askep gangguan tidur

23
BAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan tidur pada lansia merupakan keadaan dimana individu mengalami suatu perubahan dalam kuantitas dan kualitas pola istirahat nya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup yang di inginkan.lansia rentan terhadap gangguan tidur karena adanya tekanan pola tidur .Gannguan tidur pada lansia jika tidak segera ditangani akan berdampak serius dan akan menjadi gangguan tidur yang kronis.secara fisiologis, jika seseorang tidak mendapatkan tidur yangcukup untuk mempertahankan kesehatan tubuh dapat terjadi efek-efek seperti pelupa,konfusi dan disorientasi.(mickey stanley ;2007;447) 1.2. Rumusan Masalah Dalam makalah kami ini akan kami bahas tentang ; a.Bagaimana Klasifikasi gangguan tidur ? b.Bagaimana Fisiologi tidur normal ? c.Bagaimana Perubahan tidur pada lansia ?

Upload: aldhy-aje

Post on 24-Jul-2015

746 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: askep gangguan tidur

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Gangguan tidur pada lansia merupakan keadaan dimana individu mengalami

suatu perubahan dalam kuantitas dan kualitas pola istirahat nya yang menyebabkan

r a sa t i dak nyaman a t au mengganggu gaya h idup yang d i i ng inkan . l ans i a

r en t an t e rhadap gangguan t i du r ka r ena adanya t ekanan po l a

t i du r .Gannguan t i du r pada lansia jika tidak segera ditangani akan berdampak serius dan

akan menjadi gangguan t i du r yang k ron i s . s eca r a f i s i o log i s , j i ka s e seo rang t i dak

mendapa tkan t i du r yang cukup untuk mempertahankan kesehatan tubuh dapat terjadi efek-

efek seperti pelupa,konfusi dan disorientasi.(mickey stanley ;2007;447) 

1.2. Rumusan Masalah

Dalam makalah kami ini akan kami bahas tentang ;

a .Baga imana K la s i f i ka s i gangguan t i du r ?

  b .Baga imana F i s i o log i t i du r no rma l ?

c .Baga imana Pe rubahan t i du r pada l ans i a ?

d .Baga imana s a td ium no rma l t i du r o r ang dewasa ?

e .Baga imana gangguan t i du r pada l ans i a ?

f .Baga imana pena t a l aksanaan med iknya ?

Semua akan saya bahas secara terperinci dalam makalah kami

1.2. Tujuan

Page 2: askep gangguan tidur

D e n g a n k a m i t u l i s n y a m a k a l a h i n i , k a m i b e r h a r a p p a d a k a m i

s e n d i r i khususnya dan semua orang pada umumnya, bisa mengetahui apa itu

ganguan tidur   p a d a l a n s i a d a n a p a - a p a s a j a g a n g g u a n t i d u r p a d a

l a n s i a i t u , s e r t a b a g a i m a n a  penatalaksanaannya.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1. Pendahuluan

Tidur merupakan suatu proses otak yang dibutuhkan oleh seseorang

untuk dapat berfungsi dengan baik. Masyarakat awam belum begitu mengenal

gangguan tidur sehingga jarang mencari pertolongan. Pendapat yang menyatakan bahwa

tidak ada orang yang meninggal karena tidak tidur adalah tidak benar. Beberapa gangguan tidur

dapat mengancam jiwa baik secara langsung (misalnya insomnia yang bersifat keturunan dan

fatal dan apnea tidur obstruktif) atau secara tidak langsung misalnya kece l akaan ak iba t

gangguan t i du r . D i Amer ika Se r i ka t , b i aya kece l akaan yang  berhubungan

dengan gangguan tidur per tahun sekitar seratus juta dolar. Insomnia merupakan

gangguan tidur yang paling sering ditemukan. Setiap tahun diperkirakan sekitar 20%-50% orang

dewasa melaporkan adanya gangguan tidur dan sekitar 17% mengalami gangguan tidur yang

serius. Prevalensi gangguan tidur pada lansia cukup tinggi yaitu sekitar 67 %. Walaupun

demikian, hanya satu dari delapan kasus yang menyatakan bahwa gangguan tidurnya telah

didiagnosis oleh dokter. Lansia dengan depresi, stroke, penyakit jantung, penyakit paru,

diabetes, artritis, atau hipertensi sering melaporkan bahwa kualitas tidurnya buruk

