siti izzatul yazidah-fdk.pdf

109
Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com TERAPI ILAHIAH BAGI KORBAN NAPZA DI PONDOK PESANTREN HIKMAH SYAHADAH KAMPUNG KADONGDONG KABUPATEN TANGERANG Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh: SITI IZZATUL YAZIDAH 107054102584 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M

Upload: lyhanh

Post on 14-Jan-2017

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

TERAPI ILAHIAH BAGI KORBAN NAPZA

DI PONDOK PESANTREN HIKMAH SYAHADAH KAMPUNG

KADONGDONG KABUPATEN TANGERANG

Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh:

SITI IZZATUL YAZIDAH 107054102584

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H / 2011 M

Page 2: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

TERAPI ILAHIAH BAGI KORBAN NAPZA

DI PONDOK PESANTREN HIKMAH SYAHADAH KAMPUNG

KADONGDONG TANGERANG

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Di Bawah Bimbingan

Oleh:

SITI IZZATUL YAZIDAH NIM. 107054102584

Di Bawah Bimbingan

Ismet Firdaus, M.Si NIP: 150411196

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H / 2011 M

Page 3: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

Page 4: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah dicantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, September 2011

Siti Izzatul Yazidah

107054102584

Page 5: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

i

ABSTRAK

SITI IZZATUL YAZIDAH 107054102584 Terapi Metode Ilahiah bagi Korban Penyalahguna Napza di Pondok Pesantren Hikmah Syahadah Kp Kadongdong Tangerang

Napza (Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya), sudah tidak asing lagi bagi remaja saat ini, mereka sangat mudah untuk mendapatkan barang haram tersebut, maka tidak heran jika angka penyalahguna Napza dari tahun ke tahun semakin meningkat, bahkan tidak ada satu kabupatenpun yang terhindar dari masalah ini.

Pada umumnya sebagian besar penyalahguna Napza ini berasal dari kaum

remaja, karena kondisi psikologis mereka yang masih labil sehingga mudah terpengaruh untuk melakukan sesuatu yang baru bagi mereka (ingin coba-coba). Oleh karena itu masalah Napza ini adalah masalah yang sangat serius jika dibiarkan akan merusak generasi pemuda bangsa Indonesia, berkaitan dengan hal ini, Pondok Pesantren Napza Hikmah Syahadah diharapkan mampu membantu meminimalisir angka penyalahguna Napza, dengan menggunakan pendekatan religius dan terapi ilahiah sebagai pengobatannya.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif

deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui terapi ilahiah bagi korban Napza di Ponpes Hikmah Syahadah yang meliputi bagaimana metode pelaksanaan terapi ilahiah serta hasil yang dicapai, dengan cara pengamatan (observasi) dan wawancara.

Dari hasil wawancara dan observasi, terapi ilahiah adalah suatu

pengobatan yang lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat ubudiyah, seperti sholat lima waktu, do’a dan dzikir. Terapi ilahiah ini terdiri dari empat macam diantaranya yaitu terapi telunjuk petir, minum air do’a, terapi mandi malam dan dzikir syifa’. Terapi ilahiah ini tidak hanya mampu mengobati para penyalahguna Napza untuk sembuh dari efek Napza tetapi juga mampu memberikan suatu pengetahuan agama Islam yang mendalam sebagai pondasi mereka untuk tidak kembali menjadi pecandu, sehingga para penyalahguna dapat dinyatakan sembuh secara psikis, fisik, spritual dan sosial, dan mampu memfungsikan sosialnya kembali dimasyarakat.

Page 6: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim Maha suci Allah atas segala nikmat dan karunianya, yang telah

menganugerahi manusia jalan yang berbeda-beda, memberikan kemampuan dan

potensi yang beragam pula untuk menuju sebuah pintu kesuksesan. Maka dengan

ini penulis mengucapkan rasa syukur yang sedalam-dalamnya atas jalan yang

telah di berikan oleh Allah SWT, dimana penulis dapat menyelesaikan penelitian

ini. Tuntunan sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada kekasih Allah

baginda Nabi besar Muhammad SAW, semoga kita selalu menjadi pengikut

beliau sampai yaumil akhir (amien yaa Raab).

Alhamdulillah dengan penuh rasa suka cita akhirnya penulisan skripsi ini

dapat terselesaikan, Skripsi ini berjudul Metode Terapi Ilahiah bagi Korban

NAPZA di Ponpes Hikmah Syahadah, diajukan untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos. I) pada Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Kesejahteraan Sosial di Universitas Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Segala daya dan upaya telah penulis lakukan demi terselesaikannya

penulisan skripsi ini, begitu besar dorongan dan motivasi dari orang-orang

terkasih, sehingga menumbuhkan kembali semangat penulis, untuk itu penulis

ucapkan terima kasih khususnya kepada ayahanda dan ibunda tercinta, atas segala

nasehat, bimbingan serta kasih sayangnya. “may Allah always blessing u”.

Page 7: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

iii

Selanjutnya lewat kata pengantar ini pula, perkenankanlah penulis untuk

mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang

telah membantu, yaitu yang terhormat:

1. Kepada bapak Dr. Arief Subhan, M.A sebagai dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, kepada bapak Drs. Wahidin Saputra, M.A

selaku Pudek I, bapak Drs. H. Mahmud Djalal, M.A selaku Pudek II, dan

bapak Drs. Study Rizal LK,M.A selaku Pudek III.

2. Kepada Ketua Jurusan Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Dakwah dan

Komunikasi Ibu Siti Napsiyah, MSW

3. Kepada bapak Ismet Firdaus, M.Si. atas bimbingan, arahan, serta

motivasinya, semoga ilmu yang diberikan menjadi berkah bagi penulis.

4. Kepada semua dosen jurusan kesejahteraan sosial atas segala ilmu

berharganya yang telah diberikan.

5. Kepada bapak Drs. H. Rhomdin. MM, selaku pemimpin Ponpes Hikmah

Syahadah beserta seluruh pengurusnya, yang telah mempermudah proses

penelitian skripsi ini.

6. Kepada keluarga tercinta, terutama adik-adik tersayang rizal, iftah dan ica.

7. Kepada kerabat terdekat yang selalu ada untuk memberikan semangat,

tempat bersandar dikala suka maupun duka. They are Uul, Pipit, Sae,

Kiki, Uyuy, geng putra, Raissa and Ipit (no words can changes your

kindness)

8. Kepada semua kerabat-kerabat jurusan kesejahteraan sosial angkatan

2007.

Page 8: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

iv

9. Kepada kanda-kanda, yunda-yunda dan Kepada seluruh teman-teman

Lintasan Kalam.

Pada intinya penulis mengucapkan beribu-ribu terimakasih kepada guru,

keluarga serta para sahabat atas segala perhatian, bimbingan serta motivasi yang

diberikan, semoga Allah selalu merahmati kita semua.

Penulis sadar dengan segala keterbatan ilmu yang penulis miliki, maka

untuk itu, besar harapan penulis untuk menerima saran maupun kritik dari

siapapun yang membaca skripsi ini.

Jakarta, 14 September 2011

SITI IZZATUL YAZIDAH

Page 9: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah ............................... 6

C. Tujuan dan Manfa’at Penelitian ..................................................... 7

D. Metodologi Penelitian.................................................................... 8

E. Sistematika Penulisan .................................................................... 13

F. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 14

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Terapi............................................................................................ 16

1. Pengertian Terapi..................................................................... 16

2. Macam-macam Terapi ............................................................. 17

3. Tujuan dan Manfa’at Terapi..................................................... 25

B. Ilahiah ........................................................................................... 27

C. NAPZA ........................................................................................ 27

1. Pengertian dan Jenis NAPZA ................................................... 27

2. Narkotika ................................................................................. 27

Page 10: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

vi

3. Psikotropika ............................................................................. 30

4. Zat Adiktif ............................................................................... 32

5. Penyalahguna Napza ................................................................ 34

D. Pondok Pesantren .......................................................................... 38

1. Pengertian Pondok Pesantren ................................................... 38

2. Fungsi Pondok Pesantren ......................................................... 39

BAB III GAMBAR UMUM LEMBAGA

A. Gambaran Umum Lembaga ........................................................... 41

1. Latar Belakang Berdirinya Pondok Pesntren Hikmah Syahadah 41

2. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Hikmah Syahadah .............. 41

3. Sarana dan Prasarana ............................................................... 43

4. Struktur Organisasi .................................................................. 44

5. Data Pasien Napza ................................................................... 45

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA

A. Pelaksanaan Terapi Ilahiah di Pondok Pesantran Hikmah Syahadah 46

1. Terapi Minum Air Do’a ........................................................... 48

2. Terapi Telunjuk Petir ............................................................... 49

3. Terapi Mandi Malam ............................................................... 51

4. Terapi Dzikir Syifa’ ................................................................. 52

B. Hasil yang dicapai. ........................................................................ 55

1. Spritual .................................................................................... 55

Page 11: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

vii

2. Kesehatan ................................................................................ 57

3. Sosial....................................................................................... 62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 65

B. Saran-Saran ................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

viii

Daftar Table

Table 1. Pengambilan informan.............................................................. 11

Table 2. Data Pasien Napza.................................................................... 45

Page 13: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pergaulan remaja saat ini sudah sangat memprihatinkan, semuanya

berakar dari kenakalan remaja yang menimbulkan masalah sosial, contohnya

penyalahgunaan narkoba, narkotika, psikotropika dan bahan zat adiktif lainnya

(Napza). Di Indonesia saat ini penyalahgunaan Napza sudah sangat

memprihatinkan dan mengancam seluruh lapisan-lapisan masyarakat. Data

BNN menunjukan bahwa, masalah penyalahgunaan Napza di Indonesia telah

merambah sebagian masyarakat, di mana tidak ada satu kabupatenpun yang

terhindar dari kasus Napza.

Sebagai catatan, saat ini menurut penelitian yang telah dilakukan oleh

BNN bahwa tercatat 1,5 persen populasi penduduk Indonesia yaitu sekitar 2,9

juta sampai 3,2 juta orang terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Yang

sebagian besar korbannya adalah para remaja, ini adalah masalah sosial yang

sangat serius karena mengancam generasi-generasi muda yang produktif

sebagai penerus bangsa.1

Demi menyelamatkan anak bangsa kita dari belenggu Napza, pihak

pemerintah sudah berupaya mengenai hal ini, namun semuanya tidak akan

berjalan jika tidak ada peran serta masyarakat, Undang-undang narkotika no

35 tahun 2009 pasal 104 ayat 1, menyatakan bahwa masyarakat mempunyai

1, Dinas Sosial Kabupaten Tangerang, Pedoman Pelaksanaan Pencegahan Pemberantasan

Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba. (Tangerang: 2009), h. 5-6.

Page 14: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

2

kesempatan yang seluas-luasnya berperan serta dalam membantu upaya

pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Napza.2

Al-Qur’an yang menjelaskan tentang penyalahgunaan Napza, berikut

ayat-ayatnya

$k�'»� ûï%!# #qYB#ä $JR) �J�:# �£�J9#r >$ÁR{#r N»9�{#r §_� `B @Jã `»Ü�±9#

nq7^G_$ù N3=è9 bqs=ÿ? ÇÒÉÈ

“hai-hai orang yang beriman, sesungguhnya meminum arak, khmr, berjudi, berkurban tentang berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan syaitan. maka jauhilah perbuatan-perbuatan tersebut agar kamu mendapat keberuntungan ” .(Qs. Al-maidah, ayat 90)

#q)ÿR&r �û @�6� !# wr #q)=? /3���'/ �<) p3=kJ9# #qZ¡m&r b) !# =t� ûüZ¡sJ9#

ÇÊÒÎÈ

“dan jangan lah kamu menjerumuskan dirimu dengan tanganmu sendiri ke dalam kebinasaan”. (Qs. Al-baqarah, ayat 195).3

Dampak penyalahgunaan narkoba beresiko sangat tinggi, ibarat rayap

yang mengeogoti kayu, Napza merusak psikis, fisik dan mental seseorang

yang berujung pada kematian. Perlu diketahui bahwa :

1. Penyalahguna Napza merusak kesehatan seseorang baik secara jasmani

maupun rohani

a. Penyalahgunaan Napza merusak susunan saraf pusat yang

mengakibatkan kerusakan sel otak yang irreversible, kerusakan hati,

jantung, ginjal, paru-paru dan organ tubuh.dan lainnya

2 Departemen Sosial, Bimbingan Teknis Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba.

(Jakarta:2002), h. 4. 3 BNN RI, Modul Pelatihan Tokoh Masyarakat Sebagai Fasilitator Penyuluh (Jakarta:

2009), h. 62.

Page 15: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

3

b. Pecandu dengan suntikan mempunyai resiko kematian tujuh kali lebih

tinggi dan populasi umum pada kelompok umur yang sama.

c. Penggunaan jarum suntik bergantian oleh pengguna Napza suntikan

(IDU) adalah cara yang paling efektif menularkan HIV, virus

penyebab AIDS.

2. Penyalahgunaan Napza menimbulkan gangguan pada perkembangan

normal seseorang, daya ingat, perasaan persepsi dan kendali diri.

a. Karena penggunan Napza, akan diikuti oleh perubahan pikiran,

perasaan dan perilaku maka, hal-hal yang dalam kondisi normal tidak

akan dilakukan oleh seseorang, setelah memakai Napza tidak ada yang

tidak mungkin ia lakukan untuk melukai diri sendiri maupun

membunuh orang, artinya sang pecandu tidak lagi dapat bertindak

secara rasional.

b. Narkoba dapat mengubah watak seseorang yang lembut menjadi

bersikap lebih kasar.

3. Mengkonsumsi Napza saat hamil akan mengakibatkan kecacatan bagi sang

jabang bayi dan kelainan bawaan.

4. Penyalahgunaan Napza merusak karir seseorang, karena narkoba dan karir

tidak bisa berjalan bersama.

5. Akibat penyalahgunaan Napza yang sangat parah adalah merusak

keharmonisan keluarga, karena kehidupan narkoba yang tidak berfungsi

normal berkaitan erat dengan penyalahgunaan Napza yang akhirnya

memecah belah keharmonisan keluarga.

Page 16: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

4

Pada umumnya faktor-faktor penyebab penyalahgunaan Napza yaitu:

Keterangan:

1. Ketersediaan Napza

Peningkatan permasalahan penyelundupan dan peredaran gelap Napza

dewasa ini sudah sangat memprihatinkan. Indonesia sudah menjadi daerah

pemasaran gelap Napza dan sebagai produsen, bahkan terkenal sebagai

produsen ekstasi terbesar di dunia, maka upaya pemerintah dalam

menegakan hukum perlu dilakukan secara terpadu yaitu dengan

menerapkan undang-undang, dan peraturan-peraturan secara tegas dan

konsisten.

2. Faktor individu

Aspek kepribadian cirri-ciri yang dianggap sebagai faktor pendahulu

dari riwayat penyalahguna Napza pada seseorang antara lain yaitu:

a. Kepribadian ingin melanggar

b. Sifat memberontak

c. Melawan apa saja yang berbau otoritas

d. Menolak nilai-nilai yang tradisional

e. Mudah kecewa

f. Sifat tidak sabar

NARKOTIKA

INDIVIDU LINGKUNGAN SOSIAL

Page 17: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

5

3. Faktor lingkungan

Perkenalan pertama dengan Napza pada umumnya dipengaruhi oleh

teman sebaya, pengaruh teman kelompok ini dapat menciptakan

keterikatan dan kebersamaan, sehingga yang bersangkutan cenderung

sukar untuk melepas diri, ditambah lagi keinginan seseorang untuk

diterima sebagai anggota kelompok dan keinginan dalam satu kelompok

ini semakin kuat.4

Pemahaman terhadap agama atau hal-hal yang bersifat spritualitas

mengalami pergeseran yang bermakna, agama dipahami secara parsial dan

hanya ada pada tataran tertentu serta minim dalam aplikasinya, sehingga

manusia kehilangan pegangan. Kemapaman pada aspek lahiriah lebih

mendominasi sedangkan pemenuhan terhadap kebutuhan psikis khususnya

spiritual cenderung terabaikan , shingga mengakibatkan individu tersebut

mengalami “kegeseran jiwa”. Dalam kondisi tersebut tidak sedikit

individu yang terperosok pada tindakan amoral, kriminalitas, pelacuran

dan Napza.5

Peran orangtua sangat penting di dalam keluarga, orangtua harus

lebih mengawasi anak-anaknya dan mencari informasi sedalam-dalamnya

sehingga bisa mengetahui lingkungan di mana sang anak bergaul, jika

sang anak sudah terlanjur terbawa arus pergaulan yang salah sehingga

menjadi pecandu barang haram narkoba maka pengobatan rehabilitasilah

yang paling tepat guna memulihkan kembali kondisi sang anak,

4 BNN RI, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba (Jakarta: 2009), h. 12-17. 5 Drs. H. Ahmad Sanusi Mustafa, Problem Narkotika-Psikotropika dan HIV-AIDS, (Jakarta:

Zikrul Hakim 2002) cet ke-1 h. 1.

Page 18: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

6

sebagaimana yang telah tertera pada undang-undang narkotika Pasal 45

No 35 tahun 2009 pasal 54 tentang pengobatan dan rehabilitasi yaitu

Pecandu narkotika wajib menjalani pengobatan dan perawatan.6

Sehubungan dengan permasalahan di atas diharapkan Pondok

pesantren Hikmah Syahadah mampu membantu memulihkan kondisi

penyalahgunaan narkoba dengan berbagai metode terapi ilahiyah, salah

satunya yaitu terapi gurat telunjuk petir, dan berkeyakinan bahwa obat

yang paling mujarab atas semua masalah adalah mengembalikan kepada

pendekatan religius di samping pendekatan psikilogis dan medis. Selain itu

juga dengan pendekatan religius bukan hanya menyembuhkan dari

ketergantungan tetapi diharapkan mampu membentengi sang pecandu agar

tidak terjerumus kembali.

Berkaitan dengan hal itu maka penulis tertarik untuk membahas terapi

ilahiah yang digunakan pondok pesantren Hikmah Syahadah yang

dipercaya mampu menyembuhkan para pecandu Napza, dengan judul

“Terapi ilahiah bagi Korban Napza di Pondok Pesantren Hikmah

Syahadah Kampung Kadongdong Kabupaten Tangerang”.

