kematian. Terdapat beberapa

penyakit yang berhubungan langsung dengan kondisi obesitas ini, diantaranya

adalah: 18

2.1.5.1. Diabetes Melitus tipe 2

Risiko DM tipe 2 meningkat seiring dengan peningkatan BMI pada

populasi secara umum. Yang menghawatirkan ialah tingginya angka diabetes pada

anak dan remaja yang mengalami obesitas atau overweight berupa DM tipe 1.

Diabetes tipe 2 jarang di temukan pada anak dan remaja pada dekade ini, namun

seiring berjalan nya waktu angka kejadian DM tipe 2 turut meningkat pada anak-

anak.

Patogenesis dari perubahan yang tidak biasa ini dikaitkan dengan

peningkatan prevalensi julah anak dengan obesitas, gaya hidup sedentari, atau

faktor diet spesifik yang sulit di hiraukan. Apabila angka ini terus meningkat,

maka yang akan terjadi berupa permasalahan kesehatan seperti penyakit jantung

prematur, penyakit vaskular perifer, gagal ginjal, kebutaan, disfungsi ereksi.

Bahkan menurut beberapa studi menyatakan bahwa angka kelangsungan hidup

menjadi lebih pendek pada anak dan remaja di Amerika akibat obesitas dan

komplikasinya. 18

2.1.5.2. Hipertensi

Tekanan darah tinggi merupakan kondisi keseharian yang berkaitan erat

dengan obesitas atau overweight di US. Risiko hipertensi bertingkat sesuai dengan

tingkatan dari obesitas (kelas 1,2 atau 3). Serta turut berpengaruh pertambahan

usia, walalupun pada masyarakat dengan berat badan normal. 18

2.1.5.3. Hiperlipidemia dan Dislipidemia

Hubungan antara obesitas dan kolesterol darah yang tinggi bersifat

moderat. Lain hal nya dengan lipid darah lain seperti hipertrigliseridemia,

rendahnya kolesterol HDL dan komposisi lipoprotein yang berubah yang lebih

Page 26: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

14

kuat. Perbedaan trigliserida serum antara individu dengan BMI kurang dari 21 dan

lebih dari 30 berkisar antara 65 mg/dL (wanita) dan 62-118 mg/dL (pria). 18

2.1.5.4. Stroke dan Penyakit Jantung Arterosklerosis

Prevalensi penyakit jantung koroner memiliki kecendurungan signifikan

dengan BMI pada kedua gender pada semua usia. Selain itu peningkatan insiden

dari kejadian gangguan atau penyakit serebrovaskular turut berhubungan dengan

obesitas.18

Page 27: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

15

2.2 Hipertensi

2.2.1 Definisi dan Epidemiologi

Tekanan darah memiliki variasi yang luas pada suatu populasi dan

cenderung meningkat seiring dengan penambahan usia. Definisi hipetensi pada

orang dewasa di rekomendasikan oleh The Seventh Joint National Committee on

Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC

VII), seperti pada tabel 2. 13

Tabel 2.2.1 Klasifikasi Tekanan Darah pada Dewasa JNC-VII.

Sumber: Lilly, 2011. P.302

Sebanyak ⅓ penduduk dari 50 juta orang di US menderita hipertensi

dengan tekanan darah yang terkontrol. Tekanan darah terkontrol di negara bagian

barat (Kanada , UK) lebih rendah dari pada US dan kurang dari 10% pada negara

bekembang. Akibat peningkatan obesitas dan penuaan, diperkirakan hipertensi

global akan meningkat dan mengenai 1,5 miliar jiwa—yaitu kurang lebih ⅓ dari

jumlah penduduk dunia—pada tahun 2025. Di Indonesia prevalensi penduduk

dengan hipetensi esensial berkisar 4,02% (usia 25-54 tahun) dan 5,17% (untuk

usia diatas 65 tahun). 2,3,14

2.2.2 Faktor Risiko

Beberapa perilaku yang dapat menyebabkan hipertensi. Nikotin yang

terdapat dalam rokok dapat menaikkan tekanan darah sementara sekitar 10-20

mmHg. Selain rokok, konsumsi kafein dapat meningkatkan tekanan darah

sementara walaupun hanya sedikit. Risiko ini turut meningkat secara berkala pada

Klasifikasi Tekanan

Darah

Tekanan Sistolik

(mmHg)

Tekanan Diastolik

(mmHg)

Normal < 120 <80

Prehipertensi 120-139 80-89

Hipertensi grade I 140-159 90-99

Hipertensi garde II ≥160 ≥100

Page 28: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

16

konsumsi konstan diet soda yang tidak terdapat pelindung berupa antioksidan

polifenol seperti pada kopi.2

Diet makanan turut dapat meningkatkan tekanan darah. Kurangnya asupan

buah segar akan berpengaruh pada kurangnya asupan sitrat yang dapat

menyebabkan hipertensi. Faktor lain yang berpengaruh ialah konsumsi berlebihan

dari kalori dan sodium serta kurangnya potassium. Di berbagai populasi dengan

hipertensi berkaitan dengan obesitas, lebih dari 50% risiko hipertensi adalah

obesitas. 2 Ditemukan pula bahwa stres dan kurangnya aktivitas fisik dapat pula

mempengaruhi hipertensi.19

2.2.3 Etiologi dan Patogenesis

Tekanan darah (BP) merupakan hasil dari curah jantung (CO) dan total

resistensi perifer (TPR). Curah jantung merupakan hasil dari isi sekuncup (SV)

dan detak jantung (HR). 13

Isi sekuncup dipengaruhi oleh kontraktilitas jantung, venous return

(preload), dan resistensi ventrikel kiri untuk mengejeksi darah menuju aorta.

Regulasi tekanan darah di atur oleh empat sistem, yaitu jantung yang memompa

tekanan, tonus pembuluh darah yang menentukan resistensi sistemik, ginjal yang

meregulasi volume intravaskular dan hormon yang memodulasi fungsi ketiga

sistem tersebut. 13

Bagan 2.2.1 Regulasi dari Tekanan Darah Sistemik

Sumber: Lilly, 2011. p. 303.

Blood Pressure

Cardiac Output Peripheral Resistance

Contractility

SV HR

Venous

Return

Renal Retention

Venous Tone Blood Volume

Direct

Innervation

Local

Regulators

Blood

Viscosity

Circulating

Regulators

Page 29: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

17

Tekanan darah memiliki refleks yang disebut baroreseptor reflex.

