peranan wali kalayan dalam menumbuhkembangkan...

127
i PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI ASUHAN DARUL HADLANAH NU BLOTONGAN SALATIGA SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam OLEH KHUZAIMAH NIM: 11111131 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN) SALATIGA 2015

Upload: others

Post on 15-Oct-2019

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

i

PERANAN WALI KALAYAN

DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN

KEPRIBADIAN ANAK DI PANTI ASUHAN DARUL

HADLANAH NU BLOTONGAN SALATIGA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

OLEH

KHUZAIMAH

NIM: 11111131

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)

SALATIGA

2015

Page 2: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

ii

Page 3: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

iii

Page 4: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

iv

Page 5: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

v

Page 6: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

vi

MOTTO

خيش الناس أنفعهم للناس

Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat

untuk orang lain.

Page 7: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

vii

PERSEMBAHAN

Atas rahmat dan ridho Allah SWT, kupersembahkan sebuah karya

sederhana ini untuk orang yang penulis sayangi.

1. Bapakku Sudir dan Ibuku Salamah yang selalu memberikan do‟a,

kasih sayang, semangat kepada penulis, hormat dan baktiku kan selalu

tertuju untukmu.

2. Adik-adikku, M. Nasikin dan Sabilir Rosad terimakasih atas do‟a

kalian, rajinlah dalam belajar dan raihlah cita-citamu dengan semangat.

3. Seluruh keluargaku yang selalu memberikan dukungan dan motivasi

untuk penulis.

4. Bapak dan mbah yai Pondok Pesantren Salafiyah Pulutan yang selalu

membimbing serta memberikan ilmu dan nasihatnya sehingga mampu

memberikan keteduhan dan kedamaian ketika penulis belajar ngaji dan

hidup mandiri. Semoga Allah memanjangkan usia yang senantiasa

dalam kesehatan dan ketaqwaan.

5. Bapak M. Gufron, M. Ag selaku dosen pembimbing yang dengan

sabar dan teliti membimbing dan mengarahkan penulis, terimakasih

telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga ilmu

yang Bapak berikan selalu bermanfaat.

6. Teman satu kamarku Ni‟mah Khoiriyah, Nidaul Khusna, dan Titik

Isniatus Sholihah yang selalu memberikan arti sebuh senyuman,

kehangatan dan kebersamaan.

Page 8: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

viii

7. Keluarga besar Pondok Pesantren Salafiyah Pulutan terkhusus santri

putri, Rina, Nilta, Risa, Ijah, Isna, Isti, Retna, Erni, Nuril, Nela, Fatim,

Win, Roisa, Ema dan Ella, terimakasih untuk sepenggal cerita, tawa,

dan canda di pondok.

8. Adik-adik panti asuhan dan keluarga besar panti asuhan Darul

Hadlanah NU Blotongan yang telah membantu lancarnya penelitian.

9. Sahabat-sahabat ku keluarga besar PMII, HMJ Tarbiyah, DEMA

Institut yang telah memberikan wawasan dan belajar berorganisasi

dengan loyalitas.

10. Teman-teman angkatan 2011 terkhusus PAI D yang telah berjuang dan

belajar bersama di IAIN Salatiga.

Page 9: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikna skripsi ini yang berjudul

Peranan Wali Kalayan dalam Menumbuhkan Perkembangan Kepribadian Anak di

Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Blotongan. Sholawat dan salam semoga

senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menerangi dunia

dari zaman jahiliyah menuju zaman terang benderang dengan kesempurnaan

agama islam.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan

semua pihak yang terkait. Pada kesempatan ini, penulis mengucapka terimakasih

kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga. yang telah memberikan ijin untuk melakukan

penelitian di panti asuhan Darul Hadlanah NU Blotongan.

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

3. Ibu Rukhayati, M. Ag Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN

Salatiga.

Page 10: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

x

4. Bapak M. Gufron, M.Ag selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing,

memberikan nasihat, arahan, serta masukan-masukan yang sangat

membangun dalam penyelesaian tugas akhir ini.

5. Seluruh dosen dan petugas admin Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN

Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah dan penelitian

berlangsung.

6. Ibu Muizzatul Azizah pengasuh panti asuhan Darul Hadlanah yang telah

memberikan izin penelitian dan memberikan informasi bagi penulis.

7. Bapak Sudir dan Ibu Salamah tercinta yang telah mencurahkan pengorbanan,

kasih sayang dan do‟a restu yang tiada henti bagi keberhasilan studi penulis.

8. Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi dan dorongan dalam

penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, sehingga

kritik dan saran yang bersifat membangun sangat Penulis harapkan. Semoga

skripsi ini bermanfaat bagi para Pembaca dan dapat dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Salatiga, 12 Agustus 2015

Penulis

Page 11: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

xi

ABSTRAK

Khuzaimah, 2015. “ Peranan Wali Kalayan dalam Menumbuhkan Perkembangan

Kepribadian Anak di Panti Asuhan Darul Hadlanah Blotongan.

Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing:

M. Gufron, M.Ag.

Kata Kunci: Peranan Wali Kalayan dan Perkembangan Kepribadian.

Panti asuhan adalah sebuah lembaga sosial yang mewadahi anak-anak

yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan anak-anak dari

keluarga yang kurang mampu secara ekonomi. Dengan adanya panti asuhan

diharapkan anak-anak tetap mendapatkan perlindungan, penghidupan,

pengawasan, dan pendidikan. Di panti asuhan ada seorang pengasuh atau wali

kalayan yang akan memenuhi semua kebutuhan anak asuhnya, mulai dari

mendidik, membimbing, mengasuh dan membentuk kepribadian yang baik.

Berdasarkan latar belakang di atas, kemudian peneliti merumuskan ke dalam dua

pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana peranan wali kalayan dalam

menumbuhkan kepribadian anak di panti asuhan Darul Hadlanah Blotongan?, 2.

Bagaimana perkembangan kepribadian anak di panti asuhan Darul Hadlanah

Blotongan?.

Sehubungan dengan pertanyaan di atas peniliti menggunakan pendekatan

kualitatif. Metode yang digunakan adalah observasi,wawancara dan dokumentasi.

Wawancara peneliti lakukan kepada pengasuh sekaligus wali kalayan di panti

asuhan Darul Hadlanah dan kepada anak asuh di panti asuhan Darul Hadlanah

Blotongan.

Hasil penelitian menunjukkan: 1. Peranan wali kalayan sangat penting

dalam menumbuhkan perkembangan kepribadian anak di panti asuhan Darul

Hadlanah Blotongan, 2. Perkembangan kepribadian anak di panti asuhan Darul

Hadlanah meningkat. Hal ini dapat di lihat pada anak sebelum masuk panti asuhan

dan setelah masuk panti asuhan

Page 12: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i

HALAMAN BERLOGO.................................................................................. ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…............................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ................................................... iv

HALAMAN DEKLARASI…….…………………………………….……….. v

HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. …….. vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

ABSTRAK ........................................................................................... …….. ix

DAFTAR ISI ........................................................................................ ……... x

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................... …….. xi

DAFTAR GAMBAR……………………..………………………… ……… xi

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Fokus Penelitian ..................................................... .….. . 5

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 5

D. Kegunaan Penelitian ............................................................... 6

E. Penegasan Istilah ................................................................. 7

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ........................................ 9

Page 13: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

xiii

2. Kehadiran Peneliti............................................................ 9

3. Lokasi Penelitian ……………………………………… 10

4. Sumber Data .................................................................. 10

5. Prosedur Pengumpulan data ......................... ………… 11

6. Analisis Data…………………………………………. 12

7. Pengecekan Keaslian Data…………………………… 13

8. Tahap-tahap Penelitian……………………………….. 13

G. Sistematika Penulisan ........................................................ 14

BAB II LANDASAN TEORI

A. Peranan Wali Kalayan ...................................................... 16

B. Perkembangan Kepribadian Anak

1. Pengertian Kepribadian………………..…………… 18

2. Pengertian Anak……………………..……………... 33

C. Tahap Perkembangan Kepribadian anak…………...…... 35

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gmbaran Umum PA. Darul Hadlanah

1. Sejarah Berdiri ...................................... .…………. 37

2. Letak Geografis ...................................................... 38

3. Maksud dan Tujuan PA………………………….. 38

4. Visi dan Misi PA. Darul Hadlanah ........................ 39

5. Struktur Pengurus PA. Darul Hadlanah ................... 39

6. Sumber Dana PA…………….……. ……………. 40

7. Data Santri .......................................... ………..……41

Page 14: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

xiv

8. Jadwal Santri ........................................................ 45

9. Sarana Dan Prasarana ............................................ 50

10. Tata Tertib……………………………………….. 51

11. Wali Kalayan PA. Darul Hadlanah……………… 52

B. Temuan Penelitian ........................................................... 52

BAB IV PEMBAHASAN

A. Peranan Wali Kalayan dalam Menumbuhkan Kepribadian Anak di

Panti Asuhan Darul Hadlanah ............................................ 59

B. Perkembangan Kepribadian anak di Panti Asuhan Darul Hadlanah

…73 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................... 77

B. Saran ................................................................................. 78

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP PENULIS

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Pustaka

2. Riwayat hidup penulis

3. Nota pembimbing skripsi

4. Surat permohonan izin melakukan penelitian

5. Surat keterangan melakukan penelitian

6. Deskripsi wawancara

7. Lembar konsultasi

8. Surat izin Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah

9. Anggaran Dasar

10. Foto/ gambar panti asuhan

11. Surat Keterangan Kegiatan

Page 16: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

xvi

DAFTAR GAMBAR

1. Kegiatan Mengaji Al-Qur‟an

2. Mengaji Sore

3. Kamar Santri

4. Mushola

5. Panti Asuhan Putra

Page 17: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak adalah aset yang paling berharga bagi orang tua dan negara.

Bagi orang tua anak adalah mutiara yang akan memberikan cahaya dan

semangat untuk hidup. Dengan adanya anak, orang tua akan lebih giat

bekerja, lebih bahagia dan punya tujuan untuk hidup. Apapun akan

dilakukan oleh orang tua demi anaknya, orang tua tak ingin melihat

anaknya bersedih, orang tua rela menderita demi anaknya. Sedangkan bagi

negara, anak adalah generasi masa depan untuk kemajuan negaranya. Maju

atau tidaknya suatu negara tergantung generasi negara tersebut.

Baik atau tidaknya anak tergantung pendidikan dan pola asuhnya

orang tua. Bila orang tua memberikan pendidikan dan pola asuh yang baik

maka anak akan menjadi baik dan berkualitas. Pola asuh yang baik

meliputi: kasih sayang anak terpenuhi, perhatian orang tua selalu

dilimpahkan, selalu memberikan kata-kata motivasi, dan orang tua selalu

ada saat anak membutuhkan. Sedangkan pendidikan yang baik meliputi:

pendidikan yang berkualitas, sesuai dengan keinginan anak, dan mengikuti

perkembangan zaman. Jadi, anak dengan situasi seperti itu akan menjadi

anak yang baik dan berkualitas. Sebagaimana dalam hadits di bawah,

bahwa orang tuanyalah yang membentuk anaknya menjadi seperti apa.

Page 18: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

2

دانو ا ما من مىلىد إال يىلذ على الفط سانو وشة فأبىاه يهى شأنو أو يمج ينص

)سواه البخاسي(

“Setiap bayi tidaklah dilahirkan melainkan dalam keadaan fitrah (suci),

maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau

Majusi” (H.R. Bukhari).

Dengan melihat hadits di atas, orang tua sangat berperan penting dalam

pembentukan kepribadian anak dan penting untuk memberikan pendidikan

yang baik ( kitab Muhtarul Ahadits Nabawiyah. Bab Mim. Hal: 134).

Di sisi lain, tidak jarang pula ditemukan anak yang bertingkah laku

salah dan melanggar aturan. Hal itu, disebabkan pula oleh pengasuhan

orang tua yang salah atau bahkan tidak mendapat pengasuhan dari orang

tuanya ( anak terlantar). Padahal dalam Al-Qur‟an surat An-nisa‟ ayat 9

Allah tidak membolehkan orang tua untuk tidak meninggalkan anak-

anaknya, tetapi berilah ia perlindungan dan pendidikan, surat itu yang

berbunyi:

و يت ضعفا خافىا عليهم فليتقىا للا ليخش الزين لىتشكىا من خلفهم رس

وليقىالىا قىال سذيذا

"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah (fisik-material,

dan mental-spiritual), yang mereka khawatirkan terhadap mereka. Oleh

karena itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah

mereka mengucapkan perkataan (didikan) yang benar” (membuka al-

Qur‟an). (QS. An-Nisa: 9).

Adanya anak terlantar karena adanya beberapa faktor, antara lain:

kelahiran karena hamil di luar nikah, faktor ekonomi, orang tua sibuk

bekerja, orang tua broken home, dan masalah-masalah lain. Anak yang

tidak tahu apa-apa jadi korban perbuatan orang tuanya, anak jadi

Page 19: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

3

menderita dan kurang kasih sayang. Kalau hal ini dibiarkan terus, maka

akibatnya adalah menurunnya kualitas generasi bangsa, yang akan

membawa pada kemunduran.

Melihat kondisi seperti di atas, maka muncullah lembaga-lembaga

yang menampung anak yang kurang mendapatkan perhatian dan kasih

sayang orang tua. Lembaga tersebut seperti panti asuhan. Panti asuhan

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah rumah tempat memelihara

dan merawat anak yatim atau yatim piatu, dan sebagainya. Yang dimaksud

“sebagainya” di sini adalah anak terlantar, anak dari orang tua broken

home, atau anak gelandangan. Adanya lembaga panti asuhan dan

semacamnya setidaknya dapat membantu anak untuk tetap mendapatkan

haknya sebagai anak yaitu mendapatkan kasih sayang, perhatian,

pendidikan dan motivasi, walaupun tidak dari orang tua kandung.

Begitu juga dengan panti asuhan Darul Hadlanah NU, panti asuhan

ini menjadi wadah untuk anak-anak yang tidak mendapatkan kasih sayang

orang tua dan menjadi tempat mempengaruhi pada kepribadian anak-anak.

Di panti asuhan, anak-anak hidup bersama-sama dalam satu atap dengan

berbagai sifat dan karakter, tentunya itu akan melatih pembentukan

kepribadian anak. Misal dengan adanya jadwal piket, jadwal belajar/ ngaji,

peraturan-peraturan yang harus dipatuhi, itu akan menjadikan kepribadian

anak terbentuk dengan baik.

Di panti asuhan inilah anak akan menjalani kehidupan dengan

semestinya; bergaul dengan temannya, bisa beradaptasi di lingkungan

Page 20: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

4

yang baru, dan kegiatan atau aktivitas yang baru yang beda dari kemarin.

Di panti asuhan anak akan belajar bagaimana menghadapi teman yang

berbeda prinsip, belajar menghadapi konflik dan lain-lain.

Di panti asuhan orang tua asuh atau wali kalayan akan berperan

penting untuk membentuk dan menumbuhkan kepribadian anak.

Menumbuhkan merupakan kata kerja dari pertumbuhan yang berarti

pemuasan secara progresif atas kebutuhan-kebutuhan psikologis yang

makin kuat (Goble, 1993: 103). Wali kalayan harus dapat memberikan

perhatian, kasih sayang, dan pendidikan dengan adil, tidak membeda-

bedakan antara anak asuh yang satu dengan anak asuh yang lainnya, harus

dianggap sama, seperti anaknya sendiri. Kepribadian anak ditentukan

bagaimana pola wali kalayan dalam mengasuh.

Kepribadian disebut dengan istilah personality yang berasal dari

kata latin “persona” yang berarti topeng atau kedok, yaitu tutup muka yang

sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang dimaksudkan untuk

menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi seseorang (Sukmono, 2013:

9). Kepribadian adalah segala corak perilaku dan sifat yang khas dan dapat

diperkirakan pada diri seseorang, yang digunakan untuk bereaksi dan

menyesuaikan diri terhadap rangsangan, sehingga corak tingkah lakunya

itu merupakan satu kesatuan fungsional yang khas bagi individu itu

(Sukmono, 2013: 8).

Wali kalayan mempunyai tugas untuk menumbuhkan

perkembangan kepribadian anak asuhnya. Perkembangan di sini

Page 21: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

5

mempunyai arti sebagai mekarnya bakat-bakat, kapasitas-kapasitas,

kreativitas, kebijaksanaan dan karakter secara terus-menerus (Goble, 1993:

103). Wali kalayan mengemban amanah untuk menjadikan karakter anak

asuhnya menjadi baik secara terus-menerus. Perkembangan yang baik

akan berdampak baik pula, seperti rasa bahagia dan berfikir dewasa. Di

panti asuhan darul hadlanah NU yang ada banyak anak asuhnya, ternyata

dalam menumbuhkan kepribadian anak belum optimal.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis perlu mencari informasi

melalui penelitian dengan judul: PERANAN WALI KALAYAN

DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KEPRIBADIAN ANAK DI

PANTI ASUHAN DARUL HADLANAH NU BLOTONGAN.

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana peranan wali kalayan dalam menumbuhkembangkankan

kepribadian anak di panti asuhan Darul Hadlanah NU Blotongan?

