peningkatan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya …... · menurut leo sutrisno, dkk ... hal ini...

82
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI METODE “STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION” (STAD) PADA SISWA KELAS V SDN DUKUHAN KERTEN NO. 58 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Disusun Oleh : FERIA MEY LESTARI K7106023 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: buihuong

Post on 07-Mar-2019

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

1

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

MELALUI METODE “STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION”

(STAD) PADA SISWA KELAS V SDN DUKUHAN KERTEN NO. 58

SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Disusun Oleh :

FERIA MEY LESTARI

K7106023

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran merupakan interaksi antara guru dengan siswa dalam

situasi pendidikan. Melalui proses belajar mengajar inilah siswa akan mengalami

proses perkembangan ke arah yang lebih baik dan bermakna. Agar hal tersebut

dapat terwujud maka diperlukan suasana proses belajar mengajar yang kondusif

bagi siswa dalam melampaui tahapan-tahapan belajar secara bermakna dan efektif

sehingga menjadi pribadi yang percaya diri, inovatif dan kreatif.

Mengenai pendidikan Sains (IPA) dijelaskan di dalam kebijaksanaan umum

kurikulum berbasis kompetensi Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa

“Visi pendidikan Sains (IPA) adalah mempersiapkan siswa yang melek Sains dan teknologi, untuk memahami dirinya dan lingkungan sekitarnya, melalui pengembangan ketrampilan proses, sikap ilmiah, ketrampilan berfikir, penguasaan konsep Sains yang esensial, dan kegiatan teknologi dan upaya pengelolaan lingkungan secara bijaksana yang dapat menumbuhkan sikap pengagungan terhadap Tuhan YME”.

Dapat diartikan disini bahwa tujuan IPA menurut kebijaksanaan umum

kurikulum berbasis kompetensi (2006) dalam (Leo Sutrisno, dkk, 2008:2-29)

adalah agar siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan pengetahuan dan

pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat untuk memecahkan masalah

dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Leo Sutrisno, dkk (2008:1-19) IPA merupakan kemampuan

manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat (correct)

pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true), dan dijelaskan

dengan penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan kesimpulan yang betul

(truth). Jadi, IPA mengandung tiga hal: proses adalah aktivitas manusia dalam

memahami alam semesta, prosedur adalah pengetahuan IPA dibangun melalui

pengamatan yang tepat dan prosedur yang benar, produk adalah hasil akhir atau

kesimpulan yang betul.

Page 3: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

2

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan melalui observasi kelas dan

hasil wawancara dengan guru kelas V SDN Dukuhan Kerten No.58 Surakarta,

menunjukan bahwa banyak siswa yang belum dapat memahami konsep sifat-sifat

cahaya dengan baik. Permasalahan tersebut timbul karena kedudukan dan fungsi

guru dalam kegiatan pembelajaran masih dominan. Aktifitas guru masih sangat

tinggi dibandingkan dengan aktifitas siswa yang masih rendah kadarnya, di

samping itu guru masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional.

Dalam hal ini guru mendominasi dalam menyampaikan materi sedangkan siswa

hanya mendengar dan mencatat materi yang disampaikan sehingga siswa lebih

cepat bosan dan informasi yang disampaikan sulit diserap oleh siswa serta tidak

merangsang kreativitas, partisipasi siswa dan kurangnya pelibatan siswa dalam

menentukan suatu konsep dalam proses kegiatan belajar dan mengajar (KBM).

Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian siswa tentang sifat-

sifat cahaya masih rendah. Ada 18 siswa yang nilainya masih di bawah kriteria

ketuntasan minimal (KKM) yaitu 63 dan 16 siswa lainnya memperoleh nilai di

atas kriteria ketuntasan minimal (KKM). Pemahaman sifat-sifat cahaya perlu

ditingkatkan, karena konsep sifat-sifat cahaya mendasari materi alat optik.

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka seorang guru harus kreatif dalam

memilih dan mengembangkan suatu metode pembelajaran yang mampu

melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa akan lebih mudah

menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat

saling mendiskusikan konsep-konsep itu dengan temannya. Salah satu metode

pembelajaran yang dapat diterapkan adalah metode STAD.

Menurut Slavin (2009:143) metode STAD adalah salah satu metode

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan metode yang

paling baik bagi para guru yang baru menggunakan pembelajaran kooperatif.

Menurut Isjoni (2009:74) STAD merupakan salah satu tipe kooperatif yang

menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling

memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna

mencapai prestasi yang maksimal.

Menurut Vygotsky dalam ( Isjoni, 2009:57) implikasi utama dalam

pembelajaran menghendaki seting kelas berbentuk pembelajaran kooperatif salah

Page 4: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

3

satunya adalah dengan metode STAD, dengan siswa berinteraksi dan saling

memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah yang efektif pada masing-

masing zona perkembangan terdekat mereka. Menurut Sugiyanto (2008:43) dalam

metode STAD siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing terdiri

atas 4-6 anggota kelompok, setiap kelompokmemiliki anggota yang heterogen

baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan (tinggi, sedang,rendah) yang

bekerjasama saling ketergantungan positif dan bertanggungjawab atas penguasaan

bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada orang lain

dalam kelompoknya

Menurut Isjoni (2009:15) pembelajaran kooperatif salah satunya adalah

metode STAD dapat digunakan dalam membuat laporan penelitian pada pelajaran

IPA. Metode STAD dapat membantu siswa memahami konsep-konsep IPA yang

sulit serta menumbuhkan kemampuan kerjasama, berpikir kritis, meningkatkan

pemahaman konsep dan mengembangkan sikap sosial siswa dan dapat diterapkan

untuk memotivasi siswa berani mengemukakan pendapatnya, menghargai

pendapat teman, dan saling menghargai pendapat (sharing ideas). Metode STAD

memiliki dampak yang positif terhadap siswa yang kurang aktif dalam proses

pembelajaran menjadi lebih aktif karena mereka berdiskusi dangan teman

sebayanya mengenai konsep yang belum dimengerti. Bila diorganisasikan dengan

tepat, siswa dapat bekerja sama dengan teman lainnya untuk memastikan bahwa

setiap siswa dalam kelompok tersebut telah menguasai konsep yang telah

diajarkan sehingga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Dengan demikian banyak hal yang bisa siswa dapatkan melalui metode

STAD yang akan menjadikan siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran,

mempermudah siswa dalam memahami konsep sifat-sifat cahaya dan lebih

jauhnya dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar IPA. Untuk itu penelitian

ini diberi judul Peningkatan Pemahaman Konsep Sifat-Sifat Cahaya Melalui

Metode “Student Team Achievement Division” (STAD) Pada Siswa Kelas V SDN

Dukuhan Kerten No.58 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.

Page 5: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

4

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa permasalahan yang

diidentifikasi sebagai berikut :

1. Motivasi siswa kurang dalam mengikuti pelajaran IPA

2. Keaktifan siswa masih rendah dalam mengikuti pembelajaran IPA

3. Rendahnya pemahaman konsep sifat-sifat cahaya dalam pembelajaran IPA

4. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA

5. Penggunaan metode pembelajaran oleh guru dalam mata pelajaran IPA kurang

variatif, hanya dengan ceramah dan tugas

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, agar dapat

melaksanakan penelitian yang terpusat pada permasalahan maka penulis

memberikan batasan sebagai berikut :

1. Metode STAD dalam penelitian ini adalah suatu metode pembelajaran

kelompok yang terdiri dari beberapa anggota yang heterogen (4-6 orang) yang

bekerjasama saling ketergantungan positif dalam satu kelompok kecil dan

bertanggungjawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu

mengajarkan materi tersebut kepada orang lain dalam kelompoknya.

2. Pemahaman konsep dalam penelitian ini adalah konsep sifat-sifat cahaya pada

siswa kelas V SDN Dukuhan Kerten No. 58

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pembatasan masalah di atas dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

Apakah penerapan metode “Student Team Achievement Division” (STAD) dapat

meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada siswa Kelas V SDN

Dukuhan Kerten No.58 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010?”

Page 6: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

5

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan

“Untuk meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya melalui penerapan

metode “Student Team Achievement Division” (STAD) pada siswa Kelas V SDN

Dukuhan Kerten No.58 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat digunakan sebagai acuan, referensi ataupun rujukan bagi peneliti yang

akan datang yang akan melakuan penelitian yang serupa ataupun yang

berkenaan dengan penerapan metode STAD untuk meningkatkan pemahaman

konsep sifat-sifat cahaya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Adanya kebebasan bagi siswa untuk menemukan hal-hal baru bagi

dirinya di dalam pembelajaran IPA

2) Dapat menghilangkan rasa jenuh pada saat pembelajaran berlangsung

3) Dapat mempermudah penguasaan konsep, memberikan pengalaman

nyata, memberikan dasar-dasar berpikir konkrit serta mengurangi

verbalisme, sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat

cahaya.

b. Bagi guru

1) Meningkatnya profesionalisme guru

2) Meningkatnya tingkat kepercayaan diri bagi seorang guru

3) Memberikan pengalaman, memberikan wawasan, pengetahuan dan

ketrampilan dalam merancang metode yang tepat dan menarik untuk

mempermudah proses pembelajaran melalui metode STAD.

c. Bagi sekolah

1) Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah serta

kondusifnya iklim pendidikan di sekolah, khususnya pembelajaran IPA

dan umumnya seluruh mata pelajaran yang ada di sekolah.

Page 7: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

6

2) Dapat memberikan masukan dalam mengefektifkan pembinaan dan

pengelolaan proses belajar mengajar dalam pelaksanaan pendidikan

sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

efektif dan menyenangkan (PAIKEM).

3) Meningkatnya kualitas pendidikan melalui penerapan metode STAD.

Page 8: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Tinjauan Tentang Pemahaman Konsep Sifat-Sifat Cahaya

a. Pengertian Pemahaman Konsep

Menurut Nana Sudjana (2005:50) pemahaman memerlukan kemampuan

menangkap makna atau arti dari sesuatu konsep, untuk itu diperlukan adanya

hubungan atau pertautan antara konsep dengan makna yang ada dalam konsep

tersebut.

Menurut Tim SBM PGSD (2007 : 35) perilaku yang tergolong ke dalam

kategori kemampuan pemahaman dapat dijabarkan ke dalam kata kerja

operasional yang mencerminkan hasil belajar untuk tingkat kemampuan

pemahaman diantarannya adalah membedakan, mengubah, mempersiapkan,

menanyakan, mengatur, menjelaskan, mendemonstrasikan dan memberi

contoh.

Menurut Nana Sudjana (2005:51) ada tiga pemahaman yang berlaku

umum: (1) Pemahaman terjemahan adalah kesanggupan memahami makna

yang terkandung di dalamnya. Misalnya memahami kalimat bahasa Inggris ke

dalam bahasa Indonesia. (2) Pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan dua

konsep yang berbeda, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok.

Misalnya memahami grafik. (3) Pemahaman ekstrapolasi adalah kesanggupan

melihat dibalik yang tertulis, tersirat dan tersurat, meramalkan sesuatu, atau

memperluas wawasan.

Menurut Driver dalam (http://matematika.upi.edu/index.php/)

pemahaman adalah kemampuan untuk menjelaskan situasi atau tindakan yang

meliputi 3 aspek yakni kemampuan mengenal, menjelaskan dan

menginterpretasi atau menarik kesimpulan. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI) (1990 : 636) pemahaman adalah proses, perbuatan, cara

memahami atau memahamkan. Menurut Tim SBM PGSD (2007 : 34) bahwa

Page 9: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

8

hasil dari pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari hasil pengetahuan hafalan.

Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari suatu

konsep, untuk itu diperlukan adanya hubungan atau pertautan antara konsep

dengan makna yang ada dalam konsep tersebut. Menurut Bloom dalam

(Dimyati dan Mudjiono, 2002:27) pemahaman mencakup kemampuan

menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.

Dari pandapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa pemahaman adalah

proses mengetahui keadaan jiwa melalui ekspresi yang diberikan melalui

indera. Pemahaman yang baik harus disertai pengertian terhadap ekspresi yang

dihadapi. Memahami berarti mengerti benar tentang sesuatu yang dipelajari

sehingga menjadi baik.

Menurut Soedjiran dan Muljono (1989:6) konsep adalah pengertian yang

disimpulkan dari sekumpulan data yang memiliki kesamaan ciri-ciri. Menurut

Nyimas Aisyah, dkk (2008: 8-12) konsep adalah pengertian yang dapat

digunakan atau memungkinkan seseorang untuk mengelompokkan atau

menggolongkan sesuatu objek. Suatu konsep dapat dibatasi dengan suatu

ungkapan yang disebut definisi. Menurut Tom V. Savage dan David G.

Armstong (2000:25) consepts are labels that help people to make sense of

large quantities of information. Berdasarkan uraian tersebut, konsep adalah

label yang digunakan untuk membantu penalaran terhadap jumlah informasi

yang besar. Konsep adalah sesuatu yang abstrak yang menunjuk pada kategori

atau kelas dari suatu kejadian atau hubungan.(http://id.answers.yahoo.com).

Menurut Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh (1999:6) konsep adalah

kesepakatan bersama untuk penanaman sesuatu dan merupakan alat intelektual

yang membantu kegiatan berfikir dan memecahkan masalah. Menurut Moore

dalam (Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh, 1999:6) mengungkapkan bahwa

konsep adalah sesuatu yang tersimpan dalam pikiran yang berupa suatu

pemikiran, ide, atau gagasan. Sedangkan menurut Parker dalam (Fakih

Samlawi dan Bunyamin Maftuh, 1999:6) konsep adalah gagasan tentang

sesuatu yang ada dan dapat diwujudkan dengan contoh. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, edisi tiga 2003) konsep adalah

Page 10: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

9

suatu rancangan. Menurut Leo Sotrisno,dkk (2008:1-12) konsep adalah

representasi yang abstrak dan umum tentang sesuatu, karena bersifat umum

dan abstrak maka konsep barsifat mental. Jadi pemahaman konsep adalah

pengertian yang benar tentang suatu rancangan atau ide abstrak (Sujarwo

dalam http://lib.atmajaya.ac.id/defaultaspx?tabID = 61&src= k&id= 154753).

Menurut Arthur K. Ellis (1997 : 112) concept is an intellectual tool that

provides its user with generalizable ways of dealing with reality. Berdasarkan

uraian tersebut konsep adalah sebuah alat intelektualyang menyediakan

pemakainya cara yang dapatdijabarkanyang berhubungan dengan kenyataan.

Dari pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa konsep adalah

sesuatu yang sifatnya abstrak yang digunakan untuk menggambarkan suatu

kejadian.

Berdasarkan pendapat dari para ahli tentang pemahaman dan konsep di

atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa pemahaman konsep merupakan

kegiatan lanjutan dari penanaman konsep dengan tujuan agar siswa lebih

memahami sesuatu yang tersimpan dalam pikiran sebagai langkah untuk

memberikan label kepada sesuatu atau sebagai alat untuk berpikir, yang dapat

membantu seseorang untuk mengenal, mengerti, dan memahami terhadap

sesuatu konsep tersebut.

b. Tinjauan Tentang Belajar

1) Pengertian Belajar

Menurut Tim SBM PGSD (2007:2) belajar adalah suatu proses yang

ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai

hasil proses balajar dapat ditunjukan dalam berbagai bentuk seperti barubah

pengetahuannya, pemahamannya, sikap, dan tingkah lakunnya. Menurut

Winkel dalam (Inggridwati Kurnia, 2007:1-3) mendefinisikan belajar

sebagai suatu proses kegiatan mental pada diri seseorang yang berlangsung

dalam interaksi aktif individu dengan lingkungannya, sehingga

menghasilkan perubahan yang relatif menetap atau bertahan dalam

kemampuan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Hilgard

Page 11: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

10

dalam (Sumadi Suryabrata, 2008 : 232) learning is the process by which an

activity originates or is changed through training procedures (whether in

the laboratory or in the natural environment) as distinguished from change

by factors not attributable to training. Berdasarkan uraian tersebut, belajar

adalah proses dimana kegiatan berasal dari prosedur pelatihan (baik di

dalam laboratorium maupun lingkungan alami) sebagaimana perubahan

ditentukan oleh faktor-faktor bukan disebabkan oleh pelatihan.

Menurut Cronbach dalam (Sumadi Suryabrata, 2008 : 231) lerning is

shown by a change in behavior as a result of experience. Berdasarkan

uraian tersebut, belajar yang sebaik-baiknya adalah yang mengalami, dan

dalam mengalami itu siswa mempergunakan pancainderanya. Menurut

Crow & Crow dalam (Ingridwati Kurnia : 6-4) belajar adalah diperolehnya

kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap. Menurut Slameto dalam

(Ingridwati Kurnia : 1-3) merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha

yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara

keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Dari beberapa pendapat tentang pengertian belajar dapat disimpulkan

bahwa belajar menyangkut 3 hal yaitu belajar dipandang sebagai suatu

proses, hasil dan fungsi. Belajar yang dipandang sebagai suatu proses dalam

hal ini yang diperhatikan adalah melihat apa yang terjadi selama individu

mengalami dan menjalani belajar untuk mencapai tujuan. Selain itu pola-

pola perubahan tingkah laku selama pengalaman belajar berlangsung juga

diperhatikan, sehingga perlu ditekankan pada daya yang menyebabkan

proses belajar berkembang dan berlangsung.