Mekanisme yang di mediasi oleh reseptor pada dinding arkus aorta dan sinus

carotid. Refleks ini memonitor perubahan tekanan dengan mendeteksi regangan

dan deformitas dari arteri. Ketika tekanan darah meningkat, maka baroreseptor

akan terstimulasi meningkatkan transmisi impuls ke sistem saraf pusat (medulla

oblongata). Kemudian sinyal negatif akan dikirim ke sirkulasi melalui sistem saraf

otonom menyebabkan tekanan darah kembali ke tingkat normal. 13

Sinyal dari reseptor di sinus karotis di bawa oleh saraf glosofaringeal (CN

IX) dan yang berasal dari arkus aorta di bawa oleh saraf vagus (CN X). Kemudian

bergabung di traktus solitarius pada medulla kemudian menginhibisi saraf

simpatis dan eksitasi parasimpatis. Hasilnya berupa penurunan resistensi perifer

(vasodilatasi), penurunan cardiac output (akibat penurunan denyut jantung dan

kekuatan kontraksi). 13

Hipertensi merupakan gangguan pada regulasi tekanan darah akibat dari

peningkatan curah jantung atau sering kali peningkatan resistensi perifer total.

Pada hipertensi primer curah jantung sering kali normal. Aktivasi yang tidak tepat

dari sistem renin angiotensin, penurunan ekskresi sodium oleh ginjal dan

peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis merupakan patogenesis dari hipertensi.

14

Bagan 2.2.2 Faktor-faktor yang Meregulasi Tekanan Darah

Sumber: Runge, 2010. Page 398.

Page 30: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

18

2.2.4 Mekanisme Hipertensi

2.2.4.1. Sistem saraf otonom

Sistem saraf otonom (SSO) mengatur homeostasis kardiovaskular melalui

tekanan, volume, dan sinyal kemoreseptor. Refleks adrenergik memodulasi

tekanan darah jangka pendek dan fungsi adrenergik ditambah dengan faktor

hormonal dan volume mempengaruhi tekanan arteri jangka panjang. 2

Aktivitas reseptor adrenergik di mediasi oleh protein G dan second messanger

intrasel. Reseptor α di aktivasi oleh norepinefrin sedangkan reseptor β di aktivasi

oleh epinefrin. Reseptor α1 yang ada pada otot polos menyebabkan vasokonstriksi

sedangkan α2 mensintesis norepinefrin. Ketika di aktivasi oleh katekolamin

reseptor α2 memberikan umpan balik negatif menginhibisi pelepasan

norepinefrin.2, 13, 14

Reseptor β1 menstimulasi denyut dan kontraksi jantung sehingga

meningkatkan curah jantung. Aktivasi dari reseptor β1 turut menstimulasi

pengeluaran renin dari ginjal. Aktivasi reseptor β2 oleh epinefrin menyebabkan

relaksasi dari otot polos sehingga terjadi vasodilatasi. 2, 13,14

2.2.4.2. Renin-Angiotensin-Aldosteron

Sistem renin-angioensin-aldosteron (SRAA) berkontribusi dalam regulasi

tekanan arteri melalui vasokonstriktor dari angiotensin 2 atau penyerapan sodium

oleh aldosteron. Renin di sintesis oleh sel juxtaglomerular yang terletak pada

arteriol aferen renal dan di deteksi oleh reseptor macula densa. Stimulus

pengeluaran renin yaitu penurunan transpor NaCl di cabang asenden tebal loop

henle (mekanisme makula densa), penurunan tekanan atau regangan di arteriol

aferen renal (mekanisme baroreseptor) dan sistem saraf simpatis menstimulasi

sekresi renin melalui adenoreseptor β1. 2

Page 31: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

19

Gambar 2.2.1 Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron.

Sumber: Bonow, 2012. page 94

2.2.4.3. Mekanisme Vaskular

Diameter vaskular dan kecenderungan resistensi arteri merupakan salah satu

faktor penting yang menentukan tekanan arteri. Perubahan dinding pembuluh

darah tanpa mengubah volumenya dapat disebabkan oleh hipertrofi atau eutrofi

vascular, akibatnya lumen jadi mengecil dan resistensi perifer meningkat.

Apoptosis, inflamasi ringan dan fibrosis turut menyebabkan remodeling dinding

vaskular. 14, 15

Pasien hipertensi memiliki arteri yang kaku dan pasien dengan

arterosklerotik memiliki tekanan darah sistolik yang tinggi serta variasi tekanan

nadi yang luas sebagai konsekuensi penurunan kelenturan vaskular akibat

perubahan pada dinding vaskular terserbut. 14, 15

2.2.5 Hipertensi Primer

Sekitar 90% pasien hipertensi mengalami penaikan tekanan darah tanpa

alasan yang dapat di jelaskan dengan pasti yang di sebut hipertensi primer.

Hipetensi primer cenderung diturunkan dan merupakan akibat dari interaksi antara

faktor lingkungan dan genetik. Prevalensinya meningkat seiring dengan

peningkatan usia. Banyak mekanisme patofisiologi dari hipertensi primer, namun

Page 32: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

20

yang tersering adalah peningkatan resistensi perifer dengan curah jantung yang

normal atau cenderung menurun. 13

Beberapa abnormalitas dapat terjadi pada

hipertensi primer :

Gambar 2.2.2 Abnormalitas Primer pada Hipertensi Esensial

Sumber: Lilly, 2011. page 306.

Hipertensi primer dapat pula dikaitkan dengan obesitas ataupun diabetes

tipe 2. Pada diabetes tipe 2, terjadi kegagalan transport glukosa dependen insulin

ke berbagai jaringan atau disebut juga resistensi insulin. Pada akhirnya akan

menyebabkan peningkatan kadar glukosa serum, menstimulasi pankreas untuk

menyekresikan insulin tambahan. Peningkatan kadar insulin dapat menimbulkan

hipertensi melalui mekanisme peningkatan aktivasi simpatis atau melalui

stimulasi hipertrofi sel otot polos vaskular yang menyebabkan peningkatan

resistensi vaskular. 13, 15

Obesitas diketahui berkaitan erat dengan hipertensi. Penjelasan yang

beraitan dengan hal ini yaitu (1) pelepasan angiotensinogen dari adiposit sebagai

substrat sistem renin angiotensin (2) augmentasi volume darah sebagai akibat dari

peningkatan massa tubuh (3) peningkatan viskositas darah akibat pelepasan

profibrinogen dan aktivator inhibitor plasminogen 1 dari adiposit.13, 15

Page 33: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

21

2.2.6 Hipertensi Sekunder

Meskipun sebagian besar hipertensi pada populasi disebabkan oleh hipertensi

primer, namun sebagian kecil ditemukan hipertensi sekunder atau hipertensi yang

disebabkan atau berkaitan dengan penyakit sistemik lain. Terdapat beberapa

kriteria untuk menentukan jenis dari hipertensi sekunder, yaitu:

1) Usia.

Jika pasien mengalami hipertensi sebelum usia 20 atau setelah usia 50

tahun maka cenderung hipertensi sekunder

2) Derajat keparahan

Hipertensi sekunder sering kali menyebabkan hipertensi secara drastis di

mana hipertensi primer biasanya memiliki hipertensi ringan-sedang.

3) Onset

Pada hipertensi sekunder tekanan darah yang awalnya normotensif naik

secara mendadak dibandingkan naik secara bertahap seperti yang terjadi

pada hipertensi primer.