2. Bagaimana perkembangan kepribadian anak di panti asuhan Darul

Hadlanah NU Blotongan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana peranan wali kalayan dalam

menumbuhkan kepribadian anak di panti asuhan Darul Hadlanah NU

Blotongan

Page 22: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

6

2. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan kepribadian anak di panti

asuhan Darul Hadlanah NU Blotongan

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi penambah ilmu pengetahuan

terhadap perkembangan kepribadian pada anak, khususnya anak di

panti asuhan.

2. Secara praktis

a. Bagi peneliti

1). Memberikan pengetahuan tentang upaya pengembangan

kepribadian anak.

2). Dapat mengetahui upaya menumbuhkan kepribadian anak.

b. Bagi panti asuhan

1). Dapat meningkatkan cara atau upaya dalam menumbuhkan

kepribadian anak di panti asuhan.

2). Sebagai tambahan informasi untuk memperluas wawasan

tentang mengembangkan kepribadian anak di panti asuhan.

c. Bagi dunia akademik

1). Dapat menemukan cara menumbuhkan kepribadian anak/

mahasiswa yang tepat dan ideal.

2). Dapat berguna untuk menunjukkan bahwa panti asuhan sebagai

salah satu tempat untuk mendidik dan menumbuhkan

kepribadian anak.

Page 23: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

7

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari salah tafsir dalam pemahaman judul maka di

sini perlu dijelaskan istilah:

1. Peranan wali kalayan

Peranan dalam kamus besar bahasa indonesia berarti “tindakan yang

dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa”. Wali adalah “orang

yang menurut hukum (agama, adat) diserahi kewajiban mengurus anak

yatim serta hartanya, sebelum anak itu dewasa”. Sedangkan kalayan

adalah sebutan yang sering digunakan dalam panti asuhan, sebenarnya

kalayan asal kata dari klien yang artinya melayani. Di panti asuhan,

sebutan klien kurang familiar, sehingga menjadi kalayan. Jadi yang di

maksud dengan wali kalayan adalah seseorang yang menurut hukum

mempunyai kewajiban mengurus dan melayani anak yatim serta

hartanya sebelum anak itu dewasa dalam sebuah panti asuhan. Wali

kalayan sama halnya dengan pengasuh, hanya beda sebutan saja. Wali

kalayan mempunyai peranan yang besar dalam menumbuhkan

perkembangan kepribadian anak di panti asuhan. Karena wali kalayan

adalah pengganti orang tua kandung maka perannya sama dengan orang

tua kandung yaitu; memberikan lingkungan keluarga (panti asuhan)

yang bahagia dan sejahtera, memberikan sandang, pangan dan papan

yang memadai bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, memberikan

keteladanan atau contoh yang baik terhadap anak-anak, mengajarkan

nilai-nilai yang baik seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, sopan

Page 24: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

8

santun, dan memberikan waktu bermaindan alat permainan yang

memadai (Mutiah, 2010: 90).

2. Perkembangan kepribadian

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Perkembangan berasal dari

kata berkembang yang berarti menjadi bertambah sempurna (tentang

pribadi, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya). Sedangkan,

Kepribadian Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berarti sifat

hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang

membedakannya dari orang atau bangsa lain. Wali kalayan harus

memiliki karakteristik sikap demokratis agar perkembangan

kepribadian anak berkembang. Wali kalayan yang demokratis

memperlakukan anak sesuai dengan tahapan perkembangan usia anak

dan memerhatikan serta mempertimbangkan keinginan-keinginan

anak. Anak dengan pola pengasuhan orang yang demokratis akan

menunjukkan sikap atau perilaku tanggung jawab yang besar, dapat

menerima perintah dan dapat diperintah, dapat menerima kritik secara

terbuka, memiliki keberanian untuk berinisiatif dan kreatif, memiliki

emosi yang stabil, mudah beradaptasi dan lebih toleran (Mutiah, 2010:

89).

3. Panti asuhan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, panti asuhan berarti rumah

tempat memelihara dan merawat anak yatim atau yatim piatu dan

sebagainya. Disinilah anak-anak yang tidak memiliki orang tua, anak

Page 25: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

9

yang tidak memiliki rumah, atau anak yang tidak mendapatkan

pengasuhan orang tua. Anak akan diasuh dan dididik layaknya anak

sendiri, sampai anak itu siap atau mampu hidup mandiri.

F. Metode Penelitan

Dalam suatu penelitian, metode mutlak diperlukan karena merupakan

cara yang teratur untuk mencapai suatu tujuan yang dimaksud, metode ini

diperlukan guna mencapai tujuan yang sempurna.

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian jenis kualitatif deskriptif.

Penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting).

Disebut penelitian kualitatif karena data yang terkumpul dan

analisisnya lebih bersifat kualitatif (Sugiyono, 2011: 8).

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengamatan tentang peranan

wali kalayan dalam menumbuhkan perkembangan kepribadian anak di

panti asuhan. Hasil pengamatan tersebut dijadikan pengumpulan data

dan peneliti melakukan penelitian di panti asuhan Darul Hadlanah NU

Blotongan. Penulis akan berusaha mengumpulkan data-data yang

diperlukan di lapangan, yang berhubungan dengan upaya

menumbuhkan perkembangan kepribadian anak di panti asuhan Darul

Hadlanah NU Blotongan.

3. Lokasi Penelitian

Page 26: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

10

Lokasi penelitian bertempat di panti asuhan Darul Hadlanah Blotongan

NU.

4. Sumber Data

Sumber data yang terkumpul dalam penelitian adalah sumber data

yang sesuai dengan upaya menumbuhkan perkembangan kepribadian

anak. Sumber data dibedakan menjadi dua macam yaitu:

a. Sumber data primer

Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara

langsung oleh peneliti dari orang pertama, di antaranya adalah:

1).Pengasuh panti asuhan Darul Hadlanah NU Blotongan.

2). Wali kalayan panti asuhan Darul Hadlanah NU Blotongan.

3). Beberapa anak asuh di panti asuhan Darul Hadlanah NU

Blotongan.

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung dan

data yang diperoleh oleh peneliti dari sumber-sumber yang telah

ada. Data sekunder bersumber dari dokumentasi. Data yang

dihasilkan dalam penelitian ini di antaranya data tentang upaya

menumbuhkan perkembangan kepribadian anak.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi.

a. Observasi

Page 27: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

11

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu objek dengan

sistematika fenomena yang diselidiki. Observasi dapat dilakukan

sesaat ataupun mungkin dapat diulang (sukandarrumidi, 2004: 69).

Dengan observasi di lapangan peneliti akan lebih mampu

memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan

dapat diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh. Selain

itu, dengan observasi peneliti dapat menemukan hal-hal yang

sedianya tidak akan terungkapkan oleh responden dalam

wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat

merugikan nama lembaga (Sugiyono, 2011: 228). Melalui

observasi ini peneliti akan mengamati beberapa tingkah laku atau

sikap yang menunjukkan kepribadian anak itu sendiri.

b. Wawancara mendalam

Wawancara atau dikenal pula dengan istilah interview adalah suatu

proses tanya jawab lesan, dalam mana 2 orang atau lebih

berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain

dan mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya

(sukandarrumidi, 2004: 88). Wawancara ini dilakukan kepada dua

obyek yaitu pengasuh, wali kalayan dan kepada anak asuhnya.

Dengan wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang

lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan

situasi dan fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa

ditemukan melalui observasi (sugiyono, 2011: 232). Melalui

Page 28: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

12

wawancara peneliti akan bertanya langsung mengenai

perkembangan kepribadian anak, perubahan kepribadian anak, dan

lain-lain.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dapat merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap

dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam

penelitian kualitatif (Sugiyono, 2011: 240).

6. Analisis Data

Analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta

yang ditemukan di lapangan dan kemudian dikonstruksikan menjadi

hipotesis atau teori (Sugiyono, 2011: 9). Analisis data adalah proses

mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat

mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang

lain (Sugiyono, 2011: 244).

7. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk mengecek keabsahan data skripsi ini, maka digunakan metode

trianggulasi yaitu dengan menggunakan metode pengumpulan data dan

analisis data, termasuk menggunakan informan sebagai alat uji

keabsahan dan analisis hasil penelitian (Bungin, 2012: 203). Dengan

Page 29: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

13

triangulasi akan lebih meningkatkan kekuatan data, bila dibandingkan

dengan satu pendekatan (Sugiyono, 2011: 241).

8. Tahap-tahap Penelitian

a. Penelitian Pendahuluan

Penulis pertama melalui tahap pengamatan (observasi),

setelah itu sebagai pendukung penulis mengkaji buku dan sumber-

sumber dari internet dan buku-buku yang berhubungan dengan

pertumbuhan perkembangan kepribadian anak. Kemudian penulis

memperoleh gambaran tentang apa yang akan diteliti dan penulis

memulai melakukan penelitian.

b. Pengembangan Desain

Setelah penulis mengetahui cukup banyak hal tentang

upaya menumbuhkan perkembangan kepribadian anak, penulis

melakukan observasi ke panti asuhan Darul Hadlanah NU untuk

mengetahui peranan wali kalayan dalam menumbuhkan

perkembangan kepribadian anak.

c. Penelitian sebenarnya

Penulis melakukan penelitian di panti asuhan Darul

Hadlanah NU untuk melihat seperti apa peranan wali kalayan

dalam menumbuhkan perkembangan kepribadian anak asuhnya.

Mencatat berbagai hal yang berhubungan dengan peranan wali

kalayan dalam upaya menumbuhkan perkembangan kepribadian

Page 30: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

14

anak asuh dan juga mencatat tentang perkembangan kepribadian

anak asuh.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman dalam skripsi ini, maka akan

dikemukakan sistematika hasil yang secara garis besar dapat dilihat

sebagai berikut:

1. Bagian Awal

Bagian awal meliputi: halaman sampul, pernyataan keaslian tulisan,

nota pembimbing, halaman pengesahan, motto, halaman persembahan,

abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.

2. Bagian Inti

BAB I: PENDAHULUAN, meliputi: latar belakang masalah, fokus

masalah tujuan penelitian, penegasan istilah, kegunaan penelitian,

metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II: KAJIAN PUSTAKA, meliputi: peranan wali kalayan,

perkembangan kepribadian anak di panti asuhan.

BAB III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN,

meliputi: merupakan hasil penelitian yang meliputi gambaran umum

lokasi dan subyek penelitian serta penyajian data hasil penelitian.

BAB IV: PEMBAHASAN, meliputi: analisis data yang diperoleh

mengenai: peranan wali kalayan dalam menumbuhkan perkembangan

kepribadian anak dan perkembangan kepribadian anak di panti asuhan.

BAB V: PENUTUP, meliputi kesimpulan dan saran.

Page 31: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

15

3. Bagian Akhir

Bagian akhir meliputi: daftar pustaka, daftar riwayat hidup penulis,

dan lampiran-lampiran.

Page 32: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peranan Wali Kalayan/ Wali Asuh

Orang tua adalah guru pertama yang dikenal oleh anak. Orang tua

mempunyai tugas yang sangat penting untuk membentuk kepribadian anak

sejak dini. Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk

mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak. Sebagaimana

tercantum dalam Undang-undang Perlindungan Anak pasal 26 ayat 1 yang

berbunyi:

Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:

1. Mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak

2. Menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan

minatnya

3. Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.

Apabila orang tua tidak bisa melaksanakan kewajiban di atas maka

anak boleh diambil alih pengasuhannya oleh orang lain atau lembaga

secara sah. Dengan ketentuan orang tua asuh harus dapat mengambil alih

tugas dan kewajiban seperti tugas dan kewajiban orang tua yang

sesungguhnya. Hal tersebut sebagaimana tercantum dalam Undang-

undang Perlindungan Anak Bab VIII tentang Pengasuhan dan

Pengangkatan Anak pasal 37 dan 38 yang berbunyi:

Page 33: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

17

1. Pengasuhan anak ditujukan kepada anak yang orang tuanya tidak dapat

menjamin tumbuh kembang anaknya secara wajar, baik fisik, mental,

spiritual, maupun sosial.

2. Pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh

lembaga yang mempunyai kewenangan untuk itu.

3. Dalam hal lembaga sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berlandaskan

agama, anak yang diasuh harus yang seagama dengan agama yang

menjadi landasan lembaga yang bersangkutan.

4. Dalam hal pengasuhan anak dilakukan oleh lembaga yang tidak

berlandaskan agama, maka pelaksanaan pengasuhan anak harus

memperhatikan agama yang dianut anak yang bersangkutan.

5. Pengasuhan anak oleh lembaga dapat dilakukan di dalam atau di luar

panti sosial.

6. Perseorangan yang ingin berpartisipasi dapat melalui lembaga-lembaga

sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), ayat (4), dan ayat (5).

Pasal 38

1. Pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam pasal 37, dilaksanakan

tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik,

budaya, dan bahasa, status hukum anak, urutan kelahiran anak, dan

kondisi fisik dan/atau mental.

2. Pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),

diselenggarakan melalui kegiatan bimbingan, pemeliharaan,

perawatan, dan pendidikan secara berkesinambungan, serta dengan

Page 34: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

18

memberikan bantuan biaya dan/atau fasilitas lain, untuk menjamin

tumbuh kembang anak secara optimal, baik fisik, mental, spiritual

maupun sosial, tanpa memengaruhi agama yang dianut anak.

Orang tua asuh sebagaimana terdapat dalam undang-undang di atas

harus menjamin tumbuh kembang anak secara optimal baik fisik, mental,

spiritual maupun sosial. Orang tua asuh juga tidak boleh membeda-

bedakan ras, suku bangsa, etnik, dan juga agama.

B. Perkembangan Kepribadian Anak

1. Kepribadian

Setiap manusia yang terlahir di dunia ini pasti membawa

kepribadiannya masing-masing, tapi dengan berjalannya waktu

kepribadian itu bisa berubah karena berbagai faktor yang

mempengaruhinya. Kepribadian (personality) merupakan salah satu kajian

psikologi yang lahir berdasarkan pemikiran, kajian atau temuan-temuan

(hasil praktik penanganan kasus) para ahli. Objek kajian kepribadian

adalah “human behavior”, perilaku manusia, yang pembahasannya terkait

dengan apa, mengapa, dan bagaimana perilaku tersebut (Yusuf dan

Nurihsan, 2007:1). Pengertian kepribadian menurut psikologi adalah suatu

organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik individu yang menentukan

tingkah laku dan pemikiran individu secara khas (Koswara,1986: 11).

Page 35: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

19

Selain, pengertian di atas para ahli juga mendefinisikan tentang

kepribadian:

a. Woodworh, seperti yang dikutip oleh Yusuf dan Nurihsan

mengemukakan bahwa kepribadian merupakan “kualitas tingkah laku

total individu”.

b. Dashiell mengartikannya sebagai “gambaran total tentang tingkah laku

individu yang terorganisasi”.

c. Allport, seperti yang dikutip oleh Yusuf dan Nurihsan mengemukakan

lima pengertian kepribadian :

1). Dynamic, merujuk kepada perubahan kualitas perilaku

(karakteristik) individu, dari waktu ke waktu, atau dari situasi ke

situasi.

2). Organization, yang menekankan permulaan bagian-bagian struktur

kepribadian yang independen (berdiri sendiri), yang masing-

masing bagian tersebut mempunyai hubungan khusus satu sama

lainnya. Ini menunjukkan bahwa kepribadian itu bukan kumpulan

sifat-sifat, dalam arti satu sifat ditambah dengan yang lainnya,

melainkan keterkaitan antara sifat-sifat tersebut, yang satu sama

lainnya saling berhubungan atau berinterelasi.

3). Psychohysical systems, yang terdiri atas kebiasaan, sikap, emosi,

sentimen, motif, keyakinan yang kesemuanya merupakan aspek

psikis, juga mempunyai dasar fisik dalam diri individu, seperti:

syaraf, kelenjar, atau tubuh individu secara keseluruhan. Sistem

Page 36: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

20

psikofisik ini meskipun mempunyai dasar/fondasi pembawaan,

namun dalam perkembangannya lebih dipengaruhi oleh hasil

belajar, atau diperoleh melalui pengalaman.

4). Determine, yang menunjukkan peranan motivasional sistem

psikofisik. Dalam diri individu, sistem ini mendasari kegiatan-

kegiatan yang khas, dan mempengaruhi bentuk-bentuknya. Sikap,

keyakinan, kebiasaan, atau elemen-elemen sistem psikofisik

lainnya muncul melalui stimulus, baik dari lingkungan, maupun

dari dalam individu sendiri.

5). Unique, yang merujuk kepada keunikan atau keragaman tingkah

laku individu sebagai ekspresi dari pola sistem psikofisiknya.

Dalam proses penyesuaian diri meskipun terhadap lingkungan,

tidak ada reaksi/respon yang sama dari dua orang sekalipun

kembar identik (Yusuf dan Nurihsan, 2007: 3-5).

Berdasarkan pengertian teori dan kepribadian di atas, maka istilah

teori kepribadian dapat diartikan sebagai “seperangkat asumsi tentang

kualitas tingkah laku manusia beserta definisi empirisnya”.

Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa kepribadian manusia itu

berubah-ubah, perubahan itu terjadi dipengaruhi oleh faktor gangguan

fisik dan lingkungan.

Page 37: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

21

Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kepribadian

di antaranya sebagai berikut:

a. Faktor fisik, seperti: gangguan otak, kurang gizi (malnutrisi),

mengkonsumsi obat-obat terlarang (napza atau narkoba), minuman

keras, dan gangguan organik (sakit atau kecelakaan).

b. Faktor lingkungan sosial budaya, seperti: krisis politik, ekonomi,

dan keamanan yang menyebabkan terjadinya masalah pribadi

(stress, depresi) dan masalah sosial (pengangguran, premanisme,

dan kriminalitas).

c. Faktor diri sendiri, seperti: tekanan emosional (frustasi yang

berkepanjangan), dan identifikasi atau imitasi terhadap orang lain

yang berkepribadian menyimpang (Yusuf dan Nurihsan, 2007: 11).

Pada dasarnya kepribadian manusia itu baik, karena ada yang

mempengaruhinya maka kadang kepribadian itu menjadi kurang baik.

Salah satu kata kunci dari definisi kepribadian adalah “penyesuaian

(adjustment)”. Menurut Alexander A. Schneiders (1964), seperti yang

dikutip oleh Yusuf dan Nurihsan, penyesuaian itu dapat diartikan

sebagai:

Suatu respon individu, baik yang bersifat behavioral maupun mental

dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, tegangan

emosional, frustasi dan konflik; dan memelihara keharmonisan antara

pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.

Page 38: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

22

Dalam upaya memenuhi kebutuhan atau memecahkan masalah

yang dihadapi, ternyata tidak semua individu mampu menampilkannya

secara wajar, normal atau sehat (well adjustment); di antara mereka

banyak juga yang mengalaminya secara tidak sehat (maladjustment).

E.B. Hurlock (1986), seperti yang dikutip oleh Yusuf dan

Nurihsan, mengemukakan bahwa karakteristik penyesuaian yang sehat

atau kepribadian yang sehat (healthy personality) ditandai dengan:

a. Mampu menilai diri secara realistik. Individu yang kepribadiannya

sehat mampu menilai diri apa adanya, baik kelebihan maupu

kelemahannya, menyangkut fisik (postur tubuh, wajah, keutuhan,

dan kesehatan) dan kemampuan (kecerdasan dan keterampilan).

b. Mampu menilai situasi secara relistik. Individu dapat menghadapi

situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan

mau menerimanya secara wajar. Dia tidak mengharapkan kondisi

kehidupan itu sebagai suatu yang harus sempurna.

c. Menerima tanggung jawab. Individu yang sehat adalah individu

yang bertanggung jawab. Dia mempunyai keyakinan terhadap

kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang

dihadapinya.

d. Kemandirian (autonomy). Individu memiliki sifat mandiri dalam

cara berfikir dan bertindak, mampu mengambil keputusan,

Page 39: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

23

mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri

dengan norma yang berlaku di linkungannya.

e. Dapat mengontrol emosi. Individu merasa nyaman dengan

emosinya. Dia dapat mengatasi situasi frustasi, depresi atau stress

secara positif atau konstruktif, tidak destruktif (merusak).

f. Berbahagia. Individu yang sehat, situasi kehidupannya diwarnai

kebahagiaan. Kebahagiaan ini didukung oleh faktor-faktor

achievement (pencapaian prestasi), acceptance (penerimaan dari

orang lain), dan affection (perasaan dicintai atau disayangi orang

lain).

Adapun kepribadian yang tidak sehat ditandai dengan karakteristik

seperti berikut:

a. Mudah marah (tersinggunng).

b.Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan.

c. Sering merasa tertekan (stress atau depresi).

d. Mempunyai kebiasaan berbohong.

e. Hiperaktif.

f. Sulit tidur.

g. Kurang memiliki rasa tanggung jawab.

h. Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama

i. Bersikap pesimis dalam menghadapi kehidupan.

j. Kurang bergairah dalam menjalani kehidupan (Yusuf dan Nurihsan,

2007: 11-14).

Page 40: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

24

Adapun teori-teori tentang kepribadian ada tiga, yaitu sebagai

berikut:

a. Kepribadian dalam Teori Psikoanalisa

Dalam teori psikoanalisa, kepribadian dipandang sebagai suatu

struktur yang terdiri dari tiga unsur atau sistem, yakni id, ego,

dan superego. Meskipun ketiga sistem tersebut memiliki

fungsi, kelengkapan, prinsip-pinsip operasi, dinamisme, dan

mekanismenya masing-masing, ketiga sistem kepribadian ini

satu sama lain saling berkaitan serta menbentuk suatu totalitas.

1). Id

Id (istilah Freud: das es) adalah sistem kepribadian

yang paling dasar, sistem yang di dalamnya terdapat naluri-

naluri bawaan. Id juga merupakan komponen kepribadian

yang primitif, insktinktif (yang berusaha untuk memenuhi

kepuasan instink). Id berorientasi pada prinsip kesenangan

(pleasure principle) atau prinsip reduksi ketegangan (Yusuf

dan Nurihsan, 2007: 36). Untuk dua sistem yang lainnya, id

adalah sistem yang bertindak sebagai penyedia atau

penyalur energi yang dibutuhkan oleh sistem-sistem

tersebut untuk operasi-operasi atau kegiatan-kegiatan yang

dilakukannya. Dalam soal energi ini, id tidak bisa

mentoleransi penumpukan energi yang bisa menyebabkan

meningginya saraf tegangan organisme atau individu secara

Page 41: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

25

keseluruhan. Dan bagaimanapun, bagi individu

meningginya tegangan itu akan merupakan suatu keadaan

yang tidak menyenangkan. Karena itu, apabila tegangan

pada organisme meningkat, baik karena adanya stimulasi

dari luar (suhu, cahaya, dan bunyi yang intensitasnya

tinggi) maupun karena adanya stimulasi dari dalam (lapar,

haus, kekurangan oksigen), maka id akan berusaha

meredakan atau mengurangi tegangan yang meninggi itu

serta mengembalikannya kepada taraf semula. Dari sini bisa

diperoleh gambaran bahwa id, dalam menjalankan fungsi

dan operasinya, dilandasi oleh maksud mempertahankan

konstansi (the principle of constancy) yang ditujukan untuk

menghindari keadaan tidak menyenangkan dan mencapai

keadaan yang menyenangkan (the pleasure principle).

Untuk keperluan mencapai maksud dan tujuannya

itu, id memiliki perlengkapan berupa dua macam proses.

Proses yang pertama adalah tindakan-tindakan reflex, yakni

suatu bentuk tingkah laku atau tindakan yang mekanisme

kerjanya otomatis dan segera, serta adanya pada individu

merupakan bawaan. Contohnya reflex mengisap, batuk,

mengedipkan mata, dan bersin. Proses yang kedua adalah

proses primer, yakni suatu proses yang melibatkan

sejumlah reaksi psikologi yang rumit. Dengan proses

Page 42: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

26

primer ini dimaksudkan bahwa id (dan organisme secara

keseluruhan) berusaha mengurangi tegangan. Proses primer

pada orang yang sedang lapar, sebagai contoh, adalah

membayangkan (mengkhayalkan) makanan.

2). Ego

Ego adalah sistem kepribadian yang bertindak sebagai

pengarah individu kepada dunia objek dari kenyataan, dan

menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan (the

reality principle). Ego juga merupakan eksekutif atau manajer

dari kepribadian yang membuat keputusan (decision maker)

tentang instink-instink mana yang akan dipuaskan dan

bagaimana caranya; atau sebagai sistem kepribadian yang

terorganisasi, rasional, dan berorientasi kepada prinsip realitas

(reality principle) (Yusuf dan Nurihsan, 2007: 36).

Menurut Freud, ego terbentuk pada struktur kepribadian

individu sebagai hasil kontak dengan dunia luar. Adapun

proses yang dimilki dan dijalankan ego sehubungan dengan

upaya memuaskan kebutuhan atau mengurangi tegangan oleh

individu adalah proses sekunder (secondary process). Dengan

proses sekundernya ini, ego memformulasikan rencana bagi

pemuasan kebutuhan dan menguji apakah rencana tersebut bisa

dilaksanakan atau tidak.

3). Super ego

Page 43: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

27

Superego (istilah Freud: das Ueberich) adalah sistem

kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang

sifatnya evaluatif (menyangkut baik-buruk). Menurut Freud,

superego terbentuk melalui internalisasi nilai-nilai atau aturan-

aturan oleh individu dari sejumlah figur yang berperan,

berpengaruh, atau berarti bagi individu tersebut seperti orang

tua dan guru. Super ego berkembang pada usia sekitar 3 atau 5

tahun. Pada usia ini anak belajar untuk memperoleh hadiah

(rewards) dn menghindari hukuman (punishment) dengan cara

mengarahkan tingkah lakunya yang sesuai dengan ketentuan

atau keinginan orang tuanya (Yusuf dan Nurihsan, 2007: 44).

Adapun fungsi utama dari superego: (a) sebagai pengendali

dorongan-dorongan atau impuls-impuls naluri id agar impuls-

impuls tersebut disalurkan dalam cara atau bentuk yang dapat

diterima oleh masyarakat; (b) mengarahkan ego pada tujuan-

tujuan yang sesuai dengan moral ketimbang dengan kenyataan;

dan (c) mendorong individu kepada kesempurnaan (Koswara,

1986: 32-35).

b. Kepribadian dalam Teori Behavorisme

Behaviorisme merupakan orientasi teoritis yang didasarkan

pada premis bahwa psikologi ilmiah harus berdasarkan studi

tingkah laku yang teramati (observeable behavior). Para ahli

behavioristik kurang memiliki perhatian terhadap struktur

Page 44: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

28

kepribadian internal, seperti id, ego, dan super egonya Freud,

karena struktur seperti ini tidak dapat diobservasi. Mereka lebih

memperhatikan kecenderungan-kecenderungan respon yang

dapat diamati. Mereka memandang kepribadian individu

sebagai “ koleksi kecenderungan respon yang terkait dengan

berbagai situasi rangsangan yang beragam” (Yusuf dan

Nurihsan, 2007: 123).

Dari perspektif behaviorisme Skinner, studi tentang

kepribadian melibatkan pengujian yang sistematis dan pasti

atas sejarah hidup atau pengalaman belajar dan latar belakang

genetik atau faktor bawaan yang khas dari individu. Menurut

Skinner, individu adalah organisme yang memperolah

perbendaharaan tingkah lakunya melalui belajar. Dia bukanlah

agen penyebab tingkah laku, melainkan tempat kedudukan atau

suatu point di mana faktor-faktor lingkungan dan bawaan yang

khas secara bersama menghasilkan akibat (tingkah laku) yang

khas pula pada individu tersebut.

Selanjutnya bagi Skinner studi tentang kepribadian itu

ditujukan kepada pola yang khas dari kaitan antara tingkah laku

organisme dan konsekuensi-konsekuensi yang diperkuatnya.

Dalam memformulasikan sistem tingkah laku, Skinner

membedakan dua tipe respons tingkah laku, yakni responden

dan operan (operant). Dalam arti singkatnya, tingkah laku

Page 45: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

29

responden adalah suatu respons yang spesifik yang ditimbulkan

oleh stimulus yang dikenal, dan stimulus itu selalu mendahului

respons. Contoh tingkah laku responden itu antara lain

menyempitkan pupil mata untuk mengurangi stimulasi cahaya,

menggigil karena kedinginan, dan keluarnya air liur karena

melihat makanan. Orang yang pertama menemukan bahwa

tingkah laku responden itu bisa dikondisikan adalah Ivan

Pavlov, dengan percobaannya yang benama pengondisian

klasik (classical conditioning), dengan menggunakan seekor

anjing sebagai subjeknya (Koswara, 1986: 77-78).

Sedangkan, respons dalam conditioning operan adalah

sesuatu tindakan yang terjadi tanpa didahului stimulus,

melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer.

Reinforcer adalah stimulus yang meningkatkan kemungkinan

timbulnya sejumlah respons tertentu, akan tetapi tidak sengaja

diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam

classical respondent conditioning (Sobur, 2003:227-228).

Dalam pandangan Skinner, hukum-hukum fungsional dari

tingkah laku paling baik dikembangkan dengan memusatkan

pada faktor-faktor yang meningkatkan dan atau mengurangi

probabilitas kemunculan respons di lain waktu daripada

menciptakan stimulus spesifik yang memacu respons. Dalam

pengkondisian operant, tingkah laku organisme perlu diukur

Page 46: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

30

dan dicatat begitu tingkah laku itu muncul. Dalam percobaan

tikus menekan pengungkit, contohnya, setiap kali tikus

menekan pengungkit, pena digerakkan oleh pencatat elektris

membuat tanda pada kertas atau pita pencatat yang bergerak

secara konstan. Alat pencatat otomatis ini, disebut pencatat

kumulatif (Koswara, 1986: 82).

c. Kepribadian dalam Teori Humanistic

Maslow berpendapat bahwa motivasi manusia diorganisasikan

ke dalam sebuah hirarki kebutuhan yaitu suatu susunan

kebutuhan yang sistematis, suatu kebutuhan dasar harus

dipenuhi sebelum kebutuhan dasar lainnya muncul (Yusuf dan

Nurihsan, 2007: 156). Maslow memaparkan teori tentang

needs, yang mengatakan bahwa manusia dimotivasi oleh

sejumlah kebutuhan. Kebutuhan tersebut dibedakan menjadi

dua yaitu basic needs dan meta needs. Basic needs atau

kebutuhan dasar meliputi makan minum, kasih sayang, rasa

aman, harga diri. Sementara kebutuhan meta needs meliputi

keadilan, kesatuan, kebaikan, keteraturan, keindahan. Lima

jenis kebutuhan dari Maslow adalah sebagai berikut:

1). Physiological need (kebutuhan fisiologis)

Physiological need adalah kebutuhan dasar manusia yang

paling mendesak untuk dipenuhi karena berkaitan dengan

Page 47: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

31

kelangsungan hidup. Kebutuhan ini berupa makan, minum,

oksigen, istirahat, dan keseimbangan temperature.

2). Safety Need (kebutuhan akan rasa aman)

Safety need yaitu kebutuhan akan rasa aman. Merupakan

kebutuhan psikologis yang fundamental dan perlu dipenuhi.

Apabila pemenuhan kebutuhan akan rasa aman terhambat

pemenuhannya, akan menimbulkan gangguan kepribadian

yang serius. kebutuhan akan rasa aman terlihat dari orang

yang mendambakan suasana tenang, aman jauh dari

gangguan dan kekacauan, nyaman dan bebas dari tekanan

atau ancaman.

Kebutuhan rasa aman dibedakan menjadi dua yaitu aman

secara fisik dan secara psikologis. Aman secara fisik

ditandai dengan keadaan bebas rasa sakit, bebas dari

gangguan dan kekacauan sedangkan aman secara psikis

terlihat dari tiadanya rasa takut, cemas ada perlindungan.

3). Love and Belongness (kasih sayang dan kebersamaan)

Kebutuhan kasih sayang dan kebersamaan merupakan

kebutuhan yang mendorong seseorang berinteraksi secara

afektif dan emosional dengan orang lain. Kebutuhan ini

tumbuh di lingkungan keluarga, berkembang ke lingkungan

kelompok sebaya dan akhirnya menuju pada kelompok

Page 48: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

32

sosial yang lebih luas. Kurangnya kasih sayang

menyebabkan perkembangan seseorang terhambat.

4). Self Esteem (harga diri)

Self esteem mengandung dua konsep yaitu rasa harga diri

oleh diri sendiri serta penghargaan yang diberikan orang

lain terhadap diri seseorang. Harga diri meliputi kebutuhan

akan kepercayaan diri, kompetisi, pengusaaan, prestasi,

kebebasan dan ketidaktergantungan atau independent.

Sementara kebutuhan penghargaan dari orang lain meliputi

prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan,

nama baik dan penghargaan.

Terpenuhinya self esteem pada diri seseorang akan

merangsang timbulnya sikap percaya diri, rasa kuat, rasa

mampu, rasa berguna, sementara self esteem rendah

menghasilkan sikap rendah diri, rasa tak pantas, rasa lemah,

rasa tak mampu, rasa tak berguna menyebabkan yang

bersangkutan dihantui kehampaan, keraguan dan

keputusasaan menghadapi hidup.

5). Self-Actualization (pengekspresian diri)

Need for self actualization merupakan kebutuhan tertinggi

dari semua kebutuhan yang dikemukakan Maslow.

Kebutuhan ini akan muncul dan terpuaskan bila kebutuhan

lain di bawahnya sudah terpenuhi. Aktualisasi diri

Page 49: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

33

merupakan kebutuhan yang ada dalam diri manusia untuk

mengekspresikan, mengembangkan segala kemampuan dan

potensi yang dimiliki (Sriyanti, 2011: 83-85).

2. Anak

Menurut Undang-Undang RI nomor 4 tahun 1979 tentang

Kesejahteraan Anak, menyebutkan bahwa anak adalah mereka yang belum

berusia 21 tahun dan belum menikah. Jadi dapat dilihat bahwa rentang usia

anak terletak pada skala 0 sampai dengan 21 tahun. Penjelasan mengenai

batas usia 21 tahun ditetapkan berdasarkan pertimbangan kepentingan

usaha kesejahteraan social serta pertimbangan kematangan sosial,

kematangan pribadi dan kematangan mental seseorang yang umumnya

dicapai setelah seseorang melampaui usia 21 (Huraerah, 2005: 19-20).

Anak-anak yang terlahir di dunia harus mendapatkan hak dan

kebutuhannya dari orang tua, masyarakat, atau yang mengasuhnya.

Mengenai hak anak secara universal telah ditetapkan melalui Sidang

Umum PBB tanggal 20 Nopember 1959, dengan memproklamasikan

Deklarasi Hak-Hak Anak (Huraerah, 2005: 20). Di samping itu, dalam

pasal 2 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan

Anak, disebutkan bahwa:

a. Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, asuhan, dan

bimbingan berdasarkan kasih sayang, baik dalam keluarganya

maupun dalam asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang

dengan wajar.

Page 50: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

34

b. Anak berhak atas pelayanan untuk mengembangkan

kemampuan dan kehidupan sosialnya, sesuai dengan

kebudayaan dan kepribadian bangsa, untuk menjadi warga

Negara yang baik dan berguna.

c. Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan, baik semasa

kandungan maupun sesudah dilahirkan.

d. Anak berhak atas perlindungan terhadap lingkungan hidup

yang dapat membahayakan atau menghambat pertumbuhan dan

perkembangan dengan wajar.

Dalam pasal 4 ayat 1 disebutkan bahwa anak yang tidak

mempunyai oangtua berhak memperoleh asuhan oleh Negara

atau orang atau badan. Kemudian, pasal 5 ayat 1 menyebutkan

bahwa anak yang tidak mampu berhak memperoleh bantuan

agar dalam lingkungan keluarganya dapat tumbuh dan

berkembang secara wajar (Huraerah, 2005: 20-21).

3. Tahap Perkembangan kepribadian anak

Banyak orang beranggapan, tidak masuk akal kepribadian anak

dibentuk sejak dia berusia tiga atau empat tahun, tapi kenyataannya

memang kepribadian anak terbentuk sejak dini . Jika kita perhatikan,

memang benarlah anak-anak sejak muda sekali sudah mulai terbentuk

kepribadiannya. Bermacam-macam model kepribadian sudah jelas

kelihatan pada anak-anak usia taman kanak-kanak maupun lebih muda

Page 51: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

35

lagi. Seorang anak pendiam dan penurut. Dia mungkin masih bersifat

demikian bertahun-tahun kemudian. Anak lain sangat aktif dan

berdikari. Yang lain lagi penuh rasa ingin tahu. Dia selalu mempelajari

hal-hal baru dengan teliti. Hal demikian, bisa dimulai pada anak usia

tiga tahun, mungkin bahkan masih demikian pada usia lima atau

sepuluh tahun.

Para psikiater ataupun psikolog menandaskan bahwa pembawaan-

pembawaan berupa tingkah laku social khusus, seperti, kejujuran atau

keculasan, kepatuhan atau kurang tanggung jawab, bukan diperoleh

dari warisan, melainkan dari pengalaman hidup. Meski pada usia tiga

tahun karakter sudah mempunyai bentuknya, bukan berarti tidak

mungkin berubah dikemudian hari. Nyatanya orang dewasa sekalipun

tidak tetap sama pada tahun ini dengan tahun depan misalnya.

Lebih jelas lagi perkembangan kepribadian itu pada masa kanak-

kanak. Tingkat perkembangan yang berbeda-beda terus

mengemudikan dia dari dalam dan mengatur arah karakter yang

kelihatan dari luar. Setiap aspek karakternya mengalami

perkembangan yang berbeda-beda. Sifat suka membantah atau penurut

yang diperlihatkan anak usia satu sampai tiga tahun adalah termasuk

usahanya untuk bisa berdiri sendiri. Menginjak usia tiga tahun

keinginan untuk menjiplak ayah pada anak laki-laki dan ibu pada anak-

anak perempuan sangat kuat. Mereka mulai menolak contoh-contoh

ayah ibu, beralih haluan ke arah kawan-kawan sebayanya. Mereka

Page 52: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

36

berusaha berbuat segala sesuatu yang dikerjakan kawan-kawan itu. Hal

itu sangat member pengaruh kepada kepribadiannya dan karirnya di

kemudian hari. Kadang-kadang, anak yang sangat pemalu pada usia

tujuh tahun, jika mendapat kawan yang sesuai, menjadi pandai bergaul

dua tahun kemudian.

Page 53: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

37

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Blotongan

1. Sejarah Berdirinya Panti Asuhan Darul Hadlanah NU

Blotongan

Panti asuhan ini merupakan salah satu kegiatan bidang mabarat

(sosial) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama‟ (PCNU) Kota Salatiga dan

panti asuhan ini juga satu-satunya panti asuhan di Salatiga yang langsung

di bawah PCNU. Panti asuhan Darul Hadlanah berdiri pada tahun 2008

tepatnya pada tanggal 8 Januari, panti asuhan ini berdiri melihat keadaan

bahwa masih banyak kondisi orang NU yang kurang mampu, anak yatim,

dan anak yatim piatu. Format pada asuhan anak di panti asuhan NU

dirancang dengan model integrasi pesantren dan panti asuhan. Manajemen

pesantrennya seperti; pengajian kitab kuning, khitobah, berjanji, qiro‟ah,

dan lain-lain. Sedangkan, manajemen pengasuhannya seperti memberikan

pendidikan yang sesuai dengan perkembangan anaknya, memberikan

perawatan, bimbingan dan pengawasan kepada anak. Arah yang

dikembangkan adalah membekali anak asuh dengan ajaran-ajaran agama

Islam yang mengedepankan nilai-nilai kesalehan individual dan sekaligus

kesalehan sosial. Diharapkan anak asuh dapat tumbuh menjadi pribadi

yang memiliki kecerdasan intelektual, spiritual maupun sosial yang tinggi.

2. Letak Geografis Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Blotongan

Page 54: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

38

Letak panti asuhan Darul Hadlanah berada di tepi jalan raya

Semarang-Solo. Tepatnya di Dusun Modangan Rt 02/ Rw 08, JL.

Fatmawati Blotongan Km. 5, kecamatan Sidorejo, Salatiga dan

bersebelahan dengan Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

3. Maksud dan Tujuan Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Blotongan

Didirikanya panti asuhan Darul Hadlanah Nahdlatul Ulama‟ kota

Salatiga ini pasti memiliki maksud dan tujuan. Maksud dan tujuan

didirikanya panti asuhan ini adalah:

a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan anak asuh (santri) kepada

Allah SWT

b. .Mengajarkan pada anak asuh (santri) agar senantiasa berpegang

pada nilai-nilai Islam Ahlu sunnah wal jama’ah.

c. Mendidik anak asuh (santri) agar menjadi santri yang berakhlakul

karimah, cerdas dan mandiri. Meningkatkan kualitas sumber daya

anak asuh (santri)

d. Membangun kesadaran anak asuh (santri) untuk berprestasi sesuai

dengan kemampuan dan kompetensinya masing-masing.

f. Memperbaiki faham-faham keislaman sesuai dengan ajaran Al-

Qur‟an dan hadits dalam rangka pembinaan dan pembentukan

pribadi muslim yang diridhoi Allah SWT (SK.MENKUMHAM

No.C-467.HT.03.01-Th.2006)

Page 55: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

39

4. Visi dan Misi Panti Asuahan Darul Hadlanah

a. VISI

Menjadi pusat pengembangan pribadi bagi para anak yatim, piatu dan

dhuafa‟ yang berakhlakul karimah, agamis, dan cerdas secara

intelektual.

b. Misi

1). Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan santri asuh kepada Allah

SWT.

2). Mengajarkan santri asuh agar tetap berpegang pada nilai-nilai Islam

ahlusunnah wal jamaah.

3). Mendidik santri asuh agar menjadi santri yang berakhlakul karimah

cerdas dan mandiri.

4). Meningkatkan sumber daya santri.

5). Membangun kesadaran santri asuh untuk berprestasi sesuai dengan

kompetensinya masing-masing.

5. Struktur Pengurus

Pembina: KH. Sonwasi Ridwan, BA

Drs. H. Zaenuri, M.Pd.

Pengawas: H. Haryono, SH

Pengurus:

Ketua: Dr. H. Miftahuddin, M.Ag

Sekretaris: Joko Anis, M.pd

Bendahara: 1. H. Soepriyadi

Page 56: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

40

2. Drs. Ja‟far

Pengasuh: 1. M. Gufron, M.Ag

2. Muizzatul Azizah, S. Thi

6. Sumber Dana Panti Asuhan

Secara keseluruhan biaya anak asuh ditanggung oleh panti, mulai

dari biaya pendidikan, makan, pakaian, uang jajan dan uang sekolah.

Adapun dana yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan panti

asuhan berasal dari berbagai sumber. Sumber dana panti asuhan

adalah sebagai berikut:

a. Sumbangan atau bantuan yang bersifat tidak mengikat, termasuk

sumbangan baik dari pemerintah, badan atau perorangan baik

berupa uang, barang-barang, perlengkapan-perlengkapan.

b. Bantuan dari donator tetap dari pengurus cabang NU dan warga

NU.

c. Penerimaan harta wakaf, hibah, sodaqoh, wasiat.

d. Penerimaan lain yang tidak bertentangan dengan anggaran dasar

panti asuhan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. Data Santri

Tabel I

Page 57: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

41

DATA SANTRIWAN DAN SANTRIWATI PANTI ASUHAN

DARUL HADLANAH NU

SALATIGA

Data Santri Putra

N

o

Tempat

lahir

Tanggal

Lahir

sekola

h Nama P/L

1 Deny Aryanto L semarang 31/12/199

9

SLTA

2 Rohman Nur Huda L Semarang 16/08/200

0

SLTA

3 Nur Pandoyo L Semarang 20/08/199

9

SLTA

4 Angges Tio

Prasendi Arianto

L Semarang 8/17/2000 SLTP

5 Adela Bintarawan

Ixsana

L Semarang 11/6/2000 SLTA

6 Dindiawan Ayang

Ivanda

L Semarang 26/09/200

1

SLTA

7 M. Zulfikar

Rossandi

L Batam 25/01/200

1

SLTA

8 Ramadhan Batis L Semarang 16/11/200 SLTP

Page 58: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

42

Tuta 2

9 Trio Waliyudin L Brebes 15/03/200

3

SLTP

10 M.Nur Aziz L Salatiga 4/21/2001 SLTP

11 Dicki Candra

Pratama

L Purwodad

i

5/13/2004 SD

12 M Habib Lutfi L Pati 8/6/2003 SLTP

13 Fatih Azmi

Mubarok

L Salatiga 20/06/200

6

SD

14 Achmad Amrul

Iksan

L Salatiga 25/04/200

7

SD

15 Septa Aryowibowo L Salatiga 28/09/200

6

SD

16 Zacki Dwi Riyadi L Semarang 2/1/2003 SD

17 Muhammad Haqiqi

Nazil

L Salatiga 13/04/199

9

SLTA

18 A. Nur Rahman L Jepara 3/2/2002 SLTP

19 M. Nabawi L Semarang 08/05/200

4

SD

20 Ahmad Kholis

Zamroni

L Pati 02/11/199

6

PT

21 Ahmad Hafid L Brebes 10/02/199

5

PT

Page 59: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

43

22 Abdul Majid L Semarang 26/07/199

3

PT

23 Reza Aulia Yusuf L Salatiga 14/04/200

1

SLT

Tabel II

Data Santri Putri

NO NAMA L/P TEMPAT

LAHIR

TANGGA

L LAHIR

SEKOL

AH

1 Dewi Rahayu P Semarang 1/3/1999 SLTA

2 Nur Hikmah P Semarang 11/7/1999 SLTA

3

Wahyu Nur

Hayati P Semarang 3/9/1999 SLTA

4

Alfa Nur

Safitri P Semarang 25/01/1999 SLTA

5

Uswatun

Hasanah P Semarang 7/7/2000 SLTA

6

Haniam

Maria P Semarang 1/5/1999 SLTA

7

Aprilia

Maudiyah

Graseli P Semarang 9/4/2001 SLTA

Page 60: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

44

8

Triani

Permitasari P Semarang 27/01/2003 SLTP

9

Ayunda

Rizki

Kemaladewi P Boyolali 29/01/2001 SLTP

10 Sunariya P Semarang 15/8/2002 SLTP

11

Syeima

Nadira P Tegal 29/5/2004 SD

12

Rini Novita

Sari P Semarang

3/10/1999

SLTA

13 Nunung

Suciati

P Brebes 16/08/1993 PT

14 Siti Aisyah P Jepara 01/11/1997 PT

15 Miftahul

Maryam

P Jepara 19/08/1996 PT

16 Nurul Azmi P Tegal 06/12/1996 PT

17 Novi

Oktaviani

P Brebes 15/10/1996 PT

18 Zakiyatul

Fitri

P Brebes 02/10/1992 PT

19 Neny

Muthiatul

P Pati 17/08/1996 PT

Page 61: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

45

Awwaliyah

20 Nurul Afifah

Firzhana

P Pati 02/07/1998 PT

21 Mayya

Mushoffa

P Pati 15/05/1997 PT

22 Haniam

Maria

P Kab.

Semarang

01/05/1999 PT

23 Inayatul

Karimah

P Kab.

Semarang

18/08/2000 SLTA

24 Rini Novita

Sari

P Kab.

Semarang

03/10/1999 PT

8. Jadwal Santri

JADWAL KESEHARIAN ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN

DARUL HADLANAH NU BLOTONGAN

Tabel III

NO WAKTU KEGIATAN

1 04.00-04.30 SHOLAT SUBUH

2 04.30-06.00 MENGAJI AL-QUR‟AN

3 06.00-15.00 SEKOLAH

4 15.00-15.15 MAKAN SIANG

Page 62: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

46

5 15.15-16.00 NGAJI (HAFALAN)

6 16.00-16.20 SHOLAT ASHAR

7 16.20-17.30 NGAJI

8 18.00-18.30 SHOLAT MAGHRIB

9 18.30-20.00 BELAJAR

10 20.00-20.15 SHOLAT ISYA‟

11 20.15-21.00 MASAK DAN MAKAN

12 22.00-04.30 TIDUR

Tabel IV

Jadwal Kegiatan Harian Panti Asuhan Darul Hadlanah NU

Blotongan Salatiga

Kegiatan Waktu Petugas

Jama‟ah

Shalat

subuh dan

Wiridan

04.30-05.00 WIB Bapak

Mengaji

Al-Qur‟an

05.00-06.00 WIB Ibu

Page 63: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

47

(setoran

hafalan)

„One day

one ayat‟

Piket Harian 06.00-06.30 WIB -

Sarapan Pagi 06.30-06.45 WIB -

Sekolah 07.00-14.00 WIB -

ISHOMA 14.00-15.30 WIB -

Jama‟ah Shalat

Asar dan Wiridan

15.30-16.00 WIB Bapak

Mengaji 16.00-17.00 WIB Bapak

Olahraga 17.00-17.30 -

Jama‟ah Shalat

Magrib dan

Wiridan

18.00-18.30 Bapak

Mengaji 18.30-19.30 Bapak/Ibu

Jama‟ah Shalat

Isak dan Wiridan

19.30-20.00 -

Makan malan-

nonton TV

20.00-20.30 -

Takror/ belajar 20.30-selesai Pembina

Tabel V

Page 64: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

48

Jadwal Kegiatan Mingguan Panti Asuhan Darul Hadlanah NU

Blotongan Salatiga

Kegiatan Waktu Petugas

Malam Jum‟at

ba‟da magrib

Yasin dan Tahlil

Berjanji

Bapak

Ibu

Jum‟at ba‟da

subuh

Mudarrosah juz

amma bil ghoib

Ibu

Jum‟at ba‟da

asar

Kursus matematika

kelas MI

Ibu Yasima Firdaus,

SE

Sabtu

ba‟da asar

Kursus Matematika

kelas MTs

Ir.Winarno MM

Sabtu

malam

Ahad

ba‟da

magrib

Muhaddasah Bhs.

Arab

Khitobah

Bapak

Ibu

Ahad ba‟da

subuh

Setoran juz amma

bil ghoib

Ibu

Ahad pagi

Ro‟an (kerja bakti)

Page 65: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

49

Ahad jam

09.00 WIB

Komputer

Qiro‟ah

Pembina

Pembina

Ahad

ba‟da asar

Sima‟an Al-Qur‟an Ibu

Tabel VI

Jadwal Mengaji Panti Asuhan Darul Hadlanah NU Blotongan

Salatiga

Hari Ba’da Asar Ba’da Magrib Ustadz

Senin Al-Qur‟an (bin

nadhor)

Shorof Pengasuh

Selasa Fasholatan Nahwu Pengasuh

Rabu Al-Qur‟an (bin

nadhor)

Fiqh Pengasuh

Kamis Mudarrosah

hafalan

Tahlilan Pengasuh

Jum‟at Libur Bahasa arab Pengasuh

Sabtu Tajwid Barzanzi dan

khitobah

Pengasuh

Minggu Mengulang

hafalan

Akhlaq Pengasuh

Page 66: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

50

Tabel VII

Jadwal Piket Harian Panti Asuhan Darul Hadlanah NU

BlotonganSalatiga

Senin Selasa Rabu Kamis Jum‟at Sabtu

Tomi

Tio

Oki

Nanda

Ihsan

Azis

Azis B

Saknil

Hakim

Agung

Pendi

Febi

9. Sarana dan Prasarana

Untuk mendukung kegiatan di panti asuhan ada beberapa sarana

prasarana yang tersedia.

Tabel VIII

NO NAMA BANGUNAN JUMLAH

1 RUANG TAMU 1

2 MUSHOLA 1

3 DAPUR 1

4 RUANG MENJAHIT 1

5 RUANG KESEHATAN 1

4 RUANG MAKAN 1

5 KAMAR MANDI PUTRA 3

Page 67: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

51

6 KAMAR MANDI PUTRI 2

7 KAMAR MANDI PENGASUH 1

8 KAMAR TIDUR PUTRA 3

9 KAMAR TIDUR PUTRI 4

10 RUANG PENGASUH 2

10. Tata Tertib

Agar anak-anak di panti menjadi disiplin dan rajin, perlu adanya

tata tertib yang harus dipatuhi oleh semua anak panti asuhan, tata tertib

tersebut sebagai berikut:

Kewajiban

a. Santri wajib menjunjung tinggi dan menjaga nama baik panti

asuhan Darul Hadlanah NU.

b. Bersikap sopan santun dalam berhubungan dengan pengasuh dan

sesama.

c. Wajib mengikuti kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan oleh

pengasuh.

d. Wajib mengikuti sholat berjama‟ah.

e. Mohon ijin kepada pengasuh apabila akan meninggalkan panti.

f. Menjaga kebersihan dan ketertiban lingkungan panti.

g. Sopan dalam pakaian dan bertutur kata.

Page 68: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

52

h. Mentatati tata tertib

Larangan-larangan

a. Dilarang melakukan perbuatan yang bertentangan dengan syara‟.

b. Dilarang bergurau di malam hari.

c. Dilarang membawa ponsel.

d. Dilarang keluar malam.

11. Pengasuh atau wali kalayan

Adapun wali kalayan dalam panti asuhan Darul Hadlanah NU adalah

berikut ini:

a. M.Gufron,M.Ag

b. Muizzatul Azizah,S.Th I

B. Temuan Penelitian

Pada saat penggalian data, penulis melakukan wawancara dengan

pengasuh sekaligus wali kalayan di panti asuhan Darul Hadlanah NU dan

memperoleh data sebagai berikut:

1. Peranan wali kalayan dalam menumbuhkan perkembangan kepribadian

anak di panti asuhan Darul Hadlanah NU

Berkaitan dengan masalah di atas, penulis ajukan beberapa

pertanyaan kepada pengasuh sekaligus wali asuh di panti asuhan yaitu

Ibu Muizzatul Azizah (MA):

a. Bagaimana kepribadian anak sebelum masuk di panti asuhan?

Page 69: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

53

Untuk mengetahui adanya perkembangan atau tidak,

penulis perlu mengetahui keadaan saat pertama masuk panti dan

hal itu langsung penulis tanyakan kepada pengasuh.

“pertama anak datang di antar wali bisa saudara, pakde,

nenek, bisa tetangga atau Rt/Rw setempat. Kalau yang

masih ada orang tuanya ya sama orang tuanya. Minta

keterangan tidak mampu, KK, KTP. Setelah itu, survey ke

alamatnya, apakah anak benar-benar membutuhkan,

khawatirnya salah sasaran”

“rata-rata anak yang masuk karena dari keluarga broken

home; kalau ngak bapak ibunya cerai atau meninggal,

secara anak normal bukan dari keluarga yang normal.

Secara kepribadian beda dari keluarga yang utuh, beda

sekali. Mereka datang di samping butuh bantuan biaya dia

juga butuh orang tua, butuh keluarga kasih sayang

seutuhnya. Secara kepribadian berbeda dari anak-anak dari

keluarga yang normal maksudnya utuh, kadang ada yang

nakal, ada yang ngelamun dan ada yang sak karepe dewe”.

b. Perkembangan anak setelah masuk panti asuhan

Setelah mengetahui keadaan sebelum masuk di panti asuhan,

penulis langsung tanyakan bagaimana perkembangan setelah masuk

panti asuhan,

“ banyak, Alhamdulillah banyak, kalau anak itu kan mudah,

apalagi anak SD kan masih mudah. Ketika berada di lingkungan

yang baik meski ia akan terpengaruhnya cepat. Akhir-akhir

kelihatan aslinya. Karena anak baru masih takut, ya ngikuti alur,

sholat ya salat, ngaji ya ngaji, belajar ya belajar, makan ya makan.

Biasanya kenakalan-kenakalan muncul kalau dah lama, terasa

sudah seperti keluarga, jadi sudah berani nglanggar, susah di

bangunin, waktu jamaah masih bobok. Biasanya kenakalan muncul

setelah nyaman, sudah kenal, kalau awal-awal justru rajin, karena

pekewuh dan belum kenal kan.

c. Metode yang digunakan untuk menumbuhkan perkembangan

kepribadian

Page 70: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

54

Dalam upaya menumbuhkembangkan kepribadian yang

tepat sasaran di panti asuhan, seorang wali asuh harus

menggunakan sebuah metode, seperti paparan di bawah ini:

“Ajak bicara ke anaknya, kalau di rumah ngapain, biasanya

apa, jam segini ngapain, kalau sekolah sarapan ngak ya

gitulah yang ringan-ringan. Biasanya saya tanyakan bapak

ibu mu kemana, kalau yang masih ada orang tuanya, kalau

yang sudah tidak ada ya ngak saya tanyakan. Yang paling

sering saya tanyakan yang ringan-ringan, seperti saya

tanyakan kepada anak pada umumnya. Terutama aktivitas

kebiasaan di rumah apa, setelah saya dengar saya

sosialisasikan programnya. Kalau disini sarapan jam sekian,

kegiatan ya ini-ini, anak bisa adaptasi, harus ngaji sholat,

harus manut. Main ya ada waktunya, kalau di rumah main

kan jor-joran kalau disini ada waktunya”.

d. Perkembangan anak di panti asuhan dari hari demi hari

Ternyata anak-anak asuh di panti asuhan Darul Hadlanah NU

mengalami perkembangan, apa saja perkembangannya, berikut

paparan dari MA:

“Perkembangan secara umum meningkat, awalnya tidak bisa ngaji

bisa ngaji, tidak salat jamaah jadi salat jamaah, mandi jadi teratur,

sarapan teratur, ini dari segi kebiasaan sehari-hari. Kalau dari segi

pendidikan, ya jelas jauhlah, terutama dari segi agama, karena ini

adalah panti asuhan plus kan, plus pesantren anak sebisa mungkin

harus tahu konsekuen, tahu kewajiban, seperti sholat lima waktu,

sholat sunnah, yang biasanya ngak pernah puasa bahkan romadhan

tidak puasa disini saya ajarkan puasa sunnah. Ya itu

perkembangan, sedikit-sedikit, anak-anak belajar dari lingkungan.

Ngak harus ngomong karena sudah ada program, anak sudah

terbiasa”.

e. Kesulitan wali asuh dalam menumbuhkan perkembangan

kepribadian anak di panti asuhan Darul Hadlanah NU

Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam proses mengembangkan

kepribadian anak banyak sekali kesulitan yang dialami wali

Page 71: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

55

kalayan, tapi wali kalayan juga punya cara untuk

mengendalikannya, seperti paparan MA, berikut ini:

“Banyak. Anak usia SD lebih cenderung bisa dikendalikan.

Kalau untuk anak SMP yang lagi ego besar banget. Nasehat

ngak henti-hentinya. Bila melanggar di sidang. Kalau tiga

kali nglanggar. Kalau sudah tidak wajar lagi. Saya

keluarkan, saya harus tegas. Kalau tidak dikeluarkan

merusak yang lain. Dikeluarkan juga kasihan, takutnya di

luar tambah rusak. Kalau masih punya saudara atau orang

tua saya kembalikan. Yang ngak punya orang tua di

pertahankan dengan syarat, takutnya kalau dikeluarkan jadi

anak jalanan. Anak SMA sudah saya ajari dewasa, berlatih

tanggung jawab. Membantu saya mengoprak-oprak adik-

adiknya. Dimintai bantuan untuk keperluan dapur”.

2. Perkembangan kepribadian anak di panti asuhan

Untuk mengetahui perkembangan anak di panti asuhan, maka

penulis melakukan wawancara ke beberapa anak asuh di panti asuhan,

a. Kepribadian sebelum masuk panti asuhan

Beberapa anak panti asuhan yang putri:

1). Adik Alfa, mengatakan: “Kurang baik, sering bermain, kalau

dirumah jarang melakukan pekerjaan rumah, suka nonton

televisi, bangunnya kurang pagi”.

2). Adik Sunariyah mengatakan: “ masih malas-malasan, masih

kurang rajin ngaji dan salat, suka bermain

3). Adik Nur hikmah mengatakan: “ masih kurang baik, banyak

bermain HP, banyak bermain, kurang bisa mengatur waktu lah,

salat jarang-jarang”.

4). Adik Sema mengatakan: “masih kurang baik, suka bermain,

begadang tidur malam-malam, jarang salat subuh

5). Adik Dewi mengatakan: “gak pernah salat, jarang ngaji, sering

main HP, ngak pernah belajar”.

6). Adik Uswah mengatakan: “suka males, jarang salat, ngaji rajin,

suka nonton televisi, jarang bantu orang tua”.

Beberapa anak panti asuhan putra:

Page 72: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

56

1). Dani mengatakan: “Ngekel, nakal, sering main, gak mau salat,

gak tau waktu belajar”.

2).Diky mengatakan: “ sering gak sholat, bangun siang, gak pernah

belajar”.

b. Perubahan atau perkembangan setelah masuk panti asuhan

1). Dani mengatakan: “Ada perubahan, banyak, salat rutin, bisa

ngaji, tahu ilmu agama, alhamdullilah dapat prestasi, disini

dapat pengalaman banyak dari pengasuh, guru ngaji teman, bisa

membagi waktu salat,ngaji dan belajar, dibilangin ngeyel harus

dijewer, sekarang gak usah disuruh langsung dilaksanakan.

Selain itu, nyuci baju sendiri, bisa ngajari adik-adiknya belajar,

lebih tanggung jawab, dulu bisanya minta uang jajan, sekarang

makan seadanya, sekarang bisa hemat dan mandiri”.

2). Nazil mengatakan: “Sopan santun mending, dulu ngeyel, gak

pernah nurut, pake bahasa ngoko sama orang tua, sekarang pake

bahasa kromo”.

3). Diky mengatakan: “Iya, cuci baju sendiri, menata sepatu

sendiri, belajar sendiri”.

c. Pentingnya peran wali kalayan dipanti asuhan dalam menumbuhkan

kepribadian anak

Untuk mengetahui seberapa pentingnya peran wali kalayan dalam

menumbuhkan perkembangan kepribadian anak dipanti asuhan,

penulis mencoba mengajukan pertanyaan kepada beberapa anak

asuh, berikut jawabannya:

Jawaban anak putri:

“Penting, mendidiknya lebih tegas”.

Karena kadang-kadang orang tua lebih memanjakan

anaknya, sehingga kepribadian anak tidak tumbuh dengan

optimal, kurang dewasa, tidak mandiri, dan kekanak-kanakan.

Page 73: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

57

Di panti asuhan dengan adanya wali kalayan yang mendidik dan

membimbingnya dengan tegas anak akan menjadi mandiri,

dewasa, dan bertanggung jawab.

Jawaban anak putra:

“Penting,, karena perilaku seorang anak akan meniru perilaku

orang tua,, wali asuh sudah dianggap orang tuanya sendiri”.

Wali kalayan harus selalu memberikan contoh yang baik karena

semua yang dilakukan wali kalayan, anak akan menirunya.

Selain melakukan wawancara dengan wali kalayan dan

anak asuh, penulis juga melakukan wawancara dengan beberapa

orang tua anak.

1. Ibu Baroroh. M ( nenek dari M. Haqiqi Nazil)

a. Pertanyaan: Kepribadian anak sebelum masuk panti:

“ ibunya sudah meninggal, bapake mboten ngurusi,

terus kaleh mbake, lha mbake kayae yo rak ngurusi,

kepribadian ingkang kulo delok radi manja, rodo keset,

ngeyel”.

b. Pertanyaan: tujuan orang tua memasukkan anak ke panti:

“Kersane kerumat, kersane mendapat perhatian ilmu,

karena orang tuanya tidak bertanggung jawab”.

2. Ibu Aminatun (nenek dari Adela Bintarawan Ixsana dan

Dindiawan Ayang Iyanda)

a. Pertanyaan: Kepribadian anak sebelum masuk panti:

“Nggeh sae”.

b. Pertanyaan: tujuan orang tua memasukkan anak ke panti:

Page 74: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

58

“Kersane pinter sekolah, pinter ngaji”.

Amargi bapake sampun dangu mboten enten, Ibue teng

toko syifa mangkat ipun jam 7 pulang wangsul ipun jam

10.

Page 75: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

59

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Peranan wali kalayan dalam menumbuhkan kepribadian anak di

panti asuhan Darul Hadlanah NU

Wali kalayan sangat berperan dalam menumbuhkan kepribadian

anak di panti asuhan, karena wali kalayan di panti berfungsi sebagai orang

tua bagi anak-anak. Wali kalayan selain berperan sebagai orang tua

pengganti, juga berperan sebagai motivator. Wali kalayan sebagai

motivator adalah untuk memberikan motivasi dan semangat hidup kepada

anak-anak asuhnya, khususnya kepada anak asuh yang ditinggal orang

tuanya, atau anak dari keluarga broken home. Sehingga wali kalayan lah

yang akan menentukan mau jadi seperti apa anak-anak tersebut. Di panti

asuhan yang pada dasarnya berasal dari keluarga yang kurang mampu,

yatim, yatim piatu dan dari keluarga yang tidak utuh, misal orang tuanya

cerai, yang biasanya anak dari keluarga yang tidak utuh akan sedikit

menyimpang dari biasanya, misalnya nakal, semaunya sendiri dan lain-

lain. Hal ini seperti paparan oleh pengasuh sekaligus wali kalayan/ wali

asuh di panti asuhan Darul Hadlanah NU MA:

“rata-rata anak yang masuk karena dari keluarga broken home;

kalau ngak bapak ibunya cerai, kalau ngak bapak ibunya

meninggal, jadi secara anak normal bukan dari keluarga yang

normal. Secara kepribadian beda dari keluarga yang utuh, beda

sekali. Mereka datang di samping butuh bantuan biaya, dia juga

butuh orang tua, butuh keluarga, kasih sayang seutuhnya. Secara

kepribadian berbeda dari anak-anak dari keluarga yang normal

maksudnya utuh, kadang ada yang nakal, ada yang ngelamun dan

ada yang sak karepe dewe”.

Page 76: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

60

Melihat paparan di atas, ketika orang tua sudah tidak dapat

mengasuh anak maka anak boleh diasuh oleh orang lain atau

sebuah lembaga, hal itu sesuai dengan Undang-Undang

Perlindungan Anak Bab VIII tentang Pengasuhan dan

Pengangkatan Anak pasal 37 yang berbunyi:

1. Pengasuhan anak ditujukan kepada anak yang orang tuanya tidak

dapat menjamin tumbuh kembang anaknya secara wajar, baik

fisik, mental, spiritual, maupun sosial.

2. Pengasuhan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

dilakukan oleh lembaga yang mempunyai kewenangan untuk

itu.

3. Dalam hal lembaga sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)

berlandaskan agama, anak yang diasuh harus yang seagama

dengan agama yang menjadi landasan lembaga yang

bersangkutan.

4. Dalam hal pengasuhan anak dilakukan oleh lembaga yang tidak

berlandaskan agama, maka pelaksanaan pengasuhan anak

harus memperhatikan agama yang dianut anak yang

bersangkutan.

5. Pengasuhan anak oleh lembaga dapat dilakukan di dalam atau di

luar panti sosial.

Page 77: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

61

6. Perseorangan yang ingin berpartisipasi dapat melalui lembaga-

lembaga sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), ayat (4), dan

ayat (5).

Sebagaiman termaktub dalam Undang-Undang di atas panti

asuhan Darul Hadlanah NU telah menjamin tumbuh kembang anak

asuhnya secara wajar, baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial.

Panti asuhan Darul Hadlanah NU sebagai panti asuhan NU satu-

satunya di Salatiga yang langsung di bawah naungan PCNU telah

memiliki kewenangan atau izin operasional dari dinas sosial

Provinsi Jawa Tengah. Di panti asuhan Darul Hadlanah NU tidak

hanya sebagai panti saja tetapi juga tempat mencari ilmu agama

khususnya agama islam karena panti asuhan Darul Hadlanah NU

adalah panti asuhan yang berbasis pesantren dan sangat

memperhatikan pendidikan agama.

Anak yang datang ke panti asuhan akan mendapat pengasuhan.

Pengasuhan anak yang dimaksud adalah sesuai dengan Undang-

Undang Perlindungan Anak Bab VIII tentang Pengasuhan dan

Pengangkatan Anak pasal 38 ayat (2), yaitu pengasuhan

diselenggarakan melalui kegiatan bimbingan, pemeliharaan,

perawatan, dan pendidikan secara berkesinambungan, serta dengan

memberikan bantuan biaya dan/atau fasilitas lain, untuk menjamin

tumbuh kembang anak secara optimal, baik fisik, mental, spiritual

Page 78: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

62

maupun sosial, tanpa mempengaruhi agama yang dianut anak.

Dengan adanya pengasuhan tersebut maka kebutuhan anak seperti

kebutuhan fisik, kebutuhan emosi dan kebutuhan sosial anak akan

terpenuhi.

1. Kebutuhan fisik. Anak membutuhkan makanan, pakaian dan

lingkungan rumah yang aman.

2. Kebutuhan emosi. Anak membutuhkan kasih sayang dan

perawatan. Mereka juga butuh pujian dan pengakuan,

khususnya untuk usaha belajar yang dilakukannya dan sikap

baik mereka. Anak juga butuh pengalaman yang baru dan

bervariasi, seperti jalan-jalan ke kebun binatang, museum,

acara kebudayaan dan aktivitas reaksi lainnya. Anak tidak

boleh terlalu dilindungi. Sebaliknya mereka harus didorong

untuk bertanggung jawab terhadap apa yang mereka mampu

atau apa yang orang lain harapkan pada mereka.

3. Kebutuhan sosial. Anak perlu berinteraksi dengan orang lain

(teman) agar bisa bersosialisasi (Prayitno, 2004: 467).

Keadaan pada paparan MA di atas adalah keadaan anak yang baru

masuk panti asuhan, yang kebanyakan dari mereka masih terbawa

kebiasaan di rumah. Hal ini terbukti dari hasil wawancara penulis ke

beberapa anak panti asuhan Darul Hadlanah NU tentang kebiasaan

sebelum masuk panti asuhan:

Beberapa anak panti asuhan yang putri:

Page 79: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

63

a. Adik Alfa, mengatakan: “Kurang baik, sering bermain, kalau di rumah

jarang melakukan pekerjaan rumah, suka nonton televisi, bangunnya

kurang pagi”.

b. Adik Sunariyah mengatakan: “ masih malas-malasan, masih kurang

rajin ngaji dan salat, suka bermain

c. Adik Nur hikmah mengatakan: “ masih kurang baik, banyak bermain

HP, banyak bermain, kurang bisa mengatur waktu lah, salat jarang-

jarang”.

d. Adik Sema mengatakan: “masih kurang baik, suka bermain, begadang

tidur malam-malam, jarang salat subuh

e. Adik Dewi mengatakan: “gak pernah salat, jarang ngaji, sering main

HP, tidak pernah belajar”.

f. Adik Uswah mengatakan: “suka males, jarang salat, ngaji rajin, suka

nonton televisi, jarang bantu orang tua”.

Beberapa anak panti asuhan putra:

a. Dani mengatakan: “Ngekel, nakal, sering main, gak mau salat, gak tau

waktu belajar”.

b. Diky mengatakan: “ sering gak salat, bangun siang, gak pernah belajar”.

Melihat dari paparan wali kalayan di atas bahwa anak di panti asuhan

sangat memerlukan kebutuhan akan fsiologis, cinta, kasih sayang dan rasa

aman, seperti yang Maslow golongkan dalam lima tingkatan kebutuhan

manusia. Lima tingkatan itu adalah:

a. Kebutuhan fsiologis

b. Kebutuhan akan rasa aman

c. Kebutuhan cinta dan kebersamaan

d. Kebutuhan penghargaan

e. Kebutuhan aktualisasi diri (Sriyanti, 2011: 84-85).

Kebutuhan Fsiologis ini adalah kebutuhan dasar manusia yang

harus segera terpenuhi seperti makan, minum, tempat tinggal, pakaian,

istirahat, dan lain-lain yang apabila tidak segera terpenuhi akan

Page 80: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

64

menghambat kebutuhan yang lain. Anak-anak di panti asuhan untuk

kebutuhan fsiologis harus tetap terpenuhi. Anak-anak datang ke panti

asuhan selain untuk kebutuhan fsiologis, ia juga butuh kebutuhan akan

rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman mengarah pada dua bentuk

yakni:

1). kebutuhan keamanan jiwa

2). kebutuhan keamanan harta

Anak-anak yang kebutuhan akan rasa aman terpenuhi maka ia akan

bertingkah laku dewasa, tidak seperti tingkah laku anak-anak yang

ketakutan (Sobur, 2003: 275)..

Karena anak-anak di panti asuhan kebanyakan dari keluarga yang

tidak utuh maka wali kalayan harus memberikan kebutuhan cinta atau

kasih sayang. Kebutuhan cinta atau kasih sayang ini muncul karena

anak merasa kesepian; rasa kesepian bagi anak belum tentu selalu

memberikan dampak negatif pada kepribadian (Sobur, 2003: 277).

Tapi kalau rasa kesepian ini dibiarkan berlarut-larut memungkinkan

muncul dampak negatif bagi anak, seperti kurang semangat, putus asa,

dan lain-lain.

Apabila wali kalayan memenuhi kebutuhan-kebutuhan anak di

atas, maka kepribadian anak akan tumbuh dan berkembang. Apalagi di

panti asuhan yang mayoritas masih anak-anak itu akan lebih mudah

untuk membentuk kepribadian anak yang baik, seperti yang penulis

Page 81: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

65

tanyakan kepada Ibu Muizzatul Azizah tentang perubahan atau

perkembangan anak setelah masuk panti asuhan, Beliau mengatakan:

“banyak, alhamdulillah banyak, kalau anak itu kan mudah, apalagi

anak SD kan masih mudah diarahkan. Ketika berada di lingkungan

yang baik pasti terpengaruhnya cepat”.

Wali kalayan memang sangat berperan dalam membentuk

kepribadian baik anak, dengan melihat pemaparan di atas ternyata

lingkungan juga menjadi faktor dalam pembentukan dan

perkembangan kepribadian anak. Perkembangan yang sehat akan

berkembang jika kombinasi dari fasilitas yang diberikan oleh

lingkungan dan pontesialitas kodrati anak bisa mendorong

berfungsinya segenap kemampuan anak. Dan kondisi sosial menjadi

sangat tidak sehat apabila segala pengaruh lingkungan merusak,

bahkan melumpuhkan potensi psiko-fisis anak (Kartono, 1982 dalam

bukunya Sobur, 2003: 149). Karena lingkungan menjadi salah satu

faktor penting dalam pertumbuhan perkembangan kepribadian anak

khususnya dipanti asuhan, maka wali kalayan harus selalu

menciptakan keadaan lingkungan yang baik dan kondusif. Lingkungan

di sini bisa berasal dari teman sekamarnya, tetangga, dan lain-lain.

Tentang pengaruh lingkungan, Anastasi sebagaimana dikutip Alex

Sobur mengemukakan semacam faktor segmental, yakni ada kalanya

berlangsung dalam waktu yang singkat, ada kalanya berlangsung

dalam jangka waktu yang lama. Ada masa-masa ketika pengaruh

Page 82: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

66

lingkungan sangat kecil dan sebaliknya, ada masa-masa ketika

pengaruhnya sangat besar.

Tentang hubungan antara faktor lingkungan dan faktor keturunan

(konstitusi), Anastasi seperti dikutip Alex Sobur mengemukakan

bahwa:

a. Faktor lingkungan dan faktor konstitusi menjadi sumber

timbulnya setiap perkembangan tingkah laku.

b. Kedua faktor ini tidak bisa berfungsi secara terpisah, melainkan

saling berhubungan.

c. Bentuk interaksi yang terjadi dapat dikonseptualisasikan sebagai

bentuk hubungan yang majemuk; artinya suatu hubungan yang

terjadi memengaruhi hubungan-hubungan yang terjadi

memengaruhi hubungan-hubungan lain yang akan terjadi

(Sobur, 2003: 151).

Dengan melihat pemaparan wali kalayan di atas, penulis

mengaitkan dengan teori-teori kepribadian berikut ini:

a. Teori Kepribadian Psikoanalisa

Dalam teori psikoanalisa ada tiga unsur yang harus ada yaitu id,

ego, dan super ego. Id adalah sistem kepribadian yang paling dasar,

sistem yang di dalamnya terdapat naluri-naluri bawaan. Menghindari

tegangan yang terjadi pada individu dengan keadaan yang

menyenangkan. Seperti rasa lapar, haus menghindarinya dengan

makan, minum. Ego adalah sistem kepribadian yang bertindak sebagai

Page 83: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

67

pengarah individu kepada dunia objek dari kenyataan, dan

menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan (the reality

principle) (Yusuf dan nurihsan, 2007: 36). Super ego adalah sistem

kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang sifatnya

evaluative (menyangkut baik-buruk) (Yusuf dan Nurihsan, 2007: 44).

Dari teori kepribadian psikoanalisa di atas, di panti asuhan Darul

Hadlanah NU, wali kalayan dalam memgembangkan kepribadian anak

sangat mempentingkan tiga unsur di atas, seperti unsur id. Panti asuhan

Darul Hadlanah NU selalu tepat waktu dalam memenuhi kebutuhan

pokok anak-anak asuhnya, seperti makan tiga kali sehari, minum, uang

jajan untuk sekolah, dan lain-lain. Pada unsur ego, di panti asuhan

Darul Hadlanah, wali kalayan selalu memberikan nasihat-nasihat yang

baik untuk anak dalam melakukan sesuatu yang akan anak hadapi di

luar panti dan di dalam panti sesuai kenyataan. Pada unsur super ego,

anak-anak di panti asuhan Darul Hadlanah NU menjadikan wali

kalayan sebagai figur yang diangap sebagai guru dan orang tua,

sehingga apapun hal baik yang wali kalayan lakukan anak-anak akan

mencontohnya untuk kehidupan.

b. Teori Kepribadian Behaviorisme

Behavioristik merupakan orientasi teoritis yang didasarkan pada

premis bahwa psikologi ilmiah harus berdasarkan studi tingkah laku

yang teramati (observeable behavior) (Yusuf dan Nurihsan, 2007: 123).

Anak-anak di panti asuhan Darul Hadlanah NU dalam mengembangkan

Page 84: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

68

kepribadiannya dengan mengamati tingkah laku di sekelilingnya, misal

wali kalayan, teman-teman di panti, sekolah, dan masyarakat. Dengan

begitu anak akan belajar memahami mana perilaku yang dan mana yang

tidak, dan itu akan berkembang pada diri anak untuk kehidupan sehari-

hari.

c. Teori Kepribadian Humanistic

Maslow berpendapat bahwa motivasi manusia diorganisasikan ke dalam

sebuah hirarki kebutuhan yaitu suatu susunan kebutuhan yang

sistematis, suatu kebutuhan dasar harus dipenuhi sebelum kebutuhan

dasar lainnya muncul (Yusuf dan Nurihsan, 2007: 156). Ada lima jenis

kebutuhan dari Maslow adalah sebagai berikut:

1). Physiological Need adalah kebutuhan dasar manusia yang paling

mendesak untuk dipenuhi karena berkaitan dengan kelangsungan hidup.

Kebutuhan ini berupa makan, minum, oksigen, istirahat, dan

keseimbangan temperatur.

2). Safety Need yaitu kebutuhan akan rasa aman. Merupakan kebutuhan

psikologis yang fundamental dan perlu dipenuhi.

3). Love and Belonness yaitu kebutuhan kasih sayang dan kebersamaan

merupakan kebutuhan yang mendorong seseorang berinteraksi secara

afektif dan emosional dengan orang lain.

4). Self Esteen mengandung dua konsep yaitu rasa harga diri oleh diri

sendiri serta penghargaan yang diberikan orang lain terhadap diri

seseorang. Harga diri meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri,

Page 85: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

69

kompetisi, penguasaan, prestasi, kebebasan, dan ketidaktergantungan

atau independent. Sementara kebutuhan penghargaan dari orang lain

meliputi prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan, nama

baik dan penghargaan.

5). Self-Actualization merupakan kebutuhan tertinggi dari semua

kebutuhan yang dikemukakan Maslow. Kebutuhan ini akan muncul dan

terpuaskan bila kebutuhan lain di bawahnya sudah terpenuhi.

Aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang ada dalam diri manusia

untuk mengekspresikan, mengembangkan segala kemampuan dan

potensi yang dimiliki (Sriyanti, 2011: 83-85).

Melihat dari teori kepribadian humanistic, anak-anak yang datang

ke panti asuhan Darul Hadlanah NU membutuhkan ke lima jenis

kebutuhan yang diungkapkan oleh Maslow. Anak-anak yang datang ke

panti asuhan Darul Hadlanah NU, kebanyakan dari keluaga yang tidak

mampu, anak yatim, dan anak yatim piatu, hal itu menggambarkan

bahwa anak-anak yang datang ke panti membutuhkan pemenuhan

sandang pangan dan papan, rasa aman dari bahaya yang mungkin bisa

menimpanya, kasih sayang dan kebersamaan, pengakuan akan adanya

diri anak, dan proses pengembangan potensi yang dimiliki oleh anak.

Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut wali kalayan lah yang

menjadi peran penting dalam panti asuhan.

Untuk bisa mengetahui bagaimana keadaan anak dan apa yang

diperlukan oleh anak harus ada komunikasi yang baik antara wali

Page 86: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

70

kalayan dan anak asuh. Dengan komunikasi yang baik akan terjalin

keterbukaan dan rasa kepercayaan. Dengan begitu wali kalayan akan

mudah mengetahui bagaimana karakter dari anak tersebut, ini bisa

salah satu cara untuk menggali kebiasaan anak sebelumnya. Seperti

yang disampaikan oleh Ibu Muizzatul Azizah, sebagai berikut:

”Ajak bicara ke anaknya, kalau di rumah ngapain, biasanya apa,

jam segini ngapain, kalau sekolah sarapan nggak ya gitulah yang

ringan-ringan. Yang paling sering saya tanyakan yang ringan-

ringan, seperti saya tanyakan kepada anak pada umumnya.

Terutama aktivitas kebiasaan di rumah apa, setelah saya dengar

saya sosialisasikan programnya. Kalau disini sarapan jam sekian,

kegiatan ya ini-ini, anak bisa adaptasi, harus ngaji salat, harus

manut. Main ya ada waktunya, kalau di rumah main kan jor-joran

kalau di sini ada waktunya”.

Mengajak berbicara walau terlihat hal kecil tapi itu berpengaruh

besar, dengan keadaan yang komunikatif dan nyaman anak akan

merasa betah tinggal di panti dan merasa diperhatikan, dengan begitu

anak akan mudah beradaptasi dengan segala kegiatan yang ada tanpa

merasa terbebani. Jika anak sudah merasa enjoy dengan semua hal di

panti khususnya segala kegiatan-kegiatan yang telah terprogram maka

anak tanpa disuruh akan melaksanakan kegiatan tersebut dan menjadi

kebiasaan.

Selain itu, dengan melihat penyampaian di atas wali kalayan juga

mengajarkan tentang membagi waktu. Biasanya anak masih sangat

sulit untuk mengatur waktu. Kapan waktu belajar, kapan waktu

bermain, dengan adanya jadwal-jadwal yang terstruktur membantu

Page 87: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

71

anak untuk bisa mengatur waktu dan menggunakannya dengan sebaik-

baiknya.

Pengasuhan anak harus dilakukan secara adil dengan mengikuti

usia dan tahap penerimaan anak. Ada tiga jenis pengasuhan anak yaitu:

a. Keras (otoriter). Jenis pengasuhan ini sangat tegas, melibatkan

beberapa bentuk aturan-aturan. Anak-anak dibiasakan dengan

pemberian hadiah dan hukuman. Masalah yang muncul dengan

pengasuhan ini adalah anak-anak akan belajar untuk mengharapkan

hadiah atas kelakuan “baik” anak. Hukuman yang terlalu keras

akan menimbulkan ketakutan dan kemarahan yang berlebihan.

Namun, jenis ini masih merupakan cara pengasuhan yang efektif

untuk anak kecil yang pengertiannya masih harfiah dan sederhana.

b. Lunak (permisif). Orang tua yang menggunakan cara ini tidak

memberikan batasan dan biasanya anak akan tumbuh tanpa arahan.

Anak seperti ini sering disebut „anak manja”. Masalah yang

muncul dengan gaya ini adalah anak tidak peduli dengan tanggung

jawab sosial dan akan mengalami kesulitan dalam bergaul. Orang

tua, guru dan orang dewasa yang terlalu lunak dapat menghambat

perkembangan moral anak. Mungkin ini adalah gaya terburuk

dalam pengasuhan anak.

c. Otoritatif (moderat). Gaya pengasuhan ini didasari atas pengertian

dan rasa hormat orang tua terhadapa anaknya. Orang tua yang

menggunakan cara ini memberikan aturan yang sesuai dengan usia

Page 88: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

72

dan perkembangan anak. Orang tua yang fleksibel dan otoritatif

adalah mereka yang mengizinkan dan mendorong anak untuk

membicarakan masalah mereka, memberi penjelasan yang rasional

dan masuk akal tentang peran anak di rumah menghormati peran

serta orang dewasa dalam pengambilan keputusan meskipun orang

tua merupakan pemegang tanggung jawab tertinggi. Orang tua

seperti ini juga menghargai sikap disiplin dan tingkah laku yang

baik (Prayitno, 2004: 467-468).

Melihat dari jenis-jenis pengasuhan di atas, di panti asuhan Darul

Hadlanah NU menggunakan jenis pengasuhan dengan pendekatan

demokratis yaitu anak-anak di panti asuhan diajari mandiri untuk

mengembangkan prestasinya, dan juga wali kalayan mengajari serta

menghargai sikap disiplin dan tingkah laku yang baik.

Peran wali kalayan memang sangat penting dalam menumbuhkan

perkembangan kepribadian anak. Pentingnya peran wali kalayan ini

dirasakan oleh anak-anak asuh di panti asuhan Darul Hadlanah NU,

hal ini terbukti melalui wawancara kepada anak-anak asuh putra dan

putri:

“Penting, karena perilaku seorang anak akan meniru perilaku orang

tua, wali asuh sudah di anggap orang tuanya sendiri” (Red, anak

asuh putra)

“Penting, mendidiknya lebih tegas” (Red, anak asuh putri)

Page 89: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

73

B. Perkembangan kepribadian anak di panti asuhan Darul Hadlanah

NU

Pada dasarnya anak-anak mempunyai aktivitas keseharian yang

sesuai dengan perkembangannya. Namun demikian, aktivitas ini perlu

diarahkan oleh orang tua agar bermanfaat bagi anak. Kegiatan rutin harus

diberikan dengan hati-hati dan konsisten, sebagai kegiatan yang teratur.

Beberapa kegiatan harian ini adalah waktu tidur, bangun tidur, ke toilet,

bekerja, bermain bebas dan belajar. Penyusunan kegiatan rutin pada anak

dalam kehidupan sehari-hari adalah bentuk paling awal mencetak

kedisiplinan anak. Bentuk ini perlu untuk menggiatkan, menanamkan rasa

tanggung jawab anak, belajar secara bertahap dan menimbulkan rasa taat

pada peraturan yang berlaku (Prayitno, 2004: 423). Dengan menanamkan

rasa tanggung jawab dan kedisiplinan di panti asuhan yang diterapkan di

panti asuhan Darul Hadlanah NU, anak-anak mengalami banyak

perkembangan kepribadian, seperti hasil wawancara penulis kepada wali

asuh di panti asuhan Darul Hadlanah NU berikut:

“Perkembangan secara umum meningkat, awalnya tidak bisa ngaji,

menjadi bisa ngaji, awalnya tidak salat jamaah jadi mau salat

jamaah, awalnya mandi tidak teratur, disini jadi teratur, sarapan

jadi teratur, ini dari segi kebiasaan sehari-hari. Kalau dari segi

pendidikan, ya jelas jauhlah, terutama dari segi agama, karena ini

adalah panti asuhan plus kan, plus pesantren anak sebisa mungkin

harus tahu konsekuensinya, tahu kewajiban, seperti salat lima

waktu, salat sunnah, yang biasanya ngak pernah puasa bahkan

ramadhan tidak puasa disini saya ajarkan puasa wajib dan sunnah.

Ya itu perkembangan, sedikit-sediki, anak-anak belajar dari

lingkungan. Nggak harus ngomong karena sudah ada program,

anak sudah terbiasa”.

Page 90: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

74

Perkembangan ini juga dirasakan oleh anak asuhnya sendiri,

seperti hasil wawancara berikut kepada anak asuh putra dan putri:

1. Dani mengatakan: “Ada perubahan, banyak, salat rutin, bisa ngaji,

tahu ilmu agama, alhamdullilah dapat prestasi, disini dapat

pengalaman banyak dari pengasuh, guru ngaji teman, bisa

membagi waktu salat,ngaji dan belajar, dibilangin ngeyel harus

dijewer, sekarang gak usah disuruh langsung dilaksanakan. Selain

itu, nyuci baju sendiri, bisa ngajari adik-adiknya belajar, lebih

tanggung jawab, dulu bisanya minta uang jajan, sekarang makan

seadanya, sekarang bisa hemat dan mandiri”.

2. Nazil mengatakan: “Sopan santun mending, dulu ngeyel, gak

pernah nurut, pake bahasa ngoko sama orang tua, sekarang pake

bahasa kromo”.

3. Diky mengatakan: “Iya, cuci baju sendiri, menata sepatu sendiri,

belajar sendiri”.

Di panti asuhan Darul Hadlanah NU yang berbasis

pesantren mengharuskan anak-anak untuk selalu taat beribadah dan

banyak menuntut ilmu agama, dengan banyak jadwal dan

peraturan. Dengan adanya jadwal dan banyak peraturan tersebut

anak menjadi mandiri, disiplin, dan mengubah segala kepribadian

yang kurang baik menjadi baik dari sebelumnya.

Untuk tetap konsisten pada kepribadian anak yang telah

terbentuk wali kalayan memberikan hukuman atau sanksi kepada

anak yang melanggar peraturan yang telah dibuat. Hukuman atau

sanksi itu semata-mata untuk menjaga anak agar tetap berperilaku

baik, seperti paparan hasil wawancara kepada MA selaku wali

kalayan berikut ini:

“Banyak. Anak usia SD lebih cenderung bisa dikendalikan.

Kalau untuk anak SMP yang lagi ego besar banget. Nasehat

tidak henti-hentinya. Bila melanggar di sidang. Kalau tiga

kali nglanggar, kalau sudah tidak wajar lagi, saya

Page 91: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

75

keluarkan, saya harus tegas. Kalau tidak dikeluarkan

merusak yang lain. Dikeluarkan juga kasihan, takutnya di

luar tambah rusak. Kalau masih punya saudara atau orang

tua saya kembalikan. Yang nggak punya orang tua

dipertahankan dengan syarat, takutnya kalau dikeluarkan

jadi anak jalanan”.

Disiplin dan hukuman adalah hal yang berbeda. Disiplin

adalah proses latihan pikiran dan karakteristik untuk membentuk

kontrol diri. Sebaliknya, hukuman dapat menyebabkan rasa sakit

dan tidak nyaman sebagai akibat melakukan kesalahan. Hukuman

yang diberikan oleh orang tua bisa berupa memarahi, merampas

sesuatu dan memukul dengan tongkat. Penerapan disiplin dapat

dilakukan dengan beberapa cara. Salah satu cara yang paling

umum dan efektif bagi anak adalah dengan sistem perubahan

perilaku.

Pada dasarnya ada tiga unsur dalam sistem perubahan

perilaku, yaitu peraturan, hukuman dan penghargaan:

1. Peratuan adalah pernyataan orang tua tentang perilaku yang

diinginkan dan tidak diinginkan orang tua yang kemudian

menjadi aturan batasan bagi anak.

2. Hukuman adalah metode untuk meredam perilaku buruk anak,

seperti mengabaikan perilaku buruk, celaan, rehat (membuat

anak berfikir sejenak), hukuman fisik dan meniadakan rasa

hormat.

Page 92: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

76

3. Penghargaan atau penekanan positif seperti memberikan

pujian, perhatian, aktivitas khusus bersama orang tua, gambar

bintang dan hal lain yang menarik bagi anak atau makanan

enak seperti permen dan cokelat (Prayitno, 2004: 500).

Cara-cara membantu perkembangan anak:

a. Suasana keluarga harus hangat dan akrab

b. Orang tua harus peka dan responsive terhadap kebutuhan

emosi anak dan memberikan kesempatan berbicara dan

bermain untuk anak

c. Orang tua juga harus mengajarkan disiplin yang

konsisten, memberikan pengawasan dan dukungan

d. Orang tua juga harus tahu kapan waktunya memberikan

kewenangan dan kemandirian anak ketika tumbuh dan

juga memberikan kesempatan untuk berinteraksi dan

berkembang bersama orang dewasa dan anak yang lain

e. Dalam pendidikan, orang tua harus memberikan

pengalaman yang sesuai tentang belajar di dalam

ataupun di luar sekolah (Prayitno, 2004: 276).

Dengan menerapkan sistem keluarga seperti di atas, peranan wali

kalayan sangat menentukan tumbuh kembang kepribadian anak-

anak yang ada di panti asuhan tumbuh dengan maksimal.

Page 93: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah menganalisis hasil penelitian Peran Wali Kalayan dalam

Menumbuhkan Perkembangan Kepribadian Anak di Panti Asuhan Darul

Hadlanah NU Blotongan Salatiga, maka penulis dapat mengambil

beberapa kesimpulan dari penelitian tersebut, yaitu:

1. Peranan wali kalayan dalam menumbuhkan kepribadian anak di panti

asuhan Darul Hadlanah NU, sangat penting dengan memberikan

beberapa kegiatan yang bersifat positif , kegiatan itu terjadwal,

berlangsung secara berulang dan terus menerus, sehingga anak terbiasa.

Wali kalayan selalu memberikan motivasi dan bimbinngan kepada

anak-anak asuhnya untuk tetap semangatdan menjadi anak yang baik.

Selain itu, ada peraturan-peraturan yang wajib ditaati anak asuh,

sehingga kepribadian anak terbentuk dengan baik.

2. Perkembangan kepribadian anak di panti asuhan Darul Hadlanah NU

meningkat secara positif dari sebelumnya. Dalam segi agama, anak

yang sebelumnya tidak rajin salat dan ngaji jadi rajin salat dan ngaji,

bahkan yang tidak salat jadi salat, yang tidak pernah puasa ramadhan

jadi puasa ramadhan, bahkan puasa sunnah juga. Segi kebiasaan

sehari-hari, anak-anak jadi bisa membagi waktu, antara waktu ngaji,

belajar, dan bermain, lebih mandiri, menghargai orang yang lebih tua,

dan dapat menghargai teman.

Page 94: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

78

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang penulis uraikan di atas, maka penulis

mengajukan beberapa saran guna selanjutnya ke arah yang lebih baik,

kepada:

1. Pengasuh dan Wali Kalayan Panti Asuhan

Karena begitu pentingnya perkembangan kepribadian anak asuh,

maka kegiatan yang menyangkut tentang perkembangan kepribadian

lebih diintensifkan karena akan mempengaruhi kedewasaan dan pola

pikir anak.

2. Anak Asuh

Agar menjadi pribadi yang baik maka terus belajar dengan rajin

dan taati semua peraturan dengan senang hati, jangan sering

melanggarnya, peraturan dibuat sebenarnya untuk kebaikan anak asuh.

Hormati orang tua dan wali kalayan, serta sayangi teman.

Page 95: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

79

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2012. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada.

Goble, Frank G. 1993. Madzhab Ketiga Psikologi Humanistik Abraham

Maslow. Yogyakarta: Kanisius.

Huraerah, Abu. 2005. Kekerasan Terhadap Anak. Bandung: Nuansa.

Koswara, E. 1986. Teori-teori Kepribadian. Bandung: PT Eresco.

Mutiah, Diana. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: kencana

prenada media group.

Prayitno, Irwan dan Bandaro, Datuak Rajo. 2004. Anakku Penyejuk

Hatiku. Bekasi: Pustaka Tarbiatuna.

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia.

Sriyanti, Lilik. 2011. Psikologi Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif Kualitatif dan

R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukandarrumdi. 2004. Metodologi Penelitian (petunjuk praktis untuk

peneliti pemula). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sukmono, Cahyadi Joko. 2013. 93 Kepribadian yang Paling Dicari &

Disukai Semua Orang. Klaten: Galmas publisher.

Spock, Benyamin. 1991. Orang Tua Permasalahan & Upaya

Mengatasinya. Semarang: Dahara Publishing.

KBBI Daring (edisi III). http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/

Yusuf, Syamsu, dan Nurihsan, juntika. 2007. Teori Kepribadian.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Page 96: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

80

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Khuzaimah

NIM : 11111131

Jurusan/Progdi : Tarbiyah/PAI

Tempat/Tanggal Lahir : Magelang / 24 April 1993

Alamat :Banaran RT. 001 RW. 001, Kel. Banaran,

Kec. Grabag, Kab. Magelang

Nama Ayah : Sudir

Nama Ibu : Salamah

Agama : Islam

Pendidikan : - SD N Banaran I lulus tahun 2005

- MTs Ma‟arif 2 Grabag lulus tahun 2008

- MA Ma‟arif Grabag lulus tahun 2011

Demikian daftar riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.

Magelang, 13 Agustus 2015

Penulis,

KHUZAIMAH

111-11-131

Page 97: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

81

Page 98: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

82

Page 99: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

83

DESKRIPSI WAWANCARA

A. Beberapa pertanyaan yang penulis ajukan kepada pengasuh di panti

asuhan Darul Hadlanah NU Blotongan Salatiga

1. Bagaimana kepribadian anak sebelum masuk panti asuhan?

MA (Ibu Muizzatul Azizah) selaku pengasuh atau wali kalayan

menjawab:

“pertama anak datang di antar wali bisa saudara, pakde, nenek, bisa

tetangga atau Rt/Rw setempat. Kalau yang masih ada orang tuanya ya

sama orang tuanya. Minta keterangan tidak mampu, KK, KTP.

Setelah itu, survey ke alamatnya, apakah anak benar-benar

membutuhkan, khawatirnya salah sasaran”

“rata-rata anak yang masuk karena dari keluarga broken home; kalau

ngak bapak ibunya cerai atau meninggal, secara anak normal bukan

dari keluarga yang normal. Secara kepribadian beda dari keluarga

yang utuh, beda sekali. Mereka datang di samping. Butuh bantuan

biaya dia juga butuh orang tua, butuh keluarga kasih sayang

seutuhnya. Secara kepribadian berbeda dari anak-anak dari keluarga

yang normal maksudnya utuh, kadang ada yang nakal, ada yang

ngelamun dan ada yang sak karepe dewe”.

2. Apakah ada perkembangan kepribadian pada anak setelah masuk panti

asuhan?

MA menjawab:

Page 100: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

84

“ banyak, Alhamdulillah banyak, kalau anak itu kan mudah,

apalagi anak SD kan masih mudah. Ketika berada di lingkungan

yang baik meski ia akan terpengaruhnya cepat. Akhir-akhir

kelihatan aslinya. Karena anak baru masih takut, ya ngikuti alur,

sholat ya sholat, ngaji ya ngaji, belajar ya belajar, makan ya

makan. Biasanya kenakalan-kenakalan muncul kalau dah lama,

terasa sudah seperti keluarga, jadi sudah berani nglanggar, susah di

bangunin, waktu jamaah masih bobok. Biasanya kenakalan muncul

setelah nyaman, sudah kenal, kalau awal-awal justru rajin, karena

pekewuh dan belum kenal kan.

3. Metode apa yang Anda gunakan dalam menumbuhkan perkembangan

kepribadian anak di panti asuhan?

MA menjawab:

“Ajak bicara ke anaknya, kalau di rumah ngapain, biasanya apa,

jam segini ngapain, kalau sekolah sarapan ngak ya gitulah yang

ringan-ringan. Biasanya saya tanyakan bapak ibu mu kemana,

kalau yang masih ada orang tuanya, kalau yang sudah tidak ada ya

ngak saya tanyakan. Yang paling sering saya tanyakan yang

ringan-ringan, seperti saya tanyakan kepada anak pada umumnya.

Terutama aktivitas kebiasaan di rumah apa, setelah saya dengar

saya sosialisasikan programnya. Kalau disini sarapan jam sekian,

kegiatan ya ini-ini, anak bisa adaptasi, harus ngaji sholat, harus

Page 101: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

85

manut. Main ya ada waktunya, kalau di rumah main kan jor-joran

kalau disini ada waktunya”.

4. Bagaimana perkembangan kepribadian anak-anak di Panti asuhan

Darul Hadlanah NU hari demi hari atau tahun demi tahun?

MA menjawab:

“Perkembangan secara umum meningkat, awalnya tidak bisa ngaji

bisa ngaji, tidak sholat jamaah jadi sholat jamaah, mandi jadi

teratur, sarapan teratur, ini dari segi kebiasaan sehari-hari. Kalau

dari segi pendidikan, ya jelas jauhlah, terutama dari segi agama,

karena ini adalah panti asuhan plus kan, plus pesantren anak sebisa

mungkin harus tahu konsekuen, tahu kewajiban, seperti sholat lima

waktu, sholat sunnah, yang biasanya ngak pernah puasa bahkan

romadhan tidak puasa disini saya ajarkan puasa sunnah. Ya itu

perkembangan, sedikit-sedikit, anak-anak belajar dari lingkungan.

Ngak harus ngomong karena sudah ada program, anak sudah

terbiasa”.

5. Apakah ada kesulitan dalam menumbuhkan perkembangan

kepribadian anak di panti asuhan?

MA menjawab:

“Banyak. Anak usia SD lebih cenderung bisa dikendalikan. Kalau

untuk anak SMP yang lagi ego besar banget. Nasehat ngak henti-

hentinya. Bila melanggar di sidang. Kalau tiga kali nglanggar.

Kalau sudah tidak wajar lagi. Saya keluarkan, saya harus tegas.

Page 102: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

86

Kalau tidak dikeluarkan merusak yang lain. Dikeluarkan juga

kasihan, takutnya di luar tambah rusak. Kalau masih punya saudara

atau orang tua saya kembalikan. Yang ngak punya orang tua di

pertahankan dengan syarat, takutnya kalau dikeluarkan jadi anak

jalanan. Anak SMA sudah saya ajari dewasa, berlatih tanggung

jawab. Membantu saya mengoprak-oprak adik-adiknya. Dimintai

bantuan untuk keperluan dapur”.

