pengolahan data di summit
DESCRIPTION
pengolahan data summitTRANSCRIPT
CITRA
KERANGKA ACUAN KERJAPEKERJAAN PEMETAAN RUPABUMI INDONESIA SKALA 1:25.000MENGGUNAKAN DATA RADAR WILAYAH ACEHTahun Anggaran 2014
PUSAT PEMETAAN RUPABUMI DAN TOPONIMBADAN INFORMASI GEOSPASIALJl. Raya Jakarta-Bogor Km. 46 Cibinong 16911Telepon/ Fax: 021-87901254DAFTAR ISI
3A. PENDAHULUAN
3A.1Latar Belakang
4A.2Tujuan Kegiatan
4A.3Lingkup Pekerjaan
6A.4Metodologi Pelaksanaan
8A.5Volume dan Lokasi Pekerjaan
8A.6Data yang Disediakan
9A.7Jangka Waktu Penyelesaian
9A.8Persyaratan Peralatan
9A.9Persyaratan Tenaga Teknis
12A.10Model Pelaksanaan Kegiatan
12A.11Biaya Kegiatan
12A.12Hasil Pekerjaan
14B. PELAKSANAAN PEKERJAAN
14B.1Persiapan
14B.2Stereoplotting dan Pemutakhiran
17B.3Pembentukan DTM dan Kontur
18B.4Survei Kelengkapan Lapangan
20B.5Entry Data Lapangan
20B.6Edgematching dan Penyelarasan Data
21B.7Validasi Topologi
22B.8Pembuatan Daftar Nama Rupabumi (Gasetir)
22B.9Penyajian Peta Rupabumi Indonesia
22B.10Pelaporan
22C. MASA PEMELIHARAAN
23D. PENUTUP
24Lampiran 1 Format Peta Manuskrip A dan B
26Lampiran 2 Formulir Toponimi
34Lampiran 3 Formulir Cek Lapangan
37Lampiran 4 Formulir Verifikasi Penutup Lahan
39Lampiran 5 Format Gasetir
40Lampiran 6 Format Peta RBI Skala 1:25.000
A. PENDAHULUANA.1 Latar Belakang
Undang Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial khususnya pasal 7, menyebutkan bahwa Peta Rupabumi Indonesia (RBI) merupakan salah satu komponen Informasi Geospasial Dasar (IGD). IGD diselenggarakan secara bertahap dan sistematis untuk seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan wilayah yuridiksinya.Selain itu, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menyebutkan bahwa seluruh kegiatan pembangunan harus direncanakan berdasarkan data, baik spasial maupun nonspasial serta informasi lainnya yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Selain itu, Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan bahwa perencanaan pembangunan di daerah harus berdasarkan pada data dan informasi, termasuk data dan informasi spasial, serta Pemerintah daerah harus membangun sistem informasi daerah yang terintegrasi secara nasional.
Lebih lanjut, dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 menegaskan bahwa aspek wilayah/spasial haruslah diintegrasikan kedalam dan menjadi bagian dari kerangka perencanaan pembangunan di semua tingkatan pemerintahan. Dalam kaitan ini, terdapat 34 provinsi dan sekitar 500 kabupaten/kota yang harus mengintegrasikan rencana tata ruangnya ke dalam perencanaan pembangunan daerahnya masing-masing. Amanat undang-undang tersebut menunjukkan pentingnya data geospasial dalam proses perencanaan pembangunan.
Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim (PPRT) Badan Informasi Geospasial memiliki tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan dan membina program pemetaan rupabumi dan toponim. Sebagai penerapan tugas pokok tersebut, maka pada tahun anggaran 2014, Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim melakukan pemetaan rupabumi Indonesia skala 1:25.000 yang diprioritaskan pada daerah Aceh, Lampung dan Bangka Belitung.A.2 Tujuan KegiatanTujuan kegiatan ini adalah untuk melakukan pemetaan rupabumi Indonesia skala 1:25.000 dengan metode stereoplotting 3 Dimensi menggunakan sumber data utama radar yang dikombinasikan dengan citra satelit optik.A.3 Lingkup Pekerjaan
Secara umum lingkup pekerjaan ini terdiri dari:
NOTAHAPANBOBOT(%)OUTPUTVOLUME
1.Persiapan5Laporan Pendahuluan (berikut data digitalnya)3 buku
Pencetakan indeks lokasi pekerjaan dalam ukuran A0 yang digunakan untuk pengecekan progress pekerjaan.1 lembar
2.Stereoplotting dan Pemutakhiran19Data radar (ORRI dan DSM) yang telah dipotong per Nomor Lembar Peta (NLP) berikut stereomate yang dihasilkan.Setara 26 NLP
Data digital hasil stereoplotting dan pemutakhiran dalam format geodatabase per NLP dalam sistem koordinat UTM.Setara 26 NLP
Citra terkoreksi yang sudah dimosaik (gabungan per paket)1 file
