upaya pembentukan kemandirian belajar anak yatim...

1

Upload: others

Post on 02-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR

ANAK YATIM PUTRI DI PANTI ASUHAN AISYIYAH

TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

LUKLUUM MAKNUN

NIM: 111-12-245

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

Page 2: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

ii

Page 3: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp. : 4 (empat) eksemplar

Hal : Pengajuan naskah skripsi

Kepada Yth.

Dekan FTIK IAIN Salatiga

di Salatiga

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Dengan hormat, setelah dilaksanakan bimbingan, arahan dan koreksi, maka

naskah skripsi mahasiswa.

Nama : Lukluum Maknun

NIM : 111-12-245

Judul : UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR

ANAK YATIM PUTRI DI PANTI ASUHAN AISYIYAH

TUNTANG KABUPATEN SEMARANG Dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga

untuk ditujukan dalam sidang munaqosyah.

Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan

sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salatiga, 20 Februari 2017

Pembimbing,

KEMENTRIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar No. 2 Salatiga Telp. (0298) 323706

Website : www.iainsalatiga.ac.id e-mail : [email protected]

Page 4: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

iv

SKRIPSI

UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK

YATIM PUTRI PANTI ASUHAN AISYIYAH TUNTANG

KABUPATEN SEMARANG

Oleh

LUKLUUM MAKNUN

NIM : 11112245

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan

Agama Islam (PAI), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Institut

Agama islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada Tanggal Maret 2017 dan telah

dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Susunan Panitia Penguji:

Ketua Penguji : Dr. Fatchurrohman, M.Pd ..........................................

Sekertaris Penguji : Dr. Muna Erawati, M.Si ..........................................

Penguji I : Dr. Miftahuddin, M.Ag ..........................................

Penguji II : Drs. Wahyudhiana, M.M.Pd ..........................................

Salatiga, 22 Maret 2017

Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN

Salatiga

Suwardi, M.Pd.

NIP. 19670121 199903 1 002

KEMENTERIAN AGAMA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JL. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 kode Pos 50721 Salatiga

Website : http://iainsalatiga.ac.id e-mail : [email protected]

Page 5: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Lukluum Maknun

NIM : 111-12-245

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil

karya sendiri, bukan jiplakan dari hasil karya tulis orang lain. Pendapat dan

temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan

kode etik ilmiah.

Salatiga, 20 Februari 2017

Page 6: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

vi

MOTTO

ر فى علم اللة إىتدى بو الى سائر العلوم من ت بح

“Barang siapa yang menguasai ilmu alat (Nahwu Sharaf) maka ia akan mendapatkan

petunjuk untuk mencapai ilmu-ilmu yang lain”

Page 7: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

vii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil’alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT

skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Bapak H. Aziz Muslikhin S.Pd dan Ibu Hj. Siti Karimah S.Pd.i yang senantiasa

memberikan nasehat dan yang telah mendidikku dari kecil sampai menikmati

kuliah S1 di IAIN Salatiga ini, serta tidak lelah mendoakan tanpa henti untuk

menjadi pribadi yang bermanfaat untuk sesama.

2. Adik tersayang Laily Ikrima dan Ahmad Lubab Al-Farih yang selalu

memberikan semangat untuk terus menjadi pribadi yang tangguh.

3. Keluarga Besarku yang senantiasa memberikan dukungan dan do’a.

4. Keluarga Besar RA Az-zahra yang telah membimbing dan memberikan

inspirasi kepadaku.

5. Seluruh sahabatku yang selalu memberikan semangat dan motivasinya.

6. Keluarga PAI G, Keluarga PPL MTS N Salatiga dan Kelompok KKN yang

telah memberikanku pengalaman hidup yang luar biasa.

Page 8: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya

Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi

Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan

hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di

hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “UPAYA PEMBENTUKAN

KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM PUTRI DI PANTI ASUHAN

AISYIYAH TUNTANG KABUPATEN SEMARANG”

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari

bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa

tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi

ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. Selaku Ketua jurusan Pendidikan Agama Islam

4. Ibu Muna Erawati S.Psi, M.Si. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya

membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik.

6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu

selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

Page 9: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

ix

7. Pengurus Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang yang telah memberikan ijin

serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di tempat tersebut.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan bagi semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang

membangun sangat diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

Salatiga, 20 Februari 2017

Penulis

Page 10: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

x

ABSTRAK

Maknun, Lukluum. 2017. “Upaya Pembentukan Kemandirian Belajar Anak

Yatim Putri Panti Asuhan Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang”. Skripsi

Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan. Program Studi Pendidikan

Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing : Dr.Muna Erawati, S.Psi, M.Si.

Kata Kunci: Kemandirian Belajar, Anak Yatim Putri, Panti Asuhan

Kehidupan anak yatim putri panti asuhan Aisyiyah Tuntang

Kab.Semarang sangat menarik untuk dikaji, mengingat bahwa status subjek

penelitian berusia anak-anak, berjenis kelamin putri dan tidak memiliki sosok

ayah menjadikan betapa rentannya terhadap persoalan sosial. Seorang individu

untuk tumbuh kembang secara baik memerlukan materil, emosional, sosial dan

spiritual dari kedua orang tuanya. Ketika anak yatim putri panti asuhan ini

kehilangan sosok ayah, maka diprediksikan bermunculah permasalahan sosial dan

psikologis, antara lain: 1). Bagaimana kondisi sosial emosional anak yatim putri

Panti Asuhan Aisyiyah Tuntang? 2). Bagaimana upaya panti dalam pembentukan

kemandirian belajar anak yatim putri Panti Asuhan Aisyiyah Tuntang? 3). Apa

saja hambatan pembentukan kemandirian belajar anak yatim putri Panti Asuhan

Aisyiyah Tuntang? Kemandirian belajar bukan berarti belajar sendiri, sebab

perwujudannya dapat berupa belajar sendiri maupun belajar kelompok. Melalui

panti asuhan anak yatim putri dididik, dibina dengan berbagai pengetahuan dan

keterampilan.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, maka

kehadiran peneliti di lapangan sangatlah penting. Data yang terbentuk kata-kata

diperoleh dari informan sedangkan data tambahan diperoleh dari dokumen.

Analisis data dilakukan dengan menelaah data yang ada kemudian melakukan

reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan data.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa : 1. Kondisi sosio-emosional anak

yatim putri. a). Perkembangan sosio-emosional anak-anak (6-12) belum stabil,

disebabkan lingkungan karena penyesuaian diri pada situasi baru yang ada

dikehidupannya. Kondisi sosial ditandai dengan adanya perluasan hubungan, ia

mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya. Remaja (13-18) b).

perkembangan emosional remaja sudah stabil. Perkembangan sosial ditandai

dengan banyaknya kegiatan sosial yang diikuti, sehingga dapat menilai karakter

sosial temannya. 2. Upaya panti untuk membentuk kemandirian anak yatim putri

ada dua cara yaitu Memberikan pendidikan agama Islam dan Keterampilan

kepada anak sebagai usaha untuk menciptakan pribadi yang mandiri. 3. Hambatan

pengurus dalam membentuk kemandirian belajar anak yatim putri panti asuhan

Aisyiyah Tuntang antara lain: a). Kurangnya pemahaman dalam menerima materi

belajar b). Ketidakhadiran pengajar dalam proses pembelajaran c). Kurangnya

efisiensi waktu dalam beraktifitas sehingga anak yatim putri sulit membagi waktu

antara kegiatan panti dengan kegiatan sekolah.

Page 11: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN BERLOGO ........................................................................... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ......................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................. v

MOTTO ...................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ...................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................... viii

ABSTRAK ................................................................................................. x

DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Fokus Penelitian ...................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 7

D. Kegunaan Penelitian ................................................................ 8

E. Tinjauan Pustaka .................................................................... 9

F. Penegasan Istilah .................................................................... 11

G. Metode Penelitian .................................................................... 16

H. Sistematika Penulisan .............................................................. 26

BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 27

A. PANTI ASUHAN .................................................................... 27

Page 12: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

xii

1. Pengertian Panti Asuhan .................................................... 27

2. Landasan Hukum Didirikannya Panti Asuhan .................. 28

3. Tujuan Panti Asuhan ......................................................... 31

4. Fungsi Panti Asuhan .......................................................... 32

B. Anak Yatim .............................................................................. 33

1. Pengertian Anak Yatim ...................................................... 33

2. Batasan Usia Anak Yatim ................................................. 34

3. Pandangan Islam Terhadap Anak Yatim ............................ 35

C. Kemandirian Belajar ................................................................ 38

1. Pengertian Kemandirian Belajar ....................................... 38

2. Bentuk-Bentuk Kemandirian Belajar ................................ 40

3. Ciri-Ciri Kemandirian Belajar ........................................... 41

4. Faktor Yang Mempengaruhi Kemandirian Belajar ............. 52

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN .............................................. 58

A. Gambaran Umum Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang ....... 58

1. Sejarah Berdirinya Panti Asuhan Putri Aisyiyah .............. 58

2. Tujuan Berdirinya Panti Asuhan Putri Aisyiyah .............. 59

3. Letak Geografis ................................................................ 60

4. Visi Dan Misi Panti Asuhan Putri Aisyiyah ..................... 61

5. Tata Tertib Dan Peraturan Panti Asuhan Putri Aisyiyah .. 61

6. Sarana Dan Prasarana ....................................................... 66

7. Struktur Organisasi ........................................................... 67

8. Anggaran Dana ................................................................ 68

Page 13: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

xiii

9. Anggota Binaan Panti Asuhan Putri Aisyiyah ................. 69

10. Sumber Data ...................................................................... 71

BAB IV PEMBAHASAN .......................................................................... 75

A. Kondisi Sosio-Emosional Dan Kemandirian Belajar Anak Yatim Putri

PA Aisyiyah ............................................................................ 75

1. Anak-Anak ....................................................................... 75

2. Remaja .............................................................................. 80

B. Upaya Panti Asuhan Dalam Membentuk Kemandirian Belajar Anak

Yatim Putri Panti Asuhan Aisyiyah Tuntang .......................... 85

1. Pendidikan Agama (Islam) ............................................... 86

2. Pendidikan Moral (Akhlak) .............................................. 87

3. Keterampilan-Keterampilan ............................................. 89

C. Hambatan Yang Diperoleh Dalam Pembentukan Kemandirian Belajar

Anak Yatim Putri Panti Asuhan Aisyiyah Tuntang ................ 100

BAB V PENUTUP .................................................................................... 102

A. Kesimpulan .............................................................................. 102

B. Saran ....................................................................................... 106

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

RIWAYAT HIDUP PENULIS ..................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN .........................................................................

Page 14: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Panti Asuhan Putri Aisyiyah

Tabel 3.2 Jadwal Aktivitas Panti Asuhan Putri Aisyiyah

Tabel 3.3 Sarana dan Prasarana

Page 15: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar SKK

2. Nota Pembimbing Skripsi

3. Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian

4. Surat Keterangan Melakukan Penelitian

5. Lembar Konsultasi

6. Pedoman Wawancara

7. Transkip Wawancara

8. Dokumentasi

Page 16: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga adalah pembimbing pertama dan utama, karena dari keluarga

anak pertama kali memperoleh dasar-dasar pendidikan untuk menanamkan

kemandirian dalam dirinya yang penting bagi perkembangan pribadi maupun

psikologis anak. Orang tua sangat berpengaruh terhadap pendidikan anak.

Sebab orang tua merupakan guru pertama dan utama bagi anak. Orang tua

melalui pendidikan dalam keluarga merupakan lingkungan pertama yang

diterima anak, sekaligus sebagai pondasi bagi pengembangan kemandirian

anak. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan dasar anak dalam keluarga.

Hal ini disebabkan pendidikan orang tua sangat berpengaruh terhadap

pendidikan anak selanjutnya, dan hasil pendidikan dari orang tua sangat

menentukan perkembangan anak dimasa depan.

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari

api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya

malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai

Page 17: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

2

(perintah) Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka

dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (Q.S At-Tahrim:6)

Setiap anak pastilah menginginkan memiliki keluarga yang

sempurna, dimana dalam satu keluarga terdapat seorang kepala keluarga

yang sering disebut ayah, terdapat sosok seorang perempuan lembut dan

penuh dengan kasih sayang kepada semua anggota keluarga yang tidak

lain adalah ibu dan seorang buah hati atau anak. Tetapi dalam kenyataan

yang terjadi di masyarakat tidak semua anak memiliki keluarga yang

sempurna yang dapat membimbing, mengarahkan dan memberikan

pengawasan secara langsung dari kedua orang tuanya.

Hal ini disebabkan oleh banyak hal, diantaranya adanya salah satu

orang tuanya telah tiada, kedua orang tuanya telah meninggal dunia atau

mereka memiliki kedua orang tua, namun kedua orang tuanya memiliki

kehidupan perekonomian terbatas, sehingga mereka hidup tanpa

bimbingan orang tua. Karena itulah mereka dituntut untuk memiliki

kemandirian dalam belajar tanpa bimbingan orang tuanya.

Herman Holstein (1987: 5) berpendapat bahwa dengan

kemandirian belajar bukan berarti bahwa setiap anak belajar secara

individualistik, bahkan sebaliknya, situasinya dibina untuk belajar

kelompok dan setiap anak menjadi partner bagi temannya. Kemandirian

belajar bukan berarti belajar sendiri, sebab perwujudannya dapat berupa

belajar sendiri maupun belajar kelompok. Sejauh ada motivasi dari diri

Page 18: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

3

sendiri yang mendorong pada kegiatan belajar, di situlah terjadi

kemandirian belajar. Dengan kemandirian belajar, selain memperoleh

kecakapan juga dapat mengembangkan daya kognitif yang tinggi, Ini

disebabkan karena anak terbiasa dalam menghadapi tugas serta mencari

pemecahan sendiri dengan menggali sumber-sumber belajar yang ada dan

berdiskusi dengan teman kelompoknya dalam menghadapi kesulitan

belajarnya.

Panti asuhan adalah salah satu Lembaga Kesejahteraan Sosial

Anak yang telah banyak membantu anak asuhnya dalam melaksanakan

kewajiban menuntut ilmu. Bukan hanya itu, Panti Asuhan juga

memberikan pendidikan agama, pengarahan dan pembinaan anak sebagai

pembentukan kemandirian anak agar menjadi anak yang mandiri tanpa

bergantung pada orang lain dan dapat membantu orang tuanya untuk

meningkatkan kesejahteraan keluarganya. (Muntaha, 2012 : 2)

Anak-anak yang berada di suatu lembaga sosial atau panti asuhan

diharapkan untuk bisa mandiri dalam hal apapun baik dalam aktivitas

sehari - hari maupun belajar. Dengan belajar anak mampu mengetahui

segala sesuatu, dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan memiliki

kepribadian yang tangguh.

Belajar adalah kegiatan yang disengaja dan terarah untuk menuju

suatu tujuan. Kegiatan belajar dilakukan dengan kesadaran dan dilandasi

oleh beberapa pertimbangan yang matang. Tanpa kesadaran yang baik dan

aspek - aspek kejiwaan yang berkaitan, maka kegiatan belajar

Page 19: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

4

kemungkinan kurang atau bahkan tidak akan memberi hasil yang

memuaskan. Di samping itu kondisi lingkungan, faktor kemauan dan

ketangguhan hati dari anak tidak dapat diabaikan. Kebanyakan dari anak

sendiri masih memerlukan bimbingan, pengarahan dan pengawasan dari

orang dewasa yang berada di panti asuhan tersebut.

Dalam membina anak asuh, panti asuhan mengadakan kegiatan-

kegiatan rutin, seperti pengarahan serta bimbingan. Di panti asuhan

mereka tidak hanya mendapatkan pendidikan saja melainkan juga

mendapatkan perlindungan dan pelayanan yang baik serta fasilitas-fasilitas

yang disediakan oleh panti asuhan. Selain itu Panti Asuhan juga

memberikan perhatian dengan memberikan kasih sayang serta nasihat-

nasihat yang bermanfaat. Tidak sekedar kasih sayang dan pendidikan saja

yang diberikan namun diajarkan juga bagaimana cara berwirausaha dan

mengembangkan bakat anak asuh dalam hal kesenian.

Fungsi panti asuhan adalah sebagai lembaga sosial yang dimana

anak-anak tercukupi kebutuhan sehari-hari, dilatih dan diberikan bekal

keterampilan sesuai apa yang anak asuh miliki. Panti asuhan didirikan agar

anak-anak dapat menjadi generasi penerus bangsa dan tumbuh menjadi

anak-anak yang cerdas dan mandiri. Panti asuhan mengajarkan anak

asuhnya untuk hidup mandiri dan berdisiplin waktu.

Pada umumnya masyarakat berharap pendidikan dan pengasuhan

di lembaga panti asuhan dapat menjamin tumbuh kembang anak dengan

baik mengingat pendidikan dan pengasuhan di panti asuhan lebih

Page 20: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

5

sistematis (sebagaimana pendidikan di pesantren). Sejak awal status anak

yang berada di panti asuhan diprediksikan dapat menumbuhkan sikap

kemandirian yang lebih awal dibandingkan anak yang mempunyai orang

tua, sebab mereka terbiasa tidak dapat menggantungkan atau bergantung

sepenuhnya pada orang lain.

Tetapi, dalam kehidupan sehari-hari di panti asuhan, peneliti

menjumpai adanya anak-anak yang belum cukup mandiri dalam belajar,

para penguruslah yang ekstra keras untuk mendorong dan mendisiplinkan

mereka. Diantaranya, mereka masih merasa kesulitan dalam membagi

waktu antara kegiatan sekolah dan kegiatan yang ada di panti asuhan,

sering pulang tidak tepat waktu, dan kurangnya kesadaran dalam belajar.

Berdasarkan paparan di atas penulis bermaksud mengungkapkan

bagaimana upaya pembentukan kemandirian belajar anak yatim dipanti

asuhan putri Aisyiyah Tuntang kab. Semarang. Selanjutnya penelitian ini

penulis tuangkan dalam bentuk tulisan yang berjudul “UPAYA

PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM DI

PANTI ASUHAN PUTRI AISYIYAH KECAMATAN TUNTANG

KABUPATEN SEMARANG ”.

A. Fokus Penelitian

Kehidupan anak yatim di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Kec.

Tuntang Kab. Semarang sangat menarik untuk dikaji, mengingat bahwa

anak-anak di sana memiliki kondisi atau status sebagai anak tanpa ayah,

dan mereka hidup di Panti.

Page 21: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

6

Status subjek penelitian yang berusia anak-anak, berjenis kelamin

putri dan tidak memiliki sosok bapak menjadikan betapa rentannya mereka

terhadap persoalan-persoalan sosial. Seorang individu untuk bertumbuh

kembang secara baik memerlukan materiil, emosional, sosial dan spiritual

dari kedua orang tuanya. Ketika anak-anak Putri Panti Asuhan ini

kehilangan sosok ayah, maka diprediksikan bermunculah permasalahan-

permasalahan sosial dan psikologis, untuk itu penelitian ini mengungkap, “

Bagaimana kondisi sosial emosional dan kemandirian belajar anak yatim

putri di Panti Asuhan Aisyiyah Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang?”

Kemandirian belajar bukan berarti belajar sendiri, sebab

perwujudannya dapat berupa belajar sendiri maupun belajar kelompok.

Sejauh ada motivasi dari diri sendiri yang mendorong pada kegiatan

belajar, di situlah terjadi kemandirian belajar. Dengan kemandirian belajar,

selain memperoleh kecakapan juga dapat mengembangkan daya kognitif

yang tinggi. Melalui panti suhan anak-anak panti asuhan dididik, dibina

dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan kepercayaan diri

berdasarkan pengetahuan dan berbagai aktivitas yang dilakukan secara

terus menerus sehingga psikologis anak secara tidak langsung dapat

terbentuk. untuk itu penelitian ini mengungkap “Bagaimana peran Panti

Asuhan dalam pembentukan kemandirian belajar anak yatim putri di Panti

Asuhan Aisyiyah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?”

Page 22: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

7

Adapun kehidupan sehari-hari di panti asuhan, peneliti menjumpai

adanya anak-anak yang belum cukup mandiri dalam belajar, para

penguruslah yang ekstra keras untuk mendorong dan mendisiplinkan

mereka. Diantaranya, mereka masih merasa kesulitan dalam membagi

waktu antara kegiatan sekolah dan kegiatan yang ada di panti asuhan

misalnya, sering pulang tidak tepat waktu, dan kurangnya kesadaran dalam

belajar. Untuk itu penelitian ini mengungkap “Apa saja hambatan dalam

membentuk kemandirian belajar anak yatim putri di Panti Asuhan

Aisyiyah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang?”

B. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kondisi sosial emosional dan kemandirian belajar

anak yatim putri di Panti Asuhan Aisyiyah kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang.

2. Untuk mengetahui Peran Panti Asuhan dalam membentuk kemandirian

belajar anak yatim Putri di Panti Asuhan Aisyiyah Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang.

3. Untuk mengetahui apa saja hambatan yang diperoleh dari tingkat

kemandirian belajar anak yatim Putri di Panti Asuhan Aisyiyah

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

Page 23: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

8

C. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan

praktis.

1. Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini diharapkan menambah khasanah ilmu pengetahuan

dalam pembentukan kemandirian belajar anak yatim di Panti

Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang

b. Dapat dijadikan informasi-informasi awal untuk dilakukan kajian

lebih lanjut dalam rangka penyempurnaan karya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi awal

kepada pihak-pihak terkait seperti Dinas Sosial, Pemerintah Daerah,

Kecamatan atau Organisasi Aisyiyah sebagai penanggung jawab

keberadaan panti asuhan serta semua pihak yang terkait dengan

keberadaan panti asuhan.

D. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan hal yang penting karena akan menjadi

acuan dasar dan sebagai pembeda terhadap penelitian yang sudah pernah

dilakukan sebelumnya. Telaah pustaka ini peneliti ambil dari buku dan

penelitian-penelitian sebelumnya yang dianggap relevan dengan penelitian

yang akan dilakukan oleh peneliti. Adapun beberapa penelitian terdahulu

yang penulis jadikan telaah pustaka dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Page 24: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

9

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Muntaha dengan judul

“Pendidikan Kemandirian Anak-Anak Yatim Piatu Asuhan Darul

Hadlanah Blotongan Salatiga Tahun 2012.” Penelitian tersebut bertujuan

untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam membentuk kemandirian

anak yatim piatu di Panti Asuhan Darul Hadlanah Blotongan Salatiga

tahun 2012, Untuk mengetahui problematika yang muncul dalam

pendidikan kemandirian anak yatim piatu di Panti Asuhan Darul Hadlanah

Blotongan Salatiga tahun 2012 dan Untuk mengetahui solusi yang

ditempuh untuk mengatasi problematika yang muncul dalam pendidikan

kemandirian anak yatim piatu di Panti Asuhan Darul Hadlanah Blotongan

Salatiga tahun 2012.

