penjamah makanan hubungannya

8
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PENJAMAH MAKANAN DENGAN JUMLAH E.COLI YANG TERKANDUNG DALAM MAKANAN DI KANTIN PUMANISA UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG Endah Inti Wening 01.210.6146 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

Upload: rafi-bohaycrew-perfomance

Post on 07-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

medical

TRANSCRIPT

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU PENJAMAH MAKANAN DENGAN JUMLAH E.COLI YANG TERKANDUNG DALAM MAKANAN DI KANTIN PUMANISA UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

Endah Inti Wening 01.210.6146

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2013BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah Upaya pengamanan makanan dan minuman pada dasarnya meliputi orang yang menangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan pengolahan makanan dan proses pengolahannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya keracunan makanan, antara lain adalah higienis perorangan yang buruk, cara penanganan makanan yang tidak sehat dan perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih. Kontaminasi yang terjadi pada makanan dan mimunan dapat menyebabkan berubahnya makanan tersebut menjadi media bagi suatu penyakit. Salah satu kontaminan yang paling sering dijumpai pada makanan adalah bakteri Coliform, Escherichia coli dan Faecal coliform. Bakteri ini berasal dari tinja manusia dan hewan, tertular ke dalam makanan karena perilaku penjamah yang tidak higienis, pencucian peralatan yang tidak bersih, kesehatan para pengolah dan penjamah makanan serta penggunaan air pencuci yang mengandung Coliform, E. coli, dan Faecal coliform. Dalam persyaratan mikrobiologi, E.Coli dipilih sebagai indicator tercemarnya air atau makanan,karena keberadaan E.coli dalam sumber air atau makanan merupakan indikasi pasti terjadinya kontaminasi tinja manusia(Chandra,2006) . Menurut WHO (2011) penyakit bawaan makanan (food borne diseases) seperti diare, kolera, disentri dan tifus merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang banyak membebani. Penyakit tersebut meminta banyak korban dalam kehidupan manusia dan menyebabkan sejumlah besar penderita. Penyakit bawaan makanan merupakan salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang dan menyebabkan 1,9 juta kematian orang per tahun di tingkat global. Bahkan, di Negara maju 1/3 dari populasi terinfeksi penyakit bawaan makanan. Namun, hanya sebagian kecil tes positif yang dilaporkan pada Departemen Kesehatan (Andargie et al, 2008).

Berdasarkan data dari Bidang Pekapontren (Pelaksana Pelayanan dan Bimbingan di Bidang Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren) di Kantor Kementrian Agama Kota Surakarta tahun 2011, jumlah pondok pesantren di Kota Surakarta sebanyak 8 buah. Jumlah santri sebanyak 2.081 santri. Para santri tinggal di pondok dan disediakan makanan melalui pengelolaan pihak pengelola dapur. Pengelolaan makanan di pondok pesantren di Kota Surakarta, khususnya penerapan hygiene sanitasi makanan masih perlu mendapatkan perhatian agar dapat mencegah terjadinya penularan penyakit melalui makanan. Berdasarkan data dari pos kesehatan pesantren bulan Januari, Februari, dan Maret 2011 di 8 pesantren Kota Surakarta hasil survey pendahuluan yang dilakukan peneliti, diperoleh kasus pada tabel 1.Tabel 1. Jumlah Kasus Food Borne Disease di 8 Pesantren Kota Surakarta Januari-Maret 2011

