gambaran gangguan tidur dan hubungannya …

76
GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA TERHADAP TINGGI BADAN ANAK USIA 9-12 TAHUN: PENELITIAN PENDAHULUAN Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Amelia Nurfajrina NIM: 1112103000018 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436/2015 M

Upload: others

Post on 28-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

GAMBARAN GANGGUAN TIDUR

DAN HUBUNGANNYA TERHADAP TINGGI BADAN

ANAK USIA 9-12 TAHUN:

PENELITIAN PENDAHULUAN

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Amelia Nurfajrina

NIM: 1112103000018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436/2015 M

Page 2: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …
Page 3: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …
Page 4: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …
Page 5: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat, rahmat

dan inayah-Nya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan judul

“Gambaran Gangguan Tidur Dan Hubungannya Terhadap Tinggi Badan Anak

Usia 9-12 Tahun Di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta”.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, sangatlah sulit untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, dalam

kesempatan kali ini kami ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-

tingginya dan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Prof. DR. Arif Sumantri, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Achmad Zaki, M.Epid, SpOT selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Dokter.

3. dr. Riva Auda, SpA, MKes dan dr. Erfira, SpM selaku dosen pembimbing

yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk

mengarahkan kami dalam penyusunan penelitian ini.

4. dr. Nouval Shahab, SpU, PhD, FICS, FACS selaku penanggung jawab

riset mahasiswa PSPD 2012.

5. Kepala Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Drs. H. Yon Sugiono

yang telah mengizinkan kami untuk melakukan penelitian ini.

6. Kedua Orang tuaku tercinta, Drs. H. Aang Ch Machdaly dan Hj. Tini

Rustini yang selalu mencurahkan kasih sayangnya, mendukung dalam

suka dan duka, dan selalu mendoakan yang terbaik untuk putri-putrinya.

7. Kepada adik yang tercinta Safira Belarizkia yang telah banyak

mendukung, semangat dan do’anya, sehingga tugas ini dapat

diselesaikan.

8. Kelompok riset Hilmiana Putri, Arif Syafa’at, dan Halimatussadiah

yang selalu bekerja sama dalam suka maupun duka untuk

menyelesaikan penelitian ini.

Page 6: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

vi

9. Teman-teman Program Studi Pendidikan Dokter angkatan 2012, dan

semua pihak yang telah membantu sehingga penelitian ini dapat

terselesaikan.

Saya sadari penyusunan laporan penelitian ini masih jauh dari

kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat saya

harapkan demi kesempurnaan penelitian ini.

Akhir kata Wallahul Muwaffiq ila aqwamit thoriq

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Page 7: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

vii

ABSTRAK

Amelia Nurfajrina. Program Studi Pendidikan Dokter. Gambaran Gangguan Tidur

Dan Hubungannya Terhadap Tinggi Badan Anak Usia 9-12 Tahun: Penelitian

pendahuluan.

Gangguan tidur merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

pertumbuhan. Saat tidur terjadi pelepasan hormon pertumbuhan sekitar 75%.

Apabila terdapat gangguan tidur pada anak maka sintesis dan fungsi hormon

pertumbuhan akan berkurang. Hal ini dapat menyebabkan salah satu penyebab

pertumbuhan tinggi badan anak tidak optimal. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui gambaran gangguan tidur dan hubungannya terhadap tinggi badan

anak usia 9-12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta. Jenis

penelitian yang dipergunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan

pendekatan potong lintang yang menggunakan sampel sebanyak 50 anak yang

bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah UIN Jakarta. Hasil penelitian didapatkan dari

50 anak, terdapat 22 anak yang mengalami gangguan tidur dan 28 anak tidak

mengalami gangguan tidur. Anak yang memiliki gangguan tidur dengan memiliki

gangguan tinggi badan sebanyak 1 orang, sedangkan anak yang memiliki

gangguan tidur dengan tidak memiliki gangguan tinggi badan sebanyak 21 orang.

Penelitian ini tidak menunjukkan hubungan antara gangguan tidur terhadap tinggi

badan anak usia 9-12 tahun. (p = 0,425)

Kata kunci : gangguan tidur, pertumbuhan, tinggi badan

ABSTRACT

Amelia Nurfajrina. Medical Student Program. Sleep Disorder Overview and Its

Relation to the height of children aged 9-12 years old: Preliminary Study.

Sleep disorder is one of the factors that can affect the growth. During sleep the

release of growth hormone is about 75%. The synthesis and function of growth

hormone is reduced, while a sleep disorder happened. This can lead to one of the

causes of the child's height growth is not optimal. This study aims to describe

sleep disorders and their relation to height of children aged 9-12 years in

Government Elementary School Development UIN Jakarta. This type of research

used is descriptive analytic research with cross sectional approach which used a

sample of 50 children attending Islamic Elementary School UIN Jakarta. The

results of this research is obtained from 50 children, there were 22 children who

experience sleep disturbances and 28 children did not experience sleep

disturbances. One children have sleep disorder and impaired the height as much as

one person, while children who have sleep disorders with the disorder do not have

height as many as 21 people. This study showed no association between sleep

disturbances to the height of children aged 9-12 years. (p= 0.425)

Keywords: sleep disorders, growth, height

Page 8: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................... iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi

DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah .......................................................................................... 3

1.3. Hipotesis ........................................................................................................ 3

1.4. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4

1.4.1. Tujuan Umum ....................................................................................... 4

1.4.2. Tujuan Khusus ...................................................................................... 4

1.5. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6

2.1. Tidur .............................................................................................................. 6

2.1.1. Definisi Tidur ...................................................................................... 6

2.1.2. Fisiologi Tidur .................................................................................... 6

2.1.3. Tahapan Tidur ..................................................................................... 7

2.1.3.1. Fase Non-REM ....................................................................... 8

2.1.3.2. Fase REM ............................................................................... 8

2.1.4. Fungsi Endokrin Selama Tidur ........................................................... 9

2.1.5. Kebutuhan Tidur ................................................................................. 10

2.1.6. Kualitas Tidur ..................................................................................... 11

2.1.6.1. Definisi ................................................................................... 11

2.1.6.2. Metode Pengukuran Kualitas Tidur ........................................ 12

2.1.7. Gangguan Tidur .................................................................................. 14

Page 9: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

ix

2.1.7.1. Etiologi Gangguan Tidur ....................................................... 14

2.1.7.2. Masalah Tidur dan Kesejahteraan Anak ................................ 15

2.2. Pertumbuhan ................................................................................................. 16

2.2.1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan .............................. 16

2.3. Pengaruh Tidur terhadap Tinggi Badan ........................................................ 19

2.4. Pengukuran Pertumbuhan ............................................................................. 20

2.4.1. Pengukuran Antropometri ................................................................... 20

2.4.2. Kurva Pertumbuhan Anak ................................................................... 21

2.5. Kerangka Teori .............................................................................................. 22

2.6. Kerangka Konsep .......................................................................................... 23

2.7. Definisi Operasional ...................................................................................... 24

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 28

3.1. Desain Penelitian ........................................................................................... 28

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 28

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................... 28

3.3.1. Populasi Penelitian ............................................................................. 28

3.3.2. Besar Sampel ...................................................................................... 28

3.3.3. Kriteria Sampel .................................................................................. 30

3.3.3.1. Kriteria Inklusi .................................................................... 30

3.3.3.2. Kriteria Ekslusi .................................................................... 30

3.3.4. Cara Pengambilan Sampel Data ......................................................... 30

3.4. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 32

3.5. Cara Kerja Penelitian .................................................................................... 32

3.5.1. Anggaran Penelitian ........................................................................... 32

3.5.2. Alur Penelitian ................................................................................... 33

3.5.3. Etika Penelitian .................................................................................. 33

3.6. Managemen Data .......................................................................................... 34

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 35

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................. 35

4.2. Krakterisitik Responden ................................................................................ 35

4.3. Gambaran Gangguan Tidur ........................................................................... 38

4.4. Gambaran Pertumbuhan Tinggi Badan ......................................................... 40

Page 10: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

x

4.5. Hubungan Antara Gangguan Tinggi Badan dengan Gangguan Tidur ........... 41

4.6. Pembahasan ................................................................................................... 42

4.7. Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 44

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 45

5.1. Simpulan ....................................................................................................... 45

5.2. Saran .............................................................................................................. 46

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 47

LAMPIRAN .......................................................................................................... 51

Page 11: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kebutuhan Tidur Manusia .................................................................. 11

Tabel 2.2. Definisi pada CDC BMI terhadap Umur ............................................ 21

Tabel 3.1. Distribusi Sampel Penelitian ............................................................... 31

Tabel 3.2. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen .............................................. 32

Tabel 4.1. Karakteristik Responden ……………………………………………..36

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Gangguan Tidur pada Responden ……………..38

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Klasifikasi Gangguan Tidur

Sesuai SDSC …………………………………………………………38

Tabel 4.4. Gambaran Gangguan Tidur Berdasarkan Usia Siswa ………………..39

Tabel 4.5. Gambaran Gangguan Tidur Berdasarkan Jenis Kelamin …………….39

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Gangguan Tinggi Badan ……………………….40

Tabel 4.7. Gambaran Gangguan Tinggi Badan Berdasrakan Usia Siswa ……….40

Tabel 4.8. Gambaran Gangguan Tinggi Badan Berdasarkan Jenis Kelamin ……41

Tabel 4.9. Hubungan Antara Gangguan Tinggi Badan dengan Gangguan

Tidur ……………………………………………………………….....41

Page 12: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

xii

DAFTAR SINGKATAN

UIN : Universitas Islam Negeri

REM : Rapid Eye Movement

NREM : Non-Rapid Eye Movement

EEG : Elektro Ensefalogram

SDSC : Sleep Disturbance Scale for Children

RAS : Reticular Activating System

BSR : Bulbar Synchronizing Region

EOG : Elektro Okulogram

EMG : Elektromiogram

GABA : ɣ -aminobutyric acid

ACTH : Adrenokortikotropik

PSG : Polisomnografi

ACG : Aktigrafi

ARAS : Ascending Reticular Activating System

GH : Growth Hormone

IGFs : Insulin-Like Growth Factor

IOTF : Internasional Obesity Task Force

CDC : Center for Disease Control and Prevention

NCHS : National Center for Health Statistics

Page 13: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tidur diartikan sebagai periode istirahat untuk tubuh dan pikiran. Saat

tidur berlangsung terjadi penangguhan sebagian atau seluruh kemauan dan

kesadaran disertai dihentikannya sebagian fungsi-fungsi tubuh. Tidur

merupakan suatu proses aktif, bukan sekedar hilangnya keadaan terjaga.1,2

Seseorang akan mengalami perubahan siklus yang bergantian dari tidur

gelombang lambat ke tidur paradoksal atau rapid eye movement (REM).

Tidur gelombang lambat ditandai oleh gelombang-gelombang lambat di

elektro ensefalogram (EEG).2

Tidur berkualitas sangat penting dalam memaksimalkan pertumbuhan

tinggi badan sebab hormon pertumbuhan akan bekerja optimal sewaktu tidur.

Tidur yang sangat menunjang bagi pertumbuhan badan adalah tidur lelap

selama kurang lebih 7-8 jam tanpa terputus-putus, tanpa perasaan gelisah dan

tanpa mimpi. Anak-anak sangat membutuhkan tidur yang cukup dan

berkualitas karena pertumbuhan yang optimal sangat bergantung pada tidur

yang cukup. Pelepasan GH (Growth hormone) pada saat tidur sebanyak 75%.

Tingginya kadar GH ini mempengaruhi kondisi fisik anak karena hormon ini

berfungsi untuk merangsang pertumbuhan tulang dan jaringan, serta mengatur

metabolisme tubuh anak.3

Masalah yang terjadi dalam tidur disebut dengan gangguan tidur.

Gangguan tidur merupakan kumpulan gejala gangguan dalam bentuk

kuantitas, kualitas, dan durasi waktu tidur seseorang. Sekitar 46% gangguan

tidur pada anak sekolah dasar memiliki tipe gangguan memulai dan

mempertahankan tidur. Penelitian yang dilakukan oleh Haryono pada anak

usia 12-15 tahun di Jakarta Timur dengan menggunakan skala gangguan tidur

pada anak atau sleep disturbance scale for children (SDSC) mengungkapkan

bahwa prevalensi gangguan tidur pada anak usia 12-15 tahun adalah 62,9%.

Page 14: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

2

Tingginya prevalensi gangguan tidur ini mempengaruhi pola tumbuh

kembang anak sekolah.4,5

Prevalensi gangguan tidur pada anak usia di bawah tiga tahun di

Indonesia mencapai angka 44,2%. Berdasarkan penelitian sebelumnya,

prevalensi gangguan tidur pada anak usia di bawah tiga tahun sebesar 30%

yang mengalami gangguan tidur yang berupa sering terbangun pada malam

hari.6

Tumbuh kembang sebenarnya mencakup 2 peristiwa yang sifatnya

berbeda, tetapi saling berkaitan, yaitu pertumbuhan dan perkembangan.

Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,

jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa

diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram), ukuran panjang centimeter

(cm), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen

tubuh). Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan

fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat

diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disimpulkan bahwa

pertumbuhan memiliki dampak terhadap aspek fisik, sedangkan

perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu.7

Terdapat 2 faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak,

yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan terdiri atas

faktor prenatal, yaitu gizi ibu pada waktu hamil, mekanisme kelahiran,

toksin/zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas, dan anoksia

embrio. Faktor postnatal antara lain adalah ras, jenis kelamin, umur, gizi,

penyakit kronis, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, hormon,

pola tidur, trauma, sosioekonomi, iklim, dan aktivitas fisik.7

Pertumbuhan anak yang sehat adalah memiliki berat badan yang ideal

dan tinggi badan yang ideal mengikuti umurnya. Anak berada dalam

kelompok umur yang sama dapat ditemukan variasi dalam tinggi badan.