4) Tanda dan gejala yang berkaitan

Dapat diketahui dari anamnesis maupun pemeriksaan fisik. Cotohnya

yaitu terdengar suara bruit pada arteri renalis saan pemeriksaan abdomen

pada pasien dengan stenosis arteri renalis.

5) Riwayat keluarga

Pada pasien hipetensi primer cenderung memiiki keluarga atau relasi yang

memiliki hipertensi derajat ringan, di mana hipertensi sekunder terjadi

lebih sporadik. 13

Page 34: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

22

Tabel 2.2.2. Beberapa penyebab hipertensi.

Tipe Persentase Pasien

Hipertensi Gejala Klinis

Esensial (primer) ~90%

Onset : 20- 50 tahun

Riwayat keluarga

hipertensi

Normal kadar K+ serum

Penyakit ginjal kronis 2-4% Kadar kreatinin,

urinalisis abnormal

Aldosteronisme primer

<2-15% (dipengaruhi

sensitivitas dari

screening)

K+ serum

Renovascular 1%

Bruit abdomen

Onset mendadak (> 50

tahun atau <20 tahun)

K+ serum

Pheochromocytoma 0.2%

Palpitasi paroksismal,

diaphoresis, nyeri kepala

Penurunan BB

Hipertensi episodic (1/3

pasien)

Coarctation of aorta 0.1%

TD di lengan > kaki atau

lengan kanan > kiri

Murmur middiastolik di

scapula

Pada foto polos:

indentasi aorta

Cushing syndrome 0.1%

Penampakan

“cushingoid” (obesitas

sentral, hirsutisme)

Sumber: Lilly, 2011. P 308

Page 35: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

23

2.3 Hubungan Obesitas Sentral dan Hipertensi

Berdasarkan penjabaran diatas, telah terlihat efek dari obesitas terutama

obesitas sentral pada hipertensi yang terjadi. Mekanisme ini merupakan

mekanisme multifaktorial dimana beberapa sistem turut berperan dalam hal ini.

Gambar 2.3.1. Mekanisme Patogenesis Obesitas Menyebabkan Hipertensi

Sumber: Kotsis, 2010.

Salah satu perbedaan lemak viseral dari lemak subkutan adalah tingkat

lipolisis nya yang tinggi. Sehingga ketika terjadi lipolisis maka penyimpanan

lemak di jaringan berupa trigliserida akan di pecah menjadi asam lemak dan

gliserol kemudian di sirkulasikan ke peredaran darah. Hal ini yang menyebabkan

tingginya kadar LDL darah di mana LDL berfungsi membawa asam lemak dari

tempat penyimpanannya kemudian di hantarkan ke jaringan perifer. 16

Selain itu pada obesitas terdapat banyak sel adiposit yang berfungsi sebagai

penyimpanan lemak di tubuh. Adiposit ini dapat hipertrofi dan hiperplasia sesuai

dengan kebutuhan dari penyimpanan tubuh. Salah satu dari produk adiposit yaitu

berupa leptin yang fungsi utamanya ialah menurunkan nafsu makan dan

meningkatkan pengeluaran energi melalui axis hipotalamus. 16

Pada orang dengan obesitas beberapa mekanisme yang dapat menimbulkan

hipertensi. Asupan kalori dalam jumlah tinggi meningkatkan turnover dari

norepinefrin di jaringan perifer, meningkatkan konsentrasi norepinefrin plasma

yang secara tidak langsung sebagai tolak ukur aktivitas simpatis dan

mengamplifikasi peningkatan norepinefrin plasma yang meruakan respon pada

posisi tegak. Diet tinggi karbohidrat dan lemak dapat menstimulasi reseptor

Page 36: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

24

adrenergik α1 dan β di perifer yang dapat menyebabkan peningkatan aktivitas

simpatis dan yang akhirnya dapat menimbulkan hipertensi. 14, 15, 16

Mekanisme peningkatan aktivitas simpatis lainnya pada obesitas yaitu

kegagalan fungsi dari sensitivitas baroreseptor, peningkatan asam lemak bebas,

angiotensin II, insulin dan leptin. Peningkatan asam lemak bebas contohnya pada

obesitas dan distribusi abnormal dari asam lemak bebas tersebut dapat

meningkatkan sensitivitas α-adrenergik dan akhirnya meningkatkan tonus

vaskular menyebabkan peningkatan resistensi vaskular. 10, 16, 17

Pengukuran deposisi lemak di abdomen melalui linggang pinggang

merupakan indikator yang lebih baik terhadap risiko terjadinya sindrom

metabolik, diabetes tipe 2 dan penyakit cardiovaskular salah satunya hipertensi

dibandingkan dengan obesitas secara umum. 27

Hipertensi yang disebabkan oleh

obesitas sentral ini dapat terjadi melalui beberapa mekanisme salah satunya adalah

peningkatan reaksi inflamasi yang menyebabkan peningkatan CRP sehingga

menyebabkan penebalan dinding arteri secara sekunder dan disfungsi endotel. 31

Mekanisme lain berupa aktivasi sistem saraf simpatis sehingga merubah fungsi

diuresis dan natriusesis pembuluh darah yang akhirnya menyebabkan hipertensi.

16 Selain itu ditemukan bahwa obesitas dapat meningkatkan kadar konsentrasi

plasma aldosteron yang menyebabkan peningkatan tekanan arteri bersaaman

dengan retensi sodium serta ekspansi volume. 32

Peningkatan kadar asam lemak

bebas pada obesitas ditemukan dapat memperkuat sensitivitas α-adrenergik

vaskular dan mengakibatkan peningkatan tonus α-adrenergik. 16

Hal ini yang

akhirnya dapat menyebabkan peningkatan resistensi vaskular sehingga terjadi

hipertensi. 16

Sehingga disimpulkan bahwa obesitas umum maupun viseral dapat

menyebabkan hipertensi. Sebaiknya agar dapat menghindari efek buruk bagi

tubuh hendaknya menghindari faktor risiko terkait, salah satunya menjaga pola

hidup sehat dengan asupan makan dan aktivitas yang seimbang. Seperti firman

Allah swt dalam Al-Quran bahwa hendaknya kita menjaga dengan baik

pemberian-Nya.

Page 37: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

25

“Dan belanjakanlah (apa yang ada pada kamu) karena (menegakkan) agama

Allah, dan janganlah kamu sengaja mencampakkan diri kamu ke dalam bahaya

kebinasaan (dengan bersikap bakhil); dan baikilah (dengan sebaik-baiknya segala

usaha dan) perbuatan kamu; kerana sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang

yang berusaha memperbaiki amalannya”

(Q.S. Al-baqarah: 195)

ول تلقوا بأيديكم إلى ٱلتههلكة وأنفقوا فى سبيل ٱلله

يحب ٱلمحسنين )١٩٥) وأحسنوا إنه ٱلله

Page 38: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

26

KERANGKA TEORI

Page 39: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

27

KERANGKA KONSEP

Page 40: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

28

DEFINISI OPERASIONAL

No Variabel Definisi Alat Ukur

dan Cara

Mengukur

Hasil Ukur Skala

1. Obesitas

Sentral

Penumpukan

jaringan adiposa di

subkutan dan

viseral bagian

abdomen

Pengukuran

lingkar

pinggang

menggunakan

meteran (pita

meteran)

Obesitas sentral

(LP: Pria > 90 cm

Wanita > 80 cm)

Tidak obesitas

sentral

Nominal

1.Obesitas sentral

2. Tidak obesitas

sentral

2. Hipertensi Hipertensi ≥140

mmHg untuk

sistolik dan ≥ 90

mmHg untuk

diastolik.

