penilaian performa pengelolaan perikanan menggunakan ... - eafm taka bonerate kab... · merupakan...

131
29 September 2016 Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan Indikator EAFM Kajian Pada Perikanan Karang dan Perikanan Tuna di Kawasan Taman Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan Tim Kerja EAFM Learning Center EAFM Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Ir. Syamsu Alam Ali MS. | Dr. Ir. Alfa Nelwan, M.Si. Muh. Ruslan, S.Pi., M.Si. | Fahrul, S.Pi, M.Si Bekerja Sama Dengan WWF-Indonesia dan Yayasan Mattirotasi Makassar TAHUN 2016

Upload: nguyennhi

Post on 28-Feb-2018

234 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

29 September 2016

Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan Indikator EAFM Kajian Pada Perikanan Karang dan Perikanan Tuna di Kawasan Taman Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan

Tim Kerja EAFM Learning Center EAFM Universitas Hasanuddin

Prof. Dr. Ir. Syamsu Alam Ali MS. | Dr. Ir. Alfa Nelwan, M.Si. Muh. Ruslan, S.Pi., M.Si. | Fahrul, S.Pi, M.Si Bekerja Sama Dengan WWF-Indonesia dan Yayasan Mattirotasi Makassar

TAHUN 2016

Page 2: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

1

BAB I. PENDAHULUAN

I.2 Latar Belakang

Pengelolaan perikanan menurut UU Nomor 31 Tahun 2004 tentang

Perikanan, adalah semua upaya, termasuk proses yang terintegrasi dalam

pengumpulan informasi, analisis, perencanaan, konsultasi, pembuatan

keputusan, alokasi sumberdaya ikan, dan implementasi serta penegakan

hukum dari peraturan perundang-undangan di bidang perikanan, yang

dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang diarahkan untuk

mencapai kelangsungan produktivitas sumber daya hayati perairan dan

tujuan yang telah disepakati.

Proses yang terintegrasi dalam pengelolaan perikanan yang saat

ini dikenal dengan EAFM (Ecosystem Approach to Fisheries

Management) adalah konsep pengelolaan yang diadopsi dari FAO

Technical Consultation on Ecosystem-based Fisheries Management yang

dilaksanakan pada 16 - 19 September 2002 di Reykjavik. Pada prinsipnya

pendekatan ekosistim dalam penyusunan pengelolaan perikanan

merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, yaitu 1)

sumberdaya ikan dan ekosistemnya; 2) dimensi pemanfaatan untuk

kebutuhan sosial ekonomi masyarakat, serta 3) dimensi kebijakan

perikanan (Charles, 2011).

Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan salah satu diantara 24

Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan yang letaknya berada di

ujung selatan Pulau Sulawesi dan memanjang dari utara ke selatan.

Daerah ini memiliki kekhususan yakni satu-satunya Kabupaten di

Sulawesi Selatan yang seluruh wilayahnya terpisah dari

daratan Sulawesi dan terdiri dari gugusan beberapa pulau sehingga

membentuk suatu wilayah kepulauan. Gugusan pulau di Kabupaten

Kepulauan Selayar secara keseluruhan berjumlah 130 buah, 7

diantaranya kadang tidak terlihat (tenggelam) pada saat air pasang. Luas

wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar meliputi 1 357.03 km² wilayah

daratan (12.91%) dan 9 146.66 km² wilayah lautan (87.09%). Secara

Page 3: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

2

geografis, Kabupaten Kepulauan Selayar berada pada koordinat 5°42'-

7°35' Lintang Selatan dan 120°15'-122°30' Bujur Timur yang berbatasan

dengan Kabupaten Bulukumba dan Teluk Bone di sebelah utara, Laut

Flores dan Selat Makassar di sebelah barat, Laut Flores di sebelah timur

dan Provinsi Nusa Tenggara Timur di sebelah selatan (Pemerintah

Kabupaten Kepulauan Selayar, 2014).

Taka Bonerate adalah sebuah kawasan terumbu karang atol yang

terletak di sisi selatan Pulau Sulawesi, secara geografis terletak pada

posisi 120°55´-121°25´ Bujur Timur dan 6°20´-7°10´ Lintang Selatan. Dan

secara geografis Takabonerate merupakan salah satu kecamatan di

Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak di

sebelah tenggara pulau induk Kabupaten Selayar. Berbatasan dengan

wilayah perairan Kecamatan Bontosikuyu disebelah utara, disebelah barat

berbatasan dengan wilayah perairan Kecamatan Bontosikuyu dan

Pasimasunggu dan di sebelah selatan berbatasan dengan wilayah

perairan Kecamatan Pasimarannu sedangkan sebelah timur berbatasan

dengan wilayah perairan Kecamatan Pasilambena dan Perairan Provinsi

Sulawesi Tenggara.

Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 280/KPTS-II/1992, tanggal 26

Februari 1992 dan SK Menteri Kehutanan No. 92/KPTS-II/2001, tanggal

15 Maret 2001, Kawasan Taka Bonerate ditetapkan sebagai Taman

Nasional dengan luas kawasan 530.765 ha. Kawasan Taka Bonerate

adalah pulau karang yang terbesar di Indonesia dan Asia tenggara. Taka

Bonerate terdiri atas 18 pulau kecil, 5 bungin dan 30 taka yang tersebar

membentuk cincin/atol (TNTBR, 2009).

Terdapat 7 buah pulau yang berpenghuni yakni: Pulau Tarupa, Pulau

Rajuni Kecil, Pulau Rajuni Besar, Pulau Latondu Besar, Pulau Jinato,

Pulau Pasitallu Tengah, dan Pulau Pasitallu Timur. Pulau-pulau di Taka

Bonerate terbentuk oleh terumbu karang tepi dan pasir karang dengan

ketinggian pulau berkisar 2 m diatas permukaan laut dengan potensi

wisata dan perikanan yang dapat dikembangkan.

Page 4: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

3

Berdasarkan data survey yang dilakukan oleh WWF pada bulan

November 2015, masyarakat di beberapa pulau dalam kawasan TN. Taka

Bonerate berprofesi sebagai nelayan dengan target tangkapan yaitu ikan

pelagis (Tuna, Layang dan Cakalang), Ikan Karang (Kerapu, kwe,

Ketamba, Kakap, Baronang, dan ekor Kuning) Cephalopoda (Cumi-cumi,

Sotong, Gurita), Teripang dan Mollusca (kerang-kerangan). Sehingga

dapat digolongkan sebagai nelayan tangkap dengan target tangkapan

sebagian besar adalah ikan-ikan karang dan untuk jenis ikan-ikan pelagis

seperti ikan Tuna hingga saat ini hanya dimanfaatkan oleh masyarakat

pulau Tarupa Besar dan Pasitallu Tengah.

Penilaian EAFM merupakan salah satu alat pengukur dalam melihat

kondisi pengelolaan perikanan disuatu daerah, terdapat 6 Domain yang

terdiri atas 31 indikator. Melalui analisis indikator EAFM ini, diharapkan

dapat memberikan gambaran status dan kondisi perikanan, khususnya

perikanan tuna dan hasil tangkapan perikanan karang sebagai baseline

data bagi pemerintah baik itu di KKP, pemerintah Kabupaten Selayar dan

Balai Taman Nasional Takabonerate sebagai dasar pengelolaan

perikanan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat pesisir dan

sekitarnya.

I.II Tujuan dan Manfaat Studi

Kegiatan ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Untuk melakukan penilaian indikator dan tindak lanjut guna

peningkatan performa EAFM di Taman Nasional Taka Bonerate

sebagai baseline data.

2. Tersedianya hasil penilaian EAFM Taman Nasional Taka Bonerate

di Kabupaten Kepulauan Selayar.

3. Tersedianya Rencana kegiatan tindak lanjut untuk peningkatan

performa EAFM dalam mendukung Pengelolaan Perikanan yang

berkelanjutan TN.Taka Bonerate di Kabupaten Selayar.

Page 5: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

4

BAB II. KONDISI UMUM PERIKANAN

Kawasan Taman Nasional Takabonerate secara administrasi

berada di perairan Kabupaten Kepulauan Selayar. Deskripsi umum

kegiatan perikanan, khususnya kegiatan penangkapan, baik hasil

tangkapan kelompok jenis ikan di terumbu karang, maupun kelompok

ikan pelagis besar di wilayah perairan Kabupaten Kepulauan Selayar.

II.1. Hasil tangkapan perikanan karang

1) Produksi Hasil tangkapan perikanan karang Produksi perikanan tangkap adalah sejumlah jenis ikan yang dapat

diproduksi dengan menggunakan berbagai jenis alat tangkap. Perikanan

tangkap di Kabupaten Kepulauan Selayar, oleh pelaku usaha

penangkapan mengoperasikan tiga belas jenis alat tangkap untuk

memperoleh hasil tangkapan jenis ikan karang. Produksi hasil tangkapan

perikanan karang untuk kurun waktu tahun 2011 – 2015 sebagaimana

terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Fluktuasi Hasil Tangkapan Jenis Ikan Karang di Kabupaten

Kepulauan Selayar untuk Kurun Waktu Tahun 2011-2015. (Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Selayar, 2012-2016).

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000

ManyungEkor KuningBawal PutihKakap Putih

PeperekLencam

Kakap MerahBelanak

Biji Nangka KarangBiji Nangka

KurisiSwanggi/ Mata Besar

Kerapu MacanKerapu Bebek

Kerapu BalongKerapu Sunu

Pari

Jumlah Hasil Tangkapan (Ton)

Jeni

s Ika

n

20152014201320122011

Page 6: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

5

2) Komposisi Jenis hasil tangkapan perikanan karang

Statistik Perikanan Tangkap Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Kepulauan Selayar tahun 2016 menunjukkan komposisi jenis

ikan karang pada tahun 2015 di Kabupaten Kepulauan Selayar

sebagaimana terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Komposisi Jenis Ikan Karang di Kabupaten Kepulauan Selayar

Pada Tahun 2015.

Komposisi jenis ikan karang hasil tangkapan pada tahun 2015

menunjukkan proporsi ikan yang dominan adalah ikan Lencam (Lethrinus

lentjan sp) sebesar 24.96 %. Tingginya proporsi jenis ikan diduga sebagai

upaya penangkapan yang meningkat. Tren jenis dan jumlah alat tangkap

yang digunakan nelayan untuk produksi jenis ikan karang di Kabupaten

Kepulauan Selayar terlihat pada Gambar 3.

0.00

0.15

1.750.80

8.61

24.96

13.18

2.100.994.333.04 0.38

16.39

0.40

12.09

10.21

0.64

2015ManyungEkor KuningBawal PutihKakap PutihPeperekLencamKakap MerahBelanakBiji Nangka KarangBiji NangkaKurisiSwanggi/ Mata BesarKerapu MacanKerapu BebekKerapu BalongKerapu SunuPari

Page 7: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

6

Gambar 3. Jenis dan Jumah Alat Tangkap Perikanan Karang di Kabupaten Kepulauan Selayar Dalam Kurun Waktu Tahun 2011-2015. (Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Selayar, 2012-2016).

Jenis dan jumlah alat tangkap untuk produksi ikan karang di

Kabupaten Kepulauan Selayar menunjukan bahwa pancing ulur

merupakan jenis alat tangkap terbanyak pada kurun waktu Tahun 2011 –

2015 dengan jumlah 2.588 unit pada tahun 2015.

3) Upaya Penangkapan

Data Statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan

Selayar untuk tahun 2011-2015 menunjukkan perkembangan unit

penangkapan dan produksi jenis hasil tangkapan perikanan karang di

Kabupaten Kepulauan Selayar sebagaimana terlihat pada Gambar 4.

0 500 1000 1500 2000 2500 3000

Rawai tetap

Rawai Tetap Dasar

Pancing Ulur

Sero

Bubu

Purse Seine

Payang

Jaring Insan Hanyut

Jaring insan tetap

Bagan tancap

Pancing Lainnya

Muroami

Garpu dan Tombak lainnya

Jumlah (Unit)

Jeni

s Ala

t Tan

gkap

Jenis dan Jumlah Alat Tangkap

2015

2014

2013

2012

2011

Page 8: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

7

Gambar 4. Grafik Hubungan Perkembangan Unit penangkapan dan

Produksi Hasil Tangkapan Perikanan Karang di Kabupaten Kepulauan Selayar untuk tahun 2011-2015 (Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Selayar, 2012-2016).

Pada Gambar 4 menunjukan peningkatan unit penangkapan

perikanan karang di Kabupaten Kepulan Selayar dalam kurun waktu 5

tahun (2011-2015). Pada tahun 2014 menunjukan laju penurunan

produksi yang menurun seiring dengan meningkatnya jumlah unit

penangkapan. Jumlah peningkatan sebanyak 602 unit pada tahun 2014

ke tahun 2015 dan produksi hasil tangkapan pada tahun 2014 sampai

tahun 2015 dengan jumlah penurunan sebanyak 460.6 Ton. Data

tersebut mengindikasikan kegiatan perikanan tangkap dapat

mempengaruhi ketersediaan ikan dan akhirnya berdampak terhadap

jumlah hasil tangkapan. Kondisi tersebut merupakan indikasi untuk

melakukan tindakan pengelolaan perikanan tangkap, sehingga penting

diketahui status perikanan karang di Kabupaten Kepulauan Selayar.

II.2 Perikanan Tuna

1) Produksi Perikanan Tuna

Produksi perikanan tangkap kelompok jenis ikan pelagis besar di

Kabupaten Kepulauan Selayar, menggunakan dua jenis alat tangkap,

yaitu rawai tuna dan pancing tonda. Produksi kelompok jenis ikan pelagis

9474.4

12525.6

10512.2

9430.3

8969.7

5692

59015952

5924

6526

5200

5400

5600

5800

6000

6200

6400

6600

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

2011 2012 2013 2014 2015

Upa

ya P

enan

gkap

an (U

nit)

Prod

uksi

(Ton

)

Tahun

Produksi Unit

Page 9: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

8

besar untuk kurun waktu tahun 2011 – 2015 sebagaimana terlihat pada

Gambar 5.

Gambar 5. Fluktuasi Produksi Jenis Ikan Tuna di Kabupaten Kepulauan

Selayar dalam Kurun Waktu Tahun 2011-2015. (Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Selayar, 2012-2016).

Fluktuasi produksi kelompok jenis ikan pelagis besar dalam kurun

waktu tahun 2011-2015 menunjukkan jenis ikan madidihang (tuna ekor

kuning) memiliki produksi yang relatif lebih besar dibandingkan jenis ikan

lainnya. Produksi yang tinggi mengindikasikan bahwa madidihang

memiliki peluang tertangkap lebih besar. Peluang penangkapan yang

besar menunjukkan ketersediaan ikan untuk perikanan jenis madidihang

lebih besar di lokasi penangkapan dibandingkan jenis ikan lainnya.

2). Komposisi Jenis Ikan Tuna

Data Statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten

Kepulauan Selayar tahun 2016 menunjukan komposisi jenis ikan tuna

pada tahun 2015 di Kabupaten Kepulauan Selayar sebagaimana terlihat

pada Gambar 6.

0 50 100 150 200 250 300 350

Albakora

Madidihan

Mata Besar

Tuna Sirib Biru Selatan

Tuna Gigi Anjing

Produksi (Ton)

Jeni

s Has

il Ta

ngka

pan

2015

2014

2013

2012

2011

Page 10: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

9

50

0

53

0

2

434

0

469

1500

0

0 500 1000 1500 2000

Rawai Tuna

Pancing Tonda

Jumlah (Unit)

Jeni

s Ala

t Tan

gkap

2015201420132012

Gambar 6. Komposisi Jenis Ikan Tuna yang Tertangkap di perairan

Kabupaten Kepulauan Selayar Pada Tahun 2015.

Komposisi jenis ikan tuna pada tahun 2015 menujukan bahwa jenis

yang memiliki proporsi tertinggi adalah madidihang (Thunnus albacares)

sebesar 53.55 %. Tingginya proporsi madidihang diduga ketersediaan

madidihang relatif lebih besar dibandingkan jenis ikan lainnya yang

berdampak terhadap peluang penangkapan. Tren jenis dan jumlah alat

tangkap ikan tuna yang digunakan nelayan Kabupaten Kepulauan Selayar

menurut data statistik Dinas Kelautan dan Perikanan dalam kurun waktu

2011-2015 terlihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Jenis dan Jumah Alat Tangkap Ikan Tuna di Kabupaten Kepulauan Selayar Pada Kurun Waktu Tahun 2011-2015. (Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Selayar, 2012-2016).

0.00

53.55

9.870.00

36.58

Albakora

Madidihang

Mata Besar

Tuna Sirib Biru Selatan

Tuna Gigi Anjing

Page 11: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

10

Jenis dan jumlah alat tangkap untuk penangkapan ikan tuna di

Kabupaten Kepulauan Selayar, oleh pelaku usaha penangkapan

menggunakan rawai tuna dan pancing tonda. Rawai tuna merupakan alat

tangkap yang banyak digunakan untuk menangkap jenis ikan tuna.

Jumlah rawai tuna mencapai 1.500 unit pada tahun 2015.

3). Upaya Penangkapan

Data Statistik Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan

Selayar untuk tahun 2011-2015 menunjukkan perkembangan unit

penangkapan dan produksi ikan tuna di Kabupaten Kepulauan Selayar

sebagaimana terlihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Grafik perkembangan unit penangkapan dan produksi Ikan

Tuna di Kabupaten Kepulauan Selayar untuk tahun 2011-2015 (Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Selayar, 2012-2016).

Pada Gambar 9 menunjukan terjadi kecenderungan peningkatan

unit penangkapan ikan tuna di Kabupaten Kepulan Selayar dalam kurun

waktu 5 tahun (2011-2015). Sebaliknya dengan produksi tuna yang pada

tahun 2012 cenderung menurun. Kecenderungan tersebut menunjukan

adanya keterkaitan, dimana seiring meningkatnya upaya penangkapan

terjadi penurunan produksi. Kecenderungan terbalik antara jumlah upaya

penangkapan dengan produksi ikan mengindikasikan kegiatan perikanan

31.7

630.2

382.2

225.7

83.150

53

436 469

1500

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

0

100

200

300

400

500

600

700

2011 2012 2013 2014 2015

Jum

lah

(Uni

t)

Prod

uksi

(Ton

)

Tahun

Produksi Jumlah

Page 12: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

11

tangkap di Kabupaten Kepulauan Selayar penting dilakukan tindakan

pengelolaan perikanan tangkap.

II.3 Skala Usaha Perikanan Tangkap

Skala usaha perikanan tangkap terlihat dari struktur armada yang

digunakan oleh pelaku usaha perikanan tangkap. Jenis armada yang

digunakan oleh nelayan berkaitan dengan luas jangkauan daerah

penangkapan ikan dan juga terkait spesifikasi alat tangkap yang

digunakan. Besarnya skala usaha perikanan tangkap di Kabupaten

Kepulauan Selayar pada tahun 2015 berdasarkan kecamatan

sebagaimana terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Skala armada penangkapan ikan perkecamatan dan jumlah Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun 2015.

NO Nama Kecamatan Perahu Tanpa Motor (unit)

Perahu Motor (unit)

Jukung Kecil Sedang Besar KM MT

1 2 3 4 5 6 7 8

1 PASI MARANNU 27 65 41 40 238 205 2 PASI LAMBENA 39 62 49 51 859 145 3 PASIMASUNGGU 17 36 19 8 215 155 4 TAKABONERATE 43 64 44 21 921 309 5 PASI MASUNGU TIMUR 14 23 17 8 88 124 6 BONTOSIKUYU 46 52 33 11 267 442 7 BONTOHARU 41 61 47 18 122 451 8 BENTENG 0 0 0 0 5 15 9 BONTOMANAI 22 34 29 15 37 117

10 BONTOMATENE 44 38 23 19 112 208 11 BUKI 6 16 14 5 31 58

Keterangan: KM= Kapal Motor. MT= Motor Tempel Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kebupaten Kepulauan Selayar.

Tabel 1 menunjukan dari 11 kecamatan, jumlah armada yang

terbanyak berada di Kecamatan Takabonerate, yang keseluruhan armada

yang berada di Kecamatan Takabonerate berjumlah 1.402 unit. Terdapat

berbagai tipe armada yang dioperasikan oleh nelayan, namun yang

terbanyak adalah kapal motor sebesar 921 unit atau 65,69% dari

keseluruhan yang terdiri dari berbagai variasi tipe armada. Pelaku

usaha perikanan tangkap di Kecamatan Takabonerate umumnya

Page 13: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

12

menggunakan perahu motor dengan skala kapal motor, sebanyak 921 unit

atau sebesar 65,69%. Namun demikian juga masih terdapat jenis

armada tanpa perahu motor tipe jukung yang digunakan oleh masyarakat

yang berjumlah 43 unit atau sebesar 3,07%. Variasi armada yang

terdapat di Kecamatan Takabonerate, selain mengindikasikan skala usaha

penangkapan di masyarakat juga mengindikasikan potensi perikanan

tangkap. Hal ini memberikan gambaran bahwa wilayah pantai dan lautan

lepas di wilayah Kecamatan Takabonerate memiliki potensi sumberdaya

ikan yang dapat diandalkan sebagai mata pencaharian masyarakat.

Gambar 9. Grafik perkembangan Skala Usaha Perikanan Tangkap di

Kabupaten Kepulauan Selayar pada Tahun 2015 (Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Selayar, 2016).

Gambar 9 menunjukkan secara umum pelaku usaha perikanan

tangkap di Kabupaten Kepulauan Selayar telah menggunakan kapal motor

untuk kegiatan penangkapan ikan. Pada tahun 2015 terdapat 2.895 unit

kapal motor atau sebesar bahwa Besaran usaha aktifitas perikanan

tangkap dengan menggunaan kapal motor dengan jumlah unit 2.895 atau

sebesar 45,3%.

1262

2229

2895

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

Perahu Tanpa Motor Motor Tempel Kapal Motor

Jum

lah

(Uni

t)

Skala Usaha

Page 14: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

13

II.5 Rumah Tangga Nelayan

Jumlah skala usaha berdasarkan Rumah Tangga Perikanan (RTP)

tangkap di Kabupaten Kepulauan Selayar berdasarkan kecamatan

sebagaimana terlihat pada pada Gambar 10.

Gambar 10. Jumlah RTP di Kabupaten Kepulauan Selayar untuk Tahun

2015 (Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Selayar, 2016).

Rumah tangga Perikanan tertinggi berada di kecamatan

Takabonerate dengan jumlah RTP 1.483 sedangkan yang terendah

berada di wilayah Kecamatan Benteng dengan jumlah RTP sebesar 23.

Komposisi Jumlah RTP sebagaimana terlihat pada Gambar 11.

649

1305

495

1483

299

921

816

23

298

509

176

0 500 1000 1500 2000

PASI MARANNU

PASI LAMBENA

PASIMASUNGGU

TAKA BONERATE

PASI MASUNGU TIMUR

BONTO SIKUYU

BONTOHARU

BENTENG

BONTOMANAI

BONTOMATENE

BUKI

Jumlah

Keca

mat

an

Page 15: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

14

Gambar 11. Persentase Jumlah Rumah Tangga Perikanan Tangkap di

Kabupaten Kepulauan Selayar Untuk Tahun 2015 (Dinas Kelautan dan Perikanan Kepulauan Selayar, 2016)

Jumlah persentase rumah tangga perikanan terbesar berada dikecamatan

Takabonerate yaitu 21.3% sedangkan yang terendah berada di

kecamatan Benteng sebesar 0.3% dari total keseluruhan jumlah RTP yaitu

6.974 keluarga.

II.5 Kawasan Taman Nasional Takabonerate

Taman Nasional Takabonerate (TNTBR) merupakan kawasan

kepulauan karang yang berbentuk atol atau cincin. Pada awalnya

Masyarakat tidak mengenal kawasan tersebut dengan nama Taka

Bonerate tetapi dikenal dengan nama Kepulauan Macan. Tetapi menurut

masyarakat setempat bahwa dahulu wilayah tersebut masuk ke dalam

distrik Bonerate kemudian berganti nama menjadi Taka Bonerate.

Nama Taka Bonerate diberikan kepada kawasan karena terdiri dari

banyak taka dengan nama masing-masing tersebut untuk dijadikan satu

kawasan Taman Nasional dengan satu nama dan nama tersebut diambil

dari nama ibukota kecamatan Pasimarannu yaitu Bonerate. Setelah Taka

Bonerate resmi menjadi taman nasional, kawasan tersebut disatukan

kedalam satu kecamatan yaitu Kecamatan Pasitallu ditambah dengan

Pulau Kayuadi dan selanjutnya Nama Kecamatan Pasitallu diubah

9.3

18.7

7.1

21.34.3

13.2

11.7

0.3 4.3

7.32.5 PASI MARANNU

PASI LAMBENA

PASIMASUNGGU

TAKA BONERATE

PASI MASUNGU TIMUR

BONTO SIKUYU

BONTOHARU

BENTENG

BONTOMANAI

BONTOMATENE

BUKI

Page 16: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

15

menjadi Kecamatan Taka Bonerate dengan Pulau Kayuadi sebagai

ibukota kecamatan.

