pengorganisasian
TRANSCRIPT
PENGORGANISASIAN
Oleh :
H. Abdul Gamal S, SKM, M.KKK
A. KONSEP DASAR
• Organisasi dapat didefinisikan sebagai kelompok orang yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk merealisasikan tujuan bersama.
• Suatu organisasi minimum mengandung tiga elemen yang saling berhubungan, diantaranya.
1. Sekelompok orang;
2. Interaksi dan kerja sama, serta
3. Tujuan bersama.
• Organisasi dikatakan sebagai wadah berarti
suatu tempat orang berinteraksi dan
bekerjasama. Sedangkan organisasi dikatakan
sebagai alat berarti sebagai alat untuk
merealisasikan tujuan bersama diantara orang
yang berinteraksi dan bekerja sama tersebut.
• Organisasi dalam arti dinamis adalah suatu
proses penerapan dan pembagian kerja yang
akan dilakukan, pembatasan tugas dan
kewajiban, otoritas dan tanggung jawab, serta
penetapan hubungan diantara elemen
organisasi.
• Organisasi dalam arti statis adalah suatu bagianstruktur yang berwujud dan bergerak demitercapainya tujuan bersama, dalam istilah lain sering disebut sebagai struktur atau tata raga organisasi.
• Struktur organisasi adalah suatumanifestasi/perwujudan organisasi yang menunjukkan hubungan antara fungsi ortoritasdan tanggung jawab yang saling berinteraksidari orang yang diberi tugas dan tanggungjawab atas setiap aktivitas.
• Struktur organisasi dapat dipandang sebagaidesain yang terpadu dan utuh yang menunjukkan hubungan fungsi masing-masingorang yang terikat didalamnya.
• Organisasi dalam arti dinamis cenderungdisebut organisasi sebagai suatu wadah.
Gareth Morgan (1986) dan Stephen P. Robin
(1990), mengemukakan organisasi sebagai berikut:
1. Kesatuan rasional dalam mengejar tujuan.
Organisasi ada untuk mencapai tujuan dan perilaku para anggota organisasi dapat dijelaskan sebagai pengejaran rasional terhadap tujuan tersebut.
2. Koalisi dari para pendukung (constituency) yang kuat.
Organisasi terdiri atas kelompok yang masing-masing mencoba untuk memuaskan kepentingan sendiri. Kelompok tersebut menggunakan kekuasaan mereka untuk mempengaruhi sumber daya dalam organisasi.
3. Sistem terbuka
Organisasi adalah sistem transformasi masukan dan keluaran yang bergantung pada lingkungan hidupnya.
4. Sistem yang memproduksi arti
Organisasi adalah suatu kesatuan yang diciptakan secara
artifisial. Maksudnya diciptakan secara simbolis dan
dipertahankan oleh manajemen.
5. Sistem yang digabungkan secara longgar
Organisasi terdiri atas unit-unit yang relatif berdiri sendiri,
dapat mengejar tujuan yang tidak sama, atau bahkan saling
bertentangan.
6. Sistem politik
Organisasi terdiri atas pendukung internal yang mencoba
memperoleh kendali dalam proses pengambilan keputusan
agar dapat memperbaiki posisi mereka.
7. Alat dominasi
Organisasi menempatkan para anggotanya kedalam kotak-
kotak pekerjaan yang menghambat apa yang dapat mereka
lakukan dan individu denganya mereka dapat berinteraksi.
Selain itu, mereka diberi atasan yang memiliki kekuasaan
terhadap mereka.
8. Unit pemrosesan informasi
Organisasi menafsirkan lingkungannya, mengoordinasikan aktivitas, dan memudahkan pembuatan keputusan dengan memproses informasi secara horizontal dan vertikal melalui sebuah struktur organisasi.
9. Penjara psikis
Organisasi menghambat para anggota dengan membuat deskripsi pekerjaan, departemen, divisi dan perilaku standar yang dapat diterima dan tidak dapat diterima. Pada saat diterima oleh anggota, semua itu menjadi penghalang artifisial yang membatasi pilihan.
10.Kontrak sosial
Organisasi terdiri atas sejumlah persetujuan yang tidak tertulis ketika para anggota melakukan perilaku tertentu dan untuk itu mereka menerima imbalan.
• Berdasarkan deskripsi diatas tersebut, pengorganisasian adalah pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antarpekerjaan yang sesuai efektif diantara mereka, dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien.
• Pengorganisasian juga dapat didefinisikan sebagai suatu pekerjaan membagi tugas, mendelegasikan otoritas dan menetapkan aktivitas yang hendak dilakukan oleh manajer pada seluruh hierarki organisasi.
Dalam pengorganisasian diperlukan tahapan sebagai beriukt :
1. Mengetahui dengan jelas tujuan yang hendak dicapai;
2. Deskripsi pekerjaan yang harus dioperasikan dalam aktivitas tertentu;
3. Klasifikasi aktivitas dalam kesatuan yang praktis;
4. Memberikan rumusan yang realistis mengenai kewajiban yang hendak diselesaikan, sarana dan prasarana fisik serta lingkungan yang diperlukan untuk setiap aktivitas atau kesatuan aktivitas yang hendak dioperasikan;
5. Penunjukkan sumber daya manusia yang menguasai bidang keahliannya;
6. Mendelegasikan otoritas apabila dianggap perlu kepada bawahan yang ditunjuk
B. INDIVIDU DAN PERILAKU
ORGANISASI
• Aktivitas manajer dalam perencanan,
pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan
pengendalian memerlukan waktu untuk mengambil
keputusan tentang kecocokan antarindividu, tugas
pekerjaan dan efektivitas.
• Keputusan tersebut secara spesifik dipengaruhi oleh
manajer maupun oleh ciri bawahan. Pengambilan
keputusan tentang siapa yang melaksanakan tugas,
tanpa mengetahui perilaku dapat memberikan
dampak negatif jangka panjang yang amat sulit
untuk diubah kembali.
VARIABEL
FISIOLOGIS
VARIABEL
LINGKUNGAN
PERILAKU
INDIVIDU
VARIABEL
PSIKOLOGIS
Kemampuan fisik,
kemampuan mental
Persepsi, sikap,
kepribadian, belajar,
dan motivas
Keluarga, kebudayan,
dan kelas sosial
Variabel yang mempengaruhi perilaku
• Gibson dan kawan-kawan
mengemukakan bahwa terdapat empat
ciri utama dari individu yang
mempengaruhi efetivitas organisasi. Ciri
yang dimaskud adalah :
1. Persepsi (pecrception)
2. Sikap (attitudes),
3. Kepribadian (personality), dan
4. Pembelajaran (learningi)
1.Persepsi (pecrception)
Persepsi adalah proses pemberian arti
terhadap lingkungan oleh individu. Karena
setiap individu memberi arti kepada stimulus
maka individu yang berbeda akan melihat
barang yang sama dengan cara yang
berbeda.
Faktor –faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang atau orang lain, objek, dan tanda adalah sebagai berikut :
a. Organisasi PersetualSalah satu prinsip organisasi yang paling dasar yang paling bertalian dengan organisasi adalah kecenderungan individu menyusun pola stimulus maka individu yang berbeda akan melihat barang yang sama dengan cara yang berbeda.
b. StereotipCara manajer mengelompokkan bawahan seringkali merupakan suatu refleksi dari prasangka konseptualnya (conceptual bias). Stereotip digunakan untuk deskripsi penilaian mengenai seseorang atas dasar keanggotaan kelompok etnisnya.
c. Persepsi selektif
Konsep persepsi selektif (selective perception) amat
penting bagi manajer karena mereka seringkali
menerima sejumlah besar informasi yang mendukung
pandangan mereka. Individu cenderung mengabaikan
informasi yang dapat membuat mereka merasa tidak
senang.
d. Karakteristik manajer
Manajer yang mempersepsi perilaku dan perbedaan
indiviudal dari para bawahan dipengaruhi oleh
sifatnya sendiri. Apabila mereka memahami bahwa
sifat-sifat dan nilai mereka sendiri memengaruhi
persepsi, mungkin mereka dapat melaksanakan
evaluasi yang lebih teliti mengenai bawahan mereka.
e. Faktor situasionalTekanan waktu, sikap yang bekerja sama dengan manajer, dan faktor-faktor situasi lain memengaruhi ketelitian persepsi.
f. KebutuhanKebutuhan dan keinginan individu, demikian pula manajer akan memengaruhi persepsi.
g. Emosi Emosi seseorang lebih banyak memengaruhi persepsi yang kuat, seperti rasa benci yang berlebihan terhadap suatu peraturan organisasi dapat menyebabkan individu tersebut tidak menyenanngi sebagian besar kebijakan dan peraturan organisasi.
Demikian pula sebaliknya terhadap individu yang memiliki emosi yang rendah hanya berpengaruh sedikit terhadap persepsi.
2. Sikap
Adalah kesiapsiagaan mental yang diorganisasikan
melalui pengalaman yang memiliki pengaruh tertentu
kepada tanggapan seseorang terhadap orang, objek,
dan situasi yang berhubungan denganya.
Definisi ini memberikan pengaruh kepada manajer
sebagai berikut :
1. Sikap menentukan kecenderungan individu
terhadap segi tertentu dari dunia ini.
2. Sikap memberikan dasar emosional bagi
hubungan interpersonal seseorang dan
pengenalannya terhadap orang lain.
3. Sikap di organisasi dan dekat dengan inti
kepribadian.
• Salah satu hal yang dapat digunakan sebagai cara mengorganisasi sejumlah sikap adalah nilai.
• Nilai (value), sebagaimana didefinisikan oleh Edwar Spranger (1975:11) adalah kumpulan dari perasaan senang dan tidak senang, pandangan, keharusan, kecenderungan dalam diri individu, pendapat rasional dan yang tidak rasional, prasangka, dan pola asosiasi yang menentukan pandangan seseorang tentang dunia.
• Nilai amat penting untuk memahami perilaku manajemen yang efektif. Akan tetapi, nilai tidak hanya memengaruhi persepsi dari alat yang tepat untuk mencapai tujuan.
3. Kepribadian
Salah satu masalah rumit yang harus dipahami oleh
manajer suatu organisasi adalah hubungan antara
perilaku, dan kepribadian. Faktor-faktor hasil cipta
karya manusia dan sosial dapat memengaruhi
kepribadian individu. Secara singkat Salvatore R.
Maddi (1980:41) membatasi bahwa kepribadian
seseorang adalah serangkaian ciri yang relatif
mantap, kecenderuangan dan perangai yang
sebagian besar bentuk oleh faktor keturunan dan
oleh faktor-faktor sosial, kebudayaan, dan
lingkungan. Serangkaian variabel ini menentukan
persamaan dan perbedaan dalam perilaku individu.
Pendekatan konseptual yang seringkali digunakan untuk
memahami kepribadian individu adalah pendekatan ciri dan
teori psikodinamis.
a.Pendekatan ciri
Ciri adalah kecenderungan yang dapat diduga, yang
mengarahkan perilaku individu berbuat dengan cara yang
konsisten dan khas. Ciri menghasilkan perilaku yang
konsisten karena ciri merupakan sifat yang menetap dan
memiliki jangkauan yang umum.
b.Teori psikodinamis
Sifat dinamis dari kepribadian belum dikemukakan secara
sungguh-sungguh sampai terbitnya karangan Sigmund
Freud mengemukakan perbedaan individu dalam kepribadian
dengan mengajukan pendapat bahwa individu menghadapi
motivasinya yang utama secara berbeda. Tetapi perang terus
menerus antara dua bagian dari kepribadian, yaitu Id dan
superego yang diperlemah oleh ego.
• Id diartikan sebagai yang primitif dan tidak sadar
dari kepribadian, gudang stimulus pokok.
• Id bekerja secara tidak rasional dan secara
impulsif, tetapi tanpa mempertimbangkan hal-hal
yang diiinginkan tersebut mungkin atau dapat
diterima dari segi moral.
• Superego adalah gudang dari nilai individu,
termasuk sikap moral yang dibentuk oleh
masyarakat
Kepribadian
individuKelas Sosial
dan kekuatan
Kekuatan
Keturunan
Kekuatan
Kebudayaan
Kekuatan
Hubungan keluarga
Determinan Kepribadian Individu
c. Teori Humanistis
Pendekatan humanistis terhadap pemahaman
memberi tekanan pada perkembangan dan
aktualisasi diri (self-actualization) dari individu. Teori
humanistis menekankan pentingnya cara
meresepsikan dunia mereka dan kekuatan yang
mempengaruhinya. Teori humanistis menekankan
individu dan pentingnya aktualisasi diri bagi
kepribadian
4. Belajar
Belajar adalah proses terjadinya perubahan
yang relatif tetap dalam perilaku sebagai
akibat dari praktik.
Relatif menunjukkan bahwa perubahan
dalam perilaku harus banyak bersifat
permanen. Praktik dimaksudkan untuk
mencakup formal dan juga pengalaman
yang tidak terkendalikan. Perubahan yang
menjadi ciri belajar mungkin adaptif dan
memajukan efektivitas tetapi mungkin juga
tidak adaptif dan tidak efektif.
