peningkatan pemahaman dan karakter kerja sama siswa kelas...

134
i PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KARAKTER KERJA SAMA SISWA KELAS XI DAN XII IPA SMA SWASTA ILE BOLENG MENGENAI ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN TERBIMBING SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Oleh Efrem Fortunatus Tadon 161424016 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 22-Oct-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KARAKTER KERJA SAMA SISWA

    KELAS XI DAN XII IPA SMA SWASTA ILE BOLENG MENGENAI

    ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE MENGGUNAKAN METODE

    EKSPERIMEN TERBIMBING

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Fisika

    Oleh

    Efrem Fortunatus Tadon

    161424016

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

    JURUSAN PENDIDIKAAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2020

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    ABSTRAK

    PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN KARAKTER KERJA SAMA

    SISWA KELAS XI DAN XII IPA SMA SWASTA ILE BOLENG

    MENGENAI ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE MENGGUNAKAN

    METODE EKSPERIMEN TERBIMBING

    Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Sanata Dharma

    Efrem Fortunatus Tadon

    2020

    Penelitian ini adalah studi kasus yang bertujuan untuk mengetahui (1)

    peningkatan pemahaman siswa kelas XI dan XII IPA dalam pembelajaran

    elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas di SMA Swasta Ile Boleng menggunakan

    metode eksperimen, dan (2) adanya peningkatan karakter kerja sama siswa yang

    terjadi dalam pembelajaran tersebut.

    Penelitian ini dilaksanakan di SMA Swasta Ile Boleng. Partisipan dari penelitan ini

    adalah kelas XI dan XII IPA, yang terdiri dari 8 siswa. Treatment yang diberikan

    berupa pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing. Adapun instrumen

    yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, lembaran observasi, dan tes

    tertulis berupa pretest dan posttest. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian

    ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa pembelajaran fisika pada pokok

    bahasan elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas menggunakan metode

    eksperimen terbimbing dapat : (1) meningkatkan pemahaman hasil belajar siswa,

    dan (2) meningkatkan karakter kerja sama siswa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    ABSTRACT

    INCREASING STUDENTS’ UNDERSTANDING AND COOPERATIVE

    CHARACTERS OF XI DAN XII GRADE OF SCIENCE MAJOR IN ILE

    BOLENG PRIVATE HIGH SCHOOL ON ELASTICITY AND HOOKE LAW

    USING THE GUIDED EXPERIMENT METHOD

    Thesis, Physics Education Study Program

    Faculty of Teachers Training and Education

    Sanata Dharma University

    Efrem Fortunatus Tadon

    2020

    This research is a case study that aims to find out (1) the improvement of

    students' understanding of XI dan XII grade of science major in learning elasticity

    and Hooke Law on springs at Ile Boleng Private High School using guided

    experimental methods, and (2) the increase of students cooperative character that

    occurs in such learning.

    This research was conducted at the Ile Boleng Privase High School. The

    participants of this research were XI and XII grade of Science major, which

    consisted of 8 students. The treatment provided was in the form of learning with the

    guided experimental method. The instruments used in this study were

    questionnaires, observation sheets, and written tests in the form of pretest and

    posttest. This type of research used in this research was descriptive qualitative and

    quantitative descriptive research.

    The results showed that physics learning on the subject of elasticity and

    Hooke's Law on springs using the guided experimental method was able to improve

    (1) student understanding of learning outcomes and (2) the students’ cooperative

    character.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

    berkat, rahmat, bimbingan dan penyertaan-Nya dari awal hingga akhir penyusunan

    Proposal yang berjudul “Peningkatkan Pemahaman dan Karakter kerja sama siswa

    kelas XI dan XII IPA SMA Swasta Ile Boleng Mengenai elastisitas dan Hukum

    Hooke Menggunakan Metode Eksperimen Terbimbing” dapat diselesaikan dengan

    baik.

    Penulisan ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk

    memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Sanata Dharma. Penulisan ini

    dapat terselesaikan dengan baik berkat kerjasama, dukungan, bantuan, motivasi,

    serta gagasan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

    mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak

    langsung memberi bantuan dan dukungan terselesainya proposal ini:

    1. Prof. Dr. Paul Suparno, S. J., M.S.T selaku dosen pembimbing yang telah

    memberikan bimbingan, dukungan, bantuan, dan motivasi kepada penulis

    dalam menyelesaikan skripsi ini.

    2. Elisabeth Dian Atmajati, S.Pd., M.Si selaku dosen Program Studi

    Pendidikan Fisika yang telah membantu memvalidasi kisi-kisi instrumen tes

    tertulis dan observasi kepada penulis dalam mengerjakan skripsi dan selaku

    dosen penguji yang telah bersedia memberikan masukan guna

    menyempurnakan skripsi ini.

    3. Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

    Fisika dan dosen penguji yang telah memberikan motivasi dan masukan

    guna menyempurnkan skripsi ini.

    4. Segenap dosen dan karyawan Program studi Pendidikan Fisika yang telah

    memberikan pendidikan serta layanan dengan baik kepada penulis selama

    menempuh studi di Program studi Pendidikan Fisika Universitas Sanata

    Dharma.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    5. Bapak Drs. Lukas Tura Boli, selaku Kepala Sekolah SMA Swasta Ile

    Boleng yang telah memberikan ijin penelitian.

    6. Bapak Nikodemus Bin Bernadus, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Fisika

    kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 yang telah membantu dalam persiapan

    penelitian, memberi masukan dan semangat.

    7. Segenap Bapak/Ibu guru beserta kariawan SMA Swasta Ile Boleng yang

    telah memberikan bantuan dan dukungan.

    8. Bapak Tadon Ama dan Mama Oktovia Niga, Kakakku Elvin Tadon, Rina

    Tadon, Rino Tadon, Asti Orlando, Ance Orlando, Esi Orlando, dan adikku

    Elsa Tadon, yang selalu mendoakan dan memberi semangat sehingga dapat

    terselesaikannya skripsi ini.

    9. Teman-teman Yohana Atwina Aspiranti Ndoa, Maria Gratiana Adelaide

    Simon, Maria Goreti Sarah Hutu, Chresensia Febby Varisa, Arvian Ama

    Ngongo, Alfan R.F. Pariuri, Yohanes Yesan, dan Andreas Ujik Pratama

    yang selalu memberikan dukungan, doa dan semangat.

    10. Margaretha Fionelda Marin yang selalu memberi dukungan, semangat dan

    selalu mengingatkan untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

    11. Teman-teman seangkatan Pendidikan Fisika 2016 yang telah berjuang

    bersama dalam keadaan suka maupun duka.

    Penulis

    Efrem Fortunatus Tadon

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

    HALAMAN PENGESAHAN OLEH PEMBIMBING ......................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN OLEH PENGUJI ................................................. iii

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................... iv

    HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI HASIL KARYA.............................. v

    ABSTRAK ......................................................................................................... vi

    ABSTRACT ........................................................................................................ vii

    KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

    DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

    DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

    DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv

    BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................... 1

    1.1. Latar Belakang....................................................................................... 1

    1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 3

    1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 4

    1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................. 4

    BAB 2 KAJIAN TEORI ...................................................................................... 5

    2.1. Pemahaman ........................................................................................... 5

    2.2. Hasil Belajar .......................................................................................... 5

    2.3. Metode Eksperimen Terbimbing ............................................................ 6

    2.4. Pendidikan Karakter .............................................................................. 9

    2.5. Kerja Sama .......................................................................................... 10

    2.6. Materi Pembelajaran Elastisitas dan Hukum Hooke ............................. 12

    2.7. Langkah Penelitian .............................................................................. 21

    BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 23

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    3.1. Jenis Penelitian .................................................................................... 23

    3.2. Waktu dan Tempat ............................................................................... 23

    3.3. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................ 23

    3.4. Desain Penelitian ................................................................................. 24

    3.5 Treatment ............................................................................................ 25

    3.6 Instrumen............................................................................................. 25

    3.7 Validitas .............................................................................................. 34

    3.8 Analisis Data ....................................................................................... 35

    BAB 4 DATA DAN ANALISIS ........................................................................ 45

    4.1 Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 45

    4.2 Data dan Analisis ................................................................................. 48

    4.3 Pembahasan ......................................................................................... 55

    4.4 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 59

    BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 60

    5.1 Kesimpulan.......................................................................................... 60

    5.2 Saran ................................................................................................... 60

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 61

    LAMPIRAN ...................................................................................................... 63

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Grafik Hubungan Gaya dengan Perubahan Panjang Benda .............. 13

    Gambar 2.2 Neraca pegas.................................................................................. 14

    Gambar 2.3 Schock Breaker pada motor............................................................. 14

    Gambar 2.4 Susunan seri pada pegas .................................................................. 17

    Gambar 2.5 Susunan paralel pegas ..................................................................... 18

    Gambar 2.6 Gerak Harmonik pada Pegas ........................................................... 19

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3. 1 Kisi-kisi dan format soal uraian Pretest Materi elastisitas dan

    Hukum Hooke Pada Pegas ................................................................. 27

    Tabel 3. 2 Kisi-kisi dan format soal uraian Posttest Materi elastisitas dan

    Hukum Hooke Pada Pegas ................................................................ 29

    Tabel 3. 3 Kisi-kisi Instrumen Observasi ............................................................ 32

    Tabel 3. 4 Kisi-kisi instrumen Angket ................................................................ 34

    Tabel 3. 5 Penentuan skor tiap soal .................................................................... 35

    Tabel 3. 6 Jawaban soal pretest dan posttest ....................................................... 36

    Tabel 3. 7 Klarifikasi skor Observasi Kerja Sama .............................................. 44

    Tabel 4. 1 Ringkasan Pelaksanaan Penelitian ……………………………………45

    Tabel 4. 2 Skor Hasil Belajar Siswa Awal dan Akhir ......................................... 49

    Tabel 4. 3 Analisis Wilcoxon untuk kelompok dependen XI dan XII IPA .......... 50

    Tabel 4. 4 Hasil Angket Tingkat Kerja Sama Siswa ........................................... 52

    Tabel 4. 5 Hasil Analisis Angket Tingkat Kerja Sama Siswa .............................. 53

    Tabel 4. 6 Hasil Observasi Tingkat Kerja Sama Siswa ....................................... 54

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian dari Kampus .................................................... 64

    Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian dari Sekolah .................................................... 65

    Lampiran 3 Surat Keterangan setelah Penelitian ................................................. 66

    Lampiran 4 Validitas Soal Pre-test dan Post-test, Lembar Kerja Siswa (LKS) .... 67

    Lampiran 5 Soal Pre-test dan Post-test ............................................................... 80

    Lampiran 6 Kunci Jawaban Soal Pre-test dan Post-test ...................................... 80

    Lampiran 7 Angket Kerja Sama Siswa ............................................................... 87

    Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa (LKS) ............................................................. 88

    Lampiran 9 Jawaban Pre-test dan Post-test Siswa ............................................... 95

    Lampiran 10 Angket Kerja Sama Pre-test dan post-test Siswa .......................... 103

    Lampiran 11 Hasil Instrumen Observasi........................................................... 105

    Lampiran 12 Hasil Lembar Kerja Siswa (LKS) ................................................ 106

    Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................................. 113

    Lampiran 14 Foto ............................................................................................ 121

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Pemahaman merupakan salah satu faktor psikologis dalam belajar.

