peningkatan ape kemampuan kognitif pada...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN APE KEMAMPUAN KOGNITIF PADA
ANAK KELOMPOK A MELALUIPERAGA RUMAH
WARNADI PAUD CERDAS CERIA JETIS KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH:
LIYA NURUL ARIFAH
NIM 11613021
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
i
PENINGKATAN APE KEMAMPUAN KOGNITIF PADA
ANAK KELOMPOK A MELALUIPERAGA RUMAH
WARNADI PAUD CERDAS CERIA JETIS KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH:
LIYA NURUL ARIFAH
NIM 11613021
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
ii
iii
PENINGKATAN APE KEMAMPUAN KOGNITIF PADA
ANAK KELOMPOK A MELALUIPERAGA RUMAH
WARNADI PAUD CERDAS CERIA JETIS KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH:
LIYA NURUL ARIFAH
NIM 11613021
JURUSAN PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2017
iv
v
vi
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka
terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja.
Mereka tidak menyianyiakan waktu untuk menunggu inspirasi” .
( Yulikha Sarifiyanti )
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada orang-orang yang telah membantu
mewujudkan impian saya, dan yang selalu ada bersama saya :
1. Untuk Bapak (Khoiri) Ibu ( Kalimah) kakak dan adik saya serta seluruh
keluarga yang telah memberikan dukungan dan do’a dalam menyelesaikan
tugas akhir ini.
2. Untuk Bapak dan Ibu dosen yang membekali berbagai ilmu pengetahuan.
3. Untuk sahabat-sahabat terkasih Anistya Rachmandani,Ika Khoirul B,
Asmaul Husna, Anik Rohmiyati, Musafak, Miftakhul Ulum, Wawan
fitriyanto, Ahmad Junaidi, Nurrayhana, Andiyanto, dll, terima kasih sudah
menjadi yang terbaik.
4. Untuk teman-teman satu angkatan 2013 yang tidak bisa saya sebutkan satu
persatu.
5. Untuk dewan guru dan siswa-siswi PAUD Cerdas Ceria Jetis
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrohim
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas kehadiratnya yang
selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya, akhirnya penulis
mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan APE kemampuan
kognitif pada anak kelompok A melalui peraga rumah warna di PAUD
cerdas Ceria Jetis Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2017/2018”.
Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dengan segala keterbatasan yang
ada pada penulis, sehingga skripsi ini jauh dari sempurna, juga masih
terdapat kekurangan. Untuk itu penulis dengan segala kerendahan hati
memohon kritik dan saran dari segala pihak yang bertujuan untuk
menyempurnakan skripsi ini.
Skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
oleh karena itu pada kesempatan ini ijinkanlah penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Asdiqoh, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak
Usia Dini (PIAUD).
ix
4. Ibu Peni Susapti, M.Si. Dosen Pembimbing yang sabar selalu
mebimbing, serta mengorbankan waktu serta tenaga untuk mebimbing
penulis dalam penulisan Skripsi hingga akhir.
5. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu
pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat
menyelesaikan jenjang pendidikan S1.
6. Ibu Yulikha Sarifiyanti, S.Pd. selaku Kepala Sekolah PAUD Cerdas
Ceria, beserta guru-guru yang telah mengizinkan kepada penulis untuk
melakukan penelitian di PAUD Cerdas Ceria Jetis.
7. Siswa-siswi PAUD Cerdas Ceria Jetis yang telah mendukung dan
membantu penulis melakukan penelitian.
8. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan
doa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
9. Sahabat-sahabat terkasih,Anistya Rachmandani,Ika Khoirul B, Asmaul
Husna, Anik Rohmiyati, Musafak, Miftakhul Ulum, Wawan fitriyanto,
Ahmad Junaidi, Nurrayhana, Andiyanto, dll, terima kasih sudah
menjadi yang terbaik.
10. Teman PIAUD 2013, yang selalu bersama dalam suka dan duka.
11. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam meyelesaikan skripsi
ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis memohon agar kepada mereka
yang telah berjasa kepada penulis diberikan balasan yang berlipat ganda dan
semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua.Amin.
Salatiga,
Penulis
x
ABSTRAK
Arifah , Liya Nurul. 2018. Peningkatan Kognitif Anak Melalui Peraga Rumah
Warna Pada SiswaKelompok ADi PAUD Cerdas Ceria Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.
Skripsi, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini. Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing
Peni Susapti, M.Si.
Kata Kunci:Kemampuan kognitif anak, Media Rumah Warna
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif
anak melalui peraga rumah warna pada anak usia dini di PAUD Cerdas
Ceria Jetis tahun 2017/2018. Anak belum memahami tentang pengenalan
konsep warna ( menyebutkan nama-nama warna, mengelompokkan warna
yang sama, menyebutkan nama benda dan warna disekitar anak dan
mengurutkan pola berdasarkan warna.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Subjek dalam
penelitian ini adalah anak dengan usia 2 - 4 tahun yang tergabung dalam
Kelompok A dan berjumlah 25 anak. Metode yang digunakan untuk
pengumpulan data adalah observasi, dokumentasi dan instrumen.Penelitian
ini dilaksanakan dalam dua siklus, Siklus I pada Rabu, 27 September 2017
dan Siklus II pada Kamis, 3 Oktober 2017. Subjek penelitian adalaha
kelompok A sebanyak 25 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 11
siswa perempuan, dilaksanakan di PAUD Cerdas Ceria Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwarumah
warna dapat meningkatkan kemampuan kognitif warna pada anak usia dini
di PAUD Cerdas Ceria Jetis Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2017/2018. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui hasil
nilai keberhasilan rata-rata kelas pada Pra Siklus 55 dengan persentase
keberhasilan 32%, meningkat pada siklus I sebesar 17 menjadi 72 dengan
persentase keberhasilan 56%, dan pada siklus II meningkat 14 menjadi
86% dengan persentase keberhasilan menjadi 96%. Artinya, ada
peningkatan yang baik dari pra siklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus
II.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
LEMBAR BERLOGO ............................................................................. ii
JUDUL ..................................................................................................... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAAN TULISAN ............................................. v
PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... vii
KATA PENGANTAR ............................................................................. viii
ABSTRAK ............................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan.............................. 7
E. Kegunaan Penelitian ....................................................................... 7
F. Definisi Operasional ........................................................................ 8
G. Metode Penelitian ............................................................................ 9
H. Sistematika Penulisan ..................................................................... 16
xii
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Kognitif .................................................................. 18
1. Pengertian Kemampuan Kognitif ............................................ 18
2. Faktor-Faktor yang Mempangaruhi Perkembangan Kognitif . ̀ 19
3. Program Pengembangan Kognitif ........................................... 21
4. Tahap-Tahap Perkembangan Anak Usia Dini......................... 22
5. Klasifikasi Pengembangan Kognitif ....................................... 24
B. Alat Peraga Edukatif
1. Pengertian Alat Permainan Edukatif (APE) ............................ 27
2. Fungsi Alat Permainan Edukatif ............................................ 28
3. Pembuatan Rancangan Permainan Edukatif .......................... 29
C. Rumah Warna
1. Pengertian Alat Peraga Rumah Warna ................................... 31
2. Alat dan Bahan Pembuatan Rumah Warna ............................ 32
3. Langkah-langkah Pembuatan Rumah Warna ......................... 33
4. Langkah-langkah Permainan RumahWarna .......................... 36
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya PAUD Cerdas Ceria ................................ 37
2. Profil PAUD Cerdas Ceria ..................................................... 37
3. Visi dan Misi ........................................................................... 38
4. Keadaan Siswa dan Guru ....................................................... 38
5. Tata Tertib ............................................................................... 40
xiii
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................................. 43
C. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus ................................................ 44
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I .................................................... 44
E. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ................................................... 47
BAB IV ANALISIS DATA
A. Ketentuan KKM/Standar Keberhasilan......................................... 51
B. Analisis Data Per Siklus
1. Ketentuan Hasil Penilaian ...................................................... 51
2. Analisis Data Per Siklus .......................................................... 53
3. Analisis Data Siklus I .............................................................. 56
4. Analisis Data Siklus II ............................................................ 62
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Ketentuan Hasil Akhir APE Rumah Warna ............................ 67
2. Peningkatan Hasil Jumlah Siswa yang mencapai Presentase . 68
3. Peningkatan Hasil Pengamatan Guru dan Siswa .................... 69
V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 70
B. Saran ............................................................................................. 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak ....................... 16
Tabel 3.1 Data Siswa Kelompok A PAUD Cerdas Ceria .......................... 39
Tabel 3.2 Data Guru PAUD Cerdas Ceria ................................................. 40
Tabel 4.1 Indikator Keberhasilan Kreativitas yang Diamati ..................... 52
Tabel 4.2 Ketentuan Pemberian Nilai Tugas Anak ................................... 52
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Pra Siklus .......................................................... 54
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Siklus I .............................................................. 57
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I ................................ 59
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ............................... 60
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Siklus II ............................................................ 63
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II ............................... 65
Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II .............................. 66
Tabel 4.10 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai
Presentase Keberhasilan Rata-rata Kelas Per Siklus ................. 68
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas ................................ 12
Gambar 2.1 Tingkat Pencapaian Perkembangan Kognitif ......................... 35
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Siklus II
Lampiran 3 Foto pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 4 Penunjukkan Dosen Pembimbing
Lampiran 5 Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 7 Lembar Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I
Lampiran 8 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I
Lampiran 9 Lembar Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II
Lampiran 10 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II
Lampiran 11 Lembar Konsultasi Pembimbing
Lampiran 12 Daftar SKK
Lampiran 13 Daftar Riwayat Hidup Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan kunci utama bagi bangsa yang ingin maju dan
unggul dalam persaingan global. Pendidikan adalah tugas negara yang paling
penting. Sumber manusia yang berkualitas merupakan prasyarat dasar bagi
terbentuknya peradaban yang lebih baik dan sebaliknya, sumber manusia
yang buruk akan menghasilkan peradaban yang buruk. Menurut UU No.20
Tahun 2003 pengertian Pendidikan adalah sebuah usaha yang dilakukan
secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, membangun kepribadian,
pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Undang-undang inilah
yang menjadi dasar berdirinya proses pendidikan yang ada di Indonesia.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber
daya manusia melalui kegiatan pembelajaran.
Prinsip Pendidikan anak usia dini adalah “bermain sambil belajar, atau
belajar seraya bermain”. Sesuai dengan perkembangan, oleh sebab itu
diharapkan seorang pendidik yang kreatif dan inovatif agar anak bisa senang,
tenang aman, dan nyaman selama dalam proses belajar mengajar di sekolah
maupun diluar sekolah.
2
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah pemberian upaya untuk
menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan pemberian kegiatan yang akan
menghasilkan kemampuan dan keterampilan anak (Sujiono, 2009:7).
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan
oleh pemerintah pada jalur pendidikan formal, non formal dan
informal.Sebagaimana dalam ayat Al-Qur’an yang menganjurkan agar umat
manusia mau menuntut ilmu, tertuang dalam Firman Allah SWT
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu
“Berlapang-lapanglah dalam majelis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah
akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan : “Berdirilah
kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang–orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat . Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan“
(Al Mujadalah :11).
Anak usia dini (AUD) merupakan kelompok usia berada dalam
perkembangan yang sangat unik, karena dalam proses perkembanganya
(tumbuh dan kembang) pada anak terjadi bersamaan dengan Golden Age
3
( masa peka ).Golden Agemerupakan waktu yang paling cepat dan
tepat untuk memberikan bekal yang sangat kuat pada anak. Dimasa peka,
kecepatan pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50% dari
keseluruhan perkembangan otak anak selama hidupnya. Artinya, Golden Age
merupakan masa yang sangat tepat untuk menggali segala potensi kecerdasan
anak sebanyak – banyaknya (Asyiah, 2007: 2.1).
Pada pendidikan anak usia dini, menurut Permendiknas RI No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003:28), menjelaskan
secara jelas batasan tentang pendidikan anak usia dini bahwa, “Pendidikan
Anak Usia Dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun”.Keberhasilan dalam menjalankan tugas perkembangan pada
suatu masa akan menentukan keberhasilan pada masa perkembnagna anak
berikutnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Havighurst ( Kumala
Sari, 2015: 2) yang berpendapat bahwa “ perkembangan pada satu tahap
perkembangan akan menetukan bagi perkembangan pada anak selanjutnya.
