makalah gangguan tidur

22
BAB I PENDAHULUAN Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang. Untuk dapat berfungsi secara normal, maka setiap orang memerlukan istirahat dan tidur yang cukup. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal. Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Pola istirahat dan tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap kesehatan. Namun dalam keadaan sakit, pola tidur seseorang biasnya terganggu, sehingga perawat perlu berupaya untuk membantu pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur klien. Kebutuhan istirahat dan tidur pada individu yang sakit sangat diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Oleh karena itu, perawat harus mempunyai kompetensi yang baik terkait dengan kebutuhan istirahat dan tidur. 1

Upload: fikri-prasetiawan

Post on 14-Apr-2016

73 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ganguan tidr atau yang lebih dikenal insomia adalah gangguan tidur yang disebabkan banyak faktor, diantaranya faktor dari penggunaan obat-obat yang memberikan fek sulit tidur atau maslah sosial seperti stress dan depresi sehingga dapat menggangu keseimbangan dalam hidup

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH GANGGUAN TIDUR

BAB I

PENDAHULUAN

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh

semua orang. Untuk dapat berfungsi secara normal, maka setiap orang

memerlukan istirahat dan tidur yang cukup. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh

melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada

dalam kondisi yang optimal.

Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda.

Pola istirahat dan tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang bagus

terhadap kesehatan. Namun dalam keadaan sakit, pola tidur seseorang biasnya

terganggu, sehingga perawat perlu berupaya untuk membantu pemenuhan

kebutuhan istirahat dan tidur klien. Kebutuhan istirahat dan tidur pada individu

yang sakit sangat diperlukan untuk mempercepat proses penyembuhan. Oleh

karena itu, perawat harus mempunyai kompetensi yang baik terkait dengan

kebutuhan istirahat dan tidur.

1

Page 2: MAKALAH GANGGUAN TIDUR

1.1. Konses Istirahat Dan Tidur

1. Istirahat

Kata ‘istirahat’ mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai

menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta

melepaskan diri dari apa pun yang membosankan, menyulitkan, atau

menjengkelkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa istirahat

merupakan keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan

bebas dari kecemasan (ansietas).

Seseorang dapat benar-benar istirahat bila:

a. Merasa segala sesuatu dapat diatasi dan dibawah kontrolnya

b. Merasa diterima eksistensinya baik di tempat tinggal, kantor, atau

di mana pun

c. Mengetahui apa yang terjadi

d. Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan

e. Memiliki kepuasan terhadap aktivitas yang dilakukannya

f. Mengetahui adanya bantuan sewaktu-waktu bila memerlukannya

2. Tidur

Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar di mana persepsi

dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan

dapat dibangunkan kembali dengan indera atau rangsangan yang cukup.

Tujuan seseorang tidur tidak jelas diketahui, namun diyakini tidur

diperlukan untuk menjaga keseimbangan mental emosional, fisiologi,

dan kesehatan.

2

Page 3: MAKALAH GANGGUAN TIDUR

Jenis-jenis Tidur

Pada hakekatnya tidur dapat diklasifikasikan ke dalam dua

kategori yaitu tidur dengan gerakan bola mata cepat (Rapid Eye

Movement ¬¬- REM) dan tidur dengan gerakan bola mata lambat

(Non-Rapid Eye Movement - NREM) 

a) Tidur REM

Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur

paradoksial. Hal tersebut berarti tidur REM ini sifatnya nyenyak

sekali, namun fisiknya yaitu gerakan kedua bola matanya

bersifat sangat aktif. Tidur REM ditandai dengan mimpi, otot-

otot kendor, tekanan darah bertambah, gerakan mata cepat (mata

cenderung bergerak bolak-balik), gerakan otot tidak teratur,

kecepatan jantung, dan pernafasan tidak teratur sering lebih

cepat, serta suhu dan metabolisme meningkat. 

Apabila seseorang mengalami kehilangan tidur REM, maka

akan menunjukkan gejala-gejala sebagi berikut:

Cenderung hiperaktif

Kurang dapat mengendalikan diri dan emosi (emosinya

labil)

Nafsu makan bertambah

Bingung dan curiga

b) Tidur NREM

3

Page 4: MAKALAH GANGGUAN TIDUR

Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada

tidur NREM gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada

orang yang sadar atau tidak tidur. Tanda-tanda tidur NREM

antara lain: mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah

turun, kecepatan pernafasan turun, metabolisme turun, dan

gerakan bola mata lambat.

Tidur NREM memiliki empat tahap yang masing-masing tahap

ditandai dengan pola perubahan aktivitas gelombang otak yang

terlihat pada EEG (Electroenchepalogram). 

