perancangan buku pop up sebagai media pembelajaran bahasa … · 2017. 3. 23. · i perancangan...

28
i Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Siswa Sekolah Dasar Artikel Ilmiah Peneliti : Renaldy March Hitipeuw (692011034) T. Arie Setiawan Prasida, S.T., M.Cs. Adriyanto Juliastomo Gundo, S.Si., M.Pd Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Maret 2016

Upload: others

Post on 05-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Pembelajaran Bahasa

    Inggris untuk Siswa Sekolah Dasar

    Artikel Ilmiah

    Peneliti :

    Renaldy March Hitipeuw (692011034)

    T. Arie Setiawan Prasida, S.T., M.Cs.

    Adriyanto Juliastomo Gundo, S.Si., M.Pd

    Program Studi Desain Komunikasi Visual

    Fakultas Teknologi Informasi

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Salatiga

    Maret 2016

  • i

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

  • viii

    Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Inggris

    untuk Siswa Sekolah Dasar 1)Renaldy March Hitipeuw., 2) T.Arie Setiawan P.

    3) Adriyanto Juliastomo Gundo

    Fakultas Teknologi Informasi

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Indonesia

    Email: 1)[email protected],2) [email protected] 3) [email protected]

    Abstract

    English is required both in mastering communication technology as well as direct

    communication. Many people in Indonesian society are not fluent in English, it is because the

    learning process in schools are still using conservative methods. Learning English as an

    international language should be introduced as early as possible to children in Indonesia at

    this time. One of the popular media children are pop-up books. Designing Pop-up Book For

    Media Learning English for Elementary School Children aims to assist, facilitate and attract

    students' interest in learning English. The result is a learning media in the form of pop-up

    books and furnished with this manual attract teachers and students. Pop up, illustration, and

    in a language easily understood, so that teachers and students easily understand the

    information to be conveyed.

    Keyword : English, Home, Media Education, Pop Up Book,

    Abstrak

    Bahasa Inggris sangat diperlukan baik dalam menguasai teknologi komunikasi

    maupun dalam berinteraksi secara langsung. Masyarakat Indonesia masih banyak yang belum

    fasih dalam berbahasa Inggris, ini disebabkan karena proses belajar mengajar di sekolah

    masih menggunakan metode konservatif. Pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa

    internasional sudah seharusnya mulai diperkenalkan sedini mungkin kepada anak-anak di

    Indonesia saat ini. Salah satu media yang digemari anak-anak adalah buku pop up.

    Perancangan Buku Pop up Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Inggris Untuk Anak Sekolah

    Dasar ini bertujuan untuk membantu, mempermudah dan menarik minat siswa dalam

    mempelajari bahasa Inggris. Hasilnya berupa media pembelajaran berupa buku pop up dan

    dilengkapi dengan buku panduan ini menarik minat guru dan siswa. Bentuk pop up, ilustrasi,

    dan bahasa yang digunakan mudah dimengerti, sehingga guru dan siswa mudah memahami

    informasi yang ingin disampaikan.

    Kata Kunci : Bahasa Inggris, Rumah, Media Pembelajaran, Buku Pop Up

    1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Desain Komunikasi Visual,

    Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 3) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

    mailto:[email protected]

  • 1

    1. Pendahuluan

    Era globalisasi menuntut setiap individu untuk mempersipkan sumber daya

    yang handal terutama di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Dalam hal ini

    bahasa Inggris sangat diperlukan baik dalam menguasai teknologi komunikasi

    maupun dalam berinteraksi secara langsung. Sebagai sarana komunikasi global,

    bahasa Inggris harus dikuasai secara aktif baik lisan maupun tulisan [1].

    Saat ini masyarakat Indonesia masih banyak yang belum fasih dalam berbahasa

    Inggris, ini disebabkan karena proses belajar mengajar di sekolah masih

    menggunakan metode ceramah. Metode yang digunakan adalah penerangan secara

    lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan

    pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar [2].

    Selama ini penyajian materi pelajaran Bahasa Inggris untuk siswa masih

    menggunakan metode konservatif, yaitu guru menjelaskan dengan ceramah dan

    peserta didik menyimak buku pelajaran. Namun peserta didik cepat merasa bosan

    saat menerima pelajaran karena media yang kurang menarik dan bersifat

    verbalistik yang mempengaruhi tingkat keberhasilan siswa dalam memahami

    pelajaran bahasa Inggris. Sehingga dibutuhkan sebuah media pembelajaran yang

    menarik dan membuat siswa tertarik dalam belajar bahasa Inggris [3].

    Menurut hasil wawancara dengan Bapak Eko selaku guru bahasa Inggris

    sekolah dasar SD Masudirini 77 Salatiga mengatakan bahwa media pembelajaran

    bahasa Inggris untuk anak sekolah dasar saat ini, khususnya untuk kelas satu dan dua

    adalah buku paket, media pembelajaran bahasa Inggris di sekolah masih belum dapat

    membuat anak-anak antusias dalam belajar bahasa Inggris. Minat anak-anak dalam

    belajar bahasa Inggris masih kurang dan berpendapat bahwa bahasa Inggris tidak

    penting. Hal ini berpengaruh besar bagi anak-anak saat beranjak SMA ketika mulai

    menyadari akan pentingnya bahasa Inggris, namun karena kurangnya pengetahuan

    dasar tentang bahasa Inggris, akan menghambat proses pembelajaran. Berdasarkan

    hal tersebut, maka dibutuhkan peranan media pembelajaran yang dapat meningkatkan

    minat anak mempelajari bahasa Inggris sejak dini.

    Menurut hasil wawancara dengan tiga siswa kelas dua SD Masudirini 77

    Salatiga, mengatakan pembelajaran bahasa Inggris di sekolah selama ini terlalu biasa

    sehingga membuat siswa bosan belajar behasa Inggris, siswa membutuhkan sebuah

    media baru yang bisa membuat siswa senang dan tertarik belajar bahasa Inggris.