    Pemahaman dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Dalam hal

    ini siswa dapat menguasai materi, memahami maksudnya, menangkap

    maknanya, yang dipelajari bersama di dalam kelas menjadi tujuan akhir dari

    pembelajaran. Pemahaman memiliki arti yang mendasar, sehingga tanpa

    pemahaman, skill pengetahuan dan sikap tidak akan bermakna. Pemahaman

    bersifat dinamis. Dengan ini diharapkan pemahaman akan bersifat kreatif

    dan akan menghasilkan imajinasi dan pikiran yang tenang. Apabila siswa

    benar-benar memahaminya, maka akan siap memberi jawaban yang pasti

    atas pertanyaan-pertanyaan atau berbagai masalah dalam belajar. Dengan

    demikian, pemahaman sangat penting dalam belajar, menurut Thomas F.

    Staton (dalam Sardiman, 1986: 42).

    Pendidikan karakter adalah proses yang tak pernah berhenti.

    Pendidikan karakter bukanlah sebuah proyek yang ada awal dan akhirnya.

    Pendidikan karakter diperlukan agar setiap individu menjadi orang yang

    lebih baik, menjadi warga masyarakat yang lebih baik, dan menjadi warga

    Negara yang lebih baik (Raka Gede, dkk, 2011). Berdasarkan pengalaman

    penulis waktu masih berada di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA),

    pendidikan karakter yang diterapkan dalam pembelajaran bisa dibilang

    masih kurang, oleh karena itu pendidikan karakter harus diterapkan pada

    saat pembelajaran sehingga dapat membantu siswa menjadi individu yang

    lebih baik dan mempunyai karakter yang baik pula. Dalam pembelajaran

    metode eksperimen sangat penting untuk membantu siswa memahami

    materi yang diajarkan, karena siswa dapat langsung melakukan percobaan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    yang berkaitan dengan materi. Hal ini, pernah dialami penulis sewaktu

    masih menempuh jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), dimana Guru

    mata pelajaran lebih monoton menjelaskan materi di kelas dibandingkan

    melakukan percobaan di laboratorium yang telah difasilitasi sekolah. Dari

    pengalaman tersebut dan berdasarkan kurikulum 2013 siswa dituntut agar

    lebih aktif, mencari, menemukan, dan merumuskan suatu permasalahan

    dalam proses pembelajaran. Guru hanya sebagai fasilitator. Penulis

    melakukan penelitian dengan menggunakan metode eksperimen untuk

    membantu siswa dalam memahami materi yang diajarkan, sehingga siswa

    benar-benar terlibat langsung dalam melakukan percobaan berkaitan

    dengan materi dan juga siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran.

    Hukum Hooke menyatakan “Jika gaya Tarik yang bekerja pada

    pegas tidak melampaui batas elastisitas pada pegas, maka pertambahan

    panjang pegas berbanding lurus dengan gaya yang bekerja pada pegas”.

    Semakin besar gaya tarik yang bekerja pada pegas, semakin besar

    pertambahan panjang pegas (Marthen, 2006). Salah satu konsep Hukum

    Hooke yang diajarkan di SMA adalah elastisitas dan Hukum Hooke pada

    pegas. Konsep tersebut merupakan konsep dasar. Melalui metode kelas

    eksperimen dan kelas kontrol, siswa harus memahami secara sungguh-

    sungguh mengenai konsep Hukum Hooke tersebut. Jika konsep Hukum

    Hooke tidak dipahami secara benar, maka siswa akan mengalami kesulitan

    dalam memahami konsep-konsep fisika lainnya, terutama yang berkaitan

    dengan konsep Hukum Hooke pada pegas.

    Didalam kegiatan belajar mengajar seorang guru jarang melakukan

    komunikasi dengan siswa terkait dengan materi yang sudah diajarkan di

    dalam kelas. Hal ini, pernah dialami penulis sewaktu masih menempuh

    jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), dimana guru mata pelajaran fisika

    lebih fokus untuk memenuhi tugas pembelajaran secara umum sehingga,

    membuat materi yang diajarkan tidak tersampaikan dengan baik.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    Penelitian ini dilakukan di SMA Swasta Ile Boleng karena pada

    sekolah ini belum pernah dilakukan penelitian tentang metode eksperimen

    terbimbing. Selain itu, jumlah siswa kelas XI IPA SMA Swasta Ile Boleng

    terdiri dari dua kelas dan setiap kelas berjumlah 26 siswa, sehingga peneliti

    dapat memili satu kelas untuk melakukan penelitian.

    Berdasarkan latar belakang itu, maka peneliti tertarik melakukan

    penelitian untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa mengenai konsep

    elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas di SMA Swasta Ile Boleng. Oleh

    karena itu, penulis mengambil judul penelitian ini: “Peningkatkan

    pemahaman dan karakter kerja sama siswa kelas XI dan XII IPA mengenai

    Hukum Hooke menggunakan eksperimen terbimbing di SMA Swasta Ile

    Boleng.

    1.2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas penulis merumuskan masalah

    penelitian sebagai berikut :

    1) Apakah tingkat pemahaman siswa kelas XI dan XII IPA mengenai

    konsep elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas di SMA Swasta

    Ile Boleng meningkat lewat pembelajaran dengan metode

    eksperimen terbimbing.

    2) Apakah karakter kerja sama siswa kelas XI dan XII IPA di SMA

    Swasta Ile Boleng meningkat setelah belajar dengan metode

    eksperimen tentang elastisitas dan hukum Hooke.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    1.3. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah

    untuk mengetahui:

    1) Peningkatan pemahaman siswa kelas XI dan XII IPA mengenai

    konsep elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas di SMA Swasta

    Ile Boleng menggunakan metode eksperimen terbimbing.

    2) Peningkatan karakter kerja sama siswa kelas XI dan XII IPA di SMA

    Swasta Ile Boleng setelah belajar dengan metode eksperimen

    tentang elastisitas dan hukum Hooke.

    1.4. Manfaat Penelitian

    1.4.1. Bagi Guru

    Memberikan informasi mengenai pemahaman siswa dalam

    memahami konsep elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas dengan

    menggunakan metode eksperimen, dan juga memberikan informasi terkait

    pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen sehingga

    diharapkan dapat membantu proses pembelajaran di sekolah.

    1.4.2. Bagi Penelitian

    Memberikan bahan referensi bagi peneliti yang ingin

    mengembangkan penelitian mengenai pengaruh metode eksperimen

    dalam pembelajaran fisika.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    BAB 2

    KAJIAN TEORI

    2.1. Pemahaman

    Arti pemahaman

    Pemahaman adalah proses mental seseorang memahami sesuatu

    yang telah diketahui dan diingat dan merupakan landasan bagi siswa untuk

    membangun wawasan (Pusat Bahasa Depdiknas, 2002 & Simanjutak,

    2012). Pemahaman konsep dan prinsip merupakan persyaratan keberhasilan

    siswa terhadap fisika (Simanjutak, 2012).

    Beberapa indikator yang menunjukkan pemahaman seseorang akan

    suatu konsep menurut (Wardani, 2010) antara lain: 1) dapat menyatakan

    pengertian konsep dalam bentuk definisi menggunakan kalimat sendiri

    secara rinci; 2) dapat mengklasifikasi obyek-obyek menurut sifat-sifat

    tertentu (sesuai dengan konsepnya); 3) dapat menyajikan konsep dalam

    berbagai bentuk representasi matematis; 4) dapat memberi contoh dan non

    contoh dari konsep; 5) dapat mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup

    konsep; 6) dapat menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau

    operasi tertentu; 7) dapat mengaplikasikan konsep pemecahan masalah.

    2.2. Hasil Belajar

    2.2.1. Pengertian Hasil Belajar

    Hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik

    kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai maupun dikuasai siswa

    setelah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar dapat dijadikan

    tolak ukur keberhasilan pembelajaran yang dilakukan guru, sekaligus

    tingkat pencapaian siswa terhadap kompetensi atau materi yang telah

    ditentukan (Kunandar, 2013: 62)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    Hasil belajar merupakan sesuatu yang sangat penting. Dengan hasil

    belajar guru bisa melakukan refleksi dan evaluasi terhadap kualitas

    pembelajaran yang telah dilakukan. Metode, strategi, media, model

    pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar itu tepat dan

    efektif dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa.

    Jika hasil belajar belajar siswa berupa Kriteria Ketuntasan Minimal

    (KKM) maka bisa dikatakan proses pembelajaran yang dilakukan guru

    berhasil dan siswa telah tuntas dalam menguasai kompetensi atau materi

    yang telah ditentukan. Jika hasil belajar siswa dibawah Kriteria Ketuntasan

    Minimal (KKM) maka bisa dikatakan proses pembelajaran yang dilakukan

    guru gagal dan siswa belum tuntas dalam menguasai kompetensi atau materi

    yang ditentukan.

    2.2.2. Hasil Belajar Fisika

    Pencapaian hasil belajar yang baik dalam pembelajaran fisika adalah

    kemampuan siswa dapat memahami materi fisika yang diberikan guru.

    Kemampuan hasil belajar dapat dilihat dari berbagai aspek contohnya

    adalah dalam proses belajar mengajar siswa dapat mengerjakan soal,

    memahami materi, berpendapat. Pada pembelajaran dengan suatu

    eksperimen, siswa dapat melakukan percobaan dengan mengalami dan

    membuktikan sendiri dari suatu yang telah dipelajari dengan bantuan alat,

    lembar kerja siswa (LKS) untuk tercapainya suatu percobaan.

    2.3. Metode Eksperimen Terbimbing

    2.3.1. Pengertian Metode Eksperimen

    Metode Eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa

    melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu

    yang dipelajari. Siswa dituntut mengalami sendiri, mencari kebenaran, dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    mencoba mencari suatu hukum atau dalil serta menarik kesimpulan atas

    proses yang dialaminya (Bahri, 2006: 84).