B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah dan memperjelas permasalahan yang akan

dibahas, dalam penulisan skripsi ini penulis memfokuskan penelitian pada

6 http:www.scribd.com/doc/5052714/faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

penyalahguna narkoba.

Page 19: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

7

terapi ilahiyah yang digunakan Pondok Pesantren Hikmah Syahadah.

Dalam penelitian ini penulis memfokuskan untuk meneliti pelaksanaan

terapi ilahiah serta hasil yang dicapai pada periode tahun 2011.

2. Perumusan Masalah

Mengingat keterbatasan penulis dalam berbagai hal maka penelitian

ini penulis batasi pada:

a. Bagaimana pelaksanaan terapi ilahiah terhadap pasien penyalahguna

Napza?

b. Bagaimana Hasil yang dicapai dari pengobatan terapi ilahiah?

C. Tujuan dan Manfaat penelitian

1. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan terapi ilahiah

terhadap pasien penyalahguna Napza dan hasil pengobatannya.

a. Tujuan khusus

1) Untuk mengetahui pelaksanaan terapi ilahiyah bagi korban Napza

2) Untuk mengetahui hasil yang dicapai terapi ilahiah dalam

menyembuhkan penyalahgunaan Napza.

2. Manfaat penelitian

a. Manfaat Praktis

Memberikan masukan dan saran bagi para praktisi di Pondok

Pesantren Hikmah Syahadah khususnya dalam melayani pasien

penyalahgunaan Napza, serta menjadi bahan rekomendasi bagi

perseorangan atau lembaga sosial yang memiliki perhatian terhadap

Page 20: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

8

penanganan penyalahgunaan Napza, baik dalam pengambilan

keputusan maupun dalam melaksanakan program penanganan

penyalahgunaan Napza.

b. Manfaat Akademis

1) Memberikan sumbangan pengetahuan mengenai pelaksanaan terapi

ilahiyah yang dilakukan Pondok Pesantren Hikmah Syahadah

dalam menangani penyalahgunaan napza.

2) Memberikan sumbangan pengetahuan kompetensi pekerja sosial di

bidang penanganan penyalahgunaan Napza.

D. Metodelogi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis melalui

pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai faktor-faktor, sifat, serta hubungan antara fenomena yang diteliti.

Adapun data yang dikumpulkan dari metode deskriptif ini adalah berupa

kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya

penerapan metode kualitatif.7

1. Macam dan Sumber Data

Menurut Lofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif

ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen dan lain-lain. Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati

7 Lexy, J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Rosdakarya,2007), Cet.Ke-

23,h.9-10.

Page 21: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

9

atau diwawancarai merupakan sumber data utama. Sumber data utama

dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video/audio tapes.

Pencatatan sumber data utama melalui wawancara dan pengamatan

merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar dan

bertanya.8

Walaupun dikatakan sebelumnya bahwa sumber di luar kata dan

tindakan merupakan sumber kedua, jelas hal itu tidak bisa diabaikan.

Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber

tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari

arsip, dokumen pribadi dan dokumen resmi.9

Sumber data yang diperoleh penulis dalam penelitian kualitatif

deskriptif tentang terapi metode ilahiah ini bersumber dari dari data

primer dan data sekunder.

Sumber data primer berasal dari data-data yang diperoleh dari

sumber utama (pengurus dan pasien rehabilitasi di ponpes rehabilitasi

hikmah syahadah).

Sedangkan sumber data sekunder berasal dari data-data yang

diperoleh dari literatur yang berhubungan dengan tulisan ini.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan

data. Data adalah bahan keterangan tentang sesuatu objek penelitian yang

diperoleh di lokasi penelitian.

8 Ibid, h. 112 9 Ibid, h. 113

Page 22: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

10

a. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia

dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya

selain panca indra lainya seperti telinga, mulut dan kulit. Yang

dimaksud metode observasi adalah metode pengumpulan data yang

digunakan untuk menghimpun data penelitian, data-data penelitian ini

dapat diamati oleh peneliti. Dalam arti bahwa data tersebut dihimpun

melalui pengamatan peneliti melalui penggunaan panca indra.10

Pengamatan yang dilakukan peneliti adalah dengan mendatangi

langsung lokasi penelitian, kemudian mengamati proses kegiatan

intern ponpes yang terjadi di sekitar lokasi penelitian khususnya

kegiatan yang berkenaan dalam pelaksanaan terapi ilahiah.

b. Wawancara

Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh

sebuah keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab

sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau

orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan responden

atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan

pedoman (guide) wawancara.11

10 Burhan Bugin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Prenada Media group, 2005), h.134. 11 Ibid,hal. 126

Page 23: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

11

Adapun yang akan diwawancarai adalah, yaitu :

No Informan Info yang dicari Jumlah Metode

Pengumpulan Data

1. Pengasuh

Ponpes

Gambaran lembaga,

temuan data tentang

Pelaksanaan terapi

ilahiah dan hasil

yang dicapai

2 Orang Wawancara bebas,

terstruktur,

dokumen

observasi.

2. Klien Aktifitas pasien

rehabilitasi pondok

pesantren hikmah

syahadah serta

perubahan yang

dirasakan

2 Orang Observasi langsung

dan wawancara

Table 1. Pengambilan Informan

Wawancara ini dilakukan untuk memperoleh data dari sumber

langsung tentang masalah yang akan diteliti. Wawancara ini akan

dilakukan secara bebas, tetapi tetap menggunakan pedoman

wawancara agar pertanyaan terarah.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah proses pengumpulan dan pengambilan data

berdasarkan tulisan-tulisan berbentuk catatan, buku, dan arsip-arsip

milik ponpes rehabilitasi NAPZA hikmah syahadah atau tulisan-tulisan

lain yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini.

Page 24: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

12

3. Waktu dan Tempat

Penulis memilih Pondok Pesantren Hikmah Syahadah sebagai

objek penelitian atas beberapa pertimbangan dan alasan. Pertimbangan dan

alasan yang dimaksud adalah karena Pondok Pesantren tersebut sangat

menarik bagi penulis untuk diteliti, terlebih penulis pernah praktikum di

lembaga tersebut.

Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren

Hikmah Syahadah yang beralamat di Kp. Kadondong Ds Pasir Nangka Rt

002/03 Kec Tigaraksa Kab Tangerang. Waktu penelitiannya dimulai pada

tanggal 19 Juli 2011.

4. Subyek dan Obyek Penelitian

Subyek penelitian adalah tempat memperoleh keterangan, dalam

hal ini subyek penelitian bisa berupa lembaga, yaitu Pondok Pesantren

Hikmah Syahadah atau orang yang diwawancarai.

Sedangkan obyek penellitianya adalah meliputi bagaimana

pelaksanaan terapi ilahiah bagi korban Napza dan hasil yang dicapai.

5. Pemilihan Utama

Perhatian utama dari studi kasus adalah cara tentang bagaimana

kasus-kasus itu diseleksi, dalam penelitian ini adalah bagaimana proses

pemilihan informan. Dari data yang ada tercatat 32 pasien di Pondok

Pesantren Hikmah Syahadah 21 diantaranya pasien riwayat gangguan

kejiwaan atau stress dan 10 diantaranya pasien riwayat Napza, karena

Pondok Pesantren Hikmah Syahadah ini menangani tiga masalah sosial

Page 25: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

13

yaitu gangguan kejiwaan, korban Napza dan anak nakal, namun penulis

hanya memfokuskan untuk mengangkat kasus tentang Napza. Dari 11

orang pasien hanya dua orang yang dinyatakan sembuh secara jasmani

artinya selebihnya mengalami gangguan kejiwaan akibat efek dari Napza.

6. Analisis Data

Setelah penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam

penelitian ini, maka penulis mengolah dan menganalisa data dengan

menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu data yang sudah terkumpul,

penulis menjabarkan dengan memberikan analisa-analisa untuk kemudian

penulis ambil kesimpulan akhir, agar penulis mengetahui bagaimana terapi

metode ilahiah bagi korban Napza di Pondok Pesantren Hikmah Syahadah.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini maka penulis membagi

dalam lima bab, sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Dalam bab ini penulis akan memaparkan tentang dasar pemikiran, latar

belakang masalah, pembatasan dan penemuan masalah, tujuan dan manfa’at

penelitian, metodelogi penelitian, sistematika penulisan.

Bab II : Landasan teoritis

Page 26: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

14

Dalam bab ini penulis akan mencoba memaparkan mengenai terapi, yang

meliputi pengertian terapi, terapi yang disyari’atkan oleh Al-Qur’an, terapi

pengobatan Napza secara medis, dan tujuan terapi. Selanjutnya penulis

mengartikan pengertian tentang metode dan ilahiah. Lalu menguraikan

tentang pengertian Napza dan penyalahgunanya yang meliputi faktor-faktor

pendukung penyalahguna Napza. Terakhir penulis menguraikan tentang

pengertian pondok pesantren serta fungsinya.

Bab III : Profil Lembaga

Menjelaskan tentang profil lembaga, dalam bab ini penulis menguraikan

temuan dan analisa data, pertama penulis menguraikan profil pondok

pesantren yang mencangkup latar belakang berdirinya, visi dan misi. Sarana

dan prasarana, struktur organisasi dan data pasien Napza.

Bab IV : Temuan dan Analisa Data

Pada pada bab ini penulis menguraikan hasil analisis penelitian tentang

pelaksanaan terapi ilahiah serta hasil yang dicapai.

Bab V : Penutup

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang kesimpulan serta saran

sebagai masukan bagi Pondok Pesantren.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam hal penelitian ini peneliti dapat membandingkan pada judul

skripsi “Pengaruh Pelaksanaan Zikir Syifa Terhadap Kesehatan Mental

Korban Pecandu Narkotika, Psikotropika Dan Zat Adiktif (Napza) di Yayasan

Page 27: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

15

Nurusyifa Kelapa Dua Jakarta Barat, yang ditulis oleh Tini Aulawiyah

Komba, dengan nomor nim 104052002000 mahasiswa jurasan Bimbingan

dan Penyuluhan Islam. Di sini penulis dapat melihat bahwa metode yang

dipakai sebagai pengobatan korban Napza sama dengan metode yang penulis

teliti yaitu metode pendekatan religius atau pendekatan tradisional yang lebih

mengedepankan hal-hal yang bersifat ubudiyah seperti dzikir syifa, sholat lima

waktu dan terapi mandi, namun di ponpes hikmah syahadah ada satu langkah

terapi lagi yang tidak sama pengobatannya dengan lembaga rehabilitasi

lainnya yaitu terapi gurat telunjuk petir sebagai media utama dalam

pelaksanaan terapi.

Selanjutnya penulis juga dapat membandingkan pada judul skripsi

“Pelayanan Konseling Pada Rehabilitasi Pasien Napza di Rumah Sakit

Ketergantungan Obat (RSKO) Cibubur Jakarta Timur”. Yang disusun oleh

Amalia dengan nomor nim: 104052001970 mahasiswi jurusan Bimbingan

Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

Skripsi tersebut membahas proses pelayanan konseling rumah sakit

RSKO, sampai pada metode pelaksanaan konseling bagi pasien Napza. Demi

menentukan suatu langkah pengobatan atau penanganan awal yang akan

dilakukan oleh dokter. Sedangkan penulis membahas tentang metode

pelaksanaan pengobatan yang bersifat religi bukan berbasis medis.

Page 28: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Terapi

1. Pengertian Terapi

Di dalam kamus bahasa besar bahasa Indonesia terapi diartikan

“usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan

penyakit, perawatan penyakit”.1 Dalam kamus kedokteran terapi diartikan

“sebagai pemberian pertolongan kepada orang sakit, usaha menyembuhkan

orang sakit atau bisa juga diartikan sebagai cara pengobatan”.2

Sedangkan dalam kamus lengkap psikologi dikatakan bahwa terapi

yang dalam bahasa Inggrisnya therapy merupakan suatu bentuk perlakuan

dan pengobatan, yang ditujukan kepada penyembuhan suatu kondisi yang

menyimpang (patologis) pada diri seseorang.3

Prinsip terapi menurut Dr. Dadang Hawari adalah berobat dan

bertobat, berobat artinya, membersihkan Napza dari tubuh pasien, bertobat

artinya si pasien memohon petunjuk Allah SWT, berjanji tidak akan

mengulanginya dan memohon kekuatan iman agar tidak lagi untuk

mengkonsumsi Napza, karena disamping perawatan medis, maka sholat,

do’a dan zikir merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan. Sesuai

dengan firman Allah SWT surat Al-baqarah ayat 186 yang artinya: “aku

1 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan, kamus besar bahasa indonesia (kbbi),

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan: Balai Pustaka, 1998). H, 935. 2 Ahmad Ramli. Kamus kedokteran (Jakarta: Djambatan, 1999) cet ke 23 h, 354. 3 J.P. Chaplin, kamus lengkap psikologi, penerjemah: Kartini Kartono (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2006). Ed. 1, h, 507.

Page 29: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

17

mengabulkan permohonan orang yang mendo’a, apabila berdo’a

kepadaKU”

Didalam Hadist Nabi Muhammad Saw bersabda: “Setiap penyakit

ada obatnya, jika obat itu tepat mengenai sasarannya maka dengan izin

Allah, penyakit itu akan sembuh”. (H.R. Muslim dan Ahmad).

Sehubungan dengan firman Allah dan Hadist Nabi diatas, pakar

dokter dapat menjelaskan bahwa “Dokter yang mengobati tetapi Tuhan

yang menyembuhkan”.

Hasil penelitian ilmiah juga membuktikan bahwa terapi medis saja

tidak lengkap tanpa do’a dan zikir begitupun sebaliknya, jika hanya do’a

dan zikir tanpa pengobatan medis maka tidak akan efektif.4

2. Macam-Macam Terapi

Adapun macam-macam terapi yang bersumber dari Al-qur’an yang

disyari’atkan bagi umat Islam dalam melakukan pengobatan yaitu:

a. Terapi dengan istighfar

Kalimat istighfar astaghfirullahal ‘adziim alladzii laa ilaaha

illa huwal hayyul qayyuum wa atuubu ilahi. Apabila dilafalkan dengan

keyakinan, dihadirkan dalam hati, akan memberikan dampak positif

dalam kehidupan. Menurut sabda Nabi SAW bahwa istighfar akan

menghadirkan jalan keluar dari suatu kesulitan yang dihadapinya.

Dalam hal ini akan memberikan kesembuhan dari penyakit yang

dideritanya. Hadist yang berkaitan dengan hal tersebut yaitu, “Barang

4 Prof. Dr, dr, H. Dadang Hawari. “Terapi (detoksifikasi) dan Rehabilitasi Napza”. (UI

PRESS, Jakarta. 1999), h. 20.

Page 30: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

18

siapa yang membiasakan istighfar, niscaya Allah akan melapangkan

jalan keluar dari setiap kesulitannya, dan kelapangan dari setap

kesusahannya, serta memberikan rezeki kepadanya dari jalan yang tak

terduga. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)5

b. Terapi dengan dzikir

Semua ibadah pada hakikatnya adalah satu usaha untuk

mengingat Allah, baik dengan takbir, tahlil, tahmid, pembacaan Al-

Qur’an dalam setiap sholat, ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud

dan sampai diakhiri dengan salam.

Rasulullah Saw banyak menganjurkan para sahabat untuk

selalu bertasbih dan menerangkan kepada mereka keutamannya dalam

menggapai kebaikan dan menghapuskan dosa dan kesalahan dalam

menggapai ampunan dan ridha Allah untuk mencapai surgaNYA.6

ûï%!# #qZB#ä ûõKÜ?r Og/q=% �.�/ !# 3 w& �2�/ !# ûõJÜ? >q=)9# ÇËÑÈ

“ yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allhlah hati menjadi tenteram”. (QS. Ar-Rad 13:28)

c. Terapi dengan Do’a

Do’a merupakan terapi yang paling mujarab, ia musuh segala

bencana, dapat menolak bahkan dapat pula menghilangkannya

minimial menghilangkan bala yang datang,7

5 Ust. Mujaddidul Islam Mafa. “Menyibak Kedasyatan Dzikir”. (Lumbung Insani, 2009)

cet ke 1, h.120. 6 Musfir Bin said Az-zahrani, Konseling Terapi. Penerjemah Sari Nurlita, (Depok:Gema

Insani, 2005), cet ke-1. H. 500 7 Ibnu Qoyyim, Terapi Penyakit Dengan Al-qur’an dan Sunnah”, (Jakarta:

Pustaka:Amanah, 1991),h 9.

Page 31: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

19

Do’a merupakan salah satu sarana untuk mengingat Allah, do’a

juga merupakan otak dari semua ibadah yang ada, sesungguhnya di

dalam do’a ada kelapangan hati dan penawar bagi segala keresahan

dan bencana, karena sesungguhnya seorang yang berdo’a berharap

agar Allah mengabulkan do’anya itu, sebagaimana dijelaskan dalam

surat al-Baqarah 2:186

#�)r 79'� ��$6ã Ó_ã �T*ù =��% ( =�_& oqã� í#$!# #�) b$ã� ( #q6�fG¡�=ù

�< #qZBs�9r �1 Ng=è9 cr�©�� ÇÊÑÏÈ

“Dan apabila hamba-hamba-KU bertanya kepadamu tentang aku, maka (jawablah), bahwasannya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a kepada-KU, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-KU) dan hendaklah mereka beriman kepada-KU, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. (QS. al-Baqarah:186)8

Berdzikir dan bertawakkal (bergantung kepada Allah

mempunyai kekuatan yang luar biasa, di dalamnya ada kekuatan

psikoreligius, yang dalam keilmuan termasuk dalam cabang

psikoneuro-ondokrim-immunologi. Yang artinya kondisi psikis akan

mempengaruhi syaraf dan selanjutnya mempengaruhi kelenjar, dan

kelenjar akan mengeluarkan cairan dalam tubuh yang disebut dengan

endokrim.9

Dari pembahasan teori di atas, penulis dapat menyimpulkan

bahwa terapi pengobatan yang disyari’atkan Al-Qur’an merupakan

suatu cara alternatif yang dilakukan sebagai pengobatan guna

8 Az-Zahrani, Konseling Terapi, h. 508. 9 Ust. Mujaddidul Islam Mafa, Menyibak Kedasyatan Dzikir, h.121.

Page 32: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

20

memulihkan kembali kondisi tubuh si pasien, dengan metode

pendekatan religius. Kekuatan psikoreligius dalam berdzikir dan

berdo’a sangat membantu menciptakan suasana hati yang tenang dan

tentram, karena dengan kekuatan keyakinan dan penuh rasa harap

maka do’a tersebut insya Allah akan terkabul, disinilah pentingnya

menata hati dan mental.

