peran radioterapi didalam pengobatan kanker astrocytoma
DESCRIPTION
Peran Radioterapi Didalam Pengobatan Kanker AstrocytomaTRANSCRIPT
Peran Radioterapi Didalam Pengobatan Kanker
Astrocytoma
Dengan Teknik Rapid Arc
Oleh : Rudy Kurniawan
Departemen Radioterapi Mohtar Riady Comprehensive
Cancer Center (MRCCC) Siloam Hospital Semanggi, Jakarta.
Abstrak
Astrocytoma merupakan jenis Neoplasma otak, kanker ini
berasal dari sel Glial jenis tertentu, berbentuk bintang dalam
sel otak yang disebut astrosit otak. Jenis tumor ini biasanya
tidak menyebar diluar otak dan sumsum tulang belakang
dan biasanya tidak mempengaruhi organ lain.
Teknik Radioterapi terus berkembang, salah satunya adalah
Rapid arc yang merupakan pengembangan dari teknik IMRT.
Rapid Arch merupakan suatu teknik pemberian radiasi dalam
lengkungan atau lingkaran 360 derajat ke sekeliling pasien
dan memungkinkan penyinaran radiasi dapat memngikuti
kontur 3-Dimensi tumor dan mengenai semua sisinya
dengan meminimalkan terkenanya organ sehat sekitarnya.
Pada Teknik Rapid Arch, dosis radiasi hanya terkonsentrasi
penuh pada tumor sehingga distribusi dosis radiasi lebih
homogen pada tumor.
LATAR BELAKANG
Salah satu jenis penyakit kanker yang sering terjadi pada
bagian otak adalah Astrocytoma. Di Indonesia insiden kanker
masih belum diketahui secara pasti karena belum ada
registrasi kanker berbasis populasi yang dilaksanakan.
Pengobatan kanker saat ini dapat melalui Radioterapi,
Kemoterapi atau Kemoradiasi. Radioterapi merupakan terapi
kanker yang menggunakan radiasi pengion yang bertujuan
mengecilkan dan membunuh sel–sel kanker sebanyak-
banyaknya melalui pemberian dosis terukur pada volume
tumor/ target yang di tuju dan meminimalkan efek radiasi
pada jaringan sehat sekitar tumor.
Radioterapi merupakan salah satu alat paling penting dalam
melawan kanker. Menurut pakar kanker, hampir setengah
dari pasien penderita kanker menjalani radioterapi dalam
skala yang berbeda-beda dan 40% dari total pasien kanker
disembuhkan melalui radioterapi.
Perkembangan teknik radioterapi terus berlanjut, salah
satunya adalah Teknik penyinaran rapid Arch yang
dilakukan pada kanker Astrocytoma. Tujuan teknik ini adalah
untuk tercapainya ketepatan dan kecepatan dari proses
radiasi karena pemberian radiasi hanya dalam satu putaran
360 derajat sehingga distribusi dosis radiasi hanya
terkonsentrasi pada bentuk 3 Dimensi dari kontur tumor dan
meminimalkan terkenanya jaringan sehat sekitarnya dengan
waktu yang cukup singkat. Hal ini sangat penting karena
pada kasus Astrocytoma banyak bagian dari kepala yang
harus dilindungi dari radiasi.
Pembagian dosis pada target volume dari suatu tumor dapat
dilakukan dengan teknik Rapid Arc melalui proses optimisasi.
Planning yang digunakan pada Rapid Arch menggunakan
metode inverse planning yang berarti batas dosis ditentukan
terlebih dahulu, kemudian algoritma TPS akan mencari field
planning yang sesuai dengan batas dosis yang ditentukan.
Pada IMRT, MLC bergerak menyesuaikan dosis yang telah
diatur sebelumnya.