    Secara umum metode eksperimen adalah metode mengajar yang

    mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian,

    pengecekan, bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar

    (Suparno, 2013: 83). Berdasarkan pendapat disimpulkan bahwa metode

    eksperimen merupakan metode mengajar yang melibatkan siswa secara

    langsung untuk melakukan percobaan. Siswa dapat menemukan kebenaran

    sendiri, mengamati peristiwa atau kejadian yang terjadi pada suatu obyek

    dibawah bimbingan guru.

    2.3.2. Metode Eksperimen Terbimbing

    Dalam metode eksperimen seluruh jalan percobaan sudah dirancang

    oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh siswa, sehingga siswa tidak

    bingung tentang langkah-langkah yang akan dibuat. Data yang harus

    dikumpulkan dan kesimpulan mana yang akan dituju oleh siswa cukup jelas.

    1) Tugas Guru dalam eksperimen terbimbing

    Menurut Suparno, (2013: 84) untuk melakukan pembelajaran

    dengan eksperimen terbimbing, guru berpengaruh sangat penting. Beberapa

    hal penting yang dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut:

    (1) Memilih eksperimen yang akan diberikan kepada siswa.

    (2) Merencanakan langkah-langkah percobaan atau membuat Lembar

    Kerja Siswa (LKS).

    (3) Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan, sehingga pada saat

    siswa melakukan eksperimen semua alat siap dan eksperimen

    berjalan dengan lancar.

    (4) Pada saat siswa melakukan esperimen, guru bisa berkeliling melihat

    bagaimana siswa melakukan eksperimen dan memberi masukan

    kepada siswa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    (5) Bila ada alat yang macet guru dapat membantu siswa agar alatnya

    jadi baik.

    (6) Membantu siswa dalam menarik kesimpulan dari percobaan yang

    dilakukan.

    (7) Guru harus memeriksa laporan praktikum siswa.

    2) Tugas Siswa dalam eksperimen terbimbing

    Dalam eksperimen terbimbing, siswa berada dalam kelompok kecil

    untuk melakukan eksperimen/percobaan yang sesuai dengan petunjuk

    praktikum atau LKS yang diberikan oleh guru. Dalam percobaan, siswa

    akan melakukan beberapa hal sebagai berikut (Suparno, 2013: 85):

    (1) Membaca petunjuk praktikum atau LKS dengan teliti sebelum

    melakukan praktikum atau percobaan.

    (2) Mencari alat-alat yang diperlukan dalam praktikum.

    (3) Merangkai alat-alat sesuai dengan gambar rangkaian pada LKS.

    (4) Mulai mengamati jalannya percobaan dan mencatat data yang

    diperlukan.

    (5) Mendiskusikan dalam kelompok untuk membuat laporan praktikum

    dan membuat kesimpulan dari data hasil percobaan.

    (6) Dapat mempresentasikan percobaan yang telah dilakukan.

    Dalam pembelajaran fisika di SMA dan SMP, kebanyakan

    eksperimen dipilih yang terbimbing atau terencana. Alasan utama adalah

    dengan model eksperimen terbimbing ini, hasilnya akan lebih cepat selesai

    dan lebih teratur serta terarah, sehingga siswa tidak mudah bingung

    (Suparno, 2013: 84). Metode ini melatih siswa untuk cermat, terampil, dan

    aktif melakukan perencanaan, pengumpulan data, pengamatan, penemuan,

    hingga menarik kesimpulan. Manfaat menggunakan metode eksperimen

    dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam bertujuan agar siswa mampu

    mencari dan menemukan sendiri.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    2.4. Pendidikan Karakter

    2.4.1. Arti Pendidikan Karakter

    Pendidikan karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang di

    dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi

    generasi selanjutnya. Pendidikan karakter adalah proses yang tak pernah

    berhenti. Pemerintah boleh berganti, raja boleh turun takhta, presiden boleh

    berakhir masa jabatannya, namun pendidikan karakter harus berjalan terus.

    Pendidikan karakter bukanlah sebuah proyek yang ada awal dan akhirnya.

    Pendidikan karakter diperlukan agar setiap individu menjadi orang yang

    lebih baik, menjadi warga masyarakat yang lebih baik, dan menjadi warga

    negara yang lebih baik (Raka Gede, dkk, 2011). Pada penelitian ini, peneliti

    melakukan observasi menggunakan pedoman lembar observasi yang telah

    memuat sejumlah indikator atau aspek sikap yang akan diamati untuk

    melihat karakter dalam tindakan kerja sama yang dilakukan siswa dalam

    proses pembelajaran.

    2.4.2. Isi Pendidikan Karakter di Sekolah

    Isi pendidikan karakter sebagai berikut (Raka Gede, dkk, 2011):

    (1) Kejujuran: kejujuran tidak hanya mencangkup pengertian tidak

    bohong atau berkata benar, tetapi juga tindakan “tidak

    mengambil barang yang bukan haknya”.

    (2) Rasa Tanggung Jawab: jujur dan tanggung jawa merupakan

    perwujutan dari integrasi. Salah satu sikap bertanggung jawab

    sangat perlu dikembangkan adalah “tidak mencari kambing

    hitam”. Mencari kambing hitam adalah kebiasaan melempar

    kesalahan kepada orang atau pihak lain apabila ada hal-hal yang

    tidak diinginkan terjadi.

    (3) Semangat Belajar: kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa

    sangat ditentukan oleh kemampuan menciptakan, menguasai,

    dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    (4) Disiplin Diri: orang yang berkarakter adalah orang yang

    mempunyai disiplin diri tingkat tinggi karena mereka adalah

    orang-orang yang melakukan kebaikan atas kesadaran dan

    kemauan sendiri bukan karena disuruh atau diawasi orang lain.

    (5) Kegigihan: kegigihan mencangkup kesediaan untuk bekerja

    keras, tekun, dan pantang menyerah.

    (6) Apresiasi terhadap Kebinekaan: kemampuan untuk menjadikan

    kebinekaan sebagai kekuatan juga diperlukan untuk membangun

    Indonesia yang maju, adil, sejahtera, dan demokratif.

    (7) Semangat Berkontribusi: merupakan perpaduan dari

    kedermawanan, kepedulian, kerelaan berbagi, ketulusan, dan

    kasih.

    (8) Optimisme: optimisme adalah salah satu karakter yang ditempa

    oleh para bapak bangsa ketika menggalang kekuatan rakyat

    Indonesia untuk melawan penjajah.

    Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai

    semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama,

    menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada

    orang-orang yang membutuhkan. Diharapkan siswa dapat menunjukkan

    sikap menghargai sesama, dapat bekerja sama, inklusif, mampu

    berkomitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong

    menolong, memiliki empati dan rasa solidaritas, anti diskriminasi, anti

    kekerasan, dan sikap kerelawanan (Widodo, Joko dan Jusuf Kalla, 2017).

    2.5. Kerja Sama

    Salah satu isi nilai karakter yang penting di Indonesia adalah kerja sama.

    Nilai kerja sama atau gotong royong ini sangat ditekankan oleh presiden

    Joko Widodo dalam nawacita.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    2.5.1. Pengertian Kerja Sama

    Kerja sama adalah bentuk hubungan antara siswa dalam kelompok,

    dimana siswa dapat mencapai tujuan. Dalam menyelesaikan masalah, kerja

    sama menghasilkan perubahan prestasi untuk menjadi lebih tinggi daripada

    persaingan. Belajar bekerja sama juga menghasilkan perbaikan kemampuan

    untuk melihat masalah dari sudut pandang orang lain. Dalam situasi kerja

    sama setiap individu berusaha untuk memberikan sesuatu yang

    menguntungkan bagi individu lain maupun pada kelompok. Semua siswa

    dalam kelompok akan bekerja untuk satu hasil, dan materi-materinya dapat

    dibagi diantara golongannya (Djiwandono, 2006: 368).

    2.5.2. Belajar Bersama

    Dilihat dari upaya pengembangan kapabilitas kepala sekolah dan

    guru yang terlibat, pendekatan kokreasi (sinergi antara 2 pihak atau lebih

    dalam menciptakan sesuatu yang lebih baik) pada dasarnya merupakan cara

    mudah untuk menciptakan forum belajar bersama. Para kepala sekolah dan

    guru yang terlibat disediakan peluang dan diminta untuk berbagai

    pandangan serta memberikan pendapatnya tentang berbagai topik

    pendidikan karakter. Dalam proses setiap pengalaman dan pendapat

    diperhatikan, didengarkan, dan dihargai. Forum belajar bersama ini secara

    tidak disadari akan memperkaya dan memperluas wawasan peserta dan

    membuat setiap orang yang terlibat lebih terbuka terhadap gagasan dan

    sudut padang yang berbeda. Forum belajar bersama juga menjadi media

    untuk memahami dan internalisasi konsep-konsep serta gagasan-gagasan

    mengenai pendidikan karakter (Raka Gede, dkk, 2011).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    2.6. Materi Pembelajaran Elastisitas dan Hukum Hooke

    2.6.1. Elastisitas

    Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk

    awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu

    dihilangkan (dibebaskan) (Kanginan, 2006: 150).

    2.6.2. Perubahan Panjang Benda

    Gambar 2.1 menyajikan grafik tipikal untuk hubungan gaya

    diberikan versus perubahan panjang benda. Sampai dengan titik yang

    disebut batas proporsional (limit of proportionality), Persamaan F = k ∆l

    merupakan hubungan yang baik bagi banyak material yang umum dijumpai,

    dan kurvanya linear (bebentuk garis lurus). Lewat dari titik ini, grafik

    menampakkan bentuk kurva yang menyimpang dari garis lurus, dan tidak

    lagi terdapat hubungan sederhana diantara F dan ∆l. Namun demikian, bila

    kita teruskan sedikit lebih jauh ke atas pada kurva tersebut, hingga ke titik

    yang disebut batas elastis (elastic limit ), benda akan kembali ke panjang

    aslinya bilamana gaya eksternal tidak lagi dikerahkan pada (atau

    disingkirkan dari) benda. Ruas pada kurva yang dimulai dari titik awal

    hingga ke titik batas elastis ini disebut daerah elastis (elastic region).

    Apabila sebuah benda diregangkan melewati batas elastis ini, maka benda

    tersebut akan memasuki daerah plastis (plastic region): benda tak lagi akan

    kembali ke panjang aslinya bilamana gaya eksternal dihilangkan dari benda,

    melainkan akan mengalami deformasi secara permanen seperti sebuah klip

    kertas yang dibengkokkan. Perubahan panjang maksimum akan dicapai

    pada titik batas patah (breaking point). Besarnya gaya maksimum yang

    dapat dikerjakan pada benda tanpa menjadikan benda itu patah disebut

    kekuatan ultimat (ultimate strength) (Giancoli, 2014).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    Grafik hubungan gaya dengan perubahan panjang benda pada

    gambar 2.1, gaya F yang diberikan pada suatu benda maka akan terjadi

    perubahan panjang (∆l). Jika gaya F tersebut tidak melampaui batas

    elastisitas benda maka benda tersebut akan kembali ke bentuk awalnya

    segera setelah gaya F yang diberikan dihilangkan (dibebaskan).