Belajar yang dipandang sebagai hasil maksudnya adalah dalam proses

belajar yang diperhatikan yaitu bentuk terakhir dari perubahan tingkah laku,

sehingga dapat dilihat hasil dalam bentuk konsep dan sikap. Jadi individu

dianggap sudah belajar apabila sudah menguasai atau mencapai tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan belajar yang dipandang sebagai

suatu fungsi. Dalam hal ini yang diperhatikan adalah aspek-aspek yang

Page 12: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

11

menentukan dan memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku individu

di dalam proses belajar.

Dengan demikian seorang guru tidak hanya mengetahui bagaimana

hasil yang telah dicapai oleh siswa tetapi juga mengetahui bagaimana dapat

terjadi perubahan-perubahan dalam diri siswa sebagai hasil pengalaman

proses belajar mengajar.

2) Ciri-ciri Belajar

Menurut Sumadi Suryabrata dalam (Tim SBM PGSD: 3) memberikan

ciri-ciri kegiatan yang disebut “belajar” :

a) Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu

yang belajar (dalam arti behavioral changes) baik aktual maupun

potensial.

b) Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru,

yang berlaku dalam waktu yang ralatif lama.

c) Perubahan itu terjadi karena adanya usaha dari individu itu.

3) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Sumadi Suryabrata (2008 : 233) belajar sebagai proses atau

aktivitas dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar adalah :

a) Faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa, dan ini masih dapat

digolongkan menjadi dua yaitu:

1) Faktor-faktor nonsosial, separti keadaan udara, suhu, cuaca, waktu,

tempat, alat yang digunakan untuk belajar.

2) Faktor-faktor sosial, seperti gangguan dari manusia lain.

b) Faktor-faktor yang datang dari dalam diri siswa, dan inipun dapat lagi

digolongkan menjadi dua golongan yaitu:

1) Faktor-faktor fisiologis, seperti nutrisi kurang cukup sehingga lekas

ngantuk, lesu,dan lelah. Selain itu, beberapa penyakit seperti pilek,

sakit gigi, batuk juga sangat menggagu proses belajar.

2) Faktor-faktor psikologis.

Page 13: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

12

Menurut N. Frandsen dalam (Sumadi Suryabrata : 236-237)

mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang untuk balajar adalah :

(a) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.

(b) Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk

selalu maju.

(c) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan

teman-teman.

(d) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan

usaha yang baru.

(e) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai

pelajaran.

(f) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir daripada belajar.

c. Tinjauan Tentang Pembelajaran

Menurut Gagne dan Briggs dalam ( Nyimas Aisyah, dkk : 1-3)

pembelajaran adalah upaya orang yang tujuannya adalah membantu orang

belajar, secara lebih terinci Gagne mendefinisikan pembelajaran sebagai

seperangkat acara peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung

terjadinya beberapa proses belajaryang sifatnya internal. Sedangkan Menurut

Corey dalam (Nyimas Aisyah, dkk : 1-3) pembelajaran adalah suatu proses

dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia

turut serta dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respan terhadap

situasi tertentu. Menurut Udin S Winataputra (2007:1.20) pembelajaran adalah

proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar.

Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam ( TIM SBM PGSD : 8)

pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain

instruksional. Untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan

pada penyediaan sumber belajar. Menurut UUSPN no. 20 tahun 2003 dalam

(TIM SBM PGSD : 8) pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan

pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran

Page 14: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

13

menurut Gagne dalam (Isjoni, 2009:72), an active process and suggests that

teaching involves facilitating active mental process by students, bahwa dalam

proses pembelajaran siswa berada dalam posisi proses mental yang aktif, dan

guru berfungsi mengkondisikan terjadinya pembelajaran. Menurut Oemar

Hamalik (2003:57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun

meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur

yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Tim SBM PGSD (2007 : 7) pembelajaran adalah

membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan pembelajaran diarahkan

untuk membangun kemampuan berfikir dan kemampuan menguasai materi

pembelajaran, dari pengetahuan yang sumbernya dari luar diri siswa kemudian

dikonstruksi dalam diri individu siswa. Pengetahuan tidak diperoleh dengan

cara diberikan atau ditransfer dari orang lain, tetapi dibentuk dan dikonstruksi

oleh individu itu sendiri sehingga siswa itu mampu mengembangkan

intelektualnya. Sedangkan pembelajaran menurut Muhammad Surya dalam

(Isjoni, 2009:72) merupakan suatu proses perubahan yang dilakukan individu

untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan,

sebagai hasil dan pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Menurut Robertta H. Barba (1998:96) learning is dependent

upon the external environment, but also on the child’s internal processing of

information. Berdasarkan uraian tersebut, pembelajaran bergantung pada

lingkungan luar, tetapi juga bergantung pada proses pengolahan informasi

anak.

Berdasarkan pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa

pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan

bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu

dan pengetahuan, pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.

Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik

agar dapat belajar dengan baik.

Page 15: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

14

d. Tinjauan Tentang Ilmu Pengetahuan Alam

1) Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

IPA merupakan salah satu dari banyak jenis ilmu pengetahuan.

Menurut Leo Sutrisno, dkk (2008:1-19) IPA merupakan kemampuan

manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat

(correct) pada sasaran, serta menggunakan prosedur yang benar (true), dan

dijelaskan dengan penalaran yang sahih (valid) sehingga dihasilkan

kesimpulan yang betul (truth). Jadi, IPA mengandung tiga hal: proses

adalah aktivitas manusia dalam memahami alam semesta, prosedur adalah

pengetahuan IPA dibangun melalui pengamatan yang tepat dan prosedur

yang benar, produk adalah hasil akhir atau kesimpulan yang betul. Menurut

The Liang Gie dalam (Leo Sutrisno, dkk , 2008 :1-16) menyatakan bahwa

science dalah kumpulan sistematis dari pengetahuan. Menurut Purnell’s

dalam (Srini M Iskandar, 2001 : 2) science is the broad field of human

knowledge, acquired by systematic observation and experiment, and

explained by means of rules, laws, principles, theories, and hyphotheses.

Berdasarkan uraian tersebut, IPA adalah pengetahuan manusia yang luas

yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik,

serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-

prinsip, teori-teori dan hipotesis-hipotesis.

Menurut Larasati (http:/www.scribd.com/doc/17087298 /Karakteristik

-Pembelajaran-IPA-SD) IPA secara sederhana didefinisikan sebagai ilmu

tentang fenomena alam semesta. Dalam kurikulum pendidikan dasar

terdahulu (1994) dijelaskan pengertian IPA (sains) sebagai hasil kegiatan

manusia berupa pengetahun, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang

alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses

ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-

gagasan. Sedangkan dalam kurikulum 2004 sains (IPA) diartikan sebagai

cara mencari tahu secara sistematis tentang alam semesta. Menurut Hendro

dan Jenny dalam http:// www.scribd.com/doc /17087298 /Karakteristik

Pembelajaran-IPA-SD ucapan Einstein: Science is the atempt to make the

Page 16: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

15

chaotic diversity of our sense experience correspond to a logically uniform

system of thought, mempertegas bahwa IPA adalah suatu bentuk upaya yang

membuat berbagai pengalaman menjadi suatu sistem pola berpikir yang

logis tertentu, yang dikenal dengan istilah pola berpikir ilmiah. Menurut

Webstrer’s dalam (Srini M Iskandar, 2001 : 2) menyatakan natural science

is knowledge concerned with the physical world and its phenomena, yang

artinya IPA adalah pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya.

Disamping itu, menurut Garis-Garis Besar Program Pengajaran

(GBPP) Kelas V Sekolah Dasar, kurikulum Pendidikan Dasar (1994 : 41),

dijelaskan :

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan hasil kegiatan manusia berupa

pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisir tentang alam sekitar,

yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara

lain penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan. Menurut Srini M.

Iskandar (2001:15) IPA adalah Ilmu Pengetahuan tentang kejadian-kejadian

bersifat kebendaan dan pada umumnya didasarkan atas hasil observasi,

eksperimen dan induksi.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa Ilmu

Pengetahuan Alam merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari alam

sekitar baik biotik maupun abiotik dengan jalan mengadakan pengamatan

langsung dari berbagai jenis dan lingkungan buatan manusia.

2) Tujuan Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Menurut kebijaksanaan umum kurikulum berbasis kompetensi (2006)

dalam (Leo Sutrisno, dkk, 2008:2-29) mata pelajaran IPA di SD bertujuan

agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :

a) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

b) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan teknologi dan masyarakat.

c) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

Page 17: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

16

d) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

Menurut GBPP kelas v sekolah dasar (SD), kurikulum pendidikan

dasar (1994 : 146 ) tujuan pembelajaran IPA di kelas v semester II sebagai

berikut :

1. Siswa memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energy serta fungsinya dan mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2. Siswa mampu menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat sesuatu karya / model.

3. Siswa mampu memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam dan mampu memanfaatkan sumber daya alam secara tepat.

Dalam penjelasan tersebut jelaslah bahwa dengan diberikannya

pengetahuan ketrampilan proses, berupa percobaan-percobaan konsep IPA

untuk menjelaskan dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

e. Tinjauan Tentang Pembelajaran IPA SD

1) Pengertian pembelajaran IPA

Menurut Srini M. Iskandar (2001: 18-19) pelajaran IPA lebih

mementingkan kemampuan berpikir daripada kemampuan menghafal.

Disamping itu dipentingkan juga kemampuan mengadakan pengamatan

secara teliti, menggunakan prinsip, memecahkan percobaan sederhana,

menyusun data, mengemukakan dugaan .

Pembelajaran IPA merupakan media pengembangan potensi siswa SD

yang didasarkan pada karakteristik psikologis anak, memberikan

kesenangan bermain dan kepuasan intelektual bagi mereka dalam

membongkar misteri, seluk beluk dan teka-teki fenomena alam di sekitar

dirinya, mengembangkan potensi saintis yang terdapat dalam dirinya,

memperbaiki konsepsi mereka yang masih keliru tentang fenomena alam,

sambil membekali keterampilan dan membangun konsep-konsep baru yang

Page 18: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

17

harus dikuasainya (Larasati dalam http://www.scribd.com/ doc/ 17087298/

Karakteristik-Pembelajaran-IPA-SD).

Menurut teori Piaget “Mengenai Perkembangan Kognitif” dalam

(Srini M. Iskandar, 2001:23) berdasarkan jenjang dan karakteristik

perkembangan intelektual anak seusia siswa SD maka penyajian konsep dan

keterampilan dalam pembelajaran IPA harus dimulai dari nyata (konkrit) ke

abstrak; dari mudah ke sukar; dari sederhana ke rumit, dan dari dekat ke

jauh. Dengan kata lain, mulailah dari apa yang ada di sekitar siswa dan yang

dikenal, diminati serta diperlukan siswa. Secara psikologis, anak usia SD

berada dalam dunia bermain. Tugas guru adalah menciptakan dan

mengelompokan suasana bermain tersebut dalam kelas sehingga menjadi

media yang efektif untuk membelajarkan siswa dalam IPA.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran IPA adalah sebagai media pengembangan potensi siswa SD

seharusnya didasarkan pada karakteristik psikologis anak; memberikan

kesenangan bermain dan kepuasan intelektual bagi mereka dalam

membongkar misteri, seluk beluk dan teka-teki fenomena alam di sekitar

dirinya; mengembangkan potensi saintis yang terdapat dalam dirinya;

memperbaiki konsepsi mereka yang masih keliru tentang fenomena alam;

sambil membekali keterampilan dan membangun konsep-konsep baru yang

harus dikuasainya.

2) Prinsip-prinsip Pembelajaran IPA SD

Menurut Leo Sutrisno (2008 : 5.3-5.6) ada lima prinsip utama dalam

pembelajaran IPA, yaitu lima pernyataan tentang kebenaran dalam

pembelajaran IPA yang dijadikan anutan untuk melaksanakan pembelajaran

IPA.

a) Pemahaman tentang dunia di sekitar kita di mulai melalui pengalaman baik secara inderawi maupan noninderawi.

b) Pengetahuan yang diperoleh tidak pernah terlihat secara langsung, sehingga perlu diungkap selama proses pembelajaran.

c) Pengetahuan pengalaman mereka pada umumnya kurang konsisten dengan pengetahuan para ilmuwan, pengetahuan yang anda miliki.

Page 19: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

18

d) Dalam setiap pengetahuan mengandung fakta, data, konsep, lambing dan relasi dengan konsep yang lain.

e) IPA terdiri atas produk, proses, dan prosedur.

f. Tinjauan Tentang Materi Sifat-Sifat Cahaya

Cahaya sangat bermanfaat bagi kehidupan. Cahaya membuat dunia ini

terangbenderang. Cahaya membuat kita dapat melihat benda-benda di sekitar

kita. Menurut Choiril Azmiyawati,dkk (2008 : 111-116) Cahaya memiliki

beberapa sifat yaitu: merambat lurus, menembus benda bening, dapat

dipantulkan dan dapat dibiaskan.

1) Cahaya Merambat Lurus

Cahaya yang masuk melalui celah-celah jendela rumah merambat

lurus.

2) Cahaya Menembus Benda Bening

Kaca yang bening dapat ditembus oleh cahaya matahari. Apabila kaca

jendela rumah ditutup dengan menggunakan karton maka cahaya tidak dapat

masuk ke dalam rumah. Hal ini menunjukkan bahwa cahaya hanya dapat

menembus benda yang bening.

3) Cahaya Dapat Dipantulkan

Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur

(pemantulan difus) dan pemantulan teratur.

Pemantulan baur terjadi apabila cahaya mengenai permukaan yang

kasar atau tidak rata. Pada pemantulan ini, sinar pantul arahnya tidak

beraturan. Sementara itu, pemantulan teratur terjadi jika cahaya mengenai

Page 20: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

19

permukaan yang rata, licin, dan mengilap. Permukaan yang mempunyai

sifat seperti ini misalnya cermin. Pada pemantulan ini sinar pantul memiliki

arah yang teratur. Bayangan anak di awal bab ini terjadi karena pemantulan

teratur.

Cermin merupakan salah satu benda yang memantulkan cahaya.

Berdasarkan bentuk permukaannya ada cermin datar dan cermin lengkung.

Cermin lengkung ada dua macam, yaitu cermin cembung dan cermin

cekung.

a) Cermin Datar

Cermin datar yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya datar

dan tidak melengkung. Cermin datar biasakamu gunakan untuk

bercermin. Pada saat bercermin, kamu akan melihat bayanganmu di

dalam cermin.

Sifat-sifat bayangan pada cermin datar :

1) Ukuran (besar dan tinggi) bayangan sama dengan ukuran benda.

2) Jarak bayangan ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin.

3) Kenampakan bayangan berlawanan dengan benda. Misalnya tangan

kirimu akan menjadi tangan kanan bayanganmu.

4) Bayangan tegak seperti bendanya.

5) Bayangan bersifat semu atau maya. Artinya, bayangan dapat dilihat

dalam cermin, tetapi tidak dapat ditangkap oleh layar.

Page 21: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

20

b) Cermin Cembung

Cermin cembung yaitu cermin yang permukaan bidang pantulnya

melengkung ke arah luar. Cermin cembung biasa digunakan untuk spion

pada kendaraan bermotor. Bayangan pada cermin cembung bersifat

maya, tegak, dan lebih kecil (diperkecil) daripada benda yang

sesungguhnya.

c) Cermin Cekung

Cermin cekung yaitu cermin yang bidang pantulnya melengkung

ke arah dalam. Cermin cekung biasanya digunakan sebagai reflektor pada

lampu mobil dan lampu senter. Sifat bayangan benda yang dibentuk oleh

cermin cekung sangat bergantung pada letak benda terhadap cermin.

1) Jika benda dekat dengan cermin cekung, bayangan benda bersifat

tegak, lebih besar, dan semu (maya).

2) Jika benda jauh dari cermin cekung, bayangan benda bersifat nyata

(sejati) dan terbalik.

Page 22: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

21

4) Cahaya dapat dibiaskan

Apabila cahaya merambat melalui dua zat yang kerapatannya berbeda,

cahaya tersebut akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah rambatan

cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda disebut

pembiasan. Perhatikan skema pembiasan cahaya berikut!

Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat yang lebih

rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya cahaya

merambat dari udara ke air. Sebaliknya, apabila cahaya merambat dari zat

yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan dibiaskan menjauhi

garis normal. Misalnya cahaya merambat dari air ke udara.

Pembiasan cahaya sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya dasar kolam terlihat lebih dangkal daripada kedalaman

sebenarnya. Gejala pembiasan juga dapat dilihat pada pensil yang

dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air. Pensil tersebut akan tampak

patah.

Page 23: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

22

2. Tinjauan Tentang Metode STAD

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

kelompok. Menurut Slavin (2009 : 8), pembelajaran kooperatif adalah model

pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam suatu kelompok kecil yang

memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dan saling berinteraksi antar

anggota kelompok. Di dalam pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama

dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa. Setiap

kelompok yang heterogen yaitu terdiri dari campuran kemampuan siswa, jenis

kelamin dan suku. Menurut Johnson (dalam Isjoni, 2009 : 22) mengemukakan,

“Cooperanon means working together to accomplish shared goals. Within cooperative activities individuals seek outcomes that are beneficial to all other groups members. Cooperative learning is the intructional use of small group that allows students work together to maximize their own and each other as learning”.

