2007-3-00476-tias bab 4

44
BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA Seperti telah diutarakan di BAB 1 sebelumnya, laporan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kualitas produk SCI Choco Botol 200 [ml] dalam satuan unit cacat, melakukan investigasi terhadap masalah-masalah penyebab unit cacat tersebut, dan memberikan rekomendasi yang diperlukan di PT. INDOMILK. Bab ini akan membahas tentang hasil pengukuran yang diperoleh di lapangan (Sub-Lini Penyortiran), pengolahan, dan teknik analisa data dengan menggunakan metode Six Sigma. 4.1 Pengumpulan Data Setelah melakukan pengamatan di Sub-Lini Penyortiran, PT. INDOMILK, maka di tahap pengumpulan data ini akan disampaikan informasi-informasi mengenai situasi dan kondisi selama berlangsungnya proses produksi SCI Choco Botol 200 [ml]. Informasi-informasi tersebut, antara lain yaitu diagram IPO, jenis cacat produk, data produksi per bulan Mei 2007 selama lima hari, frekuensi cacat produksi, dan lain sebagainya. Diharapkan dengan data-data yang diperoleh tersebut, maka tujuan dari laporan ilmiah ini dapat tercapai.

Upload: ari0408

Post on 22-Nov-2015

30 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

  • 47

    BAB 4

    PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

    Seperti telah diutarakan di BAB 1 sebelumnya, laporan ini bertujuan untuk

    mengetahui tingkat kualitas produk SCI Choco Botol 200 [ml] dalam satuan unit

    cacat, melakukan investigasi terhadap masalah-masalah penyebab unit cacat tersebut,

    dan memberikan rekomendasi yang diperlukan di PT. INDOMILK. Bab ini akan

    membahas tentang hasil pengukuran yang diperoleh di lapangan (Sub-Lini

    Penyortiran), pengolahan, dan teknik analisa data dengan menggunakan metode Six

    Sigma.

    4.1 Pengumpulan Data

    Setelah melakukan pengamatan di Sub-Lini Penyortiran, PT. INDOMILK,

    maka di tahap pengumpulan data ini akan disampaikan informasi-informasi mengenai

    situasi dan kondisi selama berlangsungnya proses produksi SCI Choco Botol 200

    [ml]. Informasi-informasi tersebut, antara lain yaitu diagram IPO, jenis cacat produk,

    data produksi per bulan Mei 2007 selama lima hari, frekuensi cacat produksi, dan lain

    sebagainya. Diharapkan dengan data-data yang diperoleh tersebut, maka tujuan dari

    laporan ilmiah ini dapat tercapai.

  • 48

    4.1.1 Diagram IPO (Input Process Output)

    Untuk mengetahui lebih detil alur proses dalam pembuatan produk SCI

    Choco Botol 200 [ml], dapat dilihat melalui diagram IPO sesuai dengan SOP

    (Standard Operating Procedure) yang berlaku di PT. INDOMILK. Adapun tahapan-

    tahapannya dimulai melalui SCI Mix, yaitu sebagai berikut :

    Diagram 4.1 : Alur Proses Pembuatan Susu Cair Indomilk (SCI) Mix

    PT. INDOMILK SOP Pembuatan Liquid Milk

    No. Dokumen : SOP.IM.LIQ.03 Tanggal Dikeluarkan : 01 Desember 2007 No. Revisi : 7 0

    Alur Proses Pembuatan Susu Cair Indomilk (SCI) Mix FLOW CHART PARAMETER

    - Jadwal produksi mingguan dari PPIC. - Formula dari CDL.

    - Kesiapan operasional dan sanitasi peralatan.

    - Bahan baku yang akan digunakan sudah tersedia dan sesuai dengan formula.

    - Jumlah sesuai formula - Jumlah sesuai formula.

    Perbandingan Stabilizer : Gula - Suhu - Waktu agitasi - Urutan penuangan bahan - Temperatur mixing

    Persiapan mesin dan

    Bahan baku Powder

    Input Liquid

    Input Stab. + Gula

    Pemanasan 1

    Agitasi

    Mixing

    Mulai

    A

  • 49

    Lanjutan Diagram 4.1 - Suhu pemanasan - Waktu agitasi - pH - Ukuran filter - Tekanan homogenizer - Fat globula - Suhu dan waktu pasteurisasi - Suhu chilling - Fat, TS, RD, protein, organoleptik,

    alcohol test. - Suhu dan waktu aging

    Selanjutnya dari pengolahan SCI Mix ini akan diteruskan selanjutnya ke

    tahapan pembuatan SCI. Tahapan- tahapan SCI adalah sebagai berikut :

    A

    Agitasi

    Filtrasi

    Pemanasan 2

    Inspeksi

    Y N

    Pasteurisasi

    Inspeksi

    Y N

    Rekomendasi QA

    Homogenisasi

    Inspeksi

    Y N

    Storage Vat

    Selesai

    Transfer ke SCI

  • 50

    Diagram 4.2 : Alur Proses Pembuatan Susu Cair Indomilk (SCI)

    PT. INDOMILK SOP Pembuatan Liquid Milk

    No. Dokumen : SOP.IM.LIQ.03 Tanggal Dikeluarkan : 01 Desember 2007 No. Revisi : 7 0

    Alur Proses Pembuatan Susu Cair Indomilk (SCI) FLOW CHART PARAMETER

    - Jadwal dari PPIC. - Mesin dan peralatan sudah siap. - Utility semua tersedia - SCI Mix sudah tersedia. - Packaging material tersedia. - Ukuran filter. - Homo pressure : 1st Stage, 2nd Stage - Temperatur dan waktu Pre-sterilisasi - Tekanan - Fat Globula - Agitasi - Temperatur produk, TS, fat, pH, Rd,

    warna, rasa, suhu, jumlah. - Tekanan angin. - Tekanan dan temperatur chilled water. - Weight, diameter, height, kerataan botol,

    thickness (S1, S2, S3, dan S4) - Aging botol di Silo. - Temperatur produk, temperatur dan waktu

    sealing. - Cek volum. - Uji kebocoran.

    Persiapan Mesin, Raw material, dan

    Packaging material

    Filtrasi

    Homogenisasi dan Pre-Sterilisasi

    Penyimpanan Botol di Silo

    1 & 2

    Blow Molding 1 & 2

    Unscreambler

    Y

    N

    Pengamatan hasil Sealing dan cek

    volume

    Mulai

    Penyimpanan di Storage Vat 1 & 2

    B

    Filling & Sealing

    C

  • 51

    Lanjutan Diagram 4.2 - Temperatur dan waktu sterilisasi. - Speed rotor. - Temperatur product out. - pH, rasa, warna, suhu produk, kondisi

    botol, kondisi seal. - Kode botol terbaca jelas dan utuh. - Performance label. - Performance visual kode botol. - Kesesuaian / kebenaran kode botol. - Temperatur heater. - Jumlah botol per karton. - Kode karton terbaca jelas dan utuh. - Performance karton dan visual kode

    karton. - Kesesuaian / kebenaran kode karton. - Jumlah carton per pallet (150). - Jumlah tumpukan (10). - Umur produk selama hold untuk karantina

    (satu minggu).

    Loading

    C

    Sterilisasi Autoclave A, B,

    C, dan D

    Unloading

    Labeling & Bottle Coding Line 1 & 2

    Shrink Tunnel Heater Line 1 & 2

    Stacking

    Robotic Packing & Coding Carton Line

    1 & 2

    D

    Karantina 1

  • 52

    Lanjutan Diagram 4.2 - Warna standar. - Produk yang dipisahkan sebagai berikut :

    Busuk, bocor, fat separasi, warna pucat, menggembung, penyok, mengendap, isi kurang, menggumpal, kena oli, ada benda asing.

    - Warna. - Jumlah rejection busuk. - Umur produk selama hold untuk karantina

    (14 hari). - Warna standar. - Produk yang dipisahkan sebagai berikut :

    Busuk, bocor, fat separasi, warna pucat, menggembung, penyok, mengendap, isi kurang, menggumpal, kena oli, ada benda asing.

    - Warna. - Jumlah rejection busuk. Keterangan : Sub-Lini Penyortiran yang menjadi area pengamatan penulis ditunjukkan pada alur

    proses yang berwarna Light Turquoise.