    Gambar 2.1 Grafik Hubungan Gaya dengan Perubahan Panjang Benda

    2.6.3. Maanfaat pegas dalam kehidupan sehari-hari

    2.6.3.1. Neraca Pegas

    Neraca pegas disebut juga dynamometer. Neraca ini umum

    digunakan oleh siswa untuk menyelidiki gaya-gaya pada suatu

    percobaan (misalnya menyelidiki gaya normal dan gaya gesekan). Cara

    kerjanya adalah sebagai berikut. Jika suatu benda bermassa m digantung

    pada pengait neraca, gaya berat benda mg akan menarik pegas sehingga

    pegas mulur seperti pada (Gambar 2.2). Pemuluran pegas menunjukan

    ukuran gaya. Besar gaya ditunjukkan oleh jarum penunjuk yang akan

    menunjuk angka tertentu pada skala yang terdapat di samping pegas.

    Skala ini dinyatakan dalam Newton (Kanginan, 2006: 180). Oleh karena

    itu dengan neraca pegas, dapat dilakukan pengukuran terhadap berat

    suatu benda.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    Gambar 2.2 Neraca pegas

    2.6.3.2.Shock Breaker

    Pegas digunakan pada suspensi kendara bermotor seperti pada

    (Gambar 2.3). Ketika melalui jalan berlubang, berat pengendara berikut

    berat motor akan menekan pegas sehingga pegas termampatkan. Begitu

    motor berada di jalan datar, pegas kembali ke panjang aalnya.

    Pengendara hanya akan merasakan sedikit ayunan dan akan merasa

    nyaman mengendarai motor (Kanginan, 2006: 180)

    Gambar 2.3 Schock Breaker pada motor

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    2.6.4. Hukum Hooke untuk susunan pegas

    Hukum Hooke menyatakan “Jika gaya tarik yang bekerja pada pegas

    tidak melampau batas elastisitas pada pegas, maka pertambahan panjang

    pegas berbanding lurus dengan gaya yang bekerja pada pegas”. Semakin

    besar gaya tarik yang bekerja pada pegas, semakin besar pertambahan

    panjang pegas (Kanginan, 2006: 174). Pada setiap pegas akan berlaku

    persamaan berikut:

    F = k ∆x (2.1)

    Dengan

    F = gaya yang bekerja pada pegas (N)

    k = konstanta gaya pegas (N/m)

    ∆x = pertambahan panjang pegas (m)

    2.6.4.1. Susunan seri pegas

    Prinsip susunan seri beberapa pegas sebagai berikut

    (Gambar 2.4).

    1) Gaya tarik yang dialami tiap pegas sama besar, dan gaya tarik

    ini sama dengan gaya tarik yang dialami pegas pengganti.

    F1 = F2 = F (2.2)

    2) Pertambahan panjang pegas pengganti seri ∆x, sama dengan

    total pertambahan panjang tiap-tiap pegas.

    ∆x = ∆x1 + ∆x2 (2.3)

    Hubungan antara konstata pegas pengganti dengan konstata

    masing-masing pegas yang disusun seri dapat ditentukan dengan

    menggunakan Hukum Hooke sebagai berikut :

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    F = ks ∆x shingga ∆x = F/ ks

    F1 = k1 ∆x1 dengan F = k1 ∆x1 sehingga ∆x1 = F/ ks

    F1 = k2 ∆x1 dengan F = k2 ∆x1 sehingga ∆x2 = F/ ks

    ∆x = ∆x1 + ∆x2, sehingga diperoleh persamaan berikut.

    ∆x = ∆x1 + ∆x2

    𝐹

    𝑘𝑠 =

    𝐹

    𝑘1 +

    𝐹

    𝑘2

    1

    𝑘𝑠 =

    1

    𝑘1 +

    1

    𝑘2 (2.4)

    Dengan demikian dapat diperoleh bahwa kebalikan

    konstanta pegas pengganti seri sama dengan jumlah kebalikan

    konstanta masing-masing pegas yang disusun seri tersebut.

    1

    𝑘𝑠 =

    1

    𝑘1 +

    1

    𝑘2 + … (2.5)

    Jika sebanyak n pegas yang disusun seri dengan konstata

    masing-masing pegas sebesar k, maka konstanta pegas

    pengganti susunan seri dapat dihitung dengan menggunakan

    rumus:

    ks = k / n (2.6)

    Dengan

    ks = konstanta pegas pengganti susunan seri (N/m)

    k = konstanta masing-masing pegas (N/m)

    n = jumlah pegas yang disusun secara seri.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    Gambar 2.4 Susunan seri pada pegas

    2.6.4.2. Susunan paralel pegas

    Prinsip susunan paralel beberapa pegas sebagai berikut

    (Gambar 2.5).

    1) Gaya tarik pada pegas pengganti susunan paralel merupakan

    jumlah dari gaya tarik masing-masing pegas yang disusun

    paralel pegas tersebut.

    F = F1 + F2 (2.7)

    2) Pertambahan panjang pegas pengganti susunan paralel sama

    dengan pertambahan panjang masing-masing pegas yang

    disusun paralel.

    ∆x = ∆x1 = ∆x2 (2.8)

    Konstanta pegas pengganti susunan paralel sama dengan

    jumlah konstanta masing-masing pegas yang disusun paralel.

    kp = k1 + k2 +k3 +… (2.9)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    Jika sebanyak n pegas disusun secara paralel dengan

    konstanta masing-masing pegas sebesar k, maka konstata pegas

    pengganti paralel kp dapat ditentukan dengan rumus:

    kp = nk (2.10)

    Dengan

    kp = Konstanta pegas pengganti susunan paralel (N/m)

    k = Konstanta masing-masing pegas (N/m)

    n = jumlah pegas yang disusun secara paralel

    Gambar 2.5 Susunan paralel pegas

    2.6.5. Gerak Harmonik Sederhana

    Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak balik benda melalui

    titik keseimbangan yang disebabkan oleh adanya gaya pemulih. Gerak

    harmonik sederhana juga merupakan gerak sebuah benda dimana grafik

    posisi partikel sebagai fungsi waktu berupa sinus (dapat dinyatakan dalam

    bentuk sinus atau cosinus). Syarat gerak harmonik sederhana ialah bila

    percepatan sebuah benda berbanding lurus dan arahnya berlawanan dengan

    simpangan, benda itu akan bergerak sederhana.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    Mari perhatikan benda m yang dihubungkan dengan ujung pegas bebas

    yang mendatar diatas suatu bidang datar licin (gesekan diabaikan) pada

    (Gambar 2.6). Sebelumnya telah diketahui bahwa ketika pegas diberikan

    simpangan x (ditarik/ditekan sejauh x) maka pegas memberikan gaya

    sebesar F = kx.

    Posisi keseimbangan benda m adalah posisi ketika benda belum

    ditarik atau ditekan. Pada posisi kesimbangan, simpangan x = 0 sehingga

    gaya pegas F = kx =0.

    Gambar 2.6 Gerak Harmonik pada Pegas

    Pada gambar 2.6 benda m ditarik sejauh x ke kanan sehingga

    simpangan adalah x = +x, otomatis gaya pegas F = -kx (nilai minus pada F

    = kx dipengaruhi oleh gaya pemulih yang selalu berlawanan arah dengan

    arah gerak benda). Gaya pegas F = - kx arah ke kiri, sehingga cenderung

    menggerakan benda m ke kiri, jika benda m dibebaskan (tidak ditahan).

    Benda m bergerak ke kiri melalui posisi keseimbangannya. Pada posisi x =

    0, dan otomatis F = - kx = 0. Tampak bahwa pada posisi kesimbangan tidak

    bekerja gaya pegas (sebab F = 0 ). Akan tetapi, pada posisi x = 0 benda m

    telah memiliki kecepatan dalam arah ke kiri sehingga benda m terus

    bergerak ke kiri. Begitu simpangan x negatif (ke kiri) pada benda m akan

    bekerja gaya pegas F = - kx dalam arah ke kanan. Gaya pegas yang

    berlawanan arah dengan simpangan ini memperlambat gerak benda hingga

    akhirnya berhenti sesaat di titik terjauh kiri dimana x = - x dan otomatis

    gaya pegas F = - kx = kx yang positif (arah ke kanan) akan menggerakkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    benda ke kanan untuk kembali melalui titik keseimbangannya. Demikian

    seterusnya, benda bergerak bolak-balik di sekitar titik kesimbangannya.

    Gerak seperti ini disebut gerak harmonik sederhana (Kanginan, 2006: 162).

    2.6.6. Gaya pemulih

    Gerak bolak-balik benda m disebabkan pada benda m bekerja gaya

    pegas F = - kx. Gaya pegas ini selalu sebanding dengan simpangan m dan

    juga selalu berlawanan arah dengan simpangan x. gaya yang besarnya

    sebanding dengan simpangan dan selalu berlawanan arah dengan arah

    simpangan (posisi) disebut sebagai gaya pemulih. Gaya pemulih, selalu

    menyebabkan benda bergerak bolak-balik disekitar titik keseimbangan

    (gerak harmonik sederhana). Gaya pemulih selalu berlawanan dengan arah

    posisi (arah gerak) benda (Kanginan, 2006: 162).

    Dengan :

    F = Gaya (N)

    k = Konstata pegas (N/m)

    x = Simpangan/posisi (m)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    2.7. Langkah Penelitian

    Skema langkah penelitian dapat digambarkan seperti berikut (Gambar

    2.7).

    Gambar 2.7 Langkah penelitian

    Pemberian

    angket Pretest

    Review pengetahuan

    tentang materi elastisitas

    dan hukum Hooke

    Pemberian materi

    Pemberian contoh dalam

    kehidupan sehari-hari terkait

    dengan materi

    Identifikasi

    masalah

    Melakukan

    Eksperimen,

    pemberian LKS dan

    Observasi

    Pemberian contoh

    soal terkait dengan

    materi

    Pemberian

    angket

    Review dan bertanya

    materi yang telah

    dipelajari

    Pemberian

    posttest

    2

    1

    1

    1

    1

    3

    4 5

    6 7 8

    9 10

    11

    Pengenalan 1

    1

    1

    1

    1

    Pembahasan

    soal 12

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    Kegiatan penelitian diawali dengan berkenalan langsung bersama

    siswa kelas XI dan XII IPA, kemudian memberikan penjelasan mengenai

    kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan. Setelah para siswa paham

    dengan kegiatan yang akan dilaksanakan, maka siswa diminta untuk

    mengisi angket tindakan kerja sama. Setelah itu siswa diberikan test awal

    (pretest).

