uji efektivitas infusa tongkol jagung (zea mays l

73
1 UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L.) TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN ANAK AYAM Laporan Hasil Penelitian Disusun Oleh : Soni Suharmono.,S.Pt.,M.M Elah Nurlaelah.,S.KM.,M.Kes Fitri Wulandari Abdul Qodir Zaelani Nur Nubuwati SEKOLAH TINGGI FARMASI YPIB CIREBON SK. Mendiknas RI No. 1840/D/2004 Jl. Perjuangan-Majasem-Cirebon Telp./Fax. (0231) 488759 CIREBON 2019

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

1

UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L.)

TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN ANAK AYAM

Laporan Hasil Penelitian

Disusun Oleh :

Soni Suharmono.,S.Pt.,M.M

Elah Nurlaelah.,S.KM.,M.Kes

Fitri Wulandari

Abdul Qodir Zaelani

Nur Nubuwati

SEKOLAH TINGGI FARMASI YPIB CIREBON

SK. Mendiknas RI No. 1840/D/2004

Jl. Perjuangan-Majasem-Cirebon Telp./Fax. (0231) 488759

CIREBON

2019

Page 2: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

2

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN STF YPIB

1. Judul Penelitian UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG

(ZEA MAYS L.) TERHADAP PENINGKATAN BERAT

BADAN ANAK AYAM

2. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap

b. NIDN

c. Jenis Kelamin

3. Anggota 1

a. Nama Lengkap

b.NIDN

c. Jenis Kelamin

4. Anggota 2

a. Nama Lengkap

b. Jenis Kelamin

5. Anggota 3

a. Nama Lengkap

b. Jenis Kelamin

6. Anggota 4

a. Nama Lengkap

b. Jenis Kelamin

5. Alamat

Soni Suharmono.,S.Pt.,M.M

0420047804

Laki-laki

Elah Nurlaelah.,S.KM.,M.Kes

8807011019

Perempuan

Fitri Wulandari

Perempuan

Abdul Qodir Zaelani

Laki-laki

Nur Nubuwati

Perempuan

Sekolah Tinggi Farmasi (STF) YPIB Cirebon

Jl. Perjuangan Majasem Cirebon

6. Lama Penelitian 6 Bulan (Februari 2018 – Juli 2019)

7. Biaya Rp. 10.000.000.,00

8. Sumber Dana Yayasan Sekolah Tinggi Farmasi YPIB Cirebon

Cirebon, Februari 2019

Mengetahui

Ketua LPPM

Fitri Zakiah S.Si M.Farm.,Apt

Ketua STF YPIB Cirebon

H. Ahmad Azrul Zuniarto., M.Farm., Apt

Page 3: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

3

RINCIAN ANGGARAN PENELITIAN

UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L.)

TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN ANAK AYAM

NO Uraian Satuan Total Harga

1 Pembentukan tim penelitian

- kordinator (1orang) 500.000 500.000

- Peneliti (1orang) 1.200.000 1.200.000

- Pembantu peneliti (3orang) 500.000 1.500.000

2 Pengumpulan Data dan Studi Literatur 1.000.000 1.000.000

3 Percobaan Laboratorium

- Belanja Bahan Baku 2.100.000 2.100.000

4 Penerapan

- pengujian laboratorium 3.000.000 3.000.000

5 Evaluasi dan Pembuatan Laporan

- Atk 500.000 500.000

- Penjilidan dan Penggadaan Laporan 200.000 200.000

Total Anggaran 10.000.000

Page 4: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

4

ABSTRAK

Uji Efektivitas Infusa Tongkol Jagung (Zea mays L.) Terhadap Peningkatan

Berat Badan anak Ayam.

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium STF YPIB Cirebon dengan pembimbing

utama Bambang Karsidinm,.M.SI. Dan pembimbing serta Siti Pandanwangi.,

MM, Apt

Tongkol jagung merupakan salah satu sumber karbohidrat potensial yang mempunyai

banyak keunggulan. Tongkol jagung mengandung vitamin B2, protein 2,94% xylan

31.1%, selulosa 34.3%, lignin 17.7%, dan abu 16.9%. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui untuk mengetahui efektitas infusa tongkol jagung (Zea mays L) pada

konsentrasi tertentu berkhasiat sebagai Peningkatan Berat Badan Anak Ayam dan

untuk mengetahui konsentrasi infusa tongkol jagung (Zea mays L) pada konsentrasi

tertentu berkhasiat sebagai Peningkatan Berat Badan Anak Ayam.

Metode penelitian yang dilakukan yaitu menggunakan penelitian eksperimental.

Sampel yang digunakan yaitu tongkol jagung (Zea mays L.) yang didapat dari subang

dan anak ayam. Dengan konsentrasi yang diberikan yaitu infusa tongkol jagung (Zea

mays L) 10%, 20%, 30%, Curvit sirup sebagai kontrol positif dan aquadest sebagai

kontrol negatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa infusa tongkol jagung (Zea mays L) memiliki

efektivitas sebagai peningkatan berat badan anak ayam . infusa tongkol jagung

konsentrasi 30% memiliki kemampuan yang paling baik sebagai peningkat berat

badan anak ayam.

Kata kunci : Infusa, Tongkol jagung (Zea mays L), peningkatan berat badan, dan

Anak ayam.

Page 5: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

5

ABSTRACT

Effectiveness Test of Corn Cow Corn (Zea mays L.) on Chicken Weight

Improvement.

This research was conducted at YPIB Cirebon STF Laboratory with the main

supervisor of Bambang Karsidinm, .M.SI. And counselor and Siti Pandanwangi.,

MM, Apt

Corncob is one source of potential carbohydrates that have many advantages. Corncob

contains vitamin B2, protein 2.94% xylan 31.1%, cellulose 34.3%, lignin 17.7%, and

ash 16.9%. The aim of this research is to know the effectiveness of corn tuna infested

(Zea mays L) at certain concentration of nutritious as Chicken Weight Increase and to

know the concentration of corn tuna infusa (Zea mays L) at certain concentration

efficacious as Chicken Louse Increase.

The research method is using experimental research. Samples used were corncobs

(Zea mays L.) obtained from subang and chicks. the given concentration is, corn tuna

infusa (Zea mays L) 10%, 20%, 30%, Curvit syrup as positive control and aquadest as

negative control.

The results showed that corn tuna infusa (Zea mays L) had effectiveness as weight

gain of chicks. a 30% cob root infected infant has the best ability as a chicken weight

enhancer.

Keywords: Infusa, Corncob (Zea mays L), Amara, and Chicken.

Page 6: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

6

KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan

lancar.

Penyusunan proposal penelitian ini bertujuan untuk pengembangan ilmu pengetahuan

dalam mendapatkan suatu alternative bahan alam sebagai produk yang dapat dijadikan

pengobatan dan memotifasi mahasiswa. Dalam hal ini penulis mengucapkan terimakasih

kepada :

1. Allah SWT yang mendengarkan dan mengabulkan doa penulis

2. Bapak H. Satmaja., BA, sebagai Ketua Yayasan Pendidikan Imam Bonjol

3. Bapak H. Ahmad Azrul Zuniarto., M.Farm., Apt, selaku Ketua Sekolah Tinggi

Farmasi YPIB Cirebon

Akhirnya pada Allah lah penulis memohon perlindungan, mudah-mudahan proposal

penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi bahan pertimbangan dan

pengkajian ilmu pengetahuan yang lebih luas bagi penulis, mahasiswa dan semua

pihak yang membaca.

Wasalam,

Cirebon, Februari 2019

Page 7: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

7

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... i

ANGGARAN BIAYA .................................................................................ii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii

DAFTAR ISI................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii

DAFTAR BAGAN ...................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2 Pembatasan Masalah ................................................................... 2

1.3 Pembatasan Masalah .....................................................................2

1.4 Identifikasi Masalah .................................................................... 2

1.5 Rumusan Masalah ....................................................................... 3

1.6 Maksud dan Tujuan Penelitian .................................................... 3

1.7 Manfaat penelitian ........................................................................ 3

1.8 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 3

1.9 Hipotesis ....................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 5

2.1 Tanaman jagung (Zea mays L) ...................................................... 5

2.1.1 Klasifikasi Tanaman jagung (Zea mays L) ........................ 5

2.1.2 Morfologi Tanaman jagung (Zea mays L) ......................... 6

2.1.3 Jenis jagung ....................................................................... 7

2.1.4 Kandungan Kimia ............................................................ 10

Page 8: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

8

2.1.5 Manfaat Jagung bagi Kesehatan ...................................... 11

2.2 Simplisia .................................................................................... 12

2.2.1 Definisi Simplisia .......................................................... 12

2.2.2 Cara Pembuatan Simplisia ............................................. 13

2.3 Metode penyarian ........................................................................ 14

2.3.1 Penyarian Cara Dingin ................................................... 14

2.3.2 Penyarian Cara Panas .................................................... 15

2.4 Penambah nafsu makan .............................................................. 16

2.5 Curvit sirup .................................................................................. 16

2.6 Hewan percobaan ........................................................................ 18

2.6.1 Definisi Hewan Percobaan .............................................. 18

2.6.2 Syarat Hewan Percobaan ................................................ 18

2.7 Ayam .......................................................................................... 19

2.7.1 Klasifikasi Ayam ............................................................. 19

2.7.2 Jenis Ayam ...................................................................... 19

2.8 Meningkatkan nafsu makan ......................................................... 21

2.8.1 Kebtuhan gizi bagi ayam ................................................ 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 26

3.1 Objek Penelitian ........................................................................ 26

3.1.1 Populasi ......................................................................... 26

3.1.2 Sampel dan Penarikan Sampel ....................................... 26

3.1.3 Variabel dan Operasional Variabel Penelitian ............... 26

3.2 Metode Penelitian ...................................................................... 27

3.3 Desain Penelitian ....................................................................... 28

3.4 Alat dan Bahan Penelitian ......................................................... 28

Page 9: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

9

3.4.1 Alat-alat Penelitian ........................................................ 28

3.4.2 Bahan Penelitian ............................................................ 29

3.5 Prosedur Penelitian .................................................................... 29

3.5.1 Determinasi Tanaman jagung (Zea mays L).................... 29

3.5.2 Pengumpulan Bahan ...................................................... 29

3.5.3 Pembuatan Simplisia ..................................................... 30

3.5.4 Pembuatan Infusa Tongkol jagung (Zea mays L) ............ 30

3.5.5 Konversi dosis Infusa Tongkol jagung (Zea mays L)...... 30

3.5.6 Persiapan Hewan Uji ....................................................... 30

3.5.7 Pengujian terhadap Hewan Uji ........................................ 31

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisa Data ....................................... 31

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data .............................................. 31

3.6.2 Analisi Data ..................................................................... 31

3.7 Format dan Data Hasil Pengamatan .......................................... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................. 53

4.1 Hasil Penelitian .......................................................................... 53

4.1.1 Hasil Determinasi Tanaman ......................................... 53

4.1.2 Data Hasil Pengamatan Kenaikan Berat Badan ............ 53

4.2 ANALISIS DATA .................................................................... 56

1.2.1 Data Berat Badan ........................................................... 56

1.2.2 Data Hasil Pengamatan konsumsi Pakan Anak Ayam . 56

4.3 PEMBAHASAN ........................................................................ 74

BAB V PENUTUP .................................................................................... 80

5.1 Kesimpulan .............................................................................. 80

5.2 Saran .......................................................................................... 80

Page 10: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 82

Lampiran ......................................................................................................

Page 11: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

11

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar Tanaman Jagung Dan Tongkol Jagung ....................... 5

Gambar 2.2 Gambar Produk Curvit Sirup .................................................. 17

Gambar 2.3 Gambar Anak Ayam Bolier .................................................... 20

Gambar 2.4 Gambar Anak Ayam Kampung .............................................. 21

Page 12: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

12

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jadwal Kegitan Penelitian .........................................................................

Tabel 2.1 Konsentrasi Jenis Pakan Ayam ............................................................. 24

Tabel 2.2 Konsumsi Pakan Dan Berat Ayam Standar ........................................... 24

Tabel 3.1 Alat-Alat Penelitian ............................................................................... 28

Tabel 3.2 Bahan-Bahan Penelitian ......................................................................... 29

Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan Kenaikan Berat Badan Anak Ayam ................ 54

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data ...................................................................... 57

Tabel 4.3 Hasil Analisis Uji Homogenitas ............................................................ 58

Tabel 4.4 Data Hasil Uji Kruskal-Wallis Test ....................................................... 59

Tabel 4.5 Data Hasil Uji Mann- Whitney Infusa Tongkol Jagung 10% ............... 61

Tabel 4.6 Data Hasil Uji Mann- Whitney Infusa Tongkol Jagung 20% ............... 62

Tabel 4.7 Data Hasil Uji Mann- Whitney Infusa Tongkol Jagung 30% ............... 63

Tabel 4.8 Data Hasil Pengamatan Konsumsi Pakan Per Hari Anak Ayam .......... 64

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Data ...................................................................... 66

Tabel 4.10 Hasil Analisis Uji Homogenitas ........................................................... 67

Tabel 4.11 Data Hasil Uji Kruskal-Wallis Test .................................................... 69

Tabel 4.12 Data Hasil Uji Mann-Whitney Konsumsi Pakan Infusa Tongkol Jagung

Konsentrasi 10% Dengan Kontrol Posotif .......................................... 71

Tabel 4.13 Data Hasil Uji Mann-Whitney Konsumsi Pakan Infusa Tongkol Jagung

Konsentrasi 20% Dengan Kontrol Posotif .......................................... 72

Tabel 4.14 Data Hasil Uji Mann-Whitney Konsumsi Pakan Infusa Tongkol Jagung

Konsentrasi 30% Dengan Kontrol Posotif .......................................... 72

Page 13: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

13

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Operasional Variabel ............................................................................ 27

Bagan 3.2 Desain Penelitian .................................................................................. 28

Page 14: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

14

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hasil Penimbangan Berat Badan Anak Ayam ............................. 56

Grafik 4.2 Data Hasil Pengamatan Konsumsi Pakan Per Hari Anak Ayam . 65

Page 15: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sehat adalah keadaan dimana tubuh dapat beraktifitas kembali dengan normal.

