perancangan buku pop up sebagai media promosi wisata...

29
i Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata Kuliner Kota Salatiga Artikel Ilmiah Peneliti : Ita Yudha Arfiana (692011019) Michael Bezaleel Wenas, S.Kom., M.Cs. Birmanti Setia Utami, M.Sn Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Maret 2016

Upload: lexuyen

Post on 03-Mar-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

i

Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi

Wisata Kuliner Kota Salatiga

Artikel Ilmiah

Peneliti :

Ita Yudha Arfiana (692011019)

Michael Bezaleel Wenas, S.Kom., M.Cs.

Birmanti Setia Utami, M.Sn

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Maret 2016

Page 2: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

ii

Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi

Wisata Kuliner Kota Salatiga

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Desain

Peneliti :

Ita Yudha Arfiana (692011019)

Michael Bezaleel Wenas, S.Kom., M.Cs.

Birmanti Setia Utami, M.Sn.

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Page 3: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

iii

Maret 2016

Page 4: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

iv

Page 5: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

v

Page 6: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

vi

Page 7: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

vii

Page 8: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

viii

Page 9: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

ix

Page 10: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

10

Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata

Kuliner Kota Salatiga

1) Ita Yudha Arfiana, 2) Michael Bezaleel Wenas, 3) Birmanti Setia Utami

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Email: 1) [email protected], 2) [email protected], 3)

[email protected]

Abstract

The study discuss about media promotion for culinary tourism in Salatiga, with based

there is no media promotion about culinary tourism in Salatiga. Lack of public

knowledge about the culinary support for the creation of a media promotion to introduce

the culinary in Salatiga. Linear strategy and mixing methods are used for the design,

contain of product plan until the form the final product design or finish. The final results

of this design is a pop up book that is used as a media promotion for culinary tourism

from Salatiga City.

Keywords: Book, Pop Up, Promotion, Tourism Culinary, Salatiga.

Abstrak

Penelitian ini membahas mengenai media promosi bagi wisata kuliner Kota Salatiga,

dengan didasarkan pada tidak adanya suatu media promosi bagi wisata kuliner Kota

Salatiga. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai wisata kuliner tersebut

mendukung untuk pembuatan sebuah media promosi untuk memperkenalkan wisata

kuliner Kota Salatiga. Perancangan ini dibuat dengan menggunakan metode campuran

dan strategi linear, yang berisi perancangan produk sampai bentuk akhir produk. Hasil

perancangan ini berupa buku dengan teknik pop up yang digunakan sebagai media

promosi bagi wisata kuliner Kota Salatiga.

Kata Kunci: Buku, Pop Up, Promosi, Wisata Kuliner, Salatiga.

1 Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana 2 Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana 3 Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Page 11: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

11

1. Pendahuluan

Salatiga merupakan sebuah Kota kecil yang terletak di provinsi Jawa

Tengah. Kota ini berada diantara Kota Solo dan Semarang, sehingga Kota Salatiga

dijadikan sebagai jalur penghubung antara kedua Kota tersebut. Secara geografis

letaknya berada pada ketinggian 450 hingga 800 meter di atas permukaan air laut

menjadikan Kota Salatiga memiliki udara yang sejuk dan asri. Dengan udara yang

sejuk dan asri Kota Salatiga memiliki daya tarik tersendiri melalui segi

penginapan, makanan, minuman dan bahkan restorannya, sehingga Kota Salatiga

pantas untuk mendapat sebutan sebagai Kota Transit Pariwisata [1]. Marten,

dalam bukunya Salatiga Sketsa Kota Lama, menjelaskan bahwa Salatiga adalah

Kota pensiunan, Kota pelajar, dan Kota pariwisata. Tiga faktor ini merupakan

modal cukup untuk dikelola, sehingga tidak perlu membangun Salatiga menjadi

kota modern [2].

Menurut hasil wawancara dengan kepala seksi pariwisata

(DISHUBKOMBUDPAR) Kota Salatiga, bahwa suatu saat nanti pembangunan

kepariwisataan Kota Salatiga akan diarahkan dari semula Kota Transit wisata

menjadi Kota tujuan wisata. Mengingat Kota Salatiga memiliki potensi dan

produk pariwisata yang cukup memadai. Salah satu potensi dan produk pariwisata

yang ada di Kota Salatiga adalah wisata kuliner. Hal tersebut didukung oleh data

dari BPS kota Salatiga tahun 2010, bahwa secara makro ekonomi (PDRB) Kota

Salatiga paling banyak disumbang dari bidang industri pengolahan dan bidang

perdagangan, hotel dan restoran sebanyak 19,72% dan 19,63%. Selain itu Kota

Salatiga memiliki banyak ragam kuliner baik khas/asli milik Salatiga maupun

kuliner lainnya. Sedikitnya Kota Salatiga memiliki 15 lebih usaha kuliner yang

terkenal bukan melalui nama atau desain tempat yang bagus dan nyaman untuk

dijadikan tempat berkumpul, namun karena cita rasanya yang lezat. Seiring

dengan waktu seksi pariwisata Kota Salatiga saat ini sedang mengalami kendala,

yaitu kurangnya ketersediaan media promosi bagi wisata kuliner Salatiga. Hal

tersebut terjadi karena kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) dalam pariwisata

Kota Salatiga. Disisi lain media promosi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan

kunjungan para wisatawan dan untuk meningkatkan pendapatan daerah Kota

Salatiga, selain itu media promosi juga digunakan sebagai sarana untuk

memperkenalkan wisata kuliner yang ada di Kota Salatiga bagi masyarakat yang

belum mengetahuinya. Buku dipilih dalam media promosi wisata kuliner karena

dengan menggunakan media buku dirasa cukup efisien, seperti dalam pembuatan

kalender kegiatan Kota Salatiga juga dibuat ke dalam bentuk buku.

Menurut Prasetyo, dalam industri penerbitan masa kini, buku selalu

mempunyai peran sebagai media informasi bagi para pembaca. Selama manusia

masih membutuhkan informasi, maka buku cetak masih akan terus ada sampai

kapanpun. Buku cetak ataupun e-book memiliki tujuan dan fungsi yang sama,

hanya medianya saja yang berbeda [3].

Buku dengan teknik pop up merupakan suatu buku yang sangat jarang untuk

ditemui, dan buku ini memberikan visualisasi cerita yang lebih menarik. Mulai

dari tampilan gambar yang lebih memiliki dimensi, gambar yang dapat bergerak

ketika halamannya dibuka atau bagiannya digeser, bagian yang dapat berubah

bentuk, memiliki tekstur seperti benda aslinya bahkan beberapa ada yang dapat

Page 12: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

12

mengeluarkan bunyi. Hal lain yang membuat buku pop up menarik dan berbeda

dari buku biasa adalah buku ini memberikan kejutan-kejutan dalam setiap

halamannya yang dapat mengundang ketakjuban ketika halamannya dibuka.

Pembaca seperti menjadi bagian dari hal tersebut karena mereka memiliki andil

ketika mereka membuka halaman buku. Buku pop up mempunyai kemampuan

untuk memperkuat kesan yang ingin disampaikan dalam sebuah cerita, sehingga

dapat lebih terasa dan lebih tersampaikan dengan baik [4].

