pemikiran emha ainun nadjib tentang...

94
PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh: BAHTIAR FAHMI UTOMO NIM: 1110011000002 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Upload: dolien

Post on 06-Feb-2018

243 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG

PENDIDIKAN ISLAM

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Islam (S.Pd.I)

Oleh:

BAHTIAR FAHMI UTOMO

NIM: 1110011000002

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan
Page 3: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan
Page 4: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan
Page 5: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

iv

ABSTRAK

Bahtiar Fahmi Utomo (NIM. 1110011000002). Pemikiran Emha Ainun Nadjib

Tentang Pendidikan Islam.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pemikiran Emha Ainun Nadjib

Tentang Pendidikan Islam.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi

dan dokumentasi. Teknik yang digunakan ialah wawancara tidak berstruktur

(unstructured interview), pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-

garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Obserfasi yang peneliti gunakan

ialah obserfasi partisipasi moderat (moderate participation), dalam observasi ini

terdapat keseimbangan antara peneliti menjadi orang dalam dengan orang luar.

Dokumentasi data-data yang diperlukan adalah buku-buku mengenai Emha Ainun

Nadjib, karya-karya Emha Ainun Nadjib dan berkas-berkas lain yang berkaitan

dengan pemikiran Emha Ainun Nadjib tentang pendidikan Islam.

Teknik analisis isi dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari lapangan

diolah dan dianalisa sesuai dengan jenis data yang terkumpul, yaitu dengan

menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu suatu teknik analisis data dimana

peneliti terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari hasil wawancara

dan pengamatan kemudian menganalisanya dengan berpedoman kepada sumber-

sumber yang tertulis.

Hasil penelitian yang ditemukan tentang Pemikiran Emha Ainun Nadjib Tentang

Pendidikan Islam ialah terkait materi pendidikan Islam yaitu, pertama tauhid, kedua

akhlak (Uswatun Khasanah), ketiga penyucian rohani. Dan Emha Ainun Nadjib atau

Cak Nun memberikan pemikirannya terhadap pendidikan Islam melalui kalimat

Beribu Pintu Berruang Satu. Beribu pintu berruang satu adalah sebuah pengadaian

dari suatu metode pendidikan Islam yang diutarakan oleh Emha. Pendidikan Islam

beribu pintu berruang satu, diibaratkan dengan sebuah rumah besar, di rumah besar

itu terdapat ribuan pintu dan ketika kita masuk rumah itu hanya terdapat satu ruangan

besar, tanpa satu kamar pun. Satu ruangan besar diartikan sebagai keilmuan Islam dan

ribuan pintu diartikan berbagai disiplin ilmu keislaman seperti, pintu pertama adalah

ilmu fiqih, pintu kedua adalah ilmu tauhid, pintu ketiga adalah ilmu sejarah, pintu

keempat adalah ilmu mantik, pintu kelima adalah ilmu tasawuf, pintu keenam adalah

ilmu tafsir dan seterusnya.

Page 6: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

v

KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan

semesta alam yang telah memberikan nikmat iman, nikmat Islam, nikmat kesehatan,

nikmat rezeki dan nikmat kesempatan. Sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi

yang berjudul Sumbangan Pemikiran Emha Ainun Nadjib Terhadap Pendidikan

Islam. Shalawat teriring salam peneliti aturkan kepada suri tauladan kita baginda

Rasulullah Muhammad SAW, semoga di akhirat kelak mendapatkan syafaatnya,

amin.

Pada kesempatan ini juga peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada

seluruh pihak yang berperan penting dalam penyelesaian studi peneliti di Jurusan

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Mereka antara lain adalah sebagai berikut:

1. Dra. Nurlena Rifa’I, M. A, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK), UIN Jakarta, atas asuhan dan kepemimpinannya selama

peneliti menempuh studi di FITK hingga selesai.

2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M. Ag; dan Marhamah Saleh, Lc, M. A, selaku Ketua

dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam, FITK, UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, atas bimbingan dan kepemimpinannya selama peneliti menempuh

perkuliahan di Jurusan Pendidikan Agama Islam.

3. Ahmad Irfan Mufid, M. A, selaku Dosen Penasihat Akademik yang telah

memberikan bimbingannya selama peneliti menempuh perkuliahan di Jurusan

Pendidikan Agama Islam.

4. Dr. K. H. Akhmad Sodiq, M. Ag, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

meluangkan waktunya dalam membimbing dan memberikan ilmunya kepada

peneliti dalam penulisan skripsi dan kehidupan sehari-hari.

5. Emha Ainun Nadjib, yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk

mewawancarainya.

Page 7: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

vi

6. Yudhi Munadi, M. Ag, Selaku Dosen Pembimbing PIQI yang telah meluangkan

waktunya dalam membimbing PIQI peneliti hingga lulus; Dr. Dimyati, M. Ag,

selaku Dosen Pembimbing PPKT yang telah membimbing peneliti bagaimana

menjadi guru hingga lulus ujian PPKT; Iwan Permana Suwarna, M. Pd, selaku

Dosen Praktikum Komputer yang telah membimbing dan memberikan ilmunya

dalam kegiatan praktik komputer, dan para Dosen Jurusan Pendidikan Agama

Islam, FITK, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memberikan ilmunya.

7. Orang Tua peneliti, Ibu Tercinta dan Ayah Tercinta yang senantiasa mendo’akan,

membimbing, merawat, mendidik, serta memberikan materi dan moril, sehingga

peneliti dapat menyelesaikan serangkaian pendidikan dari pendidikan dasar

hingga pendidikan tinggi sarjana strata satu. Semoga Allah SWT senantiasa

memberikan kesehatan, umur yang barokah, hidayah dan taufik-Nya serta

diberikan istiqomah dalam menjalankan amal ibadah kepada Allah SWT. Ibu,

Ayah, Ku persembahkan skripsi ini untuk panjenengan.

8. Kepada mba’ku, Amelia Rosyidah yang senantiasa memberikan dukungan materi

dan moril, semoga diberikan Allah rizeki yang halalan toyyiban mubarokah.

9. Kepada teman sekampung, Ainur Rifak, yang senantiasa mendukung dan

mendo’akan dalam pembuatan skripsi ini. Semoga selalu diberikan Allah yang

terbaik dan diridhoi menjadi hamba Allah yang ahli syukur.

10. Jama’ah Mihrobul Muhibbin, yang senantiasa memberikan do’anya kepada

peneliti dan mendukung penuh dalam rangka tholabul ilmi di Jakarta. Semoga

selalu diberikan istiqomah dalam menapaki jalan para Wali-Wali Allah SWT.

11. Kepada keluarga Imadu, yang senantiasa mendo’akan peneliti di dalam bacaaan-

bacaan Istighosahnya, semoga semua keluarga Imadu diberikan istiqomah dalam

ibadahnya.

12. Kepada dulur-dulur kontrakan, Anwar, Indra, Alfis, Mas Wafa, Mas Mahmud,

Abbas, Roaz, yang selalu mendukung dan menyemangati peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

vii

13. Kepada arek-arek kelas PAI Kelas A 2010, yang selalu menemani suka dan duka

di Fakultas FITK lantai 3.

14. Kepada Fadly Mart Gultom, yang sentiasa memberikan ilmunya dengan senang

hati dan selalu membimbing dalam proses pembuatan skripsi. Semoga Allah

memberikan umur yang barokah, ilmu yang bermanfaat, istiqomah dalam ibadah

serta rizeki yang barokah.

Semoga Allah SWT, menjadikan setiap bantuan materi dan moril yang mereka

berikan kepada peneliti dijadikan amal ibadah, dan diberikan balasan yang berlipat-

lipat dari Allah SWT. Terakhir, semoga ridho dan rahmat Allah SWT, selalu

menyertai kita. Amin.

Ciputat, 17 November 2014

Peneliti,

Bahtiar Fahmi Utomo

Page 9: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

viii

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ....................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN/PENGESAHAN .................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQOSAH ...................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................................. 5

C. Pembatasan Masalah ............................................................................. 6

D. Perumusan Masalah............................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian................................................................................... 6

F. Kegunaan Penelitian .............................................................................. 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Kontribusi ........................................................................... 8

B. Konsep Pemikiran ................................................................................. 8

C. Pendidikan Islam ................................................................................. 10

1. Al-Tarbiyah .................................................................................... 10

2. Al-Ta’lim ........................................................................................ 12

3. Al-Ta’dib ........................................................................................ 13

D. Landasan Pendidikan Islam ................................................................. 14

1. Al-Qur’an ...................................................................................... 15

2. Sunnah ........................................................................................... 19

3. Ijtihad ............................................................................................ 21

E. Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam ........................................................ 22

1. Prinsip Tauhid ............................................................................... 23

2. Prinsip Integrasi............................................................................. 24

3. Prinsip Keseimbangan ................................................................... 25

Page 10: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

ix

4. Prinsip Persamaan ......................................................................... 25

5. Prinsip Pendidikan Seumur Hidup ................................................ 25

6. Prinsip Keutamaan ........................................................................ 26

F. Metode Pendidikan Islam .................................................................... 27

G. Tujuan Pendidikan Islam ..................................................................... 31

H. Kurikulum Pendidikan ........................................................................ 37

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................. 40

B. Metode Penelitian ................................................................................ 40

C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 41

1. Wawancara .................................................................................... 41

2. Observasi ....................................................................................... 41

3. Dokumentasi.................................................................................. 41

D. Teknik Analisis Data ........................................................................... 42

BAB IV BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB

TENTANG PENDIDIKAN ISLAM

A. Biografi Emha Ainun Nadjib .............................................................. 44

B. Pendapat Para Ahli Tentang Emha Ainun Nadjib .............................. 50

C. Pemikiran Emha Ainun Nadjib Tentang Pendidikan Islam ............... 51

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................... 64

B. Saran .................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 67

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 71

Page 11: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan

manusia, dengan pendidikan manusia bisa menduduki tempat yang paling

tinggi di dunia maupun di akhirat dan sebaliknya tanpa pendidikan

manusia akan menduduki tempat yang rendah, karena itu pendidikan

mempunyai peran penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

manusia agar dapat menjadi manusia yang utuh, baik secara jasmani

maupun rohani.

Menurut M. Arifin, “manusia dididik bukan hanya secara jasmani

(lahiriah) saja melainkan juga secara rohani (bathiniah).”1 tetapi yang

terjadi saat ini hal-hal yang bersifat bathiniah masih sering diabaikan di

dalam dunia pendidikan. Contohnya di dalam mengerjakan ibadah shalat

yang lebih ditekankan masih dalam tataran pengetahuan tentang syarat,

rukun, dan hal-hal yang membatalkannya. Sementara aspek rohani shalat

yaitu makna shalat untuk membentuk pribadi muslim yang baik masih

kurang diperhatikan.

Untuk menjadikan manusia yang utuh baik secara jasmani dan rohani

maka yang diperlukan adalah pendidikan Islam, karena pendidikan Islam

merupakan suatu proses yang mengarahkan manusia baik secara jasmani

maupun rohani yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama Islam. Maka

pendidikan Islam dapat digambarkan sebagai suatu sistem yang membawa

manusia kearah kebahagiaan dunia dan akhirat.

Mengingat pentingnya pendidikan Islam bagi terciptanya kondisi

lingkungan dan pendidikan yang harmonis, diperlukan upaya serius untuk

menanamkan nilai-nilai tersebut secara intensif. Karena pada hakikatnya

pendidikan Islam adalah suatu proses yang berlangsung secara kontiniu

dan berkesinambungan. Berdasarkan hal ini, maka tugas dan fungsi yang

1 M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 12.

Page 12: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

2

perlu diemban oleh pendidikan Islam adalah pendidikan manusia

seutuhnya dan berlangsung sepanjang hayat. Menurut Samsul Nizar,

“konsep ini bermakna bahwa tugas dan fungsi pendidikan mempunyai

sasaran pada peserta didik yang senantiasa tumbuh dan berkembang secara

dinamis, mulai dari kandungan sampai akhir hayatnya.”2

Masalah yang timbul akibat pendidikan Islam yang kurang baik ialah

penurunan moral pada masa moderen ini, di antaranya permusuhan yang

terjadi antar agama, antar ormas-ormas Islam, hamil diluar nikah, tidak

adanya sekat muda-mudi dalam pergaulan (pergaulan bebas), dan lain

sebagainya. Emha Ainun Nadjib atau yang akrab disapa Cak Nun selaku

orang yang sangat paham akan keadaan ini selalu mengajak masyarakat

agar mencintai kerukunan, mencintai kedamaian, menghindari

perselisihan, mengajak agar di jalan yang lurus, mengkaji berbagai

masalah yang akhirnya menemukan solusi dan mencari persamaan agar

hidup menjadi tenang dan harmonis. Menurut Cak Nun, “kesalahan

pendidikan saat ini disebabkan karena budaya pendidikan kita

meninggalkan moral dan pengetahuan. Bahwa yang paling prinsip pada

manusia itu ialah moralnya dan akhlaknya, bukan pandai-tidaknya. Di

universitas, sekolah-sekolah lanjutan pada saat ini tidak peduli dengan

semua itu.”3

Semaraknya tokoh idola masyarakat saat ini juga berpengaruh pada

kemajuan perkembangan akhlakul karimah seseorang. Ketika dia

mengidolakan sesuatu maka ia menjadi sesuatu tersebut, terdapat dalam

sebuah hadits Rasulullah SAW yang berbunyi “Barang siapa yang

menyukai suatu hal maka ia merupakan bagian dari sesuatu itu”. Maka

dalam hal ini haruslah tepat memilih tokoh idola. Misalnya Rasulullah

SAW yang teladannya patut diikuti oleh semua lapisan masyarakat. Begitu

pula tokoh Indonesia yang saat ini melakukan dakwah Islam dan

penyebaran pendidikan Islam melalui beberapa hal. Emha Ainun Nadjib

2 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), h. 32.

3 Emha Ainun Nadjib, Kerajaan Indonesia, (Yogyakarta: Progress, 2006), Cet. II, h. 156.

Page 13: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

3

merupakah salah satu tokoh yang perlu kita teladani di dalam menjalani

hidup ini.

Beliau merupakan tokoh Islam yang sangat berpengaruh karena

kedalaman ilmu, kesufiannya, dan juga akhlaknya. Bukti dari kesufiannya

tertulis dalam puisinya Aku Mabuk Allah, sebagai berikut:

Aku Mabuk Allah

aku mabuk Allah

semata-mata Allah

segala-galanya Allah

tak bisa lain lagi

aku mabuk Allah

lainnya tak berhak dimabuki

lainnya palsu, lainnya tiada

nyamuk tak nyamuk

kalau tak mengabarkan Allah

langit tak langit

kalau tak menandakan Allah

debu tak debu

badai tak badai

kalau tak membuktikan Allah

kembang yang mekar

api tak membakar

kalau tak Allah

mabuklah aku mabuk Allah

tak bisa lihat tak bisa dengar

cuma Allah cuma Allah

kalau matahari memancar

siapa sebenarnya yang menyinar

kalau malam legam

siapa hadir di kegelapan

kalau punggung ditikam

siapa merasa kesakitan

mabuklah aku mabuk Allah

kalau jantung berdegup

siapa yang hidup

kalau menetes puisi

siapa yang abadi

Allah semata

Allah semata

lainnya dusta (1986)

Emha Ainun Nadjib juga sangat cakap dalam menyampaikan dakwahnya,

beberapa cara beliau lakukan sebagai sarana dakwah Islam, diantaranya

Page 14: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

4

melalui kesenian, menulis buku-buku, menulis puisi, sastra dan lain

sebagainya. Maka tidak heran kalau beliau banyak julukannya, bisa

dijuluki budayawan, guru, kyai, tokoh masyarakat, maupun tokoh

kesenian, dll.

Emha Ainun Nadjib sudah banyak memberikan kontribusi moral, baik

dari segi berpikir, berbuat dan memberi nasehat antar sesama masyarakat

khususnya Islam dan umumnya masyarakat non Islam. Dalam keseniannya

disisipkan nasehat yang mendalam untuk masyarakat Islam maupun non

Islam, dan kalau ditelusuri lebih mendalam lagi keseniannya mengandung

sisi tasawuf yang sangat kental.

Selain tokoh budayawan, beliau juga memiliki jiwa tasawuf yang

kental, hal ini terlihat dari beberapa kegiatan beliau dalam menyebarkan

pendidikan Islam melalui acara-acara rutin yang beliau asuh, “diantaranya

Padhang Mbulan di Jombang Jawa Timur, Obor Ilahi di Malang, Bang-

Bang Wetan di Surabaya, Mocopat Syafaat di Yogyakarta, Gambang

Syafaat di Semarang, Kenduri Cinta di Jakarta.”4 Menurut Zainal Ali,

“dalam forum inilah terjadi dekonstruksi pemahaman atas nilai-nilai, pola-

pola komunikasi, metode hubungan kultural, pendidikan cara berpikir,

serta pengupayaan solusi-solusi masalah masyarakat.”5 Permasalahan yang

diangkat mulai dari masalah hukum, sosial, moral, tauhid, politik dan lain

sebagainya.

Sebagai umat Rasulullah SAW kita dianjurkan untuk mencintainya,

karena dengan mencintai Rasulullah SAW manusia akan memiliki sebuah

gairah untuk melaksankan perintah-perintah Allah SWT. Dengan

mencintai Rasulullah SAW, kita juga dapat diantar Rasulullah SAW untuk

berjumpa dengan Allah SWT dan alasan yang paling utama kita harus

cinta kepada Rasulullah SAW ialah ketika menjelang wafat kalimat yang

diucapkan ialah ummati ummati ummati, itu menandakan bahwa

Rasulullah SAW sangat mencintai ummatnya (kaum muslim/Islam).

4 Emha Ainun Nadjib, Jejak Tinju Pak Kiai, (Jakarta: Kompas, 2008), h. 239.

5 Zainal Ali, 100 Orang Indonesia Paling Berpengaruh, (Yogyakarta: Narasi, 2009), h. 66.

Page 15: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

5

Secara logika, jika Rasulullah SAW selaku hamba yang paling dicintai

Allah SWT mencintai ummatnya, sudah pasti kita juga harus

mencintainya. Kalau kita tidak mencintai Rasulullah SAW kita termasuk

manusia yang rugi. Begitulah Cak Nun mengajari kita supaya terus

mencintai Rasulullah dimanapun berada. Rasa cinta inilah yang mulai

memudar di hati kaum muslim, khususnya orang Indonesia. Maka dari itu,

menurut Prayogi, “Cak Nun mengajak jama’ahnya agar selalu bershalawat

kepada Rasulullah SAW supaya timbul benih-benih cinta kepada

Rasulullah SAW di dalam hati dan membangun dialektika dunia, akhirat,

langit dan bumi.”6

Menurut Prayogi, “shalawat merupakan bentuk jamak dari kata shalat

yang berarti doa atau seruan kepada Allah SWT. Shalawat bukan ibadah

mahdhoh dan tidak menjadi bagian dari kewajiban manusia kepada Allah

SWT. Shalawat “hanya” semacam cara untuk mengungkapkan cinta yang

dalam kepada Rasulullah Muhammad SAW.”7

Dengan demikian pemikiran pendidikan Islam Emha Ainun Nadjib

yang tertuang, tersebar dalam pengajian umum, nasehat, pesan dan tulisan-

tulisannya adalah sebuah sisi menarik yang harus mampu dikemukakan

dalam skripsi ini. Oleh sebab itu saya sangat termotivasi dan merasa

tertantang melakukan sebuah penelitian tentang “ Pemikiran Emha Ainun

Nadjib Tentang Pendidikan Islam”.

B. Identifikasi Masalah

1. Pendidikan yang bersifat bathiniah masih sering diabaikan di dalam

dunia pendidikan Islam, karena masih sibuk dengan persoalan lahiriah.