Empat TahapTidur NREM

Tahap I

Tahap I merupakan transisi di mana seseorang beralih dari

sadar menjadi tidur. Pada tahap I ini ditandai dengan

seseorang merasa kabur dan rileks, seluruh otot menjadi

lemas, kelopak mata menutup mata, kedua bola mata

bergerak ke kiri dan ke kanan, kecepatan jantung dan

pernafasan menurun secara jelas. Seseorang yang tidur

pada tahap I dapat dibangunkan dengan mudah.

Tahap II

Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus

menurun. Tahap II ini ditandai dengan kedua bola mata

berhenti bergerak, suhu tubuh menurun, tonus otot

4

Page 5: MAKALAH GANGGUAN TIDUR

perlahan-lahan berkurang, serta kecepatan jantung dan

pernafasan turun dengan jelas. Tahap II ini berlangsung

sekitar 10-15 menit.

Tahap III

Pada tahap ini, keadaan fisik lemah lunglai karena tonus

otot lenyap secara menyeluruh. Kecepatan jantung,

pernafasan, dan proses tubuh berlanjut mengalami

penurunan akibat dominasi sistem saraf parasimpatis.

Seseorang yang tidur pada tahap ini sulit untuk

dibangunkan.

Tahap IV

Tahap IV merupakan tahap tidur di mana seseorang berada

dalam keadaan rileks, jarang bergerak karena keadaan

fisik yang sudah lemah, lunglai, dan sulit dibangunkan.

Denyut jantung dan pernafasan menurun sekitar 20-30%.

Pada tahap ini. Dapat terjadi mimpi. Selain itu, tahap IV

ini dapat memulihkan kedaan tubuh.

Selain keempat tahap tersebut, sebenarnya ada satu tahap lagi

yakni tahap V. Tahap kelima ini merupakan tidur REM dimana

setelah tahap IV seseorang masuk ke tahap V. hal tersebut

ditandai dengan kembali bergeraknya kedua bola mata yang

berkecepatan lebih tinggi dari tahap-tahap sebelumnya. Tahap V

ini berlangsung sekitar 10 menit, dapat pula terjadi mimpi.

5

Page 6: MAKALAH GANGGUAN TIDUR

1.2. POLA TIDUR BERDASARKAN TINGKAT PERKEMBANGAN/

USIA

Usia merupakan salah satu faktor penentu lamanya tidur yang dibutuhkan

seseorang. Semakin tua usia, maka semakin sedikit pula lama tidur yang

dibutuhkan.

Perkembangan/ Usia Pola Tidur Normal

Bayi baru lahir

Tidur 14-18 jam sehari, pernafasan teratur, gerak tubuh

sedikit, 50% tidur NREM, banyak waktu tidurnya

dilewatkan pada tahap III dan IV tidur NREM. Setiap

siklus sekitar 45-60 menit.

BayiTidur 12-14 jam sehari, 20-30% tidur REM, tidur lebih

lama pada malam hari dan punya pola terbangun sebentar

Toddler

Tidur sekitar 10-12 jam sehari, 25% tidur REM, banyak

tidur pada malam hari, terbangun dini hari berkurang,

siklus bangun tidur normal sudah menetap pada umur 2-3

tahun

Pra sekolah

Tidur sekitar 11 jam sehari, 20% tidur REM, periode

terbangun kedua hilang pada umur 3 tahun. Pada umur 5

tahun, tidur siang tidak ada kecuali kebiasaan tidur sore

hari.

Usia sekolah Tidur sekitar 10 jam sehari, 18,5% tidur REM. Sisa

6

Page 7: MAKALAH GANGGUAN TIDUR

waktu tidur relatif konstan.

Remaja Tidur sekitar 8,5 jam sehari, dan 20% tidur tahap III-IV.

Dewasa muda

Tidur sekitar 7-9 jam sehari, 20-25% tidur REM, 5-10%

tidur tahap I, 59% tidur tahap II, dan 10-20% tidur tahap

III-IV.

Dewasa pertengahanTidur sekitar 7 jam sehari, 20% tidur REM, mungkin

mengalami insomnia dan sulit untuk dapat tidur.

Dewasa tua

Tidur sekitar 6 jam sehari, 20-25% tidur REM, tidur

tahap IV nyata berkurang kadang-kadang tidak ada.

Mungkin mengalami insomnia dan sering terbangun

sewaktu tidur malam hari.

1.3. FAKTOR YANG MEMENGARUHI ISTIRAHAT DAN TIDUR

Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur setiap orang berbeda-beda. Ada

yang kebutuhannya terpenuhi dengan baik. Ada pula yang mengalami gangguan.

Seseorang bisa tidur ataupun tidak dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya

sebagai berikut:

1) Status kesehatan

Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia dapat tidur dengan

nyenyak. Tetapi pada orang yang sakit dan rasa nyeri, maka kebutuhan

istirahat dan tidurnya tidak dapat dipenuhi dengan baik sehingga ia tidak

dapat tidur dengan nyenyak.

2) Lingkungan

7

Page 8: MAKALAH GANGGUAN TIDUR

Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur.

Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur dengan

nyenyak. Sebaliknya lingkungan yang ribut, bising, dan gaduh akan

menghambat seseorang untuk tidur.

3) Stres psikologis

Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini

disebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norepinefrin darah

melalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan

REM.

4) Diet

Makanan yang banyak mengandung L-Triptofan seperti keju, susu, daging,

dan ikan tuna dapat menyebabkan seseorang mudah tidur. Sebaliknya,

minuman yang mengandung kafein maupun alkohol akan mengganggu tidur.

5) Gaya hidup

Kelelahan dapat memengaruhi pola tidur seseorang. Kelelahan tingkat

menengah orang dapat tidur dengan nyenyak. Sedangkan pada kelelahan yang

berlebihan akan menyebabkan periode tidur REM lebih pendek.

6) Obat-obatan

Obat-obatan yang dikonsumsi seseorang ada yang berefek menyebabkan

tidur, ada pula yang sebaliknya mengganggu tidur. Misalnya, obat golongan

amfetamin akan menurunkan tidur REM.

BAB II

8

Page 9: MAKALAH GANGGUAN TIDUR

PEMBAHASAN

2.1. Ganguan Tidur

Terdapat 90 kelainan yang menyangkut gangguan tidur menurut klasifikasi

internasional. Kelainan-kelainan tersebut digolongkan menjadi 4 kategori yaitu

disomnia, parasomnia, gangguan tidur terkait masalah medis dan psikiatri, dan

gangguan tidur yang tidak terklasifikasikan. Berikut ini kami tampilkan gangguan

tidur yang banyak dikeluhkan.

1. Insomnia

Insomnia adalah kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur yang

menyebabkan kualitas dan kuantitas tidur berkurang. Wanita 1,4 kali lebih

sering terkena dibandingkan pria.

Berdasarkan lama terjadinya insomnia dapat dibagi menjadi transient insomnia,

insomnia akut, dan insomnia kronis. Transient insomnia berlangsung kurang

dari 1 minggu. Jika insomnia berlangsung lebih dari 1 bulan maka dinamakan

insomnia kronik. Insomnia akut berlangsung diantaranya.

Berdasarkan penyebabnya insomnia dapat dibagi menjadi insomnia primer dan

sekunder. Insomnia primer belum diketahui secara pasti patogenesisnya

sedangkan insomnia sekunder dapat disebabkan stres psikososial, gangguan

jiwa, penyakit kronis yang diderita serta minuman/suplemen atau obat-obatan

yang digunakan.

9

Page 10: MAKALAH GANGGUAN TIDUR

2. Hipersomnia

Hipersomnia adalah rasa kantuk yang berlebihan pada saat seseorang

seharusnya terjaga. Dapat disebabkan kualitas tidur yang buruk atau kuantitas

tidur yang kurang. Juga dapat disebabkan oleh beberapa keadaan atau penyakit

seperti hipotiroid berat (miksedema), hipoksia (kurang oksigen) dan

hiperkapnea (kelebihan CO2). Kualitas tidur yang buruk dapat disebabkan oleh

sleep apnea dan efek samping dari obat-obatan seperti antihistamin.

3. Sleep apnea (apnea tidur)

Sleep apnea adalah henti napas yang berlangsung saat tidur. Sleep apnea

ditandai dengan adanya mendengkur yang keras bersifat sementara, singkat

diikuti episode henti napas yang berlangsung lebih dari 10 detik sehingga

penderita bisa mengalami hipoksia dan dapat terbangun berkali-kali oleh

karena sleep apnea ini dapat terjadi berulang-ulang. Lebih sering terjadi saat

berbaring terlentang oleh karena jalan napas tertutup jaringan lunak seperti

pangkal lidah. Usia tua lebih sering mengalami oleh karena kekuatan otot jalan

napas yang menurun. Juga dipicu obat-obatan yang menekan fungsi saraf pusat

dan penggunaan alkohol.

Ada tiga bentuk sleep apnea yaitu : sindrom apnea tidur obstruktif (Obstructive

Sleep Apnea), sindroma apnea tidur sentral dan sindrom hipoventilasi alveolar

sentral.

4. Parasomnia

10

Page 11: MAKALAH GANGGUAN TIDUR

Parasomnia adalah perilaku aneh dan tidak lazim yang terjadi saat tidur.

Parasomnia terjadi antara peralihan fase tidur atau peralihan antara tidur dan

bangun.Pada usia muda dapat berupa somnambulism (sleep walking) dan sleep

terrors. Pada usia tua dapat berupa mimpi buruk dan nocturnal leg cramps.

Lainnya berupa sleep bruxism, nocturnal enuresis, sleep talking (menggigau),

nocturnal confusion dan REM Sleep Behavior Disorder (RSBD).

