perandan kebijaksanaan pemerintah

16
Peran dan Kebijaksanaan Pemerintah Indonesia Oleh: Gunawan Sumodiningrat Gunawan Sumodiningrat, saat in! menjabat sebaga! Kepala Biro Analisa Ekonomi dan Statlstlk Bappenas, disampirig sebagal staf penelltl pada Pusat Penelltlan Pembangunan Pedesaan dan Kawasan serta dosen Fakultas' Ekonomi UGM, yang dUahirkan dl Solo, tahun 1950. Lulus dart Fakultas Ekonomi UGM, Jurusan Ekonomi Pertanlan, 1974. Tahun 1977 memperoleh M.Ec pada bldang yang sama dart Unlversltas Mlnnesotta, USA, 1982. Aktlf menglkutl. seminar-seminar tentang ekonomi pertanlan dl dalam dan luarnegerl. - I. Pendahuluan Salah satu alat kebijaksaan pemerintah untuk mempengaruhi gerak perekonomian adal^ lewat kebijaksanaan fiskal yang terceimin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dal^ tahun 1992-1993 dianggarkan berimbang pada tingkat Rp 56.108,6 milyar. Melalui APBN ini pemerintah dapat berupaya mempengaruhi berbagai variabel ekonomi makro seperti tingkat kesempatan keija," inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi dan sebagainya. Namuh demikian sejauh mana efektivitas kebijaksanaan tersebut diperigaiiihi pula oleh- faktor-faktor ekstemal, termasuk gerak perekonomian dunia. Hal ini bisa-terjadi karena pada hakekatnya gerak perekonomian Indonesia adalah perekonomian terbuka, sehingga gerak perekonomian dunia mempunyai implikasi ' pula pada perekonomian dunia. Oleh karena itulah sebelum. membicarakan peran dan kebijaksanaan pemerintah dalam perekonomian maka dalam makalah ini diuraikan terlebih dahulu beberapa aspek mengenai perekonomian duiiia, disamping mengenai perkembangan ekonomi Indonesia sendiri. II. Perekonomian Dunia Bagi suatu negara yang menganut perekonomian terbuka, perkembangan

Upload: others

Post on 08-Dec-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perandan Kebijaksanaan Pemerintah

Peran dan Kebijaksanaan PemerintahIndonesia

Oleh: Gunawan Sumodiningrat

Gunawan Sumodiningrat, saat in! menjabatsebaga! Kepala Biro Analisa Ekonomi danStatlstlk Bappenas, disampirig sebagal stafpenelltl pada Pusat Penelltlan PembangunanPedesaan dan Kawasan serta dosen Fakultas'Ekonomi UGM, yang dUahirkan dl Solo, tahun1950. LulusdartFakultasEkonomiUGM, JurusanEkonomi Pertanlan, 1974. Tahun 1977memperoleh M.Ec pada bldang yang sama dartUnlversltas Mlnnesotta, USA, 1982. Aktlfmenglkutl. seminar-seminar tentang ekonomipertanlan dl dalam dan luarnegerl. -

I. Pendahuluan

Salah satu alat kebijaksaan pemerintahuntuk mempengaruhi gerak perekonomianadal^ lewat kebijaksanaan fiskal yangterceimin dalam Anggaran Pendapatan danBelanja Negara(APBN) yangdal^ tahun1992-1993 dianggarkan berimbang padatingkat Rp 56.108,6 milyar. MelaluiAPBN ini pemerintah dapat berupayamempengaruhi berbagai variabel ekonomimakro seperti tingkat kesempatan keija,"inflasi, tingkat pertumbuhan ekonomi dansebagainya. Namuh demikian sejauh manaefektivitas kebijaksanaan tersebutdiperigaiiihi pula oleh- faktor-faktor

ekstemal, termasuk gerak perekonomiandunia. Hal ini bisa-terjadi karena padahakekatnya gerak perekonomianIndonesia adalah perekonomian terbuka,sehingga gerak perekonomian duniamempunyai implikasi ' pula padaperekonomian dunia. Oleh karena itulahsebelum. membicarakan peran dankebijaksanaan pemerintah dalamperekonomian maka dalam makalah inidiuraikan terlebih dahulu beberapa aspekmengenai perekonomian duiiia, disampingmengenai perkembangan ekonomiIndonesia sendiri.

II. Perekonomian DuniaBagi suatu negara yang menganutperekonomian terbuka, perkembangan

Page 2: Perandan Kebijaksanaan Pemerintah

UNISIANO: 13. TAHUN XIIITRIWULANII • 1992

ekonomi dunia mempunyai pengaruhlangsung dan tidak langsung terhadapperekonomian dalam negeri baik melaluitransaksi perdagangan maupun keijasamaekonomi. Perkembangan kegiatanekonomi dunia dan negara yang menjadimitra dagang merupakan sumber

,permintaan untuk produk dalam negeriyang ditawarkan baik berupa komoditiprimer, aiitara, lain : produk-produkpertanian dan pertambangan, maupunkomoditi industri pengolahan. Selaintransaksi pasar ba^g, hubungan denganluar negeri juga dilakukan dipasar uangdan ^ pasar modal internasibnal.Perekonomian ,dunia yang semakinberkembang merupakan-- permintaanpotensial dan memberikan peluang besarbagi perkembangan perekonomian dalamnegeri.

Beberapa indikator yangperlu diamati;(1) Pertumbuhan ekonomi dunia, (2)Perdagangan Dunia, (3) Tingkat Inflasi,(4) Hutang Luar Negeri, (5) Debt ServiceRasio dan (6)Tingkatbunga.

2.1. Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Berdasarkari laporan tahunanIntemasional Monetary Fund (IMF),selama tahun 1982 sampai dengan tahun1990 pertumbuhan ekonomi duniamengalami fliiktuasi. Tingkatpertumbuhanekonomi pada tahun 1984 adalah sebesar4,4 %. Ahgka ini merupakan angkapertumbuhan paling linggi selama periodetersebut. Setelah tahun 1984,' tingkatpertumbuhan ekonomi dunia terusjnenurun, kecuali untuk tahun 1988 angkapertumbuhan mencapai sebesar 4,1 %.Tingkat pertumbuhan ini turun menjadi 2,2% pada tahun 1990 bahkan pada tahun

10

1991 hanya tumbuh sebesar 0,9 %.Rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomidunia ini terutama disebabkan oleh

melambatnya pertumbuhan ekonomi diEropa dan Timur Teng^. Perekonomiannegara-negara Eropa dan Timur Tengah1991 mengalami pertumbuhan megatifmasing-masing sebesar 9,6 % dan 4,0 %.Faktor utama dari mandegnyaperekonomian tersebut adalahpergolakanpolitis di Eropa dan per^g teluk ^ TimurTengah. Pada tahun 1992, pertumbuhanekonomi dunia diperkirakan akan.mencapai sekitar 2,8 %. Perkiraan inididasarkan pada membaiknyaperekonomian Amerika Serikat, pulihnyakegiatan ekonomi negera-negara TimurTengah dan merendahnya konflik dinegara-negara Eropa. , •

Pada tahun 1988, pertumbuhanekonomi negara-negara industri adalahsebesar 4,5 %. Angka pertumbuhan inilebih tinggi dibandihgkan pertumbuhanekonomi di negara-negara sedangberkembang yang mencapai 3,9 %. Pada'tahun yang sama pertumbuhanperekonomian duriia ad^ah sebesar'4.4 %.Pada tahun-tahun. berikiitnya angkapertumbuhan ini semakin mengecilsehingga pada tahun 1991 pertumbuhanekonomi dunia hanya tumbuh sebesar 0,9%, sedangkan pertumbuhan ekonominegara-negara industri adal^ sebesar 1,3% dan negara-negara sed^g berkembangmengalami pertumbuhan negatif sebesar0,6 %. Pada saat yang sama, pertumbuhanekonomi negara-negara Asia relatif palingstabil dengan pertumbuhan ratarrata di atas5 %. Dari perbandingan - angka-angkapertumbuhan ekonomi tersebut terlihatbahwa negara-negara industrimendominasi perekonomian dunia.Meskipun dominasi ini naihpaknya masih

Page 3: Perandan Kebijaksanaan Pemerintah

Gunawan Sumodiningrat, Reran dan KebiJ^sanaan Penieriritah Indonesia

akan berlanjut n^un peran negara-negaraAsia dalam perekonomian dunia akansemakin bes^.

