peraturan menteri lingkungan hidup dan...

185
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.3/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2020 TENTANG PENYELENGGARAAN PERBENIHAN TANAMAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (6), Pasal 6 ayat (5), Pasal 7, Pasal 8 ayat (2), Pasal 9 ayat (3), Pasal 10 ayat (1), ayat (2), dan ayat (5), Pasal 11 ayat (5), Pasal 13 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 14 ayat (2) dan ayat (4), Pasal 15 ayat (4), Pasal 16 ayat (2), Pasal 18 ayat (5), Pasal 19 ayat (3), Pasal 22 ayat (3), Pasal 23 ayat (1), Pasal 28 ayat (4), Pasal 29 ayat (4) dan ayat (5), Pasal 30 ayat (2), Pasal 31 ayat (1), Pasal 32, Pasal 33 ayat (2), Pasal 34 ayat (1), Pasal 35 ayat (7), Pasal 37 ayat (3), Pasal 40 ayat (3), Pasal 41 ayat (3), Pasal 42 ayat (2), Pasal 43 ayat (2), Pasal 45 ayat (2), Pasal 46 ayat (2), dan Pasal 47 ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman, perlu menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang Penyelenggaraan Perbenihan Tanaman Hutan;

Upload: others

Post on 17-Feb-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR P.3/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2020

TENTANG

PENYELENGGARAAN PERBENIHAN TANAMAN HUTAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 5 ayat (6),

Pasal 6 ayat (5), Pasal 7, Pasal 8 ayat (2), Pasal 9 ayat (3),

Pasal 10 ayat (1), ayat (2), dan ayat (5), Pasal 11 ayat (5),

Pasal 13 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 14 ayat (2) dan ayat (4),

Pasal 15 ayat (4), Pasal 16 ayat (2), Pasal 18 ayat (5),

Pasal 19 ayat (3), Pasal 22 ayat (3), Pasal 23 ayat (1), Pasal 28

ayat (4), Pasal 29 ayat (4) dan ayat (5), Pasal 30 ayat (2),

Pasal 31 ayat (1), Pasal 32, Pasal 33 ayat (2), Pasal 34 ayat (1),

Pasal 35 ayat (7), Pasal 37 ayat (3), Pasal 40 ayat (3), Pasal 41

ayat (3), Pasal 42 ayat (2), Pasal 43 ayat (2), Pasal 45 ayat (2),

Pasal 46 ayat (2), dan Pasal 47 ayat (5) Peraturan Pemerintah

Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman, perlu

menetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan

Kehutanan tentang Penyelenggaraan Perbenihan Tanaman

Hutan;

Page 2: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 2 -

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990

Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3419);

2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang

Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 56,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3482);

3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang

Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004

tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999

tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4412);

4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang

Perlindungan Varietas Tanaman (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 241, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4043);

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana

telah beberapa kali diubah, terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5679);

Page 3: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 3 -

6. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang

Perbenihan Tanaman (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1995 Nomor 85, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3616);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang

Karantina Tumbuhan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2002 Nomor 35, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4146);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2004 tentang

Syarat dan Tata Cara Pengalihan Perlindungan Varietas

Tanaman dan Penggunaan Varietas yang Dilindungi oleh

Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4376);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005 tentang

Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 44,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4498);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2011 tentang

Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan

Pelestarian Alam (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2011 Nomor 56, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5217) sebagaimana telah

diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun

2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah

Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan

Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 330,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5798);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang

Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara

Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2018 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 6215);

Page 4: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 4 -

12. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015

Nomor 17);

13. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Nomor P.18/MENLHK-II/2015 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan (Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 713);

14. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Nomor P.22/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018 tentang

Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria Pelayanan

Perizinan Terintegrasi secara Elektronik Lingkup

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 927);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN TENTANG PENYELENGGARAAN PERBENIHAN

TANAMAN HUTAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Benih Tanaman Hutan yang selanjutnya disebut Benih

adalah bahan tanaman yang berupa bahan generatif (biji,

serbuk sari) atau bahan vegetatif yang digunakan untuk

memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman

hutan.

2. Bibit Tanaman Hutan yang selanjutnya disebut Bibit

adalah tumbuhan muda hasil pengembangbiakan secara

generatif atau secara vegetatif.

3. Sumber Benih adalah suatu tegakan di dalam kawasan

hutan atau di luar kawasan hutan yang dikelola guna

memproduksi Benih berkualitas.

Page 5: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 5 -

4. Tegakan Benih Teridentifikasi yang selanjutnya disingkat

TBT adalah Sumber Benih dengan kualitas tegakan rata-

rata atau memenuhi standar produktivitas, yang

ditunjuk dari hutan alam atau hutan tanaman dan

lokasinya teridentifikasi dengan tepat.

5. Tegakan Benih Terseleksi yang selanjutnya disingkat

TBS adalah Sumber Benih yang berasal dari TBT dengan

kualitas tegakan di atas rata-rata atau memenuhi

standar produktivitas.

6. Areal Produksi Benih yang selanjutnya disingkat APB

adalah Sumber Benih yang dibangun khusus atau

berasal dari TBT atau TBS yang ditingkatkan kualitasnya

melalui penebangan pohon-pohon yang fenotipanya tidak

bagus atau memenuhi standar produktivitas.

7. Tegakan Benih Provenan yang selanjutnya disingkat TBP

adalah Sumber Benih yang dibangun dari Benih yang

provenannya telah teruji atau memenuhi standar

produktivitas.

8. Kebun Benih Semai yang selanjutnya disingkat KBS

adalah Sumber Benih yang dibangun dari bahan

generatif yang berasal dari pohon plus pada tegakan

yang diberi perlakukan penjarangan berdasarkan hasil

uji keturunan untuk memproduksi materi generatif (biji)

atau memenuhi standar produktivitas.

9. Kebun Benih Klon yang selanjutnya disingkat KBK

adalah Sumber Benih yang dibangun dari bahan

vegetatif yang berasal dari pohon plus pada tegakan yang

diberi perlakukan penjarangan berdasarkan hasil uji

keturunan untuk memproduksi materi generatif (biji)

atau memenuhi standar produktivitas.

10. Kebun Pangkas yang selanjutnya disingkat KP adalah

Sumber Benih yang dibangun dari bahan vegetatif yang

berasal dari klon unggul berdasarkan hasil uji klon

untuk memproduksi materi vegetatif atau memenuhi

standar produktivitas.

11. Sumber Daya Genetik adalah materi genetik yang

terdapat dalam kelompok tanaman hutan dan

Page 6: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 6 -

merupakan sumber sifat keturunan yang dapat

dimanfaatkan dan dikembangkan atau direkayasa untuk

menciptakan jenis unggul dan varietas baru.

12. Areal Konservasi Sumber Daya Genetik adalah areal yang

dikelola untuk mempertahankan keberadaan dan

kemanfaatan Sumber Daya Genetik dari suatu jenis

tanaman hutan, dalam bentuk tegakan konservasi

genetik, arboretum, bank gen, atau bank klon.

13. Jenis Prioritas adalah jenis tanaman hutan yang

mendapatkan skala prioritas lebih tinggi untuk

dilakukan konservasi Sumber Daya Genetik dan

pengembangannya.

14. Varietas Tanaman yang selanjutnya disebut Varietas

adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau

species yang ditandai oleh bentuk tanaman,

pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan

ekspresi karakteristik genotipe atau kombinasi genotipe

yang dapat membedakan dari jenis atau species yang

sama paling sedikit memiliki satu sifat yang menentukan

dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan.

15. Spesies Target adalah jenis tanaman hutan yang akan

dilakukan konservasi, dipilih dari Jenis Prioritas yang

telah ditetapkan.

16. Uji Adaptasi adalah uji lapang untuk mengkaji

keunggulan Varietas yang akan dilepas dan dilakukan di

beberapa tempat.

17. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang kehutanan.

18. Badan adalah unit kerja Eselon I yang diserahi tugas dan

tanggung jawab di bidang penelitian, pengembangan dan

inovasi Kehutanan.

19. Kepala Badan adalah pejabat pimpinan tinggi madya

yang membidangi penelitian, pengembangan dan inovasi

Kehutanan.

20. Direktorat Jenderal adalah unit kerja Eselon I yang

diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang perbenihan

tanaman hutan.

Page 7: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 7 -

21. Direktur Jenderal adalah pejabat pimpinan tinggi madya

yang membidangi perbenihan tanaman hutan.

22. Direktorat adalah unit kerja Eselon II yang diserahi tugas

dan tanggung jawab di bidang perbenihan tanaman

hutan.

23. Dinas Provinsi adalah organisasi perangkat daerah

provinsi yang diserahi tugas dan tanggungjawab di

bidang kehutanan.

24. Kepala Dinas Provinsi adalah kepala organisasi

perangkat daerah provinsi yang diserahi tugas dan

tanggung jawab di bidang kehutanan.

25. Unit Pelaksana Teknis Dinas yang selanjutnya disingkat

UPTD adalah unsur pelaksana operasional Dinas

Provinsi di bidang Perbenihan Tanaman Hutan.

26. Balai adalah Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal

yang diserahi tugas dan tanggung jawab di bidang

perbenihan tanaman hutan.

27. Kepala Balai adalah Kepala Unit Pelaksana Teknis yang

diserahi tugas dan tanggung jawab di sub bidang

perbenihan tanaman hutan.

28. Badan Usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis

dan ekonomis yang bertujuan mencari laba dan

keuntungan, meliputi Badan Usaha Milik Negara

(BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), dan Badan

Layanan Umum (BLU).

29. Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau

Online Single Submission yang selanjutnya disingkat OSS

adalah Perizinan Berusaha yang diberikan

menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/wali

kota kepada Pelaku Usaha melalui sistem elektronik

yang terintegrasi.

Page 8: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 8 -

Pasal 2

Penyelenggaraan Perbenihan Tanaman Hutan bertujuan

untuk:

a. menjamin kelestarian Sumber Daya Genetik tanaman

hutan dan pemanfaatannya; dan

b. menjamin tersedianya Benih dan/atau Bibit tanaman

hutan dengan mutu yang baik.

Pasal 3

Ruang lingkup penyelenggaraan Perbenihan Tanaman Hutan

meliputi:

a. pembangunan Sumber Daya Genetik;

b. pemuliaan tanaman hutan;

c. pengadaan Benih, peredaran Benih dan/atau Bibit;

d. sertifikasi;

e. perizinan bidang Perbenihan Tanaman Hutan;

f. pungutan jasa dan iuran Perbenihan Tanaman Hutan;

g. pelaporan; dan

h. pembinaan.

BAB II

PEMBANGUNAN SUMBER DAYA GENETIK

Pasal 4

(1) Pembangunan Sumber Daya Genetik dilakukan untuk:

a. melindungi Sumber Daya Genetik;

b. mempertahankan keragaman genetik; dan

c. menjamin ketersediaan materi genetik.

(2) Pembangunan Sumber Daya Genetik sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:

a. penetapan Jenis Prioritas;

b. pengamatan variasi genetik; dan

c. konservasi Sumber Daya Genetik.

Pasal 5

(1) Penetapan Jenis Prioritas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 4 ayat (2) huruf a dilakukan untuk menetapkan

Page 9: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 9 -

jenis tanaman yang perlu dikembangkan ketersediaan

dan pemanfaatannya.

(2) Penetapan Jenis Prioritas sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) disusun berdasarkan:

a. nilai produksi;

b. lingkup kegunaan;

c. potensi pasar;

d. pilihan pengguna; dan/atau

e. status kelangkaan.

(3) Penetapan Jenis Prioritas sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) dilakukan oleh Menteri.

(4) Dalam penetapan Jenis Prioritas sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) dan ayat (3) dapat mempertimbangkan

usulan dari:

a. kementerian terkait;

b. Pemerintah Daerah Provinsi;

c. Badan Usaha; dan/atau

d. perorangan.

Pasal 6

(1) Berdasarkan hasil penetapan Jenis Prioritas

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilakukan

pengamatan variasi genetik untuk menentukan luas

variasi genetik dari suatu populasi.

(2) Pengamatan variasi genetik sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan melalui analisis:

a. zona gen-ekologis atau zona ekologis;

b. uji lapangan; atau

c. marka genetik.

(3) Pengamatan variasi genetik sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) dilaksanakan oleh Badan dan/atau institusi lain

yang berkompeten dengan izin Kepala Badan.

(4) Hasil pengamatan variasi genetik sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) digunakan untuk konservasi Sumber Daya

Genetik.

Page 10: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 10 -

Pasal 7

(1) Konservasi Sumber Daya Genetik sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf c dilakukan

secara:

a. in-situ; dan/atau

b. ex-situ,

di dalam kawasan hutan atau di luar kawasan hutan.

(2) Konservasi Sumber Daya Genetik secara in-situ

dilaksanakan terhadap Spesies Target di dalam sebaran

alaminya melalui pemeliharaan Areal Konservasi Sumber

Daya Genetik.

(3) Konservasi Sumber Daya Genetik secara ex-situ

dilaksanakan terhadap Spesies Target di luar sebaran

alaminya melalui:

a. pembangunan Areal Konservasi Sumber Daya

Genetik; dan/atau

b. pembangunan bank klon, bank Benih, dan bank

tepung sari.

Pasal 8

Konservasi Sumber Daya Genetik sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 7 dapat dilaksanakan oleh:

a. Pemerintah;

b. Pemerintah Daerah Provinsi;

c. Badan Usaha; atau

d. perorangan.

Pasal 9

(1) Pemerintah atau Pemerintah Daerah Provinsi

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a dan

huruf b melaksanakan konservasi Sumber Daya Genetik

pada hutan produksi, hutan lindung dan hutan

konservasi.

(2) Penetapan Areal Konservasi Sumber Daya Genetik

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh

Menteri.

Page 11: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 11 -

(3) Dalam menetapkan Areal konservasi Sumber Daya

Genetik sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Menteri

dapat mendelegasikan kewenangan kepada Direktur

Jenderal.

Pasal 10

(1) Badan Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8

huruf c wajib melaksanakan konservasi Sumber Daya

Genetik di areal izinnya berdasarkan penetapan oleh

Menteri atau pejabat yang ditunjuk.

(2) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan berdasarkan permohonan kepada Menteri

melalui Direktur Jenderal dengan dilampiri:

a. jenis Sumber Daya Genetik yang dikonservasi; dan

b. deskripsi Areal Konservasi Sumber Daya Genetik.

(3) Berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) Direktur Jenderal membentuk tim penelaah yang

anggotanya terdiri atas Badan, Direktorat, Balai,

dan/atau Dinas Provinsi.

(4) Tim penelaah melaporkan hasil penelaahannya kepada

Direktur Jenderal.

(5) Berdasarkan hasil telaahan tim, Direktur Jenderal dapat

menyetujui atau menolak permohonan.

(6) Dalam hal Direktur Jenderal menyetujui, Direktur

Jenderal mengajukan penetapan kepada Menteri.

(7) Dalam hal Direktur Jenderal menolak permohonan,

Direktur Jenderal atas nama Menteri menyampaikan

surat penolakan kepada Pemohon.

Pasal 11

(1) Areal Konservasi Sumber Daya Genetik di luar kawasan

hutan yang diselenggarakan perorangan atau Badan

Usaha wajib didaftarkan kepada Pemerintah Daerah

Provinsi melalui instansi yang ditunjuk oleh gubernur

dengan tembusan kepada Balai.

Page 12: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 12 -

(2) Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diajukan kepada Gubernur atau pejabat yang ditunjuk

dengan dilampiri:

a. jenis Sumber Daya Genetik yang dikonservasi; dan

b. deskripsi Areal Konservasi Sumber Daya Genetik.

(3) Berdasarkan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) gubernur atau pejabat yang ditunjuk

menerbitkan bukti pendaftaran Areal Konservasi Sumber

Daya Genetik.

Pasal 12

(1) Hasil konservasi Sumber Daya Genetik dapat dilakukan

Pemanfaatan.

(2) Pemanfaatan Sumber Daya Genetik sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh

Pemerintah, Pemerintah Daerah, Badan Usaha, dan

perorangan.

BAB III

PEMULIAAN TANAMAN HUTAN

Pasal 13

Pemuliaan tanaman hutan dilaksanakan untuk

mempertahankan kemurnian jenis yang sudah ada dan/atau

memperoleh sifat unggul tanaman hutan guna peningkatan

produksi dan kualitas hasil.

Pasal 14

Pemuliaan tanaman hutan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 13 dapat dilaksanakan oleh:

a. Pemerintah;

b. Pemerintah Daerah;

c. Badan Usaha;

d. Perguruan Tinggi; dan/atau

e. perorangan.

Page 13: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 13 -

Pasal 15

(1) Benih atau Varietas baru hasil pemuliaan tanaman yang

dinyatakan sebagai Benih unggul atau Varietas unggul

harus melalui Uji Adaptasi secara observasi.

(2) Observasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan untuk mengetahui keunggulan dan daya

adaptasi tanaman dan tidak mutlak diperlukan Varietas

pembanding serta tidak harus dilakukan di beberapa

lokasi.

(3) Observasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilakukan oleh pelaksana pemuliaan tanaman hutan

atau pihak lain yang ditunjuk.

(4) Jangka waktu observasi untuk tanaman hutan berdaur

pendek paling singkat 3 (tiga) tahun, sedangkan untuk

tanaman hutan berdaur panjang paling singkat 1/3 (satu

per tiga) daur.

(5) Jangka waktu observasi untuk beberapa tanaman hasil

hutan bukan kayu ditetapkan ketentuan khusus,

meliputi:

a. tanaman hasil hutan bukan kayu penghasil buah,

jangka waktu observasi sampai dengan tanaman

menghasilkan buah paling sedikit 2 (dua) kali

berbuah;

b. tanaman hasil hutan bukan kayu penghasil getah,

jangka waktu observasi sampai dengan tanaman

menghasilkan getah; dan/atau

c. tanaman hasil hutan bukan kayu penghasil minyak

atsiri, jangka waktu observasi sampai dengan

tanaman menghasilkan minyak atsiri.

(6) Proses dan hasil observasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) dilaporkan oleh pelaksana pemuliaan tanaman

hutan kepada Kepala Badan.

Pasal 16

(1) Benih unggul atau Varietas unggul sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) sebelum diedarkan

harus dilakukan pelepasan oleh Menteri.

Page 14: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 14 -

(2) Pelepasan Benih unggul atau Varietas unggul

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan

ketentuan jumlah benihnya cukup tersedia untuk

produksi lebih lanjut.

(3) Pelepasan Benih unggul atau Varietas unggul tanaman

hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan

atas permohonan pelaksana pemuliaan dengan tata cara:

a. pelaksana pemuliaan mengajukan permohonan

kepada Menteri dengan tembusan kepada Kepala

Badan;

b. berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a, Menteri membentuk tim penilai

dengan ketua dari unsur Badan, dan anggota terdiri

atas unsur Direktorat Jenderal, Direktorat, dan

pakar perbenihan tanaman hutan;

c. tim penilai menyampaikan hasil penilaiannya

kepada Menteri;

d. berdasarkan hasil penilaian, Menteri dapat

menyetujui atau menolak Benih unggul atau

Varietas unggul;

e. dalam hal Menteri menyetujui, Menteri menerbitkan

surat keputusan pelepasan Benih unggul atau

Varietas unggul; dan

f. dalam hal Menteri menolak, Kepala Badan atas

nama Menteri memberitahukan penolakan

pelepasan Benih unggul atau Varietas unggul

kepada pemohon.

Pasal 17

Hasil pemuliaan tanaman hutan yang dibiayai dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah dapat diakses informasi maupun

pemanfaatannya melalui pelaksanaan Perjanjian Pengalihan

Material atau Material Transfer Agreement.

Page 15: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 15 -

BAB IV

PENGADAAN BENIH, PEREDARAN BENIH DAN/ATAU BIBIT

Bagian Kesatu

Pengadaan Benih

Pasal 18

(1) Pengadaan Benih dimaksudkan untuk menyediakan

Benih bermutu melalui:

a. produksi dalam negeri; dan/atau

b. pemasukan dari luar negeri.

(2) Pengadaan Benih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilaksanakan oleh pengada Benih dapat berasal dari

Sumber Benih milik sendiri atau melalui kerja sama

pengelolaan dengan pemilik Sumber Benih.

(3) Pengada Benih dapat berupa:

a. perorangan;

b. Badan Usaha; atau

c. Koperasi.

Pasal 19

(1) Pengadaan Benih dari produksi dalam negeri

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) huruf a

berasal dari Sumber Benih.

(2) Sumber Benih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat dibangun oleh:

a. Pemerintah;

b. Pemerintah Daerah;

c. Badan Usaha; atau

d. perorangan.

(3) Sumber Benih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dibedakan menurut kualitas genetik dengan klasifikasi

dari yang terendah sampai yang tertinggi meliputi:

a. TBT;

b. TBS;

c. APB;

d. TBP;

Page 16: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 16 -

e. KBS;

f. KBK; dan

g. KP.

(4) Klasifikasi Sumber Benih sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) harus dinyatakan dengan sertifikat Sumber

Benih.

Pasal 20

Dalam hal Sumber Benih sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 19 ayat (1) belum tersedia atau belum mencukupi

kebutuhan, pengadaan Benih dapat berasal dari pohon

dan/atau tegakan di luar Sumber Benih.

Pasal 21

(1) Sumber Benih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19

dapat berada di dalam kawasan hutan maupun di luar

kawasan hutan.

(2) Sumber Benih dalam kawasan suaka alam dan kawasan

pelestarian alam hanya untuk TBT.

(3) Pemanfaatan Sumber Benih di dalam kawasan suaka

alam dan kawasan pelestarian alam dilakukan sesuai

dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 22

(1) Pengadaan Benih dan/atau Bibit melalui pemasukan

dari luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18

ayat (1) huruf b dilakukan dengan tujuan untuk:

a. memenuhi kebutuhan Benih dan/atau Bibit di

dalam negeri yang belum terpenuhi dari produksi

dalam negeri atau belum dapat diproduksi di dalam

negeri;

b. pembuatan hutan tanaman dan rehabilitasi hutan

dan lahan;

c. kepentingan penelitian dan pengembangan

kehutanan; atau

d. penerimaan suvenir kenegaraan.

Page 17: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 17 -

(2) Pengadaan Benih dan/atau Bibit melalui pemasukan

dari luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dapat dilakukan oleh:

a. Badan Usaha;

b. instansi pemerintah; atau

c. perorangan.

(3) Pemasukan Benih dan/atau Bibit oleh Badan Usaha dan

perorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a

dan huruf c wajib memenuhi persyaratan telah

ditetapkan sebagai pengada Benih dan pengedar Benih

dan/atau Bibit tanaman hutan terdaftar pada Dinas

Provinsi yang membidangi kehutanan.

(4) Untuk Pemasukan Benih dan/atau Bibit oleh

Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perum

Perhutani), penetapan sebagai pengada Benih dan

pengedar Benih dan/atau Bibit tanaman hutan terdaftar

oleh Direktur Jenderal.

Pasal 23

(1) Pengadaan Benih dan/atau Bibit melalui pemasukan

dari luar negeri dilakukan berdasarkan izin dari Direktur

Jenderal atau Kepala Badan melalui lembaga OSS.

(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan

bedasarkan permohonan dengan mencantumkan tujuan

pemasukan, jenis, kuantitas dan kualitas Benih, dan

asal negara.

(3) Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

disampaikan kepada:

a. Direktur Jenderal dalam hal izin pemasukan untuk

tujuan pembangunan hutan tanaman serta

rehabilitasi hutan dan lahan; atau

b. Kepala Badan dalam hal izin pemasukan untuk

tujuan penelitian dan pengembangan, introduksi,

dan penerimaan suvenir kenegaraan.

(4) Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

harus memenuhi persyaratan teknis:

Page 18: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 18 -

a. surat izin usaha Pengada Benih dan Pengedar Benih

dan/atau Bibit Terdaftar;

b. dokumen kesehatan (phytosanitary certificate) dari

negara asal; dan

c. surat keterangan dari negara asal tentang asal-usul

(certificate of origin) dan dokumen kualitas (certificate

of quality).

Pasal 24

(1) Permohonan izin pemasukan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 23 ayat (3) diajukan pada setiap kali

pemasukan.

(2) Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diajukan secara tertulis dengan mencantumkan:

a. nama jenis tanaman;

b. jumlah Benih/Bibit;

c. nama produsen Benih/Bibit;

d. nama pengirim;

e. negara pengirim;

f. alamat pengirim; dan

g. tempat pemasukan.

Pasal 25

Izin pemasukan Benih/Bibit dari luar negeri sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 23 dan Pasal 24 diberikan untuk

jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.

Bagian Kedua

Peredaran Benih dan/atau Bibit

Pasal 26

Peredaran Benih dan/atau Bibit terdiri atas:

a. peredaran di dalam negeri; dan

b. pengeluaran ke luar negeri.

Page 19: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 19 -

Pasal 27

(1) Peredaran Benih dan/atau Bibit di dalam negeri

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf a

dilaksanakan oleh pengedar Benih dan/atau Bibit

terdaftar.

(2) Pengedar Benih dan/atau Bibit sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dapat berupa:

a. Badan Usaha; atau

b. perorangan.

Pasal 28

(1) Pengedar Benih dan/atau Bibit sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 27 wajib menjaga mutu Benih dan/atau

Bibit yang diedarkan sesuai dengan standar mutu Benih

dan/atau Bibit.

(2) Untuk menjamin mutu benih, Menteri menetapkan jenis

tanaman tertentu yang Benihnya harus diambil dari

Sumber Benih bersertifikat.

Pasal 29

(1) Pengeluaran Benih dan/atau Bibit ke luar negeri

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf b

dilakukan berdasarkan izin dari Direktur Jenderal

melalui lembaga OSS untuk kegiatan rehabilitasi hutan

atau Kepala Badan untuk kegiatan penelitian.

(2) Kegiatan pengeluaran Benih dan/atau Bibit sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh:

a. Instansi Pemerintah;

b. Badan Usaha; atau

c. perorangan.

(3) Pengeluaran Benih dan/atau Bibit oleh Badan Usaha

dan perorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

huruf b dan huruf c wajib memenuhi persyaratan telah

ditetapkan sebagai pengada Benih dan pengedar Benih

dan/atau Bibit tanaman hutan terdaftar pada Dinas

Provinsi yang membidangi kehutanan.

Page 20: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 20 -

(4) Untuk Pengeluaran Benih dan/atau Bibit oleh Perum

Perhutani, penetapan sebagai pengada Benih dan

pengedar Benih dan/atau Bibit tanaman hutan terdaftar

oleh Direktur Jenderal.

(5) Benih dan/atau Bibit yang dapat dikeluarkan dari

wilayah Negara Republik Indonesia wajib memenuhi

persyaratan:

a. Benih dan/atau Bibit bermutu yang berasal dari

Sumber Benih yang telah bersertifikat dan telah

berkembang di Indonesia, yang berasal dari Sumber

Benih dengan Klasifikasi TBT, TBS, APB, dan TBP;

dan

b. Benih dan/atau Bibit yang tidak dilindungi oleh

peraturan perundang-undangan.

(6) Pengeluaran Benih dan/atau Bibit dilakukan apabila

kebutuhan di dalam negeri telah dipenuhi.

Pasal 30

(1) Permohonan izin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29

ayat (1) dengan mencantumkan tujuan, jenis, kuantitas,

kualitas, dan negara tujuan.

(2) Permohonan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

harus dilengkapi persyaratan teknis berupa:

a. surat penetapan sebagai Pengada dan Pengedar

benih dan/atau Bibit Terdaftar;

b. Sertifikat mutu Benih dan/atau Bibit (certificate of

quality) dan/atau keterangan hasil pengujian mutu

Benih/Bibit dari UPTD atau BPTH sesuai wilayah

kerja dan/atau surat keterangan asal-usul Benih

dan/atau Bibit (certficate of origin);

c. Sertifikat kesehatan (certificate of phytosanitary) dari

instansi Karantina Tumbuhan; dan

d. berita acara pemeriksaan Benih/Bibit oleh

UPTD/BPTH/BPDASHL.

(3) Kelengkapan dokumen sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) dilakukan sesuai dengan persyaratan yang di

Page 21: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 21 -

minta oleh pihak pemohon dari luar wilayah Negara

Republik Indonesia.

(4) Izin pengeluaran Benih/Bibit ke luar negeri sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diberikan untuk

jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun.

Pasal 31

Surat keterangan asal-usul Benih dan/atau Bibit (certficate

of origin) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2)

huruf b diperoleh melalui permohonan kepada Direktur

Jenderal dengan tahapan:

a. permohonan diajukan oleh perorangan, koperasi, BUMN,

BUMD, Badan Layanan Umum, BUMS, Dinas/Instansi

Pemerintah secara tertulis;

b. berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a, Direktur Jenderal memerintahkan Kepala Balai

untuk memeriksa dokumen kebenaran Sumber Benih

dan/atau Bibit dan jumlah Benihnya;

c. hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam

huruf b dilaporkan kepada Direktur Jenderal melalui

rekomendasi yang dilampiri dengan berita acara

pemeriksaan;

d. berdasarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam

huruf c, Direktur Jenderal menerbitkan surat keterangan

asal-usul (certificate of origin) Benih dan/atau Bibit;

e. surat permohonan surat keterangan asal usul Benih

dan/atau Bibit sebagaimana dimaksud dalam huruf a

disusun dengan menggunakan format sebagaimana

tercantum dalam Lampiran I huruf A yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;

f. rekomendasi dan berita acara pemeriksaan asal usul

Benih dan/atau Bibit sebagaimana dimaksud dalam

huruf c disusun dengan menggunakan format

sebagaimana tercantum dalam Lampiran I huruf B dan

huruf C yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini;

Page 22: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 22 -

g. surat keterangan asal usul Benih dan/atau Bibit

disusun dengan menggunakan format sebagaimana

tercantum dalam Lampiran I huruf D yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Bagian Ketiga

Penetapan Pengada dan Pengedar Benih dan/atau

Bibit Terdaftar

Pasal 32

(1) Pengada dan pengedar Benih dan/atau Bibit terdaftar

terdiri atas:

a. Badan Usaha; atau

b. perorangan.

