peningkatan hasil belajar ilmu pengetahuan sosial … · 30 siswa kelas iv sd. inpres limbung...

120
PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL TWO STAY TWO STRAY ( T S T S ) PADA SISWA KELAS IV SD INPRES LIMBUNG KECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Skripsi Pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh INDAR ALAM 10540427410 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR S1 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2017

Upload: others

Post on 02-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIALMELALUI MODEL TWO STAY TWO STRAY ( T S T S )

PADA SISWA KELAS IV SD INPRES LIMBUNGKECAMATAN BAJENG KABUPATEN GOWA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Skripsi PadaProgram Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

INDAR ALAM10540427410

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR S1FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2017

Page 2: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil
Page 3: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil
Page 4: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : INDAR ALAM

NIM : 105400422410

Jurusan/ Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (S.1)

Fakultas : Keguruan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay TwoStray (TSTS) Pada Siswa Kelas IV SD. InpresLimbung Kecamatan Bajeng KabupatenGowa

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benarmerupakan hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambilalihan tulisanatau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasiljiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuaiketentuan yang berlaku.

Makassar, April 2017

Yang Membuat Pernyataan;

INDAR ALAM

Page 5: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

MOTO

Tiap melakukan sesuatu harus diawali dengan doa

dan diakhiri dengan doa

Tiap sesuatu yang akhir lebih baik dari permulaan

Kerjakanlah sesuatu dengan sungguh-

sungguh

Karena sungguh sesudah kesulitan ada

kemudahan

* * *

Karya ini kupersembahkan sebagai kado cinta

Untuk ibunda dan ayahanda

Doa dan segala pengorbananmu yang tiadataranya

Page 6: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

ABSTRAK

INDAR ALAM, 2017, Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui ModelPembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Pada Siswa Kelas IVSD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Skripsi, PendidikanGuru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UniversitasMuhammadiah Makassar. (dibimbing oleh Nurdin dan Maryati Z.)

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan Hasil Belajar IPS Padasiswa kelas IV SD Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, melaluiModel Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Subyekpenelitian adalah siswa kelas IV SD Inpres Limbung Kecamatan BajengKabupaten Gowa pada tahun ajaran 2016/2017 sebanyak 30 siswa yang terdiridari 16 orang laki-laki dan 14 orang perempuan. Teknik pengumpulan dataadalah menggunakan lembar observasi dan tes dalam bentuk essay yangdilaksanakan setiap akhir siklus. Data yang terkumpul diolah denganmenggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Hasil yang diperoleh dari analisiskuantitatif dan kualitatif sebagai berikut.

Secara kuantitatif terjadi peningkatan Hasil Belajar IPS pada siswa kelasIV SD Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa setelah pelaksanaantindakan. Pada Siklus I tergambar bahwa dari 30 siswa kelas Kelas IV SD. InpresLimbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, 5 siswa atau 16,66% padakategori rendah; pada kategori sedang mencapai 9 siswa atau 30,00%; kemudianpada kategori tinggi sebanyak 12 siswa atau 40,00 sedangkan pada kategori sangattinggi hanya 4 atau 13,33%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang mencapai batasketuntasan sekitar 13 siswa atau 43,33%, sedangkan siswa yang belum mencapaibatas ketuntasan yaitu 17 siswa atau 56,66%.. Pada siklus II tergambar bahwa dari30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowaterdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil belajar IPS ada padakategori sedang dan pada kategori tinggi mencapai 6 siswa atau 20,00%;kemudian pada kategori sangat tinggi sebanyak 20 siswa atau 66,66%.Jadi dapat disimpulkan bahwa yang mencapai batas ketuntasan sekitar 26 siswaatau 86,66%, sedangkan siswa yang belum mencapai batas ketuntasan hanya 4siswa atau 13,33%.

Dari hasil analisis diatas dapat dismpulkan bahwa dengan menerapkanmodel pembelajaran kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dapatmeningkatkan hasil belajar IPS Pada Siswa Kelas IV SD.Inpres LimbungKecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

Page 7: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

KATA PENGANTAR

رب العالمین والصلاة والسلام على اشرف الأنبیاء والمرسلین وعلى الھ واصحابھ اجمعی اما . نالحمد

بعد

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) Pada Siswa Kelas

IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Skripsi ini

merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan

, Universitas Muhammmadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa sejak penyusunan skripsi ini sampai pada

penyelesaiannya, banyak rintangan dan hambatan yang dihadapi penulis. Namun

dengan keinginan yang keras dan tanggung jawab pada orang tua, diri sendiri

serta doa dan kemudahan dari Allah, maka segala rintangan dan hambatan itu

dapat teratasi.

Skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penulis

menyampaikan rasa terima kasih kepada banyak pihak yang membantu sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyampaikan terima kasih

kepada Drs. H. Nurdin, M.Pd. selaku pembimbing I yang senantiasa dengan tulus

dan sabar meluangkan waktunya dalam membimbing dan mengarahkan selama

penulis menuntut ilmu sampai pada penulisan skripsi ini. Juga Dra. Hj. Maryati

Z., M.Si. Selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk

memberi arahan dan petunjuk serta koreksi yang baik kepada penulis dalam

proses pembimbingan skripsi ini.

Penulis menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Erwin

Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D, dekan fakultas keguruan dan ilmu pendidikan beserta

Page 8: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

staf, dan Dr. H. Abd. Rahman Rahim, M.M. Rektor Universitas Muhammadiyah

Makassar beserta staf.

Ucapan terima kasih penulis juga sampaikan kepada Sulfasyah, S.Pd.,

M.A., Ph.D. Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar; para Dosen Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberi bekal ilmu pengetahuan

selama perkuliahan sampai penulisan skripsi ini selesai. Ucapan terima kasih

kepada seluruh staf perpustakaan Universitas Muhammadiah Makassar yang

dengan sabar dan tak bosan-bosannya memberi kesempatan kepada penulis untuk

mencari literature guna penulisan skripsi ini.

Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

ayahanda Surya Dharma dan ibunda St. Hajnah. S.Pdi. atas segala pengorbanan

yang mulia, kasih sayang , jerih payah dan doa yang senantiasa di berikan kepada

penulis sampai penulis berhasil mencapai cita-cita.

Terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru

Sekolah Dasar angkatan. 2010, dan terima kasih pula kepada semua orang yang

tidak sempat penulis tuliskan namanya di sini, semoga semua bentuk bantuannya

kepada penulis mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Semoga niat dan amal baik kita mendapat restu dari Allah SWT, dan segala

amal baik kita mendapat limpahan rahmat dan pahala dari-Nya.

Makassar,.............2017

Penulis

Page 9: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………….......................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING………………………………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………........... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI…………………………………… iv

MOTO………………………………………………………………………. v

ABSTRAK………………………………………………………………….. vi

KATA PENGANTAR………………………………………………………. vii

DAFTAR ISI…………………………………………………………........... ix

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah……………….………………………….............. 5

C. Tujuan Penelitian …………………………………………………… 5

D. Manfaat Penelitian…………………………………………………….. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kerangka Teori

1. Belajar dan Pembelajaran……………………………………….. 7

2. Kualitas Pembelajaran…………………………………………... 8

3. Media Pembelajaran…………………………………………….. 21

4. Ilmu Pengetahuan Sosial………………………………………… 23

B. Kerangka Pikir ………………………………………………………. 42

C. Hipotesis Tindakan…………………………………………………… 42

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ……………………………………………………… 43

B. Subjek dan Lokasi Penelitian…………………………………………. 43

C. Faktor Yang Diteliti……. ……………………………………………. 43

D. Prosedur Penelitian ………………………………………………….. 44

Page 10: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

E. Instrumen Penelitian………………………………………………… 52

F. Teknik Pengumpulan Data ………………..……….………….......... 53

G. Teknik Analisis Data………………………………………………... 55

H. Indikator Keberhasilan……………………………………………… 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HasilPenelitian……………………………………………………….. 57

B. Pembahasan…………………………………………........................ 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………………………………………………………….. 73

B. Saran-saran………………………………………………................. 73

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….. 74

LAMPIRAN

Page 11: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

DAFTAR LAMPIRAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lembar Kerja Sisiwa Siklus I

Soal Evaluasi Siklus I

Media Pembelajaran Siklus I

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lembar Kerja Sisiwa Siklus II

Soal Evaluasi Siklus II

Media Pembelajaran Siklus II

Format Hasil Observasi Siswa Pada Siklus I

Format Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I

Format Hasil Observasi Siswa Pada Siklus II

Format Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II

Daftar Hadir Siswa

Ketuntasan Tes Akhir Siklus I dan Tes Akhir Siklus II

Riwayat Hidup Penulis

Page 12: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Upaya pemerintah untuk memajukan pendidikan terlihat melalui Undang-

undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Undang –

undang ini telah menimbulkan dampak yang cukup signifikan terhadap perubahan

sistem kurikulum di Indonesia. Salah satu implikasi dari ketentuan undang-

undang tersebut adalah lahirnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). Lingkup standar nasional meliputi

standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan

tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaaan, standar

pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Selain itu juga dikemukakan

bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat : pendidikan

agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, IPA, IPS, seni dan

budaya, pendidikan jasmani dan olah raga, keterampilan/kejuruan, dan muatan

lokal. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional NO. 22 Tahun 2006

disebutkan bahwa KTSP akan dikembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan

panduan penyusunan kurikulum sebagai bagian tidak terpisahkan dari standar isi.

Dalam standar isi dikemukakan pula bahwa mata pelajaran IPS disusun secara

sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju

kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan

pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang

lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Berdasarkan KTSP

1

Page 13: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

(2006 : 47), tujuan pembelajaran IPS di tingkat Sekolah Dasar adalah sebagai

berikut :

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungannya.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,

inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Selama ini

fokus guru dalam membelajarkan IPS hanya sebatas pada pengenalan konsep

masyarakat dan sosial (tujuan pertama). Tujuan yang lain, pengembangan

kemampuan dasar berpikir logis dan kritis, pengembangan komitmen dan

kesadaran nilai-nilai sosial, serta pengembangan kemampuan berkomunikasi,

bekerja sama, dan sebegainya hanya sepintas saja. Padahal hal tersebut sangat

penting dilakukan agar mereka mampu menjadikan apa yang telah

dipelajarinya sebagai bekal ikut serta dalam kehidupan masyarakat

lingkungannya. Hal tersebut dapat menjadi bekal untuk melanjutkan kejenjang

yang lebih tinggi. Pemberian pembelajaran hanya sebatas konsep sehingga

sulit melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, proses

pembelajaran sangat didominasi oleh guru, proses pembelajaran yang

dilakukan lebih mementingkan pada menghafal bukan pada pemahaman.

Dengan demikian suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif dan siswa

Page 14: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

menjadi pasif sehingga mudah jenuh. Berdasarkan diskusi dan observasi yang

dilakukan oleh peneliti dan tim kolaborasi pada tanggal 28 November 2016.

Bahwa pembelajaran IPS pada kelas IV masih belum optimal karena guru

kurang fariatif dalam menggunakan metode. Guru jarang menggunakan media

dan alat peraga dalam pembelajaran, padahal banyak materi dalam IPS yang

bersifat abstrak, materinya heterogen dan dinamis sehingga tidak cukup jika

hanya disampaikan melalui metode yang konvensional saja. Pembelajaran

terlalu monoton dan kurang melibatkan siswa, sehingga minat siswa dalam

pembelajaan IPS sangat kurang. Hal tersebut sangat memengaruhi hasil belajar

siswa. Hal tersebut didukung dengan data dari penilaian hasil evaluasi

pembelajaran IPS pada siswa kelas IVSD Inpres Limbung Kecamatan Bajeng

Kabupaten Gowa semester I tahun pelajaran 2016 / 2017, hasil belajar tersebut

masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah

yaitu 65. Data hasil belajar tersebut ditunjukkan dengan nilai terendah 30,

tertinggi 90, dengan rerata kelas 61.

Dengan melihat data hasil belajar pada pelaksanaan pembelajaran tersebut

perlu ditingkatkan proses pembelajarannya agar kualitas pembelajaran IPS

dapat meningkat. Untuk memecahkan permasalahan tersebut peneliti

menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS

serta dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Maka peneliti

menggunakan model pembelajaran Kooperatif Teknik Two stay – Two stray

(Dua tinggal –dua tamu) serta menggunakan media dan alat peraga dalam

pembelajaran IPS. Menurut Trianto (2007 : 41) melalui model pembelajaran

Page 15: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

kooperatif siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang

sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa diajarkan

keterampilan – keterampilan khusus agar dapat bekerjasama dengan baik

didalam kelompok, seperti menjadi pendengar aktif, memberikan penjelasan

kepada teman dengan baik, berdiskusi dan sebagainya. Model pembelajaran

kooperatif teknik Two stay – Two stray dikembangkan oleh Spencer Kagan

pada tahun 1992. Model pembelajaran kooperatif teknik Two stay – Two stray

merupakan suatu teknik yang memberi kesempatan kepada kelompok untuk

membagi hasil dan informasi dengan kelompok lain. Hal ini dilakukan dengan

cara saling mengunjungi atau bertamu antar kelompok untuk berbagi informasi

. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua

tingkatan usia anak didik( Sugianto. 2010 :54 ). Teknik ini sangat cocok

diterapkan dalam pembelajaran IPS karena teknik ini menuntut siswa untuk

berkomunikasi, bekerja sama dan bertanggung jawab dalam kelompok karena

setiap siswa mempunyai tugas dan tanggung jawab masing – masing. Adapun

manfaat dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

IPS dimana siswa lebih aktif, kreatif, terampil, serta pembelajaran menjadi

bermakna sehingga aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dapat

berkembang dengan optimal. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa

pembelajaran IPS melalui Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two stay –

Two stray dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Page 16: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

B. Masalah Penelitian

a. Identifikasi Masalah

1. Penilaian hasil evaluasi pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SD

Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa masih dibawah

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 65

2. Pembelajaran IPS pada kelas IV masih belum optimal karena guru

kurang fariatif dalam menggunakan metode. Guru jarang

menggunakan media dan alat peraga dalam pembelajaran, padahal

banyak materi dalam IPS yang bersifat abstrak, materinya heterogen

dan dinamis sehingga tidak cukup jika hanya disampaikan melalui

metode yang konvensional saja.

3. Suasana pembelajaran tidak kondusif, siswa pasif, merasa jenuh

sehingga tidak menyukai pelajaran IPS

b. Alternatif Permasalahan

Alternatif Permasalahan dalam penelitian ini menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS).

c. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas dan untuk menghindari terjadinya

multi penafsiran dalam penelitian ini maka peneliti merumuskan masalah

yaitu: Bagimanakah Pengaruh Model Two Stay Two Stray (TSTS) dalam

meningkatkan hasilbelajar IPS pada Siswa Kelas IV SD Inpres Limbung

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa?

Page 17: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu

pengetahuan Sosial pada Siswa kelas IV SD Inpres Limbung melaluimodel

pembelajaraan kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS).

D. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian tentunya mengharapkan hasil yang memuaskan olehnya

itu manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

a. Bagi Siswa:Melalui pembelajaran dengan pendekatan kooperatif tipe Two

Stay Two Stray (TSTS) diharapkan siswa mampu meningkatkan hasil

belajar Ilmu Pengetahuan Sosial mereka,

b. Bagi Guru:bisa menjadi masukan bagi para guru agar dapat mengetahui

strategi pembelajaran yang bervariasi, memperbaiki, serta dapat

meningkatkan system pembelajaran di kelas sehingga permasalahan dapat

di atasi.

c. Bagi Sekolah: Membantu sekolah dalam mengembangkan mutu

pendidikan agar lebih berkualitas sesuai tuntutan perkembangan zaman

dan masyarakat

Page 18: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Belajar Dan Pembelajaran

a) Pengertian Belajar

Proses belajar tidak hanya terjadi di kelas-kelas sekolah secara formal,

akan tetapi terjadi di mana saja secara terus menerus karena belajar bukan hanya

masalah dunia persekolahan, akan tetapi merupakan masalah setiap manusia yang

ingin berkembang dan berhasil dalam hidupnya. Melihat betapa pentingnya

masalah belajar bagi kehidupan manusia, maka banyak ahli-ahli psikologi

mencurahkan perhatian mereka terhadap masalah belajar tersebut. Masing-masing

ahli mempunyai konsep dan definisi yang berbeda-beda tentang belajar, yang

disebabkan oleh perbedaan pendapat dan penafsiran tentang hakekat perbuatan

belajar itu.