Biasanya para “terapis” menggunakan media dan teknik yang

berbeda-beda dalam melakukan terapi, salah satunya yaitu dengan air

dan teknik pemijatan. Berikut penjelasan keduanya.

Air adalah nikmat dan karunia Allah yang luar biasa bagi umat

manusia, dengan mengutip al-qur’an, maka sebagai berikut pernyataan

Allah, “Dan Kami ciptakan dari air segala sesuatu yang hidup” (QS

al-anbiya:30).10 Terapi air adalah bagian dari naturopati yaitu sistem

penyembuhan berdasarkan pengobatan alami dengan memanfa’atkan

kemampuan tubuh dalam menyembuhkan dirinya. Air memang

memiliki daya penyembuh entah itu dengan cara diminum atau untuk

berendam, bahkan ada yang mengkombinasikan terapi air dengan

alunan musik yang diperdengar lewat kolam.11

Dr. Masaru Emoto telah berhasil membuktikan bahwa air yang

diberi respon positif, termasuk do’a, akan menghasilkan bentuk

heksagonal yang indah, seperti kata-kata “cinta dan terima kasih”, lalu

air tidak berbentuk apapun ketika diberi kata “kamu bodoh”.

10 Masaru Emoto, The True Power of Water. Azam Translator, (Bandung:MQ Publishing, 2007), cet ke-IX, h.9.

11 Dr Ade Sari Yuanita, Terapi Air Putih. (Jakarta: Klik Publishing, 2001), cet ke-1, h. 79.

Page 33: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

21

Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa air bisa membawa

pesan atau informasi dari apa yang diberikan kepadanya. Bagi kaum

muslim bolehlah merujuk pada apa yang pernah disabdakan Nabi

Muhammad SAW tentang air zamzam, “air zamzam akan

melaksanakan pesan dan niat yang meminumnya”.12

Selanjutnya yaitu terapi dengan teknik pijat, teknik pijat cukup

sederhana, cukup menggunakan jari-jari tangan atau alat bantu. Terapi

pijat memang erat kaitannya dengan akupuntur. Hal ini karena dengan

memijat merupakan upaya untuk mencari kesembuhan, dan titik yang

digunakan dan yang dipijat merupakan titik-titik akupuntur. Teknik

akupuntur tersebut hingga kini berjumlah 360 titik yang tersebar di

seluruh tubuh, mulai dari wajah, leher, dada, punggung, tangan, dan

kaki. Ada pula titik khusus yang berada di bawah telinga. Titik di

telinga ini adalah zona organ dalam tubuh, semua organ dalam

jaringan tubuh memiliki area di daun telinga ini. zona telinga berfungsi

sebagaizona deteksi dan zona terapi. Zona terpi di telinga sepintas

sama dengan zona zona terapi dalam pijat refleksi.

Terapi pijat dapat merangsang keluarnya hormon endorfin

(hormon yang menimbulkan rasa bahagia), memadukan pengetahuan

tentang anatomi tubuh manusia yang menyeluruh, menyembuhkan

bagian-bagian tubuh tertentu, patologi dan psikologi manusia.

12 Masaru Emoto, h.10.

Page 34: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

22

Sehingga, terapi ini hanya bisa bermanfa’at jika dilakukan dengan

seorang terapis yang terlatih.13

Adapun terapi pengobatan NAPZA dengan cara tindakan medis

untuk mengatasi kelebihan dosis yang dapat mengakibatkan kematian,

berikut pembahasannya:

a. Detoksifikasi

Detoksifikasi adalah terapi untuk melepaskan pasien dari

kelebihan dosis, intoksikasi, dan sindrom putus zat. Detoksifikasi

merupakan tahap awal dari proses terapi gangguan mantal dan

prilaku akibat penggunaan zat psikoaktif. Langkah-langkah

detoksifikasi yaitu sebagai berikut:

1) Jaga agar pernapasan selalu berjalan lancar, bila perlu beri

napas buatan, pasang intubasi trakeal dan pasang respirator

(10-12 kali per menit), bindari oksigen karena akan

menghambat pernapasan secara spontan.

2) Usahakan agar peredaran darah tetap lancar, bila jantung

berhenti berdenyut, lakukan masase jantung eksternal dan

berikan adrenalin intrakardial: bila terjadi fibrasi, gunakan

defibrilator; bila sirkulasi darah tidak memadai, beri infus 50 cc

sodium bikarbonat (3,75 g), untuk asidosis.

3) Pasang infus dan beri tetesan lambat, sampai dipastikan perlu

cairan infus, baru tetesan di dipercepat sesuai kebutuhan.

13 Iqra’ Al-Firdaus, Terapi Pijat untuk Kesehatan, & Kekuatan Daya Ingat”. (Jogjakarta:

Buku Biru, 2011) cet ke-1, h. 55.

Page 35: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

23

4) Awasi kemungkinan terjadinya kejang: kendurkan pakaian

yang terlalu menekan badan. Bila terjadi kejang, berikan

diazepam i.v. 10 mg, dapat diulang setiap 20 menit bila

diperlukan.

5) Bila kemungkinan terjadi hipoglikimia, beri glukosa 50% i.v.

sebanyak 50 cc.

6) Bila penggunaan zat psikoaktif secara oral belum berlangsung

lama, pertimbangkan untuk menginduksi muntah atau lakukan

kuras lambung setelah irama jantung stabil. Gunakan sirup

ipecac 10-30 mg oral dan dapat diulang setelah 15-30 menit.

Bila belum berhasil jangan gunakan arang bersamaan dengan

ipecac karena arang akan menghambat ipecac. Kuras lambung

dilakukan stelah intubasi trakeal terpasang. Kuras lambung

dilakukan hanya bila penggunaan zat psikoaktif berlangsung

tidak lama dari 4-6 jam, yang ekstrem sampai 12 jam. Waktu

yang lama ini khususnya pada penggunaan PCP karena PCP

mengalami siklus ulang dan dieksresi kembali ke dalam

lambung setelah lebih dari enam jam sesudah dimakan. Kuras

lambung jangan dilakukan bila pasien mengkonsumsi zat

korosif, seperti kerosen, strychnine, atau minyak mineral.

Setelah isi lambung dikeluarkan, bilas dengan cairan isotonik

salin sebanyak 10-12 kali sampai cairan yang keluar tampak

jernih. Sebaliknya jumlah cairan setiap kai membilas jangan

Page 36: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

24

terlalu banyak agar lambung tidak mengembang terlalu besar

sehingga zat psikoaktif tida masuk ke dalam usus, simpan

muntahan untuk pemeriksaan toksikologi. Berikan arang atau

minyak kastor agar menghambat absorbi zat psikoaktif oleh

lambung.

7) Diuresis jarang dilakukan, bila dilakukan dapat dipakai

furosemid 40-100 mg secara reguler. Jangan lupa

memperhatikan elektrolit dan air.

8) Sesudah keadaan kritis sudah teratasi, lakukan observasi mula-

mula setiap 15 menit selama empat jam. Sesudah itu setiap 2-4

jam selama 24-48 jam.

b. Terapi putus NAPZA

1) Terapi putus kokain

Rawat pasien ditempat yang tenang dan biarkan tidur dan

makan sepuasnya. Hati-hati terhadap kemungkinan percobaan

bunuh diri. Maka untuk mengantisipasi hal itu terjadi cukup

diberikan antidepresi bila perlu.

2) Terapi putus alkohol

Pasien diberikan benzodiazepin yang berjanga panjang

(klordiazepoksid, diazepam) atau yang berjangka kerja pendek

(oksazepam atau lorazepam). Bila terdapat gangguan fungsi

hati, sebaiknya digunakan benzodeazepin berjangka kerja

pendek. Bila terjadi gangguan fungsi hati, pada umumnya

Page 37: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

25

digunakan benzodeazepin berjangka kerja panjang, yang paling

sering digunakan adalah diazepam sebanyak 20 mg per oral

stiap dua jam, maksimal 100 mg pada hari pertama. Dosis

tersebut diturunkan setiap hari sekitar 10-20%.

3) Terapi putus amfetamin

Rawat inap pasien di tempat yang tenang, biarkan pasien tidur

dan makan sepuasnya, waspada dengan ide bunuh dir, maka

untuk menghindari hal ini dapat diberikan anti depresan bila

perlu.

4) Terapi putus tembakau

Tidak perlu di rawat inap di rumah sakit, bila diperlukan dapt

diberikan analgetik untuk megatasi rasa nyeri dan antiansietas

untuk mengatasi kegelisahan dan iritabilitasi.

5) Terapi putus kafein

Tidak perlu dirawat inap di rumah sakit. Bila diperlukan, dapat

diberikan antiansietas (misalnya, diazepam) untuk mengatasi

ketegangan otot dan ansietas.14

3. Fungsi dan Tujuan Terapi

Adapun fungsi dan tujuan terapi adalah sebagai berikut:

a. Fungsi pencegahan (preventif). Dengan mempelajari, memahami dan

mengaplikasikan terapi ini, maka seseorang akan terhindar dari hal-hal,

14 Satya Joewana, Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Gangguan Psikoaktif, (Jakarta:

Buku Kedokteran EGC, 2004) hal 255-257.

Page 38: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

26

keadaan atau peristiwa yang membahayakan dirinya, jiwa, mental,

spritual atau moralnya.

b. Fungsi penyembuhan atau (treatmen). Dengan adanya terapi ini akan

membantu seseorang melakukan pengobatan, penyembuhan, dan

perawatan terhadap gangguan dan penyakit, khususnya terhadap

gangguan mental, spritual, dan kejiwaan seperti dengan dzikrullah, hati

dan jiwa menjadi tenang, damai dan sebagainya.

c. Fungsi pensucian dan pembersihan (sterilisasi/purification). Terapi ini

melakukan upaya pensucian-pensucian diri dari dosa.

Sedangkan tujuan terapi adalah

a. Memberikan pertolongan kepada setiap individu agar sehat jasmani dan

rohani atau mental, spriual dan moral.

b. Menggali dan mengembangkan potensi esensi sumber Akibat

Penggunaan Zat daya insani.

c. Mengantarkan individu kepada perubahan konstruksi dalam

kepribadian dan etos kerja.

d. Meningkatkan kualitas keimanan, keislaman, keikhlasan dan

ketauhidan dalam kehidupan sehari-hari dan nyata.

e. Mengantarkan individu menenai, mencintai, dan berjumpa dengan

esensi diri, atau jati diri dan citra diri serta zat Yang Mahasuci yaitu

Allah SWT.15

15 M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky, “Konseling dan Psikoterapi Islam Penerapan Metode

Sufistik”, (Yogyakarta : Fajar Pustaka Baru, 2004), h. 276-278.

Page 39: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

27

B. Ilahiah

Pengertian Ilahiah dalam kamus bahasa Indonesia adalah ketuhanan,

namun pengertian secara istilahnya yaitu mengesakan atau menunggalkan atau

memperuntukan kepada Allah saja segala macam ibadah yang lahir dan yang

batin baik berupa perbuatan maupun perkataan, dan meniadakan peribadatan

dari segala sesuatu selain Allah, apapun wujudnya. Allah berfirman, “Dan

Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain

DIA...(Al-isra’:23)16

Jika digabungkan kedua teori di atas yaitu terapi adalah suatu

pengobatan alternatif sedangkan ilahiah adalah menunggalkan atau

mengesakan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan. Maka penulis dapat

menarik kesimpulan bahwa terapi ilahiah adalah pengobatan alternatif yang

mengedepankan keyakinan kepada Allah SWT artinya segala penyakit bisa

disembuhkan degan izin Allah SWT, melalui metode dzikir dan do’a atau hal-

hal yang bersifat ubudiyah. Karena dengan meningkatkan ibadah kita kepada

Allah SWT dapat meningkatkan iman dan taqwa kita kepada-NYA, hanya

Dia-lah yang bisa menolong, Dia yang maha pengasih lagi maha penyayang,

yang mengabulkan segala do'a, yang memiliki kekuatan tanpa batas.

16 Syekh Hafizh Hakami, “Tanya Jawab Akidah Islam”. JAKARTA: Gema Insan, 1998.

Hal 43

Page 40: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

28

C. NAPZA

1. Pengertian dan Jenis NAPZA

Istilah Narkoba sesuai dengan surat edaran Badan Narkotika

Nasional (BNN) no SE/03/IV/2002, merupakan akronim dari Narkotika,

Psikotropika, Bahan Adiktif lainnya, Narkoba yaitu zat-zat alami maupun

kimiawi yang jika dimasukkan ke dalam tubuh mengubah pikiran, suasana

hati, perasaan, dan perilaku seseorang.

2. Narkotika

Narkotika berasal dari bahasa Inggris narcotics yang berarti obat

yang menidurkan atau obat bius17, sedangkan pengertian istilah lain

menurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 pasal 1 adalah zat atau obat

yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis atau bukan

sintesis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,

hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat

menimbulkan ketergantungan.

Di dalam pasal 6 Undang-Undang No.35 tahun 2009, Narkotika

dikelompokan ke dalam tiga golongan, yaitu:

a. Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan

untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan

dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan

ketergantungan, contohnya opium, ganja, heroin, kokain dan lain-lain.

17 S. Warjowarsito dan Tito. W, Kamus Lengkap Bahasa Inggris-indonesia, Indonesia-

Inggris, (Banung:1980), h. 122

Page 41: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

29

b. Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk

pengobatan yang digunakan sebagai piliha terakhir dan dapat

digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta

mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan contohnya:

benzetidin, betametadol, difenoksilat, hidromofinol, metadon, petidin

dan turunannya dan lain-lain.

c. Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan

dan banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan

ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan

ketergantungan. Contohnya : kodein, norkodina, propiran dan

lainnya.18

Berdasarkan bahan asalnya narkotika terbagi dalam tiga golongan

yaitu:

a. Alami yakni jenis obat/zat yang timbul dari alam tanpa adanya proses

fermentasi, isolasi atau proses produksi lainnya. Contohnya ganja,

opium, daun koka dan lain-berasal dari alam dan tidak boleh

digunakan terapi adalah golongan I, terdiri dari:

1) Tanaman papaver soniferum L

2) Opium mentah, opium masak (candu,cijing, cijingko)

3) Opium obat

4) Tanaman koka, daun koka, kokain mentah, kokaina, oknogim

5) Heroin, morfin (alkoid opium yang telah diisolasi)

18Gatot Supramono, Hukum Narkoba Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 2007), h. 159.

Page 42: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

30

6) Ganja dan dammar ganja.

b. Semi sintesis yakni zat yang diproes sedemikian upa melaui pross

ekstraksi dan isolasi. Contohnya morfin, heroin kodein, dll’. Jenis obat

ini menurut undang-undang no 22 1997 tentang narkotika, termasuk

dalam narkotika golongan II

c. Sintesis. Jenis obat atau zat yang diproduksi secara sintesis atau

keperluan medis dan penelitian yang digunakan sebagai penghilang

rasa sakit (anelgik) seperti penekan batuk (antitusif).

Jenis obat yang termasuk kategori sintesis yaitu :amfetamin,

deksamfetamin, penthidin,methadone.

Berdasarkan efek yang ditimbulkan terhadap manusia, narkotika

terdapat tiga jenis yaitu:

a. Depressan (downer): adalah jenis obat yang berfungsi mengurangi

aktifitas, membuat pengguna menjadi tertidur atau tidak sadar diri.

b. Stimulat (upper): adalah jenis-jenis zat yang dapat merangsang fungsi

tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja (segar bersemangat) secara

berlebihan.

c. Halusinogen: adalah zat kimia aktif atau obat yang dapat menimbulkan

efek halusinasi, dapat merubah perasaan dan pikiran.

3. Psikotropika

Psikotropika menurut pasal 1 butir (1), Undang-Undang No.5

Tahun 1997 tentang psikotropika, Adalah zat atau obat baik alamiah

maupun sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui

Page 43: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

31

pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan

perubahan yang khas pada aktifitas mental dan perilaku.

Berdasarkan cara pembuatannya, narkotika dibedakan ke dalam

tiga golongan, yaitu:

a. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat

digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam

terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma

ketergantungan. Contohnya : LSD, MDMA, STP dan lainnya.

b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat untuk

pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan

ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan

sindroma ketergantungan. Contohnya : amfetamin, metamfetamin,

metakulon, dan lainnya.

c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat untuk

pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan

ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan

sindroma ketergantungan. Contohnya : butalbital, buprenorfina,

flunirazepam dan lain-lain.

d. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang berkhasiat untuk

pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk

tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan

Page 44: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

32

mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contohnya : diazepam,

lefetamina, nitrazepm dam lain-lain.19

Jenis-jenis psikotropika yang salah digunakan yaitu:

a. Ecstasy. Dikenal dengan nama: inex, I, kancing, huge drugs, yuppie

drug, essence clarity, butterfly, black heart. Bentuk berupa tablet dan

kapsul. Warna bermacam-macam. Penggunaan meminumnya dengan

ditelan.

Efeknya yaitu, Timbul rasa gembira secara berlebihan. Banyak orang

yang mengkonsumsi ecstasy untuk tujuan bersenang-senang dan

saking gembiranya kadang tidak malu untuk melakukan pesta seks.

Merasa cemas. Tidak mau diam. Rasa percaya diri meningkat.

Mengalami keringat dan gemeteran. Susah tidur. Sakit kepala dan

pusing-pusing serta mual.

b. Shabu, dikenal dengan nama Kristal. Bentuknya berupa Kristal.