Pertumbuhan tinggi badan yang optimal terjadi pada anak usia 6-8 tahun.

Pada masa remaja terjadi perbedaan pertumbuhan tinggi badan antara

perempuan dengan laki-laki. Perempuan akan lebih cepat tumbuh tinggi

dibandingkan dengan laki-laki. Prevalensi gangguan pertumbuhan anak

Page 15: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

3

memiliki angka yang cukup besar. Prevalensi anak dengan perawakan pendek

mencapai angka 42%. Sedangkan pada anak usia di bawah lima tahun yang

gagal tumbuh memiliki prevalensi 40%. Prevalensi nasional anak usia 6-14

tahun yang mengalami gangguan pertumbuhan adalah 13,3% pada laki-laki,

sedangkan pada anak perempuan yang mengalami gangguan pertumbuhan

adalah 10,9%. Retardasi pertumbuhan pada anak usia di bawah lima tahun

yang merupakan masalah utama bagi negara-negara berkembang memiliki

prevalensi sebesar 50% . 6,7

Tingginya anak Indonesia yang mengalami gangguan pertumbuhan

seperti tinggi badan pendek yang dinilai berdasarkan kurva CDC < persentil 5

dan banyaknya siswa yang mengalami gangguan tidur yang dinilai

menggunakan kuesioner sleep disturbance scale for children memungkinkan

kedua hal ini saling berkorelasi satu sama lain. Oleh karena itu, penelitian ini

dilakukan untuk memberikan data mengenai gangguan tidur dan untuk

memberikan data mengenai status pertumbuhan tinggi badan serta

hubungannya antara gangguan tidur dengan tinggi badan anak pada usia 9-12

tahun di sekolah dasar.

1.2. Rumusan Masalah

Seberapa besar gangguan tidur yang dialami oleh anak usia 9-12 tahun

di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta dan bagaimana

hubungannya dengan pertumbuhan tinggi badan?

1.3. Hipotesis

Ada hubungan antara gangguan tidur dengan pertumbuhan tinggi badan

pada anak usia 9-12 tahun yang bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah

Pembangunan UIN Jakarta.

Page 16: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

4

1.4. Tujuan

1.4.1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran secara analitik tingkat pertumbuhan tinggi badan

pada anak usia 9-12 tahun yang memiliki gangguan tidur dan yang tidak

memiliki gangguan tidur di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

tahun 2015.

1.4.2. Tujuan Khusus

Mengetahui persentase gangguan tidur pada anak usia 9-12 tahun di

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta.

Mengetahui persentase tingkat pertumbuhan tinggi badan anak usia 9-

12 tahun di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta.

Mengetahui persentase anak yang mengalami gangguan pertumbuhan

tinggi badan berdasarkan kelompok yang memiliki gangguan tidur dan

tidak memiliki gangguan tidur.

Mengetahui persentase anak yang mengalami gangguan tidur

berdasarkan kelompok/ kategori jenis kelamin.

Mengetahui persentase anak yang mengalami gangguan tidur

berdasarkan kelompok/ kategori usia.

Mengetahui persentase anak yang mengalami gangguan pertumbuhan

tinggi badan berdasarkan kelompok/ kategori jenis kelamin.

Mengetahui persentase anak yang mengalami gangguan pertumbuhan

tinggi badan berdasarkan kelompok/ kategori usia.

Page 17: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

5

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan peneliti

mengenai pengaruh gangguan tidur terhadap pertumbuhan tinggi badan

anak.

Memberikan informasi tambahan kepada tenaga kesehatan wilayah

setempat dan masyarakat pada umumnya tentang hubungan gangguan

tidur dengan pertumbuhan tinggi badan anak usia 9-12 tahun di wilayah

Ciputat Tangerang Selatan.

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan dan menjadi bahan referensi bagi

peneliti berikutnya.

Page 18: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tidur

2.1.1. Definisi Tidur

Tidur didefenisikan sebagai suatu keadaan bawah sadar, seseorang

masih dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan

rangsang lainnya.Tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi

dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan

dengan aktifitas fisik yang minimal, tingkat kesadaran yang bervariasi,

perubahan proses fisiologis tubuh dan penurunan respon terhadap stimulus

eksternal. Hampir sepertiga waktu individu digunakan untuk tidur. Hal

tersebut didasarkan pada keyakinan bahwa tidur dapat memulihkan atau

mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas, mengurangi stres dan

kecemasan, serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsenterasi saat

hendak melakukan aktivitas sehari-hari.8,9

2.1.2. Fisiologi Tidur

Selama satu periode 24 jam, manusia mempunyai waktu tidur normal

selama 6-10 jam. Pola tidur manusia dipengaruhi oleh umur hal ini

ditunjukkan dengan terdapatnya gambaran yang khas pada kelompok umur,

yaitu:10

Bayi baru lahir, durasi tidur total dalam sehari 14-16 jam. Tidur fase

REM pada bayi merupakan fase yang sangat lama dari total tidur

dengan mengorbankan tahap non-rapid eye movement (NREM) stadium

tiga.11

Tidur pada orang dewasa memiliki beberapa tahapan yaitu pada fase

NREM stadium satu dianggap sebagai transisi antara bangun dan tidur.

Fase ini terjadi setelah jatuh tertidur dan selama periode singkat gairah

dalam tidur dan biasanya terjadi 2-5% dari total waktu tidur. Fase

NREM stadium dua terjadi selama periode tidur dan terjadi 45-55% dari

Page 19: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

7

waktu tidur total. Fase NREM stadium 3 terjadi pada sepertiga pertama

malam dan merupakan 5-15% dari total waktu tidur. REM merupakan

20-25% dari waktu tidur total dan terjadi pada 4-5 episode sepanjang

malam.11

Tidur pada orang lanjut usia, terjadi pada fase NREM stadium dua akan

meningkat sedangkat fase NREM stadium tiga waktu tidur akan

berkurang.11

Aktivitas tidur dikontrol oleh dua sistem pada batang otak, yaitu oleh

Reticular Activating System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region

(BSR). RAS yang terletak dalam mesenfalon dan di bagian atas pons yang

berfungsi untuk mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran, memberi

stimulus visual, pendengaran, nyeri dan sensori raba, serta menerima

stimulus dari korteks serebri termasuk ransangan emosi dan proses berfikir.

Pada keadaan sadar RAS akan melepaskan hormon katekolamin seperti

norepinefrin, sedangkan pada keadaan tidur BSR yang memiliki sel khusus

yang berada di pons dan batang otak akan mengeluarkan hormon

serotonin.11

2.1.3. Tahapan Tidur

Fase awal tidur didahului oleh fase NREM yang terdiri dari 4 stadium,

lalu diikuti oleh fase REM.Tidur NREM merupakan sekitar 75 sampai 80

persen dari total waktu yang dihabiskan dalam tidur dan tidur REM

merupakan sisa 20 sampai 25 persen. Panjang rata-rata siklus tidur NREM-

REM pertama adalah 70 sampai 100 menit. Siklus kedua, dan kemudian,

yang lebih tahan lama-sekitar 90 sampai 120 menit. Keadaan tidur normal

antara fase NREM dan REM terjadi secara bergantian antara 4-7 kali siklus

semalam. Bayi baru lahir total tidur 16-20 jam/hari, anak-anak 10-12

jam/hari, kemudian menurun 9-10 jam/hari pada umur di atas 10 tahun dan

kira-kira 6-8 jam/hari pada orang dewasa.10

Page 20: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

8

2.1.3.1. Fase Non-REM

Tipe NREM dibagi dalam 4 stadium yaitu:10,12

1. Tidur stadium satu.

Fase ini merupakan antara fase terjaga dan fase awal tidur. Fase ini

hanya berlangsung selama 3-5 menit dan mudah sekali dibangunkan. Pada

fase ini terjadi kelopak mata tertutup, tonus otot berkurang dan tampak

gerakan bola mata ke kanan dan ke kiri. Gambaran EEG biasanya terdiri

dari gelombang campuran alfa, betha, dan kadang gelombang theta (θ)

dengan amplitudo yang rendah. Tidak didapatkan adanya gelombang sleep

spindle dan kompleks K.10

2. Tidur stadium dua

Pada fase ini didapatkan bola mata berhenti bergerak, tonus otot masih

berkurang, tidur lebih dalam dari pada fase pertama. Gambaran EEG

terdiri dari gelombang delma simetris. Terlihat adanya gelombang sleep

spindle, gelombang vertex, dan komplek K.10

3. Tidur stadium tiga

Fase ini tidur lebih dalam dari fase sebelumnya. Gambaran EEG

terdapat lebih banyak gelombang delta simetris antara 25-50% serta

tampak gelombang sleep spindle.10

4. Tidur stadium empat

Merupakan tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. Gambaran EEG

didominasi oleh gelombang delta sampai 50% tampak gelombang sleep

spindle.10

Fase tidur NREM, ini biasanya berlangsung antara 70 menit sampai 100

menit, setelah itu akan masuk ke fase REM.

2.1.3.2. Fase REM

Pada waktu REM jam pertama prosesnya berlangsung lebih cepat

dan lebih panjang saat menjelang pagi atau bangun. Bila terjadi gangguan

tidur, periode REM akan muncul lebih awal, setelah kira-kira 30-40

menit. Orang itu akan mendapatkan tidur tahap 3 dan 4 lebih banyak.

Selama tidur, tahapan tidur akan berpindah-pindah dari satu tahap ke

Page 21: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

9

tahapan yang lain, tanpa harus mengikuti aturan yang biasanya terjadi.

Jadi suatu malam, mungkin saja tidak ada tahap 3 atau 4. Tapi malam

lainnya seluruh tahapan tidur akan didapatkannya.10

Pola tidur REM ditandai adanya gerakan bola mata yang cepat,

tonus otot yang sangat rendah. Apabila dibangunkan hampir semua organ

akan dapat menceritakan mimpinya, denyut nadi bertambah, dan pada laki-

laki terjadi eraksi penis, tonus otot yang menunjukkan relaksasi dalam

pada tonus otot.10

Pola tidur REM berubah sepanjang kehidupan seseorang seperti

periode neonatal bahwa tidur REM mewakili 50% dari waktu total tidur.

Periode neonatal ini pada EEG-nya masuk ke fase REM tanpa melalui

stadium 1 sampai 4. Pada usia 4 bulan pola berubah sehingga persentasi

total tidur REM berkurang sampai 40% hal ini sesuai dengan kematangan

sel-sel otak, kemudian akan masuk ke periode awal tidur yang didahului

oleh fase NREM kemudian fase REM pada dewasa muda dengan fase

NREM (75%) .

2.1.4. Fungsi Endokrin Selama Tidur

Siklus tidur memiliki hubungan dengan hormon tubuh, seperti hormon

pertumbuhan, prolaktin, dan kortisol. Hormon pertumbuhan disekresi pada

awal periode tidur lelap, yaitu tahap 3 dan tahap 4. Hormon pertumbuhan

akan dihambat selama tidur REM dan berhubungan dengan mimpi. Sekresi

hormon kortikosteroid biasanya terjadi pada malam hari, dan dapat berubah

sesuai dengan siklus tidur-bangun. Bila pola tidur berubah, sekresi kortisol

pada awalnya seperti semula, tetapi secara bertahap melakukan penyesuaian

atau resinkronisasi dengan siklus yang baru.13

Sekresi hormon kortisol dan adrenokortikotropik (ACTH) mengikuti

irama sirkadian dengan puncaknya adalah pada pagi hari yaitu 6-8 jam tidur

sampai 1 jam setelah bangun dengan titik terendah pada malam hari.

Thyrotropin-stimulating hormone juga memiliki hubungan dengan irama

sirkadian dengan puncaknya pada malam hari dan awal siklus tidur. Renin

juga meningkat selama tidur tetapi akan menurun secara relatif selama tidur

Page 22: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

10

REM. Jadi fluktuasi hormon selama tidur bergantung pada 3 faktor utama,

yaitu irama sirkadian, siklus bangun-tidur, dan tahapan tidur non

REM/REM.13

2.1.5. Kebutuhan Tidur

Kebutuhan tidur setiap manusia berbeda-beda tergantung dari tingkat

perkembangan. Pada usia 0-2 bulan pada usia ini memiliki sifat tidur yaitu

pola tidur yang tidak teratur hingga usia 6-8 minggu yang dipengaruhi oleh

rasa lapar. Dengan periode tidur yang multipel pada siang dan malam hari.