2. Masyarakat yang memiliki moral atau akhlakul karimah sangat

menurun, karena kurangnya ilmu agama dan kurangnya

mempraktikkan ilmu itu.

6 Prayogi R. Saputra, Spiritual Journey Pemikiran & Permenungan EMHA Ainun Nadjib

(Jakarta: Kompas, 2012), h. 76.

7 Ibid, h.75.

Page 16: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

6

3. Pengaruh kualitas tokoh dalam perkembangan atau kemajuan suatu

masyarakat.

4. Banyaknya tayangan di televisi mampu mengalihkan persepsi

masyarakat untuk mengidolakan sosok artis atau aktor yang penuh

dengan keglamoran.

5. Sudah jarang sekali masyarakat yang menjunjung tinggi aturan-aturan

Islam, karena mereka lebih mementingkan persoalan lahiriah

katimbang bathiniah.

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini akan dibatasi dengan meneliti tentang pemikiran Emha

Ainun Nadjib tentang pendidikan Islam.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pemikiran

Emha Ainun Nadjib tentang pendidikan Islam?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemikiran

Emha Ainun Nadjib tentang pendidikan Islam.

F. Kegunaan Penelitian

Kegunaan diadakannya penelitian ini ialah agar masyarakat umum,

jama’ah kenduri cinta dan mahasiswa/i memperoleh ilmu dari penelitian

ini, antara lain:

1. Masyarakat Umum

a) Masyarakat umum dapat mengenal Islam lebih baik.

b) Masyarakat umum juga mendapatkan ketenangan batin.

c) Masyarakat umum mengerti akan pentingnya pendidikan Islam.

2. Jama’ah Kenduri Cinta (di asuh oleh Cak Nun)

Page 17: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

7

a) Jama’ah Kenduri Cinta memperoleh ilmu mengenai pendidikan

Islam.

b) Jama’ah Kenduri Cinta lebih mengetahui proses pendidikan Islam

yang terjadi di Indonesia.

c) Jama’ah Kenduri Cinta tidak lagi taklid mengenai pendidikan

Islam.

3. Mahasiswa/i

a) Mahasiswa/i mengerti akan pentingnya pendidikan Islam.

b) Mahasiswa/i mendapatkan wawasan tentang realita pendidikan

Islam di Indonesia.

c) Mahasiswa/i terjalin hubungan yang harmonis tanpa adanya

pertengkaran.

d) Mahasiswa/i menjunjung tinggi nilai-nilai agama.

e) Mahasiswa/i mampu menerapkan aturan-aturan yang sudah

ditetapkan oleh Allah SWT.

Page 18: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep Pemikiran

Konsep adalah pemilihan dari sekumpul kegiatan dan pemutusan

selanjutnya terhadap apa yang harus dilakukan, kapan dan oleh siapa. Konsep

yang baik dapat dicapai dengan mempertimbangkan kondisi masa yang akan

datang. Dalam konsep yang hasil keputusannya akan dilaksanakan.

Kebutuhan akan adanya konsep pada kenyataan meningkat, dimana tingkatan

tersebut memiliki dampak potensial terhadap pelaksanaannya suatu kegiatan

ataupun acara. Konsep pemikiran dapat dipahami sebagai yang dimaksud

dengan kalimat “apa yang ada didalam diri mereka”.1

Pemikiran merupakan hasil dari metode berpikir. Oleh karena itu

pemikiran menyangkut suatu wujud batin (ada dalam diri manusia) yang

sangat eksistensial seperti kejayaan, keruntuhan atau yang akan terjadi di

masa depan.

Pemikiran mempengaruhi kehidupan, itu merupakan dalil yang diterima

secara umum, jika tidak tentu hancurlah semua pertikaian ideology, termasuk

pertikaian agama. Manusia bertikai semuanya dan terlibat dalam peperangan,

antara lain karena pandangan mereka tentang ideology atau agama mereka

begitu penting. Sehingga harus diterima orang lain dengan keyakinan bahwa

hal itu akan membawa perubahan menuju kehidupan yang lebih baik, dan jika

pertikaian itu dapat berlangsung dalam kerangka pandangan kemutlakan

seperti yang tercermin dalam “mati syahid dalam membela agama”. Maka

gambaran tentang betapa pentingnya “apa yang ada dalam diri mereka”.

Termasuk pemikiran menjadi sangat jelas dan tegas. Manusia lahir dengan

kemampuan yang sama untuk meraih pengetahuan. Hanya dengan

pemupukan kemampuan inilah manusia berbeda-beda, ada yang

1 Handoko Hani, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1986), h. 77.

Page 19: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

9

menggunakannya untuk spekulasi-spekulasi dan belajar, dan ada pula yang

mengarahkannya hanya untuk meraih suatu kehidupan yang praktis.2

Problem utama dalam pemikiran Islam di dunia modern saat ini, adalah

kesulitan dalam merespon tuntutan realitas zaman ketika berhadapan dengan

dunia modernitas. Dalam hal ini pemikiran Islam haruslah berwatak ganda,

satu sisi pemikiran Islam sebagai perwujudan hukum Tuhan, pemikiran Islam

harus bersifat akomodatif terhadap tuntutan perkembangan. Watak yang

pertama menuntutnya untuk menjadikan tata dalam kehidupan masyarakat,

sedangkan watak yang kedua menuntutnya untuk dapat mempengaruhi

masyarakat untuk tidak ketinggalan zaman. Apabila kedua watak ganda ini

tidak dijalankan secara tepat dalam pemikiran Islam ini, maka akan jatuh

pada dua kondisi. Pertama, akan menjadi hukum pemikiran yang dianggap

kuno, kaku, dan akan ditinggalkan masyarakatnya. Ini terjadi apabila

pemikiran Islam terlalu memegang sifat kekokohannya dan juga anti dalam

segala perubahan. Kedua, akan kehilangan jati dirinya sebagai hukum Tuhan,

ini terjadi apabila pemikiran Islam yang berkaitan dengan hukum Tuhan yang

dilakukan masyarakat terlalu bersemangat dalam menerima segala perubahan

disegala bidang.3

Al-Qur’an adalah sumber pemikiran, al-Qur’an merupakan sumber

inspirasi yang tak habis-habisnya dalam pertumbuhan ilmu-ilmu akal. Corak

penafsiran al-Qur’an telah mempengaruhi berbagai corak penafsiran al-

Qur’an. Untuk memahami serta mengetahui al-Qur’an secara benar, ulama

dan para pemikir berhasil dalam membangun dan mengembangkan sebuah

ilmu khusus yang disebut “Ulum al-Qur’an”.

B. Pendidikan Islam

Istilah pendidikan dalam konteks Islam pada umumnya mengacu kepada

term al-tarbiyah, al-ta’dib, dan al-ta’lim. Dari ketiga istilah tersebut term

yang populer digunakam dalam praktek pendidikan Islam ialah term al-

2 Mulyadi Kartanegara, Pemikiran Islam Kontemporer, (Yogyakarta: Jendela, 2003), h. 7-8.

3 Taufiq Abdullah, et al., Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Pemikiran dan Peradaban,

(Jakarta: PT. Ikhtiar Baru, 2003), h. 3.

Page 20: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

10

tarbiyah. Sedangkan term al-ta’dib dan al-ta’lim jarang sekali digunakan.

Padahal kedua istilah tersebut telah digunakan sejak awal pertumbuhan

pendidikan Islam.4

Kendatipun demikian, dalam hal-hal tertentu, ketiga term tersebut

memiliki kesamaan makna. Namun secara esensial, setiap term memiliki

perbedaan, baik secara tekstual maupun kontekstual. Untuk itu, perlu

dikemukakan uraian dan analisis terhadap ketiga term pendidikan Islam

tersebut dengan beberapa argumentasi tersendiri dari beberapa pendapat para

ahli pendidikan Islam.

1. Al-Tarbiyah

Konsep “tarbiyah” merupakan salah satu konsep pendidikan Islam

yang penting. Perkataan “tarbiyah” berasal dari bahasa Arab yang dipetik

dari fi’il (kata kerja) seperti berikut :

1) Rabba- yarbu, yang berarti tumbuh bertambah, berkembang

2) Rabbi- yarba, yang berarti menjadi lebih besar, menjadi lebih dewasa

3) Rabba- yarubbu, yang berarti memperbaiki, mengatur, mengurus dan

mendidik, menguasai dan memimpin, menjaga dan memilihara.5

Melalui pengertian tersebut, konsep tarbiyah merupakan proses

mendidik manusia dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan manusia

ke arah yang lebih sempurna. Ia bukan saja dilihat proses mendidik saja

tetapi merangkumi proses mengurus dan mengatur supaya perjalanan

kehidupan berjalan dengan lancar. Penggunaan kata tarbiyah, secara

bahasa juga banyak digunakan oleh masyarakat Arab untuk makhluk hidup

selain manusia (hewan dan tumbuhan) yang membawa maksud

memelihara, dan menernak.

Al Jauhari mengatakan bahwa tarbiyah dan beberapa bentuk lainnya

secara makna memiliki arti memberi makan, memelihara; yakni dari akar

kata ghadza atau ghadzaw yang mengacu kepada segala sesuatu yang

4 Ahmad Syalabi, Tarikh al-Tarbiyat al-Islamiyat, (Kairo: al-Kasyaf, 1954), h. 213.

5 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2010), Cet. lX, h. 29.

Page 21: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

11

tumbuh seperti anak-anak, tanaman dan sebagainya. Tentu saja dari makna

tersebut dan didasarkan pada penjelasan lainnya memberikan pengertian

bahwa istilah tersebut mencakup pada segala hal yang bisa ditumbuhkan,

dipelihara dan dikembangkan tidak hanya terbatas pada manusia, padahal

seperti yang telah ditunjukkan al-Attas bahwa pendidikan dalam arti Islam

adalah sesuatu yang khusus untuk manusia. Menurut Muhammad

Jamaludin al-Qisimi bahwa al-tarbiyah adalah proses penyampaian

sesuatu batas kesempurnaan yang dilakukan secara tahap demi tahap.

Menurut Al-Asfahani, al-tarbiyah adalah proses menumbuhkan sesuatu

tarhadap yang dilakukan sedikit sesuai batas kesempurnaan.

Berdasarkan pengertian diatas, kata tarbiyah diperuntukan khusus

bagi manusia yang mempunyai potensi rohani, sedangkan pengertian

tarbiyah yang dikaitkan dengan alam raya mempunyai arti pemeliharaan

dan memenuhi segala yang dibutuhkan serta menjaga sebab-sebab

eksistensinya. Pada tarbiyah, titik tekannya adalah difokuskan pada

bimbingan anak supaya berdaya (punya potensi) dan tumbuh kelengkapan

dasarnya serta dapat berkembang secara sempurna. Yaitu pengembangan

ilmu dalam diri manusia dan pemupukan akhlak yakni pengamalan ilmu

yang benar dalam mendidik pribadi

2. Al-Ta’lim

Secara bahasa, ta’lim merupakan bentuk masdar dari kata ‘allama

yu’allimu-ta’liman, yang berarti pengajaran. Sedangkan menurut istilah

kata ta’lim adalah merujuk kepada pengajaran yang bersifat pemberian

atau penyampaian pengertian, pengetahuan dan keterampilan. Istilah al-

ta’lim menurut para ahli, kata ini lebih bersifat universal di banding

dengan al-tarbiyah maupun al-ta’dib, misalnya mengartikan al-ta’lim

sebagai proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu

tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu.6

6 Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al-Qur’an al-Hakim Juz VII, (Beirut: Dar al-Fikr, tt.), h.

262.

Page 22: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

12

Abdul Fattah Jalal, mendifinisikan ta’lim sebagai proses pemberian

pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab, penanaman

amanah, sehingga diri manusia itu menjadi suci atau bersih dari segala

kotoran dan menjadikan diri manusia itu berada dalam suatu kondisi yang

memungkinkan untuk menerima al-hikmah serta mempelajari segala apa

yang bermanfaat baginya dan yang tidak diketahuinya.7 Jadi, menurut

definisi Abdul Fattah Jalal, ta’lim mencakup aspek-aspek pengetahuan dan

keterampilan yang dibutuhkan seseorang dalam hidupnya serta pedoman

perilaku yang baik. Selain itu menurut definisi ini juga, ta’lim merupakan

suatu proses yang terus menerus diusahakan manusia semenjak dilahirkan.

Sebab manusia dilahirkan tidak mengetahui sesuatu apapun.

Dalam ta’lim, titik tekannya adalah pada penyampaian ilmu

pengetahuan yang benar, pemahaman, pengertian, tanggungjawab dan

penanaman amanah kepada anak. Oleh karena itu ta’lim disini mencakup

aspek-aspek pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan seseorang

dalam hidupnya dan pedoman perilaku yang baik

3. Al-Ta’dib

Secara bahasa, ta’dib merupakan bentuk masdar dari kata addaba-

yuaddibu-ta’diban yang berarti mengajrakan sopan santun. Sedangkan

menurut istilah ta’dib dapat diartikan sebagai proses mendidik yang

memfokuskan kepada pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi

pekerti pelajar. Menurut Sayed Muhammad An-Naquib Al-Attas, kata

ta’dib adalah penegenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur

ditanamkan kepada menusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala

sesuatu dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa. Sehingga membimbing

kearah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan dalam

tatanan wujud dan keberadaannya. Dalam definisi ini, ta’dib mencakup

unsur-unsur pengetahuan (ilmu), pengajaran (al-ta’lim) dan pengasuhan

anak yang baik ( al-tarbiyah). Oleh sebab itu, menurut Sayed Muhammad

7 Abdul Fattah Jalal, Azaz-Azaz Pendidikan Islam, Terj. Harry Noer Ali, (Bandung: CV.

Diponegoro, 1988), h. 29-30.

Page 23: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

13

An-Naquib Al-Attas, tidak perlu mengacu pada konsep pendidikan dalam

Islam sebagai tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib sekaligus. Karena ta’dib adalah

istilah yang paling tepat dan cermat untuk menunjukkan dalam arti Islam.

Titik tekannya ta’dib adalah pada penguasaan ilmu yang benar dalam

diri seseorang agar menghasilkan kemantapan amal dan tingkah laku yang

baik. Dengan demikian pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam

konteks Islam inheren dalam konotasi tarbiyah, ta’lim dan ta’dib yang

harus diketahui secara bersama-sama. Ketiga istilah itu mengandung

makna yang amat dalam menyangkut manusia dan masyarakat serta

lingkungan yang dalam hubungan dengan Tuhan saling berkaitan satu

sama lain. Istilah-istilah itu pula sekaligus menjelaskan ruang lingkup

pendidikan Islam; formal, informal dan nonformal.

Dengan pemaparan ketiga konsep di atas, maka terlihatlah bahwa

konsep Ta’lim, Tarbiyah dan Ta’dib dapat digunakan secara bersama-sama

untuk pendidikan Islam. Dan dari ketiga istilah itu, istilah yang populer

dipakai orang adalah tarbiyah, karena menurut Athiyah Al-Abrasyi kata

at-tarbiyah (التربية) adalah term yang mencakup keseluruhan kegiatan

pendidikan, yakni upaya yang mempersiapkan individu untuk kehidupan

yang lebih sempurna etika, sistimatis dalam berpikir, memiliki ketajaman

intuisi, giat dalam berkreasi, memiliki toleransi pada yang lain,

berkompetensi dalam mengungkap bahasa lisan dan tulisan, serta memiliki

beberapa keterampilan Sedangkan istilah yang lain merupakan bagian

kegiatan tarbiyah. Dengan demikian maka istilah pendidikan Islam disebut

Tarbiyah Islamiyah.

C. Landasan Pendidikan Islam

Islam memandang dan memposisikan sendi-sendi keilmuan atau ilmu

pengetahuan dan teknologi sebagai sesuatu yang utama. Ia merangkul Iptek

sedemikian rupa sehingga menganggap suci dan disamakan derajatnya

Page 24: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

14

dengan jihad bagi orang-orang yang berilmu dan yang mencari ilmu.8 Dalam

konteks ini Allah SWT. Berfirman:

...

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah

Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS. Al-Mujadilah: 11)

Bahkan, dalam konsepsi Islam mencari ilmu (belajar) adalah keharusan

bagi setiap Muslim tanpa terkecuali. Hal ini tidak lepas dari tujuan Allah

SWT. Menciptakan manusia, yaitu pendidikan penyerahan diri secara ikhlas

kepada Sang Khalik yang mengarah pada tercapainya kebahagiaan hidup di

dunia maupun di akhirat. Seperti dalam firman-Nya:

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada-Ku.(QS. Al-Dzariyat: 56)

Atas dasar itu, pandangan hidup yang mendasari seluruh kegiatan

pendidikan dalam Islam haruslah sejalan dengan pandangan hidup Muslim,

yaitu al-Qur’an yang merupakan nilai-nilai luhur yang bersifat universal dan

sunnah sebagai penjabaran al-Qur’an. Dalam hal ini, Ahmad D. Marimba

mengatakan bahwa yang menjadi landasan atau dasar pendidikan diibaratkan

sebagai sebuah bangunan sehingga isi al-Qur’an dan hadis menjadi

fondasinya. Sebab, keduannya menjadi sumber kekuatan dan keteguhan tetap

berdirinya pendidikan. Sejalan dengan yang dikemukakan Ahmad D.

Marimba, Abdurrahman an Nahlawi menegaskan bahwa keberadaan sumber

dan landasan pendidikan Islam haruslah sama dengan sumber Islam, yaitu al-

Qur’an, Sunnah,9 dan juga pendapat para sahabat dan ulama’ (ijtihad).

8 Haryanto Al-Fandi, Desain Pembelajaran Yang Demokratis & Humanis, (Jakarta: Ar-Ruzz

Media, 2011), Cet. I, h. 130.

9 Abdurrahman an Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat, (Jakarta:

Gema Insani Press, 1995), h. 28.

Page 25: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

15

1. Al-Qur’an

Secara etimologis, al-Qur’an berarti bacaan dan secara terminologis

al-Qur’an adalah firman-firman Allah SWT yang telah diwahyukan

kepada nabi Muhammad SAW, dengan perantara malaikat Jibril a.s.

dalam konsepsi Islam, al-Qur’an merupakan sumber ajaran (hukum) yang

pertama dan yang paling utama. Kedudukan al-Qur’an sebagai sumber

ajaran dalam Islam diantaranya dapat dilihat dari kandungan firman Allah

dalam QS. Ali Imran: 138, yang berbunyi:

(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan

petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.(QS. Ali

Imran: 138)

Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan Allah SWT

kepada Nabi Muhammad saw untuk seluruh umat manusia. Al-Qur’an

merupakan firman Allah yang selanjutnya dijadikan pedoman hidup (way

of life) kaum Muslim. Didalamnya memuat panduan-panduan hidup

terlengkap yang dijelaskan secara ilmiah. Lahirnya ilmu pengetahuan

dalam Islam diyakini tidak terlepas dari kandungan yang ada dalam

pengetahuan ilmiah dalam Islam bersumber dari struktur keilmuan yang

terdapat dalam al-Qur’an.

Al-Qur’an adalah kitab petunjuk (huda) yang bila dipelajari akan

membantu menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman

berbagai problem hidup. Apabila dihayati dan diamalkan akan

menjadikan pikiran, rasa, dan ketentraman hidup pribadi dan

masyarakat.10

Sebagai kitab petunjuk yang berkaitan dengan segala aspek

kehidupan manusia termasuk aspek pendidikan, tidak sulit untuk

menemukan prinsip dasar pendidikan dalam ajarannya. Sebab, sejatinya

al-Qur’an merupakan asas dari teori pendidikan. Semua ayat yang ada

10 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1996), h. 13.

