“peranan pengajian ikatan remaja masjid as-salam...

74
“PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM (IRMAS) DALAM PEMBINAAN IBADAH REMAJA DI KELURAHAN CIPONDOH MAKMUR KOTA TANGERANG” Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh Hakim Saputra NIM: 206051003905 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

Upload: phungkhuong

Post on 11-Jul-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

“PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID

AS-SALAM (IRMAS) DALAM PEMBINAAN IBADAH

REMAJA DI KELURAHAN CIPONDOH MAKMUR KOTA

TANGERANG”

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

Hakim Saputra

NIM: 206051003905

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 2: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

“PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID

AS-SALAM (IRMAS) DALAM PEMBINAAN IBADAH

REMAJA DI KELURAHAN CIPONDOH MAKMUR KOTA

TANGERANG”

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh

Hakim Saputra

NIM: 206051003905

Pembimbing

Drs. Mahmud Jalal, M.A.

NIP. 195204221981031002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 3: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi ini berjudul Peranan Pengajian Ikatan Remaja Masjid Assalam

dalam Pembinaan Ibadah Remaja di Kelurahan Cipondoh Makmur Kota

Tangerang telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 27 Januari 2011. Skripsi

ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ilmu

Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran

Islam.

Jakarta, Januari 2011

Sidang Munaqosyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Wahidin Saputra, MA Dra. Hj. Musfirah Nullaily, MA

NIP. 1970090319960310 NIP. 1971041220000320

Anggota,

Penguji I Penguji II

M. Hudri, MA Dra. Hj. Musfirah Nullaily, MA

NIP. 1972060619980310 NIP. 1971041220000320

Pembimbing

Drs. Mahmud Jalal, M.A.

NIP. 195204221981031002

Page 4: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukakn untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 (S1) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, Januari 2011

Hakim Saputra

Page 5: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

v

ABSTRAK

HAKIM SAPUTRA

NIM : 206051003905

Peranan Pengajian Ikatan Remaja Masjid Assalam dalam Pembinaan Ibadah

Remaja di Kelurahan Cipondoh Makmur Kota Tangerang

Pengajian merupakan sarana dakwah yang sering disebut juga majlis

ta’lim, adalah lembaga swadaya masyarakat yang memberikan pendidikan dan

pengajaran di bidang agama islam secara nonformal, dan merupakan salah satu

lembaga yang ada dan dikenal masyarakat luas adalah majlis ta’lim atau lembaga

dakwah yang berfokus pada pembinaan dan pembelajaran agama secara

berkesinambungan.

Oleh karena itu di era informasi dan globalisasi tak dapat dielakan lagi

bahwa kehadiran informasi global berteknologi tinggi telah membawa berbagai

dampak yang positif dan negatif, kemajuan teknologi amat dekat hubungannya

dengan kemajuan hidup manusia untuk lebih mudah dan lebih efisien. Tetapi

seringkali kita sebagai manusia sering terbuai dengan nikmat yang kita dapatkan,

hingga kita melupakan atau menyampingkan fitrah kita sebagai umat untuk

beribadah kepada-Nya.

Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif. Dengan pendekatan

deskriptif analisis, dengan menggunakan pengamatan langsung atau observasi

yang dilanjutkan dengan wawancara kepada nara sumber dan kemudian

menggunakan dokumentasi sebagai dokumen aktual dalam penyususnan

penelitian ini.

Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka langkah

selanjutnya adalah menyusun data secara sistematis sesuai dengan rumusan

masalah dan tujuan penelitian dalam melakukan analisa data.

pengajian IRMAS bertujuan untuk membina ibadah remaja dan jiwa sosial

masyarakat, serta mengakrabkan hubungan satu sama lain dan juga untuk

mempertinggi ilmu dan keimanan ketaqwaan serta pandangan hidup muslim

dengan pengajaran agama yang luas yang pada akhirnya akan mengacu kepada

peningkatan pembinaan ibadah remaja.

Page 6: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan limpahan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dengan izin-

Nya dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan

kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai suri tauladan yang baik bagi umatnya.

Dalam segala sesuatu yang kita perjuangkan tentunya tidak akan lepas dari

segala kesulitan, hambatan dan rintangan, baik dari segi waktu, materi dan

perasaan. Namun itu semua harus dilalui penulis, dengan penuh keyakinan dan

semangat yang tinggi, penulis mencoba terus berjuang untuk dapat menyelesaikan

penelitian ini. Dan alhamdulillah, berkat bimbingan, dorongan, dan bantuan orang

yang terlibat dan orang-orang yang berada di sekitar penulis akhirnya karya ini

dapat diselesaikan.

Dengan penuh rasa syukur, pada kesempatan ini ucapan terima kasih

penulis yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. H. Arief Subhan, M.Ag., Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, Drs. Wahidin Saputra, MA., Pembantu Dekan Bidang

Akademik, Drs. Mahmud Jalal, MA., Pembantu Dekan Bidang Administrasi

umum, dan Drs. Study Rizal LK, MA., Pembantu Dekan Bidang

Kemahasiswaan.

2. Dra. Hj. Asriati Jamil, M.Hum., Koodinator Teknis Pogram Non reguler

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Dra. Hj. Musfirah Nurlaily,

MA., Sekretaris Program Non Reguler sekaligus pembimbing.

Page 7: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

vii

3. Drs. Jumroni, M.Si., Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI),

dan Dra. Hj. Umi Musyarofah, MA., Sekretaris Jurusan KPI.

4. Para dosen dan staf Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

5. Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, beserta stafnya.

6. Drs. Mahmud Jalal, MA selaku dosen pembimbing yang telah membimbing

penulis sepenuhnya dalam penyusunan skripsi ini.

7. Staff dan seluruh anggota organisasi Ikatan Remjaa Masjid Assalam

(IRMAS).

8. Orang Tua tercinta Ibunda Rogaya dan Ayahanda Sadunih yang telah

memberikan cinta dan kasih sayangnya dengan segala do’a dan ridho yang

mengiringi setiap langkah penulis, yang telah bekerja keras dalam

memperjuangkan sekolah anak-anaknya, juga nasihat dan motivasi yang selalu

diberikan.

9. Keluarga tercinta, kakak-kakak; Tati, Yanto, Nita, Ibrohim, Romdani,

Hanimah, Tuti alawiyah dan serta saudara kembarku Lukman saputra dan istri.

Yang tercinta Lili Auni Nadiyati Rahmah, saudara sepupu yang selalu

membantu perjuangan penulis saudara Chairul Anwar, dan teman-teman yang

selalu memberikan dukungannya.

10. H. Rojak sekeluarga yang telah memberi kesempatan untuk bekerja sama

dalam berwirausaha dan banyak membantu penulis.

11. Kawan-kawan seperjuangan di organisasi pemuda As-salam, Saipul Anwar,

Olip kurniawan , Aulia Akbar, Yanto, Rendi, Usman, Mumu muamar, dan

saudara Dedi.

Page 8: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

viii

12. Teman-teman angkatan 2006 KPI non reguler : Ibu Atty Sulastri Yusuf, Ade

Wahyudi, Muhammad Sidiq, Kusniti, Muhariyadi, Istiana, Usni Mubarok,

Amalia Zulfaridah, Johan Alkaustar, Ahyar Zulfikar, Hidayat Riyadi, Mumu

Muamar, Yosep Lesmana, Muhammad Azfar, Nur Amalia, Herni

Ramadaningrum, Agus Isnaini, Muhammad Audi, Iin Sukriawati, dan Bima

adik kelas.

13. Kelompok KKS/N 2009, dan keluarga besar Sukabumi.

14. Karang Taruna Cipondoh Makmur, Lembaga pengurus pedagang Pasar

Tradisonal Cipondoh Makmur Tangerang.

“Tak ada gading yang tak retak”, mungkin itu kata-kata yang pantas untuk

skripsi ini, tulisan ini jauh dari kesempurnaan, baik dari segi isi, bahasa, penulisan

dan sebagainya. Oleh sebab itu dengan keterbukaan hati penulis untuk menerima

kritik dan saran yang membangun demi menenuju kesempurnaan.

Dan terakhir hanya kepada Allah penulis pasrahkan, semoga skripsi ini

dapat bermanfaat adanya. Amin.

Jakarta, 07 Januari 2011

Hakim Saputra

Page 9: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.................................... 4

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.. ........................................ 5

D. Metodologi Penelitian ........................................................... 6

E. Kajian Pustaka .................................................................... 10

F. Sistematika Penulisan ........................................................... 11

BAB II KERANGKA TEORITIS

A. Peranan .................................................................................. 12

B. Pengajian ............................................................................... 13

C. Pembinaan Ibadah Remaja .................................................... 24

D. Remaja Masjid ...................................................................... 27

1. Pengertian Remaja .......................................................... 27

2. Pengertian Masjid............................................................ 31

3. Remaja Masjid ................................................................ 36

Page 10: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

x

BAB III GAMBARAN UMUM MASJID ASSALAM DAN IRMAS

A. Masjid Assalam ..................................................................... 38

1. Sejarah dan Perkembangannya ....................................... 38

2. Visi, Misi dan Tujuan ..................................................... 39

3. Program .......................................................................... 39

4. Sarana dan Organisai ...................................................... 39

B. IRMAS .................................................................................. 40

1. Sejarah dan Perkembangannya ....................................... 40

2. Visi, Misi dan Tujuan ..................................................... 43

3. Program .......................................................................... 45

4. Sarana dan Organisai ...................................................... 47

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Indentitas Informan ............................................................... 49

B. Aktivitas Pengajian IRMAS dalam Pembinaan Ibadah

Remaja................................................................................... 56

C. Peranan Pengajian IRMAS dalam Pembinaan Ibadah

Remaja................................................................................... 60

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................... 63

B. Saran-saran ............................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 66

LAMPIRAN .................................................................................................

Page 11: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengajian merupakan sarana dakwah yang sering disebut juga Majlis

Ta’lim, adalah lembaga swadaya masyarakat yang memberikan pendidikan

dan pengajaran di bidang agama islam secara nonformal, dan merupakan salah

satu lembaga yang ada dan dikenal masyarakat luas, atau lembaga dakwah

yang berfokus pada pembinaan dan pembelajaran agama secara

berkesinambungan.

Oleh karena itu di era informasi dan globalisasi tak dapat dielakan lagi

bahwa kehadiran informasi global berteknologi tinggi telah membawa

berbagai dampak yang positif dan negatif, kemajuan teknologi amat dekat

hubungannya dengan kemajuan hidup manusia untuk lebih mudah dan lebih

efisien. Tetapi seringkali kita sebagai manusia sering terbuai dengan nikmat

yang kita dapatkan, hingga kita melupakan atau menyampingkan fitrah kita

sebagai umat untuk beribadah kepada-Nya.

Seringkali hal yang sangat penting dalam pembinaan akidah dan

agama yakni pengajian kita menganggapnya adalah hal yang biasa

disampingkan dibawah kepentingan tuntutan hidup dalam budaya yang

semakin modern yang mengikis nilai-nilai keagamaan yang kita miliki secara

tidak langsung tidak kita sadari.

Pengajian atau majlis ta’lim yang kita kenal sebagai wadah dalam

menuntut ilmu dahulu sangat ramai dihuni anak-anak dan remaja yang sangat

1

Page 12: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

2

giat menuntut ilmu untuk bekal dimasa depan baik keinginan sendiri maupun

dorongan dari orang tua yang tak ingin anaknya kelak nanti seperti mereka

yang memiliki kekurangan ilmu, tapi kini dengan hadirnya teknologi di

tengah-tengah kita telah menyita waktu senggang anak-anak kita yang

seharusnya berada di lingkungan majlis ta’lim, kini kita jumpai di depan layar

kaca dengan jutaan informasi yang disajikan mulai dari berita, hiburan, musik,

permainan dan lain sebagainya yang cukup banyak menyita waktu mereka

untuk mengukir akidah dimasa dini.

Majlis ta’lim atau pengajian juga bukan merupakan salah satu tempat

kita memperoleh ilmu agama, ilmu agama juga ditawarkan dalam

pembelajaran sekolah, perguruan tinggi, kantor, perusahaan demi untuk

memajukan pribadi anggotanya untuk maksud dan tujuan lembaga tersebut.

Tapi hal yang sangat mudah dan tidak memerlukan biaya yang banyak dan

waktu yang fleksibel adalah masjlis ta’lim yang dapat kita jumpai di

lingkungan kita seperti halnya pengajian remaja dalam konteks ini.

Evaluasi dan bersyukur adalah merupakan salah satu cara kita untuk

kembali memupuk akidah dan bekal lainnya dalam majlis ta’lim, dalam hal

ini berperan sebagai wadah pemersatu yang memperkokoh persatuan dan

kesatuan masyarakat, oleh karena itu, perlu upaya peningkatan mutu atau

kualitas kegiatan majlis ta’lim, khususnya kegiatan pembinaan umat melalui

kegiatan dakwah, salah satunya kegiatan pengajian, yang disusun dengan

kurikulum dan pokok-pokok bahasan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan

problematika yang sedang dihadapi. Disamping itu juga kegiatan keagamaan

yang dikemas dengan baik akan memberikan input positif bagi jamaah,

Page 13: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

3

sehingga diharapkan pelaksanaan dakwah yang dilakukan majlis ta’lim dapat

tepat sasaran dan efektif.1

Berkomunikasi merupakan kegiatan sehari-hari yang sangat kita

butuhkan untuk dapat berinteraksi dengan orang lain sebagai makhluk sosial

dalam melangsungkan hidupnya. Komunikasi adalah proses kegiatan

pengoperan dan penyampaian pesan dari satu pihak kepada pihak lain, dalam

usaha mendapatkan pengertian.