Citra terkoreksi yang sudah terpotong berdasarkan NLP dalam format data geoTIFF.Setara 26 NLP
3.Pembentukan DTM dan Kontur10Digital Terrain Model (DTM) format BIL 32 bit float.Setara 26 NLP
4.Survei Kelengkapan Lapangan29Peta manuskrip cetak untuk kegiatan survei kelengkapan lapangan, yang terdiri dari manuskrip A dan B.Setara 26 NLP
Data digital (scan) peta manuskrip A yang dilengkapi dengan batas administrasi dan cap dari pemerintah daerah setempat.Setara 26 NLP
Rekap nama rupabumi yang dituangkan dalam Formulir F6-NG yang telah disahkan oleh pemerintah setempat.Setara 26 NLP
Keterangan tambahan pada Formulir F6-NGE yang disertai dengan rekaman suara dengan narasumber lokal dari hasil survei (opsional).Setara 26 NLP
Data digital (hasil scan) semua Formulir F6-NG dan Formulir F6-NGE hasil survei kelengkapan lapangan.Setara 26 NLP
Untuk setiap nomor lembar peta, seluruh bahan di atas dimasukkan dalam satu amplop tebal berwarna coklat berukuran B4 (250 mm x 353 mm) dengan tali di luarnya.Setara 26 NLP
Raw data hasil tracking lapangan (dalam format .gpx dan .wpt) dan hasil editingnya yang telah dimasukkan dalam data digital.Setara 26 NLP
Data titik sampel hasil cek lapangan dan rekapitulasinya.minimal 5 titik per NLP
Data hasil verifikasi penutup lahan dan rekapitulasinya.Minimal 5 titik per NLP
5.Entry Data Lapangan5Foto-foto dokumentasi survei lapangan dari surveyor di depan papan nama kantor pemerintah setempat, lengkap dengan informasi pendukungnya (koordinat).Per NLP
Album foto lapangan ukuran A5 sebanyak 1 set berikut data digitalnya.Per Kabupaten/ kota
Manuskrip digital yang telah dilengkapi hasil entry data lapangan dalam geodatabase.Setara 26 NLP
6.Edgematching dan Penyelerasan Data7File gabungan hasil edgematching dan penyelarasan data dalam geodatabase (sistem koordinat geografis).1 file
7.Validasi Topologi5Hasil topologi data dalam geodatabase (sistem koordinat geografis).per tema
8.Pembuatan Daftar Nama Rupabumi (Gasetir)5Data digital nama-nama rupabumi dalam geodatabase (sistem koordinat geografis).Setara 26 NLP
Daftar nama-nama geografis (gasetir) per kabupaten/ kota masing-masing sebanyak 1 buku serta data digital gasetir dalam format .mdb.Per kabupaten/ kota
9.Penyajian Peta Rupabumi Indonesia8Data digital DTM yang sudah dilengkapi dengan informasi tepi peta.Setara 26 NLP
Peta RBI yang sudah dilengkapi dengan layout peta dalam satu paket format .mxd, per NLP dilengkapi dengan data sumbernya.Setara 26 NLP
Metadata menggunakan standar format ISO-19139 metadata implemetation specification yang melekat pada setiap feature class.Setara 26 NLP
Quicklook layout data rupabumi berdasarkan sistem nomor lembar peta dalam format PDF (300 dpi CMYK) dan JPEG (300 dpi).Setara 26 NLP
Album peta tercetak pada skala 1:25.000 (per NLP), yang merupakan hasil proses penyajian peta rupabumi dengan sampul ukuran A0 (77cm x 65cm) sebanyak 1 set berisi keseluruhan NLP yang dikerjakan .1 album
Album peta tercetak pada skala 1:25.000 (per NLP), yang merupakan hasil proses penyajian peta rupabumi pada ukuran A0 (77cm x 65cm) dan dilipat menjadi album dengan sampul ukuran A4 sebanyak 1 set yang berisi keseluruhan NLP yang dikerjakan.1 album
10.Pelaporan7Cetak album DTM yang dilengkapi dengan informasi tepi peta dengan sampul ukuran A3 sebanyak 1 set.1 album
Data rupabumi digital format geodatabase per NLP (sistem koordinat UTM) Setara 26 NLP
Data rupabumi digital format geodatabase gabungan (sistem koordinat geografis).1 file
Laporan kegiatan (hardcopy) sebanyak 3 buku dan dalam format digital, terdiri laporan bulanan dan laporan akhir30 buku
Semua data digital diserahkan dalam 1 hardisk eksternal dan 1 rangkap DVD-ROM yang telah diberi label dengan identitas data berupa nama perusahaan, judul pekerjaan, nomor kontrak, area dan tanggal.1 buah hardisk eksternal dan 1 set DVD
A.4 Metodologi PelaksanaanTahapan pekerjaan untuk membuat peta rupabumi Indonesia (RBI) dapat diuraikan sebagaimana gambar 1.
Gambar 1. Diagram Alir Pekerjaan Pemetaan RBI Skala 1:25.000A.5 Volume dan Lokasi Pekerjaan
Volume pekerjaan sebanyak 9 paket yang ada di Provinsi Aceh, dimana masing-masing paket setara dengan luas 26 NLP daratan skala 1:25.000. Luas setiap Nomor Lembar Peta skala 1:25.000 adalah 193 Km2. Adapun pembagian paket pekerjaan adalah sebagai berikut:
Gambar 2. Indeks Cakupan Pemetaan Rupabumi 1:25.000 Wilayah Aceh sebanyak 9 PaketA.6 Data yang DisediakanData yang disediakan oleh pemberi pekerjaan terdiri dari:
Orthorectified Radar Image (ORRI). Digital Surface Model (DSM). Citra satelit optis pada area yang dipetakan. Data sekunder berupa peta RBI yang telah tersedia (opsional). Frame indeks lokasi pekerjaan. Skema geodatabase.Pelaksana pekerjaan dapat menyediakan data sekunder lainnya yang dapat mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan.A.7 Jangka Waktu Penyelesaian
Maksimum waktu pelaksanaan adalah 9,5 bulan atau setara dengan 285 hari kalender. A.8 Persyaratan PeralatanDalam melaksanakan pekerjaan ini, pelaksana pekerjaan harus menyediakan peralatan khusus sebagai berikut:1. Peralatan yang harus digunakan untuk pekerjaan stereoplotting adalah jenis Digital Stereoplotter Work Station dengan jumlah minimum sebanyak 4 unit dan disesuaikan dengan jumlah personil serta kapasitas kerja.2. Peralatan dan software pendukung, yaitu: GIS, pengolah citra, pengolah DTM, dan Software Office.3. Software yang digunakan berlisensi.4. Peralatan survei kelengkapan lapangan: Peralatan GPS (Global Positioning System) Kamera Digital Perekam SuaraA.9 Persyaratan Tenaga TeknisTenaga teknis yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan minimum sebagai berikut:
No.PosisiPendidikanPengalaman MinimumJumlah orangTugas
1Ketua Tim Pelaksana
S1 Geodesi / Geografi dan berpengalaman di bidang pemetaan.6 Tahun1 Melakukan koordinasi dengan koordinator kegiatan
Bertanggung jawab terhadap seluruh tahapan pekerjaan dan hasil akhir yang diserahkan
2Koordinator
Stereoplotting dan Pemutakhiran
S1 Geodesi / Geografi, berpengalaman di bidang fotogrametri, penginderaan jauh, dan SIG.3 Tahun1 Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi pada tahapan pekerjaan stereoplotting dan pemutakhiran Bertanggung jawab dalam melakukan kontrol kualitas data hasil stereoplotting dan pemutakhiran
3Koordinator
Pembentukan DTM dan KonturS1 Geodesi / Geografi dan berpengalaman di bidang SIG.3 Tahun1 Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi pada tahapan pekerjaan pembentukan DTM dan kontur
Bertanggung jawab dalam melakukan kontrol kualitas data hasil pekerjaan pembentukan DTM dan kontur
4Koordinator Survei Kelengkapan LapanganS1 Geodesi / Geografi, berpengalaman di bidang survei pemetaan dan toponim.3 Tahun1 Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi pada tahapan pekerjaan Survei Kelengkapan Lapangan
Bertanggung jawab dalam melakukan kontrol kualitas data hasil pekerjaan Survei Kelengkapan Lapangan
5Koordinator Entry data lapanganS1 Geodesi / Geografi / Ilmu Komputer, berpengalaman di bidang toponim dan SIG.3 Tahun1 Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi pada tahapan pekerjaan entry data lapangan
Bertanggung jawab dalam melakukan kontrol kualitas data hasil pekerjaan entry data lapangan
6Koordinator Edgematching dan penyelarasan data S1 Geodesi /Geografi /Ilmu komputer yang berpengalaman di bidang SIG.3 Tahun1 Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi pada tahapan pekerjaan edgematching dan penyelarasan data Bertanggung jawab dalam melakukan kontrol kualitas data hasil pekerjaan edgematching dan penyelarasan data
7Koordinator Validasi TopologiS1 Geodesi /Geografi /Ilmu komputer yang berpengalaman di bidang SIG.3 Tahun1 Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi pada tahapan pekerjaan validasi topologi
Bertanggung jawab dalam melakukan kontrol kualitas data hasil pekerjaan validasi topologi
8Koordinator Pembuatan Daftar Nama Rupabumi (Gasetir)S1 Geodesi /Geografi berpengalaman di bidang toponim dan SIG.3 Tahun1 Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi pada tahapan pekerjaan pembuatan daftar nama rupabumi (gasetir)
Bertanggung jawab dalam melakukan kontrol kualitas data hasil pekerjaan pembuatan daftar nama rupabumi (gasetir)
9Koordinator Penyajian Peta RupabumiS1 Geodesi /Geografi berpengalaman di bidang SIG dan kartografi.3 Tahun1 Bertanggung jawab dalam melakukan koordinasi pada tahapan pekerjaan penyajian peta rupabumi
Bertanggung jawab dalam melakukan kontrol kualitas data hasil pekerjaan penyajian peta rupabumi
Tenaga terampil dalam pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan minimum sebagai berikut:
No.PosisiPendidikanPengalaman MinimumJumlah Minimum
1Operator stereoplotting dan pemutakhiranSLTA atau sederajat1 tahun8 orang
3Operator pembentukan DTM dan kontur SLTA atau sederajat1 tahun6 orang
4Operator Survei Kelengkapan LapanganSLTA atau sederajat1 tahun6 orang
5Operator entry data lapanganSLTA atau sederajat1 tahun6 orang
6Operator edgematching dan penyelarasan dataSLTA atau sederajat1 tahun6 orang
7Operator validasi topologiSLTA atau sederajat1 tahun6 orang
8Operator pembuatan daftar nama rupabumi (gasetir)SLTA atau sederajat1 tahun6 orang
9Operator penyajian peta rupabumiSLTA atau sederajat1 tahun6 orang
10Staf AdministrasiSLTA atau sederajat3 tahun1 orang
Tenaga terampil untuk pelaksanaan kegiatan ini harus memiliki sertifikasi/lisensi yang dikeluarkan oleh organisasi atau asosiasi resmi di bidang informasi geospasial.
A.10 Model Pelaksanaan Kegiatan
Model pelaksanaan kegiatan ini adalah pengadaan jasa lainnya dengan kontrak lumpsum.A.11 Biaya KegiatanBiaya pelaksanaan kegiatan ini berasal dari DIPA Badan Informasi Geospasial tahun 2014. Adapun perkiraan biaya masing-masing paket dari pekerjaan ini senilai Rp. 2.756.625.000,-.A.12 Hasil Pekerjaan
Pada akhir kegiatan ini, pelaksana pekerjaan harus telah menyerahkan hasil pekerjaan sebagai berikut:
1. Data radar (ORRI dan DSM) yang telah dipotong per Nomor Lembar Peta (NLP) berikut stereomate yang dihasilkan.
2. Citra terkoreksi yang sudah dimosaik (gabungan per paket) dan terpotong berdasarkan NLP dalam format data geoTIFF.
3. Data digital hasil stereoplotting dan pemutakhiran dalam format geodatabase per NLP dalam sistem koordinat UTM.
4. Digital Terrain Model (DTM) format BIL 32 bit float.
5. Data digital DTM yang sudah dilengkapi dengan informasi tepi peta.
6. Cetak album DTM yang dilengkapi dengan informasi tepi peta dengan sampul ukuran A3 sebanyak 1 set.
7. Peta manuskrip cetak untuk kegiatan survei kelengkapan lapangan, yang terdiri dari manuskrip A dan B.8. Data digital (scan) peta manuskrip A yang dilengkapi dengan batas administrasi dan cap dari pemerintah daerah setempat.
