peranpadanglamun untukkehidupan ...makrofauna di padang lamun setara dengan energi 55% dari produksi...

6
49 asosiasi (association animal) sebagai habitat, tempathidupcianmencarimakanan.(Gambar1). Beberapa hasil studi tentang komponen komunitas hewan di padang lamun menyimpulkan, bahwa ada kesamaan struktur komunitas dan fungsi padang lamun pada beberapa daerab perairan tropis dan subtropis (Kikucbi, 1973; Randall, 1967). Tulisan ini membicarakan tentang peran padang lamun untuk bewan asosiasi dan komunitasnya bubungannyadengan rantai makanannya. I) Bidang Sumber daya Laut, Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI, Jakarta Padanglarnuntersebarluasdiperairan dangkaldanestuarydi kawasantropisdan,dan dikenal sebagai salah satu ekosistem pesisir yangmemelikiproduktivitastinggi.Disamping tingkat produktivitaslamun dan asosiasi flora yang tinggi, padang lamun juga ditemukan konsentrasifaunayangberasosiasiyang kaya. (Thayeretal. 1975). Padanglamun, khususnya di perairan Indonesia, didominasi oleh jenis lamun Enhalus acoroides dan Thalassia hemprichii yang digunakan oleb hewan PENDABULUAN THE ROLE OF SEAGRASS BED FORASSOSIATED FAUNA LIVE. Seagrass ecosystem is one ofe the most productive marine ecosystems in shallow waters. There are similarity of the animal community component in seagrass beds in the world (tropic and sub tropic). The animal community live in the seagrass beds is divided four categories, namely; 1. Animals, which live in leaf green, 2. Animals attach in the rhizome, 3. Animals moving strongly under leaf, and 4. Animals live on and in the sediment (substrate). Seagrass beds are good habitat for animals association, which canfind there both shelter andfood. It means some animal use the seagrass beds asfeeding area. Moreover, the animal associated in the seagrass beds has food-chain relationship and energy flow in the seagrass ecosystem. ABSTRACT PERAN PADANG LAMUN UNTUK KEHIDUPAN HEWAN ASOSIASI Oleh Muhammad Husni Azkab I) ISSN 0216-1877 Oseana, Volume XXXIX, Nomor 2, Tabun 2014: 49-54

Upload: others

Post on 18-Mar-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANPADANGLAMUN UNTUKKEHIDUPAN ...makrofauna di padang lamun setara dengan energi 55% dari produksi padang lamun, fitoplankton dan algea pada padang lamun tersebut. 54 Marsh, G.H

49

asosiasi (association animal) sebagai habitat,tempathidupcianmencarimakanan.(Gambar1).Beberapa hasil studi ten tang komponenkomunitas hewan di padang lamunmenyimpulkan, bahwa ada kesamaan strukturkomunitas dan fungsi padang lamun padabeberapa daerab perairan tropis dan subtropis(Kikucbi, 1973; Randall, 1967). Tulisan inimembicarakan tentang peran padang lamununtuk bewan asosiasi dan komunitasnyabubungannyadengan rantai makanannya.

I) Bidang Sumber daya Laut, Pusat Penelitian Oseanografi-LIPI, Jakarta

Padanglarnuntersebarluasdiperairandangkal dan estuarydikawasan tropisdan, dandikenal sebagai salah satu ekosistem pesisiryangmemelikiproduktivitastinggi.Di sampingtingkat produktivitas lamun dan asosiasi florayang tinggi, padang lamun juga ditemukankonsentrasi fauna yangberasosiasiyang kaya.(Thayeretal. 1975). Padanglamun, khususnyadi perairan Indonesia, didominasi oleh jenislamun Enhalus acoroides dan Thalassiahemprichii yang digunakan oleb hewan

PENDABULUAN

THE ROLE OF SEAGRASS BED FORASSOSIATED FAUNA LIVE. Seagrass ecosystem isone ofe the most productive marine ecosystems in shallow waters. There are similarity of the animalcommunity component in seagrass beds in the world (tropic and sub tropic). The animal communitylive in the seagrass beds is divided four categories, namely; 1.Animals, which live in leaf green, 2.Animals attach in the rhizome, 3. Animals moving strongly under leaf, and 4. Animals live on and inthe sediment (substrate). Seagrass beds are good habitat for animals association, which can findthere both shelter andfood. Itmeans some animal use the seagrass beds asfeeding area. Moreover,the animal associated in the seagrass beds has food-chain relationship and energy flow in theseagrass ecosystem.

