per sanding anu uk up
DESCRIPTION
pwesading anu Uk UpTRANSCRIPT
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
1/230
PERSANDINGAN
SUSUNAN DALAM SATU NASKAH
UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM
DAN TATA CARA PERPAJAKAN BESERTA
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
2/230
32
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahiwabarakatuh
Sejalan dengan perkembangan ekonomi, teknologi informasi, sosial, dan polik,
disadari bahwa perlu dilakukan perubahan Undang-Undang tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan. Perubahan tersebut bertujuan untuk lebih
memberikan keadilan, meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak, meningkatkankepasan dan penegakan hukum, serta mengansipasi kemajuan di bidang
teknologi informasi dan perubahan ketentuan material di bidang per pajakan. Selain
itu, perubahan tersebut juga dimaksudkan untuk meningkatkan profesionalisme
aparatur perpajakan, meningkatkan keterbukaan administrasi perpajakan, dan
meningkatkan kepatuhan sukarela Wajib Pajak.
Sistem, mekanisme, dan tata cara pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan yang
sederhana menjadi ciri dan corak dalam perubahan Undang-Undang ini dengan
tetap menganut sistem self assessment. Perubahan tersebut khususnya berkaitan
dengan peningkatan keseimbangan hak dan kewajiban bagi masyarakat Wajib
Pajak sehingga masyarakat Wajib Pajak dapat melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya dengan lebih baik.
Penerbitan Buku Persandingan UU No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum
dan Tatacara Perpajakan ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman bagi
masyarakat (Wajib Pajak) dan juga pegawai pajak agar dapat memahami hak dan
kewajiban perpajakan dengan benar, lengkap, dan jelas. Khusus bagi pegawai pajak,
hal ini berguna untuk meningkatkan profesionalisme pelayanan dan informasi
perpajakan kepada Wajib Pajak maupun masyarakat umum.
Semoga Buku Persandingan UU No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan
Tatacara Perpajakan ini bermanfaat dan dipergunakan untuk kepenngan dinas.
Wassalamualaikum Warahmatullahiwabarakatuh
Jakarta, 2011
Plt. Direktur Penyuluhan Pelayanan dan
Humas
Euis Fatimah
NIP.195812121982102001
DAFTAR ISI
Kata Sambutan ......................................................................................... 2
Daar Isi ......................................................................................... 3
I . Susunan dalam satu naskah Undang-Undang no. 6
Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum danTata Cara
Perpajakan STDD Undang-Undang nomor 16 Tahun2000 ........................................................................... 12
II. Susunan dalam satu naskah Undang-Undang no. 6
Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum danTata Cara
Perpajakan STDD Undang-Undang nomor 16 Tahun
2009 ........................................................................... 13
III. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 80
Tahun 2007 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan
Kewajiban Perpajakan Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan Sebagaimana Telah Beberapa Kali
Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2007 .................................................................... 232
IV. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 152/PMK.03/2009
Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 181/PMK.03/2007 Tentang Bentuk dan Isi
Surat Pemberitahuan, Serta Tata Cara Pengambilan,
Pengisian, Penandatanganan, dan Penyampaian Surat
Pemberitahuan .............................................................. 270
V. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 182/ PMK.03/2007
Tentang Tata Cara Pelaporan Surat Pemberitahuan Masa
Bagi Wajib Pajak Dengan Kriteria Tertentu Yang Dapat
Melaporkan Beberapa Masa Pajak Dalam Satu Surat
Pemberitahuan Masa ................................................... 278
VI. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 183/ PMK.03/2007
Tentang Wajib Pajak Pajak Penghasilan Tertentu YangDikecualikan Dari Kewajiban Menyampaikan Surat
Pemberitahuan Pajak Penghasilan......................... 282
Daftar IsiKata Pengantar
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
3/230
54
VII. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.03/2010
Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
184/ PMK.03/2007 Tentang Penentuan Tanggal Jatuh
Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan
Tempat Pembayaran Pajak, dan Tata Cara Pembayaran,
Penyetoran dan Pelaporan Pajak, Serta Tata Cara
Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak ...... 285
VIII. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 185/ PMK.03/2007Tentang Tata Cara Penerimaan dan Pengolahan Surat
Pemberitahuan .............................................................. 296
IX. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 186/ PMK.03/2007
Tentang Wajib Pajak Tertentu Yang Dikecualikan Dari
Pengenaan Sanksi Administrasi Berupa Denda Karena
Tidak Menyampaikan Surat Pemberitahuan Dalam
Jangka Waktu Yang Ditentukan ..................................... 299
X. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 187/ PMK.03/2007
Tentang Jangka Waktu Pelunasan Surat Tagihan
Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, dan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Serta Surat
Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan,
Putusan Banding, dan Putusan Peninjauan Kembali,
Yang Menyebabkan Jumlah Pajak Yang Harus Dibayar
Bertambah Bagi Wajib Pajak Usaha Kecil dan Wajib Pajak
di Daerah Tertentu ........................................................ 304
XI. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 16/ PMK.03/2011
Tentang Tata Cara Penghitungan Dan Pengembalian
Kelebihan Pembayaran Pajak .......................................... 307
XII. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 189/PMK.03/2007
Tentang Tata Cara Penerbitan Surat Tagihan Pajak ......... 332
XIII. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/ PMK.03/2007
Tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pembayaran
Pajak Yang Seharusnya Tidak Terutang .......................... 335
XIV. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 191/ PMK.03/2007
Tentang Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Atas
Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran
Pajak Terhadap Wajib Pajak Yang Sedang Dilakukan
Pemeriksaan Buk Permulaan Tindak Pidana Di Bidang
Perpajakan ......................................................................
342
XV. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 192/ PMK.03/2007
Tentang Tata Cara Penetapan Wajib Pajak Dengan Kriteria
Tertentu Dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan
Kelebihan Pembayaran Pajak .......................................... 346
XVI. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 54/PMK.03/2009
Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
193/PMK.03/2007 Tentang Batasan Jumlah Peredaran
Usaha, Jumlah Penyerahan, dan Jumlah Lebih Bayar BagiWajib Pajak Yang Mem enuhi Persyaratan Tertentu Yang
Dapat Diberikan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan
Pajak.............................................................................. 352
XVII. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 194/PMK.03/2007
Tentang Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian
Keberatan .................................................................... 357
XVIII. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 12/PMK.03/2011
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 195/PMK.03/2007 Tentang Tata Cara
Penghitungan dan Pemberian Imbalan Bunga ............... 364
XIX. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 196/PMK.03/2007
Tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pembukuan DenganMenggunakan Bahasa Asing dan Satuan Mata Uang
Selain Rupiah Serta Kewajiban Penyampaian Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
Badan .............................................................................. 379
XX. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 197/PMK.03/2007
Tentang Bentuk dan Tata Cara Pencatatan Bagi Wajib
Pajak Orang Pribadi ........................................................ 390
XXI. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 198/PMK.03/2007
Tentang Tata Cara Penyegelan Dalam Rangka
Pemeriksaan Di Bidang Perpajakan................................. 392
XXII. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 82/PMK.03/2011
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 199/PMK.03/2007 Tentang Tata Cara PemeriksaanPajak................................................................................ 396
XXIII. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.03/2007
Tentang Tata Cara Permintaan Keterangan atau Buk Dari
Pihak-Pihak Yang Terikat Oleh Kewajiban Merahasiakan
......................................................................................... 434
Daftar IsiDaftar Isi
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
4/230
6
XXIV. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 202/PMK.03/2007
Tentang Tata Cara Pemeriksaan Buk Permulaan Tindak
Pidana Di Bidang Perpajakan .......................................... 437
XXV. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 510/KMK.03/2007
Tentang Penetapan Pejabat dan/atau Tenaga Ahli
Yang Dapat Memberikan Keterangan Kepada Pejabat
Lembaga Negara atau Instansi Pemerintah Yang
Berwenang Melakukan Pemeriksaan Dalam BidangKeuangan Negara ............................................................ 450
XXVII. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
12/PMK.03/2008 Perubahan Atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 66/PMK.03/2008 Tentang Tata Cara
Penyampaian atau Pembetulan Surat Pemberitahuan,
dan Persyaratan Wajib Pajak Yang Dapat Diberikan
Penghapusan Sanksi Administrasi Dalam Rangka
Penerapan Pasal 37a UndangUndang Nomor 6
Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah
Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007
........................................................................................ 452
Beberapa ketentuan dalam panduan ini dapat berubahmengiku peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Wajib Pajak yang memerlukan bantuan dapat menghubungipetugas Account Representave(AR) yang ada di Seksi
Pengawasan dan Konsultasi atau petugas di HelpDeskpadaKantor Pelayanan Pajak setempat, atau Bidang PenyuluhanPelayanan dan Humas Kantor Wilayah DJP setempat, atau
petugas di KP2KP setempat.
Daftar Isi
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
5/230
Susunan dalam satu naskah Undang-Undang no. 6 Tahun1983 tentang Ketentuan Umum danTata Cara Perpajakan
STDD Undang-Undang nomor 16 Tahun 2000
Susunan dalam satu naskah Undang-Undang no. 6 Tahun
1983 tentang Ketentuan Umum danTata Cara Perpajakan
STDD Undang-Undang nomor 16 Tahun 2009
I
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
6/230
Persandingan UUKetentuan Umum dan Tatacara Perpajakan
Susunan Dalam
Satu Naskah UU No.6/1983 SebagaimanaTelah Diubah Dengan
UU No. 16/2000
Susunan Dalam Satu
Naskah UU No. 6/1983Sebagaimana Telah Di-ubah Dengan UU No.