Kesehatan itu sangat mahal sekali harganya. Untuk mendapatkan tubuh yang sehat

dibutuhkan sarana – sarana penunjang kesehatan. Selain itu tubuh yang sering mengalami

aktifitas, ini akan lebih banyak membutuhkan seplemen makanan, terutama vitamin agar

tidak terjadi sakit. Sedangkan kebnyakan manusia memperoleh vitamin dari bahan kimia

dengan harga yang mahal bila di bandingkan dengan bahan alami.

Obat tradisonal (OT) merupakan salah satu warisan budaya bangsa Indonesia yang

telah digunakan selama berabad-abad untuk pemeliharaan atau meningkatkan kesehatan

serta pencegahan dan pengobatan penyakit, berdasarkan bukti secara turun-menurun dan

pengalaman, OT hingga kini masih digunakan oleh masyarakat di Indonesia dan negara

lain, sebagai warisan budaya bangsa yang telah terbukti banyak member kontribusi pada

pemeliharaan kesehatan, jamu sebagai OT asli Indonesia perlu terus dilestarikan dan

dikembangkan. Jamu adalah OT Indonesia yang digunakan secara turun-temurun

berdasarkan pengalaman menggunakan bahan belum terstandar (Menkes, 2009).

Kurangnya nafsu makan salah satu menunjukan adanya gejala tidak sehat pada

jaringan organ tubuh baik manusia maupun hewan yang dapat di sebabkan gangguan

cacing yang dapat berupa gangguan usus ringan seperti mual, nafsu makan berkurang,

diare dan konstipasi dapat berakibat gangguan penyerapan makanan (malabsorbtion).

Keadaan yang serius, bila cacing menggumpal dalam usus sehingga terjadi penyumbatan

pada usus (lleusobstructive ) (mardiana, 2013).

Di Indonesia, masyarakat sebenarnya telah mengenal obat tradisional yang bisa

digunakan untuk menghindari berkurangnya nafsu makan . Banyak penelitian memperoleh

manfaat dari berbagai tanaman obat yang ada, salah satunya adalah tanaman jagung (Zea

mays L). Tanaman jagung ini dari daun, biji, tongkol, sampai rambut banyak bermanfaat

bagi kesehatan termasuk untuk menambah nafsu makan. Akan tetapi penelitian-penelitian

Page 16: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

16

sebelumnya belum sampai memmbandingkan bagaimana dari tanaman jagung terutama

tongkol jagung yang memiliki daya penambah nafsu makan.

Pada penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kelebot jagung diindikasikan

sebagai peningkatan penampilan pada produksi domba jantan.Berdasarkan jurnal

penelitian yang dilakukan oleh purwanto Pada tahun 2010 dengan konsentrasi kelobot

jagung 70%.

Jagung(Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain

gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan,

jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa

daerah di Indonesia (misalnya di Maduradan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung

sebagai pangan pokok.Selain sebagai sumber karbohidrat, Jagung yang telah direkayasa

genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi.

Tongkol jagung merupakan limbah tanaman yang setelah diambil bijinya tongkol

jagung tersebut umumnya dibuang begitu saja, sehingga hanya akan meningkatkan jumlah

sampah (Hidayati,D.2006).

Tongkol jagung dan biji jagung merupakan sumber karbohidrat potensial untuk

dijadikan bahan pangan, sayuran, dan bahan baku sebagai industri makanan. Tongkol

jagung mengandung vitamin B2, protein 2,94% xylan 31.1%, selulosa 34.3%, lignin

17.7%, dan abu 16.9%. (Shofiyanto, 2008)

Dari paparan tersebut penulis bermaksud melakukan penelitian tentang “ Uji

Efektifitas Infusa Tongkol Jagung (Zea mays L) terhadap Peningkatan Berat Badan Anak

Ayam.

1.2 Pembatasan Masalah

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1) Hewan percobaan yang digunakan anak ayam boiler dengan usia yang sama.

2) Infusa tongkol jagung yang digunakan dari tananman jenis jagung manis

3) Infusa tongkol jagung (Zea mays L) yang dibuat dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%.

1.3 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

Page 17: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

17

1) Menguji efektifitas infusa tongkol janggung (Zea mays L) sebagai Peningkatan Berat

Badan Anak Ayam.

2) Infusa tongkol jagung (Zea mays L) pada konsentrasi tertentu berkhasiat sebagai

Peningkatan Berat Badan Anak Ayam.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1) Apakah infusa tongkol jagung (Zea mays L) pada konsentrasi tertentu efektif sebagai

Peningkatan Berat Badan Anak Ayam ?

2) Berapakah konsentrasi infusa tongkol jagung (Zea mays L) yang efektif sebagai

Peningkatan Berat Badan Anak Ayam ?

1.5 Maksud dan TujuanPenelitian

Penelitian ini di maksudkan untuk mengetahui efektitas infusa tongkol jagung (Zea

mays L) sebagai amara bagi anak ayam.

Adapun tujuan dari penelitian ini seebagai berikut :

1) Untuk mengetahui efektitas infusa tongkol jagung (Zea mays L) pada konsentrasi

tertentu berkhasiat sebagai Peningkatan Berat Badan Anak Ayam.

2) Untuk mengetahui konsentrasi infusa tongkol jagung (Zea mays L) pada konsentrasi

tertentu berkhasiat sebagai Peningkatan Berat Badan Anak Ayam.

1.6 Manfaat Penelitian

1) Dapat mengatahui secara pasti efek infusa tongkol jagung (Zea mays L) pada

konsentrasi tertentu berkhasiat sebagai Peningkatan Berat Badan Anak Ayam.

2) Mengembangkan khasiat tanaman jagung (Zea mays L) dan pemberdayaan tanaman

yang tersedia dan mudah diperoleh di masyarakat.

1.8 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan bulan September sampai dengan bulan Maret 2018 di

Laboratorium Farmakognosi dan Farmakologi STF YPIB Cirebon.

Page 18: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

18

1.9 Hipotesis

H0 : Tidak terdapat efektivitas Infusa tongkol jagung (Zea mays L) sebagai amara terhadap

anak ayam.

H1 : Terdapat efektivitas Infusa tongkol jagung (Zea mays L) sebagai amara terhadap anak

ayam

Page 19: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Janggung (Zea mays L)

Gambar tanaman jagung (Zea mays L) dan tongkol jagung dapat dilihat pada gambar

2.1 sebagai berikut :

Gambar 2.1 Tanaman Jagung dan tongkol jagung

(Rudi H. Paeru, S.P., dkk. 2017) (Koleksi pribadi. 2017)

Tanaman jagung, yang dalam bahasa ilmiahnya di sebut Zea mays L. Merupakan salah

satu jenis tanaman biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan (Graminaceae) yang sudah

populer di seluruh dunia.

Menurut sejarahnya, tanaman jagung berasal dari Amerika. Pada waktu orang-orang

Eropa datang ke Amerika dan melihat orang-orang india menanam jagung. Cukup banyak

yang terkesima kerna ada sejenis rerumputan (Graminae) yang buah (bijinya) cukup

besar.

Jagung merupakan salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang terpenting di

dunia. Jagung sumber karbohidrat selain gandum dan padi dan dibeberapa daerah

dijadikan sebagai makanan pokok. (Kanisius)

2.1.1 Klasifikasi

Klasifikasi tanaman jagung

Kingdom : Planthae

Divisi : Spermatiphyta

Page 20: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

20

Subdivisi : Angiospermae

Kelas :Monocotyledone

Ordo : Graminae

Famili : Graminaceae

Genus : Zea

Spesies : Zea mays L

2.1.2 Morfologi Tanaman Jagung

1) Batang

Batang jagung tidak bercabang dan kaku. Bentuk batangnya silinder dan terdiri atas

beberapa ruas serta buku. Adapun tingginya tergantung varietas penanaman, umumnya

berkisar 60-250 cm.

2) Daun

Daun nya panjang dengan lebar agar seragam lebar daun berselang-

seling dan berbentuk seperti rumput. Tulang daun terlihat jelas dengan bentuk termasuk

tulang daun sejajar. Jumlah daunnya terdiri atas 8-48 helai, tergantung varietas. Pelepah

daunkeluar dari buku-buku batang. Daun terdiri atas tiga bagian yaitu, kelopak daun, lidah

daun dan helaian daun.kelopak daun umumnya membungkus batang antara kelopak dan

helaian terdapat lidah daun yang berbulu dan berlemak (ligula). Fungsi ligula adalah

mencegah air masuk ke dalam kelopak daun dan batang.

3) Bunga

Bunga jagung juga termasuk bungan tidak lengkap karena tidak memiliki petal dan

sepal. Alat kelamin jantan dan betinanya juga berada pada bunga yang berbeda sehingga

disebut bunga tidak sempurna. Bunga jantan terdapat di ujung batang. Adapun bunga

betina terdapat di ketiak daun ke-6 atau ke-8dari bungan jantan.

4) Tongkol

Tanaman jagung menghasilkan satu atau beberapa tongkol. Tongkol muncul dari

buku berupa tunas yang kemudian berkembang menjadi tongkol. Pada tongkol tedapat biji

jagung yang tersusun rapi. Dalam satu tongkol terdapat 200-400 biji. Biji jagung tunggal

ini berbentuk pipih dengan permukaan atas yang cembung atau cekung dan dasar yang

runcing. Bijinya terdiri atas tiga bagian, yaitu perikarp, endosperma, dan embrio. Perikarp

atau kulitbagian paling luar sebagai lapisan paling luar. Endosperma merupakan bagian

ataiu lapisan kedua sebagai cadangan biji. Endosperma tersebut mengelilingi embrio.

Page 21: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

21

Sementara itu, Embrio merupakan bagian paling dalam yang disebut juga lembaga.(Rudi

H. Paeru, S.P., Trias Qurnia Dewi, S.P, 2017).

2.1.3 jenis – jenis jagung

1) Jagung gigi kuda (Dent corn)

Banyak terdapat di Amerika Serikat dan Meksiko Utara, kemudian di Eropa. sebagian

besar dijadikan makanan ternak. Di Indonesia jenis jagung ini jarang ditanam karena

tidak tahan tarhadap hama bubuk dan cocok untuk dibuat tepung jagung

Ciri khas biji jagung kuda adalah adanya lekukan dibagian tengah atau atau bagian atas

biji, batangnya tingi dan panjang tumbuhnya tegap dan umurnya lama .Setiap batang

tumbuhnya 1-2 tongkol. Biji-bijian tanaman jagung kuda berukuran besar yang terbagi

dalam beberapa baris, dan berwarna kuning, putih atau kadang-kadang berwarna lain

,beratnya per 1000 biji antara 300-500 gr. Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang

teduh dan strategis dimasukan kegudang, disortir dengan memisahkan rambut, jagung,

tongkol dan disortir ukuran yang seragam , kemudian dikemas dalam wadah dan

disimpan didalam wadah yang dingin.

Bagian pati keras pada tipe biji dent berada di bagian sisi biji, sedangkan pati

lunaknya di tengah sampai ke ujung biji. Pada waktu biji mengering, pati lunak kehilangan

air lebih cepat dan lebih mengkerut dari pada pati keras, sehingga terjadi lekukan (dent)

pada bagian atas biji. Tipe biji dent ini bentuknya besar, pipih dan berlekuk. Jagung

hibrida tipe dent adalah tipe jagung yang populer di Amerika dan Eropa. Di Indonesia,

terutama di Jawa, kira-kira 25% dari jagung yang ditanam bertipe biji semi dent (setengah

gigi kuda).

2) Jagung mutiara (flint corn)

Biji jagung tipe mutiara berbentuk bulat, licin, mengkilap dan keras karena bagian

pati yang keras terdapat di bagian atas dari biji. Pada waktu masak, bagian atas dari biji

mengkerut bersama-sama, sehingga menyebabkan permukaan biji bagian atas licin dan

bulat. Pada umumnya varietas lokal di Indonesia tergolong ke dalam tipe biji mutiara.

Sekitar 75% dari areal pertanaman jagung di Pulau Jawa bertipe biji mutiara. Tipe biji ini

disukai oleh petani karena tahan hama gudang.

Jagung ini banyak terdapat di dunia terutama di Amerika Serikat Argentina . sebagia

digunakan untuk keperluan pakanternak . Kalau di Indonsia dimanfaatkan untuk konsumsi

Page 22: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

22

manusia dan ternak. Tanaman jagung mutiara dapat beradaptasi baik didaerah tropis dan

subtropis.

Umur tanaman jagung ini agak lama demikian juga jumalah dan tumbuhan janggel

(tongkol bermacam-macam. beratnya per 1000 biji antara 100-700 gr. dan bentuknya agak

bulat dan ukurannya lebih kecil dari pada biji jagung model gigi kuda , warnanya

bervariasi , putih,kuning.dan juga agak merah. Permukaan biji cerah dan bersinar dan

agak keras ( horny starch) kandungan zat tepung relatif sedikit dan terletak dibagian

dalam (tengah).

Biji jagung mutiara tidak berkerut saat mengering sehingga lebih tahan terhadap

serangan hama gudang dan gangguan gudang dan gangguan dari luar, seperti keadaan

hujan tidak teratur, sedangkan biji jagung gigi kuda berkerut (perbedaannnya).

Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis dimasukan

kegudang, disortir dengan memisahkan rambut, jagung, tongkol dan disortir ukuran yang

seragam , kemudian dikemas dalam wadah dan disimpan didalam wadah yang suhu yang

stabil tidak terlalu dingin.

3) Jagung Manis ( Sweet Corn)

Jagung manis ( Z. var. Saccharata ) diusahakan secara besar besaran di

AmerikaSerikat dan Meksiko. Produksi jagung manis digunakan bahan pembuatan sirup,

karena mengandung zat gula yang sangat tinggi. sedangkan di Indonesia jagung manis

baru mulai ditanam kurang lebih sekitar tahun 2000 dan dalam beberapa tahun terakhir ini

jagung manis menjad mata dagangan ekspor ke pasar dunia.

Ciri khas jagung manis adalah biji-biji yang masih muda bercahaya dan berwarna

jernih, biji yang telah masak dn kering berkeriput mengerut. untuk membedakan dapat

dilihat dari rambut tongkol berwarna putih .jika rambutnya berwarna merah berarti jaung

biasa. Apabila ada yang berminat menanam jagung manis ini terlebih kita melihat umur

tanam yang berkisar antara 60-70 hari, namun didataran tinggi mencapai 80 hari.

Bentuk biji jagung manis pada waktu masak keriput dan transparan. Biji jagung manis

yang belum masak mengandung kadar gula lebih tinggi dari pada pati. Sifat ini ditentukan

oleh satu gen sugary (su) yang resesif. Jagung manis umumnya ditanam untuk dipanen

muda pada saat masak susu (milking stage).

Jagung manis apabila ditanam satu tempat dengan jagung biasa maka akan berubah

rasa manis, karena jagung ini tidak bisa mempertahankan sifat terhadap penyerbukan

silang ,sebaiknya menanam jagung manis dan jagung biasa agak berjauhan (minimal 100

meter) atau pada batas petakan ditanam tanaman pelindung sebagai pembatas.

Page 23: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

23

Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis dimasukan

kegudang, disortir dengan memisahkan rambut, jagung, tongkol dan disortir ukuran yang

seragam , kemudian dikemas dalam wadah dan disimpan didalam wadah yang teduh dan

dingin.

4) Jagung Brondong( Pop Corn)

Jagung Berondong (Z. var. Everta) diusahakan secara besar-besaran di Amerika

terutama Iowa, Nebrazka dan Meksiko.

Ciri-cinya bijinya kecil-kecil seperti terdapat di Mall –Mall atau pertokoan hampir

seluruh bentuk (endosperm) merupakan bagian yang keras, serta jika dipanaskan dapat

mengembang 10-30 kali dri volume semula. Biji jagung berondong ini berwarnaa putih

atau kekuning –kuningan dengan bentuk yang agak meruncing dan tongkolnya berukuran

kecil . bila ditimbang bijinya yang 1000 biji maka beratnya mencapai antara 80 sampai

130 gr.jenis jagung ini ada dua tipe satu diberi nama rice pop corn bedanya bijijnya agak

pipih dan meruncing, sedangkan yang satu lagi diberi nama pear pop corn bentuk bijinya

bulat dan kompak.Jagung ini cocok untuk snack.

Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis dimasukan

kegudang, disortir dengan memisahkan rambut, jagung, tongkol dan disortir ukuran yang

seragam , kemudian dikemas dalam wadah dan disimpan didalam wadah yang dingin.

5) Jagung Pod (Pod Corn)

Jenis Jagung Pod (Z. var. Tunicata) merupakan bentuk primitif yang dijumpai

pertama kali di Amerika Selatan, terutama di Uruguay dan Paraguay.Di Indonesia tidak

ada yang mengusahakan karena jagung ini kurang menguntungkan cirirkhas nya biji dan

tongkolnya banyak diselubungi oleh kelobot bijiny seolah-olah tidak kelihatan. Cara

penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis dimasukan kegudang, disortir

dengan memisahkan rambut, jagung, tongkol dan disortir ukuran yang seragam, kemudian

dikemas dalam wadah dan disimpan didalam wadah yang dingin.

6) Jagung Berlilin ( Waxy Corn)

Jagung berlilin (Z. var. Ceratina)biasa disebut jagung pulen karena kadar

amilopektinnya tinggi. dan cirinya lengket apabila dimasak bijinya kecil berwarna jernih

dan mengkilap seperti lilin dan dan zat patinya seperti tepung tapioka dan memiliki

ekonomis tinggi sebab dapat mengganti tepung 9tapioka dan bahan pengganti sagu serta

dapat dijadikan bahn pakan ternak.Asalmula jagung ini adalh dari Asia . Endosperma pada

tipe jagung waxy seluruhnya terdiri dari amylopectine, sedangkan jagung biasa

Page 24: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

24

mengandung ± 70% amylopectine dan 30% amylose. Jagung waxy digunakan sebagai

bahan perekat, selain sebagai bahan makanan.

Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis dimasukan

kegudang, disortir dengan memisahkan rambut, jagung, tongkol dan disortir ukuran yang

seragam, kemudian dikemas dalam wadah dan disimpan didalam wadah yang dingin.

7) Jagung Tepung ( Flour Corn)

Jenis Jagung Tepung Flour Corn atau (Z. var. Amilacea) dikembang kan di Amerika

Selatan bagian Peru, Bolivia dan Colombia serta Colombia serta di Afrika. Zat pati yang

terdapat dalam endosperma jagung tepung semuanya pati lunak, kecuali di bagian sisi biji

yang tipis adalah pati keras.

Ciri-ciri jagung tepung adalah hampir seluruh bijinya berisi pati yang berupa tepung

dan lunak, serta apabila terkena panas akan mudah pecah panjang tongkolnya berkisar

25- 30 cm dan barisan bijinya berkisar 8- 12 baris. jagung jenis ini cocok untuk membuat

tepung maezena.

Cara penyimpanannya ditaruh ditempat yang teduh dan strategis dimasukan kegudang

namun sebelumnya dijemur dibawah sinar matahari selama 7 hari atau lebih hingga kadar

air mencapai 18 % .Jagung disortir dengan memisahkan rabut,jagung, tongkol dan disortir

ukuran yang seragam , kemudian dikemas dalam wadah dan disimpan didalam wadah

yang dingin. Apabila jagung kering yang mau dipipil dengan menggunakan alat

pemipil maka dikeringkan kembali sampai kadar airnya 12 % kemudian disimpan

digudang yang sejuk dan kering serta berpentilasi baik. (Abdul Rahman Rianto, 2013)

2.1.4 Kandungan Kimia

Satu sesquiterpen bersama 15 senyawa lainnya diisolasi dari style Zea mays. Eksrak

bijinya mengandung senyawa diterpen, orthosiphol Fdan ceriopsin C. Daunya nya

mengandung pelipetida MBP-1, froctose-2, 6-biphosphate, dan poli sakarida yang

berberan sebagai antikanker. Batangnya mengandung minyak lemak 2,5%, minyak

esensial 0,12%, kandungan seperti gum 3,8%, resin 2,7%, glukosa pahit 1,15%, saponin

3,18%, alkaloid 0,05%, cryptoxanthin, vitamin C, asam pantotenat, inositol, vitamin K,

sitosterol, stigmasterol, asam malik, asam sitrat, asam oksalat dan asam tartaric. Biji

mengandung pati 61,2%, minyak lemak 4,2%, alakaloid 0,21%, vitamin B1, B2, B6 asam

nikotinik dan asam pantotenat. Ekstrak rambut jagung di keringkan mengandung saponin,

zat samak, flavonoid, minyak atsiri, minyak lemak, alatonin, dan zat pahit. Bunga

mengandung stigmasterol. (Redaksi AgroMedia, 2008)

Page 25: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

25

Tongkol jagung dan biji jagung merupakan sumber karbohidrat potensial untuk

dijadikan bahan pangan, sayuran, dan bahan baku sebagai industri makanan. Tongkol

jagung mengandung protein 2,94% xylan 31.1%, selulosa 34.3%, lignin 17.7%, dan abu

16.9%. (Shofiyanto, 2008)

2.1.5 Manfaat jagung untuk keshatan

Jagung mempunyai maanfat bagi untuk kesehatan (Iriany, R. Neni.2007) sebagai berikut:

a. Melawan kanker

Jagung kaya akan asam fenolik, senyawa fenolik, agen anti kanker yang terbukti efektif

memerangi tumor pada kanker payudara dan kanker hati.

b. Sebagai sumber asam linoleat

Asam linoleat adalah asam lemak esensial yang bersifat tidak jenuh dan sangat baik

untuk kesehatan. Asam linoleat diperlukan untuk asupan dan transportasi vitamin D

c. Mencegah anemia dan sebagai kekebalan tubuh

Vitamin B12 pada jagung mampu mencegah anemia yang di sebabkan oleh

kekurangan vitamin ini. Selain itu kandungan B2-nya berfungsi mempertahankan

kekebalan tubuh.

d. Sumber kalium

Kaluim berperan penting sebagai elektrolit yang membantu tingkat cairan dan

menjaga keseimbangan air dalam tubuh sehingga organ dalam tubuh dapat berfungsi

dengan cepat. Kalium bersifat diuretik yang bisa melancarkan pembuangan air seni,

sehingga bisa mengatasi infeksi saluran kemih, menurunkan kadar asam urat dan

mencegah batu ginjal.

e. Sumber Vitamin C

Konsumsi kulit jagung dapat menurunkan kolesterol jahat dalam tubuh. Vitamin C,

karotenoid dan bioflavonoid yang terkandung dalama tubuh.

f. Sumber asam pentotenat

Vitamin B5 berperan penting dalam proses metabolisme karbohidrat, protein, dan

lemak untuk diubah menjadi energi.

g. Sumber asam folat

Ibu hamil butuh sekali asam folat. Karena jika kekurangan asam folat, bisa

mempengarungaruhi pertumbuhan janin. Asam folat mencegah bayi kekurangan berat

badan dan cacat lahir. Selain itu konsumsi jagung pada ibu hamil melancarkan ASI.

h. Sumber beta karoten

Page 26: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

26

Beta karoten diperlukan untuk membentuk vitamin A dan dalam tubuh, penting untuk

kesehatan mata dan kulit.

i. Sumber serat

Jagung adalah sumber serat yang sangat baik sehingga sehat untuk sistem pencernaan.

Dalam satu cangkir jagung mengandung 18,4% serat dari jumlah harian yang dibutuhkan

oleh tubuh. Karena kaya serat makan jagung dapat mencegah sembelit, easir, dan risiko

kanker usus besar.

j. Sumber mineral

Mineral penting yang didapat dari jagung terutama fosfor yang sangat penting bagi

kesehatan tulang dan gigi. Selain itu sember magnesium, besi, mangan, seng, dan

tembaga. Megnesium menjaga kesehatan jantung.

Sumber kalori tertinggi dalam kelompok sereal yang rendah gula dan kadar Indeks

Glikemiksnya. Sehingga baik dikonsumsi sebagai makanan pokok pengganti nasi atau

beras, terutama pada penderita diabetes dan hipertensi.

k. Anti-aterogenik

Minyak jagung telah menunjukan sifat anti-aterogenikyang berefek pada kadar

kolesterol, sehingga mencegah risiko penyakit kardiovaskular.

l. Sumber protein

Dalam 100 gram jagung atau tongkol jagung mengandung 9,2 gram protein. Protein

membantu membentuk jaringan otot baru dan meningkatkan kerja sel dalam tubuh. Selain

itu protein juga meningkatkan pelepasan insulin.

.

2.2 Simplisia

2.2.1Definisi

Menurut Farmakope Herbal Indonesia edisi I (2008), simplisia adalah bahan alam

yang telah dikeringkan yang digunakan untuk pengobatan dan belum mengalami

pengolahan. Kecuali dinyatakan lain suhu pengeringan simplisia tidak lebih dari 60ᴼC.

simplisia digolongkan menjadi tiga kategori, berupa simplisia nabati, simplisia hewani

dan simplisia pelican (mineral).

1) Simplisia Nabati

Simplisia berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eskudat atau eskudat

tanaman. Eskudat tanaman adalah isi sel yang spontan keluar dari tanaman atau

isi sel dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau zat-zat nabati lainnya

Page 27: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

27

yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat

kimia murni.

2) Simplisia Hewani

Simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-zat yang berguna yang

dihasilkan oleh hewan dan belum berupa zat kimia murni.

3) Simplisia Pelikan (Mineral)

Simplisia yang berupa mineral (pelikan) yang belum diolah dengan cara

sederhana dan belum berupa zat kimia murni (Gunawan dan Mulyadi,2004).

2.2.2 Cara Pembuatan Simplisia

Dasar pembuatan simplisia meliputi beberapa tahapan. Adapun tahapan tersebut

dimulai dari pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, penyarian, pengeringan,

sortasi kering, pengepakan dan pemyimpanan serta pemeriksaan mutu.

1) Pengumpulan bahan baku

Kadar bahan aktif dalam simplisia bergantung pada :

a. Bagian tanaman yang digunakan

b. Usia tanaman atau bagian tanaman saat panen

c. Waktu panen

d. Lingkungan tumbuh

2) Sortasi basah

Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan cemaran (kotoran dan bahan asing lain) dari

bahan simplisia. Pembersihan simplisia dari tanah dapat mengurangi jumlah kontaminasi

mikrobiologi.

3) Pencucian

Pencucian dilakukan dengan air bersih (sumur, PAM, atau air dari mata air).Simplisia

yang mengandung zat mudah larut dalam air mengalir, dicuci dalam waktu sesingkat

mungkin. Dalam satu kali pencucian sayur-mayur akan dapat menghilangkan lebih kurang

25% jumlah mikroba awal, tiga kali pencucian, jumlah mikroba tertinggal 47% dari

jumlah mikroba awal. Jadi, penting sekali diperhatikan kualitas dari pencucian yang

digunakan.

