bab 2 tinjauan pustaka - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab2/2011-2-00695-tias bab...
TRANSCRIPT
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Layanan
Dalam pembahasan mengenai kepuasan pelanggan perlu diketahui mengenai
konsep dasar atau pengertian dari layanan (service). American Marketing
Association (AMA) seperti dikutip oleh Cowel dalam Moncrief dan Shipp
(1999: 22) mendefinisikan service sebagai berikut: Layanan pada dasarnya
merupakan kegiatan atau manfaat yang ditawarkan oleh suatu pihak lain dan
pada prinsipnya tidak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu,
proses produksinya mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.
Sementara itu, Lovelock dalam Tjiptono (1997: 7) menerangkan bahwa
layanan (service) sebagai produk yang tidak berwujud, berlangsung hanya
sebentar dan dirasakan atau dialami.
Pengertian layanan atau pelayanan diartikan dengan sederhana adalah
menyediakan segala apa yang dibutuhkan orang lain. (Purwadarminta, 1996:
245)
Pelayanan yang diberikan dengan sebaik-baiknya diharapkan dapat
memuaskan pelanggan dalam menggunakan layanan yang ditawarkan, pada
tahap selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan pelanggan pengguna layanan
8
tersebut sebanyak mungkin serta mampu mempertahankan pelanggan yang
sudah ada.
Menurut Tjiptono (2004: 94), layanan adalah kegiatan yang dilakukan
perusahaan kepada pelanggan yang telah membeli produknya.
Sebagai suatu produk, layanan mempunyai sifat yang berbeda dengan
barang-barang lain. Adapun karakteristik dari layanan adalah sebagai berikut:
1. Tidak berwujud (intangible)
2. Tidak dapat dipisah-pisahkan (inseparability)
3. Berubah-ubah/beragam (variability/heterogeneity)
4. Tidak tahan lama (perishability)
5. Tidak ada kepemilikannya (unownership)
(Huseini, 1995: 1)
2.2 Pengertian Kepuasan Pelanggan
Ada beberapa definisi mengenai kepuasan pelanggan yang dikemukakan
oleh para pakar. Menurut Kotler dalam Tjiptono (1997: 24), kepuasan
pelanggan (customer satisfaction) adalah tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan apa
yang diharapkannya. Tingkat kepuasan pelanggan merupakan fungsi dari
harapan pelanggan dengan kinerja yang dirasakannya. Bila kinerjanya di bawah
pengharapannya, maka pelanggan akan kecewa, sedangkan bila pekerjaannya
sesuai dengan harapan maka ia akan merasa puas. Selanjutnya bila kinerja
9
dapat melebihi harapannya, maka pelanggan akan merasa sangat puas, senang
dan gembira.
Sementara itu Lele dan Sheth (1995: 29) mendefinisikan kepuasan
pelanggan sebagai berikut: Kepuasan pelanggan adalah kunci untuk
mendapatkan keuntungan jangka panjang dan tetap memberi kesenangan
kepada pelanggan adalah merupakan bisnis setiap orang.
Demikian pula Engel, et al dalam Tjiptono (1997: 24) menyatakan bahwa:
Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli di mana alternatif yang
dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan,
sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil tidak memenuhi harapan.
Park dalam Hasan (2008: 57) menjelaskan kepuasan konsumen merupakan
suatu perasaan konsumen sebagai respon terhadap produk barang atau jasa yang
telah dikonsumsi.
Perusahaan yang unggul dan dapat memenuhi kepuasan pelanggan secara
terus menerus dan memenuhi janjinya dapat dikatakan bahwa perusahaan
tersebut akan berkembang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Lele dan Sheth (1995: 181), perusahaan-perusahaan yang unggul dalam
memberikan kepuasan pelanggan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
Perusahaan tersebut berusaha untuk memastikan bahwa tindakannya akan dapat
menciptakan harapan yang mungkin dapat dipenuhi oleh perusahaan tersebut.
Dengan demikian perusahaan tersebut akan sangat berhati-hati dalam
menciptakan harapan pelanggan. Perusahaan juga menyadari akan pengaruh
10
lingkungan dan sikap serta memusatkan perhatiannya pada bidang-bidang
tersebut. Perhatian pada bidang tersebut dimaksudkan agar apa yang mereka
janjikan akan sesuai dengan citra yang harus ditumbuhkan dalam pikiran para
pelanggannya. Di samping itu, perusahaan hendaknya terus melakukan
komunikasi dengan para pelanggan dan menanyakan kepada para pelanggan
adanya masalah sebelum terjadi sehingga nantinya tidak timbul kekecewaan.