Berdasarkan uraian tersebut, pembelajaran kooperatif mengandung arti

bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif adalah

pemanfaatan kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar

anggota lainnya dalam kelompok itu. Menurut Sugiyanto (2008 : 35)

pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada

penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan

kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.

Menurut Robertta H. Barba (1998 : 411) cooperative learning is

arrangement in wich students work in mixed ability groups and are rewarded

on the basis of the success of the group. Berdasarkan uraian tersebut,

pembelajaran kooperatif adalah rangkaian pembelajaran dimana siswa bekerja

dalam grup yang anggotanya memiliki kemampuan yang beragam dan dinilai

atau dihargai berdasarkan keberhasilan grup.

Menurut Davidson dan Warsham dalam (Isjoni, 2009 : 27) pembelajaran

kooperatif adalah kegiatan belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil,

siswa belajar dan bekerja sama untuk sampai pada pengalaman belajar baik

pengalaman individu maupun pengalaman kelompok.

Page 24: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

23

Abdulhak dalam (Isjoni, 2009 : 28) menjelaskan bahwa pembelajaran

kooperatif dilaksanakan melalui berbagai proses antara peserta belajar

sehingga dapat mewujudkan pemahaman bersama diantara peserta belajar itu

sendiri.

Dalam jurnal internasional yang ditulis Jacobs&Hannah (dalam

http://www.georgejacobs.net/cooperative.html, diakses pada tanggal 5 Januari

2010) menyatakan bahwa “cooperative learning, also known as collaborative

learning, is a body of concepts and techniques for helping to maximize the

benefits of cooperation among students”. Artinya, pembelajaran kooperatif

yang juga dikenal sebagai pembelajaran kolaboratif, adalah suatu bentuk dari

konsep dan tehnik untuk membantu memaksimalkan keuntungan-keuntungan

kerjasama diantara siswa.

Menurut Nurhadi dan senduk dalam (Made Wena, 2009:189)

pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan

interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru

dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa. Sedangkan Abdurrahman dan Bintoro

dalam (Made Wena, 2009:190) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif

adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan

interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih asuh antarsesama siswa sebagai

latihan hidup di dalam masyarakat nyata.

Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa model pembelajaran

kooperatif pembelajaran yang berusaha memanfaatkan teman sejawat (teman

lain) sebagai sumber belajar, di samping guru dan sumber belajar lainnya dan

menekankan pada penggunaan kelompok kecil untuk bekerjasama dalam

memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

1) Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif

Menurut Isjoni (2009 : 27) ciri dari pembelajaran kooperatif adalah

sebagai berikut :

a) Setiap anggota memiliki peran.

b) Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa.

Page 25: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

24

c) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga

teman-teman sekelompoknya.

d) Guru membantu mengembangkan ketrampilan-ketrampilan interpersonal

kelompok.

e) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

2) Tujuan Pembelajaran kooperatif

Menurut Ibrahim, et al dalam (Isjoni, 2009 : 39-41) model

pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya

tiga tujuan pembelajaran, yaitu:

a) Hasil belajar akademik

Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan

sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis

penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul

dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para

pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur

penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada

belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil

belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil

belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada

siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama

menyelesaikan tugas-tugas akademik.

b) Penerimaan terhadap perbedaan individu

Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan

secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas

sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif

memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi

untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan

melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai

satu sama lain.

Page 26: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

25

c) Pengembangan keterampilan sosial

Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah,

mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi.

Keterampilan-keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat

ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial.

3) Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (1995:2), pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan

dan kekurangan. Kelebihan pembelajaran kooperatif adalah meningkatkan

kemampuan siswa, meningkatkan rasa percaya diri, menumbuhkan

keinginan untuk menggunakan pengetahuan dan keahlian yang ada dan

mamperbaiki hubungan antar kelompok. Sedangkan kelemahan

pembelajaran kooperatif adalah memerlukan persiapan yang rumit untuk

melaksanakannya bila terjadi persaingan negatif maka hasilnya akan buruk,

dan bila ada siswa yang malas atau ada yang ingin berkuasa maka dalam

kelompok akan terjadi kesenjangan sehingga usa kelompok tidak berjalan

semestinya.

Jarolimek dan Parker dalam (Isjoni, 2009: 36) mengatakan

keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaran ini adalah: 1) saling

ketergantungan yang positif, 2) adanya pengakuan dalam merespon

perbedaan individu, 3) siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan

kelas, 4) suasana kelas yang rileks dan menyenangkan, 5) terjalinnya

hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru, 6)

memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi

yang menyenangkan.

4) Bentuk-Bentuk Pembelajaran Kooperatif

Menurut Isjoni (2009 : 73), dalam pembelajaran kooperatif terdapat

beberapa variasi model yang dapat diterapkan , yaitu :

a) Student Team Achievement Division (STAD)

b) Jigsaw

c) Teams Games Tournaments (TGT)

d) Group Investigation (GI)

Page 27: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

26

e) Rotating Trio Exchange

f) Group Resume

b. Tinjauan Tentang Metode STAD (Student Team Achievement Division)

1) Pengertian Metode

Dalam(http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/26/pengertian-

metode.html) metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti

cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka

metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang

menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Menurut Sagala dalam (Ruminiati,

2008:2-3) metode adalah cara yang digunakan guru atau siswa dalam

mengolah informasi yang berupa fakta, data dan konsep, pada proses

pembelajaran yang mungkin terjadi dalam suatu strategi. Menurut Tim SBM

PGSD (2007 : 23) metode mengajar adalah cara yang digunakan guru agar

timbul proses belajar mengajar sehubungan dengan strategi yang digunakan.

Menurut Hairudin, dkk (2007 : 2-25) metode adalah rencana penyajian

bahan yang menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan

pendekatan tertentu. Jadi metode merupakan cara melaksanakan pekerjaan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode

mengajar adalah suatu cara mengajarkan topik tertentu sehingga topik yang

diajarkan dapat diterima oleh siswa dengan mudah dan dapat mencapai

tujuan yang telah ditetapkan.

2) Pengertian Metode STAD (Student Team Achievement Division)

Menurut Slavin (2009 : 12), gagasan utama dari metode STAD adalah

untuk memotivasi siswa supaya dapat saling mendukung dan membantu

satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru.

Dalam metode STAD siswa ditempatkan dalam kelompok belajar

beranggotakan empat atau lima orang yang merupakan campuran menurut

kinerja, jenis kelamin dan suku. Metode STAD lebih menekankan pada

kegiatan belajar kelompok, dimana siswa secara aktif melakukan diskusi,

kerjasama, saling membantu, dan semua anggota kelompok mempunyai

Page 28: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

27

peran dan tanggung jawab yang sama. Menurut Slavin (2009:143) metode

STAD adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif yang paling

sederhana, dan merupakan metode yang paling baik bagi para guru yang

baru menggunakan pembelajaran kooperatif.

Menurut Isjoni (2009:74) STAD merupakan salah satu tipe kooperatif

yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk

saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran

guna mencapai prestasi yang maksimal. Slavin (2009:141) berpendapat

metode STAD merupakan metode yang digunakan secara terstruktur,

metode STAD merupakan metode yang terdapat dalam pembelajaran

kooperatif yang paling tua dan paling banyak digunakan dalam penelitian

pendidikan, termasuk juga dalam penampaian materi dikelas.

3) Komponen Metode STAD

Menurut Slavin (2009 : 143-160), metode STAD terdiri dari lima

komponen utama yaitu:

a) Presentasi Kelas

Materi dalam metode STAD adalah pengenalan awal dalam

presentasi kelas. Dalam presentasi kelas ini, guru mengajarkan materi

secara langsung dalam pertemuan kelas. Presentasi kelas dalam metode

STAD berbeda dengan presentasi kelas yang dilakukan guru pada

umumnya. Hal ini disebabkan karena presentasi kelas dalam metode

STAD hanya dilakukan pada hal-hal pokok saja. Dengan cara ini siswa

dituntut untuk sungguh-sungguh dalam memperhatikan materi yang

diberikan oleh guru dalam presentasi kelas karena akan membantu

mereka dalam mengerjakan kuis dan menentuan skor dari pengerjaan

kuis yang nantinya akan mempengaruhi skor kelompok mereka.

b) Tim (Kelompok)

Kelompok terdiri dari 4-5 siswa yang mempunyai karakteristik

yang berbeda-beda atau heterogen baik dalam penguasaan materi, jenis

kelamin maupun keturunan. Fungsi utama dari kelompok adalah

memastikan bahwa semua anggota kelompok dapat belajar dan juga

Page 29: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

28

untuk mempersiapkan anggota kelompok dalam memghadapi tes. Setelah

guru mempresentasikan materi, kelompok segera mempelajari laembar

kerja atau tugas yang diberikan oleh guru. Bila terdapat kesulitan maka

anggota kelompok secara bersama mendiskusikan kesulitan tersebut,

membandingkan jawaban-jawaban dari masing-masing anggota dan

membetulkan kesalahan-kesalahan konsep dari anggota kelompok.

Kelompok merupakan hal yang sangat penying dalam metode STAD.

Pada setiap pendapat, tekanan diberikan pada anggota kelompok yang

terbaik dan anggota kelompok yang terbaik tersebut harus membantu

anggota kelompok lain dalam penguasaan materi.

c) Kuis (Tes Individu)

Setelah kurang lebih 1-2 pertemuan dari presentasi guru dan 1-2

kali kelompok melakukan latihan dalam kelompoknya, siswa diberi tes

individu. Siswa tidak boleh saling membantu selama tes. Jadi setiap

siswa bertanggung jawab secara individu dalam menguasai materi

pembelajaran yang telah diberikan. Hasil selanjutnya diberi skor.

d) Skor Kemajuan Individual

Maksud dari skor kemajuan individual adalah memberikan nilai

pada setiap siswa yang dapat dicapai jijka meraka bekerja keras dan

mengerjakan lebih baik dari pada materi yang telah lampau. Keadaanya

mungkin siswa mengalami peningkatan skor atau bahkan menurun.

Kemudian guru menghitung besarnya skor perkembangan yaitu dengan

membandingkan skor tes materi yang lalu dengan skor yang baru.

e) Rekognisi Tim

Setelah melakukan kuis, perhitungan skor perkembangan individu

dan skor kelompok dilakukan. Skor individu setiap anggota kelompok

memberikan sumbangan pada skor kelompok berdasarkan skor pada kuis

sebelumnya dengan skor kuis terakhir.

4) Persiapan dalam Penggunaan Metode STAD

Dalam penggunaan metode STAD, menurut Slavin (2009 :147-151)

guru-guru perlu mempersiapkan hal-hal sebagai berikut :

Page 30: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

29

a) Materi

Materi ajar dapat dibuat oleh guru berupa Lembar Kerja Siswa

(LKS). Lembar kerja siswa ini dilengkapi dengan kunci jawabannya.

Selain itu guru juga harus mempersiapkan kuis untuk tiap unit atau

kompetensi dasar yang telah direncanakan untuk diajarkan.

b) Membagi para Siswa ke dalam Kelompok

Sebuah kelompok dalam metode STAD merupakan sebuah

kelompok yang terdiri dari empat atau lima siswa yang heterogen.

c) Menentukan Skor Awal Pertama

Skor dasar awal dapat diambil dari skor rata-rata siswa pada kuis

sebelumnya. Apabila sebelumnya belum pernah diadakan kuis, skor

dasar awal dapat diambil dari nilai final siswa dari tahun yang lalu.

d) Membangun Tim

Sebelum memulai program pembelajaran kooperatif, akan sangat

baik jika memulai dengan satu atau lebih latihan pembentukan tim

sekadar untuk memberi kesempatan kepada anggota tim untuk

melakukan sesuatu yang menyenangkan dan untuk saling mengenal satu

sama lain.

5) Langkah-langkah Penerapan Metode STAD

Berikut ini disajikan langkah-langkah pembelajaran STAD menurut

pendapat Agus Suprijono (2009: 36) adalah sebagai berikut:

a) Membentuk kelompok yang anggotanya empat orang secara heterogen

(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain).

b) Guru menyajikan pelajaran.

c) Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-

anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan

pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu

mengerti.

d) Guru memberi kuis atau pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat

menjawab kuis tidak boleh saling membantu.

e) Memberi evaluasi.

f) Kesimpulan.

Page 31: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

30

6) Tahap Pelaksanaan dalam Metode STAD

Pada proses pembelajarannya, menurut Slavin dalam (Isjoni, 2009 :

74-76) metode STAD melalui lima tahapan yaitu :

a) Penyajian Materi

Tiap pelajaran dalam metode STAD selalu dimulai dengan

presentasi kelas. Presentasi kelas meliputi pendahuluan, inti yang dapat

berisi komponen presentasi bahan dan latihan terbimbing dari

keseluruhan pelajaran.

b) Pendahuluan

Dalam pendahuluan guru menekankan pada apa yang akan

dipelajari peserta didik dan mengapa pelajaran itu penting. Hal ini

dilaksanakan untuk memotivasi siswa dalam mempelajari konsep yang

akan diajarkan.

c) Presentasi

1). Menentukan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai

2). Pembelajaran kooperatif menekankan bahwa belajar adalah

memahami makna dan bukan hafalan.

3). Memberikan penjelasan mengapa jawaban pertanyaan benar atau

salah.

4). Beralih pada konsep yang lain jika siswa telah menguasai pokok

permasalahannya.

d) Latihan Terbimbing

1). Menyuruh siwa mengerjakan soal atau pertanyaan yang diberikan.

2). Memanggil siswa secara random untuk menyelesaikan soal.

3). Pemberian tugas kelas

e) Belajar Kelompok

Selama kegiatan kelompok, masing-masing siswa bertugas

mempelajari materi yang telah disajikan oleh guru dan membantu teman

sekelompok untuk menguasai bahan pelajaran tersebut. Guru

memberikan lembar kegiatan untuk dikerjakan siswa. Setiap siwa harus

mengerjakan sendiri secara mandiri dan selanjutnya saling mencocokan

Page 32: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

31

jawabannya dengan teman sekelompoknnya. Apabila teman

sekelompoknya ada yang kurang memahami, maka anggota kelompok

yang lain harus membantunya. Guru harus menekankan bahwa kegiatan

yang dipelajari bukan untuk diisi dan diserahkan kepada guru. Apabila

siswa mempunyai permasalahan, sebaiknya ditanyakan dahulu kepada

seluruh anggota kelompoknya sebelum ditanyakan kepada guru.

f) Kuis

Pada saat mengerjakan kuis siswa tidak boleh saling bekerja sama.

Siswa harus menunjukan bahwa mereka telah belajar secara individual.

Siswa juga tidak diperbolehkan bertukar lembar jawaban dengan anggota

kelompok yang lain.

g) Penghargaan Kelompok

Setelah diadakan kuis, guru mengumumkan skor perkembangan

individu dan skor kelompok dan memberikan penghargaan kepada

kelompok yang memperoleh skor tinggi.

7) Penilaian/Skoring dalam Metode STAD

Menurut Muhamad Nur (2005:23), penilaian/scoring pada metode

STAD meliputi 3 hal yaitu :

a) Skor Dasar

Skor dasar adalah skor yang diperoleh dari rata-rata siswa pada

kuis sebelumnya atau dapat juga diperoleh dari nilai final siswa dari

tahun yang lalu.

b) Skor perkembangan

Skor perkembangan adalah skor perbandingan antara skor dasar

dengan skor kuis. Skor ini diperoleh berdasarkan seberapa besar skor

kuis siswa melampaui skor dasar mereka.

c) Skor Kelompok

Skor kelompok adalah jumlah dari skor perkembangan semua

anggota kelompok dibagi jumlah anggota kelompok. Laporan nilai akhir

dalam metode STAD didasarkan pada skor kuis sebenarnya, bukan

didasarkan pada skor perkembangan atau skor kelompok.

Page 33: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

32

Menurut Slavin (2009:159), skor perkembangan individu untuk

tiap-tiap kuis individual dalam metode STAD dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 : Skor Perkembangan Individu

Nilai Kuis Nilai Perkembangan

1. Lebih dari 10 poin di bawah nilai awal 5 2. 10 poin sampai 1 poin di bawah nilai awal 10 3. Sama dengan nilai awal sampai dengan 10 poin

di atas nilai awal 20

4. Lebih dari 10 poin di atas nilai awal 30 5. Betul semua (nilai sempurrna) 30

Slavin (2009:159)

Menurut Slavin dalam (Isjoni, 2009:76), nilai perkembangan yang

diperoleh kelompok terdapat tiga tingkat penghargaan yang diberikan

untuk prestasi kelompok, yaitu :

a) Super Team (Kelompok istimewa), diberikan bagi kelompok yang

memperoleh skor rata-rata lebih besar atau sama dengan 25.

b) Great Team (Kelompok hebat), diberikan bagi kelompok yang

memperoleh skor rata-rata antara 20 sampai kurang dari 25.

c) Good Team (Kelompok baik), diberikan bagi kelompok yang

memperoleh skor antara 15 sampai kurang dari 20.

B. Penelitian Yang Relevan

Adapun beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

1. Hasil Penelitian Tindakan Kelas oleh Yohana Tatik Listyowati dalam

skripsinya dengan menerapkan pembelajaran kooperatif (STAD) pada anak

berkesulitan belajar Matematika di kelas V B SD Negeri Cemara Dua No. 13

Kecamatan Banjarsari Surakarta menunjukkan adanya peningkatan. Terbukti

pada rata-rata ulangan harian dari sebelum tindakan adalah 68 dengan

ketuntasan klasikal 70% ≥ 65 (KKM), pada siklus I rata-rata ulangan

meningkat menjadi 80,05 dengan ketuntasan klasikal 90% ≥ 65 (KKM),

kemudian pada siklus II rata-rata ulangan meningkat menjadi 80,30 dengan

ketuntasan klasikal 95% ≥ 65 (KKM).

Page 34: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

33

2. Wiwin Setyowati. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

“Student Team Achievement Division” (STAD) Untuk Meningkatkan Prestasi

Belajar Siswa : Penelitian Tindakan Kelas Di SMAN 9 Surakarta. Hasil belajar

Fisika siswa dari siklus I ke siklus II meningkat 20,51% (siklus I = 61,54% dan

siklus II = 82,05%). Keaktivan belajar siswa meningkat 12,8% dari siklus I ke

siklus II (siklus I = 76,9% dan siklus II = 89,7%). Dari uraian di atas dapat

disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dapat meningkatkan prestasi belajar Fisika siswa kelas X semester ganjil

SMAN 8 Surakarta pokok bahasan Dinamika Partikel.

3. Penelitian yang dilaksanakan oleh Yona Kristianto Mutiasmoro yang berjudul

Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran

Cooperative Learning Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Pada

Pokok Bahasan Perbandingan Dan Fungsi Trigonometri Sub Pokok Bahasan

Aturan Sinus Cosinus Dan Luas Segitiga Pada Kelas X-2 Di SMA Masehi 1

PSAK, Jl Pasir Mas Raya No1 Semarang. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dari nilai rata-rata tes

matematika semester 1 adalah 51 menjadi 74,44 pada pokok bahasan

perbandingan dan fungsi trigonometri sub pokok bahasan aturan sinus cosinus

dan luas segitiga pada siswa kelas X-2 di SMA Masehi 1 PSAK.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan di atas maka dapat disusun

suatu kerangka pemikiran. Pada kondisi awal pembelajaran sebelum menerapkan

metode STAD, guru masih menggunakan pembelajaran konvensional. Siswa

menjadi lebih cepat bosan dan informasi yang disampaikan sulit diserap oleh

siswa serta tidak merangsang kreativitas dan partisipasi siswa, Guru lebih

menekankan pada terselesainya materi pelajaran daripada tingkat kemampuan

siswa dalam memahami materi, komunikasi pembelajaran hanya satu arah

sehingga kurang adanya timbal balik antara guru dengan siswa untuk aktif dan

kreatif dalam menyerap dan mempertajam gagasannya, siswa masih merasa malu

untuk bertanya kepada guru tentang materi yang belum mereka pahami sehingga

Page 35: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

34

membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran, siswa menganggap bahwa IPA

merupakan mata pelajaran yang sulit sehingga mereka enggan mempelajarinya.

Akibat dari permasalahan tersebut dapat mempengaruhi pemahaman siswa

terhadap konsep sifat-sifat cahaya cenderung rendah.

Dengan kondisi tersebut, maka peneliti melaksanakan tindakan dengan

menerapkan metode STAD untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang

konsep sifat-sifat cahaya. Pada kondisi akhir pembelajaran, partisipasi, kerja

sama, tanggungjawab dan kreativitas siswa dalam pembelajaran dapat meningkat

sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna dan pada akhirnya pemahaman

terhadap konsep sifat-sifat cahaya meningkat.

Dari pemikiran di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran dalam

penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 1 : Bagan Kerangka Berpikir

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut:

“Melalui penerapan Metode “Student Team Achievement Division” (STAD) dapat

meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN

Dukuhan Kerten No.58 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010”.

Kondisi Awal

Tindakan

Kondisi Akhir

Guru menggunakan metode konvensional

Penerapan metode STAD : Siswa dapat bekerja sama dengan teman sebayanya, sharing, saling asah, asih dan asuh

Pemahaman siswa terhadap konsep sifat-sifat cahaya rendah

Diharapkan pemahaman siswa terhadap konsep sifat-sifat cahaya meningkat

Pemahaman siswa terhadap konsep sifat-sifat cahaya meningkat

Page 36: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN Dukuhan Kerten No.58 Surakarta.

Alasan peneliti memilih sekolah tersebut karena banyak siswa yang belum

dapat memahami konsep sifat-sifat cahaya dengan baik, hal ini terjadi karena

guru masih menggunakan metode pembelajaran yang monoton dan kurang

melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa cenderung pasif.

2. Waktu Penelitian

Rencananya tahap persiapan hingga pelaporan hasil pengembangan akan

dilakukan selama 6 bulan, yakni mulai bulan Februari sampai dengan Juli

2010. Tahap perencanaan akan dilaksanakan pada maret, tahap pelaksanaan

dimulai bulan april.

3. Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan pada guru dan siswa kelas V semester II di SDN

Dukuhan Kerten No. 58, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta tahun ajaran

2009/2010 yang berjumlah 34 siswa terdiri dari 14 siswa putri dan 20 siswa

putra dan objek penelitian yang digunakan adalah mata pelajaran IPA pada

pokok bahasan sifat-sifat cahaya.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research) dan

dilaksanakan di kelas sehingga disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut

Suharsimi Arikunto (2007: 3) penelitian tindakan kelas adalah pencermatan

sebuah kegiatan pembelajaran dengan suatu tindakan yang sengaja dimunculkan

dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Page 37: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

36

C. Data Penelitian

Data penelitian diperoleh setelah melakukan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) kemudian data-data tersebut dikumpulkan melalui beberapa teknik

pengumpulan data diantaranya observasi, wawancara, dokumen dan tes hasil

belajar. Sumber data penelitian adalah siswa kelas V (lima) SDN Dukuhan Kerten

No.58 Surakarta Tahun pelajaran 2009/ 2010 dan guru kelas V (lima) serta

lingkungan yang mendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Sebagai sumber

data dalam penelitian ini adalah :

1. Siswa SD kelas V SDN Dukuhan Kerten No.58 Surakarta.

2. Hasil jawaban subjek penelitian secara tertulis dalam menyelesaikan soal-soal

yang berhubungan dengan sifat-sifat cahaya, yang diperoleh melalui tes awal

penelitian dan tes pada akhir tiap-tiap tindakan.

3. Jawaban subjek penelitian berupa pernyataan verbal atau kata-kata yang

diperoleh dari hasil wawancara antara peneliti dengan subjek penelitian.

4. Hasil observasi yang diperoleh dari pengamatan peneliti dan guru kelas V

tentang pelaksanaan pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan pengumpulan data dalam Penelitian Tindakan Kelas

perlu catatan yang dituangkan dalam teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat

menentukan dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Gulo

dalam (Ingridwati Kurnia, 2007:4-2) mengatakan bahwa observasi adalah

metode pengumpulan data di mana peneliti atau kolaboratornya mencatat

informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama pengamatan. Menurut

(Sugiyono, 2007 : 64) lembar observasi digunakan untuk mengobservasi

aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran dengan model kooperatif

tipe STAD berlangsung. Aktivitas siswa yang diamati dengan menggunakan

lembar observasi adalah keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran,

Page 38: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

37

minat, dan psikomotorik sedangkan aktivitas guru berupa lembar observasi

kelas.

Untuk kegiatan guru observasi dilakukan secara langsung pada saat

pembelajaran di kelas guna mengumpulkan data secara kualitatif mengenai

aktifitas guru dan siswa. Tujuannya untuk mencatat masalah yang terjadi pada

saat tindakan yang kemudian akan menjadi refleksi sebagai tindak lanjut.

Langkah-langkah observasi meliputi perencanaan, pelaksanaan observasi kelas

dan pembahasan balikan.

2. Wawancara

Menurut Ingridwati Kurnia (2007:4-24) wawancara adalah suatu teknik

pengumpulan data dengan tanya jawab secara lisan baik langsung maupun

tidak langsung yang terarah pada tujuan tertentu. Menurut Esterberg dalam

(Sugiyono, 2007 : 72) wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk

bertukar dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna

dalam satu topik tertentu. Menurut Lexy J. Moleong (2007: 186) wawancara

adalah percakapan dengan suatu maksud tertentu yang dilakukan oleh dua

pihak yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan.

Dengan wawancara peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih

mendalam tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena

yang terjadi, dimana hal ini tidak ditemukan melalui observasi. Wawancara

dilakukan terhadap siswa setelah proses tindakan dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui pendapat mereka tentang kendala atau kesulitan serta

keaktifan dan motivasi belajar yang mereka dapat dari penerapan metode

inkuiri dalam pembelajaran IPA. Selain itu, wawancara juga dilakukan

terhadap guru untuk mengumpulkan informasi mengenai kebaikan dan

kekurangan serta kendala yang ditemukan pada saat menggunaka model

pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD).

3. Tes

Menurut Suharsimi Arikunto dalam Rameli (2009:37) mengemukakan

bahwa tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan

Page 39: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

38

sebagai alat pengukuran keterampilan, sikap, pengetahuan, intelegensi

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar IPA siswa

pada pokok bahasan sifat-sifat cahaya. Bentuk tes yang digunakan adalah tes

tertulis yaitu pada setiap akhir pelaksanaan tindakan. Tes ini mempunyai tujuan

untuk mengetahui adanya peningkatan pemahaman siswa pada konsep sifat-

sifat cahaya.

4. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2008:240) dokumen merupakan catatan peristiwa

yang sudah berlalu, dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Menurut Suharsimi Arikunto (1996:234) Metode

dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa

catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda

dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk memperoleh data berupa tindakan

dan hasil observasi proses pembelajaran.

E. Validitas Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2008:12), di dalam penelitian diperlukan

adanya validitas data, maksudnya adalah semua data yang dikumpulkan

hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diukur atau diteliti. Menurut

Patton dalam Herybertus B.Sutopo (1996: 70 ) teknik Trianggulasi ada empat

teknik yaitu : Trianggulasi data, trianggulasi metode, trianggulasi teori, dan

trianggulasi peneliti.

Dalam penelitian ini untuk menguji validitas data peneliti menggunakan

validitas isi dan trianggulasi data.

a. Validitas isi

Sebuah tes dikatakan memiliki isi apabila di dalamnya mengukur tujuan

khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan

oleh guru dalam pembelajaran. Pada penelitian ini data yang diukur

menggunakan validitas isi yaitu tes yang digunakan untuk mengukur

kemampuan menyelesaikan soal cerita dengan materi yang diajarkan di kelas

Page 40: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

39

V, maka pada penyusunan dilakukan dengan cara memerinci kurikulum

ataupun materi pelajaran. Oleh karena itu materi yang diajarkan tertera dalam

kurikulum maka validitas isi ini sering disebut validitas kurikuler.

b. Triangulasi Data

Triangulasi data yaitu teknik yang dilakukan untuk memeriksa keabsahan

atau kebenaran data yang diperoleh dari sumber lain yaitu guru dan siswa.

Teknik trangulasi data digunakan dalam rangka memperoleh kepercayaan data

yang maksimal. Teknik ini digunakan melalui kegiatan reflektif, kolaboratif

antara guru dan peneliti. Selain itu, dilakukan juga wawancara dengan siswa

untuk mendapatkan gambaran tentang persepsi siswa terhadap penerapan

metode STAD dalam pembelajaran IPA terutama dalam konsep cahaya. Hasil

triangulasi kemudian dijabarkan melalui Laporan Naratif Deskripstif.

Triangulasi data diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih

tepat, sesuai keadaan siswa kelas V SDN Dukuhan Kerten no. 58 Surakarta,

misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan data isi dokumen yang

terkait yaitu pengamatan dari proses pembelajaran, nilai siswa, absensi,

silabus, RPP, dan foto.

F. Teknis Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan teknik analisis interaktif. Menurut H.B

Sutopo ( 2003:18 ), dalam proses analisis data ada tiga komponen yang harus

didasari oleh peneliti, tiga komponen tersebut adalah :

1) Reduksi data

Data reduksi merupakan data yang diperoleh dari hasil observasi dan

wawancara ditulis dalam bentuk rekaman data, dikumpulkan, dirangkum, dan

dipilih hal-hal yang pokok, kemudian dicari polanya. Jadi, rekaman data

sebagai bahan data mentah disusun lebih sistematis, ditonjolkan pokok-pokok

yang penting sehingga lebih tajam hasil pengamatan dalan penelitian ini, juga

mempermudah peneliti untuk mencatat kembali data yang diperoleh bila

diperlukan.

Page 41: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

40

2) Penyajian data

Data yang telah direduksi dan dikelompokkan dalam berbagai pola

dideskripsikan dalam bentuk kata-kata yang berguna untuk melihat gambaran

keseluruhan atau bagian tertentu. Penyajian data ini ditulis dalam paparan data.

3) Penarikan simpulan atau verivikasi

Data yang diperoleh dicari pola, hubungan, atau hal-hal yang sering

timbul dari data tersebut kemudian dihasilkan simpulan sementara yang disebut

dengan temuan peneliti. Penarikan simpulan dilakukan terhadap temuan

peneliti berupa indikator-indikator yang selanjutnya dilakukan pemaknaan atau

refleksi sehingga memperoleh simpulan akhir. Hasil simpulan akhir dilakukan

refleksi untuk menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya.

Untuk memperjelas proses analisis interaktif disajikan pada Gambar 2

sebagai berikut:

Gambar 2 : Bagan Teknik Analisis Data

Pengumpulan data

Sajian Data

Reduksi data Penarikan

Kesimpulan

Page 42: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

41

G. Strategi Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan strategi tindakan kelas. Menurut

Suharsimi Arikunto (2007:16) disajikan pada Gambar 3 sebagai berikut:

Gambar 3 : Bagan Strategi Penelitian

H. Indikator Kinerja

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan

atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Pada

penelitian ini, indikator yang menjadi pedoman keberhasilan adalah meningkatnya

pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN Dukuhan Kerten

Kecamatan Laweyan Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 melalui

penerapan metode STAD. Indikator penelitian bersumber dari kurikulum dan

silabus KTSP IPA kelas V serta Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah

ditetapkan oleh kepala sekolah dan guru kelas V, yaitu 63.

Pada siklus I pembelajaran dikatakan berhasil apabila pemahaman konsep

siswa mencapai rata-rata kelas 65 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 63

mencapai 75 % . Pada siklus II pembelajaran dikatakan berhasil apabila

kemampuan pemahaman konsepsifat-safat cahaya mencapai rata-rata kelas 7,0

dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 63 mencapai 85 %.

perencanaan

siklus I

pengamatan

perencanaan

Siklus II

pengamatan

pelaksanaan

pelaksanaan

refleksi

refleksi

?

Page 43: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

42

I. Prosedur penelitian

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti, guru kelas dan kepala sekolah menyusun rencana

tindakan yang didasarkan pada studi pendahuluan yang telah dilakukan.

Adapun tahap perencanaan ini berisi tindakan apa yang akan dilakukan, materi

dan model pembelajaran yang akan digunakan, siapa yang akan melaksanakan,

waktu pelaksanaannya, dan bagaimana melaksanakannya termasuk penyusunan

rencana pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran koooperatif

tipe STAD yang akan digunakan dalam pembelajaran serta instrument yang

akan dipakai untuk pemantauan dan evaluasi kegiatan dirancang secara

bersama-sama.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahapan kegiatan dalam penelitian ini menggunakan model Kemmis dan

Taggart yang meliputi empat tahap yaitu, perencanaan, tindakan, observasi dan

refleksi, dilakukan secara terus menerus, berkesinambungan sampai hasil yang

diharapkan sesuai dengan indikatornyang ditetapkan tercapai.

Pelaksanaan tindakan ini didasarkan pada perencanaan yang telah

disusun. Dalam pelaksanaannya, tindakan dilakukan oleh guru kelas V. pada

saat guru kelas melakukan tindakan, peneliti beserta kepala sekolah bertindak

sebagai pengarah, motivator, dan pengamat. Pada saat peneliti melakukan

tindakan, guru kelas bertindak sebagai observer sehingga terjalin kerjasama

yang baik. Setelah satu siklus terlaksana diadakan diskusi hasil temuan dari

pengamatan yang dilakukan sebagai refleksi untuk perencanaan kembali untuk

memperbaiki temuan dalam siklus 1.

1. Rancangan Siklus I

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan ini peneliti menyusun rencana tindakan

yang didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan.

Dalam hal ini guru dan peneliti menyamakan persepsi tentang

permasalahan yang ditemui dan menjabarkannya serinci mungkin.

Bentuk rencana tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

Page 44: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

43

1). Membuat skenario pembelajaran.

2). Mempersiapkan media atau peralatan yang akan digunakan.

3). Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar

mengajar di kelas ketika diajarkan dengan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD.

4). Menyiapkan sumber pelajaran meliputi LKS yang diperlukan dalam

membuat siswa memahami materi pelajaran yang akan diajarkan.

5). Membuat alat evaluasi untuk melihat apakah pemahaman konsep

sifat-sifat cahaya pada pelajaran IPA dengan menggunakan model

pembelajaran yang digunakan dapat ditingkatkan.

b. Tahap pelaksanaan Tindakan

Setelah membuat rencana yang matang maka langkah selanjutnya

adalah melaksanakan rencana tersebut sebagai tindakan yang mengacu

pada skenario dan langkah kegiatan mengajar. Dalam pelaksanaan guru

harus mengingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan

dalam rancangan dan berlaku secara wajar.

1. Pada pertemuan I

a) Kegiatan awal

1) Berdo’a dan presensi

2) Sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru melakukan

apersepsi dengan cara mengaitkan materi yang telah dipelajari

oleh siswa sebelumnya mengenai sumber cahaya.

3) Guru mengantarkan siswa pada materi yang akan dipelajari

yaitu tentang sifat-sifat cahaya dengan menyalakan lilin di

depan kelas, karena lilin merupakan salah satu sumber cahaya.

4) Guru menyampaikan tujun pembelajaran pada siswa.

b) Kegiatan inti

1) siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5-

6 orang. Tiap kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik

jenis kelamin, ras, etnik, maupaun kemampuan akademik

(tinggi, sedang, rendah).

Page 45: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

44

2) Siswa menunjuk salah satu teman sebagai ketua kelompok,

kemudian ketua kelompok mengabil alat-alat percobaan yang

telah disiapkan guru.

3) Guru membimbing siswa melakukan percobaan tentang sifat-

sifat cahaya yaitu cahaya merambat lurus dan cahaya menembus

benda bening.

4) Tiap anggota kelompok menggunakan LKS (lampiran 4

halaman 115-117) dan kemudian saling membantu untuk

menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi tentang

percobaan yang dilakukan antar sesama anggota kelompok.

5) Secara bergantian, setiap kelompok mengirimkan wakilnya

untuk membacakan hasil diskusi kelompok di depan kalas.

c) Kegiatan akhir

1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi tentang sifat-sifat

cahaya yaitu cahaya merambat lurus dan menembus benda

bening.

2) Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompoknya.

3) Siswa mengerjakan tes individual pada akhir pelajaran tentang

materi sifat-sifat cahaya merambat lurus dan menembus benda

bening yang telah didiskusikan. Individu atau tim yang

memperoleh skor tinggi diberi penghargaan oleh guru.

2. Pada pertemuan II

a) Kegiatan awal

1) Berdo’a dan presensi

2) Sebelum proses pembelajaran berlangsung, guru melakukan

apersepsi dengan cara mengaitkan materi yang telah dipelajari

oleh siswa sebelumnya mengenai sifat-sifat cahaya yaitu cahaya

merambat lurus dan menembus benda bening.

3) Guru mengantarkan siswa pada materi yang akan dipelajari

yaitu tentang sifat-sifat cahaya yaitu cahaya dapat dipantulakan

dengan mengajukan pertanyaan pada siwa “ Siapa yang pernah

Page 46: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

45

bercermin?”, “Bagaimana bayangan yang terbentuk pada

cermin?”.

4) Guru menyampaikan tujun pembelajaran pada siswa.

b) Kegiatan inti

1) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan

4-6 orang. Tiap kelompok memiliki anggota yang heterogen,

baik jenis kelamin, ras, etnik, maupaun kemampuan akademik

(tinggi, sedang, rendah).

2) Siswa menunjuk salah satu teman sebagai ketua kelompok,

kemudian ketua kelompok mengabil alat-alat percobaan yang

telah disiapkan guru.

3) Guru membimbing siswa melakukan percobaan tentang sifat-

sifat cahaya yaitu cahaya dapat dipantulkan dan dapat dibiaskan.

4) Tiap anggota kelompok menggunakan LKS (lampiran

4 halaman 118-120) dan kemudian saling membantu untuk

menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi tentang

percobaan yang dilakukan antar sesama anggota kelompok.

5) Secara bergantian, setiap kelompok mengirimkan wakilnya

untuk membacakan hasil diskusi kelompok di depan kalas.

c) Kegiatan akhir

1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi tentang sifat-sifat

cahaya dapat dipantulkan dan dapat dibiaskan.

2) Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompoknya.

3) Siswa mengerjakan tes individual pada akhir pelajaran tentang

materi sifat-sifat cahaya dapat dipantulkan dan dapat dibiaskan.

yang telah didiskusikan. Individu atau tim yang memperoleh

skor tinggi diberi penghargaan oleh guru.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Kegiatan ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat secara

Page 47: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

46

cermat setiap gejala baik mengenai tindakan, pelaksanaan tindakan,

maupun akibat dari tindakan-tindakan tersebut.

d. Refleksi

Refleksi meliputi beberapa komponen yakni: menganalisa,

mensintesa, dan menerangkan. Hasil refleksi ini digunakan sebagai dasar

pemikiran untuk tindakan yang akan datang karena hasil yang diperoleh

belum maksimal.

2. Rancangan Siklus II

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus yang kedua ini adalah dengan melakukan

identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

Kegiatan ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Merencanakan pembelajaran dengan model kooperatif tipe STAD

2) Menentukan pokok bahasan.

3) Mengembangkan skenario pembelajaran. (lampiran 4 halaman 91-

110)

4) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS). ( lampiran 4 halaman 115-

120)

5) Menyiapkan sumber belajar dan media.

6) Mengembangkan format evaluasi. (lampiran 5 halaman 121-124)

7) Mengembangkan format observasi pembelajaran. (lampiran 9 dan 10

halaman 139-166)

b. Tindakan

Tindakan yang dilakukan adalah dengan memperbaiki tindakan

pada siklus pertama sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah

disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dan memantau

proses peningkatan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada siswa.

Page 48: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

47

c. Observasi

Observasi dilakukan dengan mengkaji hasil pada siklus pertama

dan memonitor serta membantu siswa jika menemui kesulitan

d. Refleksi

Menganalisis hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran

tentang dampak dari tindakan yang dilakukan, hal-hal yang perlu

diperbaiki dan yang harus menjadi perhatian agar diperoleh hasil yang

maksimal.

Page 49: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Sekolah yang menjadi pusat penelitian adalah sekolah negeri dengan nama

SDN Dukuhan Kerten No. 58 dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) 100280,

Nomor Identitas Sekolah (NIS) 101035101036 yang beralamat di Desa Kerten,

Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta. SDN Dukuhan Kerten No. 58 berdiri pada

tahun 1954 ijin operasional penggunaannya dikeluarkan oleh Kepala Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah dengan surat keputusan

No.421.2/012/05/59/85, tanggal 1 Maret 1985.

SDN Dukuhan Kerten No. 58 memiliki sarana dan prasarana penunjang

kegiatan belajar yang cukup memadai, diantaranya: tanah seluas 658 meter

persegi, yang terdiri dari 12 ruang kelas yang terdiri kelas paralel, 1 gudang, 1

rumah penjaga, 1 kantin sekolah, 1 ruang guru dan Kepala Sekolah, 1 ruang alat-

alat olahraga, 1 ruang olahraga, 1 ruang agama Kristen, 1 ruang tempat sepeda

siswa, 1 ruang komputer, 1 ruang tari, UKS, mushola, perpustakaan, ruang serba

guna dan 8 kamar mandi. Penjaga sekolah tinggal di rumah dinas SDN Dukuhan

Kerten No. 58 tepatnya di sebelah selatan ruang kelas agama kristen sehingga

keamanan dan kebersihan SD terjaga dengan baik. Selain mempunyai beberapa

ruangan, SDN Dukuhan Kerten No. 58 juga mempunyai halaman yang sangat luas

yang biasanya digunakan untuk pembelajaran olahraga, upacara dan berbagai

kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan oleh sekolah serta tempat bermain bagi

para siswa ketika jam istirahat. Taman sekolah juga tertata secara rapi sehingga

memberikan suasana nyaman bagi para siswa dalam mengikuti pembelajaran

ketika di luar ruangan.

SDN Dukuhan Kerten No. 58 memiliki 412 siswa yang terdiri dari 219

siswa laki-laki dan 193 siswa perempuan. Siswa terbagi dalam 12 kelas parallel

yakni kelas IA sebanyak 36 siswa, kelas IB sebanyak 37 siswa, kelas IIA

sebanyak 43 siswa, kelas IIB sebanyak 43 siswa, kelas IIIA sebanyak 32 siswa,

Page 50: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

49

kelas IIIB sebanyak 33 siswa, kelas IVA sebanyak 37 siswa, kelas IVB sebanyak

35 siswa, kelas VA sebanyak 35 siswa, kelas VB sebanyak 34 siswa, kelas VIA

sebanyak 24 siswa dan kelas VIB sebanyak 23 siswa. Siswa di SD Negeri

Dukuhan Kerten berasal dari berbagai latar belakang sosial yang berbeda-beda.

SD Negeri Dukuhan Kerten No. 58 kecamatan Laweyan kota Surakarta

pada tahun 2009 /2010 dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah dan memiliki 18

guru yang telah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS), 7 orang tenaga pengajar

yang masih Wiyata Bakti dan 2 orang penjaga sekolah. Semua personil telah

melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik sesuai dengan

tanggungjawabnya. Dengan jumlah guru yang memadai maka proses belajar

mengajar juga dapat berjalan dengan lancar. Dengan kelancaran proses

pembelajaran tersebut seharusnya para siswa SDN Dukuhan Kerten No. 58 dapat

meraih prestasi yang baik baik secara akademik maupun non akademik. Bukan

hanya guru dan Kepala sekolah yang bertanggungjawab dalam membimbing

siswa namun peran orang tua dan masyarakat juga sangat penting. Hal ini telah

diwujudkan di SDN Dukuhan Kerten No. 58 dalam wadah Paguyuban Orang Tua

Siswa dan Komite sekolah. Keberhasilan pendidikan siswa merupakan

tanggungjawab bersama sehingga harus ada kerjasama yang baik dari semua

pihak.

Dari berbagai data yang dihasilkan mengenai sarana dan prasarana serta

fasilitas yang ada di SDN Dukuhan Kerten No. 58 yang cukup memadai, maka

sangatlah mungkin diterapkannya berbagai metode pembelajaran termasuk

metode STAD dalam pembelajaran IPA khususnya guna mencari dan menggali

efektifitas metode pembelajaran yang akan merangsang siswa untuk berkembang

sehingga mereka mempunyai bekal hidup di masyarakat dan di masa yang akan

datang.

B. Deskripsi Kondisi Awal

Kegiatan awal penelitian yaitu melakukan observasi terhadap proses

pembelajaran dan prestasi belajar Matematika pada kelas V SDN Dukuhan Kerten

No. 58 yang menjadi objek penelitian. Observasi pertama dilakukan pada hari

Page 51: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

50

Kamis tanggal 8 April 2010 yaitu pada mata pelajaran IPA dengan pokok

bahasan cahaya. Dalam pelaksanaan penelitian, observer mengamati, mencatat

kemudian mendokumentasikan berbagai temuan dan informasi yang didapat pada

saat kegiatan pembelajaran sebelum menerapkan metode STAD. Pada proses

pembelajaran di kelas kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan rutin seperti

berdo’a bersama, guru mengabsen siswa, mencatat materi pelajaran yaitu materi

tentang cahaya, melakukan tanya jawab dan diakhiri dengan pemberian tes tertulis

sebagai alat penilaian. Proses pembalajaran pada kegiatan inti diantaranya, guru

sebagai objek penelitian menyuruh siswa membuka buku IPA tentang materi sifat-

sifat cahaya halaman 111, pada waktu itu buku yang digunakan adalah buku IPA

kelas 5 Saling Temas oleh Choiril Azmiyawati. Kemudian siswa di suruh

mendengarkan penjelasan guru. Setelah penjelasan selesai, guru menulis

rangkuman materi cahaya pada papan tulis sebagai catatan untuk siswa. Pada

akhir kegiatan, guru memberikan soal-soal sebagai latihan untuk mengukur

tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dijelaskan, lalu siswa diberi

pekerjaan rumah.

Dari langkah-langkah pembelajaran yang tersebut di atas terlihat masih

adanya dominasi guru dalam pembelajaran, dan siswa tidak diberi kesempatan

untuk mengembangkan ketrampilan berfikirnya. Hasil belajar dari kondisi awal

pembelajaran IPA di SDN Dukuhan Kerten No. 58 dapat terlihat dari Tabel 2

berikut ini :

Tabel 2: Data Nilai IPA Materi Sifat-sifat cahaya Siswa Kelas V SDN Dukuhan Kerten No. 58 Sebelum Tindakan

No Interval

Nilai Bb Ba Frekuensi

(fi) Nilai

Tengah (xi)

Fixi Prosentase (%)

Keterangan

1 35-45 34,5 45,5 4 41 164 11,76 < KKM 2 46-56 45,5 56,5 9 52 468 26,47 < KKM 3 57-67 56,5 67,5 12 63 756 35,29 ≤ KKM 4 68-78 67,5 78,5 6 74 444 17,65 > KKM 5 79-89 78,5 89,5 3 85 255 8,83 > KKM 6 90-100 89,5 100,5 0 96 0 0 > KKM

Jumlah 34 2087 100

Page 52: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

51

Nilai rata-rata= 2087 : 34 = 61,38

Ketuntasan klasikal= 16 : 34 X 100 % = 47,06 %

Dari Tabel 2 Data Nilai IPA Materi Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V

SDN Dukuhan Kerten No. 58 sebelum tindakan dapat disajikan pada Gambar 4

sebagai berikut:

Gambar 4 : Grafik Nilai IPA Materi Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V SDN Dukuhan Kerten No. 58 Pada Sebelum Tindakan

Grafik di atas menunjukan masih banyak siswa yang mendapat nilai di

bawah rata-rata KKM. Siswa yang mendapat nilai kurang dari 63 (KKM)

sebanyak 18 dan yang mendapat nilai ≥ 63 (KKM) sebanyak 16 siswa. Hal ini

dapat diartikan bahwa ketuntasan klasikal sebesar 47,06% masih berada di bawah

ketuntasan belajar yang ditetapkan yaitu sebesar 85% siswa mendapatkan nilai ≥

63 (KKM).

Page 53: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

52

Hal tersebut menjadi refleksi bagi guru kelas V khususnya dan tentunya

peneliti yang ingin memaksimalkan hasil belajar. Bertolak dari kenyataan

tersebut, peneliti mengadakan koordinasi dengan guru kelas V untuk membahas

tentang alternatif yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman siswa

kelas V SDN Dukuhan Kerten No. 58 terhadap materi sifat-sifat cahaya. Salah

satu alternatif pemecahan yang dapat dilakukan adalah melaksanakan

pembelajaran dengan mengaktifkan siswa, yaitu dengan menerapkan metode

Student Teams Achievement Divisions (STAD).

C. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Tindakan siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Tiap-tiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 X 35 menit) yang dilaksanakan selama

dua minggu yaitu pada tanggal 15 April 2010 dan 20 April 2010. Adapun

tahapan-tahapan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Berkaitan dengan masalah penelitian yang sudah dirumuskan rencana

tindakan yang dilaksanakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian

dengan menggunakan acuan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

tahun 2008 untuk kelas V pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya,

peneliti melakukakan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:

1) Menyiapkan rencana pembelajaran (terdapat pada lampiran halaman 91)

2) Mempersiapkan media atau peralatan yang akan digunakan

3) Menyiapkan materi pembelajaran (terdapat pada lampiran halaman 111)

4) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar

mengajar di kelas ketika diajarkan dengan menerapkan metode STAD

5) Menyiapkan sumber pelajaran yang diperlukan dalam membuat siswa

memahami materi pelajaran yang akan diajarkan.

6) Membuat alat evaluasi untuk melihat apakah pemahaman konsep sifat-

sifat cahaya pada pelajaran IPA dengan menerapkan metode pembelajaran

yang digunakan dapat ditingkatkan.

Page 54: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

53

7) Membagi kelompok siswa yang masing-masing beranggotakan 5-6 orang.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan

metode STAD sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun.

1) Pertemuan I

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 15 April

2010. Pada pertemuan pertama materi yang dibahas adalah sifat cahaya

merambat lurus dan menembus benda bening. Berikut ini dipaparkan

kondisi riil yang dialami selama proses belajar mengajar berlangsung.

Proses pembelajaran diawali dengan berdo’a bersama kemudian

disusul dengan pemberian salam dari siswa untuk guru. Setelah rutinitas

tersebut dilaksanakan, guru mengabsen siswa. Pada waktu itu seluruh siswa

hadir. Setelah mengabsen, guru mengkondisikan siswa pada situasi

pembelajaran yang kondusif kemudian melakukan apersepsi yaitu dengan

menyalakan lilin di depan kelas, siswa memperhatikan kegiatan guru.

Kemudian guru mengarahkan siswa bahwa lilin merupakan sumber cahaya

dan menjelaskan tujuan dari pembelajaran yaitu akan mempalajari tentang

sifat-sifat cahaya. Selanjutnya guru memberikan pertanyaan dengan

mengaitkan pada pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari yang

berkaitan dengan sifat-sifat cahaya. Siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan

dari guru namun masih terlihat malu-malu. Karena Siswa masih belum

begitu berani mengungkapkan pendapat maka guru memberikan motivasi

kepada siswa agar siswa tetap tertarik dalam mengikuti pembelajaran.