4) Perajangan

Perajangan bahan simplisia dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan,

pengepakan dan penggilingan. Tanaman yang baru dipanen, sebelum dirajang, terlebih

dahulu dijemur dalam keadaan utuh selama 1 hari.Perajangan dapat dilakukan dengan

Page 28: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

28

pisau atau mesin perajang khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan

ukuran tertentu.

5) Pengeringan

Pengeringan bertujuan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah rusak sehingga

dapat disimpan untuk jangka waktu yang lebih lama. Dengan penurunan kadar air, hal

tersebut dapat menghentikan reaksi enzimatik sehingga dapat dicegah terjadinya

penurunan mutu atau perusakan simplisia.

Suhu pengeringan bergantung pada simplisia dan cara pengeringan, pengeringan dapat

dilakukan antara suhu 30ᴼC-90ᴼC (terbaik 60ᴼC). jika simplisia mengandung bahan aktif

tidak tahan panas atau mudah menguap, pengeringan dilakukan pada suhu serendah

mungkin, misalnya 30ᴼC-40ᴼC atau dengan cara pengeringan vakum.

6) Sortasi kering

Sortasi kering adalah pemilihan bahan setelah mengalami proses pengeringan. Tujuan

sortasi adalah untuk memisahkan benda asing, seperti bagian tanaman yang tidak

diinginkan dan pengotor lain yang masih ada atau tertinggal pada simplisia kering. Proses

ini sebaiknya dilakukan sebelum dilakukan pengemasan simplisia.

7) Pengepakan dan penyimpanan

Simplisia dapat rusak atau berubah mutunya karena factor internal atau eksternal simplisia

yaitu cahaya, oksigen udara, dehidrasi, penguapan air, pengotoran, serangga dan kapang.

Sedangkan persyaratan wadah yang digunakan sebagai pembungkus simplisia sebagai

berikut :

a. Harus inert, artinya tidak mudah bereaksi dengan bahan lain.

b. Tidak beracun lagi bahan yang diwadahinya maupun bagi manusia yang

menanganinya.

c. Mampu melindungi simplisia dari cemaran mikroba, kotoran dan serangga.

d. Mampu melindungi bahan simplisia dari penguapan kandungan aktif.

e. Mampu melindungi bahan simplisia dari pengaruh cahaya, oksigen dan uap air

(Agoes, 2007).

2.3 Metode Penyarian

2.3.1Penyarian Dengan Cara Dingin

Yang dimaksud dengan penyarian cara dingin adalah penyarian yang tidak

memerlukan pemansan baik secara di atas api langsung atau tidak langsung, melainkan

Page 29: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

29

hanya melarutkan zat aktif di dalam cairan penyari yang cocok, yang termasuk dalam

penyarian cara dingin yaitu :

1) Maserasi

Proses maserasi merupakan proses sederhana untuk mendapatkan ekstrak, hanya

dengan menggunakan pelarut simplisia. Sesudah mengatur waktu sehingga sesuai untuk

tiap-tiap simplisia, ekstrak dikeluarkan dan ampas hasil ekstraksi dicuci dengan pelarut

yang segar sampai didapat volume yang sesuai.

Sebetulnya cara ini tidak begitu berguna karena tidak dapat pernah menarik zat

berkhasiat tanaman secara sempurna. Ampas menahan jumlah besar solute, untuk

memperolehnya harus dilakukan proses pemerasan (penekanan).

Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan

yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan dan kerugian dari cara maserasi

adalah pengerjaannya lama dan penyariannya kurang sempurna.

2) Perkolasi

Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan mengalirkan cairan penyari

melalui serbuk simplisia yang tealah dibasahi. Pelarut yang digunakan selalu baru

sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada temperature ruangan. Proses terdiri

dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara tahap perkolasi sebenarnya

(penampung ekstrak) terus menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang

jumlahnya 1-5 kali bahan (Syamsuni, 2007).

2.3.2 Penyarian Dengan Cara Panas

Penyarian cara panas adalah penyarian yang memerlukan pemanasan baik dengan

cara pemanasan diatas atas api langsung atau tidak langsung, yaitu termasuk dalam

penyarian cara panas adalah :

1) Infundasi

Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air

panas pada suhu 90ᴼC selama 15 menit (Syamsuni, 2007).

Infusa adalah proses penyarian yang umum digunakan untuk menyari kandungan

zar aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian dengan cara ini

mengahasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kapang. Sari yang

diperoleh dengan metode infundasi tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam. Infusa

adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 900C selama

15 menit. Pembuatan campran simplisia dengan derajat halus yang cocok dalam panci

dengan air secukupnya, panaskan di atas tangan air selam 15 menit terhitung mulai

Page 30: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

30

suhu mencapai 900C, sambil sesekali diaduk, serkai selagi panas dengan kain flanel,

tambahkan air panas secukupnya melalui ampas sehingga di peroleh volume infusa

infusa yang dikehendaki.

Pembutan infusa merupakan cara yang paling sederhana untuk membuat sediaan

herbal dari bahan lunak seperti daun dan bunga. Dapat di minum panas atau dingin.

Khasiat sediaan herbal umumnya kerena mengandung minyak atsiri, yang akan hilang

apabila tidak menggunakan penutup pada pembuatan infusa, infusa disimpan dalam

almari pendingin atau tempat teduh dan dibuat segar setiap hari (24 jam), kerena untuk

sediaan infusa hanya bertahan dalam waktu satu hari dan selebihnya dikhawatirkan

sediaan itu sudah terkontaminasi dengan jamur atau benda-benda lain.

Teknik infusa mempunyai beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan teknik

pembuatan ekstrak, kerena teknik infusa lebih murah, lebih c epat, dan alat serta

caranya sederhana. (Anonim, 2005).

2) Soxhletasi

Ekstraksi dengan cara ini pada dasarnya ekstraksi secara berkesinambungan.

Cairan penyari dipanaskan sampai mendidih. Uap penyari akan naik melalui pipa

samping, kemudian diembunkan lagi oleh pendingin tegak.cairan penyari turun untuk

menyari zat aktif dalam simplisia. Selanjutnya bila cairan penyari mencapai sifon, maka

seluruh cairan akan turun ke labu alas bulat dan terjadi proses sirkulasi. Demikian

seterusnya sampai zat aktif yang terdapat dalam simplisia tersari seluruhnya yang

ditandai jernihnya cairan yang lewat pada tabung sifon.

3) Refluks

Ekstraksi dengan cara ini pada dasarnya adalah ekstraksi berkesinambungan.

Bahan yang di ekstraksi di rendam dengan cairan penyari dalam labu alas bulat yang

dilengkapi dengan alat pendingin tegak, lalu dipanaskan sampai mendidih. Cairan

penyari akan menguap, uap tersebut akan diembunkan dengan pendingin tegak dan

akan kembali menyari zat aktif dalam simplisia tersebut, demikian seterusnya.

Ekstraksi ini biasanya dilakukan 3 kali dan setiap kali ekstraksi selama 4 jam.

4) Destilasi

Penyulingan dapat dipertimbangkan untuk menyari serbuk simplisia yang

mengandung komponen kimia yang mempunyai titik didih yang tinggi pada tekanan

udara normal, yang pada pemanasan biasanya terjadi kerusakan zat aktifnya.Untuk

mencegah hal tersebut, maka penyari dilakukan dengan penyulingan (Depkes RI,

2000).

Page 31: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

31

5) Dekokta (Dekok)

Dekok adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi sediaan herbal

dengan air pada suhu 90ᴼC selama 30 menit (Acuan Sediaan Herbal, 2010).

2.4 Penambah Nafsu Makan (Amara)

Amara adalah istilah farmakologi yang berarti penambah nafsu makan (Farmakologi

jilid I, 1974).Menurut iskandar (2004), selera dan kepuasan makan dikendalikan oleh

pusat saraf pada otak yang disebut dengan hipotalamus. Melihat, mencium, bahkan

memikirkan makanan saja akan meransang hipotalamus mengirimkan sinyal ke sistem

pencernaan sehingga fungsi pencernaan menjadi aktif. Jika kita memaksakan diri untuk

makan, sementara nafsu makan sedang tidak ada, sistem pencernaan tidak akan ada

aktifitasnya, karena tidak memperoleh sinyal dari hipotalamus. Akibatnya makanan tidak

akan tercerna sempurna sehingga menyebabkan masalah pada organ pencernaan.

Pencernaan juga biasa terganggu apabila kepuasan makanan kita tidak terpantau oleh

saraf ini.Karena tubuh belum merasa kenyang, kita harus mengisinya dengan makanan

sampai perut terasa sudah penuh. Penyebab hilangnya selera makan umumnya bersifat

psikologis, seperti stress, tegang, emosi atau terlalu jenuh. Dalam hal ini, pola makan yang

baik hanya bias mengatasi beban pencernaan, bukan mengatasi psikologinya (Iskandar,

2004).

2.5 Curvit Sirup

Dalam penelitian ini digunakan produk yang telah beredar di pasaran yaitu Curvit

Sirup Sebagai pembanding. Adapun produk tersebut dapat dilihat pada gambar 2.2 sebagai

berikut:

Gambar 2.2. Gambar Produk Curvit

(https://www.farmasi-id.com/curvit/)

Page 32: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

32

Curvit Sirup adalah obat yang digunakan untuk membantu memelihara kesehatan

fungsi hati. Hati di dalam tubuh kita merupakan organ penting yang berfungsi untuk

menetralisir racun dalam tubuh, mengatur sirkulasi hormon, mengatur komposisi darah

yang mengandung lemak, gula, protein, dan zat lain. Hati juga membuat empedu, zat yang

membantu pencernaan lemak. Curvit Sirup juga merupakan obat yang digunakan untuk

membantu meningkatkan nafsu makan serta mengandung kalsium yang juga digunakan

untuk membantu memenuhi kebutuhan kalsium dalam tubuh.

Indikasi : Curvit Sirup merupakan obat yang digunakan untuk membantu memelihara

fungsi hati, menambah nafsu makan dan stamina, mencegah defisiensi kalsium.

Komposisi : Vitamin B1 3 mg, Vitamin B2 2 mg, vitamin B6 5 mg, vitamin B12 5 mcg,

Beta carotene 4 mg, Dexpanthenol 3 mg, Curcuminoid 2 mg, Calcium gluconate 300 mg.

Kontraindikasi : Hipersensitiv terhadap komponen

Dosis : Dewasa 1 sendok takar 3 kali sehari. Anak 6-12 tahun : 1 sendok takar 2 kali

sehari. Anak 1-6 tahun : 1 sendok takar 1 kali sehari. Anak 6 bulan-1 tahun : ½ sendok

takar 1 kali sehari. diberikan sesudah makan. (iso vol 48 2014)

2.6 Hewan Percobaan

2.6.1 Definisi

Hewan laboratorium atau hewan coba adalah hewan yang sengaja dipelihara dan

diternakan untuk dipakai sebagai hewan model guna mempelajari dan mengembangkan

bebagai macan bidang ilmu dalam skala penelitian atau pengamat laboratorik. Hewan

model adalah objek hewan sebagai imitasi (peniruan) manusia atau spesies lain, yang

digunakan untuk menyelidiki fenomena biologis atau patologis (Hau & Hosier, 2003).

2.6.2 Syarat Hewan Percobaan

Banyak hewan percobaan yang digunakan untuk penelitian dan uji coba serta untuk

pendidikan dan pelatihan. Dalam hal menggunakan hewan percobaan tersebut sering kali

masih kurang diperhatikan aspek etik penggunaan hewan percobaan seperti antara lain

disebutkan dalam Deklarasi Helsinki, undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 dan

Pedoman Nasional Etik Penelitian Kesehatan: suplemen II etik penggunaan hewan

percobaan, Departemen kesehatan. Dalam undang-undang Nomor 18 tahun2009 tentang

Page 33: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

33

peternakan dan kesehatan hewan (keswan) pada pasal 66 ayat 1 dinyatakan bahwa untuk

kepentingan kesejahteraan hewan dilakukan tindakan yang berkaitan dengan penangkapan

dan penangan; penempatan dan pengandangan; pemeliharaan dan perawatan; pengakutan;

pemotongan dan pembunuhan; serta perlakuan dan pengayoman yang wajar terhadap

hewan, sedangkan ayat 2 menyatakan ketentuan mengenai kesejahteraan hewan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara manusiawi. Hal ini menjadi

perhatian terutama disebabkan karena para pengguna hewan percobaan masih kurang

sadar tentang aspek etik penelitian (Batan, 2011)

2.7 Ayam

2.7.1 Klasifikasi

Menurut sejarahnya, ayam jinak yang dipelihara manusia adalah berasal dari ayam

liar. Keturunan ayam yang telah menjadi jinak kemudian disilang-silangkan atau dikawin-

kawinkan oleh manusia. Konon, menurut teori, ayam liar ini adalah ayam hutam atau

Gallus.

Hirarki klasifikasi ayam adalam sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Sunkingdom : Metazoa

Phylum : Chordata

Subphylum : Vetebrata

Divisi : Carinathae

Kelas : Aves

Ordo : Galliformes

Famili : Phasianidae

Genus : Gallus

Spesies : Gallus gallus domestica sp

(rahayu,2011).

2.7.2 Jenis Ayam

1. Ayam Boiler

Gambar anak ayam boiler dapat dilihat pada gambar 2.2 sebagai berikut :

Page 34: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

34

Gambar 2.2 Ayam Boiler/Pedaging

(Ferry Tamalluddin. 2014)

Ayam pedaging atau boiler adalah ayam jantan atau betina muda yang di bawah umur 8

minggu ketika dijual dengan bobot tubuh tertentu mempunyai pertumbuhan yang cepat

serta mempunyai dada lebar dengan timbunan daging yang banyak. Jadi ayam yang

pertumbuhanya cepat itulah yang dimasukan dalam katagori ayam pedaging atau boiler

(Rasyaf, 2006).

Ayam boiler adalah istilah yang dipakai untuk menyebut ayam hasil budidaya teknologi

yang memiliki karakter ekonomi dengan ciri khas pertumbuhan cepat, pengasil daging

dengan konversi pakan irit dan siap dipotong pada usia 35-45 hari. Ayam boiler dan ayam

pedaging dapat menghasilakan relative banyak daging dalam waktu yang singkat.

Ciri-cirinya adalah :

1) Ukuran badan ayam pedaging relatif besar, padat, kompak, dan

bedaging penuh, sehingga disebut tipe berat.

2) Jumlah telur relatif sedikit

3) Bergerak lambat dan tenang

4) Biasanya lebih lambat mengalami dewasa kelamin

5) Beberapa jenis ayam pedaging, mempunyai bulu kaki dan masih mengeram (Rahayu,

2011).

2. Ayam Kampung

Gambar anak ayam kampung dapat dilihat pada gambar 2.3 sebagai berikut :

Page 35: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

35

Gambar 2.3 Anak Ayam Kampung

(http://syarifhidayat1986.blogspot.co.id/2012/12/cara-memelihara-anak-ayam-

kampung.html)

Ayam kamung merupakan salah satu jenis ternak unggas yang telah memasyarakat dan

telah tersebar di seluruh pelosok nusantara. Bagi masyarakat indonesia, ayam kampung

sudah bukan hal yang asing. Untuk membedakannya, kini dikenak dengan istilah ayam

buras (singkatan dari “ ayam bukan ras”)

Keunggulan ayam kampung diantaranya:

1) Ayam kampung yang dilepas bebas biasanya memiliki tingkat

kekebalan tubuh yang tinggi dan menghemat biaya makanan.

2) Umumnya ayam cukup diberi makan pagi hari saat akan dilepas

berupa sisa-sisa makanan dan tambahan bekatul secukupnya.

3) Selebihnya ayam dianggap dapat mencari makan sendiri disekitar

rumah.

Kelemahanya ayam kampung yaitu ayam kampung lambat untuk berkembang biak

lebih banyak, karena tingkat kematian pada ayam relatif lebih tinggi. Waktu mengasuh

terlalu lama yang berarti mengurangi produktifitas. (kholid, 2011)

2.8 Meningkatan Nafsu Makan

2.8.1 Kebutuhan Zat Gizi Bagi Ayam

Fungsi makan yang diberikan ke ayam prinsipnya adalah untuk memenuhi kebutuhan

pokok umtuk hidup, membentuk sel-sel dan jaringan tubuh, serta menggantikan bagian-

bagian yang rusak. Selanjutnya makanan itu untuk keprluan berproduksi. Zat- zat gizi

yang diperlukan ayam adalah karbohidrat, lemak dan protein akan membentuk energi

sebagai hasil pembakarannya.

1) Karbohidrat adalah sumber tenaga untuk setiap aktivitasnya dalam tubuh dan gerak

ayam.sumber karbohidrat antara lain jagung, beras, sorgum, dan dedak padi.

Page 36: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

36

2) Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga. Selain itu lemak juga berfungsi sebagai

pembawa vitamin A, D, E, dan K karena vitamin-vitamin tersebit larut

didalamnya.kelebihan kerbohidrat ditimbun di bawah kulit tubuh sebagai lemak.

3) Protein, dibutuhkan untuk pertumbuhan bagian-bagian tubuh yang rusak, serta untuk

bereproduksi. Komposisi protein yang dianjurkan dalam penyusunan ransum adalah

1/3 bagian berupa protein hewani, dan 2/3 dari protein nabati. Pada ayam petelur,

defisiensi protein atau asam amino yang ringan hanya dapat menyebabkan

penurunanan besar telur. Bila defisiensi protein atau asam amino menjadi menghebat,

produksi telur sangat menurun. Ayam menjadi kekurangan berat badan dan terjadi

molting (luruh bulu). Defisiensi protein atau asam amino yang hebat menyeebkan

luruh bulu keseluruhan dan produksi telur sama sekali terhenti di sertai jaringan rusak

dan kehilangan berat badan. Kelebihan asam amino esensial atau proteinpun dapan

memberikan efek negatif, yaitu terjadi penurunan pertumbuhan yang ringan.

4) Mineral, seperti hal nya protein, mineralpun merupakan zat pembangun pertumbuhan

dan produksi. Walaupun kebutuhan mineral relative sedikit, tetapi kekurangan salah

satu mineral akan memberikan efek yang tidak menguntungkan.

5) Beberapa mineral yang dibutuhkan ayam adalah sebagai berikut:

A. Kalsium (Ca) dan fosfor (P) : Sumber Ca dan P antara lain

berasal dari tepung tulang, kapur, dan kulit kerang. Meneral berperan dalam

pembentukan tulang dan kulit telur. Kekurangan mineral Ca, P, dan vitamin D akan

menimbulkan gangguan antara lain: kaki ayam menjadi lemah, sendi-sendi bengkak,

kulit telur tipis dan mudah pecah, pertumbuhan bulu berkerut-kerut.

B. Seng (Zn) : Kekurangan Zn akan mengakibatkan pertumbuhan ayam terganggu, nafsu

makan hilang dan dalam keadaan kronis menyebabkan kamtian.

C. Besi (Fe) : Kekurangan Fe akan menyebabkan berkurangnya butir-butir darah merah.

D. Selenium (Se) : Fungsi selenium berhubungan dengan vitamin E

E. Iodium (I) : Berfungsi dalam pembentukan hormon pada kelenjar toroksin.

F. Kobalt (Co) : Mineral ini berfungsi dalam pembentukan asam nukleat bersama

dengan vitamin B12

G. Tembaga (Cu) : Kekurangan Cu menganggu pembentukan tulang dan pigmentasi

pada bulu-bulu yang berwarna.

H. Natrium dan Klor : Bersama sama dengan kalium, natriuum berfungsi sebagai

homeostatik (manjaga tekanan dan keseimbangan asam basa), mengontrol pergerakan

zat-zat makanan ke dalam sel, serta mengatur metabolisme dasar.

Page 37: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

37

I. Mangan (Mn) : Kekurangan Mn menyebabkan perosis, yaitu pertumbuhan tulang

abnormal. Sumber Mn yaitu makanan hijau dan makanan yang berasal dari hewan.

J. Vitamin, berfungsi sebagai zat pengatur dalam tubuh. Peranannya antara lain

mempertahankan kesehatan tubuh dan meningkatkan produki. Vitamin dikelompokan

menjadi vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam lemak antara lain

vitamin A, D, E, K.

a. Vitamin A berfungsi dalam metaabolisme seluler dan esensial untuk jaringan epitel

normal yang melapisi saluran pencernaan, pernafasan, dan reproduksi. Sumber vitamin

A adalah minyak ikan, susu, dan hati. Bahan vitamin A terdapat pada sayuran hijau dan

jagung kuning.

b. Vitamin D sangat penting dalam metabolisme kalsium dan fosfor. Peranannya antara

lain pembentukan tulang dan kulit telur

c. Vitamin E sangat pentuk untuk proses reproduksi, antioksidan, daya tetas telur, dan

efektifitas dari inti sel. Sumber vitamin ini adalah kecambah, padi-padian, kacang-

kacangan,dan susu. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan gangguan dalam

fertilitas, pertumbuhan anak ayam yang lambat, dan gangguan otak yang menyababkan

gila pada ayam.

d. Vitamin K berfungsi dalam proese pembekuan darah. Sumber vitamin K meliputi

hampir semua bahan makanan ayam terutama tepung ikan dan hijauan.

Vitamin yang larut dalam air meliputi :

a. Vitamin B1 (tiamin) fungsinya merangsang nafsu makan dan memelihara susunana

syaraf.

b. Vitamin B2 (Riboflavin) membantu sel dalam metabolisme protein, lemak, dan

karbohidrat. Berperan juga dalam proses produksi, pertumbuhan embrio dan daya tetas.

Sumber vitamin B2 yaitu jagung, jagung bekatul kacang tanah, hijauan dan ragi.

c. Vitamin B6 (Piridoksin) berfungsi merangsang nafsu makan, memacu pertumbuhan

ayam membantu proses perubahan asam amino triptofan menjadi niasin. Sumber

vitamin B6 yaitu susu, tepung ikan, padi-padian, hijauan dan ragi.

d. Vitamin B12 (Cyanocobalamin) berfungsi sebagai pemacu pertumbuhan dan

membantu proses pembekuan darah

Page 38: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

38

e. Vitamin C (Asam askorbat) dapat diproduksi oleh tubuh ayam melalui sintesis

endogen dan sintesis pada ginjal. Vitamin C dapat digunakan untuk mengurangi stress

(Rahayu,2011)

Konsentrasi jenis pakan pakan ayam dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut :

Jenis pakan Ukuran (Gram) Konsentrasi/kadar (%)

Katul 400 40

Jagung 200 20

Daun papaya 300 30

Kosentrat 100 10

Jumlah 1000 100%

Tabel 2.1 konsentrasi jenis pakan ayam

Komsumsi Pakan Dan Berat Ayam Standar dapat dilihat sebagai berikut :

Umur

(minggu)

Konsumsi pakan (g) Berat badan

(g/ekor) Minggu Hari

1 50 7 80

2 90 13 120

3 160 23 210

4 260 37 280

5 260 37 350

6 290 41 460

7 340 49 520

8 390 56 590

9 440 63 640

Page 39: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

39

10 480 69 700

11 530 76 760

≥12 590 84 810

Tabel 2.2Konsumsi Pakan dan Berat Ayam Standar

(Rahayu,2011)

Page 40: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

40

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

3.1.1 Populsi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2011).

Populasi penelitian ini adalah tanaman jagung (Zea mays L) dan anak ayam.

3.1.2 Sampel Dan Metode Penarikan Sampel

1) Sampel penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut

(Sugiyono, 2011).

Sampel penelitian ini adalah tongkol jagung (Zea mays L.) yang didapat dari cirebon

dan anak ayam (Mus musculus).

2) Penarikan Sampel Penelitian

Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara acak atau random sampling.

3.1.3 Variabel dan Operasional Variabel

A. Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang mampu mempunyai bermacam-macam nilai (M.Nazir,

1983).

Adapun jenis-jenis variabel adalah sebagai berikut:

1) Variabel bebas

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2011).

Variabel bebas penelitian ini adalah infusa tongkol jagung (Zea mays L) dengan

konsentrasi 10%, 20%, 30% dengan pelarut aquadest.

2) Variabel Terikat

Variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011).

Variabel terikat pada penelitian ini adalah bertambahnya nafsu makan pada anak ayam

yang ditandai dengan bertambahnya berat badan.

Page 41: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

41

3) Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga

pengaruh kontrol variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh

faktor yang tidak diteliti (Sugiyono, 2011).

Variabel kontrol penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu, kontrol positif dan kontrol

negatif. Variabel kontrol positif digunakan sebagai pembanding adalah curvit sirup

dan variabel kontrol negatif yang digunakan adalah aquadest

B. Operasional Varibel Penelitian

Operasional variabel penelitian dapan dilihat pada bagan 3.1 sebagai berikut :

Bagan 3.1 Operasional Variabel

Keterangan:

Uji Efektivitas infusa tongkol jagung :

X1 = infusa tongkol jagung 10%

X2 = infusa tongkol jagung 20%

X3 = infusa tongkol jagung 30%

K+ = Curvit sirup

K- = aquadest

Y = efek penambah nafsu makan pada anak ayam

3.2 Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksperimen atau percobaan

(experimental research).Penelitian ekperimen adalah suatu penelitian dengan melakukan

X1

K+

K-

X2

Y X3

Page 42: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

42

percobaan (experiment) yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang

timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau eksperimen tersebut.Ciri khusus

dari penelitian eksperimen adalah adanya percobaan atau trial atau intervensi.Percobaan

itu berupa perlakuan atau intervensi terhadap suatu variabel.Dari perlakuan tersebut

diharapkan terjadi perubahan atau pengaruh terhadap suatu variabel.Dari perlakuan

tersebut diharapkan terjadi perubahan atau pengaruh terhadap variabel yang lain

(Notoatmodjo, 2012).

3.3 Desain Penelitian

Desain penelitian dapat dilihat pada bagan 3.2 sebagai berikut :

Bagan 3.2 Desain Penelitian

3.4 Alat dan Bahan Penelitian

3.4.1 Alat-alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut :

Tabel 3.1 Alat-alat Penelitian

No Alat No Alat

Kesimpulan

Analisis data

Data hasil

Uji efektivitas amara

Pembuatan infusa tongkol jagung Dengan konsentrasi (10%, , 20%, 30%)

Pembuatan simplisia

Pengumpulan bahan

Determinasi tanaman jagung

Page 43: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

43

1 Panci infusa 9 Kaki tiga

2 Kain flanel 10 Spiritus

3 Batang Pengaduk 11 Kassa asbes

4 Corong 12 Ball Pipet

5 Beaker glass 13 Kandang ayam

6 Gunting 14 Sarung tangan

7 Gelas Ukur 15 Termometer

8 Pipet 16 Sonde

3.4.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2 Bahan-bahan Penelitian

No Bahan

1 Aquadest

2 serbuk tongkol

jagung

3 Curvit sirup

4 Anak ayam boiler

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Determinasi Tanaman Jagung (Zea Mays L)

Determinasi Tanaman Jagung (Zea Mays L.) dilakukan di Sekolah Tinggi Farmasi

Yayasan Imam BonjolCirebon dengan menggunakan Buku Flora.

