yana maryana-fdk.pdf

95
UPAYA YAYASAN DHARMA BAKTI SOSIAL (DHARMAIS) DALAM MEMBERDAYAKAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA CIMANDALA KECAMATAN SUKARAJA BOGOR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Sebagai Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos.I) Disusun oleh Yana Maryana 104054002105 JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008

Upload: nguyenbao

Post on 14-Jan-2017

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: YANA MARYANA-FDK.pdf

UPAYA YAYASAN DHARMA BAKTI SOSIAL (DHARMAIS) DALAM

MEMBERDAYAKAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA

CIMANDALA KECAMATAN SUKARAJA BOGOR

SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Sebagai Syarat untuk Meraih

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos.I)

Disusun oleh

Yana Maryana

104054002105

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008

Page 2: YANA MARYANA-FDK.pdf

ABSTRAK

Yana Maryana

Upaya Yayasan Dharma Bakti Sosial (DHARMAIS) dalam Memberdayakan

Ekonomi Masyarakat di Desa Cimandala Kecamatan Sukaraja Bogor.

Pemasalahan sosial yang banyak berkembang di dalam masyarakat mau tidak mau suka tidak suka memerlukan perhatian untuk diatasi dengan segera.

Permasalahan sosial tersebut diantaranya adalah kemiskinan, keterlantaran,

kecacatan, ketunaan sosial, kerawanan sosial ekonomi serta kerentanan sosial

warga masyarakat yang semua ini berpotensi menjadi penyandang masalah

kesejahteraan sosial. Sejak adanya krisis moneter dan ekonomi pada tahun 1997

telah berdampak pada menurunnya kemampuan daya beli kelompok masyarakat

miskin, situasi keterbatasan dan minimnya ketersediaan sumber daya yang

dimiliki oleh keluarga dan masyarakat dalam mengatasi berbagai permasalahan

sosial, kondisi yang menyebabkan hak penyandang cacat untuk tumbuh kembang

dan berkreasi tidak dapat terpenuhi,meningkatnya jumlah rumah tangga miskin

dan angka putus sekolah diberbagai tingkat pendidikan, menurunnya kesempatan

kerjadan maraknya berbagai konflik sosial dan politik yang muncul diberbagai

daerah.

Pemberdayaan adalah mengembangkan diri dari tidak atau kurang berdaya menjadi berdaya untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

Masyarakat adalah kelompok manusia yang telah hidup cukup lama dan bekerja sama sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya untuk berfikir

tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu. Pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah merupakan suatu upaya untuk

meningkatkan kesejahteraan mereka dan dapat berpartisipasi dalam proses pembangunan nasional.

Untuk itu dengan melalui pemberdayaan ekonomi, masyarakat di yayasan

DHARMAIS Kabupaten Bogor dapat mengembangkan kemampuan yang mereka

miliki melalui pelatihan keterampilan-keterampilan sehingga dalam diri tumbuh

jiwa mandiri dan rasa percaya diri untuk melakukan sesuatu di lingkungan

masyarakatnya.

Penelitian ini mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan oleh Yayasan

Dharma Bakti Sosial (DHARMAIS) dalam memberdayakan masyarakat melalui

keterampilan tata rias dan bengkel terhadap anak-anak jalanan dan anak putus

sekolah (Droup out), dengan memakai metode kulitatif-deskriptif melalui teknik

wawancara, observasi dan dokumentasi diketahui bahwa obyek yang diteliti

adalah peserta yang ada di Yayasan DHARMAIS. Pembekalan keterampilan yang

diberikan sangat beragam di antaranya adalah keterampilan menata rias yang

terkait dengan kegiatan penataan wajah dan rambut yang dikhususkan untuk putri angkatan I serta pelatihan bengkel yang terkait dengan kegiatan bongkar pasang

sepeda motor yang dikhususkan untuk putra angkatan II. Pelatihan keterampilan

Page 3: YANA MARYANA-FDK.pdf

ini bertujuan untuk membekali masyarakat agar mampu mandiri dan mampu

mengembangkan potensi diri dengan keahlian yang telah mereka miliki.

Dengan adanya program keterampilan tata rias dan bengkel di yayasan

DHARMAIS peserta pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, dapat menciptakan jiwa mandiri yang mampu menciptakan usaha

yang berkaitan dengan keahlian yang pernah mereka dapat di yayasan serta dapat menghasilkan tenaga kerja yang terampil.

Page 4: YANA MARYANA-FDK.pdf

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahhi rabbil’alamin, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah

SWT, karena hanya dengan kasih sayang-Nya kita dapat menikmati indahnya

kehidupan di dunia ini, dan semoga kasih sayang-Nya tetap menyertai kita sampai

di kehidupan mendatang. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah

limpahkan kepada baginda Rasulullah SAW, sebagai suri tauladan kita menuju

jalan yang diridhoi-Nya.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kategori

sempurna, sekalipun penulis telah berusaha untuk melakukan yang terbaik, namun

pasti masih ada kekurangan dan kelemahan baik dari segi isi atau teknik

penyusunannya. Dengan demikian, penulis membuka diri untuk menerima

masukan dan kritik yang konstruktif demi perbaikan skripsi dan diri penulis

sendiri sebagai bahan evaluasi dan instrospeksi diri sekarang dan di masa yang

akan datang.

Berkat keridhoan Allah SWT sematalah akhirnya penyusunan ini dapat

diselesaikan. Serta tak lupa penulis menyampaikan ungkapan terima kasih kepada

semua pihak yang telah memberikan bantuan, motivasi, arahan terhadap

penyusunan skripsi ini.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih

kepada:

1. Kedua orangtuaku (Bapak Uar Suherman dan Ibu Rahmawati) di Bogor,

terima kasih atas segala kasih sayangnya yang tidak terhingga sepanjang

Page 5: YANA MARYANA-FDK.pdf

hayatku dan tanggung jawabnya untuk mendidik putra-putrinya menuju

masa depan gemilang serta memberikan support tanpa henti pada penulis.

2. Kepada ketiga adikku Yani Maryani, Linda Susilawati dan Muhammad

Nasrullah yang saya cintai, kalian adalah penghibur setia dalam suka dan

dukaku.

3. Kepada semua sanak familiku di Sukabumi, yang telah banyak membantu

dan memberikan motivasinya pada penulis.

4. Dr. Murodi, MA. selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Wati Nilamsari, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Pengembangan

Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

7. Prof. Dr. Syamsir Salam, M.Si. sebagai Dosen Penasehat Akademik

Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam angkatan 2003.

8. Drs. Helmi Rustandi, MA., selaku Pembimbing penulisan Skripsi ini yang

telah memberi arahan dan bimbingan kepada saya dalam penyusunan

karya ilmiah ini

9. Bapak Drs. H. Nawasih (selaku Kepala Pusat Diklat Yayasan

DHARMAIS), yang telah memberikan izin penelitian hingga selesainya

penulisan skripsi ini.

Page 6: YANA MARYANA-FDK.pdf

10. Bapak H Achmad Afif (selaku kepala Balai Diklat Yayasan DHARMAIS)

yang telah berbaik hati memberikan waktu dan informasinya tentang

semua hal yang berkaitan langsung dengan yayasan.

11. Ibu Tedja Miarsih (selaku pengurus bagian Tata Usaha) yang telah banyak

membantu dengan kesabaran dan perhatiannya terhadap penulis hingga

skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya.

12. Kepada Teman-temanku seluruh peserta pelatihan keterampilan serta

semua pengurus Yayasan DHARMAIS yang tidak dapat saya sebutkan

namanya satu persatu, yang telah banyak membantu dan memberikan

informasi data-data pada penulis.

13. Buat teman-temanku mahasiswa PMI teruntuk Cucun Sumiati S. Sos. I,

Imas Rusmini S. Sos. I, Munasaroh S. Sos. I dan Al Hasanah S. Sos. I,

kalian adalah inspirasi dan support dalam setiap karya dan imajinasiku

yang tiada habisnya serta teman-temanku yang lainnya yang tidak dapat

saya sebutkan satu-persatu tapi tidak mengurangi rasa cintaku kepada

kalian semua.

14. Kepada Isa Suryosuseno yang selalu jauh di mata tetapi dekat di hati, yang

telah memberikan warna dalam hidupku, semoga Allah memberikan Ridha

dan limpahan kasih sayangnya sehingga kita dipertemukan dalam satu

ikatan.

15. Kepada Rental L@VHEN’SQ yang telah banyak membantu penulis siang

dan malam dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 7: YANA MARYANA-FDK.pdf

Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan namanya satu persatu,

penulis mengucapkan terima kasih. Semoga kebaikan mereka diridhoi Allah SWT

dan mendapatkan pahala dari-Nya.

Jakarta, 16 Maret 2008

Penulis

Page 8: YANA MARYANA-FDK.pdf

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................. i

KATA PENGANTAR................................................................................. iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 6 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 6

D. Metodologi Penelitian .............................................................. 7

E. Sistematika Penulisan .............................................................. 12

BAB II LANDASAN TEORITIS TENTANG PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT .......................................................................... 15

A. Masyarakat .............................................................................. 15

1. Pengertian Masyarakat ...................................................... 15

2. Ciri-ciri dan Kriteria Masyarakat ........................................ 17

3. Tipe-tipe Masyarakat ......................................................... 20

B. Pemberdayaan Masyarakat ....................................................... 21

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat ............................... 21

2. Proses Pemberdayaan Masyarakat....................................... 23

3. Tahap-tahap Pemberdayaan Masyarakat.............................. 24 4. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ..................................... 28

5. Aras Pemberdayaan Masyarakat ......................................... 29 C. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat ....................................... 32

1. Pengertian Ekonomi Masyarakat ........................................ 32 2. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi masyarakat ...................... 33

3. Peningkatan Sumber Daya Manusia ................................... 34 4. Kebijakan Ekonomi yang Memihak Rakyat ....................... 37

BAB III GAMBARAN UMUM DESA CIMANDALA DAN

YAYASAN DHARMA BAKTI SOSIAL (DHARMAIS) ........... 38

A. ............................................................................................Profil

Desa Cimandala dan Kabupaten Bogor .................................... 38

1. .......................................................................................K

ondisi Geografis Desa Cimandala ...................................... 38

2. .......................................................................................K

ondisi Demografis Desa Cimandala .................................... 41

3. .......................................................................................K

ondisi Sosial Kemasyarakatan Desa Cimandala................... 42

4. .......................................................................................K

ondisi Agama Desa Cimandala ........................................... 45

5. .......................................................................................K

ondisi Ekonomi Desa Cimandala ........................................ 46

Page 9: YANA MARYANA-FDK.pdf

B. ............................................................................................Profil

Yayasan Dharma Bakti Sosial (DHARMAIS) .......................... 49

1. .......................................................................................Latar

Belakang Berdirinya DHARMAIS ..................................... 49 2. .......................................................................................Visi

dan Misi DHARMAIS ....................................................... 51 3. .......................................................................................Tujua

n DHARMAIS.................................................................... 51 4. .......................................................................................Mana

jemen DHARMAIS ........................................................... 51 5. .......................................................................................Obye

k Sasaran ............................................................................ 57

6. .......................................................................................Syara

t-syarat dan Prosedur Penerimaan ....................................... 57

7. .......................................................................................Fasili

tas Penunjang Kegiatan Yayasan DHARMAIS ................... 58

8. .......................................................................................Kerja

sama ................................................................................... 58

9. .......................................................................................Sumb

er Dana ............................................................................... 58

10.......................................................................................Progr

am-Program Pemberdayaan Masyarakat.............................. 59

11.......................................................................................K

iprah DHARMAIS dalam Memberdayakan Ekonomi Masyarakat ........................................................................ 59

BAB IV ANALISIS UPAYA YAYASAN DHARMA BAKTI SOSIAL

(DHARMAIS) DALAM MEMBERDAYAKAN EKONOMI

MASYARAKAT DI DESA CIMANDALA KECAMATAN

SUKARAJA BOGOR .................................................................. 62 A. Upaya Yayasan Dharma Bakti Sosial (DHARMAIS)

Dalam Memberdayakan Ekonomi Masyarakat Di Desa

Cimandala Kecamatan Sukaraja Bogor ................................... 62

1. .......................................................................................U

paya Pemberdayaan Masyarakat Melalui Keterampilan ..... 63

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pemberdayaan

Masyarakat Melalui Keterampilan Tata Rias dan Bengkel ...... 70

BAB V PENUTUP .................................................................................... 76

A. Kesimpulan ............................................................................. 76

B. Saran-saran .............................................................................. 78

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 80

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: YANA MARYANA-FDK.pdf

DAFTAR TABEL

Tabel 01 Batas Wilayah Desa Cimandala ............................................... 40

Tabel 02 Jumlah Penduduk Menurut Struktur Umur ............................... 42

Tabel 03 Keadaan Lembaga Sosial Kemasyarakatan .............................. 43

Tabel 04 Tingkat Jumlah Pemeluk Agama .............................................. 45

Tabel 05 Sarana dan Prasarana Kegiatan Keagamaan ............................. 46

Tabel 06 Mata pencaharian/pekerjaan Penduduk Desa Cimandala .......... 48

Tabel 07 Data Peserta yang Mengikuti Pelatihan keterampilan ................ 64

Tabel 08 Gambaran Peserta di Lihat Dari Keterampilannya..................... 65

Tabel 09 Waktu Pelaksanaan .................................................................. 66

Tabel 10 Kualifikasi Tenaga Pengajar ..................................................... 72

Tabel 11 Pendidikan Peserta Keterampilan.............................................. 74

Page 11: YANA MARYANA-FDK.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah kemiskinan merupakan isu sentral di Negara kita, terutama setelah

Indonesia dilanda krisis multi dimensional yang memuncak pada periode 1997-

1999. gejalanya berawal dari krisis moneter dan ekonomi yang tidak bisa dihadapi

karena semakin tumpang tindihnya berbagai permasalahan seperti kolusi , korupsi

dan nepotisme yang merajalela. krisis ini membawa dampak yang secara

keseluruhan dirasakan oleh masyarakat Indonesia yaitu dengan bertambahnya

jumlah rumah tangga miskin di pedesaan maupun di perkotaan yang disebabkan

hilangnya pekerjaan dan hilangnya kemampuan untuk memenuhi kebutuhan

pokok yaitu pendidikan, kesehatan dasar dan sosial.

Badan pusat statistik mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia pada

maret tahun 2007 sebesar 37,17 juta (16,58%), atau turun 2,13 juta dibandingkan

maret tahun 2006 yang mencapai 39,30 juta (17,75%).

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah penduduk miskin

(penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan) di Indonesia pada bulan Maret

2006 sebesar 39,05 juta (17,75 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin

pada Februari 2005 yang berjumlah 35,10 juta (15,97 persen), berarti tingkat

kemiskinan meningkat 1,78 persen, atau bertambah sebanyak 3,95 juta orang.1

1 http://kfm.depsos.go.id/, Pusat Data Kemiskinan DEPSOS RI

Page 12: YANA MARYANA-FDK.pdf

Kemiskinan dapat diartikan sebagai kemiskinan yang disebabkan oleh

adanya faktor-faktor penghambat yang mencegah atau merintangi seseorang

dalam memanfaatkan kesempatan yang ada di masyarakat. faktor penghambat

tersebut secara umum meliputi faktor internal yang datang dari dalam diri si

miskin itu sendiri, seperti rendahnya pendidikan atau adanya hambatan budaya.

Sedangkan yang merupakan faktor eksternal adalah dari luar kemampuan orang

yang bersangkutan, seperti birokrasi atau peraturan-peraturan resmi yang dapat

menghambat seseorang dalam memanfaatkan sumber daya.2

Parsudi Suparlan mendefinisikan kemiskinan sebagai suatu standar tingkat

hidup yang rendah yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah

atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum

berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.3

Standar kehidupan yang rendah ini secara tidak langsung tampak

pengaruhnya terhadap berbagai aspek sosial, ekonomi, psikologi, pendidikan dan

politik. Aspek sosial terutama akibat terbatasnya pemilikan alat produksi, upah

kecil, daya takar rendah, tabungan nihil dan lemah mengantisipasi peluang. Dari

aspek psikologi terutama akibat rasa rendah diri, fatalisme, malas dan merasa

terisolir. sedangkan dari aspek politik berkaitan dengan kecilnya akses terhadap

berbagai fasilitas dan kesempatan, diskriminatif, posisi lemah dalam proses

pengambilan keputusan.4

2Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung: PT. Rafika

Aditama, 2005), hal. 135 3Parsudi Suparlan, Kemiskinan di Perkotaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1995),

hal. 1 4http : // www.Kimpraswil.go.id, Memahami Kemiskinan,

Page 13: YANA MARYANA-FDK.pdf

Kemiskinan bukanlah merupakan masalah individu atau perorangan, akan

tetapi masalah kita bersama yang pengentasannya harus dilakukan oleh segenap

masyarakat luas, orang miskin itu sendiri dan pemerintah.

Dengan adanya berbagai program dalam upaya mengentaskan kemiskinan

adalah merupakan wujud kepedulian masyarakat dan pemerintah untuk

mengurangi angka kemiskinan yang pada realitanya semakin meningkat.