(2) Badan Usaha atau perorangan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) bergerak di bidang usaha Benih atau Bibit

tanaman hutan yang memenuhi persyaratan dan

ditetapkan oleh Dinas Provinsi.

(3) Pengada dan pengedar Benih dan/atau Bibit terdaftar

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:

a. pengada dan pengedar Benih terdaftar;

b. pengada dan pengedar Bibit terdaftar; atau

c. pengada dan pengedar Benih dan Bibit terdaftar.

Pasal 33

(1) Pengada dan pengedar Benih dan/atau Bibit terdaftar

oleh Badan Usaha atau perorangan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) harus melalui proses

penetapan pengada dan pengedar Benih dan/atau Bibit

terdaftar oleh Dinas Provinsi di tempat terdapat pusat

kegiatan utama pengada dan pengedar.

(2) Penetapan Perum Perhutani sebagai pengada dan

pengedar Benih dan/atau Bibit terdaftar dilakukan oleh

Direktur Jenderal.

(3) Penetapan pengada dan pengedar Benih dan/atau Bibit

terdaftar dilaksanakan berdasarkan rekomendasi teknis

dari Kepala Balai atau Kepala UPTD.

Page 23: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 23 -

(4) Setiap pengada dan pengedar Benih dan/atau Bibit yang

telah ditetapkan sebagai pengada dan pengedar Benih

dan/atau Bibit terdaftar diberikan hak dan kewajiban.

(5) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat

(2) berlaku secara nasional.

Pasal 34

Persyaratan penetapan menjadi pengada dan pengedar Benih

dan/atau Bibit terdaftar sebagaimana dimaksud dalam Pasal

33 ayat (1) dan (2) meliputi:

a. pemenuhan komitmen; dan

b. teknis.

Pasal 35

Persyaratan pemenuhan komitmen sebagimana dimaksud

dalam Pasal 34 huruf a berupa kesanggupan untuk

menyelesaikan pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak

(PNBP) atau retribusi daerah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Pasal 36

Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34

huruf b untuk pengada dan pengedar Benih terdaftar terdiri

atas:

a. kepemilikan atau pengelolaan atau pemanfaatan sumber

benih bersertifikat, yang dibuktikan dengan sertifikat

sumber benih atas nama yang bersangkutan atau surat

kuasa/penunjukan/kerjasama pengelolaan/pemanfaatan

sumber benih;

b. kepemilikan sarana dan prasarana pengelolaan benih

paling sedikit berupa alat pengunduh benih, pengemasan

benih, dan penyimpanan benih; dan

c. kepemilikan tenaga teknis di bidang pengelolaan benih.

Page 24: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 24 -

Pasal 37

Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34

huruf b untuk pengada dan pengedar Bibit terdaftar terdiri

atas:

a. kepemilikan sarana dan prasarana pembibitan/

persemaian (penyimpanan benih, penaburan benih,

penyapihan, pembesaran bibit, dan fasilitas

pengangkutan bibit); dan

b. kepemilikan tenaga teknis di bidang pembibitan.

Pasal 38

Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34

huruf b untuk pengada dan pengedar Benih dan Bibit

terdaftar terdiri atas:

a. kepemilikan, pengelolaan, dan pemanfaatan Sumber

Benih bersertifikat melalui kerja sama dengan pemilik

Sumber Benih yang dibuktikan dengan sertifikat Sumber

Benih atas nama yang bersangkutan atau surat

kuasa/penunjukan/kerja sama pengelolaan Sumber

Benih;

b. kepemilikan sarana dan prasarana pengelolaan benih

sekurang-kurangnya berupa alat pengunduh benih,

pengemasan benih, dan penyimpan benih dan

pembibitan/persemaian (penyimpan benih, penaburan

benih, penyapihan, pembesaran bibit, dan fasilitas

pengangkutan); dan

c. kepemilikan tenaga teknis di bidang pengelolaan benih

dan pembibitan;

Pasal 39

(1) Setiap pengada dan pengedar Benih dan/atau Bibit yang

telah ditetapkan sebagai pengada dan pengedar Benih

dan/atau Bibit terdaftar diberikan hak dan kewajiban.

(2) Hak dan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi:

a. berhak mendapatkan informasi tentang

pembangunan perbenihan tanaman hutan; dan

Page 25: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 25 -

b. wajib melaksanakan tata usaha Benih dan/atau

Bibit sesuai ketentuan Peraturan

Perundang-undangan.

(3) Penetapan pengada dan pengedar Benih dan/atau Bibit

tanaman hutan terdaftar dapat dicabut dengan

ketentuan:

a. pengada dan pengedar Benih dan/atau Bibit yang

bersangkutan tidak memenuhi kewajibannya dan

melanggar ketentuan peraturan perundang-

undangan; atau

b. Balai atau UPTD menyampaikan usulan pencabutan

penetapan pengada dan pengedar Benih dan/atau

Bibit tanaman hutan terdaftar berdasarkan hasil

evaluasi.

Bagian Keempat

Tata Usaha Benih dan Bibit

Pasal 40

(1) Tata usaha Benih terdiri atas:

a. tata usaha pengadaan Benih yang Benihnya berasal

dari Sumber Benih bersertifikat; dan

b. tata usaha peredaran Benih yang Benihnya berasal

dari Sumber Benih bersertifikat.

(2) Tata usaha Pengadaan Benih sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a meliputi:

a. pengada Benih selaku pengelola Sumber Benih

melakukan pengunduhan Benih dari Sumber Benih

bersertifikat;

b. Benih hasil pengunduhan disimpan dan dicatat

dengan menggunakan format sebagaimana

tercantum dalam Lampiran II huruf A yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini;

c. Benih hasil pengunduhan yang disimpan dan

dicatat sebagaimana dimaksud dalam huruf b wajib

Page 26: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 26 -

diajukan permohonan sertifikasi kepada Balai atau

UPTD dan dilaporkan kepada Dinas Provinsi; dan

d. berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud dalam

huruf c Dinas Provinsi memerintahkan petugas

pengawas Benih dan Bibit tanaman hutan untuk

melakukan pemeriksaan Benih.

(3) Tata Usaha Peredaran Benih sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf b meliputi:

a. Benih yang diedarkan berupa Benih hasil

pengunduhan dan pembelian yang disimpan dalam

bentuk stok Benih;

b. Benih sebagaimana dimaksud pada huruf a dicatat

oleh pengedar Benih dengan menggunakan format

sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf A

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini;

c. Benih yang dicatat dalam blanko sebagaimana

dimaksud dalam huruf b wajib diajukan

permohonan sertifikasi kepada Balai atau UPTD dan

dilaporkan kepada Dinas Provinsi;

d. berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud dalam

huruf c Dinas Provinsi memerintahkan petugas

pengawas Benih dan Bibit tanaman hutan untuk

melakukan pemeriksaan Benih;

e. Benih hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud

dalam huruf d selanjutnya dapat dijual kepada

konsumen Benih;

f. Benih yang diedarkan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a wajib dilengkapi surat pengiriman

Benih yang dilampiri dengan surat keterangan asal

usul Benih yang dikeluarkan oleh pemilik

Sumber Benih; dan

g. Surat pengiriman Benih sebagaimana dimaksud

dalam huruf f terdiri atas 5 (lima) lembar disusun

dengan menggunakan format sebagaimana

tercantum dalam Lampiran II huruf B yang

Page 27: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 27 -

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini, dengan ketentuan:

1. lembar I untuk pembeli Benih;

2. lembar II untuk Kepala Dinas Provinsi di

wilayah pengada;

3. lembar III untuk Kepala Dinas Provinsi di

wilayah pembeli;

4. lembar IV untuk Kepala Balai; dan

5. lembar V untuk pengedar.

Pasal 41

(1) Tata usaha Bibit terdiri atas:

a. tata usaha pembuatan Bibit yang Benihnya berasal

dari Sumber Benih bersertifikat; dan

b. tata usaha peredaran Bibit yang Benihnya berasal

dari Sumber Benih bersertifikat.

(2) Tata usaha Bibit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditujukan untuk diperdagangkan.

(3) Tata usaha pembuatan Bibit sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a meliputi:

a. pengedar Bibit selaku pengelola persemaian

melakukan pendokumentasian dan pencatatan

Benih dan anakan yang akan dibuat Bibit serta

pencatatan terhadap Bibit yang dibuat;

b. dokumentasi sebagaimana dimaksud dalam huruf a

berupa surat pengiriman Benih, keterangan asal

usul Benih, dan sertifikat mutu Benih;

c. hasil dokumentasi dan pencatatan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a pengada Bibit wajib

mengajukan permohonan sertifikasi kepada Balai

atau UPTD dan dilaporkan kepada Dinas Provinsi;

d. berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud dalam

huruf d Dinas Provinsi memerintahkan petugas

pengawas Benih dan Bibit tanaman hutan untuk

melakukan pemeriksaan Bibit; dan

e. pencatatan Benih, anakan, dan Bibit sebagaimana

dimaksud dalam huruf a disusun dengan

Page 28: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 28 -

menggunakan format sebagaimana tercantum

dalam Lampiran II huruf A yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(4) Tata Usaha Peredaran Bibit sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b meliputi:

a. Bibit yang diedarkan berupa Bibit hasil dari

pembuatan dan pembelian yang disimpan di

persemaian berupa stok Bibit;

b. Bibit sebagaimana dimaksud dalam huruf a oleh

Pengedar Bibit terdaftar dilakukan pencatatan;

c. Bibit yang dicatat dalam blanko sebagaimana

dimaksud dalam huruf b pengedar Bibit terdaftar

wajib mengajukan permohonan sertifikasi kepada

Balai atau UPTD dan dilaporkan kepada Dinas

Provinsi;

d. berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud dalam

huruf c Dinas Provinsi memerintahkan petugas

pengawas Benih dan Bibit tanaman hutan untuk

melakukan pemeriksaan Bibit;

e. Bibit yang diedarkan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a wajib dilengkapi dengan surat pengiriman

Bibit yang ditujukan kepada pembeli Bibit dengan

tembusan kepada Balai dan Dinas Provinsi tempat

domisili pengada dan pembeli Bibit, dilampiri

dengan surat keterangan asal usul Benih;

f. pencatatan Bibit sebagaimana dimaksud dalam

huruf b disusun dengan menggunakan format

sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf C

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini; dan

g. surat pengiriman Bibit sebagaimana dimaksud

dalam huruf e disusun dengan menggunakan

format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II

huruf D yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari Peraturan Menteri ini.

Page 29: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 29 -

Bagian Kelima

Pengawasan Benih dan Bibit Tanaman Hutan

Paragraf 1

Pengangkatan dan Pemberhentian

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan

Pasal 42

(1) Untuk terjaminnya pelaksanaan pengadaan dan

peredaran Benih dan Bibit tanaman hutan di wilayah

provinsi, gubernur wajib melaksanakan pengawasan

Benih dan Bibit tanaman hutan.

(2) Pengawasan Benih dan Bibit tanaman hutan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

dengan mengangkat Pengawas Benih dan Bibit Tanaman

Hutan.

Pasal 43

Pengawas Benih dan Bibit tanaman hutan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2) diangkat dan diberhentikan

oleh gubernur atau Pejabat yang ditunjuk.

Pasal 44

(1) Pengawas Benih dan Bibit tanaman hutan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 43 diangkat dari Aparatur Sipil

Negara pada Pemerintah Provinsi dengan persyaratan

dinyatakan lulus pelatihan dan/atau uji kompetensi

pengawas Benih dan Bibit tanaman hutan yang

diselenggarakan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan

atau lembaga penyelenggara uji kompetensi.

(2) Tata cara pengangkatan pengawas Benih dan Bibit

tanaman hutan meliputi:

a. Kepala Dinas menyampaikan usulan calon

pengawas benih dan bibit tanaman hutan kepada

gubernur atau pejabat yang ditunjuk;

b. gubernur atau pejabat yang ditunjuk menerbitkan

keputusan pengangkatan pengawas Benih dan Bibit

Page 30: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 30 -

tanaman hutan dan Kartu pengawas Benih dan

Bibit tanaman hutan;

c. keputusan sebagaimana dimaksud dalam huruf b

berlaku selama yang bersangkutan masih aktif

sebagai Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan;

d. dalam pengendalian pengawasan Benih dan Bibit,

Direktur Jenderal dapat melaksanakan evaluasi

kompetensi melalui proses surveillance

(pengawasan) dan hasil evaluasi disampaikan

kepada gubernur; dan

e. keputusan pengangkatan pengawas Benih dan Bibit

tanaman hutan dan kartu pengawas Benih dan

Bibit tanaman hutan sebagaimana dimaksud dalam

huruf b disusun dengan menggunakan format

sebagaimana tercantum dalam Lampiran III huruf A

dan huruf B yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;

(3) Dalam hal belum tersedia pengawas Benih dan Bibit

tanaman hutan di wilayah Provinsi, tugas pengawas

Benih dan Bibit dapat dilaksanakan oleh petugas teknis

yang ditunjuk oleh gubernur.

Pasal 45

(1) Pemberhentian sebagai pengawas Benih dan Bibit

tanaman hutan dilakukan dengan ketentuan:

a. mengundurkan diri dari penugasan sebagai

pengawas Benih dan Bibit tanaman hutan;

b. diberhentikan dari pegawai negeri sipil;

c. pindah tugas ke Organisasi Perangkat Daerah di

luar bidang kehutanan atau instansi lainnya;

d. pensiun;

e. melakukan pelanggaran disiplin Aparatur Sipil

Negara kategori berat atau dikenakan sanksi hukum

pidana;

f. meninggal dunia; atau

g. berkinerja buruk/mendapatkan nilai evaluasi

kompetensi tidak layak.

Page 31: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 31 -

(2) Surat keputusan pemberhentian pengawas Benih dan

Bibit tanaman hutan disusun dengan menggunakan

format sebagaimana tercantum dalam Lampiran III huruf

C yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Paragraf 2

Obyek dan Wilayah Kelola Pengawasan Benih dan Bibit

Tanaman Hutan

Pasal 46

(1) Obyek pengawasan Benih dan Bibit tanaman hutan

meliputi pengadaan Benih dan Bibit serta peredaran

Benih dan Bibit untuk tujuan komersial yang dikelola

oleh pengada Benih dan pengedar Benih dan/atau Bibit

terdaftar.

(2) Wilayah kelola pengawasan Benih dan Bibit tanaman

hutan berupa:

a. Sumber Benih yang berada di wilayah provinsi;

b. kegiatan sertifikasi Sumber Benih yang berada di

wilayah provinsi;

c. produksi Benih dari Sumber Benih yang berada di

wilayah Provinsi;

d. sarana dan prasarana penanganan Benih dan/atau

Bibit pada pengada Benih dan pengedar Benih

dan/atau Bibit terdaftar yang berada di wilayah

provinsi;

e. pengambilan contoh Benih pada pengada benih dan

pengedar benih terdaftar yang berada di wilayah

provinsi guna sertifikasi mutu Benih;

f. kegiatan sertifikasi mutu Benih dan/atau Bibit yang

diproduksi di wilayah Provinsi;

g. produksi Bibit oleh pengedar bibit terdaftar atau

penyedia bibit melalui proses tender atau

pengadaan langsung yang diproduksi di wilayah

Provinsi; dan

Page 32: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 32 -

h. dokumen Benih dan/atau Bibit pada pengada Benih

dan pengedar Benih dan/atau Bibit terdaftar yang

berada di wilayah Provinsi, yang meliputi:

1. dokumen penetapan sebagai pengada Benih

dan pengedar Benih dan/atau Bibit terdaftar;

2. dokumen pengadaan/pembelian Benih

dan/atau Bibit tanaman hutan;

3. dokumen sertifikat Sumber Benih, sertifikat

atau surat keterangan mutu Benih, dan

sertifikat atau surat keterangan mutu Bibit;

dan

4. dokumen tata usaha Benih dan/atau Bibit

tanaman hutan.

Paragraf 3

Tugas dan Wewenang Pengawas Benih

dan Bibit Tanaman Hutan

Pasal 47

Tugas pengawas Benih dan Bibit meliputi:

a. melakukan pemeriksaan proses produksi benih;

b. melakukan pemeriksaan sarana dan prasarana

penanganan Benih pada pengada Benih terdaftar;

c. melakukan pengambilan contoh Benih guna sertifikasi

mutu Benih;

d. melakukan pemeriksaan proses produksi Bibit;

e. melakukan pemeriksaan kecocokan data/informasi

tentang lokasi dan kepemilikan Sumber Benih dalam

kegiatan sertifikasi Sumber Benih;

f. melakukan pemeriksaan pemasangan label dalam hal

kesesuaiannya dengan sertifikat mutu Benih, surat

keterangan hasil pengujian Benih, sertifikat mutu Bibit,

atau surat keterangan pemeriksaan Bibit;

g. melakukan pemantauan pelaksanaan persyaratan

sebagai pengada Benih dan pengedar Benih dan/atau

Bibit terdaftar;

Page 33: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 33 -

h. melakukan pemeriksaan dokumen pada pengada Benih

dan pengedar Benih dan/atau Bibit terdaftar dan

terhadap Benih dan Bibit yang dipergunakan di wilayah

setempat; dan

i. melakukan pemeriksaan sarana dan prasarana

penanganan benih atau bibit pada pengedar Benih

dan/atau Bibit terdaftar.

Pasal 48

Dalam melaksanakan tugasnya, Pengawas Benih dan Bibit

mempunyai wewenang:

a. memasuki lokasi usaha pengada Benih dan pengedar

Benih dan/atau Bibit terdaftar;

b. melaksanakan pemeriksaan, pemantauan, atau

pengambilan contoh sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 48 huruf c;

c. mengusulkan kepada Kepala Dinas Provinsi untuk

memberikan teguran dan sanksi kepada pengada Benih

dan pengedar Benih dan/atau Bibit terdaftar; dan

d. melaporkan hasil pelaksanaan tugas dan membuat

rekomendasi kepada pejabat yang berwenang.

Paragraf 4

Tata Cara Pengawasan

Pasal 49

(1) Pemeriksaan proses produksi benih sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 47 huruf a diatur dengan

ketentuan:

a. pengawas Benih dan Bibit menerima laporan tata

usaha perencanaan pengunduhan Benih generatif,

tata usaha pengadaan Benih vegetatif, dan tata

usaha penanganan benih dari pengada Benih baik

secara langsung maupun melalui Kepala Dinas

Provinsi atau Pejabat yang ditunjuk membawahi

pengawas Benih dan Bibit;

Page 34: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 34 -

b. berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a, pengawas Benih dan Bibit melakukan

pemeriksaan proses produksi benih dengan

mengacu pada ketentuan tentang tata usaha Benih

dan Bibit; dan

c. pemeriksaan proses produksi Benih dilakukan

dengan menggunakan pedoman sebagaimana

tercantum dalam Lampiran IV yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(2) Pemeriksaan sarana dan prasarana penanganan benih

pada pengada Benih sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 47 huruf b diatur dengan ketentuan:

a. pengawas Benih dan Bibit menerima laporan tata

usaha penanganan Benih dari pengada Benih dan

laporan lain yang berkenaan dengan kinerja

pengada Benih baik secara langsung maupun

melalui Kepala Dinas Provinsi atau Pejabat yang

ditunjuk membawahi pengawas Benih dan Bibit;

b. berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a pengawas Benih dan Bibit melakukan

pemeriksaan sarana dan prasarana penanganan

benih dengan mengacu pada ketentuan tentang tata

usaha Benih dan Bibit dan teknik penanganan

Benih; dan

c. pemeriksaan sarana dan prasarana penanganan

Benih pada pengada Benih dilakukan dengan

menggunakan pedoman sebagaimana tercantum

dalam Lampiran V yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 50

(1) Pengambilan contoh Benih guna sertifikasi mutu Benih

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf c diatur

dengan ketentuan:

a. pengawas Benih dan Bibit menerima pemberitahuan

dari Kepala UPTD atau Kepala Balai tentang

keperluan untuk mengambil contoh benih;

Page 35: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 35 -

b. berdasarkan surat pemberitahuan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a pengawas Benih dan Bibit

melaksanakan pengambilan contoh benih sesuai

dengan ketentuan tentang sertifikasi mutu Benih;

c. pengawas Benih dan Bibit menyerahkan contoh

Benih kepada Kepala UPTD atau Kepala Balai yang

disertai berita acara pengambilan contoh Benih

sebagai bahan dan acuan dalam menerbitkan

sertifikat mutu Benih; dan

d. pengambilan contoh Benih dilakukan dengan

menggunakan pedoman sebagaimana tercantum

dalam Lampiran VI yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(2) Pemeriksaan proses produksi Bibit sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 47 huruf d diatur dengan

ketentuan:

a. pengawas Benih dan Bibit menerima laporan tata

usaha pembuatan Bibit dan pengedaran Bibit serta

laporan lain yang berkenaan dengan kinerja

pengedar Bibit baik secara langsung maupun

melalui Kepala Dinas Provinsi atau Pejabat yang

ditunjuk membawahi pengawas Benih dan Bibit;

b. berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a pengawas Benih dan Bibit melakukan

pemeriksaan atas rencana produksi Bibit,

pelaksanaan produksi, dan hasil produksi dengan

mengacu pada ketentuan tentang tata usaha Benih

dan Bibit; dan

c. pemeriksaan proses produksi Bibit dilakukan

dengan menggunakan pedoman sebagaimana

tercantum dalam Lampiran VII yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(3) Pemeriksaan kecocokan data/informasi tentang lokasi

dan kepemilikan Sumber Benih dalam kegiatan

sertifikasi Sumber Benih sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 47 huruf e diatur dengan ketentuan:

Page 36: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 36 -

a. pengawas Benih dan Bibit menerima pemberitahuan

dari Kepala UPTD atau Kepala Balai tentang

keperluan untuk melakukan sertifikasi Sumber

Benih;

b. dalam proses pemeriksaan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a pengawas Benih dan Bibit

melakukan pencocokan data/informasi tentang

lokasi dan kepemilikan Sumber Benih; dan

c. pemeriksaan kecocokan data/informasi tentang

lokasi dan kepemilikan Sumber Benih dalam

kegiatan sertifikasi Sumber Benih dilakukan dengan

menggunakan pedoman sebagaimana tercantum

dalam Lampiran VIII yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(4) Pemeriksaan pemasangan label dalam hal kesesuaiannya

dengan sertifikat mutu Benih, surat keterangan hasil

pengujian Benih, sertifikat mutu Bibit, atau surat

keterangan pemeriksaan Bibit sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 47 huruf f diatur dengan ketentuan:

a. pengawas Benih dan Bibit menerima pemberitahuan

dari Kepala Dinas Provinsi atau Pejabat yang

membawahi pengawas Benih dan Bibit atau Kepala

Balai tentang penerbitan sertifikat mutu Benih,

surat keterangan hasil pengujian Benih, sertifikat

mutu Bibit, atau surat keterangan pemeriksaan

Bibit;

b. pengawas Benih dan Bibit memeriksa pemasangan

label oleh pengada benih dalam hal kesesuaiannya

dengan sertifikat mutu Benih, surat keterangan

hasil pengujian benih, sertifikat mutu Bibit, atau

surat keterangan pemeriksaan Bibit sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dengan mengacu pada

ketentuan mengenai sertifikasi mutu Benih dan

mutu Bibit; dan

c. pemeriksaan pemasangan label dalam hal

kesesuaiannya dengan sertifikat mutu Benih, surat

keterangan hasil pengujian Benih, sertifikat mutu

Page 37: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 37 -

Bibit, atau surat keterangan pemeriksaan bibit

dilakukan dengan menggunakan pedoman

sebagaimana tercantum dalam Lampiran IX yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

(5) Pemantauan pelaksanaan persyaratan sebagai pengada

Benih dan pengedar Benih dan/atau Bibit terdaftar

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf g diatur

dengan ketentuan:

a. pengawas Benih dan Bibit menerima pemberitahuan

dari Kepala Dinas Provinsi atau Pejabat yang

ditunjuk membawahi pengawas Benih dan Bibit

tentang penetapan pengada Benih dan pengedar

Benih dan/atau Bibit terdaftar;

b. berdasarkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a Pengawas Benih dan Bibit

melakukan pemeriksaan sekali dalam 1 (satu) tahun

terhadap pemenuhan persyaratan sebagai pengada

atau pengedar Benih/Bibit terdaftar; dan

c. pemeriksaan pelaksanaan persyaratan sebagai

pengada Benih dan pengedar Benih dan/atau Bibit

terdaftar dilakukan dengan menggunakan pedoman

sebagaimana tercantum pada Lampiran X yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

(6) Pemeriksaan dokumen pada pengada Benih dan

pengedar Benih dan/atau Bibit dan terhadap Benih dan

Bibit yang dipergunakan di wilayah setempat

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf h diatur

dengan ketentuan:

a. pengawas Benih dan Bibit menerima laporan tata

usaha peredaran Benih atau Bibit dari pengada

Benih dan pengedar Benih dan/atau Bibit, dan

laporan lain yang berkenaan dengan kinerja

pengada Benih dan pengedar Benih dan/atau Bibit,

baik secara langsung maupun melalui Kepala Dinas

Page 38: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 38 -

Provinsi atau Pejabat yang ditunjuk membawahi

pengawas Benih dan Bibit;

b. berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a pengawas Benih dan Bibit melakukan

pemeriksaan atas dokumen tata usaha peredaran

Benih atau Bibit pada pengada Benih dan pengedar

Benih dan/atau Bibit atau penerima/pengguna

Benih/Bibit; dan

c. pemeriksaan dokumen pada pengada Benih dan

pengedar Benih dan/atau Bibit dan terhadap Benih

dan Bibit yang dipergunakan di wilayah setempat

dilakukan dengan menggunakan pedoman

sebagaimana tercantum dalam Lampiran XI yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

(7) Pemeriksaan sarana dan prasarana penanganan Benih

atau Bibit pada pengedar Benih dan/atau Bibit

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf i diatur

dengan ketentuan:

a. pengawas Benih dan Bibit menerima laporan tata

usaha penanganan Benih dari pengada Benih dan

dan laporan lain yang berkenaan dengan kinerja

pengada Benih baik secara langsung maupun

melalui Kepala Dinas Provinsi atau Pejabat yang

ditunjuk membawahi pengawas benih dan Bibit;

b. berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a pengawas Benih dan Bibit melakukan

pemeriksaan kelayakan teknis penanganan Benih

atau Bibit dengan mengacu pada ketentuan tentang

tata usaha Benih dan Bibit tanaman hutan dan

teknik penanganan Benih atau Bibit; dan

c. pemeriksaan sarana dan prasarana penanganan

Benih atau Bibit pada pengedar Benih dan/atau

Bibit dilakukan dengan menggunakan pedoman

sebagaimana tercantum dalam Lampiran XII yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini.

Page 39: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 39 -

Pasal 51

(1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1)

dan Pasal 50 ayat (2) termasuk laporan pengaduan dari

masyarakat.

(2) Dalam hal laporan pengaduan dari masyarakat

disampaikan secara langsung, pengawas Benih dan Bibit

tanaman hutan membuat laporan kepada Kepala Dinas

Provinsi atau Pejabat yang ditunjuk membawahi

pengawas Benih dan Bibit.

Paragraf 5

Tindak Lanjut Pengawasan

Pasal 52

(1) Tindak lanjut pengawasan Benih dan Bibit berupa:

a. pemberian bimbingan teknis kepada pengada Benih

dan pengedar Benih dan/atau Bibit terdaftar;

dan/atau

b. pengenaan sanksi kepada pengada Benih dan

pengedar Benih dan/atau Bibit terdaftar.

(2) Pemberian bimbingan teknis kepada pengada Benih dan

pengedar Benih dan/atau Bibit terdaftar sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a berupa:

a. pemberian akses kepada pengada atau pengedar

Benih dan/atau Bibit terdaftar terhadap informasi

kebijakan, ilmu pengetahuan, dan teknologi; atau

b. pemberian fasilitasi untuk perbaikan kinerja

pengada atau pengedar Benih dan/atau Bibit

terdaftar.

(3) Dalam proses fasilitasi sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) huruf b pengawas Benih dan Bibit tanaman

hutan bertugas sebagai pemantau dan fasilitator.

(4) Pengenaan sanksi kepada pengada Benih dan pengedar

Benih dan/atau Bibit terdaftar sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf b diberikan sebagai akibat:

a. adanya ketidaksesuaian keterangan Benih atau

Bibit yang tercantum pada sertifikat dan label;

Page 40: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 40 -

b. adanya ketidaksesuaian keterangan Benih atau

Bibit dalam sertifikat dan label dengan kondisi fisik

Benih atau Bibit; dan/atau

c. mendapatkan surat teguran sebanyak 3 (tiga) kali

dari Kepala Dinas Provinsi untuk kesalahan yang

sama.

Pasal 53

(1) Jenis sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52

ayat (4) terdiri atas:

a. penghentian sementara sebagai pengada Benih dan

pengedar Benih dan/atau Bibit terdaftar; dan

b. pencabutan sebagai pengada Benih dan pengedar

Benih dan/atau Bibit terdaftar.

