pengorganisasian

83
PENGORGANISASIAN Oleh : H. Abdul Gamal S, SKM, M.KKK

Upload: imam-syahdani

Post on 24-Jul-2015

1.140 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengorganisasian

PENGORGANISASIAN

Oleh :

H. Abdul Gamal S, SKM, M.KKK

Page 2: Pengorganisasian

A. KONSEP DASAR

• Organisasi dapat didefinisikan sebagai kelompok orang yang saling berinteraksi dan bekerja sama untuk merealisasikan tujuan bersama.

• Suatu organisasi minimum mengandung tiga elemen yang saling berhubungan, diantaranya.

1. Sekelompok orang;

2. Interaksi dan kerja sama, serta

3. Tujuan bersama.

Page 3: Pengorganisasian

• Organisasi dikatakan sebagai wadah berarti

suatu tempat orang berinteraksi dan

bekerjasama. Sedangkan organisasi dikatakan

sebagai alat berarti sebagai alat untuk

merealisasikan tujuan bersama diantara orang

yang berinteraksi dan bekerja sama tersebut.

• Organisasi dalam arti dinamis adalah suatu

proses penerapan dan pembagian kerja yang

akan dilakukan, pembatasan tugas dan

kewajiban, otoritas dan tanggung jawab, serta

penetapan hubungan diantara elemen

organisasi.

Page 4: Pengorganisasian

• Organisasi dalam arti statis adalah suatu bagianstruktur yang berwujud dan bergerak demitercapainya tujuan bersama, dalam istilah lain sering disebut sebagai struktur atau tata raga organisasi.

• Struktur organisasi adalah suatumanifestasi/perwujudan organisasi yang menunjukkan hubungan antara fungsi ortoritasdan tanggung jawab yang saling berinteraksidari orang yang diberi tugas dan tanggungjawab atas setiap aktivitas.

• Struktur organisasi dapat dipandang sebagaidesain yang terpadu dan utuh yang menunjukkan hubungan fungsi masing-masingorang yang terikat didalamnya.

• Organisasi dalam arti dinamis cenderungdisebut organisasi sebagai suatu wadah.

Page 5: Pengorganisasian

Gareth Morgan (1986) dan Stephen P. Robin

(1990), mengemukakan organisasi sebagai berikut:

1. Kesatuan rasional dalam mengejar tujuan.

Organisasi ada untuk mencapai tujuan dan perilaku para anggota organisasi dapat dijelaskan sebagai pengejaran rasional terhadap tujuan tersebut.

2. Koalisi dari para pendukung (constituency) yang kuat.

Organisasi terdiri atas kelompok yang masing-masing mencoba untuk memuaskan kepentingan sendiri. Kelompok tersebut menggunakan kekuasaan mereka untuk mempengaruhi sumber daya dalam organisasi.

3. Sistem terbuka

Organisasi adalah sistem transformasi masukan dan keluaran yang bergantung pada lingkungan hidupnya.

Page 6: Pengorganisasian

4. Sistem yang memproduksi arti

Organisasi adalah suatu kesatuan yang diciptakan secara

artifisial. Maksudnya diciptakan secara simbolis dan

dipertahankan oleh manajemen.

5. Sistem yang digabungkan secara longgar

Organisasi terdiri atas unit-unit yang relatif berdiri sendiri,

dapat mengejar tujuan yang tidak sama, atau bahkan saling

bertentangan.

6. Sistem politik

Organisasi terdiri atas pendukung internal yang mencoba

memperoleh kendali dalam proses pengambilan keputusan

agar dapat memperbaiki posisi mereka.

7. Alat dominasi

Organisasi menempatkan para anggotanya kedalam kotak-

kotak pekerjaan yang menghambat apa yang dapat mereka

lakukan dan individu denganya mereka dapat berinteraksi.

Selain itu, mereka diberi atasan yang memiliki kekuasaan

terhadap mereka.

Page 7: Pengorganisasian

8. Unit pemrosesan informasi

Organisasi menafsirkan lingkungannya, mengoordinasikan aktivitas, dan memudahkan pembuatan keputusan dengan memproses informasi secara horizontal dan vertikal melalui sebuah struktur organisasi.

9. Penjara psikis

Organisasi menghambat para anggota dengan membuat deskripsi pekerjaan, departemen, divisi dan perilaku standar yang dapat diterima dan tidak dapat diterima. Pada saat diterima oleh anggota, semua itu menjadi penghalang artifisial yang membatasi pilihan.

10.Kontrak sosial

Organisasi terdiri atas sejumlah persetujuan yang tidak tertulis ketika para anggota melakukan perilaku tertentu dan untuk itu mereka menerima imbalan.

Page 8: Pengorganisasian

• Berdasarkan deskripsi diatas tersebut, pengorganisasian adalah pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antarpekerjaan yang sesuai efektif diantara mereka, dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien.

• Pengorganisasian juga dapat didefinisikan sebagai suatu pekerjaan membagi tugas, mendelegasikan otoritas dan menetapkan aktivitas yang hendak dilakukan oleh manajer pada seluruh hierarki organisasi.

Page 9: Pengorganisasian

Dalam pengorganisasian diperlukan tahapan sebagai beriukt :

1. Mengetahui dengan jelas tujuan yang hendak dicapai;

2. Deskripsi pekerjaan yang harus dioperasikan dalam aktivitas tertentu;

3. Klasifikasi aktivitas dalam kesatuan yang praktis;

4. Memberikan rumusan yang realistis mengenai kewajiban yang hendak diselesaikan, sarana dan prasarana fisik serta lingkungan yang diperlukan untuk setiap aktivitas atau kesatuan aktivitas yang hendak dioperasikan;

5. Penunjukkan sumber daya manusia yang menguasai bidang keahliannya;

6. Mendelegasikan otoritas apabila dianggap perlu kepada bawahan yang ditunjuk

Page 10: Pengorganisasian

B. INDIVIDU DAN PERILAKU

ORGANISASI

• Aktivitas manajer dalam perencanan,

pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan

pengendalian memerlukan waktu untuk mengambil

keputusan tentang kecocokan antarindividu, tugas

pekerjaan dan efektivitas.

• Keputusan tersebut secara spesifik dipengaruhi oleh

manajer maupun oleh ciri bawahan. Pengambilan

keputusan tentang siapa yang melaksanakan tugas,

tanpa mengetahui perilaku dapat memberikan

dampak negatif jangka panjang yang amat sulit

untuk diubah kembali.

Page 11: Pengorganisasian

VARIABEL

FISIOLOGIS

VARIABEL

LINGKUNGAN

PERILAKU

INDIVIDU

VARIABEL

PSIKOLOGIS

Kemampuan fisik,

kemampuan mental

Persepsi, sikap,

kepribadian, belajar,

dan motivas

Keluarga, kebudayan,

dan kelas sosial

Variabel yang mempengaruhi perilaku

Page 12: Pengorganisasian

• Gibson dan kawan-kawan

mengemukakan bahwa terdapat empat

ciri utama dari individu yang

mempengaruhi efetivitas organisasi. Ciri

yang dimaskud adalah :

1. Persepsi (pecrception)

2. Sikap (attitudes),

3. Kepribadian (personality), dan

4. Pembelajaran (learningi)

Page 13: Pengorganisasian

1.Persepsi (pecrception)

Persepsi adalah proses pemberian arti

terhadap lingkungan oleh individu. Karena

setiap individu memberi arti kepada stimulus

maka individu yang berbeda akan melihat

barang yang sama dengan cara yang

berbeda.

Page 14: Pengorganisasian

Faktor –faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang atau orang lain, objek, dan tanda adalah sebagai berikut :

a. Organisasi PersetualSalah satu prinsip organisasi yang paling dasar yang paling bertalian dengan organisasi adalah kecenderungan individu menyusun pola stimulus maka individu yang berbeda akan melihat barang yang sama dengan cara yang berbeda.

b. StereotipCara manajer mengelompokkan bawahan seringkali merupakan suatu refleksi dari prasangka konseptualnya (conceptual bias). Stereotip digunakan untuk deskripsi penilaian mengenai seseorang atas dasar keanggotaan kelompok etnisnya.

Page 15: Pengorganisasian

c. Persepsi selektif

Konsep persepsi selektif (selective perception) amat

penting bagi manajer karena mereka seringkali

menerima sejumlah besar informasi yang mendukung

pandangan mereka. Individu cenderung mengabaikan

informasi yang dapat membuat mereka merasa tidak

senang.

d. Karakteristik manajer

Manajer yang mempersepsi perilaku dan perbedaan

indiviudal dari para bawahan dipengaruhi oleh

sifatnya sendiri. Apabila mereka memahami bahwa

sifat-sifat dan nilai mereka sendiri memengaruhi

persepsi, mungkin mereka dapat melaksanakan

evaluasi yang lebih teliti mengenai bawahan mereka.

Page 16: Pengorganisasian

e. Faktor situasionalTekanan waktu, sikap yang bekerja sama dengan manajer, dan faktor-faktor situasi lain memengaruhi ketelitian persepsi.

f. KebutuhanKebutuhan dan keinginan individu, demikian pula manajer akan memengaruhi persepsi.

g. Emosi Emosi seseorang lebih banyak memengaruhi persepsi yang kuat, seperti rasa benci yang berlebihan terhadap suatu peraturan organisasi dapat menyebabkan individu tersebut tidak menyenanngi sebagian besar kebijakan dan peraturan organisasi.

Demikian pula sebaliknya terhadap individu yang memiliki emosi yang rendah hanya berpengaruh sedikit terhadap persepsi.

Page 17: Pengorganisasian

2. Sikap

Adalah kesiapsiagaan mental yang diorganisasikan

melalui pengalaman yang memiliki pengaruh tertentu

kepada tanggapan seseorang terhadap orang, objek,

dan situasi yang berhubungan denganya.

Definisi ini memberikan pengaruh kepada manajer

sebagai berikut :

1. Sikap menentukan kecenderungan individu

terhadap segi tertentu dari dunia ini.

2. Sikap memberikan dasar emosional bagi

hubungan interpersonal seseorang dan

pengenalannya terhadap orang lain.

3. Sikap di organisasi dan dekat dengan inti

kepribadian.

Page 18: Pengorganisasian

• Salah satu hal yang dapat digunakan sebagai cara mengorganisasi sejumlah sikap adalah nilai.

• Nilai (value), sebagaimana didefinisikan oleh Edwar Spranger (1975:11) adalah kumpulan dari perasaan senang dan tidak senang, pandangan, keharusan, kecenderungan dalam diri individu, pendapat rasional dan yang tidak rasional, prasangka, dan pola asosiasi yang menentukan pandangan seseorang tentang dunia.

• Nilai amat penting untuk memahami perilaku manajemen yang efektif. Akan tetapi, nilai tidak hanya memengaruhi persepsi dari alat yang tepat untuk mencapai tujuan.

Page 19: Pengorganisasian

3. Kepribadian

Salah satu masalah rumit yang harus dipahami oleh

manajer suatu organisasi adalah hubungan antara

perilaku, dan kepribadian. Faktor-faktor hasil cipta

karya manusia dan sosial dapat memengaruhi

kepribadian individu. Secara singkat Salvatore R.

Maddi (1980:41) membatasi bahwa kepribadian

seseorang adalah serangkaian ciri yang relatif

mantap, kecenderuangan dan perangai yang

sebagian besar bentuk oleh faktor keturunan dan

oleh faktor-faktor sosial, kebudayaan, dan

lingkungan. Serangkaian variabel ini menentukan

persamaan dan perbedaan dalam perilaku individu.

Page 20: Pengorganisasian

Pendekatan konseptual yang seringkali digunakan untuk

memahami kepribadian individu adalah pendekatan ciri dan

teori psikodinamis.

a.Pendekatan ciri

Ciri adalah kecenderungan yang dapat diduga, yang

mengarahkan perilaku individu berbuat dengan cara yang

konsisten dan khas. Ciri menghasilkan perilaku yang

konsisten karena ciri merupakan sifat yang menetap dan

memiliki jangkauan yang umum.

b.Teori psikodinamis

Sifat dinamis dari kepribadian belum dikemukakan secara

sungguh-sungguh sampai terbitnya karangan Sigmund

Freud mengemukakan perbedaan individu dalam kepribadian

dengan mengajukan pendapat bahwa individu menghadapi

motivasinya yang utama secara berbeda. Tetapi perang terus

menerus antara dua bagian dari kepribadian, yaitu Id dan

superego yang diperlemah oleh ego.

Page 21: Pengorganisasian

• Id diartikan sebagai yang primitif dan tidak sadar

dari kepribadian, gudang stimulus pokok.

• Id bekerja secara tidak rasional dan secara

impulsif, tetapi tanpa mempertimbangkan hal-hal

yang diiinginkan tersebut mungkin atau dapat

diterima dari segi moral.

• Superego adalah gudang dari nilai individu,

termasuk sikap moral yang dibentuk oleh

masyarakat

Page 22: Pengorganisasian

Kepribadian

individuKelas Sosial

dan kekuatan

Kekuatan

Keturunan

Kekuatan

Kebudayaan

Kekuatan

Hubungan keluarga

Determinan Kepribadian Individu

Page 23: Pengorganisasian

c. Teori Humanistis

Pendekatan humanistis terhadap pemahaman

memberi tekanan pada perkembangan dan

aktualisasi diri (self-actualization) dari individu. Teori

humanistis menekankan pentingnya cara

meresepsikan dunia mereka dan kekuatan yang

mempengaruhinya. Teori humanistis menekankan

individu dan pentingnya aktualisasi diri bagi

kepribadian

Page 24: Pengorganisasian

4. Belajar

Belajar adalah proses terjadinya perubahan

yang relatif tetap dalam perilaku sebagai

akibat dari praktik.

Relatif menunjukkan bahwa perubahan

dalam perilaku harus banyak bersifat

permanen. Praktik dimaksudkan untuk

mencakup formal dan juga pengalaman

yang tidak terkendalikan. Perubahan yang

menjadi ciri belajar mungkin adaptif dan

memajukan efektivitas tetapi mungkin juga

tidak adaptif dan tidak efektif.