    D

    Y

    Sortir

    Y

    N

    Random Sampling

    N

    Karantina 2

    Y

    Y

    Transfer SCI ke Finished Goods

    Selesai

    N

    N

    N

    Corrective Action

    Random Sampling

    Sortir ulang

  • 53

    Setelah mengetahui alur proses dalam pembuatan SCI Choco Botol 200 [ml],

    berikutnya akan diberikan penjelasan umum dari proses SCI di atas. Berikut adalah

    definisi singkat mengenai proses-proses yang ada :

    Agitasi

    Adalah proses pengadukan SCI agar memperoleh campuran yang merata dan sesuai

    standar. Bahan baku yang sudah disediakan dan sudah sesuai dengan formula, diaduk

    hingga tercampur merata di dalam larutan yang ada pada storage vat. Proses ini

    memerlukan agitator (semacam baling-baling).

    Mixing

    Hampir sama dengan proses aging, yang membedakan yaitu pada proses mixing

    seperti mixer yang berfungsi untuk menghaluskan tapi juga memiliki keterbatasan

    karena campuran yang diaduk tidak merata. Hal ini disebabkan karena agitatornya

    tidak seperti proses aging. Di proses ini, urutan penuangan bahan dan temperatur

    mixing perlu diperhatikan.

    Pasteurisasi

    Yakni proses pemanasan untuk mematikan sebagian organisme. Proses ini biasanya

    merupakan tahap pengolahan pertama yang harus dilakukan pada produk susu.

    Karena sebagian organisme masih hidup, maka setelah proses pasteurisasi harus

    diikuti cara penyimpanan yang tepat, misalnya pendinginan untuk produk susu.

  • 54

    Filtrasi

    Bagian penyaringan untuk membersihkan kotoran-kotoran yang ada di dalam larutan

    SCI Choco.

    Homogenisasi dan Pre-Sterilisasi

    Homogenisasi adalah proses untuk mendapatkan butir-butir lemak yang seragam

    dengan menggunakan alat homogenizer, agar larutan SCI menjadi sama (homogen)

    dan sesuai dengan standar. Tahapan ini juga merupakan proses sebelum di sterilisasi.

    Penyimpanan di Storage Vat

    Larutan SCI Choco kemudian ditampung di dalam tangki besar berkapasitas 10.000

    [liter]. Disini proses pengadukan / agitasi dilakukan. Parameter yang diperhatikan

    adalah temperatur produk, pH, fat, warna, rasa, suhu, berat jenis.

    Blow Molding

    Yaitu proses pembuatan botol kapasitas 200 [ml] dari bijih plastik, yang akan

    digunakan sebagai wadah SCI Choco. PT. INDOMILK membuat sendiri botol

    kapasitas 200 [ml] ini dengan menggunakan mesin blow molding berteknologi

    canggih (memiliki alat cetak 14 buah dalam satu mesin). Berat, diameter, tinggi,

    kerataan, dan ketebalan botol; merupakan hal yang perlu dicermati.

  • 55

    Penyimpanan Botol di Silo

    Tempat penampungan botol kapasitas 200 [ml], tanpa agitator. Setelah proses blow

    molding, biasanya botol yang baru tercetak akan didiamkan selama minimal 2 [jam]

    agar menjadi dingin sebelum masuk ke Sub-Lini filling dan sealing. PT. INDOMILK

    memiliki dua buah Silo yang masing-masing dapat menampung 240.000 botol SCI

    200 [ml].

    Unscreambler

    Yaitu untuk mengatur botol SCI 200 [ml] yang posisinya tidur dari Silo hingga

    menjadi berdiri sebelum masuk ke Sub-Lini filling dan sealing.

    Filling & Sealing

    Di tahap ini botol kosong kapasitas 200 [ml] akan diisi dengan cairan susu Indomilk

    rasa Choco, lalu langsung disealing. Seluruh proses di sini menggunakan mesin yang

    sudah diprogram (gambar 4.1). Hal-hal yang perlu diperhatikan di sub-lini ini yaitu

    temperatur produk, temperatur dan waktu sealing, serta sanitasi yang maksimum

    yaitu dengan menggunakan alat-alat steril dan meminimumkan kontak dengan

    tangan.

    Sterilisasi Autoclave

    SCI Choco Botol 200 [ml] yang sudah melewati inspeksi terhadap sealing dan

    volume (gambar 4.2), kemudian akan disterilisasi menggunakan mesin autoclave.

  • 56

    Pada proses ini produk SCI tersebut akan mendapatkan perlakuan panas sedemikian

    rupa sehingga benar-benar bebas dari organisme hidup (termasuk kuman penyakit).

    Hal-hal yang diperhatikan adalah temperatur dan waktu sterilisasi, temperatur

    product out, speed rotor, pH, warna, suhu produk, kondisi botol dan seal.

    Labeling & Bottle Coding

    Selanjutnya produk SCI Choco Botol 200 [ml] akan diberikan label dan kode

    produksi, yang keseluruhannya dilakukan oleh mesin. Performa label dan kode secara

    visual harus jelas, utuh, dan sesuai/benar.

    Gambar 4.2 : Inspeksi Sealing dan Volume SCI Choco Botol 200 [ml]

    Gambar 4.1 : Pengisian Botol 200 [ml] dengan Larutan SCI Choco Menggunakan Mesin Filler

  • 57

    Shrink Tunnel Heater Line

    Di line ini, SCI Choco Botol 200 [ml] akan mendapatkan perlakuan panas yang

    berfungsi untuk lebih menyesuaikan (seakan-akan melekat) label pada tubuh botol.

    Robotic Packing & Coding Carton Line

    Dengan menggunakan robot, produk SCI Choco Botol 200 [ml] akan dikemas

    kedalam karton. Setiap karton memuat 24 SCI Choco Botol 200 [ml], lalu karton

    akan diberi kode produksi yang sesuai dengan kode yang ada di botol SCI (tidak

    boleh berbeda). Hal-hal yang diperhatikan yakni performa karton, jumlah botol per

    karton, kode karton secara visual harus jelas, utuh, dan sesuai/benar.

    Stacking

    Produk SCI Choco Botol 200 [ml] yang sudah dikemas ke dalam carton, selanjutnya

    akan ditumpuk di pallet. Banyaknya carton per pallet yaitu 150 dan dibuat menjadi

    10 tumpukan. Tiap pallet juga menandakan satu kode produksi (jadi tiap pallet

    memiliki kode produksi yang berbeda).

    Karantina 1

    Setelah dimuat dalam bentuk pallet, selanjutnya produk SCI Choco Botol 200 [ml]

    harus dikarantina selama satu minggu. Gunanya untuk mengetahui produk yang

    benar-benar tidak layak untuk dikonsumsi, misalnya : busuk, bocor, fat separasi,

    warna pucat, menggembung, mengendap, dan menggumpal.

  • 58

    Sortir

    Setelah satu minggu dikarantina, produk SCI Choco Botol 200 [ml] akan diperiksa

    satu per satu oleh operator. Produk yang dipisahkan sebagai berikut : busuk, bocor,

    fat separasi, warna pucat, menggembung, penyok, mengendap, isi kurang,

    menggumpal, kena oli, ada benda asing. Jumlah produk yang ditolak karena busuk,

    diharapkan < 0,34%.

    Random Sampling

    Selain disortir, produk SCI Choco Botol 200 [ml] akan dirandom sampling oleh QC.

    Produk yang ditolak, diharapkan tidak ada sama sekali (product reject = 0).

    Karantina 2

    Bila jumlah produk yang ditolak karena busuk > 0,34%, maka harus dikarantina

    kembali selama 14 hari.

    Sortir Ulang

    Selanjutnya setelah 14 hari, produk SCI Choco Botol 200 [ml] akan disortir ulang.

    Produk yang dipisahkan masih sama seperti di sortir awal. Kali ini jumlah produk

    yang ditolak karena busuk, diharapkan < 7,5% (tidak termasuk produk cacat > 0,34%

    yang sudah disingkirkan terlebih dahulu pada penyortiran awal).

  • 59

    Random Sampling Ulang

    Masih sama dengan random sampling sebelumnya, produk SCI Choco Botol 200 [ml]

    akan dirandom sampling ulang oleh QC. Dan diharapkan tidak ada sama sekali

    produk yang ditolak.

    Corrective Action

    Perlakuan/tindakan pembenaran di Sub-Lini Penyortiran.

    Finished Goods

    Produk SCI Choco Botol 200 [ml] yang sudah memenuhi standar dan siap dikirim ke

    konsumen.

    4.1.2 Aturan Sanitasi

    Prosedur sanitasi..21) begitu penting dan sangat diperlukan dalam bidang

    pengolahan pangan. PT. INDOMILK sebagai salah satu produsen susu bermutu

    internasional, juga menerapkan prosedur ini.

