pengaruh pendapatan asli daerah, dana …repository.usd.ac.id › 6201 › 2 ›...

122
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN, DAN LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAHTERHADAP BELANJA DAERAH DI KOTA BALIKPAPAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Yohanes Eko Adventino NIM: 122114034 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 05-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA

    PERIMBANGAN, DAN LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH

    YANG SAHTERHADAP BELANJA DAERAH DI KOTA

    BALIKPAPAN

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

    Program Studi Akuntansi

    Oleh:

    Yohanes Eko Adventino

    NIM: 122114034

    PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2016

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA

    PERIMBANGAN, DAN LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH

    YANG SAHTERHADAP BELANJA DAERAH DI KOTA

    BALIKPAPAN

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

    Program Studi Akuntansi

    Oleh:

    Yohanes Eko Adventino

    NIM: 122114034

    PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2016

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Skripsi

    PENGARUHPENDAPATANASLIDAERAH,DANAPERllWBANGAN,DANLAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH TERHADAP BELANJA

    DAERAHDIKOTABALmPAPAN

    Oleh:

    Yohanes Eko Adventino

    NIM: 122114034

    Telah Disetujui Oleh:

    Pembimbing

    Dra. YFM. Gien Agustinawansari, MM., Ak., CA

    11

    Tanggal : 25 Mei 2016

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • Skripsi

    PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN,DAN LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH TERHADAP

    BELANJA DAERAH DI KOTA BALIKPAPAN

    Dipersiapkan dan ditulis oleh

    Yohanes Eko Adventino

    NIM: 122114034

    Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

    Pada Tangga115 Juni 2016

    Dan dinyatakan Mememihi Syarat

    Susunan Dewan Penguji

    Nama Lengkap

    Ketua Dr. Fr. Reni Retno Anggraini. M.Si., Ak., CA

    Sekretaris Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA

    Tanda Tangan

    Anggota

    Anggota

    Anggota

    Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Ak., CA

    Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA

    Josephine Woo, S.E., M.Si.

    iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    “Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai

    dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil

    menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-

    berkasnya”

    (Mazmur 126: 5-6)

    Try Not To Become A Man Of Success, But Rather Try To Become A Man Of

    Value

    - Albert Einstein -

    You’ll Never Walk Alone

    - Liverpool FC -

    Kupersembahkan Skripsi Ini Kepada:

    Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

    Kedua Orang Tuaku, Markun Indarto & Rosali Kumarurung

    Adikku, Riky Antonius

    Penyemangatku, Nungky Windasari

    Sahabat dan Teman-teman Akuntansi 2012 Kelas A

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • l;;h;•.~j

    .-~ -n ..~•• ~

    UNIVERSITAS SANATA DHARMAFAKULTAS EKONOMI

    JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

    PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN, DANLAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH TERHADAP BELANJA

    DAERAH DI KOTA BALIKPAPAN

    Dan diajukan lmtuk diuji pada tanggal 15 Juni 2016 adalah hasil karya saya.

    Dengan ini saya menyatakan dengan seslmgguhnya bahwa dalam skripsi initidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengancara meyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yangmenunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akuiseolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhantulisan yang saya salin, tim, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpamemberikan pengakuan pada penulis aslinya.

    Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, denganini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiriini. Bila kemudian terbukti bahwa saya temyata melakukan tindakan menyalin ataumeniru tulisan orang lain seolah-olall hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar danijasall yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima

    Yogyakarta, 29 Juli 2016Yang membuat pemyataan,

    1fYohanes Eko Adventino

    v

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • LEMBARPERNYATAANPERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

    Nama

    Nomor Induk Mahasiswa (NIM)

    : Yohanes Eko Adventino

    : 122114034

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya berikan kepada perpustakaan Universitas

    Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

    PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN, DANLAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH TERHADAP BELANJA

    DAERAH DI KOTA BALIKPAPAN

    Beserta perangkat yang dipedukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan

    kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

    dalam bentuk media lain untuk kepentingan akademis tanpa pedn meminta izin dari

    saya maUptID memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya

    sebagai penulis.

    Demikian pemyataan ini saya buat dengan seharusnya.

    Yogyakarta, 29 Juli 2016

    Yohanes Eko Adventino

    Vi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus yang

    senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

    penulisan skripsi ini dengan judul PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH,

    DANA PERIMBANGAN, DAN LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG

    SAH TERHADAP BELANJA DAERAH DI KOTA BALIKPAPAN. Penulisan

    skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada

    Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

    Dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan

    motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima

    kasih kepada :

    1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan memberi karunia-Nya sehingga

    penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

    2. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

    mengembangkan kepribadian kepada penulis.

    3. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, MM., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing yang

    telah membimbing dan memberi arahan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

    4. Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Balikpapan yang telah

    memberikan ijin pada penulis untuk melakukan penelitian.

    5. Ibu Herda yang telah meluangkan waktu untukmembantu penulis memperoleh data

    dalam proses penelitian.

    6. Orangtua tercinta, Bapak Markun Indarto dan Mama Rosali Kumarurung serta Riky

    Antonius, teman berantem di rumah atas dukungan doa, semangat, cinta dan

    perhatiannya pada penulis yang tak ternilai.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7. Ntmgky Windasari yang selalu mengingatkan, mendukung dan membantu penulis

    dalam penyelesaian skripsi ini.

    8. Sahabat dan teman seperjuanganku Akuntansi 2012 Kelas A, "perusuh" grup Akt

    A Wisuda Santai, dan ternan-ternan Akuntansi 2012 lainnya terima atas pelajaran

    hidup, persaudaraan, kebersamaan, dan petualangan roller coaster yang indah.

    9. Semua pillak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas dukungan kepada

    penulis secara langsung maupun tidak langsung.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu

    penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

    pembaca.

    Yogyakarta, 29 Juli 2016

    1fPenulis

    VllI

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ............................... v

    HALAMAN LEMBAR PUBLIKASI .................................................................... vi

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xii

    ABSTRAK ............................................................................................................. xiii

    ABSTRACK ............................................................................................................ xiv

    BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 4 C. Batasan Masalah....................................................................... 5 D. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian ................................................................... 5 F. Sistematika Penulisan .............................................................. 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 8

    A. Landasan Teori ......................................................................... 8 1. Keuangan Daerah ............................................................... 8 2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ........................ 9 3. Belanja Daerah ................................................................... 15 4. Pendapatan Asli Daerah ..................................................... 21 5. Dana Perimbangan ............................................................. 25 6. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah ............................ 28

    B. Penelitian Terdahulu ................................................................ 29 C. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis .......................................... 31

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    1. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah ................................................................................ 33

    2. Pengaruh Dana Perimbangan Terhadap Belanja Daerah ................................................................................ 34

    3. Pengaruh Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Terhadap Belanja Daerah ................................................... 36

    BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 38

    A. Jenis Penelitian ......................................................................... 38 B. Subjek dan Objek Penelitian .................................................... 38 C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 39 D. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 39 E. Definisi Operasional Variabel .................................................. 39 F. Desain Penelitian ...................................................................... 41 G. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 42 H. Teknik Analisis Data ................................................................ 42

    BAB IV GAMBARAN UMUM PEMERINTAH ........................................ 50

    A. Sejarah Kota Balikpapan .......................................................... 50 B. Kondisi Geografis .................................................................... 52 C. Keadaan Penduduk ................................................................... 59 D. Perekonomian Daerah .............................................................. 61 E. Sumber Pendapatan Daerah Kota Balikpapan ......................... 62 F. Alokasi Belanja Daerah Kota Balikpapan................................ 66

    BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................... 68

    A. Deskripsi Data .......................................................................... 68 B. Analisis Data ............................................................................ 71 C. Pembahasan .............................................................................. 87

    BAB VI PENUTUP ..................................................................................... 92

    A. Kesimpulan .............................................................................. 92 B. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 92 C. Saran ......................................................................................... 92

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 94

    LAMPIRAN ........................................................................................................... 96

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 4.1 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan

    di Kota Balikpapan ............................................................................. 57

    Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kota Balikpapan .................................................... 60

    Tabel 4.3 Sumber Perekonomian Kota Balikpapan ............................................ 62

    Tabel 5.1 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2010-2015 ......................... 69

    Tabel 5.2 Realisasi Dana Perimbangan Tahun 2010-2015 ................................. 70

    Tabel 5.3 Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

    Tahun 2010-2015 ................................................................................ 71

    Tabel 5.4 Realisasi Belanja Daerah Tahun 2010-2015 ...................................... 71

    Tabel 5.5 Statistics Descriptive .......................................................................... 72

    Tabel 5.6 Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov–Smirnov) .................................... 78

    Table 5.7 Hasil Pengujian Multikolinearitas ...................................................... 79