3.5.2 Pengumpulan Bahan

Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tanaman Jagung (Zea

Mays L.) yang diambil dari daerah Subang.

Page 44: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

44

3.5.3 Pembuatan Simplisia

Menurut (Nuriayu, D, 2013) langkah awal pembuatan simplisia adalah sebagai

berikut:

1) Pengumpulan bahan baku

2) Sortasi basah bertujuan memisahkan kotoran yang masih tersisa.

3) pencucian

4) Perajangan dengan mengiris tipis.

5) Pengeringan dengan cara alami menggunakan sinar matahari secara tidak langsung.

6) Sortasi kering memisahkan bahan-bahan asing yang masih tersisa.

7) Penyimpanan.

3.5.4 Pembuatan infusa tongkol jagung

1) Timbang simplisia tongkol jagung (Zea mays L) sebanyak 10 gram (kosentrasi

10%), 20 gram (konsentrasi 20%), 30 gram (konsentrasi 30%)

2) Kemudian, masukan simplisia tonggkol jagung (Zea mays L) kedalam panci infusa

dan tambahkan 100 ml aquadest

3) Panaskan diatas penagas air selama 15 menit terhitung suhu mulai mencapai 900C

sambil sesekali diaduk.

4) Setelah 15 menit, serkai selagi panas melali kain flanel dan tampung dalam beacker

glass.

5) Jika volume kurang dari 100 ml. Maka tambahkan air panas hingga mencapai 100

ml melalui ampas pada kain flanel.

3.5.5 Konversi dosis infusa tongkol jagung

Menurut percobaan yang sudah dilakukan di lingkungan konsentrasi yang efektif

tongkol jagung adalah konsentrasi 70% dengan menggunakan hewan uji domba. Setelah

di konversikan maka didapat konsentrasi 20%. Maka konsentrasi yang diambil 10%, 20%,

30%. Dengan dua kali pemberian masing-masing konsentrasi yaitu pagi 3ml sore 3ml.

3.5.6 Penyipan Hewan Uji

Sebelum penelitian Uji Efektifitas Peningkatan Berat Badan Anak Ayam Infusa

Tongkol Jagung (Zea Mays L) dilakukan, hewan uji yaitu ayam boiler ditempatkan di

lahan pengujian sejak umur 1 hari, sebagai proses adaptasi yang di lakukan sampai

berumur 1 minggu. ayam yang di uji cobakan dibagi 5 kelompok dan masing- masing

kelompok terdiri atas 5 ekor ayam.`

Page 45: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

45

3.5.7 Pengujian Efektivitas Infusa tongkol jagung Sebagai Amara Pada

Anak Ayam

1) Sediakan anak ayam boiler dalam keadaan sehat dan tidak cacat sebanyak 25

ekor usia starter ± 1 hari

2) Tempatkan hewan uji di lahan uji (kandang) sampai berusia 1 minggu untuk

beradaptasi.

3) Timbang berat ayam yang di pilih dengan ukuran berat badan sesuai standar ±

52 g sebanyak 25 ekor.

4) Bagi 25 ekor ayam 5 kelompok (X1, X2, X3, K+, K-) masing- masing

kelompok terdiri dari 5 ekor ayam

5) Berikan perlakuan secara oral infusa tongkol jagung .

6) kelompok X1 diberikan infusa tongkol jagung dengan konsentrasi 10% dan

kelompok X2 diberikan infusa tongkol jagung dengan konsentrasi 20%,

kelompok X3 diberikan infusa tongkol jagung dengan konsentrasi 30%,

Kelompok K+ di berikan perlakuan secara oral sirup penambah nafsu makan

(curvut sirup), dan kelompok K-diberikan secara oral aquadest.

7) Berikan label kelompok menggunakan karton pada setiap kelompok kandang,

dan tandai dengan nomor pada kaki hewan ujiuntuk membedakan setiap

kelompok.

8) Respon diamati setiap hari selama 21 hari. Perameter yang di amati meliputi

kanaikan berat badan ayam, dan jumlah pakan setelah diberi perlakuan

9) Lakukan pengumpulan data

10) Kemudian data yang diperoleh dianalisis dan dilakukan penarikan kesimpulan

3.6 Teknik Pengumpulan Data

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan berdasarkan hasil pengamatan langsung terhadap objek yang

dyang dilakukan dalam penelitian uji efektivitas infusa serbuk tongkol jagung melalui

parameter kenaiakn rata-rata berat badan dalam mengukur peningkatan nafsu makan

(amara) setelah di beri perlakuan.

3.6.2 Analisis Data

Teknik analisi data yang di lakukan pada penelitian ini adalah rancangan kelompok

melalui pendekatan eksperimental dengan pengujian hipotesis menggunakan teknik

Page 46: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

46

Kruskal Wallis Dan Mann Whitney untuk menguji efektivitas konsentrasi infusa serbuk

tongkol jagungsebagai peningkatan berat badan pada anak ayam.

3.7 Format Data Hasil Pengamatan

Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancang Acak Lengkap

(RAL). Eksperimen dilakukan terhadap hewan anak ayam sebanyak 50 ekor yang dibagi

menjadi 5 kelompok perlakuan, yaitu Infusa tongkol jagung (Zea maysL.) dengan

konsentrasi 10%, Infusa tongkol jagung (Zea maysL.) dengan konsentrasi 20%, Infusa

tongkol jagung (Zea maysL.) dengan konsentrasi 30%, Curvit sirup sebagai kontrol positif

dan aquadest sebagai kontrol Negatif.

Page 47: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman jagung (Zea mays L) bertujuan untuk memastikan

kebenaran tumbuhan yang akan digunakan sebagai bahan uji dalam penelitian.

Determinasi tanaman dilakukan di Laboratorium STF YPIB Cierebon, dengan cara

mencocokan ciri morfologi yang ada pada tanaman jagung (Zea mays L) terhadap

kepustakaan yaitu dengan menggunakan buku flora C.G.G.J. Van Steenis. Hasil

determinasi tanaman dapat dilihat pada lampiran 2.

4.1.2 Data Hasil Pengamatan kenaikan Berat Badan Ayam

Data hasil pengamtan kanaikan berat badan ayam didapat dengan

menimbang satu per satu ayam setiap satu minggu sekali selama 21 hari. Hasil

pengamatan dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1 Data Hasil Pengamatan kenaikan Berat Badan Ayam

Variabel Hewan BB Bobot hewan uji per

Page 48: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

48

uji Awal

(1

minggu)

(g)

minggu (g)

2

minggu

3

minggu

4

minggu

X1

(Infusa 10%)

1 51,7 59,4 65,7 72,2

2 51,5 58,1 64,7 72,7

3 51,5 59,4 65,2 72,5

4 51,5 59,4 65,5 73,2

5 51,4 58,5 64,9 72,5

Rata-rata 51,5 58,9 65,2 72,6

X2

(Infusa 20%)

1 51,5 60,7 66.9 74,5

2 51,7 61,7 66,9 75,4

3 51,7 60,5 67,2 74,6

4 51,6 60,1 66,8 75,2

5 51,4 60,5 67,4 74,6

Rata-rata 51,6 60,7 67 74,9

X3

(Infusa 30%)

1 51,6 62,3 69,1 80,3

2 51,5 61,7 70,5 79,7

3 51,6 63,4 76,6 81,5

4 51,7 62,9 76,9 82,2

5 51,6 62,5 75,7 81,7

Rata-rata 51,6 62,6 73,8 81,1

Page 49: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

49

K+

(Curvit sirup)

1 51,5 67,7 80,2 92,2

2 51,5 68,1 79,3 91.,2

3 51,7 67,6 79,5 89,2

4 51,6 66,8 78,9 91,5

5 51,6 66,3 79,7 92,7

Rata-rata 51,6 67,3 79,5 91,4

K-

(aquadest)

1 51,6 59,1 63,7 70,4

2 51,5 58,5 62,7 71,3

3 51,6 58,5 62,5 69,9

4 51.6 54,6 62,8 68,7

5 51,6 58,6 62,5 70,3

Rata –rata 51,6 57,9 62,8 70,1

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hewan yang diujikan yaitu

hewan ayam boiler sebanyak 25 ekor terbagi dalam 5 kelompok percobaan masing-

masing sebanyak 5 ekor, diantaranya 5 kelompok perlakuan yaitu infusa tongkol

jagung dengan konsentrasi 10%, infusa tongkol jagung dengan konsentrasi 20%,

infusa tongkol jagung dengan konsentrasi 30%, curvit sirup, dan aquadest.

Data hasil pengamatan uji efektivitas secara umum kenaikan berat badan ayam

paling banyak terjadi pada penimbangan minggu ke-3 yang terjadi pada semua

kelompok ayam, kecuali kelompok ayan K-. Hal tersebut dapat dilihat dari grafik

hasil 4.1 sebagai berikut :

Page 50: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

50

Grafik Hasil Penimbangan Berat Badan Anak Ayam dapat dilihat pada grafik 4.1 sebagai

berikut :

Grafik 4.1 Hasil Penimbangan Berat Badan Ayam

Berdasarkan hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa Terdapat efektivitas

Infusa tongkol jagung (Zea mays L) sebagai amara terhadap anak ayam. Kerena

kenaikan berat badan ayam terjadi secara signifikan.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

minggu 1 minggu 2 minggu 3

x1 infusa 10%

X2 infusa 20%

X3 infusa 30%

kontrol positif

kontrol negatif

Page 51: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

51

4.2 AnalisisData

4.2.1 Data hasil kanaikan Berat Badan

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengatahui bentuk distribusi data.

Kriteria sebagai berikut :

H0 : Tidak berdistribusi normal dengan nilai sig < (0,05)

H1 : Berdistribusi normal dengan nilai sig > (0.05)

Hasil olah data statistik uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai

berikut :

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data

Tests of Normality

PerlakuanBeratBadan Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Hasilperlakuan

Infusa 10% ,208 15 ,081 ,858 15 ,023

Infusa 20% ,210 15 ,073 ,845 15 ,015

Infusa 30% ,200 15 ,109 ,844 15 ,014

K+ ,205 15 ,089 ,837 15 ,011

K- ,206 15 ,086 ,843 15 ,014

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan dari hasil data perhitungan uji normalitas diperoleh nilai (sig) >

0,05 (0,81> 0,05), (0,73 > 0,05), (0.109 > 0.05), (0.089 > 0,05), dan (0,86 > 0,05) hal

ini menyatakan bahwa data yang diperoleh berditribusi normal.

2) Uji Homogenitas

Page 52: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

52

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah simpangan baku

(varians) peningkatan berat badan yang diukur pada kelompok perlakuan

memiliki penyebaran bahan uji yang homogen atau tidak. Kriterinya sebagai

berikut :

H0 : Tidak memiliki varians yang sama, dengan nilai sig < (0,05)

H1 : memiliki varians yang sama, dengan nilai sig > (0.05)

Hasil pengolahan data uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai

berikut :

Tabel 4.3 Hasil Analisis Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Hasilperlakuan

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

3,387 4 70 ,014

Berdasarkan hasil data dari perhitungan uji homogenitas diperoleh nilai

(sig) > 0,05 (0,014> 0,05), dengan demikian data yang diperoleh tidak

homogen. Data yang diperoleh tidak terdistribusi tidak normal maka

dilanjutkan dengan uji kruskal wallis dan mann whitney.

3) Uji Kruskal-wallis test

Metode ini dipilih karena data terdistribusi tidak normal, dengan hipotesis

:

Page 53: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

53

Ho = Tidak terdapat efektivitas Infusa tongkol jagung (Zea mays L)

sebagai amara terhadap anak ayam.

H1 = Terdapat efektivitas Infusa tongkol jagung (Zea mays L) sebagai

amara terhadap anak ayam.

Jika probabilitas >0,05 maka Ho diterima

Jika probabilitas <0,05 maka Ho ditolak

(Purnomo dan Syamsul, 2017)

Hasil pengolahan data Uji Kruskal-WallisTest dapat dilihat pada tabel 4.4

sebagai berikut :

Tabel 4.4 Data Hasil Uji Kruskal-wallis test

Ranks

PerlakuanBeratBadan N Mean Rank

Hasilperlakuan

Infusa 10% 15 27,87

Infusa 20% 15 33,70

Infusa 30% 15 46,77

K+ 15 58,00

K- 15 23,67

Total 75

Page 54: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

54

Nilai sig yang didapat 0,000 (< dari 0,05) maka Ho ditolak H1 diterima.

Maka Terdapat efektivitas Infusa tongkol jagung (Zea mays L) sebagai amara

terhadap anak ayam.

Kemudian dilakukan uji Mann Whitney dengan melihat ada tidaknya

perbedaan efektivitas antara Infusa tongkol jagung (Zea mays L) konsentrasi

10%, 20%, dan 30% sebagai peningkatan berat badan terhadap anak ayam

dibandingkan dengan kontrol positif .

4) Uji Mann-Whitney Test

Metode ini bertujuan untuk menguji perbedaan bermakna dua sampel

independen dengan hipotesis

Ho = Kedua populasi identik (sama) atau tidak berbeda secara signifikan.

H1 = Kedua populasi tidak identik atau berbeda signifikan.

