pengukuranwarna
DESCRIPTION
sdaTRANSCRIPT
1. Pendahuluan
1.1 Tujuan PraktikumMengetahui perbedaan pengukuran warna secara visual dan dengan menggunakan alat chromameter. Memahami prinsip pengukuran warna dengan skala warna L,a,b menggunakan chromameter. Mempelajari factor-faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran warna dengan chromameter.
1.2 Tinjauan Pustaka
Pengukuran warna pada banyak bahan pangan merupakan komponen kualitas yang penting dalam pemasaran. Walaupun tidak menunjukkan kandungan nutrisi, rasa, dan manfaat namun para konsumen lebih memilih bahan pangan berdasarkan penampilan luar.
Pengukuran warna pada bahan pangan menyediakan indeks objektif terhadap kualitas bahan pangan. Warna dapat menjadi indictor kematangan ataupun kerusakan. Contohnya warna keripik kentang tergantung pada pengurangan kandungan gula, cara penyimpanan dan cara pembuatan. Lalu warna kuning pada kuning telur menunjukkan fungsi dari adanya pigmen (Clifton,1987). Titik akhir proses pemasakan juga ditentukan berdasarkan warnanya. Selain itu, perubahan warna dapat menimbulkan masalah dalam pemprosesan dan pengemasan makanan. Warna coklat dan hitam dapat disebabkan oleh reaksi enzimatis ataupun non-enzimatis. Reaksi pencoklatan no-enzimatis yang dominan antara lain reaksi Maillard yang meyebabkan penghitaman pada kentang ataupun pencoklatan pada jus jeruk. Sedangkan pencokltan enzimatis yang biasa terjadi pada buah dan beberapa jenis sayuran terjadi akibat oksidasi enzim katalis, yaitu senyawa fenol. (Parker, 2003).
Untuk menjaga kualitas, warna pada produk pangan harus diukur dan distandarisasi. Jika makanan berwarna transparent, seperti jus atau ekstrak, dapat diukur dengan kalorimeter maupun spektrofotmeter sebagai pengukur warna. Warna makanan yang berbentuk cairan ataupun padatan dapat diukur dengan membandingkan warna yang telah terstandarisasi. Warna pada makanan dapat dinyatakan dengan tiga komponen angka. Yatu,tristimulus kolorimetri. Dalam pengukuran warna,cahaya direfleksikan oleh suatu bahan pangan dapat dogolongkan menjadi tiga komponen yaitu value,hue dan chroma. Salah satu instrumen tang dapat digunakan untuk pengukuran warna adalah chromameter (Parker,2003).
Beberapa hal yang mempengaruhi pengamatan terhadap warna :
1. Perbedaan sumber cahaya
Setiap jenis pencahayaan (sinar matahari, sinar lmpu TL, sinar bohlam, dan lain-lain) akan membuat bahan pangan yang sama menjadi berbeda.
2. Perbedaan pengamat
Warna akan tampak berbeda menurut pengamat yang berbeda karena perbedaan kesensitifan penglihatan seseorang,sehingga dapat terjadi kemungkinan bias terhadap suatu warna. Selain itu, ketajaman penglihatan juga berbeda-beda karena faktr usia.
3. Perbedaan ukuran
Warna-warna pada area yang sangat luas cenderung Nampak lebih terang dan jelas dibandingkan warna yang sama pada area yang lebih sempit, akibat efek area tersebut. Memilih objek yang memiliki area warna yang luas dari sampel yang kecil dapat menyebabkan kesalahan pemilihan warna.
4. Perbedaan latar
Bahan pangan yang diletakkan di depan latar yang terang akan terlihat lebih buram daripada ketika ditempatkan di tempat yang gelap. Hal ini berhubungan dengan efek kontras yang tidak diinginkan dalam menilai keakuratan warna.
5. Perbedaan sudut pandang
Bahan pangan yang dilihat dari sudut pandang yang benar-benar berbeda dapat membuat titik terlihat lebih gelap ataupun lebih terang. Hal ini merupakan akibat dari karateristik arah warna bahan pangan tersebut. Arah sudut pandang terhadap objek dan arah sudut pencahayaan harus konstan untuk komunikasi warna yang akurat(Anonim,2009).
Jika diklasifikasikan warna-warna dapat dapat diungkapkan atas hue,terang (brightness/lightness), dan saturasi/kejenuhan(vividness). Penetapan ketiga skala tersebut digunakan untuk mengukur warna secara numeris, sehingga warna dapat dikuantisasi dengan tujuan memudahkan seseorang dalam mengkomunikasikan warna.
Hue, adalah istilah yang dipakai dalam dunia warna untuk diklasifikasikan merah, kuning, biru, dan lain-lain. Meskipun merah dan kuning adalah hue yang berbeda, pencampuran kedua menghasilkan jingga (kuning kemerahan), pencampuran kuning dan hijau menghasilkan kuning kehijauan, pencampuran biru dan hijau menghasilkan hijau kebiruan, dst. Hue merupakan ragam warna seperti yang dihasilkan dari cakram warna.
Lightness. Berdasarkan perbandingan lightness-nya (seperti cerah), warna dapat dibedakan sebagai warna cerah dan gelap. Lightness dapat diukur secara independen dari setiap hue. Lightness warna berubah (cerah-gelap) secara vertical.
Saturation berkaitan dengan saturasi atau kejelasan warna. Saturasi berkaitan dengan warna jelas-warna buram.
Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengukuran warna adalah satuan warna L*a*b* .
L* menandakan lightness,a* menunjukkan warna merah (+a*) dan hijau (-a*), sedangkan b* menunjukkan warna kuning (+b*) dan biru (-b*). Jika titik yang diamati bergerak dari pusat kea rah luar, berarti saturasi warna bertambah.
2. Materi dan Metode
2.1 Materi
2.1.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalha chromameter,pisau,panci, dan kompor.
2.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam dalam praktikum ini adalah 1 buah tomat, 1 buah jeruk, 1 buah nanas yang telah dikupas kulitnya, 1 potong daging sapi, air.
2.2 Metode
2.2.1 Percobaan I
1 buah tomat dan satu buah jeruk disiapkan, kemudian didiskripsikan warna kedua buah benda dengan visual mata manusia, setelah itu kedua jenis buah diukur warnanya dengan chromameter masing-masing pada 5 titik yang berbeda di permukaan buah.
2.2.2 Percobaan II
1 buah nanas yang sudah dikupas kulitnya dipotong sedemikian rupa sehingga terbentuk irisan buah dengan permukaan yang datar. Warna irisan buah tersebut didiskripsikan dengan menggunakan visual mata manusia, setelah itu irisan buah nanas diukur warnanya menggunakan chromameter pada 5 titik yang berbeda.
2.2.3 Percobaan III
1 potong daging sapi disiapkan kemudian dibagi menjadi 5 irisan dengan ukuran dan ketebalan yang seragam. Kemudian warna daging pertama diukur sebelum pemanasan dengan menggunakan chromameter. Daging kedua direbus dengan panci dalam waktu 1 menit. Daging kedua direbus dengan menggunakan panci dalam waktu 2 menit. Daging ketiga direbus dengan menggunakan panci dalam waktu 3 menit. Daging keempat direbus dalam waktu 4 menit. Dan daging kelima diukur dalam waktu 5 menit. Kemudian masing-masing daging yang sudah direbus diukur warnanya dengan menggunakan chromameter.