Mempunyai warna putih. Penggunaan memakainya dengan dibakar

menggunaka alumunium foil dan asapnya dihirup melalui hidung,

dibakar dengan menggunakan botol kaca khusu dan disuntikan

Efeknya seperti, badannya merasa lebih kuat dan energik. Tidak mau

diam. Rasa percaya diri meningkat. Rasa ingin diperhatikan orang lain.

Nafsu makan berkurang. Jantungnya berdebar. Tekanan darah

meningkat. Mengalami gangguan pada fungsi sosial dan pekerjaan.

Penggunaan shabu mendorong tubuh untuk terus beraktifitas dan

19 DR. Subagyo Partodiharjo, Kenali Narkoba & Musuhi Penyalahgunannya, (T. Tp. : LKP

Yayasan Karya Bahakti, 2004), h. 13-16

Page 45: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

33

berkeringat lebih sehingga menyebabkan tubuh mengalami kekurangan

cairan.

4. Bahan Adiktif

Adalah bahan-bahan aktif atau obat dalam organism hidup

menimbulkan kerja biologi yang apabila disalahgunakan dapat

menimbulkan ketergantungan (adiksi) yakni keinginan untuk

menggunakan kembali secara terus menerus.

Jenis-jenis bahan adiktif yaitu:

a. Inhalen yakni zat yang terdapat pada lem dan pengencer cat (thiner).

Penggunaan: dengan cara dihirup yang dapat mengakibatkan kematian

mendadak, dan tercekik. Mempunyai efek yaitu hilang ingatan. Tidak

dapat berfikir. Kerusakan pada sistem syaraf utama. Mudah berdarah

dan memar. Kerusakan hati dan ginjal. Sakit mag. Sakit pada waktu

buang air kecil. Kejang-kejang otot dan batuk-batuk. Penyalah gunaan

inhalen dapat merusak pertumbuhan dan perkembangan otot, syaraf

dan organ tubuh lain, dan jika pengguna melakukan aktifitas normal

seperti berlari dan berteriak dapat mengakibatkan kematian karena

gagal jantung.

b. Alcohol. Yaitu minuman yang mengandung ethanol yang diproses dari

bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara

fermentasi atau destilasi, baik melalui perlakuan sebelumnya,

menambah bahan lain, mencampur konsentrat dengan ethanol, ataupun

proses pengenceran minuman yang mengandung ethanol.

Page 46: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

34

Akibat yang ditimbulkan oleh alcohol bagi tubuh atau kesehatan

adalah: Menyebabkan defresi pada sistem syaraf pusat. Jika

penggunaan dicampur dengan obat lain si pemakai akan pingsan dan

kejang-kejang. Menyebabkan pembengkakan dan terbendungnya darah

otak. Menimbulkan toleransi dan ketagihan. Peradangan di lambung.

Melemahkan jantung dan hati menjadi keras

c. Tembakau/rokok. Zat yang berhubungan luas dengan penggunaan

tembakau biasanya dalam bentuk rokok, pengaruh penggunaannya

dapat dilihat apabila digunkan dalam jumlah yang cukup banyak dan

waktu yang cukup lama, zat temabakau itu sendiri dapat menyebabkan

ketergantungan namun yang sangat membahayakan adalah zat racun

yang erkandung di dalam tembakaunya.

Nikotin adalah salah satu dari 4000 zat kimia pada tembakau.

Rokok mengandung 43 zat kimia beracun termasuk tar dan karbon

monoksida yang dinyatakan sebagai penyebab kanker dan dua tetes

murni nikotin dapat membunuh orang dewasa secara instan.

Efeknya yakni menyumbat saluran-saluran darah jantung

sehingga memperlambat aliran darah. Menimbulkan penyakit kanker.

Serangan jantung. Impotensi dan gangguan kehamilan dan janin20

5. Penyalahguna Napza

Penyalahguna napza adalah penggunaan salah satu atau beberapa

jenis Napza secara berkala atau secara teratur diluar indikasi

20 Ibid, h, 3-10

Page 47: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

35

medis,sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis dan

gangguan fungsi sosial.

Permasalahan penyalahguna Napza merupakan permasalaan yang

demikia kompleks yang merupakan interaksi dalam tiga faktor, diantaranya

yaitu: faktor individu, faktor lingkungan, dan faktor ketersediaan narkoba

itu sendiri.

a. Faktor Individu

1) Aspek kepribadian. Apabila dilihat dari aspek kepribadian ini,

terdapat dua aspek faktor pemicu, pertama tingkah laku anti sosial

antara lain: keinginan untuk melanggar, sifat untuk memberontak,

tak ingin hal-hal yang bersifat otoritas, menolak nilai-nilai

tradisional, mudah kecewa dan tidak sabar serta adanya keinginan

diterima di dalam kelompok pergaulan.

Lalu yang kedua adalah Kecemasan dan depresi antara lain: tidak

mampu menyelesaikan kesulitan hidup, mennghindari rasa cemas

dan depresi, sehingga melarikan ke penyalahgunaan narkoba.

2) Aspek pengetahuan, sikap kepercayaan natara lain: mengikuti

orang lain yang menggunakan, tidak mengetahui bahaya narkoba,

ingin coba-coba diterima di dalam pergaulan.

3) Keterampilan komunikasi menolak tekanan teman sebaya.

4) Faktor genetik.

b. Faktor Lingkungan/Sosial

Page 48: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

36

Penyebabnya antara lain yaitu kondisi keluarga atau orang tua,

pengaruh teman sebaya, faktor skolah, pengaruh iklan dan kehidupan

masyarakat modern.

c. Faktor Ketersediaan

Antara lain: tersedia dimana-mana dan mudah diperoleh karena

maraknya peredaran narkoba, bahkan indonesia sudah sebagai

produsen narkoba, karena bisnis narkoba yang menjanjikan

keuntungan besar, lalu penegakan hukum di indonesia yang belum

tegas dan konsisten.21

Dari ketiga faktor penyebab penylahguna narkoba, yang paling

terpenting adalah faktor individu, artinya masing-masing ndividu harus

bertanggung jawab atas perilakunya dan tidak dapat

mempermasalahkan orang lain atau keadaan yang dihadapinya. Untuk

itu ia harus dapat mengambil keputusan yang baik atau buruk bagi

dirinya sendiri.

Dampak atau akibat penyalahguna narkoba, yaitu sebagai berikut:

a. Bagi Diri Sendiri

1) Fungsi otak dan perkebangan normal remaja terganggu, mulai dari

ingatan, perhatian, persepsi, perasaan dan perubahan pada

motivasi.

21BNN RI, Pedoman Pelaksanaan P4GN Melalui Peran Serta Kepala Desa/Lurah,

(Jakarta: 2007), h. 30-31.

Page 49: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

37

2) Menimbulkan ketergantungan, overdosis, gangguan pada organ

tubuh, seperti hati, ginjal, paru-paru, lambung, reproduksi serta

gangguan jiwa.

3) Perubahan pad gaya hidup dan nilai-nilai agama, sosial dan

budaya, misalnya indakan asusila, sosial bahkan anti sosial.

4) Akibat jarum suntik yang tida steril dapat terkena HIV/AIDS,

radng pembuluh darah, jantung, hepatitis C, dan tuber kolose.

b. Bagi keluarga

1) Orang tua menjadi malu, sedih, merasa bersalah, marah bahkan

kadang-kadang sampai putus asa.

2) Suasana hati kekeluargaan berubah tidak terkendli karena sering

terjadi pertengkaran, saling mempersalahkan, marah, bermusuhan

dan lain-lain.

3) Uang dan harta benda habis terjual, serta masa depan anak tidak

jelas karena putus sekolah dan mdaran gelap narkoba.

c. Bagi masyarakat

1) Lingkungan menjadi rawan terhadap penyalahgunaan dan

peredaran gelap narkoba.

2) Kriminalitas dan kekerasan meningkat.

3) Ketahanan wilayah menurun.

Ciri-Ciri Penyalahguna Narkoba Yaitu:

a. Perubahan fisik dan lingkunan sehari-hari

Page 50: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

38

1) Jalan sempoyongan

2) Sering didatangi atau menerima telpon dari orang yang tidak

dikenal

3) Kamar selalu dikunci

4) Ditemukan obat-obatan, peralatan seperti kertas timah, jarum

suntik, korek api di kamar atau di dalam tasnya.

5) Sering kehilangan uang atau barang berharga di rumah.

b. Perubahan psikologis.

Malas belajar, mudah tersinggung dan sulit untuk berkonsentrasi.

c. Perubahan perilaku sosial

1) Menghindari kontak mata langsung, melamun atau linglung.

2) Berbohong atau memanipulasi keadaan.

3) Kurang disiplin dan uka membolos

4) Mengabaikan kegiatan ibadah

5) Menarik diri dari aktifitas keluarga dan sering mengurung diri di

kamar/tempat tertutup.

D. Pondok Pesantren

1. Pengertian Pondok Pesantren

Istilah Pondok berasal dari pengertian asrama-asrama para santri

yang disebut pondok atau tempat tinggal yang dibuat dari bambu, yang

berasal dari kata bahasa Arab fundug yang berarti hotel atau asrama.

Perkataan pesantren berasal dari kata santri, yang di awali kata pe dan

diakhiri dengan kata an yang berarti tempat tinggal para santri.

Page 51: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

39

Jadi kesimpulannya adalah bahwa pondok pesantren adalah

lembaga pendidikan yang berarsitektur pedesaan berciri khas kobong atau

pemondokan sebagai tempat tinggal para murid yang disebut santri. Dan

kiyai sebagai ajeungan atau guru sekaligus pemimpinnya.

2. Fungsi Pondok Pesantren.

a. Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan

Pesantren pada awalnya berdiri sebagai fasilitas yang relatif

sederhana, sehingga metode pendidikan yang dipakai oleh pesantren

dianggap cukup unik, kita mengenal model pendidikan agama dengan

cara bandungan dan sorongan (seorang kiyai atau guru membaca,

menerjemahkan dan menjelaskan maksud kitab sementara para santri

menyimaknya). Model seperti ini masih berlaku hingga sekarang.

b. Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Sosial

Sebagai lembaga sosial kemasyarakatan, pesantren dituntut

untuk mampu menghadapi tantangan perubahan zaman, dalam rangka

menjawab tantangan masa depan. Pesantren harus mampu melakukan

terobosan-terobosan nilai yang pada gilirannya mampu menyentuh

dasar-dasar kehidupan pesantren sehari-hari.

c. Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Dakwah

Dakwah yang dilakukan pndok pesantren salah satunya adalah

dakwah bil-hal, yaitu dengan terlibat langsung menangani obyek

dakwah (masyarakat luas) melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat

sosial ekonomis.

Page 52: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

40

Kepedulian pesantren untuk menangani problematika sosial

secara langsung ini, mengacu kepada realitas sosial itu sendiribahwa

pesantren yang mempunyai akar yang kuat dilapisan masyarakat,

sebenarnya memiliki dua sisi mata uang yang bergandengan. Pada

gilirannya pendekatan actual ini, melahirkan warna sosial yang

dirasakan sebagai refleksi etos keagamaan yang dilembagakan oleh

pesantren.22

22 Amin Haedari, Masa Depan Pesantren:Dalam tantangan Modernitas dan Tantangan

Komplesitas Global. (Jakarta:IRD Press,2004), cet. Ke 1, h.25.

Page 53: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

41

BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Gambaran Umum Lembaga

1. Latar Belakang Berdirinya Pondok Pesntren Hikmah Syahadah

Berkembangnya tuntutan di dalam masyarakat akan kehadiran suatu

lembaga rehabilitasi yang bisa diandalkan untuk membantu, membimbing

dan membentengi para korban penyalahguna narkoba yang semakin

meningkat dari waktu ke waktu maka dengan keyakinan pengobatan

religius yang sangat mengena bagi batin para pecandu, disamping

pengobatan medis dan psikologis, diharapkan para pecandu mampu

membentengi dirinya dan mampu terlepas dari jerat narkoba, karena

agama telah memiliki aturan yang jelas dan pasti yang tidak hanya

membawa keselamatan bagi dunia, tetapi juga keselamatan akhirat.

Atas dinamika tersebut dan atas kepercayaan dari masyarakat maka,

Pondok Pesantren Hikmah Syahadah sebagai suatu bentuk lembaga

pendidikan keagamaan yang juga didukung dengan keahlian pengobatan

alternatif berdasarkan syari’at agama Islam.

2. Sejarah Singkat Pondok Pesantren Hikmah Syahadah

Pendirian Pondok Pesantren Hikmah Syahadah di prakasarai dan

dicetuskan oleh al-ustadz Drs. H. Romdhin H. Rian MM. Yang sekaligus

sebagai pendiri pondok Pesantren ini sedianya hanya diperuntukan sebagai

suatu lembaga pengembangan syiar agama Islam, dan dalam upaya

mencerdaskan umat Islam.

Page 54: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

42

Pada tanggal notaris No. 4 Tanggal 28-08-2000. Bangunan pondok

sendiri didirikan di atas areal pribadi dari pimpinan pondok. yang

berdasarkan pada agama islam.

Bangunan pondok pertama kali didirikan dengan bangunan yang

cukup sederhana berbahan bambu dan beratap sirap yang disebut kobong.

Sesuai perkembangan dan kemampuan yang ada, pondok pesantren mulai

mendirikan bangunan-bangunan permanen sebagai pendukung tanpa

meninggalkan ciri khas bangunan kobong itu sendiri.

Pada awal kegiatan pendidikan pondok pesantren menggunakan

perguruan ilmu bela diri dimana telah banyak menarik pemuda pemudi

dari berbagai daerah. Dalam perguruan ini berkembang suatu metode

pengobatan alternatif yang dijuluki “Terapi Telunjuk Petir’ sebagai suatu

metode pengobatan tenaga dalam yang dikembangkan oleh pimpinan

pondok pesantren hikmah Syahadah.

Pada awal perkembangan metode pegobatan ini hanya diaplikasikan

kepada para santri, keluarga dan masyarakat sekitar dengan beragam

keluhan penyakit. Seiring dengan berjalannya waktu metode ini mulai

meluas hampir seluruh indonesia.

Pada waktu yang hampir bersamaan dengan mulai terkenalnya metode

pengobatan “Telunjuk Petir” , terjadi suatu gejolak di dalam masyarakat

akibat mulai maraknya penyalahgunaan narkoba yang menimpa para

pemuda di negeri ini. Didasari oleh rasa keprihatinan terhadap para korban

penyalahgunaan narkoba tersebut dengan modal keahlian dalam

Page 55: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

43

pengobatan, podok pesantren hikmah syahadah pada awal tahun 2000

mulai mencoba mengobati beberapa pasien penyalahgunaan narkoba dari

tingkat normal sampai yang telah mengalami gangguan kejiwaan. Melalui

izin Allah doa dan wasilah dalam pengobatan pasien yang ditangani

mengalami penyembuhan.

Hasil-hasil memuaskan yang dicapai pondok pesantren membuat

meningkatnya apresiasi dan kepercayaan masyarakat. Dan atas dasar itulah

pondok pesantren mulai merintis suatu bentuk lembaga di bawah yayasan

podok pesantren hikmah syahdah yang terfokus menangani masalah

keergantunagn narkoba, kenakalan anak, dan kejiwaan dengan metode

penanganan terpadu yang dikhususkan untuk menangani santri-santri

tersebut. Lembaga ini dinamakan “Lembaga Rehabilitasi Narkoba, Anak

Nakal, dan Kejiwaan Pondok Pesantren Hikmah Syahadah”.

3. Sarana dan Prasarana

a. Tiga bangunan permanen yang berjumlah 11 lokal yakni gedung H.

Rian terdiri dari 9 lokal, gedung Hj, Sa’adah yang terdiri dari 2 lokal.

b. Dua bangunan kobong dari bahan bambu yang saat ini berfungsi

sebagai kamar petugas.

c. Satu ruang kantor yang berfungsi sebagai ruang perpustakaan,

pimpinan, dan pelayanan registrasi serta administrasi bagi santri baru.

d. Delapan toilet

e. Tujuh kulah di bagian belakang gedung

Page 56: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

44

4. Struktur Organisasi

Page 57: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

45

5. Data Pasien Napza

NO. NAMA PASIEN TANGGAL MASUK

PONDOK PESANTREN

1 Rendy 23 Maret 2011

2 Gatot 20 November 2010

3 Safiq 21 Maret 2011

4 Zaki 7 Agustus 2010

5 Arief 25 Januari 2011

6 Melfan 5 April 2010

7 Tomi 9 April 2009

8 Tritanto 23 Juli 2011

9 Doni 13 Mei 2010

10 Joko Suyono 25 Juni 2011

Page 58: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

46

BAB IV

TEMUAN MASALAH DAN ANALISA DATA

Pada Bab ini penulis akan membahas tentang Terapi metode Ilahiah

bagi Korban Napza di Pondok Pesantren Hikmah Syahadah, dengan

menggabungkan dan mengkaji antara temuan hasil observasi, wawancara

catatan lapangan dan dokumentasi dengan teori-teori yang telah dijelasakan

pada Bab II.

Seperti yang sudah dibahas pada bab II, terapi ilahiah yaitu pengobatan

alternatif yang lebih mengedepankan hal-hal yang bersifat ubudiyah, seperti

do’a dan dzikir. Adapun pelaksanaaannya yaitu sebagai berikut.

A. Pelaksanaan Terapi ilahiah di Pondok Pesantren Hikmah syahadah

Pada awalnya pengurus melakukan beberapa tahapan bagi santri baru,

seperti tes wawancara mengenai latar belakang keluarga dan riwayat penyakit

atau body check. Setelah melakukan beberapa tahapan barulah para santri di

tempatkan di kamar yang disesuaikan dengan emosional santri dan melakukan

upaya detoksifikasi.

Detofsifikasi adalah upaya pemutusan pasien dengan Napza, artinya

pada saat itu pasien sudah tidak diperbolehkan lagi mengkonsumsi Napza.

Terapi ini bersifat sebagai pertolongan pertama bagi pasien untuk bisa pulih

kembali akibat pengaruh obat seperti muntah-muntah, hidung meler, tidak bisa

tidur dan lain sebagainya, Masa detoksifikasi di Ponpes Hikmah Syahadah ini

berlangsung 10 hari sampai 1 bulan lamanya, hal itu tergantung pada tingkat

Page 59: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

47

pada perubahan pasien, selama menjalani detoksifikasi, pasien hanya

menjalani terapi ilahiah dengan dibantu ramuan herbal, seperti air kelapa yang

mampu menetralisir obat-obatan, pada tahap ini pihak ponpes juga sama

sekali tidak menggunakan obat-obatan medis, sekalipun pasien tersebut tengah

mengalami sakau.1

Adapun detoksifikasi dengan cara medis, pada fase pembersihan darah

dan sirkulasi organ-organ tubuh lainnya pada tubuh pencandu dari narkotika,

psikotropika atau zat adiktif lainnya, sehingga darah menjadi bersih dan sistem

metabolisme tubuh kembali normal. Proses ini dapat dilakukan melalui cara-

cara berikut :

1. Cold Turkey (abrupt withdrawal) yaitu proses penghentian pemakaian

Narkoba secara tiba-tiba tanpa disertai dengan substitusi antidotum.

2. Bertahap atau substitusi bertahap, misalnya dengan Kodein, Methadone,

CPZ, atau Clocaril yang dilakukan secara tap off (bertahap) selama 1 – 2

minggu.

3. Rapid Detoxification: dilakukan dengan anestesi umum (6 – 12 jam).

4. Simtomatik: tergantung gejala yang dirasakan.2

Hal ini sangat berbeda dengan upaya pengeluaran racun NAPZA

dalam tubuh pasien di Ponpes rehabilitasi hikmah syahadah yang sama sekali

tidak menggunakan obat-obatan medis apalagi memberikan NAPZA dengan

dosis yang sangat rendah (misalnya metadon), jadi begitu pasien masuk

1 Wawancara pribadi dengan Pak. Rhomdin (pimpinan pondok pesantren), tanggal 13

agustus 2011 pukul 10:30 WIB. 2 Sumber: Kapanlagi.com(http://gudang-info.com/gaya-hidup/kesehatan/pengobatan-dan-

terapi-narkoba.html)

Page 60: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

48

mendaftarkan dirinya sebagai pasien, pihak ponpes langsung melakukan upaya

pemutusan NAPZA, sekalipun pasien tersebut tengah mengalami sakau. Maka

di sinilah kelebihan dari pengobatan pasien Napza di pondok pesantren

hikmah syahadah karena pasien tidak merasakan efek kimia dari obat-obatan

medis.3

Setelah menjalani detoksifikasi atau tahap penanganan awal, maka

pasien mengikuti serangkaian pelaksanaan terapi ilahiah. Berikut langkah-

langkahnya.

1. Minum Air Do’a

Air do’a ini merupakan air khusus yang telah dibacakan ayat-ayat

syifa, ayat-ayat syifa tersebut yaitu surat al-Falaq, an-Nas, al-Ikhlas, al-

Fatihah, al-Baqarah ayat 1-7, ayat kursi dan at-Taubah. Minum air do’a ini

juga merupakan anjuran Rasulullah karena mampu menyerap energi

positif ke dalam tubuh. Minum air do’a dilakukan sebelum melaksanakan

terapi telunjuk petir dengan tujuan agar air positif tersebut menjalar ke

seluruh tubuh, menyerap ke seluruh syaraf-syaraf dan memperlancar

peredaran darah, atau ibarat kata sambil disuntik di bantu dengan minum

obat.4

Kak Fadly memperjelas kembali tentang air do’a ini.

3 Wawancara pribadi dengan Pak. H. Rhomdin (pimpinan pondok pesantren), tanggal 13

agustus 2011 pukul 10:30 WIB. 4 Wawancara pribadi dengan Pak H.Rhomdin (Pemimpin Pondok pesantren), tanggal 20

juli Pukul 11:00 WIB

Page 61: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

49

“Air do’a atau air khusus ini adalah air yang sudah dibacakan ayat-ayat syifa oleh pemimpin ponpes, jika kita melihat keefektifannya kita bisa melihat dari sebuah penelitian air yaitu the power of water”.5

2. Terapi Gurat Telunjuk Petir

Terapi telunjuk petir adalah terapi yang dilakukan dengan cara

mengguratkan jari ke titik-titik syaraf tubuh si pasien yang dibarengi

dengan do’a dan dibasuhkan air do’a, sehingga adanya energi positif yang

masuk kedalam tubuh si pasien.6

Hal ini di sebagaimana dijelaskan oleh kak Fadhly bahwa

“Terapi telunjuk petir yang dulu hanya disebut dengan terapi gurat adalah terapi yang menggunakan jari dan air do’a sebagai medianya, dan air do’a tersebut sudah dibacakan surat-surat yang terkandung di dalam al-qur’an, seperti ayat kursi, surat al-falak, surat an-nas, dan surat al-fatihah. Maka dari air do’a tersebut terdapat energi positif yang masuk ke dalam tubuh pasien”. 7

Pak H. Rhomdin mempelajari ilmu terapi telunjuk petir dari

seorang sesepuh yang bernama alm Ende Wirta, lalu diamalkan oleh pak

haji sebagai pengobatan alternatif bagi segala penyakit medis khususnya

bagi korban NAPZA, dan penyakit non medis. Untuk mendapatkan ilmu

ini juga tidak mudah karena sangat banyak proses yang dilalui seperti

5 Wawancara pribadi dengan Rasyid Fadhli (pengurus pondok pesantren), tanggal 20 Juli

2011 pukul 10:00 WIB 6 Wawancara pribadi dengan pak H. Rhomdin (pimpinan pondok pesantren ), tanggal 25

juli 2011 pukul 17:00 WIB. 7 Wawancara pribadi dengan Rasyid Fadly (selaku pengurus pondok pesantren), tanggal 20

Juli pukul 09:30 WIB.

Page 62: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

50

berpuasa dan dan melewati beberapa pantangan seperti tidak boleh

melakukan zina, mengkonsumsi NAPZA, mencuri dan perbuatan maksiat.8

Hal ini diperkuat oleh pernyataan kak Fadhly, yaitu sebagai berikut

“Keistimewaan terapi ini dibandingkan dengan terapi yang lainnya yaitu mampu menyembuhkan penyakit medis dan non medis, selain itu juga adanya kontak fisik langsung antara sang terapis dengan pasien”.9

Adapun teknik pelaksanaan terapi telunjuk petir yaitu sebagai

berikut:

a. Duduk menghadap kiblat

b. Membaca syahadat

c. Meminum air do’a

d. Membubuhkan air do’a ke ubun-ubun pasien

e. Mulai mengguratkan jari ke daerah kepala seperti kening, bawah

telinga dan tengkuk kepala

f. Gurat pada bagian dada dan perut

g. Gurat pada bagian punggung

h. Gurat pada bagian tangan

i. Gurat pada bagian kaki seperti paha depan/belakang dan betis

Terapi ini dilakukan empat kali dalam seminggu, yakni pada

malam minggu, malam senin, mlam rabu dan malam jum’at. Jumlah

guratan tersebut harus ganjil yakni antara 7-11 kali guratan, apabila si

8 wawancara pribadi dengan pak H.Rhomdin (pemimpin pondok pesantren ), tanggal 20 juli

2011 pukul 20:00 WIB 9 Wawancara pribadi dengan Rasyid Fadhli (pengurus pondok pesantren), tanggal 20 Juli

2011 pukul 10:00 WIB

Page 63: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

51

pasien merasakan kesakitan yang luar biasa, maka diwajibkan untuk

membaca kalimat tasbih, tahmid dan takbir. 10

Hal tersebut juga diperjelas oleh Rasyid Fadhly

“Memang kalau awal-awal menjalani terapi ini pasien sangat kesakitan bahkan ada yang sampai muntah-muntah maka sesakit apapun, si pasien harus mengucap asma Allah” 11

Rendy pun mengalami rasa sakitnya terapi ini, berikut cerita rendy

“Waktu pertama mah memang sakit banget, tapi setelah itu badan jadi terasa enteng, jadi nafsu makan dan tidur nyenyak, eh sekarang mah saya jadi ketagihan pengen diterapi terus, jadi udah gak terlau sakit kayak pas awal-awal aja”. 12

Sama halnya dengan Gilang, gilang pun menceritakan perihal

pengalamannya tentang terapi ini

“Pas awal terapi ini saya sagat kaget karena emang sakit banget, serasa ada yang nyetrum dari dalem, jadi rasanya perih sakit gitu, tapi emang bener setelahnya badan jadi serasa enteng dan plong”.13

3. Mandi Malam

Terapi ini bertujuan untuk menghilangkan pengaruh obat karena air

tersebut sudah dicampur dengan garam dan dibacakan do’a, Terapi mandi

malam ini dilaksanakan pada malam hari yaitu pada malam jum’at pada

pukul 24:00 WIB, atau menunggu sampai air tersebut benar-benar dingin

sehingga si pasien merasa menggigil.14

10 Hasil pengamatan pada tanggal 24 Juli 2011. Pukul 21:30 WIB 11 Wawancara pribadi dengan Rasyid Fadly (pengurus pondok Pesantren), tanggal 24 Juli

2011 pukul 20:00 WIB 12 Wawancara pribadi dengan Rendy (pasien Napza) pada tanggal 24 Juli Pukul 21:30 WIB. 13 Wawancara pribadi dengan Gilang (pasien Napza), tanggal 21 Juli pukul 11:00 WIB. 14 Wawancara pribadi dengan Pak H.Rhomdin (Pemimpin Pondok Pesantren), tanggal 20

juli Pukul 20:30 WIB

Page 64: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

52

Dari ketujuh kulah15 yang ada, yang telah dipercaya khasiatnya

dari masing-masing kulah tersebut, biasanya kulah yang dipakai untuk

mandi malam pasien adalah kulah yang ke empat, teknik pelaksanannya

yaitu dengan cara berendam dan satu kulah biasanya digunakan untuk 1-3

orang.16

4. Dzikir Syifa

Dzikir syifa ini dilakukan setiap sehabis sholat lima waktu, dengan

tambahan lantunan ayat-ayat syifa seperti surat al-Ikhlas, al-Falak, al-

Baqarah ayat 1-7, al-Fatihah, an-Nas, at-Taubah, lalu membaca asmaul

husna. Terapi ini bersifat terapi mental karena mampu memberikan

ketenangan jiwa sehingga pasien menjadi tidak selalu merasa gelisah dan

memberi keyakinan bahwa kesembuhan itu datangnya dari Allah SWT.17

Dari pembahasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

langkah-langkah terapi ilahiah yang digunakan sebagai pengobatan di

pondok pesantren ini, semuanya tidak terlepas dari sebuah keyakinan

kepada Allah SWT melalui dzikir dan do’a dengan menggunakan air dan

gurat telunjuk sebagai medianya.

Do’a dan zikir mempunyai hubungan yang erat, menurut Qurays

Syhab, bahwa do’a adalah merupakan sebagian dari zikir, do’a adalah

permohonan, setiap zikir walaupun dalam redaksinya terdapat

15 Kulah adalah bak penampungan air yang terbuat dari semen 16 Wawancara pribadi dengan Rasyid Fadhly (pengurus pondok pesantren) tanggal 12

agustus pukul 11:00 WIB. 17 Wawancara pribadi dengan pak H.Rhomdin (pemimpin pondok pesantren) tanggal 12 juli

2011 pukul 11:00 WIB.

Page 65: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

53

permohonan, tetapi kerendahan hati dan rasa berhajat kepada Allah SWT

yang selalu menghiasi pedzikir, mendirikan zikir itu mengandung sebagai

permohonan18, yang penting di dalam terapi pengobatan dengan media

dzikir adalah keimanan, keyakinan terhadap Allah SWT, di dalam usaha

dan ikhtiar itu kita sandarkan betul-betul kepada Allah SWT.

Sedangkan pada media air, karena adanya energi positif dari air

do’a tersebut, seperti apa yang dikatakan seorang ahli penelitian “Dr

Masaru Emuto” yaitu tentang the power of true water, bahwa air mampu

mengantarkan informasi ke dalam tubuh, karena kualitas air bergantung

pada informasi yang diterimanya, konsekuensi logisnya adalah manusia

sebagai makhluk yang sebagian besarnya terbentuk dari air sudah

seharusnya diberikan informasi yang baik, jika kita melakukan hal ini

maka pikiran dan tubuh kita akan menjadi sehat, maka sebaliknya, jika kita

menerima informasi yang buruk maka kita akan merasakan sakit.19

Selanjutnya yaitu berkaitan dengan teknik pemijatan, teknik

pemijatan ini sama halnya dengan terapi gurat telunjuk petir, karena

adanya sentuhan antara guratan jari dengan sistem-sistem syaraf pada

tubuh si pasien, yaitu seperti melakukan pemijatan. Terapi pijat merupakan

upaya penyembuhan yang aman, efektif dan tanpa efek samping. Terapi

dengan teknik pijat dapat digunakan mengobati berbagai gangguan

sehingga terapi pijat diyakini sebagai salah satu cara paling jitu dan manjur

untuk menghilangkan rasa lelah, stres, otot kaku, dan pegal-pegal, hal itu

18 Ust Mujaddidul Islam Mafa, Menyibak Kedasyatan Dzikir (Lumbung Insani,2009), h. 34. 19 Masaru Emoto, The True Power Of Water. (Mq Publishing: cet ke-9 2007. Bandung),

h.19.

Page 66: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

54

karena pijat akan merangsang titik-titik akupuntur tubuh manusia agar

bekerja lebih baik dan normal.

Teknik pemijatan untuk penyembuhan bisa dilakukan pada

beberapa bagian tubuh atau titik tubuh tertentu, hal itu karena organ di

dalam tubuh berhubungan langsung dengan bagian luar atau titik

akupuntur tubuh yang berada di bagian kepala, tangan, kaki, dan telinga.

Seperti yang sudah dijelaskan dalam ilmu medis bahwa melakukan

pemijatan di daerah kepala berfungsi sebagai melancarkan peredaran darah

dan merefresh saraf pusat yang mampu menyembuhkan gangguan pada

mata, hidung tersumbat, sakit gigi, insomnia dan kaku di leher. Di bagian

menyembuhkan penyakit nyeri antara rusuk, kencing manis, darah rendah,

dan wasir/ambeien. Di bagian lengan untuk menyembuhkan penyakit

keseleo, darah tinggi dan reumatik dada dan perut menyembuhkan

penyakit paru-paru, mual, gangguan usus, kurang nafsu makan,

kemandulan dan gangguan lever. Di bagian punggung mampu /lumpuh.

Di bagian kaki seperti paha dan betis dapat menyembuhkan penyakit

kencing manis, gangguan kelenjar, gangguan ambeien, kaki

reumatik/lumpuh dan sembelit. Di bagian kaki mampu menyembuhkan

kaku di lutut dan merangsang peredaran darah.

Maka tidak heran jika terapi telunjuk petir ini sangat berkhasiat

mengobati berbagai penyakit medis, karena terapi ini mengikat pada dua

kekuatan yaitu adanya kekuatan do’a melalui air yang menyerap ke syaraf

pasien serta adanya sentuhan medis seperti teknik pemijatan melalui

Page 67: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

55

guratan telunjuk petir pada titik syaraf atau titik-titik akupuntur pada tubuh

si pasien.20

B. Hasil yang dicapai

Berikut ini diuraikan dampak pada pasien pengguna Napza setelah

menjalani proses rehabilitasi dengan terapi ilahiah. Adapun dampak real yang

nampak pada pasien ditinjau dari 3 (tiga) aspek yaitu spritual, kesehatan dan

sosial.

1. Spiritual

Perlu diingat bahwa salah satu faktor utama seseorang menjadi

pecandu adalah krisis pengetahuan dalam bidang agama, yang

menyebabkan ia tidak mampu untuk mengendalikan dirinya sendiri.

Seperti apa yang diungkapkan oleh Gatot:

Dulu ibadah saya bolong-bolong, mungkin karena kurangnya

pengetahuan agama yang menyebabkan saya menjadi seorang pecandu

maka ketika awal menjalani rehabilitasi, bagi saya terapi dzikir yang paling

berat godaannya, karena terapi ini bersifat terapi pendekatan kepada Allah,

apabila kita menjalaninya dengan khusyu’ dan penuh penghayatan maka

disitu kita akan merasa lebih tenang dan adanya keinginan untuk bertaubat,

tapi Alhamdulillah untunglah para pengurus selalu membimbing dan

mengayomi, bahkan mereka sering memberikan do’a-do’a sebagai

20 Hasil pengamatan pada tanggal 24 Juli 2011. Pukul 20:30 WIB

Page 68: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

56

pedoman hidup, jadi sekarang saya sudah mulai terbiasa dan tenang

menjalaninya.21

Hal ini juga sama dengan apa yang dikatakan ka Fadhly tentang

kondisi spritual Rendy

“Dulu Rendy sangat pembangkang ketika diajak untuk melaksanakan ibadah ia sering menolak dengan gaya bahasa yang agak membentak, namun Alhamdulillah sekarang ia sudah mulai belajar untuk tidak meninggalkan sholat lima waktu bahkan sudah mulai belajar puasa sunnah.”22

Proses rehabilitasi dari aspek spriritual ditujukan untuk

membangun pondasi agama pada diri pasien. Pihak pesantren menanamkan

ajaran-ajaran agama agar dapat membangun kesadaran jiwa pasien untuk

mengontrol diri (self control) dalam menghindari Napza.

Dari observasi dan wawancara yang dilakukan, penulis

menyimpulkan bahwa aspek spiritual merupakan treatment yang paling

esensi dalam proses rehabilitasi. Karena membangun kesadaran seseorang

dalam mengontrol diri merupakan kunci utama dalam menghindari Napza.

dampak yang nampak pada pasien berupa:

a. Takut akan dosa

b. Ta’at ajaran agama

c. Menjaga serta mempertahankan keseimbangan rohani

d. Rajin beribadah, dan

21 Wawancara pribadi dengan Gilang (pasien Napza) tanggal 21 Juli 2011. Pukul 20:00

WIB. h22 Wawancara pribadi dengan Rasyid Fadhly (pengurus pondok pesantren), tanggal 12

agustus 2011. Pukul 11:00 WIB.

Page 69: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

57

e. Tidak membangkang 23

Hal ini juga diungkapkan oleh Rendy bahwa agama merupakan suatu

pilar utama untuk tidak kembali menjadi pecandu.

“Sekarang saya lebih merasa takut untuk make lagi, jadi inget dosa

terus, jadi udah takutlah sama yang namanya dosa”.24

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Gilang

“Tebelin iman di diri sendiri dulu deh, baru kita enggak akan tergoda buat make lagi”25.

Menurut pemimimpin pondok pesantren bahwa terapi zdikir

merupakan terapi mental, artinya dengan berdzikir dan berdo’a bisa

menghadirkan sebuah penghayatan dan ketenangan dalam diri pasien,

sehingga pasien merasa lebih tenang untuk mulai menata kembali

hidupnya, bertaubat, menyesali perbuatannya menjadi pecandu dan

mampu membentengi dirinya untuk tidak kembali menjadi pecandu.26

2. Kesehatan

Sudah tidak diragukan lagi bahwa kesehatan pengguna Napza tidak

optimal artinya cukup rentan dengan berbagai penyakit akibat pengaruh

obat-obatan tersebut, maka proses rehabilitasi melalui terapi ilahiah ini

sangat diyakini mampu mengobati berbagai penyakit medis maupun non

23Hasil pengamatan pada tanggal 25 Agustus pukul 14:00 WIB. 24 Wawancara pribadi dengan Rendy pada tanggal 21 Agustus pukul 20:00 WIB. 25 Wawancara pribadi dengan Gilang (pasien Napza), tanggal 21 Juli pukul 11:00 WIB. 26 Wawancara pribadi dengan pak H.Rhomdin (pemimpin pondok pesantren) tanggal 12 juli 2011 pukul 13:00 WIB

Page 70: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

58

medis. Disini penulis dapat melihat konteks kesehatan bagi korban Napza

dengan dua opsi, yaitu kesehatan fisik dan kesehatan psikologi.

a. Kesehatan fisik

Terapi ilahiah terbukti dapat menyembuhkan pasien dari

penyakit fisik yang cukup parah, bahkan pada pasien sakau sekalipun.

Pasien yang dianggap sembuh dari Napza berarti fisiknya sudah bersih

dari efek Napza. Diantaranya yaitu:

1) Mata tidak berwarna merah dan tidak berair.

2) Hidung tidak meler.

3) Nafsu makan meningkat

4) Dapat tidur dengan nyenyak

5) Kondisi badan lebih fit, dan

6) Tubuh terlihat segar bugar kembali.27

Pada aspek kesehatan fisik ini, terapi telunjuk petirlah yang sangat

bekerja efektif dalam memulihkan kondisi fisik pasien, mulai dari masa

detoksifikasi (menetralisir racun Napza), maupun masa penyembuhan

pasien ketika menjalani perawatan di pondok pesantren. Kondisi fisik

Andy dan Gilang sebelum melakukan terapi ilahiah sangat jauh dari

keadaannya yang sekarang. Mereka bercerita sendiri ketika dari mulai

pertama kalinya melakukan terapi mereka merasakan langsung khasiat

dari pada terapi ilahiah ini, efek Napza yang mereka rasakan menjadi

lebih berkurang, mereka sudah tidak lagi merasa gelisah seperti tidak

2 7 ibid

Page 71: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

59

nafsu makan, tidak nyenyak tidur, bahkan mereka merasa lebih sehat

dan bugar.28

Hal tersebut sesuai dengan pengamatan penulis selama melakukan

wawancara dengan kedua pasien tersebut, bahwa ciri-ciri efek Napza

tidak nampak pada Rendy dan Gilang, keduanya tampak terlihat sehat

dan bugar, bahkan Gilang mengaku ia sangat beruntung diantara teman-

temannya terdahulu, karena ia bisa sampai di Pondok Pesantren ini

untuk direhabilitasi dan diobati sampai bisa sembuh seperti saat ini.29

Keefektifan terapi ilahiah untuk mengobati berbagai penyakit fisik

ini dikarenakan adanya kekuatan dzikir dan do’a yang dilantunkan oleh

sang terapis, maka dzikir dan do’a tersebut menjadi sugesti ke dalam

tubuh pasien dengan harapan dan penuh penghayatan sehingga pasien

lebih cepat sembuh.30

Jika digambarkan dalam ilmu medis, dzikir dan do’a atau

bergantung kepada Allah mempunyai kekuatan yang luar biasa. Di

dalamnya terdapat kekuatan psikoreligius, yang dalam keilmuan

termasuk dalam cabang psikoneuro-ondokrim-immunologi, yang

artinya kondisi psikis akan mempengaruhi saraf dan selanjutnya

28 Wawancara pribadi dengan pak H.Rhomdin (pemimpin pondok pesantren) tanggal 12 juli

2011 pukul 15:00 WIB 29Hasil pengamatan pada tanggal 25 Agustus pukul 16:00 WIB. 30 Wawancara pribadi dengan pak H.Rhomdin (pemimpin pondok pesantren) tanggal 12 juli

2011 pukul 14:00 WIB

Page 72: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

60

mempengaruhi kelenjar, dan kelenjar akan mengeluarkan cairan dalam

tubuh yang disebut dengan endokrim31

b. Kesehatan psikologi

Dari sisi psikologi terapi ilahiah mampu menyeimbangkan kembali

kondisi psikis pasien menjadi seperti sedia kala, berikut dampak psikis

yang nampak pada pasien berupa:

1) Pasien merasa lebih tenang jiwanya

2) Lebih dewasa dalam menyikapi dan menjalani hidup

3) Tidak merasa tertekan dan mengikuti segala peraturan yang ada

4) Menghargai dan mensyukuri fungsi jasmani

5) Menyesali perbuatannya yang dahulu sebagai pecandu dan berjanji

tidak akan mengulanginya.32

Dari segi psikologis, penulis dapat membandingkan keduanya dari

segi perilaku dan sikap mereka masing-masing, hal ini dapat penulis

amati ketika melakukan wawancara pada keduanya, jika Gilang terlihat

lebih dewasa, lebih matang dalam melihat masa depannya, dan sopan

dalam berbicara lain hal dengan Rendy, Rendy lebih terlihat seperti

kekanak-kanakan, masih terlihat sangat labil.33

Hal tersebut juga diungkapkan oleh kak Fadhly tentang Rendy

31 Ust. Mujaddidul Islam Mafa. “Menyibak Kedasyatan Dzikir”. (Lumbung Insani, 2009)

cet ke 1, h 121 32 Wawancara pribadi dengan Rasyid Fadhly (pengurus pondok pesantren), tanggal 15

agustus 2011. Pukul 09:00 WIB. 33 Hasil pengamatan pada tanggal 25 Agustus pukul 16:00 WIB.

Page 73: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

61

“Rendy memang baru tinggal beberapa bulan di sini, tetapi kami ingin menguji Rendy dengan memberi izin untuk pulang ke rumahnya, namun setelah seminggu lamanya ternyata Rendy tak kunjung datang ke Ponpes akhirnya kami mendatangi rumahnya untuk menjemput ia, dan Alhamdulillah neneknya mengaku bahwa sudah ada perubahan pada diri Rendy terutama dengan gaya bicaranya, tidak seperti gaya bicaranya yang dulu agak nyeleneh”.34

Maka, di sini terlihat bahwa Rendy sudah mulai mendewasakan

dirinya dengan gaya dan tutur bahasa yang lebih sopan terutama kepada

keluarganya, jadi dari segi psikologis Rendy sudah mengalami

peningkatan yang baik.

Andy pun mengakui bahwa banyak sekali pelajaran yang

berharga yang ia dapat di pondok pesantren ini untuk diamalkan ketika

di luar nanti, salah satunya yaitu ingin bisa membantu mengobati orang

lain.35

Perubuhan psikologis yang terjadi pada diri mereka merupakan

suatu pencapaian yang sangat luar biasa, hal ini karena usaha pengurus

pondok pesantren yang tidak hanya sebagai terapis tetapi juga sebagai

konsultan, pengajar dan pembimbing mereka yang secara intens

memberikan pembekalan agama yang sangat mendalam.

Kedekatan para pengurus juga sangat dirasakan oleh Gilang

Pengurusnya memang sangat mengayomi, kami selalu diajarkan do’a-do’a sebagai pegangan hidup jadi lama-lama kami mulai terbiasa dan tidak merasa terpaksa untuk melakukannya. Dan dari kedekatan tersebut kami seperti mempunyai keluarga baru.36

34 Wawancara pribadi dengan Rasyid Fadhly (pengurus pondok pesantren), tanggal 12

agustus 2011. Pukul 11:00 WIB. 35 Wawancara pribadi dengan Rendy pada tanggal 21 Agustus pukul 20:00 WIB. 36 Wawancara pribadi dengan Gilang pada tanggal 22 Agustus pukul 10:00 WIB.

Page 74: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

62

3. Sosial

Proses rehabilitasi dari aspek sosial diberikan dengan memberikan

bimbingan atau konsultasi kepada pasien, hal ini ditujukan agar pasien

dapat bersosialisasi kembali secara bebas, sehat, sesuai hukum dan

diterima di masyarakat. Dampak yang dapat dilihat dari perbaikan aspek

sosial ini berupa perubahan prilaku yang menonjol, di antaranya:

a. Sikap yang terlihat sopan

b. Bertanggung jawab

c. Dapat dipercaya, dan

d. Aktif dalam berinteraksi dan berkomunikasi 37

Pada aspek sosial ini, kak Fadhly bercerita bahwa, pimpinan

pondok sering menguji santri dengan menyuruh santri tersebut untuk

mengerjakan sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh santri misalnya

dalam hal menyangkul, pak haji sambil berkata “sini coba ikut nyangkul,

pak haji aja sudah S2 masih mau nyangkul”.

Perkataan tersebut mengandung pesan yang sangat bermakna

disamping mengajarkan agar santri lebih bersikap sederhana, tetapi juga

agar mampu dipercaya dan bertanggung jawab dalam melakukan hal

apapun bahkan suatu pekerjaan yang belum pernah dilakukan oleh santri

tersebut.38

37 Wawancara pribadi dengan pak H.Rhomdin (pemimpin pondok pesantren) tanggal 12 juli

2011 pukul 13:00 WIB 38Wawancara pribadi dengan Rasyid Fadhly (pengurus pondok pesantren) tanggal 25

agustus pukul 11:00 WIB.

Page 75: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

63

Jika perubahan tersebut benar-benar terlihat maka pihak pondok

pesantren memberikan sertifikat, sebagai bukti bahwa si pasien sudah

dinyatakan sembuh atau bersih dari Napza, dan dengan adanya serifikat

tersebut sangat membantu si pasien untuk bersosialisasi kembali

dimasyarakat atau membangun kepercayaan diri sehingga mampu

memfungsikan kembali status sosialnya di masyarakat.

Pemimpin pondok pesantren juga mengatakan bahwa.”Satu hal

yang perlu diingat, perhatian orang tua atau keluarga terhadap pasien

sangat mempengaruhi kesembuhannya, karena dengan perhatian tersebut

pasien merasa diperdulikan jadi perlu adanya kerja sama yang baik antara

pihak pondok pesantren dan pihak keluarga pasien”.39

Efektifitas terapi ilahiah terhadap pasien Napza tidak hanya

mengobati pasien dari segi fisik, namun pasien mengalami Perubahan

internalisasi pada aspek spritual serta sikap, mencapai 99 % dari

sebelumnya, bahkan mereka selalu berupaya untuk berubah menjadi lebih

baik lagi, hal ini dikarenakan adanya sentuhan spritualitas yang tinggi

antara pengurus pondok pesantren terhadap para pasien melalui terapi

ilahiah.40

Pentingnya pemahaman agama di dalam praktek psikiater sebagai

pedoman untuk mampu memberikan pelayanan kerohanian terhadap

pasien, selama ini banyak pasien yang mengeluh jika berobat ke dokter,

39Wawancara pribadi dengan Rasyid Fadhly (pengurus pondok pesantren) tanggal 25

agustus pukul 11:00 WIB. 40 Hasil pengamatan langsung pada tanggal 27 Agustus 2011

Page 76: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

64

karena setelah di diagnosa pasien hanya diberikan obat tanpa dimengerti

atau dipahami kebutuhan pasien saat ini.41

Tidak hanya sampai di sini, pentingnya peran agama bagi pasien

Napza juga mampu membentengi pasien untuk tidak kembali menjadi

pecandu. Maka prinsip terapi ilahiah di sini yaitu berobat dan bertaubat.42

41 Prof. Dr. Dr. Dadang Hawari, Psikiater. Dimensi Religi dalam Praktek Psikiatri dan

Psikolog. (Jakarta:FKUI, 2002) h, 24 42 Prof. Dr, dr, H. Dadang Hawari. “Terapi (detoksifikasi) dan Rehabilitasi Napza”. (UI

PRESS, Jakarta. 1999), h. 20.

Page 77: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

65

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan ini, penulis dapat menguraikan beberapa

kesimpulan yaitu sebagai berikut.

1. Pelaksanaan Terapi Ilahiah

Terapi ilahiah adalah cara pengobatan dengan menggunakan

pendekatan agama atau bersifat religius karena mengutamakan dzikir dan

do’a, artinya dari keseluruhan terapi yang dilakukan tidak terlepas dari

dzikir dan do’a. Tahapan dari terapi ilahiah itu adalah terapi mandi,

minum air do’a, terapi telunjuk petir dan terapi dzikir syifa’.

Sebelum melakukan terapi ilahiah, pasien terlebih dahulu mengisi

beberapa formulir seperti form riwayat penyakit, riwayat Napza dan tes

psikotes, setelah itu pasien langsung menjalani detoksifikasi dan diisolasi

paling lama selama 10 hari. Terapi mandi dilakukan pada malam hari

dengan cara mencampurkan garam ke dalam Satu kulah dan air tersebut

telah melalui proses do’a oleh sang pemimpin pondok, terapi minum air

do’a dilakukan ketika sebelum melaksanakan terapi telunjuk petir, terapi

telunjuk petir dilakukan seminggu tiga kali, dan terapi dzikir syifa’

dilakukan setiap setelah sholat lima waktu.

Mengulas sedikit tentang dzikir dan do’a, dzikir adalah suatu tarekat

agar manusia selalu mengingat Allah sedangkan do’a adalah suatu tata

Page 78: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

66

cara atau jalan manusia untuk memohon dan berharap, maka dzikir dan

do’a mempunyai sisi kesamaan yang tidak dapat dipisahkan, dengan

mengucap dzikir dan berdo’a setiap saat maka akan mempermudah proses

penyembuhan, karena adanya pengharapan yang sangat mendalam

sehingga secara langsung menjadikan pasien tersugesti untuk sembuh. Dan

oleh sebab itu juga terapi ilahiah sangat diyakini mampu mengobati

penyakit medis dan non medis.

2. Hasil yang dicapai

Pondok Pesantren Hikmah Syahadah mempunyai tanggung jawab

yang sangat besar dalam melayani pasien Napza, karena tidak hanya bisa

mengobati pecandu sehingga menjadi sembuh total dari racun-racun obat-

obatan terlarang, namun pihak ponpes juga harus mampu memberikan

bekal agama untuk mampu membentengi para pecandu agar tidak

terjerembab kembali ke dalam pergaulan yang salah sehingga

menyebabkan sang pasien terpengaruh untuk kembali menjadi pecandu.

Maka di sini lah pentingnya peran agama, hal tersebut juga dikemukakan

oleh clinebell, H. (1981), Hawari, D. (1997) dan Siera, V. (2000) yang

menyatakan bahwa peran agama sangat penting dalam melakukan terapi

NAPZA, oleh karenanya perlu diperhatikan pentingnya komitmen agama

bagi pasien, pengaruh peran agama dalam membentuk kepribadiannya,

dan memahami pengaruh terapi psikoreligius dalam menekan angka

kekambuhan.1

1 Prof. Dr. Dr.H. Dadang Hawari, Psikiater. Dimensi Religi Dalam Praktek Pskiatri dan

Psikologi. (Jakarta: Gaya Baru. 2005) cet ke 1, h. 39.

Page 79: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

67

B. Saran-saran

Sedikitnya penulis akan menulis saran-saran yang bisa menjadi masukan

bagi Pondok Pesantren Hikmah Syahadah yaitu sebagai berikut:

1. Membangun kerja sama yang lebih baik dengan orang tua atau keluarga

pasien, agar pihak keluarga pasien lebih intens dalam mengontrol

perkembangan pasien, sehingga pasien merasa diperdulikan oleh

keluarganya sendiri, karena hal tersebut sangat mempengaruhi psikologis

dan mempercepat kesembuhannya.

2. Terapi ilahiah sangat berguna menyembuhkan pasien Napza dari berbagai

efek obat tersebut, namun disamping pembekalan agama perlu adanya

program pendampingan khusus dari praktisi pekerja sosial agar lebih

meyakinkan jika pasien benar-benar dinyatakan sembuh dan tidak akan

kembali menjadi pecandu.

Page 80: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

Page 81: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

Page 82: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

PEDOMAN OBSERVASI

NO TOPIK TERAPI METODE ILAHIAH OBSERVASI 1 Metode Terapi Ilahiah

Proses pelaksanaannya

- Tahap detoksifikasi - Tahap terapi minum air do’a - Tahap terapi telunjuk petir - Tahap terapi mandi malam - Tahap terapi dzikir syifa’

2 Hasil yang dicapai - Perubahan pasien pada kondisi

spritualnya - Pasien dinyatakan sembuh atau

sehat dari sisi fisik dan psikologisnya

- Pasien dinyatakan mampu memfungsikan sosialisasinya atau dapat dipercaya dan tanggung jawab atas segala perintah yang amanatkan oleh pengurus ponpes.

Sikap pengurus yang selalu mengayomi, membimbing dan menasehati pasien.