ABSTRACT

PERAN PADANG LAMUN UNTUK KEHIDUPAN HEWAN ASOSIASI

Oleh

Muhammad Husni Azkab I)

ISSN 0216-1877Oseana, Volume XXXIX, Nomor 2, Tabun 2014: 49-54

Page 2: PERANPADANGLAMUN UNTUKKEHIDUPAN ...makrofauna di padang lamun setara dengan energi 55% dari produksi padang lamun, fitoplankton dan algea pada padang lamun tersebut. 54 Marsh, G.H

50

Gambar 2. Hewan asosiasi ikan (kiri), moluska (kanan) di padang lamun Thalassiahemprichii.

Pada kategori (struktur) pertama,komposisi jenis dari hewan adaJah sama padabeberapa lokasi di Jepang (Kikuchi, 1966). Padabeberapa padang lamun di dunia, yaitu diMediterania (Ledoyer, 1968), di pantai Atlantik,Amerika Serikat dan Karibia (Nagle, 1968;Marsh,1973), ditemukan komposisijenis dad epifitikfauna mempunyai tingkat kesamaan yang tinggi.

3. Hewan yang mempunyai pergerakan tinggidan berenang di bawah atau antara daun,antara lain iikan, cumi (cephalopoda) dancrustacea. (Gmbar 2).

4. Hewan yang hidup di atas atau di dalamsedimen (substrat), antara lain, beberapaepibentik dasar avertebrata.

KOMUNlTAS BEWANDI PADANG LAMUN

Menurut Kikuchi &Peres (1973), mengung­kapkan bahwa hasil beberapa penelitian padapadang lamun di perairan Jepang, khususnyatentang komunitas hewannya, dapat dibagi da­lam beberapa unit struktur atau kategori, yaitu;

1. Hewan yang hidup pada daun lamun adalah; a. epifit dan mikro-meiofauna yang hiduppada daun lamun; b. hewan yang menempelpada daun; c. epifauna yang bergerak yangmerayap pada daun lamun; dan d. hewanepifauna yang bergerak yang merupakankelompok hewan yang hanua tinggal sesaatpada daun lamun.

2 Hewan yang men em pel pada rimpang(rhizome), antara lain adalah; polikhaeta danampbipoda.

Gambar 1. Hewan asosiasi bulu babi (kiri) dan bintang laut (kanan) di padang lamunEnhalus acoroides dan Thalassia hemprichii.

Page 3: PERANPADANGLAMUN UNTUKKEHIDUPAN ...makrofauna di padang lamun setara dengan energi 55% dari produksi padang lamun, fitoplankton dan algea pada padang lamun tersebut. 54 Marsh, G.H

51

Padang lamun yang tumbuh rapatdengan subratnya merupakan habitat bagi algaedan hewan asosiasi. Makroalgae epifirik dandiatom bentik tumbuh berkembang pada daunlamun yang biasanya pada bagian permukaandaun yang didominasi oleh epifit, epifauna dandetritus. Tempat berlindung dan habitat daribeberapa organisme merupakan peran yangpenting dari padang lamun. Pada setiap bagianlamun yaitu daun, rimpang dan akar akanmemiliki perbedaan keragaman biota. Hal iniakan berdampak pada peoingkatan keragamandari fauna asosiasi, walaupun kenyataannyafauna tersebut tidak secara langsung memakanlamun, Lebih lanjutKikucbi (1974)mengatakanbahwa pada padang lamun yang kepadatannyatinggi akan memperlambat gerakan air yangdiakibatkan oleh arus dan gelombang. Hal inimenyebabkan tingginya keragaman faunaasosiasi dari mysid, hydromedusa dan juvenilikan yang memang menyukai daerab perairantenang. Keadaan perairan yang tenang ini.jugamengakibatkan mineral dan organik terlarutmudab mengendap di padang lamun. Kondisiseperti ini menyebabkan terjadinya penang­kapan sedimen oleh padang lamun yangmerupakan salah satu pecan dari padang lamun,