Maka tidak mengherankan mengapa masalah kemiskinan ini telah

mengundang banyak pakar untuk mencari solusi yang berkaitan dengan masalah

tersebut dari berbagai aspek kehidupan, salah satu pendekatannya adalah dengan

adanya usaha pengokohan lembaga-lembaga atau instansi-instansi yang bergerak

dalam bidang sosial. Atas dasar itulah saya merasa tertarik untuk mengadakan

penelitian pada salah satu yayasan yang bergerak dalam kegiatan-kegiatan sosial

seperti yang dilakukan oleh Yayasan Dharma Bakti Sosial (DHARMAIS) yang

berada di desa Cimandala Kecamatan Sukaraja Bogor.

DHARMAIS merupakan yayasan yang bergerak dalam kegiatan-kegiatan

sosial di antaranya tentang pendidikan bagi anak putus sekolah (drop out),

pengangguran dan pemberdayaan ekonomi.

Dalam upaya menanggulangi permasalahan kemiskinan pada tahun 2004

DHARMAIS bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor untuk

melakukan upaya pemberdayaan terhadap masyarakat Cimandala Kecamatan

Sukaraja Kabupaten Bogor memberikan berbagai keterampilan hidup (life skill)

guna membekali mereka suatu keahlian yang nantinyan dapat digunakan untuk

Page 14: YANA MARYANA-FDK.pdf

menjalankan kehidupannya secara mandiri, aktif, kreatif dan produktif serta

memiliki semangat untuk maju dan berkembang.

Pemberdayaan diartikan sebagai upaya mengembangkan masyarakat

lemah dari keadaan yang tidak atau kurang berdaya menjadi mempunyai daya

yang bertujuan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.5

Menurut Payne bahwa suatu proses pemberdayaan pada intinya ditujukan

guna membantu klien memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan

menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkait dengan diri mereka,

termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan

tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri

untuk menggunakan daya yang ia miliki antara lain melalui transfer daya dari

lingkungan.6

Bentuk kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh DHARMAIS sendiri

dalam implementasinya dilakukan melalui bentuk keterampilan yaitu berupa

keterampilan tata rias dan perbengkelan.

Bentuk kegiatan pemberdayaan yang dilakukan melalui keterampilan tata

rias berupa pengenalan berbagai tipe sanggul pengantin, berbagai macam alat

kosmetik riasan wajah dan rambut serta berbagai macam tipe riasan atau tata cara

bermake up yang sesuai dengan keinginan klien. Sedangkan kegiatan

pemberdayaan yang dilakukan melalui keterampilan perbengkelan berupa

5Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat Dan Intervensi

Komunitas, Pengantar Pemikiran Dan Pendekatan Praktis, (Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2001)

hal. 54 6Ibid, hal. 54

Page 15: YANA MARYANA-FDK.pdf

keahlian membongkar pasang aksesoris motor sampai mereparasi setiap

kerusakan-kerusakannya.

Peserta didik yang sudah terampil dalam tata rias dan perbengkelan,

yayasan DHARMAIS akan memberikan dana bantuan atau modal untuk

membuka usaha salon dan bengkel, dengan begitu mereka akan mampu

mendayagunakan keterampilan yang sudah didapat pada lapangan kerja yang

sesungguhnya.

Adapun penulis memilih Yayasan Dharma Bakti Sosial (DHARMAIS)

sebagai obyek dalam penelitian ini karena penulis melihat eksistensi yang

diperlihatkan oleh DHARMAIS dengan bentuk programnya dalam

memberdayakan ekonomi masyarakat melalui keterampilan tata rias dan

perbengkelan mempunyai peranan yang sangat positif dalam upaya

menanggulangi permasalahan kemiskinan yang ada di Kabupaten Bogor.

Setidaknya melalui program yang dilakukan oleh DHARMAIS ini dapat

membekali masyarakat suatu keahlian hidup sehingga nantinya masyarakat

mampu menjalankan kehidupannya secara mandiri dan siap menghadapi setiap

momentum yang meresahkan seperti krisis ekonomi yang sedang dihadapi oleh

bangsa Indonesia saat ini.

Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud mengangkat permasalahan

tersebut dan kemudian menuangkannya dalam skripsi yang berjudul: Upaya

Yayasan Dharma Bakti Sosial (DHARMAIS) dalam Memberdayakan

Ekonomi Masyarakat di Desa Cimandala Kecamatan Sukaraja Kabupaten

Bogor melalui Keterampilan Tata Rias dan Perbengkelan.

Page 16: YANA MARYANA-FDK.pdf

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini terarah dan supaya tidak terjadi kesalahpahaman

dalam memahami isi, maka penulis membatasi penelitian ini adalah analisa

atas Upaya Yayasan Dharma Bakti Sosial dalam Memberdayakan Masyarakat

di Desa Cimandala Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor melalui

Keterampilan Tata Rias dan Perbengkelan angkatan 2007/2008.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan di atas maka penulis merumuskan

permasalahannya sebagai berikut:

a. Bagaimana upaya pemberdayaan masyarakat di yayasan

DHARMAIS melalui program keterampilan tata rias dan bengkel di

Kabupaten Bogor?

b. Apa faktor pendukung dan penghambat dari kegiatan tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. T

ujuan Penelitian

a. Mengetahui upaya pemberdayaan masyarakat di yayasan DHARMAIS

melalui program keterampilan tata rias dan bengkel di Kabupaten

Bogor

b. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dari kegiatan tersebut

Page 17: YANA MARYANA-FDK.pdf

2. M

anfaat Penelitian

a. Sebagai bahan kajian dalam bidang sosial khususnya tentang

pengembangan masyarakat pada jurusan Pengembangan Masyarakat

Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Diharapkan dapat bermanfaat bagi para pengelola yayasan

DHARMAIS sebagai bahan masukan yang dapat dipergunakan dalam

mengembangkan dan meningkatkan program kegiatan keterampilan

untuk menekan angka pengangguran yang disebabkan oleh kemiskinan

dalam segala aspek.

c. Mengenal lebih jauh eksistensi yayasan DHARMAIS sebagai salah

satu lembaga yang peduli terhadap masalah kemiskinan dengan

melakukan pemberdayaan.

d. Untuk menambah wawasan penulis berkaitan konsep dan

metodologinya.

D. Metodologi Penelitian

1. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian

Pada penelitian ini penulis mengambil tempat di yayasan DHARMAIS

di Jl. Dharmais Rt.6 Rw.1 Ds. Cimandala Kecamatan Sukaraja Kabupaten

Bogor Jawa Barat. Adapun alasan penulis memilih lokasi tersebut berdasarkan

pertimbangan sebagai berikut: lokasi yayasan DHARMAIS yang sangat

Page 18: YANA MARYANA-FDK.pdf

strategis dan dekat dari tempat tinggal sehingga mudah untuk dijangkau oleh

penulis dan adanya program pengembangan masyarakat yang diadakan oleh

yayasan DHARMAIS untuk meningkatkan kehidupan ekonomi peserta

pelatihan keterampilan. dari segi waktu, penelitian ini dilakukan mulai tanggal

14 maret 2007 sampai dengan 25 september 2007.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif, yaitu suatu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata, gambar dan bukan angka-angka semua yang dikumpulkan

berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.7

Dengan demikian laporan penelitian ini akan berisi kutipan –kutipan

data untuk memberi gambaran penyajian laporan. Data tersebut berasal dari

naskah, wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan atau

memo dan dokumen resmi lainnya.kemudian peneliti menganalisis data-data

tersebut sejauh mungkin dalam bentuk aslinya.

3. Teknik Pemilihan Subyek Penelitian

Subyek dalam peneltian ini adalah pengurus yayasan Dharmais yang

terdiri dari ketua balai yayasan Dharmais, guru-guru (24 orang), tutor (2

orang). Adapun untuk data informan yaitu anak-anak putus sekolah yang

berjumlah 78 orang yang mengikuti keterampilan, baik keterampilan tata rias

(40 orang) dan bengkel (38 orang).

7 Bagor dan Taylor yang dikutif oleh Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,

(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002), Cet Ke 17, h. 3

Page 19: YANA MARYANA-FDK.pdf

4. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data yaitu:

a. Data Primer, terbagi menjadi dua sumber data yaitu:

a) Utama yaitu data yang diperoleh secara langsung dari partisipan

atau sasaran penelitian, yaitu pengurus Yayasan DHARMAIS.

b) Umum yaitu data yang diperoleh dari peserta pelatihan

keterampilan tata rias dan bengkel dengan bertemu langsung secara

sengaja.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari catatan-catatan atau

dokumen yang berkaitan dengan penelitian dari sumber yang terkait.

Catatan dan dokumen tersebut diambil dari berbagai literatur-literatur,

buku-buku, koran dan internet yang berhubungan dengan masalah

skripsi ini.

5. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dari penelitian lapangan ini, penulis

menggunakan metode pengumpulan data berupa:

a. Observasi

Yaitu alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati

dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.8 Dengan

demikian penulis diharapkan dapat memperoleh data-data tentang upaya

8 Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999),

h. 70

Page 20: YANA MARYANA-FDK.pdf

yayasan DHARMAIS dalam memberdayakan masyarakat di Desa

Cimandala Kecamatan Sukaraja Bogor.

Peneliti menggunakan metode pengumpulan data. Pengamatan

berperan serta “atau participant observation” oleh Karen itu pada waktu

mengumpulkan data dilapangan peneliti berperan serta dalam kegiatan-

kegiatan yang dilaksanakan.

b. Wawancara

Yaitu proses Tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara

lisan di mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara

langsung informasi atau keterangan-keterangan. Wawancara digunakan

untuk mengumpulkan pendapat, persepsi, perasaan, pengetahuan dan

pengalaman serta penginderaan seseorang dengan tujuan memperoleh

informasi. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan bagian tata

usaha yayasan DHARMAIS ibu Tedja Miarsih, Ketua Balai DIKLAT

yayasan DHARMAIS bapak H. Achmad Afief dan para peserta khususnya

yang mengikuti program keterampilan tata rias dan bengkel pada tahun

2007.

c. Dokumentasi

Yaitu peneliti mengumpulkan, membaca dan mempelajari berbagai

macam bentuk data tertulis yang ada di lapangan serta data-data lain di

perpustakaan yang dapat dijadikan bahan analisa untuk hasil dalam

penelitian ini. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data yang telah

didokumentasikan dalam buku dan majalah.

Page 21: YANA MARYANA-FDK.pdf

6. Teknik Analisa Data

Analisa data adalah proses penyusunan data agar bias ditafsirkan dan

memberikan makna pada analisis. Penafsiran hasil analisis data harus melebihi

atau mentransenden deskripsi. Model analisis yang dipakai dalam penelitian

ini adalah teknik analisis deskriptif. Hal ini didasarkan atas pertimbangan

bahwa sasaran penelitian ini adalah kegiatan analisis data meliputi kegiatan

reduksi data. Reduksi yaitu menganalisa sesuatu secara keseluruhan kepada

bagian-bagiannya atau menjelaskan tahap akhir dari proses perkembangan

sebelumnya yang lebih sedrhana9. Display data mengambil kesimpulan dan

verifikasi. Kegiatan ini dilakukan sejak memasuki pelaksanaan penelitian di

lapangan hingga akhir secara terus menerus.

7. Teknik Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini memiliki kriteria:

a. Kriterium kredibilitas (derajat kepercayaan) yaitu kriterium ini dapat

menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan

memanfaatkan pembanding terhadap data itu (Triangulasi).10

Hal itu

dicapai dengan jalan:

9Pius A Partanto M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,1994), Cet ke 1 h

658

10 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 330

Page 22: YANA MARYANA-FDK.pdf

a) Membandingkan dokumen dari penyelenggara dengan data hasil

wawancara peserta pelatihan keterampilan (b) membandingkan

keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan

pandangan orang lain, misalnya dalam hal ini peneliti

membandingkan jawaban yang diberikan oleh peserta keterampilan

tata rias dan bengkel dengan jawaban yang diberikn pengurus

yayasan DHARMAIS Bogor.

b. Ketekunan atau keajegan pengamatan, ketekunan pengamatan

bermaksud menentukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi-situasi

yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari,

kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci,

maksudnya peneliti hanya memusatkan dan mencari jawaban sesuai

dengan rumusan masalah saja.

c. Kepastian dengan pemeriksaan audit, kepastian auditor dalam hal ini

ialah objektif atau tidak tergantung pada persetujuan beberapa orang

terhadap pandangan, pendapat dan penemuan seseorang. Sedangkan

jika disepakati oleh beberapa orang barulah dapat dikatakan objektif.

8. Teknik Penulisan

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka penulis

menggunakan teknik penulisan yang berdasarkan pada pedoman penulisan

karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) yang diterbitkan oleh UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

Page 23: YANA MARYANA-FDK.pdf

E. Sistematika Penulisan

Penyajian dalam skripsi ini dijabarkan atas lima bab di mana antara bab

yang satu dengan bab yang lainnya saling berkaitan, dan masing-masing bab

terdiri dari sub-sub bab. Untuk lebih jelas berikut sistematikanya:

Bab I Pendahuluan yang terdiri dari: Latar Belakang Masalah, Batasan dan

Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi

Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

Bab II Landasan Teoritis, terdiri dari: Masyarakat, pengertian Masyarakat,

Ciri-ciri dan Kriteria Masyarakat, Tipe-tipe Masyarakat.

Pemberdayaan Masyarakat yang terdiri dari: Pengertian

Pemberdayaan Masyarakat, Proses Pemberdayaan Masyarakat,

Tahap-tahap Pemberdayaan Masyarakat, Aras Pemberdayaan

Masyarakat, Tujuan Pemberdayaan Masyarakat. Pemberdayaan

Ekonomi Masyarakat terdiri dari: Pengertian Ekonomi Masyarakat,

Peningkatan Sumber Daya Manusia, dan Kebijakan Ekonomi yang

Memihak Rakyat.

Bab III Gambaran Umum Desa Cimandala Kecamatan Sukaraja Kabupaten

Bogor dan Yayasan Dharma Bakti Sosial (DHARMAIS): Profil Desa

Cimandala Kecamatan Sukaraja terdiri dari: Kondisi Geografis Desa

Cimandala, Kondisi Demografis Desa Cimandala, Kondisi Sosial

Kemasyarakatan Desa Cimandala, Kondisi Agama dan Kondisi

Ekonomi Desa Cimandala. Profil Yayasan Dharma Bakti Sosial terdiri

dari: Latar Belakang Berdirnya DHARMAIS, Visi dan Misi

Page 24: YANA MARYANA-FDK.pdf

DHARMAIS, Tujuan, Manajemen DHARMAIS, Objek Sasaran,

Syarat-syarat dan Prosedur Penerimaan, fasilitas Penunjang Kegiatan

Program Keterampilan, Kerja Sama, Sumber dana, Program-program

Pemberdayaan Masyarakat, dan Kiprah DHARMAIS dalam

Memberdayakan Masyarakat

Bab IV Analisis Upaya Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Desa

Cimandala Kecamatan Sukaraja Bogor: Upaya Pemberdayaan Anak

Putus Sekolah Melalui Pelatihan Keterampilan dan faktor pendukung

dan penghambat Pemberdayaan masyarakat Melalui Keterampilan

Tata rias dan Bengkel

Bab V Penutup, terdiri dari: Kesimpulan dan Saran

Page 25: YANA MARYANA-FDK.pdf

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Masyarakat

1. Pengertian Masyarakat

Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia kata masyarakat berarti

pergaulan hidup manusia, sehimpunan manusia yang hidup bersama dalam

suatu tempat dengan ikatan-ikatan dan aturan tertentu.11

Ralp Linton mendefinisikan masyarakat adalah setiap kelompok

manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka

dapat mengorganisasikan dirinya untuk berfikir tentang dirinya dalam satu

kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.12

Kelompok masyarakat yang

belum terorganisasikan mengalami proses yang fundamental, yaitu adaptasi

dan organisasi dari tingkah laku para anggota timbul perasaan berkelompok

secara lambat laun.

Dari uraian di atas, masyarakat dapat mempunyai arti luas dan arti

yang sempit. Dalam arti luas masyarakat dimaksud keseluruhan hubungan–

hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa

dan sebagainya. Dengan kata lain kebulatan dari semua perhubungan dalam

hidup bermasyarakat. Sedangkan dalam arti sempit masyarakat di maksud

11

Dessy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, ( Surabaya: Karya AbdiTama,

2001), cet-1, hal. 276 12

Harwantyoko, Neltje F. Katuuk, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: Guna Darma, 1997), cet-

1, hal. 146

Page 26: YANA MARYANA-FDK.pdf

sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya

teritorial, bangsa, golongan dan sebagainya.13

Secara sosiologis, masyarakat atau society dapat diartikan sebagai

kumpulan atau kelompok individu-individu yang memiliki beberapa

persamaan atau kepentingan dan tujuan. Sementara proses terjadinya bentuk

masyarakat merupakan hasil dari interaksi yang dilakukan oleh individu-

individu sebagai anggotanya. Dalam interaksi tersebut akan terbentuk suatu

sistem sosial yang berdasarkan pada norma-norma yang disepakati oleh para

anggota masyarakat yang bersangkutan. Prilaku sosial tersebut dilakukan

secara berpola oleh seluruh individu, sehingga melahirkan sutu kebudayaan

yang menjadi pedoman bagi masyarakat pendukungnya dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya.14

Sedangkan dalam islam istilah dalam musyarakah dikenal dengan

“ummat” dalam umat terkandung makna dan bentuk masyarakat itu sendiri

bersifat natural (fitrah) bagi manusia sebagaimana disebutkan dalam Al-

Qur’an:

�آ� وأن�� ذآ� �� ����آ� إن� ا��س ��أ��������ر)"ا و'&�%$ #�"!� و�*�

�&2� .2�� ا��/ إن أت��آ� ا��/ .- أآ��,� إن

Artinya:

“Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-

laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan

bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang

yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling

bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi

Maha Mengenal. (QS.Al Hujurat: 13).