Page 83: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

1. Nama : Andy (nama samaran)

Riwayat NAPZA : alkohol, polium dan ganja

Tanggal Lahir :Tangerang, 20 januari 1995

Tahun Masuk Panti : 23 maret 2011

Umur : 16 tahun

Fisik Badan : sedang, kurus, warna kulit sawo matang

Psikis : tertutup, arogan, dan agak sedikit nyeleneh

Pekerjaan Ibu : -

Riwayat hidup pasien :

Andy adalah anak tunggal dari pasangan suami isteri yang bernama

supardi dengan seorang wanita bernama Rusda, ketidak harmonisan hubungan

keluarganya yang menyebabkan orangtua Andy bercerai dan memlilih untuk

tinggal di jakarta, akhirnya sejak balita Andy sudah dititipkan kepada sang

nenek, maka secara emosional Andy lebih dekat dengan sang nenek bahkan

hingga saat ini yang menjadi motivasinya untuk bisa sembuh adalah neneknya.

Penulis agak kerepotan ketika mewancarai tentang orang tua Andy, karena Andy

sangat acuh dan tidak memperdulikan keadaan orangtuanya, tempat tinggal serta

pekerjaan mereka pun Andy tidak mengetahuinya, dan saat ini Andy hanya

berfikir “yang penting w di kasih tempat tinggal dan masih dikirimin duit,

syukur-syukur hidup w enggak terlantar”

Andy mengenal alkohol, ganja dan polium dari teman sepermainannya

atau teman nongkrong. Faktor pemicu utama yang menyebabkan Andy menjadi

Page 84: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

pecandu adalah depresi karena perpisahan orangtua dan lingkungan, menurut

informasi yang diperoleh penulis dari seorang pengurus ponpes yaitu kak fadhly

tentang Andy, awalnya Andy sangat pembangkang, bahkan ia selalu berusaha

kabur, namun Alhamdulillah selalu tertangkap oleh para pengurus, dan sempat

menjalani shock terapi selama tiga hari.

Pada awalnya Andy sangat shock dengan lingkungan ponpes rehabilitasi,

bagi dia ini sangat terasa asing, apalagi ketika melihat orang yang mengalami

gangguan jiwa berkeliaran di sekitar ponpes, Andy juga mengaku sangat

kesakitan ketika pertama kali diterapi telunjuk petir, namun ia sangat merasakan

khasiatnya, ia jadi merasa lebih rileks, nafsu makan dan bisa tidur nyenyak,

bahkan Andy menjadi seperti ketagihan ingin terus diterapi telunjuk petir. Usia

Andy di ponpes rehabilitasi sudah berjalan hampir empat bulan, banyak sekali

perubahan yang terjadi pada dirinya, mulai dari segi sikap dan ibadah, ia

sekarang sudah mulai merasa betah tinggal di ponpes dan sudah rajin sholat lima

waktu bahkan sudah mulai mencoba berpuasa sunnah, saat ini tugas pengurus

ponpes terhadap Andy adalah memberikan bekal berupa pelajaran agama yang

mampu menjadi pondasi yang kuat bagi Andy untuk tidak kembali

mngkonsumsi NAPZA.

Page 85: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

2. Nama : Gilang (nama samaran)

Riwayat NAPZA : Alkohol, Meriana dan ganja

Tanggal Lahir :Tangerang, 16 maret, 1987

Tahun Masuk Panti : 20 November 2010

Umur : 23 tahun

Fisik Badan : Sedang, kurus, warna kulit hitam manis

Psikis : santai, sopan, dewasa dan lebih terbuka

Pekerjaan Ibu : staf departemen luar negeri

Riwayat hidup pasien :

Gilang adalah anak pertama dari tiga bersaudara, ayahnya sudah

meninggal ketika ia duduk di kelas tiga SD, Gilang dan keluarga tinggal di jl.

Otista 3, Kp Melayu. Jakarta Timur. Sejak ayahnya telah meninggal, Gilang

merasa kurang diperhatikan karena sang ibu sibuk bekerja dan mengurus kedua

adiknya, mulai saat itu juga rasa keingintahuan gilang dengan hal baru

membuncah sehingga terbawa pergaulan yang salah.

Gilang sudah mengenal dengan minum-minuman alkohol dan rokok

semenjak ia duduk dikelas tiga SD, lalu di akhir tahun kelas 6 SD ia

mengkonsumsi ganja dan meriana. Sebenarnya awal mula sang mamah

mengetahui ia mengkonsumsi NAPZA itu dari para tetangga, hingga akhirnya ia

dipaksa untuk direhabilitasi di sini.

Page 86: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

Pertama kali di rehabilitasi di sini sangat berat namun sekarang ia sadar

bahwa hidup terus berjalan, dan kini saatnya ia harus bangkit untuk berubah demi

meraih masa depan. Kondisi ibadah Gilang sebelum masuk ke Ponpes sangat jauh

berbeda dengan keadaannya yang sekarang, dulu Gilang nyaris selalu

meninggalkan sholat lima waktu tetapi Alhamdulillah berkat bimbingan dan

nasehat-nasehat para pengurus yang membuat Gilang berubah dan menyesali

perbuatannya yang dahulu.

Bagi Gilang terapi yang paling berat adalah terapi dzikir, “karena sangat

berat melawan kantuk dan rasa malas, padahal kalau kita bisa khusyuk dan bisa

meresapi, dengan sendirinya kita akan merasakan flash back hingga meneteskan

air mata”, begitulah pengakuan Gilang.

Gilang juga menceritaan pengalamannya ketika pertama kalinya menjalani

terapi telunjuk petir, Gilang mengaku sangat kaget dan kesakitan, seperti ada yang

nyetrum dari dalam tubuh, tetapi setelahnya ia merasakan tenang, badan jadi

terasa enteng.

Gilang saat ini semakin dewasa dalam menyikapi hidup, ia ingin melakukan

yang terbaik untuk orang-orang sekitarnya, dan menyesali perbuatannya yang

terdahulu sebagai pecandu, karena tidak hanya merasakan efeknya bagi tubuh

tetapi juga hilangnya sebuah kepercayaan di diri sendiri.

Page 87: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

Page 88: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

Pedoman Wawancara

A. Biodata Pengurus Ponpes Hikmah Syahadah

1. Nama Informan :Rasyid Fadhli

2. Jenis Kelamin Informan :Laki-laki

3. Umur Informan :24 Tahun

4. Alamat Informan :Kp. Kadongdong Rt 002/003

5. Bidang yang ditangani Informan :Ketua Pelaksana Harian.

6. Tanggal wawancara : 20 Juli 2011

7. Tempat Wawancara : Ponpes Hikmah Syahadah

8. Waktu Wawancara : 09:00 WIB

B. Wawancara

1. Bisa di ceritakan mengapa awal mulanya pondok pesantren ini menjadi

ponpes rehabilitasi?

Jawab: jadi waktu itu tahun 1998, pondok ini hanya sebagai balai

pelatihan ilmu bela diri dan al-hikmah, biasanya kita belajar setiap hari

sabtu- minggu, murid-muridnya pun berasal dari luar desa, lama-

kelamaan si salah satu murid mengusulkan untuk membangun kobong

sebagai tempat peristirahatan sekaligus untuk menginap. Seiring

berjalannya waktu ada salah satu masyarakat yang menitipkan anaknya

yang mengalami gangguan jiwa untuk bisa tinggal d pondok dan di

sembuhkan, awalnya kami sangat menolak karena memang pondok ini di

bangun hanya untuk belajar ilmu bela diri dan alhikmah, tapi pihak

keluarga sangat memohon dan mendesak akhirnya kami memberikan

Page 89: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

beberapa persyaratan diantaranya, anggota keluarga harus ada yang

menginap setiap hari untuk menjaga karena khawatir akan mengamuk

dan sebagainya, dan ternyata dengan izin Allah serta modal keyakinan

akhirnya si orang gangguan jiwa tadi bisa sembuh dalam jangka waktu

satu bulan,, dan dari situ mulailah masyarakat berdatangan menitipakan

keluarganya yang sakit jiwa dan pecandu narkoba, dan lama-lama murid

bela diri mulai menipis dan akhirnya memutuskan untuk menghentikan

pelatihannya karena mereka beranggapan bahwa pesantren ini udah jadi

pesantren narkoba dan gangguan jiwa.

2. Bagaimana prosedur pendaftaran di pesantren ini? Bagaimana proses

detoksifikasi bagi pasien yang baru masuk?

Jawab: biasanya saya langsung yang menanganinya, jadi sebelumnya si

pasien baru mengisi beberapa formulir, pertama riwayat penyakit,

riwayat napza, tes psikologis yang berkaitan dengan azab Allah dan

sebagainya. Lalu perjanjian dengan pihak keluarga jadi ketika si santri

melakukan keonaran maka pihak keluarga sudah mengisi perjanjian

tersebut.

Jawab: setelah selesai mengisi maka si santri melakukan syok terapi

dengan di rantai di bagian kaki beberapa hari, tergantung pada sikap si

santri, apabila ia selalu melawan dan urakan maka syok terapinya masih

berlanjut sampai ia benar-benar sadar, tenang dan nurut.

3. Apakah ada keringanan biaya bagi pasien yang tidak mampu?

Jawab: ada asalkan emang bener-bener dia orang engga mampu, tapi kita

tidak ada persyaratan harus mengajukan surat apapun.

4. Ada berapa macam terapi di ponpes ini?, jelaskan khasiat dari masing-

masing terapi tersebut? Dan bagaimana tahap pelaksanaannya?

Jawab: terapi minum air do’a, terapi ini dianjurkan ketika ingin

melaksanakan terapi telunjuk petir, memang kalo liat khasiatnya bisa

dibuktikan dengan penelitian tentang air do’a ini yaitu “The Power Of

Water “

Terapi telunjuk petir itu buat menetralisir si pasien supaya lebih tenang,

dan badannya kembali bugar.

Page 90: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

Terapi mandi: sama juga untuk menetralisir obat-obatan yang di

konsumsi, dilakukan pada malam hari supaya pasien benar-benar merasa

menggigil, dengan cara berendam satu kulah bisa untuk 1-3 orang

Terapi zikir: lebih yang bersifat untuk ketenangan jiwa dan membangung

pikiran yang positif, dilakukan setiap sehabis sholat lima waktu, di sini

juga setiap malam jum’at ada zikir bersama jama’ah setempat, atau

dengan masyarakat sekitar.

5. Di antara beberapa dari terapi ilahiyah, terapi apa yang paling diterapkan

dan yang paling berpengaruh bagi kesembuhan si pasien di ponpes ini?

Jawab: terapi telunjuk petir itu yang utama mungkin yang kedua itu zikir

syifa’ yah,,

6. Di antara beberapa terapi ilahiyah ada satu terapi yang paling unik

menurut saya, yaitu terapi telunjuk petir, mengapa terapi tersebut

dinamakan terapi telunjuk petir?

Jawab: dulu sih kita nyebutnya Cuma terapi gurat aja, dijulukin terapi

telunjuk petir itu dari santri, kalo kata dia sih kayak ada yang nyetrum-

nyetrum gitu dari dalam, karena memang terapi telunjuk petir ini seperti

ada energi positif yang masuk melalui air yang dibasuhkan dan jari yang

di guratkan dan air tersebut sudah di do’akan oleh penerapi selama satu

jam seperti ayat kursi, al-ikhlas, an-nas, al-fatihah dan al-falak.

7. Bagaimana metode pelaksanaan terapi telunjuk petir?

Jawab: - pertama duduk menghadap kiblat

- Berdo’a

- Si pasien meminum air do’a

- Pasien membaca syahadat

- Membasuhkan air do’a ke ubun-ubun si pasien

- Lalu mulai mengguratkan jari ke bagian kepala, leher, dada,

punggung, tangan, paha, dan kaki. Setiap guratan itu harus

ganjil misal 7-11.

8. Seberapa pentingkah terapi telunjuk petir dibandingkan dengan terapi

ilahiyah yang lainnya?

Jawab: sangat penting yah, karena selain mengobati bagi pasien para

pecandu dan gangguan jiwa, terapi telunjuk petir ini juga bisa

menyembuhkan penyakit medis dan medis, dulu pernah ada yang

Page 91: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

kesurupan datang ke sni dan di terapi telunjuk petir, setelah sadar orang

yang kesurupan itu bilang “tadi kayak ada yang keluar dari badan saya

dengan badan luka goresan”, terus ada juga yang sakit turun bero itu bisa

sembuh di terapi selama satu bulan.

9. Apakah ada cara khusus yang menyebabkan terapi telunjuk petir ini

berbeda dengan terapi lainnya?

Jawab: iya pastinya ada, khususnya bagi si penerapi, sebelumnya si

penerapi harus puasa beberapa hari dan melakukan amalan-amalan serta

melewati beberapa pantangan diantaranya dilarang melakukan zina,

mencuri dan mengkonsumsi napza, kalo seandainya melanggar maka

akan sengsara seumur hidup, jadi buat ngedapetin ilmu ini enggak boleh

main-main mesti di pertimbangin dan kuat ngehindarin pantangannya.

10. Hambatan apa saja yang terjadi ketika pelaksanaan terapi telunjuk petir?

Jawab: engga ada sihh, palingan kalo si pasien ngamuk kita butuh orang

yang bantu buat ngerejang dia

11. Apakah ada batasan serta persyaratan bagi si pasien ketika hendak

melakukan terapi telunjuk petir?

Jawab: engga ada,,

12. Apakah ada sanksi khusus bagi pasien yang tidak disiplin?

Jawab: yahh tadi itu di shock terapi sampe dia bener-bener sadar

13. Perubahan seperti apa yang benar-benar meyakinkan bahwa si pasien

sudah dinyatakan sembuh dan bisa dipulangkan?

Jawab: biasanya dari sikap seperti sami’na wa ‘atho’na aja, artinya apa

yang didengar itu dilaksanain. Lalu dari segi ibadah ada peningkatan

seperti udah mau berpuasa dan sholat.

14. Demi meyakinkan bahwa si pasien tidak kembali mengkonsumsi

narkoba, apakah ada langkah terapi lagi bagi pasien yang sudah

dipulangkan?

Jawab: ada pendampingan secara kekeluargaan, artinya kita memberikan

sertifikat kalo si pasien sudah dinyatakan sembuh, lalu keluarga

menyerahkan kepada RT setempat, artinya membangun kepercayaan

kembali, dan memantau via telpon tentang perkembangan si mantan

pecandu.

Page 92: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

Page 93: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

Pedoman Wawancara

A. Biodata Pengurus Ponpes Hikmah Syahadah

1. Nama Informan :H. Rhomdin

2. Jenis Kelamin Informan :Laki-laki

3. Umur Informan :43 Tahun

4. Alamat Informan :Kp.Kadongdong Rt002/003

5. Bidang yang ditangani Informan : Pemimpin Ponpes

6. Tanggal wawancara : 12 Juli 2011

7. Tempat Wawancara : Ponpes Hikmah Syahadah

8. Waktu Wawancara : 09:00 WIB

B. Wawancara

1. Bisa di ceritakan mengapa awal mulanya pondok pesantren

ini menjadi ponpes rehabilitasi?

Jawab: jadi pesantren ini dulu hanya pesantren salafi sama

pengajian biasa aja, nah,, tiba-tiba ada suatu keluarga yang

ingin menitipkan anaknya yang mengalami gangguan jiwa

Page 94: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

untuk disembuhkan di sini, awalnya juga saya sangat

bingung, lantas bagaimana bisa sedangkan ini hanya pondok

pesantren biasa, namun keluarga tersebut memaksa dan

mendesak saya untuk menyanggupinya. Dengan perasaan

ragu-ragu akhirnya saya menyanggupinya, dengan syarat

bahwa setiap hari harus ada anggota keluarga yang

menjenguk karena khawatir jika sewaktu-waktu anak

gangguan jiwa tersebut mengamuk, namun Alhamdulillah

berkat keridhaan Allah akhirnya anak tersebut sembuh dan

bisa bermasyarakat kembali, nah,, dari sinilah wasilahnya,

akhirnya kabar ini terus menyebar sehingga pasien mulai

berdatangan, tidak hanya pasien NAPZA dan gangguan jiwa

saja yang berdatangan namun pasien yang mempunyai

penyakit medis pun ikut berdatangan untuk berobat.

2. Bagaimana prosedur pendaftaran di pesantren ini?

Bagaimana proses detoksifikasi bagi pasien yang baru

masuk?

Jawab: pertama calon santri mengisi formulir terlebih

dahulu, yaitu formulir tentang riwayat penyakit dan riwayat

NAPZA, lalu pihak ponpes juga mengadakan perjanjian

tertulis terhadap pihak keluarganya, hal ini dilakukan jika si

pasien mempunyai riwayat kriminal dan pihak keluarga

Page 95: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

bersedia utuk bertanggung jawab jika terjadi sesuatu hal yang

tidak diinginkan.

Jawab: detoksifikasi berlangsung selama sepuluh hari dan itu

tergantung tingkat kesembuhan si pasien, dan detoksifikasi

ini merupakan pertolongan pertama bagi pasien untuk

menghilangkan pengaruh obat yang menyebabkan hidung

meler, mata berair, muntah-muntah, tidak nafsu makan dan

susah tidur. Detoksifikasi di sini tidak menggunakan obta

apapun, pihak ponpes hanya menggunakan herbal seperti air

kelapa atau susu yang mampu menetralisir racun.

3. Apakah ada keringanan biaya bagi pasien yang tidak mampu?

Jawab: ya memang kita memberikan keringanan terhadap

pasien tidak mampu, bahkan ada pasien lama gangguan

kejiwaan pihak keluarganya sudah lepas tangan tetapi kami

tetap merawatnya.

4. Ada berapa macam terapi di ponpes ini?, jelaskan khasiat dari

masing-masing terapi tersebut? Dan bagaimana tahap

pelaksanaannya?

Jawab: terapi minum air do’a, terapi ini dianjurkan ketika

ingin melaksanakan terapi telunjuk petir, yang bertujuan

untuk mempermudah dalam mengobati pasien, ibarat kata

minum obat sambil disuntik, dan ini merupakan air khusus

Page 96: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

yang telah melalui proses pembacaan do’a oleh pemimpin

ponpes.