Belajar biasa diartikan sebagai suatu usaha sadar individu untuk

memperoleh suatu pengetahuan dan pengalaman baru. Selain itu belajar juga

merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada individu.

Hudoyo (1990:1) mengemukakan bahwa pengetahuan, keterampilan, kebiasaan,

kegemaran, dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang akibat

aktivitas belajar. Karena itu seseorang dikatakan belajar bila dapat diasumsikan

7

Page 19: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

bahwa dalam diri orang itu terjadi suatu proses yang mengakibatkan suatu

perubahan tingkah laku.

Slameto (1995:2) memberikan pengertian bahwa belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Sedangkan Sudjana (1989:5) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu

perubahan yang relatif permanen dalam suatu kecenderungan tingkah laku sebagai

hasil dari praktek atau latihan.

Di lain pihak, Bapemsi (Baso Intang, dkk, 1997:6) memberikan

pengertian bahwa belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam

diri seseorang, yang dinyatakan dalam cara-cara atau pola-pola tingkah laku yang

baru.

Sedangkan The Liang Gie (1986:14) memberikan pengertian bahwa :

“belajar adalah segenap rangkaian / aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh

seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam pengetahuan atau kemahiran

yang sifatnya sedikit banyak permanen”.

Dari beberapa definisi tentang belajar seperti yang telah dikemukakan, maka

dapatlah disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan secara

sadar oleh individu untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan tingkah

laku yang baru yang sifatnya relatif permanen.

2. Kualitas Pembelajaran

a. Pengertian Kualitas Pembelajaran

Page 20: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Secara konseptual maka kualitas pembelajaran tidak berbeda dengan arti

keefektifan proses belajar mengajar jika dilihat dari indikator evaluasinya.

Menurut Mulyasa (2004 : 118), kualitas pembelajaran atau pembentukan

kompetensi dapat dilihat dari segi proses dan segi hasil.

Dari segi proses, pembelajaran atau pembentukan kompetensi dikatakan

berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar

(75%) peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental, maupun sosial dalam

proses pembelajaran selain menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi,

semangat belajar yang besar, dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedangkan dari

segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan

perilaku yang positif pada

diri peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%). Lebih

lanjut proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila input

merata, menghasilkan output yang banyak dan bermutu tinggi serta sesuai dengan

kebutuhan, perkembangan masyarakat dan pembangunan. Sumampouw dalam

zulfah (2006 : 13) berpendapat bahwa kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi

pemanfaatan waktu di kelas (time of learning and time of task), partisipasi,

keaktifan siswa, perubahan perilaku, sikap belajar, serta hasil belajar. Dalam

implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), terdapat berbagai upaya

yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Upaya untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran antara lain peningkatan aktivitas dan

kreativitas peserta didik, peningkatan disiplin belajar, dan peningkatan motivasi

belajar (Mulyasa dalam zulfah 2006 : 13). Namun kualitas pembelajaran juga

Page 21: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

sangat ditentukan oleh aktivitas dan kreativitas guru selain kompetensikompetensi

profesionalnya.

Jadi yang dimasud kualitas pembelajaran adalah suatu upaya untuk

mencapai suatu tujuan yang lebih baik. Indikator kualitas pembelajaran dalam

wahyuningsih (2010 : 1) dapat dilihat antara lain dari perilaku pembelajaran guru,

perilaku dan dampak belajar peserta didik, iklim pembelajaran, materi

pembelajaran, media pembelajaran, dan sistem pembelajaran yang masing-masing

diuraikan seperti berikut :

a) Perilaku pembelajaran guru dapat dilihat dari kinerja guru antara lain

menguasai disiplin ilmu berkaitan dengan keluasan dan kedalaman jangkauan

substansi dan metodologi dasar keilmuan, serta mampu memilih, menata,

mengemas dan merepresentasikan materi sesuai kebutuhan peserta didik. Dapat

memberikan layanan pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan peserta

didik. Menguasai pengelolaan pembelajaran yang mendidik berorientasi pada

peserta didik tercermin

dalam kegiatan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan

memanfaatkan hasil evaluasi pembelajaran untuk membentuk kompetensi

peserta didik yang dikehendaki.

b) Perilaku dan dampak belajar peserta didik dapat dilihat dari kompetensi peserta

didik yang antara lain memiliki persepsi dan sikap positif terhadap belajar.

Mau dan mampu mendapatkan dan mengintegrasikan pengetahuan dan

ketrampilan serta membangun

Page 22: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

sikapnya. Mau dan mampu membangun kebiasaan berfikir, bersikap dan

bekerja produktif.

c) Iklim pembelajaran mencakup suasana kelas yang kondusif bagi tumbuh dan

berkembangnya kegiatan pembelajaran yang menarik, menantang,

menyenangkan dan bermakna. Perwujudan nilai dan semangat keteladanan,

prakarsa, dan kreativitas guru.

d) Materi pembelajaran yang berkualitas tampak dari kesesuaian dengan tujuan

pembelajaran dan kompetensi yang harus dikuasai mahasiswa.Ada

keseimbangan antara keluasan dan kedalaman materi dengan waktu yang

tersedia, materi pembelajaran sistematis dan kontekstual, dapat

mengakomodasi partisipasi aktif peserta didik dalam belajar semaksimal

mungkin, dapat menarik manfaat yang optimal dari perkembangan dan

kemajuan ipteks.

e) Kualitas media pembelajaran tampak dari: dapat menciptakan pengalaman

belajar yang bermakna, mampu memfasilitasi proses interaksi antara peserta

didik dan guru , peserta didik dan peserta didik.

Sistem pembelajaran mampu menunjukkan kualitasnya jika sekolah dapat

menonjolkan ciri khas keunggulannya, memiliki penekanan dan kekhususan

lulusannya, responsif terhadap berbagai tantangan secara internal maupun

eksternal, memiliki perencanaan yang matang dalam

bentuk rencana stategis da rencana operasional agar semua upaya dapat

dilaksanakan secara sinergis oleh seluruh komponen sistem pendidikan dalam

Page 23: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

tubuh lembaga; ada semangat perubahan yang dicanangkan dalam visi, misi

yang mampu membangkitkan upaya kreatif dan inovatif dari semua sivitas

akademika melalui berbagai aktivitas pengembangan;dalam rangka menjaga

keselarasan antar komponen sistem pendidikan, pengendalian dan penjaminan

mutu perlu menjadi salah satu mekanismenya

b. Keterampilan Guru

UU tentang Guru dan Dosen bab 1, ayat 1 guru merupakan pendidik

profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,

mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini, jalur pendidikanformal,pendidikan dasar dan

pendidikan menengah. Httpdefinisi-pengertian.blogspot.com201004pengertian-

guru.html

Guru adalah orang yang pekerjaannya ( mata pencahariannya, profesinya )

mengajar, (Departemen Pendidikan Nasional, 2007 : 559) Mulyasa (2006:69)

menyatakan bahwa keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional

yang cukup kompleks, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara

utuh dan menyeluruh. Turney 1973 dalam Mulyasa (2006:70-92)

mengungkapkan 8 keterampilan mengajar yang sangat berperan dan

menentukan kualitas pengajaran:

1. keterampilan bertanya

Keterampilan bertanya sangat perlu dikuasai guru untuk menciptakan

pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Keterampilan bertanya yang perlu

Page 24: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

dikuasai guru meliputi keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya

lanjutan.

2. Memberi penguatan

Penguatan (reinforcement) merupakan respon terhadap perilaku yang

dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut.

Penguatan dapat dilakukan secara verbal, dan nonverbal, dengan prinsip

kehangatan, keantusiasan, kebermaknaan, dan menghindari penggunaan respon

yang negatif. Penguatan secara verbal berupa kata-kata dan kalimat pujian: seperti

bagus, tepat, bapak puas dengan hasil kerja kalian. Sedang non verbal dapat

dilakukan dengan : gerakan mendekati peserta didik, sentuhan, acungan jempol,

dan kegiatan yang menyenangkan.

3. Mengadakan variasi

Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang

bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik, serta mengurangi

kejenuhan dan kebosanan.Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat

dikelompokkkan menjadi empat bagian, yakni variasi dalam gaya mengajar,

variasi dalam penggunaan media dan sumber belajar, variasi dalam pola interaksi,

dan variasi dalam kegiatan.

4. Menjelaskan

Menjelaskan adalah mendiskripsikan secara lisan tentang ssuatu benda,

keadaan, fakta, dan data sesuai dengan waktu dan hukumhukum yang berlaku.

Page 25: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

5. Membuka dan menutup pelajaran

Membuka dan menutup pelajaran yang dilakukan secara provesional dapat

memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan pembelajaran, antara lain sebagai

berikut:

a. Membangkitkan motivasi peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang berarti antara tujuan pembelajaran yang

diberitahukan kepada peserta didik dengan yang tidak. Oleh karena itu

dalam membuka pelajaran hendaknya guru memberitahukan tujuan yang

akan dicapai dengan pelajaran yang akan disajikan.

b. Peserta didik memiliki kejelasan mengenai tugas-tugas yang harus

dikerjakan.

c. Peserta didik memperoleh gambaran yang jelas mengenai pendekatan yang

akan diambil dalam mempelajari materi pembelajaran dan mencapai

tujuan yang dirumuskan.

d. Peserta didik memahami hubungan antara bahan-bahan atau pengalaman

yang telah dimilikinya dengan hal-hal baru yang akan dipelajari.

e. Peserta didik dapat menghubngkan fakta-fakta, konsep-konsep, dan

prinsip-prinsip atau generalisasi peristiwa pembelajaran.

f. Peserta didik mengetahui tingkat keberhasilan atau tingkat pencapaian

tujuan terhadap bahan yang dipelajari. Kegiatan yang dilakukan guru

dalam menutup pelajaran adalah sebagai berikut:

1. Meninjau kembali

Page 26: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Meninjau kembali pelajaran yang telah disampaikan dapat dilakukan

dengn cara merangkum inti pelajaran atau menarik suatu kesimpulan

yang mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan.

2. Mengevaluasi

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran yang

dilakukan untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah

dirumuskan dapat dicapai oleh peserta didik melalui pembelajaran.

3. Tindak Lanjut

Kegiatan tindak lanjut diberikan oleh guru agar terjadi pemantapan

pada diri peserta didik terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang

telah dirumuskan.

6. Membimbing diskusi kelompok kecil

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membimbing kelompok kecil

adalah sebagai berikut:

(a) Memusatkan perhatian peerta didik pada tujuan dan topik diskusi.

(b) Memperluas masalah atau urunan pendapat.

(c) Menguraikan setiap gagasan anggota kelompok.

(d) Meningkatkan urunan peserta didik dengan cara mengajukan

Page 27: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

pertanyaan kunci yang menantang, memberi contoh secara tepat,

mengahangatkan suasana dengan pertanyaan yang mengundang perdebatan,

memberikan waktu berpikir, mendengarkan dengan penuh perhatian.

(e) Menyebarkan kesempatan partisipasi melalui: memancing pendapat yang

kurang berpartisipasi, memberikan kesempatan pertama kepada peserta yang

kurang berpartisipasi, menegah terjadinya monopoli pembicaraan, mendorong

peserta didik untuk mengomentari pekerjaan temannya, meminta pendapat

peserta didik ketika terjadi kebuntuan.

(f) Menutup kegiatan diskusi, dengan cara: merangkum kegiatan diskusi, tindak

lanjut, menilai proses diskusi yang telah dilakukan.

7. Mengelola kelas

Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim

pembelajaran yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan

dalam pembelajaran.

Mengajar kelompok kecil dan perorangan. Merupakan suatu bentuk

pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap

setiap peserta didik, dan menjalin

hubungan yang lebih akrab antara guru dan peserta didik maupun antara

peserta didik dengan pesert didik. Penguasaan terhadap keterampilan mengajar

tersebut harus utuh dan terintegrasi, sehingga diperlukan latihan yang sistematis,

misalnya melalui pembelajaran mikro (micro teaching). Berdasarkan pengertian di

atas dapat disimpulkan bahwa 8 keterampilan guru dalam mengajar adalah

Page 28: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

keterampilan bertanya, memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan,

membuka dan menutup pelajaran, membimbing dskusi kelompok kecil, mengelola

kelas, dan mengajar kelompok kecil dan perorangan.

c) Aktivitas Belajar siswa

Aktivitas adalah melakukan suatu kegiatan tertentu secara aktif. Aktivitas

menunjukkan adanya kebutuhan untuk aktif bekerja atau melakukan kegiatan-

kegiatan tertentu (Haditono, dkk 2001 : 1). Menurut Mulyono, Anton M dalam

Rioseptiadi (2008 : 1), Aktivitas artinya “kegiatan / keaktifan”. Jadi segala sesuatu

yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun nonfisik,

merupakan suatu aktivitas. Menurut Poerwadamita W.J.S dalam Ekaputra H

Herman (2009 :

1. Mengatakan bahwa “aktivitas adalah keaktivan, kegiatan, kesibukan kerja

atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan ditiap bagian kerja

diperusahaan”. Aktivitas belajar banyak macamnya. Para ahli mencoba

mengadakan klasifikasi antara lain Dierich Paul D dalam Rioseptiadi

(2008 : 1) mengklasifikasikan aktivitas belajar atas delapan kelompok,

yaitu:

2. Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar, me- ngamati

eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau

bermain.

Page 29: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

3. Kegiatan lisan (oral) : mengemukakan sesuatu fakta atau prinsip,

menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran,

mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi.

4. Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian bahan,

mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu

permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio.

5. Kegiatan-kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa

karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa, atau rangkuman,

mengerjakan tes, mengisi angket.

6. Kegiatan-kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik, diagram,

peta, pola.

7. Kegiatan-kegiatan metrik: melakukan percobaan, memilih alat-alat,

melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan

(simulasi), menari, berkebun.

8. Kegiatan-kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan

masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubunganhubungan,

membuat keputusan..

9. Kegiatan-kegiatan emosional: minat, membedakan, berani, tenang, dan

lain-lain.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah segala

kegiatan yang dilaksanakan baik secara fisik atau non fisik.

d) Hasil Belajar

Page 30: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian,

sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan (Suprijono, 2010: 5). Sedangkan menurut

Bloom (dalam Suprijono, 2010: 6) hasil

belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Anni

(2007: 5) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar

setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku

tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar. Hasil belajar

merefleksikan keleluasaan, kedalaman, dan kompleksitas (secara bergradasi) dan

digambarkan secara jelas serta dapat diukur dengan teknik-teknik penilaian

tertentu ( Achmad Sugandi, 2004: 63). Hasil belajar yang dicapai siswa menurut

Sudjana (1990:56), melalui proses belajar mengajar yang optimal ditunjukkan

dengan ciriciri sebagai berikut.

1) Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik

pada diri siswa. Siswa tidak mengeluh dengan prestasi yang rendah dan ia akan

berjuang lebih keras untuk memperbaikinya atau setidaknya mempertahankan

apa yang telah dicapai.

2) Menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, artinya ia tahu kemampuan

dirinya dan percaya bahwa ia mempunyai potensi ang tidak kalah dari orang

lain apabila ia berusaha sebagaimana mestinya.

3) Hasil belajar yang dicapai bermakna bagi dirinya, seperti akan tahan lama

diingat, membentuk perilaku, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain,

Page 31: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

kemauan dan kemampuan untuk belajar sendiri dan mengembangkan

kreativitasnya.

4) Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif), yakni

mencakup ranah kognitif, pengetahuan atau wawasan, ranah afektif (sikap) dan

ranah psikomotorik, keterampilan atau perilaku

5) Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan diri

terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan

mengendalikan proses dan usaha belajarnya.

(http://www.scribd.com/doc/27950433/Pengertian-Tujuan-DanPrinsip-

Penilaian-Hasil-Belajar 04 Maret 2011 : 19:25 WIB). Hasil belajar adalah

kemampuan – kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Horward Kindsley membagi tiga macam hasil belajar

yakni: (1) keterampilan dan kebiasaan; (2) pengetahuan dan pengertian; (3)

sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan

yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Sedangkan Gagne membagi lima

kategori hasil belajar yakni: (1) informasi verbal; (2) keterampilan intelektual;

(3) strategi kognitif; (4) sikap; dan (5) keterampilan motoris (Nana Sudjana,

1989: 22).

Hasil belajar adalah perubahan perilaku seseorang setelah mengalami

aktivitas belajar. Hasil belajar mencakup afektif, kognitif dan psikomotorik.

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi faktor

dari dalam diri siswa sendiri (intern) dan faktor dari luar diri siswa (ekstern).

Page 32: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

3. Media Pembelajaran

Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat

didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari

pengirim menuju penerima (Ibrahim et. Al., 2002 dalam Daryanto, 2010: 4).

Media merupakan salah satu komponen komunikasi yaitu sebagai pembawa pesan

dari komunikator menuju komunikan (Criticos,1996 dalam Daryanto, 2010:5).

Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran

merupakan proses komunikasi. Pengertian media sangat luas, namun kita

membatasi pada media pendidikan saja yakni media yang digunakan sebagai alat

dan bahan kegiatan pembelajaran (Daryanto, 2010: 5)

Menurut Daryanto (2010 : 5), media pembelajaran mempunyai

kegunaankegunaan sebagai berikut:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam

bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.

c. Menimbulkan kegairahan belajar, interaksi lebih langsung antara murid

dengan sumber belajar.

d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan

visual, auditori, dan kinestetiknya.

e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan

menimbulkan persepsi yang sama.

Page 33: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

f. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru

(komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa

(komunikan), dan tujuan pembelajaran.

Berdasarkan manfaat tersebut, nampak jelas bahwa media pembelajaran

mempunyai andil yang besar terhadap kesuksesan proses belajar mengajar.

Ciri-ciri umum media pembelajaran yaitu:

a. Media pembelajaran memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal

sebagai hardware (perangkat keras), yaitu suatu benda yang dapat dilihat,

didengar, atau diraba dengan panca indera.

b. Media pembelajaran memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai

software (perangkat lunak) yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam

perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada

siswa.

c. Penekanan media pembelajaran terdapat pada visual dan audio.

d. Media pembelajaran memiliki pangertian alat bantu pada proses belajar

baik di dalam maupun di luar kelas.

e. Media pembelajaran digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi

guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

f. Media pembelajaran dapat digunakan secara masal (misalnya radio,

televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide,

video, OHP), atau perorangan (misalnya: modul, komputer, radio tape/

kaset, video recorder)

Page 34: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

g. Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan

dengan penerapan suatu ilmu. (http://yogapw.wordpress.com/) Dari

pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan

pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan

perasaan siswa. agar proses belajar mengajar berlangsung secara efektif

dan efisien.

4. Ilmu Pengetahuan Sosial

a) Pengertian IPS

Pada dasarnya Mulyono Tj. (1980) dalam Hidayati, dkk (2008:1-7)

memberi bahasan IPS adalah merupakan suatu pendekatan interdisipliner

(interdisciplinary approach) dari pelajaran ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan

integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, antropologi

budaya, psikologi sosial, sejarah, ekonomi, geografi, hal ini lebih ditegaskan lagi

oleh Saidi harjo (1996) dalam Hidayati, dkk (2008:1-7) bahwa IPS merupakan

hasil kombinasi atau hasil perpaduan dari sejumlah mata pelajaran seperti

geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi, antropologi, politik. Sampai saat ini , IPS

merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub disiplin ilmu tersendiri,

sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin

ilmu – ilmu sosial (social science), ilmu pendidikan. Hal tersebut dikemukakan

oleh Sumantri (2001) dalam Hidayati, dkk (2008:1-3)

Page 35: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Perpaduan dari sejumlah mata pelajaran geografi, ekonomi, sejarah, sosiologi,

antropologi, dan politik disebabkan karena mata pelajaran tersebut mempunyai

kajian yang sama yaitu manusia. Bidang studi IPS berasal dari negara Amerika

serikat dengan nama aslinya Social Studies. Latar belakang dimasukkannya IPS

kedalam kurikulum sekolah karena munculnya masalah-masalah nasional sebagai

akibat peristiwa G30S/ PKI, salah satu masalah tersebut adalah rendahnya mutu

pendidikan di Indonesia. Tahun 1984 pemerintah memberlakukan kurikulum baru

di SD diajarkan IPS terpadu sejak itulah pemerintah selalu melakukan perubahan

kurikulum tidak lain adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan di indonesia.

Pendidikan IPS penting diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah, karena siswa sebagai anggota masyarakat perlu mengenal

masyarakat dan lingkungannya.

b) Hakikat IPS

Menurut Hidayati, dkk (2008:1-19) menyatakan bahwa Hakikat IPS

adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial

selalu hidup bersama dengan sesamanya. Dalam kehidupannya manusia harus

menghadapi tantangantantanganyang berasal dari lingkungannya maupun sebagai

hidup bersama. Hidayati menambahkan bahwa setiap manusia sejak lahir telah

berinteraksi dengan manusia lain, misalnya dengan ibu yang melahirkan, ayahnya,

dan keluarganya. Selanjutnya setelah seusia taman kanak-kanak ia akan

berinteraksi dengan teman-teman

Page 36: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

sekelasnya, dan dengan gurunya. Sesuai dengan bertambahnya umur, maka

interaksi tersebut akan bertambah luas, begitu juga ia akan mendapat pengalaman

dan hubungan sosial dari kehidupan masyarakat disekitarnya. Dari pengalaman

tersebut anak akan mengenal bagaimana seluk beluk kehidupan. Misalnya

bagaimana cara seseorang memenuhi kebutuhan hidupnya, cara menghormati

orang yang lebih tua, sebagai anggota masyarakat harus mentaati aturan atau

norma-norma yang berlaku, mengenal hal-hal yang baik dan buruk, maupun benar

dan salah. Semua pengetahuan yang

melekat pada diri anak tersebut akan sebagai “pengetahuan sosial”. Dengan

demikian dalam diri kita masing-masing dengan kadaryang berbeda, sebenarnya

telah terbina pengetahuan sosial tersebut sejak kecil, haya namanya belum kita

kenal dan dikenal secara formal memasuki bangku sekolah. Selanjutnya dalam

kehidupan bermasyarakat itu banyak kegiatan atau aspek yang dilakukan manusia

dalam rangka memenuhi kehidupannya, dan masing-masing aspek itu saling kait

mengkait. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia dibatasi oleh

aturanaturan yang berlaku di dalam lingkungannya. Sebagai anggota masyarakat,

kita harus mentaati aturan atau norma. Walaupun aturan ini tidak tertulis tetap

dipenuhi oleh anggota masyarakat. Manusia butuh makan untuk mempertahankan

hidupnya sehingga kita dapat melakukan kegiatan dan berhubungan dengan

orang lain (Hidayati, dkk, 2008:1-20).

c) Tujuan IPS

Page 37: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Menurut KTSP (2006 : 47), tujuan pembelajaran IPS di tingkat Sekolah

Dasar adalah sebagai berikut :

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

dan lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,

inkuiri,memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Tujuan pendidikan IPS menurut Nursid suma atmaja adalah ” membina

anak didik menjadi warga negara yang baik yang memiliki pengetahuan,

ketrampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi masyarakat dan

negara”. Sedangkan secara rinci Oemar hamalik (1992 : 40 – 41) dalam

Hidayati ,dkk (2008:1-24) merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi

pada tingkah laku para siswa, yaitu : (a). pengetahuan dan pemahaman, (b)

sikap hidup belajar, (c) nilai-nilai sosial dan sikap, (d) ketrampilan.

Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan

memberibekal kemempuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri

sesuai dengan bagan, minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai

bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih

tinggi(Solihatin dan Raharjo. 2009 : 25 ) Dalam KTSP (2006:) tujuan IPS di SD

kelas IV yaitu :

Page 38: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

1. Siswa memahami peninggalan sejarah,kenampakan alam dan keragaman

suku bangsa di lingkungan kabupaten/ kota dan provinsi.

2. Siswa mengenal sumber daya alam,kegiatan ekonomi, dan kemajuan

tekhnologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi. Pola pembelajaran

pendidikan IPS menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada

siswa. Penekanan pembelajarannya bukan sebatas pada upaya mencekoki

atau menjejali siswa dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan belaka,

melainkan terletak pada upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang

telah dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta dalam

melakoni kehidupan masyarakat lingkungannya, serta sebagai bekal bagi

dirinya untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Disinilah

sebenarnya penekanan misi dari pendidikan IPS. Oleh karena itu rancangan

pembelajaran guru hendaknya diarahkan dan difokuskan sesuai dengan

kondisi dan perkembangan potensi siswa agar pembelajaran yang dilakukan

benar-benar berguna dan bermanfaat bagi siswa ( Solihatin dan Raharjo.

2009 : 15 )

d) Ruang Lingkup Bahan Pengajaran IPS

1) Ruang lingkup pengajaran IPS di SD meliputi :

a. Keluarga

b. Masyarakat setempat

c. Uang

d. Tabungan

Page 39: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

e. Ekonomi setempat

f. Wilayah provinsi

g. Pemerintah Daerah

h. Negara Republik Indonesia

i. Mengenal kawasan dunia

j. Perkembangan teknologi, komunikasi, dan transportasi.

2) Ruang lingkup pengajaran di SD meliputi :

a. Kerajaan – kerajaan di Indonesia

b. Tokoh dan peristiwa penting pada zaman kemerdekaan

c. Indonesia pada zaman penjajahan bangsa Eropa.

3) Ruang lingkup pengajaran IPS di SD kelas IV meliputi :

a. Peta lingkungan Kabupaten / Kota dan Provinsi.

b. Kenampakan alam di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi.

c. Jenis dan persebaran Sumber Daya Alam

d. Keragaman suku bangsa dan budaya (Dalam Nikmah Kurniawati. 2009 :

27 )

5. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Menurut Trianto (2007 : 41)

Pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis adalah. Pembelajaran

kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan

memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.

Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu

memecahkan

Page 40: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

masalah – masalah yang kompleks. Jadi hakikat sosial dan penggunaan

kelompok sejawat menjadi aspek utama dalam pembelajaran kooperatif.

Didalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok – kelompok

kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen,

kemampuan, jenis kelamin, suku / ras, dan satu sama lain saling

membantu.Sehubungan dengan pendapat tersebut ,Slavin (2010:8) mengatakan

bahwa Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa

belajar dan bekerja dalam kelompok – kelompok kecil secara kolaboratif yang

anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang,dengan struktur kelompoknya yang

bersifat heterogen. Pada dasarnya Cooperative Learning mengandung

pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau

membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam

kelompok,yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja

sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.

Cooperative Learning juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas bersama

dalam suasana kebersamaan diantara sesama anggota kelompok

(Raharjo,2008: 4) Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk

meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap

kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan

kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa

yang berbeda latar elakangnya (Trianto, 2007:42)

Page 41: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Para ahli telah menunjukkan bahwa pembelajaran Kooperatif dapat

meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam

memahami konsep-konsep yang sulit, dan membantu siswa

menumbuhkan kemampuan berpikir kritis (Trianto, 2007:44) Selama belajar

dalam kooperatif siswa tetap tinggal dalam kelompoknya selama beberapa kali

pertemuan. Mereka diajarkan ketrampilan – ketrampilan khusus agar dapa

bekerja sama dengan baik dalam kelompoknya,seperti menjadi pendengar aktif,

memberikan penjelasan kepada teman sekelompok dengan baik, berdiskusi dan

sebagainya. Agar terlaksana dengan baik siswa diberi lembar kegiatan yang

berisi pertanyaan atau tugas yang direncanakan untuk diajarkan. Selama bekerja

dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi

yang disajikan guru dan saling membantu diantara teman sekelompok untuk

mencapai ketuntasan materi. Belajar belum selesai jika salah satu anggota

kelompok ada yang belum menguasai materi pelajaran (Trianto, 2007 : 42 ).

Lie (2010:31- 37) mengemukakan adanya lima unsur dasar dalam pembelajaran

kooperatif meliputi.

a) Saling ketergantungan positif .

Siswa harus merasa senang bahwa mereka saling tergantung positif dan

saling terikat sesama anggota kelompok. Mereka merasa tidak akan sukses bila

siswa lain juga tidak sukses, dengan demikian

Page 42: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

materi tugas haruslah mencerminkan aspek saling ketergantungan, seperti tujuan

belajar, sumber belajar, peran kelompok dan penghargaan. Selain itu, guru perlu

menciptakan kelompok kerja

yang efektif serta menyusun tugas yang diharapkan dapat mempermudah siswa

dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru.

b) Tanggung jawab perseorangan.

Setiap anggota kelompok bertanggung jawab mempelajari materi dan

bertanggung jawab terhadap hasil belajar kelompok.Setiap siswa akan merasa

bertanggung jawab untuk melakukan yang

tebaik. Hal inilah yang menuntut tanggung jawab perseorangan untuk

melaksanakan tugas dengan baik.

c) Tatap Muka.

Belajar kooperatif membutuhkan siswa untuk bertatap muka satu dengan

yang lainnya dan berinteraksi secara langsung. Siswa harus saling berhadapan

dan saling membantu dalam pencapaian tujuan belajar dan memberikan sum-

bangan pikiran dalam pemecahan masalah, siswa juga harus mengembangkan

keterampilan komunikasi secara efektif.

e) Komunikasi antar anggota

Unsur ini juga menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan

berbagai keterampilan berkomuikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam

kelompok, pengajar perlu mengajarkan cara–cara

Page 43: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

berkomunikasi. Tidak setiap siswa mempunyai keahlian mendengarkan dan

berbicara. Keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para

anggotanya untuk saling mendengarkan dn kemampuan mereka untuk

mengutarakan pendapat mereka. Ada kalanya pembelajar diberitahu secara

eksplisit mengenai cara- cara berkomunikasi secara efektif seperti bagaimana cara

menyanggah pendapat orang lain tanpa harus menyinggung perasaan orang

tersebut. Ketrampilan berkomunikasi dalam kelompok ini juga merupakan proses

panjang. Pembelajar

tidak bisa diharapkan langsung menjadi komunikator yang handal dalam waktu

sekejap. Namun , proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu

ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan

mental dan emosional para siswa.

e) Evaluasi proses kelompok.

Guru perlu mengalokasikan waktu khusus untuk mengevaluasi proses

kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya anggota kelompok

dapat bekerja sama dengan lebih efektif. Waktu evaluasi ini tidak perlu diadakan

setiap kali ada kerja kelompok, tetapi bisa dadakan selang beberapa waktu setelah

beberapa kali pembelajar telibat dalam kegiatan pembelajaran Cooperative

Learning .

Keuntungan penggunaan pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :

a) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.