    Pengolahan di pabrik untuk mengkonversi susu segar menjadi SCI dilakukan

    dengan sanitasi yang maksimum (harian dan mingguan) di setiap sub-lini. Dan di

    beberapa sub-lini tersebut, sanitasi maksimum juga akan diperiksa oleh karyawan

    ..21) Sanitasi adalah usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik dalam bidang

    kesehatan, terutama kesehatan masyarakat.

  • 60

    Quality Control (dapat dilihat pada lampiran). Hal ini untuk tetap menjaga kualitas

    dari produk-produk yang dihasilkan dan menambah kepercayaan dari konsumen.

    4.1.3 Jenis Cacat Produk

    Dari penjelasan diagram IPO di atas (khususnya saat penyortiran), dapat

    ditemui beberapa jenis cacat pada produk SCI Choco Botol 200 [ml]. Jenit cacat

    tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu :

    1) Produk cacat (NG) yang benar-benar tidak layak untuk diminum, seperti :

    Busuk, menggumpal, warna pucat, mengendap, menggembung, fat separasi,

    seal atau botol bocor.

    2) Produk cacat masih layak untuk diminum, seperti :

    Isi kurang, seal tergores, kena oli, benda asing, label rusak, penyok, kode

    produksi tidak jelas/miring/letak tidak sesuai.

    Untuk jenis cacat kategori pertama ditambah produk yang penyok (kategori

    kedua), karyawan yang bersangkutan akan membuat laporan harian. Laporan harian

    dilakukan per shift (PT. INDOMILK menggunakan tiga shift untuk produksinya).

    Sedangkan untuk kategori kedua, produk-produk yang cacat (kecuali untuk

    produk botol penyok) tidak dimasukkan dalam laporan harian. Biasanya produk-

    produk cacat tersebut dikumpulkan terlebih dahulu selama satu bulan yang

    bersangkutan, lalu nantinya dipilah-pilah lagi; atau PT. INDOMILK memiliki

  • 61

    kebijaksanaan tertentu, misalnya dengan menjual produk dibawah harga standar atau

    sebagai konsumsi minuman para karyawan di jam istirahat/makan.

    Tabel 4.1 di bawah ini akan menjelaskan beberapa hal mengenai gambaran

    jenis cacat dari produk SCI Choco Botol 200 [ml]. Keterangannya adalah sebagai

    berikut :

    Tabel 4.1 : Deskripsi Jenis Cacat Produk SCI Choco Botol 200 [ml]

    JENIS CACAT DESKRIPSI PRODUK CACAT

    Busuk Botol/seal bocor sehingga menyebabkan SCI Choco mengalami

    kontaminasi dengan udara luar walaupun hanya sedikit.

    Kebocoran ini pada awalnya tidak dapat terlihat secara visual,

    tetapi setelah dikarantina selama seminggu, cairan SCI Choco

    akan keluar dan menimbulkan bau busuk. Timbulnya bau dan

    rasa masam diakibatkan oleh aktivitas fermentasi oleh mikroba

    pembusuk, yang juga menghasilkan alkohol dan asam-asam

    organik hingga menyebabkan susu menjadi berflavor dan

    beraroma masam (mutu sensoris..22) berubah).

    Kemasan

    menggembung

    Menggembungnya kemasan terjadi akibat kebocoran kemasan

    yang memungkinkan mikroba-mikroba pembusuk tumbuh dan

    memfermentasi susu. Fermentasi susu oleh mikroba pembusuk

    menghasilkan gas CO2 yang menyebabkan menggembung.

    ..22) Mutu sensoris yaitu warna, aroma, dan rasa khas susu segar.

  • 62

    Menggumpal /

    Mengental

    Fermentasi susu oleh bakteri pembusuk menyebabkan

    koagulasi..23) dan pemecahan protein akibat penurunan pH oleh

    asam-asam organik. Koagulasi dan pemecahan protein inilah

    yang menyebabkan tekstur susu rusak yaitu menjadi pecah dan

    agak kental.

    Mengendap Sama dengan menggumpal, sehingga menyebabkan tidak

    stabilnya larutan dan mengakibatkan menurunnya bahan yang

    tidak dapat larut. Bahan-bahan itu pada mulanya tercampur

    merata, tetapi jika dibiarkan akan mengendap.

    Fat separasi Memisahnya lemak dari larutan SCI Choco.

    Warna pucat Perubahan warna karena menghilangnya protein yang

    terkonjugasi dalam larutan SCI Choco.

    Seal / botol bocor Secara visual kebocoran ini umumnya sulit dilihat. Produk SCI

    Choco Botol 200 [ml] dapat diketahui bocor setelah mengalami

    proses karantina, karena saat itu SCI Choco akan menjadi

    busuk.

    Seal tergores Adanya goresan pada seal botol SCI Choco 200 [ml], dapat

    terlihat jelas secara kasatmata. Merupakan cacat kategori kedua.

    Penyok Jenis cacat produk ini termasuk kedalam kategori kedua dan

    ..23) Koagulasi adalah perihal menjadi keras atau padat, baik seluruh maupun sebagian cairan sebagai

    akibat perubahan kimiawi.

  • 63

    dimasukkan dalam laporan harian. Adanya lekukan pada SCI

    Choco Botol 200 [ml] dapat terlihat dengan jelas.

    Label rusak Ditandai dengan mengkerutnya label, karena kurang

    penyesuaian label terhadap dinding SCI Choco Botol 200 [ml].

    Jenis cacat ini termasuk dalam kategori kedua.

    Adanya benda

    asing

    Yaitu sisa pemotongan botol SCI Choco saat pemrosesan di

    blow molding. Biasanya sisa pemotongan ini terlihat jelas

    secara visual karena ukurannya yang besar. Hal ini sangat

    jarang terjadi dan merupakan jenis cacat produk kategori kedua.

    Kena oli Produk cacat ini masih layak untuk dikonsumsi, karena hanya

    bagian luar dari produk SCI Choco Botol 200 [ml] yang terkena

    oli saat proses autoclave.

    Isi kurang Hal ini sangat jarang terjadi. Secara visual produk SCI Choco

    ini dapat dilihat jelas bahwa isinya kurang dari 200 [ml].

    Dari kesemua jenis cacat ini, hanya ada beberapa yang sering terjadi di lini

    produksi, yaitu busuk (umumnya disebabkan karena seal yang tidak tertutup rapat /

    botol yang bocor) dan penyok. Kedua jenis cacat ini akan dibahas lebih mendalam

    dalam BAB 4 ini.

  • 64

    4.1.4 Sistem Pengendalian Kualitas Produk

    Dalam proses produksi SCI Choco Botol 200 [ml], antara sub-lini yang satu

    dengan sub-lini lainnya memiliki hubungan dan tidak bisa dipisahkan

    (berkesinambungan). Sebagai contoh, Sub-Lini Filling dan Sealing tidak dapat

    beroperasi bila proses di Sub-Lini Blow Molding terhenti, dikarenakan tidak adanya

    botol 200 [ml] yang dapat diisi dan diseal. Tetapi kondisi seperti itu sangat jarang

    terjadi, bahkan tidak pernah. Sebab perawatan terhadap semua mesin selalu rutin

    dilakukan, demi menjamin tetap berlangsungnya proses produksi dan menjaga

    kualitas produk.

    Untuk sistem pengendalian kualitas produk, khususnya SCI Choco Botol

    200 [ml], PT. INDOMILK menggunakan inspeksi 100% yang dilakukan oleh setiap

    operator di sub-lini masing-masing secara visual dan menggunakan alat sensor di

    beberapa sub-lini. Walaupun demikian, kondisi tersebut tidak menjamin adanya

    produk cacat yang tidak luput dari pengawasan.

    Selain operator bagian produksi, departemen QC juga melakukan inspeksi.

    Parameter yang digunakan antara departemen QC dan bagian produksi umumnya

    berbeda. Pengendalian kualitas terhadap produksi oleh departemen QC meliputi:

    dimensi, volum, uji kebocoran, larutan, suhu, warna, dan sebagainya (dapat dilihat

    pada lampiran).

    Pada Sub-Lini Penyortiran, pengendalian kualitas yang dilakukan oleh

    departemen QC lebih ketat. Sebagai contoh, seperti telah dijelaskan di bab

    sebelumnya, bila hasil penyortiran oleh operator produksi untuk jumlah produk yang

  • 65

    ditolak karena busuk < 0,34%; tetapi ternyata hasil reject saat dilakukannya random

    sampling oleh QC lebih besar dari nol (reject > 0), maka produk SCI Choco Botol

    200 [ml] tetap tidak bisa dikirim ke finished goods.

    Inspeksi yang dilakukan QC untuk melakukan random sampling adalah

    setiap kode. Jumlah sampel yang diperlukan untuk mewakili setiap kali inspeksi

    sebanyak 5 6 [carton].

    4.1.5 Data Hasil Sortir SCI Choco

    Pada sub-bab ini, data hasil penyortiran SCI Choco Botol 200 [ml] yang

    akan dipaparkan, bersumber dari laporan harian sortir bulan Mei di PT. INDOMILK

    selama lima hari, shift ke-1. Pengumpulan data diperoleh melalui survey langsung di

    lapangan (Sub-Lini Penyortiran).

    Penulis melakukan pengumpulan data selama lima hari, dikarenakan cukup

    untuk mewakili setiap proses penyortiran yang telah dilakukan sebelumnya. Hal ini

    disebabkan karena penyortiran berdasarkan kode produksi per pallet.

    Sedangkan pengambilan data di shift ke-1 saja, yaitu dengan pertimbangan

    untuk meminimalisasi cacat akibat human error dan beberapa variabel non-teknik

    lainnya yang dapat menambah jumlah cacat. Berikut ini adalah data-data sortir harian

    yang diperoleh; dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini, yaitu sebagai berikut :

  • 66

    Tabel 4.2 A : Laporan Sortir SCI Choco Botol 200 [ml] Selasa / 01 Mei 2007 Shift I

    Jenis Cacat Kode

    Hasil Produksi (Karton)

    Hasil Produksi (Botol)

    Hasil Sortir

    (Karton)

    Hasil Sortir (Botol)

    Produk Busuk Penyok

    Sisa

    K24-0969C 150 3.600 149 3.576 1 12 11 K24-0970D 150 3.600 148 3.552 3 30 15 K24-0972B 150 3.600 149 3.576 1 23 0 K24-0974D 150 3.600 149 3.576 2 12 10 K24-0975A 150 3.600 149 3.576 2 12 10 K24-0976B 150 3.600 149 3.576 4 9 11 K24-0979A 150 3.600 149 3.576 4 19 1

    Jumlah 1.050 25.200 1.042 25.008 17 117 58

    Tabel 4.2 B : Laporan Sortir SCI Choco Botol 200 [ml] Rabu / 02 Mei 2007 Shift I

    Jenis Cacat Kode

    Hasil Produksi (Karton)

    Hasil Produksi (Botol)

    Hasil Sortir

    (Karton)

    Hasil Sortir (Botol)

    Produk Busuk Penyok

    Sisa

    K24-0992B 150 3.600 149 3.576 2 22 0 K24-0993C 150 3.600 149 3.576 6 18 0 K24-0994D 150 3.600 149 3.576 4 18 2 K24-0995A 150 3.600 149 3.576 3 20 1 K24-0996B 150 3.600 148 3.552 8 25 15 K24-0997C 150 3.600 149 3.576 3 20 1 K25-1001C 150 3.600 149 3.576 1 23 0 K25-1002D 150 3.600 148 3.552 3 42 3 K25-1004B 150 3.600 148 3.552 1 47 0 K25-1005C 150 3.600 148 3.552 2 46 0 K25-1006D 150 3.600 149 3.576 3 21 0

    Jumlah 1.650 39.600 1.635 39.240 36 302 22

    Tabel 4.2 C : Laporan Sortir SCI Choco Botol 200 [ml] Kamis / 03 Mei 2007 Shift I

    Jenis Cacat Kode

    Hasil Produksi (Karton)

    Hasil Produksi (Botol)

    Hasil Sortir

    (Karton)

    Hasil Sortir (Botol)

    Produk Busuk Penyok

    Sisa

    K25-1095A 150 3.600 147 3.528 4 55 13 K26-1102D 150 3.600 149 3.576 1 19 4 K26-1124B 150 3.600 149 3.576 2 16 6 K26-1140B 150 3.600 149 3.576 4 12 8 K26-1141C 150 3.600 149 3.576 2 20 2

  • 67

    K26-1143A 150 3.600 149 3.576 2 16 6 K26-1145C 150 3.600 149 3.576 2 13 9 K26-1146D 150 3.600 149 3.576 1 12 11 K26-1147A 150 3.600 149 3.576 1 19 4 K26-1148B 150 3.600 149 3.576 1 6 17 K26-1151A 150 3.600 149 3.576 2 20 2 K26-1152B 150 3.600 148 3.552 2 46 0

    Jumlah 1.800 43.200 1.637 42.840 24 254 82

    Tabel 4.2 D : Laporan Sortir SCI Choco Botol 200 [ml] Jumat / 04 Mei 2007 Shift I

    Jenis Cacat Kode

    Hasil Produksi (Karton)

    Hasil Produksi (Botol)

    Hasil Sortir

    (Karton)

    Hasil Sortir (Botol)

    Produk Busuk Penyok

    Sisa

    K26-1167A 150 3.600 149 3.576 4 9 11 K26-1168B 150 3.600 148 3.552 3 30 15 K26-1169C 150 3.600 149 3.576 3 15 6 K27-1174D 150 3.600 148 3.552 2 37 9 K27-1176B 150 3.600 148 3.552 2 40 6 K27-1191B 150 3.600 149 3.576 1 13 10 K27-1195D 150 3.600 149 3.576 2 10 12 K27-1196A 150 3.600 149 3.576 7 11 6 K27-1200B 150 3.600 149 3.576 4 14 6 K27-1201D 150 3.600 149 3.576 2 10 12 K27-1203B 150 3.600 149 3.576 2 18 4 K27-1204D 150 3.600 149 3.576 1 8 15

    Jumlah 1.800 43.200 1.636 42.840 33 215 112

    Tabel 4.2 E : Laporan Sortir SCI Choco Botol 200 [ml] Senin / 07 Mei 2007 Shift I

    Jenis Cacat Kode

    Hasil Produksi (Karton)

    Hasil Produksi (Botol)

    Hasil Sortir

    (Karton)

    Hasil Sortir (Botol)

    Produk Busuk Penyok

    Sisa

    K30-1252D 150 3.600 149 3.576 2 13 9 K30-1254B 150 3.600 149 3.576 2 3 19 K30-1255C 150 3.600 149 3.576 0 9 15 K30-1256D 150 3.600 149 3.576 1 19 4 K30-1258B 150 3.600 149 3.576 3 13 8 K30-1259C 150 3.600 149 3.576 1 20 3 K30-1260D 150 3.600 149 3.576 1 13 10 K30-1263C 150 3.600 149 3.576 3 19 2 K30-1283C 150 3.600 149 3.576 1 7 16 K30-1284D 150 3.600 149 3.576 2 13 9

  • 68

    K30-1286B 150 3.600 148 3.552 6 34 8 K30-1287C 150 3.600 149 3.576 2 9 13 K30-1288D 150 3.600 149 3.576 2 16 6

    Jumlah 1.950 46.800 1.936 46.464 26 188 122

    4.2 Pengolahan Data

    Pengolahan data akan menggunakan salah satu metode yang digunakan

    dalam Six Sigma, yaitu konsep DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve and

    Control). Seperti yang telah diuraikan di BAB 2, metodologi DMAIC ditujukan untuk

    memperbaiki proses yang sudah ada. Metodologi ini tidak kaku, dan pendekatannya

    bervariasi (Brue, 2005:24).

    Sebagai tahap dasar, data yang telah dikumpulkan dari PT. INDOMILK

    kemudian akan diolah menggunakan fase Define dan Measure. Adapun langkah-

    langkah dari masing-masing fase tersebut akan diuraikan di bawah ini.

    4.2.1 Fase Define (D)

    Dapat dianggap juga sebagai bagian dari persiapan. Pada fase Define,

    aktivitas dasar yang menunjukkan logika konsep DMAIC Six Sigma, meliputi :

    1) Identifikasi masalah-masalah penting dalam proses produksi;

    Dilakukan dengan memetakan proses..24) pembuatan SCI Choco Botol 200 [ml]

    (dapat dilihat pada sub-bab 4.1.1).

    ..24) Pemetaan proses adalah perangkat penting pelengkap yang membantu Anda memahami setiap

    aspek dari setiap input dan output. Tujuannya adalah untuk mengembangkan gambaran menyeluruh yang akurat mengenai keseluruhan proses (Brue,2005:60).