Pada awal proses kegiatan inti, guru mengelompokan siswa dengan

jumlah 34 orang menjadi 6 kelompok heterogen. Setiap kelompok terdiri

dari 5-6 orang siswa. Cara pengelompokan ditentukan oleh guru yaitu

berdasarkan nilai sebelum tindakan dan jenis kelamin sehingga terbentuk

kelompok heterogen. Kemudian siswa dengan gesit mengatur bangku dan

meja mereka sesuai kelompok yang telah ditentukan. Kondisi ruang kelas

cukup gaduh dengan suara meja dan kursi yang digeser-geser oleh siswa.

Page 55: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

54

Pada situasi ini guru belum bisa menenangkan siswa. Setelah semua selesai

mengatur tempat duduk, guru mengembalikan konsentrasi belajar siswa

dengan mengajak melakukan “Tepuk Tenang”. Guru menyuruh setiap

kelompok menunjuk salah satu teman sebagai ketua kelompok dan

mengambil alat-alat untuk melakukan percobaan. Kemudian guru

mempresentasikan materi yang akan disampaikan yaitu tentang sifat-sifat

cahaya secara umum. Setelah itu, guru menjelaskan tentang langkah-

langkah kegiatan yang harus dilakukan dalam percobaan untuk

membuktikan sifat cahaya merambat lurus dan menembus benda bening.

Guru mambagikan LKS (terdapat pada lampiran halaman 115) untuk diisi

berdasarkan hasil percobaan, setiap anggota kelompok mendapatkan LKS

untuk diisi berdasarkan hasil percobaan. Namun, kondisi pembelajaran

pembelajaran masih kurang kondusif karena siswa masih kebingungan.

Sebagian diantara mereka masih hanya bermain-main dengan alat-alat

percobaan yang diberikan guru dan yang lain coba mengamankannya, yang

akhirnya banyak kegiatan yang di luar perencanaan. Guru masih kewalahan

memberikan pengertian akan langkah-langkah penemuan karena siswa tidak

tertib dan kurang perhatian serta konsentrasi. Pada tahap kerja kelompok,

siswa membaca LKS yang dibagikan guru, kemudian siswa mulai

mengerjakan langkah-langkah menemukan sifat cahaya merambat lurus,

setelah selesai dilanjutkan dengan sifat cahaya menembus benda bening.

Sebagian masih ada yang kebingungan untuk mengisinya kemudian guru

menerangkan kembali cara mengisi kolom yang ada pada LKS. Masing-

masing kelompok bekerja menyelesaikan tugas yang diberikan. Namun ada

sebagian yang hanya mengganggu teman lainnya saja. Waktu yang

diberikan kurang lebih 20 menit. Selama kelompok melakukan percobaan

guru berkeliling memberikan bimbingan pada setiap kelompok. Kadangkala

guru memberikan penjelasan karena siswa masih belum sesuai dengan

langkah-langkah yang ada di LKS.

Setelah selesai melakukan percobaan, masing-masing ketua kelompok

melaporkan hasil percobaan di depan kelas. Siswa masih malu-malu

Page 56: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

55

mengungkapkan pendapatnya. Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan

evaluasi kepada siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap

materi yang telah dipelajari. Guru memberikan penghargaaan pada

kelompok maupun individu yang telah bekerja dengan baik. Siswa dan guru

menyimpulkan materi tentang sifat-sifat cahaya merambat lurus dan

menembus benda bening dan sifat bayangan pada cermjn datar.

Sebagai kegiatan penutup guru memberikan kesempatan kepada siswa

untuk menanyakan materi yang belum jelas. Siswa dengan bimbingan guru

membuat rangkuman materi pelajaran dan memberikan pekerjaan rumah

untuk persiapan pembelajaran selanjutnya.

2) Pertemuan II

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 20 April

2010. Pada pertemuan yang kedua ini materi yang diajarkan adalah sifat

cahaya dapat dipantulkan (mengetahui sifat bayangan pada cermin cekung

dan cembung) dan cahaya dapat dibiaskan. Kegiatan diawali dengan

berdo’a, kemudian guru mengabsen siswa. Guru mengadakan apersepsi

dengan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan sifat-sifat

bayangan pada cermin datar yang sudah siswa pelajari pada pertemuan

pertama. Setelah tanya jawab tentang materi yang di bahas pada pertemuan

pertama, guru menghubungkannya dengan materi yang akan di bahas yaitu

tentang sifat cahaya dapat dipantulakan (sifat bayangan pada cermin datar,

cembung dan cekung) dan cahaya dapat dibiaskan.

Kegiatan inti dilanjutkan dengan menyuruh siswa kembali berkumpul

dengan masing-masing kelompoknya. Ketua kelompok mengambil alat-alat

untuk percobaan. Kemudian guru mempresentasikan materi yang akan

disampaikan yaitu tentang sifat cahaya dapat dipantulkan (sifat bayangan

pada cermin datar, cekung dan cembung) dan cahaya dapat dibiaskan.

Setelah itu, guru menjelaskan tentang langkah-langkah kegiatan yang harus

dilakukan dalam percobaan untuk membuktikan sifat cahaya dapat

dipantulakan (sifat bayangan pada cermin datar, cekung dan cembung) dan

cahaya dapat dibiaskan. Guru mambagikan LKS untuk diisi berdasarkan

Page 57: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

56

hasil percobaan, setiap anggota kelompok mendapatkan LKS untuk diisi

berdasarkan hasil percobaan. Kondisi pembelajaran sudah mulai kondusif,

tetapi masih ada siswa yang bermain-main dengan alat-alat percobaan yang

diberikan guru. Namun sebagian basar siswa serius dalam melakukan

percobaan dan mengisi kolom pada LKS. Pada tahap kerja kelompok, siswa

membaca LKS yang dibagikan guru, kemudian siswa mulai mengerjakan

langkah-langkah menemukan sifat cahaya dapat dipantulkan (sifat bayangan

pada cermin datar, cekung dan cembung) setelah selesai dilanjutkan dengan

sifat cahaya dapat dibiaskan. Sebagian besar lelompok dalam melakukan

percobaan sudah sesuai dengan langkah-langkah yang ada dalam LKS.

Masing-masing kelompok bekerja menyelesaikan tugas yang diberikan.

Waktu yang diberikan kurang lebih 20 menit. Selama kelompok melakukan

percobaan guru berkeliling memberikan bimbingan pada setiap kelompok.

Setelah selesai melakukan percobaan, masing-masing ketua

kelompok melaporkan hasil percobaan di depan kelas. Kegiatan dilanjutkan

dengan memberikan evaluasi kepada siswa untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Guru memberikan

penghargaaan pada kelompok maupun individu yang telah bekerja dengan

baik. Siswa dan guru menyimpulkan materi tentang sifat-sifat cahaya dapat

dipantulkan (sifat bayangan pada cermin datar, cekung dan cembung) dan

cahaya dapat dibiaskan. Siswa mengumpulkan hasil kerja kelompoknya atas

perintah guru. Pada akhir siklus I guru mengumumkan tim yang

memperoleh skor tertinggi berdasarkan skor perolehan kelompok (terdapat

pada lampiran halaman 135)

c. Observasi

Dalam tahap observasi peneliti melakukan pemantauan terhadap

pelaksanaan tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan

pemahaman terhadap sifat-sifat cahaya dengan menerapkan metode STAD,

yang dilaksanakan dengan menggunkan alat bantu berupa lembar

observasi/pengamatan dan dokumentasi berupa foto. Dalam tahap ini peneliti

mengadakan kolaborasi dengan guru kelas dalam melaksanakan pemantauan

Page 58: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

57

terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan lembar

observasi. Observasi dilaksanakan untuk mendapatkan data mengenai kegiatan

yang dilakukan peneliti dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Selain itu

observasi juga dilakukan untuk mengamati kegiatan siswa selama mengikuti

pembelajaran dengan menerapkan metode STAD untuk dapat meningkatkan

pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN Dukuhan

Kerten No. 58.

Dari data-data hasil observasi siklus I, diperoleh hasil sebagai berikut:

Pertemuan I

1) Kegiatan Siswa (lampiran 10 halaman 155)

a) Kedisiplinan siswa dalam kriteria baik, b) keaktifan siswa dalam

kriteria kurang, c) kemampuan siswa melakukan percobaan dalam kriteria

kurang, d) keterampilan kooperatif siswa dalam kriteria kurang, e)

kenampakan sifat kooperatif pada saat melakukan diskusi dalam kriteria

baik, f) kemampuan siswa menjawab pertanyaan dalam diskusi dalam

kriteria baik, g) keadaan siswa dengan lingkungan belajarnya dalam

kriteria sangat baik, h) kemampuan siswa dalam mengerjakan evaluasi

dalam kriteria baik, i) skor rata-rata kegiatan siswa pada pertemuan I

adalah 2,75 (kurang).

2) Kegiatan Guru (lampiran 9 halaman 139)

a) Persiapan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dalam kriteria baik,

b) kegiatan apersepsi dalam kriteria kurang, c) pengelolaan kelas dalam

kriteria baik, d) pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran dalam

criteria sangat kurang, e) kegiatan penyampaian materi melalui penerapan

metode STAD dalam kriteria baik, f) kegiatan tanya jawab dalam kriteria

kurang, g) diskusi dan penjelasan konsep dalam kriteria kurang, h)

perhatian guru terhadap siswa dalam kriteria baik, i) pengembangan

aplikasi dalam kriteria baik, j) kemampuan menutup pelajaran dalam

kriteria sangat baik, k) skor rata-rata kegiatan guru pada pertemuan I

adalah 2,60 (kurang).

Page 59: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

58

Pertemuan II

1) Kegiatan Siswa (lampiran 10 halaman 158)

a) Kedisiplinan siswa dalam kriteria sangat baik, b) keaktifan siswa

dalam kriteria baik, c) kemampuan siswa melakukan percobaan dalam

kriteria baik, d) keterampilan kooperatif siswa dalam kriteria baik, e)

kenampakan sifat kooperatif pada saat melakukan diskusi dalam kriteria

baik, f) kemampuan siswa menjawab pertanyaan dalam diskusi dalam

kriteria baik, g) keadaan siswa dengan lingkungan belajarnya dalam

kriteria sangat baik, h) kemampuan siswa dalam mengerjakan evaluasi

dalam kriteria baik, i) skor rata-rata kegiatan siswa pada pertemuan II

adalah 3,25 (baik).

2) Kegiatan Guru (lampiran 9 halaman 143)

a) Persiapan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dalam kriteria baik,

b) kegiatan apersepsi dalam kriteria kurang, c) pengelolaan kelas dalam

kriteria baik, d) pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran dalam

kriteria baik, e) kegiatan penyampaian materi melalui penerapan metode

STAD dalam kriteria baik, f) kegiatan tanya jawab dalam kriteria kurang,

g) diskusi dan penjelasan konsep dalam kriteria baik, h) perhatian guru

terhadap siswa dalam kriteria baik, i) pengembangan aplikasi dalam

kriteria baik, j) kemampuan menutup pelajaran dalam kriteria sangat baik,

k) skor rata-rata kegiatan guru pada pertemuan II adalah 2,80 (kurang).

Hasil pengamatan terhadap siswa pada siklus I menunjukkan adanya

peningkatan pada keaktifan siswa dan kemampuan siswa melakukan diskusi.

Itu berarti peran dan keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran semakin

meningkat. Dengan meningkatnya aktifitas siswa dalam proses pembelajaran

diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya.

Dari pengamatan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa pembelajaran

IPA yang dilaksanakan dengan menerapkan metode STAD pada siklus I dapat

ditarik simpulan keaktifan siswa belum maksimal, meskipun sudah ada

perubahan dari pertemuan I ke pertemuan II. Tetapi hasil yang diharapkan

belum dapat dicapai dengan baik

Page 60: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

59

d. Refleksi

Berdasarkan kumpulan data yang diperoleh dari kolaborasi dengan guru

kelas, peneliti memperoleh temuan bahwa : 1) Dalam proses pembelajaran

guru belum sepenuhnya mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran

yang telah dibuat sehingga masih terdapat poin-poin kegiatan yang tidak

dilaksanakan sesuai perencanaan. 2) Penerapan metode STAD dalam proses

pembelajaran IPA pada pokok bahasan sifat-sifat cahaya belum dilaksanakan

secara maksimal sesuai dengan perencanaan. 3) Siswa terlihat antusias dan

sangat bersemangat dalam belajar artinya pembelajaran sudah mulai berpusat

pada siswa, namun dalam kondisi tersebut masih banyak siswa yang tidak

mengerti makna pembelajaran yang sedang berlangsung. Banyak diantara

mereka yang hanya bermain dan tidak melakukan tugas mereka seharusnya. 4)

Guru masih dihadapkan pada masalah koordinasi antar kelompok agar mereka

saling bekerjasama karena siswa selalu berebut menggunakan alat peraga

dalam melakukan percobaan. 5) Proses pembelajaran lebih interaktif

dibandingkan sebelum menerapkan metode STAD. Guru dan siswa mulai aktif

berkomunikasi multi arah mengemukakan pendapat dan pertanyaan mengenai

materi pelajaran.

Berdasarkan refleksi pada kegiatan pada siklus 1 masih banyak

kekurangan serta kelemahan yang terjadi saat pembelajaran berlangsung, maka

peneliti mencari solusi dengan memberikan arahan kembali kepada siswa

tentang tahapan-tahapan kerja kelompok dengan menerapkan metode STAD.

Selain itu, peneliti juga mengubah jumlah anggota dalam kelompok dari 5-6

orang menjadi 4-5 orang pada masing-masing kelompok. Jadi, pada siklus II,

kelas dibagi menjadi 7 kelompok. Hal ini dilakukan dengan alasan agar

pembelajaran dapat berjalan efektif. Untuk kelancaran proses diskusi, peneliti

juga memberikan motivasi berupa penghargaan baik secara verbal maupun non

verbal kepada siswa agar mereka lebih berani lagi dalam menyampaikan

pendapat. Selain itu guru juga memberikan apersepsi yang lebih meningkatkan

motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut

maka peneliti mengadakan tindakan untuk siklus berikutnya.

Page 61: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

60

Adapun hasil yang diperoleh pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 3 di

bawah ini:

Tabel 3 : Data Nilai IPA Materi Sifat-sifat cahaya Siswa Kelas V SDN Dukuhan Kerten No. 58 Pada Siklus I

No Interval

Nilai Bb Ba Frekuensi

(fi) Nilai

Tengah (xi)

fixi Prosentase (%)

Keterangan

1 35-45 34,5 45,5 0 41 0 0 < KKM 2 46-56 45,5 56,5 4 52 208 11,76 < KKM 3 57-67 56,5 67,5 9 63 567 26,47 > KKM 4 68-78 67,5 78,5 13 74 962 38,24 > KKM 5 79-89 78,5 89,5 6 85 510 17,65 > KKM 6 90-100 89,5 100,5 2 96 192 5,88 > KKM

Jumlah 34 2439 100

Nilai rata-rata= 2439 : 34 = 71,74

Ketuntasan klasikal= 24 : 34 X 100 % = 70,59 %

Dari Tabel 3 Nilai IPA Materi Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V SDN

Dukuhan Kerten No. 58 setelah tindakan melalui penerapan metode STAD,

dapat disajikan dalam Gambar 5 sebagai berikut:

Page 62: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

61

Gambar 5 : Grafik Nilai IPA Materi Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V SDN Dukuhan Kerten No. 58 Pada Siklus I

Dari hasil penelitian siklus I, maka peneliti mengulas secara cermat

bahwa dilihat dari rata-rata hasil evaluasi siswa dengan penerapan metode

STAD sudah berhasil. Hal ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan

pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN Dukuhan

Kerten No. 58. Tetapi prosentase siswa yang nilainya di atas KKM belum

memenuhi indikator kinerja pada siklus I yaitu 75%. Oleh karena itu,

dilanjutkan pada siklus II dengan berpedoman pada hasil refleksi siklus I.

2. Tindakan siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Tiap-tiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 X 35 menit) yang dilaksanakan selama

dua minggu yaitu pada tanggal 27 April 2010 dan 6 Mei 2010. Pada siklus II ini

peneliti mengkaji hasil refleksi dari siklus I. Adapun tahapan-tahapan yang

dilaksanakan dalam siklus II adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pada siklus I telah diketahui

bahwa ada peningkatan pamahaman siswa terhadap materi pembelajaran IPA

tetapi belum maksimal. Hal tersebut ditunjukkan pada beberapa siswa yang

belum tuntas dalam pembelajaran IPA pada materi sifat-sifat cahaya.

Perencanaan pada siklus yang kedua ini adalah dengan melakukan

identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah sebagai

berikut:

1) Guru menyampaikan materi dan informasi pembelajaran dengan jelas dan

memberikan arahan kembali kepada siswa tentang tahapan-tahapan kerja

kelompok dengan menerapkan metode STAD.

2) Memberikan apersepsi yang bisa membuat siswa lebih bersemangat dalam

mengikuti pembelajaran

3) Memberikan motivasi kepada siswa misalnya dengan memberikan

penghargaan baik verbal maupun non verbal.

Page 63: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

62

4) Guru mengubah jumlah anggota dari masing-masing kelompok dari 5-6

orang menjadi 4-5 orang pada masing-masing kelompok.