13

Harwantyoko, Neltje F. Katuuk, Ilmu Sosial Dasar, hal 147 14

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

1998), cet 25, hal. 26

Page 27: YANA MARYANA-FDK.pdf

Ada beberapa faktor yang menentukan bentuk suatu masyarakat,

diantaranya adalah faktor alam atau geografis (determinisme ekologi),

kebudayaan, dan atau keyakinan (agama) yang dianut oleh masyarakat.

2. Ciri-ciri dan Kriteria Masyarakat

Menurut seorang sosiolog, Selo Soemarjan sesuai dengan tarap

struktur sosial dan kebudayaan, dalam hal ini Negara Indonesia sedikitnya

memiliki tiga kategori masyarakat dengan berdasarkan ciri-ciri utama dari

masyarakat tersebut yakni masyarakat sederhana, masyarakat madya dan

masyarakat pra modern atau masyarakat modern. Lebih lanjut lagi Selo

Soemarjan mengemukakan sebagai berikut:

1. Masyarakat Sederhana:

a) Hubungan dalam keluarga dan dalam masyarakat setempat sangat kuat

b) Organisasi sosial pada pokoknya didasarkan atas adat-istiadat yang

terbentuk menurut tradisi

c) Kepercayaan kuat pada kekuatan-kekuatan gaib yang mempengaruhi

kehidupan manusia, akan tetapi tidak dapat dikuasai olehnya

d) Tidak ada lembaga-lembaga khusus untuk memberikan pendidikan

dalam bidang teknologi, keterampilan diwariskan oleh orang tua

kepada anak sambil berpraktek, dengan sedikit teori dan pengalaman

dan tidak dari hasil pemikiran dan eksperimen.

e) Tingkat buta huruf relatif tinggi

Page 28: YANA MARYANA-FDK.pdf

f) Ekonominya sebagian besar meliputi produksi untuk keperluan

keluarga sendiri atau untuk pasaran kecil setempat, sedangkan sebagai

alat penguji/pengukur harga berperan secara terbatas sekali.

g) Kegiatan ekonomi dan sosial yang memerlukan kerjasama orang

banyak dilakukan secara tradisional dengan gotong-royong tanpa

hubungan kerja antara buruh dengan majikan.

2. Masyarakat Madya

a) Hubungan keluarga tetap kuat, akan tetapi hubungan dengan

masyarakat setempat sudah mulai mengendor dan menunjukkan gejala-

gejala hubungan atas dasar perhitungan ekonomi

b) Adat-istiadat masih dihormati, akan tetapi sikap masyarakat mulai

terbuka bagi pengaruh dari luar

c) Dengan timbulnya rasionalitas dengan cara berfikir maka kepercayaan

pada kekuatan-kekuatan gaib baru timbul apabila orang sudah

kehabisan akal untuk menanggulangi suatu masalah.

d) Di dalam masyarakat timbul lembaga-lembaga pendidikan formal

sampai tingkat sekolah lanjutan pertama, akan tetapi masih jarang

sekali adanya lembaga pendidikan keterampilan atau kejuruan.

e) Ekonomi masih memberikan kesempatan lebih banyak kepada

produksi buat pasaran, hal mana mulai menimbulkan diferensiasi

dalam struktur masyarakat di mana orang semakin meningkat

peranannya.

f) Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis

Page 29: YANA MARYANA-FDK.pdf

g) Gotong royong sosial tinggal untuk kepentingan sosial dikalangan

keluarga besar dan tetangga, akan tetapi gotong royong untuk

kepentingan umum dilakukan atas dasar upah.15

h) Masyarakat Pra Modern/Modern

a) Hubungan antara manusia terutama didasarkan atas kepentingan-

kepentingan pribadi

b) Hubungan masyarakat-masyarakat lain dilakukan secara terbuka

dalam suasana saling pengaruh-mempengaruhi, kecuali (mungkin)

dalam penjagaan rahasia-rahasia penemuan baru

c) Kepercayaan kuat pada manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi

sebagai sarana untuk senantiasa meningkatkan kesejahteraan

masyarakat

d) Masyarakat tergolong-golong menurut bermacam-macam profesi

serta keahlian yang masing-masing dapat dipelajari dan

ditingkatkan dalam lembaga-lembaga pendidikan keterampilan dan

kejuruan

e) Tingkat pendidikan formal adalah tinggi dan merata

f) Hukum yang berlaku pada pokoknya adalah hukum tertulis yang

sangat kompleks

g) Ekonomi hampir seluruhnya merupakan ekonomi pasaran yang

didasarkan atas penggunaan uang dan alat-alat pembayaran lain.16

15

Soerjono Soekanto, Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Mayarakat, (Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 1993), cet-2, hal. 49-51 16 Soerjono Soekanto, Beberapa Teori Sosiologi Tentang Teori Masyarakat, hal. 49-51

Page 30: YANA MARYANA-FDK.pdf

Kategori masyarakat berdasarkan dasar derajat struktur sosial dan

kebudayaan tersebut di atas, akan dipergunakan sebagai suatu dasar untuk

menyoroti masalah-masalah sosial atau masalah-masalah masyarakat

Indonesia pada masa dewasa ini.

3. Tipe-Tipe Masyarakat

Elizabeth K. Nothingham membedakan kepada tiga tipe masyarakat,

yakni masyarakat yang terbelakang dan nilai-nilai sakral, masyarakat pra

industri yang sedang berkembang dan masyarakat industri sekunder.

Masyarakat yang memiliki tipe pertama adalah masyarakat yang kecil,

terisolasi dan terbelakang. setiap anggota tipe masyarakat ini bersama-sama

menganut agama yang sama, oleh Karena itu keanggotaan mereka dalam

masyarakat dan dalam kelompok keagamaan adalah sama. Masyarakat tipe

kedua, tidak lagi terisolasi dapat berubah lebih cepat lebih luas daerahnya dan

lebih besar jumlah penduduknya, serta ditandai dengan tingkat perkembangan

teknologi yang lebih tinggi daripada masyarakat pada tipe yang pertama.

Suatu organisasi keagamaan yang bisaanya mungkinpun semua anggota

memberi ciri khas kepada tipe masyarakat ini, walaupun ia merupakan

organisasi formal yang terpisah dan berbeda, serta memiliki tenaga profesional

sendiri. Sedangkan masyarakat tipe ketiga adalah masyarakat yang sudah

terbuka, dinamika masyarakat tinggi, perkembangan teknologi sangat maju

dan sangat berpengaruh \bagi kehidupan. Pengaruh ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK) mempunyai banyak konsekwensi terhadap agama.

Masyarakat lebih terbisaa memecahkan masalah hidupnya dengan metode

Page 31: YANA MARYANA-FDK.pdf

empirik, penalar dan efisiensi, oleh karena itu lingkungan yang bersifat

sekuler terus semakin meluas, dan hal ini sering sekali mengorbankan

lingkungan yang sakral.

B. Pemberdayaan Masyarakat

1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan adalah mengembangkan diri dari tidak atau kurang

berdaya menjadi berdaya, guna mencapai kehidupan yang lebih baik.

Pemberdayaan pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok

ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dengan

keinginan mereka. Pemberdayaan juga dapat diartikan suatu proses yang

relatif terus berjalan untuk meningkatkan kepada perubahan.17

Dalam pandangan Islam, agama adalah pemberdayaan. Pemberdayaan

harus merupakan gerakan tanpa henti. Istilah pemberdayaan adalah terjemahan

dari istilah asing yaitu: “Empowerment”. Secara leksikal pemberdayaan berarti

penguatan. Sedangkan secara teknis istilah pemberdayaan dapat disamakan

atau setidaknya diserupakan dengan istilah pengembangan dan istilah ini

dalam batasan-batasan tertentu bersifat interchangeable atau dapat

dipertukarkan.18

Imang Mansur Burhan mendefinisikan pemberdayaan umat

17

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas, (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2001), cet 3, hal. 54 18

Dra. Nanich Machendrawaty dan Agus Ahmad Syafei M Ag, Pengembangan

Masyarakat dari Ideologi Strategi Sampai Tradisi, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001), h.

41

Page 32: YANA MARYANA-FDK.pdf

atau masyarakat adalah: sebagai upaya membangkitkan potensi umat Islam ke

arah yang lebih baik dalam kehidupan sosial, politik maupun ekonomi.19

Masyarakat adalah kelompok masyarkat yang saling terkait oleh

sistem-sistem, adat-istiadat, serta hukum-hukum khas dan hidup bersama, atau

masyarakat merupakan terdiri dari individu-individu yang secara

berkelompok. Masyarakat bisa diartikan kelompok manusia yang saling

berinteraksi yang memiliki prasaran-prasarana untuk mencapai tujuan

bersama. Masyarakat adalah tempat kita bisa melihat bersama. Masyarakat

adalah tempat kita bisa melihat dengan jelas proyeksi individu sebagai

keluarga, keluarga sebagai prosesnya, dan masyarakat adalah hasil dari

proyeksi tersebut.20

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat

dan martabat lapisan masyarakat kita yang dalam kondisi sekarang tidak

mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan

keterbelakangan, dengan kata lain memberdayakan adalah meningkatkan

kemampuan dan meningkatkan kemandirian masyarakat.21

Dari kedua definisi tentang pemberdayaan dan masyarakat secara

terpisah maka secara sederhana pemberdayaan masyarakat adalah: bagaimana

19

Imang Mansur, Pokok-pokok Pikiran Tentang Zakat Dalam Pemberdayaan Umat:

1998), hal. 121 20

Murtadha Muktara, Masyarakat dan Sejarah, (Bandung: Penerbit Mizan, 1995), cet ke-

V, hal. 15 21

Gunawan Sumodiningrat, Pembangunan Derah dan Pemberdayaan Masyarakat,

(Jakarta: PT. Bina Pena Pariwara, 1997), cet ke-2, hal. 165

Page 33: YANA MARYANA-FDK.pdf

mengembangkan keadaan atau situasi dari tidak berdaya menjadi berdaya

kearah yang lebih baik kepada individu yang hidup secara bersama.22

Penulis menyimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah

pengembangan yang berkesinambungan menuju ke arah yang lebih baik atau

melakukan pembahasan dan perubahan kepada masyarakat dan bisa diartikan

juga bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan sebuah gerakan penguatan

sosial agar masyarakat yang tadinya lemah baik dalam bidang sosial, ekonomi,

politik diberdayakan sehingga membangkitkan kesadaran masyarakat tersebut

dan meningkatkan potensi yang mereka punya.

2. Proses Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat adalah sebagai suatu proses adalah proses

yang berkesinambungan (on-going) sepanjang komunitas masih ingin

melakukan perubahan dan perbaikan dan tidak hanya terpaku pada satu

program saja.23

Proses pemberdayaan masyarakat terdiri dari lima tahapan yaitu:24

a) Menghadirkan kembali pengalaman yang dapat memberdayakan dan tidak

dapat memberdayakan

b) Mendiskusikan alasan mengapa terjadi pemberdayaan dan tidak

pemberdayaan

c) Mengidentifikasi masalah

d) Mengidentifikasi basis daya yang bermakna

e) Mengembangkan rencana-rencana aksi dan mengimplementasikannya.

22

Darmansyah, Ilmu Sosial Dasar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), hal. 801 23

ibid, hal. 303 24 Ibid, hal. 304

Page 34: YANA MARYANA-FDK.pdf

Dari uraian di atas bahwa pemberdayaan yang terjadi pada masyarakat,

bukanlah suatu proses yang berhenti pada satu titik tertentu tetapi lebih

merupakan suatu upaya berkesinambungan untuk meningkatkan daya yang

ada.

Proses memberdayakan seseorang atau masyarakat dapat dilakukan

melalui tiga tahap yang lainnya seperti: menciptakan suasana atau iklim yang

memungkinkan potensi seseorang atau masyarakat berkembang. Hal ini dapat

dilakukan melalui membangun kepercayaan melalui sharing, membantu orang

memahami bidang yang ia tekuni.

Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat dalam rangka

itu diperlukan langkah-langkah yang lebih positif dan nyata, penyediaan

berbagai masukan, serta pembukaan akses kepada berbagai peluang yang akan

membuat diri makin berdaya memanfaatkan peluang. Hal ini dilakukan

dengan cara memberikan pelatihan yang diperlukan.

Memberdayakan mengandung arti pula melindungi. Pemberdayaan

secara pasti dapat diwujudkan, tetapi perjalanan tersebut tidaklah berlaku bagi

mereka yang lemah semangat. Dalam proses pemberdayaan harus dicegah

yang lemah menjadi bertambah lemah. Contohnya dengan memberikan

dorongan dan semangat untuk berubah.25

3. Tahap-tahap Pemberdayaan Masyarakat

Keberadaan masyarakat adalah suatu kemampuan masyarakat untuk

mengembangkan potensi dirinya dalam mengembangkan harkat dan martabat

25

Gunawan Sumodiningrat, Pengembangan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat, hal.

165

Page 35: YANA MARYANA-FDK.pdf

lapisan masyarakat dari kondisi tidak mampu menjadi mampu, sehingga dapat

melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan yang

memungkinkan d apat menciptakan masalah baru.

Menurut Isbandi tahapan-tahapan yang dibutuhkan dalam proses

pembedayaan adalah sebagai berikut:

Pertama, menciptakan suasana yang memungkinkan potensi

masyarakat berkembang. Titik tolaknya adalah pengenalan bahwa setiap

manusia dan masyarakat memiliki potensi (daya) yang dapat dikembangkan,

pemberdayaan adalah upaya untuk membangun daya itu dengan mendorong

pemberian motivasi dan membangkitkan kesadaran.

Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat.

Dalam hal ini diperlukan langkah yang lebih positif dan nyata, serta

pembukaan akses kepada berbagai peluang yang akan membuat masyarakat

menjadi semakin berdaya dalam memanfaatkan peluang.

Ketiga, memberdayakan berarti melindungi, karena dalam

pemberdayaan harus dapat mencegah yang lemah menjadi semakin lemah.26

Menurut Isbandi juga, pada dasarnya tahapan pemberdayaan yang

bisaa dilakukan oleh organisasi pelayanan masyarakat mencakup beberapa

tahapan sebagai berikut:27

26

Isbandi Rukminto, Ginanjar Kartasasmita, Pemberdayaan Masyarakat Sebuah Tinjauan

Administrasi Pidato Pengkuhan Guru Besar Administrasi dan Fakultas Ilmu Administrasi,

(Malang: Universitas Brawijaya, 27 Mei 1995) 27

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas, Jakarta, Universitas indonesia, Edisi Revisi 2003

Page 36: YANA MARYANA-FDK.pdf

a. Tahapan persiapan.

a) Penyiapan petugas ini diperlukan untuk menyamakan persepsi antar

anggota tim agen perubah (change agent) mengenai pendekatan apa

yang akan dipilih dalam melakukan pemberdayaan masyarakat.

b) Penyiapan lapangan ini diperlukan untuk melakukan studi kelayakan

terhadap daerah yang akan dijadikan sasaran , baik dilakukan secara

informal maupun formal.

b. Tahap assessment

Proses assessment yang dilakukan disini dengan mengidentifikasi

masalah (kebutuhan yang dirasakan) dan juga sumber daya yang dimiliki

oleh klien.

c. Tahap perencanaan alternatif program atau kegiatan.

Pada tahap ini agen perubah secara partisipatif mencoba melibatkan

warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana

cara mengatasinya.

d. Tahap pemformulasian rencana aksi

Pada tahap ini agen perubah membantu masing-masing kelompok

untuk merumuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang akan

mereka lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada.

e. Tahap pelaksanaan (implementasi) program atau kegiatan

Tahap pelaksanaan ini merupakan salah satu tahap yang paling krusial

(penting) dalam proses pemberdayaan masyarakat, karena sesuatu yang

telah direncanakan akan dapat melenceng dalam pelaksanaan dilapangan

Page 37: YANA MARYANA-FDK.pdf

bila tidak ada kerja sama antara agen perubah dan warga masyarakat,

maupun kerja sama antar warga.

f. Tahap evaluasi

Evaluasi sebagai proses pengawasan dari warga dan peugas terhadap

program yang sedang berjalan pada pemberdayaan masyarakat sebaiknya

dilakukan dengan melibatkan warga.

g. Tahap terminasi

Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan secara formal dengan

komunitas sasaran.

Sedangkan menurut Nanich Machendrawaty dan Agus Ahmad Syafe’I,

ada tiga tahapan dalam pemberdayaan yaitu:

1. Pemberdayaan pada mata ruhaniyah, dalam hal ini terjadi degradasi moral

atau pergeseran nilai masyarakat islam oleh karena itu pemberdayaan jiwa

dan akhlak harus leih ditingkatkan.

2. Pemberdayaan intelektual, yang pada saat ini dapat disaksikan betapa umat

islam Indonesia sudah jauh tertinggal dalam kemajuan penguasaan

teknologi, untuk itu diperlukan berbagai upaya pemberdayaan intelektual

sebagai perjuangan besar (jihad).