Seperti dalam sebuah kegiatan pengajian seorang kumunikator atau dai

menyampaikan pesan pembelajaran agama kepada jamaah atau komunikan

berkaitan dengan konteks ibadah atau lainnya kemudian jamaah menjadi tahu

dan mengerti tentang suatu hal yang di sampaikan.

Pada kesempatan ini peneliti membahas kegiatan pengajian remaja di

masjid dan melihat perkembangan peranannya terhadap pengamalan ibadah di

lingkungan sekitar, seperti halnya pengajian pada biasanya, dalam pengajian

ini menyajikan materi sholat, puasa dan zakat sebagai salah satu dari banyak

materi lainnya.

Pengajian IRMAS merupakan sebuah wadah atau tempat untuk belajar

agama islam, menanamkan norma agama melalui pengajian dan dakwah atau

pembacaan Al-Qur’an, sebagai usaha pembianaan pemahaman agama

dilingkungan masyarakat yang ditujukan kepada kalangan remaja.

Sebagai forum komunikasi umat islam, pengajian IRMAS mempunyai

fungsi, peranan dan potensi yang besar dalam mensyiarkan agama islam

dikalangan remaja tentang agama. Di samping itu jika diperhatikan secara

1 Nana Rukmana, Masjid dan Dakwah, (jakarta; Almawardi Prima 2002) h. 58

Page 14: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

4

seksama, terlihat sekali bahwa kegiatan pengajian serta kegiatan keagamaan

lainnya yang dilakukan oleh remaja IRMAS lebih banyak diminati tidak

dikalangan remaja itu sendiri pun juga warga sekitar, dan jika dibandingkan

dengan pengajian bapak-bapak atau ibu-ibu pengajian IRMAS lebih semarak,

namun, hingga saat ini belum diketahui secara pasti sampai sejauh mana

peranan pengajian IRMAS terhadap pembinaan ibadah remaja di RT.004/10

Kelurahan Cipondoh Makmur Tangerang, sehingga penulis merasa tertarik

untuk mengadakan penelitian di tempat tersebut yang dituangkan dalam

skripsi yang berjudul “Peranan Pengajian Ikatan Remaja Masjid As-salam

dalam Pembinaan Ibadah Remaja di Kelurahan Cipondoh Makmur Kota

Tangerang”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar dalam penelitian skripsi ini tidak melebar terlalu luas yang

nantinya akan sulit menemukan permasalahan yang dituju, maka penulis

membatasi penulisan ini pada peranan kegiatan pengajian Ikatan Remaja

Masjid Assalam dalam Pembinaan ibadah remaja RT.04 RW.10 Poris

Assalam Kelurahan Cipondoh Makmur Kecamatan Cipondoh Kota

Tangerang, disini penulis membatasi dalam hal ibadah yang meliputi sholat,

membaca Al-Qur’an.

Agar penulisan penelitian ini tidak menyimpang dan menjadi

sistematis maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana aktivitas pengajian IRMAS ?

Page 15: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

5

b. Bagaimana peranan pengajian IRMAS terhadap pembinaan ibadah

remaja?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas pengajian IRMAS.

b. Untuk mengetahui bagaimana peranan pengajian IRMAS terahadap

pembinaan ibadah remaja.

2. Kegunaan Penelitian

a. Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

informasi dan dokumentasi ilmiah untuk perkembangan ilmu

pengetahuan, dan sebagai dasar bagi studi-studi selanjutnya, terutama

dalam rangka meningkatkan fungsi dan peranan remaja khususnya

dalam kegiatan agama di bawah bimbingan DKM masjid dalam upaya

pembinaan kehidupan beragama dikalangan remaja.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan,

khususnya penulis dan pada umumnya pembaca, masyarakat, praktisi

dakwah dan tokoh masyarakat. Selain itu juga, diharapkan dapat

memberikan sedikit gambaran bagi peneliti-peneliti yang lain dan

pihak-pihak yang berkepentingan dalam penulisan masalah ini.

Page 16: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

6

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini memakai pendekatan kualitatif. Dengan pendekatan

deskriptif analisis. Penilitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan

dengan orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.2 Sedangkan metode

deskriptif analisis yaitu seuatu cara melaporkan data dengan menerangkan,

memberi gambaran dan mengkualifikasikan serta menginterpretasikan data

yang terkumpul secara apa adanya, setelah itu baru disimpulkan. Untuk

memudahkan pengumpulan data serta fakta yang akan mengungkapkan

dan menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini tentang bagaimana

peranan pengajian dalam pembinaan ibadah remaja dilingkungan RT.04

RW.10 Cipondoh Makmur Tangerang, guna mempermudah dalam

penyelesaian skripsi ini maka disusun langkah-langkah metodologi

sebagai berikut :

2. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek penelitian

Yang menjadi subjek adalah orang atau kelompok orang yang

memberi informasi, dalam hal ini adalah para pengurus IRMAS dan

DKM masjid As-Salam berjumlah tiga orang, dan yang berjumlah dua

orang yang terdiri dari ketua IRMAS Nurhadi, S.Hi, Sekretaris Silvia

Oktaviani, Amd, satu ketua DKM Masjid As-Salam Paimin, dan tiga

Guru pengajar. Drs. Imam Syahroni, Paimin, Mursyin dan delapan

2 Lexy J. Moleong, MA. Metodologi Penelitian Kualitatif, ed revisi, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2007), cet. Ke-23, h.4

Page 17: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

7

anggota remaja IRMAS Lukman Saputra, Syafei Hajami, Saiful

Anwar, Hadi Nur, Auria Akbar, Eko Nur Setiyadi, Roni, Abdul Halim.

b. Objek Penelitian

Selain mempelajari subjek penelitian ini juga akan mempelajari

dengan seksama tentang objek penelitian, meliputi Peranan Pengajian

Ikatan Remaja Masjid Assalam dalam Pembinaan Ibadah Remaja di

Kelurahan Cipondoh Makmur Kota Tangerang.

3. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pengajian Ikatan Remaja Masjid

Assalam RT.04 RW.10 Cipondoh Makmur Kota Tangerang. Adapun

alasan peneliti memilih materi dan tempat ini untuk penelitian skripsi ini

adalah karena Pengajian Ikatan Remaja Masjid Assalam merupakan salah

satu pengajian yang diikuti oleh para remaja di lingkungan tersebut. Maka

secara tidak langsung memiliki pengaruh yang cukup besar bagi

kehidupan peribadatan remaja di lingkungan ini. Sesuai yang telah

dijabarkan oleh Prof. DR. Dadang Kahmad, M.Si. yakni bahwa

keterbatasan waktu, biaya dan tenaga perlu dijadikan pertimbangan dalam

penentuan lokasi penelitian.3

Pengajian ini berada di lingkungan peneliti tinggal jadi sangat

ekonomis dan efisien, waktu yang dibutuhkan dalam melakukan penelitian

skripsi ini adalam selama 3 bulan terhitung dari bulan Oktober sampai

dengan November 2010. Penelitian ini dilakukan setelah semua kredit

3 Dadang Kahdam, Metode Penelitian Agama, (Jakarta:Pustaka Setia,2000), cet. Ke-1, h.

87.

Page 18: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

8

semester perkuliahan telah diselesaikan oleh peneliti sesuai dengan

persyaratan.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam skripsi ini peneliti menggunakan teknik sebagai berikut :

1) Obsevasi

Dalam observasi ini penulis melakukan pengamatan secara

langsung selama 2,5 bulan terhitung mulai bulan Oktober sampai

dengan bulan Nopember 2010 terhadap objek penelitian mengenai

keadaan yang sebenarnya terjadi di lokasi penelitian yang berkaitan

dengan pembinaan ibadah remaja yaitu aktivitas pengajian disetiap

senin malam.

2) Interview (Wawancara)

Wawancara dalam istilah lain dikenal dengan interview.

Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan berita, data, atau

fakta di lapangan. Prosesnya bisa dilakukan secara langsung dengan

bertatap muka langsung (face to face) dengan narasumber. Namun,

bisa juga dilakukan dengan tidak langsung seperti melalui telepon,

internet atau surat (wawancara tertulis).4

Pada wawancara ini penulis mengadakan komunikasi langsung

dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada beberapa pihak yakni

tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.

Keterangan-keterangan yang terdiri dari ketua IRMAS, Sekretris,

ketua DKM, tiga guru pemateri dan delapan anggota IRMAS.

4 http://mcdougelas.blogspot.com/2009/11/pengertian-wawancara.html

Page 19: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

9

3) Dokumentasi

Yakni penulis memperoleh data-data yang dipelukan dalam

penelitian ini yang didapatkan dari pengurus IRMAS, buku-buku serta

makalah yang berkaitan dengan pokoko bahasan.

4) Teknik Pengolahan Data

a) Metode Tabulasi Silang (Crosstabs)

Metode Tabulasi Silang digunakan untuk melihat hubungan

antara dua variabel dalam satu tabel. Variabel yang dianalisa

dengan metode ini adalah variabel yang bersifat kualitatif, yaitu

yang memiliki skala nominal.

Untuk menginterpretasikan hasil pengolahan data pada

tabulasi silang, ada dua hal yang perlu untuk diperhatikan, yaitu :

a. Apakah tingkat asosiasi antar variabel yang diukur tersebut

signifikan atau tidak .

b. Seberapa kuat tingkat asosiasi antar variabel yang diukur

tersebut.

b) Editing

Sebelum data diolah, data tersebut perlu diedit terlebih dahulu.

Dengan perkataan lain, data atau keterangan yang telah dikumpulkan

dalam buku catatan (record book), daftar pertanyaan ataupun pada

interview guide (pedoman wawancara) perlu dibaca sekali lagi dan

diperbaiki, jika di sana sini masih terdapat hal-hal yang salah atau yang

masih meragukan. Kerja memperbaiki kualitas data serta

menghilangkan keragu-raguan data dinamakan mengedit data.

Page 20: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

10

5. Analisis dan Iterpretasi Data

Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka

langkah selanjutnya adalah menyusun data secara sistematis sesuai dengan

rumusan masalah dan tujuan penelitian dalam melakukan analisa data.

Sedangakan teknik penulisan skripsi ini penulis menggunakan

Buku Pedoman Penulisan Skripsi Tesis dan Disertasi yang diterbitkan oleh

CEQDA (Centre For Quality Development And Assurance), di UIN

Jakarta 2007.

E. KAJIAN PUSTAKA

Pada kajian pustaka ini, penulis mencoba menjelaskan tentang

perbedaan skripsi yang hendak penulis teliti, dengan skripsi yang terdahulu

yang memiliki judul :

1. Narullah, dengan skripsi yang berjudul “Strategi Komunikasi Kelompok

Dalam Pembinaan Akhlak Anak Panti Asuhan Yatim Piatu Yakin Jati

Padang Jakarta Selatan” Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang

diterapkan oleh guru dalam pembinaan akhlak pada anak,

2. Firmasyah, dengan skripsi yang berjudul “Peranan majlis Ta’lim Mahadul

Fityah dalam Pembinaan Keagamaan Remaja” 2002.

3. Siti Robiatul Badriyah. “Peranan Pengajian Majlis Ta’lim Al-Barkah

dalam Membina Pengamanal Ibdaha Pemulung Bantar Gebang

Bekas”i. 2010.

Sementara judul skripsi penulis adalah Peranan Pengajian Ikatan

Remaja Masjid Assalam dalam Pembinaan Ibadah Remaja di Kelurahan

Page 21: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

11

Cipondoh Makmur Kota Tangerang dengan batasan masalah bagaimana

aktivitas pengajian IRMAS dan Bagaimana peranannya.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini maka penulis menyusunnya

sebagai berikut :

BAB I (PENDAHULUAN), meliputi : Latar Belakang Masalah, Batasan dan

Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian,

Kajian Pustaka, Sistematika Penulisan.

BAB II (TINJAUAN TEORITIS), meliputi : Peranan, Pembinaan,

Pengajian, Remaja Masjid, Pembinaan.

BAB III (GAMBARAN UMUM MASJID ASSALAM DAN IRMAS),

meliputi: Sejarah dan Perkembangannya, Visi, Misi dan Tujuan, Program dan

Susunan Organisasi, Sarana.

BAB IV (TEMUAN DAN ANALISIS DATA), meliputi : Data informan,

Aktivitas Remaja Masjid Assalam, dan Peranan Pengajian Ikatan Remaja

Masjid Assalam Dalam Pembinaan Ibadah Remaja

BAB V (PENUTUP), Merupakan penutup yang mencakup kesimpulan,

saran-saran, daftar pustaka, dan lampiran-lampiran.