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka dibuatlah sebuah media promosi

tentang wisata kuliner dengan merancang sebuah buku pop up yang digunakan

sebagai media promosi untuk memperkenalkan wisata kuliner Kota Salatiga.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Suhardinoto yang berjudul

perancangan buku wisata kuliner pulau Lombok dan Promosinya. Latar belakang

masalah dari penelitian tersebut yaitu, saat ini banyak sekali bermunculan restoran

yang lebih modern dan menawarkan makanan dengan taraf internasional maupun

makanan dari kota lain yang membuat makanan khas Lombok ini mulai dilupakan

dan tertutup oleh makanan luar. Metode perancangan yang digunakan untuk

memilih media yang tepat yaitu melakukan observasi langsung, metode

wawancara kepada sumber tempat makan, penyebaran angket kepada para

masyarakat lokal dan asing, serta analisis SWOT. Perancangan buku tentang

wisata kuliner pulau Lombok dirancang menggunakan teknik fotografi. Buku

tersebut merupakan jenis buku panduan, dan disajikan dalam bahasa Indonesia

dan bahasa Inggris [5].

Terdapat pula penelitian dari Harjanto dengan judul perancangan buku

panduan wisata kuliner Kota Surakarta. Penelitian tersebut menjelaskan bahwa

Kota Surakarta merupakan kota yang terkenal dengan kulinernya, dan di kota

tersebut juga disediakan tempat yang bernama “Galabo” (Gladag Langen Bogan),

disana wisatawan dapat menikmati makanan khas kuliner Kota Surakarta, tetapi

sayangnya banyak penjual galabo yang menjual harga makanannya dengan harga

berlipat-lipat dari harga aslinya, sehingga membuat galabo menjadi sepi

pengunjung. Hal tersebut membuat para wisatawan menjadi ingin pergi

mengunjungi tempat asli yang menjual makanan khas Surakarta dengan harga

yang sesuai dan rasa serta suasana aslinya. Buku panduan wisata sangat

dibutuhkan, karena belum ada buku di toko buku yang memberikan informasi

secara lengkap khususnya yang membahas mengenai wisata kuliner di Kota

Surakarta. Buku panduan wisata kuliner ini memiliki pembeda dengan buku

panduan lainnya, yaitu adanya bentuk buku elektronik yang membantu wisatawan

untuk lebih mudah mendapatkan informasi wisata kuliner khas kota Surakarta

melalui alat elektronik seperti gadget. Metode perancangan yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah wawancara dengan orang-orang yang terkait dengan objek

yang dirancang, lalu observasi penelitian mengenai kuliner khas Surakarta, dan

yang terakhir melakukan metode kepustakaan [6].

Penelitian selanjutnya oleh Natalia dengan judul perancangan destination

branding Kota Salatiga melalui kuliner. Latar belakang dari penelitian tersebut

yaitu, seiring dengan berjalannya waktu keindahan Kota Salatiga semakin

Page 13: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

13

memudar dan pada akhirnya Kota Salatiga kehilangan identitasnya. Karena

hilangnya identitas tersebut, saat ini Kota Salatiga tidak memiliki identitas yang

sangat mewakili citra Kota Salatiga. Salatiga saat ini belum mempunyai brand

untuk kuliner, sehingga kuliner cocok untuk dijadikan destination branding bagi

Kota Salatiga. Metode yang dilakukan dalam penelitian adalah dengan

menggunakan pengumpulan data kualitatif yang terdiri dari tinjauan pustaka, in-

depth interview, interview khusus, observasi, teknik pencarian, dan menggunakan

metode analisis 5W+1H. Perancangan destination branding ini menghasilkan

sebuah logo yang berguna untuk membuat branding kuliner Kota Salatiga, selain

itu dalam perancangan ini juga menghasilkan sebuah media promosi yang berupa

buku panduan wisata, poster, baliho, iklan koran dan majalah, website dan media

sosial [7].

Ketiga penelitian tersebut sama-sama menghasilkan media berupa buku

yang membahas mengenai wisata kuliner, dua diantaranya membahas tempat yang

berbeda. Salah satu penelitian dari Natalia, sama-sama membahas mengenai Kota

Salatiga, selain menghasilkan sebuah buku panduan juga menghasilkan sebuah

logo dan media promosi baik cetak maupun online yang digunakan sebagai

parancangan destination branding Kota Salatiga melalui kuliner. Perbedaan

dengan penelitian ini yaitu pada teknik yang digunakan dalam pembuatan buku.

Dari ketiga penelitian tersebut menggunakan media berupa buku dengan ilustrasi

berupa fotografi, sedangkan penelitian ini membuat sebuah perancangan buku

dengan menambahkan fotografi ke dalam teknik pop up.

Penelitian ini membuat sebuah perancangan tentang buku pop up sebagai

media promosi wisata kuliner Kota Salatiga. Media dapat diartikan sebagai sarana

yang digunakan untuk menyampaikan sesuatu, terkhusus dalam promosi ada

media seperti televisi, surat kabar, radio, dan buku/majalah, sedangkan promosi

adalah koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk

membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan

jasa atau memperkenalkan suatu gagasan. Untuk berpromosi dibutuhkan juga

penentuan target audience, target audience dapat diartikan sebagai memilih satu

atau beberapa segmen konsumen yang akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan

pemasaran dan promosi.

Segmentasi target audience dalam perancangan buku pop up wisata

kuliner ini didasarkan pada segmentasi demografis dilihat dari jenis kelamin yaitu

laki-laki dan perempuan, kemudian dilihat dari usia yaitu usia 25-50 tahun, dan

status kelas sosial ekonomi yaitu kelas menengah. Segmentasi geografis dilihat

dari wilayah target yaitu Indonesia dan geografis daerah perkotaan. Segmentasi

psikografis dilihat dari gaya hidup konsumen yaitu konsumen mempunyai rasa

ingin tahu yang tinggi tentang wisata kuliner, konsumen cenderung berwisata

kuliner [8].

Proses komunikasi dari suatu media promosi terhadap penetapan respon

audience dapat ditetapkan melalui teori AIDA (attention, interest, desire, action)

yaitu alat penyampaian suatu pesan yang ideal kepada konsumen dimana melalui

suatu tahapan yang terdiri dari perhatian (attention/awareness), ketertarikan

(interest), minat (desire), dan mengambil tindakan (action). Attention (Perhatian)

Menimbulkan perhatian pelanggan berarti sebuah pesan harus dapat menimbulkan

Page 14: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

14

perhatian baik dalam bentuk dan media yang disampaikan. Di mana perhatian itu

bertujuan secara umum atau khusus kepada calon konsumen atau konsumen yang

akan dijadikan target sasaran. Hal tersebut dapat dikemukan lewat tulisan dan

gambar yang menonjol dan jelas, perkataan yang menarik atau mudah diingat, dan

mempunyai karakteristik tersendiri. Pesan yang menarik perhatian merupakan

suatu langkah awal bagi perusahaan dimana pesan tersebut akan dikenal,

diketahui, dan diingat oleh konsumen. Proses tersebut bisa dikatakan sebagai

proses awareness/kesadaran akan adanya produk yang disampaikan ke konsumen.

Interest (Ketertarikan) berarti pesan yang disampaikan menimbulkan perasaan

ingin tahu, ingin mengamati, dan ingin mendengar serta melihat lebih seksama.

Hal tersebut terjadi karena adanya minat yang menarik perhatian konsumen akan

pesan yang ditunjukkan. Desire (Keinginan) Pemikiran terjadi dari adanya

keinginan. Hal ini berkaitan dengan motif dan motivasi konsumen dalam membeli

suatu produk. Motif pembelian dibedakan menjadi 2, yaitu motif rasional dan

emosional. Dimana motif rasional mempertimbangkan konsumen akan

keuntungan dan kerugian yang didapatkan. Sedangkan motif emosional terjadi

akibat emosi akan pembelian produk. Action (Tindakan) terjadi dengan adanya

keinginan kuat konsumen sehingga terjadi pengambilan keputusan dalam

melakukan pembeli produk yang ditawarkan [9]. Buku pop up merupakan suatu buku dengan gaya yang memberikan

hiburan melalui gambar ilustrasi, yang bisa berubah, bergerak ataupun timbul,

pada halaman kertasnya. Tampilan buku pop up sangat menarik karena

mempunyai unsur tiga dimensi dan kinetik. Berikut akan dijelaskan mengenai

beberapa teknik pop up, antara lain Lift the flap dikemas dengan

menyusun/menumpuk beberapa kertas, lalu mengunci salah satu sisi susunan

kertas dan menyisakan sebagian besar bagian kertas agar dapat dibuka dan ditutup

kembali. Internal stand merupakan teknik pop up yang menerapkan sudut 90º,

ketika halaman dibuka objek akan lebih nampak [10]. V-fold atau valley fold yaitu

lipatan yang berbentuk sudut ‘v’ kurang dari 90º, dengan sudut kurang dari 90º

lipatan dapat berdiri sendiri. Parallelogram yaitu sudut yang ketika dibuka akan

membentuk sudut yang sama. Rotating window merupakan suatu lingkaran yang

diberi lubang semacam jendela yang berisi gambar dan ketika lingkaran tersebut

digerakan, pada bagian poros akan berputar dan dapat mengubah gambar pada

jendela lingkaran tersebut. Slide merupakan suatu mekanis kertas yang dapat

menggerakan gambar ketika ditarik. Slide memiliki komponen diantaranya ada

parallel, pull, dan flab [11]. Dari beberapa teknik pop up yang ada tidak semua

pop up memiliki bentuk yang timbul, ada beberapa pop up yang hanya bisa

digeser dan dibuka. Dari dasar inilah, kita perlu memahami bahwa pop up tidak

selalu tampil dengan bentuk yang timbul, melainkan tampil dengan gerakan yang

menimbulkan kesan seperti timbul/berdimensi. Berikut ini dapat dilihat beberapa

teknik pop up pada gambar 1.

Gambar 1 Teknik pop up

Page 15: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

15

Untuk mendukung sebuah pembuatan buku pop up diperlukan sebuah

layout. Layout berfungsi mengatur tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu

bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya.

Definisi layout dalam perkembangannya sudah sangat meluas dan melebur dengan

definisi desain itu sendiri, sehingga banyak orang mengatakan me-layout itu sama

dengan mendesain” [12]. Salah satu unsur penting dalam layout adalah tipografi.

Tipografi sebaiknya tidak dipahami sebatas memilih jenis huruf. Tipografi adalah

soal mengorganisasikan huruf dalam arti tak sebatas memilih jenis huruf yang

cocok untuk headline, subheadline, body text, caption, dan lain-lain.

Pengorganisasian di sini meliputi pengaturan jarak antar baris, antar huruf, antar

kata, spasi, termasuk memastikan bentuk/anatomi huruf yang sebaiknya memiliki

perbedaan dengan angka (misalkan huruf i kapital sebaiknya tidak sama dengan

angka 1). Pemilihan jenis huruf juga dengan memerhatikan kelengkapan seri huruf

seperti regular, bold, bold italic, dan italic. Tipografi dimaknai sebagai: segala

displin yang berkenaan dengan huruf [13].

Beberapa elemen pendukung layout yang lainnya, adalah elemen visual.

Elemen visual adalah semua elemen yang tidak berhubungan dengan teks dan

dapat terlihat dalam suatu layout. Ilustrasi visual atau yang lebih dikenal dengan

kata lain ilustrasi yaitu suatu gambar dapat berupa foto atau lukisan untuk

membantu memperjelas isi buku, karangan, dan sebagainya; dapat juga bermakna

gambar, desain, diagram untuk penghias halaman sampul [14]. Ilustrasi yang

digunakan dalam perancangan buku wisata kuliner adalah ilustrasi foto yang

kemudian diterapkan dalam teknik pop up.

Perancangan buku pop up ini membuat tentang wisata kuliner kota Salatiga.

Wisata kuliner dapat diartikan sebagai suatu perjalanan yang memanfaatkan

masakan beserta suasana lingkungannya sebagai objek tujuan wisata [15].

3. Metode Penelitian

Metode pendekatan yang digunakan dalam pengumpulan data adalah

metode campuran (mixing method). Pengumpulan data ini menggunakan

pendekatan secara kualitatif dan kuantitatif, dimana pendekatan kualitatif

menekankan pada makna, penalaran, definisi atas suatu situasi tertentu (dalam

keterikatan konteks tertentu) dan lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan

dengan kehidupan sehari-hari. Sedangkan pendekatan kuantitatif mementingkan

adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian dan variabel-variabel tersebut

harus didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi masing-masing variabel agar

dapat diukur.

Metode campuran digunakan dalam penelitian ini supaya memperoleh data

yang sesuai dengan masing-masing kebutuhannya. Metode campuran yang

digunakan hanya dibatasi pada teknik pengujian saja, karena untuk pengujian

produk dibutuhkan suatu data yang valid. Pengumpulan data dilakukan secara

kualitatif supaya memperoleh informasi mengenai wisata kuliner secara

mendalam.

Strategi desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Linear Strategy.

Linear strategy menetapkan urutan logis dalam suatu perancangan yang sederhana

Page 16: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

16

dan relatif sudah dipahami komponennya [16]. Tahapan penelitian untuk proses

perancangan dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2 Tahapan-tahapan penelitian

Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian adalah pengumpulan data.

Dalam tahap ini pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terhadap

beberapa sumber diantaranya kepala seksi pariwisata Kota Salatiga, masyarakat

yang menjadi wisatawan, dan penjual makanan yang menjadi sasaran dalam

pembuatan buku. Kriteria wisatawan yang dijadikan sebagai responden, dapat

dilihat berdasarkan segmentasi yang didasarkan pada segmentasi demografis

dilihat dari jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan, kemudian dilihat dari

usia yaitu usia dewasa, dan status kelas sosial ekonomi yaitu kelas menengah.

