kunjungan ainun wikke

20
BAB I PENDAHULUAN Keselamatan pada saat bekerja merupakan prioritas utama dalam menjalankan sebuah pekerjaan karena dengan ini setiap orang akan mampu mengerjakan pekerjaannya dangan efektif. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja.Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan.K3 bertujuan mencegah, mengurangi bahkan menihilkan resiko kecelakaan kerja (zero accident).Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya. Melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberikan keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang. K3 dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit akibat kerja, misalnya kebisingan, pencahayaan (sinar), getran, kelembaban udara, dan hal-hal lain yang menyebabkan kerusakan pada pendengaran, gangguan pernapasan, kerusakan paru-paru, kebutaan, kerusakan jaringan tubuh akibat sinar UV, percikan benda panas ,kanker kulit, kemandulan, dan lain-lain. K3 dalam konteks kerja berkaitan dengan waktu, shift dalam bekerja,pegaturan jam lembur,analisis dan pengelolaan lingkungan hidup, hal tersebut mempunyai korelasi yang erat terhadap peristiwa kecelaan kerja 1

Upload: ainunzamira

Post on 04-Dec-2015

251 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

preklinik

TRANSCRIPT

Page 1: Kunjungan Ainun Wikke

BAB I

PENDAHULUAN

Keselamatan pada saat bekerja merupakan prioritas utama dalam menjalankan sebuah

pekerjaan karena dengan ini setiap orang akan mampu mengerjakan pekerjaannya dangan

efektif. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi

pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan

kerja.Perlindungan tersebut merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan.K3

bertujuan mencegah, mengurangi bahkan menihilkan resiko kecelakaan kerja (zero

accident).Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan

kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya. Melainkan harus dianggap

sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberikan keuntungan yang berlimpah pada

masa yang akan datang.

K3 dapat melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit akibat kerja, misalnya

kebisingan, pencahayaan (sinar), getran, kelembaban udara, dan hal-hal lain yang

menyebabkan kerusakan pada pendengaran, gangguan pernapasan, kerusakan paru-paru,

kebutaan, kerusakan jaringan tubuh akibat sinar UV, percikan benda panas ,kanker kulit,

kemandulan, dan lain-lain. K3 dalam konteks kerja berkaitan dengan waktu, shift dalam

bekerja,pegaturan jam lembur,analisis dan pengelolaan lingkungan hidup, hal tersebut

mempunyai korelasi yang erat terhadap peristiwa kecelaan kerja

Diera globalalisasi saat ini, pembangunan nasional sangat erat perkembangan isu

global seperti hak asasi manusia (HAM), lingkungan hidup, kemiskinan, dan buruh.

Persaingan global tidak hanya sebatas kualitas barang tetapi juga mencakup kulaitas

pelayanan dan jasa. Banyak perusah multinasional hanya mau berinventasi disuatu Negara

jika Negara tersebut tersebut memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kaum pekerja dan

masyarakat miskin. Karena itu bukan mustahil jika ada perusahaan yang perduli terhadap K3,

menempatkan pada urutan pertama sebagai investasi

Upaya mendeteksi penyakit akibat kerja dikalangan para pekerja merupakan tugas

para praktisi kesehatan khususnya mereka yang berperan sebagai dokter perusahaan. Tugas

ini dimulai secara menyeluruh dimulai dari identifikasi faktor risiko yang mungkin ada yang

dapat mengancam kesehatan dan keselamatan pekerja, sampai medeteksi secara dini

kemungkinan adanya penyakit akibat kerja, serta penegakan diagnosa dan pengangan

kasusnya, agar terhindar dari keparahan dan kecacatan, serta mengembangkan upaya

1

Page 2: Kunjungan Ainun Wikke

pencegahan serta melakukan penghitungan kecacatan dalam upaya memberikan kompensasi

kepada pekerja yang terlanjur menderita cacat.

Dari hal inilah mahasiswa kedokteran perlu diberikan bekal dalam memahami dan

menerapkan kedokteran kerja sehingga para pekerja dapat terproteksi dari penyakit akibat

kerja dan sebagai penerapan langsung apa yang telah dipelajari agar mahasiswa lebih

memahami dan mengetahuai penyakit akibat kerja dan pentingnya alat pelindung diri agar

memproteksi para pekerja. Agar kami lebih memahami penyakit akibat kerja yang ada di

lapangan kita mengambil sampel dari pekerja yang ada di rumah makan untuk digali keluhan

yang dialami dan factor risikon yang dialami, dimana pekerja mengalami keluhan badan

terasa pegal-pegal selama 3 tahun khususnya pundak sebelah kanan yang menjalar dan terasa

adanya kesemutan.

2

Page 3: Kunjungan Ainun Wikke

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hasil Pengamatan Terhadap Kegiatan

1. Jenis Pengamatan : Kunjungan

2. Cara Pengamatan : Wawancara

3. Jenis Usaha : Kathering/Penjual Makanan

4. Waktu Pelaksanaan : Rabu,15 Mei 2013

5. Lokasi : Cirendeu,Ciputat

Dalam pengamatan ini kami melakukan wawancara terhadap pekerja Rumah Makan

tersebut yang bernama ibu Sulastri. Dalam melakukan pekerjaannya ibu Sulastri hanya

menggunakan alat pelindung diri berupa celemek dan lap tangan (peredam panas) dan lebih

sering menggunakan kaos biasa dan celana pendek dengan alasan lebih nyaman dan tidak

panas. Jadwal ibu Sulastri bekerja mulai dari pagi sampai malam (05:00-21:00 WIB)

sehingga waktu terpaparnya pun semakin sering. Selain itu ibu Sulastri pun lebih sering

melakukan pekerjaannya dengan menggunakan tangan kanan untuk melakukan segala

aktifitas memasak didapur dan melayani pelanggan yang makan. Dengan aktiftas yang lebih

dominan menggunakan tangan kanan dibarengi juga saat melayani pelanggan ibu Sulastri

sering terlihat mengangkat tangan saat mengambil lauk untuk melayani pelanggan hal

tersebut akan memperberat nyeri di pundak kanan beliau. Semua aktifitasnya dilakukan

dengan posisi berdiri sehingga beban tumpuan tubuh sering tidak disadari yang bila

terakumulasi juga bisa dapat membuat ibu Sulastri lemah pada tungkai bawah dan juga

sangat jarang untuk duduk saat memasak maupun melayani pelanggan. Posisi berdiri yang

dilakukan terus menerus oleh ibu Sulastri membutuhkan posis duduk dikursi dan hal ini

mengakibatkan beliau sering mengeluh nyeri dan kelelahan pada tungkai bawah apalagi kalau

pekerjaannya banyak.

Pengamatan berikutnya saya bertanya kepada ibu Sulastri tentang alat pelindung diri

yang tepat untuk pekerjaannya, lalu dengan percaya diri beliau menjawab:

“Ya hanya menggunakan clemek dan lap waktu angkat masakan yang udah masak, kalo

gunain yang lain seperti lap yang khusus gak juga sih soalnya lebih praktis gunain lap gituan

dan memang lebih sering gunain kaos lengan pendek dan celana pendek”. Selain itu beliau

3

Page 4: Kunjungan Ainun Wikke

juga mengakui bahwa sering terkena percikan minyak panas saat memasak dan tersengat alat

pemasak yang ada didapur.

2.2 Status Kesehatan Penderita

STATUS KESEHATAN PENDERITA

( DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT KERJA )

No.Status : Kode:

I. Identitas Penderita

a. Nama : Ny. Emi

b. Usia : 44 tahun

c. Kedudukan dalam keluarga : Istri

d. Jenis Kelamin : Perempuan

e. Pendidikan : SMP

f. Pekerjaan : Tukang masak dan pengantar makanan

g. Perusahaan : Kathering/Penjual Makanan

h. Status Perkawinan : Menikah

i. Tanggal Kunjungan : Cirendeu 15 Mei 2013 , pukul : 08.00 WIB

II. Riwayat Penyakit

a. Tanggal : 15 Mei 2013

1. Keluhan Utama : Lutut sering sakit selama 3 tahun

2. Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang : Saat mengantar makanan,

lutut kanan dan kiri sering terasa nyeri hingga kesulitan saat

melakukan gerakan sholat. Sering sakit kepala saat berdiri dari posisi

jongkok, sudah sejak 3 tahun belakangan. Punggung bawah sering

terasa sakit saat mengangkat makanan. Juga sering merasa

kesemutan pada kedua tangan saat sedang memasak

3. Riwayat Penyakit Terdahulu : 1 tahun yang lalu periksa kedokter dan

4

Page 5: Kunjungan Ainun Wikke

dikatakan memiliki hipotensi (hasil pemeriksaan=80/60 mmHg)

4. Riwayat penyakit dalam keluarga : Kedua anak perempuan, Denanda

(20thn) dan Marsha (7thn) mengalami asma sejak lahir, ibu dari Ny.

Emi juga memiliki asma.

III. Riwayat Pekerjaan

a. Jenis Pekerjaan

Jenis

pekerjaan

Alat dan Bahan

yang digunakan

Tempat Kerja Lama Kerja

Tukang Masak

dan Pengantar

Makanan

- Wajan

- Panci

- Sodet

- Penggorengan

- Gas

- Minyak

- Sendok sayur

- Celemek

- Pisau

Dapur dan

Asrama FK

UMJ

Bekerja setiap hari senin-

jumat dari jam : 01.30-09.00

WIB

b. Uraian tugas / pekerjaan

Cara melakukan pekerjaan

01.30 malam, bangun tidur lalu memasak nasi dan sayuran. 03.00

hingga 04.00 ke pasar untuk berbelanja. 04.00 sampai 06.30 memasak

dan membereskan semua katering untuk dibawa ke asrama. 06.30

sampai 07.00 jalan dari rumah ke asrama membawa katering. 07.00

sampai 08.00 jualan dan mengumpulkan kembali tempat makanan dan

kembali kerumah. 08.00-09.00 membersihkan tempat makan.

Detil aktifitas selama kerja

Urutan aktifitas jam kerja :

1. Hari Senin s/d Minggu : jam 01.30-09.00 WIB

5

Page 6: Kunjungan Ainun Wikke

Bahan yang digunakan

Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut , bahan dan alat ini biasa

yng digunakan untuk bekerja sehari-hari :

1. Wajan : digunakan untuk wadah masak

2. Panci : digunakan untuk wadah masak

3. Sodet : digunakan untuk mengaduk bahan makanan

4. Penggorengan : digunakan untuk memasak makanan untuk

makanan gorengan

5. Gas : digunakan untuk bahan bakar memasak

6. Minyak : digunakan untuk bahan baku

7. Sendok Sayur : digunakan untuk mengaduk bahan makanan

8. Pisau : untuk memotong sayur dan membersihkan

ikan,ayam,udang dan lain lain.

9. Celemek : untuk melindungi diri saat memasak

c. Bahaya potensial :

1. Urutan Kegiatan (secara detil)

Ibu emi bangun sangat pagi 01.30 yang dapat menyebabkan ibu emi

Insomnia. Lalu karena sering menggunakan hanya satu tangan pada

saat memasak ataupun memotong dan membersihkan bahan

masakan, sering menyebabkan ibu emi mengalami kesemutan di

tangan. Pada saat mengantar makanan dengan berjalan kaki ke

asrama dengan beban yang dibawa sangat banyak sebabkan ibu Emi

sering merasa sakit dan kaku pada punggung bawah dan juga nyeri

pada kedua lutut kaki.

2. Alat Pelindung Diri :

- Celemek

3. Bahaya Potensial

Fisik :

a. Dandang

b. Wajan

c. Panci

Kimia : Minyak Goreng

Biologis : -

6

Page 7: Kunjungan Ainun Wikke

Ergonomis :

Psikososial :

d. Resiko kecelakaan kerja

1. Terciprat minyak goreng

2. Panas hingga iritasi terkena alat masak yang terlalu panas

3. Terciprat makanan matang (Sayur,dll)

4. Gas meledak

5. Mengangkat alat masak terlalu berat

6. Terkena air panas saat memasak

IV. Pemeriksaan :

a. Pemeriksaan Fisik (secara umum)

1. Keadaan umum : Baik

2. Tanda Vital :

- Tekanan Darah : 160/110 mmHg (normal)

- Frekuensi Nadi : 75 kali/menit (normal)

- Frekuensi Nafas : 30 kali/menit (normal)

- Suhu : 36,70 C (normal)

3. Keadaan Gizi :

- Berat Badan : 60 Kg

- Tinggi Badan : 155 cm

- BMI : BB (kg)/ TB(m)2

60/(1.55)2 = 25 (overweight)

- Kesan : Gizi berlebih

b. Pemeriksaan Klinis

1. Kelenjar limph

- Leher : Normal

- Axilla : Normal

- Groin : Normal

- Inguinal : Normal

2. Mata

- Pupil : bulat isokor

- Reflex cahaya : postif

7

Page 8: Kunjungan Ainun Wikke

- Sklera : normal

- Konjungtiva : normal

- Bola mata : normal

- Visus : Mata minus namun belum dicek

- Persepsi warna : baik

3. Hidung

- Septum nasi : normal

- Mukosa : baik

- Penciuman : normal

4. Gigi / Gusi : Baik

5. Tenggorokan :

(pharing/nasopharing/laring/tonsil) normal

6. Leher :

Kelenjar thyroid (normal) JVP (normal)

7. Thorak :

Paru-paru (ronkhi) / jantung dalam batas normal

8. Abdomen :

Hati/limfa (tidak terdapat pembesaran)

9. Genito urinary : Normal

10. Anorectal : Normal

11. Ekstremitas & muscular sistem :

Tangan Kanan Kiri

Otot Normal Kurang

Kekuatan Normal Kurang

Tulang Normal Normal

Sensoris Normal Normal

Lain-lain (tendon) Normal Normal

8

Page 9: Kunjungan Ainun Wikke

12. Refleks fisiologi : normal

13. refleks patologis : Babinsky (negatif)

14. Kulit : terdapat bercak bekas luka bakar kecil terkena

cipratan minyak panas yang membekas

15. Status lokalis : -

16. Resume lain yang didapat : -

V. Pemeriksaan Laboratorium :

1. Laboratorium Rutin : -

2. Laboratorium Khusus : -

3. Pemeriksaan Radiologis : -

4. Pemeriksaan non-Lab : -

VI. Analisis hubungan pekerjaan dengan penyakit yang diderita

1. Pemeriksaan ruang/tempat kerja :

Tidak tersedianya tempat bekerja yang memadai memungkinkan

pasien memiliki posisi kerja yang tidak ergonomis dan berisiko terkena

kecelakaan akibat kerja,dan posisi memasak berdiri selama 6 jam

berisiko terkena penyakit-penyakit sendi ataupun syaraf.

2. Pembuktian hubungan penyakit dengan bekerja:

Gejala pertama kali timbul setelah bekerja terlalu lama dalam sehari

(18 jam) walaupun diselingi istirahat yang kurang.

Bekerja sebagai pemasak sehingga memungkinkan pasien terkena

penyakit sendi ataupun syaraf karena posisi masak berdiri terus

menerus selama 16 jam

9

Kaki Kanan Kiri

Otot Normal Normal

Kekuatan Normal Normal

Tulang Normal Normal

Sensoris Normal Normal

Lain-lain (tendon) Normal Normal

Page 10: Kunjungan Ainun Wikke

Keluhan semakin parah 3tahun belakangan kemudian tanpa merubah

kebiasaan dalam bekerja,hanya diberi obat seperti Neuremacyl,Obat

herbal,dan hemaviton.

3. Pembuktian tidak adanya hubungan penyakit dengan penyebab di luar

pekerjaan :

Aktifitas di luar pekerjaan selain sebagai pemasak tidak ada. Ibu

Sulastri mengelola rumah makan selama 22 tahun.

VII. Menegakkan Diagnosa Penyakit Akibat Kerja

Diagnosa Kerja :

Hipertensi

Diagnosa Differensial :

Arthritis

Neuritis

Diagnosa Okupasi :

ICD-10 G56.9 mononeuropathy of upper limb, unspecified

VIII. Kategori Kesehatan

“Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat dipulihkan”

IX. Prognosa

Ad Vitam : Ad Bonam (menyangkut kehidupan)

Ad Sanasionam : Ad Bonam (menyangkut kesembuhan)

Ad Fungsionam : Ad Bonam (menyangkut fungsional)

Prognosa Okupasi : Ad Bonam

X. Permasalahan pasien dan rencana penatalaksanaannya

No Jenis

Permasalahan

Rencana Tindakan Target waktu

dan Evaluasi

Keterangan

1 Dermatitis

Kontak Iritan

Medika mentosa: kortikosteroid

topikal

Non medika mentosa:

menghindari pajanan bahan

iritan

2 minggu

dermatitis dapat

sembuh

10

Page 11: Kunjungan Ainun Wikke

2 APD yang tidak

sesuai

Mengganti dengan

menggunakan APD yang sesuai

standart yang direkomendasikan.

Dengan :

sarung tangan,

pakaian yang tertutup dan

aman

7 hari

3 Ergonomi Pasien : edukasi dan pelatihan

posisi kerja yang baik dan benar

Perusahaan : mengganti alat-alat

kerja yang lebih aman

11

Page 12: Kunjungan Ainun Wikke

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Penyakit Akibat Kerja (PAK) merupakan risiko yang dihadapi pekerja dalam

mengerjakan tugasnya sehari-hari. Dalam hal ini, pengelola masak memiliki risiko untuk

mengalami penyakit akibat kerja seperti Neuritis dan Arthtitis akibat posisi bekerja yang

tidak ergonomis yaitu berdiri dan aktifitas tangan kanan yang lebih dominana saat

memasak dan melayani pelanggan bisa sampai 15 jam. Beridiri terus menerus yang juga

menyebabkan tungkai bawah menjadi keram akibat tekanan dari sendi dan saraf. Maka

dari itu, perlu dilakukan usaha preventif dalam menanggulangi masalah Penyakit Akibat

Kerja yang sering terjadi dengan memberikan edukasi yang baik tentang posisi tubuh

yang ergonomis saat bekerja juga memberikan pekerja alat pelindung diri yang lengkap

dalam mengatasi masalah Penyakit Akibat Kerja.

3.2 Saran

1. Alat Pelindung Diri harus selalu digunakan dalam keadaan apapun saat

bekerja,contohnya masker,sarung tangan untuk memasak,celemek dan lap tangan.

2. Perlu dukungan para karyawan untuk membantu pasien dalam memasak agar

posisi tidak ergomis berkepanjangan dapat dihindari.

3. Perlu waktu istirahat yang cukup untuk memulihkan kesehatan pasien untuk

melindungi pasien tidak terkena Penyakit Akibat Kerja kronik.

12

Page 13: Kunjungan Ainun Wikke

LAMPIRAN KEGIATAN

13

KEGIATAN IBU EMI KETIKA SEDANG BERJUALAN DIASRAMA PUTRI KEGIATAN IBU EMI KETIKA SEDANG BERJUALAN DIASRAMA PUTRI

Page 14: Kunjungan Ainun Wikke

14

MAKANAN YANG HARUS DIBAWA OLEH IBU EMI SETIAP HARINYA MAKANAN YANG HARUS DIBAWA OLEH IBU EMI SETIAP HARINYA