Page 22: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

38

BAB III

GAMBARAN UMUM MASJID AS-SALAM DAN IKATAN REMAJA MASJID

AS-SALAM (IRMAS)

A. Masjid

1. Sejarah dan Perkembangannya

Di tahun 1970 bulan Maret tanggal 20 terbentuklah pondasi-pondasi

batu kali yang berbentuk Musholah As-Salam hasil dari kesepakatan warga

Kampung Poris Cipondoh yang diprakarsai oleh H. Abdul Mutholib beserta

sesepuh kampung lainnya, terbentuklah sebuah musholah kecil dengan

kapasitas jamaah 50 orang, seiring berjalannya waktu dan perkembangan

penduduk yang semakin pesat maka musholah ini direnovasi menjadi Masjid

As-Salam pada tahun 1990 dengan alasan tidak mencukupi kapasitas jamaah

yang semakin banyak.1

Diprakarsai oleh Ust. Mursyin dan tokoh agama beserta sesepuh

kampung dalam sebuah musyawarah maka terbentuklah DKM masjid yang

diketuai oleh Ust. Paimin di tahun renovasi dari musholah menjadi masjid.

1Arsip DKM Masjid As-Salam, Sejarah Masjid As-Salam

Page 23: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

39

Pada tahun 2008 masjid ini direnovasi secara menyeluruh menjadi 2

lantai karena alasan kurang daya tampung jamaah di waktu sholat jum’at,

tarawih dan sholat hari raya, maka masjid ini kembali mengalami pemugaran

untuk perluasan kapasitas yang masih dalam pimpinan DKM Masjid As-

Salam yakni Ust. Paimin.

2. Visi, Misi dan Tujuan

Masjid As-Salam memiliki visi yaitu sebagai saran dan prasarana ibadah

masyarakat, sedangkan misinya adalah menjadikan sarana ibadah maryarakat

yang layak. Tujuan masjid As-Salam yakni memberikan sarana dan prasarana

yang layak bagi peribadatan maryarakat sekaligus sebagai pembimbing dan

Pembina ibadah warga muslim.

3. Program

Program yang dimiliki oleh Masjid As-Salam yakni pengajian rutin

malam minggu oleh bapak-bapak warga RT.004/10 yang dimaksudkan untuk

meningkatkan pengetahuan agama warga masjid.2

Pelaksanaan sholat jum’at berjamaah, sholat tarawih berjamaah, panitia

penyalur zakat fitrah, zakat mal dan shodaqoh, sholat Idul Fitri dan Idul Adha,

dan peringatan hari-hari besar islam.

4. Sarana dan Organisasi

2 Arsip Program Masjid As-Salam Tahun 2010-2011

Page 24: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

40

Masjid As-Salam memiliki bangunan fisik seluas 500 m2 lantai dasar

dan lantai 1, area parkir dan halaman seluas 200 m2, 50 buah Al-Qur’an, 100

buah surat Yasin dan tahlil, seperangkat alat pemandian jenazah.

Masjid As-Salam juga menjadi sarana musyawarah warga RT.004/10

dan sebagai sarana pengajian bapak-bapak dan IRMAS, serta menjadi salah

satu tempat untuk akad nikah warga.

Organisasi yang dimiliki oleh Masjid As-Salam yakniberbentuk garis-

garis koordinasi semua bidang yang dikomandoi oleh ketua dengan dasar

pertimbangan dengan pengurus harian dan atas persetujuan dari dewan

Pembina dan pengawas. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam struktur

organisasi dalam lembar lampiran.3

B. IRMAS

1. Sejarah dan Perkembangannya.

Pada tahun 1997 terbentuk suatu persatuan pengajian yang bernama

IRMAS (Ikatan Remaja Masjid As-salam). Pengajian ini terbentuk atas

prakarsa yaitu Muhammad Roji, Mursin, Romdani dan Paimin ketua DKM.

Berdirinya organisasi ini merupakan wujud dari harapan dan keinginan

mereka untuk mempersatukan remaja yang berada di lingkungan RW. 010

Poris As-salam, khususnya yang berada di sekitar lingkungan masjid. Dengan

3 Arsip DKM Masjid As-Salam, Struktur Organisasi DKM Masjid As-Salam

Page 25: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

41

maksud dan tujuan memberikan pembinaan kepada para remaja dalam rangka

amar ma’ruf dan nahi munkar, di mana pada saat itu umumnya para remaja

masih sangat kurang memiliki pengetahuan dibidang agama.

Bila dilihat dari aktivitas keseharian sebagian remaja, mereka

cenderung menyimpang dari norma agama. Sehingga atas dasar itu para

perintis berdirinya organisasi ini mencoba untuk mengumpulkan remaja

sekaligus masyarakat beserta para tokoh masyarakat yang ada untuk

membentuk wadah organisasi remaja sebagai perkumpulan remaja didalam

melakukan segala aktivitas keagamaannya yang tentunya sangat memberi

manfaat.kegiatan yang dilakukan sama halnya seperti sekarang. Jama’ah

pengajian adalah remaja lingkuang RT.004.

Seiring berjalannya waktu, IRMAS menghadapi suatu keadaan yang

menyebabkan anggota pengajian berkurang dan selalu mengalami fluktuasi

masalah keanggotaannya. Namun pada bulan Ramadhan terpikirlah untuk

membuat pengkaderan terhadap anggota yang ada dan diberi nama baru yang

semula RISMA menjadi IRMAS (Ikatan Remaja Masjid As-salam).

Organisasi Ikatan Remaja Masjid As-salam atau IRMAS ini tepatnya

berdiri pada tanggal 01 Februari 1999 dan pertama kali dideklarasikan pada

suatu acara Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) yang dilaksanakan di

Karang Bolong, Anyer kota Serang pada tanggal 14 Februari 1999.

Page 26: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

42

Hingga saat ini IRMAS telah mengalami perkembangan yang cukup

pesat baik dari segi keanggotaan maupun kegiatan yang dilaksanakannya.

Perlahan tapi pasti IRMAS telah berhasil menumbuhkan kepercayaan dan

membuka mata masyarakat bahwa IRMAS adalah organisasi Remaja yang

patut diperhitungkan dan diberikan dukungan karena besarnya kontribusi

IRMAS terhadap perkembangan kehidupan beragama Remaja dan masyarakat

sekitar melalui berbagai kegiatan pengajiannya. Kesabaran dan keuletan serta

keseriusan para pengurus yang ada telah mampu menarik perhatian para

remaja dan warga yang berada disekitar lingkungan Rw 010 untuk ikut serta

berperan aktif dalam segala kegiatan yang diselenggarakan oleh IRMAS dan

senantiasa mendapat dukungan serta bantuan secara moriil maupun materiil

hingga saat ini.

Mengenai jumlah anggota IRMAS hingga saat ini secara keseluruhan

adalah berjumlah 80 orang, dengan dibagi menurut kategori yang aktif dan

Non aktif, dari hasil perolehan data dapat diketahui berjumlah 65 orang

anggota aktif dan berjumlah 15 orang yang Non aktif. Dengan jumlah laki-

laki sebanyak 50 orang dan jumlah perempuan sebanyak 30 orang. Didalam

keanggotaan sudah termasuk didalamnya para pengurus IRMAS yang

berjumlah 15 orang. Untuk mayoritas pendidikan dari anggota yang ada

adalah SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) atau setara dengan SMU,

SMK,SMKK,MA dan lain sebagainya dan sebagian lagi adalah SMP.

Dominasi kegiatan senantiasa mendapat bimbingan dari dewan controlling,

Page 27: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

43

dewan Pembina dan dewan penasehat yang memiliki latar belakang

pendidikan perguruan tinggi dan cukup berkompeten dalam bidangnya.

Mengingat IRMAS adalah organisasi milik remaja dan tercipta untuk

masyarakat, dalam fase perkembangannya terlihat melalui kepercayaan

masyarakat terhadap IRMAS, sebagai contoh misalnya dipercayakannya

IRMAS untuk mengurus kegiatan jadwal khutbah jum’at dan membina anak-

anak mereka melalui kegiatan pengajian TPA/TPQ.

Kemudian contoh lain dari kepercayaan masyarakat dan pemerintah

setempat terhadap IRMAS yaitu dipercayakannya IRMAS untuk

penyelenggaraan peringatan hari – hari besar islam seperti Maulid Nabi

Muhammad SAW dan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, pelaksanaan HUT

RI di lingkungan RT.004 RW.010.

2. Visi, Misi dan Tujuan

Visi IRMAS adalah Remaja yang berakhlakul karimah.

Misi IRMAS yakni menciptakan kehidupan remaja yang dibekali Al-

qur’an dan Hadits.

Terbentuknya IRMAS adalah sebagai wadah remaja pada khususnya

dan masyarakat secara umum untuk memberikan pembinaan ilmu

pengetahuan dan berorganisasi, baik ilmu agama maupun ilmu umum yang

berlandaskan Islam dan berpedoman kepada al-Qur’an dan al-Hadits.

Page 28: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

44

Diharapkan melalui IRMAS ini aktivitas dan bakat remaja pun dapat

tersalurkan ke arah yang positif, sehingga tidak ada lagi perilaku-perilaku

yang menyimpang dari ajaran agama. Seperti yang diungkapkan oleh

Nurhadi,S.Hi selaku ketua IRMAS mengenai visi dan misi IRMAS yaitu: “

kita mencoba mengajak kepada kebaikan dan meninggalkan kebathilan yang

ada, kita berusaha sebaik mungkin khususnya yang ada dilingkungan RW 010

untuk mengarah kepada amar ma’ruf dan nahi munkar. Selain itu kita

mencoba untuk membuat suatu keadaan atau memberi basic setiap remaja

khususnya juga warga sekitar lingkungan RT.004 RW.010 secara umum

dengan agama yang kuat, dan memberikan peringatan-peringatan untuk

sesama muslim bahwasanya kita selaku manusia wajib beribadah setiap

harinya.

Oleh karena itu untuk mewujudkan misi dan visinya itu maka IRMAS

mengadakan berbagai kegiatan yang bervariasi yang disesuaikan dengan jiwa

dan kebutuhan remaja dan warga masyarakat. Usaha lain yang dilakukan oleh

IRMAS untuk menarik para remaja mengikuti kegiatan pengajian IRMAS

dengan berbagai kegiatan keagamaannya yaitu dengan memberikan perhatian

kepada para remaja perihal permasalahan yang ada pada diri mereka sendiri,

menghargai keberadaan mereka, dan memberikan kesempatan kepada mereka

untuk berperan dan bertanggung jawab sebagai orang dewasa melalui wahana

organisasi IRMAS.

Page 29: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

45

3. Program dan Susunan Organisasi

Untuk mewujudkan visi misi IRMAS kami telah memiliki program

yang ditujukan untuk remaja masjid yakni membina dan mengajarkan akhlak

dan perilaku serta tata cara beribadah dan bersosialisasi secara agama dan

moral pancasila. Disini kami mengkaji dan berupaya menerapkannya dalam

kehidupan bermasyarakat.4

Dengan strategi yang kami buat terbentuklah program kegiatan

IRMAS sebagai berikut :

1. Pengajian rutin

a. Pengajian mingguan rutin dilaksanakan setiap senin malam pikul

19.30 WIB sampai dengan 21.00 WIB.

b. Pengajian mingguan keliling kamis malam atau pengajian Yasin.

c. Pengjian bulanan Ikatan Pemuda Remaja Masjid (IPRM) seKecamatan

Cipondoh pukul 08.00 sampai dengan 12.00 WIB.

2. Perayaan Hari Besar Islam

a. Tahun Baru Islam 1 Muharram .

b. Maulid Nabi Muhammad SAW.

c. Isra’ Mi’raj Rasulullah SAW.

4 Arsip Program IRMAS 2009-2011

Page 30: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

46

3. Kegiatan lain

a. Peringatan HUT RI.

b. Pesantren kilat dan tadarus Ramadhan.

c. Pengajian tahlil warga yang meninggal dunia atau ngaji kubur.

4. Pelatihan Dasar kepemimpinan (LDK)

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mempersiapkan regenrasi

kepemimpinan dalam organisasi IRMAS agar terus menerus dapat

berjalan. Dalam kegiatan ini dibekali materi-materi kepemimpinan dan

keorganisasian.

5. Bakti sosial

Kegiatan ini dilaksanakan bersama dengan warga untuk bergotong

royong dalam pengerjaan umum.

Susunan kepengurusan IRMAS berbentuk garis-garis koordinasi

semua bidang yang dikomandoi oleh ketua dengan dasar pertimbangan

dengan pengurus harian dan atas persetujuan dari dewan Pembina dan

pengawas. Seperti yang tertera didalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah

Tangga IRMAS terdiri dari : Dewan Penasehat dan Dewan Pembina serta

Badan pengawas. Begitu juga halnya “Dewan Pengurus harian adalah

pimpinan yang mengurus organisasi sehari-hari, dan sekurang-kurangnya

terdiri dari seorang Ketua, Sekretaris dan Bendahara”. Dewan Pengurus

Harian diangkat dan diberhentikan oleh Majelis Musyawarah organisasi

untuk masa bakti 2 (dua) tahun lamanya, dan sesudahnya dapat dipilih

kembali. Dewan Pengurus Harian juga dapat mengusulkan kepada Dewan

Kehormatan untuk mengangkat, memberhentikan dan mengisi lowongan

anggota pengurus harian. Dewan Pengurus Harian dapat menetapkan

program kerja berdasarkan garis-garis kebijaksanaan umum yang

Page 31: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

47

ditetapkan oleh Majelis Musyawarah Organisasi. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat dalam lembar lampiran.5

4. Sarana

IRMAS berdiri dan beroperasi menggunakan fasilitas yang diberikan

oleh Masjid Assalam, yakni IRMAS berada di bawah naungan DKM Masjid

Assalam. Sekretariat IRMAS berlokasi di Masjid Assalam bersebelahan

dengan kantor DKM Masjid Assalam yang beralamat di Kampung Poris

Assalam RT.004 RW.010 Kelurahan Cipondoh Makmur Kota Tangerang.