Perbedaan skripsi Muntaha dengan skripsi ini adalah skripsi

Muntaha menjelaskan pendidikan kemandirian Anak-Anak Yatim Piatu

sedangkan penelitian ini menjelaskan pembentukan kemandirian belajar

anak yatim, skripsi Muntaha subjek penelitiannya adalah Anak-Anak

Yatim Piatu Putra maupun putri sedangkan dalam penelitian ini, subjek

penelitian ini hanyalah anak Putri saja. Muntaha meneliti upaya yang

dilakukan untuk melatih kemandirian, santri asuh diberi pendidikan yang

dibutuhkan di masyarakat yang sifatnya fisik, sedangkan dalam penelitian

yang akan dilakukan ini bahwa anak asuh di beri pendidikan kemandirian

eksrakurikuler berupa keterampilan.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Putri Ariani dengan judul

“Upaya Pembinaan Kemandirian Di Panti Asuhan (Sinar Melati IV)

Page 25: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

10

Berbah Sleman Yogyakarta Untuk Mempersiapkan Masa Depan”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep kemandirian yang

dilakukan oleh panti asuhan dalam pembinaan kemandirian anak yatim

piatu untuk mempersiapkan masa depan. Perbedaan skripsi Putri Ariani

dengan penelitian yang akan dilakukan ini adalah dalam skripsi Putri

Ariani terdapat konsep kemandirian yang diterapkan oleh pengurus panti

asuhan terhadap anak asuh. salah satu buktinya dengan pengurus panti

terbuka untuk siapa saja mengajarkan kepada anak asuhnya dalam hal apa

saja. Pengurus panti asuhan juga memberikan kesempatan untuk para

warga masyarakat dan dermawan untuk mengajarkan memasak. Pengurus

panti asuhan tidak menolak anak asuhnya tersebut diajarkan memasak oleh

warga masyarakat dan para dermawan yang berkunjung, sedangkan dalam

penelitian yang akan dilakukan ini bahwa pengurus panti hanya terbuka

kepada relawan untuk mengajarkan kepada anak asuh dalam hal apapun.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Nur Habib dengan judul

“Pembinaan Akhlak Anak Asuh di Panti Asuhan Yatim Piatu Putra Islam

An-Nur Bantulkarang Ringinharjo Bantul”. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pembinaan keagamaan, shalat lima waktu, tahfidz, puasa

sunnah senin kamis dan lain-lain, dengan mengggunaan metode

pembinaan akhlak serta pendampingan belajar. Sedangkan perbedaan

dalam penelitian ini adalah anak-anak asuh dalam pembentukan

kemandirian belajar melalui bimbingan pengurus yang dilakukan secara

berulang-ulang.

Page 26: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

11

Dari sejumlah kajian pustaka yang dilakukan, penulis tidak

menemukan kajian mengenai Pembentukan Kemandirian Belajar Anak

yatim Putri di Panti Asuhan Aisyiah kecamatan Tuntang kabupaten

Semarang. Sehingga penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya

dan memiliki orisinilitas yang dapat dipertanggungjawabkan.

E. Penegasan Istilah

Dalam skripsi yang berjudul, “Pembentukan Kemandirian Anak

Dalam Belajar Di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang”

ini perlu penegasan guna untuk menghindari adanya kesalahpahaman

dalam mengartikan sehingga akan lebih mudah dipahami setelah

dijelaskan lebih lanjut secara terperinci.

1. Panti Asuhan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:646) Panti

Asuhan adalah rumah tempat memelihara dan merawat anak yatim

atau yatim piatu dan sebagainya. Menurut Depsos RI (2004: 4), panti

sosial asuhan anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial

yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan

kesejahteraan sosial pada anak terlantar dengan melaksanakan

penyantunan dan pengentasan anak terlantar, memberikan pelayanan

pengganti orang tua/wali anak dalam memenuhi kebutuhan fisik,

mental dan sosial kepada anak asuh sehingga memperoleh

kesempatan yang luas,tepat dan memadai bagi pengembangan

kepribadianya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari

Page 27: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

12

generasi penerus cita- cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut

serta aktif dalam bidang pembangunan nasional.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

panti asuhan merupakan salah satu lembaga perlindungan anak yang

berfungsi memberikan perlindungan terhadap hak anak-anak sebagai

wakil orang tua dalam memenuhi kebutuhan mental dan sosial pada

anak asuh agar mereka memiliki kesempatan untuk mengembangkan

diri sampai mencapai tingkat kedewasaan yang matang serta mampu

melaksanakan perannya sebagai individu dan warga negara di dalam

kehidupan bermasyarakat.

2. Anak Yatim

Keluarga inti adalah suatu unit sosial yang paling kecil

dalam masyarakat. Keluarga yang beranggotakan ayah, ibu dan

anak-anaknya merupakan suatu keseluruhan yang saling

mempengaruhi diantara sesamanya. Bertambah atau berkurangnya

anggota keluarga akan mempengaruhi suasana keluarga, secara

keseluruhan akan memberi dampak pada perasaan pemikiran dan

perilaku-perilaku anggotanya. Khusus mengenai kematian ayahnya,

ibu dan keduanya dengan sendirinya akan memberi pengaruh

terhadap keluarganya secara keseluruhan dan juga terhadap anak-

anak yang ditinggalkan.

Islam sangat menganjurkan untuk merawat anak-anak yang

tidak lagi mempunyai orang tua. Islam tidak hanya mewasiatkan atau

Page 28: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

13

menjelaskan ketidakberdayaan mereka saja, tetapi juga merinci

wasiat-wasiat ini dan menyeru pada tiga hal yang berkenaan dengan

anak yatim ini, yaitu bersikap kasih sayang terhadap mereka,

melindungi kekayaan mereka apabila mereka mempunyai harta dan

memberi nafkah mereka apabila tidak mempunyai harta yang cukup.

ن يا والخرة ر وإن تخالطوىم فإخوانكم في الد ويسألونك عن اليتامى قل إصلح لهم خي

واللو ي علم المفسد من المصلح ولو شاء اللو لعنتكم إن اللو عزيز

﴾٢٢۰﴿البقرة: حكيم

Artinya:

Tentang dunia dan akhirat dan mereka bertanya kepadamu tentang

anak yatim, katakanlah : “Mengurus urusan mereka secara patut

adalah baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka

adalah saudaramu, dan Allah mengetahui siapa yang membuat

kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jikalau Allah

menghendaki, niscaya dia dapat mendatangkan kesulitan kepadamu.

Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Q.S Al-

Baqarah :220)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

anak yatim adalah anak yang telah kehilangan bapaknya disebabkan

meninggal dunia.

Page 29: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

14

3. Kemandirian Belajar

Kemandirian belajar merupakan perilaku yang ada pada

seseorang yang belajar karena dorongan dari dalam diri sendiri

bukan karena pengaruh luar. Dengan kemandirian seseorang mampu

menunjukkan adanya pengaruh dari dalam terhadap pengendalian

dirinya. Kemandirian merupakan perilaku yang diarahkan oleh diri

sendiri dan tidak mengharapkan bantuan dari orang lain, bahkan ia

ingin mencoba memecahkan masalahnya sendiri.

Anung Haryono (2005:75) memberikan definisi kemandirian

belajar sebagai suatu sistem belajar mandiri, merupakan sistem

pembelajaran yang didasarkan kepada kedisiplinan terhadap diri

sendiri yang dimiliki oleh siswa disesuaikan oleh keadaan

perorangan siswa, waktu yang dimiliki dan keadaan sosial

ekonominya.

Sedangkan menurut Jerold E. Kemp (1994 : 154) Metode

belajar yang sesuai dengan kecepatan sendiri juga disebut belajar

mandiri. Pengajaran sendiri atau belajar dengan mengarahkan diri

sendiri. Siswa diharapkan lebih banyak belajar mandiri atau

kelompok dengan bantuan seminimal mungkin dari orang lain.

Semua itu diperlukan kemampuan, kemauan yang kuat dan disiplin

yang tinggi dalam melaksanakan kegiatan belajar. Kemauan yang

keras akan mendorong untuk tidak putus asa dalam menghadapi

Page 30: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

15

kesulitan, sedangkan disiplin yang tinggi diperlukan supaya kegiatan

belajarnya sesuai dengan jadwal yang diatur sendiri.

Kemandirian belajar bukan berarti belajar sendiri, sebab

perwujudannya dapat berupa belajar sendiri, belajar kelompok dan

klasikal. Sejauh ada motivasi diri yang mendorong kegiatan belajar

disitulah terjadi kemandirian belajar.

Herman Holstein (1987: 5) berpendapat bahwa dengan

mandiri bukan berarti murid-murid belajar secara individualistik

bahkan sebaliknya situasinya dibina untuk belajar kelompok dan

setiap anak menjadi patner temannya. Dalam belajar kelompok

ditanamkan rasa kebersamaan, kesadaran untuk bekerja sama saling

membantu dan mengoreksi tanpa rasa tersinggung menghargai

pendapat temannya. Hal ini berarti mengarahkan anak untuk menjadi

anggota masyarakat yang pandai bermasyarakat serta demokratis

disamping dapat belajar tanpa memerlukan guru.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

kemandirian belajar adalah sikap yang menunjukkan pada kesadaran

belajar dari diri sendiri sehingga bertanggung jawab sepenuhnya

dengan proses belajar tersebut.

Page 31: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

16

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian yang berjudul Upaya Pembentukan Kemandirian

Belajar Anak Yatim Di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang bertujuan untuk mengungkapkan dan

menggambarkan secara realistis dan faktual fakta-fakta yang

berkenaan dengan pelaksanaan Upaya Pembentukan Kemandirian

Belajar di Panti Asuhan Aisyiyah. Oleh karenanya pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif dengan metode deskriptif.

Menurut Sugiono (2006:15) metode penelitian kualitatif

adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

pospositivisme digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti

adalah sebagai instrument kunci. Pengambilan sample, sumber data

dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan

dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat

induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan

makna dari generalisasi.

2. Kehadiran Peneliti

Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam

penelitian maka peneliti hadir secara langsung di lokasi penelitian

Page 32: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

17

sampai memperoleh data-data yang diperlukan. Dalam penelitian

kualitatif ini seorang peneliti menjadi instrumen.

3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Panti Asuhan Aisyiyah Tuntang,

Kab. Semarang. Selain letaknya yang strategis, alasan lain pemilihan

tempat penelitian adalah berkaitan dengan upaya meningkatkan

kepedulian masyarakat terhadap anak-anak yatim piatu dan anak-

anak yang kurang beruntung, serta menumbuhkan kesadaran tentang

pentingnya upaya pembentukan kemandirian belajar bagi anak-anak

yang tinggal di panti asuhan. Di Panti Asuhan Aisyiyah memiliki

kegiatan yang teratur dan struktur organisasi yang terprogram dan

berjalan dengan lancar.

4. Sumber Data

a. Data Primer

Menurut Sugiono data primer adalah data yang dapat

diperoleh langsung dari lapangan atau tempat penelitia dan juga

sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul

data (2010: 137). Hal ini tercermin dengan adanya kata-kata dan

tindakan yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau

mewawancarai. Peneliti menggunakan data ini untuk

mendapatkan informasi langsung tentang Upaya Pembentukan

Kemandirian Belajar Anak Yatim Putri Di Panti Asuhan Aisyiyah

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

Page 33: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

18

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber

bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari

surat-surat pribadi, buku harian, notula rapat perkumpulan,

sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi

pemerintah. Data sekunder juga dapat berupa majalah, buletin,

publikasi dari berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan-

badan resmi seperti kementrian-kementrian, hasil-hasil studi,

tesis, hasil survei, studi histories, dan sebagainya. Peneliti

menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan

melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui studi

pustaka dan wawancara langsung kepada anak asuh, pengurus dan

pengasuh yang bersinggungan dengan Upaya Pembentukan

Kemandirian Belajar Anak Yatim Putri Di Panti Asuhan Aisyiyah

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan

pada natural setting (kondisi yang alamiah) sumber daya primer, dan

teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi, berperan

serta (partisipan observation), wawancara mendalam (indepth

interview) dan dokumentasi (Sugiono, 2006:309)

Menurut Lexy J.Moleong (Moleong, 2002:125-163)

metode yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu

Page 34: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

19

pengamatan, wawancara, catatan lapangan dan penggunaan

dokumen. Namun demikian penggunaanya harus disesuaikan dengan

penelitian yang sedang dilakukan sehingga ada kecocokan. Dalam

penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

a. Observasi

Metode Observasi adalah suatu metode penelitian yang

digunakan dengan jalan pengamatan suatu obyek dengan seluruh

indra. Jadi observasi dapat dilakukan melalui penglihatan,

pendengaran, pengecap dan peraba (Arikunto, 1998: 146).

Teknik yang pertama digunakan sebagai alat pengumpul

data yang digunakan untuk menggali dariresponen penelitian.

Aspek sosiologis maupun keagamaan dari setiap responden akan

sangat diperhitungan guna memperoleh informasi yang jelas

terutama yang berkaitan dengan Pembentukan Kemandirian

Belajar Anak yatim Putri di Panti Asuhan Aisyiah kecamatan

Tuntang kabupaten Semarang.

Metode ini digunakan penulis sebagai metode utama

dalam mengumpulkan seluruh data yang dibutuhkan dalam

penulisan skripsi ini (Arikunto, 1998: 146). Jalan yang

dilakukan penulis yaitu dengan cara pengamatan langsung

mengenai kegiatan belajar mengajar Pembentukan Kemandirian

Belajar Anak yatim Putri di Panti Asuhan Aisyiah kecamatan

Tuntang kabupaten Semarang. Lebih fokus lagi metode yang

Page 35: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

20

digunakan adalah pendekatan pengamatan peserta yaitu,

pendekatan yang bercirikan suatu periode interaksi sosial

intensif antara peneliti dengan subyeknya, di dalam lingkungan

subyek tersebut.

b. Wawancara

Teknik wawancara merupakan salah satu cara

pengumpulan data dalam penelitian, karena menyangkut data

maka wawancara menjadi elemen penting dalam proses

penelitian (Bagong, 2006:70). Wawancara bisa diartikan sebagai

cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi (data)

dari responden dengan cara bertanya langsung secara bertatap

muka. Namun demikian tehnik wawancara ini dalam

perkembanganya tidak harus dilakukan secara berhadapan

langsung, melainkan dapat dengan memanfaatkan sarana

komunikasi lain.

Teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara

bertanya langsung kepada responden, untuk mendapatkan data

tersebut penulis menggunakan metode wawancara mendalam

kepada pengasuh, pengurus, dan para anak asuh, metode ini

digunakan peneliti sebagai metode bantu dalam melakukan

observasi (Moleong, 2002: 135), Yang bertujuan untuk

menggali ketarangan-ketarangan dan informasi yang terkait

dengan Pembentukan Kemandirian Belajar Anak yatim Putri di

Page 36: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

21

Panti Asuhan Aisyiyah kecamatan Tuntang kabupaten

Semarang.

c. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data ini digunakan untuk menggali

informasi dari media cetak, internet maupun dokumen-dokumen

kepustakaan lainya yang mendukung erat dengan kaitanya

masalah yang diteliti. Namun dalam penelitian kualitatif ini

menggunakan pendekatan dokumen pribadi yaitu tempat orang

mengungkap dengan kata-kata sendiri, pandangan mereka

tentang seluruh kehidupan mereka atau beberapa aspek tentang

mereka sendiri (Furchan, 1992: 25).

Dokumen pribadi anak asuh di atas antara lain, buku

pelajaran di sekolah maupun buku pelajaran di panti yang

digunakan belajar, serta hasil tes evaluasi anak asuh baik berupa

lisan maupun tulisan.

6. Analisis Data

Analisa data merupakan bagian yang sangat penting dalam

suatu penelitian, sebab dari hasil analisis inilah dapat dijadikan

jawaban dalam memecahkan masalah dalam penelitian. Analisisnya

adalah dengan menggunakan analisis deskriptif. Dalam penelitian

kualitatif, proses analisis data dimulai sejak pengumpulan data

sedang berlangsung.

Page 37: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

22

Proses analisis data dalam penelitian ini menggunakan

teknik yang dilakukan oleh Miles dan Huberman dalam (Sugiono

2006:337). Adapun dalam penerapannya adalah sebagai berikut:

a. Analisis selama pengumpulan data

Kegiatan analisis data ini dapat dimulai setelah penulis

memahami fenomena sosial yang sedang diteliti. Langkah-

langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Menetapkan fokus penelitian (rumusan masalah)

2) Menyusun temuan-temuan sementara berdasarkan data

yang telah terkumpul.

3) Pembuatan rencana-rencana pengumpulan data berikutnya

berdasarkan data yang telah terkumpul.

4) Pembuatan rencana-rencana pengumpulan data berikutnya

berdasarkan temuan-temuan pengumpulan data

sebelumnya.

5) Penerapan sasaran pengumpulan data (informan, situasi,

dokumen, dan lain-lain).

b. Reduksi data

Dalam reduksi data ini penulis memilih data-data yang

telah diperoleh selama melakukan proses penelitian. Hal ini bisa

dilakukan dengan menajamkan, mengorganisasikan data

sehingga kesimpulan finalnya dapat dicek kembali.

Page 38: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

23

c. Penyajian data

Langkah ini dapat dilakukan dengan menyajikan

sekumpulan informasi yang tersusun dan memberi kemungkinan

adanya penarikan kesimpulan. Hal ini dilakukan dengan alasan

data-data yang diperoleh selama proses penelitian kualitatif

biasana berbentuk naratif, sehingga memerlukan

penyederhanaan tanpa mengurangi isinya.

d. Menarik kesimpulan (verifikasi)

Kegiatan analisis berikutnya yang penting adalah

menarik kesimpulan dan verifikasi. Mulai dari mencari pola,

tema, hubungan, permasalahan, hal-hal yang sering timbul, dan

sebagainya. Dari data tersebut diambil kesimpulan serta

memverifikasi data tersebut dengan cara menelusuri kembali

data yang telah diperoleh.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Keabsahan data dilakukan agar data yang diperoleh dalam

penelitian kualitatif tidak menjadi biasa dan memenuhi kriteria

keilmiahan. Dalam penelitian ini kriteria keabsahan data beserta

teknik pemeriksaanya menggunakan sumber data dan teknik

pengambilan data.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu sendiri untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding itu (Moleong,

Page 39: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

24

1989:195). Sedangkan menurut Sugiono (2009 : 372) triangulasi

diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan

berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat

triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

Dalam penelitian ini triangulasi dilakukan dengan jalan

membandingkan dan mengecek informasi atau data yang diperoleh

dari wawancara dengan hasil pengamatan. Demikian pula sebaliknya

data yang diperoleh dari pengamatan dibandingkan dan dicek

melalui wawancara.

8. Tahap-tahap Penelitian

a. Pra Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, penulis mengkaji buku-

buku yang berkaitan dengan pembentukan kemandirian belajar.

Selain itu, dalam tahap ini terdapat beberapa kegiatan yaitu

penentuan fokus penelitian, persiapan alat dan penelitian yang

mencakup observasi lapangan, serta permohonan ijin kepada

subjek yang diteliti.

b. Penelitian

Setelah penulis mengetahui banyak hal tentang

pembentukan kemandirian belajar, kemudian penulis melakukan

observasi ke obyek penelitian untuk melihat secara langsung

pola pembentukan kemandirian belajar di Panti Asuhan

Aisyiyah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

Page 40: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

25

c. Pelaporan

Pada tahap ini kegiatan meliputi penyusunan hasil

penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data

sampai pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi

hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan

perbaikan saran-saran demi kesempurnaan skripsi yang

kemudian ditindaklanjuti hasil bimbingan tersebut untuk

disempurnakan. Langkah terakhir melakukan penyusunan

kelengkapan persyaratan untuk ujian skripsi.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pemahaman secara komprehensif, maka

dalam penulisan ini perlu adanya sistematika pembahasan sebagai

berikut:

Bab I merupakan pendahuluan, meliputi latar belakang, fokus

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah,

metode penlitian, dan sistematika penulisan penelitian.

Bab II menjelaskan tentang Pembentukan Kemandirian

Belajar Anak yatim Putri di Panti Asuhan Aisyiyah Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang yang di dalamnya meliputi, tinjauan

panti asuhan, tinjauan anak yatim dan tinjauan kemandirian belajar.

Page 41: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

26

Bab III menjelaskan tentang gambaran umum Panti Asuhan

Putri Aisyiyah Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, dan

Pembentukan Kemandirian Belajar Di Panti Asuhan Putri Aisyiyah

Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

Bab IV merupakan analisis tentang Upaya pembentukan

kemandirian belajar Anak yatim Putri di Panti Asuhan Aisyiyah

kecamatan Tuntang kabupaten Semarang.

Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan dari hasil

tentang Upaya Pembentukan Kemandirian Belajar Anak Yatim Putri

Di Panti Asuhan Aisyiyah Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang.

Page 42: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

27

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Panti asuhan

1. Pengertian panti asuhan

Menurut kamus besar bahasa Indonsia, panti asuhan berarti

rumah atau tempat untuk memelihara dan merawat anak yatim atau

yatim piatu dan sebagainya (Tim penyusun kamus pusat bahasa,

2007:826).

Departemen Sosial Republik Indonesia (2004:4) menjelaskan

bahwa panti asuhan adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial

yang mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan

kesejahteraan sosial kepada anak terlantar dengan melaksanakan

penyantunan dan pengentasan anak terlantar, memberikan pelayanan

pengganti fisik, mental dan sosial pada anak asuh, sehingga

memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi

perkembangan kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan sebagai

bagian dari generasi penerus cita-cita bangsa dan sebagai insan yang

akan turut serta aktif di dalam bidang pembangunan nasional.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa panti asuhan

adalah suatu lembaga sosial yang bertanggung jawab untuk

memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada anak terlantar

dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak terlantar,

memelihara, merawat dan memenuhi segala kebutuhan anak asuhnya

Page 43: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

28

sebagai pengganti orang tua dalam keluarga sehingga mereka dapat

memperoleh kesempatan yang memadai untuk perkembangan

kepribadian anak asuh.

2. Landasan hukum didirikannya panti asuhan

Landasan hukum didirikannya panti asuhan antara lain:

a. Al- Qur’an

1) QS. Al-Ma’un ayat 1-3

ين )١(فذلك الذي يدع اليتيم )٢(ولا يحض ب بالد أرأيت الذي يكذ

على طعام المسكين)٣(

Artinya:

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka

itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak

menganjurkan memberi makan orang miskin.” (QS. Al-

Ma’un: 1-3)

Anak yatim adalah anak yang paling membutuhkan

pertolongan dan kasih sayang, karena ia telah kehilangan

seorang ayah pada saat ia membutuhkan kehadirannya. Ia

telah kehilangan sosok yang mencari nafkah untuknya.

Karena itu, Islam mendorong umatnya untuk menyayangi

anak-anak yatim (M.Alaika Salamulloh, 2008:43).

Page 44: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

29

2) QS. An-Nisa’ ayat 58

إن اللو يأمركم أن ت ؤدوا المانات إلى أىلها وإذا حكمتم ب ين الناس أن

إن اللو كان سميعا بصير ا ا يعظكم بو إن اللو نعم تحكموا بالعدل

Artinya:

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan

amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh

kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia

supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah

memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.

Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha

Melihat”. (Q.S An-Nisa’ 58)

Memberikan hak fakir miskin adalah kewajiban

mutlak dan mengikat bagi setiap orang yang diberi

kelebihan rezeki oleh Allah. Maksud kelebihan rezeki disini

adalah kelebihan rezeki setelah digunakan untuk menutupi

kebutuhan pokoknya. Setelah kebutuhan pokok terpenuhi

dan masih ada sisa harta, sisa harta itulah yang sepatutnya

dibagi-bagikan kepada yang berhak menerimanya.

Termasuk yang harus diprioritaskan adalah kaum fakir

miskin (M. Alaika Salamun, 2008;61).

Page 45: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

30

b. Undang-undang Dasar 1945

1) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan

berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan

dan Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh

Negara (Pasal 34 ayat 1).

2) Undang-undang No.4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak

a) Orang tua adalah yang pertama-tama bertanggung jawab

atas terwujudnya kesejahteraan anak baik secara rohani,

jasmani maupun sosial (Pasal 9).

b) Orang tua yang terbukti melalaikan tanggung jawabnya

sebagaimana termaksud dalam pasal 9, sehingga

mengakibatkan timbulnya hambatan dalam pertumbuhan

dan perkembangan anak dapat dicabut kuasanya sebagai

orang tua terhadap anaknya. Dalam hal itu ditunjuk orang

atau badan sebagai wali (Pasal 10 ayat 1).

3) Undang-undang N0. 23 tahun 2004, pasal 4 tentang

perlindungan anak

Setiap anak berhak untuk dapat hidup tumbuh,

berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan

harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat

perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. (Departemen

Sosial Republik Indonesia, 2004:7-8)

Page 46: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

31

3. Tujuan panti asuhan

Tujuan panti asuhan menurut Departemen Sosial Republik

Indonesia (1997:6) yaitu:

a. Panti asuhan memberikan pelayanan yang berdasarkan kepada

profesi pekerjaan sosial pada anak terlantar dengan cara membantu

dan membimbing mereka ke arah perkembangan pribadi yang

wajar serta mempunyai ketrampilan kerja, sehingga mereka

menjadi anggota masyarakat yang dapat hidup layak dan penuh

tanggung jawab, baik terhadap dirinya, keluarga dan masyarakat.

b. Tujuan penyelengaraan pelayanan kesejahteraan sosial anak di

panti asuhan adalah terbentuknya manusia-manusia yang

berkepribadian matang dan berdedikasi, mempunyai keterampilan

kerja yang mampu menopang hidupnya dan hidup keluarganya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan panti

asuhan adalah memberikan pelayanan, bimbingan kepada anak asuh

agar memiliki kepribadian matang dan berdedikasi, dan memiliki

keterampilan kerja yang mampu menopang hidupnya dan

keluarganya.

4. Fungsi panti asuhan

Page 47: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

32

Panti asuhan berfungsi sebagai sarana pembinaan dan

pengentasan anak terlantar. Menurut Departemen Sosial Republik

Indonesia (1997:7) panti asuhan mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Sebagai pusat pelayanan kesejahteraan sosial anak. Panti asuhan

berfungsi sebagai pemulihan, perlindungan, pengembangan dan

pencegah.

b. Sebagai pusat data dan informasi serta konsultasi kesejahteraan

sosial anak.

c. Sebagai pusat pengembangan keterampilan (yang merupakan

fungsi penunjang). Panti asuhan sebagai lembaga yang

melaksanakan fungsi keluarga dan masyarakat dalam

perkembangan dan kepribadian anak-anak remaja.

Menurut Achmadi (2003:15) Panti asuhan tidak hanya

menerima anak-anak yang tidak memiliki orang tua, atau salah satu

orang tuanya meninggal dunia tetapi panti asuhan juga menerima

anak-anak yang tidak terpenuhi kebutuhan fisik, psikis, dan sosialnya

diantaranya:

a. Anak yatim atau piatu atau yatim piatu.

b. Anak dari keluarga miskin.

c. Anak dari keluarga pecah (broken home).

d. Anak dari keluarga bermasalah.

e. Anak yang lahir di luar nikah atau terlantar.

f. Anak yang terlantar karena ditinggal kerja oleh orang tuanya.

Page 48: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

33

g. Anak yang mendapatkan perlakuan salah (child abuse).

Dengan demikian, fungsi panti asuhan adalah sebagai pusat

pelayanan kesejahteraan sosial anak, sebagai pusat data, informasi dan

konsultasi kesejahteraan anak, serta sebagai pusat pengembangan

keterampilan.

B. Anak Yatim

1. Pengertian anak yatim

Menurut Raghib Al-Isfahami dalam buku Ensiklopedi hukum

Islam karya Dahlan Abdul Azizi (1996 : 1962) seseorang ahli kamus

al-Qur’an, bahwa istilah yatim bagi manusia digunakan untuk orang

yang ditinggal mati ayahnya dalam keadaan belum dewasa.

Menurut Peter Salim dan Yenny Salim dalam kamus bahasa

Indonesia kontemporer (1991 : 1727) mengatakan bahwa tidak beribu

atau tidak berbapak, atau tidak mempunyai ibu dan bapak, tetapi

sebagian menyebutkan sebutan untuk anak yatim ialah untuk anak

yang bapaknya meninggal.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa anak

yatim adalah anak yang ditinggal wafat ayahnya, sedang ia belum

berada pada usia dewasa, atau belum mencapai usia baligh dan belum

dapat mengurusi dirinya sendiri dengan baik. Baligh dalam ajaran

Page 49: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

34

islam merupakan batasan usia dari masa kanak-kanak beralih kepada

masa dewasa.

2. Batasan usia anak yatim

a. Menurut Islam

إن العهد كان وأوفوا بالعهد ه لغ أشد ول ت قربوا مال اليتيم إل بالتي ىي أحسن حتى ي ب

مسئول

Artinya:

Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan

cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan

penuhilah janji; sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggung

jawabnya. (Q.S Al-Isra’ :34)

لايتم بعد احتلام

“Tidak ada keyatiman setelah baligh” (Hadits Sunan Abu Dawud).

Baligh menurut Islam apabila telah mengalami mimpi basah bagi

laki-laki dan telah mengalami haid bagi perempuan.

b. Menurut Psikologi

Menurut ilmu psikologi dijelaskan bahwa siklus kehidupan

manusia khususnya pada tingkatan masa kanak-kanak menuju

masa yang dapat dikatakan dewasa itu diantaranya sudah melewati

masa kanak-kanak dan masa remaja. Adapun masa kanak-kanak

dan remaja adalah terdiri dari masa kanak-kanak awal, pertengahan

dan akhir, lalu remaja awal, madya dan remaja akhir. Dan berikut

Page 50: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

35

ini adalah batasan usia masa kanak-kanak dan masa remaja

(Gunarsa & D. Gunarsa 1989 : 88) yakni:

1) Anak-anak awal (0-3 tahun)

2) Anak-anak madya (3-7 tahun)

3) Anak-anak akhir (7-12 tahun)

4) Remaja dini (12-15 tahun)

5) Remaja madya (15-17 tahun)

6) Remaja akhir (17/18-21 tahun)

c. Menurut Undang-Undang Dasar 1945

Undang - undang no. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak pasal 1 ayat (1), “Anak adalah seseorang yang belum berusia

18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam

kandungan. Artinya batas usia dewasa menurut aturan ini adalah 18

tahun ke atas.

Dengan demikian batasan usia anak yatim menurut

penelitian ini adalah yang belum berusia delapan belas tahun (di

bawah usia delapan belas tahun).

3. Pandangan Islam terhadap anak yatim

Islam memberikan perhatian khusus terhadap diri anak yatim

karena kecilnya dan ketidakmampuannya untuk menjalankan

kemaslahatan yang menjamin kebahagiaan hidup di masa depan,

dengan perhatian ini, umat dapat menghindarkan kejahatan atau

bahaya yang mengancam mereka, seperti mereka tidak bisa

Page 51: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

36

memperoleh pendidikan karena kehilangan orang tua yang mengasuh,

mendidik dan memeliharanya (Mahmud Syaltut 1990 : 348).

Hadits riwayat Imam Bukhari

دقال:قالرسوعن نسع لب صلهىسه هوسلهم:لالله علي أناوكافلال يتيمفيالله

ئا نهماشي جبي طىوفره ابةوال وس به ةهكذا،وأشاربالسه ال جنه

Dari Sahl bin Sa’ad r.a berkata: “Rasulullah SAW bersabda: “Saya

dan orang yang memelihara anak yatim itu dalam surga seperti ini.”

Beliau mengisyaratkan dengan jari telunjuk dan jari tengahnya serta

merenggangkan keduanya” (HR al-Bukhari no. 4998 dan 5659).

Dalam ayat lain Allah menegaskan dalam surat An-Nisa’ ayat

36 sebagai berikut :

Artinya :

Janganlah kamu menyembah selain Allah dan janganlah kamu

mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah pada

ibu-bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,

tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, Ibnu

Page 52: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

37

sabil dan hamba sahaya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-

orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.

Pada ayat ini Allah mengisyaratkan kepada manusia agar

selalu berbuat baik kepada anak yatim, memperhatikan dan mengurus

anak-anak yatim itu berarti memperhatikan pembangunan umat, dan

ketidak pedulian terhadap mereka (anak yatim) berarti membuka pintu

masuknya kejahatan yang dapat menodai dan merusak citra dan

kehormatan umat tersebut.

Mendidik anak yatim pada dasarnya adalah memberikan

bimbingan dan pembinaan agar mereka dapat tumbuh dan berkembang

secara wajar dan baik. Pasalnya, banyak pemelihara anak yatim yang

meremehkan masalah ini serta menzhalimi anak yatim. Keadaan

seperti inilah justru akan menimbulkan masalah sosial dalam

masyarakat (Ummu Abdillah 2004 : 55).

Demikian pandangan Islam bahwa pendidikan anak-anak

yatim itu merupakan permasalahan yang harus mendapat perhatian

khusus dari seluruh lapisan masyarakat, mereka adalah kelompok

anak-anak yang harus dilindungi karena statusnya yang sangat rentan

terhadap perlakuan yang tidak adil.

C. Kemandirian Belajar

1. Pengertian Kemandirian Belajar

Page 53: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

38

Menurut Holstein (1994 : 1), Kemandirian merupakan suatu

hal yang penting yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang

dapat berdiri sendiri dengan kaki (berdikari) tanpa harus bergantung

kepada orang lain. Seseorang dikatakan mandiri apabila orang tersebut

mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Kemandirian disebut juga

sebagai kesakaryaan (kegiatan sendiri).

Thoha (1996 : 121) berpendapat, bahwa kemandirian

merupakan perilaku yang aktivitasnya diarahkan pada diri sendiri,

tidak mengharapkan pengarahan dari orang lain dalam memecahkan

masalah yang dihadapinya .

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian

kemandirian adalah kemampuan seseorang untuk memenuhi

kebutuhannya sendiri baik fisik maupun psikis tanpa bantuan dari

orang lain.

Sedangkan Menurut Rousseau sebagaimana dikutip

Sukmadinata (2003:168) menyatakan bahwa pengertian kemandirian

belajar yaitu, anak memiliki potensi-potensi yang masih terpendam,

melalui belajar anak harus diberi kesempatan mengembangkan atau

mengaktualkan potensi-potensi tersebut. Anak mempunyai kekuatan

untuk mencari sendiri, mencoba, menemukan dan mengembangkan

dirinya sendiri.

Menurut Sukmadinata (2003:165-166), beberapa prinsip

belajar sebagai berikut:

Page 54: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

39

1) Belajar merupakan bagian dari perkembangan.

2) Belajar berlangsung seumur hidup.

3) Belajar berlangsung disetiap tempat dan waktu.

4) Belajar dapat berlangsung baik dengan guru maupun tanpa guru.

5) Belajar karena tuntutan motivasi.

Kemandirian dalam belajar perlu diberikan kepada anak agar

mereka mampu tanggung jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan

dirinya dan mengembangkan kemampuan belajar atas kemampuan

sendiri. Sikap tersebut perlu dimiliki anak karena hal tersebut

merupakan kedewasaan orang terpelajar.

Menurut Sumahamijaya (2001:78) menekankan bahwa

kemandirian adalah sikap mental berdiri sendiri tercermin dalam rasa

tanggung jawab, percaya diri, inisiatif, dan tidak mengelak dari

keharusan mengambil resiko yang sepantasnya serta tidak mengelak

keharusan bersaing. Dijelaskan pula mengenai aspek kemandirian

yaitu:

1) Tidak tergantung pada orang lain.

2) Mempunyai kemampuan yang keras untuk mencapai tujuan

hidupnya.

3) Tidak suka menunda waktu, rajin, dan tidak mudah putus asa.

4) Mempunyai ide atau gagasan dan berusaha untuk mempertahankan

argumen logisnya.

Page 55: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

40

2. Bentuk-Bentuk Kemandirian Belajar

Havighurts dalam (Desmita, 2009:185) membedakan

kemandirian atas empat bentuk kemandirian, yaitu:

1) Kemandirian emosional, yaitu kemampuan mengontrol emosi

sendiri dan tidak tergantungnya emosi pada orang lain.

2) Kemandirian ekonomi, yaitu mampu mengatur ekonomi sendiri dan

tidak tergantung kebutuhan ekonomi pada orang lain.

3) Kemandirian intelektual, yaitu kemampuan untuk mengatasi

masalah yang dihadapi.

4) Kemandirian sosial, yaitu kemampuan untuk mengadakan interaksi

dengan orang lain dan tidak tergantung pada aksi orang lain.

Sementara itu Steinberg sebagaimana yang dikutip (Desmita,

2009:186) membedakan kemandirian menjadi tiga bentuk, yaitu:

a) Kemandirian emosional, yaitu aspek kemandirian yang menyatakan

perubahan kedekatan hubungan emosional antar individu.

b) Kemandirian tingkah laku, yaitu suatu kemampuan untuk membuat

keputusan-keputusan tanpa tergantung kepada orang lain dan

melakukannya secara bertanggung jawab.

c) Kemandirian nilai, yaitu kemampuan memakai seperangkat prinsip

tentang salah dan benar, tentang apa yang penting dan apa yang

tidak penting.

Page 56: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

41

Dari pendapat kedua tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa

bentuk-bentuk kemandirian ada 3 yaitu kemandirian emosional,

kemandirian tingkah laku dan kemandirian nilai.

3. Ciri-Ciri Kemandirian Belajar

Orang yang mandiri akan dapat menemukan sendiri apa yang

harus dilakukan, menentukan dalam memilih kemungkinan-

kemungkinan dari hasil perbuatan dan dapat menyelesaikan sendiri

masalah-masalahnya tanpa mengharapkan bantuan orang lain. Begitu

juga dalam kemandirian anak, tentunya tidak akan terlepas dari

karakteristik yang menandainya bahwa seorang anak sudah bisa

dikatakan mandiri atau belum. Seperti yang dikemukakan Thoha

(1996 : 122) sebagai berikut:

a. Seseorang mampu mengembangkan sikap kritis terhadap

kekuasaan yang datang dari luar dirinya. Artinya, tidak segera

menerima begitu saja pegaruh orang lain tanpa dipikirkan terlebih

dahulu segala kemungkinan yang akan timbul.

b. Adanya kemampuan untuk membuat keputusan secara bebas tanpa

dipengaruhi orang lain.

Menurut pendapat Kartono (1985 : 137) keterampilan

memecahkan masalah merupakan keterampilan yang sangat penting

Page 57: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

42

jadi, kemampuan dan keterampilan memecahkan masalah banyak

penting untuk menolong orang lain tetapi juga menolong diri sendiri.

Menurut Sufyarman (2003 : 51-52) orang-orang mandiri dapat

dilihat dengan indikator antara lain:

a. Progresif dan ulet seperti tampak pada mengejar prestasi, penuh

ketekunan

b. merencanakan dan mewujudkan harapan-harapannya.

c. Berinsiatif, yang berarti mampu berfikir dan bertindak secara

original, kreatif dan penuh inisiatif.

d. Pengendalian diri dalam adanya kemampuan mengatasi masalah

yang dihadapi mampu mengendalikan tindakan serta kemampuan

mempengaruhi lingkungan atas ulahnya sendiri.

e. Kemampuan diri, mencakup dalam aspek percaya pada diri sendiri.

f. Memperoleh kepuasan atas ulahnya sendiri.

Dari pendapat ketiga tokoh tersebut yang mengemukakan

tentang ciri-ciri kemandirian, yaitu mempunyai persamaan antar lain

adanya kemampuan untuk mengatasi masalah-masalah tanpa bantuan

orang lain. Artinya, anak tersebut dapat berdiri sendiri mewujudkan

cita-citanya tanpa ketergantungan kepada orang lain.

anak yang mempunyai kemandirian belajar dapat dilihat dari kegiatan

belajarnya, dia tidak perlu disuruh bila belajar dan kegiatan belajar

dilaksanakan atas inisiatif dirinya sendiri. Untuk mengetahui ciri-ciri

Page 58: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

43

kemandirian belajar, Sukarno (1989:6) menyebutkan ciri-ciri

kemandirian belajar sebagai berikut:

a. Siswa merencanakan dan memilih kegiatan belajar sendiri.

b. Siswa berinisiatif dan memacu diri untuk belajar secara terus

menerus.

c. Siswa dituntut bertanggung jawab dalam belajar.

d. Siswa belajar kritis, logis, dan penuh keterbukaan.

e. Siswa belajar dengan penuh percaya diri.

Menurut Sardiman sebagaimana dikutip oleh Ida Farida

Achmad (2008:45) menyebutkan bahwa ciri-ciri kemandirian belajar

yaitu meliputi:

a. Adanya kecenderungan untuk berpendapat, berperilaku dan

bertindak atas kehendaknya sendiri.

b. Memiliki keinginan yang kuat untuk mencapai tujuan.

c. Membuat perencanaan dan berusaha dengan ulet dan tekun untuk

mewujudkan harapan.

d. Mampu untuk berfikir dan bertindak secara kreatif, penuh inisiatif

dan tidak sekedar meniru.

e. Memiliki kecenderungan untuk mencapai kemajuan, yaitu untuk

meningkatkan prestasi belajar.

f. Mampu menemukan sendiri tentang sesuatu yang harus dilakukan

tanpa mengharapkan bimbingan dan tanpa pengarahan orang lain.

Page 59: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

44

Kesimpulan dari uraian di atas, bahwa kemandirian belajar

adalah sikap mengarah pada kesadaran belajar sendiri dan segala

keputusan, pertimbangan yang berhubungan dengan kegiatan belajar

diusahakan sendiri sehingga bertanggung jawab sepenuhnya dalam

proses belajar tersebut.

kemandirian belajar pada penelitian ini berdasarkan pada faktor

internal (dari dalam diri) anak asuh yaitu percaya diri, disiplin,

motivasi, inisiatif dan bertanggung jawab.

a. Percaya diri

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:85)

menyebutkan bahwa “ percaya kepada diri sendiri berarti yakin

benar atau memastikan akan kemampuan atau kelebihan

seseorang atau sesuatu (bahwa akan dapat memenuhi harapan-

harapannya)” Menurut Hakim (2002 : 6) “ Rasa percaya diri juga

dapat diartikan sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap segala

aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut

membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan

di dalam hidupnya”.

Menurut Hakim (2002 : 5-6) terdapat beberapa ciri-ciri

tertentu dari orang-orang yang mempunyai rasa percaya diri yang

tinggi, yaitu:

1) Bersikap tenang didalam mengerjakan segala sesuatu.

Page 60: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

45

2) Mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai.

3) Mampu menetralisir ketegangan yang muncul didalam

berbagai situasi.

4) Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai

situasi.

5) Memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang

penampilannya.

6) Memiliki kecerdasan yang cukup.

7) Memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup

8) Memiliki keterampilan dan keahlian yang menunjang

kehidupannya, misalnya ketrampilan berbahasa asing.

9) Memiliki kemampuan bersosialisasi.

10) Memiliki latar blakang pendidikan keluarga yang baik.

11) Memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya

menjadi kuat dan tahan didalam menghadapi berbagai cobaan

hidup.

12) Selalu bereaksi positif didalam menghadapi berbagai

masalah, misalnya dengan tetap tegar, sabar dan tabah dalam

menghadapi persoalan hidup.

Para ahli berpendapat bahwa rasa percaya diri erat

kaitannya dengan konsep diri, maka jika seseorang memiliki

konsep diri yang negatif terhadap dirinya, maka akan

menyebabkan seseorang tersebut memilki rasa tidak percaya

Page 61: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

46

terhadap dirinya sendiri. Rasa percaya diri yang rendah akan

berakibat pada tindakan yang tidak efektif. Tindakan yang tidak

efektif tentu akan memberikan hasil yang jelek. Hasil yang jelek

akan semakin membenarkan bahwa diri tidak memiliki

kompetensi dan akan berakibat pada rasa percaya diri yang

semakin rendah.

Seseorang yang yakin terhadap dirinya, segala kegiatan

yang dilakukannya penuh dengan rasa optimis adalah seseorang

yang memiliki percaya diri. Rasa percaya diri yang tinggi

sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari

kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki

kompetensi, yakin, mampu, dan percaya bahwa bisa karena

didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan

yang realistik terhadap diri sendiri.

Dalam penelitian ini, percaya diri anak asuh dapat dilihat

pada tingkah laku yang muncul ketika proses belajar di panti.

Percaya diri anak asuh pada proses Belajar dapat diamati

berdasarkan tiga kriteria yaitu:

1) Mengikuti kegiatan belajar di panti

2) Ketenangan dalam berbicara

3) Keikutsertaan dalam mengikuti kegiatan panti

b. Disiplin

Page 62: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

47

Disiplin merupakan sesuatu yang berkenaan dengan

pengendalian diri atau kepatuhan seseorang untuk mengikuti

bentuk-bentuk aturan atas kesadaran pribadinya, disiplin dalam

belajar merupakan kemauan untuk belajar yang didorong oleh diri

sendiri.

Dalam penelitian ini, disiplin anak asuh dapat diamati dari

tingkah laku yang muncul selama proses belajar berlangsung.

Disiplin anak asuh pada proses belajar dapat diamati berdasarkan

lima aspek yaitu kriteria anak asuh dalam hal:

1) Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan

2) Semangat dan antusias dalam kegiatan belajar di panti

3) Komitmen yang tinggi terhadap tugas

4) Mengatasi kesulitan yang timbul pada dirinya

5) Kemampuan memimpin

c. Inisiatif

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2005:395) “Inisiatif

adalah kemampuan untuk mencipta atau daya cipta”. Menurut

Wollfock dalam Mardiyanto (2008:23) “Inisiatif adalah

kemampuan individu dalam menghasilkan sesuatu yang baru atau

asli atau suatu pemecahan masalah”. Menurut Suryana (2006:2)

mengungkapkan bahwa “Inisiatif adalah kemampuan

mengembangkan ide dan cara-cara baru dalam memecahkan

Page 63: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

48

masalah dan menemukan ide dan cara-cara baru dalam

memecahkan masalah dan menemukan peluang (thinking new

things).

Menurut Munandar (1990:48) mengungkapkan bahwa “

Inisiatif adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang

tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban dari suatu

masalah, dimana penekananya adalah pada kuantitas,

ketepatgunaan, dan keragaman jawaban”.

Ciri-ciri orang yang inisiatif menurut Sund dalam Slameto

(2003:147) adalah sebagai berikut:

1) Hasrat keingintahuan yang besar

2) Bersikap terbuka dalam pengalaman baru

3) Panjang akal

4) Keinginan untuk menemukan dan meneliti

5) Cenderung menyukai tugas yang berat dan sulit

6) Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan

7) Memiliki dedikasi bergairah secara aktif dalam melaksanakan

tugas

8) Berfikir fleksibel

9) Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung

memberi jawaban yang lebih banyak.

Page 64: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

49

Sedangkan menurut Guilford dalam Mardiyanto (2008 : 24)

adalah sebagai berikut:

1) Kelancaran (fluency), yaitu kemampuan untuk menghasilkan

banyak gagasan

2) Keluwesan (fleksibilitas), yaitu kemampuan untuk

mengemukakan bermacam-macam

Berkaitan dengan definisi beberapa ahli diatas maka

pengertian Inisiatif adalah kemampuan seseorang untuk

melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya

nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya

dalam usaha memecahkan suatu masalah.

Inisiatif dalam penelitian ini dapat dilihat dalam proses

kegiatan belajar. Inisiatif anak asuh yang diamati meliputi:

1) Memiliki dorongan rasa ingin tahu yang tinggi

2) Keterampilan berfikir luwes

3) Keterampilan berfikir lancar

4) Keterampilan berfikir orisinil

5) Berani mengambil resiko

d. Tanggung jawab

Menurut Zimmerer dalam Ikaputera Waspada (2004:6)

mengungkapkan ciri-ciri orang yang memiliki sifat tanggung

jawab sebagai berikut:

Page 65: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

50

1) Memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas atau

pekerjaannya

2) Mau bertanggung jawab

3) Energik

4) Berorientasi ke masa depan

5) Kemampuan memimpin

6) Mau belajar dari kegagalan

7) Yakin pada dirinya

8) Obsesi untuk mencapai prestasi yang tinggi.

Dalam penelitian ini tanggung jawab anak asuh dapat dilihat

selama proses belajar yang diamati berdasarkan tiga aspek, yaitu:

1) Keikutsertaan melaksanakan tugas yang diberikan panti

2) Keikutsertaan dalam memecahkan masalah

3) Kepedulian terhadap kesulitan sesama anggota panti

e. Motivasi

Menurut Suryana (2006:40) “Seseorang selalu

mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang mengutamakan

nilai-nilai motivasi, berorientasi pada ketekunan dan ketabahan,

tekad kerja keras, mempunyai energik dan berinisiatif”. Menurut

Suryana (2006 : 52)” Seseorang memiliki motivasi tinggi apabila

orang tersebut memiliki hasrat untuk mencapai hasil yang terbaik

Page 66: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

51

guna mencapai kepuasan pribadi. Faktor dasarnya adalah adanya

kebutuhan yang harus dipenuhi”.

Menurut Suryana (2006:53)” Seseorang yang memiliki

motivasi yang tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai

berikut:

1) Ingin mengatasi sendiri kesulitan-kesulitan dan permasalahan

yang timbul pada dirinya

2) Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat

keberhasilan dan kegagalan

3) Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi

4) Berani menghadapi resiko dengan penuh tantangan

5) Menyukai dan melihat tantangan secara seimbang

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut diatas dapat

disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi

adalah seseorang yang selalu melakukan sesuatu yang lebih baik

dan efisien dibanding sebelumnya.

Dalam penelitian ini anak asuh yang memiliki motivasi

tinggi dapat diamati selama proses belajar berlangsung. Indikator

yang digunakan untuk mengamati anak asuh dengan motivasi

tinggi diantaranya:

1) Bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan

2) Semangat dan antusias saat kegiatan belajar berlangsung

3) Komitmen yang tinggi terhadap tugas

Page 67: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

52

4) Mengatasi sendiri kesulitan yang timbul pada dirinya

5) Kemampuan memimpin

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar

Banyak faktor yang memengaruhi kemandirian. Sebagaimana

aspek-aspek psikologis lainnya, kemandirian juga bukanlah semata-

mata merupakan pembawaan yang melekat pada diri individu sejak

lahir. Perkembangannya juga dipengaruhi oleh berbagai stimulasi

yang datang dari lingkungannya, selain potensi yang telah dimiliki

sejak lahir sebagai keturunan dari orang tuanya.

Menurut Ali dan Muhammad Asrori (2006 : 118) beberapa

faktor yang disebut berhubungan dengan perkembangan kemandirian,

yaitu sebagai berikut:

a. Gen atau keturunan orang tua

Orang tua yang memiliki sifat kemandirian tinggi seringkali

menurunkan anak yang memiliki sifat mandiri juga. Namun, faktor

keturunan ini masih menjadi perdebatan karena adanya pendapat

bahwa sesungguhnya bukan karena sifat kemandirian orang tuanya

itu menurun kepada anaknya, melainkan karena sifat orang tuanya

muncul berdasarkan cara orang tuanya mendidik anaknya.

b. Pola asuh orang tua

Page 68: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

53

Cara orang tua mengasuh atau mendidik anak akan

memengaruhi perkembangan kemandirian anak remajanya. Orang

tua yang terlalu banyak melarang kepada anak tanpa disertai

dengan penjelasan yang rasional akan menghambat perkembangan

kemandirian anak. Sebaliknya, orang yang menciptakan suasana

aman dalam interaksi keluarganya akan dapat mendorong

kelancaran perkembangan anak. Demikian juga orang tua yang

cenderung sering membanding-bandingkan anak yang satu dengan

yang lainnya juga akan berpengaruh kurang baik terhadap

perkembangan kemandirian anak.

c. Sistem pendidikan di sekolah

Proses pendidikan di sekolah yang tidak mengembangkan

demikratisasi pendidikan dan cenderung menekankan indoktrinasi

tanpa ragu mentasi akan menghambat kemandirian anak. Demikian

juga dengan, proses pendidikan yang menekankan pentingnya

pemberian sanksi atau hukuman juga dapat menghambat

perkembangan kemandirian anak. Sebaliknya proses pendidikan

yang lebih menekankan pentingnya penghargaan terhadap potensi

anak, pemberian reward, dan penciptaan kompetisi positif akan

memperlancar kemandirian anak.

d. Sistem kehidupan di masyarakat

Sistem kehidupan masyarakat yang terlalu menekankan

pentingnya hirarki struktur sosial kurang menghargai menifestasi

Page 69: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

54

potensi anak dalam kegiatan produktif dapat menghambat

perkembangan kemandirian anak. Sebaliknya, lingkungan

masyarakat yang aman, menghargai ekspresi potensi remaja dalam

bentuk berbagai kegiatan, dan tidak terlalu hirarki akan

merangsang dan mendorong perkembangan anak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang

memengaruhi kemandirian adalah gen atau keturunan, pola asuh orang

tua, sistem pendidikan di sekolah, sistem kehidupan masyarakat.

Sedangkan menurut Hasan Basri (1996: 53-56) membagi

faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar menjadi dua,

yaitu:

a. Faktor endogen

Yang dimaksud ialah semua pengaruh yang bersumber dari

dalam dirinya sendiri. Bermacam-macam sifat dasar dari ayah/ibu

dan nenek moyangnya mungkin akan didapat di dalam diri

seseorang, seperti bakat, potensi intelektual, dan potensi

pertumbuhan tubuhnya.

b. Faktor eksogen

Yang dimaksud ialah semua keadaan atau pengaruh yang

berasal dari luar dirinya, sering pula dinamakan faktor lingkungan.

Berdasarkan pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan

faktor yang

Page 70: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

55

memengaruhi kemandirian belajar yaitu, berasal dari dalam diri

sendiri (bakat, keyakinan diri, minat, motivasi) dan berasal dari luar

diri sendiri atau yang disebut dengan faktor lingkungan.

Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 97-100)

faktor yang memengaruhi kemandirian belajar adalah:

a. Cita-cita atau aspirasi anak asuh

b. Kemampuan anak asuh

c. Kondisi anak asuh

d. Kondisi lingkungan anak asuh

e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.

f. Upaya pengasuh dalam membelajarkan anak asuh

Berikut penjelaskan satu persatu faktor yang memengaruhi

kemandirian belajar tersebut di atas.

a. Cita-cita atau Aspirasi anak asuh

Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil

seperti keinginan belajar berjalan, makan makanan lezat, berebut

permainan, dapat membaca dapat menyanyi dan lain-lain

selanjutnya. Keberhasilan mencapai keinginan tersebut

menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan di kemudian hari

menimbulkan cita-cia dalam kehidupan. Timbulnya cita-cita

dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa dan

nilai-nilai kehidupan serta kepribadian. Cita-cita akan

memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun motivasi

Page 71: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

56

ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan

aktualisasi diri.

b. Kemampuan anak asuh

Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan

kemampuan atau kecakapan mencapainya. Kemampuan akan

memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas

perkembangan.

c. Kondisi anak asuh

Kondisi anak yang meliputi kondisi jasmani dan rohani

memmengaruhi kemandirian belajar. Seorang anak asuh yang

sedang sakit, lapar, atau marah-marah akan menggangu perhatian

belajar. Sebaliknya, seorang anak asuh yang sehat, kenyang, dan

gembira akan mudah memusatkan perhatian.

d. Kondisi lingkungan anak asuh

Lingkungan anak asuh berupa keadaan alam, lingkungan

tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan.

Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah, maka

semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.

e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

anak asuh memiliki perasaan, perhatian, kemauan, ingatan,

dan pikiran yang mengalami perubahan berkat pengalaman hidup.

Pengalaman dengan teman sebayanya berpengaruh pada motivasi

dan perilaku budaya. Semua lingkungan anak asuh yang berupa

Page 72: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

57

lingkungan alam, tempat tinggal, pergaulan, dan lingkungan

budaya anak asuh mendinamiskan kemandirian belajar.

f. Upaya pengasuh dalam membelajarkan anak asuh

Upaya pengasuh membelajarkan anak asuh terjadi di panti.

Upaya pembelajaran pengasuh di panti tidak terlepas dari

kegiatan luar panti. Pusat pendidikan luar panti yang penting

adalah keluarga, lembaga agama, pramuka, dan pusat pendidikan

pemuda yang lain. Pengasuh dituntut menjalin kerja sama dengan

pusat-pusat pendidikan tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, kesimpulan peneliti tentang unsur

yang memengaruhi kemandirian belajar dalam diri anak asuh lebih

cenderung pada pendapat Dimyati dan Mudjiono yang dirasa lebih

lengkap dan dekat dengan kehidupan Anak asuh yaitu, cita-cita,

kemampuan, kondisi diri anak asuh maupun lingkungannya dan upaya

pengasuh dalam membelajarkan anak asuh serta unsur-unsur di

dalamnya seperti perasaan, perhatian, kemauan, ingatan, dan pikiran

anak asuh.

Page 73: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

58

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Panti Asuhan Putri „Aisyiyah Tuntang

1. Sejarah Berdirinya Panti Asuhan Putri „Aisyiyah

Panti asuhan merupakan suatu lembaga sosial yang bertanggung

jawab memberi pelayanan pengganti dalam pemenuhan kebutuhan fisik,

mental, dan sosial pada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan

yang luas, tepat, dan memadai bagi perkembangan kepribadian sesuai

dengan ketentuan ajaran islam. Panti Asuhan berdiri dilatarbelakangi

oleh masih banyaknya anak-anak yatim dan terlantar yang tidak mampu

melanjutkan sekolah karena tidak mampu atau tidak mempunyai biaya

dan kehidupan anak yatim yang terlantar. Diharapkan dengan adanya

panti asuhan, anak-anak yatim dan terlantar dapat hidup layak. Selain itu

juga sebagai umat muslim menjalankan perintah Allah Swt dalam surat

Al-Maun yaitu perintah untuk menyantuni anak yatim.

Panti Asuhan Aisyiyah Tuntang terletak di Jalan Raya Solo-

Semarang, tepatnya di Jalan fatmawati No. 71 Tuntang, Kab. Semarang,

yang didirikan pada tanggal 13 Oktober 1989 di bawah naungan

organisasi Sosial Keagamaan ”Aisyiyah”. Bermula dari rumah biasa

pemberian wakaf dari bapak H. Harmoni Ja’far dari Bogor. Ketika itu

anak asuhnya baru berjumlah tujuh orang. Sedangkan Biaya asuh atau

dana berasal dari donatur-donatur yang awalnya hanya terbatas pada

pengurus dan insidentil masyarakat. Sesuai dengan perkembangan

Page 74: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

59

zaman dan daya tampung, akhirnya Panti Asuhan Putri Aisyiyah dapat

menampung hingga 20 anak. Akan tetapi pada tahun 1995, hal yang

tidak diinginkan terjadi.

Panti Asuhan Putri Aisyiyah mengalami musibah kebakaran

karena konsleting arus pendek listrik pada jam 1 malam, sehingga

bangunan induk terbakar habis. Walaupun demikian, tidak ada korban

jiwa. Dan dari tahun ke tahun hingga sampai saat ini Panti Asuhan

Aisyiyah telah berhasil direnovasi kembali bahkan ada penambahan

bangunan yang nampak makin berdiri kokoh dan cukup memadai.

Semua pembangunan itu tidak lepas dari sumbangan para donatur dan

dermawan. Tahun ini jumlah anak yang tinggal di panti tersebut kurang

lebih sekitar 82 anak. Semuanya sekolah dari tingkat SD, SMP, SMA

bahkan ada yang kuliah.

2. Tujuan Berdirinya Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang

Tujuan didirikannya Panti Asuhan Aisyiyah Tuntang yang

bergerak dibidang sosial adalah:

a. Menyantuni anak-anak memberikan pendidikan formal dan non-

formal kepada anak yatim, piatu, yatim-piatu, anak-anak

terlantar serta keluarga tidak mampu.

b. Ikut membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan dengan

jalan memberikan bekal pendidikan jasmani dan pendidikan

rohani, sehingga terbentuk SDM yang mandiri, sehingga kelak

anak dapat kembali ke masyarakat dengan kemandiriannya.

Page 75: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

60

c. Anak yang ditampung adalah anak usia sekolah (SD, SMP, SMA

dan Kuliah).

3. Letak Geografis

Panti Asuhan Putri Aisyiyah berada di pusat kecamatan Tuntang,

Tempatnya sangat strategis dan mudah dijangkau karena terletak di tepi

jalan raya, tepatnya di dusun Petet Desa Tuntang Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang yang berada di jalan Fatmawati No.71 Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang. Sedangkan identitas Panti Asuhan Putri

Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang adalah sebagai berikut:

a. Nama Panti : Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kab.

Semarang

b. Alamat : Jl. Fatmawati (Jl. Raya Tuntang) No. 71 Tuntang

Kab. Semarang

c. Tahun Berdiri : 13 Oktober 1989

d. Akta Notaris : A. Dimyati, SH No. 6 (enam) 3 Mei 1999

e. Telp : (0298) 2405639, (0298) 593759, 08122809426

f. Kontak : PIN BB 56EBEA07, WhatsApp 08122809426

g. Website : www.pantiasuhanaisyiyahtuntang.or.id

h. Email : [email protected]

4. Visi, dan Misi didirikannnya Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang

a. Visi

Terpenuhinya hak anak yang meliputi: hak hidup, tumbuh kembang,

perlindungan dan partipasi berdasarkan tuntutan dan hadist nabi.

Page 76: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

61

b. Misi

1) Menyelenggarakan upaya kebutuhan-kebutuhan anak baik

jasmani, rohani, mental, psikososial.

2) Memberikan perlindungan terhadap anak dari perlakuan-

perlakuan salah atau eksploitasi dan situasi yang membahayakan

anak.

3) Memberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan

anak sesuai bakat dan minatnya.

4) Membentuk akhlakul karimah yang sesuai dengan ajaran Al-

qur’an dan Al-hadist.

5. Tata Tertib dan Peraturan di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang

Penghuni Panti Asuhan berasal dari berbagai daerah dimana

setiap anak mempunyai sifat dan watak yang berbeda. Tata tertib dan

peraturan yang berlaku di Panti Asuhan tidak lain adalah untuk

menumbuhkan dan melatih kedisiplinan anak asuh agar tidak

bergantung terhadap orang lain, yang nantinya akan sangat bermanfaat

untuk anak asuh ketika telah dewasa agar mandiri dan siap untuk

menghadapi kehidupan yang sebenarnya. Tinggal di panti asuhan secara

otomatis anak yang satu dengan yang lain harus ada pengertian agar di

dalam panti asuhan terdapat keharmonisan. Karena, ketika anak sudah

masuk dalam panti asuhan merupakan satu keluarga, satu saudara yang

harus menjaga persaudaraan. Untuk mengontrol kedisiplinan, maka

dalam panti asuhan setiap anak diberi tanggungjawab untuk piket, piket

Page 77: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

62

kamar anak masing-masing, piket untuk membersihkan panti maupun

piket memasak di dapur. Sedangkan mengenai perijinan, anak tidak

boleh meninggalkan panti asuhan tanpa adanya surat ijin dari pengurus

yang telah ditandatangani. Kecuali bagi anak yang harus mengikuti

kegiatan sekolah. Mereka cukup dengan memberikan surat pengantar

dari sekolah. Jadwal anak pulang ke rumah adalah ketika liburan

semester dan lebaran idul fitri. Kecuali anak dijemput oleh orang tuanya

atau orang yang telah diberi kuasa oleh orang tuanya atau saudara

karena ada keperluan di rumah. Misalnya, saudara dekatnya menikah

atau mempunyai hajat yang lain.

Setelah mendapat surat ijin pulang, anak harus membawa buku

pernyataan yang menyatakan bahwa anak benar-benar pulang kerumah.

Dan buku pernyataan tersebut harus ditandatangani oleh orang tua atau

wali anak. Dengan adanya berbagai tata tertib atau peraturan yang

berlaku di panti asuhan, menuntut anak untuk hidup teratur, disiplin,

tanggung jawab dan memiliki rasa kebersamaan serta menjauhkan diri

dari sifat individualisme. Semua itu merupakan salah satu usaha dalam

mendidik dan merealisasikan apa yang diperolehnya dalam kehidupan

sehari-hari.

Aktifitas anak Panti Asuhan Aisyiyah setiap harinya pun juga

berbeda-beda antara hari yang satu dengan hari yang lain. Berbagai

kegiatan yang diselenggarakan oleh panti bertujuan untuk menggali

potensi yang dimiliki anak sesuai dengan bakat dan minatnya. Semua itu

Page 78: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

63

guna untuk membentuk kemandirian belajar anak asuh demi meraih

masa depan yang gemilang. Kegiatan

Adapun daftar pelajaran dan aktifitas anak Panti Asuhan

Aisyiyah Tuntang Kab. Semarang selama 24 jam dapat dilihat dalam

tabel berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Panti Asuhan Putri

No. Hari Jenis Kegiatan Waktu Pembimbing

1. Senin Drum band 15.30 – 17.00 Bpk. Slamet

2. Selasa Fiqih 16.00 – 17.30 Ibu Atiyatun

3. Rabu Qiro’at 16.00 – 17.30 Bpk. Kasmuri

4. Kamis Aqidah Akhlaq 15.30 – 17.00 Bpk. Legiono

5. Jum’at Menjahit 14.30 –

17.00

Ibu Tri Mulyati

6. Sabtu Rebana 19.30 – 21.00 Bpk. Gunadi

7. Minggu Kerja bakti 07.00 – 08.30 Ketua Kelompok

Tabel 3.2 Jadwal Aktivitas Panti Asuhan Putri

NO HARI KEGIATAN WAKTU

1. Senin, Selasa,

Rabu, Kamis

Sholat Subuh Berjamaah

Mandi

Piket

Sarapan

04.30-05.00

05.00-05.30

05.30-06.00

06.00-06.15

Page 79: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

64

Sekolah

Sholat Dhuhur/istirahat siang

Mengaji

Sholat Ashar Berjamaah

Kegiatan Panti (qiro’ah, drum

band,fiqih,aqidah akhlak)

Persiapan Sholat Maghrib

Tadarus al-Qur’an

Makan malam

Sholat isya’

Belajar

Tidur malam

06.15-13.00

13.00-14.00

14.00-15.30

15.30-16.00

16.00-17.00

17.00-18.00

18.00-19.00

19.00-19.30

19.30-20.00

20.00-21.00

21.00-04.30

2. Jum’at Sholat Subuh Berjamaah

Mandi

Piket

Sarapan

Sekolah

Bimbingan sholat

Sholat Dhuhur/istirahat siang

Sholat Ashar Berjamaah

04.30-05.00

05.00-05.30

05.30-06.00

06.00-06.15

06.15-10.00

11.00-13.00

13.00-14.00

15.30-16.00

Page 80: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

65

Menjahit

Persiapan Sholat Maghrib

Makan malam

Sholat isya’

Belajar

Tidur malam

16.30-18.00

18.00-19.00

19.00-19.30

19.30-20.00

20.00-21.00

21.00-04.30

3. Sabtu Sholat Subuh Berjamaah

Mandi

Piket

Sarapan

Sekolah

Sholat Dhuhur/istirahat siang

Sholat Ashar Berjamaah

Persiapan Sholat Maghrib

Sholat Maghrib Berjamaah

Makan malam

Sholat isya’

Rebana

Tidur malam

04.30-05.00

05.00-05.30

05.30-06.00

06.00-06.30

06.30-11.00

13.00-15.30

15.30-16.30

16.30-17.30

18.00-18.30

18.30-19.00

19.00-19.30

19.30-21.00

21.00-04.30

4. Minggu Sholat Subuh Berjamaah 04.30-05.00

Page 81: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

66

Mandi

Piket

Sarapan

Kerja bakti

Sholat Dhuhur/istirahat siang

Sholat Ashar Berjamaah

Persiapan Sholat Maghrib

Makan malam

Sholat isya’

Belajar

Tidur malam

05.00-05.30

05.30-06.00

06.00-07.00

08.00-11.00

12.00-15.00

16.00-17.00

17.30-18.00

19.00-19.30

19.30-20.00

20.00-21.00

21.00-04.30

6. Sarana dan Prasana

Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang mempunyai sarana dan

prasarana antara lain:

Tabel 3.3 Sarana dan Prasana Panti Asuhan Putri Aisyiyah

Tuntang

No Nama Gedung Jumlah

1. Gedung asrama lantai 2 8 kamar

2. Gedung asrama lantai 1 3 kamar

3. Ruang UKS 1

Page 82: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

67

4. Ruang Komputer 1

5. Ruang Perpustakaan 1

6. Ruang Waserda dan kantor panti 1

7. Ruang jahit 1

8. Ruang kegiatan 1

9. Ruang aula 1

10. Ruang dapur 1

11. Ruang makan 1

12. Mushola 1

13. Kamar mandi 10

14. Rumah pengasuh 1

15. Ruang ketua panti 1

7. Struktur Organisasi

Untuk menunjang tercapainya kegiatan Panti Asuhan Putri

Aisyiyah Tuntang terdapat struktur organisasi yang mempunyai peranan

sangat penting bagi suksesnya penyelenggaraaan program-program

kegiatan panti asuhan tersebut. Adapun Struktur organisasi pengurus

panti asuhan adalah sebagai berikut:

Penanggung Jawab : Pimpinan Daerah Muhammadiyah

Kab. Semarang

Page 83: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

68

DR. H. M. Saerozi, M.Ag

Penasehat : Pimpinan Daerah Aisyiyah

Kab. Semarang

Hj. DR. Ida Zahara Adibah, M.Si

Hj. Siti Ida Asrotul M., M.Pd

Pembina : PDA Majelis kesejahteraan Sosial

Hj. Sri Hartini, S.Pd

Ketua : Hj. Alimah, B.A

Wakil ketua : Hj. Endang Wiratni, B.Sc

Sekretaris : Hj. Rahmi Rahayu., S.H., M.Pd.I

Wakil Sekretaris : Khurotul Aeni Eliyah

Bendahara : Hj. Atiyatun Najah, S.Ag., M.Pd.I

Wakil Bendahara : Yatmi Sutono, S.Pd.I

Sie Pendidikan : Asrining Yunani Alisu’ad

Hj. Endang Sulistyorini Santo

Sie Usaha : Umi Salamah Saerozi

Hj. Nuryati Sarlan

Sie Kesehatan : Hj. Habibah Mutaqin, S.Kep

Hj. Yayuk Zarkoni

Pembimbing Konseling : Hj. Yuani Tri Harsini, M.Pd

Niken Wibawanti, S.Psi

Pengasuh : Sri Lestari, S.Sy.,Eka Jumiati,S.Pd.I

Page 84: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

69

Tri Rusti Kanti, S.Pd.I

Humas : Eka Wahyu Budiati, Rachmawati

Asisten Umum : M.Suyuti

8. Anggaran Dana

Dana yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan panti asuhan

berasal dari berbagai sumber. Sumber dana panti asuhan adalah sebagai

berikut:

a. Donatur tetap, yaitu

1) Sumbangan dari donatur tetap dan donatur insidential

2) Sumbangan dari pemerintah lewat Kementerian Sosial

RI

3) Sumbangan dan bantuan dari Dinas Kesejahteraan

Sosial propinsi Jawa Tengah

b. Sumbangan dan bantuan dari lembaga-lembaga, organisasi-

organisasi, atau badan-badan serta perorangan yang dengan

sukarela dan tidak mengikat, baik berupa uang, barang-barang,

perlengkapan-perlengkapan maupun fasilitas-fasilitas dan

makanan.

c. Penerimaan harta wakaf, hibah, sodaqoh, zakat, infaq dan wasiat

d. Mengajukan proposal ke instansi-instansi menjelang ulang tahun

panti asuhan, akhir tahun atau akan mengadakan kegiatan untuk

meminta sumbangan.

Page 85: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

70

9. Anggota Binaan Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang

Anggota binaan panti asuhan adalah anak-anak yatim, anak-anak

piatu, anak-anak yatim-piatu dan anak-anak dari keluarga yang tidak

mampu serta anak-anak terlantar. Selain itu panti asuhan juga

memberikan santunan dan bantuan kepada lanjut usia yang ekonominya

sangat lemah. Santunan yang diberikan kepada anak-anak asuh adalah

berupa : kebutuhan sehari-hari (sandang, pangan, dan papan), alat-alat

sekolah, seragam sekolah, biaya pendidikan dan uang saku. Syarat-

syarat yang harus dipenuhi agar anak dapat masuk menjadi anggota

binaan panti asuhan yaitu sebagai berikut:

a. Beragama Islam

b. Anak berasal dari keluarga tidak mampu, dibuktikan dengan

surat keterangan tidak mampu dari pejabat yang berwenang

c. Usia sekolah (SD, SMP, SMA, Kuliah)

d. Bersedia mentaati tata tertib dan peraturan panti asuhan

Santunan yang diberikan kepada lanjut usia berupa santunan

beras dan uang setiap bulan serta pemberian pakaian satu tahun sekali.

Anggota binaan panti asuhan Putri periode tahun 2016/2017 terdapat 82

anak yang tinggal di panti 43 anak.

Untuk lanjut usia tidak disediakan tempat tinggal akan tetapi

hanya diberikan santunan setiap bulan. Anak asuh panti asuhan tidak

hanya berasal dari Desa Petet saja tetapi juga berasal dari berbagai

Page 86: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

71

daerah di kabupaten Semarang serta berasal dari luar kota. Khusus

untuk lanjut usia hanya berasal dari Tuntang.

Jumlah alumni yang sudah keluar adalah 236 orang, mereka

keluar karena telah menyelesaikan pendidikan yaitu telah mendapatkan

ijazah SMA atau ijasah sarjana bagi yang melanjutkan kuliah, hubungan

panti dengan alumninya berjalan baik seperti dituturkan oleh Ibu En

Selaku ketua Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang sebagai berikut:

Hubungan anak asuh dengan panti asuhan berjalan

baik, alumni biasanya sebulan sekali kesini nyetor

atau ngirim lewat rekening. Selain itu juga 2,5%

penghasilan mereka masuk kesini. Selain itu setiap

lebaran 3 hari mereka biasanya kumpul untuk

menengok panti dan reuni sama teman-temannya yang

pada belum keluar (20 November 2016).

10. Sumber Data

Sumber data penelitian dalam pembentukan kemandirian belajar

di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang terdiri

dari dua kelompok, Pertama sumber data yang berasal dari pengurus

Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten Semarang yaitu:

Ibu Hj. En, beliau merupakan ketua yayasan Panti Asuhan Putri

Aisyiyah Tuntang, usia beliau kurang lebih 60 tahun. Pekerjaan beliau

saat ini adalah ibu rumah tangga. Bapak Sy merupakan salah satu

pengurus di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang. Usia bapak Sy 40

tahun. Latar belakang pendidikan bpk Sy SMA. Pekerjaan beliau saat

ini sebagai penjahit pakaian. Bpk Sy merupakan seorang yang tekun

dan bertanggung jawab, beliau juga yang menjaga inventaris serta

Page 87: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

72

menjaga keamanan Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang, Sumber data

pertama seterusnya akan disebut sebagai informan.

Kedua sumber data yang berasal dari anak-anak yatim Panti

Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang. Beberapa anak yang berusia anak-anak

(6-12 th) adalah Pi. Ia sekarang duduk di kelas 1 SD dan berusia 7

tahun. Pi merupakan anak yatim termuda diantara anak-anak yatim

yang lain di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang. Pi berasal dari aceh,

Bencana alamlah yang menjadikan Pi ditinggalkan ayahnya untuk

selama-lamanya. Setelah terjadinya Bencana alam ibunda menitipkan Pi

di tempat neneknya di kota Semarang. Dikarenakan ibunda Pi bekerja

menjadi TKI di Malaysia, nenek Pi pun sudah renta dan tidak bisa

memenuhi kebutuhan sekolah Pi, akhirnya ibunda dengan berat hati

menitipkan Pi kepada panti guna untuk mendapatkan kesejahteraan dan

ilmu yang bermanfaat. Seperti yang dikatakan Pi sebagai berikut:

Saya masih bergantung dengan salah satu keluarga,

yaitu nenek. Saya masih merasa kesulitan dalam

beradaptasi dengan lingkungan, sehingga itu yang

membuat ketidaksatbilan perkembangan emosional

dalam diri saya. Sedangkan di panti asuhan banyak

temannya, ada yang menjaga dan juga dituntut

untuk mandiri seutuhnya ( 20 November 2016).

Anak yatim di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang yang juga

berusia anak-anak adalah Nr. Usia Nr saat ini 8 tahun. Pendidikan Nr

kelas 2 SD. Nr telah tinggal di panti selama 2 tahun, penyebab Nr

tinggal di panti adalah kurangnya pengawasan dari orang tua dalam

membimbing belajar, ibundanya bekerja serabutan berangkat pagi

Page 88: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

73

pulangnyapun tidak menentu, oleh karena itu Nr diserahkan kepada

pihak panti untuk dibina dan mendapatkan pengawasan yang baik

selayaknya anak-anak pada umumnya. Seperti yang dikatakan Nr

sebagai berikut.

Mendapatkan perhatian dari pengurus dan juga

teman-teman yang tidak saya dapatkan di rumah.

Karena kurangnya pengawasan dan bimbingan dari

orangtua sehingga menyebabkan perkembangan

emosional saya kurang stabil ( 20 November 2016).

Anak yatim selanjutnya yang masih berusia anak-anak adalah

El. Usia El 9 tahun, El tinggal di panti sudah 3 tahun yang lalu. saat ini

El duduk di kelas 3 SD. Kurangnya ekonomi keluarganyalah yang

menyebabkan El harus tinggal di panti, sehingga El harus berjauhan

dengan saudara dan ibundanya seperti yang sudah dikatakan El sebagai

berikut:

Karena kurang terpenuhinya fasilitas belajar yang

saya dapatkan di rumah, sehingga menyebabkan

perkembangan emosional saya kurang stabil.

Sedangkan di panti asuhan saya mendapatkan

fasilitas belajar yang cukup (20 November 2016).

Sedangkan anak-anak yang berusia remaja (13-21 th) adalah Nk

usia Nk saat ini 14 tahun, Menurut pengamatan penulis Nk termasuk

anak asuh yang tekun, Nk juga memiliki prestasi belajar bagus. Penulis

tertarik ketika melakukan wawancara dengan Nk. Nk salah seorang

anak yatim di Panti asuhan Putri Aisyiyah Tuntang yang tekun.

Menurut Nk faktor yang membuat ia tinggal di panti adalah kurangnya

mimiliki sikap kepercayaan diri, Nk merasa kurang memiliki kelebihan

Page 89: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

74

dalam dirinya, Dengan adanya kegiatan yang diterapkan panti Nk dapat

mengembangkan sikap percaya dirinya serta menggali potensi yang ia

sebenarnya miliki.

Anak yatim yang lain adalah Rq. Rq berusia 17 tahun yang saat

ini Rq duduk di kelas 2 SMA. Rq tinggal di panti sejak berusia 10 tahun

sampai saat ini. Hal yang menyebabkan Rq tinggal di panti adalah ingin

memiliki masa depan yang gemilang serta Rq ingin membahagiakan

ibundanya dengan menuruti keinginan ibundanya untuk menimba ilmu

di panti, sehingga Rq rela berpisah jauh dengan sang ibunda agar

ibunda bahagia kelak melihat Rq menjadi sukses dan membanggakan

keluarga. Mj merupakan salah satu anak yatim di Panti Asuhan Putri

Aisyiyah Tuntang, Mj berusia 18 tahun dan sekarang duduk di kelas 3

sekolah menengah atas. Mj merupakan anak asuh yang sudah memiliki

kepribadian baik, dengan kepribadian yang Mj miliki, sehingga anak-

anak asuh lainnya merasa nyaman apabila bergaul dengan Mj. Karena

bisa mengayomi dan melindungi anak-anak asuh lain, pengurus sering

menyuruhnya untuk membimbing belajar kepada anak-anak asuh yang

lebih kecil. Faktor yang menyebabkan Mj tinggal di panti adalah

banyaknya saudara kandung yang Mj miliki mengakibatkan ibunda Mj

tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga ibunda Mj

memutuskan untuk menitipkan Mj tinggal di panti guna mendapatkan

masa depan yang baik, sumber data kedua seterusnya di sebut sebagai

subjek penelitian.

Page 90: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

75

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Kondisi Sosial Emosional dan Kemandirian Belajar Anak Yatim di

Panti Asuhan Putri Aisyiyah Kecamatan Tuntang Kabupaten

Semarang

1. Anak-anak

Perkembangan anak pada usia enam sampai dua belas tahun

merupakan sesuatu yang kompleks. Artinya banyak faktor yang turut

berpengaruh dan saling terjalin dalam berlangsungnya kondisi sosial

emosionalnya. Baik unsur-unsur bawaan maupun unsur-unsur

pengalaman yang diperoleh dalam berinteraksi dengan lingkungan,

saling memberikan kontribusi tertentu terhadap arah dan laju kondisi

sosial emosional anak tersebut.

Menurut CP. Chaplin, Emosi dapat dirumuskan sebagai suatu

keadaan yang terangsang dari organisme, mencakup perubahan-

perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya ,dan perubahan

perilaku (CP.Chaplin, 1982: 163). Sedangkan menurut teori James dan

Lange, bahwa emosi itu timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah

atau kegiatan individu. Misalnya, menangis itu karena sedih, tertawa

itu karena gembira, lari itu karena takut, dan berkelahi itu karena

marah. Berbeda halnya dengan teori Lindsley mengemukakan teorinya

yang disebut “activition theory” (teori pengerakan), menurut teori ini

emosi disebabkan oleh pekerjaan yang terlampau keras dari susunan

Page 91: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

76

syaraf terutama otak. Contohnya, apabila individu mengalami frustasi,

susunan syaraf bekerja sangat keras yang menimbulkan sekresi

kelenjar-kelenjar tertentu yang dapat mempertinggi pekerjaan otak,

maka hal itu menimbulkan emosi (Yusuf : 118).

Emosional berbeda satu sama lain karena adanya perbedaan

jenis kelamin, usia, lingkungan, pergaulan dan pembinaan maupun

guru di sekolah. Perbedaan perkembangan emosional tersebut juga

dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan bangsa. Perkembangan

emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan kecemasan,

rasa takut dan faktor-faktor eksternal yang sering kali tidak dikenal

sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh. Namun sering kali juga

adanya tindakan yang tidak dapat mempengaruhi perkembangan

emosional anak.

Menginjak usia ini, Anak yatim di Panti Asuhan Putri Aisyiyah

Tuntang memiliki Perkembangan emosional yang belum stabil,

disebabkan karena lingkungan. Keadaan lingkungan yang

menyebabkan ketidakstabilan adalah penyesuaian diri pada situasi baru

yang ada di kehidupannya. Pada situasi ini anak cenderung cepat

marah, rewel, dan umumnya sulit dihadapi.

Misalnya ketika anak pertama kali datang ke panti, dengan

kondisi lingkungan yang berbeda menyebabkan meningginya

emosional anak. Mereka menjadi gelisah, tegang dan mudah

tersinggung oleh masalah yang sangat kecil sekalipun. Keadaan emosi

Page 92: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

77

yang tidak tersalurkan maka tidak menyenangkan bagi anak, seringkali

anak dengan cara coba-coba meredakan keadaan ini dengan sibuk

bermain, dengan tertawa terbahak-bahak atau bahkan dengan

menangis. Sekali cara meredakan emosi yang tidak tersalurkan ini

ditemukan, maka akan timbul cara baru bagi anak untuk mengatasi

ungkapan emosional agar sesuai dengan harapan sosial. Meskipun

banyak cara yang digunakan, tetapi anak menemukan melalui cara

coba-coba dan bukan melalui bimbingan, bahwa ada beberapa bentuk

yang lebih baik dan secara sosial lebih diterima daripada banyak

bentuk yang lainnya.

Misalnya ketika anak menangis, cara tersebut merupakan

pelampiasan emosi yang tertahan, namun cara tersebut biasanya

mempunyai akibat sampingan yaitu perasaan sedih yang melemahkan

tenaga bagi dirinya dan timbulnya mata memerah serta bengkak yang

menunjukkan bahwa ia baru menangis. Selain itu anak beranggapan

bahwa menangis merupakan perilaku seperti anak kecil, Walaupun

anak tersebut menangis secara sembunyi-sembunyi. Di lain pihak,

tertawa dan sibuk bermain tidak menimbulkan akibat sampingan dan

juga tidak menimbulkan penolakan sosial. Dengan demikian pada

masa ini sebagian besar anak telah menemukan bentuk cara emosional

yang memenuhi kebutuhan mereka dan membantu mereka mengatasi

pengendalian emosi seperti yang diharapkan oleh lingkungannya.

Beberapa anak yang mempunyai teman akrab, sering kali

Page 93: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

78

membicarakan hal-hal yang menimbulkan emosi seperti perasaan

sedih, kecewa dan takut dengan teman, karena hal tersebut akan

banyak membantu. Dengan melakukan hal tersebut mereka

memperoleh pandangan baru tentang berbagai masalah emosional

sehingga setiap situasi yang membangkitkan emosi dapat dicegah atau

dikurangi. Dengan cara ini memungkinkan mereka untuk belajar

mengungkapkan emosi dengan cara yang dapat diterima

lingkungannya serta dengan ketegangan fisik atau ketegangan

emosional yang sedikit.

Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah

laku individu, dalam hal ini termasuk pula perilaku belajar. Emosi

yang positif, seperti perasaan senang, bergairah, bersemangat atau rasa

ingin tahu akan mempengaruhi individu untuk mengonsentrasikan

dirinya terhadap aktivitas belajar, seperti memperhatikan penjelasan

guru, membaca buku, aktif dalam berdiskusi, mengerjakan tugas, dan

disiplin dalam belajar. Mengingat hal tersebut, maka pengurus

hendaknya mempunyai kepedulian untuk menciptakan situasi belajar

yang menyenangkan atau kondusif bagi terciptanya proses belajar yang

efektif. Upaya yang dilakukan antara lain :

1. Mengembangkan suasana panti yang bebas dari ketegangan.

2. Memperlakukan Anak asuh sebagai individu yang mempunyai

harga diri.

3. Menghargai hasil karya anak asuh.

Page 94: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

79

Sedangkan perkembangan sosial pada anak usia enam sampai

dua belas tahun (6-12) adalah pencapaian kematangan dalam hubungan

sosial. Dapat juga dikatakan sebagai proses belajar untuk

menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok, tradisi dan moral

(agama). Perkembangan sosial pada anak usia ini ditandai dengan

adanya perluasan hubungan, di samping dengan keluarga juga dia

mulai membentuk ikatan baru dengan teman sebaya (peer group),

sehingga ruang gerak hubungan sosialnya telah bertambah luas.

Anak yatim putri Aisyiyah Tuntang usia ini mulai memiliki

kesanggupan menyesuaikan diri sendiri kepada sikap yang bekerja

sama atau mau memperhatikan kepentingan orang lain. Anak dapat

berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman sebayanya, dan bertambah

kuat keinginannya untuk diterima menjadi anggota kelompok serta

merasa tidak puas bila tidak bersama teman-temannya. Berkat

perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan

kelompok teman sebaya maupun dengan lingkungannya.

Dalam proses belajar anak yatim di Panti Asuhan Putri

Aisyiyah Tuntang, kematangan perkembangan sosial dapat

dimanfaatkan atau dimaknai dengan memberikan tugas-tugas

kelompok, baik yang membutuhkan tenaga fisik (seperti

membersihkan panti dan halaman panti), maupun tugas yang

membutuhkan fikiran (seperti membuat tugas kelompok). Tugas-tugas

kelompok tersebut diharuskan dapat memberikan kesempatan kepada

Page 95: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

80

setiap anak asuh untuk menunjukkan prestasinya, Tetapi juga

diarahkan untuk mencapai tujuan bersama. Dengan melaksanakan

tugas kelompok, anak asuh dapat belajar tentang sikap dan kebiasaan

dalam bekerja sama, saling menghormati, bertenggang rasa dan

bertanggung jawab.

2. Remaja

Masa remaja merupakan segmen perkembangan individu yang

sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik

(seksual) sehingga mampu bereproduksi. Menurut Konopka (Pikunas,

1976) masa remaja ini meliputi (a) remaja awal:12-15 tahun; (b)

remaja madya: 15-18 tahun dan (c) remaja akhir: 19-22 tahun.

Sementara Salzman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa

perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orangtua ke

arah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan

diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.

Dalam budaya Amerika, periode remaja ini dipandang sebagai masa

“Strom & Stress”, frustrasi dan penderitaan, konflik dan krisis

penyesuaian, mimpi dan melamun tentang cinta, dan perasaan

teralienasi (tersisihkan) dari kehidupan sosial budaya orang dewasa

(Yusuf : 184).

Masa remaja merupakan puncak emosionalitas, yaitu

perkembangan emosi yang tinggi. Pertumbuhan fisik, terutama organ-

organ seksual mempengaruhi berkembangnya emosi atau perasaan-

Page 96: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

81

perasaan dan dorongan-dorongan baru yang dialami sebelumnya,

seperti perasaan cinta, rindu, dan keinginan untuk berkenalan lebih

intim dengan lawan jenis. Pada usia remaja awal, perkembangan

emosinya menunjukkan sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat

terhadap berbagai peristiwa atau situasi sosial, emosinya bersifat

negatif dan tempramental (mudah tersinggung/marah, atau mudah

sedih/murung); sedangkan remaja akhir sudah mampu mengendalikan

emosinya.

Gessel dkk. (dalam Hurlock 1996: 213) mengemukakan bahwa

remaja empat belas tahun sering kali mudah marah, mudah terangsang,

dan emosinya cenderung “meledak”, tidak berusaha mengendalikan

perasaanya. Sebaliknya remaja enam belas tahun mengatakan bahwa

mereka “tidak mempunyai keprihatinan”. Jadi, adanya badai dan

tekanan dalam periode ini berkurang menjelang berakhirnya awal masa

remaja.

Mencapai kematangan emosional merupakan tugas

perkembangan yang sulit bagi remaja. Proses pencapaiannya sangat

dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama

lingkungan keluarga dan kelompok teman sebaya. Apabila lingkungan

tersebut cukup kondusif, dalam arti kondisinya diwarnai oleh

hubungan yang harmonis, saling mempercayai, saling menghargai, dan

penuh tanggung jawab, maka remaja cenderung dapat mencapai

kematangan emosionalnya. Sebaliknya apabila kurang dipersiapkan

Page 97: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

82

untuk memahami peran-perannya dan kurang mendapatkan perhatian

dan kasih sayang dari orangtua atau pengakuan dari teman sebaya,

mereka cenderung akan mengalami kecemasan, perasaan tertekan atau

ketidaknyamanan emosionalnya.

Perkembangan Emosional yang di alami anak yatim putri Panti

Asuhan Aisyiyah Tuntang memiliki karakteristik anak remaja pada

umumnya diantaranya, mereka tidak lagi mengungkapkan amarah

yang meledak-ledak, melainkan dengan menggerutu, tidak mau

berbicara, atau dengan suara keras mengkritik orang-orang yang

menyebabkan amarahnya. Mereka juga iri hati terhadap anak yang

memiliki benda lebih banyak. Ia tidak menyesali diri sendiri, seperti

yang dilakukan anak-anak. Mereka suka bekerja sampingan untuk

mendapatkan uang agar dapat membeli barang yang diinginkan.

Kematangan emosional anak yatim putri Aisyiyah yang

berusia remaja tidak “meledakkan” emosinya dihadapan orang lain

melainkan menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk

mengungkapkan emosinya dengan cara-cara yang lebih dapat diterima.

Petunjuk kematangan emosional yang lain yaitu individu menilai

situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara emosional,

tidak lagi bereaksi tanpa berfikir sebelumnya seperti anak-anak atau

orang yang tidak memiliki kematangan emosional. Dengan demikian

anak asuh mengabaikan banyak rangsangan yang tadinya dapat

menimbulkan ledakan emosi. Akhirnya, anak asuh yang emosinya

Page 98: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

83

matang memberikan reaksi emosional yang stabil, tidak berubah-ubah

dari satu emosi atau suasana hati ke suasana hati yang lain. Untuk

mencapai kematangan emosi anak asuh harus belajar memperoleh

gambaran tentang situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi

emosional. Adapun caranya adalah dengan membicarakan masalah

pribadinya dengan orang lain. Keterbukaan, perasaan dan masalah

pribadi dipengaruhi sebagian oleh rasa aman dalam hubungan sosial

dan sebagian oleh tingkat kesukaanya pada orang lain. Selain itu ia

juga harus belajar menggunakan cara yang tepat untuk menyalurkan

emosinya. Dengan cara bermain, melakukan kegiatan yang ada di

panti, tertawa atau menangis. Meskipun cara-cara ini dapat

menyalurkan gejolak emosi yang timbul karena usaha pengendalian

ungkapan emosi, namun sikap sosial terhadap perilaku menangis

kurang baik dibandingkan dengan sikap sosial terhadap perilaku

tertawa, kecuali bila tertawa hanya dilakukan bilamana memperoleh

dukungan sosial.

Sedangkan perkembangan sosial pada masa remaja disebut

“Social Cognition”, yaitu kemampuan untuk memahami orang lain,

sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat

nilai-nilai maupun perasaan. Pemahamannya ini, mendorong remaja

untuk menjalin hubungan sosial yang lebih akrab dengan mereka

(terutama teman sebaya), baik melalui jalinan persahabatan maupun

percintaan (pacaran) (Yusuf : 198).

Page 99: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

84

Dalam hubungan persahabatan, remaja memilih teman yang

memiliki kualitas psikologis yang relatif sama dengan dirinya, baik

menyangkut interes, sikap, nilai, dan kepribadian. Memiliki solidaritas

yang amat tinggi dan kuat dengan kelompok sebayanya, jauh melebihi

dengan kelompok lain, bahkan dengan keluarganya sekalipun. Remaja

senantiasa mencari nilai-nilai yang dapat dijadikan pegangan, apabila

tidak menemukannya cenderung menciptakan nilai-nilai khas

kelompok mereka sendiri, Mulai tampak kecenderungannya untuk

memilih karier tertentu (M.Ali & M.Asrori : 93).

Perkembangan sosial pada Anak yatim putri Panti Asuhan

Aisyiyah ditandai dengan lebih menyukai teman dari lawan jenisnya

daripada teman sejenisnya, mengikuti berbagai kegiatan sosial, baik

kegiatan dengan sesama jenis maupun lawan jenis. Dengan banyaknya

kegiatan sosial yang dilakukan, maka wawasan sosial semakin

membaik pada anak asuh yang lebih besar. Sehingga anak asuh dapat

menilai teman-temannya dengan lebih baik, penyesuaian diri dalam

situasi sosial bertambah baik dan pertengkarang menjadi berkurang.

Semakin banyak partisipasi sosial, semakin besar kemampuan

sosial anak asuh, seperti terlihat dalam mengadakan pembicaraan,

dalam melakukan olah raga, permainan yang populer, dan berperilaku

baik dalam berbagai situasi sosial. Dengan demikian anak asuh

memiliki kepercayaan diri yang diungkapkan melalui sikap yang

tenang dan seimbang dalam situasi sosial.

Page 100: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

85

Bertambah dan berkurangnya prasangka dan diskriminasi

selama masa ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan dia berada dan

oleh sikap serta perilaku teman-teman baiknya.

Selain itu anak asuh memiliki kemampuan sosial untuk

memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik menyangkut

sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai maupun perasaannya, yang

mendorong untuk menjalin hubungan sosial yang lebih akrab dengan

teman sebaya, baik melalui jalinan persahabatan maupun percintaan

(pacaran). Seperti halnya ketika pengurus menghadapi anak asuh yang

ketahuan berpacaran, pengurus memanggil anak asuh, memberikan

nasihat serta bimbingan dan memanggil keluarganya guna

menyelesaikan masalah tersebut.

B. Upaya Panti Asuhan dalam Membentuk Kemandirian Belajar Anak

Yatim Putri di Panti Asuhan Aisyiyah Kecamatan Tuntang

Kabupaten Semarang

Kemandirian belajar tidak bisa terbentuk sendiri, perlunya usaha

dari diri sendiri dan bimbingan dari orang lain, Adanya kerjasama antara

pengurus dan anak asuh. Upaya panti untuk membentuk kemandirian anak

yatim ada berbagai cara yaitu dengan memberikan pendidikan dan

keterampilan kepada anak yatim sebagai usaha untuk menciptakan pribadi

yang mandiri dan mempunyai kecakapan hidup (life skill) sesuai dengan

visi panti asuhan yaitu terpenuhinya hak anak yang meliputi: hak hidup,

Page 101: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

86

tumbuh kembang, perlindungan dan partipasi agar dapat meraih masa

depan yang lebih baik.

Pendidikan yang diberikan kepada anak asuh didasarkan pada

pedoman pendidikan anak yang ada dalam ajaran agama islam, karena

Panti Asuhan Putri Aisyiyah merupakan panti asuhan yang didirikan oleh

organisasi keagamaan yaitu agama Islam (organisasi Aisyiyah).

Keterampilan-keterampilan yang diberikan kepada anak yatim bertujuan

agar dapat mengembangkan bakat dan kemampuan yang dimiliki

kecakapan hidup dan terampil. Pendidikan-pendidikan dan keterampilan

yang diberikan kepada anak-anak yatim adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan Agama (Islam)

Pendidikan agama harus diberikan dan diajarkan kepada anak

sejak dini, karena agama merupakan pegangan dan pedoman hidup

manusia. Oleh karena itu pengasuh berkewajiban untuk memberikan

pendidikan agama Islam kepada anak asuh, agar anak asuh menjadi

individu yang mempunyai dan memiliki kepribadian Islami sebagai

seorang muslim. Kewajiban pendidik adalah menumbuhkan anak atas

dasar pemahaman dan dasar-dasar pendidikan iman dan ajaran Islam

sejak pertumbuhannya.

Pendidikan agama Islam yang diberikan meliputi aqidah dan

akhlak, mengkaji kandungan Al-Qur’an dan hadits, pembacaan tilawatil

Qur’an (PTQ) dan Ke Muhammadiyah-an. Pendidikan aqidah diberikan

agar anak asuh memiliki keyakinan yang kuat atas ajaran Islam

Page 102: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

87

sehingga anak dapat mengingat dan terikat serta dapat menjalankan

rukun islam, rukun Iman syari’at yang ada dalam agama Islam.

Dengan pendidikan akhlak, anak asuh akan memiliki budi

pekerti dan tingkah laku yang baik dalam kehidupan pribadi maupun

kehidupan bermasyarakat. Anak asuh juga mengkaji Al-Qur’an dan

hadits agar anak asuh bisa menjalankan hidup sesuai Al-Qur’an sebagai

petunjuk dan pedoman hidup umat muslim dan bisa mencontoh

teladannya yaitu Rasulullah Saw. Kegiatan pengajian (pendidikan

agama) dilaksanakan setelah sholat maghrib sampai waktu sholat isya’.

Kegiatan pendidikan agama Islam disusun dengan jadwal harian

(waktu, hari dan pembimbing). Pembimbing yang menyampaikan

materi kepada anak asuh setiap hari berganti-ganti atau tidak sama

sesuai dengan materi yang akan disampaikan (disesuaikan dengan

bidang kajiannya). Disamping pendidikan agama diberikan dalam

bentuk pengajian ba’da maghrib, juga diberikan dalam bentuk

penanaman pelaksanaan ibadah yang harus dilakukan anak asuh setiap

hari yaitu kewajiban menjalankan ibadah sholat lima waktu, membaca

ayat suci Al-Qur’an, puasa dan lain-lain.

2. Pendidikan Moral (Akhlak)

Pengurus sebagai pengganti ayah dan ibu bagi anak asuh,

berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan

moral (akhlak) yang baik kepada mereka (anak asuh) sesuai dengan

ajaran agama Islam, Misalnya yaitu: mendidik anak untuk berlaku

Page 103: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

88

benar, dapat dipercaya, mendidik anak untuk melakukan kebiasaan-

kebiasaan yang lebih menghormati, menjauhi perbuatan yang tercela,

sopan santun dalam berperilaku dan lain-lain.

Pendidikan moral (akhlak) yang diberikan kepada anak asuh

diterapkan pada kehidupan sehari-hari anak asuh. Kebiasaan-kebiasaan

baik yang dilakukan anak asuh misalnya: adap sopan santun dalam

bergaul baik dengan teman maupun dengan masyarakat, berbicara

dengan halus dan sopan dengan orang lain misalnya, berbicara dengan

orang yang lebih tua menggunakan bahasa krama inggil (bahasa jawa

halus). Dalam menjalankan aktifitas sehari-hari di asrama panti asuhan

dibiasakan untuk tolong menolong dalam segala hal, baik dalam

mengerjakan tugas harian ataupun belajar anak asuh yang lebih dewasa

membimbing anak asuh yang lebih kecil. Setiap anak asuh harus pamit

atau meminta izin kepada ibu asrama atau pengasuh jika akan pergi atau

akan pulang ke rumah. Dalam bergaul dengan orang lain atau

masyarakat sopan santun anak asuh selalu dijaga, misalnya anak asuh

yang sedang bertugas untuk menarik uang sumbangan donatur tiap

bulan harus dengan “unggah-ungguh” yang baik, sopan dalam

berbicara, mengucapkan salam terlebih dahulu sebelum masuk ke

rumah dan lain-lain.

Menghindari perbuatan yang tercela, misalnya: berbohong,

mencuri, membolos sekolah, serta perbuatan-perbuatan tercela lainnya.

Untuk menghindari perbuatan-perbuatan tersebut pengasuh

Page 104: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

89

mengajarkan dan sangat menekankan kejujuran, karena dengan

kejujuran anak asuh akan bisa bertanggung jawab dengan apa yang

diucapkan serta apa yang dilakukannya. Selain mengajarkan pendidikan

moral secara teori (melalui pengajian) pengurus juga memberikan

contoh yang nyata dengan tingkah laku dan perbuatan-perbuatan yang

baik dan terpuji.

3. Keterampilan-Keterampilan yang diberikan Kepada Anak yatim

Anak-anak yatim di panti asuhan selain mendapatkan

pendidikan agama, pendidikan moral (akhlak) dan pendidikan formal

(sekolah) juga mendapatkan berbagai macam keterampilan. Dengan

kecakapan yang dimiliki anak asuh diharapkan mereka akan dapat

hidup mandiri dengan bekerja sesuai dengan keterampilan dan bakat

yang mereka miliki setelah keluar dari panti asuhan.

Keterampilan-keterampilan yang diberikan kepada anak asuh

meliputi: keterampilan membuat kerajinan tangan, keterampilan

menjahit dan kesenian. Keterampilan yang diajarkan kepada anak asuh

disampaikan oleh pembimbing yang sudah ditunjuk oleh pihak panti

asuhan yang disesuaikan dengan bidang keahliannya masing-masing.

Keterampilan membuat kerajinan tangan misalnya, membuat bros

kerudung, hasil dari kerajinan tangan tersebut ada yang di jual dan ada

juga sebagian yang dipakai sendiri oleh anak-anak asuh. Kesenian

misalnya marching band dan rebana.

Page 105: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

90

Anak merupakan bagian yang terpenting dalam kelangsungan hidup

manusia. Karena anak sebagai generasi penerus dalam suatu lembaga. Sejak

lahir anak diperkenalkan dengan pranata, aturan, norma, dan nilai-nilai

budaya yang berlaku melalui pembinaan yang diberikan oleh orang tua

dalam keluarga. Proses sosialisasi pertama kali terjadi dalam lingkungan

keluarga melalui pembinaan anak yang diberikan oleh orang tuanya. Di sini

pembinaan anak sebagai bagian dari proses sosialisasi yang paling penting

dan mendasar karena fungsi utama pembinaan anak adalah mempersiapkan

anak menjadi warga masyarakat yang mandiri.

Keutuhan keluarga sangat diperlukan dan penting dalam

pendewasaan anak. Kehadiran orang tua memungkinkan adanya rasa

kebersamaan sehingga memudahkan orang tua mewariskan nilai-nilai moral

yang dipatuhi dan ditaati dalam berperilaku, sehingga anak dapat tumbuh

dan berkembang menjadi manusia yang mandiri. Oleh karena itu, mereka

membutuhkan pertolongan dari orang dewasa yaitu melalui pendidikan dan

pelatihan dalam hal ini adalah keluarga, terutama orang tua.

Pada saat ini peran orang tua dan peran respon dari lingkungan

sangat diperlukan bagi anak sebagai “penguat” untuk setiap perilaku yang

telah dilakukannya. Berbeda halnya dengan anak yatim, adanya

disorganisasi keluarga dalam hal ini tidak adanya ayah dalam keluarganya

membuat anak menjadi kurang perhatian dan pendidikan terabaikan.

Peran ayah dalam keluarga sangatlah penting dalam membentuk

kemandirian belajar anak. Tanpa mengesampingkan peran ibu yang juga

Page 106: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

91

penting. Seorang ayah sebagai kepala keluarga sekaligus pengambil

keputusan utama memiliki posisi penting dalam mendidik anak. Seorang

anak yang dibimbing oleh ayah akan cenderung berkembang menjadi anak

yang lebih kuat, memiliki pengendalian emosional dan perilaku kemandirian

belajar yang lebih baik dibandingkan anak yang tidak memiliki ayah. Dalam

sebuah keluarga ayah memainkan peranan sebagai: (1) Provider (penyedia

dan pemberi fasilitas), (2) Protector (pemberi perlindungan), (3) decision

maker (pembuat keputusan), (4) child spesialiser and edukator (pendidik

dan yang menjadikan anak sosial) dan (5) Nartured Mother (pendamping

ibu), (Dagun, 2002:12-17).

Anak yatim tidak bisa merasakan peran ayah karena mereka tidak

mempunyai ayah mereka membutuhkan sosok lain yang bisa menggantikan

peran ayah dalam keluarganya. Salah satu cara yang dilakukan agar anak

yatim tetap dalam pengasuhan adalah dengan menampung anak-anak

tersebut ke dalam suatu wadah, yaitu panti asuhan guna membantu

meningkatkan kesejahteraan anak dengan cara mendidik, merawat,

membimbing, mengarahkan dan memberikan keterampilan-keterampilan

seperti yang diberikan oleh orang tua dalam keluarga.

Para pengurus menerapkan cara-cara tertentu dalam pembentukan

kemandirian belajar anak asuh agar mereka menjadi pribadi yang mandiri

sehingga mereka memiliki pengalaman yang nantinya akan dijadikan

pedoman bagi mereka agar kelak mereka hidup di dalam lingkungan

masyarakat dan mendapatkan suatu bekal yaitu dalam bentuk pendidikan

Page 107: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

92

yang diberikan dengan cara memberi suatu pengertian sejak dini lalu dilatih

secara berulang-ulang kemudian menjadi kebiasaan dan akhirnya

membudaya. Penanaman kemandirian belajar juga disesuaikan dengan

jenjang sekolah anak asuh. Sesuai yang dituturkan oleh Ibu En selaku ketua

Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang sebagai berikut:

Anak usia SD atau yang baru datang, dia kan belum bisa

cuci piring, cuci baju, nyetrika, ngepel, bersih-bersih panti

lah. Pengurus mendampingi mereka kalau mereka capek

istirahat terus besoknya mulai lagi begitu seterusnya

sampai mereka bisa, kalau SMP yang pertama harus

membimbing adik-adiknya dan membantu adik-adiknya

yang butuh bantuan, mereka sudah mulai kita aktifkan

pada kegiatan dan keterampilan-keterampilan yang ada

disini, kalau yang SMA sama tugasnya membimbing dan

membantu adik-adiknya sekaligus sebagai panutan adik-

adiknya terus kegiatan kita sarankan supaya lebih aktif

tapi kalau keterampilan mereka kita sarankan supaya

fokus pada salah satu bidang biar bisa bener-bener ahli di

bidang tersebut, kalau bisa semua sih tidak apa-apa ntar

malah tidak bisa semua gara-gara tidak fokus (20

November 2016).

Penanaman nilai kemandirian belajar di panti dilakukan dengan cara

membangun kesadaran anak asuh bahwa panti merupakan milik mereka

sendiri dan segala pemenuhan kebutuhan menjadi tanggung jawab mereka

sendiri, panti asuhan hanya memfasilitasi. Anak asuh mencuci pakaian

sendiri, menyetrika baju sendiri, ketika mereka membutuhkan uang panti

asuhan memfasilitasi kebutuhan tersebut. Sesuai dengan tuturan Ibu En

salah satu pengurus di Panti Asuhan Putri Aisyiyah sebagai berikut:

Penanaman nilai kemandirian belajar dilakukan dengan

menyelesaikan segala persoalan kebutuhan mereka

sendiri, rumah ini, panti ini mereka yang merawat ada

jadwal-jadwal kegiatan sehari-hari. Jadi mengajarinya

Page 108: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

93

tidak kamu harus begini begitu tapi mereka sudah tau,

saya harus begini saya harus begitu, nyuci baju sendiri

apa-apa sendiri pokoknya menyelesaikan semua persoalan

sendiri, pengurus hanya memfasilitasi, kamu butuhnya

uang untuk transport, butuh sabun disiapkan sabun, butuh

makan disiapkan makan tapi bagaimana bajunya harus

bersih, bagaimana mereka berangkat mereka harus

mengaturnya sendiri (pada tanggal 20 November2016).

Adanya peraturan dan tata tertib serta jadwal keseharian membuat

anak menjadi disiplin sehingga tidak bersikap kekanak-kanakan yang terus

mengandalkan bantuan orang lain. Mereka sudah mengerti apa yang harus

mereka kerjakan untuk kehidupan mereka di panti tanpa harus meminta

bantuan orang lain. Peraturan yang ada dijalankan dengan tertib dan tegas

oleh pengurus Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang seperti yang dituturkan

oleh Ibu En selaku ketua Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang,

peraturannya sebagai berikut:

Dulu juga pernah ada anak yang bilangnya pulang ke

rumah tetapi setelah saya menghubungi rumahnya

ternyata dia tidak di rumah, setelah kembali di panti saya

panggil dia sambil tak suruh bantu-bantu membersihkan

ruangan, saya nasehati dia kasih peringatan. Apabila dia

mengulanginya lagi maka saya kembalikan ke walinya

saja. Anak itu terus meminta maaf dan berjanji tidak akan

mengulanginya lagi. Terus biasanya kalau ada anak asuh

yang bolos sekolah, malam harinya saya panggil datang

ke ruangan pengurus biar tidak malu sama teman-

temannya, saya beri nasehat dan arahan supaya tidak

mengulangi lagi terus uang sakunya untuk sementara

waktu tidak saya berikan dulu, supaya anaknya kapok

(pada tanggal 20 November 2016).

Penanaman kemandirian belajar juga dilakukan dengan cara

memberikan keterampilan yang nantinya membuat mereka bisa mencari

penghidupan sendiri tanpa tergantung kepada orang lain. Sesuai dengan

Page 109: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

94

tuturan Bpk Sy salah satu pengurus Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang

sebagai berikut:

Di sini mereka kita beri bermacam-macam keterampilan,

biasanya kesenian dan menjahit. Kita selama ini belum

pernah kerjasama dengan lembaga-lembaga penyalur

kerja paling Cuma menyarankan kamu sebaiknya ke sini

apa suruh kita bantu-bantu buat jadi karyawan kita tapi itu

untuk yang sudah pintar dalam bidangnya. Biasanya kita

sarankan begitu. Contoh lainnya seperti ketika mereka tak

suruh untuk belajar kesenian, agar kelak ketika mereka

suah keluar dari panti dapat memliki keahlian dalam

bidang seni. Jadi, kegiatan ini saya maksudkan untuk

melatih kemandirian anak, biar mereka tahu kalau anak

panti itu harus memiliki keahlian yang nantinya berguna

untuk masa depannya kelak. (pada tanggal 20 November

2016).

Berbagai keterampilan yang diberikan kepada anak asuh diharapkan

mereka mempunyai bekal keahlian dalam bidang-bidang tertentu sehingga

mereka bisa menggunakan keahliannya tersebut untuk kehidupannya

setelah keluar dari Panti Asuhan Putri Aisyiyah. Anak asuh juga harus

mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman-teman mereka.

Kemampuan seorang anak dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial,

serta mampu melakukan penyesuaian diri dengan baik akan mendukung

pribadi yang bertanggung jawab mempunyai perasaan aman dan mampu

menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi dengan tidak mudah

menyerah akan mendukung perilaku mandiri. Sesuai dengan tuturan Ibu En

salah satu pengurus di Panti Asuhan Putri Aisyiyah sebagai berikut:

Hubungan anak yatim dengan teman-teman lain yang

tinggal di panti baik, mereka saling melengkapi, kadang

kalau teman-temannya membutuhkan pertolongan mereka

siap membantu, mungkin ada satu atau dua anak yang

Page 110: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

95

belum perduli dengan teman-temannya karna mungkin

anaknya pendiam atau cuek jadi mereka bingung

membantunya bagaimana, tapi kita usahakan mereka

berbaur saling melengkapi tanpa harus melihat status anak

di panti dengan memberi pengarahan bahwa kita semua

tinggal di asrama ini bersaudara tanpa memandang status,

hubungan antara pengurus dan anak asuh saling tolong

menolong dan anak asuh menghormati pengurus untuk

kepentingan bersama (pada tanggal 23 November 2016).

Menurut pandangan pengurus di Panti Asuhan Putri Aisyiyah, anak-

anak yatim Panti Asuhan Putri Aisyiyah mempunyai hubungan yang baik

kepada semua anggota yang tinggal di asrama karena menunjukkan

keramahan dan keberanian dalam bergaul tanpa diliputi rasa rendah diri.

Selain itu, mereka juga sopan dan menggunakan bahasa yang halus dalam

berbicara. Ini dibuktikan dengan contoh ketika berbicara dengan seluruh

pengurus biasanya anak menggunakan bahasa yang halus dan berperilaku

sopan. Mereka mengaplikasikan langsung pendidikan yang mereka

dapatkan di panti untuk menolong teman-temannya atau orang yang

membutuhkan pertolongannya. Namun, masih ada anak yatim panti yang

kurang mampu untuk berinteraksi dengan pengurus karena terlalu pendiam,

rendah diri dan penakut serta belum dewasa tingkat berfikirnya.

Selain itu kepribadian pengurus juga menjadi alasan anak asuh

memiliki bahasa yang halus dan perilaku yang sopan. Pengurus panti

asuhan putri Aisyiyah Tuntang memiliki suri tauladan dan budi pekerti baik

yang sangat patut ditiru oleh anak asuh, dengan adanya pengurus yang

memiliki kepribadian baik itulah tidak heran apabila ternyata anak asuh

memiliki hal yang serupa.

Page 111: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

96

Sesuai dengan tuturan Bpk Sy salah satu pengurus di Panti Asuhan

Putri Aisyiyah sebagai berikut:

Anak-anak panti sini bagus mbak, ramah sopan sama

semua pengurus, mereka gampang banget bergaul sama

semua pengurus tidak isinan lah, ditanya jawabnya pakai

bahasa kromo, anak-anaknya kepenakan artinya kalau ada

yang sambat minta tolong mereka siap membantu. Tapi

ya tidak semuanya begitu ada yang beberapa satu dua

anak yang susah buat bergaul sama pengurus, ketemu

tidak mau nyapa, mungkin anaknya memang pendiam apa

pemalu (pada tanggal 23 November 2016).

Di dalam panti mereka juga dituntut untuk menyelesaikan masalah

mereka sendiri kalau tidak bisa baru meminta bantuan sama orang lain.

Sesuai dengan tuturan Ibu En salah satu pengurus di Panti Asuhan Putri

Aisyiyah sebagai berikut:

Biasanya kalau ada yang mengalami kesulitan anak yang

kecil minta bantuan yang gede kalau yang gede tidak bisa

ya kita tanya sama mbah google mbak, hehe. Yang

namanya anak mesti pernah punya kasus nggak mungkin

sempurna sekali, dipanggil orang tuanya kita pengurus

yang datang, tapi kita kalau dipanggil nggak mau datang,

kita suruh wali anaknya yang datang karena kita tahunya

si anak sekolah. Lha udah berangkat sih dari sini. Saya

suruh orang tuanya atau walinya untuk mengurusi

semuanya, biar menjadi shock terapi. Saya kira ini

merupakan pembelajaran yang luar biasa untuk si anak

(Pada tanggal 23 November 2016).

Pernyataan itu dipertegas Rq, salah satu anak asuh di Panti Asuhan

Putri Aisyiyah sebagai berikut:

Kita disini disuruh untuk menyelesaikan masalah kita

sendiri mbak, kalau ada masalah sama teman kita harus

menyelesaikan secepat mungkin dan jangan sampai

pengurus turut campur dalam masalah ini. Kalau bingung

ngadepi masalah biasanya kita minta bantuan teman dulu

biasane mbak-mbakku kalau mbak-mbakku nggak bisa

Page 112: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

97

kita minta saran sama pengurus, contohe dulu saya pas

milih jurusan di SMA saya bingung mau milih jurusan IA

atau IS terus dikasih masukan sama mereka kalau di IA tu

begini kalau di IS itu begini (Pada tanggal 23 November

2016).

Tujuan dari anak yatim menyelesaikan masalah mereka adalah

untuk mencapai tanggung jawab sosial. Hakikat tugas ini adalah agar anak

yatim mempunyai rasa tanggung jawab dalam kehidupan masyarakat dan

bangsa dengan selalu memperhitungkan nilai-nilai sosial dalam tingkah

lakunya secara pribadi. Intelegensi ditunjukkan dengan kemampuan untuk

mengatasi berbagai masalah yang dihadapi.

Menurut Ibu En pengurus mengupayakan pembentukan

kemandirian belajar yang akan diberikan kepada anak asuh mencakup hal-

hal sebagai berikut:

1. Setiap kegiatan belajar yang akan dilaksanakan di panti asuhan harus

berdasarkan hasil musyawarah antara pengurus dan anak asuh.

Tujuannya agar pembelajaran menghasilkan suatu kondisi yang

kondusif. Setiap keputusan yang diambil harus berdasarkan

kepentingan bersama.

2. Di Panti Asuhan Putri Aisyiyah kegiatan belajar yang akan

dilaksanakan terlebih dahulu dimusyawarahkan antara pengurus dan

anak asuh tentang materi yang akan dipelajari. Materi belajar bukan

semata-mata ditentukan oleh pengurus, anak asuh diberikan

kesempatan untuk menentukan materi belajar yang mereka inginkan.

Page 113: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

98

3. Setiap anak asuh harus diberikan kesempatan untuk meningkatkan

potensi yang dimilikinya sehingga setiap anak asuh dapat membantu

mengembangkan dirinya untuk berkembang sesuai dengan kapasitas

yang dimilikinya. Prinsip ini akan menumbuhkan kemandirian belajar

pada anak asuh untuk melakukan sesuatu keputusan tanpa

ketergantungan pada pihak lain.

4. Pembelajaran yang diberikan di Panti Asuhan Putri Aisyiyah

diupayakan dapat memberikan kesempatan kepada anak asuh untuk

mengembangkan kemampuan dirinya sesuai dengan kemampuan

masing-masing anak asuh. Misalnya, anak asuh yang mempunyai minat

menjahit maka lebih cenderung fokus pada menjahit dibandingkan

dengan kegiatan yang lainnya. Demikian pula yang mempunyai

kemampuan dan berminat dalam bidang drum band, kegiatan

belajarnya akan disesuaikan dengan minatnya dalam bidang drum

band, sedangkan anak asuh yang mempunyai kemampuan dan berminat

dalam bidang memasak kegiatan belajar disesuaikan dengan kegiatan

yang sesuai, demikian selanjutnya sesuai dengan kemampuan dan

minat yang dimiliki anak asuh.

5. Setiap anak asuh harus diberi kesempatan untuk menjadi pemimpin

dalam berbagai kegiatan. Ini dilakukan untuk melatih anak asuh

menjadi berani, menimbulkan kepercayaan diri anak asuh dan

diharapkan menjadi pemimpin di lingkungan masyarakat kelak.

Page 114: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

99

6. Dalam pembentukan kemandirian belajar anak asuh, pengurus tidak

bekerja sendiri, akan tetapi dengan melibatkan berbagai elemen

masyarakat, seperti petugas kesehatan, organisasi Muhammadiyah,

pemerintah kabupaten, Dinas sosial, dll. Masing-masing dari yang

dilibatkan dalam membelajarkan anak asuh memberikan pelayanan

kepada anak asuh yang berbeda. Misal, petugas kesehatan satu bulan

sekali mengecek kesehatan anak asuh dan memberikan pengarahan

kepada mereka untuk selalu menjaga kebersihan baik kebersihan badan

maupun lingkungan.

7. Anak asuh dengan karakter yang berbeda diarahkan untuk saling

menerima perbedaan tersebut. Anak asuh diharapkan dapat saling

berbagi dalam hal apapun. Masing-masing anak asuh mempunyai

karakter berbeda, tidak semua anak asuh memiliki kecerdasan emosi

dan sosial yang sama, ada diantara mereka sulit berinteraksi terhadap

teman-temannya, belum mampu menyesuaikan diri dengan baik, serta

kurangnya tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan yang

dihadapi, oleh karenanya dalam memberikan bimbingan kepada anak

asuh diarahkan agar anak asuh bisa saling menghargai, menghormati,

dan mampu menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi dengan

baik.

8. Prinsip belajar terus menerus harus memberikan kesempatan kepada

anak asuh untuk terus belajar sesuai dengan kebutuhannya.

Konsekuensinya, kegiatan belajar harus merangsang anak asuh untuk

Page 115: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

100

dapat memahami proses pembelajaran, bukan hanya sesaat tetapi dapat

bermakna jika dilaksanakan dalam jangka waktu yang lama. Kegiatan

belajar di Panti Asuhan Aisyiyah dirancang agar anak asuh menjadi

pembelajar mandiri materi yang dipelajari harus sesuai dengan minat

dan dibutuhkan oleh anak asuh. Anak asuh akan merasa rugi apabila

tidak mengikuti kegiatan yang diajarkan oleh pengurus.

C. Hambatan Yang Diperoleh Dalam Pembentukan Kemandirian

Belajar Anak Yatim Putri di Panti Asuhan Aisyiyah Kecamatan

Tuntang Kabupaten Semarang

Panti asuhan dalam memberikan kemandirian belajar kepada anak

asuh bukan tanpa hambatan. Menurut Ibu EN beberapa hambatan yang

dialami oleh panti asuhan diantaranya:

1. Kekurangpahaman anak asuh dalam menerima materi belajar. Anak

asuh sering berpura-pura sudah mengerti tentang materi belajar yang

disampaikan oleh pengurus, padahal sebenarnya belum mengerti.

Sebagai contoh, ketika guru pembimbing fiqih mempraktekkan cara

berwudhu yang baik, anak asuh menganggap sudah bisa dan tidak

memperhatikan, ketika mereka disuruh mempraktekkannya kembali

ternyata belum sempurna wudhunya.

2. Ketidakhadiran pengajar sering menjadikan hambatan dalam proses

pembelajaran, seperti halnya ketika musim hujan biasanya pengajar

Page 116: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

101

yang tidak bermukim di asrama tidak hadir, sehingga waktu anak asuh

yang seharusnya melakukan kegiatan menjadi terhambat.

3. Banyaknya aktifitas anak asuh di sekolah menjadikan mereka

terkadang pulang ke asrama dengan tidak tepat waktu, sehingga ketika

kegiatan belajar berlangsung mereka terlambat atau bahkan tidak

mengikuti kegiatan belajar tersebut.

Page 117: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

102

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai upaya pembentukan

kemandirian belajar di Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang Kabupaten

Semarang, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perkembangan sosio-emosional dan kemandirian belajar anak yatim

putri panti asuhan Aisyiyah Tuntang sudah cukup baik, tetapi perlu

dikembangkan terus-menerus. Perkembangan sosio-emosionalnya

dapat dijelaskan secara ringkas sebagai berikut:

a. Kondisi sosio-emosional anak yatim usia 6-12 (anak-anak)

1) Kondisi emosional

Pada usia ini perkembangan emosional anak belum stabil,

disebabkan karena lingkungan. Keadaan yang menyebabkan

ketidakstabilan adalah penyesuaian diri pada situasi baru yang

ada dikehidupannya.

2) Kondisi sosial

Kondisi sosial pada masa ini adalah pencapaian kematangan

dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial pada anak usia

ini ditandai dengan adanya perluasan hubungan, di samping

dengan keluarga juga dia mulai membentuk ikatan baru dengan

teman sebaya, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya telah

bertambah luas. Anak yatim putri panti asuhan Aisyiyah

Page 118: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

103

Tuntang mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri

sendiri kepada lingkungan dan teman-temannya, sehingga

terbentuknya kematangan perkembangan sosial pada diri anak.

b. Kondisi sosio-emosional anak yatim usia 13-18 (remaja)

1) Kondisi emosional

Kondisi emosional pada remaja anak yatim di panti asuhan

putri Aisyiyah Tuntang mereka tidak lagi mengungkapkan

amarah yang meledak-ledak, tetapi ia sudah dapat menahan

emosinya. Dengan demikian anak asuh mengabaikan banyak

rangsangan yang tadinya dapat menimbulkan ledakan emosi.

Akhirnya, anak asuh yang emosinya matang memberikan

reaksi emosional yang stabil, tidak berubah-ubah dari satu

emosi atau suasana hati ke suasana hati yang lain.

2) Kondisi sosial

Kehidupan remaja pada umumnya berusaha untuk menemukan

jati dirinya, sehingga remaja tersebut terdorong untuk

berinteraksi sosial dengan orang lain guna memahami karakter

individu yang menyangkut pribadinya maupun pribadi orang

lain. Perkembangan sosial pada anak yatim putri panti asuhan

Aisyiyah Tuntang ditandai dengan banyaknya kegiatan sosial

yang diikutinya, sehingga anak asuh dapat menilai karakter

sosial teman-temannya. Dengan banyaknya kegiatan sosial

yang dilakukan, maka wawasan sosial semakin membaik

Page 119: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

104

bertambah. Sehingga anak asuh dapat menilai teman-temannya

dengan lebih baik, penyesuaian diri dalam situasi sosial

bertambah baik dan pertengkarang menjadi berkurang. Dengan

demikian anak asuh memiliki kepercayaan diri yang

diungkapkan melalui sikap yang tenang dan seimbang dalam

permasalahan sosial.

2. Upaya yang dilakukan pengurus dalam pembentukan kemandirian

belajar anak yatim di panti asuhan putri Aisyiyah Tuntang

Upaya panti untuk membentuk kemandirian anak yatim putri ada

berbagai cara yaitu dengan memberikan pendidikan agama Islam dan

keterampilan kepada anak yatim putri sebagai usaha untuk

menciptakan pribadi yang mandiri dan mempunyai kecakapan hidup

(life skill) dengan harapan anak yatim putri agar dapat meraih masa

depan yang lebih baik. Adapun pendidikan dan keterampilan yang

diberikan kepada anak yatim putri sebagai berikut:

a. Pendidikan agama Islam

Pendidikan agama harus diberikan dan diajarkan kepada anak sejak

dini, karena agama merupakan pegangan dan pedoman hidup

manusia. Pendidikan agama Islam yang diberikan meliputi aqidah

dan akhlak, karena pendidikan akhlak sangatlah penting bagi

kehidupan anak sebagai pondasi sekaligus bekal bagi kehidupan

anak ke depannya. Selain mengajarkan pendidikan moral secara

teori (melalui pengajian) pengurus juga memberikan contoh yang

Page 120: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

105

nyata dengan tingkah laku dan perbuatan-perbuatan yang baik dan

terpuji.

b. Keterampilan

Anak yatim putri di panti asuhan selain mendapatkan pendidikan

agama, pendidikan moral (akhlak) dan pendidikan formal (sekolah)

juga mendapatkan berbagai macam keterampilan. Adapun tujuan

dari keterampilan anak yatim putri adalah dengan adanya

kecakapan yang dimiliki anak asuh diharapkan mereka dapat hidup

mandiri dengan bekerja sesuai dengan keterampilan dan bakat yang

mereka miliki setelah keluar dari panti asuhan. Di sini pembinaan

anak sebagai bagian dari proses sosialisasi yang paling penting dan

mendasar karena fungsi utama pembinaan anak adalah

mempersiapkan anak menjadi warga masyarakat yang mandiri.

3. Hambatan yang diperoleh pengurus dalam pembentukan kemandirian

belajar anak yatim di panti asuhan putri Aisyiyah Tuntang antara lain:

a. Kurangnya pemahaman pada anak yatim putri dalam menerima

materi belajar

b. Ketidakhadiran pengajar menjadikan hambatan dalam proses

pembelajaran

c. Kurangnya efisiensi waktu dalam beraktifitas sehingga anak yatim

putri seringkali kegiatan yang ada di panti asuhan tersita dengan

kegiatan yang ada di sekolahan. Dengan adanya hambatan tersebut,

Page 121: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

106

pengurus panti belum bisa sepenuhnya menuntaskan, sehingga

kurang terbentuknya kemandirian belajar yang sempurna.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang penulis uraikan di atas, maka

penulis mengajukan beberapa saran guna perkembangan selanjutnya

kearah yang lebih baik, kepada:

1. Pengurus Yayasan Aisyiyah Tuntang diharapkan dapat meningkatkan

profesionalitasnya agar mampu membimbing anak yatim putri dan

mencetak anak yatim putri yang lebih mandiri dan berkwalitas.

2. Anak yatim putri panti asuhan Aisyiyah Tuntang hendaknya lebih giat,

sungguh-sungguh, dan tekun dalam belajar baik di panti maupun di

sekolah formal dan mematuhi semua tata tertib dan aturan yang ada

dalam panti asuhan, karena semua itu untuk kebaikan anak asuh.

3. Pihak keluarga diharapkan untuk lebih memperhatikan tumbuh

kembang anak yang dititipkan di panti asuhan dengan ikut berperan

aktif dengan pengurus dalam merawat dan mendidik anak, sehingga

cita-cita untuk mewujudkan anak yang cerdas dan berakhlaqul karimah

dapat terwujud, karena bagaimanapun juga keluarga adalah pihak yang

bertanggung jawab atas kehidupan anak.

4. Pemerintah diharapkan lebih memperhatikan nasib anak-anak yang

kurang beruntung serta mengambil kebijakan guna meningkatkan

pendidikan, kelayakan dan kesejahteraan anak-anak, khususnya anak

yatim yang hidup di panti asuhan.

Page 122: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

107

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi. 2003. Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Aditya

Media

Ali, M. & Asrori, M. 2005, Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik,

Jakarta: Bumi Aksara.

Anung, H. 2005. Belajar Mandiri: Konsep dan Penerapannya Dalam Sistem

Pendidikan Dan Pelatihan Terbuka/Jarak Jauh, Jakarta : Seamolec.

Azizi, D. A. 1996 Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta: PT Iektiar Baru Van Hoeve

Chabib, T. 1996 Kapita Selekta Pendidikan Islam,Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dagun, SM. 2002. Psikologi Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta

Dawud, S. A. no. 2.873, Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 10 (Tahun

VIII/125H/2004)

Departemen Agama RI, 2010. Al-Qur’an dan Terjemahan. Jakarta : Departemen

Agama RI.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2005 Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka,

Departemen Sosial Republik Indonesia. 2004. Pedoman Penyelenggaraan

Pembinaan Kesejahteraan Panti Asuhan. Jakarta: Balai Pustaka

Departemen Sosial RI. 2004. Pedoman Penyelenggaraan Pembinaan

Kesejahteraan Panti Asuhan. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Page 123: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

108

Desmita, 2009 Perkembangan Peserta Didik : Panduan Bagi Orang Tua Dan

Guru Dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA,

Bandung: Rosdakarya,

Elizabeth, H. B. 1996 Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Gunarsa, S. D. & Gunarsa, Y. S. D. 1989 Psikologi Perkembangan Anak dan

Remaja, Jakarta: Gunung Mulia.

Hadits Riwayat Shahih Bukhari no. 4998 dan 5659

Herman, H. 1994 Murid Belajar Mandiri, Bandung: Rosdakarya,

Kartono, K. 1996, Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju

Kemp, J. E. 1994. Proses Perencanaan Mengajar, Bandung : ITB

Moleong, L. J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosda karya Offset.

Muntaha, 2012. Pendidikan Kemandirian Anak-Anak Yatim Piatu Panti Asuhan

Darul Hadlanah Blotongan Salatiga. Skripsi tidak diterbitkan. Salatiga :

Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

Nasution S, 1996. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Tarsito

Nur, Habib. 2009. Pembinaan Akhlak Anak Asuh di Panti Asuhan Yatim Piatu

Putra Islam An-Nur Bantulkarang Ringinharjo Bantul. Skripsi tidak

diterbitkan. Yogyakarta : Jurusan Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga.

Peter Salim & Yenny Salim, 1991 Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer,

Jakarta: Modern English

Putri, A. 2015. Upaya Pembinaan Kemandirian di Panti Asuhan Untuk

Mempersiapkan Masa Depan. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta :

Jurusan Sosiologi UIN Sunan Kalijaga.

Page 124: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

109

Sugiono, 2006. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta.

Syaltut, M. 1990, Tafsir Al-Qur’anul Karim, Bandug: CV. Diponegoro.

Syaodih, S. N. 2008 Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya,

Thursan, H. 2002 Belajar Secara Efektif, Jakarta: Pustaka pembangunan Swadaya

Nusantara

Yusuf LN, S. 2001. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:

Rosdakarya

Dokumen :

Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 Tentang Perlindungan Anak

Undang-Undang No. 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak

Page 125: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

110

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lukluum Maknun

Tempat Tanggal Lahir : Tuntang, 22 Desember 1994

Alamat : Jl.Jawa No.8 Rt 01/Rw03 Krajan Jombor Kec.

Tuntang Kab. Semarang

Pendidikan : 1. RA Jombor 2000

2. MI Ma’arif Jombor 2006

3. MTs Sunan Pandanaran Jogjakarta 2009

4. MA Sunan Pandanaran Jogjakarta 2012

Demikian daftar biodata saya buat dengan sebenar-benarnya.