16/2009
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
7/230
Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/2009 13Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/200012
SUSUNAN DALAM SATU NASKAH
UNDANG-UNDANG NO. 6 TAHUN 1983
TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
STDD UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2000
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini, yang dimaksud dengan :
1 Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturanperundang-undangan perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajibanperpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu.
2 Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuanbaik yang melakukan usaha maupun yang dak melakukan usaha yang melipu
perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milikNegara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, rma, kongsi,
koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,organisasi sosial polik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha
tetap, dan bentuk badan lainnya.
3 Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalamkegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang,mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang dak
berwujud dari luar Daerah Pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkanjasa dari luar Daerah Pabean.
4 Pengusaha Kena Pajak adalah Pengusaha sebagaimana dimaksud pada angka 3yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan atau penyerahan Jasa Kena
Pajak yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-undang Pajak PertambahanNilai 1984 dan perubahannya, dak termasuk Pengusaha Kecil yang batasannya
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan, kecuali Pengusaha Kecil yangmemilih untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak
5 Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajaksebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tandapengenal diri atau identas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya.
SUSUNAN DALAM SATU NASKAH
UNDANG-UNDANG NO. 6 TAHUN 1983
TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN
STDD UNDANG-UNDANG NOMOR 16 TAHUN 2009
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini, yang dimaksud dengan :
1 Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadiatau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan dak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negarabagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2 Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, melipu pembayar pajak, pemotong
pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
3 Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuanbaik yang melakukan usaha maupun yang dak melakukan usaha yang melipu
perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha miliknegara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun,rma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan,
organisasi massa, organisasi sosial polik, atau organisasi lainnya, lembaga dan
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolekf dan bentuk usaha
tetap.
4 Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalamkegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang,mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang dak
berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkanjasa dari luar daerah pabean.
5 Pengusaha Kena Pajak adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan BarangKena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkanUndang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya.
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
8/230
Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/2009 15Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/200014
6 Masa Pajak adalah jangka waktu yang lamanya sama dengan 1 (satu) bulantakwim atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan Keputusan MenteriKeuangan paling lama 3 (ga) bulan takwim.
7 Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun takwim kecuali bila Wajib Pajakmenggunakan tahun buku yang dak sama dengan tahun takwim.
8 Bagian Tahun Pajak adalah bagian dari jangka waktu 1 (satu) Tahun Pajak.
9 Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam MasaPajak, dalam Tahun Pajak atau dalam Bagian Tahun Pajak menurut ketentuanperaturan perundang-undangan perpajakan.
10 Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untukmelaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan ataubukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturanperundang-undangan perpajakan.
11 Surat Pemberitahuan Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu MasaPajak.
12 Surat Pemberitahuan Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu TahunPajak atau Bagian Tahun Pajak.
13 Surat Setoran Pajak adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untukmelakukan pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas negaramelalui Kantor Pos dan atau bank badan usaha milik Negara atau bank badanusaha milik Daerah atau tempat pembayaran lain yang ditunjuk oleh MenteriKeuangan.
14 Surat ketetapan pajak adalah surat ketetapan yang melipu Surat Ketetapan
Pajak Kurang Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan atauSurat Ketetapan Pajak Lebih Bayar atau Surat Ketetapan Pajak Nihil.
15 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak yangmenentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlahkekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlahyang masih harus dibayar.
16 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat ketetapan pajak yangmenentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.
18 Surat Ketetapan Pajak Nihil adalah surat ketetapan pajak yang menentukanjumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau p ajak dak
terutang dan dak ada kredit pajak.
17 Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukanjumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besardaripada pajak yang terutang atau dak seharusnya terutang.
6 Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajaksebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tandapengenal diri atau identas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya.
7 Masa Pajak adalah jangka waktu yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untukmenghitung, menyetor, dan mela porkan pajak yang terutang dalam suatu jangkawaktu tertentu sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang ini.
8 Tahun Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) tahun kalender kecuali bila Wajib Pajakmenggunakan tahun buku yang dak sama dengan tahun kalender.
9 Bagian Tahun Pajak adalah bagian dari jangka waktu 1 (satu) Tahun Pajak.
10 Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalamMasa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau dalam Bagian Tahun Pajak sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
11 Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untukmelaporkan penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/ataubukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan perpajakan.
12 Surat Pemberitahuan Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa
Pajak.
13 Surat Pemberitahuan Tahunan adalah Surat Pemberitahuan untuk suatu TahunPajak atau Bagian Tahun Pajak.
14 Surat Setoran Pajak adalah buk pembayaran atau penyetoran pajak yang telah
dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain kekas negara melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
15 Surat ketetapan pajak adalah surat ketetapan yang melipu Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat KetetapanPajak Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar.
16 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak yangmenentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlahkekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlahpajak yang masih harus dibayar.
17 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat ketetapan pajak yangmenentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.
18 Surat Ketetapan Pajak Nihil adalah surat ketetapan pajak yang menentukanjumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau p ajak dak
terutang dan dak ada kredit pajak.
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
9/230
Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/2009 17Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/200016
19 Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan atau sanksiadministrasi berupa bunga dan atau denda.
20 Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihanpajak.
22 Kredit pajak untuk Pajak Penghasilan adalah pajak yang dibayar sendiri olehWajib Pajak ditambah dengan pokok pajak yang terutang dalam Surat TagihanPajak karena Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan dak atau kurang dibayar,
ditambah dengan pajak yang dipotong atau dipungut, ditambah dengan pajakatas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri, dikurangi denganpengembalian pendahuluan kelebihan pajak, yang dikurangkan dari pajak yangterutang.
21 Kredit pajak untuk Pajak Pertambahan Nilai adalah Pajak Masukan yang dapatdikreditkan setelah dikurangi dengan pengembalian pendahuluan kelebihanpajak atau setelah dikurangi dengan pajak yang telah dikompensasikan, yangdikurangkan dari pajak yang terutang.
23 Pekerjaan bebas adalah pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi yangmempunyai keahlian khusus sebagai usaha untuk memperoleh penghasilan yangdak terikat oleh suatu hubungan kerja.
24 Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan,
mengolah data dan atau keterangan lainnya untuk menguji kepatuhan pemenuhankewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakanketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
25 Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawabatas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhikewajiban Wajib Pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undanganperpajakan.
26 Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untukmengumpulkan data dan informasi keuangan yang melipu harta, kewajiban,
modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahanbarang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupaneraca dan laporan laba rugi pada seap Tahun Pajak berakhir.
27 Penelian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai kelengkapan
pengisian Surat Pemberitahuan dan lampiran-lampirannya termasuk penilaiantentang kebenaran penulisan dan penghitungannya.
28 Penyidikan ndak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian ndakan yang
dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan buk yang dengan
buk itu membuat terang ndak pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta
menemukan tersangkanya.
19 Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukanjumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besardaripada pajak yang terutang atau seharusnya dak terutang.
20 Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksiadministrasi berupa bunga dan/atau denda.
21 Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihanpajak.
22 Kredit Pajak untuk Pajak Penghasilan adalah pajak yang dibayar sendiri olehWajib Pajak ditambah dengan pokok pajak yang terutang dalam Surat TagihanPajak karena Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan dak atau kurang dibayar,
ditambah dengan pajak yang dipotong atau dipungut, ditambah dengan pajakatas penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri, dikurangi denganpengembalian pendahuluan kelebihan pajak, yang dikurangkan dari pajak yangterutang.
23 Kredit Pajak untuk Pajak Pertambahan Nilai adalah Pajak Masukan yang dapatdikreditkan setelah dikurangi dengan pengembalian pendahuluan kelebihanpajak atau setelah dikurangi dengan pajak yang telah dikompensasikan, yangdikurangkan dari pajak yang terutang.
24 Pekerjaan bebas adalah pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi yangmempunyai keahlian khusus sebagai usaha untuk memperoleh penghasilan yang
dak terikat oleh suatu hubungan kerja.
25 Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data,keterangan, dan/atau buk yang dilaksanakan secara objekf dan profesional
berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhankewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakanketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
26 Buk Permulaan adalah keadaan, perbuatan, dan/atau buk berupa keterangan,
tulisan, atau benda yang dapat memberikan petunjuk adanya dugaan kuatbahwa sedang atau telah terjadi suatu ndak pidana di bidang perpajakan yang
dilakukan oleh siapa saja yang dapat menimbulkan kerugian pada pendapatannegara.
27 Pemeriksaan Buk Permulaan adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
mendapatkan buk permulaan tentang adanya dugaan telah terjadi ndak
pidana di bidang perpajakan.
28 Penanggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawabatas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhikewajiban Wajib Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanganperpajakan.
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
10/230
Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/2009 19Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/200018
29 Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkankesalahan tulis, kesalahan hitung, dan atau kekeliruan penerapan ketentuantertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan yang terdapat dalamsurat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan Keberatan, SuratKeputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat KeputusanPengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang dak benar, atau Surat
Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak.