IRMAS memiliki beberapa asset yakni :

1. 25 Al-qur’an

2. 30 Kitab Fiqih

3. 20 Panduan Tadjwid

4. 100 Surat Yasin

5. 1 buah Pengeras Suara

6. 1 Buah Mading

Sarana dan prasarana yang dimiliki IRMAS tersebut sudah cukup

mendukung operasional IRMAS tapi belum dapat di katakana baik kerena

5 Arsip IRMAS, Struktur Organisasi IRMAS

Page 32: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

48

masih banyak kekurangan sarana dan pra sarana yang digunakan untuk

menunjang operasional pengajian sampai saat ini.

Page 33: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

12

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Peranan

1. Pengertian Peranan

Pada kamus Bahasa Indonesia, arti kata “peranan” berasal dari kata

“peran” yang berarti mengambil bagian atau turut aktif dalam suatu

kegiatan. Sedangkan “peranan” adalah tindakan yang dilakukan oleh

seseorang atau pun sesuatu yang terutama dalam terjadinya sesuatu hal

atau peristiwa.1

Sedangkan menurut Grass, Masson dan A.W. Mc. Eachern,

sebagaimana dikutip David Berry, mendefinisikan peranan sebagai

perangkat harapan-harapn yang dikenakan pada individu yang menepati

kedudukan sosial tertentu.2 Harapan tersebut masih menurut Berry,

merupakan imbangan dari norma-norma sosial, oleh karena itu dapat

dikatakan peranan-peranan itu ditentukan oleh norma-norma didalam

masyarakat. Artinya seseorang diwajibkan untuk menentukan hal-hal yang

diharapkan oleh masyarakat di dalam pekerjaan dan dalam pekerjaan-

pekerjaan lainnya.

Melalui penjelasan di atas dapat terlihat suatu gambaran bahwa

yang dimaksud dengan peranan merupakan kewajiban dan keharusan yang

1 Departement Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakatra:

Balai Pustaka. 1988), h. 751. 2 N. Grass, W.S. Masson, and A.W. Eachern, Explorations Role Analysis, dalam David

Berry, Pokok-pokok pikiran dalam sosiologi , (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), cet. Ke-3

h.29

Page 34: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

13

harus dilakukan oleh seseorang karena kedudukannya dalam masyarakat

atau lingkungan di mana ia berada sesuai dengan fungsi sosialnya.

Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam masyarakat, maka dia

akan semakin dituntut untuk memberikan peran dan kontribusinya kepada

masyarakat sekitar ia tinggal, terlebih lagi keberadaan satu lembaga,

organisasi, yang tentunya harus bisa berperan di tengah-tengah masyarakat

dan peranannya harus berdampak kebaikan dan manfaatnya baik untuk

pribadi, lembaga dan pada umumnya yaitu masyarakat dan remaja sekitar.

B. Pengajian

1. Pengertian Pengajian

Pengajian menurut bahasa berasal dari kata “kaji” yang berarti

pengajaran (agama dsb), penyelidikan (tentang sesuatu).3 Kata kaji diberi

awalan pe- dan akhiran an- menjadi pengkajian yang berarti mengkaji Al-

qur’an yang berarti juga mengkaji agama Islam. Dalam kamus Besar

Bahasa Indonesia, kata Pengajian berarti pengajaran (agama Islam);

menanamkan norma agama melalui pengajian dan dakwah; pembacaan Al-

Qur’an.4

Pengajian adalah salah satu media terbaik dalam menyampaikan

dakwah, dan pengajian ini biasanya diberikan di tengah-tengah orang

banyak, yang kemungkinan semuanya dikenal oleh juru dakwah atau

hanya sebagian saja. Selain itu, pengajian juga biasanya dipergunakan

3 Purwadarminta, WS, Kamus Besar Bahasa Indoensia, (Jakarta:Balai Pustaka,1999),

h.291 4 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indoensia,(Jakarta: Balai

Pustaka,2002), ed-3, cet ke-2 h.491

Page 35: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

14

untuk menerangkan ayat-ayat Al-Qur’an, hadits-hadits, atau menerangkan

suatu masalah agama, seperti Fiqih.

Adapun pengertian pengajian menurut Drs. Abdul Karim Zaidan

adalah suatu forum yang dimiliki oleh orang-orang tertentu yang sengaja

datang untuk mendengarkan materi pengajian, diantara keterangan ayat-

ayat Al-Qur’an, hadist atau menerangkan suatu masalah agama Islam

seperti masalah akhlak, aqidah, fiqh dan sebagainya.5

Pengertian yang ditulis Ibnu Hibban pada penelitian “minat warga

komplek IAIN dan sekitarnya terhadap pengjian ahad pagi di Masjid

Fathullah”. Dikatan bahwa pengajian atau disebut dengan Majlis Ta’lim

adalah lembaga swadaya masyarakat yang memberikan pendidikan dan

pengajaran di bidang agama Islam secara non formal.6

Sedangkan dalam Ensiklopedi Islam dikatakan bahwa pengjian

atau Majlis Ta’lim adalah “suatu tempat yang di dalamnya terkumpul

sekelompok manusia untuk melakukan aktivitas atau perbuatan.7

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa

pengajian adalah suatu kegiatan atau aktivitas, bimbingan dan pembinaan

umat baik secara perorangan maupun kelompok dalam rangka

mewujudkan manusia yang sadar, menghayati, dan mengamalkan ajaran

agama dengan sebiak-baiknya.

5 Abdul Karim Zaidan, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Jakarta:Media Dakwah,1984), h.270

6 Hasanudin Ibnu Hiban, h.7

7 Tim Penyusun, Ensiklopedi Islam, (Jakarta:PT.Ichtar Baru Van Hoeve, 1994), cet.ke-3,

h.720

Page 36: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

15

2. Ciri-ciri Pengajian

Adapun ciri-ciri khusus pengajian yang dimiliki pengajian yaitu

adanya kyai atau ustadz, adanya jama’ah atau peserta, adanya sarana serta

materi pelajaran.8 Pada prinsipnya dalam pengajian setiap murid atau

santri diajarkan secara perorangan (sendiri-sendiri) atau kelompok,

menurut kemampuan masing-masing.

Dalam pelaksanaannya, seperti yang dapat disaksikan di langgar

atau musholla pada setiap maghrib, dalam pengajaran guru dan murid

duduk-duduk bersila di lantai mengitari sebuah meja pendek, tempat

meletakkan buku secara bergantian murid menghampiri gurunya.

3. Peran Pengajian

Apabila melihat keatas dari beberapa pengertian tentang arti, ciri

dan fungsi pengajian, maka dipastikan akan adanya peran. Peran pengajian

tersebut yaitu:

1) Dilihat dari segi pelaksanaanya, pengajian termasuk pembelajaran

pendidikan luar sekolah (non formal) yang berlandaskan Islam.

2) Dilihat dari tinjauan fungsi, pengajian termasuk pelaksanaan dakwah

sebagai siyar Islam yang berlandaskan Al-Qur’an dan Hadits.

3) Dilihat dari strategi, pengajian merupakan upaya pembinaan umat.

Pengajian juga merupakan upaya dakwah Islamiyah yang murni

ajarannya yang memiliki peran sentral pada pembinaan dan

peningkatan kualitas hidup umat Islam sesuai tuntutan ajaran agama

8 H.M. Mansyur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, (Yogya, Al-Amin Perss,1997)

Page 37: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

16

dan lainnya guna menyadarkan umat Islam dalam rangka menghayati,

memahami dan mengamalkan ajaran agamanya.

Jadi, peran pengajian secara fungsional adalah mengokohkan

landasan hidup manusia khususnya dibidang mental spiritual keagamaan

Islam dalam rangka meningkatkan integritas lahiriyah dan bathiniyah,

duniawiyah dan ukhrowiyah bersamaan sesuai tujuan ajaran agama Islam

yaitu iman dan taqwa yang melandasi kehidupan duniawi dalam segala

bidang.9

4. Unsur-unsur Dakwah

1) Subyek pengajian

Subyek pengajian memiliki arti yang sangat penting dalam

keberlangsungan suatu dakwah. Adapun arti dari subyek pengajian

adalah seseorang yang melaksanakan dakwah dan lebih sering disebut

dengan mubaligh atau da’i. adapun tugas dari seorang da’I adalah

untuk menyuruh terhadap yang ma’ruf dan melarang mengerjakan

yang mungkar, maka secara umum dapat diketahui bahwa yang

menjadi subyek pengajian adalah kaum muslim yang pada hakekatnya

mempunyai kewajiban dalam menyampaikan dakwah Islamiyah.

Dalam menyampaikan dakwah atau pengajian, hendaknya

seorang da’i memperhatikan hal-hal berikut ini:

a) Mengetahui tentang isi Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah serta hal-

hal yang berhubungan dengan Islam.

9 M. Arifin, M. ed, Kapitaselekta Pendidikan:Islam dan Umum, (Jakarta:Bumi Aksara),

cet.ke-4, h.119-120

Page 38: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

17

b) Mengetahui bahkan sebaiknya menguasai ilmu pengetahuan yang

ada hubungannya dengan tugas-tugas berdakwah, seperti ilmu

sejarah, perbandingan agama, dsb.

c) Memahami terlebih dahulu hal-hal yang akan disampaikan kepada

mad’u (sasaran dakwah).

d) Menggunakan contoh-contoh yang biasa dilihat oleh mad’u atau

gambar-gambar yang mereka dapat pahami.

e) Bertekad dan berusaha mengamalkan apa yang disampaikan

kepada mad’u dan masyarakat.10

Dengan pengertian hal diatas, diharapkan apa yang akan

disampaikan da’i dapat diterima oleh mad’unya. Sebab bagi da’i yang

tidak melengkapi dirinya dengan pengetahuan dan pengalaman

terutama yang berkaitan dengan masalah ajaran agama Islam dan

kemasyarakatan sering mendapat perhatian yang kurang baik.

Bila seperti ini keadaannya, maka proses dakwah Islamiyah

dianggap kurang berhasil, untuk menghindari hal seperti itu, seorang

da’i harus bias membaca situasi dan kondisi, serta mampu menarik

perhatian mad’unya jangan sampai membingungkan tetapi bimbinglah

mereka dengan senang terhadap apa yang mereka ilhami dan

dirasakannya sehingga mereka tidak lari dari majlis. 11

10

Iskandar Zulkarnaian, Skripsi Peranan Pengajian Agama dalam Meningkatkan

Kesadaran Agama, Jurusan Ilmu Dakwah Fakultas Usuludin Universitas Islam Assyafiiah Jakarta

1992. 11

Barmawi, Azas-azas dan Ilmu Dakwah, (Solo:Ramadhani, 1984), cet. Ke-1, h.61

Page 39: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

18

2) Objek pengajian

Sasaran pengajian adalah mereka kumpulan dari individu

dimana benih dari materi dakwah akan ditabur.12

Yang menjadi objek

pengajian atau dakwah adalah masyarakat mulai dari keluarga sampai

dengan masyarakat lingkungan sekitar. Masyarakat sebagai objek

dakwah adalah salah satu unsur yang penting dalam dakwah. Dalam

lingkungan masyarakat terdiri dari tingkatan-tingkatan yang perlu

mendapatkan perhatian dari da’i sebagai subyek dakwah, karena ini

memudahkan tersebarnya dakwah dan sasaran dakwah menjadi lebih

mengena.

3) Materi Pengajian

Pada dasarnya materi pengajian tergantung pada tujuan dakwah

yang hendak dicapai, namun secara gelobal dapat dikatakan bahwa

materi pengajian dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok, yaitu:

a) Masalah Keimanan (Akidah)

Akidah dalam Islam mencangkup masalah-masalah yang

erat hubungannya dengan rukun iman. Dibidang akidah ini bukan

saja pembahasannya tertuju pada masalah-masalah yang wajib

diimani, akan tetapi materi dakwah meliputi juga masalah-masalah

yang dilarang sebagi lawannya, seperti syirik, ingkar dengan Tuhan

dan sebagainya.

b) Masalah Syar’iyah

12

Hamzah Yakub, Publisistik Islam, Teknik dakwah dan Leadership,

(Bandung:CV.Diponogoro,1981), cet. ke-11, h.2

Page 40: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

19

Syar’iyah dalam Islam berhubungan erat dengan amal lahir

(nyata) dalam rangka mentaati semua peraturan atau hukum Allah

guna mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan

mengatur pergaulan antar sesame manusia.

c) Masalah Budi Pekerti (Akhlakul Karimah)

Masalah akhlak dalam aktivitas pengajian (sebagai materi)

merupakan pelengkap saja, yakni untuk melengkapi keimanan dan

keIslaman seseorang. Meskipun akhlak itu sebagai pelengkap.,

bukan berarti masalah akhlak itu kurang penting, dibandingkan

masalah keimanan dan keIslaman, akan tetapi akhlak adalah

masalah sebagai penyempurna keimanan dan keIslaman.