Page 3: askep gangguan tidur

dan durasi tidurnya kurang bila di bandingkan dengan lansia yang sehat. Gangguan

tidur dapat meningkatkan biaya penyak i t s eca r a ke se lu ruhan . Gangguan t i du r

j uga d ikena l s ebaga i penyebab morbiditas yang signifikan. Ada beberapa dampak serius

gangguan tidur pada lansia

 

misalnya mengantuk berlebihan di siang hari, gangguan atensi dan memori, mood

depresi, sering terjatuh, penggunaan hipnotik yang tidak semestinya, dan penurunan kualitas

hidup. Angka kematian, angka sakit jantung dan kanker lebih tinggi pada seseorang

yang lama tidurnya lebih dari 9 jam atau kurang dari 6 jam per hari bila

d i b a n d i n g k a n d e n g a n s e s e o r a n g y a n g l a m a t i d u r n y a a n t a r a 7 - 8 j a m

p e r h a r i . Berdasarkan dugaan etiologinya, gangguan tidur dibagi menjadi empat

kelompok yaitu, gangguan tidur primer, gangguan tidur akibat gangguan mental lain, gangguan

t i du r ak iba t kond i s i med ik umum, dan gangguan t i du r yang d i i nduks i o l eh

za t . Gangguan tidur-bangun dapat disebabkan oleh perubahan fisiologis misalnya

pada proses penuaan normal. Riwayat tentang masalah tidur, higiene tidur saat ini, riwayat obat

yang digunakan, laporan pasangan, catatan tidur, serta polisomnogram malam hari perlu

dievaluasi pada lansia yang mengeluh gangguan tidur. Keluhan gangguan tidur yang sering

diutarakan oleh lansia yaitu insomnia, gangguan ritme tidur,danapnea tidur 

2.2 KLASIFIKASI GANGGUAN TIDUR 

I. Gangguan tidur primer

Gangguan tidur primer adalah gangguan tidur yang bukan disebabkan oleh gangguan

mental lain, kondisi medik umum, atau zat. Gangguan tidur ini dibagi dua yaitu disomnia dan

parasomnia. Disomnia ditandai dengan gangguan pada jumlah,kualitas, dan waktu tidur.

Page 4: askep gangguan tidur

Parasomnia dikaitkan dengan perilaku tidur atau peristiwa fisiologis yang dikaitkan dengan tidur,

stadium tidur tertentu atau perpindahan tidur bangun.

Disomnia terdiri dari insomnia primer, hipersomnia primer, narkolepsi,

gangguan tidur yang berhubungan dengan pernafasan, gangguan ritmik sirkadian

tidur, dan disomnia yang tidak dapat diklasifikasikan. Parasomnia terdiri dari

gangguan mimpi buruk, gangguan teror tidur, berjalan saat tidur, dan parasomnia

yang tidak dapat diklasifikasikan.

II. Gangguan tidur terkait gangguan mental lain

Gangguan t i du r t e rka i t gangguan men ta l l a i n ya i t u t e rdapa tnya

ke luhan gangguan tidur yang menonjol yang diakibatkan oleh gangguan mental lain

(seringkarena gangguan mood) tetapi tidak memenuhi syarat untuk ditegakkan

sebagaigangguan t i du r t e r s end i r i . Ada dugaan bahwa mekan i sme

pa to f i s i o log ik yang mendasari gangguan mental juga mempengaruhi terjadinya gangguan

tidur-bangun.Gangguan tidur ini terdiri dari: Insomnia terkait aksis I atau II dan

Hipersomniaterkait aksis I atau II.

III. Gangguan tidur akibat kondisi medik umum

Gangguan akibat kondisi medik umum yaitu adanya keluhan gangguan tidur yang menonjol

yang diakibatkan oleh pengaruh fisiologik langsung kondisi medik  umum terhadap

siklus tidur-bangun.

IV. Gangguan tidur akibat zat

Page 5: askep gangguan tidur

Yaitu adanya keluhan tidur yang menonjol akibat sedang menggunakan atau menghentikan

penggunaan zat (termasuk medikasi). Penilaian sistematik terhadap seseorang yang

mengalami keluhan tidur seperti evaluasi bentuk gangguan tidur

ang spesifik, gangguan mental saat ini, kondisi medik umum, dan zat atau medikasiyang

digunakan, perlu dilakukan

2.3 FISIOLOGI TIDUR NORMAL

Rata - r a t a dewasa s eha t membu tuhkan wak tu 7½ j am un tuk t i du r

s e t i ap malam. Walaupun demikian, ada beberapa orang yang membutuhkan tidur lebih atau

kurang. Tidur normal dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya usia. Seseorang

yang berusia muda cenderung tidur lebih banyak bila dibandingkan dengan

lansia.Waktu tidur lansia berkurang berkaitan dengan faktor ketuaan. Fisiologi tidur dapat

dilihat melalui gambaran ekektrofisiologik sel-sel otak selama tidur. Polisomnografi merupakan

alat yang dapat mendeteksi aktivitas otak selama tidur. Pemeriksaan  polisomnografi

sering dilakukan saat tidur malam hari. Alat tersebut dapat mencatat ak t i v i t a s EEG,

e l ek t rooku log ra f i , dan e l ek t romiog ra f i . E l ek t romiog ra f i pe r i f e r    berguna

untuk menilai gerakan abnormal saat tidur. Stadium tidur - diukur

dengan polisomnografi - terdiri dari tidur rapid eye movement (REM) dan tidur non-

rapideye movement (NREM). Tidur REM disebut juga tidur D atau bermimpi karena

dihubungkan dengan bermimpi atau tidur paradoks karena EEG aktif selama fase ini. Tidur

NREM disebut juga tidur ortodoks atau tidur gelombang lambat atau tidur S. Kedua stadia ini

bergantian dalam satu siklus yang berlangsung antara 70 120 menit.Secara umum ada 4-6 siklus

Page 6: askep gangguan tidur

NREM-REM yang terjadi setiap malam. Periode tidur REM I berlangsung antara 5-10

menit. Makin larut malam, periode REM makin panjang. Tidur NREM terdiri dari empat

stadium yaitu stadium 1,2,3,4

 

2.4 STADIUM TIDUR NORMAL PADA ORANG DEWASA

  Stadium 0 adalah periode dalam keadaan masih bangun tetapi mata menutup.

Fase ini ditandai dengan gelombang voltase rendah, cepat, 8-12 siklus per detik.

Tonus otot meningkat. Aktivitas alfa menurun dengan meningkatnya rasa kantuk. Pada fase

mengantuk terdapat gelombang alfa campuran.

  Stadium 1disebut onset tidur. Tidur dimulai dengan stadium NREM. Stadium

1 NREM adalah perpindahan dari bangun ke tidur. Ia menduduki sekitar 5% dari

total waktu tidur. Pada fase ini terjadi penurunan aktivitas gelombang alfa (gelombang alfa

menurun kurang dari 50%), amplitudo rendah, sinyal campuran, predominan beta dan teta,

tegangan rendah, frekuensi 4-7 siklus per detik. Aktivitas bola mata

melambat,t onus o to t menurun , be r l angsung s ek i t a r 3 -5 men i t . Pada s t ad ium

in i s e seo rang mudah dibangunkan dan bila terbangun merasa seperti setengah tidur.

 Stadium 2

ditandai dengan gelombang EEG spesifik yaitu didominasi oleh aktivitasteta, voltase rendah-

sedang, kumparan tidur dan kompleks K. Kumparan tidur adalah gelombang ritmik pendek

dengan frekuensi 12-14 siklus per detik. Kompleks K yaitu ge lombang t a j am , nega t i f ,

vo l t a se t i ngg i , d i i ku t i o l eh ge lombang l eb ih l amba t , frekuensi 2-3 siklus per

Page 7: askep gangguan tidur

menit, aktivitas positif, dengan durasi 500 mdetik. Tonus otot rendah, nadi dan tekanan darah

cenderung menurun. Stadium 1 dan 2 dikenal sebagai tidur dangkal. Stadium ini menduduki

sekitar 50% total tidur.

 Stadium 3

ditandai dengan 20%-50% aktivitas delta, frekuensi 1-2 siklus per detik, amplitudo

tinggi, dan disebut juga tidur delta. Tonus otot meningkat tetapi tidak ada gerakan bola mata

S t ad ium 4  

t e r j a d i j i k a g e l o m b a n g d e l t a l e b i h d a r i 5 0 % . S t a d i u m 3 d a n 4 s u l i t

d i bedakan . S t ad ium 4 l eb ih l amba t da r i s t ad ium 3 . Rekaman EEG be rupa

de l t a . Stadium 3 dan 4 disebut juga tidur gelombang lambat atau tidur dalam.