  • 69

    2) Memilih sebuah proyek untuk mengatasi satu masalah atau lebih dan

    mendefinisikan parameternya;

    Dalam laporan ini, penulis berusaha untuk mengurangi tingkat cacat di PT.

    INDOMILK dengan menggunakan metode Six Sigma. Adapun latar belakang,

    rumusan, tujuan, dan ruang lingkup masalahnya; dapat dilihat pada BAB 1

    (sub-bab 1.1 1.4).

    3) Mengidentifikasikan faktor-faktor vital few.

    Menentukan faktor-faktor yang perlu diukur, dianalisa, diperbaiki, dan

    dikontrol. Dalam hal ini yaitu meminimalisasi banyaknya seal dan botol yang

    bocor, sebagai penyebab utama timbulnya busuk pada SCI Choco Botol 200

    [ml]. Selain itu juga untuk mengurangi SCI Choco Botol 200 [ml] yang penyok.

    Proses yang menyebabkan sering terjadinya jenis cacat ini, umumnya terjadi di

    line blow moulding, filling and sealing, dan sterilisasi autoclave. Dapat

    dijabarkan melalui persamaan Vital few, yaitu Y = f(x)..25).

    Y = Jumlah rejection pada SCI Choco Botol 200 [ml].

    f(x) = Meminimalisasi penyok SCI Choco Botol 200 [ml] dan seal / botol yang

    bocor.

    ..25) Y adalah karakteristik kualitas yang dituju; dan f(x) merupakan variabel kunci dalam proses

    (Brue,2005:28).

  • 70

    4.2.2 Fase Measure (M)

    Seperti telah diuraikan garis besarnya pada fase Define, maka di fase

    Measure akan dibahas mengenai karakteristik Critical To Quality (CTQ)..26) pada

    produk atau proses, sistem pengukuran, kapabilitas proses, perhitungan hasil dan

    tingkat Sigma.

    Karena data sampel yang diperoleh di lapangan (Sub-Lini Penyortiran SCI

    Choco Botol 200 [ml]) merupakan data atribut, maka perhitungan awal untuk kasus

    ini akan menggunakan Peta Kendali..27) nP (nP Chart). Hal ini untuk mengetahui

    terkendali (di dalam LCL dan UCL) atau tidaknya (di luar LCL dan UCL) data-data

    sortir tersebut, yang merupakan perwakilan dari proses produksi sebelumnya di PT.

    INDOMILK. Melalui pengkuran dengan peta kendali ini, diharapkan penyebab

    masalah yang sering terjadi dari produk SCI Choco Botol 200 [ml] dapat diketahui.

    Berdasarkan laporan sortir SCI Choco Botol 200 [ml] yang telah diulas

    sebelumnya di sub-bab 4.1.5, terlihat bahwa jumlah rejection busuk dihitung dari

    hasil penyortiran per kode produksi (atau per pallet). Oleh karena itu dalam

    pembuatan peta kendali nP, semua data akan dirangkum menjadi satu tabel (lihat

    tabel 4.3). Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah satu contoh perhitungan dalam

    membuat peta kendali nP menggunakan nrata-rata, yaitu sebagai berikut :

    ..26) Critical To Quality (CTQ) yaitu berasal dari Customers Voice, dimana pelanggan merasa bahwa

    karakteristik produk, service atau proses merupakan suatu yang kritikal. ..27) Peta Kendali berfungsi untuk mengetahui penyebab umum (common causes) dan penyebab khusus

    (special causes) dari suatu produk.

  • 71

    Tanggal 01 Mei 2007, Shift ke-1, Kode Produksi K24-0969C

    Diketahui :

    Hasil produksi (ni) = 3.600 [botol] ; Busuk = 1 ; Penyok = 12

    nrata-rata 00,600.3]kode[55000.198)n(

    _ ==

    Jumlah Unit Cacat ke-i (Di) = 1 + 12 = 13

    Proporsi Cacat 0036,000,600.3

    13

    n

    D)P( _i

    i^ ===

    Prata-rata 0061,0]kode[553367,0)P(

    _ ==

    Center Line (CL) = 0,0061

    Lower Control Limit (LCL) = 0022,000,600.3

    )0061,01(0061,0*30061,0 =

    Upper Control Limit (UCL) = 0100,000,600.3

    )0061,01(0061,0*30061,0 =

    +

    Kesimpulan

    Dari contoh perhitungan di atas, terlihat bahwa pada proses pembuatan SCI Choco

    Botol 200 [ml] saat kode produksi K24-0969C, i^P berada dalam batas LCL dan UCL

    (terkendali / in-control). Artinya proses tersebut tidak perlu dicari penyebab

    masalahnya. Berbeda halnya jika untuk kondisi sebaliknya.

  • 72

  • 73

  • 74

    Grafik 4.1 : nP Chart dari Laporan Sortir SCI Choco Botol 200 [ml]

    Dari nP Chart (grafik 4.1) untuk tabel 4.3 di atas, terlihat bahwa ada 10 data

    yang tidak terkendali (out of control). Artinya, berdasarkan data sampel penyortiran

    yang diambil selama beberapa hari (01 s/d 07 Mei 2007), terdapat masalah di dalam

    proses pembuatan SCI Choco Botol 200 [ml]. Untuk itu tindakan yang perlu diambil

    adalah mencari dan menganalisa penyebab masalahnya.

    4.3 Analisa Data

    Sub-bab ini akan membahas tentang analisa penyebab masalah yang

    signifikan dari produksi SCI Choco Botol 200 [ml]. Berdasarkan grafik nP, terlihat

    adanya fluktuasi fraksi cacat yang cukup besar. Kondisi ini memerlukan perhatian

    agar di kemudian hari diharapkan sistem produksi dapat lebih terkendali.

    nP CHART DENGAN n RATA-RATA

    0.0000

    0.0050

    0.0100

    0.0150

    0.0200

    1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55

    Fraksi Cacat

    Bat

    as K

    ontr

    ol

    CL

    LCL

    U L

  • 75

    4.3.1 Fase Analyze (A)

    Tahap ini mencoba memahami mengapa cacat terjadi dan kemudian merinci

    alasan yang teridentifikasi. Dengan kata lain, mempertanyakan input mana yang

    mempengaruhi output. Dapat dilakukan dengan mengetahui sigma level dari produksi

    di PT. INDOMILK, diagram pareto, dan diagram sebab-akibat.

    4.3.1.1 Ukuran Sigma Level

    Secara matematis perhitungan sigma level untuk produksi SCI Choco Botol

    200 [ml], di PT. INDOMILK, menggunakan rumus yang sudah dijelaskan pada sub-

    bab 2.2.4. Melalui tabel 4.4, dapat dilihat tingkat Sigma dari setiap kode produksi

    atau pallet. Berikut ini adalah satu contoh perhitungan dalam menentukan tingkat

    sigma, yaitu sebagai berikut :

    Tanggal 01 Mei 2007, Shift ke-1, Kode Produksi K24-0969C

    Diketahui :

    Unit (U) = 3.600 [botol] ; Defective (D) = 13 ; Opportunity (Op) = 2

    TOp = U * Op = 3.600 [botol] * 2 [opportunities] = 7.200

    ]DPO[00180556,0]iesopportunit[2*]botol[600.3

    ]defect[13)Op*U(

    DTOp

    DDPO ====

    DPMO = 0,00180556 [DPO] * 1.000.000 = 1.805,56

    41,4)]56,805.1(Ln*221,2[37,298406,0LevelQualitySigma =+=

  • 76

    Tabel 4.4 : Sigma Level Laporan Sortir SCI Choco Botol 200 [ml]-Shift I TANGGAL DISORTIR