3. Pemberdayaan ekonomi, masalah kemiskinan menjadi demikian identik

dengan masyarakat islam sendiri. Seorang putra islam dalam generasi

qur’ani awal terbaik, Saidinan Ali menyatakan “sekiranya kekafiran itu

brwujud manusia, sungguh aku akan membunuhnya. Untuk dapat keluar

dari himpitan situasi ekonomi seperti sekarang ini, disamping penguasaan

Page 38: YANA MARYANA-FDK.pdf

terhadap life skill atau keahlian hidup, keterampilan berwirausahapun

dibutuhkan juga dalam pengembangan dan pemberdayaan ekonomi

kerakyatan yang selama ini tidak pernah dilihat bahkan keberadaannya

sering dipandang merepotkan pembangunan.28

4. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan merupakan upaya untuk meningkatkan harkat lapisan

masyarakat dan pribadi manusia, upaya ini meliputi:29

a. Mendorong, memotivasi, meningkatkan kesadaran akan potensinya dan

menciptakan iklim/suasana untuk berkembang.

b. Memperkuat daya, potensi yang dimiliki dengan langkah-langkah positif

mengembangkannya.

c. Penyediaan berbagai masukan dan pembukaan akses kepeluang-peluang.

Upaya pokok yang dilakukan adalah peningkatan taraf pendidikan, derajat

kesehatan, akses kepada modal, teknologi tepat guna, informasi, lapangan

kerja dan pasar dengan fasilitas-fasilitasnya.

Pemberdayaan bukanlah penguatan individu (orang-perorang), tetapi

juga pranata-pranata (sistem dan strukturnya), pembaharuan kelembagaan,

penanaman nilai, peranan masyarakat di dalamnya, khususnya dalam

pengambilan keputusan dan perencanaan, sekaligus merupakan keputusan dan

perencanaan sekaligus merupakan pembudayaan demokrasi, demikian pula

advokasi/pembelaan yang lemah terhadap yang kuat dan persaingan yang

28

Syamsudin RS, Dasar-dasar Pengembangan Masyarakat Islam dalam Da’wah Islam,

(Bandung: KP. HADID, 1999), h. 28 29

Dr. I Nyoman Sumaryadi, Drs, M Si, Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan

Pemberdayan Masyarakat, (Jakarta: Citra Utama, 2005), h. 114

Page 39: YANA MARYANA-FDK.pdf

tidak sehat. Pemberdayaan tidak boleh membuat masyarakat menjadi

tergantung pada pemberian. Apa yang dinikmati harus dihasilkan oleh usaha

sendiri. Dengan demikian manusia menjadi semakin mandiri dan bertumbh

dalam harga diri.

Adapun tujuan pemberdayaan masyarakat pada dasarnya sebagai berikut:30

a. Membantu mengembangkan manusia yang otentik dan integral dari

masyarakat lemah, rentan, miskin, marginal dan kaum kecil, seperti petani

kecil, buruh tani, masyarakat miskin perkotaan, masyarakat ada yang

terbelakang, kaum muda pencari kerja, kaum cacat dan kelompok wanita

yang didiskriminir/dikesampingkan

b. Memberdayakan kelompok-kelompok masyarakat tersebut secara sosio

ekonomis sehingga mereka dapat lebih mandiri dan dapat memenuhi

kebutuhan dasar hidup mereka, namun sanggup berperan serta dalam

pengembangan masyarakat.

5. Aras Pemberdayaan Masyarakat

Dalam konteks pekerjaan sosial menurut Edi Suharto pemberdayaan

dapat dilakukan melalui tiga aras atau matra pemberdayaan (empowerment

setting): mikro, mezzo, dan makro. Untuk lebih jelasnya berikut uraiannya:

1. Aras mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu

melalui bimbingan, konseling, stress manajement, crisis intervention.

Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam

30

Dr. I Nyoman Sumaryadi, Drs, M Si, Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan

Pemberdayan Masyarakat, h. 114

Page 40: YANA MARYANA-FDK.pdf

menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai

pendekatan yang berpusat pada tugas (task centered approach).

2. Aras mezzo. Pemberdayaan dilakukan terhadap sekelompok klien.

Pemberdayaan dilakukan dengan menggunakan kelompok sebagai media

intervensi pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, bisaanya

digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan,

keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

3. Aras makro. Pendekatan ini disebut juga sebagai strategi system besar

(large system strategy), karena sasaran perubahan diarahkan pada system

lingkungan yang lebih luas. Peumusan kebijakan, perencanaan sosial,

lobbying, pengorganisasian masyarakat, manajement konflik, adalah

beberapa strategi dalam pendekataan ini. Strategi system besar

memandang klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk

memahami situasi-situasi mereka sendiri dan untuk memilih serta

menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.31

Pelaksanaan proses dan pencapaian tujuan pemberdayaan di atas

dicapai melalui penerapan pendekatan pemberdayaan yang dapat disingkat

menjadi 5P, yaitu: pemungkinan, penguatan, perlindungan, penyokongan, dan

pemeliharaan.

1. Pemungkinan: menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan

potensi masyarakat berkembang seca ra optimal. Pemberdayaan harus

31 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan rakyat, h.58

Page 41: YANA MARYANA-FDK.pdf

mampu membebaskan masyarakat dari sekat-sekat cultural dan structural

yang menghambat.

2. Penguatan: memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki

masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhannya.

Pemberdayaan harus mampu menumbuh-kembangkan segenap

kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang

kemandirian mereka.

3. Perlindungan: melindungi masyarakat terutama kelompok-kelompok

lemah agar tidak tertindas leh kelompok kuat. Pemberdayaan harus

diarahkan pada penghapusan pada segala jenis diskrimunasi dan dominasi

yang tidak menguntungkan rakyat kecil.

4. Penyokongan: memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat

mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas dalam kehidupannya.

Pemberdayaan harus mampu menyokong mayarakat agar tidak terjatuh ke

dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan.

5. Pemeliharaan: memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi

keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagai kelompok dalam

masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan

keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan

berusaha.32

32 Ibid, h.67-68

Page 42: YANA MARYANA-FDK.pdf

C. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

1. Pengertian Ekonomi Masyarakat

Ekonomi rakyat atau masyarakat adalah segala kegiatan ekonomi dan

upaya masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya (basic need) yaitu

sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan.33

Pengertian ekonomi rakyat muncul sebagai akibat dari terjadinya

kesenjangan sosial ekonomi dalam masyarakat. Kesenjangan ini merupakan

hasil dari pemilikan aset-aset ekonomi berupa sumber daya produksi dan

produktifitas yang timpang tindih antara pelaku ekonomi yang kuat dan pelaku

ekonomi yang lemah.

Di satu sisi sebagian kelompok masyarakat hanya memiliki faktor-

faktor produksi terbatas sehingga menghasilkan produktifitas yang rendah.

Sementara dipihak lain segelintir pelaku ekonomi kuat maju dan berkembang

menguasai pelaku ekonomi lemah, yang akhirnya dikonotasikan dengan

ekonomi rakyat dengan pelaku ekonomi kuat (konglomerat).

Untuk lebih jelasnya tentang ekonomi rakyat, ada beberapa definisi

sebagai berikut:

H.S Dillon menjelaskan bahwa ekonomi rakyat adalah suatu sistem

yang memihak kepada kepentingan ekonomi sebagian besar rakyat secara

manusiawi, adil dan demokratis. Kepentingan ekonomi sebagian besar rakyat

ini terdapat dalam kehidupan ekonomi manusia: petani, nelayan, buruh,

33

Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial,

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999), cet ke-1, hal. 66

Page 43: YANA MARYANA-FDK.pdf

pedagang kecil, para penganggur dan kaum papa.34

Dengan demikian ekonomi

rakyat atau masyarakat lebih mengutamakan ekonomi yang berskala kecil dan

menengah yang berpartisipasi secara demokratis.

Menurut Mubyarto ekonomi rakyat adalah sebagian besar dari cara-

cara rakyat bergumal dan bertahan untuk menjaga kelangsungan hidupnya di

pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan perkebunan dalam industri-

industri kecil dan kerajinan serta dalam perdagangan atau kegiatan swadaya

lainnya baik di daerah pedesaan maupun perkotaan, dengan modal utama

tenaga kerja keluarga dan modal serta teknologi seadanya.35

Dari beberapa pengertian tentang ekonomi rakyat di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa pemberdayaan ekonomi rakyat atau masyarakat

merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dan dapat

berpartisipasi dalam proses pembangunan nasional.

Pemberdayaan ekonomi rakyat atau masyarakat merupakan salah satu

tugas kemanusiaan paling asasi. Upaya pemberdayaan ekonomi rakyat atau

masyarakat tidak dapat dilakukan sebatas pemberian subsidi, retribusi, dan

program-program yang sifatnya karikatif, melainkan harus paradigmatif,

strukturalis (kelembagaan) dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.36

2. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Tujuan pemberdayaan ekonomi rakyat atau masyarakat yang hendak

dicapai tidak hanya berupa daftar keinginan yang bernuansa mimpi namun

34

M Azwir Dainy Tara, Strategi Membangun Ekonomi Rakyat, (Jakarta: Nuansa Madani,

2001), cet ke 1, hal 4 35

Mubyarto, Revolusi Sistem Ekonomi, (Yoyakarta: Aditya Media, 1999), cet ke 1, hal 46 36 Julius Bobo, Transformasi Ekonomi Rakyat, (Jakarta: Cidesindo, 2003), cet ke 1, hal 56

Page 44: YANA MARYANA-FDK.pdf

tidak juga terlalu simplisistis. Adapun ekonomi rakyat yang dituju adalah

sebagai berikut:

a) Pembangunan ekonomi yang partisipatif dan menempatkan ekonomi

rakyat pada posisi yang lebih besar serta memberi peluang seluas-luasnya

dan didukung dengan pemihakan kepada pelaku ekonomi di masa depan.

b) Penyebaran atau perluasan kepemilikan aset ekonomi produktif ke tangan

rakyat agar dapat dipunyai oleh sebagian besar masyarakat.

c) Penguatan sumber pembiayaan hingga terwujudnya ekonomi kesetaraan

dan pengembangan secara total bagi pengusaha kecil, menengah, dan

koperasi yang mempunyai potensi.

3. Peningkatan Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia adalah aset organisasi yang paling penting dan

membuat sumber organisasi lainnya bekerja. Sumber daya manusia penting,

karena mempunyai efisiensi dan efektifitas organisasi.

Dalam ensiklopedi Indonesia disebutkan bahwa sumber daya manusia

(human resource) adalah skill (kemampuan), kapasitas, kecakapan, yang

dimiliki oleh perorangan, yang memungkinkan untuk mendapatkan

penghasilan.37

Adapun Bukhari Zainun mengemukakan bahwa “sumber daya manusia

adalah daya yang bersumber dari manusia,” jadi sumber daya manusia adalah

suatu potensi yang dimiliki manusia itu sendiri.38

Dengan demikian yang

37

Hassan Sadily, et. al. (ed), Sumber Daya Manusia, Ensiklopedi Indonesia, (Jakarta:

Ikhtiar Baru, 1983), Jilid 4, hal. 2139 38

Bukhari Zainun, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Gunung Agung,

2001), cet. ke- 6, hal. 64

Page 45: YANA MARYANA-FDK.pdf

dimaksud dengan sumber daya manusia itu adalah kekuatan daya fikir dan

berkarya manusia yang masih tersimpan dalam dirinya yang perlu dibina dan

digali serta dikembangkan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi

kesejahteraan kehidupan manusia.

Sumber daya manusia adalah tempat menyimpan daya.39 Yang

dimaksud dengan daya dalam hal ini ialah daya fikir atau daya cipta manusia

yang tersimpan dalam dirinya. Berapa besarnya daya yang tersimpan itu tidak

dapat diketahui secara pasti. Kenyataan membuktikan bahwa dari masa ke

masa ada saja temuan-temuan baru, antara lain dibidang IPTEK. Yang

mengagumkan. Temuan-temuan itulah yang dikembangkan kepada sesama

manusia di samping dimanfaatkan untuk menggali sumber daya.

Dalam menggali dan menggunakan sumber daya manusia tersebut

secara lebih terarah dan produktif, perlu pengelolaan, pengurusan dan

pengaturan pemanfaatannya secara terprogram. Pekerjaan penggalian dan

pendayagunaan tersebut harus dilakukan oleh manusia itu sendiri, sementara

orang lain, misalnya manajer atau pemimpin hanya dapat membantu dan

mengarahkannya.

Dalam menggali sumber daya, sikap mental berperan sebagai

pendamping hati nurani, sekaligus sebagai motor penggerak untuk menggali

potensi diri manusia. Oleh karena itu, sikap mental tersebut perlu dibina dan

dibentuk serta dipersiapkan sejak awal, yaitu sejak manusia itu dilahirkan

terutama pada masa kanak-kanak di dalam lingkungan keluarga.

39

Emil Salim dan Jusuf Suit Al Masdi, Aspek Sikap Mental dalam Manajemen Sumber

Daya Manusia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996), cet ke-1, hal. 32

Page 46: YANA MARYANA-FDK.pdf

Khusus dalam menggali sumber daya, penekanan sikap mental adalah

pembinaan, kemauan dan kebisaaan mendisiplinkan diri terutama dalam

memanfaatkan waktu, baik sewaktu dalam masa pendidikan maupun setelah

berada di lapangan. Kebisaaan- kebisaaan itulah yang berperan dalam

menggali sumber daya.

Minimal ada empat kebijakan pokok dalam upaya meningkatkan

sumber daya manusia yaitu:40

a) Peningkatan kualitas hidup yang meliputi baik kualitas manusianya,

seperti jasmani, rohani dan kejuangan maupun kualitas kehidupannya

seperti perumahan dan pemukiman yang sehat.

b) Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang produktif dan upaya

pemerataan penyebarannya.

c) Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berkemampuan dalam

memanfaatkan, mengembangkan dan menguasai IPTEK yang berwawasan

lingkungan serta

d) Pembangunan pranata meliputi kelembagaan dan peningkatan hukum yang

mendukung upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Kualitas menyangkut mutu sumber daya manusia tersebut, yang

menyangkut kemampuan, baik kemampuan fisik maupun kemampuan non

fisik (kecerdasan dan mental). Kualitas sumber daya manusia ini menyangkut

dua aspek juga yaitu: fisik (kualitas Fisik), dan non fisik (kualitas non fisik)

40

Mulyadi S, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan, (Jakarta,

PT Raja Grafindo Persada, 2003), cet ke- 2, hal. 21

Page 47: YANA MARYANA-FDK.pdf

yang menyangkut kemampuan bekerja, berfikir dan keterampilan-

keterampilan lain.

4. Kebijakan Ekonomi yang Memihak Rakyat

Kebijakan pemihakan terhadap pemberdayaan ekonomi rakyat

menurut Gunawan Sumodiningrat dipilih menjadi tiga kelompok yaitu:41

a) Kebijakan yang secara tidak langsung mengarah pada sasaran tetapi

memberikan dasar tercapainya suasana yang mendukung kegiatan sosial

ekonomi rakyat.

b) Kebijakan yang secara langsung mengarah pada peningkatan kegiatan

ekonomi produktif kelompok sasaran.

c) Kebijakan khusus yang menjangkau masyarakat miskin melalui upaya

khusus.

41

H. Syaukani HR, Konsep dan Implementasi, Ekonomi Kerakyatan Era Otonomi

Daerah, (Jakarta: Nuansa Madani,2004), hal 32

Page 48: YANA MARYANA-FDK.pdf

BAB III

GAMBARAN UMUM DESA CIMANDALA-KABUPATEN BOGOR

DAN YAYASAN DHARMA BAKTI SOSIAL (DHARMAIS)

A. Profil Desa Cimandala

1. Kondisi Geografis Desa Cimandala

Desa Cimandala dipimpin oleh Bapak Cucu Samsudin sebagai kepala

Desa. Dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan desa, kepala desa

melaksanakan kewenangan hak dan kewajiban selaku pimpinan pemerintah

desa yaitu menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dan merupakan

penyelenggara dan penanggung jawab utama dibidang pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan serta urusan pemerintahan umum termasuk

di dalamnya pembinaan ketentraman dan ketertiban sesuai denga peraturan

perundang-undangan yang berlaku juga menumbuh-kembangkan jiwa gotong

royong sebagai sendi utama pelaksanaan pemerintah desa.

Sebagai dasar di dalam melaksanakan tugas, wewenang dan

kewajiban, kepala desa perpedoman kepada berbagai ketentuan dan peraturan

yang telah digariskan, yaitu:42

1. UU No. 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah Junto UU No. 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

2. Peraturan Pemerintahan No. 76 Tahun 2001 tentang pengaturan umum

mengenai desa.

42 Laporan Pelaksanaan Tugas Kepala Desa Cimandala, tahun 2006, h. 1

Page 49: YANA MARYANA-FDK.pdf

3. Peraturan daerah Kabupaten Bogor No. 3 Tahun 2001 tentang pedoman

organisasi dan tata kerja Pemerintahan Desa.

4. Peraturan desa Sukaraja No. 01 Tahun 2001 tentang struktur organisasi

Pemerintahan Desa pola maksimal.

5. Peraturan desa Sukaraja No. 01 Tahun 2004 tentang Pendapatan Anggaran

Belanja Desa (APB-Desa).

Pola organisasi Pemerintahan Desa Cimandala memakai pola

maksimal terdiri dari: orang kepala urusan, 2 orang pelaksana teknis, dan 3

orang unsur wilayah. Sedangkan unsur organisasi desa sesuai dengan tugas

dan kedudukannya secara administrasi dan operasionalnya Kepala Desa

dibantu oleh:

1. Sekretariat Desa yang membawahi bidang: urusan pemerintahan, urusan

ekonomi dan pembangunan, urusan keuangan, urusan kemasyarakatan dan

urusan umum.