Dan yang paling penting bagi perusahaan tersebut adalah mementingkan
terpenuhinya janji-janji kepada para pelanggan tanpa peduli dengan biaya-biaya
yang harus dikeluarkan.
Bila perusahaan telah dapat menyediakan produk yang baik maka sudah
cukup untuk membuat pelanggan senang. Walaupun produk yang baik
merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kepuasan pelanggan,
akan tetapi hal tersebut belum cukup. Ada empat variabel yang mempengaruhi
kepuasan pelanggan, yaitu: Variabel yang berkaitan dengan produk, variabel
yang berkaitan dengan kegiatan penjualan, variabel kegiatan sesudah penjualan
dan variabel yang berkaitan dengan budaya. Keempat variabel tersebut dapat
dilihat pada gambar 2.1 di bawah ini:
11
Gambar 2.1 : Empat Dasar Kepuasan Pelanggan
Sumber : Lele dan Sheth (1995: 97)
Faktor yang meliputi rancang dasar produk, seberapa jauh para perancang
(desainer) mengenal kebutuhan pelanggan, insentif apa yang mendorong para
perancang dan pembuatan produk serta pengendalian mutunya.
Pada kegiatan penjualan terdapat beberapa subvariabel antara lain pesan apa
yang akan disampaikan oleh perusahaan melalui iklan dan promosi. Bagaimana
perusahaan mengawasi dan memilih wiraniaga atau perantara dan bagaimana
sikapnya kepada pelanggan.
Faktor layanan purna jual meliputi garansi penyediaan sukucadang dan
servis, umpan balik, penanganan keluhan dan responsif terhadap keluhan
pelanggan beserta solusinya.
Budaya mencakup nilai intrinsik dan kepercayaan perusahaan maupun
lambang-lambang kongrit maupun abstrak serta suatu sistem yang mereka
gunakan untuk meletakkan nilai-nilai pada diri karyawan. (Lele dan Sheth,
1995: 96-97)
Kepuasan Pelanggan
Kegiatan Penjualan Penjualan
Sesudah
Produk
Budaya
12
Dengan kata lain, perusahaan dituntut untuk memberikan yang terbaik dan
dapat merebut loyalitas pelanggan.
2.3 Keterkaitan Layanan dan Kepuasan Pelanggan
Upaya suatu perusahaan untuk memenangkan persaingan tidak lagi hanya
didasarkan kepada kualitas produk yang terbaik dan harga jual yang murah.
Diperlukan suatu upaya terpadu agar dapat memuaskan kebutuhan dan
keinginan konsumen. Pada era persaingan bisnis yang semakin ketat sekarang
ini, layanan kepada pelanggan merupakan suatu kebutuhan dari berbagai ragam
yang diinginkan pelanggan. Masalah keinginan pelanggan ini seringkali luput
dari pengamatan, karena banyak yang beranggapan tanpa memperhatikan
kebutuhan pelanggan atau memberikan layanan yang baik nyatanya pelanggan
tetap setia. Namun pada kenyataannya banyak konsumen saat ini mempunyai
lebih banyak pilihan barang dan jasa dengan berbagai tingkat kualitas serta
layanan. Oleh karena itu, hanya produk-produk yang dapat memenuhi
keinginan dan kebutuhan konsumenlah yang dapat terus bersaing di pasar.
Bila kita bicara mengenai kepuasan pelanggan, maka hal ini tidak lepas dari
kreativitas. Kreativitas memungkinkan organisasi menangani dan memecahkan
masalah-masalah yang sedang maupun yang akan dihadapi dalam pelaksanaan
bisnis sehari-hari. Untuk mewujudkan dan mempertahankan kepuasan
pelanggan, maka organisasi harus melaksanakan empat hal yaitu:
1. Mengidentifikasi siapa pelanggannya
13
2. Memahami tingkat harapan pelanggan atas kualitas
3. Memahami strategi kualitas layanan pelanggan.
4. Memahami siklus pengukuran dan umpan balik dari kepuasan pelanggan.
(Tjiptono, 1997: 129)
Dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu barang atau jasa para
konsumen pada umumnya melalui proses yang sangat beragam, ada yang
sederhana dan ada pula yang kompleks. Proses pengambilan keputusan
pembelian tersebut tidak hanya berhenti setelah terjadi pembelian. Dalam tahap
tersebut, konsumen akan merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan dari
pembelian tersebut. Hal itu akan mempengaruhi prilaku berikutnya. Konsumen
yang merasa puas, maka ia akan memberi peluang yang besar untuk melakukan
pembelian ulang atau membeli produk lainnya dari perusahaan tersebut pada
masa yang akan datang. Bila konsumen merasa puas ia cenderung akan
menceritakan hal-hal yang baik mengenai produk dan perusahaan itu kepada
orang lain, hal sebaliknya akan terjadi bila konsumen merasa tidak puas. Oleh
karena itu perusahaan harus secara terus menerus berupaya memuaskan
pelanggannya, karena pelanggan yang puas merupakan sarana promosi yang
terbaik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kunci utama untuk dapat
memenangkan persaingan adalah dengan memberi nilai dan kepuasan kepada
pelanggan melalui penyampaian produk atau jasa yang berkualitas dan harga
yang bersaing.
14
Terciptanya kepuasan pelanggan akan membawa beberapa manfaat, yaitu
hubungan antara perusahaan dan pelanggannya menjadi harmonis, memberikan
dasar yang baik untuk pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan
serta memberikan rekomendasi dari mulut ke mulut yang dapat mendatangkan
keuntungan bagi perusahaan. (Tjiptono, 1997: 9)
Pemberian layanan yang baik kepada pelanggan mempunyai arti yang sangat
penting, karena pemberian layanan yang terbaik akan menguntungkan kedua
belah pihak. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pelanggan yang puas akan membeli lagi
2. Lebih murah biayanya untuk memperoleh pembelian baru dari pelanggan
lama daripada mencari pelanggan baru
3. Rekomendasi pelanggan yang puas kepada pelanggan baru.
(Haskett dalam Tjiptono, 1997: 31)
2.4 Pengertian Antrian
Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi sistematis dari antrian-
antrian atau baris-baris penungguan. Teori antrian berkenaan dengan seluruh
aspek dari situasi dimana pelanggan (baik orang maupun barang) harus antri
untuk mendapatkan suatu layanan. Berikut ini adalah definisi antrian yaitu:
1. Antrian adalah kumpulan dari masukan atau objek yang menunggu
pelayanan. (Pangestu Soebagyo, 1995)
15
2. Antrian adalah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang memerlukan
layanan dari satu atau lebih pelayan / fasilitas layanan. (Siagian, 1987)
Situasi yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan
dengan antrian diantaranya pada pengambilan tiket di pintu jalan tol, pasien
menunggu pada suatu klinik kesehatan, pembelian tiket di loket bioskop, mesin
industri yang menunggu perbaikan dari montir ahli, mobil-mobil yang
menunggu di lampu merah, dan masih banyak lagi. Contoh di atas
menunjukkan keadaan di mana antrian terjadi karena ada pihak yang menunggu
untuk mendapatkan pelayanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan).
Kedatangan pelanggan pada sarana pelayanan dapat dilayani segera atau
mungkin harus menunggu sampai sarana pelayanan dapat melayani. Waktu
pelayanan dapat tetap atau acak tergantung dari jenis pelayanannya.
Teori antrian pertama kali dikemukakan oleh A.K. Erlang, seorang ahli
matematika bangsa Denmark pada tahun 1913 dalam bukunya Solution of Some
Problem in the Theory of Probability of Significance in Automatic Telephone
Exchange. Tujuan penggunaan teori antrian adalah untuk merancang fasilitas
pelayanan, dalam mengatasi permintaan pelayananyang berfluktuasi secara
acak dan menjaga keseimbangan antara biaya (waktu menganggur) pelayanan
dan biaya (waktu) yang diperlukan selama antri.
Sistem antrian mencakup pelanggan (orang, pesawat, mesin, dan lain
sebagainya) yang datang dengan laju konstan atau bervariasi untuk
16
mendapatkan layanan pada suatu fasilitas layanan. Proses suatu antrian dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.2 : Proses Antrian
Sumber : Supranto (1987)
Gambar 2.2 di atas menerangkan bahwa pemakai jasa (pelanggan) yang
akan dilayani berasal dari suatu input (populasi) memasuki sistem antrian dan
membentuk barisan antrian. Dalam waktu-waktu tertentu, pelanggan akan
dilayani berdasarkan suatu aturan tertentu yang disebut disiplin antrian.
Pelayanan dilakukan dengan suatu mekanisme pelayanan tertentu. Setelah
selesai dilayani pelanggan meninggalkan sistem antrian.
Karakteristik sistem antrian:
1. Proses input atau kedatangan
Proses ini mencakup banyaknya kedatangan per satuan waktu, jumlah
antrian yang dapat dibuat, maksimum panjang antrian, dan maksimum
jumlah pelanggan potensial (yang menghendaki layanan). Pelanggan yang
datang berasal dari suatu populasi yang terbatas atau tidak terbatas. Proses
kedatangan terbagi dua yaitu datang secara bersamaan dengan jumlah yang
tetap atau bervariasi, ataupun datang satu persatu.
Barisan antrian
Mekanisme pelayanan
SelesaiPopulasi
Sistem Antrian
17
Kedatangan terjadi secara kelompok (bulk) jika lebih dari satu
pelanggan masuk ke dalam system secara bersamaan. Pelanggan dikatakan
mogok (balked) jika pelanggan membatalkan untuk memasuki sistem
karena antrian terlalu panjang. Sebaliknya jika pelanggan telah masuk ke
dalam antrian kemudian meninggalkan antrian maka pelanggan dikatakan
mengingkari (reneged).
Ada kasus lain yaitu ketika ada dua atau lebih antrian yang paralel
kemudian seorang pelanggan menentukan untuk pindah dari satu antrian ke
antrian lainnya maka pelanggan dikatakan merebut posisi (jockey for
position).
2. Kapasitas sistem
Kapasitas sistem adalah jumlah maksimum pelanggan, mencakup yang
sedang dilayani dan yang berada dalam antrian, yang dapat ditampung oleh
fasilitas pelayanan pada saat yang sama. Kapasitas pelayanan tidak selalu
sama untuk setiap saat, ada yang tetap tapi ada juga yang berubah-ubah.
Karena itu fasilitas pelayanan dapat memiliki satu atau lebih saluran.
Keterbatasan fisik dalam sistem antrian sering dijumpai sehingga ketika
antrian telah mencapai panjang tertentu maka pelanggan yang berikutnya
tidak dapat masuk ke dalam sistem. Keadaan antrian semacam ini disebut
antrian dengan kapasitas terbatas. Sedangkan sebuah sistem yang tidak
membatasi jumlah pelanggan di dalam fasilitas pelayanannya dikatakan
memiliki kapasitas tak terhingga.
18
3. Disiplin antrian
Disiplin antrian adalah aturan untuk memilih pelanggan mana yang
akan dilayani lebih dulu atau disiplin pelayanan (service discipline) yang
memuat urutan (order) pelanggan menerima layanan. Aturan pelayanan
menurut urutan kedatangan ini didasarkan pada:
a. FIFO (First In First Out) sering dikenal dengan FCFS (First Come
First Served) merupakan aturan dimana pelanggan yang datang lebih
awal akan dilayani lebih dulu. Contoh: antrian di loket-loket penjualan
tiket kereta api dan bioskop.
b. LIFO (Last In First Out) sering dikenal LCFS (Last Come First
Served) merupakan antrian dimana pelanggan yang datang terakhir
akan dilayani lebih dulu. Contoh: pada sistem bongkar muat barang di
dalam truk, dimana barang yang masuk terakhir akan keluar lebih dulu.
c. SIRO (Service In Random Order) sering dikenal dengan RSS (Random
Selection for Service) dimana pelayanan dilakukan secara acak.
Contoh: pada arisan, dimana pelayanan dilakukan berdasarkan undian
(random).
d. PS (Priority Service) pelayanan diberikan berdasarkan prioritas,
dimana pelayanan didasarkan prioritas khusus. Contoh: dalam suatu
pesta tamu-tamu VIP akan dilayani lebih dulu.
19
4. Mekanisme pelayanan
Proses ini mencakup sebaran waktu untuk melayani seorang pelanggan,
banyaknya layanan yang tersedia, dan pengaturan layanan (paralel atau
seri). Proses antrian pada umumnya dikelompokkan ke dalam empat
struktur dasar menurut sifat-sifat fasilitas pelayanan, yaitu:
a. Single channel single phase atau satu antrian satu pelayanan
Gambar 2.3 : Model Single Channel – Single Phase Sumber : Subagyo (2000)
Contoh: Antrian potong rambut dengan seorang tukang cukur.
Pelayan 1 Keluar Datang
b. Multi channel single phase atau satu antrian beberapa pelayanan
Gambar 2.4 : Model Multi Channel – Single Phase Sumber : Subagyo (2000)
Contoh: Pembelian tiket yang dilayani oleh lebih dari satu pelayan.
Pelayan 1
Pelayan 2 Keluar
c. Multi channel multi phase atau beberapa antrian beberapa pelayanan
Gambar 2.5 : Model Multi Channel – Multi Phase Sumber : Subagyo (2000)
Contoh: Pelayanan di bank dengan beberapa teller.
Datang
Pelayan 3
Pelayan 4 KeluarDatang
Pelayan 1
Pelayan 7
Pelayan 5
Pelayan 2
Pelayan 8
Pelayan 6
Pelayan 3
Pelayan 9
20
d. Single channel multi phase atau satu antrian beberapa pelayanan seri
Gambar 2.6 : Model Single Channel – Multi Phase
Sumber : Subagyo (2000)
Contoh: Antrian pada tempat pencucian mobil.
2.5 Pengertian Fish Bone Analysis
Analisa tulang ikan dipakai jika ada perlu untuk mengkategorikan berbagai
sebab potensial dari satu masalah atau pokok persoalan dengan cara yang
mudah dimengerti dan rapi. Juga alat ini membantu kita dalam menganalisis apa
yang sesungguhnya terjadi dalam proses. Yaitu dengan cara memecah proses
menjadi sejumlah kategori yang berkaitan dengan proses, mencakup manusia,
material, mesin, prosedur, kebijakan dan sebagainya.
Langkah-Langkah:
1. Mengidentifikasi akibat
2. Mengidentifikasi berbagai kategori.
3. Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran.
4. Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama
5. Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin
Manfaat Analisa Tulang Ikan adalah untuk memperjelas sebab-sebab suatu
masalah atau persoalan.
Pelayan 1 KeluarDatang Pelayan 2 Pelayan 3
21
Langkah-Langkah Penerapan:
Langkah 1: Mengidentifikasi akibat atau masalah
Akibat atau masalah yang akan ditangani tulislah pada kotak sebelah paling
kanan diagram tulang ikan. Misalnya Laporan Anggaran Akhir bulan terlambat.
Langkah 2: Mengidentifikasi berbagai kategori sebab utama
1. Dari garis horizontal utama, ada empat garis diagonal yang menjadi
"cabang". Setiap cabang mewakili "sebab utama" dari masalah yang ditulis.
2. Kategori sebab utama mengorganisasikan sebab sedemikian rupa sehingga
masuk akal dengan situasi. Kategori-kategori ini bisa diringkas seperti :
a. Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, Mesin, Materi,
Pengukuran
b. Metode, Mesin, Material, Manusia - (4M)
c. Tempat (Place), Prosedur (Procedure), Manusia (People), Kebijakan
(Policy) - (4P)
d. Lingkungan (Surrounding), Pemasok (Supplier), Sistem (System),
Keterampilan (Skill) - (4S)
3. Kategori tersebut hanya sebagai saran; bisa menggunakan kategori lain yang
dapat membantu mengatur gagasan-gagasan. Sebaiknya tidak ada lebih dari
6 kotak.
Langkah 3: Menemukan sebab-sebab potensial dengan cara sumbang saran
1. Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan dengan
menggunakan curah pendapat.
22
2. Saat sebab-sebab dikemukakan, tentukan bersama-sama dimana sebab
tersebut harus ditempatkan dalam Diagram tulang ikan. (yaitu, tentukan di
bawah kategori yang mana gagasan tersebut harus ditempatkan. Misalnya
di kategori mesin.)
3. Sebab-sebab ditulis pada garis horizontal sehingga banyak "tulang" kecil
keluar dari garis horizontal utama.
4. Suatu sebab bisa ditulis dibawah lebih dari satu kategori sebab utama
(misalnya, menerima data yang terlambat bisa diletakkan dibawah manusia
dan sistem).
Langkah 4: Mengkaji kembali setiap kategori sebab utama
Setelah setiap kategori diisi carilah sebab-sebab yang muncul pada lebih dari
satu kategori. Sebab - sebab inilah yang merupakan petunjuk "sebab yang
tampaknya paling mungkin " lingkarilah sebab yang tampaknya paling
memungkin pada diagram.
Langkah 5: Mencapai kesepakatan atas sebab-sebab yang paling mungkin
1. Diantara semua sebab-sebab, harus dicari sebab yang paling mungkin.
2. Kaji kembali sebab-sebab yang telah didaftarkan (sebab yang tampaknya
paling memungkinkan) dan tanyakan , "Mengapa ini sebabnya ?"
3. Pertanyaan "Mengapa ?" akan membantu Anda sampai pada sebab pokok
dari permasalahan teridentifikasi.
4. Tanyakan "Mengapa ?" sampai saat pertanyaan itu tidak bisa dijawab lagi.
Kalau sudah sampai kesitu sebab pokok telah terindentifikasi.
23
2.6 Pengertian Service Advisor
Service Advisor adalah orang atau petugas yang pertama berhubungan
dengan pelanggan yang datang ke suatu bengkel. Service Advisor merupakan
perwakilan perusahaan yang memberikan pelayanan kepada pelanggan saat
servis di bengkel.
1. Syarat-syarat dan tugas Service Advisor
Syarat-syarat yang harus dimiliki oleh seorang Service Advisor adalah
dapat berkomunikasi secara baik dengan pelanggan, mempunyai
penampilan yang menarik, mempunyai pengetahuan yang luas tentang
sistem dan prosedur perusahaan, dapat menganalisa kelainan atau
kerusakan pada kendaraan pelanggan, dapat memperkirakan waktu dan
biaya pengerjaan serta dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Sedangkan tugas dari seorang Service Advisor adalah menerima dan
melayani pelanggan sesuai dengan prosedur yang sudah distandarkan dan
berusaha memberikan yang terbaik kepada pelanggan, meningkatkan
penjualan jasa servis dan suku cadang, mengatur kapasitas penerimaan
kendaraan yang ingin servis, menangani keluhan pelanggan, menjawab
permintaan pelanggan tentang kendaraan dan servicenya serta memberikan
masukan terhadap keluhan pelanggan tersebut, melakukan tindak lanjut
kepada pelanggan setelah perbaikan kendaraannya serta memelihara
database pelanggan.
24
2. Standard Service Transaction (SST)
Standard Service Transaction adalah langkah-langkah kegiatan dalam
melayani pelanggan yang dilakukan oleh Service Advisor. Standard Service
Transaction terdiri dari Appointment (Pembuatan Janji), Reception
(Penerimaan), Work Distribution (Distribusi kerja), Order Performance
(Pelaksanaan Pekerjaan), Quality Control (Kontrol Kuilitas), Delivery
(Penyerahan) dan Follow Up Contact (Hubungan Tindak Lanjut).
a. Appointment (Pembuatan Janji)
Tujuan dari tahap perjanjian adalah memberikan jaminan kepada
pelanggan tentang waktu pekerjaan seminimal mungkin, serta
memberikan jaminan bahwa penggantian suku cadang yang diperlukan
dipersiapkan secepat mungkin.
Hal-hal yang dilakukan dalam tahap perjanjian ini adalah :
1) Membuat perjanjian
Mengisi lembaran perjanjian dan memperjelas pekerjaan serta
keluhan-keluhan, pastikan persediaan suku cadang untuk
pekerjaan sederhana dan pemeriksaan berkala. Bila tidak ada
persediaan suku cadang maka tentukan tanggal yang
memungkinkan untuk penyerahan kendaraan serta beritahu
pelanggan kapan suku cadang akan tersedia lalu mintalah
kebagian suku cadang untuk memesan suku cadang yang
diperlukan.
25
2) Memastikan pekerjaan
Menghubungi pelanggan sebelumnya untuk memastikan
perjanjian.
3) Mempersiapkan order perbaikan
Tuliskan nama serta kendaraan pelanggan pada order perbaikan
lalu cetak lembar perjanjian pada komputer. Untuk perbaikan
umum mintalah kepada foreman untuk menganalisa, mengestimasi
pekerjaan yang dilakukan dan waktu yang diperlukan.
b. Reception (Penerimaan)
Tujuan dari tahap penerimaan adalah untuk memberikan
penyambutan kepada pelanggan, memastikan bahwa kendaraan
pelanggan diperbaiki dengan benar pada waktu pertama kali, dengan
cara memahami dengan sempurna permintaan pelanggan kemudian
memastikan gejala kerusakan yang terjadi pada kendaraan pelanggan
kemudian memberikan nasihat-nasihat servis yang diperlukan sehingga
pelanggan tidak ragu.
Hal-hal yang dilakukan dalam tahap penerimaan ini adalah :
1) Persiapan sehari-hari
Mempersiapkan dokumen yang diperlukan seperti lembaran
perjanjian, lembaran pengontrol perkembangan pekerjaan, order
perbaikan, data pelanggan, pedoman daftar biaya jasa dan daftar
harga spare part, pedoman pemilik dan buku servis. Serta juga
26
mempersiapkan alas lantai, alas tempat duduk kendaraan dan
sebagainya.
2) Penerimaan pelanggan
Sambutlah pelanggan dengan ramah tamah, perkenalkan nama
dan dapatkanlah nama pelanggan serta tanyakan apakah sudah
melakukan perjanjian atau belum.
3) Mendengarkan pelanggan
Dengarkanlah dengan penuh perhatian untuk memahami
permintaan pelanggan atau problem sesungguhnya.
4) Mempersiapkan diagnosa
Pasanglah alas tempat duduk dan alas lantai kendaraan,
mintalah buku servis, konfirmasi nama pemilik dan pekerjaan
terakhir yang dilakukan, pastikanlah data-data yang terdapat di
kendaraan dituliskan dalam order perbaikan serta catatlah jarak
tempuh kendaraan.
5) Memeriksa kendaraan dan memutuskan pekerjaan yang dilakukan
Periksalah file/data pelanggan pada servis terakhir lalu
tunjukkanlah daftar pekerjaan pemeriksaan dan tuliskanlah dalam
order perbaikan, beritahukan kepada pelanggan jika ada pekerjaan
tambahan.
27
6) Pemeriksaan sebelum penerimaan
Lakukanlah pemeriksaan kerusakan pada body, barang
berharga yang tertinggal didalam mobil, catat hasilnya dalam
order perbaikan atau lembar pemeriksaan. Konfirmasikan hasilnya
kepada pelanggan lalu ajaklah pelanggan ketempat pencatatan
servis.
c. Work Distribution (Distribusi kerja)
Tujuan dari tahap distribusi kerja adalah untuk menjadwalkan dan
menugaskan pekerjaan kepada teknisi yang tepat sehingga dapat
memaksimalkan penggunaan staff dan fasilitas.
Hal-hal yang dilakukan dalam tahap distribusi kerja ini adalah :
1) Memeriksa persediaan suku cadang
Periksa apakah tersedia suku cadang, jika tidak ada persediaan
suku cadang maka periksa kapan tanggal dapat diperolehnya suku
cadang lalu tanyakanlah kepada pelanggan apakah kendaraannya
akan dibawa kembali atau disimpan di bengkel.
2) Memperkirakan biaya serta tanggal dan waktu penyerahan
Tentukan perkiraan biaya jasa dan suku cadang, tentukan
tanggal dan waktu penyerahan, tuliskan instruksi khusus pada
order perbaikan jika ada pekerjaan yang tertunda.
3) Menjelaskan pekerjaan yang dilakukan serta mendapatkan
persetujuan pelanggan.
28
Jelaskan pekerjaan yang dilakukan, perkiraan biaya, serta
tanggal dan waktu penyerahan. Dapatkan persetujuan pelanggan
serta tanda tanganilah dalam order perbaikan. Berikan salinan
order perbaikan kepada pelanggan. Antarkan pelanggan ke ruang
tunggu jika pelanggan ingin menunggu.
4) Menyerahkan order pebaikan kepada foreman
Tempatkan order perbaikan pada tempat yang telah ditentukan.
d. Work Performance (Pelaksanaan Pekerjaan)
Tujuan dari tahap pelaksanaan pekerjaan adalah untuk memeriksa
setiap perkembangan pekerjaan sehingga kendaraan dapat diserahkan
kepada pelanggan pada waktu dan tanggal yang dijanjikan.
Hal-hal yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan pekerjaan ini
adalah :
1) Memeriksa perkembangan pekerjaan
Gunakanlah lembar/papan pengontrol perkembangan pekerjaan
untuk memonitor seluruh perkembangan pekerjaan. Periksalah
perkembangan pekerjaan pada kendaraan 2 jam sebelum waktu
penyerahan dan beritahukanlah kepada pelanggan di ruang tunggu
tentang perkembangan pekerjaan.
2) Mendapatkan persetujuan pelanggan tentang adanya perubahan
Tentukan waktu dan biaya perkiraan terbaru dengan meminta
bantuan foreman, beritahukanlah kepada pelanggan tentang
29
adanya perubahan serta dapatkanlah persetujuannya. Catatlah
jawaban pelanggan pada order perbaikan lalu laporkanlah
persetujuan pelanggan tentang adanya perubahan kepada foreman
sehinggan foreman dapat menyimpulkan pekerjaan.
e. Quality Control (Kontrol Kuilitas)
Tujuan dari tahap kontrol kualitas adalah untuk memastikan bahwa
seluruh pekerjaan yang diminta pelanggan telah dikerjakan dengan
sempurna dan kualitas yang tinggi serta untuk mempelajari dengan
rinci pekerjaan yang dilakukan.
