pengkajian umum sistem endokrin

20
MAKALAH PENGKAJIAN UMUM SISTEM ENDOKRIN Disusun Oleh: Gusrianda Marpindi Irfah Baroroh Kurnia Lesmana KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU PRODI DIPLOMA IV KEPERAWATAN BENGKULU 2013

Upload: aprilia-wulandari

Post on 03-Jan-2016

269 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengkajian Umum Sistem Endokrin

MAKALAH

PENGKAJIAN UMUM SISTEM ENDOKRIN

Disusun Oleh:

Gusrianda Marpindi

Irfah Baroroh

Kurnia Lesmana

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BENGKULU

PRODI DIPLOMA IV KEPERAWATAN BENGKULU

2013

Page 2: Pengkajian Umum Sistem Endokrin

PENGKAJIAN UMUM SISTEM ENDOKRIN

A. Anamnesa

1) Data Demografi

Usia dan jenis kelamin merupakan data dasar yang penting. Beberapa gangguan

endokrin baru jelas dirasakan pada usia tertentu merupakan proses patologis sudah

berlangsung sejak lama. Kelainan-kelainan somatik harus selalu dibandingkan dengan

usia dan gender , misalnya berat badan dan tinggi badan. Tenpat tinggal juga

merupakan data yang perlu di kaji, khususnya tempat tinggal pada masa bayi dan

kanak-kanak dan juga tempat tinggal klien sekarang.

2) Riwayat Kesehatan Keluarga

Mengkaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan

seperti yang di alami klien atau gangguan tertentu yang berhubungan secara

langsumg dengan gangguan hormonal seperti:

a. Obesitas

b. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan

c. Kelainan pada kelenjar tiroid

d. Diabetes melitus

e. Infertilitas

Dalam mengidentivikasi informasi ini tentunya perawat harus dapat

menerjemahkan informasi yang ingin diketahui dengan bahasa yang sederhana dan di

mengerti oleh klien atau keluarga.

3) Riwayat Kesehatan dan Keperawatan Klien

Perawat mengkaji kondisi yan pernah dialami oleh klien di luar gangguan yang

dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama bila

di hubungkan dengan usia dan kemungkinan penyebabnya namun karena tidak

mengganggu aktivitas klien, kondisi ini tidak di keluhkan. Tanda-tanda seks sekunder

yang tidak berkembang, misalnya amenore, bulu rambut tidak tumbuh, buah dada

tidak berkembang dan lain-lain. Berat badan yang tidak sesuai dengan usia, misalnya

selalu kurus meskipun banyak makan dan lain-lain. Gangguan psikologia seperti

mudah marah, sensiif, sulit bergaul dan tidak mampu berkonsentrasi, dan lain-lain.

Page 3: Pengkajian Umum Sistem Endokrin

Hospitalisasi, perlu dikaji alasan hospitalisasi dan kapan kejadiannya. Bila klien

dirawat beberapa kali, urutkan sesuai dengan waktu kejadiannya. Juga perlu

memperoleh informasi tentang penggunaan obat-obatan di saat sekarang dan masa

lalu. Penggunaan obat-obatan ini mencakup obat yang di peroleh dari dokter atau

petugas kesehatan maupun obat-obatan yang di peroleh secara bebas.jenis obat-

obatan yang mengandung hormon atau yang dapat merangsang aktivitas hormonal

seperti hidrokortison;levothyroxine; kontrasepsi oral; dan obat-obatan anti hipertensif.

4) Riwayat Diit

Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat saja

mencerminkan gangguan endokrin tertentu atau pola dan kebiasaan makan yang salah

dapat menjadi faktor penyebab, pleh karena itu kondisi berikut ini perlu di kaji:

a. Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen

b. Penurunan atau penambahan berat badan yang drastis

c. Selera makan yang menurun atau bahkan berlebihan

d. Pola makan dan minum sehari-hari

e. Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat mengganggu fungsi endokrin