2. Unsur pelaksana teknis (ulu-ulu).

3. Unsur wilayah atau dusun.

Uraian tugas Kepala Desa (Lurah) adalah memimpin, merencanakan,

mengatur, mengkoordinasikan, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan

tugas lingkup kelurahan yang meliputi seksi pemerintahan dan perlindungan

masyarakat, seksi sosial, ekonomi dan seksi pelayanan umum dan

kesekretariatan.

Desa Cimandala merupakan salah satu Desa di wilayah Kecamatan

Sukaraja Kabupaten Bogor, dengan luas wilayah 316 ha berada pada

Page 50: YANA MARYANA-FDK.pdf

ketinggian 400 meter di atas permukaan laut (DPM), dan tinggi curah hujan

220 m3 yang terbagi dalam 3 dusun, 6 Rukun Warga (RW) dan 29 Rukun

Tetangga (RT).43

Sebagai bagian dari komponen kecamatan, desa Cimandala juga

berbatasan dengan desa/kelurahan lainnya yang berada di dalam wilayah

kecamatan Sukaraja, batas wilayah itu sebagai berikut:

Tabel I

Batas Wilayah Desa Cimandala

No Letak Batas Nama Desa/Kelurahan

1

2

3

4

Sebelah Utara

Sebelah Selatan

Sebelah Barat

Sebelah Timur

Kelurahan Nangewer Kecamatan Cibinong.

Desa Ciparigi Kecamatan Bogor utara kota

Bogor

Kali Ciluar dan Desa Karadenan Kecamatan

Cibinong

Jalan Raya Bogor-Jakarta dan Desa Cijujung

Kecamatan Sukaraja.

Jarak antara desa ke ibukota kecamatan, Kabupaten Bogor provinsi

Jawa Barat dan ke ibukota negara adalah sebagai berikut:

a. Ibukota kecamatan Sukaraja : 0 km

b. Ibukota Kabupaten Bogor : 10 km

c. Ibukota provinsi Jawa Barat : 120 km

d. Ibukota negara : 49 km

43 Ibid, h. 3

Page 51: YANA MARYANA-FDK.pdf

Pemanfaatan lahan/penggunaan tanah di desa Cimandala adalah

sebagai berikut:

a. Perumahan/pemukiman : 212 Ha

b. Sawah : 15 Ha

c. Ladang/pertanian : 8,25 Ha

d. Pemakaman : 2 Ha

e. Lapangan olah raga : 5,3 Ha

f. Tanah/bangunan pendidikan : 14 Ha

Desa Cimandala dibagi menjadi 3 wilayah Dusun antara lain:

1. Dusun I : Meliputi wilayah kampung Ciluar, kampung Dharmais,

RW I, dan kampung Mandala Sari RW III

2. Dusun II : Meliputi wilayah kampung Pabuaran RW. II/RW.

VIII/RW. VI dan RW. VII

3. Dusun III : Meliputi wilayah Kebun Kelapa RW. IV/RW. V dan

RW. IX.

2. Kondisi Demografis Desa Cimandala

Penduduk Desa Cimandala pada akhir bulan desember 2006, tercatat

sebanyak 22.614 jiwa, terdiri dari:44

1. Laki-laki : 11.530 jiwa

2. Perempuan : 11.084s jiwa

44 Ibid, hal 5

Page 52: YANA MARYANA-FDK.pdf

3. Jumlah kepala keluarga : 20.830 jiwa

Tabel 2

Jumlah Penduduk Menurut Struktur Umur

Jumlah Jiwa

Kelompok Umur

Laki-laki Perempuan

Jumlah

0-4

5-9

10-14

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49

50-54

55-59

60-64

65-69

70-74

75 >

1100

803

993

920

938

1007

762

615

626

543

582

587

640

598

413

403

1022

863

872

864

870

794

632

661

683

596

589

582

584

629

465

378

2122

1666

1865

1784

1808

1801

1394

1276

1309

1139

1171

1169

1224

1227

878

781

Jumlah 11.530 11.084 22.614

3. Kondisi Sosial Kemasyarakatan Desa Cimandala

Kondisi sosial kemasyarakatan Desa Cimandala dapat dikatakan telah

terbina dengan baik, kehidupan bertetangga sesama warga terjalin secara

kekeluargaan dan setiap ada aktifitas tertentu yang berkaitan dengan

Page 53: YANA MARYANA-FDK.pdf

kepentingan lingkungan, mereka secara serempak bahu-membahu, gotong

royong tanpa membedakan status dan kedudukan. Bahkan pada skup yang

lebih luas seperti hubungan satu kampung dengan kampung lainnya umumnya

mempunyai ikatan yang kental dan saling kenal-mengenal antara satu dengan

yang lainnya dan kadang kala aparat pemerintah dalam hal ini kepala desa

turut memberikan bantuan seperti kegiatan keagamaan maupun kegiatan

menyambut datangnya hari kemerdekaan bangsa.45

Masyarakat desa Cimandala hidup secara harmonis dengan

mengutamakan sikap gotong royong dan suka membantu berbagai kegiatan

yang diselenggarakan oleh aparat pemerintah, seperti bakti sosial maupun

pembinaan masyarakat baik pemuda maupun kaum ibu.

Tabel 3

Keadaan Lembaga Sosial Kemasyarakatan

No. Lembaga Kemasyarakatan Jumlah Unit

1

2

3

4

5

Lembaga Kemasyarakatan

RT

RW

LPM

PKK

BPD

Remaja Mesjid

Karang Taruna

Posyandu

Poskamling

58

10

1

4

1

4

1

16

18

Jumlah 80

45 Laporan Pelaksanaan Tugas Kepala Desa Cimandala, tahun 2006, h. 15

Page 54: YANA MARYANA-FDK.pdf

Dari tabel 3 di atas dapat digambarkan bahwa lembaga yang tersedia di

desa Cimandala adalah lembaga kemasyarakatan yang dibentuk dalam

lembaga pemerintahan kelurahan, yaitu lembaga tingkat Rukun Tetangga (RT)

yang berjumlah 58 unit atau 72,5 %. Tingkat Rukun Warga (RW) berjumlah

10 unit atau 12,5 %. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) 1 unit atau

1,2 %. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) 4 unit atau 5 %. Badan

Pembangunan Desa 1 unit atau 1,2 %. Sementara lembaga yang dibentuk di

luar pemerintah kelurahan, didominasi oleh Pos Pelayanan Terpadu

(Posyandu) yang menangani kesehatan balita yang berjumlah 16 unit atau 20

% dan Pos Keamanan Lingkungan (Poskamling) yang menangani keamanan

dan ketertiban masyarkat berjumlah 18 unit atau 22,5 %. Adapun kegiatan

yang ditangani dan dikelola oleh para remaja dan pemuda terdapat 2 lembaga

yaitu remaja mesjid berjumlah 4 unit atau 5 % dan karang taruna 1 unit atau

1,2 %.

Melihat kondisi yang demikian menandakan bahwa masyarakat desa

Cimandala memang masih mencerminkan ikatan masyarakat pedesaan yang

senantiasa berlandaskan kekeluargaan. Seperti yang telah ditegaskan oleh

seorang sosiolog Ferdinand Tonnies yang dikutif oleh Soerjono Soekanto

yaitu: “Gemeinschaft” (paguyuban) yang artinya bentuk kehidupan bersama,

di mana anggota-anggota diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat

alamiah serta bersifat kekal.46

46

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2004), cet ke-37, h. 365

Page 55: YANA MARYANA-FDK.pdf

4. Kondisi Agama Desa Cimandala

Agama merupakan masalah keyakinan yang bersifat abstrak, karena

parameternya mempunyai korelasi langsung dengan yang maha kuasa. Sikap

seperti ini mampu menimbulkan motivasi dan kekuatan moral seseorang untuk

dapat melakukan sesuatu secara konfidensi. Rasa kekurangan dan

ketergantungan manusia sebaagai makhluk sosial, secara kodrati jelas sangat

membutuhkan perlindungan dan pertolongan dari kekuatan maha super yang

berada di luar kemapuannya, itulah yang disebut Tuhan.

Dengan sendirinya saran peribadatan yang ada di desa Cimandala

hanya tempat peribadatan bagi orang muslim saja, yaitu berupa masjid,

mushalla dan majlis ta’lim.adapun jumlah mesjid yang ada di desa Cimandala

adalah 18 buah, 14 mushalla serta majlis ta’lim yang tersebar di tiap RW.

Menurut demografi desa Cimandala secara umum (general mayoritas)

beragama islam, akan tetapi ada juga beberapa masyarakat yang memeluk

agama Katolik, Protestan, Hindu dan Budha. Lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 4 di bawah ini:

Tabel 4

Tingkat Jumlah Pemeluk Agama

No Agama Jumlah Penduduk

1

2

3

4

5

Islam

Protestan

Katolik

Hindu

Budha

20.364

1.096

657

328

169

Jumlah 22.614

Page 56: YANA MARYANA-FDK.pdf

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pemeluk yang paling banyak

adalah agama Islam

Tabel 5

Sarana dan Prasarana Kegiatan Keagamaan

No Nama Tempat Jumlah

1

2

3

4

5

Mesjid

Mushalla

Majlis Ta’lim

Gereja

TPA

18

14

12

3

7

Jumlah 54

Dari tabel 5 di atas menggambarkan bahwa penduduk Desa Cimandala

memiliki sarana dan prasarana kegiatan keagamaan yang sangat memberikan

perhatian yang penuh untuk terciptanya toleransi dan kerukunan beragama,

serta terjalinnya rasa persatuan dan kesatuan, kebersamaan dalam kehidupan

bermasyarakat, bernegara, dan kebebasan beragama telah dapat terbina.

5. Kondisi Ekonomi Desa Cimandala

Ekonomi adalah suatu ilmu yang mempelajari daya upaya manusia

untuk memenuhi kebutuhan hidup di masyarakat dan meninggatkan

kesejahteraannya. Jadi setiap kegiatan manusia ditujukan untuk memenuhi

segala kebutuhan hidupnya merupakan kegiatan ekonomi.

Secara historis sebenarnya kegiatan ekonomi telah timbul bersamaan

dengan adanya manusia, sebab manusia adalah makhluk yang mengalami

proses pertumbuhan dan perkembangan yang semua itu harus ditopang dengan

Page 57: YANA MARYANA-FDK.pdf

unsur pembentuk sebagai wujud dari pemenuhan kebutuhan jasmani dan

rohani, baik berupa sandang, pangan dan papan.

Sementara yang dikatakan mata pencaharian adalah manifestasi dari

kegiatan ekonomi dalam bentuk spesialisasi berdasarkan tingkat kemampuan

dan keterampilan secara personal atau individu. Atau dapat pula dikatakan

bahwa mata pencaharian merupakan bentuk nyata dari pekerjaan seseorang

dalam bidang tertentu yang tujuan akhirnya terfokus pada pemenuhan

kebutuhan.

Kondisi ekonomi masyarakat desa Cimandala cukup baik, walaupun

dampak dari krisis moneter beberapa tahun lalu belum pulih, krisis ekonomi

yang berkepanjangan sangat dirasakan oleh masyarakat bawah, namun

nampaknya tidak terdapat gejolak karena pada umumnya mereka masih dapat

memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hariterutama kebutuhan sembilan bahan

pokok, walaupun daya beli menurun.

Mata pencaharian penduduk desa Cimandala pada umumnya beraga,

dengan rincian sebagai berikut: 47

47 Laporan Pelaksanaan Tugas Kepala Desa Cimandala Kecamatan Sukaraja Bogor, h. 9

Page 58: YANA MARYANA-FDK.pdf

Tabel 6

Mata pencaharian/pekerjaan Penduduk Desa Cimandala

No Pekerjaan Jumlah %

1

2

3

4

5

6

7

8

Pegawai Negeri

Anggota TNI/POLRI

Pedagang

Karyawan Swasta

Petani dan Buruh Tani

Purnawirawan TNI/POLRI

Pensiunan PNS

Tidak bekerja tetap

2,19 %

24,90 %

2,33 %

21,13 %

1,45 %

2,5 %

1,25 %

44 %

Jumlah 99,75 %

Keterangan Tabel:

Tabel pekerjaan dihitung dari jumlah orang yang bekerja dan

menghasilkan uang, untuk menunjang kehidupannya, juga jumlah usia

kerja (18 tahun ke atas)48

yang belum mempunyai penghasilan tetap. Penduduk yang berstatus sebagai pelajar, mahasiswa dan ibu rumh tangga

tidak dimasukkan ke dalam jenis mata pencaharian/pekerjaan.

Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa masyarakat desa Cimandala sudah

dapat dikategorikan taraf ekonomi menengah ke atas, hal ini dapat dilihat dari

banyaknya jumlah penduduk yang bekerja pada sektor informal atau instansi

pemerintahan seperti anggota TNI/POLRI, ini membuktikan bahwa tingkat

pendidikan masyarakat rata-rata adalah lulusan menengah umum atau SMU

sederajat. Akan tetapi bukan berarti masyarakat yang masih dikategorikan

tingkat pendidikannya rendah tidak ada, namun jumlahnya lebih sedikit.

Dibandingkan mereka yang bersekolah setidaknya lulusan SD atau SMP

sederajat.

48

Pengesahan Konvensi ILO No. 138 Mengenai Usia Minimum untuk diperbolehkan

Bekerja (Lembaran Negara No. 56 Tahun 1999), pasal (3) Poin (1)

Page 59: YANA MARYANA-FDK.pdf

Mata pencaharian penduduk desa Cimandala selanjutnya adalah

sebagai pegawai/karyawan (termasuk buruh pabrik) di instansi atau

perusahaan swasta yang berada di kota maupun di sekitar desa Cimandala.

Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang pendidikannya minimal

SLTP, itu hanya bagi mereka yang mempunyai akses dari dalam perusahaan/

Industri tersebut.

Selebihnya adalah orang-orang yang memiliki modal keterampilan

atau modal uang kebanyakan membuka usaha sendiri berupa berdagang

sembako, bahan bangunan, warung nasi, took spare part kendaraan, bengkel

sepeda, service elektronik dan tukang jahit.

Mereka yang bekerja sebagai PNS, kebanyakan dari mereka adalah

penduduk yang berpendidikan Akademi (BA), Sarjana (S1), dan beberapa

orang yang lulus (S2).

Penduduk dalam kategori tidak bekerja tetap adalah penduduk yang

sifatnya serabutan ketika ada orang yang membutuhkan tenaga mereka maka

mereka bekerja dan ketika tidak ada maka mereka adalah pengangguran.

B. Profil Yayasan Dharma Bakti Sosial (DHARMAIS)

1. Latar Belakang Berdirinya DHARMAIS

Adapun sejarah singkat mengenai sejarah singkat keberadaan yayasan

ini, pada awalnya dengan landasan pancasila dan tujuan untuk memenuhi

pasal 34 UUD 45 yang menyetakan bahwa “fakir miskin dan anak-anak

terlantar dipelihara oleh negara” tetapi pada kenyataannya pemerintah belum

Page 60: YANA MARYANA-FDK.pdf

dapat memenuhinya, maka didirikanlah yayasan Dharmais yang bertujuan

untuk turut berpartisipasi dalam mengatasi berbagai macam permasalahan

sosial dan meningkatkan kesejahteraan rakyat, membina warga negara yang

tidak mampu (yatim piatu, penyandang cacat, tuna wisma, para manula, dan

lain-lain) agar berguna bagi masyarakat dan negara.

Yayasan Dharmais didirikan dijakarta pada tanggal 8 agustus 1975

oleh bapak Soeharto, bapak Sodharmono dan bapak Bustanul Arifin, selaku

pribadi dengan Akte Notaris Abdul Latif, SH. Nomor 27 dan Notaris

Koesbiono Saman Hadi, SH. Nomor 2 tanggal 1 januari 1990, terdaftar di

Pengadilan Negeri No. 204 tanggal 27 Agustus 1975.

Yayasan Dharmais Pusat Diklat diketuai oleh bapak H. Nawasih,

sedangkan Ketua Balai Diklat diketuai oleh bapak H. Achmad Afif.

Berbagai macam bantuan yang pernah dilaksanakan oleh yayasan

Dharmais sudah banyak sekali, bantuan yang masih dilaksanakan hingga saat

ini salah satunya adalah dalam kegiatan pelatihan usaha produktif melalui

berbagai macam bentuk keterampilan seperti tata boga, tata rias, menjahit dan

perbengkelan.

Dalam rangka membantu pemerintah mengatasi masalah anak jalanan

dan remaja putus sekolah, pada tahun 2000 yayasan Dharmais menjalin kerja

sama dengan Pemerintah Daerah Kota Bogor, Kulon Progo, Bondowoso,

Magetan dan DKI Jakarta Untuk menyelenggarakan kegiatan Pesantren

Singkat Pelatihan Usaha Produktif (PSPUP) dengan memanfaatkan gedung

Page 61: YANA MARYANA-FDK.pdf

Balai pelatihan milik yayasan yang sebelumnya dipakai untuk melatih calon

transmigran.