Dilakukan pengambilan keputusan dengan propabilitas

Jika propabilitas > 0,05 maka Ho diterima

Jika propabilitas < 0,05 maka Ho ditolak

(Purnomo dan Syamsul, 2017)

a) Perbandingan efektivitas infusa 10% dengan kontrol positif

Tabel 4.5 Data Hasil Uji Mann-WhitneyInfusa Tongkol Jagung (Zea Mays

L) Konsentrasi 10% Dengan Kontrol Positif

Test Statisticsa,b

Hasilperlakuan

Chi-square 25,379

Df 4

Asymp. Sig. ,000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable

Page 55: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

55

Ranks

PerlakuanBeratBadan

N Mean Rank Sum of Ranks

Hasilperlakuan

Infusa 10% 15 9,67 145,00

K+ 15 21,33 320,00

Total 30

N

i

l

a

i

(

s

i

g) (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak H1 diterima, maka infusa tongkol jagung

(Zea mays L) pada konsentrasi 10% dan kontrol positif memiliki perbedaan

efektivitas terhadap peningkatan berat badan anak ayam .

b) Perbandingan efektivitas infusa tongkol jagung (Zea mays L) konsentrasi 20%

dengan kontrol positif

Tabel 4.6 Data Hasil Uji Mann-Whitney Infusa Tongkol Jagung (Zea

Mays L) Konsentrasi 20% Dengan Kontrol Positif

Test Statisticsb

Hasilperlakuan

Mann-Whitney U 25,000

Wilcoxon W 145,000

Z -3,632

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,000a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: PerlakuanBeratBadan

Page 56: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

56

Ranks

PerlakuanBeratBadan N Mean Rank Sum of Ranks

Hasilperlakuan

Infusa 20% 15 9,67 145,00

K+ 15 21,33 320,00

Total 30

Nilai (sig) (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak H1 diterima, maka infusa

tongkol jagung (Zea mays L) pada konsentrasi 20% dan kontrol positif

memiliki perbedaan efektivitas terhadap peningkatan berat badan anak ayam .

c) Pebandingan efektivitas tongkol jagung (Zea mays L) konsentrasi 30% dengan

kontrol posotif.

Tabel 4.7 Data Hasil Uji Mann-Whitney Infusa Tongkol Jagung (Zea

Mays L) Konsentrasi 30% Dengan Kontrol Positif

PerlakuanBeratBadan

N Mean Rank Sum of Ranks

Hasilperlakuan

Infusa 30% 15 13,00 195,00

K+ 15 18,00 270,00

Test Statisticsb

Hasilperlakuan

Mann-Whitney U 25,000

Wilcoxon W 145,000

Z -3,631

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] ,000a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: PerlakuanBeratBadan

Page 57: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

57

PerlakuanBeratBadan

N Mean Rank Sum of Ranks

Hasilperlakuan

Infusa 30% 15 13,00 195,00

K+ 15 18,00 270,00

Total 30

Nilai (sig) (0,126> 0,05) maka Ho diterima, Kedua populasi identik

(sama) atau tidak berbeda secara signifikan, infusa tongkol jagung (Zea mays

L) konsentrasi 30% dengan kontrol positif tidak memiliki perbedaan

efektivitas terhadap peningkatan berat badan anak ayam.

4.1.3 Data Hasil Pengamatan Kosumsi Pakan per hari Anak Ayam

Data hasil pengamatan jumlah pakan yang dikonsumsi ayam didapat dengan

cara setiap hari semua kelompok ayam diberikan pakan sebanyak 100 gram dan

keesokan harinya pakan yang tersisa ditimbang, sehingga diketahui jumlah pakan

yang dimakan pada hari sebelumnya. Data jumlah pakan yang dikonsumsi dapat

dilihat pada tabel 4.6 dan grafik 4.2 sebagai berikut :

Tabel 4.8 Data Hasil Pengamatan Kosumsi Pakan Per Hari Anak Ayam

Test Statisticsb

Hasilperlakuan

Mann-Whitney U 75,000

Wilcoxon W 195,000

Z -1,556

Asymp. Sig. (2-tailed) ,120

Exact Sig. [2*(1-tailed

Sig.)]

,126a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable

Page 58: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

58

Vaiabel Minggu

ke-

Pakan

Awal

(g)

Sisa pakan per hari (g)

1 2 3 4 5 6 7

X1

(Infusa

10%)

1 100 99,28 99,77 99,77 99,67 99,81 99,67 99,84

2 100 99,89 98,89 99,83 98,67 98,95 99,93 98,67

3 100 99,80 98,67 99,67 99,85 96,77 99,79 99,79

Rata-rata 99,65 99,1 99,75 99,39 98,51 99,79 99,43

X2

(Infusa

20%)

1 100 99,83 99,83 99,67 99,89 99,67 99,67 98,85

2 100 99,83 99,66 99,77 99,67 99,55 99,55 99,55

3 100 99,69 99,81 99,67 99,89 98,85 98,85 99,67

Rata-rata 100 99,78 99,76 99,70 99,81 99,35 99,35 99,35

X3

(Infusa

30%)

1 100 99,50 99,83 99,66 99,89 99,74 99,84 99,10

2 100 99,67 100 99,78 99,66 99,81 100 99,89

3 100 100 99,81 100 99,66 99,89 99,74 99,10

Rata-rata 99,72 99,88 99,81 99,73 99,81 99,86 99,36

K+

( Curvit

Sirup)

1 100 100 99,83 99,83 100 99,73 99,81 99,81

2 100 99,89 99,89 100 100 99,67 99,67 99,73

3 100 99,88 99,89 100 99,81 99,88 100 100

Rata-rata 99,92 99,87 99,94 99,93 99,76 99,82 99,84

K-

(Aquadest)

1 100 99,50 99,67 98,79 99,86 99,63 98,74 99,81

2 100 99,89 99,66 99,74 98,61 98,63 98,63 98,67

3 100 98,20 98,61 98,63 99,06 99,71 99,71 99,83

Page 59: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

59

Rata-rata 99,19 99,31 99,05 99,17 99,32 99,02 99,43

Grafik Data Hasil Pengamatan Kosumsi Pakan Per Hari Anak Ayam dapat dilihat pada

grafik 4.2 sebagai berikut :

Grafik 4.2 Data Hasil Pengamatan Kosumsi Pakan Per Hari Anak Ayam

Berdasarkan hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa Terdapat efektivitas

Infusa tongkol jagung (Zea mays L) sebagai peningkat berat badan terhadap

anak ayam. Kerena kenaikan berat badan ayam terjadi secara signifikan .

1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengatahui bentuk distribusi data.

Kriteria sebagai berikut :

H0 : Tidak berdistribusi normal dengan nilai sig < (0,05)

H1 : Berdistribusi normal dengan nilai sig > (0.05)

97,5

98

98,5

99

99,5

100

100,5

hari ke 1hari ke 2hari ke 3hari ke 4hari ke 5hari ke 6hari ke 7

X1 infusa 10%

X2 infusa 20%

X3 infusa 30%

kontrol positif

kontrol negatif

Page 60: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

60

Hasil olah data statistik uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai

berikut

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Data

Tests of Normality

Perlakuanpakan Kolmogorov-Smirnov

a Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

hasilperlakuan

infusa 10% ,317 21 ,000 ,684 21 ,000

infusa 20% ,539 21 ,000 ,228 21 ,000

infusa 30% ,229 21 ,005 ,812 21 ,001

K+ ,205 21 ,021 ,887 21 ,020

K- ,405 21 ,000 ,424 21 ,000

a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan dari hasil data perhitungan uji normalitas diperoleh nilai

(sig) > 0,05 (0,000> 0,05), (0,000> 0,05), (0.005> 0.05), (0.021> 0,05), dan

(0,000> 0,05) hal ini menyatakan bahwa data yang diperoleh berditribusi

normal.

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah simpangan baku

(varians) peningkatan berat badan yang diukur pada kelompok perlakuan

memiliki penyebaran bahan uji yang homogen atau tidak. Kriterinya sebagai

berikut :

H0 : Tidak memiliki varians yang sama, dengan nilai sig < (0,05)

H1 : memiliki varians yang sama, dengan nilai sig > (0.05)

Page 61: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

61

Hasil pengolahan data uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.10 sebagai

berikut :

Tabel 4.10 Hasil Analisis Uji Homogenitas

Berdasarkan hasil data dari perhitungan uji homogenitas diperoleh nilai

(sig) > 0,05 (0,002 > 0,05), dengan demikian data yang diperoleh tidak

homogen. Data yang diperoleh tidak terdistribusi normal maka dilanjutkan

dengan uji kruskal wallis dan mann whitney.

3) Uji Kruskal-wallis test

Metode ini dipilih karena data terdistribusi tidak normal, dengan hipotesis :

Ho = Tidak terdapat efektivitas Infusa tongkol jagung (Zea mays L)

sebagai amara terhadap anak ayam.

H1 = Terdapat efektivitas Infusa tongkol jagung (Zea mays L) sebagai

amara terhadap anak ayam.

Jika probabilitas > 0,05 maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak

(Purnomo dan Syamsul, 2017)

Test of Homogeneity of Variances

Hasilperlakuan

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

4,428 4 100 ,002

Page 62: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

62

Hasil pengolahan data Uji

Kruskal-wallis testdapat dilihat

pada tabel 4.11 sebagai berikut :

Tabel 4.11 Data

Hasil Uji

Kruskal- wallis

test

Nilai sig yang didapat 0,000 (< dari 0,05) maka Ho ditolak, H1 diterima.

Terdapat efektivitas pemberian pakan sebagai terhadap anak ayam.

Kemudian dilakukan uji Mann Whitney dengan melihat ada tidaknya

perbedaan konsumsi pakan terhadap anak ayam.pada konsentrasi 10%, 20%,

dan 30% dibandingkan dengan kontrol positif

4) Uji Mann-Whitney Test

Metode ini bertujuan untuk menguji perbedaan bermakna dua sampel

independen dengan hipotesis

Ranks

perlakuanpakan

N Mean Rank

Hasilperlakuan

infusa 10% 21 44,79

infusa 20% 21 60,26

infusa 30% 21 60,69

K+ 21 76,43

K- 21 22,83

Total 105

Test Statisticsa,b

Hasilperlakuan

Chi-square 37,274

df 4

Asymp. Sig. ,000

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable:

perlakuanpakan

Page 63: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

63

Ho = Kedua populasi identik (sama) atau tidak berbeda secara signifikan.

H1 = Kedua populasi tidak identik atau berbeda signifikan.

Dilakukan pengambilan keputusan dengan propabilitas

Jika propabilitas > 0,05 maka Ho diterima

Jika propabilitas < 0,05 maka Ho ditolak

(Purnomo dan Syamsul, 2017)

a) Perbandingan efektivitas infusa 10% dengan kontrol positif

Hasil pengolahan data Uji Mann-Whitneytest dapat dilihat pada tabel 4.11

sebagai berikut :

Tabel 4.12 Data Hasil Uji Mann-Whitney konsumsi pakan Konsentrasi

10% Dengan Kontrol Positif

Perlakuanpakan N Mean Rank Sum of Ranks

Hasilperlakuan

infusa

10%

21 14,86 312,00

K+ 21 28,14 591,00

Total 42

Test Statisticsa

Hasilperlaku

an

Mann-Whitney U 81,000

Wilcoxon W 312,000

Z -3,524

Asymp. Sig. (2-

tailed)

,000

a. Grouping Variable:

perlakuanpakan

Page 64: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

64

Nilai (sig) (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak H1 diterima Kedua populasi

tidak identik atau berbeda signifikan, konsumsi pakan pada konsentrasi 10%

dan kontrol positif memiliki perbedaan.

b) Perbandingan konsumsi pakan pada konsentrasi 20% dengan kontrol positif.

Hasil pengolahan data Uji Mann-Whitney dapat dilihat pada tabel 4.13 sebagai

berikut :

Tabel 4.13 Data Hasil Uji Mann-Whitney konsumsi pakan pada

Konsentrasi 20% Dengan Kontrol Positif

Ranks

Perlakuanpakan

N Mean Rank Sum of Ranks

hasilperlakuan

infusa 20% 21 17,48 367,00

K+ 21 25,52 536,00

Total 42

Test Statisticsa

Hasilperlak

uan

Mann-Whitney U 136,000

Wilcoxon W 367,000

Z -2,142

Asymp. Sig. (2-

tailed)

,032

a. Grouping Variable:

Page 65: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

65

Nilai (sig) (0,032 < 0,05) maka Ho ditolak H1 diterima Kedua populasi

tidak identik atau berbeda signifikan, konsumsi pakan pada konsentrasi

20% dan kontrol positif memiliki perbedaan

c) Perbandingan efektivitas infusa 30% dengan kontrol positif

Hasil pengolahan data Uji Mann-Whitneydapat dilihat pada tabel 4.14

sebagai berikut :

Tabel 4.14 Data Hasil Uji Mann-Whitney konsumsi pakan pada

Konsentrasi 30% Dengan Kontrol Positif

perlakuanpakan N Mean Rank Sum of Ranks

Hasilperlakua

n

infusa 30% 21 18,19 382,00

K+ 21 24,81 521,00

Total 42

Nilai (sig) (0,077> 0,05) maka Ho diterima, maka konsumsi pakan

pada konsentrasi 30% dengan kontrol positif tidak memiliki perbedaan

efektivitas.

4.3 Pembahasan

Test Statisticsa

Hasilperlaku

an

Mann-Whitney U 151,000

Wilcoxon W 382,000

Z -1,767

Asymp. Sig. (2-

tailed)

,077

a. Grouping Variable:

perlakuanpakan

Page 66: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

66

Penelitian ini Tujuan untuk mengetahui efektivitas infusa tongkol jagung (Zea

mays L) pada konsentrasi tertentu berkhasiat sebagai Peningkatan Berat Badan Anak

Ayam.Untuk mengetahui konsentrasi infusa tongkol jagung (Zea mays L) pada

konsentrasi tertentu berkhasiat sebagai Peningkatan Berat Badan Anak Ayam.