Page 26: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

16

didalamnya merupakan ayat-ayat pedidikan, tidak hanya terbatas pada

ayat-ayat yang diasumsikan sebagai ayat pendidiakn saja. Dengan

demikian jelaslah bahwa al-Qur’an merupakan fondasi atau dasar

pendidikan Islam karena di dalamnya memuat sejumlah penjelasan yang

mempunyai nilai penting dalam pengembangan pendidikan Islam.

Dalam konteks ini, Delier Noer mengatakan bahwa al-Qur’an dan

Hadis bukan saja sebagai sumber pemikiran agama, melainkan juga

pemikiran tentang pendidikan, sosial, politik, ekonomi, dan sebagainya.11

Al-Qur’an merupakan sumber pendidikan yang terlengkap, baik itu

pendidikan kemasyarakatan (sosial), moral (akhlak), spiritual

(keruhanian), material (kejasmanian), dan alam semesta. Ia merupakan

pedoman normatif-teoritis bagi pelaksanaan pendidikan Islam. Zakiah

Daradjat menegaskan bahwa di dalam al-Qur’an terdapat ajaran yang

berisikan prinsip-prinsip yang berkenaan dengan kegiatan atau usaha

pendidikan.12

Di antara prinsip yang berkenaan dengan kegiatan pendidikan dalam

al-Qur’an dapat dilihat bagaimana Luqman al-Hakim dalam memberikan

pendidikan yang mendasar kepada putranya. Kemudian, memberikan

contoh dan menunjukkan perbuatannya lewat pengamalan dan sikap

mental yang dilakukannya sehari-hari dalam rangka mendekatkan diri

kepada Allah SWT.13

Di antara wasiat pendidikan monumental yang

dicontohkan Luqman al-Hakim lewat materi bil lisan dan dilakukannya

lewat bil amal terlebih dahulu adalah sebagai berikut:

a. Jangan sekali-kali menyekutukan Allah SWT

b. Berbuat baiklah kepada orangtua

c. Jangan menikuti seruan syirik, ingatlah bahwa manusia itu pasti mati

d. Hendaklah kita tetap merasa diawasi oleh Allah SWT

e. Hendaklah selalu mendirikan sholat

11 Delier Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, Cakrawala Pemikiran

Pendidikan Islam, (Bandung: Mimbar Pustaka, 2004), h. 53.

12

Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Cet. IV, h. 20.

13

Ibid., h. 21.

Page 27: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

17

f. Kerjakan selalu yang baik dan tingalkan perbuatan keji

g. Jangan suka menyombongkan diri

h. Sederhanalah dalam berpergian, dan

i. Rendahkanlah suaramu

Hal ini jelas tersirat dalam firman Allah SWT QS. Lukman (31) :13-

19 sebagai berikut:

Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia

memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu

mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah)

adalah benar-benar kezaliman yang besar"(13). Dan Kami

perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-

bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang

bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah

kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah

kembalimu(14). Dan jika keduanya memaksamu untuk

mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu

tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan

pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang

yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu,

Page 28: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

18

Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan(15).

(Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu

perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit

atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya

(membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha

mengetahui(16). Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah

(manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari

perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang

menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal

yang diwajibkan (oleh Allah)(17). Dan janganlah kamu memalingkan

mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu

berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak

menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri(18).

Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.

Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai(19). (QS.

Luqman: 13-19)

Al-Qur’an sebagai kerangka dasar pemikiran Islam, telah

memberikan banyak ispirasi pendidikan yang perlu dikembangkan baik

secara filosofis maupun konseptual keilmuan. Ia adalah sumber nilai

kehidupan manusia dalam berbagai aspeknya yang telah

memperkanalkan dan mengajarkan manusia untuk selelu berfikir

sehingga ia harus dijadikan sebagai fondasi ideal pendidikan Islam.14

Atas dasar itu, pendidikan yang baik menurut Islam adalah pendidikan

yang sesuai dan sejalan dengan nilai yang terkandng pada la-Qur’an.

Sebab, sistem pendidikan yang disusun berdasarkan nilai-nilai al-Qur’an

merupakan suatu sistem transformasi nilai-nilai al-Qur’an itu sendiri.

Selain itu, dengan berpedang kepada nilai-nilai yang terjkandung dalan

al-Qur’an maka akan dapat dirumuskan pendidikan yang sesuai sengan

jiwa al-Qur’an. Jadi, pendidikan tidak hanya sekedar proses transfer

pengetahuan dari satu orang ke orang lain saja, tetapi juga sebagai proses

transformasi nilai Qur’ani dan pembentukan karakter Islami dalam segal

aspek.

2. Sunnah

14 Tedi Priatna, Pondasi dan Fungsi Pendidikan Islam, dalam Cakrawala Pendidikan Islam,

(Jakarta: Mimbar Pustaka, 2004), h. 289.

Page 29: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

19

Setelah al-Qur’an, pendidikan Islam juga menjadikan sunnah sebagi

dasar dan sumber kurikulumnya. Secara harfiah, sunnah berarti jalan,

metode, dan program. Sementara, secara istilah sunnah adalah perkara

yang dijelaskan melalui sanad yang shahih baik itu berupa perkataan,

perbuatan, atau sifat Nabi Muhammad SAW.15

Umat Islam menyepakati

bahwa sunnah merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah al-Qur’an.

Bahkan, sunnah (hadis) bisa berdiri sebagai sumber ajaran. Hal ini

didasarkan kepada perintah normative untuk menaati nabi SAW di dalam

al-Qur’an. Untuk itulah sifat otoritatif pribadi Nabi SAW tidak terlepas

dari keyakinan bahwa pribadi nabi merupakan representasi dari wahyu

Allah SWT. Nabi juga menyebutkan bahwa al-Qur’an dan sunnah adalah

warisannya yang paling agung. Dengan demikian, bagi manusia yang

bersedia memegang teguh keduanya tidak mungkin tersesat selamanya.

Rasulullah SAW bersabda,

يه ب نة ن س هللا و تاب هما:ك تم ب ك س م لوا ما ت ض ن ت ن ل كم أمري ي ت ف رك ت

“Telah kutinggalkan dua perkara bagi kamu yang kamu tidak mungkin

tersesat selamanya apabila kamu berpegang teguh kepada keduanya.

Dua perkara itu adalah al-Kitab (Al-Qur’an) dan sunnah rasulullah…”

(HR. Imam Malik)

Sunnah yang merupakan perwujudan perkataan dan ketetapan

Rasulullah SAW merupakan kerangka acuan bagi pengembangan

kehidupan umat Islam, termasuk dalam bidang pendidikan. Dalam

pandangan Muhaimin, konsep dasar pendidikan Islam yang dicetuskan

Nabi SAW secara garis besarnya memiliki corak sebagai berikut:

a. Disampaikan sebagai rahmatallil’alamin yang ruang lingkupnya

tidak hanya sebatas manusia, tetapi juga kepada makhluk biotik dan

abiotik lainya (QS. Al-Anbiya’: 107)

15 Abdurrahman an Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam, (Bandung:

Diponegoro, 1992), h. 31.

Page 30: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

20

b. Disampaikan secara universal, mencakup kehidupan apapun yang

berguna untuk kegembiraan dan peringatan bagi umat manusia (QS.

Saba’: 28)

c. Apa yang disampaikan merupakan kebenaran mutlak (QS. Al-

Baqarah: 119) dan keontetikan kebenaran itu terjadi (QS. Al-Hijr: 9)

d. Kehadiran nabi sebagai evaluator yang mampu mengawasi dan terus

bertanggung jawab terhadap aktivitas pendidikan (QS. Al-Syura’:

48, QS. Al-Ahzab: 45, dan QS. Shad:8)

e. Perilaku nabi SAW tercermin sebagai uswatun khasanah, yaitu

sebagai seorang figur yang semua tindak tanduknya menjadi teladan

(QS. Al-Ahzab: 22) karena perilakunya terkontrol oleh Allah (QS.

Al-Najm: 3-4) sehingga hampir tidak pernah melakukan kesalahan.

f. Masalah teknis praktis dalam masalah pendidikan Islam diserahkan

pebuh kepada umatnya diantaranya adalah mengutus Mushab bin

Umar dan Umi Maktum untuk mengajar beberapa orang

pengikutnya.16

Bagi dunia pendidikan, sunnah memeliki dua faedah yang sangat

besar. Peratama, menjelaskan sistem pendidikan Islam yang terdapat

dalam al-Qur’an atau menerangkan hal-hal yang tidak terdapat di

dalamnya. Kedua, menyimpulkan metode pendidikan dari kehidupan

Rasulullah SAW bersama anak-anaknya dan penanaman keimanan

kedalam jiwa yang dilakukannya.17

3. Ijtihad

Selain al-Qur’an dan sunnah, ijtihad juga dapat dijadikan sebagai

landasan pendidikan Islam. Kata ijtihad berasal dari kata jahada, yang

arti devinisinya berarti pencurahan segala kemampuan untuk

memperoleh suatu dari berbagai urusan. Menurut Abu Hamid Hakim,

ijtihad adalah upaya yang sungguh-sungguh dalam memperoleh hokum

16 Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Teoritis dan Kerangka Dasar Oprasi

onalnya, (Bandung: Trigenda Karya, 1993), h. 147.

17

Abdurrahman an Nahlawi, op. cit., h. 47.

Page 31: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

21

syara’ berupa konsep yang operasional melalui metode istimbath dari al-

Qur’an dan sunnah.18

Menurut syara’, ijtihad berarti berpikir dengan

sungguh-sungguh dan semaksimal mungkin untuk mengetahui syara’

dengan jalan dzanni.19

Ijtihad bagi umat Islam adalah sebuah kebutuhan

dasar, tidak saja ketika nabi sudah tiada, bahkan ketika nabi masih hidup.

Pendidikan adalah masalah duniawi yang dalam ajaran Islam

diberikan dasar pokok-pokoknya saja, yaitu berupa petunjuk-petunjuk

dalam wahyu yang masih perlu dijabarkan secara detail. Dengan

demikian, arahan detailnya diserahkan kepada akal sehat dalam

melakukan pemikiran-pemikiran secara mendalam. Dengan kata lain,

persoalan pendidikan sebenarnya merupakan persoalan ijtihadiyah

sehingga umat Islam diperintahkan untuk mencermati, mengkritisi, dan

mengkonstribusi formula baru sehingga menjadi lebih baik.

Dalam bidang pendidikan, ijtihad dilakukan sejalan dengan

perkembangan zaman serta tuntutan manusia. penggunaan dalil-dalil

ijtihad dalam lapangan pendidikan ini pada dasarnya merupakan pantulan

dan cerminan flesibilitas hokum Islam dalam semua bidang. Karena,

dengan menggunakan dalil-dalil ijtihad inilah persoalan-persoalan pelik

yang dihadapi dunia pendidikan saat ini dan masa depan, akan memiliki

tempat yang sesungguhnya dan damai.20

Selian itu, penggunaan ijtihad

juga akan menjadikan pendidikan Islam tetap eksis dan sesuai dengan

perkembangan zaman (adaptif).

D. Prinsip-prinsip Pendidikan Islam

Pendidikan dalam Islam merupakan sebuah rangkaian proses

pemberdayaan manusia menuju kedewasaan. Kedewasaan dalam bentuk akal,

mental, maupun moral dalam rangka menjalankan fungsi kemanusiaan

18 Muhaimin, op. cit., h. 150.

19

Abdurrahman Mas’ud, Antologi Study Agama dan Pendidikan, (Semarang: Aneka Ilmu,

2004), h. 148.

20

Baharuddin dan M. Makin, Pendidikan Humanistik: Teori, Konsep dan Aplikasi Praktis

dalam Dunia Pendidikan, (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2009), h. 160.

Page 32: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

22

sebagai seorang hamba dihadapan Sang Khalik (Abdullah) dan sebagai duta

Allah pada alam semesta (khalifah fil ardh). Sebagai sebuah usaha dan cara

kerja maka pendidikan Islam haruslah memiliki tiga karakter. Pertama,

penekanan pada pencarian ilmu pengetahuan, penguasaan, dan

pengembangan atas dasar ibadah kepada Allah SWT. Kedua, pengakuan akan

potensi dan kemampuan seseorang untuk berkembang dalam suatu

kepribadian. Ketiga, merupakan sebuah pengalaman ilmu atas dasar tanggung

jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.21

Selain itu, pendidikan Islam juga

mengemban misi Islam dalam tiga dimensi sebagai berikut:

1. Dimensi kehidupan duniawi. Dimensi ini mendorong manusia sebagai

hamba Allah SWT untuk mengembangkan dirinya dalam ilmu

pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang mendasari kehidupan,

yaitu nilai-nilai Islam.

2. Dimensi kehidupan ukhrawi, mendorong manusia untuk

mengembangkan dirinya dalam pola hubungan yang serasi dan seimbang

dengan Tuhannya. Dimensi inilah yang melahirkan berbagai usaha agar

kegiatan ubudiyah manusia senantiasa berada dalam nilai-nilai Islami.

3. Dimensi hubungan antarkehidupan duniawi dan ukhrawi. Dimensi ini

akan mendorong manusia untuk berusaha menjadikan dirinya sebagai

hamba Allah yang utuh dan paripurna dalam ilmu pengetahuan dan

keterampilan dan menjadi pendukung serta pelaksana nilai-nilai Islam.22

Pendidikan Islam juga harus selalu mengemban misi yang memihak

kepada nilai-nilai kemanusiaan. Sebab, corak yang diinginkan pendidikan

Islam ialah pendidikan yang mampu membentuk manusia unggul secara

intelekyual dan kaya dalam amal serta anggun dalam moral dan kebijakan.23

Ketiga keunggulan tersebut memiliki fungsi sendiri-sendiri secara bertingkat.

Pertama, keunggulan intelektual yang berfungsi umtuk mempertajam

pemikiran sehingga mampu menghasilkan ide-ide segar orisinal,

21 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam, (Ciputat: Logos, 2000), h. 10.

22

Tedi Priatna, op. cit., h. 281.

23

Muslih Usa, Pendidikan Islam di Indonesia antara Cita dan Fakta, (Yogyakarta: Tiara

Wacana, 1991), h. 155.

Page 33: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

23

mempercepat tumbuhnya kreativitas, dan mengejar kemajuan. Kedua,

keunggulan amal yang berfungsi untuk mentransfer pengetahuan yang

bermanfaat kepada orang lain agar kemanfaatan itu bisa berkembang terus

menerus, menumbuhkan kesadaran untuk memberikan kontribusi yang

terbaik bagi umat, dan berusaha keras untuk mengangkat derajat dan martabat

mereka. Ketiga, keunggulan moral yang berfungsi sebagai penjagaan dari

tindakan-tindakan yang merugikan, tindakan yang merusak, dan tindakan

yang menyesatkan.24

Ketiga keunggulan di atas haruslah bertumpu pada keimanan kepada

Allah SWT. Dengan demikian, akan terselamatkan dari segala pengaruh yang

menyesatkan dan tidak menyimpang dari prinsip-prinsip yang menjadi dasar

dan landasan bagi pelaksanaan pendidikan Islam. Prinsip-prinsip yang

dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Prinsip Tauhid

Prinsip ini merupakan prinsip paling utama dalam pendidikan Islam.

Dalam konsepsi pendidikan Islam, tauhid dikonstruksikan sebagai

paradigm kebebasan manusia baik secara lahiriah maupun ruhania,

kecuali hanya kepada Allah SWT. Hal ini mengisyaratkan sebuah ajaran

bahwasanya praktik pendidikan Islam tidak mengenal diskriminasi

terhadap siapapun.25

Pendidikan dalam tauhid adalah pendidika yang

berdasarkan nilai-nilai Ilahiah (teologis) sebagai landasan etis dan

normatis dan nilai-nilai insaniyah secara alamiah (kosmologi dan

antropolo-sosiologis) sebagai nilai-nilai oprasional.26

2. Prinsip Integrasi

Prinsip integrasi adalah suatu prinsip yang seharusnya dianut adalah

bahwa dunia ini merupakan jembatan menuju kampung akhirat. Oleh

karena itu, mempersiapkan diri secara utuh merupakan hal yang tidak

24 Mujamil Qomar, Epistimologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 246.

25

M. Rusli Karim, Pendidikan Islam Sebagai Upaya Pembebasan dalam Pendidikan Islam

antara Cita dan Fakta, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1991), h. 31.

26

Ngainun Naim dan Akhmad Sauki, Pendidikan Multikultural: Konsep dan Aplikasi,

(Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2008), h. 69.

Page 34: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

24

dapat dielakkan agar masa kehidupan di dunia ini benar-benar

bermanfaat untuk bekal yang akan dibawa ke akhirat. Prilaku yang

terdidik dan nikmat Tuhan apapun yang didapat dalam kehidupan harus

diabdikan untuk mencapai kelayakan-kelayakan itu terutama dengan

mematuhi keinginan Tuhan. Hal tersebut tercantum dalam firman Allah

SWT dalam QS. Al-Qashash: 77.

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan

bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada

orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan

janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya

Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.(Al-

Qashash: 77)

Ayat ini menujukkan prinsip integritas bahwa diri dan segala yang

ada padanya dikembangkan pada satu arah, yaitu kebijakan dalam rangka

pengabdian kepada Tuhan.

3. Prinsip Keseimbangan

Prinsip ini merupakan kesembangan hingga dalam pengembangan

dan pembinaan manusia tidak ada kepincangan dan kesenjangan.27

Prinsip keseimbangan dalam pendidikan Islam ini meliputi kesembangan

antara kehidupan dunia dan akhirat; keseimbangan antara kebutuhan

jasmani dan rohani; keseimbangan antara kepentingan individu dan

sosial; keseimbangan ilmu pengetahuan dan amal.

4. Prinsip Persamaan

Prinsip ini berakar dari konsep dasar tentang manusia yang

mempunyai kesatuan asal yang tidak membedakan drajat, baik antara

jenis kelamin, kedudukan sosial, suku, ras, atau warna kulit. Oleh karena

itu, budak sekalipun mendapatkan hak yang sama dalam pendidikan.

27 Munzir Hitami, Mengkonsep Kembali Pendidikan Islam, (Yogyakarta: LKiS, 2004), h. 24-

26.

Page 35: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

25

Nabi Muhammad SAW bersabda , “Siapa pun di antara seorang laki-

laki yang mempunyai budak perempuan, lalu diajar dan dididiknya

dengan ilmu dan pendidikan yang baik kemudian dimerdekakannya lalu

dikawininya, maka (laki-laki) itu mendapat dua pahala”. (HR. Bukhari).

Prinsip persamaan juga mengandung arti bahwa pendidikan Islami

tidak mengenal perbedaan dan tidak membeda-bedakan latar belakang

seseorang jika dia mau menuntut ilmu. Semua mempunyai potensi yang

semua untuk dididik. Semua orang mempunyai kesempatan yang sama

untuk memproses dirinya dalam pendidikan.

5. Prinsip Pendidikan Seumur Hidup

Prinsip ini bersumber dari pandangan mengenai kebutuhan dasar

manusia dalam kaitan keterbatasan manusia ketika dihadapkan pada

berbagai tantangan dan godaan di sepanjang hidupnya yang dapat

menjerumuskan dirinya ke jurang kehinaan. Dalam hal ini, dituntut

kedewasaan manusia berupa kemampuan untuk mengakui dan menyesali

kesalahan dan kejahatan yang dilakukan, di samping selalu memperbaiki

kualitas dirinya. Hal ini sebagaimana terdapat dalam firman Allah SWT

sebagai berikut:

Maka Barangsiapa bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu) sesudah

melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, Maka Sesungguhnya

Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun

lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ma’idah: 39)

Prinsip seumur hidup juga menunjukkan bahwa pendidikan Islam

tidak mengenal batas waktu, tidak mengenal umur. Seumur hidup

manusia harusnya digunakan sebagai proses pendidikan, yaitu proses

untuk menjadi hamba yang baik. Pendidikan seumur hidup ini

tergambar secara implisit dalam surat Al-‘Alaq, yaitu tidak adanya

batasan yang kongkret tentang kappa seorang harus mulai belajar dan

sampai kapan. Tuhan hanya menjelaskan bahwa manusia harus

membaca dan belajar. Dengan demikian, manusia perlu belajar sejak

Page 36: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

26

dilahirkan sampai ajalnya tiba (mulai dari lahir sampai ke liang

lahat).28

6. Prinsip Keutamaan

Prinsip ini merupakan inti dari segala pendidikan. Prinsip ini

menegaskan bahwa pendidikan bukanlah sekedar proses mekanik,

melainkan proses yang mempunyai ruh di mana segala kegiatannya

diwarnai dan ditujukan kepada keutamaan-keutamaan. Keutamaan-

keutamaan tersebut terdari dari nilai-nilai moral. Nilai moral yang paling

tinggi adalah tauhid. Sedangkan, nilai moral yang paling buruk dan

rendah adalah syirik. Dengan prinsip keutamaan ini, pendidikan bukan

hanya bertugas menyediakan kondisi belajar bagi sujek didik, melainkan

lebih dari itu, turut membentuk kepribadiannya dengan perlakuan dan

keteladanan yang ditunjukkan oleh pendidik tersebut.29

Nabi Muhammad

SAW bersabda, “Hargailah anak-anakmu dan baikkanlah budi pekerti

mereka” (HR. An-Nasa’i)

E. Metode Pendidikan Islam

Pendidikan Islam dalam pelaksanaannya memerlukan metode yang tepat

untuk mengantarkan proses pendidikan menuju tujuan yang telah dicitakan.

Bagaimanapun baik dan sempurnanya sebuah kurikulum pendidikan Islam,

tidak akan berarti apa-apa jika tidak memiliki metode atau cara yang tepat

untuk mentransformasikannya kepada peserta didik. Ketidaktepatan dalam

penerapan metode secara praktis akan menghambat proses belajar mengajar,

yang pada gilirannya berakibat pada terbuangnya waktu dan tenaga secara

percuma. Oleh karena itu, metode merupakan komponen pendidikan Islam

yang dapat menciptakan aktifitas pendidikan menjadi lebih efektif dan

efisien. Metode merupakan persoalan esensial pendidikan Islam,hal mana

tujuan pendidikan dapat tercapai secara tepat guna, manakah jalan yang

ditempuh menuju cita-cita itu betul-betul tepat.

28 Fandi, op. cit., h. 142.

29

Ibid., h. 142.

Page 37: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

27

Kata metode berasal dari istilah Yunani meta yang berarti melalui, dan

hodos yang berarti jalan yang dilalui. Jadi, metode berarti jalan yang dilalui.

Dalam Bahasa Arab, metode diungkapkan dengan istilah tariqah atau uslub,

yang menurut al-Jurjani berarti sesuatu yang memungkinkan untuk sampai

dengan benar kepada tujuan yang diharapkan. Dari pengertian inilah Noeng

Muhadjir mensyaratkan bahwa untuk mencapai tujuan baik, perlu ditempuh

dengan cara atau jalan yang baik pula. Tujuan baik yang ditempuh dengan

jalan atau cara yang tidak baik bukanlah aktivitas pendidikan, karena tujuan

mengahalalkan cara atau jalan bukanlah semboyan yang bersemangatkan

pendidikan.30

Sementara itu, Abu al-‘Ainain menyatakan bahwa metode,

materi, dan tujuan merupakan hal yang integral (takamul), yang tidak dapat

dipisahkan satu sama lain, artinya untuk menentukan sebuah metode,

tergantung kepada materi dan tujuan yang diharapkannya.

Metode pendidikan yang berfungsi sebagai pengantar untuk sampai

kepada tujuan dapat dikatakan baik menurut filsafat pendidikan Islam apabila

memenuhi beberapa ciri sebagai berikut.

1. Metode pendidikan Islam harus bersumber dan diambil dari jiwa ajaran

dan akhlak Islam yang mulia. Ia merupakan hal yang integral dengan

materi dan tujuan pendidikan Islam.

2. Metode pendidikan Islam bersifat luwes, dan dapat menerima perubahan

dan menyesuaikan dengan keadaan dan suasana proses pendidikan.

3. Metode pendidikan Islam senantiasa berusaha menghubungkan antara

teori dan praktik, antara proses belajar dan amal, antara hafalan dan

pemahaman secara terpadu.

4. Metode pendidikan Islam menghindari dari cara-cara mengajar yang

bersifat meringkas, karena ringkasan itu merupakan sebab rusaknya

kemampuan-kemampuan ilmiah yang berguna.

30 Noeng Muhadjir, Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial: Teori Pendidikan Pelaku Sosial

Kreatif, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2003), Cet. III, h. 3.

Page 38: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

28

5. Metode pendidikan Islam menekankan kebebasan peserta didik untuk

berdiskusi, berdebat, dan berdialok dengan cara yang sopan dan saling

menghormati.

6. Metode pendidikan Islam juga menghormati hak dan kebebasan pendidik

untuk memilih metode yang dipandangnya sesuai dengan watak pelajaran

dan peserta didik itu sendiri.31

Dalam literatur kependidikan, menurut Abudinnata, paling tidak

ditemukan tiga bentuk metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran yang

berpusat pada pendidik (teacher centered), metode pembelajaran yang

berpusat pada peserta didik (student centered), dan metode pembelajaran

yang berpusat pada pendidik dan peserta didik sekaligus (teacher and student

centered).32

Metode pembelajaran model pertama adalah cara pembelajaran

yang menempatkan pendidik sebagai pemberi informasi, pembina, dan

pengarah satu-satunya dalam aktifitas pendidikan. Konsekuensi dari model ini

adalah seorang pendidik mencukupkan dirinya pada penguasaan bahan

pelajaran semata, tanpa harus mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam

bahan pelajaran yang dapat disampaikan kepada peserta didik. Dalam

pandangan Mochtar Buchori, seorang guru dalam posisi ini adalah seorang

pengajar, bukan pendidik. Ia lebih terpaku pada aspek pengajaran dari pada

pendidikan. Ia dengan kemampuannya bermaksud pamer pengetahuan. Kalau

ini yang terjadi, hasil yang diperoleh adalah peserta-peserta didik yang cukup

luas pengetahuannya, tetapi tidak cukup mantap kepribadiannya.33

Model metode pembelajaran kedua yaitu yang berpusat pada peserta

didik merupakan metode yang berupaya memberikan rangsangan, bimbingan,

pengarahan, dan dorongan kepada peserta didik agar terjadi proses belajar.

Yang terpenting dalam metode model ini adalah bukan hanya pendidik

31

Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), Cet. I, h. 134-

135.

32

Abudin Nata, Paradigma Pendidikan Islam: Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta:

Grasindo, 2001), Cet. I, h. 202.

33

Mochtar Buchori, Ilmu Pendidikan dan Praktek Pendidikan dalam Renungan, (Yogyakarta:

Tiara Wacana, 1994), Cet. I, h. 30.

Page 39: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

29

menyampaikan bahan pelajaran, melainkan juga bagaimana peserta didik

mempelajari bahan pelajaran sesuai dengan tujuan. Menurut Noeng Muhadjir,

di dalam model ini, peserta didik diberi kesempatan seluas mungkin untuk

menyerap informasi, mengahayati sendiri peristiwa yang terjadi dan

melakukan langsung aktifitas operasional belajarnya. Dengan pemberian

kesempatan yang luas ini, yang terjadi adalah kontrak belajar dari peserta

didik kepada pendidiknya. Pendidik harus melaksanakan kontrak ini.

Sedangkan metode pembelajaran model ketiga berupaya memadukan dua

model di atas. Di dalam metode model ini, yang terjadi adalah interaksi antara

pendidik dan peserta didik. Proses pendidikan tidak selalu didominasi oleh

pendidik atau peserta didik semata, tetapi keduanya memiliki peran dan andil

yang sama. Oleh karena mendapat kedudukan yang sama, baik pendidik

maupun peserta didik disebut subjek pendidikan, keduanya berada dalam satu

konteks interaktif, yaitu bagaimana guru mengajar dan siswa belajar dengan

aksentuasi pada proses belajar peserta didik.

Dari ketiga model pembelajaran di atas, filsafat pendidikan Islam pada

hakikatnya menghendaki model ketiga. Dengan melihat enam ciri metode

yang baik dalam pendidikan Islam, pendidik dan peserta didik mendapat

kedudukan yang terhormat. Di satu sisi metode pendidikan Islam

menekankan kebebasan peserta didik untuk berdiskusi, berdebat, dan

berdialok dengan cara yang sopan dan saling menghormati, tetapi pada sisi

yang lain metode pendidikan Islam juga menghormati hak dan kebebasan

pendidik untuk memilih metode yang dipandangnya sesuai dengan watak

pelajaran dan peserta didik itu sendiri. Filsafat pendidikan Islam

menghendaki metode pendidikan yang memadukan antara pertimbangan

pendidik dan peserta didik sekaligus.

Dalam kaitan itu, Abdur Rahman al-Nahlawi menyebutkan sejumlah

metode pendidikan yang dapat diterapkan dalam pelaksanaan pendidikan

Islam, yaitu sebagai berikut.

1. Metode pendidikan dengan percakapan (hiwar) qur’ani dan nabawi.

Page 40: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

30

2. Metode pendidikan dengan kisah qur’ani dan nabawi.

3. Metode pendidikan melalu perumpamaan (amsal).

4. Metode pendidikan dengan teladan yang baik (uswah hasanah).

5. Metode pendidikan dengan latihan dan pengamalan.

6. Metode pendidikan pelajaran (‘ibrah) dan peringatan (mau’izah).

7. Metode pendidikan dengan membuat senang (targhib) dan membuat takut

(tarhib).34

Sementara itu, al-Syaibani menyebutkan beberapa metode umum

pendidikan Islam yang secara historis telah dipraktikkan kaum muslim, yaitu

metode deduktif, metode perbandingan, metode kuliah, metode dialok dan

perbincangan, serta beberapa metode khusus seperti metode lingkaran

(halaqoh), metode riwayat, metode mendengar, metode membaca, metode

imla, metode hafalan, metode pemahaman dan metode lawatan (rihlah

ilmiyah).35

Pada kesempatan lain, Abu al-‘Ainain menyebutkan sebelas

metode pendidikan dalam al-Qur’an, yaitu metode pengamalan dan

pengalaman, metode penggunaan akal, metode teladan yang baik, metode

amal ma’ruf nahi munkar, metode nasihat dan peringatan, metode

perumpamaan dan persamaan, metode membuat senang (targhib), membuat

takut (tarhib), ganjaran (sawab) dan hukuman (‘iqab), metode menanamkan

kebiasaan, metode mengeluarkan segala kesanggupan, dan metode peristiwa

yang terjadi.

Dari beberapa metode yang dikemukakan para pakar pendidikan Islam di

atas, yang perlu diperhatikan adalah tidak ada satu metode pun yang dapat

dipandang ideal untuk semua tujuan pendidikan, semua mata pelajaran dan

semua suasana dan aktifitas pendidikan. Oleh karena itu, tidak dapat dihindari

untuk melakukan penggabungan berbagai metode dalam praktiknya di

lapangan. Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah: pertama,

34 Abdurrahman al-Nahlawi, Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam Dalam Keluarga,

di Sekolah dan di Masyarakat, (Bandung: Diponegoro, 1989), Cet. I, h. 283-284.

35

Omar Muhammad al-Toumy al-Syaibany, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1979), Cet. I, h. 560-561.

Page 41: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

31

metode itu dapat membentuk manusia didik menjadi hamba Allah yang

mengabdi kepada-Nya semata; kedua, metode itu mengandung nilai edukatif

yang mengacu kepada petunjuk al-Qur’an dan sunnah; dan ketiga, metode itu

berkaitan dengan motifasi dan kedisiplinan yang sesuai dengan ajaran Islam.

Inilah beberapa pemikiran filosofis pensisikan Islam mengenai metode yang

dapat digunakan dalam aktifitas pendidikan.

F. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan merupakan masalah sentral dalam pendidikan. Tanpa tujuan,

semua usaha pendidikan yang dilakukan akan berakhir dengan kegagalan atau

mungkin tersesat dan salah langkah. Oleh karena itu, perumusan tujuan

pendidikan yang tegas dan jelas merupakan inti dari seluruh pemikiran

pedagogis dan perenungan filosofis.36

Sebelum merumuskan pendidikan

Islam, perlu dipahami terlebih dahulu hakikat pendidikan Islam. Sebab,

pemahaman terhadap hakikat pendidikan Islam akan memberikan dasar

filosofis untuk merumuskan tujuannya.

Dalam konsepsi Islam, pendidikan merupakan sebuah rangkaian proses

pemberdayaan manusia menuju kedewasaan. Kedewasaan dalam bentuk akal,

mental, maupun moral dalam rangka menjalankan fungsi kemanusiaan

sebagai seorang hamba dan duta Allah di alam semesta. Pendidikan Islam

bukan hanya sekedar transfer of knowledge ataupun transfer of training,

melainkan lebih merupakan suatu sistem yang ditata di atas fondasi keimanan

dan kesalehan. Konsepsi pendidikan Islam juga tidak hanya melihat

pendidikan sebagai upaya mencerdaskan semata (pendidikan intelek), tetapi

sejalan dengan konsep Islam tentang manusia dan hakikat eksistensinya.

Berangkat dari uraian diatas, pendidikan Islam haruslah berorientasi pada

hakikat pendidikan yang meliputi beberapa aspek sebagai berikut:

1. Tujuan dan tugas hidup manusia

Manusia hidup bukan kerena kebetulan, melainkan ia diciptakan

dengan membawa tujuan dan tugas hidup tertentu. Tujuan diciptakan

36 Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), h.

117-118.

Page 42: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

32

manusia hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT. Indikasi tugasnya

berupa ibadah (‘abda Allah) dan tugas sebagai wakil-Nya di muka bumi

(khalifah Allah).37

Sebagaimana firman Allah SWT, “Sesungguhnya

shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah Tuhan sekalian

alam”. QS. Al-An’am:162.

2. Memerhatikan sifat-sifat dasar (nature) manusia

Yaitu, konsep tentang manusia sebagai makhluk unik yang

mempunyai berbagia potensi bawaan, seperti fitrah, bakat, minat, sifat, dan

karakter yang berkecenderungan pada al-hanief (rindu akan kebenaran dari

Tuhan) berupa agama Islam (QS.al-Kahfi:29) sebatas kemampuan,

kapasitas, dan ukuran yang ada.38

3. Tuntutan masyarakat

Tuntutan ini berupa pelestarian nilai-nilai budaya yang telah

melembaga dalam kehidupan suatu masyarakat. Selain itu, pemenuhan

terhadap tuntutan kebutuhan hidupnya dalam mengantisipasi

perkembangan dunia modern.

4. Dimensi-dimensi kehidupan ideal Islam

Kehidupan ideal Islam mengandung nilai yang dapat meningkatkan

kesejahteraan hidup manusia di dinia untuk mengelola dan memanfaatkan

dunia sebagai bekal kehidupan di akhirat. Selain itu, mengandung nilai

yang mendorong manusia berusaha keras untuk meraih kehidupan di

akhirat yang lebih membahagiakan sehingga manusia dituntut agar tidak

tarbelenggu oleh rantai kekayaan diniawi atau materi yang dimiliki.

Namun demikian, kemelaratan dan kemiskinan dunia harus diberantas

sebab kemelaratan dunia bisa menjerumuskan manusia pada kekufuran.

Adapun arah dari pendidikan Islam adalah menuju terbentuknya peserta

didik yang cerdas. Dengan kecerdasannya, manusia dapat melakukan sesuatu

yang baik menurut Islam untuk kemaslahatan hidup bersama. Dalam kaitan

37 Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Putra Grafika, 2008), h.

71-72.

38

Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisis Psikologi dan Pendidikan,

(Jakarta: Pustaka al-Khusna, 1989), h. 34.

Page 43: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

33

ini, al-Attas mengatakan bahwa tujuan pensisikan yang penting harus diambil

dari pandangan hidup. Jika pandangan hidup itu Islam, tujuannya adalah

membentuk manusia yang sempurna (insan kamil) menurut Islam.39

Sejalan

dengan pernyataan al-Attas, al-Ghazali mengatakan bahwa tujuan pendidikan

harus sesuai dengan pandangan hidup dan nilai-nilai yang terkandung di

dalamnya, yaitu sesuai dengan filsafatnya untuk memberi petunjuk akhlak

dan pembersihan jiwa dengan maksud membentuk individu-individu yang

tertandai dengan sifat-sifat utama dan takwa. Dan pendidikan mestinya

menjadi kebudayaan masyarakat (Indonesia khususnya) yang membina dan

mengembangkan secara intensif, keterampilan (khusus) hidup, nilai-nilai

hidup, dan pandangan hidup seseorang untuk mengembangkan peradaban,

disamping memenuhi kebutuhan pembangunan dan profesionalisme.

Dengan demikian, konsep dasar dan tujuan pendidikan dalam Islam harus

dilandaskan kepada pola pikir, atau sudut pandang yang Islami, yaitu sudut

pandang yang berprinsip pada al-Qur’an dengan pola menurut yang

dicontohkan oleh Rasulullah saw. Sebab, tujuan pendidikan Islam tidak

terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu untuk menciptakan

hamba Allah yang selalu bertakwa kepada-Nya. Juga, hamba yang dapat

mencapai kehidupan bahagia di dunia dan akhirat. Hal ini sebagaimana

firman Allah swt dalam QS. Ali Imaran: 2 sebagai berikut:

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. yang

hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya.

Tujuan pendidikan Islam adalah suatu kondisi ideal dari objek didik yang

akan dicapai, yaitu kemana seluruh kegiatan dalam sistem pendidikan

diarahkan. Segala gagasan untuk merumuskan tujuan pendidikan Islam

haruslah memperhitungkan bahwa kedatangan Islam adalah permulaan baru

39 Naquib al-Attas, Ilmu Pendidikan Islam : Pengembanga Pendidikan Integrative di Sekolah,

Keluarga dan Masyarakat, (Yogyakarta: LKiS, 2009), h. 27.

Page 44: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

34

bagi manusia. Islam datang untuk memperbaiki keadaan manusia,

menyempurnakan utusan-utusan (anbiya) Tuhan sebelumnya, dan dalam

rangka mencapai kesempurnaan agama seperti firman Allah SWT dalam QS.

Al-Ma’idah ayat 3 yang berbunyi:

...

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-

cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama

bagimu…

Berpijak pada ayat tersebut, Hasan Langgulung menyimpulkan bahwa

tujuan utama atau akhir (ultimate aim) pendidikan dalam Islam adalah

pembentukan pribadi khalifah bagi anak didik yang memiliki fitrah, ruh dan

jasmani, kemauan yang bebas dan akal.40

Lebih mendalam terkait tujuan pendidikan Islam, para ahli pendidikan

telah memberikan rumusan yang berbeda-beda. Menurut Abdul ar-Rahman

an-Nawawi, tujuan pendidikan Islam adalah mengembangkan pikiran

manusia dan mengatur tingkah laku, serta perasaan mereka berdasarkan Islam

yang dalam proses akhirnya bertujuan untuk merealisasikan ketaatan dan

penghambaan kepada Allah di dalam kehidupan manusia, baik individu

maupun masyarakat.41

Tidak jauh berbeda, Abdul Fattah Jalal menyatakan

bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mewujudkan manusia yang mampu

beribadah kepada Allah, baik dengan pikiran, amal, maupun perasaan.42

40 Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, (Bandung: Al-Ma’arif,

1995), h. 67.

41

Abdurrahman An Nahlawi, op. cit., h. 162.

42

Abdul Fattah Jalal, Asas-Asas Pendidikan Islam, (Bandung: Diponegoro, 1988), h. 119.

Page 45: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

35

Menurut Rahman, tujuan pendidikan Islam adalah untuk kebahagiaan

hidup di dunia dan akhirat sesuai dengan ajaran al-Qur’an.43

Kemudian,

menurut Athiya al-Abrasy, tujuan yang paling asasi dari pendidikan Islam

setidaknya ada lima hal sebagai berikut:

1. Untuk membantu pembentukan makhluk yang mulia.

2. Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat.

3. Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi kemanfaatan.

4. Menumbuhkan ruh ilmiah (scientific spirit) pada belajar dan memuaskan

keinginan arti untuk mengetahui dan memungkinkan ia mengkaji ilmu

sekedar sebagai ilmu.

5. Menyiapkan pelajar dari segi profesional; teknis dan perusahaan supaya

ia dapat menguasai profesi tertentu, supaya ia dapat mencari rizeki dalam

hidup dan hidup dengan mulia di samping memelihara segi keruhanian

dan keagamaan.44

Sementara, Hasan Langgulung telah meringkas tujuan pendidikan Islam

menjadi dua hal. Pertama, pembentukan insan yang saleh. Insan saleh adalah

manusia yang mendekati kesempurnaan, yaitu pengembangan manusia yang

menyembah dan bertakwa kepada Allah SWT. Hal ini sebagaimana ddalam

firman-Nya, “Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka

menyembah kepada-Ku” (QS. Al-Dzariyat:56). Dengan kata lain membentuk

manusia yang penuh keimanan dan takwa, berhubungan dengan Allah

memelihara dan menghadap kepada-Nya dalam segala perbuatan dan segala

tingkah laku serta segala pikiran yang tergores di hatinya dan segala perasaan

yang berdetak di jantungnya.

Kedua, pembentukan masyarakat yang saleh. Masyarakat saleh adalah

masyarakat yang percaya bahwa ia mempunyai risalah (message) untuk umat

manusia, yaitu risalah keadilan, kebenaran, dan kebaikan. Risalah tersebut

43 Muhaimin, dkk., Kontroversi Pemikiran Fazlur Rahman, Studi Kritis Pembaharuan

Pendidikan Islam, (Cirebon: Pustaka Dinamika, 1999), h. 110.

44

Athiya al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970),

h. 1-4.

Page 46: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

36

adalah sebuah risalah yang akan kekal selamanya, tidak terpengaruh factor

waktu dan tempat.45

Dalam perumusan tujuan pendidikan Islam, paling tidak ada beberapa hal

yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Tujuan dan tugas manusia di muka bumi, baik secara vertikal maupun

horizontal.

2. Sifat-sifat dasar manusia.

3. Tuntutan masyarakat dan dinamika peradaban kemanusiaan.

4. Dimensi-dimensi kehidupam Islam46

Secara praktis, Muhammad Athiyah al-Abrasyi, menyimpulkan bahwa

tujuan pendidikan Islam terdiri atas 5 sasaran, yaitu:

1. Membentuk akhlak mulia

2. Mempersiapkan kehidupan dunia dan akhirat

3. Persiapan untuk mencari rizki dan memelihara segi kemanfaatannya

4. Menumbuhkan semangat ilmiah di kalangan peserta didik

5. Mempersiapkan tenaga profesional yang trampil47

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa pendidikan Islam

merupakan proses membimbing dan membina fitrah peserta didik secara

maksimal dan bermuara pada terciptanya pribadi peserta didik sebagai

muslim paripurna(insan al-kamil). Melalui sosok pribadi yang demikian,

peserta didik diharapkan akan mampu memadukan fungsi iman, ilmu, dan

amal secara integral untuk terbinanya kehidupan yang harmonis, baik dunia

maupun akhirat.

G. Kurikulum Pendidikan

Untuk dapat mencapai tujuan-tujuan sebagaimana diharapkan,

pendidikan harus didukung oleh perencanaan yang seksama. Perencanaan

45 Hasan Langgulung, Kreativitas dan Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1991),

cet. I, h. 296-297.

46

M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bina Aksara, 1987), h. 33-34.

47

Mohammad Athiyah al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Terj. Bustami A.

Gani dan Djohar Bahry, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), h. 1-4.

Page 47: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

37

mencakup keseluruhan aspek. Mulai dari sejumlah materi yang harus

diajarkan dalam proses pendidikan sampai pelaksanaan evaluasi. Dengan

adanya perencanaan, kegiatan pendidikan akan lebih terarah dan pada

akhirnya diharapkan akan dapat mencapai tujuan secara maksimal. Tahap

perencanaan, pelaksanaan, samapai evaluasi dalam pendidikan sering disebut

dengan “kurikulum pendidikan”.

Kurikulum merupakan salah satu komponen pokok dalam pendidikan.

Kurikulum terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait. Komponen

kurikulum dalam pendidikan sangat penting artinya karena kurikulum

merupakan perangkat dasar untuk operasionalisasi tujuan yang diinginkan.

Bahkan, tujuan dalam pendidikan tidak dapat tercapai secara maksiamal

tanpa adanya keterlibatan kurikulum pendidikan. Paling tidak, komponen

kurikulum terdiri dari tujuan, struktur program, strategi pelaksanan yang

menyangkut sistem pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil belajar,

bimbingan penyuluhan, administrasi dan supervise pendidikan.48

Pada hakikatnya, kurikulum adalah seperangkat perencanaan dan media

untuk mengantarkan lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan

pendidikan yang diinginkan. Akan tetapi, pengertian kurikulum sebenarnya

sangat beragam dan mencakup berbagai dimensi. Selain pengertian yang

bersifat general tersebut, kurikulum juga dapat diartikan sesuai dengan

fungsinya. Pertama, kurikulum sebagai program study. Dalam pengertian ini,

kurikulum adalah seperangkat mata pelajaran yang dipelajari peserta didik di

sekolah atau dilembaga pendidikan yang lain. Kedua, kurikulum sebagai

konten. Dalam pengertian ini, kurikulum adalah data atau informasi yang

tertera dalam buku-buku atau refrensi yang lain yang memungkinkan

timbulnya proses pembelajaran. Ketiga, kurikulum sebagai kegiatan

berencana. Dalam dunia pendidikan, kegiatan harus direncanakan secara

sistematis untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan secara

sistematis ini juga disebut dengan kurikulum. Keempat, kurikulum sebagai

hasil belajar. Maksudnya adalah seperangkat tujuan yang utuh untuk

memperoleh suatu hasil tertentu yang digunakan untuk memperoleh hasil

belajar yang telah direncanakan dan diinginkan. Kelima, kurikulum sebagai

48 Sudirman, Ilmu Pendidikan, (Bandung: Remaja Karya, 1989), h. 114.

Page 48: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

38

reproduksi kultural. Jika kita cermati, salah satu unsur yang terdapat dalam

praktik pendidikan adalah proses transformasi. Proses pembelajaran

merupakan proses transfer dan refleksi butir-butir kebudayaan masyarakat

agar dimiliki dan dipahami anak-anak generasi muda. Keenam, kurikulum

sebagai pengalaman belajar yaitu pengalaman belajar yang direncanakan di

bawah pimpinan penyelenggara pendidikan. Ketujuh, kurikulum sebagai

produksi, yaitu seperangkat tugas yang harus dilakukan untuk mencapai hasil

yang telah ditetapkan terlebih dahulu.49

Berdasarkan pengertian di atas, dapat digeneralisasikan bahwa pengertian

kurikulum adalah kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta

didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran,

strategi pembelajaran, dan mengatur program agar dapat diterapkan serta hal-

hal yang mencakup kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan.

Ditinjau dari sifat fungsinya, kurikulum memiliki empat fungsi utama.

Pertama, sebagai alat untuk mencapai tujuan dan untuk menempuh harapan

sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. Kedua, sebagai pedoman dan

program yang harus dilakukan oleh subjek dan objek pendidikan. Ketiga,

sebagai kesinambungan untuk persiapan pada jenjang sekolah berikutnya dan

penyiapan tenaga kerja bagi yang tidak melanjutkan. Keempat, sebagai

standar dalam penilaian kriteria keberhasialan suatu proses pendidikan atau

sebagai batasan dari program kegiatan yang akan dijalankan pada caturwulan,

semester, maupun pada tingkat pendidikan tertentu.50

Dengan memperhatikan berbagai pendapat tentang kurikulum di atas,

dapat disimpulkan bahwasanya kurikulum adalah bagian penting dalam dunia

pendidikan. Tanpa adanya kurikulum, pendidikan akan berjalan tanpa arah.

Dalam kerangka makna penting kurikulum inilah, manusia yang berada

dalam dunia pendidikan dituntut untuk senantiasa tanggap terhadap dinamika

yang ada. Kurikulum seharusnya disusun berdasarkan kebutuhan konkret

49 Muhammad Anshar, Dasar-Dasar Perkembangan Kurikulum, (Jakarta: Depdikbud Dirjen

PT. PPLPTK, 1989), h. 8-10.

50 Zuhri, Pengorganisasian, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, ( Jakarta: Dermaga,

1986), h. 3.

Page 49: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

39

yang ada di masyarakat. Kurikulum yang tidak sesuai dengan kebutuhan akan

berimplikasi pada lemahnya kemampuan peserta didik dalam berinteraksi dan

berdialektika dalam kehidupan konkret. Oleh karena itu, wajar bahkan sebuah

keharusan jika kurikulum mengalami perubahan. Namun, perubahan

kurikulum seharusnya mempertimbangkan berbagai aspek secara lebih utuh.

Dengan demikian, pergantian kurikulum tidak sekedar bentuk formalnya saja,

akan tetapi substansinya tidak ada perubahan sama sekali. Ini tidak boleh

terjadi.

Dalam beberapa tahun terakhir, kurikulum dalam dunia pendidikan Islam

mengalami perubahan, mulai Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sampai

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Perubahan ini seyogyanya

disambut dengan penuh antusias tanpa melepaskan diri dari sikap kritis.

Artinya, KTSP yang kini berlaku sehausnya mampu meniingkatkan kualitas

pembelajaran secara khusus dan hasil pendidiakan secara umum.

Impelementasi KTSP harus dilaksanakan secara maksimal. Berbagai

kelemahannya harus dicarikan jalan pemecahannya, sebab memang tidak ada

kurikulum yang sempurna.51

51 As’aril Muhajir, Ilmu Pendidikan Perspektif Konstektual, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,

2011), Cet. I, h. 93.

Page 50: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu penelitian ini ialah bertempat di Jakarta, Jombang dan

Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan ketikan saya semester enam, tujuh dan

delapan.

B. Metode Penelitian

Pada penyusunan skripsi ini saya menggunakan pendekatan penelitian

kualitatif, yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis dan berupa rekaman suara dari orang atau

perilaku yang dapat diamati. Untuk memahami penelitian kualitatif perlu

kiranya dikemukakan beberapa definisi di antaranya : Pertama, metode

kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Kedua, penelitian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang ditujukan

untuk mendeskriptifkan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,

sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun

kelompok.1

Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah, cara

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang diamati, dengan desain penelitiannya deskriptif

analisis, yaitu kegiatan penelitian yang pencarian faktanya dengan

mengembangkan teori-teori yang ada serta mengadakan pengamatan langsung

dilapangan mengenai objek yang akan diteliti.

1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 2007), Cet. III, h. 60.

Page 51: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

41

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data-data penelitian dilakuakn melalui:

1. Wawancara

Wawancara digunakan dalam penelian ini untuk mencari informasi

tentang pemikiran Emha Ainun Nadjib tentang pendidikan Islam.

Teknik yang digunakan ialah wawancara tidak berstruktur

(unstructured interview). Wawancara tidak berstruktur, adalah

wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman

wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya

berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.2

Wawancara dilakukan secara langsung dengan Emha Ainun Nadjib.

2. Observasi

Obserfasi yang peneliti gunakan ialah obserfasi partisipasi moderat

(moderate participation), dalam observasi ini terdapat keseimbangan

antara peneliti menjadi orang dalam dengan orang luar. Peneliti dalam

mengumpulkan data ikut observasi partisipatif dalam beberapa

kegiatan, tetapi tidak semuanya.3

3. Dokumentasi

Dokumentasi data-data yang diperlukan adalah buku-buku

mengenai Emha Ainun Nadjib, karya-karya Emha Ainun Nadjib dan

berkas-berkas lain yang berkaitan dengan pemikiran Emha Ainun

Nadjib tentang pendidikan Islam. Dokumen ini digunakan untuk

melengkapi data-data hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,

yaitu melalui wawancara.

D. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari lapangan diolah dan dianalisa sesuai dengan jenis

data yang terkumpul, yaitu dengan menggunakan metode deskriptif analisis,

2 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: ALFABETA, 2011), Cet. XIII h. 320.

3 Ibid., h. 312.

Page 52: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

42

yaitu suatu teknik analisis data dimana peneliti terlebih dahulu memaparkan

semua data yang diperoleh dari hasil wawancara dan pengamatan kemudian

menganalisanya dengan berpedoman kepada sumber-sumber yang tertulis.

Page 53: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

43

BAB IV

BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB

TENTANG PENDIDIKAN ISLAM

A. Biografi (Perjalan Hidup) Emha Ainun Nadjib

Muhammad Ainun Nadjib lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 27 Mei 1953,

anak keempat dari lima belas orang bersaudara. Muhammad disingkat menjadi

“M.H.” yang pada akhirnya menjadi “Emha.” Dia juga dikenal sebagai “Cak

Nun.” “Cak” adalah panggilan akrab, namun hormat untuk abang atau saudara tua

laki-laki.1 Bersama istri (Novia Kolopaking) dan empat orang putranya (Sabrang,

Hayya, Jembar, dan Rampak), Cak Nun bertempat tinggal di Yogyakarta tepatnya

di Jl. Barokah 287 Kadipiro, Yogyakarta. Sebuah rumah yang sekaligus berfungsi

sebagai pusat kesekretariatan Cak Nun dan Kiai Kanjeng. 2Emha lahir sebagai

rakyat jelata anak dari pasangan Muhammad Abdul Lathif dan istrinya Chalimah.

Menggambarkan orang tuanya Emha berkata:

”ayah saya adalah petani dan kiai yang mempunyai sebuah surau, tetapi dia

adalah pemimpin masyarakat, tempat bertanya,dan mengadu orang desa untuk

berbagai masalah yang mereka hadapi. Begitu pula ibu saya. Semua masalah

yang tidak dapat mereka pecahkan mereka ajukan ke orangtua saya untuk

dipecahkan. Bahkan ketika saya masih dalam buaian, dan kemudian menjadi

anak kecil, saya seringkali dibawa ibu mengunjungi para tetangga untuk

menanyakan apa yang mereka masak, apakah mereka menyekolahkan anak-

anak mereka, dan banyak masalah lain. Pengalaman ini membentuk kesadaran

dan sikap sosial saya, dan nilai-nilai kami di dasarkan pada agama karena

ajaran kunci dalam Islam adalah menolong sesama manusia dari kemiskinan

dan membuat mereka mampu berfungsi sebagai manusia seutuhnya”.3

Emha menghabiskan masa kanak-kanaknya di desa Menturo, Jombang Jawa

Timur, daerah yang berbeda dari Jombangnya Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

dan Nur Cholis Madjid, intelektual muslim dan pendiri Paramadina. Dari sinilah

Emha mulai memasuki dunia, mengembangkan gagasan social, intelektual,

1 Ian L. Betts, Jalan Sunyi Emha, (Jakarta: Kompas, 2006), Cet. I, h. 1.

2 Emha Ainun Nadjib, Kiai Bejo, Kiai Untung, Kiai Hoki, (Jakarta: Kompas, 2007), Cet. IV, h.

258.

3 Betts. loc. cit.

Page 54: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

44

kultural, dan spritualnya. Emha bersyukur karena dilahirkan sebagai anak desa.

Posisi inilah yang mengajarkan kepadanya pelajaran mengenai kesederhanaan,

keluguan dan kebijakan dalam hidup. Seperti yang dikatakan Emha:

“Saya banyak belajar dari orang-orang desa yang dalam hati mereka adalah

petani. Mereka hanya makan dan menanam, mereka menanam sesuai dengan

apa yang mereka kerjakan, tanpa embel-embel apapun. Mereka menggunakan

karya sebagai orientasi hidup mereka. Mereka tidak pernah mencoba

mengendalikan dan mengeksploitasi alam dan sesama manusia. mereka tegar

sambil menderita. Saya benar-benar iri terhadap kualitas hidup mereka.”4

Emha memandang peran sosialnya sebagai hal yang wajar dalam kehidupan

yang dibebani kewajiban untuk bekerja; beerja secara fungsional yang berarti bagi

rakyat, buka sebagai karier. Makna ini, menurut Emha, dapat mengambil bentuk

sebagai pemihakan pada si lemah dan orang-orang yang dilemahkan oleh rekayasa

sesama mereka.5

Dalam hal menulis, Cak Nun berprinsip menulis bukanlah untuk menempuh

karier sebagai penulis, melainkan untuk keperluan-keperluan sosial. Dengan

prinsip itu, Cak Nun justru telah menghasilkan sangat banyak tulisan, mulai dari

puisi, esai, artikel, naskah drama, cerpen, makalah hingga buku.6 Pendidikan

formal Emha berakhir pada semester satu pada Fakultas Ekonomi Universitas

Gadjah Mada Yogyakarta. Sebelumnya ia pernah dikeluarkan dari Madrasah

Pondok Modern Gontor Ponorogo, Jawa Timur, sebelah selatan Madiun, Jawa

timur, (sebagai ancar-ancar, lihat Solo, Jawa Tengah, kota yang lebih terkenal di

dunia internasional) di tahun ketiga masa belajarnya karena memimpin

demonstrasi melawan satpam sekolah. Kemudian ia pindah ke Yogyakarta tempat

ia menamatkan SMA Muhammadiyah. Menarik untuk dicatat, walaupun Emha

dilahirkan dalam lingkungan yang didominasi NU, ia menamatkan pelajarannya di

Muhammadiyah. Sudah cukup banyak ditulis orang mengenai pengaruh NU

(Nahdlatul Ulama atau kebangkitan para ulama) dan Muhammadiyah. Cukuplah

dikatakan disini bahwa kedua gerakan massa Muslim yang besar ini amat penting

bagi perkembangan Islam modern di Indonesia. Kelahiran NU seakan hendak

4 Ibid., h. 8.

5 Ibid.

6 Emha Ainun Nadjib, Demokrasi La Roiba Fih, (Jakarta: Kompas, 2009), Cet. II, h. 282.

Page 55: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

45

menegaskan eksistensi pesantren dalam ranah kebangsaan dan kenegaraan kita.7

Sedangkan kelahiran Muhammadiyah dilatarbelakangi oleh situasi sosial

masyarakat Islam yang terpuruk sebagai akibat dari kolonialisme Barat dan sebab-

sebab internal seperti kemurnian akidah, rasionalitas yang hilang serta pendidikan

yang rendah.8

Selama lima tahun antara 1970-1975 Emha tinggal menggelandang di jalan

Malioboro Yogyakarta, sambil mempelajari sastra dari seorang guru yang

dihormatinya, Umbu Landu Paranggi, seorang sufi yang hidupnya misterius dan

sangat berpengaruh terhadap Emha. Kehidupan menggelandangnya tersebut

diungkapkan pada karya puisinya Antara Tiga Kota, sebagai berikut:

Antara Tiga Kota

di yogya aku lelap tertidur

angin di sisiku mendengkur

seluruh kota pun bagai dalam kubur

pohon-pohon semua mengantuk

di sini kamu harus belajar berlatih

tetap hidup sambil mengantuk

kemanakah harus kuhadapkan muka

agar seimbang antara tidur dan jaga ?

Jakarta menghardik nasibku

melecut menghantam pundakku

tiada ruang bagi diamku

matahari memelototiku

bising suaranya mencampakkanku

jatuh bergelut debu

kemanakah harus juhadapkan muka

agar seimbang antara tidur dan jaga

surabaya seperti ditengahnya

tak tidur seperti kerbau tua

tak juga membelalakkan mata

tetapi di sana ada kasihku

yang hilang kembangnya

jika aku mendekatinya

kemanakah haru kuhadapkan muka

agar seimbang antara tidur dan jaga ?9

7 Departemen Agama RI, Jejak Langkah NU & Muhammadiyah, (Jakarta: Departemen Agama

RI, 2008), Cet. I, h. 32.

8 Ibid, hal. 92.

9 http://www.jendelasastra.com/dapur-sastra/dapur-jendela-sastra/lain-lain/puisi-puisi-emha-

ainun-nadjib. Di akses pada tanggal 16 bulan November tahun 2014.

Page 56: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

46

Malioboro adalah jalan induk Yogyakarta yang sekarang merupakan pusat industri

turisme di sana. Lapak pasar yang berwarna-warni berjajar di kedua tepi jalan.

Orang dapat membeli beragam hasil seni dan kerajinan jawa, termasuk batik dan

pakaian khas jawa. Yogyakarta sekarang merupakan tempat kediaman Emha dan

pangkalan bagi Kiai Kanjeng.

Kemudian Emha mulai berkarya melalui multi-media seni Yogyakarta

bersama-sama dengan sesama aktivis, Halim HD. Ia bekerja dengan

Sanggarbambu, aktif di Teater Dinasti dan menghasilkan serta mementaskan

repertoir yang cukup banyak. Lakon-lakon ini mencakup Geger Wong Ngoyak

Macan (1989, karikatur pentas mengenai pemerintahan Raja Soeharto), patung

kekasih (1989, mengenai maraknya kultus individu), Keajaiban Lik par (1980,

mengenai eksploitasi terhadap rakyat oleh berbagai lembaga modern) dan Mas

Dukun (1982, mengenai kegagalan lembaga-lembaga kepemimpinan modern).

Kemudian, dengan kelompok Teater Salahudin, ia menghasilkan Santri-

Santri Khidir, 1990, yang dipentaskan di lapangan Pesantren Gontor dengan

mengikutsertakan semua santri dan penonton yang berjumlah sekitar 35.000.

Sekali lagi di tahun 1990 ia menghasilkan Lautan Jilbab yang banyak dipentaskan

di Yogyakarta, Surabaya, Makassar (waktu itu masih bernama Ujung Pandang).

Lakon ini merupakan salah satu karyanya yang paling terkenal, dan kalau kita

mencari data tentang Emha melalui internet mungkin sekali kita akan

mendapatkan jawaban dengan referensi mengenai karya ini lebih banyak daripada

mengenai karya-karyanya yang lain.10

Tahun 1992 ia menghadirkan Perahu Retak. Ini membahas situasi Indonesia

di bawah pemerintahan Orde Baru-nya Soeharto, tetapi settingnya adalah konflik-

konflik di masa menjelang bangkitnya kemaharajaan Mataram. Dalam tahun 1993

muncul Sunan Sableng dan Baginda Faruq. Dia juga banyak menerbitkan buku,

termasuk Sidang Para Setan, Pak Kanjeng, Duta Dari Masa Depan dan lain

sebagainya. Bersama dengan buku-buku ini terbit pula 16 jilid puisi dan paling

sedikit 30 koleksi esai.

10 Ibid., h. 2.

Page 57: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

47

Emha juga berperanserta dalam teater multi kultural di Filipina (1980), the

international Writing Program, Universitas Iowa, Amerika Serikat (1984), The

International Songwriters Festival, Rotterdam (1984), dan Festival Horizonte III

di Berlin Barat, Jerman (1985). Emha masih sering menceritkan peristiwa-

peristiwa lucu waktu dia di Belanda, tidur dan shalat di mana dia dapat

kesempatan, sering kali di gereja-gereja. Pengalaman ini memberikan sumbangan

bagi pluralism yang di kemudian hari dikembangkannya sebagai bagian dari

Kenduri Cinta.11

Sudah barang tentu Emha juga bekerja langsung di tengah-tengah rakyat dan

mengerjakan kegiatan kesenian yang sangat beragam. Ia aktif dalam pemikiran

keagamaan, pendidikan politik, sinergi ekonomi dan pemberdayaan rakyat,

kesemuanya dirancang untuk menstimulasi potensi rakyat ke tingkat optimal. Di

samping pertemuan bulanan rutin dengan komunitas Padhang Mbulan di sejumlah

kota besar, ia juga diminta berpentas oleh komunitas kecamatan di seluruh

Indonesia. Dengan cara ini ia pada umumnya manggung sekitar 10-15 kali

perbulan, diiringi musik Kiai Kanjeng, dan juga sering kali tampil secara pribadi,

pada umumnya dilapangan, melayani rakyat dari berbagai tingkat dan strata.

Dalam acara seperti ini Emha mengumpulkan semua kelompok, aliran pemikiran,

dan komunitas agama untuk menggalakkan solidaritas kemanusiaan dan

kebersamaan.

Bersama Kiai Kanjeng, terhitung dari tahun ke-6 berdirinya (juni 1998)

hingga Desember 2006, Cak Nun telah mengunjungi lebih dari 22 provinsi, 376

kabupaten, 1.430 kecamatan, dan 1.850 desa di seluruh pelosok Indonesia.

Belakangan Cak Nun dan Kiai Kanjeng juga kerap diundang ke berbagai belahan

dunia, di antaranya tur 6 kota di Mesir, tur di Malaysia, dan rangkaian tur Eropa:

Inggris, Jerman, Skotlandia, dan Italia. Maret 2006 lalu Cak Nun dan Kiai

Kanjeng diundang ke Malaysia dan Brunei Darussalam. Akhir 2006, melakukan

serangkaian perjalanan di Finlandia dalam acara Amaizing Asia dan Culture

Forums atas undangan Union for Christian Culture.12

11 Ibid., h. 3.

12

Emha Ainun Nadjib, Tuhan Pun Berpuasa, (Jakarta: Kompas, 2012), Cet. III, h. 236.

Page 58: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

48

Saya sering kali takjub memikirkan bagaimana pertemuan sosial secara masal

ini sebenarnya berlangsung, dan bagaimana kumpulan orang yang begitu banyak

nyata-nyata dapat tergerak hatinya oleh kata-kata orang ini. Saya menjadi tahu

bahwa Emha melakukan dekonstruksi atas pemikiran, nilai, cara berkomunikasi,

metode kontak kultural, pendidikan dan cara berpikir yang sudah mengakar, dan

juga menyarankan berbagai solusi bagi berbagai masalah yang dihadapi oleh

komunitas yang dihadapinya. Proses dekonstruksi inilah yang memungkinkan

Emha menghasilkan transformasi perubahan posisi, sikap atau pendirian yang

diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Pernyataan berikut dari seorang pengamat Malaysia memberikan pengertian

yang lebih mendalam atas masalah ini, “seniman yang kreatif dipaksa untuk

berpikir sensitif dalam memberikan makna terhadap karyanya agar karya

tersebut tidak begitu saja dicampakkan orang. Disinilah Emha Ainun Nadjib atau

Cak Nun membuktikan dirinya bahwa dia cakap berakomondasi tanpa

mengorbankan visi artistik dan sosialnya (karena itu karya-karyanya menyentuh)

jauh ke dalam hati masyarakat miskin, tetapi sangat religious, yang terbelakang

dan menderita sehari-hari. Emha telah mengabil posisi kultural yang tidak lazim.

Keberhasilan dalam memberikan inspirasi kepada imajinasi massa untuk

bertahan hidup dalam perjuangan mereka, dan selanjutnya berusaha memberikan

pencerahan kapada rakyatnya, telah menjadikan keberadaan Emha sebuah gejala

dalam kebudayaan Indonesia, sebuah alternatif segar bagi kita untuk memahami

karakter tetangga kita dari Yogyakarta ini.”

Dalam perbincangan Ian L. Betts bersama Emha, Ian menanyakan kepada

Emha, mengapa ia belum diterima oleh mainstream Indonesia (sebagaian besar

dari orang-orang berpengaruh yang menentukan hitam putihnya bangsa

Indonesia), Emha menjawab “ Tentara Fretilin di Timor Timur bertahan hidup di

hutan selama tiga puluh tahun dalam perjuangan mereka untuk memerdekakan

Timor Timur. Mereka menderita kelaparan dan asma, dan badan mereka rusak.

Setelah Timor Timur merdeka mereka tidak saja ditolak bergabung dengan tentara

Page 59: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

49

regular, tetapi juga dihindari oleh orang karena mereka dianggap sampah, busuk,

dan kuno.13

B. Pendapat Para Ahli Tentang Emha Ainun Nadjib

1. KH. A. Mustofa Bisri atau akrab dipanggil Gus Mus pengasuh Ponpes

Roudlotul Tolibin menyatakan sebagaimana dikutip Ian L. Betts,

mengutarakan:

Cak Nun itu ialah wakil rakyat tanpa dewan, pemberontak tanpa senjata

(santri tanpa sarung; haji tanpa peci; kiai tanpa sorban; dai tanpa mimbar;

mursyid tanpa tarekat; sarjana tanpa wisudah; guru tanpa sekolahan;

aktivis tanpa LSM; pendemo tanpa spanduk; politisi tanpa partai; wakil

rakyat tanpa dewan; pemberontak tanpa senjata; ksatria tanpa kuda;

saudara tanpa hubungan darah), Cak Nun agaknya memang diselubungi

Tuhan, kadang-kadang bahkan para pemujanya. Alluhumma adim

‘izzahu.14

2. Taufik Ismail menyatakan sebagaimana dikutip Ian L. Betts, mengutarakan:

Mengomentari Cak Nun dengan istilah “Selalu kerangka kepentingan

rakyat”. Saya sangat kagum dan respek dengan produktivitas

pemikirannya yang tampak dari begitu banyak puisi dan juga buku-

bukunya. Pemikirannya selalu dalam kerangka kepentingan rakyat.

Pemihakannya pada wong cilik menempatkan dia pada posisi selalu

diawasi. Tapi semakin diawasi dan ditekan, semakin produktif, karyanya

banyak dan bermutu. Tidak semua seniman, budayawan, dan penyair

memiliki kemampuan seperti dia. Mungkin dia memiliki karunia khusus

dari Allah. Kelebihannya, dia adalah intelektual yang independen dan

tidak terjebak dalam politik kekuasaan. Konsistensi sikapnya hngga kini

tetap dipertahankan. Artinya, dia tetap mengambil sikap oposan dalam

situasi politik apapun.15

3. H. Ali Mochtar Ngabalin, MA (Komisi Pertahanan DPR, Mantan Ketua PB,

Pelajar Islam-PII) menyatakan sebagaimana dikutip Ian L. Betts,

mengutarakan:

Sungguh saya ingin mengatakan bahwa Indonesia membutuhkan sosok

dan karakter serta kepribadian budayawan seperti Cak Nun, beliau

mampu menyampaikan pesan dan kritik baik agama maupun politik

dengan sangat luwes, saya juga kenal beliau sebagai seorang humanis

yang cepat merespon masalah-masalah kemanusiaan, saya kenal beliau

yang memiliki wawasan kebangsaan yang baik dan berani

13 Betts, op. cit., h. 3.

14

Ibid., h. 25.

15

Ibid., h. 27.

Page 60: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

50

menyampaikan kebenaran dengan penuh kearufan, dia sangat konsisten

dan berpihak pada kepentingan umat. Pemikiran Cak Nun tentang

kepemimpinan masa depan patut di pelajari.16

4. KH. Hasan Abdullah Sahal (Pengasuh Pondok Modern Darussalam Gontor

Ponorogo) menyatakan sebagaimana dikutip Ian L. Betts, mengutarakan:

Dia adalah sosok pribadi yang menggoreskan perannya ditengah

masyarakat plural, bermodalkan kepribadian yang kuat. Kuat dalam

berprinsip, tahan menghadapi cobaan hidup sepahit-pahitnya. Takut

hanya kepada Allah dan hanya mengharap Ridha Allah, luas pergaulan

tanpa pilih-pilih, khususnya para duafa. Rujukan utama pemikirannya

sejalan dengan hobinya sebagai Qori’ di Pondokan Modern Darussalam

Gontor. Peka terhadap kemanusiaan, tidak suka pemaksaan oleh dan

terhadap siapa pun. Semua orang mempunyai interest untuk menonjolkan

diri, cuma cara dan frekuensinya yang terkadang berbeada-beda. Saya

melihat interest untuk ke situ kecil sekali dan prosesnya amat sangat

wajar sekali, tetapi hasilnya maksimal.17

5. Utomo Dananjaya (Praktisi pendidikan, bekerja di Universitas Paramadina)

menyatakan sebagaimana dikutip Ian L. Betts, mengutarakan:

Nelayan yang nahas meminta Allah memberikan ikan sekedar untuk

makan, tetapi pulang dengan ikan separuh melebihi permintaannya pada

Tuhan. Di pantai ia melihat kebakaran, “Rumahmu,” kata temannya. Ia

pun menengadah “Hai, Tuhan urusan di laut jangan dibawa-bawa ke darat

dong,” katanya jengkel, ohhhh, penonton Paramaswara terpingkal. Ini

bukan keberanian Cak Nun menantang Tuhan, ini kelincahan Cak Nun

berpikir lateral. Inilah salah satu kepiawaian Cak Nun, paduan cerdas,

berani logis, dan indah. Cak Nun mewujudkan mimpiku yang tertunda di

Universitas Paramadina dengan Parasmaswaranya.18

C. Pemikian Emha Ainun Nadjib Tentang Pendidikan Islam

1. Media

Emha Ainun Nadjib memiliki media tersendiri untuk menyampaikan

ilmu dan berdiskusi tentang masalah yang marak sekarang. Media yang

digunakan ialah komunitas atau jemaah maiyah. Sebutan Jamaah atau Jemaah

ini tidak benar-benar bergerak secara institutif sebagai kelompok eksklusif

tertentu. Jemaah ini secara rutin berkumpul dalam forum bersama Cak Nun (

16

Ibid.

17

Ibid., h. 4.

18 Ibid.

Page 61: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

51

Emha Ainun Nadjib ). Acara ini mungkin bisa dibilang pengajian, tapi standar

yang biasa ditemui dalam sebuah acara pengajian tidak benar-benar menjadi

dominan. Sebab di dalamnya lebih banyak mengajarkan semangat hidup,

sikap toleran dan hidup bersama dalam kontribusi kebaikan. Jadi boleh juga

dibilang bahwa Jemaah Maiyah tidaklah identik sebagai sekumpulan orang

Islam saja. Malah seringkali hadir dalam pengajian ini tokoh2 lintas Agama,

Aliran, Suku Bangsa, Etnik, LSM, Mahasiswa dalam dan luar negeri, dan

lain-lain. Nuansanya sangat berbudaya dan tidak juga serta-merta menjadi

sinkretisme.19

Beberapa orang yang pernah hadir dalam acara ini antara lain, Gus Dur,

Mbah Surip, Ebiet G. Ade, Ari Lasso, Ahmad Dhani, Muhammad Nuh,

Permadi, Ian L. Betts, dan masih banyak lagi.

Bahkan banyak kejadian unik, salah satunya hadirnya orang gila yang

akhirnya bisa sembuh di salah satu acara Jemaah Maiyah. Dengan gaya bicara

khasnya, Cak Nun bilang "Acara ini bukan acara khusus untuk orang Islam,

tapi untuk semua manusia yang Islam dan yang tidak Islam, Manusia waras

dan manusia yang tidak waras, bahkan Jin, Setan, Dhemit, Gendruwo, kalau

memang berminat untuk jadi baik akan disambut dengan tangan terbuka".

Jemaah Maiyah memang tidak bisa melepaskan diri dari Cak Nun

sebagai figur panutan. Tapi pengkultusan bukan menjadi ideologi masal di

Jemaah Maiyah. Jadi meskipun Cak Nun tidak bisa hadir di dalam acara,

tetap saja acara bisa berlangsung dengan baik

2. Materi

Materi yang disampaikan Cak Nun dalam bukunya Tuhan Pun Berpuasa

ialah beberapa hal tentang pendidikan Islam yaitu pertama tauhid, kedua

akhlak (Uswatun Khasanah), ketiga penyucian rohani.

a. Tauhid

Didalam buku Cak Nun terdapat kalimat Tuhan pun berpuasa, itu

secara terang-terangan Allah menunjukkan sikap posesif dan kita sebut

19 Prayogi R. Saputra, Spiritual Journey Pemikiran & Permenungan EMHA Ainun Nadjib

(Jakarta: Kompas, 2012), h. 29.

Page 62: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

52

saja fanatik terhadap ibadah puasa. Allah menyatakan bahwa pekerjaan

puasa hamba-hamba-Nya merupakan “milik khusus” di keharibaan-Nya.

Kalau pada ibadah-ibadah lain Allah mempersilahkan setiap pelakunya

memperoleh pahala, kehormatan, dan manfaat, khusus untuk puasa,

Allah bermaksud memonopoli untuk diri-Nya sendiri. Dan Allah

sekarang berpuasa untuk tidak menurunkan azab dan nikmat secara

seluruhnya kepada hambanya.

Cak Nun melihat sikap-Nya itu di beberapa sisi. Benar tidaknya

penglihatan saya itu pasti hanya Allah yang mengetahui persis. Saya

sekedar menggali, menghayati, dan merasakannya dengan cinta kasih

yang saya harapkan bisa menambah pemaknaan puasa, setidak-tidaknya,

bagi diri saya sendiri.20

b. Akhlak

Dalam kasus simbolisme budaya sehari-hari, banyak santri yang

menyembunyikan kesantriannya dengan sengaja menampilkan diri

dengan pakaian dan gaya perilaku yang terkesan tidak khas santri. Jadi

batinya santri, tapi fisiknya abangan. Alhasil, tawadhu’, takabbur,

kerendahan hati, sikap pamer, uswatun khasanah, ulil khaq

walaukanalmuuron, dan lain sebagainyaharus senantiasa kita tempatkan

pada konteks dan nuansa yang setepat-tepatnya. Bahkan, kalau ada tamu

ke rumahmu, sebaiknya engkau jangan berkhusnudhon dengan

menyangkanya punya uang banyak dan pasti ia sudah berbuka puasa.

“Curigalah” bahwa ia belum makan dan sediakanlah makanan.21

c. Penyucian Rohani

Ada berbagai pendekatan Qur’ani untuk memahami jarak antara

puasa dan Idul Fitri. Kita bisa memilih satu dua sudut atau sisi pandang,

bisa juga dengan “pendekatan melingkar”. Semacam kemenyeluruhan

atau totalitas. Atau yang Qur’an sendiri menyebutkannya kaffah. Kita

mungkin bisa berangkat dari salah satu paham bahwa perubahan atau

20 Emha, op. cit., h. 48.

21

Ibid., h. 84.

Page 63: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

53

pengubahan yang dilakukan dengan metode laku puasa itu merupakan

proses peragian: semacam mengubah ketela menjadi tempe.

Menaklukkan gumpalan menjadi cairan. Mentransformasikan dan

mentranssubstansikan badan (jisim) menjadi energi (quwwah) dan

akhirnya menjadi cahaya (nur).22

3. Evaluasi

Dalam evaluasi yang dilakuakan oleh Emha Ainun Nadjib kepada peserta

didiknya atau jama’ahnya menggunakan dua metode, yaitu metode

sholawatan dan metode muhasabah. Di dalam metode sholawatan, jama’ah

akan diajak oleh Cak Nun untuk bersama-sama melantunkan sholawat kepada

Rasulullah SAW yang bermaksud untuk menanamkan kecintaan kepada

Rasulullah. Kedua muhasabah, muhasabah disini bermaksud untuk menata

pikiran dan hati untuk kembali menuju apa-apa yang diridhoi-Nya.23

4. Pendidikan Islam Beribu Pintu Berruang Satu

Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang sangat penting bagi umat

Islam, tanpa adanya pendidikan Islam mustahil orang Islam mengetahui

tauhid/akidah, fikih, tasawuf dan ilmu agama Islam lainya.24

Disini penulis

akan memaparkan pendidikan Islam menurut Emha Ainun Nadjib, tentang

pendidikan Islam beribu pintu berruang satu. Pendidikan Islam beribu pintu

berruang satu merupakan pendidikan yang sangat bagus, karena pendidikan

ini mencakup seluruh elemen keilmuan Islam yang pada akhirnya seorang

muslim dapat menguasai berbagai keilmuan Islam.

Pendidikan Islam beribu pintu berruang satu merupakan suatu metode

pembelajaran yang sangat ideal dan bertujuan supaya umat Islam dapat

mengenal agama Islam lebih menyeluruh. Pendidikan Islam beribu pintu

berruang satu, diibaratkan dengan sebuah rumah besar, di rumah besar itu

terdapat ribuan pintu dan ketika kita masuk rumah itu hanya terdapat satu

ruangan besar, tanpa satu kamarpun. Satu ruangan besar diartikan sebagai

22 Ibid., h.192.

23

Observasi dijama’ah Kenduri Cinta, Jakarta (TIM), 14 September 2014.

24

Abuddin Nata, Pendidikan Islam Di Indonesia, (Jakarta: Uin Jakarta Press, 2006), Cet. I, h.

28.

Page 64: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

54

keilmuan Islam dan ribuan pintu diartikan berbagai disiplin ilmu keislaman

seperti, pintu pertama adalah ilmu fiqih, pintu kedua adalah ilmu tauhid, pintu

ketiga adalah ilmu sejarah, pintu keempat adalah ilmu mantik, pintu kelima

adalah ilmu tasawuf, pintu keenam adalah ilmu tafsir dan seterusnya. Dengan

demikian, jika seseorang memasuki rumah dari pintu fiqih, orang itu bukan

hanya menemukan ilmu fiqih saja, akan tetapi orang tersebut akan

menemukan berbagai disiplin ilmu keislaman lainnya ketika memasuki

ruangan besar itu, yang bertujuan untuk memahami Islam secara

menyeluruh.25

Menurut Cak Nun, pendidikan Islam model seperti ini akan sangat

menambah wawasan kaum muslim, artinya setiap muslim bukan hanya

belajar satu keilmuan Islam saja, akan tetapi setiap muslim juga mempelajari

keilmuan Islam lainnya. Karena realita selama ini, kita melihat pengkotak-

kotakan ilmu, seperti kita lihat di perguruan tinggi atau Universitas. Di dalam

Universitas atau perguruan tinggi mahasiswa mempelajari disiplin ilmu hanya

sesuai dengan jurusan masing-masing. Bukan hanya itu, dunia akademis

hanya mengkaitkan diri dengan tahu dan tidak tahu, mengerti dan tidak

mengerti, serta pintar atau bodoh. Adapun jujur atau baik, bukan urusan

ilmiah.26

Contoh, Syarif seorang mahasiswa di Universitas Islam Indonesia

dan mengambil jurusan akidah filsafat di Fakultas Ushuludin, otomatis yang

dipelajari syarif hanya ilmu akidah filsafat dan tidak mempelajari Ilmu

Tasawuf, Ilmu Fiqih, Ilmu Tafsir secara mendalam. Dengan fenomena

seperti ini, menurut Cak Nun, manusia hanya sedikit sekali menerima ilmu,

karena mereka hanya mempelajari satu bidang keilmuan saja. Jadi, dengan

pendidikan Islam beribu pintu berruang satu dimaksudkan agar mencetak

generasi muslim yang menguasai berbagai keilmuan Islam. Dapat diartikan

bahwa Cak Nun menolak adanya sistem pendidikan berupa pengkotak-

25

Wawancara Pribadi dengan Emha Ainun Nadjib, Yogyakarta, 21 Mei 2014.

26

http://www.caknun.com/cermin/kurikulum-curang/. Situs ini merupakan blog resmi yang

memuat tulisan-tulisan dari Emha Ainun Nadjib. Di akses pada tanggal 14 bulan November tahun

2014.

Page 65: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

55

kotakkan ilmu, karena dampak dari pengkotak-kotakan ilmu itu

mengakibatkan masyarakat muslim sangat sedikit menguasai keilmuan Islam.

Menurut Cak nun, seorang guru itu harus memiliki jiwa atau batin yang

berdekatan dengan Allah, tanpa batin yang dekat dengan Allah, mustahil

seorang guru dapat mengantarkan peserta didik kepada Allah.27

Sebagai

contoh, guru semua muslim, yaitu Rasulullah, yang senantiasa membimbing

dan mengajak kaum muslim berbondong-bondong untuk berjumpa dengan

Allah. Di dalam puisinya, Cak Nun mengutarakan betapa besarnya

pengorbanan Rasulullah (sebagai guru) kepada kaum muslim (kepada peserta

didik) dan peserta didik harus menanamkan cinta kepada guru sehingga dapat

tersambung rohaninya, serta ilmu dapat tersampaikan dengan baik dan

semakin dekat dengan Allah, sebagai berikut:

Kado Muhammad Muhammadku sayyidku

Engkau selalu dan terus menerus lahir

Dalam jiwaku

Muhammad pengasuhku

Yang mengajarkan hidup yang halal dan toyib

Terimalah nyanyian syukur dan hutang budiku.

Asshalatu wassalamu 'alaik, ya Rasulallah

Asshalatu wassalamu 'alaik, ya Habiballah

Terima kasih, Terima kasih banget ya Muhammad

Guru kami semua

Karena telah engkau perkenalkan kami kepada Allah

Penghuni utama kalbu kami

Kepada keabadian

Yakni negeri kami yang akan datang

Kepada malaikat

Yang paling sejati dari segala sahabat

Serta kepada akhirat

Yang selalu terasa sangat-sangat dekat

Muhammad kekasih kami

Terima kasih karena engkau selalu mensyukuri

Kegembiraan kami

Terima kasih

Bahwa Engkau senantiasa pulang

Menangisi derita kami

Ya Nabi salaamun 'alaika, Ya Rasul salaamun 'alaika.

27

Wawancara Pribadi dengan Emha Ainun Nadjib, Yogyakarta, 21 Mei 2014.

Page 66: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

56

Ya habib salaamun'alaika, Shalawatullohi alaika.

Ya Rasul

Kupanggul cintamu

Berkeliling semesta

Kutaburkan di hutan

Di sungai

Di kota-kota

Ya Rasul

Kudendangkan Qur’an

AmanahMu itu kesegala penjuru

Aku mengendarai angin

Aku bergerak melalui cahaya

Aku mengaliri gelombang

Bagi-bagikan makanan keabadian

Kutuangkan bergelas-gelas minuman kesejatian

Kutaburkan cahaya

Ke lubuk-lubuk tersembunyi

Hati manusia

Sholatullah, Salamulloh , 'Alaa tohaa rosulillah. Sholatullah, Salamulloh,

'Alaayaasin habibillah

Tawassalna bibismillah wabil hadi Rosulillah. Wakuli muja hidilillah,

Biahlilbadri ya Alloh.28

Begitulah seharusnya peranan guru yang membimbing peserta didik, jiwa

raga dikorbankan demi kesuksesan peserta didiknya. Sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai semua dan mendapatkan hasil yang maksimal.

Di dalam pendidikan Islam beribu pintu beruang satu, seorang guru harus

bisa menguasai elemen keilmuan Islam. Dengan kata lain, seorang guru harus

profesional dalam menyampaikan ilmu kepada peserta didik. Sehingga

pendidikan Islam beribu pintu beruang satu dapat terlaksana dengan baik dan

menghasilkan peserta didik yang unggul di dunia dan akhirat.

Kalau di dalam dunia pendidikan, metode seperti ini hampir sama dengan

metode pembelajaran tematik. Pembelajaran Tematik adalah pembelajaran

yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya tema

itu ditinjau dari berbagai mata pelajaran atau disiplin ilmu. Sebagai contoh

tema “Air” dapat ditinjau dari disiplin ilmu fisika, biologi, agama, kimia dan

matematika. Lebih luas lagi, tema itu dapat ditinjau dari bidang studi lain,

28 http://ilalangkota.blogspot.com/2012/07/kado-muhammad-emha-ainun-nadjib-kiai.html. Di

akses pada tanggal 14 bulan November tahun 2014.

Page 67: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

57

seperti IPS, Bahasa, dan seni. Pembelajaran tematik sebagai model

pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis daripada model pembelajaran

terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model

pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa

disiplin ilmu sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada

siswa.29

Istilah model pembelajaran terpadu sebagai konsep sering disamakan

dengan integrated teaching and learning, integrated curriculum approach, a

coherent curriculum approach. Jadi berdasarkan istilah tersebut, maka

pembelajaran terpadu pada dasarnya lahir salah satunya dari pola pendekatan

kurikulum yang terpadu (integrated curriculum approach). Definisi mendasar

tentang kurikulum terpadu/tematik dikemukakan oleh Humphreys, bahwa:

Studi terpadu/tematik adalah studi di mana para peserta didik dapat

mengekplorasi pengetahuan mereka dalam berbagai mata pelajaran/disiplin

ilmu yang berkaitan dengan aspek-aspek tertentu dari lingkungan mereka. Ia

melihat pertautan antara kemanusiaan, seni komunikasi, ilmu pengetahuan

alam, matematika, studi social, music, dan seni. Keterampilan-keterampilan

pengetahuan dikembangkan dan diterapkan di lebih dari satu wilayah studi.30

Dengan berpegang pada definisi tematis ini, Shoemaker, mendefinisikan

kurikulum terpadu sebagai:31

“… pendidikan yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga melintasi batas-

batas mata pelajaran, menggabungkan berbagai aspek kurikulum menjadi

asosiasi yang bermakna untuk memfokuskan dari pada wilayah studi yang

lebih luas. Kurikulum ini memandang pembelajaran dan pengajaran dalam

cara yang menyeluruh (holistik) dan merefleksikan dunia nyata, yang bersifat

interaktif.”

Deskripsi selanjutnya dikemukakan oleh Dressel. Definisi Dessel (1958:

3-5), beranjak dari pertautan antara wilayah subjek menuju penciptaan model-

model baru. Dalam kurikulum terpadu, pengalaman pembelajaran yang telah

direncanakan tidak hanya membekali siswa dengan pandangan terpadu

29

Trianto, Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011),

Cet. II, h. 79.

30

Ibid., h. 80.

31

Ibid., h. 84.

Page 68: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

58

mengenai pengetahuan umum (melalui pembelajaran model, sistem, dan

struktur kebudayaan), tapi juga memotivasi dan mengembangkan kekuatan

pembelajaran untuk memahami hubungan baru dan menciptakan model,

sistem, dan struktur baru. Istilah lain yang sering kali digunakan untuk

menyebutkan kurikulum terpadu adalah kurikulum interdisipliner. Kurikulum

interdisipliner didefinisikan sebagai organisasi kurikulum yang melintasi

batas-batas mata pelajaran untuk berfokus pada permasalahan kehidupan

yang komprehensif atau studi luas yang menggabungkan berbagai segmen

kurikulum ke dalam asosiasi yang bermakna.

Pembelajaran terpadu/tematik menawarkan model-model pembelajaran

yang menjadikan aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh makna bagi

peserta didik, baik aktivitas formal maupun informal, meliputi pembelajaran

inquiry secara aktif sampai dengan penyerapan pengetahuan dan fakta secara

pasif, dengan memberdayakan pengetahuan dan pengalaman peserta didik

untuk membantunya mengerti dan memahami dunia kehidupannya. Cara

pengemasan pengalaman belajar yang dirancang oleh guru yang demikian

akan sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman peserta didik

dan menjadikan proses pembelajaran lebih efektif dan menarik.. Kaitan

dengan konseptual yang dipelajari dengan isi bidang studi lain yang relevan

akan membentuk skema, sehingga akan diperoleh keutuhan dan kebulatan

pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar, pengetahuan, dan kebulatan

pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat direfleksikan

melalui pembe lajaran tematik/terpadu.

Selain itu, pembelajaran tematik juga memiliki arti penting dalam kegiatan

belajar mengajar. Ada beberapa alasan yang mendasarinya, anatara lain:32

a. Proses pemahaman peserta didik terhadap suatu konsep dalam suatu

peristiwa/objek lebih terorganisasi

Proses pemahaman peserta didik terhadap suatu konsep dalam suatu

objek sangat bergantung pada pengetahuan yang sudah dimiliki peserta

32 Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet. II, h.

158-159.

Page 69: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

59

didik sebelumnya. Masing-masing peserta didik selalu membangun

sendiri pemahaman terhadap konsep baru. Anak menjadi “arsitek”

pembangun gagasan baru. Guru dan orang tua hanya sebagai “fasilitator”

atau mempermudah sehingga peristiwa belajar dapat berlangsung dengan

lancer. Peserta didik dapat gagsan baru jika pengetahuan yang disajikan

selalu berkaitan dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya.

b. Pembelajaran akan lebih bermakna

Pembelajaran akan lebih bermakna kalau pelajaran yang sudah dipelajari

peserta didik dapat memanfaatkan untuk mempelajari materi berikutnya.

Pembelajaran tematik sangat berpeluang untuk memanfaatkan

pengetahuan sebelumnya.

c. Memberi peluang peserta didik untuk mengembangkan kemampuan diri

Pengajaran tematik memberi peluang peserta didik untuk

mengembangkan tiga ranah sasaran pendidikan secara bersamaan. Ketiga

ranah sasaran pendidikan itu meliputi, sikap (jujur, teliti, tekun, dan

terbuka terhadap gagasan ilmiah); keterampilan (memperoleh,

memanfaatkan, memilih informasi, menggunakan alat, bekerja sama, dan

kepemimpinan); dan ranah kognitif (pengetahuan).

d. Memperkuat kemampuan yang diperoleh

Kemampuan yang diperoleh dari satu mata pelajaran akan saling

memperkuat kemampuan yang diperoleh dari mata pelajaran lain.

e. Efisiensi waktu

Guru atau pengajar dapat lebih menghemat waktu dalam menyusun

persiapan mengajar. Tidak hanya siswa, guru pun dapat belajar lebih

bermakna terhadap konsep-konsep sulit yang akan diajarkan.

Pembelajaran tematik dalam kenyataannya memiliki beberapa kelebihan

seperti pembelajaran terpadu. Menurut Departemen Pendidikan dan

Page 70: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

60

Kebudayaan (1996), pembelajaran terpadu memiliki kelebihan sebagai

berikut:33

a. Pengalaman dan kegiatan belajar peserta didik relevan dengan tingkat

perkembangannya.

b. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik.

c. Kegiatan belajar bermakna bagi peserta didik, sehingga hasilnya dapat

bertahan lama.

d. Keterampilan berpikir peserta didik berkembang dalam proses

pembelajaran terpadu.

e. Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai lingkungan peserta

didik.

f. Keterampilan sosial peserta didik berkembang dalam proses

pembelajaran terpadu. Keterampilan sosial ini antara lain: kerja sama,

komunikasi, dan mau mendengarkan pendapat orang lain.

Selain keenam kelebihan tersebut, apabila pemebelajaran tematik

dirancang bersama, dapat meningkatkan kerja sama antarguru bidang kajian

terkait, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta

didik atau guru dengan narasumber, sehingga belajar lebih menyenangkan,

belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna.

Apabila ditinjau dari aspek guru dan peserta didik, pembelajaran tematik

memiliki beberapa keuntungan.34

Keuntungan pembelajaran tematik bagi

guru antara lain:

a. Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran. Materi pelajaran tidak

dibatasi oleh jam pelajaran, melainkan dapat dilanjutkan sepanjang hari,

mencakup berbagai mata pelajaran.

b. Hubungan antar-mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis

dan alami.

33 Ibid., h.159.

34

http://www.ditnaga-dikti.org/ditnaga/files/PIP/tematik.pdf. Di akses pada tanggal 6 bulan

November tahun 2014.

Page 71: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

61

c. Dapat ditunjukkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kontinu,

tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran, atau bahkan empat dinding

kelas. Guru dapat membantu peserta didik memperluas kesempatan

belajar ke berbagai aspek kehidupan.

d. Guru bebas membantu peserta didik melihat masalah, situasi, atau topik

dari berbagai sudut pandang.

e. Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada

kompetisi bisa dikurangi dan diganti dengan kerja sama dan kolaborasi.

Adapun keuntungan pembelajaran tematik bagi peserta didik anatara lain:

a. Dapat lebih memfokuskan diri pada proses belajar, dari pada hasil

belajar.

b. Menghilangkan batas semu antarbagian kurikulum dan menyediakan

pendekatan proses belajar yang integrative.

c. Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di luar

kelas.

d. Membantu siswa membangun hubungan antar konsep dan ide, sehingga

meningkatkan apresiasi dan pemahaman.

Dengan demikian, pemikiran Emha Ainun Nadjib tentang pendidikan

Islam beribu pintu berruang satu memiliki banyak kesamaan dengan

pembelajaran tematik yang biasa digunakan di dunia pendidikan. Serta sangat

membantu peserta didik dalam rangka tholabul ilmi, karena dengan metode

ini peserta didik akan mengerti keilmuan Islam secara menyeluruh dan

dengan semua ilmu itu menjadikan generasi Islam yang semakin dekat

dengan Allah, manusia dan semua makhluk hidup. Bukan itu saja, peserta

didik juga akan semakin paham arti hidup yang sebenarnya, sehingga

kehidupan seorang muslim akan semakin membaik hari demi hari dengan

adanya Islam dan pendidikannya. Sejalan dengan arti Islam sendiri, oleh

Emha Ainun Nadjib dituturkan lewat puisinya yang berjudul “Bila Sebuah

Batu Tergeletak di Jalan”, yang berbunyi:

Page 72: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

62

Bila sebuah batu tergeletak di jalan

Dan ia membahayakan pemakai jalan

Anda memungutnya dan mencari seseorang untuk membahas

Apa yang dapat kita perbuat agar batu tersebut bermanfaat

Itulah Islam

Islam adalah untuk menjaga kesuburan tiap sudut tanah

Untuk mengagumi gunung dan laut yang luas, atau sekedar untuk menyirami

tanaman,

Untuk berenang dalam air sambil bersyukur kepada Allah

Atau untuk menghirup udara dengan kerinduan untuk bertemu dangan Allah

Islam adalah, bila ada satu makhluk sedang kelaparan,

Walau ia hanya seekor anjing,

Anda merasa tidak enak karena kenyang seorang diri

Maka anda lalu belajar untuk merasakan lapar,

Sebelum anda merasa layak disebut sebagai saudara oleh orang-orang lapar

Islam adalah, ketika seorang merasa haus

Bahkan bila ia adalah orang yang akan membunuh anda,

Anda merasakan kehausannya

Dan berbagi air anda dengannya

Islam adalah ketika anda melihat seseorang dipinggirkan dan merasa

sendirian

Anda menghampirinya dan mengucapkan salam kepadanya

Islam adalah

Mencintai bahkan orang-orang yang membenci anda,

Dan memuji dengan bijak

Seseorang yang menganggap anda sebagai musuhnya

Islam adalah komunitas yang berdamai dengan alam,

Sungai dan hutan, air dan daratan, gunung dan laut

Yang mereka cintai seolah-olah isteri-isteri mereka sendiri

Menjaga kesuburannya semata-mata dengan cinta

Islam adalah

Sebuah pemerintah yang menganggap rakyatnya sebagai seorang isteri,

Saling menyayangi, bekerjasama dengan keseimbangan kekuasaan antara

yang satu dengan yang lain,

Islam adalah keadaan di mana si kuat memahami pentingnya si lemah

Dan si lemah tidak menikmati kelemahan dan ketergantungannya

Salam berarti perdamaian

Islam berarti upaya mencari, membangun dan menciptakan perdamaian

Humanitas Islam berarti pengertian untuk saling memanusiakan satu sama

lain

Budaya Islam adalah kedamaian pikiran dan hati

Perekonomian Islam berarti tak seorang pun kekurangan gizi dan tak seorang

pun kelebihan gizi

Politik Islam berarti demokrasi sejati dan jujur

Filosofi Islam adalah keseimbangan antara hak-hak azasi dan kewajiban-

kewajiban azasi manusia

Page 73: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

63

Salam berarti perdamaian

Islam berarti pembebasan menuju perdamaian

Islam berarti kerja emansipasi menuju kehidupan yang penuh kedamaian bagi

semua manusia.35

35 Betts, op. cit., h. xii.

Page 74: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

63

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemikiran Emha Ainun Nadjib tentang Pendidikan Islam adalah sebagai

berikut:

Pertama Media, Media yang digunakan ialah komunitas atau jemaah maiyah.

Sebutan Jamaah atau Jemaah ini tidak benar-benar bergerak secara institutif

sebagai kelompok eksklusif tertentu. Jemaah ini secara rutin berkumpul dalam

forum bersama Cak Nun ( Emha Ainun Nadjib ). Acara ini mungkin bisa dibilang

pengajian, tapi standar yang biasa ditemui dalam sebuah acara pengajian tidak

benar-benar menjadi dominan. Sebab di dalamnya lebih banyak mengajarkan

semangat hidup, sikap toleran dan hidup bersama dalam kontribusi kebaikan. Jadi

boleh juga dibilang bahwa Jemaah Maiyah tidaklah identik sebagai sekumpulan

orang Islam saja. Malah seringkali hadir dalam pengajian ini tokoh2 lintas Agama,

Aliran, Suku Bangsa, Etnik, LSM, Mahasiswa dalam dan luar negeri, dan lain-

lain. Nuansanya sangat berbudaya dan tidak juga serta-merta menjadi sinkretisme.

Kedua Materi, ialah tauhid, akhlak, dan penyucian rohani. (1)Tauhid, di

dalam buku Cak Nun terdapat kalimat Tuhan pun berpuasa, itu secara terang-

terangan Allah menunjukkan sikap posesif dan kita sebut saja fanatik terhadap

ibadah puasa. Allah menyatakan bahwa pekerjaan puasa hamba-hamba-Nya

merupakan “milik khusus” di keharibaan-Nya. Kalau pada ibadah-ibadah lain

Allah mempersilahkan setiap pelakunya memperoleh pahala, kehormatan, dan

manfaat, khusus untuk puasa, Allah bermaksud memonopoli untuk diri-Nya

sendiri. Dan Allah sekarang berpuasa untuk tidak menurunkan azab dan nikmat

secara seluruhnya kepada hambanya. Cak Nun melihat sikap-Nya itu di beberapa

sisi. Benar tidaknya penglihatan saya itu pasti hanya Allah yang mengetahui

persis. Saya sekadar menggali, menghayati, dan merasakannya dengan cinta kasih

yang saya harapkan bisa menambah pemaknaan puasa, setidak-tidaknya, bagi diri

Page 75: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

64

saya sendiri. (2) Akhlak, dalam kasus simbolisme budaya sehari-hari, banyak

santri yang menyembunyikan kesantriannya dengan sengaja menampilkan diri

dengan pakaian dan gaya perilaku yang terkesan tidak khas santri. Jadi batinya

santri, tapi fisiknya abangan. Alhasil, tawadhu’, takabbur, kerendahan hati, sikap

pamer, uswatun khasanah, ulil khaq walaukanalmuuron, dan lain sebagainya harus

senantiasa kita tempatkan pada konteks dan nuansa yang setepat-tepatnya.

Bahkan, kalau ada tamu ke rumahmu, sebaiknya engkau jangan berkhusnudhon

dengan menyangkanya punya uang banyak dan pasti ia sudah berbuka puasa.

“Curigalah” bahwa ia belum makan dan sediakanlah makanan. (3)Penyucian

Rohani, ada berbagai pendekatan Qur’ani untuk memahami jarak antara puasa dan

Idul Fitri. Kita bisa memilih satu dua sudut atau sisi pandang, bisa juga dengan

“pendekatan melingkar”. Semacam kemenyeluruhan atau totalitas. Atau yang

Qur’an sendiri menyebutkannya kaffah. Kita mungkin bisa berangkat dari salah

satu paham bahwa perubahan atau pengubahan yang dilakukan dengan metode

laku puasa itu merupakan proses peragian: semacam mengubah ketela menjadi

tempe. Menaklukkan gumpalan menjadi cairan. Mentransformasikan dan

mentranssubstansikan badan (jisim) menjadi energi (quwwah) dan akhirnya

menjadi cahaya (nur).

Ketiga Evaluasi, Dalam evaluasi yang dilakuakan oleh Emha Ainun Nadjib

kepada peserta didiknya atau jama’ahnya menggunakan dua metode, yaitu metode

sholawatan dan metode muhasabah. Di dalam metode sholawatan, jama’ah akan

diajak oleh Cak Nun untuk bersama-sama melantunkan sholawat kepada

Rasulullah SAW yang bermaksud untuk menanamkan kecintaan kepada

Rasulullah. Kedua muhasabah, muhasabah disini bermaksud untuk menata

pikiran dan hati untuk kembali menuju apa-apa yang diridhoi-Nya.

Empat Pendidikan Islam Beribu Pintu Berruang Satu, Emha Ainun Nadjib

atau Cak Nun memberikan pemikirannya terhadap pendidikan Islam melalui

kalimat Beribu Pintu Berruang Satu. Jika dilihat dari segi bahasa, kalimat ini

sederhana, akan tetapi mempunyai arti yang sangat mendalam. Beribu pintu

berruang satu adalah sebuah pengadaian dari suatu metode pendidikan Islam yang

Page 76: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

65

diutarakan oleh Emha. Pendidikan Islam beribu pintu berruang satu, diibaratkan

dengan sebuah rumah besar, di rumah besar itu terdapat ribuan pintu dan ketika

kita masuk rumah itu hanya terdapat satu ruangan besar, tanpa satu kamar pun.

Satu ruangan besar diartikan sebagai keilmuan Islam dan ribuan pintu diartikan

berbagai disiplin ilmu keislaman seperti, pintu pertama adalah ilmu fiqih, pintu

kedua adalah ilmu tauhid, pintu ketiga adalah ilmu sejarah, pintu keempat adalah

ilmu mantik, pintu kelima adalah ilmu tasawuf, pintu keenam adalah ilmu tafsir

dan seterusnya. Dengan demikian, jika seseorang memasuki rumah dari pintu

fiqih, orang itu bukan hanya menemukan ilmu fiqih saja, akan tetapi orang

tersebut akan menemukan berbagai disiplin ilmu keislaman lainnya ketika

memasuki ruangan besar itu, yang bertujuan untuk memahami Islam secara

menyeluruh.

B. Saran-saran

Ada beberapa hal yang perlu direkomendasikan atau disarankan atau

disarankan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian ini bersifat relatif dan memiliki keterbatasan. Oleh karena itu,

dibutuhkan adanya penyempurnaan penelitian-penelitian selanjutnya.

2. Sepengetahuan peneliti, penelitian tentang pemikiran Emha Ainun Nadjib

tentang pendidikan Islam sangat sedikit adanya. Oleh sebab itu diharapkan

adanya penelitian selanjutnya.

3. Sepengetahuan peneliti, pengetahuan mahasiswa Pendidikan Agama Islam

tentang Emha Ainun Nadjib kurang. Oleh karena diharapkanpemikiran

Emha Ainun Nadjib ini dimasukan kedalam mata kuliah.

Page 77: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

67

DAFTAR PUSTAKA

Abrasyi, Athiya. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

1970.

Abrasyi, Mohammad Athiyah. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Terj.

Bustami A. Gani dan Djohar Bahry. Jakarta: Bulan Bintang. 1984.

Ali, Zainal. 100 Orang Indonesia Paling Berpengaruh. Yogyakarta: Narasi. 2009.

Anshar, Muhammad. Dasar-Dasar Perkembangan Kurikulum. Jakarta:

Depdikbud Dirjen PT. PPLPTK. 1989.

Arifin, M. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 2010.

Attas, Naquib. Ilmu Pendidikan Islam: Pengembanga Pendidikan Integrative di

Sekolah, Keluarga dan Masyarakat. Yogyakarta: LKiS. 2009

Azra, Azyumardi. Pendidikan Islam. Ciputat: Logos. 2000.

Baharuddin, Makin. Pendidikan Humanistik: Teori, Konsep dan Aplikasi Praktis

dalam Dunia Pendidikan. Yogyakarta: Ar Ruzz Media. 2009.

Betts, Ian. Jalan Sunyi Emha. Jakarta: Kompas, 2006. Cet. I.

Buchori, Mochtar. Ilmu Pendidikan dan Praktek Pendidikan dalam Renungan.

Yogyakarta: Tiara Wacana. 1994. Cet. I.

Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 2000. Cet. IV.

Departemen Agama RI. Jejak Langkah NU & Muhammadiyah. Jakarta:

Departemen Agama RI. 2008. Cet. I.

Fandi, Haryanto. Desain Pembelajaran Yang Demokratis & Humanis. Jakarta:

Ar-Ruzz Media. 2011. Cet. I.

Hani, Handoko. Manajemen. Yogyakarta: BPFE. 1986.

Hitami, Munzir. Mengkonsep Kembali Pendidikan Islam. Yogyakarta: LKiS.

2004.

http://www.ditnaga-dikti.org/ditnaga/files/PIP/tematik.pdf. Di akses pada tanggal

6 bulan November tahun 2014.

Jalal, Abdul Fattah. Asas-Asas Pendidikan Islam. Bandung: Diponegoro. 1988.

Karim, M Rusli. Pendidikan Islam Sebagai Upaya Pembebasan dalam

Pendidikan Islam antara Cita dan Fakta. Yogyakarta: Tiara Wacana. 1991.

Page 78: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

68

Langgulung, Hasan. Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam. Bandung:

Al-Ma’arif. 1995.

-----. Kreativitas dan Pendidikan Islam. Jakarta: Pustaka Al-Husna. 1991. Cet. I.

-----. Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisis Psikologi dan Pendidikan. Jakarta:

Pustaka al-Khusna. 1989.

Mas’ud, Abdurrahman. Antologi Study Agama dan Pendidikan. Semarang: Aneka

Ilmu. 2004.

Muhadjir, Noeng. Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial: Teori Pendidikan

Pelaku Sosial Kreatif. Yogyakarta: Rake Sarasin, 2003. Cet. III.

Muhaimin. Kontroversi Pemikiran Fazlur Rahman, Studi Kritis Pembaharuan

Pendidikan Islam. Cirebon: Pustaka Dinamika. 1999.

Muhaimin. Pemikiran Pendidikan Islam, Kajian Teoritis dan Kerangka Dasar

Oprasi onalnya. Bandung: Trigenda Karya. 1993.

Muhajir, As’aril. Ilmu Pendidikan Perspektif Konstektual. Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media. 2011. Cet. I.

Mujib, Abdul. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Putra Grafika. 2008.

Mulyadi, Kartanegara. Pemikiran Islam Kontemporer. Yogyakarta: Jendela.

2003.

Nadjib, Emha Ainun. Demokrasi La Roiba Fih. Jakarta: Kompas. 2009. Cet. II.

-----. Jejak Tinju Pak Kiai. Jakarta: Kompas. 2008.

-----. Kerajaan Indonesia. Yogyakarta: Progress. 2006. Cet. II.

-----. Kiai Bejo, Kiai Untung, Kiai Hoki. Jakarta: KOMPAS. 2007. Cet. IV.

-----. Tuhan Pun Berpuasa. Jakarta: Kompas. 2012. Cet. III.

Nahlawi, Abdurrahman. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan Masyarakat.

Jakarta: Gema Insani Press. 1995.

-----. Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam Dalam Keluarga, di Sekolah

dan di Masyarakat. Bandung: Diponegoro. 1989.

-----. Prinsip-Prinsip dan Metode Pendidikan Islam. Bandung: Diponegoro. 1992.

Naim, Ngainun dan Akhmad Sauki. Pendidikan Multikultural: Konsep dan

Aplikasi. Yogyakarta: Ar Ruzz Media. 2008.

Nata, Abuddin. Paradigma Pendidikan Islam. Jakarta: Grasindo. 2001. Cet. I.

-----. Pendidikan Islam Di Indonesia. Jakarta: Uin Jakarta. 2006.

Page 79: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

69

Nizar, Samsul dan Ramayulis. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

2009.

Nizar, Samsul. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press. 2005.

Noer, Delier. Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, Cakrawala

Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: Mimbar Pustaka. 2004.

Priatna, Tedi. Pondasi dan Fungsi Pendidikan Islam, dalam Cakrawala

Pendidikan Islam. Jakarta: Mimbar Pustaka. 2004.

Qomar, Mujamil. Epistimologi Pendidikan Islam. Jakarta: Erlangga. 2005.

Ridha, Muhammad Rasyid. Tafsir al-Qur’an al-Hakim Juz VII. Beirut: Dar al-

Fikr. tt.

Saputra Prayogi R. Spiritual Journey Pemikiran & Permenungan EMHA Ainun

Nadjib. Jakarta: Kompas. 2012.

Shihab, M Quraish. Wawasan Al-Qur’an. Bandung: Mizan. 1996.

Sudirman. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Karya. 1989.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: ALFABETA. 2011. Cet.

XIII.

Suharto, Toto. Filsafat Pendidikan Islam. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011. Cet.

I.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya. 2007. Cet. III.

Syaibany, Omar Muhammad al-Toumy. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan

Bintang. 1979. Cet. I.

Syalabi, Ahmad. Tarikh al-Tarbiyat al-Islamiyat. Kairo: al-Kasyaf. 1954.

Tafsir Ahmad. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya. 2010. Cet. IX.

Taufiq, Abdullah. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Pemikiran dan Peradaban.

Jakarta: PT Ikhtiar Baru. 2003.

Trianto. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Kencana. 2013.

Cet. II.

-----. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

2011. Cet. II.

Page 80: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

70

Usa, Muslih. Pendidikan Islam di Indonesia antara Cita dan Fakta. Yogyakarta:

Tiara Wacana. 1991.

Wojowasito. Kamus Umum Belanda-Indonesia. Jakarta: PT Ikhtiar Baru Van

Hoeve. 1999.

Zuhri. Pengorganisasian, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta:

Dermaga. 1986.

Page 81: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

71

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 82: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan
Page 83: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan
Page 84: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan
Page 85: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan
Page 86: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan
Page 87: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

INSTRUMENT WAWANCARA

1. Menurut Cak Nun pendidikan Islam sekarang seperti apa?

Pendidikan Islam sekarang ini masih berkualitas lemah, karena realita selama

ini, kita melihat pengkotak-kotakan ilmu, seperti kita lihat di perguruan tinggi

atau Universitas. Di dalam Universitas atau perguruan tinggi mahasiswa

mempelajari disiplin ilmu hanya sesuai dengan jurusan masing-masing.

Bukan hanya itu, dunia akademis hanya mengkaitkan diri dengan tahu dan

tidak tahu, mengerti dan tidak mengerti, serta pintar atau bodoh. Adapun jujur

atau baik, bukan urusan ilmiah.

2. Jadi, menurut Cak Nun bagaimana seharusnya pendidikan Islam yang dapat

memperoleh hasil maksimal?

Menurut saya pendidikan Islam yang ideal dan bagus itu pendidikan Islam

beribu pintu berruang satu. Pendidikan Islam beribu pintu berruang satu

merupakan suatu metode pembelajaran yang sangat ideal dan bertujuan

supaya umat Islam dapat mengenal agama Islam lebih menyeluruh.

Pendidikan Islam beribu pintu berruang satu, saya ibaratkan dengan sebuah

rumah yang besar, di rumah besar itu terdapat ribuan pintu dan ketika kita

masuk rumah itu hanya terdapat satu ruangan besar, tanpa satu kamarpun.

Satu ruangan besar diartikan sebagai keilmuan Islam dan ribuan pintu

diartikan berbagai disiplin ilmu keislaman seperti, pintu pertama adalah ilmu

fiqih, pintu kedua adalah ilmu tauhid, pintu ketiga adalah ilmu sejarah, pintu

keempat adalah ilmu mantik, pintu kelima adalah ilmu tasawuf, pintu keenam

adalah ilmu tafsir dan seterusnya. Dengan demikian, jika seseorang memasuki

rumah dari pintu fiqih, orang itu bukan hanya menemukan ilmu fiqih saja,

akan tetapi orang tersebut akan menemukan berbagai disiplin ilmu keislaman

lainnya ketika memasuki ruangan besar itu, yang bertujuan untuk memahami

Islam secara menyeluruh.

3. Dampak dari lemahnya kualitas pendidikan ini apa Cak?

Page 88: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

penurunan moral pada masa moderen ini, di antaranya permusuhan yang

terjadi antar agama, antar ormas-ormas Islam, hamil diluar nikah, tidak

adanya sekat muda-mudi dalam pergaulan (pergaulan bebas), dan lain

sebagainya.

4. Menurut Cak Nun Islam itu seperti apa?

Islam adalah untuk menjaga kesuburan tiap sudut tanah. Untuk mengagumi

gunung dan laut yang luas, atau sekedar untuk menyirami tanaman, untuk

berenang dalam air sambil bersyukur kepada Allah. Atau untuk menghirup

udara dengan kerinduan untuk bertemu dangan Allah. Islam adalah, bila ada

satu makhluk sedang kelaparan, Walau ia hanya seekor anjing. Islam adalah,

ketika seorang merasa haus, bahkan bila ia adalah orang yang akan

membunuh anda, Anda merasakan kehausannya dan berbagi air anda

dengannya. Islam adalah ketika anda melihat seseorang dipinggirkan dan

merasa sendirian, anda menghampirinya dan mengucapkan salam kepadanya.

Islam adalah mencintai bahkan orang-orang yang membenci anda, dan

memuji dengan bijak dan seseorang yang menganggap anda sebagai

musuhnya.

5. Tujuan pendidikan Islam menurut Cak Nun?

Menjadikan generasi Islam semakin dekat dengan Allah, manusia dan semua

makhluk hidup. Bukan itu saja, peserta didik juga akan semakin paham arti

hidup yang sebenarnya, sehingga kehidupan seorang muslim akan semakin

membaik hari demi hari dengan adanya Islam dan pendidikannya.

Page 89: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

LAMPIRAN FOTO KEGIATAN PENELITIAN SKRIPSI

A. Foto bersama Emha Ainun Nadjib (Narasumber)

Page 90: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

B. Kegiatan Bulanan Di Jakarta (Majlis Maiyah Kenduri Cinta)

Page 91: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

C. Bersama Ian L. Betts (Sahabat & Penulis Perjalanan Hidup Cak Nun)

Page 92: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

D. Personel Kiai Kanjeng

Page 93: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

E. Majelis Maiyah Padhang Mbulan (Jombang) & Bangbang Wetan (Surabaya)

Page 94: PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28565/1/BAHTIAR... · PEMIKIRAN EMHA AINUN NADJIB TENTANG PENDIDIKAN ISLAM . Skripsi . Diajukan

F. Majelis Maiyah Mocopat Syafaat (Daerah Istimewah Yogyakarta)