seperti makanan yang bersifat goitrogenik terhadap kelenjar tiroid

5) Status Sosial Ekonomi

Karena status sosial ekonomi nerupakan aspek yang sangat peka bagi banyak

orang maka hendaknya dalam mengidentifikasi kondisi ini perawat melakukannya

bersama-sama dengan klien. Menghindarkan pertanyaan yang mengarah pada jumlah

atau nilai pendapatan melainkan lebih di fokuskan pada kualitas pengelolaan suatu

nilai tertentu. Mendiskusikan bersama-sama bagaiman klien dan keluarganya

memperoleh makanan yang sehat dan bergizi, upaya mendapatkan pengobatan bila

klien dan keluarganya sakit dan upaya mempertahankan kesehatan klien dan keluarga

tetap optimal dapat mengungkapkan keadaan sosial ekonomi klien dan

menyimpulkan bersama-sama merupakan upaya untuk mengurangi kesalahan

penafsiran

6) Masalah Kesehatan Sekarang

Perawat memfokuskan pertanyaan pada hal-hal yang menyebabkan klien meminta

bantuan pelayanan seperti :

Page 4: Pengkajian Umum Sistem Endokrin

a. Apa yang di rasakan klien

b. Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau

poerlahan dan sejak kapan dirasakan

c. Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hari

d. Bagaimana pola eliminasi baik fekal maupun urine

e. Bagaimana fungsi seksual dan reproduksi

f. Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sanat menggangu klien

Hal-hal lain yg perlu dikaji karena berhubungan dengan fungsi hormonal secara

umum

a. Tingkat Energi

Perubahan kekuatan fisik dihubangkan dengan sejumlah gangguan hormonal

khusunya disfungsi kelenjar tiroid&adrenal. Kaji kemampuan Klien dalam

melakukan aktifitas sehari-hari

b.   Pola Eliminasi dan keseimbangan cairan

Pola eliminasi khususnya urine dipengaruhi oleh fungsi endokrin secara

langsung oleh ADH, aldosteron, dan kortisol. Kaji pola berkemih ak dan jml

vol urine

c. Pertumbuhan dan Perkembangan

Secara langsung tumbang dibawah pengaruhi GH, Kelenjar tiroid dan kelenjar

gonad. Gangguan tumbang dapat terjadi semenjak dalam kandungan, itu

terjadi pada ibu hamil hipertiroid. 

1) Kaji gangguan tumbang yang dialami semenjak lahir atau terjadi selama

proses pertumbuhan

2) Kaji secara lengkap dari penambahan ukuran tubuh dan fungsinya : Tk

intelegensi, kemampuan berkomunikasi dan rasa tgg jwb. Kaji juga

perubahan fisik dampaknya terhadap kejiwaan.

d. Seks dan reproduksi

Pada wanita kaji siklus menstruasi (lamanya), volume, frek dan perubahan

fisik terutama sensasi nyeri atau kram abdomen. Jika bersuami kaji :

1) Apakah pernah hamil

Page 5: Pengkajian Umum Sistem Endokrin

2) Abortus

3) Melahirkan

e. Pada Pria kaji apakah K mampu ereksi dan orgasme. Dan kaji juga apakah

terjadi perubahan bentuk dan ukuran alat genitalnya.

B. PEMERIKSAAN FISIK

Ada 2 aspek utama yg dapat digambarkan, yaitu :

1. Kondisi kelenjar endokrin : testis dan tiroid

2. Kondisi jaringan atau organ sebagai dampak dari gangguan endokrin

Inspeksi :

1. Disfungsi sistem endokrin

Menyebabkan perubahan fisik sebagai dampaknya terhadap tumbang, keseimbangan

cairan&elektrolit, seks&reproduksi, metabolisme dan energy. Hal-hal yg harus

diamati : 

a. Penampilan umum : 

Apakah K tampak kelemahan berat, sedang dan ringan

b. Amati bentuk dan proporsi tubuh

Apakah terjadi kekerdilan atau seperti raksasa

c. Pemeriksaan Wajah :

Fokuskan pada abnormalitas struktur, bentuk dan ekspresi wajah seperti dahi,

rahang dan bibir

d. Pada Mata :

Amati adanya edema periorbital dan exopthalamus serta ekspresi wajah tampak

datar atau tupul

e. Pada Daerah Leher :