PENDAHULUAN
Astrocytoma merupakan jenis neoplasma otak, kanker ini
berasal dari sel glial jenis tertentu, berbentuk bintang dalam
sel otak yang disebut astrosit otak. Jenis tumor ini biasanya
tidak menyebar diluar otak dan sumsum tulang belakang
dan biasanya tidak mempengaruhi organ lain. Astrocytoma
merupakan salah satu jenis glioma yang paling umum dan
dapat terjadi di sebagian besar otak dan kadang-kadang di
sumsum tulang belakang. Astrocytoma terjadi pada sistem
syaraf pusat (SSP).
Gbr 1. Anatomi Astrocytoma
Salah satu teknik terbaru saat ini adalah Rapid Arch. Varian
Medical Systems telah mengembangkan alat radioterapi
versi terbaru yaitu RapidArc yang lebih aman dan efektif.
Teknik terbaru ini tidak hanya mengurangi jumlah sesi yang
diperlukan pasien, tetapi juga lebih akurat dibandingkan
penanganan radioterapi konvensional. Dengan begitu,
pasien mengalami pengurangan efek yang terjadi akibat
proses radiaasi, seperti kerusakan kulit hingga kerusakan
jaringan dalam tubuh.
Alat yang dikenal dengan RapidArc ini, bekerja dengan
mengirimkan radiasi dalam lengkungan atau lingkaran 360
derajat ke sekeliling pasien, bukan dari satu arah seperti
dalam penanganan konvensional. Artinya, proses penyinaran
radiasi dapat mengikuti kontur 3 dimensi dari tumor, dan
mengenai semua sisinya. Selain itu, penyinaran menjadi
lebih terkonsentrasi karena hanya tertuju pada tumor, bukan
jaringan sehat di sekitarnya. Dengan cara ini, pasien bisa
menerima dosis penuh dalam setiap sesi sehingga
mengurangi jumlah sesi terapi yang diperlukan. Selain itu,
pasien juga menjalani terapi yang lebih akurat. Dalam
penyinaran radiasi pasien hanya diminta diam selama 4-5
menit, hal ini tentunya membuat radioterapi menjadi lebih
aman. Dan yang terpenting lagi adalah ketepatan dan
kecepatan dari proses penyinaran radiasi ini. Pada dasarnya,
RapidArc merupakan pengembangan dari teknik IMRT
( intensity-modulated radiation therapy ). Hal ini
memungkinkan dokter untuk cepat dan akurat dalam
menentukan pemberian radiasi ke sel-sel kanker dengan
meminimalkan dosis radiasi untuk jaringan sekitarnya
serendah mungkin.
Gbr 2. Proses penyinaran dengan teknik Rapid Arch
Apa itu Rapid Arch ?
Teknologi radioterapi RapidArc adalah bentuk baru atau
pengembangan dari tekni IMRT (intensity-modulated
radiation therapy ). Gambaran 3-Dimensi dari kontur tumor
memudahkan menetukan target radiasi dan dosis radiasi
ysng diberikan. Ini berarti dosis radiasi yang lebih untuk
target tumor dan mengurangi dosis jaringan sehat di
sekitarnya. Volume seluruh tumor menerima dosis radiasi
selama satu putaran penuh pesawat linac.
Rapid Arc melibatkan berbagai intensitas radiasi (dalam hal
ini, energi tinggi sinar-X) yang digunakan sebagai terapi
untuk kanker. Untuk memberikan pengobatan pada kanker
Astrocytoma , dokter menggunakan gambar yang dihasilkan
komputer untuk merencanakan dan kemudian memberikan
radiasi sinar terfokus untuk kanker Astrocytoma.
Pada TeknikRa pidArc ini dokter dapat memberikan dosis
radiasi yang tepat yang sesuai dengan bentuk tumor,
sementara membatasi jumlah radiasi yang mencapai
jaringan sehat sekitarnya. Manfaat yang signifikan yang
diberikan pada teknik RapidArc adalah kecepatan
pengobatan. Sebuah pengobatan RapidArc disampaikan
dengan rotasi 360 derajat dari pesawat Linac, yang
memakan waktu 4-5 menit.
Mengapa diperlukan teknik RapidArc pada
astrocytoma?
RapidArc adalah teknik yang sangat cepat, tepat dan akurat
dari terapi radiasi pada Astrocytoma karena pada daerah
kepala banyak sekali organ yang harus dilindungi pada saat
penyinaran radiasi seperti: daerah mata, telinga, batang
otak, dll sehingga memungkinkan untuk memberikan dosis
yang sekecil mungkin pada organ at risk tersebut.
Pasien hanya memerlukan waktu yang lebih sedikit pada
proses radiasi sehingga dapat menghindari pergerakan yang
dapat membahayakan keakuratan pengobatan. Prroses
radiasi pada RapidArc membutuhkkan waktu 2-8 kali lebih
cepat dari teknik-teknik awal radioterapi.
Bagaimana cara kerja terapi radiasi Astrocytoma?
Sel-sel kanker tumbuh dan membelah lebih cepat
dibandingkan deengan sel-sel normal di sekitar kanker.
Radiasi dosis tinggi dapat membunuh sel-sel kanker atau
mencegah sel kanker untuk tumbuh dan berkembang, dan
Radioterapi telah terbukti sangat efektif dalam membunuh
sel kanker. Meskipun beberapa sel normal yang terkena
radiasi, sel-sel normal tersebut akan cepat pulih kembali
daripada sel-sel kanker.
Apakah terapi radiasi menggunakan zat radioaktif?
Banyak orang, ketika mereka mendengar kata “radiasi,”
langsung berpikir zat radioaktif. Namun, tidak ada zat
radioaktif yang terlibat dalam penciptaan sinar-X atau
elektron oleh sebuah akselerator linear medis (Linac). Ketika
sebuah akselerator linear diaktifkan baru radiasi diproduksi
dan ditujukan langsung pada sel-sel kanker. Kemudian
ketika mesin dimatikan radiasi hilang dan tidak ada lagi.
METODE
Pengobatan RapidArc melibatkan tiga langkah dasar yaitu :
diagnosis, pengobatan perencanaan dan pengiriman data
dosis radiasi. Langkah-langkah pembuatan planning
radioterapi dengan teknik Rapid Arc pada pasien penderita
astrocytoma adalah sebagai berikut: Persiapan sebelum
simulasi pasien diposisikan sedemikian rupa pada meja
pemeriksaan Ct-simulator dan dibuatkan masker yang
terbuat dari termoplast untuk fiksasi dan imobilisasi pasien.
Gbr 3. Pembuatan masker kepala
Lalu dilakukan proses simulasi pasien secara 3-Dimensi
dengan Ct-Scan dengan mengatur batas atas pada apex dan
batas bawah pada supraclavicula dan diberi 3 titik marker
reference dari timbal sebagai panduan pada saat pergeseran
lapangan baru. Kemudian data CT-Scan dikirim ke TPS
(Treathment Planning System) via Dicom.
Di TPS dilakukan proses kontur target tumor (PTV) dan
organ-organ yang harus dilindungi oleh dokter onkologi
radiasi. Organ at risk yang harus dilindungi antara lain :
batang otak, mata R/L, saraf optik R/L, lensa mata R/L,
bagian dalam telinga R/L, Optic Chiasma, dan otak.
Kemudian dilakukan planning rapid Arc pada TPS dengan
menentukan dosis total dan dosis perfraksi, gantry,
kolimator, lapangan penyinaran, optimisasi, kalkulasi dan
analisis DVH. Dosis total yang diberikan pada kasus
astrocytoma 5940 cGy yang diberikan selama 33 fraksi dan
dosis per fraksi 180 cGy. Setelah planning selesai dilakukan
QA (Quality Assurance) atau verifikasi dosis radiasi planning
Rapid Arc dengan Matrix.
Hal ini dilakukan agar dosis radiasi yang direncanakan di TPS
sama dengan dosis yang diberikan ke pasien pada saat
treatment. Setelah verifikasi dosis sudah sesuai, lalu pasien
baru bisa di treatment di Linac. Sebelum penyinaran,
dilakukan pergeseran lapangan sesuai dengan hasil TPS
dengan menjadikan 3 titik marker reference sebagai
panduan. Setelah itu dilakukan verifikasi gambar lapangan
penyinaran dengan OBI (On Board Imager) dan CBCT (Cone
Beam-CT), sebagai panduan adalah gambar CT-Scan pada
saat simulasi. Proses ini disebut IGRT (Image Guide
Radiotherapy).
Gbr 4. Gambaran OBI
Gbr 5. Gambaran CBCT
Setelah gambaran Ct-Scan dan gambaran planning sudah
sama atau sesuai, baru dilakukan penyinaran pada pasien.
Proses verifikasi IGRT dengan OBI dilakukan setiap hari
sedangkan dengan CBCT dilakukan 1 kali dalam seminggu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada teknik Rapid Arc hal yang paling penting adalah
pembuatan kontur tumor dan organ at risk harus benar-
benar teliti. Proses ini sangat diperlukan untuk mendapatkan
proses optimisasi yang bagus. Penulis juga membandingkan
planning 3D dengan rapid Arc.
Gbr 6. Perbedaan kurva Isodosis teknik 3D dan Rapid Arc
Pada Rapid Arc distribusi dosis radiasi yeng terbentuk sangat
homogen dan dosis organ at risk yang terkena sangat
minimal dibandingkan teknik konvensional. Waktu yang
dibutuhkan pada penyinaran Rapid Arc ini lebih cepat
dibandingkan 3D karena perputaran gantry 360 derajat.
Gbr 7. Planning dengan teknik Rapid Arc
Organ at risk pada teknik Rapid Arc lebih minimal menerima
dosis radiasi karena melalui proses optimisasi yaitu suatu
proses dalam algoritma TPS untuk memberikan batasan
dosis pada PTV dan Organ At Risk (OAR) , sehingga dari
batasan tersebut kita dapat menentukan seberapa besar
dosis yang akan kita beri pada PTV dan organ at risk.
Gbr 8. Proses Optimisasi pada Rapid Arc
Namun demikian hal set up pasien harus benar-benar teliti
karena pada Rapid Arc toleransi pergeseran pada verifikasi
OBI dan CBCT adalah 3 mm. Jika pergeseran lebih dari 3mm
maka operator (RTT) harus mengatur ulang posisi pasien dan
melakukan verifikasi kembali. Pada verifikasi dengan OBI
gambaran yang terbentuk secara 2-Dimensi (AP/Lateral),
sedangkan pada CBCT gambaran yang terbentuk adalah
secara 3-Dimensi.
KESIMPULAN
Dosis total yang diberikan pada kasus astrocytoma 5940 cGy
yang diberikan selama 33 fraksi dan dosis per fraksi 180
cGy. Pada teknik Rapid Arc hal yang paling penting adalah
pembuatan kontur tumor dan organ at risk harus benar-
benar teliti. Pada Rapid Arc distribusi dosis radiasi yeng
terbentuk sangat homogen dan dosis organ at risk yang
terkena sangat minimal dibandingkan teknik konvensional.
Waktu yang dibutuhkan pada penyinaran Rapid Arc ini lebih
cepat dibandingkan 3D karena perputaran gantry 360
derajat.
REFERENSI
Radiotherapy MRCCC Siloam Hospitals, 2011
Standard Pelanyanan Profesi Radioterapi ( PORI )
Edward C.H, Carlos A. Perez, Luther W. Bradly, Principles and
Practise of Radiation Oncology, 5.Th Edition. p. 1255.
http://www.varian.com/us/oncology/treatments/
treatment_techniques/rapidarc/
http://medicalphysicsweb.org/cws/product/P000019930
Leibel and Philips, Text book of Radiation Oncology.