    Tabel 5.8 Hasil Pengujian Autokorelasi ............................................................. 81

    Tabel 5.9 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ................................................... 82

    Tabel 5.10 Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda .......................................... 83

    Tabel 5.11 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi .............................................. 85

    Tabel 5.12 Hasil Uji F .......................................................................................... 87

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1 Struktur APBD ............................................................................... 12

    Gambar 2.2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah .................................... 14

    Gambar 2.3 Kerangka Konseptual ..................................................................... 32

    Gambar 5.1 Normal Probability Plot ................................................................. 77

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    ABSTRAK

    PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN, DAN

    LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH TERHADAP BELANJA

    DAERAH DI KOTA BALIKPAPAN

    Yohanes Eko Adventino

    NIM: 122114034

    Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta

    2016

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Asli Daerah,

    Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah terhadap Belanja

    Daerah di kota Balikpapan

    Data diperoleh dengan melakukan dokumentasi. Data yang didapat bersumber

    dari Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kota

    Balikpapan dari tahun 2010 – 2015. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier

    berganda.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwaPendapatan Asli Daerah, Dana

    Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah tidak berpengaruh terhadap

    Belanja Daerah. Pendapatan Daerah kota Balikpapan yang terdiri dari Pendapatan Asli

    Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah mengalami

    penurunan dan kurang mampu membiayai Belanja Daerah yang mengalami

    peningkatan.

    Kata kunci: pendapatan asli daerah, dana perimbangan, lain-lain pendapatan daerah

    yang sah, belanja daerah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    ABSTRACT

    THE EFFECTS OF LOCAL REVENUES, BALANCE FUNDS, AND

    OTHER LEGITIMATE INCOME TOWARD REGIONAL EXPENDITURE

    ON BALIKPAPAN CITY

    Yohanes Eko Adventino

    NIM :122114034

    Sanata Dharma University

    Yogyakarta

    The aims of this research is to observe the influence of the Local Revenues,

    Balance Funds, and Other Legitimate Income toward Regional Expense on Balikpapan

    city.

    Data obtained by the documentation. Data obtained from the reports on the

    realization of the budget revenues and expenditures on Balikpapan City for six years

    (2010-2015). Analysis tool used was multiple linear regressions.

    The result shows that the Local Revenues, Balance Funds, and Other

    Legitimate Income do not affect the Regional Expense. Regional Revenues of

    Balikpapan city which consisted of Local Revenues, Balance Funds and Other

    Legitimate Income had been decreasing and could not finance Regional Expenses

    which where increasing.

    Keywords: local revenues, balance funds, other legitimate income, regional expense

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Permasalahan

    Indonesia telah memasuki babak baru dalam kehidupan masyarakatnya

    dengan diberlakukannya kebijakan otonomi daerah. Otonomi daerah adalah

    hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus

    sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai

    dengan peraturan perundang-undangan (UU No. 32 Tahun 2004). Implikasi

    dari kebijakan otonomi daerah tersebut adalah daerah diberikan tanggung

    jawab dan wewenang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta

    kewenangan untuk memanfaatkan peluang untuk menggali segala potensi

    daerah yang dimiliki guna mendukung kemampuan keuangan daerah sebagai

    modal pembiayaan dan penyelenggaraan pemerintah di daerah.Pemberian

    wewenang yang lebih luas dalam penyelenggaraan pemerintah di daerah

    berdampak baik bagi perkembangan pembangunan daerah-daerah di Indonesia

    yang berimplikasi pada peningkatan pelayanan publik, kesejahteraan, dan

    jaminan hidup masyarakat yang lebih baik.

    Pelaksanaan kebijakan otonomi daerah didukung pula oleh

    perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah

    sebagaimana tertuang dalam UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    Keuangan antara Pemerintah Pusat-Daerah. Dalam UU tersebut yang

    dimaksudkan dengan perimbangan antara pemerintah pusat dan daerah adalah

    adanya suatu sistem pembiayaan pemerintah, yang mencakup pembagian

    keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah serta pemerataan daerah secara

    proporsional, demokratis, adil, dan transparan dengan memperhatikan potensi,

    kondisi, dan kebutuhan di setiap daerah.

    Wujud dari perimbangan keuangan tersebut adalah adanya Dana

    Perimbangan yang berasal dari pusat. Dana Perimbangan adalah dana yang

    bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepala daerah untuk

    mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi bertujuan

    untuk menciptakan keseimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan

    pemerintah daerah dan antara pemerintah daerah (Darise, 2008). Untuk

    beberapa daerah yang memiliki PAD relatif kecil, jalannya roda pemerintahan

    akan bergantung pada tersedianya Dana Perimbangan (Bawono dan Novelsyah,

    2012: 16-17). Dana Perimbangan terdiri atas Dana Bagi Hasil (DBH), Dana

    Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK).

    Selain berasal dari Dana Perimbangan, pemerintah daerah dapat

    memanfaatkan potensi daerah yang dimilikinya melalui Pendapatan Asli

    Daerah yang dijadikan sumber pendapatan daerah. Pendapatan Asli Daerah

    (PAD) merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil Pajak Daerah,

    Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah. Pendapatan Asli Daerah

    dianggap sebagai alternatif sumber pendanaan daerah yang dipergunakan oleh

    daerah sebagai pengeluaran untuk melaksanakan pemerintahan dan

    pembangunan guna memperkecil ketergantungan daerah terhadap subsidi dari

    pemerintah pusat.

    Kedua jenis pendapatan daerah tersebut akan bersama-sama dengan

    Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah yang juga merupakan pendapatan

    daerah akan digunakan pemerintah daerah untuk melaksanakan

    penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang

    Sah terdiri daripendapatan Hibah, Pendapatan Dana Darurat, Dan Pendapatan

    Lainnya. Dengan demikian, pemerintah daerah diharapkan lebih mengerti dan

    dapat memenuhi aspirasi masyarakat, selain itu pemerintah daerah diharapkan

    dapat lebih memanfaatkan pendapatan daerah yang diterima sehingga dapat

    membiayai pengeluarannya untuk pelaksanaan belanja daerahnya.

    Belanja Daerah adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum

    Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban

    daerah dalam satu tahun anggaran. Belanja daerah dipergunakan dalam rangka

    mendanai pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan provinsi

    atau kabupaten/kota yang tediri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang

    ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan (PP No. 58 Tahun 2005).

    Urusan wajib adalah urusan yang sangat mendasar yang berkaitan dengan hak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    dan pelayanan dasar kepada masyarakat yang wajib diselenggarakan oleh

    pemerintah daerah. Sementara itu, urusan pilihan adalah urusan pemerintah

    yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat sesuai kondisi, kekhasan, dan potensi keunggulan daerah. Belanja

    daerah menurut program dan pelaksanaannya terdiri dari belanja langsung dan

    belanja tidak langsung.

    Untuk menjalankan roda pemerintahannya, pemerintah daerah harus

    menganggarkan terlebih dahulu segala kebutuhannya dalam APBD dan harus

    disesuaikan dengan pendapatan daerah yang diterima. Setiap daerah

    mempunyai kemampuan keuangan yang tidak sama dalam mendanai kegiatan-

    kegiatannya. Oleh karena itu, pemerintah daerah dituntut untuk mengambil

    kebijakan yang tepat dalam membelanjakan kebutuhannya secara efektif dan

    efisien demi kelangsungan hidupnya serta untuk mensejahterakan

    masyarakatnya di daerah, mengingat sumber pendapatan daerah yang diterima

    juga memiliki keterbatasan.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam

    penelitian ini adalah:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    Apakah Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain

    Pendapatan Daerah Yang Sah berpengaruh terhadap Belanja Daerah di kota

    Balikpapan?

    C. Batasan Masalah

    Penelitian difokuskan pada data realisasi APBD kota Balikpapan

    periode 2010 – 2015.

    D. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh

    Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan

    Daerah terhadap Belanja Daerah di kota Balikpapan.

    E. Manfaat Penelitian

    1. Bagi Pemerintah

    Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada pemerintah

    daerah dalam upaya-upaya dan kebijakan untuk mengelola keuangan

    daerah dalam rangka meningkatkan perekonomian daerah demi

    kesejahteraan masyarakat.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    2. Bagi Peneliti Lain dan Pembaca

    Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan wawasan bagi

    pembaca. Peneliti lain juga dapat menjadikan penelitian ini sebagai

    referensi tentang pengaruh antara pendapatan asli daerah, dana

    perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah terhadap belanja

    daerah di kota atau kabupaten lain di Indonesia.

    3. Bagi Penulis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan

    bagi penulis untuk membuat penelitian selanjutnya.