30 Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap
surat ketetapan pajak atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihakkega yang diajukan oleh Wajib Pajak.
31 Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadapSurat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.
32 Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak adalah suratkeputusan yang menentukan jumlah pengembalian pendahuluan kelebihanpajak untuk Wajib Pajak tertentu.
29 Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untukmengumpulkan data dan informasi keuangan yang melipu harta, kewajiban,
modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahanbarang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupaneraca, dan laporan laba rugi untuk periode Tahun Pajak tersebut.
30 Penelian adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menilai kelengkapan
pengisian Surat Pemberitahuan dan lampiran-lampirannya termasuk penilaiantentang kebenaran penulisan dan penghitungannya.
31 Penyidikan ndak pidana di bidang perpajakan adalah serangkaian ndakan yang
dilakukan oleh penyidik untuk mencari serta mengumpulkan buk yang dengan
buk itu membuat terang ndak pidana di bidang perpajakan yang terjadi serta
menemukan tersangkanya.
32 Penyidik adalah pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan DirektoratJenderal Pajak yang diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukanpenyidikan ndak pidana di bidang perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
33 Surat Keputusan Pembetulan adalah surat keputusan yang membetulkankesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan penerapan ketentuantertentu dalam peraturan perundang-undangan perpajakan yang terdapat dalamsurat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan Pembetulan, Surat
Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pengurangan Sanksi Administrasi, SuratKeputusan Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan PenguranganKetetapan Pajak, Surat Keputusan Pembatalan Ketetapan Pajak, Surat KeputusanPengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak, atau Surat Keputusan PemberianImbalan Bunga.
34 Surat Keputusan Keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadapsurat ketetapan pajak atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihakkega yang diajukan oleh Wajib Pajak.
35 Putusan Banding adalah putusan badan peradilan pajak atas banding terhadapSurat Keputusan Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak.
36 Putusan Gugatan adalah putusan badan peradilan pajak atas gugatan terhadaphal-hal yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakandapat diajukan gugatan.
37 Putusan Peninjauan Kembali adalah putusan Mahkamah Agung atas permohonan
peninjauan kembali yang diajukan oleh Wajib Pajak atau oleh Direktur JenderalPajak terhadap Putusan Banding atau Putusan Gugatan dari badan peradilanpajak.
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
11/230
Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/2009 21Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/200020
Penjelasan
Cukup jelas.
38 Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak adalah suratkeputusan yang menentukan jumlah pengembalian pendahuluan kelebihanpajak untuk Wajib Pajak tertentu.
39 Surat Keputusan Pemberian Imbalan Bunga adalah surat keputusan yangmenentukan jumlah imbalan bunga yang diberikan kepada Wajib Pajak.
40 Tanggal dikirim adalah tanggal stempel pos pengiriman, tanggal faksimili,atau dalam hal disampaikan secara langsung adalah tanggal pada saat surat,
keputusan, atau putusan disampaikan secara langsung.
41 Tanggal diterima adalah tanggal stempel pos pengiriman, tanggal faksimili, ataudalam hal diterima secara langsung adalah tanggal pada saat surat, keputusan,atau putusan diterima secara langsung.
Penjelasan
Cukup jelas.
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
12/230
Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/2009 23Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/200022
BAB II
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK,
PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK,
SURAT PEMBERITAHUAN, DAN TATA CARA PEMBAYARAN PAJAK
Pasal 2
(1) Seap Wajib Pajak wajib mendaarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak
yang wilayah kerjanya melipu tempat nggal atau tempat kedudukan Wajib
Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.
Penjelasan
Ayat (1)Semua Wajib Pajak berdasarkan sistem self assessment wajib mendaarkan diri
pada kantor Direktorat Jenderal Pajak untuk dicatat sebagai Wajib Pajak dansekaligus untuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak.
Kewajiban mendaarkan diri tersebut berlaku pula terhadap wanita kawin yang
dikenakan pajak secara terpisah karena hidup terpisah berdasarkan keputusanhakim atau dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahanpenghasilan dan harta.
Nomor Pokok Wajib Pajak tersebut adalah suatu sarana dalam administrasiperpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identas
Wajib Pajak, oleh karena itu kepada seap Wajib Pajak hanya diberikan satu
BAB II
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK,
PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK,
SURAT PEMBERITAHUAN, DAN TATA CARA PEMBAYARAN PAJAK
Pasal 2
(1) Seap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjekf dan objekf
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajibmendaarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya
melipu tempat nggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya
diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.
Penjelasan
Ayat (1)Semua Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjekf dan objekf sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan berdasarkan
sistem self assessment, wajib mendaarkan diri pada kantor Direktorat JenderalPajak untuk dicatat sebagai Wajib Pajak dan sekaligus untuk mendapatkan NomorPokok Wajib Pajak.
Persyaratan subjekf adalah persyaratan yang sesuai dengan ketentuan mengenai
subjek pajak dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984 dan perubahannya.
Persyaratan objekf adalah persyaratan bagi subjek pajak yang menerima atau
memperoleh penghasilan atau diwajibkan untuk melakukan pemotongan/pemungutan sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984dan perubahannya.
Kewajiban mendaarkan diri tersebut berlaku pula terhadap wanita kawin yang
dikenai pajak secara terpisah karena hidup terpisah berdasarkan keputusan hakimatau dikehendaki secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilandan harta.
Wanita kawin selain tersebut di atas dapat mendaarkan diri untuk memperoleh
Nomor Pokok Wajib Pajak atas namanya sendiri agar wanita kawin tersebutdapat melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya terpisah darihak dan kewajiban perpajakan suaminya.
Nomor Pokok Wajib Pajak tersebut merupakan suatu sarana dalam administrasiperpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identas Wajib
Pajak. Oleh karena itu, kepada seap Wajib Pajak hanya diberikan satu Nomor
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
13/230
Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/2009 25Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/200024
Nomor Pokok Wajib Pajak. Selain daripada itu, Nomor Pokok Wajib Pajak jugadipergunakan untuk menjaga keterban dalam pembayaran pajak dan dalam
pengawasan administrasi perpajakan. Dalam hal berhubungan dengan dokumenperpajakan, Wajib Pajak diwajibkan mencantumkan Nomor Pokok Wajib Pajakyang dimilikinya. Terhadap Wajib Pajak yang dak mendaarkan diri untuk
mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak dikenakan sanksi sesuai peraturanperundang-undangan perpajakan.
(2) Seap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-
undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib melaporkanusahanya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya melipu
tempat nggal atau tempat kedudukan Pengusaha, dan tempat kegiatan usaha
dilakukan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.
Penjelasan
Ayat (2)Seap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai
berdasarkan Undang-undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya,wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
Pengusaha orang pribadi berkewajiban melaporkan usahanya pada kantorDirektorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya melipu tempat nggal
Pengusaha dan tempat kegiatan usaha dilakukan. Sedangkan bagi Pengusaha
badan, kewajiban melaporkan usahanya tersebut adalah pada kantor DirektoratJenderal Pajak yang wilayah kerjanya melipu tempat kedudukan Pengusa ha dantempat kegiatan usaha dilakukan.
Dengan demikian Pengusaha orang pribadi atau badan yang mempunyai tempatkegiatan usaha di wilayah beberapa kantor Direktorat Jenderal Pajak wajibmelaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak baik dikantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya melipu tempat nggal
atau tempat kedudukan Pengusaha maupun di kantor Direktorat Jenderal Pajakyang wilayah kerjanya melipu tempat kegiatan usaha dilakukan.
Fungsi pengukuhan Pengusaha Kena Pajak selain dipergunakan untukmengetahui identas Pengusaha Kena Pajak yang sebenarnya, juga berguna
untuk melaksanakan hak dan kewajiban di bidang Pajak Pertambahan Nilaidan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah serta untuk pengawasan administrasiperpajakan.
Terhadap Pengusaha yang telah memenuhi syarat sebagai Pengusaha Kena Pajaktetapi dak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan perpajakan.
(3) Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan :
a. tempat pendaaran dan atau tempat pelaporan usaha selain yang ditetapkan
dalam ayat (1) dan ayat (2);
Pokok Wajib Pajak. Selain itu, Nomor Pokok Wajib Pajak juga dipergunakan untukmenjaga keterban dalam pembayaran pajak dan dala m pengawasan administrasi
perpajakan. Dalam hal berhubungan dengan dokumen perpajakan, Wajib Pajakdiwajibkan mencantumkan Nomor Pokok Wajib Pajak yang dimilikinya. TerhadapWajib Pajak yang dak mendaa rkan diri untuk menda patkan Nomor Pokok Wajib
Pajak dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanganperpajakan.
(2) Seap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan Undang-
Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib melaporkanusahanya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya melipu
tempat nggal atau tempat kedudukan Pengusaha, dan tempat kegiatan usaha
dilakukan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.
Penjelasan
Ayat (2)Seap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang dikenai Pajak Pertambahan Nilai
berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannyawajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.Pengusaha orang pribadi berkewajiban melaporkan usahanya pada kantorDirektorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya melipu tempat nggal
Pengusaha dan tempat kegiatan usaha dilakukan, sedangkan bagi Pengusahabadan berkewajiban melaporkan usahanya tersebut pada kantor Direktorat
Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya melipu tempat kedudukan Pengus aha dantempat kegiatan usaha dilakukan.
