peningkatan kemampuan memahami teks diskusi …repository.ub.ac.id/1047/1/nova ayu febrianti.pdf ·...

134
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI DENGAN MEDIA TEKA TEKI SILANG PADA SISWA KELAS VIII-A SMP SHALAHUDDIN SKRIPSI OLEH: NOVA AYU FEBRIANTI NIM 135110700111017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 26-Oct-2020

20 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI

DENGAN MEDIA TEKA TEKI SILANG

PADA SISWA KELAS VIII-A SMP SHALAHUDDIN

SKRIPSI

OLEH:

NOVA AYU FEBRIANTI

NIM 135110700111017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI

DENGAN MEDIA TEKA TEKI SILANG

PADA SISWA KELAS VIII-A SMP SHALAHUDDIN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Brawijaya

untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Sarjana

OLEH:

NOVA AYU FEBRIANTI

NIM 135110700111017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

HALAMAN PERSETUJU

Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

v

KATA PENGANTAR

Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan

judul Peningkatan Kemampuan Memahami Teks Diskusi Dengan Media Teka-teki

Silang pada Siswa kelas VIII-A SMP Shalahuddin.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan di Universitas Brawijaya. Skripsi ini mendeskripsikan tentang

peningkatan kemampuan memahami teks diskusi dengan menggunakan media teka

teki silang. Media Teka-teki silang digunakan dalam proses pemberian materi,

penugasan, dan pembentukan karakter bagi siswa kelas VIII-A. dengan

menggunakan media ini, peneliti berusaha memberikan jalan keluar bagi kesulitan

belajar siswa dan membentuk karakter bagi siswa.

Skripsi ini tidak akan selesai tepat waktu tanpa adanya bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak telah memberikan sumbangan yang sangat berarti

dalam proses pengerjaan yang panjang. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Lilik Wahyuni dan Bapak Moch Sifak, mereka adalah orang tua saya

tercinta yang menjadi motivasi utama saya dalam menyelesaikan skripsi.

2. Bapak Nanang Bustanul Fauzi, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Brawijaya.

3. Dr. Eti Setiawati, M.Pd., dosen pembimbing skripsi yang selalu sabar dalam

memberikan bimbingan dan motivasi agar skripsi saya cepat terselesaikan.

4. Dr. Warsiman, M.Pd., dosen penguji yang saya harapkan dan sebagai bapak

panutan terbaik bagi saya.

5. Drs. H. Mashuri B.Sc., Kepala Sekolah SMP Shalahuddin yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.

6. Ibu Lia Noviana Qostantia, M.Pd., guru bahasa Indonesia kelas VIII-A

SMP Shalahuddin dan sebagai observer pelaksanaan penelitian.

7. Siswa kelas VIII-A SMP Shalahuddin yang telah bersedia mengikuti

pembelajaran dalam penelitian peningkatan kemampuan memahami teks

diskusi dengan media teka-teki silang.

8. Hanikara D. Rahman dan Misti Madyarini yang telah memberikan semangat

dan menemani dan membantu saya selama melaksanakan penelitian di

lapangan.

9. Hanikara D. Rahman, Rizki Taufani Putri dan Elan Cendekiawati yang telah

menjadi teman, kakak, adek, dan penyemangat saya dalam hari-hari saya

selama proses pengerjaan skripsi.

10. Misti Madyarini, Octa Dwi Saputra, Oppy Nindia Rani, M Zacky Mubarrok,

M. Ayyina Yusron, dan Ervia Wahyu. Sebagai teman satu bimbingan yang

menjadi penyemangat saya.

11. Teman-teman Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FIB

UB 2013/2014.

12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih atas

semua masukan, saran, dan motivasi yang diberikan.

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

vi

13. Nova Ayu Febrianti (diri saya Sendiri) terimakasih karena telah berusaha

dengan keras, tetap berjuang, dan tidak menyerah untuk menyelesaikan

skripsi ini.

Semoga bantuan dalam bentuk doa, motivasi, dan dukungan yang telah

diberikan dapat menjadi amalan yang baik dan diterima Allah SWT. Adanya kritik

dan saran yang membangun akan berguna dalam kesempurnaan skripsi ini. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, 07 Juli 2017

Nova Ayu Febrianti

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

vii

ABSTRAK

Febrianti, Nova Ayu. 2017. Peningkatan Kemampuan Memahami Teks Diskusi

dengan Media Teka-teki silang pada Siswa Kelas VIII-A SMP Shalahuddin.

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya,

Universitas Brawijaya. Pembimbing: Dr. Eti Setiawati, M.Pd

Kata Kunci : PTK, teks diskusi, teka-teki silang, pendidikan karakter

Kemampuan memahami merupakan kemampuan paling dasar yang harus

dikuasai siswa kelas VIII-A. Hampir seluruh siswa akan menjawab “paham” ketika

guru bertanya. Namun, banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM pada

saat penugasan. Hal itu, menunjukkan bahwa siswa belum memahami materi yang

diberikan, tetapi siswa menjawab paham agar pembelajaran cepat selesai dan dapat

bermain dengan temannya.

Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan peningkatan proses

dan peningkatan hasil belajar siswa, dan (2) mengetahui dampak penggunaan media

pada pendidikan karakter siswa kelas VIII-A SMP Shalahuddin. Penelitian ini

menggunakan model PTK Kemmis dan Mc Taggart dengan pendekatan kualitatif.

Sumber datanya adalah siswa kelas VIII-A SMP Shalahuddin. Data penelitian

diperoleh dari hasil observasi guru, hasil observasi siswa, dan hasil observasi

karakter siswa. Analisis data dilakukan dengan menganalisis persentase

peningkatan proses dan hasil pembelajaran, serta analisis persentase dampak

penggunaan media teka-teki silang (TTS) terhadap pendidikan karakter siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan memahami teks diskusi

oleh siswa kelas VIII-A dinyatakan meningkat setelah menggunakan media TTS.

Pemerolehan persentase kegiatan pembelajaran memahami teks diskusi adalah

92,64%, artinya proses pembelajaran di kelas VIII-A telah terlaksana dengan sangat

kondusif dan pada hasil pemerolehan siswa memperoleh persentase tahap prasiklus

adalah 54,54%, persentase pada siklus I adalah 72%, dan persentase pada siklus II

adalah 100%. Peningkatan persentase tersebut menunjukkan bahwa penggunaan

media TTS membuat siswa antusias dalam mengisi jawaban pada kolom lajur

mendatar dan lajur menurun, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal

itu, dapat ditunjukkan dengan pemerolehan persentase sebesar 85% pada dampak

penggunaan media TTS terhadap pembentukan karakter siswa.

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

viii

ABSTRACT

Febrianti, Nova Ayu. 2017. Peningkatan Kemampuan Memahami Teks Diskusi

dengan Media Teka-teki silang pada Siswa Kelas VIII-A SMP Shalahuddin.

Study Program of Education Language and Indonesian Literature, Faculty of

Cultural Studies, Brawijaya University. Advisor: Dr. Eti Setiawati, M.Pd

Key Word : PTK, Discussion Text, Crossword, Character Building.

The ability of understanding is the basic skill which should be acquired by

VIII-A class. In learning process, many students will answer “understand, ma’am!”

when the teacher asks about the material. However, in the end of learning, most of

them get under the standard score. It shows that students do not understand with

the material given, but they respond differently in order to complete the learning

process quickly. The rowdy class makes students difficult to understand the material

provided.

Th This research aims to, (1) describe the improvement of learning process

and enhancement of learning outcomes, (2) know the impact of media usage on the

student character building of VIII-A class of SMP Shalahuddin. This research uses

“PTK” of Kemmis and Mc Taggart with qualitative approach. The data source is

the students of VIII-A class of SMP Shalahuddin Malang. The data research are

obtained from the observation of students and their characters. The data is analyzed

by percentage analysis to the improvement of teaching learning, learning

achievement, and the impact of media usage of TTS (Teka-Teki Silang) on student

character building.

The result showed that the ability to understand the discussion text by the

students of VIII-A class increased after using TTS media. The percentage of

learning process was 92.64%, it meant the learning process in VIII-A class had

been done very conducive. The result of the percentage improvement of the

students’ ability in understanding the discussion text at the pre-cycle was 54.54%,

the percentage in cycle I was 72% and cycle II was 100%. The percentage

enhancement showed that the usage of TTS can simplify and make the students

enthusiastic in learning, so as to improve the student learning outcomes. It was

proved with the percentage by 85% on the impact of TTS media usage on the student

character building.

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i

PERSYARATAN KEASLIAN ............................ Error! Bookmark not defined.

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................. Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ......................................................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiiiv

BAB I. PENDAHULUAN ................................... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang............................................ Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah ....................................... Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan Penelitian ........................................ Error! Bookmark not defined.

1.4 Asumsi Penelitian ....................................... Error! Bookmark not defined.

1.5 Manfaat Penelitian ...................................... Error! Bookmark not defined.

1.5.1 Manfaat Teoretis ...................................... Error! Bookmark not defined.

1.5.2 Manfaat Praktis ........................................ Error! Bookmark not defined.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian ........................... Error! Bookmark not defined.

1.7 Definisi Operasional ................................... Error! Bookmark not defined.

BAB II. KAJIAN PUSTAKA .............................. Error! Bookmark not defined.

2.1 Penelitian Terdahulu ................................... Error! Bookmark not defined.

2.2 Landasan Teori ........................................... Error! Bookmark not defined.

2.2.1 Memahami Teks ....................................... Error! Bookmark not defined.

2.2.2 Teks Diskusi ............................................. Error! Bookmark not defined.

2.2.3 Struktur Teks Diskusi ............................... Error! Bookmark not defined.

2.2.4 Ciri Kebahasaan Teks Diskusi .................. Error! Bookmark not defined.

2.3 Media Pembelajaran ................................... Error! Bookmark not defined.

2.3.1 Media Teka-Teki Silang ........................... Error! Bookmark not defined.

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

x

2.3.2 Langkah-Langkah Memproduksi Media Teka-Teki Silang ............... Error!

Bookmark not defined.

2.3.3 Langkah-Langkah Penerapan Media Teka-Teki Silang ..Error! Bookmark

not defined.

2.3.4 Kelebihan Penggunaan Media Teka-Teki Silang ..... Error! Bookmark not

defined.

2.4 Pendidikan Karakter ................................... Error! Bookmark not defined.

BAB III. METODE PENELITIAN ...................... Error! Bookmark not defined.

3.1 Rancangan Penelitian .................................. Error! Bookmark not defined.

3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian ...................... Error! Bookmark not defined.

3.3 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ............ Error! Bookmark not defined.

3.4 Jenis Data ................................................... Error! Bookmark not defined.

3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian. Error! Bookmark not

defined.

3.6 Analisis Data .............................................. Error! Bookmark not defined.

3.7 Refleksi Kegiatan Pembelajaran .................. Error! Bookmark not defined.

3.7 Pengecekan Keabsahan Data ....................... Error! Bookmark not defined.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............. Error! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Penelitian .......................................... Error! Bookmark not defined.

4.1.1 Pelaksanaan Tahap Prasiklus ................... Error! Bookmark not defined.

4.1.1.1 Deskripsi Pembelajaran Memahami Teks Diskusi Tahap Prasiklus

............................................................ Error! Bookmark not defined.

4.1.1.2 Deskripsi Pemerolehan Nilai Siswa Tahap Prasiklus ..Error! Bookmark

not defined.

4.1.1.3 Temuan Kekurangan pada Tahap Prasiklus ........ Error! Bookmark not

defined.

4.1.2 Pelaksanaan Siklus I ................................ Error! Bookmark not defined.

4.1.2.1 Perencanaan Pembelajaran Memahami Teks Diskusi dengan Media

Teka-Teki Silang pada Siklus I ............ Error! Bookmark not defined.

4.1.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran Memahami Teks Diskusi dengan Media

Teka-Teki Silang pada Siklus I ............ Error! Bookmark not defined.

4.1.2.3 Pendidikan Karakter Siswa Kelas VIII-A pada Siklus I ............... Error!

Bookmark not defined.

4.1.2.4 Refleksi Kegiatan Pembelajaran Memahami Teks Diskusi dengan

Media Teka-Teki Silang pada Siklus I .. Error! Bookmark not defined.

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

xi

4.1.3 Pelaksanaan Siklus II ............................... Error! Bookmark not defined.

4.1.3.1 Perencanaan Pembelajaran Memahami Teks Diskusi dengan Media

Teka-Teki Silang pada Siklus II ........... Error! Bookmark not defined.

4.1.3.2 Pelaksanaan Pembelajaran Memahami Teks Diskusi dengan Media

Teka-Teki Silang pada Siklus II ........... Error! Bookmark not defined.

4.1.3.3 Pendidikan Karakter Siswa Kelas VIII-A pada Siklus II .......... Error!

Bookmark not defined.

4.1.3.3 Refleksi Kegiatan Pembelajaran Memahami Teks Diskusi dengan

Media Teka-Teki Silang pada Siklus II Error! Bookmark not defined.

4.2 Pembahasan Penelitian ............................... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Peningkatan Kemampuan Memahami Teks Diskusi dengan Media Teka-

Teki Silang pada Siswa Kelas VIII-A ..... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Dampak Penggunaan Media Teka-Teki Silang pada Pembentukan

Karakter Siswa Kelas VIII-A pada Pembelajaran Memahami Teks

Diskusi ................................................... Error! Bookmark not defined.

4.2.2.1 Karakter Kedisiplinan .......................... Error! Bookmark not defined.

4.2.2.2 Karakter Ketertiban .............................. Error! Bookmark not defined.

4.2.2.3 Karakter Tanggung Jawab .................... Error! Bookmark not defined.

4.2.2.4 Karakter Komunikatif .......................... Error! Bookmark not defined.

BAB V. PENUTUP ............................................. Error! Bookmark not defined.

5.1 Simpulan .................................................... Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran ........................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA .......................................... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN ................................................................................................... 115

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Pembelajaran .................................................... 42

Table 4.1 Nilai Memahami Teks Diskusi pada Tahap Prasiklus ....................... 52

Table 4.2 Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Tindak Siklus I ....................... 62

Table 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Tindak Siklus I ...................... 63

Table 4.4 Nilai Memahami Teks Diskusi pada Tindakan Siklus I .................... 65

Table 4.5 Hasil Observasi Karakter Siswa pada Tindak Siklus I ...................... 68

Table 4.6 Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Tindak Siklus II ...................... 80

Table 4.7 Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Tindak Siklus II ..................... 82

Table 4.8 Nilai Memahami Teks Diskusi pada Tindakan Siklus II .................... 84

Table 4.9 Hasil Observasi Karakter Siswa pada Tindak Siklus II ...................... 85

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Teks Diskusi .................................................................. 16

Gambar 3.1 Siklus PTK Kemmis dan Mc Teggart .......................................... 36

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara Observasi ............................................... 120

Lampiran 2 Pedoman Wawancara Siklus I .................................................. 121

Lampiran 3 Pedoman Wawancara Siklus II .................................................. 122

Lampiran 4 Angket Respon Siswa ............................................................... 123

Lampiran 5 Pedoman Observasi Guru .......................................................... 124

Lampiran 6 Pedoman Observasi Siswa ......................................................... 125

Lampiran 7 Penilaian Karakter ..................................................................... 128

Lampiran 8 RPP Memahami Teks Diskusi ................................................... 130

Lampiran 9 Tabel Penilaian ........................................................................ 147

Lampiran 10 Dokumentasi ........................................................................... 158

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada pendahuluan ini dideskripsikan tentang (1) latar belakang, (2) rumusan

masalah, (3) tujuan penelitian, (4) asumsi penelitian, (5) manfaat penelitian, (6)

ruang lingkup penelitian, dan (7) definisi oprasional.

1.1 Latar Belakang

Fenomena pembelajaran yang terjadi saat ini memperlihatkan ketika guru

bertanya “sudah paham?” lalu siswa menjawab “iya paham” atau “paham bu”.

Namun, ketika siswa mengerjakan soal siswa tidak bisa mengerjakan dengan baik

dan siswa tidak bisa mendapatkan nilai yang baik. Siswa yang tidak dapat

mengerjakan tugas menunjukkan bahwa siswa tersebut hanya menjawab paham,

tetapi siswa sebenarnya tidak paham dengan pertanyaan dan materi yang telah

disampaikan oleh guru. Hal itu, disebabkan oleh siswa yang belum mengerti materi

yang disampaikan tetapi siswa sudah merasa bosan dan ingin cepat menyelesaikan

pembelajaran.

Permasalahan di atas sering ditemui oleh peneliti di sekolah tempat peneliti

melaksanakan Progam Pengalaman Lapangan (PPL) yaitu SMP Shalahuddin.

Permasalahan di atas banyak ditemukan pada siswa kelas VIII SMP Shalahuddin.

Banyaknya siswa yang menjawab “paham”, tetapi siswa tidak bisa menjawab ketika

diminta menjelaskan maksud dari pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Ketidakmampuan siswa dalam menjawab pertanyaan dan penugasan yang telah

diberikan membuat siswa mendapatkan nilai yang kurang maksimal. Permasalahan

dalam memahami materi dapat datang dari luar dan dari dalam diri siswa.

Page 18: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

2

Permasalahan dari dalam diri siswa berupa kondisi siswa yang belum siap

menerima materi atau adanya permasalahan lain yang sedang dihadapi oleh siswa

yang membuat siswa tidak fokus terhadap pembelajaran yang dilaksanakan.

Permasalahan dari luar bisa terjadi karena cara menyampaikan materi yang

membosankan yang membuat siswa bosan dan tidak tertarik pada materi yang

disampaikan atau materi yang disampaikan terlalu sulit.

Permasalahan yang berasal dari dalam diri siswa hanya bisa diselesaikan

dengan kasih sanyang dan memberikan perhatian terhadap siswa. Siswa yang

diberikan kasih sayang dan perhatian akan merasa bahwa dirinya berharga, akan

merasa senang, dan akan memberikan usaha yang terbaik untuk membalah kasih

sayang dan perhatian yang telah diterima. Sedangkan permasalahan dari luar dapat

diselesaikan dengan menggunakan metode atau media yang menarik dalam proses

pembelajaran.

Berpatokan dari pengalaman dan hasil observasi awal menunjukkan bahwa

siswa kelas VIII memang lebih sulit untuk dikondisikan. Hal itu, disebabkan karena

siswa kelas VIII merasa bahwa mereka sudah menjadi kakak tingkat karena sudah

memiliki adik tingkat. Menjadi kakak tingkat membuat mereka merasa memiliki

kekuasaan dan berani melanggar peraturan. Siswa kelas VIII memiliki ketakutan

akan tidak lulus dalam menghadapi ujian nasional seperti siswa kelas IX. Dua faktor

tersebut membuat siswa kelas VIII menjadi lebih berani dan lebih sulit untuk

dikondisikan.

Di samping itu, terdapat aspek materi yang menjadi salah satu faktor siswa

kesulitan dalam belajar. Materi pembelajaran yang terlalu sulit membuat siswa

Page 19: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

3

tidak memahami materi yang disampaikan, sehingga membuat kemampuan siswa

dalam memahami suatu teks menjadi tidak maksimal. Kesulitan dalam menguasai

kemampuan memahami dialami siswa kelas VIII-A SMP Shalahuddin, khususnya

pada Kompetensi Dasar (KD) memahami teks diskusi berdasarkan struktur dan ciri

kebahasaan baik secara lisan ataupun tulisan. KD pada teks diskusi dinilai lebih

sulit karena kegiatan berdiskusi merupakan kegiatan yang dilakukan secara spontan

dan tidak direncanakan. Siswa merasa kesulitan pada tahap penentuan

permasalahan, cara memberikan argumen dan cara memberikan simpulan serta

menggunakan pilihan bahasa dalam ranah berdiskusi.

Kesulitan siswa kelas VIII-A dalam memahami teks diskusi dapat dibuktikan

dengan hasil nilai yang diperoleh siswa kelas VIII-A dari tahap prasiklus. Rata-rata

nilai yang diperoleh siswa kelas VIII-A adalah 70,87, nilai tersebut masih berada

di bawah KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 75. Tidak hanya

pemerolehan rata-rata nilai yang renda, persentase kelulusan yang dicapai hanya

54,54%. Persentase yang diperoleh masih berada di bawah persentase ketuntasan

hasil belajar siswa yaitu 80%. Data rata-rata nilai dan data persentase di atas

menunjukkan bahwa materi memahami teks diskusi tergolong materi yang sulit

dikuasai oleh siswa kelas VIII-A.

Penyebab kesulitan belajar dalam memahami teks diskusi disebabkan kondisi

kelas pada proses KBM. Informasi mengenai kesulitan belajar siswa diketahui dari

kegiatan wawancara dengan Ibu Lia Noviana Qostantia selaku guru Bahasa

Indonesia kelas VIII SMP Shalahuddin pada tanggal 4 November 2016. Dari hasil

wawancara diketahui bahwa proses pembelajaran di kelas VIII-A dinilai tidak

Page 20: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

4

kondusif. Hal itu, disebabkan oleh siswa yang ramai ketika proses KBM

berlangsung. Kondisi kelas yang ramai membuat siswa tidak fokus terhadap materi

yang disampaikan dan menganggu siswa yang lain. Pemerolehan materi yang tidak

maksimal berdampak pada pemerolehan nilai siswa kelas VIII-A yang tidak tuntas.

Berbagai kesulitan yang dialami oleh siswa dalam memahami teks diskusi

dapat diatasi dengan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Pada

penelitian ini, peneliti tidak hanya menggunakan media pembelajaran yang menarik

dan menyenakan, tetapi menggunakan media yang dapat membantu siswa dalam

mengatasi kesulitan belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan

media dapat pula menciptakan kondisi lingkungan belajar yang kondusif, sehingga

dapat membentuk kegiatan belajar yang efektif dan efisien

Pernyataan di atas selaras dengan definisi media pembelajaran yang diartikan

sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari

sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di

mana penerima dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif (Munadi,

2013, hal.vii). Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai upaya meningkatkan kemampuan memahami teks diskusi

dengan menggunakan media Teta-Teki Silang (TTS) pada kelas VIII-A SMP

Shalahuddin.

Media TTS adalah permainan menebak kata dengan mengisi jawaban pada

kotak lajur menurun dan lajur mendatar. Media TTS dimodifikasi dengan ukuran

yang lebih besar dan diisi dengan materi mengenai KD memahami teks diskusi.

Kegiatan belajar dan bermain membuat siswa tidak mudah bosan dan antusias

Page 21: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

5

dalam mengikuti KBM. Selain itu, penggunaan media TTS membuat siswa dapat

mengingat materi dalam jangka waktu yang lebih lama.

Media TTS juga memiliki kelebihan dapat membentuk karakter disiplin dan

tertib bagi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Penggunaan media TTS

juga dapat membentuk karakter tanggung jawab siswa terhadap guru, teman,

materi, dan tugas yang diterima, dapat membentuk karanter siswa yang

komunikatif. Karakter komunikatif dibutuhkan siswa untuk berlatih berdiskusi

secara berkelompok. Pembentukan keempat karakter di atas sangat dibutuhkan dan

dapat memberikan pengaruh yang baik bagi siswa kelas VIII-A SMP Shalahuddin.

Penelitian yang relevan dengan penelitian Peningkatan Kemampuan

Memahami Teks Diskusi Melalui Media TTS Pada Siswa Kelas VIII SMP

Shalahuddin yaitu penelitian yang dilakukan oleh Indah Setyowati (2015) dalam

skripsinya yang berjudul Peningkatan Kemampuan memahami Aspek Kebahasaan

Teks Biografi melalui media Monopoli pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Batu.

Penelitian yang relevan selanjutnya adalah penelitian mengenai media TTS yang

dilakukan oleh Elviza, Emidar, dan Noveria dalam jurnal dengan judul

Peningkatan Penguasaan KosakataMelalui Teknik Permainan Teka-Teki Silang Di

Kelas VII.A SMPN 2 Sungai Penuh. Kedua penelitian di atas memperoleh hasil

kemampuan memahami siswa penting untuk ditingkatkan dan penggunaan media

pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian peningkatan kemampuan pada ranah memahami dan penelitian

yang menggunakan media TTS dalam pembelajaran belum banyak dilakukan,

sehingga penelitian ini menarik untuk dilaksanakan. Dengan penggunaan media

Page 22: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

6

TTS, peneliti ingin membentuk karakter disiplin, tertib, tanggung jawab, dan

komunikatif bagi siswa. Ketiga faktor di atas membuat peneliti melakukan

penelitian pada peningkatan kemampuan memahami teks diskusi melalui media

TTS pada siswa kelas VIII-A SMP Shalahuddin.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah pada penelitian ini

sebagai berikut.

(1) Bagaimanakah peningkatan kemampuan memahami teks diskusi melalui

media TTS pada siswa kelas VIII-A SMP Shalahuddin?

(2) Bagaimanakah dampak penggunaan media TTS pada pembelajaran

memahami teks diskusi terhadap pembentukan karakter siswa kelas VIII-A

SMP Shalahuddin?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai berikut.

(1) Untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan memahami teks diskusi

melalui media TTS pada siswa kelas VIII-A SMP Shalahuddin.

(2) Untuk mendeskripsikan dampak penggunaan media TTS pada pembelajaran

memahami teks diskusi terhadap pembentukan karakter siswa kelas VIII-A

SMP Shalahuddin.

1.4 Asumsi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan asumsi berikut:

(1) Kompetensi dasar memahami teks diskusi berdasarkan struktur dan ciri

kebahasaan diajarkan pada kelas VIII SMP Shalahuddin di semester genap.

Page 23: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

7

(2) Kemampuan memahami merupakan kemampuan kompetensi yang paling

dasar mempelajari teks pada kuikulum 2013 yang harus dikuasai siswa

dengan tuntas sebelum menguasai kompetensi selanjutnya.

(3) Media pembelajaran TTS merupakan media belajar sambil bermain.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian Peningkatan Kemampuan Memahami Teks Diskusi Melalui Media

TTS pada Siswa Kelas VIII SMP Shalahuddin diharapkan dapat memberikan

manfaat teoretis dan manfaat praktis.

1.5.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi ilmu pengetahuan

mengenai keberagaman media pembelajaran interaktif yang menyenangkan,

khususnya pada penggunaan media TTS. Penelitian ini juga diharapkan mampu

mengisi keberagaman penelitian pada kemampuan memahami teks diskusi yang

belum banyak dilakukan.Karena penelitian pada teks diskusi, lebih banyak

dilakukan pada KD Menulis Teks diskusi.