2.2. Perdagangan

/

Dari-.Laporan Tahunan IMF 1991dapat diamati bahwa perkembanganvolume perdagangan dunia menunjukkanpenurunan sejak tahun.1988 sampaidengan tahun 1991, Pada tahun 1988,pertumbuhan volume perdaganganmencapai puncaknya, yakni sebesar 9,,1

' %. Pertumbuhan ini besar pengaruhnyaterhadap pertumbuhan ekpnomi dunia.Namun pada- tahun berikutnyapertumbuhan volume perdagangan terus'menerus dan hanya mencapai 0,6 % padatahun 1991. Rendahnya pertumbuhanvolume perdagangan ini diikuti olehmengecilnya angka pertumbuhan ekonoihidunia.

Harga ekspor komoditi non migasternyata tidak mempengaruhiperkembangan volume perdaganganintemasional. Harga komoditi non migasmengalami penurunan sejak tahun. 1988.Pada tahun 1989 turun dengan -0,3 %dalam tahun 1990 bahkan menurun lebih,rendah lagi yakni sebesar 7,9 % dan, tahun1991 menurun 2,7 %. Dengan adanyarecovery di beberapa negara diperkirakanharga komoditi nonmigas akan meningkatsebekr 3.2 % dEdam tahun 1992. .

Dalam pada itu, perkembangan harga^ekspor migas mempunyai' gambaran yangberbeda dengan perkembangan hargakomoditi non migas. Sejak tahun 1987harga migas cenderung meningkat cukup

' tinggi kecuki tahun 1988 yang turun 20,5%. Padei tahuri 1990 harga rriigas tumbuhsebesar 28,3 Tetapi'pada tahun 1991

harga mengalami penurunan sebesar 22,1%. Penurunan harga migas ini eratkaitahnya dengan Per^g Teluk dimananegara-negara yang tergabung dalam,OPEC melakukan penjualan dalam jumlahbesar sehingga jumlah yang tersedia dipasar melimpah akibatnya harga migas di

.pasar iuar negeri turun. Kemudian denganberakhimya Perang Teluk keadaan pasarliiar negeri mulai stabil dan diperkirakan'pada tahun 1992 terjadi perbaikan.Sehingga harga naik sebesar +4,0 %dibading tahun sebelumnya. Namundemikian sebesamya angka ini belumkembali padatingkat hargatahun 1990.

Perubahan angka-angka tersebutmenunjukkan bahwa kenaikan volumeekspor dunia^ semakin mengecjl daiifluliuasi harga komoditi primer di pasarjntemasionalkurang menguntungkan baginegara berkembang. Dengan demikianstrategi merebut pasar luar negeri masihterus diupayakah melalui peningkatanefisiensi dan menjaga kualitas produksidenganstandarintemasional.

2.3. Inflasi

Perubahan tingkat harga/inflasimerupakan salah satu penentubertambah/berkurangnya daya belimasyarakat di suatu negara. Tingkat inflasidi negara-negara industri terus meningkatmulai tahun 1986 sampardengan tahun1990. Tingkat inflasi rata-rata pertahunadalah 4,8 %. Kecenderungan kenaikanharga mengakibatkan kelesuan ekonominegara-negara kelompok industri. Namundemikian angka inflasi diperkirakan akanturun pada tahun 1991. "

Di negara-negara sediuig,berkembanginflasi / adalah searah dengan

11

Page 4: Perandan Kebijaksanaan Pemerintah

UNISIANO. 13.JAHUNXIHTRIWULANII-1992

perkembangan inflasi di negara-negaraindustri. Tingkat inflasi ini senantiasameningkat mulai dari tahun 1986 (31,5%)menjadi 104,8 %, pada tahun 1990.Namun demikiari pada tahun 1991diperkirakan turun menjadi 16^1 %.

Tingkat inflasi yang terkendalidiharapkan mempunyai dampak positifterhadap daya beli masyarakat sehiriggapermintaan ekspor akan meningkat.Bertambahnya permintaan ekspor beraitipeluang bagi negara-negara sedangberkembang untuk meningkarkan devisa.Tingkat inflasi yang tinggi memberigambaran b^wa demand melebihi supply.Dalam perdagangan intemasional, negarapengskspor justru menarik manfaat dari'kehaikan harga ini. Tetapi bagi negarayang mengimpor dari negara lain dengantingkat inflasi tinggi harus menyediakandana lebih banyak untuk membayarvolume produk yang sama.

2.4. HutangLuar Negeri

• Dalam lingkup ekonomi intemasional,tingkat kemandirian dalam pembiayaanpembangunan dapat digunakan sebagaiindikator kematangan suatu negara.Tingkat kemandirian ini dilihat dariproporsi pinjaman luar negeri. Dari segiperputaran kegiatan ekonomi/bisnis,hutang luar negeri akan bermanfaat bagisuatu negara jika negara tersebut mampumendayagunakan hutang luar negeri untukkegiatan produktif. Kegiatan produktif inidiarahkan pada pengolahan dan peningkatproduk dalam negeri menjadi komoditiekspor. Di samping itu diharapkan adanyaefek multiplier dari penggunaan pinjamanluar negeri tersebULNamun demikian keadaan in amatlangka.Hutang luar negeri bisanya terkait erat

12

dengan negara pemberi pinjaman. Barang.yang digunakan dalam , kegiatanpembangunan biasa h^s didatangkan darinegara sumber dana.

Disuatu-negara, hutang luar negerimemberikan indikasi potensi atau peluangy^g besar bagi bisnismeri, karena hutangluar negeri yang besar berartikemungkinan investasi juga semakihbesar, sehingga menciptakan kesempatanusaha dalam ekonomi negara yangbersangkutan.

Hutang luar negeri dibedakan dalamhutang pemerintah dan hutang swasta.Hutang pemerintah umumnya digunakanuntuk investasi yang bersifat publicultilies, berupa prasarana sosial maupunprasarana ekonomi. Hutang swasta adalahlangsung digunakan oleh swasta dalamkegiatan ekonomi yang profit oriented.

Semakin besar suatu negara semakinbesar potensi suatu negara untukmembangun. Namun demikian perludicatat bahwa setiap penggunaan hutangharus dapat meningkatkan kegiatanekonomi dan mampu mencapai surplus.Pembayaran kembali hutang berikutbunganya harus diperoleh dari kegiatany^g diciptakan melalui danayangdibiayaioleh hutang tersebut.

Dari angka-angka IMF terlihat bahwanilai hutang negara sedang berkembangsemakin meningkat dari^tahun ketahun.Diperidrakan bahwa pada tahun 1992 nilaipinjaman luar negeri mencapai US $ 1.38milyar. Besamya hutang luar negerimemberikan indikasi bahwa remakin besardana yang diperlukan untuk membangundi negara sedang beikembang, dilain pihakkemampuan negara donor dalammenibantu negara sedang berkembangsemakin besar.