    Pertemuan berikutnya review pengetahuan tentang materi dan

    pemberian contoh terkait elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas, pada

    pertemuan ini proses pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing

    dilaksanakan. Kegiatan di awali dengan pemberian masalah kepada siswa

    dengan bantuan alat. Setelah itu, pemberian materi yang berkaitan dengan

    elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas agar siswa dapat memahami

    sehingga, dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran selanjutnya.

    Kemudian melakukan eksperimen dengan alat susunan pegas dan dengan

    bantuan LKS guna membantu proses pembelajaran menjadi lebih aktif.

    Selama proses pembelajaran berlangsung, observasi kepada siswa juga

    dilakukan. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian contoh soal dan contoh

    manfaat dalam kehidupan sehari-hari sehingga siswa lebih memahami

    materi elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas.

    Pada pertemuan berikutnya, kegiatan diawali dengan memberikan

    review dan pertanyaan-pertanyaan, guna mengingatkan kembali materi

    elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas yang sudah dipelajari sebelumnya.

    Kemudian pemberian angket tindakan kerja sama setelah itu, siswa

    diberikan test akhir (posttest), dilanjutkan dengan pembahasan soal pretest

    dan posttest.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    BAB 3

    METODE PENELITIAN

    3.1. Jenis Penelitian

    Penelitian ini merupakan jenis penelitian studi kasus yang hanya

    menggunakan sampel kecil. Maka analisis statistiknya menggunakan uji

    non parametrik. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dan deskriptif

    kuantitatif. Pada penelitian ini jenis penelitian yang lebih ditekankan adalah

    jenis penelitian deskriptif kualitatif karena dengan metode atau pendekatan

    studi kasus. Penelitian bersifat kualitatif karena data yang diperoleh berupa

    pengamatan yang dideskripsikan. Sedangkan data penelitian kuantitatif

    berupa skor atau angka yang dianalisis secara statistik (Suparno, 2014: 119).

    Penelitian ini digunakan untuk melihat proses yang dialami oleh siswa

    selama treatment. Instrumen penelitian ini ada dua yaitu : (1) Instrumen

    pembelajaran terdiri dari Rencana Program Pembelajaran (RPP) dan (2)

    Instrumen data terdiri dari lembar observasi dan test. Instrumen tersebut

    digunakan untuk mengetahui pemahaman dan karakter kerja sama siswa

    kelas XI dan XII IPA di SMA Swasta Ile Boleng tentang materi hukum

    Hooke pada pegas.

    3.2. Waktu dan Tempat

    Waktu Penelitian : Penelitian dilaksanan pada bulan Maret 2020

    Tempat Penelitian : SMA Swasta Ile Boleng

    3.3. Subjek dan Objek Penelitian

    3.3.1. Subjek Penelitian

    Subjek yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI dan

    XII IPA SMA Swasta Ile Boleng yang terdiri dari 8 orang.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    3.3.2. Objek Penelitian

    Objek penelitian ini yaitu Pemahaman dan karakter kerja sama siswa

    kelas XI dan XII IPA SMA Swasta Ile Boleng mengenai konsep elastisitas

    dan Hukum Hooke pada pegas.

    3.4. Desain Penelitian

    Untuk jenis penelitian kuantitatif ada beberapa desain yang dapat

    digunakan antara lain: (1) penelitian eksperimental, (2) penelitian korelasi,

    (3) penelitian komparatif kausal, dan (4) riset survey (Suparno, 2014:119).

    Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian eksperimental dengan

    desain penelitian yang digunakan adalah desain One Group pretest-postest.

    Dalam desain penelitian ini, hanya ada satu kelompok yang diberi pretest

    lalu dilakukan treatmen dan akhirnya diberi posttest.

    Keterangan:

    O = Pretest

    X = Pembelajaran dengan metode eksperimen

    O’ = Posttest

    O X O’

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    3.5 Treatment

    Perlakuan khusus peneliti kepada subjek atau sampel yang mau

    diteliti agar nantinya mendapatkan data yang diinginkan (Suparno, 2014:

    49). Pada penelitian ini treatment yang diberikan berupa pembelajaran

    dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing menggunakan alat

    sederhana untuk topik elastisitas dan Hukum Hooke.

    Pada awal pembelajaran, guru memberikan masalah menggunakan

    alat sederhana dan menjelaskan materi elastisitas dan Hukum Hooke kepada

    siswa. Kemudian guru meminta siswa untuk terlibat langsung menggunakan

    alat dan melakukan eksperimen berkaitan dengan materi elastisitas dan

    Hukum Hooke. Selanjutnya siswa menjelaskan dan menyimpulkan kepada

    teman-teman apa yang telah dilakukan diselingi dengan pemberian tugas

    (mengerjakan LKS). Pada akhir pembelajaran guru menyimpulkan dan

    menjelaskan kembali materi Hukum Hooke yang belum jelas kepada siswa,

    guna untuk memperdalam apa yang telah didapatkan dari pembelajaran.

    Guru memberikan tugas rumah untuk membuat alat peraga sederhana yang

    berkaitan dengan materi elastisitas dan Hukum Hooke. RPP lengkap dapat

    dilihat di lampiran.

    3.6 Instrumen

    Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data yang

    diperlukan ketika peneliti sudah menginjak pada langkah pengumpulan

    informasi di lapangan (Sukardi, 2003: 75). Pada penelitian ini, peneliti

    menggunakan dua instrumen yaitu instrumen pembelajaran dan

    pengumpulan data.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    3.6.1 Instrumen Pembelajaran

    Pada penelitian ini, instrumen pembelajaran memuat tentang

    rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana Pelaksanaan

    Pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan

    pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang

    telah ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus (Daryanto,

    2014: 84). Peneliti menggunakan kurikulum di sekolah tempat penelitian

    berlangsung yaitu kurikulum 2013. RPP lengkap dapat dilihat di lampiran.

    3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data

    Pada penilitian ini, instrument pengumpulan data berupa tes tertulis

    yang terdiri dari pretest, posttest, dan lembaran observasi.

    3.6.2.1. Tes tertulis

    Pada penelitian ini, tes tertulis berupa soal uraian yang terdiri

    dari pretest dan posttest. Tes ini digunakan untuk mengukur tingkat

    pengetahuan siswa pada materi elastisitas dan Hukum Hooke pada

    pegas. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa digunakan kisi-kisi

    pretest dan posttest pada tabel 3.1 dan 3.2 sebagai berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    Tabel 3. 1 Kisi-kisi dan format soal uraian Pretest Materi elastisitas dan Hukum

    Hooke Pada Pegas

    Sisi Kognitif

    Indikator pencapaian Soal

    Mengingat Menjelaskan

    pengertian elastisitas

    dan Hukum Hooke

    pada pegas

    Menyebutkan apa saja

    yang mempengaruhi

    besarnya gaya tarik

    yang bekerja pada

    pegas

    1. Apa yang dimaksud

    dengan elastisitas dan

    bagaimana bunyi Hukum

    Hooke pada pegas ?

    2. Sebutkan besaran yang

    mempengaruhi gaya tarik

    yang bekerja pada pegas?

    Memahami Menentukan koefisien

    pegas atau tetapan

    pegas pada gambar

    Menentukan koefisien

    elastisitas pada bahan

    (elastis)

    Menentukan konstata

    pegas pada rangkaian

    seri dan paralel

    3. Jika ada benda bermassa

    6kg digantukan pada

    pegas seperti pada

    gambar.

    Panjang awal pegas 20

    cm, setelah ditambahkan

    beban panjang pegas

    menjadi 26 cm hitunglah

    tetapan pegas?

    4. Tabel Data percobaan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    Data pada tabel

    percobaan tersebut

    merupakan hasil

    percobaan yang terkait

    dengan elastisitas benda.

    Dalam percobaan

    digunakan bahan karet

    ban dalam sepeda motor.

    (g = 10 m/s2).

    Berdasarkan tabel di atas

    apakah bahan karet dapat

    disimpulkan sebagai

    bahan yang memiliki

    konstanta elastisitas?

    5. Tiga buah pegas yang

    identik, mempunyai

    konstanta 40 N/m,

    disusun seperti pada

    gambar.

    Konstata susunan

    pegasnya adalah?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    Mengaplikasikan Menjelaskan prinsip

    Hukum Hooke pada

    pegas yang diterapkan

    dalam kehidupan

    sehari-hari

    6. Jelaskan penerapan

    prinsip Hukum Hooke

    pada neraca pegas dan

    sock breaker. Jelaskan

    juga pengaruh sock

    breaker pada suspensi

    kendaraan yang

    menggunakan sock

    breaker tunggal dan pada

    kendaraan yang

    menggunakan sock

    breaker ganda, jika pada

    masing-masing

    kendaraan tersebut

    menerima beban yang

    sama ?

    Tabel 3. 2 Kisi-kisi dan format soal uraian Posttest Materi elastisitas dan Hukum

    Hooke Pada Pegas

    Sisi Kognitif

    Indikator pencapaian Soal

    Mengingat Menjelaskan

    pengertian elastisitas

    dan Hukum Hooke

    pada pegas

    Menyebutkan apa saja

    yang mempengaruhi

    besarnya gaya tarik

    1. Apa yang dimaksudkan

    dengan elastisitas dan

    bagaimana bunyi Hukum

    Hooke pada pegas ?

    2. Sebutkan besaran yang

    mempengaruhi gaya tarik

    yang bekerja pada pegas?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    yang bekerja pada

    pegas

    Memahami Menentukan koefisien

    pegas atau tetapan

    pegas pada gambar

    Menentukan koefisien

    elastisitas pada bahan

    (elastis)

    Menentukan konstata

    pegas pada rangkaian

    seri dan paralel

    3. Jika ada benda bermassa

    6kg digantukan pada

    pegas seperti pada

    gambar.

    Panjang awal pegas 20

    cm, setelah ditambahkan

    beban panjang pegas

    menjadi 26 cm hitunglah

    tetapan pegas?

    4. Tabel Data percobaan

    Data pada tabel

    percobaan tersebut

    merupakan hasil

    percobaan yang terkait

    dengan elastisitas benda.

    Dalam percobaan

    digunakan bahan karet

    ban dalam sepeda motor.