    F. Sistematika Penulisan

    Penulisan penelitian ini dikelompokkan menjadi enam bab, yaitu bab

    pendahuluan, bab tinjauan pustaka, bab metode penelitian, bab gambaran

    umum pemerintah, bab analisis data dan pembahasan, serta bab penutup.

    Bab I : Pendahuluan

    Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan

    masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

    penelitian, serta sistematika penulisan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    Bab II : Tinjauan Pustaka

    Bab ini menjelaskan landasan teori yang digunakan dalam

    penelitian yang terdiri atas: tinjauan pustaka, penelitian

    terdahulu, kerangka pemikiran, serta perumusan hipotesis.

    Bab III : Metode Penelitian

    Bab ini terdiri atas: jenis penelitian, subjek dan objek

    penelitian, tempat dan waktu penelitian, jenis dan sumber data,

    definisi operasional variabel, desain penelitian, teknik

    pengumpulan data, serta teknik analisis data.

    Bab IV : Gambaran Umum Pemerintah

    Bab ini menjelaskan secara garis besar tentang keadaan

    Pemerintah Kota Balikpapan berdasarkan data-data yang

    diperoleh.

    Bab V : Analisis Data dan Pembahasan

    Bab ini terdiri atas: deskripsi data, analisis data, serta

    pembahasan.

    Bab VI : Penutup

    Bab ini berisi mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian,

    dan saran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1. Keuangan Daerah

    Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka

    penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang

    termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan

    hak dan kewajiban daerah tersebut (UU No. 32 Tahun 2004). Menurut UU

    No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan

    Pemerintah Daerah, Pasal 66 Ayat (1) disebutkan bahwa keuangan daerah

    dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien,

    ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan

    memperlihatkan keadilan, kepatuhan, dan manfaat untuk masyarakat.

    Secara umum, konsep ekonomis, efisien, efektif (value for money),

    transparan, dan akuntabilitas (tanggung jawab) publik merupakan tiga dari

    delapan karakteristik tata kelola yang baik (good governance) versi United

    Nations Development Programme (UNDP) yang dapat diperankan

    akuntansi sektor publik (Mardiasmo, 2002).

    Pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang

    meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah (Peraturan

    Pemerintah No.58 Tahun 2005). Kemampuan pemerintah daerah dalam

    mengelola keuangan terdapat dalam APBD secara langsung maupun tidak

    langsung mencerminkan kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai

    pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan sosial

    masyarakat.

    Penyelenggaraan fungsi Pemerintah Daerah akan terlaksana secara

    optimal apabila penyelenggaraan urusan Pemerintah diikuti dengan

    pemberian sumber-sumber penerimaan yang cukup kepada daerah, dengan

    mengacu kepada UU No.33 Tahun 2004 yang besarnya disesuaikan dan

    diselaraskan dengan pembagian kewenangan antara Pusat dan Daerah.

    Keuangan daerah di Indonesia meliputi keuangan Provinsi,

    Kabupaten/Kota, serta Kecamatan dan Kelurahan. Pemerintah Daerah

    memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan berbagai usaha guna

    melayani kepentingan masyarakat dan menjalankan program-program

    pembangunan yang sudah direncanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh

    karena itu, Pemerintah Daerah dituntut untuk dapat memperoleh dana yang

    cukup, untuk membiayai setiap pengeluaran Pemerintah Daerah.

    2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

    Anggaran pendapatan dan belanja daerah adalah rencana keuangan

    tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    pemerintah daerah dan Dewan Pewakilan Rakyat Daerah (DPRD), dan

    ditetapkan dengan peraturan pemerintah (UU No. 33 Tahun 2004).

    Peraturan-peraturan di era reformasi keuangan daerah mengisyaratkan agar

    laporan keuangan semakin informatif. Untuk itu, APBD dalam bentuk yang

    baru terdiri dari tiga bagian, yaitu pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

    Adanya pos pembiayaan merupakan upaya agar APBD semakin informatif,

    yaitu memisahkan pinjaman dari pendapatan daerah.

    Anggaran pemerintah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan

    antara eksekutif dan legislatif tentang belanja yang ditetapkan untuk

    melaksanakan kegiatan pemerintah dan pendapatan yang diharapkan untuk

    menutup keperluan belanja tersebut atau pembiayaan yang diperlukan bila

    diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus. Dengan demikian, anggaran

    mengkoordinasikan aktivitas belanja pemerintah dan memberi landasan

    bagi upaya perolehan pendapatan dan pembiayaan oleh pemerintah dalam

    suatu periode tertentu yang biasanya mencakup periode tahunan. Namun,

    tidak tertutup kemungkinan disiapkannya anggaran untuk jangka waktu

    lebih atau kurang dari setahun.

    Berdasarkan Permendagri No. 37 Tahun 2014 tentang Pedoman

    Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Daerah terdiri atas beberapa komponen, yaitu:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    a. Pendapatan Daerah

    Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD merupakan

    perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta

    dasar hukum penerimanya. Komponen Pendapatan Daerah terdiri atas

    Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain

    Pedapatan Daerah Yang Sah.

    b. Belanja Daerah

    Belanja Daerah harus digunakan untuk pelaksanaan urusan

    pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi dan

    pemerintah kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib dan urusan

    pilihan yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan. Belanja

    penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan

    meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi

    kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan

    pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas

    umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.

    Komponen Belanja Daerah terdiri atas Belanja Tidak Langsung dan

    Belanja Langsung

    c. Pembiayaan Daerah

    Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar

    kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran

    berikutnya. Komponen Pembiayaan Daerah adalah Penerimaan

    Pembiayaan, Pengeluaran Pembiayaan, Sisa Lebih Pembiayaan

    (SILPA) Tahun Berjalan.

    Gambar 2.1: Struktur APBD

    Sumber: Darise (2008: 134)

    Gambar 2.1 merupakan uraian Struktur APBD antara pendapatan,

    belanja dan pembiayaan. Selisih antara anggaran pendapatan daerah dengan

    anggaran Belanja Daerah mengakibatkan terjadinya suplus atau defisit

    APBD. Surplus anggaran terjadi apabila anggaran pendapatan daerah

    diperkirakan lebih besar dari anggaran Belanja Daerah. Defisit anggaran

    STRUKTUR APBD

    A. Pendapatan Daerah xxx

    B. Belanja Daerah xxx (-)

    Surplus/Defisit xxx (-/+)

    C. Pembiayaan Daerah

    1. Surplus → Pengeluaran Pembiayaan

    a. Transfer ke dana cadangan

    b. Penyertaan modal

    c. Pembayaran hutang jatuh tempo

    d. Pemberian pinjaman

    e. Sisa lebih tahun berjalan

    2. Defisit → Penerimaan Pembiayaan

    a. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu

    b. Penggunaan dana cadangan

    c. Penerimaan pinjaman

    d. Hasil penjualan asset daerah yang dipisahkan

    e. Penerimaan kembali pemberian pinjaman atau

    penerimaan piutang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    terjadi apabila anggaran pendapatan daerah diperkirakan lebih kecil dari

    anggaran Belanja Daerah. Surplus dalam APBD digunakan untuk

    pembayaran pokok utang, penyertaan modal (investasi) daerah, pemberian

    pinjaman kepada pemerintah pusat/daerah, transfer ke Dana Cadangan dan

    Sisa Lebih Tahun Anggaran Berjalan yang disebut Pengeluaran

    Pembiayaan. Defisit dalam APBD ditetapkan pembiayaan untuk menutup

    defisit tersebut yang diantaranya bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan

    Anggaran Lalu, penggunaan Dana Cadangan, penerimaan pinjaman, hasil

    penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan penerimaan kembali

    pemberian pinjaman atau penerimaan piutang.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    Gambar 2.2: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

    Sumber: Permendagri No. 13 Tahun 2006

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

    Pendapatan Daerah

    Pendapatan Asli Daerah

    Pajak Daerah

    Retribusi Daerah

    Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

    Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

    Dana Perimbangan

    Dana Bagi Hasil

    Dana Alokasi Umum

    Dana Aloksi Khusus

    Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

    Hibah

    Dana Darurat

    Dana Bagi Hasil Pajak

    Dana Penyesuaian dan Dana Otonomi Khusus

    Bantuan Keuangan

    Belanja Daerah

    Belanja Tidak Langsung

    Belanja Pegawai

    Bunga

    Subsidi

    Hibah

    Bantuan Sosial

    Belanja Bagi Hasil

    Bantuan Keuangan

    Belanja Tak Terduga

    Belanja Langsung

    Belanja Pegawai

    Belanja Barang dan Jasa

    Belanja Modal

    Pembiayaan Daerah

    Penerimaan Pembiayaan

    SILPA

    Pencairan dana cadangan

    Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan

    Pemerimaan pinjaman daerah

    Penerimaan kembali pemberian pinjaman

    Penerimaan piutang daerah

    Pengeluaran Pembiayaan

    Pembentukan dana cadangan

    Penerimaan modal (investasi) pemerintah daerah

    Pembayaran pokok utang

    Pemberian pinjaman daerah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    3. Belanja Daerah

    a. Pengertian Belanja Daerah

    Belanja Daerah merupakan semua kewajiban daerah yang

    diakui sebagai pengurang nilai kekayaaan bersih dalam periode tahun

    anggaran yang bersangkutan. Belanja Daerah meliputi semua

    pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi

    ekuitas dana lancar, dimana merupakan kewajiban daerah dalam satu

    tahun anggaran. Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai

    pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan provinsi

    atau kabupaten/kota yang tediri dari urusan wajib dan urusan pilihan

    yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan (PP No. 58

    Tahun 2005).