Proses penangkapan sedimen olehpadang lamun akan membuat gundukan padadasar perairan, yang dapat digunakan sebagaihabitat bagi hewan asosiasi. Disamping ito,rimpang lamun akan tumbuh horizontal dandeposit dari daun lamun, sertasedimentasi darisuspended yang halus merupakan hal yang baikbagi fauna bentik (Molinier&Picard, 1952).Lebihlanjut dikatakan bahwa dari semua proses di

PADANG LAMUN SEBAGAI HABITATBAGIBEWAN ASOSIASI

Reg.Fish.Res.Lab., 1974).Lebih lanjut diungkap­kan oleb Kikucbi(1974), bahwa reduksi bentikdan epifitik avertebrate, adalah sebagai akibatterjadinya penurunan tutupan dari padanglamtm.

Hewan yangmenempel pada rimpanglamun cukup bervariasi. Pada padang lamun dariZostera hanya beberapa jenis hewan, tetapi padaPosidonia di Mediterania, biodiversitasnyacukup tinggi, yakni terdiri dari beberapa jenisdari krustacea (udang dan kepiting), dan jugatermasuk krustasea kecil, seperti Ampbipoda,Isopoda, Chelifera dan Harpacticoid (Ledoyer,1962; 1969).

Ikan dan cumi-cumi mempunyaipergerakan yang tinggi antara daun atau dibawah daun. Hewan-hewan tersebut ,khususnya yang bersifat nekton bukan hanyapergerakan di padang lamun, tetapi juga padaekosistem tetangganya (terumbu karang danmangrove). Sifat ini termasuk lamanya priodetinggal (menetap) di padang lamun tersebut dansangat tergantung dengan jenis hewannya ataupadang lamunnya sendiri..

Beberapa epibentik dasar, bermigrasisecara vertikal pada malam hari yang bergerakdari dasar ke permukaan daun (Ledoyer, 1969).Sedangkan untuk hewan infauna, seperti kerang(bivalve) dan polikhaeta bukan merupakanhewan endemik di padang lamun, tetapimerupakan komunitas bentik di sekitar subsratyang tidak ditumbuhi lamun (Azuma et al., 1970;Thayer et 01. 1975). Secara umum, dapatdikatakan bahwa total kerapatan, biomassa dankeragaman kmunitas dari bewan infauna dipadang lamun, lebih besar (tinggi) dari daerahyang tidak ditumbuhi lamun (Ortb, 19730).

Dari sejumlab bewan yang hidup dipadang lamun, dapat dikatakan babwa adaketergantungan dan bewan terhadap keberada­an padang lamun. Hal ini dapat diperlihatkanbahwa dengan adanya penurunan luasanpadang lamun, maka akan mengakibatkanmenurunnya keragaman jenis, biomassa dankomposisi komunoitas hewan (Rasmussen,1973). Penurunan tutupan lamun akibat erosiatau penurunan kandungan organik padasedimen,akan mengakibatkan terjadinyapenurunan dan perubahan komposisi jenis darihewan epifauna dan infauna ( (Naikai

Page 4: PERANPADANGLAMUN UNTUKKEHIDUPAN ...makrofauna di padang lamun setara dengan energi 55% dari produksi padang lamun, fitoplankton dan algea pada padang lamun tersebut. 54 Marsh, G.H

52

Pada suatu ekosistem lamun, terdiri darilamunnya sendiri, bentik dan epifitikmakroalgae,pJaknton dan mikroalgae yang semuanyamerupakan produser primer. Di samping itu,adanya detritus organik dari produser primertersebut yang disimpan dalam sedimen(substrat), Detritus tersebut merupakan sumbermakanan dari konsumer primer seperti bulu babi,

RANTAIMAKANANDAN ALIRANENERGI

produksi lamun di Carolina Utara mungkiodibawa ke sistem di sekitarnya. Beberapapeneliti memperkirakan bahwa padang lamun ini,juga memberikan sumbangan terbadapproduktivitas terumbu karang. Diperkirakanbahwa serasah yang diproduksi oleb lamunmungkin membantu meningkatkan kelimpahanfito dan zooplankton di perairan sekiotarterumbu karang. Semen tara itu, karang danseluruh biota yang mempunyai cara makandengan penyaring yang bidup di perairantersebut memanfaatkan (memakan) fito danzooplankton tersebut. Dengan pola seperti ini,maka energi yang diambil oleh lamun akandialibkan ke ekosistem terurnbu karang.

Lamun dapat dimakan oleb beberapabiota asosiasi, baik secara Jangsung maupuntidak langsung. Dari bewan asosiasi avertebrata,banya bulu babi yang memakan langsung lamun,sedangkan dari golongan vertebrata adalahbeberapa jenis ikan (Scaridae, Acantburidae),penyu dan duyun (McRoy &Helfferich, 1980).Materiallamun yang banyut akan didekomposisioleh beberapa larva dari Talitridae (Amphipoda).Hasil dari dekomposisi materiallamun tersebutakan dimakan oleh bewan asosiasi dasar.

Di perairan i laut dalam sering ditemu­lean detritus dari Thalassia. Diperkirakan bahwadekomposisi lamun terjadi pada keadaan aerobik,dimana pada keadaan tersebut materiallamunterawetkan. Walaupun demikian, detritus lamunsebagai sumber makanan masih diperdebatkanoleh beberapa biolog karena tingginyakandungan pentosan (Menzeis et al., 1967).

Sejauh ini beberapa avertebrata lautmencari makan dan tinggal pada daun lamun(Kikuchi, 1966, Thayer et al., )975). Bulu babitelah diketahui aktifmemakan lamun, baik ituyang diamati di alam, maupun penelitian yangdilakukan di laboratorium «Kempf, 1962; Fuji,1967).

Menurut Randall (1965), diWest Indiesterdapat 30 jenis ikan pemakan lamun dari 59jenis ikanberbivora yang diamati isi lambungnya.Meskipun demikian proses dekomposisimerupakan bal yang penting, karen adekomposisi akan menghasilkan materi yanglangsung dapat dikonsumsi oleb hewanpemakan serasah. Serasah yang mengendapakan dikonsumsi oleh fauna bentik, sedangkanpartikel-partikel serasab di dalam kolom airmerupakan makanan avertebrata yangmernpunyai cara makan dengan penyaring. Padagilirannya nanti bewan-hewan tersebut akanmenjadi mangsa dari karnivora lebib tinggitingkatnya yang terdiri dari berbagai jenis ikandan avertebrata laionya.

Komposisi dan keragaman jenis bewanasosiasi dapat juga tergantung dengan serasabatau materi lamun. Hal ini berkaitan erat denganrantai makanan (food web) yang terjadi dipadang lamun dan di ekosistem terumbu karangdan mangrove). Materi lamun berupa daun-daunyang putus dan tanaman yang tercabut akanbanyut ke lingkungan sekeliling dari padanglamun termasuk ke eksositem mangrove atauterumbu karang (den Hartog, 1976) .. Thayer etal. (1975) memperkirakan bahwa 45% dari

atas, padang lamun adalah habitat yang baikuntuk juvenil ikan (nekton), denganmenggunakan padang lamun sebagai tempatberlindung dan mencari makan. Selain itu,beberapa ikan dan cepalopoda menjadikanpadang lamun sebagai temp at bertelur danpeminjahan.

PADANG LAMUN SEBAGAI SUMBERMAKANAN BAGI DEWAN ASOSIASI

Page 5: PERANPADANGLAMUN UNTUKKEHIDUPAN ...makrofauna di padang lamun setara dengan energi 55% dari produksi padang lamun, fitoplankton dan algea pada padang lamun tersebut. 54 Marsh, G.H

53

DAFfAR PUSfAKA

Adams, S.M. 1976. The ecology of eelgrass,Zostera marina L., fish communities. I.Structural analysis. J.Exp.Mar.Biol.Ecol.22: 269-292.

