penyakit akibat kerja fandy

30
KESEHATAN KERJA Kesehatan kerja ini merupakan terjemahan dari occupational health yang cenderung diartikan sebagai lapangan kesehatan yang mengurusi masalah- masalah kesehatan secara menyeluruh bagi masyarakat pekerja. Menyeluruh dalam arti usaha- usaha preventif, promotif, kuratif dan rehabilitative, hygiene, penyesuaian factor manusia dan pekerjaannya, dsb. Sejumlah kaum professional yang terlibat dalam bidang ini seperti : Dokter Ahli higiene kerja Ahli toksikologi Ahli mikrobiologi Ahli ergonomi Perawat Sarjana hukum Ahli laboratorium Ahli epidemiologi Insinyur keselamatan Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat disekelilingnya

Upload: mohammad-fandy-rahmatu

Post on 25-Jul-2015

225 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

diagnosis PAK

TRANSCRIPT

Page 1: Penyakit Akibat Kerja Fandy

KESEHATAN KERJA

Kesehatan kerja ini merupakan terjemahan dari occupational health yang cenderung

diartikan sebagai lapangan kesehatan yang mengurusi masalah- masalah kesehatan secara

menyeluruh bagi masyarakat pekerja. Menyeluruh dalam arti usaha- usaha preventif, promotif,

kuratif dan rehabilitative, hygiene, penyesuaian factor manusia dan pekerjaannya, dsb.

Sejumlah kaum professional yang terlibat dalam bidang ini seperti :

Dokter

Ahli higiene kerja

Ahli toksikologi

Ahli mikrobiologi

Ahli ergonomi

Perawat

Sarjana hukum

Ahli laboratorium

Ahli epidemiologi

Insinyur keselamatan

Upaya kesehatan kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan

lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya

sendiri maupun masyarakat disekelilingnya

Tujuan akhir dari kesehatan kerja ini adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan

produktif. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan suatu prakondisi yang menguntungkan bagi

masyarakat pekerja tersebut. Prakondisi inilah yang disebut sebagai determinan kesehatan kerja

yang meliputi beban kerja, kapasitas kerja dan lingkungan kerja.

PENYAKIT AKIBAT KERJA

Penyakit akibat kerja adalah penyakit umum yang berkaitan dengan pekerjaan atau akibat

terpapar oleh lingkungan kerjanya. Lingkungan kerja yang terdiri dari lingkungan fisik,

Page 2: Penyakit Akibat Kerja Fandy

kimia, biologi, fisiologi dan psikologi dapat menimbulkan penyakit apabila terjadi secara

terus menerus dan melebihi jumlah waktu kontak dan melampaui nilai ambang batas tertentu.

Dengan demikian penyakit akibat kerja merupakan penyakit yang artificial atau man

made disease. WHO membedakan empat kategori penyakit akibat kerja:

1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan

2. Penyakit yang salah satunya penyebabnya adalah pekerjaan

3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara faktor-faktor

penyebab lainnya

4. Penyakit di mana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada sebelumnya.

Dalam masa pembangunan jangka panjang (PJP) II, yang disebut juga sebagai era

industririalisasi, salah satu fokus utama pembangunan adalah pengembangan SDM. Tenaga

kerja merupakan segmen populasi yang menjadi sangat penting dalam era ini, sehubungan

dengan produktivitas industri. Sehingga dengan demikian penyelenggaraan program

kesehatan dan keselamatan kerja yang bertujuan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang

optimal serta melindungi tenaga kerja dari resiko yang membahayakan kesehatan dan

keselamatan kerja menjadi sangat penting.

Diagnosis Penyakit Akibat Kerja

Untuk dapat mendiagnosis penyakit akibat kerja pada individu perlu dilakukan

pendekatan sistematis untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dan

menginterpretasikannya secara tepat.

Pendekatan tersebut dapat disusun menjadi 7 langkah yang dapat digunakan sebagai

pedoman:

1. Tentukan diagnosa klinis

Diagnosa klinis harus dapat ditegakkan terlebih dahulu, dengan memanfaatkan fasilitas-

fasilitas penunjang yang ada seperti umumnya dilakukan untuk mendiagnosa suatu

penyakit. Setelah dignosa klinis ditegakkan baru dapat dipikirkan lebih lanjut apakah

penyakit tersebut berhubungan dengan pekerjaan atau tidak.