Page 44: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

b) Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan,

informasi, perilaku sosial, dan pandangan – pandangan.

c) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian – penyesuaian sosial.

d) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai – nilai sosial dan

komitmen.

e) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.

f) Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.

g) Berbagi keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan

saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.

h) Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.

i) Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai

perspektif.

j) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih

baik.

k) Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan

kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, dan

orientasi tugas. Sugiyanto dalam bukunya Model – Model pembelajaran

Inovatif ( 2010) menyebutkan bahwa terdapat empat metode dalam

pembelajaran kooperatif.yang terdiri dari :

a) Metode STAD ( Student Teams Achievement Divisions)

Page 45: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

b) Metode jigsaw

c) Metode G (Group Investigation )

d) Metode Struktural.

Dalam metode Struktural terdapat beberapa tekhnik yaitu :

1) Mencari pasangan

2) Bertukar Pasangan

3) Berkirim salam dan Soal

4) Bercerita berpasangan

5) Dua Tinggal Dua Tamu ( Two Stay Two Stray )

6) Keliling kelompok

7) Kancing Gemerincing

8) Teknik Tebak Pelajaran

9) Teknik Team Quiz.

Menurut Lie dalam bukunya Cooperative Learning ( 2010 :54 - 71)

menyatakan bahwa terdapat 14 teknik – teknik Cooperative Learning . Yang

terdiri dari :

a) Mencari Pasangan

b) Bertukar Pasangan.

c) Berpikir – berpasangan – berempat.

Page 46: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

d) Berkirim salam dan soal.

e) Kepala bernomor

f) Kepala bernomor terstruktur

g) Dua Tinggal – Dua Tamu ( Two stay – Two stray)

h) Keliling Kelompok.

i) Kancing Gemerincing

j) Keliling Kelas.

k) Lingkaran Kecil Lingkaran Besar.

l) Tari Bambu.

m) Jigsaw.

n) Bercerita Berpasangan.

Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran Kooperatif teknik Dua Tinggal Dua Tamu ( Two Stay Two

Stray). Struktur Two Stay Two Stray memberi kesempatan

kepada kelompok untuk membagi hasil dan informasi dengan kelompok lain (

Sugiyanto. 2010 : 54 ). Hal ini menunjukkan bahwa lima unsur proses belajar

kooperatif yang terdiri atas: saling ketergantungan positif, tanggung jawab

perseorangan, tatap muka, komunikasi antar kelompok dan evaluasi proses

kelompok dapat terlaksana. Pada saat anggota kelompok bertamu ke

kelompok lain maka akan terjadi proses pertukaran informasi yang bersifat

Page 47: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

saling melengkapi, dan pada saat kegiatan dilaksanakan maka akan terjadi

proses tatap muka antar siswa dimana akan terjadi komunikasi baik dalam

kelompok maupun antar kelompok sehingga siswa tetap mempunyai

tanggung jawab perseorangan.

5. Pembelajaran Kooperatif Teknik Two Stay Two Stray (Dua Tinggal Dua

Tamu)

Salah satu teknik model pembelajaran kooperatif adalah Teknik

Two Stay Two Stray (Dua tinggal – dua tamu). Teknik belajar mengajar ini

dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992 dan biasa digunakan

bersama dengan Teknik Kepala Bernomor (Numbered Heads tgether).Teknik

ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia

anak didik. Struktur Two Stay Two Stray memberi kesempatan kepada

kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lainnya.

Hal ini dilakukan dengan cara saling mengunjungi/bertamu antar kelompok

untuk berbagi informasi.(Lie. 2010 : 61 – 62) Pembelajaran kooperatif teknik

Two stay – Two stray terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut ( Faishal.

2008: 20 - 21) :

a) Persiapan

Pada tahap persiapan ini, hal yang dilakukan guru adalah membuat

silabus dan sistem penilaian, desain pembelajaran, menyiapkan tugas siswa

dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan masing-masing

Page 48: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

anggota 4 siswa dan setiap anggota kelompok harus heterogen berdasarkan

prestasi akademik siswa dan suku.

b) Presentasi Guru

Pada tahap ini guru menyampaikan indikator pembelajaran, mengenal dan

menjelaskan materi sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat.

c) Kegiatan Kelompok

Pada kegiatan ini pembelajaran menggunakan lembar kegiatan yang berisi

tugas-tugas yang harus dipelajari oleh tiap-tiap siswa dalam satu kelom-pok.

Setelah menerima lembar kegiatan yang berisi permasalahan-permasalah-an

yang berkaitan dengan konsep materi dan klasifikasinya, siswa mempela-

jarinya dalam kelompok kecil (4 siswa) yaitu mendiskusikan masalah tersebut

bersamasama anggota kelompoknya. Masing-masing kelompok menyelesai-

kan atau memecahkan masalah yang diberikan dengan cara mereka sendiri.

Kemudian 2 dari 4 anggota dari masingmasing kelompok meninggalkan

kelompoknya dan bertamu ke kelompok yang lain, sementara 2 anggota yang

tinggal dalam kelompok bertugas menyampaikan hasil kerja dan informasi

mereka ke tamu. Setelah memperoleh informasi dari 2 anggota yang tinggal,

tamu mohon diri dan kembali ke kelompok masingmasing dan melaporkan

temuannya serta mancocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.

d) Formalisasi

Page 49: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan

salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya untuk

dikomunikasikan atau didiskusikan

dengan kelompok lainnya. Kemudian guru membahas dan mengarahkan siswa ke

bentuk formal.

e) Evaluasi Kelompok dan Penghargaan

Pada tahap evaluasi ini untuk mengetahui seberapa besar kemampuan

siswa dalam memahami materi yang telah diperoleh dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif teknik Two Stay - Two Stray (Dua Tinggal – Dua tamu).

Masing-masing siswa diberi kuis yang berisi pertanyaan-pertanyaan dari hasil

pembelajaran dengan teknik Two Stay - Two Stray (Dua Tinggal – Dua tamu),

yang selanjutnya dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kepada kelompok

yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi. Menurut Lie (2010 : 62) Langkah-

langkah pembelajaran Kooperatif teknik

Two stay – Two stray adalah sebagai berikut :

a) Siswa bekerja sama dalam kelompok yang berjumlah 4 (empat) orang.

b) Setelah selesai, dua orang dari masing-masing menjadi tamu kedua kelompok

yang lain.

c) Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan

informasi ke tamu mereka.

Page 50: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

d) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan

temuan mereka dari kelompok lain.

e) Kelompok mencocokkan dan membahas hasil kerja mereka. Berikut disajikan

kelebihan.

Adapun kelebihan dari model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay - Two

Stray adalah sebagai berikut.

a) Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan.

b) Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna

c) Lebih berorientasi pada keaktifan.

d) Membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar Sedangkan

kekurangan dari model pembelajaran kooperatif teknik Two Stay - Two Stray

(Dua Tinggal – Dua tamu) adalah:

a) Membutuhkan waktu yang lama

b) Siswa cenderung tidak mau belajar dalam kelompok

c) Bagi guru, membutuhkan banyak persiapan (materi, dana dan tenaga)

d)Guru cenderung kesulitan dalam pengelolaan kelas. Untuk mengatasi

kekurangan pembelajaran kooperatif teknik Two stay – Two stray, maka

sebelum pembelajaran guru terlebih dahulu mempersiapkan dan membentuk

kelompok-kelompok belajar yang heterogen ditinjau dari segi jenis kelamin

dan kemampuan akademis. Berdasarkan sisi jenis kelamin, dalam satu kelompk

Page 51: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

harus ada siswa laki-laki dan perempuannya. Jika berdasarkan kemampuan

akademis maka dalam satu kelompok terdiri dari satu orang berkemampuan

akademis tinggi, dua orang dengan kemampuan

sedang dan satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang.

Pembentukan kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling

mengajar dan saling mendukung sehingga memudahkan pengelolaan kelas

karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan akade-mis tinggi yang

diharapkan bisa membantu anggota kelompok yang lain.

(http://sekolahweb.blogspot.com/2010/06/model-model-pembelajaran.html)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kelebihan model

pembelajaran Two stay – Two stray adalah siswa lebih aktif dalam proses

belajar mengajar dan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Kekurangan

model pembelajaran Two stay – Two stray adalah teknik ini membutuhkan

persiapan yang matang karena proses belajar mengajar dengan model TSTS

membutuhkan waktu yang lama dan pengelolaan kelas yang optimal.

B. Kerangka Pikir

Pembelajaran IPS di SD Inpres Limbung khususnya di kelas IV masih

menggunakan metode konvensional, yaitu guru kurang variatif dalam

menggunakan metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang dilakukan kurang

melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran

sangat didominasi guru, proses pembelajaran yang dilakukan sangat

mementingkan hafalan bukan pada pemahaman konsep, Hal tersebut membuat

Page 52: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa merasa

jenuh,Sebagian besar siswa tidak menyukai pembelajaran IPS. Dampaknya 51 %

siswa kelas IV mendapat nilai dibawah KKM (Kriteria ketuntasan minimal).

Pemilihan metode pembelajaran dalam pembelajaran IPS sangatlah penting. Guru

harus memilih metode pembelajaran yang dapat membuat siswa terlibat aktif

dalam pembelajaran. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang

berpusat pada siswa. Menurut Trianto (2007 : 41) siswa akan lebih mudah

menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi

dengan temannya. Dari konsep tersebut maka pembelajaran IPS akan lebih

berhasil apabila menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Two stay-

two stray (Dua Tinggal – Dua Tamu). teknik ini sangat cocok diterapkan dalam

pembelajaran IPS karena teknik ini menuntut siswa untuk berkomunikasi, bekerja

sama dan bertanggung jawab dalam kelompok karena setiap siswa mempunyai

tugas dan tanggung jawab masing – masing. Dengan pembelajaran ini aktifitas

siswa akan meningkat. Siswa akan lebih termotivasi dalam belajar dan hasil

belajar akan meningkat sehingga kualitas pembelajaran IPS meningkat.

Kerangka berpikir dapat dilihat dalam skema berikut:

Page 53: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Kerangka Pikir

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan paparan teori – teori diatas ,dapat diambil suatu hipotesis

bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeTwo stay – Two

sray (TSTS) hasil belajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dapat meningkat.

KondisiAwal

Guru: Guru mengajar monoton,tidakmelibatkan siswa dalam prosespembelajaran.

Siswa : 51 % siswa mendapat nilaidibawah KKM

Penerapan Model PembelajaranKooperatif teknik Two Stay TwoStray ( Dua Tinggal – Dua Tamu)

Siklus I Siklus II

Tindakan

Kondisiakhir yangdiharapkan

Hasil belajar I P S meningkat

Page 54: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang berbasis kelas

(Classroom Action Research) dengan tahapan-tahapan pelaksanaan meliputi:

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi) dan refleksi secara

berulang.

B. Subjek dan Tempat Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Guru kelas IV dan 30 Siswa kelas IV yang

terdiri dari 16 siswa laki – laki dan 14 siswa perempuan. Penelitian ini

dilaksanakan di SD. Inpres LimbungKec Bajeng Kab. Gowa. Secara umum

kondisi fisik SD Inpres Limbung dapat dikatakan telah memenuhi syarat

kekondusifan bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Mayoritas mata

pencaharian orang tua siswa adalah Petani.

C. Faktor yang diteliti

Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Faktor Siswa

Yaitu diteliti bagaimana kemampuan dalam menyelesaikan tugas yang

diberikan oleh guru selama proses dan sesudah proses (pemberian tes) dalam

pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw selama

pelaksanaan kegiatan tindakan kelas dilakukan, bersamaan dengan itu dilihat pula

mengenai sikap dan cara belajar selama mengikuti proses belajar mengajar

43

Page 55: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, sebagai tindak lanjutnya

harus diketahui seberapa besar minat belajar dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) tipe jigsaw, hal tersebut dapat

diketahui dengan adanya lembar observasi tentang aktivitas belajar .

2. Faktor Guru

Dalam proses belajar mengajar dengan model pembelajaran kooperatif

(Cooperative Learning ) tipe jigsaw, diadakan juga observasi tentang aktivitas

mengajar guru, bagaimana cara guru mengajar dengan melaksanakan tahapan-

tahapan dari pendekatan pembelajaran tersebut, hal tersebut dapat diketahui

dengan adanya lembar observasi tentang aktivitas mengajar guru.

3. Faktor sumber hasil pembelajaran

Dalam memperhatikan sumber atau bahan pelajaran yang digunakan

apakah sudah sesuai tujuan yang dikehendaki dicapai, demikian pula dengan

latihan-latihan yang diberikan apakah sudah berjenjang sesuai dengan tingkat

kemampuan murid serta sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai atau tidak. Hal

ini dapat dilakukan dengan menggunakan hasil test instrument yang sesuai dengan

model pembelajaran yang diterapkan dalam prosedur rencana pelaksanaan

pembelajaran.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dirancang atas dua siklus yaitu: a) siklus pertama (3

kali pertemuan) dan b)siklus dua (3 kali pertemuan). Hal-hal penting yang

dilakukan pada siklus tersebut antara lain:

Page 56: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

a. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini meliputi sebagai berikut :

1) Menelaah materi pembelajaran serta menelaah indikator bersama

tim kolaborasi.

2) Menyusun RPP sesuai indikator yang telah ditetapkan dengan model

pembelajaran Kooperatif teknik Two stay – Two stray

3) Menyiapkan media pembelajaran. Siklus I yaitu berupa gambar alat

penggilingan padi pada zaman dahulu dan zaman sekarang. Siklus II yaitu

berupa telephon rumah, HP, dan gambar alat-alat

komunikasi yang digunakan pada masa kini dan masa lalu.

4) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa

5) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru

dan aktivitas siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yaitu implementasi atau penerapan isi rancangan

di dalam kancah, yaitu mengenakan tindakan di kelas (Arikunto. 2006

:99). Dalam pelaksanaan PTK ini direncanakan dalam dua siklus. Siklus

pertama yaitu materi Tekhnologi Produksi dan siklus ke dua yaitu

materi Teknologi Komunikasi.

Page 57: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

c. Observasi

Observasi adalah mengamati dengan suatu tujuan, dengan menggunakan

berbagai tekhnik untuk merekam atau memberi kode pada apa yang diamati

(Endang purwanti, dkk). Sedangkan menurut Arikunto (2006 : 156) Observasi

meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan

menggunakan seluruh alat indra. Kegiatan observasi dilaksanakan secara

kolaboratif dengan guru pengamat untuk mengamati keterampilan guru dan

aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan model

pembelajaran Kooperatif teknik Two stay – Two stray.

d. Refleksi

Yaitu kegiatan untuk menemukakan kembali apa yang sudah terjadi

(Arikunto. 2006 : 99). Setelah mengkaji proses pembelajaran yaitu keterampilan

guru dan siswa serta hasil belajar IPS, apakah pembelajaran tersebut sudah efektif,

dengan melihat ketercapaian indikator kinerja pada siklus pertama serta mengkaji

kekurangan dengan membuat daftar permasalahan yang muncul dalam

pelaksanaan siklus pertama. Kemudian bersama tim kolaborasi membuat

perencanaan tindak lanjut untuk siklus berikutnya.

Perencanaan Dalam II Siklus

a. Siklus I

1. Perencanaan

a) Menyusun RPP dengan materi Perkembangan Teknologi Produksi

Page 58: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

(Lampiran 6)

b) Menyiapkan Sumber belajar dan media pembelajaran berupa gambar alat

penggilingan padi masa lalu dan masa kini..

c) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa.

d) Menyiapkan lembar observasi dan catatan lapangan untuk mengamati

keterampilan guru dan aktivitas siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

a) Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang kegiatan –

kegiatan yang terkait dengan Perkembangan teknologi khususnya teknologi

produksi.

b) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.

c) Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok,yang terdiri dari 4 orang.

d) Setiap siswa diberi nomor dada agar mudah dalam melakukan diskusi Two

stay-Two stray.

e) Guru mempresentasikan tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran

menggunakan pembelajaran kooperatif teknik Two stay – Two stray ( Dua

tinggal – dua tamu )

f) Guru menginformasikan materi kepada siswa.

g) Masing – masing kelompok diberi Lembar kerja ( LKS )

Page 59: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

h) Secara kelompok siswa mendiskusikan tentang permasalahan yang terdapat

dalam LKS

i) Guru membimbing diskusi.

j) Setelah diskusi kelompok selesai, siswa yang bernomor dada 1 dan 2 tetap

dalam kelompok dan bertugas membagikan informasi pada kelompok tamu.

k) Siswa yang bernomor dada 3 dan 4 bertamu ke kelompok lain dan bertugas

menggali informasi pada tuan rumah.

l) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan

temuan mereka dari kelompok lain.

m) Kelompok mencocokkan dan membahas hasil – hasil kerja mereka.

n) Siswa mempresentasikan hasil diskusi dan guru membahas hasil kerja

kelompok

o) Guru memberi evaluasi

p) Guru menganalisa hasil evaluasi.

3. Observasi

a) Melakukan pengamatan aktivitas Guru kelas IV SD Inpres Limbung

dalam mengajar dengan teknik Two Stay – Two Sray ( Dua tinggal –

Dua tamu ).

b) Melakukan pengamatan aktivitas siswa kelas IV SD Inpres Limbung

Page 60: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan teknik Two Stay –

Two Sray ( Dua tinggal – Dua tamu ).

4. Refleksi

Dalam hal ini peneliti dan guru mitra mengkaji proses

pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I. Membuat

daftarpermasalahan yang muncul pada saat pembelajaran serta mengevaluasi

proses dan hasil untuk digunakan sebagai perbaikan perencanaan siklus II.

b. Siklus II

1. Perencanaan

a) Menyusun RPP dengan materi Perkembangan Teknologi Komunikasi

( Lampiran 12).

b) Menyiapkan Sumber belajar dan alat peraga berupa telephone rumah, HP, dan

gambar alat-alat komunikasi yang digunakan masyarakat pada masa lalu dan

masa kini.

c) Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa.

d) Menyiapkan lembar observasi dan catatan lapangan untuk mengamati

keterampilan guru dan aktivitas siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

a) Guru melakukan apersepsi dengan menggali pengetahuan awal siswa melalui

pertanyaan.

Page 61: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

b) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran.

c) Guru mengingatkan kembali tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran

menggunakan model kooperatif TSTS ( Two stay – Two stray )

d) Guru menginformasikan materi kepada siswa.

e) Guru memberi perintah pada siswa untuk duduk sesuai kelompok

yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya serta memakai kokat masing-

masing.

f) Masing – masing kelompok diberi Lembar kerja ( LKS )

g) Secara kelompok siswa mendiskusikan tentang permasalahan yang

terdapat dalam LKS

h) Guru membimbing diskusi.

i) Setelah diskusi kelompok selesai, siswa yang bernomor dada 1 dan

2 tetap dalam kelompok dan bertugas membagikan informasi pada kelompok

tamu.

j) Siswa yang bernomor dada 3 dan 4 bertamu ke kelompok lain dan bertugas

menggali informasi pada tuan rumah.

k) Kelompok tamu diperbolehkan bertamu pada kelompok yang belum mereka

kunjungi.

l) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan

temuan mereka dari kelompok lain.

Page 62: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

m) Kelompok mencocokkan dan membahas hasil – hasil kerja mereka.

n) Siswa dan guru membahas hasil kerja kelompok

o) Guru memberi evaluasi

p) Guru menganalisa hasil evaluasi.

3. Observasi

a) Melakukan pengamatan aktivitas Guru kelas IV SD Inpres Limbungdalam

mengajar dengan teknik Two Stay – Two Sray ( Dua tinggal – Dua tamu ).

b) Melakukan pengamatan aktivitas siswa kelas IV SD Inpres Limbungdalam

pembelajaran IPS dengan menerapkan teknik Two Stay – Two Sray ( Duatinggal–

Dua tamu ).

4. Refleksi

Dalam hal ini peneliti dan guru mitra mengkaji proses pembelajaran

yang telah dilaksanakan pada siklus II. Membuat daftar permasalahan yang

muncul pada saat pembelajaran serta mengevaluasi proses dan hasil untuk

digunakan sebagai perbaikan perencanaan siklus elanjutnya.

Page 63: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Bagan Siklus I dan Siklus II

hh

E. Instrumen Penelitian

Insrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini

adalah tes hasil belajar dan lembar observasi. Tes hasil belajar digunakan untuk

memperoleh informasi tentang kemampuan awal siswa sebelum proses

pembelajaran serta penguasaan siswa terhadap mata pelajaran setelah proses

pembelajaran.Selain instrumen tes hasil belajar peneliti juga mengembangkan

LKS dan kuis yang diberikan untuk menunjang pembelajaran dengan

menggunakan model kooperatif tipe Two Stay Two Stray.

Studi PendahuluanMencermati PelaksanaanPembelajaran dan Wawancaradengan siswa dan Guru kelas

RencanaTindakanSiklus I

PelaksanaanTindakan danPengamatan

RefleksiRencana TindakanSiklus II

RefleksiPelaksanan

Tindakan danPengamatan

Simpulan

Page 64: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

F. Tehnik Pengumpulan Data

Data hasil penelitian ini dikumpulkan melalui:

1. Teknik observasi yaitu untuk merekam proses belajar mengajar

berlangsung berupa keberhasilan dan kelemahan tindakan yang diberikan.

2. Data tentang hasil siswa yang diperoleh dari tes pada saat proses ataupun

setelah pembelajaran.

Data di atas dapat diperoleh melalui instrumen sebagai berikut:

a. Data hasil belajar pra siklus

Data diapatkan sebelum masuk dalam siklus penelitian,

dilakukan di awal petemuan dengan menggunakan tes awal.

b. Data hasil observasi

Data ini dipeolah dari hasil pengamatan secara langsung proses

pembelajaran yang dilakukuan oleh peneliti dengan menggunakan

blangko pengamatan yang telah disusun sebelumnya. Observasi

dilakukan sepanjang siklus I dan silkus II berlangsung.

c. Data hasil belajar siswa

Yaitu data hasil belajar siswa berupa tes yang diambil pada saat

proses dan setelah proses pembelajran berlangsung. Data ini dapat

berupa hasil tes tertulis sesuai kompetensi dasar yang ingin dicapai.

d. Data hasil belajar pasca siklus

Data ini didapatkan setelah pelaksanaan siklus I dan siklus II.

Hasil data ini untuk mengetahui peningkatan keterampilan membaca

Page 65: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

siswa secara individu, maka dilakukan kembali evaluasi tes akhir.

Tetapi apabila tes hasil siklus II sudah mencapai batas ketuntasan,

dalam artian 85 % siswa yang sudah mencapai nilai 65 ke atas, maka

tidak perlu dilakukan evaluasi tes akhir (tes pasca tindakan).

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah :

1. Kuantitatif

Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dianalisis dengan

menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan mean atau rerata.

Adapun rumus menentukan rerata adalah sebagai berikut:

Keterangan :

X : nilai rata-rata

∑ X : jumlah semua nilai siswa

∑ N : Jumlah siswa ( Aqib, Zaenal dkk. 2009: 41 ) Untuk menghitung presentase

ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut : Hasil analisis juga

dijadikan sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran

selanjutnya (Aqib, Zaenal dkk. 2009: 41).

P = ∑siswa yang tuntas belajar x 100 % ∑ siswa

Klasifikasi kategori tingkatan presentase untuk ketuntasan belajar Pencapaian

tujuan pembelajaran Kategori Tingkat Keberhasilan Pembelajaran 85-100%

Page 66: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Sangat baik Tuntas 65-84% Baik Tuntas 55-64% Cukup Tidak Tuntas 0-54%

Kurang Tidak Tuntas Aqib (2008:161)

2. Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari menganalisis lembar observasi yang telah

diisi pada saat pembelajaran IPS dengan Model Kooperatif teknik Two Stay -

Two stray. Untuk lembar pengamatan keterampilan guru dan aktivitas siswa

menggunakan skala penilaian. Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap,

minat dan perhatian dan lain-lain. Skala nilai bisa juga menggunakan kategori

sangat baik, baik, cukup dan kurang atau dengan angka 4, 3, 2, 1. Skala penilaian

dapat menghasilkan data interval dalam bentuk skor nilai melalui jumlah skor

yang diperoleh dari instrumen tersebut Sudjana, Nana (2009 : 7)

Klasifikasi kategori nilai untuk lembar pengamatan keterampilan guru dan

aktifitas siswa Skala Penilaian Kategori

3,1 – 4 SB ( sangat baik )

2,1 – 3 Baik

1,1 – 2 Cukup

0,1 – 1 Kurang (Sudjana, Nana, 2009 :7

H. Indikator Keberhasilan

Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif teknik Two stay –

Two stray dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS pada siswa kelas IV SD

InpresLimbung Kec. Bajeng Kab. Gowa dengan indikator sebagai berikut :

Page 67: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

a. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS menggunakan Model pembelajaran

kooperatif teknik Two stay – Two stray (Dua Tinggal –Dua Tamu) dengan

kriteria sekurang – kurangnya baik.

b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan Model pembelajaran

kooperatif teknik Two stay – Two stray (Dua Tinggal –Dua Tamu) meningkat

dengan kriteria sekurang kurangnya baik.

c. 75 % siswa kelas IV SD. Inpres Limbung mengalami ketuntasan belajar

individual sebesar ≥ 65 dalam pembelajaran IPS.

Page 68: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian tentang Peningkatan hasil belajar IPS

melalui model pembelajaran Kooperatif TipeTwo Stay Two Stray (TSTS) pada

siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa. Adapun

yang dianalisis adalah pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II

A. HASIL PENELITIAN

1. Data Statistik untuk siklus I dan II

Data Statistik hasil belajar siswa dalam bentuk kuantitatif diperoleh melalui

tes yang dilakukan setiap akhir pertemuan. Nilai hasil belajar siswa dirata-

ratakan dari 3 kali pertemuan, 2 kali pemberian tindakan dan 1 kali tes untuk

tiap siklus.

a. Siklus I

Pada akhir siklus I diperoleh gambaran tentang kemampuan

pemahaman siswa kelas IV. SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng

Kabupaten Gowa. Yang menjadi subjek penelitian dengan pokok bahasan

Perkembangan Teknologi Produksi. Tes akhir siklus ini diikuti oleh semua

siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa

yang berjumlah 30 orang.

Adapun data hasil tes siswa pada siklus I dapat dilihat pada

tabel .I.I berikut ini :

Tabel I.I Statistika Hasil Tes Siswa Pada Siklus I

57

Page 69: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Statistika Nilai Statistika

Subjek

Nilai Ideal

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Rentang Nilai

30

100

85

40

45

Nilai Rata-rata 65,53

Sumber : Analisis Data Hasil Tes Siswa.

Nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas IV SD. Inpres Limbung

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa setelah proses belajar mengajar dengan

model pembelajaran Kooperatif Tipe two stay two stray (TSTS) yang

dilaksanakan pada siklus I. Nilai yang diperoleh siswa adalah 65,53.nilai tertinggi

85 dan nilai terendah 40.

b. Siklus II

Pada akhir siklus II diperoleh gambaran tentang kemampuan

pemahaman siswa kelas IV.SD.Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten

Gowa. Yang menjadi subjek penelitian dengan pokok Bahasan Perkembangan

teknologi produksi. Tes akhir siklus ini diikuti oleh semua siswa kelas IV. SD.

Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa yang berjumah 30 orang.

Page 70: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Adapun data nilai hasil tes siswa pada tes akhir siklus II dapat Dilihat

pada tabel I.2 berikut ini :

Tabel I.I Statistika Hasil Tes Siswa Pada Siklus II

Statistika Nilai Statistika

Subjek

Nilai Ideal

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Rentang Nilai

30

100

85

40

45

Nilai Rata-rata 75,89

Sumber : Analisis Data Hasil Tes Siswa.

Nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas IV SD. Inpres Limbung

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa setelah proses belajar mengajar dengan

model pembelajaran Kooperatif Tipe yang dilaksanakan pada siklus II. Nilai

yang diperoleh siswa adalah 75, 89. Nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60.

2. Deskripsi Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal peneliti berkunjung ke SD. Inpres Limbung

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa berkaitan dengan Penerapan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS)Pada Pembelajaran

IPS. Dari hasil wawancara dengan guru kelas IV, maka ditetapkanlah

Page 71: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

pelaksanaan observasi proses pembelajaran IPS dengan mengikuti jadwal

yang ada di sekolah itu.

3. Pelaksanaan Siklus I dan Siklus II

Data setiap siklus dipaparkan secara terpisah untuk melihat adanya

persamaan, perbedaan, dan perkembangan setiap siklus.

a. Siklus I (Pertama)

Siklus pertama terdiri dari empat tahapan yaitu, perencanaan,

pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

1. Perencanaan (Planning)

a. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar

kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan

menggunakan pembelajaran Kooperatif tipeTwo Stay Two Stray

(TSTS)

b. Membuat rencana pembelajaran Kooperatif tipeTwo Stay Two Stray

(TSTS)

c. Membuat lembar kerja siswa

d. Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus PTK

e. Menggunakan alat evaluasi pembelajaran

2. Pelaksanaan (Acting)

Siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan untuk proses

pembelajaran dan 1 kali untuk pelaksanaan tes siklus I dengan

menerapkan pembelajaran Kooperatif tipeTwo Stay Two Stray (TSTS).

Pada awal pertemuan peneliti membentuk kelompok. Kelompok dibentuk

berdasarkan kemampuan siswa yang heterogen, asal, dan latar belakang

keluarga yang berbeda. Peneliti memberikan motivasi kepada siswa,

Page 72: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

menyampaikan tujuan pembelajaran sekaligus menyajikan informasi

(materi) melalui bahan bacaan.

Setelah informasi (materi) dibagikan pada kelompok, Guru

mempresentasikan tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran

menggunakan pembelajaran kooperatif teknik Two stay – Two stray (

Dua tinggal – dua tamu ) Guru menginformasikan materi kepada siswa.

Masing – masing kelompok diberi Lembar kerja ( LKS )Secara

kelompok siswa mendiskusikan tentang permasalahan yang terdapat

dalam LKS, Guru membimbing diskusi. Setelah diskusi kelompok

selesai, siswa yang bernomor dada 1 dan 2 tetap dalam kelompok dan

bertugas membagikan informasi pada kelompok tamu. Siswa yang

bernomor dada 3 dan 4 bertamu ke kelompok lain dan bertugas menggali

informasi pada tuan rumah.Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok

mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.

Kelompok mencocokkan dan membahas hasil – hasil kerja mereka..

3. Observasi dan Evaluasi

Di awal pertemuan siklus pertama, selama proses

pembelajaranKooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) belum bisa

mengikuti pembelajaran ini dengan baik. Hal ini disebabkan siswa belum

terbiasa dengan pembelajaran ini

Data hasil observasi selama proses pelaksanaan siklus I

tercermin pada lembar observasi di bawah ini:

Page 73: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Tabel 2: Hasil Observasi Siswa Selama Mengikuti Pembelajaran Siklus 1

No Aspek yang diamatiPertemuan Ke-

Rata-RataPersentase

(%)I II III IV1 Jumlah siswa yang hadir

padasaat kegiatan pembelajaran

20 22 25 30 24,25 80,83

2 Siswa yang memperhatikanpada saat prosespembelajaran

19 22 24 30 23,75 79,16

3 Siswa yang aktif dalamPembelajaran 10 12 11 10 10,75 22,87

4 Siswa yang masih perlubimbinganDalam Belajar

30 10 11 10 15,25 32,44

5 Siswa yang kurang terampildalam kegiatanPembelajaran

15 13 4 4 9,00 30,00

6 Siswa yang mampumemahami pembelajarandengan baik dan benar

4 4 6 3 4,25 14,16

7 Siswa yang melakukanaktifitasnegatif pada saatpembelajaran(main-main, ribut, keluarmasuk kelas, menganggu,dan lain-lain)

9 6 6 2 5,75 19,16

Pada tabel 2 di atas diperoleh bahwa pada siklus I dari 30 siswayang

hadir pada saat kegiatan pembelajaran sebanyak 80,83 %; siswa yang

memperhatikan pada saat proses pembelajaran sebanyak 79,16 %; siswa

yang aktif dalam pembelajaran 22,87%; siswa yang masih perlu bimbingan

sebanyak 32, 44 %; siswa yang kurang terampil dalam pembelajaran

sebanyak 30,00 %; siswa yang mampu memahamipembelajaran dengan baik

sebanyak 14,16%; siswa yang melakukan aktifitas negatif selama proses

Page 74: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

pembelajaran (main-main, ribut, keluar masuk kelas, mengangu, dan lain-

lain) mencapai 19,16 %.

Sedangkan data hasil tes siklus I terdapat pada tabeldi bawah ini

Tabel 3. Data Hasil Peningkatan Pembelajaran IPS Pada Siswa KelasIVSD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa padaSiklus I

NilaiJumlahsiswa

Persentase(%) Kategori

0 – 34

35 – 54

55 – 64

65 – 84

85 – 100

-

5

12

9

4

-

16,66

40,00

30,00

13,33

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat tinggi

Jumlah 30 100

Dari tes siklus I di atas tergambar bahwa dari 30 siswa kelas

Kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa, 5

siswa atau16,66% pada kategori rendah; pada kategori sedang

mencapai 9 siswa atau30,00%; kemudian pada kategori tinggi

sebanyak 12 siswa atau 40,00 sedangkan pada kategori sangat tinggi

hanya 4 atau 13,33%.

Jadi, dari tabel 3 di atas dapat disimpulkan bahwa yang

mencapai batas ketuntasan sekitar 13 siswa atau 43,33%, sedangkan

siswa yang belum mencapai batas ketuntasan yaitu 17 siswa atau

56,66%.

Page 75: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

4. Refleksi

Di awal pertemuan pertama dan kedua sebagian siswa belum dapat

mengikuti pembelajaran ini dengan baik, hal ini disebabkan karena

siswa belum terbiasa dengan pembelajaran ini dan masih perlu

beradaptasi. Dari hasil pengamatan sering terjadi keributan terutama

dalam pembagian kelompok, perpindahan untuk diskusi baik dari

kelompok yang satu ke kelompok yang lain maupun sebaliknya, selain

menimbulkan keributan juga membutuhkan waktu yang banyak untuk

mengarahkan siswa untuk berdiskusi pada tempatnya, penyebab yang

lain adalah banyaknya waktu yang terbuang karena siswa masih

bingung dengan pembelajaran ini.

Secara umum selama penelitian berlangsung hingga akhir

siklus I semangat belajar siswa semakin nampak, mereka semakin bias

bekerjasama dengan anggota kelompoknya meskipun masih ada

beberapa kelompok yang masih belum bisa beradaptasi dan

berkomunikasi dengan baik. Pada akhir siklus I siswa diberi tes untuk

menentukan sejauh mana kemampuan mereka atas materi yang telah

diberikan dan dibahas selama siklus I. Pelaksanaan berjalan dengan

lancar meskipun masih ada siswa yang bekerjasama bahkan

mengantuk dengan temannya. Demikian pula pada proses belajar

mengajarmasih terlihat siswa yang masih pasif, siswa yang demikian

umumnya kurang memahami materi yang diberikan.

Page 76: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Maka dari itu, perlu dilanjutkan pada siklus II, dengan

perencanaan sebagai berikut:

a) Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam

pembelajaran.

b) Lebih intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.

c) Memberikan pengakuan dan penghargaan (reward)

c. Siklus II (Kedua)

Seperti pada siklus pertama, siklus kedua ini terdiri dari perencanan,

pelaksanaan, observasi dan evaluasi, dan refleksi.

1. Perencanaan (Planning)

Perencanaan pada siklus kedua didasarkan pada perencanaan

siklus pertama, yaitu:

a) Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam

pembelajaran.

b) Lebih intensif membimbing kelompok yang mengalami kesulitan.

c) Memberikan pengakuan dan penghargaan.

d) Membuat perangkat pembelajaran modelTwo Stay Two Stray

(TSTS) yang lebih mudah dipahami siswa.

2. Pelaksanaan (Acting)

Aktivitas yag dilakukan pada siklus II merupakan tindak lanjut

dai siklus I. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sebagai perbaikan dari

siklus sebelumnya dengan tindakan-tindaka yang diasari oleh hasil

Page 77: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

observasi dan evaluasi serta refleksi. Pelaksanaan siklus II berlangsung

4 kali pertemuan, termasuk 1 kali pertemuan tes siklus II.

3. Observasi dan Evaluasi

Pada siklus II, model Two Stay Two Stray (TSTS) yang diterapkan

mengalami peningkatan, siswa mulai beradaptasi dengan kelompoknya,

kerjasama sudah mulai terorganisir dengan baik, sehingga siswa

termotivasi untuk belajar

Hal tersebut bisa dilihat pada data hasil observasi di bawah ini:

Tabel 4. Data Hasil Obsevasi Siswa Selama Mengikuti PembelajaranSiklus II.

No

Aspek yang diamati Pertemuan Ke- Rata-Rata

Persentase(%)I II III IV

1 Jumlah siswa yang hadir padasaat kegiatan pembelajaran 21 25 28 30 26,25 87,5

2 Siswa yang memperhatikan pada saatproses pembelajaran 24 27 27 30 27,00 90,0

3 Siswa yang aktif dalamPembelajaran

10 17 14 15 14,00 46,66

4 Siswa yang masih perlu bimbinganDalam belajar 25 15 9 8 14,25 47,5

5 Siswa yang kurang terampil dalampembelajaran 11 9 3 8 7,75 25,83

6 Siswa yang mampu memahamipembelajaran dengan baik dan benar 4 8 8 5 6,25 20,83

7 Siswa yang melakukan aktifitasnegatif pada saat pembelajaran

8 4 4 2 4,5 15,00

Pada tabel 4 di atas diperoleh bahwa pada siklus II dari 30

siswa yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran sebanyak 87,5 %;

siswa yang memperhatikan pada saat proses pembelajaran sebanyak

90,00 %; siswa yang aktif dalam pembelajaran 46,66 %; siswa yang

masih perlu bimbingan sebanyak 47,5 %; siswa yang kurang terampil

Page 78: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

dalam belajar sebanyak 7,75 %; siswa yang mampu memahami

pembelajaran dengan baik dan benar mencapai 20,83 %; siswa yang

melakukan aktifitas negatif selama proses pembelajaran (main-main,

ribut, keluar masuk kelas, menganggu, dan lain-lain) mencapai 15,00%

Sedangkan data hasil tes siklus II tergambar pada tabel di

bawah ini:

Tabel 5. Data Hasil Peningkatan Belajar IPS kelas IVSD. Inpres

Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa pada

Siklus II

NoNilai Jumlah

siswaPersentase

(%)Kategori

1.

2.

3.

4.

5.

0 – 34

35 – 54

55 – 64

65 – 84

85 – 100

-

-

4

76

20

-

-

13,33

20,00

66,66

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat tinggi

Jumlah 30 100

Dari tes siklus II di atas tergambar bahwa dari 30 siswa kelas

IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat,

4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil belajar IPSada pada

kategori sedang dan pada kategori tinggi mencapai 6 siswa atau

20,00%; kemudian pada kategori sangat tinggi sebanyak 20 siswa atau

66,66%.

Jadi, dari tabel 5 di atas dapat disimpulkan bahwa yang

mencapai batas ketuntasan sekitar 26 siswa atau 86,66%, sedangkan

Page 79: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

siswa yang belum mencapai batas ketuntasan hanya 4 siswa atau

13,33%.

4. Refleksi

Siklus II berlangsung 3 kali pertemuan, termasuk tes siklus II.

Pada siklus kedua ini, siswa sudah bisa melaksanakan proses

pembelajaran tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Kerjasama mulai

terorganisir dengan baik sehingga kegiatan diskusi kelompok terlihat

kompak dan berlangsung dengan tertib, suasana yang biasanya ribut

dan menyita banyak waktu mulai berkurang.

Pada siklus kedua ini, kendala-kendala yang dihadapi siklus I

sudah bisa teratasi, siswa yang biasanya melakukan kegiatan di luar

materi pembelajaran mulai berkurang, bahkan siswa yang tadinya

pasif sudah mulai aktif.

Dari hasil pengamatan ini, memberikan indikasi bahwa perinsip

pembelajaran Kooperatif khusunya pada tipe Two Stay Two Stray

(TSTS) yang mengarah pada kerjasama, saling ketergantungan yang

positif dapat terpenuhi.

4. Deskripsi Kegiatan Akhir

Seperti yang telah disebutkan pada tes pengumpulan pada poin

kedua bagian keempat, bahwa apabila tes hasil siklus II sudah mencapai

batas ketuntasan, dalam artian 85% siswa yang sudah mencapai nilai 65 ke

atas, maka tidak perlu dilakukan evaluasi tes akhir (tes pasca tindakan).

Page 80: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

B. Pembahasan Perubahan Sikap dan Refleksi

1. Perubahan Sikap

Selain dari pada sebuah peningkatan hasil belajar IPS yang

diharapkan denganPenerapan Model Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

(TSTS) pada Siswa Kelas IV SD Inpres Limbung Kecamatan Bajeng

Kabupaten Gowa tetapi juga selama berlangsungnya penelitian siklus I dan

siklus II, tercatat sejumlah perubahan yang terjadi pada sikap siswa

sebagiaman yang tergambar pada pembahasan sebelumnya.

2. Refleksi Terhadap Pelaksanaan Tindakan Dalam Proses Belajar Mengajar

a. Refleksi pelaksanaan siklus I

Pada siklus I khususnya pada awal pertemuan, kegiatan belajar

mengajar berlangsung seperti biasanya, tidak ada perubahan-perubahan

yang berarti dari sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari sebagian besar

siswa masih kurang memberi respon positif terhadap model pembelajaran

yang diterapkan, hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan

model pembelajaran yang menggunakan metode ini sehingga masih perlu

beradaptasi dengan suasana baru. Selain itu, sebagian siswa tidak berminat

belajar IPS secara aktif dan masih terdapat siswa yang melakukan aktifitas

negatif dalam proses belajar mengajar serta tidak semua siswa

mengumpulkan tugas LKS atau PR yang diberikan.

b. Refleksi pelaksanaan siklus II

Page 81: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Pada pelaksanaan siklus II, sudah terlihat adanya perubahan

yang signifikan karena siswa mulai memahami materi pembelajaran.

Melalui Model PembelajaranKooperatif Tipe Two Stay Two Stray

(TSTS)Pada Siswa Kelas IV SD Inpres Limbung Kecamatan Bajeng

Kabupaten Gowa, maka terjadi perubahan yang lebih baik dari sebelum

diterapkannya Model Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Hal ini

dapat dilihat dari siswa yang memiliki kemampuan rendah, merasa tidak

minder lagi atau kurang percaya diri dan adanya perubahan yang terjadi

pada sikap siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan

menerapkan model pembelajaran Two Stay Two Stray (TSTS), yakni sikap

yang positif mengalami peningkatan sedangkan sikap yang negatif

cenderung menurun.

c. Analisis Hasil Refleksi Siswa

Dari hasil analisis terhadap refleksi atau tanngapan siswa

dapat disimpulkan ke dalam kategori sebagai berikut :

1. Pendapat siswa tentang pembelajaran IPS

Pada umumnya siswa senang belajar IPS karena

menganggap Bahwa pembelajaran IPS merupakan pelajaran yang

Menyenangkan dan adapula yang beranggapan bahwa pelajaran IPS

itu mudah, tergantung bagaimana kita berusaha untuk lebih rajin

belajar dan tergantung pula dari cara guru mengajar, jika cara

membawakan materi baik maka siswa akan cenderung memahami

Page 82: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

materi yang diberikan tetapi sebagian siswa juga beranggapan bahwa

pelajaran IPS adalah pelajaran yang paling susah dan menganggap

pelajaran IPS adalah pelajaran yang penuh dengan teori dan praktek

sehingga susah dimengerti dan dipahami.

2. Pendapat siswa tentang kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran

IPS

Adapun kesulitan yang dihadapi siswa pada umumnya

siswa kesulitan dalam memahami teori IPS , masalah praktek, rumus

yang berkaitan dengan penemuan-penemuan ilmiah dan lain-lain.

3. Tanggapan siswa terhadap penerapan Model PembelajaranKooperatif

Tipe Two Stay Two Stray (TSTS)

Model pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

(TSTS) pada umumnya siswa menanggapi dengan positif , mereka

menganggap bahwa model pembelajaran ini sangat bagus untuk

diterapkan karena mereka dapat bekerjasama dengan baik antar

kelompok dan termotivasi untuk bersaing yang lebih sehat serta tidak

merasa minder lagi dengan temannya yang lebih pintar.

Pelaksanaan pembelajaran IPS yang dilakukan dalam mengikuti

pola atau langkah yang lebih mempererat pertemanan para siswa

akan meningkatkan motivasi siswa untuk lebih memahami materi

pembelajaran serta dapat mengubah pola belajar lebih efektif dan

evisien sehingga prestasi belajar siswa akan lebih baik.

Page 83: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Dari hasil wawancara guru dan siswa, maka guru harus

menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi

pembelajaran contohnya Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Two Stay Two Stray (TSTS) karena siswa mennganggap bahwa

model penbelajaran ini sangat cocok untuk saling berinteraksi

dengan teman-temannya yang lain sehingga materi pembelajaran

yang diberikan oleh guru dapat dimengerti oleh para siswa,

karena adanya bantuan dari teman yang lain

Page 84: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan penelitian tindakan kelas dapat

disimpulkan bahwa Peningkatan hasil belajar IPS melalui model pembelajaran

Kooperatif tipe Two Stay Two Stray pada siswa kelas IV SD.Inpres Limbung

Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa mengalami peningkatan dengan

diterapkannya model pembelajaranKooperatif tipeTwo Stay Two Stray, hal ini

ditunjukkan dengan hasil tes sebelum tindakan, yang mendapat nilai kurang

dari 65 hanya 5 siswa (16,66%), pada siklus I yang mendapat nilai kurang dari

65 meningkat menjadi 9 siswa (30,00%), dan pada siklus II yang memperoleh

nilai kurang dari 65 sebanyak 26 siswa (86,66%).

B. Saran

Dalam upaya meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPS

disarankan :

1. Guru hendaknya menggunakan berbagai macam strategi pembelajaran.

2. Untuk menghindari kegaduhan dan meminimalisir kehilangan waktu,

pembentukan kelompok direncanakn sebelumkegiatan pembelajaran

berlangsung.

3. Guru harus lebih memotivasi siswa.

73

Page 85: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV.Yrama Widya.

- 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT BumiAksara.

Daryanto, 2010. Media Pembelajaran, Peranannya Sangat Penting DalamMencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Faishal, Mirza. 2008. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Two stay-TwoStray(TS-TS) Untuk Meningkatkan 5 Unsur Pembelajran Kooperatif danPrestasi Belajar Siswa Kelas X-B Semester II MAN 3 Malang.UniversitasNegeriMalang.

Haditono, dkk. 2001. Minat dan Aktivitas Mahasiswa Baru. Yogyakarta

Hidayati, Mujinem, anwar. 2008. Pengembangan pendidikan IPS SD. Jakarta :Direktorat jendral pendidikan tinggi departemen pendidikan nasional.

Lie, Anita. 2010. Cooperative Lerning. Jakarta : PT Grasindo.

Mulyasa. 2004. Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT RemajaRosdakarya.

Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Slavin, robert E. 2010. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Solihatin, etin dan Raharjo 2008. Cooperative Learning AnalisisModelPembelajara IPS. Jakarta. Bumi aksara.

Sudjana. Nana, 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PTRemaja Rosdakarya.

Sudjana, nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PTRemaja Rosdakarya.

Page 86: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Sugiyanto. 2010. Model – Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: YumaPustaka.

Suprijono, Agus, 2009. Cooperative Learning. Surabaya :Pustaka Pelajar.

Trianto. 2007. Model – Model Pembelajaran Inovatif BerorientasiKonstruktifistik. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Wahyuningsih. 2010. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran TematikMelaluiLesson Study. Universitas Negeri Semarang.

Zulfah. 2006. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Materi PengelolaanLingkungan Dengan Pendekatan Jas melalui Pembelajaran KooperatifThink-Phair-Share dan Penilaian Authentik Di SMP 37Semarang.Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

http://www.scribd.com/doc/27950433/Pengertian-Tujuan-Dan-Prinsip-Penilaian-Hasil-Belajar 11 Januari 2017 : 19:25 WIB

httpuinsuka.infoejurnalindex.phpoption=com_content&task=view&id=99&emid=52. (Accessed on August 2, 2010 pukul 15 : 30 AM)

Online:Http://Karya.Ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/artic le/view/6778.

PengertianGuru.http.definisi-pengertian.blogspot.com201004pengertian-guru.html (Accessed on August 03, 2010, 11:14:56 AM)

Permana Wijaya,Yoga. 2010. Pengertian media pembelajaran. Online :http://yogapw.wordpress.com/. ( Diakses pada Selasa 11 januari 2017pukul 13.52WIB )

Rioseptiadi. 2008. Upaya Meningkatkan Aktivitas Siswa Dalam PembelajaranPKN dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw DiSMPN. Online : httpone.indoskripsi.comnode6312 (Accessed on August02, 2010, 13:56:08 AM)

Page 87: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil
Page 88: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Siklus 1

Sekolah : SD Inpres Limbung

Kelas / Semester : IV / II

Mata Pelajaran : IPS

Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit.

Standar Kompetensi : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi,

dan kemajuan teknologi di lingkungan Kabupaten/

Kota dan Propinsi.

Kompetensi Dasar : 2.3. Mengenal perkembangan teknologi produksi,

komunikasi, dan transportasi serta pengalaman

menggunakannya.

I. INDIKATOR

Membandingkan jenis – jenis teknologi produksi yang

digunakanmasyarakat pada masa lalu dan masa kini.

Membuat diagram alur tentang proses produksi dari kekayaan alam yang

tersedia.

Memberikan contoh bahan baku yang dapat diolah menjadi beberapa

barang produksi.

Page 89: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui diskusi Two Stay – two Stray (Dua Tinggal – dua tamu) siswa

dapat Membandingkan jenis – jenis teknologi produksi yang digunakan

masyarakat pada masa lalu dan masa kini dengan benar.

Melalui tanya jawab siswa dapat Membuat diagram alur tentang proses

produksi dari kekayaan alam yang tersedia dengan tepat.

Melalui Melalui diskusi Two Stay – two Stray (Dua Tinggal – dua tamu)

siswa dapat Memberikan contoh bahan baku yang dapat diolah menjadi

beberapa barang produksi dengan benar.

III. MATERI AJAR.

Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi.

IV.METODE PEMBELAJARAN.

Demonstrasi.

Diskusi Two Stay – Two Stray.

V. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN.

a. Pra Kegiatan (± 5 menit).

1. Salam

2. Doa

3. Presensi

4. Pengkondisian kelas.

b. Kegiatan Awal (± 10 menit).

1. Apersepsi.

Page 90: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Guru memperlihatkan keriping singkong yang diproduksi menggunakan alat

sederhana dan keripik singkong yang proses pembuatannya menggunakan

mesin. Guru dan siswa melakukan Tanya jawab tentang kedua keripik

singkong tersebut?

2. Menginformasikan tujuan pembelajaran.

c. Kegiatan Inti (± 55 menit)

1. Eksplorasi

Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang kegiatan produksi yang

ada di daerah sekitar. Siswa mengamati gambar lesung dan alat penggiling

padi. Guru menjelaskan bahwa lesung merupakan alat yang digunakan

masyarakat zaman dahulu untuk menggiling padi sedangkan masyarakat

zaman sekarang menggunakan mesin untuk menghasilkan beras.

Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang contoh bahan baku yang

dapat diolah menjadi bahan produksi. mempresentasikan tentang

bagaimana pelaksanaan pembelajaran menggunakan pembelajaran

kooperatif teknik Two stay – Two Stray ( Dua tinggal – dua tamu )

2. Elaborasi

Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok,yang terdiri dari 4

orang.

Masing – masing kelompok diberi Lembar kerja ( LKS )

Secara kelompok siswa mendiskusikan tentang jenis teknologi produksi

yang digunakan pada masa lalu dan masa kini serta membuat daftar bahan

baku yang dapat diolah menjadi beberapa barang produksi.

Page 91: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Guru membimbing diskusi.

Setelah diskusi kelompok selesai,dua orang dari masing – masing

kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing – masing bertamu

ke kelompok lain.

Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja

dan informasi mereka kepada kelompok tamu.

Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan

melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.

Kelompok mencocokkan dan membahas hasil – hasil kerja mereka.

3. Konfirmasi

Siswa dan guru membahas hasil kerja kelompok

Siswa menjawab Quis yang diberikan oleh guru secara kelompok. Siswa

yang mendapat skor terbanyak mendapatkan penghargaan.

d. Kegiatan akhir (± 20 menit)

Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal – Hal yang

belumdimengerti.

Siswa menyimpulkan materi dengan bimbingan guru.

Siswa mengerjakan lembar evaluasi yang diberikan guru.

Tindak lanjut

VI. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

a. Media

Keripik singkong bermerk (Qusuka) dan tidak bermerk.

Gambar proses pembuatan batu bata

Page 92: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

LKS ( Lembar kerja siswa)

b. Sumber Belajar.

Ilmu Pengetahuan sosial untuk SD / MI Kelas IV .Tanthaya Hisnu

P.Winardi.

Silabus KTSP

VII. EVALUASI

1. Prosedur Tes

Tes awal : ada ( apersepsi )

Tes proses : Ada ( diskusi )

Tes Akhir : Ada ( Evaluasi )

2. Jenis Tes

Tes Lisan

Unjuk kerja

3. Bentuk Tes

Tertulis

Objektif tes

4. Alat tes

Soal

Lembar Kerja Siswa

Page 93: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

VIII. PEDOMAN PENILAIAN

Skor = x 100 (skor mulai 0 - 100)

Keterangan :

B = Banyaknya butir soal yang dijawab benar

N = Banyaknya butir soal.

Limbung, 26 Maret 2017

Guru Kelas IV Mahasiswa

JUNAID, S.Pd. INDAR ALAMNip. Nim.

Mengetahui,

Kepala Sekolah

ST. MUSTAINAH, S.Pd.Nip.

Page 94: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Lampiran 2

LEMBAR KERJA SISWA ( LKS )

NAMA KELOMPOK :

NAMA ANGGOTA :

Petunjuk :

1. Tulislah terlebih dahulu nama anggota kelompokmu pada sudut kanan atas.

2. Diskusikan industri-industri pengolahan hasil alam yang kalian ketahui!

Barang baku apa yang digunakan? Apa barang yang dihasilkan? Teknologi

apa yang digunakan ? Tuliskan hasil diskusimu dalam tabel seperti contoh

berikut ini!

NO HASIL ALAMBARANG HASIL

PODUKSI

TEKNOLOGIPRODUKSI YANG

DIGUNAKANMasa Lalu Masa Kini

1 Ubi Kayu Kripik dan Kelanting Sederhana

Page 95: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Lampiran 3

Nama:.................................................Nomor :...............................................

SOAL EVALUASIPetunjuk Umum1. Tulislah terlebih dahulu nama dan nomor absenmu pada sudut kanan atas !2. Bacalah soal – soal dengan teliti !3. Kerjakan dahulu soal – soal yang kamu anggap paling mudah !4. Teliti sekali lagi pekerjaanmu sebelum kamu serahkan kepada Bapak / Ibu

Guru !

Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, c, atau d sebagaijawaban yang benar !

1. Proses mengolah bahan baku menjadi barang jadi disebut ... .a. memasak c. proyeksib. produksi d. Prosesi

2. Cara tradisional untuk mengolah padi menjadi beras dilakukan dengancara ...

a. mencuci c. menjemurb. menumbuk d. Membakar

3. Pengolahan bahan-bahan di pabrik yang besar menggunakan teknologi ... .a. sederhana c. modernb. kuno d. Super

4. Pembuatan minyak goreng dari kelapa sawit menggunakan teknologi..........

a. Sederhana c. Kunob. Modern d. Super

5. Pembuatan tape dari ubi kayu menggunakan teknologi ...........a. Sederhana c. Kunob. Modern d. Super

6. tebu dapat diolah menjadi .........a. Garam c. Gulab. Tepung d. Gandum

7. Petani zaman sekarang membajak sawah menggunakan..............a. Bajak yang ditarik kerbau / sapi c. Cangkulb. Sabit d. traktor

8. Manfaat menggunakan teknologi modern adalah ..........a. Hasilnya lebih banyak dan waktunya cepat c. Hasilnya lebih bagusb. Hasilnya lebih sedikit dan waktunya cepat d. Hasilnya lebih

sempurna.

Page 96: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

9. Ibu pada gambar disamping membuat batikdenganteknologi produksi........

a. Modern c. Sederhanab. Canggih d. Kuno

10. Perhatikan urutan membuat batu bata berikut ini!1. Menyiapkan tanah liat.2. Batu bata cetakan yang sudah kering dikumpulkan.3. Tanah liat digiling menjadi adonan.4. Adonan dicetak satu per satu.5. Batu bata disusun dalam tungku lalu dibakar.Urutan membuat batu bata yang benar adalah ... .

a. 1, 2, 3, 4, 5 c. 1, 3, 4, 2, 5b. 1, 4, 2, 3, 5 d. 1, 2, 4, 3, 5

KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI !1. B 6. C2. B 7. D3. C 8. A4. B 9. C5. A 10. C

Pedoman Penilaian

Skor = x 100 (skor mulai 0 - 100)

Keterangan :B = Banyaknya butir soal yang dijawab benarN = Banyaknya butir soal

Page 97: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Lampiran 4

MEDIA PEMBELAJARAN

HASIL PRODUKSI KERIPIK SINGKONG DENGAN MENGGUNAKANTEKNOLOGI MODERN

HASIL PRODUKSI KERIPIK SINGKONG DENGAN MENGGUNAKANTEKNOLOGI SEDERHANA

Page 98: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Alat yang digunakan masyarakat pada masa lalu dan masa kini untukmemproduksi beras

Lesung

Page 99: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Lampiran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Siklus II

Sekolah : SD Inpres Limbung

Kelas / Semester : IV / II

Mata Pelajaran : IPS

Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit.

Standar Kompetensi : 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan

kemajuan teknologi di lingkungan Kabupaten/ Kota

dan Propinsi.

Kompetensi Dasar : 2.3. Mengenal perkembangan teknologi produksi,

komunikasi, dan transportasi serta pengalaman

menggunakannya.

I. INDIKATOR

Membandingkan jenis – jenis teknologi komunikasi yang

digunakanmasyarakat setempat pada masa lalu dan masa kini.

Menunjukkan cara – cara penggunaan alat teknologi komunikasi padamasa

lalu dan masa kini.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN

Melalui diskusi siswa dapat Membandingkan jenis – jenis teknologi

komunikasi yang digunakan masyarakat setempat pada masa lalu dan

masa kini dengan tepat.

Page 100: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Melalui diskusi siswa dapat Menunjukkan cara – cara penggunaan alat

teknologi komunikasi pada masa lalu dan masa kini.

III. MATERI AJAR.

Teknologi Produksi, Komunikasi, dan Transportasi.

IV.METODE PEMBELAJARAN.

Demonstrasi.

Tanya jawab.

Diskusi Two Stay – Two Stray.

V. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN.

a. Pra Kegiatan (± 10menit)

Salam

Doa

Presensi

Pengkondisian kelas.

b. Kegiatan Awal.( ± 5 menit)

1. Apersepsi.

Jika kalian sedang kangen dengan seseorang yang jauh maka kalian

mengirimkan apa pada mereka ?

2. Menginformasikan tujuan pembelajaran.

c. Kegiatan Inti (± 55 menit)

1. Eksplorasi

Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang contoh kegiatan

komunikasi.

Page 101: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Guru menunjukkan salah satu alat komunikasi ( Hand phone dan telepon

rumah )

Beberapa siswa maju untuk mempraktekkan cara menggunakan HP dan

Telephon.

Siswa memperhatikan gambar beberapa alat komunikasi masa lalu dan

masa kini yang ditempelkan guru di depan kelas.

Guru mempresentasikan tentang bagaimana pelaksanaan pembelajaran

menggunakan pembelajaran kooperatif teknik Two stay – Two Stray ( Dua

tinggal – dua tamu )

2. Elaborasi

Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok,yang terdiri dari 4

orang.

Masing – masing kelompok diberi Lembar kerja ( LKS )

Secara kelompok siswa mendiskusikan tentang jenis teknologi komuniksi

yang digunakan masyarakat pada masa lalu dan masa kini serta cara

penggunaannya.

Guru membimbing diskusi.

Setelah diskusi kelompok selesai,dua orang dari masing – masing

kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing – masing bertamu

ke kelompok lain.

Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja

dan informasi mereka kepada kelompok tamu.

Page 102: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan

melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.

Kelompok mencocokkan dan membahas hasil – hasil kerja mereka.

3. Konfirmasi

Siswa dan guru membahas hasil kerja kelompok

Siswa menjawab Quis yang diberikan oleh guru secara

kelompok.Kelompok Yang mendapat skor termendapatkan penghargaan.

d. Kegiatan akhir(± 20 menit)

Siswa mengerjakan evaluasi.

Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal – hal yangkurang

dimengerti.

e. Simpulan.

VI.MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

Media

Alat komunikasi (Hand phone dan telepon rumah)

Gambar alat komunikasi masa lalu dan masa kini.

LKS ( Lembar kerja siswa)

Sumber Belajar.

Ilmu Pengetahuan sosial untuk SD / MI Kelas IV .Tanthaya Hisnu

P.Winardi.

Silabus KTSP

Page 103: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

VII. EVALUASI

1. Prosedur Tes

a. Tes awal : ada ( apersepsi )

b. Tes proses : Ada ( diskusi )

c. Tes Akhir : Ada ( Evaluasi )

2. Jenis Tes

a. Tes Lisan

b. Unjuk kerja

c. Tertulis

3. Bentuk Tes

a. Tertulis

b. Pilihan Ganda

4. Alat tes : soal

5. Pedoman Penilaian

Skor = x 100 (skor mulai 0 - 100)

Page 104: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Keterangan :

B = Banyaknya butir soal yang dijawab benar

N = Banyaknya butir soal

Limbung, 2 April 2017

Guru Kelas IV Mahasiswa

JUNAID, S.Pd. INDAR ALAMNip. Nim.

Mengetahui,

Kepala Sekolah

ST. MUSTAINAH, S.Pd.Nip.

Page 105: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Lampiran 6

LEMBAR KERJA SISWA ( LKS )

Petunjuk

a. Tulislah terlebih dahulu nama anggota kelompokmu pada sudut kanan

atas.

b. Diskusikanlah alat – alat komunikasi yang digunakan masyarakat pada

nasa lalu dan masa kini.

c. Tuliskan alat – alat komunikasi yang digunakan masyarakat pada nasa lalu

dan masa kini beserta cara penggunaanya pada tabel dibawah ini

NOAlat

KomunikasiMasa Lalu

CaraPenggunaan

NOAlat

KomunikasiMasa Kini

CaraPenggunaan

Page 106: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Lampiran 7

Nama :.................................................Nomor:.................................................

SOAL EVALUASIPetunjuk Umum

Tulislah terlebih dahulu nama dan nomor absenmu pada sudut kanan atas ! Bacalah soal – soal dengan teliti ! Kerjakan dahulu soal – soal yang kamu anggap paling mudah ! Teliti sekali lagi pekerjaanmu sebelum kamu serahkan kepada Bapak /

IbuGuru !

Berilah tanda silang (X) pada salah satu huruf a, b, c, atau d sebagaijawaban yang benar !

1. Salah satu contoh media cetak adalah ....

a. internet c. radio

b. koran d. Televisi

2. Yang termasuk media elektronik adalah........

c. Televisi c. Koran

d. Majalah d. Brosur

3. Berikut ini merupakan alat komunikasi masa lalu adalah.........

a. Telepon Selular (HP) c. SMS

b. Telegram d. Kentongan

4. Mengirim surat dengan perangko dapat menggunakan jasa ….

a. Pos Indonesia c. Telkom

b. Pos dan Giro d. Dinas Perhubungan

5. Orang yang diutus raja untuk menyampaikan pesan khusu dan rahasia

kekerajaan lain adalah ... .

a. pak pos c. kusir

b. kurir d. pramugari

6. Telepon sebagai alat komunikasi ditemukan oleh ….

a. Marconi c. John Logie Baird

b. Alexander Graham Bell d. Samuel Morse

7. Di bawah ini stasiun TV yang dikelola oleh pemerintah ialah ….

Page 107: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

a. TVRI c. Metro TV

b. TPI d. RCTI

8. Dibawah ini yang termasuk alat komunikasi masa kini adalah……..

a. Kentongan c. Kurir

b. Telik sandi d. Internet

9. Cara menggunakan kentongan adalah.............

a. Dipukul c. Dipencet

b. Diputer d. Diangkat

10. Cara menggunakan telepon rumah adalah ...........

a. Diangkat gagangnya kemudian di tekan tombolnya.

b. Ditekan tombolnya kemudian diangkat gagangnya.

c. Dipencet tombolnya

d. d. Diangkat gagangnya.

Kunci jawaban !

1. b 6. b

2. a 7. a

3. d 8. d

4. a 9. a

5. b 10. A

Pedoman penilaian:

Skor = x 100 (skor mulai 0 - 100)

Keterangan :

B = Banyaknya butir soal yang dijawab benar

N = Banyaknya butir soal

Page 108: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Lampiran 8

AlAT PERAGA

HAND PHONE (TELEPON GENGGAM)

TELEPHON RUMAH

Page 109: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

ALAT KOMUNIKASI MASA LALU DAN MASA KINI

Kentongan Telik Sandi

Mesin Faks

Handy Talky PAGER

Page 110: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Lampiran : 9

Hasil Observasi Siswa Pada Siklus I

No Aspek yang diamatiPertemuan Ke- Rata-

Rata

Persentase

(%)

I II III IV

1 Jumlah siswa yang hadirpada

saat kegiatanpembelajaran

20 22 25 30 24.25 80.83

2 Siswa yangmemperhatikan padasaat proses pembelajaran 20 23 24 30 23,75 79,16

3 Siswa yang aktif dalam

Pembelajaran 10 12 11 10 10,75 22,87

4 Siswa yang masih perlubimbingan

Dalam Belajar30 10 11 10 15,25 32,44

5 Siswa yang kurangterampil dalam kegiatan

Pembelajaran15 13 4 4 9,00 30,00

6 Siswa yang mampumemahami pembelajarandengan baik dan benar 4 4 6 3 4,25 14,16

7 Siswa yang melakukanaktifitas

negatif pada saatpembelajaran

(main-main, ribut, keluarmasuk kelas,menganggu, dan lain-lain)

9 6 6 2 5,75 19,16

Page 111: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Lampiran : 10

Format Observasi Aktivitas Siklus I

Siswa Aktvitas siswa dalam proses belajar mengajar

No 1 2 3 4a 4b 5 6 7a 7b 7c

1 √ √ √ √ √ √ √ ˗ ˗ ˗

2 √ √ ˗ ˗ ˗ √ √ ˗ ˗ ˗

3 √ √ ˗ ˗ ˗ √ √ √ √ ˗

4 √ √ ˗ ˗ ˗ √ ˗ ˗ ˗ ˗

5 √ √ ˗ ˗ √ √ √ ˗ ˗

6 √ √ ˗ √ √ √ ˗ ˗ ˗ ˗˗

7 √ √ ˗ ˗ ˗ √ √ ˗ ˗ ˗

8 ˗ ˗ ˗ ˗ ˗ ˗ √ √ √ √

9 ˗ ˗ √ ˗ √ ˗ √ √ ˗ √

10 √ √ ˗ ˗ ˗ √ √ ˗ ˗ ˗

11 ˗ ˗ √ √ √ ˗ √ √ ˗ ˗

12 √ √ ˗ ˗ √ √ √ ˗ ˗ ˗

13 √ √ √ ˗ √ √ ˗ ˗ ˗ ˗

14 √ √ √ ˗ ˗ √ √ ˗ ˗ ˗

15 ˗ ˗ √ ˗ √ ˗ √ √ √ ˗

16 √ √ ˗ ˗ ˗ √ ˗ ˗ ˗ ˗

17 √ √ ˗ ˗ ˗ √ √ ˗ ˗ ˗

18 ˗ ˗ √ √ ˗ ˗ ˗ √ ˗ ˗

19 √ √ √ √ √ √ √ ˗ ˗ ˗

20 ˗ ˗ √ ˗ ˗ ˗ ˗ ˗ √ ˗

21 √ ˗ ˗ ˗ ˗ √ √ ˗ ˗ ˗

22 √ ˗ ˗ ˗ ˗ √ √ ˗ ˗ ˗

23 ˗ ˗ √ ˗ ˗ ˗ √ ˗˗ ˗ ˗

Page 112: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

24 √ ˗ √ ˗ ˗ √ ˗ √ ˗ √

25 ˗ ˗ √ √ √ ˗ √ √ ˗ √

Jumlah 17 14 12 5 10 17 18 8 4 4

Ket :1. Menyimak pengarahan guru2. Kerjasama di kelompoknya3. Memberikan tanggapan4. a. Mengajukan pertanyaan

b. Mengajukan pertanyaan yang relevan5. Menjawab pertanyaan dengan benar dan tepat6. Membaca dan mencatat materi7. Perilaku yang tidak relevan dalam kegiatan belajar mengajar

a. Membacakan hal – hal yang tidak berhubungan dengan materib. Keluar masuk kelasc. Bermain- main

Page 113: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Lampiran : 11

Format Hasil Observasi Siklus IINo Aspek yang diamati Pertemuan Ke- Rata-

RataPersentase

(%)I II III IV1 Jumlah siswa yang

hadir padasaat kegiatanpembelajaran

21 25 28 30 26,25 87,5

2 Siswa yangmemperhatikan padasaat prosespembelajaran

24 27 27 30 27,00 90,00

3 Siswa yang aktif dalamPembelajaran

10 17 14 15 14,00 46,66

4 Siswa yang masih perlubimbinganDalam membaca

25 15 9 8 14,25 47,5

5 Siswa yang kurangterampil dalammembaca

11 9 3 8 7,75 25,83

6 Siswa yang mampumembaca dengan baikdan benar

4 8 8 5 6,25 20,83

7. Siswa yang melakukanaktifitasnegatif pada saatpembelajaran(main-main, ribut,sering keluar masukkelas, menganggu, danlain-lain)

8 4 4 2 4,5 15,00

Page 114: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Lampiran : 12Format Observasi Aktivitas Siklus II

Siswa Aktvitas siswa dalam proses belajar mengajar

No 1 2 3 4a 4b 5 6 7a 7b 7c

1 √ √ √ √ √ √ √ ˗ ˗ ˗

2 √ √ √ ˗ √ √ √ ˗ ˗ ˗

3 √ √ √ √ √ √ √ ˗ ˗ ˗

4 √ √ √ √ √ √ ˗ ˗ ˗ ˗

5 √ √ √ √ √ √ √ ˗ ˗

6 √ √ √ √ √ √ ˗ ˗ ˗ ˗˗

7 √ √ √ ˗ ˗ √ √ ˗ ˗ ˗

8 √ ˗ ˗ √ √ ˗ √ ˗ ˗ ˗

9 √ √ √ √ √ ˗ √ ˗ ˗ ˗

10 √ √ ˗ ˗ √ √ √ ˗ ˗ ˗

11 ˗ ˗ √ √ √ ˗ √ ˗ ˗ ˗

12 √ √ ˗ ˗ √ √ √ ˗ ˗ ˗

13 √ √ √ ˗ √ √ ˗ ˗ ˗ ˗

14 √ √ √ √ √ √ √ ˗ ˗ ˗

15 √ ˗ √ √ √ ˗ √ ˗ ˗ ˗

16 √ √ ˗ √ √ √ ˗ ˗ ˗ ˗

17 √ √ √ √ √ √ √ ˗ ˗ ˗

18 √ ˗ √ √ √ ˗ ˗ ˗ ˗ ˗

19 √ √ √ √ √ √ √ ˗ ˗ ˗

20 ˗ ˗ √ √ ˗ √ √ √ √ √

21 √ √ √ √ √ √ √ ˗ ˗ ˗

22 √ √ ˗ √ √ √ √ √ ˗ ˗

23 √ √ √ √ √ ˗ √ ˗ ˗ ˗

Page 115: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

24 √ ˗ √ √ √ √ ˗ ˗ ˗ ˗

25 ˗ √ √ √ √ √ √ ˗ ˗ ˗

Jumlah 22 19 20 20 23 18 19 2 1 1

Ket :1. Menyimak pengarahan guru2. Kerjasama di kelompoknya3. Memberikan tanggapan4. a. Mengajukan pertanyaan

b. Mengajukan pertanyaan yang relevan5. Menjawab pertanyaan dengan benar dan tepat6. Membaca dan mencatat materi7. Perilaku yang tidak relevan dalam kegiatan belajar mengajar

a. Membacakan hal – hal yang tidak berhubungan dengan materib. Keluar masuk kelasc. Bermain- main

Page 116: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Lampiran : 13

Daftar Hadir Siswa

Nama Sekolah : SD. Negeri Limbung Puteri Kec. Bajeng Kab. Gowa

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )

Tahun pelajaran : 2012/2013

Kelas/Semester : V/ II (Genap)

No Nama Siwa L/P Siklus I Siklus II Ket

I II III IV I II III IV

1 Reski Puteri Karim P √ √ √ √ √ √ √ √

2 Muh. Ramadha Akbar L √ - √ √ √ √ √ √ Alpa

3 Yusril Nur fadilah P √ √ √ √ √ √ - √ Sakit

4 Muh. Farhan L √ √ √ √ √ √ √ √

5 Ahmad Izzul Haq P √ √ √ √ - √ √ √ Alpa

6 Sri Hadira Rahayu L √ √ √ √ √ √ √ √

7 Syahrir P √ √ √ √ √ √ √ √

8 Sri Dewi P √ √ √ √ √ √ √ √

9 Muh. Alfian Al Jufri L √ √ √ √ √ - √ √ Izin

10 Muh. Yusran L √ - - √ √ √ √ √ Sakit

11 Mahdiya Rosanna Baruna P √ √ √ √ √ √ √ √

12 Nuuran Afila Nursyam P √ √ √ √ √ √ √ √

13 Jabal Nur L √ √ √ √ √ √ √ √

14 Al. Nurcandra Alim L - √ √ √ - √ √ √ Alpa

15 Al. Fajriani HS L √ √ √ √ √ √ √ √

16 Muh. Hisbul Zainul MTQ L √ √ √ √ √ √ √ √

17 Afiat Rahmat Akbar P √ √ √ √ √ √ √ √

18 Ammar Qurrata Ayyun P - √ √ √ √ √ √ √ Izin

19 St. Fakhira P √ √ √ √ √ √ √ √

20 Nurul Mujahidah P √ √ √ √ √ √ √ √

Page 117: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

21 Muh. Syihab AL Hafiz L √ √ √ √ √ √ √ √

22 Muh. Ridha Izzul Haq P √ √ √ √ √ - √ √ Alpa

23 Wafika Lutfianti P √ √ √ √ √ √ √ √

24 Nuraini Maharani L √ √ √ √ √ √ √ √

25 Roihan Al Fadil L √ √ √ √ √ √ √ √

26 Nur Annisa L √ √ √ √ √ √ √ √

27 Muh. Akbar Ramadhan L √ √ √ √ √ √ √ √

28 Fajrianti L √ √ √ √ √ √ √ √

29 Roshika Amalia Puteri L √ √ √ √ √ √ √ √

30 Kumar Syihab P √ √ √ √ √ √ √ √

Page 118: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

Lampiran : 14

Ketuntasan Tes Akhir Siklus I Dan Tes Akhir Siklus II

No NamaSiklus

ISiklus

IIPerubahan Keterangan

1 Reski Puteri Karim 51 64 13 Meningkat

2 Muh. Ramadhan Akbar 65 64 10 Meningkat

3 Yusril Nur fadilah 51 63 12 Meningkat

4 Muh. Farhan 54 68 14 Meningkat

5 Ahmad Izzul Haq 60 75 13 Meningkat

6 Sri Hadira Rahayu 63 70 7 Meningkat

7 Syahrir 51 79 22 Meningkat

8 Sri Dewi 54 77 11 Meningkat

9 Muh. Alfian Aljufri 60 76 17 Meningkat

10 Muh. Yusran 64 84 20 Meningkat

11 Mahdiyah Rosanna Baruna 70 81 23 Meningkat

12 Nuuran Afila Nursyan 64 79 22 Meningkat

13 Jabal Nur 60 80 20 Meningkat

14 Al. Nurcandra Alim 61 85 24 Meningkat

15 Al. Fajriani HS 62 80 18 Meningkat

16 Muh. Hisbul Zainul MTQ 62 66 4 Meningkat

17 Afiat Rahma Akbar 65 84 29 Meningkat

18 Ammar Qurrata Ayyun 56 84 28 Meningkat

19 St. Fakhirah 59 86 25 Meningkat

20 Nurul Mujahidah 61 82 21 Meningkat

21 Muh. Syihab Al Hafis 63 99 36 Meningkat

22 Muh. Ridha Izzul Haq 69 80 22 Meningkat

23 Wafika Lutfianti 64 85 19 Meningkat

Page 119: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

24 Nuraini Maharani 65 89 33 meningkat

25 Roihan Alfadil 69 85 25 Meningkat

26 Nur Annisa 68 90 22 Meningkat

27 Muh. Akbar Ramadhan 70 92 27 Meningkat

28 Fajrianti 72 98 29 Meningkat

29 Roshika Amaliah Puteri 85 98 18 Meningkat

30 Kumar Syihab 77 92 15 Meningkat

Page 120: PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL … · 30 siswa kelas IV SD. Inpres Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa terdapat, 4 siswa atau 13,33% siswa yang tingkat hasil

RIWAYAT HIDUP

INDAR ALAM, lahir di sebuah kampung

kecil, Bontobila 10 Oktober 1992. Kecamatan Bajeng

Kabupaten Gowa. Anak bungsu dari tiga bersaudara

buah kasih pasangan Suryadarma dan St.Hajnah.

S.Pdi. Penulis mulai mengenyam pendidikan di SD

Inpres Bontobila tahun 1998 dan tamat pada tahun

2003, pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SLTP.Negeri 1

Bajeng dan tamat pada tahun 2006, dan pada tahun yang sama pula, penulis

melanjutkan pendidikan ke MAM Limbung dan tamat pada tahun 2009. Dan

pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan yaitu di Universitas

Muhammadiyah Makassar dan diterima pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan jurusan S.I Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD ) kemudian

menyadang gelar sarjana.