2. Visi dan Misi DHARMAIS

Visi DHARMAIS

Menjadi organisasi sosial terkemuka yang membantu masyarakat

kurang mampu dibidang sosial dan kemanusiaan

Misi DHARMAIS

Yayasan Dharmais secara konsisten mengimplementasikan Pancasila

dan UUD 1945 melalui tindakan nyata dalam membina dan membantu

masyarakat kurang mampu dibidang sosial dan kemanusiaan melalui bantuan

dana dan kegiatan pencerdasan dan keterampilan.

Meningkatkan partisipasi yayasan DHARMAIS dalam mengatasi

berbagai masalah sosial yang menyangkut kesejahteraan rakyat dan membina

warga negara yang tidak mampu melalui pemberian bantuan dana sukarela

dan sumber daya manusia.

3. Tujuan

Program PSPUP ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat

khususnya anak jalanan dan anak putus sekolah (drof out) yang lulus seleksi

untuk dibina menjadi manusia yang berguna bagi dirinya dan agama serta

lingkungannya, juga menciptakan sumber daya manusia yang memiliki

kemampuan untuk mandiri, maju dan berkembang menjadi lebih baik.

Page 62: YANA MARYANA-FDK.pdf

4. Manajemen Yayasan DHARMAIS

Dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan lembaga seperti

DHARMAIS harus digerakkan dengan suatu kegiatan yang dinamis dan

berkesinambungan yang disebut dengan proses manajemen. Tujuan

manajemen tersebut harus diwujudkan dalam bentuk target atau sasaran yang

kongkrit yang diharapkan dan diperjuangkan untuk dicapai. Sehingga dalam

mencapai tujuan tersebut diperlukan tindakan kolektif dalam bentuk kerja

sama, sehingga masing-masing anggota organisasi itu dapat memberikan andil

dalam sumbangan menurut fungsi dan tugas masing-masing.

Arti manajemen yaitu asal kata dari manage dan dalam bahasa latin

manus, yang berarti memimpin, menangani, mengatur atau membimbing.

George R. Terry, mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses yang khas

yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggiatan

dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai sasaran-

sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan

sumber-sumber lainnya.49

Dari pengertian manajemen di atas, penulis menyimpulkan bahwa

manajemen merupakan proses-proses tertentu untuk mencapai sasaran dan

tujuan dengan menjalankan setiap fungsi sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan.

Yayasan Dharma Bakti Sosial (DHARMAIS) menurut prinsip-prinsip

manajemen, merupakan usaha kolektif yang masing-masing bagian saling

49

Rosady Ruslan SH, Humas dan Manajemen Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2001), cet ke-3, hal 1

Page 63: YANA MARYANA-FDK.pdf

bekerja sama menurut fungsi dan tugas yang telah ditetapkan.kompleksitas

pengelolaan DHARMAIS ini memerlukan sistem manajemen yang

professional. Sedangkan target manajemen dengan target kongkrit yang ingin

dicapai itu menentukan arah dari proses manajemen dan sekaligus juga

sebagai alat ukur keberhasilan manajemen tersebut.

Dalam usaha pencapaian tujuan yang telah ditargetkan tersebut paling

tidak akan melahirkan berbagai alternatif, yakni keberhasilan dan kemajuan

atau mungkin sebaliknya ketidak berhasilan miss manajemen.

Adapun gambaran umum tentang aplikasi dari manajemen di

lingkungan yayasan Dharma Bakti Sosial (DHARMAIS) desa Cimandala

dapat kita lihat sebagai berikut:

a. Planning (Perencanaan)

Dalam hal perencanaan, yayasan Dharma Bakti Sosial (DHARMAIS)

merumuskan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai melalui program-

program yang diwujudkan dalam dua bentuk perencanaan teknis/aktifitas.

Yang akan dituangkan dalam program kerja jangka pendek yaitu dengan

melalui berbagai program kegiatan yang ada menjadikan masyarakat terampil,

produktif, mandiri, berakhlak mulia dan memiliki semangat untuk maju serta

berkembang. Dari program jangka panjang yaitu dengan menjadikan yayasan

DHARMAIS sebagai sebuah lembaga sosial yang mampu meningkatkan

kesejahteraan rakyat dan membina warga negara yang tidak mampu agar

berguna bagi masyarakat dan negaranya.

Page 64: YANA MARYANA-FDK.pdf

b. Organizing (Pengorganisasian)

Dalam pengorganisasin yayasan DHARMAIS Balai (Bogor) tidak

menyelenggarakan AD/ART sendiri, akan tetapi seluruh dana yang

dialokasikan untuk pelaksanaan program kegiatan PSPUP dan pembagian

honor/gaji karyawan/tenaga pengajar dan para tutor telah ditetapkan secara

menyeluruh oleh bendahara pusat atas kesepakatan hasil rapat bersama

(DHARMAIS pusat dan Balai).

Setiap satu bulan sekali pihak DHARMAIS mengadakan perkumpulan

para pengurus dan anggota, yang tujuannya untuk mengevaluasi pelaksanaan

program kegiatan, sehingga dapat diketahui sejauhmana perkembangan

DHARMAIS, apa dan bagaimana pelaksanaan kerja yang dilaksanakan

pengurus dan anggota Serta melaporkan berapa banyak masuk dan keluarnya

dana dari pelaksanaan kegiatan tersebut. Sehingga nantinya dapat diketahui

program-program dan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan apakah

sudah sesuai atau tidak dan apakah mengalami perubahan atau peningkatan

baik dari segi manajemen maupun sumber dayanya.

Untuk badan pengurus dalam hal ini seorang ketua yayasan

DHARMAIS (Balai) di dalam menjalankan tugasnya, mengangkat beberapa

staf pengurus untuk menangani hal-hal yang bersifat teknis. Staf-staf ini

berada dalam suatu bagian yaitu administrasi dan kesekretariatan. Bagian

administrasi dan kesekretariatan merupakan bagian yang berada di bawah

koordinasi langsung ketua/kepala Balai yang merupakan bagian yang paling

penting dalam organisasi yayasan DHARMAIS (Balai), di mana bagian

Page 65: YANA MARYANA-FDK.pdf

tersebut dalam memproses surat masuk/keluar juga menerbitkan surat

keputusan, surat tugas dan dokumen lainnya.

Adapun dalam rangka mengimplementasikan kebijakan-kebijakan

Kepala Balai yayasan DHARMAIS mengangkat koordinator dan jajarannya

yang nantinya akan menjalankan operasional program kegiatan PSPUP.

Dari gambaran ini, menilai bahwa job description atau pembagian

kerja pada yayasan DHARMAIS (Balai) tertata dengan rapi, sehingga kondisi

ini akan melahirkan sebuah iklim kerja yang sehat, dan hal ini diharapkan

akan sangat menunjang keberhasilan dan tujuan yang hendak dicapai.

c. Actuating (Pergerakan)

Actuating atau pergerakan merupakan organisasi manajemen yang

terpenting, berhasil atau tidaknya rencana yang telah ditetapkan, tergantung

kepada mampu tidaknya seorang pemimpin melaksanakan fungsi

pergerakan.50

Dengan adanya pergerakan maka seluruh bawahan yang ada dapat

dibimbing, dibina dan diarahkan untuk mencapai tujuan seperti yang

ditetapkan dalm perencanaan. Hal ini nampaknya diperhatikan secar seksama

oleh seluruh personel pengurus yayasan DHARMAIS mulai dari ketua pusat

yaitu Bapak H.Dzamzuri Msc, ketua Balai Bapak Drs.H.Achmad Afif serta

bagian-bagian pelaksana program yang ada. Yang senantiasa melakukan

pergerakan kepada staf-stafnya dengan memberikan motivasi kerja lewat

50

Subandi dan Moctar, Dasar-dasar Manajemen, (Surabaya: Institut Dagang Mochtar,

1991), cet ke 8, hal. 70

Page 66: YANA MARYANA-FDK.pdf

keteladanan perilaku dan menjalin komunikasi dengan suasana kebersamaan

dan kekeluargaan.

Dalam proses pergerakan, unsur manusia adalah merupakan unsur

yang terpenting dalam suatu organisasi. Masalah yang pada hakikatnya

mempengaruhi tingkah laku manusia adalah masalah pemenuhan kebutuhan

manusia itu sendiri. Di yayasan DHARMAIS permasalahan tersebut dapat

dikatakan bisa diatasi, hal ini terbukti di mana tingkat kebutuhan bawahan

diperhatikan dengan baik oleh pimpinan, seperti memberikan kesempatan

untuk maju, kondisi kerja yang menyenangkan dan cukup santai, pekerjaan

yang sesuai dengan keahlian serta diperbolehkannya menggunakan fasilitas

yang ada di yayasan DHARMAIS seperti komputer, telepon, buku-buku

bacaan dan alat transfortasi seperti sepeda motor.

d. Controlling (Pengawasan)

Controlling atau pengawasan adalah proses pengawasan dari

pelaksanaan seluruh bagian organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan

yang sedang dilakukan itu berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah

ditentukan sebelumnya. Pengontrolan adalah tugas dari pimpinan atau ketua

yang berwenang untuk mengawasi dan menilai pekerjaan yang sedang

diselenggarakan dan yang sudah selesai dikerjakan apakah sesuai dengan

perencanaan sebelumnya atau tidak, sehingga tidak terjadi penyimpangan dari

apa yang sudah ditetapkan dalam rencana kerja dan anggaran belanja,

pengawasan dilakukan oleh ketua yayasan DHARMAIS sendiri yang meliputi

manajemen organisasi usaha, sumber daya manusia dan keuangan.

Page 67: YANA MARYANA-FDK.pdf

Sistem pengawasan di dalam lingkungan yayasan DHARMAIS

dilakukan dengan cara mengawasi secara umum, baik formal maupun

informal, selain itu dilakukan juga dengan carsa penyampaian masukan atau

saran sebagai tindakan korektif.

5. Objek Sasaran

Remaja putus sekolah (drof out), anak jalanan dan pengangguran.

6. Syarat-syarat dan Prosedur Penerimaan

a. Syarat-syarat Penerimaan51

:

a) Berusia 15 s/d 25 tahun

b) Sehat jasmani dan rohani

c) Belum menikah

d) Berkelakuan baik

e) Siap untuk mandiri

f) Siap mengikuti pelatihan dan peraturan di asrama Balai Pendidikan

dan latihan yayasan DHARMAIS selama 2 bulan.

b. Prosedur Penerimaan52

:

a) Melakukan pendataan diri dimasing-masing Kecamatan

b) Mengikuti test masuk dimasing-masing Kecamatan

c) Mengisi data diri

d) Bermukim di asrama dengan diantar oleh wali calon

santri/santriwati bagi yang lulus test.

51

Brosur Yayasan Dharma Bakti Sosial (DHARMAIS), Kabupaten Bogor 52

Drs. H Achmad Afief, (Kepala Balai Diklat Yayasan DHARMAIS), Wawancara

Pribadi, Bogor, 6 Agustus 2007

Page 68: YANA MARYANA-FDK.pdf

7. Fasilitas Penunjang Kegiatan Yayasan DHARMAIS53

a. Tempat pelatihan praktek 2 unit

b. Ruang kelas 3 unit

c. Mess karyawan 10 unit

d. Asrama putra dan putri 40 kamar

e. Gedung serba guna/Aula

f. Kantor

g. Poliklinik

h. Mesjid

i. Dapur umum

8. Kerja Sama

Yayasan DHARMAIS bekerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti

Pemerintah Daerah, pondok-pondok pesantren dan LSM, karena dana yang

didapat oleh DHARMAIS untuk operasional kegiatan pelatihan keterampilan

merupakan sumbangan suka rela dan tidak mengikat dari anggota masyarakat

dan perbankan.54

9. Sumber dana

53

Tedja Miarsih, Bagian Tata Usaha Yayasan DHARMAIS, Wawancara Pribadi, Bogor,

1Agustus 2007

54 Brosur Yayasan Dharma Bakti Sosial (DHARMAIS), Kabupaten Bogor

Page 69: YANA MARYANA-FDK.pdf

Sumber dana yang didapat oleh yayasan Dharmais berawal dari

kekayaan pribadi bapak H. M Soeharto yang kemudian dana berkembang

dengan adanya sumbangan sukarela dan tidak mengikat dari anggota

masyarakat dan perbankan karena Yayasan Dharmais mengupayakan dalam

pemberian bantuan dan biaya operaional yayasan untuk setiap tahunnya tidak

melebihi pemasukan dari hasil bunga deposito, sehingga dana abadi tetap

tersimpan dalam deposito.55

10. Program-Program Pemberdayaan Masyarakat

Dalam program PSPUP yayasan DHARMAIS mengadakan beberapa

jenis pelatihan di antaranya adalah pelatihan keterampilan menjahit, tataboga,

tata rias dan bengkel. Pelatihan PSPUP ini diikuti oleh peserta putra/putri yang

terbagi dalam dua angkatan. Pelatihan yang dikhususkan untuk putri adalah

menjahit, tata boga, dan tata rias, sedangkan yang dikhususkan untuk putra

adalah pelatihan bengkel.56

Para peserta dididik selama 60 hari dengan memperoleh pendidikan

agama Islam, akhlak budi pekerti, kewirausahaan dan keterampilan yang

disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing.57

11. Kiprah DHARMAIS dalam Memberdayakan Masyarakat

Kiprah yayasan DHARMAIS dalam memberdayakan masyarakat

dapat dilihat dari berbagai program kegiatan yang pernah dan masih

dijalankan yaitu:

55

Brosur Yayasan Dharma Bakti Sosial (DHARMAIS), Kabupaten Bogor 56

Tedja Miarsih, Bagian Tata Usaha Yayasan DHARMAIS, Wawancara Pribadi, Bogor,

1 Agustus 2007 57 Ibid, Wawancara Pribadi, Bogor, 1 Agustus 2007

Page 70: YANA MARYANA-FDK.pdf

1. Bantuan dana yang pernah dilaksanakan diantaranya58

:

a. Pada tahun 1976/1977-1998/1999, yayasan memberikan bantuan

modal kerja bagi penderita cacat tubuh dan tuna netra.

b. Pada tahun 1994 dalam rangka membantu pemerintah menanggulangi

penyakit kanker di Indonesia yayasan DHARMAIS memberikan RS

kanker DHARMAIS yang dilengkapi peralatan serba mutakhir.

c. Pada tahun 1985/1986-2001 dalam rangka mensukseskan program

wajib belajar yayasan DHARMAIS bekerja sama dengan lembaga GN-

OTA memberikan beasiswa kepada anak asuh.

d. Pada tahun 1987/1988-1997/1998 yayasan menyelenggarakan

pelatihan kepada calon transmigran sebelum mereka diberangkatkan ke

lokasi transmigrasi.

e. Pada tahun 1985/1986-1998/1999 yayasan DHARMAIS telah

membangun sebanyak 2810 unit rumah sederhana yang diperuntukkan

bagi anggota korps cacat veteran RI bekerja sama dengan Pemerintah

Daerah.

2. Bantuan dana yang masih dilaksanakan diantaranya59

:

a. Pada tahun 1976-sekarang, yayasan bekerja sama dengan Pemerintah

Daerah dan Dinas Sosial memberikan santunan kepada panti asuhan,

panti werdha dan panti-panti yang menampung anak-anak cacat di

seluruh Indonesia.

58

Brosur Yayasan Dharma Bakti Sosial (DHARMAIS), Kabupaten Bogor 59 Ibid

Page 71: YANA MARYANA-FDK.pdf

b. Pada tahun 2002-sekarang, bekerja sama dengan PERDAMI, PERAPI,

BANK MATA dan yayasan Thalasaemia memberikan pelayanan

kesehatan Cuma-cuma dan pengobatan bagi penderita thalasaemia.

c. Pada tahun 2000-sekarang, yayasan bekerja sama dengan Pemerintah

Daerah dan pondok pesantren-pondok pesantren (Bogor, Kulon Progo,

Magetan, Bondowoso dan Balik Papan serta DKI Jakarta)

menyelenggarakan Pesantren Kilat Pelatihan Usaha Produktif

(PSPUP). Yayasan DHARMAIS telah memberikan kontribusi yang

signifikan dalam mempersiapkan generasi muda harapan bangsa,

menjadi pelaku ekonomi yang handal.program PSPUP ini bertujuan

untuk membantu pemerintah dalam mengatasi masalah anak jalanan

dan remaja putus sekolah yang belum mempunyai pekerjaan. Dengan

kualifikasi seperti remaja putra/putri putus sekolah yang tidak bekerja,

berminat mengikuti Pesantren Singkat dan Pelatihan Usaha Produktif,

berusia 15 s/d 25 tahun, sehat jasmani dan rohani, belum menikah dan

berkelakuan baik. Pelatihan akan dilaksanakan selama dua bulan setiap

angkatannya.

d. Pada tahun 2002-sekarang, yayasan DHARMAIS meluncurkan

program unit perpustakaan keliling untuk mendorong minat baca para

siswa yang tidak mampu. Perpustakaan keliling yang secara rutin

mengunjungi sekolah-sekolah, daerah perumahan kumuh, pondok

pesantren dan gelanggang remaja di wilayah DKI Jakarta.

Perpustakaan keliling ini berisi koleksi-koleksi buku non fiksi (cerita

Page 72: YANA MARYANA-FDK.pdf

yang bersifat hiburan) dan non fiksi (pengetahuan ilmu sosial, bahasa,

ilmu-ilmu murni, teknologi, kesenian, kesusastraan dan sejarah).