Namun saat ini TNTBR berada dalam wilayah Kecamatan Taka

Bonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar. Secara fisik kawasan TNTBR,

disebelah utara berbatasan dengan Sulawesi Selatan, sebelah timur

berbatasan dengan Laut Banda, sebelah selatan berbatasan dengan Laut

Flores, dan sebelah barat berbatasan dengan Laut Jawa. Awalnya

terdapat lima desa dalam kawasan TNTBR yaitu Desa Rajuni, Desa

Latondu, Desa Tarupa, Desa Jinato dan Desa Tambuna. Namun sejak

tahun 2012, pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar melakukan

pemekaran terhadap Desa Tambuna menjadi 2 desa yaitu Desa Tambuna

dan Desa khusus Pasitallu Raya

Taka Bonerate terdiri atas 18 pulau kecil, 5 bungin dan 30 taka

yang tersebar membentuk cincin/atol (BTNTBR, 2014). Terdapat 7 buah

pulau yang berpenghuni yakni: Pulau Tarupa, Pulau Rajuni Kecil, Pulau

Rajuni Besar, Pulau Latondu Besar, Pulau Jinato, Pulau Pasitallu Tengah,

dan Pulau Pasitallu Timur. Pulau-pulau di Taka Bonerate terbentuk oleh

terumbu karang tepi dan pasir karang dengan ketinggian pulau berkisar 2

m di atas permukaan laut.

TNTBR merupakan salah satu kawasan pelestarian alam yang

mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi untuk tujuan

penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,

pariwisata dan rekreasi. Status kawasan Taka Bonerate bermula sebagai

cagar alam berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 100/Kpts-II/1989.

Wilayah tersebut ditunjuk sebagai Cagar Alam Laut karena hamparan

karang berbentuk cincin (atol) dan merupakan habitat berbagai jenis biota

laut seperti kima raksasa Tridacna Gigas dan triton terompet Charonia

tritonis, daerah itu juga merupakan tempat peneluran penyu hijau

Chelonia mydas dan penyu sisik Eretmochelys imbricata, sehingga perlu

dipertahankan dan dibina kelestariannya untuk dapat dimanfaatkan bagi

kepentingan ilmu pengetahuan, pendidikan, kebudayaan, rekreasi dan

pariwisata Pada tahun 1992 Taka Bonerate kemudian ditunjuk menjadi

Page 17: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

16

Taman Nasional berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 280/KPTS-

II/1992, tanggal 26 Februari 1992 dan ditetapkan dengan SK Menteri

Kehutanan No. 92/KPTS-II/2001, tanggal 15 Maret 2001 dengan luas

kawasan 530.765 ha.

Pengelolaan Taman Nasional Taka Bonerate dikelola berdasarkan

sistem zonasi. Pada awalnya TNTBR mempunyai empat zona yaitu: Zona

inti, Zona Pemanfaatan Intensif, Zona Pemanfaatan Tradisional, dan Zona

Cadangan. Sistem zonasi tersebut kemudian dilakukan penataan kembali

dengan mengacu kepada Permenhut Nomor: P. 56/MenhutII/2006 tanggal

29 Agustus 2006 tentang Pedoman Zonasi Taman Nasional. Keputusan

Direktorat Jenderal PHKA Nomor : SK. 150/IVSET/2012 tentang Zonasi

Taman Nasional Taka Bonerate.

Sistem zonasi tersebut menetapkan wilayah TNTBR menjadi empat

zona yaitu Zona Inti (8.341 Ha), Zona Perlindungan Bahari (21.188 Ha),

Zona Pemanfaatan (500.879) yang peruntukannya terbagi atas empat

peruntukan yaitu zona yang diperuntukkan bagi masyarakat dalam

kawasan, zona yang diperuntukkan bagi masyarakat sekitar kawasan,

zona yang diperuntukkan bagi masyarakat umum dan zona yang

diperuntukkan bagi aktivitas wisata, dan Zona Khusus (357 Ha). Informasi

zonasi TNTBR berdasarkan letak geografis dan luasannya dapat dilihat

pada Gambar 12.

Page 18: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

17

Gambar 12. Peta Zonasi Kawasan Takabonerate (Balai Taman Nasional

Takabonerate 2012)

Pengelolaan kawasan TNTBR terbagi atas 2 (dua) seksi

pengelolaan yaitu Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I di

Desa Tarupa dan SPTN Wilayah II di Desa Jinato. Masing-masing SPTN

Wilayah memiliki staf yang membidangi urusan tata usaha umum dan

urusan teknis KSDAHE. SPTN Wilayah I membawahi 5 resort yaitu Resort

Tarupa, Resort Rajuni Desa, Resort Tinabo, Resort Rajuni Laut dan

Resort Latondu. SPTN Wilayah II membawahi 3 resort yaitu Resort Jinato,

Resort Pasitallu Timur dan Resort Pasitallu Tengah. Setiap resort terdapat

2 – 3 orang tenaga fungsional Polisi Kehutanan, 1 orang tenaga

fungsional Pengendali Ekosistem Hutan. Sementara tenaga fungsional

Page 19: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

18

penyuluh kehutanan saat ini di masing-masing SPTN Wilayah hanya

terdapat 1 orang. Terdapat pula tenaga TPHL, juru kemudi dan ABK serta

tenaga honorer di masing-masing SPTN Wilayah yang sangat membantu

dalam setiap pelaksanaan tugas kerja di dalam kawasan TNTBR. Dan

adapun peta wilayah kerja seksi dan resort Balai Taman Nasional

Takabonerate pada Gambar 13.

Gambar 13. Peta Wilayah Kerja Kawasan Balai Taman Nasional Taka Bonerate (Balai Taman Nasional Takabonerate 2012).

1) Kondisi Iklim Kawasan Taman Nasional Takabonerate Kawasan Taka Bonerate umumnya beriklim basah tropik

khatulistiwa. Kawasan ini mempunyai 4 (empat ) bulan basah (curah

Page 20: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

19

hujan > 200 mm) secara berturut-turut dan 5 bulan kering (curah hujan <

100 mm), serta dipengaruhi oleh musim angin barat dan musim angin

timur dan musim peralihan (musim pancaroba). Musim barat terjadi pada

bulan Januari – Maret, biasanya diikuti dengan keadaan angin dan ombak

yang sangat besar. Musim Timur terjadi pada bulan Juni – September,

biasanya diikuti dengan musim kemarau dan gelombang laut yang relatif

tenang. Diantara kedua musim tersebut terdapat musim peralihan ,pada

bulan April – Juni dan Oktober – Desember. Angin yang sangat kencang

dan diserta dengan ombak yang cukup besar yang disitilahkan oleh

masyarakat dengan Jene Kebo (putihnya lautan oleh buih-buih ombak)

biasanya terjadi pada bulan Agustus- September.

2) Potensi Taman Nasional Takabonerate

Kawasan Taman Nasional Takabonerate saat ini telah

terindetifikasi, terdapat ekosistem terumbu karang dengan 231 jenis, ikan

285, moluska 216, penyu 4, Echinodermata 4, lamun 10 dan alga

sebanyak 47 jenis.

a. Terumbu karang

Kawasan Taka Bonerate terdiri atas 3 (tiga) kategori terumbu

karang yaitu: terumbu karang penghalang (barrier reef), terumbu karang

tepi (fringing reef), dan terumbu karang cincin (atoll). Keanekaragaman

jenis biota penyusun ketiga kategori terumbu karang tersebut cukup tinggi,

juga keberadaan beberapa lokasi profil terumbu karang yang sangat terjal

(drop-of).

Taman Nasional Taka Bonerate merupakan kawasan terumbu

karang yang berada pada suatu dangkalan yang dikelilingi oleh laut

dalam. Berdasarkan hasil interpretasi citra Aster tahun 2008, luas karang

hidup 10,029 ha, karang mati 8,559 ha, lamun dan makroalgae 19,748 ha,

paparan pasir 20,381 ha, pulau/daratan 437 ha dan bungin/sand dunes 76

ha.

Terumbu karang yang ditemukan terdiri dari 68 genera karang yang

terdiri atas 63 genera dari Ordo Scleractinia dan 5 genera dari Ordo non

Page 21: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

20

Scleractinia yang terdiri dari 233 jenis spesies penyusun terumbu karang.

Famili karang yang dominan adalah Acroporidae, Fungidae, Faviidae dan

Dendrophylladae. (LIPI 1995 dalam RPTN 1997, PSTK UNHAS 2000,

TNTBR 2005).

b. Padang Lamun

Jenis lamun yang ditemukan terdiri dari 11 spesies dari 7 genera.

Jenis lamun yang dominan adalah Thalassodendron ciliata, Halophila

ovalis, Cymodocea rotunda, Cymodocea serrulata, Thallasia hemprichii

dan Enhalus acoroides (RPTN 1997,PSTK UNHAS 2000). Jenis lain yang

juga dijumpai namun dalam skala yang kecil adalah Halophila minor,

Syringodium, Halodhule spp. Pengamatan yang dilakukan oleh (RPTN,

1997).

c. Ganggang Laut (Macro Algae)

Ganggang laut atau macro algae adalah tumbuhan purba, yang

tidak memiliki akar, daun dan batang sejati. Alga memiliki berbagai

bentuk, mulai dari bentuk benang hingga lembaran-lembaran yang rumit.

Alga sering dikelompokkan dalam 3 kelompok utama, yaitu alga merah,

alga hijau dan alga coklat.

Jenis makro alga yang ditemukan terdiri dari 112 spesies berasal

dari 46 genera yang terdiri atas 55 spesies alga hijau, 24 spesies alga

coklat, dan 33 spesies alga merah (RPTN TNTBR 1997,PSTK Unhas

2000, TNTBR 2005, TNTBR 2012).

Hasil pengamatan Tim RPTN Taka Bonerate (RPTN, 1997)

menemukan 47 spesies makro algae yang merupakan anggota Phyllum

Chlorophyta, Phaeophyta dan Rhodophyta. Sedangkan hasil penelitian

Tim Zonasi PSTKUNHAS (2001), menemukan 83 spesies dan 37 genera

makroalgae yang terdiri dari 44 spesies algae hijau, 13 spesies algae

coklat dan 26 spesies algae merah.

Algae dominan yaitu: Dicoospbaefia cavernosa, Udotea

occidentalis, Neomeris annulata, Halimeda cylindracea, H. opuntia, H.

macroloba, H. micronesica, Laurencia obtusa dan Lithothamnion prolifer.

Page 22: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

21

Namun dari 9 spesies tersebut hanya 2 spesies yang ditemukan

melimpah, yaitu Halimeda cylindracea dan Neomeris annulata.

d. Ikan

Ikan yang terdapat di kawasan TN Taka Bonerate terdiri atas dua

jenis utama yaitu ikan karang dan ikan pelagis. Kawasan TN Taka

Bonerate yang memiliki variasi habiat mulai dari daerah terumbu karang,

daerah berpasir, berbagai lekuk dan celah, daerah algae, dan lamun

hingga laut dalam menyebabkan keanekaragaman ikan pada kawasan ini

sangat tinggi.

Teridentifikasi bahwa kawasan ini merupakan habitat bagi 53

famili, 160 genus dan 564 spesies ikan karang dan pelagis. Adapun ikan

karang yang mendominasi dalam kawasan TN Taka Bonerate diantaranya

adalah Chaetodontidae, Pomacentridae, Labridae, Scaridae,

Pomachantidae, Apogonidae, Serranidae, Gobiidae, Lutjanidae,

Caesionidae dan Mullidae (LIPI 1995 dalam RPTN 1997,PSTK Unhas

2000, TNTBR 2005, TNTBR 2012).

Sedangkan penelitian yang dilaksanakan oleh Tim Zonasi

PSTKUNHAS (2001), mendapatkan 36 famili, 115 genus dan 362 spesies

ikan karang. Seluruh jumlah dan spesies ini kemudian dibagi ke dalam 3

kelompok besar: ikan major, ikan indikator dan ikan target. Jumlah famili

ikan major sebanyak 19 famili (61 genus; 176 spesies), ikan indikator

sebanyak 5 famili (16 genus; 61 spesies) dan ikan target sebanyak 15

famili (42 genus; 125 spesies).

e. Moluska

Jenis moluska yang ditemukan terdiri atas 4 klas, yaitu Gastropoda,

Pelecypoda, Cephalopoda dan Scapopoda dengan 62 famili dan 299

spesies (MOKA 1992, 1995,1996 dalam RPTN 1997, TNTBR, 2005).

Kelompok mollusca yang dominan terdiri atas dua klas yakni

Gastropoda (keong-keongan) dan Pelecypoda (kerang-kerangan). Gastropoda dominan berasal dari famili: Cypraedae, Thaidae, Conidae,

dan Cerithidae. Juga ditemukan gastropoda ukuran besar seperti

Page 23: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

22

Scrabang Batik (Chaeronia tritons), Kepala Kambing (Cassis cornuta), dan

tedong-tedong (Lambis chiragra). Serta beberapa jenis Trochus spp, dan

Conus textile yang masuk dalam redlist CITES. Jenis-jenis kerang yang

ditemukan antara lain: kerang mutiara (Pinctada spp), Halionthis sp dan

Kima (Tridacna spp).

Jenis Kima yang terdapat di TBR adalah lima jenis dari marga

Tridacna dan dua jenis dari marga Hippopus. Ketuiuh spesies tersebut

adalah Tridacnagigas, T. squamosa, T. derasa, T. crosea, T. maxima,

Hippopus hippopus, H. porcellanus. Juga terdapat Klas Cephalopoda

seperti Nautilus (Nautilus sp), Cumi-cumi (Squid sp) dan Gurita (Octopus

sp).

f. Penyu

Terdapat 4 jenis penyu yang ditemukan di Taka Bonerate, yaitu:

Penyu Sisik Eretmochelys imbricata, Penyu Hijau Chelonia mydas, Penyu

Lekang Lepidochelys olivacea, dan Penyu Tempayan Caretta caretta

(RPTN TNTBR, 1997).

g. Echinodermata

Echinodermata yang ditemukan terdiri dari bintang laut (Asteroidea)

8 jenis, lili laut (Crinoidea), bulu babi (Echinoidea) 13 jenis dan teripang

(Holothuroidea) 11 jenis. (PSTK Unhas 2000).

Crustacea ditemukan sebanyak 15 spesies yang terdiri atas udang

penaid Penaeus spp, lobster Panulirus spp, udang pasir dan kepiting

(PSTK Unhas 2000).

Page 24: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

23

BAB III. METODOLOGI

III.1 Pengumpulan data

Lokasi pelaksanaan pilot test EAFM di laksanakan di Kawasan

Taman Nasional Takabonerate dan untuk pengumpulan data dilakukan

mulai tanggal 11 Agustus – 26 Agustus 2016. Pengumpulan data primer

dilakukan melalui survei dan pengamatan langsung serta wawancara di

lapangan pada sejumlah responden yang berkaitan dengan aktivitas

perikanan ikan karang dan ikan tuna. Pengumpulan data sekunder

perikanan yang dimaksud lebih diprioritaskan di Balai Taman Nasional

Taka Bonerate, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Selayar. Data

sekunder yang dikumpulkan berupa Laporan Tahunan dan Statistik

Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Selayar.

Pengumpulan data yang berkaitan dengan Domain Habitat dan

Ekosistem bersumber dari hasil-hasil penelitian baik telah terpublikasi

dalam bentuk jurnal maupun laporan-laporan penelitian dan dokumen

yang relevan khusunya yang mengkaji mengenai sumberdaya perikanan

perairan pesisir dan laut Kabupaten Selayar khususnya tentang

Kawasan Taman Nasional Takabonerate.

Selain pengumpulan data sekunder, juga dilakukan

pengumpulan data secara langsung di pulau-pulau yang berada di

kawasan TN Takabonerate. Pengumpulan data di pulau yang menjadi

sampling dilakukan melalui wawancara. Wawancara dilakukan

menggunakan kuisioner terstruktur untuk mendapatkan informasi terkait

penilaian dengan pendekatan EAFM. Wawancara yang dilakukan

menjadi dua kelompok yaitu wawancara yang dilakukan untuk

mengumpulkan informasi tentang kelembagaan dan sebagai

respondennya adalah staf Dinas Kelautan dan perikanan , Kepala Balai

Taman Nasional Takabonerate, Kepala Desa di lingkungan lokasi target

survei di Taman Nasional Taka Bonerate. Kelompok kedua yang

menjadi responden adalah nelayan sebagai sumber informasi

dilapangan pada setiap desa nelayan, dimana responden nelayan ini

mewakili nelayan yang berada di lokasi sampling. Jumlah responden di

Page 25: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

24

setiap lokasi sampling terdapat 20 responden yang merupakan nelayan

penangkap ikan karang dan tuna. pada setiap desa nelayan atau

penduduknya mayoritas sebagai nelayan, dimana responden nelayan ini

mewakili nelayan ikan Tuna, nelayan ikan karang dan nelayan umum

atau lainnya.

Pemilihan pulau untuk sampling dilakukan berdasarkan

keterwakilan secara geografis di kawasan TN. Takabonerate. Selain itu

pemilihan pulau sampling berdasarkan banyaknya aktivitas perikanan

tangkap, khususnya yang melakukan penangkapan ikan di kawasan

terumbu karang dan kegiatan penangkapan ikan pelagis besar.

Sebaran jumlah responden pada setiap desa sampling, tertera pada

Tabel 2.

Tabel 2. Lokasi Pengambilan Sampling Pulau Kecamatan Desa RTP Nelayan Jumlah

Responde Takabonerate

Tarupa Palau Tarupa 316 20

Desa Jinato Pulau Jinato 331 20

Desa Tambuna Pulau Pasitellu 120 20 Adapun pengumpulan data untuk penilaian status indikator setiap

domain yang menjadi fokus penilaian ini, sebagai berikut :

III.2 Analisa Indikator EAFM 1) Domain Sumber Daya Ikan

CPUE Baku

Kriteria skor untuk CPUE Baku yaitu 1 = menurun tajam (rerata turun >

25% per tahun); 2 = menurun sedikit (rerata turun < 25% per tahun); dan 3

= stabil atau meningkat. Dan dalam penelitian ini ditambahkan juga

perhitungan nilai regresi linier dan nilai koefisien determinasinya.

Ukuran ikan

Kriteria skor yang telah ditentukan dapat digunakan secara efektif.

Proporsi ikan yuwana (juvenile) yang ditangkap

Page 26: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

25

Kriteria skor yang telah ditentukan dapat digunakan namun jika hanya

didasarkan dari data interview relatif sulit menentukan presentasinya,

sehingga data ini lebih obyektif hasil dari survei/sampling. Disarankan

penelitian secara dalam jangka waktu 2-3 tahun secara kontinyu untuk

melihat tren, termasuk penerapan system pencatatan lewat logbook.

Komposisi spesies

Kriteria skor yang telah ditentukan dapat digunakan secara efektif

Spesies ETP

Kriteria skor untuk Spesies ETP yaitu : 1= > 1 tangkapan spesies ETP; 2 =

1 tangkapan spesies ETP; dan 3 = tidak ada spesies ETP yang

tertangkap. Mesti juga ditetapkan batasan banyak atau sedikit jumlah dari

masing-masing spesies ETP yang ditangkap.

"Range Collapse" sumberdaya ikan

Kriteria skor yang telah ditentukan yaitu mudah tidaknya melakukan

penangkapan sumberdaya ikan dan dekat atau jauhnya fishing ground

(FG) dari pada fishing base (FB) dapat digunakan secara efektif.

Densitas/Biomassa untuk ikan karang & invertebrata

Kriteria skor untuk densitas/biomassa untuk ikan karang &

invertebrata yaitu : 1 = jumlah individu < 10 ind/m3, UVC < 10 ind/m2; 2 =

jumlah individu = 10 ind/m3, UVC 10 ind/m2; dan 3 = jumlah individu > 10

ind/m3, UVC > 10 ind/m2, dengan criteria tersebut sangat mudah

digunakan dan efektif.

2) Domain Habitat

Kualitas perairan

Ketiga criteria yang digunakan dapat digunakan secara efektif.

Status lamun

Kriteria skor untuk tutupan dan nilai indeks keanekaragaman lamun dapat

digunakan secara efektif.

Page 27: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

26

Status Mangrove

Pendekatan pemahaman komunitas mangrove di lokasi kajian dilakukan

dengan analisis data yang meliputi kerapatan dan kerapatan relatif

spesies, frekuensi dan frekuensi relatif spesies, penutupan dan penutupan

relatif spesies dan nilai indeks penting spesies yang mengacu pada

English et.al (1994) dan Bengen (2001).

a. Kerapatan Spesies

Kerapatan spesies (D) adalah jumlah tegakan spesies i dalam suatu

unit area :

Di = ni/A

Keterangan :

Di : Kerapatan spesies-i

ni : Jumlah total tegakan dari spesies-i

A : Luas total area pengambilan contoh

b. Keparapatan Relatif Spesies

Kerapatan relatif spesies (RDi) adalah perbandingan antara jumlah

tegakan spesies i (ni) dan jumlah tegakan seluruh spesies ( n) :

RDi = (ni/ n) x 100

Keterangan :

RDi : Kerapatan relatif spesies-i

ni : Jumlah total tegakan dari spesies-i

n : Jumlah tegakan seluruh spesies

c. Frekuensi

Frekuensi spesies (Fi) adalah peluang ditemukannya spesies-i dalam

petak contoh/plot yang diamati :

Fi = pi/ p

Keterangan :

Fi : Frekuensi spesies i

pi : Jumlah petak contoh/plot dimana ditemukan spesies-i

Page 28: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

27

p : Jumlah total petak contoh/plot yang diamati

d. Frekuensi Relatif Spesies

Frekuensi relatif spesies (FRi) adalah perbandingan antara frekuensi

spesies-i (Fi) dan jumlah frekuensi untuk seluruh spesies ( F) :

RFi = (Fi/ F) x 100

e. Penutupan Spesies

Penutupan spesies (Ci) adalah luas penutupan spesies-i dalam suatu

unit area

Ci = BA/A

Keterangan :

BA : DBH2/4 (dalam cm2)

: 3,1416

DBH : Diameter pohon dari spesies-i

DBH : CBH/ (dalam cm)

CBH : Lingkar pohon setinggi dada (1,3 m)

A : Luas total area pengambilan contoh (luas total petak

contoh/plot)

f. Penutupan Relatif Spesies

Penutupan relatif spesies (RCi) adalah perbandingan antara luas area

penutupan spesies-i (Ci) dan luas total penutupan untuk seluruh

spesies ( C):

RCi = (Ci/ C) x 100

g. Nilai Indeks Penting

Nilai indeks penting memberikan suatu gambaran mengenai pengaruh

atau peran suatu spesies tumbuhan mangrove dalam komunitas

mangrove. Nilai Indeks Penting spesies berkisar antara 0 – 300.

Nilai Indeks Penting spesies (IVi) merupakan jumlah nilai kerapatan

relatif spesies (RDi), frekuensi relatif spesies (RFi) dan penuhhtupan

relatif spesies (RCi).

Page 29: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

28

IVi = RDi + RFi + RCi

Status Terumbu Karang

Kriteria skor Persentase tutupan karang keras hidup (live hard coral

cover) dapat digunakan secara efektif dikarenakan data yang terpublikasi

minimal mencakup spesies karang dan persentase tutupan karang,

sedangkan nilai indek keanekaragaman cenderung tidak diperoleh

data/informasinya. Data yang dapat menunjang penghitungan nilai indeks

keanekaragaman karang adalah berkaitan dengan jumlah individu karang

dalam satua luas, sehingga data tersebut dapat terlengkapi dengan data

survei lapangan.

Habitat unik/khusus (spawning ground, nursery ground, feeding ground, upwelling). Menentukan nilai dari Kriteria skor mengenai diketahui atau tidaknya

diketahui habitat unik/khusus (spawning ground, nursery ground, feeding

ground, upwelling) dapat dilakukan dengan efektif.

Status dan produktivitas Estuari dan perairan sekitarnya

Dalam menentukan status dan produksi estuaria dan perairan yang

terdefinisi dalam Kriteria skor yaitu : 1 = produktivitas rendah; 2 =

produktivitas sedang; dan 3 = produktivitas tinggi. Berkaitan dengan hal

tersebut perlunya penentuan parameter fisika (misalnya : kecerahan,

kekeruhan), kimia (misalnya pH, konsentrasi nitrat, atau fosfat) atau

biologi (kelimpahan/keanekaragaman plankton) perairan untuk

menentukan keproduktifan perairan estuaria tersebut.