3. HASIL PENGAMATAN
NOBahanDeskripsi warna secara visualPengukuran Warna dengan Chromameter
(mean = standar devasi)
L*a*b*
1Buah tomat utuhOrange kemerah-merahan46,988 (3,17010,518 (2,0278,844 (7,293
2Buah jeruk utuhHijau kekuning-kuningan dengan bintik-bintik hitam57,718 (4,092 5,382 (2,52517,464 (3,895
3Irisan buah nanasKuning pucat64,640( 1,9722,370 (0,052613,500 (1,078
4Daging rebus
a. Menit ke-0Merah keunguan43,542 (2,49412,264 (2,1121,316 (0.640
b. Menit ke-1Abu-abu kemerah-merahan51,982 (1,08710.084 (0,7084,092 (0,386
c. Menit ke-2Merah kecoklatan50,266 (352010,370 (0,5763,766 (0,444
d. Menit ke-3Coklat semen50,868 (3,4528,412 (0,5283,438 (0,690
e. Menit ke-4Coklat kemerahan49,228 (1,7029,850 (0,4466,282 (0,588
f. Menit ke-5coklat49,078 (1,2326,442 (1,6484,664 (0,391
Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai L* pada buah tomat utuh adalah 46,988 (3,170, buah jeruk utuh adalah 57,718 (4,092, irisan buah nanas adalah 64,640( 1,972.,daging yang belum direbus adalah 43,542 (2,494, daging pada mint ke-1 adalah 51,982 (1,087, daging padamenit ke-2 adalah 50,266 (3520, daging pada menit ke-3 adalah 50,868 (3,452 ,daging pada menit ke-4 adalah 49,228 (1,702 daging pada menit ke-5 adalah 49,078 (1,232.
Sedangkan nilai (+a*) pada buah tomat utuh adalah 10,518 (2,027 , buah jeruk utuh adalah 5,382 (2,525, buah nanas adalah 2,370 (0,0526 , daging menit ke-0 adalah 12,264 (2,112, daging menit ke-1 adalah 10.084 (0,708 , daging menit ke 2 adalah 10,370 (0,576 , daging menit ke 3 adalah 8,412 (0,528, daging menit ke 4 adalah 9,850 (0,446 , daging menit ke 5 adalah 6,442 (1,648.
Sedangkan nilai (+b*) pada buah tomat utuh 8,844 (7,293 , buah jeruk utuh 17,464 (3,895 , buah nanas 13,500 (1,078 , daging menit ke-0adalah 1,316 (0.640, daging menit ke-1 adalah 4,092 (0,386 , daging menit ke 2 adalah 3,766 (0,444 , daging menit ke 3 adalah 3,438 (0,690, daging menit ke 4 adalah 6,282 (0,588 , daging menit ke 5 adalah 4,664 (0,391
4. Pembahasan
4.1 Perbedaan pengukuran warna secara visual dan dengan menggunakan alat chromameter
Pengukuran secara visual tidak hanya dilihat tidak menggunakan alat chromameter. Warna nya dilihat dengan menggunakan mata. Warnanya yang dilihat secara visual bersifat subjektif, antara pengamat yang satu dengan pengamat yang lain bisa berbeda. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengukuran warna adalah satuan warna L*a*b* . L*,a*,b* biasanya digunakan pada pengukuran warna dengan menggunakan chromameter. L* menandakan lightness,a* menunjukkan warna merah (+a*) dan hijau (-a*), sedangkan b* menunjukkan warna kuning (+b*) dan biru (-b*). Jika titik yang diamati bergerak dari pusat kea rah luar, berarti saturasi warna bertambah.
4.2 Prinsip pengukuran warna dengan skala warna L,a,b menggunakan chromameter
Chromameter digunakan dengan cara pertama-tama chromameter dikaliberisasi sehingga nilai L,a,b sesuai dengan standar. Kemudian alat sensor pendeteksi ditempelkan pada sampel. Seluruh alat sensor warna harus benar-benar menempel pada sampel. Kemudian alat dijalankan dengan cara ditembakan sehingga akan muncul nilai L,a, b pada layar. Percobaan harus diulangi pada 5 titik yang berbeda, karena warna sampel pada setiap sisi tidaklah sama. Dapat dilihat pada data percobaan nilai L,a,b selalu berbeda setiap pengulangan. L menunujukkan Lightness. Sedangkan a* menunujukkan warna merah untuk +a*, dan hijau (-a*), sedangkan b* menunjukkan warna kuning (+b*) dan biru (-b*). Jika titik yang diamati bergerak dari pusat kea rah luar, berarti saturasi warna bertambah. Pada percobaan pengukuran warna, buah tomat utuh memiliki lightness 46,988 (3,170 dan memiliki +a* 10,518 (2,027 dan +b* 8,844 ( 7,293. Hal ini menunjukkan bahwa tomat memiliki warna yang terang dan memiliki warna merah yang terang. Sedangkan pada buah nanas memiliki warna yang terang yaitu 57,718 ( 4,092. Dibandingkan dengan buah tomat, warna dari buah jeruk lebih terang. Warna kuning yang dihasilkan lebih banyak yaitu dengan nilai (+b*) 17,464 ( 3,895. Sedangkan pada buah nanas, warna terang nya lebuh menyala dibandingkan daripada buah tomat dan buah jeruk. Namun ada kesalahan dalam mengukur nilai(+b*) lebih sedikit dibandingkan dengan buah jeruk. Seharusnya warna kuning pada buah nanas lebih besar daripada buah jeruk. Hal ini diakibatkan karna banyak factor , salah satunya adalah factor cahaya. Sedangkan pada daging, pada menit ke-0 warna terang yang dihasilkan sebesar 43,542 (2,494, dengan warna (+a*) 12,264 dan warna (+b*) sebesar 1,316 ( 0,640. Hal ini menunjukkan bahwa daging menit ke-0 memiliki terang yang lebih kecil dibandingkan dengan daging yang sudah direbus. Warna merah dominan karena antara (+a*) dan (+b*), lebih besar nilai (+a*). Jadi warna yang lebih mencolok adalah warna merah. Sedangkan pada daging yang sudah direbus pada menit ke-1, warna terangnya mencolok namun warna merahnya lebih sedikit memudar dibandingkan dengan daging yang belum direbus. Pada daging menit ke-2 warna terangnya semakin memudar, dan warna merah dari daging tersebut bertambah dibandingkan dengan menit ke-1. Seharusnya warna merah dari daging yang direbus menit ke-2 lebih pudar dari daging yang direbus pada menit ke-1. Kesalahan ini terjadi karena kesalahan dalam kegiatan praktikum. Warna terang dari daging yang direbus pada menit ke-3 lebih terang dari daging yang belum direbus. Namun warna merah memudar dibandingkan daging yang belum direbus. Warna terang dari daging yang direbus pada menit ke-4 terangnya lebih besar dibandingkan dengan daging yang belum direbus. Warna merahnya juga lebih kecil dibandingkan dengan daging yang belum direbus. Seharusnya semakin lama perebusan, warna merah pada daging makin memudar. Warna terang pada menit ke-5 lebih terang diabandingkan dengan daging yang belum direbus. Namun warna merah yang dihasilkan sudah memudar menjadi lebih kecil dari menit-menit sebelumnya.
4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran warna dengan chromameter
Pengukuran warna dalam chromameter dipengaruhi oleh:
Perbedaan sumber cahaya, setiap jenis pencahayaan akan membuat bahan pangan yang sama menjadi berbeda. Saat percobaan digunakan sinar matahari sebagai sumber cahaya. Apabila menggunakan sinar lampu ataupun sinar bohlam hasil dari L,a,b akan berbeda-beda.
Perbedaan ukuran, pada saat chromameter ditempelkan pada sampel dengan bagian yang luas maka nilai dari L,a,b akan menjadi lebih terng dan jelas jika dibandingkan dengan saat ditempelkan pada sisi lain yang lebih sempit.
Perbedaan latar, bahan pangan yang ditempatkan di depan latar yang terang akan terlihat lebih buram daripada ketika ditempatkan di tempat yang lebih gelap. Hal ini terjadi karena saat sampel diletakkan pada latar yang terang akan terjadi kekontrasan warna sehingga mempengaruhi kearutan warna.
Perbedaan sudut pandang, pada saat chromameter ditempelkan pada bidang yang tidak datar maka pengukuran hasil dari L,a,b juga akan ikut berubah. Karena sudut yang dibentuk antara chromameter dengan bahan pangan tegal larus. Atau alat sensor harus masuk semua ke dalam bahan pangan tersebut.
4.4 Aplikasi pengukuran warna dibidang pangan
Aplikasi pada bidang pangan dapat dilihat pada sampel. Jika dilihat ada perubahan warna pada bahan pangan maka bahan pangan tersebut akan menunjukkan kerusakan bahan pangan ataupun kematangan bahan pangan. Contohnya pada buah apel, pertama kali apel dikupas akan menunjukkan kuning pucat setelah didiamkan beberapa saat maka apel akan mengalami perubahan warna menjadi kecoklatan. Hal ini telah menunjukkan penurunan kualitas kesegaran dari apel tersebut.
5. Kesimpulan
Pengukuran warna secara visual bersifat subjektif tergantung mata pengamat.
Pengukuran warna menggunakan chromameter memiliki skala warna yaitu L mewakili terang, a menunjukkan warna merah (+a*) dan hijau (-a*). Sedangkan b menunjukkan warna kuning (+b*) dan biru (-b*).
Factor yang mempengaruhi pengukuran warna dengan chromameter adalah perbedaan sumber cahaya, perbedaan ukuran, perbedaan latar
Dalam pengukuran warna dengan chromameter tidak bisa hanya satu sisi sampel, harus beberapa titik karena perbedaan sisi mempengaruhi skala pengukuran.
6. Daftar Pustaka
Anonim. (2009). Komunikasi Warna Perisai : Kontrol Warna dari Persepsi ke Instrumentalisasi. Minolta.
Clifton, E. M. (1987). Food Analysis Theory and Practice 2nd edition. Van Nostrand Reinhold Co Inc. New York. Parker,R.(2003). Introduction to Food Science. Delmar.
7. Lampirann
7.1 Perhitungan Data
7.2 Laporan Sementara
L* (buah tomat utuh)
No.X
1
250,870
49,4803,882
2,49215,069
6,210
343,260-3,72813,897
444,790-2,1984,831
546,540-0,4480,200
46,988 =0 =40,207
SD = = = 3,170
H = (46,9883,170)
a*
No.X
1
211,500
9,2300,982
-1,2880,964
1,658
313,5703,0529,314
49,750-0,7680,589
58,540-1,9783,912
10,518 =0 =16,437
SD = = 2,027
H = (10,5182,027)
b*
No.X
1
25,180
11,370-3,664
2,52613,424
6,380
36,950-1,8943,587
49,5900,7460,556
511,1302,2865,225
8,844 =0 =29,172
SD = QUOTE
= 7,293
H = (8,8447,293)8. L* (buah jeruk)
No.X
1
259,310
59,2401,592
1,5222,534
2,316
350,790-6,92847,997
457,7700,0522,704x
561,4803,76214,152
57,718 =0 =67,001
SD = = 4,092
H = (4,09257,718)
a*
No.X
1
24,690
5,100-0,692
-0,2820,478
0,079
34,360-1,0221,044
43,070-2,3125,345
59,6904,30818,558
5,382 =0 =25,504
SD = = 2,525
H = (5,3822,525)
b*
No.X
1
216,280
19,720-1,184
2,2561,401
5,089
311,490-5,97435,688
418,1100,6460,417
521,7204,25618,113
17,464 =0 =60,708
SD = = 15,177
H = (17,4643,895)
9. L* (irisan buah nanas)
No.X
1
267,110
64,4902,470
-0,1506,100
0,022
362,160-2,4806,150
466,0001,3601,849
563,440-1,2001,440
64,640 =0 =15,561
SD = = 1,972
H = (64,6401,972)
a*
No.X
1
22,730
2,2000,360
-0,1700,1296
0,028
32,3900,0200,0004
42,140-0,2300,052
52,3900,0200,0004
2,370 =0 =0,2104
SD = = 0,0526
H = (2,3700,0526)
b*
No.X
1
212,690
14,260-0,810
0,7600,656
0,577
312,020-1,4802,190
414,0900,5900,348
514,4400,9400,883
13,500 =0 =4,654
SD = = 1,078
H = (1,07813,500)
10. L* (daging rebus) menit ke-0
No.X
1
243,980
44,4500,438
0,9080,191
0,824
339,190-4,35218,939
445,5001,9583,833
544,5901,0481,098
43,542 =0 =24,885
SD = = 2,494
H = (43,5422,494)
a*
No.X
1
213,510
8,8001,246
-3,4641,552
11,999
313,9501,6862,842
413,3401,0761,157