1.5.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian ini ditujukan bagi guru, siswa, dan peneliti lain.

Bagi guru, penelitian ini diharapkan menjadi pedoman dalam proses mengajar di

kelas dengan menggunakan media-media yang inovatif seperti halnya penggunaan

media TTS pada pembelajaran teks diskusi yang mampu membuat siswa antusias

dalam mengikuti proses belajar mengajar. Antusiasme siswa juga dapat membantu

guru agar lebih mudah mengkondisikan kelas sehingga guru dapat lebih mudah

memberikan materi dan mencapai tujuan pembelajaran.

Page 24: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

8

Bagi siswa, penelitian ini diharapkan menigkatkan kemampuan siswa dalam

memahami teks diskusi dengan mendiskusikan masalah yang diterima dan mencari

solusinya. Penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan kenyamanan bagi

siswa dalam proses belajar. Penggunaan media TTS dapat membantu siswa dalam

belajar sekaligus menjadi sarana bermain bagi siswa. Siswa dapat mengisi kota-

kotak jawaban yang disediakan dengan lajur mendatar dan menurun. Jawaban huruf

teka-teki dengan jumlah yang sesuai dapat lebih menyenangkan bagi siswa. Siswa

yang mengikuti pembelajaran dengan nyaman dan menyenangkan dapat lebih

mudah menerima materi dan mengingat materi dalam jangka waktu yang lebih

lama, siswa juga dapat lebih kondusif dalam proses pembelajaran. Dengan

demikian kompetensi yang diharapkan dapat lebih muda tercapai.

Bagi peneliti lain, diharapkan menjadi referensi dan inspirasi dalam

melaksanakan penelitian yang serupa, serta diharapkan mampu menjadi dasar dan

dapat mengembangkan hasil penelitian yang dapat dilakukan dengan hasil yang

positif yang berkesesuaian.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini berfokus pada pembelajaran KD 3.1 memahami teks diskusi

baik secara lisan maupun tulisan. KD ini membahas mengenai struktur dan ciri

kebahasan teks diskusi yang harus dikuasai siswa kelas VIII. Peneliti ingin

meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi struktur teks diskusi

yang membahas mengenai empat hal yaitu isu atau permasalahan, argumentasi

mendukung, argumentasi menolak, dan simpulan atau saran, sedangkan, materi ciri

Page 25: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

9

kebahasaan teks diskusi yang ingin ditingkatkan peneliti ini mencakup konjungsi

perlawanan, kohesi leksikal, kohesi gramatikal, dan penggunaan modalitas.

Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII-A SMP Shalahuddin

Malang. Sekolah ini beralamatkan di Jl. Jaksa Agung Suprapto, Klojen, Kota

Malang. Siswa kelas VIII-A dipilih karena dalam memahami materi memahami

teks diskusi belum tuntas mencapai KKM. Kemudian, dari hasil wawancara juga

diketahui sebagian siswa di kelas VIII-Amerupakan siswa yang sulit mengikuti

pelajaran dengan kondusif dan beberapa siswa memiliki karakter yang kurang baik

yang ditunjukan saat pelajaran berlangsung.

Adapun solusi yang digunakan peneliti adalah menggunakan media TTS pada

proses pembelajaran. Media TTS merupakan media belajar sekaligus bermain yang

dapat membuat siswa antusias, aktif, dan kreatif dalam menemukan jawaban teka-

teki yang diberikan. Media ini dapat dimainkan sesuai dengan sistematika

permainan TTS tetapi dengan materi memahami teks diskusi.

1.7 Definisi Operasional

Agar menghindari kesalahan tafsir penelitian dengan judul Peningkatan

Kemampuan Memahami Teks Diskusi Dengan Media TTS pada Siswa KelasVIII-

A SMP Shalahuddin memiliki difinisi operasional sebagai berikut.

(1) Peningkatan

Peningkatan adalah adanya nilai tambah dari hasil yang diperoleh siswa

setelah diterapkan suatu media tertentu sebagai upaya menyelesaikan kesulitan

belajar siswa dalam poses pembelajaran.

Page 26: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

10

(2) Kemampuan Memahami

Kemampuan memahami adalah kemampuan untuk memperoleh pemahaman,

pengetahuan, dan kejelasan secara menyeluruh dari materi pada proses

pembelajaran.

(3) Teks Diskusi

Teks diskusi merupakan teks yang berisikan dua pendapat yang berbeda (pro

dan kontra) mengenai suatu permasalahan dan bertujuan untuk mencari jalan keluar

masalah tersebut.

(4) Stuktur Teks Diskusi

Struktur teks diskusi adalah susunan/kerangka awal yang membangun teks

diskusi. Teks diskusi disusun isu/permasalahan, argumentasi mendukung,

argumentasi menolak, dan simpulan/saran.

(5) Ciri Kebahasaan Teks Diskusi

Ciri kebahasaan teks diskusi adalah bahasa khas yang ada dalam teks diskusi

meliputi: konjungsi perlawanan (tetapi, namun, melainkan); kohesi leksikal

(kepaduan pemilihan kata, pengulangan, sinonim, antonim, hiponim); kohesi

gramatikal (rujukan, subsitusi, dan elipsis); dan penggunaan modalitas (kata yang

bermakna kemungkinan, kenyataan, dan keharusan, seperti, akan, harus).

(6) Media Teka-Teki Silang

Media TTS adalah media tebak huruf yang diisikan pada kolom yang sudah

disediakan. Jawaban pada kolom memiliki dua lajur yaitu lajur menurun dan lajur

mendatar. Jawaban yang sudah ditemukan harus dimasukkan pada kolom TTS. Jika

jumlah huruf tidak sesuai, siswa harus mencari jawaban lain yang ada di bacaan.

Page 27: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

11

Agar lebih menarik, peneliti menambahkan gambar-gambar yang sesuai dengan

topik diskusi. Semua jawaban TTS ini dapat berkaitan dengan struktur dan ciri

kebahasaan teks diskusi.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian dengan judul Peningkatan Kemampuan

Memahami Teks Diskusi Dengan Media TTS pada Siswa Kelas VIII-A SMP

Shalahuddin akan diartikan sebagai adanya nilai tambah mengenai pemahaman,

pengetahuan, dan kejelasan secara menyeluruh dari materi teks yang berisikan dua

pendapat yang berbeda meliputi susunan dan bahasa khas pada teks, melalui media

tebak huruf yang diisikan pada kolom mendatar dan menurun yang sudah

disediakan.

Page 28: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian Peningkatan Kemampuan Memahami Teks Diskusi melalui Media

TTS pada Siswa Kelas VIII SMP Shalahuddin berdasarkan struktur dan ciri

kebahasaan teks memiliki kesesuaian dengan penelitian yang dilakukan oleh

Setyowati (2015), dengan judul Peningkatan Kemampuan Memahami Aspek

Kebahasaan Teks Biografi Melalui Media Monopoli pada Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 1 Batu. Data siklus I menunjukkan bahwa 76,7% nilai siswa tidak tuntas

pada proses pembelajaran memahami aspek kebahasaan pada teks biografi.

Penelitian tersebut menggunakan media monopoli untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam memahami aspek kebahasaan teks biografi.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, tes, penyebaran

angket, dan wawancara. Teknis analisis data yang digunakan yaitu statistik

deskriptif dengan cara mencari nilai rata-rata siswa sebagai persentase hasil belajar.

Peningkatan aktivitas siswa dari prasiklus ke siklus I sebesar 43%, sedangkan

peningkatan aktivitas siswa dari siklus1 ke siklus II sebesar 17%, data tersebut

menunjukkan bahwa siswa melakukan aktivitas pembelajaran dengan antusias dan

optimal.

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan dari

prasiklus ke siklus1 sebesar 41,22%, sementara peningkatan nilai siswa dari siklus1

ke siklus2 sebesar 25,8%, dari hasil tersebut diketahui bahwa siswa sudah mampu

Page 29: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

13

menentukan dan menjelaskan kata hubung, kalimat tunggal, dan kalimat majemuk,

sesuai dengan hakikat, ciri-ciri, dan contohnya.

Penelitian yang sesuai berikutnya dilakukan oleh Pramesti (2015) dengan

judul Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia dalam Keterampilan

Membaca Melalui Teka-Teki Silang. Berawal dari permasalahan yang ditemukan di

lapangan mengenai kesulitan siswa dalam menguasai kosakata bahasa Indonesia,

ditunjukkan dengan rendahnya nilai yang diperoleh siswa. Penelitian Pramesti

memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan penguasaan kosakata siswa.

Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan.

Hasil tes awal menunjukkan nilai rata-rata yang diperoleh siswa adalah 45, tes di

akhir siklus menunjukkan nilai rata-rata 61, dan tes pada akhir siklus kedua

menunjukkan nilai yang diperoleh siswa rata-rata mencapai 80,6. Berdasarkan

indikator keberhasilan, menunjukan penggunaan media teka-teki silang dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai kosakata bahasa Indonesia.

Selain Pramesti, penelitian Penggunaan media TTS inijuga pernah diteliti

oleh Eliza dkk (2013) dengan judul Peningkatan Penguasaan Kosakata Melalui

Teknik Permainan TTS di Kelas VII.A SMPN 2 Sungai Penuh. Penelitian tersebut

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menguasai kosakata dan keterampilan

dalam berbahasa dengan menggunakan media pembelajaran TTS. Pada tahap

prasiklus diperoleh data siswa dengan nilai tes kurang dari 70 berjumlah 32 dari 40

siswa (80%).

Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan penguasaan

sinonim sebesar 80,25%, antonim 70,5%, dan penguasaan makna istilah sebesar

Page 30: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

14

57,75%. Meskipun demikian nilai penugasan yang diperoleh siswa VII-A belum

mencapai KKM yaitu 70. Pada siklus kedua diperoles hasil peningkatan sinonim

sebesar 81,75%, antonim 74,75%, dan penguasaan makna istilah sebesar 69,25%.

Nilai siswa VII-A sudah mencapai KKM 70. Berdasarkan penelitian Eliza (2013)

dapat diketahui bahwa penggunaan media TTS dapat meningkatkan proses dan

hasil pembelajaran kosakata di kelas VII-A SMP Negeri 2 Sungai Penuh.

2.2 Landasan Teori

Pada pembahasan ini peneliti dapat menjabarkan beberapa landasan teori

meliputi memahami teks, teks diskusi (struktur teks diskusi, dan ciri kebahasaan

teks diskusi), media pembelajaran (media teka-teki silang, langkah-langkah

memproduksi media teka-teki silang, langkah-langkah penerapan media teka-teki

silang, dan kelebihan penggunaan media teka-teki silang), dan pendidikan karakter.

2.2.1 Memahami Teks

Proses pembelajaran yang bermutu memerlukan pemahaman yang baik, baik

pemahaman dalam berproses ketika belajar, ataupun pemahaman mengenai materi

yang disampaikan, penjelasan di atas sesuai dengan pendapat Mulyasana (2010,

hal.120) mengatakan pendidikan bermutu adalah pendidikan yang mampu

melakukan proses pematangan kualitas peserta didik yang dikembangkan dengan

cara membebaskan peserta didik dari ketidaktahuan, ketidakmampuan,

ketidakberdayaan, ketidakbenaran, ketidakjujuran, buruknya akhlak dan keimanan.

Buruknya akhlak dan keimanan dapat diselesaikan dengan pendidikan karakter dan

pendidikan agama. Namun, ketidakmampuan dan ketidakberdayaan memiliki

kebutuhan belajar yang berbeda, dan hanya dapat terselesaikan melalui proses

Page 31: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

15

belajar. Proses belajar dapat dilakukan di berbagai tempat, salah satunya adalah

dengan mengikuti KBM di sekolah. Proses KBM disekolah dapat diperoleh dengan

baik jika siswa memahami materi yang disampaikan dengan baik pula.

Proses memahami yang baik dapat dilakukan dengan kegiatan mendengar

yang dilanjutkan dengan proses menyimak. Selain mendengar dan menyimak,

siswa dapat pula memperoleh pemahaman dari kegiatan membaca. Pada saat

pembelajaran, keberhasilan dalam proses menyimak dan membaca ditentukan oleh

berbagai hal. Beberapa faktor tersebut adalah:rendahnya minat dan motivasi siswa,

metode pembelajaran yang digunakan kurang menarik, kurang tersedianya alat

bantu atau media pembelajaran, paradigma karakter dan prilaku guru terhadap

kegiatan pembelajaran yang tidak benar (Khalilullah, 2012, hal.15).

2.2.2 Teks Diskusi

Teks diskusi merupakan teks keempat dalam K13 yang dipelajari pada

jenjang kelas VIII SMP. KD pertama dalam teks diskusi adalah memahami teks

diskusi baik secara lisan atau tulisan. KD memahami teks diskusi terdiri atas

definisi, struktur, dan unsur kebahasaan. Uraian mengenai ketiga aspek teks diskusi

adalah sebagai berikut.

Pengertian memahami teks diskusi dapat dibagi menjadi pengertian teks dan

diskusi. Pengertian dari sebuah teks menurut Amertawengrum (2010, hal.1) adalah

kata-kata yang membentuk karya dan yang disusun dengan cara sedemikian rupa

untuk membelokkan arti yang tetap dan seunik mungkin.

Adapun pengertian secara umum mengenai diskusi yakni salah satu kegiatan

berbicara yang dapat menambah banyak pengetahuan dan informasi baru yang

Page 32: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

16

bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu, sesuai dengan penjelasan dari

Zabadi dan Sutejo (2014, hal.117) yang menyatakan pengertian diskusi adalah

pertukaran pikiran, gagasan, pendapat antara dua orang atau lebih secara lisan.

Tujuan diskusi adalah mencari kesepakatan atau kesepahaman gagasan atau

pendapat. Diskusi dapat dilakukan dengan satu lawan bicara dua orang atau dapat

pula dilakukan dengan beberapa orang yang disebut sebagai diskusi kelompok.

Dalam diskusi kelompok dibutuhkan seorang pemimpin yang disebut sebagai ketua

diskusi yang bertugas memimpin jalannya diskusi. Berdasarkan beberapa uraian

diatas, teks diskusi dapat diartikan sebagai susunan kata-kata yang berisi dua

pendapat persoalan yang berbeda dan dibicarakan olehdua orang atau lebih yang

bertujuan untuk mencapai sebuah kesepakatan.

2.2.3 Struktur Teks Diskusi

Struktur teks diskusi merupakan bagian yang menyusun teks diskusi sehingga

menjadi satu rangkaian teks yang utuh. Berikut gambar untuk struktur teks diskusi.

Gambar 2.1 Struktur Teks Diskusi

Teks diskusi dibentuk melalui tiga struktur meliputi isu atau masalah,

argumen, dan simpulan atau saran. Masing-masing struktur tersebut menjelaskan

bagian-bagian yang berbeda. Zabadi dan Sutejo (2014, hal.121) menjelaskan bahwa

pada bagan isu, penulis teks dapat memperkenalkan isu yang dapat dibahas. Isu atau

Struktur Teks Diskusi

Isu/Masalah

Argumen

Argumen Mendukung

Argumen Menentang

Simpulan/Saran

Page 33: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

17

masalah di dalam teks diskusi berisi masalah yang dapat didiskusikan lebih lanjut.

Jika ingin menulis sebuah teks diskusi, lebih baik memilih topik permasalahan yang

nantinyaakan memunculkan banyak argumen yang mendukung dan argumen yang

menentang. Argumen pendukung berisikan penjabaran mengenai permasalahan

yang sedang didiskusikan, sedangkan argumen yang menentang atau bertentangan

berisikan pendapat yang berbeda atau pendapat lain yang dinilai lebih baik dan

memberikan hasil yang positif bagi permasalahan yang sedang didiskusikan.

Pada bagian simpulan (conclusion), penulis menyimpulkan dan

merekomendasikan posisi atau pendapat akhir penulis mengenai isu yang dapat

dibahas. Pada bagian itu, lebih baik mengambil jalan tengah mengenai masalah

yang sedang dibahas agar simpulan yang diambil tidak lagi menimbulkan masalah

baru.

2.2.4 Ciri Kebahasaan Teks Diskusi

Ciri kebahasaan dalam teks diskusi terdiri dari penggunaan konjungsi

perlawanan, penggunaan kohesi leksikal dan gramatikal, serta penggunaan

modalitas. Ketiga aspek tersebut menjelaskan materi yang berbeda. Konjungsi

memiliki beberapa macam seperti konjungsi sebab yang berisikan menjelaskan

suatu peristiwa yang terjadi karena hal tertentu. Meliputi apabila, jika, sebab, dan

karena. Konjungsi akibat menjelaskan setiap peristiwa yang terjadi memiliki

dampak (dampak positif dan dampak negatif) yang ditimbulkan. Konjungsi dalam

ciri kebahasaan teks diskusi meliputi sehingga, sampai, maka, dan akibatnya.

Konjungsi penegasan berisikan hal yang menegaskan atau mengutamakan suatu

pendapat, konjungsinya seperti bahkan, malah, lagipula, jangankan, dan selain itu.

Page 34: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

18

Konjungsi perlawanan adalah konjungsi yang berisikan pertentangan dengan

pendapat yang sudah diberikan. Contoh konjungsi pertentangan adalah tetapi,

sedangkan, tidak-tetapi, lagipula, bukan- melainkan, dan sebaliknya.

Ciri kebahasaan teks diskusi berikutnya adalah kohesi leksikal dan kohesi

gramatikal, Zabadi dan Sutejo (2014, hal.122) menjelaskan kohesi leksikal adalah

kepaduan yang dicapai melalui pemilihan kata. Kohesi leksikal dapat berbentuk

kohesi bentuk pengulangan, yaitu adanya hal yang dinyatakan berulang-ulang,

contohnya pembangunan itu tidak baik dilakukan, hal itu dapat memberikan

dampak yang tidak baik untuk lingkungan kita ini.

Kohesi bentuk sinonim (persamaan kata) contohnya memandang perempuan

di depan panggung, wanita itu terlihat anggun dan memiliki paras yang cantik.

Kemudian kohesi bentuk antonim merupakan kata yang memiliki makna

berlawanan, contohnya laki-laki itu pekerja keras sedangkan wanita sangat piawai

mengurus keluarga. Terakhir kohesi leksikal bentuk hiponim yaitu bersifat umum-

khusus, contohnya Indonesia kaya dapat jenis bunga, mulai dari bunga matahari,

bunga mawar, bunga anggrek, dan bunga lainnya. Selain kohesi leksikal juga

terdapat kohesi lain dalam ciri kebahasaan teks diskusi yaitu kohesi gramatikal.

Menurut Zabadi dan Sutejo (2014, hal.123) kohesi gramatikal antara lain dapat

terbentuk melalui rujukan, substitusi, dan elipsis.

Unsur ciri kebahasaan teks diskusi yang terakhir adalah modalitas, yaitu kata-

kata yang memiliki makna kemungkinan, keharusan, kenyataan, dan lainnya. Hal

itu, sesuai dengan pendapat Zabadi dan Sutejo (2014, hal.123) mengatakan

modalitas adalah kata yang mempunyai makna kemungkinan, kenyataan, dan

Page 35: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

19

sebagainya yang dinyatakan dalam kalimat. Dalam bahasa Indonesia modalitas

dinyatakan dengan kata-kata seperti harus, akan, akan, ingin, dan mungkin.

2.3 Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki peranan penting dalam mempermudah

jalannya proses KBM. Berbagai media pembelajaran yang sederhana dan mudah

penggunaannya dapat akan digunakan oleh guru untuk mencapai hasil belajar yang

lebih baik. Media secara umum dapat diartikan sebagai pengantar dan perantara

suatu pesan yang ingin disampaikan. Kustandi (2011, hal.9) menjelaskan

pengertian media pembelajaran adalah alat yang membantu proses belajar mengajar

dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat

mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih lebih baik dan sempurna. Pendapat

yang lain menurut Arsyiad (2014:4) media pembelajaran dapat pula disebut sebagai

teknologi. Selain itu, Munadi (2013:7) juga menjelaskan media pembelajaran dapat

dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan

dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di

mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif. Dari

beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah

alat bantu dalam penyampaian materi pembelajaran baik dalam bentuk yang

sederhana maupun dalam bentuk teknologi digital yang digunakan untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

Page 36: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

20

2.3.1 Media Teka-Teki Silang

Tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan pelaksanaan proses KBM yang

menyenangkan bagi siswa. Hal itu, dapat dicapai dengan menggunakan media

pembelajaran pada proses KBM salah satunya adalah penggunaan media TTS.

Berikut dapat dijelaskan mengenai definisi, langkah-langkah membuat, dan

langkah-langkah menerapkan media TTS.

Pada dasarnya media TTS adalah media permainan huruf yang biasa

dimainkan oleh orang dewasa. Untuk dapat menyelesaikan permainan ini

membutuhkan konsentrasi, ketelitian, dan wawasan yang luas, keberhasilan dalam

menjawab pertanyaan dengan benar dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi

para pemainnya. Pengertian TTS menurut Khalilullah (2012:15) adalah sebuah

permainan yang cara permainannya yaitu mengisi ruang-ruang kosong yang

berbentuk kotak dengan huruf-huruf sehingga membentuk sebuah kata yang sesuai

dengan petunjuk.

TTS dapat diartikan sebagai salah satu bentuk permainan di mana kita

mengisi ruang-ruang kosong dengan huruf-huruf yang merupakan jawaban dari

pertanyaan mendatar dan menurun. Media TTS yang digunakan peneliti hampir

sama dengan definisi di atas hanya saja ada penambahan aspek dua dimensi, dengan

ukuran yang lebih besar dan dengan tampilan yang lebih menarik.

2.3.2 Langkah-Langkah Memproduksi Media Teka-Teki Silang

Media TTS merupakan media belajar yang digunakandalam kegiatan inti.

Media ini digunakan sebagai stimulus untuk memicu semangat dan memunculkan

Page 37: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

21

kembali ingatan siswa saat menerima pelajaran. Media TTS ini dibuat dengan cara

yang sederhana. Berikut cara membuat media TTS.

1) Bahan-bahan Media Teka-teki Silang

a) Laptop dengan aplikasi Coreldraw.

b) Kertas poster ukuran A3 1 lembar.

c) Kertas stiker 1 lembar.

d) Kertas karton, potong ukuran A2.

e) Tali pita. secukupnya

f) Gunting dan

g) Lem.

2) Cara Membuat Media Teka-teki Silang

a) Langkah pertama adalah membuat sketsa dan model TTS menggunakan

aplikasi Coreldraw dengan ukuran kertas A2. Sketsa disesuaikan dengan

jawaban masing-masing pertanyaan.

b) Membuat sketsa kotak-kotak berisikan setiap huruf pada aplikasi

Coreldraw untuk jawaban TTS sesuai dengan ukuran sketsa dan model

yang telah dibuat.

c) Membuat model stiker yang berisikan poin (nilai atau bertuliskan hadiah

berupa alat tulis) sesuai dengan tingkat kesulitan jawaban pada aplikasi

Coreldraw.

d) Selanjutnya semua sketsa dan model di print pada kertas poster ukuran A2

dan huruf-huruf pada kertas A3.

Page 38: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

22

e) Hasil print model TTS kemudian ditempelkan pada kertas karton ukuran

A2. Pada setiap kolom jawaban, buatlah dengan menggunakan potongan

karton yang direkatkan dengan lem untuk tempat meletakkan deskripsi

jawaban.

f) Membuat sayatan kecil pada setiap kolom jawaban huruf untuk

meletakkan huruf-huruf jawaban TTS.

g) Potonglah huruf-huruf jawaban TTS kemudian selipkan huruf-huruf

tersebut secara terbalik.

h) Memasukkan setiap deskripsi jawaban pada kolom yang sudah tersedia.

i) Membuat dua lubang di sisi atas media dan talikan pita yang dapat

berfungsi untuk mengantungkan media.

2.3.3 Langkah-Langkah Penerapan Media Teka-Teki Silang

Proses belajar mengajar dapat dilaksanakan sesuai dengan kurikulum 2013.

Ketikan proses KBM berlangsung, peneliti dapat menggunakan beberapa stimulus

yang dapat membuat siswa mempelajari materi yang ada pada media TTS. Berikut

rincian langkah-langkah penerapan media TTS dalam pembelajaran KD memahami

struktur dan ciri kebahasaan teks diskusi berdasarkan struktur dan ciri kebahasaan

teks.

1) Pendahuluan

a) Siswa dan guru melakukan orientasi dengan mngucapkan salam dan

menanyakan kabar.

b) Guru memberikan apersepsi berupa pertanyaan guna membangkitkan

ingatan dan penglaman siswa mengenai teks diskusi.

Page 39: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

23

c) Siswa menakan motivasi dari guru.

d) Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

2) Kegiatan Inti

a) Siswa dan guru melakukan kegiatan tanya jawab mengenai kegiatan dalam

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi yang dapat dipelajari.

b) Siswa ditanya mengenai pengetahuan siswa tentang pengertian teks

diskusi.

c) Siswa ditanya mengenai struktur dan ciri kebahasaan teks diskusi.

d) Siswa dapat mendeskripsikan jawaban yang telah dibuka dan

membuktingan kesesuaian rincian jawaban dengan mengambil deskripsi

jawaban yang sudah diletakkan di kolom-kolom materi yang disediakan.

Setelah itu siswa diminta membacakan deskripsi jawaban dengan keras

agar siswa-siswa yang lain mampu mengerti jawaban dengan benar. Siswa

yang menjawab dengan benar dan berani membacakan deskripsi materi

dapat diberikan poin tambahan oleh guru.

e) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mengerjakan tugas yang

dapat diberikan oleh guru.

f) Siswa menakan tugas mengenai KD memahami struktur dan ciri

kebahasaan teks diskusi.

g) Siswa mengerjakan tugas kelompok dengan berdiskusi, tetapi setiap siswa

mendapatkan lembar kerjanya masing-masing. Tugasakan dikerjakan

sesuai dengan waktu yang diberikan.

Page 40: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

24

h) Setelah selesai, setiap perwakilan kelompok dapat mempresentasikan hasil

pekerjaannya.

i) Guru menyimpulkan seluruh jawaban siswa agar memperluas wawasan

siswa mengenai materi yang dipelajari menjadi luas.