    Berdasarkan hal tersebut yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana

    membuat sebuah media pembelajaran yang dapat meningkatkan minat siswa dalam

    belajar bahasa Inggirs, mempermudah siswa dalam belajar bahasa Inggris, dan dapat

    mempermudah guru dalam mengajar bahasa Inggris.

    Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar yang dapat

    dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau

    keterampilan belajar, sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar [4].

    Menurut Sukartiwi (1996), ada beberapa keuntungan yang dapat diraih dengan

    menggunakan media yaitu meningkatkan motivasi siswa, mencegah kebosanan siswa

    http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/

  • 2

    dalam mengikuti suatu proses belajar mengajar, menjadikan proses belajar mengajar

    berjalan lebih sistematis, memudahkan siswa memahami instruksi guru dalam proses

    belajar mengajar, memeperkuat pemahaman siswa pada konteks pelajaran yang

    diharapkan [4].

    Mulyani Sumantri menggaris bawahi tentang prinsip-prinsip dalam pemilihan

    media pembelajaran yang layak, adalah media harus berdasarkan pada tujuan

    pembelajaran dan bahan ajar yang akan disampaikan, media harus disesuaikan

    dengan tingkat perkembangan peserta didik, media harus disesuaikan dengan

    kemampuan guru, baik dari pengadaannya maupun penggunaannya, media harus

    disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau pada waktu, tempat, dan situasi yang

    tepat [5].

    Salah satu media yang sedang digemari anak-anak saat ini adalah buku pop up.

    Buku pop up merupakan buku yang memiliki bagian khusus yang dapat muncul

    keluar membentuk 3 dimensi ketika halaman dibuka. Buku pop up lebih menarik

    untuk anak-anak karena terdapat bagian yang bisa muncul seperti sebuah kejutan dan

    membuat pembacanya penasaran dengan apa lagi yang akan muncul pada buku

    tersebut [6].

    Kelebihan buku pop up adalah dapat memberikan visualisasi cerita yang lebih

    menarik. Mulai dari tampilan ilustrasi yang memiliki dimensi, gambar yang dapat

    bergerak, berubah bentuk, dan lainnya. Selain itu buku ini memberikan kejutan di

    setiap halamannya yang dapat mengundang ketertarikan untuk terus membuka

    halaman berikutnya. Menurut Robert Sabuda, pembaca seperti menjadi bagian dari

    hal menakjubkan itu karena memiliki andil dalam membuka halaman buku [7].

    Buku pop up memiliki berbagai manfaat, seperti mengajarkan anak-anak untuk

    lebih menghargai buku dan memeprlakukannya dengan lebih baik, lebih

    mendekatkan anak dengan orang tua karena buku pop up memiliki bagian yang

    mendekatkan hubungan sehingga memberikan kesempatan untuk menikmati cerita,

    mengembangkan kreatifitas anak, merangsang imajinasi, menambah pengetahuan

    hingga memberikan penggambaran bentuk suatu benda atau pengenalan benda [8].

    Media pop up merupakan salah satu alternatif media pembelajaran anak yang

    dengan potensi yang dimilikinya dapat menarik perhatian anak. Dengan menampilkan

    suatu bentuk tiga dimensi dan bersifat interaktif, dapat memberikan materi

    pendidikan anak dengan cara yang berbeda. Media pop up dapat membangkitkan

    motivasi anak dalam belajar. Disertai dengan cerita yang menarik yang dekat dengan

    lingkungan anak seperti mengajak anak untuk berpartisipasi dengan memberi mereka

    pertanyaan berkaitan dengan cerita. Penggunaan ilustrasi, warna, dan tipografi

    disesuaikan dengan kesukaan anak sehingga anak merasa lebih akrab dengan karakter

    yang dibuat [9]. Daya tarik, dan manfaat buku pop up ini dapat digunakan sebagai

    media baru untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar bahasa Inggris pada

    Sekolah Dasar.

  • 3

    2. Tinjauan Pustaka

    Penelitian pertama oleh Chris Pratama Putra dalam penelitiannya yang berjudul

    Perancangan Media Edukasi Bahasa Inggris Interaktif Untuk Pengenalan Benda

    Dalam Ruangan Rumah Dengan Metode Ilustrasi Perspektif Digital Painting. Latar

    belakang dari penelitian ini adalah masih banyak masyarakat Indonesia masih tidak

    bisa berbahasa Inggris, karena masyarakat masih kurang pengenalan bahasa Inggris

    sejak dini. Adapun media dan pembelajaran dari sekolah yang masih minim,

    membuat anak kurang peka terhadap bahasa Inggris. Penelitian ini bertujuan untuk

    membuat media pembelajaran bahasa Inggris, yang dapat membuat anak-anak belajar

    bahasa Inggris dengan cara yang menyenangkan. Hasil dari penelitian ini adalah,

    media yang dikembangkan sudah menarik dan interaktif bagi anak-anak [10].

    Penelitian kedua oleh Rizqi Larosia dalam penelitiannya berjudul Perancangan

    Buku Pop up Pengenalan Aksara Jawa untuk Anak-Anak Terbitan Tiga Serangkai.

    Latar belakang penelitian ini adalah aksara jawa masih menjadi pelajaran yang

    kurang menarik bagi anak-anak SD. Penelitian ini bertujuan untuk merancang

    buku pop up pengenalan aksara jawa untuk anak-anak yang menarik dan komunikatif

    agar lebih mudah dipelajari anak-anak, serta memilih media promosi yang tepat untuk

    mendukung pemasaran buku pop up pengenalan Aksara Jawa untuk anak-anak. Hasil

    dari penelitian ini adalah, berhasil merancang buku pop up pengenalan Aksara Jawa

    untuk anak-anak yang menarik dan komunikatif dan lebih mudah dipelajari anak-

    anak [6].