Proses penelitian diawali dengan determinasi tanaman jagung (Zea mays L) yang

bertujuan untuk membuktikan bahwa tanaman tersebut benar-benar merupakan tanaman

jagung (Zea mays L) yang mengacu pada buku Flora C.G.G.J Vsn Stenis (1978) yang

dilakukan dilaboratorium STF YPIB Cirebon.

Pembuatan simplisia tongkol jagung (Zea mays L) dilakukan dengan cara

mengumpulkan bahan baku terlebih dahulu dengan menggunakan tongkol jagung (Zea

mays L) yang masih segar yang bertujuan untuk memperoleh kandungan serta kualitas

mutunya dapat terjamin. Tongkol jagung (Zea mays L) yang di peroleh dicuci dengan air

mengalir sampai bersih, tujuannya supaya kotoran yang menempel hilang. Kemudian

Perajangan, Perajangan dapat dilakukan dengan pisau atau mesin perajang khusus

sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan ukuran tertentu. Perajangan

dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan, pengepakan dan penggilingan.

Kemudian Pengeringan yang bertujuan untuk mendapatkan simplisia yang tidak mudah

rusak sehingga dapat disimpan untuk jangka waktu yang lebih lama. Dengan penurunan

kadar air, hal tersebut dapat menghentikan reaksi enzimatik sehingga dapat dicegah

terjadinya penurunan mutu atau perusakan simplisia.

Suhu pengeringan bergantung pada simplisia dan cara pengeringan, pengeringan

dapat dilakukan antara suhu 30ᴼC-90ᴼC (terbaik 60ᴼC). jika simplisia mengandung

bahan aktif tidak tahan panas atau mudah menguap, pengeringan dilakukan pada suhu

serendah mungkin, misalnya 30ᴼC-40ᴼC atau dengan cara pengeringan vakum.

Page 67: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

67

Kemuadian Sortasi kering atau pemilihan bahan setelah mengalami proses pengeringan.

Tujuan sortasi adalah untuk memisahkan benda asing, seperti bagian tanaman yang tidak

diinginkan dan pengotor lain yang masih ada atau tertinggal pada simplisia kering.

Proses ini sebaiknya dilakukan sebelum dilakukan pengemasan simplisia. Dan

Pengepakan dan penyimpanan, Simplisia dapat rusak atau berubah mutunya karena

factor internal atau eksternal simplisia yaitu cahaya, oksigen udara, dehidrasi, penguapan

air, pengotoran, serangga dan kapang (Agoes, 2007).

Setelah sortasi kering kemudian tongkol jagung dihaluskan dengan mengguan alat

lumpang dan alu sampai serbuk siap di ekstrak menggunakan metode penyarian infudasi.

Tujuan dibuat infudasi untuk menyari kandungan zar aktif yang larut dalam air.

Infusa adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia nabati dengan air

panas pada suhu 90ᴼC selama 15 menit (Syamsuni, 2007).

Infusa adalah proses penyarian yang umum digunakan untuk menyari kandungan zar

aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan nabati. Penyarian dengan cara ini

mengahasilkan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kapang. Sari yang

diperoleh dengan metode infundasi tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam. Infusa adalah

proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 900C selama 15

menit. Pembuatan campran simplisia dengan derajat halus yang cocok dalam panci

dengan air secukupnya, panaskan di atas tangan air selam 15 menit terhitung mulai suhu

mencapai 900C, sambil sesekali diaduk, serkai selagi panas dengan kain flanel,

tambahkan air panas secukupnya melalui ampas sehingga di peroleh volume infusa

infusa yang dikehendaki.

Pembutan infusa merupakan cara yang paling sederhana untuk membuat sediaan

herbal dari bahan lunak seperti daun dan bunga. Dapat diminum panas atau dingin.

Khasiat sediaan herbal umumnya kerena mengandung minyak atsiri, yang akan hilang

Page 68: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

68

apabila tidak menggunakan penutup pada pembuatan infusa, infusa disimpan dalam

almari pendingin atau tempat teduh dan dibuat segar setiap hari (24 jam), kerena untuk

sediaan infusa hanya bertahan dalam waktu satu hari dan selebihnya dikhawatirkan

sediaan itu sudah terkontaminasi dengan jamur atau benda-benda lain. (Anonim, 2005)

Zat aktif pada tongkol jagung (Zea mays L) yang diduga sebagai penambah nafsu

makan adalah vitamin B2 yang membantu sel dalam metabolisme protein, lemak, dan

karbohidrat. Berperan juga dalam proses produksi, pertumbuhan embrio dan daya tetas.

Kemudian dilakukannya uji efektivitas penambah nafsu makan melalui pengujian 25

ekor anak ayam boiler yang dibagi menjadi lima kelompok perlakuan yang berbeda.

Masing-masing kelompok perlakuan menggunakan infusa tongkol jagung (Zea mays L)

dengan konsentrasi 10%, 20% dan 30%. Curvit sirup sebagai kontrol positif dan aquadest

sebagai kontrol negatif.

Kontrol positif yang digunakan dalam penelitian ini adalah Curvit Sirup yang

mengandung curcuminoid, vit B1, vit B2, vit B6, vit B12, betacarotene 10%, asam

pantotenat, dan kalsium. Curvit sirup digunakan karena mengandung vit B2 yang dapat

membantu sel dalam metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat.

Dari hasil penelitian yang diperoleh adanya efektivitas infusa tongkol jagung (Zea

mays L) sebagai peningkatan berat badan terhadap hewan uji anak ayam.

Analisis data diawali dengan melihat normalitas data. Kemudian dilanjutkan dengan

metode untuk mengetahui efektivitas masing-masing sediaan kemudian

membandingkannya dengan kontrol positif untuk mengetahui dosis yang paling efektif.

Untuk menganalisis normalitas data kenaikan berat badan pada setiap kelompok

menggunakan metode kolmogorov smirnov dengan aplikasi spss 2018 dan didapatkan

hasil signifikan infusa 10% (0,081), infusa 20% (0,073), infusa 30% (0,109), kontrol

Page 69: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

69

positif (0,089), dan kontrol negatif (0,086 )Berarti data yang diperoleh berdistribusi

normal karena data yang diperoleh menunjukan nilai (sig) > 0,05.

Kemudian dilanjutkan uji homogenitas, didapat hasil signifikan < 0,05. Karena

berdistribusi tidak normal, maka metode analisis yang digunakan adalah Kruskal wallis

dan Mann Whitney. Kruskal Wallis Test merupakan metode analisis data yang bertujuan

untuk menguji perbedaan bermakna beberapa sampel dari populasi (>2 populasi) yang

tidak berhubungan. Hasil analisis dengan metode ini menyatakan bahwa infusa tongkol

jagung memiliki efektivitas pada dosis tertentu terhadap peningkatan berat badan anak

ayam (nilai sig 0,000 < 0,05 (Ho ditolak).

Analisis data dilanjutkan dengan metode Mann Whitney Test dengan tujuan untuk

menguji perbedaan bermakna dua sampel independen, pada metode ini kontrol positif

digunakan sebagai pembanding untuk mengetahui pada dosis berapa infusa tongkol

jagung memiliki efektivitas terhadap peningkatan berat badan anak ayam. Nilai

signifikan yang didapat pada metode Mann Whitney menunjukan bahwa infusa tongkol

jagung memiliki efektivitas terhadap peningkatan berat badan anak ayam.

Untuk menganalisis normalitas data konsumsi pakan per hari pada setiap kelompok

menggunakan metode kolmogorov smirnov dengan aplikasi spss 2018 dan didapatkan

hasil signifikan infusa 10% (0,000), infusa 20% (0,000), infusa 30% (0,005), kontrol

positif (0,021), dan kontrol negatif (0,000 ) Berarti data yang diperoleh tidak

berdistribusi normal karena karena hanya ada beberapa data yang menunjukan nilai (sig)

< 0,05.

Karena berdistribusi tidak normal, maka metode analisis yang digunakan adalah

Kruskal wallis dan Mann Whitney. Kruskal Wallis Test merupakan metode analisis data

yang bertujuan untuk menguji perbedaan bermakna beberapa sampel dari populasi (>2

populasi) yang tidak berhubungan. Hasil analisis dengan metode ini menyatakan bahwa

Page 70: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

70

infusa tongkol jagung memiliki efektivitas pada dosis tertentu terhadap peningkatan berat

badan anak ayam (nilai sig 0,000 < 0,05 (Ho ditolak).

Analisis data dilanjutkan dengan metode Mann Whitney Test dengan tujuan untuk

menguji perbedaan bermakna dua sampel independen, pada metode ini kontrol positif

digunakan sebagai pembanding untuk mengetahui pada dosis berapa infusa tongkol

jagung memiliki efektivitas terhadap peningkatan berat badan anak ayam. Nilai

signifikan yang didapat pada metode Mann Whitney menunjukan bahwa infusa tongkol

jagung memiliki efektivitas terhadap peningkatan berat badan anak ayam.

Dalam melaksanakan penelitian ini, beberapa keadaan mungkin dapat mempengaruhi

hasil atau data yang didapat, seperti keadaan fisiologis dan psikis tubuh anak ayam yang

dapat dipastikan sama antar kelompok anak ayam karena hal tersebut dapat

mempengaruhi nafsu makan. Keadaan lain yaitu kondisi kandang anak ayam yang kotor

karena pakan yang tercampur dengan kotoran ayam juga mempengaruhi nafsu makan

anak ayam ini. Jika ada penelitian yang akan dilakukan kembali mengenai efek Amara,

beberapa hal diatas mungkin perlu diperhatikan lagi agar data yang diperoleh dari

penelitian lebih akurat

Page 71: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

71

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat di simpulkan bahwa:

1) Pemberian infusa tongkol jagung (Zea maysL.) dengan konsentrasi 10%,

konsentrasi 20% dan konsentrasi 30% dapat memberikan efek penambah nafsu

makan.

2) infusa tongkol jagung (Zea maysL.)yang paling efektif dalam meningkatkan nafsu

makan adalah konsentrasi 30%

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis data, penulis menyadari bahwa masih banyak

kekukarangan dalam penelitian ini, maka penulis menyarankan dan berharap ada

penelitian kembali yang membahas tentang permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

1) Membuat bentuk sediaan yang lebih baik dan menarik agar lebih banyak

masyarakat yang mau mengkonsumsi obat-obatan herbal.

2) Membuat konsentrasi sediaan yang lebih kecil karena di khawatirkan bila

konsentrasinya terlalu besar dapat membahayakan sistem percernaan

manusia.

3) Melakukan pengujian toksisitas baik dalam infusa tongkol jagung (Zea mays

L) maupun sirup tongkol jagung (Zea mays L) dengan tujuan untuk

Page 72: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

72

mengetahui keamanan pemakaian secara jangka panjang untuk orang dewasa

ataupun anak-anak.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes,G (2007). Teknologi Bahan Alam. Bandung: Penerbit ITB Press.

Agromedia. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat, 431 Jenis Tanaman Penggempur

Ali, Iskandar. 2004. Mengatasi Gangguan pada Pencernaan dengan Ramuan

Tradisional. Jakarta: PT.Agromedia Pustaka ISBN 979-3357-92-4

Aneka Penyakit. Jakarta: PT. Agromedia Pustaka. ISBN 979-006-194

Ardana, Ida Bagus Komang. 2009. Ternak Broiler. Edisi I., Cetakan I. Swasta Nulus,

Denpasar.

Arianingrum retno, 2010. Kandungan kima jagung dan manfaat bagi kesehatan

Batan. 2011. Pedoman etik penggunaan dan pemeliharaan hewan percobaan. Lampiran

peraturan kepala badan tenaga nuklir nasional nomor: 195/KA/XI/2011.jakarta : batan

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008, Farmakope Herbal Indonesia,

Edisi I, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1974, Farmakope Indonesia,

jilidi I, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Page 73: UJI EFEKTIVITAS INFUSA TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS L

73

Informasi Spesialite obat. Volume 48. 2013-2014. Jakarta

Informai specialist obat Indonesia (ISO).Volume 48- 2013/2014.Jakarta ; PT.ISFI penerbitan.

Hau J, and Hooseir Jr, GL. 2003. Handbook of laboratory animal science second edotion.

Boca raton : CRC press

Mardiana, Lina. 2013. Daun ajaib tumpas penyakit kanker, diabetes, ginjal, hepatitis,

kolesterol, dan jantung. Jakarta : penebar swadaya

Paeru. Rudi H., S.P., Qurnia Dewi. Trias. S.P. 2017. Panduan prkatik budidaya jagung. Bogor

: penebar swadaya

Rahayu. 2011. Karakteristik genetik eksternal ayam merawang. Pros.seminar nasional

teknologi peternakan dan veteriner. Bogor puslitbang peternakan, bogor

Rukmana. H. Rahmat. 2012. Usaha Tani Jagung. Yogyakarta : Penerbit Kanisius. ISBN 978-

979-407876-4

Tamaludin. Ferry. 2017. Panduan Lengkap Ayam Boiler. penebar swadaya grup. ISBN

9790026315, 9789790026315

Sudjana, Desain Dan Analisa EKSPERIMEN edisi IV. Penerbit: TARSITO, Bandung 2002.

Syamsudin dan Darmono. 2011. Farmakologi Eksperimental. Jakarta: PT.UIP

Syamsuni, A.H, 2007. Ilmu Resep. Jakarta. Buku Kedokteran EGC. -194-3

Shofiyanto, M. Edy. 2008. Hidrolisa Tongkol Jagung oleh Bakteri Selulolitik Untuk

Produksi Bioetanol Dalam Kultur Campuran. Fakultas Teknologi Pertanian IPB.

Bogor

http://gomycity.com/gmc1/listings/dogs-n-pups/chicks/

http://syarifhidayat1986.blogspot.co.id/2012/12/cara-memelihara-anak-ayam-kampung.html