    KODE PRODUKSI

    HASIL PRODUKSI

    JUMLAH UNIT

    CACAT Op DPO DPMO SIGMA LEVEL

    01-05-07 K24-0969C 3.600 13 2 0,0018056 1.805,56 4,41 01-05-07 K24-0970D 3.600 33 2 0,0045833 4.583,33 4,10 01-05-07 K24-0972B 3.600 24 2 0,0033333 3.333,33 4,21 01-05-07 K24-0974D 3.600 14 2 0,0019444 1.944,44 4,38 01-05-07 K24-0975A 3.600 14 2 0,0019444 1.944,44 4,38 01-05-07 K24-0976B 3.600 13 2 0,0018056 1.805,56 4,41 01-05-07 K24-0979A 3.600 23 2 0,0031944 3.194,44 4,22 02-05-07 K24-0992B 3.600 24 2 0,0033333 3.333,33 4,21 02-05-07 K24-0993C 3.600 24 2 0,0033333 3.333,33 4,21 02-05-07 K24-0994D 3.600 22 2 0,0030556 3.055,56 4,24 02-05-07 K24-0995A 3.600 23 2 0,0031944 3.194,44 4,22 02-05-07 K24-0996B 3.600 33 2 0,0045833 4.583,33 4,10 02-05-07 K24-0997C 3.600 23 2 0,0031944 3.194,44 4,22 02-05-07 K25-1001C 3.600 24 2 0,0033333 3.333,33 4,21 02-05-07 K25-1002D 3.600 45 2 0,0062500 6.250,00 4,00 02-05-07 K25-1004B 3.600 48 2 0,0066667 6.666,67 3,97 02-05-07 K25-1005C 3.600 48 2 0,0066667 6.666,67 3,97 02-05-07 K25-1006D 3.600 24 2 0,0033333 3.333,33 4,21 03-05-07 K25-1095A 3.600 59 2 0,0081944 8.194,44 3,90 03-05-07 K26-1102D 3.600 20 2 0,0027778 2.777,78 4,27 03-05-07 K26-1124B 3.600 18 2 0,0025000 2.500,00 4,30 03-05-07 K26-1140B 3.600 16 2 0,0022222 2.222,22 4,34 03-05-07 K26-1141C 3.600 22 2 0,0030556 3.055,56 4,24 03-05-07 K26-1143A 3.600 18 2 0,0025000 2.500,00 4,30 03-05-07 K26-1145C 3.600 15 2 0,0020833 2.083,33 4,36 03-05-07 K26-1146D 3.600 13 2 0,0018056 1.805,56 4,41 03-05-07 K26-1147A 3.600 20 2 0,0027778 2.777,78 4,27 03-05-07 K26-1148B 3.600 7 2 0,0009722 972,22 4,59 03-05-07 K26-1151A 3.600 22 2 0,0030556 3.055,56 4,24 03-05-07 K26-1152B 3.600 48 2 0,0066667 6.666,67 3,97 04-05-07 K26-1167A 3.600 13 2 0,0018056 1.805,56 4,41 04-05-07 K26-1168B 3.600 33 2 0,0045833 4.583,33 4,10 04-05-07 K26-1169C 3.600 18 2 0,0025000 2.500,00 4,30 04-05-07 K27-1174D 3.600 39 2 0,0054167 5.416,67 4,05 04-05-07 K27-1176B 3.600 42 2 0,0058333 5.833,33 4,02 04-05-07 K27-1191B 3.600 14 2 0,0019444 1.944,44 4,38 04-05-07 K27-1195D 3.600 12 2 0,0016667 1.666,67 4,43 04-05-07 K27-1196A 3.600 18 2 0,0025000 2.500,00 4,30 04-05-07 K27-1200B 3.600 18 2 0,0025000 2.500,00 4,30

  • 77

    Tabel 4.4 : Sigma Level Laporan Sortir SCI Choco Botol 200 [ml]-Shift I (Lanj.) TANGGAL DISORTIR

    KODE PRODUKSI

    HASIL PRODUKSI

    JUMLAH UNIT

    CACAT Op DPO DPMO SIGMA LEVEL

    04-05-07 K27-1201D 3.600 12 2 0,0016667 1.666,67 4,43 04-05-07 K27-1203B 3.600 20 2 0,0027778 2.777,78 4,27 04-05-07 K27-1204D 3.600 9 2 0,0012500 1.250,00 4,52 07-05-07 K30-1252D 3.600 15 2 0,0020833 2.083,33 4,36 07-05-07 K30-1254B 3.600 5 2 0,0006944 694,44 4,69 07-05-07 K30-1255C 3.600 9 2 0,0012500 1.250,00 4,52 07-05-07 K30-1256D 3.600 20 2 0,0027778 2.777,78 4,27 07-05-07 K30-1258B 3.600 16 2 0,0022222 2.222,22 4,34 07-05-07 K30-1259C 3.600 21 2 0,0029167 2.916,67 4,25 07-05-07 K30-1260D 3.600 14 2 0,0019444 1.944,44 4,38 07-05-07 K30-1263C 3.600 22 2 0,0030556 3.055,56 4,24 07-05-07 K30-1283C 3.600 8 2 0,0011111 1.111,11 4,55 07-05-07 K30-1284D 3.600 15 2 0,0020833 2.083,33 4,36 07-05-07 K30-1286B 3.600 40 2 0,0055556 5.555,56 4,04 07-05-07 K30-1287C 3.600 11 2 0,0015278 1.527,78 4,46 07-05-07 K30-1288D 3.600 18 2 0,0025000 2.500,00 4,30

    RATA-RATA 3.600 22,04 2 0,0030606 3.060,61 4,24

    Melihat tabel Sigma Level di atas, berdasarkan data sampel yang diambil

    dari laporan sortir harian terlihat bahwa proses pembuatan SCI Choco Botol 200 [ml]

    hanya mampu hingga level 4,24. Ini menandakan bahwa target untuk mencapai Six

    Sigma belum tercapai, sehingga diperlukannya aktivitas perbaikan pengendalian

    produksi dan kualitas.

    4.3.1.2 Diagram Pareto

    Proses analisa dengan diagram pareto akan menggunakan data dari kasus

    yang terjadi di Sub-Lini Penyortiran PT. INDOMILK yang diterima oleh Departemen

  • 78

    QC/QA (tabel 4.5). Analisa ini untuk mengetahui seberapa besar jumlah cacat

    terhadap produk SCI Choco Botol 200 [ml].

    Tabel 4.5 : Data Mentah Jumlah Cacat Produk SCI Choco Botol 200 [ml] KASUS KETERANGAN JUMLAH

    Busuk, fat separasi, warna pucat, menggembung, mengendap, menggumpal.

    Tidak dapat dikonsumsi. 55

    Penyok. Dapat dikonsumsi tapi tidak dijual ke masyarakat; hanya untuk kalangan internal sesuai dengan kebijaksanaan PT. INDOMILK.

    294

    Label rusak. Masih dapat dipasarkan tapi dengan mengganti label baru. 39

    Kena oli. Masih dapat dipasarkan tapi dengan membersihkan botol SCI dari oli. 8

    Lain-lain (kode tidak jelas, seal tergores, isi kurang, ada benda asing).

    Produk SCI Choco Botol 200 [ml] yang layak dikonsumsi tapi tidak dijual ke masyarakat; hanya untuk kalangan internal sesuai dengan kebijaksanaan PT. INDOMILK.

    36

    TOTAL 432

    Selanjutnya data mentah di atas akan diolah berdasarkan peringkat, yaitu

    menyusun dari nilai paling besar hingga paling kecil. Kemudian menghitung

    komulatif jumlah, persen, dan komulatif persen (dapat dilihat pada tabel 4.6).

    Tabel 4.6 : Perhitungan Pareto Jumlah Cacat Produk SCI Choco Botol 200 [ml]

    KASUS JUMLAH KOMULATIF JUMLAH PERSEN (%) KOMULATIF PERSEN (%)

    294 294 68,056 68,056 55 349 12,731 80,787 39 388 9,028 89,815 8 396 1,852 91,667

    Lain-lain 36 432 8,333 100,000TOTAL 432 - 100 -

  • 79

    Grafik 4.2 : Pareto Jumlah Cacat Produk SCI Choco Botol 200 [ml]

    4.3.1.3 Diagram Sebab-Akibat

    Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik mutu dari

    suatu produk, maka analisa selanjutnya menggunakan Diagram Sebab-Akibat

    (Fishbone Diagram). Dengan diagram ini diharapkan penyebab utama dari cacat SCI

    Choco Botol 200 [ml] (fungsi Y) dapat ditemukan, sehingga bisa segera diatasi

    (diagram 4.3).

    Setelah dilakukan analisa penyebab masalah untuk produk cacat SCI Choco

    Botol 200 [ml], maka dalam kasus ini faktor (fungsi x) yang berpengaruh hanya pada

    faktor Metode, Manusia, dan Material. Pada Diagram Sebab-Akibat di bawah ini,

    akan terlihat pemberian nomor urut untuk menandakan prioritas dari penyebab

    masalah yang dominan. Dengan nomor urut ini, akan memudahkan juga dalam

    melakukan uji korelasi antara sebab dan akibat.

