pemanfaatan semut rangrang di areal perkebunan
TRANSCRIPT
PEMANFAATAN SEMUT RANGRANG (Oecophylla smaragdina) SEBAGAI MUSUH ALAMI DI AREAL PERKEBUNAN
Oleh
Mario Donald Bani
NIM 0604040029
Program Studi Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan
Jurusan Budidaya Pertanain
Fakultas Pertanian
Universitas Nusa Cendana
PENDAHULUANLatar BelakangoDewasa ini, pengelolaan agroekosistem mulai didasarkan pada pemahaman konsep ekologi yang lebih dikenal sebagai pengelolaan hama terpadu (PHT).
oPHT memanfaatkan berbagai macam teknik pengendalian hama, termasuk pemanfaatan musuh alami (predator, parasitoid, dan mikroorganisme antagonis).
oSalah satu predator yang berpotensi menjadi agen pengendali hayati di areal perkebunan adalah semut rangrang (Oecophylla smaragdina).
Rumusan Masalah
Karya ilmiah ini dikembangkan berdasarkan kajian pustaka yang
dititikberatkan pada beberapa masalah utama:
1. pengenalan sifat dan ciri umum, serta struktur sosial semut rangrang
2. pemanfaatan semut rangrang sebagai musuh alami melalui cara
sederhana pengembangan koloni semut rangrang di areal perkebunan
Tujuan
Tulisan ini dibuat untuk memaparkan potensi predasi semut rangrang dan
cara sederhana yang dapat dilakukan untuk melakukan pengembangan
koloni semut rangrang di kebun petani.
KAJIAN PUSTAKASemut Rangrang (Oecophylla smaragdina) merupakan pemangsa dari ordo
Hymenoptera, famili Formicidae yang merupakan kelompok yang sudah sangat
umum dan dikenal semua orang karena penyebarannya yang sangat luas
(kosmopolit).
Sifat Semut Rangrang (Oecophylla smaragdina):
osalah satu penghuni pepohonan besar penghasil buah (mangga, kakao), yang memiliki
tipe daun lebar, lentur, dan tidak bergetah.
omembuat sarang di antara daun pohon yang dapat dilekatkan oleh selaput lilin
(http://ditjenbun.deptan.go.id/perlinbun/linbun) dan sutera pembungkus yang mereka hasilkan
sendiri (Hölldobler 1983; Hölldobler dan Wilson 1990; Azuma et al. 2002 dalam Tsuji et al.
2004).
ocenderung ganas dan pemangsa yang agresif, memangsa beberapa jenis serangga yang
biasanya menjadi hama di areal perkebunan dan serangga pembawa inokulum penyakit.
Para ahli ekologi yang mempelajari manajemen hama secara biologis di wilayah
tropis merekomendasikan bahwa kekuatan predasi semut rangrang merupakan yang
paling tinggi di antara serangga predator lain yang diteliti secara lokal
Reproduksi dan Metamorfosis Semut Rangrang
oVan Mele dan Cuc (2004) mengungkapkan bahwa tahap pertumbuhan semut
dimulai dari telur, larva, pupa, dan imago (semut dewasa), disebut metamorfosis
sempurna.
oRatu semut rangrang meletakkan telur di dalam sarangnya. Telur itu sangat kecil
dan berbentuk elips, berukuran kira-kira 0.5 mm x 1 mm. Telur menetas menjadi
larva yang berukuran 5-10 kali lebih besar.
oBentuk larva dan telur sangat mirip, yaitu menyerupai ulat. Telur dan larva hanya
dapat dibedakan dengan kaca pembesar. Larva sudah memiliki mata dan mulut,
sedangkan pada stadium telur kedua organ tersebut belum muncul.
o Selama masa pertumbuhannya, larva mengalami beberapa kali ganti kulit
(moulting). Setelah beberapa kali ganti kulit, larva berkembang menjadi pupa yang
sudah menyerupai semut dewasa karena mempunyai kaki, mata, mulut, dan
sayap (sayap hanya dimiliki oleh semut ratu dan pejantan), tetapi warnanya masih
putih serta tidak aktif. Selanjutnya, pupa akan menjadi semut dewasa yang
berubah warna sesuai dengan kastanya.
o Setelah musim kawin usai, semut ratu akan menempati atau membentuk ruang
klaustral di lokasi sarang yang baru. Ruang klaustral ini terisolasi, dan menjadi
tempat semut ratu menghabiskan masa-masa kritis awal pembentukan koloni
baru.
o Dalam tahap awal ini, sayap ratu lepas dan otot sayapnya tereduksi menjadi
persediaan energi. Biasanya pada tahap ini semut ratu tidak mencari makan di
luar ruang klaustral untuk menghindari kondisi lingkungan yang membahayakan.
o Angkatan pekerja yang pertama kali muncul disebut nanitik. Dengan munculnya
nanitik ini, tugas merawat anak tidak lagi dilakukan semut ratu dan pekerjaan
semut ratu menjadi terbatas pada produksi telur.
Struktur Sosial Semut Rangrang
Semut rangrang hidup dalam kelompok sosial (kasta) di mana pekerjaan dibagi
sesuai dengan tipe individunya. Dengan kerjasama dan organiasi yang baik, serta
disiplin, mereka dapat melakukan banyak hal.
o Ratu Semut
Ratu semut mudah dikenali karena tubuhnya lebih besar, berwarna merah kehijauan
hingga merah kecokelatan, dengan perut yang besar dan menghasilkan banyak
telur. Ratu semut ini pada mulanya mempunyai sayap seperti semut jantan, tetapi
setelah kawin sayapnya lepas.
o Semut Jantan
Semut jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil daripada ukuran tubuh ratu
semut. Warna tubuhnya merah kehitaman. Lama hidup semut jantan pun relatif
singkat. Setelah melakukan kopulasi dengan sang ratu, semut jantan akan mati.
o Semut Pekerja
Semut pekerja adalah semut betina yang mandul. Mereka tinggal di dalam sarang
dan merawat semut-semut muda.
o Semut Prajurit
Semut prajurit merupakan anggota yang paling banyak jumlahnya dalam koloni dan
bertanggung jawab untuk semua aktivitas dalam koloninya. Mereka menjaga
sarang dari serangan pengganggu, mengumpulkan dan membawa makanan
untuk semua anggota koloninya, serta membangun sarang
Habitat dan Daerah Penyebaran Semut Rangrang
o Semut rangrang memiliki cara hidup yang khas yaitu merajut daun-daun pohon
dan melekatkan dedaunan tersebut dengan sutera pembungkus untuk membuat
sarang. Semut rangrang menyukai udara yang segar sehingga tidak ditemukan di
dalam rumah. Hal itu pula yang menyebabkan semut tersebut tidak membuat
sarang di dalam tanah, tetapi di atas pohon.
o Untuk membedakan semut rangrang dari semut lainnya, para ahli memberikan
nama Oecophylla, atau lebih spesifik Oecophylla smaragdina untuk semut
rangrang yang berasal dari Asia, dan Oecophylla longinoda untuk semut rangrang
yang berasal dari Afrika.
o Oecophylla smaradigna menyukai lingkungan dengan suhu antara 26 – 34° C dan
kelembaban relatif antara 62 - 92% (Van Mele dan Cuc 2004)
o Sejauh ini semut rangrang sudah menyebar sampai di beberapa negara, seperti
Burundi, Australia, Gabon, Bangladesh, Ghana, Cina, Kamerun, India, Kenya,
Indonesia, Malawi, Kepulauan Salomon, Nigeria, Laos, Pantai Gading, Malaysia,
Republik Demokrasi Kongo, Papua New Guinea, Ruanda, Singapura, Tanzania,
Sri Lanka, Zambia, Thailand, dan Vietnam.
Pemanfaatan Semut Rangrang sebagai Musuh Alami dan Cara
Sederhana Pengembangan Koloni Semut Rangrang di Areal
Perkebunan
oStadium dewasa (imago) semut rangrang merupakan predator yang sangat agresif
dan cukup berbahaya bagi serangga mangsanya. Manfaat semut rangrang untuk
tanaman telah dikenal di banyak negara.
oPara petani di Delta Mekong (Vietnam) dan Kalimantan Timur (Indonesia)
mempunyai pengalaman memanfaatkan semut rangrang sebagai agen pengendali
hayati di kebun mereka, dan ternyata buah yang dihasilkan menjadi lebih menarik
dan lebih segar (Van Mele dan Cuc 2004).
oSemut ini dapat mengendalikan sebagian besar hama pada tanaman jeruk dan
mete, serta melindungi tanaman kelapa dan kakao dari serangan kepik, sehingga
meningkatkan mutu dan jumlah hasil panen. Bahkan semut rangrang dikatakan
dapat menghalangi serangan tikus (Van Mele dan Cuc 2004).
o Proses pengembangan koloni semut rangrang dapat dilakukan langsung di kebun
petani. Secara sederhana, para petani dapat mengumpan semut rangrang untuk
datang ke lahan mereka dengan meletakkan perut ayam atau daging di bawah
pohon dan di beberapa bagian dahan pepohonan di areal perkebunan.
o Daging yang menjadi umpan ini akan didatangi dan dikerumuni oleh semut yang
kemudian secara alami akan mulai membentuk sarangnya di antara dedaunan
tanaman perkebunan. Pada awal perkembangan sarang dan koloni semut
rangrang, para petani dianjurkan untuk tetap meletakkan daging tersebut di
dahan-dahan pohon agar semut rangrang tidak pergi meninggalkan pohon
tersebut.
KESIMPULAN KESIMPULAN
o Semut rangrang, Oecophylla smaragdina, merupakan salah satu musuh alami
dari ordo Hymenoptera, famili Formicidae.
o Semut ini memiliki agresivitas predasi yang tinggi bila dibandingkan dengan
predator lainnya, sehingga mulai dimanfaatkan sebagai agen pengendali hayati di
areal perkebunan.
o Kemampuan predasi yang tinggi dari semut ini dapat mengendalikan
perkembangan populasi serangga hama pada tanaman jeruk, kakao, mete, dan
beberapa jenis tanaman lainnya.
o Pemanfaatan semut rangrang sebagai musuh alami di areal perkebunan dapat
dilakukan melalui pengembangan koloni semut rangrang secara sederhana, yakni
dengan mengumpan semut rangrang untuk datang dan menetap di dahan pohon.
Umpan yang diberikan dapat berupa daging atau perut ayam yang diletakkan di
bawah pohon dan di beberapa bagian dahan pohon.
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH