analisis kesalahan dan pemahaman konsep ...repository.usd.ac.id/35190/2/151414054_full.pdfvii...
TRANSCRIPT
ANALISIS KESALAHAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAI
MATERI NILAI TEMPAT SUATU BILANGAN PADA MAHASISWA DARI
KABUPATEN MAPPI PAPUA PROGRAM MATRIKULASI KELAS C
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan MatematikaAMANDUL
Disusun Oleh :
Kadwi Mentari
NIM: 151414054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
ANALISIS KESALAHAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAI
MATERI NILAI TEMPAT SUATU BILANGAN PADA MAHASISWA DARI
KABUPATEN MAPPI PAPUA PROGRAM MATRIKULASI KELAS C
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh :
Kadwi Mentari
NIM: 151414054
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan
Yang Maha Esa, terimakasih atas segala nikmat kemudahan dalam proses penulisan
skripsi ini. Skripsi ini saya persembahkan dengan kasih sayang kepada:
Orangtua saya yang tercinta:
Bapak Mamat Jurahmat, S.Pd dan Ibu Wahyu Siwiyanti Y., S.Pd.
Terimakasih Bapak dan Ibu telah dengan sabar membesarkan saya, segala
pengorbanan dan kerja kerasnya serta selalu berusaha memberikan pendidikan
yang terbaik untuk anak-anaknya.
Kakak saya satu-satunya:
Missi Prasanti, S.Pd
Terimakasih mba, sudah selalu memberikan dukungan untuk segera lulus.
Terimakasih kepada Natan Andang Pratiwan, S.T., yang telah memberikan doa,
dukungan, serta motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini dan dapat lulus
dengan nilai yang memuaskan.
Terimakasih kepada seluruh saudara, sahabat, dan teman-teman yang selalu
memberi dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Kadwi Mentari. 2019. Analisis Kesalahan Dan Pemahaman Konsep Mengenai
Materi Nilai Tempat Suatu Bilangan pada Mahasiswa dari Kabupaten Mappi
Papua Program Matrikulasi Kelas C. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian bertujuan untuk (1) mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan
oleh mahasiswa dari Kabupaten Mappi Papua program matrikuasi kelas C dalam
menyelesaikan soal mengenai materi nilai tempat suatu bilangan, (2) mengetahui
faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kesalahan yang dilakukan oleh
mahasiswa dari Kabupaten Mappi Papua program matrikuasi kelas C dalam
menyelesaikan soal mengenai materi nilai tempat suatu bilangan, (3) mengetahui
pemahaman konsep mahasiswa dari Kabupaten Mappi Papua program matrikuasi
kelas C dalam memahami materi nilai tempat suatu bilangan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Subjek
penelitian yaitu mahasiswa dari Kabupaten Mappi Papua program matrikuasi kelas
C. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2018-Mei 2019. Instrumen
pengumpulan data terdiri dari soal tes dan pedoman wawancara. Faktor penyebab
kesalahan diperoleh dari hasil wawancara dengan subjek. Analisis data kualitatif
dalam penelitian ini menggunakan metode analisis kesalahan dengan
mengidentifikasi jenis kesalahan pada jawaban subjek mengerjakan tes materi nilai
tempat suatu bilangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Jenis-jenis kesalahan yang
dilakukan oleh mahasiswa Mappi pada materi nilai tempat suatu bilangan antara
lain jenis kelasalahan dengan kode K1, K2, K3, K4, K5. (2) Faktor penyebab
terjadinya kesalahan adalah kurangnya ketelitian, tergesa-gesa mengerjakan soal,
tidak memeriksa ulang jawaban, kurangnya pemahaman materi, kurangnya
penguasaan bahasa matematika, ketidaktahuan maksud soal, ketidakteraturan
langkah-langkah pengerjaan, tidak mempelajari lagi materi, tidak mau bertanya,
hanya mengacu pada jenis soal yang sudah diajarkan. (3) Pemahaman konsep yang
dimiliki oleh mahasiswa Mappi masih kurang baik dengan hanya terpenuhinya tiga
dari tujuh indikator pemahaman konsep.
Kata Kunci: Analisis Kesalahan, Pemahaman Konsep, Nilai Tempat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Kadwi Mentari. 2019. Errors and Concept Understanding Analysis on Place
Value of a Number Material in C Class Matriculation Program Students from
Mappi Regency Papua. A Thesis. Mathematics Education Study Program,
Mathematics and Sciences Education Major. Faculty of Teacher Training and
Education, Sanata Dharma University.
The research aims to (1) find out the types of errors made by class C
students on matriculation program from Mappi Regency of Papua in solving
questions about value of a number material (2) find out the factors that cause errors
which is conducted by C Class Matriculation Program students from Mappi
Regency Papua in solving questions about value of a number material (3) find out
the matriculation program students’ understanding level regarding the mathematic
concept of value of a number material.
This research is a qualitative research. The research participant are C
classes students of matriculation program from Mappi District Papua. The
research was conducted in December 2018-May 2019. In this research, test
questions and interview were employed to gather the data. Factors that cause
errors were obtained from the results of interviews with the subjects. Qualitative
data analysis in this research was carried out by analyzing errors through
identifying the types of errors on the subjects answers when they were working on
the value of a number material tests.
The results of the research show that (1) the types of errors made by Mappi
student on the value of a number material are types error with code K1, K2, K3,
K4, K5. (2) The factors that caused the error were lack of thoroughness of the
students, haste in working on the questions, students did not re-examine the
solutions or answers, lack of understanding regarding the material, inadequate
mathematic language mastered by the students, students’ ignorance towards the
purpose of the questions, inconsistency in the steps taken, students’ reluctance to
learn more about the material, the unwillingness to ask the tutor when they did not
understand the material, only referring on the types of questions that have been
taught and do not understand or review the questions given (3) The Mappi students
are only capable in understanding three indicators out of seven.
Keywords: Error Analysis, Concept Understanding, Value of a Number.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
atas segala berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini dengan lancar dan tepat waktu. Rasa bangga dan terharu penulis
rasakan atas pencapaian yang dialami penulis sampai pada tahap ini. Semua hal itu
penulis sadari berkat penyelenggaraan Ilahi melalui para Dosen, Pegawai, dan
Karyawan di Universitas Sanata Dharma, keluarga dan para sahabat di Universitas
Sanata Dharma.
Pada penyelesaian penelitian ini, penulis tidak bekerja sendirian. Begitu
banyak orang yang rela menyempatkan dirinya untuk membantu dan memberikan
motivasi demi penyelesaian penelitian ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd. selaku ketua Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
3. Bapak Beni Utomo, M.Sc. selaku ketua Program Studi Pendidikan
Matematika.
4. Ibu Cyrenia Novella Krisnamurti, M.Sc. selaku dosen pembimbing
akademik serta dosen pembimbing skripsi yang selalu meluangkan waktu
untuk membimbing dan memberi motivasi serta perhatian kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
5. Mahasiswa dari Kabupaten Mappi Papua program matrikulasi kelas C yang
telah bekerja sama dengan baik selama proses penelitian.
6. Para pegawai sekretariat JPMIPA atas pelayanannya yang sangat baik
dalam mendukung proses penelitian.
7. Bapak dan Ibu serta kakak saya Missi Prasanti yang selalu perhatian dan
memberikan kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis.
8. Teman dekat penulis Natan Andang Pratiwan, S.T., yang selalu memberi
semangat dan perhatian selama proses penyelesaian penelitian ini.
9. Sahabat-sahabat tercintaku “ONE” (Dita, Puri, Caecil, Laras, Gita, Lodevik,
Pandu, Esra, Bertus, Narko) yang selalu memberi motivasi, penyemangat
dan membantu penulis dalam segala kesulitan.
10. Sahabat-sahabat “The Kuy” (Pikey, Gita, Caecil) yang selalu setia
menemani dalam segala hal sampai saat ini.
11. Penghuni “Kos Belakang Burjo” (Sela dan Kak Intan) yang selalu ada untuk
menemani dalam suka maupun duka.
12. Sahabat-sahabat seperbimbingan dan sepenanggungan (Oca, Caecil, Yossi,
dan Joko).
13. Teman-teman Kelas B Pendidikan Matematika 2015 yang selalu
memberikan dukungan dan motivasi.
14. Teman-teman seangkatan Pendidikan Matematika 2015 yang selalu
memberi dukungan dan motivasi.
15. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini sehingga peneliti
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................ v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…....…...………..vi
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... xix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiiiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5
C. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
E. Pembatasan Masalah .................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
G. Batasan Istilah ............................................................................................. 8
BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................................... 10
A. Andragogi ................................................................................................... 10
B. Nilai Tempat............................................................................................... 20
C. Analisis Kesalahan ..................................................................................... 24
D. Faktor-Faktor Penyebab Kesalahan ........................................................... 36
E. Pemahaman Konsep ................................................................................... 39
F. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 45
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 46
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
C. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................... 47
D. Bentuk Data ................................................................................................ 48
E. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data ................................................ 49
F. Metode/Teknik Analisis Data .................................................................... 54
G. Penjadwalan Waktu Penelitian ................................................................... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................. 58
A. Deskripsi Penelitian dan Hasil Observasi ................................................... 58
B. Analisis Data Tes Tertulis .......................................................................... 60
C. Analisis Data Wawancara .......................................................................... 72
D. Analisis Data Pemahaman Konsep ............................................................ 88
E. Pembahasan Berdasarkan Data Penelitian ................................................. 98
F. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 104
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 106
A. Kesimpulan .............................................................................................. 106
B. Saran ......................................................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 110
LAMPIRAN ........................................................................................................ 114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Nilai Tempat dan Nilai Angka ............................................................ 22
Tabel 3.1 Indikator Soal Tes Tertulis .................................................................. 53
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara .......................................................................... 53
Tabel 3.3 Penjadwalan Waktu Penelitian ........................................................... 57
Tabel 4.1 Agenda Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 58
Tabel 4.2 Jenis Kesalahan Yang Dilakukan Mahasiswa dari Kabupaten Mappi
Papua program matrikulasi kelas C..................................................... 62
Tabel 4.3 Persentase Jenis Kesalahan Yang Dilakukan Mahasiswa dari
Kabupaten Mappi Papua program matrikulasi kelas C ....................... 62
Tabel 4.4 Persentase Banyaknya Jenis Kesalahan Yang Dilakukan Mahasiswa
Mappi Papua Pada Setiap Soal Materi Nilai Tempat Suatu Bilangan 63
Tabel 4.5 Persentase Banyaknya Jenis Ksalahan Yang Dilakukan Mahasiswa
Mappi Terkait Materi Nilai Tempat Suatu Bilangan .......................... 64
Tabel 4.6 Analisis Data Tes Hasil Belajar .......................................................... 66
Tabel 4.7 Kategori Data Pemahaman Mahasiswa Mappi Terkait Materi Nilai
Tempat Suatu Bilangan Berdasarkan Indikator Pemahaman Konsep . 88
Tabel 4.8 Persentase Pemahaman Konsep yang Terpenuhi Mahasiswa dari
Kabupaten Mappi Papua program matrikulasi kelas C ....................... 89
Tabel 4.9 Presentase Pemahaman Konsep Mahasiswa Mappi Terkait Materi
Nilai Tempat Suatu Bilangan .............................................................. 90
Tabel 4.10 Persentase Banyaknya Pemahaman Konsep yang Terpenuhi oleh
Mahasiswa Mappi Terkait Materi Nilai Tempat Suatu Bilangan ....... 91
Tabel 4.11 Faktor-Faktor Penyebab Kesalahan Yang Dilakukan Oleh Setiap
Subjek ................................................................................................ 100
Tabel 4.12 Hasil Analisis Pemahaman Konsep .................................................. 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kesalahan Penempatan Bilangan ........................................................ 4
Gambar 2.1 Piramida Kebutuhan Sebagai Tingkat Kebutuhan Manusia ............. 18
Gambar 4.1 Jawaban Subjek 1 (S1) Nomor 1 ....................................................... 72
Gambar 4.2 Jawaban Subjek 1 (S1) Nomor 2 ....................................................... 73
Gambar 4.3 Jawaban Subjek 2 (S2) Nomor 1 ....................................................... 74
Gambar 4.4 Jawaban Subjek 2 (S2) Nomor 2 ....................................................... 76
Gambar 4.5 Jawaban Subjek 3 (S3) Nomor 1 ....................................................... 77
Gambar 4.6 Jawaban Subjek 3 (S3) Nomor 2 ....................................................... 78
Gambar 4.7 Jawaban Subjek 4 (S4) Nomor 1 ....................................................... 80
Gambar 4.8 Jawaban Subjek 4 (S4) Nomor 2 ....................................................... 81
Gambar 4.9 Jawaban Subjek 5 (S5) Nomor 1 ....................................................... 83
Gambar 4.10 Jawaban Subjek 5 (S5) Nomor 2 ..................................................... 84
Gambar 4.11 Jawaban Subjek 6 (S6) Nomor 1 ..................................................... 85
Gambar 4.12 Jawaban Subjek 6 (S6) Nomor 2 ..................................................... 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Surat Keterangan Penelitian .......................................................... 114
Lampiran B. Lembar Validasi ............................................................................. 115
Lampiran C. Lembar Jawaban Subjek ................................................................ 130
Lampiran D. Hasil Wawancara ........................................................................... 161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peranan sistem dan mutu pendidikan merupakan sebuah indikator yang
sangat penting untuk mengukur kemajuan sebuah negara. Suatu negara harus
mampu mengembangkan pendidikan sehingga memiliki daya saing dengan
bangsa lain. Atas dasar inilah, negara wajib untuk ikut serta dalam upaya
penyelenggaraan proses pendidikan dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi dalam
kenyataannya banyak masalah yang harus dihadapi untuk mengembangkan
pendidikan agar mampu bersaing di era global.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin
menuntut dunia pendidikan untuk terus berinovasi, mengembangkan potensi
sehingga mampu menciptakan sumber daya manusia yang handal. Sumber
daya yang memiliki keterampilan, pengetahuan, kritis, kreatif, logis, dan
mampu untuk bekerjasama secara efektif sangat diperlukan untuk
menciptakan pemimpin-pemimpin yang berkualitas. Sumber daya manusia
dengan pemikiran yang seperti telah disebutkan tersebut mampu dihasilkan
dari lembaga pendidikan, baik formal maupun informal. Salah satu mata
pelajaran yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah
matematika, karena matematika memiliki keterkaitan dengan kehidupan
sehari-hari baik masa kini ataupun masa yang akan datang.
Setiap manusia memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan, namun
meskipun begitu masih banyak peserta didik yang belum bisa mendapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pendidikan yang layak. Menurut statistik data kemendikbud didapatkan bahwa
angka putus sekolah di Indonesia masih tergolong tinggi karena beberapa
faktor, diantaranya adalah faktor ekonomi, sarana prasarana, keterjangkauan
daerah, kurangnya tenaga pendidik serta berbagai faktor lain yang menunjang
keterlaksanaan sebuah pendidikan. Dari beberapa faktor tersebut, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta bersama Pemerintah Kabupaten Mappi Papua
melakukan sebuah kerjasama dibidang pendidikan yang ditujukan untuk
peserta didik dari Kabupaten Mappi Papua. Kerjasama ini diawali ketika
Bupati Mappi melakukan perjalanan dinas ke Yogyakarta dan bertemu dengan
Rektor Universitas Sanata Dharma. Melihat kondisi di Kabupaten Mappi
Papua yang masih sangat kekurangan tenaga pendidik atau Guru, Bupati
Mappi melakukan pendekatan dan mengambil satu langkah dengan satu
kebijakan untuk menyeleksi calon mahasiswa dari lulusan SMA/SMK di
Mappi yang dipilih untuk mengikuti pendidikan di Universitas Sanata Dharma,
dengan harapan mahasiswa yang telah dipilih ini, nantinya dapat berhasil
menyelesaikan studinya di USD dengan hasil yang memuaskan, yang
bertujuan untuk mempersiapkan dan mendidik para mahasiswa dari Mappi
untuk menjadi seorang pendidik. Dinas Pendidikan Kabupaten Mappi Papua
kemudian membentuk tim lokal untuk menyeleksi calon mahasiswa. Diambil
sebanyak 100 orang untuk dikirim ke Yogyakarta mengikuti pendidikan di
Universitas Sanata Dharma (USD). Sebelum mengikuti proses perkuliahan
pada umumnya, 100 orang calon mahasiswa dari Mappi Papua ini diberikan
pendampingan belajar dalam matrikulasi, di mana dalam matrikulasi tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Mahasiswa Mappi Papua mempelajari matematika dasar, penggunaan media
pembelajaran, penggunaan teknlogi (Laptop/Komputer) dan beberapa
pengetahuan lainnya, hal ini dilakukan agar nantinya calon mahasiswa dari
Mappi Papua dapat mengikuti perkembangan materi yang diberikan di dalam
proses perkuliahan.
Observasi yang dilakukan pada kegiatan matrikulasi pada bulan
Desember 2018 memperlihatkan bahwa calon Mahasiswa dari Mappi Papua
memiliki kesulitan diantaranya kesulitan dalam menunjukkan suatu bilangan,
membaca bilangan, menentukan nilai tempat suatu bilangan membandingkan
besar suatu bilangan, melakukan operasi hitung sederhana, menyelesaikan
suatu permasalahan yang disajikan dalam bentuk soal cerita, dan lain
sebagainya. Dari kesulitan-kesulitan tersebut maka seluruh calon mahasiswa
dari Mappi Papua diberikan pendampingan belajar untuk mempelajari
matematika dasar yang merupakan salah satu kemampuan yang wajib
dikuasai, pendampingan belajar tersebut dilakukan oleh tutor yang merupakan
Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.
Berdasarkan observasi ditemukan bahwa mahasiswa Mappi Papua masih
mengalami kesulitan. Salah satu kesulitan tersebut berkaitan dengan operasi
pada bilangan bulat yaitu, kesalahan penempatan bilangan dalam melakukan
operasi bersusun. Mahasiswa menuliskan bilangan dengan nilai tempat
puluhan dan satuan pada nilai tempat ratusan dan puluhan. Mahasiswa Mappi
Papua belum dapat menempatkan bilangan dengan tepat sehingga hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
perhitungan yang diperoleh juga tidak tepat. Berikut adalah contoh hasil
pekerjaan soal tes salah satu mahasiswa dari Kabupaten Mappi Papua:
Gambar 1.1 Kesalahan Penempatan Bilangan
Kesalahan-kesalahan yang masih dilakukan oleh mahasiswa Mappi
Papua yang berkaitan dengan nilai tempat suatu bilangan dapat mengakibatkan
mahasiswa Mappi Papua kesulitan dalam materi-materi lainnya, yang ada
kaitannya dengan nilai tempat suatu bilangan. Oleh sebab itu perlu adanya
analisa untuk mengetahui kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa mappi
papua, faktor penyebab terjadinya kesalahan, dan sejauh mana pemahaman
konsep yang dimiliki oleh mahasiswa Mappi Papua.
Penelitian ini dilakukan penulis untuk melihat seberapa kuat pemahaman
calon mahasiswa dari Kabupaten Mappi Papua pada konsep matematika yang
telah diajarkan terutama dalam materi nilai tempat suatu bilangan selama
proses matrikulasi berlangsung. Pemahaman yang kuat mengenai konsep
matematika ini akan sangat membantu calon mahasiswa dari Kabupaten Mappi
Papua dalam kegiatan sehari-hari. Memahami nilai tempat suatu bilangan
sangat penting, karena untuk memastikan peserta didik dapat menulis suatu
bilangan dengan benar, serta menunjukkan angka mana yang akan
ditempatkan di posisi mana dan berapa banyak nilai yang dimilikinya. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
mengetahui konsep dari materi nilai tempat suatu bilangan memungkinkan
seseorang untuk membaca bilangan dan mengetahui seberapa besar
jumlahnya.
Terkait hal tersebut diatas, peneliti mencoba untuk melakukan suatu
penelitian dengan judul “ANALISIS KESALAHAN SERTA PEMAHAMAN
KONSEP MENGENAI MATERI NILAI TEMPAT SUATU BILANGAN
PADA MAHASISWA DARI KABUPATEN MAPPI PAPUA PROGRAM
MATRIKULASI KELAS C”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi
beberapa permasalahan berikut :
1. Kurangnya pengetahuan akan penerapan materi matematika yang sudah
dipelajari dengan materi lain yang berkaitan dalam matematika.
2. Kurangnya pemahaman konsep Mahasiswa Mappi Papua pada materi nilai
tempat suatu bilangan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, diperoleh
beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja jenis kesalahan-kesalahan Mahasiswa Mappi Papua dalam
menyelesaikan soal nilai tempat suatu bilangan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Faktor apa saja yang menyebabkan Mahasiswa Mappi Papua melakukan
kesalahan dalam menyelesaikan soal matematika pada materi nilai tempat
suatu bilangan?
3. Bagaimana pemahaman konsep Mahasiswa Mappi Papua dalam materi nilai
tempat suatu bilangan?
D. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui jenis kesalahan atau kesulitan yang dialami Mahasiswa Mappi
Papua dalam materi nilai tempat suatu bilangan.
2. Mengetahui faktor-faktor yang membuat Mahasiswa Mappi Papua
melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal matematika pada materi nilai
tempat suatu bilangan.
3. Mengetahui pemahaman konsep Mahasiswa Mappi Papua dalam materi
nilai tempat suatu bilangan.
E. Pembatasan Masalah
Peneliti membatasi beberapa hal dalam penelitian ini, antara lain :
1. Peneliti hanya membatasi masalah kesalahan yang dilakukan Mahasiswa
Mappi Papua pada materi nilai tempat suatu bilang.