Page 5: Perandan Kebijaksanaan Pemerintah

Gunawan Sumodiningmt,. Reran dan Kebljaksanaan Pemerintah Indonesia

2.5; Debt Service Ratio \ ^' .Debt Service!" Ratio ad.alah

peibandingan antara kewajiban membayarcicilan hutang luar negerj denganpenerimaan ekspor dari • luar negeri.Angka .ini mengukur kemampuari suatunegara d^am perdaganganjntemasional.Semakin rendah angka DSR berartisemakin baik karena kewajiban suatunegara mengalokasikan dananya untukmembayar pinjaman atari kewajiban lainkeluar negeri semakin -kecil. Jikakemampuah negara untuk mendapatkanpembayaran dari luar negeri cukup besarmaka penerima^ dari luar negeri tersebutdapat digunakan sebesar-besamya untukmembiayai kegiatan ekonomi di dalamnegeri. -" '

Di sisi lairi DSR dapat pula digunakansebagai indikator kepatuhan dari suatunegara terhadap pembayarancicilanhutangluar negeri.' Negara dengan DSR yangtinggi memberikan -gambarari kepatuhanyang rendah, sebaliknya dengan DSRyang rendah memberikan ihdikasikepatuhan yang tiiiggi. Negara denganDSR rendah ini mempunyai peluang yangbaik untuk dilakukan kerjasama dalamperdagangan intemasional. . ^

Negara Amerka Latin dan Afrikamempunyai angka rata-rata DSRtertinggi.Angka ini berfluktuasi dari tahuii ketahuntergantung dari keperluan danapembaiigunan yang diperlukan dantergantung pula dari kesiapah dari negaradonor untuk memberikan' pinjaman.Negara-negara di benua Asia mempunyairata-rata DSR rendah bahkan diperidrakanmenurunpada tahuri 1992 mendatang.

2.6. Keijasama Intemasional. ^Lembaga kerjasama intemasional

mempunyai peranan penting dalam

perekonomian Indonesia. Di sampinglembaga dana intemasional sepertiintemasional monetary found (IMF),Intern (jovermental Group For Indonesia(IGGI), Asia Develoment Bank (ADD),juga organisasi perdagangan intemasionaltermasuk : General Agreement on Tariffand Trade (GATT), UNCTAD,Intemasional Coffee Organisation (IGO)Uruguai Round dan lain sebagmhya Reranlembaga kerjasama ini umumnya dapatmempemgaruhi alokasi kuota ekspormaupuh arus impor. Bagi.,negara-negarayang sedang berkembang yang •mengandalkan ,pada ekspor komoditidengan tingkat persaingan tinggi makakeikutsertaannya dalam ' kerja samaintemasional adalah untuk menentukan

"jatah" untuk dapat memcnuhi- kuotaimport suatu negara. Kuota impor di suatunegara umumnya pembatas pengembanganproduksi dan^ perdagang^ intemasionalyang' dihadapi oleh negara yangberkembang terutama yang .mengeksporproduk-produk primer. Kerjasama initidak hams dilakukan oleh pemerintahdengan pemerintah negara lain tetapi ^keikutsertaan'swasta, dalam hal inidiwakili oleh bisnisment, adalah amat

penting. Karena umunya penghasil produkadalah bukan pemerintah tetapi jugaswasta. Pengusaha-pengusaha. swastaadalah yang paling banyak mengetahuipermasalahan dalam perputaran diatasekonomi.

2.7. LIBOR

Libor adalah tingkat bungaintemasional yang digunakan sebagaipatokan pinjaman komersial' di pasardunia. Tingkat bunga ini bervariasi

13

Page 6: Perandan Kebijaksanaan Pemerintah

UNISIA NO. 13. TAHUN XIIITRIWULAN II -1992

tergantung kepada kekuatan tarik menarik^lara lain negara yang meminta danakomersial dan negara yangmenawarkannya. Keseimbangan iniberkaitan dengan tingkat kemajuanekonOmi ant^ negara dan tersedianya danaintemasional.

Tingkat bunga intemasional ini jugadigunakan juga sebagai patokan tingkatbunga yang akan teijadi disuatu negara.Umumnya tingkat bunga yang berlaku disuatu negara adalah sebesar LIBORditambah marjin -berupa pergeseran nilaikurs mata uang sekitar 3 % danopportunity cost dari uang sekitar 3 %dengan demikian diperkirakan tingkatbunga dalaiH'suatu negara kira-kira 6 %diatasLIBOR.

Sejak tahun 1989 angka LIBOR turundari 9,3 % semester/enam bulan menjadi6,7%persemeiiter/enam bulan padatahun1991. Angka LIBOR pada tahun 1992diperkirakan akan sebesar 7,0 %. AngkaLIBOR yang lebih tinggi pada tahun 1992sejalan dengan perbail^ perekonomiandunia. Jika perekonomiaii membaik makadalam jangka pendek permintaan danameningkatsehinggamendorongkenaikantingkat bunga. Dengan perkiraan LIBORsebesar 7,0 % ditambah maijiri sekitar 6 %.yang dipeiiukanuntuk menggerakkian danaluar negeri maka peluang di dalam negeridiharapkanakan meningkatkarcna bungayang berlaku di dalam negeri akan lebihrendah dari tingkat bunga yang berlakumi.

Ill, Perkembaiigan EkonomiIndonesia

Disamping aspek luar negeri aspekdalam negeri merupakan kunci^

14

keberhasilan pelaku' ekonomi dalammengantisipasi perkembangan ekonomi.Perekonomian Indonesia perlu diamati darisisi pelaku ekonomi yakni sisi produsen,sisi kbnsumen dan sisi pemerintah melaluiAPBN. Dalam pada itu perlu piiladiketahui tingkat penyebaran kesiapanpelaku ekonomi antar daerah (regional).Beberapa indikator yang perlu diketahuiantara lain adalah tingkat pertumbuhanekonomi yang diukur dari GDP dan GNYbaik dalam ukuran nominal, riel maupunperkapita.

3.1. Indikator Ekonomi Penting

3.1.1. Pertumbuhan GDP

Kegiatan ekonomi lazim diukur angkaProduk Domestik Bnito (PDB=GDP) danProduk Nasional Bruto (PNB=GNP).Karena dihitung dari seluruh kegiatanekonomi dan sektor kegiatan ekonomi,maka angka ipi dianggap merupakanukuran yang memadai untuk melihattingkat perkembangan ekonomi suatuneigara. Dengan angka iiii pula dapatdiamati adanya perubahan dalam stnikturekonomi atau struktur change. .

SelamaRepelitaIV tahun 1985sampaidengan tahun 1988-, PDB tumbuh rata-rata5,12 % per tahun. Pertumbuhan tertinggiterjadi pada tahun 1984 sebesar 6,7 %.Sejalan dengantingkat kelesuan ekonomidunia maka PDB tumbuh dengan angkalebih rendah yakni 2,5 % pada tahun1985. Namun demikian kegiatan ekonomihampak semakin meningkat dari'tahun.ketahun dengan tingkat pertumbuhanekonomi tertinggi dicapai pada tahun 1989sebesar 7,4 %. Pertumbuhan ekonomipada tahun 1989 tersebut merupakan hasil

Page 7: Perandan Kebijaksanaan Pemerintah

Gunawan Sumodiningrat, Perandan Kebijaksanaan Pemerintah Indonesia

I •

dari proses yang terkait dalam seluruhkegiatan ekonomi. -Namuh demikiandengan keadaan ekonomi yang relatif lesupada saat ini terutama di pasar luar negeri'diperkirakan peitumbuhan ekonomi tahun1990,mencapai sedikit lebih rendah daritahun 1989. Angka peitumbuhanekonomitahun 1990 diperkirakan mencapai 7,4 %.