2. Tentukan pajanan yang dialami oleh tenaga kerja selama berada dalam pekerjaannya.

Pengetahuan mengenai pajanan yang dialami oleh seorang tenaga kerja adalah esensial

untuk dapat menghububungkan suatu penyakit dengan pekerjaannya. Untuk ini perlu

Page 3: Penyakit Akibat Kerja Fandy

dilakukan anamnesis mengenai riwayat pekerjaannya secara cermat dan teliti, yang

mencakup:

Penjelasan mengenai semua pekerjaan yang telah dilakukan oleh penderita secara

kronologis

Lamanya melakukan masing-masing pekerjaan

Bahan yang diproduksi

Materi (bahan baku) yang digunakan

Jumlah pajanannya

Pemakaian alat perlindungan diri (masker)

Pola waktu terjadinya gejala

Informasi mengenai tenaga kerja yang lainnya (apakah ada yang mengalami

gejala serupa)

Informasi tertulis yang ada mengenai bahan-bahan yang digunakan

Pajanan yang dialami digolongkan berdasarkan:

Bentuk:

Fisik : Bising, sinar, iklim, tekanan, getaran, radiasi

Kimia: Cair, padat, gas, uap, asap

Biologi: Bakteri, virus, jamur, parasit

Ergonomi: Sikap kerja, cara kerja, penataan tempat kerja, kelelahan

Psikososial: Jadwal kerja, beban kerja

Cara Masuk:

Pernapasan

Pencernaan

Kulit

Reaktivitas

Gangguan kesehatan

3. Tentukan apakah pajanan tersebut memang dapat menyebabkan penyakit tersebut.

Apakah terdapat bukti ilmiah dalam kepustakaan yang mendukung pendapat bahwa

pajanan yang dialami menyebabkan penyakit yang diderita. Jika dalam kepustakaan tidak

ditemukan adanya dasar ilmiah yang menyatakan hal tersebut di atas, maka tidak dapat

Page 4: Penyakit Akibat Kerja Fandy

ditegakkan diagnosa penyakit akibat kerja. Jika dalam kepustakaan ada yang mendukung,

perlu dipelajari lebih lanjut secara khusus mengenai pajanan sehingga dapat

menyebabkan penyakit yang diderita.

4. Tentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar unuk dapat mengakibatkan

penyakit tersebut.

Jika penyakit yang diderita hanya dapat terjadi pada keadaan pajanan tertentu, maka

pajanan yang dialami pasien di tempat kerja menjadi penting untuk diteliti lebih lanjut

dan membandingkannya dengan kepustakaan yang ada untuk dapat menentukan

diagnosis penyakit akibat kerja.

5. Tentukan apakah ada faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi.

Apakah ada keterangan dari riwayat penyakit maupun riwayat pekerjaannya, yang dapat

mengubah keadaan pajanannya, misalnya APD, riwayat adanya pajanan serupa

sebelumnya sehingga resikonya meningkat. Apakah pasien mempunyai riwayat

kesehatan (riwayat keluarga) yang mengakibatkan penderita lebih rentan terhadap

pajanan yang dialami.

6. Cari kemungkinan lain yang dapat merupakan penyebab penyakit.

Apakah ada faktor lain yang dapat merupakan penyebab penyakit. Apakah penderita

mengalami pajanan lain yang diketahui dapat merupakan penyebab penyakit. Meskipun

demikian, adanya penyebab lain tidak selalu dapat digunakan untuk menyingkirkan

penyebab di tempat kerja.

7. Buat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh pekerjaannya.

Sesudah menerapkan ke tujuh langkah di atas maka perlu dibuat suatu keputusan

berdasarkan informasi yang telah didapatkan yang memiliki dasar ilmiah.

Suatu pekerjaan/pajanan dinyatakan sebagai penyebab suatu penyakit apabila tanpa

melakukan pekerjaan atau tanpa adanya pajanan tertentu, pasien tidak akan menderita

penyakit tersebut saat ini.

Pekerjaan dinyatakan memperberat suatu keadaan apabila penyakit telah ada atau timbul

pada waktu yang sama tanpa tergantung pekerjaannya, tetapi pekerjaannya/pajanannya

memperberat timbulnya penyakit.

Page 5: Penyakit Akibat Kerja Fandy

Adapun cara untuk memperoleh informasi tentang hubungan pekerjaan dengan penyakit

yang diderita yaitu melalui:

1. Anamnesis riwayat penyakit dan riwayat pekerjaan

2. Pemeriksaan klinis

3. Pemeriksaan laboratorium

4. Pemeriksaan radiology

5. Pemeriksaan tempat kerja

Faktor penyebab

Hasil pengukuran

6. Diagnosa kerja dan diagnosa banding

7. Diagnosa okupasi: ada hubungan diagnosa kerja dengan pekerjaan/proses

kerja/lingkungan kerja.

Dari uraian di atas dapat dimengerti bahwa untuk menegakkan diagnosis Penyekit Akibat Kerja diperlukan pengetahuan yang spesifik, tersedianya berbagai informasi yang didapatkan baik dari pemeriksaan klinis pasien, pemeriksaan lingkungan di tempat kerja (bila memungkinkan) dan data epidemiologis

KESEHATAN LINGKUNGAN KERJA

Lingkungan kerja adalah kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi faktor fisik,

kimia, biologi, ergonomi, dan psikososial yang mempengaruhi pekerjaan dalam

melaksanakan pekerjaannya.