Page 25: Pengorganisasian

Ciri Utama Deskripsi Faktor-faktor yang mempengaruhi

1. Persepsi Proses pemberian arti terhadap

lingkungannya

1. Organisasi perspektual

2. Stereotip

3. Persepsi selektif

4. Karakteristik manajer

5. Faktor situasional

6. Kebutuhan

7. Emosi

2. Sikap Kesiapsiagaan mental yang diorganisasi

lewat pengalaman

1. Keluarga

2. Teman sekerja dalam kelompok

3. Masyarakat

4. Lingkungan

5. Pengalaman bekerja sebelumnya

3. Kepribadian Ciri yang relatif mantap, kecenderungan,

dan perangai yang dimiliki oleh individu

1. Faktor keturunan

2. Faktor sosial

3. Kebudayaan

4. Pendidikan

5. Lingkungan

4. Belajar Proses pematangan diri melalui perilaku

dan praktik

1. Motivasi

2. Kecerdasan

3. Tuntutan pekerjaan

4. Lingkungan

Ciri Utama Individu dan Pengaruhnya Terhadap Efektivitas Organisasi

Page 26: Pengorganisasian

C. Kelompok dan Perilaku Pengorganisasian

• J.W. McDavid dan M. Harari (1968:237)

mendefinisikan kelompok sebagai suatu sistem

yang terorganisasi yang terdiri atas dua orang

atau lebih yang saling berhubungan sedemikian

rupa sehingga sistem tersebut melakukan fungsi

tertentu, memiliki serangkaian peran hubungan

antar anggotanya, dan memiliki serangkaian

norma yang mengatur fungsi kelompok dan tiap-

tiap anggotanya.

Page 27: Pengorganisasian

Beberapa ciri dari kelompok, seperti peran dan norma.

Peran yang ada dalam kelompok terdiri dari :

• Peran yang dirasakan adalah serangkaian perilaku yang

dianggap harus dilakukan oleh orang yang menduduki posisi

yang bersangkutan;

• Peran yang dimainkan adalah perilaku yang benar-benar

dilakukan oleh seseorang.

Norma adalah standar yang diterima oleh para anggota

kelompok. Norma memiliki karakteristik tertentu yang

penting bagi para anggota kelompok, yaitu :

1. Norma hanya dibentuk sehubungan dengan hal-hal yang

penting bagi kelompok.

2. Norma diterima dalam berbagai macam hierarki oleh para

anggota kelompok;

3. Norma mungkin berlaku bagi setiap anggota atau mungkin

hanya berlaku bagi beberapa anggota kelompok.

Page 28: Pengorganisasian

• Kelompok menurut Gibson adalah dua orang

bawahan atau lebih yang saling mempengaruhi

dengan cara sedemikian rupa sehingga perilaku

dan/atau hasil seorang angota dipengaruhi oleh

perilaku dan/atau hasil karya para anggota

lainnya (Gibson, Ivancevich, dan Donnely, 1984

:324-325).

• Dua tipe kelompok, yaitu kelompok formal dan

kelompok informal dibentuk karena beberapa

alasan.

Page 29: Pengorganisasian

Alasan yang dimaksudkan Gibson sebagai berikut :

1. Pemuasan Kepuasan

Untuk mempengaruhi kepuasan atas terpenuhinya

kebutuhan dapat merupakan daya stimulus yang kuat

untuk pembentukan kelompok. Khususnya kebutuhan

keamanan sosial, penghargaan, dan aktualisasi diri

dari beberapa bawahan dapat dipuaskan dengan

cara bergabung dalam kelompok.

2. Kedekatan dan Daya Tarik

Kedekatan adalah jarak fisik antara bawahan yang

melaksankan pekerjaan. Sedangkan daya tarik

menunjukkan daya tarik individu yang satu dengan

yang lainnya karena mereka memiliki kesamaan

persepsi, sikap, hasil karya, atau motivasi.

Page 30: Pengorganisasian

3. Tujuan Kelompok

Apabila dipahami secara seksama tujuan

kelompok dapat merupakan alasan mengapa

individu tertarik kepada kelompok.

4. Alasan EKonomi

Seringkali individu membentuk kelompok

karena berpendapat bahwa mereka dapat

memperoleh keuntungan ekonomis yang

lebih besar daripada pekerjaan mereka.

Page 31: Pengorganisasian

Brends Bass (1965:197-198)

mengemukakan suatu model dari

perkembangan kelompok dengan suatu

asumsi bahwa kelompok menempuh tahap

perkembangan sebagai berikut :

a. Saling menerima

b. Komunikasi dan pengambilan keputusan

c. Motivasi dan produktivitas

d. Pengendalian dan organisasi

Page 32: Pengorganisasian

a. Saling menerimaPada tahap permulaan dari pembentukan kelompok, pada umunya para anggota segan untuk saling berkomunikasi. Para anggota secara spesifik tidak bersedia menyatakan pendapatnya, sikap dan kepercayaannya.

b. Komunikasi dan pengambilan keputusanTahap kedua setelah sekelompok saling menerima, para anggotanya mulai mengadakan komunikasi terbuka diantara satu dengan yang lainnya.komunikasi tersebut menghasilkan kepercayaan yang meningkat dan bahkan menimbulkan interaksi yan lebih banyak diantara para anggota kelompk.

c. Motivasi dan produktivitasPara anggota kelompok berusaha mencapai tujuan kelompok kelompok bekerja sebagai unit yang bekerja sama dan tidak sebagai unit yang saling berkompetisi.

d. Pengendalian dan organisasiDimana afiliasi kelompok dinilai para anggotanya dikelola oleh norma kelompok. Tujuan kelompok lebih penting daripada tujuan individu. Norma kelompok dipegang teguh. Oleh karena itu, setiap pelanggaran diberi sanksi.

Page 33: Pengorganisasian

Untuk memahami perilaku kelompok perlu diketahui karakteristik umum sebagai berikut :

1. StrukturPada tiap kelompok berkembang beberapa tipe struktur setelah melewati jangka waktu tertentu.

2. Hierarki statusStatus yang diberikan kepada posisi tertentu merupakan konsekuensi dari karakteristik tertentu, yang membedakan antara posisi yang satu dengan posisi yang lainnya.

3. PeranSetiap posisi dalam struktur kelompok memiliki peran yang saling berhubungan, yang terdiri atas perilaku yang diharapkan dari mereka yang menduduki posisi tersebut.

4. NormaSeperti pernah disinggung di muka bahwa norma adalah standar yang diterima oleh para anggota kelompok.

Page 34: Pengorganisasian

5. Kepemimpinan

Peran kepemimpinan dalam kelompok merupakan

suatu karakteristik penting dalam kelompok.

Pemimpin kelompok memiliki pengaruh tertentu para

anggota kelompok.

6. Kesatupaduan.

Baik formal maupun informal tampaknya memiliki

hubungan yang amat erat kesamaan sikap, perilaku

dan perbuatan. Kedekatan ini biasanya disebut

kesatupaduan. Kesatupaduan dipandang sebagai

suatu kekuatan yang memaksa para anggota untuk

tetap berada dalam satu kelompok. Kekuatan

tersebut lebih besar daripada kekuatan yang menarik

para anggota untuk keluar dari kelompok

Page 35: Pengorganisasian

D. Cartrivright dan A. Zander (1968), Robbin (1994)

mengemukakan bahwa suatu kelompok dapat memiliki

daya tarik, disebabkan oleh hal-hal berikut :

1. Tujuan kelompok dan tujuan para anggota dapat

sinkron dan ditemukan secara jelas.

2. Kelompok mempunyai seorang pemimpin yang

berkharisma.

3. Kelompok tersebut cukup kecil dan memungkinkan

para anggotanya dapat saling mendengar pendapat

dan saling mengevaluasi.

4. Para anggotanya dapat mengatasi hambatan dan

rintangan dan mereka saling mendukung serta tidak

membatasi perkembangan dan kemajuan pribadi.

Page 36: Pengorganisasian

Peran yang

ada

Alasan

Pembentukan

Tahap

perkembangan

Karakteristik

setelah

berkembangDaya tarik

1.Peran yan

dirasakan

2.Peran

yang

dimainkan

1. Pemuasaan

kepuasan

2. Kedekatan

dan daya

tarik.

3. Tujuan

kelompok

4. Alasan

ekonomi

1. Saling

menerima

2. Komunikasi

dan

pengambilan

keputusan

3. Motivasi dan

produktivitas

1.Struktur

2.Hierarki status

3.Peran

4.Norma

5.Kesatupaduan

1.Sinkoronisasi

tujuan individu

dengan tujuan

kelompok

2.Adanya

pemimpin yang

karismatik

3.Reputasi dan

nama baik

kelomopok

4.Kelompok relatif

kecil

5.Saling

mendukung dan

mengatasi

hambatan

Karakteristik Kelompok dan Perilaku Organisasi

Page 37: Pengorganisasian

D. Struktur Organisasi

• Stoner dan Wankell (1986:243) membatasi bahwa struktur organisasi adalah susunan dan hubungan antar bagian komponen dan posisi dalam suatu perkumpulan.

• Struktur organisasi menspesifikasi pembagian aktivitas kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi atau aktivitas yang beraneka macam dihubungkan sampai batas tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialis aktivitas kerja.

• Struktur organisasi juga menunjukkan hierarki dan struktur otoritas organisasi serta memperlihatkan hubungan pelaporannya.

• Struktur organisasi memberikan stabilitas dan kontinuitas yang memungkinkan organisasi mempertahankan kedatangan dan kepergian individu serta untuk mengoordinasi hubungannya dengan lingkungan.

Page 38: Pengorganisasian

Gibson dan kawan-kawan (1980) menekankan

bahwa struktur bertalian dengan hubungan yang

relatif pasti yang terdapat di antara pekerjaan

dalam organisasi. Hubungan yang pasti tersebut

simbol dari proses keputusan sebagai berikut :

1. Pembagian kerja (division of labor).

2. Departementalisasi (departementalization)

3. Rentang kendali (span of control), dan

4. Delegasi (delegation)

Page 39: Pengorganisasian

1. Pembagian kerja (division of labor).

Permasalahan yang berhubungan dengan pembagian kerja

bertalian dengan sampai berapa jauh pekerjaan

dispesialisasi. Seluruh pekerjaan dispesialisasi sampai

suatu tingkat dan kemampuan untuk membagi pekerjaan

diantara pemegang pekerjaan.

Berikut ini keuntungan yang diperoleh atas adanya

spesialisasi pekerjaan, yaitu :

a. Apabila suatu pekerjaan terdiri atas sedikit tugas,

manajemen mudah memberikan pelatihan

penggantiannya bagi bawahan diberhentikan,

dimutasikan, atau mangkir. Aktivitas pelatihan yang

minimum akan memerlukan alokasi biaya pelatihan

yang rendah.

b. Apabila suatu pekerjaan hanya memerlukan tugas

yang sedikit jumlahnya, bawahan dapat menjadi ahli

dalam melaksanakan tugas tersebut. Keahlian yang

tinggi akan menghasilkan keluaran yang baik.

Page 40: Pengorganisasian

2. Departementalisasi (departementalization)

Proses penentuan deretan dan kedalaman pekerjaan individual

adalah bersifat analitis, yaitu jumlah tugas organisasi dipecah-

pecah ke dalam beberapa tugas yang lebih kecil yang berurutan.

Selanjutnya, tugas yang dibagi harus digabungkan ke dalam

kelompok. Proses penggabungan pekerjaan ke dalam kelompok

dinamakan departementalisasi, dan permasalahan manajerial

yang muncul adalah memilih suatu dasar bagi penggabungan

pekerjaan tersebut.

Praktik departementaisasi sering didasarkan atas kebutuhan

sebagai berikut :

a. Departementaisasi fungsional

b. Departementaisasi teritorial

c. Departementaisasi produk

d. Departementaisasi pelanggan

e. Departementaisasi campuran organisasi divisional

Page 41: Pengorganisasian

a. Departementaisasi fungsionalPengelempokkan pekerjaan dilakukan menurut fungsi orgnaisasi. Fungsi yang ada bergantung pada motif organisasi, misalnya organisasi bisnis, jasa dan sebagainya.

Kerugian utama dasar fungsional timbul disebabkan para ahli bekerja sama dan saling mendorong dalam bidang keahlian dan minat mereka. Denga demikian, tujuan organisasi mungkin dikorbankan untuk kepentingan tujaun departemen.

b. Departementaisasi teritorialHal ini dilakukan denga cara pembentukan kelompok atas dasar bidan geografis. Logikanya dalah semua aktivitas dalam daerah tertentu seharusnya ditugaskan kepada seorang manajer. Manajer tersebut akan bertugas melaksanakan seluruh operasi dalam bidang geografis tertentu.

Salah satu keuntungan dari pengelompokkan ini adalah akan memberikan pelatihan kepada para manajer di daerah. Manajer kemudian menilai program dan kemajuan daerah dan memberikan pandangan yang sangat berharga agar produk atau jasa diterima di lapangan.

Page 42: Pengorganisasian

c. Departementaisasi produk

Pada organisasi bisnis besar yang produknya beraneka

ragam, aktivitas dan bawahannya dikelompokkan atas dasar

produk. Karena organisiasi berkembang, sulit bagi

perusahaan mengoordinasikan bermacam departemen

fungsional yang dipandang menguntungkan untuk

menetapkan unit produk. Bentuk organisasi ini

memungkinkan bawahan untuk mengembangkan seluruh

keahliannya dalam penelitian, membuat, dan

mendistribusikan suatu lini produk.

d. Departementaisasi pelanggan

Departementaisasi pelanggan dilakukan dengan cara

pembentukan kelompok atas dasar pelanggan. Misalnya,

struktur organisasi dari lembaga pendidikan, dsb

e. Departementaisasi campuran organisasi divisional

Strategi campuran muncu karena para manajer mencoba

menanggulangi pertumbuhan, pergeseran dalam pasar, budi

daya produk dan jasa, dan kebajikan pemerintah.

Page 43: Pengorganisasian

3. Permasalahan Rentang kendali (span of control)

Pada umunya, permasalahan rentang kendali akan sama

dengan keputusan mengenai berapakah jumlah bawahan yang

dapat dikendalikan oleh seorang manajer. Artinya, apakah

organisasi akan efektif apabila rentang kendali tersebut relatif

luas atau sempit? Pertanyaan tersebut pada dasarnya

menyangkut penentuan jumlah aktivitas antar pribadi yang dapat

diatangani oleh seorag manajer departemen. Selin iotu, rentang

kendali harus ditentukan untuk mencakup bukan saja bawahan

yang ditugaskan secara formal, tetapi juga mereka yang

berhubungan dengan manajer.

Untuk mengetahui jumlah hubungan potensial, yaitu hubungan

yang mungkin terdapat antara seorang manajer dengan

bawahan dpat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut

R = N + N -12

2

N

Dimana : R = menunjukkan jumlah hubungan

N = Jumlah bawahan yang ditugaskan pada kelompok komando manajer

Page 44: Pengorganisasian

R = N + N -12

2

N

Dimana : R = menunjukkan jumlah hubungan

N = Jumlah bawahan yang ditugaskan pada kelompok komando manajer

• Jumlah hubungan, R, meningkat secara deret ukur,

sedangkan jumlah bawahan, N, naik secara deret hitung.

• Perhitungan di atas mengasumsikan bahwa para

manajer harus menghadapi tiga jenis hubungan berikut.

1. Hubungan tunggal langsung, terjadi antara manajer dan

masing-masing bawahan secara individual.

2. Hubungan kelompok langsung, terjadi di antara manajer dan

masing2 permutasi (perubahan urutan dari masing-masing

anggota kelompok) dari bawahan.

3. Hubungan silang, terjadi apabila bawahan saling

berinteraksi.

Page 45: Pengorganisasian

4. Delegasi (delegation)

Permasalahan delegasi kekuasaan bertalian dengan keuntungan

relatif dari desentralisasi, yaitu delegasi kekuasaan sampai pad

atingkat paling rendah dalam hierarki manajerial.

Mintzberg (1983:304) mengemukakan bahwa setiap organisasi

memiliki lima bagian dasar sebagai berikut :

a. The Operating Core

Para karyawan yang melaksanakan pekerjaan dasar yang

berhubungan dengan produksi dari produksi dan jasa.

b. The strategic apex

Manajer puncak yang diberi tanggung jawab keseluruhan untuk

organisasi yang bersangkutan.

c. The middle line

Para manajer yang menjadi penghubung operating core dengan

strategic apex

d. The technostructure

Para analis yang memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan

bentuk standarisasi tertentu dalam organisasi.

e. The support staff

Orang yang mengisi unit staf, yang memberi jasa pendukung tidak

langsung kepada organisasi.

Page 46: Pengorganisasian

Techno-

structure

Support

Staff

Middle

Line

Strategic Apex

Elemen dasar Organisasi

Page 47: Pengorganisasian

Stoner dan Wankell (1986) mengemukakan

adanya lima elemen yang berguna untuk

menganalisis struktur organisasi sebagai berikut :

a. Spesialisasi Aktivitas

b. Standarisasi aktivitas

c. Koordinasi aktivitas

d. Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan

keputusan

e. Ukuran unit kerja

Page 48: Pengorganisasian

a. Spesialisasi Aktivitas

Spesialisasi aktivitas mengacu pada spesifikasi tugas

individual dan kelompok kerja diseluruh organisasi

(pembagian kerja) dan penyatuan tugas tersebut

kedalam unit kerja (depertementalisasi).

b. Standarisasi aktivitas

Standarisasi aktivitas merupakan prosedur yang

digunakan organisasi untuk menjamin kelayakdugaan

aktivitasnya. Menstandardisasi berarti berarti

menjadikan seragam dan konsisten. Para manajer

menggunakan deskripsi pekerjaan, instruksi

pelaksanaan, peraturan, dan ketepatan untuk

menstandarisasi pekerjaan bawahan. Melalui sistem

perencanaan dan pengendalian formal para manajer

berusaha menstandarisasi keluaran organisasi.

Page 49: Pengorganisasian

c. Koordinasi aktivitasKoordinasi aktivitas adalah prosedur yang memadukan fungsi subunit dalam organisasi. Mekanisme standarisasi emudahkan pengoordinasian aktifitas khususnya dalam organisasi yang tidak memiliki pola rumit.

d. Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan

Sentralisasi dan desentralisasi pengambilan keputusan mengacu pada lokasi otoritas pengambilan keputusan. Dalam struktur oragnisasi keputusan diambil pada tingkat tinggi atau oleh manajer puncak, atau bahkan oleh seseorang saja. Dalam struktur yang didesentralisasikan, gaya pengambilan keputuan dibagi diantara para bawahan pada hierarki manajemen menengah dan ke bawah.

Page 50: Pengorganisasian

c. Ukuran unit kerja

Bagan organisasi tersebut menggambarkan lima aspek

struktur organisasi yang utama, yaitu :

1. Pembagian kerja

2. Manajer dan bawahan

3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan

4. Pengelompokkan bagian pekerjaan

5. Level manajemen

• Dalam organisasi modern terdapat tiga bentuk

struktur organisasi yang secara formal disusun

menurut fungsi, menurut produk atau pasar, dan

dalam bentuk matriks.

Page 51: Pengorganisasian

1. Struktur organisasi fungsional

struktur fungsional menghimpun seluruh individu

yang terlibat dalam suatu aktivitas atau beberapa

aktivitas yang berkaitan dalam suatu departemen.

Direktur

Utama

Direktur

Produksi

Direktur

Pemasaran

Direktur

SDM

Direktur

Finansial

Page 52: Pengorganisasian

Stoner dan Wankell (1986:248) mengutip karakteristik struktur fungsional sebagai berikut :

Keunggulan Kelemahan

1. Sesuai dengan

lingkungan yang stabil.

2. Menunjang

pengembangan

keahlian

3. Memberi kesempatan

bagi para spesialis.

4. Memerlukan koordinasi

internal minimum.

5. Hanya sedikit

memerlukan

keterampilan

antarpribadi

1. Pada organisasi besar, respons lebih

lambat diterima.

2. Menyebabkan terjadinya

penyumbatan, karena pelaksanaan

tugas sekuensial.

3. Kurang inovatif : memiliki perspektif

yang sempit.

4. Dapat menimbulkan konflik tentang

prioritas produk.

5. Tidak menunjang berkembangnya

manajer umum

6. Mengaburkan tanggung jawab atas

tugas keseluruhan

Page 53: Pengorganisasian

2. Struktur organisasi produk atau pasar

Struktur organisasi produk atau pasar seringkali dianut

oleh perusahaan besar dan perusahaan multiproduk.