Stadium ini menghabiskan sekitar 10%-20% waktu tidur total. Tidur ini terjadi

antara sepertiga awa l ma l am dengan s e t engah ma lam. Dura s i t i du r i n i

men ingka t b i l a s e seo rang mengalami deprivasi tidur.

2.5 PERUBAHAN TIDUR PADA LANSIA

Pola tidur-bangun berubah sesuai dengan bertambahnya umur. Pada masa neonatus

sekitar 50% waktu tidur total adalah tidur REM. Lama tidur sekitar 18 jam.Pada usia satu

tahun lama tidur sekitar 13 jam dan 30 % adalah tidur REM. Waktu tidur menurun

dengan tajam setelah itu. Dewasa muda membutuhkan waktu tidur 7-8 jam dengan NREM 75%

dan REM 25%. Kebutuhan ini menetap sampai batas lansia.Lansia menghabiskan waktunya

lebih banyak di tempat tidur, mudah jatuh tidur,tetapi juga mudah terbangun dari

tidurnya. Perubahan yang sangat menonjol yaitu terjadi pengurangan pada

gelombang lambat, terutama stadium 4, gelombang alfamenurun, dan meningkatnya

Page 8: askep gangguan tidur

frekuensi terbangun di malam hari atau meningkat nya fragmentasi tidur karena

seringnya terbangun. Gangguan juga terjadi pada dalamnya t i du r s eh ingga l ans i a s anga t

s ens i t i f t e rhadap s t imu lus l i ngkungan . Se l ama t i du r  malam, seorang dewasa

muda normal akan terbangun sekitar 2-4 kali. Tidak begitu halnya dengan lansia, ia

lebih sering terbangun. Walaupun demikian, rata-rata waktu tidur total lansia hampir sama

dengan dewasa muda. Ritmik sirkadian tidur-bangun lansia juga sering terganggu. Jam

biologik lansia lebih pendek dan fase tidurnya lebih maju. Seringnya terbangun pada malam hari

menyebabkan keletihan, mengantuk, danmudah jatuh tidur pada siang hari. Dengan

perkataan lain, bertambahnya umur juga d ika i t kan dengan kecende rungan un tuk

t i du r dan bangun l eb ih awa l . To l e r ans i t e rhadap f a se a t au j adua l t i du r -

bangun menurun , m i sa lnya s anga t r en t an dengan  perpindahan jam kerja.

2.6 GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA

Gangguan tidur pada lansia dapat bersifat nonpatologik karena faktor usia dan ada pula

gangguan tidur spesifik yang sering ditemukan pada lansia. Ada beberapa gangguan

tidur yang sering ditemukan pada lansia.

 Insomnia Primer 

Ditandai dengan:-Ke luhan su l i t masuk t i du r a t au memper t ahankan t i du r a t au

t e t ap t i dak s ega r  meskipun sudah tidur. Keadaan ini berlangsung paling sedikit satu bulan-

M e n y e b a b k a n p e n d e r i t a a n y a n g b e r m a k n a s e c a r a k l i n i k a t a u

i m p a i r m e n t sosial, okupasional, atau fungsi penting lainnya.- G a n g g u a n t i d u r t i d a k

t e r j a d i s e c a r a e k s k l u s i f s e l a m a a d a g a n g g u a n m e n t a l lainnya.- T i d a k

d i s e b a b k a n o l e h p e n g a r u h f i s i o l o g i k l a n g s u n g k o n d i s i m e d i k u m u m

atau zat

Page 9: askep gangguan tidur

 

 Insomnia kronik d i s e b u t j u g a i n s o m n i a p s i k o f i s i o l o g i k p e r s i s t e n .

I n s o m n i a i n i d a p a t d i s ebabkan o l eh kecemasan ; s e l a in i t u , dapa t pu l a

t e r j ad i ak iba t keb i a saan a t au  pembelajaran atau perilaku maladaptif di tempat tidur.