Page 73: YANA MARYANA-FDK.pdf

BAB IV

ANALISIS UPAYA YAYASAN DHARMA BAKTI SOSIAL (DHARMAIS)

DALAM MEMBERDAYAKAN EKONOMI MASYARAKAT

DI DESA CIMANDALA KECAMATAN SUKARAJA BOGOR

A. Upaya Yayasan Dharma Bakti Sosial (DHARMAIS) Dalam

Memberdayakan Ekonomi Masyarakat Di Desa Cimandala Kecamatan

Sukaraja Bogor

Anak putus sekolah merupakan anak yang terlantar dari sebuah lembaga

pendidikan formal yang disebabkan salah satunya adalah kondisi ekonomi

keluarga yang tidak memadai.

Putus sekolah bukan merupakan salah satu permasalahan pendidikan yang

tak pernah berakhir, masalah ini telah berakar dan sulit untuk dipecahkan.

Dampak dari banyaknya anak putus sekolah ini mencakup dimensi ekonomi,

dimensi pendidikan dan dimensi sosial dengan meningkatnya gangguan keamanan

seperti bertambahnya anak-anak jalanan dan pengangguran.

Pemberdayaan kelompok masyarakat adalah salah satu upaya untuk

mendidik anak-anak putus sekolah agar tidak lebih terpuruk yaitu dengan

memberikan pendidikan dan keahlian agar dapat hidup mandiri di masa

mendatang.

Pemberdayaan anak-anak putus sekolah di yayasan Dharmais Bogor adalah

program pemberian keterampilan yang diberikan sebagai bekal hidup mereka di

masyarakat nanti.

Page 74: YANA MARYANA-FDK.pdf

Dari hasil wawancara penulis dengan terwawancara yaitu bapak Drs. H

Achmad Afief, upaya yang dilakukan oleh yayasan DHARMAIS adalah terhadap:

Yang menjadi perhatian bagi kami adalah tingkat pengangguran

dikalangan anak remaja putus sekolah, karena mereka merupakan asset bangsa. Melalui upaya program pemberdayaan masyarakat ini yang

diselenggarakan oleh yayasan DHARMAIS, diharapkan mereka mampu menjadi manusia yang mandiri dan berpenghasilan. Maka dengan

mengadakan pelatihan keterampilan tata rias dan bengkel secara Cuma-Cuma dapat meningkatkan kualitas hidup mereka, melalui program PSPUP

yang tepat guna ini remaja bisa mendapatkan pendidikan sekaligus keahlian

yang dapat menghasilkan uang.60

Upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh yayasan DHARMAIS

adalah terhadap anak-anak putus sekolah melalui program PSPUP pemberian

keterampilan tata rias dan bengkel peserta akan mendapatkan pendidikan

sekaligus keahlian.

Tujuan dari pemberian keterampilan tata rias dan bengkel tersebut menurut

bapak Drs. H Achmad Afief adalah:

Tujuan terpenting dari semua jenis keterampilan adalah yayasan

mampu membekali mereka dengan keahlian, dengan punya keahlian maka memudahkan mereka untuk bisa cari kerja.61

1. Upaya Pemberdayaan Anak Putus Sekolah Melalui Pelatihan

Keterampilan.

Upaya pemberdayaan amak putus sekolah melalalui pelatihan

keterampilan yang diberikan oleh yayasan Dharmais mempunyai dua bentuk

keterampilan yaitu:

60

Drs. H Achmad Afief, (Kepala Balai Diklat Yayasan DHARMAIS), Wawancara

Pribadi, Bogor, 6 Agustus 2007 61

H Achmad Afief, (Kepala Balai Diklat Yayasan DHARMAIS), Wawancara Pribadi,

Bogor, 6 Agustus 2007

Page 75: YANA MARYANA-FDK.pdf

Dari hasil wawancara penulis dengan Ibu Tedja Miarsih (Kepala Tata

Usaha) bahwa:

Pelatihan keterampilan yang diadakan pada tahun 2007 adalah pelatihan

keterampilan dan tata rias dan bengkel saja, tujuan pemberian keterampilan itu sendiri untuk membekali anak-anak putus sekolah dengan keahlian agar mampu

hidup mandiri jadi tidak bergantung dengan orang lain.62

Tabel 07

Data Peserta yang Mengikuti Pelatihan Keterampilan

No

Jenis Keterampilan P/l Umur Kecamatan Jumlah

17-19 Jonggol 7

14-24 Cijeruk 9

18-23 Cigudeg 8

16-20 K. Nunggal 8

16-21 Ciawi 3

1. Tata rias P

19-28 Jasinga 5

20-25 Tenjo 7

17-24 P. Panjang 9

19-27 Cigombong 7

17-22 Cibinong 6

2. Bengkel L

18-22 Sukaraja 9 Sumber data yayasan Dharmais tahun 2007

63

Data tabel 07 di atas tergambar bahwa data peserta yang mengikuti

keterampilan ialah sebanyak 72 orang yang diikuti oleh beberapa anak

perempuan dan anak laki-laki.

Penuturan salah satu anak putus sekolah tentang manfaat mengikuti

pelatihan keterampilan yaitu :

62

Tedja Miarsih, (Kepala Tata Usaha Yayasan DHARMAIS), Wawancara Pribadi,

Bogor, 1 Agustus 2007

63

Dokumentasi Yayasan Dharmais,Daftar Nominatif PSPUP Angkatan I, Kabupaten

Bogor, Tahun 2007

Page 76: YANA MARYANA-FDK.pdf

Manfaat pelatihan keterampilan di Dharmais banyak banget, karena

saya mengikuti pelatihan tata rias, saya jadi bisa merias wajah dan rambut

selain itu juga saya diajarin cara perawatannya, cara motong rambut,

awalnya saya takut salah tapi karena belajar tiap hari jadi bisa dan terbiasa.64

Program keterampilan ini dilakukan dengan identifikasi dan

assessment serta test minat terlebih dahulu sebelum anak memasuki program

keterampilan hal ini bertujuan agar anak tidak merasa bosan mengikuti

serangkaian kegiatan pelatihan dan menumbuhkan rasa tanggung jawab

karana keterampilan yang dikuti merupakan pilihannya sendiri.

Tabel 08

Gambaran Peserta dilihat dari Keterampilannya

No Jenis Keterampilan Jumlah Presentase

1 Tata rias 40 51,2 %

2 Bengkel 38 48,7 %

Jumlah 100 %

Sumber data yayasan Dharmais tahun 200765

Dari tabel 08 di atas penulis mengambil kesimpulan baik dengan

observasi atau data bahwa keterampilan yang lebih diminati oleh anak

perempuan adalah keterampilan tata rias sebanyak 40 orang, sedangkan

keterampilan yang lebih diminati laki-laki adalah keterampilan bengkel.

64

Kiki Rizki Dinihori, Peserta pelatihan Keterampilan Tata Rias, Wawancara Pribadi,

Bogor, 26 Agustus 2007

65

Dokumentasi Yayasan Dharmais,Jadwal Pelajaran PSPUP Pilot Proyek Yayasan

Dharmais angkatan II, Tahun 2007.

Page 77: YANA MARYANA-FDK.pdf

Dari dua keterampilan di atas, menurut ibu Kokom (Tutor

keterampilan Tata rias) tujuannya adalah untuk membekali anak suatu

keahlian agar mereka mampu hidup mandiri tidak lagi bergantung pada

orang tua maupun orang lain.

Pelatihan keterampilan ini akan dilaksanakan setiap hari senin sampai

minggu karena Dharmais mengutamakann pelatihan keterampilan ini agar

menguasai dan mampu untuk diterapkan di lapangan kerja nantinya.

Tabel 09

Waktu Pelaksanaan Keterampilan

No Kegiatan Keterampilan Waktu pelaksanaan

1 Tata rias Senin sampai minggu

2 Bengkel Senin sampai minggu

Sumber data yayasan Dharmais tahun 200766

Dengan dilaksanakannya keterampilan setiap hari tutor dapat

mengamati peserta lebih mendalam dan mempelajari kecenderungan minat

dan mengarahkan mereka untuk berusaha mandiri dengan keterampilan yang

diberikan.

Dari hasil observasi penulis, bentuk keterampilan akan dilaksanakan

setiap hari dari hari senin sampai minggu dengan bimbingan beberapa orang

tutor beserta asistennya yang berpengalaman dibidangnya masing-maasing,

baik untuk keterampilan tata rias maupun bengkel dengan pemberian teori

66

Dokumentasi Yayasan Dharmais,Jadwal Pelajaran PSPUP Pilot Proyek Yayasan

Dharmais angkatan II, Tahun 2007.

Page 78: YANA MARYANA-FDK.pdf

dan praktek. Adapun teori yang diberikan dalam pelatihannya seperti

pengenalan berbagai alat keterampilan dan bagaimana cara bekerjanya.

Setelah teori selesai disampaikan akan dilanjutkan dengan penyampaian

praktek yang dilaksanakan selama satu bulan, peserta dilatih sampai mereka benar-benar bisa melakukannya sendiri.67

Penulis mengamati dalam pelaksanaan praktek keterampilan tata rias

peserta dilatih untuk bisa memotong rambut dan merias, sedangkan praktek

keterampilan bengkel peserta dilatih untuk bisa menghidupkan mesin dan

membongkar pasang sepeda motor.

Setelah teori dan praktek selesai disampaikan dan peserta dirasa telah

mampu maka diadakan praktek belajar kerja dalam KUK (Kelompok Usaha

Kecil) dimana praktek bertujuan untuk mensosialisasikan peserta di tengah-

tengah masyarakat, agar masyarakat mau menerima mereka, sehingga dalam

diri peserta tumbuh rasa percaya diri bahwa dirinya punya potensi, bisa

berkarya dan bisa mandiri tidak bergantung sepenuhnya pada orang lain.

Upaya yang dilakukan dalam pelatihan keterampilan ini adalah

memberikan keterampilan yang sesuai dengan minat dan kemampuan

peserta agar mereka hidup layak di masyarakat tidak dipandang sebelah

mata karena rendahnya pendidikan mereka.

Keterampilan ini dianggap penting bagi anak-anak putus sekolah,

karena dengan bekal keterampilan yang dimilikinya yang telah diberikan

oleh yayasan dalam memberikan motivasi dalam menjalani hidup dan juga

memberikan inspirasi bahwa dengan putus sekolah tidak berarti menutup

67

Dra. Kokom (Tutor Keterampilan Tata Rias), Wawancara Pribadi, Bogor, 25 April,

2007

Page 79: YANA MARYANA-FDK.pdf

kesempatan untuk bisa berkarya dan mandiri, akan tetapi dengan

keterampilan mereka dapat maju dan berkembang di masyarakat walaupun

tanpa pendidikan formal.

Manfaat keterampilan yang telah diberikan oleh yayasan Dharmais

menurut salah satu peserta adalah:

Manfaat dari hasil ikut pelatihan keterampilan banyak banget dengan

diberikan teori dan praktek yang berhubungan dengan keterampilan tersebut,

seperti saya kan ikut pelatihan bengkel jadi saya tahu tentang komponen-

komponen yang terdapat dalam motor dan dalam kegiatan praktek diajarin

cara bongkar pasang sepeda motor sampai bisa memperbaiki kerusakan-

kerusakannya.68

Dari hasil penuturan peserta keterampilan bahwa dalam mengikuti

pelatihan keterampilan bengkel banyak sekali manfaatnya, karena dalam

kegiatannya peserta diajarkan teori-teori dengan memperkenalkan

komponen-komponen mesin yang terdapat dalam motor dan dalam praktek

mereka juga diajarkan bagaimana cara membongkar pasang motor dan cara

memperbaiki kerusakan-kerusakan yang ada dalam sepeda motor.

Dari hasil observasi dan wawancara penulis dengan Bapak Achmad

Afief terhadap yayasan Dharmais diperoleh informasi tentang program

pelatihan keterampilan maka yayasan Dharmais perlu memiliki perencanaan

kerja yang target dan tujuannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

Untuk mencapai sebuah tujuan yang direncanakan adalah dengan

melakukan pendekatan secara baik dengan anak-anak putus sekolah yaitu

melalui pendekatan di antaranya:

68

Suparta, Peserta PSPUP Yayasan DHARMAIS, Wawancara pribadi, Bogor, tanggal 26

Agustus 2007

Page 80: YANA MARYANA-FDK.pdf

1. Pemungkinan: menciptakan suasana yang memungkinkan potensi anak-

anak putus sekolah dapat berkembang secara optimal yaitu dengan

interaksi dengan proses mencari tahu kondisi anak-anak putus sekolah.

2. Penguatan: memberikan pengetahuan dengan memberikan kemampuan

yang dimiliki oleh anak-anak putus sekolah dalam memecahkan masalah

dan memenuhi kebutuhannya agar menumbuh kembangkan suatu

kepercayaan diri terhadap kemandirian anak-anak putus sekolah.

3. Perlindungan: memberikan perlindungan terhadap anak-anak putus

sekolah agar mereka tidak dieksploitasi oleh pihak-pihak tertentu yang

sengaja memanfaatkan kebodohan mereka karena tidak memiliki

pengetahuan dan keahlian sehingga mereka dipaksa untuk kerja

(eksploitasi anak).

4. Penyokongan: memberikan bimbingan dan dukungan agar anak-anak

putus sekolah mampu menjalankan peran dan tugas dalam kehidupannya

agar mereka tidak terjatuh dan tepinggirkan.

5. Pemeliharaan: memelihara kondisi anak-anak putus sekolah agar mampu

mengembangkan kemampuannya dan memungkinkan mereka untuk

memperoleh kesempatan berusaha.

Dari lima pendekatan di atas, untuk melatih anak-anak putus sekolah

dalam berbagai bidang keterampilan, penulis menyimpulkan dari data yang

telah ada, bahwa yayasan Dharmais sangat mengutamakan pembekalan

keterampilan, karena keterampilan sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan

Page 81: YANA MARYANA-FDK.pdf

rasa percaya diri dan kemandirian mereka dan mampu memenuhi kebutuhan

hidupnya.

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Pemberdayaan Masyarakat Melalui

Keterampilan Tata rias dan Bengkel.

1. Faktor Pendukung

Dari hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan, ada beberapa

hal yang menjadi faktor pendukung pada kegiatan pemberdayaan masyarakat

melalui keterampilan tata rias dan bengkel. Di antara faktor-faktor pendukung

tersebut adalah sebagai berikut:

Menurut bapak Drs. Achmad Afief yang menjadi faktor pendukung

dalam kegiatan keterampilan tata rias dan bengkel:

Dalam kegiatan PSPUP ini, yayasan banyak mendapatkan

dukungan dari berbagai pihak terutama donatur tetap kami yang selama ini tetap setia berpartisipasi tapi tidak dapat saya sebutkan satu-persatu

orangnya. Dan Pemerintah Daerah Bogor juga ikut mendukung kegiatan ini dari Dinas Sosial dan LSM ikut mendukung program DHARMAIS ini

pula. Selain itu kami sudah memiliki infrastruktur yang cukup lengkap seperti kendaraan, ada ruang belajar dan praktek milik sendiri dan strategis

juga, asrama untuk putra dan putri, kondisi lingkungan belajar yang

kondusif. Kami juga dibantu oleh para tutor/pengajar yang profesional

dibidangnya dan Alhamdulillah kami tidak pernah kekurangan pengajar di

sini karena banyak tenaga-tenaga pengajar yang suka rela juga tidak mau

dibayar.69

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bapak Achmad afief di atas

bahwa yang menjadi faktor pendukung dalam kegiatan pelatihan keterampilan

tata rias dan bengkel adalah:

69

H Achmad Afief, (Kepala Balai Diklat Yayasan DHARMAIS), Wawancara Pribadi,

Bogor, 6 Agustus 2007

Page 82: YANA MARYANA-FDK.pdf

1) Tersedianya dana (donatur tetap) dalam membiayai pelaksanaan program

keterampilan tata rias dan bengkel.

Dalam pelaksanaan program pemberdayaan terhadap anak-anak putus

sekolah dana merupakan hal utama yang menjadi faktor pendukung berjalan

atau tidaknya suatu kegiatan secara optimal. Yayasan Dharmais memiliki para

donator tetap yang setiap tahunnya menyumbangkan dana operasional

kegiatan, sehingga yayasan tidak mengikat dana dari masyarakat ataupun

perbankan.

Demikian juga menurut kepala Tata Usaha Ibu Tedja Miarsih:

Kalau untuk dana operasional yayasan DHARMAIS setiap

tahunnya memang kita sudah siapkan anggarannya, kita punya donator

tetap juga sehingga tidak minta dari masyarakat dan tidak terikat dengan

bank.70

2) Telah tersedianya infrastruktur (seperti: kendaraan operasional, kantor,

ruang belajar, ruang praktek, asrama putra/putri, mesjid dan aula).

Tersedianya sarana dan prasarana yang lengkap sangat menunjang proses

program pelatihan keterampilan bagi anak-anak putus sekolah, karena dapat

memperlancar kegiatan untuk berjalan secara optimal dan kondusif.

Menurut kepala Tata Usaha Ibu Tedja Miarsih:

Kalau sarana dan prasarana di yayasan sudah cukup lengkap seperti

tempat pelatihan ada 2 unit, ruang kelas ada 3, meja karyawan ada 3 unit,

asrama putra atau putri ada 40 kamar yang di isi 4 orang setiap kamar, ada

juga gedung serba guna, kantor, poliklinik, masjid sama dapur umum.