2. Analisis kesalahan peserta didik dalam penelitian ini dilihat dari kesalahan-
kesalahan yang dilakukan Mahasiswa Mappi Papua dalam mengerjakan
soal-soal materi nilai tempat suatu bialngan yang diberikan peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Faktor penyebab kesalahan Mahasiswa Mappi Papua ditinjau dari dalam
diri Mahasiswa Mappi Papua baik faktor kognitif maupun faktor non-
kognitif. Pembahasan penyebab kesalahan mahasiswa berdasarkan hasil
wawancara peneliti dengan subjek penelitian.
F. Manfaat Penelitian
1. Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma
Manfaat dari penelitian ini yang dilakukan selama proses matrikulasi
atau pendampingan ini berlangsung, peneliti berharap dapat memberikan
kontribusi kepada Universitas Sanata Dharma khususnya Program Studi
Pendidikan Matematika berkaitan dengan pendidikan di Indonesia yang
harus diperhatikan, terutama pendidikan di daerah-daerah terpencil.
Semoga kerjasama yang dijalin oleh Universitas Sanata Dharma dengan
Pemerintah Kabupaten Mappi Papua melalui program matrikulasi ini dapat
membantu Pemerintah Indonesia dalam upaya penyamarataan pendidikan
di Indonesia.
2. Peserta didik
Manfaat dilakukannya penelitian ini, yaitu Mahasiswa Mappi Papua
lebih memahami konsep materi nilai tempat suatu bilangan. Sehingga dapat
membantu dalam materi lain dalam pembelajaran matematika yang ada
kaitannya dengan nilai tempat suatu bilangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
3. Peneliti
Manfaat dilakukannya penelitian ini, yaitu dengan adanya kegiatan
matrikulasi dan menambah pengalaman peneliti sebagai calon pendidik
untuk mengetahui hambatan, kendala, dan kesulitan yang dialami
Mahasiswa Mappi Papua dalam materi nilai tempat suatu bilangan dan
mencoba membantu kesulitan-kesulitan Mahasiswa Mappi Papua melalui
kegiatan matrikulasi.
G. Batasan Istilah
Batasan istilah yang digunakan dalam proposal ini, diantaranya adalah:
1. Matrikulasi adalah sebuah program penyetaraan ilmu atau pengenalan
kampus yang biasanya didapat oleh mahasiswa yang lolos melalui seleksi
tertentu. Tujuan matrikulasi ini sendiri adalah untuk menyetarakan
kompetensi dari peserta didik yang berbeda sekolah terkhusus mahasiswa
dari daerah, mengenalkan kampus lebih dalam, mempererat keakraban
sesama mahasiswa, dan lain sebagainya. Diharapkan dengan adanya
program matrikulasi ini, para mahasiswa lebih memahami pengetahuan
dasar pada jurusan yang dipilih, lebih mengenal kampus, dan mempunyai
ikatan yang lebih akrab dibandingkan mahasiswa lain sehingga bisa
menjadi contoh bagi mahasiswa yang lulus dari jalur lain.
2. Analisis kesalahan adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk
mengetahui letak kesalahan dan mengklasifikasikan kesalahan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dilakukan peserta didik pada saat menyelesaikan tes diagnosis dan mencari
tahu faktor penyebab peserta didik melakukan kesalahan tersebut.
3. Pemahaman konsep adalah penyampaian suatu hal yang dipahami dan
dimengerti seseorang dengan benar, sehingga dapat diterima dalam pikiran
atau ide yang umum dan abstrak.
4. Pemahaman konsep matematika adalah kemampuan yang berupa
pemahaman ide, konsep, pengetahuan-pengetahuan dimana seseorang tidak
sekedar mengetahui atau mengingat-ingat yang dipelajarinya, tetapi mampu
mengungkapkan kembali dalam bentuk lain yang mudah dimengerti serta
mengaplikasikannya sesuai dengan kemampuan kognitifnya.
5. Nilai tempat dapat diartikan sebagai nilai suatu angka dalam suatu bilangan
tertentu. Nilai tempat suatu angka mempunyai berbagai tingkat bergantung
dari letak bilangan tersebut. Tingkatan tempat tersebut adalah satuan,
puluhan, ratusan, ribuan, puluh ribuan, dan seterusnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
KAJIAN TEORI
Bab ini berisikan tentang kajian teori dan kerangka berpikir yang digunakan
dalam penelitian ini. Kajian teori yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya,
andragogi, nilai tempat, analisis kesalahan, faktor-faktor penyebab kesalahan, dan
pemahaman konsep. Beberapa kajian teori tersebut digunakan sebagai suatu
pedoman dalam melakukan analisa. Berikut ini pemaparan dari masing-masing
kajian teori serta kerangka berpikir yang digunkan.
A. Andragogi
Istilah andragogi seringkali dijumpai dalam proses pembelajaran orang
dewasa (adult learning), baik dalam proses pendidikan nonformal (pendidikan
luar sekolah) maupun dalam proses pembelajaran pendidikan formal. Pada
pendidikan nonformal teori dan prinsip andragogi digunakan sebagai landasan
proses pembelajaran pada berbagai satuan, bentuk dan tingkatan (level)
penyelenggaraan pendidikan nonformal. Pada pendidikan formal andragogi
seringkali digunakan pada proses pembelajaran pada tingkat atau level
pendidikan menengah ke atas. Menurut Pannen (Suprijanto, 2007: 11) sejak
tahun 1980 pendidikan orang dewasa telah dirumuskan dan diorganisasikan
secara sistematis. Pendidikan dewasa dirumuskan sebagai suatu proses yang
menumbuhkan keinginan untuk bertanya dan belajar secara berkelanjutan
sepanjang hidup. Belajar bagi orang dewasa berhubungan dengan bagaimana
mengarahkan diri sendiri untuk bertanya dan mencari jawabannya. Pendidikan
orang dewasa (andragogy) berbeda dengan pendidikan peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
(paedagogy). Pendidikan peserta didik (Pedagogi) berlangsung dalam bentuk
identifikasi dan peniruan, sedangkan pendidikan orang dewasa (Andragogi)
berlangsung dalam bentuk pengarahan diri sendiri untuk memecahkan masalah.
1. Pengertian Andragogi
Istilah “andragogi” berasal dari “andr” dan “agogos”, dalam Bahasa
Yunani “andr” berarti orang dewasa, sedangkan “agogos” berarti
memimpin, mengamong, atau membimbing. Knowles (Sudjana, 2005: 62)
mendefinisikan andragogi sebagai seni dan ilmu dalam membantu peserta
didik (orang dewasa) untuk belajar (the science and arts of helping adults
learn). Berbeda dengan pedagogi karena istilah ini dapat diartikan sebagai
seni dan ilmu untuk mengajar peserta didik (pedagogy is the science and
arts of teaching children). Orang dewasa tidak hanya dilihat dari segi
biologis semata, tetapi juga dilihat dari segi sosial dan psikologis. Secara
biologis, seseorang disebut dewasa apabila orang tersebut telah mampu
melakukan reproduksi. Secara sosial, seseorang disebut dewasa apabila
orang tersebut telah melakukan peran-peran sosial yang biasanya
dibebankan kepada orang dewasa. Secara psikologis, seseorang dikatakan
dewasa apabila telah memiliki tanggung jawab terhadap kehidupan dan
keputusan yang diambil.
Darkenwald dan Meriam (Sudjana, 2005: 62) memandang bahwa
seseorang dikatakan dewasa apabila orang tersebut telah melewati masa
pendidikan dasar dan telah memasuki usia kerja, yaitu sejak umur 16 tahun.
Dengan demikian orang dewasa diartikan sebagai orang yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
memiliki kematangan fungsi-fungsi biologis, sosial dan psikologis dalam
segi-segi pertimbangan, tanggung jawab, dan peran dalam kehidupan.
Namun kedewasaan seseorang akan bergantung pula pada konteks sosio-
kulturalnya. Kedewasaan itu juga merupakan suatu gejala yang selalu
mengalami perubahan dan perkembangan untuk menjadi dewasa.
Andragogi adalah suatu model proses pembelajaran peserta didik
yang terdiri atas orang dewasa. Andragogi disebut juga sebagai teknologi
pelibatan orang dewasa dalam pembelajaran. Proses pembelajaran dapat
terjadi dengan baik apabila metode dan teknik pembelajaran melibatkan
peserta didik. Keterlibatan diri dalam pembelajaran adalah kunci
keberhasilan dalam pembelajaran orang dewasa. Untuk itu pendidik
hendaknya mampu membantu peserta didik untuk:
a. Mendefinisikan kebutuhan belajarnya,
b. Merumuskan tujuan belajar,
c. Ikut serta memikul tanggung jawab dalam perencanaan dan penyusunan
pengalaman belajar, dan
d. Berpartisipasi dalam mengevaluasi proses dan hasil kegiatan belajar.
Dengan demikian setiap pendidik harus melibatkan peserta didik seoptimal
mungkin dalam kegiatan pembelajaran.
2. Tujuan Pendidikan Orang Dewasa
Menurut Suprijanto (2007:18) Kunci keberhasilan dalam pendidikan
orang dewasa adalah mempunyai tujuan, tujuan merupakan manifestasi dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
hasil yang dicapai oleh pendidik maupun peserta didik. Berikut ini tujuan
umum dan tujuan khusus pendidikan orang dewasa:
1. Tujuan umum
Tujuan umum pendidikan orang dewasa sangat bervariasi,
tergantung pada visi dan misi lembaga yang menyelenggarakannya.
Sebagai gambaran tujuan umum penulis akan mengikuti tujuan
pendidikan nasional Indonesia yang dirumuskan oleh MPR, yaitu
meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, kecerdasan,
keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan
mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-
manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta
bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus yang akan dirumuskan dalam pendidikan orang
dewasa harus lebih spesifik daripada tujuan umum yang telah disebutkan
diatas. Disamping itu, suatu tujuan khusus pengajaran harus harus
menyatakan perubahan perilaku. Ciri tujuan khusus dapat disimpulkan
sebagai berikut :
a. Harus ada sasaran.
b. Harus menunjukkan perubahan prilaku yang spesifik, jelas, dapat
dicapai, dapat didemonstrasikan dan dapat diukur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
c. Harus diterima oleh sasaran sebagai tujuan dan memberi kesempatan
kepada sasaran untuk bertindak sesuai yang mereka inginkan.
d. Harus mengarah ke tujuan umum.
e. Biasanya dinyatakan dalam istilah pengetahuan, pengertian,
kemampuan, keterampilan, minat atau rasa tertarik, penghargaan,
idealisme, penerapan dan kebiasaan.
Terdapat tiga klasifikasi tujuan khusus yaitu :
a. Ranah kognitif, tujuan khusus yang berhubungan dengan proses
intelektual peserta didik. Ranah kognitif mempunyai tingkatan yaitu
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
b. Ranah afektif, tujuan khusus yang mempengaruhi sikap, emosi dan
nilai perilaku. Tingkatan ranah efektif yaitu menerima, menanggapi,
menilai, dan mengorganisasikan.
c. Ranah psikomotorik, tujuan khusus yang meliputi proses manipulatif
dan mekanik atau keterampilan. Ranah psikomotorik mempunyai
tingkatan yaitu meniru, manipulasi, ketepatan gerakan, artikulasi,
dan naturalisasi.
3. Ciri-ciri Belajar Orang Dewasa
Menurut Suprijanto (2007:44) orang dewasa mempunyai ciri
khusus dalam melaksanakan pembelajaran yaitu :
a. Memungkinkan timbul pertukaran pendapat.
b. Memungkinkan komunikasi timbal balik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
c. Suasana belajar yang diharapkan adalah suasana belajar yang
menyenangkan dan menantang.
d. Orang dewasa akan belajar jika pendapatnya dihormati.
e. Mengutamakan peran peserta didik.
f. Orang dewasa belajar ingin mengetahui kekurangan dan
kelebihannya.
4. Prinsip Andragogi
Menurut Sudjana (2005:63), dalam menggunakan pembelajaran
berbasis andragogi perlu memperhatikan prinsip-prinsip dan strategi
pembelajaran orang dewasa. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Orang dewasa memiliki konsep diri.
Orang dewasa memandang bahwa dirinya memiliki
kemampuan untuk membuat suatu keputusan, dapat menghadapi
resiko sebagai akibat keputusan yang diambil, dan dapat mengatur
kehidupannya secara mandiri. Harga diri adalah hal yang amat
penting bagi orang dewasa. Seorang yang dewasa memerlukan
perilaku orang lain yang menghargai terhadap dirinya. Sikap yang
terkesan menggurui, cenderung akan ditanggapi negatif oleh orang
dewasa.
b. Orang dewasa memiliki akumulasi pengalaman.
Orang dewasa mempunyai pengalaman situasi, interaksi, dan
diri yang berbeda antara seorang dengan lainnya sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
perbedaan latar belakang kehidupan dan lingkungannya. Orang
dewasa yang mempelajari sesuatu yang baru cenderung dimaknai
dengan menggunakan pengalaman lama. Sejalan dengan itu peserta
didik orang dewasa perlu dilibatkan sebagai sumber dalam
pembelajaran.
c. Orang dewasa memiliki kesiapan belajar.
Kesiapan belajar orang dewasa akan seirama dengan
keberadaan peranan sosial yang orang tersebut tampilkan baik dalam
masyarakat maupun dalam tugas pekerjaan. Peran sosial ini akan
berubah sejalan dengan perubahan usia sehingga kesiapan belajar
orang dewasa akan ikut berubah pula.
d. Orang dewasa menginginkan dapat segera memanfaatkan hasil
belajarnya.
Orang dewasa berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran
karena orang dewasa sedang merespons materi dan proses
pembelajaran yang berhubungan dengan peran dalam kehidupannya.
Kegiatan belajar orang dewasa senantiasa berorientasi pada
kenyataan. Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran orang dewasa
perlu menekankan pada peningkatan kemampuan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
Implikasinya, bahwa program pembelajaran perlu berorientasi pada
pemecahan masalah bagi kehidupan orang dewasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
e. Orang dewasa memiliki kemampuan belajar.
Kemampuan dasar untuk belajar tetap dimiliki setiap orang,
khususnya orang dewasa, penurunan kemampuan belajar pada usia
tua bukan terletak pada intensitas dan kapasitas intelektualnya
melainkan pada kecepatan belajarnya.
f. Orang dewasa dapat belajar efektif apabila melibatkan mental dan
fisik.
Orang dewasa dapat menentukan apa yang akan dipelajari,
dimana dan bagaimana cara mempelajarinya, serta kapan melakukan
kegiatan belajar. Orang dewasa belajar dengan melibatkan pikiran
dan perbuatan. Implikasi praktisnya, orang dewasa akan belajar
secara efektif dengan melibatkan fungsi otak kiri dan otak kanan,
menggunakan kemampuan intelek dan emosi, serta dengan
memanfaatkan berbagai media, metode, teknik dan pengalaman
belajar.
Abraham Maslow, ketua American Psychological Association,
mengemukakan piramida kebutuhan sebagai tingkat kebutuhan manusia,
sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Gambar 2.1 Piramida Kebutuhan Sebagai Tingkat Kebutuhan Manusia Sumber : Lunandi A.G. 1981. Pendidikan Orang Dewasa. Hal.4
Bertitik tolak dari piramida kebutuhan Maslow tersebut, dapat kita
pahami bahwa kebutuhan manusia paling dasar harus terpenuhi dahulu sebelum
ia mampu merasakan kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya.
Verner & Davison (Lunandi, 1981) mengatakan bahwa semakin
bertambah usia maka semakin sukar pula orang belajar, hal tersebut disebabkan
karena terdapat faktor-faktor psikologik yang mempengaruhinya. Berikut
adalah pemaparan mengenai hambatan psikologik yang dikemukakan oleh
Verner & Davison (Lunandi, 1981).
1. Hambatan Psikologik
Menurut Verner & Davison (Lunandi, 1981) ada sembilan faktor dari
segi psikologik orang dewasa dalam situasi belajar mempunyai sikap
tertentu, maka perlu diperhatikan hal-hal berikut ini :
a. Belajar adalah suatu pengalaman yang diinginkan oleh orang dewasa itu
sendiri, maka orang dewasa tidak diajar, orang dewasa dimotivasi untuk
mencari pengetahuan yang lebih mutakhir, keterampilan baru, dan sikap
yang lain.
1
2
3
4
5
Keterangan :
1. Perwujudan Diri
2. Harga Diri
3. Pengakuan
4. Keamanan
5. Fisik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
b. Orang dewasa belajar kalau ditemukannya arti pribadi bagi dirinya dan
melihat sesuatu mempunyai hubungan dengan kebutuhannya.
c. Belajar bagi orang dewasa kadang-kadang merupakan proses yang
menyakitkan. Sebab belajar adalah perubahan perilaku, sedang
perubahan sering kali berarti meninggalkan kebiasaan, norma dan cara
berpikir lama yang sudah melekat.
d. Belajar bagi orang dewasa adalah hasil dari mengalami sesuatu. Sedikit
sekali hasil diperoleh apabila orang tua diceramahi, dikhotbahi, digurui
untuk melakukan hal tertentu atau bersikap secara tertentu. Ia harus
mengalaminya untuk dapat dan terus melakukannya. Orang tak bisa
diminta bertanggung jawab tanpa diberikan tanggung jawab untuk
dialaminya.
e. Bagi orang dewasa, belajar adalah khas dan bersifat individual. Setiap
orang punya cara dan kecepatan sendiri untuk belajar dan memecahkan
masalah. Dengan kesempatan mengamati cara-cara yang dipakai oleh
orang lain, dapat memperbaiki dan menyempurnakan caranya sendiri,
agar menjadi lebih efektif.
f. Sumber terkaya untuk bahan belajar terdapat di dalam diri orang dewasa
itu sendiri. Setumpukan pengalaman masa lampau telah tersimpan di
dalam dirinya, perlu digali dan ditata kembali dengan cara yang lebih
berarti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
g. Belajar adalah suatu proses emosional dan intelektual sekaligus.
Manusia mempunyai perasaan dan pikiran. Hasil belajar maksimal
dicapai apabila orang dapat memperluas perasaan maupun pikirannya.
h. Belajar adalah hasil kerjasama antara manusia. Dua atau lebih banyak
manusia yang saling memberi dan menerima akan belajar banyak,
karena pertukaran pengalaman, pertukaran pengetahuan, saling
mengungkapkan reaksi dan tanggapannya mengenai suatu masalah.
i. Belajar adalah suatu proses evolusi. Kemampuan orang dewasa untuk
mengerti, menerima, mempercayai, menilai, mendukung, memerlukan
suatu proses yang berkembang secara perlahan. Tidak dapat dipaksakan
sekaligus. Perubahan perilaku tidak dapat terjadi dalam seketika,
melainkan terjadi perlahan-lahan melalui percobaan-percobaan.
Karena faktor-faktor psikologik tersebut, patut diperkirakan bahwa orang
dewasa yang hadir dalam suatu pertemuan pendidikan, tiba dengan harapan-
harapan tertentu. Apabila metoda yang diterapkan oleh pendidik atau
pembimbing tidak terlalu berkenan dihatinya, atau tidak memenuhi
harapannya, orang dewasa tersebut akan bereaksi.
B. Nilai Tempat
Setiap bilangan disusun oleh beberapa angka. Setiap angka mempunyai
nilai tempat yang berbeda. Nilai tempat merupakan nilai dari sebuah angka
yang menunjukkan letaknya pada suatu bilangan. Menurut Ashlock (Novita,
2017:45) gagasan nilai tempat menyangkut pemberian suatu nilai kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
masing-masing tempat atau posisi dalam lambang bilangan multi-digit; yaitu
masing-masing tempat dalam lambang bilangan tersebut bernilai perpangkatan
sepuluh. Kramer (Novita, 2017:46) menyatakan nilai posisi atau tempat dari
suatu angka dalam suatu lambang bilangan tergantung pada tempat angka itu
berada dalam lambang bilangan tersebut.
Setiap angka pada bilangan memiliki tempat dengan nama tertentu.
Peserta didik dapat menentukan suatu nilai pada setiap bilangan, misalnya
ratusan, puluhan, dan satuan seperti pada Tabel 2.1. Berikut adalah contoh
pengerjaan materi nilai tempat suatu bilangan:
Contoh 1: (Trija Fayeldi, 2014)
Menentukan nilai tempat suatu bilangan.
Bilangan yang dimaksud adalah dua ratus lima puluh enam.
2 menempati ratusan.
5 menempati puluhan.
6 menempati satuan.
Jadi, 256 = 200 + 50 + 6
= 2 ratusan + 5 puluhan + 6 satuan
Contoh 2: (Trija Fayeldi, 2014)
Menentukan nilai tempat suatu bilangan.
Menentukan nilai tempat suatu bilangan dapat dituliskan sebagai berikut :
2 5 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Tabel 2.1 Nilai Tempat dan Nilai Angka
333 . 333 . 333 Nilai Tempat Nilai Angka
Satuan
Puluhan
Ratusan
Ribuan
Puluh Ribuan
Ratus Ribuan
Jutaan
Puluh Jutaan
Ratus Jutaan
3
30
300
3000
30000
300000
3000000
30000000
300000000
Contoh 3: (Trija Fayeldi, 2014)
Menentukan nilai tempat suatu bilangan dapat dituliskan sebagai berikut :
Nilai tempat satuan : 5
Nilai tempat puluhan : 3
Nilai tempat ratusan : 1
1 3 5
Nilai tempat satuan : 8
Nilai tempat puluhan : 1
Nilai tempat ratusan : 3
3 1 8
Nilai tempat satuan :
5 Nilai tempat puluhan : 1
Nilai tempat ratusan : 3
4315
Nilai tempat Ribuan : 4
Nilai tempat satuan : 1
Nilai tempat puluhan : 5
Nilai tempat ratusan : 4
230.451
Nilai tempat ribuan : 0
Nilai tempat puluh ribuan : 3
Nilai tempat ratus ribuan : 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Pembelajaran mengenai materi nilai tempat suatu bilangan dapat menggunakan
alat peraga sebagai media pembelajaran, salah satunya yaitu alat peraga kantong
bilangan. Tujuan utama dalam pembelajaran nilai tempat ini adalah agar peserta
didik dapat memahami nilai tempat pada suatu bilangan, dan membedakan
makna angka dan bilangan. Kantong dari kertas yang digunakan tersebut akan
menuntun anak memahami nilai tempat (Firmanawaty, 2003 :13).
Langkah-langkah pembelajaran dengan media kantong bilangan adalah sebagai
berikut:
1. Sediakan kantong kain/kantong plastik/kantong dari kertas karton.
2. Sediakan sedotan yang nantinya digunakan untuk menentukan bilangan
yang dimaksud.
3. Nyatakan kantong tersebut secara berurutan sesuai nilai tempat, mulai dari
satuan, puluhan, ratusan, dan seterusnya dalam urutan kiri ke kanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
4. Mintalah anak memasukkan tiga sedotan untuk mewakili bilangan 3 pada
kantong ratusan, dua sedotan untuk mewakili bilangan 2 pada kantong
puluhan, dan enam sedotan untuk mewakili bilangan 6 pada kantong satuan.
5. Tanyakan berapakah bilangan yang dapat diperoleh (jawaban : 326).
6. Ajarkan anak membaca jawaban tersebut sebagai “tiga ratus dua puluh
enam”.
7. Ulangi beberapa kali sehingga anak mengerti dan memahami posisi dan
nilai tempat suatu bilangan.
C. Analisis Kesalahan
Menurut Kurniasih (Wijaya, 2007), kesalahan merupakan suatu bentuk
penyimpangan terhadap hal yang benar, prosedur yang ditetapkan sebelumnya,
atau penyimpangan dari suatu yang diharapkan. Menurut Atim (Wijaya, 2007),
analisis adalah suatu upaya penyelidikan untuk melihat, mengamati,
mengetahui, menemukan, memahami, menelaah, mengklasifikasi, dan
mendalami serta menginterpretasikan fenomena yang ada. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa
(karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang
sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya dan sebagainya).
Menurut pendapat ahli tersebut mengenai kesalahan dan analisis, maka
analisis kesalahan merupakan penyelidikan suatu peristiwa untuk mengetahui
kesalahan atau penyimpangan dan mengklasifikasikan kesalahan yang
dilakukan peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Reid (Jamaris, 2014) menemukan
bahwa karakteristik peserta didik yang mengalami kesulitan belajar matematika
ditandai oleh ketidakmampuannya dalam memecahkan masalah yang berkaitan
dengan aspek-aspek berikut:
1. Mengalami kesulitan dalam pemahaman terhadap proses pengelompokan
atau (grouping process).
2. Mengalami kesulitan dalam menempatkan satuan puluhan ratusan atau
ribuan dalam operasi hitung (menambah dan mengurangi).
3. Kesulitan dalam persepsi visual dan persepsi auditori seperti berikut ini:
a. Figure ground (kemampuan dalam membedakan suatu objek dari
berbagai informasi yang menjadi latar belakang objek tersebut).
b. Tidak dapat memahami adanya proses pengurangan dalam operasi
pembagian.
c. Mengalami kesulitan dalam memahami angka multi digit.
d. Diskriminasi
1) Sukar membedakan angka 8 dan angka 3.
2) Sukar membedakan angka 2 dan angka 5.
3) Sukar membedakan simbol-simbol operasi hitung.
e. Reversal
1) Menukar atau memutar balik tempat digit angka: 213 menjadi 231.
2) Mengalami kesulitan dalam pengelompokkan kembali.
f. Spatial
1) Mengalami menulis decimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2) Mengalami kesulitan dengan bilangan ordinal.
3) Mengalami kesukaran dalam pecahan.
4) Mengalami kesukaran dalam membedakan bentuk.
g. Memori
1) Memori jangka pendek mengalami kesukaran dalam mengingat
informasi yang baru disajikan.
2) Memori jangka panjang mengalami kesukaran dalam mengingat
fakta dan proses dalam waktu yang lama.
h. Urutan
1) Mengalami kesukaran dalam menunjukkan waktu.
2) Mengalami kesukaran dalam operasi pembagian.
3) Mengalami kesukaran dan operasi penjumlahan.
4) Mengalami kesukaran dalam operasi perkalian.
i. Integratif closure
1) Mengalami kesukaran dalam menghitung bunga dalam satu
rangkaian urutan.
2) Mengalami kesukaran dalam memahami peminjaman dan
penambahan yang disisipkan dalam operasi pengurangan dan
penjumlahan.
j. Abstraksi
1) Mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
2) Mengalami kesulitan dalam membandingkan bilangan dengan
simbolnya.
3) Mengalami kesukaran dalam konsep desimal.
4) Mengalami kesukaran dalam memahami pola hitung.
Berdasarkan pengalaman Reid menemukan bahwa kesulitan yang dialami
oleh peserta didik yang berkesulitan matematika adalah sebagai berikut.
1. Kelemahan dalam Menghitung
Banyak peserta didik yang memiliki pemahaman yang baik tentang
berbagai konsep matematika, tetapi hal ini tidak selalu sama dengan
kemampuannya dalam berhitung. Peserta didik tersebut melakukan
kesalahan karena mereka salah membaca simbol-simbol matematika dan
mengoperasikan angka secara tidak benar. Peserta didik tersebut mengalami
masalah, khususnya di sekolah dasar, dimana peserta didik sekolah dasar
harus melakukan kegiatan yang berkaitan dengan matematika dasar dan
harus menentukan jawaban yang benar. Kesalahan jawaban yang diberikan
peserta didik berujung pada pelayanan remedial, walaupun peserta didik
tersebut memiliki potensi matematika yang baik.
2. Kesulitan dalam Mentransfer Pengetahuan
Salah satu kesulitan yang dialami oleh peserta didik yang kesulitan
dalam matematika tidak mampu menghubungkan konsep-konsep
matematika dengan kesulitan yang ada. Misalnya, pemahaman peserta didik
konsep segi tiga sama kaki belum tentu dapat ditransfer peserta didik dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
memecahkan masalah yang berkaitan dengan segi tiga sama kaki, seperti
mencari luas kertas yang berbentuk segi tiga sama kaki.
3. Pemahaman Bahasa Matematika yang Kurang
Sebagian peserta didik mengalami kesulitan dalam membuat
hubungan-hubungan yang bermakna matematika. Seperti yang terjadi
dalam memecahkan masalah hitungan soal yang disajikan dalam bentuk
cerita. Pemahaman tentang cerita perlu diterjemahkan ke dalam operasi
matematika yang bermakna. Masalah ini disebabkan oleh masalah yang
berkaitan dengan kemampuan bahasa, seperti kemampuan membaca
menulis dan berbicara.
4. Kesulitan dalam Persepsi Visual
Peserta didik yang mengalami masalah persepsi visual akan
mengalami kesulitan dalam memvisualisasikan konsep-konsep matematika.
Masalah ini dapat diidentifikasi dari kesulitan yang dialami peserta didik
dalam menentukan panjang garis yang ditampilkan secara sejajar dalam
bentuk yang berbeda. Sebagian konsep matematika membutuhkan
kemampuan dalam menggabungkan kemampuan berpikir abstrak dengan
kemampuan persepsi visual.
Agar dapat membantu peserta didik yang memiliki kesulitan belajar
matematika, guru perlu mengenal berbagai kesalahan umum yang dilakukan
oleh peserta didik dalam menyelesaikan tugas-tugas dalam bidang studi
matematika. Menurut Lerner (Abdurrahman, 2009) beberapa kesalahan umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
peserta didik dalam bidang studi matematika adalah kekurangan pemahaman
tentang:
1) Symbol,
2) Nilai tempat,
3) Perhitungan,
4) Penggunaan proses yang salah, dan
5) Tulisan yang tidak terbaca.
1. Kekurangan Pemahaman Tentang Simbol
Peserta didik umumnya tidak terlalu banyak mengalami kesulitan jika
kepada mereka disajikan soal-soal seperti:
Contoh 1
a. 4 + 3 = …,
b. 8 - 5 = …;
tetapi akan mengalami kesulitan jika dihadapkan pada soal seperti:
Contoh 2
a. 4 + … = 7;
b. 8 = … + 5;
c. … + 3 = 6;
d. … - 4 = 7;
e. 8 - … = 5.
Kesulitan semacam ini umumnya karena peserta didik tidak memahami
simbol-simbol seperti sama dengan (=), tidak sama (≠), tambah (+), kurang
(-), dan sebagainya. Agar peserta didik dapat menyelesaikan soal-soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
matematika mereka harus terlebih dahulu memahami simbol-simbol
tersebut.
2. Nilai Tempat
Ada peserta didik yang belum memahami nilai tempat seperti satuan,
puluhan, ratusan, dan seterusnya. Ketidakpahaman tentang nilai tempat
akan semakin mempersulit peserta didik jika kepada mereka dihadapkan
pada lambang bilangan basis bukan sepuluh. Bagi peserta didik yang tidak
berkesulitan belajar pun banyak yang mengalami kesulitan untuk
memahami lambang bilangan yang berbasis bukan sepuluh. Oleh karena itu
banyak yang menyarankan agar pelajaran matematika tingkat sekolah dasar
(SD) lebih menekankan pada aritmatika atau berhitung yang dapat
digunakan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Jadi,
ketidakpahaman terhadap nilai tempat banyak diperlihatkan oleh peserta
didik seperti berikut ini:
Contoh 3
a. b.
Peserta didik yang mengalami kesalahan semacam itu dapat juga karena
lupa cara menghitung persoalan pengurangan atau penjumlahan bersusun
ke bawah, sehingga kepada peserta didik tidak cukup hanya diajak
memahami nilai tempat tetapi juga diberi latihan yang cukup.
75
27
𝟓𝟖
68
13
𝟕𝟏
+
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
3. Penggunaan Proses yang Salah
Kesalahan dalam melakukan proses penghitungan dapat dilihat pada contoh
berikut ini:
Contoh 4
Mempertukarkan tanda operasi.
a. b.
Seharusnya pengerjaan yang benar pada contoh a dan b adalah
menggunakan tanda operasi untuk penjumlahkan bilangan-bilangan diatas
sehingga sesuai dengan hasil yang diperoleh.
Contoh 5
Jumlah satuan dan puluhan ditulis tanpa memperhatikan nilai tempat.
a. b.
Seharusnya pengerjaan yang benar pada contoh 5 a dan b adalah
menjumlahkan bilangan dengan nilai tempat yang sama, satuan dengan
satuan, ketika nilai dari penjumlahan tersebut melebihi nilai satuan
(berjumlah puluhan) dilakukan cara menyimpan nilai puluhan di bagian atas
nilai puluhan juga, sama halnya dengan penjumlahan puluhan dengan
puluhan dst.
6
2
𝟖
15
3
𝟏𝟖 ×
83
67
𝟏𝟒𝟏𝟎
66
29
𝟖𝟏𝟓
+ +
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Contoh 6
Semua digit ditambah bersama (kesalahan konsep).
a. b.
peserta didik menghitung: 6 + 7 + 3 + 1 = 17
5 + 8 + 1 + 2 = 16
Seharusnya pengerjaan yang benar pada contoh 6 a dan b adalah bilangan
yang dijumlahkan yang memiliki nilai tempat yang sama, satuan dengan
satuan, puluhan dengan puluhan, sehingga hasil yang diperoleh tepat.
Contoh 7
Digit ditambahkan dari kiri ke kanan dan tidak memperhatikan nilai tempat.
a. b.
Seharusnya pengerjaan yang benar pada contoh 7 a dan b adalah
menjumlahkan masing-masing bilangan dari kiri ke kanan sesuai dengan
nilai tempat, satuan dengan satuan, puluhan dengan puluhan, ratusan
dengan ratusan.
Contoh 8
Dalam menjumlahkan puluhan digabungkan dengan satuan.
a. b.
67
31
𝟏𝟕
58
12
𝟏𝟔 +
21
476
851
𝟏𝟒𝟖
37
753
693
𝟏𝟏𝟏𝟑
+
68
8
𝟏𝟔𝟔
73
9
𝟏𝟕𝟐 +
+
+
+
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Seharusnya pengerjaan yang benar pada contoh 8 a dan b adalah dalam
menjumlahkan memperhatikan nilai tempat, satuan dijumlahkan dengan
satuan, puluhan dijumlahkan dengan puluhan jika ada.
Contoh 9
Bilangan yang besar dikurangi bilangan yang kecil tanpa memperhatikan
nilai tempat.
a. b.
Seharusnya pengerjaan yang benar pada contoh 9 a dan b adalah pengerjaan
dilakukan dengan menggunakan cara meminjm nilai dari bilangan di
depannya jika bilangan yang akan dikurangi bernilai lebih kecil dari
bilangan pengurang, sehinhgga hasil yang dperoleh dapat lebih tepat.
Contoh 10
Bilangan yang telah dipinjam nilainya tetap.
a. b.
Seharusnya pengerjaan yang benar pada contoh 10 a dan b adalah bilangan
yang telah dipinjam nilainya berkurang satu setelah itu dilakukan
perhitungan, sehingga hasil yang diperoleh dapat lebih tepat.
4. Perhitungan
Ada peserta didik yang belum mengenal dengan baik konsep
perkalian tetapi mencoba menghafal perkalian tersebut. Hal ini dapat
627
486
𝟐𝟔𝟏
15
3
𝟏𝟖 −
532
147
𝟒𝟗𝟓
423
366
𝟏𝟔𝟕 −
−
−
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
menimbulkan kesalahan jika hafalannya salah, kesalahan tersebut
umumnya tampak sebagai berikut:
Contoh 11
a. b.
Daftar perkalian mungkin dapat membantu memperbaiki kesalahan peserta
didik jika peserta didik telah memahami konsep perkalian.
5. Tulisan yang Tidak Dapat Dibaca
Ada peserta didik yang tidak dapat membaca tulisan sendiri karena
bentuk-bentuk hurufnya tidak tepat atau tidak lurus mengikuti garis.
Akibatnya peserta didik banyak mengalami kesalahan karena tidak mampu
lagi membaca tulisannya sendiri.
Menurut Troutman & Lichtenberg (Teguh, 2003) kesulitan dalam
memahami nilai tempat suatu bilangan meliputi :
1. Mengasosiasikan model nilai tempat dengan lambang bilangan,
Contoh 12
Bilangan 126
Angka 2 memiliki nilai sepuluh (salah)
Seharusya nilai 2 adalah 20, karena 2 menempati nilai puluhan.
2. Menggunakan nol bila menulis lambang bilangan,
Contoh 13
Ketika guru menyuruh peserta didik menuliskan bilangan seratus
limapuluh, peserta didik menuliskan 10070 (salah)
6
8
𝟒𝟖
8
7
𝟓𝟒 × ×
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Seharusnya 170
3. Menggunakan konsep pengelompokkan kembali untuk merepresentasikan
lambang bilangan,
Contoh 14
Bilangan 1.235
Peserta didik sudah paham bahwa:
1.235
satuan
puluhan
ratusan
ribuan
Namun ketika diminta membaca, peserta didik kesulitan membacanya,
misalnya bilangan tersebut dibaca: seratus dua ratus tiga puluh lima, dan
sebagainya.
4. Menamakan posisi nilai tempat dalam suatu lambang bilangan,
Contoh 15
Pada bilangan 2.147 peserta didik tidak memahami bahwa 2 menempati
nilai tempat ribuan, 1 menempati nilai tempat ratusan, 4 menempati nilai
tempat puluhan, dan 7 menempati nilai tempat satuan.
5. Memberikan representasi nilai tempat tidak baku untuk suatu lambang
bilangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Contoh 16
Bilangan 4.632
Peserta didik membaca bilangan tersebut: empat ribuan enam ratusan tiga
puluh dua, dan sebagainya (tidak baku)
Seharusnya: empat ribu enam ratus tiga puluh dua
Dari ungkapan beberapa ahli tersebut mengenai kesalahan-kesalahan
dalam pembelajaran matematika yang dilakukan peserta didik, dalam penelitian
ini peneliti mengacu pada jenis-jenis kesalahan menurut Troutman &
Lichtenberg yang berkaitan dengan kesulitan dalam memahami nilai tempat
suatu bilangan yang digunakan untuk menganalisa kesalahan-kesalahan yang
dilakukan oleh peserta didik.
D. Faktor-Faktor Penyebab Kesalahan
Faktor-faktor penyebab kesalahan dibedakan menjadi dua macam, yaitu
faktor kognitif dan non kognitif.
1. Faktor Kognitif
Menurut Suwarsono (Yoswin, 2017), faktor kognitif adalah faktor-
faktor yang berhubungan dengan kemampuan intelektual peserta didik dan
cara peserta didik merespon atau mencerna dalam pikirannya materi-materi
matematika, seperti soal-soal, argument-argumen, dan lain-lain. Marpaung
(Kurniawati, 2014) menyatakan bahwa kognitif digunakan pada dasarnya
untuk membicarakan hal-hal yang tak dapat diamati secara langsung.
Pengertian kognitif menyangkut hal-hal yang bersifat internal dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
penerimaan, pengelolaan, penyimpangan dan pemanggilan informasi dari
ingatan kita.
2. Faktor non kognitif
Menurut Suwarsono (Yoswin, 2017), faktor non kognitif adalah faktor
yang berasal dari luar peserta didik misalnya sikap mental peserta didik,
ketekunan belajar, kesehatan jasmani, keadaan emosional, cara mengajar
guru, fasilitas-fasilitas untuk belajar, suasana rumah dan lain-lain.
Menurut Burton yang telah dirumuskan Entang (1984), menyelusuri
latar belakang peserta didik kesulitan belajar yang membuatnya melakukan
kesalahan adalah faktor yang terdapat dalam diri peserta didik dan faktor
yang terletak di luar diri peserta didik.
a. Faktor-faktor yang terdapat dalam diri peserta didik, antara lain:
1) Kelemahan secara fisik sehingga sering membawa gangguan
emosional, yang menghambat usaha-usaha belajar secara optimal
seperti susunan syaraf yang tidak berkembang atau sakit menahun.
2) Kelemahan-kelemahan secara mental (baik kelemahan yang dibawa
sejak lahir maupun karena pengalaman) yang sukar diatasi oleh
individu yang bersangkutan dan juga oleh pendidikan, misalnya
taraf kecerdasannya memang kurang atau sebenarnya hanya kurang
minat, kebimbangan, kurang usaha, aktivitas yang tidak terarah,
kurang semangat, kelelahan dan sebagainya, juga kurang menguasai
keterampilan dan kebiasaan fundamental dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
3) Kelemahan-kelemahan emosional misalnya rasa tidak aman,
penyesuaian yang salah terhadap orang-orang, situasi dan tuntutan-
tuntutan tugas dan lingkungan.
4) Kelemahan yang disebabkan oleh karena kebiasaan dan sikap-sikap
yang salah seperti melakukan aktivitas yang bertentangan dan tidak
menunjang pekerjaan sekolah, malas belajar atau sering bolos atau
tidak mengikuti pelajaran, kurang berani, gagal untuk berusaha
memusatkan perhatian, menghindari tanggung jawab, dan gugup.
5) Tidak memiliki keterampilan-keterampilan dan pengetahuan dasar
yang diperlukan, seperti ketidakmampuan membaca, berhitung,
kurang menguasai pengetahuan dasar untuk suatu bidang studi yang
sedang diikutinya secara sekuensial (mengingat dan beruntun).
b. Faktor-faktor yang terletak di luar diri peserta didik (situasi sekolah dan
masyarakat), antara lain :
1) Kurikulum yang seragam, bahan dan buku-buku yang tidak sesuai
dengan tingkat-tingkat kematangan dan perbedaan-perbedaan
individu.
2) Ketidaksesuaian standar administratif (sistem pengajaran, penilaian,
pengelolaan kegiatan, pengalaman belajar mengajar, dan
sebagainya).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3) Terlalu berat beban belajar (peserta didik) dan atau mengajar (guru),
terlampau besar populasi peserta didik dalam kelas dan sebagainya.
4) Kelemahan dari sistem belajar mengajar dari tingkat-tingkat
pendidikan sebelumnya.
5) Kelemahan yang terdapat dalam kondisi rumah tangga (pendidikan,
status sosial dan lain sebagainya)
6) Terlalu banyak kegiatan di luar jam pelajaran sekolah atau terlalu
banyak terlibat dalam kegiatan eksrakulikuler.
7) Kekurangan makan (gizi) dan sebagainya.
E. Pemahaman Konsep
1. Pengertian Pemahaman
Menurut Sadirman (1986:42), pemahaman adalah menguasai sesuatu
dengan pikiran. Pemahaman merupakan kegiatan berpikir secara diam-
diam, menangkap maknanya sehingga dapat tercapai tujuan akhir dari suatu
pembelajaran.
H. Koestor (1983:22), mendefinisikan pemahaman (understanding)
sebagai berikut:
a. melihat hubungan yang belum nyata pada pandangan pertama,
b. mampu menerangkan. Ungkapan tersebut dapat diartikan melukiskan
tentang aspek-aspek, tingkatan, sudut pandang yang berbeda,
c. mengembangkan kesadaran akan faktor-faktor penting,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
d. kemampuan membuat ramalan yang beralasan mengenai tingkah
lakunya.
Menurut Suharsimi (2009), pemahaman adalah bagaimana
seseorang membedakan, menduga (estimate), menerangkan, memerluas,
menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh, menuliskan
kembali, dan memperkirakan. Pemahaman tersebut meminta peserta didik
untuk membuktikan bahwa peserta didik memahami hubungan yang
sederhana di antara fakta-fakta atau konsep.
Menurut Purwanto (Ujan, 2017), kemampuan pemahaman dibedakan
menjadi tiga kategori yaitu:
a. Tingkat pertama adalah pemahaman terjemahan mulai dari
menerjemahkan suatu symbol atau kalimat tanpa mengubah makna.
b. Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yakni menghubungkan
bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya atau
menghubungkan beberapa bagian dari grafik kejadian.
c. Tingkat ketiga adalah pemahaman ekstrapolasi yakni dapat membuat
ramalan konsekuensi atau melihat sesuatu yang tertulis atau dapat
memperluas presepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus.
2. Pengertian Konsep
Pengertian konsep dalam psikologi disampaikan beberapa ahli. Ellis
(Ujan, 2017), berpendapat bahwa konsep adalah cara mengelompokan dan
mengkategorisasikan secara mental berbagai objek atau peristiwa yang
mirip dalam hal tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Definisi konsep menurut Hamalik (2010: 162) adalah suatu kelas atau
kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum, sedangkan menurut Dahar
(2006:62) konsep merupakan penyajian internal sekelompok stimulus,
konsep tidak dapat diamati; konsep harus disimpulkan dari perilaku
Rahayu (Fahrudhin dkk, 2018) menyatakan bahwa pemahaman konsep
adalah salah satu kecakapan atau kemampuan untuk memahami dan
menjelaskan suatu situasi atau tindakan suatu kelas atau kategori, yang
memiliki sifat-sifat umum yang diketahuinya dalam matematika. Menurut
Duffin & Simpson (Kesumawati, 2008), pemahaman konsep sebagai
kemampuan peserta didik untuk menjelaskan konsep, dapat diartikan peserta
didik mampu untuk mengungkapkan kembali apa yang telah dikomunikasikan
kepadanya. Menurut Susanto (Fahrudin dkk, 2018:15), pemahaman konsep
adalah kemampuan menjelaskan suatu situasi dengan kata-kata yang berbeda
dan dapat menginterpretasikan atau menarik kesimpulan dari tabel, data, grafik,
dan sebagainya. O’Connell menyatakan (Fatqurhohman, 2016), bahwa dengan
pemahaman konsep, peserta didik akan lebih mudah dalam memecahkan
permasalahan karena peserta didik akan mampu mengaitkan serta memecahkan
permasalahan tersebut dengan berbekal konsep yang sudah dipahaminya.
Berdasarkan pendapat dari para ahli maka pemahaman konsep adalah
kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengemukakan kembali ilmu yang
diperolehnya baik dalam bentuk ucapan maupun tulisan. Menurut Salimi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
(Fahrudin dkk 2018), langkah-langkah yang diperhatikan untuk pemahaman
konsep, indikator pemahaman konsep meliputi:
1. Mendefinisikan konsep secara verbal dan tulisan
2. Membuat contoh dan non contoh penyangkal
3. Mempresentasikan suatu konsep dengan model, diagram, dan simbol
4. Mengubah suatu bentuk representasi ke bentuk lain
5. Mengenal berbagai makna dan interpretasi konsep
6. Mengidentifikasi sifat-sifat suatu konsep dan mengenal syarat-syarat yang
menentukan suatu konsep
7. Membandingkan dan membedakan konsep-konsep.
Pendapat diatas sejalan dengan Peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor
506/C/Kep/PP/2004 tanggal 11 November 2004 tentang rapor pernah diuraikan
bahwa indikator peserta didik memahami konsep matematika adalah mampu :
1. Menyatakan ulang sebuah konsep,
2. Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya,
3. Memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep,
4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis,
5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep,
6. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi
tertentu,
7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma dalam pemecahan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
F. Kerangka Berpikir
Konsep-konsep yang abstrak dalam pembelajaran matematika
mengakibatkan peserta didik mengalami kesulitan dalam proses belajar.
Kesulitan ini menimbulkan seringnya terjadi kesalahan-kesalahan yang
dilakukan oleh peserta didik Mappi Papua dalam proses belajar. Untuk
menghindari kesalahan yang terjadi berulang kali, maka perlu dilakukan suatu
analisa untuk mengetahui jenis-jenis kesalahan yang dilakukan Mahasiswa
Mappi Papua, faktor-faktor penyebab terjadinya kesalahan serta pemahaman
konsep matematika dalam materi nilai tempat suatu bilangan, sehingga baik itu
peserta didik maupun guru (tutor) dapat mengantisipasi kesalahan yang akan
muncul ketika menghadapi masalah dalam materi nilai tempat suatu bilangan.
Oleh sebab itu langkah pertama yang dilakukan peneliti yaitu observasi
selama kegiatan pembelajaran saat matrikulasi berlangsung. Dari hasil
observasi ini akan melihat kesulitan-kesulitan apa saja yang dialami oleh
Mahasiswa Mappi Papua. Kemudian melakukan tes tertulis untuk mengetahui
letak-letak kesalahan dan mencoba menganalisis jenis-jenis kesalahan yang
sering dilakukan oleh Mahasiswa Mappi Papua dalam menyelesaikan soal serta
kemampuan pemahaman konsep Mahasiswa Mappi Papua dalam memecahkan
suatu permasalahan. Yang terakhir dilakukan wawancara untuk mengetahui
faktor-faktor terjadinya kesalahan dalam menyelesaikan soal tes diagnosis. Hal
ini bertujuan agar mahasiswa mappi pada nantinya mengetahui hal-hal yang
salah dan dapat memperbaiki, mengingat bahwa pada nantinya mahasiswa
mappi ini akan mengikuti perkuliahan di Universitas Sanata Dharma tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
ajaran 2019-2020 sehingga harapannya adalah ada peningkatan kualitas hasil
belajar mahasiswa mappi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan terhadap mahasiswa dari Kabupaten Mappi Papua
dikarenakan peneliti ingin mengetahui bagaimana kondisi yang menjadikan adanya
kerjasama pendidikan dari Universitas Sanata Dharma dengan Kabupaten Mappi
Papua serta mengetahui alasan dilakukannya kegiatan matrikulasi sebelum
mahasiswa Mappi Papua mengikuti perkuliahan pada umumnya di Universitas
Sanata Dharma. Kegiatan observasi yang dilakukan peneliti memperlihatkan
bahwasanya untuk seorang calon mahasiswa yang ternyata dalam masih memiliki
kesulitan dalam operasi matematika yang sangat mendasar, yaitu operasi
penjumlahan, pengurangan perkalian dan pembagian dengan perhitungan bersusun
yang berhubungan dengan materi nilai tempat suatu bilangan dan tentunya ini
menjadi msalahan yang besar manakala mereka akan masuk ke pendidikan tinggi,
sehingga menurut saya salah satu penyelesaiannya adalah supaya mereka siap
masuk ke perguruan tinggi maka permasalahan mengenai nilai tempat suatu
bilangan yang nantinya akan berkaitan dengan penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian harus sudah dapat dipahami oleh calon mahasiswa Mappi
Papua. Penelitian yang dilakukan selanjutnya akan berkaitan dengan hal ini.
penelitian ini lakukan dengan cara melakukan observasi, tes tertulis dan
wawancara. Oleh karena itu, metodologi penelitian yang digunakan adalah sebagai
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Menurut Van
Maanen (1979 : 520) penelitian kualitatif adalah sebuah istilah ‘payung’ yang
meliputi berbagai teknik interpretasi yang berusaha untuk mendeskripsikan,
‘membaca’ kode menerjemahkan dan disamping itu bisa memahami makna,
bukan frekuensi, dari berbagai fenomena yang secara alamiah ada di dunia
sosial. Sedangkan menurut Creswell (Juliansyah Noor 2011: 34) menyatakan
bahwa penelitian kualitatif sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti kata-
kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada
situasi yang alami. Menurut Miles dan Huberman (Basrowi dan Suwandi,
2008), metode kualitatif merupakan sebuah usaha mengemukakan berbagai
keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat atau organisasi
dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Berdasarkan pernyataan dari para ahli tersebut peneliti menyimpulkan
bahwa penelitian kualitatif merupakan sebuah penelitian yang bertujuan untuk
memahami sebuah permasalahan terkait fenomena dan hal-hal yang
berhubungan di dunia sosial yang terjadi saat sekarang dengan cara
mendeskripsikan yang dapat berupa kata-kata dan bahasa. Jenis penelitian ini
juga digunakan untuk mendeskripsikan kesalahan-kesalahan yang dilakukan
peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal pada materi nilai tempat suatu
bilangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di PTPM (asrama putri) untuk melakukan
observasi dan pengambilan data tes tertulis, dilanjutkan di Student
Residence Sanata Dharma komplek Kampus III Universitas Sanata Dharma,
Paingan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta untuk ikut melakukan
kegiatan pendampingan belajar.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanan penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2018-
Mei 2019.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini merupakan mahasiswa kerjasama Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 2019/2020 yang sedang mengikuti
kelas matrikulasi selama satu tahun. Tes diberikan kepada 10 mahasiswa
Mappi kelas matrikulasi C. Namun, peneliti hanya mengambil 6 sampel
yang dipilih dengan melihat pengerjaan sol tes yang dilakukan oleh
mahasiswa Mappi Papua kelas C.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh
Mahasiswa Mappi Papua dalam menyelesaikan soal mengenai materi Nilai
Tempat suatu bilangan. Faktor penyebab kesalahan dalam menyelesaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
soal pada materi nilai tempat suatu bilangan. Pemahaman konsep
matematika Mahasiswa Mappi Papua dalam menyelesaikan soal mengenai
materi nilai tempat suatu bilangan tersebut.
D. Bentuk Data
Data kualitatif yang digunakan pada penelitian ini berasal dari data hasil
observasi yang berupa refleksi tutor dan wawancara. Data hasil observasi yang
diperoleh dari dokumen refleksi tutor pendamping digunakan untuk mengetahui
gambaran situasi ketika Mahasiswa dari Kabupaten Mappi Papua program
matrikulasi kelas C melaksanakan kegiatan pembelajaran pada materi nilai
tempat suatu bilangan dan dapat mengamati pemahaman konsep dari
Mahasiswa dari Kabupaten Mappi Papua program matrikulasi kelas C pada
materi nilai tempat suatu bilangan.
Data hasil tes tertulis digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep
serta kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh Mahasiswa dari Kabupaten
Mappi Papua program matrikulasi kelas C ketika menyelesaikan persoalan
mengenai materi nilai tempat suatu bilangan. Sementara data hasil wawancara
digunakan untuk mendukung data hasil observasi dan tes tertulis dalam
mendeskripsikan kesalahan-kesalahan dan faktor penyebab dari kesalahan-
kesalahan yang dilakukan oleh Mahasiswa dari Kabupaten Mappi Papua
program matrikulasi kelas C serta pemahaman konsep mahasiswa terkait
dengan materi nilai tempat suatu bilangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
E. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Metode dan Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang
dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Suharsimi,
2009). Dalam penelitian ini, terdapat beberapa metode dan instrumen
pengumpulan data yang digunakan oleh penulis, yaitu :
a. Pengamatan (Observation)
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2007:220). Alasan
peneliti melakukannya observasi adalah untuk menyajikan gambaran
realistis perilaku atau kejadian, menjawab pertanyaan, membantu
mengerti perilaku manusia, dan evaluasi yaitu melakukan pengukuran
terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran
tersebut (Juliansyah Noor, 2011: 140). Pada penelitian ini, peneliti tidak
menyediakan daftar atau tabel terkait lembar observasi. Hal ini
dikarenakan selama penelitian berlangsung, bentuk observasi yang
dilakukan adalah penelitian tidak terstruktur, sehingga tidak
menyediakan lembar observasi. Adapun observasi tidak berstruktur
menurut Bungin (Juliansyah Noor 2011:10) adalah proses observasi
yang dilakukan tanpa menggunakan guide observasi. Pada observasi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
peneliti atau pengamat harus mampu mengembangkan daya
pengamatannya dalam mengamati suatu objek.
b. Tes (Test)
Menurut Sudijono (2011:67), tes adalah cara atau prosedur yang
dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Tes dapat juga
diartikan sebagai alat pengukur yang mempunyai standar obyektif,
sehingga dapat dipergunakan secara meluas, serta betul-betul dapat
digunakan untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau
tingkah laku individu. Dengan kata lain, tes merupakan suatu prosedur
yang sistematis untuk mengamati atau mendeskripsikan satu atau lebih
karakteristik seseorang dengan menggunakan standar numerik atau
sistem kategori. Menurut Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat
(2011:88) menyatakan bahwa tes merupakan salah satu metode untuk
mengukur tingkat kinerja individu yang lebih efisien dan lebih
sederhana terutama bila digunakan untuk mengukur kinerja dalam
jumlah cukup banyak.
Peneliti dalam penelitian ini memberikan tes berbentuk uraian 2
soal dengan masing-masing soal berisikan 5 point soal untuk materi
nilai tempat suatu bilangan. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengetahui
kemampuan pemahaman konsep peserta didik dalam menyelesaikan
soal matematika dan untuk mengetahui kesalahan yang sering dilakukan
oleh mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan matematika dalam
materi nilai tempat suatu bilangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
c. Wawancara
Menurut Juliansyah Noor (2011:138-139) wawancara merupakan
salah satu teknik pengumpulan data dilakukan dengan berhadapan
secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga diberikan
daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain. Ada
beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi dalam
wawancara, yaitu: pewawancara, responden, pedoman wawancara, dan
situasi wawancara (Hadeli, 2006). Menurut Nasution (2011),
wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam
percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Wawancara ini
digunakan mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam
serta jumlah responden sedikit. Dalam penelitian kualitatif wawancara
yang digunakan adalah wawancara mendalam di mana untuk
memperoleh keterangan dalam penelitian dengan melakukan tanya
jawab sambil bertatap muka antara penanya atau pewawancara dengan
informan atau narasumber dengan atau tanpa menggunakan pedoman
wawancara di mana wawancara dan informan terlibat dalam kehidupan
sosial yang cukup lama. Pada penelitian ini peneliti melakukan
wawancara kepada mahasiswa mappi dengan tujuan untuk
mengkonfirmasi hasil pekerjaan untuk mengetahui lebih dalam
penyebab kesalahan yang dilakukan dalam menyelesaikan
permasalahan serta untuk mengetahui lebih dalam terkait pemahaman
konsep yang dimiliki oleh mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
2. Instrumen Pengumpulan Data
Menurut Hasan (2002), instrumen penelitian adalah alat yang
digunakan dalam melakukan pengukuran, dalam hal ini alat untuk
mengumpulkan data pada suatu penelitian. Berikut ini data yang digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data :
a. Pedoman Observasi
Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung kondisi
yang terjadi ketika pembelajaran saat kegiatan matrikulasi berlangsung.
Hal-hal yang diamati oleh peneliti adalah proses pempelajaran, respon
Mahasiswa dari Kabupaten Mappi Papua program matrikulasi kelas C
selama proses pembelajaran berlangsung serta kegiatan yang dilakukan
oleh Mahasiswa dari Kabupaten Mappi Papua program matrikulasi
kelas C selama pembelajaran berlangsung. Observasi lain yang
dilakukan oleh peneliti adalah dengan melihat dokumen refleksi yang
telah dibuat oleh tutor pendamping setelah proses pembelajaran tersebut
berlangsung.
b. Lembar Soal Tes
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan lembar soal tes yang
diberikan oleh peneliti kepada subjek penelitian adalah soal -soal yang
sudah pernah dipelajari saat kelas matrikulasi mengenai nilai tempat
suatu bilangan. Pemberian tes ini bertujuan untuk mengetahui lebih
dalam terkait pemahaman konsep mahasiswa mappi dan jenis kesalahan
yang dilakukan oleh mahasiswa mappi dalam menyelesaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
permasalahan yang berkaitan dengan soal-soal non kontekstual berikut
ini peneliti menyarankan kisi-kisi yang digunakan dalam rancangan tes
tertulis. Berikut adalah indikator soal tes tertulis yang digunakan dalam
penelitian ini:
Table 3.1 Indikator Soal Tes Tertulis
Kompetensi Dasar Indikator Soal
Nilai tempat suatu bilangan
1. Menentukan nilai tempat untuk
setiap angka dari suatu bilangan.
2. Mengubah kalimat bilangan ke
dalam symbol matematika.
c. Pedoman wawancara
Wawancara dilakukan kepada 6 mahasiswa Mappi Papua kelas C
yang telah dipilih dengan melihat hasil pengerjaan soal tes yang
diberikan. Wawancara digunakan untuk mengetahui prosedur
pengerjaan, mengkonfirmasi hasil pengerjaan mahasiswa serta
mengetahui letak kesalahan yang dilakukan peserta didik dalam
menyelesaikan permasalahan. Adapun pedoman wawancara yang
digunakan oleh peneliti dalam melakukan wawancara antara lain :
Table 3.2 Pedoman Wawancara
No Aspek yang
diteliti Deskripsi Pertanyaan
1 Faktor Penyebab
Kesalahan
Menurutmu apakah materi nilai tempat suatu
bilangan ini sulit? Jika ia menurutmu bagian
mana yang sulit?
Apakah ada kata-kata yang tidak kamu pahami
di soal? jika ia bagian kata-kata mana yang
tidak kamu pahami?
Coba jelaskan proses dalam menyelesaikan
soal ini?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Apakah penyebab kesalahan kamu dalam
mengerjakan soal?
Apakah kamu selalu berusaha untuk
memahami materi tersebut meskipun kamu
tidak memahaminya?
Bagaimana cara tutor dalam menjelaskan
materi ini?
Apakah suasana pembelajaran di kelas
matrikulasi mendukung saat kamu akan
belajar?
Apakah setelah selesai kelas matrikulasi kamu
selalu berusaha mengulangi materi yang
diajarkan oleh tutor?
2 Pemahaman
Konsep
Setelah membaca soal tersebut data atau
informasi apa yang dapat anda ketahui?
Mengapa kamu menjawab dengan cara yang
demikian?
Sebenarnya apakah kamu paham akan materi
ini?
Bagaimana kamu dapat yakin bahwa jawaban
yang telah kamu tuliskan sudah benar?
Semua intrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian
perlu dilakukan validitas terhadap setiap instrument. Peneliti menggunakan
validitas pakar untuk menguji apakah intrumen penelitian sudah valid dan
layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Pakar yang menjadi validator
instrument tes hasil belajar dan instrument wawancara adalah dosen yang
ahli dalam bidang pendidikan serta tutor pendamping pembelajaran
matrikulasi kelas C. Ketika terdapat ketidak sesuaian pada instrumen,
peneliti akan melakukan revisi terhadap instrumen tersebut.
F. Metode/Teknik Analisis Data
Penelitian ini melakukan analisis data dengan berpedoman pada jenis-
jenis kesalahan dalam materi nilai tempat suatu bilangan menurut Troutman &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Lichtenberg, serta Indikator pemahaman konsep menurut Peraturan Dirjen
Dikdasmen Nomor 506/C/Kep/PP/2004 tanggal 11 November 2004 tentang
rapor. Analisis data menurut Patton (Afrizal, 2015:175) adalah suatu proses
mengatur urutan data, mengorganisasikan data ke dalam suatu pola, kategori,
dan satu uraian dasar. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data
kualitatif. Menurut Miles dan Huberman (Afrizal, 2015:174) analisis data
kualitatif adalah mereduksi data, menyajikan data, dan menarik kesimpulan.
Reduksi data merupakan kegiatan pemilihan data penting dan tidak penting dari
data yang telah terkumpul. Penyajian data merupakan penyajian informasi yang
tersusun. Kesimpulan data merupakan taksiran atau interpretasi terhadap data
yang telah disajikan. Sedangkan Bogdan dan Biklem (dalam Basrowi dan
Suwandi 2008:194) mendefinisikan analisis data merupakan upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah
data menjadi satuan yang dapat dikelola, mengadakan sintesis, mencari, dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang diceritakan
kepada orang lain. Maka berdasarkan pernyataan dari para ahli dapat
disimpulkan bahwa analisis data merupakan suatu upaya atau proses yang
dilakukan untuk dianalisis dengan menurutkan dan mengorganisasikan data dan
menarik kesimpulan data yang disajikan.
Menurut Miles dan Huberman (Basrowi dan Suwandi, 2008:209-210)
aktivitas dalam analisis data adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian,
pengabstraksian dan pentransformasian data dari lapangan (Basrowi dan
Suwandi, 2008). Proses ini berlangsung selama penelitian dilakukan dari
awal sampai akhir. Pemberian reduksi merupakan bagian dari analisis,
bukan terpisah. Fungsi untuk menajamkan, mengelola, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu, dan organisasinya sehingga interpretasi bisa
ditarik. Berdsarkan teknik analisis data dengan mereduksi data, maka
penelitian akan menggunakan data dan menggolongkan data tersebut ke
dalam kategori jenis-jenis kesalahan yang ada.
2. Penyajian Data
Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang
memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan mengambil tindakan
(Basrowi dan Suwandi, 2008). Bentuk penyajian antara lain berupa teks,
tabel, gambar, dan bagan. Tujuan penyajian data adalah untuk memudahkan
membaca dan menarik kesimpulan.
3. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi
Pada tahap ini peneliti mengungkapkan temuan baru yang berbeda
dari temuan yang sudah ada. Kesimpulan juga harus diverifikasi selama
penelitian berlangsung dan makna-makna yang ada harus diuji
kebenarannya dan kesesuaiannya sehingga validasinya terjamin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
G. Penjadwalan Waktu Penelitian
Table 3.3 Penjadwalan Waktu Penelitian
No Deskripsi Kegiatan Waktu Pelaksanaan
1 Observasi dan Pendampingan Belajar
Mahasiswa Mappi Desember 2018
2 Pembuatan Soal Desember 2018
3 Validasi Perangkat Instrumen Test Desember 2018
4 Pelaksaan Test (pengambilan data) Desember 2018
5 Observasi dan Pendampingan Belajar
Mahasiswa Mappi Februari-Juni 2019
6
Pembuatan perangkat instrumen
wawancara tutor dan perangkat
instrument wawancara mahasiswa mappi
28-30 April 2019
7 Validasi pedoman instrumen wawancara 20 Mei 2019
8 Analisis Data Mei 2019
9 Pelaksanaan Wawancara Mahasiswa
Mappi Mei 2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian dan Hasil Observasi
Pengambilan data dilakukan selama bulan Desember 2018.
Pengambilan data ini dilakukan saat test akhir semester di Student Residence
(asrama puteri) Sanata Dharma komplek Kampus III Universitas Sanata
Dharma, Paingan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta yang dilanjutkan dengan
pendampingan belajar pada bulan Februari-Mei 2019. Pada penelitian ini,
subjek penelitian adalah 6 mahasiswa dari Kabupaten Mappi Papua matrikulasi
kelas C.
Table 4.1 Agenda Pelaksanaan Penelitian
No Deskripsi Kegiatan Waktu Pelaksanaan
1 Observasi dan Pendampingan Belajar
Mahasiswa Mappi Desember 2018
2 Pelaksaan Tes (pengambilan data) Desember 2018
3 Pelaksanaan Wawancara Mahasiswa
Mappi Mei 2019
Kegiatan penelitian dimulai dengan observasi kegiatan belajar
mengajar. Peneliti melakukan observasi di Student Residence (asrama putri)
pada bulan Desember 2018. Observasi dilakukan sebanyak 2 kali pada
mahasiswa Mappi kelas matrikulasi C. Hasil observasi yang telah dilakukan
peneliti akan dipaparkan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
1. Observasi 11 Desember 2018 (Student Residence asrama putri)
Tutor mengulas materi satuan panjang dengan memberikan soal
untuk dikerjakan oleh mahasiswa Mappi Papua. Pemberian soal ini
dimaksudkan agar mahasiswa dari Kabupaten Mappi Papua matrikulasi
kelas C dapat mengingat kembali materi konversi satuan panjang,
selanjutnya diberikan materi operasi campuran pada bilangan bulat. Saat
pembelajaran pada kelas matrikulasi berlangsung, tutor memberikan
kesempatan untuk setiap mahasiswa maju mengerjakan soal yang diberikan
mengenai materi. Berdasarkan pengamatan peneliti, beberapa mahasiswa
Mappi matrikulasi kelas C bisa mengerjakan dengan jawaban benar pada
materi operasi campuran pada bilangan bulat, tetapi masih ada mahasiswa
yang kesulitan dalam perhitungan, ada juga yang kesulitan dalam
penempatan bilangan saat melakukan perhitungan dengan cara operasi
bersusun. Kesulitan yang dialami disebabkan karena mahasiswa dari
Kabupaten Mappi Papua matrikulasi kelas C lupa akan konsep operasi
bilangan bulat dan konsep nilai tempat pada bilangan. Dari observasi
tersebut, peneliti dapat mengetahui bahwa mahasiswa dari Kabupaten
Mappi Papua matrikulasi kelas C masih kurang memahami konsep
mengenai nilai tempat suatu bilangan, hal tersebut dilihat dari kesalahan-
kesalahan mereka saat mengerjakan soal yang diberikan terkait operasi
campuran bilangan bulat yang ada kaitannya dengan nilai tempat suatu
bilangan dalam perhitungan bersusun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2. Observasi 12 Desember 2018 (Student Residence asrama putri)
Pada observasi selanjutnya, matrikulasi dilakukan dengan mengulas
kembali materi yang diberikan pada pertemuan sebelumnya mengenai
operasi campuran pada bilangan bulat. Mahasiswa Mappi Papua diberikan
contoh soal dan diminta mengerjakan soal latihan yang diberikan mengenai
materi operasi campuran. Masih ada mahasiswa Mappi Papua yang belum
paham mengenai operasi campuran dan banyak melakukan kesalahan,
sehingga terkadang butuh bimbingan khusus dari tutor dalam memahami
dan mengerjakan soal yang diberikan. Setelah semua mahasiswa Mappi
Papua matrikulasi kelas C cukup paham mengenai materi operasi campuran,
selanjutnya diberikan soal kontekstual yang masih berhubungan dengan
operasi campuran pada bilangan bulat. Dilihat dari hasil pekerjaan
mahasiswa Mappi Papua, masih sama seperti pada pertemuan sebelum-
sebelumnya yaitu mengalami kesulitan dalam memahami soal cerita serta
kesulitan menggunakan operasi apa dalam menyelesaikan soal tersebut.
B. Analisis Data Tes Tertulis
1. Tes Tertulis
Saat melakukan analisis data, peneliti mengolah data hasil tes tertulis
mahasiswa Mappi Papua yang mengalami kesulitan dalam pengerjaan soal
tes tertulis pada materi nilai tempat suatu bilangan. Proses mengolah data
adalah dengan cara sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
a. Memeriksa hasil jawaban dari peserta didik.
b. Mengelompokkan kesalahan-kesalahan tersebut ke dalam beberapa
jenis kesalahan.
c. Menganalisis kesalahan-kesalahan apa saja yang dibuat oleh peserta
didik dari setiap soal.
d. Menganalisis faktor-faktor penyebab kesalahan yang dibuat peserta
didik.
e. Menganalisis pemahaman konsep
Data tes tertulis yang peneliti sajikan berikut telah melalui tahap
reduksi data, sehingga data yang disajikan merupakan data-data valid yang
telah peneliti dapatkan. Melalui data tes tertulis berikut, peneliti ingin
mengetahui jenis-jenis kesalahan serta pemahaman konsep yang dilakukan
oleh mahasiswa dari Kabupaten Mappi Papua matrikulasi kelas C dalam
menyelesaikan persoalan terkait materi nilai tempat suatu bilangan.
a. Analisis Data Kualitatif
a) Hasil Reduksi Data
Pada tahap ini peneliti memfokuskan pada jawaban
mahasiswa dari Kabupaten Mappi Papua matrikulasi kelas C yang
salah. Jawaban mahasiswa dari Kabupaten Mappi Papua
matrikulasi kelas C yang salah dipilih dan dikategorikan ke dalam
jenis-jenis kesalahan pada materi nilai tempat suatu bilangan
menurut Troutman & Lichtenberg yang akan disajikan dalam tabel
berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Table 4.2 Jenis Kesalahan Yang Dilakukan Mahasiswa dari
Kabupaten Mappi Papua program matrikulasi kelas C
Jenis
Kesalahan
Nomor Soal
1 2
Mengasosiasikan model nilai
tempat dengan lambang bilangan.
(K1)
S5 -
Menggunakan nol bila menulis
lambang bilangan. (K2)
S5 -
Menggunakan konsep
pengelompokkan kembali untuk
merepresentasikan lambang
bilangan. (K3)
- S5
Menamakan posisi nilai tempat
dalam suatu lambang bilangan.
(K4)
- S1, S2, S3, S4,
S5, S6
Memberikan representasi nilai
tempat tidak baku untuk suatu
lambang bilangan. (K5)
S2 -
Table 4.3 Persentase Jenis Kesalahan Yang Dilakukan
Mahasiswa dari Kabupaten Mappi Papua program matrikulasi
kelas C
Jenis
Kesalahan
Banyaknya
Subjek yang
Melakukan
Kesalahan
Persentase
Mengasosiasikan model nilai
tempat dengan lambang bilangan.
(K1)
1 16,7%
Menggunakan nol bila menulis
lambang bilangan. (K2)
1 16,7%
Menggunakan konsep
pengelompokkan kembali untuk
merepresentasikan lambang
bilangan. (K3)
1 16,7%
Menamakan posisi nilai tempat
dalam suatu lambang bilangan.
(K4)
6 100%
Memberikan representasi nilai
tempat tidak baku untuk suatu
lambang bilangan. (K5)
1 16,7%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Pada table 4.3 menunjukkan persentase jenis kesalahan yang
dilakukan 6 orang mahasiswa Mappi yang menjadi subjek penelitian
pada setiap soal yang diberikan. Persentase dilakukan dengan
menggunakan perhitungan sebagai berikut:
𝑃 =𝐾
𝑇× 100%
Keterangan:
P : Persentase Banyaknya Jenis Kesalahan Yang Dilakukan
Subjek
K : Banyaknya Subjek Yang Melakukan Kesalahan
T : Total Subjek (6)
Table 4.4 Persentase Banyaknya Jenis Kesalahan Yang
Dilakukan Mahasiswa Mappi Papua Pada Setiap Soal Materi
Nilai Tempat Suatu Bilangan
Subjek Nomor soal
1 2
S1 - K4
S2 K5 K4
S3 - K4
S4 - K4
S5 K1, K2 K3, K4
S6 - K4
Banyaknya Jenis
Kesalahan 3 2
Persentase 60% 40%
Pada table 4.4 menunjukkan persentase banyaknya
kesalahan yang dilakukan 6 orang mahasiswa Mappi yang menjadi
subjek penelitian pada setiap soal yang diberikan. Persentase
dilakukan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
𝑆 =𝐽
𝐵× 100%
Keterangan:
S : Persentase banyaknya jenis kesalahan
J : Banyaknya jenis kesalahan yang dilakukan mahasiswa
Mappi pada tiap soal materi nilai tempat suatu bialngan.
B : Banyaknya jenis kesalahan (5)
Table 4.5 Persentase Banyaknya Jenis Ksalahan Yang
Dilakukan Mahasiswa Mappi Terkait Materi Nilai Tempat
Suatu Bilangan
Analisis
Subjek Banyaknya Jenis Kesalahan Persentase
S1 1 20%
S2 2 40%
S3 1 20%
S4 1 20%
S5 4 80%
S6 1 20%
Pada table 4.5 menunjukkan persentase banyaknya
kesalahan yang dilakukan 6 orang mahasiswa Mappi yang
menjadi subjek penelitian pada matrikulasi kelas C. Persentase
dilakukan dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut:
𝑃 =𝐾
𝐵× 100%
Keterangan:
P : Persentase jenis kesalahan
K : Banyaknya jenis kesalahan yang dilakukan mahasiswa
Mappi pada tiap jenis kesalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
B : Banyaknya jenis kesalahan (5)
b) Deskripsi Hasil Data
Bedasarkan hasil pengelompokan jenis-jenis kesalahan yang
dilakukan mahasiswa Mappi pada table diatas, selanjutnya akan
disajikan analisis jawaban mahasiswa Mappi yang dipilih dan
dikategorikan ke dalam jenis kesalahan yang ada sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Table 4.6 Analisis Data Tes Hasil Belajar
Subjek Nomor
Soal
Jawaban Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis
Kesalahan
S1 1 dan 2
Kesalahan yang terjadi adalah
kesalahan menamakan posisi
nilai tempat dalam suatu
lambang bilangan dikarenakan
kesalahan pada pemahaman
soal dan kesalahan menuliskan
yang seharusnya dilakukan
dalam pengerjaan soal. Subjek
1 (S1) sudah dapat mengubah
kalimat ke dalam bentuk
bilangan matematika dengan
tepat, namun terjadi kesalahan
pada jawaban nomor 2, S1
hanya menuliskan ulang soal
yang diberikan.
S2 1
Kesalahan yang terjadi ketika
memberikan representasi nilai
tempat tidak baku untuk suatu
lambang bilangan karena hasil
representasi subjek dengan soal
yang diberikan berbeda. Subjek
2 (S2) melakukan kesalahan
dalam merepresentasikan nilai
satuan dalam soal yang
dibentuk ke dalam lambang
bilangan matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Subjek Nomor
Soal
Jawaban Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis
Kesalahan
2
Untuk soal nomor 2 subjek 2
(S2) masih belum memahami
soal yang diberikan sehingga
salah dalam pengerjaan soal,
oleh karena itu S2 melakukan
kesalahan menamakan posisi
nilai tempat dalam suatu
lambang bilangan. Petunjuk
bagaimana soal harus
dikerjakan menjadi tidak
dipakai karena kurang
memahami soal yang diberikan.
S3 1
Subjek 3 (S3) sudah memahami
bagaimana mengubah kalimat
bilangan ke dalam bentuk
angka, sehingga dapat
mengerjakan soal nomor satu,
dan pengerjaannya pun benar
semua.
2 Kesalahan dalam menamakan
posisi nilai tempat dalam suatu
lambang bilangan. Subjek 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Subjek Nomor
Soal
Jawaban Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis
Kesalahan
(S3) ini belum memahami
konsep nilai tempat diatas
ribuan, dan melakukan
kesalahan menyatakan nilai
ribuan ketika bilangan yang
diberikan dalam soal melebihi
nilai ribuan.
S4 1
Subjek 4 (S4) sudah memahami
bagaimana mengubah kalimat
bilangan ke dalam bentuk
angka, sehingga dapat
mengerjakan soal nomor 1, dan
pengerjaannya pun benar
semua.
2 Kesalahan dalam menamakan
posisi nilai tempat dalam suatu
lambang bilangan. Subjek 4
(S4) ini belum paham konsep
nilai tempat diatas ribuan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Subjek Nomor
Soal
Jawaban Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis
Kesalahan
melanjutkannya ke nilai tempat
jutaan dst.
S5 1
Kesalahan dalam menggunakan
nol bila menulis lambang
bilangan dan kesalahan
mengasosiasikan model nilai
tempat dengan lambang
bilangan. Subjek 5 (S5)
melakukan kesalahan ketika
diminta menuliskan lambang
bilangan “Dua ratus empat
puluh lima ribu tujuh ratus
sepuluh”, karena menyisipkan
angka 0 pada nilai yang
harusnya ditempatkan angka 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Subjek Nomor
Soal
Jawaban Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis
Kesalahan
sehingga mengakibatkan angka
5 menempati nilai tempat
ratusan, dimana seharusnya
angka 5 memiliki nilai tmpat
ribuan.
2
Kesalahan dalam menamakan
posisi nilai tempat dalam suatu
lambang bilangan dan
kesalahan menggunakan
konsep pengelompokkan
kembali untuk
merepresentasikan lambang
bilangan. Subjek 5 (S5) ini
belum memahami konsep nilai
tempat diatas ribuan, dan
melakukan kesalahan
menyatakan nilai ribuan ketika
bilangan yang diberikan dalam
soal melebihi nilai ribuan,
kesalahan juga dilakukan oleh
subjek dalam menentukan nilai
ribuan dan ratusan sehingga
subjek cenderung tertukar
dalam menentukan nilai tempat.
S6 1 Subjek 6 (S6) sudah memahami
bagaimana mengubah kalimat
bilangan ke dalam bentuk
angka, sehingga dapat
mengerjakan soal nomor satu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Subjek Nomor
Soal
Jawaban Mahasiswa Jenis Kesalahan dan Analisis
Kesalahan
dan pengerjaannya pun benar
semua.
2
Subjek 6 (S6) sudah paham
mengenai bagaimana
mengerjakan soal nomor 2.
Dalam pengerjaaannya subjek 6
(S6) dapat menjawab benar
hingga menyatakan nilai tempat
puluh ribuan, meskipun masih
melakukan kesalahan dalam
menamakan posisi nilai tempat
dalam suatu lambang bilangan
setelah puluh ribuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
C. Analisis Data Wawancara
Setelah melakukan wawancara kepada 3 mahasiswa Mappi Papua kelas
matrikulasi C, dilakukan analisis pada transkip wawancara sebagai berikut:
1. Analisis Data Wawancara Subjek 1 (S1)
a. Subjek 1 (S1) Soal Nomor 1
Kesalahan yang terjadi adalah kesalahan pada pemahaman soal
dan kesalahan menuliskan yang seharusnya dilakukan dalam pengerjaan
soal. Dilihat dari pengerjaan soal yang dilakukan oleh S1, S1 sudah
dapat mengubah kalimat ke dalam bentuk bilangan matematika dengan
tepat, namun terjadi kesalahan pada jawaban nomor 2. Kesalahan yang
dilakukan S1 dapat dilihat pada gambar 4.1 dan 4.2.
Gambar 4.1 Jawaban Subjek 1 (S1) Nomor 1
1) Analisis Hasil Wawancara Subjek 1 (S1) Pada Soal Nomor 1
Bedasarkan data wawancara yang telah dilakukan, diketahui
bahwa S1 menjawab soal nomor 1 dengan benar, tetapi dalam
pengerjaannya S1 tidak menjawab dengan mengandalkan
pemahaman pada materi nilai tempat suatu bilangan dan tidak
memahami maksud dari soal yang diberikan, hanya mengandalkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
ingatannya pada bentuk soal-soal yang pernah diberikan saat
kegiatan matrikulasi. Hal tersebut diperlihatkan pada kuripan
percakapan berikut.
P : “Apa yang kamu pahami dalam mengerjakan soal
nomor 1? Apa yang diminta dalam soal?”
S1 : “Saya belajar dari PR kalau ada kalimat seperti itu ya
berarti diubah ke dalam bentuk angka, jadi setau saya
mengerjakannya sepert itu.”
b. Subjek 1 (S1) Soal Nomor 2
Gambar 4.2 Jawaban Subjek 1 (S1) Nomor 2
2) Analisis Hasil Wawancara Subjek 1 (S1) Pada Soal Nomor 2
Berdasarkan data hasil wawancara, diketahui bahwa S1 belum
memahami materi nilai tempat suatu bilangan, sehingga ketika
diminta dalam soal untuk menentukan nilai tempat, S1 merasa
bahwa itu belum dipelajari dan ketika diminta mencoba
mengerjakan kembali S1 mengerjakannya dengan mengubah
bilangan kedalam bentuk kalimat. Hal tersebut diperlihatkan pada
kuripan percakapan berikut.
P : “Coba kamu kerjakan salah satu dari soal nomor 2.
(meminta S1 mencoba menjawab kembali salah satu
soal)”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
S1 : “Saya tidak paham kakak. Tidak pernah belajar seperti
itu. Apa itu harus kita bentuk seperti soal nomor 2 ?
jadikan kalimat begitu?”
Ketika diminta untuk membaca bilangan tersebut S1 masih
sangat kesulitan untuk membaca bilangan yang bernilai ribuan, ratus
ribuan dst. Hal tersebut diperlihatkan pada kutipan percakapan
berikut.
P : “Lalu yang ini? Angka dua disini sebagai apa?
(menunjuk bilangan 2.508)”
S1 : “Dua jutaan”
P : “Bilangan ini dibaca? (menunjuk bilangan 2.508)”
S1 : “Dua juta lima ratus. dua ratus lima puluh delapan”
2. Analisis Data Wawancara Subjek 2 (S2)
a. Subjek 2 (S2) Soal Nomor 1
Kesalahan yang terjadi ketika memberikan representasi nilai
tempat tidak baku untuk suatu lambang bilangan, karena hasil
representasi subjek dengan soal yang diberikan berbeda. Hal tersebut
diketahui dari pengerjaan soal tes tertulis, dimana S2 melakukan
kesalahan dalam merepresentasikan nilai satuan dalam soal yang
dibentuk ke dalam lambang bilangan matematika. Kesalahan yang
dilakukan S2 dapat dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Jawaban Subjek 2 (S2) Nomor 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
1) Analisis Hasil Wawancara Subjek 2 (S2) Pada Soal Nomor 1
Berdasarkan data hasil wawancara, diketahui bahwa S2
belum memahami materi nilai tempat suatu bilangan,
dikarenakan S2 masih kebingungan dalam menentukan bilangan
dari bentuk kalimat menjadi bentuk angka sehingga kesalahan
masih belum bisa disadari oleh S2. Hal tersebut diperlihatkan
pada kutipan percakapan berikut.
P : “Coba sekarang kamu kerjakan masih nomor 1
bagian c.”
S2 : “301.567”
P : “Yakin itu sudah benar?
S2 : “Tunggu sebentar kakak saya coba lagi. Iya
kakak benar seperti itu.”
Faktor lain yang menyebabkan kesalahan yang dilakukan
oleh S2 yaitu kurang teliti dan tergesa-gesa, sehingga jawaban
yang seharusnya dapat S2 tuliskan dengan benar menjadi
jawaban yang salah. Hal tersebut diperlihatkan pada kutipan
percakapan berikut.
P : “Coba kamu kerjakan lagi soal nomor 1 bagian
b.”
S2 : “7.981”
P : “Itu sudah benar, tetapi pada pengerjaan saat tes
kenapa salah?”
S2 : “Saya kurang teliti kakak, dan saya terburu-
buru.”
b. Subjek 2 (S2) Soal Nomor 2
Untuk soal nomor 2, S2 masih belum memahami soal yang
diberikan sehingga salah dalam pengerjaan soal, oleh karena itu S2
melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal tentang nilai tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
dalam suatu lambang bilangan. Petunjuk bagaimana soal harus
dikerjakan tidak dipakai karena kurang memahami soal yang
diberikan. Kesalahan yang dilakukan oleh S2 dapat dilihat pada
gambar 4.4.
Gambar 4.4 Jawaban Subjek 2 (S2) Nomor 2
2) Analisis Hasil Wawancara Subjek 2 (S2) Pada Soal Nomor 2
Berdasarkan data hasil wawancara, diketahui bahwa S2 belum
memahami bagaimana menentukan nilai tempat, dikarenakan S2
merasa benar dengan jawabannya yang mengandalkan ingatan
mengenai bentuk pengerjaan yang harus dilakukan, sehingga ketika
diminta dalam soal untuk menentukan nilai tempat, S2 masih merasa
kebingungan bagaimana maksudnya. Hal tersebut diperlihatkan
pada kutipan percakapan berikut.
P : “Kamu paham tidak yang diminta dari soal
nomor 2?”
S2 : “Kalau soal seperti ini biasanya saya ubah
kedalam bentuk seperti ini kak.”
Ketika diminta mencoba mengerjakan kembali S2
kebingungan bagaimana jawaban yang sebenarnya diminta dalam
soal yang diberikan. Hal tersebut diperlihatkan pada kutipan
percakapan berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
P : “Kamu yakin jawabanmu benar?”
S2 : “Sepertinya tidak kakak.”
P : “Kenapa ko sepertinya tidak? Tadi kamu bilang
biasanya mengerjakannya seperti ini.
S2 : “Mungkin saya ada salah menuliskan
kalimatnya.”
P : “Coba diliat lagi jawabanmu.”
S2 : “Tapi saya bingung salahnya dimana kakak.”
3. Analisis Data Wawancara Subjek 3 (S3)
a. Subjek 3 (S3) Soal Nomor 1
Berdasarkan hasil pengerjaan tes tertulis, S3 sudah memahami
bagaimana mengubah kalimat bilangan ke dalam bentuk angka,
sehingga dapat mengerjakan soal nomor satu, dan pengerjaannya pun
benar semua. Kesalahan yang dilakukan S3 dapat dilihat pada
gambar 4.5.
Gambar 4.5 Jawaban Subjek 3 (S3) Nomor 1
1) Analisis Hasil Wawancara Subjek 3 (S3) Pada Soal Nomor 1
Berdasarkan data wawancara yang telah dilakukan,
diketahui bahwa S3 sudah memahami maksud dari soal dan bisa
menjawab soal nomor 1 dengan tepat dan yakin dengan
jawabannya. Hal tersebut diperlihatkan pada kutipan percakapan
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
P : “Kalau dari kalimat dalam soal ini kamu paham
atau tidak?
S3 : “Paham kak, kalau yang ini kita tuliskan dalam
bentuk angka, karena kak yuli pernah kasih kami
soal sepert ini.”
P : “Menurut kamu jawabanmu ini benar atau salah?”
S3 : “Menurut saya benar kakak.”
b. Subjek 3 (S3) Soal Nomor 2
Kesalahan dalam menamakan posisi nilai tempat dalam suatu
lambang bilangan. Dilihat dari pengerjaan soal yang dilakukan oleh
S3, S3 ini belum memahami konsep nilai tempat diatas ribuan, dan
melakukan kesalahan menyatakan nilai ribuan ketika bilangan yang
diberikan dalam soal melebihi nilai ribuan. Kesalahan yang
dilakukan S3 dapat dilihat pada gambar 4.6.
Gambar 4.6 Jawaban Subjek 3 (S3) Nomor 2
2) Analisis Hasil Wawancara Subjek 3 (S3) Pada Soal Nomor 2
Berdasarkan data wawancara yang diperoleh, diketahui
bahwa S3 sudah cukup paham mengenai materi nilai tempat suatu
bilangan, meskipun masih kesulitan ketika menentukan nilai
tempat puluh ribuan dst. Hal tersebut dikarenakan S3 sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
memahami bagaimana mengerjakan soal yang diberikan oleh
peneliti untuk menuliskan nilai tempat dari masing-masing
bilangan. Hal tersebut diperlihatkan pada kutipan percakapan
berikut.
P : “Kamu paham tidak dengan maksud dari soal
nomor 2? Kalau diminta menentukan nilai tempat
berarti apa yang harus dilakukan?”
S3 : ”Kita kerjakan satu-satu angka seperti satuan,
puluhan ratusan.”
Kesulitan yang dialami S3 terletak pada ketidaktelitian dan
mengandalkan ingatan saja, sehingga ketika lupa dia salah
mengerjakannya juga tidak mengetahui letak kesalahan yang
dilakukan. Hal tersebut diperlihatkan pada kutipan percakapan
berikut.
P : “Coba kamu perhatikan lagi bagian c. Apakah
benar ini nilai tempat satuan ribu? (menunjuk pada
jawaban Subjek 3 (S3))
S3 : “Oh, saya salah kakak, ini harusnya ribuan.”
P : “Lalu apakah ada nilai tempat satuan ribu?”
S3 : “Seingat saya ada kakak”
P : “Kalau ada, yang mana yang nilai tempatnya
satuan ribu?”
S3 : “Saya lupa kakak yang mana yang satuan ribu.”
4. Analisis Data Wawancara Subjek 4 (S4)
a. Subjek 3 (S3) Soal Nomor 2
Berdasarkan hasil pengerjaan tes tertulis, S4 sudah memahami
bagaimana menuliskan lambang bilangan dari bentuk kata-kata,
sehingga dapat mengerjakan soal nomor 1, dan pengerjaannya pun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
benar semua. Kesalahan yang dilakukan oleh S4 dapat dilihat pada
gambar 4.7.
Gambar 4.7 Jawaban Subjek 4 (S4) Nomor 1
1) Analisis Hasil Wawancara Subjek 4 (S4) Pada Soal Nomor 1
Berdasarkan data wawancara yang telah dilakukan,
diketahui bahwa S4 sudah memahami maksud dari soal dan bisa
menjawab soal nomor 1 dengan tepat dan yakin dengan
jawabannya karena sudah memeriksa kembali jawaban saat tes
tertulis berlangsung. Hal tersebut diperlihatkan pada kutipan
percakapan berikut.
P : “Menurut kamu, sudah benar nomor 1 dijawab
seperti ini?”
S4 : “Sudah benar kakak.”
P : “Dari mana kamu tau kalau jawabanmu benar?”
S4 : “Diminta menuliskan dalam bentuk bilangan,
berarti ditulis dengan angka-angka, lalu saya liat
ulang.”
b. Subjek 3 (S3) Soal Nomor 2
Kesalahan dalam menamakan posisi nilai tempat dalam suatu
lambang bilangan. Dilihat dari pengerjaan soal yang dilakukan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
S4, S4 ini belum paham konsep nilai tempat diatas ribuan, dan
melanjutkannya ke nilai tempat jutaan dst. Kesalahan yang dilakukan
S4 dapat dilihat pada gambar 4.8.
Gambar 4.8 Jawaban Subjek 4 (S4) Nomor 2
2) Analisis Hasil Wawancara Subjek 4 (S4) Pada Soal Nomor 2
Berdasarkan data wawancara yang diperoleh, diketahui
bahwa S4 sudah cukup paham mengenai materi nilai tempat suatu
bilangan. Hal tersebut dikarenakan S4 sudah memahami
bagaimana mengerjakan soal yang diberikan oleh peneliti untuk
menuliskan nilai tempat dari masing-masing bilangan, meskipun
S4 masih kurang jelas dalam menunjukkan nilai tempat yang
dimaksud seperti pada soal nomor 2 bagian c. Hal tersebut
diperlihatkan pada kutipan percakapan berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
P : “bagaimana cara kamu mnjawab soal nomor 2
ini?”
S4 : “(menunjuk bagian a) Misalnya yang ini kak, saya
tuliskan nilai tempat dari satuan ke puluhan ke
ratusan.”
Kesulitan yang dialami S4 terletak pada ketidaktelitian
karna tergesa-gesa dan belum memahami nilai tempat setelah
bilangan ribuan. Hal tersebut diperlihatkan pada kutipan
percakapan berikut.
P : “Untuk soal bagian c, ini kamu menunjuk angka
1 atau 2 yang diberi nilai tempat ribuan?”
S4 : “Angka 2 kak.”
P : “Lalu untuk angka 1 nilai tempatnya apa?”
S4 : “Jutaan kakak.”
5. Analisis Data Wawancara Subjek 5 (S5)
a. Subjek 5 (S5) Soal Nomor 1
Kesalahan dalam menggunakan nol bila menulis lambang
bilangan. Dilihat dari pengerjaan soal yang dilakukan oleh S5, S5
melakukan kesalahan ketika diminta menuliskan lambing bilangan
“Dua ratus empat puluh lima ribu tujuh ratus sepuluh”, karena
menyisipkan angka 0 pada nilai yang harusnya ditempatkan angka 5.
Kesalahan yang dilakukan S5 dapat dilihat pada gambar 4.9.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar 4.9 Jawaban Subjek 5 (S5) Nomor 1
1) Analisis Hasil Wawancara Subjek 5 (S5) Pada Soal Nomor 1
Berdasarkan data wawancara yang telah dilakukan,
diketahui bahwa S5 sudah bisa menjawab soal nomor 1 dengan
tepat dan yakin dengan jawabannya. Hal tersebut diperlihatkan
pada kutipan percakapan berikut.
P : “Kalau dari kalimat dalam soal ini paham atau
tidak?
S5 : “Paham kak, kalau yang ini kita tuliskan dalam
bentuk angka.”
P : “Menurutmu jawabanmu ini benar atau salah?”
S5 : “Menurut saya benar kakak.”
b. Subjek 5 (S5) Soal Nomor 2
Kesalahan dalam menamakan posisi nilai tempat dalam suatu
lambang bilangan. Dilihat dari pengerjaan soal yang dilakukan oleh
S5, S5 ini belum memahami konsep nilai tempat diatas ribuan, dan
melakukan kesalahan menyatakan nilai ribuan ketika bilangan yang
diberikan dalam soal melebihi nilai ribuan, juga kesalahan
menentukan ribuan dan ratusan tertukar. Kesalahan yang dilakukan
S5 dapat dilihat pada gambar 4.10.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Gambar 4.10 Jawaban Subjek 5 (S5) Nomor 2
2) Analisis Hasil Wawancara Subjek 5 (S5) Pada Soal Nomor 2
Berdasarkan data wawancara yang diperoleh, diketahui
bahwa S5 sudah cukup paham mengenai materi nilai tempat suatu
bilangan. Hal tersebut diperlihatkan pada kutipan percakapan
berikut.
P : “Kalau dari kalimat dalam soal ini paham atau
tidak? Kalau diminta menentukan nilai tempat
berarti apa yang harus dilakukan?
S5 : ”Contohnya seperti ini sebagai satuan puluhan
ratusan .”
Hal tersebut dikarenakan S5 sudah memahami bagaimana
mengerjakan soal yang diberikan oleh peneliti untuk menuliskan
nilai tempat dari masing-masing bilangan. Kesulitan yang
dialami S5 terletak pada ketidaktelitian karna tergesa-gesa dan
belum memahami nilai tempat setelah bilangan ribuan. Hal
tersebut diperlihatkan pada kutipan percakapan berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
P : “Dari apa yang sudah kamu jawab, tina tau tidak
kesalahannya dimana?”
S5 : “Pada penempatannya salah pada bagian ini,
tertukar antara ribuan dan ratusan.”
P : “lalu kalau yang ini?” (menunjuk jawaban lain
yang salah)
S5 : “Tertukar Antara ribuan dan ratusan, lalu yang ini
ribuan” (menunjukkan angka yang seharusnya
menempati nilai puluh ribuan)
6. Analisis Data Wawancara Subjek 6 (S6)
a. Subjek 6 (S6) Soal Nomor 1
S6 sudah memahami bagaimana mengubah kalimat bilangan ke
dalam bentuk angka, sehingga dapat mengerjakan soal nomor 1, dan
pengerjaannya pun benar semua. Berikut adalah penggalan
wawancara terhadap S6 untuk soal nomor 1. Kesalahan yang
dilakukan S6 dapat dilihat pada gambar 4.11.
Gambar 4.11 Jawaban Subjek 6 (S6) Nomor 1
1) Analisis Hasil Wawancara Subjek 6 (S6) Pada Soal Nomor 1
Berdasarkan data wawancara yang telah dilakukan,
diketahui bahwa S6 sudah memahami maksud dari soal dan bisa
menjawab soal nomor 1 dengan tepat dan yakin dengan
jawabannya karena sudah memeriksa kembali jawaban saat tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
tertulis berlangsung. Hal tersebut diperlihatkan pada kutipan
percakapan berikut.
P : “Dari kalimat-kalimat ini, kamu paham apa yang
diminta? Yakin tidak kamu mengerjakannya
seperti ini?’
S6 : “Iya saya paham kerjanya seperti ini, saya selalu
mengerjakan dulu yang saya paham. Seperti ini kan
(membaca soal 1 yang dikerjakan) berarti kita
menulis angka-angkanya dari kalimat tersebut.”
b. Subjek 6 (S6) Soal Nomor 2
Berdasarkan data hasil tes tertulis diperoleh bahwa S6 sudah
paham mengenai bagaimana mengerjakan soal nomor 2. Dari hasil
pengerjaaannya S6 dapat menjawab benar hingga menyatakan nilai
tempat puluh ribuan, meskipun masih melakukan kesalahan dalam
menamakan posisi nilai tempat dalam suatu lambang bilangan
setelah puluh ribuan. Berikut adalah penggalan wawancara terhadap
S6 untuk soal nomor 2. Kesalahan yang dilakukan S6 dapat dilihat
pada gambar 4.11.
Gambar 4.12 Jawaban Subjek 6 (S6) Nomor 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
2) Analisis Hasil Wawancara Subjek 6 (S6) Pada Soal Nomor 2
Berdasarkan data hasil wawancara, diperoleh bahwa S6
sudah memahami materi nilai tempat suatu bilangan, meskipun
sempat kebingungan dalam pemahaman soal. Ketika diminta
untuk mengoreksi pengerjaannya S6 belum menyadari kesalahan
yang dilakukan, sehingga merasa jawabannya sudah benar
semua. Hal tersebut diperlihatkan pada kutipan percakapan
berikut.
P : “Kalau nomor 2?
S6 : “Kalau yang ini kan (membacakan soal nomor 2),
berarti kan ini tulisannya 750 berarti kita tinggal
tulis ulang lalu kita tuliskan penetapan angkanya,
macam ini 750 berarti 0 ini satuan, 5 puluhan dan
7 ini ratusan.”
P : “Kamu ada tidak berpikiran untuk menuliskan ini
ke dalam bentuk kalimat?”
S6 : “Ada terpikir seperti itu, tetapi karena masih
kurang mengerti saya kembali tanyakan kepada
tutor ini mengerjakannya seperti apa, penetapan-
penetapan nilai bilangan itu seperti apa, (tutor
menjelaskan itu dituliskan ke dalam bentuk
menentukan nilai tempat ratusan puluhan satuan),
lalu dikerjakan dari belalkang 0 satuan, 5 puluhan,
7 ratusan kalau ada 3 angka.”
Kesalahan dilakukan oleh S6 karena masih kebingungan
dalam menentukan nilai tempat setelah bilangan puluh ribuan,
sedangkan dalam matrikulasi tutor sudah mengajarkan sampai
nilai tempat jutaan. Kesalahan juga dilakukan karena terburu-
buru ingin selesai mengerjakan semua soal tes akhir, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
kurang teliti dalam pengerjaan soalnya. Hal tersebut
diperlihatkan pada kutipan percakapan berikut.
P : “Menurutmu sendiri masih ada yang salah tidak
jawabanmu?”
S6 : “Sepertinya tidak ada yang salah.”
P : “Masih bingung jika setelah puluh ribuan?”
S6 : “Iya kak.”
P : “Tutor sudah menjelaskan sampai bilangan
jutaan?”
S6 : “Sudah kakak.”
D. Analisis Data Pemahaman Konsep
Berdasarkan analisis data mahasiswa Mappi terkait pemahaman konsep
yang mereka miliki dalam menyelesaikan soal materi nilai tempat suatu
bilangan, dengan berpedoman pada indikator pemahaman konsep menurut
Peraturan Dirjen Dikdasmen Nomor 506/C/Kep/PP/2004 diperoleh
pemahaman mahasiswa berdasarkan indikator pemahaman konsep yang
ditunjukkan pada table sebagai berikut:
Table 4.7 Kategori Data Pemahaman Mahasiswa Mappi Terkait
Materi Nilai Tempat Suatu Bilangan Berdasarkan Indikator
Pemahaman Konsep
Indikator Pemahaman Konsep Nomor Soal
1 2
Menyatakan ulang sebuah konsep.
(P1)
- S3, S4, S5, S6
Mengklasifikasi objek menurut
tertentu sesuai dengan konsep. (P2)
- S3, S4, S5, S6
Memberikan contoh dan bukan
contoh dari suatu konsep. (P3)
- -
Menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi
matematis. (P4)
S1, S2, S3, S4,
S5, S6
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Mengembangkan syarat perlu atau
syarat cukup dari suatu konsep.
(P5)
- -
Menggunakan dan memanfaatkan
serta memilih prosedur atau
operasi tertentu. (P6)
- -
Mengaplikasikan konsep atau
alogaritma dalam pemecahan
masalah. (P7)
- -
Table 4.8 Persentase Pemahaman Konsep yang Terpenuhi
Mahasiswa dari Kabupaten Mappi Papua program matrikulasi
kelas C
Indikator pemahaman konsep
Banyaknya
Subjek yang
memiliki
pemahaman
konsep
Persentase
Menyatakan ulang sebuah konsep.
(P1)
4 66,7%
Mengklasifikasi objek menurut
tertentu sesuai dengan konsep. (P2)
4 66,7%
Memberikan contoh dan bukan
contoh dari suatu konsep. (P3)
0 0%
Menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi
matematis. (P4)
6 100%
Mengembangkan syarat perlu atau
syarat cukup dari suatu konsep.
(P5)
0 0%
Menggunakan dan memanfaatkan
serta memilih prosedur atau
operasi tertentu. (P6)
0 0%
Mengaplikasikan konsep atau
alogaritma dalam pemecahan
masalah. (P7)
0 0%
Pada table 4.8 menunjukkan persentase pemahaman konsep
yang terpenuhi oleh 6 orang mahasiswa Mappi yang menjadi subjek
penelitian pada soal yang diberikan. Persentase dilakukan dengan
menggunakan perhitungan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
𝑃 =𝐾
𝑇× 100%
Keterangan:
P : Persentase Banyaknya Pemahaman Konsep Yang
Terpenuhi oleh Subjek
K : Banyaknya Subjek Yang Memiliki Pemahaman Konsep
T : Total Subjek (6)
Table 4.9 Presentase Pemahaman Konsep Mahasiswa Mappi Terkait
Materi Nilai Tempat Suatu Bilangan
Subjek Nomor soal
1 2
S1 P4
S2 P4
S3 P4 P1, P2
S4 P4 P1, P2
S5 P4 P1, P2
S6 P4 P1, P2
Banyaknya Indikator
Pemahaman Konsep
yang dicapai
1 2
Persentase 14,3% 28,6%
Pada table 4.9 menunjukkan persentase pemahaman konsep yang
dimiliki oleh mahasiswa Mappi yang telah dijadwalkan dengan
menggunakan perhitungan sebagai berikut:
𝑃 =𝐾
𝐶× 100%
Keterangan:
P : Persentase pemahaman konsep
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
K : Banyaknya ketercapaian indikator pemahaman konsep yang
dilakukan mahasiswa Mappi pada tiap subjek
C : Banyaknya indikator pemahaman konsep (7)
Table 4.10 Persentase Banyaknya Pemahaman Konsep yang
Terpenuhi oleh Mahasiswa Mappi Terkait Materi Nilai Tempat Suatu
Bilangan
Analisis
Subjek
Banyaknya Indikator
Pemahaman Konsep Persentase
S1 1 14,3%
S2 1 14,3%
S3 3 42,9%
S4 3 42,9%
S5 3 42,9%
S6 3 42,9%
Pada table 4.10 menunjukkan persentase pemahaman konsep yang
dilakukan 6 orang mahasiswa Mappi yang menjadi subjek penelitian pada
matrikulasi kelas C. Persentase dilakukan dengan menggunakan perhitungan
sebagai berikut:
𝑃 =𝐾
𝐵× 100%
Keterangan:
P : Persentase indikator pemahaman konsep
K : Banyaknya pemahaman konsep yang terpenuhi oleh mahasiswa
Mappi pada tiap indikator pemahaman konsep.
B : Banyaknya indikator pemahaman konsep (7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Bedasarkan hasil analisis pemahaman konsep yang dilakukan
mahasiswa Mappi pada table diatas, selanjutnya akan disajikan pemaparan
analisis pemahaman konsep mahasiswa Mappi yang dipilih dan dikategorikan
ke dalam indikator pemahaman konsep yang digunakan sebagai berikut:
1. Analisis Pemahaman Konsep Subjek 1 (S1)
Berdasarkan data hasil tes tertulis dan wawancara, diperoleh bahwa
S1 sudah dapat mengerjakan soal nomor 1 dengan cukup baik dan benar
meskipun masih mengandalkan ingatan saja, bukan benar-benar
memahami materi tersebut. Untuk soal nomor 2, S1 belum dapat
memahami petunjuk yang diberikan pada soal, sehingga tidak mengerti
bagaimana soal harus dikerjakan dan merasa bahwa belum pernah
mempelajari soal seperti itu. Pada soal nomor 1, S1 sudah memahami
konsep bagaimana mengubah kalimat bilangan ke dalam bentuk angka.
Terkait hal tersebut subjek sudah dapat memenuhi indikator pemahaman
konsep yaitu menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi
matematis. Pada soal nomor 2, S1 belum dapat mengerjakan soal yang
diberikan sesuai yang diminta dalam soal, belum paham mengenai
menentukan nilai tempat pada suatu bilangan dan belum bisa untuk
membaca bilangan yang bernilai lebih dari ribuan.
Berdasarkan analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pemahaman konsep S1 terhadap materi nilai tempat suatu bilangan belum
cukup baik dengan hanya terpenuhinya salah satu indikator pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
konsep yakni, dapat menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematis.
2. Analisis Pemahaman Konsep Subjek 2 (S2)
Berdasarkan data hasil tes tertulis dan wawancara, diperoleh bahwa
S2 sudah dapat mengerjakan soal nomor 1 dengan cukup baik dan benar
dan memahami maksud dari soal, meskipun masih cukup banyak
kesalahan yang masih dilakukan dalam pengerjaannya. Untuk soal nomor
2, S2 belum dapat memahami petunjuk yang diberikan pada soal,
sehingga tidak mengerti bagaimana soal harus dikerjakan dan berpikir
bahwa dikerjakan dengan mengubah ke dalam bentuk kalimat dengan
mengandalkan ingatannya mengenai soal yang pernah diberikan tutor
tanpa memahami soal yang diberikan saat tes tertulis. Pada soal nomor 1,
S2 sudah cukup memahami konsep bagaimana mengubah kalimat
bilangan ke dalam bentuk angka. Terkait hal tersebut subjek sudah dapat
memenuhi indikator pemahaman konsep yaitu menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi matematis. Pada soal nomor 2, S2 belum
dapat mengerjakan soal yang diberikan sesuai yang diminta dalam soal,
belum paham mengenai menentukan nilai tempat pada suatu bilangan.
Berdasarkan analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pemahaman konsep S2 terhadap materi nilai tempat suatu bilangan belum
cukup baik dengan hanya terpenuhinya salah satu indikator pemahaman
konsep yakni, dapat menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
3. Analisis Pemahaman Konsep Subjek 3 (S3)
Berdasarkan data hasil tes tertulis dan wawancara, diperoleh bahwa
S3 sudah dapat mengerjakan soal nomor 1 dengan baik dan benar sama
halnya dengan soal nomor 2, S3 juga sudah dapat mengerjakannya dengan
cukup baik dan benar. Petunjuk yang diberikan pada soal sudah dapat
dipahami oleh S3, sehingga S3 mengerti bagaimana soal harus dikerjakan,
meskipun masih ada kesalahan dalam pengerjaan soal nomor 2. Pada soal
nomor 1, S3 sudah memahami konsep bagaimana mengubah kalimat
bilangan ke dalam bentuk angka. Terkait hal tersebut S3 sudah dapat
memenuhi indikator pemahaman konsep yaitu menyajikan konsep dalam
berbagai bentuk representasi matematis. Pada soal nomor 2, S3 masih
melakukan kesalahan dalam menentukan nilai tempat untuk puluh ribuan,
ratus ribuan dst, tetapi meskipun begitu, S3 dapat mengerjakan soal yang
diberikan sesuai yang diminta dalam soal. Terkait hal tersebut S3 sudah
dapat memenuhi indikator pemahaman konsep yaitu menyatakan ulang
sebuah konsep dan cukup bisa mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat
tertentu sesuai dengan konsepnya. Berdasarkan analisis tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pemahaman konsep S3 terhadap materi nilai tempat
suatu bilangan cukup baik dengan terpenuhinya beberapa indikator
pemahaman konsep yakni:
a) Dapat menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi
matematis.
b) Menyatakan ulang sebuah konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
c) Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya.
4. Analisis Pemahaman Konsep Subjek 4 (S4)
Berdasarkan data hasil tes tertulis dan wawancara, diperoleh bahwa
S4 sudah dapat mengerjakan soal nomor 1 dan 2 dengan cukup baik dan
benar. Petunjuk yang diberikan pada soal sudah dapat dipahami oleh S4,
sehingga S4mengerti bagaimana soal harus dikerjakan, meskipun masih
terdapat kesalahan dalam pengerjaan soal. Pada soal nomor 1, S4 sudah
memahami konsep bagaimana mengubah kalimat bilangan ke dalam
bentuk angka. Terkait hal tersebut S4 sudah dapat memenuhi indikator
pemahaman konsep yaitu menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematis. Pada soal nomor 2, S4 dapat mengerjakan soal
yang diberikan sesuai yang diminta dalam soal, tetapi hanya dapat
menentukan nilai tempat hingga ribuan dan masih kesulitan menentukan
nilai tempat puluh ribuan, ratus ribuan dst. Terkait hal tersebut S4 sudah
dapat memenuhi indikator pemahaman konsep yaitu menyatakan ulang
sebuah konsep dan cukup bisa mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat
tertentu sesuai dengan konsepnya. Berdasarkan analisis tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pemahaman konsep S4 terhadap materi nilai tempat
suatu bilangan sudah cukup baik dengan terpenuhinya beberapa indikator
pemahaman konsep yakni:
1) Dapat menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi
matematis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
2) Menyatakan ulang sebuah konsep.
3) Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya.
5. Analisis Pemahaman Konsep Subjek 5 (S5)
Berdasarkan data hasil tes tertulis dan wawancara, diperoleh bahwa
S5 sudah dapat mengerjakan soal nomor 1 dan 2 dengan cukup baik dan
benar. Petunjuk yang diberikan pada soal sudah dapat dipahami oleh S5,
sehingga S5 mengerti bagaimana soal harus dikerjakan, meskipun masih
ada kesalahan dalam pengerjaan soal nomor 2. Pada soal nomor 1, S5
sudah memahami konsep bagaimana mengubah kalimat bilangan ke
dalam bentuk angka. Terkait hal tersebut S5 sudah dapat memenuhi
indikator pemahaman konsep yaitu menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematis. Pada soal nomor 2, S5 masih melakukan
kesalahan dalam menentukan nilai tempat untuk ratusan dan ribuan,
subjek tertukar dalam menentukan nilai tempat ratusan dan ribuan serta
melewatkan nilai ratusan dan langsung nilai tempat ribuan setelah
puluhan ketika nilai bilangan hingga puluh ribuan, tetapi meskipun begitu,
S5 dapat mengerjakan soal yang diberikan sesuai yang diminta dalam
soal. Terkait hal tersebut S5 sudah dapat memenuhi indikator pemahaman
konsep yaitu menyatakan ulang sebuah konsep dan cukup bisa
mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya. Berdasarkan analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
pemahaman konsep S5 terhadap materi nilai tempat suatu bilangan cukup
baik dengan terpenuhinya beberapa indikator pemahaman konsep yakni:
a) Dapat menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi
matematis.
b) Menyatakan ulang sebuah konsep.
c) Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya.
6. Analisis Pemahaman Konsep Subjek 6 (S6)
Berdasarkan data hasil tes tertulis dan wawancara, diperoleh bahwa
S6 sudah dapat mengerjakan soal nomor 1 dan 2 dengan baik dan benar.
Petunjuk yang diberikan pada soal sudah dapat dipahami oleh S6,
sehingga S6 mengerti bagaimana soal harus dikerjakan, meskipun masih
ada kesalahan yang tidak disadari oleh S6. Pada soal nomor 1, S6 sudah
memahami konsep bagaimana mengubah kalimat bilangan ke dalam
bentuk angka. Terkait hal tersebut S6 sudah dapat memenuhi indikator
pemahaman konsep yaitu menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematis. Pada soal nomor 2, S6 dapat mengerjakan soal
yang diberikan sesuai yang diminta dalam soal, dan dapat menentukan
nilai tempat hingga puluh ribuan, tetapi masih kesulitan menentukan nilai
tempat ratus ribuan dst. Terkait hal tersebut S6 sudah dapat memenuhi
indikator pemahaman konsep yaitu menyatakan ulang sebuah konsep dan
dapat mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya. Berdasarkan analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
pemahaman konsep S6 terhadap materi nilai tempat suatu bilangan sudah
cukup baik dengan terpenuhinya beberapa indicator pemahaman konsep
yakni:
a) Dapat menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi
matematis.
b) Menyatakan ulang sebuah konsep.
c) Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya.
E. Pembahasan Berdasarkan Data Penelitian
Setelah melakukan analisis dari hasil pengerjaan mahasiswa mappi,
ditemukan 3 jenis kesalahan yang dilakukan mahasiswa mappi yaitu kesalahan
menggunakan nol bila menulis lambang bilangan, kesalahan menamakan posisi
nilai tempat dalam suatu lambang bilangan, dan kesalahan memberikan
representasi nilai tempat tidak baku untuk suatu lambang bilangan.
1. Jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa mappi pada materi
nilai tempat suatu bilangan
Pada pembahasan jenis-jenis kesalahan, peneliti menggunakan jenis-
jenis kesalahan menurut Troutman & Lichtenberg. Beberapa kesalahan
yang dilakukan peserta didik berdasarkan hasil tes akhir dan wawancara.
Berdasarkan hasil tes tertulis diperoleh kesalahan-kesalahan yang dilakukan
mahasiswa mappi dalam materi nilai tempat suatu bilangan. Berikut adalah
beberapa jenis-jenis kesalahan yang dilakukan mahasiswa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
a. Kesalahan mengasosiasikan model nilai tempat dengan lambang
bilangan, yaitu kesalahan dalam mengubah kalimat bilangan ke dalam
bentuk angka. Kesalahan tersebut ditemukan pada pengerjaan soal
nomor 1.
b. Kesalahan menggunakan nol bila menulis lambang bilangan, yaitu
dalam menyisipkan nol yang tidak perlu pada suatu bilangan yang
menyebabkan kesalahan menuliskan bilangan yang dimaksud.
Kesalahan tersebut ditemukan pada pengerjaan soal nomor 1.
c. Kesalahan menggunakan konsep pengelompokkan kembali untuk
merepresentasikan lambang bilangan, yaitu dalam menentukan nilai
tempat dari masing-masing bilangan dengan menggunakan penamaan
pada kalimat bilangan, misalnya puluh ribuan menjadi puluh ribu.
Kesalahan tersebut ditemukan pada pengerjaan soal nomor 2.
d. Kesalahan menamakan posisi nilai tempat dalam suatu lambang, yaitu
dalam menentukan nilai tempat dari suatu bilangan yang seharusnya
memiliki nilai tempat ratusan menjadi ribuan dll. Kesalahan tersebut
ditemukan pada pengerjaan soal nomor 2.
e. Kesalahan memberikan representasi nilai tempat tidak baku untuk suatu
lambang bilangan, yaitu menuliskan kalimat bilangan ke dalam bentuk
angka, dimana hasil dalam bentuk angka yang dituliskan tidak sesuai
dengan kalimat bilangan yang dimaksud. Kesalahan tersebut ditemukan
pada pengerjaan soal nomor 1.
2. Faktor-faktor penyebab kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa mappi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Hasil analisis tes tertulis dan wawancara dapat disimpulkan faktor-
faktor penyebab mahasiswa matrikulasi kelas C melakukan kesalahan yaitu:
Table 4.11 Faktor-Faktor Penyebab Kesalahan Yang Dilakukan Oleh
Setiap Subjek
Subjek Nomor Soal
1 2
S1
• Hanya mengacu pada jenis
soal yang sudah diajarkan
dan tidak memahami atau
melakukan review dari soal
yang diberikan.
• Kurangnya penguasaan
bahasa matematika yang
dimiliki oleh mahasiswa.
• Kurangnya pemahaman atas
materi yang telah diajarkan
dalam menentukan nilai
tempat suatu bilangan.
• Ketidaktahuan mahasiswa
terhadap maksud soal yang
diberikan.
• Tidak mempelajari lagi materi
yang sudah diajarkan oleh
tutor.
• Tidak memiliki kemauan
untuk bertanya kepada tutor
ketika tidak paham akan
materi yang dipelajari.
• Kurangnya penguasaan
bahasa matematika yang
dimiliki oleh mahasiswa.
S2
• Kurangnya pemahaman
atas materi yang telah
diajarkan dalam
menentukan nilai tempat
suatu bilangan.
• Ketidaktahuan mahasiswa
terhadap maksud soal yang
diberikan.
• Kesalahan dalam
mengerjakan soal yang
diberikan.
• Tidak mempelajari lagi
materi yang sudah
diajarkan oleh tutor.
• Tidak memiliki kemauan
untuk bertanya kepada tutor
ketika tidak paham akan
materi yang dipelajari.
• Kurangnya pemahaman atas
materi yang telah diajarkan
dalam menentukan nilai
tempat suatu bilangan.
• Hanya mengacu pada jenis
soal yang sudah diajarkan dan
tidak memahami atau
melakukan review dari soal
yang diberikan.
• Ketidaktahuan mahasiswa
terhadap maksud soal yang
diberikan.
• Kurangnya penguasaan
bahasa matematika yang
dimiliki oleh mahasiswa.
• Tidak mempelajari lagi materi
yang sudah diajarkan oleh
tutor.
• Tidak memiliki kemauan
untuk bertanya kepada tutor
ketika tidak paham akan
materi yang dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
S3
• Ketidakteraturan langkah-
langkah pengerjaan yang
dilakukan oleh mahasiswa.
• Kurangnya ketelitian yang
dimiliki oleh mahasiswa.
• Tergesa-gesa dalam
mengerjakan soal.
• Tidak mempelajari lagi materi
yang sudah diajarkan oleh
tutor.
S4
• Ketidakteraturan langkah-
langkah pengerjaan yang
dilakukan oleh mahasiswa.
• Kurangnya ketelitian yang
dimiliki oleh mahasiswa.
• Tergesa-gesa dalam
mengerjakan soal.
• Tidak mempelajari lagi materi
yang sudah diajarkan oleh
tutor.
S5
• Tergesa-gesa dalam
mengerjakan soal.
• Kurangnya ketelitian yang
dimiliki oleh mahasiswa.
• Ketidakteraturan langkah-
langkah pengerjaan yang
dilakukan oleh mahasiswa.
• Kurangnya ketelitian yang
dimiliki oleh mahasiswa.
• Tergesa-gesa dalam
mengerjakan soal.
S6
• Tergesa-gesa dalam
mengerjakan soal.
• Kurangnya ketelitian yang
dimiliki oleh mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Bagan 5.1
Faktor Penyebab Kesalahan
Subjek
S1
K4
(1) Hanya mengacu pada jenis soal yang sudah diajarkan dan tidak memahami ataumelakukan review dari soal yang diberikan, (2) Kurangnya penguasaan bahasa matematikayang dimiliki oleh mahasiswa, (3) Kurangnya pemahaman atas materi yang telah diajarkandalam menentukan nilai tempat suatu bilangan, (4) Ketidaktahuan mahasiswa terhadapmaksud soal yang diberikan, (5) Tidak mempelajari lagi materi yang sudah diajarkan olehtutor, (6) Tidak memiliki kemauan untuk bertanya kepada tutor ketika tidak paham akanmateri yang dipelajari.
S2K4, K5
(1) Kurangnya pemahaman atas materi yang telah diajarkan dalam menentukan nilaitempat suatu bilangan, (2) Ketidaktahuan mahasiswa terhadap maksud soal yangdiberikan.Kesalahan dalam mengerjakan soal yang diberikan, (3) Tidak mempelajari lagimateri yang sudah diajarkan oleh tutor, (4) Tidak memiliki kemauan untuk bertanyakepada tutor ketika tidak paham akan materi yang dipelajari, (5) Hanya mengacu pada jenissoal yang sudah diajarkan dan tidak memahami atau melakukan review dari soal yangdiberikan, (6) Kurangnya penguasaan bahasa matematika yang dimiliki oleh mahasiswa.
S3K4
(1) Ketidakteraturan langkah-langkah pengerjaan yang dilakukan oleh mahasiswa,(2) Kurangnya ketelitian yang dimiliki oleh mahasiswa, (3) Tergesa-gesa dalammengerjakan soal, (4) Tidak mempelajari lagi materi yang sudah diajarkan olehtutor.
S4
K4(1) Ketidakteraturan langkah-langkah pengerjaan yang dilakukan oleh mahasiswa, (2)Kurangnya ketelitian yang dimiliki oleh mahasiswa, (3) Tergesa-gesa dalammengerjakan soal, (4) Tidak mempelajari lagi materi yang sudah diajarkan oleh tutor.
S5
K1, K2, K3, K4 (1) Tergesa-gesa dalam mengerjakan soal, (2) Kurangnya ketelitian yang dimilikioleh mahasiswa, (3) Ketidakteraturan langkah-langkah pengerjaan yang dilakukanoleh mahasiswa.
S6K4 (1) Tergesa-gesa dalam mengerjakan soal, (2) Kurangnya ketelitian
yang dimiliki oleh mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
3. Pemahaman konsep mahasiswa Mappi Papua dalam materi nilai tempat
suatu bilangan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti,
dapat diketahui bahwa beberapa dari subjek penelitian sudah memiliki
pemahaman konsep dengan tercaainya beberapa indikator dari pemahaman
konsep. Berikut ini, pemahaman konsep yang dimiliki oleh mahasiswa
Mappi:
Table 4.12 Hasil Analisis Pemahaman Konsep
Subjek Hasil Analisis
S1
Subjek penelitian dengan kode S1 belum memiliki pemahaman
konsep yang cukup baik hal ini dikarenakan pada penyelesaian soal
nomor 1 subjek hanya memenuhi 1 indikator dari seluruh indikator
pemahaman konsep yakni menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematis. Sedangkan untuk penyelesaian soal
nomor 2 subjek belum memenuhi indikator dari pemahaman konsep.
Sehingga pemahaman konsep yang dimiliki oleh S1 masih belum
cukup baik dikarenakan hanya ada satu indikator yang terpenuhi.
S2
Subjek penelitian dengan kode S2 belum memiliki pemahaman
konsep yang cukup baik hal ini dikarenakan pada penyelesaian soal
nomor 1 subjek hanya memenuhi 1 indikator dari seluruh indikator
pemahaman konsep yakni menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematis. Sedangkan untuk penyelesaian soal
nomor 2 subjek belum memenuhi indikator dari pemahaman konsep.
Sehingga pemahaman konsep yang dimiliki oleh S2 masih belum
cukup baik dikarenakan hanya ada satu indikator yang terpenuhi.
S3
Subjek penelitian dengan kode S3 sudah memiliki pemahaman
konsep yang cukup baik hal ini dikarenakan pada penyelesaian soal
nomor 1 subjek sudah memenuhi 1 indikator dari seluruh indikator
pemahaman konsep yakni menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematis. Sedangkan untuk penyelesaian soal
nomor 2 subjek telah memenuhi indikator dari pemahaman konsep
yakni menyatakan ulang sebuah konsep dan cukup bias
mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya. Sehingga berdasarkan hasil analisis dan wawancara yang
dilakukan S3 sudah memiliki pemahaman konsep yang cukup baik
dengan terpenuhinya 2 indikator dari pemahaman konsep.
S4
Subjek penelitian dengan kode S4 sudah memiliki pemahaman
konsep yang cukup baik hal ini dikarenakan pada penyelesaian soal
nomor 1 subjek sudah memenuhi 1 indikator dari seluruh indikator
pemahaman konsep yakni menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematis. Sedangkan untuk penyelesaian soal
nomor 2 subjek telah memenuhi indikator dari pemahaman konsep
yakni menyatakan ulang sebuah konsep dan cukup bias
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya. Sehingga berdasarkan hasil analisis dan wawancara yang
dilakukan S4 sudah memiliki pemahaman konsep yang cukup baik
dengan terpenuhinya 2 indikator dari pemahaman konsep.
S5
Subjek penelitian dengan kode S5 sudah memiliki pemahaman
konsep yang cukup baik hal ini dikarenakan pada penyelesaian soal
nomor 1 subjek sudah memenuhi 1 indikator dari seluruh indikator
pemahaman konsep yakni menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematis. Sedangkan untuk penyelesaian soal
nomor 2 subjek telah memenuhi indikator dari pemahaman konsep
yakni menyatakan ulang sebuah konsep dan cukup bias
mengklasifikasikan objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan
konsepnya. Sehingga berdasarkan hasil analisis dan wawancara yang
dilakukan S5 sudah memiliki pemahaman konsep yang cukup baik
dengan terpenuhinya 2 indikator dari pemahaman konsep.
S6
Subjek penelitian dengan kode S6 sudah memiliki pemahaman
konsep yang cukup baik hal ini berdasarkan dari penyelesaian dan
wawancara subjek pada soal nomor 1 subjek sudah memenuhi 1
indikator dari seluruh indikator pemahaman konsep yakni
menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.
Sedangkan untuk penyelesaian soal nomor 2 subjek juga telah
memenuhi 1 indikator dari pemahaman konsep yakni menyatakan
ulang sebuah konsep dan cukup bias mengklasifikasikan objek
menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya. Sehingga
pemahaman konsep yang dimiliki oleh S6 sudah cukup baik
dikarenakan subjek telah memenuhi beberapa indikator dari
pemahaman konsep.
F. Keterbatasan Penelitian
1. Keterbatasan dalam Pengambilan Data
Keterbatasan dalam pengambilan data penelitian ini adalah
pengambilan data tes akhir pada bulan Desember 2018 dan pelaksanaan
wawancara narasumber yang dilakukan pada bulan Mei 2019, sehingga jeda
waktu pengambilan data dan wawancara yang cukup lama. Subjek
penelitian yang sudah lupa dengan pengerjaannya yang dilakukan saat tes
pada bulan Desember 2018 menjadikan hal yang harus diperhatikan saat
melakukan wawancara, dikarenakan beberapa dari subjek yang lupa akan
apa yang dikerjakan saat tes akhir tantangan tersendiri bagi subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
penelitian untuk mengingat kembali pengerjaannya pada materi nilai tempat
suatu bilangan. Peneliti dan subjek penelitian juga terkendala dengan jadwal
perkuliahan, jadwal matrikulasi dan jadwal kegiatan subjek penelitan di
asraman, sehingga peneliti kesulitan dalam menyesuaikan waktu yang tepat
untuk melakukan wawancara dengan subjek penelitian.
2. Keterbatasan dalam Analisis Data
Keterbatasan penelitian terdapat dalam melakukan analisis data pada
jenis kesalahan dan pemahaman konsep. Terdapat subjek yang tidak dapat
mengerjakan soal sama sekali sehingga jawabannya tidak dapat dianalisis
kedalam jenis kesalahan yang ada. Tidak semua indikator pemahaman
konsep sesuai dengan soal yang diberikan, sehingga tidak bisa dilakukan
analisis pemahaman konsep pada beberapa indikator pemahaman konsep
yang digunakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka peneliti
dapat menyimpulkan hasil penelitian antara lain:
1. Jenis-jenis kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa Mappi pada
materi nilai tempat suatu bilangan adalah :
a. Kesalahan mengasosiasikan model nilai tempat dengan lambang
bilangan, yaitu kesalahan dalam mengubah kalimat bilangan ke
dalam bentuk angka. Kesalahan tersebut ditemukan pada pengerjaan
soal nomor 1.
b. Kesalahan menggunakan nol bila menulis lambang bilangan, yaitu
kesalahan dalam menyisipkan nol yang tidak perlu pada suatu
bilangan yang menyebabkan kesalahan menuliskan bilangan yang
dimaksud. Kesalahan tersebut ditemukan pada pengerjaan soal
nomor 1.
c. Kesalahan menggunakan konsep pengelompokkan kembali untuk
merepresentasikan lambang bilangan, yaitu kesalahan dalam
menentukan nilai tempat dari masing-masing bilangan dengan
menggunakan penamaan pada kalimat bilangan, misalnya puluh
ribuan menjadi puluh ribu. Kesalahan tersebut ditemukan pada
pengerjaan soal nomor 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
d. Kesalahan menamakan posisi nilai tempat dalam suatu lambang,
yaitu kesalahan dalam menentukan nilai tempat dari suatu bilangan
yang seharusnya memiliki nilai tempat ratusan menjadi ribuan dll.
Kesalahan tersebut ditemukan pada pengerjaan soal nomor 2.
e. Kesalahan memberikan representasi nilai tempat tidak baku untuk
suatu lambang bilangan, yaitu kesalahan dalam menuliskan kalimat
bilangan ke dalam bentuk angka, dimana hasil dalam bentuk angka
yang dituliskan tidak sesuai dengan kalimat bilangan yang
dimaksud. Kesalahan tersebut ditemukan pada pengerjaan soal
nomor 1.
2. Faktor-faktor penyebab kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa
mappi. Hasil analisis tes tertulis dan wawancara dapat disimpulkan
faktor-faktor penyebab mahasiswa matrikulasi kelas C melakukan
kesalahan yaitu:
a. Kurangnya pemahaman atas materi yang telah diajarkan.
b. Kurangnya penguasaan bahasa matematika yang dimiliki oleh
mahasiswa.
c. Kurangnya ketelitian dan terburu-buru dalam mengerjakan soal.
d. Mahasiswa tidak memeriksa ulang solusi atau jawaban yang telah
mereka dapatkan.
e. Ketidaktahuan mahasiswa terhadap maksud soal yang diberikan dan
hanya berpatokan pada jenis soal yang sudah diajarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
f. Ketidakteraturan langkah-langkah pengerjaan yang dilakukan oleh
mahasiswa.
g. Tidak mempelajari lagi materi yang sudah diajarkan dan tidak
memiliki kemauan untuk bertanya kepada tutor.
3. Pemahaman konsep mahasiswa Mappi Papua dalam materi nilai tempat
suatu bilangan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh
peneliti, dapat diketahui bahwa beberapa dari subjek penelitian sudah
memiliki pemahaman konsep dengan tercaainya beberapa indikator dari
pemahaman konsep. Berikut ini, pemahaman konsep yang dimiliki oleh
mahasiswa Mappi:
a. Subjek penelitian dengan kode S1 dan S2 belum memiliki
pemahaman konsep yang cukup baik hal ini dikarenakan S1 dan
hanya memenuhi satu indikator dari pemahaman konsep dengan
kode P4.
b. Subjek penelitian dengan kode S3, S4, S5, S6 sudah memiliki
pemahaman konsep yang cukup baik hal ini dikarenakan S5 sudah
memiliki pemahaman konsep yang cukup baik dengan terpenuhinya
3 indikator dari pemahaman konsep.
B. Saran
1. Bagi Tutor
a. Tutor diharapkan memiliki metode dan model pembelajaran yang tepat
untuk diterapkan dalam pembelajaran matrikulasi, sehingga tidak
kesulitan dalam melakukan proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
b. Tutor sebaiknya menggunakan alat peraga dalam memberikan materi
pada mahasiswa Mappi, sehingga mahaswiswa Mappi diharapkan dapat
lebih terbantu dalam proses pembelajaran.
2. Bagi Mahasiswa Program Matrikulasi
a. Mahasiswa program matrikulasi sebagai calon-calon guru
sebaiknya bisa tepat waktu saat menghadiri pembelajaran.
b. Mahasiswa program matrikulasi diharapkan dapat bersungguh-
sungguh dalam mengikuti kegiatan matrikulasi, serta memiliki
kesadaran yang tinggi terhadap pendidikan.
c. Mahasiswa program matrikulasi diharapkan selalu menjaga
kesehatan agar dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
d. Mahasiswa program matrikulasi diharapkan dapat membagi waktu
untuk belajar lebih tekun agar memiliki kemampuan dan daya ingat
yang tinggi terhadap materi yang telah diajarkan.
3. Bagi Peneliti Mahasiswa Program Matrikulasi Selanjutnya
Peneliti diharapkan memiliki kesadaran yang cukup sehingga
dapat memanfaatkan kesempatan yang diberikan selama mengikuti
kelas matrikulasi untuk membantu membimbing mahasiswa Mappi
dalam pembelajaran matrikulasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: Asdi Mahasatya.
Afrizal. 2015. Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Uaya Mendukung Penggunaan
Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta: Bumi Aksara.
Basleman, Anisah dan Syamsu Mappa. 2011. Teori belajar Orang Dewasa.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Bosrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta.
Dalyono, M. 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Departmen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan. 2008. Peraturan Dirjen Dikdasmen No.
506/C/PP/2004 tanggal 11 November 2004 tentang Penilaian
Perkembangan Anak Didik Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta:
Ditjen Dikdasmen Depdiknas.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah.2000. Guru dan Peserta didik Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta :
Rineka Cipta.
Entang, M. 1984. Diagnosis Kesulitan Belajar. Jakarta : Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Fayeldi, Trija. 2014. Matematika Itu Mudah & Menyenangkan: SD kelas 1,2,3.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Fahrudhin, Achmad Gilang, dkk. 2018. Peningkatan Pemahaman Konsep
Matematika Melalui Realistic Mathematic Education Berbantu Alat Peraga.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Vol.1, No.1 : 14.
H.Koestoer. 1983. Dinamika dalam Psikologi Pendidikan. Jakarta Pusat: Erlangga.
Idris, Zahara dan Lisma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan I. Jakarta: Grasindo.
Juliansyah Noor. 2011. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya
Ilmiah. Jakarta : Prenada Media.
Jamaris, Martini. 2014. Kesulitan Belajar: Perspektif, Asesmen, dan
Penanggulangannya (Bagi anak usia dini dan usia sekolah). Bogor: Ghalia
Indonesia.
Kesumawati, Nila. 2008. Pemahaman Konsep Matematik dalam Pembelajaran
Matematika. Semnas Matematika dan Pendidikan Matematika: 229.
Kurniawati, Cicilia. 2014. Analisis Kesalahan siswa Kelas VIIB SMP Pangudi
Luhur Moyudan Tahun Ajaran 2013/2014 dalam Mengerjakan Soal
Matematika pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat dan Pecahan. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Knowles, Malcolm. 1979. The Adult Learning (thirt Edition), Houston, Paris,
London, Tokyo:Gulf Publishing Company.
Lunandi A.G. 1981. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: PT Gramedia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Matitaputty, C. 2016. Miskonsepsi Siswa dalam Memahami Konsep Nilai Tempat
Bilangan Dua Angka. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP Garut. Vol.5,
No.2: 113.
Nasution. 2011. Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara.
Novita, Rita dan Mulia Putra. 2017. Peran Desain Learning Trajectory Nilai
Tempat Bilangan Berbantukan Video Animasi Terhadap Pemahaman
Konsep Nilai Tempat Peserta Didik Kelas Ii Sd. Jurnal pendidikan
matematika, vol. 11, No.1: 45.
Hamalik Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Bumi Aksara. 2010. h. 162.
Sardiman. 2010. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Santrock, John W. dan Diana Angelica. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta :
Salemba Humanika.
Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat. 2011. Metodologi Penelitian. Bandung :
CV. Mandar Maju.
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pensisikan. PT Raja Grafindo Persada.
Sudjana, H.D. 2005. Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production.
Suharsimi Arikunto. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Rosdakarya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Suprijanto. 2007. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta : PT.Bumi Aksara.
Suwarsono, St. 1982. Penggunaan metode analisis faktor sebagai suatu
pendekatan untuk memahami sebab-sebab kognitif kesulitan belajar peserta
didik dalam matematika. Yogyakarta: IKIP Sanata Dharma.
Teguh, 2003. Pendekatan CSPA untuk Membantu Peserta didik Memahami Nilai
Tempat Bilangan Cacah di Kelas 2 Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan
Volume 4 Nomor 1.
Wijaya, A. A., & Mariyah. 2007 Analisis Kesalahan Peserta didik Dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.
Tesis. Surabaya: Unesa.
Winkel, W.S. 2012. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Media Abadi.
Wiratno Siswo, dkk. 2011. Bunda Jagoan Matematika.Jakarta: Grasindo.
Yoswin, Yosep. 2017. Analisis Kesalahan Dan Faktor Penyebabnya Bagi Siswa
Dalam Menyelesaikan Soal Operasi Pada Bilangan Real Kelas X
Administrasi Perkantoran Smkn Linggang Bigung Tahun Ajaran 2016/2017.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sanata Dharma.
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
LAMPIRAN
Lampiran A. Surat Keterangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran B. Lembar Validasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran C. Lembar Jawaban Subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Lampiran D. Hasil Wawancara
Transkrip Wawancara Subjek 1 (S1)
P : “Apa yang kamu pahami dalam mengerjakan soal nomor 1? Apa yang
diminta dalam soal?”
S1 : “Saya belajar dari PR kalau ada kalimat seperti itu ya berarti diubah ke
dalam bentuk angka, jadi setau saya mengerjakannya sepert itu.”
P : “Kenapa soal nomor 2 tidak dikerjakan, hanya ditulis ulang soalnya?
Kamu paham tidak apa yang diminta dalam soal? Dari kalimatnya bingung
dibagian mananya (mengulangi kalimat dalam soal)?”
S1 : “Diminta menentukan nilai tempat dari bilangan ini.”
P : “Coba kamu kerjakan salah satu dari soal nomor 2. (meminta S1 mencoba
menjawab kembali salah satu soal)”
S1 : “Saya tidak paham kakak. Tidak pernah belajar seperti itu. Apa itu harus
kita bentuk seperti soal nomor 2 ? jadikan kalimat begitu?”
P : “Tapi selama pembeljaran materi nilai tempat apakah kamu paham?”
S1 : “Kurang paham kakak.”
P : “Kalau dalam soal bilangan ini angka 0 menempati nilai tempat apa, 5
menempat tempat apa, dan 7 menempati tempat apa? Bilangan tersebut
dibaca apa? (menunjuk bilangan 750).”
S1 : “0 satuan, 5 puluhan, 7 ratusan, dibaca tujuh ratus lima puluh”
P : “Lalu yang ini? Angka dua disini sebagai apa? (menunjuk bilangan
2.508)”
S1 : “Dua jutaan”
P : “Bilangan ini dibaca? (menunjuk bilangan 2.508)”
S1 : “Dua juta lima ratus. dua ratus lima puluh delapan”
P : “Lalu yang ini? Angka 1 menempati nilia tempat? Bilangan ini dibaca?
(menunjuk bilangan 12.350)”
S1 : “Belasan ribu. Dua belas juta tiga ratus lima puluh”
P : “Lalu yang ini dibaca? (menunjuk bilangan 220.361)”
S1 : “Dua ratusan”
S1 : “Dua puluh ribu tiga ratus enam puluh Satu”
Transkrip Wawancara Subjek 2 (S2)
P : “Kamu paham tidak yang diminta dari soal nomor 1? Apa yang diminta
pada soal?”
S2 : “Paham kak, diminta untuk menuliskan angka-angkanya.”
P : “Coba kamu kerjakan lagi soal nomor 1 bagian b.”
S2 : “7.981”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
P : “Itu sudah benar, tetapi pada pengerjaan saat tes kenapa salah?”
S2 : “Saya kurang teliti kakak, dan saya terburu-buru.”
P : “Coba sekarang kamu kerjakan masih nomor 1 bagian c.”
S2 : “301.567”
P : “Yakin itu sudah benar?
S2 : “Tunggu sebentar kakak saya coba lagi. Iya kakak benar seperti itu.”
P : “Kamu paham tidak yang diminta dari soal nomor 2?”
S2 : “Kalau soal seperti ini biasanya saya ubah kedalam bentuk seperti ini
kak.”
P : “Kamu yakin jawabanmu benar?”
S2 : “Sepertinya tidak kakak.”
P : “Kenapa ko sepertinya tidak? Tadi kamu bilang biasanya
mengerjakannya seperti ini.
S2 : “Mungkin saya ada salah menuliskan kalimatnya.”
P : “Coba diliat lagi jawabanmu.”
S2 : “Tapi saya bingung salahnya dimana kakak.”
P : “Kamu paham tidak dengan maksud soalnya?”
S2 : “Diminta menuliskan nilai tempat kakak.”
P : “Lalu apakah benar dikerjakannya seperti ini?”
S2 : “Salah kakak.”
P : “Kalau salah, yang benarnya bagaimana?”
S2 : “Saya juga bingung kakak, bagaimana yang benar kerjanya.”
Transkrip Wawancara Subjek 3 (S3)
P : “Kalau dari kalimat dalam soal ini kamu paham atau tidak?
S3 : “Paham kak, kalau yang ini kita tuliskan dalam bentuk angka, karena
kak yuli pernah kasih kami soal sepert ini.”
P : “Menurut kamu jawabanmu ini benar atau salah?”
S3 : “Menurut saya benar kakak.”
P : “Kamu paham tidak dengan maksud dari soal nomor 2? Kalau diminta
menentukan nilai tempat berarti apa yang harus dilakukan?”
S3 : ”Kita kerjakan satu-satu angka seperti satuan, puluhan ratusan.”
P : “ Dari jawaban kamu ini, kamu yakin benar?”
S3 : “Iya kakak, saya yakin.”
P : “Ketika mengerjakan soal nomor 2 ini, apa yang pertama kamu
lakukan?”
S3 : “Saya tentukan dulu dari belakang dari satuan, puluhan, ratusan.”
P : “Coba kamu perhatikan lagi bagian c. Apakah benar ini nilai tempat
satuan ribu? (menunjuk pada jawaban Subjek 3 (S3))
S3 : “Oh, saya salah kakak, ini harusnya ribuan.”
P : “Lalu apakah ada nilai tempat satuan ribu?”
S3 : “Seingat saya ada kakak”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
P : “Kalau ada, yang mana yang nilai tempatnya satuan ribu?”
S3 : “Saya lupa kakak yang mana yang satuan ribu.”
P : “(peneliti kemudian memberi tahu jawaban yang benar)”
P : “Kalau salah menjawab seperti ini karena apa?”
S3 : “Kurang teliti dan lupa kakak.”
Transkrip Wawancara Subjek 4 (S4)
P : “Menurut kamu soal nomor 1 ini mudah atau sulit?”
S4 : “Kalau nomor 1 mudah.”
P : “Menurut kamu, sudah benar nomor 1 dijawab seperti ini?”
S4 : “Sudah benar kakak.”
P : “Dari mana kamu tau kalau jawabanmu benar?”
S4 : “Diminta menuliskan dalam bentuk bilangan, berarti ditulis dengan
angka-angka, lalu saya liat ulang.”
P : “Berarti kamu yakin ya jawabanmu sudah benar semua?”
S4 : “Yakin.”
P : “Menurut kamu, materi nilai tempat itu mudah atau sulit?”
S4 : “Cukup mudah kak.”
P : “bagaimana cara kamu mnjawab soal nomor 2 ini?”
S4 : “(menunjuk bagian a) Misalnya yang ini kak, saya tuliskan nilai tempat
dari satuan ke puluhan ke ratusan.”
P : “Menurut kamu jawaban yang kamu tuliskan sudah benar semua?”
S4 : “Sudah kakak.”
P : “Untuk soal bagian c, ini kamu menunjuk angka 1 atau 2 yang diberi
nilai tempat ribuan?”
S4 : “Angka 2 kak.”
P : “Lalu untuk angka 1 nilai tempatnya apa?”
S4 : “Jutaan kakak.”
P : “Yakin jutaan?”
S4 : “(melihat lagi soal dan jawaban) Sepertinya begitu kak, saya bingung
kakak. Saya bingung karena terburu-buru jadi saya lupa menuliskan nilai
tempatnya kakak.”
P : “(memberi tau jawaban yang benar) Berarti kamu masih bingung
menentukan nilai tempat setelah ribuan?”
S4 : “Iya kak.”
Transkrip Wawancara Subjek 5 (S5)
P : “Kalau dari kalimat dalam soal ini paham atau tidak? Kalau diminta
menentukan nilai tempat berarti apa yang harus dilakukan?
S5 : ”Contohnya seperti ini sebagai satuan puluhan ratusan .”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
P : “Ketika mengerjakan soal nomor 2 ini, apa yang pertama tina lakukan?”
S5 : “Saya kerjakan yang saya anggap mudah dulu, lalu saya tentukan dulu
dari belakang dari satuan puluhan ratusan.”
P : “Dari apa yang sudah kamu jawab, tina tau tidak kesalahannya dimana?”
S5 : “Pada penempatannya salah pada bagian ini, tertukar antara ribuan dan
ratusan.”
P : “Kalau salah menjawab seperti ini karena apa?”
S5 : “Kurang teliti dan kerja terburu-buru.”
P : “lalu kalau yang ini?” (menunjuk jawaban lain yang salah)
S5 : “Tertukar Antara ribuan dan ratusan, lalu yang ini ribuan” (menunjukkan
angka yang seharusnya menempati nilai puluh ribuan)
P : (meminta subjek 5 (S5) Untuk menuliskan kembali jawaban dan
memperbaikinya)
S5 : (masih kebingungan menentukan nilai tempat setelah ribuan (puluh
ribuan, ratus ribuan dst.))
Transkrip Wawancara Subjek 6 (S6)
P : “Dari materi tersebut, masih cukup mudah? Pada pembelajaran di kelas
juga sudah paham?”
S6 : “Masih cukup mudah. iya paham.”
P : “masih suka dipelajari tidak? Setelah tutor menjelakan?”
S6 : “Iya suka pelajari lagi sendiri, ketika tutor sudah menjelaskan suka
membuat soal sendiri lalu dijawab sendiri untuk berlatih. Saat di kamar
juga belajar lagi sendiri, materi yang sudah diajarkan.”
P : “Dari kalimat-kalimat ini, kamu paham apa yang diminta? Yakin tidak
kamu mengerjakannya seperti ini?’
S6 : “Iya saya paham kerjanya seperti ini, saya selalu mengerjakan dulu yang
saya paham. Seperti ini kan (membaca soal 1 yang dikerjakan) berarti kita
menulis angka-angkanya dari kalimat tersebut.”
P : “Kalau nomor 2?
S6 : “Kalau yang ini kan (membacakan soal nomor 2), berarti kan ini
tulisannya 750 berarti kita tinggal tulis ulang lalu kita tuliskan penetapan
angkanya, macam ini 750 berarti 0 ini satuan, 5 puluhan dan 7 ini ratusan.”
P : “Kamu ada tidak berpikiran untuk menuliskan ini ke dalam bentuk
kalimat?”
S6 : “Ada terpikir seperti itu, tetapi karena masih kurang mengerti saya
kembali tanyakan kepada tutor ini mengerjakannya seperti apa,
penetapan-penetapan nilai bilangan itu seperti apa, (tutor menjelaskan itu
dituliskan ke dalam bentuk menentukan nilai tempat ratusan puluhan
satuan), lalu dikerjakan dari belalkang 0 satuan, 5 puluhan, 7 ratusan kalau
ada 3 angka.”
P : “Berarti kalau no.1 sudah tau cara kerjanya, tetapi no. 2 masih agak
bingung?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
S6 : “Iya kak”
P : “Menurutmu sendiri masih ada yang salah tidak jawabanmu?”
S6 : “Sepertinya tidak ada yang salah.”
P : “Masih bingung jika setelah puluh ribuan?”
S6 : “Iya kak.”
P : “Tutor sudah menjelaskan sampai bilangan jutaan?”
S6 : “Sudah kakak.”
P : “Kalau bagi kamu, suasana di kelas itu masih bisa menunjang kamu
belajar, dan emi masih memahami apa yg dijelaskan?”
S6 : “Kalau bagi saya suasana kelas masih nyaman untuk belajar, karena
sebelum belajar suka diberitau tidak boleh rebut agar kita fokus, kalau ada
teman yang yang sudah mengerti kita bias bertanya kepada teman yang
sudah mengerti, lebih senang belajar dikelas karena ketika bingung masih
bias bertanya pada tutor dan pada teman.”
P : “Pada saat menjawab sudah yakin benar?
S6 : “Yakin tapi masih ragu-ragu, ragu-ragunya di bagian saat masuk ke
bagian puluh ribuan dan masuk ke jutaan. Saat mengerjakan waktunya
tidak terasa, terlalu cepat.”
P : Selama ini saat kamu belajar, saat kamu telah dibagikan nilai ujiannya,
biasanya kamu paham kesalahanmu karena apa?”
S6 : “Iya pernah, belajarnya merasa kurang maksimal, dan suka terburu-buru
dan tidak tidak teliti karena ingin cepat-cepat selesai daripada yang lain
apalagi kalau materinya yang saya mengerti. Tetpi kalau waktunya tidak
cukup tidak sempat periksa ulang apa yng dikerjakan.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI