perbandingan kemangkusan seleksi lima lini betina …digilib.unila.ac.id/61347/3/skripsi tanpa bab...

41
PERBANDINGA UNGGUL DA SUMBE AN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LI AN SATU LINI SINTETIK JAGUNG BER ER GENETIK LOKAL (SGL) SUMATER (Skripsi) Oleh ANITA YULIANA DEWI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2020 INI BETINA RBASIS RA

Upload: others

Post on 16-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

PERBANDINGAN KEMANGKUSAN

UNGGUL DAN SATU LINI

SUMBER

PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA

UNGGUL DAN SATU LINI SINTETIK JAGUNG BERBASIS

SUMBER GENETIK LOKAL (SGL) SUMATERA

(Skripsi)

Oleh

ANITA YULIANA DEWI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

LIMA LINI BETINA

JAGUNG BERBASIS

SUMATERA

Page 2: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

ABSTRAK

PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA

UNGGUL DAN SATU LINI SINTETIK JAGUNG BERBASIS

SUMBER GENETIK LOKAL (SGL) SUMATERA

Oleh

ANITA YULIANA DEWI

Jagung merupakan komoditi yang sangat potensial untuk dikembangkan. Upaya

untuk meningkatkan produksi jagung harus didukung dengan komponen sarana

pertanian yang baik. Salah satunya yaitu menggunakan benih bersertifikat. Di

Indonesia, petani cenderung menggunakan benih jagung hibrida F1 sebagai bahan

tanamnya. Namun terdapat masalah yang dialami petani yaitu harga benih yang

tergolong mahal dan tidak selalu tersedia.

Penelitian bertujuan untuk (1) menyeleksi Jagung SGL melalui seleksi Sintetik

dan Betina Unggul; (2) mengetahui perbedaan antara jagung SGL dengan hibrida

F1; (3) mangetahui keragaman genetik dan heritabilitas lini Sintetik dan Betina

Unggul SGL; (4) mengetahui kemampuan jagung SGL dalam pembentukan tetua

baru.

Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Kelompok Teracak Sempurna

(RKTS) tiga ulangan. Penanaman dilaksanakan di Politeknik Negri Lampung pada

Maret - Juli 2019. Jagung SGL terdiri atas 5 lini betina unggul, dan 1 lini sintetik.

Page 3: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

Anita Yuliana Dewi

Ragam data diuji Bartlett dan Levene untuk kehomogenan. Bila tidak homogen

maka dilanjutkan analisis ragam dengan memakai kriteria Bartlett dan Levene

yaitu KK ≤ 25 %. Besar ragam genetik dan heritabilitas broad-sense diduga

berdasarkan Kuadrat Nilai Tengah (KNT). Analisis metode lanjut dilakukan

dengan menggunakan analisis dendrogram.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) sifat unggul jagung SGL yang

berbeda dengan nilai P < 0,05 dan P < 0,01 dan dapat diwariskan yaitu peubah

tinggi tanaman, kadar gula, diameter tongkol, bobot biji.tongkol-1

, dan jumlah

biji.tongkol-1

; (2) berdasarkan analisis peringkat, sifat unggul seleksi sintetik dan

betina unggul memiliki perbedaan pada tinggi tanaman terhadap hibrida pioneer

36; (3) nilai ragam genetik dan heritabilitas broad-sense berbeda nyata dengan

KKg < 10 % pada peubah jumlah daun, bobot 100 biji, jumlah malai jantan,

diameter tongkol dan produksi.m2; (4) hasil dendrogram menunjukkan semua

lini SGL betina unggul dan sintetik memiliki kekerabatan yang dekat.

Kata kunci : heritabilitas broad-sense, pemuliaan tanaman, ragam genetik,

seleksi betina unggul, seleksi sintetik, sumber genetik lokal.

Page 4: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA

UNGGUL DAN SATU LINI SINTETIK JAGUNG BERBASIS

SUMBER GENETIK LOKAL (SGL) SUMATERA

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA

UNGGUL DAN SATU LINI SINTETIK JAGUNG BERBASIS

SUMBER GENETIK LOKAL (SGL) SUMATERA

Oleh

ANITA YULIANA DEWI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA

UNGGUL DAN SATU LINI SINTETIK JAGUNG BERBASIS

SUMBER GENETIK LOKAL (SGL) SUMATERA

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

Page 5: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

Judul Skripsi : PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI

LIMA LINI BETINA UNGGUL DAN SATU

LINI SINTETIK JAGUNG BERBASIS SUMBER

GENETIK LOKAL (SGL) SUMATERA

Nama Mahasiswa : Anita Yuliana Dewi

Nomor Pokok Mahasiswa : 1514121040

Jurusan : Agroteknologi

Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Ir. Saiful Hikam, M.Sc., Ph.D. Dr. Ir. Paul B Timotiwu, M.S.

NIP 195407231982111001 NIP 196209281987031001

2. Ketua Jurusan Agroteknologi

Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si.

NIP 196305081988112001

Page 6: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Ir. Saiful Hikam, M.Sc., Ph.D. ...............................

Sekretaris : Dr. Ir. Paul B Timotiwu, M.S. ...............................

Penguji

Bukan Pembimbing : Ir. Denny Sudrajat, M.P. ...............................

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si.

NIP 196110201986031002

Tanggal Lulus Ujian Skripsi: 22 Januari 2020

Page 7: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa skripsi saya yang

berjudul “Perbandingan Kemangkusan Seleksi Lima Lini Betina Unggul dan

Satu Lini Sintetik Jagung Berbasis Sumber Genetik Lokal (SGL) Sumatera”

merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan hasil karya orang lain. Semua hasil

yang tertuang dalam skripsi ini telah mengikuti kaidah penulisan karya ilmiah

Universitas Lampung. Bila kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan

hasil salinan atau dibuat oleh orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku.

Bandar Lampung, Januari 2020

Penulis,

Anita Yuliana Dewi

NPM 1514121040

Page 8: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 07 Juli 1997, sebagai anak

pertama dari pasangan Bapak Adam dan Ibu Ratmi.

Penulis menempuh pendidikan pada jenjang taman kanak-kanak di TK Handayani

Bandar Lampung (2003). Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD N 3

Segalamider pada tahun 2009. Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di

SMP Budaya Bandar Lampung pada tahun 2012. Sekolah Menengah Atas (SMA)

diselesaikan di SMA Perintis 2 Bandar Lampung pada tahun 2015.

Tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan strata (S1) di Jurusan Agroteknologi,

Fakultas Pertanian, Universitas Lampung melalui Jalur Seleksi Nasional Masuk

Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa, penulis

pernah menjadi asisten praktikum Biologi Pertanian (2018). Penulis pernah

mengikuti organisasi mahasiswa tingkat jurusan yaitu Persatuan Mahasiswa

Agroteknologi (PERMA AGT) sebagai anggota bidang Pengabdian Masyarakat

tahun 2015-2016.

Penulis juga aktif pada organisasi mahasiswa tingkat universitas yakni Unit

Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka sebagai anggota kelompok kerja Dana dan

Usaha (2017), koordinator Dewan Pendidikan dan Pelatihan Pramuka Universitas

Lampung (2018), anggota Forum Bela Negara (FBN) kota Bandar Lampung

Page 9: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

(2018), Duta Konservasi (2018), Duta Generasi Milleial Kopi Lampung (2019),

Pemangku Adat Pramuka Universitas Lampung (2019). Januari 2018 penulis

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik Universitas Lampung di desa

Negeri Kelumbayan, Kecamatan Negeri Kelumbayan, Kabupaten Tanggamus.

Pada semester selanjutnya penulis melaksanakan melaksanakan kegiatan Praktik

Umum (PU) di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), Kabupaten

Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat yang dilaksanakan selama 40 hari dimulai

pada tanggal 9 juli-17 Agustus 2018. Penulis menuliskan laporan dengan judul

“Persilangan Cabai Besar Dan Cabai Keriting (Capsicum annuum) Menghasilkan

Benih (F1) Hibrida Cabai Varietas Inata di Balai Penelitian Tanaman Sayuran,

Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat”

Page 10: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

“ Dia menjadikan semua buah-buahan berpasang-pasangan”.

(Qs. Ar-Ra’du : 3)

“ Jangan hilang akalmu dalam kesulitan, kehormatan itu suci “

“ Kalau engkau tidak bisa menjadi batang nyiur yang tegar, jadilah segumpal

rumput tetapi mampu memperindah taman”.

(Sandi Racana Putera Saburai)

“Dream, believe, and make it happen”.

(Anita Yuliana Dewi)

Page 11: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

Teruntuk Kedua Orangtuaku Tersayang

Bapak Adam Dan Ibu Ratmi

Serta Adik-adikku Nur Janah, Retno Wulan Dari, Dan Muhammad Zehan

Hamizan

Serta Seluruh Keluarga Besarku, Terima Kasih Atas Doa Yang Selalu Terucap

Untuk Kesuksesanku Dan Semua Pengorbanan Yang Telah Mereka Berikan

Kepadaku Selama Ini

Kupersembahkan Karya Kecilku Ini

Sebagai Tanda Terima Kasih dan Tanggungjawabku

Dan

Almamater Tercinta

Agroteknologi Universitas Lampung

Pramuka Universitas Lampung

Serta

Negeriku Tercinta

Indonesia

Page 12: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

i

SANWACANA

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, karena atas nikmat dan karuniaNya

penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “ Perbandingan

Kemangkusan Seleksi Lima Lini Betina Unggul Dan Satu Lini Sintetik Jagung

Berbasis Sumber Genetik Lokal (SGL) Sumatera ” sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

(1) Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

(2) Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi.

(3) Prof. Dr. Jamalam Lumban Raja, selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan dalam proses akademik selama masa perkuliahan.

(4) Ir. Saiful Hikam, M.Sc., Ph.D., selaku pembimbing I dalam memberikan

bimbingan penelitpian baik dalam praktik dilapangan maupun penulisan,

arahan, dan motivasi kepada penulis selama penyelesaian skripsi.

(5) Dr. Ir. Paul B Timotiwu, M.S., selaku pembimbing II dalam memberikan

kritik dan saran serta motivasi dan bimbingan kepada penulis selama

penyelesaian skripsi.

Page 13: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

ii

(6) Ir. Denny Sudrajat, M.P., selaku Pembahas yang telah banyak membantu

memberikan saran, fasilitas dan motivasi kepada penulis selama proses

penyelesaian skripsi.

(7) Orang tua yang telah memberikan motivasi, materi, serta peran banyak

selama proses awal penelitian higga akhir.

(8) Jamilah Hayati, S.Pd., Lilin Nurmasita, S.Pd., Eka Irawati, S.P., dan Mutiara

Ulfa yang telah membantu selama proses pengoleksian plasma nutfah jagung

Sumber Genetik Lokal (SGL).

(9) Sinta Alvianti, Ahmat Rosikin, S.P., Aulia Indah. P, S.P., Ayu Satya Haini,

S.P., Moro Twanta Siregar, Yogi Prakoso, S.P., Irpan Susanto, Amd., Indri

dan Fasihul yang telah membantu selama proses penelitian.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak sempurna, akan tetapi semoga skripsi

ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Bandar Lampung, Januari 2020

Penulis,

Anita Yuliana Dewi

Page 14: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

iii

DAFTAR ISI

Halaman

SANWACANA .......................................................................................... i

DAFTAR TABEL ....................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vi

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah .............................................................. 1

1.2 Tujuan Penelitian ................................................................................ 3

1.3 Kerangka Pemikiran ........................................................................... 3

1.4 Hipotesis ............................................................................................. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Tanaman Jagung ................................................................ 6

2.2 Pemuliaan Tanaman Jagung ............................................................... 6

2.3 Sumber Genetik .................................................................................. 7

2.4 Perakitan Varietas ............................................................................... 7

2.5 Ragam Genetik ................................................................................... 8

2.6 Heritabilitas ........................................................................................ 9

2.7 Analisis Cluster Dendrogram ............................................................. 10

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 12

3.2 Bahan dan Alat ................................................................................. 12

3.3 Metode Penelitian ............................................................................ 13

3.4 Pelaksanaan Penelitian ..................................................................... 13

3.4.1 Uji daya hasil pendahuluan (UDHP) ..................................... 13

3.5 Variabel Pengamatan ....................................................................... 15

3.6 Analisis Statistika ............................................................................. 17

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Rerata Setiap Peubah ......................................................... 19

4.2 Analisis Kehomogenan Ragam Menurut

Page 15: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

iv

Uji Bartlett dan Levene ..................................................................... 22