(2) Usulan pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan dengan ketentuan:

a. pengawas Benih dan Bibit membuat berita acara

berdasarkan hasil pemeriksaan dokumen dan fisik

dengan menggunakan format sebagaimana

tercantum dalam Lampiran XIII huruf A yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini;

b. pengawas Benih dan Bibit membuat usulan teguran

atau sanksi pengada Benih dan pengedar Benih

dan/atau Bibit kepada Kepala Dinas Provinsi

dengan menggunakan format sebagaimana

tercantum dalam Lampiran XIII huruf B atau

Lampiran XIII huruf C yang merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(3) Dalam hal terjadi pelanggaran peredaran Benih dan Bibit

yang bersifat lintas Provinsi, Kepala Dinas Provinsi

tempat terjadinya pelanggaran memberitahukan kepada

Kepala Dinas Provinsi tempat asal Benih atau Bibit, dan

melaporkan kepada gubernur terkait.

Page 41: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 41 -

BAB V

SERTIFIKASI

Pasal 54

Sertifikasi Benih dan Bibit meliputi:

a. Sertifikasi Sumber Benih; dan

b. Sertifikasi mutu Benih dan Bibit.

Bagian Kesatu

Sertifikasi Sumber Benih

Pasal 55

(1) Sertifikasi Sumber Benih sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 54 huruf a dilakukan untuk menjamin kebenaran

klasifikasi Sumber Benih.

(2) Proses sertifikasi Sumber Benih sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dilaksanakan oleh UPTD atau Balai dengan

tahapan:

a. pemilik atau pengelola Sumber Benih mengajukan

permohonan sertifikasi Sumber Benih kepada UPTD

atau Balai di wilayahnya dengan dilampiri dokumen

pendukung;

b. berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a Kepala UPTD atau Kepala Balai

membentuk:

1. tim penilai yang terdiri dari tenaga sertifikator

Sumber Benih dan tenaga terampil perbenihan

untuk Sumber Benih dengan klasifikasi TBT,

TBS, dan APB; dan

2. tim penilai yang terdiri dari tenaga sertifikator

Sumber Benih, tenaga terampil perbenihan

dengan melibatkan tenaga ahli pemuliaan dari

UPT Badan atau Perguruan Tinggi untuk

Sumber Benih dengan klasifikasi TBP, KBS,

KBK dan KP;

Page 42: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 42 -

c. tim melakukan pengumpulan informasi dengan

orientasi lapangan (quick tour) untuk menentukan

kelayakan sebagai Sumber Benih;

d. informasi sebagaimana dimaksud dalam huruf c

digunakan sebagai bahan untuk memastikan

terpenuhinya standar Sumber Benih; dan

e. dalam hal hasil identifikasi memenuhi standar

umum Sumber Benih, proses sertifikasi dilanjutkan

dengan deskripsi keadaan tegakan;

f. tim memberikan laporan hasil pemeriksaan kepada

Kepala UPTD atau Kepala Balai;

g. berdasarkan laporan Tim, Kepala UPTD atau Kepala

Balai menerbitkan sertifikat Sumber Benih kepada

pemilik atau pengelola Sumber Benih dengan

ketentuan:

1. satu nomor sertifikat Sumber Benih hanya

berlaku untuk satu lokasi Sumber Benih dan

untuk satu jenis tanaman (species);

2. sertifikat Sumber Benih berlaku selama

Sumber Benih tersebut masih produktif, tidak

mengalami kerusakan, tidak mengalami

perubahan fungsi/status Sumber Benih yang

dibuktikan dengan pelaporan atau

monitoring/pengawasan;

3. sertifikat Sumber Benih berlaku selama

Sumber Benih tersebut masih produktif atau

tidak mengalami kerusakan yang

mengakibatkan tidak berfungsi sebagai Sumber

Benih yang dibuktikan dengan pelaporan atau

monitoring/pengawasan;

4. dalam hal Sumber Benih terbukti tidak

produktif dan/atau mengalami kerusakan,

sertifikat Sumber Benih dinyatakan tidak

berlaku,

h. deskripsi keadaan tegakan sebagaimana dimaksud

dalam huruf e disusun dengan menggunakan

format sebagaimana tercantum dalam Lampiran XIV

Page 43: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 43 -

huruf A yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari Peraturan Menteri ini; dan

i. Sertifikat Sumber Benih disusun dengan

menggunakan format sebagaimana tercantum

dalam Lampiran XIV huruf B yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 56

Standar Sumber Benih sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 55 ayat (2) huruf d dan huruf e terdiri atas:

a. standar umum Sumber Benih; dan

b. standar khusus Sumber Benih.

Pasal 57

(1) Standar umum Sumber Benih sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 56 huruf a memiliki kriteria:

a. aksesibilitas;

b. pembungaan/pembuahan;

c. keamanan;

d. kesehatan tegakan;

e. batas areal; dan

f. terkelola dengan baik.

(2) Aksesibilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf a dengan ketentuan lokasi Sumber Benih mudah

dijangkau dan memudahkan untuk pemeliharaan,

pengunduhan buah, mempercepat waktu pengangkutan,

serta untuk menjamin mutu fisik-fisiologis Benih.

(3) Pembungaan/pembuahan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b dengan ketentuan tegakan pernah

berbunga dan berbuah, kecuali untuk KP.

(4) Keamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c

dengan ketentuan tegakan harus aman dari ancaman

kebakaran, penebangan liar, perladangan berpindah,

penggembalaan, dan penjarahan kawasan.

(5) Kesehatan tegakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf d dengan ketentuan tegakan harus tidak terserang

hama dan penyakit.

Page 44: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 44 -

(6) Batas areal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e

dengan ketentuan batas areal harus jelas, sehingga

pengumpul Benih mengetahui tegakan yang termasuk

sebagai Sumber Benih.

(7) Terkelola dengan baik sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf f dengan ketentuan Sumber Benih jelas

status kepemilikannya serta memiliki indikator

manajemen yang baik, meliputi pemeliharaan,

pengorganisasian dan pemanfaatan Benih.

Pasal 58

(1) Standar khusus Sumber Benih sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 56 huruf b terdiri atas standar khusus:

a. TBT;

b. TBS;

c. APB;

d. TBP;

e. KBS;

f. KBK; dan

g. KP.

(2) Standar khusus TBT sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf a memiliki kriteria:

a. asal tegakan dari hutan alam atau hutan tanaman;

b. dalam hal tegakan berasal dari hutan tanaman,

tegakan tersebut tidak direncanakan dari awal

untuk dijadikan sebagai Sumber Benih;

c. asal-usul Benihnya tidak diketahui;

d. jumlah pohon paling sedikit 25 (dua puluh lima)

pohon induk;

e. kualitas tegakan rata-rata atau memenuhi standar

produktifitas yang ditetapkan oleh Kepala Badan;

f. jalur isolasi tidak diperlukan; dan

g. penjarangan tidak dilakukan.

(3) Ilustrasi standar khusus TBT sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran XV huruf A

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Page 45: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 45 -

Pasal 59

(1) Standar khusus TBS sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 59 ayat (1) huruf b memiliki kriteria:

a. asal tegakan dari hutan alam atau hutan tanaman;

b. dalam hal tegakan berasal dari hutan tanaman,

tegakan tersebut tidak direncanakan dari awal

untuk dijadikan sebagai Sumber Benih;

c. asal-usul Benihnya tidak diketahui;

d. jumlah pohon paling sedikit 25 (dua puluh lima)

pohon induk;

e. kualitas tegakan di atas rata-rata atau memenuhi

standar produktivitas yang ditetapkan oleh Kepala

Badan;

f. jalur isolasi tidak diperlukan; dan

g. penjarangan terbatas pada pohon-pohon yang jelek.

(2) Ilustrasi standar khusus TBS sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran XV huruf B

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Pasal 60

(1) Standar khusus APB sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 58 ayat (1) huruf c memiliki kriteria:

a. asal tegakan dari hutan alam atau hutan tanaman;

b. dalam hal tegakan berasal dari hutan tanaman,

dapat berasal dari konversi tegakan yang ada atau

dibangun khusus untuk APB;

c. asal-usul Benih untuk tegakan yang dikonversi

sebagai APB sebaiknya diketahui, asal-usul Benih

harus diketahui apabila dibangun khusus untuk

APB;

d. lot Benih untuk membangun APB paling sedikit

berasal dari 25 (dua puluh lima) pohon induk untuk

menjaga keragaman genetik;

e. jumlah pohon paling sedikit 25 (dua puluh lima)

batang dalam satu hamparan setelah penjarangan;

Page 46: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 46 -

f. kualitas tegakan di atas kualitas TBS atau

memenuhi standar produktifitas yang ditetapkan

oleh Kepala Badan;

g. jalur isolasi diperlukan; dan

h. penjarangan dilakukan untuk mempertahankan

pohon-pohon yang terbaik dan meningkatkan

produksi Benih.

(2) Ilustrasi standar khusus APB sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran XV huruf C

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Pasal 61

(1) Standar khusus TBP sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 58 ayat (1) huruf d ditetapkan dengan kriteria:

a. asal tegakan berasal dari hutan tanaman;

b. asal-usul Benih dari satu provenan terbaik dari

hasil uji provenan, lot Benih untuk membangun

TBP paling sedikit berasal dari 25 (dua puluh lima)

pohon induk untuk menjaga keragaman genetik;

c. jumlah pohon paling sedikit 25 (dua puluh lima)

batang setelah penjarangan;

d. kualitas tegakan di atas kualitas APB atau

memenuhi standar produktifitas yang ditetapkan

oleh Kepala Badan;

e. jalur isolasi diperlukan; dan

f. penjarangan dilakukan untuk mempertahankan

pohon-pohon yang terbaik dan meningkatkan

produksi Benih.

(2) Ilustrasi standar khusus TBP sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran XV huruf D

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Pasal 62

(1) Standar Khusus KBS sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 58 ayat (1) huruf e memiliki kriteria:

Page 47: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 47 -

a. Benih berasal dari hutan tanaman atau hutan alam;

b. asal-usul famili dari pohon induk/pohon plus,

identitas famili dicantumkan di peta (rancangan

kebun) atau tanda famili di lapangan;

c. jumlah pohon paling sedikit 25 (dua puluh lima)

famili setelah penjarangan, apabila kurang dari 25

(dua puluh lima) famili harus berdasarkan

rekomendasi ahli pemuliaan tanaman hutan;

d. kualitas genotip baik atau memenuhi standar

produktifitas yang ditetapkan oleh Kepala Badan;

e. jalur isolasi diperlukan; dan

f. penjarangan dilakukan untuk mempertahankan

famili-famili yang terbaik dan meningkatkan

produksi Benih berdasarkan metode seleksi sesuai

dengan hasil uji keturunan.

(2) Ilustrasi standar khusus KBS sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran XV huruf E

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Pasal 63

(1) Standar khusus KBK sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 58 ayat (1) huruf f memiliki kriteria:

a. klon berasal dari pohon plus hasil uji keturunan;

b. asal-usul klon dari pohon plus.

c. Benih dipisah menurut kloni (pohon induk),

identitas klon di kebun Benih dicantumkan pada

peta (rancangan kebun) dan/atau tanda di pohon;

d. jumlah pohon paling sedikit 25 (dua puluh lima)

klon setelah penjarangan, apabila kurang dari 25

(dua puluh lima) klon harus berdasarkan

rekomendasi ahli pemuliaan tanaman hutan;

e. kualitas genotip baik atau memenuhi standar

produktifitas yang ditetapkan oleh Kepala Badan;

f. jalur isolasi diperlukan;

g. penjarangan dilakukan untuk mempertahankan

klon yang terbaik dan meningkatkan produksi

Page 48: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 48 -

Benih berdasarkan hasil uji keturunan dan

penampakan klon di kebun Benih; dan

h. penjarangan terdiri atas penjarangan klon

(menebang klon terjelek) dan penjarangan dalam

klon (menebang fenotip jelek dalam klon dan

meninggalkan satu pohon).

(2) Ilustrasi standar khusus KBK sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran XV huruf F

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Pasal 64

(1) Standar khusus KP sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 58 ayat (1) huruf g memiliki kriteria:

a. asal-usul bahan vegetatif berasal dari klon unggul

hasil uji klon;

b. penanaman dilakukan terpisah (keturunan dari

satu pohon induk di setiap bedeng) atau campuran

(keturunan beberapa pohon induk dalam satu

bedeng);

c. kualitas genotip baik atau memenuhi standar

produktifitas yang ditetapkan oleh Kepala Badan;

d. tidak perlu jalur isolasi;

e. KP dikelola dengan pemangkasan, pemupukan dan

perlakuan lain untuk meningkatkan produksi bahan

stek; dan

f. bahan tanaman untuk periode tertentu perlu diganti

dengan yang baru jika dianggap steknya sulit

berakar atau produktifitas tunasnya rendah.

(2) Ilustrasi standar khusus KP sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran XV huruf G

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

Page 49: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 49 -

Bagian Kedua

Sertifikasi Mutu Benih dan Bibit

Pasal 65

(1) Setiap Benih atau Bibit yang beredar harus jelas

kualitasnya yang dibuktikan dengan:

a. sertifikat mutu untuk Benih atau Bibit yang berasal

dari Sumber Benih bersertifikat; atau

b. surat keterangan pengujian untuk Benih dan/atau

surat keterangan penilaian Bibit yang tidak berasal

dari Sumber Benih bersertifikat.

(2) Standar kualitas atau mutu Benih atau Bibit

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:

a. standar mutu fisik-fisiologis Benih atau Bibit; dan

b. standar mutu genetik Benih atau Bibit.

(3) Sertifikat mutu Benih dan Bibit sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) diterbitkan oleh Kepala UPTD atau

Kepala Balai.

Pasal 66

(1) Penerbitan sertifikat mutu Benih sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 65 ayat (3) diajukan dengan tahapan:

a. pemohon mengajukan surat permohonan sertifikasi

mutu Benih kepada UPTD atau Balai di wilayahnya;

b. berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a Kepala UPTD atau Kepala Balai

menunjuk petugas atau pengawas untuk

melaksanakan pengambilan contoh Benih dan

memeriksa keterangan asal-usul Benih;

c. pengambilan contoh Benih sebagaimana dimaksud

dalam huruf b dilengkapi dengan blanko;

d. UPTD atau Balai wajib melakukan pengujian mutu

fisik-fisiologis Benih, meliputi:

1. kemurnian;

2. berat 1.000 (seribu) butir;

3. kadar air; dan

4. daya kecambah.

Page 50: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 50 -

e. pengujian mutu fisik-fisiologis Benih sebagaimana

dimaksud dalam huruf d dilaksanakan berdasarkan

petunjuk teknis yang ditetapkan oleh Direktur

Jenderal;

f. berdasarkan hasil pengujian mutu Benih

sebagaimana dimaksud dalam huruf e, UPTD atau

Balai menerbitkan sertifikat mutu Benih atau surat

keterangan hasil pengujian mutu Benih;

g. sertifikat mutu Benih sebagaimana dimaksud dalam

huruf f diterbitkan dalam hal Benihnya berasal dari

Sumber Benih bersertifikat;

h. surat keterangan hasil pengujian mutu Benih

sebagaimana dimaksud dalam huruf f diterbitkan

dalam hal Benihnya tidak jelas asal usulnya;

i. sertifikat mutu Benih dan surat keterangan hasil

pengujian mutu Benih sebagaimana dimaksud pada

huruf f diberlakukan hanya untuk lot Benih yang

diujikan;

j. berdasarkan sertifikat mutu Benih dan surat

keterangan hasil pengujian mutu Benih

sebagaimana dimaksud dalam huruf i, pemohon

dapat membuat dan memasang label Benih; dan

k. surat permohonan sertifikasi mutu Benih

sebagaimana dimaksud dalam huruf a disusun

dengan menggunakan format sebagaimana

tercantum dalam Lampiran XVI huruf A yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini;

l. keterangan asal-usul Benih sebagaimana dimaksud

dalam huruf b disusun dengan menggunakan

format sebagaimana tercantum dalam Lampiran XVI

huruf B yang merupakan bagian tidak terpisahkan

dari Peraturan Menteri ini;

m. blanko keterangan contoh benih dan berita acara

pengambilan contoh Benih sebagaimana dimaksud

dalam huruf c disusun dengan menggunakan

format sebagaimana tercantum dalam Lampiran XVI

Page 51: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 51 -

huruf C dan Lampiran XVI huruf D yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;

n. sertifikat mutu Benih sebagaimana dimaksud dalam

huruf f disusun dengan menggunakan format

sebagaimana tercantum dalam Lampiran XVI huruf

E yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini;

o. surat keterangan hasil pengujian mutu Benih

sebagaimana dimaksud dalam huruf f disusun

dengan menggunakan format sebagaimana

tercantum dalam Lampiran XVI huruf F yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini; dan

p. label Benih bersertifikat sebagaimana dimaksud

dalam huruf j disusun dengan menggunakan format

sebagaimana tercantum dalam Lampiran XVI huruf

G yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

Peraturan Menteri ini.

(2) UPTD atau Balai dapat membatalkan sertifikat mutu

Benih dalam hal terbukti bahwa label Benih yang

dipasang tidak sesuai dengan sertifikat mutu Benih.

Pasal 67

(1) Penerbitan sertifikat mutu Bibit sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 65 ayat (3) diajukan dengan tahapan:

a. pemohon mengajukan surat permohonan sertifikasi

mutu Bibit kepada Balai atau UPTD;

b. berdasarkan permohonan sebagaimana dimaksud

dalam huruf a Kepala Balai atau Kepala UPTD

membentuk tim penilai/sertifikasi mutu Bibit;

c. tim melakukan penilaian mutu Bibit dengan

memeriksa dokumen asal usul Benih dan sertifikat

mutu Benih yang dilanjutkan dengan penilaian

mutu Bibit;

d. Bibit yang dinilai oleh tim adalah Bibit yang

umurnya paling banyak 2 (dua) tahun dan telah

dilakukan sortasi Bibit;

Page 52: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 52 -

e. penilaian mutu Bibit sebagaimana dimaksud dalam

huruf d dilaksanakan berdasarkan petunjuk teknis

yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal;

f. hasil penilaian Bibit sebagaimana dimaksud dalam

huruf d dituangkan dalam berita acara penilaian

mutu Bibit;

g. berdasarkan hasil penilaian tim, Balai atau UPTD

menerbitkan sertifikat mutu Bibit atau surat

keterangan hasil pemeriksaan mutu Bibit dalam hal

Bibitnya memenuhi syarat mutu Bibit yang

dikategorikan pada kualitas Pertama (P) atau

Kedua (D) dengan masa berlaku paling lama 1 (satu)

tahun sejak diterbitkan;

h. sertifikat mutu Bibit sebagaimana dimaksud dalam

huruf g diterbitkan dalam hal Benihnya berasal dari

sumber Benih bersertifikat dan Surat keterangan

hasil pemeriksaan mutu Bibit diterbitkan dalam hal

Benihnya tidak jelas asal usulnya;

i. penerima sertifikat dapat menerbitkan label Bibit

atau surat keterangan mutu Bibit sesuai dengan

mutu yang tertera dalam sertifikat dengan

ketentuan sebagai berikut:

1. label Bibit diterbitkan dalam hal Bibit dijual

dalam jumlah satuan kecil atau paling banyak

1000 (seribu) batang pada satu kali penjualan;

2. surat keterangan mutu Bibit diterbitkan dalam

hal Bibit dijual dalam jumlah yang banyak atau

lebih dari 1000 (seribu) batang pada 1 (satu)

kali penjualan; dan

j. surat permohonan sertifikasi mutu Bibit

sebagaimana dimaksud dalam huruf a disusun

dengan menggunakan format sebagaimana

tercantum dalam Lampiran XVI huruf H yang

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Menteri ini;

k. berita acara penilaian mutu Bibit sebagaimana

dimaksud dalam huruf f disusun dengan

Page 53: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 53 -

menggunakan format sebagaimana tercantum

dalam Lampiran XVI huruf I yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;

l. sertifikat mutu Bibit dan Surat keterangan

pemeriksaan mutu Bibit sebagaimana dimaksud

dalam huruf h disusun dengan menggunakan

format sebagaimana tercantum dalam Lampiran XVI

huruf J dan Lampiran XVI huruf K yang merupakan

bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;

m. Label Bibit dan Surat Keterangan Mutu Bibit

sebagaimana dimaksud dalam huruf i dibuat

dengan menggunakan format sebagaimana

tercantum dalam Lampiran XVI huruf L dan

Lampiran XVI huruf M yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(2) UPTD atau Balai dapat membatalkan sertifikat mutu

Bibit dalam hal terbukti tidak sesuai dengan sertifikat

mutu Bibit.

Pasal 68

(1) Standar mutu fisik-fisiologis Benih sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 65 ayat (2) huruf a ditentukan

berdasarkan:

a. mutu fisik Benih meliputi kadar air, berat 1000

(seribu) butir dan kemurnian; dan

b. mutu fisiologis berupa daya kecambah Benih.

(2) Standar mutu genetik Benih sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 65 ayat (2) huruf b ditentukan berdasarkan

klasifikasi Sumber Benih yang telah disertifikasi.

Pasal 69

(1) Standar mutu fisik-fisiologis Bibit sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 65 ayat (2) huruf a merupakan

nilai kuantitatif dan kualitatif dari nilai sehat, diameter,

tinggi dan kekompakan media.

Page 54: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 54 -

(2) Standar mutu genetik Bibit sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 65 ayat (2) huruf b ditentukan berdasarkan

klasifikasi Sumber Benih yang telah disertifikasi.

Bagian Ketiga

Pelaksana Sertifikasi

Pasal 70

(1) UPTD dan Balai yang melaksanakan sertifikasi harus

memenuhi kriteria dan standar pelaksana sertifikasi.

(2) Kriteria pelaksana sertifikasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) wajib memiliki kemampuan untuk:

a. menyelenggarakan sertifikasi Sumber Benih;

b. menyelenggarakan sertifikasi mutu Benih; dan

c. menyelenggarakan sertifikasi mutu Bibit.

(3) Standar pelaksana sertifikasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) terdiri atas :

a. standar organisasi;

b. standar sumber daya manusia; dan

c. standar sarana dan prasarana.

Pasal 71

(1) Standar organisasi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 70 ayat (3) huruf a meliputi:

a. mempunyai struktur organisasi, uraian tugas dan

tanggung jawab yang berkaitan dengan kegiatan

Perbenihan dan pembibitan;

b. memiliki prosedur untuk mengelola dokumen dan

rekaman data;

c. memiliki sistem mutu yang memberikan

kepercayaan dan kemampuan dalam

mengoperasikan sistem sertifikasi;

d. memiliki sistem pengendalian mutu dalam

sertifikasi; dan

e. memiliki tanggung jawab dalam pemberian

sertifikat.

Page 55: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 55 -

(2) Standar sumber daya manusia sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 70 ayat (3) huruf b harus memiliki tenaga

yang memadai dan kompeten (ahli, terampil dan

pengalaman) yang dibuktikan dengan:

a. ijazah pendidikan formal yang berhubungan dengan

kegiatan penilaian Sumber Benih, mutu Bibit

dan/atau pengujian mutu Benih yang didukung

dengan bukti laporan kegiatan penilaian Sumber

Benih, mutu Bibit dan/atau pengujian mutu Benih;

b. sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh lembaga

sertifikasi profesi yang telah terakreditasi; atau

c. telah mengikuti pelatihan dan dinyatakan kompeten

dengan ketentuan sebagai berikut:

1. sertifikator Sumber Benih, telah mengikuti

pelatihan penilaian Sumber Benih paling sdikit

sebanyak 40 JPL;

2. sertifikator mutu Benih, telah mengikuti

pelatihan pengujian mutu Benih paling sedikit

sebanyak 40 JPL; atau

3. sertifikator mutu Bibit, telah mengikuti

pelatihan penilaian mutu Bibit paling sedikit

sebanyak 30 JPL.

(3) Standar sarana dan prasarana minimal sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 70 ayat (3) huruf c yang harus

dimiliki oleh UPTD dan Balai untuk:

a. melakukan penilaian Sumber Benih; dan

b. pengujian mutu Benih.

(4) Standar sarana dan prasarana untuk penilaian mutu

Bibit berupa meteran dan kaliper yang jumlahnya

disesuaikan dengan keperluan.

(5) UPTD melakukan sertifikasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) terhadap:

a. Sumber Benih yang berada di wilayahnya; dan

b. mutu Benih dan/atau Bibit yang diproduksi di

wilayahnya.

(6) Dalam hal UPTD belum memenuhi kriteria dan standar

untuk melakukan sertifikasi sebagaimana dimaksud

Page 56: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 56 -

pada ayat (5), sertifikasi dilaksanakan oleh Balai atau

UPTD lain.

(7) Standar sarana dan prasarana Sumber Benih

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a disusun

dengan menggunakan format sebagaimana tercantum

dalam Lampiran XVI huruf N yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(8) Standar sarana dan prasarana pengujian mutu Benih

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b disusun

dengan menggunakan format sebagaimana tercantum

dalam Lampiran XVI huruf O yang merupakan bagian

tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB VI

PERIZINAN BIDANG PERBENIHAN TANAMAN HUTAN

Pasal 72

(1) Kegiatan perizinan di bidang Perbenihan Tanaman Hutan

diselenggarakan melalui perizinan berusaha terintegrasi

secara elektronik.

(2) Kegiatan perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

meliputi:

a. izin usaha; dan

b. izin komersial atau operasional.

(3) Izin usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a

berupa penetapan pengada benih dan pengedar benih

dan/atau bibit terdaftar.

(4) Izin komersial atau operasional sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf b berupa izin:

a. pemasukan benih dan/atau bibit tanaman hutan

dari luar negeri; dan

b. pengeluaran benih dan/atau bibit tanaman hutan ke

luar negeri.

Pasal 73

Ruang lingkup perizinan berusaha terintegrasi secara

elektronik bidang perbenihan tanaman hutan meliputi:

Page 57: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 57 -

a. tata cara permohonan izin usaha dan izin komersial atau

izin operasional bidang perbenihan tanaman hutan;

b. penyelesaian permohonan izin;

c. tata cara Pemenuhan Komitmen;

d. pengawasan pelaksanaan kegiatan usaha; dan

e. pelaporan kegiatan usaha.

Pasal 74

Ketentuan lebih lanjut mengenai norma, standar, prosedur

dan kriteria perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik

bidang perbenihan tanaman hutan dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

BAB VII

PUNGUTAN JASA DAN IURAN

PERBENIHAN TANAMAN HUTAN

Pasal 75

(1) Kegiatan pemanfaatan sumber daya alam berupa Benih

dan Bibit serta pelayanan perbenihan tanaman hutan

dikenakan pungutan jasa atau iuran dalam bentuk

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) atau retribusi

daerah

(2) Pungutan jasa perbenihan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dikenakan pada kegiatan perizinan di bidang

Perbenihan.

(3) Pungutan iuran perbenihan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dikenakan pada kegiatan pengumpulan/

pengunduhan Benih dan anakan.

Pasal 76

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemungutan,

penyetoran, dan besarnya pungutan jasa dan iuran

perbenihan tanaman hutan sebagaimana diamaksud dalam

Pasal 75 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan

Perundang-undangan.

Page 58: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 58 -

BAB VIII

PELAPORAN

Bagian Kesatu

Pelaporan Pengada dan Pengedar Benih dan/atau Bibit

Tanaman Hutan Terdaftar

Pasal 77

(1) Pelaporan oleh pengada Benih dan pengedar Benih

dan/atau Bibit tanaman hutan terdaftar, dilakukan

setiap 6 (enam) bulan sekali, untuk periode Januari

sampai dengan Juni disampaikan pada bulan Juli,

sedangkan periode Juli sampai dengan Desember

disampaikan pada bulan Januari tahun berikutnya.

(2) Laporan disampaikan kepada Kepala Dinas Provinsi

dengan tembusan kepada Kepala Balai.

(3) Pengada Benih dan pengedar Benih dan/atau Bibit

tanaman hutan terdaftar yang tidak menyampaikan

laporan selama 2 (dua) tahun berturut-turut, dilakukan

monitoring dan evaluasi oleh Dinas Provinsi dan/atau

Balai.

(4) Pengada Benih dan pengedar Benih dan/atau Bibit

tanaman hutan terdaftar yang terbukti tidak

menjalankan kegiatan usahanya, penetapan sebagai

pengada Benih dan pengedar Benih dan/atau Bibit

tanaman hutan terdaftar dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 78

Dalam hal pengada benih dan pengedar benih dan/atau bibit

tanaman hutan terdaftar memiliki pembibitan/perbenihan di

lokasi baru, wajib melaporkan kepada Dinas Provinsi dimana

lokasi pembibitan/perbenihan baru tersebut berada.

Page 59: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 59 -

Bagian Kedua

Palaporan Pengawasan

Pasal 79

(1) Pengawas Benih dan Bibit membuat laporan kegiatan

setiap bulan kepada Kepala Dinas Provinsi.

(2) Kepala Dinas Provinsi membuat laporan pengawasan

peredaran Benih dan Bibit setiap 6 (enam) bulan kepada

gubernur dengan tembusan kepada Kepala Balai.

(3) Gubernur membuat laporan penyelenggaraan

pengawasan peredaran Benih dan Bibit secara berkala 1

(satu) kali dalam jangka waktu 1 (satu) tahun kepada

Menteri.

(4) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2),

dan ayat (3) paling sedikit memuat:

a. asal-usul, jumlah, jenis, dan mutu Benih atau Bibit

yang beredar;

b. kasus khusus yang sudah dan sedang diselesaikan;

dan

c. masalah dan kendala yang dihadapi dalam

pelaksanaan pengawasan.

BAB IX

PEMBINAAN

Pasal 80

(1) Pembinaan dilakukan oleh Pemerintah dan Pemerintah

Daerah Provinsi;

(2) Pembinaan oleh Pemerintah dilakukan oleh Menteri

kepada:

a. Kepala Balai;

b. Pemerintah Daerah Provinsi; dan

c. Badan Usaha dan perorangan yang melakukan

kegiatan perbenihan tanaman hutan yang menjadi

kewenangannya.