Dengan demikian, Pengusaha orang pribadi atau badan yang mempunyai tempatkegiatan usaha di wilayah beberapa kantor Direktorat Jenderal Pajak wajibmelaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak baik dikantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya melipu tempat nggal
atau tempat kedudukan Pengusaha maupun di kantor Direktorat Jenderal Pajakyang wilayah kerjanya melipu tempat kegiatan usaha dil akukan.
Fungsi pengukuhan Pengusaha Kena Pajak selain dipergunakan untukmengetahui identas Pengusaha Kena Pajak yang sebenarnya juga berguna
untuk melaksanakan hak dan kewajiban di bidang Pajak Pertambahan Nilaidan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah serta untuk pengawasan administrasiperpajakan.
Terhadap Pengusaha yang telah memenuhi syarat sebagai Pengusaha Kena Pajak,tetapi dak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena
Pajak dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanganperpajakan.
(3) Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan:
a. tempat pendaaran dan/atau tempat pelaporan usaha selain yang ditetapkan
pada ayat (1) dan ayat (2); dan/atau
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
14/230
Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/2009 27Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/200026
b. tempat pendaaran pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah
kerjanya melipu tempat kegiatan usaha dilakukan, di samping tempat
mendaarkan diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), bagi Wajib Pajak
orang pribadi pengusaha tertentu.
Penjelasan
Ayat (3)Terhadap Wajib Pajak maupun Pengusaha Kena Pajak tertentu, Direktur Jenderal
Pajak dapat menentukan kantor Direktorat Jenderal Pajak selain yang ditentukandalam ayat (1) dan ayat (2), sebagai tempat pendaaran untuk memperoleh
Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
Selain itu bagi Wajib Pajak orang pribadi pengusaha tertentu yaitu Wajib Pajakorang pribadi yang mempunyai tempat usaha tersebar di beberapa tempat,misalnya pedagang elektronik yang mempunyai toko di beberapa pusatperbelanjaan, di samping wajib mendaarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal
Pajak yang wilayah kerjanya melipu tempat nggal Wajib Pajak, juga diwajibkan
mendaarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya
melipu tempat kegiatan usaha Wajib Pajak dilakukan.
(4) Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan ataumengukuhkan Pengusaha Kena Pajak secara jabatan, apabila Wajib Pajak atauPengusaha Kena Pajak dak melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dan atau ayat (2).
Penjelasan
Ayat (4)Terhadap Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak yang dak memenuhi kewajiban
untuk mendaarkan diri dan atau melaporkan usahanya dapat diterbitkan Nomor
Pokok Wajib Pajak dan atau pengukuhan Pengusaha Kena Pajak secara jabatan.Hal ini dapat dilakukan apabila berdasarkan data yang diperoleh atau dimilikioleh Direktorat Jenderal Pajak ternyata orang pribadi atau badan atau Pengusahatersebut telah memenuhi syarat untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajakdan atau dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
b. tempat pendaaran pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah
kerjanya melipu tempat nggal dan kantor Direktorat Jenderal Pajak yang
wilayah kerjanya melipu tempat kegiatan usaha dilakukan, bagi Wajib Pajak
orang pribadi pengusaha tertentu.
Penjelasan
Ayat (3)Terhadap Wajib Pajak maupun Pengusaha Kena Pajak tertentu, Direktur Jenderal
Pajak dapat menentukan kantor Direktorat Jenderal Pajak selain yang ditentukanpada ayat (1) dan ayat (2), sebagai tempat pendaaran untuk memperoleh
Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
Selain itu, bagi Wajib Pajak orang pribadi pengusaha tertentu, yaitu WajibPajak orang pribadi yang mempunyai tempat usaha tersebar di beberapatempat, misalnya pedagang elektronik yang mempunyai toko di beberapa pusatperbelanjaan, di samping wajib mendaarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal
Pajak yang wilayah kerjanya melipu tempat nggal Wajib Pajak, juga diwajibkan
mendaarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya
melipu tempat kegiatan usaha Wajib Pajak dilakukan.
(4) Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/ataumengukuhkan Pengusaha Kena Pajak secara jabatan apabila Wajib Pajak atauPengusaha Kena Pajak dak melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan/atau ayat (2).
Penjelasan
Ayat (4)Terhadap Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak yang dak memenuhi kewajiban
untuk mendaarkan diri dan/atau melaporkan usahanya dapat diterbitkan
Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau pengukuhan Pengusaha Kena Pajak secarajabatan. Hal ini dapat dilakukan apabila berdasarkan data yang diperoleh ataudimiliki oleh Direktorat Jenderal Pajak ternyata orang pribadi atau badan atauPengusaha tersebut telah memenuhi syarat untuk memperoleh Nomor PokokWajib Pajak dan/atau dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak.
(4a) Kewajiban perpajakan bagi Wajib Pajak yang diterbitkan Nomor Pokok Wajib
Pajak dan/atau yang dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatansebagaimana dimaksud pada ayat (4) dimulai sejak saat Wajib Pajak memenuhipersyaratan subjekf dan objekf sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan, paling lama 5 (lima) tahun sebelum diterbitkannya NomorPokok Wajib Pajak dan/atau dikukuhkannya sebagai Pengusaha Kena Pajak.
PenjelasanAyat (4a)
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
15/230
Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/2009 29Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/200028
(5) Jangka waktu pendaaran dan pelaporan serta tata cara pendaaran dan
pengukuhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat(4) termasuk penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau pencabutanPengukuhan Pengusaha Kena Pajak diatur dengan Keputusan Direktur JenderalPajak.
PenjelasanAyat (5)
Kewajiban mendaarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak
dan kewajiban melaporkan usaha untuk memperoleh pengukuhan PengusahaKena Pajak dibatasi jangka waktunya, karena hal ini berkaitan dengan saat pajakterutang dan kewajiban mengenakan pajak terutang. Permohonan penghapusanNomor Pokok Wajib Pajak dan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha KenaPajak harus diselesaikan dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggalditerimanya permohonan secara lengkap.
Pengaturan tentang jangka waktu pendaaran dan pelaporan tersebut, tata cara
pemberian dan pencabutan Nomor Pokok Wajib Pajak serta pengukuhan danpencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak ditetapkan dengan KeputusanDirektur Jenderal Pajak.
Ayat ini mengatur bahwa dalam penerbitan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/ataupengukuhan sebagai Pengusaha Kena Pajak secara jabatan harus memperhakan
saat terpenuhinya persyaratan subjekf dan objekf dari Wajib Pajak yang
bersangkutan. Selanjutnya terhadap Wajib Pajak tersebut dak dikecualikan dari
pemenuhan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kepasan hukum
kepada Wajib Pajak maupun Pemerintah berkaitan dengan kewajiban Wajib Pajakuntuk mendaarkan diri dan hak untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak
dan/atau dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, misalnya terhadap Wajib
Pajak diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan pada tahun 2008 danternyata Wajib Pajak telah memenuhi persyaratan subjekf dan objekf sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan terhitung sejaktahun 2005, kewajiban perpajakannya mbul terhitung sejak tahun 2005.
5) Jangka waktu pendaaran dan pelaporan serta tata cara pendaaran dan
pengukuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat(4) termasuk penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau pencabutanPengukuhan Pengusaha Kena Pajak diatur dengan atau berdasarkan PeraturanMenteri Keuangan.
Penjelasan
Ayat (5)Kewajiban mendaarkan diri untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak
dan kewajiban melaporkan usaha untuk memperoleh pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak dibatasi jangka waktunya karena hal ini berkaitan dengan saatpajak terutang dan kewajiban mengenakan pajak terutang. Pengaturan tentangjangka waktu pendaaran dan pelaporan tersebut, tata cara pemberian dan
penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak serta pengukuhan dan pencabutanPengukuhan Pengusaha Kena Pajak diatur dengan atau berdasarkan PeraturanMenteri Keuangan.
(6) Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dilakukan oleh Direktur Jenderal Pajakapabila:
a. diajukan permohonan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak oleh WajibPajak dan/atau ahli warisnya apabila Wajib Pajak sudah dak memenuhi
persyaratan subjekf dan/atau objekf sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan;
b. Wajib Pajak badan dilikuidasi karena penghenan atau penggabungan usaha;
c. Wajib Pajak bentuk usaha tetap menghenkan kegiatan usahanya di Indonesia;
atau
d. dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak untuk menghapuskan NomorPokok Wajib Pajak dari Wajib Pajak yang sudah dak memenuhi persyaratan
subjekf dan/atau objekf sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
16/230
Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/2009 31Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/200030
Pasal 3
(1) Seap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia
dengan menggunakan huruf Lan, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan
menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal Pajaktempat Wajib Pajak terdaar atau dikukuhkan.
Penjelasan
Ayat (6)Cukup jelas.
(7) Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikankeputusan atas permohonan penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak dalamjangka waktu 6 (enam) bulan untuk Wajib Pajak orang pribadi atau 12 (dua belas)
bulan untuk Wajib Pajak badan, sejak tanggal permohonan diterima secaralengkap.