4.3 Analisi Ragam Sifat Vegetatif dan Generatif .................................. 23

4.4 Analisis Peringkat ......................................................................... 26

4.5 Evaluasi Ragam Genetik, Heritabitas,

Koefisien Keragaman Genetik ...................................................... 28

4.6 Analisis Dendrogram .................................................................... 30

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ....................................................................................... 34

5.2 Saran ............................................................................................. 34

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 16: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Metode penanaman ................................................................................. 13

2. Cara menghitung σ��, h��

� , dan KKg untuk setiap peubah ..................... 17

3. Analisis rerata setiap peubah .................................................................... 20

4. Uji Bartlett dan Levene ............................................................................ 23

5. Analisis kuadrat nilai tengah peubah ...................................................... 25

6. Analisis peringkat..................................................................................... 27

7. Nilai ragam genetik (σ�� ), heritabilitas broad-sense ( h��

� )

koefisien keragaman genetik (KKg %) .................................................... 29

8. Data rerata peubah per ulangan ................................................................ 40

9. Analisis ragam tinggi tanaman ................................................................ 42

10. Analisis ragam jumlah daun ................................................................... 42

11. Analisis ragam Tasseling ....................................................................... 42

12. Analisis ragam Silking ........................................................................... 42

13. Analisis ragam laju pengisian biji .......................................................... 42

14. Analisis ragam lama pengisian biji ........................................................ 43

15. Analisis ragam bobot 100 butir biji ........................................................ 43

16. Analisis ragam kadar gula ...................................................................... 43

17. Analisis ragam jumlah tongkol .............................................................. 43

18. Analisis ragam posisi tongkol ................................................................ 43

Page 17: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

vi

19. Analisis ragam jumlah malai jantan ....................................................... 44

20. Analisis ragam jumlah baris biji ............................................................ 44

21. Analisis ragam diameter tongkol ........................................................... 44

22. Analisis ragam jumlah kelobot............................................................... 44

23. Analisis ragam bobot biji.tongkol-1 ..................................................................................

44

24. Analisis ragam jumlah biji.tongkol-1 ...............................................................................

45

25. Analisis ragam Prd.m2 ...............................................................................................................

45

26. Analisis ragam Prd.ha-1 .............................................................................................................

45

Page 18: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tata letak penanaman jagung ................................................................... 14

2. Dendrogram berdasarkan tingkat peubah................................................. 31

3. Dendrogram hasil analisis berdasarkan peringkat lini ............................. 33

Page 19: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Jagung (Zea mays) merupakan komoditi yang sangat potensial untuk

dikembangkan. Upaya untuk meningkatkan produksi jagung harus didukung

dengan komponen sarana pertanian yang baik. Salah satunya yaitu menggunakan

benih bersertifikat. Petani Indonesia cenderung menggunakan benih jagung

hibrida F1 sebagai bahan tanamnya. Namun terdapat masalah yang dialami petani

yaitu harga benih yang tergolong mahal dan tidak selalu tersedia.

Dalam mengatasi masalah tersebut, dilakukan penelitian program pemuliaan

tanaman menggunakan benih jagung berbasis sumber genetik lokal (SGL). SGL

merupakan jagung yang ditanam kembali dari hasil penanaman sebelumnya.

Penggunaan SGL dalam program pemuliaan tanaman diharapkan memiliki

keragaman genetik yang luas. Keunggulan SGL yaitu lebih murah dan mudah

dikoleksi, memiliki interaksi lokal yang tinggi, dapat dirakit sendiri oleh petani,

dan bersumber dari varietas lokal.

Jagung SGL dengan keragaman genetik yang luas bermanfaat untuk pemuliaan

dan perbaikan sifat tanaman (Navvaro et al., 2017). Sehingga perlu dikonservasi

untuk menghindari erosi genetik (Dyer, 2014). Salah satu langkah yang dapat

dilakukan yaitu dengan cara seleksi sintetik dan seleksi betina unggul. SGL yang

Page 20: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

2

menjadi plasma nutfah berasal dari 5 kabupaten berbeda, yaitu Bandar Lampung,

Lampung Selatan, Padang, Palembang dan Lampung Tengah. Menurut Ahmad et

al., (2010), self polinasi pada tanaman menyerbuk silang memberikan peluang

sifat tetua yang akan diwariskan pada keturunanya. Jagung merupakan tanaman

dengan tingkat heterozigositas yang tinggi (Ganal et al. 2011).

Pemilihan plasma nutfah sangat penting dalam program pemuliaan tanaman untuk

mendapatkan populasi yang baik. Menurut Rahmadhani dkk (2013), genotipe

lokal menjadi bahan yang baik untuk meningkatkan keunggulan melalui seleksi

fenotipe. Keberhasilan program pemuliaan tanaman sangat tergantung pada

keragaman genetik dan heritabilitas yang tersedia pada populasi dasar (Tiwari,

2015). Nilai heritabilitas merupakan petunjuk seberapa besar sifat tanaman

dipengaruhi oleh genetik atau lingkungan. Nilai heritabilitas yang tinggi

menunjukkan faktor genetik lebih berperan dalam mengendalikan suatu sifat

dibandingkan faktor lingkungan (Peohlman dalam Hartati et al., 2012).

Penelitian dilakukan untuk menjawab rumusan masalah sebagai berikut

(1) Apakah jagung SGL memiliki keunggulan sifat yang sama terhadap hibrida

F1 ?

(2) Apakah keunggulan SGL dapat direkombinasikan dibandingkan

kemangkusannya dengan hibrida F1 ?

(3) Apakah SGL memiliki nilai duga ragam genetik dan heritabilitas luas yang

dapat diwariskan?

(4) Apakah lini Sumber Genetik Lokal (SGL) dapat diteruskan sebagai tetua

untuk kros tanaman baru ?

Page 21: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

3

1.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka disusun tujuan

penelitian sebagai berikut

(1) Menyeleksi Jagung SGL melalui seleksi Sintetik dan Betina Unggul.

(2) Mengetahui perbedaan antara jagung SGL dengan hibrida F1.

(3) Mangetahui keragaman genetik dan heritabilitas lini Sintetik dan Betina

Unggul SGL.

(4) Mengetahui kemampuan jagung SGL dalam pembentukan tetua baru.