(3) Pembinaan oleh Pemerintah Daerah Provinsi dilakukan

oleh Kepala Dinas Provinsi kepada:

Page 60: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 60 -

a. Pemerintah Daerah kabupaten/kota yang

melaksanakan kegiatan pengelolaan Sumber Daya

Genetik dan Sumber Benih; dan

b. Badan Usaha dan perorangan yang melakukan

kegiatan perbenihan tanaman hutan yang menjadi

kewenangannya.

(4) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

dilakukan melalui:

a. pemberian bimbingan;

b. supervisi;

c. konsultasi;

d. pemantauan dan evaluasi; dan

e. pendidikan dan latihan dan kegiatan pemberdayaan

lainnya.

(5) Dalam melakukan Pembinaan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) Menteri dapat melimpahkan kepada

Direktur Jenderal.

Pasal 81

(1) Pemberian bimbingan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 80 ayat (4) huruf a dilakukan untuk tercapainya

kemampuan dalam memahami, menerima dan

menjalankan norma, standar, prosedur, dan kriteria

pelaksanaan urusan pemerintahan bidang kehutanan

pada kegiatan perbenihan tanaman hutan.

(2) Dalam menyelenggarakan pemberian bimbingan,

Direktur Jenderal menyelenggarakan bimbingan teknis,

dan penyebaran pedoman pelaksanaan norma, standar,

prosedur, dan kriteria kepada Dinas Provinsi.

Pasal 82

(1) Supervisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80

ayat (4) huruf b dilakukan untuk terwujudnya ketertiban

dalam melaksanakan norma, standar, prosedur, dan

kriteria pelaksanaan urusan pemerintahan bidang

kehutanan pada kegiatan Perbenihan tanaman hutan.

Page 61: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 61 -

(2) Dalam menyelenggarakan supervisi, Direktur Jenderal

memberikan rekomendasi kepada Dinas Provinsi atas

kinerja pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan

kriteria.

Pasal 83

(1) Konsultasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80

ayat (4) huruf c dilakukan untuk membangun

kesepakatan tentang kebijakan teknis yang diperlukan

dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam

pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria

pelaksanaan urusan pemerintahan bidang kehutanan

pada kegiatan perbenihan tanaman hutan.

(2) Dalam menyelenggarakan konsultasi, Direktur Jenderal

berkoordinasi dengan Dinas Provinsi untuk

mengendalikan pelaksanaan norma, standar, prosedur,

dan kriteria.

Pasal 84

(1) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 80 ayat (4) huruf d dilakukan untuk mengetahui

keterlaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria

pelaksanaan urusan pemerintahan bidang kehutanan

pada kegiatan perbenihan tanaman hutan.

(2) Dalam menyelenggarakan pemantauan dan evaluasi,

Direktur Jenderal melaksanakan pengumpulan data dan

informasi tentang:

a. kemampuan kelembagaan dalam melaksanakan

norma, standar, prosedur, dan kriteria;

b. ketertiban aparat dan lembaga dalam melaksanakan

norma, standar, prosedur, dan kriteria; dan

c. efektifitas norma, standar, prosedur, dan kriteria

dalam rangka mencapai tujuan urusan perbenihan

tanaman hutan.

Page 62: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 62 -

Pasal 85

Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 80 ayat (4) huruf d terhadap pengelolaan Areal

Konservasi Sumber Daya Genetik dilakukan oleh:

a. Direktur Jenderal yang membidangi konservasi sumber

daya alam hayati pada kawasan hutan konservasi;

b. Direktur Jenderal atas areal yang dibangun berdasarkan

kewenangannya;

c. Kepala Badan atas areal yang dibangun berdasarkan

kewenangannya; dan

d. Gubernur atas areal di luar kawasan hutan yang

diselenggarakan perorangan atau Badan Usaha

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) dan

taman hutan raya.

Pasal 86

(1) Pemantauan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84

terhadap Benih unggul atau Varietas unggul yang telah

dilepas dilakukan oleh Direktur Jenderal.

(2) Direktur Jenderal melarang pengadaan, peredaran dan

penanaman Benih unggul atau Varietas unggul yang

berdasarkan pemantauan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) ternyata menimbulkan kerugian bagi masyarakat

dan lingkungan.

Pasal 87

Pemantauan hasil pemasukan Benih dan/atau Bibit sesuai

dengan tujuannya dilakukan oleh Direktorat Jenderal atau

Badan.

Pasal 88

Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 84 sampai dengan Pasal 87 digunakan sebagai

bahan untuk melaksanakan pemberian bimbingan, supervisi,

dan konsultasi.

Page 63: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 63 -

Pasal 89

(1) Pendidikan, pelatihan, dan kegiatan pemberdayaan

lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 ayat (4)

huruf e dilakukan untuk menyediakan sumber daya

manusia yang memiliki kemampuan dalam

menyelenggarakan urusan perbenihan tanaman hutan.

(2) Dalam menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, dan

kegiatan pemberdayaan lainnya, Direktur Jenderal

menyusun rencana pendidikan dan pelatihan,

berkoordinasi dengan instansi yang terkait dengan

pendidikan dan pelatihan serta pemberdayaan, dan

menyediakan pedoman teknis yang dibutuhkan.

BAB X

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 90

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku,

penyelenggaraan perbenihan tanaman hutan dan pengawasan

peredaran Benih tanaman hutan yang sudah dilaksanakan

sebelum Peraturan Menteri ini diundangkan, dinyatakan

tetap berlaku dan untuk pelaksanaan selanjutnya

menyesuaikan dengan Peraturan Menteri ini.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 91

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:

a. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.1/MENHUT-

II/2009 tentang Penyelenggaraan Perbenihan Tanaman

Hutan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 4) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Kehutanan Nomor P.72/MENHUT-II/2009

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kehutanan

Nomor P.1/MENHUT-II/2009 tentang Penyelenggaraan

Page 64: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 64 -

Perbenihan Tanaman Hutan (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 490); dan

b. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.28/MENHUT-

II/2010 tentang Pengawasan Peredaran Benih Tanaman

Hutan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010

Nomor 312),

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 92

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Page 65: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 65 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya

dalam Berita Negara Republik Indonesia.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 17 Januari 2020

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SITI NURBAYA

Diundangkan di Jakarta

pada tanggal 30 Januari 2020

DIREKTUR JENDERAL

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

WIDODO EKATJAHJANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2020 NOMOR 66

Salinan sesuai dengan aslinya

Plt.KEPALA BIRO HUKUM,

ttd.

MAMAN KUSNANDAR

Page 66: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 66 –

LAMPIRAN I

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR P.3/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2020

TENTANG

PENYELENGGARAAN PERBENIHAN TANAMAN HUTAN

SURAT KETERANGAN ASAL USUL BENIH DAN/ATAU BIBIT

(CERTIFICATE OF ORINGIN)

A. Format Surat Permohonan Keterangan Asal Usul Benih dan/atau Bibit

(Certificate of Origin)

Hal : Permohonan Sertifikasi Asal Usul Benih/Bibit *)

Kepada Yth Direktur Jenderal ...............

di – JAKARTA

Dengan hormat, Dengan ini kami Nama : …………………………… Alamat : ……………………………

(Provinsi/Kabupaten/Kecamatan/Desa) Nomor Telepon/Faximile : ………………………......

Bermaksud untuk memohon penerbitan surat keterangan asal usul benih/bibit *) tanaman :

Nama Spesies : ………………… (Nama perdagangan/Nama latin)

Jumlah Benih : ……………….. Kg Lokasi : ………………… (Provinsi/Kabupaten/Kecamatan/Desa)

Demikian atas perhatian Bapak kami ucapkan terima kasih.

…………………………

( Ttd ) Pemohon

Tembusan:

Kepala Balai ……………

Keterangan: *) Coret yang tidak perlu

Page 67: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 67 –

B. Format Surat Rekomendasi Asal-Usul Benih/Bibit

KOP SURAT

Kepada Yth.

Direktur Jenderal ... di-

JAKARTA

Menindak lanjuti surat perintah Direktur Jenderal ...... Nomor ………………………… tanggal ……………………, bersama ini disampaikan hal-hal sebagai berikut :

1. Dalam rangka pemberian rekomendasi, Balai ………………………

telah melaksanakan pemeriksaan terhadap dokumen asal usul dan jumlah benih sebagaimana terlampir dalam Berita Acara Pemeriksaan.

2. Sehubungan dengan hasil pemeriksaan pada butir 1 di atas, maka

kami merekomendasikan …………………… (pemohon)……… bahwa

benih tersebut benar-benar/tidak benar berasal dari sumber benih …………… sebanyak.................… kg.

Demikian rekomendasi yang dapat kami sampaikan.

Kepala Balai …………………..

………………………………

Keterangan: *) Coret yang tidak perlu

Page 68: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 68 –

C. Format Berita Acara Pemeriksaan Asal-Usul Benih/Bibit

BERITA ACARA PEMERIKSAAN ASAL USUL BENIH/BIBIT

Pada hari ini .................. tanggal ................ bulan ............. tahun

......... yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Jabatan : Alamat :

Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

Nama : Jabatan :

Alamat :

Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA telah melaksanakan kegiatan pemeriksaan asal-usul

dan jumlah benih/bibit *):

a. Asal benih/bibit dari sumber benih :

Nomor sumber benih : Jenis tanaman : Lokasi :

Provinsi : Kabupaten :

Kecamatan : Desa : Blok :

Koordinat : Ketinggian : Zona benih :

Luas sumber benih :

b. Jumlah Benih/Bibit : ……………… kg/batang *)

milik PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah memberikan informasi kebenaran asal-usul jumlah benih/bibit kepada PIHAK PERTAMA.

Demikian Berita Acara Pemeriksaan Asal-Usul Benih/Bibit ini dibuat sebagai bukti telah melaksanakan kegiatan pemeriksaan asal-usul

benih/bibit *).

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,

...........................................

......................................... Keterangan: *) Coret yang tidak perlu

Page 69: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 69 –

D. Format Surat Keterangan Asal Usul Benih dan/atau Bibit (Certificate

of Origin)

MINISTRY OF

ENVIROMENT AND

FORESTRY

DIRECTORATE

GENERAL OF ....

CERTIFICATE

OF ORIGIN

Reference No: .....

DESCRIPTION OF THE CONSIGNMENT Exporter (name and

address)

Consignee (name and address,

including country)

Name of produce and quantity declared

Botanical name: Number and

description of package:

Distinguishing marks:

SEED SOURCE DESCRIPTION Species Latitude

Producer Longitude

Seed Zone

No.

Altitude (asl)

District Total Area

Division

Producti

ve area

Name of site

Seed

source no.

Seed Source Class Jakarta, ………………………..

DIRECTOR GENERAL OF ...

Identified stand

Selected Stand

Seed Production

Area Provenance Seed

Stand Seedling Seed

Orchard Clonal Seed

Orchard

Salinan sesuai dengan aslinya

Plt. KEPALA BIRO HUKUM,

ttd.

MAMAN KUSNANDAR

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SITI NURBAYA

Page 70: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 70 –

LAMPIRAN II

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR P.3/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2020

TENTANG

PENYELENGGARAAN PERBENIHAN TANAMAN HUTAN

TATA USAHA BENIH DAN BIBIT

A. Format Catatan Mutasi Per Lot Benih

CATATAN MUTASI PER LOT BENIH

Bulan

1. Nama Pengada/Pengedar Benih :

2. Alamat :

3. Nama Species (lokal & latin) :

4. Penerimaan Benih (Pengunduhan/Pembelian)

a. Sertifikat Sumber Benih :

b. Berat Benih (gr/Kg)*) :

c. Tanggal Pengunduhan :

Tanggal

Pengeluaran Benih

Sisa Benih (gr/Kg)

Sertifikat Mutu Benih

Pembeli Jumlah Benih

(gr/Kg) Nomor Masa

Berlaku Nama Alamat

…………………,………………

Diperiksa :

Petugas Pengawas, Pengada/Pengedar Benih,

(.................................) (………………………...........)

Page 71: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 71 –

B. Format Surat Pengiriman Benih

Kop Surat Pengada/Pengedar Benih

SURAT PENGIRIMAN BENIH

Pada hari ini ............... tanggal ………………… saya mengirimkan benih:

1. Nama Species : .......................................... (lokal/latin)

2. Jumlah Benih : ......... kg/Eksplam/Entres/Stek Pucuk*)

3. Sertifikat mutu Benih No : ............................................ (terlampir)

Untuk disampaikan kepada:

1. Nama Pemesan/Pembeli :.......................................................

2. Alamat Pemesan/Pembeli :.......................................................

3. Telepon/Faksimili :.......................................................

Penerima Benih Pengirim Benih

(………………………) (………………………)

Tembusan:

1. Kepala Dinas Provinsi …… (Pengada benih berdomisili)

2. Kepala Dinas Provinsi …… (Pembeli benih berdomisili)

3. Balai ……………………………

4. Pengada/Pengedar Benih

Keterangan: *) Coret yang tidak perlu

Lembar ke- I / II / III / IV / V

Page 72: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 72 –

C. Format Catatan Mutasi Per Lot Bibit

CATATAN MUTASI PER LOT BIBIT

Bulan: .

1. Nama Pengedar Bibit :

2. Alamat :

3. Nama Species (lokal & latin) :

4. Penerimaan Benih/Stek/Anakan/Stump *) :

a. Sertifikat Mutu Benih/Sumber Benih *) :

b. Berat/Jumlah Benih/Stek/Anakan/Stump (gr/Kg/batang)*) :

c. Tanggal Penyemaian :

Tanggal

Stok

Bibit

(Batang)

Pengeluaran Bibit

Sisa Bibit

(Batang)

Sertifikat Mutu Bibit Pembeli Jumlah

Bibit

(Batang) Nomor

Masa

Berlaku Nama Alamat

……,………………………..

Diperiksa : Pengedar Bibit,

Pengawas,

(...............................) (……………………….)

Page 73: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 73 –

D. Format Surat Pengiriman Bibit

Kop Surat Pengada/Pengedar Benih

SURAT PENGIRIMAN BIBIT

Pada hari ini tanggal ………………… saya mengirimkan bibit:

1. Nama Species :.......................................................

(lokal/latin)

2. Jumlah Bibit :.......................................................batang

3. Sertifikat mutu Bibit No :.............................................. (terlampir)

Untuk disampaikan kepada: 1. Nama Pemesan/Pembeli :.......................................................

2. Alamat Pemesan/Pembeli :.......................................................

3. Telepon/Faksimili :.......................................................

Penerima Bibit Pengirim Bibit

(………………………) (………………………)

Tembusan:

1. Kepala Dinas Provinsi …… (Pengada bibit berdomisili) 2. Kepala Dinas Provinsi …… (Pembeli bibit berdomisili)

3. Balai …………………………… 4. Pengedar Bibit

Keterangan: *) Coret yang tidak perlu

Salinan sesuai dengan aslinya

Plt. KEPALA BIRO HUKUM,

ttd.

MAMAN KUSNANDAR

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SITI NURBAYA

Lembar ke- I / II / III / IV / V

Page 74: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 74 –

LAMPIRAN III

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR P.3/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2020

TENTANG

PENYELENGGARAAN PERBENIHAN TANAMAN HUTAN

PENGAWASAN BENIH DAN BIBIT TANAMAN HUTAN

A. Format Keputusan Gubernur tentang Pengangkatan Pengawas Benih

dan Bibit Tanaman Hutan

KEPUTUSAN GUBERNUR...............

Nomor: ...............................

TENTANG

PENGANGKATAN PENGAWAS BENIH DAN BIBIT TANAMAN HUTAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR ....................,

Menimbang : a. bahwa untuk pengendalian peredaran benih dan bibit tanaman hutan di Provinsi................... perlu dilakukan pengangkatan Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan terhadap mereka yang memenuhi persyaratan yang diperlukan;

b. bahwa Saudara .......... yang dicantumkan dalam keputusan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diangkat sebagai Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan;

c. bahwa atas dasar hal sebagaimana dimaksud pada huruf b perlu ditetapkan pengangkatan sebagai Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan dengan Keputusan Gubernur.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman;

2. Undang-undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 19 tahun 2004;

3. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman;

5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor .........................

6. Keputusan Direktur Jenderal Nomor...........................

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN GUBERNUR TENTANG PENGANGKATAN PENGAWAS BENIH DAN BIBIT TANAMAN HUTAN.

KESATU : Mengangkat Saudara: Nama : ...................... Nomor register : ...................... (sesuai dengan nomor register sertifikat pengawas) Sebagai Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan di wilayah Provinsi ..................

Page 75: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 75 –

KEDUA : Pengangkatan ini berlaku untuk masa 3 (tiga) tahun sejak ditetapkannya Keputusan ini dan dapat diperpanjang setelah habis masa berlakunya apabila telah memenuhi persyaratan yang berlaku.

KETIGA : Pengangkatan sebagai Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan akan dicabut bilamana yang bersangkutan beralih tugas, mengundurkan diri, berkinerja buruk, meninggal dunia, pensiun, atau dikenakan sanksi hukum pidana.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan dilakukan pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : .....................

Pada tanggal : .....................

Gubernur, .......................................

Salinan Peraturan ini disampaikan kepada Yth: 1. Direktur Jenderal; 2. Kepala Dinas Provinsi …; 3. Kepala Balai …; 4. Yang bersangkutan.

Page 76: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 76 –

B. Format Kartu Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan

Ukuran Kartu: panjang 8,5 cm; lebar 5,5 cm; tebal 1,0 mm

PROVINSI .............

Nama

:

......., ..........

Gubernur

................

Cap dan ttd

....Nama.......

No. Reg. :

Tempat/Tgl lahir :

Alamat :

Provinsi :

No. SK :

Berlaku s/d tgl :

Foto 2X3

Tampak Depan

KETENTUAN PENCABUTAN KARTU

Keputusan Gubernur No. .........................................

Kartu Pengawas Benih Tanaman Hutan akan dicabut jika Saudara:

1. Beralih tugas;

2. Mengundurkan diri; 3. Berkinerja buruk;

4. Pensiun;

5. Meninggal dunia; atau

6. Dikenakan sanksi hukum pidana

Tanda Tangan pemilik

Tampak Belakang

Page 77: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 77 –

C. Format Surat Keputusan Gubernur tentang Pemberhentian Pengawas

Benih dan Bibit Tanaman Hutan

KEPUTUSAN GUBERNUR ...............

Nomor : ...............................

TENTANG

PEMBERHENTIAN PENGAWAS BENIH DAN BIBIT TANAMAN HUTAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR ....................,

Menimbang : a. bahwa untuk pengendalian peredaran benih dan bibit tanaman hutan di Provinsi .................. telah dilakukan pengangkatan Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan dengan Keputusan Gubernur Nomor ................... a.n. .........................;

b. bahwa Saudara .......... sebagaimana dimaksud pada huruf a dinyatakan mendapatkan nilai Tidak Layak dalam evaluasi kompetensi;

c. bahwa atas dasar hal sebagaimana dimaksud pada huruf b perlu ditetapkan pemberhentian Saudara ....... dari penugasannya sebagai Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan dengan Keputusan Gubernur.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman.

2. Undang-Undang Nomor 41 tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 tahun 2004.

3. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015

4. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman.

5. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor ..........................

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN GUBERNUR TENTANG PEMBERHENTIAN

PENGAWAS BENIH DAN BIBIT TANAMAN HUTAN.

KESATU : Memberhentikan Saudara: Nama : ...................... Nomor register : ...................... (sesuai dengan nomor register sertifikat pengawas) dari penugasannya sebagai Pengawas Benih dan Bibit dan Bibit Tanaman Hutan di wilayah Provinsi ............

KEDUA : Dengan pemberhentian ini maka keputusan Gubernur Nomor ...................... dinyatakan tidak berlaku lagi.

Page 78: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 78 –

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila

di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya akan dilakukan pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : ........................

Pada tanggal : ........................

GUBERNUR, ........................................

Salinan Peraturan ini disampaikan kepada Yth: 1. Direktur Jenderal; 2. Kepala Dinas Provinsi …; 3. Kepala Balai …; 4. Yang bersangkutan.

Salinan sesuai dengan aslinya

Plt. KEPALA BIRO HUKUM,

ttd.

MAMAN KUSNANDAR

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SITI NURBAYA

Page 79: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 79 –

LAMPIRAN IV

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR P.3/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2020

TENTANG

PENYELENGGARAAN PERBENIHAN TANAMAN HUTAN

PEDOMAN PEMERIKSAAN PROSES PRODUKSI BENIH

A. Pelaksanaan Pemeriksaan

1. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan menerima laporan tata

usaha perencanaan pengunduhan benih generatif, tata usaha

pengadaan benih vegetatif, dan tata usaha penanganan benih dari

pengada benih baik secara langsung maupun melalui Kepala Dinas

Provinsi.

2. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan melakukan pemeriksaan

atas kesesuaian dokumen-dokumen sebagai berikut:

a. Rencana pengunduhan/pengumpulan benih.

b. Laporan inventarisasi potensi produksi benih.

c. Label pengadaan benih.

d. Catatan pengadaan benih.

e. Laporan hasil pengunduhan/pengumpulan benih.

f. Catatan mutasi benih.

g. Dokumen lain yang berkenaan dengan produksi benih.

3. Hasil pemeriksaan dokumen dicatat dalam Blanko 1.

B. Tindak Lanjut Pemeriksaan

1. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan membuat Berita Acara

Pemeriksaan Proses Produksi Benih yang ditandatangani bersama

dengan pengelola sumber benih (Blanko 2).

2. Berita Acara sebagaimana dimaksud pada angka 1 merupakan

acuan bagi Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan dalam

melakukan pembinaan teknis berikutnya, dan merupakan acuan

bagi pengelola sumber benih dalam memperbaiki kinerja produksi

benih.

3. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan dapat membuat surat

teguran bilamana:

Page 80: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 80 –

a. Pengelola sumber benih terbukti tidak melakukan tindakan

perbaikan kinerja produksi benih sesuai dengan yang

direkomendasikan dalam Berita Acara Pemeriksaan Proses

Produksi Benih.

b. Pengelola sumber benih mengulang kekeliruan yang sama pada

proses produksi berikutnya.

Contoh format surat teguran adalah sebagaimana tercantum pada

Blanko 3.

4. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan dapat membuat surat

usulan kepada Kepala Dinas Provinsi untuk pengenaan sanksi atau

hukuman bilamana pengada benih telah mendapatkan tiga teguran

untuk kelalaian dalam melaksanakan tindak lanjut atau untuk

dilakukannya kekeliruan yang sama. Format surat usulan adalah

sebagaimana tercantum pada Blanko 4.

5. Berdasarkan surat usulan tersebut, Kepala Dinas Provinsi dapat:

a. Mencabut status Terdaftar dari pengada benih;

b. Mengusulkan untuk mencabut izin usaha dari pengada benih;

c. Mencabut sertifikat sumber benih dari pengada benih, atau

mengusulkan kepada instansi yang menerbitkan sertifikat

tersebut untuk mencabut sertifikat sumber benih; atau

d. Menghentikan sementara benih dari peredaran untuk diperjual-

belikan.

6. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan membuat Laporan

Pemeriksaan Proses Produksi Benih kepada Kepala Dinas Provinsi

dengan tembusan kepada Kepala Balai.

7. Contoh format Laporan Pemeriksaan Proses Produksi Benih adalah

sebagaimana tercantum pada Blanko 5.

Page 81: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 81 –

Blanko 1

Contoh format hasil pemeriksaan proses produksi benih

Hasil Pemeriksaan Proses Produksi Benih

Nama Usaha : ........................................... Nama Pemilik Usaha : ...........................................

Alamat : ........................................... Nomor dan Tanggal

Status Terdaftar : ...........................................

Jenis Sumber Benih : TBT/TBS/APB/TBP/KBS/KBK/KP *)

DOKUMEN Jumlah benih

Surat laporan rencana pengunduhan/ Nomor .....................

...................................

.................

pengumpulan benih tanggal ..........................

Surat laporan inventarisasi produksi Nomor .....................

...................................

.................

tanggal

..........................

Surat laporan hasil pengunduhan/ Nomor .....................

...................................

.................

pengumpulan benih

tanggal

..........................

Pelabelan benih :.......................................................................... (dicatat apakah pelabelan dilaksanakan dengan baik dan benar)

Catatan pengadaan benih :......................................................................... (dicatat apakah catatan pengadaan benih dibuat dengan baik dan benar) Catatan mutasi benih :.........................................................................

(dicatat apakah catatan mutasi benih dibuat dengan baik dan benar) Temuan dan kesimpulan :1.......................................................................

2.......................................................................

3....................................................................... (dicatat apakah laporan hasil

pengunduhan/pengumpulan sesuai dengan catatan pengadaan benih dan catatan mutasi benih; apakah ada kejanggalan dalam proses

pelabelan benih sampai dengan pencatatan pengadaan dan mutasi benih)

Rekomendasi : 1.............................................................................

1

................................................................................

2............................................................................. ................................................................................

3.............................................................................. Keterangan:

*) Pilih yang diperlukan

Page 82: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 82 –

Blanko 2

Contoh berita acara pemeriksaan proses produksi benih

BERITA ACARA PEMERIKSAAN PROSES PRODUKSI BENIH Nomor: BA..................

Pada hari ini..................... tanggal .... bulan............... tahun ......... yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Jabatan : Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan Provinsi

No. register : Alamat :

Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

Nama : Jabatan : Alamat :

Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA telah melaksanakan pemeriksaan proses produksi benih

milik PIHAK KEDUA untuk benih dengan dokumen sebagai berikut: 1. Surat laporan rencana pengunduhan/pengumpulan benih Nomor

..................... tanggal .......................... 2. Surat laporan inventarisasi produksi Nomor ..................... tanggal

..........................

3. Surat laporan hasil pengunduhan/ pengumpulan benih Nomor ........ tanggal ..........................

dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut: Pelabelan benih : ............................................................................(dicatat

apakah pelabelan dilaksanakan dengan baik dan benar)

Catatan pengadaan benih : ...............................................................................(dicatat apakah catatan pengadaan benih dibuat dengan baik dan benar)

Catatan mutasi benih : ..............................................................................(dicatat apakah catatan mutasi benih dibuat dengan baik dan benar)

Temuan dan

kesimpulan : 1. ..................................................................... 2.........................................................................

3.........................................................................

(dicatat apakah laporan hasil pengunduhan/pengumpulan sesuai dengan catatan

pengadaan benih dan catatan mutasi benih; apakah ada kejanggalan dalam

proses pelabelan benih sampai dengan pencatatan

pengadaan dan mutasi benih) Rekomendasi 1. .........................................................................

2. ......................................................................... 3.............................................................................

Page 83: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 83 –

dan PIHAK KEDUA telah menerima hasil pemeriksaan proses produksi benih dari PIHAK PERTAMA.

Demikian Berita Acara Penilaian Mutu Bibit ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA,

PIHAK PERTAMA,

.........................

.................................

Page 84: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 84 –

Blanko 3

Contoh surat teguran tindak lanjut pemeriksaan proses produksi benih

Nomor : Hal : Teguran Ke...... atas Tindak Lanjut Pemeriksaan Proses Produksi

Benih Kepada

Yth. Sdr. .......... (pengada benih) di

................................ Berdasarkan hasil pemeriksaan pada tanggal ............... kami menemukan

bahwa Saudara belum melakukan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan proses

produksi benih yang dituangkan dalam Berita Acara No. ........ (atau: Saudara mengulang kekeliruan yang sama seperti pada proses produksi yang lalu

yaitu: a. ...........................................; b. ...........................................;

Berkenaan dengan itu, kami sampaikan surat ini sebagai Teguran ke ...... untuk perusahaan Saudara.

Demikian maksud kami. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

.............., .......................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan,

(…………………………)

Tembusan: 1. Kepala Dinas Provinsi 2. Kepala BPTH ……………………………………

Page 85: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 85 –

Blanko 4

Contoh surat usulan pengenaan sanksi atau hukuman

Nomor : Hal : Usul Pengenganaan Sanksi atau Hukuman; Pengada Benih

...............

Kepada Yth. Kepala Dinas Provinsi di

................................

Kami laporkan bahwa pengada benih tersebut di bawah ini:

Nama Usaha : ..........................................................

Nama Pemilik Usaha : ..........................................................

Alamat : .......................................................... Nomor dan Tanggal

Status Terdaftar

:

Jenis Sumber Benih

: TBT/TBS/APB/TBP/KBS/KBK/KP *)

telah mendapatkan tiga teguran untuk kekeliruan yang sama dalam proses produksi benih, yaitu .................. Fotokopi surat teguran kami sampaikan

terlampir.

Berkenaan dengan itu, kami mengusulkan agar pengada benih tersebut di atas dikenakan sanksi atau hukuman sebagaimana mestinya.

Demikian usulan kami. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

.............., .......................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan,

(…………………………) Tembusan:

1. Pengada Benih 2. Kepala BPTH ……………………………………

Keterangan: *) Pilih yang diperlukan

Page 86: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 86 –

Blanko 5

Contoh surat laporan pemeriksaan proses produksi benih

Nomor :

Hal : Laporan Pemeriksaan Proses Produksi Benih; Pengada Benih ...............

Kepada Yth.

Kepala Dinas Provinsi di

................................

Kami laporkan bahwa telah dilaksanakan pemeriksaan proses produksi benih pada pengada benih tersebut di bawah ini: Nama Usaha : ..........................................................

Nama Pemilik Usaha : .......................................................... Alamat : .......................................................... Nomor dan Tanggal

Status Terdaftar

: ..........................................................

Jenis Sumber Benih : TBT/TBS/APB/TBP/KBS/KBK/KP *)

Berita acara pemeriksaan kami sampaikan terlampir.

Demikian laporan kami. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

.............., .......................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan,

(…………………………)

Tembusan: 1. Pengada Benih

2. Kepala BPTH

Keterangan: *) Pilih yang diperlukan

Salinan sesuai dengan aslinya

Plt. KEPALA BIRO HUKUM,

ttd.