    Penelitian pertama memiliki konten yaitu materi pembelajaran bahasa Inggris

    untuk anak-anak. Berdasarkan penelitian pertama dapat diambil materi yang cocok

    untuk anak-anak adalah materi bahasa inggris tentang rumah. Sedangkan penelitian

    kedua memiliki konten tentang buku pop up. Berdasarkan penelitian kedua dapat

    diambil jenis-jenis pop up dan teknik-teknik pop up yang digunakan untuk anak-anak.

    Penelitian ini memiliki perbedaan dari kedua penelitian sebelumnya, pada

    penelitian pertama membuat media pembelajaran bahasa Inggris untuk anak Sekolah

    Dasar dalam bentuk aplikasi android, sedangkan penelitian ini membuat media

    pembelajaran bahasa Inggris untuk anak Sekolah Dasar dalam bentuk buku pop up.

    Kemudian perbedaan pada penelitian kedua adalah penelitian kedua menggunakan

    pop up untuk mengajarkan aksara Jawa untuk anak-anak, sedangkan penelitian ini

    menggunakan pop up, untuk membuat media pembelajaran bahasa Inggris untuk

    anak-anak.

    Menurut Sabuda dalam Frequenty Asked Question, Creative Question (Sabuda,

    15 Agustus 2012) teknik pop up ada berbagai macam antara lain, v-volding, internal

    stand, mouth, rotary, transformations, volvelles, peepshow, carousel, box and

    cylinder, dan pull tabs [10].

    Buku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Buku adalah lembar kertas yang

    berjilid, berisi tulisan atau kosong [11]. Buku pop-up buku yang memiliki bagian

    yang dapat bergerak atau berunsur tiga dimensi, terdiri dari lipatan dan terlihat seperti

    tiga dimensi. Buku pop-up memberikan visualisasi cerita yang lebih menarik.

  • 4

    Tampilan gambar yang terlihat lebih memiliki dimensi serta memberikan kejutan.

    Gambar yang dapat bergerak ketika halamannya dibuka atau bagiannya digeser

    hingga bagian yang dapat berubah bentuk. Informasi yang disampaikan dapat

    merangsang bayangan pada anak, sementara faktor pengalaman masih terbatas

    menyebabkan ilustrasi dibutuhkan sebagai pendamping penyampaian informasi untuk

    anak [12]. Buku ajar merupakan salah satu sarana keberhasilan proses belajar

    mengajar. Buku ajar merupakan suatu kesatuan unit pembelajaran yang berisi

    informasi, pembahasan serta evaluasi. Buku ajar yang tersusun secara sistematis akan

    mempermudah peserta didik dalam mendapatkan materi sehingga mendukung

    ketercapaian tujuan pembelajaran. Maka dari itu, buku ajar harus disusun sesuai

    beberapa indikator yaitu menarik, aspek keterbacaan tinggi, dan mudah dicerna [13].

    Layout adalah susunan atau penataan teks, gambar dan elemen visual lainnya

    dalam sebuah desain untuk menyelaraskannya kedalam satu kesatuan desain yang

    memiliki daerah aktif dan pasif sebagai penuntun mata untuk membaca informasi

    didalamnya [14]. Warna menurut Kamus Besar Bahas Indonesia Buku adalah kesan

    yg diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya

    [15]. Tipografi merupakan pelengkap suatu pendapat visual, tetapi sudah menjadi

    sajian utama komunikasi grafis yang berbentuk buku, katalog, atau brosur. Huruf

    memainkan peranan sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk komunikasi

    grafis [16]. Ilustrasi digunakan untuk menerangkan suatu informasi tertulis, Ilustrasi

    dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: utama dan pendamping. Ilustrasi utama

    digunakan untuk menyajikan ide besar, sedangkan ilustrasi pendamping untuk

    memperjelas ide utama [17].

    3. Metode Penelitian

    Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif

    karena dalam pengambilan data dan dalam pengambilan kesimpulan yang diperlukan,

    dilakukan dengan wawancara kepada narasumber. Pendekatan kualitatif bersifat

    fleksibel dan berubah-ubah sesuai kondisi lapangan berupa pengambilan data dengan

    wawancara. Sedangkan strategi yang digunakan adalah cyclic strategy. Cyclic

    strategy atau strategi berputar ini pada dasarnya memiliki prinsip yang sama dengan

    linear strategy, hanya saja pada strategi ini ada kalanya suatu tahap perlu diulang

    kembali untuk menampung umpan balik (feed back) sebelum tahap berikutnya

    dilanjutkan. Pengulangan tahap ini lazim disebut loop. Ada kalanya terdapat dua atau

    lebih loop yang terkandung dalam satu loop yang libih besar [18]. Tahapan penelitian

    mengenai Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Inggris

    untuk Siswa Sekolah Dasar pada Gambar 1.

    Gambar 1. Tahapan penelitian.

    TAHAP 1 Identifikasi

    Masalah

    TAHAP 2 Pengumpulan

    dan analisis

    data

    TAHAP 3 Perancangan

    dan Produksi

    TAHAP 4 Pengujian

  • 5

    Tahap pertama yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah yang terjadi di

    ruang lingkup SD Masudirini 77 Salatiga dan mengenai masalah kurangnya media

    yang menarik siswa dalam mempelajari bahasa Inggris. Selanjutnya setelah tahap

    identifikasi masalah selesai, dilanjutkan pada tahap pengumpulan dan analisis data.

    Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dengan guru dan siswa yang

    ada di SD Masudirini 77 Salatiga. Wawancara bagi guru dilakukan untuk mencari

    tahu media apa saja yang sudah ada untuk pembelajaran bahasa Inggris, dan materi

    bahasa Inggris tentang apa yang perlu untuk diajarkan melalui media tersebut. Dan

    wawancara bagi siswa dilakukan untuk mengetahui seberapa besar minat siswa dan

    media seperti apa yang diinginkan siswa untuk mempelajarai bahasa Inggris.

