nilai moral dalam novel habibie&ainun karya …

20
NILAI MORAL DALAM NOVEL HABIBIE&AINUN KARYA BACHARUDDIN JUSUF HABIBIE SEBUAH KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh: ARIF TRI PURNOMO A310 130 086 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2021

Upload: others

Post on 04-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: NILAI MORAL DALAM NOVEL HABIBIE&AINUN KARYA …

NILAI MORAL DALAM NOVEL HABIBIE&AINUN KARYA BACHARUDDIN

JUSUF HABIBIE SEBUAH KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN RELEVANSINYA

SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan

Oleh:

ARIF TRI PURNOMO

A310 130 086

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2021

Page 2: NILAI MORAL DALAM NOVEL HABIBIE&AINUN KARYA …

i

Page 3: NILAI MORAL DALAM NOVEL HABIBIE&AINUN KARYA …

ii

Page 4: NILAI MORAL DALAM NOVEL HABIBIE&AINUN KARYA …

iii

Page 5: NILAI MORAL DALAM NOVEL HABIBIE&AINUN KARYA …

1

NILAI MORAL DALAM NOVEL HABIBIE&AINUN SEBUAH KAHIAN

SOSIOLOGI SASTRA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA

DI SMA

Abstrak

Tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan struktur dalam novel, menjelaskan nilai

moral dalam novel tersebut dengan tinjauan sosiologi sastra, dan memaparkan relevansinya

sebagai pembelajaran sastra di SMA. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif

data yang dikumpulkan berupa kata-kata, kalimat, dan paragraf bukan angka. Teknik

pengumpulan data berupa teknik dokumentasi dengan mengumpulkan kata-kata, kalimat, dan

paragraf. Untuk menemukan keabsahan data peneliti menggunakan teknik triangulasi.

Penerapannya dilakukan dengan cara mengecek kembali data-data yang telah diperoleh,

membandingkan data mana yang sebaiknya digunakan dalam penelitian, dan mengumpulkan

beberapa sumber data berupa informasi dan keabsahannya yang berkaitan dengan penelitian

yang dilakukan dalam novel tersebut. Hasil penelitian ini berupa unsur-unsur intrinsik yang

terdapat dalam novel yaitu tema, alur, latar, tokoh dan penokohan, sudut pandang, amanat.

Sedangkan nilai moral yang terdapat dalam novel tersebut yaitu hubungan manusia dengan

diri sendiri, hubungan manusia lain dalam lingkup sosial, dan hubungan manusia dengan

Tuhan.

Kata kunci: Nilai Moral, Novel, Sosiologi Sastra, Bahan Ajar di SMA

Abstract

As for the purpose of this study is to describe the structure in the novel, explain the moral

values in the novel with a sociological review of literature, and explain its relevance as

literary learning in high school. This study uses descriptive qualitative data collected in the

form of words, sentences, and paragraphs instead of number. Data collection techniques in

the form of documentation techniques by collecting words, sentences, and paragraphs. To

find the validity of the researcher data using triangulation techniques. Its application is

carried out by checking the data that has been obtained, comparing which data should be used

in research, and collecting several data sources in the form of information and ist validity

related to the research carried out in the novel. The results of this study are in the form of

intrinsic elements contained in the novel, namely theme, plot, setting, characters and

characterizations, point of view, mandate. While the moral values contained in the novel are

the relationship between humans and themselves, the relationship between other humans in

the social sphere, and the relationship betweed humans and God.

Keywords: Moral values, Novel, Sociology of Literature, Literature Teaching Materials in

High School

1. PENDAHULUAN

Moral yang disampaikan oleh pengarang terhadap pembaca melalui karya fiksi tentunya

sangat berguna dan bermanfaat, demikian juga moral yang terdapat dalam novel

Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie akan bermanfaat sebagai bahan ajar sastra

di SMA. Moral yang disampaikan dalam novel ini berkaitan banyak dengan persoalan

Page 6: NILAI MORAL DALAM NOVEL HABIBIE&AINUN KARYA …

2

hubungan manusia dengan manusia. Misalnya nilai kasih sayang antara suami dan istri.

Menurut Nurgiyantoro (2005: 265-266), nilai-nilai moral berurusan dengan masalah baik dan

buruk, namun istilah moral itu selalu dikonotasikan dengan hal-hal baik, dengan artian baik

dalam kehidupan manusia dalam bertingkah laku.

Novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie diambil sebagai bahan

penelitian karena didalamnya ditemukan realitas kehidupan, dan nilai moral dengan

menggunakan tinjauan sosiologi sastra. Sebelum peneliti melakukan penelitian lebih lanjut,

peneliti melihat penelitian yang relevan dengan penelitian terdahulu. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Salvia (2015) menyatakan bahwa nilai moral berhubungan dengan diri sendiri,

hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam, dan hubungan manusia

dengan Tuhan. Dalam penelitian tersebut menggunakan pendekatan struktural, penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti yaitu terdapat kesamaan dalam menganalisis nilai moral, dan

menggunakan penelitian deskriptif kualitatif.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Yusuf Muflikh Raharjo, Herman J. Waluyo dan

Kundharu Saddhono (2017) dengan judul “Kajian Sosiologi Sastra dan Pendidikan Karakter

dalam novel Nun Pada Sebuah Cermin Karya Afifah Afra serta Relevansinya dengan Materi

Ajar di SMA”. Penelitian tersebut menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan

pendekatan sosiologi sastra. Penelitian tersebut akan relevan dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti yaitu ditemukan persamaan dalam metode deskriptif kualitatif

menggunakan pendekatan sosiologi sastra.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie

adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penulis menggunakan deskriptif kualitatif dalam

menggambarkan keadaan sebenarnya yaitu mendeskripsikan aspek sosial yang ditemukan

dalam novel tersebut. Data dalam penelitian ini adalah unsur intrinsik berupa tema, alur, latar,

tokoh dan penokohan, sudut pandang, dan amanat, nilai moral yang ada dalam novel yaitu

hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dalam lingkup sosial, dan

hubungan manusia dengan Tuhan, serta relevansinya sebagai bahan ajar sastra di SMA yang

terdiri dari aspek bahasa, kematangan jiwa dan latar belakang budaya. Sumber data sekunder

dalam penelitian ini adalah data berupa artikel dan tulisan yang terdapat dari media internet

(browsing) yang terkait. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

materi ajar dan materi sastra https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/article/view/5900/2527.

Page 7: NILAI MORAL DALAM NOVEL HABIBIE&AINUN KARYA …

3

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa teknik dokumentasi, yaitu

pengumpulan data melalui sumber-sumber seperti buku, majalah, artikel, novel dan lainnya.

Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif. .

Teknik kualitatif deskriptif ini bertujuan untuk menunjukkan dalam rumusan masalah yaitu

mengenai nilai moral dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie sebuah

tinjauan sosiologi sastra dan relevansinya sebagai bahan ajar sastra di SMA. Dalam penelitian

ini teknik yang digunakan terkait keabsahan data adalah teknik triangulasi. Penerapannya

dilakukan dengan cara mengecek kembali data-data yang telah diperoleh.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Unsur Intrinsik novel Habibie&Ainun karya Bacharudin Jusuf Habibie

Novel Habibie&Ainun karya Bacharudin Jusuf Habibie ini merupakan salah satu

novel yang menceritakan potret sosial dan konflik yang terjadi dalam kehidupan

pengarang. Dalam novel terseut terdapat tema, alur, latar, tokoh dan penokohan, sudut

pandang dan amanat. Dalam pembahasan berikut ini.

1) Tema

Menurut Al-Ma’ruf dan Nugrahani (2017: 64) tema adalah suatu gagasan utama

atau ide sentral yang menjadi dasar atau melandasi sebuah cerita. Tema dari novel

Habibie&Ainun karya Bacharudin Jusuf Habibie adalah kisah cinta antara tokoh

Habibie dan Ainun mulai dari pertama bertemu kembali sampai ke pernikahan,

keseharian dalam berumah tangga hingga maut memisahkan mereka. Tokoh utama

dalam novel tersebut adalah Habibie, salah satu tokoh kebanggaan rakyat Indonesia,

selain dikenal dengan kecerdasan dan ahli pesawatnya, Ia juga merupakan Mantan

Presiden Indonesia ketiga.

Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Raharjo, Yusuf

Muflikh, dkk (2017) dalam Kajian Sosiologi Sastra dan Pendidikan Karakter dalam

Novel Nun pada Sebuah Cermin Karya Afifah Afra Serta Relevansinya dengan

Materi Ajar di SMA. Penelitian ini berkaitan dengan tema tentang kisah asmara.

Perbedaanya yaitu kisah asmara yang di jalani oleh tokoh Nun dan Mas Wiranto

yang sama-sama saling mencintai tetapi tidak bisa memiliki. Sedangkan dalam

penelitian kali ini kisah asmara yang digambarkan oleh tokoh Habibie dan Ainun

yang saling mencintai dan sehidup semati.

“Sejak kami berada kembali di Tanah Air, dengan sejumlah jabatan yang

ditugaskan kepada saya, sejak itu pula Ainun dengan setia selalu menyertai

Page 8: NILAI MORAL DALAM NOVEL HABIBIE&AINUN KARYA …

4

saya bepergian kemana saja. Karena tuntutan tugas, saya sering melakukan

perjalanan dinas dengan jadwal yang amat ketat dan sangat melelahkan. Untuk

semua tugas itu, Ainun tidak pernah mengeluh dan dengan setia mendampingi

saya.” (Habibie&Ainun, 2010: 206)

Kutipan di atas menceritakan kesetiaan Ainun menemani Habibie kemanapun.

Ainun tidak pernah mengeluh mendampingi Habibie meskipun sering melakukan

perjalanan dinas dengan jadwal yang ketat dan melelahkan.

2) Alur

Alur dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie

menggunakan alur maju, hal ini ditandai dengan pengenalan masalah dan diakhiri

dengan pemecahan masalah. Pengenalan masalah diawali ketika Habibie kembali ke

Tanah Air pada bab 15 halaman 107. Puncak dari penyelesaian masalah terjadi

ketika tokoh Habibie dengan berat hati ikhlas melepas kepergian tokoh Ainun

dengan tetap berada di samping tokoh Ainun ketika ajal menjemputnya. Kutipan

tersebut terdapat pada bab 35 halaman 295.

“Pukul 17.20, Profesor masuk ke ruangan dan matanya memandang mata saya,

sambil mengangguk memberikan tanda detik-detik terakhir Ainun di dunia kita

dan Ainun akan sebentar lagi pindah kea lam dan dimensi lain. ketika itu saya

bisikan ditelinga Ainun berkali-kali: Asyhadu anlaa ilaaha ilallaah wa asyhadu

anna Muhammadar Rasulullah.” (Habibie&Ainun, 2010: 295)

“Tepat pukul 17.30 waktu Muenchen, Ainun dengan tenang dan damai pindah

ke alam dimensi lain diiringi doa yang dating dari getaran nurani saya dan

saya bisikan ditelinganya: 48 Tahun 10 hari, Allah ENGKAU telah menitipi

cinta abadi…” (Habibie&Ainun 2010: 295-296)

Kutipan tersebut menjadi puncak dari penyelesaian masalah, diceritakan pada

pukul 17.30 waktu Muenchen Ainun meninggal dunia. Dengan sepenuh hati Habibie

membisikan doa di telinga Ainun. Dengan perasaan yang penuh duka Habibie

berudshs ikhlsd melepas kepergian Ainun.

3) Latar

(a) Latar Tempat

Latar tempat dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie

terjadi di beberapa tempat. Untuk awal Episode latar tempat terjadi di Indonesia

khususnya di Jakarta dan Bandung. Tempat dipertemukannya kembali antara

Habibie dan Ainun di Bandung tepatnya di Jalan Rangga Maleha no. 11 B.

Page 9: NILAI MORAL DALAM NOVEL HABIBIE&AINUN KARYA …

5

Sedangkan rumah Ibu Habibie bertempat di Jalan Imam Bonjol Bandung. Setelah

pertemuan itu kemudian keduanya memutuskan untuk menikah. Berikut

kutipannya.

“Saya baru saja beberapa hari di Indonesia dan sejak kemarin malam tiba di

Jakarta di rumah ibu saya di Jalan Imam Bonjol Bandung.” (Habibie&Ainun,

2010: 1)

“Ternyata rumah keluarga Besari yang kami tuju, tidak lagi tinggal di

Ciumbeliut tetapi sudah pindah ke Jalan Rangga Maleha no.11 B, yang hanya

sekitar 15 menit dari rumah kami.” (Habibie&Ainun, 2010: 2)

Selanjutnya tokoh Habibie tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma untuk

mengantar jenazah Ainun ke kuningan menuju taman makam pahlawan Kalibata.

Berikut adalah kutipannya.

“Kemudian saya bersama Ilham dan Tareq mendampingi Ainun di

mobiljenazah, berangkat dari kediaman kami di kuningan menuju ke Taman

Makam Pahlawan Kalibata.” (Habibie&Ainun, 2010: 302)

(b) Latar Waktu

Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie, latar waktu

terjadi diawali pada tahun 1962 sampai 2010. Latar waktu dalam novel ini terjadi

pada pagi, siang, dan malam hari. Berikut ini salah satu kutipan yang menunjukkan

latar waktu awal cerita dalam novel tersebut.

“Sekitar pukul 10 pagi hari Rabu tanggal 7 Maret 1962, Fanny (J.E Habibie)

adik kandung saya mengajak untuk berkunjung ke Keluarga Besari.”

(Habibie&Ainun, 2010: 1)

Pada Episode 8 ditemukan latar waktu yang digambarkan dengan lahirnya tokoh

Thareq Kemal Habibie. Tokoh Thareq Kemal Habibie lahir pada tanggal 9 Juni

1966. Dan di bulan Desember 1966 tokoh Habibie menerima undangan untuk

menghadiri resepsi dan jamuan makan malam yang diadakan oleh Pemerintah

Daerah Bremen dalam rangka menghormati kunjungan resmi Menteri Luar Negeri

Bapak Adam Malik. Berikut kutipannya.

“Pada hari Kamis tanggal 9 Juni 1966, sekitar pukul 11.00 pagi, bayi kami

yang kedua lahir. Ibu dan anak dalam keadaan sehat dan bayinya seorang pria,

diberi nama ,, Thareq Kemal Habibie.” (Habibie&Ainun, 2010: 53)

“Di bulan Desember 1966, saya menerima undangan untuk menghadiri resepsi

dan jamuan makan malam yang diadakan oleh Pemerintah Daerah Bremen

Page 10: NILAI MORAL DALAM NOVEL HABIBIE&AINUN KARYA …

6

dalam rangka menghormati kunjungan resmi Menteri Luar Negeri Bapak Adam

Malik.” (Habibie&Ainun, 2010: 53)

14 tahun kemudian tokoh Ainun telah meninggal dunia dan akan diantar ke

Indonesia pada hari Senin tanggal 24 Mei tahun 2010 tahun 2010 pukul 11.30

untuk disemayamkan. Pukul 05.00 pagi WIB pesawat Garuda Indonesia yang

mengantar jenazah Ainun telah tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta.

Berikut adalah kutipannya.

“Dua bulan kemudian, Senin tanggal 24 Mei pukul 11.30, dengan pesawat

khusus Garuda Indonesia Airways Boeing 747, kami mengantar Jenazah Ainun

pulang ke Indonesia.”

“Hari Selasa tanggal 25 Mei 2010 di Taman Pahlawan Kalibata Jakarta tepat

pukul 11.00 waktu Indonesia Barat, dengan upacara Kebesaran Militer,

Presiden Republiki Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudoyono sebagai

Pembina Upacara, dimulailah pemakaman isteri saya tercinta…”

(Habibie&Ainun, 2010: 302)

(c) Latar Sosial

Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie latar sosial

terjadi pada masa lampau sampai dengan masa moderen. Latar sosial pada tahun

1962 digambarkan dengan adanya kendaraan transportasi yang masih sederhana,

pada tahun tersebut kendaraan pada masyarakat setempat hanya terdapat becak,

oplet, sepeda, sepeda motor, kereta uap, mobil dan pesawat yang di desain belum

secanggih tahun 2010. Sedangkan untuk berkomunikasi pada saat itu masyarakat

hanya bisa menggunakan surat dan paling canggih pada saat itu hanya telegram

untuk mengirim kabar jika berjauhan. Berikut kutipannya.

“Ibu saya sebelumnya telah menulis surat kepada saya bahwa Ainun sudah

menjadi dokter dan beliau sangat mengharapkan saya menulis kepada Ainun.”

(Habibie&Ainun, 2010: 6)

“Kendaraan yang paling murah dan cepat digunakan untuk menghubungi

Asrama Wanita, RSCM dan rumah dimana saya tinggal, adalah becak.”

(Habibie&Ainun, 2010: 9)

“Sementara itu, saya kirim telegram kepada kawan-kawan di Aachen mengenai

jadwal kedatangan Ainun dan saya di Düsseldorf.” (Habibie&Ainun, 2010: 16)

Pada tahun 1995 untuk pertama kalinya Indonesia dapat menciptakan sebuah

teknologi canggih baru yaitu pesawat terbang N-250 Gatotkoco. Pesawat terbang

Page 11: NILAI MORAL DALAM NOVEL HABIBIE&AINUN KARYA …

7

N-250 Gatotkoco merupakan pesawat pertama yang dibuat oleh Indonesia. Dengan

adanya pesawat tersebut maka alat transportasi di Indonesia sudah semakin

canggih. Berikut adalah kutipannya.

“Kamis, 10 Agustus 1995 adalah hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Hari

itu menandai kesuksesan putra putri Indonesia menghadirkan teknologi canggih

di Bumi Pertiwi. Saat yang dinanti-nantikan dengan berdebar akhirnya tiba.

Tepat pukul 10.08 WIB di Bandara Husein Sastra Negara, Bandung, Prototipe

pesawat N-250 meluncur dilandasan pacu. Inilah peristiwa dalam dunia

penerbangan, sebuah peluncuran pesawat, sekaligus dengan terbang

perdananya.” (Habibie&Ainun, 2010: 162)

4) Tokoh dan Penokohan

(a) Bacharudin Jusuf Habibie

Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie tokoh Habibie

digambarkan sebagai tokoh yang pintar, berpendidikan, religious, sederhana, berani,

setia, tidak mudah menyerah, dan berbakti kepada orang tua dan cinta tanah air.

Selama di Jerman Habibie bekerja sebagai Asisten Peneliti Professor Dr.-Ing. Hans

Ebner di Institut Konstruksi Ringan. Berikut kutipannya.

“Saya menjelaskan bahwa saya bekerja sebagai Asisten Peneliti Professor Dr.-

Ing. Hans Ebner di Institut Konstruksi Ringan, sambil membuat riset yang

hasilnya dapat dijadikan dasar tesis Dr.-Ing. Pada Fakultas bagian Mesin

Rheinisch Westfälische Technische Hochschule-Aachen (RWTH-Aachen). Saya

mendapat liburan 3 bulan. “ (Habibie&Ainun, 2010: 4-5)

“Bulan April 1965, saya menerima surat keputusan siding Paripurna Fakultas

Bagian Mesin RWTH – Aachen, yang menyatakan karya S3 saya diterima setelah

dipelajari oleh pusat keunggulan ristek dunia yang sedang mengadakan

penelitian di bidang S3 saya. Saya dipersilahkan memberi kuliah umum

mengenai Karya S3 saya pada hari Kamis tanggal 15 Juli 1965.”

(Habibie&Ainun, 2010: 39)

(b) Hasri Ainun Besari

Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie tokoh Ainun

digambarkan sebagai seorang dokter anak yang cantik, dan baik. Ainun sewaktu

masih muda menjadi perempuan idaman bagi kaum pria, bahkan ketika Habibie

sedang berusaha mendekati Ainun saingan Habibie cukup berat yaitu dengan orang-

Page 12: NILAI MORAL DALAM NOVEL HABIBIE&AINUN KARYA …

8

orang terkemuka di Indonesia dan yang berpendidikan lebih tinggi daripada Habibie

saat itu. Hal itu bisa dilihat dalam kutipan berikut ini.

“Ainun kamu cantik, dari gula jawa menjadi gula pasir!” (Habibie&Ainun, 2010:

2)

“Ibu saya sebelumnya telah menulis surat kepada saya bahwa Ainun sudah

menjadi dokter dan beliau sangat mengharapkan saya menulis kepada Ainun.”

(Habibie&Ainun, 2010: 6)

“Bahwa Ainun telah berkembang menjadi seorang wanita yang cantik dan dokter

tamatan Universitas Indonesia.” (Habibie&Ainun, 2010: 6)

“Yang diperhatikan adalah Ainun yang cantik dengan penampilan menarik dan

menyenangkan.” (Habibie&Ainun, 2010: 11)

(c) Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie

Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie tokoh Ilham dan

Tareq digambarkan sebagai seorang anak yang patuh dan berbakti kepada orang tua.

Dilihat dari kedua tokoh tersebut selalu ada disaat momen terakhir sang Ibunda

berada di alam dunia. Berikut adalah kutipannya.

“Sekitar pukul 19.00 keluarga kami kembali ke setelah kami berenam Ainun,

Ilham, Tareq, Insana, Widya dan saya membuat foto. Ternyata kedua foto

tanggal 6 April 2010 itu adalah foto kenangan kami terakhir bersama Ainun yang

kami cintai dan sayangi.” (Habibie&Ainun, 2010: 281)

(d) Ibu B.J Habibie (R.A Tuty Marini Puspowardojo

Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie tokoh Ibu

Habibie digambarkan sebagai sosok yang sangat peduli dan perhatian terhadap

anaknya, beliau lahir di Yogja dan berketurunan jawa dengan nama R.A Tuty Marini

Puspowardojo. Berikut kutipannya.

“Ibu yang melahirkan saya sangat berperan dalam proses pembudayaan dan

pendidikan, lahir di Yogja, berketurunan Jawa dan bernama R.A Tuty Marini

Puspowardojo. Adalah wajar sebagai Ibu. Beliau sangat menyadari bahwa saya

sering menyendiri dan konsentrasi pada,, lingkungan dunia saya”, lupa makan,

lupa minum vitamin sehingga sering sakit. Beliau sering memaksa saya untuk

bermain di luar dengan anak-anak lain dan tidak menyendiri di rumah.”

(Habibie&Ainun, 2010: 14)

(e) R. Mohamad Besari

Page 13: NILAI MORAL DALAM NOVEL HABIBIE&AINUN KARYA …

9

Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie tokoh R.

Mohamad Besari merupakan ayah kandung dari tokoh Ainun. Dalam novel tersebut

tokoh R. Mohammad Besari digambarkan sebagai tokoh yang ramah dan intelektual.

Berikut kutipannya.

“Karena latar belakang Bapak Besari adalah sebagai dosen bidang perairan

dan hydrodinamika dan perhatian beliau sangat besar dalam segala bidang

teknologi, maka banyak pertanyaan yang rinci dan kritis diajukan dalam bahasa

Belanda.” (Habibie&Ainun, 2010: 5)

(f) Sadarmi Besari binti Iskandar Sosrowijoto

Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie tokoh Sadarmi

Besari merupakan Ibu kandung dari Ainun. tokoh Sadarmi Besari digambarkan

sebagai tokoh yang ramah, intelektual dan seorang bidan berpendidikan belanda

yang sangat pragmatis. Berikut kutipannya.

“Ibu Sadarmi Besari binti Iskandar Sosrowijoto yang melahirkan Ainun adalah

seorang bidan berpendidikan Belanda yang sangat pragmatis, sukses dalam

pekerjaannya, tentu mempengaruhi pula perilaku Ainun.” (Habibie&Ainun,

2010: 25)

(g) Ibnu Sutowo

Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie tokoh Dr. Ibnu

Sutowo secara fisik digambarkan sebagai seorang yang bertubuh kecil, langsing,

cerah, berwarna kulit coklat tua dan bermata tajam. Sedangkan perilakunya

menunjukkan sebagai seorang yang kritis, tegas penuh dengan charisma dan percaya

diri yang tinggi. Tokoh Dr. Ibnu Sutowo merupakan tokoh berpendidikan ilmu

kedokteran yang harus memimpin program pembangunan yang di biayai oleh

perusahaan perminyakan Pertamina. Berikut adalah kutipannya.

“Beberapa detik kemudian, saya berhadapan dengan tokoh bertubuh kecil,

langsing, cerah, berwarna kulit coklat tua dan bermata tajam, kritis, tegas penuh

dengan charisma dan percaya diri yang tinggi, Dr. Ibnu Sutowo. Senyuman yang

saya harapkan pada pertemuan pertama ini, tidak muncul. Tetapi tegurannya

yang tegas dan jelas mencerminkan jiwa seorang pejuang dan pemimpin.”

(Habibie&Ainun, 2010: 70-71)

(h) Presiden Soeharto

Page 14: NILAI MORAL DALAM NOVEL HABIBIE&AINUN KARYA …

10

Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie tokoh Presiden

Soeharto digambarkan sebagai sosok yang ramah, sederhana dan rapi serta

berpandidikan dalam bidang perkembangan Negara. Berikut adalah kutipanya:

“Pak Harto berpakaian rapi berdiri di hadapan saya mengulurkan tangan

dengan senyuman yang simpatik dan menenangkan. Ruang kerja Pak Harto biasa

saja, tidak istimewa untuk seorang Presiden tetapi memberi kesan sederhana,

rapi, bersih dan buku-buku, bahan dokumen, tas dsb. Semua diatur letaknya di

tempat masing-masing.” (Habibie&Ainun, 2010: 79)

(i) Tim Dokter

Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie, Tim Dokter

beranggotakan Dokter Prof. Nurhay, Prof Sularto, Dr. Arlis dan Dr. Hendro

Gunarto. Tugas dari tim dokter tersebut adalah untuk mendampingi dan memberi

saran kepada tokoh Habibie sebelum mengambil tindakan dalam merawat tokoh

Ainun yang sedang mengalami gangguan jantung. Berikut adalah kutipannya.

“Dengan pesawat Gulfstream G4 tepat pukul 16.00 hari Jumat tanggal 8

November 1996, saya, Ainun bersama Tim Dokter Prof. Nurhay, Prof Sularto,

Ibu Dr. Arlis dan Dr. Hendro Gunarto berangkat dari Bandara Halim ke

Hamburg.” (Habibie&Ainun, 2010: 208)

(j) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie tokoh Presiden

Susilo Bambang Yudoyono merupakan sosok yang simpati kepada keluarga

Habibie, hal ini ditandai dengan ucapan bela sungkawa Presuden SBY kepada

Habibie melalui telepon. Berikut adalah kutipannya.

“Sejam kemudian hari Minggu pukul 02.00 waktu Jerman, atau 07.00 pagi waktu

Indonesia Bagian Barat, Ilham menerima telepon dari Ajudan Presiden yang

menyampaikan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) berkenan

berbicara dengan saya: ,,Saya atas nama isteri ,keluarga, pemerintah dan

bangsa Indonesiaucapkan belasungkawa kami atas wafatnya ibu Ainun…”

(Habibie&Ainun, 2010: 299)

5) Sudut Pandang

Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie sudut pandang

yang digunakan adalah orang pertama. Penulis menggunakan kata “Saya” sebagai

acuannya. Salah satu kutipan berikut ini menunjukan bahwa sudut pandang yang

digunakan dalam novel tersebut menggunakan kata ganti orang pertama “Saya”.

Page 15: NILAI MORAL DALAM NOVEL HABIBIE&AINUN KARYA …

11

“Saya hamper tidak tidur dan terus bekerja saja. Bekal saya hanya kertas, alat

tulis, semangat dan perhatian dan senyuman Ainun yang selalu memukau dan

saya rindukan.” (Habibie&Ainun 2010: 33)

6) Amanat

Amanat atau pesan moral yang dapat diambil dalam novel Habibie&Ainun karya

Bacharuddin Jusuf Habibie ini adalah ketika kita mencintai seseorang dan kita

merupakan hamba Allah yang takwa dengan segala perintahnya, maka kita tidakakan

merasa berat hati kehilangan seseorang yang kita cintai karena sesungguhnya dan

kekal adalah di akhirat nanti.

B. Nilai Moral dalam Novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie

Berdasarkan Pendapat dari Nurgiyantoro (2010: 234)

1. Hubungan manusia dengan diri sendiri

Pada Episode 10 ditemukan hubungan manusia dengan diri sendiri yang

digambarkan dengan perasaan takut dan malu. Pada Episode ini tokoh Habibie

merasa takut dan gemetar ketika akan bertemu dengan tokoh terkenal di Indonesia

namun belum dikenalnya. Sedangkan perasaan malu muncul ketika tokoh Habibie

mendapatkan perkataan yang tegas dan jelas serta menusuk hatinya yang di ucapkan

oleh tokoh Dr. Ibnu Sutowo seorang tokoh berpendidikan ilmu kedokteran. Berikut

kutipannya.

“Hati saya berdebar, karena semuanya misterius dan penuh dengan pertanyaan

yang tidak dapat dijawab. Kata-kata itu menyentuh saya dan memberi resonansi

engan amplitude yang besar dan sangat dalam berdampak ke perasaan saya.

Saya tidak mampu bereaksi dan berntak karena perasaan malu menyelimuti jiwa

saya akibat kata-kata yang menusuk, pedas tetapi tepat sekali.” (Habibie&Ainun,

2010: 70-71)

2. Hubungan manusia lain dengan lingkup sosial

Episode ke 3 ditemukan hubungan manusia lain dalam lingkup sosial ditandai

dengan hal cinta kasih terhadap suami-istri, kesetiaan, kebersamaan, kepatuhan, dan

keteguhan antara kedua tokoh yaitu Habibie dan Ainun serta cinta terhadap tanah

air. Berikut kutipannya.

Page 16: NILAI MORAL DALAM NOVEL HABIBIE&AINUN KARYA …

12

“Rasa kedinginan, letih dan lapar hilang terpukau oleh pandangan mata Ainun

yang mencerminkan kebahagiaan dan cinta yang murni, suci, sejati, sempurna,

dan abadi!” (Habibie&Ainun, 2010: 20)

“Saya sampaikan bahwa tidak mungkin dan tidak akan saya tinggalkan Ainun

isteri saya tercinta di manapun ia berada. Di depan Ainun mereka mengatakan

bisa saja terjadi ibu keluar sembuh dari ICCU tetapi suami ibu yang akan

berbaring di tempat ibu sekarang. Saya tidak peduli semuanya ini, dalam pikiran

saya hanya Ainun setengah jiwa dan roh saya yang saya perhatikan.”

(Habibie&Ainun, 2010: 288)

3. Hubungan manusia dengan Tuhan

Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie hubungan

manusia dengan Tuhan digambarkan pada tokoh Habibie dan Ainun yang religius.

Tokoh Habibie dan Ainun ketika melakukan tindakan selalu meminta kepada Allah

SWT dan tidak lupa juga berdo’a. Selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan.

Berikut kutipannya.

“Terimakasih atas pandangan dan pendapat kalian. Saya percaya bahwa takdir

seseorang ditentukan oleh Allah SWT. Jikalau memang Ainun ditakdirkan untuk

saya dan saya untuk Ainun, maka apapun kalian katakana, Ainun InsyaAllah

akan menjadi Isteri saya dan saya menjadi suami Ainun. lihat saja nanti!,

demikian ucapan saya pada mereka.” (Habibie&Ainun, 2010: 6)

C. Relevansinya dengan Bahan Ajar Sastra di SMA

Bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran sastra di SMA yaitu novel. Sesuai

dengan pendapat Rahmanto (1988: 27) bahwa bahan ajar memiliki 3 kriteria yaitu bahasa,

kematangan jiwa, latar belakang budaya.

1. Bahasa

Penjelasan diatas menggambarkan bahwa pembelajaran yang baik harus memiliki

kriteria kebahasaan yang baik. Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf

Habibie ini telah memiliki kriteria yang baik dari segi kebahasaan. Penulisan kata, kalimat,

dan paragraf mudah dipahami oleh siswa. Penulisan yang dipakai oleh pengarang sangat

ringan dan mudah dipahami oleh para pelajar khususnya fokus penelitian ini pada pelajar

SMA kelas XII. Menggunakan bahasa kesastraan yang mudah dipahami serta

Page 17: NILAI MORAL DALAM NOVEL HABIBIE&AINUN KARYA …

13

menggunakan kata-kata yang sesuai dengan masa karya sastra. Contoh penggalan berikut

mampu menjadikan sebuah referensi dalam pembelajaran.

“Kami memiliki waktu kurang lebih dua minggu untuk nyekar ke Makasar dan berbulan

madu di Bali-Yogja.” (Habibie&Ainun, 2010: 16)

“Sejak tanggal 1 September 1965 saya mulai bekerja di perusahaan Hamburger

Flugzeugbau HFB dan Ainun sibuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.”

(Habibie&Ainun, 2010, 45)

Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa pengarang menggunakan bahasa

yang mudah dipahami oleh siswa SMA. Bahasa yang digunakan sederhana dan tidak

berbelit-belit. Sehingga novel tersebut bisa dijadikan bahan pembelajaran di sekolah.

2. Kematangan Jiwa

Menurut Rahmanto (1988: 30) karya sastra yang terpilih untuk diajarkan hendaknya

sesuai dengan tahap psikologis pada umumnya pada satu kelas.

“Saya menjelaskan bahwa saya bekerja sebagai Asisten Peneliti Professor Dr.-Ing. Hans

Ebner di Institut Konstruksi Ringan, sambil membuat riset yang hasilnya dapat dijadikan

dasar tesis Dr.-Ing. Pada Fakultas bagian Mesin Rheinisch Westfälische Technische

Hochschule-Aachen (RWTH-Aachen). Saya mendapat liburan 3 bulan. “ (Habibie&Ainun,

2010: 4-5)

Penggalan kutipan di atas menggambarkan bahwa pengarang menggunakan

pendekatan secara psikologi untuk menjaga kestabilan tingkat psikologi siswa SMA.

Pendekatan tersebut berwujud dengan tidak menceritakan secara detail mengenai latar

belakang dari tokoh Habibie agar tidak menimbulkan presepsi-presepsi atau alasan kenapa

Habibie mampu bisa menjadi seorang yang sukses.

3. Latar Belakang Budaya

Latar belakang karya sastra ini meliputi hamper semua factor kehidupan manusia dan

lingkungannya, seperti: geografi, sejarah, topografi, iklim, mitologi, legenda, pekerjaan,

kepercayaan, cara berpikir, nilai-nilai masyarakat, seni, dan olahraga, hiburan, moral, etika

dan sebagainya (Rahmanto, 2004: 31)

Penjelasan diatas menandakan pentingnya latar belakang budaya yang ada di karya

sastra novel untuk pembelajaran sastra di sekolah. Pada novel Habibnie&Ainun karya

Bacharuddin Jusuf Habibie latar belakang budaya masih terasa kental. Pada awal episode

digambarkan dengan latar budaya Jawa. Hal itu digambarkan dalam novel ketika

Page 18: NILAI MORAL DALAM NOVEL HABIBIE&AINUN KARYA …

14

pelaksanaan akad pernikahan Habibie&Ainun dengan menggunakan adat dan budaya Jawa

sedangkan saat resepsi menggunakan adat dan budaya Gorontalo.

“Akhirnya saya menumpahkan sebungkus uang logam, beras bunga dsb. Diatas pangkuan

Ainun dengan ucapan “Terimalah pendapatan saya ini”, mencerminkan transparasi

pendapatan kami yang diserahkan kepada Isteri untuk dimanfaatkan dan dikelola.

Semuanya itu dilaksanakan dengan alunan gamelan budaya Jawa.” (Habibie&Ainun,

2010: 13)

“Keesokan harinya, pada tanggal 13 Mei 1962 di Hotel Preanger, resepsi menurut

budaya Gorontalo dengan hiasan rambut yang sangat ketat dan berat. Menurut tradisi ini

adalah ujian bagi pengantin wanita apakah tetap anggun dan tidak mengeluh, tegak,

tersenyum walaupun rambut dan kepalanya sakit.Pria memukul gendang dan memberi

irama gerakan pengantin wanita yang menari sesuai ritme yang ditentukan oleh suami.

Berarti dalam kehidupan berumahtangga, sang suami memberi irama pasang surut

kehidupan keluarga sakinah yang diikuti oleh gerakan isteri yang anggun, tegak,

harmonis dalam irama yang ditakdirkan oleh Allah SWT.” (Habibie&Ainun, 2010: 14)

Berdasarkan kutipan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Pembelajaran

sastra yang baik harus memenuhi tiga kriteria di atas yakni segi bahasa, kematangan jiwa,

dan latar belakang budaya yang ada didalamnya. Novel Habibie&Ainun karya

Bacharuddin Jusuf Habibie mempu menjadi referensi pembelajaran sastra yang baik.

Nilai-nilai moral yang terdapat dalam novel mudah untuk dipahami oleh siswa di sekolah.

Berikut ini KI dan KD dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang sesuai dengan

pembahasan karya sastra yang telah diterangkan di atas. Kompetensi Inti (KI) dan

Kompetensi Dasar (KD) ini terdapat dalam pembelajaran kelas XII semester II dengan

Kompetensi Inti 3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan

factual, konseptual, procedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat

dan minatnya untuk memecahkan masalah. Kompetensi Inti 4. Mengolah, menalar,

menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan

pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara

efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. KD 3.1

Page 19: NILAI MORAL DALAM NOVEL HABIBIE&AINUN KARYA …

15

Mengulas isi dan unsur kebahasaan sebuah novel. KD 4.1 Menyajikan ulasan isi dan

unsur kebahasaan sebuah novel dalam kegiatan bedah buku secara lisan maupun tertulis.

Berdasarkan KI dan KD di atas, dapat diidentifikasikan penggunaan karya sastra

sebagai pean pembantu dalam menjelaskan struktur yang membangun dan mengenai

sinopsis karya sastra. Unsur-unsur tersebut didapat dengan menggunakan analisis

struktural kebahasaan yang ada.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap novel Habibie&Ainun karya

Bachrudidin Jusuf Habibie dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Unsur intrinsik

dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie. Tema novel tersebut adalah

perjalanan hidup Habibie dan Ainun. Alur ceritanya merupakan peristiwa yang terangkai

secara padu dan dipertimbangkan secara matang oleh pengarang. Nilai moral yang terdapat

dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie. Nilai moral dalam novel

tersebut terdapat tiga bagian yaitu (a) hubungan manusia dengan diri sendiri. (b) hubungan

manusia lain dengan linbgkup sosial. (c) hubungan manusia dengan tuhan. Relevansinya

sebagai bahan ajar di SMA.

DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Rizki. 2017. Implementasi Nilai-nilai Moral dan Agama pada Anak Usia Dini.

Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 1(1). 21.

https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_adt=0%2C5&q=pengartian+moral&btnG

=#d=gs_qabs&u=%23p%3DgTZ1F0s5DH0J. diakses pada 30 Mei 2021 pukul 18.30

WIB.

Huda, Miftakhul. Khasanah & Setyaningsih. 2021. Pemetaan Materi Sastra dalam Buku

Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Kredo, 4(2), 304-305.

https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/article/view/5900/2527. Diakses pada 8 Juli

2021 pukul 09.33 WIB.

Nurgiyantoro. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

_________. 2005. Sastra Anak. Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.

_________. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Raharjo, Y. M., Herman J. W., dan Kundharu, S. 2017. Kajian Sosiologi Sastra dan

Pendidikan Karakter dalam Novel Nun pada Sebuah Cermin Karya Afifah Afra Serta

Page 20: NILAI MORAL DALAM NOVEL HABIBIE&AINUN KARYA …

16

Relevansinya dengan Materi Ajar di SMA. Jurnal Pendidikan Indonesia. 8(1). 18-25.

https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id%&as_sdt=0%2C5&q=Yusuf+muflikh+rahar

djo%2C=+herman+J.+Waluyo+dan+kundharu+saddhono+2017+kajian+sosiologi+sastr

a+dan+pendidikan+karakter+dalam+novel+nun+pada+sebuah+cermin+karya+afifah+a

fra+serta+relevansinya+dengan+materi+ajat+di+sma&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3

D3AGxpCuEgHsJ. Diakses pada 26 Oktober 2020 pukul 18.29 WIB.

Salvia, Nining. 2015. Nilai Moral dalam Novel 5 cm Karya Donny Dhirgantoro. Jurnal

Humanika. 15(3).