Segmentasi geografis dilihat dari wilayah target yaitu Jawa Tengah dan geografis

daerah perkotaan. Segmentasi psikografis dilihat dari gaya hidup konsumen yaitu

konsumen mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi tentang wisata kuliner,

konsumen cenderung berwisata kuliner. Wawancara yang pertama dilakukan

dengan kepala seksi pariwisata Kota Salatiga untuk mendapatkan data-data yang

berhubungan dengan wisata kuliner Kota Salatiga. Hasil yang didapat melalui

wawancara dengan kepala seksi pariwisata Kota Salatiga adalah data mengenai

tempat-tempat wisata kuliner Kota Salatiga, kemudian data mengenai kuliner khas

yang terdiri dari tumpang koyor, enting-enting gepuk, ronde, keripik paru dan

getuk kethek. Selain itu didapat juga kuliner yang paling banyak diminati

wisatawan yaitu sate kambing muda, sate suruh, gula kacang, tumpang koyor dan

enting-enting gepuk. Hasil wawancara lainnya juga didapatkan hasil bahwa media

promosi yang dibutuhkan bagi wisata kuliner Kota Salatiga adalah media yang

mampu menjelaskan dan memberi informasi mengenai wisata kuliner Kota

Salatiga. Buku yang dibuat sebagai media promosi ini, dibuat dengan ukuran

besar yaitu 29x30, selain itu media dengan ukuran tersebut akan sangat

dibutuhkan di lokasi-lokasi yang banyak dikunjungi wisatawan, seperti rumah

makan/tempat wisata kuliner dan hotel. Menurut hasil observasi dari seksi

pariwisata Kota Salatiga, target audience yang digunakan untuk media promosi

wisata kuliner tersebut adalah usia 25-50 tahun, hal tersebut dipilih berdasarkan

usia produktif seseorang. Usia produktif adalah usia seseorang yang sudah matang

secara fisik dan sedang pada puncak aktivitasnya. Selanjutnya, dilakukan

wawancara dengan beberapa wisatawan yang dilakukan secara random, terkait

seberapa tahu masyarakat tentang wisata kuliner Kota Salatiga. Hasil yang didapat

yaitu belum semua wisatawan mengetahui seutuhnya tentang wisata kuliner Kota

Salatiga, kemudian wisatawan tidak pernah menjumpai media promosi dari

pemerintah mengenai wisata kuliner di Kota Salatiga. Dari wawancara juga

didapatkan hasil bahwa wisatawan lebih menyukai suatu media promosi yang

mampu dilihat secara nyata, dalam arti dipegang daripada melihat suatu media

promosi yang hanya dilihat dalam bentuk digital. Wisatawan juga menyukai

Tahap 1

Pengumpulan data

Tahap 2

Analisis data

Tahap 3

Perancangan Produk

Tahap 4

Pengujian

Page 17: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

17

dengan adanya media promosi yang berbentuk buku yang bisa menjelaskan

tentang wisata kuliner melalui suatu teknik yang berbeda. Buku dengan teknik

pop up lebih dipilih wisatawan dengan alasan buku dengan teknik ini jauh lebih

menarik daripada buku biasa. Teknik pop up sebaiknya diterapkan ke dalam

masing-masing kuliner agar kuliner lebih dipahami karakteristiknya oleh

wisatawan. Hasil wawancara lainnya juga menyatakan bahwa para wisatawan

membutuhkan informasi yang akan digunakan dalam penyampaian suatu media

promosi. Kebutuhan informasi tersebut antara lain, alamat lokasi kuliner, jam

buka, harga kuliner, dan yang terakhir gambar kuliner.

Tahap kedua yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis data. Pada

tahap ini dilakukan analisis hasil wawancara kepala seksi pariwisata dan analisis

hasil wawancara wisatawan. Hasil analisis dari wawancara terhadap kepala seksi

pariwisata Kota Salatiga yaitu, mengenai kuliner yang akan digunakan ke dalam

media promosi wisata kuliner Kota Salatiga. Kuliner yang terpilih dan masuk

dalam daftar buku adalah 8 kuliner, yang ditentukan berdasarkan kekhasan kuliner

dan kuliner yang diminati oleh masyarakat. Pemilihan penempatan media promosi

tersebut, ditentukan berdasarkan daya jangkau oleh masyarakat, supaya tepat pada

sasaran dan media dapat tersampaikan dengan baik dan penentuan ukuran buku

ditentukan berdasarkan implementasi buku tersebut. Seksi pariwisata Kota

Salatiga membutuhkan suatu media promosi, terkhusus media promosi bagi

wisata kuliner yang mampu membantu untuk mewujudkan Kota Salatiga sebagai

kota tujuan pariwisata. Analisis data berikutnya menunjukkan bahwa kurangnya

media promosi sebagai sarana informasi mengenai wisata kuliner Kota Salatiga,

mengakibatkan wisatawan belum mengetahui seutuhnya tentang kuliner Kota

Salatiga, mengingat kebutuhan wisatawan mengenai media yang berfungsi

sebagai media promosi, yang juga memberikan informasi. Wisatawan

membutuhkan informasi-informasi seperti jam buka, harga, alamat serta foto

makanan. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai bukti bahwa baik masyarakat Kota

Salatiga maupun wisatawan membutuhkan media promosi wisata kuliner Kota

Salatiga. Wisatawan menginginkan suatu media promosi yang berbeda, dalam arti

menarik minat masyarakat untuk mencoba kuliner tersebut, sehingga teknik pop

up dipilih dalam pembuatan buku ini.

Tahap ketiga dalam proses penelitian ini adalah perancangan produk.

Sebelum melakukan perancangan produk dibuat suatu bagan yang dapat

digunakan untuk menentukan alur yang akan dibuat dalam perancangan buku pop

up wisata kuliner kota Salatiga. Berikut dapat dilihat alur perancangan produk

pada gambar 3.

Gambar 3 Alur perancangan buku pop up wisata kuliner kota Salatiga

Hal yang pertama dilakukan dalam proses perancangan buku pop up adalah

melakukan perancangan konsep. Konsep yang sudah dirancang kemudian

Perancangan

Konsep

Sketsa Final project Evaluasi Dummy

Pop Up

Page 18: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

18

dituangkan ke dalam sketsa. Mulai dari sketsa pembuatan cover buku, konten

buku beserta layout buku.

Tahap perancangan dilakukan juga observasi ke beberapa tempat wisata

kuliner yang ada di Kota Salatiga. Observasi ini dilakukan untuk mengetahui

segala informasi yang terkait mengenai wisata kuliner Kota Salatiga, termasuk

dalam pembuatan konsep. Hasil yang diperoleh melalui observasi adalah

informasi mengenai asal makanan, cara pembuatan, bahan makanan, daftar harga

makanan, jam buka tempat makan, alamat lokasi kuliner, serta foto-foto mengenai

kuliner tersebut. Berikut hasil data visual yang didapat melalui observasi, dapat

dilihat melalui gambar 4.

Gambar 4 Data visual hasil observasi

Konsep yang diterapkan pada buku ini adalah ingin menampilkan sisi

tradisional. Tradisional disini adalah tradisional dari segi pembuatan yang masih

tergolong alami, kemudian dari sisi budaya karena Kota Salatiga memiliki budaya

yang beragam tetapi Kota ini selalu memiliki kerukunan. Pada konsep

perancangan ini juga ingin menunjukan sisi keramahan dan keakraban yang

dimiliki oleh masyarakat Kota Salatiga, melalui wisata kulinernya dan suasana

yang dimiliki oleh Kota Salatiga.