3.1.2. Peitumbuhan GDY

Dalam pada itu penclapatan Nasional'Kotor (GDY = Gross Domestic Income)meningkat dengan rata-^rata 2,45 % selamatahun 1985 - 1988. Sejak tahun 1989 lajukenaik^ pendapatan nasional meningkatsejalan dengan kenaikan PDPyakni 7,4 % ^pada tahun 1989 dan diperkirakanmeningkat dengan 10,5 pada tahun1990. Angka jpertumbuhan GDY yang

.menyamai GDY memberikan indikasi-bahwa, terjadi keseimbangan - antarake^atan ekonomi di dalam negeri dan luarnegeri,, sehingga dapat pula diartikanbahwa nilai tambah yang diciptakan dalamproses kegiatan ekonomi sep'enuhnya-dinikmati kembali oleh pelaku ekonomi didalam negeri. ^

3.1.3. Trahsaksi Beijalan

Transaksi berjalan yang merupakanindikator dalam'perdagangan intemasionaldapat merupakan ancaman bagi kegiatanekonomi tetapi dapat pula dijadikanindikator kemajuan ekonomi. Semakintinggi angka (negatif) transaksi berjalanmenunjukkah perbandingan antarpenerimaan' dan pengeluaran padatransaksi intemasional meliputi transaksibarang dan jasa semakin tinggi, yangberarti teijadi defisit. Tetapi transaksi inimeliputi arus Jasa yang lebih banyak

diperlukan dalam proses pembangunan.• Dengan demikian tingginya transaksi

beijalan tidakharus dikhawatirkan asalkanindikator lain berkembang lebih baik dariangka defisit. Indikator lain tersebut antaralain adalah nilai cadangan devisa, tingkatinflasi DSR. .

3.1.4. CADANGAN DEVISA

Perkembangan Cadangan Devisa yangsemakin besar merupakan indikatorsemakin membaiknya kegiatan ekonomi didalam negeri. Cadangan devisa negarasenantiasa meningkat dari tahiin ke tahunsejak dari US $ 5,8 milyar pada tahun1985 menjadi US $.6,6 milyar pada tahun'1989. Besamya cadangan devisa inidiperkirakan meningkat nienjadi US_$ 8,7.milyar dalam tahun 1990.

3.1.5. Inflasi I

Dalam pada itu tingkat inflasi yangmerupakan indikator yang mempengaruhidaya beli masyarakat diharapk^ dapatditekan pada tingkat yang terkendali.Tingkat inflasi yang tinggi berpengaruhpada kemampuan daya beli masyarakatyang pada gilirannya mempengaruhi dayasaing (competitivenes) suatunegaradalamperdagangan intemasional. Semakinrendah tingkat inflasi memberikan indikasimeningkatnya daya beli masyarakat,namun demikian inflasi yang merupakanindeks kenaikan harga umum juga perludiantisipasi .karena adanya inflasimemberikan . implikasi bahwa terjadiperubahan dalam teknologi yangmemerlukan harga yang lebih tinggi.

Dalam Repelita V diharapkan tingkat

15

Page 8: Perandan Kebijaksanaan Pemerintah

UNISIA NO. 13. TAHUN XIHTRIWULANH -1992

inflasi terjadi dibawah dobel digit Upayaini telah berhasil dilaksanakan dengankenyataan bahwa antara tahun 1985sampai dengan tahun 1989 angka inflasitertinggi terjadi pada tahun 1987 sebesar8,9 % dan terendah terjadi pada tahun1988. Dalam tahun 1990 inflasi mencapaiangka 9,5 %, hal ini terutama terjadikarena permintaan masyarakat yangmeningkat terhadap produk-produk barn,khususnya dalam sektor perumahan,kesehatan dan pendidikan.

3.1.6. Debt Service Ratio

Dalam pada itu, jika diamati dari DebtService Ratio yang merupakanperbadingan antar kewajiban membayar keluar negeri dengan penerimaan ekspornampak dapat dikendalikan dengan baik.Antara tahun 1986 sampai dengan tahun1989 terjadi penurunan. Penurunan inimemberikan beberapa indikasi antara lainkeberhasilan dalam meningkatkanpenerimaan dari ekspor, keberhasilandalam mengendaiikan impor padak'omoditas terpenting dan pelunasanterhadap kewajiban iriembayar kewajibanke luar negeri dengan baik. Angka DSRtotal pada tahun 1986 tercatat sebesar 36,8% turun menjadi 32,1 % pada tahun 1989.Dengan adanya kondisi ekonomi duniadewasa ini dipeikirakan DSR pada tahun1990 akan sedikit meningkat dandiperkirakan terletak pada 33,0 %.

3.1,7. Perkembangan Ekspor dan Impor

Perbandingan antara nilai ekspor dannilai impor merupakan surplus ^nerimaanyang dapat digunakan untuk membiayai

16

pembangunan, jika kedua kegiatan inidisamping memberikan indikasi adanyasumberdana pembangunan tetapi jugamenggambarkan tingkat perkembangankegiatan ekonomi melalui ' kegitanpendagangan luar negeri.

Indikator ekspor dan impor terdapatperkembangan yang nyata baikperbandingan antara nilai ekspor terhadapnilai impor juga pada komposisinya. Nilaiekspor pada tahun 1969/70 tercatat sebesarUS $ j.044 juta meningkat menjadi US $28.143 juta pada tahun 1989/90 dandiperkirakan meningkat lagi menjadi US $29.493 juta selam.a tahun anggaran1991/92. Sedangkan nilai impor tercatatsebesar US $ 1.097 juta pada tahun1967/70 meningkat menjadi sebesar US $23.028 juta pada tahun 1990/91, dan padatahun anggaran- 1991/92 diperkirakanmencapai US $ 23.430 jiita. Perbandinganantara nilai ekspor dengan nilai impormeningkat dari 1,01 pada tahun 1967/70menjadi 1,26 pada tahun 1991/92, yangberarti terdapat surplus nilai ekspordibanding nilai impor.

Dal^ pada itu komposisi nilai eksporseihakin menunjukkan kemampuan aslidari negara yang lebih bertumbuh padakemampuan ekonomi masyarakat banyak.Hal ini tercermin dari komposisi nilaiekspor non migas yang semakin dominandalam total ekspor. Komposisi ekspormigas yang lebih besar sejak tahun1974/75 telah mulai berangsur digantikanoleh ekspor non migas. Pergeseran inidisatu pihak disebabkan volume ekspordan nilai ekspor minyak yang semakinberkurang juga dengan kesiapan pelakuekonomi yang semakin tinggi. Hikmahpenurunan harga dapat diresponsi olehkegiatan ekonomi asli nasional.

Page 9: Perandan Kebijaksanaan Pemerintah

Guna)^ Sumodinirigrat, Peran dan Kebijaksanaan Pemerintah Indonesia

Peningkatan kemampuan 'eksporkomoditi non migas tidak semata-matakarena hikmah penurunan harga minyak;tetapi juga kebijaksanaan produksi dan,ekspor. Deregulasi dan debirokratisasi-yang 'tertuang dalam kebijaksanaan-^kebijaksanaan fiskal/ moneter,perdaganganluar negeri dan kebijaksanaanlain yang terkait dalam kegiatan ini amatmendukung perkembangan nilai ekspornon migas. .» ' ^

, Tahun 1986/87 menipakan titik belokperubahan komposisi nilai ekspor migasyang mulai digantikan oleh nilai ekspornon migas. Pada tahun 1987/88 -nilaiekspor'non migas mencapai 51,8. (US $9.562 juta) dari total ekspor senilai US $18.343 juta. Pergeseran komposisi nilaiekspor ini menipakan indikator pentingdalam dunia usaha. Peluang usahasemakin besar. Namun demikian sejauhmanaparabisnismen dapatmengantisipasikesempatan ini dalam jangka yangpanjang. Ekspor non migas menipakankemampuan asli pelaku ekonomi yangmengikut sertakan sebagian besar anggotamasyarakat. Meningkatnya kegiatanekspor non migas tidak." hanyameningkatkan keku^tan ekonomi dari sisiperdagangan intemasional tetapi jugamencapai proses pembangunan yan~gberkembang tumbuh (sustainable

.development).