1.3 Kerangka Pemikiran

Dasar pemuliaan tanaman adalah menyeleksi berbagai sumber tanaman untuk

dikembangkan sebagai benih unggul. Perbedaan diantara bahan pemulia

disebabkan oleh perbedaan genetik dan penyeleksian yang dilakukan sebelumnya.

Sehingga menghasilkan kumpulan gen yang baik dengan frekuensi yang lebih

tinggi. SGL diharapkan dapat menghasilkan benih sebagai sumber gen yang

memiliki sifat unggul tertentu secara lokal. Dengan demikian perlu dilakukan

pengujian kemangkusan seleksi untuk mengetahui karakter tanaman yang

diharapkan. Seleksi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.

Seleksi bertujuan untuk memilih dan memperoleh keturunan yang memiliki

karakter unggul untuk diwariskan. Keragaman genetik terjadi karena interaksi

gen yang berbeda pada suatu populasi. Jika sifat tanaman disebabkan oleh faktor

genetik artinya sifat tersebut dapat diwariskan. Dengan demikian seleksi dapat

digunakan untuk meningkatkan produksi dengan cara memilih tanaman yang

Page 22: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

4

genetiknya heterozigot. Terdapat beberapa cara seleksi yang dilakukan yaitu

seleksi sintetik dan seleksi betina unggul.

Seleksi sintetik merupakan tanaman yang melakukan penyerbukan terbuka

dilapangan dan hanya menghasilkan 1 lini sintetik. Seleksi dilakukan dengan

mengambil 100 benih dari setiap SGL, kemudian dicampur menjadi satu dan

ditanam pada populasi yang sama agar penyerbukan silang terjadi. Karena terdiri

dari kombinasi gen yang berasal dari beberapa tanaman, melalui kawin acak akan

terjadi banyak kombinasi baru yang terekspresikan.

Jagung SGL merupakan benih yang ditanam kembali oleh petani dari hasil

pertanaman sebelumnya. Secara alami SGL telah teruji terhadap berbagai

cekaman lingkungan lokal. Beberapa tanaman beradpatasi dengan cepat dan ada

yang membutuhkan waktu lama untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan.

Setiap individu memiliki ketahanan yang berbeda dan potensi genetik yang

berbeda dalam beradaptasi. Lingkungan dapat mempengaruhi sifat yang muncul

pada suatu tanaman.

Page 23: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

5

1.4 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang dikemukakan dapat disimpulkan hipotesis

sebagai berikut

(1) Terdapat sifat unggul jagung SGL tidak kalah dengan Hirida F1.

(2) Produksi jagung SGL tidak lebih rendah dari Hibrida F1 .

(3) Terdapat nilai ragam genetik dan heritabilitas yang luas untuk peubah

tanaman pada populasi SGL.

(4) Sifat unggul lini Sintetik dan Betina Unggul jagung SGL dapat diwariskan.

Page 24: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Tanaman Jagung

Terdapat beberapa teori tentang asal-usul tanaman jagung, yaitu teori jagung yang

berasal dari Meksiko. Kemudian menyebar ke utara ke Kanada dan ke selatan

sampai Argentina (Brown et al., 1985). Hal ini didukung oleh penemuan fosil

tepung sari dan tongkol jagung dalam gua, dan kedua spesies mempunyai

keragaman genetik yang luas. Teori lain menyatakan bahwa tanaman jagung yang

ada di wilayah Asia diduga berasal dari Himalaya. Hal ini ditandai dengan

ditemukannya tanaman keturunan jali (Coix spp.).

Tanaman jagung berasal dari dataran tinggi Andean Peru, Bolivia, dan Ekuador.

Didukung dalam hipotesis bahwa jagung berasal dari Amerika Selatan dan jagung

Andean mempunyai keragaman genetik yang luas, terutama di dataran tinggi Peru

(Bonavia, 2013). Negara penghasil jagung terbesar adalah Amerika Serikat, Cina,

Brasil, dan Meksiko dengan 70% dari produksi dunia. Jagung dalam bentuk

olahan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar (etanol) dan pati (Plessis, 2003).

2.2 Pemuliaan Tanaman Jagung

Secara alami jagung adalah tanaman menyerbuk silang dengan persentase 99,9 %.

Tanaman jagung bersifat monosius, dengan tipe bunga protandri (Fehr, 1987).

Pollen mengalami kematangan selama 4-10 hari sebelum munculnya rambut

Page 25: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

7

tongkol. Menurut Allard (1960) untuk memperoleh genotipe baru, keragaman

menjadi modal utama untuk perbaikan galur tanaman. Hibridisasi merupakan

proses penyerbukan silang antara tetua yang berbeda susunan genetiknya untuk

menghasilkan rekombinasi gen. Penyeleksian dimulai sejak pemilihan tetua

sebagai plasma nutfah memiliki karakter unggul untuk dikembangkan.

2.3 Sumber Genetik

Perakitan hibrida dibutuhkan sedikitnya dua populasi yang memiliki latar

belakang plasma nutfah dengan keragaman genetik yang luas. Penampilan

persilangan menonjol, dan menunjukkan tingkat heterosis tinggi. Adanya

perbedaan frekuensi gen yang berbeda dari setiap tetua berperan untuk

memperoleh nilai heterosis yang tinggi. Dalam pembentukan hibrida diutamakan

persilangan perberbedaan antar sumber plasma nutfah.

2.4 Perakitan Varietas

Perbaikan populasi bertujuan untuk meningkatkan mutu genetik sifat tertentu dan

memiliki hasil lebih tinggi dari populasi awal. Menurut Syukur et al. (2012)

karakter yang muncul dari suatu tanaman merupakan hasil interaksi antara sifat

genetik dan lingkungan (F = G x I). Semakin banyak koleksi plasma nutfah,

semakin besar peluang untuk mendapatkan gen pengatur sifat untuk pembentukan

varietas unggul. Salah satu langkah dalam proses pembentukan varietas unggul

adalah dilakukan seleksi.

Varietas sintetik yaitu varietas jagung bersari bebas yang berasal dari rekombinasi

galur elit. Galur yang dipilih adalah galur inbrida dengan daya gabung baik.

Page 26: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

8

Keturunan varietas bersari bebas, komposit dan sintetik tidak mengalami

perubahan genetik jika tidak terjadi kontaminasi dan termutasi. Benih varietas

bersari bebas mudah diperbanyak dan disebarluaskan oleh petani.

2.5 Ragam Genetik

Nilai koefisien kergaman genetik (KKg) menunjukkan tingkat kepercayaan

terhadap ragam genetik. Semakin kecil nilai KKg maka semakin baik analisis

ragam genetik. Ragam genetik disebabkan oleh tanaman yang memiliki sifat

genetik berbeda dengan menanam beberapa galur pada satu lingkungan. Ragam

genetik merupakan ukuran tentang besarnya perbedaan genetik dari inbred yang

terbaik sampai terburuk (Gunawan, 2009). Keberhasilan program pemuliaan

tanaman bergantung pada keragaman genetik yang diturunkan (Poehlman, 1983).

Menurut Zen (2001), karakter yang memiliki nilai variabel genetik luas dapat

digunakan dalam perbaikan genotipe. Bila keragaman genetik sempit maka

individu dalam populasi tersebut hampir seragam dan tidak mungkin dilakukan

perbaikan melalui seleksi (Ruchjaningsih et al, 2002). Besarnya keragaman

genetik suatu sifat dalam populasi akan mempengaruhi besarnya heritabilitas.

Syukur et.al., (2012) menyatakan apabila seleksi telah dilakukan pada populasi

tanaman, diharapkan akan memberikan hasil terhadap kemajuan seleksi.

Berdasarkan jumlah gen yang mengatur karakter tanaman, yaitu karakter kualitatif

dan kuantitatif. Karakter kualitatif adalah karakter yang perkembangannya

dikondisikan olah gen mayor yaitu gen yang memiliki aksi yang kuat. Sedangkan

karakter kuantitatif merupakan karakter muncul seperti tinggi tanaman, jumlah

Page 27: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

9

biji, kadar gula, dan lainnya. Karakter kuantitatif dikendalikan oleh banyak gen

yang berkontribusi terhadap penampilan tanaman (Baihaki, 2000).

2.6 Heritabilitas

Heritabilitas merupakan perbandingan antara besaran ragam genotipe dengan

besaran total ragam fenotipe. Ragam genetik (σ��) dan heritabilitas broad-sense

(h��� ) dihitung menggunakan model matematika berdasarkan Hallauer dan

Miranda (Hikam, 2010). Nilai heritabilitas tanaman yang dihitung dalam arti luas

yaitu perbandingan ragam genetik (Syukur et al. 2012). Menurut Sadras (2012),

bila nilai duga heritabilitas rendah maka faktor lingkungan lebih berperan dari

pada genetik. Namun demikian tidak semua komponen variabilitas genetik

berkontribusi nyata dalam pembentukan galur. Menurut (Azrai et al., 2014),

keberhasilan setiap tahapan seleksi ditentukan oleh ragam aditif karakter yang

akan diseleksi. Sehingga memberikan kemajuan genetik secara nyata terhadap

karakter yang diinginkan.

Tingginya nilai heritabiltas menunjukkan tingginya korelasi ragam fenotipe dan

ragam genetik karakter tanaman (Rosalina, 2011). Besarnya heritabilitas karakter

kuantitatif dapat diduga dengan rumus:

σ�� = σ�

� + σ��

Dimana σ�� merupakan ragam fenotipe, σ�

�ragam genotipe dan σ�� ragam

lingkungan (Makmur, 1992). Nilai heritabilitas dinyatakan dalam bentuk

bilangan pecahan (desimal) atau persentase (Puspudarsono, 1998). Mc.Whirter

(1797) membagi nilai heritabilitas menjadi tiga kelas, yaitu:

Page 28: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

10

(1) Heritabilitas tinggi apabila nilai H > 0.5

(2) Heritabilitas sedang apabila nilai 0.2 ≤ H ≤ 0.5

(3) Heritabilitas rendah apabila nilai H < 0.2

2.7 Analisis Cluster Dendrogram

Analisis cluster adalah analisis statistika bertujuan mengelompokkan beberapa

karakter berdasarkan kesamaan karakteristik obyek. Obyek akan dikelompokkan

kedalam satu atau beberapa kelompok yang mempunyai kemiripan satu dengan

yang lain (Kuncoro, 2003). Terdapat dua metode umum dalam algoritma cluster,

yaitu hierarki dan non-hierarki.

Pada penelitian ini digunakan analisis cluster dengan metode hierarki metode

yaitu metode pautan tunggal (single linkage). Pengelompokan terbentuk dengan

sendirinya secara alami dan digambarkan dalam bentuk dendogram. Metode

hierarki dibagi berdasarkan teknik pengukuran jarak antar kelompok yang

digunakan untuk mengelompokan obyek. Pengukuran jarak dalam metode

hierarki yaitu single linkage. Proses pengelompokkan diawali dengan

menemukan dua obyek yang mempunyai jarak minimum.

Penggunaan metode hierarki dengan teknik pengukuran jarak berdasarkan ukuran

kemiripan pada teknik jarak yang digunakan. Sehingga ukuran akurasi dalam

pengelompokkan tidak dapat ditemukan dengan metode klasik ini. Menurut

Prasetyo (2012) analisis cluster digunakan untuk mengelompokkan data

berdasarkan informasi kemudian digambarkan melalui obyek. Tujuannya agar

obyek yang bergabung dalam sebuah kelompok merupakan obyek yang mirip satu

Page 29: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

11

sama lain. Analisis membagi sejumlah data pada satu atau beberapa cluster

tertentu.

Page 30: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

12

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bilabong Bandar Lampung, Laboratorium

Benih dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung, serta

Politeknik Negri Lampung. Penelitian dilaksanakan selama dua musim yaitu: (1)

perakitan 5 lini betina unggul dan sintetik yang dilakukan pada bulan Juli -

September 2018, (2) Uji daya hasil pendahuluan (UDHP) yang dilakukan pada

bulan Maret - Juli 2019.

3.2 Bahan dan Alat

Materi genetik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sumber Genetik Lokal

(SGL) yang sudah dilakukan inbred. Pembentukan betina unggul ditanam sesuai

dengan daerah asal jagung yang ditanam sebanyak 10 populasi per lini.