Kalau perlengkepan untuk praktek peserta pelatihan tata rias dan bengkel

di sesuaikan dengan banyaknya peserta, seperti tata rias lengkap 1 paket

alat kecantikan dan 1 paket alat pangkas rambut yang sifatnya masih

70

Tedja Miarsih, (Kepala Tata Usaha Yayasan DHARMAIS), Wawancara Pribadi, 1

Agustus 2007

Page 83: YANA MARYANA-FDK.pdf

dasar-dasar aja kalau bengkel seperti penyedian beberapa unit sepeda

motor sekitar 7-10 unit yang siap di bongkar pasang saat praktek nanti.71

3) Tersedianya pengajar/tutor yang profesional pada bidang agama dan

umum serta keterampilan yang ahli dibidangnya

Tenaga pengajar/tutor sangat berperan penting terhadap proses

pemberdayaan anak-anak putus sekolah dalam memberikan pendidikan dan

keterampilan, tenaga pengajar terdiri dari:

a. Guru pengetahuan umum

b. Guru keterampilan

c. Guru agama

d. Guru olahraga.

Sedangkan untuk kualifikasi guru di antaranya:

Tabel 10

Kualifikasi Tenaga Pengajar

Sumber data yayasan Dharmais tahun 200772

71

Tedja Miarsih, (Kepala Tata Usaha Yayasan DHARMAIS), Wawancara Pribadi, 1

Agustus 2007 13

Dokumentasi Yayasan Dharmais,Jadwal Pelajaran PSPUP Pilot Proyek Yayasan

Dharmais angkatan II tahun 2007.

No Tingkat Pendidikan Jumlah

1 SMA 6

2 S I 14

3 S II 4

Jumlah 24

Page 84: YANA MARYANA-FDK.pdf

Dari tabel 10 di atas bahwa tingkat pendidikan guru kebanyakan

adalah yang berjenjang S I terdiri dari 14 orang, S II terdiri 4 orang, dan

SMA 6 orang.

Menurut Bapak Drs. Achmad Afief kualifikasi tenaga pengajar

dilakukan dengan melihat tingkat pendidikan serta keahlian yang dibutuhkan

oleh yayasan.

2. Faktor Penghambat

Beberapa faktor yang menjadi hambatan terhadap upaya

pemberdayaan anak putus sekolah melalui pelatihan keterampilan yang

dilaksanakan oleh yayasan Dharmais adalah:

Menurut penuturan Bapak Drs. Achmad Afief (Kepala Balai Diklat

Yayasan Dharmais) yang menjadi penghambat adalah:

Faktor penghambat kami dalam mendidik anak-anak putus sekolah dia

ntaranya ada hambatan yang datang dari dalam yaitu dari si anak itu sendiri, dan hambatan yang datangnya dari luar.73

Faktor penghambat tersebut memerlukan penanganan secara bersama-

sama antara orang tua dan guru yang bertujuan agar anak-anak putus sekolah

dapat hidup mandiri dan percaya diri di tengah masyarakat.

a. Hambatan dari dalam

a) Tidak percaya diri sehingga mereka minder

b) Malas melaksanakan kegiatan-kegiatan yang diadakan di yayasan.

c) Merasa jenuh tinggal di yayasan.

73 H Achmad Afief, (Kepala Balai Diklat Yayasan DHARMAIS), Wawancara Pribadi,

Bogor, 6 Agustus 2007

Page 85: YANA MARYANA-FDK.pdf

d) Pendidikan anak-anak putus sekolah berbeda-beda. ini

mengakibatkan seringkali anak yang berpendidikan lebih rendah dari

yang lainnya misalnya hanya lulusan SD, lama dalam penerimaan

materi.

Tabel 11

Pendidikan Peserta Keterampilan

Sumber data yayasan Dharmais tahun 200774

Faktor pendidikan yang berbeda-beda berpengaruh sekali terhadap

penerimaan materi yang disampaikan oleh para guru/tutor.

Ada anak yang berpendidikan SD kelas VI ataupun berhenti tidak

sampai lulus. Begitu juga anak yang berpendidikan SMP dan SMA mereka

banyak yang putus hanya sampai kelas I atau kelas II saja.

b. Hambatan dari luar

Dari segi keluarga: orang tua kurang memiliki kesadaran untuk

mengutamakan pendidikan bagi anak-anaknya karena kesulitan ekonomi

dijadikan alasan utama sehingga anak harus putus sekolah dan bekerja

74

Dokumentasi Yayasan Dharmais, Daftar Nominatif PSPUP, Kabupaten Bogor, Tahun

2007

No Tingkat pendidikan terakhir banyak

1 SD 6 orang

2 SMP 41 orang

3 SMU/ Sederajat 31 orang

Jumlah 78 orang

Page 86: YANA MARYANA-FDK.pdf

membantu orang tuanya. Orang tua juga masih beranggapan bersekolah

tinggi hanya sekedar untuk formalitas saja.

Berikut hasil wawancara penulis dengan salah satu orang tua anak

putus sekolah, yang menjadi penghambat yaitu:

Anak saya mengikuti pelatihan di yayasan Dharmais karena putus

sekolah dan saya juga sudah tidak bisa melanjutkan sekolah dia, karena ekonomi kami yang terbatas, lagi sekolah tinggi juga Cuma buat formalitas

aja ujung-ujungnya cari duit juga, jadi lebih baik dia saya suruh kerja aja

Bantu ekonomi keluarga.75

Dari segi masyarakat: lapangan kerja yang susah ketika ingin kerja di

Industri-industri, karena ijazah masih menjadi formalitas meskipun mereka

sudah dibekali keterampilan.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

75

Ibu Sumiyati, Wawancara Pribadi Penulis dengan Orang Tua anak Putus Sekolah ,

Bogor 26 Agustus 2007

Page 87: YANA MARYANA-FDK.pdf

Dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya, penulis mengambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Upaya pemberdayaan masyarakat terhadap remaja putus sekolah yang

dilakukan oleh yayasan DHARMAIS adalah dengan adanya pemberian

program keterampilan tata rias dan bengkel dengan tujuan untuk bekal

mereka setelah keluar dari yayasan, mereka mempunyai keahlian dan

dapat diterima di masyarakat sebagai manusia yang berpotensi bukan lagi

sebagai sampah masyarakat. Keterampilan ini diberikan karena melihat

banyaknya remaja putus sekolah sebagai imbas karena adanya kemiskinan

yang mengakibatkan banyak masyarakat tidak mampu lagi memenuhi

kebutuhan pokok salah satunya yaitu pendidikan. Keterampilan ini

diharapkan sebagai bekal mereka dalam mencari pekerjaan.

Keterampilan ini diberikan sampai mereka benar-benar menguasai

dan siap memasuki dunia kerja. Keterampilan ini terdiri dari teori dan

praktek selama dua bulan. Kemudian diadakan test uji kompetensi untuk

mengetahui sejauh mana penguasaan peserta terhadap dua keterampilan

ini.

Program keterampilan ini merupakan upaya yayasan DHARMAIS

dalam membantu pemerintah untuk mengurangi jumlah pengangguran

khususnya pada anak putus sekolah yang memiliki kemauan untuk mandiri

sehingga mereka punya keahlian dan bisa berpenghasilan.

2. faktor pendukung terhadap anak-anak putus sekolah dalam pelatihan

keterampilan itu sendiri adalah tersedianya dana (donator tetap),

Page 88: YANA MARYANA-FDK.pdf

tersedianya infrastruktur yang sudah lengkap dan adanya tenaga pendidik

dalam bidang agama dan keterampilan yang ahli dibidangnya yang sangat

berperan dan berpengaruh penting dalam pemberdayaan. Sedangkan faktor

penghambatnya adalah hambatan yang dari dalam yaitu yang dating dari

dalam diri si anak itu sendiri seperti tidak percaya diri sehingga mereka

merasa minder, malas melaksanakan kegiatan-kegiatan yang ada di

yayasan, merasa jenuh tinggal di yayasan dan adanya perbedaan

pendidikan antara anak-anak putus sekolah sehingga anak yang lebih

rendah pendidikannya lama dalam penerimaan materi. Sedangkan

hambatan yang dating dari luar yaitu dari segi keluarga yang mana

hambatan ini timbul karena orang tua kurang memiliki kesadaran dalam

mengutamakan pendidikanbagi anak-anaknya karena kemiskinan alasan

ekonomi menjadi faktor utama mengapa anak harus putus sekolah dan

orang tua lebih memilih agar anak-anaknya bekerja saja untuk membantu

ekonomi keluarga dari pada sekolah tinggi hanya untuk formalitas saja

yang pada akhirnya setelah selesai sekolah tujuannya untuk mencari uang

juga. Dari segi masyarakat dunia lapangan kerja yang sempit membuat

anak-anak sulit mendapatkan pekerjaan yang layak karena ijazah juga

masih menjadi formalitas sedangkan pendidikan mereka rendah walaupun

mereka sudah dibekali keterampilan.

B. Saran-saran

1. Upaya pemberdayaan masyarakat terhadap anak remaja putus sekolah

melalui program keterampilan tata rias dan bengkel merupakan salah satu

Page 89: YANA MARYANA-FDK.pdf

upaya pemberdayaan yang mengarah pada kemandirian untuk mengangkat

harkat dan martabat mereka di masyarakat sebagai remaja yang berpotensi,

mampu membiayai hidup sendiri, dapat membantu keluarga dan berguna

bagi orang lain. Mungkin kiranya bermanfaat, penulis menyarankan hal-

hal sebagai berikut:

a. Agar petugas yayasan DHARMAIS lebih profesional lagi dalam

menjalankan tugas dalam melakukan pemberdayaan masyarakat

terhadap remaja putus sekolah maupun program kemandirian yaitu

pemberian keterampilan karena mereka merupakan aset bangsa.

b. Diharapkan adanya jalinan kerja sama dengan perusahaan-perusahaan

atau bengkel-bengkel untuk membuka jaringan agar memudahkan

mereka dalam mendapatkan pekerjaan setelah selesai mengikuti

pelatihan keterampilan di yayasan DHARMAIS.

c. Diharapkan petugas yayasan DHARMAIS mengadakan monitoring

terhadap peserta alumni PSPUP untuk mengetahui sejauh mana tingkat

keberhasilan yang telah dicapai . hal ini dapat dijadikan bahan evaluasi

untuk perbaikan dan peningkatan kinerja petugas di tahun berikutnya,

sehingga keterampilan dan modal yang telah diberikan tidak bersifat

charity atau amal saja.

2. Agar peserta pelatihan tidak merasa malas dan jenuh diharapkan petugas

lebih optimal lagi membuat program yang sesuai dengan inspirasi dari

mereka.

Page 90: YANA MARYANA-FDK.pdf

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi, Rukminto, Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan

Intervensi Komunitas, Pengantar Pemikiran dan Pendekatan Praktis,

(Jakarta: Fakultas Ekonomi UI, 2001)

--------------, Pemikiran-pemikiran dalam Kesejahteraan Sosial, (Jakarta, Fakultas

Ekonomi UI, 2002)

Anwar, Dessy, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Karya Abdi Tama,

2001), cet-1

Blanchad, Ken, Pemberdayaan: Bukan Perubahan Sekejap, edisi ke-2,

(Jogjakarta: Amara Books, 2002) Cet. ke-1

Bobo, Julius, Transformasi Ekonomi Rakyat, (Jakarta: Cidesindo, 2003), cet ke-1

Darmansyah, Ilmu Sosial Dasar, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986)

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia

Diana, Perencanaan Sosial Negara Berkembang, (Yogyakarta: Gajah Mada University, 1999), cet. 4

Efendi, Agus, Pemberdayaan Jurnal Fitrah, No. 4 (Bandung, Alsina Center for

Metodological Transformation, Juni, 1999)

Hadi, Sutrisna, Metode Research, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas

Psikologi Gajah Mada, 1981), cet. II

Hikmat, Harry, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, (Bandung: Humaniora

Utama Press, 2004).

Hotingham, Elizabeth, K., Agama dan Masyarakat (Jakarta: PT. Grafindo

Persada, 1994), cet ke 5

http://www.Kimpraswil.go.id, Memahami Kemiskinan

Kadarman, A.M. et al., Pengantar Ilmu Manajemen, (Jakarta: PT. Prenhallindo).

Laporan Pelaksanaan Tugas Kepala Desa Cimandala, tahun 2006

Laporan Pelaksanaan Tugas Kepala Desa Cimandala Kecamatan Sukaraja Bogor

Page 91: YANA MARYANA-FDK.pdf

Mahendrawaty, Nanich, dan Syafei, Achmad, Agus, Pengembangan Masyarakat

Islam, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001

Mansur, Imang, Pokok-pokok Pikiran tentang Zakat dalam Pemberdayaan Umat: 1998

Moeloeng, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2000),

Cet XX

Mubyarto, Revolusi Sistem Ekonomi, (Yoyakarta: Aditya Media, 1999), cet. Ke-1

Muktara, Murtadha, Masyarakat dan Sejarah, (Bandung: Penerbit Mizan, 1995),

cet ke- v

Mulyadi S, Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan,

(Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2003), cet ke- 2

Sumaryadi, Nyoman, I, Perencanaan Pembangunan Daerah Otonom dan

Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: Citra Utama, 2005)

Partanto, Pius A. dan Al-Barry, Dahlan, M., Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya:

Arkola,1994) Cet. ke-1

Pedoman Umum, Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan Tahap II, Cet I (Jakarta: Proyek Pengembangan Kecamatan Perkotaan (P2KP)

Pusat, 2002)

Pengesahan Konvensi ILO No. 138 Mengenai Usia Minimum untuk diperbolehkan Bekerja (Lembaran Negara No. 56 Tahun 1999), pasal

(3) Poin (1)

Ruslan, Rosady, Humas dan Manajemen Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2001), cet ke-3

Sadily, Hassan, et. al., (ed), Sumber Daya Manusia, Ensiklopedi Indonesia,

(Jakarta: Ikhtiar Baru, 1983), Jilid 4

Salim, Emil, dan Al Masdi, Suit, Jusuf, Aspek Sikap Mental dalam Manajemen

Sumber daya Manusia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996), cet ke-1

Syaukani, HR, H., Konsep dan Implementasi, Ekonomi Kerakyatan Era Otonomi

Daerah, (Jakarta: Nuansa Madani, 2004)

Sedarmayanti, Sumber Daya dan Kreatifitas Kerja, (Bandung: CV Mandiri Maju, 2001).

Page 92: YANA MARYANA-FDK.pdf

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Grafindo Persada,

2003)

------------------, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), cet ke-37

-----------------, Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Mayarakat, (Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 1993), cet-2

Subandi dan Moctar, Dasar-dasar Manajemen, (Surabaya: Institut Dagang Mochtar, 1991), cet ke 8

Suharto, Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung PT

Rafika Aditama, 2005)

Sumodiningrat, Gunawan, Pembangunan Derah dan Pemberdayaan Masyarakat,

(PT. Bina Pena Pariwara), cet ke-2

--------------, Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman Sosial, (Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama, 1999), cet ke-1

Suparlan, Parsudi, Kemiskinan Id Perkotaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

1995)

Tara, Dainy, Azwir, M., Strategi Membangun Ekonomi Rakyat, (Jakarta: Nuansa

Madani, 2001), cet ke-1

Tyoko, Harwan dan Katuuk, Neltje, F., Ilmu Sosial Dasar, Seri Diklat (Depok Guna Darma, 1997)

www.Indonesia.go.id, Perlukah Berdebat Data Kemiskinan?

Zainun, Bukhari, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Gunung

Agung, 2001), cet ke- 6.

Page 93: YANA MARYANA-FDK.pdf

Wawancara Pribadi

Aan Darwati, Wawancara Pribadi, pada tanggal 26 Agustus 2007

Abdul Gopur, Wawancara Pribadi, pada tanggal 26 Agustus 2007

Ayu Setianengsih, Wawancara Pribadi, pada tanggal 26 Agustus 2007

Damanhuri, Wawancara Pribadi, pada tanggal 04 November 2007

Eka Dian Rosdiana, Wawancara Pribadi, pada tanggal 26 Agustus 2007

Imam Alvian, Wawancara Pribadi, pada tanggal 26 Agustus 2007

Mustakim, Wawancara Pribadi, pada tanggal 26 Agustus 2007

Neng Nuraeni, Wawancara Pribadi, pada tanggal 26 Agustus 2007

Nina Rismawati, Wawancara Pribadi, pada tanggal 16 Mei 2007

Nursin, Wawancara Pribadi, pada tanggal 04 November 2007

Ridwan Mulyadi, Wawancara Pribadi, pada tanggal 26 Agustus 2007

Rita Sahara, Wawancara Pribadi, pada tanggal 26 Agustus 2007

Said, Wawancara Pribadi, pada tanggal 25 Agustus 2007

Siti Aminah, Wawancara Pribadi, pada tanggal 26 Agustus 2007

Suherdi, Wawancara Pribadi, pada tanggal 26 Agustus 2007

Suparta, Wawancara Pribadi, pada tanggal 26 Agustus 2007

Syamsiah, Wawancara Pribadi, pada tanggal 26 Agustus 2007

Tia Mulyasari, Wawancara Pribadi, pada tanggal 26 Agustus 2007

Tedja Miarsih, Wawancara Pribadi, pada tanggal 01 Agustus 2007

Yulianah, Wawancara Pribadi, pada tanggal 26 Agustus 2007

Zaenudin, Wawancara Pribadi, pada tanggal 26 Agustus 2007

Page 94: YANA MARYANA-FDK.pdf
Page 95: YANA MARYANA-FDK.pdf