peningkatan pemahaman konsep pada materi pidato …digilib.uinsby.ac.id/42812/2/emhani ainun...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PADA MATERI PIDATO
DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
MIND MAPPING DI KELAS VI MI RADEN PAKU CENDORO
DAWARBLANDONG MOJOKERTO
SKRIPSI
Oleh :
EMHANI AINUN NAHDLIYAH
NIM. D07216011
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGAM STUDI PGMI
JULI 2020
\
ii
ii
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
ABSTRAK
Emhani Ainun Nahdliyah 2020. Peningkatan Pemahaman Konsep Pada Materi
Pidato Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping
Di Kelas VI MI Raden Paku Cendoro Dawarblandong Mojokerto.
Dosen Pembimbing : Dr. Jauharoti Alfin.M.Si, M.Bahri Mustofa.M.Pd.I.
M.Pd
Kata Kunci: Pemahaman Konsep, Pidato, Mind Mapping.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman pada peserta
didik kelas VI MI Raden Paku Cendoro Dawarblandong Mojokerto pada
pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan kurang pemahaman peserta
didik, konsentrasi dalam menerima pelajaran, kurang mencermati ketika guru
memberikan materi. Berdasarkan hasil prasiklus dapat diketahui dari 27 peserta
didik hanya 20 siswa yang tuntas KKM. Nilai rata-rata hanya 77.5 dengan
persentase ketuntasan 74.0%.
Tujuan dalam penelitian ini yaitu: (1) Untuk mengetahui penerapan model
pembelajaran Mind Maping materi pidato pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
peserta didik di kelas VI MI Raden Paku Cendoro Dawarblandong Mojokerto, (2)
Untuk mengetahui pemahaman peserta didik dengan penerapan model
pembelajaran Mind Maping materi pidato pada mata pelajaran bahasa Indonesia di
kelas VI MI Raden Paku Cendoro Dawarblandong Mojokerto.
Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan kelas (PTK) Kurt
Lewwin yang terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
dan refleksi yang dilakukan melalui 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah peserta
didik kelas VI MI Raden Paku Cendoro Dawarblandong Mojokerto dengan
jumlah 27 peserta didik. Pengumpulan data ini melalui dilakukan dengan
menggunakan tes, observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian adalah sebagai berikut :(1) Penerapan model pembelajaran
Mind Mapping berjalan sesuai dengan perencanaan. Pada siklus I skor hasil
observasi aktivitas guru adalah 88.3 ( Sangat Baik) dan pada siklus II meningkat
96.6 (Sangat Baik). Sedangkan skor hasil observasi aktivitas peserta didik adalah
78.3 (Cukup Baik) dan pada siklus II meningkat 86.6 (Baik). Peningkatan
pemahaman konsep pada materi pidato mengalami peningkatan. Hal ini
dibuktikan dari siklus I peserta didik memperoleh nilai rata-rata 83.3 (Baik) dan
skor persentase ketuntasan belajar peserta didik 85.1 %. Mengalami peningkatan
pada siklus II dengan nilai rata-rata 87.4 (Baik) dan skor persentase ketutasan
hasil belajar peserta didik 92.5% (Sangat Baik)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
iii
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL …………………………………………………. i
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… ii
HALAMAN MOTTO…………………………………………………… iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN…………………… iv
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI………………… v
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI………………… vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ……………
ABSTRAK……………………………………………………………. vii
KATA PENGANTAR………………………………………………… viii
DAFTAR ISI………………………………………………………….. xii
DAFTAR TABEL……………………………………………………… xv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………….. xvi
DAFTAR GRAFIK…………………………………………………….. xvii
DAFTAR RUMUS ……………………………………………………. xviii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………. xix
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7
C. Tindakan yang dipilih .................................................................. 7
D. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8
E. Lingkup Penelitian ....................................................................... 8
F. Signifikasi Penelitian ................................................................. 10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pemahaman Konsep
1. Pengertian pemahaman ....................................................... 12
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
iv
iv
2. Pengertian Konsep ............................................................. 13
3. Tingkatan-Tingkatan Pemahaman ..................................... 15
4. Indikator Pemahaman ......................................................... 16
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman ................ 17
6. Evaluasi Pemahaman ......................................................... 20
B. Pidato
1. Pengertian Pidato .............................................................. 21
2. Struktur Teks pidato .......................................................... 23
3. Tujuan dan Fungsi pidato .................................................. 24
C. Model Pembelajaran Koperatif Tipe Mind Mapping
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ..................... 25
2. Model Mind Mapping ....................................................... 27
3. Langkah-Langkah Model Mind Mapping ......................... 28
4. Kelebihan dan kelemahan Model Mind Mapping ............. 29
BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. Metode Penelitian .............................................................. 31
B. Setting Penelitian .............................................................. 34
1. Setting Penelitian .............................................................. 34
2. Karakteristik Subyek Penelitian ........................................... 34
C. Variabel Yang Diteliti .............................................................. 34
1. Variabel Input .............................................................. 34
2. Variabel Proses .............................................................. 34
3. Variabel Output .............................................................. 34
D. Rencana Tindakan .............................................................. 34
E. Data dan Cara Pengumpulan Data ............................................. 38
1. Data .............................................................. 38
2. Sumber Data .............................................................. 39
3. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 40
4. Analisis Data .............................................................. 41
F. Indikator Kinerja .............................................................. 43
G. Tim Peneliti dan Tugasnya......................................................... 44
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
v
v
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ………………………………………………….. 46
B. Pembahasan ……………………………………………………….66
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan ................................................................................ 75
2. Saran ........................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan utama untuk manusia dalam
realita kehidupan, sehingga tiap pribadi yang baru lahir memiliki jenis
pengetahuan yang bervariasi dalam dirinya, dengan adanya pengajaran
diharapkan manusia mampu memiliki kemampuan yang maju,
berkembang serta berkualitas untuk mencapai hidup agar manusia lebih
terarah dalam pola hidupnya.1Dengan hal itu dapat membentuk peserta
didik memiliki kemampuan berfikir secara kritis, inovatif serta memiliki
kemauan bekerjasama agar mampu menyelesaikan permasalahan yang
dihadapi, serta dapat dijadikan pedoman penting dalam menyukseskan
pembangunan masyarakat.2 Di sisi lain, pendidikan merupakan perbuatan
sadar untuk menciptakan suasana pembelajaran yang layak untuk belajar,
berkomunikasi, menyampaikan pendapat, meningkatkan prestasi dan cara
menjadi orang yang memiliki budi pekerti.3
Kurikulum 2013 merupakan salah satu kurikulum yang sekarang
ini diberlakukan pada semua tingkatan atau tahap pendidikan yang
berkelanjutan. Kurikulum ini awal ditentukan mulai tahun 2013 di MI
Raden Paku Cendoro Dawarblandong Mojokerto secara aktif sudah
berlaku pada pembelajaran tematik pada tahun 2017/2018 dan sampai
1 Afrianto Irawan, “Collaborative Learning System Sebuah Alternatif Konten C- Generation Dan
Flagship Detiknas,” Majalah Ilmiah UNIKOM,Vol.8, No.1 2011.69. 2 Resamalia Aguslimayanti, “Implementasi Pembelajaran Tematik Dalam Pemahaman Konsep
Pidato Peserta Didik Kelas III MI Madani Alauddin Pao-Pao” (Makassar, UIN Alauddin, 2017). 3 Wulan Sari Putri Oktavia, “Pengaruh Pembelajaran Saintifik Example Non Example Terhadap
Minat Belajar,” Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar 3 (2019) 324–31.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2
2
sekarang sudah mulai tahun ketiga. Perangkat pembelajaran yang
dikembangkan di Madrasah Ibtidaiyah Raden Paku Cendoro
Dawarblandong Mojokerto tahun ini sudah mengikuti perkembangan
kurikulum, yakni menggunakan pembelajaran perangkat 2013 awal kelas
satu sampai kelas enam. Untuk tahun sebelumnya hanya kelas satu sampai
kelas empat dan terus berkembang dari setiap tahunnya, dan kelas yang
lain masih tetap menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Untuk tahun sekarang hampir seluruh kelas menggunakan
pembelajaran berbasis Saintifik atau disebut pembelajaran Tematik.4
Dalam pendidikan tingkat SD/MI telah diterapkan pada pembelajaran
saintifik yang mana peserta didik dituntut aktif dan guru sebagai fasilitator.
Perlu diadakannya pembelajaran saintifik untuk membentuk
peserta didik inovatif, produktif, kreatif, serta melatih menumbuhkan rasa
kemandirian dan keberanian yang kuat dalam dirinya melalui sikap
religius, sosial, keterampilan dan pengetahuan. Di dalam kurikulum
tersebut terdiri tiga aspek yang meliputi spiritual, kognitif serta
keterampilan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan aspek yang dimiliki oleh
peserta didik yang diajarkan dalam pembelajaran di madrasah. Dalam
proses pembelajaran peserta didik dilatih menggali pengetahuan melalui
pengalaman yang dimilikinya, sehingga mampu mengetahui dan
mempraktekkan pengetahuan juga melatih untuk berdinamika untuk
menyelesaikan masalah kemudian menemukan solusi yang tepat untuk
mengatasinya.
4 Sumarni, “Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 Di Madrasah,” Jurnal Penelitian Pendidikan
Agama Dan Keagamaa 15 (Desember 2017): 387–404.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3
3
Implementasi Pembelajaran Saintifik pada mata pelajaran bahasa
Indonesia sekarang ini berbasis teks sebagai alat dalam pelaksanaan
pembelajaran, baik secara lisan maupun tulisan dengan meletakkan
sebagai sumber pengetahuan.5 Diantara beberapa mata pelajaran yang lain,
yang merupakan pelajaran pokok yang terdapat tingkat Madrasah
Ibtidaiyah adalah mata pelajaran bahasa Indonesia. Belajar bahasa pada
dasarnya merupakan berlatih untuk komunikasi. Dalam pembelajaran
bahasa Indonesia bertujuan dapat menumbuhkan potensi pada siswa
berlatih, baik melalui lisan maupun tulisan secara tertentu dengan bahasa
yang baik dan benar.6
Dalam Peraturan Negara Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional menjelaskan kurikulum merupakan seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan untuk pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Proses
pembelajaran lebih menekankan pada kompetensi peserta didik yang
berbeda dari kurikulum sebelumnya, yang mana guru menggunakan
pembelajaran secara langsung dan membuat peserta didik pasif. Hal itu
dikatakan kurikulum 2013 atau yang disebut pembelajaran tematik, yang
mana peserta didik menjadi aktif, inovatif serta kreatif. Kurikulum ini
menekankan pada pencapaian kompetensi peserta didik dan
5 Wahyu Haerul Min, “Pembelajarann Menelaah Struktur Teks Eksplanasi Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 2 Salomekko Kabupaten Bone,” Jurnal Pendidikan, 2019. 6 Aningsih, “ Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Melalui Strategi
Directed Reading Thingking Activity (DRTA) di Kelas III SD Bani Saleh 2 Bekasi Pada Pelajaran
Bahasa Indonesia”. Jurnal Pedagogik. Vol, V No.2, September 2017. 22.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4
4
pembelajarannya menggunakan saintifik dan mengikutsertakan peserta
didik aktif dalam proses pembelajaran.7
Model pembelajaran diartikan sebagai bentuk pendekatan yang
dilakukan dalam proses pelaksanaan pembelajaran yang tergambar dari
pendahuluan hingga akhir untuk memperoleh tujuan belajar yang dicapai.
Salah satunya model pembelajaran yang mampu mengaktifkan peserta
didik dalam proses pembelajaran adalah Mind Mapping. Model Mind
Mapping merupakan bentuk pembelajaran yang cocok digunakan dalam
pembelajaran dalam mata pelajaran bahasa Indonesia karena lebih sesuai
diterapkan dari model-model yang lain. Model tersebut dibentuk dari ide-
ide terbentuk dalam bentuk peta pikiran yang dapat disesuaikan dengan
materi yang di pelajari. Model ini bertujuan untuk memetakan pikiran,
ide-ide, konsep yang ada pada bacaan kemudian digambarkan oleh peserta
didik dalam bentuk ilustrasi grafis. Dalam penerapan model ini,
pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan lancar apabila dibantu
dengan menggunakan media pembelajaran dengan materi yang sesuai
serta dapat mendukung dalam kegiatan belajar siswa.
Pidato adalah penyampaian pikiran, ide dalam bentuk kata-kata
yang disampaikan kepada orang banyak. Pada umumnya pidato
disampaikan orang terhormat atau orang yang berkedudukan dalam situasi
formal dengan tujuan menyampaikan informasi penting bagi orang-orang
yang tergabung dalam acara tersebut. Pidato biasanya digunakan pada
waktu acara khusus misalnya peringatan-peringatan, seminar, rapat besar.
7 Undang-Undang, nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5
5
Di dalam pidato tersebut membawa pesan positif untuk orang-orang yang
mendengarkan pidato tersebut.8 Menurut Hasnun, berpidato merupakan
kegiatan berbicara di hadapan umum, namun tidak semua pembicaraan
dapat dikatakan sebagai pidato Tujuan pidato memiliki banyak ragam
bergantung dari keadaan, situasi, dan apa yang dikehendaki oleh
pembicara.9
Dari data observasi yang diperoleh peneliti pada tanggal 20
Oktober 2019 pukul 08.00 bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia yang
dilaksanakan kurang aktif dan kondusif karena peserta didik dirasa masih
kesulitan dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru. Faktor
yang menyebabkan rendahnya kemampuan peserta didik, yaitu kurang
konsentrasi dalam menerima pelajaran, kurang mencermati ketika guru
memberikan materi. Dalam proses pembelajaran terutama dalam
pembelajaran bahasa Indonesia masih ditemukan kendala-kendala dalam
proses pembelajaran, juga disebabkan guru yang mengajar hanya
berpedoman dengan buku pegangan, akan tetapi guru mengkaitkan dalam
kehidupan sehari-hari yang ada hubungannya dengan materi yang
diajarkan, sehingga peserta didik kurang aktif dan kreatif.10
Dari data wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru
kelas 6 menjelaskan ketika peserta siswa diberi tugas ountuk membuat
pidato atau membaca pidato dengan alasan ada yang tidak mau karena
8 Ertin Dwi Septiviani, “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Pidato Dengan Model
Pembelajaran Coperative Group Investigation Pada Siswa Kelas X-A SMA Negeri 1 Samalatan,”
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia 1 (Maret 2016): 1–5. 9 Kusuma Linda, “ Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Pidato Menggunakan Metode Peta
Pikiran Dengan Media Kartu Tema Pada Siswa Kelas X BB SMK Muhammadiyah 2 Boja”.
(Semarang, Universitas Negeri Semarang, 2017) 10
Hasil Observasi Pembelajaran Bahasa Indonesia pada tanggal 20 Oktober 2019
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6
6
malu, tidak berani. Dari karakteristik peserta didik tersebut, membuat
konsep pidato saja belum paham selain itu gurunya kadang tidak begitu
paham, bisa disebabkan guru kurang memahami pidato, kurangnya
pengetahuan bisa juga disebabkan tidak semua guru yang sesuai bidang
keahliannya bisa memahami materi tersebut.11
Pada penelitian sebelumnya oleh Resamalia Aguslimayanti dalam
penelitiannya yang berjudul “Implementasi Pembelajaran Tematik Dalam
Pemahaman Konsep Pidato Peserta Didik Kelas III MI Alaudin Pao-Pao”.
Dalam penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
berjalan lancar dengan baik sesuai perencanaan pembelajaran yang di buat
oleh peneliti serta mampu melatih peserta didik untuk berfikir kritis,
kreatif serta inovatif. Riswanto, menuliskan jurnal yang berjudul “The Use
of Mind Mapping Strategy in the Teaching of Writing at SMAN 3”. Dalam
penelitian tersebut diperoleh ada perbedaan yang siginifikan pada prestasi
siswa dalam menulis yang diajarkan melalui model peta pikiran. Dari hal
tersebut itu dapat disimpulkan bahwa model peta pikiran dapat
meningkatkan keterampilan menulis siswa.12
Dari latar belakang di atas, maka peneliti ingin merubah model
pembelajaran Mind Mapping, dengan tujuan peserta didik dapat
mengubah cara berpikir siswa lebih kreatif dan meningkatkan pemahaman
siswa agar mudah diingat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu
peneliti akan tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
11
Suliyani, permasalahan pembelajaran di kelas, 6 November, 2019 12
Riswanto, “The Mapping Strategi in The Teaching Of Writing at SMAN 3 Bengkulu,
Indonesia,” International Journal Of Humanities and Social Science 2.No.21 (Desember 2012)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7
7
“Peningkatan Pemahaman Konsep Pidato Dengan Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping Di Kelas VI MI Raden
Paku Cendoro Dawarblandong Mojokerto.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang telah di paparkan di atas, maka peneliti
merumuskan masalah pada penelitian tersebut, yaitu :
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Mind Mapping dalam
pemahaman konsep pidato peserta didik di kelas VI MI Raden Paku
Cendoro Dawarblandong Mojokerto?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep pidato peserta didik
setelah diterapkan model pembelajaran Mind Mapping di kelas VI MI
Raden Paku Cendoro Dawarblandong Mojokerto?
