pengpsisos

10
AGRESI -Agresi yaitu siksaan yang diarahkan secara sengaja dari berbagai bentuk kekerasan terhadap orang lain ( Baron & Richardson, 1994 ) -Peran Faktor Biologis Insting – Perspektif Psikologi Evolusioner Insting Teori-teori ini menyatakan bahwa kekerasan manusia berasal dari kecenderungan bawaan (yang diturunkan) untuk bersikap agresif satu sama lain. Sigmund Freud. Berpendapat bahwa agresi terutama timbul dari keinginan untuk mati ( death wish/thanatos ) yang kuat yang dimiliki oleh semua orang. Menurut Freud, insting ini awalnya memiliki tujuan self destruction, tetapi segera arahnya diubah ke luar, kepada orang lain. Konrad Lorenz ( 1966,1974 ), berpendapat bahwa agresi muncul terutama dari insting berkelahi ( fighting instinct ), bawaan yang dimiliki oleh manusia dan spesies lainnya. Insting ini berkembang (diasumsikan) selama terjadinya evolusi, karena hal tersebut menolong untuk memastikan bahwa hanya individu yang terkuat dan terhebatlah yang akan menurunkan gen mereka pada generasi berikutnya. Teori Dorongan Motif untuk menyakiti orang lain. Agresi muncul terutama dari suatu dorongan (drive) yang ditimbulkan oleh faktor-faktor eksternal untuk menyakiti orang lain. Berkowitz, 1989, Mengemukakan bahwa kondisi-kondisi eksternal – terutama frustrasi membangkitkan motif yang kuat untuk menyakiti orang lain. Dorongan agresif ini, selanjutnya menimbulkan agresi terbuka. Hipotesis frustrasi agresi ( frustration- aggresion hypothesis ) adalah yang paling terkenal dari teori ini. (Dollard dkk, 1939 )

Upload: sandro-febrino

Post on 24-Dec-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pengsisos

TRANSCRIPT

Page 1: pengpsisos

AGRESI

-Agresi yaitu siksaan yang diarahkan secara sengaja dari berbagai bentuk kekerasan terhadap orang lain

( Baron & Richardson, 1994 )

-Peran Faktor BiologisInsting – Perspektif Psikologi Evolusioner

Insting

Teori-teori ini menyatakan bahwa kekerasan manusia berasal dari kecenderungan bawaan (yang diturunkan) untuk bersikap agresif satu sama lain.

Sigmund Freud.

Berpendapat bahwa agresi terutama timbul dari keinginan untuk mati ( death wish/thanatos ) yang kuat yang dimiliki oleh semua orang. Menurut Freud, insting ini awalnya memiliki tujuan self destruction, tetapi segera

arahnya diubah ke luar, kepada orang lain.

Konrad Lorenz ( 1966,1974 ),

berpendapat bahwa agresi muncul terutama dari insting berkelahi ( fighting instinct ), bawaan yang dimiliki oleh manusia dan spesies lainnya.

Insting ini berkembang (diasumsikan) selama terjadinya evolusi, karena hal tersebut menolong untuk memastikan bahwa hanya individu yang terkuat dan terhebatlah yang akan menurunkan gen mereka pada generasi berikutnya.

Teori Dorongan

Motif untuk menyakiti orang lain. Agresi muncul terutama dari suatu dorongan (drive) yang ditimbulkan oleh faktor-faktor eksternal untuk menyakiti orang lain.

Berkowitz, 1989,

Mengemukakan bahwa kondisi-kondisi eksternal – terutama frustrasi – membangkitkan motif yang kuat untuk menyakiti orang lain. Dorongan agresif ini, selanjutnya menimbulkan agresi terbuka.

Hipotesis frustrasi – agresi ( frustration-aggresion hypothesis ) adalah yang paling terkenal dari teori ini. (Dollard dkk, 1939 )

Menurut pandangan ini, frustrasi mengakibatkan terangsangnya suatu dorongan yang tujuan utamanya adalah menyakiti beberapa orang atau objek – terutama yang dipersepsikan sebagai penyebab frustrasi. (Berkowitz,1989 ).