Tidurnya bersifat aktif seperti tersenyum, menghisap, atau pergerakan

badan. Sifat tidur pada usia 2-12 bulan yaitu jumlah tidur bertambah di

malam hari. Dengan pola tidur siang awalnya berjumlah 3-4 kali berubah

menjadi 1-2 kali di akhir tahun pertama. Pada usia 1-3 tahun memiliki

kebutuhan tidur siang antara 1,5-3,5 jam dengan sifat tidur yaitu tidur di

pagi hari semakin berkurang pada usia sekitar 18 bulan. Pada usia ini perlu

dilanjutkan rutinitas waktu tidur dan diperhatikan transisi dari tidur di

tempat tidur bayi ke tempat tidur biasa.14

Pada usia 3-6 tahun biasanya tidak ditemukan lagi tidur siang di akhir

tahun kelima dan pada saat ini mungkin dapat timbul ketakutan tidur di

malam hari. Pada usia 6-12 tahun pada usia ini sudah memasuki masa

sekolah. Pada masa sekolah ini semakin meningkatnya kegiatan anak dapat

mengakibatkan berkurangnya tidur. Pengaruh televisi, computer, dan

keadaan medis dapat mengganggu tidur anak. Waspadai adanya masalah

tidur yang persisten dan mengantuk di siang hari. Sedangkan masa remaja

usia 12-18 tahun, memiliki aktivitas yang meningkat sehingga

mengakibatkan waktu tidur yang berkurang.15

Page 23: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

11

Tabel 2.1 Kebutuhan tidur manusia

Usia Tingkat Perkembangan Kebutuhan Tidur

0 – 1 bulan

Bayi baru lahir

14 – 18 jam/hari

1 bulan-18 bulan

Masa Bayi

12 – 14 jam/hari

18 bulan-3 tahun

Masa Anak

11 – 12 jam/hari

3 tahun-6 tahun

Masa Prasekolah

11 jam/hari

6 tahun-12 tahun

Masa Sekolah

10 jam/hari

12 tahun-18 tahun Masa Remaja

8,5 jam/hari

18 tahun-40 tahun

Masa Dewasa 7 – 8 jam/hari

40 tahun-60 tahun Masa Muda Paruh Bayi 7 jam/hari

60 tahun ke atas

Masa Dewasa Tua

6 jam/hari

Sumber: Hidayat AA. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.

Jakarta: Salemba Medika; 2006.

2.1.6. Kualitas tidur

2.1.6.1. Definisi

Kualitas tidur merupakan fenomena yang sangat kompleks yang

melibatkan berbagai domain antara lain, penilaian terhadap lama waktu

tidur, gangguan tidur, masa laten tidur, disfungsi tidur pada siang hari,

efisiensi tidur, kualitas tidur, dan penggunaan obat tidur. Jadi apabila

salah satu dari ketujuh domain tersebut terganggu maka akan

mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas tidur.16

Penilaian terhadap lamanya waktu tidur dimulai dari waktu tidur

yang sebenarnya dialami seseorang pada malam hari. Gangguan tidur

dinilai dengan cara apakah seseorang terbangun pada saat tidur di tengah

malam atau bangun pagi terlalu cepat, bangun untuk pergi ke kamar

mandi, kesulitan dalam bernafas, batuk atau mendengkur keras, merasa

kedinginan maupun merasa kepanasan, mengalami mimpi buruk, merasa

sakit dan alasan lainnya yang mengganggu tidur.16

Page 24: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

12

Penilaian terhadap masa laten tidur dinilai dari berapa menit yang

dihabiskan seseorang di tempat tidur sebelum akhirnya terjatuh tertidur

dan apakah orang tersebut tidak dapat tidur selama 30 menit. Untuk

selanjutnya penilaian terhadap disfungsi tidur pada siang hari dinilai

dengan melihat seberapa sering timbul masalah yang mengganggu anak

dalam keadaan terjaga sadar saat mengikuti pelajaran di sekolah, makan,

dan beraktifitas sosial, serta dinilai juga seberapa banyak masalah yang

membuat seseorang tidak antusias untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Efisiensi tidur dinilai ketika seseorang biasanya memulai tidur pada

malam hari dan ketika seseorang biasanya bangun di pagi hari, serta

dinilai juga ketika seseorang tertidur pulas di malam hari. Kualitas tidur

dinilai bagaimana seseorang menilai rata-rata kualitas tidurnya. Penilaian

terhadap penggunaan kualitas tidur hanya ditujukan pada penilaian seberapa

sering seseorang mengkonsumsi obat-obat untuk membantu tidur.16

2.1.6.2. Metode Pengukuran Kualitas Tidur

Ada beberapa metode untuk mengukur kualitas tidur. Yang

pertama secara obyektif didapatkan dua metode, yaitu polisomnografi

(PSG) dan aktigrafi (ACG). Pemeriksaan dengan metode PSG didasarkan

pada rekaman EEG dan akan memberikan hasil pemeriksaan yang

memberikan informasi lengkap tentang perubahan keadaan tidur-bangun.

Maka dari itu PSG dianggap sebagai standar baku emas untuk penelitian

tentang tidur, tetapi pada pemeriksaan PSG ini memiliki beberapa

kekurangannya seperti peralatan tidak praktis, skoring PSG tergantung

pada penilaian subyektif dari rekaman EEG, dan PSG pada umumnya

dilakukan di laboratorium tidur, yang dapat mempengaruhi kualitas

tidur.4

Pengukuran kualitas tidur dengan metode aktigrafi menggunakan

informasi aktivitas motorik sehingga akan memberikan hasil perkiraan

kualitas tidur. Dengan metode ini didasarkan pada pengetahuan bahwa

keadaan tidur-bangun dapat diketahui dari variasi aktifitas motorik.

Pemeriksaan aktigrafi ini menggunakan peralatan kecil yang diletakkan

di tangan, yang kemudian akan merekam dan menyimpan data aktifitas

Page 25: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

13

motorik. Pemeriksaan aktigrafi akan memberikan hasil yang baik bila

dikombinasikan dengan data subyektif. Adapun kelemahan dari

pemeriksaan ACG adalah kurang peka untuk mendeteksi keadaan terjaga,

beberapa subyek dengan masalah sulit memulai tidur yang berbaring

dengan tenang di tempat tidur dapat salah didata sebagai keadaan tidur.

Kelemahan lainnya adalah gerakan malam hari dapat salah di interpretasi

sebagai keadaan terjaga. Pemeriksaan ACG tidak diindikasikan untuk

diagnosis pada setiap masalah tidur, karena pemeriksaan ACG hanya

dapat memberikan perkiraan kualitas tidur.4

Selain dengan menggunakan metode obyektif, untuk menilai

kualitas tidur kita dapat menggunakan metode subyektif dengan

menggunakan kuesioner atau interview. Banyak peneliti menggunakan

dengan metode ini karena kuesioner mudah dibuat, dan dianalisis. Salah

satu kuesioner yang telah divalidasi dan dinilai realibitasnya adalah the

Children’s Sleep Disturbance scale (SDSC) yang telah dimodifikasi

berupa terjemahan ke dalam bahasa Indonesia. SDSC merupakan

kuesioner untuk kategorisasi gangguan tidur dan perumusan indeks

gangguan tidur berdasarkan perilaku tidur. Kuesioner SDSC dibuat untuk

standarisasi penilaian terhadap gangguan tidur anak-anak dan remaja

dengan menggunakan sistem skoring tidur, membuat basis data dari

populasi besar untuk mendapatkan standar nilai normal, mendefinisikan

tiap-tiap bagian yang dapat digunakan dalam mengidentifikasikan

batasan spesifik gangguan tidur dan mengidentifikasikan anak-anak yang

mengalami gangguan tidur.4

Kuesioner SDSC digunakan karena prinsip analisis komponennya

yang kuat, normalitas yang distandarisasi, dan usia yang dipakai sesuai

dengan yang ditelti. Kuesioner SDSC terdiri dari 26 petanyaan, yang

dinilai dalam 5 poin skala intensitas atau frekuensi. Dengan metode ini,

kita meminta orang tua responden untuk mengisi kuesioner dengan

mengingat pola tidur anak mereka pada waktu keadaan sehat selama

enam bulan terakhir. Penilaian SDSC ini dilakukan dengan menggunakan

angka mulai dari 1 sampai dengan 5. Angka 1 untuk tidak pernah, 2

Page 26: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

14

untuk jarang (1 atau 2 kali per bulan atau kurang), 3 untuk kadang-

kadang (1 atau 2 kali seminggu), 4 untuk sering (3 sampai 5 kali

seminggu) dan 5 untuk selalu (setiap hari). Setelah itu nilai akan

dijumlahkan dan didapatkan penilaian akan adanya gangguan tidur pada

anak.17

Sleep Disturbancess Scale for Children (SDSC) mengemukakan

enam kategori gangguan tidur yaitu (1) gangguan pernapasan waktu tidur

(mengorok sebanyak 24 kali saat tidur, apnea saat tidur, dan kesulitan

bernapas); (2) gangguan memulai dan mempertahankan tidur (awitan

mulai tidur yang lama, bangun malam hari, dan lain-lain); (3) gangguan

kesadaran (berjalan saat tidur, mimpi buruk, dan teror tidur), (4)

gangguan transisi tidur-bangun (gerakan involunter saat tidur, restless

legs, gerakan menganggukkan kepala, bicara saat tidur); (5) gangguan

somnolen berlebihan (mengantuk saat pagi dan tengah hari, dan lain-

lain); dan (6) hiperhidrosis saat tidur (berkeringat saat tidur).4

2.1.7. Gangguan Tidur

Gangguan tidur bukan merupakan suatu penyakit melainkan gejala

dari berbagai gangguan fisik, mental, dan spiritual. Gangguan tidur yang

berlangsung lama akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus

tidur biologis seseorang, menurunkan daya tahan tubuh serta dapat

menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, berkurangnya

konsentrasi, kelelahan, dan pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan

diri sendiri atau orang lain.12

2.1.7.1. Etiologi Gangguan Tidur

Terjadinya perubahan pada pola tidur dikarenakan beberapa faktor,

yaitu faktor internal dan faktor eksternal yang dapat mengganggu waktu

tidur. Setiap faktor yang mengganggu ascending reticular activating

System (ARAS) dapat meningkatkan keadaan terjaga dan mengurangi

kemungkinan untuk tertidur. Salah satu yang dapat mengganggu kualitas

tidur pada anak adalah faktor lingkungan. Suara bising dan keadaan

Page 27: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

15

rumah yang terlalu padat sehingga pada saat tidur merasakan hal yang

tidak nyaman yang dapat mengganggu tidur. Selain faktor lingkungan,

ada juga faktor lain yang dapat mengganggu tidur yaitu karena memiliki

penyakit kronis seperti asma, alergi, dan dermatitis atopi.18,19

Berbagai kebiasaan dan perilaku dapat juga dihubungkan dengan

gangguan tidur seperti sering menonton televisi atau menonton di saat

akan tidur. Pada anak-anak, interaksi sosial dan karakteristik tempramen

individu memiliki peranan penting dalam kualitas tidur. Kualitas tidur

anak juga dipengaruhi oleh masalah interaksi anak dengan orangtua.18,19

2.1.7.2. Masalah Tidur dan Kesejahteraan Anak

Kualitas tidur berhubungan dengan kesejahteraan anak, karena

ketika seorang anak memiliki gangguan tidur maka sering kali diikuti

dengan berbagai penyakit somatik, psikiatrik, dan neurologis. Anak yang

memiliki kualitas tidur yang buruk memiliki dampak negatif terhadap

mood dan perilaku. Gangguan tidur yang laten dapat bermanifestasi

sebagai gejala psikiatrik.20

A. Efek dari kurang tidur

Suatu penelitian eksperimental yang dilakukan pada tahun 1896

dengan menggunakan subyek penelitiannya tidak tertidur selama 90

jam, didapatkan hasil bahwa adanya penurunan ketajaman sensoris,

penurunan reaksi, kecepatan motorik, dan memori. Kualitas tidur yang

buruk akan mempengaruhi fungsi korteks serebral. Selain itu juga,

akan mempengaruhi mood, gangguan fungsi kognitif dan motorik

serta perubahan hormonal yang dipengaruhi oleh kurangnya waktu

tidur.22

Ketika seseorang memiliki waktu tidur hanya 4 jam semalam

selama 6 malam, akan tampak berubahan toleransi karbohidrat,

peningkatan tonus simpatis, dan penurunan kadar tirotrofin, serta

peningkatan sekresi kortisol. Dan kurangnya waktu tidur juga dapat

mempengaruhi sistem kardiovaskular dan tekanan darah.21,22

Page 28: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

16

B. Penyakit somatik

Terdapat hubungan antara gangguan tidur pada anak dengan

masalah medis, antara lain infeksi saluran nafas akut, hipoglikemi

nokturnal, sindrom nyeri kronis, dan enuresis. Penyakit atopi seperti

alergi susu sapi, dan dermatitis atopik juga memiliki hubungan dengan

gangguan tidur pada anak.22

C. Gangguan neuropsikiatri

Gangguan tidur berhubungan dengan penyakit neurologis seperti,

ADHD, autisme, sindrom Asperger, sindrom Tourette, epilepsi, dan

gangguan belajar/motorik. Pada penderita ADHD menunjukan pola

tidur yang tidak stabil bila dibandingkan dengan anak yang sehat.22

2.2. Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau

dimensi tingkat sel, organ maupun individu. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik terutama

tinggi (panjang) badan. Pertumbuhan yang optimal tergantung pada

potensial biologiknya. Tingkat tercapainya potensi biologik seseorang,

dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, yaitu faktor genetik,

lingkungan, dan perilaku. Ganguan pertumbuhan terjadi apabila ada faktor

genetik dan atau faktor lingkungan yang tidak mampu mencukupi

kebutuhan dasar tumbuh anak.23,24

2.2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan

Terdapat dua faktor utama yang berperan penting terhadap

pertumbuhan anak, yaitu:

1. Faktor genetik

Faktor genetik sangat berperan penting terhadap pertumbuhan.