Misalnya, pemecahan masalah s e r i u s d i t empa t t i du r , kekhawa t i r an , a t au p ik i r an

nega t i f t e rhadap t i du r ( sudah  berpikir tidak akan bisa tidur). Adanya kecemasan yang

berlebihan karena tidak bisa tidur menyebabkan seseorang berusaha keras untuk tidur tetapi ia

semakin tidak bisa tidur.

 Insomnia idiopatik 

Insomnia idiopatik adalah insomnia yang sudah terjadi sejak kehidupan dini.

Kadang-kadang insomnia ini sudah terjadi sejak lahir dan dapat berlanjut selama

h idup . Penyebabnya t i dak j e l a s , ada dugaan d i s ebabkan o l eh ke t i dak

s e imbangan neurokimia otak di formasio retikularis batang otak atau disfungsi forebrain.

Lansia yang tinggal sendiri atau adanya rasa ketakutan yang dieksaserbasi pada

malam hari dapat menyebabkan tidak bisa tidur. Insomnia kronik dapat menyebabkan

penurunan mood ( r i s i ko dep re s i dan anx i e t a s ) , menurunkan mo t iva s i , a t ens i ,

ene rg i , dan k o n s e n t r a s i , s e r t a m e n i m b u l k a n r a s a m a l a s . K u a l i t a s

h i d u p b e r k u r a n g d a n m e n y e b a b k a n l a n s i a t e r s e b u t l e b i h s e r i n g

m e n g g u n a k a n f a s i l i t a s k e s e h a t a n . Seseo rang dengan i n somnia p r ime r

s e r i ng mempunya i r iwaya t gangguan t i du r   s ebe lumnya . Se r i ng pende r i t a

i n somnia mengoba t i s end i r i dengan oba t s eda t i f - hipnotik atau alkohol. Anksiolitik

sering digunakan untuk mengatasi ketegangan dan kecemasan

Page 10: askep gangguan tidur

2.10 GANGGUAN TIDUR AKIBAT GANGGUAN MENTAL LAINNYA

Gangguan cemas dan depresi

Pola tidur pasien depresi berbeda dengan pola tidur pasien tidak depresi. Pada depresi terjadi

gangguan pada setiap stadium siklus tidur. Efisiensi tidurnya buruk,

tidur gelombang pendek menurun, latensi REM juga turun, serta peningkatan

aktivitas REM. Lans i a dengan ke luhan i n somnia ha rus d ip ik i rkan

kemungk inan adanya depresi atau anksietas.

Demensia dan Delirium

Gangguan tidur sering ditemukan pada demensia. Berjalan saat tidur di malam hari

sering ditemukan pada delirium meskipun pada siang hari pasien terlihat normal.

Pasien Alzheimer sering terbangun dan durasi bangunnya lebih lama. Tidur REM dan

gelombang lambat meningkat

2.11 PENATALAKSANAAN GANGGUAN TIDUR 

Farmakologik 

Benzodiazepin paling sering digunakan dan tetap merupakan pilihan utama

untuk m e n g a t a s i i n s o m n i a b a i k p r i m e r m a u p u n s e k u n d e r .

K l o r a l h i d r a t d a p a t p u l a  bermanfaat dan cenderung tidak disalah gunakan.

Antihistamin, prekursor protein seperti l-triptofan yang saat ini tersedia dalam bentuk

suplemen juga dapat digunakan.Penggunaan jangka panjang obat hipnotik tidak dianjurkan. Obat

hipnotik hendak lah digunakan dalam waktu terbatas atau untuk mengatasi insomnia jangka

pendek. Dosis h a r u s k e c i l d a n d u r a s i p e m b e r i a n h a r u s

s i n g k a t . B e n z o d i a z e p i n d a p a t direkomendasikan untuk dua atau tiga hari

dan dapat diulang tidak lebih dari tiga kali

Page 11: askep gangguan tidur

Penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan masalah tidur atau dapat

menutupi penyakit yang mendasari. Penggunaan benzodiazepin harus hati-hati pada

pasien penyakit paru obstruktif kronik, obesitas, gangguan jantung dengan

hipoventilasiTriazolam tidak menyebabkan gangguan respirasi pada pasien COPD ringan-

sedangyang mengalami insomnia. Neuroleptik dapat digunakan untuk insomnia

sekunder terhadap delirium pada lansia. Dosis rendah-sedang benzodiazepin seperti

lorazepamdigunakan untuk memperkuat efek neuroleptik terhadap tidur. Antidepresan