Ciri Utama Deskripsi Faktor-faktor yang mempengaruhi
1. Persepsi Proses pemberian arti terhadap
lingkungannya
1. Organisasi perspektual
2. Stereotip
3. Persepsi selektif
4. Karakteristik manajer
5. Faktor situasional
6. Kebutuhan
7. Emosi
2. Sikap Kesiapsiagaan mental yang diorganisasi
lewat pengalaman
1. Keluarga
2. Teman sekerja dalam kelompok
3. Masyarakat
4. Lingkungan
5. Pengalaman bekerja sebelumnya
3. Kepribadian Ciri yang relatif mantap, kecenderungan,
dan perangai yang dimiliki oleh individu
1. Faktor keturunan
2. Faktor sosial
3. Kebudayaan
4. Pendidikan
5. Lingkungan
4. Belajar Proses pematangan diri melalui perilaku
dan praktik
1. Motivasi
2. Kecerdasan
3. Tuntutan pekerjaan
4. Lingkungan
Ciri Utama Individu dan Pengaruhnya Terhadap Efektivitas Organisasi
C. Kelompok dan Perilaku Pengorganisasian
• J.W. McDavid dan M. Harari (1968:237)
mendefinisikan kelompok sebagai suatu sistem
yang terorganisasi yang terdiri atas dua orang
atau lebih yang saling berhubungan sedemikian
rupa sehingga sistem tersebut melakukan fungsi
tertentu, memiliki serangkaian peran hubungan
antar anggotanya, dan memiliki serangkaian
norma yang mengatur fungsi kelompok dan tiap-
tiap anggotanya.
Beberapa ciri dari kelompok, seperti peran dan norma.
Peran yang ada dalam kelompok terdiri dari :
• Peran yang dirasakan adalah serangkaian perilaku yang
dianggap harus dilakukan oleh orang yang menduduki posisi
yang bersangkutan;
• Peran yang dimainkan adalah perilaku yang benar-benar
dilakukan oleh seseorang.
Norma adalah standar yang diterima oleh para anggota
kelompok. Norma memiliki karakteristik tertentu yang
penting bagi para anggota kelompok, yaitu :
1. Norma hanya dibentuk sehubungan dengan hal-hal yang
penting bagi kelompok.
2. Norma diterima dalam berbagai macam hierarki oleh para
anggota kelompok;
3. Norma mungkin berlaku bagi setiap anggota atau mungkin
hanya berlaku bagi beberapa anggota kelompok.
• Kelompok menurut Gibson adalah dua orang
bawahan atau lebih yang saling mempengaruhi
dengan cara sedemikian rupa sehingga perilaku
dan/atau hasil seorang angota dipengaruhi oleh
perilaku dan/atau hasil karya para anggota
lainnya (Gibson, Ivancevich, dan Donnely, 1984
:324-325).
• Dua tipe kelompok, yaitu kelompok formal dan
kelompok informal dibentuk karena beberapa
alasan.
Alasan yang dimaksudkan Gibson sebagai berikut :
1. Pemuasan Kepuasan
Untuk mempengaruhi kepuasan atas terpenuhinya
kebutuhan dapat merupakan daya stimulus yang kuat
untuk pembentukan kelompok. Khususnya kebutuhan
keamanan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri
dari beberapa bawahan dapat dipuaskan dengan
cara bergabung dalam kelompok.
2. Kedekatan dan Daya Tarik
Kedekatan adalah jarak fisik antara bawahan yang
melaksankan pekerjaan. Sedangkan daya tarik
menunjukkan daya tarik individu yang satu dengan
yang lainnya karena mereka memiliki kesamaan
persepsi, sikap, hasil karya, atau motivasi.
3. Tujuan Kelompok
Apabila dipahami secara seksama tujuan
kelompok dapat merupakan alasan mengapa
individu tertarik kepada kelompok.
4. Alasan EKonomi
Seringkali individu membentuk kelompok
karena berpendapat bahwa mereka dapat
memperoleh keuntungan ekonomis yang
lebih besar daripada pekerjaan mereka.
Brends Bass (1965:197-198)
mengemukakan suatu model dari
perkembangan kelompok dengan suatu
asumsi bahwa kelompok menempuh tahap
perkembangan sebagai berikut :
a. Saling menerima
b. Komunikasi dan pengambilan keputusan
c. Motivasi dan produktivitas
d. Pengendalian dan organisasi
a. Saling menerimaPada tahap permulaan dari pembentukan kelompok, pada umunya para anggota segan untuk saling berkomunikasi. Para anggota secara spesifik tidak bersedia menyatakan pendapatnya, sikap dan kepercayaannya.
b. Komunikasi dan pengambilan keputusanTahap kedua setelah sekelompok saling menerima, para anggotanya mulai mengadakan komunikasi terbuka diantara satu dengan yang lainnya.komunikasi tersebut menghasilkan kepercayaan yang meningkat dan bahkan menimbulkan interaksi yan lebih banyak diantara para anggota kelompk.
c. Motivasi dan produktivitasPara anggota kelompok berusaha mencapai tujuan kelompok kelompok bekerja sebagai unit yang bekerja sama dan tidak sebagai unit yang saling berkompetisi.
d. Pengendalian dan organisasiDimana afiliasi kelompok dinilai para anggotanya dikelola oleh norma kelompok. Tujuan kelompok lebih penting daripada tujuan individu. Norma kelompok dipegang teguh. Oleh karena itu, setiap pelanggaran diberi sanksi.
Untuk memahami perilaku kelompok perlu diketahui karakteristik umum sebagai berikut :
1. StrukturPada tiap kelompok berkembang beberapa tipe struktur setelah melewati jangka waktu tertentu.
2. Hierarki statusStatus yang diberikan kepada posisi tertentu merupakan konsekuensi dari karakteristik tertentu, yang membedakan antara posisi yang satu dengan posisi yang lainnya.
3. PeranSetiap posisi dalam struktur kelompok memiliki peran yang saling berhubungan, yang terdiri atas perilaku yang diharapkan dari mereka yang menduduki posisi tersebut.
4. NormaSeperti pernah disinggung di muka bahwa norma adalah standar yang diterima oleh para anggota kelompok.
5. Kepemimpinan
Peran kepemimpinan dalam kelompok merupakan
suatu karakteristik penting dalam kelompok.
Pemimpin kelompok memiliki pengaruh tertentu para
anggota kelompok.
6. Kesatupaduan.
Baik formal maupun informal tampaknya memiliki
hubungan yang amat erat kesamaan sikap, perilaku
dan perbuatan. Kedekatan ini biasanya disebut
kesatupaduan. Kesatupaduan dipandang sebagai
suatu kekuatan yang memaksa para anggota untuk
tetap berada dalam satu kelompok. Kekuatan
tersebut lebih besar daripada kekuatan yang menarik
para anggota untuk keluar dari kelompok
D. Cartrivright dan A. Zander (1968), Robbin (1994)
mengemukakan bahwa suatu kelompok dapat memiliki
daya tarik, disebabkan oleh hal-hal berikut :
1. Tujuan kelompok dan tujuan para anggota dapat
sinkron dan ditemukan secara jelas.