Hal-hal yang dilakukan dalam kontrol kualitas adalah :
1) Melaksanakan pemeriksaan pekerjaan yang dilakukan pada
kendaraan
Periksalah order perbaikan untuk memastikan pemeriksaan
terakhir dilaksanakan dengan sempurna. Periksalah pekerjaan
yang dilakukan serta suku cadang yang diganti. Tanyakanlah
kepada foreman atau teknisi tentang hal-hal yang tidak jelas yang
tertulis pada order perbaikan.
2) Mempersiapkan dokumentasi
Persiapkan order perbaikan dan periksalah biaya satu persatu,
termasuk biaya jasa dan suku cadang. Persiapkan kuitansi sesuai
dengan order perbaikan. Mintalah persetujuan kepala bengkel
untuk biaya-biaya perbaikan khusus. Mintalah kesepakatan kepala
30
bengkel mengenai pemeriksaan terakhir untuk penyerahan tentang
pekerjaan ulangan atau keluhan. Catatlah dalam buku servis atau
buku garansi tentang pelaksanaan pemeriksaan berkala.
3) Mempersiapkan barang-barang yang akan dikembalikan kepada
pelanggan
Mempersiapkan barang-barang (buku servis atau buku garansi,
kunci kendaraan) dan suku cadang yang diganti untuk
dikembalikan atau ditunjukkan kepada pelanggan. Beritahukanlah
kepada pelanggan tentang pekerjaan yang telah diselesaikan.
f. Delivery (Penyerahan)
Tujuan dari tahap penyerahan adalah untuk memberikan
kepercayaan kepada pelanggan terhadap bagian servis dengan cara
menunjukkan kepada pelanggan bahwa pekerjaan yang diminta telah
dilakukan dengan memuaskan, sehingga pelanggan dapat mengendarai
kendaraannya dengan penuh keyakinan serta berikanlah kepercayaan
kepada pelanggan bahwa biayanya adalah wajar.
Hal-hal yang dilakukan dalam penyerahan adalah :
1) Penjelasan pekerjaan yang dilakukan beserta biaya
Sambutlah pelanggan. Ajaklah pelanggan kepencatatan servis
lalu jelaskan pekerjaan yang dilakukan. Informasikanlah kepada
pelanggan tentang sesuatu yang dijumpai selama mengerjakan
pekerjaan dan beritahukanlah informasi yang berguna.
31
2) Menunjukkan kualitas pekerjaan yang dilakukan
Ajaklah pelanggan menuju kendaraannya dan jelaskan
pekerjaan yang dilakukan, tunjukkan kualitas pekerjaan, tunjukkan
hal-hal pada pemeriksaan sebelum penerimaan yang telah
disepakati.
3) Menanyakan cara pembayaran
Tunjukkanlah kasir kepada pelanggan dan tanyakanlah proses
pembayarannya. Setelah melakukan pembayaran tawarkanlah agar
pelanggan kembali lagi. Informasikanlah kepada pelanggan
tentang jadwal perawatan. Tanyakanlah kapan tindak lanjut
pekerjaan servis berkenan dilakukan bagi pelanggan.
Kembalikanlah buku servis dan kunci mobil kepada pelanggan.
Antarkanlah pelanggan menuju kendaraannya. Ucapkanlah terima
kasih serta berikanlah salam perpisahan kepada pelanggan.
g. Follow Up Contact (Hubungan Tindak Lanjut)
Tujuan dari tahap hubungan tindak lanjut adalah untuk menyatakan
rasa terima kasih atas kedatangan pelanggan, untuk mendapatkan
kepuasan pelanggan mengenai servis yang diterimanya dan melakukan
tindakan menanggulangi problem jika pelanggan merasa tidak puas
serta memberikan nasihat kepada pelanggan untuk mengikuti jadwal
pemeliharaan berikutnya.
Hal-hal yang dilakukan dalam tahap hubungan tindak lanjut adalah :
32
1) Melaksanakan tindak lanjut pekerjaan servis
Ambil order perbaikan untuk diadakan tindak lanjut. Dengan
menggunakan telepon hubungilah pelanggan pada waktu dan hari
yang telah dijanjikan serta lakukanlah tindak lanjut berdasarkan
prosedur yang ditentukan sebelumnya. Ucapkanlah terima kasih
dan tawarkan untuk melanjutkan kedatangannya.
Apabila dengan surat kirimkanlah kuesioner sesuai dengan
prosedur yang ditentukan sebelumnya. Laporkanlah hasil tindak
lanjut kepada kepala bengkel. Buatlah ringkasan hasil tindak
lanjut harian dan laporkan kepada kepala bengkel.