Azllma,M., S.Matsumura, A, Hattori& T.Fukuda1970. Ecological studies on thesignificance of Zostera region for thebiological production of fishes. IV.Seasonal fluctuation of someenvironmental condition and biota in theZostera belt and surrounding region inthe coastal waters of eastern part ofOkayama Prefecture.. OkayamaPrefFishExp.Sta. (inJapanese)., 60 p.denHartog, C. 1976. The role of seagrass inshallow coastal waters in the Caribbean.Stinapa 11: 84-86

Fuji, A. 1967. Ecological studies on the growthand food consumption of Japanesecommon littoral sea urchin,Strongylocentrotus intermedius(A.Agassiz). Mem.Fac.Fish.HokkaidoUniv. 15: 83-160.

Fuse, S. 1962. The animal community in theZosterabelt. Physiol.Ecol.Japan11: 1-22(inJapanese, with English summary).

Hatanaka, M. & K. Iizuka 1962. Studies on thefish community of the Zostera area. I. The

lamun, walaupun biota tersebut tidakmeropunyai hubungan dengan lamun itu sendiri.Banyak dari biota tersebut mempunyaikontribusi terhadap keragaman pada komunitaslamun, tetapi tidak berhubungan langsungdengan nilai ekonomi. Beberapa organismehanya menghabiskan sebagian dari siklushidupnya di padang lamun, yaitu ikandan udangyang mempunyai nilai ekonomi penting.Sejumlah biota memperguna-kan padang lamunsebagai habitat, dan tempatmencari makan. Disamping itu, biota asosiasi juga berperan dalamrantai makanan, dan energi di ekosistem lamun.

Padang lamun merupakan daerahasuhan untuk beberapa organisme. Sejumlahjenis fauna hidupnya tergantung pada padang

pENUTIJP

ikan dan bewan lain (Hatanaka & Iizuka, 1962;Kikuchi, 1966).

Beberapa epifauna avertebratamemakan epifitik dan algaeyang menempel padadaun lamun. Gastropoda kecil (Trochidae,Rissoidae dan Cerithiidae) dan amphipoda,isopoda merupakan bewan yang memanfaatkanalgae dan detritus sebagai sumber pakan. Disamping itu, beberapa krustacea danechinodermata merupakan pemakan lamun,algae dan detritus dari lamun (Fuse, 1962).

Hasil analisis isi perut dari beberapaikan, ditemukan bagian-bagian dari lamun(Randall, 1967).Beberapa ikanpelagis (Gobi)danjuvenil ikan yang berenang di padang lamunmemakan zooplankton yang ada di bawah daunlamun. Hal inidapat di.k:aka1akan bahwa komuni­tas ikan di padang lamun merupakan salah satutingkat struktur dalam rantai makanan di padanglamun(Hatanaka&Ii.zuka, 1962;Kikuchi, 1966).

Menurut Thayer et al. (1975) bahwatotal produksi dari fitoplankton, algae dan lamundiperkirakan 1550 KcaIlm21tahun, sedangkanlamunmenywnbang sekitar 213 dari jumlah kalcritersebut. Di samping ituproduksi detritus dalamsedimen berkisar 21.000 KcaIlm2. Berdasarkanbasil penelitian tentang aliran energi di padanglamun menunjukan bahwa konsumsi olehepifauna, infauna dan ikan melalui tahapan­tahapan, yaitu: respirasi dari biota, produksi dariavertebrata melalui rasio respirasi dan asimilasiyaitu rata-rata 0,75 buat hewan herbifora danhewan pemakan detritus. Sedangkan konsumsidari ikan diperkirakan dengan rasio 0,8 (Adams,1976b). Hal inimenunjukkan bahwa konsumsimakrofauna di padang lamun setara denganenergi 55% dari produksi padang lamun,fitoplankton dan algea pada padang lamuntersebut.