Kode Pondok dan

Jumlah SantriFood Borne DiseaseTOTAL

Diare Disentri Tifus

A 650 santri105 (16%) 10 (1.5%)115

B 115 santri2 (1.7%) 2

C 329 santri65 (19.7%) 65

D 325 santri45 ( 13.8%) 45

E 100 santri12 ( 12%) 12

F 130 santri40 (30.7%)3 (2.3%)3(2.3%)46

G 322 santri87 87

H 110 santri45 45

Total Kasus417

Pengetahuan,sikap, dan perilaku tenaga penjamah makanan akan mempengaruhi kualitas makanan yang dihasilkan. Sebagian besar penyakit melalui makanan berasal dari penjamah makanan yang sedang sakit atau membawa kuman penyakit, kurangnya tindakan hygienis perorangan, ataupun cara menyiapkan makanan yang tidak saniter. Kuman penyakit dapat ditularkan oleh penjamah makanan melalui bersin-bersin, infeksi luka, jerawat, bisul,ataupun tinja yang melekat di tangan penjamah makanan. Dari pra survey diketahui bahwa kondisi sanitasi di kantin- kantin lingkungan UNDIP Tembalang masih kurang baik. Sebagian besar penjamah makanan juga kurang menjaga hygiene . (Tika Nurmila,2009) .

Depkes RI ( 2001),menyatakan kebersihan tangan sangat penting bagi setiap orang terutama bagi penjamah makanan.Kebiasaan mencuci tangan sangat membantu dalam mencegah penularan bakteri dari tangan kepada makanan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, 69,6% pedagang makanan jajanan tradisional menjamah makanan dengan tanpa alas atau perlengkapan lainnya. Hal ini sesuai dengan penelitian Susanna ( 2003) yang menyatakan 64% penjamah makanan tidak memakai alat untuk mengambil/memegang makanan. Mikroorganisme yang melekat pada tangan akan berpindah ke dalam makanan dan akan berkembang biak dalam makanan,terutama dalam makanan jadi.

Sebagian besar mahasiswa merupakan anak kos yang tinggal jauh dari keluarga. Kebanyakan mereka memiliki kebiasaan mengonsumsi makanan yang tidak sehat, pola makan yang tidak teratur, tidak sarapan pagi atau bahkan tidak makan siang serta sering mengonsumsi jajanan (Putra,2008). Berdasarkan penelitian terhadap pedagang makanan didapatkan sebanyak 96,7% tidak mencuci tangannya, 60% pedagang tidak menggunakan sendok atau penjepit makanan dalam mengambil makanannya, dan 50% pedagang tidak membersihkan pembungkus nasi dengan serbet/lap. Dari 30 sampel yang diperiksa diketahui ada 25 (83,3%) sampel yang mengandung kuman E.Coli dan (16,7%) sampel tidak mengandung kuman E.Coli (Ermayani,2004) .

Dari survey awal yang dilakukan penulis, didapatkan bahwa di kantin Pumanisa Universitas Islam Sultan Agung didapatkan 25 pedagang makanan, sebagian besar belum melakukan hygiene sanitasi makanan dengan benar. Berdasarkan survey awal tersebut, penulis berminat mengetahui hubungan antara perilaku penjamah makanan dengan jumlah e coli yang terkandung dalam makanan yang disajikan di kantin Pumanisa Universitas Islam Sultan Agung Semarang .B. Perumusan Masalah

Adakah hubungan antara perilaku penjamah makanan dengan jumlah e coli yang terkandung di dalam makanan di Kantin Pumanisa Universitas Islam Sultan Agung Semarang ? C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum :

Untuk mengetahui hubungan antara perilaku penjamah makanan dengan jumlah e coli yang terkandung di dalam makanan di Kantin Pumanisa Universitas Islam Sultan Agung Semarang 2. Tujuan Khusus :

a. Mengetahui prosentase perilaku penjamah makanan yang baik di Kantin Pumanisa Universitas Islam Sultan Agung Semarang .

b. Mengukur rerata jumlah e coli makanan di Kantin Pumanisa Universitas Islam Sultan Agung Semarang .

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Teoritik :

Memberikan informasi mengenai hubungan antara perilaku penjamah makanan dengan jumlah e coli makanan di kantin Pumanisa Universitas Islam Sultan Agung Semarang .

2. Praktis :

a. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai pentingnya sanitasi makanan karena akan mempengaruhi status kesehatan .

b. Diharapkan agar masyarakat dapat menerapkan prinsip prinsip sanitasi makanan dalm kehidupan sehari hari .

c. Sebagai acuan bagi peneliti lain .

d. Dapat menjadi masukan atau bahan pertimbangan kepada pemegang kebijaksanaan dalam membuat peraturan tentang pengolahan bahan makanan .