    Dari hasil pengumpulan data didapatkan analisis data bahwa hanya ada satu

    media pembelajaran bahasa Inggris di sekolah yaitu buku paket, siswa tidak tertarik

    belajar bahasa Inggris, dan siswa membutuhkan adanya media baru yang dapat

    menarik minat siswa untuk belajar bahasa Inggris. Materi bahasa Inggris yang perlu

    untuk dibuat medianya adalah materi tentang rumah karena kurangnya media yang

    dapat menampilkan rumah dengan jelas pada kelas rendah.

    Tingkatan kelas di sekolah dasar dapat dibagi menjadi dua, yaitu kelas rendah

    dan kelas tinggi. Kelas rendah terdiri dari kelas satu, dua, dan tiga, sedangkan kelas-

    kelas tinggi terdiri dari kelas empat, lima, dan enam [19].

    Dari hasil analisis data, maka dirancang sebuah media yang mampu menarik

    minat siswa agar lebih senang dalam mempelajari bahasa Inggris. Proses perancangan

    buku pop up ini dapat dilihat pada Gambar 2.

    Gambar 2. Proses perancangan pop up dan buku panduan.

    Proses perancangan dilakukan sebanyak dua kali, setelah melalui proses

    evaluasi oleh guru bahasa Inggris Sekolah Dasar Masudirini 77. Perancangan pertama

    dinilai kurang bisa menampilkan rumah dengan jelas karena ukurannya kurang besar

    serta bentuknya yang terlalu rumit, sehingga tidak bisa dipakai sebagai media

    pembelajaran. Kemudian dilakukan perancangan ulang dan akhirnya memperoleh

    Perancangan konsep

    Pembuatan sketsa

    Perancangan buku pop up

    Produksi buku

    Perancangan buku panduan

    Evaluasi (Lanjut atau Kembali)

  • 6

    hasil yang sesuai menurut guru bahasa Inggris Sekolah Dasar Masudirini 77.

    Perancangan buku pop up sebelum dilakukan evaluasi dapat dilihat pada Gambar 3.

    Gambar 3. Perancangan buku pop up sebelum dilakukan evaluasi

    Media pembelajaran ini dirancang untuk mempermudah guru untuk

    mengajarkan materi bahasa Inggris, dan menarik minat siswa untuk belajar bahasa

    Inggris. Media pembelajaran ini dirancang untuk siswa Sekolah Dasar kelas 1, 2, dan

    3. Media pembelajaran yang dirancang ini berupa buku pop up berbentuk rumah dan

    buku panduannya yang berisi panduan pemakaiannya. Judul yang dipilih dalam

    perancangan buku ini adalah Vito’s House. Vito’s house dalam bahasa indonesia

    artinya rumahnya Vito, alasan pemilihan nama ini karena buku ini adalah buku pop

    up yang berbentuk rumah dan Vito adalah nama dari karakter pemilik rumah tersebut

    yang akan menjelaskan tentang apa saja yang ada di rumahnya dalam bahasa Inggris.

    Selain itu pemilihan judul Vito’s House juga supaya mudah dibaca dan diingat oleh

    siswa.

    Konsep pembuatan buku pop up adalah pop up yang dapat menampilkan

    dengan jelas bagian-bagian rumah dan dapat menarik minat siswa untuk mempelajari

    bahasa Inggris tentang rumah. Ruangan pada rumah dipilih berdasarkan wawancara

    dengan guru pada SD Masudirini 77, dan juga disesuaikan dengan penelitian

    terdahulu oleh Chris Pratama Putra dalam penelitiannya yang berjudul Perancangan

    Media Edukasi Bahasa Inggris Interaktif Untuk Pengenalan Benda Dalam Ruangan

    Rumah Dengan Metode Ilustrasi Perspektif Digital Painting. Karena buku ini adalah

    media pembelajaran maka dalam perancangan buku ini diperhatikan beberapa hal

    yang berpengaruh dalam pembuatan media pembelajaran.

    Dalam pemilihan media pembelajaran menurut Sanaky, pertimbangan media

    yang akan digunakan dalam pembelajaran menjadi pertimbangan utama, karena

    media yang dipilih harus sesuai dengan, tujuan pembelajaran, bahan pelajaran,

    metode pengajaran, tersedia alat yang dibutuhkan, pribadi pengajar, minat dan

    kemampuan siswa, situasi pengajaran yang sedang berlangsung[20].

    Konsep buku Vito’s House adalah seorang anak bernama Vito yang mengajak

    pembaca untuk menjelajahi rumahnya, dan Vito akan menjelaskan semua yang ada di

    dalam rumahnya dalam bahasa Inggris, setelah itu Vito akan memberikan pertanyaan

  • 7

    tentang rumahnya dalam bentuk permainan yang menarik. Dilihat dari tujuan

    pembelajaran buku ini dirancang dengan materi-materi yang sesuai dengan siswa.

    Bentuk buku pop up juga memudahkan guru menggunakannya sebagai media

    pembelajaran karena dapat dengan jelas menampilkan apa yang ingin ditampilkan,

    dan dapat dengan mudah disimpan dan dibawa kemana-mana. Bahan pelajaran

    disusun berurutan di dalam buku, yaitu ruangan pada rumah dimulai dari ruang tamu

    dan berakhir di halaman belakang hal ini membuat proses belajar mengajar menjadi

    lebih sistematis. Buku ini dirancang dengan bentuk pop up, dan menggunakan warna-

    warna yang cerah dan ilustrasi kartun, agar dapat meningkatkan minat anak-anak

    dalam belajar, dan membuat situasi pengajaran yang berlangsung menjadi lebih aktif,

    dan adanya proses timbal balik antara guru dan siswa.