2. Kelompok mempunyai seorang pemimpin yang
berkharisma.
3. Kelompok tersebut cukup kecil dan memungkinkan
para anggotanya dapat saling mendengar pendapat
dan saling mengevaluasi.
4. Para anggotanya dapat mengatasi hambatan dan
rintangan dan mereka saling mendukung serta tidak
membatasi perkembangan dan kemajuan pribadi.
Peran yang
ada
Alasan
Pembentukan
Tahap
perkembangan
Karakteristik
setelah
berkembangDaya tarik
1.Peran yan
dirasakan
2.Peran
yang
dimainkan
1. Pemuasaan
kepuasan
2. Kedekatan
dan daya
tarik.
3. Tujuan
kelompok
4. Alasan
ekonomi
1. Saling
menerima
2. Komunikasi
dan
pengambilan
keputusan
3. Motivasi dan
produktivitas
1.Struktur
2.Hierarki status
3.Peran
4.Norma
5.Kesatupaduan
1.Sinkoronisasi
tujuan individu
dengan tujuan
kelompok
2.Adanya
pemimpin yang
karismatik
3.Reputasi dan
nama baik
kelomopok
4.Kelompok relatif
kecil
5.Saling
mendukung dan
mengatasi
hambatan
Karakteristik Kelompok dan Perilaku Organisasi
D. Struktur Organisasi
• Stoner dan Wankell (1986:243) membatasi bahwa struktur organisasi adalah susunan dan hubungan antar bagian komponen dan posisi dalam suatu perkumpulan.
• Struktur organisasi menspesifikasi pembagian aktivitas kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka macam dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialis aktivitas kerja.
• Struktur organisasi juga menunjukkan hierarki dan struktur otoritas organisasi serta memperlihatkan hubungan pelaporannya.
• Struktur organisasi memberikan stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi mempertahankan kedatangan dan kepergian individu serta untuk mengoordinasi hubungannya dengan lingkungan.
Gibson dan kawan-kawan (1980) menekankan
bahwa struktur bertalian dengan hubungan yang
relatif pasti yang terdapat di antara pekerjaan
dalam organisasi. Hubungan yang pasti tersebut
simbol dari proses keputusan sebagai berikut :
1. Pembagian kerja (division of labor).
2. Departementalisasi (departementalization)
3. Rentang kendali (span of control), dan
4. Delegasi (delegation)
1. Pembagian kerja (division of labor).
Permasalahan yang berhubungan dengan pembagian kerja
bertalian dengan sampai berapa jauh pekerjaan
dispesialisasi. Seluruh pekerjaan dispesialisasi sampai
suatu tingkat dan kemampuan untuk membagi pekerjaan
diantara pemegang pekerjaan.
Berikut ini keuntungan yang diperoleh atas adanya
spesialisasi pekerjaan, yaitu :
a. Apabila suatu pekerjaan terdiri atas sedikit tugas,
manajemen mudah memberikan pelatihan
penggantiannya bagi bawahan diberhentikan,
dimutasikan, atau mangkir. Aktivitas pelatihan yang
minimum akan memerlukan alokasi biaya pelatihan
yang rendah.
b. Apabila suatu pekerjaan hanya memerlukan tugas
yang sedikit jumlahnya, bawahan dapat menjadi ahli
dalam melaksanakan tugas tersebut. Keahlian yang
tinggi akan menghasilkan keluaran yang baik.
2. Departementalisasi (departementalization)
Proses penentuan deretan dan kedalaman pekerjaan individual
adalah bersifat analitis, yaitu jumlah tugas organisasi dipecah-
pecah ke dalam beberapa tugas yang lebih kecil yang berurutan.
Selanjutnya, tugas yang dibagi harus digabungkan ke dalam
kelompok. Proses penggabungan pekerjaan ke dalam kelompok
dinamakan departementalisasi, dan permasalahan manajerial
yang muncul adalah memilih suatu dasar bagi penggabungan
pekerjaan tersebut.
Praktik departementaisasi sering didasarkan atas kebutuhan
sebagai berikut :
a. Departementaisasi fungsional
b. Departementaisasi teritorial
c. Departementaisasi produk
d. Departementaisasi pelanggan
e. Departementaisasi campuran organisasi divisional
a. Departementaisasi fungsionalPengelempokkan pekerjaan dilakukan menurut fungsi orgnaisasi. Fungsi yang ada bergantung pada motif organisasi, misalnya organisasi bisnis, jasa dan sebagainya.
Kerugian utama dasar fungsional timbul disebabkan para ahli bekerja sama dan saling mendorong dalam bidang keahlian dan minat mereka. Denga demikian, tujuan organisasi mungkin dikorbankan untuk kepentingan tujaun departemen.
b. Departementaisasi teritorialHal ini dilakukan denga cara pembentukan kelompok atas dasar bidan geografis. Logikanya dalah semua aktivitas dalam daerah tertentu seharusnya ditugaskan kepada seorang manajer. Manajer tersebut akan bertugas melaksanakan seluruh operasi dalam bidang geografis tertentu.
Salah satu keuntungan dari pengelompokkan ini adalah akan memberikan pelatihan kepada para manajer di daerah. Manajer kemudian menilai program dan kemajuan daerah dan memberikan pandangan yang sangat berharga agar produk atau jasa diterima di lapangan.
c. Departementaisasi produk
Pada organisasi bisnis besar yang produknya beraneka
ragam, aktivitas dan bawahannya dikelompokkan atas dasar
produk. Karena organisiasi berkembang, sulit bagi
perusahaan mengoordinasikan bermacam departemen
fungsional yang dipandang menguntungkan untuk
menetapkan unit produk. Bentuk organisasi ini
memungkinkan bawahan untuk mengembangkan seluruh
keahliannya dalam penelitian, membuat, dan
mendistribusikan suatu lini produk.
d. Departementaisasi pelanggan
Departementaisasi pelanggan dilakukan dengan cara
pembentukan kelompok atas dasar pelanggan. Misalnya,
struktur organisasi dari lembaga pendidikan, dsb
e. Departementaisasi campuran organisasi divisional
Strategi campuran muncu karena para manajer mencoba
menanggulangi pertumbuhan, pergeseran dalam pasar, budi
daya produk dan jasa, dan kebajikan pemerintah.