Kesehatan lingkungan kerja adalah ilmu dan seni yang ditunjukkan untuk mengenal,

mengevaluasi dalam mengendalikan semua faktor-faktor dan stres lingkungan di tempat kerja

yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, kesejahteraan, kenyamanan dan efisiensi

dikalangan pekerjaan dan masyarakat.

Tujuan kesehatan lingkungan kerja adalah:

Page 6: Penyakit Akibat Kerja Fandy

Mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja melalui usaha-usaha

pengenalan (recognizion), penilaian (evaluation), dan pengendalian (control) bahaya

lingkungan kerja atau occupational health hazard

Menciptakan kondisi tenpat dan lingkungan kerja yang sehat, aman dan nyaman,

memberikan keuntungan baik kepada perusahaan maupun kepada karyawan, guna

meningkatkan derajat kesehatan, moral dan produktivitas kerja karyawan.

Tujuan utama dari kesehatan lingkungan kerja adalah melindungi pekerja dan masyarakat

sekitar suatu RS atau perusahaan dari bahaya-bahaya yang mungkin timbul. Untuk dapat

mengantisipasi dan mengetahui kemungkinan bahaya lingkungan kerja yang diperkirakan dapat

menimbulkan penyakit akibat kerja, utamanya terhadap pekerja, ditempuh tiga langkah utama

yaitu: pengenalan, penilaian dan pengendalian dari berbagai bahaya dan resiko kerja.

Program kesehatan lingkungan kerja:

Program kesehatan lingkungan kerja membicarakan hal-hal yang menyangkut faktor-faktor

yang terdapat atau muncul di lingkungan kerja yang merupakan hazard kesehatan yaitu: faktor

fisik, kimia, biologi, psikososial dan ergonomi.

a. Faktor fisik yang merupakan hazard kesehatan kerja dapat berupa kebisingan, getaran,

radiasi, dan temperatir ekstrim. Faktor-faktor ini penting diperhatikan dalam tempat kerja,

karena pengaruhnya terhadap kesehatan pekerja dapat berlangsung dengan segera maupun

secara kumulatif.

Noise (kebisingan) dapat diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki yaitu dalam

bentuk gelombang yang disalurkan melalui benda padat, cair dan gas. Bunyi dapat

didengar oleh telinga karena ada rangsangan pada telinga oleh getaran. Kualitas suara

dapat ditentukan oleh 2 faktor yaitu frekuensi dan intensitas suara.

Identifikasi kebisingan di tempat kerja. Kebisingan dapat muncul di tempat kerja karena

penggunaan peralatan produksi yang mengeluarkan suara (seperti mesin-mesin produksi).

Jenis-jenis kebisingan yang dapat ditemukan di tempat kerja adalah:

1. Kebisingan kontinyu, yaitu kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin-mesin yang

beroperasi terus menerus misalnya suara generator.

Page 7: Penyakit Akibat Kerja Fandy

2. Kebisingan intermitten, yaitu jenis kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin-mesin

yang tidak beroperasi secara terus menerus melainkan terputus-putus, misalnya

mesin gerenda.

3. Kebisingan impulsif, yaitu kebisingan yang ditimbulkan oleh mesin atau peralatan

yang oleh karena penggunaannya terjadi hentakan-hentakan, misalnya mesin pres

dan mesin tumbuk.

Pengaruh kebisingan

Pengaruh kebisingan terhadap karyawan dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu:

a. pengaruh terhadap kenyamanan yaitu dapat menimbulkan gangguan pembicaraan,

gangguan konsentrasi berpikir serta dapat menimbulkan stres.

b. pengaruh terhadap kesehatan yaitu dapat menimbulkan tuli pada telinga.

Fibrasi (Getaran Mekanik)

Identifikasi Fibrasi

Terdapat beberapa peralatan yang waktu digunakan menimbulkan getaran, dimana

getaran tersebut berakibat timbulnya resonansi pada alat-alat tubuh sehingga

pengaruhnya bersifat mekanis. Biasanya disalurkan melalui lantai, tempat duduk atau

melalui alat tangan yang digunakan. Misalnya pada saat mengendarai mobil, traktor

dan forklif.

Pengaruh fibrasi

Pengaruh getaran terhadap tubuh karyawan adalah

1. Menimbulkan gangguan kenyamanan sehingga saat bekerja merasa tidak nyaman

karena penggunaan alat yang menghasilkan getaran

2. Menimbulkan kelelahan

3. Menimbulkan bahaya kesehatan,

Radiasi

Identifikasi radiasi di tempat kerja

Page 8: Penyakit Akibat Kerja Fandy

Radiasi adalah hazard kesehatan di lingkungan tempat kerja dan dibagi menjadi 2

golongan yaitu radiasi mengion dan radiasi tidak mengion

Radiasi mengion

Umumnya dapat ditemui di tempat kerja karena penggunaan alat yang menggunakan

bahan radiasi. Atau mempunyai inti yang tersusun dari proton dan neutron. Proton

mempunyai muatan positif dan neutron bermuatan negatif.