Pengukuran

tekanan darah

menggunakan

sfigmomanom

eter analog

(jarum)

Normal (< 120/80

mmHg)

Pre-hipertensi

(120-139/ 80-89

mmHg)

Hipertensi grade 1

(140-159/ 90-99

mmHg)

Hipertensi Grade 2

(≥ 160/ 100(

Ordinal

1. Normal

2. Pre-hipertensi

3. Hipertensi grade 1

4. Hipertensi grade 2

3. Aktivitas

Fisik

Pergerakan fisik di

produksi oleh otot

skeletal yang

meningkatkan

penggunaan energi

di atas penggunaan

energi basal.

Normal nya

dewasa melakukan

aktivitas fisik 150

menit/ minggu.

Wawancara

jumlah

aktivitas fisik

(50

menit/kali)

Tidak Melakukan

Aktivitas Fisik

< 3 kali/minggu (<

150 menit/minggu)

>3 kali/minggu (>

150 menit/minggu)

Ordinal

1. Tidak Melakukan

Aktivitas Fisik

2. < 3 kali/minggu

3. >3 kali/minggu

4. Pola

Makan

Asupan makan

dalam sehari.

Normal nya adalah

berbentuk 3 kali

makan besar dan 2

kali snack.

Wawancara

asupan makan

besar sehari

Normal (3 kali/hari)

< 3 kali/hari

> 3 kali/hari

Ordinal

1. Normal

2. < 3 kali/hari

3. > 3 kali/hari

Page 41: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

29

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik komparatif dengan

menggunakan pendekatan secara cross-sectional untuk mengetahui perbedaan

antara obesitas sentral dan non obesitas sentral terhadap hipertensi pada kelompok

usia 35-64 tahun di daerah kelurahan Cibubur Jakarta Timur.

3.2 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Cibubur Jakarta Timur. Pengambilan

data selama dua dilakukan bulan. Data di ambil adalah data primer berupa

pengukuran lingkar pinggang untuk mengetahui adanya obesitas sentral serta

pengukuran tekanan darah untuk mengetahui derajat hipetensi subyek. Dilakukan

wawancara untuk pola makan dan aktivitas fisik subjek.

3.2.1 Lini Masa Penelitian

N

o

Kegiatan Waktu

Fe

b

Mar Apr Mei Jun Jul Aug

III-

IV

III-

IV

I I

I

III IV I II III IV I II III IV I II III IV I-

II

III

-

IV

1 Pembuata

n

proposal

x x x x x x x x x x x x x x x x

2 Pengambi

lan data

x x x x x x x x x x

3 Pengolah

an data

x x x x

Page 42: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

30

4 Analisis

data

x x

5 Sintesa

hasil

analisis

x x

6 Laporan x x

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah penduduk di kelurahan Cibubur Jakarta

Timur. Sampel dipilih dengan cara pemilihan purposive sampling.

3.4 Jumlah Sampel

Perkiraan besar sample dalam penelitian dihitung berdasarkan rumus besar

sampel penelitian analisis kategorik tidak berpasangan, sebagai berikut:

√ √

N1=N2 : Jumlah sampel penelitian

Z : derivat baku alpha (kesalahan tipe 1)

Zβ : derivat baku beta (kesalahan tipe 2)

P1 : Proporsi pada berisiko atau kasus

Q1 : 1-P1

P2 : proporsi pada kelompok tidak terpajan / control, 50%

Q2 : 1-P2

P : Proporsi total

Q : 1-P

P1-P2 : perbedaan proporsi minimal yang dianggap bermakna,

ditetapkan 0,2

Page 43: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

31

Jadi:

Zα = 1, 645

Zβ = 0.842

P1 = P2 + 0,2 = 0,5 + 0,2 = 0,7

Q1 = 1 – P1 = 1 – 0,7 = 0,3

P =

=

= 0.6

Q = 1 – P = 1 – 0.6 = 0,4

Berdasarkan persamaan tersebut, maka untuk total sampel penelitian didapatkan

hasil sebagai berikut :

√ √

√ √

= 71

3.5 Kriteria Sampel

1) Kriteria Inklusi

Subjek penelitian adalah penduduk dengan kelompok usia 35-64 tahun

2) Kriteria Eksklusi

Subjek tidak bersedia menjadi responden penelitian

Page 44: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

32

3.6 Cara kerja penelitian

Persiapan penelitian

Mencari subjek penelitian

Subjek penelitian

memenuhi kriteria

inklusi

Informed consent

Pemeriksaan subjek

Wawancara

Pengolahan data

Analisis data

Kesimpulan

Tekanan darah

Aktivitas Fisik

Pola Makan

Laki-laki > 90 cm

Perempuan > 80 cm

Lingkar pinggang

Obesitas Sentral Tidak Obesitas Sentral

Laki-laki < 90 cm

Perempuan < 80 cm

Page 45: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

33

3.7 Variabel yang Diteliti

Variabel bebas

Klasifikasi Lingkar Pinggang : normal, obesitas sentral

Variabel terikat

Kejadian hipertensi

3.8 Manajemen Data

3.8.1 Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan data primer dengan mengukur langsung

tekanan darah menggunakan sphygmomanometer analog dan mengukur lingkar

pinggang menggunakan pengukuran meteran pita kepada seluruh subjek

penelitian yang termasuk dalam kategori penelitan.

3.8.2 Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya akan dilakukan pengolahan

melalui tahap sebagi berikut:

1. Pemeriksaan kembali (editing) untuk memastkan kebenaran data

2. Pengkodean (coding) yaitu mengubah data berbentuk huruf menjadi data

berbentuk angka/bilangan. Kegunaan dari coding ini adalah untuk

mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat saat

memasukan data.

3. Proses pemasukan data (processing) yaitu melakukan entry data ke dalam

program computer yaitu program Statistical Programme for Social Science

(SPSS) versi 16.