3) Penutup

a) Siswa diberikan penguatan berupa pujian atas presentasi dan hasil

pekerjaan siswa yang bagus serta memberikan semangat kepada siswa

yang belum menakan pujian agar belajar lebih giat.

b) Siswa dan guru melakukan tahap refleksi untuk membangkitkan skemata

pembelajaran yang telah didapat.

c) Siswa ditanya mengenai hambatan dan kendala yang dialami siswa selama

kegiatan belajar mengajar berlangsung.

d) Guru menanyakan harapan siswa setelah mempelajari KD memahami teks

diskusi.

e) Siswa memperoleh informasi mengenai tugas dan materi yang dapat

dipelajari pada pertemuan berikutnya.

f) Guru menutup pertemuan dan menyampaikan salam.

2.3.4 Kelebihan Penggunaan Media Teka-Teki Silang

Media TTS dirancang menjadi media kegiatan inti yang menyenangkan.

Siswa dapat diajak bermain dan belajar tanpa meninggalkan materi dan tetap

menjaga karakter sebagai pelajar yang baik, sopan, jujur, disiplin, bertanggung

jawab, dan bekerjasama untuk saling membantu. Siswa dapat merasa antusias dan

lebih termotivasi dengan adanya poin tambahan ketika siswa mampu menjawab

Page 41: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

25

dengan benar. Selain digunakan sebagai media kegiatan inti, media ini dapat

digunakan sebagai media penyampaian ulang materi pada tahap refleksi ataupun

media penugasan baik dalam berkelompok maupun individu. Pelaksanaan dan

penggunaan media yang mudah membuat media TTS dapat digunakan dalam kapan

saja dengan berbagai situasi belajar.

Proses pembuatan media TTSjuga sangat mudah, karena masih menggunakan

metode manual, dalam proses pembuatannya tidak membutuhkan banyak

keterampilan. Bahan-bahan pembuatan mudah ditemukan dan dengan harga yang

terjangkau.

2.4 Pendidikan Karakter

Pada era modern ini, pendidikan karakter pada masyarakat mulai berkurang.

Banyak konflik yang timbul dikarenakan karakter yang kurang baik dari

masyarakat. Oleh sebab itu, sekolah memiliki peranan penting untuk membentuk

karakter yang baik bagi siswa dimulai sedini mungkin. Penambahan pendidikan

karakter pada setiap mata pelajaran dapat memberikan kontribusi pada pendidikan

karakter dan kepribadian siswa. Hal itu dapat diterapkan oleh peneliti pada

pembelajaran bahasa Indonesia yang dapat diajarkan menggunakan media

pembelajaran TTS.

Pengertian pendidikan karakter bermacam-macam, berikut ini beberapa

pengertian mengenai karakter menurut para ahli, salah satunya adalah Kuswantoro

(2015, hal.36) mengartikan karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau

moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang

menjadipendorong dan penggerak, serta yang membedakan dengan individu lain.

Page 42: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

26

Sedangkan menurut Samani (2014, hal.37) karakter adalah nilai dasar yang

membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh hereditas maupun

pengaruh lingkungan, yang membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan

dalam karakter dan prilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Samani (2014, hal.vii)

mengatakan bahwa Bapak pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara menyatakan

bahwa pendidikan merupakan upaya menumbuhkan budi pekerti (karakter), pikiran

(intellect), dan tubuh anak. Menurut Ki Hajar pendidikan karakter merupakan

bagian yang penting dalam menyempurnakan pertumbuhan anak.

Menurut Samani (2014, hal.37) pendidikan karakter memiliki definisi cara

berpikir dan prilaku yang khas setiap individu untuk hidup dan komunikatif, baik

dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara. Selain itu Zubaedi (2011,

hal.14) menyatakan pendidikan karakter adalah usaha kita secara sengaja dari

seluruh dimensi sekolah untuk membantu pengembangan karakter secara optimal.

dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah suatu pendidikan yang

mampu menjadi pendorong yang membangun pribadi seseorang menuju arah yang

lebih baik dengan menyerap nilai-nilai yang diperoleh dari lingkungan ataupun

sekolah.

Menurut Kurniawan (2016, hal. 127) pendidikan karakter di sekolah yang

mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan ahklak mulia peserta didik

secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standart kompetensi lulusan. Nilai-nilai

pendidikan karakter di lingkungan sekolah terbagi menjadi 18 karakter, meliputi

karakter religius, jujur, toleransi, disiplin, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin

tahu, semangat kebangsaan, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta

Page 43: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

27

damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

Berikut empat karakter dari 18 nilai pendidikan karakter menurut Zabadi dan Sutejo

di sekolah.

(1) Disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku

tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. (2) Tertib

adalah prilaku melaksanakan suatu tindakan dengan runtut dan

rapi. (3) Bekerjasama merupakan cara berpikir dan melakukan

sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang

telah dimiliki. Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca

berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya. (4)

Tanggung Jawab merupakan karakter dan perilaku seseorang

untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya

dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,

sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Nilai-nilai pendidikan karakter di atas tidak akan ada artinya apabila hanya

jadi tanggung jawab guru semata dalam menanamkannya kepada siswa, perlu

bantuan dari seluruh komponen masyarakat untuk mewujukan terciptanya tatanan

komunitas yang dijiwai oleh sebuah sistem pendidikan berbasis karakter (Sahlan,

2016, hal 40). Selain 18 nilai penidikan karakter yang ditentukan oleh Zabadi dan

Sutejo di atas, terdapat pulai nilai-nilai pendidikan karakter menurut Samani (2014,

hal.47) diklasifikasikan menjadi lima jangkauan karakter dan lima prilaku dan

butir-butir nilai budi pekerti.

Empat karakter utama yang dibutuhkan dalam penelitian ini dan dibutuhkan

dalam memahami teks diskusi, tiga karakter yang diambil dari 18 karakter di

lingkungan sekolah dan tabel budi pekerti Samani, sertasatu karakter tertib yang

diambil untuk menjadi penguat dari karakter disiplin yang sangat dibutuhkan oleh

siswa kelas VIII-A. Ke-empat karakter tersebut adalah disiplin, tertib, tanggung

jawab, dan komunikatif. Kedisplinan dibutuhkan siswa untuk menghargai waktu

Page 44: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

28

dan peraturan yang ada. Selanjutnya adalah ketertiban yang dibutuhkan siswa untuk

menghargai pembelajaran dan dibutuhkan agar siswa lebih fokus dalam belajar.

Kemudian siswa harus bertanggung jawab dalam kegiatan belajarnya, baik kepada

guru, teman, atau kepada tugasnya. Terakhir adalah komunikatif yang sangat

diperlukan dalam kegiatan berdiskusi dan bekerja kelompok.

Melalui nilai-nilai pendidikan karakter, siswa diharapkan mampu secara

mandiri meningkatkan dan menggunakan wawasannya dalam kehidupan

bermasyarakat. Dengan demikian, pendidikan karakter memiliki tujuan untuk

membentuk karakter siswa menjadi siswa yang berani dan bertanggung jawab serta

menjunjung nilai-nilai karakter dan budi pekerti sebagai upaya membentuk karakter

bangsa yang dapat ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam

proses pembelajaran.

Page 45: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
Page 46: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Pada sub bab ini berisi pendekatan dan jenis penelitian. Pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini cenderung menggunakan pendekatan kualitatif. Hal

itu, sesuai dengan pernyataan Kunandar (2012, hal.46) bahwa PTK termasuk

penelitian kualitatif meskipun data yang dikumpulkan bisa saja kuantitatif, di mana

uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata, proses sama pentingnya

dengan produk. Pendekatan kualitatif lebih banyak menerangkan dan

menggambarkan segala hal yang terjadi di lapangan. Penelitian ini juga memiliki

data yang kuantitatif yang dapat digunakan dalam tahap penghitungan persentase

belajar siswa, perhitungan dari hasil tersebut dapat menunjukkan seberapa jauh

peningkatan kemampuan memahami yang diperoleh siswa pada saat pembelajaran

memahami teks diskusi menggunakan media TTS.

Jenis penelitian ini adalah PTK yang dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan memahami teks diskusi berdasarkan struktur dan ciri kebahasaan teks

menggunakan media TTS. Menurut Suyadi (2012, hal.3) PTK adalah pencermatan

dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan

terjadi di dalam sebuah kelas secara bersamaan. Kunandar (2012, hal 42)

mengatakan PTK adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh

pelaku pendidikan dalam sustu situasi pendidikan. Selain itu, Muslich (2013,

hal.10) menyatakan PTK bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas

pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan

Page 47: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

30

masalah pembelajaran di sekolah. Kunandar (2012, hal.47) mengatakan PTK harus

dilakukan di kelas yang sehari-hari diajar, bukan kelas yang diajar oleh guru lain

meskipun masih dalam satu sekolah. Berdasarkan hakikat menurut para ahli, PTK

dapat diartikan sebagai penelitian yang berpusat pada guru yang dilaksanakan guna

mencari solusi atau jawaban yang dialami siswa dan dilaksanakan secara bersiklus

dalam suatu kelas pembelajaran. Dalam penelitian ini, PTK bertujuan untuk

meningkatkan kemampuan memahami teks berdasarkan struktur dan ciri

kebahasaan teks diskusi siswa kelas VIII-A SMP Shalahuddin dengan media

pembelajaran TTS.

Pelaksanaan PTK untuk mengatasi kesulitan dalam kemampuan memahami

siswa kelas VIII-A menggunakan model PTK teori Kemmis dan Mc Taggart yang

mengandung empat tahap. Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Kunandar

2012, hal.70) memaparkan PTK dilakukan melalui proses yang dinamis dan

komplementari yang terdiri dari empat “momentum” esensial, yaitu penyusunan

rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Tahap penyusunan rencana merupakan

tahap awal yang dilakukan peneliti dengan membuat rencana untuk kegiatan KBM

yang dilaksanakan pada setiap siklus. Perencanaan tersebut dapat berupa

pembuatan RPP, pedoman wawancara, angket respon siswa, pedoman observasi

guru dan siswa, media yang dapat digunakan, dan beberapa instrumen penelitian

lain yang dibutuhkan. Selain itu, rencana PTK hendaknya fleksibel agar dapat

diadaptasi dengan pengaruh yang tidak diduga dan kendala-kendala yang belum

dihadapi. Rencana PTK hendaknya disusun dari pengalaman yang sudah dimiliki

peneliti, misalnya pengalaman pada kegiatan observasi awal, pengalaman tersebut

Page 48: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

31

dapat memberikan kemudahan dalam pembuatan RPP dan membatu dalam

menemukan kesulitan belajar siswa serta solusi dari kesulitan tersebut.

Tahap kedua adalah tindakan atau pelaksanaan, tindakan merupakan kegiatan

pengaplikasian rencana yang sudah dibuat pada tahap I. Tindakan yang dimaksud

di sini adalah tindakan dalam proses belajar yang dilakukan secara sadar dan

terkendali yang dinilai oleh orang lain guna memberikan perbaikan pada

kekurangan yang dilakukan guru pengajar atau peneliti. Pada pelaksanaan di

lapangan, tahap kedua berjalan seiring dengan tahap ketiga yaitu tahap observasi

atau pengamatan. Tahap observasi atau pengamatan ini memerlukan pedoman

observasi guru dan siswa sebagai alat tolak ukur keberhasilan KBM pada setiap

siklus. Peneliti dapat mengumpulkan data mengenai tindakannya selama proses

pembelajaran dengan cara berkolaborasi. Kolaborasi dapat dilakukan dengan

kolaborator (guru mitra dan teman sejawat) agar mendapatkan hasil yang optimal

pada akhir PTK nanti.

Tahap terakhir refleksi adalah kegiatan mengingat dan merenungkan suatu

tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi (Kunandar, 2012, hal.75)

kegiatan refleksi bertujuan untuk berusaha memahami proses, permasalahan,

persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan pembelajaran. Refleksi biasanya

dibantu oleh para kolaborator seperti guru mitra dan teman sejawat. Melalui diskusi,

peneliti dapat memperoleh kritik dan saran yang menjadi dasar perbaikan rencana

pada siklus berikutnya.

Berdasarkan uraian mengenai PTK yang digunakan untuk mengatasi

kesulitan siswa kelas VIII-A dalam mempelajari materi memahami teks diskusi

Page 49: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

32

berdasarkan struktur dan ciri kebahasaan teks dengan media TTS dapat disimpulkan

bahwa peneliti menggunakan model PTK menurutKemmis dan McTaggart yang

terdiri atas empat tahap pelaksanaan PTK yaitu penyusunan rencana, tindakan,

observasi, dan refleksi.

3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII-A SMP Shalahuddin yang beralamat

di Jl. Jaksa Agung Suprapto, Klojen, Kota Malang dan merupakan SMP yang

menerapkan pendidikan karakter bermuatan pendidikan Islam. SMP Shalahuddin

juga sudah menerapkan pembelajaran berbasis kurikulum 2013 dengan konsep

fullday. Pelaksanaan KBM di SMP Shalahuddin dimulai pukul 07.00-16.00 WIB.

SMP Shalahuddin memiliki kelas berjumlah tujuh belas, yaitu enam kelas pada

jenjang VII SMP, enam kelas pada jenjang VIII SMP, dan lima kelas pada jenjang

IX SMP dengan rata-rata siswa berjumlah 30 siswa setiap kelasnya.

Tahapan yang dilakukan berikutnya adalah menentukan subjek penelitian.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswakelas VIII-A SMP Shalahuddin Malang

yang berjumlah 35 siswa dengan rincian 20 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.

Analisis permasalahan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kebanyakan

siswa terbiasa tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru sesuai waktu yang

diberikan sehingga siswa membutuhkan waktu tambahan pada pertemuan

berikutnya.

Page 50: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

33

3.3 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Prosedur PTK meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

refleksi, serta pelaksanaan PTK dapat dilaksanakan minimal hanya dua siklus saja.

Hal itu, sesuai dengan pendapat Suyadi (2012, hal 19) yang menyebutkan setiap

siklus terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

refleksi. Pada siklus pertama, khususnya pada tahap refleksi menjadi dasar pada

siklus kedua. Demikian pula pada siklus kedua, refleksi juga menjadi dasar pada

siklus berikutnya seperti gambar di bawah ini.

Gambar 3.1 Siklus PTK Kemmis dan Mc Teggart

Tahap perencanaan pada penelitian ini diawali dengan menyusun RPP dari

siklus per siklus dalam KBM materi memahami teks diskusi berdasarkan struktur

dan ciri kebahasaan teks dengan media TTS, menyiapkan pedoman observasi, dan

menyiapkan instrumen penilaian. Dalam hal ini, semua aspek yang ada pada RPP

dapat diaplikasikan dalam pembelajaran yaitu mengenai tahapan-tahapan

melaksanakan penggunaan media TTS kepada siswa kelas VIII-A SMP

Shalahuddin.

Setelah tahap rancangan, tahapan kedua adalah tahap pelaksanaan. Tahap

pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap

perencanaan, yaitu bertindak di kelas sesuai dengan perencanaan (Suyadi 2012, hal

Siklus

I

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan Siklus

Ke-n

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

Page 51: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

34

24). Dalam hal ini, semua aspek yang ada di dalam RPP diaplikasikan secara nyata

ke dalam kegiatan pembelajaran memahami teks diskusi menggunakan media TTS.

Pada tahap pelaksanaan, secara otomatis dapat turut serta tahap pengamatan.

Bertujuan untuk mengumpulkan data dan mengamati seberapa jauh efek

penggunaan media pembelajaran TTS dalam mencapai sasaran. Pengamatan

dilakukan selama KBM di kelas berlangsung. Alat bantu yang dapat digunakan

dalam tahap pengamatan adalah pedoman observasi yang sudah dibuat pada tahap

perencanaan.

Tahap terakhir adalah tahap refleksi. Menurut Suyadi (2012, hal 24) refleksi

adalah kegiatan mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Tahap refleksi

dalam PTK dilakukan dengan cara bertanya mengenai kritik dan saran kepada guru

mitra dan teman sejawat yang turut serta dalam proses pembelajaran. Setelah itu,

dapat pula dilakukan tindakan dengan cara merenung dan memikirkan upaya

evaluasi terhadap implementasi tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan

observasi perbaikan tindakan dan evaluasi yang telah dilakukan, peneliti dapat

menemukan solusi sebagai jawaban persoalan yang dihadapi dan dapat mampu

merencanakan perbaikan pada siklus selanjutnya. jika keberhasilan dirasa sudah

diakan, maka peneliti dapat melakukan penyusunan laporan PTK secara sistematis

sesuai dengan pedoman penyusunan penelitian PTK yang telah ditentukan.

3.4 Jenis Data

Data dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga, yaitu data proses KBM, data

hasil belajar, dan data karakter siswa kelas VIII-A SMP Shalahuddin yang

diperoleh dari data tes dan nontes (wawancara, pengamatan/observasi, dan

Page 52: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

35

dokumentasi). Data proses KBM merupakan data untuk menganalisis

keberlangsungan proses pembelajaran dari hasil observasi dan dokumentasi

kegiatan pembukan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Data proses KBM dapat

memberikan peneliti gambaran lengkap dari proses KBM yang terjadi pada setiap

siklusnya. Data yang sudah diperoleh pada proses KBM dapat digambarkan dengan

runtut sesuai dengan kegiatan nyata yang terjadi selama proses KBM dari siklus I

sampai siklus II. Data proses KBM ini dapat dianalisis dengan pendekatan

kualitatif.

Data berikutnya adalah data hasil. Data hasil proses KBM berupa data hasil

tes atau nilai yang diambil dari penugasan memahami teks diskusi yang menjadi

tolak ukur dari kemampuan memahami siswa. Nilai-nilai hasil pengerjaan tugas

siswa pada setiap pertemuan dapat dianalisis peneliti untuk mengetahui sejauh

mana tingkat kemajuan kemampuan siswa dalam memahami teks diskusi

berdasarkan struktur dan ciri kebahasaan yang telah diperoleh. Data hasil ini dapat

disajikan dalam bentuk persentase peningkatan kemampuan memahami siswa yang

dapat dianalisis menggunakan pendekatan kualitatif.

Data ketiga merupakan data karakter siswa kelas VIII-A. Data karakter

diperoleh dari observasi atau pengamatan karakter atau sikap siswa selama proses

KBM berlangsung. Data karakter siswa dianalisis menggunakan pendekatan

kualitatif guna mendeskripsikan karakter siswa selama berlangsungnya proses

KBM setiap siklus. Pengamatan tersebut dapat dilakukan dengan mengamati siswa

sesuai isi dari pedoman oabservasi siswa dan membuat catatan lapangan. Dari data

Page 53: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

36

tersebut, peneliti dapat mengetahui perkembangan karakter siswa sebagai hasil dari

penerapan pendidikan karakter.

Sumber data dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VIII-A SMP Shalahuddin

sebagai individu atau kelompok dan guru Bahasa Indonesia di kelas VIII-A.

Sumber data yang lain adalah guru dan pengamat, dalam hal ini informasi, pendapat

dan saran guru dan pengamat terhadap dampak penerapan media TTS pada

pembelajaran memahami teks diskusi diperlukan untuk mengetahui persentase

peningkatan kemampuan siswa dalam memahami teks diskusi.

3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data proses dan data

karakter berupa wawancara, observasi kegiatan guru, observasi kegiatan siswa,

menyebarkan angket respon siswa, dan teknik catatan lapangan yang dilakukan

untuk menilai proses pembelajaran memahami teks diskusi dengan media TTS.

Wawancara dilakukan dengan Ibu Lia Noviana Qostantia selaku guru bahasa

Indonesia kelas VIII-A SMP Shalahuddin untuk mendapatkan informasi awal

mengenai pelaksanaan pembelajaran di kelas VIII-A, permasalahan apa saja yang

dihadapi dan persepsi guru mitra mengenai penggunaan media TTS pada

pembelajaran memahami teks diskusi berdasarkan struktur dan ciri bahasa teks.

Instrumen dalam tahap wawancara ini menggunakan pedoman wawancara.

Pedoman wawancara digunakan untuk mengambil data permasalahan yang

dihadapi siswa kelas VIII-A SMP Shalahuddin. Pedoman wawancara juga

digunakan untuk mengetahui kegiatan guru dalam proses pembelajaran dan

persepsi guru pada proses pembelajaran jika menerapkan media TTS pada materi

Page 54: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

37

memahami teks diskusi berdasarkan struktur dan ciri kebahasaan teks pada setiap

siklus.

Teknik observasi kegiatan guru dan observasi kegiatan siswa bertujuan untuk

mengumpulkan data mengenai kegiatan guru (peneliti) dalam mengajar dan siswa

dalam mengikuti proses pembelajaran menggunakan media TTS. Data tersebut

dapat diperoleh dengan menggunakan intrumen penelitian berupa pedoman

observasi guru dan pedoman observasi siswa. Lembar observasi guru dan siswa

dapat berisi data pemantauan kegiatan guru dan siswa dalamproses pembelajaran,

sehingga peneliti dapat mengetahui perkembangan siswa dan tingkat efektifitas

penggunaan media TTS dalam pembelajaran

Teknik angket respon siswa dapat diperoleh menggunakan instrumen angket

respon siswa yang dapat diisi siswa kelas VIII-A setelah proses pembelajaran, hal

itu bertujuan untuk mengetahui respon siswa dan pandangan siswa mengenai

berhasil tidaknya penggunaan media TTS pada pembelajaran memahami teks

diskusi berdasarkan struktur dan ciri kebahasaan teks. Penggunaan teknik catatan

lapangan juga diperlukan oleh peneliti untuk mengetahui kegiatan guru (peneliti)

dalam pelaksanaan KBM. Instrument yang dapat digunakan adalah catatan

lapangan, catatan lapangan dapat dicatat sendiri oleh peneliti dan dapat dibantu oleh

teman sejawat guna memberikan masukan untukmenyempurnakan proses KMB

pada siklus selanjutnya.

Selain teknik pengumpulan data proses dan data hasil, penelitian ini juga

menggunakan teknik pengumpulan data hasil berupa tes pada siswa dengan

instrument penelitian soal tes/penugasan. Tes diberikan pada kegiatan inti

Page 55: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

38

pembelajaran baik dalam bentuk berkelompok maupun individu. Tes/tugas yang

diberikan berupa TTS yang ditambahkan beberapa tugas uraian. Tes atau tugas

yang telah dikerjakan dapat dinilai oleh guru dan nilai tersebut dapat menjadi data

analisis hasil pembelajaran.

3.6 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif.

Analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis proses KBM pada setiap

siklus, sedangkan analisis data kuantitatif digunakan untuk menghitung persentase

keberhasilan belajar siswa. Persentase keberhasilan dapat dibandingkan sesuai

dengan hasil pelaksanaan setiap siklus. Keberhasilan siswa dalam menguasai

kemampuan memahami teks diskusi dilihat dari peningkatan nilai yang dicapai dari

siklus ke siklus hingga mencapai persentase sebesar 80% dari jumlah siswa yang

mendapatkan nilai di atas KKM.

Data yang diperoleh pada kegiatan observasi guru dan siswa dari setiap proses

pembelajaran memahami teks diskusi berdasarkan struktur dan ciri kebahasaan teks

dapat dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk

melihat kecenderungan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Selain itu, peneliti

juga melakukan analisis pada perkembangan karakter siswa kelas VIII-A dalam

proses pembelajaran pada setiap siklus. Karakter siswa dinilai dari karakter siswa

dalam menerima pelajaran, karakter dan tindakan siswa pada saat bekerjasama

mengerjakan tugas, tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas dan tanggung

jawab terhadap kelompok.

Page 56: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

39

Nilai penugasan yang sudah diperoleh kemudian dicari nilai rata-rata dengan

cara menjumlah suluruh nilai siswa, kemudian dibagi sejumlah siswa di dalam

kelas. Jika 80% nilai rata-rata siswa sudah mencapai KKM yaitu 75, maka

penelitian ini dapat berhasil karena sudah mencapai tujuan. Untuk menilai tingkat

ketuntasan siswa kelas VIII-A dalam mempelajari materi memahami teks diskusi

berdasarkan struktur dan ciri kebahasaan teks menggunakan media TTS, peneliti

menggunakan kriteria penilaian di dekolah SMP Shalahuddin sebagai berikut.

Tabel 3.6 kriteria ketuntasan pembelajaran siswa

Tabel di atas menunjukkan kriteria-kriteria yang dapat didapatkan siswa

sesuai dengan nilai yang diperoleh. Siswa dikatakan “sangat baik” apabila mampu

memahami teks diskusi dengan benar dan lengkap meliputi struktur dan ciri

kebahasaan teks dan mendapatkan nilai sebesar 90-100. Siswa dikatakan “baik”

apabila mampu memahami teks diskusi dengan benar namun kurang lengkap

meliputi struktur dan ciri kebahasaan teks dan mendapatkan nilai sebesar 70-80.

Siswa dikatakan “cukup baik” apabila siswa mampu memahami teks diskusi

dengan kurang benar dan kurang tepat meliputi struktur dan ciri kebahasaan teks

dan mendapatkan nilai sebesar 50-60. Siswa dikatakan “kurang baik” apabila siswa

tidak mampu memahami teks diskusi dengan benar dan lengkap tanpa meliputi

struktur dan ciri kebahasaan teks dan mendapatkan nilai sebesar 30-40. Terakhir,

siswa dinyataka “tidak baik” apabila mendapat nilai sebesar 10-20.

No Benar soal Nilai Kategori Nilai Kriteria

1. 9-10 90-100 Sangat Baik A

2. 7-8 70-80 Baik B

3. 5-6 50-60 Cukup Baik C

4. 3-4 30-40 Kurang Baik D

5. 1-2 10-20 Tidak Baik E

Page 57: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

40

Disamping itu, penilaian dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP

Shalahuddin juga menggunakan skor atau nilai secara langsung dengan perhitungan

nilai dari 0 sampai 100. Penilaian ini dapat digunakan apabila penugasan tidak

menggunakan sistem 10 soal karena penugasan dinilai kurang maksimal jika

diberikan dalam 10 soal saja. Penilaian ini biasanya digunakan untuk penilaian

penugasan berkelompok. Penilaian ini dapat disusun dengan aspek-aspek yang akan

dinilai pada penugasan yang disusun sendiri oleh guru. Batas ketuntasan penugasan

berpatokan pada KKM Bahasa Indonesia yaitu 75.