- Amati bentuk leher apakah tampak membesar, asimetris, terdapat

peningkatan JVP, warna kulit sekitar

- leher apakah terjadi hiper/hipopigmentasi dan amati apakah itu merata.

f. Apakah terjadi hiperpigmentasi pada jari, siku dan lutut :

 Biasanya dijumpai pada orang yg mengalami gangguan kel. Adrenal 

g. Apakah terjadi Vitiligo atau hipopigmentasi pada kulit :

Page 6: Pengkajian Umum Sistem Endokrin

 Biasanya tampak pada orang yg mengalami hipofungsi kelenjar adrenal

sebagai akibat destruksi melanosit dikulit oleh proses autoimun

h. Amati adanya penumpukan massa otot berlebihan pada leher bag. Belakang

atau disebut bufflow neck atau leher/punuk kerbau :

i. Terjadi pada K hiperfungsi adrenokortikal

Amati keadaan rambut axilla dan dada :

Pertumbuhan rambut yg berlebihan pada dada dan wajah wanita disebut

hirsutisme dan amati juga adanya striae pd buah dada atau abdomen biasanya

dijumpai pada hiperfungsi adrenokortikal

Palpasi

Hanya kelenjar tiroid dan testis yg dapat diperiksa secara palpasi

Auskultasi

Auskultasi pada daerah leher diata tiroid dapat mengidentifikasi bunyi " bruit ". Bunyi yg

dihasilkan oleh karena turbulensi pada P. darah tiroidea. N tidak ada bunyi.

Pengkajian Psikososial

Mengkaji kemampuan koping K, dukungan Keluarga serta keyakinan K tentang sehat dan

sakit. Perubahan2 fisik, fungsi seksual dan reproduksi serta perubahan2 lainnya yg

disebabkan oleh gangguan sistem endokrin Akan berpengaruh terhadap konsep diri K.

C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. PEMERIKSAAN KELENJAR HIPOFISE

a. Foto Tengkorak (Kranium)

Dilakukan untuk melihat kondisi seila tursica (tumor atau atrofi). Tidak di

butuhkan persiapan fisik secara khusus

b. Foto Tulang (Osteo)

Untuk melihat kondisi tulang

- Pada gigankisme – pertambahan ukuran dan panjang tulang

- Pada akromegali – pertambahan kesamping tulang-tulang ferifer

c. Ct Scan Otak

Untuk melihat kemungkinan adanya tumor pada hipofisis atau hipotalamus

Page 7: Pengkajian Umum Sistem Endokrin

d. Pemeriksaan Darah dan Urine

- Kadar Growth hoemone (GH): Nilai normal 10 pg/ml, meningkat pada

bulan-bulan pertama kelahiran, spesimen darah vena 5 cc, Tanpa persiapan

khusus.

- Kadar thyroid stimulatin hormone (TSH) : Nilai normal 6-10 pg/ml, Untuk

menentukan apakah gangguan tiroid bersifat primer atau sekunder, Spesimen

vena 5 cc , Tanpa persiapan khusus.

- Kadar adrenocotricotropine hormon (ACTH): Pengukuran dilakukan dengan

tes supresi deksametason, Spesimen darah vena kurang lebih 5 cc dan urine

24 jam

Persiapan :

1. Tidak ada pembatasan makanan dan minuman

2. Bila klein menggunakan obat-obatan kortisol atau antagonisnya

dihentikan dulu 24 jam sebelumnya

3. Bila obat harus diberikan lampirkan sejenis obat dan dosisnya pada

lembaran pengiriman specimen

4. Cegah stres fisik dan fisikologis

Pelaksanaan :

1. Klien diberikan deksametason 4x0,5 ml/hari selama lamanya 2 hari

2. Besok paginya darah vena diambil kurang lebih 5 cc

3. Urine ditampung selama 24 jam

4. Spesimen dikirim ke laboratorium

Hasil :

Normal bila:

1. Kadar ACTH dalam darah menurun kortisol darah kurang dari 5 mg/dl

2. 17-hydroxy-cortico-streroid (17 –OHCS) dalm urine kurang dari 2,5 mg

2. PEMERIKSAAN FISIK KELENJAR TIROID

a. Uptake Radioaktif (Ray)

Tujuan : menukur kemampuan kelenjar tiroid dalam menangkap yodium

Persiapan :

1. Klien puasa 6-8 jam

Page 8: Pengkajian Umum Sistem Endokrin

2. Jelaskan tujuan dan prosedur

Persiapan klien :

1. Klien diberikan yodium radioaktif 50 microcuri per oral

2. Dengan alat pengukur (di taruh di atas klenjer tiroid) di ukur radioaktif yang

bertahan

3. Dapat pula di ukur clearance yodium melalui ginjal dengan mengumpul kan

urine selama 24jam dan di ukur kadar radioaktif yodium

Hasil:

Banyak yodium yang ditahan oleh kalenjer tiroid di hitung dalam persentase

1. Normal : 10-35%

2. Menurun : < 10% (pada hipotiroidisme) 3. Meningkat > 35% (pada

tirotoksis,pengobatan panjang hipertiroidisme)

b. T3 dan T4 Serum

- Pemeriksaan fisik secara khusus tidak ada Spesimen darah vena 5-10 cc

- Nilai normal pada dewasa: yodium bebas 0,1-0,6 mg/dl T3 0,2-0,3 mg/dl T4

6-12 mg/dl

- Pada anak T3180-240 mg/dl

c. Upatake T3 Resin

Tujuan mengukur jumlah hormon tiroid (T3) atau thyrcid binding globulin (TBG)

tak jenuh. TBG meningkat pada hippertirodisme menurun pada hipotiroidisme.

Spesimen darah vena 5cc

Persiapan:

- puasa 6-8 jam

Nilai normal

- Dewasa : 25-35% uptake oleh resin

- Anak : umur nya tidak ada

d. Protein Boun Iondine

Tujuan: mengukur yodium yg terikat dengan protein plasma

Nilai normal 4-8 mg% dalam 100ml darah, Spesimen darah vena 5-10 cc, Klien

di puasakan 6-8jam sebelum pemeriksaan

Page 9: Pengkajian Umum Sistem Endokrin

e. Basal Metabolic Rate

Tujuan: pengukuran secara tidak langsung jumlah oksigen yang dibutuhkan di

bawah kondisi basal selama beberapa waktu

Persiapan :

1. Klien puasa 12jam

2. Hindari kondisi yang menimbulkan kecemasan dan stress

3. Klien harus tidur sedikit nya 8 jam

4. Tidak mengkonsumsi analgetik & sedative

5. Jelaskan pada klien tujuan pemeriksaandan prosedur nya

6. Tidak boleh bangun dari tempat tidur sampai pemeriksaan di lakukan

Penatalaksanaan:

Pengukuran kalorimetri dengan menggunakan metabolator

nilai normal :

- pria 53 kalori perjam

- wanita 60 kalori perjam

Metode Harris Benedict Untuk Mengukur BMR

Pria:BMR = 66 + (13,7 x BB(kg) ) + ( 5 x TB(cm) ) +(6,8 x U(thn) )

Wanita BMR = 665 + (9,6 x BB(kg) + (1,8 x TB (cm) ) + (4,7 x U (thn) )

3. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK KELENJER PARATIROID

a. Percobaan Sulkowitch

Dilakukan untuk memeriksa perubahan jumlah kalsium dalam urine

Menggunakan reagen sulkowitch.

Persiapan:

1. Urine 24 jam ditapung

2. Diet rendah kalsium 2 hari berturut-turut.

Penatalaksanaan:

1. Masukkan urin 3ml ke dalam tabung (2 tabung)

2. Tabung pertama masukkan reagen sulkowitch, tabung kedua hanya sebagai

kontrol.

Pembacaan secara kuantitatif

- Negatif ( - ) jika tidak terjadi keruhan

Page 10: Pengkajian Umum Sistem Endokrin

- Positif ( + ) terjadi keruhan yang halus

- Positif (+ + ) kekeruhan sedang

- Positif ( + + + ) kekeruhan banyak timbul dalam waktu < 20 detik

- Positif ( + + + + ) kekeruhan hebat, terjadi seketika

b. Percobaan Ellwort-Howard

Percobaan didasarkan pada diuresis fosfat yang dipengaruhi oleh parathormon.

Pada hipoparatiroid, diuresis fosfor mencapai 5-6x nilai normal Pada

hiperparatiroid, diuresis tidak banyak berubah.

Cara pemeriksaannya :

1. Klien disuntikkan parathormon intravena

2. Urin ditampung dan diukur kadar fosfatnya.

c. Percobaan Kalsium Intravena

Normal bila fosfor serum meningkat dan fosfor diuresis berkurang.

4.  PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK KELENJAR PANKREAS

a. Pemeriksaan Gula Darah (puasa)

Tujuannya untuk menilai kadar gula darah setelah puasa selama 8-10 jam.

Nilai normal

1. Dewasa : 70-110mg/dl

2. Anak-anak : 60-100mg/dl

3. Bayi : 50-80mg/dl

Persiapa n

1. Klien di puasakan 8-10 jam sebelum pemerksaan

2. Jelaskan rtujuan dan prosedur tindakan

Pelaksanaan

1. Spesimen adalah darah vena ± 5 cc

2. Gunakan antikoagulasi bila pemeriksaan tidak dapat dilakukan

3. Pengobatan insulin atau oral hipoglikemi sementara dihentikan

4. Setelah pengambilan darah, klien diberi minum dan makan serta obat sesuai

program.

Page 11: Pengkajian Umum Sistem Endokrin

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada sistem endokrin mungkin dapat dilakukan hanya

sebagian dari keseluruhan pengkajian. atau mungkin sebagian sudah dapat diatasi

sendiri oleh klien dengan pengetahuan dan kecurigaan terhadap masalah fungsi

endokrin.

Persiapan

Satu-satunya organ endokrin yang dapat dipalpasi adalah kelejar tiroid.

Bagaimanapun pengkajian lainnya dapat memperlihatkan informasi mengenai

masalah endokrin termasuk inspeksi pada kulit. rambut dan kuku. raut muka.

refleks dan sistem muskuloskeletal. Pengukuran tinggi dan berat badan sangat

penting seperti tanda-tanda vital yang juga memperlihatkan petunjuk terhadap

ketidakmampuan fungsi sistem endokrin.

Klien mungkin duduk setelah melakukan latihan. Refleks hammer

digunakan untuk tes refleks tendon bagian dalam. Utamakan latihan, perawat

mengumpulkan peralatan penting dan menjelaskan teknik kepada. klien untuk

mengurangi cemas. Penambahan teknik untuk mengkaji hipokalsemia, tetanus.

Komplikasi terhadap kekacauan endokrin termasuk urutan latihan.

Teknik Pemeriksaan

Kelainan Yang Mungkin Ditemukan Kulit

a) Kulit

Inspeksi warna kulit

1)   Hiperpigmentasi ditemukan pada klien Addison desease atau cushing

syndrom.

2) Hipopigmentasi terlihat pada klien diabetes mellitus, hipertiroidisme,

hipotiroidisme.

Palpasi (tekstur. kelembaban. dan adanya lesi.

Kulit kasar. kering ditemukan pada klien dengan hipotiroidisme. Dimana

kelembutan dan bilasan kulit bisa menjadi tanda pada klien dengan

hipertiroidisme. Lesi pada ekstremitas bawah mengindikasikan DM.

Page 12: Pengkajian Umum Sistem Endokrin

b) Kuku dan Rambut

Peningkatan pigmentasi pada kuku diperlihatkan oleh klien dengan penyakit

addison desease, kering, . tebal. dan rapuh terdapat pada penyakit

hipotiroidisme, rambut lembut. hipertyroidisme. Hirsutisme terdapat pada

penyakit cushing syndrom

c) Muka(inspeksi bentuk dan kesimetrisan wajah), inspeksi posisi mata

Variasi dan bentuk dan struktur muka mungkin dapat diindikasikan dengan

penyakit akromegali mata.

d) Kelenjar Thyroid

Palpasi kelenjar tyroid terhadap ukuran dan konsistensinya. Tidak membesar

pada klien dengan penyakit graves atau goiter. Minta klien untuk miringkan

kepala ke kanan Minta klien untuk menelan. Setelah klien menelan. pindahkan

pada sebelah kiri. selama palpasi pada dada kiri bawah metabolik. seperti

yang ditunjukkan hanya pada nodul yang bisa diindikasi bisul, tumor

malignan dan. benigna.

e) Fungsi Motorik

1) Mengkaji tendon dalam-tendon reflex

2) Refleks tendon dalam disesuaikan dengan tahap perkembangan biceps,

brachioradialis,triceps, Patellar, achilles. Peningkatan refleks dapat terlihat

pada penvakit hipcrtiroidisme penurunan refleks dapat terlihat pada

penvakit hipotiroidisnie

f) Fungsi sensorik

1) Mengkaji fungsi sensorik

2) Tes sensitivitas klien terhadap nyeri, temperature, vibrasi, sentuhan,

lembut. Stereognosis. Bandingkan kesimetrisan area pada kedua sisi dan

tubuh. Dan bandingkan bagian distal dan proksimal dan ekstremitas. minta

klien untuk menutup mata. Untuk mengetes nyeri gunakan jarum yang

tajam dan tumpul.

3) Untuk tes temperature. gunakan botol yang berisi air hangat dan dingin.

4) Untuk mengetes rasa getar gunakan penala garpu tala.

Page 13: Pengkajian Umum Sistem Endokrin

5) Untuk mengetes stereognosis. tempatkan objek (bola kapas, pembalut

karet) pada tangan klien. kemudian minta klien mengidentifikasi objek

tersebut.

6) Neuropati periperal dan parastesia dapat terjadi pada diabetes,

hipotiroidisme dan akromegali.

g) Struktur Muskuloskeletal . Inspeksi ukuran dan proporsional struktur tubuh

klien Orang jangkung, yang disebabkan karena insufisiensi growth hormon.

Tulang yang sangat besar, bisa merupakan indikasi akromegali.

c. Pengkajian tanda trousseaus dan tanda chvoteks

a) Peningkatan kadar kalsium, tangan dan jari-jari klien kontraksi (spasme

karpal)

d. Pengkajian Untuk Lanjut Usia.

Efek dan usia pada sistem endokrin sedikit lebih sulit untuk mendeteksi dengan

organ tubuh lain Walaupun demikian gangguan endokrin lebih banyak pada usia

40 tahun. Pada wanita, produksi hormon meningkat dibanding dengan

menopause. Dari pria dan wanita, output anterior pituitary mengalami penurunan.

Umur yang relative terjadi perubahan pada struktur dan fungsi dan kelenjar

endokrin adalah sebagai berikut :

a. Kelenjar tiroid mengalami derajat yang sama dengan atropfi, fibrosis and

nodularity

b. Hormon tiroid mengalami level penurunan dan hypoparatiroidisme biasanya

sering pada orang dewasa.

c.   Kelenjar adrenal kehilangan beberapa berat badan dan menjadi makin buruk,

fibrotik

d. Pada bagian anterior, kelenjar pituitary mengalami penurunan ukuran dan

menjadi mati/fibrotik.

e. Beberapa variasi yang normal dibandingkan dengan yang tidak, dapat menjadi

bingung dengan penemuan abnormal pada endokrin adalah sebagai berikut :

Pikun, beberapa kecil coklat, flat macula dapal dilihat pada lengan dan

dorsal pada tangan.

Page 14: Pengkajian Umum Sistem Endokrin

Seboroik, keratosis, penebalan pada area pigmentasi, dapat dilihat pada

wajah dan tangan.

Pertumbuhan rambut yang lambat

Kuku semakin tebal, brittle dan kuning

Kulit wajah menjadi louggar dan tulang menjadi lebih menonjol.

Penurunan terhadap sensasi perabaan

Penurunan refleks tendon

Penurunan tinggi badan