    (g = 10 m/s2).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    Berdasarkan tabel di atas

    apakah bahan karet dapat

    disimpulkan sebagai

    bahan yang memiliki

    konstanta elastisitas?

    5. Tiga buah pegas yang

    identik, mempunyai

    konstanta 40 N/m,

    disusun seperti pada

    gambar.

    Konstata susunan

    pegasnya adalah?

    Mengaplikasikan Menjelaskan prinsip

    Hukum Hooke pada

    pegas yang diterapkan

    dalam kehidupan

    sehari-hari

    6. Jelaskan penerapan

    prinsip Hukum Hooke

    pada neraca pegas dan

    sock breaker. Jelaskan

    juga pengaruh sock

    breaker pada suspensi

    kendaraan yang

    menggunakan sock

    breaker tunggal dan pada

    kendaraan yang

    menggunakan sock

    breaker ganda, jika pada

    masing-masing

    kendaraan tersebut

    menerima beban yang

    sama ?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    3.6.2.2.Observasi

    Pada penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk participant

    observation. Peneliti terlibat aktif dalam situasi dan seting yang diteliti

    (Suparno, 2014: 134). Dalam melakukan observasi, peneliti

    menggunakan pedoman lembar observasi yang telah memuat sejumlah

    indikator atau aspek sikap yang akan diamati. Untuk mengetahui sikap

    dan kerja sama siswa digunakan kisi-kisi sebagai berikut (tabel 3.3):

    Tabel 3. 3 Kisi-kisi Instrumen Observasi

    Nama Aspek Indikator Kategori kerja sama siswa

    Sangat

    Baik

    Baik Kurang Sangat Kurang

    Kerja

    Sama

    Tidak pergi

    selama diskusi

    berlangsung

    Bertanggung

    jawab dalam

    mengerjakan

    tugas kelompok

    Aktif dalam

    berdikusi

    dengan teman

    kelompok

    Tidak

    melakukan

    aktivitas sendiri

    pada saat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    kegiatan diskusi

    berlangsung.

    Tindakan

    menghargai

    teman lain yang

    sedang

    menyampaikan

    pendapatnya

    Ketegori:

    Sangat Baik = 4

    Baik = 3

    Kurang = 2

    Sangat Kurang = 1

    3.6.2.3. Angket

    Pada penelitian ini, peneliti menggunakan angket dalam

    melakukan observasi pada (tabel 3.4) mengenai tindakan kerja sama

    dalam proses pembelajaran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    Tabel 3. 4 Kisi-kisi instrumen Angket

    Indikator Pertanyaan

    Aktif dalam

    diskusi

    a. Saya senang mengikuti kegiatan diskusi

    b. Saya bertanggung jawab dalam

    mengerjakan tugas kelompok

    c. Saya tidak melakukan aktivitas sendiri pada

    saat kegiatan diskusi berlangsung.

    d. Saya aktif dalam berdikusi dengan teman

    kelompok

    e. Saya menghargai teman lain yang sedang

    menyampaikan pendapatnya

    Kemauan kerja

    sama dalam

    pembelajaran

    eksperimen

    a. Saya membantu teman yang kesulitan

    merangkai alat saat melakukan percobaan

    b. Saya mengerjakan praktikum dengan teman

    kelompok saat percobaan

    c. Saya membantu teman yang mengalami

    kesulitan dalam memahami materi

    d. Saya berdiskusi dengan teman kelompok

    maupun teman kelompok lain

    e. Saya berkonsultasi dengan guru jika saya

    mengalami kesulitan dalam melakukan

    percobaan

    3.7 Validitas

    Validitas menentukan atau mengukur apakah tes sungguh-sungguh

    mengukur apa yang mau diukur yaitu apakah sesuai dengan tujuan

    khususnya pemahaman siswa tentang konsep elastisitas dan Hukum Hooke

    pada pegas. Validitas mengukur atau menentukan apakah suatu tes sungguh

    mengukur apa yang mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan

    (Suparno, 2010: 67).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    Pada penelitian ini, peneliti mengguakan content validity (validitas

    isi). Validitas isi mengukur apakah isi dari instrumen yang akan digunakan

    sungguh mereprentasikan isi yang mau di tes (Suparno, 2010: 68). Validitas

    isi pada penelitian ini diukur dan dinilai melalui kisi-kisi soal tes dan non

    tes agar kisi-kisi memuat semua hal yang ingin diteskan. Validitas isi dan

    bahasa soal tes dan non tes dilakukan oleh Ibu Elisabeth Dian Atmajati,

    S.Pd., M.Si yang merupakan dosen Program Studi Pendidikan Fisika di

    Universitas Sanata Dharma.

    3.8 Analisis Data

    3.8.1 Penentuan skor Pretest dan Posttest

    Pada penelitian ini, soal tes pretest dan posttest terdiri dari 6 soal

    uraian dengan skor maksimal disesuaikan dengan tingkat kesulitan setiap

    soal. Jumlah skor tertinggi masing-masing soal pretest dan posttest adalah

    50, jika semua jawabannya benar. Penentuan skor tiap soal dengan

    ketentuanya seperti pada tabel 3.5 berikut:

    Tabel 3. 5 Penentuan skor tiap soal

    Nomor soal 100% Benar 75% Benar 50% Benar 25% Benar Salah

    1 5 4 3 2 1

    2 5 4 3 2 1

    3 10 7 5 3 1

    4 10 7 5 3 1

    5 10 7 5 3 1

    6 10 7 5 3 1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    Tabel 3. 6 Jawaban soal pretest dan posttest

    Sisi Kognitif

    Pretest Nomor

    Soal

    Posttest Nomor

    Soal

    Mengingat Elastis atau elastisitas adalah kemampuan

    suatu benda untuk kembali ke bentuk awalnya

    segera setelah gaya luar yang diberikan kepada

    benda iru dihilangkan.

    Hukum Hooke menyatakan “Jika gaya Tarik

    yang bekerja pada pegas tidak melampau batas

    elastisitas pada pegas, maka pertambahan

    panjang pegas berbanding lurus dengan gaya

    yang bekerja pada pegas”

    1

    Elastis atau elastisitas adalah kemampuan

    suatu benda untuk kembali ke bentuk

    awalnya segera setelah gaya luar yang

    diberikan kepada benda itu dihilangkan.

    Hukum Hooke menyatakan “Jika gaya

    Tarik yang bekerja pada pegas tidak

    melampau batas elastisitas pada pegas,

    maka pertambahan panjang pegas

    berbanding lurus dengan gaya yang bekerja

    pada pegas”

    1

    Mengingat faktor yang mempengaruhi besarnya gaya tarik

    yang bekerja pada pegas adalah K adalah

    2

    faktor yang mempengaruhi besarnya gaya

    tarik yang bekerja pada pegas adalah K

    2

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    konstanta pegas (N/m), dan Δx = adalah

    perubahan panjang pegas (m)

    adalah konstanta pegas (N/m), dan Δx =

    adalah perubahan panjang pegas (m)

    Memahami Mencari tetapan pegas

    Diketahui: X1 = 20 cm, X2 = 26 cm, m = 6 kg.

    Ditanya : k ? .

    penyelesaia : mencari perubahan panjang Δx

    = 26-20 = 6 cm = 0,06 m. mencari gaya F=

    m.g (6.10m/s2 = 60 N). mencari k dengan

    rumus F=k. Δx = 60 N = k . 0,06 m

    k= 60

    0,06 = 1000 N/m

    3 Mencari tetapan pegas

    Diketahui: X1 = 20 cm, X2 = 26 cm, m = 6

    kg. Ditanya : k ?

    . penyelesaia : mencari perubahan panjang

    Δx = 26-20 = 6 cm = 0,06 m. mencari

    gaya F= m.g (6.10m/s2 = 60 N). mencari k

    dengan rumus F=k. Δx = 60 N = k . 0,06

    m

    k= 60

    0,06 = 1000 N/m

    3

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    Memahami Rumus hukum Hooke :

    k = F / = w / = m g / Δx

    Keterangan : k = konstanta elastisitas, w =

    gaya berat, m = massa, g = percepatan

    gravitasi, Δx = pertambahan panjang karet

    Konstanta pegas :

    k = 2/0,05 = 4/0,1 = /0,15 = 8/0,20 = 10/0,25 =

    40 N/m.

    Dengan konstata elastisitas bahan karet adalah

    40 N/m

    4 Rumus hukum Hooke :

    k = F / = w / = m g / Δx

    Keterangan : k = konstanta elastisitas, w =

    gaya berat, m = massa, g = percepatan

    gravitasi, Δx = pertambahan panjang karet

    Konstanta pegas :

    k = 2/0,05 = 4/0,1 = /0,15 = 8/0,20 = 10/0,25

    = 40 N/m.

    Dengan konstata elastisitas bahan karet

    adalah 40 N/m

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    Memahami Mencari konstata susuna pegas pada tiga buah

    pegas indentik seperti pada gambar.

    mencari konstata susunan pegas

    paralel kp = k1 + k2 = 40 + 40 = 80 N/m

    Mencari konstanta susunan pegas seri :

    1

    𝑘𝑠=

    1

    𝑘𝑝+

    1

    𝑘3

    1

    𝑘𝑠=

    1

    80+

    1

    40

    ks = 80

    3 = 26, 67 N/m

    5 Mencari konstata susuna pegas pada tiga

    buah pegas indentik seperti pada gambar.

    mencari konstata susunan pegas

    paralel kp = k1 + k2 = 40 + 40 = 80 N/m

    Mencari konstanta susunan pegas seri :

    1

    𝑘𝑠=

    1

    𝑘𝑝+

    1

    𝑘3

    1

    𝑘𝑠=

    1

    80+

    1

    40

    ks = 80

    3 = 26, 67 N/m

    4

    Diketahui :

    k1=k2=k2=40 N/m

    Diketahui :

    k1=k2=k2=40 N/m

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    Mengaplikasi

    kan

    Hukum Hooke pada Neraca pegas: untuk

    mengetahui berat suatu benda jika, suatu benda

    bermassa m digantung pada kaik neraca, gaya

    berat benda mg akan menarik pegas sehingga

    pegas mulur. Pemuluran pegas menunjukan

    ukuran gaya. Besar gaya ditunjukkan oleh

    jarum penunjuk yang akan menunjuk angka

    tertentu pada skala yang terdapat di samping

    pegas. Skala ini dinyatakan dalam Newton,

    sehingga dapat diketahui berat suatu benda.

    Hukum Hooke pada Shock breaker: Pegas

    digunakan pada suspensi kendara bermotor.