MAMAN KUSNANDAR

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SITI NURBAYA

Page 87: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 87 –

LAMPIRAN V

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR P.3/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2020

TENTANG

PENYELENGGARAAN PERBENIHAN TANAMAN HUTAN

PEDOMAN PEMERIKSAAN SARANA DAN PRASARANA PENANGANAN BENIH

PADA PENGADA BENIH

A. Pelaksanaan Pemeriksaan

1. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan menerima laporan tata usaha

penanganan benih dari pengada benih dan dan laporan-laporan lain yang

berkenaan dengan kinerja pengada benih, baik secara langsung maupun

melalui Kepala Dinas Provinsi.

2. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan melakukan pemeriksaan atas

sarana dan prasarana penanganan benih sebagai berikut:

a. Perlengkapan pengunduhan atau pengumpulan benih seperti tangga

atau alat panjat lainnya, karung goni, tempat penyimpanan

sementara (temporary storage area/room).

b. Perlengkapan sortasi, ekstraksi, pembersihan, dan grading, dan

pengeringan benih.

c. Perlengkapan penyimpanan benih (storage room) dan pengemasan

benih (karung goni, kaleng, toples, dll).

d. Teknik dan administrasi pengemasan benih.

e. Perlengkapan pengujian benih seperti mechanical/soil/electrical

divider, seed sample divider, seed trier test, oven dan

perlengkapannya, alat pengukur kadar air, timbangan, alat-alat

analisis kemurnian, alat-alat penyimpan benih, alat-alat pengolahan

benih, alat-alat dokumentasi benih, dan alat-alat pengecambahan.

f. Perlengkapan lainnya seperti dokumen tata usaha benih, dokumen

kualitas benih, dan buku petunjuk kerja.

3. Hasil pemeriksaan dokumen dicatat dalam Blanko 1.

B. Tindak Lanjut Pemeriksaan

1. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan membuat Berita Acara

Pemeriksaan Sarana dan Prasarana Penanganan Benih pada Pengada

Benih yang ditandatangani bersama dengan pengada benih (Blanko 2).

Page 88: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 88 –

2. Berita Acara sebagaimana dimaksud pada angka 1 merupakan acuan

bagi Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan dalam melakukan

pembinaan teknis berikutnya, dan merupakan acuan bagi pengada benih

dalam memperbaiki kinerjanya.

3. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan dapat membuat surat teguran

bilamana:

a. Pengada benih terbukti tidak melakukan tindakan perbaikan kinerja

penanganan benih sesuai dengan yang direkomendasikan dalam

Berita Acara Pemeriksaan Proses Produksi Benih.

b. Pengada benih mengulang kekeliruan yang sama pada periode

berikutnya. Contoh format surat teguran adalah sebagaimana

tercantum pada Blanko 3.

4. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan dapat membuat surat usulan

kepada Kepala Dinas Provinsi untuk pengenaan sanksi atau hukuman

bilamana pengada benih telah mendapatkan tiga teguran untuk kelalaian

dalam melaksanakan tindak lanjut atau untuk dilakukannya kekeliruan

yang sama. Format surat usulan adalah sebagaimana tercantum pada

Blanko 4.

5. Berdasarkan surat usulan tersebut, Kepala Dinas Provinsi dapat:

a. Mencabut status Terdaftar dari pengada benih;

b. Mengusulkan untuk mencabut izin usaha dari pengada benih;

c. Mencabut sertifikat sumber benih dari pengada benih, atau

mengusulkan kepada instansi yang menerbitkan sertifikat tersebut

untuk mencabut sertifikat sumber benih; atau

d. Menghentikan sementara benih dari peredaran untuk diperjual-belikan.

6. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan membuat Laporan Pemeriksaan

Sarana dan Prasarana Penanganan Benih pada Pengada Benih kepada

Kepala Dinas Provinsi dengan tembusan kepada Kepala Balai.

7. Contoh format Laporan Pemeriksaan Sarana dan Prasarana Penanganan

Benih pada Pengada Benih adalah sebagaimana tercantum pada Blanko 5.

Page 89: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 89 –

Blanko 1

Contoh format hasil pemeriksaan sarana dan prasarana penanganan benih pada

pengada benih

Hasil Pemeriksaan Sarana dan Prasarana Penanganan Benih pada Pengada

Benih

Nama Usaha

Nama Pemilik Usaha

Alamat

Nomor dan Tanggal Status

Terdaftar

Tanggal pemeriksaan

Obyek Pemeriksaan Ketersediaan dan/atau Kondisi *)

1. Perlengkapan pengunduhan .............................................................................

atau pengumpulan benih

2. Perlengkapan sortasi, .............................................................................

ekstraksi, pembersihan dan

grading, dan pengeringan

benih

3. Perlengkapan penyimpanan .............................................................................

benih dan pengemasan benih

4. Teknik dan administrasi .............................................................................

pengemasan benih

5. Perlengkapan pengujian .............................................................................

benih

6. Perlengkapan lainnya .............................................................................

*) Khusus untuk teknik dan administrasi pengemasan benih dicantumkan

kelayakan teknis pengemasan dan penyimpanan serta kelengkapan

administrasinya dan kesesuaiannya dengan dokumen catatan mutasi

benih.

Page 90: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 90 –

Blanko 2

Contoh berita acara pemeriksaan sarana dan prasarana penanganan benih pada pengada benih

BERITA ACARA PEMERIKSAAN SARANA DAN PRASARANA PENANGANAN BENIH PADA PENGADA BENIH

Nomor: BA.............. Pada hari ini......... tanggal .... bulan............... tahun yang bertanda tangan di

bawah ini : Nama : ......... Jabatan : Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan Provinsi

No. register : ............... Alamat :

Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

Nama : Jabatan :

Alamat :

Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA telah melaksanakan Pemeriksaan Sarana dan Prasarana Benih pada Pengada Benih milik PIHAK KEDUA untuk benih dengan hasil sebagai berikut:

Obyek Pemeriksaan Ketersediaan dan/atau

Kondisi *)

1.

Perlengkapan pengunduhan atau

pengumpulan benih .........................................................

2.

Perlengkapan sortasi, ekstraksi,

pembersihan dan ......................................................... grading, dan pengeringan benih

3. Perlengkapan penyimpanan benih dan pengemasan .........................................................

benih

4.

Teknik dan administrasi pengemasan

benih .........................................................

5. Perlengkapan pengujian benih .........................................................

6. Perlengkapan lainnya .........................................................

*) Khusus untuk teknik dan administrasi pengemasan benih dicantumkan

kelayakan teknis pengemasan dan penyimpanan serta kelengkapan administrasinya dan kesesuaiannya dengan dokumen catatan mutasi benih.

dan PIHAK KEDUA telah menerima hasil pemeriksaan sarana dan prasarana benih dari PIHAK PERTAMA.

Demikian Berita Acara Penilaian Mutu Bibit ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA,

PIHAK PERTAMA,

.........................

...

Page 91: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 91 –

Blanko 3

Contoh surat teguran tindak lanjut pemeriksaan sarana dan prasarana penanganan benih pada pengada benih

Nomor :

Hal : Teguran Ke...... atas Tindak Lanjut Pemeriksaan Sarana dan Prasarana Penanganan Benih pada Pengada Benih

Kepada

Yth. Sdr. .......... (pengada benih) di

................................

Berdasarkan hasil pemeriksaan pada tanggal ............... kami menemukan bahwa

Saudara belum melakukan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan sarana dan

prasarana penanganan benih pada pengada benih yang dituangkan dalam Berita Acara No. ........ (atau: Saudara mengulang kekeliruan yang sama seperti pada pemeriksaan sarana dan prasarana penanganan benih yang lalu,

yaitu............ Berkenaan dengan itu, kami sampaikan surat ini sebagai Teguran Ke.......

untuk perusahaan Saudara.

Demikian maksud kami. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

.............., .......................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan,

(…………………………)

Tembusan: 1. Kepala Dinas Provinsi 2. Kepala BPTH ……………………………………

Page 92: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 92 –

Blanko 4

Contoh surat usulan pengenaan sanksi atau hukuman Nomor :

Hal : Usul Pengenaan Sanksi atau Hukuman; Pengada Benih ...............

Kepada

Yth. Kepala Dinas Provinsi di

................................ Kami laporkan bahwa pengada benih tersebut di bawah ini:

Nama Usaha : ....................................................... Nama Pemilik Usaha : ........................................................

Alamat : ........................................................ Nomor dan Tanggal : ........................................................

Status Terdaftar : ........................................................ telah mendapatkan tiga teguran untuk kekeliruan yang sama dalam

pengelolaan sarana dan prasarana pengadaan benih, yaitu .................. Fotokopi surat teguran kami sampaikan terlampir.

Berkenaan dengan itu, kami mengusulkan agar kepada pengada benih tersebut di atas dikenakan sanksi atau hukuman sebagaimana mestinya.

Demikian usulan kami. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

............, .................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan,

(…………………………)

Tembusan: 1. Pengada Benih 2. Kepala BPTH ……………………………………

Page 93: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 93 –

Blanko 5

Contoh surat laporan pemeriksaan sarana dan prasarana penanganan benih pada pengada benih

Nomor :

Hal : Laporan Pemeriksaan Sarpras Penanganan Benih; Pengada Benih ...............

Kepada Yth. Kepala Dinas Provinsi di

................................

Kami laporkan bahwa telah dilaksanakan pemeriksaan sarana dan

prasarana penanganan benih pada pengada benih tersebut di bawah ini:

Nama Usaha : ....................................................... Nama Pemilik Usaha : ........................................................ Alamat : ........................................................

Nomor dan Tanggal : ........................................................

Status Terdaftar : ........................................................

Berita acara pemeriksaan kami sampaikan terlampir.

Demikian laporan kami. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

............, ..................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan,

Tembusan:

1. Pengada Benih

2. Kepala BPTH ……………………………………

Salinan sesuai dengan aslinya

Plt. KEPALA BIRO HUKUM,

ttd.

MAMAN KUSNANDAR

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SITI NURBAYA

Page 94: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 94 –

LAMPIRAN VI

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR P.3/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2020

TENTANG

PENYELENGGARAAN PERBENIHAN TANAMAN HUTAN

PEDOMAN PENGAMBILAN CONTOH BENIH

Pelaksanaan Pengambilan Contoh Benih

1. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan menerima perintah tugas dari

Kepala Dinas Provinsi atau pemberitahuan dari Kepala Dinas Provinsi atau

Kepala Balai untuk mengambil contoh benih.

2. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan melaksanakan pengambilan

contoh benih dan memeriksa keterangan asal-usul benih dengan prosedur

sebagaimana ketentuan yang berlaku.

3. Pengambilan contoh benih sebagaimana dimaksud pada angka 3

dilengkapi dengan keterangan contoh benih dan Berita Acara pengambilan

contoh benih sebagaimana tercantum pada Blanko 1 dan Blanko 2.

4. Pengawas Benih Tanaman Hutan menyerahkan contoh benih, keterangan

contoh benih, dan berita acara pengambilan contoh benih kepada Kepala

Dinas Provinsi, Kepala Dinas Provinsi, atau Kepala Balai.

Page 95: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 95 –

Blanko 1

Contoh format keterangan contoh benih

Nomor Uji

(dilengkapi oleh lab)

KETERANGAN CONTOH BENIH

A. Keterangan Pemilik Benih

1. Nama

2. Alamat

3.

Nomor

Telepon/Fax/E-Mail

B. Keterangan Lot Benih

1. Nama spesies (lokal & latin)

2. Nomor Sumber Benih

3. Kelas Sumber Benih

Berat Lot

Benih Jumlah

Wadah Jenis Wadah

Tanggal Panen (gr/kg)*)

C. Keterangan

Contoh Benih

1.

Nama

pengambil contoh

2. Institusi

3. Tanggal ambil contoh

4. Berat contoh

5. Metode pengambilan contoh

D. Pengujian yang diperlukan

Page 96: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 96 –

Kemurnian

Berat 1.000

Butir

Kadar Air

Daya Kecambah

Uji Tetrazolium

Uji Belah

Tanggal penerimaan

contoh

Nama dan tanda tangan

Yang menyerahkan

Yang menerima

Keterangan: *) Coret yang tidak perlu

Page 97: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 97 –

Blanko 2

Contoh format berita acara pengambilan contoh benih

BERITA ACARA PENGAMBILAN CONTOH BENIH

Nomor: BA .............

Pada hari ini... tanggal.................. bulan....... tahun

......... yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama :

Jabatan :

Alamat :

Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

2. Nama :

Jabatan :

Alamat :

Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA telah melaksanakan kegiatan pengambilan contoh benih:

a. Nama Species : .............................

(lokal dan latin)

b. Jumlah Lot Benih : ……………… gr/kg*)

c. Jumlah contoh

: ………………

gr/kg*) milik PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah menyerahkan contoh benih kepada PIHAK PERTAMA untuk dilakukan pengujian mutu benih.

Demikian Berita Acara Pengambilan Contoh Benih ini dibuat sebagai bukti

telah melaksanakan kegiatan pengambilan contoh benih.

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,

*..........................)coretyangtidak diperlukan

..........................

Salinan sesuai dengan aslinya

Plt. KEPALA BIRO HUKUM,

ttd.

MAMAN KUSNANDAR

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SITI NURBAYA

Page 98: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 98 –

LAMPIRAN VII

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR P.3/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2020

TENTANG

PENYELENGGARAAN PERBENIHAN TANAMAN HUTAN

PEDOMAN PEMERIKSAAN PROSES PRODUKSI BIBIT

A. Pelaksanaan Pemeriksaan

1. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan menerima laporan tata usaha

pembuatan bibit dan pengedaran bibit serta laporan-laporan lain yang

berkenaan dengan kinerja pengedar bibit, baik secara langsung maupun

melalui Kepala Dinas Kabupaten/ Kota.

2. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan melakukan pemeriksaan atas

kesesuaian dokumen-dokumen sebagai berikut:

a. Rencana pembuatan bibit.

b. Laporan pemeriksaan kapasitas pesemaian.

c. Dokumen pengadaan benih.

d. Catatan pengadaan benih.

e. Catatan mutasi bibit.

f. Dokumen lain yang berkenaan dengan produksi bibit.

3. Hasil pemeriksaan dokumen dicatat dalam Blanko 1.

B. Tindak Lanjut Pemeriksaan

1. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan membuat Berita Acara

Pemeriksaan Proses Produksi Bibit yang ditandatangani bersama dengan

pengedar bibit (Blanko 2).

2. Berita Acara sebagaimana dimaksud pada angka 1 merupakan acuan bagi

Pengawas Benih Tanaman Hutan dalam melakukan pembinaan

teknis berikutnya, dan merupakan acuan bagi pengedar bibit dalam

memperbaiki kinerja produksi bibitnya.

3. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan dapat membuat surat teguran

bilamana:

a. Pengedar bibit terbukti tidak melakukan tindakan perbaikan kinerja

produksi bibit sesuai dengan yang direkomendasikan dalam Berita

Acara Pemeriksaan Proses Produksi Bibit.

Page 99: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 99 –

b. Pengedar bibit mengulang kekeliruan yang sama pada proses produksi

berikutnya.

Contoh format surat teguran adalah sebagaimana tercantum pada Blanko 3.

4. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan dapat membuat surat usulan

kepada Kepala Dinas Provinsi untuk pengenaan sanksi atau hukuman

bilamana pengedar bibit telah mendapatkan tiga teguran untuk

kelalaian dalam melaksanakan tindak lanjut atau untuk dilakukannya

kekeliruan yang sama. Format surat usulan adalah sebagaimana

tercantum pada Blanko 4.

5. Berdasarkan surat usulan tersebut, Kepala Dinas Provinsi dapat

mencabut status terdaftar dari pengedar bibit yang bersangkutan.

a. Mencabut status Terdaftar dari pengedar bibit;

b. Mengusulkan untuk mencabut izin usaha dari pengedar bibit; atau

c. Menghentikan sementara bibit dari peredaran untuk diperjual-belikan.

6. Pengawas Benih Tanaman Hutan membuat Laporan Pemeriksaan Proses

Produksi Bibit kepada Kepala Dinas Provinsi dengan tembusan kepada

Kepala Balai.

7. Contoh format Laporan Pemeriksaan Proses Produksi Bibit adalah

sebagaimana tercantum pada Blanko 5.

Page 100: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 100 –

Blanko 1

Contoh format hasil pemeriksaan proses produksi bibit

Hasil Pemeriksaan Proses Produksi Bibit Nama Usaha : ........................................... Nama Pemilik Usaha : ...........................................

Alamat : ........................................... Nomor dan Tanggal Status

Terdaftar : ...........................................

Dokumen Jumlah bibit

Surat laporan rencana produksi bibit Nomor .................... ......................................

tanggal ..................

Surat laporan

pemeriksaan kapasitas Nomor .................... ...................................... pesemaian dan dokumen benih tanggal ...................

Surat laporan hasil

pembuatan bibit Nomor ................. ...................................... tanggal ...................

Pelabelan bibit : ...........

(dicatat apakah pelabelan dilaksanakan dengan baik dan benar)

Catatan pembuatan bibit : ...........

(dicatat apakah catatan pengadaan bibit dibuat

dengan baik dan benar) Catatan mutasi

bibit : ..........

........

(dicatat apakah catatan mutasi bibit dibuat dengan baik dan benar)

Temuan dan kesimpulan : 1. ................................................................................

2. ................................................................................

3. ................................................................................

(dicatat apakah laporan hasil pembuatan bibit sesuai

dengan catatan pengadaan

benih dan catatan mutasi bibit; apakah ada kejanggalan dalam proses pelabelan

bibit sampai dengan pencatatan mutasi bibit) Rekomendasi 1. ................................................................................

2. ................................................................................ 3. ................................................................................

Page 101: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 101 –

Blanko 2

Contoh berita acara pemeriksaan proses produksi bibit

BERITA ACARA PEMERIKSAAN PROSES PRODUKSI BIBIT

Nomor: BA ..................

Pada hari ini ..................... tanggal .... bulan ............... tahun ......... yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Jabatan

: Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan

Provinsi ...............

No. register :

Alamat :

Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA Nama :

Jabatan : Alamat : Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA telah melaksanakan pemeriksaan proses produksi bibit milik PIHAK KEDUA untuk bibit dengan dokumen sebagai berikut:

1. Surat laporan rencana produksi bibit Nomor .......... tanggal ..........

2. Surat laporan pemeriksaan kapasitas pesemaian dan dokumen benih Nomor .......... tanggal ..........

3. Surat laporan hasil pembuatan bibit benih Nomor .......... tanggal ..........

dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut:

Pelabelan bibit : ..............................................................................................

........ (dicatat apakah pelabelan dilaksanakan dengan baik dan benar)

Catatan pembuatan bibit : ..............................................................................................

........ (dicatat apakah catatan pengadaan bibit dibuat dengan baik dan benar)

Catatan mutasi bibit : ..............................................................................................

........ (dicatat apakah catatan mutasi bibit dibuat dengan baik dan benar)

Temuan dan kesimpulan : 1. ..............................................................................................

2. ..............................................................................................

3. ..............................................................................................

(dicatat apakah laporan hasil pembuatan bibit sesuai dengan catatan pengadaan

benih dan catatan mutasi bibit; apakah ada kejanggalan dalam proses pelabelan

bibit sampai dengan pencatatan mutasi bibit)

Rekomendasi 1. ..............................................................................................

2. ..............................................................................................

3. ..............................................................................................

dan PIHAK KEDUA telah menerima hasil pemeriksaan proses produksi bibit dari PIHAK PERTAMA.

Demikian Berita Acara Proses Produksi Bibit ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA,

PIHAK PERTAMA,

.........................

.....................

Page 102: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 102 –

Blanko 3

Contoh surat teguran tindak lanjut pemeriksaan proses produksi bibit Nomor :

Hal : Teguran Ke...... atas Tindak Lanjut Pemeriksaan Proses Produksi Bibit

Kepada

Yth. Sdr. .......... (pengedar bibit) di

................................

Berdasarkan hasil pemeriksaan pada tanggal ............... kami menemukan bahwa

Saudara belum melakukan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan proses produksi

bibit yang dituangkan dalam Berita Acara No. ........ (atau: Saudara mengulang kekeliruan yang sama seperti pada proses produksi yang lalu, yaitu ............. Berkenaan dengan itu, kami sampaikan surat ini sebagai Teguran Ke....... untuk

perusahaan Saudara.

Demikian maksud kami. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

.............., .......................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan,

(…………………………)

Tembusan: 1. Kepala Dinas Provinsi 2. Kepala BPTH ……………………………………

Page 103: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 103 –

Blanko 4

Contoh surat usulan pengenaan sanksi atau hukuman

Nomor :

Hal : Usul Pengenaan Saknsi atau Hukuman; Pengedar Bibit ...............

Kepada

Yth. Kepala Dinas Provinsi di

................................

Kami laporkan bahwa pengedar bibit tersebut di bawah ini:

Nama Usaha

:

Nama Pemilik Usaha

: Alamat

:

Nomor dan Tanggal Status Terdaftar

:

telah mendapatkan tiga teguran untuk kekeliruan yang sama dalam proses produksi bibit, yaitu ............. Fotokopi surat teguran kami sampaikan terlampir.

Berkenaan dengan itu, kami mengusulkan agar pengedar bibit tersebut di atas dikenai sanksi atau hukuman sebagaimana mestinya.

Demikian usulan kami. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

.............., .......................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan,

(…………………………)

Tembusan:

1. Pengedar Bibit 2. Kepala BPTH ……………………………

Page 104: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 104 –

Blanko 5

Contoh surat laporan pemeriksaan proses produksi bibit

Nomor :

Hal : Laporan Pemeriksaan Proses Produksi Bibit; Pengedar Bibit ...............

Kepada

Yth. Kepala Dinas Provinsi di

................................

Kami laporkan bahwa telah dilaksanakan pemeriksaan proses produksi bibit pada pengedar bibit tersebut di bawah ini:

Nama Usaha :

..........................................................

Nama Pemilik Usaha :

..........................................................

Alamat

:

.......................................................... Nomor dan Tanggal Status Terdaftar

: ..........................................................

Berita acara pemeriksaan kami sampaikan terlampir.

Demikian laporan kami. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

.............., .......................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan,

(…………………………)

Tembusan: 1. Pengedar Bibit

2. Kepala BPTH ……………………………………

Salinan sesuai dengan aslinya

Plt. KEPALA BIRO HUKUM,

ttd.

MAMAN KUSNANDAR

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SITI NURBAYA

Page 105: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 105 –

LAMPIRAN VIII

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR P.3/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2020

TENTANG

PENYELENGGARAAN PERBENIHAN TANAMAN HUTAN

PEDOMAN PEMERIKSAAN KECOCOKAN DATA/INFORMASI TENTANG

LOKASI DAN KEPEMILIKAN SUMBER BENIH DALAM KEGIATAN

SERTIFIKASI SUMBER BENIH

1. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan menerima surat

pemberitahuan dari Kepala Dinas Provinsi atau Kepala Dinas Provinsi atau

Kepala Balai tentang keperluan untuk melakukan sertifikasi sumber benih.

2. Berdasarkan surat pemberitahuan tersebut, Pengawas Benih dan Bibit

Tanaman Hutan melakukan pencocokan data/informasi tentang lokasi

kepada pemilik sumber benih, yang meliputi:

a. Nama pemilik: Nama Institusi, Alamat, Telepon, Fax, E-mail

b. Batas administratif pemerintahan: Provinsi, Kabupaten, Kecamatan,

Desa. c. Batas administratif kehutanan: Unit-Dinas, KPH–CDK, BKPH,

Blok/Petak. d. Informasi rinci lokasi: Situasi dan kondisi jalan menuju

lokasi.

c. Letak geografis: Lintang dan bujur.

3. Data/informasi lokasi tersebut selanjutnya dicocokkan dengan

data/informasi lokasi yang disusun oleh Tim Penilai. Dalam hal terdapat

ketidakcocokan maka dilakukan perbaikan seperlunya secara bersama.

4. Tim Penilai memberikan penjelasan tentang Data Pokok Sumber Benih,

dan memberikan copy dari data pokok tersebut kepada Pengawas Sumber

Benih.

5. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan membuat Laporan Pemeriksaan

Pelaksanaan Sertifikasi Sumber Benih kepada Kepala Dinas Provinsi

dengan tembusan kepada Kepala Dinas Provinsi dan Kepala Balai.

Contoh format Laporan Pemeriksaan Pelaksanaan Sertifikasi Sumber Benih

adalah sebagaimana tercantum pada Blanko 1.

6. Kepala Dinas Provinsi atau Kepala Dinas Provinsi atau Kepala Balai

membuat surat pemberitahuan tentang penerbitan sertifikat sumber

Page 106: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 106 –

benih kepada Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan. Contoh format

surat pemberitahuan adalah sebagaimana tercantum pada Blanko 2.

Page 107: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 107 –

Blanko 1

Contoh surat laporan pemeriksaan kecocokan data/informasi tentang lokasi dan kepemilikan sumber benih dalam kegiatan sertifikasi sumber benih

Nomor :

Hal : Laporan Pemeriksaan Kecocokan Data/Informasi Kepemilikan Sumber Benih dalam Kegiatan Sertifikasi Sumber Benih; ...........

Kepada

Yth. Kepala Dinas Provinsi di

................................

Menindaklanjuti surat pemberitahuan dari Kepala Dinas Provinsi atau Kepala Dinas Provinsi atau Kepala Balai Nomor ............. tanggal ............. perihal ............., kami laporkan bahwa telah dilaksanakan pemeriksaan pelaksanaan pemeriksaan

kecocokan data/informasi kepemilikan sumber benih dalam kegiatan sertifikasi sumber benih yang dimiliki oleh:

Nama Usaha :

:

..........................................................

Nama Pemilik Usaha :

.

.........................................................

Alamat Pemilik :

.

.

........................................................

Lokasi Sumber Benih :

.

.

........................................................

Jenis Sumber Benih :

TB

T/TBS/APB/TBP/KBS/KBK/KP *)

Catatan sementara tentang data pokok sumber benih kami sampaikan terlampir.

Demikian laporan kami. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

.............., .......................................

Pengawas Benih dan Bibit

Tanaman Hutan,

Tembusan:

(…………………………)

1. Kepala ...... (yang membuat pemberitahuan) 2. Kepala Balai

3. Pemilik Sumber Benih Keterangan: *) Pilih yang diperlukan

Page 108: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 108 –

Blanko 2

Contoh surat pemberitahuan tentang penerbitan sertifikat sumber benih

Nomor :

Hal : Pemberitahuan tentang Penerbitan Sertifikat Sumber Benih; a.n ............. (pemilik sumber benih)

Kepada

Yth. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan di

................................

Menindaklanjuti hasil deskripsi dan identifikasi calon sumber benih yang

dilaksanakan pada tanggal .............. , dengan ini diberitahukan bahwa sertifikat sumber benih telah diterbitkan untuk:

Nomor Sumber Benih : …………………………………

Luas areal : …………… hektar

Nama Species : ……………………

Asal Benih : …………………………………………………

Pemilik/Pengelola : …………………………………………………

Alamat : ………………………………………………… …………………… Telepon: ………………

Jenis Sumber Benih : TBT/TBS/APB/TBP/KBS/KBK/KP *)

Lokasi :

a. Desa/RPH : …………………………… / …………………

b. Kecamatan/BKPH : …………………………… / …………………

c. Kabupaten/KPH : …………………………… / ………………… d. Propinsi/Unit : …………………………… / …………………

e. Letak Geografis : - Garis Lintang ..o ..’ ….” - ...o ...’ ...”

L

- Garis Bujur ..o ..’ ...” - ....o ...’ ...”

B

T

f. Ketinggian Tempat : ………… meter dari permukaan laut.

Catatan sementara tentang data pokok sumber benih kami sampaikan terlampir.

Page 109: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 109 –

Demikian laporan kami. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

.............., .......................................

Kepala Dinas Provinsi, atau Kepala Dinas Provinsi, atau Kepala Balai,

(…………………………)

Tembusan: 1. Kepala Dinas Provinsi

2. Kepala Balai 3. Pemilik Sumber Benih

Keterangan: *) Pilih yang diperlukan

Salinan sesuai dengan aslinya

Plt. KEPALA BIRO HUKUM,

ttd.

MAMAN KUSNANDAR

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SITI NURBAYA

Page 110: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 110 –

LAMPIRAN IX

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR P.3/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2020

TENTANG

PENYELENGGARAAN PERBENIHAN TANAMAN HUTAN

PEDOMAN PEMERIKSAAN PEMASANGAN LABEL DALAM HAL

KESESUAIANNYA DENGAN SERTIFIKAT MUTU BENIH, SURAT

KETERANGAN HASIL PENGUJIAN BENIH, SERTIFIKAT MUTU BIBIT,

ATAU SURAT KETERANGAN PEMERIKSAAN BIBIT

A. Pelaksanaan Pemeriksaan

1. Kepala Dinas Provinsi atau Kepala Dinas Provinsi atau Kepala Balai

membuat surat pemberitahuan tentang penerbitan sertifikat mutu

benih, surat keterangan hasil pengujian benih, sertifikat mutu bibit,

atau surat keterangan pemeriksaan bibit kepada Pengawas Benih dan

Bibit Tanaman Hutan. Contoh format surat pemberitahuan adalah

sebagaimana tercantum pada Blanko 1.

2. Berdasarkan surat pemberitahuan tersebut pada butir 2, Pengawas

Benih dan Bibit Tanaman Hutan memeriksa pemasangan label

oleh pengada benih atau pengedar benih atau pengedar bibit dalam

hal kesesuaiannya dengan sertifikat benih, surat keterangan hasil

pengujian benih, sertifikat mutu bibit, atau surat keterangan

pemeriksaan bibit. Hasil pemeriksaan dicatat pada Blanko 2.

3. Pengawas Benih Tanaman Hutan membuat Berita Acara Pemeriksaan

Pelaksanaan Kegiatan Sertifikasi Benih atau Bibit yang

ditandatangani bersama dengan pengelola sumber benih (Blanko 3).

4. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman hutan membuat laporan hasil

pemeriksaan kepada Kepala Dinas Provinsi atau Kepala Dinas

Provinsi atau Kepala Balai yang menerbitkan sertifikat dengan

tembusan kepada Bupati/Walikota. Contoh format surat laporan

adalah sebagaimana tercantum pada Blanko 4.

5. Berdasarkan laporan tersebut, Kepala Dinas Provinsi atau Kepala

Dinas Provinsi atau Kepala Balai dapat membatalkan sertifikat mutu

benih, surat keterangan hasil pengujian benih, sertifikat mutu bibit,

atau surat keterangan pemeriksaan bibit apabila terbukti bahwa

Page 111: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 111 –

pelabelan tidak sesuai dengan sertifikat mutu benih, surat

keterangan hasil pengujian benih, sertifikat mutu bibit, atau surat

keterangan pemeriksaan bibit.

B. Tindak Lanjut Pemeriksaan

1. Berita Acara Pemeriksaan Pelaksanaan Kegiatan Sertifikasi Benih atau

Bibit merupakan acuan bagi Pengawas Benih dan Bibit Tanaman

Hutan dalam melakukan pembinaan teknis berikutnya, dan

merupakan acuan bagi pengada benih, pengedar benih, atau pengedar

bibit dalam memperbaiki kinerja pelabelan benih atau bibit.

2. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan dapat membuat surat

teguran bilamana:

a. Pengada benih, pengedar benih, atau pengedar bibit terbukti

tidak melakukan tindakan perbaikan kinerja pelabelan benih atau

bibit sesuai dengan yang direkomendasikan dalam Berita Acara

Pemeriksaan Proses Produksi Benih.

b. Pengada benih, pengedar benih, atau pengedar bibit mengulang

kekeliruan yang sama pada kegiatan pelabelan berikutnya

berikutnya.

Contoh format surat teguran adalah sebagaimana tercantum pada Blanko

5.

3. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan dapat membuat surat

usulan kepada Kepala Dinas Provinsi untuk mengenakan sanksi atau

hukuman bilamana pengada benih, pengedar benih, atau pengedar

bibit telah mendapatkan tiga teguran untuk kelalaian dalam

melaksanakan tindak lanjut atau untuk dilakukannya kekeliruan yang

sama. Format surat usulan adalah sebagaimana tercantum pada

Blanko 6.

4. Berdasarkan surat usulan tersebut, Kepala Dinas Provinsi dapat:

a. Mencabut status Terdaftar dari pengada benih, pengedar

benih, atau pengedar bibit;

b. Mengusulkan untuk mencabut izin usaha dari pengada benih,

pengedar benih, atau pengedar bibit; atau

c. Menghentikan sementara benih atau bibit dari peredaran untuk

diperjual- belikan.

Page 112: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 112 –

5. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan membuat Laporan

Pemeriksaan pemasangan label dalam hal kesesuaiannya dengan

sertifikat mutu benih, surat keterangan hasil pengujian benih,

sertifikat mutu bibit, atau surat keterangan pemeriksaan bibit kepada

Kepala Dinas Provinsi dengan tembusan kepada Kepala Balai.

6. Contoh format Laporan Pemeriksaan pemasangan label dalam hal

kesesuaiannya dengan sertifikat mutu benih, surat keterangan hasil

pengujian benih, sertifikat mutu bibit, atau surat keterangan

pemeriksaan bibit adalah sebagaimana tercantum pada Blanko 7.

Page 113: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 113 –

Blanko 1

Contoh surat pemberitahuan tentang penerbitan sertifikat benih, surat keterangan hasil pengujian benih, sertifikat mutu bibit, atau surat keterangan pemeriksaan bibit*)

Nomor :

Hal : Pemberitahuan tentang Penerbitan sertifikat benih, surat keterangan hasil pengujian benih, sertifikat mutu bibit, atau surat keterangan pemeriksaan

bibit;a.n ............. (pengada-pengedar) *)

Kepada

Yth. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan di

................................ Diberitahukan bahwa kami telah menerbitkan sertifikat benih, surat keterangan

hasil pengujian benih, sertifikat mutu bibit, atau surat keterangan pemeriksaan bibit*) nomor

........... tanggal ........... kepada pengada benih, pengedar benih, atau pengedar bibit*)

sebagai berikut:

Nama Usaha

:

.......................................................... Nama Pemilik Usaha

:

..........................................................

Alamat Pemilik

:

..........................................................

Lokasi Sumber Benih

:

..........................................................

Demikian surat pemberitahuan ini untuk dipergunakan untuk pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Saudara. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan

terima kasih.

.............., .............................................

Kepala Dinas Provinsi, atau Kepala Dinas Provinsi, atau Kepala Balai,

(…………………………)

Tembusan: 1. Kepala Balai

2. Pengada Benih/Pengedar Benih/Pengedar Bibit

Keterangan: *) Pilih yang diperlukan

Page 114: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 114 –

Blanko 2

Contoh format hasil pemeriksaan pemasangan label dalam hal kesesuaiannya dengan sertifikat mutu benih, surat keterangan hasil pengujian benih,

sertifikatmutu bibit, atau surat keterangan pemeriksaan bibit

Hasil Pemeriksaan pemasangan label dalam hal kesesuaiannya dengan sertifikat mutu benih, surat keterangan hasil pengujian benih, sertifikat mutu bibit, atau surat keterangan pemeriksaan bibit

Nama Usaha : ..........................................................

Nama Pemilik Usaha : ..........................................................

Alamat : ..........................................................

Nomor dan Tanggal Status : ..........................................................

Terdaftar

Tanggal pemeriksaan : ..........................................................

Obyek Pemeriksaan Catatan Pemeriksaan

1. Kesesuaian label dengan ............................................................................

sertifikat benih, surat

keterangan hasil pengujian

benih, sertifikat mutu bibit,

atau surat keterangan

pemeriksaan bibit*)

2.

Teknikpemasangan

label

............................................................................

.

3. Lain-lain

............................................................................

.

Kesimpulan dan rekomendasi: .............................................................................

.............................................................................

.............................................................................

Keterangan: *) Pilih yang diperlukan

Page 115: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 115 –

Blanko 3 Contoh berita acara pemeriksaan pemasangan label dalam hal kesesuaiannya

dengan sertifikat mutu benih, surat keterangan hasil pengujian benih, sertifikat

mutu bibit, atau surat keterangan pemeriksaan bibit

BERITA ACARA PEMERIKSAAN PEMASANGAN LABEL DALAM HAL

KESESUAIANNYA DENGAN SERTIFIKAT MUTU BENIH, SURAT KETERANGAN HASIL PENGUJIAN BENIH, SERTIFIKAT MUTU BIBIT,

ATAU SURAT KETERANGAN PEMERIKSAAN BIBIT

Nomor: BA ..................

Pada hari ini ..................... tanggal .... bulan ............... tahun ......... yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Jabatan : Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan Provinsi ............... No. register : Alamat :

Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA Nama :

Jabatan : Alamat : Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA telah melaksanakan pemeriksaan pelaksanaan kegiatan sertifikasi benih/bibit berdasarkan sertifikat benih, surat keterangan hasil pengujian benih, sertifikat mutu bibit, atau surat keterangan pemeriksaan

bibit*) No. ...... tanggal ...... milik PIHAK KEDUA dengan hasil sebagai berikut:

Obyek Pemeriksaan Catatan Pemeriksaan

1. Kesesuaian label dengan sertifikat .............................................................................

benih, surat keterangan hasil

pengujian benih, sertifikat mutu bibit,

atau surat keterangan pemeriksaan

bibit*)

2. Teknik pemasangan label .............................................................................

3. Lain-lain .............................................................................

dan PIHAK KEDUA telah menerima hasil pemeriksaan pelaksanaan kegiatan sertifikasi benih/bibit dari PIHAK

PERTAMA. Demikian Berita Acara Penilaian Mutu Bibit ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,

......................... .....................

Keterangan:

*) Pilih yang diperlukan

Page 116: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 116 –

Blanko 4

Contoh format laporan pemeriksaan pemasangan label dalam hal kesesuaiannya dengan sertifikat mutu benih, surat keterangan hasil pengujian benih, sertifikat

mutu bibit, atau surat keterangan pemeriksaan bibit

Nomor :

Hal : Laporan pemeriksaan pemasangan label dalam hal kesesuaiannya

dengan sertifikat mutu benih, surat keterangan hasil pengujian benih,

sertifikat mutu bibit, atau surat keterangan pemeriksaan bibit

Kepada Yth. Kepala Dinas Provinsi atau Kepala Dinas Provinsi atau Kepala Balai*) di

................................ Kami laporkan bahwa telah dilaksanakan pemeriksaan pemasangan label dalam

hal kesesuaiannya dengan sertifikat mutu benih, surat keterangan hasil pengujian benih, sertifikat mutu bibit, atau surat keterangan pemeriksaan bibit*)

berdasarkan sertifikat benih, surat keterangan hasil pengujian benih, sertifikat mutu bibit, atau surat

keterangan pemeriksaan bibit*) Nomor ...... tanggal ...... pada pengada benih tersebut di bawah ini:

Nama Usaha

:

..........................................................

Nama Pemilik Usaha

:

.......................................................... Alamat

:

..........................................................

Nomor dan Tanggal Status

:

..........................................................

Terdaftar

Berita acara pemeriksaan kami sampaikan terlampir. Dari pemeriksaan tersebut diketahui bahwa pembuatan label telah sesuai/tidak

sesuai*) dengan sertifikat benih, surat keterangan hasil pengujian benih, sertifikat mutu bibit, atau surat keterangan pemeriksaan bibit*).

Demikian laporan kami. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

.............., .......................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan,

(…………………………)

Tembusan: 1. Pengada Benih/Pengedar Benih/Pengedar Bibit 2. Kepala BPTH ……………………………………

Keterangan: *) Pilih yang diperlukan

Page 117: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 117 –

Blanko 5

Contoh surat teguran tindak lanjut pemeriksaan pemasangan label dalam hal

kesesuaiannya dengan sertifikat mutu benih, surat keterangan hasil pengujian benih, sertifikat mutu bibit, atau surat keterangan pemeriksaan bibit

Nomor :

Hal : Teguran Ke...... atas Tindak Lanjut Pemeriksaan pemasangan label dalam hal kesesuaiannya dengan sertifikat mutu benih, surat keterangan hasil

pengujian benih, sertifikat mutu bibit, atau surat keterangan pemeriksaan bibit*)

Kepada Yth. Sdr. .......... (pengada benih, pengedar benih/bibit)

di ................................

Berdasarkan hasil pemeriksaan pada tanggal ............... kami menemukan bahwa

Saudara belum melakukan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan pemasangan label dalam hal kesesuaiannya dengan sertifikat mutu benih, surat keterangan

hasil pengujian benih, sertifikat mutu bibit, atau surat keterangan pemeriksaan bibit*) yang dituangkan dalam Berita Acara No. ........ (atau: Saudara mengulang

kekeliruan yang sama seperti pada pemeriksaan yang lalu, yaitu ............. Berkenaan dengan itu, kami sampaikan surat ini sebagai Teguran Ke....... untuk perusahaan Saudara.

Demikian maksud kami. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

.............., .......................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan,

(…………………………)

Tembusan:

1. Kepala Dinas Provinsi 2. Kepala BPTH …………………………………… *) Pilih yang diperlukan

Page 118: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 118 –

Blanko 6

Contoh surat usulan pengenaan sanksi atau hukuman Nomor :

Hal : Usul Pengenaan Sanksi atau Hukuman; Pengada Benih/Pengedar

Benih/Bibit............... Kepada

Yth. Kepala Dinas Provinsi

di ................................

Kami laporkan bahwa pengada benih/pengedar benih/bibit tersebut di bawah ini:

Nama Usaha

: Nama Pemilik Usaha :

Alamat : Nomor dan Tanggal Status Terdaftar :

telah mendapatkan tiga teguran untuk kekeliruan yang sama dalam pelaksanaan pemasangan label dalam hal kesesuaiannya dengan sertifikat mutu benih, surat keterangan hasil pengujian benih, sertifikat mutu bibit, atau

surat keterangan

pemeriksaan bibit*), yaitu .................. Fotokopi surat teguran kami sampaikan terlampir.

Berkenaan dengan itu, kami mengusulkan agar pengada benih/pengedar benih/bibit tersebut di atas tidak dikenai sanksi atau hukuman sebagaimana

mestinya. Demikian usulan kami. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

.............., .......................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan,

(…………………………) Tembusan:

1. Pengada Benih/Pengedar Benih/Pengedar Bibit 2. Kepala BPTH ……………………………………

Keterangan: *) Pilih yang diperlukan

Page 119: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 119 –

Blanko 7 Contoh surat laporan pemeriksaan pemasangan label dalam hal kesesuaiannya

dengan sertifikat mutu benih, surat keterangan hasil pengujian benih, sertifikat mutu bibit, atau surat keterangan pemeriksaan bibit*)

Nomor :

Hal : Laporan pemeriksaan pemasangan label dalam hal kesesuaiannya dengan sertifikat mutu benih, surat keterangan hasil pengujian benih,

sertifikat mutu bibit, atau surat keterangan pemeriksaan bibit*); Pengada Benih/Pengedar Benih/Pengedar Bibit ...............

Kepada Yth. Kepala Dinas Provinsi

di ................................

Kami laporkan bahwa telah dilaksanakan pemeriksaan pemasangan label dalam hal kesesuaiannya dengan sertifikat mutu benih, surat keterangan hasil

pengujian benih, sertifikat mutu bibit, atau surat keterangan pemeriksaan bibit*) pada pengada benih, pengedar benih, atau pengedar bibit*) tersebut di bawah ini: Nama Usaha :......................................................... .........................................................

Nama Pemilik Usaha :.......................................................... Alamat :.........................................................

:

..........................................................

Nomor dan Tanggal Status Terdaftar :......................................................... .......................................................... Berita acara pemeriksaan kami sampaikan terlampir.

Demikian laporan kami. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

.............., .......................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan,

(…………………………)

Tembusan:

1. Pengada Benih/Pengedar Benih/Pengedar Bibit 2. Kepala BPTH ……………………………………

*) Pilih yang diperlukan

Salinan sesuai dengan aslinya

Plt. KEPALA BIRO HUKUM,

ttd.

MAMAN KUSNANDAR

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SITI NURBAYA

Page 120: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 120 –

LAMPIRAN X

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR P.3/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2020

TENTANG

PENYELENGGARAAN PERBENIHAN TANAMAN HUTAN

PEDOMAN PEMERIKSAAN PELAKSANAAN PERSYARATAN SEBAGAI PENGADA

BENIH DAN PENGEDAR BENIH DAN/ATAU BIBIT TERDAFTAR

A. Pelaksanaan Pemeriksaan

1. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan menerima surat

pemberitahuan dari Kepala Dinas Provinsi tentang penetapan pengada

benih dan pengedar benih dan/atau bibit terdaftar.

2. Berdasarkan pemberitahuan tersebut, Pengawas Benih Tanaman Hutan

melakukan pemeriksaan sekali pertahun terhadap pemenuhan

persyaratan sebagai pengada atau pengedar benih/bibit terdaftar.

3. Pemeriksaan dilakukan terhadap persyaratan administrasi dan teknis

menurut ketentuan tentang Prosedur Penetapan Pengada Benih dan

Pengedar Benih dan/atau Bibit Terdaftar. Hasil pemeriksaan dicatat

pada Blanko 1.

4. Pengawas Benih Tanaman Hutan membuat Berita Acara Pemeriksaan

Pemenuhan Persyaratan sebagai Pengada Benih atau Pengedar Benih

dan/atau Bibit Terdaftar yang ditandatangani bersama dengan pengada

benih atau pengedar benih dan/atau bibit (Blanko 2).

5. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman hutan membuat laporan hasil

pemeriksaan kepada Kepala Dinas Provinsi dengan tembusan kepada

Kepala Balai. Contoh format surat laporan adalah sebagaimana

tercantum pada Blanko 3.

B. Tindak Lanjut Pemeriksaan

1. Berita Acara Pemeriksaan Pemenuhan Persyaratan sebagai Pengada

Benih atau Pengedar Benih dan/atau Bibit Terdaftar merupakan acuan

bagi Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan dalam melakukan

pembinaan teknis berikutnya, dan merupakan acuan bagi pengada

Page 121: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 121 –

benih atau pengedar benih dan/atau bibit dalam memperbaiki kinerja

pengelolaan usahanya.

2. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan dapat membuat surat

teguran bilamana:

a. Pengada benih, pengedar benih, atau pengedar bibit terbukti tidak

melakukan tindakan perbaikan kinerja pelabelan benih atau bibit

sesuai dengan yang direkomendasikan dalam Berita Acara.

b. Pengada benih, pengedar benih, atau pengedar bibit mengulang

kekeliruan yang sama pada kegiatan pelabelan berikutnya

berikutnya.

Contoh format surat teguran adalah sebagaimana tercantum pada

Blanko 4.

3. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan dapat membuat surat

usulan kepada Kepala Dinas Kehutanan Provinsi untuk mengenakan

sanksi atau hukuman bilamana pengada benih, pengedar benih, atau

pengedar bibit telah mendapatkan tiga teguran untuk kelalaian dalam

melaksanakan tindak lanjut atau untuk dilakukannya kekeliruan yang

sama. Format surat usulan dicantumkan pada Blanko 5.

4. Berdasarkan surat usulan tersebut, Kepala Dinas Provinsi dapat:

a. Mencabut status Terdaftar dari pengada benih, pengedar benih,

atau pengedar bibit;

b. Mengusulkan untuk mencabut izin usaha dari pengada benih,

pengedar benih, atau pengedar bibit; atau

c. Menghentikan sementara benih atau bibit dari peredaran untuk

diperjual- belikan.

5. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan membuat laporan

pemeriksaan pemenuhan persyaratan sebagai pengada atau pengedar

benih/bibit terdaftar kepada Kepala Dinas Provinsi dengan tembusan

kepada Kepala Balai.

6. Contoh format Laporan Pemeriksaan pemenuhan persyaratan sebagai

pengada atau pengedar benih/bibit terdaftar adalah sebagaimana

tercantum pada Blanko 6.

Page 122: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 122 –

Blanko 1

Contoh daftar isian pemeriksaan pelaksanaan persyaratan sebagai pengada benih atau pengedar benih dan/atau bibit terdaftar

No. Persyaratan Bukti Penilaian Keterangan

I Administrasi

1. Akte Pendirian Perusahaan Copy Akte Pendirian Perusahaan

2. Keterangan Domisili Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) Berubah/tidak berubah Khusus untuk

perorangan

3. Surat Ijin Usaha Perdagangan Copy Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)

4.

Keterangan lokasi

fasilitas Copy Surat Keterangan dari Lurah/Kepala Desa

Berubah/tidak

berubah

kegiatan perbenihan

5. NPWP Copy NPWP Berubah/tidak berubah

II Teknis

1.a. Memiliki Sumber Benih 1. Copy sertifikat Sumber benih yang memuat Berubah/tidak berubah

keterangan tentang:

Kelas SB :……………………

Jenis :……………………

Luas :…………………… ha

Jumlah pohon :…………………… batang

Produksi :…………………… kg/th Kondisi

SB : Terpelihara/tidak terpelihara

2. Copy sertifikat kepemilikan lahan

Berubah/tidak

berubah

1.b. Mengelola atau memanfaatkan 1. Copy sertifikat Sumber benih yang memuat

Berubah/tidak berubah

sumber benih keterangan tentang:

Kelas SB :……………………

Jenis :……………………

Luas :…………………… ha

Jumlah pohon :…………………… batang

Produksi :…………………… kg/th

Kondisi

SB : Terpelihara/tidak terpelihara

2. Copy sertifikat kepemilikan lahan Berubah/tidak berubah

3. Memiliki surat keterangan dari pengelola

Berubah/tidak

berubah

sumber benih bersertifikat

A. Pengada dan/atau Pengedar

Benih:

1. Memiliki sarana dan prasarana 1. Alat pengunduhan benih: Ada/tidak ada

penanganan benih Jenis alat………………..………..

Fasilitas pemrosesan benih:

2. Ada/tidak ada

Alat ekstraksi………………………

Lantai jemur: ………m2

3. Fasilitas penyimpanan benih: Ada/tidak ada

Jenis ruang simpan………………………

2. Memiliki keahlian/keterampilan Copy ijazah/sertifikat diklat atau ketrampilan Ada/tidak ada

di bidang perbenihan dilihat dari hasil pengamatan.

3. Memiliki stok benih yang Surat keterangan/label benih bersertifikat Ada/tidak ada

bersertifikat

4.

Memiliki surat

keterangan dari Surat keterangan dari pengelola sumber benih Ada/tidak ada

Page 123: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 123 –

No. Persyaratan Bukti Penilaian Keterangan

pengelola sumber benih ber

sertifikat

B. Pengedar Bibit

1. Memiliki sarana dan prasarana Ada/tidak ada

pembuatan bibit

1. Sumber air: ……………………………...

2. Fasilitas penyimpanan benih :…………

3. Fasilitas penaburan benih: …………

4. Fasilitas pembiakan vegetatif:…………

5. Fasilitas penyapihan: …………………….

6. Fasilitas pembesaran bibit (ruang terbuka dan

tertutup): ….m2

7. Bukti hubungan hukum atas tanah lokasi

pembuatan bibit

8. Kapasitas produksi: ……………..btg/th

2. Memiliki fasilitas pengangkutan Ada/tidak ada

bibit

1. Jenis alat angkut:………………………..

2. Kapasitas:……………….……………….

3. Memiliki keahlian/keterampilan

Copy ijazah/sertifikat diklat atau ketrampilan Ada/tidak ada

di bidang pembibitan dilihat dari hasil pengamatan

4. Memiliki stok bibit bersertifikat Surat keterangan/label benih bersertifikat Ada/tidak ada

5. Terdapat aktifitas pembuatan Dilihat dari hasil pengamatan. Ada/tidak ada

bibit

C. Pengada dan/atau Pengedar Benih dan Bibit

1. Memiliki sarana dan

prasarana 1. Alat pengunduhan benih: Ada/Tidak Ada

penanganan benih Jenis alat………………..………..

2. Fasilitas pemrosesan benih: Ada/Tidak Ada

Alat ekstraksi………………………

Lantai jemur: ………m2

3. Fasilitas penyimpanan benih: Ada/Tidak Ada

Jenis ruang simpan……………………… 2. Memiliki keahlian/keterampilan

Copy ijazah/sertifikat diklat atau ketrampilan Ada/Tidak Ada

di bidang perbenihan dilihat dari hasil pengamatan.

3. Memiliki stok benih yang Surat keterangan/label benih bersertifikat Ada/Tidak Ada

bersertifikat 4. Memiliki surat keterangan dari

Surat keterangan dari pengelola sumber benih Ada/Tidak Ada

pengelola sumber benih 5. Memiliki sarana dan

prasarana Ada/Tidak Ada

pembuatan bibit

1.

Sumber air:

……………………………………

2. Fasilitas penyimpanan benih :………………

3. Fasilitas penaburan benih: ………………

4. Fasilitas pembiakan vegetatif:……………

5. Fasilitas penyapihan: …………………….

6. Fasilitas pembesaran bibit (ruang terbuka dan

tertutup): …………….m2

7.

Bukti hubungan hukum atas tanah

lokasi pem

buatan bibit

8. Kapasitas produksi: …………………..btg/th

Page 124: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 124 –

No. Persyaratan Bukti Penilaian Keterangan

6. Memiliki fasilitas pengangkutan Ada/Tidak Ada

Bibit

1. Jenis alat angkut:………………………..

2. Kapasitas:……………….……………….

7. Memiliki keahlian/keterampilan

Copy ijazah/sertifikat diklat atau ketrampilan Ada/Tidak Ada

di bidang pembibitan dilihat dari hasil pengamatan.

8. Memiliki stok bibit bersertifikat Surat keterangan/label benih bersertifikat Ada/Tidak Ada

9. Terdapat aktifitas pembuatan

Dilihat dari hasil pengamatan. Ada/Tidak Ada

bibit

Keterangan :

Bukti minimal dalam bentuk fotocopi pada saat pemeriksaan di lapangan harus memperlihatkan bukti aslinya.

Rekomendasi pemeriksaan:

a. Persyaratan sebagai pengada benih, pengedar benih dan/atau bibit terdaftar masih dipenuhi, atau

b. Persyaratan sebagai pengada benih, pengedar benih dan/atau bibit terdaftar sudah tidak dipenuhi.

(tempat), ....(tanggal)

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan,

..............................

Page 125: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 125 –

Blanko 2

Contoh berita acara pemeriksaan pelaksanaan persyaratan sebagai pengada benih atau pengedar benih dan/atau bibit terdaftar

BERITA ACARA PEMERIKSAAN PEMENUHAN PERSYARATAN PENETAPAN PENGADA BENIH

ATAU PENGEDAR BENIH DAN/ATAU BIBIT TERDAFTAR

Nomor:

BA ..............

Pada hari ini ........... tanggal ... bulan ............ tahun.... yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Jabatan

: Pengawas Benih dan Bibit Tanaman

Hutan Provinsi ...............

No. register : Alamat :

Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

Nama :

Jabatan :

Alamat :

Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA telah melaksanakan pemeriksaan pemenuhan persyaratan penetapan pengada benih atau pengedar benih dan/atau bibit terdaftar atas nama PIHAK KEDUA dengan hasil bahwa PIHAK KEDUA masih memenuhi syarat / sudah tidak memenuhi syarat*)

sebagai pengada benih/pengedar benih dan/atau bibit terdaftar*) sebagaimana ditetapkan

dengan Keputusan …… No. …… tanggal ……, dan PIHAK KEDUA telah

menerima hasil pemeriksaan proses oleh PIHAK PERTAMA.

Demikian Berita Acara Pemeriksaan Pemenuhan Persyaratan Penetapan Pengada Benih atau

Pengedar Benih dan/atau Bibit Terdaftar ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

PIHAK KEDUA,

PIHAK

PERTAMA,

......................... .....................

Keterangan:

*) Pilih yangdiperlukan

Page 126: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 126 –

Blanko 3

Contoh format laporan pemeriksaan pelaksanaan persyaratan sebagai pengada benih atau pengedar benih dan/atau bibit terdaftar

Nomor :

Hal : Laporan pemeriksaan pelaksanaan persyaratan sebagai pengada benih atau pengedar benih dan/atau bibit terdaftar

Kepada

Yth. Kepala Dinas Provinsi di

................................

Kami laporkan bahwa telah dilaksanakan pemeriksaan pelaksanaan persyaratan sebagai pengada benih atau pengedar benih dan/atau bibit terdaftar*) tersebut di

bawah ini:

Nama Usaha

: Nama Pemilik Usaha

:

Alamat

:

Nomor dan Tanggal Status Terdaftar

:

Berita acara pemeriksaan kami sampaikan terlampir. Dari pemeriksaan tersebut diketahui bahwa yang bersangkutan masih memenuhi syarat / sudah tidak memenuhi syarat*) sebagai pengada benih/pengedar benih dan/atau bibit terdaftar*) sebagaimana ditetapkan dengan Keputusan …… No.

…… tanggal …… .

Demikian laporan kami. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

.............., .......................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan,

(…………………………)

Tembusan: 1. Pengada Benih/Pengedar Benih/Pengedar Bibit 2. Kepala BPTH ……………………………………

Keterangan: *) Pilih yang diperlukan

Page 127: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 127 –

Blanko 4

Contoh surat teguran tindak lanjut pemeriksaan pelaksanaan persyaratan sebagai pengada benih atau pengedar benih dan/atau bibit terdaftar

Nomor :

Hal : Teguran Ke...... atas Tindak Lanjut Pemeriksaan Pelaksanaan Persyaratan Sebagai Pengada Benih atau Pengedar Benih dan/atau Bibit Terdaftar*)

Kepada

Yth. Sdr. .......... (pengada benih, pengedar benih/bibit) di

................................ Berdasarkan hasil pemeriksaan pada tanggal ............... kami menemukan

bahwa

Saudara belum melakukan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan pelaksanaan persyaratan sebagai pengada benih atau pengedar benih dan/atau bibit terdaftar yang dituangkan dalam Berita Acara No. ........ (atau: Saudara mengulang

kekeliruan yang sama seperti pada pemeriksaan yang lalu, yaitu............. Berkenaan dengan itu, kami sampaikan surat ini sebagai Teguran Ke....... untuk

perusahaan Saudara.

Demikian maksud kami. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

.............., .......................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan,

(…………………………)

Tembusan: 1. Kepala Dinas Provinsi 2. Kepala BPTH ……………………………………

Page 128: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 128 –

Blanko 5

Contoh surat usulan pengenaan sanksi atau hukuman Nomor :

Hal : Usul Penghentian Kegiatan Pengada Benih/Pengedar Benih/Bibit ...............

Kepada

Yth. Kepala Dinas Provinsi di

................................ Kami laporkan bahwa pengada benih/pengedar benih/bibit tersebut di bawah

ini: Nama Usaha

:

Nama Pemilik Usaha

:

Alamat

:

Nomor dan Tanggal Status Terdaftar

: telah mendapatkan lima teguran untuk kekeliruan yang sama dalam pemeriksaan

pelaksanaan persyaratan sebagai pengada benih atau pengedar benih dan/atau bibit terdaftar*), yaitu .................. Fotokopi surat teguran kami sampaikan

terlampir. Berkenaan dengan itu, kami mengusulkan agar pengada benih/pengedar

benih/bibit tersebut di atas dikenai sanksi atau hukuman sebagaimana mestinya.