Radiasi mengion dibagi menjadi 5 jenis yaitu: radiasi sinar alfa, beta, gamma, sinar X

dan neutron

Radiasi tidak mengion

Sinar adalah murni energi disebut sebagai energi elektromagnetik dan keran

karakternya barbagai jenis sinar mengacu pada karasteristik gelombang. Energi sinar

berkaitan dengan panjang gelombang. Panjang gelombang yang lebih pendek

energinya lebih tinggi. Yang termasuk radiasi tidak mengion adalah gelombang mikro

(microwave), sinar laser, sinar inframerah dan sinar ultraviolet.

Pengaruh radiasi terhadap kesehatan tergantung dari jenis radiasi yang terdapat di

lingkungan tempat kerja. Efek radiasi umumnya akan menimbulkan luka bakar pada

jaringan tubuh yang terkena.

Pengaruh gelombang mikro terhadap tubuh terutama adalah gangguan terhadap

faali tubuh

Sinar inframerah dapat menyebabkan katarak pada mata

Sinar ultraviolet dapat meyebabkan konjungtivitis, bagi orang yang kulitnya

kurang pigmen yang terpapar dapat menyebabkan kanker kulit.

Sinar X dan gamma dapat mnenyebabkan luka bakar, impotensi, kerusakan

pada hipoitik dan leukimia.

Sinar alfa dan beta dapat menyebabkan kelainan pada daerah yang terkena

/terpapar dan menimbulkan kelainan kronis yang akhirnya dapat terjadi pada

jaringn-jaringan yang lebih peka.

Page 9: Penyakit Akibat Kerja Fandy

Temperatur Ekstrim

Suhu ekstrim merupakan hazard kesehatan di tempat kerja yang disebabkan karena

suhu sangat rendah atau suhu sangat tinggi. Keadaan ini biasa disebabkan karena iklim

yang ada, juga dapat ditimbulkan karena dalam proses produksi memerlukan

temperatur ekstrim.

Temperatur rendah

Untuk mengidentifikasi adanya hazard temperatur dingin (rendah) dapat ditemui pada

karyawan yang bekerja pada pabrik freezer, pengepala daging, fasilitas cold storage,

dan pertanian di daerah kutub (northterm areas). Terdapat kumpulan sinyal dari kulit

dan core (kumpulan organ-organ dalam tubuh) yang terintegrasi dengan porsi otak

yaitu hipotalamus. Hipotalamus berfungsi sebagai pengatur fungsi organ-organ tubuh

termasuk temperatur tubuh dan bekerja seperti termostat yang mengatur dan

memelihara temperatur normal. Tetapi karena terdapat pengaruh temperatur luar tubuh

sangat dingin maka kerja hipotalamus menjadi terganggu dan hal ini akan

mempengaruhi tubuh, diantaranya:

- Hipotermia yaitu perasaan yang sangat dingin sampai menggigil dan

menyebabkan denyut jantung pelan dan kadang-kadang tidak teratur, tekanan

darah lemah, kulit dingin, pernapasan tidak teratur, dan bisa terjadi kolaps. Hal ini

terjadi pada temperatur 2-100C, pengruh tersebut juga tergantung dari keadaan

individu yaitu: tergantung dari daya tahan tubuh, keadaan fitness, umur dan

budaya.

- Raynound’s phenomenon adalah keadaan pucat pada daerah jari. Raynound’s

phenomenon ini dikaitkan dengan jumlah penyakit termasuk sistemik

skleroderma, pulmonary hipertension, multiple sklerosis yang juga disebut

penyekit Raynound’s.

- Chilblains adalah kelainan pada bagian-bagian tubuh menjadi bengkak, merah,

panas, dan sakit yang diselingi dengan gatal-gatal.

- Trench foot adalah kerusakan anggota tubuh terutama pada kaki oleh kelembaban

yang dingin.

Page 10: Penyakit Akibat Kerja Fandy

- Frostbite adalah akibat terpaapr temperatur yang sangat dingin dan dapat

menimbulkan gangren.

Temperatur tinggi (Heat Stres)

Hazards temperatur tinggi (heat stres) dapat ditemukan pada operasi perusahaan yang

menggunakan peralatan yang memerlukan panas tinggi, misalnya pengecoran biji besi

atau baja, ruang pembakaran, ruang boiler, atau peralatan-peralatan lainnya yang

dalam operasinya memerlukan suhu tinggi.

Pengaruh heat stres terhadap tubuh adalah:

Heat Train adalah serangkaian respon fisiologis terhadap heat stres yang

direfleksikan pada derajat heat stres yang dapat menimbulkan gangguan

perasaan tidak nyaman sampai terjadi heat disorder.