3. Permasalahan Rentang kendali (span of control)
Pada umunya, permasalahan rentang kendali akan sama
dengan keputusan mengenai berapakah jumlah bawahan yang
dapat dikendalikan oleh seorang manajer. Artinya, apakah
organisasi akan efektif apabila rentang kendali tersebut relatif
luas atau sempit? Pertanyaan tersebut pada dasarnya
menyangkut penentuan jumlah aktivitas antar pribadi yang dapat
diatangani oleh seorag manajer departemen. Selin iotu, rentang
kendali harus ditentukan untuk mencakup bukan saja bawahan
yang ditugaskan secara formal, tetapi juga mereka yang
berhubungan dengan manajer.
Untuk mengetahui jumlah hubungan potensial, yaitu hubungan
yang mungkin terdapat antara seorang manajer dengan
bawahan dpat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut
R = N + N -12
2
N
Dimana : R = menunjukkan jumlah hubungan
N = Jumlah bawahan yang ditugaskan pada kelompok komando manajer
R = N + N -12
2
N
Dimana : R = menunjukkan jumlah hubungan
N = Jumlah bawahan yang ditugaskan pada kelompok komando manajer
• Jumlah hubungan, R, meningkat secara deret ukur,
sedangkan jumlah bawahan, N, naik secara deret hitung.
• Perhitungan di atas mengasumsikan bahwa para
manajer harus menghadapi tiga jenis hubungan berikut.
1. Hubungan tunggal langsung, terjadi antara manajer dan
masing-masing bawahan secara individual.
2. Hubungan kelompok langsung, terjadi di antara manajer dan
masing2 permutasi (perubahan urutan dari masing-masing
anggota kelompok) dari bawahan.
3. Hubungan silang, terjadi apabila bawahan saling
berinteraksi.
4. Delegasi (delegation)
Permasalahan delegasi kekuasaan bertalian dengan keuntungan
relatif dari desentralisasi, yaitu delegasi kekuasaan sampai pad
atingkat paling rendah dalam hierarki manajerial.
Mintzberg (1983:304) mengemukakan bahwa setiap organisasi
memiliki lima bagian dasar sebagai berikut :
a. The Operating Core
Para karyawan yang melaksanakan pekerjaan dasar yang
berhubungan dengan produksi dari produksi dan jasa.
b. The strategic apex
Manajer puncak yang diberi tanggung jawab keseluruhan untuk
organisasi yang bersangkutan.
c. The middle line
Para manajer yang menjadi penghubung operating core dengan
strategic apex
d. The technostructure
Para analis yang memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan
bentuk standarisasi tertentu dalam organisasi.
e. The support staff
Orang yang mengisi unit staf, yang memberi jasa pendukung tidak
langsung kepada organisasi.
Techno-
structure
Support
Staff
Middle
Line
Strategic Apex
Elemen dasar Organisasi
Stoner dan Wankell (1986) mengemukakan
adanya lima elemen yang berguna untuk
menganalisis struktur organisasi sebagai berikut :
a. Spesialisasi Aktivitas
b. Standarisasi aktivitas
c. Koordinasi aktivitas
d. Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan
keputusan
e. Ukuran unit kerja
a. Spesialisasi Aktivitas
Spesialisasi aktivitas mengacu pada spesifikasi tugas
individual dan kelompok kerja diseluruh organisasi
(pembagian kerja) dan penyatuan tugas tersebut
kedalam unit kerja (depertementalisasi).
b. Standarisasi aktivitas
Standarisasi aktivitas merupakan prosedur yang
digunakan organisasi untuk menjamin kelayakdugaan
aktivitasnya. Menstandardisasi berarti berarti
menjadikan seragam dan konsisten. Para manajer
menggunakan deskripsi pekerjaan, instruksi
pelaksanaan, peraturan, dan ketepatan untuk
menstandarisasi pekerjaan bawahan. Melalui sistem
perencanaan dan pengendalian formal para manajer
berusaha menstandarisasi keluaran organisasi.
c. Koordinasi aktivitasKoordinasi aktivitas adalah prosedur yang memadukan fungsi subunit dalam organisasi. Mekanisme standarisasi emudahkan pengoordinasian aktifitas khususnya dalam organisasi yang tidak memiliki pola rumit.
d. Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan
Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan mengacu pada lokasi otoritas pengambilan keputusan. Dalam struktur oragnisasi keputusan diambil pada tingkat tinggi atau oleh manajer puncak, atau bahkan oleh seseorang saja. Dalam struktur yang didesentralisasikan, gaya pengambilan keputuan dibagi diantara para bawahan pada hierarki manajemen menengah dan ke bawah.
c. Ukuran unit kerja
Bagan organisasi tersebut menggambarkan lima aspek
struktur organisasi yang utama, yaitu :
1. Pembagian kerja
2. Manajer dan bawahan
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokkan bagian pekerjaan
5. Level manajemen
• Dalam organisasi modern terdapat tiga bentuk
struktur organisasi yang secara formal disusun
menurut fungsi, menurut produk atau pasar, dan
dalam bentuk matriks.
1. Struktur organisasi fungsional
struktur fungsional menghimpun seluruh individu
yang terlibat dalam suatu aktivitas atau beberapa
aktivitas yang berkaitan dalam suatu departemen.
Direktur
Utama
Direktur
Produksi
Direktur
Pemasaran
Direktur
SDM
Direktur
Finansial
Stoner dan Wankell (1986:248) mengutip karakteristik struktur fungsional sebagai berikut :
Keunggulan Kelemahan
1. Sesuai dengan
lingkungan yang stabil.
2. Menunjang
pengembangan
keahlian
3. Memberi kesempatan
bagi para spesialis.
4. Memerlukan koordinasi
internal minimum.
5. Hanya sedikit
memerlukan
keterampilan
antarpribadi
1. Pada organisasi besar, respons lebih
lambat diterima.
2. Menyebabkan terjadinya
penyumbatan, karena pelaksanaan
tugas sekuensial.
3. Kurang inovatif : memiliki perspektif
yang sempit.
4. Dapat menimbulkan konflik tentang
prioritas produk.
5. Tidak menunjang berkembangnya
manajer umum
6. Mengaburkan tanggung jawab atas
tugas keseluruhan
2. Struktur organisasi produk atau pasar
Struktur organisasi produk atau pasar seringkali dianut
oleh perusahaan besar dan perusahaan multiproduk.
