nilai moral dalam novel habibie&ainun karya …
TRANSCRIPT
NILAI MORAL DALAM NOVEL HABIBIE&AINUN KARYA BACHARUDDIN
JUSUF HABIBIE SEBUAH KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA DAN RELEVANSINYA
SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA DI SMA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Oleh:
ARIF TRI PURNOMO
A310 130 086
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
i
ii
iii
1
NILAI MORAL DALAM NOVEL HABIBIE&AINUN SEBUAH KAHIAN
SOSIOLOGI SASTRA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI BAHAN AJAR SASTRA
DI SMA
Abstrak
Tujuan dalam penelitian ini adalah mendeskripsikan struktur dalam novel, menjelaskan nilai
moral dalam novel tersebut dengan tinjauan sosiologi sastra, dan memaparkan relevansinya
sebagai pembelajaran sastra di SMA. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif
data yang dikumpulkan berupa kata-kata, kalimat, dan paragraf bukan angka. Teknik
pengumpulan data berupa teknik dokumentasi dengan mengumpulkan kata-kata, kalimat, dan
paragraf. Untuk menemukan keabsahan data peneliti menggunakan teknik triangulasi.
Penerapannya dilakukan dengan cara mengecek kembali data-data yang telah diperoleh,
membandingkan data mana yang sebaiknya digunakan dalam penelitian, dan mengumpulkan
beberapa sumber data berupa informasi dan keabsahannya yang berkaitan dengan penelitian
yang dilakukan dalam novel tersebut. Hasil penelitian ini berupa unsur-unsur intrinsik yang
terdapat dalam novel yaitu tema, alur, latar, tokoh dan penokohan, sudut pandang, amanat.
Sedangkan nilai moral yang terdapat dalam novel tersebut yaitu hubungan manusia dengan
diri sendiri, hubungan manusia lain dalam lingkup sosial, dan hubungan manusia dengan
Tuhan.
Kata kunci: Nilai Moral, Novel, Sosiologi Sastra, Bahan Ajar di SMA
Abstract
As for the purpose of this study is to describe the structure in the novel, explain the moral
values in the novel with a sociological review of literature, and explain its relevance as
literary learning in high school. This study uses descriptive qualitative data collected in the
form of words, sentences, and paragraphs instead of number. Data collection techniques in
the form of documentation techniques by collecting words, sentences, and paragraphs. To
find the validity of the researcher data using triangulation techniques. Its application is
carried out by checking the data that has been obtained, comparing which data should be used
in research, and collecting several data sources in the form of information and ist validity
related to the research carried out in the novel. The results of this study are in the form of
intrinsic elements contained in the novel, namely theme, plot, setting, characters and
characterizations, point of view, mandate. While the moral values contained in the novel are
the relationship between humans and themselves, the relationship between other humans in
the social sphere, and the relationship betweed humans and God.
Keywords: Moral values, Novel, Sociology of Literature, Literature Teaching Materials in
High School
1. PENDAHULUAN
Moral yang disampaikan oleh pengarang terhadap pembaca melalui karya fiksi tentunya
sangat berguna dan bermanfaat, demikian juga moral yang terdapat dalam novel
Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie akan bermanfaat sebagai bahan ajar sastra
di SMA. Moral yang disampaikan dalam novel ini berkaitan banyak dengan persoalan
2
hubungan manusia dengan manusia. Misalnya nilai kasih sayang antara suami dan istri.
Menurut Nurgiyantoro (2005: 265-266), nilai-nilai moral berurusan dengan masalah baik dan
buruk, namun istilah moral itu selalu dikonotasikan dengan hal-hal baik, dengan artian baik
dalam kehidupan manusia dalam bertingkah laku.
Novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie diambil sebagai bahan
penelitian karena didalamnya ditemukan realitas kehidupan, dan nilai moral dengan
menggunakan tinjauan sosiologi sastra. Sebelum peneliti melakukan penelitian lebih lanjut,
peneliti melihat penelitian yang relevan dengan penelitian terdahulu. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Salvia (2015) menyatakan bahwa nilai moral berhubungan dengan diri sendiri,
hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam, dan hubungan manusia
dengan Tuhan. Dalam penelitian tersebut menggunakan pendekatan struktural, penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian tersebut relevan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yaitu terdapat kesamaan dalam menganalisis nilai moral, dan
menggunakan penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Yusuf Muflikh Raharjo, Herman J. Waluyo dan
Kundharu Saddhono (2017) dengan judul “Kajian Sosiologi Sastra dan Pendidikan Karakter
dalam novel Nun Pada Sebuah Cermin Karya Afifah Afra serta Relevansinya dengan Materi
Ajar di SMA”. Penelitian tersebut menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan
pendekatan sosiologi sastra. Penelitian tersebut akan relevan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yaitu ditemukan persamaan dalam metode deskriptif kualitatif
menggunakan pendekatan sosiologi sastra.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie
adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penulis menggunakan deskriptif kualitatif dalam
menggambarkan keadaan sebenarnya yaitu mendeskripsikan aspek sosial yang ditemukan
dalam novel tersebut. Data dalam penelitian ini adalah unsur intrinsik berupa tema, alur, latar,
tokoh dan penokohan, sudut pandang, dan amanat, nilai moral yang ada dalam novel yaitu
hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dalam lingkup sosial, dan
hubungan manusia dengan Tuhan, serta relevansinya sebagai bahan ajar sastra di SMA yang
terdiri dari aspek bahasa, kematangan jiwa dan latar belakang budaya. Sumber data sekunder
dalam penelitian ini adalah data berupa artikel dan tulisan yang terdapat dari media internet
(browsing) yang terkait. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
materi ajar dan materi sastra https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/article/view/5900/2527.