    Karakter anak dipilih dalam perancangan ini karena target konsumennya adalah

    siswa kelas rendah yang adalah anak-anak. Nama karakter adalah Vito, nama ini

    dipilih karena Vito mudah diingat dan mudah diucapkan oleh siswa. Selain itu Vito

    memiliki arti penuh inspirasi, toleran, pengertian, dinamis dan penuh kesibukan [21].

    Sifat seperti ini sangat sesuai dengan sifat siswa. Pakaian pada karakter dibuat

    sederhana seperti pakaian anak-anak pada umumnya, dan pada baju terdapat huruf V

    yang adalah inisial dari nama Vito, yang bertujuan supaya nama dan bentuk

    karakternya lebih melekat pada ingatan siswa. Sketsa perancangan karakter dapat

    dilihat pada Gambar 4.

    Gambar 4. Sketsa perancangan karakter.

    Konsep ilustrasi pada cover buku adalah tampilan depan rumah, agar sesuai

    dengan isi buku yang adalah pop up yang berbentuk rumah, pintu pada gambar rumah

    dibuat terbuka dan bercahaya untuk menampilkan unsur misterius dan juga untuk

    menampilkan bahwa terdapat hal yang menyenangkan yang ada di dalam rumah.

    Sedangkan cover belakang terdapat foto buku yang sedang terbuka dan

    memperlihatkan bentuk pop up dari buku tersebut, dan juga terdapat penjelasan

    tentang isi buku, logo Fakultas Teknologi Informasi dan logo Universitas Kristen

    Satya Wacana. Cover buku Vito’s House dapat dilihat pada Gambar 5.

  • 8

    Gambar 5. Cover buku Vito’s House.

    Warna yang digunakan pada perancangan judul buku yaitu putih dengan outline

    merah. Warna putih agar tulisan terlihat jelas diantara banyak warna yang terdapat

    pada cover. dan outline merah pada tipografi memberikan kesan ceria dan

    bersemangat, yang sesuai dengan sifat dari anak-anak. Penggunaan tipografi pada

    judul Vito’s House adalah font BD Cartoon Shout yang termasuk jenis font

    decorative. Font ini dipilih karena memberikan kesan semangat dan bersahabat yang

    mewakili sifat anak-anak, dan juga bentuknya sangat mewakili kartun sangat sesuai

    dengan buku Vito’s House. Selain judul ada juga tagline yang bertuliskan “Lets learn

    about my house”. Tagline dibuat dengan maksud memperjelas isi buku, bahwa buku

    ini akan berisi tentang penjelasan tentang rumah. Tagline dibuat dalam bentuk

    kalimat ajakan supaya mengajak anak-anak untuk belajar dari buku ini. Judul Vito’s House dapat dilihat pada Gambar 6.

    Gambar 6. Judul buku Vito’s House.

    Konsep pembuatan buku pop up adalah membuat jenis buku carousel. Pada

    buku carousel, covernya dilipat ke belakang dan dibuka untuk membentuk lingkaran

    dan dijaga menggunakan benang, pita, atau bahan lainnya [8]. Buku carousel dipilih

    karena dapat menampilkan bentuk rumah dengan jelas dan juga dapat dengan mudah

    dibawa kemana-mana. Setiap halaman pada buku carousel membentuk bilik, yang

    dapat dijadikan sebagai ruang-ruang yang ada pada sebuah rumah. Bentuk buku ini

  • 9

    sesuai dengan konsep yang akan dibuat, karena apabila dibuka dalam posisi berdiri

    akan terlihat seperti sebuah rumah, lengkap dengan semua ruangan, dan benda-benda

    yang ada di dalamnya. Buku pop up terdiri dari empat lembar, dan jika dibuka akan

    membentuk empat bilik, dengan kondisi salah satu lembar halaman tertutup. Jumlah

    bilik keseluruhannya adalah 5 buah bilik. Beberapa bilik terbagi menjadi dua ruang,

    yaitu atas dan bawah. Bilik-bilik ini adalah ruangan-ruangan rumah. Pada bilik

    pertama terdapat ruang tamu pada bagian bawah, dan kamar orang tua pada bagian

    atas. Pada bilik ke dua terdapat ruang tengah yaitu ruang keluarga dan terdapat tangga

    menuju lantai dua. Pada bilik ke tiga terdapat ruang makan pada bagian bawah, dan

    kamar vito pada bagian atas. Pada bilik keempat terdapat dapur pada bagian bawah

    dan kamar mandi pada bagian atas. Pada bilik ke lima terdapat taman atau halaman

    belakang. Sketsa konsep buku dapat dilihat pada Gambar 7.

    Gambar 7. Sketsa konsep buku.

    Proses selanjutnya adalah pembuatan dummy. Dummy dibuat dengan tujuan

    untuk menentukan ukuran awal buku dan komponen-komponen pop up yang terdapat

    di dalam buku. Ukuran yang sudah ditetapkan pada saat pembuatan dummy,

    kemudian dijadikan patokan untuk pembuatan ilustrasi dan dan pewarnaan secara

    digital. Pada dummy benda-benda yang ukurannya besar dibuat dalam bentuk pop up

    tiga dimensi sedangkan benda benda yang kecil hanya digambar dalam bentuk dua

    dimensi. Dummy dibuat dengan menggunakan teknik internal stand. Teknik ini

    menggunakan panel sandaran, sehingga ketika buku dibuka, gambar akan berdiri [6].

    Layout setiap ruangan pada dummy dibuat berdasarkan bentuk ruangan yang ada pada

    rumah pada umumnya. Dummy dapat dilihat pada Gambar 8.

  • 10

    Gambar 8. Dummy buku Vito’s House.

    Proses selanjutnya adalah proses pembuatan ilustrasi dan pewarnaan digital.