5) Guru memperbaiki pengelolaan kelas dengan membuat pembelajaran yang

menarik siswa.

6) Guru tidak akan dominan dalam meberikan penjelasan pada siswa, dan yang

harus lebih aktif adalah siswa tapi tetap memberikan penjelasan yang benar

di akhir pembelajaran.

7) Guru akan menerapkan teknik reward dalam proses pembelajaran. Siswa

atau kelompok yang mampu mengerjakan soal dan menjelaskann hasil

pekerjaanya dengan benar maka akan di berikan hadiah.

Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun

2008 kelas V, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran

IPA dengan menerapkan metode STAD sebagai berikut:

1) Mempelajari KTSP dan silabus SD kelas V

Standar Kompetensi

6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya

atau model.

Kompetensi Dasar

6.1 Mendemonstrasikan sifat-sifat cahaya

2) Merencanakan pembelajaran dengan menerapkan metode STAD untuk dua

kali pertemuan dengan indikator: Mendemonstrasikan sifat cahaya

merambat lurus, mendemonstrasikan sifat cahaya menembus benda bening,

mendeskripsikan pengertian benda bening dan gelap, menyebutkan contoh

benda bening dan gelap, mendeskripsikan sifat-sifat cahaya mengenai

cermin datar dan lengkung (cekung dan cembung), dan dapat menunjukan

contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari melalui

percobaan

3) Menentukan pokok bahasan dan memberikan informasi kepada siswa

mengenai materi pelajaran yang akan dibahas dengan tujuan agar siswa

lebih mempersiapkan diri lagi dalam melakukan kegiatan pembelajaran .

4) Menyiapkan sumber belajar dan media yang sesuai.

Page 64: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

63

5) Mengembangkan format evaluasi.

6) Mengembangkan format observasi pembelajaran.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti mengulang materi pembelajaran dengan

menerapkan metode STAD. Pembelajaran yang telah disusun pada siklus II

dilaksanakan dua kali pertemuan.

1) Pertemuan I

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 27 April

2010. Pada pertemuan ini materi yang diajarkan adalah cahaya merambat

lurus dan menembus benda bening. Berikut ini dipaparkan kondisi riil yang

dialami selama proses belajar mengajar berlangsung.

Kegiatan diawali dengan doa bersama, mengabsen siswa dan

mengkondisikan siswa. Sebagai kegiatan awal guru mengajak siswa untuk

menyanyikan lagu favorit kelas V yaitu “Solo Berseri”, agar siswa lebih

bersemangat dalam mengikuti pembelajaran lalu guru melakukan tanya

jawab tentang sifat cahaya merambat lurus dan menembus benda bening.

Guru mempersiapkan model atau alat peraga yang dibutuhkan untuk

membuktikan bahwa cahaya merambat lurus dan menembus benda bening.

Kemudian siswa berkelompok seperti pada siklus I, tetapi pada siklus II

masing-masing kelompok dikurangi satu orang dan membentuk kelompok

baru (ditunjuk oleh guru), jadi pada siklus II setip kelompok terdiri dari 4-5

orang. Kemudian guru mempresentasikan materi yang akan disampaikan,

yaitu sifat cahaya merambat lurus dan menembus benda bening dengan

menggunakan sumber dan media pembelajaran yang telah dipersiapkan.

Ketua kelompok mengambil benda-benda sebagai alat-alat percobaan.

Guru menjelaskan langkah-langkah percobaan dengan susunan yang sesuai.

Siswa aktif bekerja dengan masing-masing kelompoknya. Ada yang

memegang LKS, ada pula yang menggunakan benda-benda yang ada untuk

melakukan percobaan. Jadi, sudah ada pembagian tugas dalam kelompok.

Pada saat siswa melakukan percobaan, guru mengisi formulir observasi

Page 65: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

64

aktivitas siswa untuk menilai proses kerja siswa dengan berkeliling ke-

setiap kelompok. Hal tersebut dapat pula meningkatkan motivasi siswa

dalam bekerja bersungguh-sungguh dan tidak main-main. Kegiatan guru

berkeliling ke-setiap kelompok juga digunakan sebagai aktivitas

membimbing siswa dalam mengisi LKS. Setelah selesai mengisi LKS,

seperti biasa setiap kelompok melaporkan hasil percobaan mereka secara

bergilir. Kelompok yang lainnya memberikan tanggapan. Pada siklus 2,

siswa sudah berani memberikan tanggapan dari hasil percobaan yang

disajikan kelompok lain. Kegiatan tanya jawab pun berlangsung secara

spontan antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa. Kegiatan

selanjutnya siswa mengerjakan evaluasi untuk mengetahui kedalaman

pemahaman siswa terhadap materi. Guru memberikan penghargaaan pada

kelompok maupun individu agar siswa tetap termotivasi dalam

melaksanakan pembelajaran.

Sebagai kegiatan penutup siswa dan guru membuat kesimpulan

tentang sifat cahaya merambat lurus dan menembus benda bening yang

telah didiskusikan dan melakukan refleksi. Guru memberikan kesempatan

kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas berkaitan dengan

materi yang telah dipelajari. Guru memberikan tugas kepada siswa sebagai

tindak lanjut dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.

2) Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2010. Materi sifat-sifat

cahaya pertemuan II pada siklus II ini adalah tentang sifat cahaya dapat

dipantulkan (sifat bayangan pada cermin datar, cekung dan cembung) serta

cahaya dapat dibiaskan.

Pada kegiatan awal guru meminta salah satu siswa untuk memimpin

doa. Setelah itu guru melakukan presensi. Sebelum memulai pembelajaran

guru memotivasi siswa dengan mengajak siswa menyanyikan lagu “Belajar

dimana-mana”, lagu kreasi guru sebagai penyemangat untuk memulai

pembelajaran. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang sifat-sifat

cahaya yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya agar siswa lebih siap

Page 66: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

65

dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan inti dimulai dengan membagi

kelompok separti pada pertemuan 1. Mereka kembali berkumpul dengan

rekan kelompok masing-masing. Ketua kelompok mengambil benda-benda

sebagai alat percobaan. Guru menjelaskan langkah-langkah percobaan. Pada

siklus 2 pertemuan II, siswa mulai terbiasa dengan tugas dan tanggung

jawab dalam melakukan percobaan. Mereka sudah terlihat tertib dan tidak

ada yang main-main, dengan petunjuk sederhana saja siswa sudah mengerti

apa yang harus mereka lakukan. Kemudian siswa melakukan percobaan

sesuai dengan langkah-langkah yang telah dijelaskan guru dan mengisi LKS

sesuai dengan hasil percobaan. Setiap anggota kelompok bekerja sesuai

dengan tugasnya masing- masing. Guru berkeliling memberikan arahan

dalam pelaksanaan percobaan sambil mengisi lembar observasi terhadap

siswa. Setelah selesai guru menyuruh tiap kelompok melaporkan hasil

percobaan secara bergiliretelah selesai guru menyuruh tiap kelompok

melaporkan hasil percobaan secara bergilir. Guru memilih siswa terbaik

dalam mengemukakan pendapat serta penyampaian laporan. Guru juga

memberikan penghargaaan pada kelompok maupun individu sehingga siswa

tetap antusias untuk berdiskusi dan mengungkapkan pendapat. Siswa

diminta untuk mengerjakan evaluasi secara individu.

Proses pembelajaran ditutup dengan penarikan kesimpulan tentang

materi yang telah didiskusikan dan melakukan refleksi. Sebagai tindak

lanjut, guru memberikan pesan-pesan kepada siswa untuk mempelajari sifat-

sifat cahaya agar siswa dapat menyelesaikan persoalan dalam kehidupan

sehari-harinya yang berhubungan dengan sifat-sifat cahaya. Pada akhir

siklus 2 guru juga mengumumkandan memberikan penghargaan pada

kelompok terbaik dangan skor tertinggi berdasarkan skor perolehan

kelompok (terdapat pada lampiran halaman 137).

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti mengadakan pengamatan terhadap sikap, perilaku

siswa selama pembelajaran berlangsung serta keterampilan guru dalam

mengajar dengan metode metode STAD pada materi fat-sifat cahaya. Adapun

Page 67: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

66

data hasil observasi menunjukkan bahwa siswa berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran. Siswa sudah memiliki motivasi dan keberanian untuk bertanya

dan mengungkapkan pendapatnya.

Hasil observasi siklus II:

Pertemuan I

1) Kegiatan Siswa (lampiran 10 halaman 161)

a) Kedisiplinan siswa dalam kriteria sangat baik, b) keaktifan siswa dalam

kriteria sangat baik, c) kemampuan siswa melakukan percobaan dalam

kriteria baik, d) keterampilan kooperatif siswa dalam kriteria sangat baik,

e) kenampakan sifat kooperatif pada saat melakukan diskusi dalam kriteria

sangat baik, f) kemampuan siswa menjawab pertanyaan dalam diskusi

dalam kriteria baik, g) keadaan siswa dengan lingkungan belajarnya dalam

kriteria sangat baik, h) kemampuan siswa dalam mengerjakan evaluasi

dalam kriteria baik, i) skor rata-rata kegiatan siswa pada pertemuan I

adalah 3,75 (baik).

2) Kegiatan Guru (lampiran 9 halaman 147)

a) Persiapan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dalam kriteria sangat

baik, b) kegiatan apersepsi dalam kriteria baik, c) pengelolaan kelas dalam

kriteria baik, d) pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran dalam

kriteria baik, e) kegiatan penyampaian materi melalui penerapan metode

STAD dalam kriteria sangat baik, f) kegiatan tanya jawab dalam kriteria

baik, g) diskusi dan penjelasan konsep dalam kriteria sangat baik, h)

perhatian guru terhadap siswa dalam kriteria sangat baik, i) pengembangan

aplikasi dalam kriteria baik, j) kemampuan menutup pelajaran dalam

kriteria sangat baik, k) skor rata-rata kegiatan guru pada pertemuan I

adalah 3,50 (baik).

Pertemuan II

1) Kegiatan Siswa (lampiran 10 halaman 164)

Kedisiplinan siswa dalam kriteria sangat baik, b) keaktifan siswa dalam

kriteria sangat baik, c) kemampuan siswa melakukan percobaan dalam

kriteria baik, d) keterampilan kooperatif siswa dalam kriteria sangat baik,

Page 68: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

67

e) kenampakan sifat kooperatif pada saat melakukan diskusi dalam kriteria

sangat baik, f) kemampuan siswa menjawab pertanyaan dalam diskusi

dalam kriteria baik, g) keadaan siswa dengan lingkungan belajarnya dalam

kriteria sangat baik, h) kemampuan siswa dalam mengerjakan evaluasi

dalam kriteria sangat baik, i) skor rata-rata kegiatan siswa pada pertemuan

II adalah 3,88 (baik).

2) Kegiatan Guru (lampiran 9 halaman 151)

a) Persiapan sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dalam kriteria sangat

baik, b) kegiatan apersepsi dalam kriteria baik, c) pengelolaan kelas dalam

kriteria sangat baik, d) pengelolaan waktu dalam proses pembelajaran

dalam kriteria baik, e) kegiatan penyampaian materi melalui penerapan

metode STAD, f) kegiatan tanya jawab dalam kriteria baik, g) diskusi dan

penjelasan konsep dalam kriteria sangat baik, h) perhatian guru terhadap

siswa dalam kriteria sangat baik, i) pengembangan aplikasi dalam kriteria

sangat baik, j) kemampuan menutup pelajaran dalam kriteria sangat baik,

k) skor rata-rata kegiatan guru pada pertemuan II adalah 3,70 (baik).

Dari pengamatan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa pembelajaran

IPA yang dilaksanakan dengan menerapkan metode STAD, pada siklus II

dapat ditarik simpulan aktifitas siswa sudah baik, sehingga hasil yang

diharapkan dapat dicapai dengan baik.

d. Refleksi

Pada tindakan silkus II, terdapat banyak sekali peningkatan hasil belajar

yang diperoleh siswa hal ini menunjukan bahwa pemahaman konsep siswa

terhadap materi sifat-sifat cahaya juga mengalami peningkatan dengan

diterapkannya metode STAD. Siswa lebih mudah menguasai konsep dengan

berdiskusi dengan teman sebayanya. Keaktifan siswa selama proses

pembelajaran serta kinerja guru dalam mengajar juga mengalami peningkatan.

Hal ini menunjukan bahwa penerapan metode STAD pada pembelajaran IPA

khususnya pokok bahasan sifat-sifat cahaya sangat efektif untuk meningkatkan

pemahaman konsep siswa.

Page 69: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

68

Adapun hasil yang diperoleh pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 4 di

bawah ini:

Tabel 4 : Data Nilai IPA Materi Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V SDN Dukuhan Kerten No. 58 Pada Siklus II

No Interval Nilai

Bb Ba Frekuensi (fi)

Nilai Tengah

(xi)

fixi Prosentase (%)

Keterangan

1 35-45 34,5 45,5 0 41 0 0 - 2 46-56 45,5 56,5 0 52 0 0 - 3 57-67 56,5 67,5 9 63 585 26,47 ≤ KKM 4 68-78 67,5 78,5 14 74 1036 41,18 > KKM 5 79-89 78,5 89,5 6 85 510 17,65 > KKM 6 90-100 89,5 100,5 5 96 480 14,71 > KKM

Jumlah 34 2611 100

Nilai rata-rata= 2611 : 34 = 76,79

Ketuntasan klasikal= 30 : 34 X 100 % = 88,24 %

Dari Tabel 4 nilai IPA Materi Sifat-sifat cahaya Siswa Kelas V SDN

Dukuhan Kerten No. 58 melalui penerapan metode STAD yang telah

diterangkan di atas, dapat disajikan dalam Gambar 6 sebagai berikut:

Gambar 6 : Grafik Nilai IPA Materi Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V SDN Dukuhan Kerten No.58 Pada Siklus II

Page 70: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

69

Dari hasil penelitian siklus II, maka peneliti mengulas secara cermat

bahwa dilihat dari rata-rata hasil evaluasi siswa dengan penerapan metode

STAD sudah berhasil. Hal ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan

pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN Dukuhan

Kerten. Prosentase siswa yang nilainya di atas KKM juga sudah memenuhi

indikator kinerja pada siklus II yaitu 85%, sehingga tidak perlu dilanjutkan

pada siklus berikutnya.

Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran melalui penerapan metode

STAD dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada siswa

kelas V SDN Dukuhan Kerten tahun ajaran 2009/ 2010.

D. Temuan Hasil Penelitian

Dengan melihat hasil penelitian dari beberapa tabel di atas, dapat

dideskripsikan sebagai berikut:

1. Data Hasil Evaluasi IPA Siswa Kelas V Sebelum Penerapan Metode STAD

Dari daftar nilai yang terdapat pada lampiran dapat diketahui bahwa hasil

evaluasi matematika sebelum tindakan yaitu siswa yang mendapat nilai 35-45

ada 4 siswa, mendapat nilai 46-56 ada 9 siswa, mendapat nilai 57-67 ada 12

siswa, mendapat nilai 68-78 ada 6 siswa, mendapat nilai 79-89 ada 3 siswa,

dan tidak ada yang mendapat nilai 90-100. Dengan demikian nilai rata-rata

yang diperoleh siswa yaitu 61,38. Siswa yang mendapat nilai < 63 (KKM)

sebanyak 18 siswa atau 52,94% dan siswa yang mendapat nilai ≥ 63 (KKM)

sebanyak 16 siswa atau 47,06%.

2. Data Hasil Evaluasi Matematika Siswa Kelas V Siklus I

Dari daftar nilai yang terdapat pada lampiran dapat diketahui bahwa nilai

evaluasi IPA materi sifat-sifat cahaya pada siklus I yang terdiri atas 2

pertemuan yaitu sebagai berikut:

a. Pada pertemuan pertama tidak ada siswa yang memperoleh nilai 35-45, nilai

46-56 ada 4 siswa, nilai 57-67 ada 8 siswa, mendapat nilai 68-78 ada 16

siswa, nilai 79-89 ada 3 siswa, nilainya 90-100 ada 3 siswa. Dengan

Page 71: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

70

demikian rata-rata nilai yang diperoleh siswa sebesar 72,2. Siswa yang

mendapat nilai < 63 (KKM) sebanyak 8 siswa atau 23,53% dan siswa yang

mendapat nilai ≥ 63 (KKM) sebanyak 26 siswa atau 76,47%.

b. Pada pertemuan kedua siswa yang memperoleh nilai 35-45 ada 1 siswa,

nilai 46-56 ada 3 siswa, mendapat nilai 57-67 ada 12 siswa, nilai 68-78 ada

11 siswa, nilainya 79-89 ada 5 siswa, dan siswa yang mendapat nilai 90-100

adalah 2 siswa. Dengan demikian rata-rata nilai yang diperoleh siswa

sebesar 70,82. Siswa yang mendapat nilai < 63 (KKM) sebanyak 10 siswa

atau 29,41% dan siswa yang mendapat nilai ≥ 63 (KKM) sebanyak 24 siswa

atau 70,59%.

Nilai rata-rata siswa dari hasil evaluasi pada pertemuan pertama dan

pertemuan kedua sikus I adalah 71,74. Siswa yang mendapat nilai < 63 (KKM)

sebanyak 10 siswa atau 29,41% dan mendapat nilai ≥ 63 (KKM) sebanyak 24

siswa atau 70,59%.

3. Data Hasil Evaluasi Matematika Siswa Kelas V Siklus II

Dari daftar nilai yang terdapat pada lampiran dapat diketahui bahwa nilai

evaluasi IPA materi sifat-sifat cahaya pada siklus II yang terdiri atas 2

pertemuan yaitu sebagai berikut:

a. Pada pertemuan pertama tidak ada siswa yang memperoleh nilai 35-45 dan

46-56, mendapat nilai 57-67 ada 8 siswa, nilai 68-78 ada 13 siswa, nilainya

79-89 ada 7 siswa, dan siswa yang mendapat nilai 90-100 adalah 6 siswa.

Dengan demikian rata-rata nilai yang diperoleh siswa sebesar 78,03. Siswa

yang mendapat nilai < 63 (KKM) ada 1 siswa atau 2,94% dan siswa yang

mendapat nilai ≥ 63 (KKM) ada 33 siswa atau 97,6%.

b. Pada pertemuan kedua tidak ada siswa yang memperoleh nilai 35-45 dan

46-56, mendapat nilai 57-67 ada 10 siswa, nilai 68-78 ada 11 siswa, nilainya

79-89 ada 7 siswa, siswa yang mendapat nilai 90-100 adalah 6 siswa.

Dengan demikian rata-rata nilai yang diperoleh siswa sebesar 77,5. Siswa

yang mendapat nilai < 63 (KKM) ada 7 siswa atau 20,59% dan siswa yang

mendapat nilai ≥ 63 (KKM) sebanyak 27 siswa atau 79,41%.

Page 72: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

71

Nilai rata-rata dari hasil evaluasi pada pertemuan I dan pertemuan II pada

siklus II adalah 76,79. Siswa yang mendapat nilai < 63 (KKM) sebanyak 4

siswa atau 11,76% dan siswa yang mendapat nilai ≥ 63 (KKM) sebanyak 30

siswa atau 88,24%.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Dengan melihat temuan hasil penelitian di atas dapat diketahui adanya

peningkatan proses pembelajaran terutama pemahaman konsep sifat-sifat cahaya

pada masing-masing siklus melalui penerapan metode STAD. Peningkatan terlihat

dari perhitungan rata-rata nilai belajar yang diperoleh siswa pada kondisi awal

sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan siklus I dan

silkus II yang masing-masimg siklusnya dilaksanakan dua kali pertemuan. Hal ini

dapat dilihat pada Tabel 5 seperti berikut:

Tabel 5 : Perbandingan perolehan nilai IPA materi sifat-sifat cahaya dari sebelum tindakan, siklus I dan siklus II

No Kelas interval Frekuensi

Sebelum Tindakan

Siklus 1 Silkus 2

1 35-45 4 0 0

2 46-56 9 4 0

3 57-67 12 9 9

4 68-78 6 13 14

5 79-89 3 6 6

6 90-100 0 2 5

Page 73: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

72

Dari Tabel 5 perbandingan perolehan nilai IPA materi sifat-sifat cahaya

melalui penerapan metode STAD di atas dapat dibuat Gambar 7 sebagai berikut:

Gambar 7 : Grafik Perbandingan Perolehan Nilai IPA Materi Sifat-Sifat Cahaya dari Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus II

Tabel 6 : Perbandingan Nilai Rata-rata dan Prosentase nilai ≥ 63 (KKM) IPA

Materi Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas V SDN Dukuhan Kerten No. 58 Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

No Pembelajaran Matematika

Sebelum Tindakan

Sesudah Dilaksanakan Tindakan

Siklus I Siklus II 1 Nilai rata-rata 61,38 71,74 76,79 2 Prosentase 47,06% 70,59% 88,24%

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa prosentase jumlah siswa

yang memperoleh nilai ³ 63 (KKM) mengalami peningkatan yang signifikan,

yaitu sebelun tinadakan hanya 47,06%. Pada siklus I meningkat menjadi 70,59%

dan 88,24% pada siklus II. Selain itu, nilai rata-rata IPA materi sifat-sifat cahaya

Page 74: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

73

juga mengalami peningkatan yaitu sebelum tindakan 61,38. Kemudian meningkat

menjadi 71,74 pada siklus I dan 76,79 pada siklus II. Hal ini merefleksikan bahwa

pembelajaran IPA yang dilaksanakan oleh guru dapat dinyatakan berhasil.

Dari Tabel 6 Nilai Rata-rata IPA dan prosentase nilai ≥ 63 (KKM) melalui

penerapan metode STAD dapat disajikan dalam Gambar 8 sebagai berikut:

Gambar 8 : Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata dan Prosentase nilai ≥ 63 (KKM) IPA Materi Sifat-sifat Cahaya Siswa Kelas

V SDN Dukuhan Kerten No. 58 Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II

Tabel 7 : Perbandingan Aktivitas Siswa dan Guru pada dalam

ProsesPembelajaran Pada Siklus I, dan Siklus II No Jenis Siklus I Siklus II

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2 1 Aktivitas Siswa 2,75 (kurang) 3,25 (baik) 3,75 (baik) 3,88 (baik)

2 Aktifitas Guru 2,60 (kurang) 2,80 (kurang) 3,50 (baik) 3,70 (baik)

Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa aktivitas siswa pada siklus I,

pertemuan pertama skor rata-ratanya yaitu 2,75 (termasuk kategori kurang), pada

pertemuan kedua meningkat menjadi 3,25 (termasuk kategori baik). Pada siklus

II, pertemuan pertama skor rata-ratanya meningkat menjadi 3,75 (termasuk

kategori baik), kemudian meningkat lagi menjadi 3,88 (termasuk kategori baik)

pada pertemuan kedua.

Page 75: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

74

Aktivitas guru pada siklus I, pertemuan pertama skor rata-ratanya yaitu

2,60 (termasuk kategori kurang), pada pertemuan kedua meningkat menjadi 2,80

(termasuk kategori kurang). Pada siklus II, pertemuan pertama skor rata-ratanya

meningkat menjadi 3,50 (termasuk kategori baik), kemudian meningkat lagi

menjadi 3,70 (termasuk kategori baik) pada pertemuan kedua.

Hal ini merefleksikan bahwa proses pembelajaran IPA yang dilaksanakan

oleh guru dapat dinyatakan berhasil karena terjadi peningkatan aktivitas siswa dan

aktivitas guru pada setiap siklusnya.

Hambatan-hambatan yang ditemui pada masing-masing siklus berbeda-

beda, antara lain: pada siklus I hambatan yang dijumpai adalah 1) Dengan jumlah

anggota tiap kelompok 5-6 membuat siswa yang malas menggantungkan diri pada

siswa yang mereka anggap lebih pandai dan tidak mau melakukan percobaan,

hanya bermain- main dengan alat-alat parcobaan dan mengganggu teman yang

lain. 2) guru terlalu cepat dalam menyampaikan langkah-langkah percobaan. 3)

Guru belum memberikan motivasi baik pada individu maupun kelompok sehingga

siswa masih belum barani dalam menjawab pertanyaan atau mengungkapkan

gagasannya dalam kelompok, dan belum dapat mengkondisikan siswa ke arah

pembelajaran yang kondusif.

Upaya untuk mengatasi hambatan yang ada pada siklus I yang dilaksanakan

di siklus II dalam upaya perbaikan adalah dengan guru mengurangi jumlah

anggota kelompok menjadi 4-5 siswa tiap kelompok. Guru memberikan beberapa

informasi secara tepat dan bertahap, mengarahkan, dan membimbing kegiatan

siswa dalam melakukan percobaan dan memberikan motivasi berupa penghargaan

baik secara verbal maupun non verbal kepada siswa agar mereka lebih berani lagi

dalam menyampaikan pendapat. Pembelajaran pada siklus II sudah tidak ada

hambatan yang berarti.

Jadi pembelajaran dengan menerapkan metode STAD dapat meningkatkan

pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SD Negeri Dukuhan

Kerten tahun ajaran 2009/ 2010. Hal ini terjadi Karena pembelajaran dengan

metode STAD dapat meningkatkan kerjasama dalam kelompok , sehingga siswa

lebih memahami suatu konsep dengan bertanya dan bertukar pikiran dengan

teman sebayanya dan guru hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator.

Page 76: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

75

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan pada

pembelajaran IPA dengan menerapkan metode STAD, pada siswa kelas V

SDN Dukuhan Kerten No. 58 Kecamatan Laweyan Kota Surakarta selama dua

siklus dapat ditarik simpulan bahwa penerapan metode STAD terbukti dapat

meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN

Dukuhan Kerten No. 58 Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Peningkatan

pemahaman konsep sifat-sifat cahaya tersebut dibuktikan dengan adanya

peningkatan pada rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal yang diperoleh siswa

pada setiap siklus. Data awal yang diperoleh sebelum dilaksanakan tindakan

yaitu rata-rata kelas mencapai 61,38 dengan ketuntasan klasikal 47,06%, pada

siklus I rata-rata kelas meningkat menjadi 71,74 dan ketuntasan klasikal

meningkat menjadi 70,59%. Pada siklus II rata-rata kelas meningkat menjadi

76,79 dan ketuntasan klasikal semakin meningkat menjadi 88,24%.

Bertolak dari uraian di atas, dapat membuktikan kebenaran hipotesis

yang telah dirumuskan sebelumnya. Melalui penerapan metode “Student Team

Achievement Division” (STAD) dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat-

sifat cahaya pada siswa kelas V SDN Dukuhan Kerten No.58 Surakarta Tahun

Ajaran 2009/2010.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa Melalui

penerapan Metode “Student Team Achievement Division” (STAD) dapat

meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V SDN

Dukuhan Kerten No.58 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010. Sehubungan

dengan penelitian ini maka dapat dikemukakan beberapa implikasi hasil

penelitian sebagai berikut:

Page 77: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

76

1. Memberikan informasi bagi guru bahwa dengan penerapan metode STAD

dapat meningkatkan pemahaman konsep sifat-sifat cahaya.

2. Mendorong siswa untuk memiliki keberanian dalam mengungkapkan

pendapat, bekerjasama dengan sesama anggota kelompoknya, dan

mengembangkan kreativitas, serta inisiatifnya untuk menunjang proses

pembelajaran.

3. Menunjukkan pentingnya menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi

dan inovatif, salah satunya adalah metode STAD yang terbukti dapat

menciptakan suasana belajar yang bermakna sehingga meningkatkan

pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran.

4. Menunjukkan peran siswa yang lebih aktif sebagai pusat pembelajaran

dalam mata pelajaran IPA melalui penerapan metode STAD, sehingga

materi yang diperoleh siswa bukan hanya sekedar hafalan tetapi sebuah

pemahaman tentang suatu konsep dalam mata pelajaran IPA.

C. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa

saran yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,

antara lain:

1. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah mengupayakan pelatihan atau sosialisasi bagi guru

mengenai metode pembelajaran yang bervariasi dan inovatif untuk dapat

mendukung pelaksanaan pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat

tercapai sesuai dengan harapan.

2. Bagi Guru

a. Hendaknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan

merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga peran

siswa lebih besar dan pembelajaran akan menjadi lebih aktif dan

bermakna. Hal ini membuat siswa tidak mudah bosan dan tetap

termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran yang pada akhirnya

dapat meningkatkan pemahaman konsep pada materi pelajaran.

Page 78: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

77

b. Hendaknya para guru khususnya guru IPA menggunakan metode STAD

dalam melaksanakan pembelajaran. Karena dengan metode STAD siswa

menjadi lebih aktif dalam pembelajaran, sehingga menjadikan proses dan

hasil belajar menjadi lebih baik.

c. Hendaknya para guru menumbuhkan kerjasama dan semangat gotong

royong dalam pembelajaran aga terjadi interaksi yang harmonis antara

siswa dengan suiswa, siswa dengan guru, dan guru dengan guru. Karena

dengan kerjasama dan semangat gotong royong akan membentuk

masyarakat belajar yang harmonis.

3. Bagi Siswa

a. Setiap siswa hendaknya dapat menjalin hubungan baik dengan guru agar

proses belajar mengajar terasa nyaman dan menyenangkan.

b. Siswa hendaknya lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran

di kelas.

4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti menyadari bahwa penelitian yang sudah dilakukan ini masih

memiliki kekurangan untuk itu bagi peneliti yang ingin mengkaji lebih jauh

tentang permasalahan yang sama dengan penelitian ini hendaknya lebih

cermat dan mengupayakan pengkajian teori-teori lebih dalam yang

berkaitan dengan metode STAD guna melengkapi kekurangan yang ada

agar diperoleh hasil yang lebih baik.

Page 79: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

78

DAFTAR PUSTAKA

Amir. 2007. Dasar-dasar Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: UNS Press

Ahmad Yasin. 2009. (http://fikriam.blogspot.com/2009/05/meningkatkan-pemahaman-konsep-siswa_22.html diakses tanggal 4 Januari 2010

Anita Lie. 2008. Cooperatif Learning.Jakarta: PT. Grasindo

Anwar holil. 2007. Pembelajaran Kooperatif. http://anwarholil.blogspot.com/2007/09/pendidikan-inovatif.html diakses tanggal 07 Oktober 2009

Arthur K. Ellis. 1998. Teaching and Learning Elementary Social Studies. USA : Viacom Company

Depdikbud. 1994. GBPP Kelas V SD Kurikulum Pendidikan Dasar. Jakarta : CV. Duta Nusindo

Depdiknas. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Depdiknas

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh. 1999. Konsep Dasar IPS. Depdikbud

Hairudin, dkk. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Ina Karlina. 2008. Pembelajaran Kooperatif sebagai Salah Satu Strategi Membangun Pengetahuan Siswa. http://www.sd-binatalenta.com/images/artikel_ina.pdf diakses tanggal 07 Oktober 2009

Inggridwati Kurnia, dkk. 2007. Perkembangan Belajar Peserta Didik. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Isjoni. 2009. Cooperatif Lerning. Bandung: Alfabeta

Iskandar, Srini M. 2001. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: C.V Maulana

Larasati. (http://www.scribd.com/doc/17087298/Karakteristik-Pembelajaran-IPA-SD diakses tanggal 6 Desember 2009

Page 80: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

79

Leo sutrisno, Hery kresnadi dan Kartono. 2007. Pengembangan IPA di SD. Jakarta : Departeman Pendidikan Nasional

Lexy J. Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Linda Lundgren.1994. Cooperative Learning. New York

Nana Sudjana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Made Wena. 2009. Stategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta : Bumi Aksara

Muhammad Faiq Dzaki. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif. http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/ diakses tanggal 19 Maret 2009

Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya

Ngalim Purwanto. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya

Ngadi. 2009. Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Bilangan Pecahan Bagi Siswa SD Jati 2 kecamatan Jati kabupaten Blora Semesret 2 Tahun Ajaran 2008/2009.

NN. 2009. Pembelajaran Kooperatif. www.ditnaga-dikti.org. diakses tanggal 7 Oktober 2009

NN. (http://matematika.upi.edu/index.php/) diakses tanggal 20 Oktober 2009 NN. (http://id.answers.yahoo.com) diakses tanggal 18 Mei 2010

NN. 2009. (http://ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/26/pengertian-metode.html diakses tanggal 7 September 2009

Nyimas Aisyah. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Robertta H. Barba. 1998. Science in the Multicultural Classroom. USA : Viacom Company

Page 81: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

80

Ruminiati. 2007. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta : Depratemen Pendididkan Nasional

Salimatul Hidayah. 2009. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan TAI Ditinjau dari Aktivitas Belajar Pada Pokok Bahasan Getaran dan Gelombang untuk Siswa SMP. Skripsi. Surakarta: UNS

Soedjiran dan Mulyono. 1998. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta : PT. Sinar Hudaya

Slavin. 2008. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media

Sugiyanto. 2008. Model-model Pembelajaran. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Suhardjono, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Suharsimi Arikunto, Suharjo dan Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. bumi Aksara

Sujarwo. ( http :// lib . a t ma jaya. ac. id/ default aspx?tabID = 61&src=k&id=154753) diakses tanggal 25 Mei 2010

Suryabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Sutopo H. B. 1996. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Depdikbud UNS.

Tim. 2007. Stategi Belajar Mengajar. Surakarta : Tim FKIP UNS

Toha Anggoro, dkk.2002. metode penelitian. Jakarta :Universitas Terbuka

Tom V. Savage dan David G. Armstrong. 2000. Effective Teching In Elementary Social Studies. New Jersey

Widayati. 2006. Eksperimentasi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Pokok Bahasan Trigonometri Ditinjau dari Kemampuan awal Siswa Kelas x SMA Negeri 1 Teras Boyolali. Skripsi. Surakarta:UNS

Page 82: PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA …... · Menurut Leo Sutrisno, dkk ... Hal ini ditunjukkkan dengan perolehan nilai ulangan harian ... memunculkan strategi-strategi

81

Wiwin setyowati. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Fisika di SMAN 8 Surakarta. Skripsi. Surakarta: UNS

Yona Kristianto Mutiasmoro. 2009. Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Team Achievement Division (STAD) Pada Pokok Bahasan Perbandingan Dan Fungsi Trigonometri Sub Pokok Bahasan Aturan Sinus Cosinus Dan Luas Segitiga Pada Kelas X-2 Di SMA Masehi 1 PSAK, Jl Pasir Mas Raya No1 Semarang. Skripsi. Semarang : UNNES