Hal inilah yang menjadi acuan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah
pendidikan yang sedang jadi prioritas saat ini. Dalam masa peka ini
diharapkan para orang tua atau pun pendidik dapat mengupayakan
pembinaan yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan. Masa
peka merupakan peletak dasar untuk mengembangkan kemampuan-
kemampuan agama,moral, fisik, kognitif, bahasa, serta sosial emosional (
Kumalasari, 2015: 3 )
4
Dalam dunia pendidikan salah satu aspek perkembangan anak usia
dini adalah perkembangan kognitif. Pada jaman ini banyak orang berpendapat
terutama para orang tua perkembangan kognitif harus dikembangkan pada
anak sejak dini semaksimal mungkin dengan alasan meningkatnya tingkat
globalisasi dunia ini yang semakin cepat. Kognitif adalah proses yang terjadi
secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang
berpikir (Gagnedalam Jamaris, 2006: 4). Perkembangan kognitif ini
berkembang secara bertahap, sejalan dengan perkembangan fisik dan syaraf-
syaraf yang berada di pusat susunan syaraf.
Kemampuan kognitif merupakan salah satu bidang pengembangan
yang berada di Pendidikan Anak Usia Dini. Kemampuan ini di kembangkan
dan diarahkan kepada anak agar anak mampu menyelesaikan dan
memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari,
mengembangkan daya pikirnya dan mengerti kondisi yang ada dilingkungan
sekitarnya. Kemampuan kognitif diarahkan untuk anak agar mampu
mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa yang dilihatnya,
didengar, dan dirasakan sehingga anak memiliki pemahaman yang utuh dan
komprehensif (Sugiyanto, 2013: 5 ).
Pengenalan kemampuan kognitif pada anak usia dini bukan hanya
mengasah kemampuan mengingat tetapi juga imajinatif dan artistik,
pemahaman ruang, keterampilan kognitif serta pola pikir kreatif. Anak usia
dini juga dapat dengan mudah mengenali warna dan ruang disekitarnya,
dapat mengolah pengetahuanya tersebut menjadi sebuah karya melalui
5
kreativitas serta imajinasi sebagai seorang anak yang penuh dengan dengan
daya khayal sesuai dengan perkembanganya. Pengenalan warna pada anak
dapat merangsang indera penglihatan, otak, estetis dan emosi.Menurut Berrill
(2008: 7) warna dapat memberikan efek seni dan rasa keindahan serta cara
ekspresi seni yang dialami untuk mengungkapkan pikiran, perasaan , dan
pemikiran dalam imajinasi.
Ada berbagai macam kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan
kognitif misalnya : mengenalkan konsep warna , bentuk geometri, bau, rasa
pada anak yaitu salah satunya dengan kegiatan bermain. Bemain dapat
menimbulkan rasa ingin tahu pada anak dan anakdapat memecahkan masalah
sederhana yag berasal dari kegiatan bermain yang bisa menggunakan alat
permainan dan bisa juga tanpa alat permainan, karena dunia anak adalah
dunia bermain
Ada banyak sekali jenis permainan dan alat permainan yang ada
disekitar kita yang beraneka ragam. Dalam dunia pendidikan alat permainan
ini disebut Alat Peraga edukatif (APE). Alat Peraga Edukatif memang
sengaja dibuat untuk merangsang kemampuan dasar anak. Alat Permainan
Edukatif ini sangat beraneka ragam, terbuat dari balok kayu, plastik dan
sebagainya. Alat Permainan Edukatif ini tersedia di Toko-toko mainan
disekitar kita. Disini penulis membuat sendiri alat peraga edukatif yang
bertujuan untuk meningkatkan perkembangan kognitif pada anak usia dini.
Berdasarkan observasi peneliti di PAUD Cerdas Ceria Jetis
menunjukkan bahwa sebagian besar anak masih kurang memahami berbagai
6
macam kegiatan dalam perkembangan kognitifnya. Hal ini disebabkan oleh
Alat Permainan Edukatif yang kurang memadai dan terbatas sehingga anak
tidak berkonsentrasi dan merasa bosan dan dalam teknik pembelajaran yang
kurang bervariasi.
Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul “ PENINGKATAN APE
KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK KELOMPOK A MELALUI PERAGA
RUMAH WARNA DI PAUD CERDAS CERIA JETIS KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN
2017/2018 “
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah permainan edukatif
dengan peraga rumah warna dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada
anak kelompok A di PAUD Cerdas Ceria Jetis Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018 ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah disampaikan, maka
tujuan dalam melakukan penelitian ini adalah untuk meningkatkan
kemampuan kognitif anak kelompok A melalui peraga rumah warna di
PAUD Cerdas Ceria Jetis Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2017/2018.
7
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
masalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul ( Arikunto,
2006: 71 ).
1. Hipotesis Tindakan
Penggunaan Alat Peraga Edukatif ( APE ) rumah warna dapat
meningkatkan kemampuan Kognitif pada anak kelompok A di
PAUD Cerdas Ceria Jetis Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang tahun pelajaran 2017/2018.
Dengan ditunjang dari beberapa strategi antara lain
memberikankesempatan anak untuk mencoba dan mengembangkan
kemampuan, daya pikir, dan daya cipta serta memberi kesempatan
pada anak untuk bereksplorasi.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan pengembangan kemampuan kognitif melalui peraga
rumah warna dapat dikatakan berhasil apabila indikator yang
diterapkan tercapai.
Adapun indikator yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
a. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan dari siklus 1
ke siklus 2 dan selanjutnya.
b. Siswa kelompok A memenuhi kriteria keberhasilan serta
dapat memahami pemahaman peningkatan kognitif dengan
menggunakan rumah warna menjadi media pembelajaran.
8
c. Siswa antusias dalam kegiatan penggunaan Alat Peraga
Edukatif (APE) rumah warna.
E. Kegunaan Penelitian
1. Penelitian tentang kemampuan guru dalam meningkatkan perkembangan
kognitif, bentuk dan rasa melalui alat peraga rumah warna yang dapat
mengembangkan dan menambah ilmu pengetahuan serta dapat dijadikan
wacana khusus bagi pendidikan dan dapat menambah wawasan luas
dalam meningkatkan kognitif anak, sehingga guru harus kreatif dalam
mengembangkan kognitif anak.
2. Penelitian tentang peningkatan kognitif anak melalui peraga rumah
warna ini dapat memberi manfaat, dorongan dan wawasan bagi guru dan
orang tua agar lebih memperhatikan pendidikan anak di dalam
pengembangan kemampuan berpikir, keterampilan, dan menumbuhkan
kognitif bagi anak.
F. Definisi operasional
1. Kemampuan kognitif
Menurut Sugiyanto ( 2013: 5 ) kemampuan kognitif diarahkan
agar anak mampu mengembangkan daya persepsinya berdasarkan apa
yang dilihat, didengar dan dirasakan, sehingga anak akan memiliki
pemahaman yang utuh dan komprehensif. Menurut Berrill (2008: 7)
warna dapat memberikan efek seni dan rasa keindahan serta cara
ekspresi seni yang dialami untuk mengungkapkan pikiran, perasaan,
dan pemikiran dalam imajinasi. Dapat disimpulkan bahwa
9
kemampaun kognitf adalah kemampuan yang dimiliki seseorang
dalam memecahkan suatu masalah melalui proses berfikir
menghubungkan, menilai serta mempertimbangkan dalam
menyesuiakan diri untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Peraga Rumah Warna
Rumah warna merupakan salah satu mainan sekaligus media
edukatif yang sangat bermanfaat untuk menstimulasi perkembangan
anak dan meningkatkan perkembangan kognitif yang lebih tepatnya
pada anak usia dini, diantaranya :
a. Anak mampu membedakan warna benda.
b. Anak mampu mengetahui rasa makanan..
c. Anak mampu membedakan konsep besar kecil.
d. Anak mampu membedakan konsep atas bawah.
e. Anak mampu membedakan konsep panjang pendek.
f. Anak mampu membedakan konsep bentuk.
Jadi yang dimaksud judul penelitian ini adalah peraga rumah
warna dapat membantu untuk meningkatkan kemampuan kognitif di
PAUD Cerdas Ceria.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini, penulis berusaha untuk
mendiskripsikan bentuk pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan kognitif mengenalkan konsep angka pada anak
10
dengan menerapkan pembelajaran menggunakan peraga rumah
warna, maka dengan demikian data yang akan dikumpulkan dalam
penelitian bersifat deskriptif yaitu mengenai uraian-uraian
kegiatan pembelajaran siswa dan penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas. Jenis
penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
karena peneliti bertindak secara langsung dalam penelitian, mulai
dari awal sampai akhir tindakan. Penelitian tindakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama ( Arikunto, 2009:3 ). Penelitian tindakan kelas ini
berfokus pada upaya untuk mengubah kondisi real sekarang ke
arah yang diharapkan ( improvemen oriented ).
2. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah siswa
PAUD Cerdas Ceria Jetis Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang yang berjumlah 25 siswa, yang terdiri dari 14 laki-laki
dan 11 perempuan dengan berbagai macam karakteristik yang
beraneka ragam.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PAUD Cerdas Ceria Jetis di
Jalan Bandungan Km.02 Dusun Jetis Desa Jetis Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang 50665.
11
4. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini ada empat langkah dalam melakukan
penelitian tindakan kelas ( PTK ), yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi ( Suyadi, 2010 : 49 ). Uraian rancangan
siklus penelitian tersebut , seperti dibawah ini :
a. Perencanaan (planning). Perencanaan adalah kegiatan yang
dilakukan oleh peneliti dan mitra peneliti untuk
merencanakan kegiatan yang dilakukan, memilih metode
yang tepat, menyiapkan media yang digunakan, menyusun
skenario pembelajaran dan menyiapkan lembar observasi
sebagai alat penilaian.
b. Pelaksanaan ( acting ). Pelaksanaan tindakan kelas yaitu
implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kelas.
Dalam pelaksanaan tindakan harus taat pada rancangan
yang sudah dirumuskan.
c. Pengamatan ( observing ). Pengamatan yaitu pelaksanaan
pengamatan oleh pengamat. Pengamatan dilakukan pada
saat berelangsungnya pelaksanaan tindakan, hal-hal yang
perlu diamati adalah kegiatan guru mengajar dan kegiatan
anak mengikuti pembelajaran serta hasil kerja anak melalui
lembar observasi.
d. Refleksi ( Reflecting ). Refleksi atau pantulan yaitu kegiatan
untuk mengemukakan kembali apa yang sudah terjadi.
12
Refleksi perlu dilakukan untuk merenung kegiatan yang
sudah dilakukan, untuk mengetahui kelemahan dan
kekurangan yang dialami baik pada perencanaan maupun
pada pelaksanaan tindakan. Agar dapat dijadikan acuan
untuk perbaikan pada siklus berikutnya.
Alat Peraga Edukatif ( APE ) ini akan memberikan pengalaman
langsung yang berharga pada guru untuk dapat memperbaiki
pembelajaran dan mengetahui kelemahan–kelemahan yang ditemukan
pada setiap siklusnya, agar bisa diperbaiki pada siklus berikutnya,
hingga memperoleh hasil yang baik juga bagi anak-anak. Untuk lebih
jelasnya tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan kelas menurut
(Yanto, 2013:42) menjabarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1. Tahapan-tahapan Penelitian Tindakan Kelas
(Suyadi, 2010:50)
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi
Refleksi
Pelaksanaan
Pelaksanaan
?
13
Pada tiap siklus terdiri dari 4 komponen yakni perencanaan (planning),
tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting).
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data dan informasi dari hasil pelaksanaan
tindakan. Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah observasi, lembar penilaian performa, dan
dokumentasi.
6. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto ( 2005: 10 ) metode pengumpulan data adalah
alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatanya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah olehnya. Metode-metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Metode Observasi
Dalam menggunakan metode observasi cara yang
paling efektif adalah cara melengkapinya dengan format atau
blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang
disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku
yang digambarkan akan terjadi ( Arikunto, 2006: 229).