Ayat (7)
Cukup jelas.
(8) Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapatmelakukan pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
Penjelasan
Ayat (8)Cukup jelas.
(9) Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan harus memberikankeputusan atas permohonan pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajakdalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak tanggal permohonan diterima secaralengkap.
Penjelasan
Ayat (9)Cukup jelas.
Pasal 2A
Masa Pajak sama dengan 1 (satu) bulan kalender atau jangka waktu lain yangdiatur dengan Peraturan Menteri Keuangan paling lama 3 (ga) bulan kalender.
Penjelasan
Pasal 2ACukup jelas.
Pasal 3
(1) Seap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap,
dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Lan, angka
Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
17/230
Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/2009 33Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/200032
Penjelasan
Ayat (1)Fungsi Surat Pemberitahuan bagi Wajib Pajak Pajak Penghasilan adalah sebagaisarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlahpajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:
- pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan ataumelalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 (satu) Tahun Pajakatau Bagian Tahun Pajak;
- penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak;- harta dan kewajiban;- pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau
pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu) Masa Pajak,yang ditentukan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Bagi Pengusaha Kena Pajak fungsi Surat Pemberitahuan adalah sebagai saranauntuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah PajakPertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang sebenarnyaterutang dan untuk melaporkan tentang :
- pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran;
- pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri olehPengusaha Kena Pajak dan atau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak,yang ditentukan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakanyang berlaku;
- bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi Surat Pemberitahuan adalahsebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajakyang dipotong atau dipungut dan disetorkannya.
Yang dimaksud dengan mengisi Surat Pemberitahuan adalah mengisi formulirSurat Pemberitahuan dengan benar, jelas, dan lengkap sesuai dengan petunjukyang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undanganperpajakan yang berlaku.
Pengisian Surat Pemberitahuan yang dak benar yang mengakibatkan pa jak yang
terutang kurang dibayar, akan dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-
undangan Perpajakan.
ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaar atau dikukuhkan
atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.
Penjelasan
Ayat (1)Fungsi Surat Pemberitahuan bagi Wajib Pajak Pajak Penghasilan adalah sebagaisarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlahpajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:
a. pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan/ataumelalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1 (satu) Tahun Pajakatau Bagian Tahun Pajak;
b. penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek pajak;c. harta dan kewajiban; dan/ataud. pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau
pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 (satu) Masa Pajaksesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Bagi Pengusaha Kena Pajak, fungsi Surat Pemberitahuan adalah sebagai saranauntuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah PajakPertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang sebenarnyaterutang dan untuk melaporkan tentang:
a. pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran; danb. pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh
Pengusaha Kena Pajak dan/atau melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak,sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi Surat Pemberitahuan adalah sebagaisarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotongatau dipungut dan disetorkannya.
Yang dimaksud dengan mengisi Surat Pemberitahuan adalah mengisi formulirSurat Pemberitahuan, dalam bentuk kertas dan/atau dalam bentuk elektronik,dengan benar, lengkap, dan jelas sesuai dengan petunjuk pengisian yang diberikanberdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Sementara itu, yang dimaksud dengan benar, lengkap, dan jelas dalam mengisiSurat Pemberitahuan adalah:a. benar adalah benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam penerapan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dalam penulisan, dansesuai dengan keadaan yang sebenarnya;
b. lengkap adalah memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan objekpajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan;dan
c. jelas adalah melaporkan asal-usul atau sumber dari objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan.
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
18/230
Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/2009 35Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/200034
(1a) Bagi Wajib Pajak yang telah mendapat izin Menteri Keuangan untukmenyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan matauang selain Rupiah, wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam bahasaIndonesia dan mata uang selain Rupiah yang diizinkan, yang pelaksanaannyadiatur dengan Keputusan Menteri Keuangan.
Penjelasan
Ayat (1a)Cukup jelas.
(2) Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (1a) harus mengambilsendiri Surat Pemberitahuan di tempat yang ditetapkan oleh Direktur JenderalPajak.
Penjelasan
Ayat (2)Dalam rangka pelayanan dan kemudahan bagi Wajib Pajak, formulir Surat
Pemberitahuan disediakan pada kantor-kantor di lingkungan Direktorat JenderalPajak dan tempat-tempat lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak yangdiperkirakan mudah terjangkau oleh Wajib Pajak.
Surat Pemberitahuan yang telah diisi dengan benar, lengkap, dan jelas tersebutwajib disampaikan ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajakterdaar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur
Jenderal Pajak.
Kewajiban penyampaian Surat Pemberitahuan oleh pemotong atau pemungutpajak dilakukan untuk seap Masa Pajak.
(1a) Wajib Pajak yang telah mendapat izin Menteri Keuangan untuk menyelenggarakanpembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selainRupiah, wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam bahasa Indonesiadengan menggunakan satuan mata uang selain Rupiah yang diizinkan, yangpelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan
Ayat (1a)Cukup jelas.
(1b) Penandatanganan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
secara biasa, dengan tanda tangan stempel, atau tanda tangan elektronik ataudigital, yang semuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama, yang tata carapelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
PenjelasanAyat (1b)
Cukup jelas.
(2) Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (1a) mengambilsendiri Surat Pemberitahuan di tempat yang ditetapkan oleh Direktur JenderalPajak atau mengambil dengan cara lain yang tata cara pelaksanaannya diaturdengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
PenjelasanAyat (2)
Dalam rangka memberikan pelayanan dan kemudahan kepada Wajib Pajak,
formulir Surat Pemberitahuan disediakan pada kantor-kantor Direktorat JenderalPajak dan tempat-tempat lain yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak yangdiperkirakan mudah terjangkau oleh Wajib Pajak. Di samping itu, Wajib Pajakjuga dapat mengambil Surat Pemberitahuan dengan cara lain, misalnya denganmengakses situs Direktorat Jenderal Pajak untuk memperoleh formulir SuratPemberitahuan tersebut.
Namun, untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, Direktur Jenderal Pajakdapat mengirimkan Surat Pemberitahuan kepada Wajib Pajak.
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
19/230
Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/2009 37Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/200036
(3) Batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan adalah :a. untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah
akhir Masa Pajak;b. untuk Surat Pemberitahuan Tahunan, paling lambat 3 (ga) bulan setelah
akhir Tahun Pajak.
PenjelasanAyat (3)Ayat ini mengatur tentang batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuanyang dianggap cukup memadai bagi Wajib Pajak untuk mempersiapkan segalasesuatu yang berhubungan dengan pembayaran pajak maupun penyelesaianpembukuannya.
Bagi Wajib Pajak tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan MenteriKeuangan, diperkenankan untuk melaporkan beberapa Masa Pajak dalam satuSurat Pemberitahuan Masa.
(3) Batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan adalah:a. untuk Surat Pemberitahuan Masa, paling lama 20 (dua puluh) hari setelah
akhir Masa Pajak;b. untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang
pribadi, paling lama 3 (ga) bulan setelah akhir Tahun Pajak; atau
c. untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan,paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir Tahun Pajak.
PenjelasanAyat (3)
Ayat ini mengatur tentang batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuanyang dianggap cukup memadai bagi Wajib Pajak untuk mempersiapkan segalasesuatu yang berhubungan dengan pembayaran pajak dan penyelesaianpembukuannya.
(3a) Wajib Pajak dengan kriteria tertentu dapat melaporkan beberapa Masa Pajakdalam 1 (satu) Surat Pemberitahuan Masa.
Penjelasan
Ayat (3a)
Wajib Pajak dengan kriteria tertentu, antara lain Wajib Pajak usaha kecil, dapat:
a. menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Penghasilan Pasal 25 untukbeberapa Masa Pajak sekaligus dengan syarat pembayaran seluruh pajakyang wajib dilunasi menurut Surat Pemberitahuan Masa tersebut dilakukansekaligus paling lama dalam Masa Pajak yang terakhir; dan/atau
b. menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa selain yang disebut pada hurufa untuk beberapa Masa Pajak sekaligus dengan syarat pembayaran untukmasing-masing Masa Pajak dilakukan sesuai batas waktu untuk Masa Pajakyang bersangkutan.
(3b) Wajib Pajak dengan kriteria tertentu dan tata cara pelaporan sebagaimanadimaksud pada ayat (3a) diatur dengan atau berdasarkan Peraturan MenteriKeuangan.
Penjelasan
Ayat (3b)Cukup jelas.
(3c) Batas waktu dan tata cara pelaporan atas pemotongan dan pemungutan pajakyang dilakukan oleh bendahara pemerintah dan badan tertentu diatur denganatau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
20/230
Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/2009 39Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/200038
(4) Direktur Jenderal Pajak atas permohonan Wajib Pajak dapat memperpanjangjangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan sebagaimanadimaksud dalam ayat (3) huruf b untuk paling lama 6 (enam) bulan.
Penjelasan
Ayat (4)Apabila Wajib Pajak baik orang pribadi atau badan ternyata dak dapat
menyampaikan atau menyiapkan laporan keuangan tahunan atau neracaperusahaan beserta laporan laba rugi dalam jangka waktu yang telah ditetapkandalam ayat (3) huruf b karena luasnya kegiatan usaha dan masalah-masalah teknispenyusunan laporan keuangan, sulit untuk memenuhi batas waktu penyelesaiandan memerlukan kelonggaran dari batas waktu yang telah ditentukan, WajibPajak dapat mengajukan permohonan agar memperoleh perpanjangan waktupenyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan. Perpanjanganjangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilanhanya dapat diberikan paling lama 6 (enam) bulan.