    Jumlah Kasus 50%

    100%

    25%

    75%

    0%

    216

    432

    108

    324

    0 B A C D Lain-lain

    68,06%

    80,79%

    89,82% 91,67%

    N=432

  • 80

    4.3.2 Fase Improve (I)

    Setelah melakukan analisa dengan diagram Sebab-Akibat, selanjutnya pada

    fase Improve akan dilakukan analisis untuk mengkonfirmasikan variabel bebas (f(x))

    yang utama dan mengukur efeknya atas variabel tak-bebas (Y). Lalu melakukan

    perbaikan guna meningkatkan produktivitas dan mengujinya dengan mengambil

    beberapa sampel.

    Diagram 4.3A : Diagram Sebab-Akibat untuk Cacat Busuk dari SCI Choco Botol 200 [ml]

    Cacat Busuk dari SCI Choco Botol 200 [ml]

    Material

    Ekor botol SCI bocor

    Posisi botol miring saat pemotongan ekor botol di Sub-Lini Blow Molding

    Posisi botol miring saat pemotongan kepala botol di Sub-Lini Blow Molding

    Permukaan kepala botol SCI tidak rata

    Kecepatan injeksi

    Mesin

    Sensor pemotongan kurang baik

    Kurangnya tekanan pada kepala botol saat sealing

    Human error

    Kontak tangan operetor dengan SCI

    sebelum sealing Keahlian kurang Operator baru

    (masih training)

    Manusia

    Diagram 4.3B : Diagram Sebab-Akibat untuk Cacat Penyok dari SCI Choco Botol 200 [ml]

    Cacat Penyok dari SCI Choco Botol 200 [ml]

    Material

    Ketebalan botol dibawah standar

    Mesin

    Penampungan di Silo yang berlebihan

    Metode

    Pendinginan kurang baik

    Peletakan botol yang berdekatan saat sterilisasi autoclave

    Keahlian kurang

    Operator baru (masih training)

    Standar sortir berbeda

    Human error

    Manusia

  • 81

    4.3.2.1 Analisis Ragam bagi Klasifikasi Dua-Arah dengan Interaksi

    Analisis ini berfungsi untuk mengetahui apakah cacat suatu produk

    ditentukan oleh penyebab masalah dominan yang sudah dipilih sebagai prioritas

    utama. Dengan kata lain, apakah faktor x mempengaruhi Y ?! Untuk masalah ini

    dapat dilakukan pengujian Hipotesis Statistik.

    Di bawah ini akan disajikan tabel jumlah cacat SCI Choco Botol 200 [ml]

    yang disebabkan oleh penyebab masalah dominan spesifik, khususnya penyok. Data

    mentahnya adalah sebagai berikut :

    Tabel 4.7 : Pengamatan Jumlah Cacat SCI Choco Botol 200 [ml] dengan 3 Pengulangan

    METODE (Kolom) FAKTOR (Baris) Penampungan di Silo Sterilisasi Autoclave

    JUMLAH

    12 16 28 17 19 36 L1 16 15 31 20 24 44 21 22 43 L2 19 23 42 28 26 54 25 29 54

    Kecepatan Injeksi

    L3 23 30 53

    JUMLAH 181 204 385 L1 = Lambat ; L2 = Sedang ; L3 = Cepat

    Tabel 4.8 : Total Pengamatan Jumlah Cacat SCI Choco Botol 200 [ml] METODE (Kolom) FAKTOR (Baris)

    Penampungan di Silo Sterilisasi Autoclave JUMLAH

    L1 45 50 95 L2 60 69 129

    Kecepatan Injeksi

    L3 76 85 161 JUMLAH 181 204 385

  • 82

    Pengujian Hipotesis Statistik

    A) H0b = Kecepatan injeksi tidak berpengaruh terhadap jumlah cacat SCI.

    B) H0k = Metode tidak berpengaruh terhadap jumlah cacat SCI Choco Botol.

    C) H0i = Interaksi antara kecepatan injeksi dan metode tidak berpengaruh

    terhadap jumlah cacat SCI Choco Botol 200 [ml].

    A) H1b = Kecepatan injeksi berpengaruh terhadap jumlah cacat SCI Choco.

    B) H1k = Metode berpengaruh terhadap jumlah cacat SCI Choco Botol.

    C) H1i = Interaksi antara kecepatan injeksi dan metode berpengaruh

    terhadap jumlah cacat SCI Choco Botol 200 [ml].

    Baris (b) = 3 ; Kolom (k) = 2 ; Pengamatan yang diulang (n) = 3

    Tingkat keyakinan peneliti = 95%

    = 100% - 95% = 5% = 0,05

    Wilayah kritik

    Dari tabel A7 (Lampiran) :

    fb > f0.05 [ V1 = 2 ; V2 = 12 ] fb > 3,89

    fk > f0.05 [ V1 = 1 ; V2 = 12 ] fk > 4,75

    fi > f0.05 [ V1 = 2 ; V2 = 12 ] fi > 3,89

  • 83

    Mencari fHitung

    Jumlah Kuadrat Total (JKT)

    28,4423*2*3

    385677.8n*k*b

    385)3029...161712(JKT22

    22222 ==+++++=

    Jumlah Kuadrat Bagi Nilai Tengah Baris (JKB)

    11,3633*2*3

    3853*2

    16112995n*k*b

    385n*k

    16112995JKB22222222

    =

    ++=

    ++=

    Jumlah Kuadrat Bagi Nilai Tengah Kolom (JKK)

    39,293*2*3

    3853*3204181

    n*k*b385

    n*b204181JKK

    222222=

    +=

    +=

    Jumlah Kuadrat Bagi Interaksi (JK)

    78,13*2*3

    3853*3204181

    3*216112995

    385...45)BK(JK

    n*k*b385

    n*b204181

    n*k16112995

    n85...6045)BK(JK

    22222222

    222222222

    =

    +

    +

    ++

    ++=

    +

    +

    ++

    +++=

    Jumlah Kuadrat Galat (JKG)

    4878,139,2911,36328,442)BK(JKJKKJKBJKTJKG === Kuadrat Tengah Nilai Tengah Baris (KTB)

    56,1811311,363

    1bJKBKTB ===

    Kuadrat Tengah Nilai Tengah Kolom (KTK)

    39,2912

    39,291k

    JKKKTK ===

  • 84

    Kuadrat Tengah Interaksi (KT)

    89,0278,1

    )12(*)13(78,1

    )1k(*)1b()BK(JK)BK(KT ====

    Kuadrat Tengah Galat (KTG)

    41248

    )13(*2*348

    )1n(*k*bJKGKTG ====

    fHitung

    22,0489,0

    KTG)BK(KTf

    35,7439,29

    KTGKTKf

    39,454

    56,181KTGKTBf

    i

    k

    b

    ===

    ===

    ===

    Tabel 4.9 : Analisis Ragam Data Jumlah Cacat SCI Choco Botol 200 [ml]

    Sumber Keragaman Jumlah Kuadrat Derajat Bebas Kuadrat Tengah fHitung

    Nilai Tengah Baris 363,11 2 181,56 45,39Nilai Tengah Kolom 29,39 1 29,39 7,35Interaksi 1,78 2 0,89 0,22Galat 48,00 12 4,00 -

    TOTAL 442,28 17 - -

    Keputusan

    MASUK wilayah kritik, maka TOLAK H0b.

    Kecepatan injeksi berpengaruh terhadap jumlah cacat SCI Choco Botol.

    MASUK wilayah kritik, maka TOLAK H0k.

    Metode berpengaruh terhadap jumlah cacat SCI Choco Botol 200 [ml].

    TIDAK MASUK wilayah kritik, maka TERIMA H0i.

  • 85

    Interaksi antara kecepatan injeksi dan metode tidak berpengaruh terhadap

    jumlah cacat SCI Choco Botol 200 [ml].

    Terlihat bahwa kecepatan injeksi dan metode berdasarkan pengujian

    hipotesis di atas berpengaruh terhadap jumlah cacat SCI Choco Botol 200 [ml] yang

    penyok. Sedangkan untuk interaksi antara kecepatan injeksi dan metode tidak

    berpengaruh.

    4.3.2.2 Simulasi Perbaikan

    Setelah diketahui adanya hubungan antara Y dan faktor x, maka di bawah ini

    akan dipaparkan beberapa sampel setelah dilakukannya simulasi perbaikan terhadap

    proses yang ada (tabel 4.10). Simulasi ini dilakukan untuk mengaplikasikan rencana

    perbaikan dan pengendalian terhadap produk SCI Choco Botol 200 [ml].