Faktor genetik ini dikaitkan dengan adanya kemiripan anak dengan

orangtuanya dalam hal bentuk tubuh, proporsi tubuh, dan kecepatan

perkembangan.25

Page 29: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

17

Faktor genetik akan mempengaruhi tinggi badan seseorang. Ketika

seorang anak memiliki ibu, dan ayah yang berpostur tinggi biasanya

anak tersebut akan tumbuh menjadi anak yang berpostur tinggi. Dan

jika seorang anak memiliki ibu, dan ayah yang memiliki postur yang

pendek maka anak tersebut akan tumbuh dengan postur yang pendek

juga. Orang Afrika yang tidak mendapatkan gizi makan yang baik,

namun mereka memiliki postur tubuh yang tinggi, hal ini dapat terjadi

dikarenakan faktor genetik. Seseorang yang memiliki potensi genetik

yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan yang

baik sehingga pertumbuhan akan optimal.25,26,27

Gangguan pertumbuhan di negara maju biasanya disebabkan

karena faktor genetik. Di negara berkembang, gangguan pertumbuhan

dapat disebabkan oleh faktor genetik, dan faktor lingkungan yang

kurang memadai untuk pertumbuhan anak yang optimal.26

2. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan ini yang menentukan tercapainya potensial

bawaan. Lingkungan yang baik maka akan memperoleh potensi

bawaan yang optimal, sedangkan jika faktor lingkungan yang buruk

maka akan menghambat potensial bawaan. Yang termasuk dalam

faktor lingkungan adalah:

1. Pola tidur

Tidur yang berkualitas sangat berperan penting terhadap

pertumbuhan tinggi badan, karena ketika seseorang tidur maka

hormon pertumbuhanakan bekerja. Seseorang yang memiliki tidur

yang berkualitas, kerja hormon pertumbuhan akan optimal

sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi badan. Tidur

yang dapat menunjang terhadap pertumbuhan tinggi badan adalah

tidur yang lelap (deep sleep) selama 7-8 jam tanpa terputus-putus

dan tanpa perasaan gelisah.28

Higiene tidur (sleep hygiene) merupakan salah satu hal yang

mempengaruhi kualitas tidur. Higiene tidur dapat didefinisikan

Page 30: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

18

sebagai perilaku sehari-hari yang berperan dalam membentuk

kualitas tidur yang baik, durasi tidur yang cukup, dan konsentrasi

penuh pada siang hari. Perilaku tersebut antara lain adalah

menghindari tidur siang yang terlalu sore dan durasinya singkat,

tidak lebih dari satu jam; menghindari alkohol, rokok, dan kafein

sebelum tidur; menjalankan rutinitas sebelum tidur yang kondusif;

menghindari aktivitas yang bersifat stimulasi baik secara fisiologis,

kognitif, dan emosional; tidur sendiri; tidak menggunakan tempat

tidur untuk aktivitas lain selain untuk tidur; tidur dalam lingkungan

yang nyaman, tenang, dan bebas toksin; serta mempertahankan

jadwal tidur yang stabil seperti bangun dan memulai tidur pada saat

yang sama setiap harinya.29

2. Hormon

Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang

antara lain, adalah:

a. Hormon Pertumbuhan/ Growth Hormone (GH)

Merupakan hormon utama yang mengatur terhadap

pertumbuhan somatik. Hormon pertumbuhan ini yang

berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi badan. Hormon

pertumbuhan mempunyai “circadian variation” aktivitasnya

akan meningkat pada waktu tidur di malam hari. Sekresi GH

akan meningkat sekitar 75% pada saat tidur. GH ini tiga kali

lebih banyak dibandingkan ketika di terbangun.2,8

Tingginya kadar GH ini akan mempengaruhi kondisi fisik

anak karena hormon ini mempunyai fungsi untuk merangsang

pertumbuhan tulang dan jaringan, serta mengatur metabolisme

lemak. GH adalah suatu hormon yang dihasilkan oleh hipofisis

anterior. GH akan beredar dalam aliran darah dengan

konsentrasi 5-45 ng/ml. Tahapan terbesar dihasilkannya GH

adalah saat tidur terutama pada periode tidur NREM atau

tahapan tidur dalam.2,8

Page 31: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

19

GH sangat berperan pada proses pertumbuhan anak. Fungsi

GH antara lain:2,8

1) Stimulasi pertumbuhan dan pembelahan sel di setiap bagian

tubuh

2) Stimulasi pembelahan sel pada tulang rawan

3) Meningkatkan proses mineralisasi tulang

4) Meningkatkan sintesis protein tubuh

5) Memicu insulin-like growth factor (IGFs) yang berfungsi

pada pertumbuhan dan perkembangan sel tubuh

Berdasarkan fungsi di atas, maka jika produksi GH tidak

maksimal akan mempengaruhi pertumbuhan anak menjadi tidak

optimal, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak anak

terganggu yang pada akhirnya akan mempengaruhi

perkembangan anak termasuk kemampuan berpikir atau kognitif

anak.2,8

b. Hormon Tiroid

Hormon ini memiliki fungsi sebagai metabolisme protein,

karbohidrat, dan lemak. Selain itu hormon tiroid juga

berpengaruh terhadap maturasi tulang dan fungsi otak.

Seseorang yang kekurangan hormon tiroid akan mengakibatkan

retardasi fisik dan mental, jika berlangsung lama dapat menjadi

permanen.10

c. Insulin Like Growth Factors (IGFs)

Hormon ini yang memiliki fungsi sebagai mediator hormon

pertumbuhan yang berperan terhadap pertumbuhan.10

2.3. Pengaruh tidur terhadap tinggi badan

Kualitas dan kuantitas tidur pada anak akan berpengaruh terhadap

tumbuh dan kembang secara optimal. Pada saat anak tidur berbagai fungsi

organ tubuh meningkat seperti fungsi otak, metabolisme hormon, dan

berbagai fungsi organ lainnya. Sekitar 75% hormon pertumbuhan

Page 32: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

20

dikeluarkan pada saat tidur terutama pada fase NREM atau tidur dalam

sehingga akan berpengaruh terhadap tinggi badan anak.2,8

Jumlah hormon pertumbuhan yang diproduksi selama tidur berbeda-

beda setiap 15 menit. Kadar hormon pertumbuhan akan semakin bertambah

sejalan dengan bertambahnya waktu tidur. Pada anak normal, sekresi

hormon pertumbuhan mengalami puncaknya pada waktu 45-59,9 menit

setelah tidur yaitu sekitar 70% dari total sekresi hormon tersebut dan

mengalami penurunan level pada menit berikutnya. Michelle Lampl

melakukan penelitian yang hasilnya menyatakan bahwa pertumbuhan bayi

pada saat tidur meningkat rata-rata 43%. Pertumbuhan tidak hanya terjadi

saat tidur saja, melainkan waktu tidur yang panjang juga akan meningkatkan

pertumbuhan.2,8

2.4. Pengukuran pertumbuhan

2.4.1. Pengukuran antropometri

Pengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu pertumbuhan, dan ukuran

komposisi tubuh yang dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa

tubuh yang bebas lemak. Pengukuran antropometri terdiri dari:24,30

1. Berat dan tinggi badan terhadap umur

Pengukuran antropometri sesuai dengan cara yang baku, dan

dilakukan secara berkala. Untuk mengukur panjang bayi dilakukan pada

papan pengukur (infantometer), tinggi badan anak di atas 2 tahun diukur

dengan stadiometer. Pengukuran tinggi badan pada anak usia 0-18 tahun

yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin laki-laki dan perempuan

menggunakan kurva CDC. Dan untuk menetapkan obesitas pada anak

menggunakan dengan skor Z (atau standar deviasi) dengan mengurangi

nilai berat badan yang dibagi dengan standar deviasi populasi referens.

Skor Z =atau > +2 (misalnya 2SD diatas median) dipakai sebagai

indikator obesitas.24,30

2. Body mass index (BMI)

BMI digunakan untuk penilaian obesitas pada anak dalam kurva

persentil (CDC tahun 2004). Suatu kurva persentil dari BMI atas dasar

Page 33: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

21

referens populasi internasional yang dikembangkan oleh IOTF

(International Obesity Task Force) pada tahun 1997 untuk mengatasi

keterbatasannya. Batas (cut off points) obesitas dalam kaitan persentil

adalah BMI 25 kg/m2

dan BMI 30 kg/m2

pada orang dewasa.25,31

Tabel 2.2. Definisi pada CDC BMI terhadap umur

Underweight BMI - for – age < 5th

percen tile

At risk of overweight BMI – for - age 85th

percentile

Overweight BMI - for – age ≥ 95th

percentile

Sumber: Lahti-Koski M, at al. Defining Childhood Obesity. In:

Obesity in Childhood and Adolescence. Brussel 2004.

2.4.2. Kurva pertumbuhan anak

Kurva pertumbuhan (growth chart) atau tabel NCHS sebagai standar

baku untuk menilai status gizi pada pertumbuhan anak. Dalam pemantauan

pertumbuhan anak pada plot berat atau tinggi badan anak pada kurva NCHS

(National Center for Health Statistics) perlu diikuti secara berkala untuk melihat

alur pertumbuhannya meyimpang atau tidak. Terdapat 4 variasi kurva

pertumbuhan tinggi badan terhadap umur yang harus diklasifikasikan dalam

menentukan pertumbuhan anak yang pendek yaitu konstitusional, familial, atau

patologis yang terjadi prenatal atau postnatal.28

Page 34: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

22

2.5. Kerangka Teori

Faktor periode prakonsepsi:

- Genetika/kromosom

Faktor periode setelah persalinan

(postnatal):

- Gizi

- Perawatan kesehatan

- Imunitas

- Penyakit kronis

- Penyakit metabolik

Pertumbuhan pada

anak usia 9-12 tahun

Faktor periode kehamilan

(prenatal):

- Nutrisi

- Penyakit metabolik/hormonal

- Bahan kimia, fisika, radiasi

- Infeksi, gangguan imunits

- Stress

- Anoksia embrio

Faktor periode persalinan

(natal):

- Umur kehamilan

- Berat lahir

- Asfiksia, hiperbilirubinemia,

perdarahan

- Hormon

Sekresi GH akan

meningkat sekitar 75%

pada saat tidur

circadian variation

Growth Hormon

- Gangguan tidur

Page 35: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

23

2.6. Kerangka Konsep

Bagan 2.1. Kerangka Teori

Keterangan :

Penelitian ini bersifat analitik yang bertujuan untuk mengetahui

gambaran kasus kejadian gangguan pertumbuhan tinggi badan pada usia 9-

12 tahun baik yang memiliki pola tidur yang baik maupun pola tidur yang

tidak baik. Untuk itu diperlukan variabel pembanding yaitu antara pola tidur

Anak usia 9-12 tahun

Pola tidur baik Pola tidur tidak

baik

Pertumbuhan

tinggi badan

Tidak normal Normal

: variabel bebas (independent)

: hubungan yang diteliti

: variabel terikat (dependent)

Page 36: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

24

yang baik dan pola tidur yang tidak baik, dan pertumbuhan tinggi badan

yang dikategorikan dalam kelompok normal dan tinggi badan pendek atau

tidak normal.

Faktor lain yang bisa mempengaruhi tinggi badan pendek yaitu faktor

genetik, lingkungan prenatal dan postnatal, dan sebagainya, tidak dilakukan

oleh peneliti.

2.7. Definisi Operasional

Tabel 2.3. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Usia Anak Anak yang berusia

9-12 tahun dibagi

dalam 4 kategori

usia, yaitu: usia 9

tahun, 10 tahun, 11

tahun dan 12 tahun

Kuesioner Wawancara Skala

2 Jenis

Kelamin

Jenis kelamin

responden dalam

penelitian ini yang

dikelompokkan

menjadi:

Laki-laki

Perempuan

Kuesioner Wawancara Kategorik

3 Gangguan

Pola Tidur

Kumpulan gejala

yang diketahui

dengan adanya

gangguan dalam

bentuk kuantitas,

kualitas dan durasi

waktu tidur pada

seseorang.

Kuesioner

sleep

disturbance

scale for

children

(SDSC)

1. Mengalami

gangguan pola

tidur jika skor

nilai >

persentil 50

2. Tidak

mengalami

gangguan pola

tidur jika skor

nilai ≤

persentil 50

Ordinal

Page 37: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

25

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

4 Gangguan

memulai

&

memperta

hankan

tidur

Gangguan pada

saat memulai dan

mempertahankan

posisi untuk tidur.