Perlu dibuat definisi produktivitas dari sisi kimiawi, karena dari sisi biologis

sudah dibahas pada eutrofikasi, perlu penetapan parameter kunci dari

aspek fisika, kimia dan biologi

3) Domain Teknik Penangkapan Ikan

Metode penangkapan ikan yang bersifat destruktif dan atau ilegal

Kriteria skor yang telah ditentukan yaitu : 1 = frekuensi pelanggaran > 10

kasus per tahun; 2 = frekuensi pelanggaran 5 - 10 kasus per tahun; dan 3

Page 30: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

29

= frekuensi pelanggaran < 5 kasus per tahun.Berdasarkan Kriteria skor

tersebut perlu ditentukan level pelanggaran (ringan, sedang dan berat),

sehingga bobot pelanggaran dapat di lebih proporsional.

Modifikasi alat penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan

Kriteria skor yang telah ditentukan yaitu : 1 = lebih dari 50% ukuran target

spesies < Lm; 2 = 25-50% ukuran target spesies < Lm; dan 3 = <25%

ukuran target spesies < Lm. Untuk memenuhi data tersebut harus

dilakukan sampling ukuruan ikan target/ikan dominan.

Fishing capacity dan Effort

Kriteria skor yang telah ditentukan dapat digunakan secara efektif.

Selektivitas penangkapan

Kriteria skor yang telah ditentukan dapat digunakan secara efektif.

Kesesuaian fungsi dan ukuran kapal penangkapan ikan dengan dokumen

legal.

Kriteria skor yang telah ditentukan dapat digunakan secara efektif.

4) Domain Sosial

Partisipasi pemangku kepentingan

Kriteria skor yang telah ditentukan dapat digunakan secara efektif.

Konflik perikanan

Kriteria skor yang telah ditentukan dapat digunakan secara efektif.

Pemanfaatan pengetahuan lokal dalam pengelolaan sumberdaya ikan (termasuk di dalamnya TEK, traditional ecological knowledge). Kriteria skor yang telah ditentukan dapat digunakan secara efektif.

5) Domain Ekonomi

Pendapatan rumah tangga (RTP)

Kriteria skor yang telah ditentukan dapat digunakan secara efektif.

Kepemilikan aset

Page 31: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

30

Kriteria skor yang telah ditentukan dapat digunakan secara efektif.

Saving rate

Kriteria skor yang telah ditentukan dapat digunakan secara efektif jika

responden memberikan rasio tabungan dengan income mereka.

6) Domain Kelembagaan

Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip perikanan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan perikanan yang telah ditetapkan baik secara formal maupun non-formal (Adat). Dengan menetapkan jumlah kasus maka indicator ini dapat digunakan

secara efektif.

Kelengkapan aturan main dalam pengelolaan perikanan

Kriteria skor untuk kelengkapan dekumen pengelolaan perikanan dan

membandingkan situasi sekarang dengan yang sebelumnya serta ada

atau tidak penegakan aturan main dan efektivitasnya dapat digunakan

secara efektif.

Mekanisme pengambilan keputusan

Kriteria skor yang telah ditentukan dapat digunakan secara efektif.

Rencana pengelolaan perikanan

Kriteria skor yang telah ditentukan dapat digunakan secara efektif.

Tingkat sinergisitas kebijakan dan kelembagaan pengelolaan perikanan

Kriteria skor yang telah ditentukan dapat digunakan secara efektif.

Kapasitas pemangku kepentingan

Kriteria skor yang telah ditentukan dapat digunakan secara efektif.

III.3 Analisa Komposit

Domain Sumberdaya Ikan, Teknik Penangkapan Ikan, Sosial,

Ekonomi dan Kelembagaan yang terdapat pada kuisioner akan diberikan

nilai berdasarkan status atau kondisi terkini pada saat kajian EAFM

dilakukan. Penentuan nilai status untuk setiap indikator dalam domain

Page 32: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

31

habitat dilakukan dengan menggunakan pendekatan skoring yang

sederhana, yakni memakai skor Likert berbasis ordinal 1,2,3. Semakin

baik status indikator, maka semakin besar nilainya, sehingga berkontribusi

besar terhadap capaian EAFM.

Perkalian bobot dan nilai akan menghasilkan nilai indeks untuk

indikator yang bersangkutan atau dengan rumusan: Nilai Indeks = Nilai

Skor * 100 * Nilai Bobot. Nilai indeks dari indikator ini, nantinya akan

dijumlahkan dengan nilai indeks dari indikator lainnya dalam setiap

domain menjadi suatu nilai indeks komposit. Kemudian, nilai indeks

komposit ini akan dikategorikan menjadi 5 penggolongan kriteria dan

ditampilkan dengan menggunakan bentuk model bendera (flag model)

terlihat pada Tabel 3:

Tabel 3. Penggolongan Nilai Indeks Komposit dan Visualisasi Model Bendera

Rentang nilai (dalam persen) Model Bendera Deskripsi

Rendah Tinggi 1 20 Buruk 21 40 Kurang 41 60 Sedang 61 80 Baik 81 100 Baik

Page 33: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

32

BAB IV. ANALISIS TEMATIK PENGELOLAAN PERIKANAN

Status perikanan kelompok jenis ikan karang di Taman Nasional

Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar, ditentukan dengan metode

EAFM menggunakan enam indikator. Deskripsi hasil analisis dengan

pendekatan EAFM diuraikan sebagai berikut.

IV.1 Perikanan Karang a) Domain Sumberdaya Ikan

Pendekatan EAFM pada domain sumbedaya ikan terdapat enam

indikator yang menjadi ukuran penilaian terhadap kegiatan pemanfaatan

sumberdaya ikan, yaitu 1) CPUE baku; 2) tren ukuran ikan; 3) proporsi

ikan yuwana (juvenil) yang tertangkap; 4) komposisi spesies ikan yang

tertangkap; 5) range collapse sumberdaya ikan; 6) spesies ETP

(Endangered species, Threatened species; Protected species).

Potensi sumberdaya ikan karang sebagaimana terlihat pada Gambar 14.

Gambar 14.Tren produksi kelompok jenis ikan karang yang tertangkap di

Kabupaten Kepulauan Selayar dalam kurun waktu tahun 2011-2015.

Indikator CPUE ditunjukkan berdasarkan tren produksi kelompok

jenis ikan karang dalam kurun waktu lima tahun cenderung menurun

dengan rata-rata sebesar 20%. Penurunan produksi juga diikuti oleh

R² = 0.2071

8000

8500

9000

9500

10000

10500

11000

11500

12000

12500

13000

2011 2012 2013 2014 2015

Prod

uksi

(Ton

)

Tahun

Page 34: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

33

CPUE yang juga menunjukkan kecenderungan menurun (Gambar 15)

dengan rata-rata laju penurunan tahunan sebesar 6%.

Gambar 15. Tren CPUE produksi kelompok jenis ikan karang di Kabupaten Kepulauan Selayar dalam kurun waktu tahun 2011-2015.

Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan adanya perbedaan laju

penangkapan, baik berdasarkan tren produksi maupun CPUE yang

menunjukkan persentase rata-rata perubahan yang berbeda. Persentase

perubahan CPUE yang lebih rendah dan menurun menunjukkan adanya

perubahan pada laju upaya penangkapan. Meningkatnya upaya

penangkapan jika tidak terkendali akan menyebabkan ketidakseimbangan

antara ketersediaan sumberdaya ikan dengan jumlah upaya

penangkapan.

Tren hubungan antara upaya penangkapan dengan CPUE dalam

pemanfaatan kelompok jenis ikan karang merupakan indikasi telah terjadi

ketidakseimbangan antara upaya penangkapan dengan ketersediaan

ikan. Ketidakseimbangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang

saling terkait, baik teknis penangkapan, maupun faktor ekonomi, serta

berbagai faktor lainnya yang terkait kebijakan pemanfaatan sumberdaya

ikan. Uraian sebelumnya juga sesuai dengan penjelasan nelayan

penangkap ikan-ikan ekonomis penting yang berada di kawasan ekosistim

terumbu karang, yang disampling pada beberapa pulau dan pesisir di

R² = 0.0616

0.30

0.31

0.32

0.33

0.34

0.35

0.36

0.37

2011 2012 2013 2014 2015

CPUE

(Ton

/Trip

)

Tahun

Page 35: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

34

wilayah Taman Nasional Taka Bonerate menyatakan bahwa telah terjadi

penurunan jumlah hasil tangkapan dari tahun ke tahun. Produksi hasil

tangkapan (Gambar 16) yang terdapat dipulau Jinato telah menunjukan

terjadinya penurunan rata-rata produksi sebesar 2 %.

Gambar 16.Tren produksi kelompok jenis ikan karang yang tertangkap di

Pulau Jinato Kawasan Taman Nasional Takabonerate Kepulauan Selayar .

Indikator tren ukuran ikan menunjukkan tren ukuran ikan kerapu

yang tertangkap di Taman Nasional Taka Bonerate berada pada kisaran

25-50 cm. Hasil wawancara menunjukkan 60% responden dari 28 orang

nelayan pemancing ikan karang menyatakan bahwa jenis ikan kerapu

yang tertangkap saat ini cenderung lebih kecil jika dibandingkan 5-10

tahun yang lalu. Hubungan panjang dan berat jenis ikan karang di Taman

Nasional Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar dapat dilihat pada

Gambar 17.

434

605

358

239

428368

804

373

465505

458

355

204 228 201 202290

720

556

825743

703

242

19

423

40

R² = 0.0125

0100

200300400500600700

800900

Juni Juli

Agus

Sept Okt

Nov Des Jan

Feb

Mar Ap

l

Mei

Juni Juli

Agus

Sept Okt

Nov Des Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Juni Juli

2014 2015 2016

Prod

uksi

(kg)

Tahun

Page 36: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

35

Gambar 17. Hubungan panjang dan berat jenis ikan karang di Taman

Nasional Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar. (olah data pulau Jinato bulan 1 dan 2 tahun 2016)

Berdasarkan indikator komposisi spesies ikan yang tertangkap

pada kurun waktu tahun 2011 - 2015, menunjukkan (Gambar 18) 32. 10%

jenis ikan yang tertangkap adalah jenis ikan lencam dikabupaten

Kepulauan Selayar dan untuk Pulau Jinato Tahun 2015 (Gambar 19)

66.65% jenis ikan yang tertangkap adalah jenis ikan kerapu sunu.

Indikator komposisi ikan karang yang tertangkap sebagaimana terlihat

pada Gambar 18 dan Gambar 19.

Gambar 18. komposisi ikan karang yang tertangkap di Kabupaten

Kepulauan Selayar Kurun Waktu Tahun 2011-2015.

0.61

0.80

1.12

0.700.84

1.20

0.650.81

1.16

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

25-33 34-42 43-50

Hubungan panjang-berat jenis ikan karang di TN Taka Bonerate Selayar

Sunu Merah Kerapu Sunu Kerapu Karang

7.25

32.10

24.78

15.85

9.32

10.70

0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00

Kakap Putih

Lencam

Kakap Merah

Kerapu Macan

Kerapu Balong

Kerapu Sunu

Page 37: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

36

Gambar 19. komposisi ikan karang yang tertangkap di Pulau Jinato

Kawasan Taman Nasional Takabonerate Kabupaten Kepulauan Selayar.

Indikator range collapse adalah indikator yang menyatakan bahwa

telah terjadi penyempitan lokasi yang dialami oleh kelompok ikan. Hasil

wawancara menunjukkan 71% dari 28 responden menyatakan bahwa

lokasi penangkapan relatif tetap atau tidak ada perubahan. Lokasi

penangkapan umumnya berada di disekitan Taman Nasional Taka

Bonerate.

Indikator spesies ETP, berdasarkan data primer berupa

wawancara menunjukkan 68% dari 28 orang nelayan menyampaikan

bahwa tidak terdapat spesies yang dilindungi tertangkap.

Hasil analisis flag modelling pada domain sumberdaya ikan,

sebagaimana terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil analisis flag modelling dari 6 indikator domain sumberdaya ikan.

No Indikator Nilai 1 CpUE Baku 2.0 2 Tren ukuran ikan 1.4 3 Proporsi ikan yuwana yang ditangkap 1.7 4 Komposisi spesies hasil tangkapan 1.9 5 "Range Collapse" sumberdaya ikan 2.0 6 Spesies ETP 2.0

23.37

66.65

0.81

2.38

6.79

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00

Kerapu Merah

Kerapu Sunu

Macan

Janpan

Kerapu Karang

Page 38: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

37

Tabel 4 menunjukkan bahwa indikator CpUE baku berada kondisi

sedang, hasil penilaian ini sudah menjadi perhatian untuk menjalankan

prinsip kehati-hatian dalam memanfaatkan sumberdaya ikan karang di

kawasan Taman Nasional Taka Bonerate. CpUE adalah indikator dari

ketersediaan ikan di daerah penangkapan, sehingga dapat diduga bahwa

ketersediaan ikan untuk perikanan telah mengarah pada

ketidakseimbangan dengan jumlah upaya penangkapan. Hal ini juga

ditunjang oleh indikator tren ukuran ikan yang cenderung mengarah ke

penilaian buruk.

b) Domain Habitat dan Ekosistem

Terdapat enam indikator pada domain habitat dan ekosistim, yaitu:

1) kualitas perairan; 2) status ekosistem lamun; 3) status ekosistem

mangrove; 4) status ekosistem terumbu karang; 5) habitat unik/khusus; 6)

perubahan iklim terhadap kondisi perairan dan habitat.

Indikator kualitas perairan, berdasarkan hasil wawancara

menyatakan kondisi kualitas perairan masih bagus dan tidak tercemar.

Konsentrasi klorofil-a di Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate berada

pada kisaran 2-5µmg/l. Kriteria dengan pendekatan EAFM untuk kualitas

perairan tergolong tidak tercemar dan untuk konsentrasi klorofil-a

tergolong sedang dan tidak terjadi eutrofikasi.

Indikator status ekosistem lamun, berdasarkan data Taman

Nasional Taka Bonerate tahun 2012 menunjukkan luasan lamun sebesar

19.748, 86 ha dengan tutupan sedang yaitu berkisar antara 30-60%.

Indikator status ekosistem mangrove, berdasarkan literatur

Taman Nasional Taka Bonerate, terdapat tegakan mangrove yang tumbuh

di dua Pulau dalam kawasan yaitu di Pulau Tarupa Kecil dan Pasitallu

Timur. Untuk di Pasitallu Timur Mangrove (Rhizopora sp) umur relative

masih muda dengan melihat kondisi tegakan yang diameternya masih

dibawah 10 cm. Namun berbeda dengan di Pulau Tarupa Kecil, disini

terdapat tegakan mangrove (Avicennia sp) dengan diameter antara 30cm

s/d lebih 90cm. hal ini menunjukkan tegakan yang ada di Tarupa Kecil

adalah tergolong Mangrove tua. Yang menarik tegakan mangrove di

Page 39: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

38

Tarupa Kecil ini tidak ditemukan anakan, meskipun tegakan indukan tetap

mempunyai buah yang semestinya dapat menjadi anakan secara

generative. Di bawah tegakan hanya ada akar paku yang muncul disekitar

pohon mangrove. Hal lain menunjukan bahwa jumlah tegakan mangrove

di Tarupa Kecil ini hanya sebanyak 20 pohon sehingga ekosistem

mangrove tidak masuk dalam indikator penilaian karena tidak berada pada

formasi dan habitat ekosistem mangrove walaupun terdapat 20 pohon.

Indikator status ekosistem terumbu karang di Kawasan Taman

Nasional Taka Bonerate berdasarkan data monitoring terumbu karang

COREMAP II Selayar pada DPL Desa Pasitallu, Jinato, Rajuni, Latondu,

dan Desa Tarupa menunjukkan luasan tutupan karang hidup rata-rata

sebesar 34.80%, sebagaimana terlihat pada Gambar 18.

Gambar 20. Rata-rata persentase luasan tutupan karang berdasarkan

tipe karang di Taman Nasional Taka Bonerate.

Luasan tutupan karang di kawasan Taman Nasional Taka Bonerate

menunjukkan tutupan karang sedang yaitu pada kisaran 25-50%. Menurut

data WCS tahun 2015 menunjukkan luasan karang hidup di wilayah SPTN

2 (34.65%) dan di SPTN 1 (29.15%). Luasan tutupan karang di kawasan

Taman Nasional Taka Bonerate menunjukkan tutupan karang sedang

yaitu 31.65%.

23.20%

11.60%

16.40%

25.60%

4.00%0.40%

0.40%2.40%

9.60%

5.20%

1.20%

ACNASCDCADCSPFSOTRSRK

Page 40: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

39

Indikator habitat unik/khusus, berdasarkan wawancara dengan

nelayan pancing, sebesar 71% dari 28 responden menyatakan tidak

mengetahui habitat khusus sebagai lokasi spawning ikan karang.

Demikian juga lokasi nursery dan feeding ground. Dengan demikian

kriteria penliaian adalah tidak diketahui keberadaan habitat khusus.

Indikator Perubahan iklim terhadap kondisi perairan dan habitat, berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan sebesar 64% dari

28 responden menyatakan belum pernah ada kajian terhadap dampak

perubahan iklim. Kriteria penilaian adalah belum adanya kajian dampak

perubahan iklim.

Hasil analisis flag modelling pada domain habitat dan ekosistem,

sebagaimana terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil analisis flag modelling dari 6 indikator domain habitat dan ekosistem.

No Indikator Nilai 1 Kualitas perairan 2.3 2 Status ekosistem lamun 2.0 3 Status ekosistem terumbu karang 2.0 4 Habitat unik/khusus 1.2 5 Perubahan iklim terhadap kondisi perairan dan habitat 1.4

Hasil analisis flag modelling (Tabel 5) pada domain habitat dan

ekosistim menunjukkan indikator yang berpengaruh terhadap

keberlanjutan perikanan karang di Kawasan Taman Nasional Taka

Bonerate adalah status habitat unik/khusus. Sehingga perlu mengetahui

habitat khusus sebagai lokasi spawning ikan karang. Demikian juga lokasi

nursery dan feeding ground di Kawasan Taman Nasional Takabonerate.

c) Domain Teknik Penangkapan Ikan

Pendekatan EAFM pada domain teknik penangkapan ikan terdapat

enam indikator yang menjadi penilaian, yaitu: 1) metode penangkapan

ikan yang destruktif dan ilegal; 2) modifikasi alat penangkapan ikan dan

alat bantu penangkapan; 3) fishing capacity dan upaya penangkapan;

4) selektivitas penangkapan ikan; 5) kesesuaian fungsi ukuran kapal

Page 41: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

40

penangkapan ikan dengan dokumen ilegal; 6) sertifikasi awak kapal

perikanan sesuai dengan peraturan.

Indikator teknik penangkapan ikan yang destruktif dan ilegal,

berdasarkan data sekunder dari Polisi Kehutanan, Balai Taman Nasional

Taka Bonerate, terdapat 54 kasus pelanggaran yang terjadi antara tahun

2011-2015 (Tabel 6). penggunaan bom ikan banyak digunakan di

Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate, Namun pada tahun 2015

frekuensi sudah berkurang menjadi lima kasus. Kriteria penilaian adalah

lebih dari sepuluh kasus. Menurut data wawancara distribusi teknik

penangkapan ikan yang illegal terdapat dipulau Jinato untuk penggunaan

bius sedangkan Pulau Pasitellu tengah masih banyak nelayan yang

menggunakan bom dalam aktifitas penangkapan.

Page 42: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

Tabel 6 : Data kasus pelanggaran Kawasan Taman Nasional Takabonerate dari tahun 2011 sampai tahun 2016.

Page 43: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

42

Page 44: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

43

Page 45: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

44

Page 46: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

45

Page 47: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

46

Page 48: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

47

Page 49: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

48

Page 50: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

49

Page 51: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

50

Page 52: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

51

Page 53: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

52

Page 54: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

53

Page 55: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

54

Page 56: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

55

Page 57: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

56

Page 58: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

57

Sumber : Balai Taman Nasional Takabonerate

Page 59: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

Tabel 7 : Penanganan Kasus-Kasus Tindak Pidana Bidang Konservasi Sumber Daya Alam / Kehutanan Balai Taman Nasional Taka Bonerate Tahun 2011 – 2015.

NO JENIS KASUS LAPORAN KEJADIAN TERSANGKA PASAL YANG DISANGKAKAN STATUS (*) NOMOR TANGGAL

1 Penggunaan alat tangkap puere saine

07/TN.TBR/ 2011 5-6-2011 1 orang Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang No. 05 Tahun 1990 Konservasi

Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya P21

2 Bahan peledak (Bom Ikan) 08/TN.TBR/ 2011 8-6-2011 3 orang Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Darurat No.12/Drt/1951, Lembar

Negara No. 78/LN/195 No. 78/LN/1991 Jo pasal 55 ayat 1 KUHP P21

3 Bahan peledak (Bom Ikan) 09/TN.TBR/ 2011 09-6-2011 3 orang Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Darurat No.12/Drt/1951, Lembar

Negara No. 78/LN/195 No. 78/LN/1991 Jo pasal 55 ayat 1 KUHP P21

4 Biota laut dilindungi 14/TN.TBR/ 2011 13-10-2011 4 orang Pasal 21 ayat 2 Undang-Undang No. 05 Tahun 1990 Konservasi

Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya P21

5 Biota laut dilindungi 15/TN.TBR/ 2011 23-10-2011 4 orang Pasal 21 ayat 2 Undang-Undang No. 05 Tahun 1990 Konservasi

Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya P21

6 Bahan peledak (Bom Ikan) 04/TN.TBR/ 2012 31-3-2012 3 orang Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Darurat No.12/Drt/1951, Lembar

Negara No. 78/LN/195 No. 78/LN/1991 Jo pasal 55 ayat 1 KUHP P21

7 Penggunaan kompresor 08/TN.TBR/ 2012 4-7-2012 5 orang

Undang-Undang No. 05 tahun 1990 Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya pasal 33 ayat 3 dan Undang-undang No. 45 tahun 2009 pasal 9 ayat 1 tentang perubahan atas undang-undang No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan

P21

8 Penggunaan kompresor dan bahan peledak

10/TN.TBR/ 2012 16-11-2012 1 orang Undang-Undang No. 05 tahun 1990 Konservasi Sumberdaya Alam dan

Ekosistemnya pasal 33 ayat 1 dan 2 P21

9 Dokumen pelayaran 03/TN.TBR/ 2013 16-04-2013 1 orang

Pasal 33 ayat 1 undang-undang No. 05 tahun 1990 Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya dan pasal 317 Jo pasal 193 ayat 1 undang-undang RI No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran.

P21

10 Bahan peledak (Bom Ikan) 05/TN.TBR/ 2013 29-6-2013 4 orang Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Darurat No.12/Drt/1951, Lembar

Negara No. 78/LN/195 No. 78/LN/1991 Jo pasal 55 ayat 1 KUHP P21

11 Penggunaan kompresor 06/TN.TBR/ 2013 29-6-2013 3 orang

Undang-Undang No. 05 tahun 1990 Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya pasal 33 ayat 3 dan Undang-undang No. 45 tahun 2009 pasal 9 ayat 1 tentang perubahan atas undang-undang No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan

P21

12 Dokumen pelayaran 11/TN.TBR/ 2013 13-9-2013 1 orang

Pasal 33 ayat 1 undang-undang No. 05 tahun 1990 Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya dan pasal 317 Jo pasal 193 ayat 1 undang-undang RI No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran.

P21

13 Dokumen pelayaran 12/TN.TBR/ 2013 14-9-2013 1 orang Pasal 33 ayat 1 undang-undang No. 05 tahun 1990 Konservasi

Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya dan pasal 317 Jo pasal 193 P21

Page 60: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

59

ayat 1 undang-undang RI No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran.

14 Dokumen pelayaran 13/TN.TBR/ 2013 14-9-2013 1 orang

Pasal 33 ayat 1 undang-undang No. 05 tahun 1990 Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya dan pasal 317 Jo pasal 193 ayat 1 undang-undang RI No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran.

P21

15 Dokumen pelayaran 14/TN.TBR/ 2013 14-9-2013 1 orang

Pasal 33 ayat 1 undang-undang No. 05 tahun 1990 Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya dan pasal 317 Jo pasal 193 ayat 1 undang-undang RI No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran.

P21

16 Dokumen pelayaran 15/TN.TBR/ 2013 14-9-2013 1 orang

Pasal 33 ayat 1 undang-undang No. 05 tahun 1990 Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya dan pasal 317 Jo pasal 193 ayat 1 undang-undang RI No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran.

P21

17 Dokumen pelayaran 16/TN.TBR/ 2013 14-9-2013 1 orang

Pasal 33 ayat 1 undang-undang No. 05 tahun 1990 Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya dan pasal 317 Jo pasal 193 ayat 1 undang-undang RI No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran.

P21

18 Bahan peledak (Bom Ikan) 21/TN.TBR/ 2013 12-12-2013 2 orang Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Darurat No.12/Drt/1951, Lembar

Negara No. 78/LN/195 No. 78/LN/1991 Jo pasal 55 ayat 1 KUHP P21

19 Pemilikan bahan-bahan peledak (pupuk)

7/TN.TBR/ 2014 23-3-2014 3 orang Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Darurat No.12/Drt/1951, Lembar

Negara No. 78/LN/195 No. 78/LN/1991 Jo pasal 55 ayat 1 KUHP P21

20 Penggunaan kompresor 10/TN.TBR/ 2014 21-6-2014 4 orang

Undang-Undang No. 05 tahun 1990 Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya pasal 33 ayat 3 dan Undang-undang No. 45 tahun 2009 pasal 9 ayat 1 tentang perubahan atas undang-undang No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan

P21

21 Penggunaan alat tangkap puere saine

13/TN.TBR/ 2014 2-8-2014 1 orang

Undang-Undang No. 05 tahun 1990 Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya pasal 33 ayat 3 dan Undang-undang No. 45 tahun 2009 pasal 9 ayat 1 tentang perubahan atas undang-undang No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan

P21

22 Penggunaan alat tangkap puere saine

13/TN.TBR/ 2014 2-8-2014 1 orang

Undang-Undang No. 05 tahun 1990 Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya pasal 33 ayat 3 dan Undang-undang No. 45 tahun 2009 pasal 9 ayat 1 tentang perubahan atas undang-undang No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan

P21

23 Penggunaan kompresor 03/TN.TBR/ 2015 27-2-2015 5 orang

Undang-Undang No. 05 tahun 1990 Konservasi Sumberdaya Alam dan Ekosistemnya pasal 33 ayat 3 dan Undang-undang No. 45 tahun 2009 pasal 9 ayat 1 tentang perubahan atas undang-undang No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan

P21

24 Nihil 2016 Nihil Nihil Nihil Nihil Sumber : Balai Taman Nasional Takabonerate.

Page 61: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

Indikator modifikasi alat penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan ikan, pengamatan dilakukan dengan mengumpulkan data

panjang-berat ikan kerapu serta wawancara dengan nelayan. Hasil

analisis ukuran panjang pertama kali matang gonad (Lm) sebesar

35,51cm. Kisaran ukuran yang tertangkap berada pada ukuran 25-50 cm,

berdasarkan ukuran tersebut terdapat 25-20% ikan kerapu yang

tertangkap diatas Lm.

Indikator fishing capacity dan upaya penangkapan ikan,

menunjukkan dalam kurun waktu tahun 2011-2015, nilai R = 0,25. R

adalah nilai ratio kapasitas penangkapan antara tahun dasar dan tahun

akhir. Jika nilai R kurang dari 1 mengindikasikan ada peningkatan

kapasitas penangkapan, dimana keadaan ini menunjukkan semakin

meningkat laju pemanfaatan sumberdaya ikan.

Indikator selektivitas penangkapan, digunakan untuk

mengestimasi persentase alat tangkap selektif yang digunakan nelayan.

Hasil wawancara dengan nelayan, kegiatan penangkapan ikan kerapu

oleh nelayan menggunakan pancing ulur. Dengan demikian kriteria

penilaian selektivitas penangkapan adalah tinggi, karena nelayan

seluruhnya menggunakan pancing, dimana alat ini tergolong selektif.

Indikator kesesuaian fungsi ukuran kapal penangkapan ikan dengan dokumen legal, hasil wawancara dengan nelayan menunjukkan

ukuran kapal yang digunakan hanya berupa perahu kecil dengan ukuran

panjang berkisar 6-7 meter, lebar kapal berkisar antara 1-1,4 meter.

Menggunakan mesin dengan kekuatan berkisar antara 28 PK.

Kesesuaian dokumen rendah.

Indikator sertifikasi awak kapal perikanan sesuai dengan peraturan. Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan, belum ada

sertifikasi awak kapal karena ukuran kapal masih digolongkan nelayan

tradisional.

Hasil analisis flag model pada domain teknik penangkapan ikan,

sebagaimana terlihat pada Tabel 8.

Page 62: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

61

Tabel 8. Hasil analisis flag modelling dari enam indikator domain teknik penangkapan ikan.

No Indikator Nilai 1 Penangkapan ikan yang bersifat destruktif 1.0 2 Modifikasi alat penangkapan ikan dan alat bantu

penangkapan 1.7 3 Kapasitas Perikanan dan Upaya Penangkapan

(Fishing Capacity and Effort) 1.0 4 Selektivitas penangkapan 1.8 5 Kesesuaian fungsi dan ukuran kapal penangkapan

ikan dengan dokumen legal 1.0 6 Sertifikasi awak kapal perikanan sesuai dengan

peraturan. 1.0

Hasil analisis flag modelling (Tabel 8) pada domain teknik

penangkapan ikan menunjukkan indikator yang berpengaruh terhadap

keberlanjutan perikanan karang di Kawasan Taman Nasional Taka

Bonerate adalah penangkapan ikan yang bersifat destruktif, kapasitas

perikanan dan upaya penangkapan, kesesuaian fungsi dan ukuran kapal

penangkapan ikan dengan dokumen legal dan sertifikasi awak kapal

perikanan sesuai dengan peraturan.

Indikator yang berpengaruh, khususnya kegiatan penangkapan

yang destruktif dan kapasitas perikanan dan upaya penangkapan

merupakan indikator kunci pada domain teknik penangkapan ikan. Jika

kedua indikator ini warna merah, maka aktivitas penangkapan dan juga

keberlanjutan usaha penangkapan akan mengalami gangguan atau tidak

berkelanjutan.

d) Domain Sosial

Penilaian terhadap domain sosial ditentukan oleh tiga indikator,

yaitu: 1) partisipasi pemangku kepentingan; 2) konflik perikanan; 3)

pemanfaatan pengetahuan lokal dalam pengelolaan sumberdaya ikan

(Traditional Ecology Knowledge).

Indikator Partisipasi Pemangku Kepentingan, dilakukan

wawancara langsung dengan nelayan. Di wilayah tersebut terdapat

POKMASWAS.

Page 63: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

62

Indiator konflik perikanan, dilakukan dengan melakukan

wawancara dengan nelayan. Jarang terjadi konflik antar nelayan, tetapi

pada tahun 2014 pernah terjadi konflik antara nelayan purse seine yang

masuk ke wilayah nelayan tradisional.

Indikator pemanfaatan pengetahuan lokal dalam pengelolaan sumberdaya ikan (traditional ecology knowledge, TEK). Hasil

wawancara dengan nelayan menyebutkan bahwa tidak ada pemanfaatan

kearifan lokal.

Hasil analisis flag modelling pada domain sosial, sebagaimana

terlihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil analisis flag modelling dari tiga indikator domain sosial. No Indikator Nilai 1 Partisipasi pemangku kepentingan 1.3 2 Konflik perikanan 1.9

3 Pemanfaatan pengetahuan lokal dalam pengelolaan sumberdaya ikan 1.3

Hasil analisis flag modelling sebagaimana terlihat pada Tabel 7

menunjukkan indikator yang berpengaruh terhadap keberlanjutan

perikanan karang di Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate adalah

partisipasi pemangku kepentingan dan Pemanfaatan pengetahuan lokal

dalam pengelolaan sumberdaya ikan. Domain sosial menunjukkan bahwa

penyebab keberlanjutan perikanan di Taman Nasional Taka Bonerate

disebabkan oleh kurangnya partisipasi dari tokoh masyarakat untuk

memperhatikan keberlanjutan perikanan. Demikian juga terkait dengan

pengetahuan masyarakat tentang keterkaitan kondisi ekosistim dengan

kegiatan perikanan di Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate.

e) Domain Ekonomi

Penilaian pada domain ekonomi ditentukan berdasarkan tiga

indikator, yaitu: 1) kepemilikan aset; 2) pendapatan rumah tangga

perikanan (RTP); 3) rasio tabungan (saving ratio).

Page 64: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

63

Indikator kepemilikan aset, menunjukkan bahwa 68% dari 28

nelayan yang melakukan aktivitas pemancingan ikan karang mengalami

penambahan aset. Kriteria penilaian adalah nilai asset bertambah.

Indikator pendapatan rumah tangga perikanan (RTP),

berdasarkan hasil wawancara menunjukkan pendapatan perbulan berada

pada kisaran Rp. 1.000.000-2.000.000., sedangkan UMR (upah minimum

regional) Sulawesi Selatan sebesar Rp. 2.300.000. Kriteria penilaian

pendapatan rumah tangga perikanan (RTP) kurang dari rata-rata UMR.

Indikator saving ratio (SR), diperoleh dengan melakukan

wawancara dengan nelayan. 100% dari 28 responden menjawab bahwa

mereka tidak memiliki tabungan.

Hasil analisis flag modelling pada domain ekonomi, sebagaimana

terlihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil analisis flag modelling dari tiga indikator domain ekonomi

No Indikator Nilai 1 Kepemilikan Aset 2.8 2 Pendapatan rumah tangga perikanan (RTP) 1.3 3 Rasio Tabungan (Saving ratio) 1.0

Hasil analisis flag modelling (Tabel 10) menunjukkan indikator yang

berpengaruh terhadap keberlanjutan perikanan karang di Kawasan Taman

Nasional Taka Bonerate pada domain ekonomi adalah rasio tabungan.

Dengan demikian aspek keberlanjutan perikanan kerapu pada domain

ekonomi, dipengaruhi oleh rasio tabungan yang memiliki dampak terhadap

keberlanjutan perikanan karang di Taman Nasional Taka Bonerate.

f) Domain kelembagaan

Penilaian pada domain kelembagaan ditentukan berdasarkan

enam indikator, yaitu: 1) kepatuhan terhadap prinsip-prinsip perikanan

yang bertanggungjawab dalam pengelolaan perikanan yang telah

ditetapkan baik formal maupun non formal; 2) kelengkapan aturan main

dalam pengelolaan perikanan; 3) mekanisme pengambilan keputusan; 4)

rencana pengelolaan perikanan; 5) tingkat sinergitas kebijakan dan

Page 65: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

64

kelembagaan pengelolaan perikanan; 6) kapasitas pemangku

kepentingan.

Indikator kepatuhan terhadap prinsip-prinsip perikanan yang

bertanggungjawab dalam pengelolaan perikanan yang telah ditetapkan baik formal maupun non formal, berdasarkan data

sekunder dari Polisi Kehutanan, Balai Taman Nasional Taka Bonerate,

terdapat 54 kasus pelanggaran yang terjadi antara tahun 2011-2015.

penggunaan bom ikan banyak digunakan di Kawasan Taman Nasional

Taka Bonerate, Namun pada tahun 2015 frekuensi sudah berkurang

menjadi lima kasus. Kriteria penilaian adalah lebih dari lima kasus..

Indikator kelengkapan aturan main dalam pengelolaan

perikanan, penilaian dilakukan dengan wawancara kepada nelayan yang

menyatakan bahwa tersedia regulasi yang mencakup pengaturan

perikanan untuk 3-5 domain. Peraturan nasional diantaranya:

Undang-undang:

1. 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam,

2. 32 Tahun 2014 tentang Kelautan, 3. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, 4. 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 31

Tahun 2004 tentang Perikanan, 5. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup, 6. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, 7. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, 8. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau

Kecil Jo UU 1 tahun 2014, 9. 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang, 10. 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan

Kehutanan, 11. 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia, 12. 17 Tahun 1985 tentang Pengesahan United Nations Convention On

The Law Of The Sea (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa Tentang Hukum Laut).

Peraturan Pemerintah Pengganti UU:

Page 66: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

65

1. 2 Tahun 2006 tentang Penangguhan Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Pengadilan Perikanan Sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal 71 Ayat (5) Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan

Peraturan Pemerintah:

1. 64 Tahun 2010 tentang Mitigasi Bencana di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

2. 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhan 3. 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumberdaya Ikan 4. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

5. 54 Tahun 2002 tentang Usaha Perikanan 6. 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan

Peraturan Presiden:

1. 81 Tahun 2005 tentang Badan Koordinasi Keamanan Laut,

Instruksi Presiden:

1. 7 Tahun 2016 Tentang Percepatan Pembangunan industri Perikanan Nasional

2. 2 Tahun 2002 tentang Pengendalian Penambangan Pasir Laut

Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan:

1. 45 Tahun 2011 tentang Estimasi Potensi Sumber Daya Ikan Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia,

2. KEP.60/MEN/2010 tentang Produktivitas Kapal Penangkap Ikan, 3. KEP.39/MEN/2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan Tahun 2010

4. KEP.06/MEN/2010 tentang Alat Penangkapan Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia,

5. KEP.50/MEN/2008 tentang Produktifitas Kapal Penangkap Ikan, 6. KEP.19/MEN/2006 tentang Pengangkatan Syahbandar di Pelabuhan

Perikanan, 7. KEP.15/MEN/2006 tentang Pedoman Umum Identifikasi Data Tata

Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil 8. KEP.38/MEN/2004 tentang KEP.38/MEN/2004, 9. KEP.30/MEN/2004 tentang Pemasangan dan Pemanfaatan Rumpon, 10. KEP.13/MEN/2004 tentang Pedoman Pengendalian Nelayan Andon

Dalam Rangka Pengelolaan Sumberdaya Ikan, 11. KEP.11/MEN/2004 tentang Pelabuhan Pangkalan Bagi Kapal

Perikanan,

Page 67: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

66

12. KEP.40/MEN/2003 tentang Perusahaan Perikanan Skala Kecil dan Skala Besar di Bidang Usaha Penangkapan Ikan,

13. KEP.34/MEN/2002 tentang Pedoman Umum Penataan Ruang Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil,

14. KEP.33/MEN/2002 tentang Zonasi Wilayah Pesisir Dan Laut Untuk Kegiatan Pengusahaan Pasir Laut,

15. KEP.12/MEN/2002 tentang Pendaftaran Ulang Perizinan Usaha Penangkapan Ikan Tahap Kedua,

16. KEP.02/MEN/2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Penangkapan Ikan,

17. KEP.58/MEN/2001 tentang Tata Cara Pelaksanaan Sistem Pengawasan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan,

18. KEP.47/MEN/2001 tentang Format Perizinan Usaha Penangkapan Ikan,

19. KEP.46/MEN/2001 tentang Pendaftaran Ulang Perizinan Usaha Penangkapan Ikan,

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan:

1. PER.01/PERMEN-KP/2015 Tentang Penangkapan Lobster (Panulirus spp.), KEPITING (Scylla spp.), DAN RAJUNGAN (Portunus pelagicus spp.)

2. PER. 57/PERMEN-KP/2014 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Nomor Per.30/Men/2012 Tentang Usaha Perikanan Tangkap Di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia,

3. PER. 48/PERMEN-KP/2014 Tentang Log Book Penangkapan Ikan, 4. PER. 42/PERMEN-KP/2014 Tentang Perubahan Keempat Atas

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.02/MEN/2011 Tentang Jalur Penangkapan Ikan dan Penempatan Alat Tangkap Ikan dan Alat Bantu Penangkapan Ikan di Wilayah Peegelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia,

5. PER. 40/PERMEN-KP/2014 Tentang Peran Serta dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil,

6. PER. 36/PERMEN-KP/2014 Tentang Andon Penangkapan Ikan, 7. PER. 34/PERMEN-KP/2014 Tentang Perencanaan Pengelolaan

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, 8. PER. 26/PERMEN-KP/2014 Tentang Rumpon, 9. PER. 10/PERMEN-KP/2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan, 10. PER. 9/PERMEN-KP/2014 Tentang Perubahan Atas Peraturan

Menteri Kelautan dan Perikanan NOMOR PER.16/MEN/2012 Tentang Komisi Nasional Pengkajian Sumberdaya Ikan,

11. PER.30/MEN/2010 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan,

Page 68: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

67

12. PER.16/MEN/2010 tentang Pemberian Kewenangan Penerbitan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) dan Surat Izin Kapal Pengangkutan Ikan (SIKPI) untuk Kapal Perikanan Berukuran di Atas 30(Tiga Puluh Gross Tonage) sampai dengan 60 (Enam Puluh Gross Tonage) Kepada Gubernur,

13. PER.13/MEN/2010 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.13/MEN/2009 tentang Komisi Nasional Pengkajian Sumber Daya Ikan,

14. PER.09/MEN/2010 tentang Penugasan Sebagian Urusan Pemerintahan (Tugas Pembantuan) Bidang Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2010 kepada Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten/Kota,

15. PER.07/MEN/2010 tentang Surat Laik Operasi Kapal Perikanan, 16. PER.06/MEN/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan

dan Perikanan Tahun 2010-2014, 17. PER.30/MEN/2009 tentang Pelimpahan Wewenang Pemberian Izin

Usaha Di Bidang Kelautan Dan Perikanan Dalam Rangka Pelaksanaan Terpadu Satu Pintu Di Bidang Penanaman Modal Kepada Kepala BKPM,

18. PER.28/MEN/2009 tentang Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan, 19. PER.27/MEN/2009 tentang Pendaftaran dan Penandaan Kapal

Perikanan, 20. PER.12/MEN/2009 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Kelautan dan Perikanan Nomor PER.05/MEN/2008 tentang Usaha Perikanan Tangkap,

21. PER.17/MEN/2008 tentang Kawasan Konservasi Di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil,

22. PER.16/MEN/2008 tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir, 23. PER.15/MEN/2008 tentang Tata Cara Pemungutan Penerimaan

Negara Bukan Pajak Pada Departemen Kelautan dan Perikanan Di Bidang Pembudidayaan Ikan Yang Berasal Dari Pungutan Perikanan,

24. PER.12/MEN/2007 tentang Perizinan Usaha Pembudidayaan Ikan, 25. PER.05/MEN/2007 tentang Penyelenggaraan Sistem Pemantauan

Kapal Perikanan, 26. PER.03/MEN/2007 tentang Surat Laik Operasi Kapal Perikanan,

Keputusan Bersama:

1. Departemen Kelautan dan Perikanan dan Kejaksaan R.I No: 01/MEN-KP/KB/III/2009; KEP.032/A/JA/03/2009 tentang Penanganan Masalah Hukum Dalam Bidang Kelautan dan Perikanan,

Indikator mekanisme pengambilan keputusan, terkait kegiatan

penangkapan ikan telah ada mekanisme dalam kelompok namun belum

Page 69: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

68

berjalan efektif. Khususnya secara formal dengan lembaga pengambilan

keputusan menyangkut pengawasan.

Indikator rencana pengelolaan perikanan, hasil wawancara

dengan nelayan, menyatakan bahwa sudah ada rencana pengelolaan

perikanan. Namun belum dijalankan sepenuhnya.

Indikator tingkat sinergitas kebijakan dan kelembagaan pengelolaan perikanan, sinergitas kebijakan antara lembaga belum

berjalan dengan baik. Terutama terkait perizinan kegiatan penangkapan

ikan.

Indikator kapasitas pemangku kepentingan. Peningkatan

kapasitas pemangku kepentingan tidak ada peningkatan. Pelatihan yang

diberikan adalah peningkatan kapasitas pokmas desa, namun hasil

pelatihan belum difungsikan dengan optimal.

Hasil analisis flag modelling pada domain kelembagaan,

sebagaimana terlihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil analisis flag modelling dari enam indikator domain kelembagaan.

No Indikator Nilai

1 Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip perikanan yang bertanggung jawab 1.0

2 Kelengkapan aturan main dalam pengelolaan perikanan 2.1 3 Mekanisme pengambilan keputusan 2.0 4 Rencana pengelolaan perikanan 2.1

5 Tingkat sinergisitas kebijakan dan kelembagaan pengelolaan perikanan 2.2

6 Kapasitas pemangku kepentingan 1.3

Hasil analisis flag modelling (Tabel 11) menunjukkan indikator yang

berpengaruh terhadap keberlanjutan perikanan karang di Kawasan Taman

Nasional Taka Bonerate pada domain kelembagaan adalah kepatuhan

terhadap prinsip-prinsip perikanan yang bertanggung jawab. Hasil ini

menunjukkan bahwa masih lemahnya pemahaman tentang prinsip

perikanan yang bertanggungjawab. Dengan demikian kepatuhan

terhadap prinsip-prinsip perikanan yang bertanggung jawab memiliki

sensitivitas dampak yang lebih besar terhadap perikanan berkelanjutan

dibandingkan indikator lainnya.

Page 70: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

69

Guna mendapatkan kondisi secara komplesitas pada ekosistim

perikanan karang di kawasan Taman Nasional Takabonerate di analisis

secara keseluruhan\, dimana nilai agregat dari enam domain,

sebagaimana terlihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil analisis perikanan karang dari enam domain EAFM

Domain Nilai Komposit Deskripsi Sumberdaya Ikan 54 Sedang Habitat & ekosistem 56 Sedang Teknik Penangkapan Ikan 27 Kurang Sosial 24 Kurang Ekonomi 66 Baik Kelembagaan 49 Sedang Aggregat 46 Sedang

Analisis berdasarkan enam domain (Tabel 12) menunjukkan

adanya parameter yang perlu dikelola lebih baik, namun jika dianalisis

secara agregat menunjukkan bahwa untuk perikanan karang di kawasan

Taman Nasional membutuhkan tindakan pengelolaan untuk perikanan

berkelanjutan.

IV.2 Perikanan Tuna

Status perikanan kelompok jenis ikan tuna di Taman Nasional Taka

Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar, ditentukan dengan metode

EAFM menggunakan enam indikator, diuraikan sebagai berikut.

a) Domain Sumberdaya Ikan

Pendekatan EAFM pada domain sumbedaya ikan terdapat enam

indikator yang menjadi ukuran penilaian terhadap kegiatan pemanfaatan

sumberdaya ikan, yaitu 1) CPUE baku; 2) tren ukuran ikan; 3) proporsi

ikan yuwana (juvenil) yang tertangkap; 4) komposisi spesies ikan yang

tertangkap; 5) range collapse sumberdaya ikan; 6) spesies ETP

(Endangered species, Threatened species; Protected species).

Potensi sumberdaya ikan tuna dalam kurun waktu tahun 2011-

2015 sebagaimana terlihat pada Gambar 20. Terdapat kecenderungan

tren produksi menurun, yang mana laju penurunan ini disebabkan oleh

Page 71: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

70

berbagai faktor. Namun kondisi ini merupakan indikator bahwa untuk

kegiatan perikanan tangkap kelompok jenis ikan tuna sudah harus

dijalankan dengan prinsip kehati-hatian.

Gambar 21. Tren produksi kelompok jenis ikan tuna yang tertangkap di

Kabupaten Kepulauan Selayar dalam kurun waktu tahun 2011-2015.

Indikator CPUE ditunjukkan berdasarkan tren produksi kelompok

jenis ikan tuna dalam kurun waktu lima tahun cenderung menurun dengan

rata-rata sebesar 38%. Penurunan produksi juga diikuti oleh CPUE yang

juga menunjukkan kecenderungan menurun (Gambar 22) dengan rata-

rata laju penurunan tahunan sebesar 14%.

R² = 0.3874

0

100

200

300

400

500

600

700

800

2011 2012 2013 2014 2015

Prod

uksi

(Ton

)

Tahun

Page 72: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

71

Gambar 22. Tren CPUE produksi kelompok jenis ikan tuna di Kabupaten

Kepulauan Selayar dalam kurun waktu tahun 2011-2015.

Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan adanya perbedaan laju

penangkapan, baik berdasarkan tren produksi maupun CPUE yang

menunjukkan persentase rata-rata perubahan yang berbeda. Persentase

perubahan CPUE yang lebih rendah dan menurun menunjukkan adanya

perubahan pada laju upaya penangkapan. Meningkatnya upaya

penangkapan jika tidak terkendali akan menyebabkan ketidakseimbangan

antara ketersediaan sumberdaya ikan dengan jumlah upaya

penangkapan.

Tren hubungan antara upaya penangkapan dengan CPUE dalam

pemanfaatan kelompok jenis ikan tuna merupakan indikasi telah terjadi

ketidakseimbangan antara upaya penangkapan dengan ketersediaan

ikan. Ketidakseimbangan dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang

saling terkait, baik teknis penangkapan, maupun faktor ekonomi, serta

berbagai faktor lainnya yang terkait kebijakan pemanfaatan sumberdaya

ikan. Uraian sebelumnya juga sesuai dengan penjelasan nelayan

penangkap ikan pelagis besar ekonomis penting yang berada diluar

kawasan taman nasional takabonerate yang disampling pada beberapa

pulau dan pesisir di wilayah Taman Nasional Taka Bonerate menyatakan

bahwa telah terjadi penurunan jumlah hasil tangkapan dari tahun ke

R² = 0.1491

0.000

0.010

0.020

0.030

0.040

0.050

0.060

2011 2012 2013 2014 2015

CPUE

(Ton

/Trip

)

Tahun

Page 73: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

72

tahun, produksi hasil tangkpan tuna nelayan Pulau Tarupa terlihat pada

Gambar (23) selama 11 bulan terjadi tren penurunan rata-rata sebesar

15%.