14
Jenis observasi yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi langsung yaitu pengamatan dan pencatatan
yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau
berlangsungnya peristiwa. Dalam penelitian ini, observasi
dilakukan di PAUD Cerdas Ceria. Observasi dilakukan
selama proses pembelajaran berlangsung untuk megetahui
aktivitas anak dalam permainan menggunakan peraga Rumah
Warna. Kegiatan lebih mudah dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi sebagai isntrumen penelitian.
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah daftar
( check list ). Instrumen check list digunakan memastikan
kemampuan anak dalam mengikuti permainan dengan
menggunakan peraga Rumah Warna.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-
hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasaasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan
sebagainya ( Arikunto,2006: 231 ). Dokumentasi yang
digunakan dalam penelitian ini berupa foto-foto pada saat
kegiatan pembelajaran berlangsung. Dokumentasi ini
dilakukan untuk memberikan gambaran nyata tentang
kegiatan anak dalam meningkatkan kemampuan kognitif
15
anak melalui permainan Rumah Warna saat pembelajaran
berlangsung serta untuk memperkuat data yang dieroleh.
7. Analisis Data
Pada penelitian ini data yang dianalisis yaitu hasil yang
diperoleh siswa pada pembelajaran menggunakan Rumah Warna
di tiap siklus yang disertai dengan pembuatan laporan Penelitian
Tindakan Kelas ( PTK ). Untuk menganalisa data yang telah
diperoleh melalui observasi dan dokumentasi maka peneliti
menganalisis data yang telah diperoleh untuk memastikan bahwa
pembelajaran dengan permaina rumah warna dapat meningkatkan
kemampuan kognitif n pada anak. Analisis data dapat dilakukan
melalui beberapa tahapan yaitu :
a. Menelaah semua data yang diperoleh dari ahsil
observasi, dokumentasi dan catatan lapangan
b. Menyeleksi data tindakan aktivitas seorang guru dan
aktivitas setiap murid dalam menerapkan permainan
Rumah Warna.
c. Menyajikan data atau memaparkan data.
d. Menyimpulkan data.
Data anak yang telah terkumpul dianalisis, analisis data
yang telah terkumpul guna mengetahui seberapa besar keberhasilan
tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi,
2010 : 85). Analisis data yang dilakukan peneliti yaitu hasil dari
16
penelitian pada tiap siklus.Peneliti membuat perbandingan
peresentase nilai anak sebelum dan sesudah menerapkan
permainan Rumah Warna. Dalam membuktikan hasil penelitian
akan dilakukan analisis dengan rumus sebagai berikut :
Jumlah siswa
Tabel 1.1 Ketentuan Pemberian Nilai Lembar Kerja Anak
Simbol
Bintang
Skor/
Nilai
Kategori Kriteria/Ketentuan
1
Belum Muncul
(BM)
Anak tidak mau
mengerjakan
2
Mulai Muncul
(MM)
Jika anak bisa dengan
bantuan meniru teman
3
Berkembang
Sesuai Harapan
(BSH)
Jika anak bisa namun
masih kurang tepat
4
Berkembang
Sangat Baik (BSB)
Jika anak bisa tanpa
bantuan
H. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini terbagi menjadi beberapa sistematika
pembahasan.Hal ini dilakukan agar mempermudah peneliti dalam
penyususnan skripsi ini dan mempermudah dalam membaca dan memahami
isi dari skripsi ini. Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari :
Persentase Keberhasilan Kelas= Total persentase pencapaian kelas x 100%
Jumlah siswa
17
BAB I : PENDAHULUAN, berisi tentang pendahuluan skripsi secara
umum meliputi : latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, penegasan istilah metode
penelitian, sistematika penelitian.
BAB II : KAJIAN PUSTAKA, berisi tentang kemampuan kognitif,
pengenalan warna, media rumah warna, keunggulan rumah
warna bagi anak usia dini, dan langkah-langkah permainan
rumah warna.
BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN, berisi gambaran situasi
umum PAUD Cerdas Ceria Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang, diskripsi pelaksanaan siklus I , diskripsi pelaksanaan
siklus II.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, memaparkan
hasil penelitian dan pembahasan sesuai dengan tujuan dan hasil
penelitian.
BAB V : PENUTUP, Bab ini berisi penutup yang mencakup kesimpulan
hasil penelitian dan saran-saran.
Bagian akhir dari skripsi ini terdiri dari Daftar Pustaka, Lampiran-
Lampiran dan Riwayat Hidup Penulis.
18
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Kognitif
1. Pengertian Kemampuan Kognitif
Perkembangan kognitif pada hakikatnya adalah suatu proses berpikir
yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan
mempertimbangkan suatu kejadian tau peristiwa. Kognitif juga diartikan
suatu proses berfikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan,
menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa (Susanto,
2011: 47).
Menurut (Ernawulan Syaodih dan Mubair Agustin,2008: 20)
berpendapat, perkembangan kognitif menyangkut perkembangan berpikir dan
bagaimana kegiatan berpikir itu bekerja. Dalam kehidupanya, mungkin saja
anak dihadapkan pada persoalan yang menuntut pemecahanya.
Kemampuan kognitif diarahkan anak agar mampu mengembangkan
daya persepsinya berdasarkan apa yang dilihatnya, didengar, dan dirasakan
sehingga anak memiliki pemahaman yang utuh (Sugiyanto, 2013: 5).
Perkembangan kognitif menunjukkan bagaimana anak dapat mempergunakan
kecerdasanya untuk memecahkan masalah. Karena kemampuan kognitif
adalah suatu proses yang dapat menilai, menghubungkan dan dapat
dipertimbangkan.
Berdasarkan uraian diatas pengembangan kognitif dimaksudkan agar
individu mampu mengembangkan kemampuan persepsinya, ingatan, berfikir,
19
pemahaman terhadap simbol, melakukan penalaran dan memecahkan
masalah, serta terdapat beberapa program kepada anak. Kemampuan yang
diperoleh anak melalui dirinya sendiri dengan terlibat langsung dalam
kegiatan pembelajaran.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif
Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengembangan kognitif dapat
dijelaskan sebagai berikut (Sujiono, 2009:1. 25) yaitu :
a. Hereditas/keturunan
Teori hereditas atau nativisme pertama kali dipelopori oleh
seorang ahli filsafat Schopenhauer, mengemukakan bahwa manusia
yang lahir sudah membawa potensi tertentu yang tidak dapat
dipengaruhi oleh lingkungan.
b. Lingkungan
Teori lingkungan atau empirisme dipelopori oleh John Locke.
Dia berpendapat manusia dilahirkan sebenarnya suci atau tabularasa.
Jadi, perkembangan manusia ditentukan oleh pengalaman dan
pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan.
c. Kematangan
Tiap organ ( fisik maupun psikis ) dikatakan matang jika telah
mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing. Hal
ini berhubungan dengan usia kronologis ( usia kalender ).
20
d. Pembentukan
Pembentukan ialah segala keadaan di luar diri seseorang yang
mempengaruhi perkembangan integensi. Pembentukan dapat
dibedakan menjadi pembentukan sengaja (sekolah/formal) dan
pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar/informal).
e. Minat dan Bakat
Minat mengarahkan perbuatan kepada tujuan dan merupakan
dorongan untuk berbuat lebih giat dan lebih baik. Bakat seseorang
akan mempengaruhi tingkat kecerdasannya. Seseorang yang memiliki
bakat tertentu akan semakin mudah dan cepat mempelajarinya.
f. Kebebasan
Kebebasan adalah manusia berfikir divergen ( menyebar ) yang
berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode tertentu dalam
memecahkan masalah-masalah dan memilih masalah sesuai
kebutuhanya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak
adalah faktor kematangan dan pengalaman yang bersal dari interaksi
anak dengan lingkungan. Anak akan memperoleh pengalaman dengan
menggunakan asimilasi, akomodasi, dan dikendalikan oleh prinsip
keseimbangan. Pada Anak Usia Dini (AUD) pengetahuan itu bersifat
subyektif dan akan berkembang menjadi obyektif apabila sudah
mencapai perkembangan remaja.
21
3. Program Pengembangan Kognitif
Guna mengembangkan kemampuan kognitif anak perlu diberi
berbagai kegiatan untuk bermain dengan menjelajahilingkungan, lebih
banyak merespon pada rangsangan pada lingkungan dengan cara yang
sangat konstruktif/membangun yaitu ketika ia mengorganisasi informasi
dalam otaknya dalam pola yang dapat diprediksi sejak usia sangat dini.
(Aisyah, 2008:5.32-5.33)
Selanjutnya dikatakan Beaty (dalam Aisyah,2008:5.33) mengemukakan
bahwa ada 5 program pengembangan kognitif pada anak usia dini, yakni:
a. Bentuk
Bentuk adalah salah satu konsep dari konsep paling awal
yang harus dikuasai. Anak dapat membedakan benda berdasarkan
bentuk lebih dahulu sebelum belajar ciri-ciri yang lainya.
b. Warna
Konsep warna yang paling baik dikembangkan dengan cara
memperkenalkan warna satu per satu kepada anak dan menawarkan
beragam permainan dan kegiatan menarik yang berhubngan dengan
warna.
c. Ukuran
Ukuran adalah salah satu yang diperhatikan anak secara
khusus.sering kali hubungan ukuran ini diajarkan dalam konteks
kebalikan atau perbandingan benda seperti : besar-kecil, panjang-
pendek dan sebagainya.(Jamaris, 2006:47) menyatakan bahwa konsep
22
ukuran diperoleh dari pengalaman anak pada ia berinteraksi dengan
lingkungannya, khususnya pengalaman yang berhubungan dengan
membandingkan mengklasifikasikan dan menyusun benda-benda.
d. Pengelompokan
Ketika anak memilih benda, orang, kejadian, atau dalam
kelompok dengan dasar beberapa karakteristik umum, seperti warna,
ukuran, bentuk, kita dapat mengatakan anak sedang belajar
mengelompokkan.
e. Pengurutan
Pengurutan adalah kemampuan meletakan benda dalam ukuran
menurut urutan tertentu.
Dari beberapa program tersebut dapat disimpulkan
pengembangan konsep akan muncul secara sistematis melalui
berbagai kegiatan yang dilakukan oleh anak. Jika anak diberi
kesempatan untuk melakukan berbagai kegiatan, maka akan
mempermudah anak dalam memahami konsep yang dipelajarinya.
4. Tahap-Tahap Perkembangan Anak Usia Dini
Tahap-tahap perkembangan menurut Piaget (dalam Sujiono,
2009: 3.6 ) tentang keempat tahapan perkembangan kognitif pada
anak sebagai berikut :
a. Sensorimotor
Pada tahap ini bayi berumur 0 – 2 tahun ia menggunakan
perasaan dan motorik. Berawal dari reflek dan berakhir dengan
23
kombinasi komplek dari kemampuan sensori motor. Contohnya bayi
menghisap jempolnya rasanya nyaman sehingga ia menghisap lagi.
b. Pra-operasional
Pada tahap ini anak berumur 2 – 7 tahun. Dalam tahapan
inianak mulai mampu menggunakan nama benda,suara benda dan
mengekspresikan kalimat-kalimat pendek secara efektif (Hamzah,
2009: 5).
c. Konkret Operasional
Tahap ini anak berusia 7 – 11 Tahun. Anak mengembangkan
kemampuan berpikir logis tentang kejadian – kejadian konkrit.
Contohnya, Ketika kita menuang susu dalam gelas pendek gemuk
kedalam gelas susu yang tinggi kurus, dia akan tahu dan berbicara
terdapat jumlah yang sama.
d. Formal Operasional
Tahap ini anak berusia 11 – remaja. Pada tahap ini anak mampu
berfikir menggunakan logika. Jika kita bertanya, tali panjang dengan
beban ringan dibandingkan dengan tali panjang beban berat. Dia akan
menjawab tali pendek akan membuat ayunan yang cepat, dan tali
panjang akan membuat ayunan lambat.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa anak mulai bisa memahami realitas dilingkunganya.
Kemampuan kognitif sering disebut juga sebagai daya pikir yaitu,
kemampuan seorang anak untuk berfikir dan mengamati, melihat
24
hubungan – hubungan, kegiatan yang mnegakibatkan seorang anak
memperoleh pengetahuan baru.
5. Klasifikasi Pengembangan Kognitif
Dengan pengembangan kognitif akan mudah bagi orang dewasa
mesntimulasi kemampuan kognitif anak sehingga, akan tercapai
secara optimal potensi yang dimiliki anak. Berikut adalah masing-
masing bidang pengembangan yaitu :
a. Pengembangan Auditory
Kemampuan ini berhubungan dengan bunyi atau indra
pendengaran. Kemampuan yang dikembangkan yaitu :
1) Mendengarkan dan menirukan bunyi yang didengar sehari-hari
2) Mengikuti perintah lisan sederhana.
3) Mendengarkan cerita dengan baik.
4) Menyebutkan nama-nama hari dan bulan.
b. Pengembangan Visual
Kemampuan ini berhubungan dengan penglihatan,
pengamatan, perhatian, dan tanggapa anak terhadap lingkungan.
Kemampuan yang dikembangkan yaitu :
1) Mengetahui benda dari ukuran, bentuk, dan warnanya.
2) Mengenali huruf dan angka
3) Menyusun potongan teka-teki ( puzzle )
4) Mengenali namanya sendiri.
25
c. Pengembangan Taktil
Kemampuan ini berhubungan dengan pengembangan tekstur
(indera peraba). Kemampuan yang dikembangkan yaitu :
1) Bermain pasir
2) Bermain air
3) Bermain plastisin
4) Meremas kertas koran
5) Meraup biji-bijian
d. Pengembangan Kinestetik
1) Kemampuan yang berhubungan dengan motorik halus yang
mempengaruhi perkembangan kognitif yaitu Finger painting
dengan tepung kanji.
2) Menjiplak huruf-huruf geometri.
3) Mewarnai dengan sederhana.
e. Pengembangan Aritmatika
Berhubungan dengan kemampuan untuk kemampuan konsep
berhitung permulaan. Kemampuan yang dikembangkan yaitu :
1) Menyebut dan membilang angka.
2) Menghitung benda
3) Mengurutkan lima sampai 10 benda berdasarkan urutan.
f. Pengembangan Geometri
Pengembangan ini berhubungan dengan pengembangan
konsep bentuk dan ukuran. Kemampuan yang dikembangkan yaitu:
26
1) Memilih benda menurut warna, bentuk dan ukuran.
2) Menyusun menara dari delapan kubus.
3) Mengukur benda secara sederhana.
4) Menyebut benda di kelas sesuai dengan bentuk geometri.
5) Membandingkan benda menurut ukuran, seperti besar-kecil,
tinggi-rendah, panjang- pendek.
g. Pengembangan Sains Permulaan
Kemampuan ini berhubungan dengan percobaan/demonstrasi
atau pendekatan sainstific atau logis. Kemampuan yang
dikembangkan yaitu :
1) Balon ditiup lalu dilepas
2) Menanam biji.
3) Melakukan percobaan gunung meletus.
4) Penggunaan kaca pembesar.
6. Karakteristik Perkembangan Kognitif
a. Membilang dan menulis angka 1 – 10.
b. Membedakan warna yang sama atau berbeda.
c. Menayapa dengan kata-kata yang sopan.
d. Menjawab pertanyaan dan bertanya sesuai dengan gambar.
e. Mengetahui posisi atas, bawah, samping, depan, belakang.
27
B. Alat Peraga Edukatif
1. Pengertian Alat Permainan Edukatif (APE)
Alat permainan edukatif (APE) merupakan salah satu media
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran pendidikan anak usia
dini. Ketersediaanya menunjang kegiatan pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan sehingga anak dapat mengembangkan seluruh
potensinya secara optimal.
Depdiknas (2003) dalam Zaman (2005) menyatakan bahwa
Alat permainan edukatif adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung nilai
edukatif (pendidikan) dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan
anak. Hal yang sama dikemukakan oleh Tedjasaputra (2001:81) bahwa
alat permainan edukatif merupakan alat permainan yang dirancang
untuk kepentingan pendidikan.
Dengan demikian maka, alat permainan edukatif merupakan
alat permainan yang sengaja dirancang dengan perencanaan pembuatan
yang mendalam dengan mempertimbangkan karakteristik dan
mengaitkannya pada aspek perkembangan anak. Adapun ciri-ciri alat
permainan edukatif adalah sebagai berikut :
a. Dapat digunakan dalam berbagai cara, maksudnya dapat
dimainkan dengan bermacam-macam tujuan, manfaat dan menjadi
bermacam-macam bentuk.
28
b. Ditujukan terutama untuk anak-anak pra sekolah dan berfungsi
mengembangkan aspek perkembangan kecerdasan serta motorik anak.
c. Segi keamnan sangat diperhatikan baik dari bentuk maupun penggunaan
cat.
d. Membuat anak terlibat secara aktif
e. Sifatnya konstruktif
2. Fungsi Alat Permainan Edukatif
Alat permainan edukatif yang dikembangkan memiliki fungsi yang
mendukung kegiatan pembelajaran anak sehingga kegiatan pembelajaran
dapat berjalan dengan baik dan bermakna serta menyenangkan bagi anak.
Adapun fungsi alat permaianan edukatif (APE) menurut
Tedjasaputra (2001) adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan situasi bermain (belajar) yang menyenangkan bagi anak
dalam proses pemberian perangsangan indikator kemampuan anak.
b. Menumbuhkan rasa percaya diri dan membentuk citra diri anak yang
positif. Dalam suasana yang menyenangkan, anak akan mencoba
melakukan berbagai kegiatan yang mereka sukai dengan cara menggali
dan menemukan sesuai yang ingin merekaketahui. Kondisi tersebut
sangat mendukung anak dalam mengembangkan rasa percaya diri mereka
dalam melakukan kegiatan.
c. Memberikan stimulus dalam pembentukan perilaku dan pengembangan
kemampuan dasar. Pembentukan perilaku melalui pembiasaan dan
pengembangan kemampuan dasar merupakan fokus pengembangan pada
29
anak usia dini. Alat permainan edukatif dirancang dan dikembangkan
untuk memfasilitasi kedua aspek pengembangan tersebut.
d. Memberikan kesempatan anak bersosialisasi, berkomunikasi dengan
teman sebaya. Alat permainan edukatif berfungsi memfasilitasi anak-
anak mengembangkan hubungan yang harmonis dan komunikatif dengan
lingkungan di sekitar misalnya dengan teman temannya.
Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bahwa fungsi dari alat
permainan edukatif selain sebagai media pembelajaran yang
menyenangkan juga dapat memberikan rangsangan pada anak untuk
bersosialisasi dan berkomunikasi dengan temanya.
3. Pembuatan Rancangan Alat Permainan Edukatif
Menurut Zaman (2005: 6.22) ada beberapa syarat pembuatan APE, yaitu :
a. Syarat Edukatif
1) Pembuatan APE disesuaikan dan dengan memperhatikan program
kegiatan pembelajaran
2) Pembuatan APE disesuaikan dengan didaktik-metodik. Artinya, APE
dapat membantu keberhasilan prses pembelajaran, mendorong
aktivitas dan kreativitas anak, dan sesuai dengan kemampuan 9tahap
perkembangan anak)
b. Syarat Teknis
APE dirancang sesuai dengan tujuan, fungsi sarana (tidak menimbulkan
kesalahan konsep). Misalnya, dalam membuat balok bangunan, ketepatan
30
bentuk, dan ukuran mutlak dipenuhi karena jika ukurannya tidak tepat
akan menimbulkan kesalahan konsep.
c. APE hendaknya multiguna, walaupun ditujukan untuk tujuan tertentu
tidak menutup kemungkinan digunakan untuk tujuan pengembangan
yang lain.
d. APE dibuat denganmenggunakan bahan yang mudah didapat
dilingkungan sekitar, murah, atau dari bahan bekas/sisa.
e. Aman (tidak mengandung unsure yang membahayakan anak, misalnya
tajam, beracun, dan lain-lain).
f. APE hendaknya awet, kuat dan tahan lama.
g. APE hendaknya mudah digunakan, menambah kesenangan anak untuk
bereksperimen dan bereksplorasi.
h. APE hendaknya digunakan secara individual, kelompok atau klasikal.
i. Syarat Estetika
1) Bentuk yang elastis, ringan (mudah dibawa anak.
2) Keserasian ukuran (tidak terlalu besar atau terlalu kecil)
3) Warna (kombinasi warna) serasi dan menarik
j. Prosedur Pembuatan APE Dapat Dilakukan Melalui Langkah-Langkah
Sebagai Berikut.
1) Guru mempelajari dan menguasai rencana program pembelajaran
terutama mengenai kemampuan-kemampuan yang harus dicapai
oleh anak.
31
2) Guru melakukan analisis program pembelajaran dengan maksud
mengetahui hubungan antara kemampuan yang akan dicapai anak
dengan jenis kegiatan yang akan dilakukan serta sarana yang
diperlukan.
3) Menginventariskan sarana (alat permainan ) yang ada.
4) Memeriksa kelngkapan alat menyangkut kelangkapan setiap jenis
dan jumlah yang diperlukan.
5) Memeriksa fungsi alat yang ada, apakah masih berfungsi dengan
baik atau tidak.
6) Mengidentifikasi kebutuhan sarana yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
7) Merencanakan pembuatan APE
8) Melaksanakan pembuatan ape
C. Rumah Warna
1. Pengertian Alat Peraga Rumah Warna
Salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan anak usia dini
adalah belajar seraya bermain. Kegiatan bermain secara tidak langsung
dapat mengemangkan aspek-aspek perkembangan anak.. Salah satunya
yaitu aspek perkembangan kognitif. Dalam meningkatkan perkembangan
kognitif pada anak, guru dapat menggunakan alat perga, media atau alat
permainan yang edukatif sehingga anak merasa senang dan tidak
membosankan bagi anak. Menurut Tedjasaputra ( dalam Paramitha, 2016:
4) Alat Permain Edukatif ( APE ) adalah alat permainan yang dirancang
32
secara khusus untuk kepentingan pendidikan. Alat Permainan Edukatif (
APE ) memang dirancang untuk proses pendidikan pengembangan konsep
kemampuan dasar anak dari perkembangan fisik motorik, seni, bahasa,
konitif, dan sosial emosional.
Rumah Warna adalah salah satu Alat Permainan Edukatif ( APE )
yang dirancang untuk pembelajaran kognitif bagi anak usia dini adalah
rumah warna. Alat peraga ini sangat bermanfat untuk menstimulasi
perkembangan anak terutama perkembangan kognitif pada anak didik.
Rumah warna ini dapat dipergunakan untuk belajar seraya bermain di
dalam kelas.
Rumah warna ini berbentuk kotak, yang didalamnya terdapat
berbagai macam permainanedukatif bagi anak yang dapat dipergunakan
untuk menstimulasi berbagai perkembangan kognitif pada anak usia dini
sehingga anak tidak bosan saat proses pembelajaran di dalam maupun di
luar kelas. Di dalam Rumah warna macam-macam angka, huruf, warna,
bentuk, alat musik perkusi, serta alat permainan yang lain. Pembuatan
rumah warna ini alat permianan edukatif yang mudah dibuat dan bahan
yang mudah di dapat. Pembuatan alat peraga rumah warna ini sangatlah
mudah dibuat alat dan bahan sangatlah mudah di dapat.
2. Alat dan Bahan pembuatan rumah warna sebagai berikut :
a. Gunting d. Perekat kain
b. Cutter e. Cat
c. Lem kertas, lem kayu, lem bakar. f. Biji-bijian
33
f. Double tip o. Pita, renda
g. Spidol besar dan kecil p. Buku cerita bergambar
h. Botol Bekas Yakult q. Serbuk gergaji
i. Pensil r. Paku
j. Isolasi s. pasir laut
k. Triplek t. Stick es krim
l. Kardus bekas u. Palu
m. Kain flanel v. Sedotan Minuman
n. Kuas w. Koran bekas
3. Langkah-langkahPpembuatan Rumah warna
Adapun langkah-langkah dalam pembuatan rumah warna, adalah sebgai berikut :
a. Potong triplek berukuran 40 cm sebanyak 4 buah dan 2 potong dengan
ukuran 20 cm dan rangkai menjadi bentuk rumah.
b. Dinding rumah bagian samping dicat dengan berbagai warna.
c. Potong kain flanel warna merah dan tempelakn pada bagian atap rumah
menggunakan lem.
d. Tempelkan kaset cd bekas berurutan sehingga berbentuk seperti ulat
tempelkan menggunakan lem hias menggunkan kertas lipat dan flanel.
e. Hias bagian depan rumah warna dengan menambahkan pintu, jendela
yang dihiasi kertas warna dan bagian halaman diberi lem kemudian
ditaburi pasir.
f. Gambar dan potong gambar kepala doraemon pada kain flanel kemudian
tempel pada bagian belakang rumah warna.
34
g. Membuat angka 1 – 10 dari kertas warna.
h. Membuat huruf vokal a, i, u, e, o dari kertas lipat.
i. Potong kain flanel berbentuk geometri ( segitiga, lingkaran, persegi, dan
persegi panjang ).
j. Potong gambar buah-buahan lalu ditempeli perekat pada bagian belakang
gambar.
k. Remas koran menjadi bulat dengan ukuran kecil, sedang dan besar
kemudian dibungkus dengan kertas lipat warna warni supaya menjadi
bola yang rapi.
l. Bersihkan 3 botol yakult lalu masukkan beras, kacang hijau dan kerikil.
m. Potong stick es krim sesuai ukuran untuk konsep tinggi rendah.
n. Potong 2 kardus berbentuk kotak dengan ukuran kecil salah satu kardus
diberi lem ditaburi pasir dan satunya dibungkus dengan kertas lipat.
o. Semua ditata rapi didalam rumah warna bagian dalam yang sudah
terdapat skat-skat, agar mudah dalam penggunaanya.
Dengan peraga rumah warna diharapkan anak usia dini mampu
meningkatkan aspek kognitif, karena peraga rumah warna ini dirancang
sesuai dengan standart tingkat pencapaian perekmbangan anak yang
mengacu pada Permendiknas no 58 tahun 2009. Adapun tingkat
pencapaian perkembangan anak aspek kognitif yang ada didalam
Permendiknas no 58 tahun 2009, adalah sebagai berikut :
Dengan peraga rumah warna diharapkan anak usia dini mampu
meningkatkan aspek kognitif, karena peraga rumah warna ini dirancang
35
sesuai dengan standart tingkat pencapaian perekmbangan anak yang
mengacu pada Permendiknas 137 Tahun 2014. Adapun tingkat
pencapaian perkembangan anak aspek kognitif yang ada didalam
Permendiknas no 137 tahun 2014, adalah sebagai berikut
Lingkup Perkembangan Tingkat Pencapaian Perkembangan
Kognitif
Usia 4-5 tahun
A. Pengetahuan umum
dan Sains
1. Mengenal benda sesuai fungsi ( pensil
untuk menulis
2. Menggunakan benda-benda sebagai
permainan simbolik (kursi sebagai
mobil)
3. Mengenal gejala sebab-akibat yang
terkait dengan dirinya.
4. Mengenal konsep sederhana dalam
kehidupan sehari-hari (gerimis, hujan,
panas )
Mengkreasikan sesuatu sesuai dengan
idenya sendiri.
B. Konsep bentuk,
warna, ukuran, dan
pola
1. Mengklasifikasikan benda
berdasarkan bentuk atau warna atau
ukuran.
2. Mengklasifikasikan benda ke dalam
kelompok yang sama tau kelompok
yang sejenis atau kelompok yang
berpasangan dengan 2 variasi.
3. Mengenal pola AB-AB dan ABC-
ABC.
4. Mengurutkan benda berdasarkan 5
seriasi ukuran atau warna.
C. Konsep bilangan
lambang bilangan dan
huruf
1. Mengetahui konsep banyak dan sedikit.
2. Membilang banyak benda 1-10
3. Mengenal konsep bilangan.
4. Mengenal lambang bilangan.
Mengenal lambang huruf.
Gambar 2.1. Tingkat Pencapaian Perkembangan Kognitif
( Permendiknas no 137 tahun 2014 )
36
D. Langkah-langkah Permainan Rumah Warna
Adapun langkah-langkah dalam kegiatan menggunakan alat peraga
rumah warna, adalah
a. Sebagai pendahuluan anak duduk dengan rapi
b. Guru mengenalkan rumah warna kepada anak-anak di depan kelas
c. Guru menjelaskan tentang aturan rumah warna
d. Guru mengenalkan dan mnyebutkan bagian-bagian yang ada dalam
rumah warna.
e. Anak diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan menggunakan
rumah warna.
f. Guru sebagai fasilitator dalam pelaksanaan kegiatan bermain
memberikan bimbingan dan stimulus agar anak mampu melakukan
kegiatan pembelajaran.
g. Guru mengajukan pertanyaan saat kegiatan permainan tentang tebak
warna, membilang huruf, angka dll.
h. Guru akan diberi kebebasan untuk melakukan sendiri permainan rumah
warna, jika terdapat kesulitan guru akan membimbing dan mendorong
untuk melakukan secara mandiri.
37
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya PAUD Cerdas Ceria
PAUD Cerdas Ceria Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
berdiri pada tanggal 1 Juli 2008. Letak PAUD Cerdas Ceria terletak di
tengah-tengan Desa Jetis Dusun Jetis Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang yaitu di Jalan Bandungan Km.02 Dusun Jetis Desa Jetis
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 50665. PAUD Cerdas Ceria
memiliki jumlah peserta didik berjumlah 25 anak.
Pada awal berdiri, PAUD Cerdas Ceria merasakan banyak kesulitan
dan sehingga perkembanganya belum maksimal. Mengetahui hambatan-
hambatan yang ada, pengelola PAUD Cerdas Ceria tidak berputus asa. Sejak
saat itu dengan segala keterbatasan, PAUD Cerdas Ceria mulai menata diri
dan berusaha menata diri dan berusaha menjadi yang terbaik dalam melayani
pendidikan pra-sekolah.
2. Profil PAUD Cerdas Ceria Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang
a. Nama Sekolah : PAUD Cerdas Jetis
b. Alamat Sekolah : Jetis
c. Desa : Jetis
d. Kecamatan : Bandungan
37
38
e. Kabupaten : Semarang
f. Kode Pos : 50665
g. NPSN : 69781919
h. Ijin Pendirian operasional : 421.9/830/2016
3. Visi dan Misi
a. Visi
Terwujudnya anak usia dini yang cerdas, kreatif, sehat jasmani dan
rohani serta berahlak mulia sehingga siap memasuki jenjang yeng lebih
tinggi serta siap menghadapi era globalisasi yang terus berkembang.
b. Misi
1) Mengupayakan perluasan dan pemerataan pelayanan pendidikan,
kesehatan dan gizi bagi anak usia dini agar tumbuh dan berkembang
secara optimal sehingga siap memasuki pendidikan selanjutnya.
2) Mengupayakan peningkatan kemampuan pengetahuan ketrampilan
baik penyelenggara, tenaga pendidik serta kesadaran masyarakat
atau wali murid dalam memberikan pendidikan sejak dini.
3) Mengupayakan peningkatan sumber daya manusia agar lebih baik
dan lebih berwawasan maju serta menghasilkan penerus bangsa yang
militan.
4. Keadaan Siswa dan guru PAUD Cerdas Ceria Jetis kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang
a. Daftar Nama Siswa
Keadaan Siswa dan Guru PAUD Cerdas Ceria Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang. Siswa kelompok APAUD Cerdas
39
Ceria Jetis berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 11
siswa perempuan.Adapun nama-nama siswa
Tabel 3.1 Data Siswa Kelompok A PAUD Cerdas Ceria
No Nama Janis
Kelamin Tempat, Tanggal Lahiir
1 Ajda Maritsa Tessa P Kab. Semarang, 01 Januari 2014
2 Aditya Arfa Ibrahim L Kab. Semarang, 03 April 2014
3 Akmal Al Majiid L Kab. Semarang, 17 Juni 2013
4 Althea Gabriel Maska L Kab. Semarang, 08 Mei 2014
5 Fairel Hanif Putra
Anindya L
Kab. Semarang, 26 Oktober 2013
6 Isfi Akhlisa Aryani P Kab. Semarang, 02 Desember 2013
7 Ikhwana Rifqi
Zulfadhli L
Kulon Progo, 09 November 2013
8 Khayla Desta Fiana P Kab. Semarang, 28 Desember 2013
9 Malika Viola
Kurniawan P
Kab. Semarang, 27 Januari 2014
10 Maulana Malik Ibrahim L Kab. Semarang, 19 Januari 2014
11 M. Virsha Fairuz L Kab. Semarang, 27 April 2014
12 M. Wafa Lazuardi L Kab. Semarang, 28 Agustus 2014
13 M. Fadhil Abdi Rakha L Kab. Semarang, 23 September 2013
14 M. Zaenal Irawan L Kab. Semarang, 21 November 2013
15 M. Syahrul Mubarok L Kab. Semarang, 07 Juli 2014
16 M. Azka Tamam L Kab. Semarang, 19 November 2014
17 Nadine Neyla Felita P Kab. Semarang, 27 November 2013
18 Naura Hasna Annida P Kab. Semarang, 26 Januari 2014
19 Naura Syaza P Kab. Semarang, 15 Januari 2014
20 Nawa Hangindita
Lituhayu P
Kab. Semarang, 24 September 2014
21 Raya Ayunda Yasmin P Kab. Semarang, 31 Juli 2014
22 Sofi Dewi Ariyanti P Kab. Semarang, 25 Desember 2013
23 Ahmad Azzam
Arrosyid L
Kab. Semarang, 05 Januari 2014
24 Novia Wahyu Anindita P Kab. Semarang, 11 November 2014
25 Iqbal Ulul Albab L Kab. Semarang, 05 November 2013 ( Sumber : Buku Induk Siswa PAUD Cerdas Ceria Jetis 2017/2018)
40
b. Daftar Nama Guru
Adapun nama-nama guru di PAUD Cerdas Ceria terlihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 3.2 Data Guru PAUD Cerdas Ceria
No Nama Tempat, tanggal lahir Jabatan
1 Yulikha Sarifiyanti, S.Pd. Kab. Semarang, 18 Juli 1976 Kepala
Sekolah
2 Dewi Absari, S.Pd. Kab. Lampung, 18 Januari 1984 Pendidik
3 Sulis Setiyowati Kab. Semarang, 13 November
1988 Pendidik
4 Liya Nurul Arifah Kab. Semarang, 10 April 1995 Pendidik
5 Septiyan - Pendidik
( Sumber : Buku Daftar Guru PAUD Cerdas Ceria Jetis )
5. Tata Tertib PAUD Cerdas Ceria Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang
a. Tata Tertib Peserta Didik.
1) Peserta didik hadir di sekolah 15 menit sebelum bel.
2) Peserta didik mengikuti senam.
3) Peserta didik menyimpan tas ditempat yang sudah disediakan,
kemudian membuka absen.
4) Peserta didik memakai seragam sesuai jadwal yang telah di tentukan
oleh guru.
5) Apabila peserta didik datang terlambat langsung bergabung dengan
teman-teman.
6) Peserta didik tidak boleh membawa bekal makanan berupa “ Mie
dan Ciki “.
41
7) Peserta didik setiap hari membawa baju ganti.
8) Dalam proses KBM tidak boleh ada wali murid yang menunggu di
dalam kelas/ruangan.
9) Peserta didik bermain di halaman/lingkungan sekolah.
b. Tata Tertib Guru
1) Hari Senin – Kamis setiap guru wajib hadir di sekolah paling
lambat pukul 07.40 wib kecuali guru yang piket pukul 07.00 wib.
2) Guru wajib mengikuti senam dan do’a pagi dengan anak-anak di
halaman sekolah.
3) Guru yang berhalangan hadir atau sakit wajib memberitahu
kepada kepala sekolah.
4) Tidak meninggalkan kelas kecuali dengan ijin kepala sekolah.
5) Guru yang meninggalkan sekolah wajib meminta ijin kepala
sekolah dan salah satu tim guru dan mencatat di buku ijin.
6) Berpakain seragam guru sesuai dengan kesepakatan yang telah
ditentukan oleh pihak sekolah.
7) Menjaga nama baik di luar maupun di dalam lingkungan sekolah.
8) Membuat perangkat mengajar PROTA, PROMES, RPPH, RPPM.
c. Tata Tertib Wali Murid.
1) Wali kelas dan guru membentuk paguyuban wali murid.
2) Wali murid wajib mengantar dan menjemput anak tepat waktu
masuk dan 10 menit sebelum keluar.
42
Semester I
Senin – Kamis
KB ( PAUD) : 08.00 – 10.15 wib.
TPA : 07.30 – 12.00 wib.
Seragam :
Batik : Senin - Selasa
Olahraga : Rabu - Kamis
Semester II
KB ( PAUD) : 08.00 – 10.15 wib.
TPA : 07.30 – 12.00 wib.
Seragam :
Batik : Senin - Selasa
Olahraga : Rabu - Kamis
3) Apabila menjemput diluar jam tersebut , wajib memberi informasi
kepada guru.
4) Apabila mendapat undangan dari sekolah, wali murid wajib untuk
memenuhi dan mengikuti.
5) Apabila ada hal yang kurang berkenan dalam kegiatan PAUD,
KBM, bunda dan sebagainya, wali murid memberi saran/masukan
secara langsung dalam bentuk tertulis dan dapat dipertanggung
jawabkan.
6) Wali murid memberi informasi melalui sms/telfon apabila anak
tidak dapat mengikuti kegiatan disekolah.
43
7) Wali murid setiap hari selau memeriksa tas anak setiap pulang
sekolah.
8) Apabila ada kegiatan luar sekolah, wali murid wajib mendampingi
anak dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan.
9) Apabila ada informasi dari sekolah melalui sms, wali murid
merespon dengan membalas informasi tersebut.
B. Diskripsi Pelaksanaan Penelitian
Pada bagian ini Peneliti akan memaparkan mengenai kondisi
kelompok A, tempat observasi dilaksanakan serta penjelasan adanya
perbedaan antara media ataupun media pembelajaran yang biasadilakukan
dengan media pembelajaran yang akan diperkenalkan.
PAUD Cerdas Ceria Jetis merupakan tempat yang dipilih untuk
mnegadakan penelitian tindakan kelas. Dengan subyek yang akan dilakukan
tindakan adalah siswa kelompok A yang berjumlah 25 siswa dengan fokus
penelitian pada perkembangan kognitif anak.
Penelitian Tindakan kelas ( PTK ) yang dilakukan peneliti terdiri dari
2 siklus ini merancang pembelajaran yang berbeda dengan pembelajaran yang
selama ini berlangsung. Mengingat salah satu tujuan penelitian ini adalah
untuk meningkatkan perkembangan kognitif pada anak. Peneliti menyadari
bahwa selama ini proses pembelajaran yang diterapkan kurang
memaksimalkan potensi pada siswa.
44
Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti
mencoba membuat alat peraga edukatif dari bahan bekas yang bahanya
mudah didapat di lingkungan sekitar.
Tujuanya untuk meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran dan
perekmbangan kognitif pada anak sehingga anak tidak merasa bosan.
C. Deskripsi Pelaksanaan Pra Siklus
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data
bahwa sebagian besar siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran.
Keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran masih kurang aktif. Selama ini
pembelajaran dilakukan hanya dengan metode ceramah dan tanya jawab,
serta menirukan ucapan guru.
Data yang diperoleh dari observasi yang dilakukan di PAUD Cerdas
Ceria Jetis di kelompok A pada hari Senin, 18 September 2017
perkembangan kognitif siswa melalui bahan bekas diperoleh 0%. Indikator
standar ketentuan keberhasilan kelas yang ditetapkan dalam pembelajaran ini
adalah 85% dan indikator keberhasilan nilai rata-rata siswa adalah 70.Jika
hasil pembelajaran peningkatan kognitif belum mencapai angka yang telah
ditetapkan, maka pembelajaran Pra Siklus belum berhasil.
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Dalam pelaksanaan siklus I ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai
dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.Kegiatan siklus I
inidilaksanakan pada hari Rabu, 27 September 2017. Adapun tahapan yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
45
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah
sebagai berikut :
a. Menentukan tema
b. Menyusun Kegiatan Kegiatan Harian
c. Menyiapkan rencana atau siklus
d. Menyiapkan media atau alat peraga pembelajaran.
e. Menyiapkan format penilaian atau lembar observasi kegiatan.
2. Pelaksanaan
a. Pra Pembelajaran
1) Guru mengkondisikan siswa untk tenang dan memperhatikan
pembelajaran yang berlangsung.
2) Menyiapakan RPPH/RKH.
3) Menyiapkan pewarna makanan, bentuk-bentuk geometri, batang
talas, pelepah pisang, buah belimbing.
b. Kegiatan Awal
1) Ikrar PAUD
2) Mengaji Iqra’
3) Guru mengucapkan salam.
4) Membaca Al-fatihah dan Asmaul Husna.
5) Absensi.
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
7) Tanya jawab tetang materi yang akan dipelajari.
46
c. Kegiatan Inti
1) Guru bertanya jawab tentang tema dan sub tema yang
dipelajari hari ini tentang kebutuhanku ( Minuman )
2) Guru menjelaskan tentang macam-macam warna dan bentuk
di lingkungan sekitar.
3) Guru membimbing anak untuk dapat membedakan bentuk-
bentuk geometri lingkaran (○), segitiga (∆), persegi (□) dan
persegi panjang ( )
4) Guru membagi anak secara kelompok, melatih kreativitas
anak melukis dengan jari ( finger painting ).
5) Guru membimbing anak untuk percobaan sains sederhana
percobaan pencampuran warna, dengan menggunakan
pewarna makanan yang terdapat pada rumah warna.
d. Kegiatan Akhir
1) Guru mengajak anak untuk bernyanyi lagu Pelangi - pelangi
2) Guru mengulas kembali kegiatan belajar dari awal hingga
akhir.
3) Guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan doa dan
salam.
3. Observasi
Selama pemberian tindakan pembelajaran pada siklus I, peneliti
melakukan pengamatan dengan menggunkaan lembar observasi.
Berdasarkan pada hasil observasi dalam kegiatan pembelajaran untuk
47
mneingkatkan kemampuan kognitif dengan alat peraga rumah warna
pada PAUD Cerdas Ceria anak sudah mulai memhami tentang macam-
macam warna serta konsep bentuk geometri, lingkaran (○), persegi,
persegi panjang ( ) , serta warna dan alam sekitar yang mampu
mengasah potensi anak didik.
4. Refleksi
Hasil observasi di lapangan dijadikan bahan refleksi untuk
perbaikan rencana pada siklus berikutnya. Setelah semua data terkumpul
dan analisis ternyata hasil siklus I belum seperti yang diharapkan
peneliti, karena anak baru pertama kali mencoba bermain dengan rumah
warna sehingga anak – anak belum terbiasa dalam proses pembelajaran.
Untuk mendapatkan hasil yang di inginkan maka harus dilaksanakan
siklus berikutnya untuk mengetahui terjadinya peningkatan hasil belajar
yang signifikan. Dengan belajar menggunakan rumah warna anak akan
lebih mampu berkonsentrasi, tidak bosan dan memudahkan pehaman
pembelajaran yang di sampaikan oleh guru.
E. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Pada siklus I sudah ada beberapa keberhasilan dalam pembelajaran
namun masih banyak kekurangan dalam pembelajaran tersebut, maka
peneliti melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II agar nantinya
tidak terjadi kekurangan. Dalam pelaksanaan siklus II ini terdiri dari
empat tahapan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi,
48
dan refleksi. Kegiatan siklus IIinidilaksanakan pada hari Rabu, 3 Oktober
2017. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Pada tahap ini perencanaan ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
adalah sebagai berikut :
a. Menentukan tema
b. Menyusun Rencana Kegiatan Harian
c. Menyiapkan rencana atau siklus
d. Menyiapkan media atau alat peraga pembelajaran
e. Menyiapakan format penilaian atau lembar observasi kegiatan.
2. Pelaksanaan
a. Pra Pembelajaran
1) Guru mengkondisikan anak untk tenang dan memperhatikan
pembelajaran yang berlangsung.
2) Menyiapakan RPPH/RKH.
3) Menyiapkan lembar kerja.
b. Kegiatan Awal
1) Guru mengucapkan salam.
2) Absensi.
3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4) Tanya jawab tetang materi yang akan dipelajari.
49
c. Kegiatan Inti
1) Guru bertanya jawab tentang tema yang dipelajari hari ini
tentang (Minuman)
2) Guru membagi anak secara kelompok, melatih kreativitas
anak meronce dengan manik-manik berdasarkan warna.
3) Guru membimbing siswa untuk bermain playdough..
d. Kegiatan Akhir
1) Guru dan siswa mengucap syair nol balonku ada 5 .
2) Guru mengulas kembali kegiatan belajar dari awal hingga
akhir.
3) Guru menutup kegiatan belajar mebgajar dengan doa dan
salam.
3. Observasi
Selama pemberian tindakan pembelajaran pada siklus 1, peneliti
melakukan pengamatan dengan menggunakan lembar observasi.
Berdasarkan pada hasil observasi dalam kegiatan pembelajaran untuk
mneingkatkan kemampuan kognitif dengan peraga rumah warna pada
kelompok A PAUD Cerdas Ceria, anak mulai mampu menyebutkan
macam-macam warna dan alam sekitar yang mampu mengasah potensi
anak didik.
4. Refleksi
Hasil refleksi di lapangan, maka peneliti mengadakan refleksi atau
evaluasi tentang tindakan yang diberikan kepada anak kelompok A
50
PAUD Cerdas Ceria. Hasil refleksi pada siklus II ini, penelitian
perbaikan pembelajaran meningkatkan kemampuan kognitif anak dengan
alat peraga rumah warna pada kelompok A PAUD cerdas Ceria sudah
mengalami kemajuan dan tercapai sesuia dengan tujuan peneliti. Dengan
anak belajar menggunkan alat peraga rumah warna, anak merasa senang
tidak bosan, menambah konsentrasi belajar serta meningkatkan
pemahaman kepada anak.
51
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Ketentuan KKM/Standart Keberhasilan
Peneliti Berdiskusi bersama teman sejawat dan kepala sekolah,
bahwa penentuan KKM/Standart keberhasilan dalam peningkatan
kemampuan kognitif menggunakan alat peraga rumah warna juga penting
dibuat dan dilakukan, berdasarkan kesepakatan bersama kepala sekolah,
maka di putuskan KKM/Standart keberhasilan dalam proses pembelajran
yaitu sebesar 85% ( Permendiknas no 137, 2014: ). Apabila anak mampu
mencapai nilai/hasil pencapaian lebih dari 85% pada siklus II, anak dapat
dikatakan sudah menguasai kemampuan kognitif melalui alat peraga rumah
warna dengan baik, dan sebaliknya jika hasil pencapaian kurang dari 85%
pada siklus II, maka anak dikatakan belum mampu mengembangkan
kemampuan kognitif menggunakan alat peraga dengan baik.
B. Analisis Data Per Siklus
1. Ketentuan Hasil Penilaian
Indikator yang digunakan pada tiap siklus berbeda, dan setiap
lembar kegiatan pembelajaran pada pertemuan juga bervariasi. Seperti
terlihat pada tabel indikator yang akan diamati tiap siklus dibawah ini.
51
52
Tabel 4.1 indikator kreativitas yang Diamati Tiap Siklus
No Indikator
1. Membedakan bentuk geometri
2. Kemampuan anak memasangkan benda sesuai tempatnya
3. Bermain warna dengan berbagai media
4. Membedakan warna dengan berbagai media
Adapun penilaian yang diberikan pada lembar kerja anak didik,
berupa simbol gambar bintang, simbol tersebut akan diubah sesuai
dengan penetapan skor angka yang nantinya akan dianalisis dan diolah
menjadi data kualitatif, dengan ketentuan pemberian nilai sebagai berikut
Tabel 4.2 Ketentuan pemberian Nilai Tugas Anak
Simbol
Bintang
Skor/
Nilai
Kategori Kriteria/Ketentuan
1 Belum Muncul
(BM)
Anak tidak mau
mengerjakan
2 Mulai Muncul
(MM)
Jika anak bisa dengan
bantuan meniru teman
3 Berkembang
Sesuai Harapan
(BSH)
Jika anak bisa namun
masih kurang tepat
4 Berkembang
Sangat Baik (BSB)
Jika anak bisa tanpa
bantuan
Indikator keberhasilan dalam tiap proses pembelajaran yaitu
sebesar 85%. Apabila anak mampu mencapai nilai/hasil pencapaian lebih
dari 85% pada siklus II, anak dapat dikatakan sudah berhasil memahami
pembelajaran peningkatan kognitif melalui peraga rumah warna.