Pola utama atas pembagian produk atau pasar yang

sering dianut adalah sebagai berikut.

a. Pembagian menurut produk

Direktur

Utama

Direktur

SDM

Direktur

Pemasaran

Direktur

produksi

Manajer

Produk Farmasi

Manajer Produk

Perawatan

Pribadi

Manajer

Produk Sendiri

Direktur

Finansial

Page 54: Pengorganisasian

a. Pembagian menurut gegrafis

Versi ini menghimpun dalam suatu bagian,

seluruh aktivitas yang dilaksanakan di wilayah

tertentu dimana unit yang bersangkutan

melakukan operasinya. Pengaturan semacam

ini dipandang logis manakala dengan

pertimbangan tentang :

1. Sumber bahan baku,

2. Sumber bawahan, dan

3. Pasar atau produk yang dihasilkan.

Page 55: Pengorganisasian

c. Pembagian menurut pelanggan

Direktur

Utama

Direktur

SDM

Direktur

Pemasaran

Direktur

produksi

Direktur

Finansial

Direktur

DKI

Direktur

Jawa Barat

Direktur

Jawa Tengah

Direktur

Jawa Timur

Struktur organisasi produk atau pasar untuk sebuah perusahaan industri

(pembagian menurut wilayah)

Direktur

Utama

Direktur

Produk Militer

Direktur

Produk Konsumen

Direktur

Produksi Industri

Struktur organisasi produk atau pasar untuk sebuah perusahaan industri

(pembagian menurut pelanggan)

Page 56: Pengorganisasian

3. Struktur organisasi matriksPada struktur organisasi matriks terdapat dua jenis design

sekaligus. Bagian fungsional permanen memiliki otoritas atas dasar prestasi dan profesional unitnya, sedangkan tim proyek dibentuk sesuai dengan kebutuhan untuk melaksanakan program tertentu. Anggota tim ini berasala dari berbagai bagian fungsional dan melapor kepada manajer proyek, yangbertanggung jawab atas hasil tim kerja.

Struktur organisasi matriks berusaha untuk memaksimumkan keunggulan dan eminimumkan kelemahan dan struktur fungsional dan struktur produk atas pasar. Struktur organisasi matriks mencapai keseimbangan yang diingikan dengan melapisi atau membubuhi suatu struktur otoritas horizontal, pengaruh, dan komunikasi. terdapatnya suatu sistem otoritas ganda merupakan ciri khas dari struktur organisasi matriks. Organisasi fungsional yang tradisional dan organisasi yang berdasarkan produk menjalankan rantai komando yang keras, yaitu masing-masing bawahan melapor kepada seorang atasan saja.

Page 57: Pengorganisasian

Keunggulan Kelemahan

1. Sesuai dengan perubahan yang

cepat.

2. Memungkinkan adanya

visibilitas produk yang tinggi

3. Memungkinkan konsentrasi

penuh terhadap tugas

4. Kejelasan tanggung jawab

5. Memungkinkan pengolahan

tugas ganda secara pararel

6. Memudahkan pelatihan bagi

manajer umum

1. Membantu perkembangan

politik dalam alokasi sumber

daya

2. Kurang mendukung koordinasi

aktivitas antardivisi

3. Mendorong terbaikanya prioritas

jangka panjang

4. Memungkinkan menurunkan

pendalaman kompetisi

5. Menimbulkan konflik antara

tugas divisi denga prioritas

perusahaan

Karakteristik Struktur Produk / Pasar

Page 58: Pengorganisasian

Kenneth Knight (1976), mengemukakan bebrapa

keuntungan yang mungkin direalisasikan manajer

struktur organisasi matriks.

1. Penggunaan yang efisien atas sumber daya

2. Fleksibilitas dalam kondisi perubahan dan

ketidakpastian

3. Keunggulan teknis

4. Membedakan manajemen puncak untuk perencanaan

jangka waktu panjang.

5. Meningkatkan motivasi dan keterikatan

6. Memberi kesempatan bagi pengembangan diri sendiri

Page 59: Pengorganisasian

1. Penggunaan yang efisien atas sumber daya

Struktur organisasi matrik memudahkan pemanfaatan

staf yang khusus yang sangat ahli dan perlatan

khusus. Tipa-tiap proyek atau produk suatu unit dapat

bersama-sama dengan unit lain mengggunakan

sumber khusus tersebut untuk diberikan kepada tiap-

tiap unit tersendiri.

2. Fleksibilitas dalam kondisi perubahan dan ketidakpastian

Tanggapan yang tepat pada waktunya terhadap

perubahan memerlukan informasi dan saluran

komunikasi yang secara efissien dapat menyampaikan

informasi orang yang tepat dan pada saat yang tepat.

Struktur organisasi. Struktur organisasi matriks

mendorong interkasi yang kontinu diantara para

anggota unit proyek atau departemen fungsional

Page 60: Pengorganisasian

Struktur Organisasi Matriks

Direktur

Utama

Direktur

SDM

Direktur

Pemasaran

Direktur

produksi

Direktur

Finansial

Manajer Produk Makanan Bergizi

Manajer Produk Makanan Anak

Manajer Produk Makanan Keluarga

Page 61: Pengorganisasian

3. Keunggulan teknis

Para spesialis teknis berinteraksi dengan spesialias lain ketiga yang ditugaskan pada suatu proyek. Interaksi tersebut mendorong pemupukan gagasan seperti ketika seorang ahli komputer harus membahas pendapat yang menenantan dan yang setuju mengenai pengolahan data, bersama-sama dengan ahli akuntansi keuangan.

4. Membedakan manajemen puncak untuk perencanaan jangka waktu panjang

Stimulus awal bagi pengembangan struktur organisasi matriks adalah bahwa manajemen puncak makin lama makin bertambah terlibat dalam operasi rutin. Perubahan lingkungan cenderung menimbulkan permasalahan yang menyangkut departemen fungsional dan departemen produk atau pasar, dan yang tidak dapat dipecahkan oleh manajer hierarki pertama.

Page 62: Pengorganisasian

5. Meningkatkan motivasi dan keterikatan

Kelompk proyek dan kelompok produk atau pasar terdiri

dari atas orang yang memiliki pengetahuan spesifik.

Majamenen menugaskan mereka berdasarkan keahlian dan

tanggung jawab pada segi-segi spesifik lebih dari

pekerjaan. Pengambilan keputusan dalam kelompok

cenderung lebih bersifat partisipatif dan demokratis

ketimbang dalam susunan yang lebih hierarki.

6. Memberi kesempatan bagi pengembangan diri

sendiri

Anggota organisasi matriks diberi kesempatan yang lebih

banyak untuk mengembangkan keterampilan dan

pengetahuan mereka. Mereka ditempatkan dalam

kelompoka yang terdiri atas orang yang berasal dari

beraneka macam bagian organisasi. Mereka memiliki

kesempatan untuk belajar sesuatu mengenai kekhususan

lain. Pengelaman memperluas pengetahuan spesialisasi

tidak terbatas mengenai organisasi tetapi juga mengenai

pengetahuan ilmiah dan teknik lainnya.

Page 63: Pengorganisasian

Keunggulan Kelemahan

1. Memberikan fleksibilitas kepada

organisasi

2. Merangsang kerja sama

antardisiplin

3. Melibatkan dan menantang

perorangan

4. Mengembangkan keterampilan

karyaawan

5. Membebaskan top manajemen

untuk perencanaan

6. Memotivasi perorangan untuk

mengidentifikasi produk akhir

7. Memungkinkan para ahli ke

wilayah penting apabila

diperlukan

1. Risiko timbulnya perasaan

anarki

2. Mendorong pergulatan otoritas

3. Dapat mengarah pada diskusi

daripada aksi

4. Menuntut keterampilan

antarpribadi yang tinggi

5. Implementasinya memerlukan

biaya yang tinggi

6. Risiko duplikasi usaha oleh tim

proyek

7. Berpengaruh pada moral kerja

ketika personel diatur kembali

Keunggulan danKelemahan Struktur Matriks

Page 64: Pengorganisasian

E. Prinsip Organisasi

• Prinsip adalah suatu pernyataan dansuatu kebenran yang pokok, yang memberikan suatu petunjuk kepada peikiran dan tindakan. Prinsip merupakan dasar meskipun tidak mutlak. Prinsip tidak sama dengan udang-undnag dan tidak berarti bahwa hasil yang sama akan terjadi dalam setiap situasi yang tampaknya sama.

• Aplikasi manajeman, prinsip adalah fleksibel karena prinsip memperhatikan kondisi spesifik dan kondisi yang berubah. Prinsip merupakan pedoman, prinsip membantu dalam pengertian dan aplikasi manajemen, prinsip yang digunakan secara cermat dan bijak.

Page 65: Pengorganisasian

• Prinsip organisasi yang dimaksud adalah

sebagai berikut :

1. Organiasi dan tujuan

2. Esendi organisasi

3. Tanggung jawab dan otoritas

4. Spesialisasi untuk efisiensi

5. Rentang kendali

Page 66: Pengorganisasian

• Selain prinsip yang telah dideskripsikan diatas

terdapat sejulah prinsip yang dipandangnya

bermanfaat dalam mengelola organisasi. Prinsip

tersebut memberikan pedoman untuk menyusun

suatu sistem tugas dan otoritas yan saling

berkaitan.

• Lima prinsip struktural yang dimaksud adalah :

1. Prinsip pembagian kerja

2. Prinsip satu arah

3. Prinsip sentralisasi

4. Prinsip otoritas dan tanggung jawab

5. Prinsip rantai komando

Page 67: Pengorganisasian

F. Proses Organisasi

• Dua aspek utama struktur organisasi adalah pembagian kerja dan departementalisasi. Pembagian kerja merupakan pemecahan suatu tugas kerja sehingga setiap anggota dalam organisasi bertanggungjawab dan melaksanakan seperangkat aktivitas yang terbatas dan bukan keseluruhan tugas. Sedangkan departementalisasi adalah pengelompokkan aktivitas pekerjaan sehingga aktivitas dan hubungan yang serupa dan logis dapat diselenggarakan secara serempak. Departemtalisasi mewakili struktur formal suatu organisasi seperti telah dideskripsikan dalam bagan organisasi.

• Dalam struktur organisasi, tujuan utama dua aspek pentng diatas adalah untuk memudahkan proses komunikasi, pengambilan keputusan, evaluasi hasil kerja, ibalan, sosialisasi, dan karier.

Page 68: Pengorganisasian

• Kelima aktiitas tersebut merupakan proses

organisasi yang masing-masing akan

dideskripsikan sebagai berikut :

1. Proses komunikasi

2. Proses pengambilan keputusan

3. Proses evaluasi hasil karya

4. Proses imbalan

5. Proses sosialisasi dan proses karier

Page 69: Pengorganisasian

1. Proses komunikasiKomunikasi dapat didefinisikan sebagai penyampaian informasi dan pengertian dengan menggunakan tanda yang sama. Komunikasi sangat penting karena para manajer dalam suatu organisasi jarang bekerja dengan mengunakan barang tetapi lebih sering menggunakan informasi mengenai barang itu. Komunikasi tidak dapat dihindarkan dalam setiap fungsi organisasi karena setiap manajer harus menjadi seorang widiasuara.

Meskipun sudah ada kemajuan yang pesat dalam teknologi komunikasi dan informasi, namun komunikasi antar individu dalam organisasi tetap diperlukan. Komunikasi antar individu tidak bergantung pada teknolohgi, tetapi bergantung pada kekuatan dalam diri individu dan dalam lingkungannya. Komunikasi adalah proses di dalam orang.

Page 70: Pengorganisasian

• Proses komunikasi dalam suatu

organisasi harus memberi kemungkinan

dalam empat arah yang berbeda,

kebawah, ke atas, horizontal dan

diagonal. Deskripsi dar arah komunikasi

tersebut sebagai berikut :

1. Komunikasi ke bawah.

2. Komunikasi ke atas

3. Komunikasi horizontal

4. Komunikasi diagonal

Page 71: Pengorganisasian

1. Komunikasi ke bawah.Mengalir dari orang pada hierarki yang lebih tinggi ke jenjang yang lebih rendah. Misalnya dalam bentuk instruksi, memo resmi, prosedur, pedoman kerja, pengumuman, dan sebagainya.

2. Komunikasi ke atasPorsi ini sebenarnya dituntut untuk seimbang dengan komunikasi ke baawah. Berbeda dengan komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas mengalir dari orang pada hierarki yan lebih rendah ke jenjang yang lebih tinggi. Misalnya, dalam bentuk kotak sara, pertemuan kelompok, pengaduan, dan sebagainya.

3. Komunikasi horizontalMerupakan pertimbangan utama dalam desain organisasi, namun organisasi yang efektif memerlukan juga komunikasi horizontal yang sangat perlu bagi koordinasi dan integrasi dari beraneka ragam fungsi keorganisasian. Misalnya, komunikasi antar produksi dan pemsaran dalam organisasi bisnis, dsb.

4. Komunikasi diagonalMerupakan jalur komunikasi yang paling jarang digunakan, komunikasi diagonal penting dalam situasi ketika para anggiota tidak dapat berkomunikasi secara efektif melalui jalur ini.

Page 72: Pengorganisasian

2. Proses pengambilan keputusanPengambilan keputusan adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam usaha memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi, kemudian menetapkan salah satu alternatif yang dianggap paling rasional dan sesuai dengan sistem. Dalam suatu organisasi yang engambil keputusan adalah manajer. Kualitas keputusan yang diambil oleh manajer merupakan ukuran dari efektivitas mereka.

Setiap keputusan adalah hasil proses yang dinamis yang dipengaruhi oleh kekuatan yang banyak sekali. Proses pengambilan keputusan merupakan aktivitas yan berurutan dan bukannya sebagai serangkaian langkah. Kajian mengenai desain umum tentang proses pengambilan keputusan biasanya ditekankan pada keputusan yang tak terprogram.