Masalah pengajian pada dasarnya mencngkup ajaran islam

yang terkandung dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Karena agama

Islam yang menganut kedua kitab tersebut merupakan sumber

utama ajaran-ajaran Islam. 13

5. Tujuan Pengajian

Untuk mengetahui tujuan pengajian, dapat dilihat pada firman

Allah SWT dalam surat Al-Imran ayat 104:

Artinya: dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang

menyeru kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, mereka

itulah orang-orang yang beruntung (Qs: Ali-Imran 104)

13

Drs. Selamet Muhaimin Abda, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah, (Surabaya:Al-

Ikhlas, 1994), cet.ke-1 h.6

Page 41: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

20

Ayat tersebut menjelaskan tentang tujuan pengajian (dakwah) yaitu

mengikuti jalan atau tuntunan Allah SWT dan mewujudkan kebaikan

dengan cara menyuru orang berbuat baik dan mencegah orang lain dari

perbuatan jelek, dengan harapan mereka dapat hidup bahagia sejahtera

didunia dan akhirat.

Menurut A.Rosyad Shaleh, tujuan pengajian (dakwah Islam)

adalah:

1. Meningkatkan dan memperdalam kesadaran dan pengertian umat Islam

tentang ajaran Islam

2. Menanamkan kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan

3. Memperhatikan kehidupan dan perkembangan masyarakat, khususnya

yang berhubungan dengan kehidupan manusia

4. Membendung tindakan-tindakan dari golongan agama atau aliran lain

yang berusaha untuk berubah Islam dalam keyakinan agamanya.

5. Menghidupkan dan membina kebudayaan yang sesuai dengan ajaran

Islam.14

Dari uaraian diatas, nampak bahwa kegiatan pengajian mempunyai

tujuan tertentu, yaitu mencapai kebahagiaan didunia dan akhirat.

6. Metode Pengajian

Metode adalah cara yang dalam fungsinya alat untuk mencapai

tujuan.15

Metode dalam kaitannya dalam pelaksanaan pengajian adalah

jalan atau cara yang dipakai, agar pengajian agama mendapatkan hasil atau

14

A. Rosid Saleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta:Bulan Bintang, 1997), h.80 15

B. Suryubroto, Mengenai Metode Pengajaran di Sekolah dan Pendekatan Baru dalam

Proses Belajar Mengajar, (Yogyakarta:Amarta,1986)h.3

Page 42: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

21

sampai pada sasaran dengan baik dan tepat sesuai dengan yang

diharapkan.

Dalam ajaran Islam, penggunaan metode pengajian agama

(dakwah) diterangkan dalam firman Allah SWT dalam surat An-nahl ayat

125.

Artinya: serulah (manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah

dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih

baik. Sesungguhnya tuhan-mu dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa

yang tersesat dari jalan-Nya dan dia-lah yang lebih mengetahui orang-

orang yang dapat petunjuk. (Qs. An-Nahl -125).

Ayat tersebut menjelaskan tentang metode atau cara dalam

mengajak manusia kepada jalan Allah SWT, yaitu dengan cara yang

bijaksana, nasehat yang baik, dan berdebat dengan yang baik pula. Pada

dasarnya ketiga unsur inilah yang merupakan induk pengajian agama

(dakwah).

Dilihat dari segi jama’ah pengajian agama, metode yang disebut

diatas berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, diantaranya

adalah:

Page 43: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

22

1. Metode Personal Approach

Metode Personal Approach yaitu metode yang dilaksanakan

dengan cara langsung melakukan pendekatan pada setiap pribadi.16

Metode ini pada prakteknya dilaksanakan secara individu, yaitu dari

pribadi ke pribadi secara tatap muka meskipun jamaah yang hadir

berjumlah banyak tetapi secara menghadapinya satu persatu.

Kelebihan dari metode ini antara lain : dapat mengetahui secara

langsung situasi dan kondisi individu. Sedangkan kekurangannya

memerlukan tenaga dan waktu yang banyak.

2. Metode Ceramah

Metode Ceramah adalah suatu metode yang banyak diwarnai

oleh ciri karakteristik bicara oleh seorang mubaligh pada suatu

aktivitas dakwah.17

Metode caramah ini sangat tepat apabila jama’ah

yang dihadapi merupakan kelompok yang berjumlah besar dan perlu

dihadapi secara sekaligus.

Kelebihan dari metode caramah ini adalah dalam waktu cepat

penceramah dapat menyampaikan materi yang sebanyak-banyaknya

kepada jama’ah. Sedangkan kekurangannya adalah jika penceramah

tidak memperhatikan segi psikologis jama’ahnya, maka ceramah dapat

bersifat melantur-lantur dan membosankan.

3. Metode Tanya Jawab

16

Proyek Penerangan Bimbingan dan Dakwah /Khutbah Agama Islam Pusat. Risalah

Metodologi Dakwah Terhadap Narapidana, (Jakarta,1978), h.36 17

Asumuni Sukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya:Al-Ikhlas), cet ke-1

h.104

Page 44: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

23

Metode Tanya Jawab adalah penyampaian materi dakwah

dengan cara mendorong sasarannya untuk menanyakan suatu masalah

yang dirasa belum dimengerti dan mubaligh sebagai penjawabnya.18

Kelebihan metode Tanya jawab adalah kegiatan pengajian

agama berlangsung lebih hidup yaitu mubaligh dan jama’ah sama-

sama aktif dan memberi kesempatan kepada jama’ah untuk

mengemukakan hal-hal yang dirasa kurang jelas. Sedangkan

kekurangan metode Tanya jawab adalah apabila terjadi perbedaan

pendapat akan banyak waktu untuk menyelesaikannya.

4. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah suatu metode di dalam mempelajari atau

penyampaikan materi dengan jalan mendiskusikan materinya sehingga

menimbulkan pengertian serta perubahan tingkah laku.

Kelebihan dari metode diskusi antara lain kesimpulan yang

dihasilkan dari diskusi mudah dipahami. Adapun kekurangan dari

metode diskusi antara lain sulit untuk meramalkan arah penyelesaian

diskusi dan diskusi akan gagal bila tidak dapat mengarahkannya.

5. Metode Demonstrasi

Metode Demonstrasi adalah suatu metode dengan cara

memperlihatkan contoh, baik berupa benda, peristiwa, perbuatan dan

sebagainya dapat dinamakan bahwa seorang mubaligh yang

bersangkutan menggunakan demonstrasi. Kelebihan yang dimiliki

metode ini diantara lain memungkinkan jama’ah lebih menghayati

18

Ibid, h.127-128

Page 45: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

24

sepenuh hati, karena dapat memberikan nilai lebih dibandingkan

dengan metode yang lain sedangkan kekurangannya adalah metode

demonstrasi memerlukan waktu persiapan yang banyak dan

memerlukan banyak pemikiran, karena tidak wajar bila alat peraga

yang ditampilkan tidak dapat diamati dengan seksama, karena tidak

semua materi dakwah dapat didemonstrasikan dan memerlukan

keahlian khusus bagi para subjek, dalam hal ini adalah mubaligh.

6. Metode Khalaqah

Dalam metode khalaqah, peserta jama’ah terlibat langsung

dalam arti turut aktif dalam pembicaraan. Kelebihan metode khalaqah

ditinjau dari segi pendidikan, dapat meningakatkan kualitas

kepribadian seperti kerjasama, toleran, kritis, dan disiplin. Sedangkan

kalau ditinjau dari segi ilmu jiwa akan menimbulkan persaingan yang

positif.19

Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah memerlukan

persaingan yang negatif, maka hasil pekerjaan akan lebih memburuk,

serta bagi jama’ah yang malas ada kesempatan untuk tetap pasif dalam

kelompok dan kemungkinan akan mempengaruhi kelompok.

C. Pembinaan Ibadah Remaja

1. Pengertian Pembinaan Ibadah Remaja

Pembinaan berasal dari kata “bina” yang berarti bangun atau

bentuk. Apabila di beri awalan me-, maka jadi membina, yang artinya

19

Direktorat Jendral Masyarakat Islam 1974 h.58

Page 46: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

25

membangun, mendirikan, mengusahakan supaya lebih baik sehingga

pembinaan mengandung arti proses tindakan dan kegiatan yang dilakukan

secara berdayaguna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih

baik.20

Ibadah Definisikan secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan

diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah

mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi

itu antara lain adalah:

1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya

melalui lisan para Rasul-Nya.

2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu

tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah

(kecintaan) yang paling tinggi

3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan

diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang

zhahir maupun yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang

paling lengkap.

Masa remaja adalah masa peralihan, seorang remaja bukan anak-

anak lagi, tetapi ia belum bisa dikatakan sudah dewasa secara jasmani

boleh jadi sudah dewasa tetapi emosi serta cara berfikirnya belum mantap

dan mapan sebagaimana layaknya orang dewasa.

20 Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota, Evaluasi Terhadap Exsistansi Bapinroh, (Jakarta:

Badan Pembinaan Pegawai, Banpiroh, 1995), h, 10.

Page 47: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

26

Islam memeiliki enam aspek yaitu, keimanan kepada Allah, pada

para malaikatnya, pada kitab-kitabnya, iman kepada Rasul-Nya, pada hari

akhir, dan iman kepada ketentuan yang telah dikehendaki. Dan seluruh

aspek ini merupakan hal yang ghaib, kita tidak mampu menangkapnya

dengan panca indera, hal ini yang tampak membingungkan kita bagaimana

cara menjelaskannya pada anak, dengan cara apa kita menanamkan enam

aspek keimanan tersebut padanya, dan bagaimana kita bisa

mengekspresikan keimanan mereka. Namun apabila kita mencoba

mempelajari proses kehidupan Rasulullah dengan segala yan telah beliau

ajarkan, kita akan memperoleh sebuah jawaban dari berbagai pertanyaan

tadi. Kita akan menemukan lima pola dasar pembinaan akhlak seperti,

membacakan kalimat tauhid pada anak, menanamkan kecintaan kepada

Allah, pada Rasul, mengajarkan Al-Qur’an, dan menanamkan nilai

perjuangan serta pengorbanan.21

Kehidupan beragama salah satu diantara sekian banyak sektor

harus mendapatkan perhatian besar bagi bangsa dibandingkan dengan

sektor kehidupan yang lain. Sebab pencapaian pembangunan bangsa yang

bermoral dan beradab sangat ditentukan dari aspek kehidupan agama,

terutama dalam hal pembinaan bagi generasi muda.

Secara harfiah pembinaan berarti pemeliharaan secara dinamis dan

berkesinambungan. Di dalam konteksnya dengan suatu kehidupan

beragama, maka pengertian pembinaan adalah segala usaha yang

21

Muhammad Nur Absul Khafidz, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, (Bandung: Al-

Bayan, 1997), h. 109.

Page 48: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

27

dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran memelihara secara terus

menerus terhadap tatanan nilai agama agar segala perilaku kehidupannya

senantiasa di atas norma-norma yang ada dalam tatanan itu. namun perlu

dipahami bahwa pembinaan tidak hanya berkisar pada usaha untuk

mengurangi serendah-rendahnya tindakan-tindakan negatif yang dilahirkan

dari suatu lingkungan yang bermasalah, melainkan pembinaan harus

merupakan terapi bagi masyarakat untuk mengurangi perilaku buruk dan

tidak baik dan juga sekaligus bisa mengambil manfaat dari potensi

masyarakat, khususnya generasi muda.

Membangun kesadaran bagi generasi bukanlah hal yang gampang

untuk tercapai secara maksimal, tetapi dalam pembinaan kesadaran yang

menjadi hal pokok untuk dibangun. Kesadaran hendaknya disertai niat

untuk mengintensifkan pemilikan nilai-nilai dari pada yang sudah dimiliki,

sebab dengan cara tersebut akan mampu mewujudkan pemeliharaan yang

dinamis dan berkesinambungan.

D. Remaja Masjid

1. Pengertian Remaja

Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu

berinteraksi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi

merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada

dalam tingkatan yang sama. Sekurang-kurangnya dalam masalah hak.

Integrasi dalam masyarakat mempunyai aspek efektif, kurang lebih

berhubungan dengan masa puber. Termasuk juga perubahan intelektual

Page 49: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

28

yang khas dan acara berfikir remaja ini menginginkan untuk mencapai

integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa yang kenyataanya

merupakan ciri khas yang umum dari priode perkembangan ini.

Masa remaja adalah masa peralihan, seorang remaja bukan anak-

anak lagi, tetapi ia belum bisa dikatakan sudah dewasa secara jasmani

boleh jadi sudah dewasa tetapi emosi serta cara berfikirnya belum mantap

dan mapan sebagaimana layaknya orang dewasa.

Dalam perkembangan keperibadian seseorang, masa remaja

mempunyai arti yang khusus ada yang mengatakan masa remaja adalah

masa yang paling indah, sehingga tidaklah boleh dilewatkan begitu saja.

Ada pula pendapat bahwa masa remaja adalah masa yang paling

menentukan kelanjutan hidup seseorang dimasa tuanya. Remaja juga

dikatakan generasi penerus perjuangan bangsa, baik buruk masa depan

bangsa tergantung pada baik buruk moral dan akhlak remajanya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan definisi tentang

remaja sebagai “suatu masa dimana individu berkembang dari saat

pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat

mencapai kematangan seksual”. Remaja juga dikatakan sebagai suatu

masa dimana individu mengalami perkembangan psikologis dan pola

identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa. Selain itu WHO juga

berpendapat bahwa remaja adalah suatu masa dimana terjadi peralihan dari

ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif

lebih mandiri.22

22

Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta:Rajawali Perss, 2000) cet. Ke-5,

h.9

Page 50: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

29

Dalam “Kamus Besar Ilmu Pengetahuan” yang disusun oleh save

M. Dagun, mengemukakan bahwa secara etimologi “remaja (adolescence)

merupakan tahap pertumbuhan anak menuju dewasa, terjadi mulai masa

puber (pubertas) sampai usia 17 – 18 tahun sekunder yang pertama,

berakhir setelah tercapainya puncak kematangan, puncak pertumbuhan

badan dan kemampuan memperbanyak jenis.23

Pendapat lain juga diutarakan oleh Sarlito Wirawan Sarwono,

dimana ia mendefinisikan remaja sebagai “masa peralihan dari anak-anak

ke dewasa, bukan hanya dalam artian psikologi tetapi juga fisik. Bahkan

perubahan-perubahan fisik yang terjadi itulah yang merupakan gejala

primer dalam perubahan remaja, sedangkan perubahan-perubahan

psikologis muncul antara lain sebagai akibat dari perubahan-perubahan

fisik itu.24

Dari uraian beberapa pendapat para ahli psikologi yang saling

berlainan pendapatnya mengenai definisi remaja, penulis dapat

menyimpulkan bahwa remaja merupakan masa transisi yaitu masa

peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang mengalami perkembangan

sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Masa yang penuh dengan

perubahan-perubahan yang amat cepat menyangkut segi kebutuhan

(physicly) dan (mentality) kejiwaan maupun yang besifat pergaulan

(social). Sehingga nampak adanya perubahan-perubahan itu menyebabkan

gejolak-gejolak kejiwaan yang terreflesikan dalam tingkah laku sehari-hari

23

Save M. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta:LPKN, 1997) cet.ke-1,

h.956 24

Sarlito Wirawan Sarwono, op. cit, h.51

Page 51: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

30

yang sering kali terlihat aneh dan sulit dipahami orang dewasa pada

umumnya.

Zakiah Darajat berpendapat:” pada umumnya masa remaja itu

dapat diketahui dengan mudah dan hampir sama pada tiap anak, yaitu kira-

kira pada umur 13 tahun (misalnya mimpi bagi anak laki-laki dan haid

bagi anak perempuan), akan tetapi kapan berakhinya masa remaja itu agak

sukar untuk menentukan, karena berbagai faktor ikut mempengaruhi,

namun pada umumnya ahli jiwa cenderung untuk mengatakan bahwa pada

masyarakat maju berakhir pada umur 21 tahun. Dimana segala macam

pertumbuhan dan perubahan cepat dapat dikatakan berakhir.25

Aristoteles berpendapat “bahwa yang membagi jiwa manusia

dikaitkan dengan perkembangan fisiknya kedalam 3 tahap. Tahap

perkembangan jiwa menurut Aristoteles adalah sebagai berikut:

1. 0 – 7 tahun : Masa kanak-kanak (infancy)

2. 7 – 14 tahun : Masa anak-anak (boyhood)

3. 14 – 21 tahun : Masa dewasa muda (young manhood)

Apa yang diutarakan Aristoteles, hingga saat ini masih mengena

dan berpengaruh pada kehidupan modern kita, yakni dengan tetap

dipakianya batasan usia 21 tahun dalam kitab-kitab hukum di berbagai

negara sebagai batas usia dewasa.26

Dari beberapa pengertian diatas maka

dapat disimpulkan bahwa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-

kanak menuju usia dewasa, yaitu antara umur 12 tahun sampai umur 21

tahun.

25

Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama. (Jakarta:Bulan Bintang, 1996). Cet. Ke-15, h.122 26

Sarlito Wirawan Sarwono, op. cit, h.21

Page 52: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

31

2. Pengertian Masjid

Secara etimologis, masjid berarti tempat sujud. Sedangkan secara

terminologis, masjid adalah tempat melakukan aktivitas ibadah dalam

makna luas.27

Semenjak zaman Rasulullah SAW masih hidup, masjid

sebagai tempat pendidikan islam sudah digunakan dilingkungan

masyarakat. Hal ini sejalan dengan penjelasan Dr. Asma Hasan Fahmi,

bahwa masjid dapat dianggap sebagai lembaga ilmu pengetahuan yang

tertua dalam islam. Karena di masjidlah dimulai pengajaran al-Qur’an, dan

dasar-dasar agama Islam pada masa Rasulullah SAW, selain fungsi

umumnya sebagai tempat untuk menunaikan sembahyang dan beribadah

lainnya.28

Pada masa permulaan islam, masjid mempunyai peranan yang amat

mulia dan luas bagi kehidupan umat manusia khususnya masyarakat

muslim. Masyarakat muslim membicarakan masalah-masalah agama,

pendidikan, sosial ekonomi, politik, dan berbagai problema kehidupan di

masjid. Di masjid mereka mengajak manusia kepada keutamaan,

kecintaan, pengetahuan, kesadaran sosial, serta pengetahuan tentang hak

dan kewajiban kepada Tuhan dan negara. Bermula dari masjid ini pula

mereka menyebarkan akhlak islam dan memberantas kebodohan.29

Dalam hal ini, M. HR. Songge mengatakan, bahwa masjid secara

etimologis, bermakna sebagai tempat para hamba yang beriman bersujud

melakukan ibadah berupa shalat wajib dan sunnah lainnya kepada Allah

27

Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren : Pendidikan Alternatif Masa Depan,

(Jakarta:Gema Insani Perss,1997) cet.ke-1 h.46 28

Abdurrachman Mas’ud, M.A., et.al, Paradigma Pendidikan Islam,

(Yogyakarta:Pustaka Pelajar 2001) cet.ke-1 h.51

Page 53: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

32

SWT. sedangkan masjid secara terminologis adalah tempat dimana para

hamba melakukan segala aktivitas baik yang bersifat vertikal maupun

horizontal dalam rangka beribadah kepada Allah SWT.30

Selain pengertian masjid secara umum seperti diuraikan diatas,

Sidi Gazalba berpendapat: ”masjid adalah pusat beribadah dan kebudayaan

islam.31

” Di sisi lain Al-abdi dalam kitabnya “Al-Madkhal” juga

mengatakan bahwa masjid merupakan tempat yang paling baik bagi

kegiatan pendidikan dan pembentukan moral keagamaan. Dengan

memusatkan segala aktivitas umat islam di masjid, akan tampak hidupnya

sunnah-sunnah islam dan berkembangnya kehidupan yang sesuai dengan

hukum Allah SWT.32

Dari uraian singkat tersebut di atas, maka dapat dipahami masjid

sebagai pusat pembianaan masyarakat, tentu tidak hanya dilakukan melalui

ibadah ritual seperti shalat saja, tetapi juga melalui beraneka ragam

aktvitas lainnya yang membuat masyarakat terbina sebagai indikasi dari

kekokohan iman. Di samping itu, masjid juga mempunyai fungsi lain

yakni mencerdaskan umat dan memberikan orientasi dakwah yang bisa

dilakukan melalui shalat berjamaah, pengajian-pengajian yang dilakukan

secara rutin, maupun melalui khutbah jum’at yang merupakan nasehat

migguan yang bersifat mendidik tentang kewajiban-kewajiban yang harus

dilakukan oleh kaum muslimin.33

30

M.HR. Songge, pesan risalah Masyarakat Madani:Masjid dan Masyarakat Madani,

(Jakarta:PT.Mediacita, 2001), h.12-13 31

Sidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam. (Jakarta:Pustaka Al-

Husna.1998), cet.ke-5 h.47 32

Wahjoetomo, Op cit, h.47 33

Yusuf Qardhawi, Tuntunan Membangun Masjid, (Jakarta:gema Insani Perss, 200), h.8

Page 54: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

33

Dengan demikian, fungsi masjid harus sesuai dengan ajaran Allah,

yaitu mencakup lingkungan habluminallah (kontak kepada Allah atau

ibadah khusus) dan habluminannas (kontak sosial, budaya sesama

manusia atau mu’amalah). Masjid juga dapat memberikan semangat

ketabahan, ketahanan, kelemah lembutan, kasih sayang dan kegotong-

royongan kedalam kesadaran dan hati nurani jama’ahnya. Dari masjid

inilah Rasulullah SAW mulai membina kader pemimpin umat, memelihara

dan mewariskan nilai-nilai budaya dan peradaban islam.

Pendapat lain juga diutarakan oleh Masor. P dan Nurzaman perihal

fungsi masjid sebagai berikut:

1. Sebagai pusat kegiatan keagamaan dan kegiatan khusus

Fungsi masjid yang terutama adalah untuk sujud kepada Allah

SWT, untuk shalat dan beribadah kepada Allah SWT. 5 (lima) kali

sehari dianjurkan bagi seluruh umat islam untuk mengunjungi masjid

guna melaksanakan shalat fardhu. Sehubungan dengan hal ini

Rasulullah SAW bersabda, shalat yang paling baik adalah shalat yang

dilakukan dirumah kecuali shalat fardhu. Shalat fardhu yang baik

dilakukan di masjid.

2. Sebagai pusat dakwah dan pendidikan

Masjid berfungsi sebagai pusat dakwah dan pendidikan. Secara

informal, sesama muslim dapat saling bertukar informasi, saling

menasehati, dan saling bertukar fikiran pada saat-saat sebelum dan

sesudah shalat. Secara formal, misalnya pada shalat jum’at, shalat

tarawih, pengajian-pengajian dan sebagainya.

Page 55: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

34

3. Sebagai tempat kegaiatan masyarakat

Masjid sebagai pusat kebudayaan disamping sebagai pusat

ibadah juga menampung semua jenis kegiatan masyarakat yang berada

dalam batas-batas takwa, atau yang menunjang tercapainya kondisi

rohani takwa.

4. Sebagai tempat menggalang Ukhuwwahh Islamiah

Lima kali dalam sehari masjid dijadikan sebagai tempat untuk

membina persamaan dan persaudaraan, karena diwaktu-waktu tersebut

seseorang dapat bertatap muka dan saling mengucapkan salam sesama

muslim sebagai hamba Allah yang ruku dan sujud bersama-sama

menghadap Allah SWT.

Rasa persaudaraan dan persamaan inilah yang dapat

mendekatkan hubungan sesama muslim ditengah kehidupan mereka

masing-masing.

1. Sebagai tempat mencari ketenangan

Apabila shalat yang dilakukan di masjid dilakukan dengan

penuh kekhusuan dan melepaskan diri baik hati dan fikiran dari

ikatan keduniawian, maka akan terbentuk suasana tentram, damai

dan penuh zikrullah (mengingat Allah).

2. Sebagai tempat istirahat musafir

Salah satu fungsi sosial masjid adalah sebagai tempat

sementara para musafir atau orang yang sedang dalam perjalanan.

Orang yang mencari masjid sebagai tempat bermalam adalah mereka

yang berada dalam keadaan darurat.

Page 56: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

35

3. Fungsi masjid secara umum

Masjid adalah tempat mengerjakan, membicarakan, dan

memutuskan segala perinsip dan semua pokok kehidupan Islam.

Namun harus tetap diingat bahwa masjid adalah tempat suci. Segala

ucapan, tingkah laku, dan perbuatan yang dilakukan di dalamnya

wajiblah suci juga sifatnya, yakni yang dilandaskan kepada

ketaqwaan. Oleh karena itu tidaklah boleh sembarangan pekerjaan

itu dikerjakan di dalam masjid. Segala kegiatan yang berhubunagan

dengan ibadah khusus dan kebudayaan hendaknya merupakan

manifestasi taqwa.34

Selain memiliki fungsi sosial, masjid juga dapat digunakan

sebagai tempat dilaksanakanya berbagai kegiatan, seperti

mengahafal al-Qur’an, lembaga amil zakat, lembaga solidaritas serta

bantuan kemanusiaan, dan lembaga kebinaan dan pengarahan bagi

para generasi penerus bangsa dan agama untuk mengajak kepada

ajaran Islam, dan melindungi mereka dari prilaku yang

menyimpang.35

Pusat yayasan tinggi dakwah islam menyebutkan bahwa dari

catatan-catatan sejarah Islam tradisi Rasulullah SAW. didapatkan

berbagai kegiatan yang dilaksanakan dimasjid yang menunjukkan

akan fungsi masjid, yakni antara lain:

34

Masor. P dan D. Nurjaman, Peranan Masjid Dalam Membina Umat,(Jakarta:CV.Karya

Putra, 1986), cet.ke-1 h.13-19 35

Yusuf Qardhawi, op.cit.,h.7

Page 57: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

36

1. Masjid merupakan tempat kaum muslimin beribadah dan

mendekatkan diri kepada Allah SWT.

2. Masjid adalah tempat kaum muslimin beri’tikaf, membersihkan

diri, menempa bathin untuk membina kasadaran dan mendapatkan

pengalaman bathin/keagamaan sehingga selalu terpelihara

keseimbangan jiwa dan raga serta keutuhan kepribadian.

3. Masjid merupakan tempat untuk membina keutuhan ikatan jamaah

kaum muslimin dan kegotong-royongan.

4. Masjid merupakan tempat pengaturan dan supervisi sosial.36

5. Masjid merupakan tempat pembinaan dan penataran kader

pimpinan ummat.

Masjid merupakan tempat untuk meningkatkan kecerdasan

dan ilmu pengetahuan kaum muslimin.

3. Pengertian Remaja Masjid

Remaja masjid merupakan bentuk aktivitas yang sedang tumbuh dan

berkembang, namun kehadirannya tidaklah muncul begitu saja. Berawal

dari usaha-usaha menyelenggarakan kegiatan kemasjidan, lalu timbul

kesadarn perlunya organisasi yang permanen, dan akhirnya dibentuk

remaja masjid.

Saat ini remaja masjid telah menjadi salah satu wadah paforit

kegiatan remaja muslim. Umunya di kota-kota besar dapat dijumpai.

Meskipun masih ada hambatan atas keberadaannya, namun secara umum

masyarakat sudah semakin lebih bisa menerima kehadirannya.

36

Pusat Yayasan Pendidikan Tinggi Dakwah Islam, Peroyek Pembanunan Masyarakat

Melalui Kegiatan Kemakmuran Masjid.(jakarta : Lembaga Immaratil Masjid, 1980),h.7

Page 58: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

37

Remaja masjid telah menjadi fenomena bagi kegairahan remaja

muslim dalam mengkaji dan mendakwahkan islam di Indonesia.

Sebenarnya, dakwah islam yang dilakukan generasi muda bukanlah hal

yang baru.

Remaja masjid membina para anggotanya agar beriman berilmu dan

beramal sholeh dalam rangka mengbdi kepada Allah SWt untuk mencapai

kehadirannya. Pembinaan dilaklukan dengan menyusun dengan aneka

program yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan berbagai aktifitas remaja

masjid yang telah mapan biasanya mampu bekerja secara terstruktur dan

terencana.37

37

Siswanto, Ir. Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid, Jakarta, 2005, cet. Pertama, hal.49.

Page 59: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

49

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISA DATA

A. Deskripsi Informan

Deskripsi informan adalah gambaran orang-orang yang memberikan

informasi atau data di pangajian “Ikatan Remaja Masjid As-salam (IRMAS)”

yang berlokasi di Poris As-salam RT 004 RW 010 Kelurahan Cipondoh

makmur Kecamatan Cipondoh Makmur Kota Tangerang, yaitu :

1. Ketua DKM Masjid As-Salam

Ketua DKM Masjid As-Salam adalah Paimin, beliau lahir di Bantul,

19 September 1963 beralamat di Kampung Poris As-Salam RT.004 RW.010

beliau sudah berkeluarga dan memiliki dua anak, pendidikan terakhir adalah

pesantren, berprofesi sebagai Guru pengajar, Ketua RT, dan Ketua DKM

Masjid As-Salam.

2. Pengrurus IRMAS

Ketua IRMAS yakni Nurhadi, S.Hi lahir di Tangerang, 24 April 1981,

beralamat di Kampung Poris As-Salam RT.004 RW.010 beliau sudah

berkeluarga dan memiliki satu orang anak, pendidikan terakhir adalah strata

satu, berprofesi sebagai Guru pengajar Madrasah Ibtidaiyah.

Sekretaris Silvia Oktaviani, Amd lahir di Tangerang, 24 April 1981,

beralamat di Kampung Poris As-Salam RT.004 RW.010, belum

berkeluarga, pendidikan terakhir adalah diploma tiga, berprofesi sebagai

Guru pengajar Madrasah Ibtidaiyah.

Page 60: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

50

3. Guru Pengajar

Guru pengajar yani bapak Mursyin lahir di Tangerang, 12 Maret 1971,

beralamat di Kampung Poris As-Salam RT.004 RW.010 beliau sudah

berkeluarga dan memiliki enam orang anak terdiri dari empat orang laki-laki

dan dua orang perempuan, pendidikan terakhir Madrasah Aliyah, beliau

mengajar sebagai pemateri fiqih, menjabat sebagai ketua Masjid As-Salam.

Drs. Imam Syahroni Tangerang, 01 Maret 1976, beralamat di

Kampung Masjid Al-Fatah RT.003 RW.003 berpendidikan terahir Pasca

Sarjana, kiprah beliau di masyarakat sebagai DAI.

4. Anggota IRMAS

Lukman Saputra, lahir di Tangerang, 01 Maret 1987 beralamat di Kp.

Poris As-Salam RT.004 RW.010 berpendidikan terakhir SMA dan

berprofesi sebagai wiraswasta.

Safei Hajami, lahir di Tangerang, 10 Juni 1988 beralamat di Kp. Poris

As-Salam RT.004 RW.010 berpendidikan terakhir SMA dan berprofesi

sebagai pegawai swasta

Saiful Anwar, lahir di Tangerang, 16 September 1988 beralamat di

Kp. Poris As-Salam RT.004 RW.010 berpendidikan terakhir SMA dan

berprofesi sebagai pegawai swasta.

Hadi Nur, lahir di Tangerang, 22 Desember 1988 beralamat di Kp.

Poris As-Salam RT.004 RW.010 berpendidikan terakhir SMK dan

berprofesi sebagai pegawai swasta.

Page 61: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

51

Aulia Akbar, lahir di Tangerang, 13 Januari 1989 beralamat di Kp.

Poris As-Salam RT.004 RW.010 berpendidikan terakhir SMA dan

berprofesi sebagai pegawai swasta.

Eko Nur Setiadi, lahir di Tangerang, 15 Juli 1987 beralamat di Kp.

Poris As-Salam RT.004 RW.010 berpendidikan terakhir Strata satu dan

berprofesi sebagai pegawai swasta.

Roni, lahir di Tangerang, 28 Oktober 1990 beralamat di Kp. Poris As-

Salam RT.004 RW.010 berpendidikan terakhir SMA dan berprofesi sebagai

mahasiswa.

Abdul Halim, lahir di Tangerang, 25 Maret 1988beralamat di Kp.

Poris As-Salam RT.004 RW.010 berpendidikan terakhir SMA dan

berprofesi sebagai pegawai swasta.

Peserta pengajian diambil delapan orang karena merekalah yang

sangat aktif dan telah mengikuti pengajian selama tiga tahun lebih, bahkan

kedelapan orang ini adalah yang banyak melakukan aktivitas ibadahnya di

Masjid As-Salam seperti muazin, dan menjadi guru TPA Majlis Ta’lim As-

Salam.

Dari hasil lapangan yang ditemukan penulis mendapatkan data bahwa

Peran IRMAS di pengajian ini yaitu memberikan bimbingan seluruh

anggota pengajian IRMAS dalam hal ilmu dan agama, memberikan

pencerahan ataupun memberikan pengetahuan.

Page 62: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

52

B. Aktivitas Pengajian IRMAS dalam pembinaan ibadah reamaja.

Kehidupan dewasa ini dengan kemajuan dibidang teknologi sudah

canggih, perkembangan ilmu pengetahuan semakin pesat, sehingga menuntut

kita untuk lebih giat lagi dalam mencari ilmu dan informasi. Meskipun

perkembangan ilmu pengetahuan sudah mengalami kemajuan yang cukup pesat

diberbagai bidang disiplin ilmu, kita tidak boleh mengesampingkan ilmu

pengetahuan agama, karena sesuatu yang dapat membentuk keperibadian, yang

baik bagi manusia adalah agama, agama adalah faktor yang paling kuat untuk

membentuk moral manusia sebagai makhluk sosial yang suka bermasyarakat.

Zakiah Drajat mengatakan bahwa agama merupakan petunjuk kepada

jalan yang lurus, yaitu “Shiratal Mustaqim”. Dengan petunjuk itulah dapat

menghilangkan keraguan dihati nurani manusia, sehinggga manusian hidup

secara wajar, sejalan dan sesuai dengan alam sekitar.1 Untuk itu kegiatan yang

dilakukan oleh IRMAS untuk membina ibadah sesuai dengan ajaran agama

islam.

Menurut hasil pengamatan peneliti, rangkaian demi rangkaian kegiatan

agama yang berlangsung selama ini merupakan perpaduan antara pengajian

lisan dan teori, artinya terselenggaranya aktifitas pengajian tidak luput dari

metode pengajian dan perwujudannya serta aplikasinya.

Namun untuk mengetahui lebih lanjut mengenai program kegiatan dari

pengajian IRMAS ini, penulis mencoba menjabarkannya melalui data-data yang

1 Zakiah Drajat, Peranan Dalam Kesehatan Mental, (Jakarta: Gunung Agung, 1985), h. 160

Page 63: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

53

diperoleh dari hasil wawancara dan arsip dengan ketua IRMAS, DKM Masjid

As-Salam, Pengurus IRMAS, dan juga anggota IRMAS. Adapun kegiatan-

kegiatan pengajian yang diselenggarakan oleh IRMAS antara lain :

1. Ta’lim Pengajian

Kesadaran akan pentingnya pendidikan agama terhadap remaja dan

masyarakat, diaplikasikan oleh IRMAS dengan mengadakan pengajian yang

terdiri dari :

1. Pengajian Mingguan Remaja

Pengajian mingguan bagi remaja ini berlangsung setiap

minggunya.

a. Waktu Pengajian

Waktu pelakasanaan pengajian IRMAS dilakukan di Masjid

Jami As-salam, dalam waktu pelaksanaan pengajian yang

dijadwalkan setiap senin malam setelah sholat isya hingga pukul

09.00 WIB.

b. Tempat Pengajian

Pengajian ini diselenggarakan di Masjid As-Salam yang berada

di wilayah RT.004 RW.010 Cipondoh Makmur.

c. Materi Pengajian

Adapun materi-materi pengajian IRMAS adalah menekankan

kepada remaja untuk bisa membaca Al-Qur’an dan tadjwidnya

kemudian mengerti apa yang disampaikan Al-Qur’an itu kepada

umat dengan kajian arti Al-Qur’an, kemudian selanjutnya

Page 64: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

54

memberikan pemahaman tentang masalah Fiqih dan Hadist,

kemudian selanjutnya mengadakan diskusi tentang fenomena-

fenomena sosial yang sedang terjadi dan melakukan tanya jawab.

Pengajian IRMAS juga melakukan pembahasan-pembahasan

masalah keagamaan secara umum.2

d. Pengajar

Kegiatan pengajian disampaikan oleh para ustad yang berasal dari

dalam atau luar lingkungan RT.004 RW.10, diantara para pemateri

pengajian IRMAS adalah sebagai berikut :

1. Ustad Drs. Imam Syahroni

2. Ustad Mursyin

3. Ustad Paimin

4. Ustad Mustaya

5. Ustad Jafarudin, S.Hi

2. Kegiatan PHBI (Peringatan Hari Besar Islam)

IRMAS mengadakan peringatan hari-hari besar Islam (PHBI), seperti

tahun baru islam, Isra’ Mi’raj, Maulid Nabi Muhammad SAW, halal bihalal.

Kegiatan PHBI ini dihadiri oleh masyarakat jamaah Masjid As-Salam dan

juga para undangan seperti para tokoh masyarakat serta aparatur negara, RT,

RW serta para warga tetangga sekitar lingkungan RT.004 RW.010.

3. Kegiatan Ramadhan

2 Nurhadi, S.Hi, Ketua IRMAS, Wawancara Pribadi, Tangerang, 28 Nopember 2010

Page 65: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

55

Adapaun kegiatan yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan antara

lain adalah : Shalat Tarawih berjamaah, Pesantern Kilat, Peringatan Nuzulul

Qur’a serta Tadarrus Al-Qur’an bersama-sama.

4. Kegiatan Sosial Kemasyarakatan

Pada dasarnya pengajian merupakan aktualisasi imani yang

dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan kemasyarakatan, yang

dilakukan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap

dan bertindak manusia pada tataran kenyataan individual dan sosio-kultural,

dalam rangkan mengusahakan terwujudnya ajaran islam dalam semua segi

kehidupan dan menggunakan cara tertentu. Untuk memelihara dan

mengembangkan kualitas moral yang tinggi bagi umatnya. Islam telah

memelihara dan mengambangkan kualitas moral yang tinggi bagi umatnya.

Kegiatan IRMAS dalam bidang sosial kemasyarakatan ditunjukan

dalam kegiatan sebagai berikut :

1. Bakti Soisal

Untuk terknis pelaksanaan kegiatan ini biasanya IRMAS

berkoordinasi dengan DKM Masjid As-Salam untuk melaksanakan bakti

sosial di lingkungan RT.004 RW.010 seperti pembersihan saluran air

warga pengerjaan renovasi masjid setiap minggu yang secara

keseluruhan adalah merupakan perpaduan antara IRMAS dan warga.

2. Panitia Penyaluran Zakat Fitrah dan Zakat Mal

Page 66: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

56

Dalam hal ini IRMAS juga bekerja sama kepada DKM Masjid As-

Salam untuk menerima dan menyalurkan zakat kepada masyarakat yang

berhak menerimanya.