Demikian usulan kami. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

.............., .......................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan,

(…………………………)

Tembusan: 1. Pengada Benih/Pengedar Benih/Pengedar Bibit

2. Kepala BPTH ……………………………………

Keterangan: *) Pilih yang diperlukan

Page 129: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 129 –

Blanko 6

Contoh surat laporan pemeriksaan pelaksanaan persyaratan sebagai pengada benih atau pengedar benih dan/atau bibit terdaftar

Nomor :

Hal : Laporan Pemeriksaan pelaksanaan persyaratan sebagai pengada benih atau pengedar benih dan/atau bibit terdaftar; Pengada Benih, Pengedar Benih/ Bibit ...............

Kepada

Yth. Kepala Dinas Provinsi di

................................ Kami laporkan bahwa telah dilaksanakan pemeriksaan pelaksanaan persyaratan

sebagai pengada benih atau pengedar benih dan/atau bibit terdaftar pada pengada benih, pengedar benih, atau pengedar bibit*) tersebut di bawah ini:

Nama Usaha

:

..........................................................

Nama Pemilik Usaha

:

.......................................................... Alamat

:

..........................................................

Nomor dan Tanggal Status

:

..........................................................

Terdaftar

Berita acara pemeriksaan kami sampaikan terlampir.

Demikian laporan kami. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

.............., .......................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan,

(…………………………)

Tembusan: 1. Pengada Benih/Pengedar Benih/Pengedar Bibit 2. Kepala BPTH ……………………………………

*) Pilih yang diperlukan

Salinan sesuai dengan aslinya

Plt. KEPALA BIRO HUKUM,

ttd.

MAMAN KUSNANDAR

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SITI NURBAYA

Page 130: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 130 –

LAMPIRAN XI

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR NOMOR P.3/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2020

TENTANG

PENYELENGGARAAN PERBENIHAN TANAMAN HUTAN

PEDOMAN PEMERIKSAAN DOKUMEN PADA PENGADA BENIH DAN

PENGEDAR BENIH DAN/ATAU BIBIT DAN TERHADAP BENIH DAN BIBIT

YANG DIPERGUNAKAN DI WILAYAH SETEMPAT

A. Pelaksanaan Pemeriksaan

1. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan menerima laporan tata usaha

peredaran benih atau bibit dari pengada benih dan pengedar benih

dan/atau bibit, dan laporan- laporan lain yang berkenaan dengan kinerja

pengada benih dan pengedar benih dan/atau bibit, baik secara langsung

maupun melalui Kepala Dinas Provinsi.

2. Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada angka 1, Pengawas

Benih dan Bibit Tanaman Hutan melakukan pemeriksaan atas dokumen-

dokumen tata usaha peredaran benih atau bibit pada pengada benih dan

pengedar benih dan/atau bibit atau penerima/pengguna benih/bibit

(Blanko 1).

3. Pemeriksaan dapat menunjukkan adanya penyimpangan sebagai berikut:

a. Ketidaksesuaian keterangan benih atau bibit yang tercantum pada

sertifikat dan label; atau.

b. Ketidaksesuaian keterangan benih atau bibit dalam sertifikat dan label

dengan kondisi fisik benih atau bibit.

4. Apabila ditemukan adanya penyimpangan, Pengawas Benih Tanaman

Hutan dapat melakukan tindakan sebagai berikut:

a. Menghentikan sementara peredaran benih atau bibit dimaksud selama

jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja dan melaporkan

kepada Kepala Dinas Provinsi;

b. Penghentian sementara sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan

dengan menerbitkan Surat Penghentian Sementara Peredaran Benih

atau Bibit (Blanko 2).

Page 131: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 131 –

c. Dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja

sebagaimana dimaksud pada huruf a, Pengawas Benih dan Bibit

Tanaman Hutan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

5. Apabila dalam pemeriksaan lebih lanjut sebagaimana dimaksud di atas

ditemukan adanya penyimpangan, maka dilakukan tindakan sebagai

berikut:

a. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan membuat usulan kepada

Kepala Dinas Provinsi untuk menghentikan pengedaran benih atau

bibit, dengan tembusan kepada Kepala Balai (Blanko 3); dan

b. Paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya usulan sebagaimana

dimaksud pada huruf a, Kepala Dinas Provinsi menerbitkan surat

penghentian pengedaran benih atau bibit (Blanko 4).

6. Apabila dalam pemeriksaan lebih lanjut sebagaimana dimaksud di atas

tidak ditemukan adanya penyimpangan, Pengawas Benih dan Bibit

Tanaman Hutan mencabut penghentian sementara peredaran benih atau

bibit (Blanko 5) dan melapor Kepala Dinas Provinsi.

B. Tindak Lanjut Pemeriksaan

1. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan membuat Berita Acara

Pemeriksaan Dokumen yang ditandatangani bersama dengan pengada

benih atau pengedar benih dan/ atau bibit atau konsumen benih/bibit

(Blanko 6).

2. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman hutan membuat laporan hasil

pemeriksaan kepada Kepala Dinas Provinsi dengan tembusan kepada.

Contoh format laporan adalah sebagaimana tercantum pada Blanko 7.

3. Berita Acara Pemeriksaan Pemenuhan Persyaratan Penetapan Pengada

Benih atau Pengedar Benih dan/atau Bibit Terdaftar merupakan acuan

bagi Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan dalam melakukan

pembinaan teknis berikutnya, dan merupakan acuan bagi pengada benih

atau pengedar benih dan/atau bibit atau konsumen benih/bibit tindakan

ke depan.

4. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan dapat membuat surat teguran

bilamana:

a. Pengada benih, pengedar benih, atau pengedar bibit terbukti tidak

melakukan tindakan perbaikan kinerja tata usaha benih atau bibit

sesuai dengan yang direkomendasikan dalam Berita Acara Pemeriksaan

Proses Produksi Benih.

Page 132: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 132 –

b. Pengada benih, pengedar benih, atau pengedar bibit mengulang

kekeliruan periode berikutnya.

Contoh format surat teguran adalah sebagaimana tercantum pada Blanko 8.

5. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan dapat membuat surat usulan

kepada Kepala Dinas Provinsi untuk mengenakan sanksi atau hukuman

bilamana pengada benih, pengedar benih, atau pengedar bibit telah

mendapatkan tiga teguran untuk kelalaian dalam melaksanakan tindak

lanjut atau untuk kekeliruan yang sama. Format surat usulan adalah

sebagaimana tercantum pada Blanko 9.

6. Berdasarkan surat usulan tersebut, Kepala Dinas Provinsi dapat:

a. Mencabut status Terdaftar dari pengada benih dan pengedar benih

dan/atau bibit, atau mengusulkan kepada instansi yang menerbitkan

status Terdaftar tersebut untuk mencabut status Terdaftar;

b. Mengusulkan kepada instansi terkait untuk mencabut izin usaha

dari pengada benih dan pengedar benih dan/atau bibit;

c. Mencabut sertifikat sumber benih dari pengada benih, atau

mengusulkan kepada instansi yang menerbitkan sertifikat tersebut

untuk mencabut sertifikat sumber benih; atau

d. Menghentikan sementara benih atau bibit dari peredaran untuk

diperjual- belikan.

Page 133: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 133 –

Contoh format hasil pemeriksaan dokumen pada pengada benih dan pengedar

benih dan atau bibit

CATATAN PEMERIKSAAN DOKUMEN PADA PENGADA BENIH ATAU

PENGEDAR BENIH ATAU PENGEDAR BIBIT ATAU TERHADAP BENIH/BIBIT

YANG DIPERGUNAKAN DI WILAYAH SETEMPAT*)

Nama Usaha

:

..................................................................

........... Nama Pemilik Usaha/Pengguna

:

...................................................................

.......... Alamat Pemilik/Pengguna

:

...................................................................

..........

1. Nama benih/bibit : ..........................................................................

2. Jumlah : ..................... g/kg/batang/eksplan/entres/stek

pucuk*)

3. Sertifikat/Surat Keterangan*)

a. Asal-usul benih : Ada/tidak ada*)

b. Mutu Benih/Bibit : Ada/tidak ada*)

Periksa keberlakuan dan keaslian sertifikat/surat keterangan.

4. Label benih/bibit*) : Ada/tidak ada*)

Periksa kesesuaian terhadap catatan mutasi, surat pengiriman

5. Faktur pembelian benih/bibit*): Ada/tidak ada*)

6. Surat pengiriman benih/bibit*): Ada/tidak ada*)

Keterangan:

*) Pilih yang diperlukan

Page 134: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 134 –

Contoh format surat penghentian sementara pengedaran benih/bibit

Nomor :

Hal : Penghentian Sementara Pengedaran Benih/Bibit

Kepada

Yth. …………………… (Pengada benih atau pengedar benih/bibit

atau penerima/pengguna benih/bibit)

di

................................

Diberitahukan bahwa telah dilakukan pemeriksaan terhadap pengedaran

benih/bibit............. (sebutkan nama jenis benihnya) dengan keterangan sebagai

berikut:

1. Nama Pengada/Pengedar : …………

2. Alamat Pengada/Pengedar : …………

3. Nomor Surat Pengiriman : …………

4. Nama Penerima/Pengguna Benih/Bibit: …………

5. Alamat Penerima/Pengguna Benih/Bibit: …………

6. Volume Benih/Bibit : …....(gr/kg)/(eksplan/entres/stek

pucuk*)

Hasil pemeriksaan tersebut menunjukan adanya hal-hal yang harus ditelaah

lebih lanjut**), dan berkenaan dengan itu perlu dilakukan penghentian

sementara dalam pengedaran benih dimaksud. Penghentian sementara dilakukan

paling lama 30 hari, sejak diterbitkannya surat ini sampai dengan tanggal

............... .

Demikian kami sampaikan. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima

kasih.

.............., .......................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman

Hutan,

(………………………..)

Tembusan:

Kepala Balai

Keterangan: *) Coret yang tidak diperlukan;

**) Jelaskan pokok-pokok temuannya.

Page 135: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 135 –

Contoh format surat usul penghentian pengedaran benih/bibit

Nomor :

Hal : Usul Penghentian Pengedaran Benih/Bibit

Kepada

Yth. Kepala Dinas Provinsi di

................................

Menindaklanjuti penghentian sementara dan pemeriksaan lebih lanjut

pengedaran benih/bibit ............. (sebutkan nama jenis benihnya), sebagaimana

kami laporkan dengan surat No. ...... tanggal .........., dengan ini kami

mengusulkan untuk menghentikan pengedaran dan penggunaan benih/bibit

sebagai berikut:

1. Nama Pengada/Pengedar : …………

2. Alamat Pengada/Pengedar : …………

3. Nomor Surat Pengiriman : …………

4. Nama Penerima/Pengguna Benih/Bibit: …………

5. Alamat Penerima/Pengguna Benih/Bibit: …………

6. Volume Benih/Bibit : ….. (gr/kg)/(eksplan/entres/stek

pucuk*)

Usulan tersebut didasarkan pada temuan kami sebagai berikut:

1. ....................

2. ....................

3. dst

Demikian usulan kami. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

.............., .......................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman

Hutan,

Tembusan: (…………………………)

1. Pengada Benih/Pengedar Benih/Pengedar Bibit

2. Kepala BPTH ……………………………………

Keterangan: *) Pilih yang diperlukan.

Page 136: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 136 –

Contoh format surat penghentian pengedaran benih/bibit

Nomor :

Hal : Penghentian Pengedaran Benih/Bibit

Kepada

Yth. …………………… (Pengada benih atau pengedar benih/bibit

atau penerima/pengguna benih/bibit)

di

................................

Memperhatikan hasil pemeriksaan oleh Pengawas Benih dan Bibit Tanaman

Hutan yang kami terima dengan surat No. ............ tanggal .............., dengan ini

kami minta agar Saudara menghentikan pengedaran benih/bibit atau

penggunaan benih/bibit ............. (sebutkan nama jenis benihnya) dengan identitas

sebagai berikut:

1. Nama Pengada/Pengedar : …………

2. Alamat Pengada/Pengedar : …………

3. Nomor Surat Pengiriman : …………

4. Nama Penerima/Pengguna Benih/Bibit: …………

5. Alamat Penerima/Pengguna Benih/Bibit: …………

6. Volume Benih/Bibit : ...... (gr/kg)/(eksplan/entres/stek

pucuk*)

Benih tersebut di atas diserahkan kepada Pengawas Benih dan Bibit

Tanaman Hutan untuk dimusnahkan.

Demikian untuk diperhatikan dan dilaksanakan. Atas perhatian Saudara, kami

ucapkan terima kasih.

.............., .......................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman

Hutan,

(………………………...)

Tembusan:

1. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan

2. Kepala BPTH ……………………………………

Keterangan: *) Pilih yang diperlukan.

Page 137: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 137 –

Contoh format surat pencabutan penghentian sementara pengedaran

benih/bibit

Nomor :

Hal : Pencabutan Penghentian Sementara Pengedaran Benih/Bibit

Kepada

Yth. …………………… (Pengada Benih atau Pengedar Benih/Bibit atau

Penerima/Pengguna Benih/Bibit)

di

................................

Diberitahukan bahwa telah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap

pengedaran benih/bibit ............. (sebutkan nama jenis benihnya) dengan

keterangan sebagai berikut:

1. Nama Pengada/Pengedar : …………

2. Alamat Pengada/Pengedar : …………

3. Nomor Surat Pengiriman : …………

4. Nama Penerima/Pengguna Benih/Bibit: …………

5. Alamat Penerima/Pengguna Benih/Bibit: …………

6. Volume Benih/Bibit : …....(gr/kg)/(eksplan/entres/stek

pucuk*)

Hasil pemeriksaan tersebut tidak menunjukkan adanya penyimpangan terhadap

kaidah- kaidah tata usaha dan pengelolaan benih. Berkenaan dengan itu dengan

ini kami mencabut Surat Penghentian Sementara No. ........... tanggal ..........., dan

pengedaran/penggunaan benih/bibit dimaksud dapat dilanjutkan.

Demikian kami sampaikan. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima

kasih.

.............., .......................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman

Hutan,

(…………………………..)

Tembusan:

Kepala Balai ……………………………………

Keterangan: *) Pilih yang diperlukan.

Page 138: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 138 –

Contoh berita acara pemeriksaan dokumen pada pengada benih dan pengedar

benih dan atau bibit

BERITA ACARA PEMERIKSAAN DOKUMEN PADA PENGADA BENIH DAN PENGEDAR

BENIH DAN ATAU BIBIT

Nomor: BA ..................

Pada hari ini ..................... tanggal .... bulan ............... tahun ......... yang bertanda tangan di

bawah ini :

Nama :

Jabatan : Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan Provinsi...............

No. register :

Alamat :

Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

Nama :

Jabatan :

Alamat :

Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA telah melaksanakan pemeriksaan dokumen pada pengada benih dan pengedar benih

dan atau bibit*) atas nama PIHAK KEDUA dengan hasil sebagai berikut:

a. ..........................................................

b. ..........................................................

c. ..........................................................

dan PIHAK KEDUA telah menerima hasil pemeriksaan proses oleh PIHAK PERTAMA.

Demikian Berita Acara Pemeriksaan Dokumen ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

PIHAK KEDUA, PIHAK

PERTAMA,

......................... .....................

Keterangan:

*) Pilih yang diperlukan

Page 139: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 139 –

Contoh format laporan pemeriksaan dokumen pada pengada benih dan pengedar

benih dan atau bibit

Nomor :

Hal : Laporan pemeriksaan dokumen pada pengada benih dan pengedar benih

dan atau bibit

Kepada

Yth. Kepala Dinas Provinsi di

................................

Kami laporkan bahwa telah dilaksanakan pemeriksaan dokumen pada pengada

benih dan pengedar benih dan atau bibit*) tersebut di bawah ini:

1. Nama Pengedar : …………

2. Alamat Pengedar : …………

3. Nomor Surat Pengiriman : …………

4. Nama Penerima/Pengguna Benih/Bibit: …………

5. Alamat Penerima/Pengguna Benih/Bibit: …………

6. Volume Benih/Bibit : ……(gr/kg)/(eksplan/entres/stek

pucuk*)

Berita acara pemeriksaan kami sampaikan terlampir.

Demikian laporan kami. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

.............., .......................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman

Hutan,

Tembusan:

(…………………………)

1. Pengada Benih/Pengedar Benih/Pengedar Bibit

2. Kepala BPTH ……………………………………

Keterangan:

*) Pilih yang diperlukan

Page 140: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 140 –

Contoh surat teguran dari Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan

Nomor :

Hal : Teguran Ke...... atas Tindak Lanjut Pemeriksaan pemeriksaan dokumen

pada pengada benih dan pengedar benih dan atau bibit*)

Kepada

Yth. Sdr. .......... (pengada benih, pengedar benih/bibit)

di

................................

Berdasarkan hasil pemeriksaan pada tanggal ............... kami menemukan bahwa

Saudara belum melakukan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan dokumen pada

pengada benih dan pengedar benih dan atau bibit*) yang dituangkan dalam

Berita Acara No.

........ (atau: Saudara mengulang kekeliruan yang sama seperti pada pemeriksaan

yang lalu, yaitu .............). Berkenaan dengan itu, kami sampaikan surat ini

sebagai Teguran Ke....... untuk perusahaan Saudara.

Demikian maksud kami. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima

kasih.

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan,

(……………………………)

Tembusan:

1. Kepala Dinas Provinsi

2. Kepala BPTH ……………………………………

Page 141: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 141 –

Contoh surat usulan pengenaan sanksi atau hukuman

Nomor : Hal : Usul Pengenaan Sanksi atau Hukuman; Pengada Benih/Pengedar

Benih/Bibit

...............

Kepada Yth. Kepala Dinas Provinsi di

................................

Kami laporkan bahwa pengada benih/pengedar benih/bibit tersebut di

bawah ini: Nama Usaha : ......................................................... Nama Pemilik Usaha : .......................................................

Alamat : .........................................................

Nomor dan Tanggal : .........................................................

Status Terdaftar : ..........................................................

telah mendapatkan tiga teguran untuk kekelirua yang sama dalam ketertiban

dokumen benih dan/bibit*), yaitu .................. Fotokopi surat teguran kami sampaikan terlampir.

Berkenaan dengan itu, kami mengusulkan agar pengada benih/pengedar benih/bibit tersebut di atas diberi sanksi atau hukuman sebagaimana mestinya.

Demikian usulan kami. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

.............., .......................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan,

Tembusan:

1. Pengada Benih/Pengedar Benih/Pengedar Bibit 2. Kepala BPTH ……………………………………

Salinan sesuai dengan aslinya

Plt. KEPALA BIRO HUKUM,

ttd.

MAMAN KUSNANDAR

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SITI NURBAYA

Page 142: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 142 –

LAMPIRAN XII

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR P.3/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2020

TENTANG

PENYELENGGARAAN PERBENIHAN TANAMAN HUTAN

PEDOMAN PEMERIKSAAN SARANA DAN PRASARANA PENANGANAN BENIH

ATAU BIBIT PADA PENGEDAR BENIH DAN/ATAU BIBIT

A. Pelaksanaan Pemeriksaan Sarana dan Prasarana Penanganan Benih

1. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan menerima laporan tata usaha

penanganan benih dari pengada benih dan dan laporan-laporan lain yang

berkenaan dengan kinerja pengada benih, baik secara langsung maupun

melalui Kepala Dinas Provinsi.

2. Pengawas Benih Tanaman Hutan melakukan pemeriksaan atas sarana

dan prasarana penanganan benih sebagai berikut:

a. Perlengkapan pengunduhan atau pengumpulan benih seperti tangga

atau alat panjat lainnya, karung goni, tempat penyimpanan sementara

(temporary storage area/room).

b. Perlengkapan sortasi, ekstraksi, pembersihan, dan grading, dan

pengeringan benih.

c. Perlengkapan penyimpanan benih (storage room) dan pengemasan

benih (karung goni, kaleng, toples, dll).

d. Teknik dan administrasi pengemasan benih.

e. Perlengkapan pengujian benih seperti mechanical/soil/electrical

divider, seed sample divider, seed trier test, oven dan perlengkapannya,

alat pengukur kadar air, timbangan, alat-alat analisis kemurnian, alat-

alat penyimpan benih, alat-alat pengolahan benih, alat-alat

dokumentasi benih, dan alat-alat pengecambahan.

f. Perlengkapan lainnya seperti dokumen tata usaha benih, dokumen

kualitas benih, dan buku petunjuk kerja.

3. Hasil pemeriksaan dokumen dicatat dalam Blanko 1.

Page 143: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 143 –

B. Pelaksanaan Pemeriksaan Sarana dan Prasarana Penanganan Bibit

1. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan menerima laporan tata

usaha penanganan bibit dari pengedar bibit dan dan laporan-laporan lain

yang berkenaan dengan kinerja pengedar bibit baik secara langsung

maupun melalui Kepala Dinas Provinsi.

2. Pengawas Benih Tanaman Hutan melakukan pemeriksaan atas sarana

dan prasarana penanganan bibit sebagai berikut:

a. Perlengkapan penyemaian dan penyapihan seperti bedeng tabur/bak

kecambah dan bedeng sapih.

b. Perlengkapan pengolahan media.

c. Peralatan pesemaian seperti ayakan, sungkup, cangkul, solo (alat

semprot), selang, gembor, ember, parang, gerobak, sekop, gayung,

keranjang, dan sapu lidi.

d. Teknik dan administrasi pengemasan bibit.

e. Perlengkapan lainnya seperti dokumen tata usaha bibit, dokumen

kualitas bibit, dan buku petunjuk kerja (perlakuan benih,

penyemaian, penyapihan, pengendalian hama/penyakit, dll).

3. Hasil pemeriksaan dokumen dicatat dalam Blanko 2.

C. Tindak Lanjut Pemeriksaan

1. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan membuat Berita Acara

Pemeriksaan Sarana dan Prasarana Penanganan Benih/Bibit pada

Pengedar Benih/Bibit yang ditandatangani bersama dengan pengedar

benih atau pengedar bibit (Blanko 3).

2. Berita Acara sebagaimana dimaksud pada angka 1, merupakan

acuan bagi Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan dalam melakukan

pembinaan teknis berikutnya, dan merupakan acuan bagi pengedar benih

atau pengedar bibit dalam memperbaiki kinerjanya.

3. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan dapat membuat surat teguran

bilamana:

a. Pengedar benih atau pengedar bibit terbukti tidak melakukan

tindakan perbaikan kinerja penyempurnaan sarana/prasarana

penanganan benih/ bibit sesuai dengan yang direkomendasikan dalam

Berita Acara.

b. Pengedar benih atau pengedar bibit mengulang periode berikutnya.

Contoh format surat teguran adalah sebagaimana tercantum pada Blanko 4.

Page 144: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 144 –

4. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan dapat membuat surat usulan

kepada Kepala Dinas Provinsi untuk mengenakan sanksi atau hukuman

bilamana pengedar benih atau pengedar bibit telah mendapatkan tiga

teguran untuk kelalaian dalam melaksanakan tindak lanjut atau untuk

dilakukannya kekeliruan yang sama. Format surat usulan adalah

sebagaimana tercantum pada Blanko 5.

5. Berdasarkan surat usulan tersebut, Kepala Dinas Provinsi dapat:

a. Mencabut status Terdaftar dari pengedar benih atau pengedar bibit

atau mengusulkan kepada instansi terkait untuk mencabut status

Terdaftar dari pengedar benih atau pengedar bibit;

b. Mengusulkan kepada instansi terkait untuk mencabut izin usaha dari

pengedar benih atau pengedar bibit; atau

c. Menghentikan sementara benih atau bibit dari peredaran untuk

diperjual-belikan.

6. Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan membuat Laporan

Pemeriksaan Sarana dan Prasarana Penanganan Benih pada Pengada

Benih kepada Kepala Dinas Provinsi dengan tembusan kepada Kepala

Balai. Contoh format laporan adalah sebagaimana tercantum pada Blanko

6.

Page 145: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 145 –

Blanko 1

Contoh format hasil pemeriksaan sarana dan prasarana penanganan benih

pada pengedar benih

Hasil Pemeriksaan Sarana dan Prasarana Penanganan Benih pada Pengedar

Benih

Nama Usaha : ............................................

Nama Pemilik Usaha : ............................................

Alamat : ............................................ Nomor dan Tanggal Status Terdaftar : ............................................

Tanggal pemeriksaan : ............................................

Obyek Pemeriksaan

Ketersediaan dan/atau Kondisi *)

1. Perlengkapan pengunduhan atau

pengumpulan benih .............................................................................

2. Perlengkapan sortasi, ekstraksi, pembersihan dan grading, dan pengeringan benih

.............................................................................

3. Perlengkapan penyimpanan benih

dan pengemasan benih

.............................................................................

4. Teknik dan administrasi pengemasan benih

.............................................................................

5. Perlengkapan pengujian benih

.............................................................................

6. Perlengkapan lainnya .............................................................................

*) Khusus untuk teknik dan administrasi pengemasan benih dicantumkan

kelayakan teknis pengemasan dan penyimpanan serta kelengkapan

administrasinya dan kesesuaiannya dengan dokumen catatan mutasi

benih.

Page 146: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 146 –

Blanko 2

Contoh format hasil pemeriksaan sarana dan prasarana penanganan bibit

pada pengedar bibit

Hasil Pemeriksaan Sarana dan Prasarana Penanganan Bibit pada

Pengedar Bibit

Nama Usaha : ..........................................................

Nama Pemilik Usaha : ..........................................................

Alamat : ..........................................................

Nomor dan Tanggal Status : ..........................................................

Terdaftar

Tanggal pemeriksaan : ..........................................................

Obyek Pemeriksaan Ketersediaan dan/atau Kondisi

*)

1. Perlengkapan penyemaian dan penyapihan

.............................................................................

2. Perlengkapan pengolahan media

.............................................................................

3. Peralatan pesemaian .............................................................................

4. Teknik dan administrasi pengemasan bibit

.............................................................................

5. Perlengkapan lainnya .............................................................................

*) Khusus untuk teknik dan administrasi pengemasan bibit dicantumkan

kelayakan teknis pengemasan dan penyimpanan serta kelengkapan

administrasinya dan kesesuaiannya dengan dokumen catatan mutasi

bibit.

Page 147: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 147 –

Blanko 3

Contoh berita acara pemeriksaan sarana dan prasarana penanganan

benih/bibit pada pengedar benih/bibit*)

BERITA ACARA PEMERIKSAAN SARANA DAN PRASARANA PENANGANAN

BENIH/BIBIT PADA PENGEDAR BENIH/ BIBIT*)

Nomor: BA ..................

Pada hari ini ..................... tanggal .... bulan ............... tahun .........

yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :

Jabatan : Pengawas Benih dan Bibit

Tanaman Hutan Provinsi ............... No. register :

Alamat

:

Selanjutnya disebut

PIHAK PERTAMA

Nama :

Jabatan :

Alamat :

Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA telah melaksanakan Pemeriksaan Sarana dan Prasarana

Penanganan Benih/Bibit pada Pengedar

Benih/Bibit*) milik PIHAK KEDUA untuk benih

dengan hasil sebagai berikut:

Obyek

Pemeriksaan

Ketersediaan dan/atau

Kondisi *) 1.

..............................................................

................

........................................................

..................... 2.

..............................................................

................

........................................................

..................... 3.

..............................................................

................

........................................................

..................... 4.

..............................................................

................

........................................................

..................... 5.

..............................................................

................

........................................................

..................... 6.

..............................................................

................

........................................................

.....................

Page 148: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 148 –

*) Khusus untuk teknik dan administrasi pengemasan benih/bibit

dicantumkan kelayakan teknis pengemasan dan penyimpanan serta

kelengkapan administrasinya dan kesesuaiannya dengan dokumen

catatan mutasi benih/bibit.

dan PIHAK KEDUA telah menerima hasil pemeriksaan proses produksi benih

dari PIHAK PERTAMA.

Demikian Berita Acara Pemeriksaan Sarana dan Prasarana ini dibuat

untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA, PIHAK

PERTAMA,

......................... .....................

*) Pilih yang diperlukan

Page 149: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 149 –

Blanko 4

Contoh surat teguran tindak lanjut pemeriksaan sarana dan prasarana

penanganan benih/bibit pada pengedar benih/bibit

Nomor :

Hal : Teguran Ke...... atas Tindak Lanjut Pemeriksaan Sarana dan Prasarana

Penanganan Benih/Bibit pada Pengedar Benih/Bibit*)

Kepada

Yth. Sdr. .......... (pengedar benih/bibit*))

di

................................

Berdasarkan hasil pemeriksaan pada tanggal ............... kami menemukan

bahwa

Saudara belum melakukan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan sarana dan

prasarana penanganan benih pada pengada benih yang dituangkan dalam Berita

Acara No. ........ (atau: Saudara mengulang kekeliruan yang sama seperti pada

pemeriksaan sarana dan prasarana penanganan benih yang lalu, yaitu.............

Berkenaan dengan itu, kami sampaikan surat ini sebagai Teguran Ke....... untuk

perusahaan Saudara.

Demikian maksud kami. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.

.............., .......................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan,

(…………………………)

Tembusan:

1. Kepala Dinas Provinsi

2. Kepala BPTH ……………………………………

Page 150: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 150 –

Blanko 5

Contoh surat usulan pengenaan sanksi atau hukuman

Nomor : Hal : Usul Pengenaan Sanksi atau Hukuman; Pengedar Benih/Bibit ...............

Kepada Yth. Kepala Dinas Provinsi di

................................

Kami laporkan bahwa pengada benih tersebut di bawah ini

Nama Usaha

:

Nama Pemilik Usaha

: Alamat

:

Nomor dan Tanggal Status

:

Terdaftar

telah mendapatkan tiga teguran untuk kekeliruan yang sama dalam pengelolaan sarana dan prasarana pengadaan benih/bibit, yaitu .................. Fotokopi surat teguran kami sampaikan terlampir.

Berkenaan dengan itu, kami mengusulkan agar pengedar benih/bibit tersebut di atas dikenai sanksi atau hukuman sebagaimana mestinya.

Demikian usulan kami. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima

kasih.

.............., .......................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan,

(…………………………) Tembusan:

1. Pengedar Benih/Bibit 2. Kepala BPTH ……………………………………

Page 151: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 151 –

Blanko 6

Contoh surat laporan pemeriksaan sarana dan prasarana penanganan

benih pada pengedar benih/bibit

Nomor :

Hal : Laporan Pemeriksaan Sarpras Penanganan Benih/Bibit; Pengedar

Benih/Bibit*)...............

Kepada

Yth. Kepala Dinas Provinsi di ................................

Kami laporkan bahwa telah dilaksanakan pemeriksaan sarana dan prasarana penanganan benih/bibit*) pada pengedar benih/bibit*) tersebut di bawah ini:

1. Nama Usaha : …………

2. Nama Pemilik Usaha : …………

3. Alamat : …………

4. Nomor dan Tanggal Status Terdaftar : …………

Berita acara pemeriksaan kami sampaikan terlampir.

Demikian laporan kami. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

.............., .......................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan,

(…………………………)

Tembusan: 1. Pengedar Benih/Bibit

2. Kepala BPTH ……………………………………

Keterangan:

*) Pilih yang diperlukan

Salinan sesuai dengan aslinya

Plt. KEPALA BIRO HUKUM,

ttd.

MAMAN KUSNANDAR

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SITI NURBAYA

Page 152: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 152 –

LAMPIRAN XIII

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR P.3/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2020

TENTANG

PENYELENGGARAAN PERBENIHAN TANAMAN HUTAN

TINDAK LANJUT PENGAWASAN

A. Format Berita Acara Pemeriksaan Proses Pengadaan dan Peredaran Benih

BERITA ACARA PEMERIKSAAN PROSES PENGADAAN DAN PEREDARAN

.......................................................................................

Nomor: BA ..................

Pada hari ini ................... tanggal .... bulan ............... tahun ......... yang

bertandatangan di bawah ini :

Nama :

Jabatan : Pengawas Benih Tanaman Hutan Provinsi ...............

No. Register : Alamat :

Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

Nama Badan Usaha/ Perorangan :…………………………..

Pemilik : ………………………….

Status : Pengada Benih dan Pengedar Benih dan/atau Bibit terdaftar

Alamat : ………………………….

Nomor SK : ………………………….

Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA telah melaksanakan pemeriksaan proses pembuatan dan pengedaran

bibit oleh PIHAK KEDUA :

No Kegiatan Sudah/Belum

dilaksanakan

Bukti

1 Catatan pengadaan benih hasil pengunduhan/ pengumpulan sendiri

2 Catatan pengadaan benih hasil

pembelian dari pihak lain

3 Penanganan benih

4 Tata usaha benih

5 Sertifikasi mutu benih

dan PIHAK KEDUA telah menerima hasil pemeriksaan proses pembuatan dan

pengedaran bibit dari PIHAK PERTAMA.

Demikian Berita Acara Pemeriksaan pengada dan pengedar benih ini dibuat untuk

dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,

......................... .....................

Page 153: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 153 –

B. Format Surat Teguran Tindak Lanjut Pemeriksaan Terhadap Pengada dan

Pengedar Benih dan/atau Bibit Terdaftar

KOP SURAT

Nomor :

Hal : Teguran Ke...... atas Tindak Lanjut Pemeriksaan…………………….

Kepada

Yth. Sdr. ..........

di

................................

Berdasarkan hasil pemeriksaan pada tanggal ............... kami menemukan

bahwa Saudara belum melakukan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan

proses pengadaan dan peredaran benih dan/atau bibit*) yang dituangkan

dalam Berita Acara No. ........ (atau: Saudara mengulang kekeliruan yang

sama seperti pada kegiatan ................... yang lalu, yaitu .............).

Berkenaan dengan hal tersebut, kami sampaikan surat ini sebagai Teguran

Ke....... untuk perusahaan Saudara.

Demikian kami sampaikan. Atas perhatian Saudara, diucapkan terima kasih.

.............., .......................................

Kepala Dinas ,

(..............................)

Tembusan :

Kepala Balai

Page 154: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 154 –

C. Format Surat Usulan Pengenaan Sanksi Atau Hukuman

KOP SURAT

Nomor :

Hal : Usul Pengenaan Sanksi atau Hukuman Pengada dan Pengedar

Benih dan/atau Bibit*)

Kepada

Yth. Kepala Dinas Provinsi..........

di

................................

Kami laporkan bahwa pengada benih dan pengedar benih dan/atau bibit

terdaftar*) tersebut di bawah ini:

Nama Badan Usaha : .............................................

Nama Pemilik Usaha : .............................................

Alamat : .............................................

Nomor dan Tanggal Status Terdaftar : .............................................

telah mendapatkan tiga teguran untuk kekeliruan yang sama dalam kegiatan ........................................., yaitu .................. Fotokopi surat teguran kami sampaikan terlampir.

Berkenaan dengan hal tersebut, kami mengusulkan agar kepada pengada dan pengedar benih dan/atau bibit *) tersebut di atas dikenakan sanksi atau

hukuman sebagaimana mestinya.

Demikian usulan kami. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

............, .................................

Pengawas Benih dan Bibit Tanaman Hutan,

(..............................)

Tembusan:

Kepala Balai ..........................................

Salinan sesuai dengan aslinya

Plt. KEPALA BIRO HUKUM,

ttd.

MAMAN KUSNANDAR

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SITI NURBAYA

Page 155: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 155 –

LAMPIRAN XIV

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR P.3/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2020

TENTANG

PENYELENGGARAAN PERBENIHAN TANAMAN HUTAN

SETIFIKASI SUMBER BENIH

A. Format Identifikasi dan Deskripsi Sumber Benih

DATA POKOK SUMBER BENIH TANAMAN HUTAN

A. UMUM

1. Nomor Sumber Benih

Nomor Sumber

Benih

Nomor Sumber

Benih Lokal

2. Nama Sumber Benih

3. Nama botani

4. Nama daerah (lokal)

5. Pemilik Nama Institusi, Alamat, Telepon,Fax, E-mail

6. Petugas yang dihubungi

Nama petugas, Institusi, Alamat, Telepon,Fax, E-mail

7. Luas sumber benih (ha)

8. Tanggal penilaian

9. Pelapor

KOP SURAT DINAS KEHUTANAN PROVINSI ATAU BALAI ……………….alamat………………

Page 156: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 156 –

B. LOKASI

1. Batas wewenang administratif pemerintahan

Provinsi

Kabupaten

Kecamatan

D e s a

2. Batas wewenang administratif kehutanan

Unit - Dinas

KPH – CDK

BKPH

Blok / Petak

3. Informasi rinci lokasi

Bagaimana menuju lokasi

4. Letak geografis

Lintang …..…o ..…..

‘ .……” s/d

…..…o ….... ‘

.……”

LS /

LU

Bujur …..…o ..….. ‘ ….…” s/d

…..…o ……. ‘ .……”

BT

5. Tinggi tempat

…………….. m dpl

C. DESKRIPSI, EVALUASI, PERSETUJUAN 1. Surat Keputusan

Nomor Tanggal

2. Keterangan hasil evaluasi dan persetujuan

3. Kelas Sumber Benih

Tegakan benih

teridentifikasi

Tegakan benih terseleksi

Areal produksi benih

Tegakan benih provenan

Tegakan benih klon

Kebun benih semai

Kebun benih pangkas

Page 157: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 157 –

4. Hasil uji lokasi (apabila sudah dilakukan)

D. ASAL 1. Sumber benih

Hutan alam

Hutan tanaman

2. Jika hutan tanaman, sebutkan asal benih

Hutan

alam

Hutan

tanaman

Tidak ada

informasi

3. Sebutkan asal benih secara lengkap

Misalnya, nama sumber benih, zona benih, jumlah pohon induk, kriteria seleksi, jarak

antar pohon induk (hutan alam), dsb.

4. Pemanfaatan

Sumber benih diseleksi untuk apa ? (konstruksi, getah, bubur kayu, kayu bakar,

dsb.)

E. PRODUKSI BENIH

1. Musim berbung

a

Bulan : …… - ……

Puncak berbun

ga

Bulan : …… - ……

2. Musim buah

masak

Bulan : …… - ……

Puncak buah

masak

Bulan : …… - ……

3. Jumlah pohon per ha

Batang

4. Luas sumber benih

ha

5.

Jumlah pohon dalam sumber benih

Batang

6 Perkiraan produksi benih

Kg / Pohon /

Tahun

7.

Total produksi benih Kg / Tahun

Page 158: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 158 –

8.

Informasi lain produksi buah atau benih

Produksi sebelumnya (tidak merata, tidak teratur, sedikit, banyak, dsb).

F. TEGAKAN

1.

Kondisi hutan

Tinggi rata-rata dan diameter rata-rata, kesehatan pohon, jarak tanam, jumlah pohon per ha (hutan tanaman), jarak antar pohon

(hutan alam), pembukaan tajuk, dsb.

2. Tahun tanam

Tahun tebang habis

3. Status pengamanan

Aman, rawan, terancam, keterangan lain.

4. Jalur isolasi

Jarak dan arah terhadap tegakan yang sama

jenisnya.

5. Keterangan lain

Kegiatan khusus untuk meningkatkan

produksi atau perlindungan

G. EKOLOGI 1. Kondisi lahan Topogra

fi [ ] Terjal, [ ] Landai, [ ] Datar, [ ] Bervariasi

Arah lereng

Tanah Jenis

Tekstur

Kedalaman

Drainase

Bonita

PH

I k l i m Type

Page 159: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 159 –

2. Stasiun metereologi terdekat

Lokasi stasiu

n

Nama Nomor :

Letak

geografis

Lintang : ……..o ……. ’

……. “ LS / LU

Bujur : ……..o ……. ’ ……. “ BT

Data iklim :

Faktor Jan

F

eb

Mar

Apr Mei

Juni

J

uli

Ags Sep

Okt Nov

Des Total

Curah

Hujan

(mm)

S u h u

(o C)

Penguap

an (mm)

Kelembaban (%)

H. REKOMENDASI

………………., ……………………

MENGETAHUI, PELAKSANA PEMILIK SUMBER BENIH KETUA TIM

…………………………… .……………………….

Page 160: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 160 –

B. Format Sertifikat Sumber Benih

KOP SURAT DINAS/BALAI

SERTIFIKAT

SUMBER BENIH TANAMAN HUTAN

Nomor : …………………

Dengan ini kami menerangkan bahwa sumber benih:

Nomor Sumber Benih : …………………………………... Luas areal : …………….................... hektar

Nama Species : ………………………........... Asal Benih : ………………………........... Pemilik/Pengelola : ………………………...........

Alamat Pengelola : ………………………........... Telepon : ………………………........... Lokasi Sumber Benih :

a. Desa/RPH : …………………………… / ………………… b. Kecamatan/BKPH : …………………………… / …………………

c. Kabupaten/KPH : …………………………… / ………………… d. Propinsi/Unit : …………………………… / ………………… e. Letak Geografis :- Garis Lintang : ..o ..’ ….” - ...o ...’ ...” L…

- Garis Bujur : ..o ..’ ...” - ....o ...’ ...” BT f. Ketinggian Tempat : ………… meter dari permukaan laut.

Telah memenuhi persyaratan sebagai sumber benih dengan klasifikasi : ......................

Demikian sertifikat ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

……………, …… ………… Kepala Dinas Propinsi atau Balai

Sertifikat ini berlaku s/d : …………………………........ NIP …………………

dengan catatan : ……………………………….

1. Tidak ada perubahan fungsi/status; 2. Sumber benih tersebut masih produktif

Salinan sesuai dengan aslinya

Plt. KEPALA BIRO HUKUM,

ttd.

MAMAN KUSNANDAR

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SITI NURBAYA

Page 161: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 161 –

LAMPIRAN XV

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR P.3/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2020

TENTANG

PENYELENGGARAAN PERBENIHAN TANAMAN HUTAN

STANDAR KHUSUS SUMBER BENIH

A. Tegakan Benih Terindentifikasi

Page 162: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 162 –

B. Tegakan Benih Terseleksi

Page 163: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 163 –

C. Areal Produksi Benih

Page 164: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 164 –

D. Tegakan Benih Provenan

Page 165: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 165 –

E. Kebun Benih Semai

Page 166: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 166 –

F. Kebun Benih Klon

Page 167: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 167 –

G. Kebun Pangkas

Salinan sesuai dengan aslinya

Plt. KEPALA BIRO HUKUM,

ttd.

MAMAN KUSNANDAR

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SITI NURBAYA

Page 168: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 168 –

LAMPIRAN XVI

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN

KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR P.3/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2020

TENTANG

PENYELENGGARAAN PERBENIHAN TANAMAN HUTAN

SERTIFIKASI MUTU BENIH DAN BIBIT

A. Format Surat Permohonan Sertifikasi Mutu Benih

KOP SURAT PENGADA DAN/ATAU PENGEDAR BENIH *)

Nomor :

Blanko : Hal : Permohonan Sertifikasi Mutu Benih.

Kepada Yth Kepala UPTD/Balai *) Di

.........................................

Dengan hormat, Dengan ini kami:

Nama : ………………………………………… Alamat : ………………………………Provinsi/

Kabupaten/Kecamatan/Desa Nomor Telepon/Faximile/E-mail : ……………………….....…… Bermaksud untuk mensertifikatkan mutu Genetik/Fisik Benih Tanaman

Hutan : Nama Spesies : …………………………………………… (lokal dan latin) Jumlah Lot Benih : ……………….. gr/kg *)

Lokasi : ....(Provinsi/Kabupaten/Kecamatan/Desa)

Bersama ini kami lampirkan surat keterangan asal-usul benih. Demikian permohonan kami. Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima kasih.

………………………………….

( Ttd )

Pemohon

Keterangan: *) Coret yang tidak perlu

Page 169: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 169 –

B. Format Asal Usul Benih

ASAL USUL BENIH

Yang bertandatangan di bawah ini, kami ............................................... menerangkan bahwa :

1. Nama Species (lokal & latin) :

2. Nomor Sumber Benih :

3. Nomor Sertifikat Sumber Benih :

4. Kelas Sumber Benih :

5. Lokasi : 6. Tinggi Tempat :

7. Koordinat :

8. Volume Benih : Kg/Eksplan/Entres/Stek Pucuk*)

9. No Sertifikat Mutu Benih :

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya

………......., …………………

Pemilik Sumber Benih,

…………………………

Keterangan: *) Coret yang tidak Perlu

Page 170: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 170 –

C. Format Keterangan Contoh Benih

Nomor Uji

(dilengkapi oleh lab)

KETERANGAN CONTOH BENIH

(Contoh diambil oleh petugas dari UPTD/Balai atau pengawas)*)

A. Keterangan Pemilik Benih

1. Nama

2. Alamat

3. Nomor

Telepon/Fax/E-Mail

B. Keterangan Lot Benih

1. Nama spesies (lokal & latin)

2. Nomor Sumber Benih

3. Kelas Sumber Benih

Berat Lot Benih (gr/kg)*)

Jumlah Wadah Jenis Wadah Tanggal Panen

C. Keterangan Contoh Benih

1. Nama pengambil contoh

2. Institusi

3. Tanggal ambil contoh

4. Berat contoh

5. Metode pengambilan contoh

D. Pengujian yang diperlukan

Kemurnian Berat 1.000 Butir

Kadar Air Daya Kecambah

Uji Tetrazolium Uji Belah

Tanggal penerimaan contoh Nama dan tanda tangan

Yang menyerahkan Yang menerima

Keterangan: *) Coret yang tidak perlu

Page 171: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 171 –

D. Berita Acara Pengambilan Contoh Benih

BERITA ACARA PENGAMBILAN CONTOH BENIH Nomor. : BA .............

Pada hari ini ................... tanggal.................. bulan ..................... tahun ......... yang

bertanda tangan di bawah ini:

1. Nama : .................................

Jabatan : Petugas UPTD/Balai atau Pengawas Benih

Alamat : .................................

Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

2. Nama : .................................

Jabatan : (Pemilik Benih)

Alamat : .................................

Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA telah melaksanakan kegiatan pengambilan contoh benih:

a. Nama Species : ............................. (lokal dan latin)

b. Jumlah Lot Benih : ………………..gr/kg*)

c. Jumlah contoh : …………………gr/kg*)

milik PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah menyerahkan sampel benih kepada PIHAK PERTAMA untuk dilakukan pengujian mutu benih.

Demikian Berita Acara Pengambilan Contoh Benih ini dibuat sebagai bukti telah

melaksanakan kegiatan pengambilan contoh benih.

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA,

.......................... ..........................

Page 172: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 172 –

E. Format Sertifikat Mutu Benih

KOP SURAT UPTD ATAU BALAI *)

SERTIFIKAT

MUTU BENIH TANAMAN HUTAN Nomor :.............................................

Dengan ini kami menerangkan bahwa :

Nama Species : ....................................... (lokal dan latin)

Nomor Sumber Benih : .................................................................. Kelas Sumber Benih : ..................................................................

Sertifikat Sumber

Benih

: ..................................................................

Pemilik : ..................................................................

Alamat : ..................................................................

Telah memenuhi persyaratan benih bersertifikat.

Demikian sertifikat ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

........................,................................ Sertifikat ini berlaku s/d UPTD/Balai *)

.............................................

NIP

Keterangan: *) Coret yang tidak perlu

BAGIAN DEPAN

AGIAN DEPAN

Page 173: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 173 –

Nomor Sertifikat

...........................................................

KETERANGAN HASIL PENGUJIAN

A. Keterangan Lot Benih

1. Nama Species : (lokal dan latin)

2. Asal Benih :

Berat Lot Benih Jumlah

Wadah

Jenis Wadah Tanggal Panen

B. Keterangan Contoh Benih

1. Nama pengambil contoh

2. Nomor Berita Acara contoh benih

3. Tanggal ambil contoh

4. Tanggal terima contoh

5. Tanggal selesai pengujian

C. Analisa Kemurnian

Benih murni (%) Uraian tentang jenis lain :

Kotoran (%)

Benih tanaman lain (%)

D. Berat 1.000 butir

Berat 1.000 butir ......... (gram) 1 Kg = ...... butir

E. Daya Kecambah

Lama Pengujian (hari)

Media Perlakuan

pendahuluan Metode uji

Kecamba

h Normal (%)

Abnorma

l (%)

Benih

Keras (%)

Benih

Segar (%)

Benih

Mati (%)

Benih

Hampa (%)

Benih

Terkena Hama

(%)

F. Kadar Air

Kadar Air

G. Rekomendasi

Penguji Benih

..............................

BAGIAN BELAKANG

Page 174: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 174 –

F. Format Keterangan Hasil Pengujian Mutu Benih

KOP SURAT UPTD ATAU BALAI *)

KETERANGAN HASIL PENGUJIAN MUTU BENIH Nomor : .

A. Keterangan Pemilik Benih

1. Nama

2. Alamat

3. Nomor Telp./Fax

B. Keterangan Lot Benih

1. Nama Species (lokal dan latin)

2. Asal Benih

a. Desa

b. Kecamatan

c. Kabupaten

d. Provinsi

Berat Lot Benih

Jumlah Wadah Jenis Wadah Tanggal Panen

C. Keterangan Contoh Benih

1. Nama pengambil contoh

2. Nomor berita acara contoh

benih

3. Beratcontoh benih

3. Tanggal ambil contoh

4. Tanggal terima contoh

5. Tanggal selesai pengujian

D. Analisis Kemurnian

Benih murni (%) Uraian tentang jenis lain :

Kotoran (%)

Benih tanaman lain (%)

E. Berat 1.000 butir

Berat 1.000 butir (gram) 1 Kg = butir

F. Daya Kecambah

Lama

Pengujian

(hari)

Media Perlakuan pendahuluan Metode uji

Kec

am

ba

h

Nor

mal

(%)

Abnorma

l (%)

Benih

Keras (%)

Benih

Segar (%)

Benih

Mati (%)

Benih

Hampa (%)

Benih

Terkena

Hama (%)

G. Kadar Air: ...........

H. Pengujian lain/Komentar

Masa berlaku s/d

........................................

........

Penguji Benih Kepala UPTD/Balai

............................

.

........................

NIP.

Keterangan: *) Coret yang tidak perlu

Page 175: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 175 –

G. Format Label Benih Bersertifikat

*) Sesuai Sertifikat atau Surat Keterangan Mutu Benih

LABEL BENIH BERSERTIFIKAT/KETERANGAN UJI MUTU BENIH*)

Nama Pemilik :

A l a m a t :

Nama Species :

Nomor Sumber Benih :

Kelas Sumber Benih :

Bagian Depan

Berat Benih : gr/kg *)

Kadar Air : %

Kemurnian : %

Daya Kecambah : %

Berat 1.000 butir : gr

Masa berlaku Pengujian s/d :

Lembaga Penerbit Sertifikat/

Surat Keterangan Mutu Benih :

Nomor Sertifikat MutuBenih :

Bagian Belakang

Page 176: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 176 –

H. Format Surat Permohonan Sertifikasi Mutu Bibit

KOP SURAT PEMOHON Nomor :

Lampiran : Hal : Permohonan Sertifikasi Mutu Bibit.

Kepada Yth

Kepala Balai atau Kepala UPTD/Balai *) di -

TEMPAT

Dengan hormat, Dengan ini kami

Nama : ……………………… Alamat : ………………(Provinsi/Kabupaten/Kecamatan/Desa) Nomor

Telepon/Faximile

: ………………………

bermaksud untuk mensertifikatkan mutu : Genetik/Fisik Bibit Tanaman Nama Spesies : …………………… (nama perdagangan/nama latin ) Jumlah Bibit dalam Lot : ……………… batang

Lokasi : ………………(Provinsi/Kabupaten/Kecamatan/ Desa)

Bersama ini kami lampirkan Surat Keterangan asal-usul benih. Demikian atas perhatian Bapak kami ucapkan terima kasih.

………………………

Pemohon

( Ttd ) Keterangan: *) Coret yang tidak perlu

Page 177: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 177 –

I. Berita Acara Penilaian Mutu Bibit

BERITA ACARA PENILAIAN MUTU BIBIT Nomor. : BA ..................

Pada hari ini ....................... tanggal.................. bulan ..................... tahun ......... yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Jabatan : Alamat : Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA Nama : Jabatan : Alamat : Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA telah melaksanakan kegiatan penilaian mutu bibit :

d. Nama Species : ....................... e. Jumlah Bibit dalam Lot : ……………….. batang f. Jumlah contoh : ……………….. batang

milik PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA telah menerima hasil penilaian mutu bibit dari PIHAK PERTAMA. Demikian Berita Acara Penilaian Mutu Bibit ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA, ......................... .....................

Page 178: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 178 –

J. Format Sertifikat Mutu Bibit Tanaman Hutan

KOP SURAT BALAI/UPTD*)

SERTIFIKAT MUTU BIBIT TANAMAN HUTAN

Nomor. ……………………………….

Dengan ini kami menerangkan bahwa :

1. Jenis Tanaman : A Nama Lokal :

b. Nama latin : 2. Lokasi Pembibitan :

3. Jumlah Bibit dalam Lot

:

4. Teknik Pembiakan :

5. Asal Benih : a. Nomor Sumber

Benih

:

b. Kelas Sumber Benih

:

c. Sertifikat Sumber Benih

:

6. Pemohon :

7. Alamat :

Telah memenuhi persyaratan bibit bersertifikat. Demikian sertifikat ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

………………., ……………………

Sertifikat ini berlaku s/d Kepala Balai/ UPTD.

…………………………………. NIP.

Keterangan: *) Coret yang tidak perlu

BAGIAN DEPAN

Page 179: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 179 –

Nomor Sertifikat

……………………………….

HASIL PEMERIKSAAN

A. Keterangan Lot Bibit

Jumlah bibit dalam lot yang disertifikat

Umur bibit

Tanggal pemeriksaan

B. Pemenuhan persyaratan umum % bibit normal = ..... %

C. Pemenuhan persyaratan khusus % (1) + % (2) + % (3) + % (4) = ..... %

4

D. Keterangan Bibit termasuk standar mutu P / D ( ............ )

Pemeriksa Mutu Bibit

………………

Keterangan : (1) bibit yang tingginya memenuhi standar.

(2) bibit yang diameternya memenuhi standar. (3) bibit yang medianya kompak (utuh).

(4) bibit yang jumlah daunnya atau nilai LCR memenuhi standar. P Kualitas Pertama D Kualitas Kedua

BAGIAN BELAKANG

Page 180: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 180 –

K. Format Surat Keterangan Pemeriksaan Mutu Bibit

KOP SURAT BALAI/UPTD *)

KETERANGAN HASIL PEMERIKSAAN MUTU BIBIT

Nomor: …………………………………

A. Keterangan Pemilik Bibit

1. Nama

2. Alamat

3. Nomor telepon/Fax/e-mail

B. Keterangan Lot Bibit

1. Jenis Tanaman

2. Lokasi Pembibitan

3. Jumlah Lot Bibit

4. Teknik Pembiakan

5. Jumlah Contoh Bibit

6. Tanggal Pemeriksaan

C. Hasil Pemeriksaan Kesehatan Bibit

Daun : Jumlah Daun/LCR : ……pasang/…… %

Warna daun : Hijau / Kuning

Keterangan Lain :

Batang :

Tunggal / ganda Berkayu / belum berkayu

Lurus / bengkok

Keterangan Lain :

D. Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Bibit

Tinggi rata-rata = ……… cm Diameter rata-rata = ……… mm

Keterangan Lain :

E. Kekompakan Media

Utuh / Retak atau Patah Keterangan Lain :

F. Rekomendasi

G. Tanggal Penerbitan dan Tanda Tangan

Tanggal penerbitan Keterangan Tanda Tangan

Pemeriksaan Mutu Kepala Balai

………………………… NIP.

………………………… NIP.

Keterangan: *) Coret yang tidak perlu

Page 181: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 181 –

L. Format Label Bibit

Nama Perusahaan :

Alamat :

BIBIT BERSERTIFIKAT Nomor Sertifikat : ...................................

Jenis Tanaman :

Nama lokal :

Nama latin :

Kualitas :

Keterangan: P = kualitas pertama; D = kualitas kedua

Bagian Depan

Nama Perusahaan : Alamat :

Diameter rata-rata bibit :

Tinggi rata-rata bibit :

Kesehatan bibit :

Teknik pembiakan : vegetatif / generatif

Nama sumber benih :

No. sertifikat sumber benih :

No. sertifikat mutu benih :

Masa berlaku pemeriksaan :

Disertifikasi oleh :

Bagian Belakang

Page 182: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 182 –

M. Format Surat Keterangan Mutu Bibit

KOP SURAT PENGADA/PENGEDAR BIBIT *)

SURAT KETERANGAN MUTU BIBIT No. .

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Jabatan :

Alamat : menerangkan bahwa bibit : a. Jenis : ...................................

b. Jumlah : .................... batang c. Alamat persemaian : ................................... telah dilakukan sertifikasi mutu bibit oleh Kepala Balai atau Kepala UPTD*)

dengan Sertifikat Mutu Bibit Nomor: ......... tanggal ......... dengan mutu bibit P/D *)

Demikian surat keterangan mutu bibit ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

.................., ......................

Pengada/Pengedar Bibit *)

Ttd

........................................... Keterangan:

*) Coret yang tidak perlu P Kualitas Pertama D Kualitas Kedua

Page 183: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 183 –

N. Format Standar sarana dan prasarana penilaian sumber benih

No. Nama Alat

1. Geographic Positioning System

2. Kompas

3. Pengukur pH tanah

4. Meteran ukuran minimal 25 m

5. Meteran ukuran 1 m atau Phi Band

6. Peralatan untuk pembuatan peta

7. Alat pengukur tinggi pohon

8. Altimeter

Keterangan: Jumlah alat disesuaikan dengan kebutuhan

Page 184: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 184 –

O. Standar Sarana dan Prasarana Pengujian Mutu Benih

No. Sarana Prasarana

A Bangunan

1 Laboratorium

2 Rumah Kaca

B Alat Laboratorium

1 Mechanical/Soil/Electrical Devider *)

2 Oven dan perlengkapannya

a. Oven (suhu 105 °C, suhu 200°C)

b. Grinder dan saringan

c. Desicator

d. Cawan

e. Jepitan asbes

f. Sarung tangan (kulit/karet)

3 Alat pengukur kadar air (Electrical Moisture

Meter)

4 Timbangan

a. Timbangan kapasitas 1 Kg, 2 Kg

b. Timbangan analitik

5 Alat analisis kemurnian

a. Meja kemurnian

b. Diaphanoscope *)

c. Pinset

d. Scalpel

f. Loupe

g. Maghnifier with lamp

h. Mikroskope stereo *)

i. Mikroskope compound *)

6 Germinator

a. Germinator listrik

b. Germinator non-listrik

c. Ruang perkecambahan dengan suhu terkendali.

7 Kamera *)

8 Alat pendingin (AC)

9 Refrigerator

10 Kalkulator (mini compet)

Page 185: PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN …jdih.menlhk.co.id/uploads/files/P_3_2020_PERBENIHAN_TH_menlhk_02122020104811.pdfmenciptakan jenis unggul dan varietas baru. 12. Areal Konservasi

- 185 –

Keterangan: *) tidak diwajibkan.

Salinan sesuai dengan aslinya

Plt. KEPALA BIRO HUKUM,

ttd.

MAMAN KUSNANDAR

MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

SITI NURBAYA

No. Sarana Prasarana

11 Hand counter

12 Blower

13 Mesin ketik

14 Bak kecambah

15 Luxmeter

16 Glass ware

17 Rak arsip benih

18 Kursi laboratorium

19 Fillling cabinet

20 Rak untuk blanko

21 Komputer