Terapi telunjuk petir adalah terapi untuk mengobati berbagai

macam penyakit, khususnya bagi pasien NAPZA yang

berhkasiat untuk memperlancar peredaran darah dan

menenangkan syaraf sehingga meminimalisir terjadinya

halusinasi akibat efek dari obat terlarang. Metodenya yaitu

dengan cara menggunakan telunjuk yang diguratkan ke tubuh

pasien

Terapi mandi: terapi ini mengobati pasien untuk menetralisir

pengaruh racun obat terlarang di dalam tubuh, dengan

menggunakan air garam dan air tersebut juga sudah

dibacakan do’a oleh pemimpin Ponpes. Pelaksanannya pada

malam hari menunggu sampai air tersebut benar-benar dingin

dan membuat para pasien merasa menggigil.

Terapi zikir: terapi ini dilakukan setelah melaksanakan sholat

lima waktu yang bertujuan agar pasien merasa lebih tenang

dan tidak selalu gelisah maka inilah yang disebut terapi

mental, di dalam ayat al-qur’an jugaada yang menyatakan

tentang berdzikirlah sebanyak-banyaknya supaya kamu

Page 97: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

tenang. Perbedaan dzikir dengan dengan do’a yaitu do’a

merupakan suatu permohonan yang sedangkan dzikir adalah

mengucap asma Allah dzikir syifa’ di dalamnya mengandung

ayat syifa’ seperti surat al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas, al-

Fatihah, al-Baqarah ayat 1-7, ayat kursi dan at-Taubah.

5. Di antara beberapa dari terapi ilahiyah, terapi apa yang paling

diterapkan dan yang paling berpengaruh bagi kesembuhan si

pasien di ponpes ini?

Jawab: terapi telunjuk petir, karena disamping mengobati

gangguan kejiwaan serta korban NAPZA terapi ini juga

mampu mengobati berbagai penyakit medis lainnya, bahkan

penyakit non medis sekalipun, seperti kesurupan dan lain

sebagainya.

6. Di antara beberapa terapi ilahiyah ada satu terapi yang paling

unik menurut saya, yaitu terapi telunjuk petir, mengapa terapi

tersebut dinamakan terapi telunjuk petir?

Jawab: jadi dulu itu ada pasien yang bernama fajar, ketika

pertama kali ia diterapi, ia langsung pingsan, setelah siuman

ia bercerita bahwa terapi ini sangat sakit bahkan seperti ada

cahaya kilat yang meyerupai petir, maka dari situlah tercetus

nama terapi gurat telunjuk petir.

7. Bagaimana metode pelaksanaan terapi telunjuk petir?

Page 98: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

Jawab: - pada terapi ini dianjurkan posisi duduk pasien

menghadap kiblat

- Berdo’a

- Si pasien meminum air do’a khusus dari

pemimpin ponpes

- Pasien membaca syahadat

- Membasuhkan air do’a ke ubun-ubun si pasien

- Lalu penerapi mengguratkan jari ke bagian

kepala, leher, dada, punggung, tangan, paha, dan

kaki. Setiap guratan itu harus ganjil misal 7-11.

8. Seberapa pentingkah terapi telunjuk petir dibandingkan

dengan terapi ilahiyah yang lainnya?

Jawab: sangat penting sekali bagi pasien gangguan kejiwaan

mampu menenangkan emosional dan jiwanya sedangkan bagi

pasien NAPZA mampu memperlancar peredaran darah

sehingga badan jadi terasa enteng, nafsu makan bertambah

dan tidur nyenyak.

9. Apakah ada cara khusus yang menyebabkan terapi telunjuk

petir ini berbeda dengan terapi lainnya?

Jawab: iya, karena terapi ini merupakan terapi satu-satunya

yang dikembangkan di ponpes ini, sebagai suatu cara

pengobatan berbagai penyakit. Pak haji sendiri mendapatkan

ilmu ini dari alm Ende Wirta.

Page 99: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

10. Hambatan apa saja yang terjadi ketika pelaksanaan terapi

telunjuk petir?

Jawab: tidak ada.

11. Apakah ada batasan serta persyaratan bagi si pasien ketika

hendak melakukan terapi telunjuk petir?

Jawab: tidak ada

12. Apakah ada sanksi khusus bagi pasien yang tidak disiplin?

Jawab: biasanya kita melakukan shoke terapi dengan cara

mengikatkan rantai di kaki dan tangan, dan mereka sangat takut

dengan sanksi ini.

13. Perubahan seperti apa yang benar-benar meyakinkan bahwa si

pasien sudah dinyatakan sembuh dan bisa dipulangkan?

Jawab: perubahannya pada sikap dan tanggung jawab atas

segala apapun tugas yang diberikan.

14. Demi meyakinkan bahwa si pasien tidak kembali

mengkonsumsi narkoba, apakah ada langkah terapi lagi bagi

pasien yang sudah dipulangkan?

Jawab: ya ada, yaitu terapi after care, adalah tindak lanjut dari

pembinaan dan penyembuhan, pasien yang sudah

diperbolehkan pulang juga mendapatkan sertifikat hal, sebagai

tanda bukti bahwa ia benar-benar telah bersih dari obat

terlarang.

Page 100: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

Page 101: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

TRANSKIP WAWANCARA

A. Biodata Pasien/Santri Ponpes Hikmah Syahadah

1. Nama Informan : RENDY

2. Jenis Kelamin Informan : laki-laki

3. Umur Informan : 16 tahun

4. Alamat Informan : perum margasari. Tigaraksa.

5. Tanggal wawancara : 24 juli 2011

6. Tempat Wawancara : Ponpes

7. Waktu Wawancara :20:30 wib

B. Riwayat Keluarga

1. Anak keberapakah anda dalam keluarga?

Jawab: satu dari satu bersaudara

2. Bagaimana status anda dalam perkawinan?

Jawab: melajang

3. Apa pekerjaan bapak anda?

Jawab: kurang tau, dia mah tinggal di jakarta, saya dari kecil tinggal sama

nenek sama om.

4. Apa pekerjaan ibu anda?

Page 102: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

Jawab: engga tau juga, ngapain juga saya tau pekerjaan mereka, yang penting

di sini saya sering dapet kiriman

C. Wawancara

1. Riwayat Napza

a. Bisa diceritakan bagaimana awal mulanya kamu mengkonsumsi

narkoba?

Jawab: pertama kali diajak sama temen maen, awalnya si minum,

lama-lama ganja terus ngobat.

b. Jenis narkoba apa yang kamu konsumsi dan dari mana kamu bisa

mendapatkannya?

Jawab: Alkohol, ganja sama polium

Dari temen, gampang sih ngedapetinnya, kadang kalo lagi diem aja

banyak banget yang nawarin

c. Sebenarnya faktor apa yang menjadi pemicu utama anda untuk

tertarik mengkonsumsi narkoba?

Jawab: sebenernya ada masalah keluarga juga sii,, masalah orang

tua.

d. Saat itu seberapa parahkah kondisi kamu sehingga mengharuskan

direhabilitasi?

Jawab: kalo sampai gangguan jiwa sih enggak, paling Cuma yah

itu aja kebetulan lagi ke gap nyembunyiin polium di lemari.

e. Bagaimana reaksi keluarga ketika tahu bahwa kamu pecandu?

Jawab: marah banged, waktu itu saya ketauannya sama kaka,

ketauan nyimpen di lemari, tapi enggak di apa-apain Cuma dikasih

waktu sebulan aja, tapi karena ketauan lagi saya make, langsung

dari situ enggak ada ampun lagi, kaka langsung seret saya ke

ponpes ini.

f. Siapa yang merujuk kamu untuk direhabilitasi ke tempat ini?

Jawab: kakak, karena saya ketauan make lagi, itu juga saya lagi

enak-enak makan langsung diseret di bawa ke sini.

Page 103: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

2. Keefektifan terapi ilahiyah

a. Bagaimana kesan pertama kamu direhabilitasi?

Jawab: pertamanya takut banged liat orang gila malah ada yang

teriak-teriak sendiri lah..

b. Apakah sebelumnya kamu sudah pernah direhabilitasi ditempat

lain?, jika ya, apa perbedaan yang kamu rasakan?

Jawab: belum pernah

c. Dari serangkaian langkah-langkah terapi, terapi apa yang meunurut

kamu paling berat?

Jawab: alhamdulillah lah ga ada,,

d. Apa yang kamu rasakan setelah menjalani terapi telunjuk petir?

Jawab:pertamanya mah sakit, tapi abisnya itu jadi lebih enteng,

malah saya nanya gini ke si aki, ‘ki, ko badan jadi lebih enteng’.

Jadi pengen di terapi lagi saya.

e. Perubahan-perubahan positif apa saja yang kamu rasakan setelah

menjalani rehabilitasi disini? Jawab:dari segi ibadah, Alhamdulillah saya udah ulai membiasakan diri

sholat lima waktu kalo dari sikap, saya ingin menjadi lebih dewasa lagi.

f. Bagaimana kedekatan anda dengan pengurus? Jawab:Alhamdulillah ngayomin banget, jadi udah ngerasa kayak saudara

sendiri.

g. Bagaimana kondisi ibadah kamu sekarang? Jawab:wah,, dulu parah banged lah, dulu lebih sering nongkrong sama

temen motor, jadi suka lupa sama yang namanya sholat, kalo di sini

diawasi terus sama pengurus lama-lama jadi terbiasa dan udah niat

pengen lebih rajin lagi.

h. Apakah anda sekarang merasa lebih rajin untuk melakukan ibadah?

Jawab:masih ada yang bolong sii terutama kalo lagi kecapean,

hehe,, tapi saya akan terus berusaha buat lebih baik lagi lah,,

i. Apa yang anda rasakan ketika anda melakukan zikir?

Jawab: godaannya lebih berat kadang ngantuk lah,,

j. Apakah agama bagi anda merupakan suatu pilar untuk tidak

kembali mengkonsumsi Napza?

Page 104: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

Jawab:iyalah pasti, sekarang yang menjadi ketakutan bagi saya

untuk make lagi karena saya takut sama Allah, jadi udah takutlah

sama dosa..

k. Apa motivasi anda untuk bertaubat?

Jawab: saya merasa kasian sama nenek, karena dari kecil saya

sudah tinggal dan dirawat nenek,,

l. Apa yang mampu meyakinkan kamu untuk tidak kembali

mengkonsumsi narkoba?dan usaha apa saja yang kamu lakukan?

Jawab: kapok banged enggak mau lagi make, pengen ngelanjutin

sekolah lagi dan berusaha untuk gak gabung sama temen

nongkrong dulu.

m. Pelajaran apa saja yang anda dapatkan dari ponpes ini yang bisa

anda aplikasikan ketika anda sudah dipulangkan nanti?

Jawab: kalo dari segi pelajaran saya mendapatkan ilmu hikmah

supaya bisa mengobati orang lain.

Page 105: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

TRANSKIP WAWANCARA KLIEN

Pedoman Wawancara

A. Biodata Pasien/Santri Ponpes Hikmah Syahadah

1. Nama Informan : Gilang (Nama samaran)

2. Jenis Kelamin Informan : laki-laki

3. Umur Informan : 23 tahun

4. Alamat Informan : kp Melayu otista 3, Jakarta Timur

5. Tanggal wawancara : selasa, 21 Juli 2011

6. Tempat Wawancara : Ponpes

7. Waktu Wawancara : 22:15

B. Riwayat Keluarga

1. Anak keberapakah anda dalam keluarga?

Jawab: saya anak pertama dari 3 bersaudara.

2. Bagaimana status anda dalam perkawinan?

Jawab: masih melajang

3. Apa pekerjaan bapak anda?

Page 106: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

Jawab: kalo bapak sih udah meninggal dari saya kelas dua SD

4. Apa pekerjaan ibu anda?

Jawab: mamah di Departemen Dalam Negeri di Kalibata

C. Wawancara

1. Riwayat Napza

a. Bisa diceritakan bagaimana awal mulanya kamu mengkonsumsi

napza?

Jawab: saya udah mulai minum dan ngerokok dari kelas tiga SD,

awal mulanya, pertama saya ingin mencoba sesuatu hal yang baru,

terus dari segi pengetahuan agama juga kurang ditambah juga

lingkungan pergaulannya memang seperti itu.

b. Jenis narkoba apa yang kamu konsumsi dan dari mana kamu bisa

mendapatkannya?

Jawab: kelas tiga SD Cuma ngerokok dan alkohol, kelas enam SD

akhir tahun saya make meriana dan ganja, setelah itu fakum sampe

kelas dua- tiga SMP, tapi selama fakum saya masih minum cuma

ngerokok aja yang enggak. Saya dapetin barang itu dari temen,

emang gampang sih ngedapetinnya, jadi kita ga pernah beli, karena

ada supliernya.

c. Sebenarnya faktor apa yang menjadi pemicu utama anda untuk

tertarik mengkonsumsi narkoba?

Jawab:itu aja sihh, pertama rasa ingin tahu, trus pengetahuaan

agama yang masih kurang dan untuk mendapatkan barang itu

gampang banget, tapi kalo masalah yang lain sih enggak ada.

d. Saat itu seberapa parahkah kondisi kamu sehingga mengharuskan

direhabilitasi?

Jawab: pertama yah,, emang sebenernya ga ada yah pemakai yang

datang sendiri untuk di rehabilitasi, termasuk saya yang datang ke

sini atas dasar keterpaksaan.

Page 107: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

e. Bagaimana reaksi keluarga ketika tahu bahwa kamu pecandu?

Jawab: mamah kaget dan marah

f. Siapa yang merujuk kamu untuk direhabilitasi ke tempat ini dan

dari siapa anda mendapatkan info panti rehab ini?

Jawab: mamah, beliau tau dari papah angkat

2. Keefektifan terapi ilahiyah

a. Bagaimana kesan pertama kamu direhabilitasi?

Jawab: kalo saya menyikapinya dengan santai,,karena bagi saya

yang namanya pecandu itu cepet berbaur sama lingkungan,

pecandu itu bisa hidup dimana aja kecuali di hutan.

b. Apakah sebelumnya kamu sudah pernah direhabilitasi ditempat

lain?, jika ya, apa perbedaan yang kamu rasakan?

Jawab: belum pernah.

c. Dari serangkaian langkah-langkah terapi, terapi apa yang menurut

kamu paling berat?

Jawab: terapi yang paling berat bagi saya yaitu mendekatkan diri

kepada Allah, godaan yang paling utama itu males, orang biasanya

saya nongkrong tapi ini malah dipaksa buat zikir.

d. Apa yang kamu rasakan setelah menjalani terapi telunjuk petir?

Jawab: pertama-tamanya sih sakit banget kayak ada yang nyetrum

dari dalem, tapi setelah itu badan jadi terasa enteng, jadi nyenyak

tidurnya dan badan jadi kayak plong. Dan kesananya jadi enggak

terlalu sakit lagi kalo diterapi.

e. Perubahan-perubahan positif apa saja yang kamu rasakan setelah

menjalani rehabilitasi disini?

Jawab: dari segi ibadah, insya Allah udah ga bolong-bolong lagi

buat sholat lima waktu, dari pertama kali datang ke sini juga

Alhamdulillah pengurusnya ngayomin banged jadi kalo setelah

sholat kita suka dikasih amalan-amalan, nah dari sini saya ngerasa

mereka sangat care dan tidak pernah menyantumkan sistem junior

dan senior.

Page 108: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

Kalau dari segi perilaku, mungkin sekarang saya jadi sedikit lebih

penyabar.

f. Bagaimana kedekatan anda dengan pengurus?

Jawab: pertama saya dekat dengan ahmad junaedi karena mungkin

umur kita enggak jauh beda, trus kedua sama pak haji, saya seneng

aja suka dikasih nasehat-nasehat, tapi pak haji sibuk jadi kita jarang

ketemu.

g. Bagaimana kondisi ibadah kamu yang dulu dibanding sekarang?

Jawab: dulu parah banget yang namanya sholat lima waktu itu

jarang banget, puasa juga kalo lagi keliatan sama mamah aja.

h. Apakah menurut anda agama merupakan pilar utama sebagai

penangkal untuk tidak kembali mengkonsumsi NAPZA?

Jawab:

i. Apakah anda sekarang merasa lebih rajin untuk melakukan ibadah?

Jawab:Alhamdulillah yah, walaupun mesti ada yang bolong-bolong

tapi insya Allah lah kedepannya tidak akan seperti ini lagi.

j. Apa yang anda rasakan ketika anda melakukan zikir?

Jawab: kalo lagi konsen mah biasanya sampai nangis juga pernah

karena flash back kesalahan-kesalahan yang dulu udah dilakuin.

k. Apa motivasi anda untuk bertaubat?

Jawab: pertama pasti karena orangtua terus karena bertambahnya

usia, pengetahuan dan pola fikir yang semakin berkembang, jadi

kalo kita enggak mau berubah kapan mau majunya sementara

jaman terus berkembang, kalo engga kayak begitu bisa-bisa kita

terelindas jaman.

l. Apa yang mampu meyakinkan kamu untuk tidak kembali

mengkonsumsi narkoba?dan usaha apa saja yang kamu lakukan?

Jawab: pertama saya udah ngerasain sendiri dampaknya, salah

satunya tidak dipercaya, sama orang tua sendiri aja engga di

percaya gimana di masyarakat.

Jawab: pertama di tebelin dulu imannya dan mungkin kita hindari

teman-teman kita yang dulu, saya sempat ditelpon sama temen dan

di ajak make lagi tapi saya tetep menolak walaupun di olok-olok

justru saya merasa beruntung bisa sampai di sini.

Page 109: siti izzatul yazidah-fdk.pdf

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) http://www.simpopdf.com

m. Pelajaran apa saja yang anda dapatkan dari ponpes ini yang bisa

anda aplikasikan ketika anda sudah dipulangkan nanti?

Jawab: bagi saya sekecil apapun yang saya dapatkan di ponpes ini

apabila saya bisa mengaplikasikannya di luar itu akan menjadi luar

biasa, ibarat kata kalo kita dapat satu pentul korek tapi kalo kita

bisa kembangin, maka akan menjadi sesuatu yang lebih, sama

halnya saya di sini mendapatkan pelajaran mengenai agama, dan

cara terapi, bukan hanya terapi pengobatan yah, tapi terapi

berbicara, bagaimana kita bisa berbicara dengan sesama pecandu

dan kata-kata kita bisa di dengar sama mereka.