Pola utama atas pembagian produk atau pasar yang
sering dianut adalah sebagai berikut.
a. Pembagian menurut produk
Direktur
Utama
Direktur
SDM
Direktur
Pemasaran
Direktur
produksi
Manajer
Produk Farmasi
Manajer Produk
Perawatan
Pribadi
Manajer
Produk Sendiri
Direktur
Finansial
a. Pembagian menurut gegrafis
Versi ini menghimpun dalam suatu bagian,
seluruh aktivitas yang dilaksanakan di wilayah
tertentu dimana unit yang bersangkutan
melakukan operasinya. Pengaturan semacam
ini dipandang logis manakala dengan
pertimbangan tentang :
1. Sumber bahan baku,
2. Sumber bawahan, dan
3. Pasar atau produk yang dihasilkan.
c. Pembagian menurut pelanggan
Direktur
Utama
Direktur
SDM
Direktur
Pemasaran
Direktur
produksi
Direktur
Finansial
Direktur
DKI
Direktur
Jawa Barat
Direktur
Jawa Tengah
Direktur
Jawa Timur
Struktur organisasi produk atau pasar untuk sebuah perusahaan industri
(pembagian menurut wilayah)
Direktur
Utama
Direktur
Produk Militer
Direktur
Produk Konsumen
Direktur
Produksi Industri
Struktur organisasi produk atau pasar untuk sebuah perusahaan industri
(pembagian menurut pelanggan)
3. Struktur organisasi matriksPada struktur organisasi matriks terdapat dua jenis design
sekaligus. Bagian fungsional permanen memiliki otoritas atas dasar prestasi dan profesional unitnya, sedangkan tim proyek dibentuk sesuai dengan kebutuhan untuk melaksanakan program tertentu. Anggota tim ini berasala dari berbagai bagian fungsional dan melapor kepada manajer proyek, yangbertanggung jawab atas hasil tim kerja.
Struktur organisasi matriks berusaha untuk memaksimumkan keunggulan dan eminimumkan kelemahan dan struktur fungsional dan struktur produk atas pasar. Struktur organisasi matriks mencapai keseimbangan yang diingikan dengan melapisi atau membubuhi suatu struktur otoritas horizontal, pengaruh, dan komunikasi. terdapatnya suatu sistem otoritas ganda merupakan ciri khas dari struktur organisasi matriks. Organisasi fungsional yang tradisional dan organisasi yang berdasarkan produk menjalankan rantai komando yang keras, yaitu masing-masing bawahan melapor kepada seorang atasan saja.
Keunggulan Kelemahan
1. Sesuai dengan perubahan yang
cepat.
2. Memungkinkan adanya
visibilitas produk yang tinggi
3. Memungkinkan konsentrasi
penuh terhadap tugas
4. Kejelasan tanggung jawab
5. Memungkinkan pengolahan
tugas ganda secara pararel
6. Memudahkan pelatihan bagi
manajer umum
1. Membantu perkembangan
politik dalam alokasi sumber
daya
2. Kurang mendukung koordinasi
aktivitas antardivisi
3. Mendorong terbaikanya prioritas
jangka panjang
4. Memungkinkan menurunkan
pendalaman kompetisi
5. Menimbulkan konflik antara
tugas divisi denga prioritas
perusahaan
Karakteristik Struktur Produk / Pasar
Kenneth Knight (1976), mengemukakan bebrapa
keuntungan yang mungkin direalisasikan manajer
struktur organisasi matriks.
1. Penggunaan yang efisien atas sumber daya
2. Fleksibilitas dalam kondisi perubahan dan
ketidakpastian
3. Keunggulan teknis
4. Membedakan manajemen puncak untuk perencanaan
jangka waktu panjang.
5. Meningkatkan motivasi dan keterikatan
6. Memberi kesempatan bagi pengembangan diri sendiri
1. Penggunaan yang efisien atas sumber daya
Struktur organisasi matrik memudahkan pemanfaatan
staf yang khusus yang sangat ahli dan perlatan
khusus. Tipa-tiap proyek atau produk suatu unit dapat
bersama-sama dengan unit lain mengggunakan
sumber khusus tersebut untuk diberikan kepada tiap-
tiap unit tersendiri.
2. Fleksibilitas dalam kondisi perubahan dan ketidakpastian
Tanggapan yang tepat pada waktunya terhadap
perubahan memerlukan informasi dan saluran
komunikasi yang secara efissien dapat menyampaikan
informasi orang yang tepat dan pada saat yang tepat.
Struktur organisasi. Struktur organisasi matriks
mendorong interkasi yang kontinu diantara para
anggota unit proyek atau departemen fungsional
Struktur Organisasi Matriks
Direktur
Utama
Direktur
SDM
Direktur
Pemasaran
Direktur
produksi
Direktur
Finansial
Manajer Produk Makanan Bergizi
Manajer Produk Makanan Anak
Manajer Produk Makanan Keluarga
3. Keunggulan teknis
Para spesialis teknis berinteraksi dengan spesialias lain ketiga yang ditugaskan pada suatu proyek. Interaksi tersebut mendorong pemupukan gagasan seperti ketika seorang ahli komputer harus membahas pendapat yang menenantan dan yang setuju mengenai pengolahan data, bersama-sama dengan ahli akuntansi keuangan.
4. Membedakan manajemen puncak untuk perencanaan jangka waktu panjang
Stimulus awal bagi pengembangan struktur organisasi matriks adalah bahwa manajemen puncak makin lama makin bertambah terlibat dalam operasi rutin. Perubahan lingkungan cenderung menimbulkan permasalahan yang menyangkut departemen fungsional dan departemen produk atau pasar, dan yang tidak dapat dipecahkan oleh manajer hierarki pertama.
5. Meningkatkan motivasi dan keterikatan
Kelompk proyek dan kelompok produk atau pasar terdiri
dari atas orang yang memiliki pengetahuan spesifik.
Majamenen menugaskan mereka berdasarkan keahlian dan
tanggung jawab pada segi-segi spesifik lebih dari
pekerjaan. Pengambilan keputusan dalam kelompok
cenderung lebih bersifat partisipatif dan demokratis
ketimbang dalam susunan yang lebih hierarki.
6. Memberi kesempatan bagi pengembangan diri
sendiri
Anggota organisasi matriks diberi kesempatan yang lebih
banyak untuk mengembangkan keterampilan dan
pengetahuan mereka. Mereka ditempatkan dalam
kelompoka yang terdiri atas orang yang berasal dari
beraneka macam bagian organisasi. Mereka memiliki
kesempatan untuk belajar sesuatu mengenai kekhususan
lain. Pengelaman memperluas pengetahuan spesialisasi
tidak terbatas mengenai organisasi tetapi juga mengenai
pengetahuan ilmiah dan teknik lainnya.
Keunggulan Kelemahan
1. Memberikan fleksibilitas kepada
organisasi
2. Merangsang kerja sama
antardisiplin
3. Melibatkan dan menantang
perorangan
4. Mengembangkan keterampilan
karyaawan
5. Membebaskan top manajemen
untuk perencanaan
6. Memotivasi perorangan untuk
mengidentifikasi produk akhir
7. Memungkinkan para ahli ke
wilayah penting apabila
diperlukan
1. Risiko timbulnya perasaan
anarki
2. Mendorong pergulatan otoritas
3. Dapat mengarah pada diskusi
daripada aksi
4. Menuntut keterampilan
antarpribadi yang tinggi
5. Implementasinya memerlukan
biaya yang tinggi
6. Risiko duplikasi usaha oleh tim
proyek
7. Berpengaruh pada moral kerja
ketika personel diatur kembali
Keunggulan danKelemahan Struktur Matriks
E. Prinsip Organisasi
• Prinsip adalah suatu pernyataan dansuatu kebenran yang pokok, yang memberikan suatu petunjuk kepada peikiran dan tindakan. Prinsip merupakan dasar meskipun tidak mutlak. Prinsip tidak sama dengan udang-undnag dan tidak berarti bahwa hasil yang sama akan terjadi dalam setiap situasi yang tampaknya sama.
• Aplikasi manajeman, prinsip adalah fleksibel karena prinsip memperhatikan kondisi spesifik dan kondisi yang berubah. Prinsip merupakan pedoman, prinsip membantu dalam pengertian dan aplikasi manajemen, prinsip yang digunakan secara cermat dan bijak.
• Prinsip organisasi yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
1. Organiasi dan tujuan
2. Esendi organisasi
3. Tanggung jawab dan otoritas
4. Spesialisasi untuk efisiensi
5. Rentang kendali
• Selain prinsip yang telah dideskripsikan diatas
terdapat sejulah prinsip yang dipandangnya
bermanfaat dalam mengelola organisasi. Prinsip
tersebut memberikan pedoman untuk menyusun
suatu sistem tugas dan otoritas yan saling
berkaitan.
• Lima prinsip struktural yang dimaksud adalah :
1. Prinsip pembagian kerja
2. Prinsip satu arah
3. Prinsip sentralisasi
4. Prinsip otoritas dan tanggung jawab
5. Prinsip rantai komando
F. Proses Organisasi
• Dua aspek utama struktur organisasi adalah pembagian kerja dan departementalisasi. Pembagian kerja merupakan pemecahan suatu tugas kerja sehingga setiap anggota dalam organisasi bertanggungjawab dan melaksanakan seperangkat aktivitas yang terbatas dan bukan keseluruhan tugas. Sedangkan departementalisasi adalah pengelompokkan aktivitas pekerjaan sehingga aktivitas dan hubungan yang serupa dan logis dapat diselenggarakan secara serempak. Departemtalisasi mewakili struktur formal suatu organisasi seperti telah dideskripsikan dalam bagan organisasi.
• Dalam struktur organisasi, tujuan utama dua aspek pentng diatas adalah untuk memudahkan proses komunikasi, pengambilan keputusan, evaluasi hasil kerja, ibalan, sosialisasi, dan karier.
• Kelima aktiitas tersebut merupakan proses
organisasi yang masing-masing akan
dideskripsikan sebagai berikut :
1. Proses komunikasi
2. Proses pengambilan keputusan
3. Proses evaluasi hasil karya
4. Proses imbalan
5. Proses sosialisasi dan proses karier
1. Proses komunikasiKomunikasi dapat didefinisikan sebagai penyampaian informasi dan pengertian dengan menggunakan tanda yang sama. Komunikasi sangat penting karena para manajer dalam suatu organisasi jarang bekerja dengan mengunakan barang tetapi lebih sering menggunakan informasi mengenai barang itu. Komunikasi tidak dapat dihindarkan dalam setiap fungsi organisasi karena setiap manajer harus menjadi seorang widiasuara.
Meskipun sudah ada kemajuan yang pesat dalam teknologi komunikasi dan informasi, namun komunikasi antar individu dalam organisasi tetap diperlukan. Komunikasi antar individu tidak bergantung pada teknolohgi, tetapi bergantung pada kekuatan dalam diri individu dan dalam lingkungannya. Komunikasi adalah proses di dalam orang.
• Proses komunikasi dalam suatu
organisasi harus memberi kemungkinan
dalam empat arah yang berbeda,
kebawah, ke atas, horizontal dan
diagonal. Deskripsi dar arah komunikasi
tersebut sebagai berikut :
1. Komunikasi ke bawah.
2. Komunikasi ke atas
3. Komunikasi horizontal
4. Komunikasi diagonal
1. Komunikasi ke bawah.Mengalir dari orang pada hierarki yang lebih tinggi ke jenjang yang lebih rendah. Misalnya dalam bentuk instruksi, memo resmi, prosedur, pedoman kerja, pengumuman, dan sebagainya.
2. Komunikasi ke atasPorsi ini sebenarnya dituntut untuk seimbang dengan komunikasi ke baawah. Berbeda dengan komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas mengalir dari orang pada hierarki yan lebih rendah ke jenjang yang lebih tinggi. Misalnya, dalam bentuk kotak sara, pertemuan kelompok, pengaduan, dan sebagainya.
3. Komunikasi horizontalMerupakan pertimbangan utama dalam desain organisasi, namun organisasi yang efektif memerlukan juga komunikasi horizontal yang sangat perlu bagi koordinasi dan integrasi dari beraneka ragam fungsi keorganisasian. Misalnya, komunikasi antar produksi dan pemsaran dalam organisasi bisnis, dsb.
4. Komunikasi diagonalMerupakan jalur komunikasi yang paling jarang digunakan, komunikasi diagonal penting dalam situasi ketika para anggiota tidak dapat berkomunikasi secara efektif melalui jalur ini.
2. Proses pengambilan keputusanPengambilan keputusan adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam usaha memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi, kemudian menetapkan salah satu alternatif yang dianggap paling rasional dan sesuai dengan sistem. Dalam suatu organisasi yang engambil keputusan adalah manajer. Kualitas keputusan yang diambil oleh manajer merupakan ukuran dari efektivitas mereka.
Setiap keputusan adalah hasil proses yang dinamis yang dipengaruhi oleh kekuatan yang banyak sekali. Proses pengambilan keputusan merupakan aktivitas yan berurutan dan bukannya sebagai serangkaian langkah. Kajian mengenai desain umum tentang proses pengambilan keputusan biasanya ditekankan pada keputusan yang tak terprogram.
• Proses pengambilan keputusan yang dimaksudkan adalah :
1. Menetapkan tujuan dan sasaran khusus dan mengukur hasilnya,
2. Identifikasi permasalahan,
3. Mengembangkan alternatif,
4. Mengevaluasi alternatif,
5. Memilih alternatif,
6. Melaksanakan keputusan, serta
7. Pengendalian dan penimbangan
3. Proses evaluasi hasil karya
Evaluasi dirancang untuk memberikan kepada orang
yang dinilai dan orang yang menilai atau manajer,
informasi mengenai hasil karya. Secara umum bahwa
tujuan evaluasi hasil karya adalah untuk mencapai
kesimpulan yang evaluatif atau yang memberi
pertimbangan mengenai hasil karya dan untuk
mengembangkan karya lewat program.
