pentingnya meng'orang'kan tenaga tebang tebu 6.pdf · menjelang musim tebang tebu tiba....

1
Laporan Utama Utama 06-buletin ptpn12 Maret - April 2015, Maret - April 2015, Edisi 09 Edisi 09 M asalahnya, jumlah tenaga demikian kini tidaklah ba- nyak. Otomatis penebang tebu menjadi rebutan. Maka pihak kebun dituntut untuk pandai-pan- dai mencari penebang jauh-jauh hari menjelang musim tebang tebu tiba. Ery Warman, Manajer Kebun Kali- rejo, tidak menampik tentang kemung- kinan kurangnya tenaga penebang saat musim tebang tebu, setelah melaku- kan perluasan tanaman tersebut. Para karyawan borongan yang selama ini terdidik memelihara dan memetik kakao maupun menyadap karet lantas beralih menangani tanaman tebu. Harus ber- adaptasi dari budaya penanganan tana- man tahunan ke tanaman musiman. “Kami mengajari tenaga penebang dari dalam maupun sekitar kebun, se- dangkan pemuatan tebu ke truk meng- gunakan alat berat melalui kerja sama dengan pihak ketiga. Ongkos muatnya secara borongan dihitung per kuintal tebu,” katanya. Proses Tebang Muat Angkut (TMA) tebu haruslah lancar seiring proses produksi di PG, apalagi Kebun Kalirejo merupakan andalan sebagai penyedia BBT ke PG Glenmore. Karena itu, tahun ini dirintis penebangan dan pemuatan tebu ke truk menggunakan traktor. Bambang SP, Manajer Kebun Jati- rono, mengatakan, pekerja borongan yang tadinya menggarap kakao harus menyesuaikan dengan pola tanam tebu, maka harus diajari. Pemenuhan jumlah tenaga TMA tebu selain diupayakan dari dalam kebun, juga didatangkan dari Kab. Bondowoso dan Jember Selatan. “Masalah kami saat musim tebang tebu tidak hanya tenaga TMA, tapi juga infrastruktur jalan rusak sepanjang 10 km akibat terkena limpahan air hujan. Kelancaran pengangkutan tebu terken- dala,” tuturnya seraya menjelaskan bahwa perbaikan jalan dilakukan ber- tahap. Kekurangan penebang Ketersediaan tenaga tebang amat penting guna memperlancar kegiatan TMA. Selain harus bersik kuat untuk memuat batangan-batangan tebu yang diikat ke bak truk, penebang harus te- rampil memotong batang tebu dengan ukuran beberapa sentimeter dari atas permukaan tanah. Untuk menyiasati kurangnya jumlah penebang, Kebun Kalitelepak member- dayakan tenaga perempuan sebagai penebang, sedangkan pemuatan tebu ke bak truk dilakukan pekerja lelaki. “Kami sudah siapkan tenaga tebang dari beberapa desa. Untuk keperluan tebang secara mekanis, kami juga su- dah mengajukan pengadaan traktor ke kantor direksi,” papar Heri Sucioko, Wakil Manajer Kebun Kalitelepak. Penggunaan alat berat juga akan di- lakukan Kebun Kalisepanjang. “Ke de- pan, tebang muat tidak bisa dilakukan secara manual. Untuk muat tebu ke truk perlu menggunakan cane grader de- ngan menggandeng pihak ketiga yang biayanya Rp4.000/kuintal,” ujar Mulya- dib, Manajer Kebun Kalisepanjang. Se- dangkan pengangkutannya menuju PG Glenmore bisa menggunakan truk milik sendiri atau koperasi. Kebun Kendenglembu mendatang- kan tenaga tebang muat dari Kab. Ma- diun, Ngawi, dan Bondowoso. Untuk menampung para penebang tebu itu disiapkan barak-barak penginapan. “Juni mendatang musim tebang tebu, kami sudah teken kontrak ang- kutan dan tenaga tebang. Biasanya seorang tenaga tebang muat mampu menghasilkan 1 ton tebu per hari,” tu- tur Titon Tantular, Wakil Manajer Kebun Kendenglembu. Menurut Titon, keberadaan tenaga tebang muat sangat penting, maka ha- rus memperoleh perhatian ekstra. Per- nah terjadi saat dilakukan tebang muat, pengangkutan tebu ke PG tersendat karena mesin PG macet, para tenaga tebang muat lantas ngambek hendak beralih ke kebun lain. Hal itu dibenarkan oleh Harso, Manajer Kebun Kalikempit. “Keberadaan tenaga TMA harus di’orang’kan agar kerasan bekerja, karena kita memang butuh mereka,” tandasnya. Itulah sebabnya, Harso melakukan pendekatan secara kekeluargaan de- ngan kelompok kerja penebang, dan kini sudah menjalin kontrak dengan 300 tenaga TMA asal Malang, Bondo- woso, dan Jember, yang dibagi men- jadi 6 kelompok kerja. Untuk menam- pung mereka, disiapkan 8 unit rumah kosong yang memiliki tempat parkir cukup luas. (bs/ hil/yos) Dilakukannya perluasan tanaman tebu akan berdampak positif berupa melimpahnya produksi saat musim tebang. Tetapi menebang tanaman yang bobot batangnya tergolong berat itu membutuhkan tenaga terampil dengan fisik kuat dalam jumlah besar. Setiap hektar tanaman tebu membutuhkan penebang 40 – 50 orang. Pentingnya Meng'orang'kan Tenaga Tebang Tebu Para pekerja menanam tebu di Kebun Kedenglembu. (foto: Dok. Humas)

Upload: vuliem

Post on 13-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan UtamaUtama

06-buletin ptpn12

Maret - April 2015, Maret - April 2015, Edisi 09Edisi 09

Masalahnya, jumlah tenaga demikian kini tidaklah ba-nyak. Otomatis penebang tebu menjadi rebutan. Maka

pihak kebun dituntut untuk pandai-pan-dai mencari penebang jauh-jauh hari menjelang musim tebang tebu tiba.

Ery Warman, Manajer Kebun Kali-rejo, tidak menampik tentang kemung-kinan kurangnya tenaga penebang saat musim tebang tebu, setelah melaku-kan perluasan tanaman tersebut. Para ka r yawan borongan yang selama ini terdidik memelihara dan memetik kakao maupun menyadap karet lantas beralih menangani tanaman tebu. Harus ber-adaptasi dari budaya penanganan tana-man tahunan ke tanaman musiman.

“Kami mengajari tenaga penebang dari dalam maupun sekitar kebun, se-dangkan pemuatan tebu ke truk meng-gunakan alat berat melalui kerja sama dengan pihak ketiga. Ongkos muatnya secara borongan dihitung per kuintal tebu,” katanya.

Proses Tebang Muat Angkut (TMA) tebu haruslah lancar seiring proses produksi di PG, apalagi Kebun Kalirejo

merupakan andalan sebagai penyedia BBT ke PG Glenmore. Karena itu, tahun ini dirintis penebangan dan pemuatan tebu ke truk menggunakan traktor.

Bambang SP, Manajer Kebun Jati-rono, mengatakan, pekerja borongan yang tadinya menggarap kakao harus menyesuaikan dengan pola tanam tebu, maka harus diajari. Pemenuhan jumlah tenaga TMA tebu selain diupayakan dari dalam kebun, juga didatangkan dari Kab. Bondowoso dan Jember Selatan.

“Masalah kami saat musim tebang tebu tidak hanya tenaga TMA, tapi juga infrastruktur jalan rusak sepanjang 10 km akibat terkena limpahan air hujan. Kelancaran pengangkutan tebu terken-dala,” tuturnya seraya menjelaskan bahwa perbaikan jalan dilakukan ber-tahap.

Kekurangan penebangKetersediaan tenaga tebang amat

penting guna memperlancar kegiatan TMA. Selain harus berfi sik kuat untuk memuat batangan-batangan tebu yang diikat ke bak truk, penebang harus te-rampil memotong batang tebu dengan

ukuran beberapa sentimeter dari atas permukaan tanah.

Untuk menyiasati kurangnya jumlah penebang, Kebun Kalitelepak member-dayakan tenaga perempuan sebagai penebang, sedangkan pemuatan tebu ke bak truk dilakukan pekerja lelaki.

“Kami sudah siapkan tenaga tebang dari beberapa desa. Untuk keperluan tebang secara mekanis, kami juga su-dah mengajukan pengadaan traktor ke kantor direksi,” papar Heri Sucioko, Wakil Manajer Kebun Kalitelepak.

Penggunaan alat berat juga akan di-lakukan Kebun Kalisepanjang. “Ke de-pan, tebang muat tidak bisa dilakukan secara manual. Untuk muat tebu ke truk perlu menggunakan cane grader de-ngan menggandeng pihak ketiga yang biayanya Rp4.000/kuintal,” ujar Mulya-dib, Manajer Kebun Kalisepanjang. Se-dangkan pengangkutannya menuju PG Glenmore bisa menggunakan truk milik sendiri atau koperasi.

Kebun Kendenglembu mendatang-kan tenaga tebang muat dari Kab. Ma-diun, Ngawi, dan Bondowoso. Untuk menampung para penebang tebu itu disiapkan barak-barak penginapan.

“Juni mendatang musim tebang tebu, kami sudah teken kontrak ang-kutan dan tenaga tebang. Biasanya seorang tenaga tebang muat mampu menghasilkan 1 ton tebu per hari,” tu-tur Titon Tantular, Wakil Manajer Kebun Kendenglembu.

Menurut Titon, keberadaan tenaga tebang muat sangat penting, maka ha-rus memperoleh perhatian ekstra. Per-nah terjadi saat dilakukan tebang muat, pengangkutan tebu ke PG tersendat karena mesin PG macet, para tenaga tebang muat lantas ngambek hendak beralih ke kebun lain.

Hal itu dibenarkan oleh Harso, Manajer Kebun Kalikempit. “Keberadaan tenaga TMA harus di’orang’kan agar kerasan bekerja, karena kita memang butuh mereka,” tandasnya.

Itulah sebabnya, Harso melakukan pendekatan secara kekeluargaan de-ngan kelompok kerja penebang, dan kini sudah menjalin kontrak dengan 300 tenaga TMA asal Malang, Bondo-woso, dan Jember, yang dibagi men-jadi 6 kelompok kerja. Untuk menam-pung mereka, disiapkan 8 unit rumah kosong yang memiliki tempat parkir cukup luas. (bs/ hil/yos)

Dilakukannya perluasan tanaman tebu akan berdampak positif

berupa melimpahnya produksi saat musim tebang. Tetapi menebang

tanaman yang bobot batangnya tergolong berat itu membutuhkan

tenaga terampil dengan fi sik kuat dalam jumlah besar. Setiap hektar

tanaman tebu membutuhkan penebang 40 – 50 orang.

Pentingnya Meng'orang'kan Tenaga Tebang Tebu

Para pekerja menanam tebu di Kebun Kedenglembu. (foto: Dok. Humas)