yang bersifat sedatif seperti trazodone dapat diberikan bersamaan dengan

benzodiazepin pada awa l ma l am. An t idep re san kadang -kadang dapa t

memperbu ruk gangguan gerakan terkait tidur (RLS)Mi r t azap ine merupakan

an t i dep re san ba ru go longan no rad rene rg i c and spec i f i c serotonin

antidepressant (NaSSA). Ia dapat memperpendek onset tidur, stadium 1  be rku rang ,

dan men ingka tkan da l amnya t i du r . La t ens i REM, t o t a l wak tu

t i du r , kontinuitas tidur, serta efisiensi tidur meningkat pada pemberian mirtazapine.

Obatini efektif untuk penderita depresi dengan insomnia tidur 

Non farmakologik 

 Higene tidur 

Memberikan lingkungan dan kondisi yang kondusif untuk tidur merupakan syarat

mutlak untuk gangguan tidur. Jadual tidur-bangun dan latihan fisik sehari-hari yang

t e r a tu r pe r l u d ipe r t ahankan . Kamar t i du r d i j auhkan da r i sua sana t i dak

nyaman . Penderita diminta menghindari latihan fisik berat sebelum tidur. Tempat tidur jangan

dijadikan tempat untuk menumpahkan kemarahan

 

Page 12: askep gangguan tidur

Terapi pengontrolan stimulus

Terapi ini bertujuan untuk memutus siklus masalah yang sering dikaitkan

dengankesulitan memulai atau jatuh tidur. Terapi ini membantu mengurangi faktor

primer dan reaktif yang sering ditemukan pada insomnia. Ada beberapa instruksi yang harus

diikuti oleh penderita insomnia:

1. Ke tempat tidur hanya ketika telah mengantuk.

2. Menggunakan tempat tidur hanya untuk tidur.

3. Jangan menonton TV, membaca, makan, dan menelpon di tempat tidur.

4. Jangan berbaring-baring di tempat tidur karena bisa bertambah frustrasi jika tidak  bisa tidur.

5. Jika tidak bisa tidur (setelah beberapa menit) harus bangun, pergi ke ruang

lain,ke r j akan s e sua tu yang t i dak membua t t e r j aga , masuk kamar t i du r

s e t e l ah kan tuk  datang kembali.

6. Bangun pada saat yang sama setiap hari tanpa menghiraukan waktu tidur,

totaltidur, atau hari (misalnya hari Minggu).

7. Menghindari tidur di siang hari.8. Jangan menggunakan stimulansia (kopi, rokok, dll) dalam

4-6 jam sebelum tidur.

 Sleep Restriction Therapy

Membatasi waktu di tempat tidur dapat membantu mengkonsolidasikan tidur . Terapii n i

be rmanfaa t un tuk pa s i en yang be rba r i ng d i t empa t t i du r t anpa b i s a

t e r t i du r . Misalnya, bila pasien mengatakan bahwa ia hanya tertidur lima jam dari delapan jam

 

Page 13: askep gangguan tidur

waktu yang dihabiskannya di tempat tidur, waktu di tempat tidurnya harus dikurangi.Tidur di

siang hari harus dihindari. Lansia dibolehkan tidur sejenak di siang hari yaitusekitar 30 menit.

Bila efisiensi tidur pasien mencapai 85% (rata-rata setelah limahari), waktu di

tempat tidurnya boleh ditambah 15 menit. Terapi pembatasan tidur, secara berangsur-

angsur, dapat mengurangi frekuensi dan durasi terbangun di malam hari.

Terapi relaksasi dan biofeedback 

Terapi ini harus dilakukan dan dipelajari dengan baik. Menghipnosis diri

sendiri,relaksasi progresif, dan latihan nafas dalam sehingga terjadi keadaan relaks

cukupefektif untuk memperbaiki tidur. Pasien membutuhkan latihan yang cukup dan

serius.Biofeedback yaitu memberikan umpan-balik perubahan fisiologik yang terjadi setelah

r e l a k s a s i . U m p a n b a l i k i n i d a p a t m e n i n g k a t k a n k e s a d a r a n d i r i

p a s i e n t e n t a n g  perbaikan yang didapat. Teknik ini dapat dikombinasi dengan higene tidur

dan terapi pengontrolon tidur.