C. Tindakan Yang Dipilih
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, yang
terjadi pada peserta didik kelas VI MI Raden Paku Cendoro
Dawarblandong Mojokerto, perlu adanya perubahan tindakan dalam
proses pembelajaran Bahasa Indonesia. Maka menurut peneliti perlu
diadakan penelitian untuk mempermudah dalam penyampaian materi
dengan memilih model pembelajaran yang tepat dan cocok dalam proses
pembelajaran. Model yang dimaksud peneliti ini adalah model Mind
Maping, model ini dirasa cocok oleh peneliti diterapkan dalam
pembelajaran tematik khususnya pelajaran bahasa Indonesia, yang mana
model ini bertujuan untuk mendorong peserta didik agar berfikir secara
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
8
8
kreatif, inovatif serta memiliki kemauan bekerja sama untuk
menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapinya.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian tindakan kelas yang terjadi pada peserta
ddik kelas VI MI Raden Paku Cendoro Dawarblandong Mojokerto ini
sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui penerapan model pembelajaran Mind Maping materi
pidato pada pembelajaran bahasa Indonesia peserta didik di kelas VI MI
Raden Paku Cendoro Dawarblandong Mojokerto.
2. Dapat mengetahui pemahaman peserta didik setelah diterapkannya model
pembelajaran Mind Maping materi pidato pada pembelajaran Bahasa
Indonesia di kelas VI MI Raden Paku Cendoro Dawarblandong Mojokerto.
E. Lingkup Penelitian
Agar penelitian terfokuskan dengan data yang diambil, maka
permasalahan di atas dibatasi sebagai berikut :
1. Subyek Penelitian Tindakan Kelas adalah peserta didik kelas VI MI
Raden Paku Cendoro Dawarblandong Mojokerto. Tepatnya pada semester
genap tahun pelajaran 2019/2020.
2. Permasalahan dalam Penelitian Tindakan Kelas, disebabkan kurangnya
pemahaman konsep pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi
pidato.
3. Penerapan model pembelajaran Mind Mapping pada pembelajaran
Bahasa Indonesia.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9
9
4. Kompetensi inti dan Kompetensi dasar tema 7 Kepemimpinan, Subtema 1
Pembelajaran 1.
Kompetensi Inti
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 :Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun,
peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman
dan guru.
KI 3 :Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa
ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda- benda yang dijumpainya.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar
Bahasa Indonesia
3.3 Menggali isi teks pidato yang didengar dan dibaca
Indikator
3.3.1 Menyebutkan informasi yang terkandung dalam teks pidato
3.3.2 Menjelaskan konsep pidato dengan benar.
3.3.3 Mengklasifikasikan bagian-bagian dari kerangka pidato.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
10
10
F. Signifikansi Penelitian
Dari rumusan masalah dan tujuan penelitian tersebut, manfaat
tersebut dapat memberikan hal positif pada pihak yang bersangkutan.
Adapun manfaat penelitian berikut ini mampu memberikan manfaat di
antaranya :
1. Manfaat Teoritis
Memberikan pengetahuan dan masukan dalam bidang pendidikan
yang salah satunya dipraktekkan dan diteliti yaitu model Mind Mapping
dalam pembelajaran tematik khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia.
Sebagai acuan pada proses pembelajaran, menambah wawasan dan
menggunakan model pembelajaran serta dapat memberikan kontribusi
bagi pengembangan pengajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta didik
1) Dapat memudahkan dalam memahamkan materi pada
pembelajaran bahasa Indonesia
2) Dapat menciptakan suasana kegiatan belajar baru dan peserta
didik dapat berpikir kritis dengan memberikan kemudahan dalam
kegiatan memahami konsep pidato melalui model Mind Mapping
3) Dapat menumbuhkan kreatifitas, inovatif, mandiri dalam proses
kegiatan belajar mengajar serta membuat lebih siap belajar.
4) Dapat memberikan dorongan untuk berpikir kritis dan sistematis
dalam mengatasi persoalan yang terjadi pada pembelajaran,
khususnya dalam memahami pidato.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
11
11
b. Bagi Guru
Menambah wawasan guru dan pengetahuan yang baru terkait
pemahaman konsep pidato yang baik dan benar. Dengan dijadikan
pembeda antara model yang diterapkan sebelumnya dengan model
yang baru diketahuinya. Selain itu juga dapat dijadikan pedoman
untuk mengatasi berbagai permasalahan pembelajaran, terutama
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Serta diharapkan guru kelak
dapat menjadi guru yang inovatif, dapat memilih model pembelajaran
yang tepat sesuai materi yang disampaikan pada proses pembelajaran.
c. Bagi Penulis
1) Dapat memberi pengalaman dan wawasan luas untuk
meningkatkan tingkat proses pembelajaran dengan
mempraktikkan model pembelajaran pada aspek pemahaman
konsep pidato di kelas VI MI Raden Paku Cendoro
Dawarbladong Mojokerto pada pelajaran Bahasa Indonesia
2) Dapat mempersiapkan sebagai calon guru yang berprofesional di
masa yang akan datang
3) Sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam proses
perencanaan pembelajaran, juga bisa menjadi panduan peneliti
lainnya yang melakukan penelitian yang sama.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
12
12
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pemahaman Konsep
1. Pengertian Pemahaman
Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia, pemahaman
merupakan proses, perbuatan serta cara memahamkan ketika dalam
membaca. Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya
mengetahui dengan benar, sedangkan pemahaman merupakan proses
memahami. Suharsimi menjelaskan pemahaman merupakan
kemampuan dalam menyerap arti sebuah materi yang dipelajari.
Menurut Carin dan Sund menjelaskan pemahaman merupakan
kemampuan untuk menerangkan dan menjelaskan sesuatu, yang berarti
seseorang telah memahami sesuatu atau mendapatkan pemahaman dan
mampu menerangkan atau menjelaskan kembali apa yang telah ia
terima. Maka dari itu peserta didik dikatakan mampu memahami dan
dapat mengerti apa yang telah disampaikan oleh guru apabila mereka
dapat menjelaskan dengan bahasanya sendiri.13
Dari beberapa arti pemahaman di atas, dapat disimpulkan
bahwa pemahaman merupakan potensi seseorang dalam menyerap
pengetahuan dalam proses pembelajaran dengan mendapatkan hasil
inti dari pembelajaran yang dianggapnya sulit dengan menggunakan
bahasanya sendiri. Ngalim purwanto menjelaskan arti pemahaman
13
Anas Sudjono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rajawali Pers,2011).50.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
13
13
merupakan tingkat potensi seseorang dengan mengharapkan mampu
memahami konsep, situasi yang diketahuinya.14
Pemahaman (Comperhension) dapat diartikan sebagai kegiatan
menguasai sesuatu dengan pikiran, karena belajar harus mengerti isi
dari materi pelajaran yang disampaikan guru, sehingga peserta didik
mampu memahami apa yang sedang dikomunikasikan dan mampu
memanfaatkan intinya tanpa keharusan menghubungkan dengan hal-
hal yang lain. Hal tersebut sangat penting bagi peserta didik yang
belajar karena memahami merupakan arti yang dasar pada bagian-
bagian belajar.15
2. Pengertian Konsep
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konsep merupakan
pengertian, gambaran mental dari objek, proses, pendapat (paham),
rancangan (cita-cita) yang telah dipikirkan.16
Pada dasarnya konsep
merupakan abstraksi dari suatu gambaran ide menurut Kand yang
dikutip oleh Harifudin Cawidu merupakan gambaran yang bersifat
umum atau tentang sesuatu. Konsep memiliki fungsi yang beragam,
pada umumnya konsep dapat mempermudah antar seseorang dalam
memahami suatu hal serta dapat memungkinkan manusia berpikir lebih
baik. Konsep sendiri memiliki sifat mudah dimengerti dan mudah
dipahami.
Berikut pengertian definisi konsep menurut para ahli:
14
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung :Remaja Rosda
Karya,2010.44http://repository.uin-suska.ac.id/2379/3/BAB%20II.pdf. 15
Palguno Guruh Respati, Peningkatan Pemahaman Materi (FKIP UMP, 2012) 16
Pusat Pembinaan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa
Indoesia (Jakarta:Balai Pustaka,1994), 520.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
14
14
a. Bahri menjelaskan bahwa konsep memiliki arti satuan arti yang
mewakili sejumlah objek dengan memilki ciri yang sama. Orang
yang memiliki rancangan sanggup mengadakan abstraksi dari
berbagai objek-objek yang akan dilaluinya, agar objek dapat
diletakkan pada kelompok tertentu.
b. Soedjadi menjelaskan konsep ke dalam bentuk atau suatu yang
abstrak untuk melakukan penggolongan yang nantinya akan
dinyatakan kedalam suatu istilah tertentu.
c. Singarimbun dan Efendi menjelaskan konsep merupakan suatu
generalisasi dari beberapa kelompok yang memiliki fenomena
tertentu sehingga dapat digunakan untuk penggambaran fenomena
lain dalam hal yang sama.17
Dari beberapa arti konsep tersebut dapat disimpulkan suatu
pemikiran seseorang baik individu mapun kelompok yang ada
dalam sebuah tulisan yang meliputi arti atau definisi. Pemahaman
konsep merupakan salah satu kecakapan atau kemahiran yang
diharapkan dapat tercapai dalam belajar dengan menunjukkan
pemahaman konsep yang dipelajarinya dalam jangka waktu yang
panjang, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasinya secara urut, efisien dan tepat.18
17
Zakky, Pengertian Konsep Menurut Para Ahli Beserta Fungsi, Unsur dan Ciri-cirinya( 6 Juni
2018) https://www.zonareferensi.com/pengertian-konsep/ di akses pukul 07.30 pada tanggal 27
November 2019 18
Amaniah Irsalina Subhatina, “Peningkatan Pemahaman Konsep Bagian-Bagian Tumbuhan pada
Tema 3 Sub Tema 1 Mellaui Numbered Heads Together (NHT) Di Kelas 4C MI Al Ahmad
Mojosatren Krian Sidoarjo”. Skripsi (Surabaya: UINSA Surabaya, 2019). 12
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
15
15
Konsep menunjukkan keterkaitan antar konsep yang lebih
sederhana sebagai dasar perkiraan atau jawaban manusia terhadap
pertanyan-pertanyaan yang bersifat asasi tentang mengapa suatu
gejala itu bisa terjadi. Konsep diperoleh dari fakta, kejadian,
pengalaman melalui gagasan dan berpikir secara ringkas.
3. Tingkatan –Tingkatan Pemahaman
Ada tiga tahap seseorang dalam mencapai pemahaman
menurut Nana Sudjana, diantaranya :
a. Menerjemahkan (Translation)
Mengartikan arti dari bahasa ke dalam bahasa yang lain
sesuai dengan pemahaman yang diperoleh dari arti tersebut dengan
tujuan agar memudahkan untuk mempelajarinya. Dengan kata lain
diartikan sebagai mampu memahami yang terkandung dalam
konsep tersebut. Misalnya menerjemahkan dari bahasa Inggris ke
dalam bahasa Indonesia, mengartikan arti Bhineka Tunggal Ika,
mengartikan arti istilah dan lain sebagainya.
b. Menafsirkan (Interpretation)
Merupakan tingkat pemahaman yang lebih luas dari pada
menerjemahkan. Sebab potensi ini mampu mengenal dan
memahami. Dengan dilakukan cara menghubungkan pengetahuan
yang sebelumnya dengan penegetahuan baru yang diperolehnya.
Seperti menghubungkan grafik dengan kondisi yang digambarkan
sebenarnya, serta dapat membedakan pokok dan tidak pokok dalam
materi.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
16
16
c. Mengeksplorasi (Extrapolation)
Merupakan tingkat pemahaman yang lebih tinggi
tingkatannya, karena seseorang harus bisa melihat arti lain dari apa
yang tertulis dan diharapkan dapat membuat ramalan sebab akibat
mengenai apa yang dijelaskan atau ditulis. Misalnya membuat
prediksi tentang konsekuensi atau memperluas presepsi dalam arti
waktu, dimensi maupun masalahnya.19
Ketiga tingkatan tersebut, kadang sulit dibedakan oleh
seseorang, oleh karena itu tergantung pada isi dalam pelajaran yang
dipelajarinya. Dalam proses pemahaman, seseorang harus melalui
tahapn-tahapn tersebut secara berurutan.
4. Indikator Pemahaman
Indikator merupakan alat yang dapat digunakan dalam
mengukur adanya perubahan pada suatu kegiatan yang terjadi secara
langsung maupun tidak langsung. Pemahaman tak lepas dari aspek
kognitif tiap individu seperti yang dikemukakan oleh Bloom dalam
indikator aspek kognitifnya yang mana didalamnya terdapat unsur
pemahaman.20
Berikut ini indikator pemahaman antara lain:
a. Mengartikan, dimana peserta didik mampu menguraikan atau
menjelaskan materi dengan bahasanya sendiri.
b. Memberi contoh, dimana peserta didik mampu memberikan contoh
dari materi yang dipelajari.
19
Nana Sudjono, Dasar-Dasar Proses belajar Mengajar (Bandung:Sinar Baru Algensido, 2013) 51. 20
Muhammad Fathurridho, “ Peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran Fikih Materi Infak dan
Sedekah Melalui Metode Mind Mapping Pada Siswa Kelas VI Darul Hikmah Mojosari”. Skripsi.
(Surabaya: UINSA, 2019)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
17
17
c. Mengklasifikasikan, dimana peserta didik mampu
mengelompokkan materi yang disampaikan.
d. Menjelaskan, merupakan tahapan akhir pada beberapa indikator
tersebut. Dalam hal ini peserta didik mampu menjelaskan materi
yang dipelajari dengan menggunakan bahasanya sendiri.
Dari beberapa indikator daiatas dapat dikembangkan sesuai
kebutuhan dalam pembelajaran, misalnya menguraikan kembali
kata-kata dengan bahasanya sendiri mengenai materi yang
dipelajarinya, mengklasifikasikan unsur-unsur pidato, menjelaskan
kembali materi yang didapat ketika pembelajaran dan lain
sebagainya sesuai kebutuhan materi.
5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman
Keberhasilan dalam proses belajar mengajar yang dilakukan
oleh guru dan peserta didik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor
tersebut berasal dari dalam diri individu dan lingkungan. Ada beberapa
faktor yang mempengaruhi pemahaman dan keberhasilan
pembelajaran, antara lain:
a. Faktor Internal
Merupakan faktor dalam diri individu yang mempengaruhi
dalam pembelajaran diantaranya:
1) Faktor Fisiologi, merupakan faktor yang kaitannya dengan
kondisi fisik individu seperti kesehatan jasmani, kondisi tubuh
yang lemah dapat menghambat tercapainya hasil belajar yang
baik.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
18
18
2) Faktor Psikologis, merupakan faktor yang kaitannya dengan
psikis dari individu seperti kecerdasan, motivasi, minat dan bakat
peserta didik.
b. Faktor Eksternal
Merupakan faktor yang timbul dari luar individunya yang
mempengaruhi pembelajaran, diantaranya :
1) Lingkungan sosial meliputi lingkungan sosial sekolah,
masyarakat dan keluarga. Faktor ini mencakup latar belakang
dan pengalaman peserta didik di rumah serta sosial ekonomi.
Faktor kedua ini saling berhubungan dalam kemajuan peserta
didik. Lingkungan juga membentuk pribadi, sikap nilai dan
kemampuan bahasa anak.
2) Lingkungan non-sosial meliputi lingkungan alamiah,
instrumental dan materi pelajaran. Lingkungan alamiah
berhubungan dengan kondisi udara, sinar matahari dan suasana
dalam kelas. Faktor instrumental berhubungan dengan perangkat
belajar seperti gedung, alat-alat sekolah, buku, silabus dan lain
sebagainya. Sedangkan faktor materi pelajaran yang disesuaikan
dengan usia perkembangan peserta didik dan metode mengajar
guru dalam proses belajar-mengajar.21
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman
maupun keberhasilan belajar peserta didik, meliputi:
a. Tujuan
21
Farida Rahim, Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2011). 16.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
19
19
Tujuan merupakan pedoman sebagai gagasan yang
akan tercapai dalam kegiatan belajar mengajar. Perumusan
tujuan akan mempengaruhi kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru juga mempengaruhi kegiatan belajar
peserta didik. Tujuan pembelajaran merupakan komponen
utama yang harus dirumuskan guru dalam proses
pembelajaran.
b. Guru
merupakan tenaga pendidik yang selalu
memberikan banyak ilmu pengetahuan kepada peserta didik
di sekolah dalam proses pembelajaran. Guru merupakan
orang yang banyak berpengalaman dalam bidang
keahliannya.
c. Peserta didik
merupakan orang yang dengan sengaja datang
kesekolah untuk belajar bersama guru dan teman
sebayanya. Dengan memiliki latar belakang yang berbeda
satu dengan yang lainnya, bakat, minat dan kemampuan,
sehingga dalam satu kelas terdiri dari karakteristik peserta
didik yang berbeda-beda.
d. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pengajaran merupakan proses terjadinya
hubungan antara guru dengan peserta didik dalam kegiatan
proses mengajar. Kegiatan tersebut menuju pada proses
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
20
20
pembelajaran yang diciptakan oleh guru dan dipengaruhi
pada keterampilan guru dalam mengelola kelas.
e. Cara dan Alat Evaluasi
Bahan dan alat evaluasi merupakan salah satu
komponen yang ada pada kurikulum yang digunakan untuk
mengukur pemahaman peserta didik. Bentuk alat evaluasi
seperti memberikan butiran soal bentuk pilihan ganda,
uraian, mencocokkan, pilih benar dan salah dan lain
sebagainya.
6. Evaluasi Pemahaman
Pembelajaran merupakan salah satu usaha yang dilaksnakan
oleh peserta didik untuk belajar, tentunya setiap proses pembelajaran
perlu dilakukan kegiatan evauasi. Evaluasi ini perlu dilakukan untuk
mengukur tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan
yang ditetapkan dalam pembelajaran.
Dalam buku Measurement and Evalution in Education and
Psychology ditulis oleh William A. Mohrens istilah tes, measurement,
evaluation dan assessment telah dijelaskan berikut ini:
a. Tes, yakni membuat beberapa pertanyaan yang harus diisi oleh
peserta didik.
b. Measurement, yakni dengan menggunakan observasi untuk
memperoleh informasi dalam bentuk kuantitas, juga berarti
pengukuran berdasarkan skor yang diperoleh.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
21
21
c. Evaluasi, proses penggambaran informasi yang digunakan sebagai
penetapan alternative. Evaluasi juga bisa mencakup arti tes dan
Measurement.22
Secara umum, evaluasi pembelajaran untuk mengetahui
jalannya proses pembelajaran yang di laksanakan proses
pembelajaran secara langsung. Indikator efektivitas dapat dilihat
melalui perubahan tingkah laku yang terjadi pada peserta didik.
Adapun secara khusus tujuan evaluasi sebagai berikut:
a. Mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap kompetensi
yang ditetapkan.
b. Mengetahui kendala-kendala yang dialami oleh peserta didik dalam
proses pebelajaran.
c. Mengetahui efektifitas strategi pembelajaran yang digunakan guru
baik metode, media maupun sumber sumber belajar.23
B. Pidato
1. Pengertian Pidato
Pidato adalah salah satu cara mengungkapkan pikiran dalam
bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak atau juga
diartikan sebagai wacana yang disiapkan untuk diucapkan di depan
khalayak. Pada umumnya pidato disampaikan oleh orang penting atau
orang terhormat dalam situasi formal. Pesan yang disampaikan harus
22
Asrul, Rusydi Ananda dan Rosnita, Evaluasi Pembelajaran ( Bandung : Cita Pustaka Media,
2014). 3 23
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran ( Teori dan Praktik) (Bandung, 2010).
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
22
22
jelas secara keseluruhan dan tidak hnaya bagi seseorang ataupun
beberapa orang saja.24
Berikut ini beberapa pengertian pidato menurut para ahli:
a. Menurut Arsjad dan Mukti berpendapat bahwa pidato merupakan
penyampaian dan penanaman pikiran, informasi atau gagasan dari
pembicara kepada khalayak ramai dan bermaksud menyakinkan
pendengarnya.
b. Menurut Badudu menjelaskan Pidato merupakan penyampaian
gagasan, pikiran atau infomasi serta tujuan dari pembicara kepada
orang lain (audience) dengan cara lisan.
c. Menurut Juanda menjelaskan pidato adalah penyajian lisan kepada
sekelompok massa seorang berbicara secara langsung di atas podium
atau mimbar dan isi pembicaraannnya diarahkan kepada orang
banyak.25
Menurut Arsjad menjelaskan bahwa pidato merupkan hal
penting baik waktu sekarang maupun waktu yang akan datang,
sebab pidato merupakan penyampaian dan penanaman pikiran,
informasi,atau gagasan dari pembicara kepada khalayak ramai.
Pidato sering digunakan pada acara-acara tertentu sepperti semiar,
penataran, peringatan-peringatan dan perayaan-perayaan tertentu.
Pidato memiliki arti Suatu Penyampaian berita secara lisan yang
24
Nindita Nilasari, “ Pidato Pertama Park Geun 1 Ye Sebagai Presiden Republik Korea Selatan
Sebuah Kajian Pragmatik”. (UGM, 2014) 25
Muchlisin Riadi, Tujuan, Jenis,Metode dan Kerangka Pidato.(Sabtu 27 Oktober 2018)
https://www.kajianpustaka.com/2018/10/tujuan-jenis-metode-dan-kerangka-pidato.html diakses pukul 06.59
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
23
23
isinya bisa berbagai variasi misalnya pendidikan, ekonomi, politik,
pertanian dan sosial.
Pengertian pidato menurut Kustadi Suhandang merupakan
bahan yang disampaikan melalui lisan oleh seseorang kepada
pendengar yang dilaksanakann di tempat dan waktu tertentu
berdasarkan tujuan tersebut. Selain itu pidato merupakan kegiatan
berbicara untuk menyampaikan pendapatnya atau memberikan
pernyataan tentang suatu hal.26
2. Struktur Teks Pidato
Struktur teks pidato yang dikemukakan oleh Patrisia terdiri
atas :
a. Pembukaan
Bagian pembukaan teks pidato berisi salam pembuka,
ucapan penghormatan, ucapan syukur. Pada umumnya bagian
pembukaan ini berusaha untuk membangkitkan dan mengarahkan
perhatian pada pokok permasalahan yang akan dibicarakan kepada
pendengar. Beberapa cara yang dapat digunakan pembawa pidato
untuk membuka pidato dengan memperkenalkan diri, membuka
pidato dengan pendahuluan secara umum.
b. Isi Pidato
Isi merupakan bagian inti dari suatu pidato, yang mana
memaparkan topik yang akan disampaikan kepada khalayak
26
Hadijah, “ Penerapan Metode Pemodelan Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpidato Siswa
Kelas VI SDN Inpres 1 Ujuna Kecamatan Palu Barat”. E-Jurnal Bahasantodea. Volume 4 Nomor
2, April 2016. Hlm. 1-9 ISSN 2302-2000.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
24
24
umum. Pada bagian isi, pembicara akan menguraikan secara rinci
dan panjang lebar inti materi yang akan disampaikan kepada
pendengar. Pada bagian ini, poko pembahasan ditampilkan dengan
terlebih dahulu mengemukakan latar belakang permasalahannya.
c. Penutup
Penutp yang bik akan menimbulkan rasa smpati dari
pendengar. Pada bagian enutup dapat diisi dengan simpulan
pendek dari penjelasan yang disampaikan sebelumnya, ucapan
permintaan maaf kepada pendengar atas kesalahan yang mengkin
terjadi dalam penyampaian pidato, baik yang disengaja maupun
tidak disengaja dan slam penutup.
3. Tujuan dan Fungsi Pidato
Menurut Keraf, menjelaskan bahwa tujuan sebuah komposisi
pidato bergantung pada keadaan dan apa yang dikehendaki oleh
pembicara. Maksud dan tujuan tersebut terdapat dalam uraian-uraian
tertulis yang dapat dibedakan menjadi 5, yaitu:
a. Menyampaikan Informasi (informative), pidato yang bertujuan
memberikan laporan atau pengetahuan kepada orang banyak dengan
menarik untuk pendengar agar mereka dapat ,mengetahui tentang
suatu hal, atau dapat memperluas bidang pengetahuan mereka.
b. Menyakinkan dan memengaruhi sikap pendengar (persuasive) pidato
yang bertujuan untuk mendorong para pendengar dan mengajak
untuk melakukan suatu hal. Dengan demikian, reaksi yang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
25
25
diharapkan para pendengar adalah munculnya persesuaian pendapat
atau keyakinan dan kepercayaan atau persoalan yang dibawakan.
c. Menghibur Pendengar (rekreatif) pidato yang bertujuan sebagai
menghibur atau menyenangkan para pendengar atau menimbulkan
gembira pada suatu pertemuan, maka tujuannya menyenangkan.
d. Menekankan aspek-aspek pendidikan (Educative) pidato yang
berupaya menekankan pada aspek keagamaan.
C. Model Pembelajaran Mind Mapping
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative yang
artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling
membantu sama yang lain sebagai satu kelompok atau satu tim. Model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku,
komputer, kurikulum, dan lain-lain.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat dikatakan bahwa
setidaknya ada 4 makna atau arti dari model tersebut, di antaranya ;
a. Model merupakan pola yang menjadi contoh, pedoman, dan jenis.
b. Model adalah orang yang digunakan contoh untuk ditiru.
c. Model adalah orang yang pekerjaannya melakukan contoh
pakaian yang akan dipasarkan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
26
26
d. Model merupakan bahan tiruan yang kecil dengan bentuk persis
seperti yang ditiru, misalnya pesawat terbang
Model pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan
belajar yang dilakukan oleh peserta didik secara berkelompok tertentu
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dicapai. Pembelajaran
kooperatif merupakan model pembelajaran yang difokuskan pada
kelompok-kelompok kecil untuk bekerja sama dalam memaksimalkan
kondisi belajar untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran
kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang didasarkan faham
yang berpandangan bahwa anak anak diberi kesempatan agar
menggunakan secara sadar strateginya sendiri dan belajar.
Dalam pembelajaran ini akan tetrbentuk interaksi dan
komunikasi oleh peserta didik secara meluas, karena adanya
komunikasi yang dilakukan guru dengan peserta didik, sehingga
terjadinya interaksi di dalam kelompok. Penggunaan model
pembelajaran dapat mendorong peserta didik aktif bertukar pikiran
dengan kelompoknya dalam memahami isi materi yang diberikan
oleh guru juga dapat meningkatkan kreatifitas belajar peserta didik,
dapat memecahkan masalah, mendapatkan pengetahuan dan
pengalaman.27
27
Yuditia Widiyono, “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping Untuk
Meningkatkan Prestasi belajar Sejarah Siswa Di SMA Negeri 10 yogyakarta tahun Ajaran
2018/2019”. Skripsi (Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
27
27
2. Model Mind Mapping
Mind Mapping atau peta pikiran merupakan suatu cara yang
dapat digunakan pada situasi, kondisi tertentu seperti dalam pembuatan
perencanaan, penyelesaian masalah, menyusun struktur, pengumpulan
ide-ide. Model ini sangat efektif digunakan untuk memunculkan ide-
ide peserta didik yang dimilikinya. Model ini termasuk salah satu cara
yang paling baik untuk membantu berfikir peserta didik secara
sungguh sungguh, karena model ini menggunakan teknik grafis, yang
berasal dari pemikiran-pemikiran peserta didik.28
Gambar 2.1
Contoh Mind Mapping
Model Mind mapping dapat mengajarkan peserta didik
bagaimana cara meringkas materi untuk mengetahui isi dari teks
tersebut secara tersusun. Model ini sangat membantu peserta didik
untuk memahami materi, terutama materi yang diterima oleh peserta
didik dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan
daya ingat otak dalam pembelajaran karena informasi disusun secara
bercabang dari tema. Pemetaan pikiran (Mind Mapping) dapat
28
Dimas Qondias,Dkk, “ Pengembangan Media Pembelajaran Tematik Berbasis Mind Mapping
SD Kabupaten Ngada Flores, Jurnal Pendidikan Indonesia.Vol.5. No.2 (Oktober 2016)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28
28
digunakan karena memiliki kelebihan sebagai berikut: (1) Proses
pembuatannya dikatakan menyenangkan, (2) Gambar dan warna yang
digunakan dalam pembuatan pemetaan pikiran merupakan
penyeimbang otak manusia sehingga tidak membosankan, (3) Sifatnya
unik (tidak monoton) agar mudah diingat dan lebih menarik, (4)
Topik utamanya ditentukan dengan jelas.
Penerapan Mind Mapping ini bertujuan untuk melatih anak
untuk berpikir kritis, sehingga mampu menjelaskan sesuatu dengan
sistematika yang urut dan benar. Dengan model tersebut, peserta didik
bisa mengambil keputusan menggunakan logika yang tepat. Pada
dasarnya peserta didik lebih suka dengan sesuatu yang dapat dilihat
dan dipraktikkan secara langsung.
3. Langkah-langkah Pembelajaran Mind Mapping
Di bawah ini fase-fase model pembelajaran Kooperatif Mind
Mapping, diantaranya :
a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai peserta didik
dalam proses belajar.
b) Guru menyampaikan keterkaitan konsep materi yang dipelajari atau
bentuk permasalahan oleh peserta didik.
c) Peserta didik membentuk kelompok dengan jumlah angota 4-5 anak.
d) Kelompok diberi kesempatan untuk berdiskusi mengenai
permasalahan yang diberikan oleh guru.
e) Setiap kelompok diarahkan untuk menuliskan seluruh jawaban yang
didapat dari diskusi
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29
29
f) Setiap kelompok secara acak diberi kesempatan untuk
mempresentasikan hasil diskusi.
g) Peserta didik dan guru bersama-sama membuat kesimpulan dari
materi yang telah dituliskan oleh guru di papan tulis.
4. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Mind Mapping
Menurut Olivia Kelebihan dan kelemahan pada model
pembelajaran Mind Mapping sebagai berikut:
a. Cara mudah memahami materi keseluruhan
b. Dapat membantu menunjukkan hubungan dari bagian-bagian
informasi yang terpisah serta mengembangkan materi yang dibuat
dengan kelompok lain untuk dipelajari
c. Membantu otak untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul
dalam pikiran
d. Sewaktu-waktu bisa dicari kembali dengan mudah.
e. Melihat sejumlah data secara mudah.29
Sedangkan kelemahan model pembelajaran Mind Mapping
berikut ini:
b. Peserta didik yang terlibat aktif
c. Memerlukan banyak alat tulis ( spidol warna-warni)
d. Memerlukan latihan agar peserta didik terbiasa dan mahir
e. Tidak sepenuhnya siswa yang belajar.30
29
Dian Kartika putri, “ Keefektifan Penggunaan Model Mind Mapping Dalam Pembelajaran IPS
Pada siswa Kelas III SDN 1 Kramat Kabupaten Purbalingga”. Skripsi ( Semarang :Universitas
Negeri Semarang) Hal.29-30.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
30
30
Berdasarkan kelebihan dan kelemahan model pembelajaran
Mind Mapping disimpulkan belajar menggunakan model
pembelajaran dirasaa oleh peserta didik dengan menyenangkan,
sehingga otak bisa mudah dalam menyerap informasi yang di
terimanya. Dengan adanya model ini dapat membantu peserta didik
untuk menghubungkan ide baru dengan ide yang sudah ada, agar
menimbulkan adanya tindakan yang di lakua oleh peserta didik.
30
Zakiyah Nurish Shofa, “ Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Untuk Meningkatkan
Pemahaman Siswa Mata Pelajaran Fiqih ateri Haji Kelas V MI Unggulan Assa’adah Surabaya”.
Skripsi ( Surabaya ; UIN Sunan Ampel Surabaya, 2019).
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
31
31
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN KELAS
A. Metode Penelitian
Penelitian yang digunakan oleh peneliti menggunakan metode
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas tersebut
terdiri dari penelitian, tindakan dan kelas. Penelitian merupakan kegiatan
mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu
dengan mendapatkan data yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu
suatu hal, serta menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan
merupakan kegiatan yang disengaja dilakukan dengan tujuan tertentu,
sedangkan kelas merupakan sekelompok siswa yang dalam waktu yang
sama menerima pelajaran oleh guru. Pada penelitian tersebut
menggunakan model Kurt Lewin, yang mana penelitian tersebut
merupakan upaya guru dan praktisi untuk menjadikan lebih baik pada
proses pembelajaran serta dapat meningkatkan kualitas pendidikan dalam
bentuk kegiatan. Akan tetapi dalam PTK memiliki banyak permasalahan-
permasalahan yang berbeda setiap guru dan bersifat perorangan, sehingga
tiap guru memiliki jenis kendala yang bervariatif di dalam kelas pada
proses pembelajaran.
Menurut Elliot Penelitian Tindakan Kelas merupakan hal tentang
kondisi sosial dengan tujuan agar meningkatkan kualitas pelaksanaan di
dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Dengan dilakukannya PTK
seorang guru berkedudukan sebagai peneliti, yang senantiasa siap
meningkatkan kualitas kemampuan mengajarnya. Ditinjau dari
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
32
32
karakteristiknya, Sumendar menjelaskan bahwa PTK setidaknya memiliki
ciri-ciri didasarkan pada kendala yang dihadapi oleh guru dalam proses
pembelajaran, adanya kerjasama dalam melaksanakannya, peneliti sebagai
praktisi yang melakukan refleksi untuk perbaikan atau meningkatkan
kualiitas praktik pembelajaran serta dilaksanakan dalam rangkaian
langkah dengan beberapa siklus.31
PTK model Kurt Lewin ini dianggap lebih mudah dipahami
dibandingkan dengan model yang lain. Apabila pada awal pelaksanaan
terjadi kekurangan, maka peneliti dapat mengulang kembali dan
memperbaiki pada siklus-siklus berikutnya. Penelitian Tindakan Kelas ini
terdiri dari siklus I ke siklus II. Dari setiap siklus kegiatan yang dilakukan
meliputi perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi
(observation), dan refleksi (reflection). Berikut gambar model
pembelajaran menurut Kurt Lewin:
Gambar 3.1
Prosedur PTK Model Kurt Lewin
31
Triyono, penelitian Tindakan kelas : Apa dan Bagaimana Melaksanakannya? Seminar Guru-
guru se UPST Sumpluh, Banyumas, 24 Agustus 2008
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
33
33
Dari keempat aspek yang dijabarkan di atas merupakan
serangkaian berkelanjutan antara siklus I dengan siklus selanjutnya.
Berikut ini penjelasan prosedur PTK Kurt Lewin anatara lain :
1. Perencanaan. Sebelum penelitian awal peneliti harus membuat
rumusan masalah, tujuan penelitian serta dapat menyiapkan bahan-
bahan yang digunakan dalam penelitian, meliputi: Rencana Pelaksnaan
Pembelajaran, Instrumen wawancara, lembar pengamatan aktivitas
guru dan siswa.
2. Pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti sesuai rancangan
yang telah dirumuskan yakni, dengan menerapkan model
pembelajaran Kooperatif tipe Mind Mapping.
3. Observasi. Pada tahap ini peneliti melakukan penelitian dengan
mengamati kegiatan pembelajaran langsung yang dilakukan terhadap
guru dan peserta didik. Sehingga peneliti mempersiapkan lembar
observasi sesuai dengan kriteria yang akan dicapai.
4. Refleksi. pada tahap terakhir peneliti dapat menyatukan, melihat dan
mempertimbangkan hasil pengamatan yang dilakukan serta mencatat
kendala-kendala dari proses pembelajaran langsung untuk dijadikan
pedoman pada siklus selanjutnya. Apabila hasilnya belum sesuai
dengan tujuan pembelajaran maka peneliti dapat melakukan perbaikan
agar hasil sesuai dengan tujuan penelitian.32
32
Triyono, “ Penelitian Tindakan Kelas: Apa dan Bagaimana Melaksanakannya?. Seminar Guru
Guru Se UPDT Sumpiuh”. (Banyumas, 24 Agustus 2008)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
34
34
B. Tempat Penelitian Dan Karakteristik Subyek penelitian
Di dalam penelitian terdiri dari tempat penelitian, waktu dan obyek
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) antara lain:
1. Tempat penelitian di MI Raden Paku Cendoro Dawarblandong
Mojokerto.
2. Waktu dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran
2019/2020.
3. Subyek Penelitian pada peserta didik kelas VI yang berjumlah 27
yang terdiri dari 14 peserta didik perempuan dan 13 peserta didik
laki-laki.
C. Variabel Yang diteliti
Dalam variabel penelitian berkaitan dengan segala aspek yang
ditentukan peneliti untuk dikaji sehingga mendapatkan data yang
selanjutnya diambil kesimpulan. Berikut ini variabel yang akan diteliti:
1. Variabel Input : Peserta Didik kelas VI MI Raden Paku
2. Variabel proses : Model Kooperatif Tipe Mind Mapping
3. Variabel Output : Untuk meningkatkan pemahaman konsep
peserta didik.
D. Rencana Tindakan
Penelitian Tindakan kelas ini mengacu pada penelitian tindakan
kelas dengan model kurt lewin. Penerapan model pembelajaran dalam
penelitian dilakukan melalui dua siklus. Setiap siklus dilakukan sekali
pertemuan dan memiliki empat tahapaan yakni perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
35
35
Berikut beberapa prosedur penelitian tindakan kelas yang peneliti
lakukan di kelas VI MI Raden Paku Cendoro Dawarbandong Mojokerto
diantaranya :
a. Datang ke sekolah untuk meminta izin kepada kepala madrasah dan
guru kelas untuk menentukan waktu pelaksanaan siklus.
b. Melakukan pengamatan untuk mengetahui situasi awal kelas
sebelum melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), juga
pengamatan kegiatan pembelajaran terhadap guru dalam mengajar
terkait model, strategi, media yang digunakan dalam proses
pembelajaran.
c. Mempersiapkan alat dokumentasi seperti handphone
d. Melakukan wawancara kepada wali kelas terkait kegiatan
pembelajaran di dalam kelas seperti menanyakan karakteristik
peserta didik.
1. Siklus 1
a. Perencanaan
Dalam tahap ini, peneliti mempersiapkan bahan-bahan untuk
melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diantaranya:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai
dengan kompetensi inti dan dasar untuk kelas VI MI Raden paku
Cendoro Dawarblandong Mojokerto dengan model pembelajaran
Mind Mapping sesuai dengan langkah-langkah dari model tersebut.
2) Lembar Kerja Siswa
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
36
36
3) Mempersiapkan sarana yang mendukun proses pembelajaran dan
lainnya yang diperlukan pada saat proses pembelajaran, seperti
media gambar, audio visual dan lainnya
4) Membuat Lembar Observasi aktivitas guru dan peserta didik
5) Membuat evaluasi berupa yang dituangkan dalam bentuk soal
sesuai dengan tujuan ketercapaian pembelajaran berdasarkan
indikator pembelajaran.
b. Tindakan
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran
yang terdapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah
disusun dan dipersiapkan sebelumnya. Di dalamnya terdapat kegiatan
pedahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
1) Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam, mengecek
kehadiran, menyampaikan apersepsi serta menyampaikan tujuan
pembelajaran.
2) Guru memberikan instruksi kepada peserta didik untuk
membentuk kelompok.
3) Peserta didik berkelompok untuk membuat Mind Mapping
berdasarkan materi yang disampaikan.
4) Guru menjelaskan cara membuat Mind Mapping
5) Guru mengamati kerja kelompok peserta didik dalam pengerjaan tugas
dengan berdiskusi.
6) Guru membagikan soal evaluasi kepada peserta didik untuk mengetahui
pemahaman peserta didik.
7) Guru memberikan bimbingan kepada peserta didik.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
37
37
8) Guru melaksanakan tanya jawab tentang materi yang
disampaikan.
9) Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi yang sudah
dipelajari.
10) Guru memberi penguatan kepada peserta didik.
11) Guru merefleksikan pembelajaran
c. Observasi
Observasi merupakan alat pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian menggunakan teknik observasi secara langsung.
Pada tahap ini peneliti melakukan observasi terhadap aktivitas
pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik pada pembelajaran
bahasa Indonesia materi pidato yang telah disampaikan.
d. Refleksi
Refleksi merupakan mengingat dan merenungkan kembali suatu
tindakan seperti yang dicatat dalam observasi. Di dalam refleksi
berusaha memahami proses, masalah, persoalan dan kendala yang
terjadi pada tindakan tersebut.
Pada tahap ini, merupakan tolak ukur keberhasilan proses
pembelajaran yang menjadi penelitian tindakan kelas. Adapun
bentuk yang dilakukan oleh peneliti, diantaranya:
1) Mencatat hasil observasi baik dari kelebihan dan kekurangan
pada siklus 1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
38
38
2) Merangkum data hasil evaluasi saat observasi, serta
menganalisis data yang dijadikan sebagai pedoman bahan
penyusunan siklus berikutnya.
3) Merencanakan siklus II berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I
jika perlu diadakan perbaikan.
2. Siklus II
Kegiatan siklus II ini merupakan kegiatan lanjutan dari hasil evaluasi
siklus I, Jika diketahui letak keberhasilan dan kendala dari tindakan yang
dilaksanakan pada siklus I, maka peneliti dapat menentukan rancangan
siklus pada selanjutnya untuk memperbaiki dan menguatkan hasil pada
siklus I jika trdapat kekurangan yang harus diperbaiki pada siklus II.
Dalam siklus II ancangan siklusnya sama pada siklus yang pertama.
E. Data dan Cara Pengumpulannya
1. Data
merupakan informasi yang berupa sumber informasi baik berupa
angka maupun kategori yang bisa diolah menjadi suatu
informasi.Berikut ini data yang diambil dalam penelitian meliputi 2
macam yakni :
a. Data Kualitatif, yakni data yang digambarkan berdasarkan
kualitas objek yang diteliti, seperti baik, buruk, naik dan turun.
Biasanya bentuk data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara
dengan guru kelasnya, data aktivitas guru dan peserta didik
terkait gambaran hasil pelaksanaan pembelajaran.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
39
39
b. Data Kuantitatif, data yang berbentuk angka maupun skor yang
diperoleh dari hasil proses pembelajaran. Biasanya berupa skor
pengamatan dan tes tulis peserta didik terhadap proses
pembelajaran. Adapun data yang termasuk data kuatitatif yakni
data persentase ketuntasan belajar, hasil rata-rata kelas, data
pengamatan aktivitas guru dan peserta didik.
2. Sumber Data
Sumber data tersebut merupakan subyek dari mana data didapat,
yang berkaitan dengan instrumen penelitian. Untuk mengkaji
permasalahan terkait pemahaman peserta didik pada teks pidato,
intrumen digunakan sebagai menyatukan data melalui wawancara,
pengamatan serta evaluasi. Berikut ini sumber data penelitian yang
digunakan oleh peneliti, diantaranya :
a. Guru
Digunakan untuk menentukan keberhasilan dari penerapan
model pembelajaran Mind Mapping pada pemahaman konsep
materi pidato yang diambil dari hasil observasi yang dilakukan
selama proses pembelajaran.
b. Peserta Didik
Digunakan untuk mendapatkan hasil data tentang
peningkatan pemahaman konsep pidato pada pembelajaran
bahasa Indonesia yang terdiri dari 27 peserta didik terdiri dari
14 perempuan sedangkan 13 serta mengetahui hasil dari
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
40
40
penerapan model pembelajaran Mind Mapping dalam
meningkatkan pemahaman pada materi pidato.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Sebelum melakukan penelitian, untuk mengetahui dan
mendapatkan data terkait permasalahan yang terjadi dalam proses
pembelajaran yang dilakukan dengan melalui kegiatan wawancara.
Kegiatan tersebut dapat dilakukan secara langsung dengan tatap muka
juga bisa melalui berbagai media yang miliki sebagai bahan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian tindakan kelas. Kegiatan
tersebut dilakukan kepada wali kelas VI MI Raden Paku Cendoro
Dawarblandong Mojokerto.
b. Observasi
Observasi mereupakan kegiatan yang penting dalam
penelitian, melalui observasi peneliti dapat mengamati kegiatan
proses mengajar dan dapat mendokumentasikan serta dapat menilai
kegiatan guru dan peserta didik dalam aktifitas kegiatan pelaksanaan
pembelajaran, dan lembar pengamatan sikap siswa selama kegiatan
belajar mengajar secara langsung. 33
c. Dokumentasi
Dokumntasi merupakan kegiatan pengumpulan data, bukti
melalui gambar, video dan media lainnya yang dapat mendukung
33
Ertin Dwi septaviani dan Zulfahita, “ Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Pidato Dengan
Model Pembelajaran Cooperative Group Investigation Pada Siswa Kelas X SMA negeri 1
Samalantan”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia. Vol. 1 Nomor 1 Maret 2016. 1-5
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
41
41
proses pelaksanaan penelitian. Dalam pelaksnanaan PTK kegiatan
tersebut dilakukan seperti megumpulkan informasi profil sekolah,
data nilai serta gambar pelaksanaan pembelajaran. Dalam hal ini
dokumen digunakan sebagai sumber data, sebab dokumen dapat
digunakan dalam membuktikan, mengartikan serta dokumen
merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu bisa berbentuk
tulisan, gambar atau bentuk karya.
d. Tes
Tes merupakan instrumen yng digunakan untuk
mengumpulkan data dengan mengukur potensi peserta didik dalam
aspek kognitif pada materi diajarkan oleh guru. Tes merupakan alat
penting dalam penelitian untuk mencatat atau mengamati hasil
siswa yang sejalan dengan target penilaian.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan tes tulis untuk
pengumpulan datanya. Tes tulis dilakukan setelah peserta didik
mendapatkan materi yang sedang diajarkan. Tujuan dilakukan tes ini
untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik pada
pembelajaran tematik khususnya pembelajaran Bahasa Indonesia.
4. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam
melakukan peneliti yakni menggunakan data kuantitatif. Teknik ini
dilakukan dengan analisis data tingkat keberhasilan atau persentase
dalam ketuntasan belajar peserta didik setelah melakukan proses
pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan tes tulis pada
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
42
42
setiap akhir siklus. Dalam analisis kuantitatif didapatkan dari data
test pretest dan posttest yang perlu dianalisis dalam bentuk angka
berupa nilai. Peneliti dapat menganalisis data kuantitatif dengan
cara mencari :
a. Penilaian Tes Pemahaman
Penilaian tes pemahaman konsep ini peneliti mengambil
tes tulis secara individu, untuk mengetahui peningkatan
pemahaman konsep yang dimiliki peserta didik. Penilaian tes
tulis ini dituangkan dalam butir soal sesuai dengan indikator.
Menghitung nilai setiap siswa degan cara
Setelah diperoleh nilai dari setiap peserta didik maka dapat
dihitung dengan rata-rata nilai seluruh peserta didik dengan cara
berikut ini:
:
X = Nilai rata-rata
Ʃx = Jumlah semua nilai
ƩN = Jumlah siswa dalam satu kelas.
Sedangkan penilaian ketuntasan belajar berdasarkan kriteria
nilai yang ditentukan, maka peserta didik dikatakan tuntas apabila
telah mencapai angka Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
43
43
75. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar peserta didik
maka dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
P = Persentase yang akan dicari
Ʃf = Jumlah peserta didik yang tuntas
ƩN = Jumlah seluruh peserta didik
Dari rumus di atas, maka hasil belajar yang diperoleh akan
dikelompokkan menjadi bentuk penyekoran nilai peserta didik dengan
menggunakan kriteria keberhasilan sebagai berikut.
Tabel 1.2
Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa
F. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan kinerja yang mempunyai keterangan
yang terbukti dan dapat diukur dengan tujuan melalui cara melihat sebuah
keberhasilan dari penelitian tidakan kelas, untuk perbaikan dan
meningkatkan proses pembelajaran di dalam kelas. Penelitian ini dikatakan
Nilai Akhir Kriteria
90 – 100 Sangat Baik
80-89 Baik
65-79 Cukup
55-64 Kurang
0-54 Sangat Kurang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
44
44
selesai jika memenuhi indikator sebagai berikut. Adapun indikator yang
dipakai dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yakni :
a. Dapat melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat dan yang
dikembangkan sekitar 85%
b. Meningkatnya persentase ketuntasan belajar siswa minimal 80%
c. Meningkatnya pemahaman konsep peserta didik mnimal dengan
nilai rata-rata 80%
G. Tim Peneliti dan Tugasnya
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan secara kolaborasi
antara guru pendamping dengan mahasiswa. Selain menjadi
kolaborator guru sebagai observer, sedangkan peneliti sebagai
praktikkan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Adapun rincian
tugas dari pendamping dengan peneliti yakni sebagai berikut :
1. Guru Kolaborasi
Nama : Siti Suifah,S.Pd
Status : Wali Kelas VI
Tugas :
- Melakukan kerja sama dengan peneliti
- Sebagai pengamat
- Terlibat dalam proses pembelajaran dari awal hingga akhi
2. Peneliti
Nama : Emhani Ainun Nahdliyah
NIM : D07216011
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
45
45
Fakultas/Prodi : Mahasiswi PGMI UIN Sunan Ampel Surabaya
Tugas :
a. Penanggung Jawab semua kegiatan
b. Menyusun rencana tindakan
c. Kolaborasi dengan wali kelas
d. Melakukan dokumentasi
e. Terlibat dari seluruh kegiatan
f. Menyusun laporan
3. Peserta didik
Jumlah : 27 Peserta didik
Tugas :
b. Mengikuti proses pembelajaran mulai tahap awal hingga tahap
akhir yang sudah disusun dalam Perencanaan Pelaksanaan
Pembelajaran.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
46
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Raden Paku Cendoro
Dawarblandong Mojokerto. Dengan judul penelitian Peningkatan
Pemahaman Konsep Pada Materi Pidato Dengan Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping Di Kelas VI MI Raden Paku
Cendoro Dawarblandong Mojokerto. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan
melalui tiga tahapan yakni: Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II. Dari siklus I
dan II dilakukan melalui empat tahapan tersebut yakni yaitu perencanaan
(Planning), Pelaksanaan (Acting), Pengamatan (Observation), dan Refleksi
(Reflection).
Data penelitian diperoleh melalui kegiatan wawancara guru dan
peserta didik, serta hasil tes pemahaman peserta didik. Dengan hal itu
wawancara digunakan agar mendapatkan data terkait kegiatan
pembelajaran, karakteristik setiap peserta didik sebelum dilakukan
tindakan dan hasil belajar yang didapatkan oleh peserta didik. Observasi
dilakukan untuk mengamati kegiatan guru dan peserta didik dalam proses
kegiatan belajar mengjar. Selain itu terdapat data penilaian pembelajaran
yakni untuk mengetahui ketuntasan dan pemahaman peserta didik materi
pidato pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
Data Penelitian diperoleh berdasarkan pelaksanaan yang dilakukan
peneliti dalam siklus-siklus pembelajaran, peneliti dapat membagi menjadi
beberapa tahapan yakni :
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
47
47
1) Pra Siklus
Pra siklus merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan
untuk mengidentifikasi masalah dan mengetahui awal potensi peserta
didik serta memperoleh data awal yang dijadikan untuk pedoman
tingkat pemahaman peserta didik34
. Kegiatan dilaksanakan pada hari
senin 04 November 2019 dengan melalui kegiatan observasi beserta
wawancara kepada guru kelas VI MI Raden Paku Cendoro
Dawarblandong Mojokerto terkait proses pelaksanaan pembelajaran
di kelas. Peneliti memperoleh beberapa temuan, diantaranya hanya
beberapa peserta didik yang masih merasa kesulitan dalam menerima
pelajaran yang disampaikan oleh guru. Adapun faktor-faktor yang
menyebabkan rendahnya kemampuan memahami materi disebabkan
peserta didik kurang konsentrasi dalam menerima pelajaran, kurang
memperhatikan ketika guru menyampaikan materi, dan lain
sebagainya.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada saat
proses belajar mengajar secara langsung di kelas VI MI Raden Paku
Cendoro Dawarblandong Mojokerto, bahwa guru dalam memberikan
materi dengan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan akhir
pada peserta didik. Pada saat menyampaikan materi, guru
menerangkan materi secara urut dan jelas serta mengkaitkan materi
dengan kehidupan sehari-hari yang ada kaitannya dengan
pembelajaran yang dipelajari, guru tanpa menggunakan media
34
Nur Afifah, “ Peningkatan Kemampuan Memecahkan Masalah Pada Mata Pelajaran IPS Materi
Lingkungan Alam dan Buatan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learniing Di
Kelas III MI Manbaul Ulum Surabaya”. Skripsi ( Surabaya : UIN Sunan Ampel Surabaya, 2018)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
48
48
apapun sebagai penunjang proses pembelajaran yang menarik
perhatian peserta didik, sehingga pada proses pembelajaran peserta
didik kurang semangat dan sebagian peserta didik kurang
memperhatikan guru dalam menjelaskan serta gaduh saat
pembelajaran berlangsung35
Berdasarkan wawancara dengan beberapa peserta didik kelas
VI MI Raden Paku Cendoro Dawarblandong Mojokerto, mengatakan
bahwa mereka suka pelajaran Bahasa Indonesia, karena pelajaran ini
dianggap mudah oleh peserta didik dari beberapa mata pelajaran.
Akan tetapi pada materi pidato ini, peserta didik belum paham dan
belum memahami materi yang telah dijelaskan oleh guru terutama
pada bagian-bagian kerangka pidato, yang mana peserta didik belum
dapat membedakannnya antara pendahuluan, isi dan penutup.36
Hasil
wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas
mengatakan bahwa metode yang digunakan oleh guru kurang
bervariasi atau masih menggunakan metode langsung dan penugasan
sesuai dengan yang ada di buku siswa selain itu ada beberapa kendala
dalam proses pembelajaran di madrasah, sehingga proses
pembelajaran kurang fokus dan efektif. Guru kelas mengatakan
bahwa kondisi peserta didik heterogen dengan kemampuan yang
beragam juga adanya tuntutan dari madrasah agar menyelesaikan
materi sesuai target yang harus dicapai dalam proses belajar
mengajar.
35
Hasil Observasi Kelas pada tanggal 04 November 2019 36
Wawancara dengan murid kelas VI MI Raden Paku Cendoro Dawarblandong Mojokerto, pada
tanggal 16 Februari 2020
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
49
49
Adapun hasil penilaian pada Ulangan Harian yang dimiliki oleh
peserta didik dapat menunjukkan hanya beberapa peserta didik yang
masih mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang sudah ditentukan yaitu 75.
Berikut ini data hasil Ulangan Harian kelas VI pada tahap Pra
Siklus.
Tabel 1.1
Daftar Nilai Ulangan Harian
No Nama KKM Nilai Keterangan
1. AhmF 75 80 T
2. AN 75 79 T
3. AM 75 76 T
4. BA 75 70 T T
5. CN 75 80 T
6. DA 75 80 T
7. EA 75 85 T
8. FD 75 85 T
9. FA 75 84 T
10. ILA 75 85 T
11. KF 75 85 T
12. MS 75 70 TT
13. MAM 75 70 TT
14. MW 75 75 T
15. MM 75 75 T
16. MDN 75 74 TT
17. MRN 75 70 TT
18. MZM 75 80 T
19. NR 75 75 T
20. RAM 75 74 TT
21. RA 75 74 T T
22. SWS 75 75 T
23. SD 75 80 T
24. SNA 75 80 T
25. SMW 75 80 T
26. ZS 75 76 T
27. RS 75 78 T
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
50
50
Jumlah siswa tuntas
Jumlah siswa belum tuntas
Jumlah nilai semua 2.095
Jumlah peserta didik
Nilai rata-rata
Persentase Ketuntasan
%
Dari data tersebut dapat dilihat jumlah keseluruhan peserta didik
yaitu 27 anak. Dari 27 peserta didik tersebut 20 anak yang dinyatakan
tuntas dan 7 anak belum tuntas. Ketuntasan peserta didik dilihat dari
KKM yang harus dicapai minimal 75 dan nilai rata-rata peserta didik di
pra siklus ini adalah 77.5 telah didapat dari jumlah keseluruhan nilai
peserta didik 2.095 dibagi jumlah keseluruhan peserta didik, untuk itu
dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam melakukan tahapan pada
siklus I.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilaksanakan
kurang aktif dan kurang kondusif, karena sebagian peserta didik masih
dirasa kesulitan dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan wali kelas 6
menjelaskan bahwa ketika peserta didik diberi tugas oleh guru untuk
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
51
51
membuat pidato atau membaca pidato yang tidak mau karena malu, tidak
berani. Dari karakteristik peserta didik tersebut, membuat konsep pidato
saja belum faham apalagi gurunya kadang tidak begitu faham, bisa
disebabkan guru kurang memahami pidato, kurangnya pengetahuan bisa
juga disebabkan tidak semua guru yang sesuai bidang keahliannya bisa
memahami materi tersebut.37
2) Siklus I
Pada siklus I peneliti menggunakan beberapa tahapan
perencanaan sebelum tindakan. Beberapa tahapan pembelajaran
pada siklus I ini menyesuaikan dengan model penelitian menurut
Kurt Lewwin yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
refleksi
a. Perencanaan
Dalam pelaksanaan siklus I peneliti akan mempersiapkan
bahan-bahan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran,
terutama menyusun rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada
siklus I. Dalam merencanakan kegiatan ini peneliti dapat
menyesuaikan dari data awal yang telah didapatkan pada pra
siklus, dengan tujuan agar dapat meningkatkan pemahaman konsep
pada materi pidato peserta didik kelas VI MI Raden Paku
Dawarblandong Mojokerto. Berikut ini ada beberapa hal yang
perlu disiapkan dalam pelaksanaan Siklus I diantaranya :
37
Hasil wawancara dengan ibu Suliyani.S.Pd pada tanggal 20 November 2019
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
52
52
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam pembuatan RPP
melalui proses validasi. Pengajuan validasi RPP dilaksanakan pada
tanggal 07 Desember 2019 kepada Ibu Juhaeini, M.pd dan
mendapatkan perbaikan untuk memperbaiki kegiatan inti pada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan harus menyesuaikan
dengan instrument penilaian yang telah dibuat.
2) Lembar Observasi guru dan peserta didik. Lembar observasi tersebut
dapat digunakan untuk mengamati raangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh guru maupun peserta didik selama proses
pembelajaran mulai awal sampai akhir.
3) Lembar Kerja Siswa. Lembar Kerja Ini digunakan dalam proses
pembelajaran untuk peserta didik.
4) Berkoordinasi dengan guru kelas VI, untuk menentukan waktu siklus
I dan bekerja sama dalam lembar observasi yang akan digunakan
dalam pelaksanaan siklus I.
5) Menyiapkan media, alat dan bahan yang diperlukan.
b. Pelaksanaan
Pada Tahap ini dilakukan dalam satu kali tatap muka dengan
alokasi waktu 2x35 menit. Tindakan yang dilakukan adalah
menerapkan rencana pembelajaran yang meliputi kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pembelajaran pada siklus I ini
dilaksanakan pada hari kamis tanggal 20 Februari 2020 dengan
jumlah peserta didik 27 yang terdiri dari 14 perempuan dam 13 laki-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
53
53
laki. Kegiatan pembelajaran berlangsung mulai pukul 08.30 sampai
pukul 10.00 WIB atau 2 jam pembelajaran 2x35 Menit.
Dalam penelitian ini peneliti berkolaborasi dengan guru kelas
dan memiliki komposisi kinerja yakni peneliti sebagai pelaksana
(guru) dan guru kelas sebagai observer ( pengamat). Pada siklus I ini
terdiri dari tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan akhir. Dimana kegiatan ini disesuaikan dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat pada perencanaan dan telah
divalidasi. Berikut adalah kegiatan pelaksanaan Pembelajaran yang
dilakukan.
1) Kegiatan Awal
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam
kepada peserta didik dan peserta didik menjawab salam guru,
kemudian guru menunjuk salah satu peserta didik untuk memimpin
doa. Selanjutnya guru menanyakan kabar dan memberikan motivasi
dengan mengajak tepuk semangat. Guru juga mengecek kehadiran
peserta didik untuk mengetahui peserta didik yang tidak hadir,
sedangkan peserta didik mengacungkan tangannya ketika namanya
dipanggil oleh guru. Kemudian guru menyampaikan apersepsi
tentang materi sebelumnya dan mengkaitkan pelajaran yang akan
disampaikan yaitu materi pidato. Apresepsi tersebut guna untuk
mengkaitkan pengetahuan yang sudah diterima dan yang akan
disampaikan, Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
54
54
2) Kegiatan Inti
Guru menyampaikan materi tentang pidato atau bentuk
permasalahan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk
memancing agar peserta didik aktif dalam menyampaikan
pendapat. Kemudian guru membimbing peserta didik untuk
membentuk beberapa kelompok yang terdiri dari 5-6 anak untuk
berdiskusi. Kemudian setiap kelompok berdiskusi untuk
memecahkan masalah yang diberikan untuk mengklasifikasikan
bagian-bagian kerangka pidato dalam bentuk Mind Mapping.
Setelah berdiskusi setiap kelompok diacak untuk membacakan
hasil diskusi bersama kelompoknya ke depan kelas untuk
mempresentasikan hasil diskusinya. Peserta didik yang lain diminta
untuk memberikan tanggapan terhadap hasil kerja samanya.
Peserta didik salah satu diminta untuk maju ke depan untuk
membacakan contoh teks pidato kemudian menjelaskan konsep isi
pidato dengan baik. Setelah itu peserta didik diberi lembar kerja
untuk menjawab soal-soal oleh guru untuk menyebutkan informasi
yang terkndung dalam teks pidato yang meliputi tema, pembicara,
pendengar dan kesimpulan.
3) Kegiatan Penutup
Peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari
hari itu dan dibimbing oleh guru, kemudian peserta didik diberikan
soal evaluasi sebagai bentuk umpan balik terhadap proses
pembelajaran untuk mengetahui kemampuan setiap peserta didik.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
55
55
Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah
diikuti, kemudian peserta didik membaca doa sebelum
pembelajaran diakhiri dan guru mengucap salam dan peserta didik
menjawabnya.
c. Observasi
Observasi ini dilakukan saat kegiatan pembelajaran
berlangsung. Dalam penerapan model pembelajaran Kooperatif
Mind Mapping pada pembelajaran bahasa Indonesia, observer
melakukan pengamatan aktivitas guru dan peserta didik dengan
menggunakan lembar aktivitas guru dan lembar aktivitas siswa
yang sudah dibuat oleh peneliti. Adapun hasil pengamatan yang
dilakukan observer antara lain sebagai berikut :
1) Hasil observasi aktivitas guru
Dalam tahap ini observer mengamati aktivitas guru
menggunakan lembar observasi yang sudah disiapkan. Hasil pada
pelaksanaan observasi ini dapat dilihat pada kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti dan kegiatan penutup. Observer mngamati aktivitas guru
dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Mind
Mapping. Pada lembar observasi aktivitas guru, terdapat 15 aspek
yang diamati dengan rincian sebanyak 8 aspek mendapatkan skor 4,
dan 7 aspek mendapatkan skor 3.
Adapun hasil observasi aktivitas guru pada siklus I dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
56
56
Tabel
Hasil Observasi Aktivitas Guru
No Kegiatan Skor
1. Guru mengucap salam dan membaca doa 4
2. Guru menanyakan kabar dan memberikan motivasi kepada
peserta didik.
4
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik 4
4. Guru menyampaikan apresepsi untuk mengulang materi
sebelumnya dan materi yang akan dipelajari.
3
5. Guru menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran 3
6. Guru melakukan tanya jawab dengan peserta didik. 3
7. Guru mengarahkan untuk membentuk kelompok dan
menentukan dari setiap anggota kelompoknya
3
8. Guru menjelaskan cara membuat Mind Mapping 3
9. Guru mengamati kerja kelompok peserta didik dalam
pengerjaan tugas dengan berdiskusi
3
10. Guru membagikan soal evaluasi kepada peserta didik untuk
mengetahui pemahaman peserta didik.
4
11. Guru memberikan bimbingan kepada peserta didik 4
12. Guru membimbing peserta didik membuat kesimpulan 3
13. Guru memberi penguatan kepada peserta didik 4
14. Guru menutup pelajaran dengan membaca doa 4
15. Guru menutup salam mengucap salam 4
Skor Maksimal 60
Skor Perolehan 53
Dari data di atas telah disimpulkan bahwa perolehan hasil nilai
observasi guru dengan rincian berikut :
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa aktivitas guru dalam
membuka pelajaran dengan mengucap salam kemudian mengawali
pembelajaran dengan berdoa, menanyakan kabar, memberikan motivasi
kepada peserta didik dan mempersiapkan fisik dan psikis siswa sudah baik
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
57
57
dengan mengajak tepuk semangat, guru mengecek kehadiran peserta didik
dengan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk,
menyampaikan apresepsi. Saat menyampaikan apersepsi guru sudah
memberikan apersepsi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta
didik namun masih beberapa siswa yang merespon, begitu juga ketika
guru menyampaikan informasi materi yang akan dibahas dan tujuan
pembelajaran, guru sudah menyampaikan secara jelas akan tetapi kurang
spesifik sehingga hanya sebagian peserta didik yang memperhatikan.
Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
tentang pidato dan menyampaikan bentuk permasalahan yang harus
dijawab oleh peserta didik agar dapat memancing pemahaman peserta
didik agar aktif dalam menyampaikan pendapat, akan tetapi masih hanya
beberapa peserta didik yang menanggapinya dan peserta didik yang lain
kurang memperhatikanya. Setelah itu guru menyuruh untuk membuat
kelompok yang tiap anggotanya berisi 5-6 anak, akan tetapi peserta didik
masih dirasa kesulitan dalam mencari kelompoknya untuk berdiskusi
disebabkan sebelum pembelajaran ini belum pernah berpengalaman untuk
membuat kelompok dalam model hitungan. Setiap kelompok berdiskusi
untuk mengembangkan bagian-bagian kerangka pidato dalam bentuk Mind
Mappping.
Pada kegiatan penutup, guru sudah membimbing peserta didik
untuk menyimpulkan materi yang telah diajarkan selama pembelajaran,
akan tetapi peserta didik masih sebagian yang memperhatikan dan yang
lainnya masih bicara sendiri dengan teman sebelahnya. Setelah itu
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
58
58
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menyampaikan
pendapatnya terkait materi yang belum difahami dan memberikn
kesempatan untuk tanya jawab kepada peserta didik. Akan tetapi peserta
didik masih malu untuk bertanya sehingga dalam pembelajaran hanya
sebagian saja peserta didik yang berani untuk bertanya. Kemudian guru
menutup salam dengan diawali membaca doa terlebih dahulu kemudian
peserta menjawab salam tersebut.
Data observasi aktivitas guru di atas telah disimpulkan bahwa nilai
akhir yang diperoleh yakni 88,3 dengan skor 53 dari skor maksimalnya
60. Berdasarkan hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
guru dalam melakukan proses belajar mengajar sudah cukup baik indikator
kinerja yang dicapai guru dalam observasi aktivitas guru yakni lebih dari
85 dan pada siklus I ini hasil yang diperoleh oleh peneliti yakni 88,3 sudah
mencapai target namun nilai masih perlu diperbaiki dan perlu ditingkatkan
kembali.
Pada siklus I guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat
sebelumnya. Akan tetapi pada praktek mengajar, guru masih memiliki
sedikit kendala-kendala dan kekurangan pada pembelajaran. Sehingga
guru perlu meningkatkan kembali pada pembelajaran siklus II.
2) Hasil observasi aktivitas peserta didiK
Dalam tahap ini observer mengamati aktivitas peserta didik
menggunakan lembar observasi yang sudah disiapkan. Hasil pada
pelaksanaan observasi ini dapat dilihat pada kegiatan pendahuluan,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
59
59
kegiatan inti dan kegiatan penutup. Observer mngamati aktivitas peserta
didik dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
Mind Mapping. Pada lembar observasi aktivitas guru, terdapat 15 aspek
yang diamati dengan rincian sebanyak 5 aspek mendapatkan skor 4, 7
aspek mendapatkan skor 3 dan 3 aspek mendapatkan skor 2.
Adapun hasil observasi aktivitas peserta didik pada siklus I dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel
Hasil Observasi aktivitas peserta didik
No Kegiatan Skor
1. Peserta didik menjawab salam dan membaca doa 4
2. Peserta didik merespon kabar dan motivasi 4
3. Peserta didik mengacungkan tangan ketika namanya dipanggil 4
4. Peserta didik merespon apersepsi motivasi yang diberikan oleh
guru
3
5. Peserta didik mendengarkan saat tujuan pembelajaran
disampaikan oleh guru
3
6. Peserta didik membentuk beberapa kelompok yang ditentukan. 4
7. Peserta didik mendengarkan ketika guru menjelaskan materi
tentang pidato.
3
8. Peserta didik mengikuti diskusi dengan bersama dan saling
menyampaikan pendapat
2
9. Peserta didik dapat antusias mengikuti pembelajaran. 3
10. Peserta didik melakukan tanya jawab terkait materi yang sudah
dipelajari.
3
11. Peserta didik memberikan tanggapan, saran, dan kritik ketika
temannya presentasi.
2
12. Peserta didik bertanya terkait materi yang belum difahami 3
13. Peserta didik merespon kesimpulan materi pembelajaran yang
disampaikan guru
2
14. Peserta didik mengerjakan dengan tertib saat dilaksanakan tes
evaluasi tertulis perorangan oleh guru
3
15. Peserta didik membaca doa siakhir pembelajaran dan menjawab
salam yang di.sampaikan oleh guru
4
Skor Maksimal 60
Skor Perolehan 47
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
60
60
Dari data di atas telah disimpulkan bahwa perolehan hasil nilai
observasi guru dengan rincian berikut :
Berdasarkan hasil observasi di atas, dapat disimpulkan bahwa pada
pembelajaran siswa, skor yang diperoleh pada lembar observasi peserta
didik adalah sebesar 47. Skor ini dapat menunjukkan bahwa peserta didik
masih banyak yang melakukan aktivitas sendiri, misalnya berbicara
dengan teman sebangkunya.
Dari data di atas telah disimpulkan bahwa skor aktivitas peserta
didik yang diperoleh yakni 78.3 dengan skor 47 dari skor maksimal 60.
Berdasarkan hasil observasi tersebut dapat menunjukan bahwa aktivitas
peserta didik dalam melakukan proses belajar mengajar sudah cukup baik
dikarenakan indikator kinerja yang harus dicapai peserta didik dalam
observasi aktivitas peserta didik yakni lebih dari KKM yang telah
ditentukan, dan pada siklus I ini hasil yang diperoleh yakni 78.3 dan perlu
ditingkatkan kembali pada siklus berikutya.
3) Hasil tes peserta didik
Adapun hasil tes pada pembelajaran siklus I ini akan diuraikan
dalam bentuk tabel berikut ini:
Tabel
Hasil tes siklus 1
No Nama KKM Nilai Akhir Keterangan
1. A F 75 85 T
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
61
61
2. A N 75 85 T
3. A M 75 80 T
4. B A 75 74 T T
5. C N 75 90 T
6. D A 75 90 T
7. E A 75 90 T
8. F D 75 85 T
9. F A 75 90 T
10. I L 75 90 T
11. K F 75 90 T
12. M.S 75 74 TT
13. M.A 75 77 T
14. M W 75 78 T
15. M M 75 80 T
16. MDN 75 85 T
17. MRB 75 74 T
18. M. Z 75 80 T
19. NR 75 85 T
20. R A S 75 75 T
21. R A 75 74 TT
22. S W 75 80 T
23. S D 75 80 T
24. SNA 75 80 T
25. SMW 75 85 T
26. Z S 75 80 T
27. R S 75 85 T
Jumlah siswa tuntas 24 siswa
Jumlah siswa belum tuntas 3 siswa
Jumlah nilai semua 2.221
Jumlah siswa 27 siswa
Nilai rata-rata
Presentasi Ketuntasan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
62
62
x 100
88.8%
Dari data tersebut dapat dilihat jumlah keseluruhan peserta didik
yaitu 27 anak. Dari 27 siswa tersebut 24 anak yang dinyatakan tuntas dan
4 anak belum tuntas. Ketuntasan siswa dilihat dari KKM yang harus
dicapai minimal 75 dan nilai rata-rata siswa di siklus ini adalah 82.2
didapat dari jumlah keseluruhan nilai siswa 2.221 dibagi jumlah
keseluruhan siswa, dapat dijadikan pertimbangan dalam melakukan
tahapan pada siklus 2.
d. Refleksi
Dari hasil pembelajaran yang telah didapatkan pada siklus I
peneliti dapat mengambil kesimpulan terdapat peningkatan pemahaman
konsep peserta didik pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi pidato
dibandingkan dengan pemahaman konsep siswa pada pra siklus.
Penelitian ini perlu dilakukan perbaikan agar mencapai tujuan yang telah
direncanakan sebelumnya. Berdasarkan hasil pembelajaran dan
pemgamatan yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa guru telah
melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran Mind Mapping
dengan cukup baik. Namun terdapat ada beberapa hal yang perlu
diperbaiki dan disempurnakan. Seperti guru memberikan instruksi untuk
membentuk kelompok, akan tetapi peserta didik masih dirasa
kebingungan dalam mencari kelompoknya untu berdiskusi, selain itu
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
63
63
peserta didik masih kurang memperhatikan ketika guru menjelaskan
materi.
Berdasarkan hasil observasi, peneliti dan guru dapat
mengklasifikasikan kendala-kendala pada saar pembelajaran, diantaranya
peserta didik masih ada yg ramai, bicara dengan teman sebelahnya dan
sulit dikondisikan, peserta didik ketika pembelajaran masih banyak yang
tidak memperhatikan guru menyampaikan materi, peserta didik tergesa-
gesa untuk mengerjakan soal agar cepat selesai dan istirahat dan
penekanan suara guru ketika menyampaikan materi kurang keras,
sehingga peserta didik tidak terdengar secara jelas.
Dari penjelasan di atas perlu diadakan siklus II sebagai perbaikan
dari siklus I. Untuk perencanaan perbaikan dari siklus I dapat dilihat dari
hasil observasi peserta didik dan guru. Dimana guru belum berhasil
dalam menjelaskan dan menginstruksikan setiap langkah-langkah dalam
penerapan model pembelajaran Mind Mapping dan peserta didik masih
kurang memahami betul langkah-langkah dari penjelasa guru mengenai
model pembelajaran Mind Mapping.
Kekurangan dari hasil observasi guru pada siklus I diantaranya
yaitu dalam kegiatan pembukaan, guru menyampaikan apersepsi dengan
waktu yang terlalu cepat. Pada bagian inti guru kurang mengkondisikan
peserta didik dan yang terjadi ada beberapa peserta didik yang kurang
memperhatikan dan menyebabkan terbatasnya waktu. Pada kegiatan
penutup, guru tidak membimbing peserta didik untuk membuat
kesimpulan dengan jelas, disebabkan karena dengan keterbatasan waktu.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
64
64
Selain itu juga guru kurang pada penekanan pada suara pada
menyampaikan dalam pembelajaran, sehingga peserta didik kurang
mendengarkan secara jelas.
Kekurangan dari hasil observasi peserta didik pada siklus I
diantaranya yaitu pada kegiatan pembukaan cukup baik, hanya saja
peserta didik kurang memperhatikan dan mendengarkan ketika guru
menanyakan kabar dan motivasi, hanya sebagian peserta didik yang
menjawabnya. Pada kegiatan inti, peserta didik membentuk kelompok
untuk berdiskusi tentang tugas yang telah diberikan oleh guru, hanya saja
sebagian peserta didik belum faham terkait instruksi yang diberikan oleh
peserta didik, sehingga menimbulkan suasana kelas yang ramai dan
kurang kondusif. Selain itu juga peserta didik kurang berani untuk
bertanya terkait materi yang sudah dipelajari, peserta didik tidak
memberikan tanggapan, saran dan kritik ketika temannya presentasi.
Pada bagian penutup, peserta didik kurang bisa merespon untuk
menyimpulkan materi yang telah dipelajari, hanya ada beberapa peserta
didik yang menjawabnya terutama saat diberikan kesempatan untuk
bertanya dan membuat kesimpulan bersama.
Dari hasil evaluasi guru yang dilihat dari hasil observasi guru
tersebut diharapkan guru mampu mengkondisikan peserta didik terutama
dalam kegiatan inti, guru harus mampu memanajemen waktu dengan
baik agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar, guru
harus lebih mempersiapkan diri sebelum proses pembelajaran dimulai,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
65
65
guru harus mengatur pada penekanan suara agar peserta didik dapat
mendengarkan dengan baik.
Dari hasil evaluasi peserta didik yang dilihat dari hasil observasi
tersebut, diharapkan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran
dengan baik, harus memahami instruksi yang telah diberikan oleh guru,
peserta didik harus bisa bekerja sama dalam berdiskusi dan mengajak
temannya untuk belajar yang mana setiap kelompok mampu memahami
materi yang mereka dapat. Dan peserta didik diharapkan mampu
merespon setiap ajakan guru seperti membuat kesimpulan materi dan
menanyakan terkait materi yang belum dipahami pada materi yang telah
diajarkan.
2. Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, dapat diketahui masih
terdapat banyak kekurangan sehingga belum bisa mencapai indikator
kinerja pada penelitian tindakan kelas ini, maka dari itu perlu adanya
perbaikan dalam pembelajaran dan akan tindaklanjuti pada siklus II. Pada
siklus II ini terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi.
a. Perencanaan
Tahap perencanaan pada bagian sikus II memang tidak jauh
berbeda dengan kegiatan siklus 1. Hanya saja ada beberapa bagian yang
berubah dan perlu perbaikan dari siklus sebelumnya, perubahan ini dilihat
dari hasil refleksi pada siklus I. Perencanaan pada siklus II ini sangat
penting untuk dilakukan untuk mengingat hasil yang ada pada siklus I dan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
66
66
belum tercapainya indikator yang diharapkan. Pada tahap ini peneliti dapat
menyiapkan perangkat pembelajaran dan lembar observasi guru dan
peserta didik. Kegiatan siklus II dilaksanakan pada hari Jumat, 28 Februari
2020
Beberapa perubahan pada bagian perencanaan siklus II yaitu
penekanan suara pada kegiatan inti yang perlu diperjelas kembali terutama
dalam pembentukan kelompok untuk berdiskusi, Pada bagian awal tidak
ada perubahan, sehingga diperlukan untuk mengoptimalkan pelaksanaan
dan waktu sesuai perencanaan.
b. Tindakan
Pelaksanaan siklus II pada hari Jumat, 28 februari 2020 di kelas VI
MI Raden Paku Cendoro Dawarblandong Mojokerto, pada jam ke dua
yaitu pukul 08.30 sampai pukul 10.00 dimana terpotong jam istirahat pada
pukul 09.00 sampai 09.30. Tahap ini merupakan tahap lanjutan dari tahap
persiapan, tahap ini merupakan implementasi dari RPP yang dirancang
sebelumnya oleh peneliti. Pada pelaksanaan siklus I terdapat beberapa
kekurangan yang ditemukan oleh peneliti, oleh karena itu peneliti berusaha
untuk memperbaiki langkah-langkah yang menurutnya masih belum
tercapai dengan memodifikasi kegiatan pembelajaran lagi. Penerapan
Mind Mapping pada pembelajaran bahasa Indonesia ini berkolaborasi
dengan guru mata pelajaran tematik, dimana peneliti sebagai pelaksana
dan guru mata pelajaran sebagai observer.
Dalam pelaksanaan ini terbagi menjadi tiga tahap yakni kegiatan
awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir dan dilakukan selama 115 menit.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
67
67
Dimana kegiatan ini sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
yang telah dibuat oleh peneliti sebagai perbaikan dari siklus I. Berikut ini
adalah kegiatan pelaksanaan :
1. Kegiatan awal, dilakukan sama seperti kegiatan siklus I, hanya saja
dalam tiap-tiap kegiatan yang dilakukan perlu penekanan suara harus
dimaksimalkan agar peserta didik terdengar jelas.
2. Kegiatan inti dilakukan seperti yang direncanakan pada Rencana
Pelaksanan Pmbelajaran (RPP). Yang pertama guru membentuk
kelompok dimana terbagi menjadi 4 kelompok yang mana setiap
kelompoknya terdiri atas 5-6 siswa. Selanjutnya peserta didik
berkelompok untuk berdiskusi untuk mengklasifikasikan bagian-bagian
kerangka pidato dalam bentuk Mind mapping.
3. Kegiatan penutup tetap sama dari siklus yang pertama, dimana peserta
didik membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari dalam
pembelajaran tersebut. Kemudian guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk memberikan tangapan, saran dan tanya jawab terkait
materi yang sudah dipelajari. Kemudian guru mengakhiri pembelajaran
dengan mengajak untuk membaca doa keudian dilanjut mengucap salam.
c. Pengamatan
Tahap pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung
menggunakan lembar observasi. Dalam penerapan model pembelajaran
Mind Mapping pada pembelajaran bahasa Indonesia, observasi dilakukan
melalui kolaborasi dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu
Ibu Suifah,S.Pd sebagai observer. Selama proses pembelajaran ibu
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
68
68
mengamati sesuai dengan lembar observasi yang telah dibuat pada
perencanaan. Lembar observasi yang diamati yaitu lembar observasi guru
dan lembar observasi siswa. Hasil yang didapatkan selama observasi ini
adalah sebagai berikut :
1) Hasil Observasi aktivitas guru
Hasil dari observasi aktivitas guru selama proses pembelajaran
mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir terdapat 15
aspek yang harus di observasi.
Tabel
Hasil Obserasi Aktivitas Guru
No Kegiatan Skor
1. Guru mengucap salam dan membaca doa 4
2. Guru menanyakan kabar dan memberikan motivasi
kepada peserta didik.
4
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik 4
4. Guru menyampaikan apresepsi untuk mengulang
materi sebelumnya dan materi yang akan dipelajari.
3
5. Guru menyampaikan tujuan dan materi pembelajaran 4
6. Guru melakukan tanya jawab dengan peserta didik. 4
7. Guru mengarahkan untuk membentuk kelompok dan
menentukan dari setiap anggota kelompoknya
4
8. Guru menjelaskan cara membuat Mind Mapping 4
9. Guru mengamati kerja kelompok peserta didik dalam
pengerjaan tugas dengan berdiskusi
4
10. Guru membagikan soal evaluasi kepada peserta didik
untuk mengetahui pemahaman peserta didik.
4
11. Guru memberikan bimbingan kepada peserta didik 4
12. Guru membimbing peserta didik membuat kesimpulan 3
13. Guru memberi penguatan kepada peserta didik 4
14. Guru menutup pelajaran dengan membaca doa 4
15. Guru menutup salam mengucap salam 4
Skor Maksimal 60
Skor Perolehan 58
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
69
69
Dari data di atas telah disimpulkan bahwa perolehan hasil
nilai observasi guru dengan rincian berikut :
2) Hasil observasi aktivitas peserta didik
Hasil dari observasi aktifitas peserta didik selama pealaksanaan
pembelajaran di siklus II mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan
akhir. Adapun hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel
Hasil Observasi aktivitas siswa
No Kegiatan Skor
1. Peserta didik menjawab salam dan membaca doa 4
2. Peserta didik merespon kabar dan motivasi 3
3. Peserta didik mengacungkan tangan ketika namanya dipanggil 4
4. Peserta didik merespon apersepsi motivasi yang diberikan oleh
guru
3
5. Peserta didik mendengarkan saat tujuan pembelajaran
disampaikan oleh guru
3
6. Peserta didik membentuk beberapa kelompok yang ditentukan. 4
7. Peserta didik mendengarkan ketika guru menjelaskan materi
tentang pidato.
3
8. Peserta didik mengikuti diskusi dengan bersama dan saling
menyampaikan pendapat
3
9. Peserta didik dapat antusias mengikuti pembelajaran, 4
10. Peserta didik melakukan tanya jawab terkait materi yang sudah
dipelajari.
3
11. Peserta didik memberikan tanggapan, saran, dan kritik ketika
temannya presentasi.
3
12. Peserta didik bertanya terkait materi yang belum difahami 4
13. Peserta didik merespon kesimpulan materi pembelajaran yang
disampaikan guru
3
14. Peserta didik mengerjakan dengan tertib saat dilaksanakan tes 4
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
70
70
evaluasi tertulis perorangan oleh guru
15. Peserta didik membaca doa siakhir pembelajaran dan menjawab
salam yang di.sampaikan oleh guru
4
Skor Maksimal 60
Skor Perolehan 52
Dari data di atas telah disimpulkan bahwa perolehan hasil nilai
observasi guru dengan rincian berikut :
3) Hasil Tes Pemahaman Peserta didik
Adapun hasil tes pada pembelajaran siklus I ini akan diuraikan
dalam bentuk tabel berikut ini:
Tabel
Hasil tes siklus II
No Nama KKM Nilai Keterangan
1. AF 75 90 T
2. AN 75 90 T
3. AM 75 90 T
4. BA 75 78 T
5. CN 75 95 T
6. DA 75 95 T
7. EA 75 95 T
8. FD 75 80 T
9. FA 75 95 T
10. ILA 75 95 T
11. KF 75 85 T
12. MS 75 73 TT
13. MAM 75 80 T
14. MW 75 88 T
15. MM 75 85 T
16. MDN 75 90 T
17. MRN 75 74 TT
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
71
71
18. MZM 75 85 T
19. NR 75 95 T
20. RAM 75 78 T
21. RA 75 77 T
22. SWS 75 90 T
23. SD 75 90 T
24. SNA 75 95 T
25. SMW 75 90 T
26. ZS 75 85 T
27. RF 75 90 T
Jumlah Siswa Tuntas 25 siswa
Jumlah Siswa Belum Tuntas 2 siswa
Jumlah Nilai Semua 2.272
Jumlah Siswa 27 siswa
Nilai rata-rata
Persentase Ketuntasan
92.5 %
Dari data tersebut dapat dilihat jumlah keseluruhan peserta didik
yaitu 27 anak. Dari 27 siswa tersebut 23 anak yang dinyatakan tuntas dan
4 anak belum tuntas. Ketuntasan siswa dilihat dari KKM yang harus
dicapai minimal 75 dan nilai rata-rata siswa di siklus ini adalah 84.1
didapat dari jumlah keseluruhan nilai siswa 2.272 dibagi jumlah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
72
72
keseluruhan siswa. Hasil dari perhitungan terssebut dapat menunjukkan
bahwa nilai peserta didik sudah mencapai indikator ketuntasan hasil
belajar yang cukup baik.
d. Refleksi
Secara umum, pembelajaran pada siklus II ini dapat dikatakan
sudah baik dari siklus sebelum nya. Hal ini dibuktikan dengan data-data
yang telah disebutkan diatas. Pembelajaran siklus II ini mengalami
peningkatan yang cukup baik. Begitu juga pula dengan aktivitas guru dan
peserta didik terlihat sudah terjadinya kegiatan belajar yang saling
mendukung antara guru dengan peserta didik.
Dari hasil pembelajaran yang telah didapatkan pada siklus II
peneliti dapat mengambil kesimpulan terdapat peningkatan pemahaman
konsep peserta didik pada pembelajaran bahasa Indonesia materi pidato
dibandingkan dengan pemahaman konsep siswa pada siklus I.
Berdasarkan hasil pembelajaran dan pemgamatan yang dilakukan,
diperoleh hasil bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran dengan
model pembelajaran Mind Mapping dengan cukup baik.
Kekurangan dari hasil observasi guru pada siklus II diantaranya
yaitu dalam kegiatan pembukaan, guru menyampaikan apersepsi dengan
waktu yang terlalu cepat. Pada bagian inti guru kurang mengkondisikan
peserta didik dan yang terjadi ada beberapa peserta didik yang kurang
memperhatikan dan menyebabkan terbatasnya waktu. Pada kegiatan
penutup, guru tidak membimbing peserta didik untuk membuat
kesimpulan dengan jelas, disebabkan karena dengan keterbatasan waktu.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
73
73
Selain itu juga guru kurang pada penekanan pada suara pada
menyampaikan dalam pembelajaran, sehingga peserta didik kurang
mendengarkan secara jelas.
Kekurangan dari hasil observasi peserta didik pada siklus II
diantaranya yaitu pada kegiatan pembukaan cukup baik, hanya saja
peserta didik kurang memperhatikan dan mendengarkan ketika guru
menanyakan kabar dan motivasi, hanya sebagian peserta didik yang
menjawabnya. Pada kegiatan inti, peserta didik membentuk kelompok
untuk berdiskusi tentang tugas yang telah diberikan oleh guru, hanya saja
sebagian peserta didik belum faham terkait instruksi yang diberikan oleh
peserta didik, sehingga menimbulkan suasana kelas yang ramai dan
kurang kondusif. Selain itu juga peserta didik kurang berani untuk
bertanya terkait materi yang sudah dipelajari, peserta didik tidak
memberikan tanggapan, saran dan kritik ketika temannya presentasi.
Pada bagian penutup, peserta didik kurang bisa merespon untuk
menyimpulkan materi yang telah dipelajari, hanya ada beberapa peserta
didik yang menjawabnya terutama saat diberikan kesempatan untuk
bertanya dan membuat kesimpulan bersama.
Dari hasil evaluasi guru yang dilihat dari hasil observasi guru
tersebut diharapkan guru mampu mengkondisikan peserta didik terutama
dalam kegiatan inti, guru harus mampu memanajemen waktu dengan
baik agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar, guru
harus lebih mempersiapkan diri sebelum proses pembelajaran dimulai,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
74
74
guru harus mengatur pada penekanan suara agar peserta didik dapat
mendengarkan dengan baik.
Dari hasil evaluasi peserta didik yang dilihat dari hasil observasi
tersebut, diharapkan peserta didik dapat mengikuti proses pembelajaran
dengan baik, harus memahami instruksi yang telah diberikan oleh guru,
peserta didik harus bisa bekerja sama dalam berdiskusi dan mengajak
temannya untuk belajar yang mana setiap kelompok mampu memahami
materi yang mereka dapat. Dan peserta didik diharapkan mampu
merespon setiap ajakan guru seperti membuat kesimpulan materi dan
menanyakan terkait materi yang belum dipahami pada materi yang telah
diajarkan.
B. Pembahasan
Kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia materi pidato melalui
model pembelajaran Mind Mapping yang dilakukan melalui siklus I dan
siklus II menunjukkan hasil pencapaian yang cukup baik. Hal tersebut
dilakukan melalui serangkaian proses yang mengalami sedikit banyak
perbaikan, sehingga proses pembelajaran dapat dioptimalkan secara baik.
Penelitian ini dilakukan dengan melalui 2 siklus yakni siklus I dan sikus II.
Berikut rincian dari peningkatan pemahaman konsep setelah menerapkan
model pembelajaran Mind Mapping.
1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping
pada pembelajaran Bahasa Indoesia peserta didik kelas VI MI
Raden paku Cendoro Dawarblandong Mojokerto.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
75
75
Dalam penerapan model pembelajaran Mind Mapping dapat
digambarkan dari hasil observasi peserta didik dan observasi guru.
Model pembelajaran Mind Mapping ini berfokus pada pembelajaran
Bahasa Indonesia dalam pemahaman konsep pada materi pidato.
Dalam penerapan model pembelajaran Mind Mapping yang telah
dilaksanakan pada siklus I dan siklus II dengan memperoleh hasil
yang berbeda pada aktivitas guru dan aktivitas peserta didik.
Di bawah ini merupakan tabel perbandingan peningkatan dari
tiap siklusnya
Tabel
Hasil Perbandingan Peningkatan Setiap Siklusnya
No Siklus Pra Siklus Siklus I Siklus II
1. Nilai Rata-rata 77.5 82.2 84.1
2. Persentase Ketuntasan 74.0% 88.8% 92.5%
3. Nilai Observasi Guru - 88.3 96.6
4. Nila Observasi Siswa - 78.3 86.6
Pada siklus I, mendapatkan skor perolehan pada aktivitas guru
sebesar 88,3 dengan kriteria baik dan telah mencapai indikator kinerja,
Sedangkan untuk skor perolehan pada aktivitas peserta didik sebesar
78,3 dengan kriteria baik akan tetapi belum mencapai indikator
kinerja. Pada pembelajaran siklus II, dapat menunjukkan hasil
observasi aktivitas guru dan aktivitas peserta didik lebih meningkat
dibanding pada siklus I. Pada siklus II, skor perolehan yang
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
76
76
didapatkaan pada aktivitas guru sebesar 96,6 dengan kriteria yang
sangat baik dan sudah mencapai indikator kinerja. Sedangkan skor
perolehan pada aktivitas peserta didik yang didapatkan sebesar 86,6
dengan kriteria baik dan sudah mencapai indikator kinerja.
Pada pembelajaran siklus II penerapan model pembelajaran
Mind mapping yang dilakukan pada peserta didik kelas VI MI Raden
Paku Dawarblandong Mojokerto mnunjukkan hasil yang lebih baik
dari pada sebelumnya. Hasil yang diperoleh pada pembelajaran siklus
II dengan penerapan model pembelajaran Mind Mapping dapat dilihat
pada hasil observasi guru dan hasil observasi peserta didik.
Dalam kegiatan siklus I dan siklus II peneliti menggunakan
model pembelajaran yang sama yakni Mind Mapping. Penggunaan
model tersebut dapat dikatakan berhasil disebabkan terdapat
peningkatan aktivitas guru pada siklus I dan siklus II. Data hasil
peningkatan perolehan skor pada aktivitas guru dapat dilihat pada
grafik berikut ini :
Diagram 1.1
Hasil Observasi Aktivitas Guru
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
77
77
Berdasarkan grafik di atas dapat disimpulkan terjadi
peningkatan pada siklus I dan siklus II. Peningkatan tersebut dapat
terjadi disebabkan guru dapat memaksimalkan perbaikan pada siklus
II berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Observasi aktivitas guru
dan aktivitas peserta didik mencakup tiga kegiatan yang meliputi
kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.
Di kegiatan awal ada beberapa langkah yang meliputi guru
mengucap salam, doa bersama, mnanyakan kabar dan memberikan
motivasi dengan mengajak untuk tepuk semangat, mengecek
kehadiran peserta didik, menyampaikan apersepsi dan menyampaikan
tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti juga juga terdiri dari langkah-
langkah proses pembelajaran yang disesuaikan dengan model
pembelajaran Mind Mapping, mulai dari menjelaskan materi,
pembentukan kelompok untuk berdiskusi, memberikan kesempatan
pada siswa untuk bertanya dan memantau peserta didik untuk
mengerjakan lembar kerja, mempresentasikan hasil diskusinya.
Sedangkan kegiatan akhir, guru membimbing peserta didik untuk
88,3
96,6
84
86
88
90
92
94
96
98
Siklus I Siklus II
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
78
78
menyimpulkan materi yang telah dipelajari, memberika soal evaluasi
peserta didik untuk mengetahui pemahaman setiap peserta didik, doa
bersama dan guru mengucapkan salam untuk mengakhiri
pembelajaran.
Belum maksimalnya pada siklus I pada aktivitas guru
disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya ketika guru
menginstruksikan untuk membagi kelompok belajar, akan tetapi guru
membagi peserta didik dengan arahan yang kurang jelas dan disertai
penekanan suara yang belum maksimal, sehingga peserta didik masih
banyak yang belum bisa menentukan kelompoknya dan masih
bingung. Kemudian pada saat diskusi guru menyampaikan arahan
kepada peserta didik dengan belum maksimal, sehingga peserta didik
masih kurang faham dengan tugas yang disampaikan oleh guru.