(5) Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) diajukan secara tertulisdisertai Surat Pernyataan mengenai penghitungan sementara pajak terutangdalam 1 (satu) Tahun Pajak dan buk pelunasan kekurangan pembayaran pajak
yang terutang.
Penjelasan
Ayat (5)Untuk mencegah usaha penghindaran diri dan atau perpanjangan waktupembayaran pajak yang terutang dalam satu Tahun Pajak yang harus dibayarsebelum batas waktu pemasukan Surat Pemberitahuan Tahunan, perluditetapkan persyaratan yang berakibat pengenaan sanksi administrasi berupabunga bagi Wajib Pajak yang ingin memperpanjang waktu penyampaian SuratPemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.
Persyaratan tersebut berupa keharusan memberikan pernyataan tertulis tentangbesarnya pajak yang harus dibayar berdasarkan penghitungan sementara dalamsatu Tahun Pajak, sebagai lampiran surat permohonan penundaan kewajibanpenyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.
(5a) Apabila Surat Pemberitahuan dak disampaikan sesuai batas waktu sebagaimana
dimaksud dalam ayat (3) atau batas waktu perpanjangan penyampaian Surat
Penjelasan
Ayat (3c)Cukup jelas.
(4) Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SuratPemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat(3) untuk paling lama 2 (dua) bulan dengan cara menyampaikan pemberitahuansecara tertulis atau dengan cara lain kepada Direktur Jenderal Pajak yang
ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan
Ayat (4)Apabila Wajib Pajak baik orang pribadi maupun badan ternyata dak dapat
menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam jangka waktu yang telah ditetapkanpada ayat (3) huruf b, atau huruf c karena luasnya kegiatan usaha dan masalah-masalah teknis penyusunan laporan keuangan, atau sebab lainnya sehinggasulit untuk memenuhi batas waktu penyelesaian dan memerlukan kelonggarandari batas waktu yang telah ditentukan, Wajib Pajak dapat memperpanjangpenyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan dengan caramenyampaikan pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara lain misalnyadengan pemberitahuan secara elektronik kepada Direktur Jenderal Pajak.
(5) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) harus disertai dengan
penghitungan sementara pajak yang terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak danSurat Setoran Pajak sebagai buk pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang
terutang, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan MenteriKeuangan.
Penjelasan
Ayat (5)Untuk mencegah usaha penghindaran dan/atau perpanjangan waktu pembayaranpajak yang terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak yang harus dibayar sebelum bataswaktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan, perlu ditetapkan persyaratanyang berakibat pengenaan sanksi administrasi berupa bunga bagi Wajib Pajakyang ingin memperpanjang waktu penyampaian Surat Pemberitahuan TahunanPajak Penghasilan.
Persyaratan tersebut berupa keharusan menyampaikan pemberitahuansementara dengan menyebutkan besarnya pajak yang harus dibayar berdasarkanpenghitungan sementara pajak yang terutang dalam 1 (satu) Tahun Pajak danSurat Setoran Pajak sebagai buk pelunasan, sebagai lampiran pemberitahuan
perpanjangan jangka waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan PajakPenghasilan.
(5a) Apabila Surat Pemberitahuan dak disampaikan sesuai batas waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) atau batas waktu perpanjangan penyampaian Surat
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
21/230
Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/2009 41Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/200040
Pemberitahuan Tahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4), diterbitkanSurat Teguran.
Penjelasan
Ayat (5a)Dalam rangka pembinaan terhadap Wajib Pajak yang sampai dengan batas waktuyang telah ditentukan ternyata dak menyampaikan Surat Pemberitahuan, maka
terhadap Wajib Pajak yang bersangkutan diberikan Surat Teguran.
(6) Bentuk dan isi Surat Pemberitahuan serta keterangan dan atau dokumen yangharus dilampirkan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.
Penjelasan
Ayat (6)Mengingat fungsi Surat Pemberitahuan merupakan sarana Wajib Pajak antaralain untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlahpajak dan pembayarannya, maka dalam rangka keseragaman dan mempermudahpengisian serta pengadministrasiannya, bentuk dan isi Surat Pemberitahuanditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sekurang-kurangnya memuatjumlah peredaran, jumlah penghasilan, jumlah Penghasilan Kena Pajak, jumlahpajak yang terutang, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan atau kelebihanpajak, serta harta dan kewajiban di luar kegiatan usaha atau pekerjaan bebasbagi Wajib Pajak orang pribadi.Untuk Wajib Pajak yang wajib melakukan pembukuan harus dilengkapi denganlaporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi serta keterangan-keterangan lain yang diperlukan untuk menghitung besarnya Penghasilan KenaPajak.
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai sekurang-kurangnyamemuat jumlah Dasar Pengenaan Pajak, jumlah Pajak Keluaran, jumlah PajakMasukan yang dapat dikreditkan, dan jumlah kekurangan atau kelebihan pajak.
Surat Pemberitahuan harus dilampiri dengan keterangan dan dokumen yang
dapat berupa antara lain surat kuasa, surat keterangan tentang perkawinandengan pisah harta dan penghasilan, dokumen yang berkenaan dengan imporatau ekspor dan Surat Setoran Pajak.
(7) Surat Pemberitahuan dianggap dak disampaikan apabila dak ditandatangani
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) atau dak sepenuhnya dilampiri
keterangan dan atau dokumen sebagaimana dimaksud dalam ayat (6).
Pemberitahuan Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dapat diterbitkanSurat Teguran.
PenjelasanAyat (5a)
Dalam rangka pembinaan terhadap Wajib Pajak yang sampai dengan batas waktuyang telah ditentukan ternyata dak menyampaikan Surat Pemberitahuan,
terhadap Wajib Pajak yang bersangkutan dapat diberikan Surat Teguran.
(6) Bentuk dan isi Surat Pemberitahuan serta keterangan dan/atau dokumenyang harus dilampirkan, dan cara yang digunakan untuk menyampaikan SuratPemberitahuan diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan
Ayat (6)Mengingat fungsi Surat Pemberitahuan merupakan sarana Wajib Pajak, antaralain untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlahpajak dan pembayarannya, dalam rangka keseragaman dan mempermudahpengisian serta pengadministrasiannya, bentuk dan isi Surat Pemberitahuan,keterangan, dokumen yang harus dilampirkan dan cara yang digunakan untukmenyampaikan Surat Pemberitahuan diatur dengan atau berdasarkan PeraturanMenteri Keuangan.
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan sekurang-kurangnya memuatjumlah peredaran, jumlah penghasilan, jumlah Penghasilan Kena Pajak, jumlahpajak yang terutang, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan atau kelebihanpajak, serta harta dan kewajiban di luar kegiatan usaha atau pekerjaan bebasbagi Wajib Pajak orang pribadi.
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak yang wajibmenyelenggarakan pembukuan harus dilengkapi dengan laporan keuanganberupa neraca dan laporan laba rugi serta keterangan lain yang diperlukan untukmenghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak.
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai sekurang-kurangnyamemuat jumlah Dasar Pengenaan Pajak, jumlah Pajak Keluaran, jumlah PajakMasukan yang dapat dikreditkan, dan jumlah kekurangan atau kelebihan pajak.
(7) Surat Pemberitahuan dianggap dak disampaikan apabila:
a. SuratPemberitahuandakditandatanganisebagaimanadimaksudpadaayat
(1);
b. Surat Pemberitahuan dak sepenuhnya dilampiri keterangan dan/atau
dokumensebagaimanadimaksudpadaayat(6);
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
22/230
Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/2009 43Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/200042
Penjelasan
Ayat (7)Surat Pemberitahuan yang ditandatangani beserta lampirannya adalah satu
kesatuan yang merupakan unsur keabsahan Surat Pemberitahuan. Dengandemikian apabila Surat Pemberitahuan disampaikan tetapi dak atau daksepenuhnya memenuhi ketentuan yang diharuskan, maka Surat Pemberitahuantersebut dianggap dak disampaikan.
(8) Dikecualikan dari kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah WajibPajak Pajak Penghasilan tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan MenteriKeuangan.
Penjelasan
Ayat (8)Pada prinsipnya seap Wajib Pajak Pajak Penghasilan diwajibkan menyampaikan
Surat Pemberitahuan. Dengan permbangan esiensi atau permbanganlainnya, Menteri Keuangan dapat menetapkan Wajib Pajak Pajak Penghasilanyang dikecualikan dari kewajiban menyampaikan Surat Pemberitahuan, misalnyaWajib Pajak orang pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dibawah Penghasilan Tidak Kena Pajak namun karena kepenngan tertentu
diwajibkan memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.
c. Surat Pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar disampaikan setelah 3(ga) tahun sesudah berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun
Pajak, dan Wajib Pajak telah ditegur secara tertulis; ataud. Surat Pemberitahuan disampaikan setelah Direktur Jenderal Pajak melakukan
pemeriksaan atau menerbitkan surat ketetapan pajak.