Terapi apnea tidur obstruktif 

A p n e a t i d u r o b s t r u k t i f d a p a t d i a t a s i d e n g a n m e n g h i n d a r i

t i d u r t e l e n t a n g , m e n g g u n a k a n p e r a n g k a t g i g i ( d e n t a l a p p l i a n c e ) ,

m e n u r u n k a n b e r a t b a d a n , m e n g h i n d a r i o b a t - o b a t y a n g m e n e k a n

j a l a n n a f a s , m e n g g u n a k a n s t i m u l a n s i a   pe rna fa san s epe r t i

a ce t azo l amide . Nasa l con t i nuous pos i t i ve a i rway p re s su red i t o l e r ans i ba ik

o l eh s ebag i an be sa r pa s i en . Me tode i n i dapa t memperba ik i t i du r    pasien di

malam hari, rasa mengantuk di siang hari, dan keletihan serta perbaikan fungsi

kognitif.

 

Page 14: askep gangguan tidur

BAB III KESIMPULAN

Tidur merupakan suatu proses di otak yang dibutuhkan seseorang untuk dapat  be r fungs i

dengan ba ik . I n somnia merupakan gangguan t i du r yang pa l i ng s e r i ng

d i t emukan . Sek i t a r 67% l ans i a menga l ami gangguan t i du r . Gangguan t i du r

yang  paling sering ditemukan pada lansia yaitu insomnia, gangguan ritmik tidur, dan apnea

t i d u r . B e r d a s a r k a n d u g a a n e t i o l o g i n y a , g a n g g u a n t i d u r d i b a g i

m e n j a d i e m p a t kelompok yaitu, gangguan tidur primer, gangguan tidur akibat gangguan

mental lain,gangguan tidur akibat kondisi medik umum, dan gangguan tidur yang diinduksi

olehzat. Beberapa kondisi medik umum seperti penyakit kardiovaskuler, penyakit

paru,neurodegenerasi, penyakit endokrin, kanker, dan penyakit saluran pencernaan,

serta penyakit muskuloskeletal sering menimbulkan gangguan tidur. Gangguan

mentalseperti depresi, anksietas, demensia serta delirium dapat pula menimbulkan

gangguant i d u r . P o l a g a n g g u a n t i d u r p a d a p e n d e r i t a d e p r e s i b e r b e d a

d e n g a n y a n g t i d a k   menderita depresi; pada depresi terjadi gangguan pada setiap stadium

gangguan tidur.Langkah pertama mengobati gangguan tidur adalah mengoptimalkan terapi

terhadap penyakit yang mendasarinya. Terapi farmakologik seperti Nasal continuous

positivea i rway p re s su re d i t o l e r ans i ba ik o l eh s ebag i an be sa r pa s i en . Me tode

i n i dapa t memperbaiki tidur pasien di malam hari, rasa mengantuk di siang hari, dan

keletihanse r t a pe rba ikan fungs i kogn i t i f . Bebe rapa t i ndakan bedah s epe r t i

UPP , UAS dan t r a k e o s t o m i d a p a t p u l a d i l a k u k a n u n t u k m e m p e r b a i k i

a p n e a t i d u r o b s t r u k t i f . Penggunaannya sangat terbatas karena risiko morbiditas

dan mortalitas yang cukup

 

Page 15: askep gangguan tidur

tinggi. benzodiazepin merupakan pilihan utama untuk mengatasi gangguan

tidur;walaupun demikian, lama penggunaannya harus dibatasi karena penggunaan

jangkalama malah dapat menimbulkan masalah tidur atau dapat menutupi gangguan

yangmendasarinya. Efek samping sedasi dapat menyebabkan kecelakaan seperti terjatuh.Obat-

obat seperti antidepresan, neuroleptik dapat pula digunakan untuk gangguan tidur.25

 

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.co.id/#hl=id&q=gangguan+tidur+pada+lansia&start=10&sa=N&f     p=983862

b504061180 http://medicastore.com/penyakit/317/Insomnia_kesulitan_tidur.html coll P. Sleep

Disorders. In : Adelman AM, Daly MP, Weiss BD, eds. 20 CommonProblems in Geriatrics.

Boston. Mc Graw-Hill Companies, Inc;2001:187-203. National Sleep Foundation. Washington

DC. Melatonin the basic facts. Juni 2004.26