9. Rekap nama rupabumi yang dituangkan dalam Formulir F6-NG yang telah disahkan oleh pemerintah setempat.10. Keterangan tambahan pada Formulir F6-NGE yang disertai dengan rekaman suara dengan narasumber lokal dari hasil survei (opsional).11. Data digital (hasil scan) semua Formulir F6-NG dan Formulir F6-NGE hasil survei kelengkapan lapangan.12. Untuk setiap nomor lembar peta, seluruh bahan di atas dimasukkan dalam satu amplop tebal berwarna coklat berukuran B4 (250 mm x 353 mm) dengan tali di luarnya. Pada muka sebelah kanan atas diberi identitas:
No. Lembar Peta:
Nama Lembar Peta:
Perusahaan/Kontraktor:
Kurun waktu survei:
13. Raw data hasil tracking lapangan (dalam format .gpx dan .wpt) dan hasil editingnya yang telah dimasukkan dalam data digital.14. Data titik sampel hasil cek lapangan dan rekapitulasinya.15. Data hasil verifikasi penutup lahan dan rekapitulasinya.16. Foto-foto dokumentasi survei lapangan dari surveyor di depan papan nama kantor pemerintah setempat, lengkap dengan informasi pendukungnya (koordinat).
17. Album foto lapangan ukuran A5 sebanyak 1 set berikut data digitalnya.18. Manuskrip digital yang telah dilengkapi hasil entry data lapangan dalam geodatabase.19. File gabungan hasil edgematching dan penyelarasan data dalam geodatabase (sistem koordinat geografis).20. Hasil topologi data dalam geodatabase (sistem koordinat geografis).21. Data digital nama-nama rupabumi dalam geodatabase (sistem koordinat geografis).22. Daftar nama-nama geografis (gasetir) per kabupaten/ kota masing-masing sebanyak 1 buku serta data digital gasetir dalam format .mdb.23. Data rupabumi digital format geodatabase per NLP (sistem koordinat UTM) dan data gabungan (sistem koordinat geografis).24. Peta RBI yang sudah dilengkapi dengan layout peta dalam satu paket format .mxd, per NLP dilengkapi dengan data sumbernya.25. Metadata menggunakan standar format ISO-19139 metadata implemetation specification yang melekat pada setiap feature class.26. Quicklook layout data rupabumi berdasarkan sistem nomor lembar peta dalam format PDF (300 dpi CMYK) dan JPEG (300 dpi).27. Album peta tercetak pada skala 1:25.000 (per NLP), yang merupakan hasil proses penyajian peta rupabumi dengan sampul ukuran A0 (77cm x 65cm) sebanyak 1 set berisi keseluruhan NLP yang dikerjakan.
28. Album peta tercetak pada skala 1:25.000 (per NLP), yang merupakan hasil proses penyajian peta rupabumi pada ukuran A0 (77cm x 65cm) dan dilipat menjadi album dengan sampul ukuran A4 sebanyak 1 set yang berisi keseluruhan NLP yang dikerjakan.
29. Laporan kegiatan (hardcopy) sebanyak 3 buku dan dalam format digital untuk masing-masing bulan, laporan pendahuluan dan laporan akhir.30. Semua data digital diserahkan dalam 1 hardisk eksternal dan 1 rangkap DVD-ROM yang telah diberi label dengan identitas data berupa nama perusahaan, judul pekerjaan, nomor kontrak, area dan tanggal.B. PELAKSANAAN PEKERJAANB.1 PersiapanPekerjaan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi:
1. Pengumpulan data yang akan digunakan2. Pencetakan indeks lokasi pekerjaan dalam ukuran A0 yang digunakan untuk pengecekan progress pekerjaan. Disediakan dan dipasang di laboratorium pelaksana pekerjaan.3. Pembuatan laporan pendahuluan.B.2 Stereoplotting dan PemutakhiranSebelum melakukan stereoplotting, ada beberapa pekerjaan yang harus dilakukan, yaitu:
1. Koreksi geometrik citra.Koreksi geometrik citra dilakukan dengan menggunakan data radar sebagai acuan. Dalam melakukan koreksi geometrik citra dapat melihat pada juknis tentang koreksi geometrik.2. Pembuatan stereomate.Stereomate yang dibuat ada dua, yaitu ORRI dan DSM serta DSM dan citra.Stereoplotting harus dilakukan pada semua detil planimetrik yang memiliki ukuran lebih besar dari 0,5 mm x 0,5 mm pada skala peta, atau ukuran 12,5m x 12,5m pada skala 1:25.000. Adapun unsur yang harus diplotting meliputi:
a. Perairan, misalnya sungai dua garis, sungai 1 garis, danau, garis pantai, dsb. Garis pantai diasumsikan sebagai batas antara daratan dan air yang nampak pada citra.b. Breaklines
c. Titik DEM sebaran random, titik puncak/ lembah dan masspoint diambil dengan ketentuan sebagai berikut: Titik DEM sebaran random (30202) adalah titik tinggi yang digunakan sebagai pembentuk DTM. Titik puncak/ lembah (30206) adalah titik tinggi yang ditempatkan pada puncak gunung/bukit atau pada lembah/cekungan yang berada diatas permukaan tanah (terrain). Spotheight (30104) adalah satuan titik di permukaan tanah yang ketinggiannya telah diketahui, sebagai titik bantu untuk mendapatkan informasi ketinggian pada kondisi garis kontur tidak memadai.
Pada skala 1:25.000, titik DEM sebaran random di plot dengan kerapatan antara 25-50 meter. Kerapatan titik DEM sebaran random untuk daerah curam adalah 12,5-25 meter sedangkan untuk daerah landai kerapatan titik DEM 25-50 meter.
Untuk daerah datar dimana hanya terdapat beberapa garis kontur maka titik tinggi ditempatkan pada setiap titik tengah kotak grid peta.
Titik puncak/ lembah dan titik DEM harus ditempatkan di atas permukaan tanah (bare earth/terrain).
d. Jaringan transportasi
e. Bangunan dan permukiman, diplot dengan ketentuan sebagai berikut: Bangunan/gedung atau rumah terpencar yang ukurannya kurang dari 0,5 mm x 0,5 mm pada skala peta (12,5 m x 12,5 m) di plot sebagai point dengan kode layer 10000, sedangkan bangunan terpencar yang berukuran lebih dari sama dengan 0,5 mm x 0,5 mm pada skala peta harus di plot sebagai poligon dengan kode layer 10002.
Bangunan/gedung dikatakan terpencar apabila terpisah satu sama lain lebih dari 2,5 mm pada skala peta atau 62,5 meter.
Kumpulan bangunan/gedung yang berjarak rapat antara satu dengan yang lain dapat diblok sebagai permukiman. Pemukiman adalah suatu daerah yang dibangun oleh manusia (built-up area) yang memiliki ukuran minimal 2,5 mm x 2,5 mm pada skala peta atau 62,5 meter x 62,5 meter pada skala 1: 25.000.
Pada area pemukiman yang padat atau blok pemukiman, bangunan/gedung dengan ukuran yang dominan diplot sebagai poligon untuk kunci orientasi lapangan.
Landas pacu dan dermaga apabila terlihat pada foto atau citra (satelit/radar) harus digambarkan sesuai dengan bentuk dan ukuran yang sebenarnya.f. Penutup lahan
Dalam hal ada perbedaan antara kenampakan pada data radar dan pada data citra satelit, maka stereoplotting mengikuti kenampakan pada data citra satelit, dengan ketinggian tetap disesuaikan dengan DSM radar.
Operator harus melakukan interpretasi kemudian mendeliniasi batas vegetasi serta memberi teks label seperti yang tampak pada gambar di atas tersebut. Area tutupan lahan terbentuk dari gabungan data jalan, sungai, batas permukiman, dan batas vegetasi. Apabila ada unsur rupabumi yang tidak teridentifikasi pada tahapan pekerjaan ini harus ditambahkan pada tahap pekerjaan survei kelengkapan lapangan. Operator dapat memberikan keterangan pada lokasi yang kenampakan visualnya tidak jelas atau hasil interpretasinya meragukan. Keterangan ini harus dicantumkan pada peta kerja lapangan karena akan berguna memandu surveyor pada saat pemeriksaan data di dilapangan. Keterangan ini berupa teks CHECK DI LAPANGAN yang disimpan pada layer tambahan. Lihat petunjuk teknis streoplotting dan pemutakhiran.
Setelah stereoplotting dan pemutakhiran dilakukan, maka data yang dihasilkan adalah data dalam format geodatabase sesuai dengan skema yang disediakan oleh pemberi pekerjaan. Data inilah yang akan digunakan dalam pengolahan data berikutnya.B.3 Pembentukan DTM dan KonturDTM raster dibentuk dengan ukuran cell 10 meter, yang dibangun dari unsur perairan dan hipsografi (breaklines dan masspoint). Dalam melakukan pembentukan DTM dan kontur, terlebih dahulu diperlukan editing untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi pada saat stereoplotting. Editing dilakukan hanya pada kekurangan minor yang ditemukan. Untuk keterangan lebih detil, dapat melihat petunjuk teknis pembentukan DTM dan kontur.Garis kontur yang dihasilkan harus memenuhi ketentuan ketentuan sebagai berikut:1. Interval kontur indeks untuk skala 1:25.000 adalah 50 meter.
2. Interval kontur selang untuk skala 1:25.000 adalah 12,5 meter.
3. Untuk daerah relatif datar diberi garis kontur bantu dengan interval setengah dari interval kontur selang atau 6,25 meter pada skala 1: 25.000.
4. Garis kontur tidak saling berpotongan.5. Garis kontur tidak terputus,kecuali untuk kontur bantu.6. Garis kontur dengan elevasi yang sama tidak memotong sungai yang sama lebih dari satu kali.
7. Garis kontur tidak memotong bangunan dan area perairan (danau, empang, air rawa, dan pantai).
8. Pada lokasi perpotongan garis kontur dengan sungai maupun anak sungai maka pola kontur cenderung menjorok ke arah hulu.9. Pada lokasi perpotongan garis kontur dengan jalan, maka pola kontur cenderung menjorok ke arah hilir.B.4 Survei Kelengkapan LapanganSurvei kelengkapan lapangan dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:a. Memperoleh batas wilayah administrasi indikatif dan pengesahannya dari aparat pemerintahan setempat,b. Melakukan pengumpulan nama rupabumi,c. Cek Lapangan
Cek lapangan dilakukan dengan mengambil beberapa titik sampel untuk dilakukan pengukuran GPS.d. Verifikasi penutup lahan dan unsur rupabumi lainnya. Baik untuk unsur yang tidak teridentifikasi pada saat plotting, maupun untuk mendapatkan perhitungan kappa indeks.Sebelum survei kelengkapan lapangan dilakukan, terlebih dahulu harus dipersiapkan hal-hal berikut:
1. Surat perijinan lapangan, meliputi:a. Surat tugas dari pemberi pekerjaan
b. Surat ijin dari pemerintah setempat
2. Peta manuskrip
Adapun peta manuskrip cetak yang harus disiapkan terdiri dari dua macam, yaitu:
a. Peta manuskrip A berisi kontur, unsur hidrografi, unsur transportasi hasil plotting dan dilengkapi dengan nama rupabumi unsur alam, kantor ibukota, batas dan nama wilayah administrasi. Unsur-unsur yang dapat ditambahkan pada manuskrip A yang diperoleh dari hasil survei berupa: Batas wilayah administrasi yang sudah diletakkan sesuai dengan topografi yang diperkirakan (punggung bukit, sungai, jalan, dst.) dan telah dikonfirmasikan kepada aparat pemerintah setempat.
Kantor ibukota dan nama wilayah administrasi yang sudah dikonfirmasikan kepada aparat pemerintah setempat.
Jalan-jalan baru yang menghubungkan tempat-tempat yang disurvei, jika belum tampak pada manuskrip, harus ditambahkan pada manuskrip ini berdasarkan hasil tracking GPS.
Unsur alam lainnya, contoh: sungai dan nama rupabumi unsur alam.
b. Peta manuskrip B berisi seluruh data hasil plotting, kecuali kontur, ditambahkan dengan rencana titik sampel untuk cek lapangan. Unsur-unsur yang dapat ditambahkan pada manuskrip B yang diperoleh dari hasil survei berupa: Unsur buatan (misalnya: bangunan terpencar, kantor pemerintahan, sekolah, fasilitas umum, dsb.) yang belum tampak pada manuskrip, harus ditambahkan pada manuskrip ini dengan menggunakan posisi GPS.
Nama unsur rupabumi yang belum belum tercantum di manuskrip A, misalnya: nama kampung, nama pemukiman.
Titik-titik hasil cek lapangan. Keterangan penutup lahan, apabila ada perbedaan antara penutup lahan yang tampak di peta manuskrip dan kondisi yang ditemui di lapangan.Untuk contoh peta manuskrip, dapat melihat lampiran 1.3. Peralatan GPS
4. Formulir lapangan meliputi:
a. Formulir toponimi (F6-NG dan F6-NGE) dapat dilihat pada lampiran 2.b. Formulir cek lapangan dapat dilihat di lampiran 3.c. Formulir verifikasi penutup lahan dapat dilihat di lampiran 4.5. Kamera Digital6. Perekam SuaraSetelah semua hal ini dipersiapkan, maka dilakukan pertemuan antara pelaksana pekerjaan dan pemberi pekerjaan untuk membahas persiapan lapangan sekaligus persetujuan. Keterangan lebih lanjut mengenai pelaksanaan survei kelengkapan lapangan, dapat melihat petunjuk teknis survei kelengkapan lapangan dan entry data.B.5 Entry Data LapanganKegiatan entry data lapangan merupakan kegiatan memasukkan dan mengolah seluruh data yang telah didapatkan dari hasil survei lapangan dan toponimi ke dalam atribut peta. Proses entry data lapangan, hasil survei lapangan tersebut digabungkan untuk melengkapi peta manuskrip digital yang dihasilkan dari tahapan stereoplotting dan pemutakhiran. Keterangan lebih lanjut mengenai pelaksanaan tahapan ini, dapat melihat petunjuk teknis survei kelengkapan lapangan dan entry data.B.6 Edgematching dan Penyelarasan DataProses edgematching dilakukan antar lembar peta yang bersebelahan agar mendapatkan data yang berkesinambungan antar satu dengan yang lain. Apabila lembar peta yang bersebelahan berada pada pekerjaan paket yang lain, maka edgematching juga harus dilakukan antar paket pekerjaan dengan melakukan koordinasi dengan pelaksana paket yang bersangkutan.