Untuk halaman isi buku, dibuat dengan menggunakan teknik pop up. Teknik

pop up disini dipilih karena selain menarik juga berfungsi untuk menunjukan

bahwa masing-masing kuliner memiliki suatu kelebihan yang menonjol/yang

menjadi daya tarik dari kuliner tersebut. Pop up yang digunakan disini adalah pop

up interaktif. Tujuan dari pop up interaktif tersebut adalah supaya buku pop up

tersebut bisa dimainkan dan mengurangi kebosanan pada saat menunggu di lobby

hotel dan di tempat makan. Buku pop up tentang wisata kuliner ini dibuat dengan

ukuran 29x30 cm. Ukuran tersebut digunakan karena untuk segi keamanan dari

buku tersebut jika diletakkan di tempat umum.

Konten dari buku ini berisi tentang 8 wisata kuliner Kota Salatiga. Halaman

isi dari buku ini ditentukan berdasarkan dari harga jual makanan yang paling

rendah kemudian diteruskan sampai harga yang paling tinggi dan juga ditentukan

berdasarkan jam buka dari warung makan atau toko tersebut. Bagian konten buku

juga dijelaskan mengenai daftar harga, jam buka, dan alamat tempat kuliner.

Makanan yang dipilih untuk perancangan buku adalah makanan-makanan

yang khas dan menjadi daya tarik bagi wisatawan, dengan menjelaskan makanan

tersebut sesuai dengan ciri khas dan cara penyajiannya. Makanan yang

ditampilkan antara lain :

Page 19: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

19

1. Gula kacang adalah makanan yang terbuat dari bahan kacang tanah dan

gula jawa, terkadang makanan ini juga diberi campuran jahe untuk

menambah rasa.

Teknik pop up yang digunakan untuk makanan ini adalah teknik v-folding

dan internal stand.

Konsep pop up yang digunakan dalam makanan gula kacang ini adalah

makanan gula kacang ini tersaji dalam suatu piring bambu dan di

sampingnya terdapat juga anglo tempat pembuatan gula kacang tersebut,

dan ketika pada halaman gula kacang dibuka akan tersaji gula kacang,

bahan-bahan pembuatannya dan terlihat juga anglo pembuatannya.Tujuan

dari pop up tersebut adalah untuk menunjukkan gula kacang khas Salatiga

yang tebal dan memiliki campuran yang khas berupa jahe, serta cara

pembuatan gula kacang yang masih tradisional. Berikut dapat dilihat pada

gambar 5, desain layout, teknik pop up dan penerapan teknik pop up gula

kacang.

Gambar 5 Sketsa desain layout dan pop up gula kacang

2. Wedang ronde adalah minuman hangat yang terbuat dari jahe, selain itu

minuman ini juga memiliki isi yang berupa kacang tanah, agar-agar,

kolang-kaling, dan yang terakhir ronde itu sendiri. Ronde sendiri terbuat

dari tepung ketan yang diisi dengan gula jawa yang diberi sedikit kacang.

Teknik pop up yang digunakan untuk makanan ini adalah teknik 3D.

Konsep pop up yang digunakan dalam minuman ini adalah menyajikan

wedang ronde pada sebuah meja. Wedang ronde diletakkan di atas meja

kemudian dalam meja tersebut juga disajikan bahan dari wedang ronde

dan beberapa jenis ronde yang ada di Salatiga. Ketika salah satu penutup

pada bagian penjelasan wedang ronde dibuka akan muncul lagi ronde

dengan ukuran kecil yang menjadi khas kota Salatiga, dan ketika penutup

lain dibuka akan muncul kembali wedang ronde yang berbeda. Tujuan dari

pop up tersebut adalah ingin menunjukkan macam-macam wedang ronde

yang ada di Salatiga dengan berbagai kekhasannya. Berikut dapat dilihat

pada gambar 6, desain layout, teknik pop up dan penerapan teknik pop up

wedang ronde.

Gambar 6 Sketsa desain layout dan pop up wedang ronde

3. Koyor adalah makanan yang terbuat dari bagian otot hewan sapi, selain itu

rasa dari makanan ini juga tergolong pedas. Makanan ini biasanya

disajikan dengan campuran tahu yang disebut tumpang koyor. Dapat

Page 20: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

20

disajikan juga dengan menggunakan gudeg, sayur rebus (daun pepaya,

pepaya muda, daun singkong).

Teknik pop up yang digunakan dalam makanan ini adalah teknik v-folding,

dan internal stand.

Konsep pop up yang akan digunakan untuk makanan ini adalah ketika

pada halaman makanan ini dibuka akan tersaji beberapa tumpang koyor

dengan kekhasannya yaitu sayur rebusnya beserta daun sebagai alas untuk

penyajiannya. Ditampilkan pula bahan-bahan yang menjadi khas yang

digunakan dalam pembuatan tumpang koyor. Tujuan dari pop up tersebut

adalah ingin menunjukkan bahan serta kekhasan tumpang koyor yang

dimiliki kota Salatiga. Berikut dapat dilihat pada gambar 7, desain layout,

teknik pop up dan penerapan teknik pop up tumpang koyor.

Gambar 7 Sketsa desain layout dan pop up tumpang koyor

4. Getuk kethek adalah makanan yang terbuat dari bahan singkong. Getuk

kethek memiliki dua jenis yaitu getuk kethek kukus dan getuk kethek

goreng.

Teknik pop up yang digunakan dalam makanan getuk kethek adalah teknik

3D.

Konsep pop up yang akan digunakan dalam makanan getuk ini adalah

ketika pada halaman makanan getuk kethek dibuka akan tersaji kemasan

getuk kethek yang berbentuk persegi, kemudian ketika kemasan dibuka

akan terlihat makanan getuk kethek tersebut. Di samping sisi kemasan

getuk kethek juga ditampilkan bahan-bahan dari getuk kethek. Bahan-

bahan dari getuk ketek tersebut diterapkan ke dalam pop up slide, ketika

salah satu panah ditarik dapat diketahui bahan tersebut dan cara

mendapatkannya. Tujuan dari pop up tersebut adalah ingin menunjukkan

ciri khas kemasan getuk Salatiga , isi dan ukuran getuk kethek. Berikut

dapat dilihat pada gambar 8, desain layout, teknik pop up dan penerapan

teknik pop up getuk kethek.

Gambar 8 Sketsa desain layout dan pop up getuk kethek

5. Enting-enting gepuk adalah makanan yang terbuat dari bahan dasar kacang

tanah dan di campur dengan gula pasir yang sudah menjadi gulali dan

dicetak berbentuk prisma segitiga.

Teknik pop up yang digunakan pada makanan enting-enting gepuk ini

adalah teknik pop up v-folding dan lift the flap. Konsep pop up yang

Page 21: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

21

digunakan dalam makanan enting-enting gepuk adalah ingin menunjukan

enting-enting gepuk melalui kemasan, isi serta bentuk makanan yang khas.