Adapun juga data hasil peningkatan perolehan skor pada
aktivitas peserta didik pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada
grafik berikut ini
Diagram 1.2
Hasil Observasi Aktivitas Peserta didik
78,3
86,6
74
76
78
80
82
84
86
88
Siklus I Siklus II
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
79
79
Diagram di atas dapat menunjukkan bahwa hasil observasi
aktivitas peserta didik pada pembelajaran I dan siklus II mengalami
peningkatan. Perolehan nilai skor diperoleh dari penilaian yang
terdapat pada instrument observasi aktivitas peserta didik yang sudah
diamati oleh observer. Dari siklus I dengan hasil 78.3 dengan kategori
yang baik dilanjut pada siklus II dengan hasil 86.6 dengan kategori
yang cukup baik dan sudah mencapai indikator kinerja. Hasil
observasi peserta didik ini artinya dapat dikatakan berhasil.
Hasil peningkatan pemahaman konsep model pembelajaran
Mind Mapping pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi pidato
yang dilakukan pada peserta didik kelas VI MI Raden Paku
Dawarblandong Mojokerto telah menunjukkan bahwa penerapan
dengan model pembelajaran Mind Mapping dapat memberikan
pengaruh besar terhadap peningkatan pemahaman belajar peserta
didik. Peningkatan pemahaman peserta didik dapat diketahui dengan
tes penilaian.
Belum maksimalnya aktivitas peserta didik pada siklus I
disebabkan oleh bebrapa faktor yakni langkah pembelajaran belum
berjalan secara maksimal, salah satuya ketika berdiskusi masih
banyak peserta didik yang mengobrol sendiri dengan teman
sebelahnya dan sebagian peserta didik belum faham untuk
menyelesaikan prmasalahannya. Hal itu disebabkan juga karena
guru kurang jelas dalam memberikan instruksi kepada peserta didik,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
80
80
sehingga peserta didik ramia sendiri dan menyebabkan kurang kelas
menjadi kurang kondusif.
2. Peningkatan Pemahaman Konsep Materi Pidato
Hasil penelitian peningkatan pemahaman model
pembelajaran Mind Mapping materi pidato yang dilakukan pada
peserta didik kelas VI MI Raden Paku Dawarbandong Mojokerto
telah menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Mind
Mapping dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap
peningkatan pemahaman peserta didik. Peningkatan pemahaman
belajar peserta didik dapat dilihat melalui tes penilaian.
Hasil tes penilaian pembelajaran pada siklus I dan siklus II
dapat dilihat pada diagram dibawah ini.
Diagram
Hasil Penilaian Rata-rata Kelas
Berdasarkan diagram di atas, dapat disimpulkan bahwa
hasil penilaian rata-rata pada siklus I dan siklus II mengalami
peningkatan. Peningkatan yang terjadi terdapat pada ketuntasan
belajar peserta didik dapat dilihat dari pemahaman belajar peserta
didik.
77,5
82,2 84,1
74
76
78
80
82
84
86
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
81
81
Pada siklus I nilai rata-rata peserta didik yang diperoleh
adalah 82.2, terjadi peningkatan nilai dari pra siklus sebelumnya
yakni 77.5. Akan tetapi pada nilai siklus I masih termasuk kriteria
baik. Dikarenakan ketika pembelajaran peserta didik masih belum
kondusif dan guru masih belum mengkondisikan peserta didik
secara maksimal. Akan tetapi pada siklus I yang dilakukan melalui
model pembelajaran Mind Mapping sedikit mampu memberikan
banyak peningkatan terhadap ketuntasan nilai pada peserta didik di
atas kriteria ketuntasan maksimal (KKM). Namun ada refleksi dan
perbaikan untuk dilakukan pada siklus II.
Pada siklus II nilai rata-rata peserta didik yang diperoleh
sebesar 84.1 terjadi peningkatan nilai dari siklus I yakni sebesar
82.2 Nilai rata-rata pada siklus II tergolong kriteria baik. Pada
siklus II guru menggunakan model pembelajaran yang sama yaitu
Mind Mapping dengan perbaikan berdasarkan pada refleksi I, yang
mana dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
lebih aktif dalam proses pembelajaran. Sehingga mampu
memahami materi yang telah dipelajarinya.
Berikut ini diagram ketuntasan belajar peserta didik dapat
dilihat dibawah ini
Diagram
Ketuntasan Belajar Peserta Didik
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
82
82
Diagram di atas dapat menunjukkan bahwa persentase
ketuntasan peserta didik pada siklus I dan siklus II mengalami
peningkatan. Perolehan nilai skor diperoleh dari penilaian yang
terdapat pada instrument observasi aktivitas peserta didik yang
sudah diamati oleh observer. Pada siklus I ketuntasan belajar
peserta didik yang diproleh 88.8% dimana peserta didik yang
tuntas 23 siswa dan yang belum tuntas 4 siswa. Pada siklus II
ketuntasan belajar peserta didik 92.5%, dimana peserta didik yang
tuntas 25 peserta didik dan yang belum tuntas 2 siswa.
Pada siklus II persentase ketuntasan hasil belajar peserta
didik memperoleh 92.5% Dengan angka tersebut dapat
menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan siklus sebelumnya
yaitu 88.3 %. Hal tersebut terjadi pada siklus II guru memberikan
perbaikan terhadap model Mind Mapping yang diberikan kepada
peserta didik melalui refleksi yang sudah dijabarkan pada siklus I
sebelumnya
74 88,8 92,5
0
20
40
60
80
100
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
83
83
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan judul
Peningkatan Pemahaman Konsep Pada Materi Pidato Dengan
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping di
kelas VI MI Raden Paku Cendoro Dawarblandong Mojokerto dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping dalam meningkatkan
pemahaman peserta didik pada pembelajaran tematik khususnya mata
pelajaran Bahasa Indonesia pada kelas VI MI Raden Paku Cendoro
Dawarblandong Mojokerto dapat terlaksana dengan baik dari siklus I
sampai siklus II. Hal ini telah dibuktikan dengan hasil observasi guru
dan observasi peserta didik dalam tiap siklusnya. Dilihat dari
kegiaatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup pada aktivitas
guru. Pada siklus I aktivitas guru didapat skor sebesar 88,3 dengan
kriteria baik dan sudah mencapai indikator kinerja dan dilakukan
perbaikan lagi melalui siklus II didapat skor sebesar 96.6 dengan
kriteria amat baik dan sudah mencapai lebih dari indikator kinerja
yang ditentukan. Pada hasil observasi aktivitas peserta didik dilihat
dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir pada proses
pembelajaran telah didapatkan skor pada siklus I sebesar 78,3 dengan
kriteria cukup baik akan tetapi belum mencapai indikator kinerja dan
peerlu diadakan perbaikan melalui siklus II telah didapat skor 86,6
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
84
84
dengan kriteria baik dan sudah mencapai indikator kinerja yang
ditentukan.
2. Terdapat peningkatan pemahaman konsep peserta didik pada
pembelajaran tematik khususnya pada mata pelajaran bahasa
Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran Mind Mapping
pada peserta didik di kelas VI MI Raden Paku Cendoro
Dawarblandong Mojokerto dari siklus I hingga siklus II. Peningkatan
ketuntasan hasil belajar pada tahap Pra siklus adalah 74.0% siklus I
adalah 88.8% dan siklus II 92.5% dan hasil dari perbaikan pada siklus
II terjadi peningkatan yang cukup sangat baik. Peningkatan pada rata-
rata hasil belajar pada tahap pra siklus 77.5 pada tahap siklus I adalah
82.2 dan pada tahap perbaikan di siklus II adalah 84.1 dan hasil dari
perbaikan pada siklus II cukup baik dan sudah melebihi indikator.
Sehingga penerapa model pembelajaran Mind Mapping pada mata
pelajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan pemahaman konsep
peserta didik kelas VI MI Raden Paku Dawarblandong Mojokerto
pada materi pidato.
B. Saran
Adapun saran dari hasil penelitian dan pembahasan ini sebagai
berikut ini:
1. Bagi Guru
Sebagai tenaga pengajar dan pendidik, sebaiknya guru lebih
banyak mengembangkan model pembelajaran yang belum pernah di
coba pada pembelajaran sebelumnya, sehingga peserta didik lebih
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
85
85
semangat belajar dan menyenangkan agar dapat mengubah suasana
kelas yang ramai menjadi kondusif. Dengan menggunakan model
pembelajaran Mind Mapping peserta didik lebih mudah untuk
mengembangkan ide dan gagasan baru dengan kreatif serta guru harus
memberikan motivasi belajar yang baik kepada peserta didik, agar
peserta didik menjadi termotivasi dalam mengerjakan tugas individu
maupun kelompok dalam penggunaan model pembelajaran Mind
Mapping.
2. Bagi Sekolah
Sekolah dapat menerapkan jenis model-model pembelajaran,
terutama dapat mengaplikasikan model pembelajaran Mind Mapping
sebagai alternatif dalam pembelajaran, khususnya pada pembelajaran
bahasa Indonesia agar dapat meningkatkan pemahaman konsep
peserta didik terhadap materi yang nantinya memberikan pengaruh
baik terhadap nilai yang diperoleh oleh peserta didik guna untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
86
86
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, Irawan, “Collaborative Learning Sistem Sebuah Alternatif Konten
C-Generation dan Flagship Detiknas”, Majalah Ilmiah UNIKOM.
Vol.8.No.1.
Aguslimayanti, Resamalia, ”Implementasi Pembelajaran Tematik Dalam
pemahaman Konsep Pidato Peserta Didik Kelas III MI Madani Alauddin
Pao-Pao. Makassar, UIN Alauddin, 2017
Ali Mutohar, Analisis Kemampuan Pemahaman, (2016) FKIP UMP
Amaniah Irsalina Subhatina, “Peningkatan Pemahaman Konsep Bagian-Bagian
Tumbuhan pada Tema 3 Sub Tema 1 Mellaui Numbered Heads Together (NHT)
Di Kelas 4C MI Al Ahmad Mojosatren Krian Sidoarjo”. Skripsi (Surabaya:
UINSA Surabaya, 2019). 12
Anas Sudjono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Rajawali
Pers,2011).Hal.50.
Aningsih, “ Upaya Meningkatkan Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Melalui
Strategi Directed Reading Thingking Activity (DRTA) di Kelas III SD Bani
Saleh 2 Bekasi Pada Pelajaran Bahasa Indonesia”. Jurnal Pedagogik. Vol, V
No.2, September 2017. 22.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta: Balai Pustaka,2003)
Dian Kartika putri, “ Keefektifan Penggunaan Model Mind Mapping Dalam Pembelajaran
IPS Pada siswa Kelas III SDN 1 Kramat Kabupaten Purbalingga”. Skripsi (
Semarang :Universitas Negeri Semarang.
Ertin Dwi Septiviani, “Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Pidato Dengan Model
Pembelajaran Coperative Group Investigation Pada Siswa Kelas X-A SMA
Negeri 1 Samalatan,” Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia 1 (Maret 2016)
Eva Putri Karunia, “Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Kelas
VIIBerdasarkan Gaya Belajar Dalam Model Knisley”. Skripsi ( Fakultas
MIPA, Universitas Negeri Semarang)
Fadlan Andi Rachmat,” Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran
Teks Eksplanasi Kompleks Siswa Kelas XI MIPA 1 SMA Negeri 3 Sinjai
Guru Respati Palguno, Peningkatan Pemahaman Materi (FKIP UMP,2012)
http://repository.ump.ac.id/2328/3/GURUH%20RESPATI%20PALGUNO%20BAB
%20II.pdf
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
87
87
Hadijah, “ Penerapan Metode Pemodelan Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpidato
Siswa Kelas VI SDN Inpres 1 Ujuna Kecamatan Palu Barat”. E-Jurnal
Bahasantodea. Volume 4 Nomor 2, April 2016. Hlm. 1-9 ISSN 2302-2000
Kusuma Linda, “ Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Pidato Menggunakan Metode
Peta Pikiran Dengan Media Kartu Tema Pada Siswa Kelas X BB SMK
Muhammadiyah 2 Boja”. (Semarang, Universitas Negeri Semarang, 2017)
Muchlisin, Riadi, Tujuan, Jenis,Metode dan Kerangka Pidato.(Sabtu 27 Oktober
2018) https://www.kajianpustaka.com/2018/10/tujuan-jenis-metode-dan-
kerangka-pidato.html diakses pukul 06.59 pada tanggal 25 November
2019
Muhammad Fathurridho, “ Peningkatan Pemahaman Mata Pelajaran Fikih Materi Infak
dan Sedekah Melalui Metode Mind Mapping Pada Siswa Kelas VI Darul Hikmah
Mojosari”. Skripsi. (Surabaya: UINSA, 2019)
Nindita Nilasari,”Pidato Pertama Park Geun Hye Sebagai Presiden Republik
Korea Selatan Sebuah Kajian Pragmatik.(2014) Universitas Gadjah Mada
Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
Bandung:Remaja Rosda Karya, 2010.hal.44 http://repository.uin-
suska.ac.id/2379/3/BAb%2011.pdf di akses pukul 23.30 pada tanggal 25
November 2019
Pusat Pembinaan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar
Bahasa Indoesia (Jakarta:Balai Pustaka,1994), 520
Rina Yuliana.dkk. “ Penerapan Strategi Partisipatif Melalui Media gambar Denah
dan Kartu Pancing Foto dalam Pembelajaran Pemahaman Konsep dan
Berbicara Siswa Sekolah Dasar.
Riswanto,” The Use of Mind Mapping Strategy in tehe Teaching of Writing at
SMAN 3 Bengkulu, Indonesia. International Journal of Humanities and
Social Science.”Vol.2 No.21 (November 2012)
Septaviani Ertin Dwi,” Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Pidato Dengan
Model Pembelajaran Coperative Group Investigation Pada Siswa Kelas
XA SMA Negeri 1 Samalantan. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia.Vol.1.No.1 (Maret: 2016) Hal.1-5
Sudjono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: Rajawali Pers,2011).
Suliyani, Wali kelas 6 MI Raden Paku Dawarblandong Mojokerto, Wawancara
pribadi, Mojokerto.(01 November 2019)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
88
88
Sumarni, “Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 Di Madrasah,” Jurnal Penelitian
Pendidikan Agama Dan Keagamaa 15 (Desember 2017): 387–404
Sumini, “Penelitian Tindakan Kelas dan Pengembangan Profesi Guru (FKIP-
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)
Triyono,”Penelitian Tindakan Kelas: Apa dan Bagaimana Melaksanakannya?.
Seminar Guru-guru Se UPDT Sumpiuh, (Banyumas,24 Agustus 2008)
Undang-Undang No.20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Wahyu Haerul Min, “Pembelajaran Menelaah Struktur Teks Eksplanasi Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 2 Salomekko Kabupaten Bone. Jurnal
Pendidikan,2019
Wawancara dengan murid kelas VI MI Raden Paku Dawarblandong Mojokerto, pada
tanggal 16 Februari 2020
Wiyani Novan Ardy, “ Desain Pembelajaran Pendidikn Tata Rancang
Pembelajaran Menuju Pencapaian Kompetensi (Yogyakarta: AR-RUZZ
MEDIA,2017)
Wulan Sari Putri Oktavia, “Pengaruh Pembelajaran Saintifik Example Non Example
Terhadap Minat Belajar,” Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar 3 (2019) 324–31.
Wulan Sari Putri Oktavia,” Pengaruh Pembelajaran Saintifik Example Non
Example zterhadap Minat Belajar. Jurnal Ilmiah Sekolah Dasar. Vol.3
(2019).
Yuditia Widiyono, “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping
Untuk Meningkatkan Prestasi belajar Sejarah Siswa Di SMA Negeri 10
yogyakarta tahun Ajaran 2018/2019”. Skripsi (Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma)
Yuliana, Rina, “ Penerapan Strategi Partisipatif Melalui Media Gambar Denah dan Kartu
Pancing Foto Dalam Pembelajaran Pemahaman Konsep dan Berbicara Siswa
Sekolah Dasar”.
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran ( Teori dan Praktik) (Bandung, 2010).
Zakiyah Nurish Shofa, “ Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Untuk
Meningkatkan Pemahaman Siswa Mata Pelajaran Fiqih ateri Haji Kelas V MI
Unggulan Assa’adah Surabaya”. Skripsi ( Surabaya ; UIN Sunan Ampel
Surabaya, 2019)
Zakky, Pengertian Konsep Menurut Para Ahli Beserta Fungsi, Unsur dan Ciri-cirinya
( 6 Juni 2018) https://www.zonareferensi.com/pengertian-konsep/