Heat Cramps adalah gangguan yang disebabkan oleh karena terpapar suhu

yang sangat tinggi yang dapat menyebabkan meningkatnya temperatur tubuh,

kekurangan cairan dalam tubuh yang menyebabkan kekurangan garam natrium

dalam tubuh.

Heat Exhaution adalah terjadi oleh karena pengaruh cuaca yang sangat panas,

terutama bagi mereka yang tidak teraklimatisasi. Penderita keluar keringat

banyak, tetapi suhu badan dalam keadaan normal atau subnormal, tekanan

darak menurun, dan nadi lebih cepat, terasa lemah, dan bisa terjadi pingsan.

Heat Stroke adalah terjadi karena terpapar panas yang sangat tinggi dan dengan

pekerjaan yang sangat berat dan belum teraklimatisasi. Gejalanya adalah suhu

badan naik, kulit kering dan panas, vertigo, tremor, dan konvulsi

b. Faktor kimia

Dalam program kesehatan lingkungan kerja, masalah hazard kimia mempunyai

permasalahan yang sangat kompleks dan memerlukan perhatian khusus. Hal ini karena hazards

kimia disamping jumlahnya yang beredar di sektor industri sangat banyak, maka pengaruhnya

terhadap kesehatan pun sangat bervariasi. Mulai dari yang dapat menimbulkan gangguan, luka,

alergi sampai menimbulkan penyakit, malah dalam konsentrasi tertentu bahan kimia yang masuk

ke dalam tubuh dapat langsung menimbulkan kematian.

Page 11: Penyakit Akibat Kerja Fandy

- Identifikasi hazards kimia dan identifikasi bahwa di dalam udara tempat kerja terdapat

hazards kimia, kita harus mengetahui bahan kimia yang digunakan sebagai raw materials,

hasil produksi, dan hasil sampingannya (by-product). Informasi penting lainnya yng

diperlukan dapat diperoleh dari Material Safety Data Sheet (MSDS), yaitu yang harus

disuplai oleh pabrik atau importir bahan kimia tersebut.

- Jenis kontaminan udara

Pembagian bahan kimia yang merupakan kontamina (pencemar) udara dapat digolongkan

menjadi:

1. Dust (Debu)

Debu adalah partikel padat yang dihasilkan oleh perlakuan, penghancuran,

pengendaraan, ledakan, dan pemecahan terhadap material organik dan anorganik,

seperti batu, biji besi, metal, batu bara, kayu, dan biji-bijian.

Debu yang mempunyai ukuran 5-10 mikrometer akan tertahan pada saluran

pernapasan bagian atas.

Partikel atau debu berukuran 3-5 mikrometer akan tertahan pada saluran pernapasan

bagian tengah, sedangkan debu yang berukuran 1-3 mikrometer akan tertinggal pada

permukaan alveoli paru-paru. Debu yang berukuran kurang dari 0.1 mikrometer akan

bergerak keluar masuk alveoli.

2. Fumes (upa cair)

Fumes adalah partikel padat yang terbentuk dari kondensasi tahap gas, umumnya

terjadi karena penguapan setelah benda terlebur dan diameter kurang dari 1.0

mikrometer. Pengelasan (welbing), penyolderan yang tidak cukup panas dan

pekerjaan lainnya akan menghasilkan fumes.

3. Smoke (asap)

Asap terdiri dari unsur karbon atau partikel jelaga yang ukurannya kurang dari 0.1

mikrometer. Dihasilkan dari pembakaran tidak sempurna dari benda yang

mengandung karbon seperti batu bara dan minyak. Asap umumnya mengandung

titik-titik (droplets) partikel kering.

4. Mists (Kabut)

Page 12: Penyakit Akibat Kerja Fandy

Kabut adalah titik-titik cairan halus (liquid droplets) yang terbentuk dari kondensasi

uap kembali menjadi bentuk cair, atau pemecahan dari bentuk cair menjadi tingkat

terdepresi, seperti proses deburan air (spashing, forming, pemecahan atom

cairan/atomizing).

5. Gas

Gas adalah bentuk zat yang tidak mempunyai bangun tersendiri, melainkan mengisi

ruangan tertutup pada kondisi suhu dan tekanan normal. Bentuknya dapat berubah

menjadi cair pada kondisi suhu dan tekana yang tinggi

6. Vaspors (uap)

Vaspor (uap) adalah bentuk penguapan dari benda yang dalam keadaan normal

dalam bentuk padat atau cair. Penguapan adalah proses dari sautu bentuk cair ke

bentuk uap bercampur dengan udara sekitarnya. Dengan mengetahui mengetahui

bentuk dan ukuran- ukuran bahan pencemaran udara adalah penting dalam program

kesehatan lingkungan kerja (pengenalan, evaluasi, pengendalian hazards) dan juga

dalam menentukan pemilihan alat pelindung diri yang tepat.

Jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh

Terdapat 3 cara dimana bahan kimia dapat masuk ke dalam tubuh manusia, yaitu melalui:

1. Saluran Pernapasan

Bahan kimia yang merupakan kontaminan udara dapat langsung terhirup melalui alat

pernapasan. Bahan kimia yg masuk melalui paru- paru dapat langsung masuk ke dalam aliran

darah, dan oleh darah tersebut terbawa ke seluruh tubuh.

2. Kulit

Kulit juga merupakan pintu masuk bahan kimia ke dalam tubuh, yaitu melalui car absorpsi.

Beberapa bahan kimia dapat terserap oleh lubang rambut, terserap pada lemak dan minyak

kulit seperti senyawa organik, pestisida organopirospate. Bahan kimia yg tereabsorpsi

melalui kulit tersebut dapat menimbulkan kercunan secara sistemik.

3. Saluran pencernaan

Di tempat kerja orang tidak sadar dan sengaja terminum atau termakan bahan kimia beracun.

Oleh karena itu pekerja tidak diperkenankan makan, minum, atau merokok ditempat kerja.

Sebelum makan dan minum diharuskan mencuci tangan dengan bersih. Bahan kimia beracun

Page 13: Penyakit Akibat Kerja Fandy

yang terserap melalui cairan alat pencernaan dapat masuk ke dalam darah melalui sistem

saluran pencernaan tersebut.

c. Faktor Biologi

Hazards biologis dapat berupa binatang, bakteri, jamur dan virus. Hazards biologis yang

berupa binatang dapat dikenali/ diidentifikasi dengan adanya kehidupan binatang yang dapat

dilihat, seperti binatang buas dan binatang penyebar penyakit ( lalat, nyamuk, dan tikus).

Akan tetapi untuk jenis2 bakteri, jamur dan virus tidak mudah dilakukan identifiikasi

terutama bagi kesehatan. Hal ini dapat dilakukan denga melakukan observasi terhadap

karyawan2 yang sedang menderita penyakit. Pengaruhnya terhadap karyawan adalah :

Binatang buas bukan merupakan hazards kesehatan, akan tetapi dapat mengggangu

keselamatan jiwa, misalnya karyawan penebang kayu ditengah hutan mempunyai resiko

terhadap ancaman binatnag buas. Sedangkan binatang seperti nyamuk, lalat, dantikus dapat

menyebabkan penyakit menular.

Bakteri, jamur, dan virus dapat menyebabakan penyakit menular, seperti influenza, tbc,

kolera, disentri,dsb.

d. Faktor Psikososial

Beberapa contoh faktor psikososial di laboratorium kesehatan yang dapat menyebabkan

stres :

1. Pelayanan kesehatan seringkali bersifat emergensi dan menyangkut hidup mati seseorang.

Untuk itu pekerja di lab. Kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan yang tepat dan

cepat disertai dengan kewibawaan dan keramahtamahan

2. Pekerjaan pada unit2 tertentu yg sangat monoton.

3. Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan atau sesama teman

kerja

4. Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di nsektor formal ataupun

informal.

e. Faktor Ergonomi

Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya menyerasikan alat, cara, proses, dan

lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan manusia untuk terwujudnya

kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, dan tercapai efisiensi yg setinggi-

Page 14: Penyakit Akibat Kerja Fandy

tingginya. Pendekatan ergonomi bersifat konseptual dan kuratif, secara popular kedua

pendekatan tersebut dikenal sebagai To fit the Job to the Man to the Job. Sebagian besar

pekerja diperkantoran atau pelayanan kesehatan pemerintah, bekerja dalam posisi yang

kurang ergonomis, misalnya tnaga operator peralatan, hal ini disebakna peralatan yan g

digunakan pada umumnya barang impor yang desainnya tidak sesuai dengan ukuran pekerja

Indonesia. Posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga

kerja menjadi kurang efisien dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan fisik

dan psikologis (stres) dengan keluhan yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja (low

back pain). Work station design adalah bagaimana kita mendesain atau membuat suatu

tempat kerja menjadi nyaman dan tidak menimbulkan kelelahan, termasuk disini adalah

bagaimana mengatur atau meletakkan peralatan kerja yang digunakan.

Workplace design adalah menyangkut masalah berapa kebutuhan minimal ruangan yang

diperlukan sehingga seseorang dapat melakukan pekerjaannya dengan cukup leluasa.

HIGIENE INDUSTRI

Dalam penerapan Kesehatan lingkungan kerja dikenal tiga aspek utama yakni

pengenalan, penilaian dan pengendalian lingkungan kerja. Teknik identifikasi/ pengenalan

lingkungan kerja dapat dilakukan melalui suatu “ walk through survey “ atau survey

pendahuluan berupa pencatatan data dan observasi secara umum seperti nama bagian, jumlah

pekerja, proses produksi/ lay out proses, bagan perusahaan dan dilanjutkan dengan

pengamatan tentang potensi bahaya, jenis mesin/ peralatan, tanda peringatan, tata rumah

tangga, tanggap darurat, teknologi pengendalian yang ada dan sebagainya.

Kegiatan tersebut dilakukan oleh ahli hygiene perusahaan, yang berdasarkan pengetahuan

dan pengalaman yang dimilikinya, seringkali telah dapat menentukan permasalahan

lingkungan kerja di perusahaan, secara garis besar. Dengan demikian, pengenalan lingkungan

bermanfaat guna mengetahui secara kualitatif bahaya potensial di tempat kerja, menentukan

lokasi, jenis dan metode pengujian yang perlu dilakukan.

Pada tahap penilaian / evaluasi lingkungan, dilakukan pengukuran, pengambilan sampel

dan analisis di laboratorium. Melalui penilaian lingkungan dapat ditentukan kondisi

lingkungan kerja secara kuantitatif dan terinci, serta membandingkan hasil pengukuran dan

standar yang berlaku, sehingga dapat ditentukan perlu atau tidaknya teknologi pengendalian,

Page 15: Penyakit Akibat Kerja Fandy

ada atau tidaknya korelasi kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja dengan lingkungannya,

serta sekaligus merupakan dokumen data di tempat kerja.

Penerapan pengendalian merupakan metode teknik untuk menurunkan tingkat faktor

bahaya lingkungan sampai batas yang masih dapat ditolerir dan sekaligus melindungi

pekerja.

WALK THROUGH SURVEY

Merupakan sebuah survey awal, kadang disebut sebuah survey pengamatan, melibatkan

perjalanan ditempat kerja ( maka sering disebut “walk through”). Beberapa manfaat dari

survey awal termasuk :

Memperoleh gambaran dari seluruh operasi,

Mengidentifikasi tombol bahaya disetiap daerah, dan

Menilai efektivitas, metode pengendalian apapun di tempat.

Selama berjalan melalui, occupational hygienes yang akan ditanya:

Apakah pengukuran dibutuhkan di daerah ini?

Jika demikian, bahaya apa yang harus diukur?

Dimana bahan berbahaya tersebut harus diambil?

Pekerja mana yang harus menilai paparan tersebut?

Kapan pengukuran harus dilakukan?

Kesimpulan apa yang dapat diambil dari hasil?

Mungkin saja higienis yang kemudian merekomendasikan pemantauan survey untuk

mendapatkan kuantitatif tingkat eksposur atau bahkan penilaian resiko kesehatan kerja yg

formal.

Walk Through Survey merupakan teknik utama yang penting untuk mengidentifikasi dan

mengevaluasi potensi bahaya di lingkungan kerja yang dapat memberikan efek atau

gangguan pada kesehatan pekerja yang terpajan. Walk through survey adalah survey untuk

mendapatkan informasi yang relatif sederhana tapi cukup lengkap dalam waktu yang relatif

singkat sehingga diperlukan upaya pengumpulan data untuk kepentingan penilaian umum

dan analisa sederhana.

Page 16: Penyakit Akibat Kerja Fandy

Tujuan dari survey ini adalah agar sebagai seorang pakar kesehatan lingkungan kerja kita

dapat memahami proses produksi, denah tempat kerja. Kemudian dapat mendengarkan

pandangan pekerja dan pengawas kesehatan dan keselamatan kerja (K3) mengenai

lingkungan kerjanya, memahami pekerja dan tugas pekerja, memahami dan mengenal bahaya

lingkungan kerja serta menginventarisir upaya K3 tehadap kebijakan, pengendalian dan

pemenuhan perundang- undangan.

Secara umum, survey ini bermula pada pengenalan akan fasilitas manajemen pada

lingkungan kerja itu dan diskusi tentang tujuan survey tersebut sebab pemahaman yang jelas

ttg manajemen pekerja2 serta hubungannya denga fasilitas di lingkungan pekerja tsb sangat

penting. Sebelum survey, terlebih dahulu ada lobi dengan menejemen perusahaan ttg rencana

survey guna menerangkan maksud dan tujuan survey sehingga koita dapat memperoleh

dukungan atas survey tersebut. Setelah itu, dapat dilakukan diskusi untuk mendapatkan

informasi riwayat singkat ttg industri atau RS tersebut dan proses yg terlibat didalamnya

seperti denah perusahaan, bagaimana pengaturan dan populasi pekerja, kebijakan perusahaan

atau RS ttg K3, tanyakan pula pandangan atau pemahaman pimpinan dan pekerja ttg K3,

gambaran penerapan K3 yg dilakukan di lingkungan pekerja tsb serta diskusi menyeluruh ttg

masalah2 yg pernah timbul di lingkungan kerja tsb.

Kunjungan ke lapangan sebaiknya ditemani petugas setempat, survey tersebut dimulai

dari awal proses atau tempat penyimpanan bahan baku atau bahan mentah yang akan

digunakan dalam kegiatan industri. Buatkan dalam daftar periksa mengenai bahan baku

selama proses dengan melihat potens misalnya label peringatan ttg komposisi bahan

bakunya, debu yg beterbangan, uap atau gas yg tercium, sumber panas radisi,dsb.

Dari sisi pekerja sendiri, pada setiap survey akan proses pembuatan bahan, pakar

kesehatan lingkungan kerja harus mengobservasi juga prosedur penangangan bahan yg

digunakan pekerja dan segala sesuatu tindakan proteksi diri yang harus digunakan oleh

pekerja. Kemudian meninjau fasilitas yg menunjang kesejahteraan pekerja sendiri spt

kelengkapan obat2n, kondisi sanitasi lingkngan, penyediaan air minum, t4 sampah dan

penerangan, letak sumber bahaya, pola paparannya, serta alat pengendali sumber bahaya, dan

letak alat keselamatannya. Jumlah pekerja pada setiap tingkat proses pembuatan bahan harus

diperhatikan pula dengan data2 yg relevan mengenai jenis kelamin, etnik, ataupun umur yang

Page 17: Penyakit Akibat Kerja Fandy

mungkin memberi efek sensitvitas terhadap bahan kimia di ling. Kerja tsb. Jika dada

kesempatan pakar kesling harus berdiskusi dengan para pekerja scr langsung.

Survey diakhiri dgn klarifikasi semua informasi yg tlh diperoleh dgn menjelaskan potensi

bahaya yg ditemukaqn, laporkan hail pengamatan, evaluasi, dan berikan saran / rekomendasi

utk perbaikan.

KESELAMATAN KERJA

Definisi :

Adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin , pesawat, alat kerja, bahan dan proses

pengolahannya, landasan, tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan

pekerjaan.

Merupakan sarana utama untuk pencegahan kerugian; cacat dan kematian sebagai

kecelakaan kerja, kebakaran dan ledakan.

Sasaran

Tempat kerja; darat; udara; dalam tanah, permukaan air, dalam air.

Mencakup: proses produksi dan distribusi (barang dan jasa)

Sasaran keselamatan kerja ditujukan untuk melindungi tenaga kerja dan orang lain yang

berada di tempat kerja. Terjadinya kecelakaan kerja, peledakan, penyakit akibat kerja,

kebakaran dan polusi yang memberi dampak negatif terhadap korban, keluarga korban,

perusahaan, teman sekerja korban, pemerintah dan masyarakat.

Terdapat 3 faktor yang menyebabkan kecelakaan kerja, yaitu :

1. Unsafe action, adalah merupakan faktor manusia yang melakukan tidakan tidak

aman dalam bekerja, misalnya : bergurau ketika bekerja.

2. Unsafe condition, adalah apabila tempat kerja yang tidak mengikuti aturan

kesehatan dan keselamatan kerja, misalnya : penerangan yang tidak memadai,

lantai yang licin.

Page 18: Penyakit Akibat Kerja Fandy

3. Management factors, adalah apabila tidak adanya peraturan yang melindungi

keselamatan pekerja dengan semestinya

Pencegahan kecelakaan kerja:

1. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan- ketentuan yang diwajibkan mengenai

kondisi- kondisi kerja pada umumnya, perencanaan, konstruksi, perawatan dan

pemeliharaan, pengawasan, pengujian, cara kerja peralatan industry, tugas- tugas

pengusaha dan buruh, latihan, supervisi medis, P3K dan pemeriksaan kesehatan.

2. Standarisasi, yaitu penetapan standar- standar resmi, setengah resmi atau tak resmi

misalnya mengenai kontruksi yang memenuhi syarat- syarat keselamatan, jenis- jenis

peralatan indistri tertentu, praktek- praktek keselamatan dan hygiene umum, atau alat-

alat perlindungan diri.

3. Pengawasan, yaitu pengawasan tentang kepatuhan terhadap ketentuan perundang-

undangan yang diwajibkan.

4. Penelitian teknik, yang meliputi sifat dan ciri- ciri bahan- bahan yang berbahaya,

penyelidikan tentang pagar pengaman, pengujian alat- alat perlindungan diri,

penelitian tentang pencegahan peledakan gas dan debu, atau penelaahan tentang

bahan- bahan dan desain paling tepat untuk peralatan pengangkat, dsb.

5. Riset medis, yang meliputi terutama penelitian tentang efek- efek fisiologis dan

patologis factor- factor lingkungan dan teknologis, dan keadaan- keadaan fisik yang

mengakibatkan kecelakaan.

6. Penelitian psikologis, yaitu penyelidikan tentang pola- pola kejiwaan yang

menyebabkan terjadinya kecelakaan.

7. Penelitian secara statistik

8. Pendidikan

9. Latihan- latihan

10. Asuransi

Page 19: Penyakit Akibat Kerja Fandy

TUGAS KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN TUGAS JANUARI 2012

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

Page 20: Penyakit Akibat Kerja Fandy

OLEH

OLEH :

Mohammad Fandy (110 206 118)

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARATKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2012