511,720-0,5440,295
12,264 =0 =17,845
SD = = 2,112
H = (12,2642,112)
b*
No.X
1
21,070
0,660-0,246
-0,6560,060
0,430
31,8900,5740,329
42,1000,7840,614
50,860-0,4560,207
1,316 =0 =1,640
SD = = 0,640
H = (1,3160,640)
11. L* (daging rebus) menit ke-1No.X
1
253,120
51,3101,138
-0,6721,295
0,451
350,520-1,4622,137
452,9000,9180,842
552,0600,0780,0068
51,982 =0 =4,7318
SD = = 1,087
H = (51,9821,087)
a*
No.X
1
29,000
11,960-1,024
1,8761,049
3,519
310,1300,0460,002
49,780-0,3040,092
59,4900,5940,353
10,084 =0 =1,003
SD = = 0,708
H = (10,0840,708)
b*
No.X
1
23,910
4,190-0,182
0,0980,033
0,009
34,2500,1580,024
44,5700,4780,228
53,540-0,5520,304
4,092 =0 =0,598
SD = = 0,386
H = (4,0920,386)
12. L* (daging rebus) menit ke-2No.X
1
252,380
47,4502,114
-2,8164,468
7,929
346,280-3,98615,888
454,8804,61421,288
550,3400,0740,0054
50,266 =0 =49,5784
SD = = 3,520
H = (50,2663,520)
a*
No.X
1
210,490
10,5000,120
0,1300,0144
0,0169
311,2000,8300,6889
49,940-0,4300,1849
59,720-0,6500,4225
10,370 =0 =1,3276
SD = = 0,576
H = (10,3700,576)
b*
No.X
1
24,380
3,4300,614
-0,3360,376
0,112
33,9300,1640,026
43,7900,0240,0576
53,300-0,4660,217
3,766 =0 =0,7886
SD = = 0,444
H = (3,7660,444)
13. L* (daging rebus) menit ke-3No.X
1
245,950
48,680-4,918
-2,18824,186
4,787
353,0302,1624,674
452,3901,5222,316
554,2903,42211,710
50,868 =0 =47,673
SD = = 3,452
H = (50,8683,452)
a*
No.X
1
28,020
9,170-0,392
0,7580,153
0,574
38,7200,3080,094
47,890-0,5220,272
58,260-0,1520,023
8,412 =0 =1,116
SD = = 0,528
H = (8,4120,528)
b*
No.X
1
23,530
4,4500,092
1,0120,0084
1,024
33,250-0,1880,035
42,520-0,9180,842
53,4400,0020,000004
3,438 =0 =1,909
SD = = 0,690
H = (3,4380,690)
14. L* (daging rebus) menit ke-4No.X
1
247,010
49,560-2,218
0,3324,919
0,110
348,470-0,7580,579
449,2800,0520,002
551,8202,9526,718
49,228 =0 =11,595
SD = = 1,702
H = (49,2281,702)
a*
No.X
1
210,280
9,6700,430
-0,1800,1849
0,0324
310,0100,1600,0256
410,1300,2800,0784
59,160-0,6900,4761
9,850 =0 =0,7974
SD = = 0,446
H = (9,8500,446)
b*
No.X
1
27,200
5,8400,918
-0,4420,842
0,195
36,3000,0180,00032
46.3700,0880,0077
55,700-0,5820,338
6,282 =0 =1,383
SD = = 0,588
H = (6,2820,588)
15. L* (daging rebus) menit ke-5No.X
1
250,370
47,5601,292
-1,5181,669
2,304
348,160-0,9180,842
449.1000,0220,0004
550,2001,1221,258
49,078 =0 =6,0734
SD = = 1,232
H = (49,0781,232)
a*
No.X
1
25,080
5,150-1,362
-1,2921,855
1,669
37,9501,5082,274
45,530-0,9120,831
58,5002,0584,235
6,442 =0 =10,864
SD = = 1,684
H = (6,4421,684)
b*
No.X
1
24,150
4,710-0,514
0,0460,264
0,002
34,430-0,2340,054
45,1700,5060,256
54,8600,1960,038
4,664 =0 =0,614
SD = = 0,391
H = (4,6640,391)