6. Bagaimana Anda mengawasi anak-anak setiap hari?

MA menjawab:

A. Beberapa pertanyaan untuk orang tua anak

1. Bagaimana kepribadian anak sebelum masuk panti asuhan?

a. Ibu Baroroh (nenek dari M Haqiqi Nazil) menjawab:

“ ibunya sudah meninggal, bapake mboten ngurusi, terus kaleh

mbake, lha mbake kayae yo rak ngurusi, kepribadian ingkang kulo

delok radi manja, rodo keset, ngeyel”.

b. Ibu Aminatun (nenek dari Adela Bintarawan Ixsana dan Dindiawan

Ayang Iyanda) menjawab:

“Nggeh sae”.

2. Apakah tujuan Anda memasukkan anak Anda ke panti asuhan?

a. Ibu Baroroh (nenek dari M Haqiqi Nazil) menjawab:

“Kersane kerumat, kersane mendapat perhatian ilmu, karena

orang tuanya tidak bertanggung jawab”.

Page 103: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

87

b. Ibu Aminatun (nenek dari Adela Bintarawan Ixsana dan

Dindiawan Ayang Iyanda) menjawab:

“Kersane pinter sekolah, pinter ngaji”.

Amargi bapake sampun dangu mboten enten, Ibue teng toko syifa

mangkat ipun jam 7 pulang wangsul ipun jam 10.

B. Beberapa pertanyaan untuk anak-anak di panti asuhan Darul Hadlanah NU

1. Bagaimana sikap keseharian kalian sebelum di panti asuhan?

Beberapa anak panti asuhan yang putrid menjawab:

a. Adik Alfa, mengatakan: “Kurang baik, sering bermain, kalau

dirumah jarang melakukan pekerjaan rumah, suka nonton televisi,

bangunnya kurang pagi”.

b. Adik Sunariyah mengatakan: “ masih malas-malasan, masih kurang

rajin ngaji dan sholat, suka bermain

c. Adik Nur hikmah mengatakan: “ masih kurang baik, banyak

bermain HP, banyak bermain, kurang bisa mengatur waktu lah,

sholat jarang-jarang”.

d. Adik Sema mengatakan: “masih kurang baik, suka bermain,

kelebihan uang saku, begadang tidur malam-malam, jarang sholat

subuh

e. Adik Dewi mengatakan: “gak pernah sholat, jarang ngaji, sering

main HP, ngak pernah belajar”.

f. Adik Uswah mengatakan: “suka males, jarang sholat, ngaji rajin,

suka nonton televisi, jarang bantu orang tua”.

Page 104: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

88

Beberapa anak panti asuhan putra:

a. Dani mengatakan: “Ngekel, nakal, sering main, gak mau sholat, gak

tau waktu belajar”.

b.Diky mengatakan: “ sering gak sholat, bangun siang, gak pernah

belajar”.

2. Apakah ada sikap ( missal sopan santun, kedisiplinan, dll) yang berubah

setelah kalian masuk panti asuhan?

a. Dani mengatakan: “Ada perubahan, banyak, sholat rutin, bisa ngaji,

tahu ilmu agama, alhamdullilah dapat prestasi, disini dapat

pengalaman banyak dari pengasuh, guru ngaji teman, bisa membagi

waktu sholat,ngaji dan belajar, dibilangin ngeyel harus dijewer,

sekarang gak usah disuruh langsung dilaksanakan. Selain itu, nyuci

baju sendiri, bisa ngajari adik-adiknya belajar, lebih tanggung jawab,

dulu bisanya minta uang jajan, sekarang makan seadanya, sekarang

bisa hemat dan mandiri”.

b. Nazil mengatakan: “Sopan santun mending, dulu ngeyel, gak pernah

nurut, pake bahasa ngoko sama orang tua, sekarang pake bahasa

kromo”.

c. Diky mengatakan: “Iya, cuci baju sendiri, menata sepatu sendiri,

belajar sendiri”.

Beberapa anak santri putrid menjawab:”berubah dan lebih solidaritas”.

Page 105: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

89

3. Menurut kalian sangat berperankah atau pentingkah wali asuh dalam

menumbuhkan kepribadian baik anak, khususnya di panti asuhan?

Jawaban anak putri:

“Penting, mendidiknya lebih tegas”.

Jawaban anak putra:

“Penting,, karena perilaku seorang anak akan meniru perilaku orang

tua,, wali asuh sudah dianggap orang tuanya sendiri”.

Page 106: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

90

Page 107: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

91

Page 108: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

92

Page 109: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

93

Page 110: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

94

Page 111: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

95

Page 112: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

96

Page 113: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

97

Page 114: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

98

Page 115: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

99

Page 116: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

100

Page 117: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

101

Page 118: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

102

DAFTAR GAMBAR

Kegiatan Mengaji Al-Qur‟an

Page 119: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

103

Mengaji Sore

Kamar Santri

Page 120: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

104

Mushola

Panti Asuhan Putra

Page 121: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

105

DAFTAR NILAI SKK

Nama : KHUZAIMAH Jurusan : Tarbiyah

NIM : 11111131 Progdi : PAI

P.A. : Eva Palupi, S. Psi

No. Jenis Kegiatan Pelaksanaan Jabatan Nilai

1 Orientasi Pengenalan Akademik

dan Kemahasiswaan (OPAK) oleh

DEMA STAIN Salatiga

20-22 Agustus 2011 Peserta 3

2. Achievement Motivation Training

(AMT) “Membangun Mahasiswa

Cerdas Emosi, Spiritual, dan

Intelektual” oleh CEC & Ittaqo

STAIN Salatiga

23 Agustus 2011 Peserta 2

3. Orientasi Dasar Keislaman

(ODK) “ menemukan muara

sebagai mahasiswa rahmatan lil

alamin” oleh STAIN Salatiga

24 Agustus 2011 Peserta 2

4. Seminar Entrepreneurship dan

Koprasi oleh KOPMA & KSEI

STAIN Salatiga

25 Agustus 2011 Peserta 2

5. USER EDUCATION (Pendidikan

Pemakai) oleh UPT

PERPUSTAKAAN STAIN

Salatiga

19 September 2011 Peserta 2

6. Grand Opening Nisa‟

“Hypnotherapy” (Concentrate

Your Mind, Get Your

Achievement) oleh LDK Darul

Amal

22 September 2011 Peserta 2

7. Seminar Regional Kejurnalistikan

“ Reorientasi Peran Jurnalistik

dalam Prespektif sosial dan

Budaya pada Era Post Modern”

oleh LPM Dinamika

06 Oktober 2011 Peserta 4

8. Ibtida‟ “Muslim Diary : Catatan

Harian Mahasiswa Rabbani” oleh

LDK Darul Amal

08-09 Oktober 2011 Peserta 2

9. Daurah Mar‟atus Shalihah “Let‟s 26 November 2011 Peserta 2

Page 122: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

106

be an Inspiring Women” oleh

LDK Darul Amal

10. Seminar Regional “Meningkatkan

Nasionalisme di Tengah

Goncangan Disintegrasi dan

Pengikisan Ideologi

Nasionalisme” oleh KOMANDO

Resimen Mahasiswa Mahadipa

Kalimosodo

26 Oktober 2011 Peserta 4

11. Seminar Pendidikan “Menuju

Pendidikan Indonesia yang Ideal”

oleh HMI

28 Desember 2011 Peserta 2

12. Pelatihan Penggunaan Maktabah

Syamilah & Pengetikan Arab

Cepat (STAIN ARABY)

“Bahasa Arab Sebagai Penunjang

Perkuliahan Mahasiswa” oleh

Ittaqo STAIN Salatiga

17 Maret 2012 Peserta 2

13. Masa Penerimaan Anggota Baru

(MAPABA) oleh Pergerakan

Mahasiswa Islam Indonesia

(PMII) Djoko Tingkir Salatiga

23-25 Maret 2012 Peserta 2

14. Public Hearing “Meningkatkan

Kepekaan dan Transparansi

Kinerja Lembaga Menuju

Kampus yan Amanah” oleh Senat

Mahasiswa (SEMA) STAIN

Salatiga

27 Maret 2012 Peserta 2

15. Pelatihan Karya Tulis Ilmiah

“Meningkatkan Intelektual

Mahasiswa dengan Berkarya

Ilmiah” oleh HMJ Tarbiyah

03 – 04 April 2012 Peserta 2

16. Comparison of English and

Arabic “Aktualisasi Nilai

Pendidikan Bahasa Arab dan

Inggris Sebagai Upaya

Memahami Keilmuan Mutakhir di

Era Globalisasi” oleh CEC dan

Ittaqo STAIN Salatiga

13 April 2012 Peserta 2

17. Seminar Nasional

Entrepreneurship ”Tren Bisnis

Berbasis Multimedia dan

Teknologi Informatika sebagai

Wujud Pasar Modern” oleh

KOPMA FATAWA STAIN

Salatiga

21 April 2012 Peserta 8

Page 123: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

107

18. Seminar Regional

“Peran Mahasiswa dalam

Mengawal BLSM (BLT) Tepat

Sasaran” oleh DEMA STAIN

Salatiga

03 Mei 2012 Peserta 4

19. Seminar Nasional “Berpolitik

untuk Kesejahteraan Indonesia,

Reorientasi Gerakan Mahasiswa

Pasca Reformasi” oleh Senat

Mahasiswa (SEMA) STAIN

Salatiga

15 Mei 2012 Peserta 8

20. Milad X LDK Darul Amal STAIN

Salatiga “Nisa‟ Mencari Bakat”

(Lomba Menyanyi) oleh LDK

Darul Amal

17 Mei 2012 Peserta 2

21. Seminar Nasional

Ekonomi Syariah Bukan Ekonomi

Biasa “Penerapa Nilai-Nilai

Syariah dalam Praktik

Perekonomian ” oleh KSEI

STAIN Salatiga

02 Juni 2012 Peserta 8

22. Akhirussanah Ma‟had STAIN

Salatiga 2012

07 Juni 2012 Panitia 3

23. Public Hearing II “Evaluasi

Kinerja Lembaga Menanggapi

Public Hearing I” oleh Senat

Mahasiswa (SEMA) STAIN

Salatiga

20 Juni 2012 Peserta 2

24. Seminar Nasional “Mewaspadai

Gerakan Islam Garis Keras di

Perguruan Tinggi” oleh DEMA

STAIN Salatiga

23 Juni 2012 Peserta 8

25. Bimbingan Belajar Menghadapi

UAS SIBA Bahasa Inggris dan

Bahasa Arab oleh CEC & Ittaqo

29 Juni 2012 Peserta 2

26. Sarasehan Nasional “ Peran

Mahasiswa dalam Realita dan

Idealitas Bangsa” oleh DEMA

STAIN Salatiga

01 Juli 2012 Peserta 8

27. Program Ma‟had Mahasiswa

selama 1 tahun.

07 Juli 2012 Peserta 2

28. Pesantren Kilat di SMP N 10

Salatiga oleh LDK Darul Amal

06 – 08 Agustus

2012

Pemateri 5

29. Pesantren Kilat di SMP N 3

Salatiga oleh LDK Darul Amal

09 – 11 Agustus

2012

Pemateri 5

30. Masa Penerimaan Anggota Baru 05 - 07 Oktober Panitia 3

Page 124: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

108

(MAPABA) PMII Joko Tingkir

Salatiga 2012

2012

31. Pendidikan dan Latihan Calon

Pramuka Pandega ke-22 (PLCPP

XXII) oleh Racana Kusuma

Dilaga-Woro Srikandhi STAIN

Salatiga

12-15 Oktober 2012 Peserta 2

32. Dialog Publik dan

SilaturahimNasional “Kemanakah

Arah Kebijakan BBM?

Mendorong Subsidi BBM Untuk

Rakyat” oleh Pergerakan

Mahasiswa Islam Indonesia

(PMII) Kota Salatiga

10 November 2012 Panitia 8

33. Pelatihan Legal Drafting

“Revitalisasi Undang-undang

Mahasiswa untuk Kemajuan

Kampus yang Lebih Baik” oleh

Senat Mahasiswa (SEMA) STAIN

Salatiga

02 – 03 November

2012

Peserta 2

34. Public Hearing “Meningkatkan

Kepekaan dan Transparansi

Kinerja Lembaga Menuju

Kampus yang Amanah” oleh

Senat Mahasiswa (SEMA) STAIN

Salatiga

13 Desember 2012 Peserta 2

35. SK Pengangkatan Pengurus HMJ

Tarbiyah STAIN Salatiga Masa

Bakti 2012-2013

17 Januari 2013 Koordinat

or Umum

PAI

3

36. Surat Keterangan sebagai

Ustadz/Ustadzah di TPQ Asy-

Syifa‟ Pulutan

25 Februari 2013 Ustadzah 5

37. Short Course on TOEFL

Preparation Focusing on Structure

and Written Expression Test oleh

PonPes. Salafiyah Pulutan,

Salatiga

09-16 Februari 2013 Peserta 2

38. Penataran Ustadz/Pengelola TKA-

TPA Tingkat Dasar “Manajemen

dan Administrasi TKA-TPA,

Metodologi IQRO‟ dan

Pengelolaan Kelas” oleh Yayasan

Team Tadarus “AMM”

Yogyakarta

10 Maret 2013

Peserta 2

39. Seminar Nasional

” HIV/AIDS Bukan Kutukan dari

13 Maret 2013 Peserta 8

Page 125: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

109

Tuhan” oleh DEMA STAIN

Salatiga

40. Pelatihan Karya Tulis Ilmiah

(PKTI) “Karya Ilmiah Sebagai

Wujud Pelaksanaan Tridarma

Perguruan Tinggi” oleh HMJ

Tarbiyah

16 Maret 2013 Panitia 3

41. Kursus Singkat “TOEFL Focusing

on Listening” oleh bagian Bahasa

PonPes Salafiyah Pulutan Salatiga

17 Maret 2013 Peserta 2

42. Kursus Singkat “TOEFL Focusing

on Reading Comprehension” oleh

Bagian Bahasa Ponpes Salafiyah

Pulutan Salatiga

24 Maret 2013 Peserta 2

43. Seminar Pendidikan “Menimbang

Mutu dan Kualitas Pendidikan di

Indonesia” oleh HMJ Tarbiyah

02 Mei 2013 Panitia 3

44. Lomba Khitobah “Satukan Cinta

dalam Dekapan Ukhuwah Menuju

Umat Madani” oleh LDK Darul

Amal

08 Juni 2013 Peserta 2

45. Seminar Nasional

“Mengawal Pengendalian BBM

Bersubsidi, Kebijakan BLSM

yang Tepat Sasaran Serta

Pengendalian Inflasi dalam Negeri

Sebagai Dampak Kenaikan BBM

Bersubsidi” oleh DEMA STAIN

Salatiga

08 Juli 2013 Peserta 8

46. SK Pengangkatan Panitia

Orientasi Perkenalan Akademik

dan Kemahasiswaan (OPAK)

Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga

periode 2013

26 Agustus 2013 Anggota 3

47. Sosialisasi & Seminar Nasional

“Sosialisasi UU No.1 Th.2013,

Peran Serta Fungsi OJK” &

“Peran Pemerintahan dalam

Pengawasan LKM (Lembaga

Keuangan Mikro)” oleh HMJ

Tarbiyah & Syari‟ah

30 September 2013 Panitia 8

48. Seminar Nasional dan Sosialisasi

4 Pilar Kebangsaan

“4 Pilar Kebangsaan Untuk

Mempertegas Karakter Ke-

Indonesiaan” oleh IPNU JATENG

24 Oktober 2013 Peserta 8

Page 126: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

110

49. SK Komisi Pemilihan Umum

Mahasiswa dan Panitia Pengawas

Pemilihan Umum Mahasiswa

tahun 2013

31 Oktober 2013 Bendahara 3

50. Lomba Karya Tulis Ilmiah

(LKTI) “Pengaruh Lingkungan

Bermain Terhadap Pembentukan

Karakter Pemuda” oleh HMJ

Tarbiyah

01 Desember 2013 Panitia 3

51. SK Pengangkatan Pengurus

Dewan Mahasiswa (DEMA)

STAIN Salatiga masa bakti 2014

17 Februari 2014 Devisi

Pemberda

yaan

Mahasisw

a

5

52. Dialog Interaktif & Edukatif

“Diaspora Politik Indonesia di

Tahun 2014, Memilih untuk

Salatiga Hati Beriman” oleh Senat

Mahasiswa (SEMA) STAIN

Salatiga

01 April 2014 Peserta 2

53. Sosialisasi Bahaya Narkoba dan

HIV/AIDS Dikalangan Perguruan

Tinggi Tingkat Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2014

Oleh Pemerintah Prov.Jawa

Tengah Dinas Pendidikan

19-20 Juni 2014 Peserta 2

54. Gerakan Santri Menulis dan

Sarasehan Jurnalistik Ramadhan

2014, oleh Suara Merdeka

08 Juli 2014 Peserta 2

55. Orientasi Pengenalan Akademik

dan Kemahasiswaan

18-19 Agustus 2014 Panitia 3

56. Latihan Bela Negara bagi

Mahasiswa PTN/PTS/APTISI se-

JATENG dan DIY

Oleh Tentara Nasional Indonesia

Angkatan Darat Komando Daerah

Militer IV/Diponegoro

20-23 Oktober 2014 Peserta 5

Page 127: PERANAN WALI KALAYAN DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/208/1/Khuzaimah_11111131.pdf · yang terlantar, anak-anak yatim, anak-anak yatim piatu, dan

111