    Urusan wajib adalah urusan yang sangat mendasar yang

    berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar kepada masyarakat yang

    wajib diselenggarakan oleh pemerintah daerah seperti, pelayanan dasar

    kepada masyarakat antara lain pelayanan bidang di bidang pendidikan,

    kesehatan, dan pengadaan infrastruktur sarana prasarana daerah.

    Sementara itu, urusan pilihan adalah urusan pemerintah yang secara

    nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

    sesuai kondisi, kekhasan, dan potensi keunggulan daerah seperti, daerah

    yang berada di kawasan pesisir pantai akan mengembangkan potensi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    dalam bidang perikanan dan kelautan (Bawono dan Novelsyah,

    2012:19)

    b. Kategori Belanja Daerah

    Berdasarkan penjelasan Pasal 70 Ayat (3) UU No. 33 Tahun 2004 dalam

    Bawono dan Novelsyah (2012: 20-22), kategori belanja daerah adalah

    sebagai berikut:

    1) Belanja Daerah menurut organisasi

    Perincian Belanja Daerah menurut organisasi disesuaikan dengan

    susunan perangkat daerah, lembaga teknis daerah, dan struktur

    organisasi pemerintah daerah. Organisasi pemerintah daerah

    diantaranya: DPRD, Kepala dan Wakil Kepala Daerah, Sekretariat

    Dewan, Sekretariat Daerah, Badan, Dinas, Kantor, Kecamatan,

    Lembaga Teknis, dan Kelurahan

    2) Belanja Daerah menurut fungsi

    Perincian Belanja Daerah menurut fungsi merupakan

    pengklasifikasian Belanja Daerah sesuai kewenangan daerah untuk

    menjalankan fungsi-fungsi utama pemerintah daerah dalam

    memberikan pelayanan kepada masyarakat. Fungsi tersebut

    meliputi: layanan umum, ketertiban dan keamanan, ekonomi,

    lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan,

    pariwisata, budaya, agama, pendidikan, dan perlindungan sosial.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    3) Belanja Daerah menurut jenis belanja meliputi:

    a) Belanja Pegawai, merupakan belanja kompensasi dalam bentuk

    gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan

    kepada pegawai negeri sipil, pimpinan anggota DPRD, kepada

    daerah dan wakil kepala daerah yang ditetapkan sesuai dengan

    ketentuan perundang-undangan. Contoh: gaji dan tunjangan,

    honorarium, lembur, uang representasi, dan sejenisnya.

    b) Belanja Barang dan Jasa, merupakan belanja yang digunakan

    untuk pengeluaran pembelian atau pengadaan barang yang nilai

    manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan dan/atau

    pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan

    pemerintah daerah. Contoh: bahan/material, jasa kantor, premi

    asuransi, perawatan kendaraan bermotor, cetak/penggandaan,

    sewa rumah/gedung/gudang/parkir, sewa sarana mobilitas, sewa

    alat berat, sewa perlengkapan dan peralatan kantor, makanan

    dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja,

    pakaian khusus, dan hari-hari tertentu, perjalanan dinas, serta

    perjalanan dinas pindah tugas dan pemulangan pegawai.

    c) Belanja Modal, merupakan belanja yang digunakan untuk

    pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian atau

    pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk

    digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk

    tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi

    dan jaringan, serta aset tetap lainnya.

    d) Bunga, merupakan pembayaran bunga atas cicilan atau angsuran

    pokok pinjaman (utang). Contoh: bunga utang kepada

    pemerintah pusat, bunga utang kepada pemerintah daerah, dan

    bunga utang kepada bank atau lembaga keuangan.

    e) Subsidi, merupakan belanja yang digunakan untuk

    menganggarkan bantuan biaya produksi kepada perusahaan atau

    lembaga tertentu agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan

    dapat terjangkau oleh masyarakat banyak.

    f) Hibah, merupakan belanja yang digunakan untuk

    menganggarkan pemberian hibah dalam bentuk uang, barang

    dan/atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah

    lainnya, dan kelompok masyarakat atau perorangan yang secara

    spesifik telah ditetapkan peruntukannya. Belanja hibah

    merupakan bantuan yang tidak bersifat mengikat atau tidak

    secara terus menerus dan harus digunakan sesuai dengan

    persyaratan yang ditetapkan dalam naskah perjanjian hibah

    daerah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    g) Bantuan Sosial, merupakan belanja yang digunakan untuk

    menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang dan/atau

    barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan

    kesejahteraan masyarakat. Bantuan kepada partai politik

    merupakan salah satu contoh dari bantuan sosial.

    h) Belanja Bagi Hasil, merupakan belanja yang digunakan untuk

    menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari

    pendapatan provinsi kepada kabupaten/kota atau pendapatan

    kabupaten/kota kepada pemerintah desa atau pendapatan

    pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah daerah lainnya

    sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

    i) Belanja Bantuan Keuangan, merupakan belanja yang digunakan

    untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum

    atau khusus dari provinsi kepada kabupaten/kota, pemerintah

    desa, dan kepada pemerintah daerah lainnya atau dari

    pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa dan

    pemerintah daerah lainnya dalam rangka pemerataan dan/atau

    peningkatan kemampuan keuangan. Contoh: belanja bantuan

    keuangan, yaitu Alokasi Dana Desa (ADD). Alokasi Dana Desa

    merupakan dana dari APBD yang dialokasikan ke desa sebagai

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    bantuan dari pemerimtah kabupaten/kota kepada pemerintah

    desa.

    j) Belanja Tidak Terduga, merupakan belanja untuk kegiatan yang

    sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang, seperti

    halnya penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang

    tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas

    kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang

    telah ditutup.

    c. Kelompok Belanja

    Kelompok belanja jika dikaitkan dengan program dan kegiatannya,

    diklasifikasikan menjadi dua jenis, terdiri atas:

    1) Belanja Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan terkait

    secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja

    Langsung meliputi: Belanja Pegawai (upah dan honorarium),

    Belanja Barang/Jasa, dan Belanja Modal. Belanja tersebut

    dilaksanakan untuk menjalankan program dan kegiatan

    pemerintahan daerah dianggarkan pada belanja SKPD berkenaan.

    2) Belanja Tidak Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan

    tidak terkait secara langsung dalam pelaksanaan program dan

    kegiatan. Belanja Tidak Langsung meliputi: Belanja Pegawai (gaji

    dan tunjangan, uang representasi), Belanja Bunga, Belanja Subsidi,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Belanja

    Bantuan Keuangan, dan Belanja Tidak Terduga. Belanja-belanja

    tersebut yang termasuk dalam Belanja Tidak langsung hanya dapat

    dianggarkan oleh SKPD.

    4. Pendapatan Asli Daerah

    Pendapatatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh Daerah

    yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan

    perundang-undangan (UU No. 33 Tahun 2004). Menurut Halim (2007),

    Pendapatan Asli Daerah merupakan semua penerimaan daerah yang berasal

    dari sumber ekonomi asli daerah. Menurut Siahaan (2005), Pendapatan Asli

    Daerah merupakan suatu pendapatan yang menunjukkan kemampuan

    daerah menghimpun sumber-sumber dana untuk membiayai kegiatan rutin

    maupun pembangunan.

    Pendapatan Asli Daerah merupakan penerimaan yang bersumber dari

    Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang

    Dipisahkan, dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yang

    bertujuan memberikan keleluasaan kepada pemerintah daerah untuk

    mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah

    sebagai perwujudan desentralisasi. Pendapatan Asli Daerah adalah wujud

    representasi kemampuan daerah dalam menggali potensi yang dimiliki.

    Semakin besar PAD yang dihasilkan, maka semakin mandiri daerah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    tersebut secara finansial dalam membiayai pemerintahannya dan

    memberikan pelayanan kepada masyarakat. Penerimaan PAD yang besar

    juga merupakan tolak ukur keberhasilan dari otonomi daerah.

    Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

    Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah, disebutkan

    bahwa Pendapatan Asli Daerah bersumber dari:

    a. Pajak Daerah

    Pajak Daerahadalah kontribusi wajib kepada daerah yang

    terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

    berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

    secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi

    sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (UU No. 28 Tahun 2009).

    Pajak Daerah dirinci menjadi Pajak Provinsi dan Pajak

    Kabupaten/kota. Pajak Provinsi terdiri atas: Pajak Kendaraan

    Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan

    Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan, Pajak Rokok.

    Sedangkan Pajak Kabupaten/Kota terdiri atas: Pajak Hotel, Pajak

    Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan,

    Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air

    Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    Perdesaan dan Perkotaan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

    Bangunan

    b. Retribusi Daerah

    Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas

    jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau

    diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi

    atau Badan (UU No. 28 Tahun 2009). Jenis-jenis Retribusi Daerah

    terdiri atas: Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, dan

    Retribusi Perizinan Tertentu

    c. Hasil Pengelolaan Kekayan Daerah Yang Dipisahkan

    Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

    merupakan hasil atas pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

    dari pengelolan APBD. Jika ada laba BUMD yang kemudian

    dibagihasilkan kepada pemerintah daerah sebagai hasil dari

    penyertaan modal pemerintah daerah, hal tersebut merupakan PAD

    diperoleh dari pengelolaan kekaayaan daerah yang dipisahkan.

    Penyertaan modal pemerintah daerah tidak terbatas pada badan

    usaha milik daerah (BUMD) saja, tetapi dapat pada badan usaha

    milik negara (BUMN), perusahaan milik swasta, atau kelompok

    usaha masyarakat (Bawono dan Novelsyah, 2012: 15-16).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

    2006 pada bagian Ketiga pasal 26 (3) bahwa jenis hasil pengelolaan

    kekayaan daerah yang dipisahkan sebagaimana dimaksud pada ayat

    (1) huruf c dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup:

    (1) Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik

    daerah/BUMD;

    (2) Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan

    milikpemerintah/BUMN; dan

    (3) Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik

    swasta ataukelompok usaha masyarakat.

    d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

    Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

    mengatakan bahwa jenis Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang

    Sah disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang

    tidak termasuk dalam jenis Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan

    Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dirinci

    menurut obyek pendapatan yang mencakup :

    (1) Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;

    (2) Jasa giro;

    (3) Pendapatan bunga;

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    (4) Penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap

    mata uangasing;

    (5) Penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai

    akibat daripenjualan dan/ataupengadaan barang dan/atau jasa

    oleh daerah;

    5. Dana Perimbangan

    Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN

    yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam

    rangka pelaksanaan desentralisasi (UU No. 33 Tahun 2004). Pada intinya,

    Dana Perimbangan merupakan dana alokasi dari pemerintah pusat yang

    berfungsi untuk mendorong otonomi daerah. Untuk beberapa daerah yang

    memiliki PAD relatif kecil, jalannya roda pemerintahan akan bergantung

    pada tersedianya Dana Perimbangan. Dana perimbangan terdiri dari:

    a. Dana Bagi Hasil

    Dana Bagi Hasil adalah dana yang berasal dari pendapatan

    APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase

    untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan

    desentralisasi. Dana Bagi Hasil merupakan himpunan atas hasil setoran

    pendapatan pajak dan nonpajak dari daerah yang kemudian dibagikan

    kembali ke daerah melalui persentase. Dana Bagi Hasil bersifat

    proporsional untuk setiap daerah, dalam arti penerimaan DBH setiap

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    daerah tidak sama, tergantung pada kontribusi setiap daerah dalam

    meningkatkan pendapatan negara.

    DBH merupakan sumber pendapatan daerah yang cukup

    potensial dan merupakan salah satu modal dasar pemerintah daerah

    dalam mendapatkan dana pembangunan dan memenuhi belanja daerah

    yang bukan berasal dari PAD selain DAU dan DAK. Pola bagi hasil

    penerimaan tersebut dilakukan dengan persentase tertentu yang

    didasarkan atas daerah penghasil. Penerimaan DBH pajak bersumber

    dari : Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah

    dan Bangunan (BPHTB), Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25, PPh Pasal

    29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri, dan PPh Pasal 21.

    Sedangkan penerimaan DBH nonpajak berasal dari sumber daya alam

    bersumber dari: Kehutanan, Pertambangan Umum, Perikanan,

    Pertambangan Minyak Bumi, Pertambangan Gas Bumi, Pertambangan

    Panas Bumi (UU No. 33 Tahun 2004).

    b. Dana Alokasi Umum

    Dana Alokasi Umum adalah dana yang bersumber dari pendapatan

    APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan

    keuangan antar-daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka

    pelaksanaan desentralisasi. Fungsi DAU sebagai faktor pemerataan

    kapasitas fiskal dengan jumlah keseluruhan yang ditetapkan sekurang-

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    kurangnya 26% (dua puluh enam persen) dari pendapatan dalam negeri

    neto yang ditetapkan dalam APBN. DAU suatu daerah ditentukan atas

    besar kecilnya celah fiskal (fiscal gap) suatu daerah, yang merupakan

    selisih antara kebutuhan daerah (fiscal need) dengan potensi daerah

    (fiscal capacity). Dana Alokasi Umum digunakan untuk menutup celah

    yang terjadi karena kebutuhan daerah melebihi dari potensi penerimaan

    daerah yang ada.

    c. Dana Alokasi Khusus

    Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari pendapatan

    APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk

    membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah

    dan sesuai dengan prioritas nasional, khususnya untuk membiayai

    kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat yang

    belum mencapai standar tertentu atau untuk mendorong percepatan

    pembangunan daerah. Pelayanan dasar masyarakat meliputi

    pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan prasarana pemerintah daerah.

    Sementara itu, untuk bidang teknis tertentu, seperti bidang kelautan dan

    perikanan, bidang pertanian, bidang lingkungan hidup, dan lain-lain.

    Sesuai Pasal 41 UU No. 33 Tahun 2004, pemerintah daerah penerima

    DAK wajib menganggarkan dan menyediakan dana sekurang-

    kurangnya 10% dari alokasi DAK dalam APBD. Meski demikian,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    wilayah dengan pengeluaran lebih besar dari penerimaan tidak perlu

    menyediakan dana penyesuaian. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak

    semua daerah menerima DAK karena DAK bertujuan untuk pemerataan

    dan untuk meningkatkan kondisi infrastruktur fisik yang dinilai sebagai

    prioritas nasional.

    6. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

    Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah merupakan pendapatan yang

    diterima oleh Pemerintah Daerah yang terdiri dari pendapatan hibah

    danpendapatan dana darurat. Kelompok lain-lain pendapatan daerah yang

    sah mencakup:

    a. Hibah berasal dari pemerintah, pemerintah daerah lainnya,

    badan/lembaga/ organisasi swastadalam negeri, kelompok

    masyarakat/perorangan, dan lembaga luar negeri yang tidak mengikat;

    b. Dana darurat dari pemerintah dalam rangka penanggulangan

    korban/kerusakan akibat bencana alam;

    c. Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kabupaten/kota;

    d. Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus yang ditetapkan oleh

    pemerintah; dan

    e. Bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemerintah daerah lainnya.

    Pendapatan hibah merupakan bantuan yang berupa uangdan/atau jasa

    yang berasal dari Pemerintah, masyarakat, dan badan usaha dalamnegeri

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    atau luar negeri.Pendapatan dana darurat merupakan bantuan Pemerintah

    Pusat dari APBNkepada Pemerintah Daerah untuk mendanai keperluan

    yang mendesak yang diakibatkan peristiwa tertentu yang tidak dapat

    ditanggulangi APBD. Bagi daerah,pemasukan kas daerah dari sumbangan

    pendapatan lain-lain memang tidak begitubesar, namun diharapkan mampu

    membiayai pengeluaran pembangunan yangakan dilaksanakan.

    Penghasilan yang termasuk dalam pendapatan lain-lain adalah:Jasa giro,

    angsuran cicilan rumah dinas, angsuran cicilan kendaraan bermotor

    rodadua dan roda empat, penerimaan ganti rugi atas kekayaan daerah,

    pelelanganiklan, setoran pembinaan lembaga keuangan daerah, dan lain-

    lain pendapatan.

    B. Penelitian Terdahulu

    Yanti (2016) melakukan penelitian tentang pengaruh pendapatan asli

    daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah terhadap belanja

    daerah di Kota Cimahi tahun anggaran 2005-2014. Untuk mengelola dan

    menganalisa data menggunakan metode statistik analisis regresi linier,

    koefisien korelasi dan determinasi, dan pengujian hipotesis dengan ui F dan uji

    T. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pendapatan asli daerah, dana

    perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah mempunyai pengaruh yang

    signifikan terhadap belanja daerah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    Farizi (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh pendapatan asli

    daerah dan dana perimbangan terhadap belanja daerah pada 9 pemerintah kota

    di Provinsi Jawa Barat Tahun 2010-2013. Pengujian statistik yang digunakan

    adalah analisis regresi linier berganda, analisis korelasi, koefisien determinasi,

    dan uji hipotesis. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pendapatan asli

    daerah dan dana perimbangan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

    belanja daerah.