Page 6: PERANPADANGLAMUN UNTUKKEHIDUPAN ...makrofauna di padang lamun setara dengan energi 55% dari produksi padang lamun, fitoplankton dan algea pada padang lamun tersebut. 54 Marsh, G.H

54

Marsh, G.H. 1973. The Zostera epifaunalcommunity in the York River, Virginia.Chesapeake Sci. 14: 87-97.

McRoy, C.P. & C. Helffreich 1980. Appliedaspects of seagrass . In : Handbook ofseagrass biology : an ecosystemperspective (RC. Philiiips and C.P.McRoy, eds.). : 297-343.

Menzies, F., lS. Zaneveld &R.M. Praitt 1967.Transported turtle grass as a sourcesorganic enrichment of abysal sedimentsof North Carolina. Deep-Sea Research14: 111-112.

Molinier, R & I. Picard 1952.Recherche sur lesherbiers de phanerogames marines dulittoral Mediterraneen frannncais.Ann.InstOceanogr.27(3): 157-234.

Nagle, J.S. 1968. Distribution of the epibiota ofmacrobenthic plants. Contr. Mar. Sci.Univ.Texas13: 105-144.

Naikai Regional Fishery Research Laboratory1967. Preseot states of the submergedvegetation in the Setooaikai (Inland Seaof Japan). Publ. Naikai Reg. Fish. Res.Lab. Ser.C5(5): 21-38 (in Japanese)

Orth, RJ. 1973. Benthic in fauna of eelgrass,Zostera marina beds. Chesapeake Sci.14:258-269.

Randall, lE. 1965. Grazing effect on seagrass byherbivorous reef fishes in the WestIndies. Ecology 46: 225-260.

Randall, I.E. 1967. Food habits of reef fishes ofthe West Indies. Stud. TropicalOceanogr. 5: 665-847.

Rasmussen, E. 1973. Systematics and ecologyof the Isefjord marnine fauna. Ophelia11:1-495.

Thayer,GW.,S.M. Adams&M.W.LaCroix 1975.Structural and fluctuation aspects of arecently established Zostera marinacommunity. EstuarineRes. I:518-540.

ecological order for feeding in the fishgroup related to the dominance species.Bull.Jap. Soc. Sci. Fish. 28: 5-16 (inJapanese, with English summary).

Kempf: M. 1962. Recherches d' ecologie comparesur Paracentrotus lividus (Lmk.) etArbacia lixula L. (1). Rec. Trv.Sta.Mar.Endoume 25: 47-116

Kikuchi, T. 1966.An ecological study on animalcommunities of the Zostera belt inTomioka Bay, Amakusa, Kyusu.Publ.Amakusa Mar.Biol.Lab. 1: 1-106

Kikuchi, T. 1973. The seagrass bed ecosystem.In:Marine Ecology (G Yamamoto, ed.).University Tokyo Press, Tokyo. Pp. 23-37 (in Japanese).

Kikuchi, T. 1974. Japanese contribution onconsumer ecology in eelgrass (Zosteramarina L.) beds, with special referenceto tropic relationship and resources ininshore 6sheries. Aquaculture4: 145-160.

Kikuchi, T & I.MPeres 1977. Consumer ecologyof seagrass beds. In : Seagrassecosystem; a scientific perspecti ve.Marcel Dekker, Inc. NewYork. 147-194.

Ledoyer, M. 1962. Etude de la faune vagile deherbiers superficiels de Zosteracees dequelques biotopes d 'algues littorals.Rec.Trav.Sta.MarEndoume 25: 117-233.

Ledoyer, M. 1968. Ecologie de la faune vagiledes biotopes Mediterraneens accesiblesen scaphandre autonome (Region deMarseille principalement), IV Synthesede l'etude ecologique .. Rec. Trav.Sta.Mar.Endoume44: 125-295.

Ledoyer, M. 1969. Ecologie de la faune vagiledes biotopes Mediterraneens accesiblesen scaphandre autonome, V. Etudes desphenomenes nyethemeraux: Lesvariations nycthemerales des populationdans les biotopes. Tethys 1: 291-308.