    Semua komponen pop up pada dummy diukur kemudian ditrasfer ke dalam bentuk

    digital untuk diwarnai. Warna yang digunakan adalah warna-warna cerah dan ilustrasi

    yang digunakan adalah kartun, sesuai dengan apa yang disukai anak-anak. Proses

    pewarnaan dimulai dengan pembuatan latar belakang atau dinding pada setiap

    ruangan. Semua dinding pada setiap ruangan diberi warna berbeda, dan juga diberi

    motif atau pattern agar tidak terlihat monoton dan membosankan bagi anak-anak.

    Kemudian pembuatan ilustrasi benda yang ada pada dinding. Selanjutnya adalah

    proses pewarnaan pada komponen-komponen yang akan ditempelkan. Setiap

    komponen diberi warna sesuai warna benda pada umumnya, supaya siswa tidak

    bingung saat mengenali benda. Proses pewarnaan digital dapat dilihat pada Gambar 9.

    Gambar 9. Proses pewarnaan digital.

  • 11

    Proses selanjutnya adalah proses cetak dan perakitan pop up. Pada proses ini

    semua komponen pop up yang sudah diwarnai secara digital diprint, dan kemudian

    dirakit sesuai dummy. Pop up yang sudah dirakit dapat dilihat pada Gambar 10.

    Gambar 10. Pop up yang sudah dirakit.

    Setelah tahapan pembuatan buku pop up selesai, dilanjutkan dengan proses

    pembuatan buku panduan. Buku panduan adalah buku yang berisi tentang penjelasan

    dari buku pop up. Buku ini berisi materi vocabulary bahasa Inggris tentang rumah,

    dan juga kuis-kuis dalam bentuk permainan, yang tentu saja disampaikan oleh Vito

    yang adalah tokoh utama dalam buku ini. Buku ini terdiri dari bagian perkenalan,

    bagian penjelasan materi, bagian kuis, dan bagian penutup. Proses pembuatan buku

    panduan dimulai dengan pembuatan cover. Cover pada buku panduan dibuat lebih

    sederhana. Terdapat gambar Vito, yang sedang berdiri di halaman rumahnya. Dengan

    pose sedang menjelaskan sesuatu. Cover buku panduan dapat dilihat pada Gambar 11.

    Gambar 11. Cover buku panduan.

  • 12

    Halaman pembuka buku terdapat keterangan penulis dan kata pengantar dari

    penulis. Kemudian halaman selanjutnya adalah halaman perkenalan, halaman ini

    berisi Vito yang memperkenalkan diri, menjelaskan apa saja yang ada di buku ini,

    dan mengajak siswa untuk masuk ke rumahnya. Halaman perkenalan dapat dilihat

    pada Gambar 12.

    Gambar 12. Halaman perkenalan.

    Bagian selanjutnya dari buku panduan adalah halaman materi, halaman-

    halaman ini berisi foto-foto ruangan pada buku pop up, setiap benda pada ruangan

    tersebut diberi nomor, kemudian terdapat penjelasannya yaitu berupa nomor benda

    tersebut, kata benda tersebut dalam bahasa indonesia dan kemudian, arti kata benda

    tersebut dalam bahasa Inggris. Halaman materi dibagi berdasarkan setiap ruang yang

    ada pada rumah. Gambar benda-benda rumah pada halaman ini dibuat dengan tujuan

    mengisi ruang kosong pada layout, dan juga membuat siswa tertarik untuk melihat isi

    halaman. Beberapa halaman materi dapat dilihat pada Gambar 13.

    Gambar 13. Beberapa halaman materi.

  • 13

    Bagian selanjutnya adalah halaman kuis. Halaman kuis berada di akhir dari

    halaman materi tentang setiap ruang. Pada halaman ini terdapat kuis tentang materi

    pada halaman sebelumnya. Vito akan menjadi pemandu pada kuis. Kuis dibuat

    supaya menguji anak-anak akan materi yang terlah diberikan. Pada kuis akan terdapat

    perintah-perintah supaya anak harus berinteraksi dengan buku pop up, dengan begitu

    siswa tidak akan bosan dan akan senang menjawab kuis sekaligus bermain dengan

    buku pop up. Beberapa halaman kuis dapat dilihat pada Gambar 14.

    Gambar 14. Beberapa halaman kuis.

    Bagian terakhir pada buku panduan adalah bagian penutup. Bagian ini berisi

    Vito yang berpamitan dengan siswa, dan berpesan kepada siswa untuk terus rajin

    belajar. Halaman penutup dapat dilihat pada Gambar 15.

  • 14

    Gambar 15. Halaman penutup.

    Tipografi yang terdapat didalam buku menggunakan tiga jenis yaitu font

    Needlework Good, font DK Crayon Crumble, dan BD Cartoon Shout. Font pertama

    yang dipakai adalah font Needlework Good. Font ini termasuk dalam jenis font

    decorative Font ini dipakai pada setiap judul pada isi buku panduan. Font ini dipilih

    karena memiliki kesan kuat dan tebal, yang sangat cocok untuk judul, dan juga

    memiliki kesan santai dan terlihat seperti coretan pensil warna yang sangat cocok

    dengan anak-anak dan juga ornament doodle. Font kedua adalah Font DK Crayon

    Crumble. Font ini dipakai pada setiap penjelasan pada buku panduan font ini

    termasuk jenis font decorative. Font ini dipilih karena berbentuk seperti tulisan

    tangan yang ditulis menggunakan pensil, dan juga memiliki kesan bersahabat,

    sehingga siswa merasa santai dan tidak terlalu kaku dalam belajar. Font ini juga

    sesuai dengan ornament pada halaman. Font ketiga adalah font BD Cartoon Shout.

    Font ini termasuk jenis font decorative. Font ini dipakai pada judul buku pada cover

    buku pop up dan buku panduan. Font ini dipilih karena memiliki kesan kuat jadi

    sesuai untuk judul tetapi tidak kaku dan memiliki kesan dinamis yang mewakili sifat

    anak-anak. Font Needlework Good, font DK Crayon Crumble, dan font BD Cartoon

    Shout dapat dilihat pada Gambar 16.

    Gambar 16. Font Needlework Good, font DK Crayon Crumble, dan font BD Cartoon Shout.

  • 15

    4. Hasil dan Pembahasan

    Berikut adalah hasil desain media pembelajaran bahasa Inggris dari

    perancangan yang telah dilakukan. Perancangan buku ini terdiri dari buku pop up dan

    buku panduan. Buku pop up terdiri dari delapan ruang, ruang tamu, kamar orang tua,

    ruang tengah, kamar vito, ruang makan, kamar mandi, dapur, taman. Halaman

    penutup berisi daftar pustaka. Hasil dari perancangan buku pop up dapat dilihat pada

    Gambar 17.

    Gambar 17. Hasil dari perancangan buku pop up.

    Buku panduan terdiri dari halaman pengantar, halaman isi, dan halaman

    penutup. Halaman pengantar berisi halaman pengenalan penulis, kata pengantar, dan

    daftar isi. Halaman isi berisi perkenalan karakter, materi bahasa Inggris, dan kuis.

    Hasil dari perancangan buku panduan dapat dilihat pada Gambar 18.

  • 16

    Gambar 18. Hasil dari perancangan buku panduan.

    Cara penggunaan media pembelajaran ini dalam proses belajar mengajar di

    sekolah adalah, pertama-tama guru membuka buku pop up, kemudian menjelaskan

    bagian-bagian rumah dengan cara menunjukkannya pada buku pop up, penjelasan

    yang dilakukan guru, bisa berupa cerita atau permainan yang dibuat oleh guru. Selain

    di dalam kelas media pembelajaran ini juga bisa digunakan diluar kelas, yaitu dengan

    cara, mengikuti buku panduan.

    Pengujian dari media pembelajaran bahasa Inggris ini dilakukan untuk

    mengetahui layak atau tidak perancangan media pembelajaran ini dan untuk

    mengetahui minat siswa dalam belajar bahasa inggris menggunakan media ini.

    Dalam pemilihan media pembelajaran menurut Sanaky, pertimbangan media

    yang akan digunakan dalam pembelajaran menjadi pertimbangan utama, karena

    media yang dipilih harus sesuai dengan, tujuan pembelajaran, bahan pelajaran,

    metode pengajaran, tersedia alat yang dibutuhkan, pribadi pengajar, minat dan

    kemampuan siswa, situasi pengajaran yang sedang berlangsung [20].

    Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur minat individu

    sebagaimana yang dikemukakan oleh Dewa Ketut Sukardi dalam Krisnadi (2006:16)

    tentang cara pengukuran minat adalah observasi, wawancara, angket, dan inventori

    Menurut Nursalam dalam Feter, A. H (2006: 34), minat seseorang dapat digolongkan

    menjadi rendah jika seseorang tidak menginginkan obyek minat, sedang jika

    seseorang menginginkan obyek minat akan tetapi tidak dalam waktu segera, tinggi

    jika seseorang sangat menginginkan obyek minat dalam waktu segera [22].

    Berdasarkan pemaparan tersebut maka dilakukan pengujian terhadap media ini.

    Pengujian media pembelajaran ini menggunakan metode pendekatan kualitatif.

    Teknik yang digunakan adalah wawancara kepada guru bahasa Inggris SD Masudirini

    77 Salatiga yaitu Ibu Tuti, Ibu Vana, dan Bapak Eko.

  • 17

    Berdasarkan hasil wawancara, perancangan ini dinilai baik dan sangat

    diperlukan sebagai media baru dalam proses pembelajaran karena memiliki desain

    yang menarik dan baru dan dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar. Selain itu,

    dengan adanya buku pop up ini dapat mempermudah siswa dalam mempelajari

    bahasa Inggris dan buku panduan dapat digunakan siswa untuk belajar di mana saja

    bukan hanya di sekolah.

    Menurut guru media ini membuat guru menjadi lebih mudah dalam

    menjelaskan materi karena bentuk pop up yang sangat jelas dan penempatan setiap

    ruangan yang berurutan dimulai dari ruang tamu dan berakhir di taman membuat

    proses belajar mengajar menjadi lebih sistematis. Materi yang ada pada buku panduan

    sudah jelas dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa.

    Menurut guru media ini sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran, bahan

    pembelajaran, metode pengajaran, dan minat dan kemampuan siswa. Media ini

    membuat tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik, karena media ini dapat

    meningkatkan minat siswa dalam belajar dan juga dapat memudahkan guru dalam

    mengajar. Hal ini membuat proses belajar mengajar berlangsung aktif dan

    berlangsung dari kedua sisi yaitu guru dan siswa. Media ini juga membuat guru dapat

    mengajar dengan beberapa metode dan membuat proses belajar menjadi lebih flexible

    yaitu guru menjelaskan meteri dengan cerita atau permainan dan menggunakan buku

    pop up sebagai alat peraga, guru menjelaskan materi kemudian siswa mengerjakan

    kuis pada buku panduan, dan siswa membaca buku panduan dan melihat buku pop up

    kemudian siswa mengerjakan kuis pada buku panduan dan guru mendampingi. Buku

    pop up ini juga sudah dicoba untuk dipakai dalam proses pembelajaran di kelas, dan

    siswa sangat antusias dan aktif dalam proses belajar menggunakan media ini.

    Wawancara kedua dilakukan kepada beberapa siswa kelas dua pada SD

    Masudirini 77 Salatiga. Siswa yang diwawancarai dipilih oleh guru bahasa inggris.

    Siswa-siswa ini dipilih karena aktif dan kritis pada saat proses belajar mengajar.