    Igna (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh pendapatan asli

    daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah terhadap

    belanja daerah di Kabupaten Bengkayang dengan periode data tahun 2009-

    2014. Pengolahan data menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang

    sah secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap belanja

    daerah.

    Wulansari (2015) meneliti tentang pengaruh pendapatan asli daerah dan

    dana perimbangan terhadap belanja daerah serta analisis flypaper effect studi

    kasus pada pemerintah daerah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, Jawa

    Tengah, dan Jawa Barat tahun 2012-2013. Alat analisis yang digunakan adalah

    regresi berganda.Hasil penelitian menunjukkan bahwa PAD, DAU, dan DBH

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap belanja daerah, sedangkan DAK

    tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja daerah. Hipotesis kelima

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    menunjukkan bahwa terdapat flypaper effect pada belanja pemerintah di

    Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, hal ini terjadi karena

    pengaruh DAU terhadap belanja daerah lebih tinggi dibandingkan dengan

    pengaruh PAD terhadap belanja daerah.

    Ferdian (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh pendapatan asli

    daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah terhadap

    belanja daerah pada kabupaten dan kota di Sumatera Barat dengan periode data

    tahun 2007-2011. Analisis yang digunakan adalah regresi berganda dan uji t

    statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan asli daerah, dana

    perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah berpengaruh signifikan

    positif terhadap belanja daerah.

    C. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

    Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan daerah yang berasal

    dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah

    Yang Dipisahkan, dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah. Semakin

    besar pendapatan asli daerah yang diterima suatu daerah, akan menentukan

    tingkat kemampuan keuangannya untuk membiayai Belanja Daerah dalam

    rangka penyelenggaraan pemerintah daerah. Dana Perimbangan yang

    meningkat ke daerah juga akan meningkatkan pengeluaran pemerintah daerah

    melalui APBD. Peningkatan pengeluaran pemerintah pada era desentralisasi ini

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    juga disebabkan oleh aliran dana yang meningkat dari pusat ke daerah. Selain

    itu, pemerintah daerah juga mendapatkan pemasukan yang berasal dari Lain-

    Lain Pendapatan Daerah Yang Sah berupa pendapatan hibah dan pendapatan

    dana darurat yang nantinya akan membiayai pengeluaran pemerintah daerah

    dalam belanja daerah yang tertuang dalam APBD.

    Gambar 2.3: Kerangka Konseptual

    Pendapatan Asli Daerah

    (X1)

    Dana Perimbangan (X2)

    Lain-lain Pendapatan

    Daerah Yang Sah (X3)

    Belanja Daerah (Y)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    Berdasarkan kerangka di atas, hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini

    adalah pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-Lain

    Pendapatan Daerah yang sah baik secara parsial dan simultan terhadap Belanja

    Daerah di kota Balikpapan sebagai berikut:

    1. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah

    Pendapatan Asli Daerah merupakan penerimaan yang bersumber dari

    Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang

    Dipisahkan, dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yang

    bertujuan memberikan keleluasaan kepada pemerintah daerah untuk

    mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai

    perwujudan desentralisasi. Semakin besar PAD yang dihasilkan maka

    semakin mandiri daerah tersebut secara finansial dalam membiayai

    pemerintahannya dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat.

    Penelitian mengenai pengaruh pendapatan daerah terhadap pengeluaran

    daerah sudah pernah dilakukan antara lain oleh Aziz et al. (2000), Blackley

    (1986), Joulfaian dan Mokeerjee (1990), Legrenzi dan Milas (2001), Von

    Furstenberg et al. (dalam Sukriy dan Halim, 2003). Beberapa penelitian

    tersebut, hipotesis yang menyatakan bahwa pendapatan daerah

    mempengaruhi anggaran belanja pemerintah daerah disebut dengan tax-

    spend hypotesis. Hipotesis ini mengandung makna bahwa kebijakan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    pemerintah daerah dalam menganggarkan belanja daerah disesuaikan

    dengan pendapatan daerah yang diterima.

    Ferdian (2013), Yanti (2016) dan Wulansari (2015) mengemukakan

    hasil penelitiannya yang menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD)

    berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah. Semakin tinggi

    pendapatan daerah yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah, maka semakin

    tinggi pula pengeluaran untuk Belanja Daerah.

    Melihat dari penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa

    Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan yang bersumber dari

    daerah itu sendiri dan merupakan elemen penting suatu daerah dalam

    memenuhi kebutuhan belanjanya dan melaksanakan penyelenggaraan

    pemerintah di daerah. Jika Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat maka

    akan meningkatkan Belanja Daerah yang juga akan berdampak pada

    peningkatan kualitas pelayanan publik, peningkatan infrastruktur, dan

    pembangunan daerah itu sendiri.

    Berdasarkan pemaparan tersebut, maka ditarik hipotesis:

    H1 : Pendapatan Asli Daerah berpengaruh terhadap Belanja Daerah.

    2. Pengaruh Dana Perimbangan Terhadap Belanja Daerah

    Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN

    yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    rangka pelaksanaan desentralisasi (UU No. 33 Tahun 2004). Dana

    Perimbangan merupakan dana alokasi dari pemerintah pusat yang berfungsi

    untuk mendorong otonomi daerah. Untuk beberapa daerah yang memiliki

    Pendapatan Asli Daerah relatif kecil, jalannya roda pemerintahan akan

    bergantung pada tersedianya Dana Perimbangan (dana transfer).

    Gamkhar dan Oates (1996) dalam Prakosa (2004), menyatakan studi

    tentang pengaruh transfer atau grants dari pemerintah terhadap keputusan

    pengeluaran atau belanja daerah sudah berjalan lebih dari 30 tahun. Menurut

    Bradford dan Oates (1971) dalam Prakosa (2004), secara teoritis respon

    tersebut mempunyai efek distributif alokatif yang tidak berbeda dengan

    sumber pendanaan lain, misalnya pendapatan pajak daerah. Namun, dalam

    studi empiris hal tersebut tidak selalu terjadi, artinya stimulus terhadap

    pengeluaran daerah yang ditimbulkan oleh transfer dana perimbangan atau

    grants tersebut sering lebih besar dibandingkan dengan stimulus dari

    pendapatan (pajak) daerah sendiri (flypaper effect).

    Wulansari (2015) dan Ferdian (2013) mengemukakan hasil

    penelitiannya yang menyatakan bahwa Dana Perimbangan berpengaruh

    signifikan terhadap Belanja Daerah yang artinya jika Dana Perimbangan

    meningkat maka Belanja Daerah juga meningkat.

    Berbagai literatur ekonomi dan keuangan daerah menyatakan bahwa

    hubungan pendapatan dan belanja daerah didiskusikan secara luas sejak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    akhir dekade 1950-an dan berbagai hipotesis tentang hubungan diuji secara

    empiris menyatakan bahwa pendapatan mempengaruhi belanja. Holtz-

    Eakin, et al (1985) dalam Prakosa (2004) menyatakan bahwa terdapat

    keterkaitan sangat erat antara transfer dari Pemerintah Pusat dengan Belanja

    Pemerintah Daerah. Riyanto (2005) dalam Ferdian (2013) menyatakan

    bahwa peningkatan pengeluaran pemerintah daerah pada era desentralisasi

    ini disebabkan oleh aliran dana perimbangan yang juga meningkat dari

    pemerintah pusat ke daerah.

    Berdasarkan pemaparan tersebut, maka ditarik hipotesis:

    H2 : Dana Perimbangan berpengaruh terhadap Belanja Daerah.

    3. Pengaruh Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Terhadap Belanja Daerah

    Lain-lain pendapatan daerah yang sah menurut UU No. 32 Tahun 2004

    Pasal 164 Ayat (1) tentang Pemerintah Daerah merupakan seluruh

    pendapatan daerah selain PAD dan Dana Perimbangan, yang meliputi hibah,

    dana darurat, dan lain-lain pendapatan yang ditetapkan Pemerintah. Melalui

    hibah, pemerintah daerah menerima pendapatan melalui bantuan berupa

    uang, barang, dan/atau jasa yang berasal dari pemerintah, masyarakat, dan

    badan usaha dalam negeri atau luar negeri. Sedangkan pendapatan dana

    darurat diterima dari pemerintah pusat melalui APBN kepada pemerintah

    daerah untuk membiyai keperluan yang mendesak yang diakibatkan oleh

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    peristiwa tertentu yang tidak bisa ditanggulangi oleh APBD. Peningkatan

    penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah akan meningkatkan

    alokasi belanja daerah pemerintah daerah dalam APBD.

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ferdian (2013) dan Igna (2015)

    menunjukkan bahwa Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah berpengaruh

    signifikan terhadap belanja daerah yang artinya jika lain-lain pendapatan

    daerah yang sah meningkat maka belanja daerah juga akan meningkat.

    Berdasarkan pemaparan tersebut, maka ditarik hipotesis:

    H3 : Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah berpengaruh terhadap Belanja

    Daerah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah studi kasus di Pemerintah Daerah kota

    Balikpapan. Studi kasus adalah jenis penelitian terhadap suatu objek tertentu

    dimana hasil penelitian tersebut hanya berlaku pada tempat dimana penelitian

    dilakukan dan pada waktu tertentu.

    B. Subjek dan Objek Penelitian

    1. Subjek Penelitian

    Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang bertindak sebagai pemberi

    informasi tentang objek penelitian. Subjek penelitian dalam penelitian ini

    adalah Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) kota

    Balikpapan.

    2. Objek Penelitian

    Objek penelitian adalah hal yang menjadi pokok penelitian. Objek

    penelitian yang diteliti adalah laporan realisasi APBD kota Balikpapan

    periode 2010 sampai dengan 2015.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    C. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

    (BPKAD) kota Balikpapan yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman RT. 13

    No. 1 Kelurahan Klandasan Ulu Kecamatan Balikpapan Kota, Kalimantan

    Timur pada bulan April – Mei 2016.

    D. Jenis dan Sumber Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data

    kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala secara numerik. Sumber

    data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data yang diperoleh

    lewat pihak lain dan tidak langsung didapatkan oleh peneliti dari subjek

    penelitiannya (Wiyono, 2011: 131). Data yang digunakan berupa data rentet

    waktu (time series) yaitu Laporan Realisasi APBD Pemerintah kota Balikpapan

    Tahun 2010-2015 yang bersumber dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset

    Daerah (BPKAD) kota Balikpapan.

    E. Definisi Operasional Variabel

    Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1. Variabel Dependen

    Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

    independen (Wiyono, 2011: 31). Variabel terikat dalam penelitian ini

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    adalah Belanja Daerah. Belanja Daerah adalah semua kewajiban daerah

    yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaaan bersih dalam periode tahun

    anggaran yang bersangkutan (UU No. 33 Tahun 2004).

    2. Variabel Independen

    Variabel independen adalah variabel yang memengaruhi atau menjadi

    sebab terjadinya perubahan terhadap variabel dependen (Wiyono, 2011:

    31). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Pendapatan Asli

    Daerah (X1), Dana Perimbangan (X2), Lain-lain Pendapatan Daerah Yang

    Sah (X3),

    a. Pendapatan Asli Daerah (X1)

    Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh

    Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan

    peraturan perundang-undangan (UU No. 33 Tahun 2004). Pendapatan

    Asli Daerah dalam penelitian ini adalah penerimaan Pendapatan Asli

    Daerah dalam Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2010-2015 kota

    Balikpapan.

    b. Dana Perimbangan (X2)

    Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari

    pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai

    kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi (UU No. 33

    Tahun 2004).Dana Perimbangan dalam penelitian ini adalah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    penerimaan Dana Perimbangan dalam Laporan Realisasi Anggaran

    Tahun 2010-2015 kota Balikpapan.

    c. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah (X3)

    Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah merupakan pendapatan

    yang diterima oleh Pemerintah Daerah yang terdiri dari pendapatan

    hibah danpendapatan dana daruratUU No. 32 Tahun 2004. Lain-lain

    pendapatan daerah dalam penelitian ini adalah penerimaan Lain-lain

    pendapatan daerah dalam Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2010-

    2015 kota Balikpapan.

    F. Desain Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendapatan asli

    daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah secara

    parsial maupun simultan berpengaruh terhadap belanja daerah. Data yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan realisasi APBD kota

    Balikpapan Tahun 2010 sampai dengan 2015 yang bersumber dari Badan

    Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) kota Balikpapan. Data

    tersebut dikumpulkan dengan teknik dokumentasi. Analisis data yang

    digunakan adalah analisis kuantitatif yang dinyatakan dalam angka-angka. Alat

    analisis data digunakan adalah regresi linier berganda.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    G. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    teknik dokumentasi, dengan mengumpulkan, mempelajari, dan menganalisis

    data sekunder. Data variabel Belanja Daerah, Pendapatan Asli Daerah, Dana

    Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sahmenggunakan

    laporan realisasi APBD kota Balikpapan Tahun 2010-2015 yang bersumber

    dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) kota Balikpapan.

    H. Teknik Analisis Data

    1. Pengujian Data

    Pengujian data dilakukan dengan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik

    bertujuan untuk menguji data-data (variabel) yang akan dimasukkan ke

    dalam model penelitian. Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan

    setelah model dari penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari

    asumsi klasik yang terdiri dari:

    a. Uji Normalitas

    Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

    regresi, variabel independen dan variabel dependen, keduanya

    mempunyai distribusi yang normal atau tidak. Model regresi yang baik

    harus mempunyai distribusi normal atau mendekati normal, Ghozali

    (2006). Pengujian dilakukan dengan analisis grafik (scatterplot) yaitu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi

    kumulatif dengan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk

    satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan

    dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis

    yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis

    diagonalnya.

    Untuk memperkuat pengujian, uji normalitas yang dapat

    digunakan adalah uji Kolmogrov-Smirnov (K-S). Jika hasil Kolmogrov-

    Smirnov menunjukkan nilai signifikan diatas 0,05 maka data residual

    terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil Kolmogrov-Smirnov

    menunjukkan nilai signifikan dibawah 0,05 maka data residual

    terdistribusi tidak normal (Ghozali,2006).

    b. Uji Multikolinearitas

    Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

    regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2006).

    Uji multikolinearitas ini digunakan karena pada analisis regresi terdapat

    asumsi yang mengisyaratkan bahwa variabel independen harus terbebas

    dari gejala multikolinearitas atau tidak terjadi korelasi antar variabel

    independen.

    Cara untuk mengetahui apakah terjadi multikolinearitas atau

    tidak yaitu dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel

    independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

    Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi

    variabel dependen (terikat) dan diregresi terhadap variabel independen

    lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang

    terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

    Pengambilan keputusan:

    Tolerance value< 0,10 atau VIF > 10 : terjadi multikolinearitas.

    Tolerance value> 0,10 atau VIF < 10 : tidak terjadi multikolinearitas.

    c. Uji Autokorelasi

    Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model

    regresi linear terdapat korelasi antara residual pada periode t dengan

    residual periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena

    observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Jika

    ada masalah autokorelasi, maka model regresi yang seharusnya

    signifikan, menjadi tidak layak untuk dipakai. Menurut Ghozali (2006),

    untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi bisa menggunakan Uji

    Durbin-Watson (DW test). Kriteria pengujian Durbin Watson sebagai

    berikut:

    (1) Jika angka statistik D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    (2) Jika angka statistik D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada

    autokorelasi.

    (3) Jika angka statistik D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

    d. Uji Heteroskedastisitas

    Menurut Ghozali (2006), uji heteroskedastisitas bertujuan

    apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual

    satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual

    satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

    homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

    regresi yang baik adalah yang tidak terdapat heteroskedastisitas.

    Cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas pada

    suatu model dapat menggunakan uji glejser. Dasar pengambilan

    keputusan sebagai berikut:

    Jika nilai Sig variabel independen < 0,05 terjadi Heterokedastitas.

    Jika nilai Sig variabel independen > 0,05 tidak terjadi Heterokedastitas.

    2. Analisis Regresi Linier Berganda

    Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda

    dengan tingkat signifikan 0,05 untuk melihat pengaruh Pendapatan Asli

    Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

    terhadap Belanja Daerah. Persamaan regresi yang digunakan adalah:

    Y = α + β1X1 +β2X2 +β3X3 + e

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    Keterangan :

    Y = Belanja Daerah

    X1 = Pendapatan Asli Daerah

    X2 = Dana Perimbangan

    X3 = Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

    α = Konstanta

    β = Koefisien Regresi

    e = eror

    3. Uji Hipotesis

    Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat

    diukur dari Goodness of Fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur

    dari nilaikoefisien determinasi, nilai statistik uji F dan nilai statistik uji t.

    Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji

    statistiknya berada dalam daerahkritis (daerah dimana Ho ditolak).

    Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai ujistatistiknya berada dalam

    daerah dimana Ho diterima (Ghozali, 2006).

    a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

    Koefisien determinasi atau koefisien penentu R2merupakan

    suatu bilangan yang dinyatakan dalam bentuk persen, yang

    menunjukkan besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel

    dependen. Koefisien determinasi R2digunakan untuk mengukur

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    kebenaran hubungan dari model yang dipakai yaitu angka yang

    menunjukkan besarnya kemampuan varians/penyebaran dari variabel

    independen yang menerangkan variabel dependen. Besarnya nilai

    R2adalah 0 ≤ R2 ≤1, dimana semakin mendekati 1 berarti model tersebut

    dapat dikatakan baik karena semakin dekat hubungan antar variabel

    independen dengan variabel dependen, demikian sebaliknya (Ghozali,

    2006).

    b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

    Uji signifikansi simultan atau sering kali disebut uji F bertujuan

    untuk melihat pengaruh variabel-variabel bebas secara bersama-sama

    terhadap variabel terikat (Ghozali, 2006). Pengujian ini dilakukan

    dengan melihat nilai probabilitas signifikansi (Sig.) F yang

    dibandingkan dengan batas signifikansi yang ditetapkan yaitu sebesar

    0,05. Cara yang dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung

    dengan F tabel dengan ketentuan sebagai berikut:

    Ho = 0, berarti tidak ada pengaruh Pendapatan Asli Daerah,

    Dana Perimbangan, Dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang

    Sah terhadap Belanja Daerah secara bersama-sama.

    Ho > 0, berarti ada pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana

    Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

    terhadap Belanja Daerah secara bersama-sama.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    Kriteria Penilaian:

    1) Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang

    berarti bahwa Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan

    Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah secara bersama-sama

    mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Belanja Daerah.

    2) Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak yang

    berarti bahwa Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan

    Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah secara bersama-sama tidak

    mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Belanja Daerah.

    c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

    Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas

    secara individual mempengaruhi variabel terikat dengan asumsi

    variabel independen lainnya konstan. Uji signifikansi-t dimaksudkan

    untuk pengujian pengaruh variabel independen terhadap variabel

    dependen dalam penelitian sebagaimana dinyatakan dalam hipotesis

    penelitan ini. Selain untuk menguji pengaruh tersebut, uji ini juga

    digunakan untuk mengetahui tanda koefisien regresi masing-masing

    variabel independen sehingga dapat ditentukan arah pengaruh masing-

    masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t

    dilakukan dengan membandingkan t hitung terhadap t tabel dengan

    ketentuan sebagai berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    Ho = 0, berarti tidak ada pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana

    Perimbangan, Dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

    terhadap Belanja Daerah secara parsial.

    Ho > 0, berarti ada pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana

    Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sahterhadap

    belanja daerah secara parsial.

    Kriteria penilaian:

    1) Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti

    bahwa ada pengaruh yang signifikan dari penerimaan Pendapatan

    Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah

    Yang Sahterhadap Belanja Daerah secara parsial.

    2) Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti

    bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dariPendapatan Asli

    Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah

    Yang Sahterhadap Belanja Daerah secara parsial.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 50

    BAB IV

    GAMBARAN UMUM PEMERINTAH DAERAH

    KOTA BALIKPAPAN

    A. Sejarah Kota Balikpapan

    Nama Balikpapan tidak diketahui asal dan makna yang jelas, menilik

    susunan katanya dapat dimasukkan ke dalam asal kata bahasa Melayu.

    Disebutkan suatu daerah di hulu sungai di sebuah Teluk sekitar tiga mil dari

    pantai, desa itu bernama “Bilipapan”. Terlepas dari persoalan ucapan maupun

    pendengaran, nama tersebut dikaitkan dengan sebuah komunitas pedesaan di

    teluk yang sekarang dikenal dengan nama Teluk Balikpapan. Menurut cerita,

    nama Balikpapan berasal dari sebuah peristiwa mengenai adanya sepuluh

    keping papan yang kembali ke sebuah wilayah bernama Jenebora. Dari 1000

    keping papan yang diminta oleh Sultan Muhammad Idris, Sultan Kutai pada

    masa itu, sebagai sumbangan bahan bangunan untuk pembangunan istana baru

    di Kutai Lama. Kesepuluh papan yang kembali, dianggap masyarakat sekitar

    sebagai papan yang tidak mau ikut disumbangkan, maka orang Kutai

    menyebutnya dengan Baliklah-papan Tu. Sehingga wilayah sepanjang teluk

    tepatnya di wilayah Jenebora disebut Balikpapan.

    Sejarah Kota Balikpapan tidak bisa dipisahkan dengan Minyak yaitu

    lebih tepatnya dengan sumur minyak Mathilda, sumur pengeboran perdana

    pada tanggal 10 Februari 1897 di kaki gunung Komendur di sisi timur Teluk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 51

    Balikpapan. Penamaan sumur minyak ini berasal dari nama anak JH Menten

    dari JH Menten dan Firma Samuel & Co sebagai pemenang hak konsesi

    pengeboran di yang ditunjuk pemerintah Hindia Belanda yang telah

    mengontrak Balikpapan dari Kesultanan Kutai.

    Di awal tahun 1900-an bertambahnya jumlah penemuan dan

    pengeboran minyak di Balikpapan telah membawa pendatang dalam jumlah

    besar ke Balikpapan. Pendatang ini kebanyakan adalah orang Cina dan para

    pekerja pengeboran yang rata-rata berasal dari jawa dan berbagai daerah

    lainnya seperti India. Pekerja dari Cina dan India inilah yang menjadi cikal

    bakal penghuni desa di Tukung (Klandasan) dan Jumpi (Kampung Baru) yang

    merupakan asal usul sebagian besar warga Balikpapan. Selain itu keberadaan

    minyak, yaitu minyak tanah atau "lantung", juga mengundang semakin

    besarnya jumlah pedagang yang datang dari daerah Kerajaan Banjar di

    Banjarmasin dan Bone di Sulawesi Selatan untuk berdagang dan singgah di

    Balikpapan.

    Seiring dengan berkembangnya waktu Balikpapan telah berkembang

    menjadi "Kota Minyak" dengan besarnya produksi minyak yang dihasilkan

    yang mencapai 86 juta barrel per tahun. Perkembangan industri minyak inilah

    yang telah membangun Balikpapan menjadi kota industri. Namun Saat ini

    Balikpapan tidak lagi menjadi Kota Minyak yang berorientasi pada pengeboran

    melainkan pada jasa pengolahan minyak yang telah mengolah minyak mentah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 52

    dari sekitar Balikpapan, yaitu Sepinggan, Handil, Bekapai, Sanga-sanga,

    Tarakan, Bunyu dan Tanjung serta minyak mentah yang diimpor dari negara

    lain.

    B. Kondisi Geografis

    Kota Balikpapan merupakan salah satu kota yang terletak di sebelah

    selatan Provinsi Kalimantan Timur. Kota Balikpapan memiliki luas wilayah

    daratan kurang lebih 50.330,57 Ha atau sekitar 503,3 Km2, dan luas

    pengelolaan laut mencapai 160,10 km2. Kota Balikpapan terletak pada posisi

    116,5˚ BT—117,0˚ BT dan 1,0˚ LS—1,5˚ LS, dengan batas-batas wilayah kota

    Balikpapan adalah sebagai berikut:

    1. Utara : Kabupaten Kutai Kartanegara

    2. Timur : Selat Makassar

    3. Selatan : Selat Makasar

    4. Barat : Teluk Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara

    Sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun 1996

    kota Balikpapan terdiri dari 5 kecamatan dan 27 Kelurahan. Namun, pada tahun

    2012 terdapat Perubahan Peraturan Daerah Kota Balikpapan No. 7 Tahun 2012

    tentang Pembentukan 7 Kelurahan dalam wilayah kota Balikpapan, dan

    Peraturan Daerah kota Balikpapan No. 8 Tahun 2012 Tentang Pembentukan

    Kecamatan Balikpapan Kota dalam wilayah kota Balikpapan, sehingga menjadi

    6 Kecamatan dan 34 Kelurahan. Enam Kecamatan tersebut adalah Kecamatan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 53

    Balikpapan Timur, Kecamatan Balikpapan Selatan, Kecamatan Balikpapan

    Tengah, Kecamatan Balikpapan Utara, Kecamatan Balikpapan Barat, dan

    Kecamatan Balikpapan Kota. Kecamatan-kecamatan tersebut dibagi menjadi

    34 kelurahan diantaranya adalah:

    1. Kecamatan Balikpapan Timur, terdiri atas:Kelurahan Manggar,

    Kelurahan Manggar Baru, Kelurahan Lamaru, Kelurahan Teritip.

    2. Kecamatan Balikpapan Selatan, terdiri atas:Kelurahan Damai Baru