Kuesioner

sleep

disturbance

scale for

children

(SDSC)

1. Mengalami

gangguan jika

skor nilai

instrumen

pertanyaan no

1,2,3,4,5,10,11

> persentil 60

2. Tidak

Mengalami

gangguan jika

skor nilai

instrumen

pertanyaan no

1,2,3,4,5,10,11

≤ persentil 60

Ordinal

5 Gangguan

pernafasan

saat tidur

Gangguan

pernafasan saat

tidur sedang

berlangsung

Kuesioner

sleep

disturbance

scale for

children

(SDSC)

1. Mengalami

gangguan jika

skor nilai

instrumen

pertanyaan no

13,14,15 >

persentil 60

2. Tidak

Mengalami

gangguan jika

skor nilai

instrumen

pertanyaan no

13,14, 15 ≤

persentil 60

Ordinal

6 Gangguan

kesadaran

Gangguan

kesadaran saat tidur

sedang berlangsung

Kuesioner

sleep

disturbance

scale for

children

(SDSC)

1. Mengalami

gangguan jika

skor nilai

instrumen

pertanyaan no

17, 20, 21 >

persentil 60

2. Tidak

Mengalami

gangguan, skor

nilai instrumen

pertanyaan no

17, 20, 21 ≤

persentil 60

Ordinal

Page 38: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

26

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

7 Gangguan

transisi

tidur-

bangun

Gangguan pada

proses perpindahan

posisi dari tertidur

menuju bangun

/sadar

Kuesioner

sleep

disturbance

scale for

children

(SDSC)

1. Mengalami

gangguan jika

skor nilai

instrumen

pertanyaan no

6,7,8,12,18,19

> persentil 60

2. Tidak

Mengalami

gangguan jika

skor nilai

instrumen

pertanyaan no

6,7,8,12,18,19

≤ persentil 60

Ordinal

8 Gangguan

somnolen

berlebih

Keadaan

mengantuk

abnormal yang

sering pada pagi

dan tengah hari

Kuesioner

sleep

disturbance

scale for

children

(SDSC)

1. Mengalami

gangguan jika

skor nilai

instrumen

pertanyaan no

22,23,24,25,26

> persentil 60

2. Tidak

Mengalami

gangguan jika

skor nilai

instrumen

pertanyaan no

22,23,24,25,26

≤ persentil 60

Ordinal

9 Hiper-

hidrosis

saat tidur

Keluarnya keringat

dalam jumlah lebih

banyak saat tidur

Kuesioner

sleep

disturbance

scale for

children

(SDSC)

1. Mengalami

gangguan jika

skor nilai

instrumen

pertanyaan no

9,16 > persentil

60

2. Tidak

Mengalami

gangguan, skor

nilai instrumen

pertanyaan no

9,16 ≤ persentil

60

Ordinal

Page 39: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

27

No Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

10 Tinggi

Badan

Ukuran tubuh

manusia dari

rambut sampai ke

kaki

Mikrotoise Dalam satuan cm Rasio

11 Berat

Badan

Ukuran berat tubuh

manusia

Timbangan Dalam satuan kg Rasio

Page 40: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional (potong

lintang) yang bersifat analitik.33

Hal ini dikarenakan mengukur gangguan

tidur dan gangguan pertumbuhan tinggi badan dilakukan dalam satu waktu.

Kemudian dilakukan uji bivariat dan dilakukan analisis terhadap dua

variabel.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini menggunakan data primer (kuesioner) yang diambil di

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta. Penelitian ini berlangsung

dari bulan Februari sampai April 2015.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi target penelitian adalah anak berusia 9-12 tahun yang

bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta.

Populasi terjangkau adalah anak berusia 9-12 tahun di Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta yang bersedia menjadi

responden dalam penelitian. Sampel penelitian adalah responden yang

berada di kelas 4, 5, dan 6 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN

Jakarta Tahun Pelajaran 2014/2015.

Page 41: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

29

3.3.2. Besar Sampel

Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan

cara proportional stratified sampling yaitu kelompok siswa kelas 4,5

dan 6 dibagi berdasarkan jumlah kelompok terbanyak. Kemudian

setelah dilakukan proportional stratified sampling, pemilihan sampel

berdasarkan sampling frame yang dipilih secara simple random

sampling. Penentuan perhitungan besar sampel menggunakan rumus:

n = jumlah sampel yang dibutuhkan

Z = nilai baku distribusi normal pada α atau β tertentu

α = nilai uji kekuatan 95%

Zα = 1,96

β = derajat kepercayaan 80%

Zβ = 1,282

P1 = 0,453

Q1 = 0,547

P2 = 0,151

Q2 = 0,849

P = 0,302

Q = 0,689

Berdasarkan perhitungan besar sampel di atas, didapatkan jumlah

sampe sebesar 46 orang. Untuk menghindari terjadinya droup out atau

missing dari responden maka perlu ditambahkan 10% dari besar

sampel yang di dapat:

Page 42: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

30

n’ = 46 x 10% = 4,6

n total = 46 + 4,6 = 50,6 ~ 50 orang

Maka besar sampel minimal yang didapatkan adalah 50 orang.

3.3.3. Kriteria Sampel

3.3.3.1. Kriteria Inklusi

Anak yang berusia 9-12 tahun yang bersekolah di Madrasah

Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta.

Bersedia menjadi responden dengan persetujuan orangtua.

3.3.3.2. Kriteria Ekslusi

Anak yang memiliki kelainan bentuk tubuh, seperti

skoliosis, dan lordosis.

Responden yang mengisi kuisioner dengan tidak lengkap.

3.3.4. Cara Pengambilan Sampel Data

Tekhnik pengambilan sampel menggunakan sistem random

sampling. Siswa dipilih berdasarkan proporsional sampling yaitu

banyaknya sampel yang diambil pada tiap kelas berdasarkan jumlah

siswa yang ada di kelas tersebut. Perhitungan banyaknya sampel di

dalam 1 kelas dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut :

Jumlah siswa di kelas X Jumlah sampel

Jumlah siswa kelas 4,5,6

Page 43: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

31

Tabel 3.1.

Distribusi Sampel Penelitian

Kelas Jumlah siswa di kelas Sampel dalam 1 kelas

4A 30 30/646 x 50 = 3

4B 30 30/646 x 50 = 2

4C 28 28/646 x 50 = 2

4D 29 29/646 x 50 = 2

4E 30 30/646 x 50 = 3

4F 28 28/646 x 50 = 2

4G 28 28/646 x 50 = 2

4H 28 28/646 x 50 = 2

5A 28 28/646 x 50 = 2

5B 27 27/646 x 50 = 2

5C 29 29/646 x 50 = 2

5D 28 28/646 x 50 = 2

5E 28 28/646 x 50 = 2

5F 28 28/646 x 50 = 2

5G 29 29/646 x 50 = 2

5H 27 27/646 x 50 = 2

6A 28 28/646 x 50 = 2

6B 27 27/646 x 50 = 2

6C 27 27/646 x 50 = 2

6D 28 28/646 x 50 = 2

6E 28 28/646 x 50 = 2

6F 28 28/646 x 50 = 2

6G 26 26/646 x 50 = 2

6H 27 27/646 x 50 = 2

Setelah banyaknya jumlah sampel yang didapat dikelas, maka

tahap selanjutnya adalah pemilihan sampel di dalam kelas berdasarkan

no urut absen siswa. Pemilihan sampel selanjutnya dilakukan dengan

melakukan undian sampel sebanyak jumlah sampel yang dibutuhkan

di dalam kelas.

Page 44: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

32

3.4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner sleep disturbance

scale for children (SDSC). Kuesioner ini telah dilakukan uji validasi dan

reabilitas ulang untuk mengukur gangguan tidur pada siswa SD di daerah

Tangerang Selatan. Berikut hasil uji validitas dan reabilitas instrumen

penelitian ini.

Tabel 3.2.

Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen

Variabel Item Pertanyaan R Tabel Alpha Cronbach

Pola gangguan tidur 26 Pertanyaan 0,391 0,776

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa seluruh pertanyaan tentang

pola gangguan tidur adalah valid yang artinya adalah instrumen penelitian

dapat digunakan untuk mengukur gangguan pola tidur pada siswa sekolah

dasar di subjek penelitian dan instrumen penelitian ini dapat digunakan

berulang kali pada subjek penelitian yang berbeda.

3.5. Cara Kerja Penelitian

Pengumpulan data primer berdasarkan kuesioner SDSC yang sudah di

validasi sebelumnya. Sampling dilakukan dengan mengambil data kuesioner

yang disebarkan ke kelas 4, 5, dan 6 Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan

UIN Jakarta tahun ajaran 2014/2015 sesuai dengan jumlah sampel yang

telah ditentukan. Pemilihan responden berdasarkan kriteria inklusi dan

ekslusi dilakukan.

3.5.1. Anggaran Penelitian

No. Keterangan Total Biaya (Rp)

1. Biaya ATK 500.000

2. Biaya pengambilan data kuesioner 300.000

3. Biaya tak terduga 500.000

Total Biaya 1.300.000

Page 45: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

33

3.5.2. Alur Penelitian

3.5.3. Etika Penelitian

Mengajukan usulan penelitian kepada komisi etik dengan

kelengkapan berkas yang terdiri dari:

Surat usulan dari institusi

Protokol penelitian

Informed consent

Observasi/survei

Distribusi dan

wawancara Kuesioner

Pengumpulan data/

informasi awal

Pembuatan Proposal

Laporan hasil

penelitian

Pengolahan dan

analisis data

Pengukuran

Antropometri

Page 46: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

34

Kuesioner

Memberikan informed consent kepada subjek penelitian dan

institusi terkait

3.6. Managemen Data

Data yang digunakan adalah data primer yang didapat langsung

melalui penyebaran kuisioner dari sampel yang memenuhi kriteria inklusi

anak yang bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta.

Pengolahan data penelitian ini menggunakan software statistic, yaitu semua

data yang terkumpul dicatat dan dilakukan editing dan coding untuk

kemudian dimasukan ke dalam program Statistical Package for Social

Sciences (SPSS) dengan tahapan sebagai berikut:

1. Cleaning

Data “dibersihkan” terlebih dahulu dengan cara meneliti data

yang ada supaya tidak terdapat data yang tidak perlu.

2. Editing

Pada tahapan ini, dilakukan pemeriksaan kelengkapan data.

3. Coding

Data yang telah terkumpul diberi kode-kode untuk memudahkan

pemasukan data.

4. Entry

Data yang telah diberi kode dimasukkan ke dalam komputer

untuk kemudian dilakukan analisis data. Kemudian data diolah lebih

lanjut dan dilakukan analitik data uji chi square dan kemudian data

disajikan dalam bentuk teks, grafik, dan tabel.

Page 47: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

35

Page 48: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

36

Page 49: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap anak-anak di Madrasah Ibtidaiyah

Pembangunan UIN Jakarta. Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

berdiri pada tahun 1974. Pada tahun ajaran 2014/2015 siswa dan siswi yang

belajar di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta berjumlah

sebanyak 1342 yang terdiri dari murid laki-laki berjumlah 683 dan murid

perempuan berjumlah 659. Secara Demografi Madrasah Ibtidaiyah

Pembangunan UIN Jakarta terletak di Jl. Ibnu Taimia IV Komples UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat Tangerang Selatan.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran gangguan tidur

pada anak usia 9-12 tahun dan hubungannya dengan tinggi badan anak

melalui kuesioner. Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya di

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta.

4.2. Karakteristik Responden

Karakteristik diri responden dalam penelitian ini terdiri dari usia, jenis

kelamin, tinggi badan, berat badan dan karakteristik orang tua. Berikut

gambaran karakteristik responden Siswa Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan

UIN Jakarta.

Page 50: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

36

Tabel 4.1. Karakteristik Responden

Kategori Frekuensi Persentase (%)

1. Usia

9 tahun 11 22

10 tahun 15 30

11 tahun 17 34

12 tahun 7 17

2. Jenis Kelamin

Laki-Laki 28 56

Perempuan 22 44

3. Berat Badan Mean Standar Deviasi

Usia 9 tahun 33,00 6,612

Usia 10 tahun 34,85 8,988

Usia 11 tahun 43,43 10,799

Usia 12 tahun 43,35 11,816

4. Tinggi Badan

Usia 9 tahun 137,31 4,978

Usia 10 tahun 148,71 5,282

Usia 11 tahun 137,67 4,655

Usia 12 tahun 146,47 7,151

5. Karakteristik

Orang Tua

Ibu:

Berat Badan 58,58 6,704

Tinggi Badan 157,64 4,985

Bapak:

Berat Badan 71,94 9,573

Tinggi Badan 168,14 5,039

Page 51: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

37

Berdasarkan tabel 4.1 di halaman 36, diketahui bahwa usia responden

terbanyak adalah 11 tahun. Usia responden yang paling tinggi adalah 12

tahun dan yang paling rendah 9 tahun. Responden penelitian yang berjenis

kelamin laki-laki sebesar 56% dan perempuan sebesar 44% sehingga

responden penelitian ini tidak didominasi oleh salah satu kelompok jenis

kelamin karena persentase kedua kelompok jenis kelamin laki-laki dan

perempuan masih mendekati 50%.

Pada tabel 4.1 di halaman 36, diketahui bahwa berat badan responden

memiliki rata-rata sebesar 38,94 kg dengan standar deviasi sebesar 10,937

kg. Berat badan paling tinggi adalah 66 kg dan paling rendah adalah 25 kg.

Selanjutnya tinggi badan responden memiliki rata-rata sebesar 142,02 cm

dengan standar deviasi sebesar 7,604 cm. Tinggi badan responden paling

tinggi sebesar 164 cm dan paling rendah 126 cm.

Karakteristik orang tua responden yang terdiri dari ibu dan bapak

responden dalam penelitian ini adalah tinggi badan dan berat badan. Pada

tabel 4.1 diketahui bahwa berat badan ibu responden memiliki rata-rata

sebesar 58,58 kg dengan standar deviasi sebesar 6,704 kg. Berat badan

paling tinggi adalah 70 kg dan paling rendah adalah 45 kg. Selanjutnya

tinggi badan ibu responden memiliki rata-rata sebesar 157,64 cm dengan

standar deviasi sebesar 4,985 cm dan tinggi badan bapak responden yang

paling tinggi sebesar 168 cm dan paling rendah 140 cm. Berat badan bapak

memiliki rata-rata sebesar 71,94 kg dengan standar deviasi sebesar 9,573 kg

Berat badan paling tinggi adalah 95 kg dan paling rendah adalah 50 kg.

