penurunan populasi satwa langka (karya tulis)
DESCRIPTION
Karya tulis Penurunan Populasi Satwa LangkaTRANSCRIPT
PENURUNAN POPULASI SATWA LANGKA DI INDONESIA
KARYA TULIS
Disusun untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia
OLEH
VEGA ULFIE RAHMAWATI
NIS : 09 5679
KELAS : IX C
SMPN 236 JAKARTA
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan
rahmat dan karunia-Nya penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas
karya tulis di pelajaran bahasa Indonesia ini, yang bertemakan Penurunan
Populasi Satwa Langka.
Karya tulis ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuan
tentang beberapa hewan langka yang hampir punah dan penyebabnya.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dan membimbing penulisan ini. Secara khusus
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Guru Bahasa Indonesia di kelas 9, Pak Munasir dan Bu Titiek yang telah
membimbing hingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.
2. Kepala Sekolah Bu Nenny Junaeni
3. Kedua orang tua yang telah memberi dukungan dan motivasi.
4. Teman-teman semua di kelas IX
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih terdapat kekurangan dan
kelemahannya. Oleh karena itu, kritik dan saran pembaca akan penulis terima
dengan senang hati demi penyempurnaan karya tulis ini di masa yang akan
datang.
Jakarta, Februari 2012
Penulis
Vega Ulfie Rahmawati
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………I
DAFTAR ISI……………………………………………………………...II
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………..1
1.2 Permasalahan…………………………………………………2
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………..2
1.4 Manfaat Penulisan……………………………………………3
BAB 2 PERMASALAHAN
2.1 Pengertian Satwa Langka……………………………………4
2.2 Satwa Langka di Indonesia…………………………………..5
2.3 Satwa Indonesia yang Telah Punah…………………………9
2.4 Penyebab Kepunahan………………………………………..10
2.5 Usaha Mencegah Kepunahan Satwa Langka………………11
BAB 3 PENUTUP………………………………………………………..12
3.1 Kesimpulan……………………………………………………13
3.2 Saran…………………………………………………………..14
DAFTAR PUSTAKA
II
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kita tentu mengenal dinosaurus. Hewan purbakala ini memang sudah
punah jutaan tahun yang lalu, namun apakah kalian tahu penyebab kepunahannya?
Dari beberapa penilitian yang ada, dinosaurus punah dikarenakan perbuahan
zaman yang membuat mereka tidak dapat beradaptasi kembali dengann alamnya.
Ada juga yang berpendapat bahwa dinosaurus punah karena bumi yang dihantam
meteorit. Namun kita tidak membicarakan itu saat ini. Apapun yang
mengakibatkan kepunahan dinosaurus tentunya tidak diinginkan untuk terjadi lagi
kepada hewan langka saat ini.
Berbicara tentang satwa langka, pasti kita sadar di belahan dunia ini
banyak sekali satwa langka yang jarang ditemukan dan mungkin hanya ada
beberapa di dunia. Perlingdungan terhadap satwa-satwa ini mungkin masih
kurang. Walaupun saat ini sudah banyak lembaga perlindungan kepada satwa
langka, apakah itu meruntuhkan pikiran pihak-pihak tidak bertanggung jawab
untuk memburunya? Jawabannya adalah tidak. Fakta membuktikan masih banyak
satwa langka yang diburu dan diambil beberapa bagian tubuhnya untuk dijual.
Apakah ini menguntungkan? Ya. Namun tidak untuk ekosistem mereka.
Kita harusnya menyadari mereka juga mempunyai hak untuk hidup. Tapi
yang terjadi sekarang adalah kita memburu mereka untuk kepentingan diri kita
sendiri. Seharusnya yang kita lakukan adalah hidup berdampingan dengan
makhluk hidup di dunia ini, bukan untuk saling membunuh.
1.2 PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang yang dikemukaan diatas, terdapat beberapa
perumusan masalah dalam kaitannya dengan Penurunan Populasi Satwa Langka,
yaitu sebagai berikut :
A. Bagaimana cara untuk mengatasi Penurunan Populasi Satwa Langka
1.3 TUJUAN PENULISAN
Secara umum penulisan karya tulis ini adalah untuk menyadarkan
masyarakat pentingnya memelihara satwa langka. Memberi penjelasan tentang
perlindungan satwa langka. Selain itu, untuk memberikan solusi agar
perburuan satwa langka tidak terulang kembali.
1
1.4 MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat yang dapat kita peroleh dari penilitian tentang
Penurunan Populasi Satwa Langka adalah:
Untuk mengetahui beberapa jenis satwa langka yang dilindungi di
Indonesia
Untuk mengetahui penyebab penurunan populasi satwa langka
Untuk mengetahui seberapa pentingnya memelihara makhluk hidup
di sekitar kita
Untuk mengetahui solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah
perburuan liar
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN SATWA LANGKA
Satwa langka adalah satwa yang sangat sulit dicari karena jumlahnya yang
sedikit. Konsep kelangkaan dapat terjadi dari sedikitnya jumlah suatu organisme
di seluruh dunia, biasanya kurang dari 10.000; namun konsep ini juga dipengaruhi
oleh sempitnya area endemik dan habitat yang terfragmentasi.
Satwa yang dalam bahaya atau rentan, namun tidak dikategorikan langka,
misalnya, memiliki populasi berjumlah besar dan tersebar namun jumlahnya terus
berkurang dengan cepat dan diperkirakan akan punah. Satwa langka umumnya
dipertimbangkan terancam jika spesies itu memiliki ketidakmampuan dalam
jumlah populasi yang kecil untuk mengembalikan populasinya secara alami ke
jumlah semula.
2.2 SATWA LANGKA DI INDONESIA
Daftar nama satwa langka berikut ini adalah daftar nama binatang
langka dilindungi oleh hukum di Indonesia. Dilarang memelihara binatang
tersebut tanpa persetujuan pihak yang berwenang. Pada umumnya habitat dari
hewan yang dilindungi adalah cagar alam, di mana daerah cagar alam tersebut
tidak boleh terusik dan terisolasi dari campur tangan kepentingan manusia.
Daftar Nama Satwa Langka :
- Alap-Alap- Anggang
- Anoa- Babi Rusa- Badak Jawa
- Badak Kalimantan- Badak
Sumatera
- Bajing Tanah- Bangau Hitam-
Banteng
- Bayam- Beruang Muda- Beruk
Mentawai
- Biawak Ambong- Biawak Maluku
- Biawak Pohon- Biawak Togian-
-Bimok ibis- Buaya Sapit
- Buaya Taman- Buaya Tawar
- Burung Beo Nias- Burung Cacin
-Burung Dara Mahkota
- Burung Gosong- Burung Kipas
- Burung Kipas Biru- Burung Luntur
- Burung Madu- Burung Maleo
- Burung Mas- Burung Merak
- Burung Paok- Burung Sesap
- Burung Titi- Burung Udang
- Cendrawasih- Cipan
- Cubo- Duyun- Gajah Sumatra1
1
- Gangsa Batu Sula
- Gangsa Laut- Harimau Loreng
- Harimau Sumatra
- Ibis Hitam- Ibis Putih- Itik Liar
- Jalak Bali- Jalak Putih
- Jantingan- Jelarang- Julang
- Junai- Kahau Kalimantan
- Kakaktua Hitam
- Kakaktua Kuning
- Kakatua Raja
- Kancil- Kangkareng
- Kanguru Pohon
- Kasuari- Kelinci Liar Sumatra
- Kera Tak Berbuntut- Kijang
- Klaces- Komodo
- Kowak Merah- Kuau- Kubung
- Kucing Hitam- Kura-Kura Gading
- Kuskus- Kuwuh
- Labis-Labis Besar- Landak Irian
- Lumba-Lumba Air Laut
- Lumba-Lumba Air Tawar
- Lutung Mentawai- Lutung Merah
- Macan tutul- Maleo
- Malu-Malu- Mambruk
- Mandar Suiawesi- Marabus
- Meong Congkok- Merak- Minata
- Monyet Hitam- Monyet Jambul
- Monyet Sulawesi- Muncak
- Musang Air- Nori Merah
- Orangutan Pongo
- Orangutan/Mawas- Pelanduk Napu
- Pengisap Madu- Penyu Raksasa
- Pesut- Peusing- Platuk Besi
- Raja Udang- Rangkok
- Rankong- Roko-Roko
- Rungka- Rusa Bawean-
Sandanglawe
- Sapi Hutan- Siamang- Suruku
- Tando- Tapir- Trenggiling
- Tungtong- Ular Panana
- Walang Kadak- Walang Kekek
- Wili-Wili
2.3 SATWA INDONESIA YANG TELAH PUNAH
Adakah satwa Indonesia yang telah punah? Jawabannya pasti ada. Bahkan
penulis sedikitnya menemukan 6 (enam) spesies hewan (satwa) yang telah
dinyatakan punah. Keenam binatang tersebut adalah Harimau Jawa (Panthera
tigris sondaica), Harimau Bali (Panthera tigris balica), Verhoeven’s Giant Tree
Rat (Papagomys theodorverhoeveni), Tikus Hidung Panjang Flores (Paulamys
naso), Kuau Bergaris Ganda (Argusianus bipunctatus), dan Tikus Gua
Flores (Spelaeomys florensis).
Keenam hewan ini telah dinyatakan punah. Meskipun untuk Harimau Jawa
(Panthera tigris sondaica), masih banyak ahli dan peneliti (utamanya dari
Indonesia) yang meyakini hewan ini masih ada. Berikut satwa Indonesia yang
telah dinyatakan punah oleh The International Union for the Conservation of
Nature and Natural Resources (IUCN).
Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica)
Harimau Jawa atau Java Tiger (Panthera tigris sondaica) adalah
jenis harimau yang hidup di pulau Jawa. Harimau ini dinyatakan punah pada
tahun 1980-an, akibat perburuan dan perkembangan lahan pertanian yang
mengurangi habitat binatang ini secara drastis. Walaupun begitu, ada juga
kemungkinan kepunahan ini terjadi di sekitar tahun 1950 ketika diperkirakan
hanya tinggal 25 ekor jenis harimau ini di habitatnya. Terakhir kali ada
sinyalemen keberadaan Harimau Jawa ialah di tahun 1972. Di tahun 1979, ada
tanda-tanda bahwa tinggal 3 ekor harimau hidup di pulau Jawa. Walaupun begitu,
ada kemungkinan kecil binatang ini belum punah. Di tahun 1990 ada beberapa
laporan tentang keberadaan hewan ini, walaupun hal ini tidak bisa diverifikasi.
Harimau Jawa berukuran kecil dibandingkan jenis-jenis harimau lain. Harimau
jantan mempunyai berat 100-141 kg dan panjangnya kira-kira 2.43 meter. Betina
berbobot lebih ringan, yaitu 75-115 kg dan sedikit lebih pendek dari jenis jantan.
Harima Bali atau Bali Tiger (Panthera tigris balica) adalah subspesies
harimau yang sudah punah yang dapat ditemui di pulau Bali, Indonesia. Harimau
ini adalah salah satu dari tiga sub-spesies harimau di Indonesia bersama dengan
harimau Jawa (juga telah punah) dan Harimau Sumatera (spesies terancam)
Harimau ini adalah harimau terkecil dari tiga sub-spesies. Harimau terakhir
diyakini ditembak pada tahun 1925, dan sub-species ini dinyatakan punah pada
tanggal 27 September 1937. Karena besar pulau yang kecil, hutan yang terbatas,
populasi yang tidak pernah lebih besar dan dianggap tidak ada yang selamat
hingga hari ini.
Double-banded Argus atau Kuau Bergaris Ganda (Argusianus bipunctatus)
adalah satwa sejenis unggas yang dipercaya pernah hidup di Indonesia (Jawa dan
Sumatera) dan Malaysia. Satwa bergenus sama yang masih ada hingga sekarang
adalah Kuau Raja (Argusianus argus). Kuau Bergaris Ganda tidak pernah
ditemukan di alam, deskripsinya didasarkan pada sejumlah bulu yang dikirim
ke London dan dipertelakan pada tahun 1871. IUCN memasukkannya dalam
status punah.
Verhoeven’s Giant Tree Rat (Papagomys theodorverhoeveni) adalah satwa
dari famili (suku) tikus-tikusan (Muridae) yang pernah hidup di Pulau Flores,
Indonesia. Binatang ini dinyatakan punah oleh IUCN pada tahun 1996. Namun
para ahli meyakini satwa ini telah punah sekitar 1500 SM. Spesies ini hanya
dikenal dari beberapa subfossil fragmen-fragmen yang ditemukan di Pulau Flores,
Indonesia.
Tikus Hidung Panjang Flores (Paulamys naso)
Seperti halnya Papagomy theodorverhoeveni, Tikus Hidung Oanjang
Flores atauFlores Long-nosed Rat (Paulamys naso), satwa dari famili tikus-
tikusan ini hanya dikenal dari beberapa subfossil fragmen-fragmen yang
ditemukan di Pulau Flores, Indonesia.
Tikus Gua Flores (Spelaeomys florensis)
Seperti halnya Papagomy theodorverhoeveni, Tikus Gua Flores atau Flores Cave
Rat (Spelaeomys florensis) satwa dari famili tikus-tikusan ini hanya dikenal dari
beberapa subfossil fragmen-fragmen yang ditemukan di Pulau Flores, Indonesia.
2.4 PENYEBAB KEPUNAHAN
Berdasarkan pengamatan penulis melalui berbagai media (cetak dan
elektronik), beberapa hal yang menjadi penyebab ancaman kepunahan
terhadap satwa-satwa liar, khususnya satwa atau hewan langka, yaitu :
Perburuan Satwa Liar / Satwa Langka
Perburuan terhadap satwa liar sebenarnya telah dimulai dari jaman nenek
moyang kita. Namun pada jaman itu nenek moyang kita berburu binatang
untuk dikomsumsi. Berbeda dengan jaman sekarang, berburu binatang liar
tujuan utamanya tidak lagi untuk di komsumsi, tapi untuk di ambil bagian
tubuhnya untuk dibuat kerajinan seperti kerajinan kulit dan lain2. dan yang
lebih parah lagi ada juga yang berburu satwa liar hanya untuk hobi.
Perdanganya Satwa Liar / Satwa Langka
Besarnya potensi keuntungan yang diperoleh dari perdangan satwa liar
khusunya satwa langka telah mendorong meningkatnya aktivitas perdagangan
satwa. Semakin langka satwa tersebut maka harganya akan semakin mahal. Ini
merupakan ancaman yang sangat serius bagi kelestarian satwa liar terutama
satwa-satwa yang sudah langka.
Pemalakan Hutan
Hutan merupakan tempat tinggal (habitat alami) bagi sebagian besar satwa
liar, khusunya di daerah tropis seperti Indonesia. Tingginya aktivitas pemalakan
hutan (pemalakan liar) yan terjadi, telah menggangu dan merusak serta
menghilangkan habitat para satwa liar tersebut.
Kebakaran Hutan
Terbakarnya Hutan pada setiap musim kemarau baik yang terjadi secara
alami maupun akibat aktivitas pembukaan lahan oleh manusia, sangat merusak
habitat satwa liar tersebut. bahkan tak jarang satwa-satwa liar tersebut yang ikut
mati terbakar.
Pembangunan Pemukiman
Semakin bertambahnya jumlah penduduk dan semakin sempitnya lahan
pemukiman yang tersedia maka sebagai konsekuensinya hutanlah satu-satunya
pilihan untuk disulap menjadi pemukiman. dengan begitu satwa liar akan semakin
tergusur dan terdesak dari habitatnya.
Satwa Liar dianggap sebagai Hama
Seringkali satwa atau hewan liar dianggap sebagai hama oleh manusia,
sehingga harus di basmi layaknya hama pada umumya. Ini terjadi karena sering
kali satwa liar tersebut dianggap menggangu dan merusak tanaman atau kebun
para petani (penduduk) bahkan tidak jarang hewan liar tersebut menyerang
penduduk. Padahal sebenarnya kitalah (manusia) yang mengganggu dan merusak
habitat tempat tinggal mereka.
2.5 USAHA MENCEGAH KEPUNAHAN SATWA LANGKA
Agar tidak terjadi kepunahan maka pemerintah beserta instansi terkait
melakukan usaha untuk mencegah terjadinya kepunahan dengan beberapa cara,
antara lain:
1.) Menetapkan suakamargasatwa sebagai tempat untuk melindungi
hewan tertentu terutama yang sudah langka.
2.) Membuat cagar alam sebagai tempat perlindungan dan pelestarian
hewan, tumbuhan, tanah dan air.
3.) Inseminasi Buatan. Perkembangbiakan pada hewan dengan cara
menyuntikkan sperma dari hewan jantan pada hewan betina. Inseminasi buatan ini
biasa dilakukan pada hewan mamalia terutama yang hampir punah karena
jumlahnya di alam bebas yang semakin sedikit. Tidak semua orang dapat
melakukan inseminasi buatan, biasanya dilakukan oleh dokter hewan di suatu
lembaga pelestarian, misalnya kebun binatang.
4.) Berpartisipasi dalam pelestarian makhluk hidup. Pelestarian makhluk
hidup bukan tanggung jawab pemerintah saja namun kita sebagai manusia dan
makhluk Tuhan harus ikut menjaga kelestarian makhluk hidup dan
lingkungannya. Apa saja yang kita dapat lakukan untuk melestarikan lingkungan
dan makhluk hidup? Kita mulai dari lingkungan terkecil, misalnya rumah dan
tempat tinggal kita dengan cara tidak membuang sampah sembarangan.
Pemeliharaan hewan tertentu oleh pribadi misalnya memelihara orang utan,
burung yang termasuk langka sebaiknya tidak dilakukan melainkan kita serahkan
kepada lembaga yang bertugas menjaga kelestarian lingkungan misalnya kebun
binatang. Memperbanyak jenis hewan tertentu yang biasa kita gunakan sebagai
sumber makanan misalnya dengan berternak ayam, sapi. Kesadaran manusia akan
pentingnya keseimbangan alam diharapkan sekali dalam usaha pelestarian
makhluk hidup. Pemburuan liar yang dilakukan untuk menangkap hewan harus di
hindari dan didukung dengan cara tidak membeli hewan langka dan bagianbagian
hewan tersebut. Dengan demikian usaha penjualan hewan langka menjadi terhenti.
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa puluhan satwa langka
terancam punah dan beberapa diantaranya tidak ditemukan lagi di Indonesia.
Seperti yang dibahas sebelumnya, hal ini terjadi dikarenakan pembalakan liar,
perburuan satwa, pembakaran hutan, kebakaran hutan, bahkan satwa yang
dianggap sebagai hama. Perlindungan terhadap hewan-hewan ini pun masih
dipertanyakan. Karena saat ini banyak ditemukan satwa langka yang berkeliaran
di tempat yang bukan habitat alami mereka dengan populasinya yang menurun.
Dengan demikian hal yang harus dilakukan sekarang adalah membangun
kesadaran para generasi muda untuk menjaga lingkungan mereka dan habitat
alami yang menempatinya.
3.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan dan keseluruhan karya tulis ini, penulis ingin
memberikan saran sebagai berikut :
Berikan penyuluhan lebih lanjut kepada masyarakat akan pentingnya
menjaga kelestarian satwa langka di sekitar kita.
Pengawasan yang lebih ketat oleh Pemerintah dan pengambil tindakan
tegas terhadap ancaman pada satwa langka yang dilindungi.
Kesadaran dari masyarakat untuk membantu perlindungan dan pencegahan
pemusnahan habitat alami satwa langka.
Masyarakat harus memulai pergantian bahan-bahan yang biasanya diambil
dari satwa langka dengan bahan alami. Contohnya : kulit harimau dengan
kain wol untuk membuat pakaian.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia. Kepunahan. 2011
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepunahan
Yudhi. Contoh Karya Tulis. 2008
http://yudhim.blogspot.com/2008/01/contoh-karya-tulis.html
Almendah. Daftar Binatang Langka Indonesia. 2010
http://alamendah.wordpress.com/2010/03/17/daftar-binatang-
langka-indonesia/
Almendah. Satwa Indonesia yang Telah Punah. 2009
http://alamendah.wordpress.com/2009/09/25/satwa-indonesia-
yang-telah-punah/
Contoh Karya Ilmiah Kelas X. 2008
http://binacc.blogspot.com/2008/06/contoh-karya-ilmiah-kelas-
x.html
Ningsih Amalia. Contoh Karya Ilmiah. 2011
http://edukasi.kompasiana.com/2011/04/12/contoh-karya-
ilmiah/