Parasomnia sering dipicu oleh obat-obatan. Nocturnal leg cramps sering dipicu

oleh kafein dan alkohol.

5. Gangguan pergerakan nocturnal (nocturnal movement disorder)

Ada 2 macam gangguan pergerakan nocturnal yaitu :

Restless Leg Syndrome (RLS)

RLS ditandai dorongan yang kuat untuk memindah-mindah kaki secara

cepat ketika mau masuk tidur. Penderita sering mengeluh kaki terasa sakit

sehingga terbangun dan berjalan untuk mengurangi rasa sakit. Hal ini

membuat penderita kesulitan untuk tidur. Penyebabnya belum diketahui

secara pasti. Beberapa faktor risiko antara lain : kekurangan vitamin

terutama vitamin B, neuropati perifer (kaki diabetes atau uremik pada

gagal ginjal), Parkinson, varises, radikulopati lumbosakral, hipoglikemi,

hipotiroid, rematik dan asupan kafein yang berlebihan.

11

Page 12: MAKALAH GANGGUAN TIDUR

Periodic Limb Movement Disorder (PLMD) atau Mioklonus

Nokturna

PLMD ditandai dengan gerakan kaki berulang, stereotipi dan durasi

pendek. Gerakannya fleksi cepat dan periodik berlangsung 2-4 detik.

Penyebabnya belum jelas. Beberapa faktor risiko antara lain usia lanjut,

defisiensi besi dan genetic.

2.2. Penanganan Gangguan Tidur

Penanganan ganguan tidur dibagi menjadi 2 tahap yaitu : Tanpa

menggunakan obat-obatan (terapi non farmakologi) dan menggunakan obat-

obatan (terapi farmakologi)

1. Terapi non farmakologi

Merupakan pilihan utama sebelum menggunakan obat-obatan karena

penggunaan obat-obatan dapat memberikan efek ketergantungan. Ada pun

cara yang dapat dilakukan antara lain

a. Terapi relaksasi

Terapi ini ditujukan untuk mengurangi ketegangan atau stress yang dapat

mengganggu tidur. Bisa dilakukan dengan tidak membawa pekerjaan

kantor ke rumah, teknik pengaturan pernapasan, aromaterapi,

peningkatan spiritual dan pengendalian emosi.

12

Page 13: MAKALAH GANGGUAN TIDUR

b. Terapi tidur yang bersih,

Terapi ini ditujukan untuk menciptakan suasana tidur bersih dan nyaman.

Dimulai dari kebersihan penderita diikuti kebersihan tempat tidur dan

suasana kamar yang dibuat nyaman untuk tidur.

c. Terapi pengaturan tidur,

Terapi ini ditujukan untuk mengatur waktu tidur perderita mengikuti

irama sirkardian tidur normal penderita. Jadi penderita harus disiplin

menjalankan waktu-waktu tidurnya

d. Terapi psikologi/psikiatri

Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat

yang menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi ini dilakukan oleh tenaga

ahli atau dokter psikiatri

e. Mengubah gaya hidup

Bisa dilakukan dengan berolah raga secara teratur, menghindari rokok

dan alkohol, mengontrol berat badan dan meluangkan waktu untuk

berekreasi ke tempat-tempat terbuka seperti pantai dan gunung.

2. Terapi farmakologi

Mengingat banyaknya efek samping yang ditimbulkan dari obat-obatan

seperti ketergantungan, maka terapi ini hanya boleh dilakukan oleh dokter

13

Page 14: MAKALAH GANGGUAN TIDUR

yang kompeten di bidangnya. Obat-obatan untuk penanganan gangguan tidur

antara lain :

1. Golongan obat hipnotik

2, Golongan obat antidepresan

3. Terapi hormone melatonin dan agonis melatonin

4. Golongan obat antihistamin.

Ada terapi khusus untuk kasus-kasus gangguan tidur tertentu selain yang telah

disebutkan di atas. Misalnya pada sleep apnea yang berat dapat dibantu dengan

pemakaian masker oksigen (Continuous positive airway pressure) atau tindakan

pembedahan jika disebabkan kelemahan otot atas pernapasan. Pada Restless Leg

Syndrome kita harus mencari penyakit dasarnya untuk dapat memperoleh terapi

yang akurat

14

Page 15: MAKALAH GANGGUAN TIDUR

Referensi

1. Asmadi.2008. Tehnik prosedural keperawatan: konsep dan aplikasi

kebutuhan dasar klien. Jakarta: Salemba Medika.

2. Kozier,B.,G.Erb. 2004. Fundamentals of Nursing: Concepts, process, and

practice. Seventh edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.

3. Mubarak & Chayatin. 2008. Buku ajar kebutuhan dasar manusia, Teori

dan aplikasi dalam praktik. Jakarta : EGC

15