53
Sebaliknya jika hasil pencapaian kurang dari 85% pada siklus II, maka
anak dikatakan belum mampu menguasai pembelajaran peningkatan
kognitif melalui peraga rumah warna menjadi media pembelajaran yang
kreatif.
2. Analisis Data Per Siklus
Pada Pra Siklus didapatkan informasi mengenai siswa dalam
mengembangkan kognitif dengan alat peraga rumah warna menjadi
media pembelajaran, siswa Kelompok A PAUD Cerdas Ceria Jetis.
Informasi mengenai perkembangan kognitif pada anak didapat dari hasil
wawancara peneliti dengan Ibu SLS selaku wali kelas Kelompok A
PAUD Cerdas Ceria Jetis. Berdasarkan hasil wawancara dengan wali
kelas Kelompok A berikut adalah hasil nilai dalam pengembangan
kognitif :
54
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Pra Siklus
No Nama
Anak
Nilai pada Indikator Pra Siklus
Jumlah
Skor
Nilai Siswa =
Status Pencapaian
Membedakan
bentuk geometri
Kemampuan anak
memasangkan
bentuk sesuai
tempatnya
Bermain
warna
dengan
berbagai
media
Membedakan
warna dari
berbagai media Berhasil Tidak
berhasil
1 A1 25 50 25 50 150 38 √
2 A2 75 75 75 75 375 75 √
3 A3 75 75 75 100 325 81 √
4 A4 50 25 50 75 250 50 √
5 A5 25 50 75 25 175 44 √
6 A6 75 50 25 25 175 44 √
7 A7 100 100 75 75 350 88 √
8 A8 75 25 75 50 225 56 √
9 A9 75 100 100 100 375 94 √
10 A10 25 25 25 25 100 25 √
11 A11 75 25 25 25 150 38 √
12 A12 50 25 50 25 150 38 √
13 A13 50 25 75 50 200 50 √
14 A14 75 75 100 100 350 88 √
15 A15 100 100 50 75 325 81 √
16 A16 25 25 25 25 100 25 √
17 A17 25 25 50 25 125 31 √
18 A18 100 100 75 75 350 88 √
19 A19 25 50 25 50 150 38 √
20 A20 75 50 25 25 175 44 √
21 A21 50 50 75 25 200 50 √
22 A22 50 25 75 25 175 44 √
23 A23 50 25 50 50 175 44 √
24 A23 75 100 100 75 350 88 √
25 A24 50 25 50 50 175 44 √
Total Persentase Pencapaian Siswa 1386 5650 8 17
Rata-rata Minimal Siswa 55 0%
55
Keterangan :
Contoh :
Nama Anak A1 =
=
Nilai Rata-rata Kelas Siswa
Berdasarkan data nilai Pra Siklus sebelum menggunakan APE rumah warna
untuk mengembangkan aspek kognitif pada anak dapat disimpulkan dapat
disimpulkan bahwa dari siswa 25 siswa yang belum berhasil sebesar 17 siswa
nilai rata-rata siswa 55.
Berdasarkan tabel tersebut diatas, maka diketahui persentase pencapaian
setiap siswa masih belum mencapai keberhasilan , karena nilainya dibawah
indikator keberhasilan yaitu 85%, akan tetapi 17 siswa lainya masih dibawah
indikator keberhasilan, sehingga dapat bahwa hasil belajar siswa belum maksimal
,dan masih memerlukan perbaikan. Sedangkan rata–rata persentase pencapaian
kelas pada saat Pra Siklus yaitu sebesar 32%.
56
3. Analisis data Siklus I
a. Data hsil pengamatan Siklus I
Berdasarkan pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan data
pada siklus I, maka dapat disajikan ke dalam tabel 4.4 pada halaman
57 sebagai berikut :
57
Tabel : 4.4 Hasil Penilaian siklus I
No Nama
Anak
Nilai pada Indikator Siklus I
Jumlah
Skor
Nilai Siswa =
Status Pencapaian
Membedakan
bentuk geometri
Kemampuan anak
memasangkan
benda sesuai
tempatnya.
Bermain
warna
dengan
berbagai
media
Membedakan
warna dari
berbagai
media Berhasil Tidak
berhasil
1 A1 75 50 75 100 300 75
2 A2 100 75 50 75 300 75 √
3 A3 50 75 75 75 275 69 √
4 A4 75 75 75 75 300 75 √
5 A5 75 75 75 100 325 81 √
6 A6 100 100 50 25 275 69 √
7 A7 75 50 25 25 175 44 √
8 A8 100 100 50 25 275 69 √
9 A9 75 75 75 75 300 75 √
10 A10 50 75 25 50 200 50 √
11 A11 50 75 100 50 275 69 √
12 A12 75 75 75 50 275 69 √
13 A13 100 100 75 75 350 88 √
14 A14 75 75 25 50 225 56 √
15 A15 75 75 75 100 325 81 √
16 A16 50 50 50 50 200 50 √
17 A17 75 100 100 100 375 94 √
18 A18 75 75 75 50 200 69 √
19 A19 75 75 100 75 325 81 √
20 A20 75 75 75 75 300 75 √
21 A21 75 75 100 100 350 88 √
22 A22 100 100 50 75 325 81 √
23 A23 100 75 100 100 375 94 √
24 A24 75 75 75 100 325 81 √
25 A25 50 50 50 50 200 50 √
Total Persentase Pencapaian Siswa 1808 7225 14 11
Rata-ratal Minimal Siswa 72 56%
58
Keterangan :
Contoh :
Nama Anak A1
Nilai Rata-rata Kelas Siswa
72
Berdasarkan data nilai Pra Siklus sebelum menggunakan APE rumah warna
untuk mengembangkan aspek kognitif pada anak dapat disimpulkan bahwa dari
siswa 25 yang belum berhasil sebesar 11 siswa dan yang berhasil sebesar 14 siswa
dengan nilai rata-rata siswa 72.
Berdasarkan tabel diatas, maka diketahui persentase pencapain setiap
siswa, ada 14 siswa yang nilai pencapaianya diatas dengan indikator
keberhasilan yaitu 85%, akan tetapi 11 siswa lainya msih dibawah indikator
keberhasilan, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa masih belum
maksimal, dan masih memerlukan perbaikan. Peningkatan dari rata-rata
persentase pencapaian kelas pada sat Pra Siklus sebesar 0% dan pada sikulus 1
Rabu, 27 September 2017 yaitu sebesar 56%. pada siklus I masih jauh dari nilai
KKM yang diharapkan maka diperlukan perbaikan pada siklus II.
59
b. Lembar pengamatan guru dan siswa siklus I
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh wali kelas kelompok B
yaitu Ibu SLS selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus I
dapat diketahui melalui tabel berikut:
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3
1. Persiapan guru dalam mengajar
a. Menyiapkan RPP
√
b. Menyiapkan presensi √
c. Menyiapkan perlengkapan mengajar
2. Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan
melakukan apersepsi
a. Salam Pembuka
√
b. Mengkondisikan kelas √
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
d. Memberikan motivasi untuk belajar √
3. Ketepatan guru mengembangkan kognitif pada anak
dengan APE Rumah warna
a. Guru dapat memilih kegiatan yang
mengembangkan kognitif anak.
√
b. Guru mampu memanfaatkan APE rumah warna
menjadi media pembelajaran √
4. Kemampuan guru dalam menguasai kelas
a. Mampu membuat siswa lebih aktif bertanya
√
b. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan
√
5. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
a. Kesimpulan
√
b. Melakukan evaluasi √
c. Salam penutup √
Jumlah Skor 33
Rata-rata Hasil Pengamatan 2
Rata-rata hasil pengamatan guru Siklus I
60
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I
No Aspek Pengamatan Skor
1 2 3
1. Siswa menjawab salam dengan semangat √
2. Siswa merespon panggilan presensi dari guru √
3. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru √
4. Siswa semangat dan aktif mengikuti pembelajaran
peningkatan kognitif dengan alat peraga rumah warna.
√
Jumlah Skor 8
Rata-rata Hasil Pengamatan 2
Keterangan:
1 : tidak baik
2 : baik
3 : sangat baik
Rata-rata hasil pengamatan terhadap siswa Siklus I
4
5
Berdasarkan tabel tersebut diatas, maka diketahui bahwa
rata-rata hasil pengamatan guru terhadap model pengajaran peneliti
sebesar 2 yang dapat diartikan “baik” dan rata-rata hasil
pengamatan guru terhadap siswa sebesar 2 yang dapat diartikan
“baik”. Berdasarkan hasil pengamatan, beberapa aspek sudah dapat
diaktakan baik namun ada beberapa aspek yang belum, maka
perlu adanya perbaikan pada Siklus II.
61
c. Refleksi
Tahap akhir dari siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan
beberapa keberhasilan yang dicapai, diantaranya:
1) Sebagian besar siswa mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan guru.
2) Sebagian siswa aktif mengikuti proses pembelajaran
3) Sebagian siswa dapat menjawab soal-soal yang diberikan guru.
Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan dalam
pembelajaran namun masih ada banyak kekurangan dalam
pembelajaran tersebut, diantaranya:
1) Dalam pembelajaran masih ada beberapa siswa yang kurang aktif
dan mengabaikan materi pembelajaran.
2) Penggunaan waktu kurang efektif dan efisien.
3) Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab masih kurang.
Untuk mengatasi kekurangan siklus I peneliti melakukan ide
perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya tidak
terjadi kekurangan yang sama.
1) Guru lebih terampil dalam mengkondisikan anak.
2) Menentukan strategi yang dapat menarik perhatian anak.
3) Guru mengelola waktu secara baik sehingga waktu lebih efektif
dan efisien.
4) Memotivasi anak agar lebih aktif di kelas.
62
4. Analisis Data Siklus II
a. Data hasil pengamatan siklus II
Pada siklus I sudah ada beberapa keberhasilan dalam
pembelajaran namun masih banyak kekurangan dalam pembelajaran
tersebut, maka peneliti melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus
II agar nantinya tidak terjadi kekurangan. Berdasarkan hasil
pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan data pada Siklus II,
maka dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
63
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Siklus II
No Nama
Anak
Nilai pada Indikator Siklus II
Jumlah
Skor
Nilai Siswa =
Status Pencapaian
Membedakan
bentuk geometri
Kemampuan anak
memasangkan
bentuk sesuai
tempatnya
Bermain
warna dengan
berbagai
media
Membedakan
warna dari
berbagai media Berhasil Tidak
berhasil
1 A1 75 50 100 75 300 75 √
2 A2 75 75 100 100 350 88 √
3 A3 75 50 100 75 300 75 √
4 A4 100 100 100 100 400 100 √
5 A5 100 100 75 100 375 94 √
6 A6 50 75 100 100 325 81 √
7 A7 75 75 50 75 275 69 √
8 A8 75 50 100 75 300 75 √
9 A9 100 100 50 75 325 81 √
10 A10 75 75 75 75 300 75 √
11 A11 100 75 100 100 375 94 √
12 A12 75 50 100 75 300 75 √
13 A13 50 75 100 75 300 75 √
14 A14 100 100 75 100 375 94 √
15 A15 75 75 100 100 350 88 √
16 A16 100 100 100 100 400 100 √
17 A17 100 75 75 100 350 88 √
18 A18 100 75 100 100 375 94 √
19 A19 100 100 50 100 350 88 √
20 A20 75 75 75 100 325 81 √
21 A21 100 100 100 100 400 100 √
22 A22 75 75 100 100 350 88 √
23 A23 75 75 100 100 350 88 √
24 A24 100 100 100 100 400 100 √
25 A25 75 75 75 100 325 81 √
Total Presentase Pencapaian Siswa 2147 8575 24 1
Rata-rata Siswa 86 96%
64
Keterangan :
Contoh :
Nama Anak A1
Nilai Rata-rata Kelas Siswa
Berdasarkan data nilai Pra Siklus sebelum menggunakan APE rumah
warna untuk mengembangkan aspek konitif anak dapat disimpulkan bahwa
dari siswa 25 yang belum berhasil sebesar 1 siswadan yang berhasil sebesar
24 siswa dengan nilai rata-rata siswa 86 .
Berdasarkan tabel tersebut diatas, maka diketahui persentase pencapaian
setiap siswa, ada 25 siswa yang nilai pencapaiannya sama atau lebih besar
dengan indikator keberhasilan yaitu 85%, akan tetapi ada 1 anak yang
masih dibawah indikator keberhasilan, sehingga dapat dikatakan bahwa
hasil belajar siswa dalam kelas sudah maksimal, dan tidak memerlukan
perbaikan. Dan untuk yang belum tuntas dilakukan pendekatan pada
siswa.
65
b. Lembar Pengamatan Guru dan Siswa siklus II
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh wali kelas kelompok
B yaitu Ibu SLS selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus
II dapat diketahui melalui tabel berikut:
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II
No Aspek yang diamati Skor
1 2 3
1. Persiapan guru dalam mengajar
a. Menyiapkan RPP
√
b. Menyiapkan presensi √
c. Menyiapkan perlengkapan mengajar
2. Kemampuan guru dalam membuka pelajaran dan
melakukan apersepsi
a. Salam Pembuka
√
b. Mengkondisikan kelas √
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
d. Memberikan motivasi untuk belajar √
3. Ketepatann guru memanfaatkan media bahan bekas
menjadi media pembelajaran
a. Guru dapat memilih kegiatan yang
mengembangkan kognitif anak
√
b. Guru mampu memanfaatkan APE rumah warna
menjadi media pembelajaran √
4. Kemampuan guru dalam menguasai kelas
a. Mampu membuat siswa lebih aktif bertanya
√
b. Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan √
5. Kemampuan guru dalam menutup pelajaran
a. Kesimpulan
√
b. Melakukan evaluasi √
c. Salam penutup √
Jumlah Skor 42
Rata-rata Hasil Pengamatan 3
66
Rata-rata hasil pengamatan Guru Siklus II
Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II
No Aspek Pengamatan Skor
1 2 3
1. Siswa menjawab salam dengan semangat √
2. Siswa merespon panggilan presensi dari guru √
3. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru √
4. Siswa semangat dan aktif mengikuti pembelajaran
peningkatan kognitif dengan alat peraga rumah warna
√
Jumlah Skor 11
Rata-rata Hasil Pengamatan 3
Keterangan:
1 : tidak baik
2 : baik
3 : sangat baik
Rata-rata hasil pengamatan terhadap siswa Siklus II
1
2
67
Dari tabel tersebut diatas, maka diketahui bahwa rata-rata
hasil pengamatan guru terhadap model pengajaran peneliti sebesar 3
yang dapat diartikan “sangat baik” dan rata-rata hasil pengamatan guru
terhadap siswa sebesar 3 yang dapat diartikan “sangat baik”.
Berdasarkan hasil pengamatan, beberapa aspek sudah banyak
mengalami penigkatan dari Siklus I.
c. Refleksi
Berdasarkan pada lembar hasil penelitian yang diperoleh, nilai
pada siklus II lebih meningkatkan jika dibandingkan dengan siklus I.
Pada siklus II ini hanya satu siswa yang belum dapat mencapai
ketuntasan. Hal ini membuktikan PTK telah berhasil dan hasilnya sangat
baik, maka pada siklus II ini telah cukup untuk memperlihatkan adanya
peningkatan hasil belajar, sehingga peneliti tidak perlu melanjutkan
siklus berikutnya.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Ketentuan Hasil Akhir Alat Peraga Edukatif Rumah Warna Menjadi
menjadi Media Yang kreatif.
Apabila persentase pencapaian siswa lebih kecil dari persentase
keberhasilan (indikator keberhasilan yaitu 85%) maka siswa tersebut
dikatakan belum menguasai kegiatan pembelajaran peningkatan
kemampuan kognitif melalui peraga rumah warna , yang diajarkan.
68
Apabila persentase pencapaian siswa sama atau lebih besar dari
persentase keberhasilan (indikator keberhasilan yaitu 85%) maka siswa
tersebut dikatakan sudah menguasai kemampuan kogitif yang diajarkan.
2. Peningkatan Hasil Jumlah Siswa yang Mnecapai Presentase
Keberhasilan Nilai Rata-Rata Di Kelas Per Siklus
Dari paparan hasil penelitian dari pra Siklus, Siklus II, sampai
Siklus II diperoleh data nilai hasil belajar keseluruhan sebagai berikut:
Tabel 4.10 Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai Persentase
Keberhasilan Rata-rata Kelas per Siklus
Kegiatan
Status Pencapaian
Persentasi
Nilai
Rata-rata
Kelas
Peningkatan
Nilai
Persentase
keberhasilan Berhasil Tidak
Berhasil
Pra Siklus 8 Siswa 17 Siswa 55 32%
Siklus I 11 Siswa 14 siswa 72 17 56%
Siklus II 24 Siswa 1 Siswa 86 14 96%
Dapat disimpulkan dari data yang telah disajikan, bahwa APE
rumah warna dapat meningktkan kreativitas anak. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya penigkatan dari Pra siklus yang rata-rata
pencapaian kelas bernilai 32% meningkat pada Siklus I yang rata-rata
pencapaian kelas bernilai 56% ditambah lagi adanya peningkatan pada
Siklus II dimana rata-rata pencapaian kelas bernilai 96%. Dan hasil
nilai rata-rata pencapaian pada siklus II ketuntasan terdapat 24 anak
dengan presentase 96% lebih besar dari indikator keberhasilan 85%
69
persentase keberhasilan nilai KKM yang diharapkan. Dengan demikian
PTK ini dinyatakan berhasil.
Jadi Peningkatan kemampuan kognitif menggunakan APE
rumah warna terbukti dapat meningkatkan kreativitas pada siswa
Kelompok A di PAUD Cerdas Ceria Jetis Tahun 2017/2018.
3. Peningkatan Hasil Pengamatan Guru dan Siswa Kelompok A
PAUD CERDAS Ceria Jetis
Dapat disimpulkan bahwaPeningkatan kemampuan kognitif
menggunakan APE rumah warna terbukti dapat meningkatkan
kemampuan kognitif anak.Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
adanya peningkatan hasil pengamatan guru terhadap peneliti dan
siswa. Pada Siklus I dapat dikatakan “baik” dan meningkat pada Siklus
II yang dikatakan “sangat baik”. Dengan demikian PTK pada siswa
Kelompok A di PAUD Cerdas Ceria Jetis Tahun 2017/2018
dinyatakan berhasil.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II
peningkatan kognitif melalui alat peraga rumah warna pada siswa
kelompok A PAUD Cerdas Ceria tahun pelajaran 2017/2018 dapat
disimpulkan bahwa : melalui permainan rumah warna dalam kegiatan
pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok A
PAUD Cerdas Ceria tahun pelajaran 2017/2018 . Hal tersebut dapat
dibuktikan melalui hasil nilai keberhasilan rata-rata kelas pada Pra Siklus
55 dengan persentase keberhasilan 32%, meningkat pada siklus I sebesar
17 menjadi 72 dengan persentase keberhasilan 56%, dan pada siklus II
meningkat 14 menjadi 86 dengan persentase keberhasilan menjadi 96%.
Artinya, ada peningkatan yang baik dari pra siklus ke siklus I dan dari
siklus I ke siklus II.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka saran
yang dapat diberikan sebagai berikut :
1. Bagi guru
Hendaknya guru senantiasa menambah kreativitas dalam pembuatan
APE untuk menyelenggarakan proses belajar yang berkualitas bagi
anak didiknya.
70
71
2. Bagi sekolah
Sekolah hendaknya turut serta memanfaatkan penggunaan sampah
dan bahan bekas yang dapat digunakan dalam pembuatan APE serta
dapat menanggulangi pencemaran lingkungan.
3. Bagi siswa
Siswa hendaknya berperan aktif dalam kegiatan saat proses belajar
mengajar, sehingga potensi dan imajinasi anak dapat terasah.
4. Bagi orang tua
Orang tua diharapkan ikut berperan aktif dalam memebrikan perhatian
kepada anak, memfasilitasi permainan anak yang memungkinkan
mengembangkan kemampuan kognitif anak, seperti mengenal angka.
Mengenal warna, panjang pendek, kasar halus dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suhardjono dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Bumi Aksara.
Asriati. 2014. “Meningkatkan Kognitif Anak Melalui Permainan Kotak Sortasi di
Kelompok B TK Alfiansyah Zanur BTN Wirabuana Kota Kendari.”
Universitas Muhammadiyah Kendari.
Badru Zaman, dkk. 2011. Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Universitas
Terbuka
Departemen Pendidikan Nasional.2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Fajrin, Shofa Afriyani. 2014. Peningkatan Kemampuan Kognitif Mengenal Warna
Melalui Permainan Mencampur Warna Dengan Media Bahan Alam Pada
Anak. Semarang: IKIP Veteran Semarang
Familia, Pustaka. 2006. Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingnya.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Handayani, Puthot Tunggal dan Pujo Adhi Suryani. Kamus Lengkap Bahasa
Indonesia Praktis. Surabaya: Giri Utama.
Haryati. 2012. Aktivitas Cerdas Pengisi Kegiatan PAUD. Yogyakarta: Tugu
Publiser.
Lestari, Briyantika Puji. 2015. Mengembangkan Kemampuan Mengenal Konsep
Warna Melalui Media Kotak Warna Pada Anak Kelompok A Tk Dharma
Wanita. Kediri: Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Patmonodewo, Soemarti. 2003. Pendidikan anak pra sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta
Paramitha, Kadek Dyah Pradnya dkk. 2016. “Penerapan Metode Bermain untuk
meningkatkan perkembangan kognitif anak kelompok A TK KUNCUP
Harapan Singaraja.” Jurnal Pendidkan anak usia dini. Vol. 4. No. 2 tahun
2016.
Rasimin, dkk. 2012. Media Pembelajaran Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Trust
Media Publishing.
Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Press.
Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak. Jakarta: PT.
Indeks
Sujiono, Yuliani Nurani. 2013. Metode Pengembangan Kognitif. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wardhani, Igak dan Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Universitas Terbuka.
2
2
Meronce Menggunakan Meronce Menggunakan Manik-Manik
Manik-Manik
Finger Painting Pembuatan Pasir Ajaib
(Melukis Dengan Jari )
Percobaan Sains Sederhana Pengelompokkan Buah Dan Sayur
Percobaan Warna
Bermain Playdough Bermain Plaudough
Mengenal Rasa maknanan ( Gula, Cabe, Garam )
Mengenal Huruf Mengenal Angka
APE Rumah Warna APE Rumah Warna Dari Tampak Belakang
Dari Tampak Depan
Bagian Dalam Sisi Rumah Warna APE Rumah Warna
Dari Tampak Samping
SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Liya Nurul Arifah
NIM : 116-13-021
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : S1-Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Dosen Pembimbing : Ibu Rr. Dewi Wahyu Mustikasari, S.S., M.Pd.
No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Status Skor
1 OPAK STAIN SALATIGA tema
Rekontruksi Paradigma
Mahasiswa yang Cerdas, Peka dan
Peduli
26-27 Agustus 2013 Peserta
3
2 OPAK TARBIYAH Tema
Menjunjung Tinggi Nilai-nilai
Kearifan Lokal sebagai Identitas
Pendidikan Nasional
29 Agustus 2013 Peserta
3
3 UPT PERPUSTAKAAN
16 September 2013 Peserta 2
4 SK mengajar tahun 2013/2017
7 Juli 2013- 7 Juli
2017
Pengajar 35
5 SEMINAR REGIONAL
PENGEMBANGAN PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU
RAUDHATUL ATHFAL
27 November 2013 Peserta
4
6 Dialog Interaktif & Edukatif
“DIASPORA POLITIK
INDONESIA di Tahun 2014
MEMILIH UNTUK SALATIGA
HATI BERIMAN
01 April 2014
Peserta
2
7 Seminar dan Pelatihan dengan
tema “To Be Creative Teacher” 10 November 2014
Panitia 3
8 WORKSHOP SMART
TEACHING 20 November 2015
Peserta 2
9 Seminar Nasional “ Peran Media
Masa Terhadap Kelestarian
Lingkungan Hidup”
19 November 2015
19 November 2025
Peserta 8
10 Seminar Nasional “ Hak
Gender Kaum Difabel
Dalam Perpektif Sosiologi
Dan Hukum Islam
Himpunan Mahasiswa
Jurusan Ahwal- Al
Syakhshiyyah
24 Desember
2014 Peserta
8