Penjelasan
Ayat (7)
Surat Pemberitahuan yang ditandatangani beserta lampirannya adalah satukesatuan yang merupakan unsur keabsahan Surat Pemberitahuan. Olehkarena itu, Surat Pemberitahuan dari Wajib Pajak yang disampaikan, tetapidak dilengkapi dengan lampiran yang dipersyaratkan, dak dianggap sebagai
Surat Pemberitahuan dalam administrasi Direktorat Jenderal Pajak. Dalam haldemikian, Surat Pemberitahuan tersebut dianggap sebagai data perpajakan.
Demikian juga apabila penyampaian Surat Pemberitahuan yang menyatakanlebih bayar telah melewa 3 (ga) tahun sesudah berakhirnya Masa Pajak,
bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak dan Wajib Pajak telah ditegur secaratertulis, atau apabila Surat Pemberitahuan disampaikan setelah Direktur JenderalPajak melakukan pemeriksaan atau menerbitkan surat ketetapan pajak, SuratPemberitahuan tersebut dianggap sebagai data perpajakan.
(7a) Apabila Surat Pemberitahuan dianggap dak disampaikan sebagaimana dimaksud
pada ayat (7), Direktur Jenderal Pajak wajib memberitahukan kepada Wajib
Pajak.
PenjelasanAyat (7a)
Cukup jelas.
(8) Dikecualikan dari kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah WajibPajak Pajak Penghasilan tertentu yang diatur dengan atau berdasarkan PeraturanMenteri Keuangan.
Penjelasan
Ayat (8)Pada prinsipnya seap Wajib Pajak Pajak Penghasilan diwajibkan menyampaikan
Surat Pemberitahuan. Dengan permbangan esiensi atau permbanganlainnya, Menteri Keuangan dapat menetapkan Wajib Pajak Pajak Penghasilanyang dikecualikan dari kewajiban menyampaikan Surat Pemberitahuan, misalnyaWajib Pajak orang pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan di bawahPenghasilan Tidak Kena Pajak, tetapi karena kepenngan tertentu diwajibkan
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak.
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
23/230
Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/2009 45Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/200044
Pasal 4
(1) Wajib Pajak wajib mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan denganbenar, lengkap, jelas, dan menandatanganinya.
Penjelasan
Ayat (1)Cukup jelas.
(2) Dalam hal Wajib Pajak adalah badan, Surat Pemberitahuan harus ditandatanganioleh pengurus atau direksi.
Penjelasan
Ayat (2)Cukup jelas.
(3) Dalam hal Surat Pemberitahuan diisi dan ditandatangani oleh orang lain bukanWajib Pajak, harus dilampiri surat kuasa khusus.
Penjelasan
Ayat (3)Cukup jelas.
(4) Pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan oleh Wajib Pajak yangwajib melakukan pembukuan harus dilengkapi dengan laporan keuangan berupaneraca dan laporan laba rugi serta keterangan-keterangan lain yang diperlukanuntuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak.
Penjelasan
Ayat (4)Cukup jelas.
Pasal 4
(1) Wajib Pajak wajib mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan denganbenar, lengkap, jelas, dan menandatanganinya.
Penjelasan
Ayat (1)Cukup jelas.
(2) Surat Pemberitahuan Wajib Pajak badan harus ditandatangani oleh pengurusatau direksi.
PenjelasanAyat (2)
Cukup jelas.
(3) DalamhalWajibPajakmenunjuk seorang kuasadengansuratkuasa khusus
untukmengisidanmenandatanganiSuratPemberitahuan,suratkuasakhusus
tersebutharusdilampirkanpadaSuratPemberitahuan.
Penjelasan
Ayat (3)Cukup jelas.
(4) Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak yang wajib
menyelenggarakan pembukuan harus dilampiri dengan laporan keuangan
berupaneracadanlaporanlabarugisertaketeranganlainyangdiperlukanuntuk
menghitungbesarnyaPenghasilanKenaPajak.
Penjelasan
Ayat (4)Cukup jelas.
(4a) Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah laporan keuangan
dari masing-masing Wajib Pajak.
Penjelasan
Ayat (4a)Yang dimaksud dengan Laporan Keuangan masing-masing Wajib Pajak adalahlaporan keuangan hasil kegiatan usaha masing-masing Wajib Pajak.
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
24/230
Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/2009 47Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/200046
(5) Tata cara penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan diatur denganKeputusan Menteri Keuangan.
Penjelasan
Ayat (5)Tata cara penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan memuat hal-
hal mengenai antara lain penelian kelengkapan, pemberian tanda terima,pengelompokan Surat Pemberitahuan Lebih Bayar, Kurang Bayar dan Nihil,prosedur perekaman dan ndak lanjut pengelolaannya, yang diatur dengan
Keputusan Menteri Keuangan.
Pasal 5
Untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan, Direktur Jenderal Pajak dalam hal-haltertentu dapat menentukan tempat lain bukan tempat sebagaimana dimaksud dalamPasal 3 ayat (1).
Penjelasan
Pasal 5Cukup jelas.
Pasal 6
(1) Surat Pemberitahuan yang disampaikan langsung oleh Wajib Pajak ke kantorDirektorat Jenderal Pajak harus diberi tanggal penerimaan oleh pejabat yangditunjuk untuk itu, sedangkan untuk Surat Pemberitahuan Tahunan harusdiberikan juga buk penerimaan.
Contoh:PT A memiliki saham pada PT B dan PT C. Dalam contoh tersebut, PT A mempunyaikewajiban melampirkan laporan keuangan konsolidasi PT A dan anak perusahaan,juga melampirkan laporan keuangan atas usaha PT A (sebelum dikonsolidasi),sedangkan PT B dan PT C wajib melampirkan laporan keuangan masing-masing,bukan laporan keuangan konsolidasi.
(4b) Dalam hal laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4a) diauditoleh Akuntan Publik tetapi dak dilampirkan pada Surat Pemberitahuan,
Surat Pemberitahuan dianggap dak lengkap dan dak jelas, sehingga Surat
Pemberitahuan dianggap dak disampaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
3 ayat (7) huruf b.
Penjelasan
Ayat (4b)Cukup jelas.
(5) Tata cara penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan diatur dengan atauberdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
PenjelasanAyat (5)
Tata cara penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan memuat hal-
hal mengenai, antara lain, penelian kelengkapan, pemberian tanda terima,pengelompokan Surat Pemberitahuan Lebih Bayar, Kurang Bayar, dan Nihil,prosedur perekaman dan ndak lanjut pengelolaannya, yang diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
Pasal 5
Untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan, Direktur Jenderal Pajak dalam hal-haltertentu dapat menentukan tempat lain bukan tempat sebagaimana dimaksud dalamPasal 3 ayat (1).Penjelasan
Pasal 5Cukup jelas.
Pasal 6
(1) Surat Pemberitahuan yang disampaikan langsung oleh Wajib Pajak ke kantorDirektorat Jenderal Pajak harus diberi tanggal penerimaan oleh pejabat yangditunjuk dan kepada Wajib Pajak diberikan buk penerimaan.
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
25/230
Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/2009 49Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/200048
Penjelasan
Ayat (1)Cukup jelas.
(2) Penyampaian Surat Pemberitahuan dapat dikirimkan melalui Kantor Pos secaratercatat atau dengan cara lain yang diatur dengan Keputusan Direktur JenderalPajak.
Penjelasan
Ayat (2)Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada Wajib Pajak dan sejalan denganperkembangan teknologi informasi, maka perlu cara lain bagi Wajib Pajak untukmemenuhi kewajiban menyampaikan Surat Pemberitahuannya selain melaluiKantor Pos secara tercatat. Oleh karena itu, cara lain perlu diatur denganKeputusan Direktur Jenderal Pajak.
(3) Tanda buk dan tanggal pengiriman untuk penyampaian Surat Pemberitahuan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) sepanjang Surat Pemberitahuan tersebuttelah lengkap dianggap sebagai tanda buk dan tanggal penerimaan.
Penjelasan
Ayat (3)Tanda buk dan tanggal pengiriman penyampaian Surat Pemberitahuan melalui
Kantor Pos merupakan buk penerimaan, sepanjang Surat Pemberitahuandimaksud telah lengkap yaitu memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 3 ayat (1), ayat (1a), dan ayat (6).
Pasal 7
(1) Apabila Surat Pemberitahuan dak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) atau batas waktu perpanjangan penyampaianSurat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4), dikenakansanksi administrasi berupa denda sebesar Rp 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah)untuk Surat Pemberitahuan Masa dan sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah)untuk Surat Pemberitahuan Tahunan.
Penjelasan
Ayat (1)Untuk kepenngan terb administrasi perpajakan dan untuk menjaga disiplin
Wajib Pajak, bagi Wajib Pajak yang dalam batas waktu yang ditentukan dak
menyampaikan Surat Pemberitahuan, maka dikenakan sanksi administrasi berupadenda sebesar Rp 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) untuk Surat PemberitahuanMasa dan sebesar Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk Surat PemberitahuanTahunan.
Penjelasan
Ayat (1)Cukup jelas.
(2) Penyampaian Surat Pemberitahuan dapat dikirimkan melalui pos dengan tandabuk pengiriman surat atau dengan cara lain yang diatur den gan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.