Tuntang, 20 Februari 2017

Yang bersangkutan,

LukluumMaknun

NIM. 111-12-245

Page 126: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

111

PEDOMAN WAWANCARA

UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM

PUTRI DI PANTI ASUHAN AISYIYAH TUNTANG KABUPATEN

SEMARANG

A. Identitas Informan

a. Nama :

b. Umur :

c. Pekerjaan :

d. Pendidikan Terakhir :

B. Pertanyaan

1. ANAK YATIM PUTRI

a) Kenapa anda bisa tinggal di panti?

b) Apakah aktivitas anda sehari-hari setelah pulang sekolah?

c) Bagaimana perbedaan aktivitas anda sehari-hari di panti dengan di

rumah?

d) Adakah perubahan yang anda rasakan selama tinggal di panti?

e) Apa pengalaman yang anda peroleh selama tinggal di panti?

f) Adakah manfaat yang anda dapatkan selama kamu tinggal di panti?

2. PENGURUS PANTI ASUHAN AISYIYAH

a) Bagaimana latar belakang dan sejarah berdirinya yayasan Aisyiyah?

b) Apakah Visi dan Misi Yayasan Aisyiyah?

c) Apa bimbingan pendidikan yang dilakukan dalam rangka

meningkatkan kemandirian terhadap anak yatim?

d) Apakah bimbingan yang dilakukan mempengaruhi kemandirian anak

yatim tersebut?

e) Materi keterampilan apa saja yang diajarkan di Yayasan Aisyiyah?

f) Upaya apa yang dilakukan pihak Yayasan Aisyiyah untuk lebih

meningkatkan keterampilan bagi anak yatim?

Page 127: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

112

TRANSKIP WAWANCARA

UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN ANAK YATIM PUTRI PANTI

ASUHAN AISYIYAH TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

A. Identitas Informan

a. Nama : Putri

b. Umur : 7 tahun

c. Pekerjaan : Pelajar

d. Pendidikan Terakhir : -

B. Pertanyaan

1. ANAK YATIM PUTRI

a. Kenapa anda bisa tinggal di panti?

Pi berasal dari aceh, Bencana alamlah yang menjadikan Pi

ditinggalkan ayahnya untuk selama-lamanya. Setelah terjadinya

Bencana alam ibunda menitipkan Pi di tempat neneknya di kota

Semarang. Dikarenakan ibunda Pi bekerja menjadi TKI di

Malaysia, nenek Pi pun sudah renta dan tidak bisa memenuhi

kebutuhan sekolah Pi, akhirnya ibunda dengan berat hati

menitipkan Pi kepada panti guna untuk mendapatkan kesejahteraan

dan ilmu yang bermanfaat.

b. Apakah aktivitas anda sehari-hari setelah pulang sekolah?

Istirahat, solat dan makan.

c. Bagaimana perbedaan aktivitas anda sehari-hari di panti dengan di

rumah?

Kalau di rumah tidak ada yang menjaga, sedangkan di panti asuhan

banyak temannya dan ada yang menjaga.

d. Adakah perubahan yang anda rasakan selama tinggal di panti?

Ada, keberanian saya muncul setelah tinggal di panti, karena

Page 128: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

113

e. Apa pengalaman yang anda peroleh selama tinggal di panti?banyak

teman sebaya yang menjadikan saya berani.

f. Adakah keluarga yang pernah berkunjung selama tinggal di panti?

Ya, nenek saya 1 bulan sekali selalu berkunjung ke panti asuhan

untuk menjenguk saya.

g. Apakah manfaat yang anda dapatkan selama kamu tinggal di panti?

Mendapatkan kesejahteraan dan ilmu yang bermanfaat.

2. PENGURUS PANTI ASUHAN AISYIYAH

Identitas Informan

a. Nama : Hj. Endang Sulistyorini Santo

b. Umur : 60 tahun

c. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

d. Pendidikan Terakhir : Sarjana Ekonomi

a. Bagaimana latar belakang dan sejarah berdirinya yayasan

Aisyiyah?

Panti Asuhan Aisyiyah Tuntang terletak di Jalan Raya Solo-

Semarang, tepatnya di Jalan fatmawati No. 71 Tuntang, Kab.

Semarang, yang didirikan pada tanggal 13 Oktober 1989 di bawah

naungan organisasi Sosial Keagamaan ”Aisyiyah”. Bermula dari

rumah biasa pemberian wakaf dari bapak H. Harmoni Ja’far dari

Bogor. Ketika itu anak asuhnya baru berjumlah tujuh orang.

Sedangkan Biaya asuh atau dana berasal dari donatur-donatur yang

awalnya hanya terbatas pada pengurus dan insidentil masyarakat.

Sesuai dengan perkembangan zaman dan daya tampung, akhirnya

Panti Asuhan Putri Aisyiyah dapat menampung hingga 20 anak.

Akan tetapi pada tahun 1995, hal yang tidak diinginkan terjadi.

Page 129: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

114

Panti Asuhan Putri Aisyiyah mengalami musibah kebakaran karena

konsleting arus pendek listrik pada jam 1 malam, sehingga

bangunan induk terbakar habis. Walaupun demikian, tidak ada

korban jiwa. Dan dari tahun ke tahun hingga sampai saat ini Panti

Asuhan Aisyiyah telah berhasil direnovasi kembali bahkan ada

penambahan bangunan yang nampak makin berdiri kokoh dan

cukup memadai. Semua pembangunan itu tidak lepas dari

sumbangan para donatur dan dermawan. Tahun ini jumlah anak

yang tinggal di panti tersebut kurang lebih sekitar 82 anak.

Semuanya sekolah dari tingkat SD, SMP, SMA bahkan ada yang

kuliah.

b. Apakah Visi Misi Yayasan Aisyiyah?

Visi

Terpenuhinya hak anak yang meliputi: hak hidup, tumbuh kembang,

perlindungan dan partipasi berdasarkan tuntutan dan hadist nabi.

Misi

5) Menyelenggarakan upaya kebutuhan-kebutuhan anak baik

jasmani, rohani, mental, psikososial.

6) Memberikan perlindungan terhadap anak dari perlakuan-

perlakuan salah atau eksploitasi dan situasi yang membahayakan

anak.

7) Memberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan

anak sesuai bakat dan minatnya.

Page 130: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

115

8) Membentuk akhlakul karimah yang sesuai dengan ajaran Al-

qur’an dan Al-hadist.

c. Apa bimbingan pendidikan yang dilakukan dalam rangka

meningkatkan kemandirian terhadap anak yatim?

1. Pendidikan agama

2. Pendidikan moral

3. keterampilan

d. Apakah bimbingan yang dilakukan mempengaruhi kemandirian

anak yatim tersebut?

Iya, Adanya peraturan dan tata tertib serta jadwal keseharian

membuat anak menjadi disiplin sehingga tidak bersikap kekanak-

kanakan yang terus mengandalkan bantuan orang lain. Mereka

sudah mengerti apa yang harus mereka kerjakan untuk kehidupan

mereka di panti tanpa harus meminta bantuan orang lain.

e. Materi ketrampilan apa saja yang diajarkan di Yayasan Aisyiyah ?

Keterampilan-keterampilan yang diberikan kepada anak asuh

meliputi: keterampilan membuat kerajinan tangan, keterampilan

menjahit dan kesenian.

f. Upaya apa yang dilakukan pihak Yayasan Aisyiyah untuk lebih

meningkatkan keterampilan bagi anak yatim?

Dengan cara memberikan pendidikan agama Islam dan

keterampilan kepada anak yatim putri sebagai usaha untuk

menciptakan pribadi yang mandiri dan mempunyai kecakapan

hidup (life skill) dengan harapan anak yatim putri agar dapat

meraih masa depan yang lebih baik. Adapun pendidikan dan

keterampilan yang diberikan kepada anak yatim putri sebagai

berikut:

Page 131: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

116

1. Pendidikan agama Islam

Pendidikan agama harus diberikan dan diajarkan kepada anak

sejak dini, karena agama merupakan pegangan dan pedoman

hidup manusia. Pendidikan agama Islam yang diberikan

meliputi aqidah dan akhlak, karena pendidikan akhlak

sangatlah penting bagi kehidupan anak sebagai pondasi

sekaligus bekal bagi kehidupan anak ke depannya. Selain

mengajarkan pendidikan moral secara teori (melalui pengajian)

pengurus juga memberikan contoh yang nyata dengan tingkah

laku dan perbuatan-perbuatan yang baik dan terpuji.

2. Keterampilan

Anak yatim putri di panti asuhan selain mendapatkan

pendidikan agama, pendidikan moral (akhlak) dan pendidikan

formal (sekolah) juga mendapatkan berbagai macam

keterampilan. Adapun tujuan dari keterampilan anak yatim

putri adalah dengan adanya kecakapan yang dimiliki anak asuh

diharapkan mereka dapat hidup mandiri dengan bekerja sesuai

dengan keterampilan dan bakat yang mereka miliki setelah

keluar dari panti asuhan. Di sini pembinaan anak sebagai

bagian dari proses sosialisasi yang paling penting dan mendasar

karena fungsi utama pembinaan anak adalah mempersiapkan

anak menjadi warga masyarakat yang mandiri.

Page 132: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

117

TRANSKIP WAWANCARA

UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN ANAK YATIM PUTRI PANTI

ASUHAN AISYIYAH TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

A. Identitas Informan

a. Nama : Nia Ramadhani

b. Umur : 8 Tahun

c. Pekerjaan : Pelajar

d. Pendidikan Terakhir : -

B. Pertanyaan

1. ANAK YATIM PUTRI

a. Kenapa anda bisa tinggal di panti?

penyebab Nr tinggal di panti adalah kurangnya pengawasan dari

orang tua dalam membimbing belajar, ibundanya bekerja serabutan

berangkat pagi pulangnyapun tidak menentu, sehingga dia tinggal

di panti.

b. Apakah aktivitas anda sehari-hari setelah pulang sekolah?

Istirahat, sholat, mengerjakan PR dan makan.

c. Bagaimana perbedaan aktivitas anda sehari-hari di panti dengan di

rumah?

Sangat berbeda, ketika di rumah tidak ada yang mengawasi, karena

ibu bekerja berangkat pagi dan pulangnya tidak menentu.

d. Adakah perubahan yang anda rasakan selama tinggal di panti?

Saya mendapatkan bimbingan dan pengawasan yang baik

layaknya anak-anak pada umumnya.

e. Apa pengalaman yang anda peroleh selama tinggal di panti?

Mendapatkan perhatian dari pengurus dan juga teman-teman.

f. Adakah keluarga yang pernah berkunjung selama tinggal di panti?

Ada, ibu saya 2 bulan sekali.

g. Apakah manfaat yang anda dapatkan selama kamu tinggal di panti?

Mendapatkan bimbingan, binaan dan pengawasan yang lebih.

Page 133: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

118

2. PENGURUS PANTI ASUHAN AISYIYAH

a. Nama : Suyuti

b. Umur : 30 Tahun

c. Pekerjaan : Penjahit

d. Pendidikan Terakhir : SMA

a. Bagaimana latar belakang dan sejarah berdirinya yayasan

Aisyiyah?

Panti Asuhan Aisyiyah Tuntang terletak di Jalan Raya Solo-

Semarang, tepatnya di Jalan fatmawati No. 71 Tuntang, Kab.

Semarang, yang didirikan pada tanggal 13 Oktober 1989 di bawah

naungan organisasi Sosial Keagamaan ”Aisyiyah”. Bermula dari

rumah biasa pemberian wakaf dari bapak H. Harmoni Ja’far dari

Bogor. Ketika itu anak asuhnya baru berjumlah tujuh orang.

Sedangkan Biaya asuh atau dana berasal dari donatur-donatur yang

awalnya hanya terbatas pada pengurus dan insidentil masyarakat.

Sesuai dengan perkembangan zaman dan daya tampung, akhirnya

Panti Asuhan Putri Aisyiyah dapat menampung hingga 20 anak.

Akan tetapi pada tahun 1995, hal yang tidak diinginkan terjadi.

Panti Asuhan Putri Aisyiyah mengalami musibah kebakaran karena

konsleting arus pendek listrik pada jam 1 malam, sehingga

bangunan induk terbakar habis. Walaupun demikian, tidak ada

korban jiwa. Dan dari tahun ke tahun hingga sampai saat ini Panti

Asuhan Aisyiyah telah berhasil direnovasi kembali bahkan ada

penambahan bangunan yang nampak makin berdiri kokoh dan

cukup memadai. Semua pembangunan itu tidak lepas dari

Page 134: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

119

sumbangan para donatur dan dermawan. Tahun ini jumlah anak

yang tinggal di panti tersebut kurang lebih sekitar 82 anak.

Semuanya sekolah dari tingkat SD, SMP, SMA bahkan ada yang

kuliah.

c. Apakah Visi Misi Yayasan Aisyiyah?

Visi

Terpenuhinya hak anak yang meliputi: hak hidup, tumbuh kembang,

perlindungan dan partipasi berdasarkan tuntutan dan hadist nabi.

Misi

1) Menyelenggarakan upaya kebutuhan-kebutuhan anak baik

jasmani, rohani, mental, psikososial.

2) Memberikan perlindungan terhadap anak dari perlakuan-

perlakuan salah atau eksploitasi dan situasi yang membahayakan

anak.

3) Memberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan

anak sesuai bakat dan minatnya.

4) Membentuk akhlakul karimah yang sesuai dengan ajaran Al-

qur’an dan Al-hadist.

d. Apa bimbingan pendidikan yang dilakukan dalam rangka

meningkatkan kemandirian terhadap anak yatim?

1. Pendidikan agama

2. Pendidikan moral

3. Keterampilan

Page 135: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

120

e. Apakah bimbingan yang dilakukan mempengaruhi kemandirian

anak yatim tersebut?

Iya, Adanya peraturan dan tata tertib serta jadwal keseharian

membuat anak menjadi disiplin sehingga tidak bersikap kekanak-

kanakan yang terus mengandalkan bantuan orang lain. Mereka

sudah mengerti apa yang harus mereka kerjakan untuk kehidupan

mereka di panti tanpa harus meminta bantuan orang lain.

f. Materi ketrampilan apa saja yang diajarkan di Yayasan Aisyiyah ?

Keterampilan-keterampilan yang diberikan kepada anak asuh

meliputi: keterampilan membuat kerajinan tangan, keterampilan

menjahit dan kesenian.

g. Upaya apa yang dilakukan pihak Yayasan Aisyiyah untuk lebih

meningkatkan keterampilan bagi anak yatim?

Dengan cara memberikan pendidikan agama Islam dan

keterampilan kepada anak yatim putri sebagai usaha untuk

menciptakan pribadi yang mandiri dan mempunyai kecakapan

hidup (life skill) dengan harapan anak yatim putri agar dapat

meraih masa depan yang lebih baik. Adapun pendidikan dan

keterampilan yang diberikan kepada anak yatim putri sebagai

berikut:

1. Pendidikan agama Islam

Pendidikan agama harus diberikan dan diajarkan kepada anak

sejak dini, karena agama merupakan pegangan dan pedoman

hidup manusia. Pendidikan agama Islam yang diberikan

meliputi aqidah dan akhlak, karena pendidikan akhlak

sangatlah penting bagi kehidupan anak sebagai pondasi

sekaligus bekal bagi kehidupan anak ke depannya. Selain

Page 136: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

121

mengajarkan pendidikan moral secara teori (melalui pengajian)

pengurus juga memberikan contoh yang nyata dengan tingkah

laku dan perbuatan-perbuatan yang baik dan terpuji.

2. Keterampilan

Anak yatim putri di panti asuhan selain mendapatkan

pendidikan agama, pendidikan moral (akhlak) dan pendidikan

formal (sekolah) juga mendapatkan berbagai macam

keterampilan. Adapun tujuan dari keterampilan anak yatim

putri adalah dengan adanya kecakapan yang dimiliki anak asuh

diharapkan mereka dapat hidup mandiri dengan bekerja sesuai

dengan keterampilan dan bakat yang mereka miliki setelah

keluar dari panti asuhan. Di sini pembinaan anak sebagai

bagian dari proses sosialisasi yang paling penting dan mendasar

karena fungsi utama pembinaan anak adalah mempersiapkan

anak menjadi warga masyarakat yang mandiri.

Page 137: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

122

TRANSKIP WAWANCARA

UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN ANAK YATIM PUTRI PANTI

ASUHAN AISYIYAH TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

Identitas Informan

a. Nama :Nurul Khamidah

b. Umur : 14 tahun

c. Pekerjaan : Pelajar

d. Pendidikan Terakhir : -

Pertanyaan

1. ANAK YATIM PUTRI

a. Kenapa anda bisa tinggal di panti?

kurangnya mimiliki sikap kepercayaan diri, Nk merasa kurang

memiliki kelebihan dalam dirinya, Dengan adanya kegiatan yang

diterapkan panti Nk dapat mengembangkan sikap percaya dirinya

serta menggali potensi yang ia sebenarnya miliki.

b. Apakah aktivitas anda sehari-hari setelah pulang sekolah?

Istirahat, sholat dan makan.

c. Bagaimana perbedaan aktivitas anda sehari-hari di panti dengan di

rumah?

Kalau di panti saya bisa mengembangkan sikap percaya diri serta

dapat menggali potensi yang saya miliki.

d. Adakah perubahan yang anda rasakan selama tinggal di panti?

Ada, dengan adanya kegiatan yang ada di panti saya menjadi lebih

percya diri dan mengetahui potensi yang ada pada diri saya.

e. Apa pengalaman yang anda peroleh selama tinggal di panti?

Memiliki banyak teman, mandiri, dan memiliki jiwa sosial yang

tinggi.

f. Adakah keluarga yang pernah berkunjung selama tinggal di panti?

Page 138: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

123

Ada, paman, ibu, tante 1 bulan sekali.

g. Apakah manfaat yang anda dapatkan selama kamu tinggal di panti?

Dengan adanya kegiatan yang diterapkan panti Nk dapat

mengembangkan sikap percaya dirinya serta menggali potensi yang

ia sebenarnya miliki.

Page 139: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

124

TRANSKIP WAWANCARA

UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN ANAK YATIM PUTRI PANTI

ASUHAN AISYIYAH TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

Identitas Informan

a. Nama : Rizqi Fauziyah

b. Umur : 17 tahun

c. Pekerjaan : Pelajar

d. Pendidikan Terakhir : -

Pertanyaan

1. ANAK YATIM PUTRI

a. Kenapa anda bisa tinggal di panti?

adalah ingin memiliki masa depan yang gemilang serta Rq ingin

membahagiakan ibundanya dengan menuruti keinginan ibundanya

untuk menimba ilmu di panti, sehingga Rq rela berpisah jauh

dengan sang ibunda agar ibunda bahagia kelak melihat Rq menjadi

sukses dan membanggakan keluarga.

b. Apakah aktivitas anda sehari-hari setelah pulang sekolah?

Istirahat, solat dan makan.

c. Bagaimana perbedaan aktivitas anda sehari-hari di panti dengan di

rumah?

Kalau di rumah mendapatkan ilmu hanya di sekolah, akan tetapi

ketika di panti bisa mendapatkan ilmu yang lebih yang tidak ada di

sekolah.

d. Adakah perubahan yang anda rasakan selama tinggal di panti?

Mendapatkan ilmu agama dan ilmu umum (ketrampilan)

e. Apa pengalaman yang anda peroleh selama tinggal di panti?

f. Adakah keluarga yang pernah berkunjung selama tinggal di panti?

Belajar mandiri untuk berpisah dengan orangtuanya.

Page 140: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

125

g. Apakah manfaat yang anda dapatkan selama kamu tinggal di panti?

Bisa mendapatkan ilmu yang banyak untuk meraih kesuksesan di

masa depan.

Page 141: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

126

TRANSKIP WAWANCARA

UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN ANAK YATIM PUTRI PANTI

ASUHAN AISYIYAH TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

Identitas Informan

a. Nama : Miftahul Jannah

b. Umur : 18 tahun

c. Pekerjaan : Pelajar

d. Pendidikan Terakhir : -

Pertanyaan

1. ANAK YATIM PUTRI

a. Kenapa anda bisa tinggal di panti?

banyaknya saudara kandung yang Mj miliki mengakibatkan ibunda

Mj tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarga, sehingga ibunda Mj

memutuskan untuk menitipkan Mj tinggal di panti guna

mendapatkan masa depan yang baik

b. Apakah aktivitas anda sehari-hari setelah pulang sekolah?

Istirahat solat dan makan.

c. Bagaimana perbedaan aktivitas anda sehari-hari di panti dengan di

rumah?

Kalau di rumah sepulang sekolah membantu ibunya bekerja,

sehingga saya tidak bisa belajar dengan maksimal.

d. Adakah perubahan yang anda rasakan selama tinggal di panti?

Saya semakin mandiri dan bisa membantu mengurangi beban

orangtua.

e. Apa pengalaman yang anda peroleh selama tinggal di panti?

Pengurus sering menyuruh saya untuk membimbing belajar anak-

anak panti yang lebih kecil.

f. Adakah keluarga yang pernah berkunjung selama tinggal di panti?

Page 142: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

127

Iya ada, tapi kadang-kadang.

g. Apakah manfaat yang anda dapatkan selama kamu tinggal di panti?

Saya mendapatkan banyak ilmu dan pengalaman yang tidak saya

dapatkan ketika di rumah.

Page 143: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

128

Panti Asuhan Putri Aisyiyah Tuntang

Definisi Panti Asuhan “Putri Aisyiyah” Tuntang

Page 144: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

129

Anak – Anak Panti Asuhan Aisyiyah Tuntang

Kegiatan Rebana Panti Asuhan Aisyiyah Tuntang

Page 145: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

130

Kegiatan Drum Band Panti Asuhan Aisyiyah Tuntang

Ruang Menjahit Panti Asuhan Aisyiyah Tuntang

Page 146: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

131

Kegiatan Qiro’ah Panti Asuhan Aisyiyah Tuntang

Kegiatan Menyulam Panti Asuhan Aisyiyah Tuntang

Page 147: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

132

Anak-Anak Panti Sedang Belajar

Anak-Anak Panti Sedang Belajar

Page 148: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

133

Pengurus Panti Membimbing Belajar Anak Asuh

Anak-Anak Panti Sarapan Pagi

Page 149: UPAYA PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN BELAJAR ANAK YATIM …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1744/1/SKRIPSI.pdf · anak yatim putri di panti asuhan aisyiyah tuntang kabupaten semarang

134

Kegiatan Sholat Berjamaah Panti Asuhan Aisyiyah Tuntang

Lomba Porseni Tingkat Kabupaten Semarang