    Ketika melalui jalan berlubang, berat

    pengendara berikut berat motor akan menekan

    pegas sehingga pegas termampatkan. Begitu

    motor berada di jalan datar, pegas kembali ke

    panjang aalnya. Pengendara hanya akan

    merasakan sedikit ayunan dan akan merasa

    nyaman mengendarai motor.

    6 Hukum Hooke pada Neraca pegas: untuk

    mengetahui berat suatu benda jika, suatu

    benda bermassa m digantung pada kaik

    neraca, gaya berat benda mg akan menarik

    pegas sehingga pegas mulur. Pemuluran

    pegas menunjukan ukuran gaya. Besar gaya

    ditunjukkan oleh jarum penunjuk yang akan

    menunjuk angka tertentu pada skala yang

    terdapat di samping pegas. Skala ini

    dinyatakan dalam Newton, sehingga dapat

    diketahui berat suatu benda.

    Hukum Hooke pada Shock breaker: Pegas

    digunakan pada suspensi kendara bermotor.

    Ketika melalui jalan berlubang, berat

    pengendara berikut berat motor akan

    menekan pegas sehingga pegas

    termampatkan. Begitu motor berada di jalan

    datar, pegas kembali ke panjang aalnya.

    Pengendara hanya akan merasakan sedikit

    6

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    Pengaruh sock breaker pada suspensi

    kendaraan yang menggunakan sock breaker

    tunggal dan pada kendaraan yang

    menggunakan sock breaker ganda:

    Jika suatu benda memiliki massa yang sama

    dinaikan pada masing-masing kendaraan yang

    menggunakan Shock breaker tunggal dan

    ganda maka, kerapatan pegas (Shock breaker)

    tersebut akan sama besar dengan gaya berat

    benda. Sehingga dapat dikatakan bahwa pada

    suspensi kedaraan bermotor yang

    menggunakan Shock breaker tunggal

    memiliki konstata pegas lebih besar

    dibandingkan dengan kendaraan yang

    memiliki Shock breaker ganda hal tersebut

    dipengaruhi oleh rangkain pegas (Shock

    breaker) yang tersusun secara seri dan yang

    tersusun secara paralel pada kendaraan

    bermotor.

    ayunan dan akan merasa nyaman

    mengendarai motor.

    Pengaruh sock breaker pada suspensi

    kendaraan yang menggunakan sock breaker

    tunggal dan pada kendaraan yang

    menggunakan sock breaker ganda:

    Jika suatu benda memiliki massa yang sama

    dinaikan pada masing-masing kendaraan

    yang menggunakan Shock breaker tunggal

    dan ganda maka, kerapatan pegas (Shock

    breaker) tersebut akan sama besar dengan

    gaya berat benda. Sehingga dapat dikatakan

    bahwa pada suspensi kedaraan bermotor

    yang menggunakan Shock breaker tunggal

    memiliki konstata pegas lebih besar

    dibandingkan dengan kendaraan yang

    memiliki Shock breaker ganda hal tersebut

    dipengaruhi oleh rangkain pegas (Shock

    breaker) yang tersusun secara seri dan yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    tersusun secara paralel pada kendaraan

    bermotor.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    3.8.2 Analisis Pretest dan Posttest dengan menggunakan SPSS

    Untuk menguji tingkat pemahaman dan kerja sama siswa dengan

    metode eksperimen terbimbing setelah memberikan treatment pada materi

    elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas digunakan analisis statistik uji

    Wilcoxon untuk membandingkan dua kelompok yang dependen yang dites

    dua kali, yaitu pada pretest dan posttest.

    Perhitungan uji Wilcoxon menggunakan program SPSS, apabila

    hasil output test statistik, diketahui Asymp.sig.(2-tailed) bernilai p, maka

    dikatakan signifikan bila p lebih kecil dari level signifikan α = 0,05. Ini

    berarti ada perbedaan nilai posttest dari pretest. Bila mean pretest lebih

    kecil dari mean posttest, maka terdapat peningkatan pemahaman hasil

    belajar dan kerja sama siswa dengan metode eksperimen terbimbing pada

    pokok bahasan elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas.

    3.8.3 Analisis Hasil Observasi Kerja Sama Siswa

    Pada penelitian ini, hasil kerja sama siswa diketahui dengan

    menggunakan lembar observasi atau pengamatan dan juga dibantu dengan

    angket siswa dengan tujuan agar data diperoleh secara baik dan tepat.

    Penilaian akhir siswa dalam lembar observasi diklarifikasikan seperti tabel

    3.7.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    Tabel 3. 7 Klarifikasi skor Observasi Kerja Sama

    Nilai Kategori

    17 – 19 Tinggi Kerja Sama

    14 – 16 Kerja sama

    11 – 13 Kurang Kerja Sama

    8 – 10 Sangat Kurang Kerja Sama

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    BAB 4

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Pelaksanaan Penelitian

    Penelitian ini awalnya merupakan penelitian dengan sampel banyak

    yang melibatkan 2 kelas dan setiap kelas terdiri dari 26 siswa. Namun

    karena pandemic Covid 19 dan sekolah ditutup, penelitian diubah menjadi

    studi kasus untuk 8 siswa saja.

    Penelitian ini dilaksanakan di Rumah dan juga menggunakan

    ruangan sekolah SDI Senadan pada tanggal 20, 22 dan 23 April 2020.

    Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI dan kelas XII IPA yang

    berjumlah 8 orang. Pada penelitian ini, peneliti memberikan treatment

    secara langsung kepada siswa yang menjadi subyek penelitian. Pemberian

    treatment berupa kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar

    dan kerja sama siswa dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing.

    Pelaksanaan penelitian secara ringkas dapat dilihat pada tabel 4.1

    berikut ini:

    Tabel 4. 1 Ringkasan Pelaksanaan Penelitian

    No. Hari/Tanggal Kelas Kegiatan

    1. 20 April 2020 XI dan XII IPA Mengisi angket kerja sama

    dan pretest

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    2. 22 April 2020 XI dan XII IPA Memberikan review

    elatisitas dan pegas,

    memulai materi

    pembelajaran elastisitas dan

    Hukum Hooke pada pegas

    dengan metode eksperimen

    3. 23 April 2020 XI dan XII IPA Review kembali untuk

    mengigat materi yang telah

    dipelajari dilanjutkan

    Posttest dan pembahasan

    soal

    Pada tanggal 20 Maret 2020, kegiatan dilakukan dengan

    berkonsultasi kepada Guru Fisika kelas XI IPA untuk melakukan penelitian

    di SMA Swasta Ile Boleng. Berkaitan dengan penelitian, sebelumnya juga

    sudah dilakukan konsultasi dengan Kepala Sekolah SMA Swasta Ile

    Boleng. Kegiatan penelitian tidak dilaksanakan sebagaimana telah

    direncanakan sebelumnya karena kegiatan belajar mengajar di sekolah

    ditiadakan dan diganti dengan pembelajaran di rumah saja. Hal ini

    dilakukan untuk mengurangi penyebaran Covid 19 yang sedang terjadi.

    Oleh karena itu kegiatan penelitian menunggu sampai kegiatan belajar

    mengajar di sekolah kembali di lakukan, tetapi sampai pada tanggal 14 April

    2020 pembelajaran tetap dilaksanakan di rumah. Akhirnya melakukan

    konsultasi dengan Dosen Pembimbing, Kepala Sekolah, dan Guru mata

    pelajaran Fisika agar penelitian dilakukan di rumah saja. Dari berbagai

    macam pertimbangan penelitian tersebut melibatkan siswa yang berada di

    sekitar rumah tempat tinggal penelitian tersebut dilaksanakan. Oleh karena

    itu untuk mencapai penelitian, dilibatkan siswa kelas XI IPA namun hanya

    terdapat 2 orang siswa kelas XI yang berada di sekitar tempat tinggal

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    penelitian tersebut sehingga dilibatkan siswa kelas XI dan XII IPA yang

    terdiri dari 8 orang.

    Pertemuan pertama hari Senin, 20 April 2020 dilakukan di rumah

    pada pukul 15:00 WITA. Pada kesempatan tersebut kegiatan penelitian

    dilakukan dengan berkenalan langsung bersama siswa kelas XI dan XII IPA

    kemudian memberikan penjelaskan mengenai kegiatan penelitian yang akan

    dilaksanakan. Setelah para siswa paham dengan kegiatan yang akan

    dilaksanakan, maka siswa diminta untuk mengisi angket tindakan kerja

    sama selama 15 menit. Selama mengisi angket siswa diingatkan bahwa

    angket tersebut hanya untuk melihat tindakan kerja sama dalam proses

    pembelajaran. Setelah itu siswa dberikan test awal (pretest) yang dikerjakan

    selama 60 menit.

    Pertemuan berikutnya dilaksanakan pada hari Rabu, 22 April 2020

    pada pukul 15:00 sampai pada pukul 17:00 WITA. Yang hadir sebanyak 8

    siswa. Pertemuan ini diawali dengan memberikan review tentang materi

    elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas untuk mengingatkan kembali

    pemahaman siswa sebelum masuk ke materi elastisitas dan Hukum Hooke.

    Siswa juga diberikan contoh terkait elastisitas dan Hukum Hooke sehingga

    siswa menjadi lebih paham. Pada pertemuan ini proses pembelajaran

    dengan metode eksperimen terbimbing menggunakan alat sederhana

    dilaksanakan. Pokok bahasan yang dipelajari adalah terkait dengan

    elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas. Kegiatan ini diawali dengan

    pemberian masalah dengan bantuan alat kepada siswa. Setelah itu, siswa

    diberi kesempatan bertanya jika ada hal yang belum dipahami. Terlihat

    bahwa para siswa antusias dan bersemangat dalam melakukan pengamatan

    dan berdiskusi untuk menanggapi masalah yang diberikan. Setelah itu,

    siswa diberikan materi yang berkaitan dengan elastisitas dan Hukum Hooke

    pada pegas agar dapat memahami sehingga, dapat membantu siswa dalam

    proses pembelajaran selanjutnya. Kemudian siswa diberikan LKS guna

    untuk membantu proses pembelajaran menjadi lebih aktif. Dalam proses

    pembelajaran menggunakan LKS dan dengan bantuan alat, siswa sangat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    antusias dalam belajar dan melakukan sendiri eksperimen yang berkaitan

    dengan materi untuk menemukan jawaban yang diberikan pada LKS. Pada

    poses pembelajaran ini siswa terlihat sangat aktif berdiskusi dan

    memberikan pendapat masing-masing berkaitan dengan percobaan yang

    dilakukan. Selama proses pembelajaran berlangsung, observasi kepada

    siswa juga dilakukan dan siswa dibimbing agar masalah atau kesulitan yang

    dihadapi dalam proses memecahkan masalah dapat dilakukan. Kemudian

    ditarik kesimpulan bersama siswa dari masalah yang diberikan. Siswa juga

    diberikan contoh soal dan contoh manfaat dalam kehidupan sehari-hari

    sehingga siswa lebih memahami materi elastisitas dan Hukum Hooke pada

    pegas.