3.1.8. Perubahan Struktur Ekonomi •• 1

Dengan mengamati angkapertumbuuhah sektpr^RepelitaIV nampakbahwa sektor industri pengolahahmempunyai angka pertumbuhan teitinggi.Pada tahun 1988 pertumbuhan sektorindustri pengolahan' mencapai 13,0 %.

Pertumbuhan sektor teitinggi berikutnyaadalah pada sektor listrik, gas dan airminum yang tumbuh pada tingkat 10,7 %setahun:.Sektor pertanian yang menipakansektor dominan dalam perekonomiantumbuh 4,3 % selama tahun 1988.Sedangkan sektor jasa tumbuh sebesar4,3% pada tahun 1988.,,

Dalam tahun 1988 tercatat PDB

sebesarRp 99.696;9 milyarRupiah (padaharga konstan) atau Rp 139.452,1 milyarpada harga berlaku.

: Dengan membagi PDB dalam tiga• sektofkegiatan ekonomi yaitu : pertanian,

industri pengolahan dan jasa, nampakteijadi adanya transformasi struktural yang

. meihadai. Komposisi sumbangan sektor.pertanian pada tahun 1969 sebagai awalRepelita I sebesar 49,3 % menurunmenjadi 32,7 % pada tahun 1974 danmenurun lagi menjadi 24,1 % pada tahun1988.. Sektor. industri pengolahanmeningkat dari 9,2 % pada tahun 1969 .menjadi 18,5 % pada tahun 1988.Sedangkan sektor jasa adan, Iain-lain 'meningkat dari 41,5 % pada tahun 1969menjadi 57;4 % pada tahun 1988.Perubahan struktural ini sejalan denganperkembangan ekonomi negara yangsedang membangun pada umumnya."

Sejalan dengan ini nilai PDB'berdasarkan penggunaannya nampakmeningkat dari Rp 84.470,3.milyartahun .1985 menjadi Rp n7.631,0 milyar (hargaberlalm). - ,

• Dalam pada itu komposisi sektor .nimahtangga konsumen (C) dalam PDBberdasar penggunaannya adalah sangatdominan, sedangkan komposisiruihahtangga pemerintah (G) nampaksemakin menurun, dan komposisinimahtangga perusahaan (I) bertambahbesar. Komposisi pada tahun'1985 tercatat

17

Page 10: Perandan Kebijaksanaan Pemerintah

UNISIA NO. 13. TAHUNXIH TRIWULANII• 1992

sebesar 57,3 % dari PDB menipakanpengeluaran pada rumahtangga konsumen10,9 % pada rumahtangga pemerintah dan22,4 % rumahtangga perusahaan. P.adatahun 1988 komposisi pengeluaranrumahtangga konsumen terhadap

IV. Kebijaksanaan dan PeranPemerintah dalam Pembangun-an

Kebijaksanaan atau lebih tepat lagiadalah campur tangan pemerintah dalamproses pembangunan. pada dasamyadiarahkan untuk mendukung danmenunjang berkembangnya. potensipembangunan masyarakat, melalui tigabidang utama, ymtu penciptaan iklim usahamenggairahkan inisiatif dan kreatifitasmasyarakat, penyediaan sarana danprasarana dasar serta pengembangansumber daya manusia. Kebijaksanaanpemerintah ini dilakukan untuk mencapaitujuan-tujuan yang telah ditetapkansebelumnya. Adapun tujuan-tujuantersebut antara lain adal^ : (1) tingkatkesempata. kerja yang tinggi, (2)peningkatan kapasitas produksi nasionalyang tinggi, (3) tingkat pendapatannasional yang tinggi, (4) stabilitasperekonomian : inflasi yang terkendali,pertumbuhan pendapatan nasional perkapita secara riil dan tercapainyakesempatan kerja, (5) keseimbahganneraca pembayaran luar negeri, dan (6)pemerataan dalam distrijbusi pendapatan.Tujuan kebijaksanaan te^ebut ditujukanoleh perubahan nilai dari variabel targetberupa variabel-variabel ekonomiagregatif, misalnya GDP, GNP, GNY,tingkat kesempatan kerja dan lainnya.Menurut arah perubahan dari variabel

18

target dikerlal kebijaksanaan ekspansi,yakni untuk memperbesar kegiatanekonomi dan kebijaksanaan kontraksiyakni untuk menurunknan kegiatanekonomi. Dalam pelaksanaaiihya upayauntuk mencapai 2 atau 3 tujuan seringkalitidak searah atau ada trade off.

Alat untuk mencapai tujuarikebijaksanaan sering disebut sebagaiinstrumen kebijaksanaan. Instrumenkebijaksanaan ini berupa variabel-variabelekonomi. Berdasarkan instrumen kebijaksanaan- yang digunakan, kebijaksanaanfiskal. Instrumen kebijaksanaan moneteradalah jumlah uang beredar. Sedangkaninstrumen kebijaksanaan fiskal adalahpajak (Tx), transfer pemerintah/subsdi (Tr)dan pengeluaran pemerintah (G).Kebijaksanaan rrioneterditempuh denganoperasi pasar terbuka (open marketoperation), mengubah tingkat diskontb(rediscount policy), mengubah legalreserve ratio (minimum legal reserve ratio)'dan pengawasan kredit secara selektif(selectif credit control)^ sedangkan carakeempat biasa disebut sebagai pengawasankredit secara kualitatif (qualitative creditcontrol). Kebijaksanaan fiskal, secararingkas, mempunyai fungsi alokasi,distribusi dan stabilisasi.

Kebijskaanaan pemerintah dalammengarahkan pembangunan tertuangkandalam GBHN (Garis Besar HainanNegara), yang dijabarkan setiap limatahunan dalam REPELITA (RencanaPembangunan Lima Tahun) dan setiaptahun dijabarkan dalam RAPBN (RencanaAriggaran Pendapatandan Belanja Negara)dengan menggunakan pendekatan sektoraldan regional.

Dalam sistem perekonomian pasarterkendali, pemerintah merupakanperencana pembangunan yang mengarah

Page 11: Perandan Kebijaksanaan Pemerintah

,Gunawan Sumodiningrat, P$ran dan Kabijalaanaan PemBrintah Indonesia

sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan 'masyarakat' secara, keseluruhan.Pemerintah merencanakan langkah-langkah dan melaksanakan pembangunandengan menerapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan. Dalam melaksanakankebijaksanaan tersebut diperlukan,anggaran, dan dikenal adanya AnggaranPendapatan dii Belanja Negara di tingkatpusat (APBN) dan Anggaran PendapatanBelanja Daerah di tingkat pemerintahdaerah (APBD). (Lihat: Nota Keuangan,1992- 1993).Sesuaidengan amanatGaris Besar HainanNegara (GBHN), dalam melaksanakanpembangunan pemerintah melaksanakankebijaksanaan anggaran pendapatan,berimbang dengan pengeluaran (balancebudget policy). "

4.1. APBN 1992/1993

Anggaran dan pendapatan belanjanegara (APBN) yang disusum setiap tahunmerupakan rencana operasional dariprogram pembanguunan jangka panjangdan menengah, yakni GBHN danRepelita. Penyusunan APBN didasarkanpada usulan dan kesesuaian dengan'sasaran yang -ingin dicapai dalam kurunwaktu lima tahun. Penyusunan APBN dankebijaksanaan pendukungnya senantiasamengacu pada Trilogi Pembangunan.Telah disepakati bahwa TrilogiPembangunan yang berintikan tigarangkaian upaya pokok yaitu pemerataanpembangunan •dan hasil-hasilpembangunan, pertumbuhan ekonomiyang cukup tinggi serta stabilitas nasionalyang sehat dan dinamis, merupakanpedoman pelaksanaan pertibangunan.Dalam hal ini ada tiga fungsi APBN yang

terkait dengan penjabaran TrilogiPembangunan, yaitu fungsi alokasisumber-sumber ekonomi, fungsi ditribiisimelalui pengalokasian danapembanguunan ke berbagai daerah sertafungsi stabilitas ekonomi melaluipengaturan yang seimbang antara sisipenerimaan dan pengeluaran (balance ,budget).

Untuk tahun anggaran 1992/1993,Rencana Anggaran dan Pendapatan Negarayang diajukan adalah sebesar Rp 56,108trilyun, naik sebesar 11 persen dibandingdengan anggaran tahun 1991/1992 yangsedang berjalan. Rencana APBN1992/1993 ini, sejalan dengan prioritaspengeluaran pembangunan Repelita V,diarahkan untuk, Pertama, ^mbangunanprasarana dasar yang menunjang kegiatanekonomi dan kemampuan produksimasyarakat; kedua, penyediaan pelayanan-pelayanan dasar bagi m asyarakat; kctiga,pengembangansumberdaya manusia, dankeempat, penyediaan biaya operasi danpemeliharaan prasarana-prasarana yangtelah dibangun. Prioritas ini merupakanbagian dari uapaya menanggulangikemiskinan.

4.1.1. Penerimaan

i

Ada dua sumber penerimaan dalamAPBN, yakni penerimaan dalam negeridan penerimaan (pinjaman luar negeri).Penerimaan dalam negeri terdiri daripenerimaan migas dan penerimaan di luarmigas. Penerimaan di luar migas terdiridari Paj'ak Penghasilan (PPh), PajakPertambahan Nilai (PPN), Bea Masuk,Cukai, Pajak Impor, Pajak Ekspor, PajakBumi dan Bangunan (PBB), Pajak lainnyadan penerimaan bukan pajak. Sedangkanpenerimaan pembangunan (pinjaman luar

19I Ll

Page 12: Perandan Kebijaksanaan Pemerintah

UNISIA NO. 13. TAHUNXIIITRIWULANII -1992

negeri) terdiri dari b^tuan program danbantuah proyek. Pada tahun 1973/1974,akhir Repelita I, penerimaan dalamnegeri" adalah sebesar Rp 967,7 milyaratau 82,5 % dari seluruh penerimaan.Penerimaan dalam negeri ini terdiri daripenerimaan migas sebesar Rp 382,2milyar (32,6 %) dan penerimaan di luarmigas sebesar Rp 585,5 milyar (40,9 %).Sedangkan penerimaan pembangunan(pinjaitian luar negeri) adalah sebesar Rp203,9 milyar atau 17,5 % dari seluruhpenerimaan. Kemudian pada tahun1983/1984, tahun terakhir Repelita III,terjadi perubahan komposisi penerimaanAPBN. Proporsi penerimaan dalam negeriberubah menjadi 78,8 % (dari seluruhpenerimaan), terdiri dari penerimaan migas(naik menjadi) 52,0 % dan penerimaan diluaf migas (turun menjadi) 26,8Proporsi ini menurun dibandingkanproporsi pada tahun 1973/1974.Sebaliknya proporsi pinjaman luar negeripada tahun 1983/1984 naik menjadi 21,7%. Bertambah besarnya proporsipenerimaan migas dan pinjaman luarnegeri diperlukan untuk' membiayaikegiatan pembangunan yang semakinmeningkat. Perubahan perimbangan antarapenerimaan dalam negeri dan penerimaanpembangunan (pinjaman luar negeri)tersebut dipengaruhi oleh kemampuanekonomi nasional dan perkembanganekonomi intemasional. Namun demikian

peningkatan pinjaman luar negeri initidaklah permanen tetapi akan semakinmengecil sejalan dengan meningkatnyakemampuan untuk membiayaipembangunan.

Untuk tahun 1982/1983, sumber

penerimaan RAPBN direncanakan berasaldari penerimaan dalam negeri; dari migassebesar Rp 13,9 trilyun (24,78 %) dan

20

dari non migas sebesar Rp 32,6 triilyun(58,11 %), dan penerimaan pembangunan(pinjaman luar negeri) sebesar Rp 9,6trilyun (17,11.%). Komposisi penerimaanini menunjukkan pergeseran yang lebihmengarah pada kemandirian dalampembiayaan pembangunan danmemperkuat struktur penerimaan negara.Wujud dari kemandirian ini- adalahbertambah tingginya proporsi penerimaandalam negeri di luar migas, tenitama pajak.Seberapa besar kemampuan menumpukpenerimaan dalam negeri di luar migas(paJak) .masih akan ditentukan olehperkembangan dalam negeri dankeberhasilan mengelola perekonomiannasional.

4.1.2. Pengeluaran

Pos, pengeluaran dalam RAPBNdibedakan menjadi pengeluaran rutin danpengleluaran pembangunan. PengeluaranRutin terdiri dari : (1) Belanja Pegawai, (2)Belanja Barang, (3),'Subsidi DaerahOtonom, (4) Bunga dan Cicilan Hutang,(5) Pembiayaan Cadang^ Pangan dan (6)Lairi-lain. Pengeluaran rutin ditujiikanuntuk membiayai pengeluaran yangbersifat operasional. SedangkanPengeluaran pembangunan dialokasikanuntuk membiayai berbagai program,proyek dan kegiatan pembangunan yangdisalurkan melalui 18 sektor

pembangunan. Di samping itu,pengeluaran pembangunan juga digunakanuntuk membiayai pembangunan daerah.Pengeluaran pembangunan daerah/Inpresini merupakan cara yang efektif untukpemerataan pembangunan dan redistribusisumber diaya ke berbagai daerah. Bantuanpembangunan daerah yang diserahkanlangsung kepada daerah terdiri dari

Page 13: Perandan Kebijaksanaan Pemerintah

Gunawan Sumodiningrat, Pdran dan Kebijaksanaan Pamerintah Indonesia

program bantu'an umum, programbantuan•khusus dan program bantuan fasilitaskhusus. Bantuan umum rnencakup Inpres

•Pembangunan Desa (Bandes), , InpresPembanguhan Dati II dan InpresPembangunan Dati I. Bantuan Programkhusus mencakup Inpres Sekolah Dasar,Inpres Kesehatan, Inpres Penghijauan danReboisasi dan Inpres penunjan^ Jalan.Penggunaanbantuan pembangunan daerahtersebut ditentukan sendiri.oleh^daerah.

Pada umumnya Inpres-inpres terse;butdigunakan untuk . mengembangkankegiatan ekonomi daerah, memperluaslapangan keija, meningkatkan pendapatandan swadaya masyarakat di daerah. Secarakhusus, bantuan bantuan Inpres jugadimanfaatkan untuk PengembanganKawasan Terpadu. Melalui program PKTini, kantung-kantung kemiskinan yangmasih ada di daerah ditang^langi dengan

'upaya dan dana khu^s.Dalam tahun 1973/1974, anggaran

untukpengeliiaran rutin adalahsebesarRp713,3 milyar (61,3 %) d^ pengeluaranpembangunan sebesar Rp 450,9 milyaratau 38,6 % dari total anggaran. Padatahun 1983/1984, propprsi pengeluaranrutin adalah 45,9 % sedangkanpengeluaran pemb^gunan se^sar54,l %dari seluruh anggaran. Dalam RAPBN

•1992/1993,pengeluaran rutin dianggarkansebesar Rp 33.196,6 milyar (59,2 %) danpengeluaran pembangunan sebesar Rp '

" 22.912 milyar (40,8 %). ^Inpres DesadalamRAPBN 1992/1993

dianggarkan sebesar Rp 326,5 milyar.Dari jumlah tersebut masing-masing desaakan menerima Rp 4;5 juta., Jumlah ini,termasuk Rp 900 ribu untuk membiayaikegiatan PKKdi desa. Dilihat dari jumlahbantuan perdesa, jumlah Inpres Desa yangdianggarkan untuk tahun 1992/1993 ini

meningkat 45 kali lipat dibandingkanbantuan per desa tahun anggaran1973/1974 dan meningkat hampir 29 %dibandingkan jumlah bantuan per desapada tahun anggaran 1991/1992.

Inpres Pembangunan Dati II dinaikkanmenjadi Rp 825,1 milyar atau Rp 4.000per jiwa. Jumlah bantuan ini meningkatsebesar 40 persen dibanding tahunanggaran sebelumnya. Di samping itu,bantuan minimumnya juga akanditingkatk^ dari.Rp 200 juta per daerahmenjadi Rp 750 juta. Dari seluruh programInpres,' peningkatan ini adalah palingtinggi dan untuk pertama kalinya anggaranInpres Pembangunan Dati II lebih besardari Inpres Pembangunan Dati I. Upaya iniharus dipandang sebagai langkali nyatauntuk mewujudkan otonomidaerah tingkatII (desentralisasi) yang lebih besar.

Inpres Pembangunan Dati I untuktahun anggaran 1973/1974 adalah sebesarRp 20,8 milyar kemudian meningkatmenjadi Rp 253 milyar pada tahu anggaran1983/1984 dan Rp '594 milyar" pada tahunanggaran 1991/199^. Selanjutnya untukmeningkatkan pendapatan masyarakat,mendayagunakan program pembangunansektoral dan daerah, mengembangkanprasarana ekonomi, dan meningkatkankemampuan aparaturpemerintah daerah,^.maka alokasi bantuan bagi,PemerintahDatiI untuk tahun anggaran 1992/1993 ini

-ditingkatkan menjadi Rp 715,5 milyar.

Sedangkan bantuan khusus bagidaerah-daerah yang relatif tertinggal,karena belum tersentuh program-programpembangunan dan ' menghadapipermasalahan khusus seperti: keterpencilanlokasi, keterbatasan sumberdaya alam,lahan kritis, kekurangan prasarana dasar •dan sarana fisik dan kendala lainnya.

21

Page 14: Perandan Kebijaksanaan Pemerintah

UNISIA NO. 13. TAHUN XIIITRIWULANII'1992

dilakukan melalui Program PengembanganKawasan Terpadu. Pada tahun 1989/1990dilaksanakan di 12 kawasan di 12

propinsi. Untuk melaksanakan programini, di 112 kawasan yang tersebar di 97bad IIdi 26 propinsi, pada tahun angga^1990/1991 disediakan dana sebesarRp. 35milyar. Kemiidian ditingkatkan menjadiRp 70 milyar untuk tahun anggaran1^1/1992 dan Rp 150 milyar untuk tahunanggaran 1992/1^3;

V.

y. Penutup

Dari format RAPBN 1992/1993tersebut, ada tiga hal yang perlu diberipeihatian khusus. Peitama, uapaya untukmengubah perimbangan dalam sisipenerimaan. Perubahan ini diupayakandengan meningkatkan penerima^ dalamnegeri; utamanya dari pajak, danmengurangi ketergantungan terhadappenerimaan pembangunan, yang notabene-adalah pinjaman luar negeri. Penerimaanpembangunan, seperti diketahui, umunyaditentukan oleh kondisi dari negara donordan bersifat tentatif atau tidak pasti.Dengan langkah ini maka pembiayaanpembangiman^an beitumpu padasumberdana yang berasal dari dalam negerisehingga pembiayaan pembangunan akanlebili pasti (stabil) dan pelaksanaanpembangunan akan lebih mandiri.Kemandirian ini tentunya akan menjamin

. 22

kefahanan dalam pelaksanaanpembangunan. Kedua, pos pengeluaranpembangunan dalam RAPBN 1992/1993diprioritaskan untuk menanggulangikemiskinan. Pengentasan kemiskinan,dalam konteks yang lebih luas, dipandangsebagai proses redistribusi sumber-sumberekondmi. Proses pemerataan ini tercermindari : (1) pembangunan pr^arana dasaryang-menunjang kegiatan ekonomi dankemampuan produksi masyarakat, (2)penyediaan pelayanan-pelay^an dasarbagi masyarakat, (3) pengembangansumberdaya manusia, dan (4) penyediaanbiaya opei^i danpemeliharaan prasarana-prasarana yang telah dibangun. Ketiga,meningkatkan jumlah bantuan yangdianggaikan untuk pembangunan daerah.B^tuan daerah ini mempunyai arti pentingbagi pemerataan pembangunan danpengembangan perekonomian daerah. Sisilain dari nieningkatnya alokasi bantuanpembangunan Dati II adalah pemberianwewenang (otonomi) yang lebih besarkepada daerah untuk mengelolapelaksanaan pembangunan. Denganwewen^g ini maka pemeirintah daerah,yang lebih tahu tentang kondisi danpermasalahan pembangunan yang ada didaerah,.mempunyai keleluasaan untukmerencanakan dan melaksanakan kegiatanpembangunan yang dipandang mampu*meningkatkan kesejahteraan inasyarakatdaerahnya.

Page 15: Perandan Kebijaksanaan Pemerintah

Gunawan Sumodinlngrat, Peran dan Kebijaksanaan Pemerintah Indonesia

Lampiran;1 RealisasiAnggaranPendapatan dan BelanjaN^ara1973/1974v1S90/1991 dan RAPBN 1992^993

(dalam mityar rupiah)

URAIAH

t. PeiMdihQca Dalera N<9tTta. PacMftnaen ihln7«k burnt dtn

goSBStn)b. PMMlmwn «9{lar otnytSi burnt

tfoagaaulaa2. PoRQatuaran Rutki1 TabuagM PMwrtnUb1 Dana Banban Luar Ktearf

a. Baotuan Pre^anib. Dantuan PreyA

& Dana PatrdMnfuntflI. Pangahiann PtcAangcnsn

a.RuplQhh. BanbMA prayak

1S73/1974

(Abhir -R«£«9taJ^

6«r.70

ba.20

085,50713,30254,40203,90

89,60114,10430,30

450,90333,60114,10

SufataalH/DalUb-pT \ 7.40SuBiMr: Nula Kauangan dan Hancangan Anggann dan Paitdapaun Balan

1878/1979(AkMr

Rapattlatr

4,268,10

2^08,70

1,957,402.743,701322,40

1335,5048,20

987P02,557,90

2J55^>

1,568,30997,30

zso

1983/1984

(AkhirR>p9ma trn

14.432,70

8.530,20

4412,50841140'8420,90At82,40

1440348740

A90340949940C031,703.SS740

<.10

1999/1999

(AttdrRapainitVl

23.00440

9427,00.

1X477402X739,002465,30X9$0,70244040745040

124584012450,70

C300,7D7,05040

199(V1991

(TatwnKaOuaBaptSUV)

3944640

•17.71140

214344029,07,70•448,70X904,60

149840840740

18453401845240

1044440840740

1991/1992

APBN

4X104,00

I&OO84O

2X175,203045740XtttO

1x371401437408434,00

1X997,70

1X997,7011.163,70

Xa3440

0.00J£0• Nagara1992/93,TtM u!»