    Dalam memperoleh sampel di bawah ini, simulasi perbaikan yang dilakukan

    berupa perubahan metode dalam penampungan botol di Silo dan juga penempatan

    posisi antara botol didalam baki ketika proses sterilisasi autoclave. Diharapkan

    dengan simulasi ini, proses pembuatan SCI Choco Botol 200 [ml] dapat terkendali

    (in-control). Berikut ini data sampel yang diambil secara acak dalam beberapa hari.

  • 86

    Tabel 4.10 : Simulasi Perbaikan Laporan Sortir SCI Choco Botol 200 [ml] / 04 06 Juni 2007

    Jenis Cacat Kode

    Hasil Produksi (Karton)

    Hasil Produksi (Botol)

    Hasil Sortir

    (Karton)

    Hasil Sortir (Botol)

    Produk Busuk Penyok

    Sisa

    P23-1256A 150 3.600 149 3.576 2 4 18 P23-1277B 150 3.600 149 3.576 1 6 17 P23-1284A 150 3.600 149 3.576 2 4 18 P23-1290C 150 3.600 149 3.576 1 4 19 P23-1298C 150 3.600 149 3.576 3 3 18 P23-1300A 150 3.600 149 3.576 2 6 16 P23-1303D 150 3.600 149 3.576 1 7 16 P23-1304A 150 3.600 149 3.576 1 3 20 P24-1315D 150 3.600 149 3.576 0 8 16 P24-1325B 150 3.600 149 3.576 2 3 19 P23-1310C 150 3.600 149 3.576 3 4 17 P23-1313B 150 3.600 149 3.576 2 8 14 P24-1331D 150 3.600 149 3.576 1 10 13 P24-1336A 150 3.600 149 3.576 1 10 13 P24-1348A 150 3.600 149 3.576 3 5 16 P24-1349B 150 3.600 149 3.576 1 11 12 P29-1365A 150 3.600 149 3.576 4 7 13 P29-1371C 150 3.600 149 3.576 0 11 13 P29-1393A 150 3.600 149 3.576 3 8 13 P29-1397A 150 3.600 149 3.576 2 7 15 P29-1379C 150 3.600 149 3.576 1 2 21 P29-1381A 150 3.600 149 3.576 1 3 20 P29-1383C 150 3.600 149 3.576 0 4 20 P29-1388D 150 3.600 149 3.576 1 5 18 P29-1390B 150 3.600 149 3.576 2 2 20 P29-1391C 150 3.600 149 3.576 4 8 12 P29-1393A 150 3.600 149 3.576 2 5 17 P29-1396D 150 3.600 149 3.576 2 3 19 P29-1398B 150 3.600 149 3.576 3 3 18 P29-1399C 150 3.600 149 3.576 1 4 19

    Jumlah 4.500 108.000 4.470 107.280 52 168 500

    4.3.3 Fase Control (C)

    Dengan mengikuti urutan logis DMAIC dari metode Six Sigma, pada tahap

    inilah proses diakhiri. Sama seperti fase Measure dan Analyze sebelumnya, fase ini

  • 87

    akan mengukur sigma level dan nP Chart dengan n rata-rata dari SCI Choco Botol

    200 [ml] berdasarkan tabel 4.10 di atas.

    4.3.3.1 Ukuran Sigma Level setelah Perbaikan

    Berikut ini adalah ukuran Sigma Level untuk tabel 4.10. Dengan

    menggunakan rumus dan contoh perhitungan yang sama pada sub-bab 4.3.1.1,

    rangkumannya dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini.

    Tabel 4.11 : Sigma Level Laporan Sortir SCI Choco Botol 200 [ml] setelah Perbaikan

    TANGGAL DISORTIR

    KODE PRODUKSI

    HASIL PRODUKSI

    JUMLAH UNIT

    CACAT Op DPO DPMO SIGMA LEVEL

    04-06-07 P23-1256A 3.600 6 2 0,0008333 833,33 4.64 04-06-07 P23-1277B 3.600 7 2 0,0009722 972,22 4.59 04-06-07 P23-1284A 3.600 6 2 0,0008333 833,33 4.64 04-06-07 P23-1290C 3.600 5 2 0,0006944 694,44 4.69 04-06-07 P23-1298C 3.600 6 2 0,0008333 833,33 4.64 04-06-07 P23-1300A 3.600 8 2 0,0011111 1.111,11 4.55 04-06-07 P23-1303D 3.600 8 2 0,0011111 1.111,11 4.55 04-06-07 P23-1304A 3.600 4 2 0,0005556 555,56 4.76 04-06-07 P24-1315D 3.600 8 2 0,0011111 1.111,11 4.55 04-06-07 P24-1325B 3.600 5 2 0,0006944 694,44 4.69 05-06-07 P23-1310C 3.600 7 2 0,0009722 972,22 4.59 05-06-07 P23-1313B 3.600 10 2 0,0013889 1.388,89 4.49 05-06-07 P24-1331D 3.600 11 2 0,0015278 1.527,78 4.46 05-06-07 P24-1336A 3.600 11 2 0,0015278 1.527,78 4.46 05-06-07 P24-1348A 3.600 8 2 0,0011111 1.111,11 4.55 05-06-07 P24-1349B 3.600 12 2 0,0016667 1.666,67 4.43 05-06-07 P29-1365A 3.600 11 2 0,0015278 1.527,78 4.46 05-06-07 P29-1371C 3.600 11 2 0,0015278 1.527,78 4.46 05-06-07 P29-1393A 3.600 11 2 0,0015278 1.527,78 4.46 05-06-07 P29-1397A 3.600 9 2 0,0012500 1.250,00 4.52 06-06-07 P29-1379C 3.600 3 2 0,0004167 416,67 4.84 06-06-07 P29-1381A 3.600 4 2 0,0005556 555,56 4.76 06-06-07 P29-1383C 3.600 4 2 0,0005556 555,56 4.76

  • 88

    Tabel 4.11 : Sigma Level Laporan Sortir SCI Choco Botol 200 [ml] setelah Perbaikan (Lanj.)

    TANGGAL DISORTIR

    KODE PRODUKSI

    HASIL PRODUKSI

    JUMLAH UNIT

    CACAT Op DPO DPMO SIGMA LEVEL

    06-06-07 P29-1388D 3.600 6 2 0.0008333 833,33 4.64 06-06-07 P29-1390B 3.600 4 2 0.0005556 555,56 4.76 06-06-07 P29-1391C 3.600 12 2 0.0016667 1.666,67 4.43 06-06-07 P29-1393A 3.600 7 2 0.0009722 972,22 4.59 06-06-07 P29-1396D 3.600 5 2 0.0006944 694,44 4.69 06-06-07 P29-1398B 3.600 6 2 0.0008333 833,33 4.64 06-06-07 P29-1399C 3.600 5 2 0.0006944 694,44 4.69

    RATA-RATA 3.600 7,33 2 0,0010185 1.018,52 4,58

    Berdasarkan tabel 4.11 di atas, terlihat bahwa proses pembuatan SCI Choco

    Botol 200 [ml] mencapai rata-rata Sigma Level 4,58 (lebih baik dari sebelumnya).

    Walaupun target untuk mencapai Six Sigma belum juga tercapai.

    4.3.3.2 nP Chart dengan n Rata-Rata setelah Perbaikan

    Untuk mengetahui terkendali (in-control) atau tidaknya (out-control) data-

    data sortir setelah perbaikan berdasarkan tabel 4.12, maka akan digunakan kembali

    peta kendali nP (grafik 4.3). Diharapkan melalui pengkuran dengan nP Chart ini,

    proses SCI Choco Botol 200 [ml] terletak di dalam batas kendali.

  • 89

  • 90

    Grafik 4.3 :

    nP Chart dari Laporan Sortir SCI Choco Botol 200 [ml] setelah Perbaikan

    Berdasarkan nP Chart (grafik 4.3) untuk tabel 4.12 di atas, terlihat bahwa

    seluruh data terletak dalam batas kontrol (in-control). Hal ini menandakan bahwa

    proses pembuatan SCI Choco Botol 200 [ml] setelah perbaikan sudah baik dan stabil,

    walaupun rata-rata Sigma Level yang dicapai masih di bawah enam.

    UCL

    CL

    LCL

    nP CHART DENGAN n RATA-RATA SETELAH PERBAIKAN

    0.0000

    0.0010

    0.0020

    0.0030

    0.0040

    0.0050

    1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

    Fraksi Cacat

    Bat

    as K

    ontr

    ol