    Pertemuan berikutnya dilaksanakan pada hari Kamis, 23 April 2020

    pada pukul 15:00 WITA. Yang hadir sebanyak 8 siswa. Pada pertemuan ini

    kegiatan diawali dengan memberikan review dan pertanyaan-pertanyaan,

    untuk mengingatkan kembali materi elastisitas dan Hukum Hooke pada

    pegas yang sudah dipelajari sebelumnya pada hari Kamis, 22 April 2020.

    Pembelajaran ini berlangsung selama 15 menit. Kemudian siswa diminta

    untuk mengisi angket tindakan kerja sama selama 10 menit. Setelah itu,

    siswa diberikan test akhir (posttest) yang dikerjakan selama 60 menit,

    dilanjutkan dengan pembahasan soal pretest dan posttest.

    4.2 Data dan Analisis

    4.2.1 Peningkatan Hasil belajar siswa

    Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar yang telah dicapai oleh

    siswa selama mengikuti proses belajar-mengajar menggunakan metode

    eskperimen terbimbing, maka diukur melalui peningkatan nilai pretest

    dan posttet. Nilai akhir pretest/posttest dapat ditentukan dengan

    menggunakan penentuan skor pada (tabel 3.6) dan diperoleh dengan

    menggunakan persamaan sebagai berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    Nilai = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

    𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100

    Hasil skor pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut

    ini:

    Tabel 4. 2 Skor Hasil Belajar Siswa Awal dan Akhir

    Kode Siswa

    XI dan XII IPA

    Pretest Posttest

    Siswa 1 26 90

    Siswa 2 26 88

    Siswa 3 26 88

    Siswa 4 24 82

    Siswa 5 22 82

    Siswa 6 18 82

    Siswa 7 16 76

    Siswa 8 14 72

    Mean 21,5 82,5

    Standar. Dev 4,87 6,21

    Kemudian untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam

    pembelajaran Fisika pokok bahasan elastisitas dan Hukum Hooke pada

    pegas dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing dianalisis

    secara kuantitatif dengan menggunakan program SPSS Test dengan Uji

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 50

    Wilcoxon untuk kelompok dependen. Digunakan analisis uji Wilcoxon

    ini karena untuk mengukur signifikansi perbedaan antara dua kelompok

    data berpasangan bersekala orisinal atau interval tetapi berdistribusi

    tidak normal. Hasil analisis seperti tabel 4.3 berikut.

    Tabel 4. 3 Analisis Wilcoxon untuk kelompok dependen XI dan XII IPA

    Descriptive Statistics

    N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

    PRE 8 21.50 4.870 14 26

    POST 8 82.50 6.211 72 90

    Ranks

    N Mean Rank Sum of Ranks

    POST - PRE

    Negative Ranks 0a .00 .00

    Positive Ranks 8b 4.50 36.00

    Ties 0c

    Total 8

    a. POST < PRE

    b. POST > PRE

    c. POST = PRE

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 51

    Test Statisticsa

    POST - PRE

    Z -2.533b

    Asymp. Sig. (2-tailed) .011

    a. Wilcoxon Signed Ranks Test

    b. Based on negative ranks.

    Berdasarkan hasil perhitungan Wilcoxon diatas, maka nilai Z yang

    didapat sebesar -2.533 dengan P value nilai Asymp. Sig. (2-tailed)

    sebesar 0.011 dimana kurang dari level signifikan α = 0,05 sehingga

    keputusan hipotesis adalah menerima Hipotesis Kerja (H1). Artinya

    nilai pretest dan posttest hasilnya adalah signifikan. Pembelajaran

    Fisika dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing terbukti

    meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI dan XII IPA.

    Berdasarkan hasil analisa pada tabel diatas dapat ditarik kesimpulan

    bahwa model belajar menggunakan metode eksperimen terbimbing

    pada pokok bahasan elastisitas dan Hukum Hooke pada pegas kelas XI

    dan XII IPA SMA Swasta Ile Boleng dapat meningkatkan pemahaman

    belajar siswa.

    4.2.2 Peningkatan Tingkat Kerja Sama

    Peningkatan karakter kerja sama siswa dilihat dari angket kerja sama

    siswa, ada dari angket dan ada dari observasi. Sedangkan lembar

    obervasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa secara keseluruhan

    selama proses diskusi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 52

    4.2.2.1 Dari angket

    Hasil peningkatan kerja sama siswa dari angket siswa dapat

    dilihat pada tabel 4.4 dan 4.5 berikut ini:

    Tabel 4. 4 Hasil Angket Tingkat Kerja Sama Siswa

    Kode Siswa

    XI dan XII IPA

    Pretest Posttest

    Siswa 1 18 19

    Siswa 2 18 19

    Siswa 3 17 19

    Siswa 4 16 18

    Siswa 5 16 18

    Siswa 6 16 17

    Siswa 7 15 16

    Siswa 8 14 15

    Mean 16,25 17,63

    Standar. Dev 1,39 1,77

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 53

    Tabel 4. 5 Hasil Analisis Angket Tingkat Kerja Sama Siswa

    Descriptive Statistics

    N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

    PRE 8 16.25 1.389 14 18

    POST 8 17.63 1.506 15 19

    Ranks

    N Mean Rank Sum of Ranks

    POST - PRE

    Negative Ranks 0a .00 .00

    Positive Ranks 8b 4.50 36.00

    Ties 0c

    Total 8

    a. POST < PRE

    b. POST > PRE

    c. POST = PRE

    Test Statisticsa

    POST - PRE

    Z -2.598b

    Asymp. Sig. (2-tailed) .009

    a. Wilcoxon Signed Ranks Test

    b. Based on negative ranks.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 54

    Berdasarkan hasil perhitungan Wilcoxon diatas, maka nilai Z yang

    didapat sebesar -2.598 dengan P value nilai Asymp. Sig. (2-tailed)

    sebesar 0.009 dimana kurang dari level signifikan α = 0,05 sehingga

    keputusan hipotesis adalah menerima Hipotesis Kerja (H1). Artinya

    nilai pretest dan posttest adalah signifikan. Pembelajaran Fisika dengan

    menggunakan metode eksperimen terbimbing terbukti meningkatkan

    kerja sama siswa kelas XI dan XII IPA.

    Berdasarkan hasil analisa Wilcoxon pada tabel dapat ditarik

    kesimpulan bahwa model belajar menggunakan metode eksperimen

    terbimbing pada pokok bahasan elastisitas dan Hukum Hooke pada

    pegas kelas XI dan XII IPA SMA Swasta Ile Boleng dapat

    meningkatkan kerja sama siswa.

    4.2.2.2 Hasil observasi kerja sama siswa

    Pada tabel 4.6 dilaporkan hasil observasi tingkat kerja sama

    siswa dalam eksperimen.

    Tabel 4. 6 Hasil Observasi Tingkat Kerja Sama Siswa

    Kode Siwa

    XI IPA dan XII IPA

    Skor Akhir Tingkat Kerja Sama

    Siswa 1 19 Sangat Baik

    Siswa 2 19 Sangat Baik

    Siswa 3 18 Sangat Baik

    Siswa 4 18 Baik

    Siswa 5 18 Baik

    Siswa 6 17 Baik

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 55

    Siswa 7 16 Baik

    Siswa 8 16 Baik

    Total 141

    Rata-rata 17,62 Baik

    Berdasarkan kisi-kisi instrumen observasi pada (tabel 3.3)

    siswa dikatakan sangat tinggi kerja sama jika skor yang

    diperoleh adalah 20 dan kurang kerja sama jika skor yang

    diperoleh adalah 10. Oleh karena itu, hasil observasi pada tabel

    4.6 bahwa tingkat kerja sama siswa dengan skor tertinggi adalah

    19 dan skor terendah adalah 16.

    Dari penjelasan dapat dilihat bahwa secara keseluruhan tingkat

    kerja sama siswa baik.

    4.3 Pembahasan

    4.3.1 Hasil Belajar Siswa

    Berdasarkan hasil perhitungan Wilcoxon pada tabel 4.3 nilai Z yang

    didapat sebesar -2.533 dengan p value nilai Asymp. Sig. (2-tailed)

    sebesar 0.011 dimana kurang dari level signifikan α = 0,05 sehingga

    hasilnya adalah signifikan. Artinya, model pembelajaran dengan

    menggunakan metode eksperimen terbimbing meningkatkan hasil

    belajar siswa.

    Hasil belajar dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan pembelajarabn

    yang dilakukan guru, sekaligus tingkat pencapaian siswa terhadap

    kompetensi atau materi yang telah ditentukan (Kunandar, 2013: 62).

    Hasil belajar merupakan suatu yang sangat penting. Dengan hasil belajar

    guru bisa melakukan refleksi dan evaluasi terhadap kualitas

    pembelajaran yang telah dilakukan. Metode, strategi, media, dan model

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 56

    pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar itu tepat

    dan efektif dapat dilihat dari hasil belajar siswa.

    Berdasarkan hasil penelitian, model pembelajaran dengan metode

    eksperimen terbimbing pada materi elastisitas dan Hukum Hooke pada

    pegas meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI dan XII IPA SMA

    Swasta Ile Boleng. Perkembangan yang sangat mencolok dalam

    pembelajaran ada dua yaitu, yang pertama perkembangan dalam hal

    memecahkan permasalahan terkait soal yang diberikan. Mengapa

    dikatakan demikian karena, dalam proses pembelajaran sebelum

    diberikan treatment siswa mengerjakan soal tentang rangkaian

    gabungan yaitu rangkaian seri dan paralel pada pegas, terlihat siswa

    hanya semata-mata mengerjakan tanpa memikirkan konsep dan langkah

    pengerjaan dengan baik. Setelah diberikan treatment model

    pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing, siswa dapat

    mengerjakan soal dengan konsep dan langkah pengerjaan dengan baik.

    Dan yang kedua adalah perkembangan dalam hal penerapan konsep

    dalam kehidupan sehari-hari contohnya adalah pembelajaran tentang

    elastisitas pada pegas. Mengapa dikatakan demikian karena, dalam

    proses pembelajaran sebelum diberikan treatment siswa memberikan

    dan menerapkan pendapat terkait dengan elastisitas, tanpa memikirkan

    konsep dengan baik. Setelah diberikan treatment model pembelajaran

    dengan metode eksperimen te