3.8.3. Analisis Data

Analisis data meliputi analisa bivariat menggunakan uji Chi Square jika

data memenuhi syarat. Jika data yang diperoleh tidak memenuhi syarat maka akan

digunakan uji alternative yaitu uji Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan

software SPSS versi 16

Page 46: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

34

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian Dan Pembahasan

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1.1 Letak Geografis

Kelurahan Cibubur merupakan salah satu bagian dari Kecamatan Ciracas

Jakarta Timur. Kelurahan Cibubur memiliki luas wilayah sebesar 4.509 km2 dan

merupakan kelurahan terbesar dari Kecamatan Ciracas (29.98%). Daerah ini

terbagi dalam 14 Rukun Warga dan 153 Rukun Tetangga, dengan batas-batas

wilayah sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Jl PKP, Kelurahan Kelapa Dua Wetan Kec. Ciracas

- Sebelah Timur : Jl Tol Jagorawi-Kelurahan Munjul Kec. Cipayung

- Sebelah Selatan : Pilar Batas Propinsi DKI Jakarta Kelurahan Harja

Mukti dan Kelurahan Mekar Sari (Depok-Jawa Barat)

- Sebelah Barat : Kali Cipinang, Kelurahan Pekayon Kec. Pasar Rebo.

4.1.1.2 Kependudukan

Jumlah penduduk di Kelurahan Cibubur pada pencacatan sampai dengan

Agustus 2013 (tabel 4.1.1.1) sebanyak 73.418 penduduk. Bedasarkan distribusi

usia maka terlihat bahwa penduduk di Kelurahan Cibubur di bagi menjadi

menjadi 16 kelompok usia. Kelompok usia dengan penduduk paling banyak pada

kelompok usia 30-34 tahun yaitu sebanyak 7.685 penduduk dan paling sedikit

kelompok usia diatas 75 tahun yaitu 418 penduduk.

Page 47: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

35

Tabel 4.1.1.1. Jumlah Penduduk di Kelurahan Cibubur

Sumber data olahan Kependudukan Kelurahan Cibubur 2013. 23

Mata pencaharian penduduk di Kelurahan Cibubur terbesar adalah sebagai

pegawai pemerintah (Pegawai Negeri Sipil), yaitu sebanyak 6.295 penduduk.

Sedangkan mata pencaharian paling sedikit adalah pekerjaan sebagai petani yaitu

sebanyak 26 penduduk. 23

4.1.2 Analisis Data Penelitian

Data diperoleh dari 156 responden. Pada tabel 4.1.2.1. dapat terlihat

gambaran karakteristik responden yang mengikuti penelitian. Usia yang diteliti

adalah pada rentang usia 35 hingga 64 tahun dimana responden paling banyak

pada kelompok usia 35 hingga 44 tahun (41%) dan kelompok usia responden

paling sedikit yaitu pada kelompok usia 55 hingga 64 tahun (19.9%). Jenis

kelamin terbanyak adalah responden perempuan yaitu sebanyak 97 sampel

(62.2%). Tekanan darah terbanyak yang ditemukan adalah tekanan darah normal

yaitu sebanyak 48 responden (30.8%). Pada karakteristik responden dapat di lihat

bahwa hampir seluruh sampel memilki pola makan normal yaitu 3 kali per hari

(99.4%) serta mayoritas responden tidak melakukan aktivitas fisik yaitu sebanyak

124 responden (79.5%).

Berdasarkan hasil perumusan perhitungan sampel yaitu N1 = N2 maka

sebagai variabel bebas terdiri dari 78 sampel dengan lingkar pinggang diatas

normal atau obesitas sentral dan 78 sampel dengan lingkar pinggang normal.

Bulan Jumlah Penduduk

Lk Pr Jumlah

Januari 37.226 35.458 72.684

Februari 37.246 35.498 72.744

Maret 37.275 35.547 72.822

April 37.318 35.589 72.907

Mei 37.378 35.681 73.059

Juni 37.459 35.756 73.215

Juli 37.522 35.817 73.339

Agustus 37.563 35.855 73.418

Page 48: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

36

Tabel 4.1.2.1. Karakteristik Subjek Penelitian

Variabel Kategori Jumlah

(n)

Presentase

(%)

Usia (Tahun)

35-44 64 41.0

45-54 61 39.1

55-64 31 19.9

Jenis Kelamin Laki-laki 59 37.8

Perempuan 97 62.2

Tekanan Darah

Normal 48 30.8

Pre-hipertensi 35 22.4

Hipertensi Grade 1 43 27.6

Hipertensi Garde 2 30 19.2

Aktivitas Fisik

Tidak melakukan

aktivitas fisik 124 79.5

< 3x/ minggu 29 18.6

< 3x/ minggu 3 1.9

Pola Makan

Normal (3x/hari) 151 99.4

< 3x/hari 1 0.6

< 3x/hari 0 0

Total 156 100%

Pada distribusi lingkar pinggang menurut usia (tabel 4.1.2.2), kelompok

usia 35 hingga 44 tahun didapatkan paling banyak memiliki lingkar pinggang

normal atau “tidak obesitas sentral” yaitu sejumlah 40 responden (62.5%(,

sedangkan pada kelompok usia 45 hingga 54 tahun obesitas sentral terjadi pada

54.1% dan untuk kelompok usia 55 hingga 64 tahun merupakan kelompok usia

yang memiliki jumlah responden obesitas sentral terbanyak yaitu sebesar 67,7%.

Hal ini memiliki kemiripan dengan studi yang dilakukan oleh Pedro Marques-

Vidal di Lausanne, Swiss tahun 2008 di mana pada kelompok usia 35 sampai 44

tahun pada laki-laki maupun perempuan mayoritas tidak mengalami obesitas

sentral yaitu sebesar 82,3% pada perempuan dan 87,8% pada laki-laki. 24

Pada kelompok usia 45 sampai 54 tahun dan 55 sampai 64 tahun yang

mayoritas obesitas, hal ini memiliki kemiripan dengan studi yang dilakukan oleh

Hao Wang di Cina tahun 2009 - 2010 dengan menggunakan standar WHO untuk

menentukan standar obesitas sentral kriteria WHO untuk Cina > 90 cm untuk laki-

Page 49: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

37

laki dan > 80 cm untuk perempuan. Pada kelompok usia 45 sampai 54 terdapat

46.8% responden menderita obesitas sentral dan 55% untuk kelompok usia 55

sampai 64 tahun yang menderita obesitas sentral. 25

Tabel 4.1.2.2. Distribusi Lingkar Pinggang Sampel Berdasarkan Usia

Kategori Usia

35 – 44 tahun 45 – 54 tahun 55 – 64 tahun

(n) (%) (n) (%) (n) (%)

Obesitas Sentral 24 37.5 33 54.1 21 67.7

Tidak Obesitas

Sentral 40 62.5 28 45.9 10 32.3

Total 64 100 61 100 31 100

Berdasarkan hasil distribusi tekanan darah menurut usia (tabel 4.1.2.3.)

terlihat bahwa pada kelompok usia 35 hingga 44 tahun paling banyak didapatkan

sampel dengan tekanan darah normal yaitu sebanyak 28 sampel (43.8%),

sedangkan untuk kelompok usia 45 hingga 54 tahun didapatkan tekanan darah

paling banyak yaitu hipertensi grade 1 sebanyak 19 sampel (31.1%), dan

kelompok usia 55 hingga 64 tahun terbanyak berupa hipertensi grade 2 sebanyak

11 sampel (35.6%). Hasil ini memiliki kemiripan dengan studi yang dilakukan

oleh Lee Jong Hoon di Daegu, Korea Selatan bahwa terjadi peningkatan insiden

hipertensi seiring dengan kenaikan usia. Pada kelompok usia < 45 tahun insiden

hipertensi sebesar 17,9%, untuk kelompok usia 45 sampai 54 tahun meningkat

menjadi 19,7% populasi hingga pada kelompok usia 55 sampai 64 tahun sebesar

27,5%. 26

Hasil ini berbeda dengan penelitian sebelumnya oleh Manampiring tahun

2008 di Manado menggunakan reponden berdasarkan status gizi (BMI) terdapat

78.6% responden yang menderita hipertensi. 6

Perbedaan hasil pada penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya di karenakan penelitian ini menggunakan

penggolongan hipertensi menurut JNC-VII. 13

Page 50: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

38

Tabel 4.1.2.3. Distribusi Tekanan Darah Berdasarkan Usia

Kategori Usia

Usia

35 – 44 tahun 45 – 54 tahun 55 – 64 tahun

(n) (%) (n) (%) (n) (%)

Normal 28 43.8 15 24.6 5 16.1

Pre-Hipertensi 17 26.6 12 19.7 6 19.3

Hipertensi Grade 1 15 23.3 19 31.1 9 29

Hipertensi Grade 2 4 6.3 15 26.2 11 35.6

Total 64 100 61 100 31 100

Berdasarkan distribusi obesitas sentral menurut jenis kelamin (tabel

4.1.2.4. dan tabel 4.1.2.5.) terlihat bahwa pada sampel laki-laki lebih banyak

memiliki lingkar pinggang normal yaitu sejumlah 40 responden (67.8%) dan

untuk responden perempuan terlihat bahwa lebih banyak responden obesitas

sentral yaitu sejumlah 59 responden (61.2%). Hasil ini memiliki kemiripan

dengan studi yang dilakukan oleh Pedro Marques-Vidal di Lausanne, Swiss tahun

2008 bahwa prevalensi abdominal obesity lebih tinggi pada perempuan (30.6%)

dibandingkan dengan laki-laki (23.9%). 24

Tabel 4.1.2.4. Distribusi Obesitas Sentral Sampel Laki-Laki

No Kategori Obesitas Sentral Jumlah

(n)

Presentase

(%)

1, Obesitas Sentral 19 32.2

2 Tidak Obesitas Sentral 40 67.8

Total 59 100

Tabel 4.1.2.5. Distribusi Obesitas Sentral Sampel Perempuan

No Kategori Obesitas Sentral Jumlah

(n)

Presentase

(%)

1, Obesitas Sentral 59 61.2

2 Tidak Obesitas Sentral 38 38.7

Total 98 100

Page 51: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

39

Distribusi data tekanan darah pada sampel laki-laki (tabel 4.1.2.6.) terlihat

bahwa pada sampel laki-laki lebih banyak memiliki tekanan darah normal yaitu

sebanyak 24 sampel (40.7%), sedangkan untuk responden perempuan (tabel

4.1.2.7) banyak yang memiliki tekanan darah tinggi yaitu hipertensi grade 1

sebanyak 34 sampel (35.1%).

Hasil yang didapatkan dari kedua jenis kelamin memiliki kemiripan

dengan penelitian Manampiring 2008 di Manado bahwa lebih banyak dari sampel

wanita yang menderita hipertensi (79,8%) dari pada sampel laki-laki (76,9%). 6

Data ini juga memiliki kemiripan dengan studi prevalensi oleh Stryjewski 2009 di

Hospital Louis Rydygier di Krakow, dimana laki-laki lebih sering memiliki

tekanan darah normal. 27

Data epidemiologi di US melaporkan tekanan darah

sistolik lebih tinggi pada laki-laki pada dewasa muda, namun seiring dengan

peningkatan usia maka tekanan darah wanita cenderung lebih tinggi. 4

Tabel 4.1.2.6. Distribusi Tekanan Darah Sampel Laki-laki

Tabel 4.1.2.7. Distribusi Tekanan Darah Sampel Perempuan

No Kategori Tekanan Darah Jumlah

(n)

Presentase

(%)

1. Normal 24 40.7

2. Pre Hipertensi 16 27.1

3. Hipertensi Grade 1 9 15.3

4. Hipertensi Grade 2 10 16.9

Total 59 100

No Kategori Tekanan Darah Jumlah

(n)

Presentase

(%)

1. Normal 24 24.5

2. Pre-Hipertensi 19 19.6

3. Hipertensi Grade 1 34 35.1

4. Hipertensi Grade 2 20 20.6

Total 97 100

Page 52: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

40

Pada hasil distribusi aktivitas fisik bedasarkan bedasarkan lingkar

pinggang (tabel 4.1.2.8) didapatkan responden dengan obesitas sentral mayoritas

tidak melakukan aktivitas fisik yaitu sebesar 72 responden (92.3%), sedangkan

pada responden “tidak obesitas sentral” yang tidak melakukan aktivitas fisik

sebanyak 52 responden (66.7%). Pada data distribusi pola makan bedasarkan

lingkar pinggang (tabel 4.1.2.9) kedua kategori menunjukkan hasil yang hampir

sama yaitu pola makan pada responden dengan “obesitas sentral” seluruhnya

normal 3 kali per hari (100%( dan untuk responden “tidak obesitas sentral”

hampir seluruhnya memiliki pola makan normal 3 kali per hari (98.7%). Hasil ini

memiliki kemiripan dengan studi yang di lakukan Ladabaum tahun 2014 di

California bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik namun

tidak dengan asupan kalori per hari dengan peningkatan IMT dan lingkar

pinggang. 28

Tabel 4.1.2.8 Distribusi Aktivitas Fisik Bedasarkan Lingkar Pinggang

Tabel 4.1.2.9 Distribusi Pola Makan Berdasarkan Lingkar Pinggang

No Kategori

Aktivitas Fisik

Total Tidak

Aktivitas

Fisik

< 3x/

minggu

> 3x/

minggu

(n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%)

1. Obesitas Sentral 72 92.3 5 6.4 1 1.3 78 100

2. Tidak Obesitas Sentral 52 66.7 24 30.8 2 2.6 78 100

No Kategori

Pola Makan

Total Normal 3x/

hari < 3x/ hari > 3x/hari

(n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%)

1. Obesitas Sentral 78 100 0 0 0 0 78 100

2. Tidak Obesitas Sentral 77 98.7 1 1.3 0 0 78 100

Page 53: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

41

Untuk mengetahui hubungan antara obesitas sentral dengan hipertensi

digunakan analisis bivariat. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square degan

tabel 2 x 2 dengan melihat nilai expected count pada tabel. Karena tidakada nilai

expected count yang < 5 maka tabel ini layak diuji dengan Chi-Square. Nilai yang

dipakai adalah pada nilai Pearson Chi-Square.

Tabel 4.1.2.10. Perbedaan Obesitas Sentral dan Non Obesitas Sentral dengan

Hipertensi

Normal Prehipertensi Hipertensi

Grade 1

Hipertensi

Grade 2 p

*

N % N % N % N %

Lingkar

Pinggang

Obesitas

Sentral 3 6.2 11 31.4 35 81.4 29 96.7 0.000

Tidak

Obesitas

Sentral

45 93.8 24 68.6 8 18.6 1 3.3

Total 48 100 35 100 43 100 30 100

*Uji Chi-square

Berdasarkan analisa bivariat pada obesitas sentral dengan hipertensi (tabel

4.1.2.10.) maka diperoleh data dari dua kelompok sampel obesitas sentral dan

tidak obesitas sentral. Terlihat bahwa pada tekanan darah normal lebih banyak

ditemukan pada sampel “tidak obesitas sentral” yaitu sebanyak 45 sampel (93,8%(

dibandingkan dengan sampel “obesitas sentral” sebanyak 3 sampel (6,2%(.

Responden dengan tekanan darah pre-hipetensi didominasi oleh sampel “tidak

obesitas sentral” yaitu sebanyak 24 sampel (68.6%(. Sedangkan pada sampel

dengan hipertensi grade 1 dan 2 yang didominasi oleh sampel dengan obesitas

sentral yaitu sebanyak 35 sampel untuk grade 1 (81,4%) dan sebanyak 29 sampel

untuk grade 2 (96.7%).

Dengan analisis Chi-Square diperoleh nilai significancy adalah 0.000,

karena nilai p < 0.005 maka dinyatakan bahwa terdapat hubungan antara obesitas

sentral dengan hipertensi. Hasil ini serupa dengan studi oleh Ostchega tahun 2012

secara cross-sectional terhadap peserta dari US National Health and Nutrition

Examination Survey (NHANES) tahun 2007-2010 yaitu di dapatkan bahwa

Page 54: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

42

obesitas sentral memiliki hubungan independen terhadap hipertensi. 29

Penelitian

serupa juga di lakukan sebelumnya oleh Claudia Sanches-Castillo di Meksiko

tahun 2005 bahwa di dapatkan prevalensi yang tinggi pada sampel dengan

obesitas dan obesitas sentral berhubungan dengan tingginya prevalensi hipertensi

dan DM. 30

Penelitian lain yang dilakukan oleh Niskanen tahun 2004 di Finland

bahwa peningkatan lingkar pinggang merupakan prediksi kuat terjadinya

hipertensi. 31

4.2 Keterbatasan Penelitian

Pada penelitian yang di lakukan di Kelurahan Cibubur Jakarta Timur ini

memiliki keterbatasan dan kekurangan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian.

1. Penelitian ini hanya di lakukan pada satu wilayah di Jakarta sehingga

belum mewakili seluruh wilayah Jakarta dan dilakuakan berdasarkan

purposive sampling. Namun data ini cukup memberikan gambaran yang

mengenai hubungan antara obesitas sentral dan hipertensi karena jumlah

sampel cukup besar.

2. Penelitian ini tidak menyingkirkan faktor lain yang dapat mempengarhui

terjadinya hipertensi dalam penelitian antara lain adalah merokok, pola

makan dan aktivitas fisik.

Page 55: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

43

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Kelompok usia yang lebih banyak menderita obesitas sentral adalah

kelompok usia 55 sampai 64 tahun sebesar 67.7 %.

2. Jenis kelamin perempuan lebih banyak menderita obesitas sentral sebesar

61.8 %.

3. Setiap kelompok usia memiliki mayoritas tekanan darah yang berbeda.

Pada kelompok usia 35 sampai 44 tahun paling banyak ialah yang

memiliki tekanan darah normal yaitu sebesar 43,8%. Untuk kelompok usia

45 sampai 54 tahun paling banyak ialah yang menderita hipertensi grade 1

yaitu sebesar 31.1%. Sedangkan untuk usia 55 sampai 64 tahun paling

banyak ialah yang menderita hipertensi grade 2 yaitu sebesar 35.6%.

4. Tekanan darah normal banyak dijumpai pada laki-laki yaitu sebesar 40.7%

dan hipertensi grade 1 pada perempuan yaitu sebesar 35.1%.

5. Terdapat perbedaan hubungan bermakna antara obesitas sentral dengan

kejadian hipertensi dibandingkan dengan non obesitas sentral (p = 0.000).

5.2 Saran

Pada penelitian ini peneliti melakukan analisis mengenai hubungan antara

obesitas sentral dengan peningatan tekanan darah secara cross sectional yaitu

pengambilan data pada satu waktu, tanpa menyingkirkan faktor lain yang dapat

menyebabkan terjadinya hipertensi. Untuk penelitian lebih lanjut dapat di gunakan

metode case control dengan mengaitkan faktor risiko lain serta melakukan

pengambilan data pada populasi yang lebih luas.

Page 56: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

44

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Global Action Plan for the Prevention and

Control of Non-Communicable Disease 2013-2020. 2013.

2. Bonow RO, Mann DL, Zipes DP, Libby P. Braunwald’s Heart Disease A

Textbook of Cardiovascular Medicine 9th

Edition Volume 1. USA:

Elsevier Saunders. 2012. p 935-942.

3. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.

2007.

4. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Topik Utama

Gambaran Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia. 2013.

5. Fauci, AS, Kasper Dl, Longo DL, Braunwald E, Hauser Sl, Jameson JL.

Harrison’s Principles of Internal Medicine 17th

Edition. USA: McGraw-

Hill. 2008. p 1549-1552.

6. Manampiring, AE. Hubungan Status Gizi dan Tekanan Darah Pada

Penduduk Usia 45 Tahun ke Atas di Kelurahan Pakowa Kecamatan Wanea

Kota Manado. Manado: Fakultas Kedokteran Sam Ratulangi. 2008. P. 1-

43

7. Ӧstman J, Britton M, Jonsson E. Treating and Preventing Obesity An

Evidence Based Review. Weinheim: Wiley. 2004. p 15- 25.

8. Gatineau, M. Obesity and Ethnicity. Oxford: National Obesity

Observatory. 2011.

9. World Health Organization. Waist Circumfere and Waist-Hip

Ratio:Report of a WHO Expert Consultation. Geneva: WHO. 2008.

10. Gummesson, A. Pathogenesis of Obesity and Effect of Treatment.

Sweden: University of Gothenburg. 2009.

11. Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology 11th

Edition. USA:

Elsevier Saunders. 2006. p 865-873.

Page 57: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

45

12. Gurevich-Panigrahi T, Panigrahi S, Wiechec E, Los M. Obesity:

Patophysiology and Clinical Management. Canada: Bentham Science

Publisher Ltd.. 2009. p. 506-521.