Secara khusus evaluasi hasil karya dapat memberi
dampak sebagai berikut :
1. Program evaluasi hasil karya yang dirancang dan
dilaksankan dengan baik dapat memiliki pengaruh
motivasional terhadap para bawahan, antara lain
dapat merangsang peningkatan, mengembangkan
rasa tanggung jawab, dan menaikkan keterikatan
kepada organisasi.
2. Meningkatkan pengertian manajerial.
3. Memberikan dasar bagi perencanaan, pelatihan dan
pengembangan.
4. Mengurangi pilih kasih dalam mengambil keputusan
manajerial yang penting.
• Prosedur evaluasi hasil karya tradisional yang masih
sering digunakan dalam suatu perusahaan, antara lain
sebagai berikut :
1.Skala penilaian.
Teknik ini merupakan prosedur evaluasi hasil karya yang tertua
dan paling luas digunakan yang dalam praktiknya terdapat
beberapa bentuk. Penilai diberi sebuah formulir yang dicetak,
satu formulir bagi setiap bawahan yang harus dinilai. Isi
formulir biasanya mengandung sejumlah karakteristik hasil
karya yang harus dinilai.
2.Cerita deskriptif
Prosedur ini menuntut agar penilai (manajer) mendeskripsikan
pokok-pokok kekuatan dan kelemahan orang yang dinilai.
Sebenarnya metode ini hanya sedikit memberi kesempatan
untuk membandingkan para bawahan yang dinilai mengenai
dimensi karya spesifik
3. Daftar cek yang dibobot.Prosedur ini terdiri atas sejumlah pertanyaan yang menjelaskan beraneka macam dan tingkat perilaku bagi suatu pekerjaan tertentu. Masing-masing pernyataan mempunyai bobot atau nilai yang diberikan kepadanya. Penilaian mengevaluasi setiap bawahan dengan mengecek pernyataan yang menjelaskan perilaku individual. Tanda cek dan bobot yang sesuai dijumlahkan bagi setiap bawahan.
4. Metode pengangkatanPada teknik ini, manajer menggunakan prosedur urutan pangkat untuk menilaisemua bawahannya. Bawahan diberi pangkat menurut nilai relatif mereka bagi perusahaan mengenai satu dimensi hasil karya atau lebih.
• Diorganisasi khususnya perusahaan besar
yang berkembang di Amerika Serikat telah
mengembangkan metode evaluasi hasil
karya dengan lebih modern.
a.Metode penilaian yang berjangkar pada
perilaku.
b.Manajemen berdasarkan sasaran
4. Proses imbalan
Cara dan penetapa waktu pembagian imbalan
merupakan permasalahan penting yang harus
dihadapi oleh manajer sehari-hari, imbalan
yang dibagi oleh manajer meliputi upah,
mutasi, promosi, pujian dan penghargaan.
Tujuan umum dari program imbalan adalah :a. Untuk menarik orang yang memenuhi syarat sehingga
bersedia memasuki organisasi;
b. Menjaga saupaya para bawahan datang ke pekerjaan;
c. Memotivasi para bawahan untuk bekerja lebih giat
sehingga mencapai tingkat hasil karya yang lebih tinggi
5. Proses sosialisasi dan proses karier
Sosialisasi keorganisasian adalah proses
yang dialami individu untuk menghargai nilai,
kemampuan, perilaku yang diharapkan, dan
pengetahuan sosial yang diperlukan untuk
mengasumsikan peran keorganisasian dan
untuk beradaptasi sebagai anggota
organisasi.
Tahap proses sosialisasi meliputi :
a.Sosialisasi persiapan
b.Akomodasi
c.Manajemen peran
G Mengembangkan Efektivitas Organisasi
• Pendekatan pengembanga organisasi dimaksudkan untuk menggerakkan seluruh organisasi agar berfungsi pada tingkat yang lebih tinggi sambil meningkatkan prsetasi kerja dan kepuasan para anggota koperasi.
• Istilah pengembangan organisasi mengandung arti suatu strategi normatif, redukasi yang dimaksudkan untuk memengaruhi sistem kepercayaan, nilai, dan sikap di dalam organisasi sehingga organisasi tersebut lebih mampu menyesuaikan diri denga tingkat perubahan yang cepat dalam teknologi, dalam lingkungan industri dan masyarakat pada umumnya. Pengembanga organisasi mencakup juga penyusunan kembali struktur organisasi yang seringkali dimulai, dimudahkan, dan dikukuhkan oleh perubahan normatif dan keperilakuan.
• Pengembangan organisasi sebagai suatu istilah yang digunakan dalam praktik manajemen kontemprorer memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Pengembangan organisasi adalah direncanakan.
2. Pengmebangan organisasi berorientasi pada permasalahan.
3. Pengembangan organisasi mencerminkan suatu pendekatan sistem.
4. Pengembangan organisasi merupakan bagian integral dari proses manajemen.
5. Pengembangan organisasi bukan suatu strategi yang siap pakai.
6. Pengembangan organisasi memusatkan perhatian kepada kemajuan.
7. Pengembangan organisasi berorientasi kepada tindakan’
8. Pengembangan organisasi berdasarkan pada teori dan praktik yang sehat.
• Peters dan Waterman (1982) mengemukakan hasil penelitiannya terhadap perusahaan besar dengan memberi delapan karakteristik yang menunjukkan efektivitas suatu organisasi, yaitu:
1. Mempunyai bias terhadap tindakan dan penyelesaian pekerjaan;
2. Selalu dekat dengan para pelanggan agar dapat mengerti secara penuh kebutuhan pelanggan;
3. Mereka memberi para karyawan mereka suatu tingkat otonomi yang tinggi dan memupuk semangat kewirausahaan;
4. Berusaha meningkatkan produktivitas lewat partisipasi para karyawannya;
5. Para karyawan mengetahui apa yang diinginkan perusahaan dan para manajer terlibat aktif pada masalah di semua tingkat;
6. Mereka selalu dekat dengan usaha yang mereka ketahui dan pahami;
7. Memiliki struktur organisasi yang luwes dan sederhana dengan jumlah orang yang minimum dalam aktivitas staf pendukung;
8. Menggabungkan kontrol yang ketat dan disentralisasi untuk mengamankan nilai inti perusahaan dengan kontrol yang longgar dibagian lain untuk mendorong pengambilan risiko serta inovasi (Robbin 1994:57).