Ketika pada bagian halaman enting-enting dibuka akan muncul enting-

enting gepuk dengan beberapa kemasan yaitu kemasan utama dan kemasan

pendamping yang digunakan untuk kemasan isi. Lalu pada sisi

background untuk pop up tersebut dipilih background klenteng, karena

klenteng merupakan salah satu merk enting-enting pertama di Salatiga dan

di area sepanjang depan klenteng merupakan pusat penjualan oleh-oleh

yang salah satunya adalah enting-enting gepuk. Selain itu ketika membuka

bagian pop up enting-enting akan muncul juga pop up enting-enting

dengan ukuran aslinya beserta kemasannya. Tujuan dari pop up tersebut

adalah mengetahui jenis kemasan yang menjadi khas dan supaya ketika

kemasan sekunder dibuka dapat diketahui bentuk dan isi dari enting-enting

gepuk. Berikut dapat dilihat pada gambar 9, desain layout, teknik pop up

dan penerapan teknik pop up enting-enting gepuk.

Gambar 9 Sketsa desain layout dan pop up enting-enting gepuk

6. Sate suruh adalah yang menyajikan beberapa menu sate, diantaranya

adalah sate sapi yang menjadi menu khas, sate ayam dan sate campur

(daging dan lemak). Sate ini memiliki ciri khas tersendiri dibanding sate

yang lainnya, yaitu dari segi bumbu satenya yang terbuat dari bahan

rempah-rempah.

Teknik pop up yang digunakan dalam makanan ini adalah teknik parallel

slide.

Konsep pop up yang digunakan dalam makanan sate suruh ini adalah

makanan sate suruh tersaji dalam sebuah meja makan, kemudian makanan

sate tersebut dibuat timbul supaya makanan terlihat lebih nyata dan

menonjolkan sate tersebut. Pada meja tersebut juga disajikan lontong dan

kacang serta kunyit sebagai bahan pelengkap sate. Selain itu salah satu

gambar sate dapat ditarik, dengan tujuan untuk menunjukan sate yang

masih berbumbu rempah-rempah dan berwarna kuning. Berikut dapat

dilihat pada gambar 10, desain layout, teknik pop up dan penerapan teknik

pop up sate suruh.

Gambar 10 Sketsa desain layout dan pop up sate suruh

Page 22: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

22

7. Keripik paru adalah makanan yang terbuat dari bahan paru sapi dan

biasanya dicampur dengan tepung, tetapi ada juga keripik paru yang dijual

tanpa menggunakan tepung.

Teknik pop up yang digunakan dalam makanan ini adalah teknik v-folding

dan internal stand.

Konsep pop up yang digunakan dalam keripik paru adalah keripik paru

ditampilkan dengan menggunakan kemasannya, kemudian disajikan juga

keripik paru yang sudah tanpa kemasan dan dimasukkan ke dalam

keranjang, hal tersebut untuk menunjukkan tekstur dari makanan tersebut.

Tujuan dari penerapan pop up tersebut adalah ingin menunjukan tekstur

atau tampilan khas dari keripik paru Salatiga. Berikut dapat dilihat pada

gambar 11, desain layout, teknik pop up dan penerapan teknik pop up

keripik paru.

Gambar 11 Sketsa desain layout dan pop up keripik paru

8. Sate kambing muda adalah makanan yang terbuat dari hewan kambing

yang masih berusia dibawah satu tahun.

Teknik pop up yang digunakan dalam makanan ini adalah teknik v-folding,

internal stand dan lift the flap.

Konsep pop up yang digunakan dalam makanan sate kambing muda

adalah ketika halaman sate kambing muda dibuka akan muncul pop up

yang berbentuk rumah dan berisi pembuatan sate, kemudian sate yang

sudah tersaji, nasi serta bahan pendamping sate. Dipilih model pop up

rumah dengan tujuan ingin menunjukkan bahwa sate kambing muda

blotongan ini dijual di rumah makan dan tidak ada yang dijual di kaki

lima, selain itu agar dapat diketahui proses pembuatan sate yang

menggunakan bahan dasar daging yang masih bagus, dan ditampilkan juga

hasil sate yang sudah jadi beserta sambal pendamping serta bahan

pendamping. Berikut dapat dilihat pada gambar 12, desain layout, teknik

pop up dan penerapan teknik pop up sate kambing muda.

Gambar 12 Sketsa desain layout dan pop up sate kambing muda

Cover buku yang digunakan dalam perancangan ini menggunakan ilustrasi

fotografi. Ilustrasi yang dipilih dan digunakan dalam cover buku bagian depan

adalah ronde, getuk ketek dan sate. Pemilihan ketiga kuliner tersebut didasarkan

pada hasil wawancara dengan kepala seksi pariwisata Kota Salatiga, dipilih ketiga

Page 23: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

23

kuliner tersebut karena kuliner tersebut merupakan kuliner yang diminati dan

dicari oleh para wisatawan. Cover buku bagian belakang menggunakan ilustrasi

sate dan bagian depan menggunakan ilustrasi ronde dan getuk. Judul yang

digunakan dan dipilih dalam buku ini adalah “Jelajah Kuliner Salatiga”. Judul

tersebut dipilih karena buku tersebut berisi tentang perjalanan wisata kuliner Kota

Salatiga. Judul tersebut bisa sedikit menjelaskan kepada pembaca bahwa isi dari

buku adalah tentang wisata kuliner Kota Salatiga. Untuk desain sampul buku

dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13 Sampul buku depan dan belakang

Ilustrasi pada perancangan media ini menggunakan ilustrasi yang berbentuk

fotografi. Ilustrasi dengan bentuk fotografi dipilih karena bentuk ilustrasi tersebut

dapat menampilkan ilustrasi seperti gambar aslinya. Fotografi dirasa dapat

menampilkan gambar seperti bentuk aslinya dan dapat menarik perhatian para

pembaca buku melalui gambar-gambar makanan yang akan ditampilkan pada

perancangan ini. Ilustrasi foto dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14 Contoh Ilustrasi Foto

Jika membahas sebuah teks, pastinya akan dibahas juga mengenai tipografi.

Tipografi yang digunakan dalam perancangan ini adalah jenis huruf script dan

sans serif . Huruf jenis script dipilih karena jenis huruf ini memiliki kesan yang

ramah dan akrab. Sedangkan huruf sans serif dipilih karena kesan yang

ditimbulkan oleh huruf jenis ini modern, kontemporer dan efisien. Pada bagian

judul buku dipilih font wrestlemania kemudian bagian penulisan per bab

digunakan font blenda script dan yang terakhir pada bagian konten buku

digunakan font segoe ui light. Ketiga font tersebut dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15 Contoh Font yang digunakan

Page 24: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

24

Pada tahap selanjutnya dilakukan evaluasi desain terhadap bapak Nunung

Suparna, selaku desain grafis di PT. Intan Pariwara. Adapun hasil evaluasi

tersebut yang pertama dari sisi pembuatan buku secara keseluruhan, buku harus

diberi garis sisiran sebanyak 0,3 mm, kemudian untuk bagian sampul buku

mengubah font dengan diberi tambahan berupa outline dan ditambah dengan

shadow agar terlihat kontras dengan warna background yang digunakan. Bagian

samping lipatan buku diberi tambahan berupa judul buku. Foto yang digunakan

dalam sampul diberi bayangan agar lebih menimbulkan kesan nyata. Bagian

konten buku ditambahkan sebuah prelim, yang tersusun atas halaman judul,

halaman copyright, halaman kata pengantar dan yang terakhir halaman daftar isi.

Terakhir isi dari buku, alur baca yang digunakan sudah sesuai dengan alur baca

yang jelas dan mudah dipahami, tetapi pada bagian judul masing-masing bab

gunakan warna yang menyala agar menjadi daya tarik dalam membaca.

Hasil dari revisi sampul buku pada bagian kiri buku sebelum direvisi dan

bagian kanan setelah direvisi.

Gambar 16 Sampul buku sebelum dan sesudah direvisi

Tambahan evaluasi berupa pembuatan halaman prelim, yang terdiri dari

halaman judul, copyright, kata pengantar dan daftar isi.

Gambar 17 Revisi penambahan halaman prelim dalam buku

Evaluasi yang kedua dilakukan dengan kepala seksi pariwisata Kota

Salatiga. Hasil dari evaluasi tersebut menyatakan bahwa buku pop up wisata

kuliner Kota Salatiga sudah bisa dijadikan sebagai sarana media promosi bagi

wisata kuliner Kota Salatiga. Media promosi ini tergolong media promosi yang

cukup unik, karena dikemas dengan menggunakan suatu teknik yang berbeda. Hal

tersebut bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan. Media buku ini

bisa digunakan pada saat melakukan promosi di luar kota, dan diletakkan pada

hotel, lokasi wisata kuliner beserta objek-objek wisata yang ada di Kota Salatiga.

Dalam evaluasi ini juga dilakukan evaluasi mengenai narasi yang terdapat dalam

buku. Beberapa evaluasi tersebut, adalah evaluasi pada bagian wedang ronde

pengubahan kata bahan dasar ke dalam bumbu yang digunakan, pada bagian getuk

khetek ditambahkan narasi bahan pembuatan dan yang terakhir pada bagian sate

Page 25: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

25

kambing muda ditambahkan narasi berupa letak kuliner sate kambing berdasarkan

kelurahan dan kecamatan.

4. Hasil dan Pembahasan

Berikut adalah hasil desain buku pop up sebagai media promosi wisata

kuliner Kota Salatiga.

Sampul buku merupakan tampilan awal yang berpengaruh terhadap minat

baca seseorang. Sampul buku bagian depan bertuliskan “Jelajah Kuliner Salatiga”

sebagai judul buku yang sekaligus menjelaskan bahwa buku ini berisi tentang

kuliner Kota Salatiga dan buku ini juga ingin mengajak untuk mencoba wisata

kuliner Kota Salatiga. Sampul buku bagian belakang berisi mengenai penjelasan

tentang Kota Salatiga dan tentang wisata kuliner Kota Salatiga. Berikut adalah

sampul depan dan belakang buku yang dapat dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18 Sampul depan dan belakang buku “Jelajah Kuliner Salatiga”

Halaman buku bagian dalam terbagi menjadi bagian prelim dan bagian isi

buku. Bagian prelim terdiri dari halaman judul, halaman copyright, halaman kata

pengantar dan yang terakhir daftar isi. Bagian isi buku berisi tentang 8 kuliner

Kota Salatiga, setiap Bab menjelaskan 1 jenis kuliner Kota Salatiga. Urutan

pembagian halaman dimulai dengan kuliner yang memiliki harga rendah dan

dilanjutkan dengan harga yang tinggi. Masing-masing Bab terdiri dari 2 halaman,

Bab 1 menjelaskan tentang kuliner gula kacang, Bab 2 menjelaskan tentang

kuliner wedang ronde, Bab 3 menjelaskan tentang kuliner tumpang koyor, Bab 4

menjelaskan tentang kuliner getuk kethek, Bab 5 menjelaskan tentang kuliner

enting-enting gepuk, Bab 6 menjelaskan tentang kuliner sate suruh, Bab 7

menjelaskan tentang kuliner keripik paru dan yang terakhir Bab 8 menjelaskan

tentang kuliner sate kambing muda. Berikut adalah halaman buku bagian dalam

dapat dilihat pada gambar 19.

Gambar 19 Halaman buku bagian dalam“Jelajah Kuliner Salatiga”

Page 26: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

26

Pengujian yang pertama dilakukan secara kualitatif dengan melakukan

wawancara pada target audience yang sama seperti saat melakukan pengumpulan

data untuk mengetahui tanggapan konsumen mengenai buku pop up wisata

kuliner yang sudah jadi. Target audience dalam pengujian ini ditentukan

berdasarkan segmentasi demografis dilihat dari jenis kelamin yaitu laki-laki dan

perempuan, kemudian dilihat dari usia yaitu usia 25-50 tahun, dan status kelas

sosial ekonomi yaitu kelas menengah. Segmentasi geografis dilihat dari wilayah

target yaitu Indonesia dan geografis daerah perkotaan. Segmentasi psikografis

dilihat dari gaya hidup konsumen yaitu konsumen mempunyai rasa ingin tahu

yang tinggi tentang wisata kuliner, konsumen cenderung berwisata kuliner.

Berdasarkan segmentasi di atas, model hierarki digunakan untuk mengetahui

tanggapan konsumen mengenai buku pop up. Hierarki AIDA dipilih pada model

tanggapan tersebut, dengan tiga tingkatan pada tanggapan sasaran atas informasi

pemasaran yang disampaikan komunikator pemasaran. Ketiga tingkatan dibagi

menjadi 3, yaitu tingkat kognitif, tingkat afektif, dan tingkat keperilakuan. Hal ini

bertujuan untuk menanamkan sesuatu ke dalam benak konsumen, mengubah sikap

konsumen, dan membuat konsumen melakukan tindakan tersebut. Model AIDA

(attention, interest, desire, action) akan memperjelas konsep perubahan, sikap, dan

perilaku dalam kaitannya dengan sebuah kerangka tindakan [17].

Sesuai dengan penerapan teori pengambilan keputusan AIDA (attention,

interest, desire, action), buku pop up wisata kuliner sudah bisa digunakan sebagai

media promosi karena buku ini mendapatkan perhatian (attention) dari target

audience melalui ukuran buku yang tergolong besar, lalu gambar yang digunakan

dalam sampul buku dan dari judul buku yang digunakan dalam sampul buku. Dari

segi ketertarikan (interest) target audience, tertarik pada teknik pop up yang

digunakan, selain itu target audience juga tertarik pada informasi yang

disampaikan secara interaktif dalam buku ini, hal tersebut didukung melalui

tingkat seseorang dalam membaca buku tersebut, selanjutnya dari segi minat

(desire) hal tersebut dapat diukur melalui cara orang tersebut melihat gambar-

gambar makanan tersebut dan mempunyai kenginan untuk mencobanya,

didukung dengan adanya interaksi antara beberapa target audience. Dalam

pengambilan keputusan ini hanya sampai pada tahap desire karena dalam

penelitian ini ditujukan sampai tahap mempromosikan dan memperkenalkan

wisata kuliner Kota Salatiga kepada target audience supaya mempunyai keinginan

untuk berwisata kuliner di Kota Salatiga.

Pengujian yang kedua dilakukan secara kuantitatif dengan proses

pengisian kuisioner. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh data dalam

pengujian yang lebih valid. Dalam hal ini responden yang dilibatkan ialah 30

orang, dengan kriteria responden yang sama seperti pengujian pertama, dengan

memilih target audience berusia 25 sampai 50 tahun secara random pada beberapa

daerah. Pengisian kuisioner dilakukan dengan menunjukkan hasil buku pop up

wisata kuliner Kota Salatiga pada responden. Kuisioner diberikan untuk menilai

tanggapan dari responden terhadap buku pop up wisata kuliner yang telah dibuat.

Pengujian dengan kuisioner ini dilakukan dengan memberikan beberapa daftar

pertanyaan menggunakan skala Likert atau skala pengukuran sikap yang

digunakan untuk mengukur sikap dalam suatu riset.

Page 27: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

27

Tabel 1 Daftar pertanyaan dan total jawaban kuisioner pengujian

No. Pernyataan STS

(1)

TS

(2)

N

(3)

S

(4)

SS

(5)

1 Anda menyukai wisata kuliner Kota

Salatiga

0 0 8 2 20

2 Desain cover buku menarik perhatian

untuk ingin tahu mengenai isi buku

tersebut

0 2 3 10 15

3 Warna yang digunakan dalam buku

mendukung keterbacaan teks

0 1 2 7 20

4 Alur baca dari buku mudah untuk

dimengerti

0 0 3 5 22

5 Penataan gambar dan teks tidak

membingungkan

0 0 1 3 26

6 Informasi dalam buku mudah dimengerti 1 1 2 4 22

7 Setelah membaca buku pop up wisata

kuliner Kota Salatiga mendapat

informasi

0 0 0 3 27

8 Setelah membaca buku pop up, anda

ingin berwisata kuliner di Kota Salatiga

0 0 0 4 26

9 Buku pop up ini sudah bisa dijadikan

sebagai media promosi wisata kuliner

Kota Salatiga

0 0 5 3 22

Jumlah poin 1 4 24 41 200

Total poin keseluruhan 1 + 4 +24 +41+200=270

Dari tabel tersebut kemudian dihitung dengan menggunakan persentase

likert dengan rumus sebagai berikut:

Jadi hasil perhitungan akhirnya ialah

= Total skor / Y x 100

= 1245/1350x 100

= 92,22% (masuk interval “sangat setuju”)

Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa wisatawan

menyukai wisata kuliner Kota Salatiga, dengan adanya buku pop up ini membuat

wisatawan semakin tertarik dengan wisata kuliner Kota Salatiga, selain itu buku

pop up ini juga memberikan informasi mengenai wisata kuliner Salatiga dan yang

Rumus index % = Total Skor / Y x 100

Page 28: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

28

terakhir buku pop up ini sudah bisa menjadi sarana media promosi bagi wisata

kuliner Kota Salatiga berdasarkan hasil pengujian dengan persentase Likert dari

total keseluruhan yaitu sebesar 92,22%.

5. Simpulan

Sesuai dari data yang diperoleh dilihat dari hasil pengujian secara campuran

yang meliputi beberapa aspek penilaian sesuai dengan desain, isi buku, alur baca

hingga informasi dalam buku yang disajikan, sudah sesuai dengan kebutuhan

target audience, karena buku ini sudah bisa dijadikan sebagai media promosi bagi

wisata kuliner Kota Salatiga. Dari sisi tujuan dan manfaat, buku ini sudah

berhasil, karena buku pop up ini merupakan buku yang unik sehingga menjadi

daya tarik tersendiri sebagai media promosi wisata kuliner Kota Salatiga.

Saran dari seksi pariwisata untuk buku ini ke depan adalah, dari segi

pembuatan buku sebaiknya selain dibuat dengan ukuran besar, buku ini juga

dibuat dalam bentuk yang kecil dengan ukuran A5. Dengan ukuran tersebut buku

dapat dibagikan kepada para wisatawan dan dapat juga digunakan sebagai sarana

panduan wisata kuliner Kota Salatiga.

6. Daftar Pustaka

[1] Kompas, 2003, Profil Daerah Kabupaten dan Kota jilid II,

Jakarta:Penerbit Buku Kompas

[2] Supangkat, Eddy, 2007, Salatiga, Sketsa Kota Lama, Salatiga: Penerbit Griya

Media

[3] Prasetyo, Tri, 2014, Buku sebagai Media Informasi untuk Pembaca,

www.indonesiatera.com. (Diakses 25 Februari 2015)

[4] Sabuda, Robert, 2012, Childern’s Book Creator, New York

[5] Suhardinoto, Vittorio, 2013, Perancangan Buku Wisata Kuliner Pulau

Lombok dan Promosinya, Jurnal DKV Adiwara, vol 1: no.2, studentjournal.petra.ac.id. (5 Maret 2015)

[6] Harjanto, Ferry, 2014, Perancangan Buku Panduan Wisata Kuliner Kota

Surakarta, Jurnal DKV Adiwara, vol 1:no4, studentjournal.petra.ac.id.

(Diakses 5 Maret 2015)

[7] Wibowo, Christina Natalia, 2014, Perancangan Destination Branding

Kota Salatiga Melalui Kuliner, Repository UNIKA, repository.unika.ac.id.

(Diakses 10 Mei 2015)

[8] M.A, Morissan, 2010, Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu,

Jakarta: Prenada Media Goup

[9] Isnadiah, Andari, 2014,Teori Keputusan Konsumen Pembelian,

andariisnadiah.wordpress.com. (Diakses 20 Januari 2016)

[10] Dewantari, Alit Ayu, 2014, Sekilas tentang Pop Up, Lift the Flap, dan

Movable Book, dgi-indonesia.com/sekilas-tentang-pop-up-lift-the-flap-

dan-movable-book. (Diakses 11 Mei 2015)

[11] Birmingham, Duncan, 2006, Pop-Up a Manual of Paper Mechanism,

United

Kingdom:Fuller-Davies Limited, Ipswich

[12] Rustan, Surianto, 2008, Layout & Dasar Penerapannya, Jakarta: PT

Page 29: Perancangan Buku Pop Up Sebagai Media Promosi Wisata ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10459/2/T1_692011019_Full... · dan strategi linear, yang berisi perancangan produk

29

Gramedia Pustaka Utama

[13] Rustan, Surianto, 2011, Font & Tipografi, Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama

[14] KBBI, 2015, Ilustrasi, http://kbbi.co.id. (20 Mei 2015)

[15] Ahira, Anne, 2015, Mengenal Pengertian Wisata Kuliner,

anneahira.com/pengertian-wisata-kuliner. (Diakses 20 Juni 2015)

[16] Sarwono, Jonathan, dan Lubis, Hari, 2007, Metode Riset untuk Desain

Komunikasi Visual, Yogyakarta: Andi Offset

[17] Nn, 2011, Landasan Teori,

library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01686-HM

Bab2001.pdf (Diakses 20 Februari 2016)