13. Lilly, LS. Pathophysiology of Heart Disease 5th

Edition. USA: Lippincott

William & Wilkins. 2011. p 301-323.

14. Runge MS, Patterson C, Stouffer GA. Netter’s Cardiology 2nd

Edition.

USA: Saunders, Elsevier Inc. 2010. p 397-399.

15. Loscalzo J. Harrison’s Cardiovascular Medicine. USA: McGraw Hill.

2010. p. 422-430

16. Kotsis V, Stabouli S, Papakatsika S, Rizos Z, Parati G. Mechanism of

Obesity-Induced Hypertension. The Japanese Society of Hypertension.

2010 January; 33; p. 386-393.

17. Murray RK, Granner DK, Mayes PA. Harper’s Illustrated Biochemistry

27th

Edition. USA: McGraw Hill. 2007.

18. Gardner DG, Shoback D. Greenspan’s Basic & Clinical Endocrinology 8th

Edition. USA: Mc Graw Hill. 2007.

19. Topol, EJ. Textbook of Cardiovascular Medicine 3rd

Edition. USA:

Lippincott Williams & Wilkins. 2007. p. 82-93

20. Benowitz NL, Hansson A, Jacob P III. Cardiovascular Effects of Nasal

and Transdermal Nicotine and Cigarette Smoking. Texas: American Heart

Association Inc. 2002 April ; 39: p. 1007- 1112.

21. Mahmud, A. Acute Effect of Caffeine on Arterial Stiffness and Aortic

Prssure Waveform. USA: American Heart Association Inc. 2001.38:p.

227-231.

22. Yoon SS, Burt V, Louis T, Carrol MD. Hypertension Among Adults in

United States, 2009-2010. Atlanta: Center for Disease Control and

Prevention. 2012 October. Number 107. p. 1-8

23. Kelurahan Cibubur. Keadaan Penduduk Kelurahan Cibubur bulan Januari

s/d Agustus 2013 [online]. 2013. Diakses 31 Agustus 2014. Available

from:http://kelurahan-

cibubur.org/utama/index.php?option=com_content&view=category&layo

ut=blog&id=19&Itemid=21

Page 58: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

46

24. Marques-Vidal P, Bochud M, Mooser V, Paccaud F, Waeber G,

Vollenweider. Prevelence of Obesity and Abdominal Obesity in the

Lausanne Population. Switzerland: BioMed Central Ltd. BMC Public

Health. 2008 April, 8:. p. 1-5

25. Wang H, Wang J, Liu M, Wang D, Liu YQ, Zhao Y. Epidemiology of

General Obesity, Abdominal Obesity and Related Risk Factors in Urban

Aldults from 33 Communities of Northeast China: the CHPSNE Study.

Jinzhou : Biomed Central. 2012, 12 : 967. p. 1-10

26. Lee JH, Yang DH, Park HS, Cho Y. Incidence of Hypertension in Korea:

5-Year Follow-up Study. Daegu: Journal Korean Medical Science. 2011

August; 26: p. 1286-1292.

27. Stryjewski, PJ. Prevalence of Age, Gender and Body Weight on the

Frequency of Hypertension and Diabetes Mellitus in Patients Hospitalized

in Cardiology Departement. USA: US National Library of Medicine,

National Institute of Health. 2011; 68(9): p. 585 - 587.

28. Ladabaum U, Mannalithara A, Myer PA, Singh G. Obesity, Abdominal

Obesity, Physical Activity, anda Caloric Intake in US Adults: 1988 to

2010. Elsevier Inc. California: American Journal Medicine. 2014 August.

127: p. 717-727.

29. Ostchega Y, Hughes JP, Terry A, Fakhouri TH, Miller J. Abdominal

Obesity, Body Mass Index, and Hypertension in US Adult: NHANES

2007-2010. USA: US National Library of Medicine, National Institute of

Health. 2012 August ; 25 (12): p. 1271 - 1278.

30. Sanchez-Castillo CP, Velasquez-Monroy O, Lara-Esqueda. Diabetes and

Hypertension Increases in a Society with Abdominal Obesity : Result of teh

Mexican National Health Survey 2000. USA: Public Health Ntrition. 2005

July. Volume 8, Issue 01 p. 53-60

31. Niskanen L, Laaksonen DE, Nyyssonen K, Punnonen K, Valkonen VP,

Fuentes R. Inflammation, Abdominal Obesity and Smoking as Predictors

of Hypertension. Texas: American Heart Association Inc. 2004 July; (44) :

p. 859 -865.

Page 59: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

47

32. De Paula R, da Saliva AA, Hall JE. Aldosterone Antagonism Attenuates

Obesity-Induced Hypertension and Glomerular Hyperinfiltration. Texas:

American Heart Association. 2004 January; 43: p. 41-47.

Page 60: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

48

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

PERSONAL DATA

Nama : Hasya Layalia Lahino

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Febuari 1993

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl. Patas Blok L1 no 9 Bukit Permai Cibubur

Jakarta Timur

Nomor Telepon/HP : 021-8720410/ 08568952838

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

1998-1999 : Taman Kanak-Kanak Al-Azhar Surabaya

1999-2005 : SD Islam Al-Azhar 01 Jakarta

2005-2008 : SMP Islam Al-Azhar 01 Jakarta

2008-2011 : SMA Islam Al-Azhar 01 Jakarta

2011- Sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

RIWAYAT ORGANISASI

2013-2014 : Liaison Officer to Student Organization CIMSA

(Center for Indonesian Medical Students Activities)

2012-sekarang : Divisi Operasional USMR (UIN Syahid Medical

Rescue)

Page 61: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

49

LAMPIRAN

DATA BIVARIAT

UJI CHI-SQUARE

Chi-Square Test

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi Square 84.665a

3 .000

Likelihood Ratio 100.157 3 .000

Linear-by Linear Association 81.024 1 .000

N of Valid Cases 156

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is 15.00.

Page 62: PERBEDAAN ANTARA OBESITAS SENTRAL DAN NON …

50

Lembar Persetujuan Responden

Dengan menandatangani lembar persetujuan ini, saya:

Nama :

Tempat/tanggal lahir :

Alamat :

Bersedia menjadi responden penelitian yang berjudul “Perbedaan Antara

Obesitas Sntral dan Non Obesitas Sentral terhadap Hipertensi pada Kelompok Usia 35-54

Tahun di Kelurahan Cibubur, Jakarta Timur” yang dilakukan Hasya Layalia Lahino,

mahasiswa Jurusan Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta.

Data yang diperoleh berguna untuk mengetahui adakah hubungan obesitas

sentral dengan peningkatan tekanan darah pada kelompok usia 35-64 tahun. Data yang

diperoleh oleh peneliti akan dijamin kerahasiaan nya oleh peneliti dan hanya di gunakan

untuk penelitian ini.

Jakarta, 2014

Responden

Data Responden

Lingkar Pinggang :

Tekanan Darah :

Pola Makan :

Aktivitas Fisik :