1992/1993

RAPQN

4640840

1x94740

3X560,90

3X168401X31140iA0240

50140

8499402X91240

2X9124013413409.0940

040

Lampiran :2 . Penerimaan dalam Negeri•1973/1974- 1990/1991 dan RAPBN 1992/1993

(dalam person . •

URAIAN

1973/1974

(AMrRaMRal)

1978/1979

(AitMrRapalta It)

1983/1984

(AkhirRapatRa Ml)

1888/1989

(AkMrRtDtBalV)

1990/1991{TabunKadui

RaoalKaV)

1991/1992

AP8N

1992/1893

RAPBN

I panaftaaan dari ninyak bum)dangaaatm

3940 64,12 6X96 4141 4X79 374s 2949

X PafWftaaan i9 luar ntgaa1. Pajak pangtiaslan (PPb)X Pafekptrtambahan nial (PPN)X Pa}ah buod dan tangunan (PRO)XBaanaauk

XCiAal

XP^akBpor7.P^skbln^X Paneritnaan bukan pa)akX Panarknaan oantuatan BBM

90401440

104s247-1345

848749

1408,15xoo

4548tM78.12149042 -

5433,900.48

4,41040

34,04

13496,751,00

Xe6* 646.

• 0,72

0483.60XOO'

5849

, 17,17

. IMO144

' X188440,58

147

842.. XOO

8541

17481847245049.

4450.11042

8450.00

824s1848 '20,47

• 249

X415410400476420.D0

7X01 4-23,50

2X72X13XS4

. 545

0,130,78

8481,72

la-O

JUMLAH (datam mOvar rapteh)

10X00967,70

10040426X10

100,0014.432,70

10X0021004,30

100.0039.546,40

' 10X004X184.00

100404SA0a.40 '

SumbtR DMab dart NoU Ktuangan d an Raiwangan Anggaran dan Pendapatan BeUnla Nagara 1992/93, Tabal 1L26

lampiran: 3 Pengeluaran Rutin

1973/1974-1990/1991 dan RAPBN 1992/1993

(dalam persen)

URAIAN

1973/1974

(Akhtr•RaoalHan

1876/1079

(AIMr.RapaOIa ID

1883/1C84

(Ai^RapaOtaini

1988/1089

(AldiirRaoaOlalV)

1990/1991

(irafKii KaduiRapaOUV)

1M1/1992

APBM

1892/1893

RAPBN

1. Batanfa Pagami 37,70 3041 32,78 2X10 2X47 2547 274s

XBatw^aBarang 1X44 1549 1247 7,19 • XII 7^ 743

X Subaidi DaarM Otsneca 1543 1944 I849 14,85 14,13 1545 1647

X Bunga dan Ciclm Ulang 941 1848 2540 82,78 44,M 47,08 4740

XLabv4aln 21,73, X89 1147 141 1142 8,11 145

JUMtAH tdaUffi mOvar rwolah)

1004071340

10040X743.70

100,00X411.90

100402X739.00

1004029.979.90

t92A3. TatMl X

100403X55740

7

10X903X196.60

. 23

Page 16: Perandan Kebijaksanaan Pemerintah

UNISIA NO. 13. TAHUN XIIITRIWULANII 1992

24

Lampiran: 4 Pengeluaran Pembangunan di Luar Bantuan Proyek1973/1974 -1990/1991 dan RAPBN 1992/1993 •

✓ r dal^ mllyarruplah)•-

1073/1074 1971/1070 1003/1004 10U/100I 1090/1901 1091/1092 1092/1993(IRAIAN (Akhtr (AkMr (AkMr (Akhir {TahunKadua APBN RAPBN

RopoBtaH RtooBair Rtpamatm RaMBUIVI RmfiaV)

1. Peiobliysen DepeitenwVlembego 'l67,M tsijo , IJOOJO 1JS5J0 4J53,T0 *447JO •J3*30* PonMajrua Pocebongunm DMrah 0^70 431,10 : 1J47J0 1J91,70 *997,70 aj7(,10 4JS1J0

a. InpiM Ponbongunan Dm 5,70 24,00 01 JO • ,112J0 10OJ0 240JO 32fJ0b. Inproa panbaogunaa OaflD ' 10,20 .70JO 104,10 207JO 301J0 6903) 025,10;A Inprao Paobaagunaa DaD1 20,00 OOJO 23J0 ' 334J0 > 4MJ0 •94JO 71SJ0d. (nprat Sokolah Daoar 17,20 111J0 '•649JO 130J0 • 373J0. 521,70 009,10a. Inprao Kaaahatan • OOJO 3J0 00,00 . 193J0 20*00 330,10L laptM Paagh|auan A Rabelaaal 30,00 50,40 10J0 33,10 74,00 97JO^ inprto Ponun(angJtlan • • 64JO 100,00 C70J0 •74J0 1.173J0iLhiprMPaaar , , - IJO 10JO 3J0 3J0 *00 *00LThaomaur • • • 5J0^ Parnbongunan Daorab dongu.

Dana Ipada/PBB• •• 343,00 0^90 079JO 00*40

* Paaiblajfoan lahmya •3,M 808J0 1J64,60 953,70 1.0S2jb 759J0 •23,60' Bubildl Ptyofc • - 200J0 2fl4J0 175J0 17*00

b. Panyartaaa Modal PoBttrintah • - 125,00 322JO 9SJ0 145J0AUfcilalB • . • . 02*70 . 429J0 603JO:

JUMLAK 330JO IJOOJO •*031,70 4J00.70 *040*0 11.111.70 1*0t3J0

i

Lamplran:S Pongeluaran Pembangunan Menutut Soktor197^1974 - 199CV1991 danRAPBN 199^^993

(dal^ persen)

•iRTON

taDOMROIUNANOiWIRCNaAmN,taocrauMMiiiRWnORRUHAM<WttAWawO€IR3i4.l»CrOWWMmaAIIOAWPARWATARwnawwoAOAwawiaAwttwiwaRtPtmiiaAwxiiAtiwnRiwnaaimiT.ipna*RC««wBjwwcADWHflaA

MMROM•.KKTORAAAUAaWKTORWBWWm—WAMWUDA '

RBtiOAMAWWWHAL DANereiCATAAMinMMPTUUN VANS WAHAESA

latoaDNROotuAHmiAHmAAN•e»R.>m«tiMii»wiTA>ittPPeDOtJiwiDAN RCUiAMM HWCAMA

It. lenCflPMAAHWIIMOrAT DANKIRMUANtmaanHuoM 'tt. KKTOn KNIAHANAH MN OAAAANANHASieNALt4tflRDNrMMNaMiK»MNIC0yUM(A9i

t& tBaOR UAJKNOCIAItWH TClWOlOa DANNNOmAN

IRaCKTOnAMRAmmOMTAMl7.tBaOW>CHOO«AHOAND>JW*URAHAIHPOOWMWtAUWmWUHOWJWOAHWDU*

inyt«74

(AW*

3t»

toeo

17J1MOR07

i&a

au

Ml-

tjiMi(XBOMO

OOO

MO

tmnm

(UNrR«pWtoO

ITMiM9ttM

lite

a«i

IftTI

amtt7(MlMl

043

>11*1

&11MO04 '

1S«yiM4

- (AW*

SssaS

ARti2MilaiionOitMl

aisi02«

'A»7025R3t

0,12

oieo1313

10O00 leooo 10034803 I *0003 I 373300

(AW*

19,17931U3

1 1R«1U7

*17

' *30AM

1*11

1T7*n02343'

023

r^iw

13M«.

JJ^toon

122903—aatsrxsmssnaxss

*o*Aimn3i»»iwoH»ie«ng4nAAgow44n^w?3awdiL|4M^»il6flW

uayistt

(TWMiKMte

H7A«7St*ia1R7SMO*o

IMSoa

1*79

*»*o030

Oflo

*•13

10000103100

ini/iM

14323

1*331*04*44

*a

1*04

020.

123

*M4.17020•3

03

qnn

1,10

1313

Tdw6"10097.3

tMznna

lunw

U»*27

UtS1*M1393

1*74

029

UIO

<n4.10OS

030

OBO '

Ml'MO

13toon H

220123 2