Namun, sebagian besar psikolog sosial sudah menolak teori ini karena salah, karena ternyata frustrasi hanya salah satu dari berbagai penyebab

agresi, dan merupakan penyebab yang cukup lemah.

Teori Modern atas Agresi

Memperhitungkan :

Proses Belajar,

Kognisi,

Suasana Hati , dan

Keterangsangan.

Variabel Situasional

Aspek aspek dari situasi saat ini misalnya:

-frustrasi

-bentuk serangan tertentu dari orang lain ( misalnya, penghinaan )

-pemaparan terhadap tingkah laku agresif orang lain ( model agresif )

-munculnya tanda-tanda yang berhubungan dengan agresi ( misalnya senapan atau senjata lainnya )

Page 2: pengpsisos

hampir semua hal yang dapat menyebabkan individu mengalami ketidak nyamanan ( mulai dari suhu udara tinggi, bor dokter gigi, atau kuliah yang sangat membosankan )

Variabel sistuasional dan individual yang beragam ini kemudian dapat menimbulkan agresi terbuka melalui pengaruh masing-masing terhadap tiga proses dasar :

1.Keterangsangan ( arausal )

Variabel-variabel tersebut dapat meningkatkan keterangsangan fisiologis atau antusiasme.

2.Keadaan affektif ( affective state )

Variabel-variabel tersebut dapat membangkitkan perasaan hostile – tanda tanda yang tampak dari hal ini ( misalnya, ekspresi wajah marah )

3.Kognisi ( cognition )

Variabel-variabel tersebut dapat membuat individu untuk memiliki pikiran hostile atau membawa ingatan hostile ke pikiran

Determinan dari Agresi Manusia

1. Determinan Sosial

2. Determinan Pribadi

3. Determinan Situasional

Determinan Sosial dari Agresi :

1. Frustrasi

Hipotesis frustrasi-agresi, bahwa orang yang frustrasi selalu terlibat dalam suatu tipe agresi dan semua tindakan agresi, sebaliknya,berasal dari frustrasi ( Dollard,dkk,1939 )

1). Frustrasi selalu memunculkan bentuk tertentu dari agresi , dan

2). Agresi selalu muncul dari frustrasi

2. Provokasi

Tindakan oleh orang lain ( fisik atau verbal ) yang cenderung memicu agresi pada diri si penerima, seringkali karena tindakan tersebut dipersepsikan berasal dari maksud yang jahat.

3. Agresi yang dipindahkan

Agresi terhadap seseorang yang bukan sumber dari provokasi yang kuat ; agresi dipindahkan terjadi karena orang yang melakukannya tidak ingin atau tidak dapat melakukan agresi terhadap sumber provokasi awal.

4. Pemaparan terhadap kekerasan di Media

Pemaparan terhadap kekerasan di media mungkin memang merupakan salah satu faktor yang berkontribusi pada tingginya tingkat kekerasan di negara-negara di mana materi-materi tersebut dilihat oleh sejumlah besar orang

5. Keterangsangan yang meningkat

Keterangsangan yang meningkat -apapun sumbernya- dapat meningkatkan agresi , sebagai respons terhadap provokasi,frustrasi dan faktor lain.

Sumber keterangsangan sangat bervariasi : Misal :

partisipasi dalam permainan kompetitif, olah raga keras, tipe music tertentu.

Teori transfer eksitasi :

Suatu teori yang menyatakan bahwa keterangsangan yang dihasilkan dalam suatu situasi dapat tersisa dan memperkuat reaksi emosional yang timbul dalam situasi berikutnya.

6. Keterangsangan seksual dan agresi

Keinginan untuk menyakiti dan disakiti oleh kekasih seringkali menjadi bagian yang normal dari hubungan seksual ( Freud )

Page 3: pengpsisos

Determinan Pribadi dari Agresi

1. Pola Perilaku Tipe A

Orang yang Tipe A cenderung lebih agresif daripada Tipe B

2. Mempersepsikan maksud jahat dalam diri orang lain. ( Bias atribusional hostile )

3. Narcisme, ancaman ego dan agresi

4. Perbedaan gender dalam agresi

Determinan Situasional dari Agresi

Dampak Suhu Udara Tinggi

Konsumsi Alkohol

Intimidasi

Pencegahan dan Pengendalian Agresi

Hukuman

Katarsis

Intervensi kognitif

Tehnik-tehnik lain untuk mengurangi agresi

-Pemaparan terhadap model non agresif

-Pelatihan dalam keterampilan sosial

-Respons yang tidak tepat

ATTITUDE(SIKAP)

Attitude

-Sikap terhadap objek tertentu, yang dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan, disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap objek itu.

-Sikap dan kesediaan bereaksi terhadap suatu hal

-Attitude senantiasa terarahkan kepada suatu hal,suatu objek,tidak ada attitude tanpa ada objeknya.

Attitude Sosial dan Attitude Individual

Attitude Sosial

-Suatu attitude sosial dinyatakan dengan cara-cara kegiatan yang sama dan berulang-ulang terhadap objek sosial.

-Attitude sosial menyebabkan terjadinya cara-cara tingkah laku yang dinyatakan berulang-ulang terhadap suatu objek sosial.

-Biasanya attitude sosial dinyatakan tidak hanya oleh seseorang, tetapi juga oleh orang lain yang sekelompok/ semasyarakat.

Attitude Individual

1.Attitude individual dimiliki oleh seorang demi seorang saja.misalnya kesukaan terhadap binatang-binatang tertentu.

2.Attitude individual berkenaan dengan objek-objek yang bukan merupakan objek perhatian sosial.

Attitude individual terdiri atas kesukaan dan ketidak sukaan pribadi atas objek, orang, binatang dan hal-hal tertentu.

Ciri-ciri Attitude

1. Attitude tidak dibawa orang sejak ia dilahirkan, tetapi dibentuk atau dipelajarinya sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya.

2. Attitude dapat berubah-ubah, karena itu attitude

Page 4: pengpsisos

dapat dipelajari orang; atau sebaliknya ,attitude-attitude dapat dipelajari sehingga attitude-attitude dapat berubah pada seseorang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah berubahnya attitude.

3. Attitude tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu terhadap suatu objek.

4. Objek attitude dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

5. Attitude mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan.

Attitude dapat merupakan suatu sikap pandangan :

- Dalam hal itu masih berbeda dengan suatu pengetahuan yang dimiliki orang.

- Pengetahuan mengenai suatu objek tidak sama dengan attitude terhadap objek itu.

- Pengetahuan mengenai suatu objek baru menjadi attitude terhadap objek tersebut apabila pengetahuan itu disertai kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek itu.

Attitude mempunyai segi motivasi :

- berarti segi dinamis menuju ke suatu tujuan, berusaha mencapai suatu tujuan.

- Attitude dapat merupakan suatu pengetahuan, tetapi pengetahuan yang disertai kesediaan dan kecenderungan bertindak sesuai dengan pengetahuan itu.

- Attitude juga berbeda dari kebiasaan tingkah laku ( kebiasaan = kelangsungan t.l yang otomatis ).

- Sebaliknya mungkin sekali bahwa adanya attitude itu dinyatakan oleh kebiasaan tingkah laku tertentu.

Memahami Attitude

A. Metode-metode langsung

B. Metode-metode tidak langsung

C. Metode Tes tersusun

D. Metode Tes tidak tersusun

Pembentukan Sikap

1. Pembelajaran Sosial (Social Learning).yang melibatkan :

- Classical Conditioning

- Instrumental Conditioning

- Pembelajaran dari Observasi( Observational Learning )

- Perbandingan Sosial ( Social Comparison ) dan Pembentukkan Sikap

2. Faktor Genetik

Fungsi Sikap

1.Sebagai fungsi pengetahuan / knowledge function ( kegunaan sikap dalam mengorganisasi

menginterpretasi informasi sosial ).

2.Fungsi Harga Diri ( Self-esteem function ), membantu kita untuk mempertahankan atau meningkatkan perasaan harga diri.

3.Berfungsi untuk mempertahankan ego ( ego defensive function ), membantu orang untuk melindungi diri dari informasi yang tidak diinginkan tentang dirinya.( Katz,1960 ).

4.Berfungsi sebagai motivasi untuk menimbulkan kekaguman atau motivasi impresi ( impression motivation function )

Hubungan Sikap dan Tingkah Laku

1. Aspek Situasi

2. Aspek dari Sikap itu sendiri

Aspek dari Sikap itu sendiri

-Sumber Suatu Sikap (Attitude Origins)

Page 5: pengpsisos

- Kekuatan Sikap (Attitude Strength)

-Kekhusussan Sikap (Attitude Specificity)

Sumber Suatu Sikap

-Faktor yang mempengaruhi bagaimana pertama kali sikap terbentuk.

-Sikap yang terbentuk berdasarkan pengalaman langsung

Kekuatan Sikap

Kata kekuatan melibatkan beberapa faktor :

-Keekstriman atau intensitas ( seberapa kuat reaksi emosional yang berhasil dibangkitkan oleh objek sikap tertentu ).

-Kepentingan (sejauh mana individu peduli dan secara pribadi dipengaruhi oleh sikap tersebut)

-Pengetahuan ( seberapa banyak individu mengetahui tentang objek sikap tersebut )

-Kemudahan diakses ( semudah apa sikap itu diterima oleh akal sehat dalam berbagai situasi. ( Petty & Krosnick, 1995 )

SOCIAL INFLUENCE

Usaha yang dilakukan seseorang atau lebih untuk mengubah sikap, belief , persepsi atau tingkah laku orang lain.

Cara dimana orang dipengaruhi oleh tekanan baik secara nyata maupun imajiner dari orang lain

Hasil dari pengaruh sosial

1. Conformity ( Konformitas )

2. Compliance ( Kesepakatan

3. Obedience ( Kepatuhan )

Pengaruh sosial dapat berasal dari .

- Individu

- Kelompok

- Institusi

Perilaku yang ditampilkan bisa berupa:

- Perilaku Konstruktif ( menolong orang lain )

- Perilaku Destruktif ( menyakiti orang lain )

- Netral

1.Conformity

Suatu jenis pengaruh sosial di mana individu mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada.

Tekanan untuk melakukan konformitas berakar dari kenyataan bahwa di berbagai konteks ada aturan eksplisit ataupun tak terucap yang mengindikasikan bagaimana kita seharusnya atau sebaiknya bertingkah laku.( Norma Sosial/ Social Norms )

Norma injungtif ( injuctive norms ), yaitu jenis norma yang memberi tahu kita apa yang seharusnya kita lakukan pada suatu situasi tertentu.

Norma social

- Eksplisit (Peraturan tertulis)

Page 6: pengpsisos

- Implisit (Peraturan tdk tertulis)

Kenapa Orang Konform ?

Informational Influence.

Konformitas yang terjadi karena individu yakin bahwa orang lain benar keputusannya.

Normative Influence

Pengaruh yang menghasilkan konformitas di mana individu takut akan konsekuensi sosial yang negatif karena menyimpang.

Private Conformity

Perubahan keyakinan yang terjadi karena individu menerima yang dikemukakan orang lain

Public Conformity

Perubahan yang superfisial dalam perilaku, tanpa adanya perubahan pendapat, yang dihasilkan karena adanya tekanan kelompok

Faktor-faktor yang mempengaruhi Konformitas

1. Kohesivitas (derajat ketertarikan yang dirasa oleh individu terhadap suatu kelompok)

2. Ukuran Kelompok

3. Norma Sosial (Norma sosial Deskriptif dan Norma sosial Injuctif.)

Norma deskriptif / himbauan : Norma yang hanya mengindikasikan apa yang sebagian besar orang lakukan pada situasi tertentu.

Norma Injuctif/ perintah : Norma yang menetapkan apa yang harus dilakukan – tingkah laku apa yang diterima atau tidak diterima pada situasi tertentu.

4. Budaya

Dasar-dasar Konformitas

Mengapa seringkali kita memilih untuk ikut serta ?

1. Pengaruh sosial Normatif ( Keinginan untuk disukai dan

rasa takut akan penolakan ).

2. Keinginan untuk merasa benar. ( pengaruh sosial informational ).

3. Membenarkan konformitas. ( konsekuensi kognitif mengikuti kelompok )

Apa yang membuat merasa tertekan dan insecure

-Ukuran Kelompok

-Kesadaran akan norma di aktivasi

-Usia dan jenis kelamin

- Budaya

-Minoritas VS Mayoritas

2.Compliance / Kesepakatan

Suatu bentuk pengaruh sosial yang meliputi Permintaan Langsung dari seseorang kepada orang lain.

Orang melakukan ‘compliance ‘ umumnya karena

- Timbal balik ( Mengembalikan / membalas pemberian yang pernah diperoleh )

- Konsisten / komitmen thd suatau kedudukan atau tindakan kita

- Pertemanan/rasa suka

- Validasi Sosial Mengakomodasi permintaan yang memang kita sukai.

- Kekuasaan, konform atas arahan dari otoritas legal.

- Kelangkaan ; berusaha utk mempertahankan hasil/pbjek yg langka yg kesediaannya terus berkurang.

Taktik berdasarkan Pertemanan atau Rasa Suka

Membuat orang lain menyukai kita sehingga mereka menjadi lebih bersedia untuk menyetujui permintaan kita

Taktik berdasarkan komitmen atau konsistensi

Foot-in-the door dan Lowball ( taktik berdasarkan

Page 7: pengpsisos

komitmen/konsistensi) Meliputi usaha untuk membuat org yg menjadi target setuju terhadap permintaan kecil ( menerima contoh gratis ) dan kemudian mengajukan permintaan yg lebih besar.

Taktik Berdasarkan Timbal Balik

Timbal balik adalah peraturan dasar dari kehidupan sosial . Kita biasanya melakukan sesuatu bagi orang lain sebagaimana yg mereka lakukan bagi kita.

Door-in-the Face dan ‘ That’s-not-all’

Memulai dari permintaan yg sangat besar dan kemudian setelah permintaan ini ditolak, bergeser ke permintaan yg lebih kecil, permintaan yg mereka inginkan dari sejak awal.

Taktik berdasarkan kelangkaan:

- Jual Mahal- Deadline

Teknik Pique

Meliputi piquing ( menstimulasi ) minat orang yg menjadi target.

3. Obedience/ kepatuhan

Suatu bentuk pengaruh sosial di mana seseorang hanya perlu memerintahkan satu orang lain atau lebih untuk melakukan satu atau beberapa tindakan

Orang akan bereaksi :

Konformitas – independence

Compliance - Assertiveness

Obedience – Defiance

Pengaruh sosial akan merubah individu tergantung pada

-Kekuatan pengaruh

( ditentukan status, kemampuan dan hubungan – sumber pengaruh terhadap target )

-Immediacy / kedekatan

( waktu dan ruang antara sumber- target )

-Jumlah yang mempengaruhi

KELOMPOK

Sekumpulan orang yang dipersepsikan terikat satu sama lain dalam sebuah unit yang koheren pada derajat tertentu ( Dasgupta,Banaji & Abelson,1999;Lickel,2000 )

Tipe kelompok

1.Kelompok Intim

Mis : keluarga, sepasang kekasih

2.Kelompok berorientasi Tugas

misalnya : Komite, Kelompok kerja

3.Kategori Sosial

misalnya :wanita, orang-orang Amerika

4.Hubungan/ Asosiasi Sosial yang lemah.

misalnya: orang yang hidup dalam lingkungan yang sama, orang yang menikmati musik klasik