Page 73: Pengorganisasian

• Proses pengambilan keputusan yang dimaksudkan adalah :

1. Menetapkan tujuan dan sasaran khusus dan mengukur hasilnya,

2. Identifikasi permasalahan,

3. Mengembangkan alternatif,

4. Mengevaluasi alternatif,

5. Memilih alternatif,

6. Melaksanakan keputusan, serta

7. Pengendalian dan penimbangan

Page 74: Pengorganisasian

3. Proses evaluasi hasil karya

Evaluasi dirancang untuk memberikan kepada orang

yang dinilai dan orang yang menilai atau manajer,

informasi mengenai hasil karya. Secara umum bahwa

tujuan evaluasi hasil karya adalah untuk mencapai

kesimpulan yang evaluatif atau yang memberi

pertimbangan mengenai hasil karya dan untuk

mengembangkan karya lewat program.

Page 75: Pengorganisasian

Secara khusus evaluasi hasil karya dapat memberi

dampak sebagai berikut :

1. Program evaluasi hasil karya yang dirancang dan

dilaksankan dengan baik dapat memiliki pengaruh

motivasional terhadap para bawahan, antara lain

dapat merangsang peningkatan, mengembangkan

rasa tanggung jawab, dan menaikkan keterikatan

kepada organisasi.

2. Meningkatkan pengertian manajerial.

3. Memberikan dasar bagi perencanaan, pelatihan dan

pengembangan.

4. Mengurangi pilih kasih dalam mengambil keputusan

manajerial yang penting.

Page 76: Pengorganisasian

• Prosedur evaluasi hasil karya tradisional yang masih

sering digunakan dalam suatu perusahaan, antara lain

sebagai berikut :

1.Skala penilaian.

Teknik ini merupakan prosedur evaluasi hasil karya yang tertua

dan paling luas digunakan yang dalam praktiknya terdapat

beberapa bentuk. Penilai diberi sebuah formulir yang dicetak,

satu formulir bagi setiap bawahan yang harus dinilai. Isi

formulir biasanya mengandung sejumlah karakteristik hasil

karya yang harus dinilai.

2.Cerita deskriptif

Prosedur ini menuntut agar penilai (manajer) mendeskripsikan

pokok-pokok kekuatan dan kelemahan orang yang dinilai.

Sebenarnya metode ini hanya sedikit memberi kesempatan

untuk membandingkan para bawahan yang dinilai mengenai

dimensi karya spesifik

Page 77: Pengorganisasian

3. Daftar cek yang dibobot.Prosedur ini terdiri atas sejumlah pertanyaan yang menjelaskan beraneka macam dan tingkat perilaku bagi suatu pekerjaan tertentu. Masing-masing pernyataan mempunyai bobot atau nilai yang diberikan kepadanya. Penilaian mengevaluasi setiap bawahan dengan mengecek pernyataan yang menjelaskan perilaku individual. Tanda cek dan bobot yang sesuai dijumlahkan bagi setiap bawahan.

4. Metode pengangkatanPada teknik ini, manajer menggunakan prosedur urutan pangkat untuk menilaisemua bawahannya. Bawahan diberi pangkat menurut nilai relatif mereka bagi perusahaan mengenai satu dimensi hasil karya atau lebih.

Page 78: Pengorganisasian

• Diorganisasi khususnya perusahaan besar

yang berkembang di Amerika Serikat telah

mengembangkan metode evaluasi hasil

karya dengan lebih modern.

a.Metode penilaian yang berjangkar pada

perilaku.

b.Manajemen berdasarkan sasaran

Page 79: Pengorganisasian

4. Proses imbalan

Cara dan penetapa waktu pembagian imbalan

merupakan permasalahan penting yang harus

dihadapi oleh manajer sehari-hari, imbalan

yang dibagi oleh manajer meliputi upah,

mutasi, promosi, pujian dan penghargaan.

Tujuan umum dari program imbalan adalah :a. Untuk menarik orang yang memenuhi syarat sehingga

bersedia memasuki organisasi;

b. Menjaga saupaya para bawahan datang ke pekerjaan;

c. Memotivasi para bawahan untuk bekerja lebih giat

sehingga mencapai tingkat hasil karya yang lebih tinggi

Page 80: Pengorganisasian

5. Proses sosialisasi dan proses karier

Sosialisasi keorganisasian adalah proses

yang dialami individu untuk menghargai nilai,

kemampuan, perilaku yang diharapkan, dan

pengetahuan sosial yang diperlukan untuk

mengasumsikan peran keorganisasian dan

untuk beradaptasi sebagai anggota

organisasi.

Tahap proses sosialisasi meliputi :

a.Sosialisasi persiapan

b.Akomodasi

c.Manajemen peran

Page 81: Pengorganisasian

G Mengembangkan Efektivitas Organisasi

• Pendekatan pengembanga organisasi dimaksudkan untuk menggerakkan seluruh organisasi agar berfungsi pada tingkat yang lebih tinggi sambil meningkatkan prsetasi kerja dan kepuasan para anggota koperasi.

• Istilah pengembangan organisasi mengandung arti suatu strategi normatif, redukasi yang dimaksudkan untuk memengaruhi sistem kepercayaan, nilai, dan sikap di dalam organisasi sehingga organisasi tersebut lebih mampu menyesuaikan diri denga tingkat perubahan yang cepat dalam teknologi, dalam lingkungan industri dan masyarakat pada umumnya. Pengembanga organisasi mencakup juga penyusunan kembali struktur organisasi yang seringkali dimulai, dimudahkan, dan dikukuhkan oleh perubahan normatif dan keperilakuan.

Page 82: Pengorganisasian

• Pengembangan organisasi sebagai suatu istilah yang digunakan dalam praktik manajemen kontemprorer memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Pengembangan organisasi adalah direncanakan.

2. Pengmebangan organisasi berorientasi pada permasalahan.

3. Pengembangan organisasi mencerminkan suatu pendekatan sistem.

4. Pengembangan organisasi merupakan bagian integral dari proses manajemen.

5. Pengembangan organisasi bukan suatu strategi yang siap pakai.

6. Pengembangan organisasi memusatkan perhatian kepada kemajuan.

7. Pengembangan organisasi berorientasi kepada tindakan’

8. Pengembangan organisasi berdasarkan pada teori dan praktik yang sehat.

Page 83: Pengorganisasian

• Peters dan Waterman (1982) mengemukakan hasil penelitiannya terhadap perusahaan besar dengan memberi delapan karakteristik yang menunjukkan efektivitas suatu organisasi, yaitu:

1. Mempunyai bias terhadap tindakan dan penyelesaian pekerjaan;

2. Selalu dekat dengan para pelanggan agar dapat mengerti secara penuh kebutuhan pelanggan;

3. Mereka memberi para karyawan mereka suatu tingkat otonomi yang tinggi dan memupuk semangat kewirausahaan;

4. Berusaha meningkatkan produktivitas lewat partisipasi para karyawannya;

5. Para karyawan mengetahui apa yang diinginkan perusahaan dan para manajer terlibat aktif pada masalah di semua tingkat;

6. Mereka selalu dekat dengan usaha yang mereka ketahui dan pahami;

7. Memiliki struktur organisasi yang luwes dan sederhana dengan jumlah orang yang minimum dalam aktivitas staf pendukung;

8. Menggabungkan kontrol yang ketat dan disentralisasi untuk mengamankan nilai inti perusahaan dengan kontrol yang longgar dibagian lain untuk mendorong pengambilan risiko serta inovasi (Robbin 1994:57).