C. Peranan pengajian IRMAS Dalam Pembinaan Ibadah Remaja

IRMAS sebagai organisasi remaja memiliki andil dan turut berpartisipasi

dalam membina kualitas spritual dan moral remaja agar menjadi manusia religi

dan berilmu pengetahuan. Ikatan Remaja Masjid As-Salam (IRMAS) khususnya

dengan kegiatan pengajian rutin yang senantiasa membahas masalaha keislaman

seperti ilmu fiqih, ilmu hadist, Qiratul qur’an beserta tajwid dan lain

sebagainya, serta kegiatan peringatan hari besar islam dimana setiap kegiatan

IRMAS diberikan kepercayaan oleh masyarakat untuk mengatur acara mulai

dari perencanaan hingga pelaksanaan dan evaluasi. Hampir disetiap lini

kegiatan keislaman yang menyangkut hajat oranbg banyak, tidak terlepas dari

partisipasi IRMAS di dalamnya yang pada intinya IRMAS berusaha untuk

menambah wawasan ajaran-ajaran agama kepada masyarakat agar diamalkan

dalam kehidupan sehari-hari melalui kegiatan pengajian tersebut.

Pembinaan ibadah remaja yang dialami masyarakat RT.004 RW.010

cukup dirasakan oleh ketua IRMAS setelah remaja mengikuti kegiatan

pengajian seperti yang dikatakan oleh Nurhadi, S.Hi sampai saat ini saya

perhatikan remaja IRMAS sangat antusias mengikuti pengajian dan dalam

pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari seperti sholat magrib dan isya

Page 67: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

57

berjamaah mengalami peningkatan yang baik dari waktu ke waktu setelah

adanya pengajian ini.

Dari keseluruhan wacana dalam kegiatan IRMAS yang mengacu pada

tujuan, visi dan misi yakni organisasi ini memiliki sebuah harapan kedepan

untuk dapat mengajarkan dan membina pembelajaran agama dan sosial untuk

kehidupan pribadi dan bermasyarakat yang lebih baik.3

Dalam setiap pembelajaran yang dibimbing melalui kegiatan pengajian

IRMAS muncul sebuah harapan agar dapat lebih memperkaya pengetahuan

agama bagi remaja yang secara tidak langsung dapat merubah prilaku dan

akhlak remaja kepada jalan yang diridhoi Allah SWT untuk menuju kehidupan

yang baik di dunia dan akhirat kelak.4

Keikutsertaan para jamaah pengajian IRMAS menunjukan bahwa amat

pentingnya pengetahuan agama bagi kehidupan mereka sekarang dan untuk

masa depan, dengan dasar tersebut maka timbulah harapan mereka kepada

IRMAS agar untuk tetap pada konsistensinya menyelenggarakan pembelajaran

dan pembinaan ibadah kepada remaja secara terus menerus agar generasi yang

akan datang tetap dalam ajaran islam.

Dari ungkapan yang diutarakan oleh para penasehat dan pengurus IRMAS

di atas, memberikan gambaran bahwa segala sesuatu yang membawa kepada

perubahan yang mengarah kepada kebaikan memang membutuhkan proses yang

cukup lama, selangkah demi selangkah dengan kata lain bahwa penyampaian

3 Nurhadi, S.Hi, Wawancara Pribadi Ketua IRMAS, 28 Nopember 2010. Tangerang.

4 Imam Syahroni, Drs. Wawancara Pribadi Pemateri Pengajian IRMAS, 29 Nopember 2010.

Tangerang.

Page 68: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

58

pengajian tidak semudah membalikan tangan, untuk membuat remaja mengikuti

apa yang disamapaikan oleh guru pengajar. Namun seperti itulah sebuah proses

sedikit-demi sedikit, laksana sebuah batu besar yang ditetesi air, tetes demi tetes

maka batu itu pun akan berlubanga juga pada akhirnya. Seperti dakhwah yang

dilakukan oleh Rasulullha SAW selama tiga tahun beliau melakukan dakwah

secara diam-diam atau sembunyi-sembunyi dari satu rumah ke rumah yang lain

(dakhwatul afraad),5 dengan penuh kesabaran dan ketabahan serta penuh

harapan pertolongan dari Allah SWT, ini menjadi bukti betapa lamanya proses

pengajian dakwah yang dijalankan oleh seorang yang sangat kita teladani.

Namun pasti perjuangan IRMAS dalam kegiatan pengajian cukup

membuahkan hasil yang baik, karena dapat membina ibadah remaja itu sendiri

seperti halnya Sholat dan membaca Al-Qur’an. Hal ini dapat dilihat dari hasil

wawancara dan observasi di lapangan.

Dalam hal ini organisasi berperan sebagai orang tua bagi remaja secara

tidak langsung, seperti layaknya orang tua yakni IRMAS memiliki tugas untuk

mengayomi dan membimbing para remajanya kejalan yag positif. Jika para

remaja bertindak melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan norma dan

ajaran agama, atau bahkan melanggar aturan tersebut maka peran IRMAS

adalah menasehati dan memberikan solusi agar para remaja bertindak sesuai

dengan visi dan misi IRMAS.6

5 Departemen Agama. AlQur’an dan terjemahannya, Jakarta; 1971. Hal.57

6 Paimin, Ustad. Wawancara Pribadi DKM Masjid As-Salam, 27 Nopember 2010. Tangerang.

Page 69: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

59

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis mempelajari dan menganalisa berbagai

permasalahan dalam skripsi yang berjudul “Peranan Pengajian Ikatan

Remaja Masjid As-Salam dalam pembinaan ibadah di Kelurahan

Cipondoh Makmur Tangerang”. Akhirnya penulisan sampai pada tahap

kesimpulan sebagai berikut :

1. Kegiatan keagamaan (pengajian) yang dilakukan Ikatan Remaja

Masjid As-Salam (IRMAS) antara lain, pengajian rutin mingguan,

untuk remaja dan masyarakat umum dan pengajian anak-anak. Adapun

materi yang dibahas dalam pengajian tersebut adalah fiqh Islam, Al-

Qur‟an dan tajwid, tauhid, tafsir hadits, Qira‟at, Kaifiyat Shalat, selain

pengajian mingguan IRMAS pun menyelenggarakan peringatan hari-

hari besar Islam (PHBI) Dalam setahun. Ada pula kegiatan yang

diadakan pada bulan Ramadhan seperti : Pesantren kilat, I‟tikaf, dan

peringatan Nuzulul Qur‟an IRMAS pun melaksanakan kegiatan

dibidang sosial kemasyarakatan, diantaranya adalah bakti sosial,

santunan anak-anak yatim piatu, dan semua kegiatan ini dilakukan

dimasjid As-Salam yang bertempat di Rt 04 Rw 010 kelurahan

Cipondoh Makmur, partisipasi IRMAS dengan semua kegiatan

pengajian tersebut bertujuan untuk membina ibadah remaja dan jiwa

sosial masyarakat, serta mengakrabkan hubungan satu sama lain dan

Page 70: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

60

60

juga untuk mempertinggi ilmu dan keimanan ketaqwaan serta

pandangan hidup muslim dengan pengajaran agama yang luas yang

pada akhirnya akan mengacu kepada peningkatan pembinaan ibadah

remaja.

2. Pada umumnya masyarakat Rt 04 Rw 010 mengakui bahwa upaya

yang dilakukan oleh IRMAS untuk membina ibadah maupun remaja

disekitar telah dirasakan langsung manfaatnya oleh masyarakat,

peningakatan pengetahuan dan wawasan agama, maupun peningkatan

pembinaan ibadah remaja dan lain sebagainya. Sehingga dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa IRMAS telah berperan dalam

pembinaan ibadah remaja kelurahan Cipondoh Makmur Kota

Tangerang, khususnya ibadah shalat membaca Al-Qur‟an.

B. Saran

Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulisan merasa

berkepentingan untuk menghimbau berbagai pihak dengan saran sebagai

berikut :

1. Koordinasi pengurus IRMAS dalam segala kegiatan pengajian agar

lebih baik lagi baik kepada sesama pengurus, maupun kepada orang

tua, sesepuh atau tokoh masyarakat yang ada, sehingga aktifitas dapat

berjalan dan terkoordinir dengan baik.

2. Pemerintah setempat agar lebih memperhatikan segala aktifitas

pengajian remaja dengan pengadaan sarana dan prasarana yang lebih

baik agar aktifitas pengajian remaja dapat berjalan dengan lancar.

Page 71: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

61

61

3. Diharapkan bagi pemerintah untuk menyediakan program pembinaan

khusus bagi remaja, agar tercipta generasi-generasi muda yang profesianal,

berpandangan positif, berfikir maju dan tentunya muslim yang kuat. Atau

tersebar keberadaannya ke berbagai pelosok tempat dengan harapan guna

turut serta membantu pemerintah membantu masyarakat menjadi maju dan

berpengetahuan.

4. IRMAS agar lebih maju lagi dan profesional dalam segala bidang

keilmuan khususnya ilmu agama. Dan bagi organisasi-organisasi remaja

pada umumnya hendaklah lebih meningkatkan dan mengoptimalkan

perannya, tidak hanya dalam upaya menyemarakkan kegiatan yang sudah

ada, akan tetapi lebih dari itu hendaknya juga ada upaya meningkatkan

kualitas sumber daya manusia yang berkualitas aman dan taqwanya serta

keilmuannya.

Demukian skripsi ini dapat penulis selesaikan, semoga dapat

bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi diri penulis. Dan akhirnya

semoga Allah SWT meridhai segala gerak dan langkah kita serta usaha

yang kita lakukan bersama. Amin Ya Rabbal „Alamin.

Page 72: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

62

DAFTAR PUSTAKA

Arsip DKM Masjid As-Salam, Sejarah Masjid As-Salam

Arsip Program IRMAS 2009-2011

Abdul Karim Zaidan, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Jakarta:Media Dakwah,1984)

Barmawi, Azas-azas dan Ilmu Dakwah, (Solo:Ramadhani, 1984), cet. Ke-1.

Dadang Kahdam, Metode Penelitian Agama, (Jakarta:Pustaka Setia,2000), cet.

Ke-1.

Departement pendidikan dan kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia

(Jakatra: Balai Pustaka. 1988).

Drs. Selamet Muhaimin Abda, Prinsip-prinsip Metodologi Dakwah,

(Surabaya:Al-Ikhlas, 1994), cet.ke-1.

Departemen Agama. AlQur’an dan terjemahannya, Jakarta; 1971. Hal.57

H.M. Mansyur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral, (Yogya, Al-Amin

Perss,1997)

http://definisi-pengertian.blogspot.com/2009/11/pengertian-observasi.html

http://mcdougelas.blogspot.com/2009/11/pengertian-wawancara.html

http://kumpulanbacaan.blogspot.com/2009/05/pengertian-populasi-dan-

sampel.html

Hamzah Yakub, Publisistik Islam, Teknik dakwah dan Leadership,

(Bandung:CV.Diponogoro,1981), cet. ke-11.

Iskandar Zulkarnaian, Skripsi Peranan Pengajian Agama dalam Meningkatkan

Kesadaran Agama, Jurusan Ilmu Dakwah Fakultas Usuludin Universitas

Islam Assyafiiah Jakarta 1992.

Page 73: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

63

Imam Syahroni, Drs. Wawancara Pribadi Pemateri Pengajian IRMAS, 29 Nopember 2010.

Tangerang.

Muhammad Nur Absul Khafidz, Mendidik Anak Bersama Rasulullah, (Bandung:

Al-Bayan, 1997.

M. Arifin, M. ed, Kapitaselekta Pendidikan:Islam dan Umum, (Jakarta:Bumi

Aksara), cet.ke-4.

M.HR. Songge, pesan risalah Masyarakat Madani:Masjid dan Masyarakat

Madani, (Jakarta:PT.Mediacita, 2001).

N. Grass, W.S. Masson, and A.W. Eachern, Explorations Role Analysis, dalam

David Berry, Pokok-pokok pikiran dalam sosiologi , (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1995), cet. Ke-3.

Nurhadi, S.Hi, Ketua IRMAS, Wawancara Pribadi, Tangerang, 28 Nopember

2010

Nana Rukmana, Masjid dan Dakwah, (jakarta; Almawardi Prima 2002)

Pemerintah Daerah Khusus Ibu Kota, Evaluasi Terhadap Exsistansi Bapinroh,

(Jakarta: Badan Pembinaan Pegawai, Banpiroh, 1995)

Purwadarminta, WS, Kamus Besar Bahasa Indoensia, (Jakarta:Balai

Pustaka,1999).

Paimin, Ustad. Wawancara Pribadi DKM Masjid As-Salam, 27 Nopember 2010.

Tangerang.

Rosid Saleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta:Bulan Bintang, 1997).

Suryubroto, Mengenai Metode Pengajaran di Sekolah dan Pendekatan Baru

dalam Proses Belajar Mengajar, (Yogyakarta:Amarta,1986)

Page 74: “PERANAN PENGAJIAN IKATAN REMAJA MASJID AS-SALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3572/1/HAKIM SAPUTA-FDK.pdf · Setelah semua data yang dibutuhkan telah terkumpul,

64

Asumuni Sukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya:Al-Ikhlas), cet

ke-1

Sutrisno Had, Metodologi Research II (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas

Psikologi UGM, 1984).

Sidi Gazalba, Masjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam. (Jakarta:Pustaka Al-

Husna.1998), cet.ke-5

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indoensia,(Jakarta:

Balai Pustaka,2002), ed-3, cet ke-2.

Tim Penyusun, Ensiklopedi Islam, (Jakarta:PT.Ichtar Baru Van Hoeve, 1994),

cet.ke-3.

Zakiah Drajat, Peranan Dalam Kesehatan Mental, (Jakarta: Gunung Agung,

1985)