Berdasarkan ke dua sistem penilaian di atas, dapat disimpulkan bahwa

penelitian ini dapat dikatakan telah berhasil apabila telah mencapai persentase

ketuntasan kelas mencapai 80%. Rata-rata nilai yang harus di dapatkan oleh siswa

kelas VIII-A sudah sesuai dengan KKM atau sebanyak 26 siswa mendapat nilai 75

atau lebih. Keberhasilan penelitian ini juga diimbangi dengan diimbangi perubahan

empat karanter, yaitu kedisiplinsan, ketertiban, tanggung jawab, dan karakter

komunikatif siswa yang lebih baik selama mengikuti proses KBM memahami teks

diskusi.

3.7 Refleksi Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan refleksi pada penelitian ini mengacu pada keefektifan penggunaan

media dalam meningkatkan kemampuan memahami teks diskusi berdasarkan

struktur dan ciri kebahasaan pada penelitian tindakan setiap siklus. Jika tindakan

yang dilakukan dinilai belum efektif sesuai dengan tujuan dan nilai yang

diharapkan, maka peneliti perlu melakukan releksi terhadap faktor apakah yang

Page 58: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

41

terjadi dan menimbulkan hambatan atas ketercapaian tujuan yang diharapkan, serta

mencari solusi sebagai jawaban mengapa hambatan itu terjadi.

Peningkatan kemampuan memahami teks diskusi dengan media TTS

dikatakan berhasil apabila 75% siswa kelas VIII-A memperoleh nilai diatas KKM

yaitu 78. Pada kegiatan refleksi, peneliti merenungkan tindakan-tindakan

perbaikan apa saja yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keefektifan

penggunaan media TTS untuk diterapkan pada siklus selanjutnya. Pada tahap ini

peneliti meminta kritik dan saran dari guru mitra dan teman sejawat yang turut serta

dalam proses pembelajaran.

3.7 Pengecekan Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini bertujuan untuk menyanggah

apa yang dituduhkan bahwa dikatakan penelitian kualitatif merupakan penelitian

yang tidak ilmiah. Pengecekan keabsahan data pada penelitian kualitatif merupakan

usaha untuk meningkatkan derajat kepercayaan data (Moleong, 2007, hal.320).

Pengecekan keabsahan data penelitian peningkatan kemampuan memahami teks

diskusi dengan media TTS dilakukan dengan tiga cara, yaitu ketekunan

pengamatan, pemeriksaan sejawat, dan triangulasi.

3.7.1 Ketekunan Pengamat

Ketekunan pengamat dilakukan dalam mencari ciri-ciri dan unsur-unsur yang

sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, dengan kata lain peneliti berusaha lebih

dalam untuk menguasai segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian yang

dilakukan. Pengamatan dapat dilakukan pada factor-faktor permasalahan penelitian

dengan lebih teliti dan rinci pada data penelitian. Untuk keperluan itu, Teknik ini

Page 59: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

42

menuntut agar peneliti mampu menguraikan secara rinci bagaimana proses

penemuan dan penelaahan dapat dilakukan (Moleong, 2004, hal.330).

3.7.2 Pemeriksaan sejawat

Pemeriksaan sejawab dilakukan dengan mengemukakan hasil sementara atau

hasil akhir dengan cara berdiskusi dengan reka-rekan sejawat. Pada penelitian ini,

peneliti mengemukakan data sementara dan data hasil akhir dengan dua rekan

sejawat, yaitu Misti Madyarini dan Hanikara D. Rahman. Kedua rekan tersebut

merupakan rekan satu angkatan proses pembelajaran di bangku S1 Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia. Pemeriksaan sejawat ini memiliki beberapa tujuan.

Pertama, untuk membuat peneliti tetap mempertahankan karakter terbuka dan

kejujuran.

Kedua, untuk memberikan suatu kesempatan awal untuk menggali lebih

dalam pemikiran perumusan penelitian yang ada di pikiran peneliti. pada dasarnya

tidak ad acara yang pasti untuk melakukan diskusi dengan rekan sejawat. Dengan

berdiskusi dengan rekan sejawat, akan membagi pengetahuan yang telah dimiliki

satu sama lain dan menemukan jalan keluar untuk permasalahan yang ditemukan

(Moleong, 2004, hal.332-333).

3.7.3 Triangulasi Data

Pengecekan data triangulasi adalah tahap membandinkan sejumlah tiga data

nilai yang diperoleh. Hal itu, sesuai dengan Moleong (2004, hal.330) yang

menyatakan bahwa triangulasi adalah Teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain, di luar data itu untuk melakukan pengecekan data.

Page 60: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

43

Triangulasi pada penelitian ini dapat terlihat pada perbandingan data yang diperoleh

dari tahap prasiklus, pelaksanaan siklus I, dan siklus II. Dalam hal ini, jika analisis

sudah menguraikan pola, hubungan, dan menyertakan penjelasan yang muncul dari

analisis, maka peneliti perlu menjelaskan perbandingan yang telah ditemukan

tersebut. Cara triangulasi merupakan cara terbaik untuk memeriksa kembali

temuannya dengan jalan membandingkan data dengan berbagai sumber, metode,

atau teori. Pemeriksaan tersebut dapat peneliti lakukan dengan mengajukan

berbagai pertanyaan, memeriksa kembali dengan sumber data, dan memanfaatkan

berbagai metode.

Page 61: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
Page 62: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

44

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini dipaparkan hasil yang diperoleh dari tahap prasiklus, siklus I,

dan siklus II. Tahap prasiklus digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan

penelitian peningkatan kemampuan memahami teks diskusi dengan media TTS

siswa kelas VIII-A SMP Shalahuddin. Tindakan siklus I dan siklus II digunakan

sebagai perbandingan data untuk menentukan keberhasilan penelitian ini. Berikut

ini paparan hasil penelitian tentang peningkatan keterampilan memahami teks

diskusi dengan media TTS pada siswa kelas VIII-A SMP Shalahuddin.

4.1.1 Pelaksanaan Tahap Prasiklus

Tahap prasiklus dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Januari 2017 pada siswa

kelas VIII-A SMP Shalahuddin. Kegiatan prasiklus ini dilaksanakan dengan

mengamati proses mengajar guru Bahasa Indonesia di kelas VIII-A yang terdiri atas

35 siswa pada jam pelajaran kedua sampai jam pelajaran ketiga yaitu pukul 07.15

sampai dengan pukul 08.45 WIB. Kegiatan prasiklus bertujuan untuk memperoleh

data awal yaitu adanya permasalahan dalam memperoleh kemampuan memahami

teks diskusi pada siswa kelas VIII-A SMP Shalahuddin. Pada kegiatan prasiklus,

Ibu Lia Noviana Qostantia selaku guru mitra bertindak sebagai pengajar, sedangkan

peneliti sebagai pengamat. Peneliti mengamati dan mencatat semua peristiwa dalam

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan catatan lapang.

Page 63: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

45

4.1.1.1 Deskripsi Pembelajaran Memahami Teks Diskusi Tahap Prasiklus

Tahap prasiklus melewati tahapan yang sama dengan pelaksanaan siklus

yang dilakukan oleh peneliti, yaitu meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan menemukan kekurangan pembelajaran. Tahap perencanaan

digunakan untuk menyusun RPP yang nantinya digunakan pada saat mengajar oleh

guru mitra. Pada tahap pelaksanaan dan pengamatan dalam pengajaran materi

memahami teks diskusi tahap prasiklus, guru mitra menerapkan tiga tahap di dalam

RPP ke dalam kegiatan pembelajaran kemampuan memahami teks diskusi yang

terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan penutup. Hasil dari pelaksanaan

pada tahap prasiklus adalah sebagai berikut.

Guru mitra mengawali pembelajaran memahami teks diskusi pada siswa

kelas VIII-A dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar siswa. Sebelum

melakukan apersepsi, guru mitra terlebih dahulu menyiapkan materi dan

mengkondusifkan para siswa yang ramai dan belum duduk pada tempat duduk

masing-masing. Setelah kelas kondusif, guru mitra mempresensi siswa kelas VIII-

A. Setelah itu, guru mitra menanyakan mengenai definisi teks diskusi dengan cara

menulis pertanyaan itu di papan tulis. Kemudian ada dua siswa yang menjawab

pertanyaan guru dengan menuliskan jawaban di papan tulis. Setelah kedua jawaban

ditulis di papan tulis, guru bertanya lagi kepada siswa jawaban mana yang lebih

tepat. Lalu guru menuliskan pengertian teks diskusi secara terperinci dan diikuti

siswa menulis pengertian teks diskusi di buku tulis. Guru mitra melanjutkan

pembelajaran dengan menjelaskan struktur meliputi isu, argumen, simpulan dan ciri

kebahsaan teks diskusi meliputi konjungsi, kohesi, modalitas kepada para siswa.

Page 64: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

46

Pada kegiatan inti, guru mitra (ibu Lia) meminta siswa mengerjakan soal

yang telah dipersiapkan sebelumnya yang berjumlah sepuluh soal uraian. Soal-soal

tersebut berisi pertanyaan mengenai pengertian, struktur, dan ciri kebahasaan teks

diskusi. Guru mitra memberikan waktu mengerjakan sebanyak 30 menit.Siswa

dipersilahkan berdiskusi namun tetap menjawab dengan jawaban mereka sendiri.

Jawaban yang sama persis dapat dikurangi nilainya sejumlah 10 dari nilai akhir

yang diperoleh siswa. Selain memberikan potongan nilai, guru mitra juga berjanji

memberi tambahan nilai untuk 3 siswa pertama yang selesai mengerjakan tugas. 30

menit waktu pengerjaan sudah selesai, namun semua siswa belum selesai

mengerjakan tugas yang diberikan. Guru mitra memberi tambahan waktu 10 menit

dan meniadakan nilai tambahan yang dijanjikan sebelumnya. Satu persatu siswa

mulai mengumpulkan tugas yangsudah selesai dikerjakan.

Pada kegiatan penutup, guru mitra meminta siswa untuk mengulangi

kembali apa yang dipelajari pada tahap prasiklus. Siswa menjawab secara beramai-

ramai mengenai struktur yang meliputi isu, argumen, dan simpulan. Menjawab

mengenai ciri kebahasaan teks diskusi mengenai konjungsi, kohesi, dan modalitas.

Pada akhir pertemuan kemampuan memahami teks diskusi guru mitra

mengucapkan terimakasih kepasa seluruh siswa dan menutup pembelajaran dengan

mengucapkan salam.

Pada kegiatan penutup guru tidak menanyakan hambatan atau kendala yang

dialami siswa selama proses pembelajaran kemampuan memahami teks diskusi

agar guru mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran. Guru tidak

menanyakan harapan siswa untuk pembelajaran pada pertemuan selanjutnya dan

Page 65: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

47

tidak menanyakan apa yang diperoleh siswa setelah kegiatan belajar memahami

teks diskusi selesai. Selain itu, jawaban dari siswa juga dapat digunakan oleh guru

mitra untuk menyiapkan perangkat perangkat pembelajaran yang lebih menarik dan

inovatif agar siswa lebih bersemangat dalam mengikuti kegiatan memahami teks

diskusi.

Berdasarkan uraian kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup

dalam memahami teks diskusi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran

memahami teks diskusi belum sepenuhnya menerapkan langkah-langkah yang ada

di RPP ke dalam kegiatan pembelajaran. Dari awal pembelajaran, sudah terlihat

kondisi siswa di dalam kelas yang tidak kondusif. Cara mengajar guru yang hanya

menggunakan metode cerama dirasa kurang efektif, sehingga guru memerlukan

waktu yang lebih lama untuk membuat kelas menjadi kondusif. Guru mitra belum

memberikan penguatan dan motivasi kepada siswa agar siswa bersemangat dalam

mengikuti pembelajaran mengenai memahami teks diskusi. Pada kegiatan inti,

pengerjaan tugas yang langsung dikumpulkan tanpa pembahasan jawaban secara

bersama-sama membuat siswa tidak mengetahui apakah jawaban yang telah diisi

pada lembar jawaban adalah jawaban yang tepat dan benar atau jawaban yang salah.

Degan mengetahui kebenaran jawaban, siswa dapat lebih mudah mengingat dan

mampu memberikan jawaban yang benar jika menjumpai tugas dengan soal yang

serupa. Penyampaian materi dan penugasan yang dilaksanakan dengan metode

ceramah dirasa kurang dapat mengatasi ketidak kondusifan kelas VIII-A,

penggunaan metode atau media yang menarik serta inovatif dapat lebih baik

digunakan pada proses mengajar teks diskusi di kelas VIII-A.

Page 66: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

48

4.1.1.2 Deskripsi Pemerolehan Nilai Siswa Tahap Prasiklus

Kemampuan menjawab soal dengan lengkap dan benar, menjawab soal

dengan benar namun kurang lengkap, dan menjawab soal dengan kurang benar dan

kurang lengkap. Data nilai siswa dalam memahami teks diskusi pada tahap

prasiklus dapat dilihat pada tabel berikut. Hasil kemampuan memahami teks diskusi

tahap prasiklus dapat diketahui dari nilai siswa dalam tugas memahami teks diskusi

yang dikerjakan secara individu. Dalam proses penilaiannya, peneliti mengoreksi

hasil pekerjaan siswa dengan acuan rubik penilaian penugasan yang sudah tertera

di dalam RPP. Terdapat tiga aspek penilaian yang digunakan oleh guru mitra dalam

menilai pekerjaan siswa meliputi

Table 4.1 Nilai Memahami Teks Diskusi pada Tahap Prasiklus

Rata-rata Nilai:70,87 Criteria B: 18 siswa

jumlah siswa tuntas KKM 75:18 siswa dari 33 siswa Criteria C: 9 siswa

Persentase kelulusan :54,54% Criteria D: 6 siswa

Keterangan: 1. Skor maksimal setiap soal = 3 dan Jumlah skor maksimal = 30

2. Criteria A = Sangat BaikB = BaikC = CukupD = Kurang

3. Keterangan T = tuntas dan TT = Tidak Tuntas

Data nilai siswa diperoleh setelah siswa mengerjakan tugas yang diberikan

oleh guru (guru mitra) yang kemudian dikoreksi oleh peneliti. Tabel 4.1

menunjukkan hasil berupa nilai yang diperoleh siswa dalam memahami teks diskusi

pada tahap prasiklus, terdapat 33 siswa yang memperoleh nilai tugas dan 2 siswa

yang tidak ada nilai tugas. Kedua siswa tidak memperoleh nilai karena tidak

mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan pada tahap prasiklus. Berkurangnya

jumlah siswa dari 35 menjadi 33 turut merubah pembagi rata-rata nilai siswa, yaitu

dibagi menjadi 33 siswa. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa kelas VIII-A adalah

80 dan nilai terendah yang diperoleh siswa kelas VIII-A adalah 50. Siswa

Page 67: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

49

mendapatkan nilai 50 karena siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan dengan

lengkap.

Berdasarkan tebel 4.1 dapat pula diketahi nilai rata-rata yang diperoleh

siswa dalam memahami teks diskusi adalah 71. Dari 33 siswa terdapat 18siswa yang

memperoleh nilai ≥75 dengan persentase 54,54% dan dinyatakan “Tuntas” dalam

memahami struktur dan ciri kebahasaan teks diskusi. Selanjutnya ada 15 siswa

memperoleh nilai <75 dengan persentase 45,46% dan dinyatakan “Tidak Tuntas”

dalam memahami struktur dan ciri kebahasaan teks diskusi. Sebagian besar siswa

yang tidak tuntas dikarenakan siswa tidak bisa menjawab soal mengenai struktur

dan ciri kebahasaan teks diskusi dan kurang aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat dikatakan bahwa nilai yang diperoleh siswa kelas

VIII-A dalam tahap prasiklus belum mencapai nilai rata-rata yaitu 75 dan masih

berada di bawah persentase yang diinginkan yaitu 80%. Dengan demikian,

persentase dan rata-rata nilai yang harus dicapai siswa perlu ditingkatkan

4.1.1.3 Temuan Hasil Pengamatan pada Tahap Prasiklus

Temuan-temuan kekurangan tahap prasiklus diperoleh dari pengamatan

yang dilakukan pada proses pembelajaran dan hasil nilai penugasan yang diperoleh

siswa. Ada beberapa aspek yang belum terlaksana susuai dengan RPP, aspek-aspek

tersebut meliputi waktu pembelajaran, konsentrasi siswa, dan tanggung jawan siswa

dalam mengerjakan tugas.

Pada tahap prasiklus, guru membutuhkan waktu lama untuk membuat siswa

kondusis. Setelah siswa kondusif, guru menyampaikan materi dan memberikan

Page 68: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

50

penugasan kepada siswa. Banyak waktu yang terpakai untuk membuat siswa

kondusif membuat guru tidak maksimal dalam menyampaikan materi.

Selain itu, siswa kesulitan berkonsentrasi pada pembelajaran karena kondisi

kelas yang tidak kondusif. Kelas yang tidak kondusif dapat berpengaruh pada

proses penyerapan materi memahami teks diskusi. Rata-rata nilai yang diperoleh

siswa belum mencapai KKM yaitu 75. Rata-rata yang belum mencapai KKM

membuat persentase ketuntasan belum mencapai 80%.

Pengamatan yang dilakukan pada tahap prasiklus menunjukkan bahwa

siswa selalu ramai dan beberapa siswa tidak mengumpulkan tugas tepat waktu.

Siswa ramai dinilai tidak bertanggung jawab kepada materi, guru, dan teman yang

sedang belajara. Selain itu siswa dinilai tidak bertanggung jawab pada tugas yang

telah diperoleh.

Tiga Aspek yang dijelaskan di atas merupakan kekurangan-kekurangan yang

ditemukan pada tahap prasiklus dan perlu diperbaiki pada siklus berikutnya. Aspek

pengaturan waktu tidak dapat tercapai karena siswa yang tidak kondusif, siswa

perlu didisiplinkan dan ditertipkan dalam mengikuti proses pembelajaran. aspek

yang ke dua adalah konsentrasi siswa. Jumlah rata-rata nilai siswa yang belum

mencapai KKM dan jumlah persentase ketuntasaan siswa yang masih di bawah

80% perlu ditingkatkan dengan penerapan tindakan perbaikan pada tindakan siklus

I. aspek yang ketiga adalah tanggung jawab siswa dalam mengikuti dan

mengumpulkan tugas tepat waktu. Penerapan tindakan perbaikan aspek ketiga

meliputi penggunaan media pembelajaran dan perubahan metode dalam mengajar

di kelas VIII-A. Pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

Page 69: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

51

memahami teks diskusi siswa sebagai pembelajaran yang aktif namun dengan kelas

yang tetap kondusif.

4.1.2 Pelaksanaan Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, 11 April 2017 pada siswa

kelas VIII-A SMP Shalahuddin. Tindakan siklus I ini dilaksanakan untuk

memberikan pelajaran yang aktif, menyenangkan, tetap kondusif, dan

meningkatkan nilai dari kemampuan siswa dalam memahami struktur dan ciri

kebahasaan teks diskusi dengan menggunakan media TTS. Serta untuk

memperbaiki karakter siswa meliputi karakter disiplin, tertib, tanggung jawab, dan

komunikatif selama mengikuti proses pembelajaran memahami teks diskusi

menggunakan media TTS. Tindakan siklus I ini dilaksanakan berdasarkan model

PTK teori Kemmis dan Mc Taggart yang mengandung empat tahap yaitu

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi di akhir pelaksanaan siklus.

4.1.2.1 Perencanaan Pembelajaran Memahami Teks Diskusi dengan Media

Teka-Teki Silang pada Siklus I

Perencanaan ini dilakukan dengan menyiapkan RPP, media TTS untuk

materi pembelajaran, lembar kerja TTS, lembar observasi, angket respon siswa, dan

pedoman wawancara. perencanaan pembelajaran berisikan perubahan metode

mengajar menjadi berkelompok baik saat menerima materi atau saat mengerjakan

tugas. Media TTS dibuat dengan tujuan dapat menarik perhatian siswa sehingga

siswa lebih mudah berkonsentrasi agar tercipta suasana pembelajaran yang

kondusif. Suasana pembelajaran yang kondusif akan tercita dengan prilaku siswa

yang disiplin dan berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran.

Page 70: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

52

Saat pembelajaran berlangsung, penelitimemberikan lembar observasi

meliputi lembar observasi guru (peneliti), lembar observasi siswa, dan lembar

observasi karakter siswa kepada pengamat. Lembar observasi guru dapat membantu

guru untuk menemukan kekurangan-kekurangan mengenai tindakan yang belum

disampaikan. Lembar observasi siswa dapat membantu peneliti untuk memantau

perubahan karakter siswa mengenai tindakan-tindakan yang sudah dilaksanakan

oleh siswa sesuai dengan isi lembar observasi siswa. Lembar observasi karakter

siswa dapat membantu peneliti untuk memantau perubahan karakter siswa dari

siklus ke siklus, karakter siswa yang diamati meliputi disiplin, tertib, tanggung

jawab, dan komunikatif.

Lembar-lembar observasi tersebut nantinya dapat diisi sesuai dengan hasil

pengamatan pengamat selama pelaksanaan pembelajaran. Setelah pembelajaran

usai, guru dapat membagikan angket respon siswa untuk mengetahui respon siswa

selama dan setelah mengikuti pembelajaran, serta untuk mengetahui harapan siswa

untuk pembelajaran berikutnya. Dengan perencanaan yang telah dipersiapkan,

peneliti berharap kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada tahap prasiklus

dapat diperbaiki pada pelaksanaan siklus I.

4.1.2.2 Pelaksanaan Pembelajaran Memahami Teks Diskusi dengan Media

Teka-Teki Silang pada Siklus I

Tindakan siklus I pada siswa kelas VIII-A SMP Shalauddin dilaksanakan

dalam 1 pertemuan pada hari selasa, 11 April 2017 pada jam pelajaran kedua dan

ketiga yaitu pukul 07.30 sampai 09.00 WIB. Tindakan siklus I ini dilaksanan

dengan bantuan dua pengamat yaitu guru mitra ibu Lia Noviana Qostantia dan

Page 71: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

53

teman sejawat oleh Misti Madyarini yang nantinya dapat mengamati dan

memberikan catatan mengenai pelaksanaan tindakan siklus I. Tindakan siklus I ini

bertujuan untuk memperoleh hasil kemampuan siswa dalam memahami struktur

dan ciri kebahasaan teks diskusi setelah menggunakan media TTS. Hasil yang

sudah diperoleh dapat dibandingkan dengan hasil prasiklus untuk melihat sejauh

mana peningkatan yang telah diperoleh siswa kelas VIII-A dalam memahami

struktur dan ciri kebahasaan teks diskusi menggunakan media TTS.

Pada proses peningkatan kemampuan memahami teks diskusi pada tindakan

siklus I, peneliti menerapkan tiga aspek di dalam RPP yang terdiri atas kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

Peneliti mengawali pembelajaran pada tindakan siklus I dengan

mengucapkan salam dan memperkenalkan diri kepada siswa. Pada saat perkenalan,

peneliti melakukan presensi sambil memberikan beberapa pertanyaan mengenai

kabar, kegiatan, hobi kepada siswa dan siswa menjawab dengan dengan senang.

Selanjutnya peneliti menanyakan beberapa hal mengenai diskusi dan membahas

jawaban siswa secara bersama-sama.

Selanjutnya peneliti melakukan apersepsi tentang struktur teks diskusi yang

terdiri atas isu, argumen, dan penutup serta mengenai ciri kebahasaan yang terdiri

dari konjungsi, kohesi, dan modalitas. Langkah berikutnya peneliti memberikan

motivasi mengenai berdiskusi dengan membahasa film yang sedang disukai oleh

siswa yaitu film Danur, peneliti menulis dan membahas setiap jawaban yang

diberikan siswa. Kemudian peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran kepada

siswa mengenai pembelajaran memahami teks diskusi.

Page 72: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

54

Berdasarkan kegiatan pembuka tersebut, peneliti terlalu cepat dalam

menyampaikan motivasi kepada siswa agar siswa dapat memahami motivasi

tersebut dan semangat dalam mengikuti pembelajaran. peneliti juga kurang

menyampaikan tujuan pembelajaran secara menarik agar siswa mengetahui apa

yang ingin dicapai. Pelaksanaan kegiatan pendahuluan dari pembelajaran pada

tindakan siklus I juga dinilai kurang kondusif karena siswa yang belum fokus dan

ramai dalam mengikuti pendahuluan dari pembelajaran memahami struktur dan ciri

kebahasaan teks diskusi menggunakan media TTS pada siswa kelas VIII-A SMP

Shalahuddin.

Pada kegiatan inti, peneliti membagi siswa menjadi lima kelompok dengan

anggota tujuh siswa. Siswa mengikuti pembelajaran secara berkelompok dari awal

sampai akhir pembelajaran. Setelah siswa berkumpul dengan kelompoknya,

peneliti menunjukkan media TTS untuk memberikan materi kepada siswa, materi

teks diskusi ini diberikan dengan cara bermain.

Peneliti menjelaskan sistematika pembelajaran kepada siswa dengan

memberikan contoh jawaban dari pertanyaan yang ada di lajur mendatar yang ada

pada media TTS. Peneliti membahas contoh jawaban yaitu “teks diskusi” dan

menjelaskan pengertian dari teks diskusi kepada siswa. Lalu guru melanjutkan pada

pertanyaan berikutnya, kelompok yang menjawab menuliskan jawaban pada media

TTS dan harus menjelaskan jawaban kepada kelompok lain agar kelompok lain

mengerti jawaban yang telah diberikan. Siswa berebut menjawab setiap pertanyaan

yang diberikan, beberapa perwakilan yang tidak bias menjawab memperoleh

bantuan dari kelompoknya untuk menjawab. Kelompok yang berhasil menjawab

Page 73: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

55

dan menjelaskan jawaban menerima poin dari peneliti. Seluruh siswa sangat

antusias dalam mengikuti pembelajaran sampai semua pertanyaan dan materi

selesai dibahas.

Pembelajaran kemudia berlanjut pada penugasaan kelompok dan individu.

Peneliti membagikan media TTS dalam bentuk lembar kerja pada setiap kelompok.