    Berdasarkan hasil wawancara, siswa tertarik dengan adanya media

    pembelajaran ini, karena merupakan media yang baru, dan siswa senang dengan

    tampilan media ini, menurut siswa pembelajaran bahasa inggris menjadi lebih

    menarik dan tidak membosankan jika menggunakan media ini. Siswa juga merasa

    penggunaan media ini sebagai media pembelajaran membuat belajar menjadi lebih

    mudah dan tidak membosankan.

    Benda-benda pada buku pop up dapat dikenali siswa dengan baik. Menurut

    siswa warna yang digunakan juga sudah bagus karena menggunakan warna-warna

    cerah. Siswa juga merasa ilustrasi yang dibuat juga sudah bagus dan membuat buku

    tampak menjadi lebih menarik, dan tidak seperti buku-buku pelajaran pada umumnya.

    Siswa menyukai adanya buku panduan, karena bisa membuat siswa belajar

    dimana saja, bukan hanya disekolah. Siswa juga menyukai karakter Vito dan

    peranannya pada buku panduan, karena karakter berperan sebagai teman yang

    menjelaskan materi dengan cara yang menyenangkan. Tulisan dan penggunaan

    bahasa dirasa sudah bagus, dan mudah dimengerti, karena materi yang diberikan

    dapat diterima dengan baik oleh siswa. Selain itu evaluasi yang dibuat dalam bentuk

  • 18

    kuis dan permainan yang menarik membuat siswa senang dan lebih mudah dalam

    belajar.

    Guru dan siswa berharap agar kedepannya tidak hanya materi tentang rumah,

    tetapi materi-materi bahasa inggris yang lain bisa disampaikan dengan media seperti

    ini.

    5. Simpulan

    Berdasarkan dari hasil pengujian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media

    pembelajaran berupa buku pop up yang dilengkapi dengan buku panduan, dapat

    mempermudah guru dalam mengajar siswa dan memberikan guru media baru dalam

    mengajari siswa mengenai bahasa Inggris khususnya tentang rumah. Bagi siswa,

    dapat membuat siswa lebih tertarik dalam mempelajari bahasa Inggris, dan

    memberikan siswa kemudahan dalam mempelajari bahasa Inggris. Penerapan konsep

    buku pop up karena pop up dapat memberikan unsur kejutan sehingga dapat menarik

    perhatian siswa pada buku. Pilihan untuk menambahkan karakter dan buku panduan

    membuat siswa tidak bosan dan menjadi senang karena materi yang diberikan

    menjadi lebih menyengangkan dan tidak membosankan.

    6. Daftar Pustaka

    [1] Frans. 2006. Pentingnya Bahasa Inggris, http://englishtraining.com. Diakses

    tanggal 28 September 2014.

    [2] Haryanto. 2011. Macam-Macam Metode Pembelajaran,

    http://belajarpsikologi.com/macam-macam-metode-pembelajaran/, Diakses

    tanggal : 13 Oktober 2015.

    [3] Suryanah, E., Rais, F. L., & Bunga Sari Dewi, C. (2012). Rancangan

    Pembelajaran Interaktif Bahasa Inggris Untuk Siswa Sekolah Dasar Pada

    Handphone Berbasis Android.

    [4] Risd Fayshol. 2010. Media Pembelajaran Bahasa Inggris, http://academia.edu.

    Diakses tanggal 15 Oktober 2015.

    [5] Mulyani Sumantri. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana.

    [6] Larosia Rizqi. 2014. Perancangan Buku Pop Up Pengenalan Aksara Jawa

    untuk Anak-Anak Terbitan Tiga Serangkai. UNS-Fak. sastra Jurusan Desain

    Komunikasi Visual

    [7] Universitas Pelita Harapan. (2013). Buku Pop Up untuk Anak.

    [8] Herdian. 2015. Pengenalan Cerita Rakyat Cindelaras Melalui Media Pop-Up

    Book. Universitas Mercu Buana-Program Studi Desain Komunikasi Visual.

    [9] Aisyah Nur, Fauzi Muhammad. 2012. Perancangan Buku Pop Up Sebagai

    Media Pendidikan Di Organisasi WWF-Indonesia. Universitas Esa Unggul-

    Fak. Desain dan Industri Kreatif Jurusan Desain Produk.

  • 19

    [10] Putra, C. P. 2015. Perancangan Media Edukasi Bahasa Inggris Interaktif Untuk

    Pengenalan Benda Dalam Ruangan Rumah Dengan Metode Ilustrasi Perspektif

    Digital Painting. Salatiga: UKSW-Fak. Teknologi Informasi Jurusan Desain

    Komunikasi Visual.

    [11] Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2002, Kamus Besar Bahasa

    Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.

    [12] Jackson, Paul. 2000. The Pop-up Book. Singapore: Anness Publishing Limited.

    [13] Mintowati. 2003, PanduanPenulisanBuku Ajar, Jakarta: Depdikbud.

    [14] Ambrose,Gavin, Paul Harris. 2006. The Visual Dictionary of Graphic Design.

    Switzerland: AVA Publishing SA.

    [15] Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa

    Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.

    [16] Sihombing, Danton. 2003. Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta: Gramedia

    Pustaka Utama.

    [17] Loomis, Andrew. 1959. Successful Drawing. London: Titan Books.

    [18] Sarwono, Jonathan dan Hary Lubis. 2007. Metode Riset Untuk Desain

    Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.

    [19] Suparno. (1997). Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:

    Kanisius.

    [20] Hujair Sanaky. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insani Press.

    [21] Editorial. Cari Arti Nama Dari: Vito. Diakses pada 20 Maret 2016 dari

    CariNamaBayi.com : http://carinamabayi.com/arti-nama/vito.html.

    [22] Septirentani, Mita. (2013). Studi Tentang Minat Mahasiswa Untuk Menjadi

    Guru Pada Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan Jpts Fptk UPI. S1

    thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.