Penyelerasan data merupakan proses menyatukan dan menggabungkan (merge) segmen-segmen garis maupun poligon yang masih merupakan satu unsur yang sama menjadi satu segmen/bagian. Contoh unsur sungai dengan nama yang sama harus merupakan satu bagian dari hulu dan berakhir di muara, tidak boleh terputus. Penggabungan data dilakukan dengan menggabungkan semua nomor lembar peta (NLP) dalam satu paket pekerjaan dengan tema yang sama sehingga menjadi satu file gabungan per tema. Data gabungan ini menggunakan sistem koordinat geografis.Ketentuan lebih lanjut untuk tahapan ini dapat melihat pada petunjuk teknis Edgematching dan Penyelarasan Data.B.7 Validasi Topologi Analisis spasial akan dapat dilakukan jika hubungan (relasi) antar unsur rupabumi dapat didefinisikan dengan membangun topologi. Hasil akhir dari pekerjaan ini harus betul-betul menjamin bahwa data yang dihasilkan benar-benar bersih (clean) baik dari aspek geometri maupun atribut serta bebas dari kesalahan-kesalahan topologi (free topological errors). Keterangan lebih lanjut mengenai ini, dapat melihat petunjuk teknis validasi topologi.Cluster toleransi yang digunakan menggunakan standar (default) dari perangkat lunak GIS. Adapun aturan topologi yang digunakan adalah:
Tabel 1 Aturan Topologi
Aturan TopologiPointLinePolygon
Tidak ada garis yang menumpuk jadi satu pada posisi yang sama (must not overlap)
Ujung suatu garis harus snap dengan garis lain sehingga tidak ada garis yang undershoot maupun overshoot (must not have dangles)
Tidak ada perpotongan pada garis itu sendiri (must not self-intersect)
Tidak ada duplikasi garis berbeda pada posisi yang sama dengan garis itu sendiri (Must not self-overlap)
Tidak ada area kosong pada suatu poligon (must not have gaps)
Tidak ada beberapa objek yang direpresentasikan dalam satu record (must be single part)
Tidak ada objek yang lebih kecil dari batas toleransi yang ditetapkan berdasarkan skala (must be larger than cluster tolerance)
Tidak ada garis berbeda yang berpotongan (must not intersect)
Tidak ada titik yang bertampalan pada posisi yang sama ataupun dengan titik itu sendiri (Must be disjoint)
B.8 Pembuatan Daftar Nama Rupabumi (Gasetir)Gasetir adalah daftar nama geografis yang dilengkapi dengan informasi tentang jenis unsur, posisi, lokasi dalam wilayah administratif, dan informasi lain yang diperlukan. Prosedur pembuatan gasetir dapat dilihat pada petunjuk teknis pembuatan gasetir, sedangkan ontoh format gasetir dapat dilihat pada lampiran 5.B.9 Penyajian Peta Rupabumi IndonesiaSetelah semua tahapan pekerjaan di atas dilakukan, dan telah diperoleh data final, maka dilakukan penyajian peta rupabumi Indonesia dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Peta rupabumi Indonesia disajikan untuk tiap-tiap NLP.2. Hasil dari proses penyajian peta rupabumi Indoensia pada akhirnya harus dicetak untuk diserahkan pada penyerahan akhir.3. Metadata yang dibuat, menggunakan ISO 19139 yang merupakan implementasi dari ISO 19115.Adapun contoh format peta RBI dapat dilihat pada lampiran 6. Beberapa petunjuk teknis yang terkait dengan penyajian peta rupabumi Indonesia diantaranya tentang perhitungan deklinasi magnetik, penyajian peta RBI, dan pembuatan metadata.
B.10 Pelaporan
Laporan pekerjaan yang dibuat adalah laporan pendahuluan, laporan bulanan dan laporan akhir kegiatan. Laporan dikumpulkan dalam format digital dan hardcopy (cetak). Hal ini dimaksudkan agar memudahkan evaluasi dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan. Penjelasan lebih lanjut mengenai pelaporan kegiatan dapat dilihat pada petunjuk teknis pelaporan pekerjaan RBI 1:25.000 tahun 2014.C. MASA PEMELIHARAANMasa pemeliharaan adalah 90 hari kalender dihitung sejak tanggal penyelesaian pekerjaan.D. PENUTUPDemikian kerangka acuan kerja ini disusun untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Lampiran 1 Format Peta Manuskrip A dan B
Lampiran 2 Formulir Toponimi
Table 1 - Kode Unsur Geografi (Toponimi) dan Padanan Kode LayerUnsurKode ToponimiKode Layer
PERAIRAN
SamuderaASM64402
LautALT64404
Selat, TerusanAST64406
Teluk, LagunaATK64408
Muara, KualaAMR64410
DeltaADA/ADT64412
SungaiASN64420
SaluranASL64424
DanauADN64414
Waduk/ BendunganAWK/ABN64416
RawaARW64418
Air TerjunAAT64428
Jeram, RiamAJM64430
TOPOGRAFI (Relief)
PegununganTPG64504
Gunung, Puncak, KawahTGG64502
BukitTBT64506
Lembah/ PatahanTLH64512
Dataran TinggiTDT64510
KepulauanTPP64524
PulauTPL64522
Tanjung TTG64516
Karang, GosongTKR64526
Goa, TerowonganTGA64514
DAERAH ADMINISTRASI
Negara DAN64002
PropinsiDPR64004
Daerah Istimewa/KhususDIS64006
KotaDKT64010
KabupatenDKB64008
KecamatanDKC64012
KelurahanDKL64014
DesaDDS64016
UnsurKode ToponimiKode Layer
TEMPAT PERMUKIMAN
Ibukota NegaraMIN64102
Ibukota PropinsiMPR64104
Ibukota Daerah IstimewaMIS64106
Ibukota KotaMKT64110
Ibukota KabupatenMKB64108
Ibukota KecamatanMKC64112
Ibukota Kelurahan MKL64114
Ibukota DesaMDS64116
PERHUBUNGAN
Pelabuhan Laut/ SamuderaHLT64310
Pelabuhan SungaiHSN64312
Pelabuhan udara InternasionalHUI64302
Pelabuhan udara PerintisHUP64306
Stasiun Kereta ApiHKA64314
PENGGUNAAN TANAH
Kawasan PerkebunanGKN64218
Kawasan Pariwisata/ Rekreasi PegununganGRG64210
Kawasan Pariwisata/ Rekreasi PantaiGRP64208
Kawasan Suaka MargasatwaGSM64214
KENAMPAKAN BUDIDAYA
Kawasan CandiBCN64202
Kawasan Situs PurbakalaBPB64204
Kawasan Tugu / Monumen / Gapura / PrasastiBMN64206
Kawasan Budaya dan Penggunaan Lahan LainnyaBLN64200
Lampiran 3 Formulir Cek Lapangan
No. Titik
35 PRT
DESKRIPSI TITIK SAMPEL
Keterangan Lokasi Titik
No.NLP:
No.Grid: Desa/Kelurahan:
Kecamatan
: Kabupaten
:
Propinsi
:
Keterangan Alat Ukur
Tipe GPS:
SN:
Akurasi :
Deskripsi
Posisi titik 35 PRT terletak di pertigaan jalan perdana.
Koordinat UTM Pada Peta
Zone:
TIMUR, X (Meter):
UTARA, Y (Meter): Koordinat UTM di lapangan ( GPS )
Zone:
TIMUR, X (Meter):
UTARA, Y (Meter):
Sketsa Umum Lokasi Titik :
Sketsa Lokasi Titik :
SELISIH KOORDINAT
TIMUR, X ( Meter ) : UTARA, Y ( Meter ) :
FOTO TITIK SAMPEL
UtaraSelatan
BaratTimur
Nama Surveyor: BatoroDibuat Oleh: PT. Rupabumi IndonesiaTanggal survey: 13 Juli 2013
RekapitulasiNomor TitikNama TitikX (Koordinat Peta)X (Koordinat GPS) X) X)^2Y (Koordinat Peta)X (Koordinat GPS) Y) Y)^2X)^2 + ( Y)^2
ABCDEFGHIJK
jumlah
rata-rata
RMSE
NSSDA
Keterangan:
KolomKeterangan
ANomor TitikNomor titik sampel
BNama TitikKeterangan objek titik sampel
CX (Koordinat Peta)Koordinat X pada peta
DX (Koordinat GPS)Koordinat X pada hasil pengukuran lapangan menggunakan GPS
E X)= X (koordinat peta) - X (koordinat lapangan)
F X)^2
GY (Koordinat Peta)Koordinat Y pada peta
HX (Koordinat GPS)Koordinat Y pada hasil pengukuran lapangan menggunakan GPS
I Y)= Y (koordinat peta) - Y (koordinat lapangan)
J Y)^2
KX)^2 + ( Y)^2X)^2 + ( Y)^2 = (error radius)^2
jumlahX)^2 + ( Y)^2]
rata-rataX)^2 + ( Y)^2]/ jumlah titik
RMSEsqrt(X)^2 + ( Y)^2]/ jumlah titik)
NSSDA= 1,7308 x RMSE
Lampiran 4 Formulir Verifikasi Penutup LahanFORMULIR PENGECEKAN DATA
Nama Pelaksana:
Tanggal Pemeriksaan:
NONLPOIDKoordinatUnsur di Peta RBIUnsur di Lapangan
X (m)Y (m)
ABCDEFG
12014-123001xySawahSawah
2.
Pengisian tabel didasarkan pada perubahan kelas unsur dari setiap titik sampel. Ketentuan pengisiannya adalah sebagai berikut :ANomor Urut
BNomor Lembar Peta (NLP)
CObject ID, yaitu ID yang sesuai dengan pada file SHP titik sampel yang digunakan
DKoordinat X titik sampel dari peta RBI dalam UTM
EKoordinat Y titik sampel dari peta RBI dalam UTM
FKeterangan penutup lahan pada peta RBI
GKeterangan penutup lahan yang ditemui di lapangan
RekapitulasiData Unsur RupabumiData Hasil LapanganTotalKomisi (%)Ketelitian Individu(%)
X
X
Total
Omisi (%)
Keterangan:
Lampiran 5 Format Gasetir
Lampiran 6 Format Peta RBI Skala 1:25.000
FORMULIR CEK LAPANGAN
PEKERJAAN PETA RUPABUMI INDONESIA SKALA 1 : 25.000
PAKET 1 WILAYAH ACEH
PAGE Pusat Pemetaan Rupabumi dan ToponimHalaman 3
Tahun Anggaran 2014
_1450877171.vsd
Hasil topologi data dalam geodatabase (sistem koordinat geografis).
Validasi Topologi
Data digital nama-nama rupabumi dalam geodatabase (sistem koordinat geografis).Daftar nama-nama geografis (gasetir) per kabupaten/ kota masing-masing sebanyak 1 buku serta data digital gasetir dalam format .mdb.
Pembuatan Daftar Nama Rupabumi (Gasetir)
Data digital DTM yang sudah dilengkapi dengan informasi tepi peta.Peta RBI yang sudah dilengkapi dengan layout peta dalam satu paket format .mxd, per NLP dilengkapi dengan data sumbernya.Metadata menggunakan standar format ISO-19139 metadata implemetation specification yang melekat pada setiap feature class.Quicklook layout data rupabumi berdasarkan sistem nomor lembar peta dalam format PDF (300 dpi CMYK) dan JPEG (300 dpi).Album peta tercetak pada skala 1:25.000 (per NLP), yang merupakan hasil proses penyajian peta rupabumi dengan sampul ukuran A0 (77cm x 65cm) sebanyak 1 set berisi keseluruhan NLP yang dikerjakan.Album peta tercetak pada skala 1:25.000 (per NLP), yang merupakan hasil proses penyajian peta rupabumi dengan ukuran A0 (77cm x 65cm) dan dilipat menjadi album dengan sampul ukuran A4 sebanyak 1 set yang berisi keseluruhan NLP yang dikerjakan.
Penyajian Peta Rupabumi Indonesia
Pelaporan
Cetak album DTM yang dilengkapi dengan informasi tepi peta dengan sampul ukuran A3 sebanyak 1 set.Data rupabumi digital format geodatabase per NLP (sistem koordinat UTM) Data rupabumi digital format geodatabase gabungan (sistem koordinat geografis).Laporan kegiatan (hardcopy) sebanyak 3 buku dan dalam format digital, terdiri laporan bulanan dan laporan akhirSemua data digital diserahkan dalam 1 hardisk eksternal dan 1 rangkap DVD-ROM yang telah diberi label dengan identitas data berupa nama perusahaan, judul pekerjaan, nomor kontrak, area dan tanggal.
A