Penjelasan
Ayat (2)Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada Wajib Pajak dan sejalan denganperkembangan teknologi informasi, perlu cara lain bagi Wajib Pajak untukmemenuhi kewajiban menyampaikan Surat Pemberitahuannya, misalnyadisampaikan secara elektronik.
(3) Tanda buk dan tanggal pengiriman surat untuk penyampaian Surat
Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat(2)dianggapsebagaitandabukdantanggalpenerimaansepanjangSuratPemberitahuantersebuttelah
lengkap.
Penjelasan
Ayat (3)Tanda buk dan tanggal pengiriman surat untuk penyampaian Surat
Pemberitahuan melalui pos atau dengan cara lain merupakan buk penerimaan,apabila Surat Pemberitahuan dimaksud telah lengkap, yaitu memenuhipersyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1), ayat (1a), dan ayat(6).
Pasal 7
(1) Apabila Surat Pemberitahuan dak disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) atau batas waktu perpanjangan penyampaianSurat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4), dikenai sanksiadministrasi berupa denda sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) untukSurat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai, Rp100.000,00 (seratus riburupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa lainnya, dan sebesar Rp1.000.000,00(satu juta rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan WajibPajak badan serta sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi.
Penjelasan
Ayat (1)Maksud pengenaan sanksi administrasi berupa denda sebagaimana diaturpada ayat ini adalah untuk kepenngan terb administrasi perpajakan dan
meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban menyampaikanSurat Pemberitahuan.
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
26/230
Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/2009 51Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/200050
(2) Pengenaan sanksi administrasi berupa denda sebagaimana dimaksud dalamayat (1) dak dilakukan terhadap Wajib Pajak tertentu yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan.
Penjelasan
Ayat (2)Menteri Keuangan berwenang menetapkan Wajib Pajak tertentu untuk dak
dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebagaimana dimaksud dalamayat (1), misalnya Wajib Pajak Non Efekf dan Wajib Pajak orang pribadi yang
penghasilan netonya di bawah jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak.
Pasal 8
(1) Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan Surat Pemberitahuanyang telah disampaikan dengan menyampaikan pernyataan tertulis dalam jangkawaktu 2 (dua) tahun sesudah berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atauTahun Pajak, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum melakukan ndakan
pemeriksaan.
Penjelasan
Ayat (1)Terhadap kekeliruan dalam pengisian Surat Pemberitahuan yang dibuat olehWajib Pajak, masih terbuka baginya hak untuk melakukan pembetulan ataskemauan sendiri dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sesudah berakhirnya MasaPajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, dengan syarat Direktur JenderalPajak belum mulai melakukan ndakan pemeriksaan. Yang dimaksud dengan
mulai melakukan ndakan pemeriksaan adalah pada saat Surat Pemberitahuan
Pemeriksaan Pajak disampaikan kepada Wajib Pajak, atau wakil, atau kuasa,atau pegawai, atau diterima oleh anggota keluarga yang telah dewasa dari WajibPajak.
Penetapan batas waktu pembetulan tersebut, di satu pihak dipandang cukupwaktu bagi Wajib Pajak untuk meneli dan membetulkan Surat Pemberitahuannya
apabila terdapat kesalahan, di lain pihak masih tersedia cukup waktu bagi DirekturJenderal Pajak untuk memberikan pelayanan dan melakukan pengawasan
(2) Pengenaan sanksi administrasi berupa denda sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dak dilakukan terhadap:
a. Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia;b. Wajib Pajak orang pribadi yang sudah dak melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas;c. Wajib Pajak orang pribadi yang berstatus sebagai warga negara asing yang
dak nggal lagi di Indonesia;
d. Bentuk Usaha Tetap yang dak melakukan kegiatan lagi di Indonesia;
e. Wajib Pajak badan yang dak melakukan kegiatan usaha lagi tetapi belum
dibubarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;f. Bendahara yang dak melakukan pembayaran lagi;
g. Wajib Pajak yang terkena bencana, yang ketentuannya diatur dengan PeraturanMenteri Keuangan; atau
h. Wajib Pajak lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan MenteriKeuangan.
Penjelasan
Ayat (2)Bencana adalah bencana nasional atau bencana yang ditetapkan oleh MenteriKeuangan.
Pasal 8
(1) Wajib Pajak dengan kemauan sendiri dapat membetulkan Surat Pemberitahuan
yang telah disampaikan dengan menyampaikan pernyataan tertulis, dengansyarat Direktur Jenderal Pajak belum melakukan ndakan pemeriksaan.
Penjelasan
Ayat (1)Terhadap kekeliruan dalam pengisian Surat Pemberitahuan yang dibuat oleh WajibPajak, Wajib Pajak masih berhak untuk melakukan pembetulan atas kemauansendiri, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak belum mulai melakukan ndakan
pemeriksaan. Yang dimaksud dengan mulai melakukan ndakan pemeriksaan
adalah pada saat Surat Pemberitahuan Pemeriksaan Pajak disampaikan kepadaWajib Pajak, wakil, kuasa, pegawai, atau anggota keluarga yang telah dewasa dariWajib Pajak.
(1a) Dalam hal pembetulan Surat Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) menyatakan rugi atau lebih bayar, pembetulan Surat Pemberitahuan harusdisampaikan paling lama 2 (dua) tahun sebelum daluwarsa penetapan.
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
27/230
Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/2009 53Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/200052
terhadap pembetulan yang dilakukan Wajib Pajak sebelum batas waktu daluwarsaterlampaui.
(2) Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan yangmengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, maka kepadanya dikenakansanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas jumlahpajak yang kurang dibayar, dihitung sejak saat penyampaian Surat Pemberitahuanberakhir sampai dengan tanggal pembayaran karena pembetulan SuratPemberitahuan itu.
Penjelasan
Ayat (2)Dengan adanya pembetulan Surat Pemberitahuan atas kemauan sendiri membawaakibat penghitungan jumlah pajak yang terutang dan jumlah penghitunganpembayaran pajak menjadi berubah dari jumlah semula.
Atas kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat pembetulan tersebutdikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan.
Bunga yang terutang atas kekurangan pembayaran pajak tersebut, dihitung mulai
dari berakhirnya batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan sampai dengantanggal pembayaran karena a danya pembetulan Surat Pemberitahuan tersebut.
(3) Sekalipun telah dilakukan ndakan pemeriksaan, tetapi sepanjang belum
dilakukan ndakan penyidikan mengenai adanya kedakbenaran yang dilakukan
Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, terhadap kedakbenaran
perbuatan Wajib Pajak tersebut dak akan dilakukan penyidikan, apabila Wajib
Pajak dengan kemauan sendiri mengungkapkan kedakbenaran perbuatannya
Penjelasan
Ayat (1a)Yang dimaksud dengan daluwarsa penetapan adalah jangka waktu 5 (lima) tahunsetelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak,atau Tahun Pajak, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1).
(2) Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunanyang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksiadministrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan atas jumlah pajakyang kurang dibayar, dihitung sejak saat penyampaian Surat Pemberitahuanberakhir sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitungpenuh 1 (satu) bulan.
Penjelasan
Ayat (2)Dengan adanya pembetulan Surat Pemberitahuan Tahunan atas kemauansendiri membawa akibat penghitungan jumlah pajak yang terutang dan jumlahpenghitungan pembayaran pajak menjadi berubah dari jumlah semula.
Atas kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat pembetulan tersebut dikenaisanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan.
Bunga yang terutang atas kekurangan pembayaran pajak tersebut, dihitung
mulai dari berakhirnya batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunansampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1(satu) bulan. Yang dimaksud dengan 1 (satu) bulan adalah jumlah hari dalam
bulan kalender yang bersangkutan, misalnya mulai dari tanggal 22 Juni sampaidengan 21 Juli, sedangkan yang dimaksud dengan bagian dari bulan adalahjumlah hari yang dak mencapai 1 (satu) bulan pen uh, misalnya 22 Jun i sampai
dengan 5 Juli.
(2a) Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Masa yangmengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, kepadanya dikenai sanksiadministrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan atas jumlah pajakyang kurang dibayar, dihitung sejak jatuh tempo pembayaran sampai dengantanggal pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.
Penjelasan
Ayat (2a)Cukup jelas.
(3) Walaupun telah dilakukan ndakan pemeriksaan, tetapi belum dilakukan
ndakan penyidikan mengenai adanya kedakbenaran yang dilakukan Wajib
Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38, terhadap kedakbenaran
perbuatan Wajib Pajak tersebut dak akan dilakukan penyidikan, apabila Wajib
Pajak dengan kemauan sendiri mengungkapkan kedakbenaran perbuatannya
-
7/16/2019 Per Sanding Anu Uk Up
28/230
Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/2009 55Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 6/1983 STDD 16/200054
tersebut dengan disertai pelunasan kekurangan pembayaran jumlah pajak yangsebenarnya terutang beserta sanksi administrasi berupa denda sebesar 2 (dua)kali jumlah pajak yang kurang dibayar.
Penjelasan
Ayat (3)Wajib Pajak yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38selama belum dilakukan penyidikan, sekalipun telah dilakukan pemeriksaan danWajib Pajak telah mengu