3
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa teknik dokumentasi, yaitu
pengumpulan data melalui sumber-sumber seperti buku, majalah, artikel, novel dan lainnya.
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu teknik analisis deskriptif kualitatif. .
Teknik kualitatif deskriptif ini bertujuan untuk menunjukkan dalam rumusan masalah yaitu
mengenai nilai moral dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie sebuah
tinjauan sosiologi sastra dan relevansinya sebagai bahan ajar sastra di SMA. Dalam penelitian
ini teknik yang digunakan terkait keabsahan data adalah teknik triangulasi. Penerapannya
dilakukan dengan cara mengecek kembali data-data yang telah diperoleh.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Unsur Intrinsik novel Habibie&Ainun karya Bacharudin Jusuf Habibie
Novel Habibie&Ainun karya Bacharudin Jusuf Habibie ini merupakan salah satu
novel yang menceritakan potret sosial dan konflik yang terjadi dalam kehidupan
pengarang. Dalam novel terseut terdapat tema, alur, latar, tokoh dan penokohan, sudut
pandang dan amanat. Dalam pembahasan berikut ini.
1) Tema
Menurut Al-Ma’ruf dan Nugrahani (2017: 64) tema adalah suatu gagasan utama
atau ide sentral yang menjadi dasar atau melandasi sebuah cerita. Tema dari novel
Habibie&Ainun karya Bacharudin Jusuf Habibie adalah kisah cinta antara tokoh
Habibie dan Ainun mulai dari pertama bertemu kembali sampai ke pernikahan,
keseharian dalam berumah tangga hingga maut memisahkan mereka. Tokoh utama
dalam novel tersebut adalah Habibie, salah satu tokoh kebanggaan rakyat Indonesia,
selain dikenal dengan kecerdasan dan ahli pesawatnya, Ia juga merupakan Mantan
Presiden Indonesia ketiga.
Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Raharjo, Yusuf
Muflikh, dkk (2017) dalam Kajian Sosiologi Sastra dan Pendidikan Karakter dalam
Novel Nun pada Sebuah Cermin Karya Afifah Afra Serta Relevansinya dengan
Materi Ajar di SMA. Penelitian ini berkaitan dengan tema tentang kisah asmara.
Perbedaanya yaitu kisah asmara yang di jalani oleh tokoh Nun dan Mas Wiranto
yang sama-sama saling mencintai tetapi tidak bisa memiliki. Sedangkan dalam
penelitian kali ini kisah asmara yang digambarkan oleh tokoh Habibie dan Ainun
yang saling mencintai dan sehidup semati.
“Sejak kami berada kembali di Tanah Air, dengan sejumlah jabatan yang
ditugaskan kepada saya, sejak itu pula Ainun dengan setia selalu menyertai
4
saya bepergian kemana saja. Karena tuntutan tugas, saya sering melakukan
perjalanan dinas dengan jadwal yang amat ketat dan sangat melelahkan. Untuk
semua tugas itu, Ainun tidak pernah mengeluh dan dengan setia mendampingi
saya.” (Habibie&Ainun, 2010: 206)
Kutipan di atas menceritakan kesetiaan Ainun menemani Habibie kemanapun.
Ainun tidak pernah mengeluh mendampingi Habibie meskipun sering melakukan
perjalanan dinas dengan jadwal yang ketat dan melelahkan.
2) Alur
Alur dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie
menggunakan alur maju, hal ini ditandai dengan pengenalan masalah dan diakhiri
dengan pemecahan masalah. Pengenalan masalah diawali ketika Habibie kembali ke
Tanah Air pada bab 15 halaman 107. Puncak dari penyelesaian masalah terjadi
ketika tokoh Habibie dengan berat hati ikhlas melepas kepergian tokoh Ainun
dengan tetap berada di samping tokoh Ainun ketika ajal menjemputnya. Kutipan
tersebut terdapat pada bab 35 halaman 295.
“Pukul 17.20, Profesor masuk ke ruangan dan matanya memandang mata saya,
sambil mengangguk memberikan tanda detik-detik terakhir Ainun di dunia kita
dan Ainun akan sebentar lagi pindah kea lam dan dimensi lain. ketika itu saya
bisikan ditelinga Ainun berkali-kali: Asyhadu anlaa ilaaha ilallaah wa asyhadu
anna Muhammadar Rasulullah.” (Habibie&Ainun, 2010: 295)
“Tepat pukul 17.30 waktu Muenchen, Ainun dengan tenang dan damai pindah
ke alam dimensi lain diiringi doa yang dating dari getaran nurani saya dan
saya bisikan ditelinganya: 48 Tahun 10 hari, Allah ENGKAU telah menitipi
cinta abadi…” (Habibie&Ainun 2010: 295-296)
Kutipan tersebut menjadi puncak dari penyelesaian masalah, diceritakan pada
pukul 17.30 waktu Muenchen Ainun meninggal dunia. Dengan sepenuh hati Habibie
membisikan doa di telinga Ainun. Dengan perasaan yang penuh duka Habibie
berudshs ikhlsd melepas kepergian Ainun.
3) Latar
(a) Latar Tempat
Latar tempat dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie
terjadi di beberapa tempat. Untuk awal Episode latar tempat terjadi di Indonesia
khususnya di Jakarta dan Bandung. Tempat dipertemukannya kembali antara
Habibie dan Ainun di Bandung tepatnya di Jalan Rangga Maleha no. 11 B.
5
Sedangkan rumah Ibu Habibie bertempat di Jalan Imam Bonjol Bandung. Setelah
pertemuan itu kemudian keduanya memutuskan untuk menikah. Berikut
kutipannya.
“Saya baru saja beberapa hari di Indonesia dan sejak kemarin malam tiba di
Jakarta di rumah ibu saya di Jalan Imam Bonjol Bandung.” (Habibie&Ainun,
2010: 1)
“Ternyata rumah keluarga Besari yang kami tuju, tidak lagi tinggal di
Ciumbeliut tetapi sudah pindah ke Jalan Rangga Maleha no.11 B, yang hanya
sekitar 15 menit dari rumah kami.” (Habibie&Ainun, 2010: 2)
Selanjutnya tokoh Habibie tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma untuk
mengantar jenazah Ainun ke kuningan menuju taman makam pahlawan Kalibata.
Berikut adalah kutipannya.
“Kemudian saya bersama Ilham dan Tareq mendampingi Ainun di
mobiljenazah, berangkat dari kediaman kami di kuningan menuju ke Taman
Makam Pahlawan Kalibata.” (Habibie&Ainun, 2010: 302)
(b) Latar Waktu
Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie, latar waktu
terjadi diawali pada tahun 1962 sampai 2010. Latar waktu dalam novel ini terjadi
pada pagi, siang, dan malam hari. Berikut ini salah satu kutipan yang menunjukkan
latar waktu awal cerita dalam novel tersebut.
“Sekitar pukul 10 pagi hari Rabu tanggal 7 Maret 1962, Fanny (J.E Habibie)
adik kandung saya mengajak untuk berkunjung ke Keluarga Besari.”
(Habibie&Ainun, 2010: 1)
Pada Episode 8 ditemukan latar waktu yang digambarkan dengan lahirnya tokoh
Thareq Kemal Habibie. Tokoh Thareq Kemal Habibie lahir pada tanggal 9 Juni
1966. Dan di bulan Desember 1966 tokoh Habibie menerima undangan untuk
menghadiri resepsi dan jamuan makan malam yang diadakan oleh Pemerintah
Daerah Bremen dalam rangka menghormati kunjungan resmi Menteri Luar Negeri
Bapak Adam Malik. Berikut kutipannya.
“Pada hari Kamis tanggal 9 Juni 1966, sekitar pukul 11.00 pagi, bayi kami
yang kedua lahir. Ibu dan anak dalam keadaan sehat dan bayinya seorang pria,
diberi nama ,, Thareq Kemal Habibie.” (Habibie&Ainun, 2010: 53)
“Di bulan Desember 1966, saya menerima undangan untuk menghadiri resepsi
dan jamuan makan malam yang diadakan oleh Pemerintah Daerah Bremen
6
dalam rangka menghormati kunjungan resmi Menteri Luar Negeri Bapak Adam
Malik.” (Habibie&Ainun, 2010: 53)
14 tahun kemudian tokoh Ainun telah meninggal dunia dan akan diantar ke
Indonesia pada hari Senin tanggal 24 Mei tahun 2010 tahun 2010 pukul 11.30
untuk disemayamkan. Pukul 05.00 pagi WIB pesawat Garuda Indonesia yang
mengantar jenazah Ainun telah tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta.
Berikut adalah kutipannya.
“Dua bulan kemudian, Senin tanggal 24 Mei pukul 11.30, dengan pesawat
khusus Garuda Indonesia Airways Boeing 747, kami mengantar Jenazah Ainun
pulang ke Indonesia.”
“Hari Selasa tanggal 25 Mei 2010 di Taman Pahlawan Kalibata Jakarta tepat
pukul 11.00 waktu Indonesia Barat, dengan upacara Kebesaran Militer,
Presiden Republiki Indonesia Dr. H. Susilo Bambang Yudoyono sebagai
Pembina Upacara, dimulailah pemakaman isteri saya tercinta…”
(Habibie&Ainun, 2010: 302)
(c) Latar Sosial
Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie latar sosial
terjadi pada masa lampau sampai dengan masa moderen. Latar sosial pada tahun
1962 digambarkan dengan adanya kendaraan transportasi yang masih sederhana,
pada tahun tersebut kendaraan pada masyarakat setempat hanya terdapat becak,
oplet, sepeda, sepeda motor, kereta uap, mobil dan pesawat yang di desain belum
secanggih tahun 2010. Sedangkan untuk berkomunikasi pada saat itu masyarakat
hanya bisa menggunakan surat dan paling canggih pada saat itu hanya telegram
untuk mengirim kabar jika berjauhan. Berikut kutipannya.
“Ibu saya sebelumnya telah menulis surat kepada saya bahwa Ainun sudah
menjadi dokter dan beliau sangat mengharapkan saya menulis kepada Ainun.”
(Habibie&Ainun, 2010: 6)
“Kendaraan yang paling murah dan cepat digunakan untuk menghubungi
Asrama Wanita, RSCM dan rumah dimana saya tinggal, adalah becak.”
(Habibie&Ainun, 2010: 9)
“Sementara itu, saya kirim telegram kepada kawan-kawan di Aachen mengenai
jadwal kedatangan Ainun dan saya di Düsseldorf.” (Habibie&Ainun, 2010: 16)
Pada tahun 1995 untuk pertama kalinya Indonesia dapat menciptakan sebuah
teknologi canggih baru yaitu pesawat terbang N-250 Gatotkoco. Pesawat terbang
7
N-250 Gatotkoco merupakan pesawat pertama yang dibuat oleh Indonesia. Dengan
adanya pesawat tersebut maka alat transportasi di Indonesia sudah semakin
canggih. Berikut adalah kutipannya.
“Kamis, 10 Agustus 1995 adalah hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Hari
itu menandai kesuksesan putra putri Indonesia menghadirkan teknologi canggih
di Bumi Pertiwi. Saat yang dinanti-nantikan dengan berdebar akhirnya tiba.
Tepat pukul 10.08 WIB di Bandara Husein Sastra Negara, Bandung, Prototipe
pesawat N-250 meluncur dilandasan pacu. Inilah peristiwa dalam dunia
penerbangan, sebuah peluncuran pesawat, sekaligus dengan terbang
perdananya.” (Habibie&Ainun, 2010: 162)
4) Tokoh dan Penokohan
(a) Bacharudin Jusuf Habibie
Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie tokoh Habibie
digambarkan sebagai tokoh yang pintar, berpendidikan, religious, sederhana, berani,
setia, tidak mudah menyerah, dan berbakti kepada orang tua dan cinta tanah air.
Selama di Jerman Habibie bekerja sebagai Asisten Peneliti Professor Dr.-Ing. Hans
Ebner di Institut Konstruksi Ringan. Berikut kutipannya.
“Saya menjelaskan bahwa saya bekerja sebagai Asisten Peneliti Professor Dr.-
Ing. Hans Ebner di Institut Konstruksi Ringan, sambil membuat riset yang
hasilnya dapat dijadikan dasar tesis Dr.-Ing. Pada Fakultas bagian Mesin
Rheinisch Westfälische Technische Hochschule-Aachen (RWTH-Aachen). Saya
mendapat liburan 3 bulan. “ (Habibie&Ainun, 2010: 4-5)
“Bulan April 1965, saya menerima surat keputusan siding Paripurna Fakultas
Bagian Mesin RWTH – Aachen, yang menyatakan karya S3 saya diterima setelah
dipelajari oleh pusat keunggulan ristek dunia yang sedang mengadakan
penelitian di bidang S3 saya. Saya dipersilahkan memberi kuliah umum
mengenai Karya S3 saya pada hari Kamis tanggal 15 Juli 1965.”
(Habibie&Ainun, 2010: 39)
(b) Hasri Ainun Besari
Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie tokoh Ainun
digambarkan sebagai seorang dokter anak yang cantik, dan baik. Ainun sewaktu
masih muda menjadi perempuan idaman bagi kaum pria, bahkan ketika Habibie
sedang berusaha mendekati Ainun saingan Habibie cukup berat yaitu dengan orang-
8
orang terkemuka di Indonesia dan yang berpendidikan lebih tinggi daripada Habibie
saat itu. Hal itu bisa dilihat dalam kutipan berikut ini.
“Ainun kamu cantik, dari gula jawa menjadi gula pasir!” (Habibie&Ainun, 2010:
2)
“Ibu saya sebelumnya telah menulis surat kepada saya bahwa Ainun sudah
menjadi dokter dan beliau sangat mengharapkan saya menulis kepada Ainun.”
(Habibie&Ainun, 2010: 6)
“Bahwa Ainun telah berkembang menjadi seorang wanita yang cantik dan dokter
tamatan Universitas Indonesia.” (Habibie&Ainun, 2010: 6)
“Yang diperhatikan adalah Ainun yang cantik dengan penampilan menarik dan
menyenangkan.” (Habibie&Ainun, 2010: 11)
(c) Ilham Akbar Habibie dan Thareq Kemal Habibie
Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie tokoh Ilham dan
Tareq digambarkan sebagai seorang anak yang patuh dan berbakti kepada orang tua.
Dilihat dari kedua tokoh tersebut selalu ada disaat momen terakhir sang Ibunda
berada di alam dunia. Berikut adalah kutipannya.
“Sekitar pukul 19.00 keluarga kami kembali ke setelah kami berenam Ainun,
Ilham, Tareq, Insana, Widya dan saya membuat foto. Ternyata kedua foto
tanggal 6 April 2010 itu adalah foto kenangan kami terakhir bersama Ainun yang
kami cintai dan sayangi.” (Habibie&Ainun, 2010: 281)
(d) Ibu B.J Habibie (R.A Tuty Marini Puspowardojo
Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie tokoh Ibu
Habibie digambarkan sebagai sosok yang sangat peduli dan perhatian terhadap
anaknya, beliau lahir di Yogja dan berketurunan jawa dengan nama R.A Tuty Marini
Puspowardojo. Berikut kutipannya.
“Ibu yang melahirkan saya sangat berperan dalam proses pembudayaan dan
pendidikan, lahir di Yogja, berketurunan Jawa dan bernama R.A Tuty Marini
Puspowardojo. Adalah wajar sebagai Ibu. Beliau sangat menyadari bahwa saya
sering menyendiri dan konsentrasi pada,, lingkungan dunia saya”, lupa makan,
lupa minum vitamin sehingga sering sakit. Beliau sering memaksa saya untuk
bermain di luar dengan anak-anak lain dan tidak menyendiri di rumah.”
(Habibie&Ainun, 2010: 14)
(e) R. Mohamad Besari
9
Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie tokoh R.
Mohamad Besari merupakan ayah kandung dari tokoh Ainun. Dalam novel tersebut
tokoh R. Mohammad Besari digambarkan sebagai tokoh yang ramah dan intelektual.
Berikut kutipannya.
“Karena latar belakang Bapak Besari adalah sebagai dosen bidang perairan
dan hydrodinamika dan perhatian beliau sangat besar dalam segala bidang
teknologi, maka banyak pertanyaan yang rinci dan kritis diajukan dalam bahasa
Belanda.” (Habibie&Ainun, 2010: 5)
(f) Sadarmi Besari binti Iskandar Sosrowijoto
Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie tokoh Sadarmi
Besari merupakan Ibu kandung dari Ainun. tokoh Sadarmi Besari digambarkan
sebagai tokoh yang ramah, intelektual dan seorang bidan berpendidikan belanda
yang sangat pragmatis. Berikut kutipannya.
“Ibu Sadarmi Besari binti Iskandar Sosrowijoto yang melahirkan Ainun adalah
seorang bidan berpendidikan Belanda yang sangat pragmatis, sukses dalam
pekerjaannya, tentu mempengaruhi pula perilaku Ainun.” (Habibie&Ainun,
2010: 25)
(g) Ibnu Sutowo
Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie tokoh Dr. Ibnu
Sutowo secara fisik digambarkan sebagai seorang yang bertubuh kecil, langsing,
cerah, berwarna kulit coklat tua dan bermata tajam. Sedangkan perilakunya
menunjukkan sebagai seorang yang kritis, tegas penuh dengan charisma dan percaya
diri yang tinggi. Tokoh Dr. Ibnu Sutowo merupakan tokoh berpendidikan ilmu
kedokteran yang harus memimpin program pembangunan yang di biayai oleh
perusahaan perminyakan Pertamina. Berikut adalah kutipannya.
“Beberapa detik kemudian, saya berhadapan dengan tokoh bertubuh kecil,
langsing, cerah, berwarna kulit coklat tua dan bermata tajam, kritis, tegas penuh
dengan charisma dan percaya diri yang tinggi, Dr. Ibnu Sutowo. Senyuman yang
saya harapkan pada pertemuan pertama ini, tidak muncul. Tetapi tegurannya
yang tegas dan jelas mencerminkan jiwa seorang pejuang dan pemimpin.”
(Habibie&Ainun, 2010: 70-71)
(h) Presiden Soeharto
10
Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie tokoh Presiden
Soeharto digambarkan sebagai sosok yang ramah, sederhana dan rapi serta
berpandidikan dalam bidang perkembangan Negara. Berikut adalah kutipanya:
“Pak Harto berpakaian rapi berdiri di hadapan saya mengulurkan tangan
dengan senyuman yang simpatik dan menenangkan. Ruang kerja Pak Harto biasa
saja, tidak istimewa untuk seorang Presiden tetapi memberi kesan sederhana,
rapi, bersih dan buku-buku, bahan dokumen, tas dsb. Semua diatur letaknya di
tempat masing-masing.” (Habibie&Ainun, 2010: 79)
(i) Tim Dokter
Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie, Tim Dokter
beranggotakan Dokter Prof. Nurhay, Prof Sularto, Dr. Arlis dan Dr. Hendro
Gunarto. Tugas dari tim dokter tersebut adalah untuk mendampingi dan memberi
saran kepada tokoh Habibie sebelum mengambil tindakan dalam merawat tokoh
Ainun yang sedang mengalami gangguan jantung. Berikut adalah kutipannya.
“Dengan pesawat Gulfstream G4 tepat pukul 16.00 hari Jumat tanggal 8
November 1996, saya, Ainun bersama Tim Dokter Prof. Nurhay, Prof Sularto,
Ibu Dr. Arlis dan Dr. Hendro Gunarto berangkat dari Bandara Halim ke
Hamburg.” (Habibie&Ainun, 2010: 208)
(j) Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie tokoh Presiden
Susilo Bambang Yudoyono merupakan sosok yang simpati kepada keluarga
Habibie, hal ini ditandai dengan ucapan bela sungkawa Presuden SBY kepada
Habibie melalui telepon. Berikut adalah kutipannya.
“Sejam kemudian hari Minggu pukul 02.00 waktu Jerman, atau 07.00 pagi waktu
Indonesia Bagian Barat, Ilham menerima telepon dari Ajudan Presiden yang
menyampaikan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) berkenan
berbicara dengan saya: ,,Saya atas nama isteri ,keluarga, pemerintah dan
bangsa Indonesiaucapkan belasungkawa kami atas wafatnya ibu Ainun…”
(Habibie&Ainun, 2010: 299)
5) Sudut Pandang
Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie sudut pandang
yang digunakan adalah orang pertama. Penulis menggunakan kata “Saya” sebagai
acuannya. Salah satu kutipan berikut ini menunjukan bahwa sudut pandang yang
digunakan dalam novel tersebut menggunakan kata ganti orang pertama “Saya”.
11
“Saya hamper tidak tidur dan terus bekerja saja. Bekal saya hanya kertas, alat
tulis, semangat dan perhatian dan senyuman Ainun yang selalu memukau dan
saya rindukan.” (Habibie&Ainun 2010: 33)
6) Amanat
Amanat atau pesan moral yang dapat diambil dalam novel Habibie&Ainun karya
Bacharuddin Jusuf Habibie ini adalah ketika kita mencintai seseorang dan kita
merupakan hamba Allah yang takwa dengan segala perintahnya, maka kita tidakakan
merasa berat hati kehilangan seseorang yang kita cintai karena sesungguhnya dan
kekal adalah di akhirat nanti.
B. Nilai Moral dalam Novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie
Berdasarkan Pendapat dari Nurgiyantoro (2010: 234)
1. Hubungan manusia dengan diri sendiri
Pada Episode 10 ditemukan hubungan manusia dengan diri sendiri yang
digambarkan dengan perasaan takut dan malu. Pada Episode ini tokoh Habibie
merasa takut dan gemetar ketika akan bertemu dengan tokoh terkenal di Indonesia
namun belum dikenalnya. Sedangkan perasaan malu muncul ketika tokoh Habibie
mendapatkan perkataan yang tegas dan jelas serta menusuk hatinya yang di ucapkan
oleh tokoh Dr. Ibnu Sutowo seorang tokoh berpendidikan ilmu kedokteran. Berikut
kutipannya.
“Hati saya berdebar, karena semuanya misterius dan penuh dengan pertanyaan
yang tidak dapat dijawab. Kata-kata itu menyentuh saya dan memberi resonansi
engan amplitude yang besar dan sangat dalam berdampak ke perasaan saya.
Saya tidak mampu bereaksi dan berntak karena perasaan malu menyelimuti jiwa
saya akibat kata-kata yang menusuk, pedas tetapi tepat sekali.” (Habibie&Ainun,
2010: 70-71)
2. Hubungan manusia lain dengan lingkup sosial
Episode ke 3 ditemukan hubungan manusia lain dalam lingkup sosial ditandai
dengan hal cinta kasih terhadap suami-istri, kesetiaan, kebersamaan, kepatuhan, dan
keteguhan antara kedua tokoh yaitu Habibie dan Ainun serta cinta terhadap tanah
air. Berikut kutipannya.
12
“Rasa kedinginan, letih dan lapar hilang terpukau oleh pandangan mata Ainun
yang mencerminkan kebahagiaan dan cinta yang murni, suci, sejati, sempurna,
dan abadi!” (Habibie&Ainun, 2010: 20)
“Saya sampaikan bahwa tidak mungkin dan tidak akan saya tinggalkan Ainun
isteri saya tercinta di manapun ia berada. Di depan Ainun mereka mengatakan
bisa saja terjadi ibu keluar sembuh dari ICCU tetapi suami ibu yang akan
berbaring di tempat ibu sekarang. Saya tidak peduli semuanya ini, dalam pikiran
saya hanya Ainun setengah jiwa dan roh saya yang saya perhatikan.”
(Habibie&Ainun, 2010: 288)
3. Hubungan manusia dengan Tuhan
Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie hubungan
manusia dengan Tuhan digambarkan pada tokoh Habibie dan Ainun yang religius.
Tokoh Habibie dan Ainun ketika melakukan tindakan selalu meminta kepada Allah
SWT dan tidak lupa juga berdo’a. Selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan.
Berikut kutipannya.
“Terimakasih atas pandangan dan pendapat kalian. Saya percaya bahwa takdir
seseorang ditentukan oleh Allah SWT. Jikalau memang Ainun ditakdirkan untuk
saya dan saya untuk Ainun, maka apapun kalian katakana, Ainun InsyaAllah
akan menjadi Isteri saya dan saya menjadi suami Ainun. lihat saja nanti!,
demikian ucapan saya pada mereka.” (Habibie&Ainun, 2010: 6)
C. Relevansinya dengan Bahan Ajar Sastra di SMA
Bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran sastra di SMA yaitu novel. Sesuai
dengan pendapat Rahmanto (1988: 27) bahwa bahan ajar memiliki 3 kriteria yaitu bahasa,
kematangan jiwa, latar belakang budaya.
1. Bahasa
Penjelasan diatas menggambarkan bahwa pembelajaran yang baik harus memiliki
kriteria kebahasaan yang baik. Dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf
Habibie ini telah memiliki kriteria yang baik dari segi kebahasaan. Penulisan kata, kalimat,
dan paragraf mudah dipahami oleh siswa. Penulisan yang dipakai oleh pengarang sangat
ringan dan mudah dipahami oleh para pelajar khususnya fokus penelitian ini pada pelajar
SMA kelas XII. Menggunakan bahasa kesastraan yang mudah dipahami serta
13
menggunakan kata-kata yang sesuai dengan masa karya sastra. Contoh penggalan berikut
mampu menjadikan sebuah referensi dalam pembelajaran.
“Kami memiliki waktu kurang lebih dua minggu untuk nyekar ke Makasar dan berbulan
madu di Bali-Yogja.” (Habibie&Ainun, 2010: 16)
“Sejak tanggal 1 September 1965 saya mulai bekerja di perusahaan Hamburger
Flugzeugbau HFB dan Ainun sibuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru.”
(Habibie&Ainun, 2010, 45)
Berdasarkan kutipan di atas menggambarkan bahwa pengarang menggunakan bahasa
yang mudah dipahami oleh siswa SMA. Bahasa yang digunakan sederhana dan tidak
berbelit-belit. Sehingga novel tersebut bisa dijadikan bahan pembelajaran di sekolah.
2. Kematangan Jiwa
Menurut Rahmanto (1988: 30) karya sastra yang terpilih untuk diajarkan hendaknya
sesuai dengan tahap psikologis pada umumnya pada satu kelas.
“Saya menjelaskan bahwa saya bekerja sebagai Asisten Peneliti Professor Dr.-Ing. Hans
Ebner di Institut Konstruksi Ringan, sambil membuat riset yang hasilnya dapat dijadikan
dasar tesis Dr.-Ing. Pada Fakultas bagian Mesin Rheinisch Westfälische Technische
Hochschule-Aachen (RWTH-Aachen). Saya mendapat liburan 3 bulan. “ (Habibie&Ainun,
2010: 4-5)
Penggalan kutipan di atas menggambarkan bahwa pengarang menggunakan
pendekatan secara psikologi untuk menjaga kestabilan tingkat psikologi siswa SMA.
Pendekatan tersebut berwujud dengan tidak menceritakan secara detail mengenai latar
belakang dari tokoh Habibie agar tidak menimbulkan presepsi-presepsi atau alasan kenapa
Habibie mampu bisa menjadi seorang yang sukses.
3. Latar Belakang Budaya
Latar belakang karya sastra ini meliputi hamper semua factor kehidupan manusia dan
lingkungannya, seperti: geografi, sejarah, topografi, iklim, mitologi, legenda, pekerjaan,
kepercayaan, cara berpikir, nilai-nilai masyarakat, seni, dan olahraga, hiburan, moral, etika
dan sebagainya (Rahmanto, 2004: 31)
Penjelasan diatas menandakan pentingnya latar belakang budaya yang ada di karya
sastra novel untuk pembelajaran sastra di sekolah. Pada novel Habibnie&Ainun karya
Bacharuddin Jusuf Habibie latar belakang budaya masih terasa kental. Pada awal episode
digambarkan dengan latar budaya Jawa. Hal itu digambarkan dalam novel ketika
14
pelaksanaan akad pernikahan Habibie&Ainun dengan menggunakan adat dan budaya Jawa
sedangkan saat resepsi menggunakan adat dan budaya Gorontalo.
“Akhirnya saya menumpahkan sebungkus uang logam, beras bunga dsb. Diatas pangkuan
Ainun dengan ucapan “Terimalah pendapatan saya ini”, mencerminkan transparasi
pendapatan kami yang diserahkan kepada Isteri untuk dimanfaatkan dan dikelola.
Semuanya itu dilaksanakan dengan alunan gamelan budaya Jawa.” (Habibie&Ainun,
2010: 13)
“Keesokan harinya, pada tanggal 13 Mei 1962 di Hotel Preanger, resepsi menurut
budaya Gorontalo dengan hiasan rambut yang sangat ketat dan berat. Menurut tradisi ini
adalah ujian bagi pengantin wanita apakah tetap anggun dan tidak mengeluh, tegak,
tersenyum walaupun rambut dan kepalanya sakit.Pria memukul gendang dan memberi
irama gerakan pengantin wanita yang menari sesuai ritme yang ditentukan oleh suami.
Berarti dalam kehidupan berumahtangga, sang suami memberi irama pasang surut
kehidupan keluarga sakinah yang diikuti oleh gerakan isteri yang anggun, tegak,
harmonis dalam irama yang ditakdirkan oleh Allah SWT.” (Habibie&Ainun, 2010: 14)
Berdasarkan kutipan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. Pembelajaran
sastra yang baik harus memenuhi tiga kriteria di atas yakni segi bahasa, kematangan jiwa,
dan latar belakang budaya yang ada didalamnya. Novel Habibie&Ainun karya
Bacharuddin Jusuf Habibie mempu menjadi referensi pembelajaran sastra yang baik.
Nilai-nilai moral yang terdapat dalam novel mudah untuk dipahami oleh siswa di sekolah.
Berikut ini KI dan KD dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang sesuai dengan
pembahasan karya sastra yang telah diterangkan di atas. Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) ini terdapat dalam pembelajaran kelas XII semester II dengan
Kompetensi Inti 3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan
factual, konseptual, procedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah. Kompetensi Inti 4. Mengolah, menalar,
menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara
efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. KD 3.1
15
Mengulas isi dan unsur kebahasaan sebuah novel. KD 4.1 Menyajikan ulasan isi dan
unsur kebahasaan sebuah novel dalam kegiatan bedah buku secara lisan maupun tertulis.
Berdasarkan KI dan KD di atas, dapat diidentifikasikan penggunaan karya sastra
sebagai pean pembantu dalam menjelaskan struktur yang membangun dan mengenai
sinopsis karya sastra. Unsur-unsur tersebut didapat dengan menggunakan analisis
struktural kebahasaan yang ada.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap novel Habibie&Ainun karya
Bachrudidin Jusuf Habibie dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Unsur intrinsik
dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie. Tema novel tersebut adalah
perjalanan hidup Habibie dan Ainun. Alur ceritanya merupakan peristiwa yang terangkai
secara padu dan dipertimbangkan secara matang oleh pengarang. Nilai moral yang terdapat
dalam novel Habibie&Ainun karya Bacharuddin Jusuf Habibie. Nilai moral dalam novel
tersebut terdapat tiga bagian yaitu (a) hubungan manusia dengan diri sendiri. (b) hubungan
manusia lain dengan linbgkup sosial. (c) hubungan manusia dengan tuhan. Relevansinya
sebagai bahan ajar di SMA.
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, Rizki. 2017. Implementasi Nilai-nilai Moral dan Agama pada Anak Usia Dini.
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 1(1). 21.
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_adt=0%2C5&q=pengartian+moral&btnG
=#d=gs_qabs&u=%23p%3DgTZ1F0s5DH0J. diakses pada 30 Mei 2021 pukul 18.30
WIB.
Huda, Miftakhul. Khasanah & Setyaningsih. 2021. Pemetaan Materi Sastra dalam Buku
Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Kredo, 4(2), 304-305.
https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/article/view/5900/2527. Diakses pada 8 Juli
2021 pukul 09.33 WIB.
Nurgiyantoro. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
_________. 2005. Sastra Anak. Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.
_________. 2010. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Raharjo, Y. M., Herman J. W., dan Kundharu, S. 2017. Kajian Sosiologi Sastra dan
Pendidikan Karakter dalam Novel Nun pada Sebuah Cermin Karya Afifah Afra Serta
16
Relevansinya dengan Materi Ajar di SMA. Jurnal Pendidikan Indonesia. 8(1). 18-25.
https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id%&as_sdt=0%2C5&q=Yusuf+muflikh+rahar
djo%2C=+herman+J.+Waluyo+dan+kundharu+saddhono+2017+kajian+sosiologi+sastr
a+dan+pendidikan+karakter+dalam+novel+nun+pada+sebuah+cermin+karya+afifah+a
fra+serta+relevansinya+dengan+materi+ajat+di+sma&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3
D3AGxpCuEgHsJ. Diakses pada 26 Oktober 2020 pukul 18.29 WIB.
Salvia, Nining. 2015. Nilai Moral dalam Novel 5 cm Karya Donny Dhirgantoro. Jurnal
Humanika. 15(3).