Gambar 23. Tren produksi ikan tuna yang tertangkap oleh nelayan Pulau

Tarupa Kawasan Taman Nasional Takabonerate di Kabupaten Kepulauan Selayar dalam kurun waktu 11 bulan.

Indikator tren ukuran ikan menunjukkan tren ukuran ikan tuna

yang tertangkap di luar kawasan Taman Nasional Taka Bonerate berada

pada kisaran berat 41- 60 kg. Hasil wawancara menunjukkan 60%

responden dari 28 orang nelayan pemancing ikan tuna menyatakan

bahwa jenis ikan tuna yang tertangkap saat ini cenderung lebih kecil jika

dibandingkan 5-10 tahun yang lalu. Hubungan Produksi dan berat jenis

ikan tuna di Taman Nasional Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan

Selayar dapat dilihat pada Gambar 24.

5410

37413428

256 137

614245

0368

2550

3330

R² = 0.1521

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli

2015 2016

Prod

uksi

(Kg)

Bulan

Page 74: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

73

Gambar 24. Ukuran Hasil Tangkapan Tuna di Pulau Tarupa di Kawasan

Taman Nasional Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar. (olah data pulau Tarupa Selama 11 Bulan)

Berdasarkan indikator komposisi spesies ikan yang tertangkap

pada kurung waktu tahun 2011 - 2015, menunjukkan (Gambar 25) 52.12%

jenis ikan yang tertangkap adalah madidihang dikabupaten Kepulauan

Selayar Indikator komposisi jenis ikan tuna yang tertangkap sebagaimana

terlihat pada Gambar 25.

Gambar 25. Komposisi Hasil Tangkapan Jenis Tuna Kurung Waktu Tahun

2011-2015 Kabupaten Kepulauan Selayar

Indikator range collapse adalah indikator yang menyatakan bahwa

telah terjadi penyempitan lokasi yang didiami oleh kelompok ikan. Hasil

50254452

8189

1565

788

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

9000

0 - 20 21 - 40 41 - 60 61 - 80 81 - 100

Prod

uksi

(Kg)

Ukuran (Berat)

17.85

52.12

25.44

2.34

2.25

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00

Albakora

Madidihang

Mata Besar

Tuna Sirib Biru Selatan

Tuna Gigi Anjing

Page 75: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

74

wawancara menunjukkan 74% dari 35 responden menyatakan bahwa

lokasi penangkapan relatif tetap atau tidak ada perubahan. Lokasi

penangkapan umumnya berada di disekitan Taman Nasional Taka

Bonerate.

Indikator spesies ETP, berdasarkan data primer berupa

wawancara menunjukkan 48% dari 35 orang nelayan menyampaikan

bahwa tidak terdapat spesies yang dilindungi tertangkap.

Hasil analisis flag modelling pada domain sumberdaya ikan,

sebagaimana terlihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Hasil analisis flag modelling dari 6 indikator domain sumberdaya ikan.

No Indikator Nilai 1 CpUE Baku 2.0 2 Tren ukuran ikan 1.6 3 Proporsi ikan yuwana yang ditangkap 2.5 4 Komposisi spesies hasil tangkapan 2.8 5 "Range Collapse" sumberdaya ikan 1.7 6 Spesies ETP 1.7

Tabel 13 menunjukkan bahwa indikator CpUE Baku berwarna

kuning yang mengindikasikan aspek keberlanjutan pada perikanan tuna

berada pada kecenderungan telah terjadi kegiatan pemanfaatan yang

mengarah pada kondisi buruk napabila tidak dilakukan tindakan

pengelolaan. Hasil penilaian ini menyatakan bahwa aktivitas penangkapan

ikan tuna seharusnya dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dengan

memperhatikan berbagai indikator atau parameter EAFM agar dapat

dilakukan pencegahan ketidakseimbangan antara ketersediaan kelompok

ikan tuna dengan upaya penangkapan di Kawasan Taman Nasional Taka

Bonerate.

b) Domain Habitat dan Ekosistem

Terdapat enam indikator pada domain habitat dan ekosistim, yaitu:

1) kualitas perairan; 2) status ekosistem lamun; 3) status ekosistem

Page 76: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

75

mangrove; 4) status ekosistem terumbu karang; 5) habitat unik/khusus; 6)

perubahan iklim terhadap kondisi perairan dan habitat.

Indikator kualitas perairan, berdasarkan hasil wawancara

menyatakan kondisi kualitas perairan masih bagus dan tidak tercemar.

Konsentrasi klorofil-a di Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate berada

pada kisaran 2-5µmg/l. Kriteria dengan pendekatan EAFM untuk kualitas

perairan tergolong tidak tercemar dan untuk konsentrasi klorofil-a

tergolong sedang dan tidak terjadi eutrofikasi. Peta sebaran klorofil-a di

Perairan Taman Nasional Taka Bonerate pada bulan April-Agustus 2016

dapat dilihat pada Gambar 26.

(a)

(b)

Page 77: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

76

(c)

(d)

(e)

Gambar 26. Peta sebaran klorofil-a di Perairan Taman Nasional Taka Bonerate; (a) April, (b) Mei, (c) Juni, (d) Juli dan (e) Agustus 2016.

Page 78: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

77

Indikator status ekosistem lamun, berdasarkan data Taman

Nasional Taka Bonerate tahun 2012 menunjukkan luasan lamun sebesar

19.748, 86 ha dengan tutupan sedang yaitu berkisar antara 30-60%.

Indikator status ekosistem mangrove, berdasarkan literatur

Taman Nasional Taka Bonerate, terdapat tegakan mangrove yang tumbuh

di dua Pulau dalam kawasan yaitu di Pulau Tarupa Kecil dan Pasitallu

Timur. ekosistem mangrove tidak masuk dalam indikator penilaian karena

tidak berada pada formasi dan habitat ekosistem mangrove walaupun

terdapat 20 pohon.

Indikator status ekosistem terumbu karang di Kawasan Taman

Nasional Taka Bonerate berdasarkan data monitoring terumbu karang

COREMAP II Selayar pada DPL Desa Pasitallu, Jinato, Rajuni, Latondu,

dan Desa Tarupa menunjukkan luasan tutupan karang hidup rata-rata

sebesar 34.80%, Luasan tutupan karang di kawasan Taman Nasional

Taka Bonerate menunjukkan tutupan karang sedang yaitu pada kisaran

25-50%. Menurut data WCS tahun 2015 menunjukkan luasan karang

hidup di wilayah SPTN 2 (34.65%) dan di SPTN 1 (29.15%). Luasan

tutupan karang di kawasan Taman Nasional Taka Bonerate menunjukkan

tutupan karang sedang yaitu 31.65%.

Indikator habitat unik/khusus, berdasarkan wawancara dengan

nelayan pancing, sebesar 100% dari 35 responden menyatakan tidak

mengetahui habitat khusus sebagai lokasi spawning ikan karang.

Demikian juga lokasi nursery dan feeding ground. Dengan demikian

kriteria penliaian adalah tidak diketahui keberadaan habitat khusus.

Indikator Perubahan iklim terhadap kondisi perairan dan habitat, berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan sebesar 100%

dari 28 responden menyatakan belum pernah ada kajian terhadap

dampak perubahan iklim. Kriteria penilaian adalah belum adanya kajian

dampak perubahan iklim. Peta sebaran suhu permukaan laut di Perairan

Taman Nasional Taka Bonerate pada bulan April-Agustus 2016 dapat

dilihat pada Gambar 27.

Page 79: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

78

(a)

(b)

(c)

(d)

Page 80: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

79

(d)

Gambar 27. Peta sebaran suhu permukaan laut di Perairan Taman Nasional Taka Bonerate; (a) April, (b) Mei, (c) Juni, (d) Juli dan (e) Agustus 2016.

Gambar 23 menunjukkan sebaran suhu permukaan laut bulan April,

Mei, Juni, Juli dan bulan Agustus tahun 2016 berada pada kisaran 27,8 –

30, 4 ºC dan terendah pada bulan Agustus dengan kisaran 27,8 – 28, 4 ºC

sedangkan tertinggi terdapat pada bulan Mei dengan kisaran 30,2 – 30,4

ºC. Perbandingan suhu permukaan laut tahun 2006 dan tahun 2015 dapat

dilihat pada Gambar 28.

Page 81: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

80

(a)

(b)

Gambar 28. Peta sebaran suhu permukaan laut di Perairan Taman Nasional Taka Bonerate; (a) Tahun 2006, (b) Tahun 2015.

Pada Gambar 28 menunjukkan perbandingan sebaran suhu permukaan

laut pada 10 tahun terakhir yaitu pada tahun 2006 dengan tahun 2015

dengan kisaran suhu permukaan laut berada pada 28,1 – 29,7 ºC. Suhu

permukaan laut terendah 28,1 – 28,7 ºC terdapat pada tahun 2015

sedangkan tertinggi 29,1 – 29, 7 ºC pada tahun terdapat pada tahun 2015

dengan perbandingan sebaran rata-rata suhu permukaan laut 28,6 – 28,7

ºC pada tahun 2006 sedangkan pada tahun 2015 pada kisaran rata-rata

28,7-29,1 ºC hal ini terlihat adanya peningkatan rata-rata suhu sebesar

0,4 ºC.

Hasil analisis flag modelling pada domain habitat dan sumberdaya

ikan, sebagaimana terlihat pada Tabel 14.

Page 82: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

81

Tabel 14. Hasil analisis flag modelling dari 6 indikator domain habitat dan ekosistem.

No Indikator Nilai 1 Kualitas perairan 2.3 2 Status ekosistem lamun 2.0 3 Status ekosistem terumbu karang 2.0 4 Habitat unik/khusus 1.0 5 Perubahan iklim terhadap kondisi perairan dan habitat 1.0

Ket. Status Ekosistem Mangrove Tidak berkaitan Hasil analisis flag modelling (Tabel 14) menunjukkan indikator yang

berpengaruh terhadap keberlanjutan perikanan tuna di Kawasan Taman

Nasional Taka Bonerate pada domain habitat dan ekosistem adalah

Habitat unik/khusus dan Perubahan iklim terhadap kondisi perairan dan

habitat. Dengan demikian Habitat unik/khusus dan Perubahan iklim

terhadap kondisi perairan dan habitat memiliki kategori sensitif terhadap

keberlanjutan habitat dan ekosistim kelompok jenis ikan tuna. Berbagai

hasil penelitian menunjukkan bahwa sumberdaya ikan tuna memiliki

hubungan yang sifnifikan dengan suhu perairan dalam distribusi. Jika

dampak pemanasan global terjadi, maka diduga lapisan renang jenis ikan

tuna juga akan terjadi pergeseran, keadaan ini juga akan berdampak

terhadap aktivitas penangkapan.

c) Domain Teknik Penangkapan Ikan

Pendekatan EAFM pada domain teknik penangkapan ikan terdapat

enam indikator yang menjadi penilaian, yaitu: 1) metode penangkapan

ikan yang destruktif dan ilegal; 2) modifikasi alat penangkapan ikan dan

alat bantu penangkapan; 3) fishing capacity dan upaya penangkapan; 4)

selektivitas penangkapan ikan; 5) kesesuaian fungsi ukuran kapal

penangkapan ikan dengan dokumen ilegal; 6) sertifikasi awak kapal

perikanan sesuai dengan peraturan.

Indikator teknik penangkapan ikan yang destruktif dan ilegal,

berdasarkan data sekunder dari Polisi Kehutanan, Balai Taman Nasional

Taka Bonerate, terdapat 54 kasus pelanggaran yang terjadi antara tahun

2011-2015. penggunaan bom ikan banyak digunakan di Kawasan Taman

Page 83: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

82

Nasional Taka Bonerate, Namun pada tahun 2015 frekuensi sudah

berkurang menjadi lima kasus. Kriteria penilaian adalah lebih dari sepuluh

kasus.

Indikator fishing capacity dan upaya penangkapan ikan,

menunjukkan dalam kurun waktu tahun 2011-2015, nilai R = 0,38. R

adalah nilai ratio kapasitas penangkapan antara tahun dasar dan tahun

akhir. Jika nilai R kurang dari 1 mengindikasikan ada peningkatan

kapasitas penangkapan, dimana keadaan ini menunjukkan semakin

meningkat laju pemanfaatan sumberdaya ikan.

Indikator selektivitas penangkapan, digunakan untuk

mengestimasi persentase alat tangkap selektif yang digunakan nelayan.

Hasil wawancara dengan nelayan, kegiatan penangkapan ikan tuna oleh

nelayan menggunakan pancing ulur. Dengan demikian kriteria penilaian

selektivitas penangkapan adalah tinggi, karena nelayan seluruhnya

menggunakan pancing, dimana alat ini tergolong selektif.

Indikator kesesuaian fungsi ukuran kapal penangkapan ikan dengan dokumen legal, hasil wawancara dengan nelayan menunjukkan

ukuran kapal yang digunakan hanya berupa perahu kecil dengan ukuran

panjang berkisar 5-7 meter, lebar kapal berkisar antara 1-1,5 meter.

Menggunakan mesin dengan kekuatan 28 PK. Kesesuaian dokumen

rendah.

Indikator sertifikasi awak kapal perikanan sesuai dengan peraturan. Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan, belum ada

sertifikasi awak kapal karena ukuran kapal masih digolongkan nelayan

tradisional.

Page 84: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

83

Hasil analisis flag modelling pada domain teknik penangkapan ikan,

sebagaimana terlihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Hasil analisis flag modelling dari 6 indikator domain teknik penangkapan ikan.

No Indikator Nilai 1 Penangkapan ikan yang bersifat destruktif 3.0

2 Modifikasi alat penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan 2.7

3 Kapasitas Perikanan dan Upaya Penangkapan (Fishing Capacity and Effort) 2.0

4 Selektivitas penangkapan 2.9

5 Kesesuaian fungsi dan ukuran kapal penangkapan ikan dengan dokumen legal 1.0

6 Sertifikasi awak kapal perikanan sesuai dengan peraturan. 1.0

Hasil analisis flag modelling menunjukkan indikator yang

berpengaruh terhadap keberlanjutan perikanan tuna di Kawasan Taman

Nasional Taka Bonerate pada domain teknik penangkapan ikan adalah

Kesesuaian fungsi dan ukuran kapal penangkapan ikan dengan dokumen

legal dan Sertifikasi awak kapal perikanan sesuai dengan peraturan.

Dengan demikian aspek keberlanjutan pada domain teknik penangkapan

ikan dipengaruhi oleh kedua indikator tersebut yang memiliki sensitivitas

dampak yang lebih besar dibandingkan indikator lainnya.

d) Domain Sosial

Penilaian terhadap domain sosial ditentukan oleh tiga indikator,

yaitu: 1) partisipasi pemangku kepentingan; 2) konflik perikanan; 3)

pemanfaatan pengetahuan lokal dalam pengelolaan sumberdaya ikan

(Traditional Ecology Knowledge).

Indikator Partisipasi Pemangku Kepentingan, dilakukan

wawancara langsung dengan nelayan. Di wilayah tersebut terdapat

POKMASWAS.

Indiator konflik perikanan, dilakukan dengan melakukan

wawancara dengan nelayan. Jarang terjadi konflik antar nelayan, tetapi

pada tahun 2014 pernah terjadi konflik antara nelayan purse seine yang

masuk ke wilayah nelayan tradisional.

Page 85: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

84

Indikator pemanfaatan pengetahuan lokal dalam pengelolaan sumberdaya ikan (traditional ecology knowledge, TEK). Hasil

wawancara dengan nelayan menyebutkan bahwa tidak ada pemanfaatan

kearifan lokal.

Hasil analisis flag modelling pada domain sosial, sebagaimana

terlihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Hasil analisis flag modelling dari 3 indikator domain sosial. N0 Indikator Nilai

1 Partisipasi pemangku kepentingan 1.1 2 Konflik perikanan 2.7

3 Pemanfaatan pengetahuan lokal dalam pengelolaan sumberdaya ikan 1.1

Hasil analisis flag modelling menunjukkan indikator yang

berpengaruh terhadap keberlanjutan perikanan tuna di Kawasan Taman

Nasional Taka Bonerate pada domain sosial adalah partisipasi pemangku

kepentingan dan pemanfaatan pengetahuan lokal dalam pengelolaan

sumberdaya ikan. Dengan demikian aspek keberlanjutan perikanan tuna

pada domain sosial dipengaruhi oleh kedua indikator tersebut yang

memiliki sensitivitas dampak yang lebih besar dibandingkan indikator

lainnya.

e) Domain Ekonomi

Penilaian pada domain ekonomi ditentukan berdasarkan tiga

indikator, yaitu: 1) kepemilikan aset; 2) pendapatan rumah tangga

perikanan (RTP); 3) rasio tabungan (saving ratio).

Indikator kepemilikan aset, menunjukkan bahwa 97% dari 35

nelayan yang melakukan aktivitas pemancingan ikan Tuna mengalami

penambahan aset. Kriteria penilaian adalah nilai asset bertambah.

Indikator pendapatan rumah tangga perikanan (RTP),

berdasarkan hasil wawancara menunjukkan pendapatan perbulan berada

pada kisaran Rp. 1.000.000-2.000.000., sedangkan UMR (upah minimum

regional) Sulawesi Selatan sebesar Rp. 2.500.000. Kriteria penilaian

pendapatan rumah tangga perikanan (RTP) kurang dari rata-rata UMR.

Page 86: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

85

Indikator saving ratio (SR), diperoleh dengan melakukan

wawancara dengan nelayan. 100% dari 35 responden menjawab bahwa

mereka tidak memiliki tabungan.

Hasil analisis flag modelling pada domain ekonomi, sebagaimana terlihat

pada Tabel 17.

Tabel 17. Hasil analisis flag modelling dari 3 indikator domain ekonomi.

No Indikator Nilai 1 Kepemilikan Aset 3.0 2 Pendapatan rumah tangga perikanan (RTP) 1.6 3 Rasio Tabungan (Saving ratio) 1.0

Hasil analisis flag modelling menunjukkan indikator yang

berpengaruh terhadap keberlanjutan perikanan tuna di Kawasan Taman

Nasional Taka Bonerate pada domain ekonomi adalah rasio tabungan.

Rasio tabungan terengalami kesulitan kait dengan kemampuan nelayan

untuk menyimpan dana. Jika rasio tabungan rendah dan pada sisi lain

kebutuhan hidup meningkat, maka diduga nelayan akan mengupayakan

jumlah hasil tangkapan dengan cara yang tidak bertanggungjawab untuk

memenuhi kebutuhan hidup. Selain itu untuk meningkatkan kepemilikan

aset akan sulit. Dengan demikian aspek keberlanjutan perikanan tuna

pada domain ekonomi, rasio tabungan memiliki sensitivitas dampak yang

lebih besar dibandingkan indikator lainnya.

f) Domain kelembagaan

Penilaian pada domain kelembagan ditentukan berdasarkan enam

indikator, yaitu: 1) kepatuhan terhadap prinsip-prinsip perikanan yang

bertanggungjawab dalam pengelolaan perikanan yang telah ditetapkan

baik formal maupun non formal; 2) kelengkapan aturan main dalam

pengelolaan perikanan; 3) mekanisme pengambilan keputusan; 4)

rencana pengelolaan perikanan; 5) tingkat sinergitas kebijakan dan

kelembagaan pengelolaan perikanan; 6) kapasitas pemangku

kepentingan.

Page 87: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

86

Indikator kepatuhan terhadap prinsip-prinsip perikanan yang bertanggungjawab dalam pengelolaan perikanan yang telah ditetapkan baik formal maupun non formal, berdasarkan data

sekunder dari Polisi Kehutanan, Balai Taman Nasional Taka Bonerate,

terdapat 54 kasus pelanggaran yang terjadi antara tahun 2011-2015.

penggunaan bom ikan banyak digunakan di Kawasan Taman Nasional

Taka Bonerate, Namun pada tahun 2015 frekuensi sudah berkurang

menjadi lima kasus. Kriteria penilaian adalah lebih dari lima kasus..

Indikator kelengkapan aturan main dalam pengelolaan perikanan, penilaian dilakukan dengan wawancara kepada nelayan yang

menyatakan bahwa tersedia regulasi yang mencakup pengaturan

perikanan untuk 3-5 domain, namun regulasi yang berjalan masih kurang

maksimal.

Indikator mekanisme pengambilan keputusan, terkait kegiatan

penangkapan ikan telah ada mekanisme dalam kelompok namun belum

berjalan efektif. Khususnya secara formal dengan lembaga pengambilan

keputusan menyangkut pengawasan.

Indikator rencana pengelolaan perikanan, hasil wawancara

dengan nelayan, menyatakan bahwa sudah ada rencana pengelolaan

perikanan. Namun belum dijalankan sepenuhnya.

Indikator tingkat sinergitas kebijakan dan kelembagaan pengelolaan perikanan, sinergitas kebijakan antara lembaga belum

berjalan dengan baik, terutama terkait perizinan kegiatan penangkapan

ikan.

Indikator kapasitas pemangku kepentingan. Peningkatan

kapasitas pemangku kepentingan tidak ada peningkatan. Pelatihan yang

diberikan adalah peningkatan kapasitas pokmas desa, namun hasil

pelatihan belum difungsikan dengan optimal.

Hasil analisis flag modelling pada domain kelembagaan, sebagaimana

terlihat pada Tabel 18.

Page 88: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

87

Tabel 18. Hasil analisis flag modelling dari 6 indikator domain kelembagaan.

No Indikator Nilai 1 Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip perikanan yang

bertanggung jawab 1.8

2 Kelengkapan aturan main dalam pengelolaan perikanan 1.9 3 Mekanisme pengambilan keputusan 1.7 4 Rencana pengelolaan perikanan 2.3 5 Tingkat sinergisitas kebijakan dan kelembagaan

pengelolaan perikanan 1.6

6 Kapasitas pemangku kepentingan 1.5

Hasil analisis flag modelling menunjukkan indikator yang

berpengaruh terhadap keberlanjutan perikanan tuna di Kawasan Taman

Nasional Taka Bonerate pada domain kelembagaan adalah kapasitas

pemangku kepentingan. Namun secara keseluruhan indikator

menunjukkan domain indikator kelembagaan. Peranan pemangku

kepentingan dalam menjalankan kebijakan memiliki peran penting, karena

pengendalian kegiatan penangkapan ikan ada pada pemangku

kepentingan. Dengan demikian aspek keberlanjutan perikanan tuna pada

domain kelembagaan, indikator kapasitas pemangku kepentingan

memiliki sensitivitas dampak yang lebih besar dibandingkan indikator

mekanisme pengambilan keputusan.

Hasil penilaian secara keseluruhan domain pada perikanan tuna di

Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate sebagaimana ditampilkan pada

Tabel 19.

Hasil penilaian agregat menunjukkan bahwa aktivitas penangkapan

jenis ikan tuna berada pada kondisi Sedang, hal ini menyatakan bahwa

tindakan pengelolaan, baik terhadap output, khususnya input dalam

perikanan tuna penting mempertahankan dan dirancangkan secara

bersama untuk mengatasi aktivitas perikanan tuna.

Page 89: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

88

Tabel 19. Hasil analisis perikanan tuna dari 6 domain

NO Domain Nilai Komposit Deskripsi 1 Sumberdaya Ikan 73 Baik 2 Habitat & ekosistem 41 Sedang 3 Teknik Penangkapan Ikan 73 Baik 4 Sosial 36 Kurang 5 Ekonomi 67 Baik 6 Kelembagaan 65 Baik

Aggregat 59 Sedang

Page 90: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

BAB V. RENCANA KERJA PERBAIKAN PERIKANAN

Rencana aksi pengelolaan perikanan ikan karang dan tuna di Kawasan

Taman Nasional Taka Bonerate disusun untuk pencapaian tujuan Rencana

Pengelolaan Perikanan (RPP). Rencana aksi ini dibuat berdasarkan domain

pada pendekatan EAFM (Tabel 20).

ISA. SUMBERDAYA IKAN DAN LINGKUNGANNYA

1 Belum terintegrasinya penetapan alokasi pemanfaatan sumberdaya ikan karang dan tuna antara Pihak Balai Taman Nasional Takabonerate dengan pelaku usaha penangkapan ikan karang dan tuna dikarenakan belum optimalnya pendataan hasil tangkapan, kapasitas penangkapan, dan upaya penangkapan.

2 Rendahnya pengelolaan habitat penting perikanan (mangrove, terumbu karang dan padang lamun) sehingga terjadi degradasi lingkungan.

3 Praktek illegal fishing berupa cara penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan.

4 Belum diterapkan penggunaan logbook untuk pendataan produksi dan fungsi kontrol kapasitas penangkapan.

B. SOSIAL EKONOMI

SOSIAL EKONOMI 1 Kurangnya sinergitas antara pemangku kepentingan dalam memfasilitasi kepentingan nelayan dalam kegiatan penangkapan ikan.

2 Pemahaman nelayan tentang prinsip-prinsip ekologi tidak ada.

3 Nelayan membutuhkan pendampingan dalam menerapkan pelatihan yang sudah diikuti.

4 Kepemilikan aset dan saving ratio nelayan masih rendah C. TATA KELOLA

TATA KELOLA 1 Belum optimalnya kepatuhan nelayan terhadap prinsip-prinsip perikanan yang bertanggungjawab.

2 Belum terbentuknya kelembagaan pengelola sumberdaya ikan karang dan tuna di Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar.

Page 91: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

Tabel 20. Rencana Aksi Perbaikan Perikanan karang Jangka Pendek, Menengah dan Jangka Panjang di Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar.

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10 Tahun 11 Tahun 12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun 15Domain Sumberdaya Ikan1. CpUE Baku 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 32. Tren ukuran ikan 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 33. Proporsi ikan yuwana yang ditangkap 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 34. Komposisi spesies hasil tangkapan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 35. "Range Collapse" sumberdaya ikan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 36. Spesies ETP 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3Domain Habitat dan Ekosistem1. Kualitas perairan 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 32. Status ekosistem lamun 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 33. Status ekosistem terumbu karang 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 34. Habitat unik/khusus 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 35. Perubahan iklim terhadap kondisi perairan dan habitat 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3Domain Teknik Penangkapan Ikan1. Penangkapan ikan yang bersifat destruktif 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 32. Modifikasi alat penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 33. Kapasitas Perikanan dan Upaya Penangkapan (Fishing Capacity and Effort) 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 34. Selektivitas penangkapan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 35. Kesesuaian fungsi dan ukuran kapal penangkapan ikan dengan dokumen legal 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36. Sertifikasi awak kapal perikanan sesuai dengan peraturan. 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3Domain Sosial1. Partisipasi pemangku kepentingan 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 32. Konflik perikanan 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 33. Pemanfaatan pengetahuan lokal dalam pengelolaan sumberdaya ikan 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3Domain Ekonomi1. Kepemilikan Aset 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 32. Pendapatan rumah tangga perikanan (RTP) 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 33. Rasio Tabungan (Saving ratio) 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3Domain Kelembagaan1. Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip perikanan yang bertanggung jawab 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 32. Kelengkapan aturan main dalam pengelolaan perikanan 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33. Mekanisme pengambilan keputusan 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34. Rencana pengelolaan perikanan 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35. Tingkat sinergisitas kebijakan dan kelembagaan pengelolaan perikanan 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36. Kapasitas pemangku kepentingan 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Nilai Tahun 0IndikatorRencana Perbaikan

Jangka pendek Jangka menengah Jangka panjang

Page 92: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

91

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10 Tahun 11 Tahun 12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun 15Sumberdaya Ikan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 Habitat & ekosistem 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 Teknik Penangkapan Ikan 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Sosial 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 Ekonomi 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 Kelembagaan 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10 Tahun 11 Tahun 12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun 15Ekologi (Sumberdaya Ikan + Habitat & ekosistem) 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 Sosial (Teknik Penangkapan Ikan + Sosial + Ekonomi + Kelembagaan) 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3

Rencana PerbaikanJangka pendekKarakteristik Pengelolaan Perikanan Komposit Tahun 0

Komposit Tahun 0Domain

Jangka menengah Jangka panjang

Rencana PerbaikanJangka pendek Jangka menengah Jangka panjang

Page 93: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

92

Tabel 21. Rencana Aksi Perbaikan Perikanan Tuna Jangka Pendek, Menengah dan Jangka Panjang di Kawasan Taman

Nasional Taka Bonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar.

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10 Tahun 11 Tahun 12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun 15Domain Sumberdaya Ikan1. CpUE Baku 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 32. Tren ukuran ikan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 33. Proporsi ikan yuwana yang ditangkap 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34. Komposisi spesies hasil tangkapan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35. "Range Collapse" sumberdaya ikan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 36. Spesies ETP 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3Domain Habitat dan Ekosistem1. Kualitas perairan 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 32. Status ekosistem lamun 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33. Status ekosistem terumbu karang 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 34. Habitat unik/khusus 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 35. Perubahan iklim terhadap kondisi perairan dan habitat 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3Domain Teknik Penangkapan Ikan1. Penangkapan ikan yang bersifat destruktif 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 32. Modifikasi alat penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33. Kapasitas Perikanan dan Upaya Penangkapan (Fishing Capacity and Effort) 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 34. Selektivitas penangkapan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35. Kesesuaian fungsi dan ukuran kapal penangkapan ikan dengan dokumen legal 1 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 36. Sertifikasi awak kapal perikanan sesuai dengan peraturan. 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3Domain Sosial1. Partisipasi pemangku kepentingan 1 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 32. Konflik perikanan 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33. Pemanfaatan pengetahuan lokal dalam pengelolaan sumberdaya ikan 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3Domain Ekonomi1. Kepemilikan Aset 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 32. Pendapatan rumah tangga perikanan (RTP) 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 33. Rasio Tabungan (Saving ratio) 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3Domain Kelembagaan1. Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip perikanan yang bertanggung jawab 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 32. Kelengkapan aturan main dalam pengelolaan perikanan 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 33. Mekanisme pengambilan keputusan 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34. Rencana pengelolaan perikanan 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35. Tingkat sinergisitas kebijakan dan kelembagaan pengelolaan perikanan 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 36. Kapasitas pemangku kepentingan 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Rencana PerbaikanJangka pendek Jangka menengah Jangka panjangNilai

Tahun 0Indikator

Page 94: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

93

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10 Tahun 11 Tahun 12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun 15Sumberdaya Ikan 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 Habitat & ekosistem 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 Teknik Penangkapan Ikan 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Sosial 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Ekonomi 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 Kelembagaan 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 Tahun 9 Tahun 10 Tahun 11 Tahun 12 Tahun 13 Tahun 14 Tahun 15Ekologi (Sumberdaya Ikan + Habitat & ekosistem) 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 Sosial (Teknik Penangkapan Ikan + Sosial + Ekonomi + Kelembagaan) 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Rencana PerbaikanJangka pendek Jangka menengah Jangka panjang

Rencana PerbaikanJangka pendekKarakteristik Pengelolaan Perikanan Komposit

Tahun 0

Komposit Tahun 0Domain

Jangka menengah Jangka panjang

Page 95: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

94

Tabel 22. Rencana Aksi Pengelolaan Perikanan ikan karang dan tuna di Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate,

Kabupaten Kepulauan Selayar. a) Domain Sumberdaya Ikan

Domain Permasalahan utama Penyebab Rencana Kegiatan

Tahun 2016-2021 Rencana Kegiatan Tahun

2021-2026 Rencana Kegiatan Tahun 2026-2031

Sumberdaya Ikan

CPUE menurun

1. Belum ada pengaturan jumlah alat tangkap dan armada penangkapan

2. Ketidakseimbangan antara upaya penangkapan dan ketersediaan stok

3. Telah terjadi degradasi pada ekosistem utama (terumbu karang, lamun, dan mangrove)

1. Pengkajian TAC (Total Allowable Catch).

2. Pengkajian Upaya penangkapan optimal.

3. Pembuatan peraturan jumlah alat dan kapal tangkap maksimum, dan kapasitas alat tangkap.

4. Pengawasan, pembuatan, Sosialisasi, dan implementasi peraturan pembatasan jumlah alat dan kapal tangkap.

5. Penataan wilayah pengelolaan dan penentuan unit pengelolaan sebagai bank ikan.

6. Mempertahankan ekosistem utama.

1. Monitoring dan pengawasan jumlah alat tangkap dan kapasitas alat.

2. Monitoring dan evaluasi setiap tahun.

3. Merancang peraturan lokasi dan luasan daerah penangkapan ikan karang dan tuna yang dapat diakses nelayan.

1. Pengawasan jumlah alat dan kapasitas alat tangkap.

2. Monitoring dan evaluasi kapasitas tangkap setiap tahun.

Page 96: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

95

Domain Permasalahan

utama Penyebab Rencana Kegiatan Tahun

2016-2021 Rencana Kegiatan Tahun

2021-2026 Rencana Kegiatan Tahun 2026-2031

Sumberdaya Ikan

Trend ukuran ikan yang tertangkap menurun

Belum ada baseline ukuran ikan kerapu dan tuna yang diperbolehkan ditangkap.

1. Perlu kajian ukuran ikan matang gonad pertama kali untuk menetapkan ukuran ikan yang diperbolehkan untuk ditangkap.

2. Pembuatan peraturan larangan penangkapan dan melepaskan kembali keperairan terhadap ikan yang tidak memenuhi standar ukuran.

3. Sosialisasi dan FGD antar stakeholders peraturan ukuran ikan yang diperbolehkan untuk ditangkap.

4. Kajian lokasi nursery ground ikan karang dan tuna di Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate.

5. Sosialisasi lokasi nursery ground ikan karang dan tuna di Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate kepada nelayan.

6. Implementasi peraturan.

1. Implementasi peraturan ukuran ikan yang diperbolehkan untuk ditangkap.

2. Monitoring dan pengawasan ukuran ikan yang tertangkap.

3. Pemetaan lokasi nursery ground karang dan tuna di Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate.

1. Monitoring dan pengawasan ukuran ikan yang tertangkap.

2. Pemutakhiran kajian lokasi nursery ground ikan karang dan tuna di Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate.

Page 97: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

96

Domain Permasalahan

utama Penyebab Rencana Kegiatan

Tahun 2016-2021 Rencana Kegiatan Tahun

2021-2026 Rencana Kegiatan Tahun 2026-2031

Sumberdaya Ikan

Proporsi ikan Juwana yang tertangkap

Proporsi ikan juwana yang tertangkap banyak sekali

1. Pengkajian ukuran mata pancing yang selektif.

2. Pengkajian ukuran layak tangkap.

3. Pembuatan peraturan ukuran mata pancing dan ukuran layak tangkap.

4. Sosialisasi dan fgd ukuran mata pancing dan ukuran layak tangkap.

5. Kajian nursery ground dan spawning ground untuk no take zone.

6. Implementasi peraturan.

1. Implementasi peraturan. 2. Pengawasan pelaksanaan

peraturan. 3. Monitoring dan evaluasi.

1. Implementasi peraturan.

2. Pengawasan pelaksanaan peraturan.

3. Monitoring dan evaluasi.

Domain Permasalahan

utama Penyebab Rencana Kegiatan

Tahun 2016-2021 Rencana Kegiatan Tahun

2021-2026 Rencana Kegiatan Tahun 2026-2031

Sumberdaya Ikan

Spesies ETP yang tertangkap

Masyarakat nelayan masih banyak belum mengetahui adanya spesies yang dilindungi, penegakan peraturan masih rendah.

1. Penyuluhan hukum tentang peraturan perikanan, termasuk tentang perlindungan biota laut.

2. Peningkatan pengawasan terhadap biota ETP yang tertangkap di laut, di pelabuhan, maupun di

1. Implementasi peraturan. 2. Peningkatan

pengawasan. 3. Monitoring dan evaluasi

terhadap ETP yang tertangkap.

1. Peningkatan pengawasan.

2. Monitoring dan evaluasi terhadap spesies ETP yang tertangkap.

Page 98: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

97

pasar. 3. Pembuatan peraturan

untuk melepaskan kembali ke perairan terhadap biota ETP yang tertangkap.

b) Domain Habitat dan Ekosistem Domain Permasalahan

utama Penyebab Rencana Kegiatan

Tahun 2016-2021 Rencana Kegiatan Tahun

2021-2026 Rencana Kegiatan Tahun 2026-2031

Habitat dan Ekosistem

Status ekosistem lamun sedang

1. Dampak kegiatan pelayaran, pendaratan kapal dan propeller.

2. Sedimentasi.

1. Optimalisasi fungsi TPI sebagai tempat pendaratan perahu.

2. Zonasi alur kapal masuk ke pelabuhan/TPI.

3. Perlu peraturan perahu atau kapal nelayan mendarat di pelabuhan dan zona alur kapal ke pelabuhan.

1. Mengembangkan daerah perlindungan ekosistem lamun untuk keberlanjutan biota langka yang berasosiasi (penyu dan dugong).

2. Monitoring dan evaluasi.

1. Monitoring dan evaluasi.

Habitat dan Ekosistem

Status ekosistem terumbu karang kondisi sedang

penggunaan alat tangkap yang merusak (destruktif fishing).

1. Sosialisasi dan penyuluhan hukum tentang pelarangan penggunaan destruktif fishing.

2. Pengawasan dan penindakan terhadap pelaku destruktif fishing.

3. No take zone (daerah perlindungan laut) dan rehabilitasi

1. Pengawasan dan penindakan tegas terhadap pelaku destruktif fishing.

2. Pengawasan perdagangan bahan pembuatan destruktif fishing, penagawasan hasil tangkapan dengan bom.

3. Pengembangan zona perlindungan terumbu

1. Pengawasan dan penindakan tegas terhadap pelaku destruktif fishing.

2. Pengawasan perdagangan bahan pembuatan destruktif fishing, penagawasan hasil tangkapan dengan bom.

3. Pengelolaan zona perlindungan

Page 99: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

98

Domain Permasalahan

utama Penyebab Rencana Kegiatan

Tahun 2016-2021 Rencana Kegiatan Tahun

2021-2026 Rencana Kegiatan Tahun 2026-2031

Habitat dan Ekosistem

Status Habitat unik/khusus tidak diketahui.

Belum ada kajian tentang habitat khusus seperti spawning ground, feeding ground, dan nursery ground.

1. Pengkajian dan penentuan habitat khusus spawning ground, feeding ground, dan nurseriy ground.

2. Membuat zona perlindungan habitat khusus

1. Pengelolaan habitat khusus.

2. Monev habitat khusus.

1. Monev habitat khusus.

Dampak perubahan iklim terhadap ekosistem.

Pengkajian dampak perubahan iklim terhadap ekosistem belum dilakukan.

1. Kajian dampak perubahan iklim terhadap ekosistem.

1. Kajian dampak perubahan iklim terhadap ekosistem.

1. Kajian strategi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.

c) Domain Penangkapan Ikan

Domain Permasalahan utama

Penyebab Rencana Kegiatan Tahun 2016-2021

Rencana Kegiatan Tahun 2021-2026

Rencana Kegiatan Tahun 2026-2031

Teknik Penangkapan Ikan

Metode penangkapan ikan yang

1. Belum ada regulasi jumlah alat tangkap. 2. Kurangnya

1. Penetapan wilayah pengelolaan dan unit pengelolaan/

1. Optimalisasi jenis alat tangkap berdasarkan kemampuan tangkap.

1. Pengawasan jumlah alat dan kapasitas alat tangkap.

dan transplantasi ekosistem karang.

4. Peningkatan jumlah dan kualitas pengawas perikanan serta jumlah kapal Pengawas.

5. Pemberdayaan POKMASWAS dalam pengawasan dan monitoring.

karang untuk kepentingan biodiversity, perikanan, biota laut langka dan dilindungi, maupun rekreasi.

4. Pengembangan mata pencaharian, lapangan kerja alternatif.

terumbu karang untuk kepentingan biodiversity, perikanan, biota laut langka dan dilindungi, maupun rekreasi.

4. Pengembbangan mata pencaharian, lapangan kerja alternatif.

Page 100: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

99

bersifat destruktif dan atau ilegal.

kesadaran masyarakat atau pelaku tangkap akan keberlanjutan usaha penangkapan. 3. Rendahnya pengetahuan akan produktivitas penangkapan dari setiap jenis alat tangkap.

penetapan daerah perlindungan laut.

2. Pengkajian Kemampuan tangkap setiap jenis alat tangkap.

3. Pengkajian Upaya penangkapan optimal.

4. Pembuatan peraturan dan jumlah alat tangkap maksimum, dan kapasitas alat tangkap.

5. Klasifikasi dan standardisasi jenis alat tangkap.

6. Menghitung MSY yang menjadi acuan menentukan kouta tangkapan.

2. Monitoring dan pengawasan jumlah alat tangkap dan kapasitas alat.

,

Domain Permasalahan

utama Penyebab Rencana Kegiatan

Tahun 2016-2021 Rencana Kegiatan Tahun

2021-2026 Rencana Kegiatan Tahun 2026-2031

Teknik Penangkapan Ikan

Modifikasi alat tangkap dan alat bantu penangkapan ikan.

Belum ada klasifikasi dan standardisasi jenis alat tangkap untuk perikanan karang dan tuna.

1. Aturan tipe dan klasifikasi teknologi alat bantu yang mendukung prinsip kehati-hatian dalam pemanfaatan sumberdaya ikan di Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate.

2. Menetapkan jenis alat

1. Merancang PERDES, PERDA dan produk hukum lainnya yang berkaitan dengan teknologi alat tangkap dan teknologi alat bantu penangkapan ikan yang mendukung pengelolaan perikanan di Kawasan Taman Nasional Taka

1. Monitoring dan pengawasan penggunaan teknologi penangkapan ikan dan teknologi alat bantu penangkapan ikan.

Page 101: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

100

tangkap dan teknologi alat bantu penangkapan ikan yang mendukung prinsip kehati-hatian.

Bonerate.

Fishing Capacity dan effort.

Jumlah armada penangkapan ikan dari setiap jenis alat tangkap belum teridentifikasi.

1. Pengkajian kapasitas armada penangkapan.

2. Pengkajian jumlah upaya penangkapan.

3. Sosialisasi dan FGD jumlah armada penangkapan ikan pada kawasan pengelolaan perikanan.

4. Pembuatan peraturan jumlah optimal armada penangkapan ikan dan upaya penangkapan.

1. Implementasi peraturan. 2. Pengawasan

pelaksanaan peraturan. 3. Monitoring dan evaluasi.

1. Implementasi peraturan.

2. Pengawasan pelaksanaan peraturan.

3. Monitornig dan evaluasi.

Domain Permasalahan

utama Penyebab Rencana Kegiatan

Tahun 2016-2021 Rencana Kegiatan Tahun

2021-2026 Rencana Kegiatan Tahun 2026-2031

Teknik Penangkapan Ikan

Selektivitas penangkapan ikan.

Tidak menggunakan alat tangkap ramah lingkungan.

1. Penyuluhan hukum tentang peraturan alat tangkap yang ramah lingkungan.

1. Implementasi peraturan. 2. Peningkatan

pengawasan.

1. Peningkatan pengawasan

Kesesuaian fungsi dan ukuran kapal penangkapan ikan dengan dokumen legal.

Pemahaman tentang pentingnya dokumen kapal.

1. Penyuluhan dokumen kapal sebagai bagian dari upaya pemanfaatan sumberdaya ikan.

1. Peningkatan pengawasan

1. Peningkatan pengawasan

d) Domain Sosial Domain Permasalahan

utama Penyebab Rencana Kegiatan Tahun

2016-2021 Rencana Kegiatan Tahun 2021-2026

Rencana Kegiatan Tahun 2026-2031

Page 102: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

101

Sosial

Konflik perikanan.

Masih terjadi konflik penempatan alat tangkap dan alur pelayaran. Belum ada pengaturan ruang dan rencana zonasi.

1. Penetapan zona pemanfaatan.

2. Zonasi alat tangkap. 3. Pengawasan operasi

penangkapan berdasarkan zonasi.

4. Rencana zonasi dan sosialisasi.

1. Monitoring dan pengawasan operasi penangkapan.

1. Monitoring dan pengawasan operasi penangkapan.

Pemanfaatan TEK.

1. Tidak ada upaya dalam pemanfaatan TEK.

2. Tidak ada kelompok adat.

3. Pendokumentasian pengetahuan lokal yang ada.

1. Peningkatan pengetahuan pemangku kepentingan terkait pengetahuan lokal.

2. Kajian pengetahuan lokal ramah lingkungan dalam penangkapan ikan.

3. Mendokumentasikan pengetahuan lokal.

1. Implementasi pengetahuan lokal ramah lingkungan dalam penangkapan ikan.

2. Mendokumentasikan pengetahuan lokal.

1. Implementasi pengetahuan lokal ramah lingkungan dalam penangkapan ikan.

2. Mendokumentasikan pengetahuan lokal.

e) Domain Ekonomi Domain Permasalahan

utama Penyebab Rencana Kegiatan

Tahun 2016-2021 Rencana Kegiatan Tahun

2021-2026 Rencana Kegiatan Tahun 2026-2031

Ekonomi

Kepemilikan aset.

1. Pengelolaan aset yang belum ada.

2. Persepsi yang keliru terhadap aset bantuan, sehingga dijual untuk mendapatkan dana.

1. Pembinaan pengelolaan aset.

2. Penyadaran pengelolaan aset.

1. Pemberian reward kepada nelayan.

2. Pemberian sanksi kepada nelayan.

1. Pembinaan pengelolaan aset.

2. Pemberian reward kepada nelayan.

3. Pemberian sanksi kepada nelayan.

Pendapatan rumah tangga nelayan.

Pendapatan nelayan belum mampu memenuhi kebutuhannya biaya hidup nelayan

1. Penyuluhan dan pendampingan usaha nelayan (menambah keterampilan selain

1. Penyuluhan dan pendampingan usaha nelayan.

2. Pengembangan mata pencaharian alternatif.

1. Penyuluhan dan pendampingan usaha nelayan.

Page 103: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

102

lebih tinggi daripada masyarakat kota (pembangunan infrastruktur pesisir) UMR.

sebagai nelayan keterampilan yang bisa meningkatkan standar kualitas pekerjaannya).

2. Bantuan fasilitas infrastruktur dasar (pulau, sentra nelayan yang aksesble).

3. Pengembangan mata pencaharian alternatif.

4. Bantuan permodalan.

3. Bantuan permodalan.

Domain Permasalahan utama

Penyebab Rencana Kegiatan Tahun 2016-2021

Rencana Kegiatan Tahun 2021-2026

Rencana Kegiatan Tahun 2026-2031

Rasio tabungan 1. Nelayan tidak mampu menabung (tidak punya uang untuk ditabung). 2. Akses ke lembaga pelayanan keuangan cukup jauh. 3. Tidak punya lembaga pelayanan keuangan (BANK).

1. Sosialisasi pentingnya menabung.

2. Penyuluhan dan pendampingan.

3. Lembaga keuangan mikro untuk simpan pinjam.

4. penyediaan mata pencaharian alternative.

1.Sosialisasi pentingnya menabung.

2.Penyuluhan dan pendampingan.

3.penyediaan mata pencaharian alternative.

1.Penyuluhan dan pendampingan.

Page 104: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

103

f) Domain Kelembagaan

Domain Permasalahan utama

Penyebab Rencana Kegiatan Tahun 2016-2021

Rencana Kegiatan Tahun 2021-2026

Rencana Kegiatan Tahun 2026-2031

Kelembagaan

Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip perikanan yang bertanggung jawab.

Banyak terjadi pelanggaran hukum dalam pengelolaan perikanan.

1. Sosialisasi tentang hukum kelautan dan perikanan di laut semakin diperketat.

2. Penyuluhan dan sosialisasi peraturan dan hukum perikanan kelautan.

3. Kooordinasi pihak keamanan terkait.

4. Pelibatan masyarakat untuk mengawasi bahan berbahaya pembuat BOM ikan.

1. Sosialisasi tentang hukum kelautan dan perikanan.

2. Penegakan hukum dan pengawasan di laut semakin diperketat.

3. Penyuluhan dan sosialisasi peraturan dan hukum perikanan kelautan.

4. Kooordinasi pihak keamanan terkait (oleh aparat penegaka hokum seperti POLAIR, TNI AL, PPNS Perikanan).

1. Penegakan hukum dan pengawasan semakin diperketat.

2. Penyuluhan dan sosialisasi peraturan dan hukum perikanan kelautan.

Kelengkapan aturan main dalam pengelolaan perikanan.

Aturan main dalam pengelolaan perikanan belum lengkap.

1. Pembuatan peraturan pengelolaan, pengawasan dan lain-lain yang dibutuhkan pada tingkat kabupaten dan provinsi.

2. Mendorong pihak legislatif untuk pembuatan peraturan yang terkait dengan pengelolaan perikanan kabupaten/provinsi.

1. Implementasi peraturan pengelolaan dan pengawasan.

2. Pembuatan SOP disetiap kegiatan perikanan mulai dari instansi teknis (bermula dari nelayan, ke dinas teknis perikanan dan kelautan, kemudian memberikan regulasi kepada badan perizinan.

1. Implementasi peraturan pengelolaan dan pengawasan.

Page 105: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

104

Domain Permasalahan

utama Penyebab Rencana Kegiatan

Tahun 2016-2021 Rencana Kegiatan Tahun

2021-2026 Rencana Kegiatan Tahun 2026-2031

Kelembagaan

Mekanisme pengambilan keputusan (menyangkut monitoring kelembagaan pengelolaan perikanan).

Mekanisme pengambilan keputusan tidak berjalan efektif.

1. Penguatan fungsi kelembagaan pengelola perikanan.

2. Peningkatan pemangku kepentinngan dalam pengambilan keputusan, termasuk keterlibatan antar instansi terkait.

3. Peningkatan kapasitas kelembagaan pada level perencanaan, implementasi dan evaluasi.

4. Menginisiasi pembentukan UPT Pengelolaan Teluk Kwandang pada dinas terkait.

1. Penguatan fungsi kelembagaan pengelola perikanan.

2. Peningkatan kapasitas kelembagaan pada level perencanaan, implementasi dan evaluasi.

1. Penguatan fungsi kelembagaan pengelola perikanan.

2. Peningkatan kapasitas kelembagaan pada level perencanaan, implementasi dan evaluasi.

Rencana pengelolaan perikanan.

Tidak ada RPP ikan karang dan tuna.

1. Pembuatan RPP ikan karang berbasis EAFM.

2. Pembuatan RPP Ekosistem Pesisir (Lamun,Mangrove, Terumbu karang) berbasis EAFM.

1. Sosialisasi RPP 2. Pembentukan dan

penguatan kelembagaan RPP.

3. Sosialisasi RPP, partisipasi stakeholders dalam implementasi RPP.

1. Implementasi RPP.

Page 106: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

105

Domain Permasalahan

utama Penyebab Rencana Kegiatan

Tahun 2016-2021 Rencana Kegiatan Tahun

2021-2026 Rencana Kegiatan Tahun 2026-2031

Kelembagaan Tingkat sinergitas kebijakan dan kelembagaan pengelolaan perikanan.

Kebijakan tidak saling mendukung.

1. Mengefektifkan komunikasi dan koordinasi antar lembaga pengelola perikanan.

2. Membangun kesepakatan tugas antar lembaga.

3. Pertemuan rutin antar lembaga.

4. Setiap lembaga melaporkan hasil kerja masing-masing pada level manager pengelolaan perikanan.

5. Pelaporan secara rutin hasil kerja lembaga perikanan.

6. Pembentukan POKJA pengelolaan disertai insentif (lintas sektor sehingga bisa saling mendukung) SK Bupati.

1. Pelaporan secara rutin hasil kerja lembaga perikanan.

2. Pertemuan rutin antar lembaga.

1. Pelaporan secara rutin hasil kerja lembaga perikanan.

2. Pertemuan rutin antar lembaga.

Page 107: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

106

Domain Permasalahan utama

Penyebab Rencana Kegiatan Tahun 2016-2021

Rencana Kegiatan Tahun 2021-2026

Rencana Kegiatan Tahun 2026-2031

Kelembagaan Kapasitas pemangku kepentingan.

Peningkatan kapasitas pemangku kepentingan masih minim.

1. Seminar, pelatihan dan workshop secara terpadu yang diadakan oleh pemerintah.

2. Peningkatan SDM aparatur pengelolaan perikanan berbasis EAFM.

3. Pelatihan untuk nelayan dan pengusaha perikanan dalam pengelolaan perikanan berkelanjutan.

4. Sharing pembelajaran ke daerah yang telah berhasil dalam penerapan EAFM

5. Pembentukan forum komunikasi di tingkat nelayan.

1. Seminar, pelatihan dan workshop.

2. Pelatihan untuk nelayan dan pengusaha dalam pengelolaan perikanan berkelanjutan.

1. Seminar, pelatihan dan workshop.

2. Pelatihan untuk nelayan dan pengusaha dalam pengelolaan perikanan berkelanjutan.

Page 108: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

BAB VI. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil penilian awal indicator EAFM untuk perikanan karang dan tuna dengan ini menunjukkan bahwa nilai komposit disetiap domain dengan penilaian sedang atau mendekati Bendera Kuning.

2. Kegiatan penangkapan yang bersifat destruktif di Kawasasan Taman Nasional Takabonerate untuk perikanan karang. Perlu peningkatan kualitas penanganan terkait metode dan cara oleh aparat penegak hukum dan stakeholder lainnya, karena akan menghambat upaya-upaya pengelolaan perikanan berkelanjutan dan lestari.

3. Penyusunan dokumen Rencana Pengelolaan Perikanan merupakan hal yang

urgen dan mendesak untuk mendukung upaya-upaya pengelolaan perikanan di

kawasan Taman Nasional Takabonerate.

6.2 Rekomendasi

Beberapa rekomendasi yang diberikan pada hasil penelitian ini, yaitu:

1. Untuk indikator metode penangkapan ikan yang bersifat destruktif pada domain

Teknologi Penangkapan Ikan perikanan karang, perlu upaya pencegahan yang

lebih mendalam dengan memperhatikan beberapa hal:

- Melakukan identifikasi, menginventarisasi dan merefungsionalisasi model-

model dan penyebab serta pelaku Destruktif Fishing yang dilakukan oleh

Nelayan di didalam maupun diluar kawasan Takabonerate.

- Sangat penting untuk menekankan kolaborasi dan komitmen untuk

pemecahan dari berbagai sudut pandang, antar-instansi yang

mengidentifikasi dan mendukung baik di tingkat nasional, provinsi,

kabupaten/kota, dan wilayah pengelolaan sumberdaya perairan.

- Perlu penyusunan dokumen perencanaan (misalnya rencana strategis dan

rencana aksi) dalam penanggulangan aktivitas IUU Fishing.

Page 109: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

108

2. Perlunya dilakukan pendataan hasil tangkapan, kapasitas penangkapan, dan

upaya penangkapan, sehingga data dan informasi dapat tersedia dikawasan

taman nasional takabonerate. 3. Mendorong pembuatan Rencana Pengelolaan Perikanan di Kawasan Taman

Nasional Takabonerate berdasarkan analisa EAFM.

4. Perlunya menindaklanjuti kajian EAFM sebagai basis pengelolaan perikanan

yang berkelanjutan dikawasan Taman Nasional Takabonerate.

Page 110: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

DAFTAR PUSTAKA

Akhmadi. 2015. Mangrove Tua di Taka Bonerate. http://tntakabonerate.com/id/?p=1032. Diunduh pada tanggal 3 bulan 9 2016 Pukul 11.39 Pm.

Balai Taman Nasional Taka Bonerate. 2016. Data Statistik Kawasan Taman

Nasional Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar. Balai Taman Nasional Taka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar.

COREMAP II Kepulauan Selayar. 2011. Monitoring Daerah Perlindungan Laut di

Kepulauan Selayar. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Selayar.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Selayar. 2012-2016. Data

Statistik Perikanan Tangkap Kabupaten Kepulauan Selayar untuk Tahun 2011-2015. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kepulauan Selayar.

Lestari, WP., Muttaqin, E., Sahabudin, Amar, SA., Dzat, SF. dan Ibrahim. 2015.

Laporan Survey Sosial Ekonomi Taman Nasional Taka Bonerate 2015. Wildlife Conservation Society. Bogor. Indonesia.

NWG EAFM. 2014. Modul Penilaian Indikator untuk Perikanan dengan Pendekatan

Ekosistem. National Working Group on Ecosystem Approach to Fisheries Management, Direktorat Sumberdaya Ikan, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Jakarta.

Pardede, S., Tarigan, SAR., Setiawan, F., Muhidin, Mizrini, A. dan Muttaqin, E.

2015. Status Ekosistem Terumbu Karang di Taman Nasional Taka Bonerate. Wildlife Conservation Society. Bogor. Indonesia.

Page 111: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

Lampiran 1. Analisis Komposit Pengelolaan Perikanan Karang Taman Nasional Takabonerate. 1. Domain Sumberdaya Ikan

INDIKATOR DEFINISI/ PENJELASAN MONITORING/ PENGUMPULAN KRITERIA SKOR BOBOT

(%) RANKING SKOR DENSITAS NILAI

1. CpUE Baku CpUE adalah hasil tangkapan per satuan upaya penangkapan. Upaya penangkapan harus distandardisasi sehingga bisa menangkap tren perubahan upaya penangkapan. CpUE Baku digunakan apabila terdapat pola multi fishing gears untuk menangkap satu spesies di unit perikanan yang dikaji. Jika CpUE Baku sulit untuk digunakan, bisa digunakan CpUE dominan

Logbook, Enumerator, Observer selama minimal 3 tahun dari unit perikanan yang dikaji

1 = menurun tajam (rerata turun > 25% per tahun)

2 40 1 29 2320

2 = menurun sedikit (rerata turun < 25% per tahun)

3 = stabil atau meningkat

2. Tren ukuran ikan - Panjang total - Panjang standar - Panjang karapas / sirip (minimum dan maximum size, modus)

- Sampling program secara reguler untuk LFA (Length Frequency Analysis) untuk unit perikanan yang dikaji untuk spesies dominan yang secara total memiliki volume lebih dari 50% hasil tangkapan - data poor fisheries: interview kepada responden yang berpengalaman dalam perikanan terkait selama minimal 10 tahun, untuk spesies dominan yang secara total memiliki volume lebih dari 50% hasil tangkapan

1 = trend ukuran rata-rata ikan yang ditangkap semakin kecil;

1 20 2 29 0.68965517 2 = trend ukuran relatif tetap;

3 = trend ukuran semakin besar

3. Proporsi ikan yuwana (juvenile) yang ditangkap

Persentase ikan yang ditangkap sebelum mencapai umur dewasa (maturity)

- Sampling program secara reguler - data poor fisheries: interview kepada responden yang berpengalaman dalam perikanan terkait selama minimal 10 tahun

1 = banyak sekali (> 60%)

2 15 3 29 870 2 = banyak (30 - 60%)

3 = sedikit (<30%)

4. Komposisi spesies hasil tangkapan

Spesies target yang dimanfaatkan, spesies non target yang dimanfaatkan dan tidak dimanfaatkan

- Logbook, observasi - data poor fisheries: interview kepada responden yang berpengalaman dalam perikanan terkait selama minimal 10 tahun

1 = proporsi target lebih sedikit (< 15% dari total volume)

2 10 4 29 580 2 = proporsi target sama dgn non-target (16-30% dari total volume)

Page 112: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

111

3 = proporsi target lebih banyak (> 31 % dari total volume)

5. "Range Collapse" sumberdaya ikan

lokasi penangkapan ikan yang semakin jauh

- Survey dan monitoring, logbook, observasi - data poor fisheries: interview kepada responden yang berpengalaman dalam perikanan terkait selama minimal 10 tahun

1 = semakin sulit, tergantung spesies target

2

10 5 29 580

2 = relatif tetap, tergantung spesies target

3 = semakin mudah, tergantung spesies target

1 = fishing ground menjadi sangat jauh, tergantung spesies target

2 2= fishing ground jauh, tergantung spesies target

3= fishing ground relatif tetap jaraknya, tergantung spesies target

6. Spesies ETP Populasi spesies ETP (Endangered species, Threatened species, and Protected species) sesuai dengan kriteria CITES

- Survey dan monitoring, logbook, observasi dalam satu tahun terakhir - data poor fisheries: interview kepada responden yang berpengalaman dalam perikanan terkait selama minimal 10 tahun

1= terdapat individu ETP yang tertangkap tetapi tidak dilepas;

2 5 6 29 290 2 = tertangkap tetapi dilepas

3 = tidak ada individu ETP yang tertangkap

Sedang 4641

Page 113: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

112

2. Domain Habitat dan Ekosistem INDIKATOR DEFINISI/ PENJELASAN MONITORING/ PENGUMPULAN KRITERIA SKOR BOBOT

(%) RANKING SKOR DENSITAS NILAI

1. Kualitas perairan

Limbah yang teridentifikasi secara klinis, audio dan atau visual (Contoh :B3-bahan berbahaya & beracun), menggunakan parameter dari KepMen LH 51/2004 ttg Baku Mutu Air Laut Lampiran 3

Data sekunder, sampling, monitoring,

1= tercemar;

3

30 1 29 1691.6667

>> Sampling dan monitoring : 4 kali dalam satu tahun (mewakili musim dan peralihan)

2=tercemar sedang;

3= tidak tercemar

Kualitas perairan dilihat dari Tingkat Kekeruhan dan Padatan Tersuspensi Total

Survey, monitoring dan data sekunder, CITRA SATELIT

1= > Melebihi baku mutu sesuai KepMen LH 51/2004;

2

>> monitoring : dengan coastal bouy/ water quality checker (continous), Citra satelit (data deret waktu) dan sedimen trap (setahun sekali) => pengukuran turbidity di Lab

2= Sama dengan baku mutu sesuai KepMen LH 51/2004;

3= Dibawah baku mutu sesuai KepMen LH 51/2004

Eutrofikasi menggunakan parameter klorofil a

>> Survey : 4 kali dalam satu tahun (mewakili musim dan peralihan)

1= konsentrasi klorofil a < 2 µg/l;

2 >> monitoring : dengan coastal bouy/ water quality checker (continous), Citra satelite (data deret waktu)

2= konsentrasi klorofil a 2-5 µg/l;

3= konsentrasi klorofil a > 5 µg/l

2. Status ekosistem lamun

Tutupan dan keanekaragaman spesies lamun

Survey dan data sekunder, monitoring, CITRA SATELIT.

1=tutupan rendah, 30%;

2

20 2 29 870

2=tutupan sedang, 30 - < 60%;

3=tutupan tinggi, 60%

>> Sampling dan monitoring : Seagrass watch (www.seagrasswatch.org) dan seagrass net (www.seagrassnet.org)

1=keanekaragaman rendah (H' < 3,2 atau H' < 1), jumlah spesies < 3

2 2 = kanekaragaman sedang

(3,20<H’<9,97 atau 1<H’<3), jumlah spesies 3 - 5

Page 114: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

113

3 = keanekaragaman tinggi (H’>9,97 atau H’>3), jumlah spesies > 5

3. Status ekosistem terumbu karang

> Persentase tutupan karang keras hidup (live hard coral cover) dan keanekaragaman karang hidup yang didasarkan atas live form

Survey dan data sekunder, CITRA SATELIT, foto udara

1=tutupan rendah, <25%;

2

20 2 29 870

>> Survey : Transek (2 kali dalam setahun)

2=tutupan sedang, 25 - < 50%;

>> Citra satelite dengan hiper spektral - minimal tiga tahun sekali dengan diikuti oleh survey lapangan

3=tutupan tinggi, 50%

1=keanekaragaman rendah (H' < 3,2 atau H' < 1);

2 2 = kanekaragaman sedang

(3,20<H’<9,97 atau 1<H’<3);

3 = keanekaragaman tinggi (H’>9,97 atau H’>3)

4. Habitat unik/khusus

Luasan, waktu, siklus, distribusi, dan kesuburan perairan, spawning ground, nursery ground, feeding ground, upwelling, nesting beach

GIS dgn informasi Citra Satelit, Informasi Nelayan, SPAGs (Kerapu dan kakap), ekspedisi oseanografi

1=tidak diketahui adanya habitat unik/khusus;

1 20 5 29 0.6896552

2=diketahui adanya habitat unik/khusus tapi tidak dikelola dengan baik;

3 = diketahui adanya habitat unik/khusus dan dikelola dengan baik

5. Perubahan iklim terhadap kondisi perairan dan habitat

Untuk mengetahui dampak perubahan iklim terhadap kondisi perairan dan habitat

Survey dan data sekunder, CITRA SATELIT, data deret waktu, monitoring

> State of knowledge level :

1

10 6 29 435

1= belum adanya kajian tentang dampak perubahan iklim; 2= diketahui adanya dampak perubahan iklim tapi tidak diikuti dengan strategi adaptasi dan mitigasi; 3 = diketahui adanya dampak perubahan iklim dan diikuti dengan strategi adaptasi dan mitigasi > state of impact (key indicator menggunakan terumbu karang):

2

Page 115: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

114

1= habitat terkena dampak perubahan iklim (e.g coral bleaching >25%);

2= habitat terkena dampak perubahan iklim (e.g coral bleaching 5-25%);

3= habitat terkena dampak perubahan iklim (e.g coral bleaching <5%)

Sedang 4786

3. Domain Teknik Penangkapan Ikan

INDIKATOR DEFINISI/ PENJELASAN MONITORING/ PENGUMPULAN KRITERIA SKOR BOBOT

(%) RANKING SKOR DENSITAS NILAI

1. Penangkapan ikan yang bersifat destruktif

Penangkapan ikan bersifat destruktif yang dilihat dari penggunaan alat dan metode penangkapan yang merusak dan atau tidak sesuai peraturan yang berlaku.

- Laporan hasil pengawas perikanan, survey - data poor fisheries: laporan dari kepolisian, interview dari nelayan/POKMASWAS

1=frekuensi pelanggaran > 10 kasus per tahun ;

1 30 1 29 1.034482759

2 = frekuensi pelanggaran 5-10 kasus per tahun ;

3 = frekuensi pelanggaran <5 kasus per tahun

2. Modifikasi alat penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan

Penggunaan alat tangkap dan alat bantu yang menimbulkan dampak negatif terhadap SDI

Observer, Sampling ukuran ikan target/ikan dominan, ukuran Lm bisa diperiksa di www.fishbase.org

1 = lebih dari 50% ukuran target spesies < Lm ;

2 25 2 29 1450 2 = 25-50% ukuran target spesies < Lm 3 = <25% ukuran target spesies < Lm

3. Kapasitas Perikanan dan Upaya Penangkapan (Fishing Capacity and Effort)

Besarnya kapasitas penangkapan dibagi aktivitas penangkapan

- survey, logbook - data poor fisheries: interview kepada responden yang berpengalaman dalam perikanan terkait selama minimal 10 tahun

1 = Rasio kapasitas penangkapan < 1;

1 15 3 29 0.517241379 2 = Rasio kapasitas penangkapan = 1;

3 = Rasio kapasitas penangkapan > 1

4. Selektivitas Aktivitas penangkapan Statistik Perikanan Tangkap, logbook, 1 = rendah (> 75%) ; 2 15 4 29 870

Page 116: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

115

penangkapan yang dikaitkan dengan luasan, waktu dan keragaman hasil tangkapan

survey 2 = sedang (50-75%) ;

3 = tinggi (kurang dari 50%) penggunaan alat tangkap yang tidak selektif)

5. Kesesuaian fungsi dan ukuran kapal penangkapan ikan dengan dokumen legal

Sesuai atau tidaknya fungsi dan ukuran kapal dengan dokumen legal

Survey/monitoring fungsi, ukuran dan jumlah kapal. Dibutuhkan pengetahuan cara mengukur dan informasi rasio dimensi dan berat GT kapal yang ada di lapangan

1 = kesesuaiannya rendah (lebih dari 50% sampel tidak sesuai dengan dokumen legal);

1 10 5 29 0.344827586

2 = kesesuaiannya sedang (30-50% sampel tidak sesuai dengan dokumen legal);

3 = kesesuaiannya tinggi (kurang dari 30%) sampel tidak sesuai dengan dokumen legal

6. Sertifikasi awak kapal perikanan sesuai dengan peraturan.

Kualifikasi kecakapan awak kapal perikanan (kualitatif panel komunitas)

Sampling kepemilikan sertifikat, yang ada di unit perikanan yang dikaji

1 = Kepemilikan sertifikat <50%;

1 5 6 29 0.172413793 2 = Kepemilikan sertifikat 50-75%; 3 = Kepemilikan sertifikat >75%

Kurang 2322

4. Domain Sosial

INDIKATOR DEFINISI/ PENJELASAN MONITORING/ PENGUMPULAN KRITERIA SKOR BOBOT

(%) RANKING SKOR DENSITAS NILAI

1. Partisipasi pemangku kepentingan

Keterlibatan pemangku kepentingan

Pencatatan partisipasi dilaksanakan secara kontinyu sesuai dengan pentahapan pengelolaan perikanan. Evaluasi dari pencatatan ini dilakukan setiap tahap dan siklus pengelolaan. Persentase keterlibatan diukur dari jumlah tipe pemangku kepentingan, bukan individu pemangku kepentingan

1 = < 50%;

1 40 1 29 1.379310345

2 = 50-100%;

3 = 100 %

Page 117: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

116

2. Konflik perikanan Resources conflict, policy conflict, fishing gear conflict, konflik antar sector.

Arahan pengumpulan data konflik adalah setiap semester (2 kali setahun) atau sesuai musim (asumsi level of competition berbeda by musim)

1 = lebih dari 5 kali/tahun;

2 35 2 29 2030 2 = 2-5 kali/tahun;

3 = kurang dari 2 kali/tahun

3. Pemanfaatan pengetahuan lokal dalam pengelolaan sumberdaya ikan (termasuk di dalamnya TEK, traditional ecological knowledge)

Pemanfaatan pengetahuan lokal yang terkait dengan pengelolaan perikanan

Recording pemanfaatan TEK dilaksanakan secara kontinyu sesuai dengan pentahapan pengelolaan perikanan. Evaluasi dari record ini dilakukan setiap siklus pengelolaan dan dilakukan secara partisipatif

1 = tidak ada;

1 25 3 29 0.862068966 2 = ada tapi tidak efektif;

3 = ada dan efektif digunakan

Kurang 2032

5. Domain Ekonomi

INDIKATOR DEFINISI/ PENJELASAN MONITORING/ PENGUMPULAN KRITERIA SKOR BOBOT (%) RANKING SKOR

DENSITAS NILAI

1. Kepemilikan Aset Perubahan nilai/jumlah aset usaha RTP cat : aset usaha perikanan atau aset RT, yang didapatkan dari usaha perikanan

Arahan frekuensi survey dan pengumpulan data pendapatan RTP rata-rata setahun dengan mempertimbangkan musim selama lima tahun (sumber data : susenas BPS)

1 = nilai aset berkurang (lebih dari 50%);

3 45 1 29 3915 2 = nilai aset tetap (kurang dari 50%); 3 = nilai aset bertambah (di atas 50%)

2. Pendapatan rumah tangga perikanan (RTP)

Rumah Tangga Perikanan adalah rumah tangga nelayan, pengolah ikan dan pedagang ikan yang pendapatan utamanya dihasilkan dari kegiatan perikanan

Survei pendapatan rumah tangga perikanan dengan pendekatan sampling yang sesuai dengan kaidah ilmiah yang berlaku, dimana pendapatan yang diukur dan dibandingkan dengan UMR adalah pendapatan individu yang berasal dari kegiatan perikanan pada unit perikanan yang dikaji

1= kurang dari rata-rata UMR,

2 30 2 29 1740 2= sama dengan rata-rata UMR,

3 = > rata-rata UMR

3. Rasio Tabungan (Saving ratio)

menjelaskan tentang rasio tabungan terhadap pendapatan bersih

Arahan frekuensi survey dan pengumpulan data pendapatan RTP adalah menurut musim tangkapan ikan (data primer). Informasi bunga kredit dapat diperoleh di BI pada saat survey

1 = kurang dari bunga kredit pinjaman;

1 25 3 29 1 2 = sama dengan bunga kredit pinjaman;

Baik 5656

6. Domain Kelembagaan

Page 118: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

117

INDIKATOR DEFINISI/ PENJELASAN MONITORING/ PENGUMPULAN KRITERIA SKOR BOBOT (%) RANKING SKOR

DENSITAS NILAI

1. Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip perikanan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan perikanan yang telah ditetapkan baik secara formal maupun non-formal

Tingkat kepatuhan (compliance) seluruh pemangku kepentingan WPP terhadap aturan main baikformal maupun tidak formal

Monitoring ketaatan: 1= lebih dari 5 kali terjadi pelanggaran hukum dalam pengelolaan perikanan;

1

25 1 29 0.862069

1. Laporan/catatan terhadap pelanggaran formal dari pengawas,

2 = 2-4 kali terjadi pelanggaran hukum;

2. Wawancara/kuisioner (key person) terhadap pelanggaran non formal termasuk ketaaatan terhadap peraturan sendiri maupun peraturan diatasnya

3 = kurang dari 2 kali pelanggaran hukum

3. Perlu tambahan informasi mengenai kualitas kasus dengan contohnya

Non formal

1

1= lebih dari 5 informasi pelanggaran,

2= lebih dari 3 informasi pelanggaran,

3= tidak ada informasi pelanggaran

2. Kelengkapan aturan main dalam pengelolaan perikanan

Sejauh mana kelengkapan regulasi dalam pengelolaan perikanan tersedia, untuk mengatur praktek pemanfaatan sumberdaya ikan sesuai dengan domain EAFM, yaitu; regulasi terkait keberlanjutan sumberdaya ikan, habitat dan ekosistem, teknik penangkapan ikan, sosial, ekonomi dan kelembagaan

1) Benchmark sesuai dengan Peraturan nasional, pemda seharusnya juga membuat peraturan turunannya

1 = tidak ada regulasi hingga tersedianya regulasi pengelolaan perikanan yang mencakup dua domain;

2

26 2 29 1658.8

2) membandingkan situasi sekarang dengan yang sebelumnya

2 = tersedianya regulasi yang mencakup pengaturan perikanan untuk 3 - 5 domain;

3) replikasi kearifan lokal 3 = tersedia regulasi lengkap untuk mendukung pengelolaan perikanan dari 6 domain

Elaborasi untuk poin 2

2

1= ada tapi jumlahnya berkurang;

2= ada tapi jumlahnya tetap;

3= ada dan jumlahnya bertambah

Ada atau tidak penegakan aturan main dan

Survey dilakukan melalui wawancara/ kuisioner:

1=tidak ada penegakan aturan main; 2

Page 119: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

118

efektivitasnya 1) ketersediaan alat pengawasan, orang 2=ada penegakan aturan main namun tidak efektif;

2) bentuk dan intensitas penindakan (teguran, hukuman)

3=ada penegakan aturan main dan efektif

1= tidak ada alat dan orang;

3 2=ada alat dan orang tapi tidak

ada tindakan;

3= ada alat dan orang serta ada tindakan

1= tidak ada teguran maupun hukuman;

2 2= ada teguran atau hukuman;

3=ada teguran dan hukuman

3. Mekanisme pengambilan keputusan

Ada atau tidaknya mekanisme pengambilan keputusan (SOP) dalam pengelolaan perikanan

Survey dilakukan dengan : analisis dokumen antar lembaga dan analisis stakeholder melalui wawancara/kuisioner

1=tidak ada mekanisme pengambilan keputusan;

2

18 3 29 1044

2=ada mekanisme tapi tidak berjalan efektif;

3=ada mekanisme dan berjalan efektif

1= ada keputusan tapi tidak dijalankan;

2 2= ada keputusan tidak sepenuhnya dijalankan;

3= ada keputusan dijalankan sepenuhnya

4. Rencana pengelolaan perikanan

Ada atau tidaknya RPP untuk wilayah pengelolaan perikanan dimaksud

Survey dilakukan dengan wawancara/kuisioner:

1=belum ada RPP;

2 15 4 29 870 1. Adakah atau tidak RPP disuatu daerah 2=ada RPP namun belum

sepenuhnya dijalankan;

2. Dilaksanakan atau tidak RPP yang telah dibuat

3=ada RPP dan telah dijalankan sepenuhnya

5. Tingkat sinergisitas kebijakan dan kelembagaan

Semakin tinggi tingkat sinergi antar lembaga (span of control-nya

Survey dilakukan dengan : analisis dokumen antar lembaga dan analisis stakeholder melalui wawancara/kuisioner

1=konflik antar lembaga (kebijakan antar lembaga berbeda kepentingan);

2 11 5 29 638

Page 120: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

119

pengelolaan perikanan

rendah) maka tingkat efektivitas pengelolaan perikanan akan semakin baik

2 = komunikasi antar lembaga tidak efektif;

3 = sinergi antar lembaga berjalan baik

Semakin tinggi tingkat sinergi antar kebijakan maka tingkat efektivitas pengelolaan perikanan akan semakin baik

Survey dilakukan dengan : analisis dokumen antar lembaga dan analisis stakeholder melalui wawancara/kuisioner

1= terdapat kebijakan yang saling bertentangan;

2 2 = kebijakan tidak saling mendukung; 3 = kebijakan saling mendukung

6. Kapasitas pemangku kepentingan

Seberapa besar frekuensi peningkatan kapasitas pemangku kepentingan dalam pengelolaan perikanan berbasis ekosistem

Survey dilakukan dengan wawancara/kuisioner terhadap:

1=tidak ada peningkatan;

1 5 6 29 0.1724138

1) Ada atau tidak, berapa kali 2 = ada tapi tidak difungsikan (keahlian yang didapat tidak sesuai dengan fungsi pekerjaannya)

2) Materi 3 = ada dan difungsikan (keahlian yang didapat sesuai dengan fungsi pekerjaannya)

Sedang 4212

Lampiran 2. Analisis Komposit Pengelolaan Perikanan Tuna Taman Nasional Takabonerate. 1. Domain Sumberdaya Ikan

INDIKATOR DEFINISI/ PENJELASAN MONITORING/ PENGUMPULAN KRITERIA SKOR BOBOT (%) RANKING SKOR

DENSITAS NILAI

1. CpUE Baku CpUE adalah hasil tangkapan per satuan upaya penangkapan. Upaya penangkapan harus distandardisasi sehingga bisa menangkap tren perubahan upaya penangkapan. CpUE Baku digunakan apabila terdapat pola multi fishing gears untuk menangkap satu spesies di unit perikanan yang dikaji. Jika

Logbook, Enumerator, Observer selama minimal 3 tahun dari unit perikanan yang dikaji

1 = menurun tajam (rerata turun > 25% per tahun)

2 40 1 29 2320

2 = menurun sedikit (rerata turun < 25% per tahun)

3 = stabil atau meningkat

Page 121: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

120

CpUE Baku sulit untuk digunakan, bisa digunakan CpUE dominan

2. Tren ukuran ikan - Panjang total - Panjang standar - Panjang karapas / sirip (minimum dan maximum size, modus)

- Sampling program secara reguler untuk LFA (Length Frequency Analysis) untuk unit perikanan yang dikaji untuk spesies dominan yang secara total memiliki volume lebih dari 50% hasil tangkapan - data poor fisheries: interview kepada responden yang berpengalaman dalam perikanan terkait selama minimal 10 tahun, untuk spesies dominan yang secara total memiliki volume lebih dari 50% hasil tangkapan

1 = trend ukuran rata-rata ikan yang ditangkap semakin kecil;

2 20 2 29 1160 2 = trend ukuran relatif tetap;

3 = trend ukuran semakin besar

3. Proporsi ikan yuwana (juvenile) yang ditangkap

Persentase ikan yang ditangkap sebelum mencapai umur dewasa (maturity)

- Sampling program secara reguler - data poor fisheries: interview kepada responden yang berpengalaman dalam perikanan terkait selama minimal 10 tahun

1 = banyak sekali (> 60%)

2 15 3 29 870 2 = banyak (30 - 60%)

3 = sedikit (<30%)

4. Komposisi spesies hasil tangkapan

Spesies target yang dimanfaatkan, spesies non target yang dimanfaatkan dan tidak dimanfaatkan

- Logbook, observasi - data poor fisheries: interview kepada responden yang berpengalaman dalam perikanan terkait selama minimal 10 tahun

1 = proporsi target lebih sedikit (< 15% dari total volume)

3 10 4 29 870 2 = proporsi target sama dgn non-target (16-30% dari total volume) 3 = proporsi target lebih banyak (> 31 % dari total volume)

5. "Range Collapse" sumberdaya ikan

lokasi penangkapan ikan yang semakin jauh

- Survey dan monitoring, logbook, observasi - data poor fisheries: interview kepada responden yang berpengalaman dalam perikanan terkait selama minimal 10 tahun

1 = semakin sulit, tergantung spesies target

2

10 5 29 580

2 = relatif tetap, tergantung spesies target

3 = semakin mudah, tergantung spesies target

1 = fishing ground menjadi sangat jauh, tergantung spesies target

2 2= fishing ground jauh, tergantung spesies target

3= fishing ground relatif tetap jaraknya, tergantung spesies target

Page 122: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

121

6. Spesies ETP Populasi spesies ETP (Endangered species, Threatened species, and Protected species) sesuai dengan kriteria CITES

- Survey dan monitoring, logbook, observasi dalam satu tahun terakhir - data poor fisheries: interview kepada responden yang berpengalaman dalam perikanan terkait selama minimal 10 tahun

1= terdapat individu ETP yang tertangkap tetapi tidak dilepas;

2 5 6 29 290 2 = tertangkap tetapi dilepas

3 = tidak ada individu ETP yang tertangkap

Baik 6090

2. Domain Habitat dan Ekosisitem

INDIKATOR DEFINISI/ PENJELASAN MONITORING/ PENGUMPULAN KRITERIA SKOR BOBOT

(%) RANKING SKOR DENSITAS NILAI

1. Kualitas perairan

Limbah yang teridentifikasi secara klinis, audio dan atau visual (Contoh :B3-bahan berbahaya & beracun), menggunakan parameter dari KepMen LH 51/2004 ttg Baku Mutu Air Laut Lampiran 3

Data sekunder, sampling, monitoring, 1= tercemar;

3

30 1 29 1691.6667

>> Sampling dan monitoring : 4 kali dalam satu tahun (mewakili musim dan peralihan)

2=tercemar sedang;

3= tidak tercemar

Kualitas perairan dilihat dari Tingkat Kekeruhan dan Padatan Tersuspensi Total

Survey, monitoring dan data sekunder, CITRA SATELIT

1= > Melebihi baku mutu sesuai KepMen LH 51/2004;

2

>> monitoring : dengan coastal bouy/ water quality checker (continous), Citra satelit (data deret waktu) dan sedimen trap (setahun sekali) => pengukuran turbidity di Lab

2= Sama dengan baku mutu sesuai KepMen LH 51/2004;

3= Dibawah baku mutu sesuai KepMen LH 51/2004

Eutrofikasi menggunakan

>> Survey : 4 kali dalam satu tahun (mewakili musim dan peralihan)

1= konsentrasi klorofil a < 2 µg/l; 2

Page 123: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

122

parameter klorofil a >> monitoring : dengan coastal bouy/ water quality checker (continous), Citra satelite (data deret waktu)

2= konsentrasi klorofil a 2-5 µg/l;

3= konsentrasi klorofil a > 5 µg/l

2. Status ekosistem lamun

Tutupan dan keanekaragaman spesies lamun

Survey dan data sekunder, monitoring, CITRA SATELIT.

1=tutupan rendah, 30%;

2

20 2 29 870

2=tutupan sedang, 30 - < 60%;

3=tutupan tinggi, 60%

>> Sampling dan monitoring : Seagrass watch (www.seagrasswatch.org) dan seagrass net (www.seagrassnet.org)

1=keanekaragaman rendah (H' < 3,2 atau H' < 1), jumlah spesies < 3

2 2 = kanekaragaman sedang

(3,20<H’<9,97 atau 1<H’<3), jumlah spesies 3 - 5

3 = keanekaragaman tinggi (H’>9,97 atau H’>3), jumlah spesies > 5

3. Status ekosistem terumbu karang

> Persentase tutupan karang keras hidup (live hard coral cover) dan keanekaragaman karang hidup yang didasarkan atas live form

Survey dan data sekunder, CITRA SATELIT, foto udara

1=tutupan rendah, <25%;

2

20 2 29 870

>> Survey : Transek (2 kali dalam setahun) 2=tutupan sedang, 25 - < 50%;

>> Citra satelite dengan hiper spektral - minimal tiga tahun sekali dengan diikuti oleh survey lapangan

3=tutupan tinggi, 50%

1=keanekaragaman rendah (H' < 3,2 atau H' < 1);

2 2 = kanekaragaman sedang

(3,20<H’<9,97 atau 1<H’<3);

3 = keanekaragaman tinggi (H’>9,97 atau H’>3)

4. Habitat unik/khusus

Luasan, waktu, siklus, distribusi, dan kesuburan perairan, spawning ground, nursery ground, feeding ground, upwelling,

GIS dgn informasi Citra Satelit, Informasi Nelayan, SPAGs (Kerapu dan kakap), ekspedisi oseanografi

1=tidak diketahui adanya habitat unik/khusus;

1 20 5 29 0.6896552 2=diketahui adanya habitat unik/khusus tapi tidak dikelola dengan baik;

Page 124: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

123

nesting beach 3 = diketahui adanya habitat unik/khusus dan dikelola dengan baik

5. Perubahan iklim terhadap kondisi perairan dan habitat

Untuk mengetahui dampak perubahan iklim terhadap kondisi perairan dan habitat

Survey dan data sekunder, CITRA SATELIT, data deret waktu, monitoring

> State of knowledge level :

1

10 6 29 0.3448276

1= belum adanya kajian tentang dampak perubahan iklim; 2= diketahui adanya dampak perubahan iklim tapi tidak diikuti dengan strategi adaptasi dan mitigasi; 3 = diketahui adanya dampak perubahan iklim dan diikuti dengan strategi adaptasi dan mitigasi > state of impact (key indicator menggunakan terumbu karang):

1

1= habitat terkena dampak perubahan iklim (e.g coral bleaching >25%);

2= habitat terkena dampak perubahan iklim (e.g coral bleaching 5-25%);

3= habitat terkena dampak perubahan iklim (e.g coral bleaching <5%)

Sedang 4351

3. Domain Teknik Penangkapan Ikan

INDIKATOR DEFINISI/ PENJELASAN MONITORING/ PENGUMPULAN KRITERIA SKOR BOBOT

(%) RANKING SKOR DENSITAS NILAI

1. Penangkapan ikan yang bersifat destruktif

Penangkapan ikan bersifat destruktif yang dilihat dari penggunaan alat dan metode

- Laporan hasil pengawas perikanan, survey - data poor fisheries: laporan dari kepolisian, interview dari

1=frekuensi pelanggaran > 10 kasus per tahun ;

3 30 1 29 2610 2 = frekuensi pelanggaran 5-10 kasus per tahun ;

Page 125: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

124

penangkapan yang merusak dan atau tidak sesuai peraturan yang berlaku.

nelayan/POKMASWAS 3 = frekuensi pelanggaran <5 kasus per tahun

2. Modifikasi alat penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan

Penggunaan alat tangkap dan alat bantu yang menimbulkan dampak negatif terhadap SDI

Observer, Sampling ukuran ikan target/ikan dominan, ukuran Lm bisa diperiksa di www.fishbase.org

1 = lebih dari 50% ukuran target spesies < Lm ;

3 25 2 29 2175 2 = 25-50% ukuran target spesies < Lm 3 = <25% ukuran target spesies < Lm

3. Kapasitas Perikanan dan Upaya Penangkapan (Fishing Capacity and Effort)

Besarnya kapasitas penangkapan dibagi aktivitas penangkapan

- survey, logbook - data poor fisheries: interview kepada responden yang berpengalaman dalam perikanan terkait selama minimal 10 tahun

1 = Rasio kapasitas penangkapan < 1;

1 15 3 29 0.517241379 2 = Rasio kapasitas penangkapan = 1;

3 = Rasio kapasitas penangkapan > 1

4. Selektivitas penangkapan

Aktivitas penangkapan yang dikaitkan dengan luasan, waktu dan keragaman hasil tangkapan

Statistik Perikanan Tangkap, logbook, survey

1 = rendah (> 75%) ;

3 15 4 29 1305

2 = sedang (50-75%) ;

3 = tinggi (kurang dari 50%) penggunaan alat tangkap yang tidak selektif)

5. Kesesuaian fungsi dan ukuran kapal penangkapan ikan dengan dokumen legal

Sesuai atau tidaknya fungsi dan ukuran kapal dengan dokumen legal

Survey/monitoring fungsi, ukuran dan jumlah kapal. Dibutuhkan pengetahuan cara mengukur dan informasi rasio dimensi dan berat GT kapal yang ada di lapangan

1 = kesesuaiannya rendah (lebih dari 50% sampel tidak sesuai dengan dokumen legal);

1 10 5 29 0.344827586

2 = kesesuaiannya sedang (30-50% sampel tidak sesuai dengan dokumen legal);

3 = kesesuaiannya tinggi (kurang dari 30%) sampel tidak sesuai dengan dokumen legal

6. Sertifikasi awak kapal perikanan sesuai dengan peraturan.

Kualifikasi kecakapan awak kapal perikanan (kualitatif panel komunitas)

Sampling kepemilikan sertifikat, yang ada di unit perikanan yang dikaji

1 = Kepemilikan sertifikat <50%;

1 5 6 29 0.172413793 2 = Kepemilikan sertifikat 50-75%;

Page 126: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

125

3 = Kepemilikan sertifikat >75%

Baik 6091

D. Domain Sosial

INDIKATOR DEFINISI/ PENJELASAN MONITORING/ PENGUMPULAN KRITERIA SKOR BOBOT (%) RANKING SKOR

DENSITAS NILAI

1. Partisipasi pemangku kepentingan

Keterlibatan pemangku kepentingan

Pencatatan partisipasi dilaksanakan secara kontinyu sesuai dengan pentahapan pengelolaan perikanan. Evaluasi dari pencatatan ini dilakukan setiap tahap dan siklus pengelolaan. Persentase keterlibatan diukur dari jumlah tipe pemangku kepentingan, bukan individu pemangku kepentingan

1 = < 50%;

1 40 1 29 1.379310345

2 = 50-100%;

3 = 100 %

2. Konflik perikanan Resources conflict, policy conflict, fishing gear conflict, konflik antar sector.

Arahan pengumpulan data konflik adalah setiap semester (2 kali setahun) atau sesuai musim (asumsi level of competition berbeda by musim)

1 = lebih dari 5 kali/tahun;

3 35 2 29 3045 2 = 2-5 kali/tahun;

3 = kurang dari 2 kali/tahun

3. Pemanfaatan pengetahuan lokal dalam pengelolaan sumberdaya ikan (termasuk di dalamnya TEK, traditional ecological knowledge)

Pemanfaatan pengetahuan lokal yang terkait dengan pengelolaan perikanan

Recording pemanfaatan TEK dilaksanakan secara kontinyu sesuai dengan pentahapan pengelolaan perikanan. Evaluasi dari record ini dilakukan setiap siklus pengelolaan dan dilakukan secara partisipatif

1 = tidak ada;

1 25 3 29 0.862068966

2 = ada tapi tidak efektif;

3 = ada dan efektif digunakan

Kurang 3047

E. Domain Ekonomi

Page 127: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

126

INDIKATOR DEFINISI/ PENJELASAN MONITORING/ PENGUMPULAN KRITERIA SKOR BOBOT (%) RANKING SKOR

DENSITAS NILAI

1. Kepemilikan Aset Perubahan nilai/jumlah aset usaha RTP cat : aset usaha perikanan atau aset RT, yang didapatkan dari usaha perikanan

Arahan frekuensi survey dan pengumpulan data pendapatan RTP rata-rata setahun dengan mempertimbangkan musim selama lima tahun (sumber data : susenas BPS)

1 = nilai aset berkurang (lebih dari 50%);

3 45 1 29 3915 2 = nilai aset tetap (kurang dari 50%); 3 = nilai aset bertambah (di atas 50%)

2. Pendapatan rumah tangga perikanan (RTP)

Rumah Tangga Perikanan adalah rumah tangga nelayan, pengolah ikan dan pedagang ikan yang pendapatan utamanya dihasilkan dari kegiatan perikanan

Survei pendapatan rumah tangga perikanan dengan pendekatan sampling yang sesuai dengan kaidah ilmiah yang berlaku, dimana pendapatan yang diukur dan dibandingkan dengan UMR adalah pendapatan individu yang berasal dari kegiatan perikanan pada unit perikanan yang dikaji

1= kurang dari rata-rata UMR,

2 30 2 29 1740 2= sama dengan rata-rata UMR, 3 = > rata-rata UMR

3. Rasio Tabungan (Saving ratio)

menjelaskan tentang rasio tabungan terhadap pendapatan bersih

Arahan frekuensi survey dan pengumpulan data pendapatan RTP adalah menurut musim tangkapan ikan (data primer). Informasi bunga kredit dapat diperoleh di BI pada saat survey

1 = kurang dari bunga kredit pinjaman;

1 25 3 29 1 2 = sama dengan bunga kredit pinjaman; 3 = lebih dari bunga kredit pinjaman

Baik 5655.8621

F. Domain Kelembagaan

INDIKATOR DEFINISI/ PENJELASAN MONITORING/ PENGUMPULAN KRITERIA SKOR BOBOT (%) RANKING SKOR

DENSITAS NILAI

1. Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip perikanan yang bertanggung jawab dalam pengelolaan perikanan yang telah ditetapkan baik secara formal maupun non-formal

Tingkat kepatuhan (compliance) seluruh pemangku kepentingan WPP terhadap aturan main baikformal maupun tidak formal

Monitoring ketaatan: 1= lebih dari 5 kali terjadi pelanggaran hukum dalam pengelolaan perikanan; 2 25 1 29 1450 1. Laporan/catatan terhadap

pelanggaran formal dari pengawas, 2 = 2-4 kali terjadi pelanggaran hukum;

Page 128: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

127

2. Wawancara/kuisioner (key person) terhadap pelanggaran non formal termasuk ketaaatan terhadap peraturan sendiri maupun peraturan diatasnya

3 = kurang dari 2 kali pelanggaran hukum

3. Perlu tambahan informasi mengenai kualitas kasus dengan contohnya

Non formal

2

1= lebih dari 5 informasi pelanggaran,

2= lebih dari 3 informasi pelanggaran,

3= tidak ada informasi pelanggaran

2. Kelengkapan aturan main dalam pengelolaan perikanan

Sejauh mana kelengkapan regulasi dalam pengelolaan perikanan tersedia, untuk mengatur praktek pemanfaatan sumberdaya ikan sesuai dengan domain EAFM, yaitu; regulasi terkait keberlanjutan sumberdaya ikan, habitat dan ekosistem, teknik penangkapan ikan, sosial, ekonomi dan kelembagaan

1) Benchmark sesuai dengan Peraturan nasional, pemda seharusnya juga membuat peraturan turunannya

1 = tidak ada regulasi hingga tersedianya regulasi pengelolaan perikanan yang mencakup dua domain;

2

26 2 29 1357.2

2) membandingkan situasi sekarang dengan yang sebelumnya

2 = tersedianya regulasi yang mencakup pengaturan perikanan untuk 3 - 5 domain;

3) replikasi kearifan lokal 3 = tersedia regulasi lengkap untuk mendukung pengelolaan perikanan dari 6 domain

Elaborasi untuk poin 2

1

1= ada tapi jumlahnya berkurang;

2= ada tapi jumlahnya tetap;

3= ada dan jumlahnya bertambah

Ada atau tidak penegakan aturan main dan efektivitasnya

Survey dilakukan melalui wawancara/ kuisioner:

1=tidak ada penegakan aturan main;

2 1) ketersediaan alat pengawasan, orang

2=ada penegakan aturan main namun tidak efektif;

2) bentuk dan intensitas penindakan (teguran, hukuman)

3=ada penegakan aturan main dan efektif

1= tidak ada alat dan orang;

2 2=ada alat dan orang tapi tidak ada tindakan;

Page 129: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

128

3= ada alat dan orang serta ada tindakan

1= tidak ada teguran maupun hukuman;

2 2= ada teguran atau hukuman;

3=ada teguran dan hukuman

3. Mekanisme pengambilan keputusan

Ada atau tidaknya mekanisme pengambilan keputusan (SOP) dalam pengelolaan perikanan

Survey dilakukan dengan : analisis dokumen antar lembaga dan analisis stakeholder melalui wawancara/kuisioner

1=tidak ada mekanisme pengambilan keputusan;

2

18 3 29 1044

2=ada mekanisme tapi tidak berjalan efektif;

3=ada mekanisme dan berjalan efektif

1= ada keputusan tapi tidak dijalankan;

2 2= ada keputusan tidak sepenuhnya dijalankan;

3= ada keputusan dijalankan sepenuhnya

4. Rencana pengelolaan perikanan

Ada atau tidaknya RPP untuk wilayah pengelolaan perikanan dimaksud

Survey dilakukan dengan wawancara/kuisioner:

1=belum ada RPP;

2 15 4 29 870 1. Adakah atau tidak RPP disuatu daerah

2=ada RPP namun belum sepenuhnya dijalankan;

2. Dilaksanakan atau tidak RPP yang telah dibuat

3=ada RPP dan telah dijalankan sepenuhnya

5. Tingkat sinergisitas kebijakan dan kelembagaan pengelolaan perikanan

Semakin tinggi tingkat sinergi antar lembaga (span of control-nya rendah) maka tingkat efektivitas pengelolaan perikanan akan semakin baik

Survey dilakukan dengan : analisis dokumen antar lembaga dan analisis stakeholder melalui wawancara/kuisioner

1=konflik antar lembaga (kebijakan antar lembaga berbeda kepentingan);

2

11 5 29 478.5

2 = komunikasi antar lembaga tidak efektif;

3 = sinergi antar lembaga berjalan baik

Semakin tinggi tingkat sinergi antar kebijakan maka tingkat efektivitas pengelolaan perikanan akan

Survey dilakukan dengan : analisis dokumen antar lembaga dan analisis stakeholder melalui wawancara/kuisioner

1= terdapat kebijakan yang saling bertentangan;

1 2 = kebijakan tidak saling mendukung;

Page 130: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap

129

semakin baik 3 = kebijakan saling mendukung

6. Kapasitas pemangku kepentingan

Seberapa besar frekuensi peningkatan kapasitas pemangku kepentingan dalam pengelolaan perikanan berbasis ekosistem

Survey dilakukan dengan wawancara/kuisioner terhadap:

1=tidak ada peningkatan;

2 5 6 29 290

1) Ada atau tidak, berapa kali 2 = ada tapi tidak difungsikan (keahlian yang didapat tidak sesuai dengan fungsi pekerjaannya)

2) Materi 3 = ada dan difungsikan (keahlian yang didapat sesuai dengan fungsi pekerjaannya)

Baik 5490

Page 131: Penilaian Performa Pengelolaan Perikanan Menggunakan ... - EAFM Taka Bonerate Kab... · merupakan kerangka yang tidak terpisahkan dari tiga dimensi, ... Jaring insan tetap Bagan tancap