Kemudian dilakukan seleksi sintetik yaitu menanam benih jagung dari lima lini

SGL yang dicampur menjadi satu. Benih diambil secara acak kemudian ditanam

sebanyak 20 populasi dan dipilih 5 tanaman sebagai sampel. Pemupukan dengan

pupuk TSP 100 kg.ha-1

, Urea 400 kg.ha-1

, KCl 100 kg.ha-1

.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Refraktometer, jangka sorong

dan timbangan analitik.

Page 31: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

13

3.3 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS)

dengan 3 ulangan. Jagung dikoleksi dari lima wilayah berdasarkan perbedaan

kabupaten yang ada di Sumatera. Perbedaan spesifikasi wilayah akan

menimbuklan perbedaan karakteristik tersendiri sesuai dengan daerah asalnya,

yaitu Superior Female Bandar Lampung (SF AYD 1), Superior Female Lampung

Selatan (SF AYD 2), (Lampung Selatan), Superior Female Padang (SF AYD 3),

Superior Female Palembang (SF AYD 4), Superior Female Lampung Tengah (SF

AYD 5), satu lini sintetik ASC (Anita Synthetic Corn), dan varietas Pioneer 36

sebagai kontrol (Tabel 1).

Tabel 1. Metode penanaman

Peubah Perakitan sintetik

dan betina unggul

Uji daya hasil

pendahuluan (UDHP)

Jumlah ulangan

Jumlah baris

Jarak tanam

Jumlah tanaman/baris

Jumlah sampel

Jumlah populasi

1 ulangan

6 baris

70cm x 20cm

10 tanaman

5 tanaman

60 tanaman

3 ulangan

14 baris/lini

70cm x 20cm

10 +1 tanaman

5 tanaman

462 tanaman

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Uji daya hasil pendahuluan (UDHP)

3.4.1.1 Persiapan dan penanaman

Benih jagung yang digunakan pada UDHP adalah lima lini betina unggul SF AYD

1-5, ASC (Anita Synthetic Corn), dan varietas Pioneer 36. Luas lahan yang

digunakan yaitu 2 m2 x 9,1 m

2 per ulangan. Pengolahan tanah dilakukan dengan

Page 32: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

cara dibajak menggunakan alat bajak.

secara acak supaya penyerbukan terbuka dapat terjadi dengan baik (Gambar 1).

Gambar 1. Tata letak penanaman jagung

3.4.1.2 Pemeliharaan dan

Pemeliharaan dilakukan dengan penyiraman menggunakan springkel, penyiangan

gulma, penyulaman dan pemupukan. Dilakukan pemupukan sebanyak 2 kali yaitu

pada 7 HST dan pemupukan kedua dilakukan pada saat tanaman sudah

munculnya bunga.

cara dibajak menggunakan alat bajak. Tiap lini ditanam dua baris per ulangan

secara acak supaya penyerbukan terbuka dapat terjadi dengan baik (Gambar 1).

Gambar 1. Tata letak penanaman jagung

3.4.1.2 Pemeliharaan dan pengamatan

Pemeliharaan dilakukan dengan penyiraman menggunakan springkel, penyiangan

gulma, penyulaman dan pemupukan. Dilakukan pemupukan sebanyak 2 kali yaitu

dan pemupukan kedua dilakukan pada saat tanaman sudah

14

lini ditanam dua baris per ulangan

secara acak supaya penyerbukan terbuka dapat terjadi dengan baik (Gambar 1).

Pemeliharaan dilakukan dengan penyiraman menggunakan springkel, penyiangan

gulma, penyulaman dan pemupukan. Dilakukan pemupukan sebanyak 2 kali yaitu

dan pemupukan kedua dilakukan pada saat tanaman sudah

Page 33: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

15

3.4.2.3 Panen dan Pasca panen

Panen dilakukan pada tanaman berumur 110 hst untuk mencapai masak fisiologi.

Ditandai dengan warna kelobot sudah kuning kecokelatan, jika dipipil bagian

pangkal biji berwarna hitam.

3.5 Variabel Pengamatan

Variabel pengamatan pada penelitian ini adalah:

1. Tinggi tanaman (cm). Pengamatan dilakukan setelah stadia pembungaan

menggunakan meteran, diukur dari permukaan tanah sampai dasar bunga

jantan.

2. Jumlah daun (helai). Pengamatan dilakukan setelah fase pembungaan.

3. Tasseling (hari). Pengamatan dilakukan pada fase pembungaan pada saat

anthesis.

4. Silking (hari). Umur bunga betina dihitung saat rambut jagung muncul dengan

panjang minimal 1cm.

5. Laju pengisian biji.hari-1

. Dihitung dengan melihat selisih bobot 20

biji.tongkol-1

pada umur 10 dan 20 hari setelah penyerbukan, kemudian

dibagi jarak hari pengambilan. Dioven selama 3 hari dengan suhu 40 ℃.

6. Lama pengisian biji.hari-1

. Dihitung dengan melihat waktu yang dibutuhkan

untuk proses pengisian biji dengan cara membagi bobot akhir.butir-1

dengan

laju pengisian biji.hari-1

.

7. Bobot 100 biji (g). Dilakukan dengan mengambil 100 butir biji pada jagung

sampel yang telah dipipil dan kemudian ditimbang.

Page 34: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

16

8. Kadar gula (° brix). Pengukuran dilakukan dengan mengambil 5 sampel bji

jagung pada lini berbeda yang diukur dengan menggunakan alat refragtometer

saat berumur 75 hst.

9. Jumlah tongkol. Dihitung pada tanaman yang sudah terserbuki saat

pemanenan.

10. Posisi tongkol (% tinggi tanaman). Diukur bersamaan dengan pengukuran

tinggi tanaman, diukur dari permukaan tanah hingga pangkal tongkol pertama

dari atas.

11. Jumlah malai jantan. Dihitung pada fase tasseling.

12. Baris biji.tongkol-1

. Dihitung pada sampel tanaman saat jagung sudah dipanen

dan dihitung jumlah kelobotnya.

13. Diameter tongkol (cm). Pengamatan dilakukan setelah jagung dipanen pada

bagian tengah jagung yang diukur dengan menggunakan alat jangka sorong.

14. Jumlah kelobot. Dihitung pada sampel jagung sudah dipanen.

15. Bobot biji.tongkol-1

(gram). Dilakukan dengan menimbang biji jagung yang

telah dipipil

16. Jumlah biji.tongkol-1

(butir). Dihitung dari biji jagung yang telah dipipil

secara keseluruhan.

17. Produksi.m2 (kg). Adalah jumlah produksi pipilan tiap satuan m

2 dihitung

dengan rumus sebagai berikut

Produksi.m2 = � 1

0.7 × bobot biji 6 tongkol�

18. Produksi.ha-1

(ton). Adalah jumlah produksi pipilan tiap satuan m2

dihitung

dengan rumus sebagai berikut

Produksi.ha-1

= ( Produksi (m2) x 10.000 ) – 20 %

Page 35: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

17

3.6 Analisis Statistika

Penelitian ini disusun berdasarkan data pengamatan uji kehomogenan ragam

memakai uji Barlett dan Levene. Bila ragam tidak homogen maka dilanjutkan

analisis ragam dengan memakai kriteria Bartlett dan Levene yaitu KK ≤ 25 %. Berdasarkan analisis, dihitung nilai ragam genetik dan heritabilitas (Tabel 2).

Tabel 2. Cara menghitung ��, �� , dan KKg berdasarkan anara untuk setiap

peubah.

Nilai ragam genetik suatu karakter ditentukan berdasarkan ragam genetik (σ �) dan

galat baku ragam genetik (GB σ �) yaitu:

σ � = �σ����σ����σ�

� = ����–����

GB σ � = �� ���� × ( �����

����� + ����������)

Nilai dugaan heritabilitas broad-sense (h"#� ) dan galat baku heritabilitas broad-

sense (GBh"#� ) ditentukan berdasarkan rumus:

h"#� = σ��

&�σ��σ����σ�' = σ��

���������

GB h"#� = ("σ��

σ�/��σ�� x 100 %

Sumber Keragaman DK JK KNT KNT harapan

Ulangan u -1 JK3 KNT 3

Lini l -1 JK2 KNT 2 σ � + uσ �

Galat ( u -1) ( l -1) JK1 KNT 1 σ �

Total (ul) - 1

KK %

R�

Page 36: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

18

σ �dan h"#� akan nyata apabila nilainya ≥ 1GB (Hallauer dan Miranda, 1986).

Dengan koefisien keragaman genetik (KKg) yaitu:

% KKg = �σ��

- x100%

Keterangan:

U

l

h"#�

GB h"#�

=

=

=

=

Ulangan

Lini

Heritabilitas Broad-sense

Galat baku heritabilitas

Broad-sense

σ �

GBσ �

KNT

KKg

=

=

=

=

Ragam genetik

Galat baku ragam genetik

Kuadrat nilai tengah

Koefisien keragaman genetik

Page 37: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut

(1) Sifat unggul jagung SGL yang berbeda dengan nilai P < 0,05 dan P < 0,01 dan

dapat diwariskan yaitu peubah tinggi tanaman, kadar gula, diameter tongkol,

bobot biji.tongkol-1

, dan jumlah biji.tongkol-1

.

(2) Berdasarkan analisis peringkat, sifat unggul seleksi sintetik dan betina unggul

memiliki perbedaan pada tinggi tanaman terhadap hibrida pioneer 36.

(3) Nilai ragam genetik dan heritabilitas broad-sense berbeda nyata dengan KKg

< 10 % pada peubah jumlah daun, bobot 100 biji, jumlah malai jantan,

diameter

tongkol dan produksi.m2

(4) Hasil dendrogram menunjukkan semua lini SGL betina unggul dan sintetik

memiliki kekerabatan yang dekat.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian perlu dilihat adanya korelasi antar peubah yang

berpengaruh terhadap hasil produksi jagung SGL.

Page 38: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

35

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad M, Khan S, Ahmad F, Shah NH, Akhtar N. 2010. Evaluation of 99 S1

lines of maize for inbreeding depression. J Agri Sci. 47(3):209–213.

Allard RW. 1960. Principles of Plant Breeding. New York (US): John Willey

&Sons.

Azrai, M., J. Mejaya dan H. Aswidinnoor. 2014. Evaluasi daya gabung galur-

galur jagung berkualitas protein tinggi. Jurnal Penelitian Pertanian

Tanaman Pangan 33 (3): 1-11

Baihaki, A. 2000. Teknik Rancangan dan Analisis Penelitian Pemuliaan.

Universitas Padjajaran. Bandung. 91 hlm.

Beiragi, M.A., Mohsen, E., Khodadad, M., Mohammad, G., and Saied, K.K. 2011.

A study of morphological basis of corn (Zea mays L.) yield under drought

stress condition using correlation and path coefficient analysis. Journal of

Cereals and Oilseeds, 2 (2) : 32–37.

Bray, E.A. 1997. Plant responses to water deficit. Trend. Plant Sci. 2: 48– 54

Crow JF, Kimura M. 1970. An Introduction to Population Genetics Theory. New

York (NY). Harper and Row Publ.

Crowder, L.V. dalam Yantama, E. 2012. Keragaman dan Heritabilitas Karakter

Agronomi Kedelai Generasi Hasil Persilangan Wilis dan Malang 2521.

Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Dyer, G.A., Alejandro, G., Antonio, Y., and Edward, T. 2014. Genetic erosion in

maize’s center of origin. PNAS Early Edition, 111 (39): 14094-14099,

DOI: 10.1073/pnas.1407033111.

Fehr WR. 1987. Principles of Cultivar Development. Volume 1: Theory and

Technique. New York (US): Macmillan Publishing Co.

Page 39: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

36

Ganal MW, Durstewitz G, Polley A, Be´rard A, Buckler ES, Charcosset A, Clarke

JD, Graner EM, Hansen M, Joets J et al. 2011. A large maize (Zea mays

L.) SNP genotyping array: development and germplasm genotyping, and

genetic mapping to compare with the B73 reference genome. Plos One.

6(12):1–15.

Gunawan, A. 2009. Dalam Saputri YT, Hikam, S., P.B. Timotiwu. 2013 Budidaya

Tanaman Jagung Lokal (Zea mays L.). Fakultas Pertanian Universitas

Lampung. Bandar Lampung. Dalam J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993

Vol.1 No.1:25-31.

Gunawati L, Kriwiyanti E, Joni M. 2018. Karakteristik dan Analisis

Kekerabatan Ragam Kelapa (Cocos Nucifera L.) Di Kabupaten Manggarai

Barat Berdasarkan Karakter Morfologi dan Anatomi. Universitas

Udayana. Bali. Jurnal Simbiosis VI (1): 20-24.

Guo T, Li H, Yan J, Tang J, Li J, Zhang Z, Zhang L, Wang J. 2013. Performance

prediction of F1 hybrids between recombinant inbred lines derived from

two elite Maize inbred lines. Crop Sci Jour. 126 (1):189–201.

Hartati, S., A. Setiawan, B. Heliyanto, Sudarsono. 2012. Keragaman Genetik,

Heritabilitas dan Korelasi antar Karakter 10 Genotipe Terpilih Jarak

Pagar (Jatropha curcas L). Jurnal Litri. 18(2):74-80

Hikam, S. 2004. Biometrika: Penggunaan Biometrika dalam Desain Penelitian,

AnalisisData, dan Penyimpulan. Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Bandar Lampung. Naskah lepas 19 hlm.

Hikam, S. 2010. Teknik Perancangan dan Analisis Pemuliaan Tanaman. Fakultas

Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung. Dalam penerbitan 31

hlm.

Kasno A. A Winarto dan Sunardi dalam Sain .A. 2005. Kacang Tanah. Monograf

Balitan Malang. No 12: Kacang Tanah. Balai Penelitian Tanaman Pangan,

Malang.

Khairiyah. 2017. Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Varietas Jagung Manis (Zea Mays

Saccharata Sturt) Terhadap Berbagai Dosis Pupuk Organik Hayati Pada

Lahan Rawa Lebak. Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Amuntai. Vol.42 hal.

236-237

Lopes, MS., El-Basyoni, I., Baenziger, P. S., Singh, S., Royo, C., Ozbek, K.,

Aktas, H., Ozer, E., Ozdemir, F., Manickavelu, A., Ban, T., and Vikram,

P. 2015. Exploiting genetic diversity from landraces in wheat breeding for

Page 40: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

37

adaptation to climate change. Journal of Experimental Botany, 66 : 3477–

3486.

Makmur, A. 1992. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta.

Mangoendidjojo, W dalam Sain .A. 2003. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman.

Kanisius, Yogyakarta

Mc. Whirter, K.S. dalam Elida Yantama. 2012. Breeding of CrossPollinationed

Crops. In. R. Knight (cd) Plant Breeding, A.A.U.C.S., Brisbane.

Navvaro, J., Martha, W., Juan, B., Cinta, R., Kelly, S., Trachsel, S., Ernesto, P.,

Arturo, T., Humberto, V., Victor, V., Alejandro, O., Armando, E., Noel,

O., Gomez, M., Ivan, O., Felix, S., Armando, G., Gary, A., Peter, W.,

Sarah, H., and Edwards, B. 2017. A study of allelic diversity underlying

flowering-time adaptation in maize landrase. Nature Genetics, 49: 476-

480.

Ordas B, Caicedo M, Romay MC, Revilla P, Ordas A. 2012. Effect of visual

selection during the development of inbred lines of maize. Crop Sci.

52:2538–2545.

Poespodarsono, S. 1988. Dasar-Dasar Ilmu Pemuliaan Tanaman. Pusat Antar

Universitas. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 169 hal.

Pabendon M. C. 2010. Jarak Genetik Inbrida Jagung. Balai Penelitian Tanaman

Serealia. Maros.

Paliwal, R.L. 2000. Hybrid maize breeding. In: Paliwal, R.L., G. Granados, H.R.

Lafitte, and A.D. Violic (Eds.). Tropical Maize: Improvement An

Production. FAO, Rome, Italy.

Poehlman. JM. 1983. Breeding Field Crops. Fourth Edition. New Delhi (IN):

Panima Publishing Corporation.

Poespodarsono. S. 1998. Dasar-Dasar Pemuliaan Tanaman. PAU Institut

Pertanian Bogor. Bogor. 169 hlm.

Prasetyo, E. (2012). Data Mining Dan Aplikai Menggunakan Matlab. Yogyakarta:

Andi.

Ramadhani, R., Damanhuri., dan S.L., Purnamaningsih. 2013. Penampilan

sepuluh genotipe cabai merah (Capsicum annuum L.). Jurnal Produksi

Tanaman 1 (2): 33 – 41.

Page 41: PERBANDINGAN KEMANGKUSAN SELEKSI LIMA LINI BETINA …digilib.unila.ac.id/61347/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · diameter tongkol dan produksi.m 2; (4) hasil dendrogram menunjukkan

38

Ruchjaningsih A, M Imaraman, Thamrin, Kanro MZ. 2000. Penampilan fenotipik

dari beberapa parameter genetik delapan kultivar kacang tanah pada lahan

sawah. Zuriat. 11(1).

Ruchjaniningsih. 2002. Penampilan Fenotipik dab Beberapa Parameter Genetik

Delapan Kultivar Kacang Tanah Pada Lahan Sawah. Zuriat Vol. 11,

No.1, Hal 10.

Rosalina S. 2011. Keragaman Fenotipe Tanaman Jagung Hasil Persilangan :

Studi Heritabilitas Beberapa Sifat Tanaman Jagung. Skripsi. Universita

Jember

Satriyo, T. A. (2015). Pengaruh Posisi dan Waktu Pemangkasan Daun Pada

Pertumbuhan, Hasil dan Mutu Benih Jagung (Zea mays L.). Skripsi.

Malang. Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.

Subandi, M. Syam, A. Widjono., 1998. Jagung. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor.

Syukur, M., S. Sujiprihati, R. Yunianti. 2009. Teknik Pemuliaan Tanaman.

Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor. 300 hal.

Suprapto dan N. M. Kairudin dalam Priyanto B.S.2018. Analisis Ragam Genetik,

Heritabilitas, Dan Sidik Lintas Karakter Agronomik Jagung Hibrida

Silang Tunggal. 1Balai Penelitian Tanaman Serealia. Jakarta

Tiwari, G. C. 2015. Variability, heritability and genetic advance analysis for

Grain yield in rice. Int. Journal of Engineering Research and Applications

5(7): 46–49.

Welsh, J.R. 1991. Dasar-Dasar Genetika Tanaman dan Pemuliaan Tanaman.

Erlangga. Jakarta. 224 hlm.

Zen S, Bahar H. 2001. Variabilitas genetik, karakter tanaman, dan hasil padi

sawah dataran tinggi. Stigma. 9(1): 25–28.