Setiap kelompok diberikan waktu selama 20 menit. Dalam pelaksanaan tugas,

setiap anggota kelompok antusias mengerjakan lembar kerja TTS yang diberikan.

Guru bertanya kesulitan siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan pada setiap

kelompok, pada saat itu peneliti menemukan adanya kesalahan jumlah kolom pada

salah satu jawaban. Karena jumlah kolom yang tidak sesuai, peneliti memberikan

bonus pada kolom yang tidak sesuai dan menginformasikan kepada seluruh

kelompok.

Setelah menjawab TTS secara berkelompok, siswa mulai mengerjakan tugas

individu yang ada di balik TTS. Kelompok yang paling cepat selesai dapat

mendapatkan poin tambahan dan mendapatkan hadiah dari peneliti. Siswa kelas

VIII-A antusias dalam mengerjakan tugas memahami teks diskusi menggunakan

lembar kerja TTS secara kelompok dan dilanjutkan pengerjaan secara individu.

Penggunaan TTS pada penugasan siswa dapat membuat siswa tertarik dan antusias

dalam pengerjaannya. Antusiasme siswa terjadi karena TTS menarik sehingga

dapat membuat siswa ingin tahu bahwa jawaban yang sudah terpikirkan belum tentu

benar, perlu disesuaikan dengan jumlah kolom yang ada pada TTS. Penambahan

poin bagi kelompok yang paling cepat menyelesaikan tugas juga membuat siswa

semangat dan ingin jadi yang terbaik. Kelompok yang tercepat menyelesaikan

Page 74: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

56

pekeerjaan kelompok dan individunya dalam waktu 25 menit, memperoleh poin

tambahan dari peneliti. Dalam waktu 30 menit seluruh kelompok sudah

mengumpulkan tugas yang telah diberikan.

Pada proses pengerjaan tugas, waktu 20 menit yang diberikan tidak cukup,

sehingga siswa membutuhkan waktu tambahan sebanyak 10 menit. Pemberian

waktu tambahan telah mengurangi waktu untuk kegiatan selanjutnya. Peneliti

seharusnya dapat membagi waktu dengan baik ketika proses penyampaian materi

agar siswa menakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas memahami

struktur dan ciri kebahasaan teks diskusi.

Pada kegiatan penutup, peneliti menanyakan kembali ada berapa unsur dalam

struktur teks diskusi dan menanyakan ciri-ciri kebahasaan yang ada pada teks

diskusi. Kemudian peneliti menyampaikan simpulan dari pembelajaran memahami

struktur dan ciri kebahasaan teks diskusi. Kemudian peneliti menyampaikan materi

yang harus dipelajari untuk pertemuan selanjutnya. Peneliti menutup pembelajaran

dengan mengucapkan salam dan ucapan terima kasih. Setelah menutup

pembelajaran, peneliti meminta siswa untuk mengisi angket kebutuhan siswa dan

membagikan hadiah pada kelompok yang mengumpulkan poin paling banyak.

Pada kegiatan penutup, peneliti cenderung terburu-buru dalam

menyampaikan simpulan kegiatan pembelajaran memahami teks diskusi karena

pada kegiatan penutup peneliti hanya memiliki waktu lima menit. Peneliti juga

terlupa untuk menanyakan harapan siswa untuk pembelajaran berikutnya agar

menjadi lebih baik. Peneliti seharusnya mampu membagi waktu dengan baik

selama proses pembelajaran memahami teks diskusi di kelas VIII-A agar semua

Page 75: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

57

aspek yang tercantum di dalam RPP dapat dilaksanakan dengan baik ketika

pembelajaran memahami teks diskusi berlangsung.

Hasil dari pembelajaran kemampuan memahami teks diskusi siswa kelas

VIII-A pada tindakan siklus I dibagi menjadi tiga, yaitu dari proses, data hasil, dan

data karakter. Data proses diperoleh dari pegamatan yang telah dilakukan oleh

peneliti, guru mitra dan teman sejawat, diperoleh dari hasil lembar observasi guru

dan siswa, serta dokumentasi berupa video yang telah diambil selama proses

pembelajaran berlangsung. Data hasil diperoleh dari nilai yang diakankan siswa

dari tugas berupa tes yang telah diberikan. Data karakter bertujuan untuk melihat

perbaikan karakter siswa, data karakter diperoleh dari lembar penilaian karakter

yang telah diisi oleh guru mitra dan teman sejawat. Deskripsi dari ketiga data

tersebut adalah sebagai berikut.

Hasil dari data proses diperoleh dari pengamatan yang telas dilakukan

dalam pelaksanaan tindakan siklus I. pengamatan tersebut berupa pengamatan

secara langsung maupun pengamatan ulang dari video pelaksanaan tindakan siklus

I, pengisian lembar observasi guru, dan siswa oleh pengamat. Terdapat dua

observer dalam penelitian ini, yaitu guru mitra Ibu Lia Noviana Qostantia (O1) dan

teman sejawat oleh Misti Madyarini (O2). Pengamat mencatat kegiatan

pembelajaran memahami teks diskusi dengan media TTS pada tindakan siklus I

mulai dari awal dingga akhir pembelajaran.

Subjek yang diamati adalah guru (peneliti) dan siswa. Pengamatan terhadap

guru berhubungan dengan kegiatan guru dalam menyampaikan materi memahami

teks diskusi menggunakan media TTS, sedangkan kgiatan siswa yang diamati

Page 76: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

58

adalah prilaku siswa selama mengikuti pembelajaran memahami teks diskusi. Hasil

observasi kegiatan guru dalam pelaksanaan pembelajaran memahami teks diskusi

dengan media TTS pada tindakan siklus I dapat dilihat dalam table 4.2.

Table 4.2 Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Tindak Siklus I

Tahap Jumlah skor O1+O2 Persentase

Kegiatan Awal 42 = 42 x 100 = 75 %

56

Kegiatan Inti 50 = 50 x 100 = 78,12 %

64

Kegiatan Penutup 35 = 35 x 100 = 72,9 %

48

Persentase hasil observasi kegiatan guru pada tindakan siklus I

127 x 100 = 75,5% (Baik)

168

Berdasarkan tabel 4.2 hasil observasi guru pada tindakan siklus I dapat

diketahui bahwa persentase hasil observasi guru dalam mengajar materi memahami

teks diskusi dengan media TTS adalah 75% dan termasuk dalam kategori “Baik”.

Namun, pada kegiatan penutup, peneliti kurang maksimal dalam melaksanakan

kegiatan sesuai dengan RPP dikarenakan waktu pembelajaran yang sudah habis dan

pengaturan waktu dalam pelaksanaan pembelajaran teks diskusi harus diperbaikan

pada pelaksanaan siklus berikutnya. Dalam hal itu, secara keseluruhan peneliti

mampu mengendalikan kegiatan dalam pelaksanaan pembelajaran memahami teks

diskusi dengan menggunakan media TTS.

Selain hasil observasi kegiatan guru, hasil kegiatan pembelajaran siswa

diamati pula dalam lembar observasi kegiatasn siswa oleh para pengamat. Hasil dari

kegiatan belajar siswa kelas VIII-A dalam pelaksanaan proses pembelajaran teks

diskusi menggunakan media TTS dapat dilihat pada tabel 4.3.

Page 77: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

59

Table 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Tindak Siklus I

Tahap Jumlah skor O1+O2 Persentase

Kegiatan Awal 27 = 27 x 100 = 84,37 %

32

Kegiatan Inti 48 = 48 x 100 = 85,71 % 56

Kegiatan Penutup 34 = 34 x 100 = 75 %

48

Persentase hasil observasi kegiatan siswa pada tindakan siklus I 111 x 100 = 81,61% (Baik)

136

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa persentasse pada kegiatan

penutup merupakan kegiatan dengan persentase yang paling rendah yaitu 75%,

persentase ini rendah dikarenakan siswa sudah tidak kondusif lagi dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran dan ingin segera istirahat. Guru juga mengalami kesulitan

dalam kegiatan penutup ini, waktu yang sudah habis membuat guru terburu-buru

dan kesulitan mengontro kondisi kelas agar tetap kondusif. Namun, meskipun

persentase pada kegiatan penutup rendah, secara keseluruhan persentase hasil

observasi kegiatan siswa dalam proses pembelajaran memahami teks diskusi

menggunakan media TTS pada tindakan siklus I adalah 81,61% dan termasuk

dalam kategori “Baik”.

Hasil observasi kegiatan siswa pada tindakan siklus I menunjukkan bahwa

secara garis besar siswa sudah mengikuti pembelajaran memahami teks diskusi

dengan baik. Pada awal pembelajaran siswa memang kurang antusias dan kurang

aktif. Namun, saat menerima materi siswa menjadi aktif dan antusias mengikuti

pembelajaran dengan mengerjakan TTS pada media TTS. Hal itu ditunjukkan pada

reaksi siswa saat mengerjakan tugas yang diberikan, siswa fokus untuk berdiskusi

dengan anggota kelompoknya dan berusaha menyelesaikan tugas secepatnya.

Page 78: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

60

Ketika ada pertanyaan dari guru, siswa berebut menjawab pertanyaan agar siswa

memperoleh poin dan menjadi juara dalam pembelajaran sambil bermain dengan

media TTS ini.

Pada kegiatan penutup guru hanya memiliki sisa waktu lima menit dan

menyebabkan waktu istirahat siswa terganggu, kurangnya keterampilan peneliti

dalam membagi waktu juga berdampak pada penyampaian refleksi pembelajaran

memeahami teks diskusi pada tindakan siklus I. Refleksi disampaikan dengan

terburu-buru sehingga sebagian siswa tidak mendengar dengan baik apa yang

disampaikan oleh peneliti. Oleh karena itu, pada pelaksanaan siklus selanjutnya

seharusnya peneliti dapat membagi waktu dengan baik sehingga kegiatan

memahami teks diskusi dengan menggunakan media TTS dapat berjalan dengan

baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Untuk menilai kemampuan siswa dalam memahami struktur dan ciri

kebahasaan teks diskusi pada tindakan siklus I terdiri dari dua penugasan, yaitu

penugasan kelompok dan penugasan individu. Penugasan kelompok merupakan

penugasan untuk mengerjakan TTS yang memiliki bobot nilai sebesar 40% dan

tugas individu adalah penugasan dalam bentuk uraian yang bertujuan untuk

mengetahu tingkat pemahaman siswa terhadap materi memahami teks diskusi.

Tugas individu ini memiliki bobot nilai sebesar 60% dari total nilai akhir. Kedua

penugasan tersebut terdiri dari 50% soal mengenai struktur dan 50% soal mengenai

ciri kebahasaan dalam memahami teks diskusi. pada penilaian siklus I, peneliti

melakukan perubahan pada system penilaian yang dilakukan, hal itu, dilakukan

berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan dengan guru mitra.

Page 79: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

61

Kegiatan berdiskusi yang telah dilakukan oleh peneliti dan guru mitra

memperbolehkan peneliti untuk langsung menilai dengan penilaian dari 10 sampai

100, peneliti diperbolehkan untuk tidak menggunakan sistem pengskoran apabilah

sistem penskoran tersubut dinilai kurang susuai dengan penugasan yang dapat

diberikan. Sistem penilaian dengan menggunakan skor dapat sulit diaplikasikan

pada penugasan yang memuan nilai kelompok dan nilai individu. Data nilai siswa

kelas VIII-A dalam memahami struktur dan ciri kebahasaan teks diskusi pada

tindakan siklus I dapat dilihat dalam table 4.4.

Table 4.4 Nilai Memahami Teks Diskusi pada Tindakan Siklus I

Kriteria

Aspek yang dinilai

TTS

Kelompok

Pengertian

teks diskusi

Pengertian

struktur

Pengertian ciri

kebahasaan

Unsur

Struktur

Unsur ciri

kebahasaan

Jumlah

Skor 1400 203 283 161 314 238

Skor

Maksimal 1400 350 350 350 525 525

Persentase

Nilai 100% 58% 81% 46% 60% 45%

Rata-rata Nilai : 74.2 Criteria B: 24 siswa

jumlah siswa tuntas KKM 75: 24 siswa Criteria C: 6 siswa

Persentase kelulusan: 72% Criteria D: 3 siswa

Berdasarkan table 4.4 dapat diketahui bahwa kemampuan siswa dalam

karakter komunikatif di dalam kelompok dinilai sangat baik dan dapat

menyelesaikan soal TTS dengan dengan benar. Hasil pengerjaan tugas secara

kelompok berbeda dengan hasil pengerjaan tugas secara individu. Tugas individu

pada soal no 1 menanyakan pengertian siswa mengenai teks diskusi, persentase

kemampuan menjawab siswa mencapai 58%. Persentase nilai 58% diakankan siswa

karena rata-rata siswa menjawab penjelasan mengenai pengertian dari diskusi

bukan menjawab pengertian dari teks diskusi. Karena jawaban siswa yang kurang

Page 80: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

62

sesuai, siswa mendapatkan skor dibawah skor maksimal yang bisa diakankan pada

soal ini.

Selanjutnya, pemerolehan nilai pada pemahaman struktur lebih tinggi bila

dibangingkan dengan pemerolehan persentase nilai pada pemahaman mengenai ciri

kebahasaan teks diskusi. Untuk soal memahami pengertian struktur dari teks diskusi

siswa memperoleh persentase nilai sebesar 79% dan memahami bagian struktur

dengan persentase nilai 62%. Rata-rata siswa menjawab pengertian struktur teks

diskusi dengan menuliskan kata kunci seperti “kerangka” atau “bagian-bagian

teks”. Siswa sudah mengerti pengertian struktur teks diskusi, hanya saja siswa

masih kesulitan untuk menjelaskan dalam tulisan. Untuk soal mengenai bagian-

bagian teks diskusi siswa sudah mampu memberikan jawaban seperti isu, argumen,

dan simpulan, namun hanya beberapa siswa saja yang memberikan penjelasan

mengenai ketiga bagian dari struktur teks diskusi.

Berbeda dengan persentase pada soal memahami pengertian dan memahami

bagian-bagian dari ciri kebahasaan teks diskusi siswa memperoleh persentase nilai

sebesar 47% dan 44%. Siswa masih kesulitan untuk menjelaskan bagian-bagian

dari ciri kebahasan meliputi konjungsi, kohesi, dan modalitas. Selain itu beberapa

siswa menjelaskan pengertian dari ciri kebahasaan teks diskusi dengan menjawab

ketiga bagian ciri kebahasaan tersebut. Berdasarkan data tersebu, dapat diketahui

perbandingan persentase antara nilai struktur dan nilai ciri kebahasaan yang

diperoleh siswa menunjukkan bahwa siswa lebih sulit dalam memahami ciri

kebahasaan teks diskusi dan lebih muda memahami struktur teks diskusi.Nilai yang

Page 81: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

63

diperoleh siswa dalam memahami ciri kebahasaan teks diskusi perlu diperbaiki

pada siklus berikutnya.

Table 4.4 juga menunjukkan rata-rata nilai yang diperoleh siswa kelas VIII-

A dalam memahami teks diskusi pada tindakan siklus I adalah 74,2. Rata-rata nilai

merupakan hasil dari penjumlahan seluruh nilai yang diperoleh siswa kemudian

dibagai 33 siswa yang mengikuti pembelajaran. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa

kelas VIII-A belum mencapai nilai KKM yaitu 75. Dari 33 siswa kelas VIII-A SMP

Shalahuddin terdapat 24 siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 dengan persentase 72%

dan dinyatakan “Tuntas” dalam memahami teks diskusi. terdapat 24 siswa kelas

VIII-A yang memperoleh nilai dengan kategori “Baik” dan dinyatakan dengan

Kriteria “B”. Terdapat enam siswa yang memperoleh nilai dengan kategori “Cukup

Baik” dan dinyatakan dengan kriteria “C” serta tiga orang siswa yang memperoleh

nilai kategori “Kurang Baik” dan dinyatakan dengan kriteria “D”.

Kesembilansiswa memperoleh nilai <75 dan dinyatakan “Tidak Tuntas” dalam

memahami teks diskusi dengan media TTS pada tindakan siklus I.

4.1.2.3 Pendidikan Karakter Siswa Kelas VIII-A pada Siklus I

Hasil data mengenai karakter atau karakter siswa diperoleh dari lembar

observasi karakter siswa yang telah diisi oleh kedua pengamat setelah melakukan

pengamatan karakter siswa dalam pembelajaran siklus I. Terdapat empat karakter

siswa yang menjadi penilaian utama oleh peneliti, diantaranya adalah kedisiplinan,

ketertiban, tanggung jawab, dan komunikatif. Keempat karakter itu dipilih karena

keempat karakter tersebut dapat digunakan ketika berdiskusi danbekerja dalam

kelompok pada saat pembelajaran berlangsung. Data penilaian observasi siswa

Page 82: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

64

dapat dinilai berdasarkan skor yang telah ditentukan yaitu skor 1, 2, 3, 4, atau 5.

Data skor dan persentase nilai karakter siswa kelas VIII-A SMP Shalahuddin dalam

mengikuti pembelajaran memahami teks diskusi menggunakan media TTS dapat

dilihat pada tabel berikut.

Table 4.5 Hasil Observasi Karakter Siswa pada Tindak Siklus I

Karakter Jumlah skor O1+O2 Persentase

Disiplin 38 = 38 x 100 = 76 %

50

Tertib 36 = 36 x 100 = 72%

50

Tanggung jawab 37 = 37 x 100 = 74 % 50

Komunikatif 38 = 38 x 100 = 76 %

50

Persentase hasil observasi kegiatan guru pada tindakan siklus I

149 x 100 = 74,5% (baik) 200

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa keseluruhan penilaian karakter

siswa memperoleh rata-rata persentase sebesar 74,5% dengan kategori “baik”. rata-

rata persentase sebesar 74,5% terdiri dari keempat karakter siswa dengan persentase

yang berbeda-beda. Karakter disiplin siswa dilihat dari ketepatan waktu siswa

dalam mengerjakan tugas dampai mengumpulkan tugas yang telah selesai

dikerjakan mendapatkan persentase sebesar 76 % dengan kategori baik. Dalam

mengerjakan tugas kelompok, ada beberapa kelompok yang belum selesai tepat

waktu dan membutuhkan 10 menit waktu tambahan. Berikutnya adalah karakter

tertib, keteriban siswa dalam mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas

mendapatkan persentase nilai sebesar 72% dengan kategori “cukup baik”.

Persentase nilai ini perlu ditingkatkan mengingat kondisi kelas yang sulit

dikondisikan pada tahap awal pembelajaran dan siswa yang telalu aktif dalam

proses pemberian materi.

Page 83: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

65

Selanjutnya adalah tanggung jawab siswa terhadap guru, teman, dan tugas

yang diperoleh mendapatkan persentase sebesar 74% dengan kategori “cukup

baik”. Tanggung jawab siswa juga perlu ditingkatkan untuk mencapai pembelajaran

yang kondusif dan efektif dengan mengerjakan tugas yang diberikan,

memperhatikan dan menghormati guru serta teman disekitarnya. Terakhir adalah

karakter komunikatif yang menakan persentase nilai sebesar 76% dengan kategori

“baik”. Dalam pengerjaan tugas kelompok mengenai TTS, siswa sudah mulai

komunikatif untuk mengerjakan tugas. Namun ada beberapa siswa yang hanya

memperhatikan bahkan berjalan-jalan ke kelompok yang lain, beberapa siswa

tersebut dinilai belum dapat komunikatif dengan baik dengan kelompoknya.

4.1.2.4 Refleksi Kegiatan Pembelajaran Memahami Teks Diskusi dengan

Media Teka-Teki Silang pada Siklus I

Hasil pemerolehan data pada tindakan siklus I menunjukkan bahwa pada

kegiatan pendahuluan pembelajaran berjalan dengan baik, namun peneliti kurang

maksimal dalam memberikan motivasi kepada siswa. Kemudian pada kegiatan inti,

pada tahap pemberian materi peneliti terlalu banyak berperan dalam pemilihan soal

TTS, seharusnya peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk memili soal

mana yang ingin dikerjakan terlebih dahulu. Pada tahap ini, peneliti mengalami

kesulitan untuk menentukan kelompok mana yang harus menjawab soal dan

mendapatkan poin. Semua kelompok antusias untuk menjawab dan beberapa

kelompok sudah mengatakan jawaban soal.

Pada pembelajaran berikutnya, peneliti harus mengatur sistematika

pengerjaan TTS secara bersama-sama agar semua kelompok menjawab secara

Page 84: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

66

merata. Pada tahap pengerjaan tugas secara berkelompok, perlu adanya perbaikan

pada soal dalam penugasan. Soal harus ditata kembali agar penilaian kemampuan

setiap individu dapat terambil dengan baik. Selain itu, pada kegiatan penutup

peneliti melaksanakantindakan refleksi dengan terburu-buru, karena waktu mata

pelajaran Bahasa Indonesia yang telah selesai. Dalam hal ini, peneliti seharusnya

dapat membagi waktu dengan baik sehingga semua aspek yang terdapat dalam RPP

dapat terlaksana baik dan lancar.

Persentase ketuntasan siswa dalam memahami teks diskusi menggunakan

media TTS pada tindakan siklus I adalah 72% atau sebanyak 24 siswa. Berdasarkan

data tersebut, penelitian peningkatan kemampuan memahami teks diskusi dengan

media TTS pada siswa kelas VIII-A SMP Shalahuddin pada tindakan siklus I belum

dinyatakan berhasil. Karena persentase yang diperoleh belum mencapai persentase

yang diinginkan yaitu 80% dan membutuhkan tambahan 8% atau 3 siswa yang

harus memperoleh nilai ≥ 75 dan dinyatakan tuntas.Penelitian peningkatan

kemampuan memahami teks diskusi pada siswa kelas VIII-A SMP Shalahuddin ini

dapat dikatakan berhasil dengan pencapaian sebesar 80% atau sebanyak 27 siswa

dinyatakan tuntas dengan memperoleh nilai di atas KKM yaitu 75.

4.1.3 Pelaksanaan Siklus II

Tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Rabu,26 April 2017 pada jam

pelajaran kedua dan ketiga atau sekitar pukul 07.15 sampai 09.00 WIB. Tindakan

siklus II dilaksanakan sebagai tindakan perbaikan terhadap kekurangan yang

ditemukanpada siklus I. pembelajaran pada tindakan siklus II dapat tetap

menggunakan TTS sebagai media pembelajaran siswa, penggunaan media TTS ini

Page 85: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

67

diharapkan dapat meningkatan nilai dan karakter siswa meliputi kedisiplinan,

ketertiban, tanggung jawab, dan komunikatif dengan signifikan. Pembahasan pada

subbab ini dapat dijelaskan sesuai dengan teori model-model PTK menurut

Kemmis dan Mc Taggart yang mengandung empat tahap yaitu perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi di akhir pelaksanaan siklus.

4.1.3.1 Perencanaan Pembelajaran Memahami Teks Diskusi dengan Media

Teka-Teki Silang pada Siklus II

Perencanaan pada siklus II ini dilaksanakan dengan menyiapkan RPP untuk

siklus II. RPP yang disiapkan ditambahkan beberapa perubahan diantaranya

dengan mengubah cara mengajar dengan menggunakan media power point teks

(PPT), mengubah sistematika penyampaian materi, di mana siswa dapat memilih

sendiri nomer berapa yang dapat dikerjakan terlebih dahulu. Peneliti juga merubah

bobot soal pada penugasan individu dan kelompok agar sesuai dengan penugasan

yang akan dikerjakan siswa. Perubahan penggunaan media PPT betujuan agar siswa

dapat menerima materi dengan lebih baik dan mampu memahami materi yang

disampaika pada poin-poin dan gambar yang ada di PPT. selanjutnya pada siklus I

peneliti memilih dan membacakan soal yang harus dijawab siswa, pada siklus II

siswa dapat memilih sendiri soal yang ingin dijawab pada TTS.

Selain penambahan materi di PPT dan pemilihan no soal sendiri, bobot soal

pada penugasan juga dirubah dengan perhitungan nilai akhir terdiri dari 50% nilai

dari tugas kelompok dan 50% nilai dari tugas individu. Setiap soal dapat dibuat

lebih sulit dari soal yang digunakan pada siklus I dengan pengerjaan satu soal untuk

satu siswa. Dengan demikian setiap siswa dalam satu kelompok dapat mengerjakan

Page 86: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

68

soal yang berbeda. Ketiga perubahan yang ada pada RPP memiliki tujuan untuk

meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami teks diskusi baik dalam bentuk

proses, hasil, dan karakter siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Pada tahap perencanaan ini peneliti juga menyiapkan lembar observasi yang

dapat diisi oleh pengamat pada saat proses pembelajaran dilaksanakan. Ada tiga

lembar observasi yang disiapkan peneliti, yaitu lembar observasi guru digunakan

untuk memantau kegiatan guru selama proses pembelajaran. Kemudian lembar

observasi siswa, digunakan untuk memantau kegiatan siswa selama mengikuti

kegiatan pembelajaran. Ketiga adalembar observasi karakter siswa yang digunakan

untuk melihat perkembangan empat karakter siswa selama mengikuti pembelajaran

pada siklus II. Pada tahap ini, peneliti juga menyiapkan angket respon siswa yang

digunakan untuk mengetahui reaksi siswa setelah menggunakan media TTS dalam

proses pembelajaran. setelah pembelajaran selesai, peneliti dapat membagikan

angket respon siswa untuk mengetahui harapan siswa untuk media atau

pembelajaran selanjutnya.

Peneliti tidak hanya mempersiapkan RPP dan lembar observasi, tetapi juga

mempersiapkan materi pada PPT dan media pembelajaran yang dapat digunakan

pada tindakan siklus II. Peneliti menyiapkan materi secara singkat, padat, dan jelas

di dalam PPT dengan menggunakan beberapa kata kunci yang nantinya dapat

diingat siswa. Peneliti juga memperbaiki media TTS yang dapat digunakan dengan

membuat formasi penyusunan soal mendatar dan soal menurun yang baru pada

TTS, namun tetap meliputi isi dari materi memahami teks diskusi. Peneliti

menambahkan tema pemandangan dengan suasana langit dengan desain yang

Page 87: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

69

sederhana agar media lebih menarik sehingga dapat membuat siswa lebih tertarik

untuk memainkan media TTS ini. Penggunakann dan perancangan media yang

menarik dapat membuat siswa senang dalam penggunaannya sehingga materi yang

disampaikan dapat lebih mudah dipahami siswa.

4.1.3.2 Pelaksanaan Pembelajaran Memahami Teks Diskusi dengan Media

Teka-Teki Silang pada Siklus II

Tindakan siklus dua yang dilaksanakan pada hari Rabu, 26 april 2017

dibantu dengan dua pengamat yaitu guru mitra ibu Lia Noviana Qostantia dan

teman sejawat oleh Misti Madyarini yang nantinya dapat mengamati dan

memberikan catatan mengenai pelaksanaan tindakan siklus II. Tindakan siklus II

dilaksanakan dengan tujuan untuk mencapai ketuntasan siswa kelas VIII-A dalam

memahami teks diskusi baik dari segi proses, hasil dan karakter siswa yang belum

dapat dicapai pada tindakan siklus I. hasil yang sudah diperoleh pada siklus II dapat

dibandingkan dengan hasil yang sudah diperoleh pada siklus I. Hal itu, dilakukan

untuk melihat sejauh mana peningkatan yang telah diperoleh siswa kelas VIII-A

dalam memahami struktur dan ciri kebahasaan teks diskusi menggunakan media

TTS pada tindakan siklus II.

Pada proses peningkatan kemampuan memahami teks diskusi dengan media

TTS pada siswa kelas VIII-A SMP Shalahuddin tindakan siklus II peneliti

menerapkan tiga aspek di dalam RPP yang terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti,

dan kegiatan penutup yang dapat dijelaskan sebagai berikut.

Peneliti mengawali pembelajaran pada tindakan siklus II dengan

memberikan salam kepada siswa dan melanjutkan dengan melakukan presensi,

Page 88: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

70

rekan peneliti mulai menyiapkan peralatan laptop dan LCD untuk menayangkan

materi yang ada pada PPT. kemudian guru juga menanyakan kabar dan kegiatan

yang dapat dilakukan siswa selama libur Ujian Nasional yang dapat datang pada

minggu berikutnya. Secara tidak langsung, peneliti atau guru dan siswa mulai

berdiskusi membicarakan liburan yang dapat siswa lakukan. Siswa mulai menjawab

pertanyaan mengenai liburan yang diberikan peneliti, lalu peneliti munulis satu

persatu kegiatan yang dapat dilakukan siswa pada saat libur ujian nasional.

Selanjutnya peneliti melakukan apersepsi dengan mengulas salah satu

usulan siswa mengenai kegiatan mengisi liburan dengan jalan-jalan. Peneliti

menanyakan kepada siswa lain apakah ada yang ingin bergabung untuk jalan-jalan

untuk mengisi waktu liburan? Lalu siswa mulai menjawab, beberapa siswa

menjawab untuk ikut, dan beberapa siswa memberikan usulan yang lain. Setelah

itu, peneliti mulai menerangkan kepada siswa bahwa siswa dan peneliti telah

melakukan kegiatan berdiskusi.

Peneliti dan siswa telah berdiskusi membeicarakan kegiatan yang dapat

dilaksanakan untuk mengisi libur ujian nasional. Peneliti juga menjelaskan bahwa

siswa sudah memberikan argumen sesuai dengan struktur teks diskusi yaitu

argument mendukung dan argument menentang. Peneliti memberikan motivasi

kepada siswa dengan mengatakan bahwa berdiskusi itu mudah dan kita sudah

terbisa melakukannya. Peneliti kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran

memahami teks diskusi yaitu agar siswa mampu memahami unsur yang terdapat

pada struktur dan ciri kebahasaan teks diskusi baik secara lisan ataupun tulisan.

Setelah menyampaikan tujuan pembelajaran, peneliti menyampaikan langkah-

Page 89: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

71

langkah pembelajaran dalam penyampaian materi dan pemberian tugas pada

tindakan siklus II kepada siswa.

Berdasarkan kegiatan pembukaan di atas, diketahui bahwa peneliti sudah

memberikan apersepsi, motivasi, dan penyampaian tujuan pembelajaran secara

runtut dan sesuai dengan perencanaan yang ada di RPP. Kegiatan pembuka pada

tindakan siklus II dinilai lebih baik jika dibandingkan dengan kegiatan pembuka

pada tindakan siklus I. Pada kegiatan ini siswa lebih memperhatikan dan lebih fokus

pada apersepsi yang diberikan oleh guru.

Pada kegiatan inti, peneliti mulai memeriksa persiapan untuk menampilkan

materi yang ada di PPT. Namun, terdapat kendala di mana aliran listrik sekolah

diputus untuk sementara karena ada perbaikan. Dalam beberapa saat peneliti

dibantu guru mitra untuk memastikan bahwa listrik belum bisa digunakan. Agar

tidak membuang banyak waktu peneliti berinisiatif melanjutkan pelajaran.

Peneliti mulai menerangkan materi kepada siswa dengan cara menulis di

papan tulis poin-poin yang dapat dibahas. Beberapa poin yang dituliskan peneliti

adalah pengertian teks diskusi, pengertian dari struktur dan ciri kebahasaan.

Dilanjutkan dengan bagian-bagian struktur yang meliputi isu, argumen, dan

simpulan atau solusi. Dilanjutkan dengan menuliskan bagian-bagian dari ciri

kebahasaan yang meliputi konjungsi, kohesi, modalitas. Setelah menuliskan semua

poin, peneliti menanyakan poin-poin tersebut kepada siswa. Satu persatu siswa

mulai menjawab, setiap jawaban siswa ditulis oleh peneliti di papan tulis. Lalu

peneliti memberikan jawaban yang benar agar diketahui siswa.

Page 90: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

72

Pada tindakan siklus I, diketahui bahwa siswa lebih sulit untuk memahami

ciri kebahasaan teks diskusi mengenai pengertian dan bagian-bagiannya. Untuk itu

pada penyampaian materi pada siklus II inipeneliti lebih menekankan pemberian

materi mengenai teks diskusi. Peneliti juga memberikan pengertian yang mudah

mengenai perbedaan antara kohesi leksikal dan kohesi gramatikal yang sebelumnya

masih belum dipahami oleh siswa.

Setelah selesai mengulas materi, peneleiti mengajak siswa untuk berlati

mengerjakan TTS sebelum mengerjakan tugas. Peneliti menjelaskan sistematika

permainan TTS kepada siswa dengan memberikan contoh jawaban dari pertanyaan

yang ada di lajur menurun yang ada pada media TTS. Peneliti membahas contoh

jawaban yaitu “KONJUNGSI” dan menjelaskan pengertian dari konjungsi kepada

siswa. Lalu guru melanjutkan pada pertanyaan berikutnya, siswa yang menjawab

dan menuliskan jawaban pada media TTS, siswa harus menjelaskan jawaban aga

rsiswa yang lain mengerti jawaban yang telah diberikan.

Siswa yang berani maju dan menjawab pertanyaan dengan benar

mendapatkan hadiah berupa permen dari peneliti sebagai. Siswa kemudia diberi

tahu agar tidak makan makanan apapun di dalam kelas dan hadiah baru boleh

dimakan pada saat istirahat. Pemberian hadiah membuat seluruhsiswa antusias

dalam mengikuti pembelajaran sampai semua pertanyaan terjawab.

Setelah membahas pertanyaan pada media TTS secara bersama-sama,

peneliti melanjutkan pembelajaran dengan membagi siswa menjadi lima kelompok.

Setiap kelompok dapat mendapatkan tugas dalam bentuk TTS yang harus

dikerjakan secara kelompok dan individu. Peneliti kemudian menjelaskan

Page 91: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

73

sistematika pengerjaan tugas kepada siswa dan memberikan waktu mengerjakan

sebanyak 30 menit. terdapat dua tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, yaitu tugas

TTS yang harus dikerjakan secara berkelompok dan beberapa soal uraian yang

harus dikerjakan oleh masing-masing anggota kelompok. Peneliti juga menjelaskan

bahwa ada dua hadiah bagi dua kelompok dengan kategori kelompok yang pealing

cepat menyelesaikan TTS dan kelompok yang paling cepat menyelesaikan seluruh

tugas yang diberikan.

Siswa sangat antusias dan melaksanakan kerja kelompok dengan sangat

baik. Setiap anggota saling berdiskusi dan komunikatif untuk menyelesaikan tugas

yang telah diberikan. Terbukti dengan selesainya kelompok satu dalam

mengerjakan TTS dalam waktu 11 menit 28 detik dan kelompok lima yang berhasil

menyelesaikan seluruh soal dalam waktu 22 menit 37 detik. Setelah mengetahui

adanya kelompok yang sudah selesai, kelompok yang lain berusaha lebih cepat

untuk menyelesaikan pekerjaannya. Sehingga belum sampai 30 menit seluruh

kelompok sudah menyelesaikan dan mengumpulkan pekerjaannya kepada peneliti.

Setelah semua kelompok selesai. Peneliti membagikan hadiah kepada dua

kelompok yang menyelesaikan kedua kategori paling cepat.

Berdasarkan penjabaran di atas pelaksanaan kegiatan inti dinilai kurang

susuai dengan rencana yang sudah dibuat di RPP dikarenakan kendala pada tidak

adanya aliran listrik untuk menanyangkan materi yang ada pada RPP. Namun,

hambatan tersebut tidak menghalangi peneliti untuk melanjutkan tindakan siklus II.

Dalam pelaksanaan kegiatan inti pada siklus ini, peneliti mampu membagi waktu

dengan baik, sehingga pengerjaan TTS pemberian materi dan pengerjaan tugas TTS

Page 92: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

74

individu dan kelompok dapat selasai tepat waktu tanpa mengurangi waktu kegiatan

pembuka ataupun kegiatan penutup.

Pada kegiatan penutup, peneliti memberikan pujian atas proses

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian peneliti menanyakan kembali

materi memahami teks diskusi yang telah dipelajari siswa sebagai tindakan refleksi.

Peneliti menanyakan kembali ada berapa unsur dalam struktur teks diskusi dan

menanyakan ciri-ciri kebahasaan yang ada pada teks diskusi. Selain menanyakan

kembali materi yang telah dipelajari, peneliti juga menanyakan hambatan dan

kesulitan siswa dalam mempelajari materi memahami teks diskusi. Rata-rata siswa

menjawab lebih senang dan lebih muda dalam memahami materi dan mengerjakan

tugas.

Peneliti juga menanyakan mengenai harapan siswa, beberapa siswa

menjawab senang dan berharap kedepannya agar ada penggunaan berbagai media

disetiap pembelajaran. peneliti menjawab harapan siswa dengan adanya

kemungkinan tercapainya harapan mereka, selanjutnya peneliti menyampaikan

materi yang harus dipelajari siswa untuk pertemuan berikutnya dan dilanjutkan

dengan menutup pertemuan memahami teks diskusi dengan media TTS pada

tindakan siklus II dengan mengucapkan salam. Setelah itu peneliti meminta bantuan

siswa untuk mengisi angket respon siswa guna mengetahui perasaan dan

antusiasme siswa selama mengikuti pembelajaran pada siklus II.

Berdasarkan penjabaran kegiatan penutup tersebut, dapat diketahui bahwa

peneliti telah melaksanakan semua kegiatan yang tercantum dalam RPP. Peneliti

melaksanakan seluru kegiatan dengan baik dan tidak terburu-buru. Selama proses

Page 93: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

75

pembelajaran memahami teks diskusi kelas dirasa cukup kondusif dan siswa

mampu mengikuti tahap refleksi dengan baik.

Deskripsi data pada tindakan siklus II pembelajaran kemampuan memahami

teks diskusi berdasarkan struktur dan ciri kebahasaan teks terbagi menjadi tiga,

yaitu data proses yang dapat menjabarkan rangkaian kegiatan pembelajaran pada

tindak siklus II, data hasil yang merupakan nilai yang telah diperoleh siswa dalam

penugasanpada tindak siklus II, dan data karakteryang menjelaskan karakter atau

karakter siswa selama mengikuti pembelajaran. Ketiga data tersebut dapat

dijabarkan sebagai berikut.

Pelaksanaan pembelajaran pada tindak siklus II diamati oleh dua pengamat

yang melakukan pengamatan dan penilaian pada lembar observasi, kedua pengamat

tersebut adalah guru mitra ibu Lia Noviana Qostantia sebagai O1 dan teman sejawat

oleh Misti Madyarini sebagai O2. Proses pembelajaran meliputi lembar observasi

guru dan lembar observasi siswa.

Pada lembar observasi guru, pengamat dapat mengamati dan menilai

karakter dan kinerja guru dalam proses pembelajaran memahami teks diskusi

berdasarkan struktur dan ciri kebahasaan teks menggunakan media TTS apakah

sudah sesuai atau belum sesuai dengan rencana yang sudah dibuat dalam RPP.

Kemudian lembar observasi siswa juga dapat diisi selama kedua pengamat tersebut

mengamati dan menilai kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran sesuai

dengan poin-poin yang ada pada lembar observasi kegiatan siswa. Data observasi

guru dan siswa dapat dilihat dalam tabel 4.6 dan tabel 4.7.

Page 94: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

76

Table 4.6 Hasil Observasi Kegiatan Guru pada Tindak Siklus II

Tahap Jumlah skor O1+O2 Persentase

Kegiatan Awal 51 = 51 x 100 = 91 % 56

Kegiatan Inti 59 = 59 x 100 = 92,1 % 64

Kegiatan Penutup 43 = 43 x 100 = 89,58 %

48

Persentase hasil observasi kegiatan guru pada tindakan siklus II

153 x 100 = 91% (Sangat Baik) 168

Berdasarkantabel 4.6 memperlihatkan bahwa hasil observasi guru pada

pembelajaran memahami teks diskusi tindakan siklus II adalah 91% dan termasuk

dalam kategori “Sangat Baik”. Persentase tersebut diperoleh guru (peneliti) karena

peneliti dinilai telah melaksanakan seluruh kegiatan yang ada pada RPP.

Pelaksanaan tersebut teriri atas tiga tahap, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti,

kegiatan penutup. Pada kegiatan awal, peneliti memperoleh persentase sebesar

91%. Dengan melaksanakan kegiatan mulai dari memberikan salam, mempresensi,

menanyakan kabar siswa, melakukan apersepsi, memberikan motiwasi belajar

kepada siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan langkah-

langkah pembelajaran.

Pada kegiatan inti, peneliti memperoleh persentase sebesar 92,1%.

Persentase pada kegiatan inti merupakan persentase tertinggi yang diperoleh di

observasi guru. Peneliti mendapatkan persentase sebesar 92,1% karena peneliti

dinilai cukup mampu mengkondusifkan kelas, membuat siswa aktif, dan tepat

waktu dalam mengerjakan tugas. Selain itu, peneliti juga mampu mengontrol diri

saat terjadi kesalahan teknis dengan adanya pemahaman listrik sehingga tidak dapat

menggunakan LCD untuk menampilkan materi yang ada di PPT dan dengan cepat

Page 95: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

77

mencari solusi untuk masalah tersebut. Peneliti tetap menyampaikan materi dengan

cara menuliskan materi dipapan dan mengajak siswa untuk turut serta menulis

materi yang dapat disampaikan dengan topik apa sajayang mereka inginkan.

pada tahap penutup peneliti menperoleh persentase sebesar 89,58%. Pada

tahap penutupeneliti menanyakan perasaan siswa selama mengikuti pembejaran

denganmedia TTS dan menanyakan harapan siswa untuk pelaksanaan pembelajaran

berikutnya. Siswa mengaku senang melaksanakan pembelajaran menggunakan

media TTS dan menantikan pembelajaran dengan media-media yang menarik.

Kemudian penetili menutup pembelajaran dengan ucapan terima kasih dan salam

kepada siswa.

Selaih hasil observasi guru, juga terdapat hasil observasi kegiatan siswa

yang diamati selama proses pembelajaran memahami teks diskusi berlangsung.

Pada hasil observasi siswa, peneti tidak turut serta menilai dalam lembar observasi

siswa, peneliti hanya membuat catatan atas temuan segala kegiatan siswa yang

ditemukan peneliti selama proses pembelajaran memahami teks diskusi

berlangsung. Catata-catatan tersebut dapat didiskusikan dengan kedua pengamat

pada tahap refleksi di akhir penelitian tindakan siklus II selesai. Hasil dari kegiatan

belajar siswa kelas VIII-A dalam pelaksanaan proses pembelajaran teks diskusi

berdasarkan struktur dan ciri kebahasaan teks dengan menggunakan media TTS

pada tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7.

Page 96: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

78

Table 4.7 Hasil Observasi Kegiatan Siswa pada Tindak Siklus II

Tahap Jumlah skor O1+O2 Persentase

Kegiatan Awal 30 = 30x 100 = 93,75 % 32

Kegiatan Inti 52 = 52 x 100 = 92,85 %

56

Kegiatan Penutup 44 = 44 x 100 = 91,66 %

48

Persentase hasil observasi kegiatan siswa pada tindakan siklus II

126 x 100 = 92,64% (Baik)

136

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa persentase hasil observasi siswa

dalam mengikuti pembelajaran memahami teks diskusi dengan media TTS pada

tindakan siklus II adalah 92,64% dan termasuk dalam kategori “Sangat Baik”.

Hasil kegiatan observasi siswa pada tindakan siklus II menunjukkan bahwa siswa

mampu megikuti pembelajaran memahami teks diskusi dengan media TTS dengan

baik. Hal itu dapat terlihat dari kedisiplinan siswa dalam mengerjakan tugas dan

mengumpulkan tugas tepat waktu. Selain itu pada tindakan siklus II siswa dinilai

lebih kondusif dan lebih mudah untuk menerima pelajaran sesuai dengan materi

yang disampaikan oleh peneliti.

Adanya kesalahan teknis yaitu padamnya listrik membuat siswa lebih bijaksana

dalam bertanggungjawab kepada guru dan temannya. siswa membantu guru untuk

mencari solusi untuk kegiatan penyampaian materi walaupun tidak menggunakan

PPT. Siswa menjadi lebih aktif dan atusias dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan

yang diberikan oleh peneliti. Dalam mengerjakan tugas memahami teks diskusi

secara kelompok dan individu, siswa mengerjakan dengan antusias agar selesai

paling cepat dan mendapatkan hadiah dari peneliti. pemberian hadiah itulah yang

Page 97: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

79

memotivasi siswa untuk mengerjakan tugas memahami teks diskusi dengan baik,

lengkap, tepat, dan cepat.

Hasil kemampuan siswa dalam memahami teks diskusi dengan media TTS

pada siklus II dapat diketahui dari nilai siswa dari pengerjaan tugas memahami teks

diskusi secara kelompok dan individu yang telah diberikan oleh peneliti. Data nilai

memahami teks diskusi dengan media TTS pada tindakan siklus II dapat dilihat

dalam tabel 4.8

Table 4.8 Nilai Memahami Teks Diskusi pada Tindakan Siklus II

Kriteria

Aspek yang dinilai

TTS

Kelompok

Pengertian

teks diskusi

Pengertian

struktur

Pengertian

ciri

kebahasaan

Unsur

Struktur

Unsur ciri

kebahasaan

Jumlah

Skor 1650 270 280 245 270 248

Skor

Maksimal 1650 330 330 330 330 330

Persentase

Nilai 100% 81.81% 84.84% 74.24% 81.81% 75.15%

Rata-rata Nilai:89.78 Kriteria A:17 siswa

jumlah siswa tuntas KKM 75 :33 siswa Kriteria B:16 siswa

Persentase kelulusan KELAS :100%

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa dalam

memahami teks diskusi berdasarkan struktur dan ciri kebahasaan teks dengan media

TTS pada tindakan siklus II adalah 89,78. Dari 33 siswa yang hadir dalam

pembelajaran memahami teks diskusi terdapat 33 siswa yang memperoleh nilai ≥75

dengan persentase 100% dan dinyatakan “tuntas” dalam memahami teks diskusi.

Adapula dua siswa memperoleh nilai <75 dengan persentase 5,72% dan dinyatakan

“Tidak Tuntas” dalam memahami teks diskusi berdasarkan struktur dan ciri

kebahasaan teks.

Page 98: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

80

17 siswa kelas VIII-A yang memperoleh nilai dengan kategori “Sangat Baik”

dan dinyatakan dengan Kriteria “A”. terdapat 16 siswa yang memperoleh nilai

dengan kategori “Baik” dan dinyatakan dengan kriteria “B”. selain itu hasil

kemampuan siswa dalam memahami teks diskusi dinilaiberdasarkan penugasaan

yang dikerjakan secara berkelompok dan individu, penilaian tugas individuterdiri

atas lima aspek dari segi pengertian dan bagian-bagian dari struktur dan ciri

kebahasaan teks diskusi.

Persentase aspek I (kemampuan memahami pengertian teks diskusi) pada

tindakan siklus II yaitu 81.8%. Persentase tersebut diperoleh siswa karena siswa

menjawab pengertian teks diskusi dengan baik. Jawaban siswa sudah menjelaskan

teks diskusi secara keseluruhan dan tidak hanya menjelaskan pengertian diskusi.

Pada aspek II yaitu pengertian dari struktur teks diskusi yang memperoleh

persentase 84.8% dan menjadi persentase tertinggi dari kelima aspek penilaian

memahami teks diskusi pada tindakan siklus II, siswa dinilai sudah mampu

menjelaskan pengertian struktur teks diskusi dan sudah mengetahui ketiga bagian

yang ada pada struktur teks diskusi.

Pada aspek III yaitu menjelaskan pengertian memahami ciri kebahasaan teks

diskusi, siswa memperoleh persentase sebesar 74.2%. Sebagian besar siswa sudah

dapat menjelaskan pengertian dari ciri kebahasaan teks diskusi dan beberapa siswa

yang menyebutkan kata kuncinya saja. Siswa yang hanya menyebutkan kata kunci

memperoleh nilai 5 dan siswa yang menjelaskan ciri kebahasaan dengan baik

memperoleh nilai 10. Persentase memahami pengertian ciri kebahasaan merupakan

Page 99: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

81

persentase terendah dari kelima aspek penilai memahami tek diskusi dengan

menggunakan media TTS pada tindakan siklus II.

Selanjutnya pada aspek ke IV memahami bagian-bagian struktur teks diskusi,

siswa memperoleh persentase sebesar 81.8%. Siswa kelas VIII-A dinilai sudah

memahami struktur teks diskusi dengan baik. Aspek kelima adalah aspek

memahami bagian-bagian dari ciri kebahasaan teks diskusi, meliputi konjungsi,

kohesi, dan modalitas yang memperoleh persentase sebesar 75.1%. Siswa sudah

menjawab dengan menebutkan, menjelaskan, dan memberikan contoh dari ketiga

bagian ciri kebahasaan tersebut.

4.1.3.3 Pendidikan Karakter Siswa Kelas VIII-A pada Siklus II

Data pendidikan karakter siswa diperoleh dari lembar observasi karakter siswa

yang telah diisi oleh kedua pengamat saat melakukan pengamatan karakter siswa

dalam proses pembelajaran siklus II. terdapat empat karakter siswa yang menjadi

penilaian utama oleh peneliti, diantaranya adalah disiplin, tertib, tanggung jawab,

dan komunikatif. Data skor dan persentase nilai dari karakter siswa kelas VIII-A

SMP Shalahuddin dalam mengikuti pembelajaran memahami teks diskusi

menggunakan media TTS pada tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.

Table 4.9 Hasil Observasi Karakter Siswa pada Tindak Siklus II

Karakter Jumlah skor O1+O2 Persentase

Disiplin 42 = 42 x 100 = 84 %

50

Tertib 45 = 45 x 100 = 90%

50

Tanggung jawab 41 = 41 x 100 = 82 % 50

Komunikatif 42 = 42 x 100 = 84 % 50

Persentase hasil observasi kegiatan guru pada tindakan siklus II

170 x 100 = 85% (Baik)

Page 100: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

82

200

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa keseluruhan penilaian karakter

siswa memperoleh rata-rata persentase sebesar 85% dengan kategori “Baik”. Rata-

rata persentase sebesar 85% terdiri dari keempat karakter siswa dengan persentase

yang berbeda-beda. Karakter disiplin siswa dilihat dari ketepatan waktu siswa

dalam mengerjakan tugas sampai mengumpulkan tugas mendapatkan persentase

sebesar 84% dengan kategori “baik”. Dalam mengerjakan tugas kelompok, ada dua

kelompok yang menyelesaikan tugas dengan catatan waktu yang paling cepat yaitu

22 dan 24 menit. Setelah itu kelompok lain menyusul untuk mengumpulkan tugas

dengan catatan waktu kurang dari 30 menit. Kecepatan siswa dalam mengerjakan

kelompok juga menakan nilai yang baik yang dapat dilihat pada pembahasan hasil

nilai siswa.

Berikutnya adalah karakter tertib, keteriban siswa dalam mengikuti

pembelajaran dan mengerjakan tugas mendapatkan persentase nilai sebesar 90%

dengan kategori “Sangat Baik”. Persentase nilai ini merupakan persentase penilaian

karakter yang paling tinggi. Hal itu, disebankan karena ketertiban siswa pada siklus

II ini dinilai sangat kondusif dan tenang namun siswa tetap memperhatikan materi

dan pembelajaran yang diberikan oleh guru. Meskipun siswa sempat tidak fokus

pada hambatan yang terjadi yaitu pemadaman listrik, tetapi tidak lama kemudian

siswa mampu mengendalikan diri dan kembali mengikuti pembelajaran dengan

baik. Guru mitra juga mengatakan bahwa siswa lebih kondusif pada pembelajaran

memahami teks diskusi dengan media TTS pada tindakan siklus II ini.

Page 101: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

83

Selanjutnya adalah tanggung jawab siswa terhadap guru, teman, dan tugas

yang diperoleh mendapatkan persentase sebesar 82% dengan kategori “Baik”.

Siswa dinilai bertanggung jawab dengan apa yang diterima di dalam kelas. Siswa

mampu mengendalikan diri dengan tidak ramai agar temannya yang lain dapat

belajar dengan baik. Siswa memperhatikan penjelasan materi dan tugas yang

diberikan oleh guru. Siswa mampu menyelesaikan seluruh tugas yang diberikan

dengan tepat waktu. Siswa juga bertanggung jawab saat menggunakan media

pembelajaran dengan tidak mencoret-coret media atau merusak media.

Terakhir adalah karakter komunikatif yang menakan persentase nilai sebesar

84% dengan kategori “baik”. Dalam pengerjaan tugas kelompok memahami teks

diskusi dengan media TTS, siswa sudah mulai komunikatif untuk mengerjakan

tugas. Siswa sudah menerapkan cara pembagian tugas kepada seluruh anggota

kelompok. Pembagian tugas yang dilakukan membuat seluruh anggota

mengerjakan tugas yang diberikan dan tidak ada anggota yang tidak mengerjakan.

Pembagian tugas tersebut juga membuat tugas yang dikerjakan menjadi lebih cepat

selesai kurang dari waktu yang ditentukan yaitu 30 menit. Seluru anggota

mengumpulkan tugas tepat waktu dan menakan nilai yang baik dari tugas yang

dikerjakan.

4.1.3.3 Refleksi Kegiatan Pembelajaran Memahami Teks Diskusi dengan

Media Teka-Teki Silang pada Siklus II

Refleksi kemampuan memahami teks diskusi dengan menggunakan media

TTS dilakukan dengan melihat proses, hasil nilai siswa, dan karakter siswa dalam

pembelajaran. Proses pembelajaran memahami teks diskusi dengan menggunakan

media TTS siklus II dapat dilihat dari hasil observasi guru dan siswa. Kegiatan

Page 102: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

84

observasi guru pada tindakan siklus II memperoleh persentase sebesar 91% dan

persentase hasil observasi siswa sebesar 92,64%. Berdasarkan kedua hasil observasi

tersebut dapat dikatakan bahwa media TTS efektif digunakan dalam pembelajaran

memahami teks diskusi. Hal itu, dapat dilihat dari banyaknya siswa yang

memperoleh nilai diatas KKM, yaitu pada tindakan siklus I terdapat 26 siswa yang

memperoleh nilai ≥75 sedangkan pada tindakan siklus II terdapat 33 siswa yang

memperoleh nilai ≥75.

Dari hasil wawancara dengan teman sejawat, pelaksanaan pembelajaran

memahami teks diskusi pada tindakan siklus II dari kegiatan pembuka, kegiatan

inti, dan kegiatan penutup dinilai telah terlaksana dengan baik. Baik peneliti

ataupun siswa telah mengikuti pembelajaran dengan baik dan sesuai dengan RPP

yang telah dibuat. Walaupun terdapat kendala pemadaman listrik pada kegiatan inti,

pembelajaran tetap dapat dijalankan dengan memberikan materi yang diberikan

oleh peneliti diikuti keaktifan dan antusias siswa untuk membantu jalannya

pembelajaran pada tindakan siklus II.

Setelah peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran memahami teks

diskusi dengan menggunakan media TTS pada tindakan siklus I dan II, peneliti

melakukan wawancara kepada guru mitra megenai pembelajaran yang telah

dilaksanakan. Dalam hal ini guru mitra mengungkapkan bahwa peneliti sudah

menerapkan media pembelajaran TTS kepada siswa kelas VIII-A untuk

meningkatkan kemampuan memahami teks sidkusi dengan baik karena nilai siswa

kelas VIII-A sudah meningkat serta 33 siswa sudah mampu memahami teks diskusi

berdasarkan struktur dan ciri kebahasaan teks. Penggunaan media TTS juga dinilai

Page 103: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

85

mampu mempermudah siswa dalam memahami teks diskusi baik digunakan secara

individu ataupun berkelompok.

Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua pengamat dan didukung

dengan hasil konsultasi dengan dosen pembimbing tentang hasil pelaksanaan

pembelajaran memahami teks diskusi pada tindakan siklus II, dapat disimpulkan

bahwa tindakan siklus dengan menerapkan media TTS dalam pembelajaran

memahami teks dikusi dapat dihentikan. Hal itu terjadi karena penelitian ini

menerapkan batas keberhasilan penelitian sebesar 80% atau sebanyak 27 siswa

yang harus dinyatakan tuntas dalam memahami teks diskusi. Hasil pembelajaran

memahami teks diskusi pada siklus II telah memperoleh persentase ketuntasan

indikator yang diinginkan yaitu 100% atau sebanyak 33 siswa dinyatakan “Tuntas”

dalam memahami teks diskusi dengan menggunakan media TTS.

4.2 Pembahasan Penelitian

Pada pembahasan ini memaparkan tentang hal menarik dan unik dari

penelitian peningkatan kemampuan memahami teks diskusi dengan median teka-

teki silang pada siswa kelas VIII-A SMP Shalahuddin pada tindakan siklus I dan

tindakan siklus II. Temuan-temuan tersebut juga dapat memaparkan dampak

penggunaan media TTS pada pembentukan empat karakter bagi siswa kelas VIII-

A SMP Shalahuddin. Pembentukan karakter tersebut meliputi kedisiplinan,

ketertiban, tanggung jawab, dan karakter komunikatif.

Page 104: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

86

4.2.1 Peningkatan Kemampuan Memahami Teks Diskusi dengan Media

Teka-Teki Silang pada Siswa Kelas VIII-A

Proses pembelajaran memahami teks diskusi mengalami peningkatan yang

dapat dilihat pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Kedua

siklus tersebut dapat dibandingan dengan pelaksanaan pembelajaran pada tahap

prasiklus yang menjadi patokan awal penelitian. Hal tersebut dapat diketahui dari

hasil observasi guru, hasil observasi siswa, hasil wawancara, dan hasil angket siswa

yang telah dilaksanakan pada kedua siklus di kelas VIII-A.

Penelitian peningkatan memahami teks diskusi ini mengalami peningkatan

dari segi proses pembelajaran. siswa menjadi lebih kondusil pada setiap siklusnya.

Penelitian yang menunjukkan hasil yang sama dilakukan oleh Pramesti (2015)

dengan judul Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia dalam

Keterampilan Membaca Melalui Teka-Teki Silang.

Berawal dari permasalahan yang ditemukan di lapangan mengenai

kesulitan siswa dalam menguasai kosakata bahasa Indonesia,

ditunjukkan dengan hasil observasi siswa yang diperoleh.

Penelitian ini tujuan untuk meningkatkan kemampuan penguasaan

kosa kata siswa baik dari segi proses maupun dari segi hasil agar

mendapatkan hasil yang diinginkan.

Siswa-siswa kelas VIII-A adalah siswa yang memiliki permasalahan dalam

hal karakter ketika mengikuti pembelajaran, siswa kelas VIII-A juga merupakan

siswa yang sangat aktif sehingga perlu beberapa hal yang menarik untuk membuat

siswa mau mengikuti pelajaran. Meskipun sulit untuk mengajar di kelas VIII-A,

namun penggunaan media TTS menunjukkan hasil yang meningkat pada

pelaksanaan siklus II, peningkatan tersebut dapat dijabarkan dalam persentase yang

diperoleh dari hasil observasi guru dan siswa sebagai berikut.

Page 105: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

87

Diagram di atas menjelaskan bahwa persentase hasil observasi kegiatan

guru pada siklus I sebesar 75,5%, persentase tersebut mengalami peningkatan pada

pelaksanaan siklus II sebesar 91%. Peningkatan yang diperoleh pada siklus II

meningkat sebesar 15,5% dari persentase yang diperoleh pada siklus I. Peningkatan

persentase tersebut diperoleh karena proses pembelajaran siklus II meliputi

kegiatan pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup yang terlaksana dengan

lebih baik dibandingkan dengan pelaksanaan siklus I.

Pelaksanaan kegiatan pembuka pada siklus II, peneliti dinilai lebih cepat

dalam mengkondusifkan kelas jika dibandingkan dengan siklus I. Hal ini dapat

dilihat dari pemerolehan persentase kegiatan pembuka observasi guru pada siklus I

sebesar 75% dan mengalami peningkatan sebesar 16%, Pada siklus II menjadi 91%.

Selain peningkatan persentase kegiatan pembuka yang telah dicapai, peningkatan

persentase juga dicapai pada kegiatan inti siklus II. Pada kegiatan inti di siklus II

peneliti dinilai sudah baik dalam memberikan materi dan memberikan tugas padda

75% 78.12%72.9% 75.5%

91% 92.1% 89.58% 91%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Kegiatan Pembuka Kegiatan Inti Kegiatan Penutup Seluruh Kegiatan

Diagram Observasi Guru

Sikus I Siklus II

Page 106: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

88

siswa kelas VIII-A, peningkatan persentase juga diperoleh karena peneliti

menambahkan beberapa perubahan pada pelaksanaan siklus II. Peneliti merubah

tingkat kesulitan penugasan siswa dan pembagian penugasan pada setiap siswa.

Perubahan tingkat kesulitan tugas dilakukan karena adanya

kesalahpahaman di beberapa kelompok ketika mengerjakan tugas. Ada bebrapa

kelompok yang sudah mengerti dan langsung mengerjakan, ada pula beberapa

kelompok yang salah dalam mengerjakan tugas. Pada pelaksanaan siklus I, tugas

yang diberikan adalah tugas TTS yang dikerjakan secara berkelompok dan

dilanjutkan menjawab soal secara individu. Soal yang diberikan berjumlah lima

soal yang harus dikerjakan setiap anggota kelompok, bukannya satu soal untuk satu

anggota. Jadi setiap anggota kelompok dapat mengumpulkan lima jawaban atas

lima soal yang sama.

Setelah menjelaskan penugasan yang harus dikerjakan oleh siswa, peneliti

berkeliling untuk mengamati siswa saat proses kerja kelompok terlaksana. Tidak

lama kemudia, peneliti menemukan adanya kelompok yang salah dalam pengerjaan

tugas. Beberapa kelompok membagi soal satu orang satu soal, sehingga ada anggota

kelompok yang tidak mengerjakan soal yang hanya berjumlah lima soal saja.

Kesalahpahaman yang terjadi pada siswa membuat siswa membuatuhkan wantu

tambahan untuk mengerjakan seluruh soal yang diberikan. Penambahan waktu

tersebut membuat siswa tidak tepat waktu saat mengumpulkan tugas.

Kesalahpahaman yang terjadi pada siklus I diperbaiki pada siklus II dengan

merubah tingkat kesulitan soal dan sistematika pengerjaan soal. Peneliti membuat

soal dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi dengan sistematika pengerjaan satu

Page 107: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

89

siswa satu soal. Untuk menanggulangi ketidaktahuan anggota atas soal yang tidak

dikerjakan, peneliti memberi arahan agar soal dikerjakan dengan berdiskusi dengan

seluruh anggota kelompok. Perubahan tingkat kesulitan dan sistematika pengerjaan

tugas pada siklus II memberikan hasil yang lebih baik. Seluruh anggota kelompok

mampu mengerjakan penugasan yang diberikan kurang dari waktu yang telah

ditentukan. Perubahan yang telah dilakukan oleh peneliti memberikan hasil

persentase pada kegiatan inti observasi guru tindakan siklus II meningkat sebesar

16,89% dari 78,12% persentase kegiatan inti pada siklus II sebesar 92,1%. Hasil

persentase observasi siswa dapat dilihat pada diagram berikut.

Pelaksanaan kegiatan penutup pada observasi guru juga mengalami

peningkatan persentase sebesar 16,68% dari kegiatan penutup pada siklus I sebesar

72.9% menjadi 89,58% pada kegiatan penutup tindakan siklus II. Peningkatan

persentase ini diperoleh karena guru melaksanakan setiap aspek pada kegiatan

penutup dengan tepat waktu dan peneliti tidak memotong waktu dari pembelajaran

berikutnya. Selain pemerolehan peningkatan pada hasil obervasi guru, peningkatan

juga dicapai pada hasil observasi siswa pada tindakan siklus II yang dapat dilihat

pada diagram berikut.

Page 108: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

90

Persentase yang diperoleh pada tindakan siklus I adalah 81,61%, meningkat

sebesar 11,03% pada siklus II menjadi 92,64%. Peningkatan tersebut diperoleh

karena pada tindakan siklus II seluruh siswa dapat mengikuti seluruh kegiatan

pembelajaran memahami teks diskusi dengan media TTS dengan baik.

Pada kegiatan pembuka siswa dinilai lebih cepat masuk ke dalam kelas dan

kondusif dalam memperhatikan presensi serta kegiatan apersepsi yang dilakukan

oleh peneliti. siswa juga membantu peneliti untuk menyiapkan kelas agar siap

menerima pembelajaran. selanjutnya, pada kegiatan pembuka pada sikus II

memperoleh peningkatan sebesar 9,38% dari persentase 84,37% yang diperoleh

pada siklus I menjadi 93,75% yang diperoleh pada siklus II. Kemudian siswa

melaksanakan kegiantan inti, meskipun ada satu kendala yang terjadi pada kegiatan

inti yaitu pemadaman listrik, hal tersebut tidak berpengaruh banyak pada siswa.

Siswa tetap dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, menerima materi, dan

mengerjakan tugas dengan baik serta tepat waktu. Hal tersebut membuat persentase

84.37% 85.71%

75%81.61%

93.75% 92.85% 91.66% 92.64%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Kegiatan Pembuka Kegiatan Inti Kegiatan Penutup Seluruh Kegiatan

Diagram Observasi Siswa

Sikus I Siklus II

Page 109: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

91

yang diperoleh hari kegiatan observasi ssiwa pada kegiatan inti meningkat sebesar

7,14% dari persentase kegiatan inti yang diperoleh pada observasi siswa siklus I

sebesar 85,71% menjadi 92,85 padakegiatan inti siklus II.

Selain kegiatan inti, peneliti juga melakukan observasi siswa pada kegiatan

penutup. Observasi siswa pada kegiatan penutup siklus II memperoleh persesntase

yang lebih baik jika dibandingkan dengan observasi siswa pada kegiatan penutup

siklus I. Persentase ini meningkat sebesar 16,66% dari persentase observasi siswa

pada kegiatan penutup siklus I yaitu 75% menjadi 91,66% pada observasi siswa

kegiatan penutup siklus II. Peningkatan ini diperoleh karena siswa kelas VIII-A

telah mengikuti kegiatan penutup dengan baik, tepat waktu, dan kondusif.

Selain pemerolehan peningkatan persentase pada observasi guru dan siswa

yang telah dijabarkan di atas, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran memahami

teks diskusi pada siklus II juga dapat diketahui dari hasil wawancara dengan guru

mitra dan dari hasil angket yang telah diisi oleh siswa pada setiap akhir siklus yang

telah dilakukan. Pada proses wawancara siklus I, guru memberikan saran untuk

memperbaiki media dan sistematika pelaksanaan media. Saran guru telah

dilaksanakan pada siklus II dan memperoleh hasil yang baik pada proses

pelaksanaannya.

Kemudia peneliti melakukan wawancara lagi dan gurumitra menyatakan

bahwa pembelajaran sudah berlangsung dengan baik, anak-anak jadi lebih kondusif

jika dibandingkan dengan pembelajaran yang sebelumnya. Dari hasil tersebut dapat

diketahui bahwa guru mitra merasa pembelajaran yang dilakukan sudah baik dan

tidak perlu dilakukan perbaikan lagi. Guru mitra juga menyatakan bahwa beliau

Page 110: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

92

merasa senang dengan adanya penelitian ini karena dapat membuat siswa lebih

antusias dalam belajar.

Setelah itu, dari hasil angket mengenai hasil penggunaan media TTS pada

pembelajaran memahami teks diskusi dapat diketahui bahwa hasil perolehan angket

kebutuhan siswa pada siklus II mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan

hasil yang diperoleh pada siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media

TTS telah berhasil membuat siswa menyukai dan tertarik untuk belajar. Hal yang

sama dikatakan pula oleh Pramesti (2015) yang menyatakan penggunaan media

teka-teki silang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai kosakata

bahasa Indonesia.menunjukan penggunaan media teka-teki silang dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai kosakata bahasa Indonesia.

Hasil yang diperoleh pada akhir pelaksanaan siklus II, hampir seluruh siswa

mengisi angket dengan poin 3 dan 4 yang menyatakan “setuju” dan “sangat setuju”

berbeda dengan akhir pelaksanaan siklus I, di mana masih banyak ditemukan siswa

mengisi dengan poin 2, 3, dan beberapa mengisi poin 4. Poin bernilai 2 menyatakan

bahwa siswa “cukup setuju” dengan aspek yang ditanyakan. Pada pemberian

akngket siklus I, beberapa siswa memberikan saran atas kekurangan pada

pembelajaran siklus I. Berbeda dengan hasil tersebut, pada kolom komentar siklus

II, sudah tidak ditemukan adanya pemberian kritik, saran atau masukan. Seluruh

siswa menyatakan senang dan mengharapkan pengajaran yang sama yaitu

pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan media pembelajaran.

Penggunaan media TTS dapat meningkatkan kemampuan memahami teks

diskusi siswa kelas VIII-A dalam pembelajaran memahami teks diskusi

Page 111: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

93

berdasarkan struktur dan ciri kebahasaan teks. Peningkatan hasil pembelajaran

memahami teks pada kurikulum 2013 juga ditunjukkan dalam hasil penelitian

Setiawati (2015), dengan judul Peningkatan Kemampuan Memahami Aspek

Kebahasaan Teks Biografi Melalui Media Monopoli pada Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 1 Batu.

Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat

peningkatan dari prasiklus ke siklus1 sebesar 41,22%, sementara

peningkatan nilai siswa dari siklus1 ke siklus2 sebesar 25,8%, dari

hasil tersebut diketahui bahwa siswa sudah mampu menentukan dan

menjelaskan kata hubung, kalimat tunggal, dan kalimat majemuk,

sesuai dengan hakikat, ciri-ciri, dan contohnya.

Disamping penelitian Setiawati, ada pula penelitian lain yang menunjukkan

adanya peningkatan kemampuan belajar siswa dengan menggunakan media TTS.

Peningkatan hasil pembelajaran dengan menggunakan media TTS juga ditunjukkan

dalam hasil penelitian yang dilakukan oleh Eliza dkk (2013) dengan judul Peningkatan

Penguasaan Kosakata Melalui Teknik Permainan TTS di Kelas VII.A SMPN 2 Sungai

Penuh.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan

penguasaan sinonim sebesar 80,25%, antonim 70,5%, dan

penguasaan makna istilah sebesar 57,75%. Meskipun demikian nilai

penugasan yang diperoleh siswa VII-A belum mencapai KKM yaitu

70. Pada siklus kedua diperoles hasil peningkatan sinonim sebesar

81,75%, antonim 74,75%, dan penguasaan makna istilah sebesar

69,25%. Nilai siswa VII-A sudah mencapai KKM 70. Berdasarkan

penelitian Eliza (2013) dapat diketahui bahwa penggunaan media

TTS dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran kosakata di

kelas VII-A SMP Negeri 2 Sungai Penuh.

Melalui media TSS siswa tidak hanya diajak belajar, tetapi juga diajak

bermain. Mayoritas siswa kelas VIII sangat menyukai permainan dibandingkan

Page 112: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

94

pembelajaran, dan penggunaan media TTS mampu menarik perhatian siswa untuk

mempelajari materi yang diberikan dan mengerjakan tugas yang diberikan. Siswa

menjadi lebih antusias dan bersaing untuk menjadi yang tercepat dalam

menyelesaikan tugas. Tidak hanya cepat, siswa juga mampu mendapatkan nilai

yang baik dalam hasil pengerjaan tugas memahami teks diskusi menggunakan

media TTS. Hal itu dapat diketahui dari hasil pengerjaan tugas pada tindakan siklus

I dan siklus II. Data mengenai peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada

diagram berikut.

Pada diagram di atas, tindakan siklus I persentase hasil belajar siswa kelas

VIII-A memperoleh persentase sebesar 72%, data persentase tersebut meningkat

sebesar 17,46% dari pemerolehan persentase pada tahap prasiklus yaitu 54,54%.

Sedangkan pada pelaksanaan siklus II persentase yang diperoleh peningkatan yang

signifikan yaitu meningkat sebesar 28%, persentase siklus II yang diperoleh

menjadi 100%. Peningkatan-peningkatan persentase tersebur diperoleh karena

54.54%

72%

100%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Prasiklus Siklus I Siklus II

Diagram Hasil Penilaian

Prasiklus Siklus I Siklus II

Page 113: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

95

peneliti memberikan perubahan-perubahan pada setiap pelaksanaan siklus

pembelajaran memahami teks diskusi dengan media TTS.

Penggunaan media TTS dalam pembelajaran memahami teks diskusi

dengan memberikan vasiasi dalam bentuk permainan TTS dalam memberikan

materi dan penugasan siswa dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

memahami materi yang diberikan. Hal itu dapat dibuktikan dengan hasil penelitian

Penggunaan media TTS yang memiliki tujuan agar siswa lebih mudah dan

dapat belajar dengan menyenangkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Daryanto

(2013, hal.4-5) yang menyatakan media berfungsi untuk menimbulkan semangat

belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar,

memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual,

serta membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik.

Penggunaan TTS pada media pemberian materi membuat siswa antusias dan

menumbuhkan rasa penasaran siswa dalam mengulas materi yang ada yaitu materi

mengenai memahami teks diskusi. pemahaman siswa kemudia diuji dengan

pemberian penugasan kepada siswa. Penugasan yang diberikan terbagi menjadi

dua, yaitu penugasan secara berkelompok dengan mengerjakan TTS yang telah

dipersiapkan oleh peneliti, dan penugasan individu dengan mengisi soal-soal untuk

melihat kemampuan memahami setiap siswa.

Penugasan dengan media TTS yang dikerjakan secara berkelompok pada

tindakan siklus I dan siklus II berhasil dikerjakan dengan baik dan benar dengan

pemerolehan persentase sebesar 100%. Seluruh kelompok mampu menjawab

seluruh pertanyaan yang ada pada kolom lajur menurun dan lajur mendatar.

Page 114: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

96

Penggunaan media TTS dapat dikatakan sangat membantu siswa dalam pengerjaan

tugas dan pembelajaran berdiskusi dengan setiap anggota kelompok.

Berbeda dengan tugas yang dikerjakan secara berkelompok, Tugas yang

dikerjakan secara individu memberikan hasil yang berbeda. Dalam penugasan

individu, peneliti dapat akan melihat soal-soal mana yang benar-benar belum

dikuasai oleh setiap siswa. Hal itu dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa dari

setiap aspek yang dinilai.

Penugasan individu yang diberikan pada tindakan siklus I dan siklus II

peneliti menilai dengan lima aspek dasar dalam memahami teks diskusi. aspek yang

pertama adalah menilai kemampuan siswa dalam memahami pengertian dari teks

diskusi. Pada pelaksanaan tindakan siklus I persentase keberhasilan yang dapat

diperoleh siswa adalah 58% sedangkan persentase yang diperoleh pada siklus II

adalah 81,8%. Pemerolehan nilai pada silkus I terbilang rendah karena rata-rata

siswa menjawab berdasarkan pengertian diskusi saja dan belum digabung dengan

pengertian teks sehingga jawaban belum membentuk pengertian teks diskusi secara

utuh. Pada penugasan yang dilaksanakan pada siklus II, sebagian besar siswa telah

mampu menjawab pengertian teks diskusi dengan benar dan utuh.

Aspek ke-dua pada penilaian memahami teks diskusi adalah memahami

pengertian dari struktur teks diskusi. pemerolehan persentase pada siklus I adalah

79% dan pada siklus II meningkan menjadi 84%. Persentase yang diperoleh

termasuk dalam kategori “Baik” yaitu siswa dinilai sudah mampu dalam memahami

pengertian struktur teks diskusi. pada pelaksanaan tindakan siklus II, persentase

Page 115: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

97

yang diperoleh siswa meningkat sebesar 5% yang artinya terdapat tambahan dua

siswa yang dinyatakan lulus dalam memahami pengertian struktur teks diskusi.

Aspek penilaian yang ke-tiga dalam memahami pengertian dari ciri

kebahasaan teks diskusi. terdapat dua aspek penilaian mengenai ciri kebahasaan

dan aspek ciri kebahasaan teks diskusi yang terdapat pada aspek ketiga dan aspek

yang kelima. Kedua aspek tersebut menjadi aspek penilaian yang dinilai paling sulit

untuk dikuasai siswa.

Pada aspek pengertian ciri kebahasaan teks diskusi pada tindakan siklus I,

persestase keberhasilan yang diperoleh siswa adalah 47% kemudian meningkat

pada pemerolehan keberhasilan dalam memahami pengertian ciri kebahasaan pada

siklus II yaitu sebesar 74,2%. Kecilnya persentase yang diperoleh pada siklus I

diperoleh karena siswa kesulitan untuk menjelaskan pengertian dari ciri

kebahasaan. Kemudian pada pelaksanaan tindakan siklus II, peneliti memberikan

materi pengertian ciri kebahasaan dan mempersilahkan siswa untuk memberikan

pengertian sendiri pada ciri kebahasaan. Peneliti menginginkan agar siswa benar-

benar mengerti dan mengingat lebih lama mengenai pengertian ciri kebahasaan.

Peneliti juga memberikan kata kunci pengertian ciri kebahasaan pada soal yang ada

pada media TTS. Pemberian kata kunci diharapkan siswa lebih mudah mengingat

dan berani untuk menjabarkan kata kunci yang telah diperoleh pada soal yang

terdapat pada media penugasan TTS.

Aspek ke-empat pada penugasan individu adalah pemahaman siswa

mengenai bagian-bagian dari struktur kebahasaan. Bagian bagian tersebut meliputi

isu, argumrn mendukung, argumen menentang, dan simpulan. Pada pelaksanaan

Page 116: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

98

tindakan siklus I, rata-rata siswa sudah mampu untuk menjawab dan menjalaskan

bagian bagian mengenai struktur teks diskusi, namun ada beberapa siswa yang

belum bias menjelaskan bagian-bagian teks diskusi. pemerolehan persentase

keberhasilan siswa dalam memahami bagian-bagian struktur teks diskusi pada

siklus I adalah 62%.

Untuk meningkatkan persentase keberhasilan siswa dalam memahami

struktur teks diskusi. Pada pelaksanaan siklus II, peneliti meminta siswa untuk

menjelaskan contoh dari setiap bagian-bagian struktur teks diskusi. Dengen

memberikan contoh, siswa diharapkan lebih mengerti dan memiliki ingatan jangka

panjang mengenai struktur teks diskusi. Strategi pemberian contoh dari setiap

bagian-bagian struktur teks diskusi yang dilakukan pada pelaksanaan siklus II

memperoleh peningkatan persentase keberhasilan sebesar 19,8% menjadi 81,8%

dan dinyatakan tuntas dalam memahami bagian-bagian struktur teks diskusi

Aspek yang ke-lima adalah memahami bagian-bagian dari ciri kebahasaan

teks diskusi. Bagian-bagian dari ciri kebahasaan teks diskusi meliputi konjungsi,

kohesi leksikal, kohesi gramatikal, dan modalitas. Seperti yang telah dijelaskan

pada aspek ketiga, siswa juga mengalami kesulitan dalam memahami dan

menjawab pertanyaan mengenai bagian-bagian dari ciri kebahasaan teks diskusi.

pada pelaksanaan siklus I persentase keberhasilan yang diperoleh siswa adalah

44%. Persentase keberhasilan tersebut dinilai sangat kurang untuk memenuhi

persentase keberhasilan yang diinginkan.

Untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memahami bagian-bagian dari ciri

kebahasaan teks diskusi, peneliti memberikan materi menganai bagian-bagian dari

Page 117: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

99

ciri kebahasaan dengan lebih menyenangkan dan lebih ringkas. Peneliti

memberikan kata kunci dari setiap bagian-bagian ciri kebahasaan teks diskusi,

selain itu peneliti juga meminta siswa untuk memberikan contoh dari setiap bagian-

bagian ciri kebahasaan yang dicantumkan dalam penugasan individu pada tindakan

siklus II. Strategi tersubut memberikan peningkantan yang signifikan dalam

pemerolehan persentase keberhasilan yaitu sebesar 31,1 %. Total persentase

keberhasilan yang diperoleh siswa kelas VIII-A dalam memahami bagian-bagian

dari ciri kebahasaan teks diskusi pada pelaksanaan tindakan siklus II adalah 75,1%

dan dinyatakan “tuntas”. Peningkatan kelima aspek dalam penugasan siswa di atas

dapat dilihat pada diagram berikut.

Penjabaran data struktur dan ciri kebahasaan diatas menunjukkan bahwa

materi memahami struktur teks diskusi dinilai lebih muda dikuasai siswa,

sedangkan materi ciri kebahasaan teks diskusi adalah materi yang paling sulit

dikuasai siswa, baik dari memahami pengertian maupun bagian-bagian dari ciri

58%

79%

47%

62%

44%

81.8% 84%

74.2%81.8%

75.1%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5

Diagram Lima Aspek Penilaian

Siklus Siklus II

Page 118: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

100

kebahasaan teks diskusi. materi memahami struktur lebih mudah dikuasai siswa

karena menjelaskan bagian-bagian yang membangun suatu teks diskusi.

Sedangkan materi ciri kebahasaan dinilai lebih sulit untuk dikuasai siswa

karena siswa kesulitan dalam memahami setiap perbedaan dari konjungsi, kohesi

leksikal, kohesi gramatikal, dan modalitas. Namun hal itu dapat diatasi dengan

memberikan materi yang mengandung kata-kunci pada setiap pertanyaan

yangterdapat pada media pemberian materi dengan TTS. Selain itu peneliti juga

menambahakan pertanyaan pada media penugasan TTS siswa dengan

menambahkan tugas membuat contohpada pelaksanaan tindakan siklus II. adanya

tugas yang mengharuskan siswa untuk memberikan contoh pada setiap bagian-

bagian dari ciri kebahasaan membantu siswa dalam meningkatkan nilai sebagai

persentase keberhasilan siswa sehingga mengalami peningkatan yang signifikan.

Peningkatan persentase tersebut tercapai pada penilaian hasil belajar siswa dengan

perolehan persentase sebesar 100 % atau sebanyak 33 siswa memakankan nilai

diatas KKM yaitu >75. Dengan demikian, PTK dapat dihentikan karena persentase

ketuntasan siswa sudah mencapai ≥80%.

4.2.2 Dampak Penggunaan Media Teka-Teki Silang pada Pembentukan

Karakter Siswa Kelas VIII-A pada Pembelajaran Memahami Teks

Diskusi

Pembentukan karanter siswa perlu diterapkan dalam pembelajaran di kelas

VIII-A untuk membentuk prilaku yang baik bagi siswa. Hal ini sesuai dengan

pendapat Kesuma (2013, hal.5) yang mengungkapkan bahwa pendidikan karakter

adalah pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan prilaku

anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh

Page 119: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

101

sekolah. Pembentukan karakter siswa dapat membangun kepribadian yang

dibangun dalam lingkungan sekolah sesuai dengan yang dinyatakan Samani (2014,

hal.37) karakter adalah nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, terbentuk

baik karena pengaruh hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang

membedakannya dengan orang lain, serta diwujudkan dalam karakter dan prilaku

dalam kehidupan sehari-hari. Bedasarkan kedua pendapat di atas, menunjukkan

bahwa pendidikan karakter di sekolah sangat berpengaruh pada pendidikan karakter

siswa. Peningkatan persentase karakter siswa dari siklus I ke siklus II dapat dilihat

pada diagram berikut.

Penggunaanmedia TTS pada pemberian materi dan penugasan secara

berkelompok dalam pembelajaran memahami teks diskusi dapat membentuk

karakter disiplin, tertib, tanggung jawab, dan komunikatif. pada siswa kelas VIII-A

SMP Shalahuddin. hal ini dapat dilihat dari pemerolehan persentase karakter siswa

pada siklus I adalah 74,5%, dengan kategori “cukup baik” sedangkan pada siklus II

mengalami peningkatan sebesar 10,5% menjadi 85% dengan kategori “baik”.

76% 72% 74% 76% 74.5%84%

90%82% 84% 85%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Disiplin Tebtib Tanggung jawab Komunikatif PersentaseKeseluruhan

Diagram Persentase Karakter Siswa

Siklus I Siklus II

Page 120: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

102

Uraian mengenai keempat aspek pembentukan karakter siswa kelas VIII-A dalam

memahami teks diskusi dengan media TTS adalah sebagai berikut.

4.2.2.1 Karakter Kedisiplinan

Pembentukan karakter kedisiplinan diperlukan agas siswa lebih patuh dalam

mengikuti pelajaran dan mengerjakan tugas dengan tepat waktu, sejalan dengan

pendapat Zubaedi (2011, hal 75) yang menyatakan disiplin adalah tindakan yang

menunjukkan prilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

Penggunaan media Siswa yang disiplin dapat memiliki moral yang baik dan bisa

menghargai orang lain. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lickona (2012, hal.218)

bagian-bagian yang hakiki dari disiplin berdasarkan karakter ialah pelaksanaan

yang membuat para murid selalu bertanggung jawab kepada aturan-aturan melalui

konsekuensi-konsekuensi yang adil dan tegas.

Media TTS mampu membuat siswa merasa ingin tahu dan fokus terhadap

pembelajaran yang diberikan. TTS dalam pembelajaran memahami teks diskusi

dapat membentuk karakter siswa dalam berdisiplin, tertib, tanggung jawab, dan

komunikatif. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan atau observasi karakter

siswa yang telah dilakukan selama pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II.

Pada tindakan siklus I persentase yang diperoleh pada penilaian karakter

disiplin siswa adalah 76 % dengan kategori “baik” dan pada siklus II pemerolehan

persentase karakter disiplin siswa adalah 84% dengan kategori “baik” terjadi

peningkatan persentase dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 8%.Siswa dinilai

disiplin dalam mengikuti pelaksanaan pembelajaran memahami teks diskusi dengan

media TTS. Rasa ingin tahu dan antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran

Page 121: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

103

dapat membentuk karakter disiplin pada siswa kelas VIII-A. Siswa mengikuti

pembelajaran dengan baik, menjawab pertanyaan dari guru dan melaksanakan

kegiatan-kegiatan pembelajaran dari peneliti.

Pembentukan karakter disiplin tidak hanya ditunjukkan ketika siswa

meenerima materi yang diberikan oleh peneliti tetapi juga ditunjukkan dalam

kegiatan mengerjakan tugas baik secara berkelompok maupun secara individu.di

mana siswa mampu mengerjakan dengan benar dan mampu menyelesaikan tugas

dengan cepat. Dalam hal ini siswa mengerjakan dan mengumpulkan tugas dengan

tepat waktu. Peneliti memberikan tugas mengenai struktur dan ciri kebahasaan teks

diskusi

4.2.2.2 Karakter Ketertiban

Pembentukan karakter yang ke dua adalah tertib, tertip dibahas tersendiri

dari disiplin karena peneliti ingin menilai sejauh mana perkembangan karakter

tertip siswa selama mengikuti pembelajaran. Penilaian ketertiban siswa ini lebih

banyak membahas kondisi kelas yang kondusif ketika mengikuti pembelajaran.

pada tahap prasiklus, peneliti turut serta mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia

yang diampuh oleh guru mitra. Ketika berada di kelas, peneliti mengamati jalannya

pembelajaran. setelah melakukan pengamatan pada tahap prasiklus, peneliti

menemukan bahwa siswa kelas VIII-A tergolong sulit mengikuti pembelajaran

dengan kondusif. terdapat beberapa siswa yang ramai, berjalan dan berlarian selama

pembelajaran, tidur-tiduran, dan kegiatan lain yang membuat pembelajaran menjadi

tidak kondusif.

Page 122: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

104

Peneliti menggunakan media TTS yang dapat membuat siswa kelas VIII-A

kondusif dalam mengikuti pembelajaran. untuk pengamatan perkembangan

karakter siswa, peneliti menggunakan media lembar observasi karakter siswa.

Berdasarkan hasil observasi tersebut, diketahui persentase karakter siswa dalam hal

ketertiban pada siklus I adalah 72%, dengan kategori “cukup baik”. Persentase ini

termasuk cukup baik bila dibandingkan kondisi kelas pada tahap prasiklus. Pada

tahap siklus I terdapat beberapa siswa yang ramai namun tetap antusias mengikuti

pembelajaran, siswa antusian untuk belajar sambil bermain dengan media TTS.

Antusiasme siswa yang terlalu besar membuat peneliti merasa kesulitan untuk

mengendalikan kelas.

Pada pelaksanaan siklus II, penilaian terhadap karakter ketertiban siswa

meningkan dengan siknifikan yaitu sebesar 18% menjadi 90 % dengan kategori

“sangat baik”. Peningkatan tersebut diperoleh karena kondisi pembelajaran pada

siswa kelas VIII-A berlangsung dengan kondusif. Karakter siswa menjadi lebih

tenangn namun tetap mengikuti pembelajaran dengan baik jika dibandingkan

dengan siklus I. Pada pelaksanaan siklus I guru membagi kelompok saat

memberikan materi, hal tersebut membuat setiap kelompok berlomba-lomba

menjawab partanyaan dari materi yang dapat diberikan. Sedangkan pada

pelaksanaan siklus II siswa menjadi tenang karena peneliti memberikan materi

tanpa membagi kelompok terlebih dahulu.

Ketertiban siswa kelas VIII-A juga terlihat pada saat pengerjaan tugas yang

diberikan oleh peneliti. masing-masing kelompok melakukan diskusi untun

mengerjakan tugas. Diskusi dilaksanakan dengan baik tanpa ada anggota kelompok

Page 123: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

105

yang tidak membantu atau tidak menghiraukan. Seluruh anggota memperhatikan,

membantu, dan mampu menyelesaikan tugas denga tetap waktu.

4.2.2.3 Karakter Tanggung Jawab

Pendidikan karakter ketiga yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah

tanggung jawab. Menurut Zubaedi (2011, hal.76) mengatakan tanggung jawab

adalah wkarakter dan prilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban,

yang seharusnya dilakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam,

sosoal, dan budaya), negara dan tuhan yang maha Esa. Tanggungjawab dipilih

karena dari hasil pengamatan pada tahap prasiklus, banyak siswa yang kurang

bertanggung jawab baik pada materi, pada guru, pada teman, dan pada tugas yang

diperoleh. Siswa dikatakan kurang bertanggung jawab pada materi yang diterima

karena siswa tidak memperhatikan materi yang dijelaskan oleh guru pada tahap

prasiklus. Kemudia siswa ramai sendiri tanpa memperhatika guru ketika mengajar

dan tidak menghiraukan teman yang sedang belajar. Pada saat menerima tugas,

beberapa siswa tidak mengerjakan dan terpaksa harus mengumpulkan pada

pertemuan berikutnya.

Dari beberapa temuan tersebut, terdapat peningkatan karakter

tanggungjawab siswa terhadap materi yang diterima, terhadap guru, terhadap

sesame siswa, dan terhadap tugas yang diterima selama melaksanakan

pembelajaran memahami teks diskusi dengan media TTS. Hal itu dapat dilihat dari

persentase yang diperoleh siswa dari pengamatan karakter tanggung jawab siswa.

Pada pelaksanaan siklus I persentase yang diperoleh adalah 74% dengan kategori

“cukup baik” dan pada pelaksanaan siklus II memperoleh persentase sebesar 82%.

Page 124: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

106

Dari pelaksanaan siklus I ke siklus II terdapat peningkatan pemerolehan persentase

sebesar 8%.

Pada pelaksanaan siklus I siswa dinilai sudah antusias dalam menerima

materi yang diberikan oleh peneliti dan mampu komunikatif dengan temannya

dalam mengerjakan tugas. Namun masih ada ±5 siswa yang berbicara sendiri

danpada tahap pengumpulan tugas, siswa kelas VIII-A tidak menyelesaikan tugas

tetap waktu dan membutuhkan waktu tambahan selama 10 menit. Berbeda dengan

pelaksanaan siklus I, pada pelaksanaan siklus II siswa kelas VIII-A dinilai sudah

bertanggung jawab dalam menerima dan memperhatikan materi yang disampaikan

oleh guru. Bertanggung jawab kepada teman dengan tidak ramai dan kondusif

selama pembelajaran berlangsung. Serta siswa kelas VIII-A dinilai bertanggung

jawab terhadap tugas yang diberikan dengan mengerjakan tugas TTS dengan baik

dan mengumpulkan tugas TTS tepat waktu.

4.2.2.4 Karakter Komunikatif

Karakter ke empat yang ingin dikembangkan dalam penelitian peningkatan

memahami teks diskusi dengan media TTS adalah karakter komunikatif. Menurut

Zubaedi (2011, hal.75) komunikatif adalah tindakan yang memperlihatkan rasa

senang berbicara, bergaul, dan komunikatif dengan orang lain. Pada penilaian

karakter ini peneliti mengfokuskan pada prilaku komunikatif yang dapat di

butuhkan dan direalisasikan siswa dalam mengerjakan tugas kelompok dan

berdiskusi dengan anggota kelompok. Karakter komunikatif sangat diperlukan

dalam pembelajaran memahami teks diskusi. Pelatihan berdiskusi selama

mengikuti pembelajaran dapat membantu siswa dalam berdiskusi dalam kehidupan

Page 125: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

107

sehari-hari. Hal ini sesuai dengan tindakan pemberian tugas yang dikerjakan secara

berkelompok, namun setiap siswa tetap memiliki pekerjaan masing-masing. Tugas

yang dikerjakan secara berkelompok dapat memudakan siswa untuk komunikatif

dan berkomunikasi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Saptono (2011, hal.68)

yang menyatakan bahwa setiap anggota umumnya memiliki karakter tanggap serta

kesediaan untuk menyumbangkan kemampuan terbaik yang mereka milikiuntuk

mencapai tujuan-tujuan mereka sendiri maupun tujuan-tujuan kelompok.

Saptono (2011, hal.68) juga menyatakan bahwa lebih dari itu, pembelajaran

kooperatif dirancang sedemikian rupa agar kegiatan dalam kelompok bisa

berdampak positif terhadap peningkatan prestasi akademik dan perkembangan

kepribadian siswa. Siswa yang memiliki karakter komunikatif khususnya pada

prilaku komunikatif dapat lebih mudah dan berani dalam menyampaikan

gagasannya, dapat lebih muda dalam bergaul dan komunikatif dengan orang lain

baik disekolah atau di dalam kehidupan sehari-hari.

Penggunaan media TTS dalam pembelajaran memahami teks diskusi

berdasarkan struktur dan ciri kebahasaan teks pada siswa kelas VIII-A dapat

meningkatkan karakter komunikatif siswa kelas VIII-A. Hal ini dapat dilihat dari

pemerolehan persentase penilaian karakter komunikatif siswa pada pelaksanaan

siklus I dan siklus II. Pada pelaksanaan siklus I memperoleh persentase sebesar 76%

dengan kategori “baik” dalam meningkat sebesar 8% pada pelaksanaan siklus II

menjadi 84% dengan kategori “baik”.

Pada pelaksanaan siklus I, ada beberapa siswa yang tidak turut serta dalam

berdiskusi mengerjakan tugas. Siswa lebih fokus pada masing-masing tugas yang

Page 126: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

108

diterima. Namun pada pelaksanaan siklus II, karakter komunikatif siswa kelas VIII-

A sudah meningkat. Dengan media TTS dapat membuat siswa menjadi kompak,

seluruh siswa sudah melaksanakan diskusi dalam pengerjaan tugas. Siswa berani

untuk menjawab pertanyaan dari peneliti. bahkan ada beberapa siswa yang tidak

ragu-ragu berdiskusi dengan kelompoknya untuk menjawab pertanyaan.

Kekompakan siswa mendapat apresiasi dari peneliti berupa hadiah untuk dua

kelompok yang paling kompak dan yang menyelesaikan tugas paling cepat.

Page 127: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
Page 128: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

109

BAB V

PENUTUP

Bab ini memaparkan simpulan dan saran dari hasil Penelitian Peningkatan

Kemampuan Memahami Teks Diskusi dengan Media Teka-Teki Silang Pada Siswa

Kelas VIII-A SMP Shalahuddin.

5.1 Simpulan

Setelah melakukan penelitian, menjabarkan hasil dan membahas temuan

dalam penelitian Peningkatan Kemampuan Memahami Teks Diskusi dengan Media

Teka-Teki Silang Pada Siswa Kelas VIII-A SMP Shalahuddin yang telah terlaksana

pada pelaksanaan siklus I dan siklus II dapat disimpulkan.

1) Proses pembelajaran memahami teks diskusi melalui media TTS dapat

membuat siswa kelas VIII-A melaksanakan pembelajaran dengan kondusif.

Hasil pengamatan pada tahap prasiklus menunjukkan bahwa siawa sangat

sulit mengikuti pembelajaran dengan kondusif. Namun pada pelaksanaan

siklus I dan siklus II, siswa mengikuti pembelajaran dengan lebih kondusif.

Penggunaan media TTS membuat siswa lebih fokus, lebih antusias, dan lebih

disiplin dalam mengikuti pembelajaran. Hal itu, dapat dilihat dari

pemerolehan persentase penilaian proses pembelajaran dengan hasil

persentase siklus I sebesar 75% dan presentase penilaian proses meningkat

menjadi 91% pada pelaksanaan siklus II. Penggunaan media TTD dapat

meningkatkan kemampuan memahami teks diskusi pada siswa kelas VIII-A.

Hal itu, dapat terlihat dari peningkatan pemerolehan persentase dari setiap

siklus. Peningkatan persentase hasil nilai siswa tersebut meliputi pelaksanaan

Page 129: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

110

tahap prasiklus memperoleh persentase sebesar 54,54%, pelaksanaan siklus

I memperoleh persentase sebesar 72%, dan pelaksanaan siklus II dengan

perolehan persentase sebesar 100%. Peningkatan persentase-persentase di

atas diperoleh karena penggunaan media TTS yang dapat membuat

pembelajaran memahami teks diskusi menjadi lebih mudah dan

menyenangkan. Dengan bermain media TTS membuat siswa antusias dalam

belajar sehingga siswa dapat lebih mudah menerima materi dan mengerjakan

tugas yang telah diberikan.

2) Penggunaan media TTS dalam pembelajaran memahami teks diskusi

berdampak pada pembentukan karakter siswa kelas VIII-A. Karakter siswa

yang dapat terbentuk meliputi karakter disiplin, tertib, tanggung jawab, dan

komunikatif dalam mengikuti pembelajaran. Hal itu, dapat diketahui dari

peningkatan pemerolehan persentase penilaian karakter pada pelaksanaan

siklus I dan siklus II. Peningkatan persentase karakter siswa pada siklus I

adalah 74,5% dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 85%.

Dengan menggunakan media TTS membuat siswa menjadi disiplin dan tertib

dalam memperhatikan materi yang diberikan, siswa bertanggung jawab

terhadap penugasan yang diberikan, secara bersama-sama siswa dapat

mengerjakan tugas kelompok dan menyelesaikan tugas tepat waktu.

Page 130: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

111

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian tentang Peningkatan Kemampuan

Memahami Teks Diskusi dengan Media Teka-Teki Silang Pada Siswa Kelas VIII-

A SMP Shalahuddin yang telah dilakukan, terdapat beberapa saran bagi guru,

siswa, dan peneliti lain.

1) Bagi guru, hendaknya guru memberikan sedikit variasi baik pada media

mengajar maupun pada metode mengajar. Siswa SMP Shalahuddin adalah

siswa yang sangat aktif, siswa dapat lebih menyukai pembelajaran yang

interaktif dan menyenangkan agar materi dapat tersampaikan dengan baik dan

tujuan pembelajaran dapat tercapai. Guru hendaknya lebih mengerti kemauan

dan kondisi siswa dalam belajar, karena tipe belajar siswa sangat beragam,

guru dapat mencoba berbagai gaya mengajar pada siswa.

2) Bagi siswa, siswa hendaknya lebih tenang dan kondusif dalam kegiatan

belajar, sehingga terbentuk karakter disiplin dan tertib dalam belajar. Siswa

hendaknya lebih mudah fokus dalam kegiatan membahas materi

pembelajaran. Hal itu, menunjukkan bahwa siswa bertanggung jawab

terhadap materi, guru, teman, dan tugas yang telah diperoleh. Pada saat

mengerjakan tugas, siswa hendaknya dapat lebih komunikatif dan saling

peduli dalam mengerjakan tugas, agar tugas kelompok dapat selesai tepat

waktu dan mendapatkan nilai yang maksimal.

3) Bagi peneliti lain, penelitian ini adalah penelitian dalam ranah memahami

teks, teks diskusi, dan media TTS. Semoga penelitian ini dapat menjadi

referensi pada penelitian selanjutnya. Karena penelitian ini dapat menjadi

dasar bagi penelitian selanjutnya, hendaknya peneliti lain dapat melakukan

Page 131: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

112

penelitian lanjutan dari penelitian ini. Apabila menemukan kekurangan atau

data yang kurang maksimal, peneliti lain hendaknya dapat memperbaiki agar

penelitian dengan tema yang sama dapat menghasilkan data yang telah

diperbarui agar data menjadi lebih baik.

Page 132: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
Page 133: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

113

DAFTAR PUSTAKA

Amertawengrum, I. P. 2010. “Teks dan Intertekstualitas”. Diakses pada tanggal 20

Februari 2017 dari http://download.portalgaruda.org/article.php?article=

253156&val=6820

Arsyiad, A. 2014. “Media Pembelajaran”, Edisi Revisi. Jakarta:PT Raja Grafindo

Persada

Daryanto. 2013. Media Pembelajaran Peranan Sangat Penting Dalam Mencapai

Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta:Penerbit Gava Media

Eliza, Y. Dkk. 2013. “Peningkatan Penguasaan Kosakata Melalui Teknik

Permainan TTS di Kelas VII.A SMPN 2 Sungai Penuh”. Padang: FBS

Universitas Negeri Padang

Kesuama. D, Triatna. C, Pernama. J. 2013. Pendidikan Karakter. Bandung:PT

Remaja Rosda karya

Khalilullah. 2012. “Permainan TTS sebagai Media Dalam Pembelajaran Bahasa

Arab (Mufradat)” Jurnal Pemikiran Islam; Vol. 37, No. 1 Januari-Juni

2012

Kunandar. 2012. Langkah Muda Penelitian Tindakan Kelas sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta:PT Raja Grafindo Offset

Kurniawan, S. 2016. Pendidikan Karakter: Konsepsi terpadu di lingkungan

keluarga, sekolah, perguruan tinggi, dan masyarakat. Jakarta:Ar-Ruzz

Media

Kustandi, C dan Sutjipto, B. 2013. Media Pembelajaran, Manual dan Dijital.

Bogor:Ghalia Indonesia

Kuswantoro, A. 2015. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan.

Jakarta:Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Lickona, T. 2012. Pendidikan Karakter. Bantul: Kreasi Wacana Offset.

Moleong, L, J. 2004. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung:PT Remaja

Rosdakarya

Mulyasa. 2015. Revolusi Mental dalam Pendidikan. Bandung:PT Remaja

Rosdakarya.

Munadi, Y. 2013. Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta:GP

Press Group.

Muslich, M. 2013. Melaksanakan PTK Itu Mudah (Classrom Action Research).

Jakarta:Remaja Rosdakarya

Pramesti, U. D. 2015. “Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia dalam

Keterampilan Membaca Melalui Teka-Teki Silang”. Jurnal Puitika. Vol.

11, No. 1. April 2015.

Page 134: PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS DISKUSI …repository.ub.ac.id/1047/1/Nova Ayu Febrianti.pdf · KATA PENGANTAR Puji Syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

114

Rahayu, S. 2016. “Peningkatan Keterampilan Memproduksi Teks Ulasan Film

Melalui teknik Circuit Learning pada Siswa kelas XI MIA Negeri 2 Batu”.

Malang:FIB Universitas Brawijaya.

Sahlan, A, Prasetyo, A. T. 2016. Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan

Karakter. Jogjakarta:Ar-Ruzz Media

Samani, M dan Heriyanto. 2014. Pendidikan Karakter melalui Publick Speaking.

Jogjakarta:Graha Ilmu.

Saptono. 2011. Dimensi-dimensi Pendidikan Karakter-Wawasan Strategi, dan

Wawasan Praktis. Jakarta:Erlangga Group.

Setyowati, I. 2015. “Peningkatan Kemampuan memahami Aspek Kebahasaan Teks

Biografi melalui media Monopoli pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1

Batu”. Malang:FIB Universitas Brawijaya.

Suyadi. 2012. Buku Panduan Guru Profesional. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

dan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Yogyakarta:Andi Offset.

Zabadi. F, Sutejo. 2014. Bahasa Indonesia Wahana Pengetahuan.

Jakarta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Konsepsi dan Aplikasi dalam

Lembaga Pendidikan. Jakarta:Prenada Group.