Tinggi badan bapak responden memiliki rata-rata sebesar 168,14 cm,

dengan standar deviasi sebesar 5,039 cm dan tinggi badan bapak responden

paling tinggi sebesar 180 cm dan paling rendah 158 cm.

Page 52: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

38

4.3. Gambaran Gangguan Tidur

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Gangguan Tidur pada Responden

Gangguan Tidur N Persentase

Ada Gangguan Tidur 22 44

Tidak Ada Gangguan Tidur 28 56

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa sebanyak 22 responden

(44%) memiliki gangguan tidur. Berdasarkan 22 responden yang mengalami

gangguan tidur, dapat diklasifikasikan jenis gangguan tidur berdasarkan

kuesioner SDSC yang dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Klasifikasi Gangguan

Tidur Sesuai SDSC

Jenis Gangguan Tidur N Persentase

Gangguan memulai dan mempertahankan

tidur

2 9,1

Gangguan pernapasan saat tidur 1 4,54

Gangguan kesadaran saat tidur 8 36,4

Gangguan transisi tidur-bangun 3 13,64

Gangguan somnolen berlebihan saat tidur 3 13,64

Gangguan hiperhidrolisis saat tidur 5 22,7

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa responden yang

mengalami gangguan tidur sebanyak 22 orang dengan gangguan kesadaran

saat tidur yang paling banyak ditemukan sebanyak 8 responden (36,4%).

Gangguan tidur yang paling sedikit ditemukan adalah gangguan pernapasan

saat tidur sebanyak 1 responden (4,54%).

Page 53: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

39

Tabel 4.4. Gambaran Gangguan Tidur Berdasarkan Usia Siswa

Umur

Gangguan Pola Tidur

Ada Tidak Ada

N % N %

9 Tahun 4 8 7 14

10 Tahun 7 14 8 16

11 Tahun 6 12 11 22

12 Tahun 5 10 2 4

Berdasarkan tabel di atas, kelompok usia 12 tahun adalah kelompok

yang paling besar persentasenya antara yang memiliki gangguan tidur

dibandingkan dengan yang tidak memiliki gangguan tidur.

Tabel 4.5. Gambaran Gangguan Tidur Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Gangguan Pola Tidur

Ada Tidak Ada

N % N %

Laki-Laki 13 26 15 30

Perempuan 9 18 13 26

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa siswa yang memiliki

gangguan tidur terbanyak adalah yang berjenis kelamin laki-laki (26%)

dibanding kelompok perempuan yang memiliki gangguan pola tidur (18%).

Page 54: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

40

4.4. Gambaran Pertumbuhan Tinggi Badan

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Gangguan Tinggi Badan

Gangguan Tinggi Badan N Persentase

Ada Gangguan 4 8

Tidak Ada Gangguan 46 92

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa terdapat 4 responden (8%)

yang memiliki gangguan pada tinggi badan.

Tabel 4.7. Gambaran Gangguan Tinggi Badan Berdasarkan Usia Siswa

Usia

Gangguan Tinggi Badan

Ada Tidak Ada

N % N %

9 Tahun 3 6 8 16

10 Tahun 0 0 15 30

11 Tahun 1 2 16 32

12 Tahun 0 0 7 14

Berdasarkan tabel di atas, kelompok usia 9 tahun adalah kelompok

yang paling besar persentasenya antara yang memiliki gangguan tinggi

badan dibandingkan dengan yang tidak memiliki gangguan tinggi badan.

Page 55: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

41

Tabel 4.8. Gambaran Gangguan Tinggi Badan Berdasarkan Jenis

Kelamin

Jenis Kelamin

Gangguan Tinggi Badan

Ada Tidak Ada

N % N %

Laki-Laki 3 6 25 50

Perempuan 1 2 21 42

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa siswa yang memiliki

gangguan tinggi badan terbanyak adalah yang berjenis kelamin laki-laki

(6%) dibanding kelompok perempuan yang memiliki gangguan pola tidur

(2%).

4.5. Hubungan Antara Gangguan Tinggi Badan dengan Gangguan Tidur

Tabel 4.9. Hubungan Antara Gangguan Tinggi Badan dengan

Gangguan Tidur

Gangguan

Tidur

Gangguan Tinggi Badan P Value Ada Tidak Ada

N % N %

Ada 1 2 21 42

0,425 Tidak Ada 3 6 25 50

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa responden yang memiliki

gangguan tidur dengan memiliki gangguan tinggi badan sebesar 2%,

sedangkan responden yang memiliki gangguan tidur dengan tidak memiliki

gangguan tinggi badan sebesar 42%.

Page 56: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

42

Berdasarkan hasil analisis statistik diketahui bahwa P value sebesar

0,425 yang berarti bahwa pada signifikansi 5% disimpulkan bahwa tidak

ada hubungan antara gangguan tidur dengan gangguan tinggi badan pada

responden siswa Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta Tahun

2015.

4.6. Pembahasan

Hasil penelitian gangguan tidur diidentifikasi menggunakan Sleep

Disturbances Scale for Children (SDSC) yang terdiri dari 26 pertanyaan dan

dikategorikan menjadi dua berdasarkan jumlah skor yang didapat, yaitu

disebut gangguan tidur apabila skor > 39 dan tidak gangguan tidur apabila

skor ≤ 39. Dari total sampel 50 anak pada penelitian ini, didapatkan 22 anak

(44%) mengalami gangguan tidur dan 28 anak (56%) tidak mengalami

gangguan tidur. Prevalensi ini lebih rendah dibandingkan dengan penelitian

Haryono A, dkk (62,9%) dan penelitian Bruni dkk (73,4%) yang juga

menggunakan metode SDSC, namun terdapat perbedaan rentang usia subjek

dan populasi yang digunakan. Jenis gangguan tidur terbanyak (36,4%) yang

ditemukan adalah gangguan kesadaran saat tidur, hal ini berbeda dengan

penelitian oleh Haryono A, dkk yang menyatakan bahwa jenis gangguan

tidur terbanyak adalah (63,6%) yang ditemukan adalah gangguan transisi

tidur-bangun, namun populasi penelitian yang berbeda.5

Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa anak dengan gangguan

tidur terbanyak pada kelompok usia 12 tahun, gangguan tidur cenderung

meningkat semakin bertambahnya usia. Hal ini sesuai dengan penelitian

Rini yang menyatakan bahwa pola tidur berhubungan dengan usia. Semakin

bertambah usia maka semakin banyak faktor yang dapat mempengaruhi pola

tidur sehingga semakin besar kemungkinan terjadinya gangguan tidur.6

Berdasarkan skor CDC, tinggi badan pada anak dapat diklasifikasikan

menjadi pendek (< persentil 5), dan normal atau tinggi (persentil 5 –

persentil 95). Sehingga berdasarkan data yang sudah diketahui, interpresi

tinggi badan terdiri atas 4 anak (8%) merupakan pendek, dan 46 anak (92%)

normal. Berdasarkan hasil analisis didapatkan anak yang mengalami

Page 57: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

43

gangguan tidur dengan memiliki gangguan tinggi badan terdiri atas 1 anak

(2%), sedangkan anak yang memiliki gangguan tidur dengan tidak memiliki

gangguan tinggi badan terdiri dari 21 anak (42%). Dari hasil analisis

statistik diketahui bahwa p value sebesar 0,425. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan antara gangguan tidur dengan gangguan tinggi

badan pada responden siswa Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN

Jakarta Tahun 2015.

Hasil penelitian ini tidak bisa membuktikan dasar teori yang

menyatakan bahwa gangguan tidur dapat menyebabkan terjadinya

perubahan hormonal pada tubuh, salah satunya adalah hormon pertumbuhan

atau growth hormone (GH). Penelitian ini berbeda dengan penelitian Dini

yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara gangguan tidur dengan

pertumbuhan tinggi badan anak. Sebuah teori menyatakan bahwa GH

disekresikan pada awal periode tidur lelap, tahap 3 dan 4 dan dihambat

selama tidur REM, yang berhubungan dengan mimpi. GH disekresikan 75%

pada saat anak tidur, GH ini tiga kali lebih banyak disekresikan

dibandingkan saat terbangun. GH sangat berperan pada proses pertumbuhan

anak, yakni sebagai stimulator pertumbuhan dan pembelahan sel di setiap

bagian tubuh dan tulang rawan, meningkatkan proses mineralisasi tulang,

meningkatkan sintesis protein tubuh, serta memacu insulin like growth

factor yang berfungsi pada pertumbuhan dan perkembangan sel tubuh.

Berdasarkan fungsi di atas, maka jika produksi GH tidak maksimal akan

mempengaruhi pertumbuhan anak menjadi tidak optimal .2,6,8,34,

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, hal ini

mungkin disebabkan oleh adanya beberapa faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan pada anak terutama besar asupan nutrisi yang merupakan

faktor yang berperan pada proses pertumbuhan namun tidak diteliti dalam

penelitian ini.6

Page 58: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

44

4.7. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang yang hanya

menggambarkan variabel yang diteliti, baik independen maupun dependen

pada waktu yang sama sehingga tidak bisa melihat adanya hubungan sebab

akibat. Banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tinggi

badan anak yang meliputi faktor periode prakonsepsi, faktor prenatal, faktor

natal, dan faktor postnatal. Serta faktor asupan nutrisi juga merupakan faktor

yang berperan pada proses pertumbuhan yang biasanya diukur dengan

menggunakan kuesioner food recall, pada penelitian ini tidak diteliti.35

Page 59: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

45

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:

a) Dari total 50 subjek penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan

UIN Jakarta, responden yang memiliki gangguan tidur sebanyak 22

responden (44%).

b) Subjek penelitian yang mengalami jenis gangguan tidur terbanyak dari 22

responden yang mengalami gangguan tidur adalah gangguan kesadaran

saat tidur sebanyak 8 responden (36,4%). Sedangkan gangguan tidur

yang sedikit ditemukan adalah gangguan pernapasan saat tidur sebanyak

1 responden (4,54%).

c) Subjek penelitian yang memiliki persentase paling besar antara yang

memiliki gangguan tidur dibandingkan dengan yang tidak memiliki

gangguan tidur adalah kelompok/ kategori usia12 tahun.

d) Subjek penelitian yang mengalami gangguan tidur terbanyak adalah

kelompok/ kategori jenis kelamin laki-laki (26%).

e) Subjek penelitian yang mengalami gangguan pertumbuhan tinggi badan

sebanyak 4 responden (8%).

f) Subjek penelitian yang memiliki gangguan tidur dengan memiliki

gangguan tinggi badan sebanyak 1 responden (2%), sedangkan responden

yang memiliki gangguan tidur dengan tidak memiliki gangguan tinggi

badan sebanyak 21 responden (42%).

g) Tidak ada hubungan antara gangguan tidur dengan gangguan tinggi

badan anak di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

(p=0,425).

Page 60: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

46

5.2. Saran

a) Diharapkan penelitian ini bisa menjadi informasi tambahan untuk

penelitian berikutnya untuk dikembangkan lagi.

b) Untuk mendapatkan sampel yang lebih variatif, maka hendaknya

dilakukan pengambilan sampel dengan jumlah lebih besar pada lokasi

yang berbeda dan mengembangkan kriteria inklusi sampelnya.

c) Penelitian tentang hubungan gangguan tidur dengan tinggi badan

sebaiknya menggunakan studi kohort, karena studi kohort merupakan

metode yang paling baik dalam menerangkan dinamika hubungan antara

faktor dependen yang diteliti.

d) Disarakan untuk dilakukan deteksi dini gangguan tidur pada awal masuk

sekolah supaya dapat diketahui adakah anak yang berisiko mengalami

gangguan tidur dengan harapan dapat dilakukan penanganan sejak awal

sehingga tidak mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan.

e) Sebaiknya dilakukan deteksi dini menggunakan penilaian antropometri

untuk mengetahui status pertumbuhan anak sehingga dapat dilakukan

penanganan terhadap anak yang mengalami gangguan pertumbuhan.

Page 61: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

47

DAFTAR PUSTAKA

1. Dorland, N. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Edisi 28. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC; 2008.

2. Lauralee, S. Fisiologi manusia: Dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012.

3. Hense S; Barba G; Pohlabeln H; De Henauw S; Marild S; Molnar D;

Moreno LA; Hadjigeorgiou C; Veidebaum T; Ahrens W. Factors that

influence weekday sleep duration in European children. SLEEP

2011;34:633-9.

4. Bruni O, Ottaviano S, Guidetti V, Romoli M, Innocenzi M, Cortesi F, dkk.

The sleep disturbance scale for children construction and validation of an

instrumen to evaluate sleep disturbance in childhood and adolescent. J

Sleep Res. 1996;5:251-61.

5. Gangguan Tidur pada Remaja Usia 12-15 Tahun di Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama. Haryono A, Rindiarti A, Arianti A, Pawitri A,

Ushuluddin A, Setiawati A, dkk. Sari Pediatri. 2009;11:149-54.

6. Pediatri S, Sekartini R, Adi NP. Gangguan tidur pada anak usia di bawah

tiga tahun di lima Kota di Indonesia. Sari Pediatri. 2006;7:188-93.

7. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

ECG; 1995.

8. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 2. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.

9. Hidayat AA. Pengantar kebutuhan dasar manusia. Jakarta: Salemba

Medika; 2006.

10. Ganong, William F. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008.

11. Kryger MH, Roth T, Dement WC. Principals and Practice of Sleep

Medicine. Philadelphia: Saunders; 2005.

12. Perry, Potter. Fundamental keperawatan. Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC; 2006.

Page 62: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

48

13. Dwi PW, Taslim S. Perkembangan normal tidur pada anak dan

kelainannya. Sari Pediatri. 2000;2:139-45.

14. Carskadon MA, Wolfson AR, Acebo C, Tzischinsky O, Seifer

R.Adolescent sleep patterns, circadian timing, and sleepiness at atransition

to early school days. Sleep 1998.

15. Murphy PJ, Rogers NL, Campbell SS. Age differences in the spontaneous

termination of sleep. J Sleep Res 2000.

16. Daniel JB, Charles FR, Timothy HM, Susan RB, David JK. The Pittsburgh

Sleep Quality Index: A new instrument for psychiatric practice and

research. Psychiatry Research. 1998;28:193-213.

17. Blunden S, Lushington K, Lorenzen B. Are sleep problems under-

recognised in general practice. Arch Dis Child. 2004;89:708–12.

18. Diette GB, Markson L, Skinner EA, Nguyen TT, Algaatt-Bergstrom P,

Wu AW. Nocturnal asthma in children affects school attendance, school

performance, and parents’ work attendance. Arch of Ped & Adolesc Med.

2000;56:143-76.

19. Benoit D, Zeanah CH, Boucher C, Minde KK. Sleep disorders in early

childhood: asscociation with in secure maternal attachement. J of the

American Acad of Child & Adolescent Psychiatry. 1992;31:86-93.

20. Lamberg L. Knitting up the raveled sleave of care: role of sleep and effects

of its lack examined. JAMA. 1996;57:128-53.

21. Van Cauter E, Leproult R, Plat L. Age-related changesin slow wave sleep

and relationship with growth hormoneand cortisol levels in healthy men.

Jama. 2000;24:89-127.

22. Diette GB, Markson L, Skinner EA, Nguyen TT,Algaatt-Bergstrom P, Wu

AW. Nocturnal asthma in childrenaffects school attendance, school

performance, andparents’ work attendance. Arch of Ped & Adolesc Med.

2000;37:114-39.

23. Le Bourgeois M, Gianotti F, Cortesi F, Wolfson A. The relationship

between reported sleep quality and sleep hygiene in Italian and American

adolescents. Pediatrics. 2005;115:257–65.

Page 63: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

49

24. Gibson RS. Anthropometric assessment. In: Principles of Nutritional,

Oxford Univ.Press. Madison Av. New York. 1990:45-7.

25. Ismael S. Tumbuh kembang anak dalam pencapaian potensi sumber daya

manusia yang tangguh. Jakarta: FKUI; 1991.

26. Behrman, Richard et, al. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Volume 1. Edisi

15. Jakarta: Buku Penerbit Kedokteran EGC; 2000.

27. Zerfas AJ, Jelliffe DB, Jelliffe PE. Epidemiology and Nutrion in Human

Growth. : A comprehensive Treatise, Methodology Ecological, Genetics,

and Nutritional Effects on Growth. Plenum Press New York.

1986;13:.475-96.

28. Hense S, Barba G, Pohlabeln H, De Henauw S, Marild S, Molnar D,

Moreno LA, Hadjigeorgiou C, Veidebaum T, Ahrens W. Factors that

influence weekday sleep duration in European children. SLEEP.

2011;34:633-39.

29. Owens JA. Sleep medicine. In: Kliegman R, Behrman R, Jenson H,

Stanton B, editors. Nelson Textbook of Pediatrics. Philadelphia: Saunders

Elsevier; 2007.

30. Cameron Noel. Anthropometric Measurements. In: The Measurement of

Human Growth, British Library Cataloguing in Publication Data. 1984.

31. Ostman J, Britton M, Jonsson E. Obesity as health problem in Children

and Adolescents in Treating and Preventing Obesity, Evidence Based

Review. Wiley-VCh GmbH & Co. KgaA. 2002: 34-9.

32. Lahti-Koski M, at al. Defining Childhood Obesity. In: Obesity in

Childhood and Adolescence. Brussel. 2004.

33. Dahlan S. Langkah-langkah membuat proposal penelitian bidang

kedokteran dan kesehatan: Seri 3, Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto; 2008.

34. Safitri D. Hubungan antara gangguan tidur dengan pertumbuhan pada anak

usia 3-6 tahun Di Kota Semarang. Jurnal Media Medika Muda. 2013.

35. Selina H, Hartanto F, Rahmadi F. Stimulasi, deteksi, dan intervensi dini

tumbuh kembang anak. In: Dadiyanto D, Muryawan M, Anindita, editors.

Page 64: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

50

Buku ajar ilmu kesehatan anak. Semarang: Badan Penerbit Universitas

Diponegoro; 2011.

Page 65: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

51

Page 66: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

52

LAMPIRAN 2

INFORMED CONSENT

AssalamualaikumWr. Wb.

Sehubungan akan dilaksanakannya penelitian dengan judul

“HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TINGGI BADAN ANAK USIA

9-12 TAHUN: PENELITIAN PENDAHULUAN DI MADRASAH

IBTIDAIYAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA, TAHUN 2015”¸ sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Untuk terlaksananya penelitian ini Saya memohon perwakilan Bapak/Ibu

untuk menjadi responden dalam penelitian ini, dengan cara menjawab pertanyaan-

pertanyaan pada kuesioner ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Informasi yang Bapak/Ibu berikan akan dijaga kerahasiaannya. Data ini

hanya akan dipergunakan untuk kepentingan dalam penelitian ini.

Atas bantuan dan kerjasama yang baik kami ucapkan terimakasih.

WassalamualaikumWr. Wb.

Ciputat, ….,Februari2015

Responden Peneliti

( ) Amelia Nurfajrina

Page 67: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

53

KUESIONER

Informasi anak

Nama : ……………………………………………………………

Umur : ……………………………………………………………

Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan (lingkari salah satu)

Kelas : 4 / 5 / 6 (lingkari salah satu)

Tinggi Badan (cm) : ……………………………………………………............

Berat Badan (kg) : ……………………………………………………………

Informasi orang tua

IBU

Nama : ……………………………………………………………

Umur : ……………………………………………………………

Tinggi badan (cm) : ……………………………………………………………

Berat badan (kg) : ……………………………………………………………

Pekerjaan : ……………………………………………………………

Pendidikan : ……………………………………………………………

BAPAK

Nama : ……………………………………………………………

Umur : ……………………………………………………………

Tinggi badan (cm) : ……………………………………………………………

Berat Badan (kg) : ……………………………………………………………

Pekerjaan : ……………………………………………………………

Pendidikan : ……………………………………………………………

Page 68: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

54

Jawablah semua pertanyaan yang diajukan dengan mempertimbangkan kebiasaan

anak Bapak/Ibu, saat anak Bapak/Ibu dalam keadaan sehat. Perubahan kebiasaan

tidur karena anak sakit tidak termasuk. Jawablah dengan melingkari atau

memberi tanda silang (X) pada salah satu dari nomor 1 - 5 yang mewakili

kebiasaan tidur anak Bapak/Ibu

1. Berapa lama anak

Bapak/Ibu tidur pada

malam hari?

(1)

9 – 11

jam

(2)

8 – 9

jam

(3)

7 – 8

jam

(4)

5 -7

jam

(5)

Kurang

dari

5 jam

2. Berapa lama waktu

yang dibutuhkan

anak Bapak/Ibu

untuk tertidur sejak

dia pergi ke tempat

tidur ?

(1)

Kurang

dari

15 menit

(2)

15 – 30

Menit

(3)

30 – 45

Menit

(4)

45 – 60

Menit

(5)

> 60

menit

Pilihlah pertanyaan berikut dengan melingkari atau memberi tanda

silang (X) yang paling sesuai dengan kebiasaan tidur anak anda pada jam/waktu

tidurnya.

No. Pertanyaan (1)

Tidak

pernah

(2)

Jarang (1 – 2

kali per

bulan/

kurang)

(3)

Kadang-

kadang (1 -2

kali per

minggu)

(4)

Sering (3 – 5

kali per

minggu)

(5)

Selalu

/setiap

hari

3. Anak Bapak/Ibu

enggan atau menolak

untuk tidur

1 2 3 4 5

4. Anak Bapak/Ibu sulit

untuk tidur malam

hari

1 2 3 4 5

5. Ada rasa takut pada

anak Anda ketika mau

tertidur

1 2 3 4 5

Page 69: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

55

No. Pertanyaan (1)

Tidak

pernah

(2)

Jarang (1 – 2

kali per

bulan/

kurang)

(3)

Kadang-

kadang (1 -2

kali per

minggu)

(4)

Sering (3 – 5

kali per

minggu)

(5)

Selalu

/setiap

hari

6. Bagian tubuh anak

tampak tersentak ketika

jatuh tertidur

1 2 3 4 5

7. Anak melakukan

gerakan berulang-ulang

ketika jatuh tertidur

(seperti menggerakan

atau menggelengkan

kepala)

1 2 3 4 5

8. Anak merasa mimpi

seperti nyata ketika

jatuh tertidur

1 2 3 4 5

9. Anak banyak

berkeringat selama

tertidur

1 2 3 4 5

10. Anak terbangun dari

tidur lebih dari 2 kali

tiap malam

1 2 3 4 5

11. Setelah terbangun pada

malam hari, anak susah

untuk tidur kembali

1 2 3 4 5

12. Kaki anak sering

tersentak ketika tertidur

atau sering berubah

posisi ketika malam

atau sering menendang

seprei tempat tidur

1 2 3 4 5

13. Anak mengalami

kesulitan bernapas

pada malam hari

1 2 3 4 5

14. Anak sering sulit

bernapas ketika tidur

1 2 3 4 5

15. Anak mendengkur

atau mengorok ketika

tidur

1 2 3 4 5

Page 70: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

56

No. Pertanyaan (1)

Tidak

pernah

(2)

Jarang (1 – 2

kali per

bulan/

kurang)

(3)

Kadang-

kadang (1 -2

kali per

minggu)

(4)

Sering (3 – 5

kali per

minggu)

(5)

Selalu

/setiap

hari

16. Anak berkeringat

banyak pada malam

hari

1 2 3 4 5

17. Bapak/Ibu pernah

melihat anak berjalan

dalam tidur

1 2 3 4 5

18. Bapak/Ibu pernah

melihat anak

mengigau ketika

sedang tertidur

1 2 3 4 5

19. Bapak/Ibu pernah

mendengar gigi anak

gemeretak atau

berbunyi ketika tidur

1 2 3 4 5

20. Sewaktu bangun tidur,

anak tidak mengingat

mengigau di malam

hari

1 2 3 4 5

21. Anak mengalami

mimpi buruk dan

tidak bisa kembali

ingat keesokan harinya

1 2 3 4 5

22. Anak sangat sulit

untuk dibangun dari

tidur

1 2 3 4 5

23. Anak bangun pada pagi

hari dan merasa lelah

1 2 3 4 5

24. Anak merasa tidak

bisa untuk bergerak

ketika bangun pagi

(ketindihan)

1 2 3 4 5

25. Anak merasa

mengantuk pada

siang hari

1 2 3 4 5

Page 71: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

57

26. Anak tiba-tiba jatuh

tertidur pada situasi

yang tidak seharusnya

(misalnya ketika

makan, berada dalam

toilet, dll)

1 2 3 4 5

27. Apakah anak anda memiliki penyakit? ( lingkari salah satu )

1. Ya

2. Tidak ( lanjut ke no 28 )

Jika Ya, apa penyakit yang diderita anak Anda? ……………………………..

28. Apakah anak Bapak/Ibu memiliki kebiasaan berolahraga?(lingkari salah satu)

1. Ya

2. Tidak (lanjut ke no 29)

Jika Ya : Berapa kali dalam seminggu? ………………………………………

Berapa jam tiap kali berolahraga? ………………………………….

Aktivitas olahraga apa yang dilakukan? …………………………….

29. Siapakah yang mengasuh anak Bapak/Ibu setiap harinya?

1. Orang tua

2. Pengasuh

3. Mandiri (tidak dengan siapa-siapa)

4. Lainnya, sebutkan ………………………………………………………...

30. Apakah anak Bapak/Ibu suka tidur siang? ( lingkari salah satu )

1. Ya

2.Tidak (lanjut ke no 31)

Jika Ya, berapa jam?

1. Kurang dari 1 jam

2. 1 – 2 jam

Page 72: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

58

3. 2 – 3 jam

4. Lebih dari 3 jam

31. Berapa lama waktu bermain (termasuk menonton tv, bermain gadget,

bermain dengan teman sebaya) anak Bapak/Ibu tiap kali bermain?

1. Kurang dari 1 jam

2. 1 - 2 jam

3. 2 - 3 jam

4. Lebih dari 3 jam

32. Dengan siapa anak Bapak/Ibu tidur?

1. Seorang diri

2. Orang tua

3. Kakak atau adik kandung

4. Lainnya, sebutkan ………………………………………………………..

33. Apakah anak Bapak/Ibu sarapan di pagi hari?

1. Tidak pernah, jika 0 kali dalam seminggu

2. Jarang, jika 1 – 2 kali dalam seminggu

3. Sering, jika 3 – 4 kali dalam seminggu

4. Selalu, jika setiap hari

34. Jika Bapak/Ibu nilai, bagaimanakah kualitas tidur anak Bapak/Ibu?

1. Sangat baik

2. Baik

3. Buruk

4. Sangat buruk

● Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu. ●

Page 73: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

59

LAMPIRAN 3

Perihal : Permohonan Izin Peminjaman Alat Ciputat, 11 Februari 2015

Yth. Ketua Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan Syarif Hidayatullah

Di Jakarta

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

nikmat Nya kepada kita. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada

Nabi Muhammad SAW.

Saya Amelia Nurfajrina mahasiswi program studi pendidikan dokter.

Dengan ini saya mengajukan permohonan peminjaman sarana pembelajaran di

skills lab, yang akan digunakan untuk kegiatan sebagai berikut:

Nama kegiatan : Penelitian

Tujuan : Untuk pengukuran berat badan dan tinggi badan

Lokasi : Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta

Waktu : Hari …………… ,tanggal ……………………..

Durasi : Jam …. s/d jam

Nama alat yang dipinjam :

1. Antropometer, 1 buah

Besar harapan saya agar permohonan ini dikabulkan. Atas perhatiannya, saya

mengucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Peminjam

Amelia Nurfajrina

Page 74: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

NAMA ANAK BB ANAK UMUR ANAKKELAS JKANAK ganggu_TB SKOR_TIDUR_TOTALKAT_GANGGU_TIDURSKOR_MULAIKAT_MULAI SKOR_NAFASKAT_NAFAS SKOR_SADARKAT_SADARSKOR_TRANSISIKAT_TRANSISISKOR_SOMNOLENKAT_SOMNOLENSKOR_HIPERKAT_HIPER

AI 47 9 1 2 Ada Gangguan 45.00 tidak ada gangguan 10.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan 9.00 tidak ada gangguan 15.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan

MN 58 9 1 1 Ada Gangguan 41.00 tidak ada gangguan 10.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan 9.00 tidak ada gangguan 9.00 tidak ada gangguan 7.00 tidak ada gangguan

MA 45 9 1 1 Ada Gangguan 33.00 tidak ada gangguan 12.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan 6.00 tidak ada gangguan 7.00 tidak ada gangguan 2.00 tidak ada gangguan

AD 53 11 3 1 Ada Gangguan 52.00 Ada Gangguan 13.00 tidak ada gangguan 5.00 tidak ada gangguan 5.00 tidak ada gangguan 15.00 Ada Gangguan 10.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan

ND 35 9 1 2 tidak ada gangguan 48.00 Ada Gangguan 16.00 Ada Gangguan 9.00 Ada Gangguan 3.00 tidak ada gangguan 11.00 tidak ada gangguan 7.00 tidak ada gangguan 2.00 tidak ada gangguan

NR 30 9 1 2 tidak ada gangguan 50.00 Ada Gangguan 12.00 tidak ada gangguan 5.00 tidak ada gangguan 5.00 tidak ada gangguan 16.00 Ada Gangguan 8.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan

AR 25 9 1 2 tidak ada gangguan 57.00 Ada Gangguan 14.00 tidak ada gangguan 9.00 Ada Gangguan 9.00 Ada Gangguan 10.00 tidak ada gangguan 11.00 Ada Gangguan 4.00 tidak ada gangguan

MA 25 9 1 1 tidak ada gangguan 40.00 tidak ada gangguan 11.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan 9.00 tidak ada gangguan 8.00 tidak ada gangguan 6.00 tidak ada gangguan

YN 25 9 1 2 tidak ada gangguan 35.00 tidak ada gangguan 11.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan 9.00 tidak ada gangguan 6.00 tidak ada gangguan 2.00 tidak ada gangguan

AR 39 9 1 2 tidak ada gangguan 44.00 tidak ada gangguan 13.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan 5.00 tidak ada gangguan 12.00 tidak ada gangguan 7.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan

FA 50 9 1 1 tidak ada gangguan 55.00 Ada Gangguan 12.00 tidak ada gangguan 10.00 Ada Gangguan 6.00 Ada Gangguan 13.00 Ada Gangguan 10.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan

RA 32 9 1 2 tidak ada gangguan 44.00 tidak ada gangguan 12.00 tidak ada gangguan 6.00 Ada Gangguan 3.00 tidak ada gangguan 10.00 tidak ada gangguan 9.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan

IZ 25 10 1 2 tidak ada gangguan 52.00 Ada Gangguan 13.00 tidak ada gangguan 6.00 Ada Gangguan 7.00 Ada Gangguan 12.00 tidak ada gangguan 10.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan

DR 34 10 1 1 tidak ada gangguan 45.00 tidak ada gangguan 13.00 tidak ada gangguan 5.00 tidak ada gangguan 5.00 tidak ada gangguan 7.00 tidak ada gangguan 10.00 tidak ada gangguan 5.00 tidak ada gangguan

LA 30 10 1 2 tidak ada gangguan 38.00 tidak ada gangguan 14.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan 11.00 tidak ada gangguan 5.00 tidak ada gangguan 2.00 tidak ada gangguan

MM 35 10 1 1 tidak ada gangguan 53.00 Ada Gangguan 17.00 Ada Gangguan 3.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan 9.00 tidak ada gangguan 15.00 tidak ada gangguan 5.00 Ada Gangguan

MA 26 10 1 1 tidak ada gangguan 48.00 Ada Gangguan 9.00 tidak ada gangguan 5.00 tidak ada gangguan 8.00 Ada Gangguan 14.00 Ada Gangguan 10.00 tidak ada gangguan 2.00 tidak ada gangguan

KY 29 10 1 2 tidak ada gangguan 46.00 tidak ada gangguan 11.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan 7.00 Ada Gangguan 13.00 Ada Gangguan 8.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan

NN 38 10 1 2 tidak ada gangguan 48.00 Ada Gangguan 16.00 Ada Gangguan 3.00 tidak ada gangguan 5.00 tidak ada gangguan 8.00 tidak ada gangguan 10.00 tidak ada gangguan 6.00 Ada Gangguan

SN 28 10 2 2 tidak ada gangguan 42.00 tidak ada gangguan 13.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan 8.00 Ada Gangguan 9.00 tidak ada gangguan 7.00 tidak ada gangguan 2.00 tidak ada gangguan

FI 32 10 2 2 tidak ada gangguan 53.00 Ada Gangguan 15.00 tidak ada gangguan 6.00 Ada Gangguan 5.00 tidak ada gangguan 11.00 tidak ada gangguan 13.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan

YN 33 10 2 1 tidak ada gangguan 38.00 tidak ada gangguan 13.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan 7.00 tidak ada gangguan 10.00 tidak ada gangguan 2.00 tidak ada gangguan

MH 41 10 2 1 tidak ada gangguan 41.00 tidak ada gangguan 8.00 tidak ada gangguan 6.00 Ada Gangguan 3.00 tidak ada gangguan 9.00 tidak ada gangguan 7.00 tidak ada gangguan 8.00 Ada Gangguan

HA 34 10 2 2 tidak ada gangguan 51.00 Ada Gangguan 22.00 Ada Gangguan 3.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan 11.00 tidak ada gangguan 8.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan

SS 31 10 2 2 tidak ada gangguan 38.00 tidak ada gangguan 10.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan 10.00 tidak ada gangguan 8.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan

QQ 28 10 2 2 tidak ada gangguan 35.00 tidak ada gangguan 9.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan 5.00 tidak ada gangguan 7.00 tidak ada gangguan 8.00 tidak ada gangguan 2.00 tidak ada gangguan

GH 51 10 2 1 tidak ada gangguan 58.00 Ada Gangguan 16.00 Ada Gangguan 5.00 tidak ada gangguan 5.00 tidak ada gangguan 17.00 Ada Gangguan 11.00 Ada Gangguan 4.00 tidak ada gangguan

DA 26 11 2 1 tidak ada gangguan 46.00 tidak ada gangguan 12.00 tidak ada gangguan 5.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan 12.00 tidak ada gangguan 9.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan

RN 66 11 2 1 tidak ada gangguan 53.00 Ada Gangguan 11.00 tidak ada gangguan 11.00 Ada Gangguan 5.00 tidak ada gangguan 11.00 tidak ada gangguan 10.00 tidak ada gangguan 5.00 Ada Gangguan

SN 45 11 2 2 tidak ada gangguan 56.00 Ada Gangguan 16.00 Ada Gangguan 5.00 tidak ada gangguan 8.00 Ada Gangguan 10.00 tidak ada gangguan 13.00 Ada Gangguan 4.00 tidak ada gangguan

MR 35 11 2 1 tidak ada gangguan 49.00 Ada Gangguan 18.00 Ada Gangguan 5.00 tidak ada gangguan 5.00 tidak ada gangguan 9.00 tidak ada gangguan 9.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan

AA 49 11 2 1 tidak ada gangguan 44.00 tidak ada gangguan 11.00 tidak ada gangguan 6.00 Ada Gangguan 6.00 Ada Gangguan 11.00 tidak ada gangguan 8.00 tidak ada gangguan 2.00 tidak ada gangguan

FA 42 11 2 1 tidak ada gangguan 46.00 tidak ada gangguan 11.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan 12.00 tidak ada gangguan 7.00 tidak ada gangguan 8.00 tidak ada gangguan

TR 29 11 2 2 tidak ada gangguan 50.00 Ada Gangguan 13.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan 5.00 tidak ada gangguan 14.00 Ada Gangguan 13.00 Ada Gangguan 2.00 tidak ada gangguan

OR 45 11 2 1 tidak ada gangguan 34.00 tidak ada gangguan 9.00 tidak ada gangguan 5.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan 9.00 tidak ada gangguan 6.00 tidak ada gangguan 2.00 tidak ada gangguan

VA 66 11 2 1 tidak ada gangguan 38.00 tidak ada gangguan 12.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan 8.00 tidak ada gangguan 7.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan

BA 34 11 3 1 tidak ada gangguan 35.00 tidak ada gangguan 9.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan 8.00 tidak ada gangguan 9.00 tidak ada gangguan 2.00 tidak ada gangguan

TM 45 11 3 1 tidak ada gangguan 39.00 tidak ada gangguan 11.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan 11.00 tidak ada gangguan 8.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan

MM 27 11 3 1 tidak ada gangguan 46.00 tidak ada gangguan 14.00 tidak ada gangguan 5.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan 11.00 tidak ada gangguan 11.00 tidak ada gangguan 2.00 tidak ada gangguan

SP 40 11 3 2 tidak ada gangguan 38.00 tidak ada gangguan 12.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan 5.00 tidak ada gangguan 10.00 tidak ada gangguan 6.00 tidak ada gangguan 2.00 tidak ada gangguan

EA 50 11 3 1 tidak ada gangguan 48.00 Ada Gangguan 12.00 tidak ada gangguan 6.00 Ada Gangguan 6.00 Ada Gangguan 12.00 tidak ada gangguan 10.00 tidak ada gangguan 2.00 tidak ada gangguan

NZ 36 11 3 2 tidak ada gangguan 43.00 tidak ada gangguan 14.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan 11.00 tidak ada gangguan 10.00 tidak ada gangguan 2.00 tidak ada gangguan

SZ 49 11 3 2 tidak ada gangguan 39.00 tidak ada gangguan 10.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan 5.00 tidak ada gangguan 9.00 tidak ada gangguan 9.00 tidak ada gangguan 2.00 tidak ada gangguan

AP 50 12 3 1 tidak ada gangguan 47.00 Ada Gangguan 13.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan 10.00 tidak ada gangguan 12.00 Ada Gangguan 5.00 Ada Gangguan

MR 42 12 3 1 tidak ada gangguan 65.00 Ada Gangguan 16.00 Ada Gangguan 5.00 tidak ada gangguan 8.00 Ada Gangguan 21.00 Ada Gangguan 11.00 Ada Gangguan 4.00 tidak ada gangguan

RN 61 12 3 1 tidak ada gangguan 56.00 Ada Gangguan 12.00 tidak ada gangguan 6.00 Ada Gangguan 6.00 Ada Gangguan 17.00 Ada Gangguan 10.00 tidak ada gangguan 5.00 Ada Gangguan

DI 32 12 3 1 tidak ada gangguan 40.00 tidak ada gangguan 10.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan 12.00 tidak ada gangguan 6.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan

IF 32 12 3 1 tidak ada gangguan 55.00 Ada Gangguan 19.00 Ada Gangguan 3.00 tidak ada gangguan 8.00 Ada Gangguan 11.00 tidak ada gangguan 12.00 Ada Gangguan 2.00 tidak ada gangguan

NK 50 12 3 2 tidak ada gangguan 37.00 tidak ada gangguan 10.00 tidak ada gangguan 3.00 tidak ada gangguan 4.00 tidak ada gangguan 9.00 tidak ada gangguan 9.00 tidak ada gangguan 2.00 tidak ada gangguan

MZ 37 12 3 1 tidak ada gangguan 49.00 Ada Gangguan 14.00 tidak ada gangguan 5.00 tidak ada gangguan 5.00 tidak ada gangguan 13.00 Ada Gangguan 10.00 tidak ada gangguan 2.00 tidak ada gangguan

60

Page 75: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …
Page 76: GAMBARAN GANGGUAN TIDUR DAN HUBUNGANNYA …

61

LAMPIRAN 6

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PERSONAL

Nama : Amelia Nurfajrina

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 17 April 1994

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl. Satari No.05 Rt.01/Rw.09, Kelurahan Majalengka

Kulon, Kecamatan Majalengka, Majalengka.

No. Telepon/HP : 081299077022

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

1999 - 2001 : Taman Kanak-Kanak Fitriyah

2001 – 2007 : Sekolah Dasar Negeri 2 Majalengka

2007 – 2010 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Majalengka

2010 – 2012 : Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Majalengka

2012 – Sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta